aminnurrizki.files.wordpress.com€¦ · Web viewJadi, esensi politik dalam pandangan Islam adalah...

30
Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Islam merupakan agama Allah Swt sekaligus agama yang terakhir yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw melalui malaikat jibril dengan tujuan untuk mengubah akhlak manusia ke arah yang lebih baik di sisi Allah Swt. Banyak cara yang dilakukan oleh manusia untuk mencapai ketakwaan di sisi-Nya, salah satunya melalui politik. Karena politik dapat dikatakan sebagai suatu cara untuk mencapai tujuan tertentu. Tidak sedikit masyarakat menganggap bahwa politik adalah sesuatu yang negatif yang harus dijauhi. Padahal tidak semestinya selalu begitu, bahkan politik sangat dibutuhkan dalam hidup beragama. Andai saja kita tidak mempunyai cara untuk melakukan pendekatan kepada Allah Swt, maka dapat dipastikan kita sebagai manusia biasa juga tidak akan pernah mencapai kata beriman dan takwa disisi-Nya, dikarenakan tidak akan pernah tercapai suatu tujuan jika tidak ada usaha atau cara yang dilakukannya untuk mencapai tujuan tersebut. Realita inilah yang harus kita ubah dikalangan masyarakat setempat, setidaknya dimulai dari lingkungan keluarga, masyarakat, kemudian untuk bangsa dan negara kita. Page 1

Transcript of aminnurrizki.files.wordpress.com€¦ · Web viewJadi, esensi politik dalam pandangan Islam adalah...

Page 1: aminnurrizki.files.wordpress.com€¦ · Web viewJadi, esensi politik dalam pandangan Islam adalah pengaturan urusan-urusan rakyat yang didasarkan kepada hukum-hukum Islam.

Page1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Islam merupakan agama Allah Swt sekaligus agama yang terakhir

yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw melalui malaikat jibril dengan

tujuan untuk mengubah akhlak manusia ke arah yang lebih baik di sisi Allah Swt.

Banyak cara yang dilakukan oleh manusia untuk mencapai ketakwaan di sisi-Nya,

salah satunya melalui politik. Karena politik dapat dikatakan sebagai suatu cara

untuk mencapai tujuan tertentu. Tidak sedikit masyarakat menganggap bahwa

politik adalah sesuatu yang negatif yang harus dijauhi. Padahal tidak semestinya

selalu begitu, bahkan politik sangat dibutuhkan dalam hidup beragama. Andai saja

kita tidak mempunyai cara untuk melakukan pendekatan kepada Allah Swt, maka

dapat dipastikan kita sebagai manusia biasa juga tidak akan pernah mencapai kata

beriman dan takwa disisi-Nya, dikarenakan tidak akan pernah tercapai suatu

tujuan jika tidak ada usaha atau cara yang dilakukannya untuk mencapai tujuan

tersebut. Realita inilah yang harus kita ubah dikalangan masyarakat setempat,

setidaknya dimulai dari lingkungan keluarga, masyarakat, kemudian untuk bangsa

dan negara kita.

Pada masa sekarang ini,perkembangan ilmu politik semakin maju.Hal ini

membuktikan bahwa politik merupakan salah satu unsur yang penting dalam

kehdupan manusia. Perkembangan ilmu politik yang semakin maju pada suatu

kehidupan misalnya cara manusia menggunakan akal pikiran dalam menangani

masalah kehidupan, dari sudut pandang tersebut maka seorang individu dapat

menggunakan ilmu politiknya dalam menangani suatu problema kehidupan

bermasyarakat.

Page 1

Page 2: aminnurrizki.files.wordpress.com€¦ · Web viewJadi, esensi politik dalam pandangan Islam adalah pengaturan urusan-urusan rakyat yang didasarkan kepada hukum-hukum Islam.

Page2

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalahnya

sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan politik islam?

2. Bagaimana sejarah politik islam?

3. Bagaimana ciri-ciri politik islam?

4. Bagaimana asas dan prinsip politik islam?

5. Bagaimana peran politik islam?

6. Bagaimana kontribusi umat islam terhadap kehidupan politik?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui definisi politik islam

2. Bisa menjelaskan sejarah politik islam dari masa ke masa

3. Mengetahui ciri-ciri politik islam

4. Mengetahui prinsip-prinsip dan asas politik islam

5. Menjelaskan peran politik islam

6. Menjelaskan kontribusi umat islam terhadap kehidupan politik

Page 2

Page 3: aminnurrizki.files.wordpress.com€¦ · Web viewJadi, esensi politik dalam pandangan Islam adalah pengaturan urusan-urusan rakyat yang didasarkan kepada hukum-hukum Islam.

Page3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi politik islam

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, karangan W.J.S

Poerwadarminta, politik diartikan sebagai pengetahuan mengenai

ketatanegaraan atau kenegaraan, seperti tata cara pemerintah, dasar-dasar

pemerintahan dan sebagainya; dan dapat pula berarti segala urusan dan

tindakan (kebijaksaan), siasat dan sebagainya mengenai pemerintahan

suatu negara atau terhadap negara lain.

Dalam bahasa Arab, politik biasanya diwakili oleh kata al-siyasah

dan daulah. Rasulullah SAW sendiri menggunakan kata politik (siyasah)

dalam sabdanya :

"Adalah Bani Israil, mereka diurusi urusannya oleh para nabi

(tasusuhumul anbiya). Ketika seorang nabi wafat, nabi yang lain datang

menggantinya. Tidak ada nabi setelahku, namun akan ada banyak para

khalifah" (HR. Bukhari dan Muslim).

