dianmayasaputri.blogs.uny.ac.iddianmayasaputri.blogs.uny.ac.id/.../15433/2018/04/week2.docx · Web...

23
MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF MASALAH PENELITIAN KUALITATIF Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif Dosen pengampu: Hieronimus Sujati M.Pd. Oleh : Dian Maya Saputri NIM. 16108241130 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Transcript of dianmayasaputri.blogs.uny.ac.iddianmayasaputri.blogs.uny.ac.id/.../15433/2018/04/week2.docx · Web...

Page 1: dianmayasaputri.blogs.uny.ac.iddianmayasaputri.blogs.uny.ac.id/.../15433/2018/04/week2.docx · Web viewSetiap penelitian yang diadakan oleh seseorang, sekelompok orang atau suatu

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF

MASALAH PENELITIAN KUALITATIF

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif

Dosen pengampu: Hieronimus Sujati M.Pd.

Oleh :

Dian Maya Saputri NIM. 16108241130

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA2018

Page 2: dianmayasaputri.blogs.uny.ac.iddianmayasaputri.blogs.uny.ac.id/.../15433/2018/04/week2.docx · Web viewSetiap penelitian yang diadakan oleh seseorang, sekelompok orang atau suatu

A. Pengertian MasalahMasalah adalah kata yang sering kita dengar dikehidupan sehari-hari, tak ada

seorangpun yang tak luput dari masalah baik masalah yang sifatnya ringan ataupun masalah yang sifatnya berat. Masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik. Masalah berhubungan dengan kesenjangan yang harus diisi atau sekurangnya dipersempit. Masalah adalah kesenjangan antara harapan (dass sollen) dengan kenyataan (das sein), antara kebutuhan dengan yang tersedia, antara yang seharusnya (what shoud be) dengan yang ada (what it is) (Suryabrata, 1994).

Sejatinya ketika seseorang akan melakukan penelitian, salah satu sub materi penting yang harus dikuasai adalah pembahasan mengenai masalah. Setiap penelitian yang diadakan oleh seseorang, sekelompok orang atau suatu instansi selalu diawali oleh adanya permasalahan yang ingin dicari penyelesaiannya. Salah satu cara yang paling berpeluang tinggi menghasilkan solusi-solusi terbaik adalah dengan melakukan penelitian. Seperti yang telah dibahas pada pembahasan sebelumnya, penelitian merupakan rangkaian kegiatan ilmiah yang dimaksudkan atau diadakan dalam rangka pemecahan suatu permasalahan seperti yang dikemukakan oleh Azwar (2016, hal. 1). Keberadaan suatu masalah merupakan salah satu komponen penting yang harus dipenuhi ketika ingin melakukan suatu penelitian.

Masalah dalam penelitian kualitatif bertumpu pada sesuatu fokus. Pada dasarnya penentuan masalah bergantung pada paradigma apakah yang dianut oleh seorang peneliti, yaitu apakah ia sebagai peneliti, evaluator, ataukah sebagai peneliti kebijakan (Lincoln &Guba, 1985). Faktor-faktor yang berhubungan tersebut dapat berupa konsep, data empiris, pengalaman, atau bahkan unsur-unsur lain. Jika unsur-unsur tersebut diletakkan berpasangan maka akan menghasilkan sejumlah tanda tanya ,kesukaran yaitu sesuatu yang tidak dipahami atau juga tidak dapat dijelaskan pada waktu tersebut. Untuk melakukan penelitian maka diperlukan penelaahan dari berbagai faktor.

Menurut Sedarmayanti & Hidayat (2011), masalah adalah peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Sedangkan apa yang disebut dengan permasalahan penelitian adalah suatu pembatasan fokus perhatian pada ruang lingkupnya sampai menimbulkan pertanyaan dalam diri orang-orang yang mencari permasalahan. Masalah adalah suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang menimbulkan tanda tanya dan dengan sendirinya memerlukan upaya untuk mencari sesuatu jawaban. (Lincoln & Guba, 1985)

Kesenjangan masalah menimbulkan kebutuhan untuk menutupnya dengan mencari jawaban atas pertanyaan yang menimbulkan kesenjangan. Kegiatan menutup kesenjangan dilakukan dengan penelitian. Dengan kata lain, penelitian mencari satu jawaban yang belum diketahui, memenuhi keutuhan yang belum tersedia, dan menyediakan yang belum ada. Penelitian diharapkan dapat memecahkan masalah atau setidak-tidaknya memperkecil kesenjangan. Menurut jenisnya, masalah dapat dibedakan menjadi tiga. Pertama, masalah deskriptif. Masalah deskriptif adalah masalah yang mendeskripsikan satu variabel pada satu kelompok tanpa menghubungkan dengan variabel lain atau

Page 3: dianmayasaputri.blogs.uny.ac.iddianmayasaputri.blogs.uny.ac.id/.../15433/2018/04/week2.docx · Web viewSetiap penelitian yang diadakan oleh seseorang, sekelompok orang atau suatu

membandingkannya dengan kelompok lain. Kedua, masalah korelasi. Masalah korelasi adalah masalah yang memuat hubungan antara satu atau lebih variabel dengan satu atau lebih variabel yang lain. Ketiga masalah perbandingan. Masalah perbandingan adalah masalah yang memuat perbandingan satu atau lebih kelompok dalam hal satu variabel. Masalah ini tidak dapat dipisahkan dengan sumber masalah.

