2.makalah aspek keperilakuan
-
Upload
diana-lestari -
Category
Documents
-
view
282 -
download
11
Transcript of 2.makalah aspek keperilakuan
ASPEK KEPERILAKUAN DALAM AKUNTANSI
AKUNTANSI KEPERILAKUAN
KELOMPOK :
1. DIANA LESTARI 13030076
2. KHOIRINA NUR FARIDA 13030069
3. IFA FAHROTUNNISA 13030045
Kelas : Akuntansi NR-D
STIE YPPI REMBANG
1
2
Tahun Ajaran 2014 / 2015
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah
yang berjudul “ Aspek Keperilakuan dalam Akuntansi ” .
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
Akuntansi Keperilakuan . Dengan dosen pengampu Ibu SITI
ALIYAH, S.E.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat
dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan
ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Rembang, 2 Maret 2015
Penyusun
4
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Bab II Pembahasan
A. Mempertimbangkan Aspek Keperilakuan pada Akuntansi
B. Bagaimana Dimensi Akuntansi Keperilakuan
C. Bagaimana Lingkup dan Sasaran Hasil Ilmu Keperilakuan
D. Persamaan dan perbedaan ilmu keperilakuan dan akuntansi keperilakuan
E. Perspektif berdasarkan perilaku manusia : psikologi, sosiologi,dan psikologi sosial
5
Bab III Penutup
Kesimpulan
Daftar Pustaka
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan ekonomi pada suatu organisasi dapat
digunakan untuk menjadi dasar dalam memilih
informasi yang relevan terhadap pengambilan
keputusan. Keterampilan matematis sekarang ini telah
berperan dalam menganalisis permasalahan keuangan
yang kompleks. Begitu pula dengan kemajuan dalam
teknologi komputer akuntansi yang memungkinkan
informasi dapat tersedia dengan cepat., tetapi seberapa
canggih pun prosedur akuntansi yang ada, informasi
yang dapat disediakan pada dasarnya bukanlah tujuan
akhir kesempurnaan teknis tidak pernah mampu
mencegah orang untuk mengetahui bahwa tujuan jasa
akuntansi organisasi bukan hanya sekedar teknik yang
didasarkan pada efektivitas dari segala prosedur
akuntansi, melainkan bergantung pada bagaimana
perilaku orang orang didalam perusahaan, baik sebagai
pemakai maupun pelaksana.
B. Rumusan Masalah
A. Mempertimbangkan Aspek Keperilakuan
pada Akuntansi
B. Bagaimana Dimensi Akuntansi Keperilakuan
C. Bagaimana Lingkup dan Sasaran Hasil Ilmu
Keperilakuan
D. Persamaan dan perbedaan ilmu keperilakuan
dan akuntansi keperilakuan
E. Perspektif berdasarkan perilaku manusia :
psikologi, sosiologi,dan psikologi sosial
6
7
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mempertimbangkan Aspek Keperilakuan
pada Akuntansi
Akuntansi adalah tentang manusia
Berdasarkan pemikiran perilaku manusia dan faktor
sosial secara jelas didesain dalam aspek – aspek
operasional utama dari seluruh sistem akuntansi. Belum
pernah ada sudut pandang semacam itu dan para
akuntan belum pernah mengoperasikan perilaku pada
sesuatu yang vakum.
Para akuntan secara berkelanjutan membuat
beberapa asumsi mengenai bagaimana mereka
membuat orang termotivasi, bagaimana mereka
menginterpretasikan dan menggunakan informasi
akuntansi dan bagaimana sistem akuntansi mereka
sesuai dengan kenyataan manusia dan memengaruhi
organisasi. Jika akuntan berhubungan dengan efektivitas
dan prosedur perusahaan secara luas, maka mereka
juga selayaknya memonitor Ketepatan asumsi yang
bersifat kontradiktif terhadap apa yang mereka lihat
dalam realitas perusahaan, Kita harus mengakui bahwa
tidak semua akuntan berkeinginan untuk mengikuti
7
8
logika argumentasi diatas. akuntansi adalah mengenai
akuntansi orang yang merasa optimis Dengan hal
tersebut akan membantah bahwa terdapat banyak
reaksi perilaku yang tidak menguntungkan terhadap
sistem akuntansi hal Ini merupakan konsekuensi dari
apa yang berusaha dilakukan oleh para akuntan. Untuk
membuat pandangan ini menjadi adil, maka cara
pandang akuntan harus mengandung beberapa
pandangan interegasi. Dalam pandangan ini pengertian
yang lebih mendalam dan berharga dapat diperoleh dari
pemahaman atas perilaku dan ilmu – ilmu sosial. Akan
tetapi,terdapat banyak teori psikologi ,sosiologi,politik
serta organisasi yang bersifat sementara dan banyak
bidang penting yang dapat ditemukan kadang kala
bertentangan. Walaupun demikian, teori – teori tersebut
menawarkan hal hal penting bagi perluasan pandangan,
paling tidak dalam bagian dari proses yang
berhubungan dengan pola sistem akuntansi secara lebih
luas atas perilaku manusia, dengan menganalisis secara
sistematis hubungan antara sistem akuntansi secara
lebih luas atas perilaku manusia. Dengan menganalisis
secara sistematis hubungan antara sistem akuntansi,
bentuk pengendalian,sikap manusia dan keputusan,
serta tingkatan sosial dan perilaku, akuntan dapat
memusatkan perhatiannya keluar, sehingga hal tersebut
tidak menjadi dasar bagi munculnya konflik dan
pertentangan dari Banyaknya permasalahan akuntansi,
tetapi juga tidak menyebabkan potensi organisasi dan
akuntansi sosial itu sendiri diragukan.
