2.makalah aspek keperilakuan

44
ASPEK KEPERILAKUAN DALAM AKUNTANSI AKUNTANSI KEPERILAKUAN KELOMPOK : 1. DIANA LESTARI 13030076 2. KHOIRINA NUR FARIDA 13030069 3. IFA FAHROTUNNISA 13030045 Kelas : Akuntansi NR-D 1

Transcript of 2.makalah aspek keperilakuan

Page 1: 2.makalah aspek keperilakuan

ASPEK KEPERILAKUAN DALAM AKUNTANSI

AKUNTANSI KEPERILAKUAN

KELOMPOK :

1. DIANA LESTARI 13030076

2. KHOIRINA NUR FARIDA 13030069

3. IFA FAHROTUNNISA 13030045

Kelas : Akuntansi NR-D

STIE YPPI REMBANG

1

Page 2: 2.makalah aspek keperilakuan

2

Tahun Ajaran 2014 / 2015

Page 3: 2.makalah aspek keperilakuan

3

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha

Esa, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah

yang berjudul “ Aspek Keperilakuan dalam Akuntansi ” .

Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah

Akuntansi Keperilakuan . Dengan dosen pengampu Ibu SITI

ALIYAH, S.E.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat

pada waktunya.Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat

dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan

ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Rembang, 2 Maret 2015

Penyusun

Page 4: 2.makalah aspek keperilakuan

4

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

Bab II Pembahasan

A. Mempertimbangkan Aspek Keperilakuan pada Akuntansi

B. Bagaimana Dimensi Akuntansi Keperilakuan

C. Bagaimana Lingkup dan Sasaran Hasil Ilmu Keperilakuan

D. Persamaan dan perbedaan ilmu keperilakuan dan akuntansi keperilakuan

E. Perspektif berdasarkan perilaku manusia : psikologi, sosiologi,dan psikologi sosial

Page 5: 2.makalah aspek keperilakuan

5

Bab III Penutup

Kesimpulan

Daftar Pustaka

Page 6: 2.makalah aspek keperilakuan

6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan ekonomi pada suatu organisasi dapat

digunakan untuk menjadi dasar dalam memilih

informasi yang relevan terhadap pengambilan

keputusan. Keterampilan matematis sekarang ini telah

berperan dalam menganalisis permasalahan keuangan

yang kompleks. Begitu pula dengan kemajuan dalam

teknologi komputer akuntansi yang memungkinkan

informasi dapat tersedia dengan cepat., tetapi seberapa

canggih pun prosedur akuntansi yang ada, informasi

yang dapat disediakan pada dasarnya bukanlah tujuan

akhir kesempurnaan teknis tidak pernah mampu

mencegah orang untuk mengetahui bahwa tujuan jasa

akuntansi organisasi bukan hanya sekedar teknik yang

didasarkan pada efektivitas dari segala prosedur

akuntansi, melainkan bergantung pada bagaimana

perilaku orang orang didalam perusahaan, baik sebagai

pemakai maupun pelaksana.

B. Rumusan Masalah

A. Mempertimbangkan Aspek Keperilakuan

pada Akuntansi

B. Bagaimana Dimensi Akuntansi Keperilakuan

C. Bagaimana Lingkup dan Sasaran Hasil Ilmu

Keperilakuan

D. Persamaan dan perbedaan ilmu keperilakuan

dan akuntansi keperilakuan

E. Perspektif berdasarkan perilaku manusia :

psikologi, sosiologi,dan psikologi sosial

6

Page 7: 2.makalah aspek keperilakuan

7

BAB II

PEMBAHASAN

A. Mempertimbangkan Aspek Keperilakuan

pada Akuntansi

Akuntansi adalah tentang manusia

Berdasarkan pemikiran perilaku manusia dan faktor

sosial secara jelas didesain dalam aspek – aspek

operasional utama dari seluruh sistem akuntansi. Belum

pernah ada sudut pandang semacam itu dan para

akuntan belum pernah mengoperasikan perilaku pada

sesuatu yang vakum.

Para akuntan secara berkelanjutan membuat

beberapa asumsi mengenai bagaimana mereka

membuat orang termotivasi, bagaimana mereka

menginterpretasikan dan menggunakan informasi

akuntansi dan bagaimana sistem akuntansi mereka

sesuai dengan kenyataan manusia dan memengaruhi

organisasi. Jika akuntan berhubungan dengan efektivitas

dan prosedur perusahaan secara luas, maka mereka

juga selayaknya memonitor Ketepatan asumsi yang

bersifat kontradiktif terhadap apa yang mereka lihat

dalam realitas perusahaan, Kita harus mengakui bahwa

tidak semua akuntan berkeinginan untuk mengikuti

7

Page 8: 2.makalah aspek keperilakuan

8

logika argumentasi diatas. akuntansi adalah mengenai

akuntansi orang yang merasa optimis Dengan hal

tersebut akan membantah bahwa terdapat banyak

reaksi perilaku yang tidak menguntungkan terhadap

sistem akuntansi hal Ini merupakan konsekuensi dari

apa yang berusaha dilakukan oleh para akuntan. Untuk

membuat pandangan ini menjadi adil, maka cara

pandang akuntan harus mengandung beberapa

pandangan interegasi. Dalam pandangan ini pengertian

yang lebih mendalam dan berharga dapat diperoleh dari

pemahaman atas perilaku dan ilmu – ilmu sosial. Akan

tetapi,terdapat banyak teori psikologi ,sosiologi,politik

serta organisasi yang bersifat sementara dan banyak

bidang penting yang dapat ditemukan kadang kala

bertentangan. Walaupun demikian, teori – teori tersebut

menawarkan hal hal penting bagi perluasan pandangan,

paling tidak dalam bagian dari proses yang

berhubungan dengan pola sistem akuntansi secara lebih

luas atas perilaku manusia, dengan menganalisis secara

sistematis hubungan antara sistem akuntansi secara

lebih luas atas perilaku manusia. Dengan menganalisis

secara sistematis hubungan antara sistem akuntansi,

bentuk pengendalian,sikap manusia dan keputusan,

serta tingkatan sosial dan perilaku, akuntan dapat

memusatkan perhatiannya keluar, sehingga hal tersebut

tidak menjadi dasar bagi munculnya konflik dan

pertentangan dari Banyaknya permasalahan akuntansi,

tetapi juga tidak menyebabkan potensi organisasi dan

akuntansi sosial itu sendiri diragukan.

