idmedicine.files.wordpress.com file · Web viewMelatih kerjasama tim dalam penyusunan suatu...

49
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Prostat hipertrofi merupakan kelainan yang sering dijumpai di klinik urologi di Indonesia. Di Jakarta prostat hipertrofi merupakan kelainan kedua tersering setelah batu saluran kemih. Di Rumah sakit RSCM, subbagian urologi setiap tahun ditemukan antara 200- 300 penderita baru dengan prostat hipertrofi. Istilah hipertrofi sebenarnya kurang tepat oleh karena sebenarnya yang terjadi ialah hiperplasia dari kelenjar periuretral yang kemudian mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer. 1 BPH umumnya tumor jinak yang ditemukan pada laki- laki dan kejadiannya berhubungan dengan umur, kira- kira 20% BPH ditemukan pada umur 41- 50 tahun, 50% pada umur 51-60% dan lebih 90% pada umur lebih dari 80%. Berdasarkan data yang ada, sedikitnya gejala yang timbul pada BPH berhubungan dengan umur, pada umur 55 tahun 25% gejala berkaitan dengan obtruksi yaitu susah untuk buang air kecil. Pada umur 75 tahun, 50% laki- laki mengeluh kekuatan dan pancaran urine berkurang. Mengingat tingginya angka kejadian BPH, maka dari itu penulis tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang penyakit ini. 2. Perumusan Masalah 1

Transcript of idmedicine.files.wordpress.com file · Web viewMelatih kerjasama tim dalam penyusunan suatu...

Page 1: idmedicine.files.wordpress.com file · Web viewMelatih kerjasama tim dalam penyusunan suatu makalah. Menambah pengetahuan mengenai penyakit Benign Prostatic Hyperplasia. ... Riwayat

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Prostat hipertrofi merupakan kelainan yang sering dijumpai di klinik urologi di

Indonesia. Di Jakarta prostat hipertrofi merupakan kelainan kedua tersering setelah

batu saluran kemih. Di Rumah sakit RSCM, subbagian urologi setiap tahun

ditemukan antara 200- 300 penderita baru dengan prostat hipertrofi.

Istilah hipertrofi sebenarnya kurang tepat oleh karena sebenarnya yang terjadi

ialah hiperplasia dari kelenjar periuretral yang kemudian mendesak jaringan prostat

yang asli ke perifer. 1 BPH umumnya tumor jinak yang ditemukan pada laki- laki dan

kejadiannya berhubungan dengan umur, kira- kira 20% BPH ditemukan pada umur

41- 50 tahun, 50% pada umur 51-60% dan lebih 90% pada umur lebih dari 80%.

Berdasarkan data yang ada, sedikitnya gejala yang timbul pada BPH

berhubungan dengan umur, pada umur 55 tahun 25% gejala berkaitan dengan obtruksi

yaitu susah untuk buang air kecil. Pada umur 75 tahun, 50% laki- laki mengeluh

kekuatan dan pancaran urine berkurang.

Mengingat tingginya angka kejadian BPH, maka dari itu penulis tertarik untuk

mempelajari lebih lanjut tentang penyakit ini.

2. Perumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut diatas, dapat diambil perumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan Benign Prostatic Hyperplasia?

2. Bagaimana pathogenesis Benign Prostatic Hyperplasia?

3. Apa saja gejala dan tanda dari Benign Prostatic Hyperplasia?

4. Jenis pemeriksaan apa sajakah yang dapat dilakukan pada Benign Prostatic

Hyperplasia?

5. Apa saja diagnosis banding dari Benign Prostatic Hyperplasia?

6. Bagaimana penatalaksanaan penyakit Benign Prostatic Hyperplasia?

1

Page 2: idmedicine.files.wordpress.com file · Web viewMelatih kerjasama tim dalam penyusunan suatu makalah. Menambah pengetahuan mengenai penyakit Benign Prostatic Hyperplasia. ... Riwayat

3. Tujuan

1. Tujuan umum

Mengetahui lebih mendalam tentang Benign Prostatic Hyperplasia.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui terminologi Benign Prostatic Hyperplasia

b. Mengetahui pathogenesis dari penyakit Benign Prostatic Hyperplasia

c. Mengetahui Klasifikasi dan derajat dari penyakit Benign Prostatic

Hyperplasia

d. Mengetahui tanda dan gejala dari penyakit Benign Prostatic

Hyperplasia

e. Mengetahui pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosis penyakit

Benign Prostatic Hyperplasia

f. Mengetahui diagnosis banding dari Benign Prostatic Hyperplasia

g. Mengetahui Penatalaksanaan dari Benign Prostatic Hyperplasia

4. Manfaat

Bagi Mahasiswa

a. Meningkatkan kemampuan dalam penyusunan suatu makalah dari

beberapa sumber dan teknik penulisan.

b. Melatih kerjasama tim dalam penyusunan suatu makalah.

c. Menambah pengetahuan mengenai penyakit Benign Prostatic

Hyperplasia

Bagi masyarakat

Memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat tentang

penyakit Benign Prostatic Hyperplasia

2

Page 3: idmedicine.files.wordpress.com file · Web viewMelatih kerjasama tim dalam penyusunan suatu makalah. Menambah pengetahuan mengenai penyakit Benign Prostatic Hyperplasia. ... Riwayat

BAB II

LAPORAN KASUS

Identitas pasien

Nama : Tn. D

Umur : 80 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status : Menikah

Tanggal masuk : 19 Maret 2011

Alamat : Karang Sari - Blitar

Anamnesis

Keluhan Utama : Sulit untuk mengelurkan kencing

Riwayat Penyakit Sekarang

Sejak 3 hari sebelum MRS, pasien mengeluh sulit mengeluarkan kencing (masih

mengejan untuk kencing), terasa nyeri dan perih dan panas saat kencing, kencing

tidak disertai dengan darah, dan keluar hanya menetes saja. Setelah dipasang kateter

pasien merasa lebih enak dan lega.

Sejak 1 tahun yang lalu pasien sudah mulai ada keluhan nyeri saat kencing yang tidak

disertai dengan darah.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat MRS satu bulan yang lalu dengan keluhan sulit kencing dan kencing

berdarah. Berdasarkan hasil rontgen dan USG, yakni terdapat batu buli dan cystitis.

Riwayat kencing manis (-)

Riwayat asma atau alergi (-)

Riwayat minum obat lama (-)

Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada kelurga pasien yang menderita seperti ini, maupun penyakit tumor dan kanker

Riwayat Pengobatan :

Pasien merupakan pasien yang rutin kontrol di poli dengan pemberian obat Cardura 1x1 dan

sejak MRS satu bulan yang lalu pasien dipasang kateter.