AKUNTANSI ADALAH TINDAKAN
Dalam organisasi, semua anggotanya mempunyai
peran yang harus dimainkan dalam mencapai tujuan
organisasi. Peran tersebut Bergantung pada seberapa
besar porsi tanggung jawab anggota tersebut terhadap
pencapaian tujuan, rasa tanggung jawab tersebut pada
8
9
sebagian organisasi dihargai dalam Bentuk
penghargaaan tertentu. Pencapaian tujuan dalam
bentuk kuantitatif juga mer upakan salah satu bentuk
tanggung jawab anggota organisasi dalam memenuhi
keinginannya untuk mencapai tujuan dan Sasaran
organisasi. peran anggota organisasi sangat
berpengaruh pada pencapaian tersebut. Jika suatu
anggaran telah ditetapkan untuk dilaksanakan oleh
suatu unit atau unit – unit kerja dalam organisasi, atau
oleh organisasi tersebut secara keseluruhan , maka
anggaran itu akan berinteraksi dengan para individu
dalam organisasi tersebut , dimana masing – masing
individu itu mempunyai tujuannya masing – masing dan
sekaligus bertanggung jawab untuk mencapai tujuan
organisasi. Untuk itu, keselarasan tujuan ( goal
congruence ) Antara individu dan organisasi diperlukan
untuk mewujudkan terjadinya sinergi antara individu
dan organisasi Keselarasan tersebut akan dapat lebih
diwujudkan manakala individu memahami dan patuh
pada ketetapan – ketetapan yang ada didalam
anggaran.
B. Dimensi Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi, biasanya hanya terpusat pada pelaporan
informasi keuangan. pada beberapa dekade terakhir,
para manajer dan akuntan profesional mulai
mengetahui akan tambahan Informasi ekonomi yang
dihasilkan oleh sistem akuntansi. Oleh karena itu
informasi ekonomi dapat ditambah dengan tidak hanya
melaporkan data – data keungan saja, tetapi juga data –
data non keuangan yang terkait dengan proses
pengambilan keputusan. Berdasarkan kondisi ini,
adalah wajar jika akuntansi sebaiknya memasukkan
dimensi – dimensi keperilakuan dari berbagai pihak
yang terkait dengan informasi yang dihasilkan oleh
sistem akuntansi.
9
10
Dalam dimensi akuntansi keperilakuan terdapat dua
bidang yang harus diperhatikan :
1. LINGKUP AKUNTANSI KEPERILAKUAN
Akuntansi Keperilakuan berada dibalik peran
akuntansi tradisional yang berarti mengumpulkan,
mengukur,mencatat dan melaporkan informasi
keuangan. Dengan demikian,dimensi akuntansi
berkaitan dengan perilaku manusia dan juga dengan
desain,kontruksi,serta penggunaan suatu sistem
informasi akuntansi yang efisien. Akuntansi
keperilakuan, dengan mempertimbangkan hubungan
antara perilaku manusia dan sistem akuntansi,
mencerminkan dimensi sosial dan budaya manusia
dalam suatu organisasi
Ruang lingkup akuntansi keperilakuan sungguh luas,
yang meliputi antara lain :
Aplikasi dari konsep ilmu keperilakuan
terhadap desain dan konstruksi sistem akuntansi
Studi reaksi manusia terhadap format dan isi
laporan akuntansi
Cara dengan mana informasi diproses untuk
membantu dalam pengambilan keputusan
Pengembangan teknih pelaporan yang dapat
mengkomunikasikan perilaku para pemakai data
Pengembangan strategi untuk memotivasi
dan memengaruhi perilaku,cita – cita, serta tujuan dari
orang – orang yang menjalankan organisasi
Lingkup dari akuntansi keperilakuan dapat dibagi
menjadi tiga besar :
Pengaruh perilaku manusia berdasarkan
desain,konstruksi dan penggunaan sistem akuntansi.
10
11
Bidang dari akuntansi keperilakuan ini mempunyai
kaitan dengan sikap dan filosofi manajemen yang
memengaruhi sifat dasar pengendalian akuntansi yang
berfungsi dalam organisasi.
Pengaruh sitem akuntansi terhadap perilaku
manusia bidang dari akuntansi keperilakuan ini
berkenaan dengan bagaimana sistem akuntansi
memengaruhi motivasi,produktivitas, pengambilan
keputusan, kepuasan kerja, serta kerja sama.
Metode untuk memprediksi dan strategi
untuk mengubah perilaku manusia. Bidang ketiga dari
akuntansi keperilakuan ini mempunyai hubungan
dengan cara sistem akuntansi digunakan sehingga
memengaruhi perilaku.
