STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI...

17
1 STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA STUDY ON HOUSEHOLD HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT AT WONOKROMO DISTRICT SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ dan YULINAH TRIHADININGRUM Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya email: [email protected] Abstrak Jumlah penduduk di Kecamatan Wonokromo (181.170) mempengaruhi jumlah timbulan sampah di kecamatan tersebut. Sampah yang dihasilkan belum dipisahkan dari komponen sampah B3. Hal inilah yang mendasari penggunaan Kecamatan Wonokromo sebagai wilayah studi tugas akhir ini. Tujuan penelitian ini adalah mengukur timbulan sampah B3 dan komposisinya, serta menentukan sistem pengelolaannya. Metode pelaksanaan pengambilan dan pengukuran contoh timbulan sampah berdasarkan SNI 19-3964-1995. Jumlah timbulan sampah B3 di Kecamatan Wonokromo adalah 88,62 kg/hari. Hasil studi merekomendasikan agar (i) kapasitas wadah sampah B3 untuk rumah tangga adalah 30 L,(ii) pengangkutan sampah B3 dari sumber ke TPS menggunakan motor boks, dan (iii) pengumpulan sampah B3 di TPS menggunakan kontainerberdasarkan karakteristik sampah B3nya dengan kapasitas masing-masing 4 m 3 . Kata kunci: Kecamatan Wonokromo, sampah B3, pengelolaan sampah B3. Abstract The population of Wonokromo District (181,170) affects the solid waste generation. Until now the solid waste in this district has not been separated from the hazardous components by the community. Therefore, Wonokromo

Transcript of STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI...

Page 1: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15497-3306100086-Paper.pdf · Limbah B3 Penghasil Limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang

1

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI

KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA

STUDY ON HOUSEHOLD HAZARDOUS WASTE

MANAGEMENT AT WONOKROMO DISTRICT SURABAYA

LISA STUROYYA FAAZ dan YULINAH TRIHADININGRUM

Jurusan Teknik Lingkungan

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

email: [email protected]

Abstrak

Jumlah penduduk di Kecamatan Wonokromo (181.170) mempengaruhi jumlah timbulan sampah di kecamatan

tersebut. Sampah yang dihasilkan belum dipisahkan dari komponen sampah B3. Hal inilah yang mendasari

penggunaan Kecamatan Wonokromo sebagai wilayah studi tugas akhir ini. Tujuan penelitian ini adalah mengukur

timbulan sampah B3 dan komposisinya, serta menentukan sistem pengelolaannya.

Metode pelaksanaan pengambilan dan pengukuran contoh timbulan sampah berdasarkan SNI 19-3964-1995.

Jumlah timbulan sampah B3 di Kecamatan Wonokromo adalah 88,62 kg/hari. Hasil studi merekomendasikan agar (i)

kapasitas wadah sampah B3 untuk rumah tangga adalah 30 L,(ii) pengangkutan sampah B3 dari sumber ke TPS

menggunakan motor boks, dan (iii) pengumpulan sampah B3 di TPS menggunakan kontainerberdasarkan karakteristik

sampah B3nya dengan kapasitas masing-masing 4 m3.

Kata kunci: Kecamatan Wonokromo, sampah B3, pengelolaan sampah B3.

Abstract

The population of Wonokromo District (181,170) affects the solid waste generation. Until now the solid waste

in this district has not been separated from the hazardous components by the community. Therefore, Wonokromo

Page 2: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15497-3306100086-Paper.pdf · Limbah B3 Penghasil Limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang

2

District was selected as a study area for conducting this research, which was focused on the determination of

hazardous waste generation and composition, and it’s management system.

Measurements of solid waste generation and composition were done according to SNI 19-3964-1995 methods.

The generation rate of HHW was 88.62 kg/day. This study recommended that: (i) household hazardous solid waste

components should be placed in a 30 L container¸(ii) collection of the HHW to the transfer station should use a

particular motor cycle, with a particular design, (iii) the flammable, corrosive, and toxic waste components should

placed in different containers of 4 m3 capacity.