Teranglah bahwa politik atau siyasah itu makna awalnya adalah

mengurusi urusan masyarakat. Hadits diatas dengan tegas menjelaskan

bahwa Khalifahlah yang mengatur dan mengurus rakyatnya (kaum

Muslim) setelah nabi saw. Berarti secara ringkas Politik Islam

memberikan pengurusan atas urusan seluruh umat Muslim. Adapun

definisi politik dari sudut pandang Islam adalah pengaturan urusan-urusan

(kepentingan) umat baik dalam negeri maupun luar negeri berdasarkan

hukum-hukum Islam. Pelakunya bisa negara (khalifah) maupun kelompok

atau individu rakyat.

Jadi, esensi politik dalam pandangan Islam adalah pengaturan

urusan-urusan rakyat yang didasarkan kepada hukum-hukum Islam.

Adapun hubungan antara politik dan Islam secara tepat digambarkan oleh

Page 3

Page 4: aminnurrizki.files.wordpress.com€¦ · Web viewJadi, esensi politik dalam pandangan Islam adalah pengaturan urusan-urusan rakyat yang didasarkan kepada hukum-hukum Islam.

Page4

Imam al-Ghazali: “Agama dan kekuasaan adalah dua saudara kembar.

Agama adalah pondasi (asas) dan kekuasaan adalah penjaganya. Segala

sesuatu yang tidak berpondasi niscaya akan runtuh dan segala sesuatu

yang tidak berpenjaga niscaya akan hilang dan lenyap”

2.2 Sejarah Politik Islam

2.2.1 Politik Islam Masa Nabi (571-634 M)

Islam adalah agama pembaharu yang terasingkan dari tempat di

mana ia diturunkan. Kota Makkah dengan berbagai corak kehidupan

masyarakat sosial belum mampu menerima sepenuhnya kehadiran agama

Islam. Hal itu dikarenakan sikap fanatisme yang mengakar untuk

mempertahankan esensi kabilah-kabilah. Penolakan masyarakat sosial

Makkah dapat kita lihat dari penindasan-penindasan yang dilakukan oleh

kaum kafir Quraisy terhadapa Nabi Muhammad dan para pengikutnya.

Peristiwa tersebut menjadikan umat Islam merasa pesimis akan

diterima oleh kabilah-kabilah yang ada, apalagi dengan ditolaknya seruan

Nabi Muhammad oleh kabilah Thaqif dari Ta’if yang kemudian disusul

dengan penolakan-penolakan yang dilakukan oleh kabilah-kabilah Kinda,

Kalb, Banu ‘Amir dan Banu Hanifa.

Sejarah perkembangan Islam mencatat, bahwa Islam tumbuh

berkembang pesat di wilayah Yatsrib. Wilayah ini dihuni oleh beberapa

kabilah diantaranya, kabilah Aus, Khazraj dan Yahudi. Perkembangan

Islam di Yatsrib dipengaruhi oleh adanya pertentangan perebutan

kedaulatan dan kekuasaan antara kabilah Aus, Khazraj dan Yahudi. Selain

itu, perkembangan Islam juga didukung oleh adanya keyakinan pada tubuh

kaum Yahudi dengan aliran monotheismenya yang mencelah para

penyembah berhala dan berkeyakinan bahwa akan datang suatu saat

seorang Nabi yang akan mendukung mereka (Yahudi) dengan

memberantas para penyembah berhala. Dari peristiwa-peristiwa lalu dapat

kita ambil kesimpulan bahwa agama islam juga mempunyai kaitan yang

Page 4

Page 5: aminnurrizki.files.wordpress.com€¦ · Web viewJadi, esensi politik dalam pandangan Islam adalah pengaturan urusan-urusan rakyat yang didasarkan kepada hukum-hukum Islam.

Page5

erat dengan aspek politik. Sesuai dengan yang telah dipaparkan oleh Harun

Nusution dalam bukunya bahwa persoalan yang pertama-tama timbul

dalam Islam adalah prsoalan politik.

Langkah politik Nabi Muhammad untuk mencari dukungan dari

penduduk Yatsrib pertama kali nampak pada peristiwa Ikrar Aqabah,

peristiwa tersebut menandai akan adanya kebebasan menyebarkan agama

Islam sehingga secara otomatis akan berdampak pada kekuatan Islam. Hal

itu bisa kita lihat dari sikap kaum kafir Qurasy yang terus-menerus

menyelidiki para pengikut Ikrar Aqabah untuk diperlakukan secara tidak

manusiawi. Peristiwa itu terjadi karena kehawatiran kaum Qurasy akan

munculnya kekuatan baru pada tubuh umat Islam sehingga akan

mengganggu eksistensi kekuasaan kaum kafir Qurasy.

Setelah peristiwa Ikrar Aqabah, Nabi Muhammad kembali

memikirkan langkah politik selanjutnya dengan mengizinkan para

pengikutnya melakukan hijrah ke kota Yatsrib. Sementara Nabi

Muhammad masih memilih berdomisi di Kota Makkah mencari masa-

masa tenang sekaligus menunggu perintah dari Allah Swt.

