karyatulisilmiah.com · Web viewJadi syari’ah islam adalah hukum atau peraturan islam yang...
Transcript of karyatulisilmiah.com · Web viewJadi syari’ah islam adalah hukum atau peraturan islam yang...
SYARI’AH
(Pengertian syari’ah, perbedaan syari’ah dengan fiqih, macam-macam ketentuan hukum, tujuan dan ruang lingkup syari’ah)
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3 (KELAS S1E)
BUDI AGUNG SARJONO 201544500363
SUPARJO 201544500368
SARIF HIDATULLOH 201544500323
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK, MATEMATIKA, DAN PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
(UNINDRA)
2015/2016
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberi rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
ini, sebagaimana yang disyaratkan oleh dosen mata kuliah Pendidikan Agama I.
Dalam penulisan makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan dan
hambatan. Namun, berkat arahan dari semua pihak, akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima
kasih kepada :
1. Arman Wisona, S.P.d.I., M.Pd selaku dosen mata kuliah Pendidikan Agama I.
2. Orang tua kami yang telah memberikan dorongan moril dan materiil.
Kami sangat bersyukur telah dapat menyelesaikan makalah ini. Kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan nama manupun gelar. Besar harapan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta, Oktober 2015
ii
DAFTAR ISI
COVER...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iii
BAB I : PENDAHULUAN..................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................. 1
B. Tujuan................................................................................. 2
C. Manfaat Penulisan............................................................ 2
BAB II : PEMBAHASAN TENTANG SYARI’AH.............................. 3
A. Pengertian Syai’ah............................................................. 3
B. Perbedaan Syari’ah dan fiqih .......................................... 4
C. Macam-macam ketentuan hukum.................................. 5
D. Tujuan Syari’ah Islam...................................................... 7
E. Ruang lingkup Syari’ah.................................................... 12
BAB III : PENUTUP................................................................................ 21
A. Kesimpulan........................................................................ 16
B. Saran................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Syariat Islam adalah bagian dari kesadaran sejarah Agama Islam di
dunia. Syariat Islam berkembang dan terus menjadi panduan hukum di
berbagai Negara, bukan hanya Indonesia yang memakai syariat islam
bahkan Negara- Negara besar pun ada yang memakai syariat Islam di
negaranya.
Hal itu selain karena syariat islam melengkapi hukum di dunia,
syariat islam juga memenuhi persyaratan untuk melindungi manusia atau
bisa disebut HAM. Syariat islam pun tidak hanya meliputi hukum-hukum
di dunia tetapi banyak hal di dunia ini seperti ekonomi, pembelajaran,
pernikahan, dll.
Mungkin pada zaman sekarang manusia sangat memerlukan
teknologi contohnya handphone, computer, laptop, televise,dll. Di era
globalisasi ini banyak sekali teknologi-teknologi canggih jadi banyak
sekali pekerjaan yang di zamannya membutuhkan waktu yang lama tapi
sekarang hanya dalam hitungan menit, jam, ataupun hitungan hari
pekerjaan itu dapat terselesaikan.
Akan tetapi di zman modern ini banyak sekali kekurangannya,
misalnya ornag-orang lebih suka menggunakan cara instan dibandingkan
cara di zaman dahulu yang lumayan rumit, dan banyak juga orang-orang di
1
zaman sekarang yang tidak mementingkan lagi akhirat hanya
mementingkan duniawi saja jadi banyak sekali korupsi dimana-mana,
pelecehan seksual, pelanggaran hukum HAM, dll
B. TUJUAN
Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui seberapa banyak
pengetahuan kita tentang syari’ah, dan nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya, termasuk:
1. Pengertian dan perbedaan syariah dan fiqih
2. Macam-macam ketentuan hukum
3. Tujuan syari’ah islam
4. Ruang lingkup syari’ah
C. MANFAAT PENULISAN
Kita dapat mengetahui bahwa syariat islam itu memenuhi unsur-
unsur kehidupan untuk menuntun kita ke jalan yang benar dalam segi
apapun, misalnya ekonomi, hukum, ilmu pengetahuan, dll.
2
BAB II
PEMBAHASAN TENTANG SYARI’AH
A. PENGERTIAN SYARI’AH
Syari’ah menurut istilah adalah “maa anzalahullahu li ‘ibaadihi
minal ahkaami ‘alaalisaani rusulihil kiraami liyukhrijan naasa min
diyaairizh zhalaami ilan nuurin bi idznihi wa yahdiyahum ilash shiraathil
mustaqiimi,’’ artinya hukum-hukum (peraturan) yang di turunkan allah
SWT melalui rasul-rasulnya yang mulia, untuk manusia, agar mereka
keluar dari kegelapan ke dalam terang, dan mendapatkan petunjuk ke jalan
yang lurus.
