divpenhmtmulm.files.wordpress.com  · Web viewmakalah. perencanaan pengendalian produksi (hmkb....

36
MAKALAH PERENCANAAN PENGENDALIAN PRODUKSI (HMKB 764 ) PERAMALAN PENJUALAN MOTOR DI INDONESIA MENGGUNAKAN METODE MASTER PRODUCTION SCHEDULE DisusunOleh : ISMAIL MANSYURSYAH (H1F114026) PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

Transcript of divpenhmtmulm.files.wordpress.com  · Web viewmakalah. perencanaan pengendalian produksi (hmkb....

MAKALAH

PERENCANAAN PENGENDALIAN PRODUKSI

(HMKB 764 )

PERAMALAN PENJUALAN MOTOR DI INDONESIA MENGGUNAKAN

METODE MASTER PRODUCTION SCHEDULE

DisusunOleh :

ISMAIL MANSYURSYAH (H1F114026)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2016

STRUKTUR ORGANISASI

REKTOR UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc

WAKIL REKTOR UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Dr. Ahmad Alim Bachri, SE., M.Si

DEKAN FAKULTAS TEKNIK

Dr. Ing. Yulian Firmana Arifin, ST., MT

WAKIL DEKAN III FAKULTAS TEKNIK

Nurhakim, ST., MT

WAKIL DEKAN II FAKULTAS TEKNIK

Maya Amalia, ST., M.Eng

WAKIL DEKAN I FAKULTAS TEKNIK

Dr. Chairul Irawan, ST., MT

DOSEN PENGAMPUH

Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah Amd. Hyp, ST, M.Kes.

KEPALA PRODI TEKNIK MESIN

Achmad Kusairi S, ST,. MT., MM.

MAHASISWA

Ismail Mansyursyah H1F114026

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah

ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ Peramalan

Penjualan Motor di Indonesia Metode Master Production Schedule “.

Makalah ini berisikan tentang pindah nya Peramalan Penjualan Motor di

Indonesia Honda Metode Master Production Schedule, atau yang lebih

khususnya membahas tenang perencanaan pengendalian produksi. Diharapkan

makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang apa itu

perencanaan pengendalian produksi. Saya menyadari bahwa makalah ini masih

belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat

membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada pihak yang telah berperan

serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT

senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ i

DAFTAR ISI.............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1

1.1 Latar belakang masalah.........................................................1

1.2 Tujuan penulisan....................................................................3

BAB II PEMBAHASAN............................................................................4

2.1 Pengendalian Produksi..........................................................4

2.2 Pengendalian Persediaan Dan Kualitas.................................6

2.3 Peramalan..............................................................................10

2.4 Master Production Schedule..................................................15

2.5 Peramalan Kendaraan...........................................................15

BAB III PENUTUP....................................................................................19

3.1 kesimpulan.............................................................................19

3.2 saran......................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh

peralatan teknik untuk pergerakannya, dan digunakan untuk transportasi

darat. Umumnya kendaraan bermotor menggunakan mesin pembakaran

dalam (perkakas atau alat untuk menggerakkan atau membuat sesuatu yg

dijalankan dengan roda, digerakkan oleh tenaga manusia atau motor

penggerak, menggunakan bahan bakar minyak atau tenaga alam).

Kendaraan bermotor memiliki roda, dan biasanya berjalan di atas jalanan.

kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik untuk

pergerakkannya, dan digunakan untuk transportasi darat. Umumnya

kendaraan bermotor menggunakan mesin pembakaran dalam, namun motor

listrik dan mesin jenis lain (misalnya kendaraan listrik hibrida dan hibrida

plug-in) juga dapat digunakan. Kendaraan bermotor memiliki roda, dan

biasanya berjalan di atas jalanan. Jenis-jenis kendaraan bermotor dapat

bermacam-macam, mulai dari mobil, bus, sepeda motor, kendaraan off-road,

truk ringan, sampai truk berat. Klasifikasi kendaraan bermotor ini bervariasi

tergantung masing-masing negara. ISO 3833:1977 adalah standar untuk tipe

dan definisi kendaraan darat.

