TPS Dan Kerjasama 764 1501 1 SM

7
UPEJ 1 (1) (2012) Unnes Physics Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej © 2012 Universitas Negeri Semarang ISSN NO 2257-6935 Info Artikel Abstrak Abstract PENINGKATAN KERJASAMA SISWA SMP MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN THINK PAIR SHARE Enis Nurnawati, Dwi Yulianti, Hadi Susanto Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Semarang, Semarang, Indonesia Sejarah Artikel: Diterima Maret 2012 Disetujui Maret 2012 Dipublikasikan Mei 2012 Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama dan hasil belajar siswa kelas VIII MTs Negeri Pecangaan Jepara melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain control group pretestposttest. Data hasil kerjasama siswa diperoleh dari lembar angket dan lembar observasi. Hasil belajar kognitif diperoleh dari lembar evaluasi berupa tes pilihan ganda, sedangkan hasil belajar afektif dan psikomotorik diperoleh dari lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share pada pokok bahasan alat optik menunjukkan kerjasama dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan Alamat korespondensi: e-mail: [email protected] Kata Kunci: kerjasama kooperatif Think Pair Share The aims of this research were to increase student’s teamwork and learning outcomes in 8th grade of MTs Negeri Pecangaan in Bawu Jepara through cooperative learning type of Think Pair Share. This research include the experiment research with control group pre-test-post-test design. Data of student’s teamwork outcome given by questionnaire and observation sheets. The cognitive outcome given by evaluation sheet with multiple choices type, whereas affective and psycomotor outcomes given by observation sheets. The results showed that the use of cooperative learning type Think Pair Share in the subject of optics instruments does increase student’s teamwork and student’s learning outcomes.

description

metode

Transcript of TPS Dan Kerjasama 764 1501 1 SM

Page 1: TPS Dan Kerjasama 764 1501 1 SM

UPEJ 1 (1) (2012)Unnes Physics Education Journal

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej

© 2012 Universitas Negeri SemarangISSN NO 2257-6935

Info Artikel Abstrak

Abstract

PENINGKATAN KERJASAMA SISWA SMP MELALUI PENERAPANPEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN THINK PAIR SHAREEnis Nurnawati, Dwi Yulianti, Hadi SusantoJurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Semarang, Semarang, Indonesia

Sejarah Artikel:Diterima Maret 2012Disetujui Maret 2012Dipublikasikan Mei 2012

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama dan hasil belajar siswakelas VIII MTs Negeri Pecangaan Jepara melalui penerapan model pembelajarankooperatif tipe Think Pair Share. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimendengan desain control group pre­test­post­test. Data hasil kerjasama siswa diperolehdari lembar angket dan lembar observasi. Hasil belajar kognitif diperoleh darilembar evaluasi berupa tes pilihan ganda, sedangkan hasil belajar afektif danpsikomotorik diperoleh dari lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkansetelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share padapokok bahasan alat optik menunjukkan kerjasama dan hasil belajar siswamengalami peningkatan

Alamat korespondensi:e-mail: [email protected]

Kata Kunci:kerjasamakooperatifThink Pair Share

The aims of this research were to increase student’s teamwork and learningoutcomes in 8th grade of MTs Negeri Pecangaan in Bawu Jepara throughcooperative learning type of Think Pair Share. This research include theexperiment research with control group pre-test-post-test design. Data of student’steamwork outcome given by questionnaire and observation sheets. The cognitiveoutcome given by evaluation sheet with multiple choices type, whereas affectiveand psycomotor outcomes given by observation sheets. The results showed thatthe use of cooperative learning type Think Pair Share in the subject of opticsinstruments does increase student’s teamwork and student’s learning outcomes.

