karyatulisilmiah.com · Web viewAnestesi permukaan juga digunakan sebagai persiapan untuk prosedur...

21
1 LAPORAN FARMAKOLOGI ANESTESI LOKAL DAN UMUM ANGGOTA KELOMPOK: RR.Nabila.ZA 8688 Ummu Athiyah 8694 Dini Julianti 8696 Ristina Noviatun 8700 Firra Septyanti 8708 KELOMPOK :4 1. DEFINISI Anestesi lokal adalah obat yang mampu menghambat konduksi saraf (terutama nyeri) secara reversibel pada bagian tubuh yang spesifik. Anestesi lokal yang ideal, ciri-cirinya yaitu : - Tidak iritatif/merusak jaringan secara permanen - batas keamanan lebar (efek letak dan efek toksik jauh, tidak menyebabkan kerusakan organ) - onset cepat (dari aplikasi sampai timbulnya manfaat) - durasi cukup lama (lamanya efek bekerja) - larut air - stabil dalam larutan - dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan. Anestesi lokal terdiri dari 3 bagian, gugus amin hidrofilik yang dihubungkan dengan gugus aromatik hidrofobik oleh gugus antara. Gugus antara dan gugus aromatik dihubungkan oleh ikatan amida atau ikatan ester. Berdasarkan ikatan ini, Anestesi lokal digolongkan menjadi :

Transcript of karyatulisilmiah.com · Web viewAnestesi permukaan juga digunakan sebagai persiapan untuk prosedur...

Page 1: karyatulisilmiah.com · Web viewAnestesi permukaan juga digunakan sebagai persiapan untuk prosedur diagnostik, seperti bronkoskopi, gastroskopi, dan sitoskopi. Administrasi obat Anestesi

1

LAPORAN FARMAKOLOGI

ANESTESI LOKAL DAN UMUM

ANGGOTA KELOMPOK: RR.Nabila.ZA 8688

Ummu Athiyah 8694

Dini Julianti 8696

Ristina Noviatun 8700

Firra Septyanti 8708

KELOMPOK : 4

1. DEFINISI

Anestesi lokal adalah obat yang mampu menghambat konduksi saraf (terutama nyeri) secara

reversibel pada bagian tubuh yang spesifik. Anestesi lokal yang ideal, ciri-cirinya yaitu :

- Tidak iritatif/merusak jaringan secara permanen

- batas keamanan lebar (efek letak dan efek toksik jauh, tidak menyebabkan kerusakan

organ)

- onset cepat (dari aplikasi sampai timbulnya manfaat)

- durasi cukup lama (lamanya efek bekerja)

- larut air

- stabil dalam larutan

- dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan.

Anestesi lokal terdiri dari 3 bagian, gugus amin hidrofilik yang dihubungkan dengan gugus

aromatik hidrofobik oleh gugus antara. Gugus antara dan gugus aromatik dihubungkan oleh ikatan

amida atau ikatan ester. Berdasarkan ikatan ini, Anestesi lokal digolongkan menjadi :

a. Senyawa ester

Daya ikatan ester sangat menentukan sifat Anestesi lokal sebab pada degradasi dan

inanaktivasi di dalam tubuh, gugus tersebut akan dihidrolosis. Karena itu golongan ester

umumnya kurang stabil dan mudah mengalami metabolisme dibandingkan golongan amida.

Anestesi lokal yang tergolong dalam senyawa ester adalah kokain, benzokain (amerikain),

ametocain, prokain (Novocain), tetrakain (pontocain), kloroprokain (nesacaine). 

b. Senyawa amida (-NHCO-)

Lidokain (xylocaine,lignocaine), mepivacaine (carbocaine), prilokain(citanest), bupivacain

(marcaine),etidokain (duranest), dibukain(nupercaine), ropikaine (naropine), levobupivacaine

(chirocaine).

c. Lainnya: fenol, benzilalkohol dan etil klorida

Page 2: karyatulisilmiah.com · Web viewAnestesi permukaan juga digunakan sebagai persiapan untuk prosedur diagnostik, seperti bronkoskopi, gastroskopi, dan sitoskopi. Administrasi obat Anestesi

2

Anestesi umum adalah obat penghilang rasa sakit yang disertai dengan kehilangan

kesadaran. Anestesi umum yang ideal, ciri-cirinya yaitu :

- Analgesi (merintangi rangsangan nyeri)