Riwayat kebiasaan : pasien memiliki kebiasaan merokok, namun 1 tahun ini berhenti

merokok.3

Page 4: idmedicine.files.wordpress.com file · Web viewMelatih kerjasama tim dalam penyusunan suatu makalah. Menambah pengetahuan mengenai penyakit Benign Prostatic Hyperplasia. ... Riwayat

Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : baik

2. Kesadaran : Komposmentis

3. Vital Sign :

TD : 140/70 mmHg Nadi : 80x/menit

S : 38 RR RR : 24x/menit

4. Kulit :

Warna sawo matang, turgor baik, ikterik (-), sianosis (-), pucat (-), spidernevi (-),

petechie (-), eritem (-), venektasi (-)

5. Kepala :

Bentuk mesocephal , luka (-), rambut rontok (-), makula (-), papula (-), nodula(-)

Conjunctiva anemis ( - / - ), sklera ikterik ( - / - ), warna kelopak (putih), katarak ( + / + )

6. Leher :

lesi kulit (-), pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran kelenjar limfe (-), deviasi

trakea (-), tortikolis (-)

7. Toraks :

bentuk normal, simetris, pernafasan thoracoabdominal, retraksi sela iga (-) spidernevi

(-), sela iga melebar (-), massa (-),kelainan kulit (-), nyeri (-)

Cor:

Inspeksi : ictus cordis tidak tampak

Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat

Perkusi : tidak ada pembesaran jantung

Auskultasi : bunyi jantung I-II intensitas normal, regular, bising (-) Suara

tambahan jantung : (-)

Pulmo :

Inspeksi : bentuk normal, simetris

Palpasi : fremitus raba kiri sama dengan kanan

Perkusi : sonor/sonor

Auskultasi : suara dasar vesikuler

wheezing ronki

4

Page 5: idmedicine.files.wordpress.com file · Web viewMelatih kerjasama tim dalam penyusunan suatu makalah. Menambah pengetahuan mengenai penyakit Benign Prostatic Hyperplasia. ... Riwayat

1. Abdomen :

Inspeksi : datar/sejajar dinding dada, venektasi (-), massa (-), bekas

jahitan (-)

Palpasi : supel, nyeri epigastrium (-), hepar dan lien tdk teraba,

turgor baik, massa (-), asites (-)

Perkusi : timpani seluruh lapangan perut

Auskultasi : peristaltik (+) normal

2. Ekstremitas : palmar eritem (-), odem (-), akral dingin (-)

Pemeriksaan colok dubur : didapatkan tonus sfingter ani baik, terdapat benjolan

pada arah jam 12 dengan pembesaran dari arah jam 1 dan jam 11 , uninoduler,

konsistensi prostat kenyal padat, lobus kanan kiri simetris.

Pemeriksaan IPSS

Untuk pertanyaan no.1-6, jawaban dapat diberikan skor sebagai berikut :

0 = tidak pernah 3 = kurang lebih separuh kejadian

1 = <1 dari 5 kejadian 4 = lebih dari separuh kejadian

2 = separuh kejadian 5 = hampir selalu

Dalam 1 bulan terakhir ini berapa seringkah anda :

1. Merasakan masih terdapat sisa urin sehabis kencing? Skor 5

2. Harus kencing lagi padahal belum ada setengah jam yang lalu Anda kencing?

Skor 3

3. Harus berhenti pada saat kencing dan segera mulai kencing lagi dan hal ini

dilakukan berkali-kali? Skor 5

4. Tidak dapat menahan keinginan untuk kencing? Skor 2

5. Merasakan pancaran urin yang lemah? Skor 5

6. Harus mengejan dalam memulai kencing? Skor 5

Untuk pertanyaan no.7, jawablah dengan skor seperti dibawah ini :

0 = tidak pernah 3 = 3 kali

1 = 1 kali 4 = 4 kali

5

Page 6: idmedicine.files.wordpress.com file · Web viewMelatih kerjasama tim dalam penyusunan suatu makalah. Menambah pengetahuan mengenai penyakit Benign Prostatic Hyperplasia. ... Riwayat

2 = 2 kali 5 = 5 kali

7. Dalam satu bulan terakhir ini berapa kali anda terbangun dari tidur malam untuk

kencing? Skor 5

Pertanyaan penilaian tentang kualitas hidup :

8. Bagaimana anda menikmati hidup? Tidak bahagia

Kesimpulan : S , L ,Q , R ,V

(S : skor, L: kualitas hidup, Q: pancaran urin ml/det, V:vol.prostat )

Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Darah lengkap

Hb : 13 g/dL

Leukosit : 21.800 µL

LED : 65

Eritrosit : 5.050.000

Trombosit : 331.000 µL

Ht : 39,9 %

Eritrosit : 4,81 juta/mm3

2. Pemeriksaan Urin Lengkap

Albumin : +

Reduksi urin : -

Bilirubin : -

Urobilinogen : -

Keton : -

Nitrat : -

BJ urin : 1,005

3. Pemeriksaan Sedimen urin

Eritrosit : 3-5

Leukosit : 40-50

Epitel : 3-5

Kristal : kristal phosfat

Silinder : granuler +

Bakteri : +

6

Page 7: idmedicine.files.wordpress.com file · Web viewMelatih kerjasama tim dalam penyusunan suatu makalah. Menambah pengetahuan mengenai penyakit Benign Prostatic Hyperplasia. ... Riwayat

4. Pemeriksaan Faal Ginjal :

Creatinin : 1,2

BUN : 30

5. USG : prostat membesar dengsn ukursn 44.5mm x 48,6 mm x 46mm

6. Pemeriksan EKG : hasil normal

7. Pemeriksaan Rontgen Thorax : hasil normal

8. PSA (-)

9. Kultur urin (-)

Penatalaksanaan

a. Medikamentosa

1. NS 0,9 % 500cc

2. Ciprofloxasin 2x500mg

3. Ondansentron 2x1

4. Ranitidin 2x1

b. Non Medikamentosa : TURP

7

Page 8: idmedicine.files.wordpress.com file · Web viewMelatih kerjasama tim dalam penyusunan suatu makalah. Menambah pengetahuan mengenai penyakit Benign Prostatic Hyperplasia. ... Riwayat

BAB III

PEMBAHASAN

1. Anatomi Kelenjar Prostat

Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang terletak di sebelah

inferior buli-buli dan membungkus uretra posterior. Prostat berbentuk seperti pyramid

terbalik dan merupakan organ kelenjar fibromuskuler yang mengelilingi uretra pars

prostatica. Bila mengalami pembesaran organ ini menekan uretra pars prostatika dan

menyebabkan terhambatnya aliran urin keluar dari buli-buli. Prostat merupakan kelenjar

aksesori terbesar pada pria; tebalnya ± 2 cm dan panjangnya ± 3 cm dengan lebarnya ± 4

cm, dan berat 20 gram. Prostat mengelilingi uretra pars prostatika dan ditembus di bagian

posterior oleh dua buah duktus ejakulatorius.5

Gambar 1. Anatomi Prostat

Secara histologi prostat terdiri atas 30-50 kelenjar tubulo alveolar yang

mencurahkan sekretnya ke dalam 15-25 saluran keluar yang terpisah. Saluran ini

bermuara ke uretra pada kedua sisi kolikulus seminalis. Kelenjar ini terbenam dalam

stroma yang terutama terdiri dari otot polos yang dipisahkan oleh jaringan ikat kolagen

dan serat elastis. Otot membentuk masa padat dan dibungkus oleh kapsula yang tipis dan

kuat serta melekat erat pada stroma. Alveoli dan tubuli kelenjar sangat tidak teratur dan

sangat beragam bentuk ukurannya, alveoli dan tubuli bercabang berkali-kali dan

keduanya mempunyai lumen yang lebar, lamina basal kurang jelas dan epitel sangat

berlipat-lipat. Jenis epitelnya berlapis atau bertingkat dan bervariasi dari silindris sampai

kubus rendah tergantung pada status endokrin dan kegiatan kelenjar. Sitoplasma

8

Page 9: idmedicine.files.wordpress.com file · Web viewMelatih kerjasama tim dalam penyusunan suatu makalah. Menambah pengetahuan mengenai penyakit Benign Prostatic Hyperplasia. ... Riwayat

mengandung sekret yang berbutir-butir halus, lisosom dan butir lipid. Nukleus biasanya

satu, bulat dan biasanya terletak basal. Nukleoli biasanya terlihat ditengah, bulat dan kecil.