Pakar berpendapat bahwa gerakan politik yang dilakukan oleh Nabi

Muhammad merupakan langkah yang cerdas dan penuh dengan

perhitungan. Hal itu terbukti dengan adanya keberhasilan Nabi

Muhammad dan para pengikutnya dalam melakukan perintah hijrah.

Para peneliti sejarah politik ada yang mengkategorikan bahwa corak

politik yang diterapkan oleh nabi Muhammad adalah bercorak teo-

demokratis, yaitu suatu pola pemerintahan yang dalam setiap

menyelesaikan persoalan terlebih dahulu melakukan musyawarah baru

kemudian menunggu ketetapan dari tuhan

Kehidupan Yatsrib (kemudian terkenal dengan sebutan Madinah)

pada masa Nabi Muhammad menjadi batu pijakan utama dalam mencatat

sejarah perpolitikan umat Islam. Para pakar sejarah berpendapat bahwa

Page 5

Page 6: aminnurrizki.files.wordpress.com€¦ · Web viewJadi, esensi politik dalam pandangan Islam adalah pengaturan urusan-urusan rakyat yang didasarkan kepada hukum-hukum Islam.

Page6

politik Islam dalam konteks negara, pertama kali muncul dan berkembang

di Madinah.

Perpolitikan Islam di Madiah terbentuk secara prural dengan

kolaborasi dari berbagai kalangan dan aliran, antara umat Islam, kaum

Yahudi, para penyembah berhala (kabilah Aus dan Khazraj). Secara garis

besar, suasana politik pada waktu itu dipengarui oleh dua imperium besar

yaitu Romawi dan Persia.

Langkah politik Nabi Muhammad pertama kali adalah menyatukan

kaum muslimin muhajirin dan ansor.Langkah ini bisa dikatakan cukup

cerdas, karena untuk membentuk kekuatan komunitas, syarat utama yang

harus dipenuhi adalah solidaritas antar penduduk. Kemudian Nabi

Muhammad membentuk sebuah nota kesepakatan antara penduduk

Madinah secara umum yang tercatat sebagai piagam Madinah.

Piagam ini merupakan dokumen politik yang telah ditinggalkan oleh

Nabi Muhammad selama kurun waktu seribu empat ratus dua puluh lima

tahun lamanya. Piagam ini pulalah yang telah menetapkan adanya

kebebasan beragama, menyatakan pendapat, berserikat, dan pelarangan

akan tindak kejahatan. Dengan piagam itu, kota Madinah menjadi tempat

yang memiliki peradapan tinggi karena benar-benar telah menghormati

seluruh penduduk yang berdomosili di dalamnya. Madinah yang semula

dipenuhi dengan tindak kejahatan, kekerasan dan peperangan menjadi kota

yang menjunjung tinggi hak dan egaliter.

Menurut al-Sayyid Muhammad Ma’ruf al-Dawalibi seorang

pengajar di universitas Paris mengatakan bahwa yang paling menakjubkan

tentang piagam Madinah adalah memuat tentang prinsip-prinsip

perpolitikan umat Islam yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Para sejarawan berselisih pendapat dalam menentukan ketokohan

Nabi Muhammad dalam menjalankan roda perpolitikan di kota Madinah.

Hal itu disebakan adanya perbedaan pemahaman akan tugas seorang nabi.

Apakah sikap politik yang diambil oleh Nabi Muhammad sebagai aplikasi

Page 6

Page 7: aminnurrizki.files.wordpress.com€¦ · Web viewJadi, esensi politik dalam pandangan Islam adalah pengaturan urusan-urusan rakyat yang didasarkan kepada hukum-hukum Islam.

Page7

dari perintah yang berupa wahyu atau merupakan hasil dari ijtihat sebagai

seorang pemimpin atau hakim sebagai jawaban dari kebutuhan dan situasi

masyarakat.

Perbedaan pandangan dalam menafsirkan tugas-tugas kenabian

dalam bidang politik menyebabkan perdepatan yang tak kunjung usai.

Apakah Islam memiliki sistem politik, apakah Islam merupakan agama

yang menjunjung demokrasi? Kalau kita mau jujur untuk kembali

membuka lembaran-lembaran sejarah, maka kita akan menemukan

berbagai peristiwa yang bersifat duniawi seperti; politik, ekonomi dan

sebagainya, berawal dari problema masyarakat masa Nabi, kemudian

wahyu datang sebagai upaya penyelesaian akan kebutuhan masyarakat.

Berbeda dengan unsur akidah yang secara langsung turun dari langit tanpa

melihat pada kondisi masyarakat.

Terlebih, sepeninggal nabi Muhammad, umat Islam tidak memiliki

sistem tatanan sosial politik yang baku sehingga peristiwa perebutan

kekuasaan untuk menggantikan posisi nabi Muhammad sebagai pimpinan

menyebabkan umat Islam terbelah menjadi berbagai golongan. Demikan

halnya dengan persoalan demokrasi, kalau kita menilik makna demokrasi

sebagai sebuah sistem yang mengedepankan asas musyawarah mufakat,

maka Islam adalah agama yang paling demokrasi. Namun, jika kita

menilik makna demokrasi sebagai sebuah sistem yang berasal dari rakyat,

oleh rakyat, dan untuk rakyat, maka Islam bukan agama demokrasi karena

secara hukum syari’ah Islam berasal dari Tuhan untuk kemaslahatan

manusia.

