divpenhmtmulm.files.wordpress.com€¦  · Web viewpengaruh jenis pahat dan kecepatan spindel...

36
PENGARUH JENIS PAHAT DAN KECEPATAN SPINDEL TERHADAP KEKASARAN HASIL PEMBUBUTAN PADA PROSES BUBUT KONVENSIONAL (DENGAN SPESIMEN BAJA ST 60) PROPOSAL PENELITIAN Disusun Oleh : NAMA : AMAR SETYAWAN NIM : H1F114010 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU

Transcript of divpenhmtmulm.files.wordpress.com€¦  · Web viewpengaruh jenis pahat dan kecepatan spindel...

PENGARUH JENIS PAHAT DAN KECEPATAN SPINDEL TERHADAP KEKASARAN HASIL PEMBUBUTAN PADA

PROSES BUBUT KONVENSIONAL (DENGAN SPESIMEN BAJA ST 60)

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Oleh :NAMA : AMAR SETYAWANNIM : H1F114010

PROGRAM STUDI TEKNIK MESINFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATBANJARBARU

2016

STRUKTUR ORGANISASI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

i

Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Humas

Prof. Dr. Ir. H. Yudi Firmanul

Arifin, M.Sc

Kepala Prodi Teknik Mesin

Achmad Kusairi S, ST,. MT., MM.

Mahasiswa

Amar Setyawan

Wakil Rektor Bidang Akademik

Dr. Ahmad Alim Bachri, SE., M.Si

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni

Dr. Ir. Abrani Sulaiman, M,Sc

Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan

Dr. Hj Aslamiah, M.Pd., Ph.d

Dosen Pengampuh

Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah Amd. Hyp, ST, M.Kes.

Dekan Fakultas Teknik

Dr. Ing. Yulian Firmana Arifin, ST., MT

Rektor Universitas Lambung Mangkurat

Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayah-nya sehingga proposal penelitian yang berjudul “Pengaruh Jenis

Pahat dan Kecepatan Spindel Terhadap Kekasaran Hasil Pembubutan

Pada Proses Bubut Konvensional (Dengan Spesimen Baja ST 60) ” dapat

terselesaikan. Dalam penyusunan Proposal Metode Penelitian ini tidak lepas dari

bantuan dan kerja sama, serta dukungan dari berbagai pihak. Ucapan terima

kasih penulis haturkan kepada :

1. Bapak Ach. Kusairi S, MM., MT. selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin

Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

2. Ibu Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah, Amd.hyp., ST., M.Kes. selaku Dosen

Pengampu 1

3. Bapak dan Ibu saya yang selalu memberikan dukungan dan semangat serta

doanya yang selalu menyertai saya.

Proposal ini disusun untuk memenuhi persyaratan kelulusan mata kuliah

Metode Penelitian (HMKK 538). Penulis memahami sepenuhnya bahwa

proposal ini tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang

membangun sangat diharapkan demi perbaikan di masa mendatang.

Akhir kata dengan segala keikhlasan hati mengucapkan terima kasih.

Semoga proposal ini dapat memberikan inspirasi bagi pembaca dan semoga

proposal penelitian ini bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehiupan

bangsa.

Banjarbaru, Oktober 2016

Penulis

Amar Setyawan

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang....................................................................................1

1.2. Perumusan Masalah............................................................................2

1.3. Batasan Masalah.................................................................................3

1.4. Tujuan Penelitian.................................................................................3

1.5. Manfaat Penelitian...............................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu............................................................................4

2.2. Dasar Teori Penunjang........................................................................7

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian................................................................................13

3.2. Alat Dan Bahan Penelitian................................................................13

3,3. Teknik Pengumpulan Data................................................................13

3.4. Prosedur Pembubutan dan Pengujian Kekasaran............................14

3.5. Jadwal Pelaksanaan Penelitian........................................................15

3.6. Diagram Alir Penelitian......................................................................16

3.7. Flowchart...........................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mesin Bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk

memotong benda yang diputar. Sehingga ketepatan ukuran benda kerja

merupakan hal yang mutlak harus dipenuhi ketika mengerjakan proses

pembubutan. Dalam proses pembubutan diperlukan ketelitian agar mendapat

hasil yang maksimal.

