02 Bab 2 Aspek-Aspek Stukel

11
 

description

k

Transcript of 02 Bab 2 Aspek-Aspek Stukel

  • Aspek-aspek Studi Kelayakan

    Studi Kelayakan Bisnis Peternakan

    2

    STUDI KELAYAKAN 2.1. Pendahuluan Untuk dapat merencanakan dan menganalisis proyek yang efektif, menurut Gitinger, 1986., mereka yang bertanggung jawab terhadap proyek harus mempertimbangkan banyak aspek yang secara bersama-sama menentukan bagaimana keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi tertentu. Seluruh aspek ini saling berhubungan. Masing-masing aspek saling berhubungan dengan yang lainnya, dan suatu putusan mengenai satu aspek akan mempengaruhi putusan-putusan terhadap aspek-aspek lainnya. Seluruh aspek harus dipertimbangkan dan selalu dipertimbangkan pada setiap tahap (stage) dalam perencanaan proyek dan siklus pelaksanaannya. Tanggung jawab seorang analis proyek adalah selalu berhubungan dengan dengan semua spesialis teknis yang mempunyai kontribusi dalam suatu perencanaan proyek agar dapat meyakinkan bahwa semua aspek yang relevan sudah dipertimbangkan secara eksplisit dan sudah disertakan dalam pertimbangan tersebut. Sampai awal Tahun 2006 masih belum ada kesepakatan tentang aspek apa saja yang harus dikaji dalam sebuah studi kelayakan proyek. Namun dari beberapa literatur terdapat beberapa kesamaan. Umumnya penelitian akan mengkaji aspek pasar dan pemasaran, teknis, keuangan, hukum, ekonomi negara. Tergantung pada besar kecilnya dana yang tertanam dalam investasi tersebut, maka terkadang juga ditambah studi tentang dampak sosial. Beberapa pengelompokan aspek-aspek tersebut dari tiga literatur yang berbeda disajikan di bawah ini : 1. Aspek teknis, institusional-organisasional-manajerial, sosial, komersil, finansial, dan

    ekonomi, tetapi cara pengelompokkan yang lain akan sangat berguna juga untuk didiskusikan (Ripman, 1964 dalam Gitinger, 1986).

    2. Aspek Pasar dan Pemasaran, Teknis, Keuangan, Manajerial, Lingkungan, dan Legalitas,

    (Suad Husnan dan Suwarsono, M., 2000), 3. Aspek politik, ekonomi, sosial dan budaya, pasar dan pemasaran, serta aspek produksi,

    (Moch. Ichsan, dkk., 2000). Perbedaan pengelompokan aspek-aspek yang harus dikaji disebabkan oleh apakah sebuah proyek/ usaha dinilai layak/ tidak layaknya dengan analisis ekonomi atau analisis finansial. Pengelompokkan aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan dalam studi kelayakan sebuah proyek dari ketiga literatur tersebut, pada dasarnya memiliki kesamaan tujuan yaitu

  • Aspek-aspek Studi Kelayakan

    Studi Kelayakan Bisnis Peternakan

    3

    memberikan penilaian kelayakan/ ketidaklayakan dari sebuah proyek/ usaha dari berbagai aspek. Karena itu perbedaan tersebut bukan suatu hal yang perlu diperdebatkan. Dalam buku ini kita akan mendiskusikan lebih lanjut aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam studi kelayakan usaha/ bisnis peternakan yang difokuskan untuk analisis finansial, dengan mengadopsi beberapa aspek dari literatur tersebut beserta pengertian dan penjelasannya. Sebuah usaha peternakan setidaknya harus mempertimbangkan enam aspek untuk setiap tahap (stage) dalam perencanaan proyek dan siklus pelaksanaannya. Keenam aspek tersebut dalam buku ini akan dibahas secara terperinci dalam bab-bab selanjutnya. Keenam aspek tersebut adalah : Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek Zooteknis dan Produksi Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek Institusional-organisasional-manajerial Aspek Lingkungan Aspek Legalitas 2.2. Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek pasar dan pemasaran atau oleh Gitinger diistilahkan sebagai aspek komersil merupakan rencana pemasaran output yang dihasilkan oleh proyek dan rencana penyediaan input yang dibutuhkan untuk kelangsungan dan pelaksanaan proyek. Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam aspek pasar dan pemasaran terdapat dua sudut pandang yaitu sudut pandang output dan sudut pandang input. Dari sudut pandang output, analisis pasar untuk hasil proyek adalah sangat penting untuk meyakinkan bahwa terdapat suatu permintaan efektif pada tingkat harga yang menguntungkan. Aspek pasar dan pemasaran dari sudut pandang output setidaknya mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini : 1. Kemana produk akan dijual ? 2. Apakah pasar cukup luas untuk dapat menampung produksi baru tanpa mempengaruhi

