01 EK-lingkMODUL 1-9.docx

21
0 MODUL KULIAH EKONOMI LINGKUNGAN Dosen: AZIS NIKEN MODUL 1 PERANAN SDA DAN LINGK. DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI MODUL 2 KLASIFIKASI SDA DAN UKURAN KELANGKAAN MODUL 3 PENGELOLAAN SDA MODUL 4 KONSERVASI SDA MODUL 5 ANALISIS BIAA DAN MANFAA! MODUL " MENURUNNA FUNGSI LINGKUNGAN MODUL # EKONOMIKA KUALI!AS LINGKUNGAN MODUL $ NERA%A SDA DAN LINGK.

Transcript of 01 EK-lingkMODUL 1-9.docx

9

MODUL KULIAH EKONOMI LINGKUNGAN

Dosen:AZISNIKEN

MODUL 1 PERANAN SDA DAN LINGK. DALAM PEMBANGUNAN EKONOMIMODUL 2 KLASIFIKASI SDA DAN UKURAN KELANGKAANMODUL 3 PENGELOLAAN SDAMODUL 4 KONSERVASI SDAMODUL 5 ANALISIS BIAYA DAN MANFAATMODUL 6 MENURUNNYA FUNGSI LINGKUNGANMODUL 7 EKONOMIKA KUALITAS LINGKUNGANMODUL 8 NERACA SDA DAN LINGK.MODUL9 VALUASI LINGKUNGANESPA 4317 EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

sks / modul 1-: ill.; 21 cm ISBN : 979 DDC : Copyright (BMP) Jakarta: Universitas Terbuka, 200 ESPA4317, Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan, 3 SKS. Mata kuliah ini membicarakan tentang peranan sumberdaya alam dan lingkungan di dalam pembangunan ekonomi. Pengelolaan sumberdaya haruslah bertanggung jawab agar supaya pembangunan ekonomi berkesinambungan demi kesejahteraan manusia dan sekaligus ketersediaan sumberdaya alam. Pembahasan lainnya berkaitan dengan analisis dampak lingkungan di Indonesia.Prasyarat: ESPA4211 (Teori Ekonomi Mikro I); ESPA4212 (Matematika Ekonomi II) Tinjauan Mata Kuliah Mata kuliah Ekonomi Sumber Daya Alam merupakan mata kuliah perilaku berkarya yang berisi tentang pentingnya sumber daya alam dan lingkungan bagi kehidupan manusia. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang baik akan meningkatkan kesejahteraan manusia, dan sebaliknya pengelolaan yang buruk akan menimbulkan dampak yang buruk. Oleh karena itu, persoalan mendasar sehubungan dengan pengelolaan sumber daya alam adalah bagaimana mengelolanya agar menghasilkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi manusia dengan tidak mengorbankan kelestarian sumber daya alam dan lingkungan tersebut. Ekonomi sumber daya alam dan lingkungan masih tergolong ilmu baru, namun dengan semakin berkembangnya kompleksitas pembangunan ekonomi, semakin disadari bahwa tidak cukup hanya mengandalkan pendekatan ekonomi konvensional. Kegagalan-kegagalan pembangunan ekonomi di negara berkembang justru menimbulkan masalah, yaitu pertumbuhan ekonomi justru lambat di daerah yang kaya sumber daya alam. Selain itu juga terjadi degradasi sumber daya alam dan lingkungan, yang cara penanggulangannya tidak dapat didekati dengan kebijakan ekonomi umum. Buku materi pokok ini berbobot tiga sks dan terdiri dari sembilan modul dengan perincian sebagai berikut. Modul 1, membahas topik Peranan Sumber Daya Alam dan Lingkungan dalam Pembangunan Ekonomi. Modul ini terdiri dari tiga kegiatan belajar yaitu: Kegiatan Belajar 1: menerangkan tentang Pengertian dan Peranan Sumber Daya Alam dalam Pembangunan Ekonomi; Kegiatan Belajar 2: menerangkan tentang Peranan Ekonomi Lingkungan dalam Analisis Fungsi Lingkungan; Kegiatan Belajar 3: menerangkan tentang Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan. Modul 2, membahas topik Klasifikasi Sumber Daya Alam dan Ukuran Kelangkaan. Modul ini terdiri dari dua kegiatan belajar, yaitu: Kegiatan Belajar 1: menerangkan tentang Klasifikasi Sumber Daya Alam; Kegiatan Belajar 2: menerangkan tentang Mengukur Kelangkaan Sumber Daya Alam. Modul 3, membahas topik Pengelolaan Sumber Daya Alam. Modul ini terdiri dari dua kegiatan belajar, yaitu: Kegiatan Belajar 1: menerangkan tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam Tak Pulih; Kegiatan Belajar 2: menerangkan tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam Pulih. Modul 4, membahas topik Konservasi Sumber Daya Alam. Modul ini terdiri dari dua kegiatan belajar, yaitu: Kegiatan Belajar 1: menerangkan tentang Kegiatan yang Berkaitan dengan Sumber Daya Alam; Kegiatan Belajar 2: menerangkan tentang Beberapa Variabel Ekonomi yang Berpengaruh terhadap Konservasi. Modul 5, membahas topik Analisis Biaya dan Manfaat pada Sumber Daya Alam. Modul ini terdiri dari dua kegiatan belajar, yaitu: Kegiatan Belajar 1: menerangkan tentang Analisis Biaya dan Manfaat dalam Penggunaan Sumber Daya Alam; Kegiatan Belajar 2: menerangkan tentang Analisis Biaya dan Manfaat Sosial Suatu Proyek. Modul 6, membahas topik Menurunnya Fungsi Lingkungan. Modul ini terdiri dari dua kegiatan belajar, yaitu: Kegiatan Belajar 1: menerangkan tentang Penyebab Menurunnya Fungsi Lingkungan; Kegiatan Belajar 2: menerangkan tentang Sumber dan Macam-macam Pencemaran. Modul 7, membahas topik Ekonomika Kualitas Lingkungan. Modul ini terdiri dari tiga kegiatan belajar, yaitu: Kegiatan Belajar 1: menerangkan tentang Ekonomika Pengendalian Pencemaran; Kegiatan Belajar 2: menerangkan tentang Ekonomika Perlindungan Pencemaran. Modul 8, membahas topik Neraca Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Modul ini terdiri dari tiga kegiatan belajar, yaitu: Kegiatan Belajar 1: menerangkan tentang Kegunaan Neraca Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Kegiatan Belajar 2: menerangkan tentang Konsep, Metode dan Aplikasi Penghitungan Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Modul 9, membahas topik Valuasi Lingkungan. Modul ini terdiri dari tiga kegiatan belajar yaitu: Kegiatan Belajar 1: menerangkan tentang Metode penentuan Nilai Lingkungan Kegiatan Belajar 2: menerangkan tentang Valuasi Ekonomi Degradasi Lingkungan di Sektor Kehutanan.