- Hilang kesadaran

- Relaksasi otot skeletal

- Menekan refleks somatik

- Menekan refleks otonom

- Stabilitas hemodinamik dietil eter

Stadium anestesi umum meliputi : analgesia, amnasia, hilangnya kesadaran, terhambatnya

sensorik dan reflek otonom, dan relaksasi otot rangka. Untuk menimbulkan efek ini, setiap obat

anstesi mempunyai variasi tersendiri bergantung pada jenis obat, dosis yang diberikan, dan

keadaan secara klinis.

a. Stadium analgesi :

Pada stadium ini, penderita mengalami analgesi tanpa disertai kehilangan kesadaran. Pada

akhir stadium 1, baru didapatkan amnesia dan analgesi.

b. Stadium terangsang :

Pada stadium ini penderita mengalami gelisah, tetapi kehilangan kesadaran. Pernafasan

tidak teratur, dapat terjadi mual dan muntah.

c. Stadium operasi :

Stadium ini ditandai dengan pernafasan yang teratur dan berlanjut sampai berhentinya

pernafasan secara total. Ada empat tujuan pada stadium 3, digambarkan dengan

perubahan pergerakan mata, reflek mata, dan ukuran pupil, yang dalam keadaan tertentu

dapat merupakan tanda peningkatan Anestesi.

d. Stadium depresi medula oblongata :

Bila pernafasan spontan berhenti, maka masuk ke dalam stadium 4. Pada stadium ini

terjadi depresi berat pusat pernafasan di medula oblongata dan pusat fasomotor. Tanpa

bantuan respirator dan sirkulasi, penderita akan cepat meninggal.

2. ADMINISTRASI OBAT

Administrasi obat anestesi lokal

Anestesi lokal sering kali digunakan secara parenteral pada pembedahan (agak) kecil

dimana anestesi umum tidak perlukan (zat-zat inhalasi atau intravena). Jenis anestesi lokal

dalam bentuk parenteral yang paling banyak digunakan adalah :

Page 3: karyatulisilmiah.com · Web viewAnestesi permukaan juga digunakan sebagai persiapan untuk prosedur diagnostik, seperti bronkoskopi, gastroskopi, dan sitoskopi. Administrasi obat Anestesi

3

1. Anestesi infiltrasi

Beberapa injeksi diberikan pada atau sekitar jaringan yang akaan dianestetisir, sehingga

mengakibatkan hilangnya rasa di kulit dan di jaringan yang terletak lebih dalam, misalnya

pada daerah kecil di kulit atau gusi (pada pencabutan gigi).

2. Anestesi konduksi (penyaluran saraf)

Injeksi di tulang belakang, yaitu pada suatu tempat berkumpulnya banyak saraf, hingga

tercapai anestesi dari suatu daerah yang lebih luas, misalnya lengan atau kaki, juga

digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat.

3. Anestesi spinal (intrathecal)

Yang disebut juga injeksi punggung (ruggenprik), obat disuntikkan di tulang punggung

yang berisi cairan otak. Jadi injeksi melintasi durameter dan biasanya antara ruas lumbal

ketiga dan keempat, sehingga dapat dicapai pembiusan dari kaki sampai tulang dada hanya

dalam beberapa menit. Kesadaran penderita tidak dihilangkan sesuai pembedahan tidak

begitu mual.

4. Anestesi epidural

Juga termasuk injeksi punggung, obat disuntikkan di ruang epidural, yakni ruang antara

kedua selaput keras (dura meter) dari sumsum belakang. Anestesi dicapai setelah setengah

jam. Tergantung pada efek yang dikehendaki, injeksi diberikan di lokasi yang berbeda-

beda, misalnya secara lumbal untuk persalinan (sectio caesarea , “keizersnede”), obstetri,

dan pembedahan perut bagian bawah; secara cervical untuk mencapai hilang rasa di daerah

tengkuk; secara thoracal untuk pemotongan di peru-paru dan perut bagian atas.

5. Anestesi permukaan

Sebagai suntikan banyak digunakan sebagai penghilang rasa oleh dokter gigi untuk

mencabut gigi geraham atau oleh dokter keluarga untuk pembedahan kecil, seperti

menjahit luka di kulit. Anestesi permukaan juga digunakan sebagai persiapan untuk

prosedur diagnostik, seperti bronkoskopi, gastroskopi, dan sitoskopi.