Jadi syari’ah islam adalah hukum atau peraturan islam yang
mengatur seluruh sendi kehidupan umat khususnya muslim. Selain berisi
hukum dan aturan, syariah islam juga berisi tentang bagaimana cara
menyelesaikan permasalahan hidup ini. Maka oleh kaum muslimin,
syariah islam merupakan panduan menyeluruh dan sempurna sebagai
solusi terhadap seluruh permasalahan hidup di dunia yang di alami oleh
manusia.
Syariah Islam memberikan tuntunan hidup khususnya pada umat
Islam dan umumnya pada seluruh umat manusia untuk mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat. Muamalah dalam syariah Islam bersifat
fleksibel tidak kaku. Dengan demikian Syariah Islam dapat terus menerus
memberikan dasar spiritual bagi umat Islam dalam menyongsong setiap
3
perubahan yang terjadi di masyarakat dalam semua aspek kehidupan.
Syariah Islam dalam muamalah senantiasa mendorong penyebaran
manfaat bagi semua pihak, menghindari saling merugikan, mencegah
perselisihan dan kesewenangan dari pihak yang kuat atas pihak-pihak yang
lemah. Dengan dikembangkannya muamalah berdasarkan syariah Islam
akan lahir masyarakat marhamah, yaitu masyarakat yang penuh rahmat.
B. PERBEDAAN SYARI’AH DENGAN FIQIH
1. Syariah
a. Berasal dari Al-Qur'an dan Hadits
b. Bersifat fundamental
c. Hukumnya bersifat Qath'i (tidak berubah) karena ketentuannya
dari Allah SWT, dan ketentuan-ketentuan dari Rasul.
d. Hukum Syariatnya hanya Satu (Universal)
e. Langsung dari Allah yang kini terdapat dalam Al-Qur'an
2. Fiqih
a. Karya Manusia yang bisa Berubah karena terdapat dalam kitab-
kitab fikih.
b. Bersifat Instrumental
c. Hukumnya dapat berubah dan di ubah dari masa ke masa
d. Banyak berbagai ragam aliran-aliran hukum yang disebut
mazhab.
4
e. Berasal dari Ijtihad para ahli hukum sebagai hasil pemahaman
manusia yang dirumuskan oleh Mujtahid
C. MACAM-MACAM KETENTUAN HUKUM
1. Wajib (Fardhu)
Wajib adalah suatu perkara yang harus dilakukan oleh
seorang muslima yang telah dewasa dan waras (mukallaf), di mana
jika dikerjakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan akan
mendapat dosa.
Contoh : solat lima waktu, pergi haji (jika telah mampu), membayar
zakat, dan lain-lain.
Wajib terdiri atas dua jenis/macam :
a. Wajib ‘ain adalah suatu hal yang harus dilakukan oleh semua
orang muslim mukalaf seperti sholah fardu, puasa ramadan,
zakat, haji bila telah mampu dan lain-lain.
b. Wajib Kifayah adalah perkara yang harus dilakukan oleh
muslimmukallaff namun jika sudah ada yang malakukannya
maka menjadi tidak wajib lagi bagi yang lain seperti
mengurus jenazah.
2. Sunnah/Sunnat
Sunnat adalah suatu perkara yang bila dilakukan umat islam
akan mendapat pahala dan jika tidak dilaksanakan tidak berdosa.
5
Contoh: sholat sunnat, puasa senin kamis, solat tahajud, memelihara
jenggot, dan lain sebagainya.
Sunah terbagi atas dua jenis/macam:
a. Sunah Mu’akkad adalah sunnat yang sangat dianjurkan Nabi
Muhammad SAW seperti shalat ied dan shalat tarawih.
b. Sunah Ghairu Mu’akad yaitu adalah sunnah yang jarang
dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW seperti puasa senin
kamis, dan lain-lain.
3. Haram
Haram adalah suatu perkara yang mana tidak boleh sama
sekali dilakukan oleh umat muslim di mana pun mereka berada
karena jika dilakukan akan mendapat dosa dan siksa di neraka kelak.
Contohnya : main judi, minum minuman keras, zina, durhaka pada
orang tua, riba, membunuh, fitnah, dan lain-lain.
4. Makruh
Makruh adalah suatu perkara yang dianjurkan untuk tidak
dilakukan akan tetapi jika dilakukan tidak berdosa dan jika
ditinggalkan akan mendapat pahala dari Allah SWT.
Contoh : posisi makan minum berdiri, merokok (mungkin haram).