Gambar 2. Anatomi Kelenjar Prostat Potongan Longitudinal

Batas-batas prostat 5

a. Batas superior : basis prostat melanjutkan diri sebagai collum vesica urinaria, otot

polos berjalan tanpa terputus dari satu organ ke organ yang lain.

b. Batas inferior : apex prostat terletak pada permukaan atas diafragma urogenitalis.

Uretra meninggalkan prostat tepat diatas apex permukaan anterior.

c. Anterior : permukaan anterior prostat berbatasan dengan simphisis pubis, dipisahkan

dari simphisis oleh lemak ekstraperitoneal yang terdapat pada cavum

retropubica(cavum retziuz). Selubung fibrosa prostat dihubungkan dengan permukaan

posterior os pubis dan ligamentum puboprostatica. Ligamentum ini terletak pada

pinggir garis tengah dan merupakan kondensasi vascia pelvis.

d. Posterior : permukaan posterior prostat berhubungan erat dengan permukaan anterior

ampula recti dan dipisahkan darinya oleh septum retovesicalis (vascia Denonvillier).

Septum ini dibentuk pada masa janin oleh fusi dinding ujung bawah excavatio

rectovesicalis peritonealis, yang semula menyebar ke bawah menuju corpus

perinealis.

e. Lateral : permukaan lateral prostat terselubung oleh serabut anterior m. levator ani

waktu serabut ini berjalan ke posterior dari os pubis. Ductus ejaculatorius menembus

bagian atas permukaan prostat untuk bermuara pada uretra pars prostatica pada

pinggir lateral orificium utriculus prostaticus.

9

Page 10: idmedicine.files.wordpress.com file · Web viewMelatih kerjasama tim dalam penyusunan suatu makalah. Menambah pengetahuan mengenai penyakit Benign Prostatic Hyperplasia. ... Riwayat

Kelenjar prostat terbagi atas 5 lobus : 3

a. Lobus medius

b. Lobus lateralis (2 lobus)

c. Lobus anterior

d. Lobus posterior

5 zona pada kelenjar prostat: 3

a. Zona Anterior atau Ventral .

Sesuai dengan lobus anterior, tidak punya kelenjar, terdiri atas stroma fibromuskular.

Zona ini meliputi sepertiga kelenjar prostat.

b. Zona Perifer

Sesuai dengan lobus lateral dan posterior, meliputi 70% massa kelenjar prostat.Zona ini

rentan terhadap inflamasi dan merupakan tempat asal karsinoma terbanyak.

c. Zona Sentralis.

Lokasi terletak antara kedua duktus ejakulatorius, sesuai dengan lobus tengah meliputi

25% massa glandular prostat.Zona ini resisten terhadap inflamasi.

Gambar 3. Posisi Zona Perifer dan Transisional

d. Zona Transisional.

Zona ini bersama-sama dengan kelenjar periuretra disebut juga sebagai kelenjar

preprostatik. Merupakan bagian terkecil dari prostat, yaitu kurang lebih 5% tetapi dapat

melebar bersama jaringan stroma fibromuskular anterior menjadi benign prostatic

hyperpiasia (BPH).

e. Kelenjar-Kelenjar Periuretra

Bagian ini terdiri dan duktus-duktus kecil dan susunan sel-sel asinar abortif tersebar

sepanjang segmen uretra proksimal.

10

Page 11: idmedicine.files.wordpress.com file · Web viewMelatih kerjasama tim dalam penyusunan suatu makalah. Menambah pengetahuan mengenai penyakit Benign Prostatic Hyperplasia. ... Riwayat

Aliran darah prostat

Merupakan percabangan dari arteri pudenda interna, arteri vesikalis inferior dan

arteri rektalis media. Pembuluh ini bercabang-cabang dalam kapsula dan stroma, dan

berakhir sebagai jala-jala kapiler yang berkembang baik dalam lamina propria. Pembuluh

vena mengikuti jalannya arteri dan bermuara ke pleksus sekeliling kelenjar. Pleksus vena

mencurahkan isinya ke vena iliaca interna. Pembuluh limfe mulai sebagai kapiler dalam

stroma dan mengikuti pembuluh darah dan mengikuti pembuluh darah. Limfe terutama

dicurahkan ke nodus iliaka interna dan nodus sakralis. Persarafan prostat berasal dari

pleksus hipogastrikus inferior dan membentuk pleksus prostatikus. Prostat mendapat

persarafan terutama dari serabut saraf tidak bermielin. Beberapa serat ini berasal dari sel

ganglion otonom yang terletak di kapsula dan di stroma. Serabut motoris, mungkin

terutama simpatis, tampak mempersarafi sel- sel otot polos di stroma dan kapsula sama

seperti dinding pembuluh darah. 3

2. Fisiologi Kelenjar Prostat

Sekret kelenjar prostat adalah cairan seperti susu yang bersama-sama sekret dari

vesikula seminalis merupakan komponen utama dari cairan semen. Semen berisi sejumlah

asam sitrat sehingga pH nya agak asam (6,5). Selain itu dapat ditemukan enzim yang

bekerja sebagai fibrinolisin yang kuat, fosfatase asam, enzim-enzim lain dan lipid. Sekret

prostat dikeluarkan selama ejakulasi melalui kontraksi otot polos. kelenjar prostat juga

menghasilkan cairan dan plasma seminalis, dengan perbandingan cairan prostat 13-32%

dan cairan vesikula seminalis 46-80% pada waktu ejakulasi. Kelenjar prostat dibawah

pengaruh Androgen Bodies dan dapat dihentikan dengan pemberian Stilbestrol. 3

3. Definisi Hiperplasia Prostat Jinak

BPH merupakan pembesaran kelenjar prostat yang bersifat jinak yang hanya

timbul pada laki-laki yang biasanya pada usia pertengahan atau lanjut. 4

Gambar 4. Normal Prostat dan Prostat yang membesar

4. Etiologi hiperplasia Prostat Jinak

11

Page 12: idmedicine.files.wordpress.com file · Web viewMelatih kerjasama tim dalam penyusunan suatu makalah. Menambah pengetahuan mengenai penyakit Benign Prostatic Hyperplasia. ... Riwayat

Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya

hiperplasia prostat; tetapi beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hiperplasia prostat erat

kaitannya dengan peningkatan kadar dihidrotestosteron (DHT) dan proses aging

(menjadi tua) . Beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya hiperplasia

prostat jinak adalah : (1) Teori Dihidrotestosteron, (2) Adanya ketidakseimbangan antara

estrogen-testosteron, (3) Interaksi antara sel stroma dan sel epitel prostat, (4)

Berkurangnya kematian sel (apoptosis), dan (5) Teori Stem sel.5

Teori dihidrotestosteron

Dihidrotestosteron atau DHT adalah metabolit androgen yang sangat penting

pada pertumbuhan sel- sel kelenjar prostat. Dibentuk dari testosteron di dalam sel prostat

oleh enzim 5α-reduktase dengan bantuan koenzim NADPH. DHT yang telah terbentuk

berikatan dengan reseptor androgen (RA) membentuk kompleks DHT-RA pada inti dan

sel selanjutnya terjadi sintesis protein growth factor yang menstimulasi pertumbuhan sel

prostat.

