01 Laser
-
Upload
amiy-amirah -
Category
Documents
-
view
177 -
download
1
description
Transcript of 01 Laser
PENDAHULUAN
Dalam bidang penyakit kulit, laser berkembang menjadi bedah laser dan laser kosmetik.
Kata “LASER” yang merupakan singkatan dari Light Amplification by Stimulated Emission of
Radiation pertama sekali digunakan oleh Gould pada tahun 1959 dalam kuliahnya yang berjudul
‘The LASER, Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation’. Laser ruby, 694 nm
adalah laser fungsional yang pertama oleh Maiman pada tahun 1960. Aplikasi klinik dari laser
tersebut diperjelaskan oleh Goldman 3 tahun berikutnya di dalam kertas dermatologi. Teori
fototermolisis diperkenalkan oleh Anderson dan Parrish pada tahun 1983 dan semenjak itu
teknologi laser dipakai secara meluas yaitu ada untuk mengobati penyakit kulit ataupun dalam
bedah kosmetik. Selain itu juga, laser turut digunakan dalam berbagai disiplin ilmu kedokteran
dan bidang-bidang di luar kedokteran. Di bidang kedokteran, selain penyakit kulit juga dipakai
dalam bidang penyakit mata, THT, urologi, gigi-mulut, bedah, saraf, kebidanan, dan lain-lain. Di
bidang lain, laser dipakai dalam industri, fotografi, kemiliteran, komunikasi, dan hampir semua
bidang teknologi.1,2
Kemajuan dalam ilmu laser telah membuat para ahli dermatologi mempunyai lebih
banyak cara dan pilihan untuk meningkatkan mutu terapi. Laser digunakan secara luas dalam
bidang dermatologi terutama dalam menangani kasus acne vulgaris, pseudofolikulitis barbae lesi
vascular dan pigmentasi, pencabutan rambut, tato dan parut. Untuk tujuan diagnostik, laser
digunakan dengan teknik laser-capture microdissection dimana teknik ini dapat mendeteksi agen
infeksius lebih cepat berbanding prosedur biasa berdasarkan teknik polymerase chain reaction
(PCR).3
EPIDEMIOLOGI
LASER (singkatan dari bahasa Inggris: Light Amplification by Stimulated Emission of
Radiation) , Laser memperkuat cahaya. Laser dapat mengambil berkas cahaya yang lemah dan
membuatnya menjadi berkas yang kuat. Beberapa laser menghasilkan berkas yang sangat kuat
1
sehingga dapat membakar lubang kecil di dalam selembar besi dalam waktu kurang dari satu
detik. 2
Sinar laser terbuat dari cahaya yang semuanya terdiri dari panjang gelombang yang sama.
Berkas cahaya dalam cahaya biasa mengalir ke arah yang berbeda. Sinar laser bergerak dalam
arah yang sama persis. Sinar laser tidak menyebar dan tidak melemah.2,3
Pada awal perkembangannya, orang tidak menyebut dengan nama laser. Para ahli masa
itu menyebutnya sebagai MASER (Microwave Amplification by the Stimulated Emission of
Radiation. Dan orang yang disebut-sebut pertama kali mengungkapkan keberadaan maser adalah
Albert Einstein antara tahun 1916 - 1917. Ilmuwan yang terkenal eksentrik ini juga yang pertama
kali berpendapat bahwa cahaya atau sinar bukan hanya terdiri dari gelombang elektromagnetik,
tapi juga bermuatan partikel dan energi. Dan dikenal lah apa yang disebut sebagai radiasi. Tapi
maser dari Einsten ini baru sebatas teori. Teknologi pada dekade kedua abad 20 belum mampu
mewujudkannya. Disamping itu, banyak ilmuwan yang menganggap teori dari Eisntein itu
sebagai teori yang kontroversial.2,3
Pada tahun-tahun berikutnya, pada perang dunia kedua, maser lebih banyak digunakan
untuk kepentingan militer, yaitu untuk pengembangan radar. Hingga akhirnya Charles H.
