spectrapoint.files.wordpress.com · Web viewJika dibiarkan terus menerus keadaan ini dapat...

30

Click here to load reader

Transcript of spectrapoint.files.wordpress.com · Web viewJika dibiarkan terus menerus keadaan ini dapat...

Page 1: spectrapoint.files.wordpress.com · Web viewJika dibiarkan terus menerus keadaan ini dapat berlanjut sehingga terjadi apa yang dikenal Post partum Blues (varney, 2008:964) Treatment

BAB IIISI

2.1 Psikologi ibu nifas yang melaksanakan Rawat gabung (rooming in)

2.1.1 Pengertian

Psikologi (psychology) secara umum adalah suatu studi yang mempelajari

tentang jiwa ( Pieter.Herri, 2011: 10)

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir

ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas

berlangsung selama kira – kira 6 minggu (Saifudin.Abdul Barry,2006).

Sedangkan Rawat gabung (rooming in) menurut Wikjosastro.dkk (2005 : 266)

ialah suatu sistem perawatan di mana bayi serta ibu dirawat dalam satu unit. Dalam

pelaksanaannya bayi harus selalu berada si samping ibu sejak segera setelah

dilahirkan sampai pulang.

Rawat gabung bukanlah konsep baru, tetapi salah satu konsep yang hilang dari

perawatan maternitas. Pada pertengahan tahun 1940 – an suatu pergerakan

membalikkan pemisahan ibu dan bayi, dan ibu dan bayi dari keluarganya ini dalam

Rumah sakit. Ketakutan bahwa rawat gabung menyebabkan peningkatan infeksi

ternyata tidak terbukti. Nyatanya malah mengurangi bahaya (varney, 2008:977).

Walaupun rawat gabung (rooming in) mempunyai manfaat yang sangat besar

bagi ibu dan bayi namun, tidak semua pasangan ibu dan bayi yang diperkenankan

untuk melaksanakan rawat gabung. Rawat gabung diperuntukkan bagi ibu yang

mampu menyusui dan bayi mampu untuk menyusui. (wikjosastro, 2005:268-269)

Page 2: spectrapoint.files.wordpress.com · Web viewJika dibiarkan terus menerus keadaan ini dapat berlanjut sehingga terjadi apa yang dikenal Post partum Blues (varney, 2008:964) Treatment

2.1.2 Tujuan rawat gabung pada ibu nifas ditinjau dari segi psikologi

1. Untuk Memberikan Bantuan emosional pada Ibu nifas

Setelah menunggu selama sembilan bulan dan setelah lelah dalam proses

persalinan si ibu akan sangat senang bahagia bila dekat dengan bayi. Si ibu dapat

membelai – belai bayi, mendengar tangis bayi, mencium – cium dan

memperhatikan bayinya yang tidur di sampingnya (Wikjosastro.dkk, 2005 : 266).

2. Untuk Meningkatkan bonding attachment antara Ibu nifas dan bayinya

Struktur terbaik yang mungkin di rumah sakit dalam memfasilitasi

perlekatan ibu – bayi, ikatan, menjadi orang tua, dan unit keluarga adalah rawat

gabung (varney,2008:977). Dengan rawat gabung, ibu dan bayi dapat segera

saling mengenal. Bayi akan memperoleh kehangatan tubuh ibu, suara ibu,

kelembutan dan kasih sayang (bonding effect) (Wikjosastro.dkk, 2005 : 266).

3. Untuk memberikan kesempatan pada Ibu nifas dalam menyusui bayinya setiap

saat serta belajar merawat bayinya

Rawat gabung merupakan situasi yang ideal untuk menyusui (karena ibu

dapat segera berespons saat bayi lapar dan menyusui), untuk melibatkan ayahnya,

dan mulai berperan sebagai orang tua.

Perawatan bayi adalah keterampilan dan seni yang dipelajari. Dalam

rawat gabung, ibu diberi pendidikan kesehatan tentang teknik menyusui,

memandikan bayi, merawat tali pusat, perawatan payudara dan nasihat makanan

yang baik (Wikjosastro.dkk,2005:266).

Bagi ibu baru yang belum berpengalaman dalam merawat bayinya, berada

di rumah secara mendadak dengan bayi yang ia tidak tahu bagaimana

merawatnya, dapat membuatnya syok. Rawat gabung membuat transisi dari rumah

Page 3: spectrapoint.files.wordpress.com · Web viewJika dibiarkan terus menerus keadaan ini dapat berlanjut sehingga terjadi apa yang dikenal Post partum Blues (varney, 2008:964) Treatment

sakit ke rumah secara bertahap dan alami sehingga tidak membuat ibu syok

(varney, 2008:978).

