0. Makalah Limbah b3

39
EL 115 Pengetahuan Lingkungan TUGAS MAKALAH Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Ujian Tengah Semester 1 Dosen : Irfan Maulana, S.T. Disusun oleh : Ahmad Robby Nur Muslim NRP : 11 - 2011 - 031 FTI - JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

description

berisikan makalah mengenai limbah B3

Transcript of 0. Makalah Limbah b3

Page 1: 0. Makalah Limbah b3

EL 115

Pengetahuan Lingkungan

TUGAS MAKALAH

Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan

Ujian Tengah Semester 1

Dosen : Irfan Maulana, S.T.

Disusun oleh :

Ahmad Robby Nur Muslim

NRP : 11 - 2011 - 031

FTI - JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL

Jl. P.K.H Hasan Mustafa No.23 Bandung 40124

BANDUNG

2011

Page 2: 0. Makalah Limbah b3

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan

hidayah yang dikaruniakan-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Makalah ini.

Sesuai dengan namanya, sebuah makalah memang tidak dimaksudkan sebagai buku materi

atau buku panduan, melainkan di dalam pembahasannya, terdapat informasi-informasi

yang mudah-mudahan dapat menambah serta memperluas pengetahuan penulis serta

pembaca.

Dalam penyusunan makalah ini penulis mendapati berbagai kesulitan, baik dalam

pencarian sumber, bahan atau dalam hal yang lainnya. Akan tetapi, berkat pertolongan-Nya

lah akhirnya makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik. Adapun penyusunan makalah

ini yaitu berdasarkan pada bahan-bahan yang penulis cari dari berbagai sumber. Penulis

mencatat hal-hal yang berhubungan dengan pokok permasalahan yang dibahas.

Penulis memahami dan menyadari bahwa Makalah ini jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk terciptanya sebuah Makalah yang

lebih baik.

Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada segenap yang telah

mendukung terciptanya Makalah ini. Mudah-mudahan Makalah ini dapat bermanfaat,

khususnya untuk penulis dan umumnya untuk yang menggunakan serta membacanya.

Amiin Ya Allah Ya Robbal ’alamiin.

Bandung, 15 Novenber 2011

Penulis

Page 3: 0. Makalah Limbah b3

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................ 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah............................................. 3

C. Tujuan Penulisan........................................................................ 4

D. Kegunaan Penulisan................................................................... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA.............................................................................. 5

A. Tahu............................................................................................ 5

B. Otak Manusia ............................................................................. 23

C. Macam-Macam Kecerdasan Manusia ........................................ 24

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Otak .............. 27

BAB III PEMBAHASAN..................................................................................... 34

A. Kandungan yang Terdapat Dalam Tahu .......................................... 34

B. Pengaruh Tahu Berformalin Terhadap kecerdasan Otak.................. 38

C. Pengaruh Tahu Tanpa Formalin Terhadap Kecerdasan Otak........... 39

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 41A. Kesimpulan....................................................................................... 41

B. Saran................................................................................................. 42

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 43

LAMPIRAN ............................................................................................................. 44

RIWAYAT HIDUP.................................................................................................. 44

Page 4: 0. Makalah Limbah b3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dimulai dengan makin maraknya industri besar yang berdiri serta kehidupan

masyarakat yang tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Mulailah timbul tumpukan

limbah atau pun sampah yang tidak di buang sebagaimana mestinya. Hal ini berakibat pada

kehidupan manusia di bumi yang menjadi tidak sehat sehingga menurunkan kualitas

kehidupan terutama pada lingkungan sekitar.

Oleh karena itu dari permasalahan tersebut, penulis merasa tertarik untuk

mengetahui dan mengkaji lebih mendalam serta mencoba menuangkan dalam bentuk

Makalah dengan judul “Limbah B3 ( Bahan Berbahaya dan Beracun)”.

B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Karena limbah dibuang ke lingkungan, maka masalah yang ditimbulkannya merata dan

menyebar di lingkungan yang luas. Limbah gas terbawa angin dari satu tempat ke tempat lainnya.

Limbah cair atau padat yang dibuang ke sungai, dihanyutkan dari hulu sampai jauh ke hilir,

melampaui batas-batas wilayah akhirnya bermuara dilaut atau danau, seolah-olah laut atau danau

menjadi tempat penimbunan sampah.

Limbah bermasalah antara lain berasal dari kegiatan pemukiman, industri, pertanian,

pertambangan dan rekreasi.

Alasan diperlukannya identifikasi limbah B3 adalah:

1. Apa pengertian dari Limbah B3 itu.

2. Mengklasifikasikan atau menggolongkan apakah limbah tersebut merupakan limbah B3

atau bukan.

3. Menentukan karakteristik limbah tersebut agar dapat ditentukan metode penanganan,

penyimpanan, pengolahan, pemanfaatan atau penimbunan.

4. Menilai atau menganalisis potensi manfaat dan dampak yang ditimbulkan tehadap

lingkungan, atau kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.

5. Dan mengetahui bagaimana cara mengolah limbah B3 itu.

Page 5: 0. Makalah Limbah b3

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan apa yang dikemukakan dalam latar belakang, maka penulis tertarik untuk

mengkaji lebih jauh mengenai Limbah B3 ( Bahan Berbahaya dan Beracun ) terhadap lingkungan

Sekitar, dalam rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud limbah dan limbah B3 ?

