suhardjono.lecture.ub.ac.idsuhardjono.lecture.ub.ac.id/files/2012/05/MAKALAH-LIT... · Web...

29
1 Pengantar Penelitian Kebijakan Pendidikan 1 Suhardjono 2 1. Kebijakan Pendidikan Sebagai suatu pernyataan (baik tertulis maupun lesan), kebijakan berisi penjelasan tentang aturan, prinsip-prinsip yang (terutama) berfungsi sebagai: (1) penjelasan maksud dan tujuan, (2) keputusan untuk mengatur, mengendalikan, melayani, (3) panduan tindakan, (4) strategi pemecahan masalah, dan (5) norma perilaku, yang kesemuanya bermuara pada pencapaian suatu sasaran tertentu. 1 Disajikan pada Bimtek Metodologi Penelitian bagi Calon Peneliti Balitbang Kemdiknas, Bogor, 19 Agustus 2011 2 Prof. Suhardjono, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang.

Transcript of suhardjono.lecture.ub.ac.idsuhardjono.lecture.ub.ac.id/files/2012/05/MAKALAH-LIT... · Web...

Page 1: suhardjono.lecture.ub.ac.idsuhardjono.lecture.ub.ac.id/files/2012/05/MAKALAH-LIT... · Web viewTahapan pembuatan kebijakan umumnya dimulai dari tahap persiapan, perencanaan, penyusunan,

1

PengantarPenelitian Kebijakan Pendidikan1

Suhardjono2

1. Kebijakan PendidikanSebagai suatu pernyataan (baik tertulis maupun lesan), kebijakan berisi penjelasan tentang aturan, prinsip-prinsip yang (terutama) berfungsi sebagai: (1) penjelasan maksud dan tujuan, (2) keputusan untuk mengatur, mengendalikan, melayani, (3) panduan tindakan, (4) strategi pemecahan masalah, dan (5) norma perilaku, yang kesemuanya bermuara pada pencapaian suatu sasaran tertentu. Pelaku dan perumus kebijakan publik di Indonesia dapat terdiri dari lembaga legislatif, eksekutif, kementerian berikut badan-badan administratif pedukungnya. Kebijakan pendidikan, umumnya berupa (a) peraturan pemerintah seperti UU tentang pendidikan; (b) sikap pemerintah, yang meliputi sikap formal yang dituangkan melalui SK atau Permen, dan sikap non-formal seperti komentar, pernyataan, atau anjuran tentang segala hal yang berkaitan dengan pendidikan nasional.

1 Disajikan pada Bimtek Metodologi Penelitian bagi Calon Peneliti Balitbang Kemdiknas, Bogor, 19 Agustus 20112 Prof. Suhardjono, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang.

Page 2: suhardjono.lecture.ub.ac.idsuhardjono.lecture.ub.ac.id/files/2012/05/MAKALAH-LIT... · Web viewTahapan pembuatan kebijakan umumnya dimulai dari tahap persiapan, perencanaan, penyusunan,

2

Tahapan pembuatan kebijakan umumnya dimulai dari tahap persiapan, perencanaan, penyusunan, perumusan, pembahasan, pengesahan, pengundang-undangan, dan penyebarluasan. Selanjutnya diikuti dengan implementasi kebijakan dan perubahan atau pemberhentian kebijakan. Tujuan dan sasaran kebijakan selanjutnya dirinci, menjadi program, proyek dan berbagai kegiatan. Untuk dapat ditetapkan sejumlah dana untuk mewujudkan ketercapaian sasaran. Keberhasilan suatu kebijakan dapat diukur dari sejauh mana keberhasilan kegiatan yang telah dirancang dan bagaimana dampak dari kegiatan tersebut terhadap sasaran kebijakan.

2. Permasalahan kebijakanPermasalahan akibat adanya suatu kebijakan, pada umumnya berkaitan dengan:

1) bagaimana dan mengapa masalah-masalah dan isu-isu tertentu dirumuskan menjadi kebijakan

2) dimana dan bagaimana kebijakan ditempatkan dalam agenda politik dan kebijakan yang telah ada,

3) apa saja dan bagaimana pilihan kebijakan lain yang dapat diambil

4) bagaimana dampak dan hasil dari penerapan kebijakan dan

Page 3: suhardjono.lecture.ub.ac.idsuhardjono.lecture.ub.ac.id/files/2012/05/MAKALAH-LIT... · Web viewTahapan pembuatan kebijakan umumnya dimulai dari tahap persiapan, perencanaan, penyusunan,

3

5) apa saja akibat yang timbul dari kebijakan tersebutBerbagai kebijakan pendidikan yang banyak dibicarakan akhir-akhir ini antara lain adalah: (a) pendidikan/pembelajaran karakter, (b) peningkatan profesionalitas guru, (c) peningkatan mutu sekolah, kurikulum, penjaminan mutu, sarana dan prasarana, sistem ujian dan seleksi penerimaan murid; (d) daya saing lulusan, (e) desentralisasi dan   mutu pendidikan, (f) penyelenggaraan  pendidikan di daerah terpencil dan khusus, (g) pembiayaan pendidikan (h) partisipasi masyarakat dalam pendidikan dan lain-lain.