Pada berbagai penelitian dikatakan bahwa kadar DHT pada BPH tidak jauh

berbeda dengan kadarnya pada prostat normal, hanya saja pada BPH, aktivitas enzim 5α-

reduktase dan jumlah reseptor androgen lebih banyak pada BPH. Hal ini menyebabkan

pada BPH lebih sensitif terhadap DHT sehingga replikasi sel lebih banyak terjadi

dibandingkan dengan prostat normal. 5

Ketidakseimbangan antara estrogen –testosterone

Pada usia yang semakin tua, kadar testosterone menurun, sedangkan kadar

estrogen relatif tetap sehingga perbandingan antara estrogen : testosterone relatif

meningkat. Telah diketahui bahwa estrogen di dalam prostat berperan dalam terjadinya

proliferasi sel- sel kelenjar prostat dengan cara meningkatkan sensitifitas sel- sel prostat

terhadap rangsangan hormon androgen, meningkatkan jumlah reseptor androgen, dan

menurunkan jumlah kematian sel- sel prostat (apoptosis). Hasil akhir dari semua keadaan

ini adalah, meskipun rangsangan terbentuknya sel- sel baru akibat rangsangan

testosterone menurun, tetapi sel – sel prostat yang telah ada mempunyai umur yang lebih

panjang sehingga massa prostat jadi lebih besar. 5

Interaksi stroma-epitel

12

Page 13: idmedicine.files.wordpress.com file · Web viewMelatih kerjasama tim dalam penyusunan suatu makalah. Menambah pengetahuan mengenai penyakit Benign Prostatic Hyperplasia. ... Riwayat

Cunha (1973) membuktikan bahwa diferensiasi dan pertumbuhan sel epitel

prostat secara tidak langsung dikontrol oleh sel- sel stroma melalui suatu mediator

(growth factor) tertentu. Setelah sel- sel stroma mendapatkan stimulasi dari DHT dan

estradiol, sel- sel stroma mensintesis suatu growth factor yang selanjutnya

mempengaruhi sel- sel stroma itu sendiri secara intrakin dan autokrin, serta

mempengaruhi sel- sel epitel secara parakrin. Stimulasi itu menyebabkan terjadinya

proliferasi sel- sel epitel maupun stroma. 5

5. Faktor Predisposisi Hiperplasia Prostat Jinak

Pada usia 40an, seorang pria mempunyai kemungkinan terkena BPH sebesar 25%.

Menginjak usia 60-70 tahun, kemungkinannya menjadi 50%. Dan pada usia diatas 70

tahun, akan menjadi 90%.4

6. Patofisiologi Hiperplasia Prostat Jinak

Sebagian besar hiperplasia prostat terdapat pada zona transisional, sedangkan

pertumbuhan karsinoma prostat berasal dari zona perifer. Pertumbuhan kelenjar ini

sangat bergantung pada hormon testosteron, yang di dalam sel- sel kelenjar prostat

hormon akan dirubah menjadi metabolit aktif dihidrotestosteron (DHT) dengan bantuan

enzim 5α reduktase. Dihidrotestosteron inilah yang secara langsung memacu m-RNA di

dalam sel- sel kelenjar prostat untuk mensintesis protein growth factor yang memacu

pertumbuhan kelenjar prostat. 5

Pembesaran prostat menyebabkan penyempitan lumen uretra prostatika dan

menghambat aliran urine. Keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan intravesikal.

Untuk dapat mengeluarkan urine, buli- buli harus berkontraksi lebih kuat guna melawan

tahanan itu. Kontraksi yang terus menerus ini menyebabkan perubahan anatomik buli-

buli berupa hipertrofi otot detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sakula, dan

divertikel buli- buli. Perubahan struktur pada buli- buli tersebut, oleh pasien dirasakan

sebagai keluhan pada saluran kemih sebelah bawah atau lower urinary tract symptom

(LUTS) yang dahulu dikenal dengan gejala prostatimus. 5

Tekanan intravesika yang tinggi diteruskan ke seluruh bagian buli- buli tidak

terkecuali pada kedua muara ureter. Tekanan pada kedua muara ureter ini dapat

menimbulkan aliran balik urine dari buli- buli ke ureter atau terjadi refluks vesiko-ureter.

Keadaan ini jika berlangsung terus akan mengakibatkan hidroureter, hidronefrosis,

bahkan akhirnya dapat jatuh ke dalam gagal ginjal. 5

13

Page 14: idmedicine.files.wordpress.com file · Web viewMelatih kerjasama tim dalam penyusunan suatu makalah. Menambah pengetahuan mengenai penyakit Benign Prostatic Hyperplasia. ... Riwayat

Hiperplasia Prostat↓

Penyempitan lumen uretra posterior↓

Tekanan intravesika meningkat ↓ ↓Buli-buli: Ginjal dan ureter: Hipertrofi otot detrusor Refluks VU Trabekulasi Hidroureter Selula Hidronefrosis Divertikel buli-buli Gagal ginjal

Bagan1. Pengaruh Hiperplasia prostat Pada Saluran Kemih

Gambar 5. Penyulit hyperplasia prostat pada saluran kemih

7. Gambaran klinis

a. Keluhan pada saluran kemih bagian bawah (LUTS) 5

Obstruksi Iritasi

Hesitansi

Pancaran miksi lemah

Intermitensi

Miksi tidak puas

Menetes setelah miksi

Frekuensi

Nokturi

Urgensi

Disuria

Tabel 1. Gejala Obstruksi dan Iritasi Benigna Prostat Hiperplasia

Timbulnya gejala LUTS merupakan manifestasi kompensasi otot buli-buli

untuk mengeluarkan urine. Pada suatu saat, otot buli-buli mengalami kepayahan

14

Hidronefrosis

Hipertofi otot detrusor

Hidroureter

Benigna prostat hiperplasi

Page 15: idmedicine.files.wordpress.com file · Web viewMelatih kerjasama tim dalam penyusunan suatu makalah. Menambah pengetahuan mengenai penyakit Benign Prostatic Hyperplasia. ... Riwayat

(fatigue) sehingga jatuh ke dalam fase dekompensasi yang diwujudkan dalam bentuk

retensi urin akut.

Timbulnya dekompensasi buli-buli ini didahului oleh faktor pencetus antara lain :

1) Volume buli-buli tiba-tiba penuh (cuaca dingin, konsumsi obat-obatan yang

mengandung diuretikum, minum tertalu banyak)

2) Massa prostat tiba-tiba membesar (setelah melakukan aktivitas seksual/ infeksi

prostat)

3) Setelah mengkonsumsi obat-obat yang dapat menurunkan kontraksi otot detrusor

(golongan antikolinergik atau adrenergic α)

Sistem skoring I-PSS terdiri atas 7 pertanyaan yang berhubungan dengan keluhan

miksi (LUTS) dan 1 pertanyaan yang berhubungan dengan kualitas hidup pasien. Skor

ringan (0-7), sedang (8-19), berat (≥ 20)

b. Gejala pada saluran kemih bagian atas5

Merupakan penyulit dari hiperplasi prostat, berupa gejala obstruksi antara lain nyeri

pinggang, benjolan di pinggang (hidronefrosis), demam (infeksi/ urosepsis)

8. Pemeriksaan fisik5:

a. Buli-buli yang terisi penuh dan teraba massa kistus di daerah supra simfisis akibat

retensi urine. Kadang-kadang didapatkan urine yang selalu menetes yang merupakan

pertanda dari inkontinensia paradoksa.

b. Pada colok dubur yang harus diperhatikan

1) tonus sfingter ani/reflex bulbo-kavernosus untuk menyingkirkan buli-

bulineurogenik

2) mukosa rectum

3) keadaan prostat antara lain :

Kemungkinan adanya nodul, krepitasi, konsistensi prostat, simetris antar lobus dan

batas prostat. Pada colok dubur pembesaran prostat benigna menunjukan konsistensi

prostat kenyal, seperti meraba ujung hidung, lobus kanan dan kiri simetris dan tidak

didapatkan nodul. Volume yang normal pada dewasa adalah 20-30 g. Pengukuran

lebih tepat dapat menggunakan transrektal ultrasonografi (TRUS). Raba apakah

terdapat fluktuansi (abses prostat)/ nyeri tekan (prostatitis). Konsistensi prostat

keras/teraba nodul dan mungkin diantara lobus prostat tidak simetris.