Keywords: Wonokromo District, household hazardous waste, solid waste management.

1. Pendahuluan

Kehadiran sampah B3 RT di dalam timbulan sampah kota relatif masih kecil, namun perlu

diupayakan penanganan yang komprehensif. Jelasnya adalah sampah tersebut memiliki karakteristik

yang sangat berbahaya seperti beracun, korosif, mudah terbakar, mudah meledak, dan karsinogenik

yang pada akhirnya menjadi ancaman bagi warga dan lingkungan di sekitar tempat pembuangan

akhir sampah. Bagi masyarakat wajib memisahkan sampah B3-RT di rumah-rumah, ke dalam suatu

wadah terpisah.

Pada tugas akhir ini akan dibahas pengelolaan sampah B3 permukiman, dimana

pengelolaannya tidak berbeda jauh dengan pengelolaan sampah biasa tetapi harus ada perlakuan

yang lebih khusus. Wilayah studi untuk tugas akhir ini adalah Kecamatan Wonokromo karena di

kecamatan tersebut belum ada pola pengelolaan sampah B3.

Berdasarkan dari rumusan masalah tersebut di atas maka dapat dirumuskan tujuan khusus

yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu:

1. Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap sampah B3.

2. Menghitung timbulan sampah B3 permukiman di Kecamatan Wonokromo Surabaya.

Page 3: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15497-3306100086-Paper.pdf · Limbah B3 Penghasil Limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang

3

3. Menghitung komposisi sampah B3 permukiman di Kecamatan Wonokromo Surabaya.

4. Mengetahui kondisi fasilitas pewadahan, pengumpulan, dan pengangkutan sampah

permukiman di sumber dan di TPS di Kecamatan Wonokromo Surabaya.

5. Menentukan pola pengelolaan sampah B3 permukiman di Kecamatan Wonokromo

Surabaya.

Sampah B3

Menurut SNI 3242:2008, sampah domestik B3 adalah sampah yang berasal dari aktivitas

rumah tangga, mengandung bahan dan atau bekas kemasan suatu jenis bahan berbahaya dan atau

beracun, karena sifat atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak

langsung dapat merusak dan atau mencemarkan lingkungan hidup dan atau membahayakan

kesehatan manusia.

Karakteristik Sampah B3

Sampah B3 adalah sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) dan

sampah yang mengandung limbah berbahaya dan beracun (B3). Karakteristik sampah B3 sama

dengan karakteristik limbah B3. Untuk mengetahui karakteristik limbah B3 dapat dilakukan uji

karakteristik. Menurut Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun 1999 Tentang: Perubahan Atas

Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan

Beracun, uji karakteristik limbah B3 meliputi:

1. mudah meledak;

2. mudah terbakar;

3. bersifat reaktif;

Page 4: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15497-3306100086-Paper.pdf · Limbah B3 Penghasil Limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang

4

4. beracun;

5. menyebabkan infeksi; dan

6. bersifat korosif.

2. Gambaran Umum Wilayah Studi

Kecamatan Wonokromo termasuk wilayah Geografis Kota Surabaya yang merupakan

bagian dari Wilayah Surabaya Selatan. Luas wilayah Kecamatan Wonokromo ± 6,70 km2 terbagi

menjadi 6 kelurahan yaitu:

1. Sawunggaling

2. Wonokromo

3. Jagir

4. Ngagelrejo

5. Ngagel

6. Darmo

Batas wilayah Kecamatan Wonokromo antara lain:

Sebelah utara : Kecamatan Tegalsari

Sebelah timur : Kecamatan Gubeng

Sebelah selatan : Kecamatan Wonocolo

Sebelah barat : Kecamatan Dukuh Pakis

Page 5: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15497-3306100086-Paper.pdf · Limbah B3 Penghasil Limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang

5

Kecamatan Wonokromo mempunyai jumlah penduduk yang cukup tinggi yang

mempengaruhi jumlah timbulan sampah di kecamatan tersebut. Selama ini sampah yang dihasilkan

belum dilakukan pemilahan dan pengelolaan sampah. Wadah sampah yang ada di Kelurahan Jagir

dan Kelurahan Wonokromo terbuat dari ban bekas yang dicat tetapi ada juga wadah yang permanen

yang terbuat dari beton. Wadah sampah di Kecamatan Wonokromo yang terbuat dari ban bekas.

Pengangkutan sampah di Kecamatan Wonokromo menggunakan gerobak sampah dengan frekuensi

pengambilan sampah dua hari sekali. TPS di Kelurahan Sawunggaling, Kelurahan Jagir, dan

Kelurahan Wonokromo belum mempunyai fasilitas pengelolaan sampah dan hanya sebagai tempat

pengumpulan sampah sementara yang selanjutnya akan ditimbun di TPA. Wilayah studi untuk

pengambilan contoh timbulan sampah di Kecamatan Wonokromo meliputi 3 kelurahan, yaitu

Kelurahan Jagir, Kelurahan Sawunggaling, dan Kelurahan Wonokromo.

3. Hasil dan Pembahasan

Alat yang digunakan untuk mengukur densitas sampah berupa kotak kayu berukuran 20 cm

× 20 cm × 100 cm dan berat 1,4 kg.. Metode pelaksanaan pengambilan dan pengukuran sampel

timbulan sampah berdasarkan SNI 19-3964-1995 tentang metode pengambilan dan pengukuran

sampel timbulan dan komposisi sampah perkotaan. Setelah diketahui densitasnya maka dapat

dilakukan perhitungan volume sampah dengan rumus sebagai berikut:

Volume sampah (m3) =

a. Kelurahan Jagir

Timbulan sampah B3 di Kelurahan Jagir adalah 0,29 g/orang.hari atau 0,002

L/orang.hari. Komposisi sampah B3 di Kelurahan Jagir dapat dilihat pada Gambar 1.

Berat Sampah (kg)

Densitas (kg/m3)

Page 6: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15497-3306100086-Paper.pdf · Limbah B3 Penghasil Limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang

6

Gambar 1 Komposisi Sampah B3 di Kelurahan Jagir

b. Kelurahan Wonokromo

Timbulan sampah B3 di Kelurahan Wonokromo adalah 0,34 g/orang.hari atau 0,003

L/orang.hari. Komposisi sampah B3 di Kelurahan Wonokromo dapat dilihat pada

Gambar 2.

Gambar 2 Komposisi Sampah B3 di Kelurahan Wonokromo

c. Kelurahan Sawunggaling

Timbulan sampah B3 di Kelurahan Sawunggaling adalah 0,84 g/orang.hari atau 0,006

L/orang.hari. Komposisi sampah B3 di Kelurahan Sawunggaling dapat dilihat pada

Gambar 3

Page 7: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15497-3306100086-Paper.pdf · Limbah B3 Penghasil Limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang

7

Gambar 3 Komposisi Sampah B3 di Kelurahan Sawunggaling.

Jadi timbulan sampah B3 di Kecamatan WonokromoTahun 2010 adalah 88,62 kg/hari atau

660,49 L/hari.