Menurut (Suryabrata, 1994, hal. 61-63) sumber sumber masalah yang dapat diidentifikasi meliputi:

1. Bacaan Terutama Hasil PenelitianRekomendasi untuk penelitian lebih lanjut dapat menjadi sumber

identifikasi masalah. Tidak pernah ada penelitian yang tuntas. Penelitian selalu menampilkan masalah yang lebih banyak daripada yang dijawabnya, karena yang demikian ilmu pengetahuan selalu mengalami kemajuan.2. Diskusi, Seminar, Pertemuan Ilmiah

Diskusi, seminar, dan pertemuan ilmiah dapat menjadi sumber masalah penelitian karena para peserta dapat melihat hal-halyang dipersoalkan secara profesional hinggga muncul masalah.3. Pernyataan Pemegang Otoritas (dalam pemerintahan dan ilmu

pengetahuan)Pertanyaan pemegang otoritas dapat menjadi sumber masalah, baik otoritas

pemerintahan ataupun ilmu pengetahuan. Contoh prnyataan pemegang otoritas pemerintahan adalah pernyataan menteri pendidikan mengenai daya serap siswa SMU. Contoh pernyataan otoritas ilmu pengetahuan adalah pernyataan ahi pendidikan mengenai penjurusan di SMU4. Pengamatan Sepintas

Pengamatan Sepintas dapat menjadi sumber masalah. Misalnya, ahli kesehatan menemukan masalah ketika menyaksikan dari mana penduduk mendapatkan air minum.5. Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadi sebagai sumber masalah penelitian berkaitan dengan sejarah perkembangan dan kehidupan pribadiatau profesional.6. Perasaan Intuitif

Perasaan intuitif dapat menjadi sumber masalah Misalnya, masalah muncul ketika pagi hari setelah bangun tidur atau setelah beristirahat. Selama idur atau istirahat terjadi konsolidasi atau pengenadapan bberbagai informasi berkaitan dengan masalah.

B. Mengidentifikasi dan Memfokuskan Masalah1. Mengidentifikai Masalah

Identifikasi masalah merupakan upaya untuk meneglompokkan, mengurutkan, sekaligus memetakan masalah-masalah tersebut secara sistematis berdasarkan bidang-bidang ilmu dan atau profesi peneliti (Sukmadinata, 2010, hal. 271) Sebagai contoh,

Page 4: dianmayasaputri.blogs.uny.ac.iddianmayasaputri.blogs.uny.ac.id/.../15433/2018/04/week2.docx · Web viewSetiap penelitian yang diadakan oleh seseorang, sekelompok orang atau suatu

peneliti pada bidang kurikulum dan pembelajaran, akan memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah teori kurikulum dan pembelajaran dan aplikasinya pada berbagai jenjang dan bidang studi.

Menurut Yatim (1996) masalah adalah kesenjangan (discrepancy) antara das dan sollen (yang ideal) dengan das sain (yang senyatanya), yakni kesenjangan antara apa yang seharusnya (menjadi harpan) dengan apa yang ada dalam kenyataan. Kesenjanga tersebut dapat mengacu kepada ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi, politik, sosial budaya, pendidikan, dan lain sebagainya. Penelitian diharapkan mampu mengantisipasi kesenjangan-kesenjangan tersebut.

Masalah yang perlu dijawab melalui penelitian cukup banyak dan bervariasi, misalnya maslah dalam bdidang pendidikan saja dapat dikategorikan menjadi beberapa sudut tinjauan, yaitu masalah kualitas, pemerataan, relevansi, dan efisien pendidikan. Dari berbagai permasalahan yang ada di atas, peneliti perlu mengidentifikasi, memilih, dan merumuskannya. Secara umum sumber masalah penelitian dapat digali dari beberapa sumber, yaitu sebagai berikut.

a. BacaanJurnal penelitian merupakan laporan hasil penelitian yang dapat dijadikan

sumber masalah, karena laporan penelitian yang baik tentunya mencantumkan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut, yang berkaitan dengan penelitian tersebut. Suatu penelitian sering tidak mampu memecahka semua masalah yang ada karena keterbatasan penelitian. Hal ini menuntut adanya penelitian lebih lanjut dengan mengangkat masalah-masalah yang belum terjawab.

Selain jurnal penelitian, bacaan lain yang bersifat umum juga dapat dijadikan sumber masalah, misalnya buku-buku bacaan terutama buku bacaan yang mendiskripsikan gejala-gejala dalam suatu kehidupan yang menyangkut dimensi ipoleksosbudhankam atau bacaan yang berupa tulisan yang dimuat di media cetak.

b. Pertemuan IlmiahMasalah dapat diperoleh dari pertemuan-pertemuan ilmiah, seperti

seminar, diskusi, lokakarya, konferensi, dan sebagainya. Dengan pertemuan ilmiah dapat muncul berbagai permasaahan yang memerlukan jawaban melalui penelitian.

c. Pernyataan Pemegang Kekuasaan (Otoritas)Orang yang mempunyai kekuasaan atau otoritas cenderung menjadi figur

yang dianut oleh orang-orang yang ada diawahnya. Sesuatu yang diungkapkan oleh pemegang otoritas tersebut dapat dijadikan sumber masalah. Pemegang otoritas di sini dapat bersifat formal dan nonformal. Misalnya, pernyataan Mendiknas tentang rendahnya kualitas lulusan SMU, rendahnya angka lulusan sekolah kejuruan yang tidak terserap oleh lapangan pekerjaan, dan sebagainya. Ini merupakan contoh pernyataan yang disampaikan oleh pemegang otoritas formal yang dapat dijadikan sumber masalah. Sedangkan yang nonformal misalnya pernyataan yang diungkapkan oleh tokoh masyarakat pedesaan tentang rendahnya