Dari beberapa catatan, banyak di antara kebijakan di atas, (yang menurut berbagai pihak) membawa masalah, antara lain (a) penerapan Ujian Nasional (b) sertifikasi guru; (c) sekolah berstandar internasional; dan (d) undang-undang BHP. Permasalahan tersebut timbul, menurut berbagai pandangan, dikarenakan pada saat kebijakan dirumuskan, tidak rasional, kurang melihat kenyataan di lapangan, tidak mempunyai tujuan yang jelas, dan lain-lain. Untuk itu disarankan agar pada setiap perumusan kebijakan, harus selalu didukung oleh sejumlah informasi yang akurat, benar dan sesuai dengan sasaran kebijakan. Informasi tersebut dikumpulkan melalui kegiatan yang berada dalam lingkup penelitian kebijakan pendidikan. Tanpa memperhatikan hasil-hasil kajian / penelitian yang baik dan benar, peluang terjadinya polemik dan kontroversi, dan bahkan permasalahan baru makin membesar.

Page 4: suhardjono.lecture.ub.ac.idsuhardjono.lecture.ub.ac.id/files/2012/05/MAKALAH-LIT... · Web viewTahapan pembuatan kebijakan umumnya dimulai dari tahap persiapan, perencanaan, penyusunan,

4

Page 5: suhardjono.lecture.ub.ac.idsuhardjono.lecture.ub.ac.id/files/2012/05/MAKALAH-LIT... · Web viewTahapan pembuatan kebijakan umumnya dimulai dari tahap persiapan, perencanaan, penyusunan,

5

Peran penelitian kebijakan pendidikan dalam tahapan pengambilan kebijakan adalah sebagai gambar berikut.

Sebagai contoh: Terdapat permasalahan menyangkut banyaknya guru yang pada ini berada pada golongan IVa. Proposi jumlah guru pada golongan ini demikian besar dan secara teoritis tidak proporsional. Keadaan ini mencerminkan adanya permasalahan terkait dengan proses kenaikan pangkat guru dari golongan IVa ke ke IVb.

Untuk itu akan dibuat kebijakan, yang sasarannya adalah mengatasi permasalahan tersebut, agar proposi jumlah guru dalam kepangkatannya seimbang. Agar kebijakan tersebut baik dan benar, tentu harus didukung dengan sejumlah informasi yang benar. Informasi apa yang dibutuhkan?

Page 6: suhardjono.lecture.ub.ac.idsuhardjono.lecture.ub.ac.id/files/2012/05/MAKALAH-LIT... · Web viewTahapan pembuatan kebijakan umumnya dimulai dari tahap persiapan, perencanaan, penyusunan,

6

Kajian teoritik dibutuhkan untuk menduga berbagai hal yang ”dihipotesakan” menjadi penyebab kesulitan guru untuk naik ke golongan IVb. Banyak faktor dapat menjadi penyebab. Misalnya (a) faktor dari diri guru sendiri, menyangkut kemampuan dan kemauannya untuk dapat memenuhi persyaratan kenaikan pengkatnya,(b) faktor dari (kebijakan) persyaratan kenaikan pangkatnya, (c) faktor dari pelaksankanaan kebijakan tersebut, seperti persyaratan, penilaian,prosedur, dan lain-lain.

Untuk memperoleh iniformasi yang baik dan benar itulah diperlukan kegiatan penelitian kebijakan pendidikan.

3. Pengantar Metodologi PenelitianManusia mendapatkan ilmu berkat kemampuannya bernalar. Menalar adalah kegiatan berpikir. Proses berpikirnya mengacu pada kebenaran koherensi, yaitu kebenaran yang sesuai dengan pengetahuan ilmu yang telah ada, dan pada kebenaran korespondensi, yaitu kebenararan yang sesuai dengan fakta empirik. Kesimpulan dari bernalar, berwujud pengetahuan dengan ciri yang spesifik, yang disebut sebagai ilmu (science). Sebagai bagian dari pengetahuan, ilmu mempunyai ciri-ciri khusus baik dilihat dari untuk apa ilmu itu, apa obyek telaahannya, dan bagaimana mendapatkannya. Ilmu

Page 7: suhardjono.lecture.ub.ac.idsuhardjono.lecture.ub.ac.id/files/2012/05/MAKALAH-LIT... · Web viewTahapan pembuatan kebijakan umumnya dimulai dari tahap persiapan, perencanaan, penyusunan,