Townes, James Gordon, dan Herbert Zeiger, berhasil membuat maser dengan menggunakan gas
2
Amoniak. Dan inilah maser yang pertama kali dibuat orang. Keberhasilan itu dipublikasikan
pada tahun 1954. Itu merupakan maser dengan satu tingkat energi. Selanjutnya ide emisi dua
tingkat untuk mempertahankan inversi pada maser telah dikembangkan oleh dua orang ilmuwan
Sovyet, Nikolai Basov dan Alexander Prokhorov. Karena sumbangannya yang sangat penting ini
dalam pengembangan maser, Charles H. Townes, Nikolai Basov, dan Alexander Prokhorov
berbagi hadiah Nobel bidang Fisika pada tahun 1964.2,3
Sebelumnya, bersama Arthur Schawlow telah meneliti kemungkinan pembuatan maser
optik (yang kemudian berkembang menjadi laser) dan sinar infra merah. Rincian penelitian itu
diterbitkan pada bulan Desember 1958. Namun mereka berdua masih menemui kesulitan dan
pembuatan laser (maser optik). Hingga akhirnya sebelum memasuki tahun 1960 Theodore
Maiman bisa mewujudkan kerja sinar laser. Maiman menggunakan silinder batu Ruby untuk
memicu timbulnya laser hingga laser buatannya dikenal sebagai Ruby Laser. Tapi Ruby Laser
hanya mampu bekerja pada energi tingkat ketiga. Setelah memasuki tahun 1960, Peter Sorokin
dan Mirek Stevenson mulai mengembangkan laser tingkat keempat yang pertama. Tapi itu pun
masih sebatas teori dan tujuan untuk merealisasikannya masih belum tercapai. Namun demikian
sejak saat itu lah era laser dimulai.2,3
Sekilas bahwa Theodore Maiman dianggap sebagai orang yang pertama kali berhasil
membuat laser (bukan maser). Tapi sebenarnya ada orang lain yang telah mendahuluinya yaitu
Gordon Gould. Pada tahun 1958, Gordon Gould kabarnya telah berhasil membuat maser optik
(laser) bahkan dia juga yang dianggap sebagai orang yang pertama kali menggunakan istilah
Laser (Light Amplification by the Stimulated Emission of Radiation). Tapi Gordon gagal
mendaftarkan paten laser-nya pada tahun 1959. Hingga pada tahun 1977 Gordon memenangkan
paten tersebut. Butuh waktu 8 tahun untuk mendapatkan pengakuan itu.2,3
Perkembangan yang cukup penting terjadi pada tahun 1962 ketika seorang ilmuwan yang
bekerja pada perusahaan General Electric, Robert Hall, menemukan laser semikonduktor
berukuran mini dengan biaya murah. Biasanya mesin atau peralatan pemroduksi sinar laser
berukuran besar. Laser buatan Rober Hall inilah yang hingga kini digunakan pada perangkat vcd
dan dvd player, printer laser, pembaca kode bar, drive pada CPU, sistem komunikasi yang
menggunakan serat optik, dan sebagainya.3
Sebuah penemuan yang revolusioner dibuat pada tahun 1970 ketika Charles Kao dan
George Hockham berhasil membuat apa yang sekarang disebut serat optik (fiberglass). Mereka
3
berdua memang tidak membuat laser, tapi penemuannya sangat penting dalam penggunaan
aplikasi laser. Dan seperti kita tahu, serat optik banyak digunakan dalam bidang komunikasi.
Bidang inilah yang memang dianggap sebagai pengguna terbesar aplikasi laser. Laser dan serat
optik memang dua penemuan yang sangat saling mendukung.3
Dalam bidang kedokteran dan kesehatan, sinar laser digunakan antara lain untuk
mendiagnosis penyakit, pengobatan penyakit, dan perbaikan suatu cacat serta pembedahan. Pada
bidang industri, sinar laser bermanfaat untuk pengelasan, pemotongan lempeng baja, serta untuk
pengeboran. Pada bidang astronomi, sinar laser berdaya tinggi dapat digunakan untuk mengukur
jarak Bumi Bulan dengan teliti. Dala bidang fotografi, laser mampu menghasilkan bayangan tiga
dimensi dari suatu benda, disebut holografi. Dalam bidang elektronika, laser solid state
berukuran kecil digunakan dalam system penyimpanan memori optik dalam computer. Dalam
bidang komunikasi, laser berfungsi untuk memperkuat cahaya sehingga dapat menyalurkan suara
dan sinyal gambar melalui serat optik.3
KARAKTERISTIK LASER
Sinar laser merupakan sinar yang unik. Ada 4 sifat utama sinar laser yang menonjol yang
membuktikan keunikannya :2
1. Monokromatik, yaitu mempunyai satu macam panjang gelombang bergantung pada
medium yang digunakan.
2. Kolimasi, yaitu sinar laser berjalan dengan arah yang sinkron, sejajar (pararel), tidak
terbias.
3. Koheren, yaitu gelombang elektromagnetik memiliki bentuk dan fase yang sama.
4. Sinar laser tampak terang sekali (bright) karena emisi tinggi.
Sinar laser berbeda dengan sinar lampu biasa, karena lampu biasa arahnya menyebar ke
segala jurusan, warna putih sebab terdiri atas spectrum berbagai panjang gelombang.
Sinar tersebut arahnya tertentu dan mempunyai warna tunggal (monokromatik) karena
mempunyai satu panjang gelombang. Keunikan, bersifat monokromatik yakni energi
laser hanya diserap oleh kromofor spesifik organ target.2
CARA KERJA LASER DI JARINGAN
Dasar dari laser adalah terdiri dari tiga komponen utama yaitu :2
4
(1) medium aktif
(2) kaviti optic atau resonator ( ruang gema optic )
(3) sumber energi atau pompa.