2. Karakteristik apa sajakah yang terdapat dalam Limbah B3 ?

3. Berdampak apa sajakah Limbah B3 terhadap Lingkungan Sekitar ?

4. Bagaimana cara menangani masalah Limbah B3 itu ?

5. Bagaimana teknologi Pengolahan Limbah B3 ?

C. Tujuan Penulisan

Makalah ini pada hakekatnya bertujuan untuk mengetahui, mengkaji dan menganalisa

tentang Manfaat dan Dampak Limbah B3 terhadap lingkungan Sekitar, yang secara khusus

bertujuan untuk memberikan informasi tentang:

1. Pengertian Limbah dan Limbah B3

2. Karakteristik Limbah B3

3. Dampak Limbah B3

4. Cara Menangani Limbah B3

5. Teknologi Pengolahan Limbah B3

D. Kegunaan Penulisan

1. Kegunaan ilmiah (Teoritis)

Hasil Makalah ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi

pengembangan khasanah ilmu pengetahuan teknologi terutama mengenai Manfaat dan

Dampak Limbah B3 terhadap Lingkungan Sekitar .

2. Kegunaan praktis

Secara praktis diharapkan Makalah ini dapat memberikan manfaat, yaitu sebagai

sumber informasi tentang:

1. Pengertian Limbah dan Limbah B3

2. Karakteristik Limbah B3

3. Manfaat Limbah B3

4. Dampak Limbah B3

5. Cara Menangani Limbah B3

Page 6: 0. Makalah Limbah b3

BAB II

PEMBAHASAN

A. LIMBAH

1. Pengertian Limbah

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri

maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah) atau juga dapat

dihasilkan oleh alam yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak

dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara

kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik.

2. Pengertian Limbah B3

Pengertian limbah B3, menurut :

2.2.1 Limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu

kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3)

karena sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi

atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak,

mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.

2.2.2 Menurut PP 18 Tahun 1999 tentang pengelolaan limbah B3, pengertian limbah B3

adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan /

atau beracun yang karena sifat dan / atau konsentrasinya dan / atau jumlahnya, baik

secara langsung dapat mencemarkan dan / atau merusak lingkungan hidup, dan /

atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, keangsungan hidup manusia

serta makhluk hidup lainnya.

Page 7: 0. Makalah Limbah b3

Sehingga dari definisi diatas, semua limbah yang sesuai dengan definisi

tersebut dapat dikatakan sebagai limbah B3 kecuali bila limbah tersebut dapat

mentaati peraturan tentang pengendalian air atau pencemaran udara. Misalnya :

limbah cair yang mengandung logam berat tetapi dapat diolah dengan water

treatment dan dapat memenuhi standar effluent. Maka, limbah tersebut tidak

dikatakan sebagai limbah B3 tetapi dikategorikan limbah cair yang pengawasannya

diatur oleh Pemerintah.

Suatu limbah dapat digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan

berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak

langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan

kesehatan manusia. Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah bahan baku yang

berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan,

tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan

pengolahan khusus.

3. Klasifikasi Limbah B3

Limbah B3 dapat diklasifikasikan menjadi:

a. Primary sludge, yaitu limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada

pemisahan awal dan banyak mengandung biomassa senyawa organik yang

stabil dan mudah menguap.

b. Chemical sludge, yaitu limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi dan

flokulasi.

c. Excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan

dengn lumpur aktif sehingga banyak mengandung padatan organik berupa

lumpur dari hasil proses tersebut.

d. Digested sludge, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan

digested aerobic maupun anaerobic di mana padatan / lumpur yang dihasilkan

cukup stabil dan banyak mengandung padatan organik.

Page 8: 0. Makalah Limbah b3

B. KARAKTERISTIK LIMBAH B3

Limbah B3 dikarakterisasikan berdasarkan beberapa parameter yaitu total solids

residue (TSR), kandungan fixed residue (FR), kandungan volatile solids (VR), kadar air

(sludge moisture content), volume padatan, serta karakter atau sifat B3 (toksisitas, sifat

korosif, sifat mudah terbakar, sifat mudah meledak, beracun, serta sifat kimia dan

kandungan senyawa kimia).

Berdasarkan karakteristiknya limbah industri dapat dibagi menjadi empat bagian,

yaitu:

1. Limbah cair

Limbah Cair biasanya dikenal sebagai entitas pencemar air. Komponen

pencemaran air pada umumnya terdiri dari bahan buangan padat, bahan buangan

organik dan bahan buangan anorganik.

2. Limbah padat

Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak

dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau

secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa

anorganik.

3. Limbah gas, dan

4. Limbah partikel.

Proses Pencemaran Udara semua spesies kimia yang dimasukkan atau masuk ke

atmosfer yang “bersih” disebut kontaminan. Kontaminan pada konsentrasi yang cukup

tinggi dapat mengakibatkan efek negatif terhadap penerima (receptor), bila ini terjadi,

kontaminan disebut cemaran (pollutant).

Cemaran udara diklasifikasikan menjadi 2 kategori menurut cara cemaran masuk

atau dimasukkan ke atmosfer yaitu:

a) Cemaran primer adalah cemaran yang diemisikan secara langsung dari sumber

cemaran.

Lima cemaran primer yang secara total memberikan sumbangan lebih dari

90% pencemaran udara global adalah:

1. Karbon monoksida (CO),

2. Nitrogen oksida (Nox),

Page 9: 0. Makalah Limbah b3

3. Hidrokarbon (HC),

4. Sulfur oksida (SOx)

5. Partikulat.

b) Cemaran sekunder adalah cemaran yang terbentuk oleh proses kimia di atmosfer.

Cemaran sekunder yaitu cemaran yang memberikan dampak sekunder

terhadap komponen lingkungan ataupun cemaran yang dihasilkan akibat

transformasi cemaran primer menjadi bentuk cemaran yang berbeda.