Administrasi obat Anestesi umum

a. Anestetika inhalasi (aplikasi pulmonal)

Obat-obat ini diberikan sebagai uap mealui saluran pernafasan. Keuntungannya adalah

resorbsi yang cepat melalui paru-paru, seperti juga ekskresinya melalui gelembung paru

Page 4: karyatulisilmiah.com · Web viewAnestesi permukaan juga digunakan sebagai persiapan untuk prosedur diagnostik, seperti bronkoskopi, gastroskopi, dan sitoskopi. Administrasi obat Anestesi

4

(alveoli) dan biasanya dalam keadaan utuh. Pemberiannya mudah dipantau dan bila perlu

setiap waktu dapat dihentikan. Obat ini terutama digunakan untuk memelihara anestesi.

i. Dinitrogen oksida dan nitrogen oksida (gas gelak N2O)

Penggunaan terapi :

Anestesi dan analgesia

Sifat-sifat zat

Gas anorganik, tak berwarna, tidak mudah terbakar dan tidak mudah meledak

Keuntungan

Mengalir masuk dan keluar dengan sangat cepat, karena kelarutannya dalam darah

sangat kecil

Sangat mudah dikendalikan, efek analgesik sangat baik

Tidak mengiritasi mukosa saluran nafas

Kerugian :

Efek anestesia hanya lemah

Tidak ada relaksasi otot

ii. Halotan

Penggunaan terapi :

Anestesi

Sifat-sifat zat

Hidrokarbon terhalogenasi, cairan tak berwarna, tidak mudah terbakar dan tidak

mudah meledak

Keuntungan

Mudah dikendalikan

Aliran masuk dan keluar cepat

Efek anastetik baik

Tidak mengiritasi saluran nafas

Kerugian :

Praktis tidak ada efek analgesik

Relaksasi otot hanya sedikit

Lebar anestesia yang sempit

iii. Enfluran, Isofluran

Penggunaan terapi :

Anestesia

Sifat-sifat zat

Senyawa eter terhalogenasi, cairan tak berwarna, tidak mudah terbakar dan tidak

mudah meledak

Page 5: karyatulisilmiah.com · Web viewAnestesi permukaan juga digunakan sebagai persiapan untuk prosedur diagnostik, seperti bronkoskopi, gastroskopi, dan sitoskopi. Administrasi obat Anestesi

5

Keuntungan

Mudah dikendalikan

Mengalir masuk dan keluar dengan sangat cepat

Efek anestetik baik, efek analgesik sangat baik

Relaksasi otot baik sekali

Tidak mengiritasi mukosa saluran nafas

Kerugian :

Lebar anestesia yang sempit

iv. Desfluran

Penggunaan terapi :

Anestesia

Sifat-sifat zat

Cairan tak berwarna, pada suhu kamar sudah mendidih

Keuntungan

Mengalir masuk dan keluar dengan sangat cepat

Analgesia dan relaksasi otot baik

Kerugian :

Kelarutan dalam darah yang kecil

v. Metoksifluran

Tidak diperdagangkan lagi karena sangat nefrotaksik

vi. Dietil eter

Tidak digunakan lagi karena mudah terbakar dan mudah meledak

b. Anestetika parenteral (aplikasi intravena)

Obat-obat ini juga dapat diberikan dalam sediaan suppositoria secara rektal, tetapi resorbsinya

kurang teratur. Obat-obat ini terutama digunakan untuk mendahului (induksi) anestesi total,

atau memeliharanya, juga sebagai anestesi pada pembedahan singkat.

i. Tiopental

Disuntikkan intravena menginduksi anestesi dalam waktu kurang dari 30 detik karena

obat-obat yang sangat larut dalam lemak ini dengan cepat terlarut dalam otak yang

mendapat perfusi cepat. Kerugiannya yaitu tidak ada relaksasi otot, kerusakan pembuluh

darah dan jaringan karena larutan obat suntik yang bereaksi basa kuat, dan lebar Anestesia

yang sempit.

ii. Propofol

Page 6: karyatulisilmiah.com · Web viewAnestesi permukaan juga digunakan sebagai persiapan untuk prosedur diagnostik, seperti bronkoskopi, gastroskopi, dan sitoskopi. Administrasi obat Anestesi

6

Berkaitan dengan pemulihan cepat tanpa mual atau rasa seperti melayang dan untuk

alasan ini propofol banyak digunakan akan tetapi kadang-kadang bisa menyebabkan

konvulsi, dan yang sangat jarang terjadi anafilaksis.

iii. Ketamin

Diberikan melalui suntikan intramuskular atau intravena. Ketamin merupakan analgesik

pada dosis sub anastetik, namun sering mengebabkan halusinasi. Kegunakan utamanya

anastetik pediatrik.

iv. Etomidat

Penggunaan secara intravena, singkat dalam kombinasi dengan Anestesi lain. Namun

sulit dikendalikan serta tidak ada relaksasi otot.

v. Metoheksital-natrium

Penggunaan intravena untuk Anestesi jangka pendek. Namun sulit dikendalikan serta

tidak ada relaksasi otot.

3. FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK

Farmakokinetik

Struktur obat anestetika lokal mempunyai efek langsung pada efek terapeutiknya. Semuanya

mempunyai gugus hidrofobik (gugus aromatik) yang berhubungan melalui rantai alkil ke gugus

yang relatif hidrofilik (amina tertier).

Farmakokinetik suatu anestetik ditentukan oleh 3 hal :

Lipid/Water solubility ratio, menentukan ONSET OF ACTION. Semakin tinggi

kelarutan dalam lemak akan semakin tinggi potensi anestesi lokal.

Protein Binding, menentukan DURATION OF ACTION. Semakin tinggi ikatan dengan

protein akan semakin lama durasinya.

pKa, menentukan keseimbangan antara bentuk kation dan basa. Makin rendah pKa

makin banyak basa, makin cepat onsetnya. Anestetik lokal dengan pKa tinggi cenderung

mempunyai mula kerja yang lambat. Jaringan dalam suasana asam (jaringan inflamasi)

akan menghambat kerja anastetik lokal sehingga mula kerja obat menjadi lebih lama. Hal

tersebut karena suasana menghambat terbentuknya asam bebas yang diperlukan untuk

menimbulkan efek anestesi.

Kecepatan onset anestetika lokal ditentukan oleh:

kadar obat dan potensinya

jumlah pengikat obat oleh protein dan pengikatan obat ke jaringan lokal

kecepatan metabolisme

perfusi jaringan tempet penyuntikan obat

Page 7: karyatulisilmiah.com · Web viewAnestesi permukaan juga digunakan sebagai persiapan untuk prosedur diagnostik, seperti bronkoskopi, gastroskopi, dan sitoskopi. Administrasi obat Anestesi

7

Distribusi : Pemberian vasokonstriktor (epinefrin) + anestetika lokal dapat menurunkan

aliran darah lokal dan mengurangi absorpsi sistemik. Vasokonstriktor tidak boleh digunakan

pada daerah dengan sirkulasi kolateral yang sedikit dan pada jari tangan atau kaki dan penis.

Metabolisme dan ekskresi : Golongan ester (prokain, tetrakain) dihidrolisis cepat menjadi

produk yang tidak aktif olehkolinesterase plasma dan esterase hati. Bupivakain terikat secara

ekstensif pada protein plasma. Anestesi lokal diubah dalam hati dan plasma diubah menjadi

metabolit yang larut dalam air, dan kemudian diekskresi melalui urin.

Farmakodinamika

Anestesi lokal menyebabkan suatu hambatan reversibel pada konduksi impuls di dalam sel-sel

saraf. Efek berdasarkan pada blokade kanal Na+ yang peka terhadap potensial di dalam

membran neuron. Pertama-tama, Anestesi lokal harus dapat berpenetrasi ke dalam membran,

selanjutnya dengan jalan difusi mencapai lumen dari kanal Na+. Disini terjadi peningkatan

bentuk proton dan berikatan pada reseptor dari protein kanal, mengakibatkan kanal Na+ untuk

waktu tertentu beralih ke keadaan tertutup dan non aktif. Lamanya blokade kanal Na+ berbeda-

beda tergantung pada zatnya. Blokade kanal Na+ menghalangi depolarisasi sel-sel saraf

sehingga hantaran potensial aksi ditiadakan. Pada prinsipnya cara kerja anastetik lokal ini

berlaku untuk semua jenis serabut saraf (sensorik dan motorik).

4. TOKSISITAS

Toksisitas bergantung pada :

Jumlah larutan yang disuntikkan.

Konsentrasi obat.

Ada tidaknya adrenalin.

Vaskularisasi tempat suntikan.

Absorbsi obat

Laju destruksi obat.

Hipersensitivitas.

Usia.

Keadaan umum.

Berat badan.

Efek samping sistemik dari anestesi lokal

Pada jantung : efek kronotrop, inotrop, dromotrop dan batmotrop negative

Page 8: karyatulisilmiah.com · Web viewAnestesi permukaan juga digunakan sebagai persiapan untuk prosedur diagnostik, seperti bronkoskopi, gastroskopi, dan sitoskopi. Administrasi obat Anestesi

8

Hambatan pada pembentuk dan konduksi rangsang, pengurangan tenaga kontraksi

Bradikardi, blok AV,henti ventrikel

Efek kardiovaskular anestasi lokal akibat sebagian dari efek langsung terhadap

jantung dan membran otot polos serta dari efek secara tidak langsung melalui saraf otonom.