Medium aktif laser dapat berupa berbagai macam seperti media padat, cair atau gas. Medium
aktif yang berbeda akan memancarkan energi dan panjang gelombang yang berbeda. Namun,
semua jenis laser bekerja atas prinsip dasar yang sama. Resonator ini merupakan tempat
amplifikasi cahaya dan serta tempat untuk menyeleksi foton agar berjalan pada arah yang
dikehendaki. Sumber energi dapat berupa listrik, mekanik, atau kimiawi.2
Interaksi sinar laser dengan jaringan
Untuk memahami bagaimana memilih laser yang ideal dari segudang perangkat yang
tersedia saat ini untuk pengobatan kondisi kulit penting untuk pertama memahami bagaimana
cahaya menghasilkan efekbiologis dalam interaksi dengan kulit. Agar energi laser menghasilkan
efek apapun dikulit pertama kali harus diserap. Penyerapan adalah transformasi energi
radiasi(cahaya) ke bentuk energi yang berbeda (biasanya panas) oleh interaksi tertentu dengan
jaringan. Jika cahaya direfleksikan dari permukaan kulit atau ditransmisikan tanpa adanya
penyerapan, maka tidak akan ada efek biologis. Jika cahaya diserap secara tidak tepat oleh
sasaran atau kromofor di kulit maka efeknya juga akan tidak tepat.Hanya ketika cahaya diserap
secara tepat oleh komponen tertentu dari kulit yang akan ada efek. Sementara ini mungkin
terlihat sulit untuk secara akurat mengantisipasi, pada kenyataannya,hanya ada tiga komponen
utama kulit yang menyerap sinar laser: melanin, hemoglobin, dan cairan intraseluler atau
ekstraseluler. Produsen laser mengambil informasi ini dan merancang perangkat teknologi saat
ini yang menghasilkan cahaya yang bermacam warna atau panjang gelombang yang tepat untuk
secara tepat diserap oleh salah satu komponen kulit. Hal ini meminimalkan cedera atas kulit
normal sekitarnya.2,4
Laser sejak tahun 1960 merupakan alat yang selalu dan perlu dipakai pada berbagai kelainan
kulit. Terdapat sekian banyak sistem laser kedokteran pada saat ini, tetapi semuanya berdasarkan
pada selective photo-thermolysis (SPTL) yaitu fototermolisis selektif yang berarti memakai
energi laser yang tepat, untuk secara selektif mengobati atau merusak khusus jaringan saja dan
tidak merusak jaringan yang lain di sekelilingnya.2,4
5
Gambar 1. Interaksi laser dengan jaringan1
JENIS-JENIS LASER
Panjang gelombang sesuatu jenis laser terbentuk berdasarkan medium aktif tersendiri.
Medium aktif bisa terdiri dari medium gas untuk laser argon atau karbon dioksida, cairan seperti
pada dye dan solid pada jenis laser rubi dan yttrium-aluminium-garnet-crystal.2
Sistem laser yang beredar pada saat ini antara lain :2
Laser Ruby (panjang gelombang 684 nm).
Merupakan laser pertama yang dibuat pada tahun 1960 oleh T.H. Maiman. Laser Ruby
diabsorpsi oleh pigmen biru dan hitam oleh melanin di kulit dan rambut.
Laser argon (panjang gelombang 488 dan 514 nm).
Sinar ini akan diabsorpsi bila menyentuh kelainan kulit yang berpigmen dan
mengeluarkan energi yang berupa panas sehingga mengevaporasi pigmen tersebut. Laser
argon berkemampuan secara selektif menghilangkan pigmen yang berada dalam kulit.
Indikasinya adalah untuk telangiektasis, akne rosacea, granuloma piogenikum, keratosis
senilis, nevus pigmentosus, xantoma, lentigo, giant hairy nevus, tato dan lain-lain.
Laser CO2 (panjang gelombang 10.600 nm).
Diabsorpsi sempurna oleh cairan dan benda padat. Laser CO2 berfungsi selain
menghancurkan sel dapat pula memotong kulit dan jaringan disebut sebagai “pisau
sinar”. Perdarahan umumnya sedikit oleh karena terjadi koagulasi sel-sel darah merah
6
dan penutupan kapiler-kapiler yang terpotong. Banyak dipakai oleh bagian bedah, THT,
bedah saraf, ginekologi, pediatri, dan bedah mulut. Di bagian kulit dipakai untuk lesi
kulit jinak seperti veruka, nevus, keratosis, laser kosmetik untuk resurfacing kerutan-
kerutan di kulit.
Laser Nd Yag (panjang gelombang 1064 nm).
Sebagai medium laser digunakan kristal yttrium, alumunium-garnet. Di samping itu
dipakai elemen Nd=neodymium atau erbium yang disebut ErYaglaser. Dipakai untuk tato
hitam dan menghilangkan rambut (hair removal).
