Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan...

65

Transcript of Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan...

Page 1: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas
Page 2: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas
Page 3: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

Ringkasan

Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas dalam penanganan permasalahan terkait pengelolaan lalu lintas yang berbasis information technology (IT) secara sustainable. Pemerintah Kota Tangerang Selatan berupaya dapat mengelola kotanya secara cerdas dalam konsep pembangunan berkelanjutan. Tetapi pada prinsipnya menjadikan kota cerdas tidak semudah membalikkan telapak tangan. Predikat kota urban menjadikan Kota Tangerang Selatan berkembang pesat, begitu juga dengan laju pertambahan penduduk. Banyak pendatang dari luar kota yang menjadikan Kota Tangerang tempat mengembangkan karir. Efek laju pertumbuhan penduduk salah satunya volume kendaraan di Kota Tangerang Selatan terus meningkat. Meningkatnya jumlah penduduk berdampak pada semua sektor yaitu kemacetan lalu lintas, penumpukan sampah, polusi, dan penataan kota secara keseluruhan. Program smart city hadir untuk mengelola kota secara cerdas dengan basis IT dengan tujuan memberikan layanan informasi pada masyarakat secara mudah dan cepat sehingga permasalahan dapat segera ditangani.

Fokus permasalahan penelitian ini yaitu faktor apa saja yang menjadi kendala

ketercapaian smart mobility dalam upaya menuju konsep smart city di Kota Tangerang

Selatan. Adapun tujuan penelitian untuk menganalisa faktor-faktor yang menjadi

kendala ketercapaian smart mobility dalam upaya menuju konsep smart city di Kota

Tangerang Selatan

Metode analisis data adalah mendeskripsikan teknik analisis apa yang digunakan

oleh peneliti untuk menganalisa data yang telah dikumpulkan (Sanusi Anwar, 2011).

Pada penelitian diggunakan metode analisa statistik deskriptif, yaitu analisa yang

dimaksudkan untuk menjelaskan data dari satu variabel yang diteliti. Sumber data

penelitian adalah studi literatur, observasi dan wawancara dengan teknik pengambilan

sampel menggunakan purposive sampling. Lokasi penelitian di Kota Tangerang Selatan,

Provinsi Banten.

Hasil penelitian diperoleh informasi bahwa faktor-faktor kendala ketercapaian

smart mobility dalam upaya menuju konsep smart city di Kota Tangerang Selatan antara

lain aspek: 1) Peraturan Pemerintah Daerah, yaitu belum keluarnya Peraturan

Pemerintah yang menjadi payung induk program smart city sehingga pelaksanaannya

belum optimal; 2) Sumber Daya Manusia, yaitu mininnya jumlah sumber daya manusia

yang latar belakang pendidikannya berbasis IT, sehingga siap menjalankan program

smart city; 3) Anggaran, hal ini karena sifatnya sentralisasi dan terkait birokrasi

sehingga membutuhkan waktu untuk merealisasikan anggaran sementara permasalahan

di lapangan membutuhkan penanganan yang cepat; dan 4) Kesadaran Masyarakat,

bahwasanya kesadaran masyarakan mempunyai peran yang sangat besar dalam

mewujudkan ketercapaian smart mobility menuju konsep smart city, karena program ini

diperuntukkan masyarakat sehingga masyarakat harus mendukung ketercapaian

program smart city secara optimal.

Kata kunci: smart city, smart mobility

Page 4: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

PRAKATA

Syukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmad dan

hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan laporan akhir penelitian.

Laporan akhir penelitian ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dan tanggung jawab

terhadap Kemenristek Dikti yang telah memberikan dana hibah penelitian bagi

penelitian dosen pemula, dengan judul “Faktor-Faktor Kendala Ketercapaian Smart

Mobility Dalam Upaya Menuju Konsep Smart City Kota Tangerang Selatan”

Penyusunan laporan akhir penelitian ini tidak akan selesai tanpa dukungan dari

berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati peneliti berharap

mendapatkan dukungan moral dan spiritual, kritik dan saran agar lapran akhir penelitian

nanti dapat tersusun dengan lancar dan bermanfaat. Atas dukungannya peneliti

sampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. H. Dayat Hidayat, S.E, M.M selaku Rektor Universitas Pamulang;

2. Dr. Nur Jaman AM, S.Pd, M.Pd selaku Dekan FKIP Universitas Pamulang;

3. Saiful Anwar, S.Pd., S.E., M.M selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi;

4. Dr. Ali Maddinsyah, S.E, M.M selaku Ketua LPPM yang senantiasa memberikan

dukungan dan arahan dalam penelitian dosen;

5. Dian Anggraini, S.T., M.Si selaku Kasie Diskominfo yang telah dengan sabar

memberikan informasi tentang smart city;

6. Heris Cahya, A.Md selaku Kordinator Pelaksana lalu Lintas Tangerang Selatan

sebagai informan tentang smart mobility;

7. Asikin dan Her Darmawan selaku pelaksana yang dengan senang hati memaparkan

tentang smart city Kota Tangerang Selatan;

8. Suami yang senantia mendampingi proses penelitian.

Page 5: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

9. Seluruh pihak terkait yang tidak peneliti sebutkan, yang telah memberikan bantuan

dan dorongan, sehingga dapat menyelesaikan proposal penelitian ini

Semoga Allah SWT akan memberikan balasan atas semua amalan yang telah

diberikan serta pahala yang berlimpah, aamiin.

Peneliti sadar, masih perlu banyak dukungan, bimbingan dan arahan dari berbagai

pihak dalam penyelenggaraan penelitian ini, untuk itu besar harapan peneliti dapat

masukan dari berbagai pihak sebagai bahan perbaikan dan penyusunan dengan harapan

pada akhirnya laporan akhir penelitian nanti ini dapat disajikan sebagai buah karya yang

bermanfaat untuk kalangan yang lebih luas.

Pamulang, Nopember 2018

Ketua Peneliti,

Gunartin, S.E., M.M

NIDN. 0409047203

Page 6: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

DAFTAR ISI

Judul........................................ ............................................................................ i

Halaman Pengesahan ......................................................................................... ii

Ringkasan ........................................................................................................... iii

Prakata ................................................................................................................ iv

Daftar Isi .............................................................................................................. vi

Daftar Tabel ........................................................................................................ vii

Daftar Gambar ................................................................................................... viii

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Konteks Penelitia ................................................................................. 1

1.2 Fokus Penelitian .................................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 4

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 5

1.5 Target Luaran ...................................................................................... 5

BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................................ 6

2.1 Gambaran Umum Kota Tangerang Selatan ......................................... 6

2.2 Smart City ........................................................................................... 11

2.3 Smart Mobility ..................................................................................... 13

2.4 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 15

BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ..................................... 16

3.1 Tujuan ................................................................................................. 16

3.2 Manfaat Penelitian .............................................................................. 16

BAB IV. METODE PENELITIAN ................................................................... 18

4.1 Lokasi Penelitian .................................................................................. 18

4.2 Pendekatan Penelitian ......................................................................... 18

4.3 Kehadiran Peneliti ................................................................................ 18

4.4 Jenis Data ............................................................................................ 19

4.5 Metode Pengumpulan Sampel ............................................................. 19

4.6 Metode Pengumpulan Data .................................................................. 20

4.7 Metode Analisis Data ........................................................................... 22

4.8 Definisi Operasional ............................................................................ 23

Page 7: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

BAB V. HASIL DAN LUARAN ........................................................................ 24

5.1 Hasil Temuan ....................................................................................... 24

5.2 Pembahasan ......................................................................................... 33

5.3 Luaran Penelitian ................................................................................ 41

BAB VI. RENCANA TAHAP BERIKUTNYA ............................................... 42

6.1 Rencana Tahap Berikutnya .................................................................. 42

6.2 Rencana Yang Ditargetkan ................................................................. 42

6.3 Rencana Penelitian Kedepan ............................................................... 42

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 44

7.1 Kesimpulan .......................................................................................... 44

7.2 Saran ................................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 46

Lampiran 1. Dokumen Pengambilan Data di Diskominfo (22 Februari 2018)

Lampiran 2. Dokumen Pengambilan Data di Diskominfo (!8 April 2018)

Lampiran 3. Dokumen Pengambilan Data di Dishub (7 Mei 2018)

Lampiran 4. Poster

Page 8: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 15

Tabel 5.1 Kondisi Jalan Per Kecamatan Kota Tangerang Selatan ....................... 28

Page 9: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

DAFTAR GAMBAR

Gambar Peta Tangerang Selatan........................................................................... 7

Gambar Komponen Smart City ............................................................................ 14

Page 10: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Konteks Penelitian

Kota cerdas (smart city) merupakan kota impian setiap pemerintah daerah,

karena dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang ada

diharapkan mampu mengelola tata kota dengan kecanggihan teknologi sehingga

permasalahan-permasalahan yang ada dapat diminimalisasikan dan terlebih bila

permasalahan dapat diubah menjadi sesuatu yang mendatangkan manfaat. Contoh,

sampah merupakan masalah yang butuh perhatian khusus, kalau keberadaan

sampah tersebut dapat diolah (daur ulang) dan mempunyai nilai tambah, tidak saja

memberi manfaat bagi masyarakat tetapi juga bisa membuka lapangan pekerjaan.

Adanya otonom daerah, dimana kota diberi kewenangan untuk mengelola

dan memanfaatkan sumber daya yang ada, termasuk membangun daerahnya

menjadi kota cerdas. Tidak saja merubah kotanya menjadi bagus dari sisi fisik

tetapi juga membangun sinergi dengan masyarakat setempat dalam menyikapi atau

menangani setiap permasalahan yang ada. Permasalahan yang terus bertambah

dalam tata kelola kota seiring dengan perkembangan kota itu sendiri. Tentu hal ini

dibutuhkan manajemen tata kelola kota dengan konsep perencanaan berkelanjutan.

Konsep kota cerdas menjadi alternatif untuk pengembangan kota dalam

memberikan layanan yang efektif dan efisien pada masyarakat.

Pembangunan kota cerdas (smart city) tidak bisa lepas dari teknologi,

dimana smart city merupakan kota yang mampu menggunakan sumber daya secara

lebih efektif dan efisien, serta ramah lingkungan. Menurut Nijkamp (2009)

menganggap sebuah kota dapat dikatakan cerdas ketika memiliki manajemen

Page 11: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

2

sumber daya alam (SDA) yang bijaksana melalui tata pemerintahan yang

partisipatif. Pemanfaatan sumber daya ini dengan berbasis teknologi akan

memberikan efisiensi dalam pelayanan publik.

Smart city berusaha menerapkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)

demi memperbaiki efisiensi yang keberlanjutan mengurangi biaya dan konsumsi

sumber daya. Perlu dilakukan analisa oleh pemerintah dan pihak berwenang

setempat untuk mengetahui permasalahan yang, misalnya penanganan lalu lintas,

pemanfaatan energi, dan pengelolaan limbah. Teknologi ini bermanfaat untuk

penataan kota yang lebih baik dan memungkinkan pemerintah menyesuaikan

pelayanan publiknya dengan masyarakat setempat.

