elhackim.files.wordpress.com · Web viewVariabel organismik mengacu pada karakteristik yang tak...

50
PENELITIAN EKSPERIMEN (KUANTITATIF) A. Pengertian Penelitian Kuantitatif Penelitian kuantitatif menggunakan pola pikir kuantitatif yang terukur dan teramati, kerangka teori dirumuskan secara spesifik, dan bertujuan menyusun generalisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan, memverifikasi, atau menguji suatu gejala. Penelitian ini mengikuti paradigma empirisme dalam menjelaskan suatu gejala. Langkah penelitiannya dimulai dengan penetapan objek studi yang spesifik, kerangka teori sesuai dengan objek studi, dimunculkan hipotesis, instrumensi pengumpul data, teknik sampling, dan teknis analisis. Penelitian kuantitatif meliputi penelitian yang bersifat non eksperimen dan eksperimen. Penelitian non eksperimen dilakukan tanpa memberikan perlakuan atau intervensi terhadap variabel-variabel yang diteliti. Sebaliknya, pada penelitian eksperimen dilakukan intervensi atau perlakuan terhadap suatu variabel penelitian. B. Pengertian Penelitian Eksperimen Hakekat penelitian eksperimen (experimental research) adalah meneliti pengaruh perlakuan terhadap perilaku yang timbul sebagai akibat perlakuan (Alsa, 2004). Menurut Hadi (1985), penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti. Latipun (2002)

Transcript of elhackim.files.wordpress.com · Web viewVariabel organismik mengacu pada karakteristik yang tak...

Page 1: elhackim.files.wordpress.com · Web viewVariabel organismik mengacu pada karakteristik yang tak dapat diubah oleh peneliti, Misalnya umur dan jenis kelamin. Variabel intervensi adalah

PENELITIAN EKSPERIMEN (KUANTITATIF)

A. Pengertian Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif menggunakan pola pikir kuantitatif yang terukur dan teramati,

kerangka teori dirumuskan secara spesifik, dan bertujuan menyusun generalisasi. Penelitian

ini bertujuan untuk mendiskripsikan, memverifikasi, atau menguji suatu gejala.

Penelitian ini mengikuti paradigma empirisme dalam menjelaskan suatu gejala. Langkah

penelitiannya dimulai dengan penetapan objek studi yang spesifik, kerangka teori sesuai

dengan objek studi, dimunculkan hipotesis, instrumensi pengumpul data, teknik sampling,

dan teknis analisis. Penelitian kuantitatif meliputi penelitian yang bersifat non eksperimen

dan eksperimen.

Penelitian non eksperimen dilakukan tanpa memberikan perlakuan atau intervensi

terhadap variabel-variabel yang diteliti. Sebaliknya, pada penelitian eksperimen dilakukan

intervensi atau perlakuan terhadap suatu variabel penelitian.

B. Pengertian Penelitian Eksperimen

Hakekat penelitian eksperimen (experimental research) adalah meneliti pengaruh

perlakuan terhadap perilaku yang timbul sebagai akibat perlakuan (Alsa, 2004). Menurut

Hadi (1985), penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti.

Latipun (2002) mengemukakan bahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian yang

dilakukan dengan melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat manipulasi

terhadap perilaku individu yang diamati. Penelitian eksperimen pada prisipnya dapat

didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung

fenomena sebab-akibat (causal-effect relationship) (Sukardi 2011:179). Selanjutnya, metode

eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan utuk mencari pengaruh perlakuan

tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono 2011:72).

Berdasarkan definisi dari beberapa ahli tersebut, dapat dipahami bahwa penelitian

eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan memberikan suatu perlakuan tertentu

terhadap subjek penelitian yang bertujuan untuk menemukan hubungan sebab-akibat dan

pengaruh faktor-faktor pada kondisi tertentu.

Page 2: elhackim.files.wordpress.com · Web viewVariabel organismik mengacu pada karakteristik yang tak dapat diubah oleh peneliti, Misalnya umur dan jenis kelamin. Variabel intervensi adalah

Pada penelitian eksperimen, peneliti memanipulasi suatu stimulus, perlakuan, atau

kondisi-kondisi eksperimental, kemudian mengamati pengaruh atau perubahan yang

diakibatkan dari manipulasi secara sengaja dan sistematis. Untuk mendapatkan pengaruh

yang sebenarnya dari faktor-faktor yang dimanipulasi maka peneliti melakukan kontrol yang

cermat terhadap kemungkinan masuknya pengaruh faktor lain.

Penelitian ini dilakukan untuk menguji hipotesis. Karena itu, setelah masalah dibatasi

dengan tegas dan operasional, peneliti perlu mengembangkan hipotesis yang akan diuji.

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara yang akan diuji melalui eksperimen. Hasil

pengujian dapat terjadi hipotesis diterima atau ditolak sehingga sifatnya probabilistik

daripada kepastian.

Pada penelitian eksperimen karena tujuannya melakukan perbandingan suatu akibat

perlakuan tertentu dengan suatu perlakuan lain yang berbeda atau dengan tanpa perlakuan,

maka dikenal dua kelompok perbandingan, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Kelompok kontrol dan eksperimen sedapat mungkin sama atau mendekati ciri-ciri

yang sama. Pada kelompok eksperimen ini diberikan suatu perlakuan atau kondisi tertentu,

sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberikan. Kemudian kedua kelompok itu diamati

untuk melihat perubahan dan hasilnya dibandingkan secara statistik. Tidak harus

perbandingan dua kelompok tersebut, dapat juga keduanya merupakan kelompok eksperimen

yang diujikan. Contoh pada pendidikan matematika untuk melihat efektivitas frekuensi

pemberian tes, satu kelompok dirancang satu sampai dua kali tes tiap pokok bahasan,

kelompok kedua dirancang tiga sampai empat kali, sedang kelompok tiga lebih dari empat

kali tes tiap pokok bahasan.

C. Tujuan Penelitian Eksperimen

Tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan

tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding dengan kelompok lain yang

menggunakan perlakuan yang berbeda. Misalnya, suatu eksperimen dalam bidang pendidikan

dimaksudkan untuk menilai atau membuktikan pengaruh perlakuan pendidikan

(pembelajaran dengan metode problem solving) terhadap prestasi belajar dan kemampuan

komunikasi matematika pada siswa SMP atau untuk menguji hipotesis tentang ada-tidaknya

pengaruh perlakuan tersebut jika dibandingkan dengan metode konvensional.

Page 3: elhackim.files.wordpress.com · Web viewVariabel organismik mengacu pada karakteristik yang tak dapat diubah oleh peneliti, Misalnya umur dan jenis kelamin. Variabel intervensi adalah

D. Karakteristik Penelitian Eksperimen

Danim (2002) menyebutkan beberapa karakteristik penelitian eksperimen, yaitu:

1) Variabel-variabel penelitian dan kondisi eksperimental diatur secara tertib ketat (rigorous

management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun random

(rambang).

2) Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan

kelompok eksperimental.

3) Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan variansi

variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi variabel

pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan

penelitian. Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk

kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan subjek, serta

penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara acak.

4) Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian

eksperimental, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimental yang dilakukan pada saat

studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan.

5) Validitas eksternal (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan

penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan penggeneralisasian pada kondisi yang sama.

6) Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara

sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.