4. Untuk memberikan kesempatan pada ibu nifas untuk mengenal bayinya

Dengan menyusui dan merawat bayinya, ibu belajar untuk mengenal

bayinya dan bagaimana bayi berkomunikasi dengannya melalui gerakan tubuh dan

suaranya. Selain itu ibu juga mempelajari individualitas dan gaya komunikasi

bayinya. (varney, 2008:978).

2.1.3 Hal – hal penting yang harus diketahui dan diterapkan agar tidak terjadi masalah

psikologi pada ibu dan bayinya.

- Istirahat dan tidur yang cukup

Ibu nifas membutuhkan istirahat dan tidur yang cukup. Istirahat sangat penting

untuk ibu yang menyusui (Bahiyatun, 2009:82).

Rawat gabung bukan berarti bahwa bayi harus berada dengan ibunya setiap

menit pada saat ibu dirawat di rumah sakit, ataupun tidak berarti bahwa ibu memikul

semua tanggung jawabnya terhadap perawatan bayi. Dalam rawat gabung, staf

keperawatan tetap bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan baik pada ibu

maupun pada bayi. Ibu melakukan perawatan bayi jika ia inginkan dan jika ia

menunjukkan kemampuan untuk melakukannya. (varney, 2008:977).

Jika ibu kurang istirahat akan mengakibatkan kurangnya jumlah produksi ASI,

memperlambat proses involusi, memperbanyak pendarahan, menyebabkan depresi,

dan menimbulkan rasa ketidakmampuan dalam merawat bayinya (Bahiyatun,

2009:82).

Page 4: spectrapoint.files.wordpress.com · Web viewJika dibiarkan terus menerus keadaan ini dapat berlanjut sehingga terjadi apa yang dikenal Post partum Blues (varney, 2008:964) Treatment

- Ambulasi

Ambulasi sedini mungkin sangat dianjurkan untuk ibu, kecuali ada

kontraindikasi. Pada persalinan normal, sebaiknya ibu nifas turun dari tempat tidur

sedini mungkin (1 atau 2 jam) setelah persalinan. Ambulasi dini ini dapat mengurangi

kejadian komplikasi kandung kemih, konstipasi, trombosis vena puerperalis, dan

emboli pulmonal. Di samping itu, ibu merasa lebih sehat dan lebih kuat serta dapat

segera dalam merawat bayinya. Pada ambulasi pertama, sebaiknya ibu dibantu karena

pada saati ini biasanya ibu merasa pusing ketika pertama kali bangun setelah

melahirkan (Bahiyatun, 2009:76).

- Saat yang tepat dalam mengajari ibu nifas tentang keterampilan dalam merawat bayi

o 1 – 2 hari sesudah melahirkan, menurut Reva Rubin, ibu menjalani periode

taking in. Pada periode ini, ibu pada umumnya pasif dan tergantung,

perhatiannya tertuju pada kekhawatiran pada tubuhnya. Tidur tampa gangguan

sangat penting untuk mencegah gangguan tidur. (bahiyatun, 2009 :64). Pada

periode ini sebaiknya tenaga kesehatan tidak memaksakan ibu untuk mulai

mengasuh bayinya dan belajar bagaimana merawat bayinya.

o pada 2 – 4 hari sesudah persalinan ibu menjalani periode taking hold menurut

Reva Rubin (ada sumber yang mengatakan fase taking hold berlangsung pada

3 -10 hari setelah persalinan). Barulah keterampilan dalam merawat bayi

diajarkan pada ibu. Pada periode ini ibu menjadi perhatian pada

kemampuannya menjadi orang tua yang sukses dan meningkatkan tanggung

jawab terhadap janin. Ibu berusaha keras untuk menguasai keterampilan untuk

merawat bayi, misalnya menggendong dan menyusui. Ibu agak sensitif dan

merasa tidak mahir dalam melakukan hal tersebut, sehingga cenderung

Page 5: spectrapoint.files.wordpress.com · Web viewJika dibiarkan terus menerus keadaan ini dapat berlanjut sehingga terjadi apa yang dikenal Post partum Blues (varney, 2008:964) Treatment

menerima nasehat dari bidan karena ia terbuka untuk menerima pengetahuan

dan kritikan yang bersifat pribadi (Bahiyatun, 2009 :64).