Page 5: dianmayasaputri.blogs.uny.ac.iddianmayasaputri.blogs.uny.ac.id/.../15433/2018/04/week2.docx · Web viewSetiap penelitian yang diadakan oleh seseorang, sekelompok orang atau suatu

minat dan perhatian para orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi.

d. Pengamatan (Observasi)Pengamatan yang dilakukan seseorang tentang sesuatu yang direncanakan

ataupun yang tidak direncanakan, baik secara sepintas ataupun dalam jangka waktu yang cukup lama, dapat melahirkan suatu masalah (sumber masalah). Misalnya, seorag pendidik menemukan masalah dengan melihat (mengamati) sikap dan perilaku siswanya dalam PBM. Seorang sosiolog, menemukan masalahnya melalui pengamatan terhadap interaksi sosial di daerah suburban perkotaan.

e. Wawancara dan Penyebaran KuesionerMelalui wawancara kepada masyarakat mengenai suatu kondisi aktual di

lapangan dapat ditemukan masalah apa yang sedang dihadapi masyarakat tersebut. Demikian juga dapat menyebarkan angket kepada masyarakat akan dapat ditemukan apa sebenarnya masalah yang dirasakan masyarakat tersebut. Kegiatan ini biasanya dilakukan sebagai studi awal untuk mengadakan penjajakan tentang permasalahan yang ada di lapangan dan juga untuk meyakinkan adanya permasalahan di masyarakat.

f. PengalamanPengalaman memang dapat dikatakan guru yang paling baik. Akan tetapi,

tidak semua pengalaman yang dimiliki seseorang itu selalu positif karena kadang-kadang bisa sebaliknya. Pengalaman seseorang, baik yang diperolehnya sendiri maupun dari orag lain, dapat dijadikan sumber penelitian. Misalnya pengalaman seseorang di masa Kuliah Kerja Nyata (KKN-PMM) di pedesaan. Mereka menemukan beberapa masalah di daerah miskin, misalnya masalah rendahnya tingkat pendidikan atau lulusan SD yang tidak melanjutkan ke SMP atau masalah lain seperti rendahnya daya beli masyarakat pedesaan di masa krisis.

g. IntuisiSecara intuisi manusia dapat melahirkan suatu masalah. Masalah penelitian

tersebut muncul dalam pikiran manusia pada saat-saat tidak direncanakan dan waktu melakukan refleksi dan kontemplasi diri. Misalnya pada saat mau tidur, saat sehabis shalat, saat di kamar kecil, dan lain sebagainya. Untuk mengidentifikasi masalah dapat melalui 7 (tujuh) sumber masalah di atas. Sumber-sumber masalah tersebut dapat saling berinteraksi dalam melahirkan masalah penelitian, dapat juga melalui salah satu sumber saja. Hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Page 6: dianmayasaputri.blogs.uny.ac.iddianmayasaputri.blogs.uny.ac.id/.../15433/2018/04/week2.docx · Web viewSetiap penelitian yang diadakan oleh seseorang, sekelompok orang atau suatu

2. Memfokuskan MasalahDalam pandangan penelitian kualitatif, gejala dari suatu objek bersifat holistik

(menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan), sehingga peneliti kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara singkat. (Sugiyono, 2007, hal. 207). Karena terlalu luasnya masalah maka dalam penelitian, peneliti akan membatasi penelitian dalam satu atau lebih variabel. Batasan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus, yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum.

Pemetaan faktor-faktor, atau variable –variable yang terkait dengan fokus masalah dikenal denngan perumusan masalah. Faktor-faktor atau variable tersebut mungkin melatarbelakangi, atau menjadi penyebab dari fokus masalah, mungkin juga sebagai dampak atau akibat dari fokus masalah (Sukmadinata, 2010, hal. 275)

Masalah dalam penelitian kualitatif bertumpu pada sesuatu fokus. Pada dasarnya penentuan masalah menurut Lincoln & Guba (1985, hal. 226) bergantung pada paradigma apakah yang dianut oleh seorang peneliti, yaitu apakah ia sebagai peneliti, evaluator, ataukah sebagai peneliti kebijaksanaan. Dengan demikian maka ada tiga macam masalah, yaitu masalah untuk peneliti, evaluands untuk evaluator, dan pilihan kebijaksanaan untuk peneliti kebijaksanaan. Uraian berikut hanya membatasi diri pada masalah umum sebagai bagian penelitian.

Salah satu asumsi tentang gejala dalam penelitian kualitatif adalah bahwa gejala dari suatu objek itu sifatnya tunggal dan parsial. Dengan demikian berdasarkan gejala tersebut penelitian kuantitatif dapat menemukan variabel-variabel yang akan diteliti.

Page 7: dianmayasaputri.blogs.uny.ac.iddianmayasaputri.blogs.uny.ac.id/.../15433/2018/04/week2.docx · Web viewSetiap penelitian yang diadakan oleh seseorang, sekelompok orang atau suatu

Dalam pandangan penelitian kualitatif, gejala itu bersifat holistik (menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan), sehingga peneliti kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor) dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.

