. PERANAN SHALAWAT DALAM RELAKSASI PADA JAMA' AH …
Transcript of . PERANAN SHALAWAT DALAM RELAKSASI PADA JAMA' AH …
. PERANAN SHALAWAT DALAM RELAKSASI
PADA JAMA' AH MAJELIS RASULULLAH DI PANCORAN
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Oleh
WISNU KHOIR 103070029169
FAKULTAS PSIKOLOG!
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1428 HI 2007 M
Peranan Shalawat Dalam Relaksasi Pada Jama'ah Majelis Rasulullah di Pancoran·
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar
Kesarjanaan Psikologi
Pembimbing I
Oleh
WISNU KHOIR NIM. 103070029169
Di bawah Bimbingan,
S. Evangeline. I. Suaidy, IVI. Si, Psi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2007
HALAMANPENGESAHAN
Skripsi yang berjudul "PERANAN SHALAWAT DALAM RlELAKSASI .Pada
Jama'ah Majelis Rasulullah di Pancoran " telah diujikan dalam sidang
munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta pada tanggal 27 Desember 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S. Psi.)
Jakarta,27 Desember 2007
Dekan/
Ketua Mer gkap Anggota ,
Penguji I,
S-Bambang s ryadi. Ph.D NIP. 150326891
Sidang Munaqasyah
Anggota
Pembantu Dekan I/
Sekretaris l\/lerangkap Anggota,
Dra. Hj. Zahrotun M.Si NIP. 150 2
P nguji II,
..,_,;
c:A{~iinng II,
(N,)/ s. E}meline~ Suaidy. M.Si. Psi
MOTTO :
DENGAN MENGINGAT NABI THAHAA. M'AKA. SERUAN
KEMULIAAN DIDENGAR OLEH MEJIBKA YANG
TERPILIH MENJAW ABNYA
BERSAHABATLAH DENGANNYA SAW DENGAN
SELALU MENGINGATNYA, MA.KA ENGKAU AKAN
MENDAP ATKAN TEMAN YANG ABADI
PERSEMBAHAN
'l(upersem6ali/ig.n
1(ftrya yang sederliana ini untul{,orang-orantr tercintal{,u:
Jlyali dan I6ul{,u yang tefali mendicfi/{,dan mem6im6ingl{,u.
1.(flpada Vntung Widodo, Jfaryuwono, Jfaryuwarman, :Nutfian,
I6nu Jfam6au yang dengan R.fringat dan sincflran /ig.{ianfali
penu{is memiulij semangat untul{,terus 6erusalia.
(A) Fakultas Psikologi (B) Desember 2007 (C) WISNU KHOIR
ABSTRAK
(D) PERANAN SHALAWAT DALAM RELAKSASI PADA J/\MA'AH MAJELIS RASULULLAHdiPANCORAN
(E) ix +123 halaman (F) Kebahagiaan dalam hidup tidak selalu mudah untuk diperoleh oleh
manusia, karena bermacam-macam sebab dan rintangan yang terjadi dalam hidup sehingga banyak orang mengalami kegelisahan, kecemasan, ketidakpuasan dan ketidaktenangan jiwa. Sedangkan jiwa yang tenang adalah kondisi rileks atau keadaan batin yang santai, tenang dan tanpa adanya tekanan emosi yang kuat meskipun mengerjakan pekerjaan yang amat berat.
Relaksasi disini merupakan cara mengistirahatkan tubuh dari segala macam kesibukan. Salah satu metode relaksasi adalah metode kesadaran dengan cara memfokuskan pada keyakinan yang berbentuk frase, kata, atau doa.Shalawat adalah bentuk jamak dari kata salla atau salat yang berarti doa, keberkahan, kemuliaan, kesejahteraan, dan ibadah. Pengertian bershalawat atas Nabi ialah, mengakui kerasulan Nabi Muhammad SAW serta memohon kepada Allah untuk memberikan rahmatnya dan memuliakannya.
Penelitian ini dilakukan di Majelis Rasulullah, yaitu sebuah kelompok yang memiliki kegiatan membaca shalawat setiap malam selasa yang terletak di Masjid Al Munawwar Pancoran.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dan mengapa shalawat dapat menimbulkan efek relaksasi.Penelitian ini menggunal<an pendekatan kualitataif dengan metode wawancara dan observasi kepada lima orang subyek yang kesemuanya lelaki.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sesuai olengan gambaran yang ingin diungkap dimana penelitian ini ingin melihat bagaimana proses relaksasi yang diwadahi dengan membaca shalawat pada jama'ah Majelis Rasulullah. Maka kelima subyek mengatakan bahwa didalam membaca shalawat masing-masing subyek. Memiliki tiga aspek, yang pertama yaitu aspek qauliyah yang mencakup suara, irama, bacaan, yang kedua adalah
aspek fi'liyah yang mencakup gerakan, posisi tubuh, sil<ap, sedangkan yang ketiga adalah aspek qolbiyah yang mencakup l<ecintaan, keyakinan, penghayatan.
Ketiga aspek diatas sangat berhubungan erat dengan l<etiga jenis relaksasi. Keterkaitan itu diawali dengan aspek qauliyah (suara, irama, bacaan) yang akan menyebabkan subyel< akan mengalami relaksasi kesadaran indra. Yang kedua aspek fi'liyah (gerakan, posisi tubuh) yang akan menyebabkan subyel< mengalami relaksasi otot, sedangkan yang terakhir adalah aspek qolbiyah (kecintaan, keyakinan, penghayatan) yang akan menyebabkan subyek mengalami relasasi hipnosa.
Mengingat hasil penelitian ini menunjukkan bahwa shalawat dapat menimbulkan efek relaks terhadap seseorang, maka disarankan kepada individu agar dapat mengamalkan shalawat dengan keyakinan, penghayataan dan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. Agar sekiranya bacaan shalawat tersebut dapat berimplikasi kepada sipembacanya.
(G) Bahan bacaan 22 buku (1987-2006), 7 pustaka online dan 2 jurnal
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul "Peranan Shalawat dalam Relaksasi Pada Jam'ah Majelis Rasulullah
di Pancoran". Shalawat serta salam semoga tetap terlimpah atas Nabi
Muhammad Saw. yang telah menjadi suri tauladan terbaik bagi umat
manusia, kepada keluarga, para sahabat dan para pengikutnya hingga akhir
zaman.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesulitan-kesulitan yang
penulis hadapi dalam menyelesaikan skripsi ini. Tugas akhir ini dapat
terselesaikan berkat kontribusi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan
penuh rasa hormat perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih
yang mendalam kepada:
1. Teruntuk Bapak dan lbu tercinta, Alm Sanusi Hasan dan Halimah yang
dengan tulus lkhlas memberikan kasih sayang dan dorongan baik moril
maupun materil, serta doa yang tak henti-hentinya dipanjatkan guna guna
keberhasilan dan kebahagiaan anak-anakmu, terima kasih kepada kalian
yang tak terhingga.
2. Pimpinan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Ora. Hj. Netty
Hartati, M.Si, beserta para staf Psikologi yang telah me~mbantu kelancaran
administrasi untuk penelitian.
3. Seluruh dosen Fakultas Psikologi yang telah banyak rnemberikan ilmu
dan bimbingannya; para karyawan bagian perpustakaan yang telah
membantu penulis dalam memperoleh informasi dan buku yang penting
bagi penelitian ini.
4. Bapak Dr. Abdul Mujib, M. Ag selaku pembimbing I dan lbu S. Evangeline.
I. Suaidy, M. Si, Psi selaku dosen pembimbing II, yang di tengah
kesibukannya telah meluangkan waktu untuk memberil<an pengarahan,
bimbingan dan saran dalam penulisan skripsi ini.
5. Sayyid Munzir Fuad Al Musawwa selaku pimpinan Maji91is Rasulullah.
Beserta kawan-kawan yang telah bersedia membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Untuk semua kakak yang tersayang Untung Widodo, Haryuwarman,
Haryuwono, Muhammad Nur Fian, lbnu Hambali, terima kasih atas
nasehat,doa, tangisan, canda tawa, dan dukungan yang telah kalian
berikan yang juga telah mewarnai hari-hari penulis.
7. Untuk Ust. Fauzan dan Ust. Ma'mun yang telah bersedia menuntun
penulis kepada jalan yang di ridhoi Allah dan Rasulullah.
8. Untuk sahabat-sahabat semua dan teman-teman kelas VlllD ( Fitri, Nana,
Owi, Sunsun, lcha, iday, echa, dan Hawa, Wiwi, Ncha, Lela, Ira, Faqih,
Adang, lbnu) terima kasih atas bantuan kalian yang telah dengan setia
menemani penulis selama penelitian, serta gelak tawa yang telah
mewarnai hari-hari penulis. Untuk Fara beserta keluarga yang telah
banyak memberikan tambahan ilmu, saran, dukungan dan guyonan di
kala penulis sedang berada dalam kebimbangan dan kesedihan. Untuk
sahib seperjuangan (Tahir, Toni, lwan,) yang telah bersama-sama untuk
saling menasehati, dan saling membangun. Tanpa kalian aku bukanlah
siapa-siapa. Untuk Rental Orion (Mbah), Rental Kak /l,gus dan Rental
Uda' (lnat & Uda Rozi), terima kasih karena sudah mengizinkan penulis
untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Terakhir, terima kasih kepada seluruh pihak yang belum disebutkan,
semoga Allah membalas semuanya. Amien.
Jakarta, Desember 2007
Penulis
DAFTAR ISi
HALAMAN JUDUL ...................................................................................• i
LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................•.... ii
LEMBAR PENGESAHAN .....•..•.••••....•••••••..••.......•••...........................••••••. iii
MOITO ..................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ...........•..•...........•.................................•..•..........•........•..• v
ABSTRAK ................................................................•.....•.••.•..•............•..... vi
KAT A PENGANT AR ........................................................................•....... viii
DAFTAR ISi ......................................•..••.•................................•.•.•••...•........ x
DAFT AR T ABEL ............................................................................•..•..•.•• xiii
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................... 1-10
1.1. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
1.2. ldentifikasi Masalah ............................................................. 6
1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................... 7
1.3.1. Pembatasan Masalah ............................................. 7
1.3.2. Perumusan Masalah ............................................... 8
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 8
1.4.1. Tujuan Penelitian .................................................... 8
1.4.2. Manfaat Penelitian .................................................. 8
1.5. Sistematika Penulisan ......................................................... 9
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA ................................................•.•..•............. 11-39
2.1.Teori Shalawat .......................................................................... 11
2.1.1. Definisi Shalawat ....................................................... 11
2.1.2. Teks-teks Bacaan Shalawat ...................................... 14
2.1.3. Cara Bershalawat kepada Nabi .................................. 18
2.1.4. Manfaat Membaca Shalawat ...................................... 19
2.2. Relaksasi ................................................................................. 23
2.2.1. Definisi Relaksasi ....................................................... 23
2.2.2. Kegunaan Relaksasi .................................................. 25
2.2.3. Macam-macam Relaksasi ........................................... 27
2.2.4. Faktor-faktor yang menyebabkan efek Relaks ........... 33
2.3. Kerangka Berfikir ..................................................................... 35
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 40-48
3.1. Pendekatan Penelitian ............................................................. .40
3.2. Metode Penelitian ..................................................................... 41
3.3. Subjek Penelitian ..................................................................... .41
3.3.1. Karakteristik Subyek ................................................... 41
3.3.2. Jumlah Subyek .......................................................... .42
3.4. Metode Pengumpulan Data ..................................................... .42
3.4.1. Wawancara ............................................................... .42
3.4.2. Observasi ................................................................... 43
3.5. Alat Pengumpulan Data ........................................................... .44
3.6. Prosedur Penelitian .................................................................. 45
3.7. Analisa Data ............................................................................ .46
3.8. Prosedur Analisa Data ............................................................. .47
BAB 4 HASIL PENELITIAN ................................................................. 49-106
4.1. Gambaran Umum Subyek ....................................................... .49
4.2. Analisa Kasus ........................................................................... 50
4.2.1. Kasus SM .................................................................. 50
4.2.2. Kasus AK .................................................................... 60
4.2.3. Kasus IH ..................................................................... 68
4.2.4. Kasus Ml ..................................................................... 78
4.2.5. Kasus ML .................................................................... 87
4.3 Analisa Perbandingan Antar Kasus .......................................... 98
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ............•..•................•• 107-112
5.1. Kesimpulan .............................................................................. 107
5.2. Diskusi ..................................................................................... 109
5.3. Saran ....................................................................................... 112
DAFTAR PUSTAKA .....•..•..•..•....•..•..............................•.....•..•..•..•....... 113-115
LAMPIRAN ..................................................................•....................... 116-123
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Kerangka Berpikir .......................................................... 39
Tabel 4.1. Gambaran umum seluruh subyek .................................. .49
Tabel 4.3. Proses Relaksasi SM ...................................................... 58
Tabel 4.4. Proses Relaksasi AK ...................................................... 67
Tabel 4.5. Proses Relaksasi IH ....................................................... 76
Tabel 4.6. Proses Relaksasi Ml ....................................................... 86
Tabel 4.7. Proses Relaksasi ML. ..................................................... 96
Tabel 4.3.2. Proses Relaksasi Yang di Alami. ................................ 99
1.1. Latar Belakang
BAB 1
PENDAHULUAN
Menurut Tillich dalam Wibisono (1998) abad ke 20 Masehi lalu adalah suatu
abad yang oleh ilmuwan disebut sebagai abad kecemasan (the age of
anxiety). Beberapa gejalanya adalah peperangan antar bangsa, antar suku
dan antar negara yang tak henti-hentinya. Gejala lainnya adalah resesi
ekonomi yang melanda banyak negara, ledakan penduduk yang tak
terkendali lagi oleh upaya perencanaan keluarga, membanjirnya pengungsi
dari negara-negara yang dilanda peperangan yang pada gilirannya melanda
problem-problem sosial yang ada pada masyarakat luas. Kondisi inilah yang
mengakibatkan beban psikologis tidak saja sebagai pribacli-pribadi, tapi juga
pada keluarga dan lingkungan masyarakat luas . Akibatnya, wabah
kegelisahan seakan-akan sedang melanda masyarakat modern, terutama
mereka yang hidup di negara-negara maju.
