PENELITIAN EKSPERIMEN (KUANTITATIF)
A. Pengertian Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif menggunakan pola pikir kuantitatif yang terukur dan teramati,
kerangka teori dirumuskan secara spesifik, dan bertujuan menyusun generalisasi. Penelitian
ini bertujuan untuk mendiskripsikan, memverifikasi, atau menguji suatu gejala.
Penelitian ini mengikuti paradigma empirisme dalam menjelaskan suatu gejala. Langkah
penelitiannya dimulai dengan penetapan objek studi yang spesifik, kerangka teori sesuai
dengan objek studi, dimunculkan hipotesis, instrumensi pengumpul data, teknik sampling,
dan teknis analisis. Penelitian kuantitatif meliputi penelitian yang bersifat non eksperimen
dan eksperimen.
Penelitian non eksperimen dilakukan tanpa memberikan perlakuan atau intervensi
terhadap variabel-variabel yang diteliti. Sebaliknya, pada penelitian eksperimen dilakukan
intervensi atau perlakuan terhadap suatu variabel penelitian.
B. Pengertian Penelitian Eksperimen
Hakekat penelitian eksperimen (experimental research) adalah meneliti pengaruh
perlakuan terhadap perilaku yang timbul sebagai akibat perlakuan (Alsa, 2004). Menurut
Hadi (1985), penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti.
Latipun (2002) mengemukakan bahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian yang
dilakukan dengan melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat manipulasi
terhadap perilaku individu yang diamati. Penelitian eksperimen pada prisipnya dapat
didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung
fenomena sebab-akibat (causal-effect relationship) (Sukardi 2011:179). Selanjutnya, metode
eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan utuk mencari pengaruh perlakuan
tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono 2011:72).
Berdasarkan definisi dari beberapa ahli tersebut, dapat dipahami bahwa penelitian
eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan memberikan suatu perlakuan tertentu
terhadap subjek penelitian yang bertujuan untuk menemukan hubungan sebab-akibat dan
pengaruh faktor-faktor pada kondisi tertentu.
Pada penelitian eksperimen, peneliti memanipulasi suatu stimulus, perlakuan, atau
kondisi-kondisi eksperimental, kemudian mengamati pengaruh atau perubahan yang
diakibatkan dari manipulasi secara sengaja dan sistematis. Untuk mendapatkan pengaruh
yang sebenarnya dari faktor-faktor yang dimanipulasi maka peneliti melakukan kontrol yang
cermat terhadap kemungkinan masuknya pengaruh faktor lain.
Penelitian ini dilakukan untuk menguji hipotesis. Karena itu, setelah masalah dibatasi
dengan tegas dan operasional, peneliti perlu mengembangkan hipotesis yang akan diuji.
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara yang akan diuji melalui eksperimen. Hasil
pengujian dapat terjadi hipotesis diterima atau ditolak sehingga sifatnya probabilistik
daripada kepastian.
Pada penelitian eksperimen karena tujuannya melakukan perbandingan suatu akibat
perlakuan tertentu dengan suatu perlakuan lain yang berbeda atau dengan tanpa perlakuan,
maka dikenal dua kelompok perbandingan, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Kelompok kontrol dan eksperimen sedapat mungkin sama atau mendekati ciri-ciri
yang sama. Pada kelompok eksperimen ini diberikan suatu perlakuan atau kondisi tertentu,
sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberikan. Kemudian kedua kelompok itu diamati
untuk melihat perubahan dan hasilnya dibandingkan secara statistik. Tidak harus
perbandingan dua kelompok tersebut, dapat juga keduanya merupakan kelompok eksperimen
yang diujikan. Contoh pada pendidikan matematika untuk melihat efektivitas frekuensi
pemberian tes, satu kelompok dirancang satu sampai dua kali tes tiap pokok bahasan,
kelompok kedua dirancang tiga sampai empat kali, sedang kelompok tiga lebih dari empat
kali tes tiap pokok bahasan.
C. Tujuan Penelitian Eksperimen
Tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan
tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding dengan kelompok lain yang
menggunakan perlakuan yang berbeda. Misalnya, suatu eksperimen dalam bidang pendidikan
dimaksudkan untuk menilai atau membuktikan pengaruh perlakuan pendidikan
(pembelajaran dengan metode problem solving) terhadap prestasi belajar dan kemampuan
komunikasi matematika pada siswa SMP atau untuk menguji hipotesis tentang ada-tidaknya
pengaruh perlakuan tersebut jika dibandingkan dengan metode konvensional.
D. Karakteristik Penelitian Eksperimen
Danim (2002) menyebutkan beberapa karakteristik penelitian eksperimen, yaitu:
1) Variabel-variabel penelitian dan kondisi eksperimental diatur secara tertib ketat (rigorous
management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun random
(rambang).
2) Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan
kelompok eksperimental.
3) Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan variansi
variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi variabel
pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan
penelitian. Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk
kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan subjek, serta
penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara acak.
4) Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian
eksperimental, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimental yang dilakukan pada saat
studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan.
5) Validitas eksternal (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan
penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan penggeneralisasian pada kondisi yang sama.
6) Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara
sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.
Menurut Ary (1985), terdapat tiga karakteristik penting dalam penelitian eksperimen:
a. Variabel bebas yang dimanipulasi
Memanipulasi variabel adalah tindakan yang dilakukan oleh peneliti atas dasar
pertimbangan ilmiah. Perlakuan tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka
untuk memperoleh perbedaan efek dalam variabel yang terkait.
b. Variabel lain yang berpengaruh dikontrol agar tetap konstan
Menurut Gay (1982), control is an effort on the part of researcher to remove the
influence of any variable other than the independent variable that ought affect
performance on a dependent variable. Dengan kata lain, mengontrol merupakan usaha
peneliti untuk memindahkan pengaruh variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi
variabel terkait. Dalam pelaksanaan eksperimen, group eksperimen dan group kontrol
sebaiknya diatur secara intensif agar karakteristik keduanya mendekati sama.
c. Observasi langsung oleh peneliti
Tujuan dari kegiatan observasi dalam penelitian eksperimen adalah untuk melihat dan
mencatat segala fenomena yang muncul yang menyebabkan adanya perbedaan diantara
dua grup.
E. Variabel Penelitian
Variabel adalah kondisi, karakteristik, atau atribut yang dimanipulasi, dikontrol, diamati,
atau menjadi pusat perhatian peneliti. Umumnya, pada eksperimen terdapat dua kelompok
variabel, yaitu:
1) Variabel bebas, adalah suatu kondisi atau karakteristik yang dimanipulasi atau perlakuan
yang diberikan pada suatu kelompok untuk menerangkan hubungan dengan fenomena
yang diobservasi.