2.2.2 Politik Islam Masa Khalifah al-Rasyidin

Sejarah perkembangan umat Islam yan mengalami pancaroba dan

maju-mundur sebenarnya dimulai setelah Nabi wafat. Periode ini ditandai

oleh berbagai peristiwa uji coba sistem perpolitikan dan keagamaan dalam

membangun wilayah Islam, dalam bentuk konkret dengan berdasarkan

pada landasan-landasan yang telah dibagun dan diletakkan oleh Nabi

Muhammad. Sejarah perkembangan umat Islam yang berjalan secara

Page 7

Page 8: aminnurrizki.files.wordpress.com€¦ · Web viewJadi, esensi politik dalam pandangan Islam adalah pengaturan urusan-urusan rakyat yang didasarkan kepada hukum-hukum Islam.

Page8

gradual dan terseok-seok dimulai dengan munculnya masa khalifah al-

Râsyidîn.

Pada masa khalifah al-Rasyidin, sistem politik umat Islam

berbentuk khilafah, dengan proses pemilihan pemimpin melalui jalur

musyawarah mufakat atau melalui sistem perwakilan. Atau oleh peneliti

sejarah politik bentuk pemerintahan pada masa ini bercorak aristokrat

demokratik

Pada waktu Nabi Muhammad wafat, konflik ditubuh umat Islam

dalam menentukan pemimpin sebagai pengganti Nabi tidak terbendung.

Sebelum Nabi Muhammad dimakamkan, kaum muslimin anshar

berkumbul di serabi bani Sa’ad untuk memilih dan menentukan pemimpin.

Dalam musyawarah tersebut terdapat beberapa nama yang akan diajukan

kepada umat Islam, antara lain; Abu Bakar al-Siddiq, Umar ibn Khathab,

Abu Ubaid ibn Jarah. Kaum muslim anshar berpendapat bahwa syarat

menjadi seorang pemimpin adalah harus berasal dari kaum anshar, karena

Nabi Muhammad telah melakukan misi dakwanya di Makkah selama

kurang lebih 13 tahun namun dengan pengikut yang sedikit, tidak ada yang

mampu melindunginya dari siksaan kaum kafir Qurasy. Semenatara ketika

Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, ia dengan leluasa bisa melakukan

misi dakwahnya dengan atas bantuan kaum muslimin anshar, sehingga

Nabi Muhammad dan umat Islam mampu menaklukkan Jazirah Arab.

Sedangkan kaum muslim muhajirin berpendapat bahwa syarat

menjadi seorang pemimpin pengganti Nabi Muhammad harus berasal dari

Kota Makkah, karena kaum muslimin Makkah adalah orang yang pertama

kali percaya akan kenabian nabi Muhammad. Setelah melalui perdebatan

yang sangat panjang, akhirnya diputuskan bahwa tiap-tiap golongan kaum

muslimin mengajukan perwakilannya dan berakhir dengan terpilihnya Abu

Bakar al-Shiddiq sebagai pemimpin (khalifah) umat Islam pengganti Nabi

Muhammad.

Namun, dalam salah satu sumber mengatakan bahwa peistiwa

pengangkatan Abu Bakar al-Siddiq sebagai khalifah tidak dihadiri oleh Ali

Page 8

Page 9: aminnurrizki.files.wordpress.com€¦ · Web viewJadi, esensi politik dalam pandangan Islam adalah pengaturan urusan-urusan rakyat yang didasarkan kepada hukum-hukum Islam.

Page9

ibn Abi Thalib karena sibuk menyiapkan proses pemakaman Nabi

Muhammd. Setelah Ali ibn Abi Thalib mendengar pengangkatan Abu

Bakar al-Siddiq sebagai khalifah, ia tidak menyetujui kecuali setelah

beberapa waktu yang cukup lama. Menurut riwayat dikatakan bahwa Ali

ibn Abi Thalib adalah sahabat yang paling dekat dengan Nabi Muhammad

karena ia adalah orang yang pertama kali masuk Islam dan menjadi suami

dari Fatimah, putri Nabi Muhammad., sehingga lebih berhak menjadi

seoarang khalifah dibanding Abu Bakar al-Siddiq.

Pidato kenegaraan yang dilontarkan Abu Bakar al-Siddiq

merupakan statemen politik yang maju dengan menggunakan prinsip-

prinsip modern yang partisipatif dan egaliter. Khotbah itu merupakan

khotbah pertama yang menerangkan sistem pemerintahan Islam. Abu

Bakar al-Siddiq merupakan khalifah yang mampu menyelesaikan

pertikayan-pertikayan yang terjadi ditubuh umat Islam. Perbedaan-

perbedaan yang muncul cenderung mengarah pada unsur politik bukan

pada unsur agama. Salah satu gerakan politik Abu Bakar al-Siddiq adalah

memerangi orang-orang yang ingkar zakat atau lebih dikenal denganhurûb

al-riddah.

Sosio politik umat Islam pada masa Abu Bakar al-Siddiq berjalan

stabil. Prinsip-prinsip perpolitikan dalam membentuk sebuah khilafah

yang digunakan berpedoman pada ajaran-ajaran agama Islam berupa al-

Qur’an dan Hadis. Keberanian Abu Bakar ibn al-Siddiq dalam mengambil

kebijakan-kebijakan tidak populer menjadikan ia sebagai khalifah yang

tangguh dan berwibawa.