- Pentingnya dukungan sosial (terutama dari suami dan keluarga) untuk mencegah

masalah – masalah psikologi yang mungkin timbul pada masa nifas. Dukungan suami

yang dimaksud disini berupa perhatian, komunikasi dan hubungan emosional yang

intim. Adapun dukungan keluarga yang dimaksud disini adalah komunikasi dan

hubungan emosional yang baik dan hangat dengan kedua orang tua, terutama ibu

(elvira.sylvia D, 2006:12-13)

2.1.5 Masalah psikologi yang sering terjadi

a. Ibu nifas mengalami frustasi, merasa tidak kompeten dan tidak mampu

mengendalikan situasi dalam merawat bayinya terutama dialami pada ibu primipara.

Cause

Ibu mengalami perubahan besar pada fisik dan psikologisnya. Mengalami

kegembiraan yang luar biasa akan kelahiran anaknya, menjalani proses eksplorasi

dan asimilasi realitas bayinya, berada di bawah tekanan untuk cepat menyerap

pembelajaran yang diperlukan tentang apa yang harus diketahuinya dan perawatan

untuk bayinya, dan merasa tanggung jawab luar biasa yang harus dipikulnya

sekarang menjadi nyata dan tuntutan ditempatkan pada dirinya sebagai seorang “ibu”

(varney, 2008:964).

Effects

Ibu mengalami sedikit perubahan perilaku dan sesekali merasa kerepotan.

Masa ini adalah masa yang rentan dan terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran.

Pada saat yang sama, ibu baru mungkin frustasi karena merasa tidak kompeten dan

tidak mampu mengontrol situasi. Semua wanita mengalami perubahan ini, tetapi

Page 6: spectrapoint.files.wordpress.com · Web viewJika dibiarkan terus menerus keadaan ini dapat berlanjut sehingga terjadi apa yang dikenal Post partum Blues (varney, 2008:964) Treatment

intensitas dan koping terbaik apa yang dilakukan wanita tertentu terhadap perubahan

ini dapat bervariasi tergantung pada tempat ia tinggal. Jika dibiarkan terus menerus

keadaan ini dapat berlanjut sehingga terjadi apa yang dikenal Post partum Blues

(varney, 2008:964)

Treatment

Untuk mencegah terjadinya perasaan frustasi pada ibu diperlukan dukungan

sosial dari suami dan keluarga untuk membantu dalam merawat bayinya. Selain itu

diperlukan kesabaran dari tenaga kesehatan dalam mengajarkan keterampilan dalam

merawat bayi.

b. Post partum blues

Post partum blues adalah gangguan suasana hati yang sering terjadi dalam 14

hari yang dirasakan oleh wanita selama 3 – 6 hari dalam 14 hari pertama pasca

melahirkan, dimana perasaan ini berkaitan dengan bayinya (Mansur,

herawati,2009 :155).

Cause

- Faktor hormonal

- Faktor demografik, yaitu umur dan paritas

Umur yang terlalu muda untuk melahirkan, sehinngga dia memikirkan

tanggung jawabnya sebagai seorang ibu untuk mengurus anaknya.

Post partum blues banyak terjadi pada ibu primipara, mengingat dia

baru memasuki perannya sebagai seorang, tetapi tidak menutup kemungkinan

juga terjadi pada ibu yang pernah melahirkan, yaitu jika ibu mempunyai

riwayat post partum blues sebelumnya.

- Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan

Page 7: spectrapoint.files.wordpress.com · Web viewJika dibiarkan terus menerus keadaan ini dapat berlanjut sehingga terjadi apa yang dikenal Post partum Blues (varney, 2008:964) Treatment

- Latar belakang psikososial wanita yang bersangkutan, seperti tingkat

pendidikan, status perkawinan, kehamilan yang tidak diinginkan serta

keadekuatan dukungan sosial dari lingkungannya (suami, keluarga dan teman)

- Kelelahan fisik karena aktifitas mengasuh bayi, menyusui, memandikan,

mengganti popok, dan menimang sepanjang hari bahkan tak jarang di malam

buta sangatlah menguras tenaga. Apalagi jika tidak ada bantuan dari suami

atau anggota keluarga yang lain (Mansur.herawati, 2009 :156).

Effect

Blues ditandai dengan gejala – gejala yang mirip dengan kondisi depresi,

antara lain mudah menangis, mudah tersinggung, sedih, adanya ketidakstabilan emosi

(pergantian emosi antara sedih, tersinggung, marah terjadi dalam waktu singkat)

(elvira.sylvia D, 2006:7) gejala post partum blues yang lain adalah kurangnya percaya

diri terhadap kemampuannya menjadi seorang ibu (Mansur.herawati, 2009 :156).