Terdapat 6 (enam) komponen dalam smart city yaitu smart environment,

smart living, smarat mobility, smart economy, smart people dan smart mobility

dapat diartikan sebagai pergerakan yang cerdas yaitu sistem pergerakan yang

memungkinkan terjadinya pemenuhan kebutuhan dengan pergerakan seminim

mungkin dan secepat mungkin. Smart mobility merupakan bagian dari komponen

smart city yang mengkhususkan pada transportasi dan mobilitas masyarakat.

Sehingga dengan adanya smart mobility dapat memberikan layanan publik untuk

transportasi dan mobilitas yang lebih baik serta dapat mengatasi permasalahan

publik seperti kemacetan lalu lintas, pelanggaran lalu lintas, polusi, sampah, dan

masalah parkir.

Kota Tangerang Selatan adalah sebuah kota yang terletak di Tatar Pasundan

Provinsi Banten, Indonesia. Kota ini terletak 30 km sebelah barat Jakarta dan 90 km

sebelah tenggara Serang, ibu kota Provinsi Banten Wilayah. Kota Tangerang

Selatan termasuk di wilayah Jabotabek karena kota ini merupakan hasil pemekaran

Page 12: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

3

dari Kabupaten Tangerang. Rencana ini berawal dari keinginan warga di wilayah

selatan untuk mensejahterakan masyarakat. Tangerang Selatan termasuk kota satelit

dari ibukota Jakarta dan daerah urban dari ibu kota.

Pada tanggal 29 Oktober 2008, pembentukan Kota Tangerang Selatan

diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Indonesia. Dengan usia yang masih relatif

muda dan predikat sebagai kota urban tentu banyak permasalahan yang terjadi,

yang tentunya membutuhkan perhatian dari semua pihak untuk membangun kota

Tangerang Selatan. Sebagai upaya percepatan pembangunan kota Tangerang

Selatan, pemerintah harus membuat kebijakan-kebijakan yang mensinergikan

program pemerintah dengan pihak swasta dan masyarakat. Karena pembangunan

kota tidak semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah melainkan tanggung

jawab seluruh lapisan masyarakat.

Kemajuan suatu kota tentu tidak bisa terlepas dari infrastruktur, dari segi

sarana dan prasarana, beberapa daerah di Tangerang Selatan memang terbilang

cukup maju, apalagi daerah yang sarana prasarananya ditambah penyediaannya

oleh developer swasta seperti BSD City dengan motto “Big City Big Opportunity”,

Namun beberapa daerah seperti Pamulang, Cisauk dan lainnya memiliki sarana

prasarana yang kurang nyaman seperti jaringan jalan yang rusak dan kondisi

transportasi yang macet. Untuk itu Kota Tangerang Selatan memprioritaskan

pembebasan lahan untuk jalan dan terus memperbaiki kondisi jaringan jalan di kota

ini. Berikut adalah beberapa program infrastruktur Kota Tangerang Selatan sebagai

berikut, 1) program pembangunan jalan dan jembatan, 2) program pembangunan

system informasi/data base jalan dan jembatan, 3) program pengembangan dan

pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya, 4) program

Page 13: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

4

pembangunan saluran drainase/gorong-gorong, 5) program pengendalian banjir, 6)

program inspeksi kondisi jalan dan jembatan dan 7) program pembangunan

gedung/fasilitas pemerintahan. Ditinjau dari program infrastruktur di atas yang

menjadi perhatian khusus pemerintah Tangerang Selatan adalah masalah yang

terkait dengan smart mobility, yaitu banyaknya jalan yang rusak dan menimbulkan

kemacetan di beberapa daerah.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengalisa dengan

harapan mampu memberikan kontribusi pada pemerintah setempat melalui kegiatan

penelitian dengan tema “Analisa Faktor-Faktor Kendala Ketercapaian Smart

Mobility Dalam Upaya Menuju Konsep Smart City (Studi Pada Kota

Tangerang Selatan)”

1.2 Fokus Penelitian

Mengacu pada konteks penelitian di atas bahwa konsep smart city sudah

dicanangkan pada tahun 2016 untuk Kota Tangerang Selatan tetapi hingga sekarang

predikat kota cerdas belum tercapai. Fenomena ini yang membuat fokus peneliti

untuk mengeksplorasi dan menganalisa fenomena tentang faktor-faktor apa yang

menjadi kendala ketercapaian smart mobility dalam upaya menuju konsep smart

city Kota Tangerang Selatan.

1.3 Tujuan Penelitian

Mengelola kota secara cerdas menjadi tujuan pemerintahan Kota Tangerang

Selatan. Hal ini tentu membutuhkan waktu dan proses untuk dapat

mewujudkannya. Meskipun pada tahun 2016 sudah dicanangkan sebagai kota

cerdas namun waktu dua tahun belum cukup untuk mencapai predikat sebagai kota

Page 14: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

5

cerdas. Banyak faktor yang menjadi kendala ketercapaian smart city Kota

Tangerang Selatan. Untuk itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa

dan mendeskripsikan faktor-faktor yang menjadi kendala kercapaian smart mobility

dalam upaya menuju konsep smart city Kota Tangerang Selatan.

1.4 Manfaat Penelitian

Tujuan lain dilakukannya penelitian ini adalah untuk memberikan manfaat terhadap:

1. Pemerintah Kota Tangerang Selatan

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan informasi dan masukan

kepada pihak Pemerintah Kota Tangerang Selatan untuk mengambil kebijakan

dalam upaya menuju konsep smart city Kota Tangerang Selatan.

2. Akademisi

Sebagai bahan referensi untuk menambah pengetahuan serta dapat menyajikan

informasi mengenai faktor-faktor kendala ketercapaian smart mobility dalam

upaya menuju konsep smart city.

3. Penulis

Hasil penelitian ini di harapkan menambah wawasan dan memperluas

pengetahuan peneliti dalam riset faktor-faktor kendala ketercapaian smart

mobility dalam upaya menuju konsep smart city.

4. Peneliti Berikutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk digunakan

sebagai acuan dan referensi pada penelitian selanjutnya.

1.5 Target Luaran

1. Publikasi Ilmiah di Jurnal Inovasi Pascasarjana

2. Book Chapter “Transportasi Publik Sebagai Indikator Smart Mobility”

Page 15: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Gambaran Umum Kota Tangerang Selatan

a. Visi dan Misi Kota Tangerang Selatan

Membangun dan menata Kota Tangerang Selatan tentunya memerlukan

konsep perencanaan yang matang, terpadu dan terintergrasi, yang dimulai

dengan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

yang didasari oleh visi dan misi.

1) Visi

Terwujudnya kota Mandiri, Damai, Asri dan Sejahtera – Tangerang

Selatan Kota MANIS (The Charming City). Pada hakekatnya “Kota Mandiri,

Pada hakekatnya “Kota Mandiri, Damai, dan Sejahtera” merupakan ruang

bermukim dan berinteraksi yang dihuni oleh masyarakat heterogen menurut

status sosial, identitas etnik ( genealogi, bahasa, adat, istiadat dan tradisi ),

agama dan mata pencarian. Hal ini dapat dicapai dengan mewujudkan suatu

ruang fisik, ekonomi, dan sosial budaya secara terintegrasi dan sinergis yang

diarahkan pada tiga orientasi, yaitu: 1) pengembangan kawasan dan fasilitas

kota; 2) Pengelolaan, pengembangan dan pelestarian sumber daya lokal; 3)

pemenuhan pelayanan dasar dalam pencapaian kesejahteraan masyarakat

(happiness and satisfaction inliving together) .

2) Misi

a) Meningkatkan kualitas kehidupan bermasyarakat

b) Meningkatkan keharmonisan fungsi ruang kota yang berwawasan

lingkungan

Page 16: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

7

c) Menata sistem sarana dan prasarana dasar perkotaan

d) Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan masyarakat

e) Meningkatkan fungsi dan peran kota sebagai sentra perdagangan dan jasa

f) Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih

Sebagai implementasi melaksanakan visi dan misi tersebut, program

pembangunan kota Tangerang Selatan melalui tiga tahapan:

a) Tahap inisiasi dan restrukturisasi

b) Tahap akselerasi dan penguatan

c) Tahap pengembangan

b. Batas wilayah

Sumber: situs resmi Pemkot Tangerang Selatan

Batasan wilayah Kota Tangerang Selatan

Utara : Kota Tangerang dan Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Selatan : Provinsi Jawa Barat (Kabupaten Bogor dan Kota Depok)

Barat : Kabupaten Tangerang

Timur : Provinsi Jawa Barat (Kota Depok) dan Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Page 17: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

8

c. Demografi

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010 oleh BPS Kota

Tangerang Selatan jumlah penduduk Kota Tangerang Selatan adalah 1.290.322

jiwa pada tahun 2010. Penduduk berjenis kelamin laki-laki sebesar 652.281

jiwa sedangkan perempuan 638.041 jiwa. Rasio jenis kelamin adalah sebesar

102,23, yang menunjukkan bahwa jumlah laki-laki sedikit lebih banyak

dibandingkan jumlah perempuan.

d. Kepadatan

Dengan luas wilayah 147,19 Km2, kepadatan penduduk Kota mencapai

8.766 orang/Km2. Kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan Ciputat Timur

yaitu 11.589 orang/Km2 sedangkan kepadatan terendah di Kecamatan Setu yaitu

4.475 orang/Km2.Kepadatan penduduk yang tinggi disebabkan kecenderungan

peningkatan jumlah penduduk dari waktu ke waktu, yang bukan hanya

disebabkan oleh pertambahan secara alamiah, tetapi juga tidak terlepas dari

kecenderungan masuknya para migran yang disebabkan oleh daya tarik Kota

Tangerang Selatan seperti banyaknya perumahan-perumahan baru yang

dibangun sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan Kota Jakarta dan

menjadi limpahan penduduk dari Kota Jakarta. Hal tersebut akan menyebabkan

dibutuhkannya ruang yang memadai dengan lapangan kerja baru untuk

mengimbangi pertambahan tenaga kerja.

e. Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur pada tahun 2010

menunjukkan bahwa kelompok umur dengan jumlah penduduk terbesar adalah

Page 18: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

9

25-29 tahun (10,61%) dan kelompok umur 30-34 tahun (10,03%) sedangkan

kelompok umur dengan jumlah penduduk terkecil adalah kelompok umur 70-74

tahun, yaitu sebesar 0,70%. Hal ini dapat menjadi potensi bagi kota Tangerang

Selatan, karena dengan banyaknya usia produktif yaitu 25-29 tahun kota

Tangerang Selatan dapat menjadi kota yang lebih maju dan menaikan

pendapatan asli daerah/PAD Tangerang Selatan. Dari segi jumlah penduduk,

Tangerang Selatan merupakan kota terbesar kedua di Provinsi Banten setelah

Kota Tangerang serta terbesar kelima di kawasan Jabodetabek setelah Jakarta,

Bekasi, Tangerang, dan Depok.

f. Ekonomi

Salah satu faktor terbentuknya Kota Tangerang Selatan sendiri adalah

dari sektor Ekonominya, karena saat Tangerang Selatan masih bergabung

dengan Tangerang, PAD Tangerang Selatan berjumlah 309 Miliar pertahunnya

atau 60% dari PAD seluruh daerah Kabupaten Tangerang yang membuat

Tangerang Selatan layak untuk menjadi kota sendiri dan lepas dari Tangerang

Selatan.