2. AKUNTANSI KEPERILAKUAN: PERLUASAN
LOGIS DARI PERAN AKUNTANSI TRADISIONAL
Pengambilan keputusan dengan menggunakan
laporan akuntansi akan dapat menjadi lebih baik jika
laporan tersebut banyak mengandung informasi yang
relevan. Akuntan mengakui adanya fakta ini melalui
prinsip akuntansi yang dikenal dengan pengungkapan
penuh ( full disclosure). Prinsip ini memerlukan
penjelasan yang tidak hanya berfungsi sebagai
pengganti dan penambah informasi guna mendukung
laporan data keuangan perusahaan, tetapi juga sebagai
laporan yang menjelaskan kritik terhadap kejadian non
keuangan. Informasi tambahan ini dilaporkan baik
dalam satu kerangka laporan keuangan maupun dalam
catatan atas laporan keuangan maupun dalam catatan
11
12
atas laporan keuangan perusahaan. Diperlukan suatu
masukan informasi keperilakuan guna melengkapi data
keuangan dan data lain yang segera dilaporkan, sukar
untuk dipahami jika dikatakan bahwa pengambil
keputusan Tidak tertarik terhadap informasi yang
relevan karena menganggap bahwa informasi tersebut
tidak memiliki nilai tambah.
Beberapa ahli membantah pernyataan bahwa
informasi pada dimensi perilaku organisasi adalah tidak
berguna bagi pengambil keputusan internal dan
eksternal. kekuatan para akuntan telah diakui bahwa
mereka memiliki pengalaman selama berabad – abad,
dimana mereka telah terbiasa dengan kebutuhan
informasi dari pemakai eksternal dan para manajer
internal, proses kebutuhan bisnis yang dibuat dan
berbagai data keuangan yang dilaporkan yang terkait
dengan berbagai jenis situasi keputusan. Oleh karena
itu para akuntan yang berkualitas akan memilih gejala
keperilakuan untuk data keuangan. Lebih lanjut lagi
para akuntan menjadi satu – satunya kelompok yang
secara logis mampu mengikutsertakan informasi
keperilakuan ke dalam laporan keuangan bisnis yang
ada.
C. LINGKUP DAN SASARAN HASIL ILMU
KEPERILAKUAN
Siegel dan marcony ( 1989 ) menulis bahwa pada
laporan tahun 1971, american accounting association’s
committees bedasarkan pada behavioral science
content of the accounting curriculum mengembangkan
lingkup dan definisi dari “ ilmu keperilakuan “
sebagai berikut: Istilah ilmu keperilakuan adalah
penemuan yang relatif baru konsep tersebut begitu
luasnya sehingga lebih baik lingkup dan isinya
digambarkan dari awal ilmu keperilakuan mencakup
bidang riset mana pun yang mempelajari bail melalui
12
13
metode eksperimentasi maupun observasi perilaku dari
manusia dalam lingkungan fisik maupun sosial. Agar
dapat dianggap sebagai bagian dari ilmu keperilakuan,
riset tersebut harus memenuhi dua kriteria dasar,
pertama riset tersebut harus berkaitan dengan perilaku
manusia. Tujuan utama dari ilmu perilaku manusia
adalah untuk mengidentifikasikan kebiasaaan yang
mendasari manusia dan konsekuensi yang
ditimbulkannya , kedua riset tersebut harus dilakukan “
secara ilmiah” hal ini berarti harus ada suatu usaha
sistematis yang menggambarkan ,menghubungkan,
menjelaskan dan oleh karena itu memprediksikan
sekelompok fenomena yaitu, kebiasaan yang mendasari
dalam perilaku manusia harus dapat diobservasi atau
mengarah pada dampak yang dapat diobservasi tujuan
dari ilmu keperilakuan adalah untuk memahami,
menjelaskan dan memprediksikan perilaku manusia
smpai pada generalisasi yang ditetapkan mengenai
perilaku manusia yang didukung oleh bukti empiris yang
dikumpulkan secara impersonal melalui prosedur yang
terbuka untuk peninjauan maupun replikasi dan dapat
diverifikasi oleh ilmuwan lainnya yang tertarik, dengan
demikian ilmu keperilakuan mencerminkan observasi
sistematis atas perilaku manusia dengan tujuan untuk
mengonfirmasikan hipotesis tertentu secara
eksperimental melalui referensi terhadap perubahan
perilaku yang dapat diobservasi. Bernard berelson dan
G.A stainer juga menjelaskan secara singkat mengenai
definisi keperilakuan yaitu sebagai suatu riset ilmiah
yang berhadapan secara langsung dengan perilaku
manusia. Definisi ini menangkap permasalahan inti dari
ilmu keperilakuan yaitu riset ilmiah (scientific research )
dan perilaku manusia (human behavior ) Ilmu
keperilakuan adalah bagian dari ilmu sosial manusia
ilmu sosial meliputi disiplin ilmu
antropologi,ekonomi,sejarah,politik,psikologi dan
sosiologi ilmu keperilakuan meliputi psikologi dan
13
14
sosiologi,aspek ekonomi keperilakuan dan ilmu
pengetahuan politik serta aspek antropologi
keperilakuan. Akuntan keperilakuan percaya bahwa
tujuan utama laporan akuntansi adalah untuk
memengaruhi perilaku dalam rangka memotivasi
tindakan yang diinginkan, sebagai contoh suatu
perusahaan bisa berhasil dalam merundingkan kerja
sama dengan kelompok organisasi lainnya dengan baik
atau mungkin akan menjadi gagal karena orang – orang
diorganisasi tersebut berjalan ke arah tujuan yang
berlawanan semua kondisi ini sangat dimungkinkan
karena bentuk dan isi dari laporan anggaran mungkin
telah melemahkan produktifitas karyawan, sehingga
pada akhirnya menyebabkan orang – orang tidak dapat
bekerja secara bersama – sama mereka mungkin
bahkan menciptakan konflik internal dan memprakasai
kepuasan individu. Pengenalan hubungan timbal balik
antara alat akuntansi dan perilaku memunculkan
modifikasi atas definisi akuntansi konvensional. Definisi
akuntansi terbaru dalam lingkaran profesional akademis
menyiratkan komunikasi dan pengukuran data ekonomi
untuk berbagai pengambilan keputusan serta sasaran
hasil keperilakuan lainnya.
D. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ILMU
KEPERILAKUAN DAN AKUNTANSI KEPERILAKUAN
Ilmu keperilakuan mempunyai kaitan dengan
penjelasan dan prediksi keperilakuan manusia.
Akuntansi keperilakuan menghubungkan antara
keperilakuan manusia dengan akuntansi. Para akuntan
bertanya – tanya mengenai apa pengaruh dari
mengerjakan proses akuntansi ketika individu dan
perilaku dikumpulkan dan apa pengaruh perilaku
manusia berdasarkan proses akuntansi ?? para akuntan
keperilakuan juga merasa tertarik untuk melihat
bagaimana keperilakuan dapat memengaruhi
perubahan atas cara akuntansi dilaksanakan dan
14
15
bagaimana prosedur laporan akuntansi dapat digunakan
lebih efektif untuk membantu individu dan organisasi
dalam mencapai tujuannya sementara ilmu
keperilakuan merupakan bagian dari ilmu sosial
akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari ilmu
akuntansi dan pengetahuan keperilakuan oleh karena
itu ilmu keperilakuan terlibat dalam riset terhadap aspek
– aspek teori motivasi kepuasan sosial maupun bentuk
sikap, sementara akuntan keperilakuan menerapkan
unsur – unsur khusus dari riset atau teori tersebut untuk
menghasilkan hubungan dengan situasi akuntansi yang
ada tetapi para akuntan keperilakuan tidak akan
mempelajari aspek tersebut, karena sebagian berada
diluar batasan akuntansi meskipun demikian temuan
studi antropologi membuktikan relevansi dalam
menjelaskan hubungan antara orang – orang dan sistem
akuntansi sehingga oleh karena itu para akuntan
keperilakuan perlu mempertimbangkan dengan
seksama. Akuntansi keperilakuan diterapkan dengan
praktis menggunakan riset ilmu keperilakuan untuk
menjelaskan dan memprediksi perilaku manusia.
Akuntansi selalu menggunakan konsep,prinsip dan
pendekatan dari disiplin ilmu lainnya untuk
meningkatkan kegunaannya sebagai contoh : akuntansi
meminjam dengan bebas dari ilmu ekonomi,
matematika,statistik, dan informasi teknik, oleh karena
itu tidaklah mengherankan jika akuntansi juga
meminjam dari ilmu keperilakuan Suatu pertanyaan
yang beralasan adalah apakah seorang akuntan
keperilakuan dalam kenyataanya merupakan seorang
ilmuwan keperilakuan terapan??? Adalah benar bahwa
pekerjaan para akuntan keperilakuan dan ilmuwan
keperilakuan terapan saling tumpang tindih dalam
beberapa bidang kedua kelompok tersebut
menggunakan prinsip sosiologi dan psikologis untuk
menilai dan memecahkan permasalahan organisasi,
terdapat aspek – aspek tertentu dalam sosiologi
15
16
organisasi psikologi industri, peran teori atau
pendalaman teori yang akan menarik perhatian Baik
dari para akuntan keperilakuan maupun dari ilmuwan
keperilakuan terapan namun terdapat perbedaan
penting antara kedua golongan tersebut dalam
hubungannya dengan sasaran hasil, fokus
pendidikan,keahlian dan fungsi masing – masing.
Akuntansi adalah fungsi profesi dan adalah sangat
diinginkan agar para akuntan menjadi terlatih untuk
memikirkan tindakan secara profesional pelatihan ini
berbeda dari pengalaman yang dilihat oleh para
ilmuwan .
E. PERSPEKTIF BERDASARKAN PERILAKU
MANUSIA : PSIKOLOGI, SOSIOLOGI DAN PSIKOLOGI
SOSIAL.
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang
berusaha untuk mengukur,menjelaskan dan terkadang
untuk mengubah perilaku manusia. para psikologi
memerhatikan,mempelajari dan berupaya memahami
perilaku individual. Mereka yang telah menyumbangkan
dan terus menambah pengetahuan tentang perilaku
organisasi adalah teoritikus kepribadian, psikologi
konseling dan yang paling penting adalah psikologi
industri dan organisasi. psikologi industri atau
organisasi awal memerhatikan masalah kelemahan,
kebosanan dan faktor – faktor lain yang relevan dengan
kondisi kerja yang dapat menghalangi kinerja yang
diharapkan.
Sedangkan sosiologi mempelajari orang – orang
dalam hubungannya dengan sesama manusia, secara
spesifik, sosiologi telah memberikan kontribusi yang
besar pada perilaku organisasi melalui studi mereka
terhadap perilaku kelompok dalam organisasi, terutama
organisasi yang formal dan relatif rumit. Psikologi sosial
adalah suatu bidang kajian didalam psikologi tetapi
16
17
memadukan konsep – konsep baik dari psikologi
maupun sosiologi.