Laser PDL = Pulse Dye Laser (panjang gelombang 577-585).
Sebagai medium laser dipakai zat warna rodamin. Dipakai terutama pada lesi vaskuler
seperti spider vein, PWS dan lain-lain.
Laser IPL = Intense Pulsed Laser (Panjang gelombang 515 – 1200 nm).
Laser ini unik, kemampuannya menggunakan filter yang menghapus panjang gelombang
yang rendah, sehingga dapat mempertinggi selektifitas laser jenis ini
Laser copper vapor/ copper bromide (panjang gelombang 578 dan 511 nm).
Laser ini efektif untuk menghilangkan lesi vascular dan hiperpigmentasi. Namun, oleh
karena masalah teknikal, size alat, realibilitas dan biaya penyelenggaraannya, laser ini
telah diganti dengan jenis laser yang lain.
KTP (potassium titanyl phosphate) laser (panjang gelombangnya 532 nm).
Laser KTP menghasilkan cahaya hijau yang visible. Oleh karena panjang gelombang ini
sesuai untuk diabsorpsi oleh melanin dan hemoglobin, KTP boleh digunakan untuk terapi
lesi vascular dan juga lesi pigmentasi yang superfisial. Laser KTP sebenarnya adalah
bagian laser Nd; YAG yang biasa menghasilkan panjang gelombang 1064nm.
Laser diod (panjang gelombang 810-830 nm).
7
Laser diod tidak dapat diserap dengan baik oleh air tetapi dapat diserap oleh hemoglobin
secara selektif. Laser diod dengan insensitas yang tinggi dapat mempenetrasi jaringan
dengan lebih dalam berbanding laser argon dan akan menyebabkan perubahan dalam
pigmentasi dan tekstur pada area kulit yang diterapi.
Erbium:yttrium-aluminium-garnet laser (panjang gelombangnya ialah 2940 nm).
Laser jenis ini memancarkan sinar near-infrared. Laser ini mampu diserap oleh air 16 kali
lebih dari laser lain dengan menghasilkan efek ekplosif yang lebih tinggi berbanding laser
CO2. Laser Er:YAG dapat mengablasi jaringan dengan kesan kerusakan termal
disekitarnya yang lebih sedikit. 1
Laser Q-switched alexandrite (755 nm).
Laser jenis ini memancarkan sinar merah pada panjang gelombang yang intermediate.
Oleh itu, laser jenis ini dapat mempenetrasi kulit dengan agak dalam dengan penyerapan
yang hampir sempurna.5
Di samping jenis-jenis laser yang disebut di atas terdapat bermacam-macam jenis lain, misalnya
laser KTP = Potassium-Titanyl-Phosphate, laser Excumer, Ho yag laser untuk litotripsi dan
prostat, laser Alexandrite, laser Copper-Vapor (CVL) dan laser diode.
Gambar 2. Panjang gelombang laser1
INDIKASI PENGGUNAAN LASER
8
1. Lesi Vaskular
Penyakit lesi vaskuler baik yang superficial dan profunda dapat diterapi dengan laser,
kemudian mekanisme fototermolisis di gunakan untuk mencapai target kromofor pada
oksihemoglobin dan hemoglobin dimana target utamnya adalah endothelium dan dinding
pembuluh darah. Ahli bedah kulit harus mengerti dengan sebaiknya mengenai perbedaan
panjang gelombang, durasi pulse dan ukuran pembuluh darah yang menjadi target.1,6,7
Laser yang digunakan ini tidak begitu diserap oleh hemoglobin atau melanin dan gelombang
yang dikeluarkan secara terus-terusan menyebabkan jaringan sekitar mengalami kerusakan
termal. Contoh laser tersebut ialah laser Argon dengan panjang gelombang488 dan 524 nm.
Laser copper vapor atau copper bromide tidak lagi digunakan dan diganti dengan jenis laser
lain untuk lesi vascular karena masalah teknikal, ukuran alat, realibilitas dan biaya
penyelenggaraan. untuk menghilangkan lesi pada wajah karena mempunyai daya penetrasi
yang tertentu, lesi seperti port eine stains, telangiektasis, rasasea dan hemangioma, dapat
digunakan laser pulse dye (577 nm) dan laser KTP (532 nm).