Berdasarkan data PDRB tahun 2007, struktur ekonomi Tangerang

Selatan didominasi oleh sektor lapangan usaha pengangkutan dan komunikasi

(30,29%) dan perdagangan hotel dan restoran (26,81%). Sektor lain yang juga

memberikan kontribusi cukup besar adalah jasa-jasa (17,39%) dan bank,

persewaan dan jasa perusahaan (15,40%). Lima sektor lain masing-masing

memberikan kontribusi di bawah 10%. Struktur ekonomi tersebut menunjukkan

bahwa perekonomian Tangerang Selatan didominasi oleh sektor tersier, yaitu

pengangkutan dan komunikasi, perdagangan hotel dan restoran, jasa-jasa dan

Page 19: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

10

bank, persewaan dan jasa perusahaan, yang memberikan kontribusi hampir 90%.

Sektor sekunder (industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih, dan konstruksi)

memberikan kontribusi 8,76%, dan sektor primer (pertanian, pertambangan dan

penggalian) hanya memberikan kontribusi kurang dari 2%. Jika dilihat

kecenderungan sejak tahun 2004 hingga tahun 2007, sektor primer dan sekunder

mengecil kontribusinya secara signifikan sedangkan sektor tersier meningkat

kontribusinya.

g. Sosial Budaya

Tangerang Selatan merupakan kota baru di daerah Banten yang hanya

ppunya sedikit kebudayaan daerah, malah dengan munculnya kota Tangerang

Selatan beberapa sektor wisata di kota ini terbilang wisata moderenyang

berpusat di sekitar kota mandiri BSD city seperti ocean park, ICE BSD,

Illumination Park AEON, Golf dan masih banyak lagi.

Dari permasalahan yang di hadapi sekarang, slogan resmi ”Mari

MenataTangsel Rumah Kita Bersama” menunjukan kehendak untuk menyapa,

mengajak dan mempromosikan kepada seluruh masyarakat secara bersama

memberikan sesuatu yang terbaik bagi Tangerang Selatan mengingat secara

simbolik merupakan sebuah tempat hidup dan beraktivitas bagi semua warga

Tangerang Selatan. Sepatutnya seluruh masyarakat Kota Tangerang Selatan dari

berbagai asal - usul, ras dan etnik, agama dan kepercayaan, serta status sosial

lainya memiliki semangat yang sama sebagai satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan satu sama lain sebagai warga yang mempunyai hak dan kewajiban

yang sama.

Page 20: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

11

Oleh karena itu, Kota Tangerang Selatan harus di pandang sebagai

tempat berdiam, bermukim dan beraktivitas bersama, dan sejahtera bersama,

dibangun bersama, dipelihara bersama dan dikembangkan bersama untuk

kepentingan dan kemanfaatan bersama.

2.2 Smart City

Konsep smart city merupakan konsep kota dengan basis pelayanan

teknologi untuk mempercepat pembangunan daerah terutama dalam hal layanan

publik. Konsep smart city juga merupakan konsep mengatasi kendala dengan

menggunaakan teknologi untuk meningkatkan layanan publik. Layanan publik ini

diatur dalam Undang-Undang No 25 Tahun 2009 tentang pelayan publik.

Pelaksanaan pelayanan publik ini diatur dalam Peraturan Pemerintah No 96 Tahun

2016.

Mengelola kota dengan konsep smart city telah diwacanakan oleh

Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional dalam acara Konferensie-Indonesia

Initiative (KII) dan Smart Indonesia Initiatives (SII) Forum ke-1 di Bandung pada 15

Oktober 2015 dengan topik “Pengembangan Kota Cerdas di Indonesia”. Berdasarkan

konferensi tersebut disajikan permasalahan dan tantangan perkotaan, meliputi:

1. Penentuan Standar Pelayanan Perkotaan;

2. Kualitas dan produktivitas sumber daya manusia;

3. Terbatasnya sumber pendanaan untuk pembiayaan pembangunan perkotaan;

4. Peraturan yang berorientasi kepada struktural;

5. Kualitas dan kapasistas sparatur pemerintah;

6. Rendahnya daya saing, produktivitas serta belum berkembangnya ekonomi

lokal.

Page 21: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

12

Konsep smart city juga tertuang pada Laporan Akhir Kajian Penilaian dan

Penyusunan Blue Print Kota Tangerang Selatan. Dinyatakan bahwa mengelola kota

untuk menjadi cerdas berkelanjutan merupakan kewajiban yang tidak dapat dibantah

keberadaannya sesuai dengan kemampuannya dalam mengembangkan konsep kota

cerdas yang meliputi: intelegent sity, green city, digital city, liveable city dan

sustainable city. Hal ini didasarkan pada PP No 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan

Undang-undang No 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

Hal ini juga dikemukakan oleh Nurmandi (2014) bahwasannya Kota

Cerdas mengacu kepada 3 unsur penting yaitu faktor manusia, teknologi, dan

kelembagaan. Menurutnya, unsur penting yang menjadi ciri masyarakat kota cerdas

adalah kepercayaan, norma, dan jaringan. Selain itu, menurut Nijkamp (2009)

menganggap sebuah kota dapat dikatakan cerdas ketika memiliki manajemen

sumber daya alam (SDA) yang bijaksana melalui tata pemerintahan yang

partisipatif. Pengelolaan SDA ini untuk akan membentuk suatu konsep dalam

pelayanan yang diberikan oleh masyarakat.

Menurut Dawes (2008) menyatakan bahwa pengunaan teknologi dalam

berbagai kegiatan rutin yang dilaksanakan organisasi publik yaitu menyediakan

layanan publik, efektivitas dan efisiensi serta kualitas layanan dasar yang diberikan

pemerintah. Penyediaan layanan pemerintah ini dilakukan untuk memberikan

kesejahteraan bagi masyarakat. Efektivitas dan efisiensi dalam yanan ini dalam

rangka percepatan pembangunan.

Penggunaan teknologi dalam pelayanan publik dapat memberikan

kemudahan bagi masyarakat dalam mengakses kebutuah yang berkaiatan dengan

pemerintahan. Hal ini sesuai dengan pendapat Cohen (2012), bahwa kota cerdas

Page 22: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

13

merupakan pendekatan terpadu yang luas untuk meningkatkan efisiensi dari operasi

kota, kualitas hidup warga kotanya, dan menumbuhkan ekonomi lokal. Selain itu

dengan adanya pelayanan yang efisien juga dapat meminimalkan biaya yang tinggi.

Konsep memberikan layanan informasi yang mudah dan cepat bagi

masyarakat dengan menggunakan aplikasi teknologi juga dikemukakan oleh Candra

Eko (2016) dalam penelitiannya tentang smart city. Artnya dengan aplikasi

teknologi yang mampu memberikan informasi secara mudah dan cepat maka

permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat pula sehingga memberikan

kenyamanan, keamanan dan ketertiban.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat dimaknai bahwa

konsep smart city atau kota cerdas merupakan gambaran layanan publik yang

diberikan oleh pemerintah pada masyarakat. Pelayanan ini dapat berupa dalam

pelayan kesehatan, keamanan, kenyamanan hidup yang berbasis teknologi. Pelayan

publik dalam konsep smart city ini akan memberikan efisiensi dan efektifitas dalam

pengelolaaannya. Hal ini karena penerapan konsep smart city menggunakan

teknologi sebagai dasar dalam setiap pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.

2.3 Smart Mobility

a. Definisi Smart Mobility

Smart mobility merupakan salah satu komponen dari smart city atau kota

cerdas. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Giffinger (2007) yang menyatakan

bahwa terdapat 6 (enam) dimensi dari konsep kota cerdas yaitu 1) smart

government (pemerintahan cerdas), 2) Smart Environment (lingkungan cerdas),

3) smart people (masyarakat cerdas), 4) smart economy (ekonomi cerdas), 5)

smart living (kehidupan cerdas), dan 6) smart mobility ( smart mobility).

Page 23: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

14

Sumber : Kementrian/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Smart mobility dalam konsep smart city menggambarkan suatu

perkembangan lingkungan yang selalu berubah, seperti halnya kemacetan lalu

lintas yang semakin lama akan menjadi permasalahan tersendiri bagi kota besar

di Indonesia. Hal ini didukung oleh pendapat Boyne (2010) yang menyatakan

bahwa untuk menyikapi perubahan lingkungan yang dinamis disektor lalu lintas

diperlukan langkah inovasi, sebagai upaya menyikapi permasalahan lalu lintas

dengan adanya inovasi yang sesuai dengan kebutuhan konsep smart mobility.

Konsep smart mobility ini tidak dapat terwujud tanpa dukungan dari

semua elemen masyarakat, terutama dalam hal kesadaran masyarakat dalam hal

pelaksanaan smart mobility, yaitu bagaimana mengatasi permasalahan

kemacetan lalu lintas, mengelola sampah, paenanganan banjir dan sebagainya.

Page 24: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

15

Oleh karena itu, diperlukan kesadaran masyarakat dalam mewujudkan konsep

smart city melalui salah satu komponen berupa smart mobility.

2.4 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Penulis, Tahun dan

Judul

Metod

e

Peneli

tian

Teknik

Pengumpulan

dan Analisa

Data

Hasil Penelitian

(1) (2) (4) (5) (7)

1 Enceng & Hidayat, 2016.

Peningkatan Layanan

Publik Melalui Smart

Govermence dan Smart

Mobility

Kualit

atif

Wawancara,

observasi dan studi

pustaka dengan

analisa data

deskriptif kualitatif

Layanan publik di Kota Bandung

mengalami peningkatan secara

kuantitas dan kualitas setelah

penerapan smart governance &smart

mobility dalam kerangka smart city

2 Mujiyono, dkk. 2016.

Kesiapan Kota

Pekalongan Menuju Smart

City

Kualit

atif

Literatur, FGD,

Kuisioner dengan

teknik analisis

deskriptif kualitatif

Kota Pekalongan juga sudah

menerapkan dimensi mobilitas

cerdas melalui beberapa

Iindikator: jaringan batik.net,

aplikasi Sikupon, aplikasi ATCS

3 Anggraini & Rahmawati,

2017. Penentuan Variabel

Berpengaruh Terhadap

Pengembangan ampung

CerdasDalam Mewujutkan

Konsep Smart City

Kualit

atif

Literatur, FGD,

Kuisioner dengan

teknik analisis

deskriptif kualitatif

terdapat variabel berpengaruh

sesuai sub konsep dimensi smart

city, yang mana variabel

berpengaruh menyesuaikan karakter

kampung perkotaan dan masyarakat

didalamya.

4 Wahyudi dan Hariadi,

2016 Strategi

Pembangunan Smart City

dan tantangannya bagi

Masyarakat Kota

Kualit

atif

Studi pustaka,

wawancara dan

analisa data

deskriptif kualitatif

Tantangan diterapkannya smart city

di suatu daerah antara lain:

ketersediaan data dan informasi,

keamanan dan privasi, investasi

yang sangat besar, infrastruktur IT,

adaptasi sosial dan pengembangan

aplikasi.

Page 25: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

16

BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian

Mengelola kota secara cerdas menjadi tujuan pemerintahan Kota Tangerang

Selatan. Hal ini tentu membutuhkan waktu dan proses untuk dapat

mewujudkannya. Meskipun pada tahun 2016 sudah dicanangkan sebagai kota

cerdas namun waktu dua tahun belum cukup untuk mencapai predikat sebagai kota

cerdas. Banyak faktor yang menjadi kendala ketercapaian smart city Kota

Tangerang Selatan. Untuk itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa

dan mendeskripsikan faktor-faktor yang menjadi kendala keterrcapaian smart

mobility dalam upaya menuju konsep smart city Kota Tangerang Selatan.