Marsyahyo (2003), menyatakan bahwa proses pemesinan merupakan

suatu proses untuk menciptakan produk melalui tahapan-tahapan dari bahan

baku untuk diubah atau diproses dengan cara-cara tertentu secara urut dan

sistematis untuk menghasilkan suatu produk yang berfungsi. Tingkat kerataan

permukaan sangat berpengaruh pada hasil benda kerja setelah diproses pada

mesin bubut. Berdasarkan pengalaman di lapangan, dalam proses

pembubutan, agar didapatkan kualitas kerataan permukaan benda kerja yang

baik diperlukan pemilihan komponen yang baik pula. Pemilihan komponen yang

dimaksud adalah yang berpengaruh signifikan terhadap hasil pemakanan

benda kerja. Pahat bubut menjadi komponen utama dalam proses permesinan

selain mesin bubut dan benda kerja.

Kekasaran permukaan dipengaruhi oleh kondisi mesin bubut, ketidak

telitian alat potong, kerusakan struktur material seperti diketahui ketika dipotong

dengan kecepatan spindel rendah. Untuk hasil kekasaran permukaan yang baik

sebaiknya peralatan harus tajam (Makmur dan Taufikurrahman, 2005).

Menurut Kemas dalam Adik (2012:2) dalam penelitiannya pengaruh

kecepatan spindel dan kedalaman pemakanan terhadap kekasaran benda

kerja. Menyatakan bahwa kekasaran terbaik dihasilkan oleh kombinasi antara

1

kecepatan pemotongan yang paling tinggi dan tingkat kedalaman pemakanan

yang paling rendah. Jadi menurut penelitian di atas, selain kecepatan

pemotongan yang tinggi, kedalaman pemakanan juga berpengaruh terhadap

hasil kekasaran benda kerja. Karena semakin rendah kedalaman pemakanan

maka semakin rendah tingkat kekasaran permukaan benda kerja.

Pada proses bubut konvensional, variasi jenis pahat dan kecepatan

spindel belum mendapat variasi yang sesuai untuk mendapat kekasaran

permukaan yang terbaik. Penelitian ini melakukan proses bubut rata muka pada

baja ST 60 dengan jenis pahat yang digunakan adalah HSS Assab, HSS

Prohex dan HSS Bohler. Kecepatan spindle mesin bubut pada penelitian ini

menggunakan 3 variasi kecepatan yaitu 500 rpm, 800 rpm, dan 1200 rpm

kemudian dilakukan pengujian kekasaran perpermukaan benda menggunakan

Rougness Tester.

1.2. Perumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka di dapatkan rumusan masalah sebagai

berikut

a. Bagaimanakah pengaruh jenis pahat dan kecepatan spindle terhadap

hasil pembubutan pada proses bubut konvensional?

b. Berapa besar perbandingan variable jenis pahat dan kecepatan spindle

untuk mendapatkan hasil terbaik?

1.3. Batasan Masalah

Penelitian ini akan dibatasi pada :

a. Kecepatan spindel yang digunakan yaitu 500 rpm, 800 rpm, dan 1200

rpm.

b. Penelitian ini melakukan proses bubut rata muka pada baja ST 60 dengan

jenis pahat yang digunakan adalah HSS Assab, HSS Prohex dan HSS

Bohler dengan menguji kekerasan pahat.

2

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

a. Mengetahui pengaruh jenis pahat dan kecepatan spindle terhadap

kekasaran hasil pembubutan pada proses bubut konvensional.

b. Mengetahui besar perbandingan variable jenis pahat dan kecepatan

spindle untuk mendapatkan hasil terbaik.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini dalah sebagai berikut :

a. Bagi peniliti: Penelitian ini memberikan manfaat bagi peneliti bagaimana

cara mengetahui pengaruh jenis pahat dan kecepatan spindel terhadap

hasil pembubutan pada proses bubut konvensonal dengan spesimen baja

ST60.

b. Bagi Universitas : Hasil penelitian ini dapat di jadikan referensi tambahan

bagi civitas akdaemik Program Studi Teknik Mesin Universitas Lambung

Mangkurat.

c. Bagi Perusahaan: Penelitian tentang pengaruh jenis pahat dan kecepatan

spindel pada proses bubut konvensional ini dapat di jadikan bahan acuan

atas pengaplikasian pada proses bubut konvensonal

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA.