MODUL 1 PERANAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN DALAM PEMBANGUNAN Kegiatan Belajar 1: Pengertian dan Peranan Sumber Daya Alam dalam Pembangunan Ekonomi Rangkuman 1. Peranan ilmu ekonomi dalam kaitannya dengan sumber daya alam dan lingkungan yaitu mengenai pengambilan keputusan dalam penggunaan sumber daya alam yang langka. 2. Penggunaan sumber daya alam untuk masa mendatang merupakan imbangan antar penduduk dan sumber daya alam. 3. Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang berada di bawah maupun di atas bumi dan belum dilibatkan dalam proses produksi. 4. Barang sumber daya alam adalah sumber daya alam yang sudah diambil dari bumi dan digunakan sebagai faktor produksi. 5. Pertumbuhan ekonomi yang cepat memerlukan barang sumber daya yang banyak namun dapat mengurangi sumber daya alam di bumi. 6. Teori ekonomi yang digunakan dalam pertumbuhan ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam adalah fungsi produksi. 7. Ada delapan isu penting yang berkaitan dengan sumber daya alam yaitu persediaan untuk kebutuhan manusia, lokasi persediaan, pergeseran ketersediaan sumber daya alam, kebijakan penggunaan, peranan sumber daya alam dan lingkungan, kualitas, kerusakan lingkungan dan mekanisme pasar. Kegiatan Belajar 2: Peranan Ekonomi Lingkungan dalam Analisis Fungsi Lingkungan Rangkuman 1. Ekonomika lingkungan merupakan studi tentang dampak yang tidak diinginkan dan studi tentang pilihan penggunaan sumber daya alam. 2. Peranan utama lingkungan adalah sebagai sumber bahan mentah, asimilator dan sumber kesenangan Kegiatan Belajar 3: Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan Rangkuman 1. Pengertian pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang berlangsung terus menerus namun tidak menyebabkan kesejahteraan generasi penerus menjadi menurun. 2. Pengertian tekanan ekologi adalah menurunnya kualitas sumber daya alam terhadap prospek ekonomi. Kondisi ini dapat diatasi hanya dengan merubah kebijakan ekonomi. 3. Syarat-syarat tercapainya pembangunan berkelanjutan dapat dilihat dari terpeliharanya lingkungan alami, masih besarnya peranan sumber daya alam sebagai sumber bahan mentah dan besarnya peranan lingkungan untuk menampung limbah dan mempunyai kemampuan untuk mengolah limbah secara alami. 4. Perlu adanya hak penguasaan yang jelas bagi swasta yang melindungi lingkungan. 5. Perlu adanya penyusunan neraca sumber daya alam untuk mengetahui cadangan sumber daya alam dan terjadinya degradasi lingkungan. 6. Perlu penetapan ekolabeling bagi produk yang dihasilkan oleh produsen untuk menjaga kualitas lingkungan. Daftar Pustaka BAPEDAL. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan. Dixon, John A. (1986). The Role of Economics in Valuing Environmental Effects of Development Projects, dalam John A. Dixon dan Maynard M. Hufschmidt, editors, Economic Valuation Techniques for the Environment. London: John Hopkins University Press, hal. 310. Huftschmidt, Maynard M., David James, Anton D. Meister, Blair T. Bower, John Dixon. (1983). Environment, Natural Systems, and Development: An Economic Valuation Guide. Baltimore: The John Hopkins University Press, hal. 170261. McNeely, Jeffrey A. (1992). Ekonomi dan Keanekaragaman Hayati. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. M. Suparmoko dan Maria R. Suparmoko. (2000). Ekonomika Lingkungan. Yogyakarta: BPFE. M. Suparmoko. (1998). Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Yogyakarta: BPFE. Nicholson, Walter. (1992). Microeconomic Theory: Basic Principles and Extensions. Sydney: Dryden Press, halaman 143147. Pearce, David and Giles Atkinson. (1995). Measuring Sustainable Development, in Daniel W. Bromley, editor, The Handbook of Environmental Economics. Cambridge Massachusetts: Blackwell Publishers. Sekretaris Kabinet RI. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Sekretaris Kabinet RI, Jakarta, 7 Mei 1999. Surna Tjahja Djajadiningrat. (2001). Untuk Generasi Masa Depan: Pemikiran, Tantangan, dan Permasalahan Lingkungan, Editor Arief Budi Purwanto. Bandung: Studi Tekno Ekonomi ITB. Suma Tjahja Djajadiningrat dan Harry Harsono Amir. (1989). Penilaian secara Cepat Sumber-sumber Pencemaran Air, Tanah, dan Udara. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