Berdasarkan UU No. 14 tahun 1992 yang dimaksud dengan peralatan

teknik dapat berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk

mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak

kendaraan bermotor yang bersangkutan. Pengertian kata berada dalam

ketentuan ini adalah terpasang pada tempat sesuai dengan fungsinya.

Termasuk dalam pengertian kendaraan bermotor adalah kereta gandengan

atau kereta tempelan yang dirangkaikan dengan kendaraan bermotor

sebagai penariknya

Dari perbandingan kebutuhan kapasitas waktu produksi RCCP dengan

kapasitas waktu tersedia pada proses pengatur panjang pendek karung

dengan rincian : 16892.01 jam/tahun, pada proses pemotongan karung

dengan rincian : 13657.35 jam/tahun, sedangkan proses menekan produk

jadi untuk dipacking sdengan rincian : 15283.74 jam/tahun sudah memenuhi

kebutuhan kapasitas produksi atau sudah optimal. Sedangkan proses

pencampuran bahan baku waktu tersediadengan rincian : 11894.51

jam/tahun, proses pembuatan benang dengan rincian : 12547.59 jam/tahun

proses pemintalan untuk membentuk karung dengan rincian : 22825.43

jam/tahun, proses penjahitan karung dengan rincian : 7065.15 jam/tahun

belum memenuhi kebutuhan kapasitas produksi dikarenakan kapasitas

waktu tersedia lebih kecil dari kapasitas waktu produksi RCCP sehingga

terjadi kekurangan waktu produksi tersedia, perusahaan perlu melakukan

penambahan tenaga kerja, dengan cara melakukan pemindahan tenaga

kerja dari stasiun kerja proses pngatur panjang pendek karung yang semula

3 pekerja menjadi 2 pekerja, karena 1 pekerja dipindahkan pada proses

pencampuran bahan baku dan untuk mesin lainnya tidak ada pemindahan

mesin karena sudah cukup dan kapasitas waktu produksi sudah optimal.

Sedangkan mesin yang belum memenuhi kapasitas waktu tersedia maka

perusahann sebaiknya melakuan peningkatan kapasitas mesin.

1.2 Tujuan Penulisan

1. Memahami apa itu pengendalian produksi

2. Untuk mengetahui penjualan motor kedepannya

3. Untuk mengetahui apa itu motor

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengendali Produksi

a) Pengertian

pengendalian produksi adalah berbagai kegiatan dan metode yang

dignakan oleh majemen perusahaan untuk mengelolah, mengatur,

mengkoordinir, dan mengarahkan proses produksi (peralatan, bahan baku,

mesin, tenaga kerja) kedalam suatu arus aliran yang memberikan hasil

dengan jumlah biaya yang seminimal mungkin dan waktu yang secepat

mungkin. Pengendalian produksi yang dilaksnakan pada  perusahaan yang

satu dengan yang perusahaan yang lain akan berbeda-beda terghantung

pada sistem kebijaksanaan perusahaan yang digunakan.  Pengendalian

produksi dapat dilakaukan:

1. Order Control: Perusahaaanyang beroperasi berdasarkan pesanan

dari konsumen sehingga kegiatan operasionalnya juga tergantunmg

pada pesanan tsb.

2. Follow Control: Perusahaan yang  beroperasi untuk menghasilkan

produk standar sehingga sebagian produk merupakan produk untuk

persediaan dalam jumlah besar.

Pengendalian keduanya bertujuan sama bagaimana jangka waktu arus

material apakah suda sesuai dengan yang direncanakan demikian juga

bagaimana transportasi dari pabrik proses produksi) ke gudang dan dari

gudang ke tempat penyimpanan.

b) Tahap dalam pengendalian produksi (fungsinya)

1. Production forecasting

Production porecasting adalah peramalan produksi untuk

mengetahui jumlah dan manfaat produksi yang akan dibuat di masa

yang akan datang,sehingga kalau terjadi penyimpangan akan cepat

diadakan penyesuaian produksi dimas ayang akan datang. Dengan

melaksanakan peramalan produksi, perusahaan dapat menyusun

anggaran operasionalnya untuk pedoman kerja, penggunaan

kapasitas produksi seoptimal mungkin, menstabilkan kesempatan

kerja karena erdapanya kestabilan dan kepastian jumlah produksi

dimasa yang akan datang.

