Proposal Kak Lit Edit

download Proposal Kak Lit Edit

of 41

Transcript of Proposal Kak Lit Edit

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    1/41

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Pendidikan adalah faktor yang terpenting dalam usaha mencerdaskan

    kehidupan bangsa, terutama untuk bangsa yang sedang berkembang seperti

    Indonesia. Oleh karena itu, proses-proses yang terjadi selama pendidikan

    berlangsung sebaiknya dikembangkan dan diarahkan untuk menghasilkan sumber

    daya manusia yang berkualitas.

    Kualitas pendidikan di Indonesia jauh masih tertinggal dibandingkan

    dengan negara-negara lain di dunia. Begitu juga halnya pendidikan di Provinsi

    Nanggroe Aceh Darussalam, masih sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan

    daerah-daerah lain di Indonesia. Namun, pemerintah berusaha keras dari tahun ke

    tahun meningkatkan kualitas pendidikan dengan memperbaiki sarana dan

    prasarana pendidikan, meningkatkan mutu guru, dan pemerataan guru pada

    daerah-daerah terpencil.

    Peningkatan mutu guru dilaksanakan dengan berbagai cara. Salah satunya

    adalah dengan mengajarkan berbagai metode-metode yang dilakukan dalam

    pengajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan anak disekolah.

    Selama ini hasil pendidikan hanya tampak dari kemampuan murid

    menghafal fakta-fakta. Untuk menumbuhkan sikap aktif, kreatif, dan inovatif dari

    murid tidaklah mudah. Walaupun guru dalam mengajar sudah memberi

    kesempatan kepada murid untuk aktif yaitu dengan memberikan tugas-tugas

    secara kelompok setelah meteri dijelaskan, tetapi tidak semua murid aktif dalam

    mengikuti pelajaran. Selain itu, guru juga sudah menggunakan alat peraga

    sederhana dalam mengajar tetapi beberapa murid masih belum paham dengan

    materi IPA yang disampaikan oleh guru yang mengakibatkan murid tidak terlibat

    secara aktif dalam proses belajar mengajar.

    1

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    2/41

    Hal ini menunjukan bahwa keaktifan murid dalam proses belajar

    mengajar masih rendah. Dalam setiap pembelajaran termasuk pembelajaran IPA

    sangat diperlukan keaktifan, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk

    mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Murid dalam melakukan

    kegiatan pembelajaran dituntut untuk selalu aktif karena keaktifan murid dalam

    belajar merupakan salah satu faktor yang mendukung keberhasilan dalam belajar.

    Pengalaman penulis selama sekolah dan selama praktek pengalaman

    lapangan (PPL), banyak di temukan kendala yang dialami guru dalam proses

    belajar mengajar. Salah satu kendala yang dialami dalam mengajar adalah tingkat

    pemahaman siswa dalam memahami pelajaran khususnya mata pelajaran IPA.

    Pelajaran IPA umumnya banyak diminati oleh siswa , tetapi kenyataan kita lihat

    di lapangan sebagian dari siswa juga merasa bosan terhadap pelajaran tersebut.

    Hal ini terjadi karena metode penyampaian konsep pelajaran bersifat tradisional

    dan peran guru masih sangat dominan. Untuk mengatasi hal ini diperlukan guru

    yang kreatif, yaitu yang mampu membuat pembelajaran IPA menjadi lebih

    menarik dan disukai oleh siswa sehingga membangkitkan motivasi siswa.

    Seorang guru perlu memperhatikan metode yang sesuai dalam proses

    pengajaran IPA, karena metode yang dipilih menentukan tingkat keberhasilan

    belajar mengajar. Jadi untuk mencapai tujuan yang diinginkan guru harus

    menyesuaikan metode mengajar dengan konsep pelajaran yang sedang diajarkan.

    Menurut Roestiyah dalam Strategi Belajar Mengajar (Djamarah dan Zain,

    2003:84) mengatakan bahwa, Guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat

    belajar secara efektif dan efisien, salah satu langkah untuk memiliki strategi itu

    2

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    3/41

    adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau disebut metode mengajar.

    Dengan demikian metode sebagai alat untuk mencapai tujuan dan untuk menarik

    perhatian murid terhadap pelajaran IPA khususnya pada materi alat indera pada

    manusia. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model

    TGT (Team Games Tournaments). Model pembelajaran TGT, murid dapat

    menikmati belajar sambil bermain dan bersaing dengan anggota tim lainnya untuk

    mengumpulkan nilai tertinggi sehingga semangat untuk belajar meningkat.

    Pembelajaran kooperatif tipe TGT juga dapat membina kekuatan personal dan

    harga diri murid sehingga membuat murid tertantang untuk menjadi yang terbaik.

    Model pembelajaran TGT, murid lebih dominan dalam proses belajar

    serta lebih bertanggung jawab terhadap kewajiban atas dirinya ataupun untuk

    timnya, sehingga peningkatan prestasi belajar dapat terlaksana secara menyeluruh

    bagi semua murid, baik murid yang berkemampuan rendah, sedang ataupun

    tinggi. Pembelajaran koopertaif tipe TGT, mengacu pada model pengajaran

    dimana murid dapat belajar secara bersama dalam kelompok kecil yang

    beranggotakan 5-6 orang murid yang merupakan campuran tingkat prestasi, jenis

    kelamin dan suku. Setelah guru menyajikan materi pelajaran, seluruh anggota

    kelompok diberi lembaran kegiatan untuk dipelajari dan murid dapat saling

    membantu. Selanjutnya diadakan tournament akademik dimana murid bersaing

    dengan anggota tim lain yang mempunyai kemampuan akademik yang sama.

    Mamfaat dari proses pembelajaran kooperatif tipe TGT ini adalah agar

    murid dapat saling membantu dan bekerja sama dalam menyelesaikan masalah,

    terutama bagi murid yang memiliki kemampuan tinggi dapat membantu murid

    3

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    4/41

    yang berkemampuan sedang atau rendah, sehingga dapat memberi motivasi dan

    meningkatkan hasil belajar murid.

    Pada pembelajaran IPA tentang materi alat indera manusia yang

    dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010, hasil ulangan pada

    mata pelajaran IPA oleh penulis menyimpulkan hasil belajar murid masih rendah,

    hanya 12 murid dari 30 murid di kelas IV yang mendapat tingkat penguasaan

    materi di atas nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan

    yaitu 6. Dan selebihnya 18 murid tingkat penguasaannya bervariatif di bawah 6.

    Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis menganggap penting

    untuk mengadakan perbaikan pembelajaran melalui penulisan tentang penerapan

    model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap peningkatan prestasi belajar

    murid pada materi alat indera manusia di kelas IV SD Negeri 3 Blang Mangat.