Anestesi lokal menghambat saluran natrium jantung sehingga menekan aktivitas pacu

jantung, eksittabilitas , dan konduksi jantung menjadi abnormal.

Wupifakain lebih kardiotoksik daripada anestesi lokal lainnya. Beberapa kasus

menunjukkan bahwa kelalaian suntikan wupifakain intravena tidak saja menyebabkan kejang

tetapi juga colaps kardiovaskuler , dimana tindakan reshusitasi sangat sulit dilakukan dan

tidak akan berhasil .

Pada SSP : eksitasi akibat hambatan pada neuron inhibitorik: kegelisahan, tremor,

ataksia, ketakutan, delirium, kejang klonik; pada dosis tinggi: koma dan kelumpuhan

pemapasan, ngantuk, kepala terasa ringan, gangguan visual dan pendengaran.

Bila kejang sudah terjadi , maka perlu untuk mencegah hipoksemia dan asidosis.

Walaupun pemberian oksigen tidak mencegah aktivitas kejang , tetapi cukup berguna untuk

mencegah hiperoksemia setelah munculnya kejang. Sebaliknya heperkapnia dan asidosis turut

memperberat kejang. Oleh karena itu , hiperventilasi dianjurkan selama pengobatan kejang.

Hiperventilasi dapat meningkatkan ph darah, yang kemudian akan menurunkan kadar kalium

ekstra sel. Hal ini akan menghiperpolarisasi potensial transmembran akson , yang cocok

untuk keadaan istirahat atau afinitas rendah saluran natrium , sehingga toksisitas anestesi

lokal berkurang.

Kejang akibat anestesi lokal dapat diobati pula dengan barbiturat kerja singkat dosis

kecil, seperti tiopental, satu sampai 2mg /kg secara intravena , atau diasepam 0,1mg/kg

intravena. Manifestasi otot dapat ditekan dengan obat penyekat otot kerja singkat, seperti

suksinil kolin 0,5 – 1 mg/kg intravena. Perlu diperhatikan bahwa suksinil kolin tidak

memperbaiki manifestasi kortikal pada EEG . pada kasus kejang yang berat , inkubasi

trakhea dikombinasikan dengan pemberian suksinil kolin dan fentilasi mekanik dapat

mencegah aspirasi paru dari cairan lambung dan mempermudah terapi hiperfentilasi.

Sistem syaraf perifer ( neurotoksisitas )

Bila diberikan dalam dosis yang sangat berlebih , semua anestesi lokal akan menjadi toksik

pada jaringan syaraf . beberapa laporan menjukkkan timbulnya kasus defisit sensori dan

motoris yang berlanjut setelah kecelakaan Anestesi spinal dengan kloroprokain bervolume

besar.

Darah

Page 9: karyatulisilmiah.com · Web viewAnestesi permukaan juga digunakan sebagai persiapan untuk prosedur diagnostik, seperti bronkoskopi, gastroskopi, dan sitoskopi. Administrasi obat Anestesi

9

Pemberian prilokaian dosis besar (lebih dari 10mg/kg) selama anestesi regional akan

menimbulkan penumpukan metabolit toulidin, suatu zat pengoksidasi yang mampu mengubah

hemoglobin menjadi metemoglobin. Bila kadar metemoglobin ini cukup besar ( 3-5 mg/dL ).

Maka pasien akan nampak sianotik dan warna darah menjadi coklat. Kadar metemoglobin

demikian masih dapat di tolerir pada individu yang sehat, tetapi mungkin menimbulkan

dekompensasi pada pasien dengan penyakit jantung atau paru sehingga memerlukan

pengobatan segera . Tindakan untuk mengurangi kadar metemoglobin dengan metilin biru

ataun asam askorbat, kurang memuaskan, dapat diberikan secara intravena agar

metemoglobin segera dikonversi menjadi hemoglobin.

Reaksi alergi

Lebih sering pada anestetik local tipe ester (prokain, tetrakain, benzokain) karena

gugus amino pada posisi p. Amidatidak di metabolisir menjadi asam p – amino

Perhatian : resiko alergi lebih rendah pada derivat amida

5. APLIKASI DI BIDANG KEDOKTERAN GIGI

Kenyamanan merupakan hal penting dalam pemilihan teknik yang tepat untuk mengontrol

rasa sakit pada pasien yang membutuhkan perawatan gigi. Bagi sebagian besar pasien semua

prosedur atau tindakan dalam bidang kedokteran gigi sering menyebabkan stress atau kecemasan

tersendiri dan dalam hal tersebut dapat memicu peningkatan pelepasan endogen cathecolamine

yang selanjutnya dapat meningkatkan tekanan darah pasien saat berobat.