Perlawanan dan pertentang dalam pengankatan Abu Bakar al-

Siddiq sebagai khalifah, menjadikan khalifah pertama ini bertindak

preventif dalam menentukan dan memilih khalifah ke dua. Sebelum Abu

Bakar al-Siddiq wafat, ia telah menyiapkan komite pemilihan khalifah

untuk menggantikannya. Dengan rekomendasi dari Abu Bakar al-Siddiq

dan persetujuan kaum muslimin pada umumnya, Umar ibn Khattab terpilih

Page 9

Page 10: aminnurrizki.files.wordpress.com€¦ · Web viewJadi, esensi politik dalam pandangan Islam adalah pengaturan urusan-urusan rakyat yang didasarkan kepada hukum-hukum Islam.

Page10

secara aklamasi sebagai khalifah Islam ke dua setelah Abu Bakar al-

Siddiq.

Persoalan yang terjadi pada masa khalifah Umar ibn Khatthab

cenderung mengarah pada persoalan politik luar, pada masa tersebut, umat

Islam melakukan ekspansi perluasan daerah. salah satu contoh dengan

diutusnya Amr ibn Ash untuk memimpin pembukaan kota Mesir.

Sementara dalam tubuh umat Islam sendiri cenderung setabil, hal itu

didukung oleh keberanian dan kewibawaan yang dimiliki oleh Umar ibn

Khathab.

Perpecahan terbesar terjadi ketika pada masa khalifah Utsman ibn

Affan, hal itu muncul karena para pengikut Ali ibn Abi Thalib dan kaum

anshar merasa jenuh akan kepemimpinan kaum muhajirin. Kejenuhan dan

kebosanan itu memuncak ketika khalifah Utsman ibn Affan lebih

mementingkan kedekatan (kerabat) dalam pengangkatan para penguasa.

Khalifah Utsman ibn Affan yang notabeni berasal dari keturunan bani

umayyah, mendapat tantang keras dari kaum Syi’ah dan keturunan bani

Hasyim. Perselisihan politik semakin memanas sebagaimana pertikayan

yang pernah terjadi antara Bani Hasyim dan Bani Umayyah pada masa

jahiliah (sebelum kedatangan Islam).

Gerakan makar oleh sebagian golongan dilancarkan secara

sembunyi-sembunyi. Mereka menentang kebijakan politik khalifah

Utsman ibn Affan dengan menjadikan Ali ibn Abi Thalib sebagai

justifikasi dari gerakannya, salah satu tokoh provokatif dalam peristiwa

tersebut adalah Abdullah ibn Saba, seorang Yahudi dari Yaman dan

kemudian masuk Islam. Abdullah ibn Saba terkenal sebagai tokoh yang

getol menyuarakan agar umat Islam berpaling dari khalifah Utsman ibn

Affan dan bersatu memilih Ali ibn Thalib.

Setelah khalifah Utsman ibn Affan wafat dalam keadaan terbunuh,

maka kaum muslimin memilih dan mengangkat Ali ibn Abi Thalib sebagai

khalifah selanjutnya. Dalam proses pemilihan Ali ibn Abi Thalib, kaum

muslimin terbagi menjadi tiga golongan. Pertama; golongan yang

Page 10

Page 11: aminnurrizki.files.wordpress.com€¦ · Web viewJadi, esensi politik dalam pandangan Islam adalah pengaturan urusan-urusan rakyat yang didasarkan kepada hukum-hukum Islam.

Page11

menerima dan mengangkat Ali ibn Abi Thalib, golongan ini didukung oleh

sebagian besar para pembesar kaum muhajirin. Kedua; golongan yang

menolak pengangkatan Ali ibn Abi Thalib sebagai khalifah, diantaranya;

Thalha, al-Zubair dan Mua’wiyah, mereka beranggapan dan menuduh

bahwa Ali ibn Abi Thalib ikut terlibat dalam pembunuhan khalifah

Utsman ibn Affan. Ketiga; golongan yang memilih netral dengan tidak

bepihak pada kedua golongan di atas. Golongan ini didukung oleh

sebagian besar para pembesar umat Islam dari kalangan para sahabat

diantaranya; Abdullah ibn Umar ibn Khathab, Muhammad ibn Maslamah,

Sa’id ibn Abi Waqqash, Asamah ibn Zaid, Husnan ibn Tsabit dan

Abdullah ibn Salamah. Dari berbagai golongan di atas, muncullah

beberapa aliran dalam tubuh umat Islam diantaranya; Khawarij, Syi’ah dan

Murjiah.

Masa perpolitikan umat Islam dalam ranah khilafah berakhir pada

masa khalifah Ali ibn Thalib. Masa khilafah merupakan pengalaman

perpolitikan umat Islam yang mampu mengenal perbedaan terkecil antara

gagasan dan realita. Namun diantara keempat khalifah tersebut, hanya

khalifah Abu Bakar Al-Siddiq yang wafat secara wajar. Umar ibn Khathab

dibunuh oleh budak gubenur Basrah yang beragama nasrani, Utsman ibn

Affan dibunuh oleh lawan politiknya, kemudian rumahnya diserang

dengan tuduan pemerintah yang tirani, dan Ali ibn Thalib terbunuh ketika

sedang dalam perjalanan menuju masjid.

2.2.3 Politik Islam Masa dari Khilafah Menuju Daulah

Jika kita mengkaji secara teliti sejarah perkembangan Islam, maka

kita akan menemukan beberapa pola atau perubahan yang sering kali

dilandaskan pada realita yang ada. Dengan analisa yang bersifat instan,

maka kita akan mampu memprediksi hal-hal yang akan terjadi di masa

mendatang.