    1.2 Identifikasi masalah

    Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi identifikasi permasalahan

    dalam penelitian ini adalah :

    Rendahnya hasil belajar murid kelas IV SD Negeri 3 Blang Mangat pada

    mata pelajaran IPA

    Guru IPA Kelas IV SD Negeri 3 Blang Mangat masih mendominasi dalam

    proses belajar mengajar

    Murid kelas IV SD Negeri 3 Blang Mangat kurang berminat dalam

    mengikuti mata pelajaran IPA

    4

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    5/41

    Prestasi belajar murid kelas IV SD Negeri 3 Blang Mangat pada mata

    pelajaran IPA masih rendah

    1.3 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi permasalahan

    dalam penelitian ini adalah :

    Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar murid kelas IV SD Negeri 3

    Blang Mangat pada materi alat indera manusia melalui penerapan model

    pembelajaran kooperatif tipe TGT ?

    Bagaimanakah aktivitas guru dan murid kelas IV SD Negeri 3 Blang

    Mangat pada materi alat indera manusia melalui penerapan model

    pembelajaran kooperatif tipe TGT ?

    Bagaimanakah respon murid kelas IV SD Negeri 3 Blang Mangat pada

    materi alat indera manusia melalui penerapan model pembelajaran

    kooperatif tipe TGT ?

    1.4 Tujuan Penelitian

    Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah

    Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar murid kelas IV SD Negeri

    3 Blang Mangat pada materi alat indera manusia melalui penerapan model

    pembelajaran kooperatif tipe TGT

    Untuk mengetahui aktivitas guru dan murid kelas IV SD Negeri 3 Blang

    Mangat pada materi alat indera manusia melalui penerapan model

    pembelajaran kooperatif tipe TGT

    5

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    6/41

    Untuk mengetahui respon murid kelas IV SD Negeri 3 Blang Mangat pada

    materi alat indera manusia melalui penerapan model pembelajaran

    kooperatif tipe TGT

    1.5 Manfaat Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian

    diharapkan bermanfaat untuk :

    A. Manfaat bagi murid

    1. Murid secara aktif terlibat langsung dalam proses pembelajaran

    sehingga matri yang diajarkan lebih bermakna

    2. Murid dapat memperoleh informasi serta pengetahuan, pengalaman,

    dan gagasan dari guru, tetapi murid juga dapat belajar dari teman

    melalui kerja kelompok, diskusi, dan saling mengoreksi sehingga dapat

    meningkatkan komunikasi di ruang kelas.

    B. Manfaat bagi guru

    1. Memberi dan menambah pengetahuan bagi guru tentang metode

    pembelajaran yang inovatif dan efektif dalam menyampaikan materi

    pelajaran sehingga tidak terpaku pada satu metode pembelajaran saja,

    sehingga dapat meningkatkan motivasi dan prestasi murid dalam

    belajar.

    2. Menambah pengetahuan penulis sendiri tentang model

    pembelajaran tipe TGT yang dapat meningkatkan prestasi belajar

    siswa.

    6

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    7/41

    3. Meningkatkan motivasi pada mata pelajaran IPA

    1.6 Definisi Operasional

    Untuk menghindari timbulnya penafsiran yang berbeda, maka perlu

    kiranya penulis menjelaskan beberapa istilah yang ada dalam proposal ini, yaitu :

    1. Penerapan

    Penerapan adalah pemasangan, pengenaan, dan perihal mempraktekkan. Jadi,

    penerapan yang dimaksud dalam proposal ini adalah perihal mempraktekkan

    atau menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

    Tournaments (TGT) dalam proses belajar mengajar IPA pada materi alat

    indera pada manusia ( Anwar, 2003:516)

    2. Alat indera manusia adalah salah satu materi pada mata pelajaran IPA di

    kelas IV pada SK 1-KD 1.3 semester ganjil.

    3. Prestasi belajar adalah bukti keberhasilan yang dapat dicapai. Istilah prestasi

    belajar sering juga disebut indeks prestai (Winkel, 1986:64). Prestasi belajar

    juga dapat disebut sebagai tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dalam

    menyelesaikan soal-soal yang diberikan persiklus

    4. Pembelajaran Kooperatif tipe TGT

    Pembelajaran Kooperatif TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif

    yang sederhana dengan menggunakan turnamen akademik sebagai ganti quiz

    sistem peningkatan individu, dimana siswa bersaing sebagai wakil tim mereka

    dengan anggota tim lainnya yang sama dalam kemampuan akademik (Tim

    Urge, 1997:7).

    7

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    8/41

    BAB II

    LANDASAN TEORETIS

    2.1 Hakikat IPA

    IPA didefinisikan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara

    alam. Perkembangan IPA tidak hanya ditandai dengan adanya fakta, tetapi juga

    oleh adanya metode ilmiah. Metode ilmiah dan pengamatan ilmiah menekankan

    pada hakikat IPA.

    Secara rinci hakikat IPA menurut Bridgman (dalam Lestari, 2002: 7) adalah

    sebagai berikut:

    1. Kualitas; pada dasarnya konsep-konsep IPA selalu dapat dinyatakan dalam

    bentuk angka-angka.

    2. Observasi dan Eksperimen; merupakan salah satu cara untuk dapat

    memahami konsep-konsep IPA secara tepat dan dapat diuji kebenarannya.

    3. Ramalan (prediksi); merupakan salah satu asumsi penting dalam IPA

    bahwa misteri alam raya ini dapat dipahami dan memiliki keteraturan.

    Dengan asumsi tersebut lewat pengukuran yang teliti maka berbagai

    peristiwa alam yang akan terjadi dapat diprediksikan secara tepat.

    2.2 Proses belajar mengajar IPA

    Proses dalam pengertian disini merupakan interaksi semua komponen atau

    unsur yang terdapat dalam belajar mengajar yang satu sama lainnya saling

    8

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    9/41

    berhubungan (inter independent) dalam ikatan untuk mencapai tujuan (Usman,

    2000:5).

    Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu,

    berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya.

    Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab

    moral yang cukup berat. Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam

    kegiatan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungan dengan anak

    didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar.

    Proses belajar mengajar merupakan suatu inti dari proses pendidikan secara

    keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama. Proses belajar mengajar

    meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan

    kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam

    situasi edukativ untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran IPA.

    2.3 Pembelajaran Kooperatif

    2.3.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif

    Manusia adalah makhluk individual, berbeda satu sama lain. Karena

    sifatnya yang individual maka manusia yang satu membutuhkan manusia lainnya

    sehingga manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, makhluk yang berinteraksi

    dengan sesamanya. Karena satu sama lain saling membutuhkan maka harus ada

    interaksi yang silih asih (saling menyayangi atau saling mencintai). Pembelajaran

    kooperatif merupakan pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menciptakan

    interaksi yang saling mengasihi antar sesama.