2. Routing

Routing adalah kegiatan untuk menetukan urutan-urutan proses

dan penggunaan alat produksinya dari bahan mentah smapi menjadi

produk akhir, sehingga sebelum produksi dimulai maslah sudah

tercantum pada rout sheet.

3. Schedulling

Schedulling adalah kegiatan untuk membuat jadwal proses

produksi sebagai satu kesatuan dari awal proses samapai selesai

proses produksi . Scehedulling ini dlaksanakan untuk mengetahui

berapa waktu yang dibutuhkan setiap tahap pemrosesan sesuai

dengan urutan- urutan routenya. Oleh kaena itu untuk membantu

keberhasilan tahap ini lebih baik melakukan “time and mention study”

sehingga dapat ditentukan stanndar hasil kerjanya.

4. Dipatching

Dipatching adalah suatu proses untuk pemberian perin tah untuk

melaksanakan pekerjaan sesuai dengan routing dan schedulling yang

dibuat.

5. Follow up

Follow up adalah kegiatan untuk menghilangkan terjadinya

penundaan/keterlambatan kerja dan mendorong terkoordinasinya

pelaksaan kerja.

2.2 Pengendalian persediaan dan kualitas

a) Pengendalian persediaan bahan baku

Bahan baku merupakan salah satu faktor pembentuk terjadinya

barang jadi sehhingga segala sesuatu yang menyangkut bahan baku

harus benar-benar diperhatikan. Masalah tersebut diantaranya:

1. Bagaimana  jumlah bahan baku yang tersedia  tidak kurang karena

akan mengganggu jalannya proses produksi.

2. Bagaiman bahan baku agar jangan terlalu berlebihan karena

merupakan pemborosan kalau terlalu lama.

3. Bagaiman agar biaya ekstra yang digunakan untuk memesan bahan

baku yang  kurang (karena mengejar target jumlah produksi dan

kapasitas mesin yang terpakai) tidak terlalu merugikan dan

sebagainya.

Dengan adanya pengendalian bahan baku maka perusahaan akan

berusaha untuk menyediakan bahan baku yang diperlukan dalam proses

produksi sedemikian rupa agar berjalan dengan lancar tanpa terjadi

kekuarangan persediaan atau kelebihan persediaan. Ada suatu cara

untuk menentukan berapa sebenarnya jumlah bahan baku yang perlu

disediakan perusahaan dengan biaya yang paling minimun (dalam arti

paling menguntungkan perusahaan). Caranya adalah dengan

menggunakan analisa EOQ (Economical Order Quantity). Dengan kata

lain perusahaan perusahaan kan mempunyai persediaan yang paling

menguntungkan jikamelakukan pemesanan yang ekonomis. Faktor-faktor

yang mempengaruhi EOQ adalah sebagai berikut:

a. jumlah kebutuhan bahan baku per tahun (B)

b. Biaya pemesanan (BP)

c. Biaya penyimpanan (BS)

d. Harga bahan baku (H)

Kalau djadikan suatu  rumus EOQ aadalah:

b) Pengendalian kualiatas (Quality Control)

Pengendalian kualitas merupakan suatu proses untuk

menentukan barang-barang yang rusak dan diusahan untuk dikurangi

serta mempertahankan barang-barang yang sudah baik kemudian

mengontrol agar hasil produksi di waktu yang akan datang tidak lagi

mengalami penurunan kualitas atau kerusakan.

Untuk menentukan apakah barang tersebut rusak atau lebih baik

mutunya, perusahaan biasanya menetukan produk standar. Dengan

demikian pengendalian kualitas itu dilakuakan sejak awal proses.

Barang dalam proses sampai barang jadi sehingga sejak awal

perusahaan dapat menelusuri pada tahap proses yang mana yang

menyebabkan terjadinya kerusakan barang. Jika pengendalian

proses baik maka perusahaan akan beruntung karena mempunyai

andil dalam meminimunkan biaya proses produksi sebagai berikut:

1. Menentukan standar kualitas baik dalam hal ukuran, daya tahan,

warna, bentuk, harga dsb dengan memakai peralatan yang

standar.