AKUNTANSI ADALAH TINDAKAN

Dalam organisasi, semua anggotanya mempunyai

peran yang harus dimainkan dalam mencapai tujuan

organisasi. Peran tersebut Bergantung pada seberapa

besar porsi tanggung jawab anggota tersebut terhadap

pencapaian tujuan, rasa tanggung jawab tersebut pada

8

Page 9: 2.makalah aspek keperilakuan

9

sebagian organisasi dihargai dalam Bentuk

penghargaaan tertentu. Pencapaian tujuan dalam

bentuk kuantitatif juga mer upakan salah satu bentuk

tanggung jawab anggota organisasi dalam memenuhi

keinginannya untuk mencapai tujuan dan Sasaran

organisasi. peran anggota organisasi sangat

berpengaruh pada pencapaian tersebut. Jika suatu

anggaran telah ditetapkan untuk dilaksanakan oleh

suatu unit atau unit – unit kerja dalam organisasi, atau

oleh organisasi tersebut secara keseluruhan , maka

anggaran itu akan berinteraksi dengan para individu

dalam organisasi tersebut , dimana masing – masing

individu itu mempunyai tujuannya masing – masing dan

sekaligus bertanggung jawab untuk mencapai tujuan

organisasi. Untuk itu, keselarasan tujuan ( goal

congruence ) Antara individu dan organisasi diperlukan

untuk mewujudkan terjadinya sinergi antara individu

dan organisasi Keselarasan tersebut akan dapat lebih

diwujudkan manakala individu memahami dan patuh

pada ketetapan – ketetapan yang ada didalam

anggaran.

B. Dimensi Akuntansi Keperilakuan

Akuntansi, biasanya hanya terpusat pada pelaporan

informasi keuangan. pada beberapa dekade terakhir,

para manajer dan akuntan profesional mulai

mengetahui akan tambahan Informasi ekonomi yang

dihasilkan oleh sistem akuntansi. Oleh karena itu

informasi ekonomi dapat ditambah dengan tidak hanya

melaporkan data – data keungan saja, tetapi juga data –

data non keuangan yang terkait dengan proses

pengambilan keputusan. Berdasarkan kondisi ini,

adalah wajar jika akuntansi sebaiknya memasukkan

dimensi – dimensi keperilakuan dari berbagai pihak

yang terkait dengan informasi yang dihasilkan oleh

sistem akuntansi.

9

Page 10: 2.makalah aspek keperilakuan

10

Dalam dimensi akuntansi keperilakuan terdapat dua

bidang yang harus diperhatikan :

1. LINGKUP AKUNTANSI KEPERILAKUAN

Akuntansi Keperilakuan berada dibalik peran

akuntansi tradisional yang berarti mengumpulkan,

mengukur,mencatat dan melaporkan informasi

keuangan. Dengan demikian,dimensi akuntansi

berkaitan dengan perilaku manusia dan juga dengan

desain,kontruksi,serta penggunaan suatu sistem

informasi akuntansi yang efisien. Akuntansi

keperilakuan, dengan mempertimbangkan hubungan

antara perilaku manusia dan sistem akuntansi,

mencerminkan dimensi sosial dan budaya manusia

dalam suatu organisasi

Ruang lingkup akuntansi keperilakuan sungguh luas,

yang meliputi antara lain :

Aplikasi dari konsep ilmu keperilakuan

terhadap desain dan konstruksi sistem akuntansi

Studi reaksi manusia terhadap format dan isi

laporan akuntansi

Cara dengan mana informasi diproses untuk

membantu dalam pengambilan keputusan

Pengembangan teknih pelaporan yang dapat

mengkomunikasikan perilaku para pemakai data

Pengembangan strategi untuk memotivasi

dan memengaruhi perilaku,cita – cita, serta tujuan dari

orang – orang yang menjalankan organisasi

Lingkup dari akuntansi keperilakuan dapat dibagi

menjadi tiga besar :

Pengaruh perilaku manusia berdasarkan

desain,konstruksi dan penggunaan sistem akuntansi.

10

Page 11: 2.makalah aspek keperilakuan

11

Bidang dari akuntansi keperilakuan ini mempunyai

kaitan dengan sikap dan filosofi manajemen yang

memengaruhi sifat dasar pengendalian akuntansi yang

berfungsi dalam organisasi.

Pengaruh sitem akuntansi terhadap perilaku

manusia bidang dari akuntansi keperilakuan ini

berkenaan dengan bagaimana sistem akuntansi

memengaruhi motivasi,produktivitas, pengambilan

keputusan, kepuasan kerja, serta kerja sama.

Metode untuk memprediksi dan strategi

untuk mengubah perilaku manusia. Bidang ketiga dari

akuntansi keperilakuan ini mempunyai hubungan

dengan cara sistem akuntansi digunakan sehingga

memengaruhi perilaku.