    9

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    10/41

    Perbedaan antara manusia yang tidak terkelola secara baik dapat

    menimbulkan ketersinggungan dan kesalahpahaman antar sesamanya. Agar

    manusia terhindar dari ketersinggungan dan kesalahpahaman maka diperlukan

    interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman

    yang dapat menimbulkan permusuhan.

    Abdurrahman dan Bintoro dalam pembelajaran Konstektual dan

    Penerapannya dalam KBK mengatakan bahwa: Pembelajaran kooperatif adalah

    pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang

    silih asah, silih asih, dan silih asus antar sesama siswa sebagai latihan hidup

    didalam masyarakat nyata. (Nurhadi, dkk, 2000:6).

    Menurut Tim Urge (1997:1), dalam petunjuk pelaksanaan pembelajaran

    kooperatif mendefinisikan bahwa: Pembelajaran kooperatif adalah strategi

    belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat

    kemampuan yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota

    saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran.

    Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai

    bahan pembelajaran.

    Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran didalam kelas

    sehingga yang terjadi adalah interaksi antara guru dan siswa, siswa dan guru, serta

    antara siswa dan siswa. Dengan model pembelajaran ini tidak ada kelas yang

    sunyi selama proses pembelajaran karena siswa saling bekerja sama. Para siswa

    aktif, kreatif dan menenyenangkan dalam menuntaskan materi akademisnya,

    sehingga proses pembelajaran efektif mencapai tujuannya.

    10

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    11/41

    Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang memberikan

    kesempatan kepada siswa dan melaksanakan kegiatan belajar bersama dalam

    kelompok-kelompok kecil (5-6 orang). Siswa harus saling membantu dan

    bertanggung jawab terhadap kelompoknya masing-masing. Dalam pembelajaran

    kooperatif guru berperan sebagai fasilitator saja. Sedangkan yang sangat berperan

    pada pembelajaran ini adalah siswanya.

    2.3.2 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

    Karakteristik dari pembelajaran kooperatif adalah seperti yang

    diungkapkan oleh Asari (Tim Urge, 1997:2) dalam petunjuk pelaksanaan

    kooperatif adalah sebagai berikut:

    1. Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok

    2. Kelompok tersebut merupakan kelompok kecil

    3. Para siswa didalam kelompok tersebut melakukan kegiatan belajar

    secara bersama-sama

    4. Masing-masing anggota kelompok bertanggung jawab terhadap

    keberhasilan teman anggota kelompoknya. Mereka membentuk suatu

    kesatuan yang saling mendorong, saling menolong demi keberhasilan

    bersama.

    5. Topik yang dipelajari biasa berupa masalah, tugas atau hal-hal lain yang

    pada prinsipnya merupakan tujuan bersama demi anggota kelompok

    tersebut.

    Dalam pembelajaran kooperatif juga mempelajari keterampilan-

    keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan

    kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan

    hubungan kerja dapat dibangun dengan mengembangkan komunikasi antar

    anggota kelompok. Sedangkan peranan tugas dilakukan dengan membagi tugas

    11

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    12/41

    antar kelompok selama kegiatan. Menurut Linda.L, (Tim Urge, 1997:2) dalam

    petunjuk pelaksanaan pembelajaran kooperatif bahwa keterampilan-keterampilan

    kooperatif tersebut antara lain sebagai berikut:

    1. Keterampilan Tingkat Awal

    a. Menggunakan kesepakatan, yang dimaksud menggunakan

    kesempatan adalah menyamakan pendapat yang berguna untuk

    meningkatkan hubungan kerja dalam kelompok.

    b. Menghargai kontribusi, menghargai kontribusi berarti

    memperhatikan atau mengenal apa yang dikatakan atau dikerjakan anggota

    lain. Hal ini bukan berarti bahwa harus selalu setuju dengan pendapat

    anggota yang lain, dapat saja berupa kritik namun kritikan tersebut harus

    ditunjukan terhadap ide dan tidak kepada individu.

    c. Mengambil giliran dan berbagi tugas, pengertian ini mengandung

    arti setiap anggota kelompok bersedia menggantikan dan bersedia

    mengemban tugas/tanggung jawab tertentu dalam kelompok.

    d. Berada dalam kelompok, maksudnya adalah setiap anggota tetap

    dalam kelompok kerja selama kegiatan berlangsung.

    e. Berada dalam tugas, yang dimaksud dengan berada dalam tugas

    adalah meneruskan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, agar kegiatan

    akan dapat diselesaikan dalam waktunya.

    f. Mendorong partisifasi, mendorong partisipasi berarti mendorong

    semua anggota kelompok untuk memberikan kontribusi terhadap tugas

    kelompok. Keterampilan ini perlu karena jika 1 atau 2 orang tidak

    12

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    13/41

    berpatisipasi maka hasil dari kelompok tidak akan terselesaikan pada

    waktunya atau hasilnya kurang memuaskan.

    g. Mengundang orang lain untuk berbicara, maksudnya adalah

    meminta orang lain untuk berbicara dan berpatisipasi terhadap tugas.

    h. Menyelesaikan tugas pada waktunya

    i. Menghormati perbedaan individu, menghormati perbedaan

    individu berarti bersikap menghormati terhadap budaya, suku, ras, atau

    pengalaman dari semua siswa.

    2. Keterampilan Tingkat Menengah

    a. Menunjukan penghargaan dan simpati, maksudnya adalah menunjukkan

    rasa hormat, pengertian, dan rasa sensitivitas terhadap usulan-usulan yang

    berbeda dari orang lain.

    b. Mengungkapkan ketidak setujuan dengan cara yang dapat diterima, dalam

    hal ini siswa mampu menyatakan pendapat yang berbeda dengan cara yang

    sopan dan sikap yang baik.

    c. Mendengarkan dengan aktif

    d. Bertanya, dengan bertanya mendorong anggota kelompok yang tidak aktif

    atau malu untuk ikut berperan serta dalam kegiatan.

    e. Membuat ringkasan

    f. Menafsirkan, yaitu menyatakan kembali informasi dengan kalimat yang

    berbeda.

    13

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    14/41

    g. Mengatur dan mengorganisir, keterampilan ini diperlukan dalam

    merencanakan dan menyusun pekerjaan sehingga dapat diselesaikan

    secara efektif dan efisien.

    h. Menerima tanggung jawab, yaitu bersedia dan mampu memikul tanggung

    jawab dari tugas-tugas dan kewajiban untuk diri sendiri dan kelompok,

    untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.

    i. Mengurangi ketegangan, keterampilan ini diperlukan untuk menciptakan

    suasana damai dalam kelompok.