7

berhubungan erat dengan akal dan indera. Artinya, ilmu mengacu pada dunia rasional yang diperoleh melalui akal pikiran, dan dunia empirik yang didapat melalui indera. Metodologi peneltianMetodologi penelitian adalah ilmu yang membahas secara mendalam tentang metode (cara) yang dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian. Cara meneliti itulah, yang dimaksudkan sebagai metode penelitian, yang pada hakikatnya merupakan serangkaian tindakan dalam mencari kebenaran ilmiah. Cara itu berupa langkah kegiatan penelitian yang sistematis, teratur dan tertib dengan memakai metode keilmuan.Metode keilmuan merupakan kerangka pikir yang memadukan cara berpikir deduktif dan induktif, yang bersifat tanpa henti. Hal itulah yang menjadikan pengetahuan keilmuan terus bertambah secara kumulatif. Suriasumantri (1984) menyatakan, metode keilmuan merupakan rentetan daur berpikir induksi, deduksi, dan penyahihan (verifikasi) yang terus menerus tak kunjung henti. Berdasar daur tersebut, metode keilmuan juga sering disebut sebagai metode hipotetiko-deduktif-induktif. Proses berpikir ilmiah itu dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan belum tentu sebagai kegiatan penelitian. Namun yang jelas, setiap kegiatan penelitian

Page 8: suhardjono.lecture.ub.ac.idsuhardjono.lecture.ub.ac.id/files/2012/05/MAKALAH-LIT... · Web viewTahapan pembuatan kebijakan umumnya dimulai dari tahap persiapan, perencanaan, penyusunan,

8

merupakan operasionalisasi atau penerapan dari metode ilmiah.

Page 9: suhardjono.lecture.ub.ac.idsuhardjono.lecture.ub.ac.id/files/2012/05/MAKALAH-LIT... · Web viewTahapan pembuatan kebijakan umumnya dimulai dari tahap persiapan, perencanaan, penyusunan,

9

PenelitianPenelitian atau riset (research) merupakan kajian suatu masalah dengan menggunakan metode ilmiah, yang dilakukan secara sistematis, kritis, ilmiah, dan formal dan yang umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, atau menguji kebenaran suatu pengetahuan yang memiliki kemampuan deskripsi dan/atau prediksi.

Penelitian umumnya terdiri dari empat langkah utama, yaitu :

melakukan kajian terhadap permasalahan, melakukan kajian teoritik dari permasalahan untuk

kemudian secara deduksi dirumuskan menjadi hipotesis dari masalah yang dihadapi,

mengumpukan data empirik guna pengujian hipotesis,

mengadakan uji hipotesis, dan menarik kesimpulan.

Page 10: suhardjono.lecture.ub.ac.idsuhardjono.lecture.ub.ac.id/files/2012/05/MAKALAH-LIT... · Web viewTahapan pembuatan kebijakan umumnya dimulai dari tahap persiapan, perencanaan, penyusunan,

10

Metode PenelitianMetodologi Penelitian adalah ilmu yang membahas secara mendalam tentang metode (cara) yang dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian. Sedangkan metode penelitian merupakan serangkaian tindakan dalam mencari kebenaran ilmiah, dengan langkah kegiatan yang sistematis, teratur dan ter tib, memakai metode berpikir ilmiah. Awalnya ada dua metode utama dalam penelitian ilmiah yakni metode kuantitatif dan metode kualitatif, yang kemudian dikuti dengan adanya metode gabungan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif. Perbedaan di antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif pada prinsipnya adalah sebagai berikut:

Penelitian kualitatif Penelitian kuantitatif

Tujuan Dimaksudkan untuk menangkap arti mendalam suatu peristiwa atau masalah tertentu, dan untuk mengembangkan teori. Menggunakan pengamatan, pencatatan tertib, kajian dokumen, wawancara.

Dimaksudkan menjelaskan, menguji hipotesis untuk membuktikan dan menguji teori. Menggunakan pengumpulan data tersrtuktur, dapat melalui kegiatan eksperimental.

Langkah Perumusan Masalah, Perumusan Masalah, Penetapan

Page 11: suhardjono.lecture.ub.ac.idsuhardjono.lecture.ub.ac.id/files/2012/05/MAKALAH-LIT... · Web viewTahapan pembuatan kebijakan umumnya dimulai dari tahap persiapan, perencanaan, penyusunan,

11

umum penelitian

Penetapan Tujuan, Kajian Teori, Objek dan Informan Penelitian, Pengumpulan. Pengecekan Keabsahan , Analisis Data, Pembahasan, Kesimpulan.

Tujuan, Kajian Teori, Perumusan Hipotesa, Pengumpulan, Pengolahan, Analisis Data , Pembahasan, Penarikan Kesimpulan .

