ayidahku.files.wordpress.com · Web viewAdapun cara-cara yang penulis tempuh dalam penelitian ini...

28
STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN SEKS ANAK AUTIS (Studi Kasus Di Sekolah Dasar Umum Spectrum Desa Sawah Baru Kecamatan Ciputat, Tangerang) A. Latar Belakang Masalah Perilaku pada anak yang dengan kebutuhan khusus seperti autis merupakan hal penting, namun persoalan- persoalan mendasar yang ditemui di Indonesia menjadi sangat krusial untuk ditangani terlebih dahulu. Beberapa fakta yang dianggap relevan dengan masalah autis di Indonesia diantaranya adalah: 1. Belum adanya petunjuk penanganan yang sesuai di Indonesia sebab tidak cukup hanya mengimplementasikan petunjuk penanganan dari luar yang penerapannya tidak selalu sesuai dengan kultur kehidupan anak-anak Indonesia, 2. Masih banyak kasus-kasus autis yang tidak di deteksi secara dini sehingga ketika anak menjadi semakin besar, maka semakin kompleks pula persoalan yang dihadapi orang tua. 1

Transcript of ayidahku.files.wordpress.com · Web viewAdapun cara-cara yang penulis tempuh dalam penelitian ini...

Page 1: ayidahku.files.wordpress.com · Web viewAdapun cara-cara yang penulis tempuh dalam penelitian ini adalah dengan cara menggunakan teknik sebagai berikut : Observasi, untuk mengumpulkan

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN SEKS ANAK AUTIS

(Studi Kasus Di Sekolah Dasar Umum Spectrum Desa Sawah Baru

Kecamatan Ciputat, Tangerang)

A. Latar Belakang Masalah

Perilaku pada anak yang dengan kebutuhan khusus seperti autis

merupakan hal penting, namun persoalan-persoalan mendasar yang ditemui di

Indonesia menjadi sangat krusial untuk ditangani terlebih dahulu. Beberapa

fakta yang dianggap relevan dengan masalah autis di Indonesia diantaranya

adalah:

1. Belum adanya petunjuk penanganan yang sesuai di Indonesia sebab tidak

cukup hanya mengimplementasikan petunjuk penanganan dari luar yang

penerapannya tidak selalu sesuai dengan kultur kehidupan anak-anak

Indonesia,

2. Masih banyak kasus-kasus autis yang tidak di deteksi secara dini sehingga

ketika anak menjadi semakin besar, maka semakin kompleks pula

persoalan yang dihadapi orang tua.

3. Para ahli yang mampu mendiagnosa autis, informasi mengenai gangguan

dan karakteristik autis serta lembaga-lembaga formal yang memberikan

layanan pendidikan bagi anak dengan autis belum tersebar secara merata

di seluruh wilayah di Indonesia.

4. Permasalahan akhir yang juga penting adalah sedikit pengetahuan baik

secara klinis maupun praktis yang didukung dengan adanya validitas data

1

Page 2: ayidahku.files.wordpress.com · Web viewAdapun cara-cara yang penulis tempuh dalam penelitian ini adalah dengan cara menggunakan teknik sebagai berikut : Observasi, untuk mengumpulkan

secara empirik (Empirically Validated Treatments/EVT) dari penanganan-

penanganan masalah autis di Indonesia.

Autis dapat terjadi pada masyarakat dari berbagai kalangan, baik dari

kalangan sosio-ekonomi mapan maupun masyarakat yang kurang mampu, dari

semua etnis. Istilah Autisme berasal dari kata "Autos" yang berarti diri sendiri

"Isme" yang berarti suatu aliran. Berarti suatu paham yang tertarik hanya pada

dunianya sendiri. Autistik adalah suatu gangguan perkembangan yang

kompleks menyangkut komunikasi, interaksi sosial dan aktivitas imajinasi.

Gejalanya mulai tampak sebelum anak berusia 3 tahun. Bahkan pada autistik

infantil gejalanya sudah ada sejak lahir.