2) Variabel terikat, adalah suatu kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul/tidak
muncul ketika peneliti memberikan manipulasi atau perlakuan.
Selain itu, terdapat variabel yang perlu diperhatikan, yaitu variabel organismik atau
atribut, variabel internvensi, dan variabel imbuhan. Variabel organismik mengacu pada
karakteristik yang tak dapat diubah oleh peneliti, Misalnya umur dan jenis kelamin. Variabel
intervensi adalah suatu variabel yang tidak dapat dikontrol atau diukur secara langsung,
tetapi dapat memberi pengaruh terhadap hubungan variabel bebas dan variabel terikat.
Sedangkan variabel imbuhan adalah variabel yang tidak dapat dikontrol atau dimanipulasi
oleh peneliti yang mungkin mempunyai pengaruh berarti pada variabel terikat, contohnya
kompetensi guru, antusias, tingkat sosial ekonomi, atau kemampuan akademik siswa
(Siswono, 2010).
F. Validitas
Suatu penelitian eksperimen akan memberi kontribusi yang berarti bagi pengetahuan, jika
memenuhi validitas internal dan eksternal. Suatu eksperimen akan memenuhi validitas
internal, jika faktor-faktor yang dimanipulasi melalui variabel bebas akan benar-benar
memberi efek pada fenomena-fenomena yang terjadi pada variabel terkait. Jika suatu
penelitian hanya hanya memenuhi validitas internal maka nilai praktis penemuannya akan
rendah sehingga diperlukan hasil yang lebih luas, di luar latar eksperimen yang disebut
validitas eksternal. Validitas eksternal yaitu hubungan antara dua atau lebih variabel dapat
digeneralisasikan pada situasi non eksperimen atau populasi lain.
Pada bidang pendidikan terdapat kendala untuk memenuhi keduanya secara tepat atau
pasti. Validitas internal sulit untuk dicapai karena banyaknya variabel imbuhan yang harus
dikontrol dan jika dikontrol belum tentu sempurna. Jika dikontrol secara ketat, keadaannya
menjadi tidak realistik sehingga mengurangi validitas eksternal eksperimen itu sendiri. Untuk
mengatasi hal tersebut diperlukan cara menyeimbangkan kedua validitas tersebut.
Faktor-faktor yang mengganggu validitas internal, diantaranya kematangan, peristiwa
yang mendadak, proses, ujian, instrument pengumpul data yang tak stabil, dan hilangnya
sampel. Sedangkan, faktor-faktor yang mengancam validitas eksternal, diantaranya latar
eksperimen buatan, kontaminasi, campur tangan perlakuan sebelumnya, dan pengujian,
G. Proses Penelitian Eksperimen
Langkah-langkah dalam penelitian eksperimen pada dasarnya hampir sama dengan penelitian
lainnya. Menurut Gay (1982: 201) langkah-langkah dalam penelitian eksperimen yang perlu
ditekankan adalah:
(a) Adanya permasalahan yang signifikan untuk diteliti.
(b) Pemilihan subjek yang cukup untuk dibagi dalam kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
(c) Pembuatan atau pengembangan instrumen.
(d) Pemilihan desain penelitian.
(e) Eksekusi prosedur.
(f) Melakukan analisis data.
(g) Memformulasikan simpulan.
PENELITIAN KUALITATIF
A. Pengertian Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yaitu
ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang-orang (subjek) itu sendiri
(Bogdan & Taylor dalam Siswono, 2010).
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak menggunakan model-model matematik,
statistik atau komputer. Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan
berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Penelitian kualitatif merupakan penelitian
yang dalam kegiatannya peneliti tidak menggunakan angka dalam mengumpulkan data dan
dalam memberikan penafsiran terhadap hasilnya.
Objek penelitian kualitatif adalah seluruh bidang/aspek kehidupan manusia, yakni
manusia dan segala sesuatu yang dipengaruhi manusia. Objek itu diungkapkan kondisinya
sebagaimana adanya atau dalam keadaan sewajarnya (natural setting), mungkin berkenaan
dengan aspek/bidang kehidupannya yang disebut ekonomi kebudayaan, hukum, administrasi,
agama dan sebagainya. Data kualitatif tentang objeknya dinyatakan dalam kalimat, yang
pengolahannya dilakukan melalui proses berpikir (logika) yang bersifat kritik,
analitik/sintetik dan tuntas.
Penelitian kualitatif menuntut keteraturan, ketertiban dan kecermatan dalam berpikir,
tentang hubungan data yang satu dengan data yang lain dan konteksnya dalam masalah yang
akan diungkapkan. Beberapa alasan mengenai maksud dilakukannya penelitian kualitatif:
1. Untuk menanggulangi banyaknya informasi yang hilang seperti yang dialami oleh
penelitian kuantitatif, sehingga intisari konsep yang ada dalam data dapat diungkap.
2. Untuk menanggulangi kecenderungan menggali data empiris dengan tujuan
membuktikan kebenaran hipotesis berdasarkan berpikir deduktif seperti dalam penelitian
kuantitatif.
3. Untuk menanggulangi kecenderungan pembatasan variabel yang sebelumnya,
seperti dalam penelitian kuantitatif, padahal permasalahan dan variabel dalam masalah
sosial sangat kompleks.
4. Untuk menanggulangi adanya indeks-indeks kasar seperti dalam penelitian
kuantitatif yang menggunakan pengukuran enumirasi (perhitungan) empiris, padahal inti
sebenarnya berada pada konsep-konsep yang timbul dari data.
B. Perbedaan Penelititan Kualitatif Dan Kuantitatif
Perbedaan penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif menurut Suharsini Arikunto
Penelitian kuantitatif Penelitian kualitatif
1. Kejelasan
unsur: tujuan, pendekatan, subjek
sumber data sudah mantap dan rinci
sejak awal.
2. Langkah
penelitian: segala sesuatu direncanakan
sampai matang ketika persiapan
disusun.
3. Dapat
menggunakan sampel dan hasil
penelitiannya diberlakukan untuk
populasi.
4. Hipotesis: (jika memang perlu)
a. Meng
ajukan hipotesis yang akan diuji
dalam penelitian
b. Hipot
1. Kejelasan unsur: subjek sampel,
sumber data tidak mantap dan rinci,
masih fleksibel, timbul dan
berkembangnya sambil jalan (emergent).
2. Langkah penelitian: baru diketahui
dengan mantap dan jelas setelah
penelitian selesai.
3. Tidak dapat menggunakan
pendekatan populasi dan sampel. Dengan
kata lain, dalam penelitian kualitatif tidak
dikenal istilah populasi dan sampel.
Istilah yang digunakan adalah setting.
Hasil penelitian hanya berlaku bagi
setting yang bersangkutan.