    3. Keterampilan Tingkat Mahir

    a.Mengelaborasi, berarti mampu memperluas konsep, kesimpulan, dan

    menghubungkan pendapat-pendapat dengan topik-topik tertentu.

    b. Memeriksa dengan cermat, memeriksa dengan cermat berarti dapat

    menanyakan secara lebih kata-kata mengapa dan dapatkah anda

    memberi contoh.

    c.Menanyakan kebenaran, menanyakan kebenaran merupakan suatu

    kemampuan untuk membantu siswa lain untuk berpikir tentang jawaban

    yang diberikan dan lebih yakin atas ketepatan jawaban tersebut.

    d. Menetapkan tujuan, dengan adanya tujuan yang jelas maka

    pekerjaan dapat diselesaikan lebih efisien.

    e.Berkompromi, kompromi dapat membangun rasa hormat kepada orang

    lain dan mengurangi konflik dengan orang lain. Keterampilan

    berkompromi ini berarti belajar untuk mengkritik pendapat dan bukan

    mengkritik orangnya dan mengurangi perdebatan.

    14

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    15/41

    2.3.3 Komponen Pembelajaran Kooperatif

    Pembelajaran kooperatif mempunyai komponen-komponen yang harus ada

    didalamnya. Menurut Linda L, (Tim Urge, 1997:1) dalam petunjuk pelaksanaan

    pembelajaran kooperatif bahwa diantara komponen-komponen pembelajaran

    kooperatif adalah sebagai berikut:

    a. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka tenggelam

    atau berenang bersama

    b. Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap tiap siswa lain

    dalam kelompoknya, disamping tanggung jawab terhadap diri sendiri,

    dalam mempelajari materi yang dihadapi

    c. Para siswa harus membatasi tugas dan berbagi tanggung jawab

    sama besarnya diantara para anggota kelompok

    d. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya

    memiliki tujuan yang sama

    e. Para siswa akan diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang

    akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok

    f. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka

    memperoleh keterampilan bekerjasama selama belajar

    g. Para siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara

    individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif

    Menurut Abdurrahman dan Bintoro (Nurhadi, 2000:60) dalam

    pembelajarn konstektual dan penerapannya dalam KBK menyatakan bahwa

    pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang didalamnya terdapat

    15

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    16/41

    komponen-komponen atau elemen yang saling terkait. Adapun komponen dalam

    pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:

    1. Saling ketergantungan positif

    2. Interaksi tatap muka

    3. Akuntabilitas individual

    4. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi

    5. Tujuan dan mamfaat pembelajaran koopertaif

    2.3.4 Tujuan Pembelajaran Kooperatif

    Penerapan model pembelajaran kooperatif yaitu bertujuan untuk mencapai

    tiga pembelajaran penting, meliputi hasil belajar akademik. Penerimaan terhadap

    keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.

    a. Hasil Belajar Akademik

    Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa

    dalam tugas-tugas akademik. Slavin dan para ahli lainnya percaya bahwa

    memusatkan perhatian pada kelompok pembelajaran kooperatif dapat mengubah

    norma budaya anak muda dan membuat budaya lebih dapat menerima prestasi

    menonjol dalam tugas-tugas pembelajaran akademik. Dalam kebanyakan kasus,

    norma budaya anak muda tersebut diatas telah berhasil diubah oleh Robert Slavin

    dan lain-lainnya setelah menggunakan pembelajaran kooperatif.

    b. Penerimaan terhadap perbedaan individual

    16

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    17/41

    Efek penting yang kedua dari model pembelajaran kooperatif adalah

    penerimaan yang luas terhadap orang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial,

    kemampuan, maupun ketidakmampuan.\

    c. Pengembangan keterampilan sosial

    Pembelajaran kooperatif yang ketiga bertujuan untuk mengajarkan kepada

    siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini sangat penting

    untuk dimiliki di dalam masyarakat dimana banyak kerja orang dewasa sebagian

    besar dilakukan dalam organisasi yang saling bergantung satu sama lain dan

    dimana masyarakat secara budaya semakin beragam. (Ibrahim, 2000:7-10).

    Menurut Linda. L, (Tim Urge, 1997:2) dalam petunjuk pelaksanaan

    pemebelajaran kooperatif bahwa tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah

    menciptakan situasi dimana keberhasilan kelompoknya. Perbedaan antara

    kelompok pembelajaran kooperatif dengan belajar tradisional adalah sebagai

    berikut :

    1. Kelompok Pembelajaran Kooperatif

    a. Kepemimpinan bersama

    b. Saling Ketergantungan yang positif

    c. Keanggotaan yang heterogen

    d. Mempelajari keterampilan-keterampilan kooperatif

    e. Tanggung jawab terhadap hasil belajar seluruh anggota kelompok

    f. Menekankan pada tugas dan hubungan kooperatif

    g. Ditunjang oleh guru

    h. Satu hasil kelompok

    i. Evaluasi kelompok

    17

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    18/41

    2. Kelompok Tradisional

    a. Satu pemimpin

    b. Tidak ada saling ketergantungan

    c. Keanggotaan yang homogen

    d. Asumsi adanya keterampilan sosial

    e. Tanggung jawab terhadap hasil belajar sendiri

    f. Hanya menekankan pada tugas

    g. Diarahkan oleh guru

    h. Beberapa hasil individu

    i. Evaluasi individual

    Beberapa keuntungan atau mamfaat dalam pembelajaran kooperatif

    (Tim Urge, 1997:2), antara lain sebagai berikut:

    1. Siswa bekerjasama dalam dalam mencapai tujuan dengan

    menjunjung tinggi norma-norma kelompok

    2. siswa aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama-sama berhasil

    3. aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan

    keberhasilan kelompok

    4. interaksi antar s iswa seiring dengan peningkatan kemampuan

    mereka dalam berpendapat

    5. Interaksi antar siswa juga membantu meningkatkan

    perkembangan kognitif yang non-konservatif menjadi konservatif.

    2.4 Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT

    2.4.1 Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

    18

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    19/41

    Pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan salah satu metode yang

    dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Dalam model pembelajaran

    TGT, siswa dapat menikmati belajar sambil bermain dan bersaing dengan anggota

    tim lainnya untuk mengumpulkan nilai tertinggi sehingga semangat untuk belajar

    meningkat. Pembelajaran kooperatif tipe TGT juga dapat membina kekuatan

    personal dan harga diri siswa-siswa sehingga membuat siswa tertantang untuk

    menjadi lebih baik.