Diperkirakan 75%-80% penyandang autis ini mempunyai retardasi

mental, sedangkan 20% dari mereka mempunyai kemampuan yang cukup

tinggi untuk bidang-bidang tertentu.1 Anak penyandang autistik mempunyai

masalah/gangguan dalam bidang :

1. Komunikasi

2. Interaksi sosial

3. Gangguan sensoris

4. Pola bermain

5. Perilaku

6. Emosi

Supratiknya (1995) menyebutkan bahwa penyandang autis memiliki

ciri-ciri yaitu penderita senang menyendiri dan bersikap dingin sejak kecil 1 http://puterakembara.org/archives/00000097.shtml

2

Page 3: ayidahku.files.wordpress.com · Web viewAdapun cara-cara yang penulis tempuh dalam penelitian ini adalah dengan cara menggunakan teknik sebagai berikut : Observasi, untuk mengumpulkan

atau bayi, misalnya dengan tidak memberikan respon ( tersenyum, dan

sebagainya ), bila di ‘liling’, diberi makanan dan sebagainya, serta seperti

tidak menaruh perhatian terhadap lingkungan sekitar, tidak mau atau sangat

sedikit berbicara, hanya mau mengatakan ya atau tidak, atau ucapan-ucapan

lain yang tidak jelas, tidak suka dengan stimuli pendengaran ( mendengarkan

suara orang tua pun menangis ), senang melakukan stimulasi diri, memukul-

mukul kepala atau gerakan-gerakan aneh lain, kadang-kadang terampil

memanipulasikan obyek, namun sulit menangkap.2

Beberapa teori terakhir mengatakan bahwa faktor genetika memegang

peranan penting pada terjadinya autistik. Bayi kembar satu telur akan

mengalami gangguan autistik yang mirip dengan saudara kembarnya. Juga

ditemukan beberapa anak dalam satu keluarga atau dalam satu keluarga besar

mengalami gangguan yang sama.

Selain itu pengaruh virus seperti rubella, toxo, herpes; jamur; nutrisi

yang buruk; perdarahan; keracunan makanan, dsb pada kehamilan dapat

menghambat pertumbuhan sel otak yang dapat menyebabkan fungsi otak bayi

yang dikandung terganggu terutama fungsi pemahaman, komunikasi dan

interaksi. Autis bukan suatu gejala penyakit tetapi berupa sindroma (kumpulan

gejala) dimana terjadi penyimpangan perkembangan sosial, kemampuan

berbahasa, dan kepedulian terhadap sekitar, sehingga anak autis seperti hidup

dalam dunianya sendiri.

Gangguan perkembangan, terutama dalam berkomunikasi, berinteraksi

sosial dan berperilaku, yang dialami oleh anak-anak autis membuat 2 http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2008/12/13/pengertian-autisma-autisme/

3

Page 4: ayidahku.files.wordpress.com · Web viewAdapun cara-cara yang penulis tempuh dalam penelitian ini adalah dengan cara menggunakan teknik sebagai berikut : Observasi, untuk mengumpulkan

kebanyakan orangtua lebih fokus untuk meningkatkan kemampuan anak

dalam berkomunikasi dan bidang akademik lainnya.

Padahal, anak-anak berkebutuhan khusus juga akan berkembang

menjadi seorang remaja, mengalami masa puber, dan tertarik pada hal-hal

yang berbau seksualitas. Itu sebabnya anak-anak autis tetap perlu

mendapatkan pendidikan seks sejak dini.