Karena terlalu luasnya masalah, maka dalam penelitian kualitatif, peneliti akan membatasi penelitian dalam satu atau lebih variabel. Dengan demikian dalam penelitian kuantitatif ada yang disebut batasan masalah. Batasan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus, yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum.

Dalam mempertajam penelitian, peneliti kualitatif menetapkan fokus yang dinyatakan oleh Spradley (1980, hal. 100) sebagai “A focus refer to a single cultural domain or a few related domains” maksudnya adalah, fokus itu merupakan domain tunggal atau beberapa domain yang terkait dari situasi sosial. Dalam penelitian kualitatif, penentuan fokus dalam proposal lebih didasarkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari situasi sosial (lapangan).

Kebaruan informasi itu bisa berupa upaya untuk memahami secara lebih luas dan mendalam tenatng situasi sosial, tetapi juga ada keinginan untuk menghasilkan hipotesis atau ilmu baru dari situasi sosial yang diteliti. Fokus yang sebenarnya dalam penelitian kualitatif diperoleh setelah peneliti melakukan grand tour observation dan grand tour question atau yang disebut dengan penjajahan umum. Dari penjajahan umum ini peneliti akan memperoleh gambaran umum menyeluruh yang masih pada tahap permukaan tentang situasi sosial. Untuk dapat memahami secara lebih luas dan menadala, maka dipelukan pemilihan fokus penelitian.

Spradley (1980, hal. 100) mengemukakan empat alternatif unutk menentukan fokus yaitu:

1) To select a tentative focus for participant observation. Artinya, menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh informan.

2) To learn how structural questions lead to focused observations. Artinya, menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing domain.

3) To learn to make focused observations. Artinya, menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan iptek.

4) To conduct a period of participant observation in which you add focused observations to your activities. Artinya, menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori yang telah ada.

Tidak semua aspek atau variable yang dipetakan dalam peta teoritis diteliti. Hal itu didasarkan atas beberapa pertimbangan: pertama variable-variable tersebut sangat banyak, kedua tidak semua variable memiliki kekuatan atau kualitas hubungan yang sama terhadap variable fokus dan variable lainnya, ketiga peneliti sendiri telah mempunyai tujuan yang ingin dicapai dengan pemilihan fokus, dan keempat pertimbangan praktis berkenaan dengan penyusunan instrumen, kemudahan mendapatkan data, ketersediaan waktu, biaya, dll.

Page 8: dianmayasaputri.blogs.uny.ac.iddianmayasaputri.blogs.uny.ac.id/.../15433/2018/04/week2.docx · Web viewSetiap penelitian yang diadakan oleh seseorang, sekelompok orang atau suatu

Setelah pembatasan masalah tersebut judul penelitian dan hipotesis atau pertanyaan baru dapat dirumuskan, sebab setelah pembatasan masalah barulah ditentukan atau diketahui variable-variable yang tercakup di dalamnya. Pertanyaan penelitian bisa menanyakan variable, bisa juga menanyakan hubungan atau perbedaan antara dua atau lebih variable. Hipotesisi juga ingin menguji hubungan antara dua atau lebih variable. Kalau variable-variablenya belum ditentukan akan sulit merumuskan pertanyaan atau hipotesis penelitian.

Di dalam bukunya Moleong (2012) menyebutkan ada dua maksud tertentu yang ingin peneliti capai dalam merumuskan masalah penelitian dengan jalan memanfaatkan fokus. Pertama, penetapan fokus dapat membatasi studi. Jadi, dalam hal ini fokus akan membatasi bidang inkuiri. Misalnya, jika kita membatasi diri pada upaya menemukan teori dari dasar, maka lapangan penelitian lainnya tidak akan kita manfaatkan lagi. Pada contoh tersebut di atas jelas bahwa subjek penelitian adalah remaja. Jadi peneliti tidak perlu kesana kemari untuk mencari subjek penelitian, sudah dengan sendirinya dibatasi oleh fokusnya. Kedua, penetapan fokus itu berfungsi untuk menemukan kriteria masuk-keluar (incusion-exlusion criteria) suatu informasi yang baru diperoleh di lapangan. Dengan bimbingan dan arahan suatu fokus, seorang peneliti tahu persis data mana dan data tentang apa yang perlu dikumpulkan dan data mana pula, yang walaupun mungkin menarik, karena tidak relevan, tidak perlu dimasukkan ke dalamsejumlah data yang sedang dikumpulkan. Jadi, dengan penetapan fokus yang jelas dan mantap, seorang peneliti dapat membuat keputusan yang tepat tentang data mana yang dikumpulkan dan mana yang tidak perlu dijamah ataupun mana yang akan dibuang. Penetapan fokus atau masalah dalam penelitian kualitatif bagaimana pun akhirnya akan dipastikan sewaktu peneliti sudah berada di arena atau lapangan penelitian. Dengan kata lain, walaupun rumusan masalah sudah cukup baik dan telah dirumuskan atas dasar penelaah kepustakaan dan dengan ditunjang oleh sejumlah pengalaman tertentu, bisa terjadi situasi dilapangan tidak memungkinkan peneliti untuk meneliti masalah itu. Dengan demikian kepastian tentang fokus dan masalah itu yang menentukan adalah keadaan di lapangan.