Hipotesis hipotesis itu bukan untuk diuji tetapi sebagai pengarah, panduan dalam langkah selanjutnya.

dilengkapi dengan hipotesis untuk selanjutnya diuji

Sampel Jumlah sampel kecil, sedikit, tak mewakili sesuatu populasi, penentuan sampel secara non-acak, menekankan kualitas .

Umumnya disebut informan

Jumlah sampel lebih banyak, mewakili sesuatu populasi, penentuan sampel secara acak, menekankan kuantitas.

Umumnya disebut responden.

Instrumen Wawancara, observasi, dokumen, diskusi terfokus,

Peneliti dapat berperan sebagai instrumen utama penelitian

Validitas dan reliabilitasnya tergantung pada peneliti

Pengukuran, tes, kuisener,

Peneliti tidak dapat berperan sebagai instrumen utama penelitian

Validitas dan reliabilitasnya tergantung pada sarana dan instrumen yang digunakan

Data Data deskriptif, dokumen-dokumen pribadi, catatan-catatan lapangan, hasil-hasil rekaman film dan foto, komentar, dan catatan atau rekaman data wawancara,

Data kuantitatif, hitungan-hitungan, angka-angka ukuran, pencatatatan yang dapat dikuantifikasikan, statistik.

Page 12: suhardjono.lecture.ub.ac.idsuhardjono.lecture.ub.ac.id/files/2012/05/MAKALAH-LIT... · Web viewTahapan pembuatan kebijakan umumnya dimulai dari tahap persiapan, perencanaan, penyusunan,

12

Analisis data Secara induktif, mengacu pada model, tema, konsep, dilakukan dalam waktu relatif panjang.

Analisis narasi deskriptif

Secara deduktif, mengacu pada kaidah statistika, pada saat pengumpulan data.

Analisis statistik deskriptif, inferensi

Hasil penelitian

dapat diberlakukan di tempat lain yang memiliki ciri-ciri yang dengan tempat atau subjek penelitian yang diteliti (transferability)

dapat berupa generalisasi bagi keseluruhan populasi yang diwakilinya..

Penelitian kebijakan pendidikan, pada umumnya menggunakan gabungan dari kedua metode di atas. Ada dua cara dalam penggabungannya: (a) cara paralel dan (b) cara gabungan berurutan.

Cara paralel dicirikan dengan kegiatan pencarían data yang sama dilakukan serentak melalui pengumpulan dengan metode kuantitatif (seperti pengisian kuisener) dilakukan bersamaan dengan saat pencarían data secara kulaititatif (melalui wawancara mendalam), selanjutnya berdasar kedua data yang didapat, dilakukan analisis.

Cara gabungan berurutan dimulai dengan penelitian kuantitatif terlebih dahulu baru diperdalam dengan penelitian kualitatif (untuk memperdalam temuan-temuan dari penelitian kuantitatifnya). Pada penelitian ini kuantitatif digunakan untuk memfasitilasi penelitian kualitatif. Cara gabungan berurutan ini juga dapat dilakukan dengan urutan sebaluknya dimana penelitian kualitatif akan memfasilitasi penelitian kualitatif.

Jenis Penelitian

Page 13: suhardjono.lecture.ub.ac.idsuhardjono.lecture.ub.ac.id/files/2012/05/MAKALAH-LIT... · Web viewTahapan pembuatan kebijakan umumnya dimulai dari tahap persiapan, perencanaan, penyusunan,

13

Penelitian dapat kelompokan berdasarkan kriteria tertentu, seperti metode penelitiannya,tujuan, bidang kajian, tempat, dan lain-lain sebagaimana tabel berikut:

dasar pengelompokan

Jenis penelitian Keterangan

Metode

Penelitian Sejarah Medeskripsikan kedaaan tanpa ada perlakuan khusus terhadap variabel yang diteliti.

Penelitian Deskriptif / Survey

Mendeskripsikan,menjelaskan, menggambarkan variabel masa lalu dan sekarang (sedang terjadi) yang dapat terdiri dari Survey, Studi Kasus, Studi Komparatif, dll.

Penelitian Percobaan (penelitian eksperimental)

Mengkaji sesuatu akibat adanya perlakuan khusus terhadap variabel yang diteliti

Grounded Research (data sebagai sumber teori)

Mengeneralisikan, mengembangakan teori berdasarkan data empiris, memakai berpikir induktif.