2.1. Penelitian Terdahulu

Pandhu Pramawata (2013) dalam penelitian dengan judul “Pengaruh

Jenis Pahat, Sudut Pahat, Dan Kedalaman Pemakanan Terhadap Tingkat

Kekasaran Dan Kekerasan Pada Proses Bubut Rata Baja ST 42”. Jenis

penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Obyek penelitian

adalah baja ST 42. Variabel bebasnya adalah Jenis pahat (HSS Bohler, HSS

Toki, dan HSS JCK), Sudut pahat (75° ,80°,85°), Kedalaman pemakanan (0.3

mm, 0.5 mm, 0.7 mm),Kecepatan spindel (750 rpm). Variabel terikatnya adalah

kekasaran dan kekerasan. Variabel kontrolnya adalah mesin bubut, ketajaman

pahat, jenis material, ketebalan feeding,operator.

Taufik Hidayat (2015) dalam penelitian tentang “Pengaruh Kedalaman

Pemakanan, Jenis Pendingin, Dan Kecepatan Spindel Terhadap Kekasaran

Permukaan Benda Kerja Pada Proses Bubut Konvensional” memaparkan

tentang pengaruh variasi kecepatan spindle (320 Rpm, 540 Rpm, dan 900 Rpm),

jenis pendingin dan kedalaman pemakanan (0,5 mm dan 1 mm) terhadap tingkat

kekasaran permukaan benda kerja baja St 42 pada mesin bubut konvensional.

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium teknik mesin Balai Latihan Kerja

Surabaya dan untuk pengujian tingkat kekasaran permukaan benda kerja

dilakukan di Laboratorium Proses Manufaktur.

Indra Lesmono (2013) melakukan penelitian tentang “Pengaruh Jenis

Pahat, Kecepatan Spindel, Dan Kedalaman Pemakanan Terhadap Tingkat

Kekasaran Dan Kekerasan Permukaan Baja ST 42 Pada Proses Bubut

Konvensional. Penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian eksperimen. Dalam

penelitian ini benda kerja yang digunakan sebanyak 27 buah yang mendapatkan

4

perlakuan berbeda dalam proses pengerjaannya, yaitu dengan variasi jenis

pahat, kecepatan spindel dan kedalaman pemakanan. Kemudian dari ke 27

benda kerja tersebut masing – masing benda kerja ditentukan 3 titik untuk

dilakukan uji kekasaran dan 3 titik untuk dilakukan uji kekerasan. Dari hasil

pengujian yang diperoleh kemudian dilakukan analisis tabel. Hasilnya kekasaran

permukaan baja terbaik atau terendah adalah 3,28 μm yang diperoleh dari jenis

pahat (Bohler), kecepatan spindel tertinggi (750 rpm), dan kedalaman

pemakanan terendah (0,4 mm). Sedangkan kekerasan permukaan baja terbaik

atau tertinggi adalah 51,5 Kg/mm2 yang diperoleh dari jenis pahat (Jck),

kecepatan spindel terendah (300 rpm), dan kedalaman pemakanan paling tinggi

(0,8 mm).

Faizal Abda’u (2014) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Jenis

Pahat, Jenis Pendingin, dan Kedalaman Pemakanan Terhadap Kerataan Dan

Kekasaran Permukaan Baja ST 42 Pada Proses Bubut Rata Muka”. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis pahat, pendingin dan

kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran dan kerataan permukaan

baja ST 42 pada proses bubut rata muka. Jenis penelitian ini adalah penelitian

eksperimen, menggunakan baja karbon rendah ST 42, dengan ukuran diameter

50.8 mm dan panjang 55 mm yang berjumlah 27 spesimen. Proses pemesinan

ini menggunakan mesin bubut konvensional dan pembubutan rata muka.