Ada beberapa cemaran sekunder yang dapat mengakibatkan dampak

penting baik lokal, regional maupun global yaitu:

1. CO2 (karbon monoksida),

2. Cemaran asbut (asap kabut),

3. Hujan asam,

4. CFC (Chloro-Fluoro-Carbon/Freon),

5. CH4 (metana).

Sumber cemaran dari aktivitas manusia (antropogenik) adalah setiap kendaraan

bermotor, fasilitas, pabrik, instalasi atau aktivitas yang mengemisikan cemaran udara

primer ke atmosfer.

Ada 2 kategori sumber antropogenik yaitu:

1. Sumber tetap (stationery source)

Contohnya seperti: pembangkit energi listrik dengan bakar fosil, pabrik, rumah

tangga, jasa, dan lain-lain.

2. Sumber bergerak (mobile source)

Contohnya seperti: truk, bus, pesawat terbang, dan kereta api.

Adapun Karakteristik Limbah B3-nya adalah sebagai berikut :

Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat

menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat

merusak lingkungan.

Page 10: 0. Makalah Limbah b3

Limbah mudah terbakar adalah limbah yang bila berdekatan dengan api,

percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau terbakar

dan bila telah menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu lama.

Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan

atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu

tinggi.

Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi

manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau sakit bila

masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut.

Limbah penyebab infeksi adalah limbah laboratorium yang terinfeksi penyakit

atau limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian tubuh manusia yang

diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena infeksi.

Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang menyebabkan iritasi pada kulit

atau mengkorosikan baja, yaitu memiliki pH sama atau kurang dari 2,0 untuk

limbah yang bersifat asam dan lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.

C. DAMPAK LIMBAH B3

Kegiatan industri disamping bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan, ternyata

juga menghasilkan limbah dan menghasilkan dampak sebagai pencemar lingkungan

perairan, tanah, dan udara.

1. Dampak limbah B3 terhadap Limbah Pencemaran Lingkungan dan Kehidupan

Manusia

Kegiatan masyarakat dalam rumah tangga dapat menimbulkan sisa atau

limbah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) bagi manusia,

makhluk hidup lain, lingkungan secara keseluruhan, baik secara langsung maupun

tidak langsung. Bahan tersebut dapat berasal dari bahan kimia pembersih di rumah

tangga, pelumas kendaraan, obat nyamuk, semprotan nyamuk, sisa obat-obatan,

pewarna rambut, bahan campuran pembuat makanan, makanan kadaluarsa, racun

serangga atau pestisida, pupuk kimia,  bola lampu, pecahan kaca, limbah elektronik

serta limbah lainnya yang biasa digunakan keluarga.

Dampak Limbah B3 itu bisa dikatakan dalam jangka pendek dan jangka

panjang dapat mengganggu kesehatan manusia dan merusak lingkungan. 

Page 11: 0. Makalah Limbah b3

Mengingat bahwa limbah B3 merupakan bahan yang berbahaya bagi lingkungan

dan kesehatan manusia, maka pemahaman mengenai dampak negatif limbah B3

terhadap lingkungan dan kesehatan manusia harus dimiliki oleh masyarakat. Hal ini

penting agar masyarakat dapat bersikap lebih cermat dan berhati-hati dalam

menggunakan, membuang dan mengelola limbah B3.

Limbah B3 masuk ke lingkungan melalui media air, tanah, udara, dan

hewan/biota yang mempengaruhi secara kontinyu dan tidak kontinyu, bertahap dan

seketika, teratur dan tidak teratur. Limbah B3 meracuni makhluk hidup melalui

rantai makanan sehingga menyebabkan organisme (tumbuhan, hewan dan manusia)

terpapar oleh zat-zat beracun.

Adapun dampak dari limbah itu sendiri, adalah sebagai berikut :

a) Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang sangat ditakuti adalah limbah

dari industri kimia. Limbah dari industri kimia pada umumnya mengandung

berbagai macam unsur logam berat yang mempunyai sifat akumulatif dan

beracun (toxic) sehingga berbahaya bagi kesehatan manusia.

b) Limbah cair, yang dibuang ke perairan akan mengotori air yang dipergunakan

untuk berbagai keperluan dan mengganggu kehidupan biota air.

c) Limbah padat akan mencemari tanah dan sumber air tanah.

d) Limbah gas yang dibuang ke udara pada umumnya mengandung senyawa kimia

berupa SOx, NOx, CO, dan gas-gas lain yang tidak diinginkan. Adanya SO2

dan NOx diudara dapat menyebabkan terjadinya hujan asam yang dapat

menimbulkan kerugian karena merusak bangunan, ekosistem perairan, lahan

pertanian dan hutan.

e) Limbah pertanian yang paling utama ialah pestisida dan pupuk. Walau pestisida

digunakan untuk membunuh hama, ternyata karena pemakaiannya yang tidak

sesuai dengan peraturan keselamatan kerja, pestisida menjadi biosida -

pembunuh kehidupan. Pestida yang berlebihan pemakaiannya, akhirnya

mengkontaminasi sayuran dan buahbuahan yang dapat menyebabkan keracunan

konsumennya. Pupuk sering dipakai berlebihan, sisanya bila sampai diperairan

dapat merangsang pertumbuhan gulma penyebab timbulnya eutrofikasi.

Pemakaian herbisida untuk mengatasi eutrofikasi menjadi penyebab

terkontaminasinya ikan, udang dan biota air lainnya.

Page 12: 0. Makalah Limbah b3

a) Pengaruh Limbah B3 terhadap Kesehatan Manusia

Dengan karakteristik yang dimilikinya, B3 mempengaruhi kesehatan

manusia dengan mencelakakan manusia secara langsung (akibat ledakan,

kebakaran, reaktif dan korosif) dan maupun tidak langsung (toksik akut dan

kronis) bagi manusia.