    harga ? 3. Jika harga menunjukkan indikasi akan terpengaruh, lalu berapa besarnya? 4. Apakah proyek masih dapat terus berjalan pada tingkat harga yang baru? 5. Berapa besar porsi (share) keseluruhan pasar yang akan dikuasai proyek? 6. Apakah tersedia fasilitas-fasilitas yang cocok untuk menangani produk baru tersebut ? 7. Mungkin harus dimasukkan juga persyaratan untuk pengolahan dalam proyek, atau

    diperlukan suatu proyek pemasaran yang terpisah dari proyek pengolahan atau distribusi (Austin, 1981).

    8. Apakah produk yang dihasilkan proyek dimaksudkan untuk konsumsi domestik atau ekspor ?

    9. Apakah proyek menghasilkan kualifikasi atau kualitas yang diminta oleh pasar?

  • Aspek-aspek Studi Kelayakan

    Studi Kelayakan Bisnis Peternakan

    4

    10. Rencana finansial apa yang diperlukan untuk memasarkan output, dan persyaratan khusus yang bagaimana yang diperlukan dalam proyek untuk membiaya pemasaran?

    Dari sudut pandang input, rencana-rencana yang cocok harus dibuat untuk meyakinkan tersedianya sarana produksi ternak (seperti: pakan ternak, obat-obatan, vitamin, mineral dan peralatan), ternak (bibit, bakalan, induk, DOC, dan DOD) yang akan diusahakan. Kajian mengenai aspek pasar dan pemasaran dari sudut pandang input setidaknya harus mampu menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini : 1. Apakah saluran pasar untuk input tersedia ? dan apakah mempunyai kapasitas yang

    cukup untuk menyediakan input tersebut tepat pada waktunya ? 2. Bagaimana pembiayaan (financing) bagi penyedia (supplier) input? 3. Haruskan saluran baru dibuat oleh proyek atau haruskah rencana-rencana khusus dibuat

    dalam menyediakan saluran pemasaran untuk input tersebut? 2.3. Aspek Teknis dan Zooteknis A. Aspek teknis Mempertimbangkan aspek teknis dalam menilai usaha dalam bidang peternakan sangatlah penting, karena aspek-aspek lain dari analisis usaha akan dapat berjalan apabila analisis secara teknis telah dilakukan. Kerangka kerja rencana usaha harus dibuat dengan jelas agar aspek teknisnya dapat dianalisis secara tepat. Aspek teknis dalam studi kelayakan usaha peternakan setidaknya mampu menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini : 1. Apakah studi dan pengujian pendahuluan pernah dilakukan? 2. Apakah skala produksi yang dipilih sudah optimal? 3. Apakah luas produksi ini akan meminimumkan biaya produksi rata-rata, ataukah akan

    memaksimumkan laba? Jadi, mempertimbangkan secara simultan faktor permintaan. 4. Bagaimana fasilitasi untuk ekspansi nantinya? Tentang lokasi, luas tanah, pengaturan

    fasilitas produksi, dan sebagainya. 5. Apakah proses produksi yang dipilih sudah tepat? Umumnya terdapat beberapa alternatif

    proses produksi untuk menghasilkan produk yang sama. Sebagai misal, semen bisa dibuat dengan proses basah ataupun proses kering, soda bisa dibuat dengan metode electrolysis atau metode kimia.