Di sinilah kita akan menemukan pola perpindahan sistem

perpolitikan Islam. Dalam catatan sejarah, Muawiyah (pendiri Dinasti

Umawiyah) menyatakan dirinya sebagai khalifah pada tahun 660, pada

Page 11

Page 12: aminnurrizki.files.wordpress.com€¦ · Web viewJadi, esensi politik dalam pandangan Islam adalah pengaturan urusan-urusan rakyat yang didasarkan kepada hukum-hukum Islam.

Page12

masa khalifah Ali ibn Thalib masih berkuasa. Peristiwa tersebut

menyebabkan perpecahan daerah kekuasaan Islam menajadi dua bagian,

pertama; Kuffah sebagai pusat pemerintahan khalifah Ali ibn Abi Thalib,

kedua; Demaskut sebagai pusat pemerintahan Mua’wiyah.

Namun secara garis besar, kepemimpinan Mu’awiyah disahkan

secara general setelah khalifah Ali ibn Abi Thalib meninggal. Masa

kepemimpinan Mu’awiyah merupakan starting point perubahan sistem

perpolitikan umat Islam dari sistem khilafah menuju sistem daulah.

Dalam sejarah tercatat bahwa Mu’awiyah dengan kreasi politiknya

mampu menanggulangi suasana ricuhdalam tubuh umat Islam. Keberanian

Mu’awiyah merubah sistem perpolitikan khilafah dengan sistem daulah

telah menyatukan kembali umat Islam yang bertikai sehingga terkenal

dengan masa ‘âmul jamâ’ah (tahun rekonsiliasi). Mu’awiyah merubah pola

perpolitikan umat Islam dengan membangun infra struktural pemerintah

seperti kantor-kantor.

Sosio perpolitikan umat Islam di masa dinasti Umawiyah dihiyasi

oleh berbagai pertempuran ideologi antara ahlul hadis, theolog, filosof dan

sebagainya. Para tokoh berusaha untuk memperoleh dukungan dari para

penguasa sehingga ideologi yang diajarkan bisa dengan muda diterima

oleh masyarakat. Pada masa dinasti Umawiyah, perkonomian umat Islam

maju dengan pesat terbukti dengan adanya mata uang khusus yang

disahkan oleh dinasti Umawiyah sebagai alat transaksi jual beli.

Pergantian pimpinan pada masa ini berdasarkan pada garis keturunan,

sehingga jauh berbeda bila dibandingkan dengan masa khilafah. Dinasti ini

bertahan dari tahun 661-750 M.

Setelah dinasti Umawiyah runtuh, dinasti Abbasiah muncul dengan

pola dan sistem politik yang sama. Bani Abbasiah yang secara garis

keturunan berasal dari Bani Hasyim secara otomatis mendapatkan

dukungan penuh dari kaum Syi’ah. Pada masa dinasti Abbasiah, berbagai

disiplin ilmu pengetahuan dan budaya berkembang secara pesat. Budaya

Yunani tersebar luas pada masa dinasti ini, dengan ditandai dengan

Page 12

Page 13: aminnurrizki.files.wordpress.com€¦ · Web viewJadi, esensi politik dalam pandangan Islam adalah pengaturan urusan-urusan rakyat yang didasarkan kepada hukum-hukum Islam.

Page13

banyaknya buku-buku yang diterjemahkan dari bahasa Yunani. Dinasti ini

bertahan dari tahun 750-1517 M, dengan pembagian dua wilayah, pertama;

Dinasti Abbasiah di Bagdad yang dipelopori oleh oleh Abu al-Abbas Al-

Saffah dan berakhir pada masa al-Musta’sim. Kedua; Dinasti Abbasiyah di

Kairo yang didirikan oleh al-Mustansir dan berakhir pada masa al-

Mutawakkil III. Sebagaimana dinasti Umawiyah, dinasti ini juga

menerapkan sistem keturunan dalam proses peralihan kekuasaan.

2.3 Ciri-ciri Politik Islam

Dalam pelaksanaannya politik islam memiliki beberapa ciri-ciri

yang sangat mengikat pada politik islam itu, diantaranya :

1. Rabbaniyah

Rabbaniyah merupakan suatu system politik islam yang bersumber dari

wahyu Allah Azza wajala, yaitu Al-Qur’an dan hadis-hadis sahih. Artinya

dalam system rabbaniyah ini segala peraturan yang dibuat tidak akan dapat

diganngu gugat seperti halnya peraturan-peraturan yang dibuat oleh

manusia.

2. Syumul

Pengertian dari syumul itu adalah segala perkara yang menyangkut urusan

duniawiyah ataupun ukhrowiyah. Dimana dalam perkara ini memang

meliputi semua sisi kehidupan manusia.

3. Muwafiqotul fithrah

Yaitu aturan yang sesuai dengan fitrah atau sifat dasar manusia.

Maksudnya adalah bahwa politik islam dalam hal ini sangat

menyeimbangkan antara hak dan kewajiban pemerintah dengan rakyatnya.

4. Nizhomul Akhlak

Nizhomul akhlak yaitu dasar dalam politik islam yang selalu menekankan

terhadap pembinaan akhlak yang mulia, seperti halnya sikap adil dan

Page 13

Page 14: aminnurrizki.files.wordpress.com€¦ · Web viewJadi, esensi politik dalam pandangan Islam adalah pengaturan urusan-urusan rakyat yang didasarkan kepada hukum-hukum Islam.