15

Page 16: idmedicine.files.wordpress.com file · Web viewMelatih kerjasama tim dalam penyusunan suatu makalah. Menambah pengetahuan mengenai penyakit Benign Prostatic Hyperplasia. ... Riwayat

Gambar 6. Pemeriksaan Rektal Digital (DRE)

9. Diagnosa banding

Diagnosa banding BPH

Kondisi Gejala

Diabetes mellitus Frekuansi, aliran dan volume urin normal

Sistitis , kanker buli, batu buli Gejala iritasi

Prostatitits

Divertikulum buli

Kondisi neurologis (injuri medulla spinalis,

kelainan medulla spinalis dsb)

Riwayat minum obat (antikolinergik,

antidepresan, dekongestan, tranquilezer)

Gejala iritasi dan obstruksi

Kanker prostat

Striktur uretra

Kontraktur/striktur buli

Gejala obstruksi

Tabel 2. Diagnosa Banding Benigna Prostat Hiperplasia

10. Pemeriksaan laboratorium 5:

a. Sedimen urin

Untuk mencari kemungkinan adanya proses infeksi atau inflamasi pada saluran

kemih. Mengevaluasi adanya eritrosit, leukosit, bakteri, protein atau glukosa.

b. Kultur urin

Mencari jenis kuman yang menyebabkan infeksi dan sekaligus menentukan sensifitas

kuman terhadap beberapa antimikroba yang diujikan16

Page 17: idmedicine.files.wordpress.com file · Web viewMelatih kerjasama tim dalam penyusunan suatu makalah. Menambah pengetahuan mengenai penyakit Benign Prostatic Hyperplasia. ... Riwayat

c. Faal ginjal

Mencari kemungkinan adanya penyulit yang mengenai saluran kemih bagian atas.

Elektrolit, BUN, dan kreatinin berguna untuk insufisiensi ginjal kronis pada pasien

yang memiliki postvoid residu (PVR) yang tinggi.

d. Gula darah

Mencari kemungkinan adanya penyekit diabetes mellitus yang dapat menimbulkan

kelainan persarafan pada buli-buli (buli-buli neurogenik)

e. Penanda tumor PSA (prostat spesifik antigen)

Jika curiga adanya keganasan prostat

11. Pemeriksaan Patologi Anatomi

BPH dicirikan oleh berbagai kombinasi dari hiperplasia epitel dan stroma di prostat.

Beberapa kasus menunjukkan proliferasi halus-otot hampir murni, meskipun

kebanyakan menunjukkan pola fibroadenomyomatous hyperplasia

Gambar 7. Gambaran Makroskopis dan Mikroskopis Benigna Prostat Hiperplasia

12. Pencitraan pada Benigna Prostat Hiperplasia:

a. Foto polos5

Berguna untuk mencari adanya batu opak di saluran kemih, adanya batu/kalkulosa

prostat dan kadangkala menunjukan bayangan buli-buli yang penuh terisi urine, yang

merupakan tanda suatu retensi urine

b. Pemeriksaan ultrasonografi transrektal (TRUS)5

Adalah tes USG melalui rectum. Dalam prosedur ini, probe dimasukkan ke dalam

rektum mengarahkan gelombang suara di prostat. Gema pola gelombang suara

merupakan gambar dari kelenjar prostat pada layar tampilan. Untuk menentukan

apakah suatu daerah yang abnormal tampak memang tumor, digunakan probe dan

17

Page 18: idmedicine.files.wordpress.com file · Web viewMelatih kerjasama tim dalam penyusunan suatu makalah. Menambah pengetahuan mengenai penyakit Benign Prostatic Hyperplasia. ... Riwayat

gambar USG untuk memandu jarum biopsi untuk tumor yang dicurigai. Jarum

mengumpulkan beberapa potong jaringan prostat untuk pemeriksaan dengan

mikroskop. Biopsy terutama dilakukan untuk pasien yang dicurigai memiliki

keganasan prostat.

Transrektal ultrasonografi (TRUS) sekarang juga digunakan untuk pengukur volume

prostat, caranya antara lain :

Metode “step planimetry”. Yang menghitung volume rata-rata area horizontal

diukur dari dasar sampai puncak.

Metode diameter. Yang menggabungkan pengukuran tinggi (H/height) ,lebar

(W/width) dan panjang (L/length) dengan rumus : ½ (H x W x L).

c. Sistoskopi 1

Dalam pemeriksaan ini, disisipkan sebuah tabung kecil melalui pembukaan urethra di

dalam penis. Prosedur ini dilakukan setelah solusi numbs bagian dalam penis

sehingga sensasi semua hilang. Tabung, disebut sebuah “cystoscope” , berisi lensa

dan sistem cahaya yang membantu dokter melihat bagian dalam uretra dan kandung

kemih. Tes ini memungkinkan dokter untuk menentukan ukuran kelenjar dan

mengidentifikasi lokasi dan derajat obstruksi.

Gambar 8. Gambaran Sistoskopi Benigna Prostat Hiperplasia

d. Ultrasonografi trans abdominal 1

Gambaran sonografi benigna hyperplasia prostat menunjukan pembesaran bagian

dalam glandula, yang relatif hipoechoic dibanding zona perifer. Zona transisi

hipoekoik cenderung menekan zona central dan perifer. Batas yang memisahkan

hyperplasia dengan zona perifer adalah “surgical capsule”.

USG transabdominal mampu pula mendeteksi adanya hidronefrosis ataupun

kerusakan ginjal akibat obstruksi BPH yang lama.

18

Page 19: idmedicine.files.wordpress.com file · Web viewMelatih kerjasama tim dalam penyusunan suatu makalah. Menambah pengetahuan mengenai penyakit Benign Prostatic Hyperplasia. ... Riwayat

Gambar 9. Gambaran Sonografi Prostat Normal

Gambar 10. Gambaran Sonografi Benigna Prostat Hiperplasia

e.Sistografi buli1

Gambar 11.Gambaran Elevasi Dasar Buli yang Mengindikasikan Benigna Prostat Hiperplasia

13. Pemeriksaan lain5 :

Pemeriksaan derajat obstruksi prostat dapat diperkirakan dengan cara mengukur:

Residual urin :

Jumlah sisa urin setelah miksi, dengan cara melakukan kateterisasi/USG setelah

miksi

Pancaran urin/flow rate :

Dengan menghitung jumlah urine dibagi dengan lamanya miksi berlangsung (ml/detik)

atau dengan alat uroflometri yang menyajikan gambaran grafik pancaran urin. Aliran

yang berkurang sering pada BPH. Pada aliran urin yang lemah, aliran urinnya kurang

dari 15mL/s dan terdapat peningkatan residu urin. Post-void residual mengukur jumlah

air seni yang tertinggal di dalam kandung kemih setelah buang air kecil. PRV kurang

dari 50 mL umum menunjukkan pengosongan kandung kemih yang memadai dan

19

Page 20: idmedicine.files.wordpress.com file · Web viewMelatih kerjasama tim dalam penyusunan suatu makalah. Menambah pengetahuan mengenai penyakit Benign Prostatic Hyperplasia. ... Riwayat

pengukuran 100 sampai 200 ml atau lebih sering menunjukkan sumbatan. Pasien diminta

untuk buang air kecil segera sebelum tes dan sisa urin ditentukan oleh USG atau

kateterisasi.

Gambar 12. Gambaran Pancaran Urin Normal dan pada BPH

Keterangan :

Gambaran aliran urin atas : dewasa muda yang asimtomatik, aliran urin lebih dari

15mL/s, urin residu 9 mL pada ultrasonografi.