    6. Apakah mesin-mesin dan perlengkapan yang dipilih sudah tepat? Faktor yang diperhatikan adalah tentang umur ekonomis dan fasilitas pelayanan kalau terjadi kerusakan mesin-mesin tersebut,

  • Aspek-aspek Studi Kelayakan

    Studi Kelayakan Bisnis Peternakan

    5

    7. Apakah perlengkapan-perlengkapan tambahan dan pekerjaan- pekerjan teknis tambahan telah dilakukan? Faktor-faktor seperti material handling, suplay bahan pembantu, kontrol kualitas,dan sebagainya perlu diperhatikan pula.

    8. Apakah telah disiapkan tentang kemungkinan penanganan terhadap limbah produksi? 9. Apakah tata letak yang diusulkan dari fasilitas fasilitas produksi cukup baik? 10. Bagaimana dengan pemilihan lokasi dan siteproduksi? 11. Apakah skedul kerja telah dibuat dengan cukup realitis? 12. Apakah teknologi yang akan dipergunakan bisa diterima dari pandangan sosial?

    Dalam pemilihan teknologi yang akan dipergunakan sebaiknya tidak dipergunakan teknologi yang sudah usang, atau teknologi yang masih dicoba-coba. Pertama akan mengakibatkan perusahaan nantinya sulit untuk bersaing, sedangkan yang kedua bisa mengakibatkan kesulitan dalam perawatan fasilitas. B. Aspek Zooteknis Perencana usaha dalam bidang peternakan dituntut untuk mengetahui dan memahami aspek zooteknis agar mampu mengkaji rencana usaha dari aspek tersebut, sehingga perencana usaha dapat memberikan penilaian layak tidaknya sebuah rencana usaha dalam bidang peternakan dari aspek zooteknis. Jenis ternak yang dapat diusahakan banyak ragamnya dari mulai ternak ruminansia (seperti : sapi, kerbau, domba dan kambing), ternak non ruminansia (unggas, kuda dan kelinci). Masing-masing jenis ternak tersebut membutuhkan kesesuaian lingkungan yang berbeda untuk tumbuh, reproduksi dan berproduksi secara optimum. Dengan demikian dalam merencanakan usaha dibidang peternakan harus memperhatikan lokasi/ daerah yang sesuai dengan tuntutan fisiologis ternak yang akan diusahakan. Sebagai contoh ternak sapi perah akan berproduksi optimum pada suhu yang relatif dingin, dimana daerah yang relatif dingin berada pada daerah daerah pegunungan seperti di Lembang, Pangalengan, Ciwidey, Arjasari, Cipanas, dan daerah-daerah pegunungan lainnya. Berdasarkan uraian tersebut, maka aspek zooteknis menjadi bagian yang harus dipertimbangkan dalam studi kelayakan usaha/ bisnis peternakan. Masing-masing jenis ternak memiliki parameter produksi dan reproduksi tersendiri. Parameter produksi dan reproduksi sapi perah akan berbeda dengan parameter produksi ternak unggas, sapi potong, kerbau, domba, kambing, dan begitu pula sebaliknya. Karena itu pengetahuan tentang parameter-parameter tersebut mutlak diketahui dan di pahami oleh seorang perencana usaha dalam bidang peternakan. Parameter produksi yang perlu diketahui untuk ternak yang tergolong ternak ruminansia adalah produksi susu (liter/ekor/hari) khusus untuk sapi perah, bobot sapih (kg), umur sapih (minggu), umur siap kawin (bulan), bobot badan siap kawin (kg), dan pertambahan bobot badan (ADG) khusus untuk ternak potong.