Treatment

1. Meningkatkan dukungan suami, keluarga dan tenaga kesehatan untuk

meringankan pekerjaan ibu nifas dan mendorong ibu nifas untuk banyak

beristirahat

2. Beritahu suami ibu mengenai apa yang sedang ibu rasakan. Mintalah

bantuannya untuk memberikan dukungan moril pada ibu

3. Lakukan komunikasi terapeutik dengan ibu untuk menghilangkan rasa cemas

dan kekhawatiran ibu akan kemampuannya merawat bayi

4. Bersikap lemah lembut, pengertian dan sabar ketika mengajarkan ibu bagaimana

cara merawat bayi (Mansur.herawati, 2009 :157).

Page 8: spectrapoint.files.wordpress.com · Web viewJika dibiarkan terus menerus keadaan ini dapat berlanjut sehingga terjadi apa yang dikenal Post partum Blues (varney, 2008:964) Treatment

c. Depresi post partum

Depresi post partum adalah suatu depresi yang ditemukan pada perempuan

setelah melahirkan yang terjadi dalam kurun waktu 4 (empat) minggu. Hal ini bisa

berlangsung beberapa bulan bahkan beberapa tahun bila tidak diatasi (Elvira, Sylvia

D. 2006 : 6).

Cause

Menurut Elvira, sylvia d (2006 : 12) Penyebab yang pasti hingga kini belum

diketahui dan masih terdapat dalam penelitian para ahli, namun terdapat beberapa

faktor yang diperkirakan mempengaruhi atau merupakan faktor resiko untuk

terjadinya depresi pasca persalinan. Faktor – faktor tersebut antara lain :

1. Rendahnya atau ketidakpastian dukungan suami dan keluarga

Dukungan suami yang dimaksud disini berupa perhatian,

komunikasi dan hubungan emosional yang intim. Ini merupakan faktor

yang paling bermakna menjadi pemicu terjadinya depresi pasca persalinan.

Adapun dukungan keluarga yang dimaksud adalah komunikasi dan

hubngan emosional yang baik dan hangat dengan kedua orang tua terutama

ibu. Alfiben dll dalam Elvira, sylvia d (2006 : 14) dari penelitiannya di RS

cipto Mangunkusumo – jakarta, melaporkan bahwa dukungan suami dapat

menurunkan terjadinya depresi pasca persalinan

2. Adanya masalah pada keadaan atau kualitas bayi (termasuk problem

kehamilan dan persalinan).

Problem yang dialami bayi menyebabkan sang ibu kehilangan

minat untuk mengurus bayinya tersebut. Problem yang dialami tersebut

Page 9: spectrapoint.files.wordpress.com · Web viewJika dibiarkan terus menerus keadaan ini dapat berlanjut sehingga terjadi apa yang dikenal Post partum Blues (varney, 2008:964) Treatment

antara lain adanya komplikasi kelahiran atau lahir dengan jenis kelamin

tidak sesuai dengan harapan, atau lahir dengan cacat bawaan.

3. Ketidaksiapan melahirkan bayi dan menjadi ibu.

Kesiapan menjadi seorang ibu ternyata juga mempengaruhi

terjadinya depresi pasca persalinan. Pada perempuan yang hamil tidak

direncanakan (karena belum menikah atau pada ibu yang sudah menikah

namun sudah tidak menginginkan anak lagi karena berbagai alasan)

berkemungkinan mengalami depresi pasca persalinan lebih tinggi

dibandingkan dengan perempuan yang siap dan amat menantikan kelahiran

bayinya.

4. Stressor psikososial

5. Riwayat depresi sebelumnya atau problem emosional lainnya

6. Faktor hormonal

7. Faktor budaya

Effect

Gejala – gejala yang ditemukan serupa dengan gejala gangguan depresi pada

umumnya namun berkaitan dengan fungsi, peran dan tanggung jawab sebagai seorang

ibu, terutama dalam merawat dan mengurus bayinya. Pada ibu yang mengalami

depresi pasca persalinan, minat dan ketertarikan terhadap bayinya berkurang. Ia sering

tidak berespons positif terhadap komunikasi yang dilakukan bayinnya. Ibu yang

depresi juga tidak mampu merawat bayinya secara optimal. Ia juga tidak bersemangat

menyusui bayinya sehingga pertumbuhan dan perkembangan bayinya tidak seperti

bayi yang ibunya sehat. akibat lain depresi pasca persalinan yaitu hubungan antara

ibu dan bayi yang tidak optimal (elvira, Sylvia D. 2006 : 22).