Sedangkan Jenis laser yang dapat mempenetrasi jaringan dengan lebih dalam dan juga dapat
menghilangkan hemangioma di kepala dan leher adalah laser diod dengan panjang
gelombang 810-830 nm. Manakalah untuk menghilangkan malformasi vena yang besar, vena
reticular yang bewarna biru dan spider nevi di ekstremitas bawah, dapat digunakan laser long
pulsed infrared. Antara jenis laser yang termasuk laser jenis ini adalah alexandrite (755nm),
diode (800nm,940nm) dan neodymiumytrium-aluminium-garnet (Nd:YAG; 1064 nm).1,6,7
2. Lesi pigmentasi
Laser Q-switched dapat menghasilkan energi yang tinggi dan durasi pulse dalam nanodetik
dan dengan itu, laser ini dapat merusakkan lesi target dengan lebih tepat tanpa merusakkan
jaringan sekitarnya. Antara jenis laser yang termasuk dalam laser Q-switched adalah seperti
yang terdapat dalam tabel 1. Nd:Yag merupakan jenis laser dengan panjang gelombang yang
paling panjang dan dapat mempenetrasi kulit lebih dalam, yang letaknya lebih profunda atau
lebih tebal.1
Tabel 1. Laser Q-Switched1
9
Pigmentasi di lapisan epidermis
Laser digunakan untuk menghilangkann lentigin solar Makula Café-au-lait dan nevus
Becker’s dapat digunakan dengan laser Q-switched dan juga beberapa sindroma seperti
Peutz-Jeghers (laser Q-S). Sedang akibat pajanan sinar matahari, termasuklah kelainan
vascular dan kelainan pigmentasi,(laser IPL).tapi hasil tidak memuaskan1
Pigmentasi di lapisan dermal
Melanosit pada lapisan dermal yang dapat digunakan dengan laser Q-switched. Melasma
yg sampai dermis adalah hipermelanosis yang didapat biasanya akibat pajanan sinar
matahari, kehamilan dan pil KB. Setelah terapi konvensional dilakukan baru terapi laser
ini.1,6
Tabel 2. Jenis laser dan efikasi pada lesi pigmentasi7
10
3. Menghilangkan tato
Untuk menghilangkan tato, sekurangnya memerlukan 6-12 kali perawatan laser. Banyak
tinta tato (khususnya hijau, kuning, oranye dan putih) resisten terhadap laser. Namun, tato
dari pembuat tato amatur yang menggunakan tinta karbon (tinta india atau grafit)
memberikan respon dengan terapi laser. Sebelum adanya laser, cara yang digunakan untuk
menghilangkan tato, adalah dengan eksisi, dermabrasion, cryosurgery dan laser ablative.2,8
Walaupun cara ini dapat menghilangkan tinta dengan baik, namun sering muncul jaringan
parut. Energi tinggi dengan pulse yang pendek yang dihantarkan akan menyebabkan tinta
tato mengalami fragmentasi yang kemudian akan dieliminasi oleh tubuh dengan cara
difagosit oleh makrofag dan system limfatik. Terapi yang diperlukan tidak hanya sekali dan
tergantung kepada jumlah tinta yang digunakan, ukuran tato,lokasi dan warna tato. Pemilihan
jenis laser yang akan digunakan tergantung pada warna tato yang menjadi target.1,6,8
Terkini, laser Q-switched merupakan terapi laser lini pertama untuk menghilangkan tato.
Tabel.2 menunjukkan indikasi penggunaan laser berdasarkan jenis tinta laser yang
digunakan.1
11
Tabel. 3. Warna tato dan pigmen serta jenis laser yang digunakan.1
4. Pencabutan rambut
Laser dapat digunakan untuk menghilangkan rambut secara permanen. Melanin yang
terdapat didalam folikel rambut (kromofor endogen ) menjadi target utama bagi laser jenis
ini, dapat digunakan laser rubi, laser alexandrite, laser diod, laser Q-Switched Nd:YAG, long
pulse Nd:YAG dan laser kombinasi, sedangkan target kromofor eksogen (suspense karbon,
fotosenitizer, pewarna eksogen), laser yang digunakan adalah lase carbon suspension Q-
Switched Nd:YAG. Durasi penyinaran yang lama diperlukan untuk mengeluarkan panas
yang mencukupi untuk merusakkan stem sel bulbar. Pasien dengan rambut hitam
memberikan hasil terapi yang lebih baik berbanding dengan pasien yang mempunyai rambut
pirang atau blonde. Untuk mempertahankan target, pasien tidak boleh waxing, elektrolisis
atau mencabut bulu sebelum melakukan terapi. Hanya rambut yang sedang dalam fase
anagen yang akan dirusakkan secara permanen.Selain menghilangkan rambut, laser ini juga
dapat menyembuhkan papul/pustul dengan pseudofolikulitis barbae dan folikulitis
decalvans.1,6
5. Memperbaiki kulit (Rejunevation)
12
Laser karbo dioksida memancarkan sinar infrared dengan panjang gelombang 10600nm, juga
dapat digunakan sebagai gelombang yang kontinous. Secara acak, air akan menyerap energy