2. Mencari pemeriksa atau controler yang mempunyai kecakapan

yang dibutuhkan baik mengenai pemakaian peralatan maupun

pemeliharaannya.

3. Tujuan pengendalian kualaitas adalah untuk meminimunkan

biaya proses produksi sehingga dananya dapat dimanfaatkan

untuk kegiatan yang lebih produktif.

c) Pengendaian Biaya dan Pemeliharaan

1. Pengendalian biaya produksi

Pengendalian biaya produksi dilakukan untuk mengetahui

berapa besarnya volume penjualan yang menghasilkan

keuntungan, kerugian atau hanya cukup untuk menutup biaya

total yang telah dikeluarkan perusahaan. Denga meneliti lebih

cermat biaya-biaya apa saja yang dibutuhkan dalam proses

produksi maka dapat dianalisa beberapa volume penjualan yang

terjual diperusahaan tersebut beserta pendapatan yang diperoleh

dari hasil  penjualan tersebut.

Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak

dipengaruhi oleh jumlah barang yang diproduksikan dan dpat

berubah persatuan dalam batas range tertentu. Contoh: gaji

tenaga kerja, biaya pemeliharaan gedung, depresiasi, bunga,

sewa dan lain-lain.

Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya tergantung

oleh jumlah barang yang diproduksi perusahaan, secara

keseluruhan jumlah totalnya berubah tetapi per satuan unitnya

tetap. Contoh: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja lansung,

biaya bahan penolong dsb.

2. Pemeliharaan dan penggantian fasilitas produksi

Pemeliharaan dan penggantian fasilitas produksi dilakukan

dalam rangka mempertahankan tingkat produktivitas mesin dan

peralatan lainnya. Untuk menunjang kegiatan ini perlu disusun

jadwal rutin mengenai saat pemeliharaan sesuai dengan

kemampuan tenaga kerja bagian servis tetapi jangan smpai baru

diperiksa kalau sudah mengalami keruskan berat. Jadi

pemeliharaan ini merupakan usaha pencegahan (pretentif),

jangan smapai suatu mesin sudah rusak berat pada saat

dilakukan pem,periksaan. Pemeliharaan dan penggantian fasilitas

produksi membutuhkan dana yang besar karena biasanya

menyangkut mesin dan peralatan operasi kegiatan perusahaan

dimana dana yang diinvestasikan tersebut berjumlah besar dan

jangkla waktu pengembaliannya relatif lama. Kapan suatu mesin

perlu diganti atau hanya cukup dipelihara saja, ini biasaya

tergantu pada kerusakannya dan hasil kualitas produksi yang

diproduksinya apakah mempunyai standar kualitas yang sama

atau tidak serta bagaiman dilihat dari sudut untung ruginya

(secara ekonomis) apakah lebih menguntungkan diperbaiki sja

atau diganti mesin/peralatan yang baru. Jadi kegiatan

perusahaan ini sangat tergantung pada pertimbanga-

pertimbangan:

a) Dana yang tersedia pada perusahaan.

b) Kebijaksanaan yang diambil perusahaan.

c) Standar kualitas pproduk.

d) Kemampuan tenaga kerja bagian servis, dsb.

2.3 Peramalan

a) Definisi dan Tujuan Peramalan

Peramalan adalah proses perkiraan (pengukuran) besarnya atau

jumlah sesuatu pada waktu yang akan datang berdasarkan data pada

masa lampau yang dianalisis secara ilmiah khususnya menggunakan

metode statistika (Sudjana, 1989 : 254). Peramalan adalah dasar dari

segala jenis perencanaan dimana hal ini sangat diperlukan untuk

lingkungan yang tidak stabil yaitu menjembatani antara sistem dengan

lingkungan (Makridakis dkk, 1993:24). Perkiraan atau pengukuran dapat

dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Perkiraan secara kualitatif