Menurut Ary (1985), terdapat tiga karakteristik penting dalam penelitian eksperimen:

a. Variabel bebas yang dimanipulasi

Memanipulasi variabel adalah tindakan yang dilakukan oleh peneliti atas dasar

pertimbangan ilmiah. Perlakuan tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka

untuk memperoleh perbedaan efek dalam variabel yang terkait.

b. Variabel lain yang berpengaruh dikontrol agar tetap konstan

Menurut Gay (1982), control is an effort on the part of researcher to remove the

influence of any variable other than the independent variable that ought affect

Page 4: elhackim.files.wordpress.com · Web viewVariabel organismik mengacu pada karakteristik yang tak dapat diubah oleh peneliti, Misalnya umur dan jenis kelamin. Variabel intervensi adalah

performance on a dependent variable. Dengan kata lain, mengontrol merupakan usaha

peneliti untuk memindahkan pengaruh variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi

variabel terkait. Dalam pelaksanaan eksperimen, group eksperimen dan group kontrol

sebaiknya diatur secara intensif agar karakteristik keduanya mendekati sama.

c. Observasi langsung oleh peneliti

Tujuan dari kegiatan observasi dalam penelitian eksperimen adalah untuk melihat dan

mencatat segala fenomena yang muncul yang menyebabkan adanya perbedaan diantara

dua grup.

E. Variabel Penelitian

Variabel adalah kondisi, karakteristik, atau atribut yang dimanipulasi, dikontrol, diamati,

atau menjadi pusat perhatian peneliti. Umumnya, pada eksperimen terdapat dua kelompok

variabel, yaitu:

1) Variabel bebas, adalah suatu kondisi atau karakteristik yang dimanipulasi atau perlakuan

yang diberikan pada suatu kelompok untuk menerangkan hubungan dengan fenomena

yang diobservasi.

2) Variabel terikat, adalah suatu kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul/tidak

muncul ketika peneliti memberikan manipulasi atau perlakuan.

Selain itu, terdapat variabel yang perlu diperhatikan, yaitu variabel organismik atau

atribut, variabel internvensi, dan variabel imbuhan. Variabel organismik mengacu pada

karakteristik yang tak dapat diubah oleh peneliti, Misalnya umur dan jenis kelamin. Variabel

intervensi adalah suatu variabel yang tidak dapat dikontrol atau diukur secara langsung,

tetapi dapat memberi pengaruh terhadap hubungan variabel bebas dan variabel terikat.

Sedangkan variabel imbuhan adalah variabel yang tidak dapat dikontrol atau dimanipulasi

oleh peneliti yang mungkin mempunyai pengaruh berarti pada variabel terikat, contohnya

kompetensi guru, antusias, tingkat sosial ekonomi, atau kemampuan akademik siswa

(Siswono, 2010).

F. Validitas

Suatu penelitian eksperimen akan memberi kontribusi yang berarti bagi pengetahuan, jika

memenuhi validitas internal dan eksternal. Suatu eksperimen akan memenuhi validitas

Page 5: elhackim.files.wordpress.com · Web viewVariabel organismik mengacu pada karakteristik yang tak dapat diubah oleh peneliti, Misalnya umur dan jenis kelamin. Variabel intervensi adalah

internal, jika faktor-faktor yang dimanipulasi melalui variabel bebas akan benar-benar

memberi efek pada fenomena-fenomena yang terjadi pada variabel terkait. Jika suatu

penelitian hanya hanya memenuhi validitas internal maka nilai praktis penemuannya akan

rendah sehingga diperlukan hasil yang lebih luas, di luar latar eksperimen yang disebut

validitas eksternal. Validitas eksternal yaitu hubungan antara dua atau lebih variabel dapat

digeneralisasikan pada situasi non eksperimen atau populasi lain.

Pada bidang pendidikan terdapat kendala untuk memenuhi keduanya secara tepat atau

pasti. Validitas internal sulit untuk dicapai karena banyaknya variabel imbuhan yang harus

dikontrol dan jika dikontrol belum tentu sempurna. Jika dikontrol secara ketat, keadaannya

menjadi tidak realistik sehingga mengurangi validitas eksternal eksperimen itu sendiri. Untuk

mengatasi hal tersebut diperlukan cara menyeimbangkan kedua validitas tersebut.

Faktor-faktor yang mengganggu validitas internal, diantaranya kematangan, peristiwa

yang mendadak, proses, ujian, instrument pengumpul data yang tak stabil, dan hilangnya

sampel. Sedangkan, faktor-faktor yang mengancam validitas eksternal, diantaranya latar

eksperimen buatan, kontaminasi, campur tangan perlakuan sebelumnya, dan pengujian,

G. Proses Penelitian Eksperimen

Langkah-langkah dalam penelitian eksperimen pada dasarnya hampir sama dengan penelitian

lainnya. Menurut Gay (1982: 201) langkah-langkah dalam penelitian eksperimen yang perlu

ditekankan adalah:

(a) Adanya permasalahan yang signifikan untuk diteliti.

(b) Pemilihan subjek yang cukup untuk dibagi dalam kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol.

(c) Pembuatan atau pengembangan instrumen.

(d) Pemilihan desain penelitian.

(e) Eksekusi prosedur.

(f) Melakukan analisis data.

(g) Memformulasikan simpulan.

Page 6: elhackim.files.wordpress.com · Web viewVariabel organismik mengacu pada karakteristik yang tak dapat diubah oleh peneliti, Misalnya umur dan jenis kelamin. Variabel intervensi adalah

PENELITIAN KUALITATIF

A. Pengertian Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yaitu

ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang-orang (subjek) itu sendiri

(Bogdan & Taylor dalam Siswono, 2010).

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak menggunakan model-model matematik,

statistik atau komputer. Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan

berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Penelitian kualitatif merupakan penelitian

yang dalam kegiatannya peneliti tidak menggunakan angka dalam mengumpulkan data dan

dalam memberikan penafsiran terhadap hasilnya.

Objek penelitian kualitatif adalah seluruh bidang/aspek kehidupan manusia, yakni

manusia dan segala sesuatu yang dipengaruhi manusia. Objek itu diungkapkan kondisinya

sebagaimana adanya atau dalam keadaan sewajarnya (natural setting), mungkin berkenaan

dengan aspek/bidang kehidupannya yang disebut ekonomi kebudayaan, hukum, administrasi,

agama dan sebagainya. Data kualitatif tentang objeknya dinyatakan dalam kalimat, yang

pengolahannya dilakukan melalui proses berpikir (logika) yang bersifat kritik,

analitik/sintetik dan tuntas.

Penelitian kualitatif menuntut keteraturan, ketertiban dan kecermatan dalam berpikir,

tentang hubungan data yang satu dengan data yang lain dan konteksnya dalam masalah yang

akan diungkapkan. Beberapa alasan mengenai maksud dilakukannya penelitian kualitatif:

1. Untuk menanggulangi banyaknya informasi yang hilang seperti yang dialami oleh

penelitian kuantitatif, sehingga intisari konsep yang ada dalam data dapat diungkap.

2. Untuk menanggulangi kecenderungan menggali data empiris dengan tujuan

membuktikan kebenaran hipotesis berdasarkan berpikir deduktif seperti dalam penelitian

kuantitatif.

3. Untuk menanggulangi kecenderungan pembatasan variabel yang sebelumnya,

seperti dalam penelitian kuantitatif, padahal permasalahan dan variabel dalam masalah

sosial sangat kompleks.

Page 7: elhackim.files.wordpress.com · Web viewVariabel organismik mengacu pada karakteristik yang tak dapat diubah oleh peneliti, Misalnya umur dan jenis kelamin. Variabel intervensi adalah

4. Untuk menanggulangi adanya indeks-indeks kasar seperti dalam penelitian

kuantitatif yang menggunakan pengukuran enumirasi (perhitungan) empiris, padahal inti

sebenarnya berada pada konsep-konsep yang timbul dari data.

B. Perbedaan Penelititan Kualitatif Dan Kuantitatif

Perbedaan penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif menurut Suharsini Arikunto

Penelitian kuantitatif Penelitian kualitatif

1. Kejelasan

unsur: tujuan, pendekatan, subjek

sumber data sudah mantap dan rinci

sejak awal.

2. Langkah

penelitian: segala sesuatu direncanakan

sampai matang ketika persiapan

disusun.

3. Dapat

menggunakan sampel dan hasil

penelitiannya diberlakukan untuk

populasi.