Di Indonesia sendiri, khususnya di kota-kota besar, beban psikologis ini
sudah mulai lazim dirasakan dalam kehidupan pribadi clan keluarga. Hal ini
terungkap dalam berbagai keluhan misalnya, mereka yan9 mengalami
2
kehampaan hidup biasanya berkeluh kesah bahwa mereka serba bosan,
hampa, dan pen uh rasa putus asa. Mereka kehilangan minat inisiatif serta
merasakan bahwa hidup mereka tidal< berarti. Kehidupan sehari-hari mereka
rasakan dari itu ke itu saja, rutin dan tak ada variasinya. Bahkan tugas dan
pekerjaannya tidak jarang mereka tanggapi sebagai hal yang menjemukan
dan menyakitkan hati. Sejalan dengan itu semangat dan kegairahan kerja
pun menghilang serta merasa "malas" untuk menjalankan tugas dan
kewajibannya. Mereka merasa tidak pernah mencapai kemajuan hidup
apapun, bahkan prestasi yang benar-benar mereka raih pun dirasakan
sebagai sesuatu yang tak ada harganya. Mereka jadi acuh tak acuh, dan rasa
tanggung jawab, bail< terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan,
seakan akan menghilang. Sering mereka merasa bahwa lingkungan sangat
membatasi gerak-geriknya dan merasa tak mampu menentukan dan
mengambil keputusan sendiri secara bebas.(http://www.fiorenz.com2, 2005)
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Mental Rumah Tanmia (SKMRT) pada
tahun 1985 yang dilakukan terhadap penduduk di 11 kotarnadya oleh
Jaringan Epidemiologi Psikiatri Indonesia, diternukan 185 per 1.000
penduduk rumah tangga dewasa menunjukkan adanya gejala gangguan
kesehatan jiwa bail< yang ringan maupun berat. Dengan analogi lain bahwa
satu dari lima penduduk Indonesia menderita gangguan jiwa dan mental.
Heriani (ahli jiwa dari RSCM Jakarta) menjelaskan bahwa gangguan jiwa
3
akan muncul apabila terpicu oleh beberapa sebab, misalnya tertimpa
musibah, stress atau mengidap penyakit maupun faktor sosial lain yang
menyebabkan ketidak tenangan pada jiwa.(http://www.fiorenz.com2, 2005)
Untuk mengatasi perilaku-perilaku yang mencerminkan ketidak tenangan jiwa
tesebut mereka melakukan berbagai upaya seperti konsultasi dengan para
ahli (dokter, psikiater, psikolog), melakukan kegiatan-kegiatan secara
berlebihan, melarikan diri dari kenyataan hidup melalui minuman-minuman
keras dan narkotika, bahkan tak jarang bagi mereka yang kuat imannya
menerjunkan diri ke dalam aliran kebatilan.
Selain berkonsultasi dengan para ahli seperti dokter, psikolog, maupun
psikiater ternyata ada juga mereka yang mencari alternatif lain, untuk
mendapatkan stabilitas emosi dan ketenangan pada diri mereka. Salah satu
upayanya yaitu melalui teknik terapi relaksasi religius sepE!rti kegiatan zikir,
mendengarkan bacaan al Qur'an dan mengikuti kegiatan pembacaan
shalawat.
Allah SWT dalam hal ini berfirman dalam surat Ali-lmran ayat 31 :
Artinya :"Katakanlah : 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. "Allah ma ha Pengampun lagi mah a pen ya yang."
Mencintai Allah Taala dan Rasulullah bagi seorang mukmin adalah suatu
kenikmatan dan kebahagiaan yang tiada tara dibandingkan dengan
kenikmatan maupun kebahagiaan apapun yang ada di clunia. Dengan kedua
rasa cinta tersebut seseorang akan mampu merasakan manisnya iman.
Seorang pecinta akan menaati, tunduk dan patuh pada kekasihnya. Begitu
juga kecintaan kepada Allah dan Rasulnya merupakan salah satu faktor
utama untuk mendidik jiwa kaum muslimin agar patuh kepadanya. Kecintaan
kepada Allah dan Rasulnya bisa menguatkan keikhlasan dan mengokohkan
komitmen seseorang untuk berpegang pada nilai dan ajaran Islam. Dia akan
senantiasa berada didalam koridor ajaran Rasulullah SAVv', belajar dari
4
beliau, mengikuti tauladannya dan menganjurkan orang lain seperti apa yang
pernah beliau perintahkan.
Allah swr telah berjanji akan mencintai dan mengampuni dosa orang-orang
yang mau mengikuti Rasulullah dan menganjurkan orang lain untuk
melakukan perintah beliau. Pembacaan shalawat yang me,rupakan agenda
kegiatan Majelis Rasulullah juga merupakan salah satu cara orang
menunjukkan rasa cintanya kepada Rasulullah SAW dan juga merupakan
salah satu terapi religius yang baik bagi orang-orang yan~1 ingin memperoleh
ketenangan dalam diri mereka.
5
Dosa yang terdapat pada diri manusia merupakan penyebab utama ketidak
tenangan jiwa. Karena jiwa tersebut dipenuhi dengan perasaan bersalah dan
kegelisahan. Maka dosa yang melekat pada jiwa dapat dihapus dengan
membaca shalawat kepada Nabi Muhammad. Dengan melakukan
pembacaan shalawat maka kemungkinan seseorang akan merasakan
ketenangan (relax) pada dirinya.
Dalam istilah psikologi, kata ketenangan biasa disamakan dengan kata
relaksasi (self-relaxation). Relaksasi berasal dari kata relax yang berarti
santai, dan dalam kondisi istirahat. Menurut Suryani (2005), relaksasi adalah
salah satu cara mengistirahatkan fungsi fisik dan mental manusia. Tubuh
manusia merupakan mesin alami yang bekerja dengan mekanisme tertentu,
karena itu untuk dapat menjalani hidup ini dengan sehat, s.etiap tubuh pasti
memerlukan istirahat.
Relaksasi merupakan latihan olah tubuh dengan beberapa stimulus yang
dapat membangkitkan respon relaks pada diri seseorang. Relaksasi bisa
dilakukan dengan beberapa cara, antara lain relaksasi melalui pendengaran,
penciuman, penglihatan dan olah tubuh. Pada kondisi rileks, menurut
Kusmana (2005), dapat menyebabkan denyut nadi istirahat semakin lambat
dan relatif lebih stabil. Artinya, kondis rileks pada tubuh seseorang bisa
diukur melalui penurunan detakjantung normal yaitu 75-100 detak per menit
ke arah detak jantung istirahat yaitu 65-75 detak per menit.
6
Maka dengan berlandaskan uraian tersebut peneliti mencoba untuk mengkaji
lebih jauh mengenai Peranan Membaca Shalawat Terhadap Relaksasi yang
dilakukan pada jama'ah Majelis Rasulullah.
1.2. ldentifikasi Masalah
Dalam penelitian ini peneliti menemukan beberapa permasalahan yang di
identifikasi yaitu :
1. Apakah membaca shalawat dapat menimbulkan relaksasi?
2. Apakah yang menyebabkan relaksasi itu timbul pada diri individu ?
3. Bagaimana pengaruh membaca shalawat bagi orang yang
mengikutinya secara rutin ?
4. Apakah setiap orang yang mengikuti kegiatan pembacaan shalawat
akan memperoleh relaksasi ?
5. Bagaimana kondisi psikis para jama'ah setelah mengikuti kegiatan di
Majlis Rasulullah ?
1. 3. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
1.3.1. Pembatasan Masalah
Dari beberapa identifkasi permasalahan yang telah diungkapkan diatas,
maka peneliti membatasi beberapa hal dalam penelitian ini, yaitu :
7
1. Relaksasi diri adalah merupakan suatu usaha untuk mencapai
keadaan rileks, yang ditandai dengan penurunan keigiatan sistem
syaraf simpatik untuk mengistirahatkan fungsi fisik dan psikis manusia.
2. Membaca Shalawat adalah bentuk kegiatan di Majlis Rasulullah yaitu
dengan melantunkan puji-pujian terhadap Rasulullah, sebagai salah
satu bentuk zikir guna mengingat Allah dan Rasulnya. Sedangkan
Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW adalah mHmohon kepada
Allah supaya Allah mencurahkan perhatiannya kepada Nabi (kepada
perkembangan agama), agar merata alam semesta yang membentang
luas Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa "bershalawat" artinya
: kalau dari Allah berarti memberi rahmat : dari malaikat berarti
memintakan ampun dan kalau dari orang-orang mukmin berarti
berdoa.
3. Jama'ah majelis rasulullah adalah sekelompok laki-laki yang berusia
15-25 tahun, dan yang aktif mengikuti kegiatan di majlis rasulullah dan
menjadi jam'ah tetap dalam kegiatan pembacaan Shalawat.
1.3.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas penulis rnenguraikan
rumusan masalah tersebut menjadi ?
1. Bagaimana membaca shalawat dapat memberikan efek relaksasi
kepada jama'ah Majelis Rasulullah ?
2. Mengapa membaca shalawat dapat mengakibatkan relaksasi ?
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah membaca shalawat dapat memberikan
efek relaksasi kepada jama'ah Majelis Rasulullah.
2. Untuk mengetahui mengapa membaca shalawat dapat
mengakibatkan relaksasi.
1.4.2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan metode terapi alternatif untuk penanggulangan
stres melalui pembacaan shalawat.
2. Memberikan gambaran dan masukan kepada pengamal shalawat
tentang hubungan membaca shalawat terhadap ketenangan jiwa.
8
3. Memberikan stimulasi kepada para peminat bidang ini untuk
melaksanakan penelitian serupa yang lebih komprehensif.
1.5. Sistematika Pembahasan
Bab I membahas tentang Pendahuluan yang isinya adalah latar
belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan
kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II membahas tentang Kajian Teoritis yang isinya berupa Definisi
Shalawat, Hukum Membaca Shalawat, Cara Bershalawat Kepada
Nabi, Manfaat Membaca Shalawat, Definisi Relaksasi, Kegunaan
Relaksasi, Macam-Macam Relaksasi, Faktor-Fakto1· yang
Menyebabkan Relaksasi, Definisi Suara, Terapi Suara secara Bio
Psychology, Bunyi dan Otak, Stimulus Alpha dari suara yang dapat
menghasilkan relaksasi, Kerangka Berpikir, dan Pengajuan Hipotesis
Bab Ill membahas tentang Metode dan Prosedur P13nelitian yang
isinya adalah Pendekatan Penelitian, Definisi Operasional, Variabel
Penelitian, Populasi dan Sampel Penelitian, Teknik Pengambilan
9
Sampel, lnstrumen Pengumpulan Data, Teknik Analisa Data dan Uji
Hipotesa
Bab IV membahas tentang Presentasi dan Analisis Data yang isinya
adalah gambaran umum subyek penelitian, presentasi data, uji
persyaratan dan uji hipotesis.
BAB V membahas tentang penutup yang isinya adalah kesimpulan,
diskusi dan saran.