Variabel penelitian menggunakan variasi jenis pahat HSS Assab, HSS Bohler,

HSS Prohex, dengan jenis pendinginan menggunakan collant, udara bertekanan

dan tanpa perlakuan pendinginan, kedalaman pemakanan 0.1 mm, 0.2 mm dan

0.3 mm,. Setelah itu dilakukan uji kerataan dan kekasaran. Hasil pengujian

menggunakan Uji Duncan SPSS 20 menyatakan signifikan dengan α = 0.05

menghasilkan P value 0.000. Pengujian kerataan permukaan terbaik atau

terendah adalah (16.7 μm) yang diperoleh dari kedalaman pemakanan terkecil

5

0.1 mm, jenis pendinginan menggunakan coolant dan jenis pahat HSS Prohex.

Sedangkan kekasaran terbaik 5atau terkecil adalah (3,14 μm) yang diperoleh

dari kedalaman pemakanan terkecil 0.1 mm, jenis pendinginan menggunakan

coolant dan jenis pahat HSS Prohex.

Muhammad Adik Aditia (2013) melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Jenis Pahat, Kecepatan Spindel, Dan Kedalaman Pemakanan

Terhadap Tingkat Kerataan Dan Bentuk Geram Baja ST 60 Pada Proses Bubut

Konvensional”. Penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian eksperimen.

Dalam penelitian ini benda kerja yang digunakan sebanyak 27 buah yang

mendapatkan perlakuan berbeda dalam proses pengerjaannya, yaitu dengan

variasi jenis pahat, kecepatan spindel dan kedalaman pemakanan. Kemudian

dari ke 27 benda kerja tersebut masing – masing benda kerja ditentukan tingkat

kerataan permukaan dan bentuk geram pada masing - benda kerja. Hasil

pengujian yang diperoleh dari kerataan permukaan adalah : Jenis pahat yang

keras akan membuat permukaan benda kerja yang lunak menjadi lebih halus dan

kerataan benda kerja menjadi lebih tinggi. Jenis pahat yang terbaik adalah bohler

menghasilkan kerataan permukaan terbaik dengan nilai kerataan terendah 0,10

μm. Kecepatan spindel terbaik atau tertinggi adalah 460 rpm, menghasilkan nilai

kerataan tertinggi yaitu 0,44 μm. Kedalaman pemakanan terbaik adalah 0,2 mm,

menghasilkan nilai kerataan permukaan terendah yaitu 0,10 μm dan tertinggi

yaitu 0,20 μm. Jenis geram terbaik pada penggunaan pahat bohler, karena pahat

yang baik memiliki tingkat kekerasan yang rendah untuk menghasilkan tingkat

gesekan yang rendah pada permukaan benda kerja.

2.2. Dasar Teori Penunjang

a. Mesin Bubut

6

Mesin bubut itu adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk

membentuk benda kerja dengan gerak utama berputar. Sedangkan,

membubut merupakan sebuah proses pembentukkan benda kerja

menggunakan mesin bubut yang gerak potongnya dilakukan dengan 

memutar benda kerja dan pahat digerakkan secara translasi sejajar dengan

sumbu putar dari benda kerja.

Prinsip kerja dari mesin bubut adalah benda kerja yang berputar,

sedangkan pahat bubut bergerak memanjang dan melintang. Dari kerja ini

dihasilkan potongan dan benda kerja yang umumnya simetris dengan

mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan

translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran

yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi

translasi yang menghubungkan poros spindle dengan poros ulir. Mesin bubut

dapat digunakan untuk membuat bidang-bidang silindris luar dan dalam

(membubut lurus dan mengebor), bidang rata (membubut rata), bidang tirus

(kerucut), bentuk lengkung (bola), dan membubut ulir, Roda gigi penukar

disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir.

Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya

mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi

penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan

untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.

b. Bagian-Bagian Mesin Bubut

Mesin bubut terdiri dari meja dan kepala tetap. Di dalam kepala tetap

terdapat roda-roda gigi transmisi penukar putaran yang akan memutar poros

spindel. Poros spindel akan memutar benda kerja melalui cekal. Eretan

utama akan bergerak sepanjang meja sambil membawa eretan lintang dan

7

eretan atas dan dudukan pahat. Sumber utama dari semua gerakkan

tersebut berasal dari motor listrik untuk memutar pulley melalui sabuk.

Di bawah ini adalah gambar dan penjelasan dari komponen-

komponen utama mesin bubut:

Gambar 2.1 bagian-bagian mesin bubut(sumber: nanafrmana.blogspot.com)

1) Head Stock

Head Stock adalah bagian utama dari mesin bubut yang

digunakan untuk menyangga poros utama, yaitu poros yang digunakan

untuk menggerakan spindel. Dimana di dalam spindel tersebut dipasang

alat untuk menjepit benda kerja. Spindel ini merupakan bagian terpenting

dari sebuah kepala tetap. Selain itu, poros yang terdapat pada kepala

tetap ini digunakan sebagai dudukan roda gigi untuk mengatur kecepatan

putaran yang diinginkan. Dengan demikian, dalam kepala tetap terdapat

sejumlah rangkaian roda gigi transmisi yang meneruskan putaran motor

menjadi putaran spindel. 

2) Kepala Lepas

8

Kepala lepas adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya di

sebelah kanan dan dipasang di atas alas atau meja mesin. Bagian ini

berguna untuk tempat untuk pemasangan senter yang digunakan sebagai

penumpu ujung benda kerja dan sebagai tempat atau dudukan penjepit

mata bor pada saat melakukan pengeboran. Kepala lepas ini dapat

digerakkan atau digeser sepanjang alas atau meja mesin, dan

dikencangkan dengan perantara mur dan baut atau dengan tuas

pengencang. Selain digeser sepanjang alas atau meja mesin, kepala

lepas juga dapat digerakan maju mundur (arah melintang), yakni untuk

keperluan pembubutan benda berbentuk tirus.

3) Alas mesin 

Alas mesin adalah bagian dari mesin bubut yang berfungsi

sebagai pendukung eretan (support) dan kepala lepas, serta sebagai

lintasan eretan dan kepala lepas. Alas mesin ini memiliki permukaan yang

rata dan halus. Hal ini dimaksudkan untuk mendukung kesempurnaan

pekerjaan membubut (kelurusan).

4) Tailstock

Tail stock berguna untuk   memegang atau menyangga benda

kerja pada bagian ujung yang berseberangan dengan Chuck (pencekam)

pada proses pemesinan di mesin bubut.

5) Lead crew

Lead crew adalah poros panjang berulir yang terletak agak

dibawah dan sejajar dengan bangku, memanjang dari kepala tetap

sampai ekor tetap. Dihubungkan dengan roda gigi pada kepala tetap dan

putarannya bisa dibalik. Dipasang ke pembawa (carriage) dan digunakan

9

sebagai ulir pengarah untuk membuat ulir saja dan bisa dilepas kalau

tidak dipakai.

6) Feedrod

Feedrod terletak dibawah ulir pengarah yang berfungsi untuk

menyalurkan daya dari kotak pengubah cepat (quick change box) untuk

menggerakkan mekanisme apron dalam arah melintang atau memanjang.

7) Carriage

Carriage terdiri dari tempat eretan, dudukan pahat dan apron.

Konstruksinya kuat karena harus menyangga dan mengarahkan pahat

pemotong. Dilengkapi dengan dua cross slide untuk mengarahkan pahat

dalam arah melintang. Spindle yang atas mengendalikan gerakan

dudukan pahat dan spindle atas untuk menggerakkan pembawa

sepanjang landasan.