dari laser dan berubah menjadi uap. Seterusnya menghasilkan jaringan ablative dan
mengalami kerusakan thermal. Kerusakan termal akan akan menyebabkan perubahan pada
kolagen dan seterusnya akan menegangkan kulit dan laser ini memberikan perubahan yang
signifikan dalam menghilangkan kerutan, skar dan pencerahan pada kulit, selain itu dapat
untuk merawat kulit yang mengalami masalah akne scar dan fotoaging. Selain itu, laser CO2
juga dapat digunakan untuk keloid, lesi premalignant dan malignan seperti aktinik keilitis
dan basal superfisial dan skuamos sel.10
KOMPLIKASI PENGGUNAAN LASER
Komplikasi pada epidermis
Hiperpigmentasi
Masalah ini lebih umum pada pasien dengan jenis kulit lebih gelap.Pasien dengan kulit
cokelat muda juga lebih beresiko. Hiperpigmentasi hampir selalu merupakan efek
sementara yang respon terhadap terapi topikal dan terapi pemutihan dan membaik dari
waktu ke waktu. Hiperpigmentasi relatif umum terjadi setelah ablative resurfacing
(terutama Laser CO2), yang berlangsung rata-rata 3-4 bulan. Resiko hiperpigmentasi pada
penggunaan laser untuk hair removal berkaitan dengan jenis-jenis kulit, kehadiran kulit
cokelat, dan pigmen intrinsik mendefinisikan jenis kulit pasien. Menariknya, meskipun
sistem pendingin kriogen spray membatasi hiperpigmentasi akibat pemanasan epidermis,
aplikasi berlebihan pendinginan itu sendiri dapat menyebabkan kerusakan epidermal dan
hiperpigmentasi.11.
2. Hipopigmentasi
Hipopigmentasi pasca laser mungkin terjadi, terutama setelah penggunaan laser dengan
melanin sebagai target, atau pigmen khusus iradiasi laser. sangat sering terjadi dalam
tato,lesi berpigmen, atau hair removal yang diobati dengan Q-switched ruby,
Alexandrite, dan Nd: YAG. hipopigmentasi lebih sering terjadi pada pasien dengan jenis
kulit lebih gelap. Seperti hiperpigmentasi, komplikasi ini sering sementara, meskipun
hipopigmentasi permanen bisa terjadi. Delayed permanent hypopigmentation telah
13
diakui sebagai komplikasi khusus untuk laser resurfacing ablatif laser CO2 skin
resurfacing.11.
3. Melepuh (blister) pasca operasi
Terbentuknya blister adalah karena kerusakan termal epidermis dan, kadang-kadang,
dapat diproduksi oleh hampir semua sistem laser. Hal ini paling sering terjadi pada Q-
switched iradiasi laser untuk menghilangkan tato. penggunaan laser yang berlebihan atau
karena penyerapan energi laser menyebabkan peningkatan dari kromofor epidermal
(misalnya, melanin pada kulit tan).
Penggunaan pendinginan jaringan menggunakan kriogen semprot berfungsi untuk
melindungi epidermis dari kerusakan termal berlebihan selama iradiasi laser. 11.
4. Krusta pasca operasi
Efek yang tidak diinginkan ini juga disebabkan oleh laser yang mengakibat kerusakan
epidermis. Krusta biasanya terjadi pada Q-switched laser yang digunakan untuk
menghilangkan tato tetapi dapat diamati setelah pengobatan dengan laser lain juga. Tanpa
perawatan pasca operasi yang sesuai, pengerasan kulit tidak bisa dihindari setelah
prosedur laser resurfacing kulit.11
5. Milia
Milia sering terjadi sebagai peristiwa normal yang telah menjalani terapi laser karbon
dioksida atau erbium laser resurfacing.10
Komplikasi pada dermis
Purpura
Purpura sering didapatkan pada pasien setelah dilakukan pulsed-dye laser. Saat itu hampir
tak dapat dihindari dengan generasi pertama 585-nm pulsed-dyelaser. Purpura bersifat
sementara berlangsung 7-14 hari. Insiden telah dikurangi dengan pengembangan pulsed-
dye laser dengan memperpanjang pulse duration, yang memungkinkan pemanasan dari
pembuluh darah kulit lebih lambat. Pengguna sistem ini dapat memilih pengaturan yang
meminimalkan atau menghilangkan purpura.11.
Jaringan parut (Scar)
Komplikasi permanen ini mungkin yang paling ditakuti dari komplikasi laser. Akhir-
akhir ini resiko jaringan parut (scar) pada pulsed dan Q-switched laser yang
14
menggunakan prinsip-prinsip photothermolysis selektif jauh lebih sedikit, tetapi jaringan
parut masih mungkin didapatkan pada pemakaian perangkat apapun. Apakah atrofi atau
hipertrofi, jaringan parut selalu diakibatkan karena kerusakan berlebihan pada kolagen di
dermis.11
Secara umum, risiko jaringan parut lebih rendah dengan penggunaan pigmen khusus
laser, pulse vascular laser, sistem laser nonablative, dan pulse hair removallaser sistem.