biasanya menggunakan pendapat dari para ahli pada bidangnya,

sedangkan perkiraan secara kuantitatif meggunakan metode statistik dan

matematik yang selanjutnya metode ini banyak dipakai, salah satu

diantaranya adalah metode deret berkala (Awat, 1990). Dalam ilmu sosial

segala sesuatu serba tidak pasti dan sukar untuk diperkirakan secara

tepat, maka dalam hal ini perlu adanya suatu metode peramalan. Ada dua

jenis model peramalan yang utama yaitu model deret berkala dan model

regresi (Sudjana, 1989). Pada model deret berkala pendugaan masa

depan dilakukan berdasarkan nilai pada masa lalu dari suatu variabel dan

kesalahan pada masa lalu. Tujuan model deret berkala adalah

menemukan pola dalam deret data histories dan mengekstrapolasikan

pola tersebut ke masa depan. Sedangkan model regresi mengasumsikan

bahwa faktor yang diramalkan menunjukan suatu hubungan sebab akibat

dengan satu atau lebih variabel bebas. Peramalan digunakan untuk

mengetahui kapan suatu peristiwa akan terjadi atau timbul, sehingga

tindakan yang tepat dapat dilakukan. Hal ini berlaku jika waktu tenggang

merupakan alasan utama bagi perencanaan dan peramalan. Peramalan

merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan

efisien (Makridakis dkk, 1993:3). Dalam membuat peramalan diupayakan

supaya pengaruh ketidakpastian dapat diminimumkan. Dengan kata lain

ramalan bertujuan agar perkiraan yang dibuat dapat meminimumkan

kesalahan memprediksi (forecast error). Forecast Error bisa diukur

dengan Mean Absolute Error (MAE) yaitu rata-rata nilai Absolute Error

dari kesalahan meramal (tidak

b) Definisi dan Tujuan Peramalan

Peramalan adalah proses perkiraan (pengukuran) besarnya atau

jumlah sesuatu pada waktu yang akan datang berdasarkan data pada

masa lampau yang dianalisis secara ilmiah khususnya menggunakan

metode statistika (Sudjana, 1989 :254). Peramalan adalah dasar dari

segala jenis perencanaan dimana hal ini sangat diperlukan untuk

lingkungan yang tidak stabil yaitu menjembatani antara sistem dengan

lingkungan (Makridakis dkk, 1993:24). Perkiraan atau pengukuran dapat

dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Perkiraan secara kualitatif

biasanya menggunakan pendapat dari para ahli pada bidangnya,

sedangkan perkiraan secara kuantitatif meggunakan metode statistik dan

matematik yang selanjutnya metode ini banyak dipakai, salah satu

diantaranya adalah metode deret berkala (Awat, 1990).

Dalam ilmu sosial segala sesuatu serba tidak pasti dan sukar

untuk diperkirakan secara tepat, maka dalam hal ini perlu adanya suatu

metode peramalan. Ada dua jenis model peramalan yang utama yaitu

model deret berkala dan model regresi (Sudjana, 1989). Pada model

deret berkala pendugaan masa depan dilakukan berdasarkan nilai pada

masa lalu dari suatu variabel dan kesalahan pada masa lalu. Tujuan

model deret berkala adalah menemukan pola dalam deret data histories

dan mengekstrapolasikan pola tersebut ke masa depan. Sedangkan

model regresi mengasumsikan bahwa faktor yang diramalkan

menunjukan suatu hubungan sebab akibat dengan satu atau lebih

variabel bebas. Peramalan digunakan untuk mengetahui kapan suatu

peristiwa akan terjadi atau timbul, sehingga tindakan yang tepat dapat

dilakukan. Hal ini berlaku jika waktu tenggang merupakan alasan utama

bagi perencanaan dan peramalan. Peramalan merupakan alat bantu yang

penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien (Makridakis dkk,

1993:3). Dalam membuat peramalan diupayakan supaya pengaruh

ketidakpastian dapat diminimumkan. Dengan kata lain ramalan bertujuan

agar perkiraan yang dibuat dapat meminimumkan kesalahan memprediksi

(forecast error).