Page 2: TPS Dan Kerjasama 764 1501 1 SM

2

E Nurnawati / Unnes Physics Education Journal 1 (1) (2012)Pendahuluan

Salah satu unsur agar tujuanpembelajaran dapat tercapai ialah adanyakerjasama. Bekerja sama akan membuatseseorang mampu melakukan lebih banyak haldaripada jika bekerja sendirian. Risetmembuktikan bahwa pada bidang aktivitas danupaya manusia, jika dilakukan dengan adanyakerjasama secara kelompok, maka akanmengarah pada efisiensi dan efektivitas yanglebih baik (West, 2002: 1). Pembelajarankooperatif merupakan model pembelajaranyang mengajak siswa untuk saling bekerja sama.Karakteristiknya, antara lain pembelajaransecara tim, keterampilan dan kemauan untukbekerja sama. Menurut Kindsvatter et al.,sebagaimana dikutip oleh Suparno (2007: 134-135), dalam pembelajaran kooperatif yangmenjadi prioritas adalah kemajuan bidangakademik siswa dan afektif melaluiketerampilan kerjasama. Think Pair Sharemerupakan salah satu tipe pembelajarankooperatif yang dapat meningkatkanketerampilan berkomunikasi siswa danmendorong partisipasi mereka dalam kelassehingga unsur kerjasama bisa muncul.

Berdasarkan Permendiknas nomor 22tahun 2006 tentang standar isi disebutkanbahwa pada kelas VIII materi pembelajaran IPAFisika yang dibahas diantaranya tentang alatoptik. Alat optik yang sering digunakan adalahkacamata, lup, mikroskop, kamera, teropong,dan periskop. Laporan hasil Ujian Nasionaltahun pelajaran 2009/2010 oleh BSNP,menjelaskan bahwa daya serap materi alat optikdi MTsN Pecangaan Bawu Jepara masih relatifrendah, yaitu 69,36% dan nilai ini berada dibawah nasional yang menargetkan 75%. Olehkarena itu, penjelasan prinsip kerja dari masing-masing alat optik tersebut diperlukan agarmuncul keantusiasan dan partisipasi siswadalam pembelajaran, seperti saling bertukarpikiran dalam bentuk kerjasama sehingga prosespembelajaran pun akan lebih banyak melibatkanperan aktif siswa.

Pembelajaran kooperatif merupakanmodel pembelajaran yang menggunakan sistempengelompokan/tim kecil, antara empat sampaienam orang yang mempunyai perbedaan latarbelakang kemampuan akademik, jenis kelamin,ras atau suku (Sanjaya, 2006: 242). Keterlibatansiswa untuk belajar secara berkelompok, akanmenciptakan proses pembelajaran yang tidakhanya berlangsung satu arah, melainkan duaarah, yaitu dari guru dan siswa. Hal ini

sependapat dengan Tatar & Oktay (2008: 67)yang menyatakan bahwa jika menginginkanadanya kualitas pendidikan yang baik, makapembelajaran dengan pendekatan studentcentered dan cooperative learning punmempunyai andil untuk merealisasikannya.

Pembelajaran kooperatif memilikibeberapa tipe. Dalam penelitian ini digunakantipe dengan pendekatan Think Pair Share.Think Pair Share (TPS) merupakan jenispembelajaran kooperatif yang dirancang dalambentuk diskusi yang dapat meningkatkankemampuan berpikir, keterampilanberkomunikasi siswa dan mendorong partisipasimereka dalam kelas (Azlina, 2010: 23-24).Menurut Suparno (2007: 137), dengan Thinkdiharapkan siswa bisa berpikir sendiri-sendiriatau menjawab soal yang diberikan oleh guru.Pair, siswa berdiskusi secara berpasangan danakhirnya share, siswa berbagi hasil diskusidengan seluruh siswa satu kelas kemudianmemadukannya serta membuat kesimpulanbersama. Hal ini dimaksudkan supaya siswalebih terbuka dengan teman sebayanya dalammemecahkan permasalahan yang merekahadapi.