Laser resurfacing kulit (baik karbon dioksida dan erbium) memiliki risiko tertinggi
menyebabkan jaringan parut karena akan merusak jaringan dermal seperti peningkatan
risiko infeksi pada deepitelisasi kulit. Faktor-faktor seperti jumlah energi yang lewat dan
energi yang digunakan dapat mempengaruhi risiko jaringan parut, sementara teknologi
yang menggunakan sistem pendinginan bekerja untuk meminimalkan risiko ini.11
Penyembuhan luka yang lambat
Meskipun jarang terjadi. sebagai komplikasi khusus untuk laser karbon dioksida atau
erbium laser resurfacing kulit. Setelah infeksi kulit dan kondisi sistemik lain (misalnya,
lupus eritematosa, ikat-jaringan penyakit) sudah dihilangkan sebagai faktor penyebab
potensial dari respon penyembuhan luka yang buruk, paling baik dikelola dengan
manajemen luka konservatif. -Jaringan fibrosis dan jaringan parut adalah gejala sisa
yang umum dari respon penyembuhan luka tertunda.11
Infeksi pada luka
Infeksi pada luka adalah yang paling sering terjadi setelah skin resurfacing laser. Infeksi
bakteri oleh stafilokokus atau spesies pseudomonas dan telah terbukti muncul lebih
sering pada pasien yang telah menggunakan perban luka dalam waktu lama setelah
operasi.
Virus
Herpes simplex virus dapat aktif kembali pada pasien selama reepitelisasi setelah
perawatan laser kulit, terutama hair removal dan resurfacing. Profilaksis antiherpes
dengan demikian direkomendasikan untuk semua perioral atau prosedur laser resurfacing
seluruh wajah.. Demikian pula, infeksi kandida dapat terjadi.11
Noda hitam
Pertama kali tercatat pada iradiasi kosmetik (eyeliner, lipliner, browliner) tato dengan Q-
switched ruby laser, fenomena ini juga telah dilaporkan pada pemakaian Q-switched
15
Nd:YAG, Q-switched Alexandrite, dan 510-nm pulsed dye laser. Noda hitam ini
disebabkan oleh konversi laser-induced ferri oksida ke ferro oksida dalam tinta tato
kosmetik, menghasilkan pigmentasi hitam tidak larut di dalam kulit.11
Reaksi alergi
Reaksi alergi ( termasuk anafilaksis ) telah dilaporkan pada penggunaan Q-switched laser
tato dan diduga disebabkan perubahan antigenisitas dari pigmen tato oleh laser.5,11
Eritema postoperatif
Beberapa derajat eritema berlangsung kurang dari 24 jam dan muncul pada hampir semua
prosedur laser. Eritema yang lebih lama dapat terjadi sebagai efek samping yang tidak
diinginkan tetapi juga sementara pada hampir semua pasien yang diobati dengan laser
non ablative. Eritema lebih lama didapatkan pada semua pasien setelah resurfacing kulit
laser ablatif. Durasi (dari hari sampai beberapa bulan) tergantung pada kedalaman dan
tingkat kedalaman melukai kulit. Erbium laser biasanya menghasilkan eritema pasca
operasi kurang dari laser karbon dioksida.11
Dermatitis kontak postoperatif karena obat-obatan topikal
Dermatitis kontak alergi atau dermatitis kontak iritan dapat terjadi setelah semua jenis
prosedur laser, umumnya pada antibiotik topikal. Karena kesulitan dalam membedakan
dermatitis kontak dari infeksi pada pasien yang telah melakukan laser resurfacing, banyak
praktisi menghindari penggunaan antibiotik topikal pada pasien tersebut.
TERAPI KOMPLIKASI PENGGUNAAN LASER
Prolonged erythema
Intensitas dan durasi eryhtema pasca penggunaan fractional laser bisa dikurangkan dengan
penggunaan LED array dengan panjang gelombang 590 nm. Selain itu, pemberian asam ascorbic
topikal juga dapat dipertimbangkan oleh karena sifat anti inflamasi yang dimilikinya.12
Infeksi
Untuk meminimalkan risiko infeksi HSV adalah pemberian antiviral profilaksis pada pasien
dengan riwayat HSV facial. Antiviral diberikan satu hari sebelum terapi laser dilakukan dan bisa
diteruskan sehingga 5-7 hari. Fractional skin resurfacing juga tidak bisa dilakukan pada pasien
16
yang sedang menderita infeksi HSV aktif. Dalam kasus herpetic outbreak tetap terjadi walaupun
antiviral profilaksis telah diberikan, optimisasi dosis atau pemberian antiviralyang lain mungkin
diperlukan.12
Nyeri yang semakin bertambah,erythema focal yang intens dan erosi beserta krusta bisa
mengarah ke arah kemungkinan adanya bacterial suprainfection yang biasanya muncul 1-3 hari
pasca terapi. Kultur luka dan antibiotika broad spectrum harus diberikan dan selepas itu
disesuaikan berdasarkan hasil kultur. Candidiasis kulit jarang terjadi pasca terapi laser. Jika
terjadi harus ditangani dengan pemberian obat anti jamur untuk mencegah parut.12
Acne dan milia
Pada kasus acne yang sedang hingga berat, ditangani dengan pemberian tetracycline jangka
pendek. Penggunaan pelembab yang bersifat oklusif dihindari dan ditukar dengan yang bersifat
non comedogenic. Untuk milia dapet dengan ekstraksi manual (kecil) dan glokolic acid12
Perubahan warna pigmen
Untuk meminimalkan risiko PIH (post inflammatory hyperpigmentation), pasien harus
menghindari sinar matahari sekurang - kurangnya 2 minggu sebelum dan selepas terapi.