Selain tujuan di atas, hasil analisa penelitian setelah diketahui faktor yang

menjadi kendala ketercapaian menuju konsep smart city, nantinya dapat dijadikan

dasar pertimbangan untuk perbaikan berkelanjutan pelaksanaan smart city di Kota

Tangerang Selatan

3.2 Manfaat Penelitian

Tujuan lain dilakukannya penelitian ini adalah untuk memberikan manfaat terhadap:

1. Pemerintah Kota Tangerang Selatan

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan referensi dan masukan

kepada pihak Pemerintah Kota Tangerang Selatan untuk mengambil kebijakan

dalam upaya menuju konsep smart city Kota Tangerang Selatan.

2. Akademisi

Page 26: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

17

Sebagai bahan referensi untuk menambah pengetahuan serta dapat menyajikan

informasi mengenai faktor-faktor kendala ketercapaian smart mobility dalam

upaya menuju konsep smart city.

3. Penulis

Hasil penelitian ini di harapkan menambah wawasan dan memperluas

pengetahuan peneliti dalam riset faktor-faktor kendala ketercapaian smart

mobility dalam upaya menuju konsep smart city.

5. Peneliti Berikutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk digunakan

sebagai acuan dan referensi pada penelitian selanjutnya.

Page 27: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

18

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan suatu sumber untuk mendapatkan data yang

dibutuhkan mengenai fenomena yang akan diteliti. Penelitian ini dilakukan di Kota

Tangerang Selatan yang merupakan kota urban di Propinsi Banten.

4.2 Pendekatan Penelitian

Metode kualitatif menjadi pilihan peneliti pada penelitian ini dengan

pendekatan deskriptif yaitu fokus pada mengekspoloitasi fenomena dan

pendeskripsian faktor yang menjadi kendala ketercapaian smart mobility dalam

upaya menuju konsep smart city di Kota tangerang Selatan. Penelitian kualitatif

bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai situasi yang

dihadapi (Cooper dan Schindler, 2006). Penelitian kualitatif memberikan gambaran

mengenai objek yang akan diteliti.

4.3 Kehadiran Peneliti

Peneliti bertidak sebagai intrumen sekaligus pengumpul data, artinya

peneliti bersama tim terlibat penuh dalam melakukan observasi, wawancara dan

studi pustaka serta menganalisa informasi data yang diperoleh dari sumber data.

Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai partisipan penuh

untuk menganalisa faktor yang menjadi kendala ketercapaian smart mobility dalam

upaya menuju konsep smart city Kota Tangerang Selatan.

Page 28: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

19

4.4 Jenis Data

Data dalam penelitian mengacu pada fokus penelitian yaitu berupa faktor-

faktor kendala ketercapaian smart mobility dalam upaya menuju konsep smart city

Kota Tangerang Selatan. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini digolongkan

menjadi dua yaitu;

a. Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari subjek penelitian dalam

bentuk verbal atau ucapan lisan dan perilaku subjek (narasumber penelitian)

yang berkaitan dengan relevansi kompetensi (Sugiyono, 2012)

b. Data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung data primer

berupa dokumen, foto, dan catatan lain yang dapat dipakai sebagai sumber data

(Sugiyono, 2012).

4.5 Metode Pengambilan Sampel

a. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015).

Populasi pada penelitian ini adalah Kota Tangerang Selatan.

b. Metode Pengambilan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2015). Bila populasi besar, dan peneliti tidak

mungkin mempelajari semua karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu maka

peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Sampel yang

diambil dari populasi harus representatif (mewakili) dari seluruh populasi.

Page 29: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

20

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara

nonprobability sample yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan

peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi

anggota sampel (Sugiyono, 2012). Untuk menentukan besarnya sampel pada

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan purposive sampling yaitu teknik

pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan

tertentu tersebut memiliki arti bahwa subyek yang dipilih dianggap paling dan

tahu tentang yang diharapkan atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan

memudahkan peneliti menjelajahi situasi sosial yang diteliti (Sugiyono, 2012).

Berdasarkan pertimbangan di atas, sampel sumber data primer yaitu Dian

Anggraeni, S.T., M.Si selaku Kepala Sie Diskominfo, Heri Darmawan, S.T

selaku koordinator pelaksanan, Asikin, S.T selaku pelaksana, Herris Yahya

selaku Pelaksanan Teknis Bidang Lalu Lintas dan Abi Irwansah selaku

pengguna jalan warga asli Tangerang Selatan.dan Dr. Sarwani, S.H., M.H selaku

akademisi.

4.6 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2012). Oleh karena itu

diperlukan ketelitian dan kevalidan data untuk menentukan kualitas data yang

didapatkan. Dalam hal ini, penelitian ini menggunakan beberapa teknik

pengumpulan data, meliputi:

Page 30: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

21

a. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang

spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan

kuisioner. Kalau wawancara dan kuisioner selalu berkomunikasi dengan orang

maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang

lain (Sugiyono, 2012). Observasi dilakukan untuk mendapatkan data tentang

kondisi wilayah Kota Tangerang Selatan dan gejala-gejala atau fenomena yang

terjadi pada tempat penelitian melalui pengamatan langsung secara sistematis.

Observasi ini dilakukan di Kota Tangerang Selatan, yang menjadi obyek

penelitian.

b. Dokumentasi

Menurut Arikunto (2006) dokumentasi adalah mencari dan

mengumpulkan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,

transkip, buku, majalah, agenda, notulen rapat, dan sebagainya. Teknik

dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data sekunder. Data ini berupa data

profil Kota Tangerang Selatan.

c. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang

lebih mendalam dan jumlah respondennya kecil atau sedikit (Sugiyono, 2012).

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak

menggunakan wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap

Page 31: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

22

untuk pengumpulan datanya (Sugiyono, 2012). Informan pada penelitian ini

yaitu: Dian Anggraeni, S.T., M.Si selaku Kepala Sie Diskominfo, Heri

Darmawan, S.T selaku koordinator pelaksanan, Asikin, S.T selaku pelaksana,

Herris Yahya selaku Pelaksana Teknis Bidang Lalu Lintas dan Abi Irwansah

selaku pengguna jalan warga asli Tangerang Selatan.dan Dr. Sarwani, S.H., M.H

selaku akademisi.

4.7 Metode Analisis Data

Teknik analisa data adalah mendeskripsikan teknik analisis apa yang

digunakan oleh peneliti untu menganalisa data yang telah dikumpulkan (Sanusi

Anwar, 2011). Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode analisa deskriptif

kualitatif, yaitu suatu analisa yang dimaksudkan untuk menjelaskan data dari satu

variabel yang diteliti. Pada metode ini, ukuran deskriptif yang sering digunakan

untuk mendeskripsikan data hasil penelitian sehingga penulis dapat menganalisa

serta mendeskripsikan faktor-faktor kendala ketercapaian smart mobility dalam

upaya menuju konsep smart city Kota Tangerang Selatan. Metode analisa data pada

penelitian ini meliputi:

a. Pengumpulan data

Pengumpulan data yaitu mengumpulkan data di lokasi penelitian dengan

melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan menentukan strategi

pengumpulan data yang dipandang tepat dan untuk menentukan fokus serta

pendalaman data pada proses pengumpulan data berikutnya.

b. Reduksi data,

Reduksi data yaitu sebagai proses seleksi, pemfokusan, pengabstrakan,

transformasi data kasar yang ada di lapangan langsung, dan diteruskan pada

Page 32: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

23

waktu pengumpulan data, dengan demikian reduksi data dimulai sejak peneliti

memfokuskan wilayah penelitian.

c. Penyajian data

Penyajian data yaitu rangkaian organisasi informasi yang memungkinkan

penelitian dilakukan. Penyajian data diperoleh berbagai jenis, jaringan kerja,

keterkaitan kegiatan atau tabel.

d. Penarikan kesimpulan,

Penarikan kesimpulan yaitu dalam pengumpulan data, peneliti harus mengerti

dan tanggap terhadap sesuatu yang diteliti langsung di lapangan dengan

menyusun pola-pola pengarahan.

4.8 Definsi Operasional

Beberapa istilah yang dipergunakan dalam penulisan ini antara lain;

a. Smart mobility merupakan salah satu komponen dari smart city yang

memfokuskan pada pergerakan cerdas dalam menangani permasalahan

kemacetan lalu lintas, pengelolaan sampah dan lain-lain.

b. Smart city merupakan suatu konsep tata kelola kota secara cerdas dalam

memperdayakan sumber daya yang dimiliki.

Page 33: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

24

BAB V

HASIL DAN LUARAN

5.1 Temuan Penelitian

5.1.1 Gambaran Umum Smart City Kota Tangerang Selatan

Permasalah kota yang umum terjadi di kota di Indonesia meliputi: 1) segi

infrastruktur fisik seperti sampah, drainase, dan transportasi; 2) layanan daasar

berupa pendidikan dan kesehatan; 3) dan sosial-ekonomi. Secara umum

permasalahan itu muncul karena human errror (kesalahan sumber daya manusia)

dalam pengelolaan. Contoh, banjir merupakan dampak dari salah satunya

pembuangan sampah yang sembarangan, kemacetan lalu lintas salah satu

penyebabnya adalah jumlah penggunaan kendaraan pribadi ataupun umum yang

terus bertambah dan layanan umum karena birokrasi yang menjadi keluhan

masyarakat.

Kota Tangerang Selatan berdasarkan sajian informasi Badan Pusat

Statistik tahun 2014 berpenduduk 1.492.999 jiwa dengan tingkat pertumbuhan

penduduk yang cukup tinggi mencapai ± 3,44%, dengan luas wilayah 147,19 km².

Dari informasi rasio jumlah penduduk dengan luas wilayah menunjukkan Kota

Tangerang Selatan merupakan katagori padat. Disamping itu, lokasi Kota

Tangerang Selatan yang sangat strategis sebagai wilayah hinterland bagi Kota

Jakarta sebagai ibukota negara berpotensi signifikan bagi perkembangan wilayah.

Dengan latar belakang tersebut Pemerintah Kota Tangerang Selatan berkeinginan

mewujudkan kota layak huni untuk mengimbangi pertumbuhan penduduk yang

begitu cepat dan pertumbuhan di berbagai sektor. Untuk itu Kota Tangerang

Page 34: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

25

Selatan menyiapkan pembangunan kota yang terangkum dalam konsep kota masa

depan bernama Smart City.

1. Arahan Kebijakan Smart City Kota Tangerang Selatan

Bedasarkan arahan dari Walikota Tangerang Selatan, maka arahan

pengembangan smart city di Kota Tangerang Selatan ini adalah “Tangerang

Selatan Smart City adalah konsep kota yang memanfaatkan teknologi informasi

dan komunikasi untuk mengidentifikasi masalah-masalah perkotaan dengan

cepat. Dan yang paling penting dari itu semua adalah bagaimana teknologi

mampu memperpendek jalur komunikasi antara Pemerintah dan Masyarakat”.