Tahapan pair, siswa diminta untukberpasangan dan mendiskusikan apa yangsudah dipikirkan. Hal ini berpotensimenumbuhkan keterampilan sosial di antarapasangan siswa tersebut. Salah satu bentukketerampilan sosial tersebut adalahketerampilan bekerja sama. Keterampilan iniperlu dikembangkan untuk menunjangkelancaran proses pembelajaran sehingga dapatmenumbuhkan partisipasi siswa. Keterampilanbekerja sama ini pun termasuk salah satu nilaipendidikan karakter yang tersirat dalam aspekbersahabat/komuniktif (KementerianPendidikan Nasional Badan Penelitian danPengembangan Pusat Kurikulum, 2010: 10).Kerjasama merupakan proses beregu(berkelompok) yang anggota-anggotanyamendukung dan saling mengandalkan untukmencapai suatu hasil mufakat. Menurut West(2002: 42), aspek-aspek dalam kerjasamakelompok meliputi komunikasi, koordinasi,kooperasi, dan saling tukar informasi.

Tujuan penelitian ini adalah untukmeningkatkan kerjasama dan hasil belajar siswakelas VIII MTsN Pecangaan di Bawu Jeparapokok bahasan alat optik.

METODE

Page 3: TPS Dan Kerjasama 764 1501 1 SM

E Nurnawati / Unnes Physics Education Journal 1 (1) (2012)

3

Sampel penelitian ini ditentukanmelalui teknik random sampling, yaitu memilihdua kelas dari populasi dengan syarat populasitersebut bersifat homogen. Kelas VIII B sebagaikelas eksperimen dan VIII C sebagai kelaskontrol. Faktor yang diteliti dalam penelitian iniadalah kerjasama dan hasil belajar siswa,meliputi hasil belajar kognitif, afektif danpsikomotorik.

Penelitian eksperimen ini dilaksanakansebanyak tiga kali pertemuan di kelaseksperimen dan kontrol dengan materi alatoptik. Ada empat cara pengumpulan data dalampenelitian ini yaitu: (1) metode dokumentasiuntuk memperoleh data nama-nama siswa yangmenjadi sampel dalam penelitian dan nilaiulangan semester gasal 2010/2011 matapelajaran IPA, (2) metode tes untukmemperoleh data hasil belajar kognitif siswapokok bahasan alat optik, (3) metode angketuntuk mengungkap kerjasama siswa selamaproses pembelajaran berlangsung , dan (4)metode observasi untuk menilai hasil belajarafektif, psikomotorik, dan kerjasma siswaselama pelaksanaan pembelajaran. Data hasilbelajar dianalisis mengunakan analisis deskriptifdan kualitatif.

HASIL DAN PEMBAHASANHasil pra penelitian berupa hasil uji

homogenitas populasi, diperoleh X2hitung =12,28 sedangkan X2tabel = 16,92. NilaiX2hitung<X2tabel, maka dapat disimpulkanbahwa populasi homogen.

Hasil belajar kognitif kelas eksperimendan kontrol dapat dilihat pada Tabel 1.

Hasil belajar afektif kelas eksperimendan kontrol dapat disajikan pada Tabel 2.

Pertemuan di kelas eksperimen dan kontrolmasing-masing sebanyak tiga kali. Pertemuanpertama dianggap sebagai observasi awal danpertemuan terakhir sebagai observasi akhir.

Hasil belajar psikomotorik kelaseksperimen dan kontrol dapat disajikan padaTabel 3.

Hasil kemampuan kerjasama siswakelas eksperimen dan kontrol diperoleh dari duametode, yaitu melalui observasi dan angket.Hasilnya dapat disajikan pada Tabel 4 dan Tabel5.

Hasil Belajar KognitifBerdasarkan hasil analisis data

penelitian, kemampuan kognitif siswa kelaseksperimen dan kontrol mengalamipeningkatan. Namun, pada kelas eksperimenpeningkatannya lebih tinggi. Hal ini disebabkanadanya perubahan metode, yaitu penerapanmodel pembelajaran kooperatif tipe Think PairShare (TPS) pokok bahasan alat optik yangmengajak siswa secara langsung aktif terlibatdalam proses pembelajaran. Siswa tidak lagipasif menerima dan menghafal informasi yangdiberikan guru, tetapi berusaha mencari tahubagaimana suatu konsep tertentu bisaditemukan. Proses penemuan yang dikemasdalam pembelajaran kooperatif ini dapatmeningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Halini didukung hasil penelitian Ho & Boo (2007)bahwa penggunaan pembelajaran kooperatifdapat meningkatkan prestasi akademik siswadan membantu mencapai pemahaman yanglebih baik tentang konsep fisika.