4. Hipotesis:
a. Tidak mengemukakan
hipotesis sebelumnya, tetapi dapat
lahir selama penelitian
berlangsung ......tentotif
b. Hasil penelitian terbuka
esis menentukan hasil yang
diramalkan........a priori
4. Desain:
dalam desain jelas langkah-langkah
penelitian dan hasil yang diharapkan.
5. Pengumpula
n data: kegiatan dalam pengumpulan
data memungkinkan untuk diwakilkan.
6. Analisis data:
dilakukan sesudah semua data
terkumpul
4. Desain: desain penelitiannya adalah
fleksibel dengan langkah dan hasil yang
tidak dapat dippastikan sebelumnya.
5. Pengumpulan data: kegiatan
pengumpulan data selalu harus dilakukan
sendiri oleh peneliti
6. Analisis data: dilakukan bersamaan
dengan pengumpulan data.
Perbedaan penelitian kuantitatif dan kualitatif menurut Hamid Potilima
Penelitian kualitatif Penelitian kuantitatif
1. Satuan-satuan individual tidak dipilah-
pilah dalam variabel-variabel
2. Tidak ada konsep sampel
3. Data dalam bentuk narasi atau angka
4. Analisis data dijadikan bukti untuk
mendukung kebenaran dari hipotesa
yang dibuat
1. Satuan individu digolongkan ke
dalam variabel-variabel dengan ciri
tertentu sesuai kepentingan panalitian.
2. Karena besarnya populasi maka
dalam penelitian kuantitatif digunakan
sampel
3. Data dalam bentuk angka
4. Analisis data dijadikan pembuktian yang
dapat digunakan untuk menerima atau
menolak hipotesa yang dibuat
5. Instrumen penelitian adalah diri sendiri 5. Instrumen penelitian adalah kuisioner
C. Karakteristik Penelitian Kualitatif
Dari hasil penelaahan pustaka yang dilakukan Moleong atas hasil dari mensintesakan
pendapatnya Bogdan dan Biklen (1982:27-30) dengan Lincoln dan Guba (1985:39-44)
terdapat sebelas ciri penelitian kualitatif:
a) Penelitian kualitatif mennggunakan latar alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan
(enity)
b) Penelitian kualitatif instrumennya adalah manusia, baik peneliti sendiri atau dengan
bantuan orang lain
c) Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif
d) penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif
e) Penelitian kualitatif lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori subtantif yang
berasal dari data
f) Penelitian kualitatif mengumpulkan data deskriptif (kata-kata dan gambar) bukan angka-
angka
g) Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses daripada hasil
h) Penelitian kualitatif menghendaki adanya batas dalam penelitiannya atas dasar fokus
yang timbul sebagai masalah dalam penelitian
i) Penelitian kualitatif meredefinisikan validitas, realibilitas dan objektivitas dalam versi
lain dibandingkan dengan yang lazim digunakan dalam penelitian klasik
j) Penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus menerus disesuaikan dengan
kenyataan lapangan (bersifat sementara)
k) Penelitian kualitatif menghendaki agar pengertian dan hasil interpretasi yang diperoleh
dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang dijadikan sumber data.
D. Langkah-Langkah Penelitian Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif memiliki susunan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Memilih masalah
2) Studi pendahuluan
3) Merumuskan masalah
4) Merumuskan hipotesis
5) Memilih pendekatan
6) Menentukan variabel dan sumber data
7) Menentukan dan menyusun instrumen
8) Mengumpulkan data
9) Analisis data
10) Menarik kesimpulan
11) Menulis laporan
E. Teknik Pengumpulan Data
Berbagai cara pengumpulan data untuk penellitian kualitatif terus berkembang, namun
demikian pada dasarnya ada empat cara yang mendasar untuk mengumpulkan informasi
yaitu:
1. Observasi
Observasi yaitu tindakan yang merupakan penafsiran dari teori (karl popper). Namun
dalam penelitian, pada waktu memasuki ruang kelas dengan maksud mengobservasi,
sebaiknya meninggalkan teori-teori untuk menjustifikasi sebuah teori atau menyanggah.
Observasi merupakan tindakan atau proses pengambilan informasi melalui media
pengamatan.
Observasi yaitu teknik pengumpulan yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan
mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, waktu,
peristiwa, tujuan dan perasaan.
Observasi yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko
pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian
atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Metode observasi dibedakan menjadi:
a. Observasi biasa
Dalam observasi biasa si peneliti tidak boleh terlibat dalam hubungan emosi
pelaku yang menjadi sasaran penelitian
b. Observasi terkendali
Para pelaku yang akan diamati dan dikondisi-kondisi yang ada dalam tempat
kegiatan. Pelaku diamati dan dikendalikan si peneliti
c. Observasi terlibat
Observasi terlibat merupakan teknik pengumpulan data yang mengharuskan
peneliti melibatkan diri dalam kehidupan dari masyarakat yang di teliti untuk dapat
melihat dan memahami gejala yang ada, sesuai maknanya dengan yang diberikan
dipahami oleh para warga yang ditelitinya. Kegiatan observasi terlibat bukan hanya
mengamati gejala yang ada dalam masyarakat yang diteliti, tetapi juga melakukan
wawancara, mendengarkan, memahamidan dalam batas-batas tertentu mengikuuti
kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat yang diteliti.
Keterlibatan peneliti dapat dibedakan menjadi empat kelompok yaitu:
Keterlibatan pasif: peneliti tidak terlibat dalam kegiatan yang
dilakukan oleh pelaku yang diamati dan tidak terjadi interaksi sosial dengan pelaku yang
diamati
Keterlibatan setengah-setengah: peneliti mengambil sesuatu
kedudukan yang berada dalam 2 hubungan struktural yang berbeda, yaitu antara struktur
yang menjadi wadah bagi kegiatan yang diamati dan struktur dimana pelaku sebagai
pendukung
Keterlibatan aktif: peneliti ikut mengerjakan apa yang dilakukan
para pelaku yang diamati dalam kehidupan sehari-hari
Keterlibatan penuh/ lengkap: bila kegiatan peneliti telah menjadi
bagian dari kehidupan pelaku yang diamati.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan observasi:
Memperhatikan fokus penelitian, kegiatan apa
yang harus diamati apakah yang umum atau yang khusus.
Menentukan kriteria yang diobservasi, dengan
terlebih dahulu mendiskusikan ukuran-ukuran apa yang akan digunakan.