Pengolahan Data Hasil Kuesioner

Kuesioner dibagikan kepada responden yang berada di permukiman Kecamatan

Wonokromo khususnya kepada aparat pemerintah antara lain ketua RW dan RT yang ada di

Kelurahan Jagir, Kelurahan Wonokromo, dan Kelurahan Sawunggaling sebanyak 20 responden

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang sampah B3. Hasil

kuesioner dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Frekuensi Penggunaan Produk yang Mengandung B3

Page 8: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15497-3306100086-Paper.pdf · Limbah B3 Penghasil Limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang

8

Pada Gambar 4 pendapat aparat pemerintah tentang sampah B3 dapat diketahui bahwa

sebanyak 85% responden sama sekali tidak mengetahui tentang sampah B3 dan 15% responden

sedikit mengetahui tentang sampah B3. Maksud dari sedikit mengetahui adalah responden dapat

menyebutkan beberapa produk rumah tangga yang mengandung B3 di antaranya pembersih lantai

dan pembasmi serangga. Jika diadakan sosialisasi mengenai pemilahan sampah B3, sebanyak 25%

responden memilih arisan sebagai forum, 65% responden memilih forum khusus, dan 10%

responden memilih forum lainnya seperti rapat pengurus RT atau RW.

Pola Pewadahan Sampah B3

Pengambilan sampah B3 disarankan akan diambil petugas dari sumber ke TPS setiap 3

bulan sekali (90 hari). Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan

Limbah B3 Penghasil Limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang dihasilkannya paling lama 90

hari sebelum menyerahkannya kepada pengumpul atau pemanfaat atau pengolah atau penimbun

limbah B3. Berdasarkan peraturan tersebut, maka disarankan sampah B3 disimpan di wadah

sampah B3 paling lama 90 hari.

Volume sampah B3 terkumpul = Volume sampah tiap rumah × frekuensi

= 0,02 L × 90

= 1,64 L

Karena volume sampah B3 terkumpul yang dihasilkan dari perhitungan terlalu kecil apabila

untuk mendesain kapasitas wadah sampah B3 jadi volume wadah yang disarankan adalah 30 L

dengan panjang 30 cm, lebar 20 cm, dan tinggi 50 cm. Wadah sampah B3 disarankan sesuai dengan

SNI 19-2454-2002 yaitu dengan wadah warna merah yang diberi lambang khusus (simbol limbah

Page 9: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15497-3306100086-Paper.pdf · Limbah B3 Penghasil Limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang

9

B3 klasifikasi campuran). Persyaratan umum wadah sampah B3 berdasarkan Kep-

01/Bapedal/09/1995 Tata Cara Dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah

Bahan Berbahaya dan Beracun.

Pola Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah B3

Pengumpulan sampah B3 dari sumber ke TPS menggunakan motor box yang dapat dilihat

pada Gambar 5.

Gambar 5 Motor Box Pengangkut Sampah B3

Dimensi boks untuk motor boks disarankan berdasarkan dimensi box yang ada di pasaran

yaitu 160 cm × 125 cm × 110 cm. di dalam box akan diletakkan 9 buah wadah dengan dimensi

masing-masing wadah adalah 50 cm × 30 cm × 60 cm. Wadah tersebut diperuntukkan untuk

sampah B3 berdasarkan jenis dan karakteristiknya.

Frekuensi pengumpulan sampah B3 dari rumah warga akan disarankan 3 bulan 1 kali. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada skema sistem pengumpulan sampah B3 pada Gambar 6.

Page 10: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15497-3306100086-Paper.pdf · Limbah B3 Penghasil Limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang

10

Rumah Warga

(Sumber Sampah

B3)

Rumah Warga

(Sumber Sampah

B3)

Rumah Warga

(Sumber Sampah

B3)

1 RW (Rukun Warga)

3 bulan 1 kali

Instansi Khusus

Pengelola Sampah

B3

1 Kelurahan

1 Kecamatan

Gambar 6 Skema Sistem Pengumpulan Sampah B3

Pada Gambar 6 menunjukkan bahwa dilakukan pengumpulan dari sumber sampah B3 secara

door to door setiap 3 bulan 1 kali. Rute pengumpulan sampah adalah 1 RT (Rukun Tetangga).