Page 10: spectrapoint.files.wordpress.com · Web viewJika dibiarkan terus menerus keadaan ini dapat berlanjut sehingga terjadi apa yang dikenal Post partum Blues (varney, 2008:964) Treatment

Treatment

1. Dukungan psikologis dari suami dan keluarga serta bidan atau petugas kesehatan

lainnya

2. Istirahat yang cukup untuk mencegah dan mengurangi perubahan perasaan

3. Dukungan dari tenaga kesehatan seperti dokter obstetri dan bidan / perawat sangat

diperlukan, misalnya dengan cara memberikan informasi yang memadai / adekuat

tentang proses kehamilan dan persalinan.

Diperlukan dukungan psikolog atau konselor jika keadaa n ibu tampak sangat

menganggu. Dukungan bisa diberikan melalui keprihatinan dan perhatian pada ibu.

Selain itu ibu dapat mencari psikiater, psikolog dan ahli kesehatan mental lainnya

untuk melakukan konseling agar dapat menemukan cara dalam menanggulangi dan

memecahkan masalah serta menetapkan tujuan realistis (Elvira, Sylvia D. 2006 : 22).

2.2 Psikologi ibu nifas yang melaksanakan Baby Bounding

2.2.1 Pengertian

Bonding adalah masa sensitive pada menit pertama dan beberapa jam setelah

kelahiran dimana kontak ibu dan ayah ini akan menentukan tumbuh kembang anak

menjadi optimal (Ambarwati, 2010 :63).

Bonding sering dikaitkan dengan attachment menjadi bonding attachment.

Attachment adalah proses penggabungan berdasarkan cinta dan penerimaan yang

tulus dari orang tua terhadap anaknya dan memberikan dukungan asuhan dalam

perawatannya (ambarwati, 2010 :63).

Menurut Kannel dan kalus (1998) dalam ambarwati (2010 :63) menyatakan

bahwa bonding attachment dapat didefinisikan sebagai hubungan yang unik antara

dua orang yang secara spesifik dan bertahan seiring berjalannya waktu. Mereka juga

Page 11: spectrapoint.files.wordpress.com · Web viewJika dibiarkan terus menerus keadaan ini dapat berlanjut sehingga terjadi apa yang dikenal Post partum Blues (varney, 2008:964) Treatment

menambahkan bahwa ikatan orang tua terhadap anaknya dapat terus berlanjut bahkan

selamanya walau dipisah oleh jarak dan waktu dan tanda – tanda keberadaan secara

fisik tidak terlihat.

2.2.2 Tujuan baby bounding pada ibu nifas ditinjau dari segi psikologi

1. Ibu dan bayi dapat saling mengenal sehingga akan tercipta hubungan antara

ibu dan bayi. (wikjosastro, 2005:266)

2. Untuk memulai proses identifikasi ibu dan bayi sejak dini.

Kegiatan identifikasi ibu terhadap anaknya ini berupa pengembangan

instink maternal menjadi unsur keibuan. Instink maternal mendorong wanita

untuk tidak mementingkan diri sendiri serta selalu siap mengorbankan jiwa

dan raganya demi kelestarian bayi atau anak – anaknya. (kartono, kartini,

2007 : 233)

Pada awalnya, bayi mengidentifikasikan ibunya dengan sumber cinta

kasih sayang yang memberikan kehangatan psikis; juga menyamakan pribadi

ibunya dengan sebuah benteng perlindungan dan keamanan. Selanjutnya

menyamakan ibunya dengan malaikat penolong dalam pemuasan kebutuhan

hidupnya (kartono, kartini, 2007:233)

3. Keberhasilan dalam hubungan dalam antara bayi dan ibu sepanjang masa

Windstrom dan kawan – kawan (varney, 2008:839) yang juga mempelajari

neonatus dan perilaku menghisap awal, menemukan bahwa ibu yang bayinya

kontak kulit dengan kulit dan berusaha menyusui bayinya pada jam pertama

menghabiskan lebih banyak waktu dengan bayinya dan meningkatkan lama

bicara dengan bayi selama menyusui.

Page 12: spectrapoint.files.wordpress.com · Web viewJika dibiarkan terus menerus keadaan ini dapat berlanjut sehingga terjadi apa yang dikenal Post partum Blues (varney, 2008:964) Treatment

Jika seorang ibu konsisten dalam responsnya terhadap kebutuhan bayi dan

mampu menafsirkan dengan tepat isyarat seorang bayi, perkembangan bayi akan

terpacu dan terbentuk ikatan batin yang kokoh. Keberhasilan dalam hubungan

dan ikatan batin antara ibu dan bayi dapat mempengaruhi hubungan sepanjang

masa (bahiyatun, 2009:55)

4. Membangun rasa percaya diri anak

Bayi yang membentuk perlekatan yang erat dengan ibu menganggap ibu

sebagai tempat yang aman sehingga bayi merasa aman masuk ke dalam dunia

yang lebih besar. Pada tahun pertama kehidupan, bayi – bayi yang merasa aman

akan berani berpetualang, merangkak, atau bergerak di dalam lingkungan yang

asing baginya. (varney, 2008:933).