Walaupun bisa hilang dengan sendiri, pemberian peluntur (bleaching) topikal,peeling agent yang
ringan dan suncreen bisa mempercepat penyembuhan.12
Scarring
Penangan awal pada hypertrophic scarring selalunya melibatkan pemberian kortikosteroid
topikal atau produk silikon gel,injeksi kortikosteroid intalesi dan pulsed dye laser therapy.12
Pembentukan Ectropion
Deteksi intra operasi terhadap kontraksi kolagen yang berlebihan dan penggunaan setting tenaga
laser berdensitas rendah bisa membantu meminimalkan pembentukan.12
Keracunan anestesia
17
Dianjurkan menyingkirkan anestesi topical secara komplit dari kulit untuk meminimalkan risiko
terjadinya keracunan anestesia.12
Delayed purpura
Hindari penggunaan obat antiiflamasi,aspririn dan pengencer darah yang lain sejurus setelah
terapi laser. Pasien juga harus menghindari dari menggosok atau menggaruk kawasan kulit yang
diterapi.12
Erosi superfisial
Modifikasi terbaru dari alat laser telah mengurangkan insidens terjadinya komplikasi ini.12
Dermatitis kontak
Hindari obat obatan yang mempunyai riwayat bisa menyebabkan alergi pada pasien. Pasien juga
harus diberikan instruksi supaya mengindari sebarang obat topikal bersifat semula jadi ataupun
herbal untuk mencegah iritasi atau alergi.12
DAFTAR PUSTAKA
1. Williams D. James, Timothy G. Berger, Dirk M. Elston, Cutaneous Laser Surgery.
Andrews’ Disease of the Skin Clinical Dermatology. 9th edition, Saunders Elsiver. Page
868-98.
18
2. Hamzah M. Laser dalam Dermatologi. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th edition. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Page 357-359,
2007
3. Syahputra. B universitas gunadarma jurusan (IT.)…last update. 24 April 2012.
http://bimanursyahputra11.blogspot.com/2012/04/sejarah-dan-manfaat-sinar-laser-bagi.html.
4. Sandhu.N, D.James. W et all in Carbon Dioxide Cutaneous Laser Resurfacing. updated
Sep 19 2013. http://emedicine.medscape.com/article/1120283-overview.
5. Burns T, Breathnach S, Cox N, et all. Laser and Flashlamps in the Treatment of Skin
Disorders. in Rook’s Textbook of Dermatology 8th edition. Chapter 78.oxford.Wiley-
Blackwell.2010.
6. Sakamoto FH, Wall T, Avram MM, Anderson RR. Laser and Flashlamp in Dermatology.
In: Wolf K, Goldsmith LA, Katz SI, et allFitzpatrick’s Dermatology in General Medicine.
7th edition. New York:. McGraw Hill. 2008 .Page 2263-2279.
7. Nouri.K, M.Elston D et all dalam Laser Treatment of acquired and congenital vascular
lesion . updated 2 September 2011. http://emedicine.medscape.com/article/1120509-
overview#a30.
8. Linsmeir Kilmer.S, M Elston .D in Laser treatment in benign pigmented lesion. updated
Nov 28, 2011 .http://emedicine.medscape.com/article/1120359-overview#a30
9. Linsmeir Kilmer.S, M Elston .D et all in Tattoo Lasers. updated nov 28 2011.
http://emedicine.medscape.com/article/1121212-overview.
10. N Alai. N, M.Elston. D et all in Laser-asissted Hair Removal.updated May 2, 2011.
http://emedicine.medscape.com/article/1831567-overview#a09
11. Brown William C, M Elston D in Complication of dermatologic laser. updated Jan 25,
2012. http://emedicine.medscape.com/article/1120837-overview#aw2aab6b6
12. Metelitsa AI, Alster TS in; Fractionated Laser Skin Resurfacing Treatment
Complications: A review.ASDS, published by Wiley Periodicals. Dermatol Sug.2010;
36:299-306.
19