6
5. Mubah
Mubah adalah suatu perkara yang jika dikerjakan seorang
muslim mukallaf tidak akan mendapat dosa dan tidak mendapat
pahala. Contoh : makan dan minum, belanja, bercanda, melamun,
dan lain sebagainya.
D. TUJUAN AGAMA ISLAM
Ada 5 (lima) hal pokok yang merupakan tujuan utama dari Syariat
Islam, yaitu:
1. Menjaga / Memelihara agama (Hifzhud diin)
2. Menjaga jiwa (Hifzhun nafsi)
3. Menjaga akal (Hifzhul ’aqli)
4. Menjaga kehormatan (Hifzhul ‘ardh)
5. Menjaga harta benda (Hifzhul maal).
Dalam surat ini terdapat firman Allah SWT yang menyatakan:
. يبغون يوقنون ومن أحسن هامن لل حكما لقوم
أفحكم ة الجاهلي
Artinya:
“Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah
yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?”.
(Qs. 5: 50)
7
Ayat tersebut hendak memberkan arahan bahwa syariat Allah
ta’ala merupakan syariat terbaik yang memberikan kemaslahatan bagi
umat manusia, baik di dunia maupun di akhirat. Hal tersebut dapat
diketahui dari penjelasan berikut ini:
1. Menjaga/ memelihara agama (hifzhud diin)
Allah swt, berfirman,
من يرتد منكم عن دينه فسوف هايأتي لل بقوم هم يحب ونه ويحب
يجاهدون في سبيل ه الل وال يخافون يا ها أي ذين ال آمنوا
المؤمنين ة أعز على ة الكافرين أذل على
. فضل ه الل يؤتيه من يشاء ه والل واسع عليم
ذالئم لومة لك
Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara
kamu, yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan
mendatangkan suatu kaum, yang Allah mencintai mereka, dan
merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah-lembut terhadap
orang-orang Mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang
kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada
celaan orang, yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-
Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas
(pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui." (QS 5: 54).
8
Hal pertama kali menjadi perhatian syariat adalah
kewajiban memelihara agama dan meninggalkan kekufuran.
2. Menjaga jiwa (hifzhun nafsi)
Allah swt. Berfirman,
على بني إسرائيل ه أن من قتل نفسا بغير نفس أو فساد في
أحياها ما فكأن اأحيا اس لن جميعا ولقد من أجل ذلك كتبنا
لمسرفون األرض ما فكأن قتل اس الن جميعا األرض ومن
جاءتهم بالبرسلنا نات ي ثم إن كثيرا منهم بعد ذلك في
Artinya:
“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi bani
israel, bahwa: barang siapa yang membunuh manusia, bukan karena
orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat
kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh
manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan
manusia semuanya. Dan sesungguhnya, telah datang kepada mereka
rasul-rasul Kami, dengan (keterangan-keterangan) yang jelas,
kemudian banyak di antara mereka. sesudah itu sungguh-sungguh
melampaui batas, dalam berbuat kerusakan di muka bumi” (QS 5:
32).
9
Ayat tersebut menjadi dalil tentang haramnya membunuh.
Islam mengajarkan kepada pemeluknya untuk saling menghargai
antar sesama.
3. Menjaga Akal (Hifzhul ‘aqli)
Allah swt. Berfirman,
آمنوا ما إن الخمر والميسر واألنصاب واألزالم رجس من عمل
تفلحون يا ها أي ذين ال
فاجتنبوه كم لعل
يطان الش
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya
(meminum) khamar, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi
nasih dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan
syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu, agar kamu
mendapat keberuntungan." (QS 5: 90).
Tujuan dari pengharaman khamar adalah menjaga akal.
Dengan terjaganya akal manusia dapat menjalankan syari’ah islam
dengan baik di karenakan hanya orang yang membedakan yang
haq dan yang bathil.
4. Menjaga kehormatan (hifzhul ‘ardh)
Allah swt. Berfirman,
10
وطعام ذين ال أوتوا الكتاب حل لكم وطعامكم حل لهم
ذين ال أوتوا الكتاب من قبلكم إذا اليوم أحل لكم بات الطي
ومن يكفر والمحصنات من المؤمنات والمحصنات من
أجورهن محصنين غير مسافحين وال خذي مت أخدان
اآلخرة من الخاسرين فقد موآتيت حبط هن عمله وهو في
باإليمان فقد
Artinya:
“Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan
(sembelihan) orang-orang yang diberikan Al-Kitab itu halal bagimu,
dan makanan kamu halal pula bagi mereka. (Dan dihalalkan
mengawini) wanita-wanita yang menjaga kehormatan, di antara
orang-orang yang diberi Al-Kitab sebelum kamu, bila kamu telah
membayar maskawin mereka, dengan maksud menikahinya, tidak
dengan maksud berzina, dan tidak (pula) menjadikan gundik-gundik.