Fase-fase dalam observasi:
Pertemuan perencanaan
Observasi kelas
Diskusi balikan
Berikut berbagai keterbatasan observasi.
a) Banyak kejadian yang tidak dapat dicapai dengan observasi langsung, misalnya
kehidupan pribadi seseorang yang sangat rahasia
b) Bila mengetahui bahwa dirinya diteliti, para observer mungkin dengan maksud-maksud
tertentu dengan sengaja berusaha menimbulkan kesan yang menyenangkan atau
sebaliknya pada observer.
c) Timbul kejadian yang tidak selalu dapat diramalkan sehingga observer dapat hadir untuk
mengobservasi kejadian itu. Jika penelitian dilakukan terhadap typical behavior,
menunggu timbulnya behavior yang diharapkan itu secara spontan kerapkali memakan
waktu yang panjang dan sangat membosankan.
d) Tugas observasi menjadi terganggu pada waktu-waktu ada peristiwa yang tidak terduga-
duga, misalnya keadaan cuaca.
e) Terbatasi oleh lamanya kelangsungan suatu kejadian
Kelebihan observasi:
a) Merupakan metode yang dapat langsung digunakan untuk meneliti bermacam-macam
gejala. Banyak aspek tingkah laku manusia yang hanya dapat diteliti melalui observasi
langsung.
b) Untuk subjek yang diteliti, observasi ini lebih sedikit tuntutannya, orang-orang yang
selalu sibukpun mungkin tidak berkeberatan untuk diamat-amati, walau dia mungkin
keberatan menjawab kuesioner.
c) Memungkinkkan pencatatan yang serempak dengan terjadinya sesuatu gejala.
d) Tidak tergantung kepada self-report
e) Dengan metode observasi, peneliti dapat memperoleh pandangan yang holistik/
menyeluruh terhadap responden yang diteliti
f) Peneliti dapat menggunakan variasi pendekatan termasuk pendekatan inductive discovery
(yaitu pengamatan yang mendasarkan kepada kejadian spesifik mendalam dan realistik
serta merefleksikan keadaan responden)
g) Peneliti dapat melihat hal-hal yang tidak dapat diungkap dengan teknik lain termasuk
perilaku biasa
h) Peneliti dapat mengetahui dan melaporkan apa adanya tentang perilaku responden yang
biasa maupun diluar konteks permasalahan yang hendak diteliti.
Hambatan-hambatan dalam pengamatan berasal dari 2 sumber, yaitu:
a. Hambatan dari dalam, termasuk diantaranya:
Kurangnya persiapan apa yang dilakukan sebelum berinteraksi
dengan responden
Perasaan terasing dari peneliti terhadap responden
Kurang bisanya peneliti beradaptasi dengan kegiatan,
kebiasaan,dan tata cara hidup responden
Tidak dapat memanfaatkan peran informan di lapangan.
b. Hambatan yang berasal dari luar, diantaranya:
Peneliti larut dengan responden dan kehilangan arah tentang informasi apa yang perlu
diambil dari interaksi dengan responden
Peneliti tidak dapat mengidentifikasi gejala yang diinginkan karena adanya aturan
yang harus ditaati di lapangan
Minimnya perlengkapan yang dimiliki peneliti dalam melakukan observasi di
lapangan
2. Wawancara
Wawancara yaitu pertemuan yang langsung direncanakan antara pewawancara dan
yang diwawancarai untuk memberikan/ menerima informasi tertentu. Menurut Moleong
(1988:148) wawancra adalah kegiatan percakapan dengan maksud tertentu yang
dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu pewawancara dan yang diwawancarai.
Wawancara merupakan pertanyaan yang dilakukan secara verbal kepada orang-orang
yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang
perlu. Ada tiga teknik wawancara yaitu:
Wawancara baku dan terjadwal
Wawancara baku dan tidak terjadwal
Wawancara tidak baku
Beberapa hal yang harus diperhatikan agar wawancara berlangsung efektif:
Bersikaplah sebagai pewawancara yang simpatik, yang berperhatian dan pendengar
baik, tidak berperan terlalu aktif, untuk menunjukkan bahwa anda menghargai
pendapat anak
Bersikaplah netral dalam relevansinya dengan pelajaran
Bersikaplah tenang, tidak terburu-buru atau ragu-ragu dan anak akan menunjukkan
sikap yang sama.
Secara khusus perhatikan bahasa yang anda gunakan untuk wawancara
Ada beberapa bentuk wawancara:
Wawancara terstruktur yaitu apabila pewawancara sudah mempersiapkan bahan
wawancara terrlebih dahulu
Wawancara tidak terstruktur yaitu apabila prakarsa pemilihan topik bahasan diambil oleh
orang yang di wawancarai
Wawancara semi terstruktur yaitu bentuk wawancara yang sudah dipersiapkan, akan
tetapi memberikan keleluasaan kepada responden untuk menerangkan agak panjang
mungkin tidak langsung ke fokus bahasan/ pertanyaan, atau mungkin mengajukan topik
bahasan sendiri selam wawancara berlangsung.
3. Dokumen
Menurut Goetz dan Le compte (1984), dokumen yang menyangkut para partisipan
penelitian akan menyediakan kerangka bagi data yang mendasar, yang termasuk
didalamnya:
a. Koleksi dan analisis buku teks
b. Kurikulum dan pedoman pelaksanaannya
c. Arsip penerimaan murid baru
d. Catatan rapat
e. Catatan tentang siswa
f. Rencana pelajaran dan catatan guru
g. Hasil karya siswa
h. Kumpulan dokumen pemerintah
i. Koleksi arsip guru berupa buku harian, catatan peristiwa
penting (logs) dan kenang-kenangan dari siswa angkatan lama
4. Triangulasi
Merupakan teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada, tujuan dari
triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada
peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.
F. Validitas Dan Reliabilitas
Validitas
Validitas alat ukur diselidiki dengan (1) logika (2) statistik validitas dibagi menjadi
validitas isi, validitas prediktif dan validitas construct (konstruk).
1. Validitas isi
Dengan validitas isi dimaksud bahwa isi/bahan yang diuji atau dites relevan dengan
kemampuan, pengetahuan, pelaksanaan, pengalaman dan latar belakang orang yang diuji.
Validitas diperoleh dengan mengadakan sampling yang baik, yakni memilih item-
item yang representatif dari keseluruhan bahan yang berkenaan dengan hal yang
mengenai bahan pelajaran mungkin tidka sukar dicapai. Kesulitan dengan validitas isi
ialah pilihan item dilakukan secara subjektif yakni berdasarkan logika si peneliti.
2. Validitas prediktif
Dengan validitas prediktif di maksudkan adanya kesesuaian antara ramalan (prediksi)
tentang kelakuan seseorang dengan kelakuannya yang nyata.
3. Validitas konstruk
Digunakan bila kita sangsikan apakah gejala yang dites hanya mengandung satu
dimensi, bila ternyata gejala itu mengandung lebih dari satu dimensi, maka validitas itu
dapat diragukan. Keuntungan validitas konstruk kita mengetahui komponen-komponen
sikap/sifat yang diukur dengan tes itu.
Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian
dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Jadi data yang valid adalah data yang tidak
berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi
pada objek penelitian. Validitas dibedakan menjadi:
Validitas internal: berkenaan dengan derajat akurasi desain penelitian
dengan hasil yang dicapai.
Validitas eksternal: berkenaan dengan derajat akurasi apakah hasil
penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada objek penelitian.
Reliabilitas
Berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Suatu data
dikatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama atau peneliti sama
dalam waktu yang berbeda akan menghasilkan data yang sama atau sekelompok data apabila
dipecah menjadi dua menjadi data yang tidak berbeda. Suatu data yang reliabel akan
cenderung valid, walaupun belum tentu valid.
Suatu alat pengukur dikatakan reliable bila alat itu dalam mengukru suatu gejala pada
waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Jadi alat yang reliable secara
konsisten memberi hasil ukuran yang sama. Reliabilitas merupakan syarat mutlak untuk
menentukan pengaruh variabel yang satu terhadap variabel yangsatu lagi. Reliabilitas juga
merupakan syarat bagi validitas satu tes, tes yang tidak reliable dengan sendirinya tidak
valid.
Pengujian validitas dan reliabilitas
Dalam uji keabsahan data meliputi:
1) Uji kredibilitas
Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian dapat dilakukan
dengan perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi (pengecekan
data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu), analisis kasus
negatif, menggunakan bahan referensi, mengadakan member check (proses pengecekan
data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data). Tujuan dari member check adalah
agar informasi yang diperoleh dan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa
yanng dimaksud sumber data atau informan.
2) Pengujian transferability
Transferability merupakan validitas eksternal
3) Pengujian depenability
Dilakukan denga melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian.
4) Pengujian konfirmability
Uji konfirmability mirip dengan uji depenability, sehingga pengujian dapat dilakukan
secara bersamaan. Uji konfirmability berarti menguji hasil penelitian dikaitkan dengan
proses yang dilakukan.
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Dasar Filosofi Penelitian Tindakan
Penelitian Tindakan pada dasarnya memiliki akar pada teori kritis (critical theory).
Mezirrows (1981) melihat bahwa ilmu tradisional (empirical-analytic dan interpretive)
sebagai pencerminan struktur sosial yang ada menunjukkan ketidakadilan, lalu dia
mengusulkan pendekatan penelitian dengan berdasarkan teori kritis dan melakukan critical
self reflection. Teori kritis memiliki asumsi “mutiple reality” atau realitas jamak yang
merupakan filosofi dasar dari para penganut “post positivist”.
Car dan Kemmis (1986:130) menyatakan bahwa teori kritis adalah “tgeory that has
central task of emancipating people from tje positivist’s domination of tgought through their
own understandings and actions”. Definisi ini menjelaskan bahwa teori kritis memiliki misi
pemberdayaan. Oleh karena itu penelitian tindakan yang mendasarkan pada teori ini juga
memiliki misi pemberdayaan dengan melalui emansipasi, melakukan perubahan (changes)
dan peningkatan (improvements).
B. Pengertian Penelitian Tindakan
Pengertian penelitian tindakan lebih banyak yang berasosiasi pada penelitian tindakan
yang berkaitan dengan pendidian baik disekolah maupun dikelas, sehingga tidak perlu
diperdebatkan apakah penelitian tindakan yang dimaksud adalah penelitian tindakan kelas
atau penelitian tindakan dengan seting sekolah. Pengertian penelitian tindakan dari beberapa
ahli:
1. Menurut Kemmis dan Mc Taggart (1988:5): Penelitian Tindakan merupakan proses
berpikir reflektif secara kolektif yang dilaksanakan oleh partisipan di dalam situasi sosial
tertentu. Tujuannya adalah agar dapat meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari
praktik-praktik sosial dan pendidikan mereka dan dapat meningkatkan pemahaman
mereka terhadap praktik dan situasinya. Kelompok partisipan itu bisa terdiri dari
masyarakat umum, guru, orangtua murid, atau siswa.
Jadi dalam penelitian tindakan kelas harus ada kolaborator, yaitu anggota
kelompok peneliti atau orang lain secara kritis dalam menguji selama peneliti melakukan
tindakan dan pada tahap analisis dan refleksi.
2. Taylor, Wilkie, dan Baser (2006) menyebutkan penelitian tindakan adalah suatu alat yang
ampuh untuk perubahan dan perbaikan pada level local. Penelitian tindakan adalah
praktis, siklis, dan memecahkan masalah secara alami.
Dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan diartikan sebagai suatu kajian
inkuiri yang sisitematis yang dilakukan oleh seorang praktisi pada bidangnya untuk
memahami, meningkatkan atau memperbaiki prakteknya sendiri dengan cara reflektif
yang terus menerus mengikuti suatu proses beralur.
Johnson (2008) menjelaskan karakteristik penelitian tindakan yaitu:
1. Sistematik, artinya penelitian tindakan direncanakan dan metodologinya berhubungan
dengan pengajaran.
2. Tidak dimulkai dengan suatu jawaban, artinya peneliti tidak mengetahui apa yang terjadi
ketika sebelu memulai, peneliti adalah pengamat yang tidak bias.
3. Kajiannya tidak harus pelik atau memerinci secara ketat atau efektif tergantung pada
tujuan.
4. Harus terencana sebelum mengumpulkan data
5. Lama penelitiannya bervariasi tergantung pertanyaan.
Jenis atau tipe penelitian tindakan lebih pada pemberian focus pada teknis-teknis
pengelolaannya dan konteks masalah yang diselidiki. Hinchey (2008) membedakan menjadi:
1. Penelitian tindakan kolaboratif, yaitu penelitian tindakan yang dilakukan oleh gabungan
peneliti untuk memecahkan masalah dalam suatu institusi atau komunitas.
2. Penelitian tindakan praktis, yaitu penelitian yang memfokuskan pada usaha perbaikan
praktis
3. Penelitian tindakan emansipatori, bertujuan mengejar sesuatu lebih demokratis dan adil
4. Penelitian tindakan partisipatori, yaitu penelitian social yang dilakukan oleh kelompok-
kelompok yang mengejar tujuan-tujuan emansipatori yang lebih demokratis dan beradab.
C. Kriteria dalam Penelitian Tindakan
Seperti layaknya penelitian, PTK harus memenuhi kriteria validitas. Akan tetapi, makna
dasar validitas untuk penelitian tindakan condong ke makna dasar validitas dalam penelitian
kualitatif, yaitu makna langsung dan lokal dari tindakan sebatas sudut pandang peserta
penelitiannya (Erickson, 1986, disitir oleh Burns, 1999). Jadi kredibilitas penafsiran peneliti
dipandang lebih penting daripada validitas internal (Davis, 1995, disitir oleh Burns, 1999).