2. AKUNTANSI KEPERILAKUAN: PERLUASAN

LOGIS DARI PERAN AKUNTANSI TRADISIONAL

Pengambilan keputusan dengan menggunakan

laporan akuntansi akan dapat menjadi lebih baik jika

laporan tersebut banyak mengandung informasi yang

relevan. Akuntan mengakui adanya fakta ini melalui

prinsip akuntansi yang dikenal dengan pengungkapan

penuh ( full disclosure). Prinsip ini memerlukan

penjelasan yang tidak hanya berfungsi sebagai

pengganti dan penambah informasi guna mendukung

laporan data keuangan perusahaan, tetapi juga sebagai

laporan yang menjelaskan kritik terhadap kejadian non

keuangan. Informasi tambahan ini dilaporkan baik

dalam satu kerangka laporan keuangan maupun dalam

catatan atas laporan keuangan maupun dalam catatan

11

Page 12: 2.makalah aspek keperilakuan

12

atas laporan keuangan perusahaan. Diperlukan suatu

masukan informasi keperilakuan guna melengkapi data

keuangan dan data lain yang segera dilaporkan, sukar

untuk dipahami jika dikatakan bahwa pengambil

keputusan Tidak tertarik terhadap informasi yang

relevan karena menganggap bahwa informasi tersebut

tidak memiliki nilai tambah.

Beberapa ahli membantah pernyataan bahwa

informasi pada dimensi perilaku organisasi adalah tidak

berguna bagi pengambil keputusan internal dan

eksternal. kekuatan para akuntan telah diakui bahwa

mereka memiliki pengalaman selama berabad – abad,

dimana mereka telah terbiasa dengan kebutuhan

informasi dari pemakai eksternal dan para manajer

internal, proses kebutuhan bisnis yang dibuat dan

berbagai data keuangan yang dilaporkan yang terkait

dengan berbagai jenis situasi keputusan. Oleh karena

itu para akuntan yang berkualitas akan memilih gejala

keperilakuan untuk data keuangan. Lebih lanjut lagi

para akuntan menjadi satu – satunya kelompok yang

secara logis mampu mengikutsertakan informasi

keperilakuan ke dalam laporan keuangan bisnis yang

ada.

C. LINGKUP DAN SASARAN HASIL ILMU

KEPERILAKUAN

Siegel dan marcony ( 1989 ) menulis bahwa pada

laporan tahun 1971, american accounting association’s

committees bedasarkan pada behavioral science

content of the accounting curriculum mengembangkan

lingkup dan definisi dari “ ilmu keperilakuan “

sebagai berikut: Istilah ilmu keperilakuan adalah

penemuan yang relatif baru konsep tersebut begitu

luasnya sehingga lebih baik lingkup dan isinya

digambarkan dari awal ilmu keperilakuan mencakup

bidang riset mana pun yang mempelajari bail melalui

12

Page 13: 2.makalah aspek keperilakuan

13

metode eksperimentasi maupun observasi perilaku dari

manusia dalam lingkungan fisik maupun sosial. Agar

dapat dianggap sebagai bagian dari ilmu keperilakuan,

riset tersebut harus memenuhi dua kriteria dasar,

pertama riset tersebut harus berkaitan dengan perilaku

manusia. Tujuan utama dari ilmu perilaku manusia

adalah untuk mengidentifikasikan kebiasaaan yang

mendasari manusia dan konsekuensi yang

ditimbulkannya , kedua riset tersebut harus dilakukan “

secara ilmiah” hal ini berarti harus ada suatu usaha

sistematis yang menggambarkan ,menghubungkan,

menjelaskan dan oleh karena itu memprediksikan

sekelompok fenomena yaitu, kebiasaan yang mendasari

dalam perilaku manusia harus dapat diobservasi atau

mengarah pada dampak yang dapat diobservasi tujuan

dari ilmu keperilakuan adalah untuk memahami,

menjelaskan dan memprediksikan perilaku manusia

smpai pada generalisasi yang ditetapkan mengenai

perilaku manusia yang didukung oleh bukti empiris yang

dikumpulkan secara impersonal melalui prosedur yang

terbuka untuk peninjauan maupun replikasi dan dapat

diverifikasi oleh ilmuwan lainnya yang tertarik, dengan

demikian ilmu keperilakuan mencerminkan observasi

sistematis atas perilaku manusia dengan tujuan untuk

mengonfirmasikan hipotesis tertentu secara

eksperimental melalui referensi terhadap perubahan

perilaku yang dapat diobservasi. Bernard berelson dan

G.A stainer juga menjelaskan secara singkat mengenai

definisi keperilakuan yaitu sebagai suatu riset ilmiah

yang berhadapan secara langsung dengan perilaku

manusia. Definisi ini menangkap permasalahan inti dari

ilmu keperilakuan yaitu riset ilmiah (scientific research )

dan perilaku manusia (human behavior ) Ilmu

keperilakuan adalah bagian dari ilmu sosial manusia

ilmu sosial meliputi disiplin ilmu

antropologi,ekonomi,sejarah,politik,psikologi dan

sosiologi ilmu keperilakuan meliputi psikologi dan

13

Page 14: 2.makalah aspek keperilakuan

14

sosiologi,aspek ekonomi keperilakuan dan ilmu

pengetahuan politik serta aspek antropologi

keperilakuan. Akuntan keperilakuan percaya bahwa

tujuan utama laporan akuntansi adalah untuk

memengaruhi perilaku dalam rangka memotivasi

tindakan yang diinginkan, sebagai contoh suatu

perusahaan bisa berhasil dalam merundingkan kerja

sama dengan kelompok organisasi lainnya dengan baik

atau mungkin akan menjadi gagal karena orang – orang

diorganisasi tersebut berjalan ke arah tujuan yang

berlawanan semua kondisi ini sangat dimungkinkan

karena bentuk dan isi dari laporan anggaran mungkin

telah melemahkan produktifitas karyawan, sehingga

pada akhirnya menyebabkan orang – orang tidak dapat

bekerja secara bersama – sama mereka mungkin

bahkan menciptakan konflik internal dan memprakasai

kepuasan individu. Pengenalan hubungan timbal balik

antara alat akuntansi dan perilaku memunculkan

modifikasi atas definisi akuntansi konvensional. Definisi

akuntansi terbaru dalam lingkaran profesional akademis

menyiratkan komunikasi dan pengukuran data ekonomi

untuk berbagai pengambilan keputusan serta sasaran

hasil keperilakuan lainnya.

D. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ILMU

KEPERILAKUAN DAN AKUNTANSI KEPERILAKUAN

Ilmu keperilakuan mempunyai kaitan dengan

penjelasan dan prediksi keperilakuan manusia.

Akuntansi keperilakuan menghubungkan antara

keperilakuan manusia dengan akuntansi. Para akuntan

bertanya – tanya mengenai apa pengaruh dari

mengerjakan proses akuntansi ketika individu dan

perilaku dikumpulkan dan apa pengaruh perilaku

manusia berdasarkan proses akuntansi ?? para akuntan

keperilakuan juga merasa tertarik untuk melihat

bagaimana keperilakuan dapat memengaruhi

perubahan atas cara akuntansi dilaksanakan dan

14

Page 15: 2.makalah aspek keperilakuan

15

bagaimana prosedur laporan akuntansi dapat digunakan

lebih efektif untuk membantu individu dan organisasi

dalam mencapai tujuannya sementara ilmu

keperilakuan merupakan bagian dari ilmu sosial

akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari ilmu

akuntansi dan pengetahuan keperilakuan oleh karena

itu ilmu keperilakuan terlibat dalam riset terhadap aspek

– aspek teori motivasi kepuasan sosial maupun bentuk

sikap, sementara akuntan keperilakuan menerapkan

unsur – unsur khusus dari riset atau teori tersebut untuk

menghasilkan hubungan dengan situasi akuntansi yang

ada tetapi para akuntan keperilakuan tidak akan

mempelajari aspek tersebut, karena sebagian berada

diluar batasan akuntansi meskipun demikian temuan

studi antropologi membuktikan relevansi dalam

menjelaskan hubungan antara orang – orang dan sistem

akuntansi sehingga oleh karena itu para akuntan

keperilakuan perlu mempertimbangkan dengan

seksama. Akuntansi keperilakuan diterapkan dengan

praktis menggunakan riset ilmu keperilakuan untuk

menjelaskan dan memprediksi perilaku manusia.

Akuntansi selalu menggunakan konsep,prinsip dan

pendekatan dari disiplin ilmu lainnya untuk

meningkatkan kegunaannya sebagai contoh : akuntansi

meminjam dengan bebas dari ilmu ekonomi,

matematika,statistik, dan informasi teknik, oleh karena

itu tidaklah mengherankan jika akuntansi juga

meminjam dari ilmu keperilakuan Suatu pertanyaan

yang beralasan adalah apakah seorang akuntan

keperilakuan dalam kenyataanya merupakan seorang

ilmuwan keperilakuan terapan??? Adalah benar bahwa

pekerjaan para akuntan keperilakuan dan ilmuwan

keperilakuan terapan saling tumpang tindih dalam

beberapa bidang kedua kelompok tersebut

menggunakan prinsip sosiologi dan psikologis untuk

menilai dan memecahkan permasalahan organisasi,

terdapat aspek – aspek tertentu dalam sosiologi

15

Page 16: 2.makalah aspek keperilakuan

16

organisasi psikologi industri, peran teori atau

pendalaman teori yang akan menarik perhatian Baik

dari para akuntan keperilakuan maupun dari ilmuwan

keperilakuan terapan namun terdapat perbedaan

penting antara kedua golongan tersebut dalam

hubungannya dengan sasaran hasil, fokus

pendidikan,keahlian dan fungsi masing – masing.

Akuntansi adalah fungsi profesi dan adalah sangat

diinginkan agar para akuntan menjadi terlatih untuk

memikirkan tindakan secara profesional pelatihan ini

berbeda dari pengalaman yang dilihat oleh para

ilmuwan .

E. PERSPEKTIF BERDASARKAN PERILAKU

MANUSIA : PSIKOLOGI, SOSIOLOGI DAN PSIKOLOGI

SOSIAL.

Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang

berusaha untuk mengukur,menjelaskan dan terkadang

untuk mengubah perilaku manusia. para psikologi

memerhatikan,mempelajari dan berupaya memahami

perilaku individual. Mereka yang telah menyumbangkan

dan terus menambah pengetahuan tentang perilaku

organisasi adalah teoritikus kepribadian, psikologi

konseling dan yang paling penting adalah psikologi

industri dan organisasi. psikologi industri atau

organisasi awal memerhatikan masalah kelemahan,

kebosanan dan faktor – faktor lain yang relevan dengan

kondisi kerja yang dapat menghalangi kinerja yang

diharapkan.

Sedangkan sosiologi mempelajari orang – orang

dalam hubungannya dengan sesama manusia, secara

spesifik, sosiologi telah memberikan kontribusi yang

besar pada perilaku organisasi melalui studi mereka

terhadap perilaku kelompok dalam organisasi, terutama

organisasi yang formal dan relatif rumit. Psikologi sosial

adalah suatu bidang kajian didalam psikologi tetapi

16

Page 17: 2.makalah aspek keperilakuan

17

memadukan konsep – konsep baik dari psikologi

maupun sosiologi.