Barangsiapa yang kafir. sesudah beriman, (tidak menerima hukum-
hukum Islam). Maka hapuslah amalannya, dan ia di hari akhirat
termasuk orang-orang merugi” (QS 5: 5).
Ayat ini menjelaskan tentang larangan melakukan hubungan
lawan jenis di luar pernikahan. Larangan Allah SWT mempunyai
tujuan yang satu untuk menghidarkan manusia jatuh kelembah
kehinaan. Seluruh perintah dan larangan Allah SWT dapat dikaitkan
11
dengan kepentingan untuk menjaga kehormatan serta keturunan dari
manusia itu sendiri
5. Menjaga Harta (Hifzhul maal)
Allah swt berfirman,
أيديهما جزاء بما كسبا نكاال من ه الل ه والل
عوافاقط
ارقة والس
ارق والس
حكيم.
عزيز
Artinya:
“Laki-laki mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan
keduanya sebagai pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan
sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana (QS 5: 38).
Tujuan lima syariat dalam surat Al-Maidah ini untuk menegaskan
bahwa semua perintah dan larangan yang harus ditunaikan adalah untuk
memelihara kemaslahatan manusia.
E. RUANG LINGKUP SYARI’AH
12
Ruang lingkup syariah lain mencakup peraturan-peraturan sebagai
berikut:
1. Ibadah, yaitu peraturan-peraturan yang mengatur hubungan langsung
dengan Allah SWT (ritual), yang terdiri dari: Rukun Islam:
mengucapkan syahadat, mengerjakan shalat, zakat, puasa, dan haji.
Ibadah lainnya yang berhubungan dengan rukun Islam.
a. Badani (bersifat fisik) : bersuci meliputi wudhu, mandi,
tayamum, pengaturan menghilangkan najis, peraturan air, istinja,
adzan, qomat, I’tikaf, do’a, sholawat, umroh, tasbih, istighfar,
khitan, pengurusan mayit, dan lain-lain.
b. Mali (bersifat harta) : qurban, aqiqah, alhadyu, sidqah, wakaf,
fidyah, hibbah, dan lain-lain.
2. Muamalah, yaitu peraturan yang mengatur hubungan seseorang
dengan yang lainnya dalam hal tukar-menukar harta (jual beli dan
yang searti), diantaranya : dagang, pinjam-meminjam, sewa-
menyewa, kerja sama dagang, simpanan, penemuan, pengupahan,
rampasan perang, utang-piutang, pungutan, warisan, wasiat, nafkah,
titipan, jizah, pesanan, dan lain-lain.
3. Munakahat, yaitu peraturan yang mengatur hubungan seseorang
dengan orang lain dalam hubungan berkeluarga (nikah, dan yang
berhubungan dengannya), diantaranya : perkawinan, perceraian,
pengaturan nafkah, penyusunan, memelihara anak, pergaulan suami
13
istri, mas kawin, berkabung dari suami yang wafat, meminang,
khulu’, li’am dzilar, ilam walimah, wasiyat, dan lain-lain.
4. Jinayat, yaitu peraturan yang menyangkut pidana, diantaranya :
qishsash, diyat, kifarat, pembunuhan, zinah, minuman keras, murtad,
khianat dalam perjuangan, kesaksian dan lain-lain.
5. Siyasa, yaitu yang menyangkut masalah-masalah kemasyarakatan
(politik), diantaranya : ukhuwa (persaudaraan) musyawarah
(persamaan), ‘adalah (keadilan), ta’awun (tolong menolong), tasamu
(toleransi), takafulul ijtimah (tanggung jawab sosial), zi’amah
(kepemimpinan) pemerintahan dan lain-lain.
6. Akhlak, yaitu yang mengatur sikap hidup pribadi, diantaranya :
syukur, sabar, tawadlu, (rendah hati), pemaaf, tawakal, istiqomah
(konsekwen), syaja’ah (berani), birrul walidain (berbuat baik pada
ayah ibu), dan lain-lain.
7. Peraturan-peraturan lainnya seperti : makanan, minuman,
sembelihan, berburu, nazar, pemberantasan kemiskinan,
pemeliharaan anak yatim, mesjid, da’wah, perang, dan lain-lain.