Page14

bijaksana serta perbuatan terpuji, juga melarang semua perbuatan yang

tercela, sehingga politik politik islam itu tidak pernah melegalkan

perjudian, pelacuran, miras dan narkoba apapun alasannya. Karena

memang semua itu sudah dilarang oleh agama.

2.4 Asas dan Prinsip Politik Islam

2.4.1 Asas Politik Islam

Sistem politik dalam pandangan Islam adalah hukum atau

pandangan yang berkaitan dengan cara bagaimana urusan masyarakat

dikelola dan diatur dengan hukum Islam. Karena politik itu sendiri dalam

pandangan Islam adalah mengurus urusan ummat dengan menerapkan

hukum Islam baik dalam maupun luar negeri. Karena itu, Islam telah

menetapkan asas bagi sistem politiknya, yang terdiri dari empat macam:

1. Kedaulatan di tangan syara’ (as-siyâdah li as-syar’i);

bahwa yang menjadi pengendali dan penguasa adalah hukum syara’,

bukan akal atau manusia. Ini berarti semua masalah akan dikembalikan

kepada hukum syara’. Karena itu, tidak ada satupun masalah yang

terlepas dari hukum syara’. siapapun akan mempunyai kedudukan yang

sama di hadapan hukum syara’, baik penguasa maupun rakyatnya.

Karena itu, tidak ada seorang pun yang mempunyai hak imunity

(kekebalan hukum) dalam negara Islam

2. Kekuasaan di tangan ummat (as-sulthân li al-ummah);

bahwa keta’atan pada penguasa terikat dengan ketentuan hukum syara’,

dan bukan keta’atan mutlak. Karena rakyat hanya diwajibkan untuk ta’at

kepada penguasa jika dia melaksanakan hukum syara’

3. Pengangkatan khalifah untuk seluruh kaum muslimin hukumnya

wajib (wujûb al-khalîfah al-wâhid li al-muslimîn);

Page 14

Page 15: aminnurrizki.files.wordpress.com€¦ · Web viewJadi, esensi politik dalam pandangan Islam adalah pengaturan urusan-urusan rakyat yang didasarkan kepada hukum-hukum Islam.

Page15

4. Khalifahlah satu-satunya yang berhak untuk mengadopsi hukum

syara’ untuk dijadikan undang-undang (li al-khalîfah wahdah haqq at-

tabanni).

2.4.2 Prinsip Politik Islam

Prinsip-prinsip politik yang tertuang dalam Al Qur’an dan Al Hadist

merupakan dasar politik islam yang harus diaplikasikan kedalam system

yang ada. Diantaranya prinsip-prinsip politik islam tersebut:

1 Kedaulatan, yakni kekuasaan merupakan amanah dari Allah. Kedaulatan

yang mutlak dan legal adalah milik Allah.

2.Syura dan Ijma’. Mengambil keputusn di dalam semua urusan

kemasyarakatan dilakukan melaluui konsensus dan konsultasi dengan semua

pihak.

3. Semua warga negara dijamin hak-hak pokok tertentu.

4. Hak-hak negara. Semua warga negara mestinya tunduk dengan otoritas

negara yaitu kepada hukum-hukum dan peraturan negara

5.Hak-hak khusus dan batasan bagi arga negara yang non-muslim memiliki

hak-hak sipil yang sama

6.Ikhtilaf dan konsensus yang menentukan. Perbedaan-prbedaan pendapat

diselesaikan berdasarkan keputusan dari suara yang mayoritas yang harus

ditaati oleh seluruh masyarakat.

7. Penguasa yang memahami persoalan

8. Penguasa yang adil

9. Tidak pemisah antara politik dan agama.

Page 15

Page 16: aminnurrizki.files.wordpress.com€¦ · Web viewJadi, esensi politik dalam pandangan Islam adalah pengaturan urusan-urusan rakyat yang didasarkan kepada hukum-hukum Islam.

Page16

2.5.Peran Politik Islam

2.5.1. Peran Kepala Negara dalam Politik Islam

Untuk mengurusi tanggung jawab kepentingan masyarakat, maka

secara syara’ tanggung jawab itu diberikan kepada penguasa, dan

penguasa disini bias dikatakan sebagai kepala Negara (khalifah). Inilah

yang dapat menjadikan peran kepala Negara dalam politik islam, yaitu :

a) Menjalankan hukum islam sebagai konstitusi Negara.

b) Bertanggung jawab terhadap politik dalam dan luar negeri.

c) Mengangkat dan memberhentikan ketua MA, Dirjen Departemen.

d) Berhak menerima dan menolak duta-duta asing.

2.5.2 Peran Masyarakat dalam Politik Islam

Sehingga jelaslah bahwa peran masyarakat untuk menaati

penguasanya dalam politik islam itu memang penting. Karena dengan

adanya komponen-komponen tersebut politik islam itu dapat berjalan

secara aktif dan sesuai dengan tuntutan dalam ajaran islam.

Selain berkewajiban untuk menaati penguasanya, masyarakat juga

mempunyai tiga peran penting dalam politik islam, yaitu :

1. Kekuasaan memilih penguasa.

2. Terlibat dalam musyawarah.

3. Mengoreksi penguasa.

Peran-peran itulah yang nantinya memperlihatkan bagaimana

seorang penguasa dan masyarakat bisa menjadi bagian-bagian dalam

masalah yang muncul pada suatu negara.