Psikologi sosial memfokuskan pada pengaruh satu –

satu terhadap orang lain. Salah satu bidang utama

adalah bagaimana melaksanakan pengaruh tersebut

dan bagaimana mengurangi hambatan terhadap

penerimaannya disamping itu dapat dilihat bahwa para

psikologi sosial memberikan sumbangan yang berarti

dalam bidang pengukuran, pemahaman dan perubahan

sikap pola komunikasi cara – cara dengan mana

kegiatan kelompok dapat memuaskan kebutuhan

individu serta proses pengambilan keputusan kelompok.

Ketiga hal tersebut yaitu psikologi,sosiologi, dan

psikologi sosial menjadi kontributor utama dari ilmu

keperilakuan, ketiganya melakukan pencarian untuk

menguraikan dan menjelaskan perilaku manusia

walaupun secara keseluruhan mereka memiliki

perspektif yang berbeda mengenai kondisi manusia

psikologi terutama merasa tertarik dengan bagaimana

cara seorang individu bertindak fokusnya didasarkan

pada tindakan orang – orang ketika mereka bereaksi

terhadap stimuli dalam lingkungan mereka dan perilaku

manusia dijelaskan dalam kaitannya dengan ciri,arah

dan motivasi individu keutamaan psikologi didasarkan

pada seseorang sebagai suatu organisasi. Sarjana

sosiologi psikologi sosial dan psikologi meskipun

berbeda dalam perspektif banyak melakukan studi atas

topik yang sama, sebagai contoh didalam menjelaskan

perilaku dari pengendalian perusahaan, psikologi akan

terpusat pada ciri kepribadian individu,

tekanan,kebimbangan, harapan dan motivasi Sebaliknya

sosiologi dan psikologi sosial akan memusatkan pada

sturktur sosial sosialisasi anggota kelompok, peran

norma – norma dan pola komunikasi sarjana sosiologi

menetapkan bahwa orang – orang tidak bisa diberi

konteks pelajaran sosial mereka orang – orang belajar

keterampilan dari hal hal yang paling mendasar.

17

Page 18: 2.makalah aspek keperilakuan

18

BEBERAPA HAL PENTING DALAM PERILAKU ORGANISASI

Teori peran

Struktur sosial

Budaya

Komitmen organisasi

Konflik peran

Konflik kepentingan Pemberdayaan

karyawan

Penjelasannya :

Teori peran

Peran merupakan komponen perilaku nyata yang

disebut norma, norma – norma adalah harapan dan

kebutuhan perilaku yang sesuai untuk suatu peranan

tertentu tiap –tiap peran berhubungan dengan suatu

identitas yang menggambarkan individu dalam hal

bagaimana mereka perlu bertindak dalam situasi khusus

sebenarnya kita melihat diri kita dalam hubungannya

dengan sikap orang lain dalam menjaga arah jika orang

– orang berfikir dan menganggap kita memiliki suatu

kemampuan kita cenderung mempercayai hal itu, jika

ternyata orang – orang tersebut berfikir dengan cara

lain kita juga akan cenderung mempercayai juga

sejumlah orang mempunyai peran identitas bergantung

pada situasi dimana mereka menemukan diri mereka

satu aspek penting dari teori peran adalah bahwa

identitas dan perilaku dianugerahkan secara sosial

kepada dukungan sosial, posisi seseorang yang

menduduki suatu organisasi formal atau suatu kelompok

informal membawa pola perilaku bersama yang

diharapkan.

Struktur sosial

18

Page 19: 2.makalah aspek keperilakuan

19

Untuk mencakup sejumlah aturan dalam perilaku

manusia, konsep masyarakat dan budaya perlu

dipertimbangkan masyarakat mungkin digambarkan

sebagai penjumlahan dari total hubungan manusia

konsep masyarakat menyiratkan suatu kesinambungan

dan kompleksitas atas hubungan kelembagaan dan

hubungan antarpribadi. Sistem masyarakat sosial

merupakan perhatian utama para akuntan keperilakuan

dalam organisasi bisnis atau masyarakat bisnis, didalam

sistem sosial ini masih ada subsistem dan kelompok

manusia saling berhubungan dan menarik perhatian

para akuntan keperilakuan, disini tampak bahwa suatu

konsep sistem yang digunakan dalam ilmu keperilakuan

ternyata digunakan pula oleh ilmu pengetahuan lain

dengan mengacu kepada suatu bentuk yang

menghubungkan satu bagian dengan bagian lain serta

bagian – bagian yang saling bergantung selanjutnya

baru dapat berbicara mengenai sistem matahari, sistem

biologi atau sistem sosial, pola teladan dari berbagai

bagian subsistem yang beroperasi dikenal sebagai

struktur sistem memasukkan struktur sosial yang

mengacu pada hubungan yang dipolakan antara

berbagai subsistem sosial dan individu

memungkinkanya berfungsi bagi masyarakat, organisasi

sosial atau kelompok sosial.