8) Toolpost

Toolpost digunakan sebagai tempat dudukan pahat bubut, dengan

menggunakan pemegang pahat. Headstock , yaitu tempat terletaknya

transmisi gerak pada mesin bubut yang mengatur putaran yang

dibutuhkan pada proses pembubutan.

c. Macam-Macam Pahat Pada Mesin Bubut

Pahat bubut adalah perkakas potong yang digunakan dalam

membubut. Pahat ini terbuat dari bahan logam keras, seperti HSS ataupun

Carbida. Logam-logam tersebut memiliki kekerasan yang lebih tinggi dari

bahan benda kerjanya, sehingga pahat bisa memotong dengan baik. Selama

membubut, ujung pahat harus selalu mendapat pendinginan yang kontinyu,

karena jika ujung pahat tersebut panas, pahat akan cepat aus dan tumpul.

Sesuai dengan bentuk dan penggunaannya, pahat-pahat bubut dapat

10

dinamakan: pahat kasar, pahat penyelesaian, pahat pemotong, pahat alur,

pahat ulir, dan pahat bentuk. Berdasarkan arah pemakanan, pahat dapat

dikelompokkan menjadi pahat kanan dan pahat kiri. Pahat kanan adalah

pahat yang arah pemakanannya dari kanan ke kiri, dan pahat kiri adalah

pahat yang arah pemakannnya dari kiri ke kanan.

Berdasarkan fungsinya, pahat pada mesin bubut dibedakan menjadi

bermacam-macam bentuk dan penggunaannya pun disesuaikan dengan

bentuk pahat tersebut. Berikut ini macam-macam pahat pada mesin bubut:

1). Pahat pinggul kiri 6). Pahat Alur

2). Pahat potong 7). Pahat bubut kasar

3). Pahat bubut kasar 8). Pahat pinggul kanan

4). Pahat papak 9). Pahat rata muka

5). Pahat bentuk bulat                                                                         

Gambar 2.2 Bentuk Pahat pada Mesin Bubut (sumber : http://www.neangan.com)

d. Pahat HSS (High Speed Steel)

High speed steel (HSS) adalah perkakas yang tahan terhadap

kecepatan kerja yang tinggi dan temperatur yang tinggi juga dengan sifat

tahan softening, tahan abrasi, dan tahan breaking. HSS merupakan

peralatan yang berasal dari baja dengan unsur karbon yang tinggi. Pahat

HSS ini digunakan untuk mengasah atau memotong benda kerja. Beberapa

unsur yang membentuk HSS antara lain Tungsten/wolfram (W), Chromium

11

(Cr), Vanadium (V), Molydenum (Mo), dan Cobalt (Co). Kekerasan

permukaan HSS dapat ditingkatkan dengan melakukan pelapisan. Material

pelapis yang digunakan antara lain : tungsten karbida, titanium karbida, dan

titanium nitride, dengan ketebalan pelapisan 5~8 μm. Pahat jenis ini mampu

mempertahankan kekerasan pada suhu moderat dan digunakan secara luas

untuk mata bor, pahat bubut, dan tap. Selain itu harganya juga relatif murah.

e. Roughness Tester

Roughness tester merupakan alat pengukur tingkat kekasaran

permukaan logam. Setiap permukaan komponen dari suatu benda

mempunyai beberapa bentuk dan variasi yang berbeda baik dari segi

strukturnya maupun dari hasil proses produksinya. Roughness/kekasaran

didefinisikan sebagai ketidak halusan bentuk yang menyertai proses

produksi yang disebabkan oleh pengerjaan mesin. Nilai kekasaran

dinyatakan dalam Roughness Averange (Ra). Ra merupakan parameter

kekasaran yang paling banyak dipakai secara internasional.

12

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen di workshop PT.Duta

Bahari Menara Line. Pada penelitian ini menggunakan spesimen baja ST 60 di

mana akan dilakukan variasi kecepatan spindel pada proses pembubutan yaitu

kecepatan 500 rpm, 800 rpm, dan 1200 rpm. Proses pembubutan juga

menggunakan variasi pahat yaitu Pahat HSS Assab, Pahat HSS Prohex dan

Pahat HSS Bohler.