Setelah dilakukan pengumpulan, sampah B3 diangkut ke TPS sampah B3 untuk disimpan di

kontainer sampah B3. Selanjutnya sampah B3 yang terkumpul akan dikelola oleh instansi yang

khusus mengelola sampah B3. Pengangkutan sampah B3 yang disarankan berpedoman pada SK

Direktur Jenderal Perhubungan Darat No. 725 Tahun 2004 Tentang Pengangkutan Bahan

Berbahaya dan Beracun (B3) karena belum ada peraturan khusus yang mengatur pengangkutan

sampah B3. Pengangkutan sampah B3 disarankan dilengkapi dokumen. Berdasarkan Kep. Bapedal

No. 2 Tahun 1995 Tentang Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, setiap pengangkutan

limbah B3 harus dilengkapi dengan dokumen resmi. Dokumen sampah B3 yang disarankan tidak

Page 11: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15497-3306100086-Paper.pdf · Limbah B3 Penghasil Limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang

11

terdiri dari tujuh rangkap seperti dokumen limbah B3. Dokumen sampah B3 hanya terdiri dari tiga

rangkap dengan perincian sebagai berikut:

a. Lembar pertama disimpan oleh penghasil sampah B3

b. Lembar kedua disimpan oleh petugas pengumpul sampah B3

c. Lembar ketiga disimpan oleh pengelola TPS sampah B3

Dokumen sampah B3 dibuat oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya dan

BLH Kota Surabaya.Dokumen sampah B3/manifes sampah B3 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Manifes Sampah B3

MANIFES SAMPAH B3 RUMAH TANGGA Nama : Alamat : Kecamatan : Kelurahan : RT / RW : Lokasi TPS Sampah B3 : No Jenis Sampah B3 (√) Jumlah (buah) 1 Kemasan bekas pembersih WC/lantai/kaca 2 Kemasan bekas semir sepatu 3 Kemasan bekas pemutih pakaian dan pembersih lainnya 4 Kemasan bekas oli 5 Accu bekas 6 Kemasan bekas air accu 7 Kemasan bekas cat kuku dan pembersihnya 8 Kemasan bekas pewarna rambut 9 Kemasan bekas Hair Spray 10 Kemasan bekas cat dan thinner

11 Kemasan bekas obat pembasmi hama tanaman (herbisida dan insektisida)

Page 12: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15497-3306100086-Paper.pdf · Limbah B3 Penghasil Limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang

12

No Jenis Sampah B3 (√) Jumlah (buah) 12 Kemasan bekas pupuk kimia 13 Baterai 14 Tinta/cartridge 15 Lampu neon 16 Obat-obatan kadaluarsa 17 Kemasan bekas obat pembasmi serangga 18

Lain-lain:

Yang Menyerahkan : Tanda Tangan : Petugas Pengumpul : Tanda Tangan : Tanggal :

Kontainer Sampah B3 di TPS

Sampah B3 yang telah diangkut dari sumber akan ditampung di TPS yang selanjutnya akan

ditangani oleh instansi khusus yang mengelola limbah B3. Pada TPS disediakan kontainer yang

akan menampung sampah B3 untuk sementara yang akan disimpan selama maksimal 90 hari

dengan persyaratan lokasi penyimpanan sampah B3 berdasarkan Kep. Bapedal No. 1 Tahun 1995

Tata Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan

Beracun. Kontainer ini harus disediakan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya.

Volume masing-masing kontainer sampah B3 di TPS disarankan berdasarkan Keputusan Kepala

Bapedal No. 1 Tahun 1995 Tentang: Tata Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan

Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yaitu berupa bak kontainer berpenutup

dengan kapasitas 4 m3.

Page 13: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15497-3306100086-Paper.pdf · Limbah B3 Penghasil Limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang

13

Standar Operasional Prosedur

Standar operasional prosedur untuk penghasil sampah B3 adalah:

1. Penghasil sampah B3 menyimpan sampah B3 yang dihasilkannya pada wadah sampah B3

yang tertutup rapat.