C. Merumuskan Judul PenelitianSetiap penelitian pasti bertitik tolak dari suatu masalah. Tidak ada penelitian jika

tidak ada masalah. Ketika ingin melkaukan penelitian, pertama-tama yang harus dicari adalah apa masalahnya, bukan apa judulnya. Satu masalah bisa menghasilkan banyak judul, tetapi satu judul hanya berisi satu masalah. Disebutkan pula bahwa judul penelitian yang baik hendaknya dapat menggambarkan masalah yang akan diteliti, variabel penelitian, subjek penelitian, dan lokasi penelitian. Jika diperlukan, maka judul penelitian dapat dilengkapi dengan tahun kejadian (Arifin, 2011)

Judul dalam penelitian kualitatif pada umumnya disusun berdasarkan masalah yang telah ditetapkan. Dengan demikian judul penelitiannya harus sudah spesifik dan mencerminkan permasalahan dan variabel yang akan diteliti. Judul penelitian kualitatif

Page 9: dianmayasaputri.blogs.uny.ac.iddianmayasaputri.blogs.uny.ac.id/.../15433/2018/04/week2.docx · Web viewSetiap penelitian yang diadakan oleh seseorang, sekelompok orang atau suatu

digunakan sebagai pegangan peneliti untuk mendapatkan variabel yang diteliti, teori yang digunakan, instrumen penelitian yang dikembangkan, teknik analisis data, serta kesimpulan (Sugiyono, 2011)

Dalam penelitian kualitatif menurut (Sugiyono, 2012), karena masalah yang dibawa oleh peneliti masih bersifat sementara dan bersifat holistik (menyeluruh), maka judul dalam penelitian kualitatif yang dirumuskan dalam proposal juga masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah memasuki lapangan. Judul laporan penelitian kualitatif yang baik justru berubah, atau mungkin diganti. Judul penelitian kualitatif yang tidak berubah, berarti peneliti belum mampu menjelajah secara mendalam terhadap situasi sosial yang diteliti sehingga belum mampu mengembangkan pemahaman yang luas dan mendalam terhadap situasi sosial yang diteliti (situasi sosial= obyek yang diteliti). Hal tersebut juga sejalan dengan (Purwanto, 2008, hal. 121) yang menyatakan bahwa dalam proposal dan laporan penelitian judul menempati urutan paling awal, namun judul dapat ditentukan setelah masalah dapat dirumuskan. Judul dapat dituliskan pertama kali, namun masalah sekurangnya telah dipikirkan oleh peneliti sebelumnya. Judul juga dapat ditentukan kemudian setelah peneliti memastikan masalah penelitiannya.

Judul penelitian kualitatif tentu saja tidak harus mencerminkan permasalahan dan variabel yang diteliti, tetapi lebih pada usaha untuk mengungkapkan fenomena dalam situasi sosial secara luas dan mendalam, serta menemukan hipotesis dan teori (Sugiyono,2012, hal. 38). Sebelum menentukan judul penelitian, tiga hal pokok yang seharusnya dilakukan oleh seorang peneliti adalah a) menemukan isu utama atau permasalahan utama, b) menemukan faktor-faktor isu yang mempengaruhi isu atau permasalahan utama, dan c) menemukan dampak atau akibat yang timbul akibat isu. Jika langkah pertama, kedua dan ketiga selesai dilakukan, maka peneliti akan sangat mudah membuat berbagai alternatif judul penelitian, yakni dengan melihat hubungan-hubungan yang ada. Hubungan-hubungan yang bisa terjadi dari hasil mengidentifikasi masalah dalam langkah pertama sampai ketiga adalah:

1) hubungan faktor dengan isu/masalah utama;2) hubungan isu/masalah utama dengan dampak;

3) hubungan faktor dengan dampak melalui masalah utama; atau hubungan-hubungan lain yang mungkin ada

Menurut Margono (2005), judul dapat ditetapkan sebelum segala sesuatu dipersoalkan. Tetapi umumnya judul ini baru ditetapkan setelah mahasiswa mengetahui seluk-beluk persoalannya sesudah mengadakan orientasi baik secara literar maupun empirik. Akan tetapi terlepas dari mana judul itu dimulai, yang sangat penting bagi mahasiswa adalah:

1. Bahwa judulnya sesuai dengan keseluruhan isi daripada kegiatan dan laporan yang dia kerjakan, baik kesesuaian dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Yang dimaksud dengan kesesuaian kualitatif adalah kesesuaian dalam segi hakekat atau sudut pandang serta kesesuaian dalam segi hakekat persoalannya. Kesesuaian kuantitatif adalah kesesuaian dalam keseimbangan antara luasnya

Page 10: dianmayasaputri.blogs.uny.ac.iddianmayasaputri.blogs.uny.ac.id/.../15433/2018/04/week2.docx · Web viewSetiap penelitian yang diadakan oleh seseorang, sekelompok orang atau suatu

wilayah ang dinyatakan dalam judul dengan wilayah kegiatan serta uraian dalam laporannya nanti.

2. Bahwa judul menggunakan kata-kata yang jelas, tandas, pilah-pilah, literar, singkat, deskripif, dan tidak merupakan pertanyaan. Hendaknya dihindarkan penggunaan kata-kata yang kabur, terlalu politik, bombastik, bertele-tele, tidak runtut, dan lebih dari satu kalimat.