Perkembangan tentang seksualitas pada anak banyak dibahas dan

menjadi sorotan masyarakat sekarang ini, namun masih terbatasnya

pembahasan tentang seksualitas pada anak berkebutuhan khusus atau pada

anak autis. Menurut Schwier dan Hingsburger (2000), seksualitas merupakan

integrasi dari perasaan, kebutuhan dan hasrat yang membentuk kepribadian

unik seseorang, mengungkap kecenderungan seseorang untuk menjadi pria

atau wanita, dan seksualitas dibatasi sebagai pikiran. perasaan, sikap dan

perilaku seseorang terhadap dirinya Berdasarkan DSM IV (2000, h. 75),

gangguan autistik didefinisikan sebagai gangguan perkembangan dengan tiga

ciri utama, yaitu gangguan pada interaksi sosial, gangguan pada komunikasi,

dan keterbatasan minat serta kemampuan imajinasi, yang gejalanya mulai

tampak sebelum anak berusia tiga tahun. Seperti halnya fase perkembangan

anak normal lainnya, individu autis juga mengalami fase pubertas. Menurut

Santrock (2002, hal. 7-8), pubertas ialah suatu periode dimana kematangan

kerangka seksual terjadi secara pesat terutama pada awal masa remaja.

Christopher & Schaumann (1981, h.370) dalam penelitiannya menjelaskan

bahwa pada beberapa anak autis akan terjadi perbaikan simtom setelah masa

4

Page 5: ayidahku.files.wordpress.com · Web viewAdapun cara-cara yang penulis tempuh dalam penelitian ini adalah dengan cara menggunakan teknik sebagai berikut : Observasi, untuk mengumpulkan

remaja, namun pada saat remaja anak autis menunjukkan perilaku yang

semakin memburuk seperti gangguan perilaku, destructiveness, dan

kegelisahan.

Membahas masalah seks pada anak memang tidak mudah. Namun,

mengajarkan pendidikan seks pada anak harus diberikan agar anak tidak salah

melangkah dalam hidupnya.

Pendidikan seks tidak hanya terbatas pada pemahaman organ seksual

beserta fungsinya. Pendidikan seks didefinisikan sebagai pendidikan mengenai

anatomi organ tubuh yang dapat dilanjutkan pada reproduksi seksual dan

peran yang harus dijalankan.

Pendidikan seks didefinisikan sebagai pendidikan mengenai anatomi

organ tubuh yang dapat dilanjutkan pada reproduksi seksual. Dengan

mengajarkan pendidikan seks pada anak, menghindarkan anak dari resiko

negatif perilaku seksual. Karena dengan sendirinya anak akan tahu mengenai

seksualitas dan akibat-akibatnya bila dilakukan tanpa mematuhi aturan hukum,

agama, dan adat istiadat, serta kesiapan mental dan material seseorang.3

Pengenalan seks pada anak dapat dimulai dari pengenalan mengenai

anatomi tubuh. Kemudian meningkat pada pendidikan mengenai cara

berkembangbiak makhluk hidup, yakni pada manusia dan binatang. Tidak ada

orang tua yang menginginkan anak mereka menjadi percobaan dari suatu

metodologi tertentu. Kepastian dan jaminan bagi proses pendidikan anak

merupakan pertimbangan utama bagi orang tua dalam memilih salah satu

3 http://puterakembara.org/archives10/00000060.shtml

5

Page 6: ayidahku.files.wordpress.com · Web viewAdapun cara-cara yang penulis tempuh dalam penelitian ini adalah dengan cara menggunakan teknik sebagai berikut : Observasi, untuk mengumpulkan

strategi dan metode pendekatan yang sesuai bagi anak mereka sehingga bila

keraguan ini dapat dijawab melalui data ilmiah maka semakin terbuka

informasi bagi masyarakat luas mengenai pengetahuan-pengetahuan baik yang

bersifat klinis maupun praktis dalam proses penanganan masalah autis di

Indonesia. 4

Oleh sebab itu diperlukan strategi dan metode pembelajaran untuk

meningkatkan keterampilan kognitif yang didasarkan pada emosi dan

hubungan sosial sehingga memberikan stimulasi cara berpikir dalam

melakukan tindakan atau mengungkapkan hasil pemikirannya sehingga timbul

keinginan mempelajari sesuatu.