10
2.1. Teori Shalawat
2.1.1. Definisi Shalawat
BAB2
KAJIAN TEORI
Menurut Mustafa (1996) , "Shalawat" adalah jama' dari kata shalat. Shalawat
berasal dari bahasa Arab yang artinya doa, rahmat dari Tuhan atau memberi
kebajikan. Jika Shalawat itu dilakukan oleh hamba kepada Allah, maka
artinya adalah seorang hamba tersebut menunaikan ibadah atau berdoa
(memohon kepada Allah), akan tetapi kalau Allah bershalawat kepada
hambanya, berarti Allah mencurahkan rahmatNya kepada hamba atau Allah
melimpahkan suatu kebaikan. Shalawat Allah kepada hambanya dapat dibagi
menjadi dua, yakni : khusus dan umum. Shalawat khusus adalah Shalawat
Allah kepada para Rasul, para Nabi, dan teristimewa kepada Nabi
Muhammad SAW. Sedangkan Shalawat umum ialah Shalawat Allah kepada
hambaNya yang mukmin.
Shalawat Allah kepada Nabi Muhammad SAW, adalah memuji Nabi
Muhammad SAW, dan mendekatkan Muhammad SAW kepada diriNya
(Allah). Pengertian bershalawat alas Nabi ialah, mengakui kerasulan Nabi
12
Muhammad SAW serta memohon kepada Allah untuk memberikan
rahmatnya dan memuliakannya.
Sedangkan Al-Mubarrad dalam Usman (1990) berpendapat, "Shalawat"
berasal dari kata shalat yang artinya merahmati. Shalawat yang berasal dari
Allah berarti Nabi Muhammad mendapatkan limpahan rahmat dari Allah SWT
sedangkan Shalawat dari malaikat merupakan permohonan para malaikat
agar Allah menurunkan kasih sayangnya terhadap Nabi Muhammad.
Suryani (2005) berpendapat bahwa Shalawat adalah bentuk jamak dari kata
salla atau shalat yang berarti doa, keberkahan, kemuliaan, kesejahteraan,
dan ibadah.
Arti bershalawat dapat dilihat dari pelakunya, jika Shalawat itu datangnya dari
Allah SWT, berarti Allah memberikan rahmatnya kepada makhluk. Shalawat
dari malaikat berarti memberikan ampunan. Sedangkan shalawat dari orang
orang mukmin berarti suatu doa agar Allah SWT memberikan rahmat dan
kesejahteraan kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarganya.
Shalawat juga berarti doa yang baik untuk diri sendiri, orang banyak atau
kepentingan bersama. Sedangkan Shalawat sebagai ibadah ialah pernyataan
hamba atas ketundukannya kepada Allah SWT, serta mengharapkan pahala
dari-Nya, sebagaimana yang dijanjikan Nabi Muhammad SAW, bahwa orang
yang bershalawat kepadanya akan mendapat pahala yang besar, baik
13
Shalawat itu dalam bentuk tulisan maupun lisan (ucapan),
(www.islamonline.net, 2007)
Artinya : "Ya Allah, limpahkanlah rahmat atas Nabi Muhammad SAW"
Dalam Hadits riwayat An-Nasai, Abu Dawud dan Ahmad serta disahihkan
oleh An-Nawawi disebutkan : "Saya mendengar Rasulullah SAW. Bersabda:
"Janganlah kamu menjadikan kuburku menjadi persidangan hari raya.
Bershalawatlah kepadaku karena Shalawatmu sampai kepada ku dimana
saja kamu berada."
Hadits tersebut mengemukakan dengan tegas dan jelas bahwa Nabi
memerintahakan umatnya untuk bershalawat kepada beliau, sebab Shalawat
yang dibaca oleh umatnya akan sampai kepada Nabi. Se1dangkan pada ayat
diatas mengemukakan dengan jelas dan tegas sekali bahwa bershalawat
atas Nabi SAW adalah suatu rangkaian Iman dan Islam, yang wajib
disempurnakan oleh kaum Muslimin dengan sepenuh hati dan benar.
Dari uraian di atas maka peneliti berkesimpulan bahwa pengertian Shalawat
kepada Nabi Muhammad SAW adalah memohon k•3pada Allah untuk
mencurahkan rahmatnya kepada Nabi Muhammad SAW yang melebihi
alam semesta yang membentang luas.
14
2.1.2. Teks-teks Bacaan Shalawat.
Teks bacaan shalawat sangat banyak ragamnya sesuai dengan hajat
kebutuhan pembacanya. Untuk tujuan apa dan kapan harus dibaca. Latar
belakang itu yang menyebabkan banyaknya ragam teks (lafal) bacaan
Shalawat yang masyhur di kalangan ulama dan kaum muslimin.
Banyak sekali karya para ulama yang mengetengahkan khususan
(keistimewaan) shalawat yang masyhur dikalangan ulama dan kaum
muslimin. Diantaranya :
1. Al Batjanji, Karya Syeikh Ja'far Al Batjanji
2. Addibai, Karya Abdurrahman Addiba'i.
3. Simthuduror,Karya Ali bin Muhammad Al Habsy
4. Adhiyaulamie, Karya Umar bin Syekh Abubakar bin Salim
Diantara teks bacaan shalawat :
Dalam hal ini Imam Syafi'i r.a, menyatakan bahwa shalawat yang dianggap
paling sahih sanadnya adalah
Artinya: "Semoga Allah Swt. Mencurahkan shalawat kepada Muhammad"
15
Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Muhammad dan Keluarganya."
Dalam berbagai sumber, baik hadis maupun keterangan para ulama yang
termuat dalam kitab-kitab klasik, banyak sekali /afazh-lafazh shalawat.
Seperti yang terhimpun dalam kitab Muktashar fi Ma'ani Asma Allah al-
Husna, dalam bab Ash-Sha/ah ala a/-Nabi, karangan Al-Ustadz Mahmud al-
Sarni, dan kitab Afdhalu a/-Shalawati ala Sayyidi al-Sadati, karangan Yusuf
bin lsma'il al-Nabhaani. Untuk itu dibawah ini adalah sebagian /afazh-/afazh
shalawat tersebut :
LS ~ J-lj ~~J ;:;_.j.J1 vl?l ~lj'.)j :;~\ :)11 J~ ~ ~ ~I\ ,,,,. ,,. ,,.,., _,,,. ,,. ,..,, ,, "'
,, ,,. ,, ,, ;i;;
~ L 2..lSI ,, ('1 JI I~' ,, 1"1 1::.. ~ " " ' !'"""' _.r. '.$" ) !'"""' _.r. Lr " ,, ,, ,, ,, ,, ,, ,, ,,
Artinya: "Ya Allah, wahai Tuhanku, muliakan oleh-Mu akan Muhammad, Nabi yang tidak pandai menu/is dan membaca. Dan muliakan pu/alah kiranya akan isterinya, ibu segala orang yang mukmin, akan keturunannya dan segala ahli rumahnya, sebagaimana engkau telah memuliakan Ibrahim dan keluarga Ibrahim diserata a/am. Bahwasanya Engkau, wahai Tuhanku, sangat terpuzi dan sangat mulia." (HR. Muslim dan Abu Daud dari Abu Hurairah).
,,. ,, :;, ,.. ,, ... ,, ,,. yJ ,, :;; ,,.
~ ~ '.'.l ).!j. ~1) ~ ~ w ~ JT J'>j ~ ~ J'..o ~ "' ,, ,.. ,, "' ,, "'
,, ,,. ,, " ,, " ,.. ,.. ... ~ ~ 2)51. ~WI c) ~\) ~ ~::.S),!w ~ JT ~J
,, ,, ,, ,, ,.. ,, ,, "' ,.,
Artinya: "Ya Allah, wahai Tuhanku muliakan oleh-Mu akan Muhammad dan akan keluargaya sebagaimana Engkau memuliakan keluarga Ibrahim dan berilah berkat olehmu kepada Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau telah memberkati keluarga Ibrahim, bahwasanya Engkau sangat terpuji lagi sangat mulia beserata a/am." (HR.Muslim dan Abu Mas'ud).
16
,, ,, ,, r) ,, ,, / ,.. ,,. .p ,, ;;, ,,.
. ~ ~ 2.J.;1 .. ~I) JS-~ w ~ JT J'-) ~JS-~ ~I ,.. ,, ,, ,.. / "' / "' ,, ,. ,, <> ,,. ,, ,, ,, ,, ,.,,, ;;, ,.
.~ ~ 2.J.;1. ~I) JT JS- Gs')4w ~ JT JS-)~ JS- !\J4 ~I ,. ,. ,, ,, ,. / "' ,. p ,..
Artinya: "Ya Allah, wahai Tuhanku, muliakanlah a/eh-Mu akan Muhammad dan akan keluarganya, sebagaimana Engkau telah m11muliakan keluarga Ibrahim bahwasanya Engkau sangat terpuji dan sangat mu/ia. Ya Allah, wahai Tuhanku, berikan berkat a/eh-Mu akan Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah memberi berkat kepada Ibrahim; bahwasanya Engkau sangat terpuji dan sangat mulia." (HR. Bukhari dari Abu Sa'id, Ka'ab lbn 'Ujrah).
,, ,.. ,,. ;;, / ,, ,, .p ,, "',.
~ JS- !I )4) ~I) JS-~ w 2»).'.,,)) ~.y, ~ JS-~ ~I "' ,. / / / ,, "'
~I) JT) ~1) Js- d)4tS ~ JT Js-) ,. ,.. ,. ,, ,, "' ,..
Artinya: "Ya Allah, wahai Tuhanku, mu/iakanlah a/eh-Mu akan Muhammad, hamba-Mu dan Rasul-Mu, Sebagaimana Engkau telah memuliakan Ibrahim; dan berilah berkat a/eh-Mu kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi berkat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim." (HR. Al-Bukhari dan Abu Sa'id).
~ Js- !! )4) ~1;.i Ji Js- :- :L. t..5- ~~) ._,,_13:;i3 ~ Js- J,o ~i 9 ,,. ,, ,, ,, ,,,. ,,,, "'
.~ ~ 2.lf1 ~I) Ji Js- J:,4tS ~~J <1>.-l)ji) ,, ,, ,, ,,. ,.. ,.. ,,.,,. ,,,,
Artinya: "Ya Allah, wahai Tuhanku, muliakanlah a/eh-Mu akan Muhammad, isteri-isterinya dan keturunannya, sebagajmana Engkau ts•lah memuliakan keluarga Ibrahim. Dan beri berkatlah a/eh-Mu kepadq Muhammad dan isteriisterinya serta keturunan-keturunannya, sebagaimana Engkau telah memberikan berkat kepada keluarga Ibrahim: bahwasanya Engkau sungguhsangat terpuji dan amat mu/ia." (HR. Al-Bukhari dari Abu Hamid AlSa'idi).
Shalawat Thibbil Qulub
17
Artinya : " Ya Allah, curahkanlah kesejahteraan kepada penghulu Kita Muhammad pengobat dan penyembuh hati, penguat dan penyehat badan, dan cahaya mata serta kilaunya. Semoga pula kesejahteraan dan keselamatan dicurahkan selalu kepada sanak keluarga dan para sahabatnya"
Shalawat Nuril Anwar
0 o .... o /0 .-'>) .... >/} ,,;;; ....
7~ ~~J '!~'JI ~t; ~J '!1:_,:,')1 :.:J '!1jj')1 /} ~ J.o ~\ ~w,;::, ~1 r ~~ ,~~~\ ~~lj '!t_J,I ~lj '/;:,j1 ~~ tS~
Artinya : "Ya Allah, curahkanlah rahmat kepada cahaya-cahayanya, dari rahasianya setiap rahasia, penawar kegundahan-gulanaan dan kunci pintu kemudahan, penghulu kita Muhammad nabi pilihan. Semoga dicurahkan pula kepada sanak keluarganya yang suci dan para sahabat pilihan, sesuai dengan bilangan nikmat dan anugerah yang telah engkau curahkan "
Shalawat Dawak
Artinya : "Ya Allah, curahkanlah kesejahteraan kepacla penghulu kita Nabi Muhammad dan sanak keluarganya sebanyak bilangan setiap penyakit dan obatnya. Curahkanlah keberkatan dan keselamatan kepada beliau beserta sanak keluarganya dengan sebanyak-banyaknya".