Berdasarkan arahan tersebut dan melihat potensi Tangerang Selatan

sebagai kota perdagangan dan jasa, maka pengembangan smart city di

Tangerang Selatan dititikberatkan kepada pemanfaatan teknologi informasi

dalam meningkatkan kualitas dan memberikan kemudahan layanan public

kepada masyarakat.

Layanan smart city Kota Tangerang Selatan merupakan konsep sistem

yang besar dan komplek, sehingga implementasinya membutuhkan perencanaan

yang matang dan realistis dengan mempertimbangkan semua aspek, karena.

perencanaan yang baik merupakan salah satu faktor penentu kesuksesan

penerapan smart city di Kota Tangerang Selatan.

Keberhasilan penerapan konsep smart city di Kota Tangerang Selatan

tentu membutuhkan komitmen yang tinggi dari semua elemen masyarakat, yaitu

pemerintah, swasta dan masyarakat. Sinergi dari peran ketiga elemen sangat

diperlukan artinya, ketiga elemen masyarakat tersebut harus saling mendukung

dan selaras dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan Kota Tangerang Selatan

Page 35: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

26

melalui implementasi smart city yang merupakan proses berkelanjutan dari

keenam komponennya.

2. Smart Mobility Salah Satu Komponen Smart City

Smart mobility merupakan sistem transportasi yang cerdas dan efisien

dengan memanfaatkan jaringan untuk pergerakan kendaraan, orang dan barang

untuk mengurangi kemacetan (Blue Print Kota Tangerang Selatan 2016).

Dengan menggunakan pendekatan smartmobility diharapkan dapat mengurangi

kemacetan di kota Tangerang Selatan akibat meningkatnya jumlah kendaraan

pribadi.

Smart Mobility merupakan salah satu komponen dari smart city yang

terkait dengan layanan transportasi, Aplikasi transportasi merupakan aspek

pendukung peningkatan layanan sosial, dimana indikator ketercapaiannya

didasarkan pada aplikasi dengan fungsi yang meliputi:

a. Kondisi Jalan Terkait Dengan Kemacetan

Terdapat aplikasi ATCS di perempatan jalan yang memberikan

informasi mengenai kondisi di jalan setiap saat yang kemudian dapat

memberikan rekomendasi alternatif rute perjalanan apabila terjadi kemacetan.

b. Kondisi Jalan Terkait Dengan Kecelakaan

1) Terdapat emergency management system yang berfungsi untuk siaga

terhadap ancaman bencana/ kecelakaan, menganalisis lokasi rawan

kecelakaan, mampu merespon dengan baik saat terjadinya kecelakaan,

dapat segera memulihkan/ mengembalikan situasi ke seperti keadaan

sebelum terjadinya bencana dan mampu menerapkan aktifitas pencegahan

Page 36: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

27

terjadinya bencana atau mengurangi tingkat kerusakan dari kecelakaan dan

bencana yg memang tidak dapat dihindari;

2) Intergrasi data kejadian kecelakaan dengan dinas kesehatan untuk

penanganan kecelakaan yang cepat dan tepat

c. Kepemilikan Kendaraan

1) Terdapat database kepemilikan kendaraan yang terintegrasi dengan data

kependudukan.

2) Terdapat sistem monitoring kepemilikan kendaraan, baik dari pemantauan

jumlah kendaraan maupun jenis kendaraan, sehingga dapat melakukan

perkiraan dampak kepemilikan kendaraan terhadap kemacetan dan

lingkungan.

3) Perijinan kepemilikan kendaraan telah menggunakan sistem perijinan yang

terintegrasi.

d. Layanan Transportasi

Terdapat Public Transport System (PTS) untuk pelayanan transportasi

umum bagi masyarakat, mulai dari informasi rute perjalanan, waktu

perjalanan dan waktu tunggu serta integrasi masing - masing moda.

e. Sistem Informasi Perjalanan

Terdapat Transport Information System (TIS) berupa sistem informasi

panduan kendaraan untuk mendapatkan rute jalan yang optimal dan kondisi

lalu lintas kendaraan

f. Sistem Parkir

1) Terdapat smart parking atau sistem yang menginformasikan ketersediaan

ruang parkir yang kosong dan titik - titik lokasi parkir.

Page 37: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

28

2) Sektor infrastruktur dan transportasi telah menggunakan e-payment

Indikator di atas perlu diterapkan untuk ketercapaian smart mobility

dalam upaya menuju konsep smart city. Sumberdaya manusia sebagai motor

penggerak proses program smart city tentu memiliki peran yang sangat doniman

dalam mewujudkan ketercapaian konsep smart city. Artnya, sebaik apapun

program yang dibuat kalau sumberdaya manusianya tidak siap dengan program

tersebut maka program itu tidak akan memberi manfaat bagi masyarakat. Kota

Tangerang Selatan telah melakukan pemetaan terhadap 6 (enam) prioritas

penanganan kota terkait pengembangan implementasi smart city salah satu

transportasi publik yang bersih dan baik.

Untuk dapat memberikan layanan transportasi publik yang bersih dan

baik diperlukan saran prasarana infrastruktur jalan yang memadai agar dapat

menampung volume kenadaraan yang terus bertambah dari waktu ke waktu.

Untuk itu perbaikan infrastruktur jalan dengan mengundang pihak swasta untuk

turut berinvestasi sehingga penyediaan sarana prasarana transportasi publik yang

bersih dan baik dapat diwujudkan. Berikut Disajikan kondisi sarana prasarana

infrastrktur jalan pada tabel 5.1

Tabel 5.1 Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan Per Kecamatan di Kota

Tangerang Selatan.

No Kecamatan Baik Rusak

Sedang

Rusak

Ringan

Rusak Berat

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Setu 18,587 4,890 0,540 0,000

2 Serpong 42,921 7,880 1,320 0,000

3 Pamulang 65,228 19.220 1,205 0,000

4 Ciputat 45.084 9,981 1,180 0,000

5 Cipitat Timur 50.801 7,709 0,585 0,000

6 Pondok Aren 77,603 16,160 2,440 0,000

7 Serpong Utara 27,125 4,605 0,600 0,000

Jumlah 327,349 70,445 7,870 0,000 Sumber: Dinas Bina Marga Kota Tangerang Selatan (2016)

Page 38: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

29

Seiring berjalannya waktu karena dilewati truk-truk yang besar,

dibeberapa ruas jalan masih dalam kondisi belum baik, kondisi ruas jalan rusak

sedang sepanjang 26,403 kilometer sedangkan yang rusak ringan sepanjang 2,94

kilometer dan ruas jalan dengan kondisi rusak berat sepanjang 3,04 kilometer

(Blue Print Kota Tangsel 2016)

Dilansir dari Wartakota Tribunnews (1 September 2016) Dinas

Perhububungan Kota Tangerang Selatan mengakui bahwa kemacetan kerap

terjadi akibat tidak seimbang jumlah pertumbumbuhan kendaraan dengan

kondisi infrastruktur jalan. Memang jalan kendaraan bertambah seiring

pertumbuhan penduduk sementara jalan belum mendukung untuk menampung

volume kendaraan,” kata Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota

Tangerang Selatan Dedi Mulyadi. Dedi juga juga mengatakan bahwa jumlah

kendaraan yang lalu lalang di Kota Tangerang Selatan terutama jalan besar

mengalami jalan besar cukup drastis. Contoh, Jalan Siliwangi yang

menghubungkan Serpong-Pamulang tahun 2015 sekitar 15.000 kendaraan per

hari yang lewat. Sekarang (2016) yang lewat setiap hari sekitar 20.000

kendaraan per hari. Hal inilah yang dapat menyebabkan kemacetan pada jam-

jam ramai pagi dan sore.

3. Faktor-Faktor Kendala Ketercapaian Smart Mobility Dalam Upaya Menuju

Konsep Smart City Kota Tangerang Selatan.

Ketercapaian smart city tentu menjadi dambaan semua kota besar

terutama yang sudah dicanangkan dalam target bahwa di tahun 2017 akan

menjadi smart city. Kota Tangerang Selatan adalah salah satu kota dari 25 kota

Page 39: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

30

yang mendapat assesment kota cerdas. Ketercapaian sebagai kota cerdas

ditentukan oleh 3 (tiga) elemen, yaitu: manusia, proses dan teknologi. Tentu saja

manusia sebagai penggerak dan teknologi menjadi sarana perubahan percepatan

memerlukan proses yang sangat panjang serta perlunya komitmen dari seluruh

elemen masyarakat Kota Tangerang Selatan untuk dapat mewujudkannya.

Hasil wawancara dengan Bapak Asikin selaku pelaksana teknis

menyatakan bahwa ,”yang menjadi faktor terkendalanya smart mobility dalam

upaya menuju konsep smart city Kota Tangerang Selatan yaitu belum keluarnya

Peraturan Walikota yang menjadi payung induk smart city. Awalnya sudah mau

dibentuk Dewan Pelaksana tetapi karena ada perubahan kebijakan terkait

kedinasan maka Dewan Pelaksana tersebut belum jadi dibentu. Selain itu. peran

masyarakat belum optimal sekalipun sudah dilakukan sosialisasi melalui

pembinaan karang taruna ataupun komunitas-komutas/organisasi yang ada di

masyarakatwilayah Tangsel sepertinya masyarakat belum paham benar tentang

konsep smart city sehingga kurang peduli akan tujuan mulia dari smart city.

Hal itu juga dipertegas oleh Bapak Heri Darmawan, S.T selaku

koordinator pelaksanan menyatakan bahwa sebenarnya tahun 2015 sudah dibuat

Blue Print smart city Kota Tangsel, dan tahun 2016 sesuai dengan peraturan

smart city sudah mulai proses tetapi dipertengahan tahun 2016 terjadi perubahan

kebijakan bahwa ada pemekaran dari Dinas Komunikasi dan Informasi

(Diskominfo) dan awal tahun 217 Dinas Perhubungan secara resmi terpisah dari

Diskominfo. Sehingga baru bisa lebih fokus ke pelaksanaan konsep smart city

di tahun 2107. Diawali dengan setip UPD memberi road map peta jalan untuk

mengembangkan smart city, sedang masing-masing dinas biasanya sudah punya

Page 40: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

31

aplikasi-aplikasi sendiri kaitannya dengan pelayanan publik. Contoh Sicapil

untuk pelayanan pembuatan KTP. Sekarang sudah mulai dikembangkan dengan

sistem online. Dengan mengembangkan inovasi teknologi, sesuai dengan moto,

visi mivi Bu Wali yaitu menjadikan Kota Tangsel sebagai kota cerdas,

berkualitas, punya daya saing berbasis teknologi. Untuk menuju kota cerdas

kendalanya pasti ada, untuk menjadi kota cerdas maka masyarakatnya harus

cerdas juga, dan itu yang menjadi kendali mencerdaskan masyarakat. Salah satu

cara yang dilakukan dari teknika Diskominfo dengan memberikan sosialisasi,

pelatihan dan pembinaan teknologo komunikasi baik untuk siswa maupun

masyarakat. Yang sudah dilakukan adalah memberikan pelatihan dan pembinaan

kepada siswa SMP dan SD bagaiman cara siswa-siswa itu memanfaatkan

teknologi semaksimal mungkin tetapi aman dan sehat. Sedang untuk masyarakat

sudah dilakukan 2 kali di tahun 2017 dan 2018. Untuk masyarakat sasarannya

adalah karang taruna atau pemudanya dari 7 kecamatan. Pada sosialisasi ini

semua UPD berinovasi menciptakan inovasi pelayanan kepada masysrakat. Dan

setiap tahun kami melakukan Forum Group Discusstion (FGD) tentang smart

city yang juga mengundang akademisi dari perguruan tinggi yang ada di

Tangerang Selatan agar turut memberikan sumbangsih dalam pengembangan

smart city. Jadi untuk tahapan, indikator penilaian dan target target yang ingin

dicapai sudah ada roap map nya atau peta jalan pada blue print 2015 yang

menjadi pedoman untuk pelaksanaan smart city. Selain terkendala masyarakat

yang harus dicerdaskan juga anggaran, karena kalau ada permasalahan yang

memerlukan anggaran dan belum termasuk anggaran tahun berjalan, baru bisa

Page 41: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

32

diajukan untuk anggaran tahun berikutnya. Kadang hal-hal seperti itu yang

membuat penanganan parmasalahan tidak bisa segera.