3.2. Alat Dan Bahan Penelitian

a. Alat

1) Mesin Bubut

2) Jangka Sorong

3) Pahat HSS Assab

4) Pahat HSS Prohex

5) Pahat HSS Bohler

6) Roughness Tester Digital

b. Bahan

1) Baja ST 60

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

a. Metode Observasi

Metode observasi adalah salah satu metode pengumpulan data

dengan cara melakukan pengamatan secara langsung yang meliputi

perhatian pada suatu objek yang akan diteliti.

b. Metode Studi Pustaka

13

Metode studi pustaka adalah salah satu metode dengan cara

mencari referensi dan mempelajari buku-buku atau jurnal penelitian yang

berkaitan dengan topik penelitian.

c. Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah metode yang memanipulasi satu atau

lebih variable untuk mendapat hubungan sebab-akibat dengan cara

menambahkan atau menghilangkan faktor-faktor lain yang dianggap

mengganggu sehingga dapat mengembangkan atau mendapat sebuah

penelitian baru.

3.4. Prosedur Proses Pembubutan dan Pengujian Kekasaran

a. Tahap 1 Pembubutan

1) Mempersiapkan alat dan bahan

2) Memasang dan mengatur baja ST60 pada chuck mesin bubut.

3) Atur kecepatan spindel mesin bubut pada kecepatan 500 RPM, 800

RPm, dan 1200 RPM

4) Pasang pahat bubut yaitu pahat HSS bohler, Assab, dan Prohex

secara bergantian di setiap spesimen

5) Bubut rata baja ST 60

6) Lepas benda kerja

b. Tahap 2 Pengujian Kekasaran

1) Siapkan alat penguji kekasaran yaitu Roughness Tester

2) Ukur kekasaran setiap spesimen

3) Catat hasil pengukuran

14

3.5. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Rencana Kegiatan

Bulan

September Oktober NovenberDesembe

rJanuari

Studi Pustaka

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Penyusunan Laporan

Seminar Proposal

Seminar Hasil

Sidang Akhir

15

3.6. Diagram Alir Penelitian

16

MULAI

Studi Pustaka

Menentukan Tujuan Penelitian dan Merumuskan Masalah

Menyiapkan Alat dan Bahan

PAHAT HSS BOHLER KECEPATAN SPINDEL

500 RPM, 800 RPM, DAN 1200 RPM

Uji Kekasaran

Analisa Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan Dan Saran

Proses Pembubutan

PAHAT HSS PROHEX KECEPATAN SPINDEL

500 RPM, 800 RPM, DAN 1200 RPM

PAHAT HSS ASSAB KECEPATAN SPINDEL

500 RPM, 800 RPM, DAN 1200 RPM

3.7. Flowchart

17

SELESAI

Menyiapkan Alat dan Bahan

Pemasangan Pahat HSS Pada Tool Post

Pemasangan dan Pengaturan Benda Kerja Pada Chuck

Mengatur kecepatan Spindel Pada Kecepatan 500 RPM, 800 RPM, dan 1200 RPM

Proses Pembubutan

Pengukuran Tingkat Kekasaran menggunakan Roughness Tester

DAFTAR PUSTAKA

A.S, Bima. (2012) Pengaruh Kedalaman dan Cairan Pendingin terhadap

Kekasaran dan kekerasan Permukaan pada Proses bubut konvesional.

Surabaya: Perpus Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Universitas Negeri Surabaya.

Adik Aditia, Muhammad, 2012, Pengaruh Jenis Pahat, Kecepatan Spindel dan

Kedalaman Pemakanan terhadap Tingkat Kerataan Permukaan dan

Bentuk Geram Baja ST 60 pada proses Bubut Konvensional. Jurnal

Skripsi. JTM. Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013, 311-318

Al Kwarismi, 2014, Makalah Mesin Bubut, http://alkwarismi.blogspot.co.id,

diakses tanggal 25 Oktober 2016

Anggit, Daniar. 2013. Pengaruh Jenis pahat Dan Cairan Pendingin Serta

Kedalaman Dan Pemakanan Terhadap Tingkat Kekasaran dan

Kekerasan Permukaan Baja ST 60 Pada Proses Bubut Konvensional.

Surabaya : Perpus Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Nergeri Surabaya

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Asmed & Mura, Yusri. 2010. Pengaruh Parameter Pemotongan terhadap

Kekasaran Permukaan Proses Bubut untuk Material ST37, Vol. 7 No. 2,

http://ojs.polinpdg.ac.id/index.php/JTM/article/viewFile/468/465 , Diakses

pada tanggal 20 Oktober 2016.