1.2.3 Respon orang tua terhadap bayinya

Respons orang tua terhadap bayinya dipengaruhi oleh 2 faktor :

a. Faktor internal

Yaitu genetika, kebudayaan yang mereka pratekkan dan

menginternalisasikan dalam diri mereka, moral dan nilai, kehamilan sebelumnya,

pengalaman yang terkait, pengidentifikasian yang telah mereka lakukan selama

kehamilan (mengidentifikasikan diri mereka sendiri sebagai orang tua, keinginan

menjadi orang tua yang telah diimpikan dan efek pelatihan selama kehamilan.

b. Faktor eksternal

Yaitu perhatian yang diterima selama hamil, melahirkan dan

postpartum, sikap dan perilaku pengunjung dan apakah bayi terpisah dari

orang tua selama satu jam pertama dan hari – hari berikutnya dalam

kehidupannya (ambarwati, 2010 :67).

Page 13: spectrapoint.files.wordpress.com · Web viewJika dibiarkan terus menerus keadaan ini dapat berlanjut sehingga terjadi apa yang dikenal Post partum Blues (varney, 2008:964) Treatment

Respon antara ibu dan bayi sejak kontak awal hingga tahap perkembangannya

a. Touch (sentuhan)

Ibu memulai dengan sebuah ujung jarinya untuk memeriksa bagian kepala

dan ekstermitas bayinya. Dalam waktu yang singkat secara terbuka perabaan

digunakan untuk membelai tubuh, dan mungkin bayi akan di peluk di lengan ibu,

gerakan dilanjutkan dengan usapan lembut untuk menenangkan bayi, bayi akan

merapat pada payudara ibu, menggenggam satu jari atau seuntai rambut dan

terjadilah ikatan antara keduanya.

b. Eye to eye (kontak mata)

Kesadaran untuk membuat kontak mata dilakukan kemudian segera.

Kontak mata mempunyai efek yang erat terhadap perkembangan dimulainya

hubungan dan rasa percaya sebagai faktor yang penting dalam hubungan manusia

pada umumnnya.

c. Odor (bau badan)

Indera penciuman pada bayi baru lahir sudah berkembang dengan baik dan

masih memainkan peran dalam nalurinya untuk mempertahankan hidup.

Penelitian menunjukkan bahwa kegiatan seorang bayi, detak jantung dan pola

bernapasnya berubah setiap kali hadir bau yang baru, tetapi bersamaan dengan

semakin dikenalnya bau itu, si bayi akan berhenti bereaksi. Pada akhir minggu

pertama, seorang bayi dapat mengenali ibunya dari bau tubuh dan air susu ibunya.

d. Body warm (kehangatan tubuh)

Jika tidak ada komplikasi yang serius, seorang ibu akan dapat langsung

meletakkan bayinya di atas perut ibu, baik setelah tahap kedua dari proses

melahirkan atau sebelum tali pusat dipotong. Kontak yang segera ini memberi

Page 14: spectrapoint.files.wordpress.com · Web viewJika dibiarkan terus menerus keadaan ini dapat berlanjut sehingga terjadi apa yang dikenal Post partum Blues (varney, 2008:964) Treatment

banyak manfaat baik bagi ibu maupun si bayi yaitu terjadinya kontak kulit yang

membantu agar bayi tetap hangat.

e. Voice (suara)

Respon antara ibu dan bayi berupa suara masing – masing. Orang tua akan

menantikan tangisan pertama bayinya. Dari tangisan tersebut, ibu menjadi tenang

karena merasa bayinya baik – baik saja. Bayi dapat mendengar sejak dalam rahim,

jadi tidak mengherankan jika ia dapat mendengarkan suara – suara dan

menbedakan nada dan kekuatan sejak lahir. Banyak penelitian memperlihatkan

bahwa bayi – bayi baru lahir, bukan hanya mendengar secara pasif melainkan

mendengar secara sengaja.

f. Entertainment (gaya bahasa)

Bayi yang baru lahir menemukan perubahan struktur pembicaraan dari

orang dewasa. Artinya perkembangan bayi dalam bahasa dipengaruhi kultur, jauh

sebelum ia menggunakan bahasa dalam komunikasi. Dengan demikian terdapat

salah satu yang akan lebih banyak dibawanya dalam memulai berbicara (gaya

bahasa). Selain itu juga mengisyaratkan umpan balik positif bagi orang tua.