Peneliti juga mendapatkan informasi dari Bu Dian Anggraini, S.T., M.Si

selaku Kepala Sie Diskominfo. Dari hasil wawancara, menurut Bu Dian yang

menjadi faktor kendala ketercapaian smart mobility dalam upaya menuju konsep

smart city yaitu sumber daya manusia (SDM) , Diskominfo masih minim SDM

yang basic pendidikannya IT. Di tahun 2018 masih akan kegiatan

pengembangan kapasitas SDM dengan mengadakan pelatihan aparatur-aparatur

Tangsel perwakilan UPD untuk dapat membuat web side dan akan melakukan

kerjasama dengan Cikarang yang sudah tersertifikasi dari London karena kalau

Tangsel mau mengadakan sendiri harus tersertifikasi BPKPP, jadi sementara

Tangsel menjalankan smart city sesuai sarana yang ada dulu.

Selain faktor minmnya SDM yang berbasis IT, pergantian kepada bidang

Diskominfo mempengaruhi kebijakan dan tugas pokok dan fungsi beda juga..

Sekarang ini selain fokusnya pada pengembangan SDM, juga fokus pda

Peraturan Daerah (Perda). Sekarang baru mau proses penyusunan Perda,

sementara baru ada Perwal, tugas poko dan fungsi saja, belum ada Peraturan

Propinsi, payung induk smart city belum punya dan penyelenggaraan

Diskominfo juga masih ada perubahan. Memang sudah dilakukan upaya

pelebaran jalan, sudah dilakukan penyediaan Trans Anggrek, anggota Dishub

sudah stanby pada jam-jam sibuk, tetapi jumlah volume kendaraan yang turun di

jalan terus bertambah dan peran masyarakat juga masih belum optimal. Saya

rasa itu yang menjadi faktor kendala ketercapaian smart city.

Page 42: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

33

Beberapa informan dari Diskoninfo telah memberikan informasi data

mengenai faktor kendala ketercapaian smart city. Hasil wawancara dengan

Dishub juga mendukung informasi dari Diskominfo. Menurut Herris Yahya

selaku Pelaksanan Teknis Bidang Lalu Lintas faktor yang menjadi kendala

adalah SDM dan anggaran. Terutama SDM, contoh kalau ada kerusahan-

kerusakan tenaga IT nya masih belum ada jadi kalau ada kerusakan komponen

masih bingung dan masih harus minta tolong Diskominfo.. Selain itu juga

masalah anggaran, contoh di perempatan-perempatan sudah di pasang CCTV

untuk memantau kemacetan ataupun konsisi jalan, untuk itu butuh kapasitas

internet yang besar sementara Dishub tidak bisa mengajukan anggran sendiri

tetapi menunggu dari Diskominfo. Jadi masih tergantung juga pada Diskominfo

jadi Dishub belum mandiri. Seperti beberapa watu yang lalu pernah terjadi

trouble di sistem sehingga semua traffic light mati total kami tidak segera dapat

menangani karena harus menunggu tenaga IT dari Diskominfo.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Gambaran Umum Smart Mobility Kota Tengerang Selatan

Kota Tangerang Selatan diberi assesment menjadi kota cerdas (smart city)

bersama 25 kota lainnya sejak tahun 2015 dan mulai awal 2016 sudah dilakukan

proses untuk mengembangkan konsep smart city di Kota Tangsel. Dan sampai

sekarang proses itu masih tetap berjalan, dimana sinergisitas dari berbagai elemen

masyarakat sangat mempunyai kontribusi yang sangat besar untuk ketercapaian

smart city ini.

Konssep Smart City merupakan alterntif baru sebagai solusi cerdas bagi

Kota Tangerang Selatan yang meliputi 3 (tiga) komponen yaitu teknologi, proses,

Page 43: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

34

dan sumber daya manusia. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK) memberikan kemudahan dalam layanan. Teknologi memiliki peran untuk

kecepatan terjadinya perubahan, proses merupakan tindakan solusi dalam

beraktivitas dan sumber daya manusia merupakan penggerak atas proses serta

pemanfaat teknologi. Khususnya smart mobility, indikator capaiannya sebagai

berikut:

1. Sistem Pengendali Lalu lintas Terpadu (ATCS dan ATMS)

2. Sistem Monitoring sarana dan prasarana jalan

3. Traveler Information System (TIS) untuk pemandu perjalanan

4. Sistem pengelolaan angkutan public

5. KEUR Online

6. Pembangunan Konsep park and ride (sistem transportasi terpadu)

7. Pengembangan Transportasi massal (circle tangsel)

8. Pelebaran jalan kota, jembatan dan lingkungan. penataan

9. SITU dan jalan perumahan

10. Smart Parking

Secara umum kondisi sosial di kota Tangerang selatan berada pada posisi

scaterred. Keamanan, kenyamanan dan kemudahan dalam melakukan kegiatan

sehari-hari merupakan target ideal dalam bagian ini. Berdasarkan kondisi ideal

maka terdapat beberapa kesenjangan dan harus segera dilakukan menanganan

kesenjangan tersebut guna mencapai target tersebut. Idealnya kondisi jalan raya

terpantau dengan baik secara real time. Bantuan ATCS dan ATMS sebagai modal

pengawasan jalan raya dan infrastruktur yang baik serta terawasi belum tertangani

Page 44: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

35

dengan maksimal demikian pula dengan sarana dan prasaran jalan lain. Dibutuhkan

beberapa solusi cerdas untuk menutup gap ini yaitu:

1. Pemasangan ATCS dan ATMS

2. Sistem Monitoring Sarana dan Prasarana.

Saat ini kondisi infrastruktur jalan cukup baik. Namun terkait permasalahan

kemacetan masih belum tertangani dengan maksimal demikian pula dengan

sarana dan prasarana jalan lain.

3. Traveler information system untuk pemandu jalan

4. Sistem pelaporan sarana dan prasana jalan terkait permasalahan transportasi

5. Sistem pengelolaan angkutan public

6. Smart parking

Kota Tangerang Selatan sebenarnya sudah menjadi pilot project untuk kota

yang lain terutama sistem ATCS nya, memang belum semua perempatan yang

dipasang CCTV yang menghubungkan sistem dengan kondisi jalan, tetapi beberapa

usaha yang pernah dilakukan untuk pengembangan smart mobility yaitu:

1. Sistem Transport Cerdas atau biasa disebut dengan Intelligent

Transportation System (ITS)

Merupakan sistem yang dibangun dengan menerapkan teknologi maju

di bidang elektronika, komputer dan telekomunikasi untuk membuat prasarana

dan sarana transportasi lebih informatif, lancar, aman dan nyaman sekaligus

ramah lingkungan. Sistem ini mempunyai tujuan dasar untuk membuat sistem

transportasi yang mempunyai kecerdasan. Untuk mencapai ITS yang berjalan

dengan baik dan berkelanjutan, Dibangun Smart Transport Platform yang

merujuk pada pembangunan ekosistem transportasi. Platform ini diharapkan

dapat membantu menyelesaikan permasalahan transportasi di Kota Tangerang

Page 45: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

36

Selatan karena peran serta dari seluruh komponen, mulai dari otoritas

transportasi, penyedia layanan transportasi pemerintah dan swasta, perbankan,

hingga masyarakat.

2. Area Traffict Management System (ATMS)

Merupakan aplikasi berbasis web yang mengintegrasikan Area Traffic-

light Control System (ATCS). Informasi yang ada pada aplikasi ini adalah status

lalulintas yang berupa video streaming, kecepatan dan kepadatan dari ruas jalan,

dan data statistic dari sensor yang terpasang pada ruas jalan. Melalui aplikasi ini

pengguna mendapatkan sekaligus memberikan informasi lalulintas yang sedang

terjadi di hadapannya. Di Kota Tangerang Selatan baru ada 4 (empat) titik yaitu

di perempatan: Muncul, Gaplek, German Center dan Alam Sutra BSD. ATCS

sangat membantu pengemdalian penggunaan jalan dengan sistemnya yang

otomatis memberikan informasi ke central atas kondisi lalu lintas di lapangan

(perempatan) sisi mana yang penuh dan yang lengan.

3. Smart Parking

Merupakan sebuah teknologi yang menggabungan keduanya yaitu

manajemen sistem perparkiran dengan aplikasi mobile yangterintegrasi dengan

teknologi cloud computing. Teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk

menginformasikan secara real time kepada calon pengendara sebelum berangkat

menuju lokasi yang dituju sehingga pengendara dapat mengambil keputusan

apakah keberangkatan tetap akan dilakukan atau tidak dengan kondisi lahan

parkir yang dapat terpantau dari genggaman. Selain itu juga bisa digunakan

untuk mencari lahan parkir alternatif yang bisa dicapai pengendara sehingga

dapat memecah konsentrasi kemacetan. Dengan demikian informasi yang

Page 46: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

37

disajikan akan dapat dikonsumsi lebih tepat sasaran, efektif, dan efisien. Di

Tangerang Selatan sudah pernah dilakukan di Pasar Modern BSD, karena

mantainent system nya kurang optimal sekarang tidak lagi difungsikan.

Dalam prosesnya Kota Tangerang Selatan sudah menjalankan konsep

smart city yang tentunya untuk masing-masing UPD sesuai dengan komponen

dari smart city. Contoh, untuk layanan smart goverment Tangerang Selatan

sudah memiliki Sicapil yang memberikan informasi layanan masyarakat yang

akan membuat KTP, pembayaran PBB, serta layanan publik lainnya.

5.2.2 Faktor Faktor Kendala Ketercapaian Smart Mobility Dalam Upaya Menuju

Konsep Smart City Kota Tangerang Selatan

Pencanangan smart city di Kota Tangerang Selatan sebagai gagasan untuk

memberikan layanan kepada publik dan mengatasi permasalahan secara cepat dan

akurat dengan berbasis teknologi informasi (IT) sehingga layanan dapat dilakukan

secara online. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintahan Kota Tanggerang

Selatan untuk dapat mengimplementasikan konsep smart city. Contoh, untuk

mengurai kemacetan telah dipasang program Area Traffict Control System

(ATCS), yaitu program yang secara otomasis mengatur operasional traffict light

agar perannnya dapat optimal mengatur lalu lintas. Sistem ini dilengkapi CCTV

yang di link an dengan operator Dinas Perhubungan sehingga operator dapat

memantau kondisi di lapangan secara otomatis dan dapat segera menangani

permasalahan yang terjadi.