Penerapan model pembelajaran ThinkPair Share melatih kemampuan berpikir siswamelalui tahapan thinking, pairing dan sharing.

Page 4: TPS Dan Kerjasama 764 1501 1 SM

4

E Nurnawati / Unnes Physics Education Journal 1 (1) (2012)

Page 5: TPS Dan Kerjasama 764 1501 1 SM

E Nurnawati / Unnes Physics Education Journal 1 (1) (2012)

5

Siswa mencari jawaban berdasarkanpemikirannya sendiri melalui tahapan thinking,selanjutnya pairing, hasil tersebut didiskusikanbersama pasangannya, dan terakhir sharingdengan siswa satu kelas. Tahapan-tahapan yangdilalui tersebut secara tidak langsung telahmembuat jawaban mereka berjenjang, dari hasilpemikiran sendiri kemudian dipadukan danakhirnya didapatkan kesimpulan bersama.Penelitian Septriana & Handoyo (2006: 50)menemukan bahwa siswa yang dilatih untukberpikir sendiri dalam menjawab danmemecahkan masalah, secara tidak langsungkegiatan tersebut telah mengembangkanketerampilan berpikirnya.

Hasil Belajar AfektifAspek ranah afektif yang diteliti

meliputi, kehadiran di kelas, membuat catatanselama pembelajaran, perhatian mengikutipelajaran, dan tanggung jawab.

Berdasarkan analisis data penelitian,diketahui hasil belajar afektif siswa kelaseksperimen mengalami peningkatan setelahditerapkan model pembelajaran kooperatif tipeThink Pair Share pada materi alat optik. Hal inidisebabkan adanya respon yang baik dari siswaterhadap pembelajaran yang diterapkan, terlebihketika kegiatan pembelajaran tidak hanyadilakukan di dalam kelas, tetapi juga di luarkelas sehingga mereka tidak merasa monotonselama belajar. Walaupun kegiatan belajardilakukan di luar kelas, kedisiplinan siswa tetapterjaga, mereka masuk kelas tepat waktu untukmenerima pengarahan terlebih dahulu,selanjutnya mereka berkegiatan di luar kelassecara berkelompok. Siswa juga memperhatikanmateri yang disampaikan selama prosespembelajaran. Hal ini ditunjukkan adanyatanggapan sikap berupa tanggung jawab untukikut serta menyelesaikan tugas secaraberpasangan dan berusaha mengumpulkannyatepat waktu. Munculnya perhatian siswaterhadap pembelajaran berarti merekamempunyai minat untuk belajar. Hasilpenelitian Yulianti & Fianti (2010: 52)menunjukkan, minat merupakan sumbermotivasi yang kuat untuk belajar. Seseorangakan melakukan sesuatu yang disenanginya jikaada minat dalam dirinya, begitu pulasebaliknya. Slameto (2003: 180) punberpendapat, siswa yang memiliki minatterhadap sesuatu cenderung untuk memberikanperhatian yang lebih terhadap hal yang

disukainya.

Hasil Belajar PsikomotorikAspek psikomotorik siswa yang diteliti

meliputi mencatat hasil diskusi dan ketepatanmenyelesaikannya; mengkomunikasikan hasildiskusi; serta bertanya.