g. Biorhytmicity (irama kehidupan)

Janin dalam rahim dapat dikatakan menyesuaikan diri dengan irama

alamiah ibunya seperti halnya denyut jantung. Salah satu tugass bayi setelah lahir

adalah menyesuaikan irama dirinya sendiri. Orang tua dapat membantu proses ini

dengan memberikan perawatan penuh kasih sayang secara konsisten dengan

menggunakan keadaan tanda bahaya bayi untuk mengembangkan respons bayi

dan interaksi sosial serta kesempatan untuk belajar (Ambarwati, 2010).

Page 15: spectrapoint.files.wordpress.com · Web viewJika dibiarkan terus menerus keadaan ini dapat berlanjut sehingga terjadi apa yang dikenal Post partum Blues (varney, 2008:964) Treatment

2.2.4 Hal – hal yang perlu diketahui dan diterapkan dalam baby bounding untuk

mencegah masalah psikologi pada ibu maupun bayinya

- Melibatkan ayah atau anggota keluarga dekat lain dalam periode ini dapat

meningkatkan kegembiraan keluarga. Namun, pembatasan kunjungan hanya oleh

keluarga dan teman dekat sesama periode ini juga menjadi faktor dalam

mempertahankan kontak ibu dan bayi. Bidan dapat menjadi bagian penting dalam

mempertahankan keseimbangan antara ikatan (bonding) keluarga dan perayaan

keluarga (varney, 2008:839).

- Untuk bidan yang berdinas di rumah sakit, upaya promosi kontak yang lebih lama

dapat dilakukan dengan mengedukasi kembali staf rumah sakit untuk menyediakan

perawatan bayi baru lahir di sisi tempat tidur ibu dan menunda prosedur, seperti

mencap kaki sampai bayi telah disusui. Sering kali bidan perlu mendorong ibu yang

takut untuk mulai menyusui atau ibu yang lelah karena persalinan yang lama untuk

mempertahankan kontak. Ia juga perlu memperhatikan perilakunya sendiri, bekerja di

sekitar bayi untuk melakukan evaluasi dan melengkapi tugasnya sejak pelahiran bayi.

Ketika muncul kepentingan medis perlu menginterupsi periode ini – sebagai contoh,

untuk meresusitasi bayi atau menangani perdarahan pasca partum – perhatian

diperlukan untuk menyatukan kembali pasangan ibu – bayi sesegera mungkin

(varney, 2008:839).

- Proses perlekatan keluarga dan pembentukan hubungan adalah upaya berkelanjutan.

Periode ini saja tidak cukup untuk mencapai ikatan antar manusia, juga tidak adanya

periode ini tidak fatal bagi perkembangan keluarga sehat. Namun, periode khusus ini

menguntungkan; oleh karena itu, penting bagi bidan untuk menghargai dan

meningkatkan proses ini (varney, 2008:839).

Page 16: spectrapoint.files.wordpress.com · Web viewJika dibiarkan terus menerus keadaan ini dapat berlanjut sehingga terjadi apa yang dikenal Post partum Blues (varney, 2008:964) Treatment

2.2.5 Masalah psikologi yang sering terjadi

a. Ibu dan bayi yang tidak membentuk perlekatan yang erat membentuk tipe ikatan

lain. Peneliti menggolongkannya menjadi dua tipe : ikatan yang tidak erat dan

ikatan menjauh (varney, 2008:933).

Cause :

1. ketidakmampuan ibu dalam menginterpretasi petunjuk dari bayi dengan

baik dan berespons dalam cara yang dapat diprediksi (varney, 2008:933).

2. Hal ini sering dijumpai pada anak yang tidak diinginkan oleh orang tua.

Pada anak – anak yang seperti ini, orang tua cenderung berperilaku yang

menghambat sehingga ikatan kasih sayang tersebut tidak terjadi

(ambarwati, 2010 : 67).

3. Adanya faktor internal dan faktor eksternal yang menghambat terjadinya

ikatan antara orang tua dan bayinya tersebut.