Gambaran aliran urin bawah : dewasa tua dengan benigna hyperplasia prostat, terlihat

waktu berkemih memanjang dengan aliran urin kurang dari 10mL/s, pasien ini urin

residunya 100 mL.

14. Komplikasi 1

Retensi urine akut – ketidak mampuan untuk mengeluarkan urin, distensi kandung

kemih, nyeri suprapubik

Retensi urine kronik –residu urin > 500ml, pancaran lemah, buli teraba, tidak nyeri

Infeksi traktus urinaria

Batu buli

Hematuri

Inkontinensia-urgensi

Hidroureter

Hidronefrosis - gangguan pada fungsi ginjal

15. Penatalaksanaan5

20

Page 21: idmedicine.files.wordpress.com file · Web viewMelatih kerjasama tim dalam penyusunan suatu makalah. Menambah pengetahuan mengenai penyakit Benign Prostatic Hyperplasia. ... Riwayat

Tidak semua pasien hiperplasia prostat perlu menjalami tindakan medik. Kadang-

kadang mereka yang mengeluh LUTS ringan dapat sembuh sendiri tanpa mendapatkan

terapi apapun atau hanya dengan nasehat saja. Namun adapula yang membutuhkan terapi

medikamentosa atau tindakan medik yang lain karena keluhannya semakin parah.

Tujuan terapi hyperplasia prostat adalah (1) memperbaiki keluhan miksi, (2)

meningkatkan kualitas hidup, (3) mengurangi obstruksi intravesika, (4) mengembalikan

fungsi ginjal jika terjadi gagal ginjal, (5) mengurangi volume residu urine setelah miksi

dan (6) mencegah progrefitas penyakit. Hal ini dapat dicegah dengan medikamentosa,

pembedahan atau tindakan endourologi yang kurang invasif.

Observasi Medikamentosa Operasi Invasive minimalWatchful waiting

Penghambat adrenergik α

Prostatektomi terbuka TUMT TUBD Stent uretra TUNA

Penghambat reduktese α

Endourologi

Fisioterapi 1. TURP2. TUIP3. TULP

Elektovaporasi

Hormonal

Tabel 3. Pilihan Terapi pada Hiperplasia Prostat Benigna5

21

RiwayatPemeriksaan fisik & DREUrinalisaPSA (meningkat/tidak)

Page 22: idmedicine.files.wordpress.com file · Web viewMelatih kerjasama tim dalam penyusunan suatu makalah. Menambah pengetahuan mengenai penyakit Benign Prostatic Hyperplasia. ... Riwayat

Bagan 2. Penatalaksanaan Benigna Prostat Hiperplasia14

Penatalaksanaan Nilai indeks gejala BPH Efek samping Wactfull waiting Gejala hilang/timbul Risiko kecil , dapat terjadi retensi

urinariaPenatalaksanaan medisAlpha-blockers Sedang 6-8 Gaster/usus halus-11%

Hidung berair-11%Sakit kepala-12%Menggigil-15%

5 alpha-reductase inhibitors Ringan 3-4 Masalah ereksi-8%Kehilangan hasrat sex-5%Berkurangnya semen-4%

Terapi kombinasi Sedang 6-7 KombinasiTerapi invasi minimalTransuretral microwave heat Sedang-berat 9-11 Urgensi/frekuensi-28-74%

Infeksi-9%

22

Indeks gejala AUA

Gejala ringan (AUA≤7)/tdk ada

Gejala sedang

Retensi urinaria+gejala yang berhubungan dg BPHHematuria persistentBatu buliInfeksi saluran urinaria berulangInsufisiensi renal

Operasi

Tes diagnosticUroflowResidu urin postvoid

Pilihan terapi

Terapi non-invasif Terapi invasif

Tes diagnosticPressure flowUretrosistoskopiUSG prostat

Watchful waiting

Terapi medis

Terapi minimal invasif Operasi

Page 23: idmedicine.files.wordpress.com file · Web viewMelatih kerjasama tim dalam penyusunan suatu makalah. Menambah pengetahuan mengenai penyakit Benign Prostatic Hyperplasia. ... Riwayat

Prosedur kedua dibutuhkan-10-16%

TUNA Sedang 9 Urgensi/frekuensi-31%Infeksi-17%Prosedur kedua dibutuhkan-23%

Operasi TURP, laser & operasi sejenis

Berat 14-20 Retensi urinaria-1-21%Urgensi&frekuensi-6-99%Gangguan ereksi-3-13%

Operasi terbuka Berat Inkontinensia 6%

Tabel 4. Penatalaksaan Berdasarkan Nilai Indeks Gejala Benigna Prostat Hiperplasia5

a. Watchful waiting 5

Pilihan tanpa terapi ini ditujukan untuk pasien BPH dengan skor IPSS dibawah 7, yaitu

keluhan ringan yang tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Pasien tidak mendapat etrapi

namun hanya diberi penjelasan mengenai sesuatu hal yang mungkin dapat memperburuk

keluhannya, misalnya (1) jangan mengkonsumsi kopi atau alcohol setelah makan malam, (2)

kurangi konsumsi makanan atau minuman yang mengiritasi buli-buli (kopi/cokelat), (3)

batasi penggunaan obat-obat influenza yang mengandung fenilpropanolamin, (4) kurangi

makanan pedasadan asin, dan (5) jangan menahan kencing terlalu lama.

Secara periodik pasien diminta untuk datang control dengan ditanya keluhannya apakah

menjadi lebih baik (sebaiknya memakai skor yang baku), disamping itu dilakukan

pemeriksaan laboratorium, residu urin, atau uroflometri. Jika keluhan miksi bertambah jelek

daripada sebelumnya, mungkin perlu dipikirkan terapi yang lain.

b. Medikamentosa

Tujuan terapi medikamentosa adalah berusaha untuk : (1) mengurangi resistansi otot

polos prostat sebagai komponen dinamik penyebab obstruksi infravesika dengan obat-obatan

penghambat adrenergic alfa (adrenergic alfa blocker dan (2) mengurangi volume prostat

sebagai komponen static dengan cara menurunkan kadar hormone

testosterone/dihidrotestosteron (DHT) melalui penghambat 5α-reduktase.

Penghambat reseptor adrenergik α

Penghambat 5 α reduktase

Fitofarmaka

23

Page 24: idmedicine.files.wordpress.com file · Web viewMelatih kerjasama tim dalam penyusunan suatu makalah. Menambah pengetahuan mengenai penyakit Benign Prostatic Hyperplasia. ... Riwayat

1) Penghambat reseptor adrenergik α. 5,11

mengendurkan otot polos prostat dan leher kandung kemih, yang membantu untuk

meringankan obstruksi kemih disebabkan oleh pembesaran prostat di BPH.

Efek samping dapat termasuk sakit kepala, kelelahan, atau ringan.

Umumnya digunakan alpha blocker BPH termasuk tamsulosin (Flomax), alfuzosin

(Uroxatral), dan obat-obatan yang lebih tua seperti terazosin (Hytrin) atau doxazosin

(Cardura). Obat-obatan ini akan meningkatkan pancaran urin dan mengakibatkan

perbaikan gejala dalam beberapa minggu dan tidak berpengaruh pada ukuran prostat.