Shalawat Ya Zakirinan Nabi
18
Artinya: Wahai para pengingat Nabi SAW beruntunglah kalian dengan mengingat sang Kekasih Kekasih Penciptaku yang sangat teramat dekat dengan yang Maha Pengasih Kekasih yang derajatnya disisi Tuhan sangat Luas dan Terhormat Pemilik Kewibawaan dihari pertemuan yang sangat sulit Dan dihadapan para Nabi dan Rasul dihari itu. Beliaulah yang akan menjadi juru bicara Matahari hidayah yang tak pernah terbenam dan tak akan sirna cahanya Atasnya limpahan shalawat Allah sebanyak riuhnya kicauan burung
2.1.3. Cara Bershalawat Kepada Nabi
Menurut Anam (2003) dalam bershalawat sebaiknya seseorang
memvisualisasikan wujud nabi Muhammad SAW dihadapannya, sebagai
sesosok manusia bercahaya dengan pakaian cahaya dan dan penuh
keharuman yang baik. Bersama dengan itu, bentuk Nabi SAW pun terpatri
dalam ruhani, dan ia pun berlaku lemah lembut terhadap Beliau yang
memungkinkan memperoleh keutamaan dari rahasia cahayanya. Rahasia
dari hal tersebut adalah bahwa zat Muhammadiyah timbul dari Cahaya
malakut. Maka apabila dilangsungkan dengan terus meimandangnya pada
saat membaca shalawat akan diperoleh bagian yang agung dari nur/cahaya
malaikat yang tercurah atas cahaya yang memancar dari Nabi Muhammad
SAW tidak akan terputus selama-lamanya, dan hendaknya orang yang
bershalawat meraih cahaya itu pada dirinya dari Sang Kekasih.
19
Berikut ini cara bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW, yang sesuai
dengan sabda beliau : Hadits ini telah disepakati ke "Shahihannya menurut
riwayat Imam Al-Bukhari dan Muslim :
J.J ,, ,,,.. ,, ,, \ ,, J,.. ~ ,.. ,..
·(I; Jw ~',1°1-:. 1'-! '·'<" 'I J" 't,;• \'It,;' ''f ~ C:.JI ~''I ·"'·I . )""' ·~ ~.......,,., ~ Y'J-· y ~ L>,, ,- y. LS', _r.>-
~ );, !J)~j ~1;.1 );, :- :I',, L..5- ~~j 4>.-1jjlj -~ );, J,, ~;i11 .;; ,, ,.. ,.. ,..,.. ,.,,, :P'
,, ,, 0 ,.. J. ,,
.~ ~ 2,\51 ~1;.1 ~ ci'~l; W' ~~J 4>.-ljjlj ,, ,, ,.. ,, ,..,, ,,,..
Artinya: "Te/ah berkata Imam Abu Humaid As Sa idie RA, "Para sahabat pernah bertanya : "Ya Rasu/ul/ah, bagaimana cara kami /Jershalawat kepada anda ?Jawab beliau "Ucapkan/ah,''.l\LLAHUMMA. SHALL! ALA MUHAMMADIN WA'AZWAJIHI WADZURIYYATIHI : KAMAA SHALLAITA ALA IBRAHIM WABAARIK ALA MUHAMMADIN W/\ AZWAAZIHI WA DZURIRATIHI : KAMAA BAARAKTA ALA IBRAHIM : INNAKA HAMIDUM MAJID. (Ya Allah !semoga engkau berikan trambahan rahmat kepada Nabi Muhammad, segenap Jstri, keturunan Beliau :sebagai mana engkau telah berikan rahmat atas Nabi Ibrahim AS. Dan kiranya senantiasa engaku curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, semua lstri, keturunan Beliau : sebagaimana Engkau telah curahkan kebaikan banyak atas Nabi Ibrahim AS. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji Lagi Maha Tinggi.
2.1.4. Manfaat Membaca Shalawat
Dalam Al Qur'an telah ditegaskan : "Sungguh Allah dani para Malaikat-Nya
bershalawat kepada Nabi, hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah
kamu kepada Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya"(QS. Al-
Ahzab: 56).
Bershalawat Nabi sangat dianjurkan Al-Qur'an dan Al-Hadits. Diantaranya
adalah sabda Rasulullah SAW : "Menurut riwayat S : Anas ra: "nabi saw
bersabda: 'Siapa yang bershalawat untukku satu kali, niscaya Allah swt
20
merah-matinya sepuluh kali, dihapuskan sepuluh kesalahan dari dirinya serta
derajatnya diangkat sepuluh kali lipat."
Pada suatu ketika Rasulullah kelihatan sangat gembira. Lalu berkata :
"Malaikat Jibril telah datang kepadaku seraya berkata : " Ya Muhammad,
apakah kamu tidak rela sekiranya salah seorang diantara umatmu
bershalawat kepadamu satu kali kemudian aku memintal<an rahmat kepada
Allah buatnya sepuluh kali. Dan bila salah seorang diantara umatmu
membacakan salam kepadamu kemudian aku memintakan kesejahteraan
buatnya sepuluh kali ?" Demikian Imam Nasai dan lbnu Hibban
mengetengahkan sebuah riwayat bersumber dari Abi Thalhah dengan sanad
yang sahih.
Ada beberapa ayat Alquran dan Hadis Nabi tentang Fadhillah bershalawat.
Firman Allah SWT :
Artinya: "Sesungguhnya Allah dan malaikatnya-malaikatnya, bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (Q.S 33 Al Ahzab : 56)
Nabi Muhammad SAW bersabda :
21
Artinya: "Tidak sempurna iman seseorang dari kamu sehingga aku lebih dicintai olehnya daripada ia mencintai anaknya, orang tuanya dan manusia semuanya." (diriwayatkan oleh Ahmad, Bukhari, Muslim, Turmudzi, Nasai dan lbnu Majah dari Anas RA)"
Nabi bersabda :
,,, ,,. JI 0 ,,. '[ ,,, JI ,,, "' ,,. ,,. / ,,. } ,, ,, "',,.
0~. 0\',..;J1 0~1:_.(, ~ jfti ~J ~ ~: _il.'.,a;:. ,;,,)G J-" ;._s-:)·f,i ly;I ,.. ,, ,,. ,,. ,,. ,, ,,. ,,. .;:;
,,. ,.. & ,;:. ;;:, ,,. o , 'f:J Jlo ,,,,
y.i olJJ . .iJY:,ij .iJL;,ji , , <lk:J1 Jb :J rJ.;' ~t;;Ji rJ.;' .illl Jb ,} 0T:,.J1 ;;,t,;.. ,,, ,,, t:,,, , , , , ,, ~ 11 ,$P J J>- ,y }_,,.J\ J.\) ,~JJ\) <.>jlfr\1 ~
Artinya: "Ajarkanlah kepada anak-anakmu mengenai tiga hal : Cinta kepada Nabimu, cinta kepada ahli rumahnya, dan cinta membaca Al Qur'an kelak dihari kiamat nanti dalam naungan rahmat Allah dimana pada hari kiamat nanti dalam naungan melainkan naungannya serta para nabi dan pilihnnya saja,"(diriwayatkan oleh oleh Abu Nashr Asy-Syairazi, As-Dailami dan lbnu Najjar RA)
Uraian diatas merupakan dalil-dalil ayat Al Qur'an dan Hadits Nabi yang
berkenaan dengan perintah dan anjuran bershalawat atas Nabi SAW. Dari
beberapa Hadits tersebut dengan jelas menyatakan bahwa dengan
memperbanyak membaca shalawat atas Nabi, maka akan memperoleh
fadhilah-fadhilah yang besar seperti, memperoleh syafaat, memperoleh
magfirah (ampunan), dilapangkan rizkinya, dihilangkan kesusahannya.
Memperoleh kemulian dan kebahagiaan, ditinggikan clerajatnya, dikabulkan
segala cita-citanya, cliclatangkan hajat kebutuhannya dan lain sebagainya.
22
Sebab selain manusia akan memperoleh fadhilah-faclhilah yang besar itu,
sudah barang tentu individu tersebut pasti akan memperoleh manfaat yang
banyak dan pahala yang besar pula.
Zakro (dalam Anam, 2003) menyatakan buah matang yang dapat dipetik
seorang hamba dengan membaca shalawat kepada Rasulullah SAW dan
berbagai manfaatnya adalah sebagai berikut :
1. Bersama dengan Allah SWT dalam membaca shalawat kepada Nabi
Muhammad.
2. Memperoleh sepuluh shalawat (rahmat) Allah sebagai balasan satu
Shalawat.
3. Allah mengangkatnya sepuluh derajat/kedudukan.
4. Dituliskan untuknya sepuluh kebaikan.
5. Dihapuskan sepuluh kesalahan.
6. Dapat diharapkan dikabulkannya doa.
7. Shalawat adalah sebab memperoleh syafa'at/pertolongan.
8. Sebagai perantara tercapainya cita-cita.
9. Menyebabkan seorang hamaba dekat dengan Rasulullah.
Sebagian keutamaan yang merupakan rahasia terbesar bagi kesempurnaan
seorang hamba adalah bahwa didalam shalawat tercal<Up zikrullah (ingat
kepada Allah), dan zikru rasu/ (ingat kepada utusannya). ·yaitu Nabi
Muhammad SAW.
23
2.2. Relaksasi
2.2.1. Definisi Relaksasi
Relaksasi adalah salah satu teknik dalam terapi perilaku yang
dikembangkan oleh Jacobson dan Wolpe untuk mengurangi ketegangan dan
kecemasan (Goldfried dan Davidson, 1976). Teknik ini dapat digunakan oleh
pasien tanpa bantuan terapis dan mereka dapat men£1gunakannya untuk
mengurangi ketegangan dan kecemasan yang dialami sehari-hari dirumah,
(http://klinis.com, 2007)
Purnawan (2007) berpendapat, relaksasi merupakan suatu usaha untuk
mencapai keadaan rileks, yang ditandai dengan penurunan kegiatan sistem
syaraf simpatik untuk mengistirahatkan fungsi fisik dan psikis manusia. Tubuh
manusia merupakan mesin alami yang bekerja dengan mekanisme tertentu,
karena itu untuk dapat menjalani hidup ini dengan sehat, setiap tubuh pasti
memerlukan istirahat. lstirahat dapat dirasakan dengan baik apabila manusia
dapat mengendalikan seluruh fungsi tubuh baik fisik maupun psikis kedalam
keadaan yang lebih rileks. Ketika tubuh manusia beristirahat, sebenarnya ia
tengah mengumpulkan kekuatan baru untuk menghadapi hidup selanjutnya.
24
Relaksasi yang baik adalah relaksasi yang dapat menghasilkan kondisi fisik
dan psikis yang jauh lebih baik, segar dan berenergi dari pada sebelumnya
dalam proses relaksasi tubuh biasanya dibiarkan dalam kondisi yang benar
benar santai dan tenang. Bahkan terkadang bisa sampai tertidur.
Sedangkan Utami(1993) berendapat bahwa relaksasi merupakan pengaktifan
dari syaraf parasimpatetis yang menstimulasi turunnya semua fungsi yang
dinaikkan oleh sistem syaraf simpatetis, dan menstimulasi naiknya semua
fungsi yang diturunkan oleh syaraf simpatetis. Masing-masing syaraf
parasimpatetis dan simpatetis saling berpengaruh maka dengan
bertambahnya salah satu aktivitas sistem yang satu akan menghambat atau
menekan fungsi yang lain, (http://www.klinis.wordpress.com, 2007)
Relaksasi merupakan pengaktifan dari syaraf parasimpatetis yang
menstimulasi turunnya semua fungsi yang dinaikkan oleh sistem syaraf
simpatetis, dan menstimulasi naiknya semua fungsi yang diturunkan oleh
syaraf simpatetis. Masing-masing syaraf parasimpatetis dan simpatetis saling
berpengaruh maka dengan bertambahnya salah satu aktivitas sistem yang
satu akan menghambat atau menekan fungsi yang lain (Utami, 1993)
(http://www.klinis.wordpress.com,2007)
25
Dari uraian di atas maka peneliti berkesimpulan bahwa pengertian relaksasi
adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mencapai kondisi tenang baik
secara psikis maupun fisik.
Relaksasi sendiri merupakan latihan olah tubuh dengan beberapa stimulus
yang dapat membangkitkan respon rileks pada diri seseorang stimulus yang
dapat membangkitkan respon rileks pada diri seseora11g. Relaksasi bisa
dilakukan dengan beberapa cara, antara lain melalui relaksasi auditorial
(dengan rangsang pendengaran melalui pendengaran musik atau bunyi
bunyian), relaksasi olfaktori (dengan rangsang penciurnan menggunakan
aroma terapi), relaksasi visual (dengan rangsangan penglihatan melalui
visualisasi warna atau bentuk tertentu) dan terakhir relaksasi tubuh (dengan
rangsangan psikomotorik tubuh melalui berbagai gerakan olah tubuh dengan
posisi tertentu).