MODUL 2 KLASIFIKASI SUMBER DAYA ALAM DAN UKURAN KELANGKAAN Kegiatan Belajar 1: Klasifikasi Sumber Daya Alam Rangkuman 1. Sumber daya alam secara fisik diklasifikasikan menjadi sumber daya alam pulih, tak pulih dan gabungan 2. Sumber daya yang menurun kuantitasnya dan tidak dapat diperbaharui dengan teknologi disebut daerah kritis 3. Berdasarkan pengelolaannya, pengelompokan sumber daya dibagi menjadi: pengelolaan oleh swasta untuk kelompok barang pribadi dan pengelolaan oleh pemerintah untuk barang publik 4. Pembedaan antara sumber daya alam pulih dan tak pulih dapat dilihat pula dari aspek penerimaan dan biaya pengelolaan 5. Pembedaan sumber daya alam dapat juga dilihat dari aspek primer dan sekunder 6. Dikaitkan dengan penggunaannya, sumber daya alam dapat dilihat dari sifat hubungannya yaitu : komplementer, substitusi dan netral Kegiatan Belajar 2: Mengukur Kelangkaan Sumber Daya Alam Rangkuman 1. Pengertian langka menurut ekonom adalah jumlah barang yang diminta lebih banyak dari yang tersedia 2. Persediaan sumber daya alam diartikan sebagai volume sumber daya alam yang sudah diketahui dan dapat diambil untuk mendatangkan keuntungan. 3. Para ekonom mengemukakan beberapa cara mengukur kelangkaan yaitu Fisher dengan menggunakan harga barang dan nilai sewa, Barnett anda Morse menggunakan satuan biaya produksi dan ada pula yang menggunakan royalti dan elastisitas substitusi. 4. Menurut Brown and Field penggunaan biaya produksi per satuan, harga barang dan nilai sewa ekonomis memiliki kelemahan Daftar Pustaka BAPEDAL. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan. Dixon, John A. (1986). The Role of Economics in Valuing Environmental Effects of Development Projects, dalam John A. Dixon dan Maynard M. Hufschmidt, editors, Economic Valuation Techniques for the Environment. London: John Hopkins University Press, hal. 310. Huftschmidt, Maynard M., David James, Anton D. Meister, Blair T. Bower, John Dixon. (1983). Environment, Natural Systems, and Development: An Economic Valuation Guide. Baltimore: The John Hopkins University Press, hal. 170261. McNeely, Jeffrey A. (1992). Ekonomi dan Keanekaragaman Hayati. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. M. Suparmoko dan Maria R. Suparmoko. (2000). Ekonomika Lingkungan. Yogyakarta: BPFE. M. Suparmoko. (1998). Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Yogyakarta: BPFE. Nicholson, Walter. (1992). Microeconomic Theory: Basic Principles and Extensions. Sydney: Dryden Press, halaman 143147. Pearce, David and Giles Atkinson. (1995). Measuring Sustainable Development, in Daniel W. Bromley, editor, The Handbook of Environmental Economics. Cambridge Massachusetts: Blackwell Publishers. Sekretaris Kabinet RI. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Sekretaris Kabinet RI, Jakarta, 7 Mei 1999. Surna Tjahja Djajadiningrat. (2001). Untuk Generasi Masa Depan: Pemikiran, Tantangan, dan Permasalahan Lingkungan, Editor Arief Budi Purwanto. Bandung: Studi Tekno Ekonomi ITB. Suma Tjahja Djajadiningrat dan Harry Harsono Amir. (1989). Penilaian secara Cepat Sumber-sumber Pencemaran Air, Tanah, dan Udara. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

MODUL 3 PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM Kegiatan Belajar 1: Pengelolaan Sumber Daya Alam Tak Pulih Rangkuman 1. Dalam pengambilan sumber daya alam tak pulih secara optimal ada dua syarat yang harus dipenuhi yaitu: harus memperhitungkan biaya alternatif dan biaya alternatif ini akan selalu meningkat sebesar tingkat bunga yang berlaku. 2. Variabel yang lebih diperhatikan dalam pengambilan sumber daya alam tak pulih adalah pola perubahan harga dan produksi daripada royalti. 3. Kenaikan harga barang sumber daya alam tak pulih jika tidak ada batasnya, maka akan menyebabkan timbulnya barang substitusi. 4. Jika harga meningkat sedang permintaan relatif stabil maka jumlah produksinya akan menurun. 5. Biaya pengambilan sumber daya alam merupakan fungsi terhadap jumlah maupun besarnya persediaan, sehingga hubungannya dapat positif, negatif atau netral. 6. Pada persaingan sempurna, seorang pengelola akan memaksimumkan keuntungan dari sumber daya yang dikelolanya. 7. Pada seorang pengelola monopolis juga akan memaksimumkan keuntungan dengan syarat yang harus dipenuhi adalah penerimaan marjinal harus sama dengan biaya marjinal ditambah dengan royalti. 8. Hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan sumber daya alam tak pulih adalah adanya unsur ketidakpastian, ketidakstabilan di pasar, efisiensi, hasil eksplorasi dan permasalahan dalam distribusi dan ketidakadilan. Kegiatan Belajar 2: Pengelolaan Sumber Daya Alam Pulih Rangkuman 1. Pengambilan sumber daya alam pulih secara optimal harus didasarkan pada konsep steady state. 2. Pengelolaan sumber daya alam pulih pada umumnya didasarkan pada konsep hasil maksimum yang mantap (Maximum Sustainable Yield). 3. Pengelolaan sumber daya alam pulih yang didasarkan pada kriteria manfaat biaya dan standar yang memaksimumkan nilai sekarang dari penerimaan bersih menggunakan konsep Optimal Sustainable Yield. 4. Pada sumber daya alam pulih terjadi titik balik (turning point) karena lingkungan alamiah memiliki daya dukung yaitu jumlah maksimum yang dapat ditampung oleh lingkungan alam. 5. Dengan adanya kepemilikan sumber daya alam secara umum maka akan terjadi kepunahan. Hal ini disebabkan setiap pelaku yang memanfaatkan sumber daya alam tersebut tidak memperhitungkan biaya alternatif yang merupakan nilai di masa mendatang dari sumber daya alam tersebut. 6. Beberapa cara mengatasi eksploitasi sumber daya alam pulih yang berlebihan adalah dengan: mendefinisikan hak penguasaan atau hak milik sumber daya alam; pembatasan peralatan yang digunakan untuk pengambilan; pembatasan jumlah sumber daya alam yang diambil. Pada sumber daya milik umum ada kemungkinan akan terjadi faktor kesesakan yaitu individu yang menggunakan fasilitas umum akan merasa saling terganggu. Dampak yang ditimbulkan adalah menurunnya kenikmatan para pengguna dan berkurangnya kesediaan untuk membayar. Pada pengelolaan sumber daya milik umum biasanya akan terjadi kasus pencemaran, karena semua pengguna akan memanfaatkan untuk pembuangan limbah secara sembarangan. Daftar Pustaka BAPEDAL. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan. Dixon, John A. (1986). The Role of Economics in Valuing Environmental Effects of Development Projects, dalam John A. Dixon dan Maynard M. Hufschmidt, editors, Economic Valuation Techniques for the Environment. London: John Hopkins University Press, hal. 310. Huftschmidt, Maynard M., David James, Anton D. Meister, Blair T. Bower, John Dixon. (1983). Environment, Natural Systems, and Development: An Economic Valuation Guide. Baltimore: The John Hopkins University Press, hal. 170261. McNeely, Jeffrey A. (1992). Ekonomi dan Keanekaragaman Hayati. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. M. Suparmoko dan Maria R. Suparmoko. (2000). Ekonomika Lingkungan. Yogyakarta: BPFE. M. Suparmoko. (1998). Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Yogyakarta: BPFE. Nicholson, Walter. (1992). Microeconomic Theory: Basic Principles and Extensions. Sydney: Dryden Press, halaman 143147. Pearce, David and Giles Atkinson. (1995). Measuring Sustainable Development, in Daniel W. Bromley, editor, The Handbook of Environmental Economics. Cambridge Massachusetts: Blackwell Publishers. Sekretaris Kabinet RI. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Sekretaris Kabinet RI, Jakarta, 7 Mei 1999. Surna Tjahja Djajadiningrat. (2001). Untuk Generasi Masa Depan: Pemikiran, Tantangan, dan Permasalahan Lingkungan, Editor Arief Budi Purwanto. Bandung: Studi Tekno Ekonomi ITB. Suma Tjahja Djajadiningrat dan Harry Harsono Amir. (1989). Penilaian secara Cepat Sumber-sumber Pencemaran Air, Tanah, dan Udara. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