Peramalan merupakan kegiatan memperkirakan peristiwa yang

akan terjadi pada masa yang akan datang. Kegunaan dari peramalan

terlihat pada saat pengambilan keputusan. Keputusan yang baik adalah

keputusan yang didasarkan atas pertimbangan apa yang akan terjadi

pada waktu keputusan itu dilaksanakan. Penggunaan teknik peramalan

diawali dengan pengeksplorasian kondisi (pola data) pada waktu-waktu

yang lalu guna mengembangkan model yang sesuai dengan pola data itu

dengan asumsi bahwa pola data pada waktu yang lalu itu akan berulang

lagi pada waktu yang akan datang. Ramalan diperlukan untuk

memberikan informasi sebagai dasar untuk membuat suatu keputusan

dalam berbagai kegiatan. Peramalan yang baik merupakan peramalan

yang dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah atau prosedur yang

baik. Pada dasarnya ada tiga langkah peramalan yang penting

(Makridakis dkk, 1993:24),yaitu :

1. Menganalisa data masa lalu.

2. Menentukan metode yang dipergunakan.

3. Memproyeksikan data yang lalu dengan menggunakan metode

yang dipergunakan dan mempertimbangkan adanya beberapa

faktor perubahan.

c) Hubungan Peramalan dengan Rencana

Peramalan merupakan alat bantu penting dalam perencanaan

yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Peramalan

jumlah pengunjung memegang peranan penting dalam perencanaan dan

pengambilan keputusan khususnya penyediaan sarana prasarana

pelayanan dan untuk menambah daya tarik objek wisata. Peramalan

merupakan prediksi nilai-nilai sebuah variabel berdasarkan pada nilai

yang diketahui dari variabel tersebut atau variabel yang berhubungan,

yang didasarkan pada data historis dan pengamatan (Makridakis dkk,

1993:24). Rencana merupakan penentuan apa yang akan dilakukan pada

masa yang akan datang, sehingga disimpulkan bahwa peramalan dengan

rencana ada perbedaan (Subagyo, 1986:3). Dalam bidang sosial

ekonomi, meskipun tidak bisa membuat peramalan yang persis sama

dengan kenyataan, tetapi bukan berarti peramalan ini tidak penting.

Peramalan sangat penting sebagai pedoman dalam pembuatan rencana.

Kegiatan dengan menggunakan peramalan akan jauh lebih baik dari pada

tanpa peramalan sama sekali. Peramalan telah banyak digunakan dan

membantu dengan baik berbagai manajemen sebagai dasar-dasar

perencanaan, pengawasan dan pengambilan keputusan (Subagyo,

1986:3).

d) Hubungan Peramalan dengan Rencana

Peramalan merupakan alat bantu penting dalam perencanaan

yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Peramalan

jumlah pengunjung memegang peranan penting dalam perencanaan dan

pengambilan keputusan khususnya penyediaan sarana prasarana

pelayanan dan untuk menambah daya tarik objek wisata. Peramalan

merupakan prediksi nilai-nilai sebuah variabel berdasarkan pada nilai

yang diketahui dari variabel tersebut atau variabel yang berhubungan,

yang didasarkan pada data historis dan pengamatan (Makridakis dkk,

1993:24). Rencana merupakan penentuan apa yang akan dilakukan pada

masa yang akan datang, sehingga disimpulkan bahwa peramalan dengan

rencana ada perbedaan (Subagyo, 1986:3). Dalam bidang sosial

ekonomi, meskipun tidak bisa membuat peramalan yang persis sama

dengan kenyataan, tetapi bukan berarti peramalan ini tidak penting.

Peramalan sangat penting sebagai pedoman dalam pembuatan rencana.

Kegiatan dengan menggunakan peramalan akan jauh lebih baik dari pada

tanpa peramalan sama sekali. Peramalan telah banyak digunakan dan

membantu dengan baik berbagai manajemen sebagai dasar-dasar

perencanaan, pengawasan dan pengambilan keputusan (Subagyo,

1986:3).

2.4 Master Production Schedule

Master Production Schedule atau yang biasa juga disebut Jadwal Induk

Produksi merupakan salah satu fungsi manajemen. Dalam MPS dapat di

tentukan langkah-langkah yang perlu diambil oleh pimpinan untuk mencapai

tujuan perusahaan dengan mempertimbangkan masalah-masalah yang

mungkin timbul dimasa yang akan datang. Hasil dari MPS adalah sebuah

rencana kerja dimana merupakan alternatif yang baik untuk mencapai tujuan

yang ditetapkan. MPS merupakan pernyataan akhir mengenai “berapa”

banyak itemitem akhir yang harus diproduksi dan “kapan” harus diproduksi.