Menurut Margono (2005) fungsi pokok judul adalah untuk menunjukkan kepada pembacanya hakikat dari proyek penyelidikan, wilayahnya, serta periode umum yang digunakan. Di samping itu,jika akhirnya nanti judul itu telah ditetapkan menjadi judul laporan penyelidikan, maka penggunaan terpenting darinya adalah agar dengan cepat membaca laporannya segera mengetahui perlu tidaknya menyelidiki laporan itu.

Dalam kegiatan penelitian, tentu saja ada beberapa alasan dalam pemilihan judul penelitian tersebut (Arikunto, 2006) mengemukakan beberapa alasan dalam pemilihan judul yaitu:

1) Pentingnya masalah tersebut diteliti karena akan membawa pelaksanaan kerja yang lebih efektif.

2) Menarik minat peneliti karena dari pengalamannya, peneliti mendapatkan gambaran bahwa hal itu sangat menarik.

3) Sepajang pengetahuan peneliti belum ada orang yang meneliti masalah tersebut

Sedangkan menurut (Mardalis, 2010) dalam memilih dan menetapkan judul suatu penelitian yang perlu diperhatikan antara lain adalah:

1) Judul sebaiknya yang menarik minat peneliti.Menarik dan dapat mengembangkan minat si peneliti merupakan sesuatu yang

dapat mendorong dan membangkitkan semangat kerja dalam setiap langkah kegiatan penelitian. Terutama keinginan untuk memperoleh kebenaran ilmiah. Karena dalam melakukan suatu pekerjaan, jika tidak diminati atau tidak menarik hati orang sering bekerja sengah-setengah hati dan hasilnya tidak memuaskan. Untuk itu yang pertama penulis usulkan agar memilih dan menetapkan judul carilah masalah-masalah yang menarik bagi si peneliti.

2) Judul yang dipilih mampu untuk dilaksanakan peneliti.Dengan kemampuan pengetahuan dan keterampilan, peneliti akan mampu

memecahkan permasalahan yan dicakup oleh judul yang dipilih. Mampu disini dimaksudkan pula dapat melakuka peneitian dan cukup waktu yang tersedia untuk menyelesaikan penelitian tersebut serta didukung oleh dana yang telah diperhitungkan untuk biaya penyelesaian penelitian dengan judul yang dipilih. Atau tidak mahal dan terjangkau oleh peneliti.

3) Judul hendaknya mengandung kegunaan praktis dan penting untuk diteliti.Peneliti sudah bekerja dan berusaha dengan susah payah, hendaknya hasilnya

berguna untuk diri, masyarakat, dan ilmu pengetahuan. Dengan demikian perlu dipikirkan hasil penelitian dengan judul yang dipilih, apakah ada manfaatnya. Peneliti

Page 11: dianmayasaputri.blogs.uny.ac.iddianmayasaputri.blogs.uny.ac.id/.../15433/2018/04/week2.docx · Web viewSetiap penelitian yang diadakan oleh seseorang, sekelompok orang atau suatu

tentu ingin menyumbangkan karyanya untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Dan tak akan melakukan suatu kerja yang tak berguna.

4) Judul yang dipilih hendaknya cukup data tersedia.Pemilihan judul penelitian hendaknya didukung oleh data yang cukup tersedia dan

meyakinkan peneliti untuk menelitinya. Data disini dimaksudkan pula data sekunder dari kepustakaan yang ada untuk memperoleh teori dan konsep-konsep yang kelak digunakan pula untuk menyusun hipotesa penelitian. Serta situasi lapangan yang memungkinkan untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan oleh peneliti.

5) Hindari terjadinya duplikasi judul dengan judul lain.Jika terdapat dua judul yang sama, orang sering mengatakan salah satunya tiruan

atau plagiat. Hendaknya hal seperti ini tidak terjadi. Karena penelitian kita telah dilakukan dengan susah payah dan akhirnya ejekan yang akan terjadi. Hal ini bisa terjadi jika melakukan penelitian ulang atas penelitian orang lain, yang mungkin kita meragukan hasil yang mereka peroleh, atau kita ingin menempurnakan lebih lanjut. Hal ini perlu dijelaskan dalam penelitian kita.

Kelima poin tersebut di atas, merupakan langkah pertama dalam memilih judul penelitian. Berikut ini yang perlu dipertimbangkan agar judul kita memenuhi syarat sebagai judul yang tepat dan baik yaitu:

1) Judul dalam kalimat pernyataan, bukan pertanyaan.2) Cukup jelas dan singkat serta tepat.3) Berisi variabel- variabel yang akan diteliti. 4) Judul menggambarkan keseluruhan isi dan kegiatan penelitian yang dilakukan.Dari keseluruhan uraian tentang judul tersebut di atas, diharapkan peneliti akan dapat

menemukan dan meyusun penelitiannya yang berfungsi sebagai penunjuk jalan utama bagi pembaca untuk mengetahui hakekat penelitian yang dilakukan. Dan memberi petunjuk bagi peneliti sendiri, arah mana penelitinya akan dijadikan serta metode apa yang akan digunakan. (Mardalis, 2010, hal. 35)