Zat toksik yang dihasilkan oleh limbah B3 masuk ke tubuh

manusia melalui:

Oral  yaitu melalui mulut dan kemudian saluran pencernaan, sulit mencapai

peredaran darah.

Inhalasi yaitu melalui saluran pernapasan, bersifat cepat memasuki peredaran

darah.

Dermal yaitu melalui kulit sehingga mudah masuk ke dalam peredaran

darah.

Peritonial   yaitu melalui suntikan, langsung memasuki peredaran darah.

Ada 4 proses yang dialami bahan berbahaya dan beracun di dalam

organisme, yaitu absorbsi, distribusi, metabolisme dan sekresi. Untuk

mengetahui efek negatif bahan toksikan tersebut di dalam tubuh, perlu diketahui

perihal zat toksik dan sistem biologis manusia serta interaksi antara keduanya. 

Zat toksik akan dibawa oleh darah dan didistribusikan ke seluruh tubuh dan

kemudian mengganggu organ tubuh antara lain : keracunan neurotaksik, zat

toksik akan dibawa menuju otak, atau zat toksik akan ditimbun dan diproses

pada jaringan lemak, otot, tulang, syaraf, liver, pankreas, usus dan kemudian

setelah melalui proses- sisanya akan disekresikan ke luar tubuh.

b) Pengaruh limbah B3 terhadap Mahluk Hidup

Pengaruhn Limbah B3 terhadap mahluk hidup, khususnya manusia terdiri

atas 2 kategori yaitu:

1) Efek akut, efek akut dapat menimbulkan akibat berupa kerusakan susunan

syaraf, kerusakan sistem pencernaan, kerusakan sistem kardio vasculer,

kerusakan sistem pernafasan, kerusakan pada kulit, dan kematian. 

2) Efek kronis, efek kronis dapat menimbulkan efek karsinogenik (pendorong

terjadinya kanker), efek mutagenic (pendorong mutasi sel tubuh), efek

Page 13: 0. Makalah Limbah b3

teratogenik (pendorong terjadinya cacat bawaan), dan kerusakan sistem

reproduksi.

Bagian organ tubuh yang terkena pengaruh limbah B3, adalah sebagai

berikut :

Ginjal (umumnya disebabkan zat toksik Cadmium)

Tulang (umumnya disebabkan zat toksik Benzene)

Otak (umumnya disebabkan zat toksik Methyl Mercury)

Liver (umumnya disebabkan zat toksik Carbon  – Tetrachlorida)

Paru-paru (umumnya disebabkan zat toksik Paraquat)

Mata (umumnya disebabkan zat toksik Khloroquin)

Selain itu, dikenal juga efek yang mempengaruhi pertumbuhan dan

reproduksi.

Adapun dampak Limbah B3, menurut senyawa kimiawi adalah sebagai

berikut :

1. Kadmium (Cd)

Sebagian Cd yang diabsorbsi tubuh akan mengumpul di dalam ginjal,

hati dan sebagian dibuang keluar melalui saluran pencernaan. Keracunan Cd

dapat mempengaruhi otot polos pembuluh darah. Akibatnya, tekanan darah

menjadi tinggi yang kemudian dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung

dan ginjal.

Contoh Kasus : Keracunan Cd pernah terjadi di Toyama, Jepang. 

Beras yang dimakan penduduk di daerah tersebut berasal dari tanaman padi

yang selama bertahun-tahun mendapat air yang tercemar Cd. Endapan Cd

yang terakumulasi di dalam padi kemudian mengalami biomagnification

(pembesaran biologi) dalam tubuh penduduk setempat. Logam Cd yang ada

dalam air pengairan ternyata berasal dari limbah industri seng dan timah hitam

yang berada di sebelah hulu. Kandungan Cd dalam padi tercatat hanya 1,6

ppm namun setelah mengalami pembesaran biologi (berdasarkan analisis pada

tulang rusuk) menjadi 11.472 ppm. Warga yang terserang mengeluh sakit

pinggang selama bertahun-tahun dan semakin lama semakin parah yang

diikuti sakit pada tulang punggungnya.  Hasil pengamatan menunjukkan

Page 14: 0. Makalah Limbah b3

bahwa tulang-tulang mengalami pelunakan dan kemudian menjadi rapuh.

Kematian yang terjadi di antara mereka terutama disebabkan gagal ginjal.

2. Timbal,Timah Hitam (Pb)

Timbal terdapat di air, tanah, tanaman, hewan dan udara. Zat ini terbentuk

akibat aktifitas manusia seperti pembakaran batu bara, sampah, penyemprotan

pestisida, asap pabrik dan akibat pembakaran bensin di kendaraan. Timbal dan

senyawanya mempengaruhi sistem pusat syaraf dengan ciri-ciri keracunan,

yaitu pusing, anemia, lemah dan yang paling berbahaya adalah pengaruhnya

terhadap sel darah merah. Timbal dapat mengubah ukuran dan bentuk sel

darah merah.

3. Merkuri (Hg)

Gejala keracunan merkuri ditandai dengan sakit kepala, sukar menelan,

penglihatan menjadi kabur dan daya pendengaran menurun. Selain itu orang

yang keracunan merkuri merasa tebal di bagian kaki dan tangannya, mulut

tersumbat oleh logam, gusi membengkak dan diare.  Kematian dapat terjadi

pada kondisi tubuh yang makin melemah. Wanita yang hamil akan melahirkan

bayi yang cacat.

Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat

berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia,

sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya

keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan

karakteristik limbah.