    TGT menggunakan turnamen akademik, dimana siswa bersaing sebagai

    wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang sama dalam kemampuan

    akademik sebelumnya. Deskripsi komponen TGT adalah sebagai berikut:

    Pembukaan

    1. Katakan pada siswa apa yang akan mereka pelajari dan mengapa

    hal itu penting. Timbulnya rasa ingin tahu siswa dengan demonstrasi yang

    menimbulkan teka-teki, masalah kehidupan nyata, atau cara lain

    2. Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam tim untuk menemukan

    konsep atau untuk merangsang keinginan mereka pada pelajaran tersebut

    3. Ulangi secara singkat keterampilan atau informasi yang merupakan

    syarat mutlak

    Persiapan Materi

    Materi dalam TGT sebelumnya diperkenalkan dalam penyajian dikelas.

    Pengajaran ini dapat berupa pengajaran langsung dari guru atau sebuah diskusi

    pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi dapat pula memuaskan presentasi

    individual. Presentasi ini harus dipusatkan dengan jelas pada unit TGT. Dengan

    19

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    20/41

    cara ini para siswa sadar bahwa mereka harus memperhatikan selama presentasi

    pelajaran berlangsung, karena dengan ini akan membantu skor tim mereka

    sehingga setiap kelompok harus benar-benar memperhatikan setiap materi yang

    sedang diajarkan dengan tujuan memperoleh hasil yang lebih baik.

    Pembentukan tim

    Langkah-langkah pembentukan kelompok adalah sebagai berikut :

    1. Buatlah satu salinan lembar rangkuman tim untuk tiap-tiap siswa dalam

    kelas

    2. Urutkan siswa dalam rangking dalam kelas dari tingkat tertinggi

    sampai yang rendah. Gunakan informasi apapun dalam melakukan hal ini,

    baik melalui tes terbaik atau rangking dikelas

    3. Putuskan jumlah tim. Masing-masing tim beranggotakan 5-6 orang

    4. Penyusunan anggota tim. Dalam menugaskan siswa dalam tim,

    seimbangkan tim tersebut sehingga masing-masing tim terdiri dari siswa

    yang tingkat kemampuan rata-rata semua tim dalam kelas hampir setara

    5. Isilah lembar rangkuman tim. Isilah nama-nama siswa pada

    masing-masing tim pada lembar rangkuman tim

    Permainan

    Permainan disusun dari soal-soal yang relevan dengan pelajaran yang

    dirancang untuk mengetes pengetahuan yang diperoleh para siswa dari penyajian

    pelajaran di kelas. Permainan dimainkan pada meja-meja yang terdiri dari empat

    sampai enam siswa dari tim yang berlainan. Permainan berupa soal-soal

    20

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    21/41

    sederhana yang dibuat dilembaran kartu-kartu soal. Seorang siswa akan

    membacakan soal pada kartu dan berusaha untuk menjawab soal-soal yang sesuai

    pada kartu.

    Turnamen

    Turnamen adalah suatu struktur dimana permainan itu berlangsung, biasanya

    dilakukan diakhir satu bab materi, setelah guru mempresentasikan pelajaran

    dikelas dan tim-tim telah mendapatkan waktu untuk latihan dengan lembar-lembar

    kerja.

    Pengakuan Tim

    Tim-tim akan menerima penghargaan bila skor rata-rata mereka melampaui

    kriteria tertentu. Dalam menghargai keberhasilan tim menurut Slavin (1997:91),

    terdapat tiga macam penghargaan yaitu: good team (skor rata-rata 40). Great

    team (skor rata-rata 45) dan super team ( skor rata-rata 50).

    2.4.2 Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

    1) Tahap persiapan

    a. Penyusunan materi pelajaran

    Sebelum melaksanakan pembelajaran ini, terlebih dahulu disiapkan

    perangkat pembelajaran meliputi Analisis Materi Pelajaran, silabus,

    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa

    (LKS).

    b. Pembentukan tim

    21

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    22/41

    Tim yang terbentuk beranggotakan empat sampai enam siswa. Penyusunan

    tim bersifat heterogen, tim ini berfungsi sebagai tempat untuk membahas

    permasalahan yang diberikan.

    c. Penetuan skor awal

    Skor awal merupakan skor rata-rata

    2) Tahap pembelajaran

    a. Penyajian materi pelajaran

    Sebelum melaksanakan pembelajaran ini, guru terlebih dahulu

    menjelaskan materi yang akan dibahas dan target-target pencapaian

    belajar. Guru juga menguraikan materi secara singkat.

    b. Kerja tim

    Setiap anggota membahas masalah yang diberikan. Tim harus memastikan

    bahwa setiap anggotanya telah memahami semua materi yang dibahas.

    c. Turnamen

    Setelah semua materi dipelajari dalam tim, maka diadakan permainan atau

    turnamen. Pola permainan adalah berupa pemberian soal yang ditulis pada

    kartu dan diletakkan pada meja permainan. Guru menentukan secara acak

    nama-nama siswa yang akan maju pada meja permainan. Dalam satu

    kelompok permainan tidak siswa yang berasal dari tim yang sama.

    Kemudian siswa dalam satu kelompok akan menjawab pertanyaan dengan

    22

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    23/41

    tingkat kesukaran yang sama. Siswa yang dapat menjawab pertanyaan

    pada kartu dengan benar, ia berhak mendapatkan kartu tersebut.

    Selanjutnya kartu inilah yang akan menentukan skor tim.

    d. Penghargaan tim

    Setelah turnamen selesai dilaksanakan, guru segera menghitung hasil dan

    menentukan skor tim. Guru memilih dan mengelompokkan tim kedalam

    tiga macam kelompok terbaik berdasarkan skor rata-rata tim dan

    memberikan penghargaan.

    e. Penetuan skor individu

    Hasil skor kelompok tidak secara otomatis digunakan sebagai skor

    individual. Untuk menentukan nilai individual sebaiknya digunakan tes

    akhir pada akhir pertemuan suatu pokok bahasan atau pada akhir semester.

    Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Slavin yaitu: Nilai-nilai siswa

    harus berdasarkan pada skor-skor kuis atau penilaian-penilaian individu

    lainnya, bukan pada poin-poin turnamen atau skor-skor tim. Tapi poin-

    poin turnamen atau skor-skor tim dapat diambil sebagian kecil untuk nilai-

    nilai mereka (Tim Urge, 1997:91).

    2.5 Motivasi Belajar

    1. Pengertian mativasi

    Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk

    melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang menyebabkan

    kesiapan-kesiapannhya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan.

    Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi

    23

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    24/41

    perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan,

    atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya

    untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu (Usman, 2000;28).