4. Hipotesis: (jika memang perlu)

a. Meng

ajukan hipotesis yang akan diuji

dalam penelitian

b. Hipot

1. Kejelasan unsur: subjek sampel,

sumber data tidak mantap dan rinci,

masih fleksibel, timbul dan

berkembangnya sambil jalan (emergent).

2. Langkah penelitian: baru diketahui

dengan mantap dan jelas setelah

penelitian selesai.

3. Tidak dapat menggunakan

pendekatan populasi dan sampel. Dengan

kata lain, dalam penelitian kualitatif tidak

dikenal istilah populasi dan sampel.

Istilah yang digunakan adalah setting.

Hasil penelitian hanya berlaku bagi

setting yang bersangkutan.

4. Hipotesis:

a. Tidak mengemukakan

hipotesis sebelumnya, tetapi dapat

lahir selama penelitian

berlangsung ......tentotif

b. Hasil penelitian terbuka

Page 8: elhackim.files.wordpress.com · Web viewVariabel organismik mengacu pada karakteristik yang tak dapat diubah oleh peneliti, Misalnya umur dan jenis kelamin. Variabel intervensi adalah

esis menentukan hasil yang

diramalkan........a priori

4. Desain:

dalam desain jelas langkah-langkah

penelitian dan hasil yang diharapkan.

5. Pengumpula

n data: kegiatan dalam pengumpulan

data memungkinkan untuk diwakilkan.

6. Analisis data:

dilakukan sesudah semua data

terkumpul

4. Desain: desain penelitiannya adalah

fleksibel dengan langkah dan hasil yang

tidak dapat dippastikan sebelumnya.

5. Pengumpulan data: kegiatan

pengumpulan data selalu harus dilakukan

sendiri oleh peneliti

6. Analisis data: dilakukan bersamaan

dengan pengumpulan data.

Perbedaan penelitian kuantitatif dan kualitatif menurut Hamid Potilima

Penelitian kualitatif Penelitian kuantitatif

1. Satuan-satuan individual tidak dipilah-

pilah dalam variabel-variabel

2. Tidak ada konsep sampel

3. Data dalam bentuk narasi atau angka

4. Analisis data dijadikan bukti untuk

mendukung kebenaran dari hipotesa

yang dibuat

1. Satuan individu digolongkan ke

dalam variabel-variabel dengan ciri

tertentu sesuai kepentingan panalitian.

2. Karena besarnya populasi maka

dalam penelitian kuantitatif digunakan

sampel

3. Data dalam bentuk angka

4. Analisis data dijadikan pembuktian yang

dapat digunakan untuk menerima atau

menolak hipotesa yang dibuat

Page 9: elhackim.files.wordpress.com · Web viewVariabel organismik mengacu pada karakteristik yang tak dapat diubah oleh peneliti, Misalnya umur dan jenis kelamin. Variabel intervensi adalah

5. Instrumen penelitian adalah diri sendiri 5. Instrumen penelitian adalah kuisioner

C. Karakteristik Penelitian Kualitatif

Dari hasil penelaahan pustaka yang dilakukan Moleong atas hasil dari mensintesakan

pendapatnya Bogdan dan Biklen (1982:27-30) dengan Lincoln dan Guba (1985:39-44)

terdapat sebelas ciri penelitian kualitatif:

a) Penelitian kualitatif mennggunakan latar alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan

(enity)

b) Penelitian kualitatif instrumennya adalah manusia, baik peneliti sendiri atau dengan

bantuan orang lain

c) Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif

d) penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif

e) Penelitian kualitatif lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori subtantif yang

berasal dari data

f) Penelitian kualitatif mengumpulkan data deskriptif (kata-kata dan gambar) bukan angka-

angka

g) Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses daripada hasil

h) Penelitian kualitatif menghendaki adanya batas dalam penelitiannya atas dasar fokus

yang timbul sebagai masalah dalam penelitian

i) Penelitian kualitatif meredefinisikan validitas, realibilitas dan objektivitas dalam versi

lain dibandingkan dengan yang lazim digunakan dalam penelitian klasik

j) Penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus menerus disesuaikan dengan

kenyataan lapangan (bersifat sementara)

k) Penelitian kualitatif menghendaki agar pengertian dan hasil interpretasi yang diperoleh

dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang dijadikan sumber data.

Page 10: elhackim.files.wordpress.com · Web viewVariabel organismik mengacu pada karakteristik yang tak dapat diubah oleh peneliti, Misalnya umur dan jenis kelamin. Variabel intervensi adalah

D. Langkah-Langkah Penelitian Kualitatif

Dalam penelitian kualitatif memiliki susunan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Memilih masalah

2) Studi pendahuluan

3) Merumuskan masalah

4) Merumuskan hipotesis

5) Memilih pendekatan

6) Menentukan variabel dan sumber data

7) Menentukan dan menyusun instrumen

8) Mengumpulkan data

9) Analisis data

10) Menarik kesimpulan

11) Menulis laporan

E. Teknik Pengumpulan Data

Berbagai cara pengumpulan data untuk penellitian kualitatif terus berkembang, namun

demikian pada dasarnya ada empat cara yang mendasar untuk mengumpulkan informasi

yaitu:

1. Observasi

Observasi yaitu tindakan yang merupakan penafsiran dari teori (karl popper). Namun

dalam penelitian, pada waktu memasuki ruang kelas dengan maksud mengobservasi,

sebaiknya meninggalkan teori-teori untuk menjustifikasi sebuah teori atau menyanggah.

Observasi merupakan tindakan atau proses pengambilan informasi melalui media

pengamatan.

Observasi yaitu teknik pengumpulan yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan

mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, waktu,

peristiwa, tujuan dan perasaan.

Page 11: elhackim.files.wordpress.com · Web viewVariabel organismik mengacu pada karakteristik yang tak dapat diubah oleh peneliti, Misalnya umur dan jenis kelamin. Variabel intervensi adalah

Observasi yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko

pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian

atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Metode observasi dibedakan menjadi:

a. Observasi biasa

Dalam observasi biasa si peneliti tidak boleh terlibat dalam hubungan emosi

pelaku yang menjadi sasaran penelitian

b. Observasi terkendali

Para pelaku yang akan diamati dan dikondisi-kondisi yang ada dalam tempat

kegiatan. Pelaku diamati dan dikendalikan si peneliti

c. Observasi terlibat

Observasi terlibat merupakan teknik pengumpulan data yang mengharuskan

peneliti melibatkan diri dalam kehidupan dari masyarakat yang di teliti untuk dapat

melihat dan memahami gejala yang ada, sesuai maknanya dengan yang diberikan

dipahami oleh para warga yang ditelitinya. Kegiatan observasi terlibat bukan hanya

mengamati gejala yang ada dalam masyarakat yang diteliti, tetapi juga melakukan

wawancara, mendengarkan, memahamidan dalam batas-batas tertentu mengikuuti

kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat yang diteliti.

Keterlibatan peneliti dapat dibedakan menjadi empat kelompok yaitu:

Keterlibatan pasif: peneliti tidak terlibat dalam kegiatan yang

dilakukan oleh pelaku yang diamati dan tidak terjadi interaksi sosial dengan pelaku yang

diamati

Keterlibatan setengah-setengah: peneliti mengambil sesuatu

kedudukan yang berada dalam 2 hubungan struktural yang berbeda, yaitu antara struktur

yang menjadi wadah bagi kegiatan yang diamati dan struktur dimana pelaku sebagai

pendukung

Keterlibatan aktif: peneliti ikut mengerjakan apa yang dilakukan

para pelaku yang diamati dalam kehidupan sehari-hari

Page 12: elhackim.files.wordpress.com · Web viewVariabel organismik mengacu pada karakteristik yang tak dapat diubah oleh peneliti, Misalnya umur dan jenis kelamin. Variabel intervensi adalah

Keterlibatan penuh/ lengkap: bila kegiatan peneliti telah menjadi

bagian dari kehidupan pelaku yang diamati.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan observasi:

Memperhatikan fokus penelitian, kegiatan apa

yang harus diamati apakah yang umum atau yang khusus.