Dalam perawatan gigi untuk mengontrol rasa sakit sering digunakan anestesi lokal. Bahan

anestesi lokal yang tersedia ada yang mengadung vasokonstriktor. Adanya vasokonstriktor dalam

anestesi lokal dimaksudkan untuk:

1. memperpanjang durasi anestesi local

2. mengurangi resiko toksis sistemik

3. mengontrol perdarahan pada lokasi operasi

A. Penggunaan Anestesi Lokal

Dalam kedokteran gigi dikenal dua teknik anestesi local yaitu:

Page 10: karyatulisilmiah.com · Web viewAnestesi permukaan juga digunakan sebagai persiapan untuk prosedur diagnostik, seperti bronkoskopi, gastroskopi, dan sitoskopi. Administrasi obat Anestesi

10

a. Anestesi infiltrasi

Larutan anestesi didepositkan di dekat serabut terminal dari saraf dan akan terifiltrasi di sepanjang jaringan untuk

mencapai serabut saraf dan menimbulkan efek anestesi dari daerah terlokalisir yang disuplai oleh

saraf tersebut. Teknik infiltrasi dibagi menjadi:

1. Suntikan submukosa

Istilah ini diterapkan bila larutan didepositkan tepat di balik membrane mukosa. Walaupun cenderung tidak

menimbulkan anestesi pada pulpa gigi, suntikan ini sering digunakan baik untuk menganestesi saraf bukal

panjang sebelum pencabutan molar bawah atau operasi jaringan lunak

2. Suntikan supraperiosteal

Dengan cara ini, anestesi pulpa gigi dapat diperoleh dengan penyuntikan di sepanjang apeks gigi. Suntikan ini

merupakan suntikan yang paling sering digunakan dan sering disebut sebagai suntikan infiltrasi.

3. Suntikan subperiosteal

Teknik ini, larutan anestesi didepositkan antara periosteum dan bidang kortikal. Teknik ini digunakan apabila

tidak ada alternative lain karena akan terasa sangat sakit. Teknik ini biasa digunakan pada palatum

dan bermanfaat bila suntikan supraperiosteal gagal untuk memberikan efek anestesi walaupun biasanya

pada situasi ini lebih sering digunakan suntikan intraligamen.

4. Suntikan intraoseous

Suntikan ini larutan didepositkan pada tulang medularis. Setelah suntikan supraperiosteal

diberikan dengan cara biasa, dibuat insisi kecil melalui mukoperiosteum pada daerah suntikan

yang sudah ditentukan untuk mendapat jalan masuk bur dan reamer kecil pada perawatan

endodontic. Dewasa ini, teknik suntikan ini sudah sangat jarang digunakan

5. Suntikan intraseptal

Merupakan modifikasi dari teknik intraoseous yang kadang-kadang digunakan bila anestesi yang menyeluruh

sulit diperoleh atau bila dipasang gigi geligi tiruan imediat serta bila teknik supraperiosteal tidak

mungkin digunakan. Teknik inihanya dapat digunakan setelah diperoleh anestesi

superficial.

6. Suntikan intraligamen atau ligament periodontal

Jarum diinsersikan pada sulkus gingival dengen bevel mengarah menjauhi gigi. Jarum kemudian didorong ke

membrane periodontal bersudut 30° terhadap sumbu panjang gigi. Jarum ditahan dengan jari untuk mencegah

pembengkokan dandidorong ke penetrasi maksimal sehingga terletak antara akar-akar gigi dan tulang

interkrestal

b. Anestesi regional (Fisher)

Larutan anestesi yang didepositkan di dekat batang saraf akan melalui pemblokiran

semua impuls, menimbulkan anestesi pada daerah yang disuplai oleh saraf tersebut. Anestesi ini dikenal

Page 11: karyatulisilmiah.com · Web viewAnestesi permukaan juga digunakan sebagai persiapan untuk prosedur diagnostik, seperti bronkoskopi, gastroskopi, dan sitoskopi. Administrasi obat Anestesi

11

sebagai anestesi regional atau anestesi blok.Walaupun teknik ini dapat digunakan pada rahang atas, teknik

tersebut mempunyai manfaat khusus dalam kedokteran gigi yaitu untuk menganestesi mandibula. Penggunaan

teknik infiltrasi pada mandibula umumnya tidak dapat dipertanggungjawabkan

karena densitas bidang kortikal luar dari tulang. Dengan mendepositkan larutan anestesi di

ruang pterigomandibular di dekat foramenmandibula anestesi regional pada seluruh

distribusi saraf gigi inferior pada sisitersebut akan dapat diperoleh.