Penelitian tindakan Mengubah situasi, perilaku dan organisasi, dan peneliti terlibat dengan melakukan tindakan tertentu

Tujuan Penelitian kebijakan Membantu, mengevaluasi dan memecahkan masalah terkait kebijakan

Penelitian pengembangan Mengembangkan, menyempurnakan

Penelitian verifikasi Mengecek, menguji fenomena

Penelitian dasar Menemukan atau mengembangan ilmu pengetahuan

Penelitian terapan Mengetahui atau melakukan sesuatu yang lebih baik, efektif, efisien

Bidang IlmuKeteknikan, Pendidikan (termasuk Kebijakan Pendidikan), Pertanian, Sosial, Eksakta, dll

Sesuai dengan subtansi disiplin keilmuan yang akan diteliti, misalnya penelitian Teknik Keairan, Hukum, juga tentang Kebijakan Pendidikan

4. Penelitian Kebijakan Pendidikan

Page 14: suhardjono.lecture.ub.ac.idsuhardjono.lecture.ub.ac.id/files/2012/05/MAKALAH-LIT... · Web viewTahapan pembuatan kebijakan umumnya dimulai dari tahap persiapan, perencanaan, penyusunan,

14

Penelitian kebijakan pendidikan bertujuan untuk untuk melakukan penilaian dan pengukuran terhadap kebijakan pendidikan.

Secara lebih spesifiknya, penelitian ini dibedakan dalam empat jenis, yakni,

Tujuan Jenis 1 menghimpun informasi, gagasan,

dan potensi bagi perumusan kebijakan

Penelitian Bahan Kebijakan

2 memahami dan menilai koherensi kebijakan

Penelitian Koherensi Kebijakan atau Analisis Kebijakan.

3 menilai unsur penunjang dan penghambat pelaksanaan kebijakan

Penelitian Pelaksanaan Kebijakan atau Evaluasi Formatif.

4 mengukur tingkat keberhasilan kebijakan yang dioperasionalisasikan dalam bentuk program (proyek) pengembangan, disertai kriteria, indikator, dan tolok ukur tertentu.

Penelitian Hasil Kebijakan atau Evaluasi Sumatif.

Manfaat utama hasil penelitian kebijakan adalah sebagai bahan perumusan, penyusunan, penentuan strategi, dan perencanaan program serta dalam pengambilan berbagai keputusan dalam pelaksanaan kebijakan.Metode Deskriptif dalam Penelitian Kebijakan Penelitian kebijakan pendidikan umumnya menggunakan metode diskriptif, baik yang berupa survey, studi

Page 15: suhardjono.lecture.ub.ac.idsuhardjono.lecture.ub.ac.id/files/2012/05/MAKALAH-LIT... · Web viewTahapan pembuatan kebijakan umumnya dimulai dari tahap persiapan, perencanaan, penyusunan,

15

kasus, kajian korelasi, studi komparatif, kajian pengembangan, analisis dokumen, maupun jenis metode penelitian diskriptif yang lain, dengan memakai (umumnya) metode gabungan antara kuantitatif dan kualitatif.Penelitian deskriptif bertujuan memaparkan fakta dan memberikan interpertasi, serta mendiskrisikannya dengan seksama, tentang tentang hubungan, kegiatan, sikap, pandangan proses permasalahan dalam masyarakat, dalam keadaan apa adanya.Ciri khusus dari penelitian deskriptif adalah mendiskripsikan situasi atau kejadian dengan mengumpulkan data untuk kemudian disusun, dijelaskan, dan dianalisis. Dari dua abstrak penelitian di bawah ini, diharapkan diperoleh gambaran tentang bentuk dan isi dari beberapa penelitian kebijakan

1. Analisis Pelaksanaan Program Penuntasan Wajib Belajar Sembilan tahun di Kabupaten Brebes (Analisis gender), Sri Redjeki, FIS. DIPA PNBP, Universitas Negeri Semarang, Jawa Tengah,

Salah satu kebijakan Pendidikan untuk semua (educational for all) sebagai kesepakatan negara-negara UNESCO di Dakkar Senegal adalah kesetaraan gender. Sebagai tindak lanjut dari kesepakatan tersebut Pemerintah Indonesia menetapkan Inpres no 9 tahun 2000 tentang Pengaruh keutamaan gender. Departemen Pendidikan Nasional menetapkan program aksi dengan fokus utama mengatasi kesenjangan gender dibidang pendidikan.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui: (1) kebijakan pembangunan di bidang Pendidikan, (2) Profil Gender, (3) faktor-faktor yang berpengaruh

Page 16: suhardjono.lecture.ub.ac.idsuhardjono.lecture.ub.ac.id/files/2012/05/MAKALAH-LIT... · Web viewTahapan pembuatan kebijakan umumnya dimulai dari tahap persiapan, perencanaan, penyusunan,

16

terhadap kesenjangan gender, dari faktor partisipasi, akses, kontrol dan manfaat, (4) isu kesenjangan gender bidang pendidikan, (5) reformulasi kebijakan pendidikan responsive gender, (6) rencana aksi untuk mengatasi kesenjangan gender di bidang pendidikan. Adapun manfaat dari penelitian ini membantu pemerintah Kabupaten Brebes dalam Penyusunan Kebijakan Pendidikan Berwawasan Gender di jawa Tengah.