Menentukan kriteria yang diobservasi, dengan

terlebih dahulu mendiskusikan ukuran-ukuran apa yang akan digunakan.

Fase-fase dalam observasi:

Pertemuan perencanaan

Observasi kelas

Diskusi balikan

Berikut berbagai keterbatasan observasi.

a) Banyak kejadian yang tidak dapat dicapai dengan observasi langsung, misalnya

kehidupan pribadi seseorang yang sangat rahasia

b) Bila mengetahui bahwa dirinya diteliti, para observer mungkin dengan maksud-maksud

tertentu dengan sengaja berusaha menimbulkan kesan yang menyenangkan atau

sebaliknya pada observer.

c) Timbul kejadian yang tidak selalu dapat diramalkan sehingga observer dapat hadir untuk

mengobservasi kejadian itu. Jika penelitian dilakukan terhadap typical behavior,

menunggu timbulnya behavior yang diharapkan itu secara spontan kerapkali memakan

waktu yang panjang dan sangat membosankan.

d) Tugas observasi menjadi terganggu pada waktu-waktu ada peristiwa yang tidak terduga-

duga, misalnya keadaan cuaca.

e) Terbatasi oleh lamanya kelangsungan suatu kejadian

Kelebihan observasi:

Page 13: elhackim.files.wordpress.com · Web viewVariabel organismik mengacu pada karakteristik yang tak dapat diubah oleh peneliti, Misalnya umur dan jenis kelamin. Variabel intervensi adalah

a) Merupakan metode yang dapat langsung digunakan untuk meneliti bermacam-macam

gejala. Banyak aspek tingkah laku manusia yang hanya dapat diteliti melalui observasi

langsung.

b) Untuk subjek yang diteliti, observasi ini lebih sedikit tuntutannya, orang-orang yang

selalu sibukpun mungkin tidak berkeberatan untuk diamat-amati, walau dia mungkin

keberatan menjawab kuesioner.

c) Memungkinkkan pencatatan yang serempak dengan terjadinya sesuatu gejala.

d) Tidak tergantung kepada self-report

e) Dengan metode observasi, peneliti dapat memperoleh pandangan yang holistik/

menyeluruh terhadap responden yang diteliti

f) Peneliti dapat menggunakan variasi pendekatan termasuk pendekatan inductive discovery

(yaitu pengamatan yang mendasarkan kepada kejadian spesifik mendalam dan realistik

serta merefleksikan keadaan responden)

g) Peneliti dapat melihat hal-hal yang tidak dapat diungkap dengan teknik lain termasuk

perilaku biasa

h) Peneliti dapat mengetahui dan melaporkan apa adanya tentang perilaku responden yang

biasa maupun diluar konteks permasalahan yang hendak diteliti.

Hambatan-hambatan dalam pengamatan berasal dari 2 sumber, yaitu:

a. Hambatan dari dalam, termasuk diantaranya:

Kurangnya persiapan apa yang dilakukan sebelum berinteraksi

dengan responden

Perasaan terasing dari peneliti terhadap responden

Kurang bisanya peneliti beradaptasi dengan kegiatan,

kebiasaan,dan tata cara hidup responden

Tidak dapat memanfaatkan peran informan di lapangan.

b. Hambatan yang berasal dari luar, diantaranya:

Page 14: elhackim.files.wordpress.com · Web viewVariabel organismik mengacu pada karakteristik yang tak dapat diubah oleh peneliti, Misalnya umur dan jenis kelamin. Variabel intervensi adalah

Peneliti larut dengan responden dan kehilangan arah tentang informasi apa yang perlu

diambil dari interaksi dengan responden

Peneliti tidak dapat mengidentifikasi gejala yang diinginkan karena adanya aturan

yang harus ditaati di lapangan

Minimnya perlengkapan yang dimiliki peneliti dalam melakukan observasi di

lapangan

2. Wawancara

Wawancara yaitu pertemuan yang langsung direncanakan antara pewawancara dan

yang diwawancarai untuk memberikan/ menerima informasi tertentu. Menurut Moleong

(1988:148) wawancra adalah kegiatan percakapan dengan maksud tertentu yang

dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu pewawancara dan yang diwawancarai.

Wawancara merupakan pertanyaan yang dilakukan secara verbal kepada orang-orang

yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang

perlu. Ada tiga teknik wawancara yaitu:

Wawancara baku dan terjadwal

Wawancara baku dan tidak terjadwal

Wawancara tidak baku

Beberapa hal yang harus diperhatikan agar wawancara berlangsung efektif:

Bersikaplah sebagai pewawancara yang simpatik, yang berperhatian dan pendengar

baik, tidak berperan terlalu aktif, untuk menunjukkan bahwa anda menghargai

pendapat anak

Bersikaplah netral dalam relevansinya dengan pelajaran

Bersikaplah tenang, tidak terburu-buru atau ragu-ragu dan anak akan menunjukkan

sikap yang sama.

Secara khusus perhatikan bahasa yang anda gunakan untuk wawancara

Ada beberapa bentuk wawancara:

Page 15: elhackim.files.wordpress.com · Web viewVariabel organismik mengacu pada karakteristik yang tak dapat diubah oleh peneliti, Misalnya umur dan jenis kelamin. Variabel intervensi adalah

Wawancara terstruktur yaitu apabila pewawancara sudah mempersiapkan bahan

wawancara terrlebih dahulu

Wawancara tidak terstruktur yaitu apabila prakarsa pemilihan topik bahasan diambil oleh

orang yang di wawancarai

Wawancara semi terstruktur yaitu bentuk wawancara yang sudah dipersiapkan, akan

tetapi memberikan keleluasaan kepada responden untuk menerangkan agak panjang

mungkin tidak langsung ke fokus bahasan/ pertanyaan, atau mungkin mengajukan topik

bahasan sendiri selam wawancara berlangsung.

3. Dokumen

Menurut Goetz dan Le compte (1984), dokumen yang menyangkut para partisipan

penelitian akan menyediakan kerangka bagi data yang mendasar, yang termasuk

didalamnya:

a. Koleksi dan analisis buku teks

b. Kurikulum dan pedoman pelaksanaannya

c. Arsip penerimaan murid baru

d. Catatan rapat

e. Catatan tentang siswa

f. Rencana pelajaran dan catatan guru

g. Hasil karya siswa

h. Kumpulan dokumen pemerintah

i. Koleksi arsip guru berupa buku harian, catatan peristiwa

penting (logs) dan kenang-kenangan dari siswa angkatan lama

4. Triangulasi

Merupakan teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada, tujuan dari

triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada

peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.

Page 16: elhackim.files.wordpress.com · Web viewVariabel organismik mengacu pada karakteristik yang tak dapat diubah oleh peneliti, Misalnya umur dan jenis kelamin. Variabel intervensi adalah

F. Validitas Dan Reliabilitas

Validitas

Validitas alat ukur diselidiki dengan (1) logika (2) statistik validitas dibagi menjadi

validitas isi, validitas prediktif dan validitas construct (konstruk).

1. Validitas isi

Dengan validitas isi dimaksud bahwa isi/bahan yang diuji atau dites relevan dengan

kemampuan, pengetahuan, pelaksanaan, pengalaman dan latar belakang orang yang diuji.

Validitas diperoleh dengan mengadakan sampling yang baik, yakni memilih item-

item yang representatif dari keseluruhan bahan yang berkenaan dengan hal yang

mengenai bahan pelajaran mungkin tidka sukar dicapai. Kesulitan dengan validitas isi

ialah pilihan item dilakukan secara subjektif yakni berdasarkan logika si peneliti.