Gambar 13. Distribusi Reseptor Alpha pada Prostat dan Vesika Urinari

Gambar 14. Lokasi Reseptor a1-Adrenergik (a1-ARs)

2) Penghambat 5 α reduktase 5

24

Page 25: idmedicine.files.wordpress.com file · Web viewMelatih kerjasama tim dalam penyusunan suatu makalah. Menambah pengetahuan mengenai penyakit Benign Prostatic Hyperplasia. ... Riwayat

Obat ini bekerja dengan cara menghambat pembentukan dihidrotestosteron (DHT)

dari testosterone yang dikatalisis oleh enzim 5 α reduktase di dalam sel prostat.

Menurunnya kadar DHT menyebabkan sintesis protein dan replikasi sel-sel prostat

menurun. Pembesaran prostat di BPH secara langsung tergantung pada DHT,

sehingga obat ini menyebabkan pengurangan 25% perkiraan ukuran prostat lebih dari

6 sampai 12 bulan.

Gambar 15. Model Aksi Penghambat 5 α reduktase

Contoh obat penghambat 5 α reduktase berdasarkan tipenya :

Avodart (dutasteride) - pada tipe 1 dan 2 5ARI

Proscar(finasteride) - hanya pada tipe 2 5ARI

3) Fitofarmaka5

Beberapa ekstrak tumbuh-tumbuhan tertentu dapat dipakai untuk memperbaiki gejala

akibat obstruksi parsial, tetapi data-data farmakologik tentang kandungan zat aktif

yang mendukung mekanisme kerja obat fisioterapi sampai sata ini belum diketahui

dengan pasti. Kemungkinan fitofarmaka bekerja sebagai : antiestrogen, antiandrogen,

menurunkan kadar sex hormone binding globulin (SHBG), inhibisi basic fibroblast

growth factos (bFGF) dan epidermal growth factor (EGF), mengacaukan metabolism

prostaglandin, efek anti inflamasi, menuruknan outflow resistance dan memperkecil

volume prostat. Diantara fitofarmaka yang banyak dipasarkan adalah: Pyegeum

africanum, Serenoa repens, Hypoxis rooperi, Radix urtica dan masih banyak lainnya.

c. Terapi Invasif Minimal

Diperuntukan untuk pasien yang mempunyai risiko tinggi terhadap pembedahan

1) Microwave transurethral. Pada tahun 1996, FDA menyetujui perangkat yang

menggunakan gelombang mikro untuk memanaskan dan menghancurkan jaringan

prostat yang berlebih. Dalam prosedur yang disebut microwave thermotherapy

transurethral (TUMT), perangkat mengirim gelombang mikro melalui kateter untuk

memanaskan bagian prostat dipilih untuk setidaknya 111 derajat Fahrenheit. Sebuah

sistem pendingin melindungi saluran kemih selama prosedur.

25

Page 26: idmedicine.files.wordpress.com file · Web viewMelatih kerjasama tim dalam penyusunan suatu makalah. Menambah pengetahuan mengenai penyakit Benign Prostatic Hyperplasia. ... Riwayat

Prosedur ini memakan waktu sekitar 1 jam dan dapat dilakukan secara rawat

jalan tanpa anestesi umum. TUMT belum dilaporkan menyebabkan disfungsi ereksi

atau inkontinensia. Meskipun terapi microwave tidak menyembuhkan BPH, tapi

mengurangi gejala frekuensi kencing, urgensi, tegang, dan intermitensi.

Gambar 16. Microwave Transurethral

2) Transurethral jarum ablasi. Juga pada tahun 1996, FDA menyetujui transurethral

jarum ablasi invasif minimal (TUNA) sistem untuk pengobatan BPH. Sistem TUNA

memberikan energy radiofrekuensi tingkat rendah melalui jarum kembar untuk region

prostat yang membesar. Shields melindungi uretra dari kerusakan akibat panas.

Sistem TUNA meningkatkan aliran urin dan mengurangi gejala dengan efek samping

yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan reseksi transurethral dari prostat (TURP).

Gambar 17. Transurethral Jarum Ablasi Invasif Minimal

3) Thermotherapy dengan air. Terapi ini menggunakan air panas untuk

menghancurkan jaringan kelebihan dalam prostat. Sebuah kateter mengandung

beberapa lubang diposisikan dalam uretra sehingga balon pengobatan terletak di

tengah prostat. Sebuah komputer mengontrol suhu air, yang mengalir ke balon dan

memanaskan jaringan prostat sekitarnya. Sistem ini memfokuskan panas di wilayah

26

Page 27: idmedicine.files.wordpress.com file · Web viewMelatih kerjasama tim dalam penyusunan suatu makalah. Menambah pengetahuan mengenai penyakit Benign Prostatic Hyperplasia. ... Riwayat

yang tepat prostat. Sekitar jaringan dalam uretra dan kandung kemih dilindungi.

Jaringan yang hancur keluar melalui urin

Gambar 18. Thermotherapy dengan Air

4) Intra-Prostatic Stent

Stent prostat dipasang pada uretra prostatika untuk mengatasi obstruksi karena

pembesaran prostat. Stent dipasang intraluminal di antara leher buli-buli dan di

sebelah proksimal verumontanum sehingga urine dapat leluasa melewati lumen uretra

prostatika. Stent temporer dipasang selama 6-36 bulan dan terbuat dari bahan yang

tidak diserap dan tidak mengadakan reaksi jaringan. Stent yang permanen terbuat dari

anyaman dari bahan logam super alloy, nikel atau titanium. Sayangnya setelah

pemasangan kateter ini, pasien masih merasakan keluhan miksi berupa gejala iritatif,

perdarahan uretra atau rasa tidak enak di daerah penis.

Gambar 19. Intra-Prostatic Stent

d. Bedah

1) Operasi transurethral5

27

Page 28: idmedicine.files.wordpress.com file · Web viewMelatih kerjasama tim dalam penyusunan suatu makalah. Menambah pengetahuan mengenai penyakit Benign Prostatic Hyperplasia. ... Riwayat

Pada jenis operasi, sayatan eksternal tidak diperlukan. Setelah memberikan anestesi,

ahli bedah mencapai prostat dengan memasukkan instrumen melalui uretra.

Prosedur yang disebut reseksi transurethral dari prostat (TURP) digunakan untuk 90

persen dari semua operasi prostat dilakukan untuk BPH. Dengan TURP, alat yang

disebut resectoscope dimasukkan melalui penis. The resectoscope, yaitu panjang

sekitar 12 inci dan diameter 1 / 2 inci, berisi lampu, katup untuk mengendalikan

cairan irigasi, dan loop listrik yang memotong jaringan dan segel pembuluh darah.

Cairan irigan yang dipakai adalah aquades . kerugian dari aquades adalah sifatnya

yang hipotonis sehingga dapat masuk melalui sirkulasi sistemik dan menyebabkan

hipotermia relative atau gejala intoksikasi air yang dikenal dengan sindrom TURP.

Ditandai dengan pasien yang mulai gelisah, somnolen dan tekanan darah meningkat

dan terdapat bradikardi. Jika tidak segera diatasi, pasien akan mengalami edema otak

dan jatuh ke dalam koma. Untuk mengurangi risiko timbulnya sindroma TURP

operator harus membatasi diri untuk tidak melakukan reseksi lebih dari 1 jam dan

haru smemasang sistostomi terlebih dauhlu sebelum reseksi diharapkan dapat

mengurangi penyerapan air ke sistemik.

Selama operasi 90-menit, ahli bedah menggunakan loop kawat resectoscope untuk

menghilangkan jaringan obstruksi satu bagian pada suatu waktu. Potongan-potongan

jaringan dibawa oleh cairan ke kandung kemih dan kemudian dibuang keluar pada

akhir operasi. Prosedur transurethral kurang traumatis daripada bentuk operasi terbuka

dan memerlukan waktu pemulihan lebih pendek. Salah satu efek samping yang

mungkin TURP adalah ejakulasi retrograde, atau ke belakang. Dalam kondisi ini,

semen mengalir mundur ke dalam kandung kemih selama klimaks bukannya keluar

uretra.