Karena PTK bersifat transformatif, maka kriteria yang cocok adalah validitas demokratik,
validitas hasil, validitas proses, validitas katalitik, dan validitasdialogis,
a. Validitas Demokratik
Berkenaan dengan kadar kekolaboratifan penelitian danpencakupan berbagai suara.
Dalam PTK, idealnya seorang guru/pakar sebagaikolaborator, dan murid-muridnya
masing-masing diberi kesempatan menyuarakan apayang dipikirkan dan dirasakan serta
dialaminya selama penelitian berlangsung.
b. Validitas Hasil
Mengandung konsep bahwa tindakan kelas kita membawa hasilyang sukses di dalam
konteks PTK kita sendiri. Hasil yang paling efektif tidak hanyamelibatkan solusi masalah
tetapi juga meletakkan kembali masalah ke dalam suatu kerangka sedemikian rupa
sehingga melahirkan pertanyaan baru.
c. Validitas Proses
Mengacu pada penggunaan proses-proses yang sesuai untuk mengkaji pertanyaan
penelitian. Validitas ini berada pada komitmen peneliti dalam melaksakan penelitian.
d. Validitas Katalitik
Terkait dengan kadar pemahaman yang kita capai realitas kehidupan kelas kita dan
cara mengelola perubahan di dalamnya, termasuk perubahan pemahaman kita dan murid-
murid terhadap peran masing-masing dan tindakan yang diambil sebagai akibat dari
perubahan ini.
e. Validitas Dialogik
Sejajar dengan proses review sejawat yang umum dipakai dalampenelitian akademik.
Secara khas, nilai atau kebaikan penelitian dipantau melaluitinjauan sejawat untuk
publikasi dalam jurnal akademik.
D. Prinsip-Prinsip Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas memiliki beberapa prinsip penting yang perlu diikuti oleh para
peneliti, diantaranya dapat diuraikan seperti berikut. Penelitian Tindakan Kelas merupakan
metode penelitian yang,
a. Memecahkan permasalahan signifikanyang dihadapi para guru.
b. Memberikan perlakuan atau tindakan kepada para siswa atau responden yang diteliti.
c. Dilakukan oleh para guru secara kolaboratif atau bersama-sama.
d. Menekankan kepada konstribusi kepada peningkatan profesionalitas guru.
e. Merupakan penelitian yang menenkankan cara berpikir kolektif dan reflektif yang
dilakukan bersama partisipan.
f. Dilaksanakan secara sistematis dan memperjatikan azas-azas metodologi penelitian
secara benar.
g. Menjadi media interaksi yang bermanfaat antara guru dan siswa.
h. Menjadi wahana bagi guru untuk lebih memahami pribadi siswa.
E. Model-model Desain Penelitian Tindakan Kelas
Terdapat banyak model penelitian tindakan namun dalam kesempatan ini hanya akan
dikemukakan dua model yang telah banyak dilaksanakan oleh guru-guru, yaitu:
a) Model Kurt Lewin
Terdapat empat elemen dari penelitian tindakan yang dikembangkan yaitu: perencanaan
(planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Hubungan
secara tali temali dari empat elemen ini dipandang sebagai satu siklus.
Terlihat bahwa pada model Lewin langkah
pertama yang harus dilakukan adalah merancang
penelitian tindakan. Kemudian melakukan
intervensi dengan tindakan, mengobservasi
dampak dari tindakan tersebut, kemudian
dilakukan refleksi atas proses pelaksanaannya.
Berdasarkan hasil tindakan yang telah dianalisis kemudian disusun rekomendasi dan saran-
saran untuk penelitian selanjutnya yang dipandang belum tuntas.
b) Model Kemmis dan Mc Taggart
Model ini merupakan pengembangan dari model yang dikemukakan ole Kurt Lewin
dengan komponen acting dengan observing dijadikan satu dengan alasan bahwa kedua
komponen itu merupakan dua kegiatan yang kadang tidak bisa dipisahkan. Kedua
kegiatan itu harus dilakukan dalam satu kesatuan waktu. Maksudnya, begitu suatu
tindakan belangsung, maka observasi juga harus mulai dilaksanakan. Model Kemmis dan
Mc Taggart mempunyai tiga komponen utama yaitu: planning, acting & observing, dan
reflecting. Yang membedakan dengan model Lewin adalah bahwa model ini terdiri lebih
dari satu siklus, dan bahkan di dalam beberapa siklus.
Setelah tim peneliti membuat rancangan penelitiannya (plan) maka langkah
berikutnya mereka melakukan tindakan sekaligus melakukan pengamatan atau
monitoring selama tindakan (acting & observing), untuk mengetahui perubahan dan
pengaruh intervensi tindakan dan akhirnya harus membuat refleksi (reflecting).
F. Refleksi
Yang dimaksud dengan refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu
tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Lewat refleksi kita berusaha:
1. Memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategik,
dengan mempertimbangkan ragam perspektif yang mungkin ada dalam situasi
pembelejaran kelas
2. Memahami persoalan pembelajaran dan keadaan kelas dimana pembelajan dilaksanakan.
PTK merupakan proses dinamis, dengan empat momen dalam spiral perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi.
Gambar dibawah ini menunjukkan bahwa peneliti mulai melihat masalah dalam kelas
bahasa Inggris yang diampunya, yaitu cara pandang siswa yang kurang benar terhadap
pemelajaran bahasa Inggris. Yaitu, siswa hanya tertarik belajar gramar dan kosakata dan
pasif dalam belajar berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Peneliti memutuskan untuk
mengubah cara pandang siswa dengan cara mengaktifkan siswa melalui pemberian tugas.
G. Kelebihan dan Kekurangan PTK
PTK memiliki kelebihanberikut (Shumsky, 1982):
1. Tumbuhnya rasa memiliki melalui kerja sama dalam PTK
2. Tumbuhnya kreativitias dan pemikiran kritis lewat interaksi terbuka yang bersifat
reflektif/evaluatif dalam PTK;
3. Dalam kerja sama ada saling merangsang untuk berubahdan
4. Meningkatnya kesepakatan lewat kerja sama demokratis dan dialogis dalam PTK
PTK juga memiliki kelemahan:
1. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik dasar penelitian karena terlalu
banyak berurusan dengan hal-hal praktis,
2. Rendahnya efisiensi waktu
3. Konsepsi proses kelompok yang menuntut pemimpin kelompok yang demokratis dengan
kepekaan tinggi terhadap kebutuhan dan keinginan anggota-anggota kelompoknya dalam
situasi tertentu, padahal tidak mudah untuk mendapatkan pemimimpin demikian.
H. Penyusunan Laporan PTK
Penyusunan laporan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu
penelitian. Laporan penelitian merupakan bukti bahwa suatu penelitian telah dilakukan.