2. Validitas prediktif

Dengan validitas prediktif di maksudkan adanya kesesuaian antara ramalan (prediksi)

tentang kelakuan seseorang dengan kelakuannya yang nyata.

3. Validitas konstruk

Digunakan bila kita sangsikan apakah gejala yang dites hanya mengandung satu

dimensi, bila ternyata gejala itu mengandung lebih dari satu dimensi, maka validitas itu

dapat diragukan. Keuntungan validitas konstruk kita mengetahui komponen-komponen

sikap/sifat yang diukur dengan tes itu.

Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian

dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Jadi data yang valid adalah data yang tidak

berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi

pada objek penelitian. Validitas dibedakan menjadi:

Validitas internal: berkenaan dengan derajat akurasi desain penelitian

dengan hasil yang dicapai.

Validitas eksternal: berkenaan dengan derajat akurasi apakah hasil

penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada objek penelitian.

Page 17: elhackim.files.wordpress.com · Web viewVariabel organismik mengacu pada karakteristik yang tak dapat diubah oleh peneliti, Misalnya umur dan jenis kelamin. Variabel intervensi adalah

Reliabilitas

Berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Suatu data

dikatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama atau peneliti sama

dalam waktu yang berbeda akan menghasilkan data yang sama atau sekelompok data apabila

dipecah menjadi dua menjadi data yang tidak berbeda. Suatu data yang reliabel akan

cenderung valid, walaupun belum tentu valid.

Suatu alat pengukur dikatakan reliable bila alat itu dalam mengukru suatu gejala pada

waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Jadi alat yang reliable secara

konsisten memberi hasil ukuran yang sama. Reliabilitas merupakan syarat mutlak untuk

menentukan pengaruh variabel yang satu terhadap variabel yangsatu lagi. Reliabilitas juga

merupakan syarat bagi validitas satu tes, tes yang tidak reliable dengan sendirinya tidak

valid.

Pengujian validitas dan reliabilitas

Dalam uji keabsahan data meliputi:

1) Uji kredibilitas

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian dapat dilakukan

dengan perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi (pengecekan

data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu), analisis kasus

negatif, menggunakan bahan referensi, mengadakan member check (proses pengecekan

data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data). Tujuan dari member check adalah

agar informasi yang diperoleh dan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa

yanng dimaksud sumber data atau informan.

2) Pengujian transferability

Transferability merupakan validitas eksternal

3) Pengujian depenability

Dilakukan denga melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian.

4) Pengujian konfirmability

Page 18: elhackim.files.wordpress.com · Web viewVariabel organismik mengacu pada karakteristik yang tak dapat diubah oleh peneliti, Misalnya umur dan jenis kelamin. Variabel intervensi adalah

Uji konfirmability mirip dengan uji depenability, sehingga pengujian dapat dilakukan

secara bersamaan. Uji konfirmability berarti menguji hasil penelitian dikaitkan dengan

proses yang dilakukan.

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Dasar Filosofi Penelitian Tindakan

Penelitian Tindakan pada dasarnya memiliki akar pada teori kritis (critical theory).

Mezirrows (1981) melihat bahwa ilmu tradisional (empirical-analytic dan interpretive)

sebagai pencerminan struktur sosial yang ada menunjukkan ketidakadilan, lalu dia

mengusulkan pendekatan penelitian dengan berdasarkan teori kritis dan melakukan critical

self reflection. Teori kritis memiliki asumsi “mutiple reality” atau realitas jamak yang

merupakan filosofi dasar dari para penganut “post positivist”.

Car dan Kemmis (1986:130) menyatakan bahwa teori kritis adalah “tgeory that has

central task of emancipating people from tje positivist’s domination of tgought through their

own understandings and actions”. Definisi ini menjelaskan bahwa teori kritis memiliki misi

pemberdayaan. Oleh karena itu penelitian tindakan yang mendasarkan pada teori ini juga

memiliki misi pemberdayaan dengan melalui emansipasi, melakukan perubahan (changes)

dan peningkatan (improvements).

B. Pengertian Penelitian Tindakan

Pengertian penelitian tindakan lebih banyak yang berasosiasi pada penelitian tindakan

yang berkaitan dengan pendidian baik disekolah maupun dikelas, sehingga tidak perlu

diperdebatkan apakah penelitian tindakan yang dimaksud adalah penelitian tindakan kelas

atau penelitian tindakan dengan seting sekolah. Pengertian penelitian tindakan dari beberapa

ahli:

Page 19: elhackim.files.wordpress.com · Web viewVariabel organismik mengacu pada karakteristik yang tak dapat diubah oleh peneliti, Misalnya umur dan jenis kelamin. Variabel intervensi adalah

1. Menurut Kemmis dan Mc Taggart (1988:5): Penelitian Tindakan merupakan proses

berpikir reflektif secara kolektif yang dilaksanakan oleh partisipan di dalam situasi sosial

tertentu. Tujuannya adalah agar dapat meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari

praktik-praktik sosial dan pendidikan mereka dan dapat meningkatkan pemahaman

mereka terhadap praktik dan situasinya. Kelompok partisipan itu bisa terdiri dari

masyarakat umum, guru, orangtua murid, atau siswa.

Jadi dalam penelitian tindakan kelas harus ada kolaborator, yaitu anggota

kelompok peneliti atau orang lain secara kritis dalam menguji selama peneliti melakukan

tindakan dan pada tahap analisis dan refleksi.

2. Taylor, Wilkie, dan Baser (2006) menyebutkan penelitian tindakan adalah suatu alat yang

ampuh untuk perubahan dan perbaikan pada level local. Penelitian tindakan adalah

praktis, siklis, dan memecahkan masalah secara alami.

Dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan diartikan sebagai suatu kajian

inkuiri yang sisitematis yang dilakukan oleh seorang praktisi pada bidangnya untuk

memahami, meningkatkan atau memperbaiki prakteknya sendiri dengan cara reflektif

yang terus menerus mengikuti suatu proses beralur.

Johnson (2008) menjelaskan karakteristik penelitian tindakan yaitu:

1. Sistematik, artinya penelitian tindakan direncanakan dan metodologinya berhubungan

dengan pengajaran.

2. Tidak dimulkai dengan suatu jawaban, artinya peneliti tidak mengetahui apa yang terjadi

ketika sebelu memulai, peneliti adalah pengamat yang tidak bias.

3. Kajiannya tidak harus pelik atau memerinci secara ketat atau efektif tergantung pada

tujuan.

4. Harus terencana sebelum mengumpulkan data

5. Lama penelitiannya bervariasi tergantung pertanyaan.

Jenis atau tipe penelitian tindakan lebih pada pemberian focus pada teknis-teknis

pengelolaannya dan konteks masalah yang diselidiki. Hinchey (2008) membedakan menjadi:

1. Penelitian tindakan kolaboratif, yaitu penelitian tindakan yang dilakukan oleh gabungan

peneliti untuk memecahkan masalah dalam suatu institusi atau komunitas.

Page 20: elhackim.files.wordpress.com · Web viewVariabel organismik mengacu pada karakteristik yang tak dapat diubah oleh peneliti, Misalnya umur dan jenis kelamin. Variabel intervensi adalah

2. Penelitian tindakan praktis, yaitu penelitian yang memfokuskan pada usaha perbaikan

praktis

3. Penelitian tindakan emansipatori, bertujuan mengejar sesuatu lebih demokratis dan adil

4. Penelitian tindakan partisipatori, yaitu penelitian social yang dilakukan oleh kelompok-

kelompok yang mengejar tujuan-tujuan emansipatori yang lebih demokratis dan beradab.

C. Kriteria dalam Penelitian Tindakan

Seperti layaknya penelitian, PTK harus memenuhi kriteria validitas. Akan tetapi, makna

dasar validitas untuk penelitian tindakan condong ke makna dasar validitas dalam penelitian

kualitatif, yaitu makna langsung dan lokal dari tindakan sebatas sudut pandang peserta

penelitiannya (Erickson, 1986, disitir oleh Burns, 1999). Jadi kredibilitas penafsiran peneliti

dipandang lebih penting daripada validitas internal (Davis, 1995, disitir oleh Burns, 1999).