2. Sampah B3 disimpan di dalam kemasan aslinya pada wadah sampah B3. Untuk lampu neon,

selain disimpan masih pada kemasan aslinya juga dibungkus kantong plastik untuk

keamanan apabila pecah.

3. Sampah B3 yang dihasilkan dalam jumlah besar sehingga tidak muat apabila disimpan di

wadah sebaiknya disimpan di tempat yang aman dan jauh dari jangkauan anak-anak seperti

garasi, gudang, dan sebagainya.

4. Penghasil sampah B3 menyimpan sampah B3 yang dihasilkannya si wadah sampah B3

selama-lamanya 90 hari sampai dikumpulkan oleh petugas pengumpul sampah B3.

5. Penghasil sampah B3 menyerahkan sampah B3 yang disimpannya selama 90 hari kepada

petugas pengumpul sampah yang mengambil sampah B3 tiap 3 bulan 1 kali.

6. Penghasil sampah B3 wajib mengisi manifes sampah B3 yang diserahkan oleh petugas

pengumpul sampah B3.

Standar operasional prosedur untuk petugas pengumpul sampah B3 adalah:

1. Petugas pengumpul sampah B3 wajib memenuhi persyaratan umum dan khusus pengemudi

kendaraan pengangkut sampah B3.

2. Petugas pengumpul sampah B3 mengambil sampah B3 yang dikumpulkan oleh penghasil

sampah B3 tiap 3 bulan 1 kali.

Page 14: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15497-3306100086-Paper.pdf · Limbah B3 Penghasil Limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang

14

3. Petugas pengumpul sampah B3 memilah sampah B3 yang dihasilkan penghasil sampah B3

berdasarkan jenisnya untuk dimasukkan ke masing-masing wadah berdasarkan jenis sampah

B3nya pada box kendaraan pengangkut.

4. Petugas pengumpul sampah B3 mengambil manifes di kantor kecamatan dan menyerahkan

manifes ke penghasil sampah B3 untuk diisi.

5. Petugas pengumpul sampah B3 menyimpan salah satu manifes yang telah diisi oleh

penghasil dan menyerahkan satu manifes yang lain ke pengelola kontainer sampah B3 di

TPS sampah B3.

Standar operasional prosedur untuk pengurus TPS sampah B3 adalah:

1. Menerima sampah B3 berdasarkan karakteristiknya dari petugas pengumpul sampah B3.

2. Menempatkan sampah B3 berdasarkan karakteristiknya pada kontainer sampah B3.

3. Menerima dan menyimpan manifes sampah B3 dari petugas pengumpul sampah B3.

4. Menyerahkan sampah B3 yang telah disimpan paling lama 90 hari di TPS ke instansi khusus

pengelola sampah B3.

Rekomendasi

Rekomendasi untuk pengelolaan sampah B3 di Kecamatan Wonokromo antara lain:

1. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang sampah B3 sangat rendah sehingga perlu

dilakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya sampah B3, upaya reduksi sampah

B3, dan pengelolaan sampah B3.

2. Dari hasil sampling masih ditemukan sampah B3 yang cukup banyak sehingga masyarakat

perlu melakukan upaya reduksi untuk megurangi timbulan sampah B3.

Page 15: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15497-3306100086-Paper.pdf · Limbah B3 Penghasil Limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang

15

3. Sampah B3 permukiman yang diperoleh dari hasil sampling berupa sampah B3 karakteristik

mudah terbakar, korosif, dan beracun. Masyarakat sebaiknya lebih cermat dalam memilih

produk yang mengandung B3 atau dapat mengganti produk yang berpotensi mengandung

B3 dengan produk alternatif yang aman.