    2.6 Prestasi Belajar IPA

    Prestasi belajar adalah bukti keberhasilan yang dapat dicapai. Istilah

    prestasi belajar sering juga disebut indeks prestasi (Winkel, 1986:64). Indeks

    prestasi adalah nilai kredit rata-rata yang merupakan satuan nilai-nilai akhir yang

    menggambarkan mutu penyelesaian suatu program belajar. Prestasi belajar juga

    dapat disebut sebagai tingkat keberhasilan yang dapat dicapai oleh seseorang

    dalam melaksanakan suatu aktifitas dalam belajar. Prestasi belajar yang dicapai

    oleh masing-masing individu berbeda satu sama lainnya. Oleh karena itu siswa

    yang berprestasi merupakan siswa yang sanggup menunaikan kelebihan dalam

    bidang pelajaran tertentu. Siswa ini biasanya memiliki daya pikir yang baik serta

    didasarkan adanya rasa percaya diri yang tinggi.

    Prestasi belajar merupakan suatu usaha yang menempati posisi cukup

    memuaskan dalam dunia pendidikan. Karena itu untuk meningkatkan prestasi

    berbagai usaha dilakukan, baik melalui peningkatan kualitas guru maupun

    pengadaan berbagai fasilitas serta sarana dalam proses belajar mengajar. Prestasi

    belajar juga dapat disebut sebagai tingkat keberhasilan yang dapat dicapai oleh

    seseorang dalam melaksanakan suatu aktifitas dalam belajar.

    2.7 Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

    24

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    25/41

    Faktor yang mempengaruhi perstasi belajar siswa dapat dikelompok atas

    dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

    A. Faktor Internal

    Faktor internal merupakan faktor yang timbul dari dalam diri anak itu

    sendiri. Faktor ini sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar siswa.

    Faktor ini dapat dibagi menjadi beberapa faktor yaitu bakat, minat dan intelegensi.

    1. Faktor Bakat

    Bakat merupakan suatu potensi yang ada sejak manusia dilahirkan. Potensi

    ini memegang peranan penting dalam proses belajar dan hasil belajar seseorang.

    Menurut Suryabrata (1984:29), seseorang akan berhasil jika dia belajar dalam

    lapangan yang sesuai dengan bakatnya, demikian pula dalam lapangan kerja

    seseorang akan lebih berhasil kalau bekerja dalam lapangan yang sesuai dengan

    bakatnya, karena setiap individu mempunyai bakat yang berbeda antara satu

    dengan yang lainnya. Dengan demikian, bagi para pendidik harus mengetahui

    bakat seorang siswa dan dapat menempatkan siswa tersebut dalam belajar sesuai

    dengan bakatnya.

    2. Faktor Minat

    Minat adalah suatu gejala tingkah laku, ingin sesuatu yang lebih banyak, dan

    selanjutnya akan mencerminkan suatu tujuan. Berdasarkan hal tersebut minat

    siswa terhadap pelajaran dapat dilihat dari kemajuan yang dicapainya dalam

    bidang tersebut. Siswa yang berminat terhadap pelajaran biologi akan merasa

    senang dan giat dalam belajar, sehingga tercapainya tingkat prestasi yang lebih

    tinggi dalam bidang tersebut.

    25

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    26/41

    3. Faktor Intelegensi

    Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan

    untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat,

    dan efektif mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara

    efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

    B. Faktor Eksternal

    Faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi proses belajar anak

    dari luar dirinya.

    Faktor Lingkungan Keluarga

    Lingkungan pertama pendidikan yang diperoleh seorang anak adalah dari

    keluarga, jadi keluarga mempunyai peran penting dalam mempengaruhi

    perkembangan anak. Keluarga yang pecah akan menjadi penghambat dalam

    belajar (Soejanto, 1990:32). Apabila keluarga selalu kacau akan menjadi

    gangguan mental bagi anak dan akan mengakibatkan prestasi belajar menurun.

    Oleh karena itu suasana harus dapat diatur sedemikian rupa sehingga menjadi

    suatu kelurga yang tenteram.

    Faktor Lingkungan sekolah

    Sekolah sebagai lingkungan tempat anak untuk mendapatkan pendidikan

    secara formal dan merupakan kelanjutan pendidikan anak di dalam lingkungan

    keluarga, kurikulum, pengajaran, dan metode yang digunakan.

    2.8 Alat Indera pada manusia

    Alat indera adalah alat tubuh yang berguna untuk mengetahui keadaan diluar

    tubuh. Indra mempunyai sel-sel reseptor khusus untuk mengenali perubahan

    26

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    27/41

    lingkungan. Indra yang kita kenal ada lima, kelima alat indera itu disebut panca

    indera yaitu :

    1. Indra penglihat (mata)

    2. Indra pendengar (telinga)

    3. Indra peraba (kulit)

    4. Indra pengecap (lidah)

    5. Indra pencium (hidung).

    Kelima indra tersebut berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan luar,

    oleh karenanya disebut eksoreseptor. Reseptor yang berfungsi untuk mengenali

    lingkungan dalam, misalnya nyeri, kadar oksigen atau karbon dioksida, kadar

    glukosa dan sebagainya, disebut interoreseptor.

    1. Indra penglihat (mata)

    Mata adalah indera penglihat. Bentuk bola mata bulat seperti bola

    bekel atau bola pimpong. Diameternya lebih kurang 2 cm. sebagian besar

    terletak didalam rongga tengkorak. Mata terdiri atas bagian-bagian yang

    27

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    28/41

    berperan penting dalam proses penglihatan. Selain itu, mata disertai bagian-

    bagian yang melindungi mata.

    Mata juga dilengkapi dengan kelenjer air mata dan otot mata.

    Kelenjer air mata menghasilkan air mata. Air mata berguna untuk

    membasahi mata agar tidak kering. Air mata juga berfungsi sebagai pelumas

    agar mata mudah digerakkan. Otot mata berguna untuk menggerakkan bola

    mata sehingga dapat bergerak ke kanan-kiri (melirik) dan ke atas-bawah.

    Bagian- bagian mata yang erat hubungannya dengan fungsi

    penglihatan, yaitu kornea, iris, pupil, lensa, badan bening, retina, dan saraf

    mata.

    2. Indra pendengar (telinga)

    Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi

    dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu

    bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

    Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah

    meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada

    28

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    29/41

    pada telinga dalam akan menerima rangsang bunyi dan mengirimkannya

    berupa impuls ke otak untuk diolah.

    3. Indra pengecap (lidah)

    Lidah terletak didalam mulut. Permukaan lidah kasar karena penuh bintil-

    bintil. Bintil-bintil itu disebut papilla. Pada bintil-bintil lidah terdapat saraf

    pengecap. Lidah merupakan otot yang tebal. Pada pangkal lidah terdapat

    kelenjar limfa. Permukaan lidah berlapiskan selaput yang berlendir. Lidah

    juga berfungsi sebagai alat bicara dan pengatur letak makanan.

    Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papila). Tonjolan itu

    dapat dikelompokkan menjadi tiga macam bentuk, yaitu bentuk benang,

    bentuk dataran yang dikelilingi parit-parit, dan bentuk jamur. Tunas

    pengecap terdapat pada paritparit papila bentuk dataran, di bagian samping

    dari papila berbentuk jamur, dan di permukaan papila berbentuk benang.

    4. Indra pencium (hidung)

    29

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    30/41

    Hidung berfungsi sebagai indera pembau dan sebagai jalan

    pernafasan. Bagian hidung yang sangat sensitive terhadap bau terdapat

    pada bagian atas (dalam) rongga hidung. Hidung juga merupakan pintu

    masuk udara pernafasan kedalam tubuh. Didalam pintu masuk rongga

    hidung (bagian depan) terdapat rambut halus dan selaput lender yang

    berguna untuk menyaring udara yang kita hirup.

    Bau dapat tercium jika bau tersebut sampai dirongga hidung. Bau

    menimbulkan rangsangan yang kemudian diterima oleh ujung-ujung saraf

    pembau yang terdapat dihidung. Epitelium pembau mengandung 20 juta

    sel-sel olfaktori yang khusus dengan aksonakson yang tegak sebagai

    serabut-serabut saraf pembau. Di akhir setiap sel pembau pada permukaan

    epitelium mengandung beberapa rambut-rambut pembau yang bereaksi

    terhadap bahan kimia bau-bauan di udara. Rangsangan bau tersebut

    diteruskan ke otak. Otak dapat membedakan berbagai macam bau. Secara

    umum, ada lima macam bau yang dapat diterima oleh daya pencium

    manusia. Kelima bau tersebut adalah sebagai berikut :

    1. Bau harum

    2. Bau agak asam

    30

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    31/41

    3. Bau agak tajam

    4. Bau busuk

    5. Bau sumpek atau membius

    5. Indra peraba (kulit)

    Seluruh tubuh manusia

    dilapisi oleh kulit. Kulit

    merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan,

    panas, dingin, sakit, dan tekanan. Dengan kulit kita dapat membedakan

    permukaan kasar dan halus. Kulit juga berfungsi melindungi tubuh dengan

    cara melapisi tubuh.

    Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan

    dalam atau lapisan dermis. Pada epiderrmis tidak terdapat pembuluh darah

    dan sel saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis sel. Dari bagian dalam ke

    bagian luar, pertama adalah stratum germinativum berfungsi membentuk

    lapisan di sebelah atasnya. Kedua, yaitu di sebelah luar lapisan

    germinativum terdapat stratum granulosum yang berisi sedikit keratin yang

    menyebabkan kulit menjadi keras dan kering. Selain itu sel-sel dari lapisan

    granulosum umumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin). Kandungan

    31

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    32/41

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    33/41

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian tindakan ( action research). Kegiatan

    ini meliputi tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan penelitian dan analisis data.

    Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan adalah menyusun perangkat

    pembelajaran, menyusun instrument sebagai alat untuk mengumpulkan data.

    Sedangkan kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian meliputi

    melakukan pree-test atau tes awal), observasi proses pembelajaran dan post-test

    (test akhir).

    Menurut Sukardi, (2004:221). Penelitian tindakan kelas mempunyai

    karakteristik antara lain:

    Problem yang merupakan persoalan praktis dalam kehidupan

    profesi sehari-hari

    Penelitian memberikan perlakuan akan treatment yang berupa

    tindakan terencana untuk memecahkan permasalahan dan sekaligus

    meningkatkan kualitas yang dapat dirasakan implikasinya oleh subyek

    yang diteliti.

    Langkah-langkah penelitian yang direncanakan selalu dalam

    bentuk siklus, tingkatan atau daun yang memungkinkan terjadinya kerja

    kelompok maupun kerja mandiri secara insentif

    Adanya langkah berpikir reflektif dari peneliti baik sesudah

    maupun sebelum tindakan.

    33

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    34/41

    Kegiatan ini meliputi tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan penelitian,

    dan analisis data. Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan adalah menyusun

    perangkat pembelajaran, menyusun instrument sebagai alat untuk mengumpulkan

    data. Sedangkan kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian meliputi

    melakukan tes awal (pre-test), penyajian materi di kelas, observasi proses

    pembelajaran dan tes akhir (post-test).

    3.2 Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Blang Mangat, Tahun pelajaran

    2010/2011. Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan

    penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Waktu penelitian adalah

    waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian

    ini direncanakan dilaksanakan pada bulan november semester ganjil 2010/2011.

    3.3 Kehadiran Peneliti

    Kehadiran peneliti di SD Negeri 3 Blang Mangat dibantu oleh kolaborator

    untuk pengambilan data penelitian, karena peneliti merupakan salah satu tenaga

    pengajar disekolah tersebut sehingga memudahkan peneliti dalam berinteraksi dan

    lingkungan sangat membantu peneliti dalam hal pengambilan data.

    3.4 Data dan Sumber Data

    Data yang diambil dalam penelitian ini adalah :

    - Dari hasi tes belajar siswa

    - Dari lembar observasi guru dan murid

    - Data respon yang diperoleh dari angket dan wawancara

    34

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    35/41

    Sumber data adalah siswa kelas IV SD Negeri 3 Blang Mangat pada

    semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 30 orang pada

    konsep alat indera pada manusia.

    3.5 Metode Pengumpulan Data

    Dalam penelitian ini peneliti melakukan kegiatan untuk mengumpulkan

    data sebagai berikut:

    a. Observasi

    Cara yang digunakan untuk memperoleh data dengan jalan mengamati

    langsung dengan mencatat sendiri perilaku, kejadian dan keadaan yang terjadi

    pada keadaan yang sebenarnya. Penelitian dalam hal ini adalah hal-hal yang

    menyangkut kegiatan siswa, proses belajar mengajar, prestasi yang dicapai dan

    hal-hal lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

    b. Tes

    Tes adalah ujian tertulis, lisan atau wawancara untuk mengetahui

    pengetahuan, kemampuan, bakat dan kepribadian seseorang. Tes yang digunakan

    adalah tes tertulis yang terdiri dari 10 soal pilihan ganda tentang materi alat indera

    pada manusia di akhir siklus

    c. Respon siswa

    Untuk mengetahui respon siswa pada oenerapan model pembelajaran

    kooperatif tipe TGT pada materi alat indera manusia digunakan angket tertutup.