Karena PTK bersifat transformatif, maka kriteria yang cocok adalah validitas demokratik,

validitas hasil, validitas proses, validitas katalitik, dan validitasdialogis,

a. Validitas Demokratik

Berkenaan dengan kadar kekolaboratifan penelitian danpencakupan berbagai suara.

Dalam PTK, idealnya seorang guru/pakar sebagaikolaborator, dan murid-muridnya

masing-masing diberi kesempatan menyuarakan apayang dipikirkan dan dirasakan serta

dialaminya selama penelitian berlangsung.

b. Validitas Hasil

Mengandung konsep bahwa tindakan kelas kita membawa hasilyang sukses di dalam

konteks PTK kita sendiri. Hasil yang paling efektif tidak hanyamelibatkan solusi masalah

tetapi juga meletakkan kembali masalah ke dalam suatu kerangka sedemikian rupa

sehingga melahirkan pertanyaan baru.

c. Validitas Proses

Mengacu pada penggunaan proses-proses yang sesuai untuk mengkaji pertanyaan

penelitian. Validitas ini berada pada komitmen peneliti dalam melaksakan penelitian.

d. Validitas Katalitik

Terkait dengan kadar pemahaman yang kita capai realitas kehidupan kelas kita dan

cara mengelola perubahan di dalamnya, termasuk perubahan pemahaman kita dan murid-

Page 21: elhackim.files.wordpress.com · Web viewVariabel organismik mengacu pada karakteristik yang tak dapat diubah oleh peneliti, Misalnya umur dan jenis kelamin. Variabel intervensi adalah

murid terhadap peran masing-masing dan tindakan yang diambil sebagai akibat dari

perubahan ini.

e. Validitas Dialogik

Sejajar dengan proses review sejawat yang umum dipakai dalampenelitian akademik.

Secara khas, nilai atau kebaikan penelitian dipantau melaluitinjauan sejawat untuk

publikasi dalam jurnal akademik.

D. Prinsip-Prinsip Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas memiliki beberapa prinsip penting yang perlu diikuti oleh para

peneliti, diantaranya dapat diuraikan seperti berikut. Penelitian Tindakan Kelas merupakan

metode penelitian yang,

a. Memecahkan permasalahan signifikanyang dihadapi para guru.

b. Memberikan perlakuan atau tindakan kepada para siswa atau responden yang diteliti.

c. Dilakukan oleh para guru secara kolaboratif atau bersama-sama.

d. Menekankan kepada konstribusi kepada peningkatan profesionalitas guru.

e. Merupakan penelitian yang menenkankan cara berpikir kolektif dan reflektif yang

dilakukan bersama partisipan.

f. Dilaksanakan secara sistematis dan memperjatikan azas-azas metodologi penelitian

secara benar.

g. Menjadi media interaksi yang bermanfaat antara guru dan siswa.

h. Menjadi wahana bagi guru untuk lebih memahami pribadi siswa.

E. Model-model Desain Penelitian Tindakan Kelas

Terdapat banyak model penelitian tindakan namun dalam kesempatan ini hanya akan

dikemukakan dua model yang telah banyak dilaksanakan oleh guru-guru, yaitu:

Page 22: elhackim.files.wordpress.com · Web viewVariabel organismik mengacu pada karakteristik yang tak dapat diubah oleh peneliti, Misalnya umur dan jenis kelamin. Variabel intervensi adalah

a) Model Kurt Lewin

Terdapat empat elemen dari penelitian tindakan yang dikembangkan yaitu: perencanaan

(planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Hubungan

secara tali temali dari empat elemen ini dipandang sebagai satu siklus.

Terlihat bahwa pada model Lewin langkah

pertama yang harus dilakukan adalah merancang

penelitian tindakan. Kemudian melakukan

intervensi dengan tindakan, mengobservasi

dampak dari tindakan tersebut, kemudian

dilakukan refleksi atas proses pelaksanaannya.

Berdasarkan hasil tindakan yang telah dianalisis kemudian disusun rekomendasi dan saran-

saran untuk penelitian selanjutnya yang dipandang belum tuntas.

b) Model Kemmis dan Mc Taggart

Model ini merupakan pengembangan dari model yang dikemukakan ole Kurt Lewin

dengan komponen acting dengan observing dijadikan satu dengan alasan bahwa kedua

komponen itu merupakan dua kegiatan yang kadang tidak bisa dipisahkan. Kedua

kegiatan itu harus dilakukan dalam satu kesatuan waktu. Maksudnya, begitu suatu

tindakan belangsung, maka observasi juga harus mulai dilaksanakan. Model Kemmis dan

Mc Taggart mempunyai tiga komponen utama yaitu: planning, acting & observing, dan

reflecting. Yang membedakan dengan model Lewin adalah bahwa model ini terdiri lebih

dari satu siklus, dan bahkan di dalam beberapa siklus.

Setelah tim peneliti membuat rancangan penelitiannya (plan) maka langkah

berikutnya mereka melakukan tindakan sekaligus melakukan pengamatan atau

monitoring selama tindakan (acting & observing), untuk mengetahui perubahan dan

pengaruh intervensi tindakan dan akhirnya harus membuat refleksi (reflecting).

Page 23: elhackim.files.wordpress.com · Web viewVariabel organismik mengacu pada karakteristik yang tak dapat diubah oleh peneliti, Misalnya umur dan jenis kelamin. Variabel intervensi adalah

F. Refleksi

Yang dimaksud dengan refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu

tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Lewat refleksi kita berusaha:

1. Memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategik,

dengan mempertimbangkan ragam perspektif yang mungkin ada dalam situasi

pembelejaran kelas

2. Memahami persoalan pembelajaran dan keadaan kelas dimana pembelajan dilaksanakan.

PTK merupakan proses dinamis, dengan empat momen dalam spiral perencanaan, tindakan,

observasi, dan refleksi.

Gambar dibawah ini menunjukkan bahwa peneliti mulai melihat masalah dalam kelas

bahasa Inggris yang diampunya, yaitu cara pandang siswa yang kurang benar terhadap

pemelajaran bahasa Inggris. Yaitu, siswa hanya tertarik belajar gramar dan kosakata dan

pasif dalam belajar berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Peneliti memutuskan untuk

mengubah cara pandang siswa dengan cara mengaktifkan siswa melalui pemberian tugas.

Page 24: elhackim.files.wordpress.com · Web viewVariabel organismik mengacu pada karakteristik yang tak dapat diubah oleh peneliti, Misalnya umur dan jenis kelamin. Variabel intervensi adalah

G. Kelebihan dan Kekurangan PTK

PTK memiliki kelebihanberikut (Shumsky, 1982):

1. Tumbuhnya rasa memiliki melalui kerja sama dalam PTK

2. Tumbuhnya kreativitias dan pemikiran kritis lewat interaksi terbuka yang bersifat

reflektif/evaluatif dalam PTK;

3. Dalam kerja sama ada saling merangsang untuk berubahdan

4. Meningkatnya kesepakatan lewat kerja sama demokratis dan dialogis dalam PTK

PTK juga memiliki kelemahan:

1. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik dasar penelitian karena terlalu

banyak berurusan dengan hal-hal praktis,

2. Rendahnya efisiensi waktu

3. Konsepsi proses kelompok yang menuntut pemimpin kelompok yang demokratis dengan

kepekaan tinggi terhadap kebutuhan dan keinginan anggota-anggota kelompoknya dalam

situasi tertentu, padahal tidak mudah untuk mendapatkan pemimimpin demikian.

H. Penyusunan Laporan PTK

Penyusunan laporan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu

penelitian. Laporan penelitian merupakan bukti bahwa suatu penelitian telah dilakukan.