Sebagai seorang pendidik, guru senantiaasa di tuntut untuk mampu

menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif serta dapat memotifasi

siswa dalam belajar mengajar yang akan berdampak positif dalam pencapaian

hasil belajar yang optimal. Guru harus dapat menggunakan strategi tertentu

dalam pemakaian metodenya sehingga dia dapat mengajar dengan tepat,

efektif dan efisien untuk membantu meningkatkan kegiatan belajar serta

memotivasi siswa untuk membantu meningkatkan kegiatan belajar serta

memotivasi untuk belajar dengan baik.5 Agar kegiatan belajar mengajar di

kelas itu berhasil sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar

yang harus dikuasai siswa melalui indikator pembelajaran, maka guru harus

memiliki strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional

4http://dunia.pelajar-islam.or.id/dunia.pii/209/model-pembelajaran-yang-efektif-bagi- penderita-autis.html

5 Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang: Media Group, 2008, hlm 25.

6

Page 7: ayidahku.files.wordpress.com · Web viewAdapun cara-cara yang penulis tempuh dalam penelitian ini adalah dengan cara menggunakan teknik sebagai berikut : Observasi, untuk mengumpulkan

secara umum dan tujuan pendidikan pada setiap mata pelajaran yang

diajarkan. Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk

mencapai tujuan khusus.6 Guru harus memiliki perencanaan yang matang

sesuai dengan tugas dan peranan guru. Perencanaan pembelajaran merupakan

catatan-catatan hasil pemikiran awal seorang guru sebelum mengelola proses

KBM. Perencanaan pembelajaran adalah persiapan mengajar yang berisi hal-

hal yang perlu dilakukan oleh guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran yang meliputi : pemilihan materi, metode, media, dan alat

evaluasi.7 Unsur-unsur tersebut tentunya harus mengacu pada standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang digariskan oleh kurikulum,

diwujudkan dalam indikator-indikator pembelajaran yang akan dicapai.

Dalam merancang strategi pembelajaran ada satu hal lagi yang tidak

kalah pentingnya yaitu media pembelajaran. Media pembelajaran berasal dari

bahasa latin bentuk jamak dari medium yang berarti perantara (betwen) yaitu

perantara sumber pesan (source) dengan penerima pesan (receiver). Dalam

proses belajar mengajar media sangat berguna untuk menyampaikan pesan

dalam proses kegiatan belajar mengajar, bentuk fisik untuk menyampaikan isi

pelajaran. Guru dalam menyampaikan manyampaikan materi pelajaran

harunyampaikan materi pelajaran harus disertai media pendukung sehingga

proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Dengan demikian strategi pembelajaran yang relevan dapat membantu

menyelesaikan permasalahan yang ada disekolah pada umumnya dan bagi

6 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, hlm. 10927 Depdiknas, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: PGB 2003, hlm. 4

7

Page 8: ayidahku.files.wordpress.com · Web viewAdapun cara-cara yang penulis tempuh dalam penelitian ini adalah dengan cara menggunakan teknik sebagai berikut : Observasi, untuk mengumpulkan

siswa yang berkebutuhan khusus seperti autis dalam mempelajari pendidikan

seks di Sekolah Dasar Umum SPECTRUM.

Mengingat pentingnya tentang pendidikan seks bagi anak

berkebutuhan khusus seperti autis yang dalam usianya berusaha memasuki

usia remaja, Anak juga perlu memahami privasi dan bagian-bagian tubuhnya

sendiri. Apa yang tidak boleh dipandang ketika berbicara dengan orang lain,

serta sentuhan yang boleh dan tidak boleh dilakukan orang lain, Untuk anak

perempuan, ajarkan mengenai kebersihan saat menstruasi. Maka penulis

merasa tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut menjadi sebuah

karya tulis dalam bentuk skripsi dengan judul : ”Strategi Pembelajaran

Pendidikan Seks Bagi Anak Autis”.

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka ditemukan

berbagai masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana peranan orang tua sebagai pelindung terkait dengan

datangnya masa pubertas?

b. Adakah tindakan guru dan terpis terhadap anak autis setelah memasuki

masa puber?

c. Strategi apakah yang akan digunakan guru dan terapis dalam

menyampaikan pendidikan seks bagi anak autis?

d. Bagaimanakah ekspresi seksual dan perilaku seksual yang

ditampakkan oleh anak autis?