Page 15: 0. Makalah Limbah b3

D. CARA MENANGANI LIMBAH B3

1. Penanganan Limbah B3

Hazardous Material Container

Limbah B3 harus ditangani dengan perlakuan khusus mengingat bahaya dan

resiko yang mungkin ditimbulkan apabila limbah ini menyebar ke lingkungan. Hal

tersebut termasuk proses pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutannya.

Pengemasan limbah B3 dilakukan sesuai dengan karakteristik limbah yang

bersangkutan. Namun secara umum dapat dikatakan bahwa kemasan limbah B3

harus memiliki kondisi yang baik, bebas dari karat dan kebocoran, serta harus

dibuat dari bahan yang tidak bereaksi dengan limbah yang disimpan di dalamnya.

Untuk limbah yang mudah meledak, kemasan harus dibuat rangkap di mana

kemasan bagian dalam harus dapat menahan agar zat tidak bergerak dan mampu

menahan kenaikan tekanan dari dalam atau dari luar kemasan. Limbah yang

bersifat self-reactive dan peroksida organik juga memiliki persyaratan khusus

dalam pengemasannya. Pembantalan kemasan limbah jenis tersebut harus dibuat

dari bahan yang tidak mudah terbakar dan tidak mengalami penguraian

(dekomposisi) saat berhubungan dengan limbah. Jumlah yang dikemas pun terbatas

sebesar maksimum 50 kg per kemasan sedangkan limbah yang memiliki aktivitas

rendah biasanya dapat dikemas hingga 400 kg per kemasan.

Limbah B3 yang diproduksi dari sebuah unit produksi dalam sebuah pabrik

harus disimpan dengan perlakuan khusus sebelum akhirnya diolah di unit

pengolahan limbah. Penyimpanan harus dilakukan dengan sistem blok dan tiap

blok terdiri atas 2×2 kemasan. Limbah-limbah harus diletakkan dan harus dihindari

adanya kontak antara limbah yang tidak kompatibel. Bangunan penyimpan limbah

harus dibuat dengan lantai kedap air, tidak bergelombang, dan melandai ke arah

bak penampung dengan kemiringan maksimal 1%. Bangunan juga harus memiliki

Page 16: 0. Makalah Limbah b3

ventilasi yang baik, terlindung dari masuknya air hujan, dibuat tanpa plafon, dan

dilengkapi dengan sistem penangkal petir. Limbah yang bersifat reaktif atau korosif

memerlukan bangunan penyimpan yang memiliki konstruksi dinding yang mudah

dilepas untuk memudahkan keadaan darurat dan dibuat dari bahan konstruksi yang

tahan api dan korosi.

Mengenai pengangkutan limbah B3, Pemerintah Indonesia belum memiliki

peraturan pengangkutan limbah B3 hingga tahun 2002. Namun, kita dapat merujuk

peraturan pengangkutan yang diterapkan di Amerika Serikat. Peraturan tersebut

terkait dengan hal pemberian label, analisa karakter limbah, pengemasan khusus,

dan sebagainya. Persyaratan yang harus dipenuhi kemasan di antaranya ialah

apabila terjadi kecelakaan dalam kondisi pengangkutan yang normal, tidak terjadi

kebocoran limbah ke lingkungan dalam jumlah yang berarti. Selain itu, kemasan

harus memiliki kualitas yang cukup agar efektivitas kemasan tidak berkurang

selama pengangkutan. Limbah gas yang mudah terbakar harus dilengkapi dengan

head shields pada kemasannya sebagai pelindung dan tambahan pelindung panas

untuk mencegah kenaikan suhu yang cepat. Di Amerika juga diperlakukan rute

pengangkutan khusus selain juga adanya kewajiban kelengkapan Material Safety

Data Sheets (MSDS) yang ada di setiap truk dan di dinas pemadam kebarakan.

Secured Landfill. Faktor hidrogeologi, geologi lingkungan, topografi, dan

faktor-faktor lainnya harus diperhatikan agar secured landfill tidak merusak

lingkungan. Pemantauan pasca-operasi harus terus dilakukan untuk menjamin

bahwa badan air tidak terkontaminasi oleh limbah B3.

Page 17: 0. Makalah Limbah b3

2. Pembuangan Limbah B3 (Disposal)

Sebagian dari limbah B3 yang telah diolah atau tidak dapat diolah dengan

teknologi yang tersedia harus berakhir pada pembuangan (disposal). Tempat

pembuangan akhir yang banyak digunakan untuk limbah B3 ialah landfill (lahan

urug) dan disposal well (sumur pembuangan). Di Indonesia, peraturan secara rinci

mengenai pembangunan lahan urug telah diatur oleh Badan Pengendalian Dampak

Lingkungan (BAPEDAL) melalui Kep-04/BAPEDAL/09/1995.

Landfill untuk penimbunan limbah B3 diklasifikasikan menjadi tiga jenis

yaitu: (1) secured landfill double liner, (2) secured landfill single liner, dan (3)

landfill clay liner dan masing-masing memiliki ketentuan khusus sesuai dengan

limbah B3 yang ditimbun.

Dimulai dari atas, bagian dasar secured landfill terdiri atas tanah setempat,

lapisan dasar, sistem deteksi kebocoran, lapisan tanah penghalang, sistem

pengumpulan dan pemindahan lindi (leachate), dan lapisan pelindung. Untuk kasus

tertentu, di atas atau di bawah sistem pengumpulan dan pemindahan lindi harus

dilapisi geomembran. Sedangkan bagian penutup terdiri dari tanah penutup, tanah

tudung penghalang, tudung geomembran, pelapis tudung drainase, dan pelapis

tanah untuk tumbuhan dan vegetasi penutup. Secured landfill harus dilapisi sistem

pemantauan kualitas air tanah dan air pemukiman di sekitar lokasi agar mengetahui

apakah secured landfill bocor atau tidak. Selain itu, lokasi secured landfill tidak

boleh dimanfaatkan agar tidak beresiko bagi manusia dan habitat di sekitarnya.