Biasanya MPS dikembangkan untuk periode waktu mingguan selama 6

(enam) sampai 12 (dua belas) kedepan. Didalam menentukan Master

Production Schedule yang baik maka diperlukan suatu hasil ramalan yang

baik sehingga dapat didapat suatu rencana produksi yang sesuai dengan

kebutuhan pasar. Untuk membantu proses peramalan maka muncul

beberapa teori / metode tentang peramalan.

2.5 Peramalan Kendaraan

Metode peramalan yang digunakan adalah MPS (master production

schedule) yaitu salah satu cara untuk meramalkan permintaan barang

dengan menggunakan persentase dari data-data masa lalu, berikut

pemaparan perhitungannya.

Periode (bulan) 1 2 3 4 5 6

Honda 348626 339128 380019 203659 388847 423256Yamaha 120158 112145 127,224 91015 123972 119717Suzuki 1833 3109 378 38 6445 4628

Keterangan :

Persentase= jumlah penjualadalam6bulan

total jumlah dari3macam kendaraan

Periode (bulan) 1 2 3 4 5 6 Total Present

aseHonda 348626 339128 380019 203659 388847 423256 2083535 74,57%

Yamaha 120158 112145 127224 91015 123972 119717 694231 24,85%Suzuki 1833 3109 378 38 6445 4628 16431 0,59%Total 470617 454382 507621 294712 519264 547601 2794197 100,00%

Persentase = 2083535∑dt

=74,57%........................................................(2.1)

= 694231∑dt

=24,85%..........................................................(2.2)

= 16431∑dt

=0,59%..............................................................(2.3)

dt’ = a + b x t........................................................................................(2.4)

t t^2 dt t*dt dt'1 1 470617 470617 439509,7142 4 454382 908764 449985,6293 9 507621 1522863 460461,5434 16 294712 1178848 470937,4575 25 519264 2596320 481413,3716 36 547601 3285606 491889,286

21 91279419

7 9963018 2794197

a2,54E+08 2,09E+08 4,5E+07 429033,

8546 441 105

b5977810

85867813

7109997

1 10475,91

546 441 105

dt’ = 3845 + (-196,6) x t.......................................................................(2.5)

t dt'7 502.365

8 512.841

Periode (bulan) 1 2 3 4 5 6 7 8 Total Presentase

Honda 348626

339128

380019

203659

388847

423256

2.876.614 75,58%

Yamaha

120158

112145

127224

91015

123972

119717

910.064 23,91%

Suzuki 1833

3109 378 38 644

5462

8

22.725 0,60%

Total 470617

454382

507621

294712

519264

547601

3.806.224 100%

Untuk mendapatkan data peramalan pada bulan ke 7 dan 8 yaitu

dengan mengalika persentase data historis dan dt’ dari bulan ke 7 dan 8,

maka akan didapatkan data sebagai berikut.

Presentase Periode (bulan) 7 8

78,12% Honda 392.448 400.63121,26% Yamaha 106.803 109.030

0,62% Suzuki 3.1153.180

Hasil peramalan untuk bulan 7 dan 8 didapatkan data sebagai

berikut:

Periode (bulan) 1 2 3 4 5 6 7 8 Total Presentase

Honda 348626

339128

380019

203659

388847

423256

392.448

400.631

2.876.614

75,58%

Yamaha 120158

112145

127224

91015

123972

119717

106.803

109.030

910.064

23,91%

Suzuki 1833

3109 378 38 644

5462

83.11

5

3.180

22.725

0,60%

Total 470617

454382

507621

294712

519264

547601

502365

509661

3.806.224 100%

Hasil peramal diatas menunjukan Honda pada bulan ke 6

mendapatkan penjualan tertinggi sedangkan pada bulan ke 4 mendapatkan

penjualan terendah, Yamaha pada bulan ke 4 mendapatkan penjualan

tertinggi sedangkan pada bulan ke 2 mendapatkan penjualan terendah,

Suzuki pada bulan ke 5 mendapatkan penjualan tertinggi sedangkan pada

bulan ke 4 mendapatkan penjualan terendah.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hasil Master Production Schedule (MPS) yang telah dilakukan maka

dapat disimpulkan bahwa. Dari hasil pengujian terhadap Master Production

Schedule (MPS) pada penjualan kendraan di Indonesia, dapat disimpulkan

bahwa metode ini dapat bekerja dengan baik. Dengan keterbatasan data

atau sedikitnya data historis maka hasil yang didapatkan tidak 100%

akurat.