Anestesi Lokal Pada Kedokteran Gigi Anak

Penggunaan anestesi lokal pada kedokteran gigi anak ada beberapa hal yang

memerlukan perhatian khusus yaitu variasi anatomi tulang yang jauh berbeda dengan orang

dewasa, teknik, dan obat yang digunakan harus disesuaikan dengan berat badan. Periksa

selaluriwayat kesehatan anak untuk meyakinkan bahwa tidak ada kontraindikasi terhadap

obatanestesi dan untuk menghindari komplikasi yang bisa saja terjadi selama dan setelah

pemberian anestesi lokal. Macam-macam teknik anestesi lokal pada anak adalah :

1. Anestesi Topikal

Anestesi topikal diperoleh melalui aplikasi agen anestesi tertentu pada daerah kulit

maupun membran mukosa yang dapat dipenetrasi untuk memblok ujung-ujung saraf

superficial. Semua agen anestesi topical sama efektifnya sewaktu digunakan pada

mukosa danmenganestesi dengan kedalaman 2-3 mm dari permukaan jaringan jika digunakan

dengan tepat. Beberapa dokter menyarankan penggunaan Anestesi topikal sebelum injeksi.

Sulit untuk menentukan seberapa efektifnya cara ini namun memiliki nilai psikologis,

karena dapat memperkecil rasa sakit saat pemberian Anestesi lokal, tetapi Anestesi topikal

tidak dapat menggantikan teknik injeksi.Cara melakukan Anestesi topikal adalah:

1. Membran mukosa dikeringkan untuk mencegah larutnya bahan Anestesi topikal.

2. Bahan Anestesi topikal dioleskan melebihi area yang akan disuntik ± 15 detik (tergantung

petunjuk pabrik) kurang dari waktu tersebut, obat tidak efektif.

3. Anestesi topikal harus dipertahankan pada membran mukosa minimal 2 menit, agar obat

bekerja efektif. Salah satu kesalahan yang dibuat pada pemakaian Anestesi topikal adalah

kegagalan operator untuk memberikan waktu yang cukup bagi bahan Anestesi topikal untuk

menghasilkan efek yang maksimum

Page 12: karyatulisilmiah.com · Web viewAnestesi permukaan juga digunakan sebagai persiapan untuk prosedur diagnostik, seperti bronkoskopi, gastroskopi, dan sitoskopi. Administrasi obat Anestesi

12

2. Anestesi Infiltrasi

Sering dilakukan pada anak-anak untuk rahang atas ataupun rahang bawah,

mudah dikerjakan dan efektif. Daya penetrasinya pada anak cukup dalam karena komposisi

tulang dan jaringan belum begitu kompak.Anestesi infiltrasi digunakan untuk menunjukkan

tempat dalam jaringan dimana larutan anestesi didepositkan di dekat serabut terminal dari

saraf yang berhubungan dengan periosteum bukal dan labial. Pada anak, bidang alveolar

labiobukal yang tipis umumnya banyak terdapat saluran vaskular dari pembuluh darah, maka

teknik infiltrasi dapat digunakan denganefektif untuk mendapat efek anestesi pada gigi-

gigi susu atas dan bawah. Infiltrasi 0,5-1,0 mllarutan anestesi lokal cukup untuk menganestesi

pulpa dari kebanyakan gigi anak. Penyuntikan harus dilakukan dengan hati-hati untuk

kesalahan insersi jarum yang terlalu dalam ke jaringan.Kasa atau kapas steril diletakkan di

antara jari dan membran mukosa mulut, tarik pipi atau bibir serta membran mukosa

yang bergerak ke arah bawah untuk rahang atas dan ke arah atas untuk rahang bawah

sehingga membran mukosa menjadi tegang, untuk memperjelasdaerah lipatan mukobukal

atau mukolingual. Aplikasikan terlebih dahulu anestesi topical jika diperlukan sebelum insersi

jarum. Suntik jaringan pada lipatan mukosa dengan bevel jarummengarah ke tulang dan

sejajar bidang tulang. Setelah posisi jarum tepat, lanjutkan insersi jarum menyelusuri

periosteum sampai ujungnya mencapai setinggi akar gigi lalu larutan dideposit. Suntikan

dengan perlahan-lahan agar memperkecil atau mengurangi rasa sakit, anestesi akan berjalan

dalam waktu lima menit

Page 13: karyatulisilmiah.com · Web viewAnestesi permukaan juga digunakan sebagai persiapan untuk prosedur diagnostik, seperti bronkoskopi, gastroskopi, dan sitoskopi. Administrasi obat Anestesi