Page 18: 0. Makalah Limbah b3

Deep Injection Well. Pembuangan limbah B3 melalui metode ini masih

mejadi kontroversi dan masih diperlukan pengkajian yang komprehensif terhadap

efek yang mungkin ditimbulkan. Data menunjukkan bahwa pembuatan sumur

injeksi di Amerika Serikat paling banyak dilakukan pada tahun 1965-1974 dan

hampir tidak ada sumur baru yang dibangun setelah tahun 1980.

Sumur injeksi atau sumur dalam (deep well injection) digunakan di Amerika

Serikat sebagai salah satu tempat pembuangan limbah B3 cair (liquid hazardous

wastes). Pembuangan limbah ke sumur dalam merupakan suatu usaha membuang

limbah B3 ke dalam formasi geologi yang berada jauh di bawah permukaan bumi

yang memiliki kemampuan mengikat limbah, sama halnya formasi tersebut

memiliki kemampuan menyimpan cadangan minyak dan gas bumi. Hal yang

penting untuk diperhatikan dalam pemilihan tempat ialah strktur dan kestabilan

geologi serta hidrogeologi wilayah setempat.

Limbah B3 diinjeksikan sedalam suatu formasi berpori yang berada jauh di

bawah lapisan yang mengandung air tanah. Di antara lapisan tersebut harus terdapat

lapisan impermeable seperti shale atau tanah liat yang cukup tebal sehingga cairan

Page 19: 0. Makalah Limbah b3

limbah tidak dapat bermigrasi. Kedalaman sumur ini sekitar 0,5 hingga 2 mil dari

permukaan tanah.

Tidak semua jenis limbah B3 dapat dibuang dalam sumur injeksi karena

beberapa jenis limbah dapat mengakibatkan gangguan dan kerusakan pada sumur

dan formasi penerima limbah. Hal tersebut dapat dihindari dengan tidak

memasukkan limbah yang dapat mengalami presipitasi, memiliki partikel padatan,

dapat membentuk emulsi, bersifat asam kuat atau basa kuat, bersifat aktif secara

kimia, dan memiliki densitas dan viskositas yang lebih rendah daripada cairan

alami dalam formasi geologi.

Hingga saat ini di Indonesia belum ada ketentuan mengenai pembuangan

limbah B3 ke sumur dalam (deep injection well). Ketentuan yang ada mengenai hal

ini ditetapkan oleh Amerika Serikat dan dalam ketentuan itu disebutkah bahwa:

a) Dalam kurun waktu 10.000 tahun, limbah B3 tidak boleh bermigrasi secara

vertikal keluar dari zona injeksi atau secara lateral ke titik temu dengan sumber

air tanah.

b) Sebelum limbah yang diinjeksikan bermigrasi dalam arah seperti disebutkan di

atas, limbah telah mengalami perubahan higga tidak lagi bersifat berbahaya dan

beracun.

Page 20: 0. Makalah Limbah b3

3. Teknologi Pengolahan

Pengelolaan Limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi,

penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan

penimbunan limbah B3. Pengelolaan Limbah B3 ini bertujuan untuk mencegah,

menanggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan, memulihkan kualitas

lingkungan tercemar, dan meningkatan kemampuan dan fungsi kualitas lingkungan.

Nomor Kep-03/BAPEDAL/09/1995 tertanggal 5 September 1995 tentang

Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

Pengolahan limbah B3 harus memenuhi persyaratan:

Lokasi pengolahan

Pengolahan B3 dapat dilakukan di dalam lokasi penghasil limbah atau di

luar lokasi penghasil limbah. Syarat lokasi pengolahan di dalam area penghasil

harus:

1. Daerah bebas banjir,

2. Jarak dengan fasilitas umum minimum 50 meter.

3. Jarak dengan daerah beraktivitas penduduk dan aktivitas umum minimum

300 m.

4. Jarak dengan wilayah perairan dan sumur penduduk minimum 300 m.

5. dan jarak dengan wilayah terlindungi (spt: cagar alam,hutan lindung)

minimum 300 m.

Page 21: 0. Makalah Limbah b3

Fasilitas pengolahan

Fasilitas pengolahan harus menerapkan sistem operasi, meliputi:

1. sistem kemanan fasilitas

2. sistem pencegahan terhadap kebakaran

3. sistem pencegahan terhadap kebakaran

4. sistem penanggulangan keadaan darurat

5. sistem pengujian peralatan

6. dan pelatihan karyawan.

Keseluruhan sistem tersebut harus terintegrasi dan menjadi bagian yang

tak terpisahkan dalam pengolahan limbah B3 mengingat jenis limbah yang

ditangani adalah limbah yang dalam volume kecil pun berdampak besar

terhadap lingkungan.

Penanganan limbah B3 sebelum diolah

Setiap limbah B3 harus diidentifikasi dan dilakukan uji analisis

kandungan guna menetapkan prosedur yang tepat dalam pengolahan limbah

tersebut. Setelah uji analisis kandungan dilaksanakan, barulah dapat ditentukan

metode yang tepat guna pengolahan limbah tersebut sesuai dengan karakteristik

dan kandungan limbah.