4. Wadah sampah yang digunakan di Kecamatan Wonokromo berupa wadah sampah yang

terbuat dari ban bekas dan beton. Wadah sampah untuk sampah basah dan sampah kering

masih tercampur karena belum dilakukan pemilahan sampah. Hasil studi ini

merekomendasikan agar mayarakat mengganti wadah sampah yang digunakan di

Kecamatan Wonokromo dengan wadah sampah berdasarkan komposisi sampahnya antara

lain sampah basah, sampah kering, dan sampah B3 sehingga pemilahan sampah telah

dilakukan di sumbernya.

5. Hasil studi merekomendasikan agar kapasitas wadah sampah B3 untuk skala rumah tangga

adalah 30 L, pengangkutan sampah B3 dari rumah penduduk (sumber) ke TPS

menggunakan motor box, pengumpulan sampah B3 karakteristik mudah terbakar, korosif,

dan beracun di TPS menggunakan bak kontainer berpenutup dengan kapasitas 4 m3. Untuk

jenis sampah B3 yang dimensinya besar dan jumlahnya banyak sehingga tidak muat apabila

disimpan di wadah sampah B3, masyarakat dapat langsung membuangnya pada kontainer

sampah B3 di TPS khusus sampah B3 di kelurahan.

Page 16: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15497-3306100086-Paper.pdf · Limbah B3 Penghasil Limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang

16

4. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Setelah dilakukan analisis data dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan antara lain:

1. Berdasarkan hasil perhitungan kuesioner yang dibagikan kepada 20 aparat pemerintah (staf

kelurahan, ketua RT, dan ketua RW) dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan

masyarakat terhadap sampah B3 sangat rendah.

2. Timbulan sampah B3 permukiman di Kecamatan Wonokromo adalah 88,62 kg/hari atau

660,49 L/hari.

3. Hasil penelitian menunjukkan komposisi sampah B3 yang ada di Kelurahan Jagir,

Kelurahan Wonokromo, dan Kelurahan Sawunggaling terdiri dari sampah B3 karakteristik

mudah terbakar, beracun, dan korosif.

4. Wadah sampah yang ada di Kelurahan Jagir dan Kelurahan Wonokromo terbuat dari ban

bekas yang dicat tetapi ada juga wadah yang permanen yang terbuat dari beton.

Pengangkutan sampah di Kecamatan Wonokromo menggunakan gerobak sampah dengan

frekuensi pengambilan sampah dua hari sekali.

5. Pola pengelolaan sampah B3 terdiri dari pewadahan sampah B3 dengan wadah berkapasitas

30 L, pengumpulan sampah B3 dari sumber ke TPS dilakukan dengan pengangkutan

menggunakan motor box, pengumpulan sampah B3 karakteristik korosif, mudah terbakar,

dan beracun di TPS menggunakan bak kontainer berpenutup dengan kapasitas 4 m3.

Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya adalah sebaiknya melakukan analisis biaya untuk pola

pengelolaan sampah.

Page 17: STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15497-3306100086-Paper.pdf · Limbah B3 Penghasil Limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang

17

5. Daftar Pustaka

Anonim. 1995a. “Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah

Perkotaan (SNI 19-3964-1995)”. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta

Anonim. 1995b. “Keputusan Kepala Bapedal No. 1 Tahun 1995 Tentang: Tata Cara Dan

Persyaratan Teknis Penyimpanan Dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya Dan

Beracun”.

Anonim. 1995c. “Keputusan Kepala Bapedal No. 5 Tahun 1995 Tentang: Simbol dan Label Limbah

Bahan Berbahaya dan Beracun”.

Anonim. 1999a. “.Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan

Berbahaya dan Beracun”.

Anonim. 1999b. “Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun 1999 Tentang: Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah No. 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan

Beracun”.

Anonim. 2004. “SK Direktur Jenderal Perhubungan Darat No. 725 Tahun 2004 Tentang

Pengangkutan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)”.

Anonim. 2008. “Pengelolaan Sampah di Permukiman (SNI 3242-2008)”. Badan Standardisasi

Nasional, Jakarta.