MODUL 4 KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM Kegiatan Belajar 1: Kegiatan yang Berkaitan dengan Pengembangan Sumber Daya Alam Rangkuman 1. Ada beberapa pengertian konservasi, namun secara umum diartikan sebagai suatu tindakan untuk mencegah pengurasan sumber daya alam dengan cara pengambilan yang tidak berlebihan sehingga dalam jangka panjang masih tetap tersedia. 2. Cadangan sumber daya alam adalah sumber daya alam yang sudah diketahui dan bernilai ekonomis. Cadangan ini sudah diketahui jumlah atau besarnya deposit dalam satuan ukuran tertentu dan sudah diketahui manfaatnya. 3. Menurut David Ricardo manusia akan selalu menggunakan sumber daya alam yang paling tinggi kualitasnya kemudian baru beralih kekualitas yang rendah. 4. Kelompok Roma berpendapat, bahwa masyarakat hanya memikirkan kepentingannya sendiri dalam jangka pendek karena tingkat kesejahteraannya masih rendah. 5. Gerakan konservasi di Amerika Serikat adalah untuk mengembangkan sektor kehutanan secara ilmiah. 6. Kebijakan investasi dan di investasi dapat menghasilkan kegiatan konservasi atau deplisi. 7. Penggunaan yang lestari secara umum dapat diartikan sebagai suatu tindakan konservasi. 8. Standar minimum digunakan untuk pelaksanaan konservasi agar daerah yang sudah kritis tidak menjadi punah. Kegiatan Belajar 2: Beberapa Variabel yang Mempengaruhi Konservasi Sumber Daya Alam Rangkuman 1. Salah satu faktor yang paling konsisten mempengaruhi konservasi dan digunakan dalam perencanaan pengambilan sumber daya alam untuk membuat penerimaan bersih di masa mendatang adalah tingkat bunga. 2. Suatu kenaikan dalam tingkat bunga akan berarti adanya suatu penurunan yang progresif dalam nilai sekarang dari penerimaan bersih. 3. Dibandingkan sewa pajak mempunyai peranan yang lebih penting untuk konservasi sumber daya alam. 4. Hak penguasaan merupakan lembaga ekonomi yang utama dalam mempengaruhi keputusan untuk konservasi, karena akan menurunkan lebih lanjut lembaga-lembaga ekonomi yang lain seperti sistem persewaan, kredit dan perpajakan. 5. Hubungan antara pemilik dan penyewa atau pemakai sumber daya alam yang berupa penyerahan hak penguasaan dari pemilik kepada pemakai dikenal sebagai persewaan. 6. Hubungan penggunaan sumber daya alam baik untuk produk maupun hasil produksi sangat ditentukan oleh bentuk pasar. 7. Distribusi tingkat penggunaan sumber daya alam dapat bersifat komplementer, bersaing atau netral. Jika dikaitkan dengan bentuk pasar maka akan terlihat kebijakan yang akan dilaksanakan yaitu konservasi atau deplisi. 8. Jika hubungan ketergantungan dalam tingkat penggunaan adalah melalui penerimaan maka yang digunakan pada umumnya adalah sumber daya yang dapat diperbaharui. 9. Hubungan antara tingkat penggunaan sumber daya alam melalui penerimaan marjinal dan biaya marjinal tergantung dari macam masukan dan macam produk yang dipengaruhinya. Daftar Pustaka BAPEDAL. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan. Dixon, John A. (1986). The Role of Economics in Valuing Environmental Effects of Development Projects, dalam John A. Dixon dan Maynard M. Hufschmidt, editors, Economic Valuation Techniques for the Environment. London: John Hopkins University Press, hal. 310. Huftschmidt, Maynard M., David James, Anton D. Meister, Blair T. Bower, John Dixon. (1983). Environment, Natural Systems, and Development: An Economic Valuation Guide. Baltimore: The John Hopkins University Press, hal. 170261. McNeely, Jeffrey A. (1992). Ekonomi dan Keanekaragaman Hayati. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. M. Suparmoko dan Maria R. Suparmoko. (2000). Ekonomika Lingkungan. Yogyakarta: BPFE. M. Suparmoko. (1998). Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Yogyakarta: BPFE. Nicholson, Walter. (1992). Microeconomic Theory: Basic Principles and Extensions. Sydney: Dryden Press, halaman 143147. Pearce, David and Giles Atkinson. (1995). Measuring Sustainable Development, in Daniel W. Bromley, editor, The Handbook of Environmental Economics. Cambridge Massachusetts: Blackwell Publishers. Sekretaris Kabinet RI. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Sekretaris Kabinet RI, Jakarta, 7 Mei 1999. Surna Tjahja Djajadiningrat. (2001). Untuk Generasi Masa Depan: Pemikiran, Tantangan, dan Permasalahan Lingkungan, Editor Arief Budi Purwanto. Bandung: Studi Tekno Ekonomi ITB. Suma Tjahja Djajadiningrat dan Harry Harsono Amir. (1989). Penilaian secara Cepat Sumber-sumber Pencemaran Air, Tanah, dan Udara. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