  • Aspek-aspek Studi Kelayakan

    Studi Kelayakan Bisnis Peternakan

    6

    Kebutuhan pakan pun untuk setiap jenis ternak yang diusahakan akan berbeda dalam hal jenis pakan, kandungan nutrisi, dan jumlah yang dibutuhkannya. Kebutuhan pakan dalam satu jenis ternak yang sama sangat tergantung dari umur ternak, contohnya seperti untuk ayam pedaging pada umur di bawah 14 hari (strater) membutuhkan kandungan protein yang lebih besar dibandingkan pada umur fase grower dan finisher. Kajian aspek zooteknis dalam studi kelayakan harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini : 1. Jenis ternak apa yang akan diusahakan ? 2. Berapa skala usahanya ? 3. Lingkungan fisik dan lingkungan non fisik bagaimanakah yang cocok dengan jenis ternak

    yang akan diusahakan ? 4. Jenis pakan apa saja yang dibutuhkan, kandungan nutrisi dan jumlah pemberiannya

    berapa ? 5. Bagaimana daya dukung lahan terhadap penyediaan pakan hijauan ? 6. Bagaimanakah parameter produksi dari jenis ternak yang akan diusahakan ? 7. Bagaimanakah parameter reproduksi dari jenis ternak yang akan diusahakan? 8. Penyakit apa saja yang membahayakan jenis ternak yang akan diusahakan dan bagai

    mana cara mencegah dan mengobatinya ? 2.4. Aspek Keuangan Tujuan umum pendirian sebuah usaha adalah untuk menghasilkan benefit dan profit. Benefit dan profit tersebut merupakan imbalan atas sejumlah dana yang diinvestasikan dalam sebuah usaha. Dengan demikian, sebuah usaha akan membutuhkan sejumlah uang sebagai modal yang akan digunakan pada tahap pra operasi, tahap pembangunan dan tahap operasional. Dana investasi pada tahap pra operasi biasanya dibutuhkan untuk pengurusan izin-izin usaha, pematangan lahan (land improvement), dan lain-lain. Pada tahap pembangunan dana investasi diperlukan untuk membiayai bangunan fisik seperti kandang, gudang, jalan, dan fasilitas-fasilitas lainnya yang diperlukan. Pada tahap operasional sebuah usaha membutuhkan sejumlah uang untuk membiayai modal kerja seperti untuk membeli pakan, peralatan dan perlengkapan, vitamin, obat-obatan, membayar gaji karyawan/ upah pekerja, bunga modal, dan lain-lain. Benefit dan profit usaha berasal dari selisih nilai jual produk (susu, telur, ternak, daging, dll) dengan seluruh biaya yang dikeluarkan pada periode waktu tertentu. Tingkat benefit dan

  • Aspek-aspek Studi Kelayakan

    Studi Kelayakan Bisnis Peternakan

    7

    profit yang dihasilkan dari usaha sangat tergantung dari kemampuan usaha dalam mengefisienkan biaya usaha. Berdasarkan hal itu, maka pembiayaan usaha harus direncanakan dengan baik dan cermat dalam bentuk rencana anggaran biaya (RAB). Aspek keuangan dalam studi kelayakan biasanya mempelajari kebutuhan dana untuk aktiva tetap, aktiva lancar, modal kerja, sumber pendanaan, dan sumber penerimaan, analisis biaya dan manfaat, serta arus kas. Biasanya aspek keuangan dalam studi kelayakan didasarkan atas angka proyeksi seperti proyeksi kebutuhan investasi, proyeksi biaya dan manfaat/ keuntungan, dan proyeksi arus kas. Semua proyeksi tersebut pada analisi lebih lanjut menjadi dasar bagi penilaian kelayakan sebuah usaha menurut kriteria investasi (NPV, IRR, dan B/C,) dan menilai kemampuan usaha dalam membayar seluruh biaya yang harus ditanggung. Disamping itu, salah satu dari proyeksi tersebut dapat digunakan untuk mengukur rentang waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan seluruh modal/ investasi yang tanamkan, atau yang lebih dikenal dengan pay back periode (PBP). Sebagai gambaran (tetapi bukan sesuatu yang absolut), dalam mengkaji aspek keuangan dalam studi kelayakan stidaknya ada lima faktor yang harus dikaji. Kelima faktor tersebut adalah : 1. Dana yang diperlukan untuk investasi, baik untuk aktiva tetap maupun modal kerja. 2. Sumber-sumber pembelanjaan yang akan dipergunakan. Seberapa banyak dana yang

    berupa modal sendiri dan berapa banyak yang berupa pinjaman jangka pendek, dan berapa yang jangka panjang.