Laporan penelitian disusun dengan kelengkapan dan sistematika sebagai berikut:
SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL (kalau ada)
DAFTAR GAMBAR (kalau ada)
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah
B. Ruusan Masalah adan Pemecahannya
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Hasil penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
B. Temuan Haisl Penelitian yang Relevan
C. Kerangka Pikir
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu penelitian
B. Subjek Penelitian
C. Prosedur Penelitian
D. Metode Pengumpulan Data
E. Analisis Data
F. Indicator Keberhasilan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
DAFTRA PUSTAKA
LAMPIRAN
Perbedaan Penelitian Kuantitatif, Penelitian Kualitatif, dan Penelitian Tindakan Kelas
Karakteristik Penelitian
Kuantitatif
Penelitian
Kualitatif
Penelitian
Tindakan
Investigator/
peran
Pendidikan tinggi,
mahasiswa.
Penelitian sebagai
pengamat yang
objketif terhadap
kajiannya
Pendidikan tinggi,
antropologis,
mahasiswa .
peneliti masuk
dalam setting
penelitian
Guru,
administrator,
mahasiswa.
Peneliti
mempelajari
sendiri dan dengan
orang lain
Tujuan Menguji hipotesis
yang berhubungan
dengan teri
pendidikan
Memahami dan
mengintrepretasi
dalam setting
alami; untuk
membangun
hpotesis
Mengidentifikasi
dan mengkaji
suatu masalah
dalam tugas
sendiri atau setting
sekolah
Audience Pendidikan tinggi,
mahasiswa
Pendidikan tinggi,
mahasiswa
Semua yang
potensial berbagi
hasil penelitian
Partisipan Diambil random
dari populasi yang
besar
Sampel dipilih
(purposive sample)
Partisipan dipilih
berdasar intensitas
kajian. Peneliti
bisa sebagai
partisipan
Tipe data yag
dikumpulkan
Objektif, data
kuantitatif seperti
skor tes, survey,
atau angket
Analisis terhadap
arsip arsip,
observasi,
wawancara
Data dari berbagai
sumber, seperti
observasi, contoh
tugas,arsip arsip
siswa, wawancara,
jurnal, dan video
Cara cara
peneliti
memahami
pengetahuan
Dengan sampel
random dan
mengontrol
variabel,
menggeneralisasi
Interpretasi data,
membantu
memahami
fenomena
Hasilnya untuk
praktik, pendidik
merefleksikan
melakukan
perbaikan
praktiknya
PENELITIAN PENGEMBANGAN
A. Pengertian Penelitian Pengembangan
Sugiyono (2011) menyebutkan bahwa penelitian pengembangan sebagai penelitian dan
pengembangan (research and development). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
penelitian adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analsisis, dan penyajian data yang
dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau ingin
menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum, sedangkan
pengembangan adalah proses atau cara yang dilakukan untuk mengembangkan sesuatu
menjadi baik atau sempurna.
Jadi, penelitian pengembangan dapat diartikan sebagai kegiatan pengumpulan,
pengolahan, analsisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif yang
disertai dengan kegiatan mengembangkan suatu produk untuk memecahkan suatu persoalan
yang dihadapi.
Sugiyono (2011) juga menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan
produk tersebut. Secara garis besar, penelitian pengembangan diawali dengan
penelitianpenelitian skala kecil yang bisa dalam bentuk pengumpulan data terhadap
permasalahan yang dihadapi dan ingin dicari solusinya (Sumarno, 2012). Hasil penelitian
awal tersebut dijadikan acuan untuk melakukan sebuah produk. Pada proses pengembangan,
peneliti tetap melakukan observasi dari perancangan produk tersebut sampai pada saat uji
produk tersebut di lapangan. Dengan demikian, penelitian pengembangan mencakup
evaluasi, sumatif, dan konfirmatif. Akker (1999) menyatakan bahwa penelitian
pengembangan telah digunakan untuk merujuk berbagai jenis pendekatan penelitian yang
berkaitan dengan pekerjaan desain dan pengembangan.
B. Tujuan Penelitian Pengembangan
Menurut Akker (1999), tujuan penelitian pengembangan dapat dibedakan menjadi:
1) Pada bagian kurikulum
Tujuannya adalah menginformasikan proses pengambilan keputusan sepanjang
pengembangan suatu produk/program untuk meningkatkan suatu program/produk
menjadi berkembang dan kemampuan pengembang untuk menciptakan berbagai hal dari
jenis ini pada situasi ke depan.
2) Pada bagian teknologi dan media
Tujuannya adalah untuk menigkatkan proses rancangan instruksional, pengembangan,
dan evaluasi yang didasarkan pada situasi pemecahan masalah spesifik yang lain atau
prosedur pemeriksaan yang digeneralisasi.
3) Pada bagian pelajaran dan instruksi
Tujuannya adalah untuk pengembangan dalam perancangan lingkungan
pembelajaran, perumusan kurikulum, dan penaksiran keberhasilan dari pengamatan dan
pembelajaran, serta secara serempak mengusahakan untuk berperan untuk pemahaman
fundamental ilmiah.
4) Pada bagian pendidikan guru dan didaktis
Tujuannya adalah untuk memberikan kontribusi pembelajaran keprofesionalan para
guru dan atau menyempurnakan perubahan dalamsuatu pengaturan spesifik bidang
pendidikan. Pada bagian didaktis, tujuannya untuk menjadikan penelitian pengembangan
sebagai suatu hal interaktif, proses yang melingkar pada penelitian dan pengembangan di
mana gagasan teoritis dari perancang memberi pengembangan produk yang diuji di
dalam kelas yang ditentukan, mendorong secepatnya ke arah teoritis dan empiris dengan
menemukan produk, proses pembelajaran dari pengembang dan teori instruksional.
C. Motif Penelitian Pengembangan
Menurut Akker (1999), motif dari penelitian pengembangan adalah:
1. Motif dasarnya bahwa penelitian kebanyakan dilakukan bersifat tradisional, seperti
eksperimen, survey, analisis korelasi yang fokusnya pada analsis deskriptif yang tidak
memberikan hasil yang berguna untuk desain dan pengembangan dalam pendidikan.
2. Keadaan yang sangat kompleks dari banyknya perubahan kebijakan di dalam dunia
pendidikan, sehingga diperlukan pendekatan penelitian yang lebih evolusioner (interaktif
dan siklis).
3. Penelitian bidang pendidikan secara umum kebanyakan mengarah pada reputasi yang
ragu-ragu dikarenakan relevasi ketiadaan bukti.
D. Karakteristik Penelitian Pengembangan
Menurut Wayan (2009), karateristik penelitian pengembangan adalah:
1. Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan dengan upaya
inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran sebagai pertanggung jawaban
profesional dan komitmennya terhadap pemerolehan kualitas pembelajaran.