Berdasarkan analisis data penelitian,diketahui hasil belajar psikomotorik siswa kelaseksperimen mengalami peningkatan setelahditerapkan model pembelajaran kooperatif tipeThink Pair Share pada materi alat optik. Hal inidisebabkan adanya keterlibatan siswa dalamproses pembelajaran. Hasil diskusi secaraberpasangan ditulis pada lembar yang tersediabersama LKS. Ketika waktu untuk berdiskusihabis, beberapa pasangan siswa ditunjuk untukmaju ke depan kelas mempresentasikanhasilnya, ada pula yang maju secara suka relatanpa dipanggil terlebih dahulu. Keterampilansiswa mengkomunikasikan hasil diskusinyatersebut ditunjukkan dengan adanya persiapanmental untuk maju dan menjawab pertanyaandari kelompok lain, serta mampu menunjukkankerjasama mereka dengan pasangannya.Pembuatan periskop sederhana juga ikut andilmengolah keterampilan siswa, seperti kesiapanmengumpulkan peralatan yang diperlukan,merancang, dan merangkainya agar terlihatmenarik serta bisa berfungsi dengan baik. Halini terlihat ketika hasil periskop sederhanatersebut dimanfaatkan bersamaan denganpenjelasan materi. Hasilnya, siswa lebihmerespon dan tertarik dalam mengikutipembelajaran. Hasil penelitian Aziz et al. (2006:98) menunjukkan, pemanfaatan alat peragayang ada secara baik, akan menjadikan siswalebih aktif, tertarik, dan antusias dalammengikuti pembelajaran.

Kemampuan Kerjasama SiswaAspek-aspek kemampuan kerjasama

siswa yang diteliti, antara lain keterampilanberkomunikasi lisan, berkoordinasi,berkooperasi, dan saling tukar informasi dalamkelompok. Berdasarkan hasil penelitian,kemampuan kerjasama siswa kelas eksperimenlebih tinggi daripada kelas kontrol. Rata-ratakemampuan kerjasama siswa kelas eksperimenialah 86,40 dan termasuk kategori sangat baik.Hasil tersebut mengalami peningkatan daripertemuan awal. Hal ini disebabkan adanyapenerapan model pembelajaran kooperatif tipeThink Pair Share yang mendasari agar siswa

Page 6: TPS Dan Kerjasama 764 1501 1 SM

6

E Nurnawati / Unnes Physics Education Journal 1 (1) (2012)membentuk kelompok secara berpasangansehingga berpotensi tumbuhnya kerjasamaantara dua orang tersebut. Penelitian Aziz et al.(2006: 98) menemukan bahwa dalam kerjasamapotensi siswa lebih diberdayakan dengandihadapkan pada keterampilan-keterampilansosial yang mengakibatkan siswa secara aktifmenemukan konsep serta mengkomunikasikanhasil pikirannya kepada orang lain.

Aspek kemampuan kerjasama siswa,salah satunya ialah keterampilanberkomunikasi. Keterampilan ini pada awalpertemuan kurang begitu terlihat, sepertibertanya, menjawab pertanyaan,mengemukakan serta menanggapi pendapat.Siswa merasa sungkan mengemukakanpendapat dan belum ada keberanian untukberbicara di hadapan orang banyak. Namun,setelah diberi motivasi di tiap-tiap pertemuanselanjutnya tingkat keaktifan siswa dalamberkomunikasi mengalami peningkatan. Merekamulai berani mengemukakan pendapat,menanggapi jawaban temannya, dan memberijawaban lain ketika presentasi hasil diskusiberlangsung. Imbasnya, komunikasi yang terjaditidak hanya berlangsung antara dua orangdalam pasangan kelompok, tetapi juga dengansiswa satu kelas. Hasil penelitian Yulianti &Fianti (2010: 51) menemukan bahwa bekerjasama mendidik siswa untuk dapat menjalankankomunikasi ke berbagai arah. Diskusi danpresentasi yang dilakukan siswa berarti merekabelajar mengkomunikasikan hasil karyanyadisertai tanya jawab dengan teman atau gurusehingga memunculkan ide-ide baru.