    3. Taksiran penghasilan, biaya, dan rugi/laba pada berbagai tingkat operasi. Termasuk di sini estimasi tentang break event proyek tersebut.

    4. Manfaat dan biaya dalam artian finansial, seperti rate of retrun on investment. net present value. internal rate of retrun. profitability index,dan payback period. Estimasi terhadap resiko proyek, resiko dalam artian total, atau kalau mungkin yang hanya sistematis. Di sini di samping perlu ditaksir rugi/laba proyek tersebut, juga taksiran aliran kas diperlukan untuk menghitung profitabilitas finansial proyek tersebut.

    5. Proyeksi keuangan. Pembuatan neraca yang diproyeksikan dan proyeksi sumber dan penggunaan dana.

    2.5. Aspek Institusional-Organisasional-Manajerial Aspek ini mempelajari badan/ instansi sebagai pelaksana dan bentuk organisasi, serta sistem pengelolaan untuk usaha yang direncanakan. Dalam studi kelayakan badan/ institusi, bentuk organisasi dan sistem pengelolaan dari usaha yang direncanakan perlu mendapat pertimbangan, karena ketiganya merupakan satu kesatuan yang akan menentukan tingkat keberhasilan pelaksanaan dari usaha yang direncanakan. Kajian terhadap aspek ini setidaknya mampu mengungkapkan dan memberi jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di bawah ini :

  • Aspek-aspek Studi Kelayakan

    Studi Kelayakan Bisnis Peternakan

    8

    1. Badan/ institusi apa yang akan mampu melaksanakan usaha yang direncanakan 2. Bagaimana bentuk organisasi yang cocok untuk usaha yang direncanakan 3. Bagaimana sistem manajemen dalam masa pembangunan/ perkembangan proyek. Siapa

    pelaksana proyek tersebut? Bagaimana jadwal penyelesaian proyek tersebut? Siapa yang melakukan studi masing-masing aspek: pemasaran, teknis, dan lain sebagainya?

    4. Bagaimana sistem manajemen dalam operasi. Bentuk organisasi/badan usaha yang dipilih. Struktur organisasi, deskripsi jabatan, dan spesifikasi jabatan. Anggota direksi dan tenaga-tenaga kunci. Jumlah tenaga kerja yang akan digunakan.

    2.6. Aspek Lingkungan Keberadaan usaha peternakan yang baru akan memberi pengaruh terhadap lingkungan baik positif maupun negatif. Pengaruh positif biasanya terjadi pada lingkungan sosial-ekonomi karena adanya penyerapan tenaga kerja lokal, pemanfaatan kotoran ternak menjadi kompos atau dimanfaatkan langsung akan meningkatkan kesuburan tanah. Pengaruh negatif timbul akibat adanya limbah yang dihasilkan oleh usaha tersebut. Limbah yang dihasilkan umumnya menjadi sumber polutan bagi air dan udara di lingkungan sekitarnya. Dalam studi kelayakan kajian terhadap aspek lingkungan tidak mendetil, baru sampai pada tahap pendugaan dampak usaha terhadap lingkungan. Kajian yang lebih mendetil mengenai lingkungan dilakukan pada kajian lain yaitu upaya pemantauan lingkungan (UPL) dan upaya pengelolaan lingkungan (UKL) yang diperlukan untuk menentukan lokasi usaha sebelum feasibility study dan kegiatan usaha setelah feasibility study, serta analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Kedua kajian tersebut didasarkan atas hasil studi kelayakan (feasibility study) selesai. Jadi UPL-UKL dan AMDAL dilakukan setelah studi kelayakan usahanya ada/ selesai. Variabel-variabel lingkungan akan dibahas pada bab berikutnya dalam buku ini, namun setidaknya kajian terhadap aspek lingkungan harus mampu mengungkan beberapa pertanyaan berikut ini : 1. Bagaimana sikap dan persepsi masyarakat setempat (tokoh, pemuka agama, dan aparat