Metode yang digunakan adalah, (1) pendekatan penelitian dengan pendekatan kualitatif yang responsive gender, (2) lokasi penelitian di Kota Semarang mengambil ciri dari Gender Development Indeks , (3) teknik Pengumpulan Data dengan wawancara mendalam dan Focus Group Discussion (FGD), (4) Teknik penarikan sampel menggunakan criterion based selction, (5) teknik analisis data dengan Gender Analysis Pathway (GAP) dan dilanjutkan Policy Outlook anda Action Planning Process (POP).Hasil Penelitian: menunjukkan indeks paritas kurang dari satu mengindikasikan lebih besarnya proporsi laki-laki yang memperolehakses pendidikan dibandingkan perempuan. Dilihat APK, semakin tinggi tingkat pendidikannya semakin tinggi pula tingkat kesenjangan gendemya. Angka Partisipasi Mumi secara umum mengindikasikan lebih besarnya proporsi laki-laki yang memperoleh. akses pendidikan. Angka Melek huruf menunjukkan lebih besamya proporsi laki-laki yang melek huruf dibanding perempuan.

Kesenjangan gender yang terjadi di lokasi penelitian dipengaruhi 4 faktor yang mendasar meliputi: (1) Faktor partisipasi, angka partisipasi di SD dipengaruhi kondisi sosial dan budaya, sedangkan pada SMP keatas, dipengaruhi oleh faktor jarak tempuh. Sedangkan di SMA menunjukkan keseimbangan gender, namun ditemukan berbagai gejala akibat adanya stereotype dalam masyarakat tentang peran gender, (2) faktor akses, akses perempuan dalam penulisan buku terbatas, sampai dengan akses menjadi tenaga pengajar, demikian pula akses perempuan terhadap jurusan-jurusan keras sangat terbatas. (3) Faktor kontrol, dalam pengambilan keputusan dominasi terletak pada laki-laki, hal ini dipengaruhi oleh pembagian peran gender., (4) faktor manfaat, pemegang kebijakan dalam struktur pemerintah didominasi oleh laki-laki. Serta dalam pemilihan jurusan-jurusan keahlian.Rencana Aksi Pembangunan Pendidikan di daerah lokasi penelitian pada umumnya yang dilaksanakan di Pendidikan Dasar. peningkatan Angka Partsipasi Kasar, diadakannya orientasi guru dan kepala sekolah tentang pendidikan berwawasan gender. Sedangkan Pendidikan Menengah meliputi: peningkatan angka partisipasi , dan orientasi pendidikan berwawasan gender untuk guru dan kepala sekolah. Pendidikan Luar Sekolah melipui: pemberantasan tiga btita, pengembangan model pendidikan berkelanjutan, pelaksanaan Kejar Paket A,B,C, pengembangan model sosialisasi wawasan gender untuk keluarga.

Page 17: suhardjono.lecture.ub.ac.idsuhardjono.lecture.ub.ac.id/files/2012/05/MAKALAH-LIT... · Web viewTahapan pembuatan kebijakan umumnya dimulai dari tahap persiapan, perencanaan, penyusunan,

17

Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah: (1) kebijakan pembangunan pendidikan saat ini netral gender, (2) Data pilah untuk beberapa aspek sulit didapat, sehingga dalam menganalisis kesenjangan gender sulit dilakukan, (3) Terjadinya ketimpangan gender dibidang pendidikan balk dilihat dari Angka Partisipasi Sekolah, Angka Partisipasi Kasar, Angka Partisipasi Mumi, dan Angka Melek Huruf. Saran yang dapat diajukan (1) Menurunkan angka putus sekolah peserta didik perempuan, (2) Meningkatkan angka melanjutkan lulusan pada anak¬anak yang tinggal di perdesaan, (3)meningkatkan kualitas tenaga pendidik,(5) melakukan analisis terhadap kebijakan dan peraturan perundangan yang masih bias gender bekerjasama dengan perguruan tinggi, (6) mewujudkan persamaan akses pendidikan, (7) penyediaan akses pendidikan yang bermutu

2. Pengembangan Model Pelatihan Membuat Karya Tulis Ilmiah Berbasis Penelitian Untuk Meningkatkan Kemampuan Pengembangan Profesi Guru SMP, Saragih, Abdul Hasan; Sibuea, Abdul Muin; Sitompul,Harun, Dosen Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Sumatera Utara