Pengolahan limbah B3

Jenis perlakuan terhadap limbah B3 tergantung dari karakteristik dan

kandungan limbah. Perlakuan limbah B3 untuk pengolahan dapat dilakukan

dengan proses sbb:

1. Proses secara kimia, meliputi: redoks, elektrolisa, netralisasi, pengendapan,

stabilisasi, adsorpsi, penukaran ion dan pirolisa.

2. Proses secara fisika, meliputi: pembersihan gas, pemisahan cairan dan

penyisihan komponen-komponen spesifik dengan metode kristalisasi,

dialisa, osmosis balik, dll.

3. Proses stabilisas/solidifikasi, dengan tujuan untuk mengurangi potensi racun

dan kandungan limbah B3 dengan cara membatasi daya larut, penyebaran,

dan daya racun sebelum limbah dibuang ke tempat penimbunan akhir

4. Proses insinerasi, dengan cara melakukan pembakaran materi limbah

menggunakan alat khusus insinerator dengan efisiensi pembakaran harus

Page 22: 0. Makalah Limbah b3

mencapai 99,99% atau lebih. Artinya, jika suatu materi limbah B3 ingin

dibakar (insinerasi) dengan berat 100 kg, maka abu sisa pembakaran tidak

boleh melebihi 0,01 kg atau 10 gr

Tidak keseluruhan proses harus dilakukan terhadap satu jenis limbah B3,

tetapi proses dipilih berdasarkan cara terbaik melakukan pengolahan sesuai dengan

jenis dan materi limbah.

Hasil pengolahan limbah B3

Memiliki tempat khusus pembuangan akhir limbah B3 yang telah diolah

dan dilakukan pemantauan di area tempat pembuangan akhir tersebut dengan

jangka waktu 30 tahun setelah tempat pembuangan akhir habis masa pakainya atau

ditutup.

Perlu diketahui bahwa keseluruhan proses pengelolaan, termasuk penghasil

limbah B3, harus melaporkan aktivitasnya ke KLH dengan periode triwulan (setiap

3 bulan sekali).

4. Metode Pengolahan

Terdapat banyak metode pengolahan limbah B3 di industri, tiga metode

yang paling populer di antaranya ialah chemical conditioning,

solidification/Stabilization, dan incineration.

a. Chemical Conditioning

Salah satu teknologi pengolahan limbah B3 ialah chemical conditioning.

Tujuan utama dari chemical conditioning ialah:

o menstabilkan senyawa-senyawa organik yang terkandung di dalam lumpur

o mereduksi volume dengan mengurangi kandungan air dalam lumpur

o mendestruksi organisme patogen

o memanfaatkan hasil samping proses chemical conditioning yang masih

memiliki nilai ekonomi seperti gas methane yang dihasilkan pada proses

digestion

o mengkondisikan agar lumpur yang dilepas ke lingkungan dalam keadaan

aman dan dapat diterima lingkungan

Chemical conditioning terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:

Page 23: 0. Makalah Limbah b3

1) Concentration thickening

Tahapan ini bertujuan untuk mengurangi volume lumpur yang akan

diolah dengan cara meningkatkan kandungan padatan. Alat yang umumnya

digunakan pada tahapan ini ialah gravity thickener dan solid bowl centrifuge.

Tahapan ini pada dasarnya merupakan tahapan awal sebelum limbah

dikurangi kadar airnya pada tahapan de-watering selanjutnya. Walaupun

tidak sepopuler gravity thickener dan centrifuge, beberapa unit pengolahan

limbah menggunakan proses flotation pada tahapan awal ini.

2) Treatment, stabilization, and conditioning

Tahapan kedua ini bertujuan untuk menstabilkan senyawa organik

dan menghancurkan patogen. Proses stabilisasi dapat dilakukan melalui

proses pengkondisian secara kimia, fisika, dan biologi. Pengkondisian secara

kimia berlangsung dengan adanya proses pembentukan ikatan bahan-bahan

kimia dengan partikel koloid. Pengkondisian secara fisika berlangsung

dengan jalan memisahkan bahan-bahan kimia dan koloid dengan cara

pencucian dan destruksi. Pengkondisian secara biologi berlangsung dengan

adanya proses destruksi dengan bantuan enzim dan reaksi oksidasi. Proses-

proses yang terlibat pada tahapan ini ialah lagooning, anaerobic digestion,

aerobic digestion, heat treatment, polyelectrolite flocculation, chemical

conditioning, dan elutriation.

3) De-watering and drying

De-watering and drying bertujuan untuk menghilangkan atau

mengurangi kandungan air dan sekaligus mengurangi volume lumpur. Proses

yang terlibat pada tahapan ini umumnya ialah pengeringan dan filtrasi. Alat

yang biasa digunakan adalah drying bed, filter press, centrifuge, vacuum

filter, dan belt press.

4) Disposal

Disposal ialah proses pembuangan akhir limbah B3. Beberapa

proses yang terjadi sebelum limbah B3 dibuang ialah pyrolysis, wet air

oxidation, dan composting. Tempat pembuangan akhir limbah B3 umumnya

ialah sanitary landfill, crop land, atau injection well.

b. Solidification/Stabilization

Page 24: 0. Makalah Limbah b3

Di samping chemical conditiong, teknologi solidification/stabilization

juga dapat diterapkan untuk mengolah limbah B3. Secara umum stabilisasi

dapat didefinisikan sebagai proses pencapuran limbah dengan bahan tambahan

(aditif) dengan tujuan menurunkan laju migrasi bahan pencemar dari limbah

serta untuk mengurangi toksisitas limbah tersebut. Sedangkan solidifikasi

didefinisikan sebagai proses pemadatan suatu bahan berbahaya dengan

penambahan aditif. Kedua proses tersebut seringkali terkait sehingga sering

dianggap mempunyai arti yang sama.