MODUL 5 PENERAPAN ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT PADA SUMBER DAYA ALAM Kegiatan Belajar 1: Analisis Biaya dan Manfaat dalam Penggunaan Sumber Daya Alam Rangkuman 1. Pada pengambilan sumber daya alam tambahan manfaat akan mengikuti konsep hukum tambahan manfaat yang semakin berkurang. 2. Manfaat dari tambahan kegiatan pengambilan sumber daya alam akan melebihi atau minimal sama dengan biaya alternatif. 3. Proyek yang layak dipilih adalah yang mempunyai B/C rasio lebih besar dari satu, artinya manfaat harus lebih besar dari pada biaya. 4. Konsep manfaat dan biaya dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yaitu antara riil dan semu, langsung dan tidak langsung, primer dan sekunder, dan sebagainya. 5. Untuk mengetahui layak tidaknya suatu proyek maka kita harus mengenal dan dapat mengukur manfaat dan biaya suatu proyek 6. Dalam pelaksanaan suatu proyek aspek yang dianggap sulit adalah menentukan tingkat diskonto dan umur proyek. Kegiatan Belajar 2: Analisis Manfaat dan Biaya Sosial Suatu Proyek Rangkuman 1. Analisis Manfaat dan Biaya dirumuskan sebagai: O = B/C ratio l = investasi awal proyek; Bn = biaya, waktu Mn = manfaat waktu i, r = bunga diskonto 2. Payback period adalah lama waktu yang diperlukan suatu badan usaha untuk memperoleh kembali investasi awalnya. 3. Average Rate of Return on Investment adalah alat untuk mengukur keuntungan proyek investasi yang diusulkan. 4. Net Present Value adalah nilai sekarang aliran kas ditambah nilai sekarang nilai akhir suatu proyek dikurangi investasi awal. 5. Internal Rate of Return adalah tingkat bunga yang menyamakan Net Present Value aliran kas keseluruhan dari proyek sama dengan nol. Daftar Pustaka BAPEDAL. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan. Dixon, John A. (1986). The Role of Economics in Valuing Environmental Effects of Development Projects, dalam John A. Dixon dan Maynard M. Hufschmidt, editors, Economic Valuation Techniques for the Environment. London: John Hopkins University Press, hal. 310. Huftschmidt, Maynard M., David James, Anton D. Meister, Blair T. Bower, John Dixon. (1983). Environment, Natural Systems, and Development: An Economic Valuation Guide. Baltimore: The John Hopkins University Press, hal. 170261. McNeely, Jeffrey A. (1992). Ekonomi dan Keanekaragaman Hayati. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. M. Suparmoko dan Maria R. Suparmoko. (2000). Ekonomika Lingkungan. Yogyakarta: BPFE. M. Suparmoko. (1998). Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Yogyakarta: BPFE. Nicholson, Walter. (1992). Microeconomic Theory: Basic Principles and Extensions. Sydney: Dryden Press, halaman 143147. Pearce, David and Giles Atkinson. (1995). Measuring Sustainable Development, in Daniel W. Bromley, editor, The Handbook of Environmental Economics. Cambridge Massachusetts: Blackwell Publishers. Sekretaris Kabinet RI. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Sekretaris Kabinet RI, Jakarta, 7 Mei 1999. Surna Tjahja Djajadiningrat. (2001). Untuk Generasi Masa Depan: Pemikiran, Tantangan, dan Permasalahan Lingkungan, Editor Arief Budi Purwanto. Bandung: Studi Tekno Ekonomi ITB. Suma Tjahja Djajadiningrat dan Harry Harsono Amir. (1989). Penilaian secara Cepat Sumber-sumber Pencemaran Air, Tanah, dan Udara. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