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menemukan model Pelatihan, kompetensi yang diperlukan, materi pelatihan, strategi pelatihan, dan pola manajemen sekolah yang mendukung peningkatan kemampuan guru dalam membuat karya tulis ilmiah. Penelitian ini dilakukan di Kota Medan dengan populasi penelitian meliputi semua guru SMP di Kota Medan Sumatera Utara. Sampel diambil dengan menggunakan teknik pengambilan sampel berstrata (stratified random sampling). Teknik pengumpulan data digunakan kuesioner. Teknik analisis data digunakan adalah teknik analisis deskriptif.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Model pelatihan yang tepat bagi guru-guru SMP Negeri kota Medan untuk peningkatan kemampuan membuat karya tulis ilmiah (KTI) adalah ”Model Pelatihan dan Pendampingan”, (2) Kompetensi guru tentang pembuatan KTI yang perlu untuk dikuasai adalah kompetensi untuk melkukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), (3) Materi pelatihan yang diperlukan oleh guru-guru SMP agar mampu membuat karya tulis ilmiah berbasis penelitian adalah teknik penulisan makalah dan metode-metode penelitian, (4) Modul pelatihan yang dibutuhkan untuk mendukung kemampuan membuat karya tulis ilmiah adalah modul ”Penelitian Tindakan Kelas”, (5) Strategi pelatihan yang diharapkan oleh guru-guru SMP Negeri Kota Medan adalah sesuai dengan model pelatihan dan pendampinganm, dan (6) Pola manjemen sekolah yang diharapkan bisa mendukung kemampuan membuat karya tulis ilmiah adalah adanya kebijakan dari sekolah untuk memberikan insentif bagi guru yang rajin membuat

Langkah Penelitian Deskriptif

Page 18: suhardjono.lecture.ub.ac.idsuhardjono.lecture.ub.ac.id/files/2012/05/MAKALAH-LIT... · Web viewTahapan pembuatan kebijakan umumnya dimulai dari tahap persiapan, perencanaan, penyusunan,

18

Langkah kegiatan penelitian deskriptif pada umumnya adalah sebagai bagan berikut:

Kerangka isi laporan penelitian kebijakan , pada umumnya mengikuti kadiah laporan penelitian pada umumnya, yang terdiri dari komponen berikut ini: Bab Awal yang terdiri dari : halaman judul, lembaran

persetujuan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran, serta abstrak atau ringkasan.

Bab Inti yang umumnya terdiri dari beberapa Bab sebagai berikut

Bab I Pendahuluan atau permasalahan, yang berisi latar belakang masalah, pembatasan, rumusan masalah, tujuan, kegunaan, definisi istilah, dan lain-lain

Bab II Kajian Teori atau pembahasan kepustakaan, Bab III Metode Penelitian yang umumnya berisikan

rancangan penelitian, populasi dan sampel, instrument penelitian, pengumpulan data, analisis data

Bab IV Hasil Penelitian dan Diskusi Hasil Penelitian, Bab V Kesimpulan dan Saran

Bab Penunjang yang umumnya terdiri dari sajian daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

Berikut disajikan ringkasan hasil penelitian kebijakan pendidikan yang memakai metode deskriptif dalam bentuk survey:

Page 19: suhardjono.lecture.ub.ac.idsuhardjono.lecture.ub.ac.id/files/2012/05/MAKALAH-LIT... · Web viewTahapan pembuatan kebijakan umumnya dimulai dari tahap persiapan, perencanaan, penyusunan,

19

3. Judul : STUDI PENGGUNAAN WAKTU DALAM PELAKSANAAN TUGAS KERJA GURU (Studi Kasus pada Guru Kelas IV SD dan Guru SMP di Daerah yang Mendapat Program BERMUTU, 2009, Suhardjono, Waras Kamdi dan Imam Agus Basuki, Ringkasan hasil penelitian.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Definisi Konsep

BAB II KAJIAN PUSTAKA Tugas Guru Tugas Guru Menurut Kepmen Beban Tatap Muka Penyebab Kekurangan Jam Mengajar Pemenuhan Beban Kerja Penghitungan Beban Kerja Penelitian yang Relevan Hasil Survei Tahun 2009

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Populasi dan Sampel Variabel Penelitian Instrumen Waktu dan Langkah Pengumpulan Data Prosedur Pelaksanaan Penelitian Jadwal Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN Data dan Responden Hasil Analisis Data

BAB V PEMBAHASAN BAB V SIMPULAN Daftar PustakaLampiran

5. Penutup

Makalah ini disusun sebagai pelengkap sajian lisan pada kegiatan Bimbingan Teknis Metodologi Penelitian bagi calon peneliti di lingkungan Balitbang Kemdiknas. Topik

Page 20: suhardjono.lecture.ub.ac.idsuhardjono.lecture.ub.ac.id/files/2012/05/MAKALAH-LIT... · Web viewTahapan pembuatan kebijakan umumnya dimulai dari tahap persiapan, perencanaan, penyusunan,

20

bahasannya adalah tentang apa dan bagaimana Penelitian Kebijakan Pendidikan. Sungguh, suatu topik yang sangat menarik dan banyak informasi yang dapat disajikan. Namun, akibat keterbatasan waktu sajian, menjadikan terbatas pula informasi yang dapat disajikan. Adanya sedikit sajian contoh, serta format latihan, diharapkan dapat dipakai sebagai penjelas dann pemicu bagi peserta latihan ini, untuk kemudian dapat mengembangkan lebih jauh melalui berbagai bacaaan dan latihan.Sealamat melakukan penelitian kebijakan. Sungguh, suatu kegiatan yang menyenangkan.Daftar BacaanNana Syaodih Sukmadinata, (2006). Metode Penelitian Pendidikan.