Psikologi sosial memfokuskan pada pengaruh satu –
satu terhadap orang lain. Salah satu bidang utama
adalah bagaimana melaksanakan pengaruh tersebut
dan bagaimana mengurangi hambatan terhadap
penerimaannya disamping itu dapat dilihat bahwa para
psikologi sosial memberikan sumbangan yang berarti
dalam bidang pengukuran, pemahaman dan perubahan
sikap pola komunikasi cara – cara dengan mana
kegiatan kelompok dapat memuaskan kebutuhan
individu serta proses pengambilan keputusan kelompok.
Ketiga hal tersebut yaitu psikologi,sosiologi, dan
psikologi sosial menjadi kontributor utama dari ilmu
keperilakuan, ketiganya melakukan pencarian untuk
menguraikan dan menjelaskan perilaku manusia
walaupun secara keseluruhan mereka memiliki
perspektif yang berbeda mengenai kondisi manusia
psikologi terutama merasa tertarik dengan bagaimana
cara seorang individu bertindak fokusnya didasarkan
pada tindakan orang – orang ketika mereka bereaksi
terhadap stimuli dalam lingkungan mereka dan perilaku
manusia dijelaskan dalam kaitannya dengan ciri,arah
dan motivasi individu keutamaan psikologi didasarkan
pada seseorang sebagai suatu organisasi. Sarjana
sosiologi psikologi sosial dan psikologi meskipun
berbeda dalam perspektif banyak melakukan studi atas
topik yang sama, sebagai contoh didalam menjelaskan
perilaku dari pengendalian perusahaan, psikologi akan
terpusat pada ciri kepribadian individu,
tekanan,kebimbangan, harapan dan motivasi Sebaliknya
sosiologi dan psikologi sosial akan memusatkan pada
sturktur sosial sosialisasi anggota kelompok, peran
norma – norma dan pola komunikasi sarjana sosiologi
menetapkan bahwa orang – orang tidak bisa diberi
konteks pelajaran sosial mereka orang – orang belajar
keterampilan dari hal hal yang paling mendasar.
17
18
BEBERAPA HAL PENTING DALAM PERILAKU ORGANISASI
Teori peran
Struktur sosial
Budaya
Komitmen organisasi
Konflik peran
Konflik kepentingan Pemberdayaan
karyawan
Penjelasannya :
Teori peran
Peran merupakan komponen perilaku nyata yang
disebut norma, norma – norma adalah harapan dan
kebutuhan perilaku yang sesuai untuk suatu peranan
tertentu tiap –tiap peran berhubungan dengan suatu
identitas yang menggambarkan individu dalam hal
bagaimana mereka perlu bertindak dalam situasi khusus
sebenarnya kita melihat diri kita dalam hubungannya
dengan sikap orang lain dalam menjaga arah jika orang
– orang berfikir dan menganggap kita memiliki suatu
kemampuan kita cenderung mempercayai hal itu, jika
ternyata orang – orang tersebut berfikir dengan cara
lain kita juga akan cenderung mempercayai juga
sejumlah orang mempunyai peran identitas bergantung
pada situasi dimana mereka menemukan diri mereka
satu aspek penting dari teori peran adalah bahwa
identitas dan perilaku dianugerahkan secara sosial
kepada dukungan sosial, posisi seseorang yang
menduduki suatu organisasi formal atau suatu kelompok
informal membawa pola perilaku bersama yang
diharapkan.
Struktur sosial
18
19
Untuk mencakup sejumlah aturan dalam perilaku
manusia, konsep masyarakat dan budaya perlu
dipertimbangkan masyarakat mungkin digambarkan
sebagai penjumlahan dari total hubungan manusia
konsep masyarakat menyiratkan suatu kesinambungan
dan kompleksitas atas hubungan kelembagaan dan
hubungan antarpribadi. Sistem masyarakat sosial
merupakan perhatian utama para akuntan keperilakuan
dalam organisasi bisnis atau masyarakat bisnis, didalam
sistem sosial ini masih ada subsistem dan kelompok
manusia saling berhubungan dan menarik perhatian
para akuntan keperilakuan, disini tampak bahwa suatu
konsep sistem yang digunakan dalam ilmu keperilakuan
ternyata digunakan pula oleh ilmu pengetahuan lain
dengan mengacu kepada suatu bentuk yang
menghubungkan satu bagian dengan bagian lain serta
bagian – bagian yang saling bergantung selanjutnya
baru dapat berbicara mengenai sistem matahari, sistem
biologi atau sistem sosial, pola teladan dari berbagai
bagian subsistem yang beroperasi dikenal sebagai
struktur sistem memasukkan struktur sosial yang
mengacu pada hubungan yang dipolakan antara
berbagai subsistem sosial dan individu
memungkinkanya berfungsi bagi masyarakat, organisasi
sosial atau kelompok sosial.