2.2.2 Kegunaan Relaksasi
Ada banyak manfaat nyata dari relaksasi. Burn (dalam Utami, 2002) dalam
Ramdani melaporkan beberapa keuntungan yang clipE:iroleh clari latihan
relaksasi, antara lain:
1. Relaksasi akan membuat indiviclu lebih mampu menghinclari reaksi
yang berlebihan karena adanya stress. Penelitian yang clilakukan Dewi
(1998) menunjukkan bahwa relaksasi dapat menurunkan ketegangan
26
pada siswa sekolah penerbang.
2. Masalah-masalah yang berhubungan dengan stres seperti hipertensi,
sakit kepala, insomnia dapat dikurangi atau diobati dengan relaksasi.
Penelitian Hoelscher dan Lichstein (1986) serta Karyono (1994)
menunjukkan bahwa relaksasi dapat menurunkan tekanan darah systolic
dan diastolic pada penderita hipertensi. Selanjutnya Weil dan Goldfried dan
Davidson (dalam Utami, 2002) bahkan telah membuktikan keberhasilan
penggunaan relaksasi pada penderita insomnia yang berusia 11 tahun.
3. Mengurangi tingkat kecemasan. Beberapa bukti telah menunjukkan
bahwa individu dengan tingkat kecemasan yang tinggi dapat
menunjukkan efek fisiologis positif melalui latihan relaksasi.
4. Mengurangi kemungkinan gangguan yang berhubungan dengan stres,
dan mengontrol anticipatory anxiety sebelum situasi yang menimbulkan
kecemasan, seperti pertemuan penting, wawancara dan sebagainya.
5. Mengurangi perilaku tertentu yang sering terjadi selama periode stres
seperti mengurangi jumlah rokok yang dihisap, konsumsi alkohol,
pemakaian obatobatan, dan makan yang berlebihan. Penelitian yang
dilakukan oleh Sutherland, Amit, Golden dan Rosenberger (dalam Walker
dkk, 1981) membuktikan bahwa relaksasi dapat mernbantu mengurangi
meroko.
6. Meningkatkan penampilan kerja, sosial, dan ketrampilan fisik. Hal ini
mingkin terjadi sebagai hasil pengurangan tingkat kete·gangan.
7. Kelelahan, aktivitas mental, dan atau latihan fisik yang tertunda dapat
diatasi lebih cepat dengan menggunakan latihan relaksasi.
8. Kesadaran diri tentang keadaan fisiologis seseoran9 dapat meningkat
27
sebagai hasil latihan relaksasi, sehingga memungkinkan individu untuk
menggunakan ketrampilan relaksasi untuk timbulnya rangsangan
fisiologis.
9. Relaksasi merupakan bantuna untuk menyembuhkan penyakit tertentu
dan operasi.
10. Konsekuensi fisiologis yang penting dari relaksasi adalah bahwa tingkat
harga diri dan keyakinan diri individu meningkat sebagai hasil kontrol
yang meningkat terhadap reaksi stres.
11. Meningkatkan hubungan interpersonal. Orang yang rileks dalam situasi
interpersonal yang sulit akan lebih berpikir rasional, {http://www.lib.ugm,
2007)
2.2.3. Macam-macam Relaksasi
Menurut Utami (1993), ada beberapa macam bentuk relaksasi yaitu relaksasi
indera, relaksasi otot, dan relaksasi melalui teknik tertentu, masing-masing
dari macam relaksasi memiliki metode yang berbeda-beda dalam mencapai
efek rileks. (http://klinis.wordpress.com,2007)
1. Relaksasi Kesadaran lndera
Relaksasi ini menggunakan potensi indera untuk mencapai
kesadaran relaksasi, salah satunya dengan telinga, yaitu dengan
mendengarkan instruksi relaksasi yang diberikan dan
mendengarkan bunyi-bunyian lembut yang membuat seseorang
lebih rileks.
28
Kalat (2004) berpendapat bahwa suara adalah sesuatu yang
dihasilkan dari sebuah getaran. Jika definisinya sesederhana itu,
maka suara dapat dihasilkan dari getaran benda apapun yang
menjadi sumber bunyi. Suara dapat juga sebagai fenomena
psikologis yang berarti sebuah getaran yang dapat didengar oleh
makhluk hidup. Sebuah getaran tidak bisa dikatakan sebagai suara
bila tidak ada yang bisa mendengarnya. Suara juga bisa menjadi
terapi bila getaran yang dihasilkan berada dalam gelombang Alpha.
Menurut Perrini (2002) gelombang alpha merupakan salah satu
gelombang yang memiliki efek penyembuhan dan relaksasi pada
tubuh.
Menurut Campbell (2004), terapi suara adalah sebuah area getaran
bunyi yang dapat menghasilkan bahasa, musik atau tone
(suara/bunyi) dengan efek penyembuhan. Apabila ketiga hal itu
terorganisir, seseorang dapat menghasilkan kata-kata, ide-ide,
mengutarakan perasaannya, dan mengekspresil<an sesuatu. Suara
dapat menyentuh bagian otal< dan tubuh melalui kulit, tulang dan
telinga, bahkan saat kita dalam keadaan l<oma sekalipun. Saat
ritme, melodi dan harmoni terorganisir dengan bail< menjadi irama
yang indah, maka pil<iran, tubuh, semangat dan emosi seseorang
bisa terbawa dalam harmonisasinya.
29
Sensor pendengaran di otak berasal dari organ spasial yang
dinamakan organ corti yang berada dekat clengan medulla di
sebuah alat sensor pendengaran yang berhubun!~an dengan telinga.
Perjalanan dimulai dari saraf pendengaran yang membawa
informasi suara ke kholea. Dari sana beberapa neuron berproyeksi
ke formasi reticular. Proyeksi lain melalui jalan kecil yang dinamakan
laterial lemnicula dan inferior cutikula tanpa adanya proses sinaps
dan diproyeksikan ke thalamus terakhir, proyeksi dari thalamus
berakhir disaluran pendengaran primer pada girus pendengaran
temporal.
Dari bermacam getaran suara yang masuk mela1lui telinga ke otak ,
suara yang memiliki stimulus gelombang alpha akan menghasilkan
hormone endorphin di otak yang menyebabkan seseorang menjadi
lebih tenang dan rileks. Gelombang alpha berada dalam getaran 7-
12 Hz. Gelombang ini menyebabkan keadaan mlaksasi, tidur ayam
(antara tidur dan tak tidur) dengan meditasi rinfian. Gelombang ini
merupakan kunci utama yang membawa rnanusia ke dalam
keadaan kesadaran yang lebih dalam.
Senada dengan Campbell, Goldman dalam seminar International
Sound Healing Organization menyatakan bahwa teori suara adalah
latihan menggunakan berbagai bentuk suara untuk mencari titik
30
kesadaran dan meluruskan kembali keseimbangan yang ada dalam
tubuh.
Dari beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan secara
sederhana, bahwa suara bisa menjadi suatu terapi yang merupakan
suatu relaksasi auditori yang merangsang kerja telinga melalui
rangsang suara tertentu yang dapat memberikan penyembuhan
penyakit tertentu baik secara fisik maupun psikis.
2. Relaksasi otot
Relaksasi ini bertujuan untuk mengurangi ketegangan dan
kecemasan dengan cara melemaskan otot-otot badan. Dalam
relaksasi ini biasanya individu diminta untuk menegengkan otot
dengan ketegangan tertentu kemudian diminta untuk mengendorkan
kembali.
Hal itu dapat terjadi karena didalam syaraf manusia terdapat
susunan syaraf pusat dan susun syaraf otonom, susunan syaraf
pusat mengendalikan gerakan-gerakan yang dikehendaki misalnya
gerakan kaki, tangan leher dsb. Sedangkan susunan syaraf otonom
terdiri atas system syaraf simpatis dan susunan :syaraf parasimpatis
yang arah kerjanya berlawanan, system syaraf simptis memacu
kerja organ-organ tubuh. Sedangkan system syaraf para simpatis
31
beriungsi untuk menurunkan aktivitas organ-organ tubuh. Kalau
susunan syaraf pusat dikehendaki, susunan syaraf otonom
mengendalikan gerakan-gerakan yang otomatis, misalnya fungsi
fungsi digestif, proses kardiovaskuler, gairah seksual dsb. Didalam
saat ketegangan dan kecemasan yang bekerja adalah system syaraf
simpatis, sedangkan saat rileks yang bekerja adalah system syaraf
parasimpatis.
3. Relaksasi melalui teknik tertentu
Relaksasi ini biasanya memiliki teknik tertentu yang unik dan
berbeda-beda antara lain melalui hipnosa, yoga maupun meditasi.
• Hipnosis, berasal dari kata Yunani hypnos atau hypnose atau
hypnosa adalah kedaan menyerupai tidur, yang bisa dibangkitkan
oleh orang lain, dimana terdapat keadaan ::;uggestibiltas yang
memuncak serta berbagai gejala-gejala motorik maupun sensorik
yang bisa ditimbulkan maupun hal-hal yann bertalian dengan
daya ingat. Nama lama adalah animal magnetism atau
mesmerism atau braidism (Hukom, 1979). Sedangkan terapi
hipnosa atau hipnotherapy atau medical hipnosis adalah
penggunaan hipnosis untuk maksud pengobatan (Hukom, 1979).
Terapi hipnosa tidak bisa dipisahkan dari sugesti, karena sugesti
merupakan intisari dari pelaksanaan terapi ini. Sugesti atau
suggestion atau suggestie adalah suatu proses dimana suatu ide
32
atau isi pikiran dibangkitkan pada orang lain, sedang daya kritik
atau logika tidak dapat bekerja untuk menyaring ide yang
diberikan tersebut (Hukom, 1979)
• Meditasi adalah jalan untuk mencapai pelepasan. Dalam meditasi
orang melepas dunia yang rumit di luar untuk dapat meraih dunia
yang tenteram di dalam. Dalam semua jenis aliran mistik dan
dalam banyak tradisi, ini dikenal sebagai jalan menuju pikiran
yang murni dan kokoh. Pengalaman dari pikiran yang murni ini,
terbebas dari dunia, sangatlah menakjubkan dan
membahagiakan.
• Yoga adalah sebuah fenomena yang sudah mendunia sejak
orang Barat membawanya ke negeri mereka dari anak Benua
India di pertengahan abad ke-19. Perkemban(Jannya diluar tanah
asalnya menjadi sangat cepat setelah para mistik dari India yang
dipelopori oleh Svami Vivekananda mulai merambah dunia Barat
terutama Amerika Serikat menjelang abad ke-20. Terapi yoga
menggunakan teknik penghentian pikiran pikiran liar (lnilah
definisi dari Patanjali: kalau pikiran itu tidak ada/diam maka
seseorang dapat dinyatakan dalam dalam keadaan yoga, apabila
masih ada pikiran yang liar maka seseoarang belum dalam
keadaan yoga.
33
2.2.4. Faktor-Faktor yang menyebabkan efek Relaks
Menurut Benson (2002) ada beberapa faktor yang dapat rnempengaruhi hasil
yang optimal dalam relaksasi, antara lain :
1. Lingkungan yang tenang. Pengkondisian relaksasi dapat optimal bila
lingkungan disekitar tempat melakukan relaks.asi lebih tenang.
Lingkungan itu meliputi antara lain suasana kamar yang sunyi, sepi,
tanpa gangguan suara yang bising.
2. Persiapan mental. Persiapan mental yang holistic perlu dibangun
untuk mensugesti relaksasi. Peta mental tersebut bisa diciptakan
antara lain dengan memfokuskan pikiran yang berkelana dengan cara
mengulang suatu kata yang bisa memotivasi kita1 untuk rileks, zikir,
menutup mata, mengatur irama nafas dan mendengarkan bunyi
bunyian yang menenangkan.
3. Sikap. Dalam relaksasi seseorang sebaiknya memiliki sikap pasif
dalam arti membiarkan saja seluruh masalah mengalir dan digantikan
dengan kepasrahan. Kepasrahan juga bisa diartikan untuk tidak
menuntut hasil relaksasi yang baik tanpa menikmati prosesnya
tersebut.
4. Posisi tubuh yang nyaman. Posisi relaksasi yan~J baik yaitu segala
posisi yang tidak memaksa tubuh dalam bergerak membuat nyaman.
34
Posisi yang baik antara lain, duduk bersandar pada kursi, duduk
bersila, berlutut, bergoyang-goyang dan juga tidur.
Sedangkan dalam pendekatan agama Islam latihan-latihan yang
menyebabkan relaksasi antara lain :
1. Shalat, shalat apabila dilakukan dengan baik dan benar, merupakan
salah satu sarana relaksasi otot dan tubuh. Pada shalat terdapat
beberapa gerakan yang mampu menegangkan clan meregangkan otot
tubuh.