BUDAYA

Budaya merupakan satu titik pandang yang pada

saat bersamaan dijadikan jalan hidup oleh suatu

masyarakat, tidak terdapat masyarakat tanpa suatu

budaya dan budaya tidak ada diluar suatu masyarakat

jika demikian maka budaya atau jalan hidup meliputi

sistem kepercayaan umum yang sesuai dengan harapan

gaya perilaku atau pemikiran dan pengetahuan teknis

Serta menentukan cara melakukan sesuatu budaya

memengaruhi pola teladan perilaku manusia yang

19

Page 20: 2.makalah aspek keperilakuan

20

teratur karena budaya menggambarkan perilaku yang

sesuai untuk situasi tertentu Aspek budaya yang

terpenting adalah memastikan kehidupan manusia baik

secara fisik maupun secara sosial tidak seperti dengan

kehidupan makhluk lain yang semata – mata

bergantung pada bakat, manusia hidup terutama hanya

atas dasar apa yang mereka pelajari manusia adalah

makhluk yang memiliki budaya, Dengan demikian

akuntan perilaku harus menyadari akan gagasan untuk

budaya dalam beberapa peristiwa, budaya dipelajari

dari orang lain dan dibagikan kepada orang lain apa

yang kita ketahui dan bagaimana tindakan kita kadang

kala didasarkan pada penerimaan informasi dari orang

tua, panutan, guru, rekan sekerja, dan para penyedia

pekerjaan. Untuk memahami perilaku dalam suatu

aturan organisasi, seorang akuntan keperilakuan harus

menyadari gagasan mengenai budaya, dalam beberapa

peristiwa budaya organisasi dikenal sebagai suatu

lingkungan pekerjaan yang mewujudkan iklim organisasi

dalam budaya bisnis akan berlaku sistem etika bisnis

praktik bisnis, pengetahuan teknis dan perangkat keras

yang memengaruhi perilaku. Budaya telah didefinisikan

dengan berbagai cara namun sampai sekarang belum

dapat ditentukan definisinya secara pasti budaya

merupakan norma – norma dan nilai –nilai yang

mengarahkan perilaku anggota organisasi setiap

anggota akan berperilaku sesuai dengan budaya yang

berlaku agar diterima dilingkungan tersebut .

budaya dapat dipecah menjadi 3 faktor mendasar :

Struktural

Politis

emosional

faktor struktural ditentukan oleh ukuran – ukuran,

seperti umur dan sejarah perusahaan, tempat operasi,

serta lokasi geografis perusahaan dalam satu jenis

20

Page 21: 2.makalah aspek keperilakuan

21

industri. Faktor politis ditentukan oleh distribusi

kekuasaan dan cara pengambilan keputusan manajerial.

Sedangkan faktor emosional merupakan pemikiran

kolektif, kebiasaan, sikap, perasaan, dan pola pola

perilaku.

Menurut Hofstede ( 1980, 1991 ) ada empat dimensi

budaya nasional sebagai :

1. Jarak kekuasaan ( power distance )yaitu

sejauh mana orang percaya bahwa kekuasaan dan

status didistribusikan secara merata dan bagaimana

orang menerima distribusi kekuasaan yang tidak

merata tersebut cara yang tepat untuk

mengorganisasikan sistem sosial.

2. Penghindaran ketidakpastian ( uncertain

avoidance ) yaitu sejauh mana orang merasa terancam

dengan keadaan yang tidak tertentu atau tidak

diketahui.

3. Maskulinitas dan feminisitas ( masculinity

and femininity )

Maskulinitas adalah suatu situasi yang ditandai

dengan adanya nilai – nilai yang dominan dalam

masyarakat yang lebih menekankan dan mementingkan

uang,harta benda atau materi.

Feminisitas adalah suatu situasi yang menjelaskan

nilai – nilai yang dominan dalam masyarakat yang lebih

menekankan pada pentingnya hubungan antar –

manusia, kepedulian orang lain dan ketentraman hidup

4. Individualisme dan kolektivisme

( individualism and collectivism )

individualisme adalah situasi yang menjelaskan orang

orang dalam suatu masyarakat cenderung untuk

21

Page 22: 2.makalah aspek keperilakuan

22

memerhatikan dirinya sendiri dan keluarga dekatnya

saja

Kolektivisme adalah situasi yang menjelaskan orang

– orang dalam masyarakat yang cenderung untuk

merasa memiliki ikatan yang kuat dengan satu

kelompok cenderung memedulikan dan melindungi

anggotanya dan mengharapkan kesetiaan terhadap

kelompok tersebut.

KOMITMEN ORGANISASI

Komitmen organisasi merupakan tingkat sampai

sejauh mana seorang karyawan memihak pada suatu

organisasi tertentu dan tujuan – tujuannya serta berniat

untuk mempertahankan keanggotaannya dalam

organisasi itu komitmen organisasi juga merupakan nilai

personal yang kadang – kadang mengacu pada sikap

loyal pada perusahaan atau komitmen pada perusahaan

sering kali komitmen organisasional diartikan secara

individu dan berhubungan dengan keterlibatan orang

tersebut pada organisasi tersebut Robinson

mengemukakan bahwa komitmen karyawan pada

organisasi merupakan salah satu sikap yang

mencerminkan perasaan suka atau tidak suka seorang

karyawan terhadap organisasi tempat dia bekerja tiga

karakteristik yang berhubungan dengan komitmen

organisasi menurut cherrington ( 1996 ) adalah :

1) Keyakinan dan penerimaan yang kuat

terhadap nilai dan tujuan organisasi

2) Kemauan untuk sekuat tenaga melakukan

yang diperlukan untuk kepentingan organisasi

3) Keinginan yang kuat untuk menjaga

keanggotaan dalam organisasi.

22

Page 23: 2.makalah aspek keperilakuan

23

Spark dan shelby (1998) melalui sampel riset atas

para manajer pemasaran mengemukakan bahwa

komitmen organisasi mempunyai hubungan dengan

orientasi etika dan sensivitas etika. Hasil riset didukung

oleh riset lain yang dilakukan sebelumnya oleh beau

dan yamoor ( 1985 ) dengan unit analisis pada Dokter

gigi oleh Volker (1984) dengan profesi konsultan

manajemen dan oleh Shaub (1989) dengan profesi

akuntan publik

Meyer dan Allen (1991, 1997 ) mengemukakan tiga

komponen mengenai komitmen organisasi yang antara

lain adalah :

Komitmen aktif ( acffective commitment )

terjadi apabila karyawan ingin menjadi bagian dari

organisasi karena adanya ikatan emosional atau

psikologis terhadap organisasi .