Laporan penelitian disusun dengan kelengkapan dan sistematika sebagai berikut:

SAMPUL

HALAMAN PENGESAHAN

ABSTRAK

Page 25: elhackim.files.wordpress.com · Web viewVariabel organismik mengacu pada karakteristik yang tak dapat diubah oleh peneliti, Misalnya umur dan jenis kelamin. Variabel intervensi adalah

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL (kalau ada)

DAFTAR GAMBAR (kalau ada)

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

B. Ruusan Masalah adan Pemecahannya

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Hasil penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

B. Temuan Haisl Penelitian yang Relevan

C. Kerangka Pikir

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu penelitian

B. Subjek Penelitian

C. Prosedur Penelitian

D. Metode Pengumpulan Data

E. Analisis Data

F. Indicator Keberhasilan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

B. Pembahasan

Page 26: elhackim.files.wordpress.com · Web viewVariabel organismik mengacu pada karakteristik yang tak dapat diubah oleh peneliti, Misalnya umur dan jenis kelamin. Variabel intervensi adalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

B. Saran

DAFTRA PUSTAKA

LAMPIRAN

Perbedaan Penelitian Kuantitatif, Penelitian Kualitatif, dan Penelitian Tindakan Kelas

Karakteristik Penelitian

Kuantitatif

Penelitian

Kualitatif

Penelitian

Tindakan

Investigator/

peran

Pendidikan tinggi,

mahasiswa.

Penelitian sebagai

pengamat yang

objketif terhadap

kajiannya

Pendidikan tinggi,

antropologis,

mahasiswa .

peneliti masuk

dalam setting

penelitian

Guru,

administrator,

mahasiswa.

Peneliti

mempelajari

sendiri dan dengan

orang lain

Tujuan Menguji hipotesis

yang berhubungan

dengan teri

pendidikan

Memahami dan

mengintrepretasi

dalam setting

alami; untuk

membangun

hpotesis

Mengidentifikasi

dan mengkaji

suatu masalah

dalam tugas

sendiri atau setting

sekolah

Audience Pendidikan tinggi,

mahasiswa

Pendidikan tinggi,

mahasiswa

Semua yang

potensial berbagi

Page 27: elhackim.files.wordpress.com · Web viewVariabel organismik mengacu pada karakteristik yang tak dapat diubah oleh peneliti, Misalnya umur dan jenis kelamin. Variabel intervensi adalah

hasil penelitian

Partisipan Diambil random

dari populasi yang

besar

Sampel dipilih

(purposive sample)

Partisipan dipilih

berdasar intensitas

kajian. Peneliti

bisa sebagai

partisipan

Tipe data yag

dikumpulkan

Objektif, data

kuantitatif seperti

skor tes, survey,

atau angket

Analisis terhadap

arsip arsip,

observasi,

wawancara

Data dari berbagai

sumber, seperti

observasi, contoh

tugas,arsip arsip

siswa, wawancara,

jurnal, dan video

Cara cara

peneliti

memahami

pengetahuan

Dengan sampel

random dan

mengontrol

variabel,

menggeneralisasi

Interpretasi data,

membantu

memahami

fenomena

Hasilnya untuk

praktik, pendidik

merefleksikan

melakukan

perbaikan

praktiknya

Page 28: elhackim.files.wordpress.com · Web viewVariabel organismik mengacu pada karakteristik yang tak dapat diubah oleh peneliti, Misalnya umur dan jenis kelamin. Variabel intervensi adalah

PENELITIAN PENGEMBANGAN

A. Pengertian Penelitian Pengembangan

Sugiyono (2011) menyebutkan bahwa penelitian pengembangan sebagai penelitian dan

pengembangan (research and development). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

penelitian adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analsisis, dan penyajian data yang

dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau ingin

menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum, sedangkan

pengembangan adalah proses atau cara yang dilakukan untuk mengembangkan sesuatu

menjadi baik atau sempurna.

Jadi, penelitian pengembangan dapat diartikan sebagai kegiatan pengumpulan,

pengolahan, analsisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif yang

disertai dengan kegiatan mengembangkan suatu produk untuk memecahkan suatu persoalan

yang dihadapi.

Sugiyono (2011) juga menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan metode

penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan

produk tersebut. Secara garis besar, penelitian pengembangan diawali dengan

penelitianpenelitian skala kecil yang bisa dalam bentuk pengumpulan data terhadap

permasalahan yang dihadapi dan ingin dicari solusinya (Sumarno, 2012). Hasil penelitian

awal tersebut dijadikan acuan untuk melakukan sebuah produk. Pada proses pengembangan,

Page 29: elhackim.files.wordpress.com · Web viewVariabel organismik mengacu pada karakteristik yang tak dapat diubah oleh peneliti, Misalnya umur dan jenis kelamin. Variabel intervensi adalah

peneliti tetap melakukan observasi dari perancangan produk tersebut sampai pada saat uji

produk tersebut di lapangan. Dengan demikian, penelitian pengembangan mencakup

evaluasi, sumatif, dan konfirmatif. Akker (1999) menyatakan bahwa penelitian

pengembangan telah digunakan untuk merujuk berbagai jenis pendekatan penelitian yang

berkaitan dengan pekerjaan desain dan pengembangan.

B. Tujuan Penelitian Pengembangan

Menurut Akker (1999), tujuan penelitian pengembangan dapat dibedakan menjadi:

1) Pada bagian kurikulum

Tujuannya adalah menginformasikan proses pengambilan keputusan sepanjang

pengembangan suatu produk/program untuk meningkatkan suatu program/produk

menjadi berkembang dan kemampuan pengembang untuk menciptakan berbagai hal dari

jenis ini pada situasi ke depan.

2) Pada bagian teknologi dan media

Tujuannya adalah untuk menigkatkan proses rancangan instruksional, pengembangan,

dan evaluasi yang didasarkan pada situasi pemecahan masalah spesifik yang lain atau

prosedur pemeriksaan yang digeneralisasi.

3) Pada bagian pelajaran dan instruksi

Tujuannya adalah untuk pengembangan dalam perancangan lingkungan

pembelajaran, perumusan kurikulum, dan penaksiran keberhasilan dari pengamatan dan

pembelajaran, serta secara serempak mengusahakan untuk berperan untuk pemahaman

fundamental ilmiah.

4) Pada bagian pendidikan guru dan didaktis

Tujuannya adalah untuk memberikan kontribusi pembelajaran keprofesionalan para

guru dan atau menyempurnakan perubahan dalamsuatu pengaturan spesifik bidang

pendidikan. Pada bagian didaktis, tujuannya untuk menjadikan penelitian pengembangan

sebagai suatu hal interaktif, proses yang melingkar pada penelitian dan pengembangan di

mana gagasan teoritis dari perancang memberi pengembangan produk yang diuji di

Page 30: elhackim.files.wordpress.com · Web viewVariabel organismik mengacu pada karakteristik yang tak dapat diubah oleh peneliti, Misalnya umur dan jenis kelamin. Variabel intervensi adalah

dalam kelas yang ditentukan, mendorong secepatnya ke arah teoritis dan empiris dengan

menemukan produk, proses pembelajaran dari pengembang dan teori instruksional.

C. Motif Penelitian Pengembangan

Menurut Akker (1999), motif dari penelitian pengembangan adalah:

1. Motif dasarnya bahwa penelitian kebanyakan dilakukan bersifat tradisional, seperti

eksperimen, survey, analisis korelasi yang fokusnya pada analsis deskriptif yang tidak

memberikan hasil yang berguna untuk desain dan pengembangan dalam pendidikan.

2. Keadaan yang sangat kompleks dari banyknya perubahan kebijakan di dalam dunia

pendidikan, sehingga diperlukan pendekatan penelitian yang lebih evolusioner (interaktif

dan siklis).

3. Penelitian bidang pendidikan secara umum kebanyakan mengarah pada reputasi yang

ragu-ragu dikarenakan relevasi ketiadaan bukti.