BUDAYA
Budaya merupakan satu titik pandang yang pada
saat bersamaan dijadikan jalan hidup oleh suatu
masyarakat, tidak terdapat masyarakat tanpa suatu
budaya dan budaya tidak ada diluar suatu masyarakat
jika demikian maka budaya atau jalan hidup meliputi
sistem kepercayaan umum yang sesuai dengan harapan
gaya perilaku atau pemikiran dan pengetahuan teknis
Serta menentukan cara melakukan sesuatu budaya
memengaruhi pola teladan perilaku manusia yang
19
20
teratur karena budaya menggambarkan perilaku yang
sesuai untuk situasi tertentu Aspek budaya yang
terpenting adalah memastikan kehidupan manusia baik
secara fisik maupun secara sosial tidak seperti dengan
kehidupan makhluk lain yang semata – mata
bergantung pada bakat, manusia hidup terutama hanya
atas dasar apa yang mereka pelajari manusia adalah
makhluk yang memiliki budaya, Dengan demikian
akuntan perilaku harus menyadari akan gagasan untuk
budaya dalam beberapa peristiwa, budaya dipelajari
dari orang lain dan dibagikan kepada orang lain apa
yang kita ketahui dan bagaimana tindakan kita kadang
kala didasarkan pada penerimaan informasi dari orang
tua, panutan, guru, rekan sekerja, dan para penyedia
pekerjaan. Untuk memahami perilaku dalam suatu
aturan organisasi, seorang akuntan keperilakuan harus
menyadari gagasan mengenai budaya, dalam beberapa
peristiwa budaya organisasi dikenal sebagai suatu
lingkungan pekerjaan yang mewujudkan iklim organisasi
dalam budaya bisnis akan berlaku sistem etika bisnis
praktik bisnis, pengetahuan teknis dan perangkat keras
yang memengaruhi perilaku. Budaya telah didefinisikan
dengan berbagai cara namun sampai sekarang belum
dapat ditentukan definisinya secara pasti budaya
merupakan norma – norma dan nilai –nilai yang
mengarahkan perilaku anggota organisasi setiap
anggota akan berperilaku sesuai dengan budaya yang
berlaku agar diterima dilingkungan tersebut .
budaya dapat dipecah menjadi 3 faktor mendasar :
Struktural
Politis
emosional
faktor struktural ditentukan oleh ukuran – ukuran,
seperti umur dan sejarah perusahaan, tempat operasi,
serta lokasi geografis perusahaan dalam satu jenis
20
21
industri. Faktor politis ditentukan oleh distribusi
kekuasaan dan cara pengambilan keputusan manajerial.
Sedangkan faktor emosional merupakan pemikiran
kolektif, kebiasaan, sikap, perasaan, dan pola pola
perilaku.
Menurut Hofstede ( 1980, 1991 ) ada empat dimensi
budaya nasional sebagai :
1. Jarak kekuasaan ( power distance )yaitu
sejauh mana orang percaya bahwa kekuasaan dan
status didistribusikan secara merata dan bagaimana
orang menerima distribusi kekuasaan yang tidak
merata tersebut cara yang tepat untuk
mengorganisasikan sistem sosial.
2. Penghindaran ketidakpastian ( uncertain
avoidance ) yaitu sejauh mana orang merasa terancam
dengan keadaan yang tidak tertentu atau tidak
diketahui.
3. Maskulinitas dan feminisitas ( masculinity
and femininity )
Maskulinitas adalah suatu situasi yang ditandai
dengan adanya nilai – nilai yang dominan dalam
masyarakat yang lebih menekankan dan mementingkan
uang,harta benda atau materi.
Feminisitas adalah suatu situasi yang menjelaskan
nilai – nilai yang dominan dalam masyarakat yang lebih
menekankan pada pentingnya hubungan antar –
manusia, kepedulian orang lain dan ketentraman hidup
4. Individualisme dan kolektivisme
( individualism and collectivism )
individualisme adalah situasi yang menjelaskan orang
orang dalam suatu masyarakat cenderung untuk
21
22
memerhatikan dirinya sendiri dan keluarga dekatnya
saja
Kolektivisme adalah situasi yang menjelaskan orang
– orang dalam masyarakat yang cenderung untuk
merasa memiliki ikatan yang kuat dengan satu
kelompok cenderung memedulikan dan melindungi
anggotanya dan mengharapkan kesetiaan terhadap
kelompok tersebut.
KOMITMEN ORGANISASI
Komitmen organisasi merupakan tingkat sampai
sejauh mana seorang karyawan memihak pada suatu
organisasi tertentu dan tujuan – tujuannya serta berniat
untuk mempertahankan keanggotaannya dalam
organisasi itu komitmen organisasi juga merupakan nilai
personal yang kadang – kadang mengacu pada sikap
loyal pada perusahaan atau komitmen pada perusahaan
sering kali komitmen organisasional diartikan secara
individu dan berhubungan dengan keterlibatan orang
tersebut pada organisasi tersebut Robinson
mengemukakan bahwa komitmen karyawan pada
organisasi merupakan salah satu sikap yang
mencerminkan perasaan suka atau tidak suka seorang
karyawan terhadap organisasi tempat dia bekerja tiga
karakteristik yang berhubungan dengan komitmen
organisasi menurut cherrington ( 1996 ) adalah :
1) Keyakinan dan penerimaan yang kuat
terhadap nilai dan tujuan organisasi
2) Kemauan untuk sekuat tenaga melakukan
yang diperlukan untuk kepentingan organisasi
3) Keinginan yang kuat untuk menjaga
keanggotaan dalam organisasi.