Komitmen kontinu (continuance

commitment )

karena muncul apabila karyawan tetap bertahan

pada suatu organisasi karena membutuhkan gaji dan

keuntungan lain atau karena karyawan tersebut tidak

menemukan pekerjaan lain, dengan kata lain karyawan

tersebut tinggal diorganisasi itu karena dia

membutuhkan organisasi tersebut.

Komitmen normatif ( normative

commitment )

timbul dari nilai - nilai diri karyawan bertahan

menjadi anggota suatu organisasi karena memiliki

kesadaran bahwa komitment terhadap organisasi

merupakan hal yang memang seharusnya dilakukan jadi

karyawan tersebut tinggal diorganisasi itu karena dia

merasa berkewajiban untuk itu.

23

Page 24: 2.makalah aspek keperilakuan

24

Dari ketiga jenis komitmen tersebut komitmen

efektif adalah jenis yang paling diinginkan oleh

perusahaan karyawan yang memiliki loyalitas yaitu

karyawan yang mempunyai komitmen efektif akan

cenderung tetap ( bekerja dalam perusahaan ) mereka

akan merekomendasikan kepada orang lain bahwa

tempat kerjanya merupakan tempat yang bagus,

mereka akan dengan sukarela melakukan pekerjaan

tambahan untuk perusahaan dan memberikan saran –

saran bagi perbaikan serta kemajuan organisasi.

KONFLIK PERAN

Menurut Wolfe dan Snoke ( 1962) konflik peran

timbul karena adanya dua “perintah “ berbeda yang

diterima secara bersamaan dan pelaksaan atas salah

satu perintah saja akan mengakibatkan diabaikannya

perintah yang lain seorang profesional dalam

melaksanakan tugasnya terutama ketika menghadapi

suatu masalah tertentu sering menerima dua perintah

sekaligus perintah pertama berasal dari kode etik

profesi sedangkan perintah kedua berasal dari sistem

pengendalian yang berlaku diperusahaan apabila

seorang profesional bertindak sesuai dengan kode etik

maka ia akan maka ia akan merasa tidak berperan

sebagai karyawan perusahaan yang baik sebaliknya

apabila ia bertindak sesuai dengan prosedur yang

ditentukan oleh perusahaan maka ia akan merasa telah

bertindak secara tidak profesional kondisi seperti inilah

yang disebut dengan konflik peran yaitu suatu konflik

yang timbul karena mekanisme pengendalian birokratis

organisasi tidak sesuai dengan norma aturan etika dan

kemandirian profesional misalnya saja dalam lingkungan

kerja akuntan publik konflik peran berhubungan dengan

adanya dua rangkaian tuntutan bertentangan tanpa

pengetahuan mengenai struktur audit yang baku staf

akuntan mempunyai kecenderungan untuk mengalami

kesulitan dalam menjalankan tugasnya. Konflik peran

24

Page 25: 2.makalah aspek keperilakuan

25

merupakan suatu gejala psikologis yang dialami oleh

anggota organisasi yang bisa menimbulkan rasa tidak

nyaman dalam bekerja dan berpotensi untuk

menurunkan motivasi kerja konflik peran mempunyai

dampak yang negatif terhadap perilaku karyawan

seperti timbulnya ketegangan kerja, penurunan

komitmen pada organisasi dan penurunan kinerja

secara keseluruhan.

KONFLIK KEPENTINGAN

Mas’ud (2002) menjelaskan bahwa organisasi

diBarat dibangun berdasarkan prinsip depersonalisasi

yang merupakan salah satu prinsip birokrasi hal ini

kemudian diperkuat oleh praktik manajemen ilmiah

yang dipelopori oleh taylor sistem ciptaan taylor banyak

diterapkan dalam bisnis seperti perusahaan general

motors dimana jam kerja telah dibagi dalam periode

enam menit tugas tugas telah diberikan dengan hati –

hati sehingga para pekerja dinilai berdasarkan hasil

kerja selama enam menit tersebut selama proses yang

paling efisien berjalan masalah para pekerja yang

diabaikan dala pengambilan keputusan dianggap tidak

relevan. Disamping itu menurut prinsip manajemen

yang dikemukakan oleh henry (1914), yakni prinsip no.

6 kepentigan pribadi atau kelompok harus tunduk

kepada kepentingan organisasi secara keseluruhan

maka sudah sangat dipahami bila dalam praktik bisnis

demi kepentingan orang yang lebih banyak atau

organisasi manajemen harus memutuskan hubungan

kerja dengan seorang atau beberapa orang karyawan

walaupun karyawan tersebut mungkin telah selama

puluhan tahun ikut serta dalam mengembangkan dan

membesarkan perusahaan karena menganut

pandangan bahwa urusan pribadi harus dipisahkan dari

bisnis serta bahwa kepentingan perusahaan harus lebih

didahulukan daripada kepentingan pribadi maka banyak

eksekutif yang sukses dalam memimpin dan mengatur

25

Page 26: 2.makalah aspek keperilakuan

26

perusahaan tetapi gagal dalam memimpin dan

mengatur keluarga. Banyak bukti riset yang

menunjukkan bahwa konflik kepentingan pekerja dan

keluarga sangat merugikan karyawan dan perusahaan,

konflik kerja dan keluarga cenderung berpengaruh

negatif terhadap kinerja karyawan hasil – hasil riset

tersebut merekomendasikan perlunya manajemen

perusahaan untuk mengambil kebijakan yang

menginterpretasikan kepentingan pekerjaan dengan

kepentingan pribadi.