Bandung: Remaja Rosdakarya. Jonathan Sarwono, (2011), Mixed Method: cara menggabung Riset

Kuantitatif dan Riset Kualitatif, Jakarta: Elex Media Komputindo Sudarwan Danim, (2002). Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung:

Pustaka Setia. Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi (2006) Penelitian Tindakan

Kelas, Jakarta : Bumi AksaraSuhardjono dan Tri Budi P, (2010) Penelitian di Bidang Teknik

Pengairan, Malang: Cakrawala Indonesia, LP3 UNMSuhardjono, (2009) Penelitian Tindakan Kelas dan Tindakan

Sekolah, Malang: Cakrawala Indonesia, LP3 UNMSuriasumantri, Jujun S. (1984). Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar

Populer. Jakarta: Sinar HarapanSyafaruddin, (2008), Efektifitas Kebijakan Pendidikan, Jakarta:

Rineka CiptaPemakalah

Prof. Suhardjono, lahir di Kebumen, 23 Maret 1946. Sarjana Teknik Sipil Universitas Brawijaya tahun 1972. Diploma on Hydraulic Engineering dari International Institute of Hydraulic Engineering TH Delft, Nederland, 1977, Magister Kependidikan IKIP Jakarta tahun 1982, dan lulus sebagai Doktor Kependidikan bidang Studi Teknologi Pembelajaran

Page 21: suhardjono.lecture.ub.ac.idsuhardjono.lecture.ub.ac.id/files/2012/05/MAKALAH-LIT... · Web viewTahapan pembuatan kebijakan umumnya dimulai dari tahap persiapan, perencanaan, penyusunan,

21

IKIP Malang, 1990. Guru Besar dalam Metode Penelitian tahun 2000. Dosen tetap di Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang, sejak tahun 1970. Mendapat tugas tambahan sebagai dekan selama dua periode yaitu tahun 1982-1985, dan tahun 2001-2005, ketua P3AI Unibraw 1996-2001, serta pernah mendapat berbagai tugas kependidikan yang lain. Melakukan penelitian, menulis di jurnal ilmiah, dan menulis buku tentang penelitian. Penelitian terbaru terkait dengan kebijakan pendidikan adalah (a) Studi Penilaian Kemampuan Guru Melalui Video (dengan memanfaatkan data PIRLS), Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009, (b) Studi Penggunaan Waktu dalam Pelaksanaan Tugas Kerja Guru (Studi Kasus pada Guru Kelas IV SD dan Guru SMP di daerah yang Mendapat Program Bermutu), 2009-2010, Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional, (c) Studi Pemetaan Tenaga Kependidikan di Perguruan Tinggi Negeri. Jakarta : Diretorat Tenaga Kependikan (2010)

Page 22: suhardjono.lecture.ub.ac.idsuhardjono.lecture.ub.ac.id/files/2012/05/MAKALAH-LIT... · Web viewTahapan pembuatan kebijakan umumnya dimulai dari tahap persiapan, perencanaan, penyusunan,

22

Format latihanBerbagai isu kebijakan pendidikan menarik untuk dikaji. Di antaranya yang terkait dengan (a) pendidikan/pembelajaran karakter, (b) peningkatan profesionalitas guru, (c) peningkatan mutu sekolah, kurikulum, penjaminan mutu, sarana dan prasarana, sistem ujian dan seleksi penerimaan murid; (d) daya saing lulusan, (e) desentralisasi dan   mutu pendidikan, (f) penyelenggaraan  pendidikan di daerah terpencil dan khusus, (g) pembiayaan pendidikan (h) partisipasi masyarakat dalam pendidikan dan lain-lain.

Bekerjalah dalam kelompok kecil, melalui diskusi yang cerdas, rumuskanlah satu masalah penelitian pendidikan yang ingin dikaji. Tetapkan tujuan dan manfaatnya.

1. Selanjutnya berdasar kajian teori lakukan kegiatan mengidentifikasi berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah.

2. Lanjutkanlah dengan mengembangkan instrumen pengumpulan informasi, mengidentifikasi populasi sasaran dan menetapkan prosedur penarikan sampel, serta merancang prosedur pengumpulan data.

Tuliskan ringkasan hasil kerja kelompok melalui Powerpoint (tidak lebih dari 12 slides), dan sajikan pada diskusi pleno (wakltu sajian 15 menit) untuk memperoleh masukan dan komentar.

Selamat bekerja.