Bawono, Mukti. (2006). Pengaruh Tingkat Kedalaman dan Kecepatan Laju

Pemakanan Terhadap Tingkat Kelasaran Permukaan Benda Kerja Pada

Mesin CNC TU-3A Dengan Menggunakan Pahat End Mill. Skripsi Strata 1

tidak diterbitkan, Universitas Negeri Surabaya.

Crayonpedia. (2007). Teknik Permesinan, http://id.Crayonpedia.org/wiki/Teknik

Permesinan, Diakses pada tanggal 15 November 2016.

Effendi, Hoiri. Mesin Bubut Konvensional. SMK PGRI 1 Ngawi,

www.grisamesin.wordpress.com, Diakses pada tanggal 15 November

2016.

Elfrendi, 2000, Pengaruh Perlakuan Panas Terhadap Perubahan Kekerasan dan

Struktur Mikro Material Ni – Hard IV. UNAND, Padang

Faizal Abda’u dan Arya Mahendra Sakti, 2014, Pengaruh Jenis Pahat Jenis

Pendinginan Dan Kedalaman Pemakanan Terhadap Kerataan Dan

Kekasaran Permukaan Baja St 42 Pada Proses Bubut Rata Muka, JTM,

Volume III No. 1 hal. 23-32, Universitas Negeri Surabaya.

Ghozali, H. imam. (2001). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.

Penerbit : Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Jonoadji, N., Dewanto, J., 1999, Pengaruh Parameter Potong dan Geometri

Pahat Terhadap Kekasaran Permukaan Pada Proses Bubut, Jurnal,

Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin – Universitas Kristen Petra.

Kamil Toha, 2015, Jenis-Jenis Pahat Mesin Bubut,

http://kamiltoh4.blogspot.co.id, diakses tanggal 25 Oktober 2016

Makmur dan Taufikurrahman,2006, Pengaruh Variasi Putaran, Kecepatan Putar

Benda serta Kecepatan Meja terhadap Nilai Kekasaran Benda Kerja pada

Proses Penggerindaan Silinder , Teknika. Volume XVI No.1 hal 5-10,

ISSN: 0854-3143 Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang

Marsyahyo, Eko, 2003, Mesin Perkakas Pemotongan Logam. Malang: Toga Mas.

Muin, Syamsir. (1986). Dasar-dasar Perencanaan dan Mesin-mesin Perkakas.

CV. Rajawali Press. Jakarta – Indonesia.

Muklhasin, Ilham Charisul. (2012) Pengaruh Jenis pahat, Kecepatan Spindel dan

kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran dan kekerasan

permukaan baja st 60 pada proses bubut konvesional. Surabaya: Perpus

Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri

Surabaya.

Narbuko, Cholid dan Achmadi . Abu. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi

Aksara.

Ristanto, Bambang. 2006. Pengaruh Feeding Terhadap Tingkat Kekasaran

Permukaan Pada Proses Penyekrapan Rata dengan Spesimen Baja

Karbon. Digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/ skripsi/import/1868.pdf , Diambil

pada tanggal 21 Oktober 2016.

Sumbodo, Wiriawan. 2008. Teknik Produksi Mesin Industri Jilid 2. Jakarta :

Direktorat Pembinaan Sekolah Manajemen Pendidikan Dasar dan

Menengah, Departeman Pendidikan Nasional.

Supadi, dkk. 2010. Panduan Penulisan Skripsi Program S1. Surabaya: Jurusan

Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya.

Surdia, T. Dan Saito. S. 2000. Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta : PT Pradnya

Paramitha

Syamsir, 1986, Dasar-dasar Perencanaan Perkakas. Rajawali Mas, Jakarta.

Takeshi, S.G. & Sugiarto, H.N, 1999. Menggambar Mesin Menurut Standar ISO

(8th ed). Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Widarto. 2008. Teknik Permesinan Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan

Sekolah Menengah Kejuruan