Proses solidifikasi/stabilisasi berdasarkan mekanismenya dapat dibagi

menjadi 6 golongan, yaitu:

1) Macroencapsulation, yaitu proses dimana bahan berbahaya dalam limbah

dibungkus dalam matriks struktur yang besar.

2) Microencapsulation, yaitu proses yang mirip macroencapsulation tetapi

bahan pencemar terbungkus secara fisik dalam struktur kristal pada tingkat

mikroskopik.

3) Precipitation

4) Adsorpsi, yaitu proses dimana bahan pencemar diikat secara elektrokimia

pada bahan pemadat melalui mekanisme adsorpsi.

5) Absorbsi, yaitu proses solidifikasi bahan pencemar dengan menyerapkannya

ke bahan padat

6) Detoxification, yaitu proses mengubah suatu senyawa beracun menjadi

senyawa lain yang tingkat toksisitasnya lebih rendah atau bahkan hilang

sama sekali.

Teknologi solidikasi/stabilisasi umumnya menggunakan semen,

kapur (CaOH2), dan bahan termoplastik. Metoda yang diterapkan di

lapangan ialah metoda in-drum mixing, in-situ mixing, dan plant mixing.

Peraturan mengenai solidifikasi/stabilitasi diatur oleh BAPEDAL

berdasarkan Kep-03/BAPEDAL/09/1995 dan Kep-04/BAPEDAL/09/1995.

Page 25: 0. Makalah Limbah b3

c. Incineration

Inceneration adalah alat untuk menghancurkan limbah berupa

pembakaran dengan kondisi terkendali. Limbah dapat terurai dari senyawa

organik menjadi senyawa sederhana seperti CO2 dan H2O.

Incenerator efektif terutama untuk buangan organik dalam bentuk

padat, cair, gas, lumpur cair dan lumpur padat. Proses ini tidak biasa

digunakan limbah organik seperti lumpur logam berat (heavy metal sludge)

dan asam anorganik. Zat karsinogenik patogenik dapat dihilangkan dengan

sempurna bila insenerator dioperasikan I.

Incenerator memiliki kelebihan, yaitu dapat menghancurkan

berbagai senyawa organik dengan sempurna, tetapi terdapat kelemahan

yaitu operator harus yang sudah terlatih. Selain itu biaya investasi lebih

tinggi dibandingkan dengan metode lain dan potensi emisi ke atmosfir lebih

besar bila perencanaan tidak sesuai dengan kebutuhan operasional.

Aspek penting dalam sistem insinerasi adalah nilai kandungan

energi (heating value) limbah. Selain menentukan kemampuan dalam

mempertahankan berlangsungnya proses pembakaran, heating value juga

menentukan banyaknya energi yang dapat diperoleh dari sistem insinerasi.

Jenis insinerator yang paling umum diterapkan untuk membakar limbah

padat B3 ialah rotary kiln, multiple hearth, fluidized bed, open pit, single

chamber, multiple chamber, aqueous waste injection, dan starved air unit.

Dari semua jenis insinerator tersebut, rotary kiln mempunyai kelebihan

karena alat tersebut dapat mengolah limbah padat, cair, dan gas secara

simultan.

d. Proses Pembakaran (Inceneration) Limbah B3

Teknologi pembakaran (incineration ) adalah alternatif yang

menarik dalam teknologi pengolahan limbah. Insinerasi mengurangi volume

dan massa limbah hingga sekitar 90% (volume) dan 75% (berat). Teknologi

ini sebenarnya bukan solusi final dari sistem pengolahan limbah padat

karena pada dasarnya hanya memindahkan limbah dari bentuk padat yang

kasat mata ke bentuk gas yang tidak kasat mata. Proses insinerasi

menghasilkan energi dalam bentuk panas. Namun, insinerasi memiliki

Page 26: 0. Makalah Limbah b3

beberapa kelebihan di mana sebagian besar dari komponen limbah B3 dapat

dihancurkan dan limbah berkurang dengan cepat. Selain itu, insinerasi

memerlukan lahan yang relatif kecil.

Limbah B3 kebanyakan terdiri dari karbon, hydrogen dan oksigen.

Dapat juga mengandung halogen, sulfur, nitrogen dan logam berat.

Hadirnya elemen lain dalam jumlah kecil tidak mengganggu proses oksidasi

limbah B3. Struktur molekul umumnya menentukan bahaya dari suatu zat

organic terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Bila molekul limbah

dapat dihancurkan dan diubah menjadi karbon dioksida (CO2), air dan

senyawa anorganik, tingkat senyawa organik akan berkurang. Untuk

penghancuran dengan panas merupakan salah satu teknik untuk mengolah

limbah B3.

Adapun tujuan teknologi pengolahan limbah B3, adalah sebagai

berikut :

Tujuan pengelolaan B3 adalah untuk mencegah dan menanggulangi

pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah

B3 serta melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemar

sehingga sesuai dengan fungsinya kembali.

Dari hal ini jelas bahwa setiap kegiatan/usaha yang berhubungan

dengan B3, baik penghasil, pengumpul, pengangkut, pemanfaat, pengolah

dan penimbun B3, harus memperhatikan aspek lingkungan dan menjaga

kualitas lingkungan tetap pada kondisi semula. Dan apabila terjadi

pencemaran akibat tertumpah, tercecer dan rembesan limbah B3, harus

dilakukan upaya optimal agar kualitas lingkungan kembali kepada fungsi

semula.

Page 27: 0. Makalah Limbah b3

Referensi: Pengelolaan Limbah Industri – Prof. Tjandra Setiadi, Wikipedia, US EPA

(www.menlh.go.id/i/art/pdf_1054679307.pdf)