8

Page 9: ayidahku.files.wordpress.com · Web viewAdapun cara-cara yang penulis tempuh dalam penelitian ini adalah dengan cara menggunakan teknik sebagai berikut : Observasi, untuk mengumpulkan

e. Adakah perubahan perilaku anak autis setelah memasuki masa puber?

f. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan orang tua, guru dan terapis

dalam penanganan seks bagi anak autis?

g. Setelah memasuki masa puber adakah perubahan fisik dalam dirinya?

h. Hambatan-hambatan apa sajakah yang dihadapi guru dalam strategi

pendidikan seks anak autis?

2. Pembatasan Masalah

Dengan melihat kondisi yang sangat kompleks terhadap

permasalahan pendidikan pada sekolah umum ketika anak autis memasuki

masa puber dan mengingat keterbatasan penulis, maka penulis bermaksud

membatasi permasalahan pada: ”Strategi Pembelajaran Pendidikan Seks

Bagi Anak Autis”.

3. Perumusan Masalah

Dengan adanya masalah tersebut, maka penulis dapat membuat

rumusan masalahnya, yaitu bagaimana Strategi pembelajaran seks bagi

anak autis dan apakah Metode yang akan digunakan dalam pendidikan

seks anak autis?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujan Umum

9

Page 10: ayidahku.files.wordpress.com · Web viewAdapun cara-cara yang penulis tempuh dalam penelitian ini adalah dengan cara menggunakan teknik sebagai berikut : Observasi, untuk mengumpulkan

a. Memberikan tambahan pengetahuan dan pemahaman bagi penulis,

yang akhirnya segala ilmu yang telah didapat dari penelitian ini dapat

penulis implementasikan dalam menjalankan tugas sebagai pendidik

nantinya.

b. Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan pembelajaran yang di

dapat anak autis dalam pendidikan seks.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk merancang pembelajaran anak autis dalam meningkatkan

keterampilan kognitif yang didasarkan pada emosi dan hubungan

sosial.

b. Penulis ini bertujuan untuk melengkapi persyaratan dalam meraih gelar

kesarjanaan pada Fakultas Agama Islam, Jurusan Pendidikan Agama

Islam.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Mahasiswa

a. Penelitian ini merupakan proses pengujian kemampuan untuk berfikir

analistis dalam melihat fenomena dan masalah-masalah yang dihadapi

anak autis pada awal usia remajanya.

b. Mencoba menerapkan daya fikir secara dewasa sesuai dengan ilmu

yang dikuasai.

2. Bagi Perguruan Tinggi

10

Page 11: ayidahku.files.wordpress.com · Web viewAdapun cara-cara yang penulis tempuh dalam penelitian ini adalah dengan cara menggunakan teknik sebagai berikut : Observasi, untuk mengumpulkan

a. Dengan menyelesaikan laporan penelitian ini diharapkan dapat

menambah perbendaharaan skripsi yang terdapat pada perpustakaan

sebagai salah satu referensi.

b. Diperoleh masukan-masukan yang berharga kepada para pendidik

khususnya dibidang ilmu psikologi pendidikan.

3. Bagi Masyarakat

a. Untuk membantu orang tua murid dalam menerapkan pendidikan seks

anak mempersiapkan dirinya untuk memasuki masa puber.

b. Agar masyarakat mengetahui arti pentingnya pengetahuan

perkembangan anak dalam menghadapi fenomena kehidupan

mendatang.

E. Metode Penelitian

Jenis metode ini menggunakan metode deskriptif. Metode ini

digunakan karena penulis bermaksud memperoleh gambaran mengenai

strategi dan metode pembelajaran pendidikan seks yang di sampaikan oleh

guru kepada anak autis yang memasuki masa puber.