    pemerintah) terhadap keberadaan usaha yang direncanakan ? 2. Berapa orang tenaga kerja setempat yang akan direkrut? 3. Berapa besar limbah cair dan limbah padat yang akan dihasilkan oleh usaha peternakan

    yang direncanakan? 4. Sampai radius berapa meter bau yang ditimbulkan limbah tersebut. 5. Seberapa jauh limbah tersebut mencemari air ?

  • Aspek-aspek Studi Kelayakan

    Studi Kelayakan Bisnis Peternakan

    9

    6. Bagaimana instalasi pengolahan limbah (IPAL) yang sesuai dan berapa besar kapasitasnya?

    7. Apakah limbah yang telah diproses akan dimanfaatkan dan atau dibuang ke mana limbah yang telah diproses tersebut ?

    8. Apakah limbah padat akan dibuat kompos ? dan apakah ada alternatif teknologi untuk mengolah limbah tersebut ?

    Isu lingkungan yang semakin ramai dan fenomena terusik/ terdesaknya beberapa lokasi usaha peternakan oleh pemukiman menyebabkan kesinambungan (sustainability) usaha terancam. Dengan demikian aspek lingkungan merupakan faktor yang perlu mendapat perhatian dalam sebuah studi kelayakan usaha peternakan. 2.7. Aspek Legalitas Legalitas sebuah usaha yang direncanakan terkait dengan kebijakan pemerintah dan aspek hukum. Usaha yang direncanakan tidak boleh bertentangan dengan kebijakan dan hukum yang berlaku. Tanpa dukungan legalitas, usaha yang direncanakan dikhawatirkan akan mendapat hambatan pada tahap implementasi rencana dan keberlanjutan usahanya terancam berhenti. Selain itu, legalitas usaha yang direncanakan sangat diperlukan apabila akan berhubungan dengan pihak lain seperti bank, investor, pemerintah, dan pihak-pihak lainnya. Dengan demikian aspek legalitas dalam studi kelayakan harus menjadi bahan pertimbangan. Beberapa hal yang harus dikaji dari aspek legalitas ini adalah : 1. Kesesuaian lokasi/ tempat usaha dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) propinsi

    atau kabupaten/ kota ? 2. Kesesuaian lokasi/ tempat usaha dengan Rencana Deil Tata Ruang (RDTR) 3. Bentuk badan usaha apa yang akan dipergunakan. 4. Jaminan-jaminan apa saja yang bisa disediakan kalau akan menggunakan sumber dana

    yang berupa pinjaman. 5. Berbagai akta, sertifikat, izin yang diperlukan, dan sebagainya. 2.8. Aspek Sosial dan Ekonomi Aspek ekonomi dan sosial biasanya dikaji dalam studi kelayakan yang memfokuskan pada analisis ekonomi. Umumnya digunakan dalam proyek-proyek yang direncanakan oleh pemerintah atau proyek-proyek besar. Beberapa hal yang harus dikaji dalam aspek sosial ekonomi ini adalah : 1. Pengaruh proyek tersebut terhadap peningkatan penghasilan negara. 2. Pegaruh proyek tersebut terhadap devisa yang bisa dihemat dan yang bisa diperoleh.

  • Aspek-aspek Studi Kelayakan

    Studi Kelayakan Bisnis Peternakan

    1

    3. Penambahan kesempatan kerja. 4. Pemerataan kesempatan kerja. 5. Bagaimana pengaruh proyek tersebut terhadap industri lain?