MODUL 6 MENURUNNYA FUNGSI LINGKUNGAN Kegiatan Belajar 1: Penyebab Menurunnya Fungsi Lingkungan Rangkuman 1. Merosotnya fungsi lingkungan karena adanya beberapa ciri yang melekat pada lingkungan yaitu: a) sifat sebagai barang publik, b) sifat sebagai barang milik bersama dan c) adanya sifat eksternalitas. 2. Ada beberapa kebijakan yang perlu diambil pemerintah dalam kaitannya dengan fungsi lingkungan agar tetap lestari yaitu: Memperbaiki hak penguasaan menjadi barang privat. Memperbaiki manajemen sumber daya alam dan lingkungan. Menerapkan sistem ekolabeling. Melaksanakan audit lingkungan. Memberikan insentif untuk pengelola lingkungan yang baik. Kebijakan Adipura bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengelola lingkungan dengan maksud membudayakan sikap hidup bersih dan sehat. Dasar penilaian Adipura meliputi aspek: 1) organisasi dan kelembagaan, 2) kesehatan, dan 3) kondisi fisik kota. Kegiatan Belajar 2: Sumber dan Macam-macam Pencemaran Rangkuman 1. Secara umum limbah dapat dikelompokkan menjadi stock pollutants yaitu limbah yang sulit diserap oleh lingkungan dan fund pollutants, yaitu limbah yang mudah diserap oleh lingkungan. 2. Limbah dikelompokkan pula menurut luas dampak yang ditimbulkan yaitu bersifat lokal yang berarti kerusakan sebagai akibat pencemaran berada di sekitar sumber pencemaran, dan bersifat regional yang berarti kerusakan yang ditimbulkan jauh lebih luas dari daerah sekitar. 3. Volume limbah yang efisien adalah alokasi yang dapat memaksimumkan nilai sekarang dari manfaat sosial bersih yang ditimbulkan. 4. Manfaat sosial bersih adalah manfaat yang diperoleh dari konsumsi suatu barang atau jasa tertentu dikurangi kerugian yang ditimbulkan adanya kerusakan. 5. Jenis biaya untuk penanggulangan pencemaran adalah biaya kerusakan akibat pencemaran dan biaya pengendalian atau pencegahan timbulnya pencemaran. 6. Sumber daya air dibedakan menjadi sumber daya air tanah yaitu sumber air bersih yang terdapat di dalam tanah dan batu-batuan, dan sumber daya air permukaan yaitu sumber air yang terdiri dari badan sungai, danau dan lautan. 7. Pencemaran pada air tanah terjadi jika bahan pencemar memasuki daerah titik jenuh. Sedang sumber pencemaran air permukaan adalah limbah yang sengaja di buang di badan air dan limbah yang tertinggal pada saat pengangkutan di badan air. 8. Sumber pencemaran air pemukaan dibedakan menjadi sumber tak bergerak dan sumber bergerak. 9. Biological oxygen demand (BOD) merupakan ukuran volume oksigen yang diperlukan oleh suatu badan air. 10. Bahan berbahaya dan beracun merupakan pencemar yang sulit di asimilasi oleh lingkungan, sehingga dikategorikan sebagai stock pollutants. 11. Baku mutu emisi udara ambien terdiri dari dua yaitu: pertama, baku mutu primer yang diartikan sebagai baku mutu yang harus dipatuhi oleh semua kegiatan, yang bertujuan untuk melindungi kesehatan manusia. Sedang yang kedua, baku mutu sekunder bertujuan untuk melindungi kesejahteraan manusia dari pencemaran. 12. Pencemar udara dikelompokkan berdasarkan sifatnya dan terdiri dari partikel dan gas. 13. Pencemaran yang terjadi pada sumber daya tanah termasuk sangat tinggi, karena tanah atau bumi merupakan tempat kehidupan manusia dan banyak limbah padat yang dibuang ke dalamnya. Daftar Pustaka Suparmoko. (1980). The Impacts of Inogation Rehabilitation of the Pekalen Sampean System of East Java on Employment and Income Distribution. University of Hawai: Ph.D Dissertation. Tietenberg, Tom. (1992). Environmental and Natural Resource Economics. Third Edition New York: Harper Collins Publishers Inc. Turner, Kerry R., David Pearce, and Ian Bateman. (1994) Environmental Economics; And Introduction. Singapore: Harvester Wheatsheaft. Simons, I.G. (1992). Earth, Air and Water: Resources and Environment in the Late 20th Century. Melbourne: Edward Arnold. Suara Pembaruan. Jakarta: Sabtu, 11 Juli 1998.

MODUL 7 EKONOMIKA KUALITAS LINGKUNGAN Kegiatan Belajar 1: Ekonomika Pengendalian Pencemaran Rangkuman 1. Model keseimbangan material menggambarkan interaksi antara perekonomian dan lingkungan. 2. Apabila kemampuan lingkungan dalam mengasimilasi lebih rendah dari volume limbah itu sendiri maka akan terjadi eksternalitas. 3. Kerusakan adalah semua dampak negatif yang dialami oleh pengguna lingkungan sebagai akibat dari menurunnya fungsi lingkungan. 4. Fungsi kerusakan menunjukkan hubungan antara volume limbah dan kerusakan yang disebabkan oleh limbah tersebut. 5. Ambang batas adalah keadaan yang menunjukkan tingkat konsentrasi tertinggi yang tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. 6. Biaya penanggulangan pencemaran adalah biaya-biaya untuk mengurangi volume limbah yang dibuang ke dalam lingkungan. 7. Tingkat emisi yang efisien adalah tingkat emisi yang biaya kerusakan marjinalnya sama dengan biaya marjinal penanggulangan pencemaran. 8. Prinsip kesamaan marjinal digunakan untuk mencapai tingkat emisi yang efisien. Kegiatan Belajar 2: Ekonomika Perlindungan Lingkungan Rangkuman 1. Ada dua metode untuk melindungi lingkungan yaitu pendekatan pengaturan langsung dan pendekatan insentif ekonomi berdasarkan mekanisme pasar. 2. Prinsip pencemar harus membayar adalah dengan memasukkan biaya eksternal ke dalam biaya produksinya. 3. Pada prinsip pencemar harus membayar ada dua interpretasi yaitu interpretasi sempit dan interpretasi yang luas. 4. Tingkat pencemaran yang optimum adalah pada saat perpotongan antara kurva keuntungan bersih marjinal dan biaya eksternal marjinal. 5. Instrumen yang digunakan dalam pendekatan pengendalian pencemaran untuk memelihara lingkungan adalah dengan cara: mengubah secara langsung tingkat harga atau biaya produksi; mengubah secara tidak langsung harga dan biaya melalui kebijakan fiskal dan moneter; menciptakan pasar bagi barang-barang lingkungan. Keuntungan dari pendekatan dengan pajak atas pencemaran adalah produsen masih dapat menghasilkan produk yang dapat memberikan nilai manfaat bersih lebih rendah dari biaya eksternal yang ditanggung masyarakat. Selain itu dengan pajak atas pencemaran tidak terlalu banyak dihindari. Pada kenyataannya penggunaan pajak lingkungan cukup sulit untuk dilaksanakan karena adanya ketidakpastian dalam biaya kerusakan lingkungan akibat pencemaran. Tinggi rendahnya elastisitas permintaan terhadap produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan menentukan efektif tidaknya pungutan pencemaran. Sistem perdagangan perizinan merupakan pendekatan pengendalian pencemaran lingkungan dan konservasi sumber daya alam dengan tujuan mengubah tingkah laku produsen dalam kegiatannya sehingga dapat bersahabat dengan lingkungan. Daftar Pustaka M. Suparmoko. (1997). Keuangan Negara dalam Teori dan Praktik. Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE. Tietenberg, Tom. (1992). Environmental and Natural Resource Economics, Third Edition New York: Harper Collins Publishers Inc. Turner, Kerry R., David Pearce, and Ian Bateman. (1994). Environmental Economics; An Elementary Introduction, Singapore: Harvester Wheatsheaft.