Maqashid Syariah Imam Syatibi dan Pancasila
Seorang pakar bisnis syariah di Indonesia pernah mengungkapkan
bahwa ilmu maqashid syariah Imam Syatibi bisa dibilang sebagai
Pancasilanya Indonesia. Begitu pun dengan apa yang disampaikan
sebagian tokoh-tokoh Islam di negeri ini yang menyimpulkan bahwa
14
Pancasila sejalan dengan maksud atau tujuan syariah sebagaimana yang
disimpulkan oleh Imam Syatibi dengan lima penjagaan: hifzhud din
(agama), nafs (jiwa), nasl (keturunan), aqal (akal), dan maal (harta).
Mereka mencocokkan antara lima penjagaan itu dengan sila-sila
yang ada di Pancasila. Sila pertama cocok dengan hifzhud din, sila kedua
cocok dengan hifzhun nafs, sila ketiga dengan hifzhun nasl, sila keempat
dengan hifzhul aqal, dan sila kelima dengan hifzul maal.
Entah apa yang melatarbelakangi pencocokan itu, bisa karena
sebuah kamuflase atau strategi dakwah di negeri yang bukan negara Islam,
bisa juga karena memang seperti itulah pemahaman aslinya; tapi dari sudut
pandang sejarah dan isi antara Pancasila dan maqashid syariah Imam
Syatibi mempunyai kandungan yang sangat berbeda. Bahkan, mungkin
bertolak belakang.
Hal tersebut dilihat dari dasar pemikiran Imam Syatibi terhadap
lingkungannya yang tidak lagi bisa membedakan mana yang ushul dan
mana yang furu’ dalam menilai kehidupan berislam. Hanya karena
berbeda mazhab fikih, mereka seperti berbeda agama dan keyakinan. Dan
bukan karena banyaknya perbedaan agama dan keyakinan seperti yang
dipersepsikan oleh para pencetus Pancasila di awal kemerdekaan
Indonesia.
Kedua, maqashid syariah Imam Syatibi berfungsi sebagai ilmu
yang menyadarkan kesalahpahaman masyarakat muslim saat itu terhadap
integralitas syariah Islam. Dan bukan sebagai kontrak sosial antar warga
15
negara, apalagi sebagai ideologi umat. Dengan kata lain, maqashid syariah
Imam Syatibi hanya untuk mengurai kebekuan berpikir umat Islam waktu
itu. Dan bukan untuk membuat ajaran baru yang menyederhanakan isi dan
pengamalan syariat Islam.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan diatas maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan, yaitu:
16
1. Syariah Islam memberikan tuntunan hidup khususnya pada umat
Islam dan umumnya pada seluruh umat manusia untuk mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat. Muamalah dalam syariah Islam
bersifat fleksibel tidak kaku. Dengan demikian Syariah Islam dapat
terus menerus memberikan dasar spiritual bagi umat Islam dalam
menyongsong setiap perubahan yang terjadi di masyarakat dalam
semua aspek kehidupan.
2. Macam- macam ketentuan hukum, yaitu: wajib, sunnah, haram,
makruh dan mubah.
3. Tujuan Syariat Islam ada 5, yaitu: Menjaga / Memelihara agama
(Hifzhud diin), jiwa (Hifzhun nafsi), akal (Hifzhul ’aqli), kehormatan
(Hifzhul ‘ardh) dan harta benda (Hifzhul maal)
4. Syariah adalah tata cara pengaturan tentang perilaku hidup manusia
untuk mencapai keridhaan Allah SWT. Ruang lingkup yaitu
mencakup : ibadah, muamalah, murakahat, jinayat, siyasah akhlak,
peraturan-peraturan lainnya.
B. SARAN
Demikianlah makalah ini kami buat, tentunya masih banyak
kekurangan dan kesalahan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya memabngun bagi para pembacanya seabgai keempurnaan
makalah ini. Dan semoga makalah ini bisa menjadi acuan untuk
17
meningkatkan makalah-makalah selanjutnya dan bermanfaat bagi para
pembaca dan terkhusus buat kami. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an Al Karim
H. M. Arifin, M.Pd.I., dkk, pendidikan agama islam I, (Jakarta: Unindra
press, 2015)
18
http://syariah99.blogspot.co.id/2013/05/dasar-dasar-pengertian-hukum-
islam.html
http://dikaabona.blogspot.co.id/2011/10/makalah-syariat-islam-di-era.html
http://dikaabona.blogspot.co.id/2011/10/makalah-syariat-islam-di-era.html
http://selaksapembelajar.blogspot.co.id/2011/04/tujuan-syariat-islam-
secara-umum.html
http://www.eramuslim.com/berita/laporan-khusus/imam-syatibi-maqashid-
syariah-dan-pancasila.htm#.VhzqqZiMe3h
19