Page 16

Page 17: aminnurrizki.files.wordpress.com€¦ · Web viewJadi, esensi politik dalam pandangan Islam adalah pengaturan urusan-urusan rakyat yang didasarkan kepada hukum-hukum Islam.

Page17

2.6 Kontribusi Umat Islam Terhadap Kehidupan Politik

Agama adalah prinsip kepercayaan kepada Tuhan dengan aturan-

aturan syariat tertentu. Dapat dikatakan bahwa agama adalah sebuah

kepercayaan. Agama merupakan aspek yang sangat penting dalam

kehidupan.

Dengan adanya agama membuat hidup manusia menjadi teratur

dan terarah. Agama dalam hal ini agama Islam mengatur kehidupan

umatnya di berbagai aspek seperti ekonomi, sosial, bidaya, politik,

pendidikan, akhlak, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya. Islam

merupakan agama Allah SWT sekaligus agama yang terakhir yang

disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat jibril

dengan tujuan untuk mengubah akhlak manusia ke arah yang lebih baik di

sisi Allah SWT.

Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan agama Islam di

kalangan umatnya tidak menggunakan cara yang sembarang. Tapi dengan

menggunakan startegi-strategi yang disesuaikan dengan masyarakat di

zaman itu. Startegistrategi dakwah tersebut tanpa disadari berupa sesuatu

yang bersifat politik.

Page 17

Page 18: aminnurrizki.files.wordpress.com€¦ · Web viewJadi, esensi politik dalam pandangan Islam adalah pengaturan urusan-urusan rakyat yang didasarkan kepada hukum-hukum Islam.

Page18

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manusia diciptakan Allah dengan sifat bawaan ketergantungan kepada-Nya di samping sifat-sifat keutamaan, kemampuan jasmani dan rohani yang memungkinkan ia melaksanakan fungsinya sebagai khalifah untuk memakmuran bumi. Namun demikian, perlu dikemukakan bahwa dalam keutamaan manusia itu terdapat pula keterbatasan atau kelemahannya. Karena kelemahanya itu, manusia tidak mampu mempertahankan dirinya kecuali dengan bantuan Allah.

Bentuk bantuan Allah itu terutama berupa agama sebagai pedoman hidup di dunia dalam rangka mencapai kebahagiaan di akhirat nanti. Dengan bantuan-Nya Allah menunjukkan jalan yang harus di tempuh manusia untuk mencapai tujuan hidupnya. Tujuan hidup manusia hanya dapat terwujud jika manusia mampu mengaktualisasikan hakikat keberadaannya sebagai makhluk utama yang bertanggung jawab atas tegaknya hukum Tuhan dalam pembangunan kemakmuran di bumi untuk itu Al-Qur'an yang memuat wahyu Allah, menunjukkan jalan dan harapan yakni

(1) agar manusia mewujudkan kehidupan yang sesuai dengan fitrah (sifat asal atau kesucian)nya,

(2) mewujudkan kebajikan atau kebaikan dengan menegakkan hukum,

(3) memelihara dan memenuhi hak-hak masyarakat dan pribadi, dan pada saat yang sama memelihara diri atau membebaskan diri dari kekejian, kemunkaran dan kesewenang-wenangan.

Untuk itu di perlukan sebuah system politik sebagain sarana dan wahana (alat untuk mencapai tujuan) yaitu Politik Islam.

Page 18

Page 19: aminnurrizki.files.wordpress.com€¦ · Web viewJadi, esensi politik dalam pandangan Islam adalah pengaturan urusan-urusan rakyat yang didasarkan kepada hukum-hukum Islam.

Page19

3.2 Saran

Islam sebagai agama yang sempurna dan menyeluruh, sudah sepatutnya memiliki peran utama dalam kehidupan politik sebuah negara. Untuk menuju ke arah integrasi kehidupan masyarakat, negara dan Islam diperlukan ijtihad yang akan memberikan pedoman bagi anggota parlemen atau politisi dalam menjelaskan hujahnya dalam berpolitik.

Dan interaksi umat Islam yang hidup dalam alam modern ini dengan politik akan memberikan pengalaman dan tantangan baru menuju masyarakat yang adil dan makmur. Berpolitik yang bersih dan sehat akan menambah kepercayaan masyarakat khususnya di Indonesia bahwa memang Islam mengatur seluruh aspek mulai ekonomi, sosial, militer, budaya sampai dengan politik.

Page 19

Page 20: aminnurrizki.files.wordpress.com€¦ · Web viewJadi, esensi politik dalam pandangan Islam adalah pengaturan urusan-urusan rakyat yang didasarkan kepada hukum-hukum Islam.

Page20

DAFTAR PUSTAKA

rennyse.blogspot.com/2013/03/pengertian-politik-islam.html

www.islamcendekia.com/.../sejarah-perkembangan-dan-pemikiran-politik-islam-di-indonesia.html

xa.yimg.com/kq/groups/.../ciri-+ciri+politik+islam.doc

umahradhen.wordpress.com/materi...i/islam/asas-asas-politik-islam/

www.referensimakalah.com/2013/.../prinsip-prinsip-politik-islam.html

eryridwan.blogspot.com/2013/.../menakar-peran-politik-umat-islam.html

Page 20