MODUL 8 NERACA SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN Kegiatan Belajar 1: Kegunaan Neraca Sumber Daya Alam dan Lingkungan Rangkuman 1. Fungsi dari neraca pendapatan nasional adalah sebagai: Sistem pengukuran perkembangan sosial ekonomi suatu negara. Sistem informasi mengenai pengelolaan ekonomi dan pembuat kebijakan. Suatu catatan mengenai bekerjanya sistem sosial ekonomi suatu negara. Indikator di bidang ekonomi agar dapat dimengerti secara internasional. Fungsi dari neraca sumber daya alam dan lingkungan adalah: Untuk menilai proses dan hasil pembangunan secara objektif dan menyeluruh. Menilai potensi pembangunan di masa mendatang Memperjelas hak pemilikan sumber daya alam Memperjelas kompensasi baik fisik maupun moneter Mengelola sumber daya alam secara lebih efektif. Permasalahan dalam neraca sumber daya alam dan lingkungan adalah: Belum memasukkan nilai pengurangan sumber daya alam dan lingkungan. Belum memperhatikan penurunan kualitas lingkungan Tidak memasukkan unsur biaya penanggulangan pada Produk Nasional Bruto. Permasalahan umum dalam penyusunan neraca sumber daya alam dan lingkungan adalah penyatuan pandangan berbagai pihak. Permasalahan khusus pada penyusunan neraca sumber daya alam dan lingkungan adalah tidak tersedianya data yang menunjang. Perlunya neraca sumber daya alam dan lingkungan dalam pembangunan berkelanjutan adalah untuk menjaga keseimbangan dan persediaan bagi generasi yang akan datang. Strategi untuk menjamin tersedianya sumber daya alam dan lingkungan adalah: Meneliti kondisi dan masalah sumber daya alam dan lingkungan. Mengubah teori dan praktik pemberian nilai pada setiap barang. Membuat studi dan aplikasi mengenai neraca sumber daya alam dan lingkungan. Memperjelas hak pemilikan sumber daya alam Memanfaatkan sumber daya alam secara rasional Memperbaiki cara pengelolaan sumber daya alam. Kegiatan Belajar 2: Konsep, Metode, dan Aplikasi Penghitungan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Rangkuman 1. Degradasi lingkungan yang merupakan perubahan kualitas sumber daya alam dan lingkungan dapat dimasukkan sebagai biaya pembangunan. 2. Degradasi lingkungan yang berarti menurunnya kualitas lingkungan menyebabkan meningkatnya biaya produksi. 3. Menghitung penyusutan dapat dilakukan dengan melihat perubahan nilai harga barang modal atau melihat nilai sekarang dari jumlah sewa barang modal. 4. Neraca sumber daya alam menunjukkan pendapatan riil suatu negara, jumlah sumber daya alam yang akan digunakan generasi mendatang dan melihat kesejahteraan dan penderitaan masyarakat. 5. Masalah utama dalam penyusunan neraca sumber daya alam dan lingkungan adalah mengenai penyusunan teori nilai dan metode yang rasional guna menentukan nilai sumber daya alam dan lingkungan. 6. Beberapa metode yang digunakan dalam penghitungan sumber daya alam dan lingkungan adalah: a) pendekatan pendapatan, b) pendekatan kesejahteraan, c) penghitungan fisik dan d) penghitungan moneter. 7. Salah satu aplikasi dari metode penghitungan sumber daya alam dan lingkungan adalah untuk penyusunan nilai produk domestik regional hijau dan untuk menghitung nilai pendapatan regional hijau. Daftar Pustaka Alfsen, Knut H. Natural Resource Accounting and Analysis in Norway, Paper presented at the UNSTAT/UNDP Workshop on Environmental and Natural Resource Accounting in Beijing, 2224, April, 1993. Annie Bauer, Alexandra Costi, Arnaud Comolet. Finalization of Pilot Water Quantity and Quality Accounts for the Brantas River Basin (Indonesia, Institute for European Environmental Policy, Paris, June 1992. Lange, Glenn Marie and Faye Duchin. Integrated Environmental-Economic Accountings, and Natural Resource Management in Africa, Institute for Economic Analysis, New York University, May 1993 (Draft). Maria Ratnaningsih. (1996 ). Determination of Pollution, Change and Its Impact on the Textile Industry in Indonesia, Master Thesis, Bangkok: Thammasat University. Monasinghe, Mohan and Ernst Lutz, Environmental-Economic Evaluation of Projects and Policies for Sustainable Development, Environment Working Paper No. 42, The World Bank Sector Policy and Research Staf, Januari 1991. Peskin, Henry M. and Ernst Luth. A Survey of Resource and Environmental Accounting in Industrialized Countries, Environmental Working Paper No. 37, The World Bank, August 1990. Repetto, Robert, William Margrath, Michael Wells, Christine Beer, and Fabrizio Rossini. (1989). Wasting Assets: Natural Resources in the National Income Accounts, World Resources Institute.

