02 Abstrak Tugas Studio Kelompok III

4
Laporan Studio MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Kementerian Pekerjaan Umum Pembimbing xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Kelompok III Citra Mayasari NPM. 2012 83 1026 Dani Hardiansyah NPM. 2012 83 1004 Ilham Khalifa NPM. 2012 83 1031 Ilham Sipala NPM. 2012 83 1032 Kiagoos Egie Ismail NPM. 2012 83 1034

description

asd

Transcript of 02 Abstrak Tugas Studio Kelompok III

Studi Independen 2013 Unpar

Laporan Studio

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Kementerian Pekerjaan Umum

Pembimbingxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Kelompok IIICitra Mayasari NPM. 2012 83 1026Dani Hardiansyah NPM. 2012 83 1004Ilham Khalifa NPM. 2012 83 1031Ilham Sipala NPM. 2012 83 1032Kiagoos Egie Ismail NPM. 2012 83 1034

Universitas Katolik ParahyanganMagister Teknik SipilManajemen Proyek Konstruksi

LAPORAN STUDIO KELOMPOK III[Laporan I Kajian K3 Pembangunan Bangunan Gedung Ditjen Tata Ruang Kementerian Pekerjaan Umum I 2014]

Kelompok III | 2014

Abstrak

Topik:Manajemen Risiko Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Pembangunan Gedung Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum.

Abstrak:Menurut Data World Bank pada tahun 2012[footnoteRef:1], saat ini Indonesia termasuk dalam Negara berpenghasilan menengah dengan total Gross Domestic Product (GDP) sebesar 878.2 milyar USD pada tahun 2012 dari sebelumnya sebesar 706.6 milyar USD pada tahun 2010. Kenaikan pendapatan ini terjadi disebabkan oleh tumbuhnya investasi di Indonesia. Kinerja sektor bangunan juga turut tumbuh sejalan dengan peningkatan investasi dan konstruksi. Jakarta, sebagai ibukota negara Indonesia memiliki persentase sektor bangunan yang besar. sebagai ibu kota Negara, Jakarta, memiliki populasi sebesar 410 gedung pencakar langit dengan luasan mencapai 661 kilometer persegi yang artinya adalah bahwa lebih dari 30% wilayah Jakarta merupakan wilayah terbangun dan berada di peringkat 22 dari 100 kota di dunia. [1: www.blog.gbcindonesia.org]

Dalam hal pembangunan bangunan gedung negara tidak terlepas dari adanya pihak yang terlibat yang secara garis besar terdiri dari Pemilik (Owner), Perencana (Konsultan Perencana), Pelaksana Fisik (Kontraktor) dan Pengawas/Manajemen Konstruksi (Konsultan Pengawas/MK). Ketiga pihak ini bersinergi antara yang satu dengan yang lainnya dalam mewujudkan order dari pemilik kegiatan dalam hali ini adalah Kementerian PU. Dalam mewujudkan pelaksanaan yang baik tidak terlepas dari adanya metoda kerja yang baik sehingga produk akhir yang diharapkan pun akan dapat diwujudkan. Proses merupakan salah satu penentu dalam pencapaian hasil yang prima, dimana hal ini telah dikemukakan oleh............................................. bahwa saat ini orientasi sudah tidak hanya merujuk pada hasil akhir, akan tetapi proses pelaksanaan pun menjadi titik penentu tercapainya hasil yang prima.Kesalahan yang terjadi pada konstruksi bangunan dapat mengakibatkan penurunan kualitas dimana terjadi penurunan nilai fungsi bangunan sehingga tidak berfungsi optimal sesuai dengan apa yang direncanakan. Tulisan ini berupaya untuk mengkaji apakah resiko K3 yang mungkin terjadi pada pembangunan bangunan gedung Ditjen Penataan Ruang, Kementerian PU ini dalam upayanya untuk menghasilkan produk yang bermutu.

Keywords:Kesehatan, Keselamatan, Kerja, Pembangunan, Bangunan, Gedung.