D. Perumusan Masalah Dalam Penelitian Kualitatif1. Pengertian Perumusan Masalah Penelitian

Perumusan masalah dapat dilakukan dengan merumuskan judul secara lengkap. Namun walaupun tampaknya masalah sudah dituangkan dalam bentuk judul, pembaca dapat menafsirkan dengan arti yang berbeda dengan maksud peneliti. Apabila peneliti lain menjelaskan semuanya dalam satu rumusan judul penelitian, maka akan tercipta sebuah judul yang panjang, yang maksudnya akan memperjelas ataupun mengaburkan arti. Untuk itu agar judul tidak terlihat panjang, maka yang ditulis hanya ciri yang ditonjolkan oleh peneliti dan selebihnya diterangkan di luar judul (Arikunto, 2002). Tujuan perumusan masalah penelitian sendiri menurut Strauss & Corbin (1990) adalah untuk lebih mempersempit masalah hingga memungkinkan untuk dapat diteliti. Rumusan masalah sendiri merupakan bentuk pertanyaan yang dapat memandu peneliti untuk mengumpulkan data di lapangan (Sugiyono, 2017, hal. 288)

Page 12: dianmayasaputri.blogs.uny.ac.iddianmayasaputri.blogs.uny.ac.id/.../15433/2018/04/week2.docx · Web viewSetiap penelitian yang diadakan oleh seseorang, sekelompok orang atau suatu

Menurut Sukmadinata (2015, hal. 110), penelitian kualitatif diawali dengan masalah yang bersifat bayangan (foreshadow problems) sesuatu yang diperkirakan sebagai masalah, yang akan dirumuskan kembali selama proses pengumpulan data. Dari pernyataan tersebut masalah yang dirumuskan (masalah bayangan ) bersifat tentatif sebab dalam proses penelitian akan ditemukan masalah yang lebih essensial, urgen, dan bermakna. Pernyataan tersebut hampir serupa dengan Arikunto (2002, hal. 51), perumusan masalah disebut juga dengan perumusan problematika. Didalam langkah ini peneliti mengajukan pertanyaan terhadap dirinya tentang hal-hal yang akan dicari jawabnya melalui kegiatan penelitian.

Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa, perumusan masalah merupakan sebuah penjabaran dari judul untuk menghindari salah tafsir serta bertujuan untuk mempersempit masalah hingga memungkinkan untuk dapat diteliti. Rumusan masalah sendiri berbentuk pertanyaan tentatif yang relevan dengan latar belakang masalah. Dikatakan tentatif sebab dalam proses penelitian akan ditemukan masalah yang lebih essensial, urgen, dan bermakna.

2. Kriteria Rumusan Masalah Penelitian yang BaikMenurut Sudrajat (2005, hal. 65), rumusan masalah yang baik adalah yang

memenuhi beberapa hal dibawah ini:a) Rumusan masalah sebaiknya konsisten, atau paling tidak relevan dengan latar belakang masalah.b) Rumusan masalah hendaknya memuat variabel-variabel yang akan diteliti dan teridentifikasi dengan jelas serta diperkirakan ada alternatif penyelesaiannya.c) Selain itu, rumusan masalah sebaiknya mudah untuk dikembangkan menjadi sebuah instrumen pengumpulan data dari variabel bersangkutan. Biasanya, rumusan masalah berkaitan dengan judul sehingga banyak kesamaan dari variabel-variabel pada rumusan judul.

3. Bentuk Rumusan MasalahMenurut Sugiyono (2017, hal. 288-289), berdasarkan level of explanation suatu

gejala, maka secara umum terdapat tiga bentuk rumusan masalah, yaitu:a. Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk mengeksplorasi dan atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh, luas, dan mendalam. Contoh: Bagaimanakah profil pendidikan Indonesia?

b. Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah yang memandu peneliti untuk membandingkan antara koteks sosial atau domain satu dibandingkan dengan yang lain. Contoh: adakah perbedaan dinamika murid di kelas yang diajar dengan metode ceramah dan demonstrasi?

c. Rumusan masalah asosiatif atau hubungan adalah rumusan masalah yang memandu peneliti untuk mengkonstruksi hubungan antara situasi sosial atau domain satu dengan yang lainnya. Rumusan masalah asosiatif dibagi menjadi tiga yaitu, hubungan simetris (hubungan suatu gejala yang munculnya bersamaan), kausal (hubungan sebab akibat) dan reciprocal atau interaktif (hubungan saling mempengaruhi).

Page 13: dianmayasaputri.blogs.uny.ac.iddianmayasaputri.blogs.uny.ac.id/.../15433/2018/04/week2.docx · Web viewSetiap penelitian yang diadakan oleh seseorang, sekelompok orang atau suatu

4. Prinsip- prinsip Perumusan MasalahMenurut Moleong (2007, hal. 112-119), prinsip-prinsip disini disajikan dengan

maksud sebagai pegangan bagi peneliti dalam rangka merumuskan masalah. Prinsip-prinsip tersebut ialah sebagai berikut.

a. Prinsip yang berkaitan dengan Teori Dari DasarPeneliti hendaknya senantiasa menyadari bahwa perumusan masalah dalam

penelitiannya didasarkan atas upaya menemukan teori dari dasar. Jadi masalah disini adalah sekedar arahan, pembimbing, atau acuan pada usaha menemukan masalah yang sebenarnya.

b. Prinsip yang berkaitan dengan Maksud Perumusan MasalahMaksud atau hakikat dari penelitian kualitatif terletak pada upaya penemuan dan

penyusunan teori baru lebih dahulu dari pada menguji, atau mengkonfirmasi, atau verifikasi suatu teori yang sedang berlaku.