Selama operasi Pasca bedah dini Pasca bedah lanjutPerdarahan Perdarahan InkontinensiSindrom TURP Infeksi lokal/sistemik Dinsfungsi ereksiPerforasi Ejakulasi retrograde

Striktur uretra

Tabel 4. Berbagai Penyulit TURP, Selama maupun Setelah Pembedahan

28

Page 29: idmedicine.files.wordpress.com file · Web viewMelatih kerjasama tim dalam penyusunan suatu makalah. Menambah pengetahuan mengenai penyakit Benign Prostatic Hyperplasia. ... Riwayat

Gambar 20. (a) alat TURP, (b) cara melakukan TURP, (c) uretra prostatika pasca TURP

Prosedur bedah yang disebut insisi transurethral dari prostat (TUIP), prosedur ini

melebar urethra dengan membuat beberapa potongan kecil di leher kandung kemih, di

mana terdapat kelenjar prostat. Prosedur ini digunakan pada hiperplasi prostat yang

tidak tartalu besar, tanpa ada pembesaran lobus medius dan pada pasen yang umurnya

masih muda.

Gambar 21. Prosedur Trans Uretral Incision Prostat (TUIP)

2) Open surgery5

Dalam beberapa kasus ketika sebuah prosedur transurethral tidak dapat digunakan,

operasi terbuka, yang memerlukan insisi eksternal, dapat digunakan. Open surgery

sering dilakukan ketika kelenjar sangat membesar (>100 gram), ketika ada

komplikasi, atau ketika kandung kemih telah rusak dan perlu diperbaiki.

Prostateksomi terbuka dilakukan melalui pendekatan suprarubik transvesikal (Freyer)

29

(a)

(b)

(c)

Page 30: idmedicine.files.wordpress.com file · Web viewMelatih kerjasama tim dalam penyusunan suatu makalah. Menambah pengetahuan mengenai penyakit Benign Prostatic Hyperplasia. ... Riwayat

atau retropubik infravesikal (Millin). Penyulit yang dapat terjadi adalah inkontinensia

uirn (3%), impotensia (5-10%), ejakulasi retrograde (60-80%) dan kontraktur leher

buli-buli (305%). Perbaikan gejala klinis 85-100%.

3) Operasi laser 5

Kelenjar prostat pada suhu 60-65oC akan mengalami koagulasi dan pada suhu

yang lebih dari 100oC mengalami vaporasi. Teknik laser menimbulkan lebih sedikit

komplikasi sayangnya terapi ini membutuhkan terapi ulang 2% setiap tahun.

Kekurangannya adalah : tidak dapat diperoleh jaringan untuk pemeriksaan patologi

(kecuali paad Ho:YAG coagulation), sering banyak menimbulkan disuri pasca bedah

yang dapat berlangsung sampai 2 bulan, tidak langsung dapat miksi spontan setelah

operasi dan peak flow rate lebih rendah daripada pasca TURP. Serat laser melalui

uretra ke dalam prostat menggunakan cystoscope dan kemudian memberikan

beberapa semburan energi yang berlangsung 30 sampai 60 detik. Energi laser

menghancurkan jaringan prostat dan menyebabkan penyusutan.

Gambar 22. Operasi Laser pada Prostat

a) Interstitial laser coagulation. Tidak seperti prosedur laser lain, koagulasi laser

interstisial tempat ujung probe serat optik langsung ke jaringan prostat untuk

menghancurkannya.

Gambar 23. Interstitial laser coagulation

b) Potoselectif vaporisasi prostat (PVP).

30

Page 31: idmedicine.files.wordpress.com file · Web viewMelatih kerjasama tim dalam penyusunan suatu makalah. Menambah pengetahuan mengenai penyakit Benign Prostatic Hyperplasia. ... Riwayat

PVT a-energi laser tinggi untuk menghancurkan jaringan prostat. Cara sama

dengan TURP, hanya saja teknik ini memakai roller ball yang spesifik dengan

mesin diatermi yang cukup kuat, sehingga mampu membuat vaporasi kelenjar

prostat. Teknik ini cukup aman tidak menimbulkan perdarahan pada saat operasi.

Namun teknik ini hanya diperuntukan pada prostat yang tidak terlalu besar (<50

gram) dan membutuhkan waktu operasi yang lebih lama.

Gambar 24. Potoselectif vaporisasi prostat

e. Kontrol berkala 5

Watchfull waiting

Kontrol setelah 6 bulan, kemudian setiap tahun untuk mengetahui apakah

terdapat perbaikan klinis

Pengobatan penghambat 5α-reduktase

Dikontrol pada minggu ke-12 dan bulan ke-6

Pengobatan penghambat 5α-adrenegik

Setelah 6 minggu untuk menilai respon terhadap terapi dengan melakukan

pemeriksaan IPSS uroflometri dan residu urin pasca miksi

Terapi invasive minimal

Setelah 6 minggu, 3 bulan dan setiap tahun. Selain dilakukan penilaian skor

miksi, juga diperiksa kultur urin

Pembedahan

Paling lambat 6 minggu pasca operasi untuk mengetahui kemungkinan penyulit.

BAB IV

PENUTUP

31

Page 32: idmedicine.files.wordpress.com file · Web viewMelatih kerjasama tim dalam penyusunan suatu makalah. Menambah pengetahuan mengenai penyakit Benign Prostatic Hyperplasia. ... Riwayat

Kesimpulan

BPH merupakan pembesaran kelenjar prostat yang bersifat jinak yang hanya

timbul pada laki-laki yang biasanya pada usia pertengahan atau lanjut.

Beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya hiperplasia prostat

jinak adalah : (1) Teori Dihidrotestosteron, (2) Adanya ketidakseimbangan antara

estrogen-testosteron, (3) Interaksi antara sel stroma dan sel epitel prostat, (4)

Berkurangnya kematian sel (apoptosis), dan (5) Teori Stem sel.

Sistem skoring I-PSS terdiri atas 7 pertanyaan yang berhubungan dengan keluhan

miksi (LUTS) dan 1 pertanyaan yang berhubungan dengan kualitas hidup pasien.

Skor ringan (0-7), sedang (8-19), berat (≥ 20)

Penatalaksanaannya dengan menggunakan skor IPSS, jika ringan maka watcful

waiting, jika skor sedang maka dilakukan medikamentosa, dan jka skor berat

maka dilakukan tindakan operasi (terbuka atau tertutup).

DAFTAR PUSTAKA

32

Page 33: idmedicine.files.wordpress.com file · Web viewMelatih kerjasama tim dalam penyusunan suatu makalah. Menambah pengetahuan mengenai penyakit Benign Prostatic Hyperplasia. ... Riwayat

1. Sjamsuhidayat, Jong WD.1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisis 4. Jakarta : Penerbit

Buku Kedokteran EGC

2. Fawzy A, Pool JL. 2010. Benign Prostatic Hypertrophy and the Role of Alpha

Adrenergic Blockade. http://www.medscape.com/viewprogram/2010

3. Gardjito W.Retensi Urin : Permasalahan dan Penatalaksanaan. JURI 1994; 4: 18-26

4. Wang D, Foo KT. 2010. Staging of Benign Prostate Hyperplasia is helpful in patients

with LUTS suggestive of Benign Prostate Hyperplasia. Ann, Acad. Med.

Singapore ; 39

5. Purnomo,B. 2011. Dasar-dasar Urologi : Hiperplasia Prostat Beigna. Edisi 3. Jakarta:

Sagung Seto

33