2. Pengembangan model, pendekatan dan metode pembelajaran serta media belajar yang
menunjang keefektifan pencapaian kompetensi siswa.
3. Proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji ahli, dan uji coba
lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga produk yang dihasilkan bermanfaat
untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Proses pengembangan, validasi, dan uji coba
lapangan tersebut seyogyanya dideskripsikan secara jelas, sehingga dapat dipertanggung
jawabkan secara akademik.
4. Proses pengembangan model, pendekatan, modul, metode, dan media pembelajaran perlu
didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secara sistematis sesuai dengan kaidah
penelitian yang mencerminkan originalitas.
E. Langkah-langkah Penelitian Pengembangan
Langkah-langkah dalam penelitian pengembangan (Akker, 1999):
1) Pemeriksaan pendahuluan (preliminary inverstigation)
Pemeriksaan pendahuluan yang sistematis dan intensif dari permasalahan mencakup:
a. tinjauan ulang literatur,
b. konsultasi tenaga ahli,
c. analisa tentang ketersediaan contoh untuk tujuan yang
terkait, dan
d. studi kasus dari praktek yang umum untuk merincikan
kebutuhan.
2) Penyesuaian teoritis (theoretical embedding)
Usaha yang lebih sistematis dibuat untuk menerapkan dasar pengetahuan dalam
mengutarakan dasar pemikiran yang teoritis untuk pilihan rancangan.
3) Uji empiris (empirical testing)
Bukti empiris yang jelas menunjukkan tentang kepraktisan dan efektivitas dari intervensi.
4) Proses dan hasil dokumentasi, analisa dan refleksi (documentation, analysis, and
reflection on process and outcome)
Implementasi dan hasilnya untuk berperan pada spesifikasi dan perluasan metodologi
rancangan dan pengembangan penelitian.
Tessmer (1998) membuat alur desain evaluasi formatif sebagai langkah-langkah dalam
penelitian pengembangan:
F. Metode Penelitian Pengembangan
Metode penelitian pengembangan tidaklah berbeda jauh dari penelitian pendekatan
penelitian lainya. Namun, pada penelitian pengembangan difokuskan pada 2 tahap yaitu
tahap preliminary dan tahap formative evaluation (Tessmer, 1993) yang meliputi self
evaluation, prototyping (expert reviews dan one-to-one, dan small group), serta field test.
Adapun alur desain formative evaluation:
1) Tahap Preliminary
Pada tahap ini, peneliti akan menentukan tempat dan subjek penelitian seperti dengan
cara menghubungi kepala sekolah dan guru mata pelajaran disekolah yang akan menjadi
lokasi penelitian. Selanjutnya peneliti akan mengadakan persiapan-persiapan lainnya,
seperti mengatur jadwal penelitian dan prosedur kerja sama dengan guru kelas yang
dijadikan tempat penelitian.
2) Tahap Formative Evaluation
a. Self Evaluation
Analisis
Tahap ini merupakan langkah awal penelitian pengembangan. Peneliti
dalam hal inin akan melakukan analisis siswa, analisis kurikulum, dan analisis
perangkat atau bahan yang akan dikembangkan.
Desain
Pada tahap ini peneliti akan mendesain perangkat yang akan
dikembangkan yang meliputi pendesainan kisi-kisi, tujuan, dan metode yang akan
di kembangkan. Kemudian hasil desain yang telah diperoleh dapat di validasi
teknik validasi yang telah ada seperti dengan teknik triangulasi data yakni desain
tersebut divalidasi oleh pakar (expert) dan teman sejawat. Hasil pendesainan ini
disebut sebagai prototipe pertama.
b. Prototyping
Hasil pendesainan pada prototipe pertama yang dikembangkan atas dasar self
evaluation diberikan pada pakar (expert review) dan siswa (one-to-one) secara paralel.
Dari hasil keduanya dijadikan bahan revisi. Hasil revisi pada prototipe pertama
dinamakan dengan prototipe kedua.
c. Expert Review
Pada tahap expert review, produk yang telah didesain dicermati, dinilai dan
dievaluasi oleh pakar. Pakar-pakar tadi menelaah konten, konstruk, dan bahasa dari
masing-masing prototipe. Saran–saran para pakar digunakan untuk merevisi perangkat
yang dikembangkan. Pada tahap ini, tanggapan dan saran dari para pakar (validator)
tentang desain yang telah dibuat ditulis pada lembar validasi sebagai bahan merevisi dan
menyatakan bahwa apakah desain ini telah valid atau tidak.
d. One-to-one
Pada tahap one-to-one, peneliti mengujicobakan desain yang telah dikembangkan
kepada siswa/guru yang menjadi tester. Hasil dari pelaksanaan ini digunakan untuk
merevisi desain yang telah dibuat.
e. Small group
Hasil revisi dari expert dan kesulitan yang dialami pada saat uji coba pada
prototipe pertama dijadikan dasar untuk merevisi prototipe tersebut dan dinamakan
prototipe kedua kemudian hasilnya diujicobakan pada small group. Hasil dari
pelaksanaan ini digunakan untuk revisi sebelum diujicobakan pada tahap field test. Hasil
revisi soal berdasarkan saran/komentar siswa pada small group dan hasil analisis butir
soal ini dinamakan prototipe ketiga.
f. Field Test
Saran-saran serta hasil ujicoba pada prototipe kedua dijadikan dasar untuk
merevisi desain prototipe kedua. Hasil revisi diujicobakan ke subjek penelitian dalam hal
ini sebagai uji lapangan atau field test.
Produk yang telah diujicobakan pada uji lapangan haruslah produk yang telah
memenuhi kriteria kualitas. Akker (1999) mengemukakan bahwa tiga kriteria kualitas
adalah: validitas, kepraktisan, dan efektivitas (memiliki efek potensial).
DAFTAR PUSTAKA
Alsa, Asmadi. 2004. Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dalam Penelitian Psikologi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hadi, Sutrisno. 1985. Metodologi Research Jilid 4. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas
Psikologi UGM.
Latipun. 2002. Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Press.
Siswono, Tatag Y.E. 2010. Penelitian Pendidikan Matematika. Surabaya: Unesa Press.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
http://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_tindakan_kelas
http://www.m-edukasi.web.id/2012/04/pengertian-penelitian-tindakan-kelas.html
http://sospol.untag-smd.ac.id/?p=347
http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=hand+out+PTK_0+pdf&source=web&cd=7&cad=rja&ved=0CFsQFjAG&url
=http%3A%2F%2Fstaff.uny.ac.id%2Fsites%2Fdefault%2Ffiles%2Ftmp%2FHand%2520Out
%2520PTK_0.pdf&ei=C90mUfqxNc3MrQfwuYDwDQ&usg=AFQjCNExmrljkKoLxkitoM
__TNG83bq95w&bvm=bv.42768644,d.bmk
Top Related