c. Prinsip Hubungan FaktorFokus sebagai sumber masalah penelitian merupakan rumusan yang terdiri dari

dua atau lebih faktor yang menghasilkan tanda tanya atau kebingungan. Ada tiga aturan yang harus dipertimbangkan peneliti dalam merumuskan masalah, yaitu; (1) adanya dua atau lebih faktor, (2) faktor tersebut dihubungkan dalam suatu hubungan yang logis atau bermakna, dan (3) hasil pekerjaan menghubungkan tadi berupa hal yang membingungkan dan perlu adanya solusi(pemecahan masalah) untuk menjawabnya.

d. Fokus sebagai Wahana untuk Membatasi StudiParadigma yang dianut oleh peneliti haruslah dipegang dengan baik-baik agar

fokus penelitian tetap terjaga.e. Prinsip yang Berkaitan dengan Kriteria Inklusi-Eksklusi

Ketika peneliti terjun ke lapangan, ia akan kebanjiran data maka prinsip ini diperlukan untuk menyeleksi data mana yang relevan dan yang tidak.

f. Prinsip yang Berkaitan dengan Bentuk dan Cara Perumusan MasalahAda tiga bentuk perumusan masalah yaitu; (1) secara diskusi dalam bentuk

deskriptif , (2) secara proposisional sehingga langsung menghubungkan faktor-faktor dalam hubungan yang logis dan bermakna, dan (3) secara gabungan yaitu dilakukan diskusi dahulu lalu dilanjutkan proposisional.

g. Prinsip Sehubungan dengan Posisi Perumusan MasalahPrinsip posisi menghendaki agar rumusan latar belakang penelitian didahulukan

serta dipisahkan dari tujuan penelitian karena tujuan pada dasarnya berfungsi untuk memecahkan dan menjawab pertanyaan pada masalah. Rumusan masalah juga harus dipisahkan dengan metode penelitian karena fungsinya yang sangat berbeda.

h. Prinsip yang Berkaitan dengan Hasil Penelaahan KepustakaanPeneliti perlu membiasakan diri untuk merumusakan masalah dengan penelaahan kepustakaan yang terkait, karena penelaahan kepustakaan tersebut memiliki manfaat untuk mempertajam rumusan masalah itu sendiri

Page 14: dianmayasaputri.blogs.uny.ac.iddianmayasaputri.blogs.uny.ac.id/.../15433/2018/04/week2.docx · Web viewSetiap penelitian yang diadakan oleh seseorang, sekelompok orang atau suatu

i. Prinsip yang Berkaitan dengan Penggunaan BahasaPada waktu menulis laporan atau artikel tentang hasil penelitiaan, ketika

merumuskan masalah hendaknya peneliti mempertimbangkan ragam pembacanya sehingga rumusan masalah sesuai dengan tingkat kemampuan menyimak para pembaca.

5. Langkah- langkah Perumusan MasalahAdapun langkah-langkah perumusan masalah penelitian menurut Moleong (2007,

hal. 119), adalah sebagai berikut.Langkah 1 :Tentukan fokus penelitian.

Langkah 2 :Cari berbagai kemungkinan faktor yang ada kaitan dengan fokus tersebut (subfokusnya).

Langkah 3 :Dari faktor-faktor yang terkait adakan pengkajian mana yang sangat menarik untuk ditelaah, kemudian tetapkan mana yang dipilih.

Langkah 4 : Kaitkan secara logis faktor-faktor subfokus yang dipilih dengan fokus penelitian.

E.

Page 15: dianmayasaputri.blogs.uny.ac.iddianmayasaputri.blogs.uny.ac.id/.../15433/2018/04/week2.docx · Web viewSetiap penelitian yang diadakan oleh seseorang, sekelompok orang atau suatu

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2002). PROSEDUR PENELITIAN: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta: PT RINEKA CIPTA.

Azwar, S. (2016). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Koentjaraningrat, & Emmerson, D. K. (1985). Aspek Manusia dalam Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.

Lincoln, Y. S., & Guba, E. G. (1985). Naturalistic Inquiry. Beverly Hills: Sage Publication.

Mardalis. (2010). Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Proposal). Jakarta: Bumi Aksara.

Margono. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.

Moleong, L. J. (2007). METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Moleong, L. J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Purwanto. (2008). Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sedarmayanti, & Hidayat. (2011). Metodologi Penelitian. Bandung: CV Mandar Maju.

Spradley , J. (1980). Participant Observation. Hold: Rinehart and Winston.

Strauss, A., & Juliet, C. (1990). BASICS OF QUALITATIVE RESEARCH. London: Sage Publication.

Sudrajat, S. (2005). DASAR-DASAR PENELITIAN ILMIAH. Bandung: CV Pustaka Setia.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: ALFABETA.

Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : ALFABETA.

Sugiyono. (2017). METODE PENELITIAN PENDIDIKAN (Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan R&D). Bandung: ALFABETA.

Sukmadinata, N. S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Page 16: dianmayasaputri.blogs.uny.ac.iddianmayasaputri.blogs.uny.ac.id/.../15433/2018/04/week2.docx · Web viewSetiap penelitian yang diadakan oleh seseorang, sekelompok orang atau suatu

Sukmadinata, S. N. (2015). METODE PENELITIAN PENDIDIKAN. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suryabrata, S. (1994). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Yatim, R. (1996). Metodologi Penelitian Pendidkan. Surabaya: SIC.