MODUL 9 VALUASI LINGKUNGAN Kegiatan Belajar 1: Model Penentuan Nilai Lingkungan Rangkuman 1. Pemberian nilai pada lingkungan dapat dibedakan dengan dua cara yaitu berdasarkan nilai atas dasar penggunaan dan nilai atas dasar yang terkandung di dalamnya. 2. Nilai atas dasar penggunaan dibedakan menjadi nilai atas dasar warisan generasi yang sebelumnya dan nilai karena keberadaannya. 3. AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan kegiatan. 4. Ada dua kelompok besar teknik penilaian dampak yaitu dari: segi manfaat meliputi: 1) pendekatan nilai pasar; 2) pendekatan pasar pengganti; 3) pendekatan kompensasi; 4) pendekatan nilai survey. segi biaya meliputi teknik analisis biaya Kegiatan Belajar 2: Valuasi Ekonomi Degradasi Lingkungan di Sektor Kehutanan (Kasus Kabupaten Kutai Kartanegara) Rangkuman Dalam kajian sekarang ini belum diperhitungkan fungsi hutan yang tidak langsung seperti hutan sebagai sumber genetika, tempat rekreasi, fungsi ekologi dan keanekaragaman hayati, serta fungsi lingkungannya (environmental services). Demikian pula nilai ekonomi yang dihitung baru nilai ekonomi yang berkaitan dengan nilai penggunaan (use value) dan belum memperhitungkan nilai bukan penggunaan seperti nilai warisan, nilai keberadaan. Yang terakhir itu belum dilaksanakan karena memerlukan survei langsung dengan menggunakan pendekatan kesediaan membayar dan atau kesediaan menerima pembayaran; yang semuanya itu memerlukan biaya penelitian yang tinggi. Kalau nilai-nilai ini semua sudah dapat dihitung, maka nilai kerugian akibat kebakaran hutan, kerusakan hutan dan penebangan hutan akan menjadi jauh lebih besar lagi. Analisis ini menunjukkan bahwa peranan hutan yang bersifat multi fungsi itu ternyata memiliki nilai yang sangat tinggi. Oleh karena itu, dalam memanfaatkan hutan sebagai sumber pembiayaan pembangunan dan sumber kehidupan manusia hendaknya dilakukan melalui pengelolaan hutan secara sangat bijaksana berhati-hati, karena banyak fungsi hutan yang sifatnya tidak dapat dikembalikan lagi apabila sudah rusak atau hilang (irreversible). Jadi tidak berarti bahwa hutan sama sekali tidak boleh diambil manfaat langsungnya seperti kayu hutan dan hasil hutan ikutan lainnya, tetapi pemanfaatan hutan tersebut dapat dilakukan melalui pengelolaan yang bijaksana sehingga menjamin kelangsungan fungsi sumber daya hutan dan mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Selain itu dapat pula disimpulkan bahwa: 1. Degradasi lingkungan di sektor kehutanan dapat mengakibatkan dampak langsung dan tidak langsung. 2. Degradasi lingkungan yang disebabkan oleh penebangan hutan, kerusakan hutan, dan kebakaran hutan akan menimbulkan dampak yang berbeda-beda. 3. Kebakaran hutan akan menimbulkan dampak antara lain: peningkatan suhu udara; timbul asp tebal; kadar debu berlebihan; menimbulkan berbagai dampak turunan; mempengaruhi ekosistem; mempengaruhi fotosintesis vegetasi hutan; hilangnya beberapa unsur hara; rusaknya vegetasi penutup; pengurangan penyerapan CO2 dan sebagainya Kerusakan hutan dan penebangan kayu akan menimbulkan beberapa kerugian di antaranya, pengurangan kesuburan tanah, hilangnya unsur hara, terjadinya erosi tanah, dan sebagainya. Daftar Pustaka NN. (1998). Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia. Jakarta: KLH dan UNDP. M. Suparmoko, M. Ratnaningsih, M. Asta and Harlini Kahar. Forest Resources dalam Surna T. Djajadiningrat, M. Suparmoko, and M. Ratnaningsih, editors: (1993). Natural Resources Accounting for Sustainable Development, Ministry of State for Population and Environment, Environmental Management Development in Indonesia, Jakarta: Central Bureau of Statistics. Porkas Sagala. (1994). Mengelola Lahan Kehutanan Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. M. Suparmoko. (2002). Penilaian Ekonomi: Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Yogyakarta: BPFE. M. Suparmoko. (1997). Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Yogyakarta: BPFE. Sung Hoon Kim and John Dixon. (1986) Economic Valuation of Environmental Quality Aspects of Upland Agricultural Projects in Korea, dalam John A. Dixon and Maynard M. Hufschmidt, Economic Valuation Techniques for the Environment, Baltimore: The John Hopkins University Press

----------

KAMUS ISTILAH KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUPLingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelang-sungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain;Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidupPembangunan Berkelanjutan yang Berwa-wasan Lingkungan Hidup adalah upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.Ekosistem adalah tatanan unsure lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuk menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup adalah rangkaian untuk memelihara kelang-sungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidupDaya Dukung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendu-kung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.Pelestarian Daya Dukung Lingkungan Hidup adalah rangkaian upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup terhadap tekanan perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain.Daya Tampung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya.Pelestarian Daya Tampung Lingkungan Hidup adalah rangkaian upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang dibuang ke dalamnya.Sumber Daya adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya manusia, sumber daya alam, baik hayati maupun non hayati, dan sumber daya buatan.Baku Mutu Lingkungan Hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsure lingkungan hidup,Pencemaran Lingkungan Hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan ling-kungan hidup tidak bisa berfungsi lkagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan,Dampak Lingkungan Hidup adalah pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatanAnalisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.Sumber: UU.No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.