22
23
Spark dan shelby (1998) melalui sampel riset atas
para manajer pemasaran mengemukakan bahwa
komitmen organisasi mempunyai hubungan dengan
orientasi etika dan sensivitas etika. Hasil riset didukung
oleh riset lain yang dilakukan sebelumnya oleh beau
dan yamoor ( 1985 ) dengan unit analisis pada Dokter
gigi oleh Volker (1984) dengan profesi konsultan
manajemen dan oleh Shaub (1989) dengan profesi
akuntan publik
Meyer dan Allen (1991, 1997 ) mengemukakan tiga
komponen mengenai komitmen organisasi yang antara
lain adalah :
Komitmen aktif ( acffective commitment )
terjadi apabila karyawan ingin menjadi bagian dari
organisasi karena adanya ikatan emosional atau
psikologis terhadap organisasi .
Komitmen kontinu (continuance
commitment )
karena muncul apabila karyawan tetap bertahan
pada suatu organisasi karena membutuhkan gaji dan
keuntungan lain atau karena karyawan tersebut tidak
menemukan pekerjaan lain, dengan kata lain karyawan
tersebut tinggal diorganisasi itu karena dia
membutuhkan organisasi tersebut.
Komitmen normatif ( normative
commitment )
timbul dari nilai - nilai diri karyawan bertahan
menjadi anggota suatu organisasi karena memiliki
kesadaran bahwa komitment terhadap organisasi
merupakan hal yang memang seharusnya dilakukan jadi
karyawan tersebut tinggal diorganisasi itu karena dia
merasa berkewajiban untuk itu.
23
24
Dari ketiga jenis komitmen tersebut komitmen
efektif adalah jenis yang paling diinginkan oleh
perusahaan karyawan yang memiliki loyalitas yaitu
karyawan yang mempunyai komitmen efektif akan
cenderung tetap ( bekerja dalam perusahaan ) mereka
akan merekomendasikan kepada orang lain bahwa
tempat kerjanya merupakan tempat yang bagus,
mereka akan dengan sukarela melakukan pekerjaan
tambahan untuk perusahaan dan memberikan saran –
saran bagi perbaikan serta kemajuan organisasi.
KONFLIK PERAN
Menurut Wolfe dan Snoke ( 1962) konflik peran
timbul karena adanya dua “perintah “ berbeda yang
diterima secara bersamaan dan pelaksaan atas salah
satu perintah saja akan mengakibatkan diabaikannya
perintah yang lain seorang profesional dalam
melaksanakan tugasnya terutama ketika menghadapi
suatu masalah tertentu sering menerima dua perintah
sekaligus perintah pertama berasal dari kode etik
profesi sedangkan perintah kedua berasal dari sistem
pengendalian yang berlaku diperusahaan apabila
seorang profesional bertindak sesuai dengan kode etik
maka ia akan maka ia akan merasa tidak berperan
sebagai karyawan perusahaan yang baik sebaliknya
apabila ia bertindak sesuai dengan prosedur yang
ditentukan oleh perusahaan maka ia akan merasa telah
bertindak secara tidak profesional kondisi seperti inilah
yang disebut dengan konflik peran yaitu suatu konflik
yang timbul karena mekanisme pengendalian birokratis
organisasi tidak sesuai dengan norma aturan etika dan
kemandirian profesional misalnya saja dalam lingkungan
kerja akuntan publik konflik peran berhubungan dengan
adanya dua rangkaian tuntutan bertentangan tanpa
pengetahuan mengenai struktur audit yang baku staf
akuntan mempunyai kecenderungan untuk mengalami
kesulitan dalam menjalankan tugasnya. Konflik peran
24
25
merupakan suatu gejala psikologis yang dialami oleh
anggota organisasi yang bisa menimbulkan rasa tidak
nyaman dalam bekerja dan berpotensi untuk
menurunkan motivasi kerja konflik peran mempunyai
dampak yang negatif terhadap perilaku karyawan
seperti timbulnya ketegangan kerja, penurunan
komitmen pada organisasi dan penurunan kinerja
secara keseluruhan.
KONFLIK KEPENTINGAN
Mas’ud (2002) menjelaskan bahwa organisasi
diBarat dibangun berdasarkan prinsip depersonalisasi
yang merupakan salah satu prinsip birokrasi hal ini
kemudian diperkuat oleh praktik manajemen ilmiah
yang dipelopori oleh taylor sistem ciptaan taylor banyak
diterapkan dalam bisnis seperti perusahaan general
motors dimana jam kerja telah dibagi dalam periode
enam menit tugas tugas telah diberikan dengan hati –
hati sehingga para pekerja dinilai berdasarkan hasil
kerja selama enam menit tersebut selama proses yang
paling efisien berjalan masalah para pekerja yang
diabaikan dala pengambilan keputusan dianggap tidak
relevan. Disamping itu menurut prinsip manajemen
yang dikemukakan oleh henry (1914), yakni prinsip no.
6 kepentigan pribadi atau kelompok harus tunduk
kepada kepentingan organisasi secara keseluruhan
maka sudah sangat dipahami bila dalam praktik bisnis
demi kepentingan orang yang lebih banyak atau
organisasi manajemen harus memutuskan hubungan
kerja dengan seorang atau beberapa orang karyawan
walaupun karyawan tersebut mungkin telah selama
puluhan tahun ikut serta dalam mengembangkan dan
membesarkan perusahaan karena menganut
pandangan bahwa urusan pribadi harus dipisahkan dari
bisnis serta bahwa kepentingan perusahaan harus lebih
didahulukan daripada kepentingan pribadi maka banyak
eksekutif yang sukses dalam memimpin dan mengatur
25
26
perusahaan tetapi gagal dalam memimpin dan
mengatur keluarga. Banyak bukti riset yang
menunjukkan bahwa konflik kepentingan pekerja dan
keluarga sangat merugikan karyawan dan perusahaan,
konflik kerja dan keluarga cenderung berpengaruh
negatif terhadap kinerja karyawan hasil – hasil riset
tersebut merekomendasikan perlunya manajemen
perusahaan untuk mengambil kebijakan yang
menginterpretasikan kepentingan pekerjaan dengan
kepentingan pribadi.