PEMBERDAYAAN KARYAWAN

Mas’ud ( 2002 ) menuliskan bahwa terdapat

beberapa faktor Yang mendorong organisasi dalam

melaksanakan pemberdayaan beberapa diantaranya

adalah :

Tuntutan pelanggan yang semakin tinggi terhadap

kualitas produk maupun layanan jaminan keamanan

Perlindungan konsumen Persaingan dalam efisiensi

dan inovasi produk

Penggunaan teknologi baru yang canggih

Peraturan pemerintah

Akan tetapi dalam praktik terdapat banyak

pengertian mengenai apa yang dimaksud

Pemberdayaan dan bagaimana cara untuk melakukan

pemberdayaan hal ini disebabkan oleh banyaknya

definisi atau pengertian yangdiberikan oleh para ahli

berbagai literatur namun terdapat kesamaan dalam hal

maksud dilakukannya pemberdayaan dalam organisasi

yaitu antara lain untuk :

a) Meningkatkan motivasi guna mengurangi

kesalahan Dan mendorong karyawan untuk

bertanggung jawab terhadap tindakannya.

26

Page 27: 2.makalah aspek keperilakuan

27

b) Meningkatkan dan mengembangkan

kreativitas dan inovasi

c) Mendorong peningkatan kualitas produk dan

jasa

d) Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan

mendekatkan karyawan terhadap pelanggan sehingga

karyawan dapat melayani dengan lebih baik

e) Meningkatkan kesetiaan pada saat yang

sama mengurangi tingkat kemangkiran

f) Mendorong kerja sama yang lebih baik

dengan sesama rekan kerja dalam meningkatkan

pengawasan dan produktivitas

g) Mengurangi tugas pengoawasan

(pengendalian) dari manajemen menengah dalam

pekerjaan operasional sehari – hari para manajer lebih

mempunyai waktu dan perhatian terhadap masalah

yang lebih besar.

h) Menyiapkan karyawan untuk berkembang

dan menghadapi perubahan suksesidan tuntutan

persaingan

i)Meningkatkan daya saing bisnis

Untuk melaksanakan pemberdayaan tersebut

biasanya organisasi kemudian menyusun dan

menentukan visi serta misi organisasi disamping itu

perusahaan melaksanakan pula perencanaan strategis

dan berbagai macam pelatihan berkaitan dengan

pemberdayaan seperti membangun kerja sama tim,

pemberdayaan kepemimpinan dan motivasi, kepekaan

emosional ditempat kerja peningkatan kualitas terus –

menerus, pelatihan keterampilan khusus yang berkaitan

dengan pekerjaan dan lain sebagainya.

27

Page 28: 2.makalah aspek keperilakuan

28

Bab. III PenutupKESIMPULAN :

Pada bagian ini telah didiskusikan mengenai ilmu

keperilakuan pada masa lalu para akuntan semata –

mata fokus pada pengukuran pendapatan dan biaya

yang berusaha untuk mempelajari pencapaian kinerja

perusahaan dimasa lalu dalam rangka memprediksikan

masa depan ilmu pengetahuankeperilakuan mempunyai

kaitan dengan penjelasan dan prediksi mengenai

keperilakuan manusia dan akuntansi keperilakuan

menghubungkan antara keperilakuan manusia dan

akuntansi. Sementara ilmu pengetahuan keperilakuan

merupakan bagian dari ilmu sosial akuntansi

keperilakuan merupakan bagian dari ilmu akuntansi dan

pengetahuan keperilakuan. Oleh karena itu ilmuwan

keperilakuan terlibat dalam riset terhadap aspek – aspek

teori motivasi,kepuasan sosial maupun bentuk sikap.

Para akuntan keperilakuan bagaimana pun juga akan

menerapkan unsur – unsur khusus dari riset atau teori

ini untuk menghasilkan hubungan dengan situasi yang

ada . akuntansi keperilakuan praktis diterapkan dengan

menggunakan riset ilmu keperilakuan untuk

menjelaskan dan memprediksi perilaku manusia,

akuntansi selalu menggunakan konsep,prinsip, dan

pendekatan dari disiplin ilmu lainnya untuk

meningkatkan kegunaannya sebagai contoh : akuntansi

meminjam dengan bebas dari ilmu

ekonomi,matematika,statistik dan informasi teknik.

28

Page 29: 2.makalah aspek keperilakuan

29

DAFTAR PUSTAKA

oAranya,dkk.1990 “Accounting information and the

outcome of collective bargaining: someexplanatory

evidance,” behavioral research in accounting, 2:31

oBamber,snowball dan tubbs,1989.

oCherrington,1994.” Organizational behavior,” edisi

kedua, oleh Allyn dan Bacon.

oHenry Fayol,1914 industrial and general

administration,paris:Dirrad.

oMas’ud, Fuad,2002.”40 Mitos manajemen sumber

daya manusia” , Universitas Diponegoro.

oRobinson ,1996

oRobins,Stephens,1996.perilaku organisasi,edisi

kedelapan, jilid 1

29

Page 30: 2.makalah aspek keperilakuan

30

30

Page 31: 2.makalah aspek keperilakuan

31

31

Page 32: 2.makalah aspek keperilakuan

32

32

Page 33: 2.makalah aspek keperilakuan

33

33

Page 34: 2.makalah aspek keperilakuan

34

34

Page 35: 2.makalah aspek keperilakuan

35

35

Page 36: 2.makalah aspek keperilakuan

36

36

Page 37: 2.makalah aspek keperilakuan

37

37