Untuk memperoleh data-data yang relevan terhadap masalah yang

dibahas, penulis menggunakan teknik-teknik dari masalah yang dibahas

dengan menggunakan beberapa cara, yaitu :

1. Penelitian Kepustakaan (Library Reaserch), yaitu mengumpulkan data dari

buku-buku yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas

dalam penulisan skripsi.

11

Page 12: ayidahku.files.wordpress.com · Web viewAdapun cara-cara yang penulis tempuh dalam penelitian ini adalah dengan cara menggunakan teknik sebagai berikut : Observasi, untuk mengumpulkan

2. Penelitian Lapangan (Field Reaserch), yaitu mengadakan penelitian

lapangan dimana penulis terjun langsung ke sekolah dasar yang akan

dituju. Untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang jelas.

Adapun cara-cara yang penulis tempuh dalam penelitian ini adalah

dengan cara menggunakan teknik sebagai berikut :

1. Observasi, untuk mengumpulkan data, penulis melakukan pengamatan

langsung dilapangan, dengan memperhatikan objek yang menjadi bahan

penelitian sambil mencatat masalah yang sesuai dengan pembahasan

skripsi.

2. Wawancara, dengan mengadakan wawancara dengan para guru terutama

kelas dari objek yang diteliti.

3. Angket (Quesioner), membagikan angket berupa sejumlah pertanyaan

tertulis kepada responden dengan menyediakan alternatif jawaban yang

dapat dipilih sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan para responden.

Setelah melakukan pengumpulan data, selanjutnya data tersebut

ditabulasikan dan dianalisis yang sebelumnya telah ditentukan persentasinya

dengan rumusan sebagai berikut : Rumus

F

P 100%

N

Keterangan : P = persentasi yang dicari

F = frekuensi dari hasil jawaban

N = jumlah seluruh sampel

12

Page 13: ayidahku.files.wordpress.com · Web viewAdapun cara-cara yang penulis tempuh dalam penelitian ini adalah dengan cara menggunakan teknik sebagai berikut : Observasi, untuk mengumpulkan

F. Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini terdiri dari lima bab pembahasan yang di

dalamnya terdapat sub-sub yang menjelaskan bab yang akan dibahas, dengan

sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I : PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang masalah,Identifikasi, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

sistematika penulisan.

Bab II : KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR DAN

HIPOTESIS

Terdiri dari tiga bahasan. Pokok bahasan I adalah kajian pustaka

yang memuat tentang strategi pembelajaran, pendidikan seks dan

anak autis. Pokok bahasan II adalah kerangka berfikir.

Sedangkan pokok bahasan III adalah hipotesis

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Memuat tentang variable penelitian, tempat dan waktu penelitian,

tujuan penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel, teknik

pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Terdiri dari deskripsi data, analisis data dan pembahasan

BAB V : PENUTUP

Terdiri dari kesimpulan dan saran

13

Page 14: ayidahku.files.wordpress.com · Web viewAdapun cara-cara yang penulis tempuh dalam penelitian ini adalah dengan cara menggunakan teknik sebagai berikut : Observasi, untuk mengumpulkan

OUT LINE

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK

14

Page 15: ayidahku.files.wordpress.com · Web viewAdapun cara-cara yang penulis tempuh dalam penelitian ini adalah dengan cara menggunakan teknik sebagai berikut : Observasi, untuk mengumpulkan

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

TAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

2. Pembatasan Masalah

3. Perumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

E. Sistematika Penulisan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFKIR DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Strategi Pembelajaran

a. Pengertian Strategi Pembelajaran

b. Pelaksanaan strategi belajar mengajar

c. Azas-azas Mengajar

d. Strategi dan Teknik Penggunaan Metode Pembelajaran

2. Pendidikan Seks

a. Pengertian Pendidikan seks

b. Manfaat Pendidikan Seks bagi anak

15

Page 16: ayidahku.files.wordpress.com · Web viewAdapun cara-cara yang penulis tempuh dalam penelitian ini adalah dengan cara menggunakan teknik sebagai berikut : Observasi, untuk mengumpulkan