2. Membaca Al Qur'an dan mendengarkan bacaan Al Qur'an, juga
dengan menyimak maknanya. Hal ini juga bisa berarti mendengarkan
bacaan Al Qur'an dan menyimak bacaan Al Qur'an yang dilantunkan
oleh seseorang. Bacaan Al Qur'an yang dibaca ataupun yang
didengarkan hendaklah bacaan tartil dan indah, sehingga pengaruh Al
Qur'an dapat masuk ke dalam sanubari seseoran9. Dengan demikian
diharapkan seseorang bisa lebih tenang.
3. Memperbanyak zikir kepada Allah di setiap tempat dan di setiap waktu.
Dzikir merupakan keadaan dimana seseorang hamba senantiasa
mengingat Allah bukan hanya dengan lisannya namun juga dengan
hatinya dan jiwanya. Zikir adalah salah satu teknik pengulangan kata
kata yang baik untuk untuk memberikan motivasi. Dengan berzikir
diharapkan manusia itu selalu ingat bahwa Allah selalu berada
disampingnya dalam setiap keadaan. Maka ketika seseorang sedang
35
gundah dan sedih, ia cukup mengingat Tuhannya yang akan
menolongnya setiap saat. Bahwa azab dan kebijaksanaan Tuhannya
selalu meliputi makhluknya. Bahwa tidak ada persoalan didunia ini
melainkan Allah pasti akan membantunya memberikan baginya jalan
keluar yang baik.
Dari beberapa pendekatan latihan relaksasi, bunyi sebagai salah satu
stimulus relaksasi auditori, seperti telah dipaparkan sebelumnya juga dapat
mengakibatkan pengaruh relaksasi pada diri seseorang. Bunyi bisa menjadi
salah satu terapi yang memberikan stimulus gelombang alpha yang
menyebabkan seseorang memasuki kondisi alpha dalam. Ketika seseorang
didengarkan suara atau musik tertentu yang berada pada gelombang alpha,
maka akan dimungkinkan orang tersebut mengalami sebuah kondisi dimana
ia merasakan relaksasi.
2.3. Kerangka Berfikir
Pada dasarnya setiap manusia pasti menginginkan kebahagiaan dalam
hidupnya. Karena mereka mempercayai dengan memperoleh kebahagian,
mereka akan merasakan ketentraman serta ketenangan dalam melakukan
aktivitas kerja sehari hari.
Kebahagiaan dalam hidup tidak selalu mudah untuk diperoleh oleh manusia,
karena bermacam-macam sebab dan rintangan yang terjadi dalam hidup
36
sehingga banyak orang mengalami kegelisahan, kecemasan, dan
ketidakpuasan.
Sedangkan jiwa yang tenang adalah kondisi rileks atau l<eadaan batin yang
santai, tenang dan tanpa adanya tekanan emosi yang l<uat mesl<ipun
mengerjakan pekerjaan yang amat berat. Relaksasi s13seorang tercermin
sebagaimana l<etika ia dilahirkan, yang tumbuh dalam keadaan bersih dan
suci dari segala dosa kotoran dan penyakit. Sesungguhnya ketenangan
hidup, ketentraman jiwa atau kebahgian batin tidak banyak tergantung pada
fal<tor-faktor luar seperti keadaan sosial, ekonomi, politil<, adat istiadat dan
sebagainya. Akan tetapi lebih tergantung pada cara dan sikap diri dalam
menghadapi faktor-fal<tor luar itu. Misalnya dalam menghadapi kemerosotan
ekonomi terkadang bingung, sedih dan gelisah, bukan karena kemerosotan
l<eadaan ekonominya secara langsung akan tetapi ketidak mampuannya
dalam menghadapi faktor tersebut serta tidak dapat meimikirl<an apa yang
dilakul<annya untuk menghadapi perubahan yang drastis dan mendadak.
Akibatnya ia dihinggapi oleh rasa gelisah yang sangat clan kadang-kadang
membawa pada tindakan dan sil<ap abnormal dalam hidupnya.
Dengan mencintai Allah SWT dan Rasulullah SAW seorang mukmin akan
merasal<an kenikmatan dan kebahagiaan yang tiada tara dibandingl<an
dengan kenimatan maupun kebahagiaan apa saja yang ada didunia. Dengan
37
kedua rasa cinta tersebut seseorang akan mampu merasakan manisnya
iman. Diriwayatkan dari Anas RA bahwa Rasulullah SAW bersabda :
"Ada tiga hal, barang siapa memiliki ketiga hal tersebut mak dia akan
merasakan manisnya iman : hendaknya Allah dan Rasulullnya lebih ia cintai
dibandingkan dengan yang lainnya hendaklah ia mencintai dan membenci
seseorang karena Allah, dan hendaklah ia tidak suka pada kekufuran
sebagaimana ia tidak senang jika dilemparkan kedalam api neraka."
Setelah rasa cintR pada Allah yang dianggap rasa cinta paling tinggi, tahapan
berikutnya adalah cinta kepada Rasulullah SAW. Cinta kepada Allah dan
Rasulullah merupakan dua rasa cinta yang sangat p1:mting dimiliki oleh
manusia. Keduanya menempati tingkat teratas apabila dilihat dari perspektif
spiritualitas dan kejernihan hati.
Seorang pecinta akan menaati, tunduk dan patuh terhadap kekasihnya.
Begitu juga kecintaan pada Allah dan Rasulnya merupakan salah satu faktor
utama untuk mendidik jiwa kaum muslimin agar patuh padanya. Kecintaan
pada Allah dan Rasulnya bisa menguatkan keikhlasan dan mengokohkan
komitmen seseorang untuk berpegang pada nilai dan ajaran Islam. la akan
senantiasa berada dalam koridor ajaran Rasul mengikuti tauladannya dan
menganjurkan orang lain untuk melakukan apa yang beliau perintahkan.
Untuk mencapai taraf kecintaan tersebut, membaca shalawat dapat dijadikan
wadah bagi kaum muslimin agar selalu ingat dan patuh pada ajaran yang
38
dibawa oleh Nabi Muhammad guna mendatangkan Relaksasi di dalam
dirinya.
Relaksasi disini merupakan cara mengistirahatkan tubuh dari segala macam
kesibukan. Salah satu metode relaksasi adalah metode kesadaran dengan
cara memfokuskan pada keyakinan yang berbentuk frase, kata, atau doa.
Maka dapat disimpulkan bahwa dengan membaca shalawat dapat
memberikan efek relaksasi pada diri seseorang.
QAULIYAH
MENCAKUP: SUARA, IRAMA, BACAAN
RELAKSASI KESADARANINDERA
MENCAKUP: TELINGA, HIDUNG,
MATA
Kerangka Berpikir
SHALAWAT
Fl'LIYAH
MENCAKUP: GERAKAN, POSIS!
TUBUH, SIKAP
RELAKSASIOTOT
MENGURANGI KECEMASAN
DENGAN CARA MELEMASKAN OTOT
RELAKS
QALBIYAH
MENCAKUP: KECINTAAN, KEYAKINAN,
39
PENGHAYATAN
RELAKSASI HIPNOSA, MEDITASI, DAN YOGA
BAB3
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian adalah metode atau teknik yang berisi standar-standar
dan prinsip-prinsip yang digunakan sebagai pedoman penelitian. Dalam bab
ini akan diurakan tentang pendekatan penelitian dimana berisi tentang jenis
metode penelitian yang digunakan, pengumpulan data yaitu metode dan
instrumen serta prosedur pengumpulan data dan analisis data.
3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif, karena pendekatan ini berusaha memahami gejala tingkah laku
manusia menurut penghayatan sang pelaku ataupun meladui sudut pandang
subjek penulisan. (Arikunto, 2002)
Dengan pendekatan kualitatif, peneliti dapat mengenal subjeknya secara
pribadi dan melihat mereka mengembangkan definisi mereka sendiri
mengenai keadaan mereka ketika sedang membaca, merasakan apa yang
mereka alami sehari-hari atau bahkan mempelajari pengalaman-pengalaman
subjek yang mungkin belum diketahui sama sekali oleh peneliti.
Pola yang digunakan adalah dengan mencari subjek yang sesuai dengan
penelitian ini. Dengan pola ini diharapkan dapat memperoleh gambaran
41
secara menyeluruh tentang peranan membaca shalawat terhadap relaksasi.
Oleh karena itu, diperlukan data yang bersifat khusus dan individual untuk
mendapatkan hasil yang cukup mendalam.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang dipakai di dalam penelitian ini adalah studi kasus.
Menurut Nawawi (1985), studi kasus adalah penelitian yang memusatkan diri
secara intensif terhadap suatu obyek tertentu. Dimana, obyek tersebut dapat
berupa unit sosial seperti individu atau kelompok individu. Unit sosial tersebut
diselidiki secara intensif baik secara menyeluruh maupun mengenai aspek
aspek tertentu yang perlu mendapat perhatian khusus. Di dalam penulisan ini
yang dimaksud dengan unit sosial adalah orang yang mengikuti kegiatan
shalawat di Majelis Rasulullah. Dengan menggunakan studi kasus maka
dapat diperoleh gambaran yang mendalam, mendetail, menyeluruh serta
dapat melihat keunikan individu (Patton, 1987).
3.3. Subjek Penelitian
3.3.1. Karakteristik Subjek
Subjek yang diambil dalam penelitian ini memiliki karakteristik sebagai
berikut:
42
a. Jama'ah Majlis Rasulullah yang telah mengikuti l<egiatan pembacaan
shalawat selama 3 bulan berturut-turut.
b. Mereka yang berusia 18-35 tahun .
c. Pria, karena pria adalah mayoritas dari Jama'ah Majelis Rasulullah.
3.3.2. Jumlah Subjel<
Penelitian kualitatif tidak menentukan jumlah subjek yang digunakan, yang
terpenting adalah kekayaan data yang diperoleh, sehingga penelitian
kualitatif cenderung menggunakan subjek yang sedikit. Sefain itu juga karena
penelitian ini menekankan pada proses dan l<edalaman yang dihayati secara
subyektif, bukan pada generalisasi. Maka penelitian ini hanya menggunakan
5 (lima) orang yang aktif dalam setiap kegiatan shalawat yang dilakukan di
Majelis Rasulullah.
3.4. Metode Pengumpulan data
3.4.1 Wawancara
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitia1n ini adalah
dengan cara melakul<an wawancara langsung sebagai metode utama dan
observsi sebagai metode penunjang terhadap subjek yan£/ memenuhi criteria.
Wawancara merupakan suatu cara pengumpulan data dengan cara
43
mengajukan pertanyaan lisan kepada sumber data, dan sumber data juga
menyebutkan jawaban secara lisan pula. Wawancara juga dapat diartikan
sebagai proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan
antara dua orang atau lebih bertatap muka mendengar secara langsung
informasi-informasi atau keterangan-keterangan (Rosenthal, 1984).
Melalui wawancara bisa didapatkan informasi yang mendalam antara lain
karena baik pewawancara maupun orang yang diwawancara dapat
memberikan feedback dengan menanyakan kembali apabila ada hal-hal yag
tidak jelas. Pada penelitian ini dilakukan wawancara terbuka dengan
menggunakan pedoman wawancara informal, tidak langsung pada beberapa
orang informan untuk mengetahui informasi yang belum terungkap agar data
yang diperoleh menjadi lebih kuat. Selain dengan menggunakan wawancara,
dalam penelitian ini juga mengobservasi sebagai metode penunjang.
3.4.2 Observasi
Untuk melengkapi hasil wawancara maka dilakukan observasi. Observasi
adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mEmgamati dan
mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki. Sedangkan tujuan
dari observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas
aktivitas yang berlangsung, dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka
yang terlibat dalam kejadian yang sedang diamati tersebuit (Poerwandari,
1998).
44
Observasi dalam penelitian ini meliputi gambaran fisik clan penampilan
subyek serta sikap subyek selama wawancara berlangsung, termasuk gerak
tubuh, mimik, intonasi suara dan tatapan muka.
Sedangkan mengenai validitas penelitian kualitatif adalah kepercayaan
terhadap data yang diperoleh dan clianalisis yang dilakukan peneliti secara
akurat mempresentasikan dunia sosial dilapangan (Asmadi Asia, 2003)
3.5. Alat Pengumpulan Data
Menurut Yin (2002) dalam sebuah penelitian yang menggunakan strategi
studi kasus, maka wawancara instrumen yang esensial dan mendalam serta
observasi yang baik dari peneliti sangat diperlukan untuk terkumpulnya data
yang diinginkan, sebab dalam penelitian deskriptif jenis studi kasus dimana
bukti dan data dapat berasal dari enam sumber, yaitu dokumentasi, rekaman
arsip, wawancara, observasi langsung, observasi partisipan, dan perangkat
perangkat fisik yang clapat menghasilkan informasi yang mlevan.