Berdasarkah hasil penelitian melalui pengamatan, dokumen dan

wawancara dengan informan diperoleh hasil bahwa faktor-faktor yang menjadi

kendala ketercapaian konsep smart city meliputi aspek:

Page 47: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

38

1. Peraturan Daerah

a. Belum keluarnya Peraturan Daerah yang menjadi payung induk program

smart city meskipun konsep smart city di Kota Tangerang Selatan sudah

dicanangkan pada tahun 2016;

b. Adanya pergantian pemimpin yang berdampak pada regulasi sehingga juga

berdampak pada pengambilan kebijakan. Contoh, sebelumnya sudah akan

dibentuk Dewan Pelaksana smart city, karena Peraturan Walikota belum

keluar dan adanya pergantian Kepala Bidang Diskominfo maka

pembentukan Dewan Pelaksanan smart city belum jadi dibentuk.

2. Sumber Daya Manusia

a. Minimnya SDM yang latar belakang pendidikannya berbasis IT;

b. Kurangnya personil yang standby di kantor karena pada jam efektif,

terutama jam 7.00 WIB 80% pegawai Dinas Perhubungan Kota Tangerang

Selatan turun di jalan untuk membantu menertibkan lalu lintas;

c. Kurangnya koordinasi antar Unit Pelaksana Teknik (UPT).

3. Anggaran

a. Jika ada permasalahan di lapangan, penanganan masalah cenderung lama

karena proses birokrasi. Contoh apabila salah satu sistem ATCS mati maka

untuk segera menangani tidak bisa karena harus diajukan anggaran dulu dan

hal itu butuh waktu.

b. Berlakunya sistem sentralisasi, maka segala jalur anggaran

tersentral/terpusat;

Page 48: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

39

c. Adanya kewenangan daerah, artinya kalau jalan itu merupakan jalur

propinsi maka pada saat terjadi kerusakan jalan, maka hal ini menjadi

kewenangan pemerintah propinsi untuk mengatasi masalah tersebut.

Contoh, pada saat jalan Siliwangi Pamulang rusak karena erosi maka

pemerintah Kota Tangerang Selatan tidak bisa mengambil tindakan karena

Jl. Siliwangi Pamulang merupakan kewenangan wilayah Propinsi Banten.

4. Masyarakat Kota Tangerang Selatan.

a. Masyarakat masih belum sepenuhnya menyadari pentingnya keselamatan

diri dan orang lain;

b. Masyarakat Kota Tangerang Selatan belum memiliki budaya tertib lalu

lintas;

c. Kepemilikan kendaraan belum terkendali, artinya belum bisa diterapkan

aturan yang menegaskan bahwa satu keluarga satu kendaraan sehingga

volume kendaraan di jalan terus meningkat.

d. Kurang gencarnya sosialisasi dari pemerintah atas dicanangkannya konsep

smart city untuk Kota Tangerang selatan sehingga masyarakat banyak yang

masih awam tentang konsep smart city.

Setelah dilakukan analisa data dari hasil turun lapang baik yang

bersumber dari data dokumen, pengamatan dan wawancara, kesimpulan

sementara bahwa banyak faktor yang menjadi kendala untuk ketercapaian konsep

smart city di Kota Tangerang Selatan. Artinya, untuk dapat menjadi konsep smart

city di Kota Tangerang Selatan pelu sinergisitas dari berbagai elemen masyarakan

dan bertekat untuk mewujudkan Kota Tangerang Selatan sebagai kota cerdas tidak

hanya merupakan wacana atau sekedar sudah dicanangkan melainkan telah

Page 49: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

40

menjadi komitmen masyarakat bersama pemerintah mewujudkan Kota Tangerang

Selatan menjadi kota cerdas.

Program yang baik adalah program yang siap dijalankan dengan konsep

yang matang dan memiliki dasar hukum yang kuat untuk menjalakannya seperti

Peraturan Daerah agar arah dan tujuannya jelas. Dan harus ditunjang oleh sumber

daya manusia yang ahli dibidangnya serta sarana prasarana yang memadai.

Karena tujuan dari konsep smart city adalah memberilakn layanan publik yang

cepat, tepat, efektif dan efisien, maka penting untuk mensosialisasikan program

kepada masyarakat agar mengerti dan mendukung tercapainya tujuan dari

program tersebut. Contoh, implementasi sistem ATCS yang secara otomatis

mengatur traffict light sesuai tingkat volume kendaraan yang berada dia area

traffict light perlu disosialisasikan agar masyarakat dapat tertib berlalu lintas.

Program dengan konsep dan perencanaan smart city yang matang serta

persiapan pelaksanaan program yang memadai akan meminimalkan kendala

ketercapaian konsep smart city di Kota Tangerang Selatan yang berkelanjutan

(sustainable). Tentu saja semua elemen smart city harus berjalan seiring bersama,

tidak bisa hanya smart mobility tetapi kelima elemen lainnya yang meliputi: smart

people, smart environment, smart economic, smart living, dan smart goverment

juga bersinergi mewujudkan kota cerdas.

Smart mobility yang merupakan bagian dari konsep program smart city di

Kota Tangerang Selatan meskipun sudah diimplementasikan aplikasi ATCS di

beberapa traffict light dengan tujuan untuk memberikan kualitas layanan kepada

masyarakat terkait transportasi masih belum optimal ketercapaiannya terbukti

masih banyak terjadi kemacetan di beberapa titik jalan karena memang baru

Page 50: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

41

terpasang empat CCTV dan ini masih jauh dari cukup, perlu dilakukan

penambahan CCTV program smart mobility dapat optimal.

5.3 Luaran Penelitian

Ketua : Gunartin, S.E.,M.M

Perguruan Tinggi : Universitas Pamulang

Judul : Faktor-Faktor Kendala Ketercapaian Smart Mobility Dalam

Upaya Menuju Konsep Smart City Kota Tangerang Selatan

Skema : Penelitian Dosen Pemula

Waktu Kegiatan : Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun

LUARAN YANG DIRENCANAKAN DAN JUMLAH CAPAIAN

No Luaran Yang Direncanakan Jumlah Capaian

1 Publikasi Ilmiah 1

2 Poster 1

CAPAIAN DISERTAI LAMPIRAN BUKTI LUARAN KEGIATAN

1. PUBLIKASI ILMIAH

No Keterangan

1 Klasifikasi Jurnal Nasional ber-ISSN

2 Nama Jurnal Yang Dituju Jurnal Inovasi Pascasarjana Unpam

3 Judul Faktor-Faktor Kendala Ketercapaian Smart

Mobility Dalam Upaya Menuju Konsep

Smart City Kota Tangerang Selatan

4 Status Dalam Proses

2. CAPAIAN LUARAN LAINNYA

No Capaian Keterangan

1 Luaran lain Poster Hasil Penelitian dengan judul

Page 51: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

42

“Faktor-Faktor Kendala Ketercapaian Smart

Mobility Dalam Upaya Menuju Konsep

Smart City Kota Tangerang Selatan”

Page 52: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

43

BAB VI

RENCANA TAHAP BERIKUTNYA

6.1 Rencana Tahap Berikutnya

1. Menyusun Laporan Akhir Penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Kendala

Ketercapaian Smart Mobility Dalam Upaya Menuju Konsep Smart City Kota

Tangerang Selatan.

2. Menyelesaikan publikasi ilmiah dengan judul “Faktor-Faktor Kendala

Ketercapaian Smart Mobility Dalam Upaya Menuju Konsep Smart City Kota

Tangerang Selatan” di Jurnal Kreatif yaitu jurnal nasional ber ISSN.

6.2 Rencana Yang Ditargetkan

1. Setelah melakukan penelitian ini, ditargetkan dapat memberikan sumbangsih

bagi Kota Tangerang Selatan dalam landasan pengambilan kebijakan untuk

kemajuan Kota Tangerang Selatan.

2. Kontribusi mendasar pada suatu bidang ilmu

Kontribusi yang dapat diberikan dari penelitian, perlu komitmen yang tinggi

untuk mewujudkan kota cerdas tidak sekedar assesment tetapi harus diwujudkan

visi misi pemerintah yang ingin menjadikan Kota Tangerang Selatan sebagai

kota cerdas dalam memberikan layanan publik.

6.3 Rencana Penelitian Kedepan

1. Mengajukan proposal Penelitian Dosen Pemula (PDP) yang temanya

berkaitan dengan tema sebelumnya tentang smart city dengan judul “Analisa

Efektifitas Bank Sampah Sebagai Alternatif Pengelolaan Sampah Dalam

Upaya Menuju Smart City Kota Tangerang Selatan”. untuk mendapatkan

Page 53: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

44

dana hibah penelitian Kemenristek Dikti skema Penelitian Dosen Pemula

tahun anggaran 2019.

2. Dapat mengembangkan sistem pengelolaan sampah di Tangerang Selatan

baik dengan program bank sampah atau program lain yang lebih efektif.

Page 54: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

45

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data yang diperoleh dari turun lapang maka

peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa faktor-faktor kendala ketercapaian smart

mobility Dalam Upaya Menuju Konsep Smart City di Kota Tangerang Selatan

antara lain aspek:

1. Peraturan Pemerintah Daerah

Yaitu belum keluarnya Peraturan Pemerintah yang menjadi payung induk

program smart city sehingga pelaksanaannya belum optimal.

2. Sumber Daya Manusia

Yaitu mininnya jumlah sumber daya manusia yang latar belakang

pendidikannya berbasis IT, sehingga siap menjalankan program smart city;

3. Anggaran

Dalam hal ini anggaran yang sifatnya sentralisasi dan terkait birokrasi sehingga

membutuhkan waktu untuk merealisasikan anggaran sementara permasalahan

di lapangan membutuhkan penanganan yang cepat.

4. Kesadaran Masyarakat

Kesadaran masyarakan mempunyai peran yang sangat besar dalam

mewujudkan ketercapaian smart mobility menuju konsep smart city, karena

program ini diperuntukkan masyarakat sehingga masyarakat harus mendukung

ketercapaian program smart city secara optimal.

Page 55: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

46

7.2 Saran

1. Pemerintah dalam meluncurkan program perlu dikonsep dan direncanakan

secara matang yang berdasarkan hukum serta menyiapkan sumber daya

manusianya sehingga pelaksanaan program dapat berjalan secara efelktif dan

efisien dengan hasil yang maksimal.

2. Kebijakan pemerintah sudah tentu bertujuan untuk menyejahterakan

masyarakat, untuk itu perlu peran aktif masyarakat dalam mensukseskan

program pemerintah.

3. Perlu sinergisitas semua elemen masyarakat untuk mencapai tujuan setiap

program secara optimal.

Page 56: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

47

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Boyne, G., Asworth R., and Tom E. 2010. Public Service Improvement: Theories

andEvidence. New York: Oxford Universty Press

Caragliu, A., Del Bo, C., and Nijkamp. 2009. “Smart Cities in Europe”, A paper

presented at the Third Central European Confrence in Regional Science, Kosice,

Slovak Republic.

Chandra Eko, 2016. Strategi Pembangunan Smart City dan tantangannya Bagi

Masyarakat Kota. Jurnal Strategi dan Bisnis Vol.4 No.2, 2016.

Cohen, B. “The Top 10 Smart Cities on The Planet”. Fast Company, 11 Januari 2012.