c. Tujuan pembelajaran pendidikan seks

d. Yang perlu diperhatikan dalam pendidikan seks

3. Anak Autis

a. Pengertian Anak Autis

b. Karakteristik Anak Autis

c. Penyebab Autis

B. Kerangka Berfikir

C. Hipotesis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Variable Penelitian

B. Tempat dan Waktu Penelitian

C. Tujuan Penelitian

D. Metode Penelitian

E. Populasi dan Sampel

F. Teknik Pengumpulan Data

G. Teknik Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

B. Analisis Data

C. Pembahasan

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

16

Page 17: ayidahku.files.wordpress.com · Web viewAdapun cara-cara yang penulis tempuh dalam penelitian ini adalah dengan cara menggunakan teknik sebagai berikut : Observasi, untuk mengumpulkan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia

17

Page 18: ayidahku.files.wordpress.com · Web viewAdapun cara-cara yang penulis tempuh dalam penelitian ini adalah dengan cara menggunakan teknik sebagai berikut : Observasi, untuk mengumpulkan

Bourgondiera, M. E, dkk. 1997. Sexual Behavior in Adults with Autism. Journal of Autism and Developmental Disorders, 27, 2, 113-125.

Gillberg, C & Schaumann, H. 1981. Infantile Autism and Puberty. Journal of Autism and Developmental Disorders,11, 4, 365-371.

Hadis, A. 2005. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus-Autistik. Bandung: Alfabeta.

Ismail, 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang: Media Group.

Kartono, K. 1996. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: CV Mandar Maju.

Kelly, G.. F. 2008. Sexuality Today. New York, Avenue of the America: McGraw-Hill Higher Education.

Kira, C. S. 2006. Adolescents on the Autism Spectrum. New York, USA: Penguin Group (USA) Inc.

Makalah, pengenalan Anak Berkebutuhan Khusus

Moleong, L. J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nasution, 1996. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Panuju, P, dkk. 1999. Psikologi Remaja. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogyakarta.

Poerwandari, K. 2007. Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia. LPSP3. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. 22

Rice, F. P & Dolgin, K. G. 2008. The Adolescencet. Development, Relationship, and Culture. United State of America: Person Education, Inc.

Santrock, J.W. 2002. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5, Jilid II. Alih Bahasa: Achmad Chusairi dan Juda Damanik. Jakarta: Erlangga.

____________. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja, Edisi 6. Alih Bahasa: Shinto B. Adelar dan Sherly Saragih. Jakarta: Erlangga.

Saugnessy, J. J. 2007. Metode Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

18

Page 19: ayidahku.files.wordpress.com · Web viewAdapun cara-cara yang penulis tempuh dalam penelitian ini adalah dengan cara menggunakan teknik sebagai berikut : Observasi, untuk mengumpulkan

Schweir, K. M & Hingsburger, D. 2000. Sexuality- Your Sons & Dougther with Intellectual Disabilities. Maryland-USA; Paul. H Brookes Publising Co.

Widodo. 2005. Buku Pedoman Penulisan dan Pembimbingan Skripsi. Semarang: Program Studi Psikologi.

http://puterakembara.org/archives/00000097.shtml

http://puterakembara.org/archives10/00000060.shtml

http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2008/12/13/pengertian-autisma-autisme/

http://dunia.pelajar-islam.or.id/dunia.pii/209/model-pembelajaran-yang-efektif-bagi-penderita-autis.html

STRATEGI PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN SEKS ANAK AUTIS

19

Page 20: ayidahku.files.wordpress.com · Web viewAdapun cara-cara yang penulis tempuh dalam penelitian ini adalah dengan cara menggunakan teknik sebagai berikut : Observasi, untuk mengumpulkan

(Studi Kasus Di Sekolah Dasar Umum Spectrum Desa Sawah Baru

Kecamatan Ciputat, Tangerang)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Program Studi Strata Satu (S1)

Pendidikan Agama Islam

Oleh :

SAYIDATUL MUAWANAHNIM : 2007510112

JURUSAN TARBIYAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2010 M / 1431

20