Oleh sebab itu peneliti menggunakan tiga (3) instrumen penelitian tersebut,
yaitu pedoman wawancara, catatan observasi saat wawancara dan alat
perekam (tape recorder). Selain itu, peneliti menggunakan catatan (tulisan
tangan) sebagai pelengkap atau tambahan jika dalam tape recorderterdapat
keterangan yang tidak jelas.
3.6. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini ada beberapa tahap yang harus dilaksanakan, yaitu :
1. Tahap Pra Lapangan, yaitu:
a. Menyusun instrumen pengumpulan data berupa pedoman
wawancara dan pedoman observasi.
b. Menemukan lapangan penelitian, yaitu Majelis Rasulullah.
45
c. Menyiapkan perlengkapan penelitian berupa alat-alat tulis, alat-alat
perekam seperti tape recorder.
2. Tahap Pekerjaan Lapangan, yaitu :
a. Memahami latar penelitian dan keadaan penelitian.
b. Memasuki lapangan. Peneliti melakukan rapport dengan subjek
penelitian sehingga seolah-olah tidak ada la£1i dinding pemisah
diantara keduanya.
c. Melakukan pengumpulan data, dengan observa1si dan wawancara
yang terkadang dilakukan dalam waktu yang sama.
d. Peneliti melakukan probing atas jawaban-jawaban untuk digali
lebih mendalam.
e. Hasil rekaman wawancara dibuat laporannya secara verbatim,
untuk mempermudah melakukan analisa jawaban responden.
f. Hasil jawaban tersebut kemudian dianalisa.
46
3.7. Analisa Data
Analisa data menurut Patton (1980) adalah proses mengatur urusan data,
mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan urusan dasar
(Moloeng, 2000), yaitu :
Dalam studi kasus sendiri, terdapat 3 (tiga) bentuk utama analisis data yang
diuraikan oleh Yin (2000), yaitu :
1) Penjodohan Pola
Berdasarkan logika pada pola ini, peneliti memperbandingkan suatu pola
yang didasarkan alas empat empiris dengan satu pola atau beberapa pola
yang diprediksikan. Jika terjadi kesesuaian antara pola, maka penelitian
tersebut memiliki validitas internal yang baik. Pada studi kasus yang bersifat
deskriptif, penjodohan pola masih akan relevan sepanjang pola variabel
variabel spesifik yang diprediksi ditentukan sebelum pengumpulan datanya.
2) Pembuatan Penjelasan
Bentuk ini merupakan bentuk khusus penjodohan pola, namun lebih sulit
dilakukan dan cocok digunakan untuk studi kasus yang menjelaskan
hubungan sebab akibat. Tujuannya adalah menganalisa data studi kasus
dengan cara membuat suatu penjelasan tentang kasus yang bersangkutan.
47
3) Analisa Deret Waktu
Penelitian terhadap perkembangan suatu gejala dalam kurun waktu tertentu
dapat dilakukan melalui studi kasus, bila waktu penelitian memungkinkan.
Analisa ini dapat bersifat sederhana (bila hanya terdiri clari satu variabel
terikat dan satu variabel bebas), bersifat kompleks (bila perkembangan kasus
cenclerung semakin rumit maupun kronologis).
Dalam penelitian ini analisa data akan dilakukan dengan strategi pencocokan
pola, karena penelitian ini bukan penelitian dengan tujuan utama
merumuskan hubungan sebab akibat, serta bukanlah pen1:ilitian longitudinal
(sehingga tidak sesuai untuk analisis rangkaian waktu).
3.8. Prosedur Analisa Data
Analisa kualitatif tetap menggunakan kata-kata yang bisa disusun dalam teks
yang diperkuat. Menurut Miller dan Huberman (1992) ada tiga alur kegiatan
yang terjadi secara bersamaan dan telah terjadi sebelumnya, selama dan
sesuclah pengumpulan data dalam analisa data, yaitu :
1. Redaksi data, merupakan bentuk analisis yang menajam,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan
mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan
kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
2. Penyajian data, sebagai sekumpulan informasi yang tersusun memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
48
3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi, proses ini dapat dilakukan
tergantung pada besarnya data kumpulan-kumpulan catatan lapangan,
pengkodean, penyimpanan, kecakapan peneliti. Data-data yang
terkumpul melalui wawancara kemudian dipindahkan ke dalam transkip
verbatim. Penulisan transkip ini didasarkan pada kerangka teori dan
pedoman wawancara, dan transkip lalu dibuat ringkasan dari setiap kasus
dan dikumpulkan aspek-aspek penting yang relevan dt:mgan penelitian
untuk dianalisis. Data yang telah dikumpulkan kemudian dikelompokkan
dan diberi kode (reduksi data) serta penjelasan di angket untuk
mempermudah proses interpretasi sesuai dengan outline analisa data
(penyajian data), kemudian dilakukan analisa terhadap masing-masing
kasus, hasil analisa tersebut lalu dirangkum dan disimpulkan hal-hal yang
umum dari seluruh data dan dicatat hal-hal yang khusus (penarikan
kesimpulan/verifikasi). lni semua dilakukan mengacu pada kerangka teori
dan permasalahan penelitian.
Bab4
Hasil Penelitian
Pada bab ini akan menjelaskan mengenai hasil pengolahan data yang telah
diperoleh dari lapangan. Hasil penelitian ini akan dituliskan mengenai
gambaran umum subyek, analisa kasus, dan analisis perbandingan antar
kasus.
4.1. Gambaran Umum Subyek
Subyek pada penelitian ini berjumlah 5 orang laki-laki yang telah dipilih
berdasarkan karakteristik subyek penelitin ini. Yaitu diantara anggota dari
kegiatan Majelis Rasulullah yang pernah membaca Shalawat.
Setiap subyek akan dicantumkan inisial subyek, untuk menjaga kerahasiaan
subyek. Secara umum subyek penelitian terdapat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.1. Gambaran umum seluruh Subyek
ldentitas Subyek 1 Subyek 2 Subyek 3 s ub yek4 Subyek 5
Subyek
lnisial SM AK IH M ML
Usia 31 tahun 25 tahun 23 tahun 2, 9t ahun 35
50
Jen is Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki
Kelamin
Status Menikah Bel um Bel um Suclah Sudah
Menikah Menikah menikah menikah
Pendiclikan 03 S1 SMU Smu Smp
Pekerjaan Divisi Wirausaha Wirausaha Wirausaha Wirausaha
Dakwah
Majelis
Rasulullah
4. 2. Analisa Kasus
Penulisan ini berusaha untuk mendapatkan data tentang Peranan Shalawat
dalam Relaksasi. Dari kelima subyek diatas penulisan dapat digambarkan
sebagai berikut.
4. 2. 1. Kasus SM
4.2.1.1. Deskripsi Umum Subyek
SM adalah seorang lulusan 03 yang telah rnemiliki seorang istri dan 3 orang
anak, usianya saat ini mencapai 31 tahun. Subyek aktif di Majlis Rasulullah
sejak tahun 1997 hingga sekarang. la menduduki Divisi Dakwah sebagai
kordinator. Pada awalnya wawancara, ia banyak berce1·ita tentang proses
kehidupannya sebelum aktif di Majelis Rasulullah. la dilahirkan dan
dibesarkan di Tebet, setelah dirinya menikah dengan istrinya yang berasal
51
dari kota Depok. Maka dirinya pun berpindah ke kota Depok tepatnya di
daerah Beji.
Setelah lulus kuliah dengan gelar 03 pada tahun 1994 SM bekerja pada
suatu perusahaan yang terletak di Mal Taman Anggrek sebagai akuntan.
Setelah beberapa tahun bekerja. Tibalah kesempatan untuk menunaikan
rukun Islam yang ke-5 yaitu pergi Haji ke Baitullah. Maka SM pun meminta
izin kepada pimpinan perusahan untuk cuti guna melaksanakan niat
ibadahnya ke tanah suci Makkah SM sudah bekerja di perusahaan milik HH.
Suatu ketika disaat SM melakukan aktifitasnya sebagai akunting
diperusahaan barunya. HH mengajak SM pergi untuk rnenemui H. Munzir
dirumahnya dibilangan Cidodol. SM sangat tertarik dengan Majelis yang
dipimpin oleh seorang ulama yang menghabiskan masa studinya di Yaman
tersebut. Sejak saat itulah SM mulai tertarik dengan jalan dakwah. Bersama
H. Munzir SM mulai diajarkan mengenai Rasulullah dan sunnah-sunnahnya.
Mulai hari itu juga SM mengikuti jalan dakwah dengan H. Munzir dengan
membentuk Majelis Rasulullah.
Dikarenakan keaktifannya di Majelis Rasulullah, SM jadi sangat gemar sekali
melantunkan puji-pujian kepada Rasulullah. Banyak pengalaman
pengalaman spiritual yang ia dapatkan akibat dari bacaan Shalawat yang ia
lantunkan, baik bagi dirinya maupun bagi orang lain. Ke1tika Majelis dimulai
52
SM lah yang melantunkan Shalawat dan diikuti oleh ribuan jama'ah dan
dibantu oleh dua orang temannya.
4.2.1.2. Deskripsi Shalawat
Menurut SM shalawat adalah doa yang ditujukan kepada Rasulullah SAW,
karena Rasulullah adalah orang yang paling berjasa merubah keadaan dari
alam jahiliah menuju ke alam yang terang benderang. Dari sebab dirinya
mendoakan Raulullah, maka pasti Rasul akan membalas doa tersebut,
sedangkan doa dari Rasulullah adalah sebaik-baiknya doa kepada Allah,
pastinya Allah akan mengabulkan doa tersebut. Selain dari mendoakan
beliau. bershalawat dan bersalam kepada Nabi juga diartikan sebagai bentuk
lain dari proses kita menuju jati diri kehambaan yang hakiki di hadapan Allah.
Sebagai ummatnya sudah menjadi hal yang wajar jika kita mendoakan
Rasulullah, walaupun Rasul sendiri sudah mendapatkan predikat manusia
yang terbebaskan dari dosa (maksum), tetapi pada dasarnya doa itu akan
berimbas kepada diri individu tersebut. lbarat gelas yang sudah penuh degan
air, jika kita tuangkan air pada gelas tersebut, pasti akan tumpah. Tumpahan
itulah yang akan kembali pada diri kita, tumpahan Rahmat dan Anugerah-Nya
melalui gelas tersebut, Muhammad SAW. Shalawat Nabi memberikan
syafa'at dunia dan akhirat. Hal tersebut dikarenakan kecintaan Allah kepada
Kekasih-Nya itu, meruntuhkan Amarah-Nya. Sebagaimana dalam hadits
53
Qudsi, "Sesungguhnya Rahmat-Ku, mengalahkan Amarah-Ku." Siksaan Allah
tidak akan turun pada ahli shalawat Nabi, karena kandungan kebajikannya
yang begitu melimpah
4.2.1. 3. Deskripsi Peranan Shalawat Terhadap Relaksasi
Kegiatan Majelis Rasulullah dimulai pada pukul 21.00 \/\llB, dari ba'da lsya
para jama'ah sudah mulai berdatangan satu persatu. Setelah tiba saatnya, H.
Munzir memulai kegiatan diawali dengan pembacaan ummul Qur'an yaitu
surat Al Fatihah. Kemudian dimulailah pembacaan Maulid Adhiya Ulamie
yang dibackan oleh SM dan kawan-kawan hingga akl1ir dan dilanjutkan
dengan ceramal1 agama yang dilakukan ole11 H. Munzir sendiri.
Dalam kegiatan pembacaan Shalawat di Majelis Rasulullah, SM selalu duduk
dengan posisi bersila, begitupun pada jama'ah yang lainnya.
SM berkata : ... " kalo posisi badan sih duduk sila aja !"
Shalawat yang dibacakan SM terkadang menggunakan irama dan ada juga
Shalawat yang tidak diiramakan. Dengan suara lantangnya SM membaca
Sl1alawat dengan penuh penghayatan dan keyakinan akan mendapatkan
hikmah dari Shalawat yang ia bacakan.