Cooper, Donald R., dan Pamela, S. Schindler. 2006. Metode Riset Bisnis,.Volume 1.

Jakarta: PT Media Global Edikasi.

Dawes, S.S. 2008. The Evolution and Continuing Challenges of E-Governance. Public

Administration Review. Vol. 68. pp.86–102.

Enceng dan Hidayat, 2016. Peningkatan Layanan Publik Melalui Smart Governance

Dan Smart Mobility. Jurnal Administrasi Pembangunan, Volume 4, Nomor 2,

Maret 2016, hlm. 87-156.

Giffinger, R., Fertner, C., & Kramar, H. 2007. “City Ranking of European Medium

SizedCities”. Vienna University of Technology & Delft University of Technology

Laporan Akhir Kajian Penilaian dan Penyusunan Blue Print Kota Tangerang Selatan,

2016. PT Multimedia Solusi Prima.

Mujiyono, dkk. Kesiapan Kota Pekalongan Menuju Smart City. Jurnal Litbang Kota

Pekalongan Vol. 11 Tahun 2016

Page 57: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

48

Nurmandi, A. 2006. Manajemen Perkotaan: Aktor, Organisasi, Pengelolaan Daerah

Perkotaan dan Metropolitan di Indonesia. Yogyakarta: Sinergi Publishing.

PP No 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-undang No 25 Tahun 2009

tentang Pelayanan Publik.

Sabrina. 2016. Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development)

Untuk Bidang: Pendidikan, Managemen, Sosial, dan Teknik. Bandung: Alfabeta.

Sanusi Anwar, 2011. Metodologi Penelitian Bisnis, Disertai contoh Proposal Penelitian

Bidang Ilmu Ekonomi dan Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D. Bandung: Alfabeta.

Wartakota Tribunnews, 1 September 2016. Jumlah Kendaraan di Kota Tangerang

Selatan. Di akses 19 Sepetember 2018.

Wahyudi dan Hariadi, 2016. Strategi Pembangunan Smart City dan tantangannya bagi

Masyarakat Kota. Jurnal Strategi dan Bisnis Vol.4, No. 2 | Oktober 2016.

Page 58: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

Lampiran 1

Gambar. Dokumen Pengambilan Data di Diskominfo (22 Februari 2018)

Lampiran 2

Gambar. Dokumen Pengambilan Data di Diskominfo (18 April 2018)

Page 59: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

Lampiran 3

Gambar. Dokumen Pengambilan Data Di Dishub (7 Mei 2018)

Gambar. Pengambilan Data di Laboratorium Dishub (7 Mei 2018)

Page 60: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

Lampiran 4

HASILWAWANCARA 3

Peneliti : Peneliti. S.E., M.M

Nara Sumber : Dian Anggraini, S.T., M.Si (Kasie Diskominfo)

Hari, tgl : Rabu, 18 April 2018

Tempat : Ruang Kasie Diskominfo (Lantai 6 Gedung A Pemkot Tangerang

Selatan)

Peneliti Assalamu’alaikum Bu Dian, maaf mengganggu waktunya

Bu Dian Wa’alaikumsalam.. silakan-silakan apa yang bisa saya bantu

Peneliti Saya Atin, bu Dian.. dari Universitas Pamulang. Beberapa waktu yang

lalu kami sudah sowan ke Diskominfo, kebetulan bersamaan ada dengan

serah terima jabatan Kabid Diskominfo dari Bapak Solikin, S.Pd., M.Si

ke Bapak Isep Cuaisa, S.T., M.T., jadi belum ketemu bu Dian. Waktu itu

kami ditemui Bapak Asikin dan Bapak Heri Darmawan, S.T

Bu Dian Ya.. pak Asikin dan pak Heri juga sudah menyampaikan kalau ada tim

peneliti dari Universitas Pamulang, waktu itu kebetulan memang ada

acara serah terima jabatan Kabid Diskominfo baru..

Jadi apa yang bisa saya bantu..

Peneliti Saya dari Universitas Pamulang tertarik melakukan penelitian tentang

kota Tangerang Selatan dinyatakan sebagai salah satu dari 25 kota

menuju konsep Smartcity sejak tahun 2017. Namun sampai sekarang

belum ketuk palu terssertifikasi bahwasanya kota Tangerang Selatan

sebagai kota cerdas (smartcity)

Bu Dian Memang kota Tangerang Selatan sejak tahun 2016 sudah di statment kan

sebagai kota cerdas.. untuk mewujudkannya telah dibentuk Tim

Pelaksana yang mengacu pada Peraturan Walikota sesuai dengan Master

Plan atau Blue Print kota Tangerang Selatan.

Peneliti Apa dengan sudah dibentuknya Tim Pelaksana program Smart City ini

sudah dapat dibilang berjalan dengan lancar nggih bu Dian khususnya

aspek mobility

Bu Dian Harapannya memang kesana. Tim Pelaksana dibentuk untuk

melaksanakan Master Plan yang telah ditetapkan dalam upaya

mewujudkan Kota Tangerang Selatan sebagai kota cerdas.

Peneliti Kalau ditinjau dari statmentnya ssebagai kota cerdas dari tahun 2016

sampai sekarang memang masih proses, kira-kira apa njih bu Dian yang

menjadi faktor kendalanya

Bu Dian Menurut saya kendalanya adalah faktor sumber daya manusia (SDM).

SDM kami khususnya yang berbasis IT masih sangat minim.

Sebenarnya di tahun 2018 ini sudah ada penambahan kapasitas SDM

Page 61: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

untuk memberikan pelatihan pada aparatur-aparatur perwakilan UPD.

Kami juga sudah melakukan kerjasama dengan BKPP Kominfo

Cikarang yang sudah bersertifikasi dari London, tetapi beda sistem.

Kalau kami mengadakan sendiri kami harus bersertifikasi dulu. BKPP

nya. Terpaksa kita jalan dulu dengan yang sudah ada. Semoga

pengembangan sistem segera berjalam

Peneliti Smart City ini program pemerintah kota tentu perlu disosialisasikan pada

masyarakat. Ada ga Bu Dian sosialisasi secara berkala gitu

Bu Dian Ada.. dan kami juga sering mengundang akademisi untuk berpartisipasi

dalam Forum Group Diskusi FGD) untuk sama-sama memikirkan dan

mencari solusi agar program smart city ini dapat diwujudkan.

Dalam biasanya kami membahas tentang target jangka pendek dan target

jangka panjang. Untuk target jangka pendek diskominfo terkait dengan

smart mobility yaitu penambahan SDM dan peningkatan SDM dengan

basic IT

Peneliti Untuk tahun ini apa sudah diselenggarakan FGD ya Bu Dian

Bu Dian Rencanaya memanga ada.. untuk pengembangan sistem smart city. tapi

karena ada pergantian Kabid Diskominfo tentu sistemnya beda jadi kami

baru akan membahas perubahan Perda.

Peneliti Apa regulasi Perda itu juga menjadi salah satu faktornya nggih Bu Dian

Bu Dian Saya rasa iya.. karena dengan perubahan Perda akan ada kebijakan baru,

Perwali belum ada, untuk smart city belem ada, sedang di diskominfo

sendiri lagi ada perubahan jadi baru ada tupoksi yang lama aja.

Peneliti Harusnya ada payung induk sistem

Bu Dian Insya Allah tahun ini baru akan menyusun itu

Peneliti Jadi baru akan disusn tahun ini ya bu Dian. Untuk permasalahan ada di

lapangan seperti kemacetan ... selain SDM apakah kesadaran masyarakat

juga berpengaruh

Bu Dian Ya... sebenarnya pemkot sudah berusaha contoh sudah dilakukan

pelebaran jalan, trans Anggrek juga sudah dioperasionalkan meski

belum maksimal, personil Dishub diturunkan pas jam-jam kerja tapi

masyarakat banyak yang punya mobil sehingga volume kendaraan di

jalan meningkat. Setau saya waktu saya masih gabung di Dishub volume

kendaraan bisa mencapai 1.000/hari yang melewati jalan tersebut.

Peneliti Bagaimana untuk konsep smart city menjalankan programnya, maksud

saya karena terdiri dari 5 komponen apakan masing-masing berjalan

sendiri atau berbarengan bersinergi untuk mewujudkan smart city.

Bu Dian Harusnya sih bareng ya.. tapi setiap UPT masih jalan sendiri-sendiri

karena juga terkait dengan anggaran.

Peneliti Saya ulangi nggih Bu Dian, Jadi faktor-faktor yang menjadi kendala

antara lain: 1) minimnya SDM yang berbasis IT; 2) Regulasi Perda; 3)

Payung induk sistem Smart City masih dalam tahap penyusunan; 4)

volume kendaraan yang terus meningkat; dan 5) keasadaran masyarakat

Page 62: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas

sebagai pengguna jalan.

Selain di Diskominfo untuk mendapatkan informasi tentang smart

mobility ini mungkin Bu Dian bisa merekomkan saya harus kemana lagi

gitu?

Bu Dian Ke Dinas Perhubungan bisa ketemu pak Heris

Peneliti Baik Bu Dian. Tapi Kalau Diskominfo laporannya dari Dishub apa

mereka jalan sendiri

Bu Dian Mereka jalan sendiri. Contohnya Dishub sudah menerapkan aplikasi

ATCS yaitu Auto Traffic Control System. Yang sudah dipasang di 4

titik diantaranya di perempatan German Center, Simpang Gading

Serpong, Simpang Muncul.dan Perempatan Gaplek

Yang dikelola Diskominfo itu hanya informasinya muaranya ke

Diskominfo. Program yang sudah dijalankan di Diskominfo dan patut

dibanggakan yaitu: siaran Tangsel, perijinan sudah online, Tangsel

Belajar untuk warga Tangsel

Peneliti Dari dicanangkannya Tangsel menjadi smart city dengan aplikasinya

butuh berapa lama

Bu Dian Kalau itu relatif ya.. Diskominfo ini sudah mempunyai sissumaker

(sistem surat masuk keluar) yang banyak diadopsi oleh kota-kota lain.

Peneliti Trans Anggrek apa juga merupakan salah satu upaya mengurai

kemacetan

Bu Dian Ya.. tapi baru bebarapa armada dan rutenya dari rowobuntu - BSD

Peneliti Bagaimana dengan sistem parkir di Tangsel Bu Dian

Bu Dian Dulu pernah ada smart parking di Teras Kota, tapi kurang

menteainennya jadi sekarang sepertinya mangkrak.

Peneliti Sayang sekali ya bu Dian kalau sudah ada tapi jadi mangkrak karena

tidak di kelola dengan baik. Kadang aplikasi dibuat untuk masyarakat

tapi masyarakat belum siap sehingga belum bisa optimal.

Bu Dian Harusnya memang program yang dibuat pemkot dapat diterima

masyarakat dan bersinergi untuk mengjalankan program tersebut.

Peneliti Baik bu Dian saya sudah banyak mengganggu waktunya, terima kasih

banyak atas informasinya.

Bu Dian Sama-sama bu.. senang bisa membentu semoga bermanfaat.

Page 63: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas
Page 64: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas
Page 65: Ringkasanlppm.unpam.ac.id/wp-content/uploads/laporan_akhir_GUNARTIN_S_E___M_M_.pdf · Ringkasan Smart mobility salah satu dari komponen smart city yang yang merupakan gerakan cerdas