    Sebagai supply bahan bagi industri lain, dan pasar bagi hasil industri lain. 6. Aspek yang bersifat sosial: menjadi semakin ramainya daerah tersebut, lalu lintas yang

    semakin lancar, adanya penerangan listrik, dan lain sebagainya.

    Aspek sosial ini merupakan manfaat dan pengorbanan sosial yang mungkin dialami oleh masyarakat, tetapi sulit dikuantifikasikan yang disepakati secara bersama. Tetapi manfaat dan pengorbanan tersebut dirasakan ada.

    Sebenarnya kesemua aspek tersebut perlu dipelajari, tetapi tergantung pada besar kecilnya dana yang tertanam pada investasi/proyek tersebut, maka banyak sedikitnya aspek yang perlu dipelajari dan kedalaman studi tersebut mungkin berbeda. Untuk proyek-proyek besar, semua aspek tersebut perlu dipelajari secara mendalam, tetapi untuk proyek-proyek yang kecil mungkin tidak semua aspek perlu diteliti. Umumnya aspek sosial ekonomi tidak begitu diperhatikan bagi proyek-proyek kecil. 2.9. Ringkasan

    Pada bab ini dibahas tentang beberapa aspek yang penting dalam studi kelayakan peternakan dimana masing-masing aspek ini ber interrelasi dan interkorelasi. Aspek-aspek tersebut adalah aspek pasar dan pemasaran; aspek zooteknis dan produksi; aspek ekonomi dan keuangan, aspek institusional-organisasional dan manajerial; aspek lingkungan dan aspek legalitas. Aspek pasar dan pemasaran terutama membahas dari dua sudut pandang yaitu pemasaran output serta jaminan pengadaan input beserta sarana pendukungnya. Disamping itu parameter-parameter zooteknis seperti parameter produksi dan reproduksi mutlak diketahui dan di pahami oleh seorang perencana usaha dalam bidang peternakan. Dalam aspek ekonomi dan keuangan lebih ditekankan kepada kebutuhan dana investasi yang dapat menjamin arus kas yang aman dan dapat memberikan profit bagi usaha yang direncanakan/proyek. Dalam studi kelayakan peternakan perlu direncanakan dengan jelas bentuk organisasi dan sistem manajemennya, dan perlu mendapat perhatian tentang kemungkinan dampak lingkungan yang diakibatkan oleh adanya kegiatan/proyek baik yang bersifat positif maupun negatif. Aspek legalitas terkait dengan kebijakan pemerintah dan masalah hukum. Seluruh aspek ini harus dipertimbangkan dan selalu dipertimbangkan pada setiap tahap (stage) dalam perencanaan proyek dan siklus pelaksanaannya.

  • Aspek-aspek Studi Kelayakan

    Studi Kelayakan Bisnis Peternakan

    1

    2.10. Tugas dan Latihan Diskusikanlah dengan teman saudara tentang aspek-aspek yang penting dalam penyusunan studi kelayakan peternakan serta kaitannya satu sama lain. 2.11. Test Hasil Belajar 1. Aspek-aspek apa sajakah yang penting dalam penyusunan studi kelayakan usaha

    peternakan. 2. Mungkinkah kita menyusun suatu studi kelayakan dengan hanya memperhatikan

    beberapa aspek saja, misalnya aspek teknis/zootseknis serta keuangan saja. 3. Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan parameter dan koefisien teknis dalam studi

    kelayakan usaha peternakan. 4. Jelaskanlah secara lengkap variabel apa saja yang harus dipertimbangkan dalam

    penentuan lokasi perusahaan peternakan sapi perah, peternakan sapi potong, peternakan ayam petelur, peternakan ayam broiler (pilih salah satu komoditas).

    Daftar Pustaka: Gintinger, 1986. Economic Analysis of Agricultural Project. The Johns Hopkins .University

    Press. Moch. Ichsan, dkk, 2000. Studi Kelayakan Bisnis Ripman 1964 Suad Husnan dan Suwarsono M., 2000. Studi Kelayakan