D. Karakteristik Penelitian Pengembangan

Menurut Wayan (2009), karateristik penelitian pengembangan adalah:

1. Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan dengan upaya

inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran sebagai pertanggung jawaban

profesional dan komitmennya terhadap pemerolehan kualitas pembelajaran.

2. Pengembangan model, pendekatan dan metode pembelajaran serta media belajar yang

menunjang keefektifan pencapaian kompetensi siswa.

3. Proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji ahli, dan uji coba

lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga produk yang dihasilkan bermanfaat

untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Proses pengembangan, validasi, dan uji coba

lapangan tersebut seyogyanya dideskripsikan secara jelas, sehingga dapat dipertanggung

jawabkan secara akademik.

4. Proses pengembangan model, pendekatan, modul, metode, dan media pembelajaran perlu

didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secara sistematis sesuai dengan kaidah

penelitian yang mencerminkan originalitas.

E. Langkah-langkah Penelitian Pengembangan

Page 31: elhackim.files.wordpress.com · Web viewVariabel organismik mengacu pada karakteristik yang tak dapat diubah oleh peneliti, Misalnya umur dan jenis kelamin. Variabel intervensi adalah

Langkah-langkah dalam penelitian pengembangan (Akker, 1999):

1) Pemeriksaan pendahuluan (preliminary inverstigation)

Pemeriksaan pendahuluan yang sistematis dan intensif dari permasalahan mencakup:

a. tinjauan ulang literatur,

b. konsultasi tenaga ahli,

c. analisa tentang ketersediaan contoh untuk tujuan yang

terkait, dan

d. studi kasus dari praktek yang umum untuk merincikan

kebutuhan.

2) Penyesuaian teoritis (theoretical embedding)

Usaha yang lebih sistematis dibuat untuk menerapkan dasar pengetahuan dalam

mengutarakan dasar pemikiran yang teoritis untuk pilihan rancangan.

3) Uji empiris (empirical testing)

Bukti empiris yang jelas menunjukkan tentang kepraktisan dan efektivitas dari intervensi.

4) Proses dan hasil dokumentasi, analisa dan refleksi (documentation, analysis, and

reflection on process and outcome)

Implementasi dan hasilnya untuk berperan pada spesifikasi dan perluasan metodologi

rancangan dan pengembangan penelitian.

Tessmer (1998) membuat alur desain evaluasi formatif sebagai langkah-langkah dalam

penelitian pengembangan:

Page 32: elhackim.files.wordpress.com · Web viewVariabel organismik mengacu pada karakteristik yang tak dapat diubah oleh peneliti, Misalnya umur dan jenis kelamin. Variabel intervensi adalah

F. Metode Penelitian Pengembangan

Metode penelitian pengembangan tidaklah berbeda jauh dari penelitian pendekatan

penelitian lainya. Namun, pada penelitian pengembangan difokuskan pada 2 tahap yaitu

tahap preliminary dan tahap formative evaluation (Tessmer, 1993) yang meliputi self

evaluation, prototyping (expert reviews dan one-to-one, dan small group), serta field test.

Adapun alur desain formative evaluation:

1) Tahap Preliminary

Pada tahap ini, peneliti akan menentukan tempat dan subjek penelitian seperti dengan

cara menghubungi kepala sekolah dan guru mata pelajaran disekolah yang akan menjadi

lokasi penelitian. Selanjutnya peneliti akan mengadakan persiapan-persiapan lainnya,

seperti mengatur jadwal penelitian dan prosedur kerja sama dengan guru kelas yang

dijadikan tempat penelitian.

2) Tahap Formative Evaluation

a. Self Evaluation

Analisis

Tahap ini merupakan langkah awal penelitian pengembangan. Peneliti

dalam hal inin akan melakukan analisis siswa, analisis kurikulum, dan analisis

perangkat atau bahan yang akan dikembangkan.

Desain

Pada tahap ini peneliti akan mendesain perangkat yang akan

dikembangkan yang meliputi pendesainan kisi-kisi, tujuan, dan metode yang akan

di kembangkan. Kemudian hasil desain yang telah diperoleh dapat di validasi

teknik validasi yang telah ada seperti dengan teknik triangulasi data yakni desain

tersebut divalidasi oleh pakar (expert) dan teman sejawat.  Hasil pendesainan ini

disebut sebagai prototipe pertama.

b. Prototyping

Hasil pendesainan pada prototipe pertama yang dikembangkan atas dasar self

evaluation diberikan pada pakar (expert review) dan siswa (one-to-one) secara paralel.

Page 33: elhackim.files.wordpress.com · Web viewVariabel organismik mengacu pada karakteristik yang tak dapat diubah oleh peneliti, Misalnya umur dan jenis kelamin. Variabel intervensi adalah

Dari hasil keduanya dijadikan bahan revisi. Hasil revisi pada prototipe pertama

dinamakan dengan prototipe kedua.

c. Expert Review

Pada tahap expert review, produk yang telah didesain dicermati, dinilai dan

dievaluasi oleh pakar. Pakar-pakar tadi menelaah konten, konstruk, dan bahasa dari

masing-masing prototipe. Saran–saran para pakar digunakan untuk merevisi perangkat

yang dikembangkan. Pada tahap ini, tanggapan dan saran dari para pakar (validator)

tentang desain yang telah dibuat ditulis pada lembar validasi sebagai bahan merevisi dan

menyatakan bahwa apakah desain ini telah valid atau tidak.

d. One-to-one

Pada tahap one-to-one, peneliti mengujicobakan desain yang telah dikembangkan

kepada siswa/guru yang menjadi tester. Hasil dari pelaksanaan ini digunakan untuk

merevisi desain yang telah dibuat.

e. Small group

Hasil revisi dari expert dan kesulitan yang dialami pada saat uji coba pada

prototipe pertama dijadikan dasar untuk merevisi prototipe tersebut dan dinamakan

prototipe kedua kemudian hasilnya diujicobakan pada small group. Hasil dari

pelaksanaan ini digunakan untuk revisi sebelum diujicobakan pada tahap field test. Hasil

revisi soal berdasarkan saran/komentar siswa pada small group dan hasil analisis butir

soal ini dinamakan prototipe ketiga.

f. Field Test

Saran-saran serta hasil ujicoba pada prototipe kedua dijadikan dasar untuk

merevisi desain prototipe kedua. Hasil revisi diujicobakan ke subjek penelitian dalam hal

ini sebagai uji lapangan atau field test.

Produk yang telah diujicobakan pada uji lapangan haruslah produk yang telah

memenuhi kriteria kualitas. Akker (1999) mengemukakan bahwa tiga kriteria kualitas

adalah: validitas, kepraktisan, dan efektivitas (memiliki efek potensial).

Page 34: elhackim.files.wordpress.com · Web viewVariabel organismik mengacu pada karakteristik yang tak dapat diubah oleh peneliti, Misalnya umur dan jenis kelamin. Variabel intervensi adalah

DAFTAR PUSTAKA

Alsa, Asmadi. 2004. Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dalam Penelitian Psikologi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hadi, Sutrisno. 1985. Metodologi Research Jilid 4. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas

Psikologi UGM.

Latipun. 2002. Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Press.

Siswono, Tatag Y.E. 2010. Penelitian Pendidikan Matematika. Surabaya: Unesa Press.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT

Bumi Aksara.

http://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_tindakan_kelas

http://www.m-edukasi.web.id/2012/04/pengertian-penelitian-tindakan-kelas.html

http://sospol.untag-smd.ac.id/?p=347

http://www.google.com/url?

sa=t&rct=j&q=hand+out+PTK_0+pdf&source=web&cd=7&cad=rja&ved=0CFsQFjAG&url

=http%3A%2F%2Fstaff.uny.ac.id%2Fsites%2Fdefault%2Ffiles%2Ftmp%2FHand%2520Out