13

3. Anestesi Blok

Pencabutan molar tetap pada anak sama seperti orang dewasa nervus alveolaris

inferiorharus diblok. Foramen mandibula pada anak terletak setingkat di bawah dataran

oklusal gigisulung, oleh karena itu injeksi dibuat lebih rendah dan lebih posterior daripada

pasien dewasa

4. Anestesi Intraligamen

Suntikan ini menjadi populer belakangan ini setelah adanya syringe khusus untuk

tujuan tersebut. Suntikan intraligamen dapat dilakukan dengan jarum dan syringe

konvensional tetapilebih baik dengan syringe khusus karena lebih mudah memberikan

tekanan yang diperlukan untuk menyuntikan ke dalam periodontal ligamen. Suntikan

intraligamen dilakukan ke dalam periodontal ligamen.

Formulations Duration

pulpa tissues

(minutes)

Duration

soft tissues

(hours)

Half Life

(minutes)

Maximum

recommended

dose (mg/lb)

Absolute

maximum

dose (mg)

Lidocaine 2%

Plain5-10 1-2 96 2.0 300

Mepivacaine

3% Plain

20-40

(towards 40

with block)

2-3 114 2.0 300

Prilocaine 4%

Plain

Infliltration:

5-10

Block: 40-60

Infiltration:

1.5-2

Block: 2-4

96 2.7 400

Page 14: karyatulisilmiah.com · Web viewAnestesi permukaan juga digunakan sebagai persiapan untuk prosedur diagnostik, seperti bronkoskopi, gastroskopi, dan sitoskopi. Administrasi obat Anestesi

14

Articaine 4%

1:100,000

epinephrine

60-75 3-6 45 3.2 500

Articaine 4%

1:200,000

epinephire

45-60 3-6 45 3.2 500

Bupivacaine

0.5%

1:200,000

epinephire

90-180 4-9 210 0.6 90

Modified from: Logothetis DD, Local anesthesia for the dental hygienist.St. Louis: Elsevier; 2012.

B. Penggunaan Anestesi Umum

Gigi bisa dicabut dengan menggunakan anestesi lokal maupun umum, karena dokter gigi

harus menilai indikasi dan kontra indikasi keduanya sebelum memutuskan mana yang akan

digunakan pada kasus tersebut. Untuk anestesi umum dapat dijadikan alternatif di Kedokteran

Gigi, indikasinya untuk pencabutan sekaligus beberapa gigi, penambalan dan perawatan saluran

akar pada anak yang sangat sensitive,pada anak-anak cacat mental,dan pada pasien yang yang

tidak kooperatif dan sangat cemas pada Anestesi lokal contohnya dengan penggunaan Anestesi

Nitrous Oxida (N2o) pada Kedokteran Gigi karena kerja dan eliminasinya yang cepat sehingga

pasien bisa langsung pulang ke rumah.

Daftar Pustaka

Afdila R, http://www.scribd.com/doc/80707923/anestesi Ddiunduh melalui Google Chrome

26/04/2012

Anonim, http://www.scribd.com/doc/82505017/4/Farmakokinetik-Obat-Anestesi-Lokal diunduh

melalui Google Chrome 21/04/2012

Hurlbutt M., 2011, Local Anesthetic, Journal of the California Dental Hygienist Association,Vol.27

No.2

Katzung B.G., 1994, Farmakologi Dasar dan Klinik, edisi 6, EGC: Jakarta

Nasution E.M., 2002, Penggunaan Nitrous Oxida (N2o) Sebagai Anestesi Umum di Bedah Mulut,

Skripsi, FKG USU

Neal M.J., 2006, At a Glance Farmakologi Medis, edisi 5, Erlangga : Jakarta

Page 15: karyatulisilmiah.com · Web viewAnestesi permukaan juga digunakan sebagai persiapan untuk prosedur diagnostik, seperti bronkoskopi, gastroskopi, dan sitoskopi. Administrasi obat Anestesi

15

Priyanto, 2010. Farmakologi Dasar, edisi II, UI:Depok

Saputra H, http://www.scribd.com/doc/40867864/anestesi-lokal diunduh melalui Google Chrome

20/04/2012

Schmitz, bery,dkk. 2003. Farmakologi dan Toksikologi, edisi3. EGC : Jakarta

Tan Hoan Tjay dan Kirana Raharja. 2005. Obat-Obat Penting . PT Gramedia : Jakarta