    35

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    36/41

    3.6 Analisis Data

    a. Analisis data aktifitas guru dan siswa

    Data aktivitas guru dan siswa diperoleh dari lembaran pengamatan yang

    diisi selama proses pembelajaran yang diterapkan sesuai dengan apa yang

    direncanakan.

    b. Tes hasil belajar

    Analisis ini dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan

    belajar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Analisis ini

    dilakukan dengan membandingkan hasil tes sebelum diberi tindakan dan hasil tes

    setelah diberi tindakan untuk melihat ada tidakanya pengaruh terhadap hasil

    belajar siswa

    Setelah data pre-test dan post-tes diberikan maka data tersebut diolah

    dengan menggunakan rumus persentase yaitu:

    (Arikunto, 1995: 241)

    Keterangan:

    P= Angka Persentase

    F= Frekuensi jawaban sampel

    N= Banyaknya sampel

    36

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    37/41

    Setelah diproses hasil penelitian, maka data tersebut dibahas dan

    ditabulasikan kedalam tabel yang meliputi kriteria seperti yang dikemukakan oleh

    Suharsimi Arikunto yaitu sebagai berikut:

    Tabel. 3.1 Kriteria Pemberian Skor/Prestasi Siswa

    Angka 100 Angka 10 Huruf Keterangan

    80-100 8.0-10.0 A Baik sekali

    66-79 6.6-7.9 B Baik

    56-65 5.6-6.5 C Cukup

    40-55 4.0-5.5 D Kurang

    30-39 3.0-3.9 E GagalSumber : Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995)

    3.7 Pengecekan Keabsahan Data

    Penelitian ini dilandasi prinsip kolaboratif dan kooperatif, sehingga

    penyiapan partisipasian dipandang perlu dilakukan kegiatan awal. Melakukan

    diskusi dengan teman sejawat, guru IPA dan dosen pembimbing tentang desain

    atau stratege pembelajaran dengan metode kooperatif tipe TGT pada konsep alat

    indera pada manusia yang diikuti dengan penyusunan rencana kegiatan.

    3.8 Tahap-tahap Penelitian

    1. Desain penelitian

    Menurut Sukardi, (2004:221). Penelitian tindakan kelas mempunyai

    karakteristik antara lain:

    Problem yang merupakan persoalan praktis dalam kehidupan

    profesi sehari-hari

    Penelitian memberikan perlakuan akan treatment yang berupa

    tindakan terencana untuk memecahkan permasalahan dan sekaligus

    37

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    38/41

    meningkatkan kualitas yang dapat dirasakan implikasinya oleh subyek

    yang diteliti.

    Langkah-langkah penelitian yang direncanakan selalu dalam

    bentuk siklus, tingkatan atau daun yang memungkinkan terjadinya kerja

    kelompok maupun kerja mandiri secara insentif

    Adanya langkah berpikir reflektif dari peneliti baik sesudah

    maupun sebelum tindakan.

    Berikut ini adalah siklus rancangan penelitian tindakan (action reseach).

    Rencana

    Refleksi

    Observasi Siklus I Revisi

    Tindakan

    Rencana

    Refleksi

    Observasi Siklus II Revisi

    Tindakan

    Laporan

    Sumber: Makalah Pengembangan Terbatas Perangkat Pembelajaran Fisika yang

    berorientasi Model Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Inkuiri

    (1999:33)

    2. Siklus Penelitian

    38

    Perangkat

    Pembelajaran

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    39/41

    Materi yang disampaikan adalah Alat Indera Manusia yang dilakukan

    dalam 2 siklus, penjabaran masing-masing siklus adalah sebagai berikut: siklus I

    tentang macam-macam alat indera manusia serta bagian-bagian alat indera

    dilaksanakan dalam 5 kali pertemuan (5 x 35 menit), dan Siklus II tentang fungsi

    alat indera dan cara memelihara alat indera 5 kali pertemuan (5 x 35 menit)

    Berikut ini tabel siklus penelitian :

    No Siklus penelitian Tindakan Materi

    1 Siklus I

    I

    II

    Alat Indera Manusia

    Bagian-bagian Alat Indera

    2 Siklus II

    I

    II

    Fungsi Alat Indera

    Cara memelihara Alat Indera

    Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) untuk setiap kali pertemuan

    mengikuti siklus rancangan penelitian tindakan dan disesuaikan dengan model

    pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournaments (TGT) yaitu rencana

    (persiapan), tindakan, Observasi dan refleksi.

    3.Langkah-langkah Penelitian

    A. Perencanaan Tindakan

    Pada tahap perencanaan ada beberapa materi yang perlu dipersiapkan

    antara lain:

    1. Menentukan jenis dan bentuk tindakan yang akan dilakukan

    2. Menyusun persiapan mengajar, seperti RPP dan LKS

    3. Menyiapkan lembar observasi

    39

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    40/41

    4. membuat pedoman wawancara

    B. Pelaksanaan Tindakan

    Selanjutnya guru melakukan tindakan, yaitu melaksanakan KBM sesuai

    materi yang telah ditetapkan pada masing-masing siklus tentang alat indera pada

    manusia. Dalam pelaksanaan murid dilibatkan langsung secara aktif.

    C. Observasi

    Pada saat melakukan KBM, dilakukan observasi (pengamatan) tentang

    kegiatan apa saja yang dilakukan guru dan murid serta melihat kemampuan siswa

    dalam mengikuti pembelajaran kooperatif tipe TGT oleh guru bidang studi IPA

    yang ada di sekolah tersebut dan yang mengajar peneliti sendiri. Tindakan

    observasi ini untuk mengetahui peningkatan terhadap hasil belajar murid terhadap

    tindakan yang dilakukan.

    D. Refleksi

    Setelah kegiatan belajar mengajar selesai pengamat melakukan refleksi

    atau masukan terhadap pelaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP-1)

    dengan model kooperatif tipe TGT. Hasil refleksi yang diberikan oleh pengamat

    dijadikan pedoman oleh peneliti dalam merevisi berbagai kelemahan pada RPP-1.

    Berdasarkan hasil refleksi atau masukan pada kegiatan pembelajaran

    pertama(RPP-1) guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada

    pertemuan kedua (RPP-2) pada siklus 2 dengan mengacu pada analisis materi

    40

  • 8/8/2019 Proposal Kak Lit Edit

    41/41

    pembelajaran tentang Fungsi dari alat indera, selanjutnya guru melakukan

    tindakan yaitu melakukan tindakan KBM sesuai dengan RPP-2 seperti pada

    pertemuan pertama. Kegiatan belajar mengajar ini juga diamati oleh dua

    pengamat, kegiatan belajar mengajar pada siklus dilaksanakan sesuai dengan

    langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TGT.

    Kriteria untuk tindakan terdiri dari kriteria proses dan kriteria hasil.

    Kriteria proses adalah jika observasi telah mencapai skor > 85 %, sedangkan

    kriteria hasil adalah jika > 80 % murid mendapat skor > 65 % pada tes akhir

    tindakan.