Effects :

Bayi – bayi yang memperlihatkan adanya perlekatan yang tidak erat tampak

cemas dan memiliki koping yang buruk terhadap perubahan atau ketika jauh dari

ibu. Perilaku mereka menunjukkan perilaku yang sangat rewel atau perilaku

mencari perhatian lainnya. Bayi - bayi ini tampaknya merasa bahwa perhatian ibu

paling baik didapat jika mereka memperlihatkan perilaku negatif. Ibu mungkin

terdistraksi, merasa letih, atau terlalu muda untuk mengetahui bagaimana bermain

dengan baik bersama seorang bayi. Namun, ia akan berespons terhadap teriakan

atau perilaku negatif lainnya. Penguatan, bahkan perhatian negatif cukup membuat

bayi senang.Bayi – bayi yang memperlihatkan ikatan menjauh tampak memiliki

jarak dengan ibu – seolah – olah kurangnya respons ibu – ibu yang dapat diprediksi

membuat emosi bayi tumpul. Bayi – bayi yang lahir dari wanita yang menderita

Page 17: spectrapoint.files.wordpress.com · Web viewJika dibiarkan terus menerus keadaan ini dapat berlanjut sehingga terjadi apa yang dikenal Post partum Blues (varney, 2008:964) Treatment

penyakit mental yang cukup berat atau penyalahgunaan zat terlarang dapat

memperlihatkan tanda adanya perlekatan menjauh. Efek penyalahgunaan zat dapat

mengubah kepribadian ibu secara tidak terduga. Pada satu hari ibu mungkin

menjadi tegang, hari lainnya mengalami stupor, hari lainnya merasa gugup akibat

putus obat. Bayi menerima pesan – pesan yang tidak konsisten sehingga emosi

mereka menjadi tumpul (varney, 2008:933).

Treatment

Kemampuan ibu dan bayi untuk membantu perlekatan yang erat adalah

kunci untuk mencegah masalah lainnya yang banyak terjadi pada masa kanak –

kanak. Bidan dapat membantu orang tua baru memahami pentingnya membentuk

perlekatan yang erat. Beberapa ibu membutuhkan vaidasi terhadap keinginan

mereka untuk meluangkan waktu bersama bayi mereka. Bidan dapat menjelaskan

kepada kedua orang tua mengenai sangat pentingnya respon orang tua terhadap

petunjuk dari bayi. Nasihat ini dapat membantu respons orang tua terhadap

tangisan bayi dan upaya bayi untuk berkomunikasi melalui senyuman dan kontak

mata. Kemampuan dan keinginan ibu untuk membentuk perlekatan ini dapat

terganggu jika terjadi kegagalan ketika memberi makan dan menenangkan bayi.

Ibu – ibu yang merasa diri mereka dapat berhasil akan membentuk rasa percaya

diri dan kompetensi. Bidan harus meluangkan waktu untuk berbicara dengan ibu

tentang persepsinya mengenai dirinya sebagai seorang pemberi perawatan dan

membantu membentuk kembali harapan yang mungkin tidak realistis. Beberapa

wanita tidak pernah merasakan asuhan ibu yang berkualitas ketika mereka anak –

anak. Mereka tidak memiliki memori atau kesan tentang perlekatan yang erat.

Tugas mengasuh bayi dapat terasa membebani bagi para wanita ini dan mereka

Page 18: spectrapoint.files.wordpress.com · Web viewJika dibiarkan terus menerus keadaan ini dapat berlanjut sehingga terjadi apa yang dikenal Post partum Blues (varney, 2008:964) Treatment

berisiko tinggi mengalami frustasi selama bulan – bulan awal menjadi ibu. Kapan

pun memungkinkan, bidan harus berupaya merujuk para wanita ini ke seorang

konselor atau kelompok yang membantu peran menjadi orang tua selama minggu –

minggu segera setelah kelahiran bayi (varney, 2008:933).

b. Post partum blues

c. Depresi post parrtum

Daftar pustaka

Bahiyatun, 2009. Buku ajar asuhan kebidanan nifas normal. jakarta : EGC

Wikjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu kebidanan. Jakarta : YBP-SP

Sylvia D, Elvira.2006. Depresi Pasca Persalinan. jakarta : FKUI

Varney, Helen. 2008. Buku ajar asuhan kebidanan vol 2.Jakarta : EGC

Kartono, Kartini.2007. psikologi wanita 2 mengenal wanita sebagai ibu dan nenek.

Bandung: Mandar maju

Mansur,Hera.2009.Psikologi ibu dan anak untuk kebidanan . jakarta: salemba medika

Ambarwati,eni retna.2010. asuhan kebidanan nifas.jogjakarta:nuha ofset

Pieter, herri zan.2011 pengantar psikologi untuk kebidanan.jakarta : kencana

Page 19: spectrapoint.files.wordpress.com · Web viewJika dibiarkan terus menerus keadaan ini dapat berlanjut sehingga terjadi apa yang dikenal Post partum Blues (varney, 2008:964) Treatment