3.2 Saran

Sistem ini masih banyak terdapat kekurangan sehinga untuk

pengembanga lebih lanjut disarankan agar Sistem Master Production

Schedule (MPS) dikembangkan dengan menambah perhitungan jumlah

material yang diperlukan untuk masa akan datang dan pada pengambilan

data disarankan untuk memperbanyak data historis agar mendapatkan

data masa depan yang akurat.

Daftar Pustaka

Ahlan. 2011. Perencanaan Produksi PPC 1. Bandung : Unikom

Aribowo, B. 2008. Modul Peramalan untuk Mata Kuliah Sistem Produksi. Jakarta:

Universitas Mercu Buana

Astana, I.N.Y. 2007. Perencanaan Persediaan Bahan Baku berdasarkan Metode

MRP (Material Requirements Planning). Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol.

11. No. 2. Pp. 184-194

Baroto, Teguh, 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Jakarta : Ghalia

Indonesia.

Biegel, John, E. 1992. Pengendalian Produksi – Suatu Pendekatan Kuatitatif.

Jakarta : Penerbit Akademika Pressindo

Djie Inti Sariani Jianta, 2011. Analisis Peramalan Penjualan Dan Penggunaan

Metode Linear Programming Dan Decision Tree Guna Mengoptimalkan

Keuntungan Pada Pt Primajaya Pantes Garment. Analisis Peramalan

Penjualan (Inti Sariani Jianta Djie) Jakarta Barat.

Ginting, Rosnani. 2007. Sistem Produksi. Yogyakarta : Graha Ilmu

Heizer dan Render. 2009. Managemen Operasi Buku 1. Salemba 4. Jakarta

Ishak, A. 1967. Manajemen Operasi, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kusuma, Hendra. 2002 Manajemen Produksi: Perencanaan dan Pengendalian

Produksi. Penerbit ANDI. Yogyakarta

Kusuma, Hendra. 2009. Manajemen Produksi: Perencanaan dan Pengendalian

Produksi. Penerbit ANDI. Yogyakarta

Makridakis, S., Wright, W. dan Steven C., 1998, Metode dan Aplikasi Peramalan,

Jakarta: Erlangga, Edisi kedua Jilid 1.

Ma’arif, Syamsul. 2005. Manajemen Operasi. Grasindo. Jakarta

Nasution, Arman Hakim, 1999, Perencanaan dan Pengendalian Produksi,

Surabaya: Guna Widya.

Nasution, Arman Hakim. 2003. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Guna

Widya. Surabaya

Nasution, Arman Hakim, dkk. 2008, Perencanaan dan Pengendalian Produksi,

Yogyakarta : GRAHA ILMU

Prasetya, Hery. 2009. Manajemen Operasi. PT. Buku Kita. Jakarta

Purnomo, Hari, (2004), Pengantar Teknik Industri, Graha lmu, Yogyakarta.

Rangkuti, Fredy. 2004. Manajemen Persediaan. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada.

Stevenson, William, jand Chuhong. Sum, Chee. 2010. Operations Management :

An Asian Perspevtive. Singapure: MeGraw-Hill Education (Asia)

Tampubolon, Manahan P. 2004 Manajemen Operasi (Operations Management)

Jakarta : Ghalia Indonesia

Wahyu Pramita, Haryanto Tanuwijaya, 2010. Penerapan Metode Exponential

Smoothing Winter Dalam Sistem Informasi Pengendalian Persediaan

Produk Dan Bahan Baku Sebuah Cafe. Seminar Nasional Informatika

2010 (Semnasif 2010) Issn: 1979-2328 Upn ”Veteran” Yogyakarta, 22 Mei

2010.