Aspek keterampilan berkoordinasidalam kerjasama kelompok juga diperlukan,agar tindakan yang akan dilakukan tidak salingsimpang siur atau bertentangan. Tindakantersebut, seperti mengatur sebagaimanamestinya agar tugas kelompok bisa terselesaikandan terarah. Aspek berkoordinasi dalampenelitian ini, antara lain menghargai sertamendengarkan pendapat atau jawaban teman;tidak mendominasi pengerjaan tugas kelompok;pemberian kesempatan mengemukakanpendapat ataupun berbicara; dan tidakbertindak bossy terhadap siswa lain. Aspek-aspek tersebut, pada mulanya belum begituterlihat, tetapi lambat laun mulai muncul padadiri siswa. Tugas kelompok dikerjakan secarabersama-sama, seperti mengisi LKS danpembuatan periskop sederhana sehingga dalamkegiatan tersebut beberapa siswa menunjukkansikap tidak bossy bahkan timbul kerjasama di

antara mereka. Siswa yang memperlihatkansikap bossy, diberi pengarahan agar mauberpartisipasi dalam kelompok Mendengarkanpendapat teman juga ikut andil dalamkoordinasi kerjasama kelompok. Selamakegiatan belajar berlangsung, jika ada siswayang berpendapat, siswa lainnya mendengarkan.Menurut West (2002: 133) mendengarkanmerupakan unsur sentral dalam menghadapidan mengatasi perkembangan keterampilansosial yang di dalamnya terdapat kerjasama.

Salah satu tujuan pembelajarankooperatif ialah pengembangan keterampilansosial yang di dalamnya terdapat unsurkerjasama. Think Pair Share merupakan modelpembelajaran kooperatif yang bisa membantumerealisasikan munculnya unsur kerjasamatersebut, salah satunya melalui berkooperasi.Aspek-aspek berkooperasi yang diteliti, meliputiadanya interaksi antara pasangan siswa;tanggung jawab terhadap tugas; memberi danmenerima masukan; serta percaya dirimengemukakan pendapat. Selamapembelajaran, aspek-aspek keterampilan iniberkembang baik, walaupun pada awalnyamasih kurang terlihat. Hal ini dibuktikan,interaksi yang semakin baik ketika siswa diberitugas proyek berupa pembuatan periskopsederhana. Tanggung jawab dari mereka terlihatwalaupun ada yang terlambatmengumpulkannya. David Jacques,sebagaimana dikutip oleh Bowering et al. (2007:106) memberi penguatan bahwa kooperasi yangterjalin dalam kelompok kecil akan membantusiswa mengembangkan keterampilan emosionaldan sosial.

Keterampilan bertukar informasi jugatidak kalah pentingnya dalam kerjasamakelompok pada pembelajaran Think Pair Share .Aspek-aspeknya yang diteliti, antara lainmemberi penjelasan materi atau jawabankepada teman, memahami pendapat, danberbagi informasi atau pengetahuan. Jikaketerampilan ini tidak muncul dalam diri siswa,maka tugas yang diberikan secara berpasangantidak akan terselesaikan dengan baik karena satusama lain saling membutuhkan informasi danpenjelasan materi. Diskusi kelas yang dalamtahapan sharing pun tidak akan berlangsunglancar. Hal ini terlihat ketika modelpembelajaran Think Pair Share baru diterapkandi kelas. Namun, pembiasaan pembelajaranThink Pair Share yang berulang-ulang,membuat siswa semakin baik dalam bertukarinformasi. Hasil penelitian Septriana &

Page 7: TPS Dan Kerjasama 764 1501 1 SM

E Nurnawati / Unnes Physics Education Journal 1 (1) (2012)

7

Handoyo (2006: 50) menemukan, pembelajaranThink Pair Share dapat meningkatkan transferinformasi yang dapat diingat siswa sebabmereka saling belajar satu sama lain danberupaya bertukar ide dengan pasangannyasebelum mengemukakan idenya tersebut kekelompok yang lebih besar.

SIMPULANBerdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan dapat disimpulkan bahwapembelajaran kooperatif tipe Think Pair Shareyang diterapkan pada siswa kelas VIII MTsNPecangaan di Bawu Jepara pokok bahasan alatoptik dapat meningkatkan kerjasama dan hasilbelajar siswa. Mereka diajak mengalami sendiridalam kegiatan belajar sehingga siswa benar-benar merasakan apa yang telah dilakukannya,bekerja sama dengan pasangannya untukmenemukan konsep-konsep fisika, dan akhirnyasharing dengan teman satu kelas untukmemadukan temuan mereka. Proses kontruksipengetahuan yang dimulai dari hasil pemikiransendiri kemudian dipadukan dan akhirnyadidapatkan kesimpulan bersama, secara tidaklangsung telah membuat jawaban merekaberjenjang.

SARANBerdasarkan penelitian yang dilakukan,

maka saran yang dapat diberikan adalah agarpembelajaran tipe Think Pair Share dapatdiimplementasikan lebih efektif, hendaknyawaktu penelitian pada setiap sub pokok bahasandilakukan lebih dari satu pertemuan. Modelpembelajaran kooperatif tipe Think Pair Sharedapat diterapkan pada materi lain sebagai upayameningkatkan kerjasama dan hasil belajarsiswa.

DAFTAR PUSTAKAAziz, A. et al. 2006. Penerapan Model PembelajaranKooperatif dengan Memanfaatkan AlatPeraga Sains Fisika (Materi Tata Surya)untuk Meningkatkan Hasil Belajar danKerjasama Siswa. Jurnal Pendidikan FisikaIndonesia, 4(2): 94-99. [diakses 13-7-2011].Azlina, N. A. N. 2010. CETLs SupportingCollaborative Activities Among Studentsand Teachers Through The Use of Think-Pair-Share Techniques. IJCSI InternationalJournal of Computer Science Issues, 7(5):18-29. Tersedia di http://IJCSI.org [diakses3-2-2011].

Bowering, M. et al. 2007. Opening Up Thinking:Reflection on Group Work in A BilingualPostgraduate Program. International Journalof Teaching and Learning in HigherEducation, 9(2): 105-116. Tersedia dihttp://isetl.org/ijtlhe/ [diakses 22-2-2011].Ho, F. F. & H. K. Boo. 2007. Cooperative Learning:Exploring Its Effectiveness in The PhysicsClassroom. Asia-Pacific Forum on ScienceLearning and Teaching, 8(2), Article 7.[diakses 5-4-2010].Kementerian Pendidikan Nasional. 2006. PeraturanMenteri Pendidikan Nasional RepublikIndonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentangStandar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasardan Menengah. Jakarta.Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitiandan Pengembangan Pusat Kurikulum. 2010.Pengembangan Pendidikan Budaya danKarakter Bangsa Pedoman Sekolah. Jakarta.Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran BerorientasiStandar Proses Pendidikan. Jakarta:Kencana.Septriana, N. & B. Handoyo. 2006. Penerapan ThinkPair Share (TPS) dalam PembelajaranKooperatif untuk Meningkatkan PrestasiBelajar Geografi. Jurnal Pendidikan Inovatif,2(1): 47-50. [diakses 27-1-2011].Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yangMempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.Suparno, P. 2007. Metodologi Pembelajaran FisikaKonstruktivistik dan Menyenangkan.Yogyakarta: Sanata Dharma.Tatar, E. & M. Oktay. 2008. Relative EvaluationSystem as An Obstacle To CooperativeLearning: The Views of Lecturers in AScience Education Department.International Journal of Environmental &Science Education (IJESE), 3(2): 67–73.[diakses 17-2-2011].West, M. 2002. Effective Teamwork Kerja SamaKelompok yang Efektif. Yogyakarta:Kanisius.Yulianti, D. & Fianti. 2010. Penerapan ModelBermain Berbasis Kontekstual untukMeningkatkan Minat Sains Siswa SekolahDasar. Lembaran Ilmu Kependidikan EdisiApril 2010: 48-53. [diakses 12-7-2011].