PEMBERDAYAAN KARYAWAN
Mas’ud ( 2002 ) menuliskan bahwa terdapat
beberapa faktor Yang mendorong organisasi dalam
melaksanakan pemberdayaan beberapa diantaranya
adalah :
Tuntutan pelanggan yang semakin tinggi terhadap
kualitas produk maupun layanan jaminan keamanan
Perlindungan konsumen Persaingan dalam efisiensi
dan inovasi produk
Penggunaan teknologi baru yang canggih
Peraturan pemerintah
Akan tetapi dalam praktik terdapat banyak
pengertian mengenai apa yang dimaksud
Pemberdayaan dan bagaimana cara untuk melakukan
pemberdayaan hal ini disebabkan oleh banyaknya
definisi atau pengertian yangdiberikan oleh para ahli
berbagai literatur namun terdapat kesamaan dalam hal
maksud dilakukannya pemberdayaan dalam organisasi
yaitu antara lain untuk :
a) Meningkatkan motivasi guna mengurangi
kesalahan Dan mendorong karyawan untuk
bertanggung jawab terhadap tindakannya.
26
27
b) Meningkatkan dan mengembangkan
kreativitas dan inovasi
c) Mendorong peningkatan kualitas produk dan
jasa
d) Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan
mendekatkan karyawan terhadap pelanggan sehingga
karyawan dapat melayani dengan lebih baik
e) Meningkatkan kesetiaan pada saat yang
sama mengurangi tingkat kemangkiran
f) Mendorong kerja sama yang lebih baik
dengan sesama rekan kerja dalam meningkatkan
pengawasan dan produktivitas
g) Mengurangi tugas pengoawasan
(pengendalian) dari manajemen menengah dalam
pekerjaan operasional sehari – hari para manajer lebih
mempunyai waktu dan perhatian terhadap masalah
yang lebih besar.
h) Menyiapkan karyawan untuk berkembang
dan menghadapi perubahan suksesidan tuntutan
persaingan
i)Meningkatkan daya saing bisnis
Untuk melaksanakan pemberdayaan tersebut
biasanya organisasi kemudian menyusun dan
menentukan visi serta misi organisasi disamping itu
perusahaan melaksanakan pula perencanaan strategis
dan berbagai macam pelatihan berkaitan dengan
pemberdayaan seperti membangun kerja sama tim,
pemberdayaan kepemimpinan dan motivasi, kepekaan
emosional ditempat kerja peningkatan kualitas terus –
menerus, pelatihan keterampilan khusus yang berkaitan
dengan pekerjaan dan lain sebagainya.
27
28
Bab. III PenutupKESIMPULAN :
Pada bagian ini telah didiskusikan mengenai ilmu
keperilakuan pada masa lalu para akuntan semata –
mata fokus pada pengukuran pendapatan dan biaya
yang berusaha untuk mempelajari pencapaian kinerja
perusahaan dimasa lalu dalam rangka memprediksikan
masa depan ilmu pengetahuankeperilakuan mempunyai
kaitan dengan penjelasan dan prediksi mengenai
keperilakuan manusia dan akuntansi keperilakuan
menghubungkan antara keperilakuan manusia dan
akuntansi. Sementara ilmu pengetahuan keperilakuan
merupakan bagian dari ilmu sosial akuntansi
keperilakuan merupakan bagian dari ilmu akuntansi dan
pengetahuan keperilakuan. Oleh karena itu ilmuwan
keperilakuan terlibat dalam riset terhadap aspek – aspek
teori motivasi,kepuasan sosial maupun bentuk sikap.
Para akuntan keperilakuan bagaimana pun juga akan
menerapkan unsur – unsur khusus dari riset atau teori
ini untuk menghasilkan hubungan dengan situasi yang
ada . akuntansi keperilakuan praktis diterapkan dengan
menggunakan riset ilmu keperilakuan untuk
menjelaskan dan memprediksi perilaku manusia,
akuntansi selalu menggunakan konsep,prinsip, dan
pendekatan dari disiplin ilmu lainnya untuk
meningkatkan kegunaannya sebagai contoh : akuntansi
meminjam dengan bebas dari ilmu
ekonomi,matematika,statistik dan informasi teknik.
28
29
DAFTAR PUSTAKA
oAranya,dkk.1990 “Accounting information and the
outcome of collective bargaining: someexplanatory
evidance,” behavioral research in accounting, 2:31
oBamber,snowball dan tubbs,1989.
oCherrington,1994.” Organizational behavior,” edisi
kedua, oleh Allyn dan Bacon.
oHenry Fayol,1914 industrial and general
administration,paris:Dirrad.
oMas’ud, Fuad,2002.”40 Mitos manajemen sumber
daya manusia” , Universitas Diponegoro.
oRobinson ,1996
oRobins,Stephens,1996.perilaku organisasi,edisi
kedelapan, jilid 1
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37