Pada wawancaranya, SM menjelaskan bahwa dirinya sangat yakin dengan
Shalawat yang dibacanya akan mengubah prilakunya sehari-hari. la sangat
54
ingin mencontoh prilaku Rasulullah, dan untuk mewujud~:annya ia mengikuti
Majelis Rasulullah agar dapat mengetahui akhlak-akhlak sang Nabi yang
terpuji. la juga menghayati kegiatannya itu dengan men(ianggap Rasulullah
hadir dan mendengarkan Shalawat yang ia bacakan. Selain itu ketika
membaca Shalawat SM merasa sangat takut, takut bacaan Shalawatnya
tidak mengisi batinnya, takut yang ia baca tidak berimplikasi pada dirinya.
Bacaanya hanya sekedar bacaan yang hanya keluar dari lisannya saja.
SM berkata : ... "Sa at membaca Shalawat saya takut, kalau-kalau Shalawat yang sering saya baca ini tida teraplikasi pada kehidupan sehari-hari. Akhlak saya tidak mencontoh dari Ra:sulullah. Makannya kalau saya lagi baca Shalawat terkadang air mata mengalir. Saya takut Rasul tidak mencintai atau tidak menganggap saya sebagai umatnya, karena banyak yang saya kerjakan .... !
Untuk mencapai kekhusukan dalam membaca Shalawat SM tidak
dipengaruhi/ditunjang dengan indra yang dimilikinya (hidung, telinga, mata).
Baginya kekhusyukan dapat dicapai hanya dengan meyakini bahwasannya
Rasulullah ada dihadapan kita, Rasulullah memandang kita dari dekat.
Menurutnya Shalawat dapat menjadi obat yang tepat bagi dirinya. Ketika ia
sedang sakit, dapat sembuh disaat dirinya sedang asyik rnembaca Shalawat.
Pernah suatu ketika ia mengalami sakit gigi, maka dengan mermodalkan
keyakinan yang dimilikinya, sakit gigi tersebut dapat hilang disaat dirinya
sedang membaca shalwat di Majelis Rasulullah. Lintasan-lintasan yang dapat
membuatnya khusyuk adalah bayangan-bayangan mengenai perjuangan
55
Rasulullah menghadapi suku Quraisy dan tentang lemparan batu orang-
orang Taif kepada Rasulullah.
SM berkata : .... "Penyakit meriang ana bisa Hang gara-gara baca Shalawat, jangan kan itu. Sakit gigi bisa ana ga rasain kalo lagi khusuk baca Shalawat."
Ketika dirinya sudah asyik dengan shalawat yang dibacanya maka sudah
dapat dipastikan, dirinya akan merasakan keadaan tenang. Sebab bagi
dirinya jiwa yang tenang juga salah satu penyebab seseorang dapat hidup
bahagia dialam dunia ini. Baginya ketenangan sangat perlu agar dapat
menghadapi masalah-masalah kehidupan yang melanda clalam dirinya.
Analisa Kasus SM
Menurut Purnawan (2007) relaksasi merupakan suatu usaha untuk mencapai
keadaan rileks/tenang. Pernyataan tersebut sama seperti yang dialami dalam
kasus SM, ia dapat rileks akibat rangsangan dari internal (dalam dirinya)
berupa hal-hal yang dapat menambah keyakinannya terhadap manfaat/
keutamaan yang akan ia dapatkan dari membaca Shalawat. Hal itu sejalan
dengan pendapat dari Benson (2000) yang mengatakan bahwa peran mental
seseorang punya peran sangat besar dalam memperoleh keadaan rilks.
Didalam Hadist Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ahmad, Bukhari, Muslim,
Turmudzi, Nasai dan lbnu Majah dari Anas RA menyatakan bahwasannya
56
"Tidak sempurna iman seseorang dari kamu sehingga aku (Nabi Muhammad
SAW) lebih dicintai olehnya daripada ia mencintai anaknya, orang tuanya dan
manusia semuanya."
Sedangkan menurut Benson (2000) proses rileks bisa didapat dengan kondisi
lingkungan yang tenang. Pengkondisian relaksasi clapat optimal bila
lingkungan clisekitar tempat melakukan relaksasi lebih tenang. Lingkungan itu
meliputi antara lain suasana kamar yang sunyi, sepi, tanpa gangguan suara
yang bising. Namun pada kasus SM lingkungan disekitarnya bukanlah
lingkungan yang seperti dituturkan oleh Benson. Lingl<ungan sekitar SM
adalah lingkungan yang penuh para jama'ah disekelilingnya. Selain itu juga
dipenuhi oleh suara bacaan-bacaan Shalawat yang dijawab oleh jama' itu
sendiri.
Selain dari aspek keyakinannya, kondisi rileksnya juga ditunjang oleh aspek
sikap dan posisi yang nyaman. Menurut Benson dalarn relaksasi seseorang
sebaiknya memiliki sikap pasif dalam arti membiarkan saja seluruh masalah
mengalir dan digantikan dengan kepasrahan. Kepasrahan juga bisa diartikan
untuk tidak menuntut hasil relaksasi yang baik tanpa menikmati prosesnya
tersebut. Posisi tubuh yang nyaman, posisi relaksasi yang baik yaitu segala
posisi yang tidak memaksa tubuh dalam bergerak membuat nyaman. Posisi
57
yang baik antara lain, duduk bersandar pada kursi, duduk bersila, berlutut,
bergoyang-goyang dan juga tidur.
Menurut Anam (2003) dalam berShalawat sebaiknya seseorang
memvisualisasikan wujud Nabi Muhammad SAW dihadapannya, sebagai
sesosok manusia bercahaya dengan pakaian cahaya dan dan penuh
keharuman yang baik. Bersama dengan itu, bentuk Nabi SAW pun terpatri
dalam ruhani, dan ia pun berlaku lemah lembut terhadap Beliau yang
memungkinkan memperoleh keutamaan dari rahasia cahayanya.
Penjelasan diatas merupakan teori yang mendukung pernyataan SM
mengenai penghayatannya ketika sedang membaca shalawat. Baginya hal
itu perlu dilakukan agar sekiranya bacaan Shalawatnya dapat memberikan
efek rileks kepada dirinya, selain itu agar shalawat yang dibacanya dapat
teraplikasi dalam kehidupan kesehariannya. la sangat takut apabila dirinya
tidak bisa menghayati Shalawat, karena ia tidak ingin dikatakan cintanya
palsu terhadap Nabi Muhammad SAW.
Kecintaan kepada Nabi juga merupakan dasar bagi dirinya untuk membaca
Shalawat, karena menurutnya cinta kepada Nabi merupakan hal yang paling
utama setelah cinta manusia kepada tuhannya yaitu Allah SWT.
58
Allah SWT berfirman :
Artinya :"Katakanlah : 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah maha Pengampun lagi ma ha pen ya yang."
Menurut Najati (2003) Mencintai Allah Taala dan Rasulullah bagi seorang
mukmin adalah suatu kenikmatan dan kebahagiaan yang tiada tara
dibandingkan dengan kenikmatan maupun kebahagiaan apapun yang ada
didunia. Dengan kedua rasa cinta tersebut seseorang akan mampu
merasakan manisnya iman. Diriwayatkan dari Anas RA bahwa Rasulullah
SAW bersabda :
"Ada tiga ha!, barang siapa memi/iki ketiga ha/ tersE1but, maka dia akan merasakan manisnya iman : hendaknya Allah dan Rasu/nya /ebih ia cintai dibandingkan dengan yang /ainya, hendak/ah ia mencintai dan membenci seseorang karena Allah, dan hendaklah dia tidak suka kepada kekufuran sebagaimana dia tidak senang kalau dilemparkan kedalam api neraka."
Teknik Membaca Shalawat 1. Qauliyah (ucapan)
mencakup
• Bacaan (lisan)
• Suara
Tabel 4.3. Proses Relaksasi SM
Keterangan
Setiap shalawat yang dibacanya selalu ia laukan secara lisan.
Suara lantangnya membuat dirinya bersemangat dalam membaca shalawat
Macam-ma cam Keterangan Relaksasi 1. Re la ks asi
ran Kesada lndera
• Teli nga Menurutnya jika sudah mengalami posisi rileks maka suara-suara yang menggangu tidak akan terdengar Begitu juga dengan hidung tanpa wewangian
• lrama
2. Fi'liyah mencakup • Gerakan
• Posisi tubuh
• Sikap
3. Qolbiyah (perasaan)
• Penghayatan
• Kecintaan
• Kevakinan
Baginya irama juga menjadi salah satu penunjang agar bacaan shalawatnya terasa lebih nikmat
SM tidak melakukan gerakan-gerakan sekecil apapun
SM sangat menyukai posisi duduk sila, karena posisi ini lah yang menurutnya paling nyaman
la selalu memperlihatkan sikap merendah dengan cara membungkukan kepala
Bentuk penghayatannya dalam shalawat adalah dengan membayangkan bahwa Rasulullah hadir dihadapannya
Menurutnya bohong jika seseorang membaca shalalawat jika tidak didasari dengan kecintaan kepada Nabi
Keyakinannya adalah Allah akan membalas shalawatnya dengan kebaikan dunia dan akhirat
• Hidung
• Mata
2. Relaksasi otot (mengurangi kecemasan dengan cara melemaskan otot
3. Relaksasi melalui Teknik • Hipnosa
• Meditasi
• Yoga
59
dirinya sudah dapat mencapai keadaan rileks Sama halnya dengan kedua matanya. Sebab menurutnya kalau sudah yakin maka sesuatu apapun tidak akan terasa jika sudah merasakan kenikmatan Yang ia rasakan, ototnya terasa melemas
SM tidak menggunakan teknik ini
la juga tidak menggunakan teknik ini
Begitupun pada teknik ini
60
4.2.2. Kasus AK
4.2.2.1. Deskripsi Umum Subyek
AK lahir di Jakarta pada tanggal 30 November 1981, dan bersekolah di Ml
Assu'dawiyah, MTS. Raudotul Ulum, MA,. Al-Khoiriyah. Unifersitas Islam
Negeri merupakan tempat study AK dalam bidang kependidikan. AK
menyelesaikan tugas akhirnya di Majelis Rasulullah yang berjudul Peranan
Majelis Rasulullah Dalam Membina Akhlak Para Pemuda1 pada tahun 2003.
Karena kesibukan AK membuat skripsi mengharuskannya untuk selalu aktif
mengikuti kegiatan Majelis Rasulullah dimana saja berada1. Hingga suatu saat
AK mengikuti kegiatan Pesantren Kilat yang dilakukan Majelis Rasulullah.
ketika itu AK diperintahkan untuk mengumandangkan azan shalat maghrib.
Mendengar suara merdu AK, maka H Munzir meminta AK untuk selalu aktif di
Majelis Rasulullah guna membaca Shalawat dihadapan para jama'ah Majelis
Rasulullah.
4.2.2.2. Deskripsi Shalawat
Menurut AK pengertian kita shalawat kepada Nabi, ialah mengakui
Kerasulannya serta memohon kepada Allah agar Allah melimpahkan
kemuliaan dan kehormatan tertinggi diantara seluruh makhluk. ltulah
tanda penghormatan kita kepada beliau walaupun Rasulullah ticlak perlu
lagi do'a kita, karena beliau maksum (tidak mempunyai dosa), akan
61
tetapi doa kita hanyalah sebuah rasa cinta dan ungkapan terima kasih
karena tidak mampu membalas jasanya yang sangat luar biasa. Ibara!
kita mengucapkan terima kasih kepada orang yang sangat kaya raya,
sebenarnya dia tidak lagi memerlukan uang dari kita, karena dia
sudah berkecukupan, akan tetapi ungkapan terima kasih itu diwujudkan
dengan memberikan sekuntum bunga atau souvenir yang tidak ada
harganya jika dihitung dengan uang, namun memberikan muatan rasa
hormat yang tinggi.
Nabi bersabda :
"Apakah tidak lebih baik saya khabarkan kepadamu tentang orang yang dipandang sebagai manusia yang sekikir-kikirnya ?? menjawab shahabat :baik benar, Ya Rasulullah . maka Nabi pun bersabda : orang yang disebut namaku dihadapannya, maka tiada ia bershalawat kepadaku, itulah manusia yang sekikir-kikirnya." (HR At Thurrnudzy dari Ali, Al Mirqah).
4.2.2.3. Deskripsi Peranan Shalawat Terhadap Relaksasi
Pada tahun 2004 AK mulai aktif secara rutin, setiap pembacaan Shalawat di
Majelis Rasulullah AK selalu mengalunkan suaranya setelah IH membaca
Shalawat. Didalam membaca Shalawat AK selalu mengiramakan bacaan
Shalawatnya. la membuat sendiri irama-irama bacaan dan menjadikan ciri
khas yang ada pada dirinya. Didalam melakukan pembacaan Shalawat AK
dalam posisi bersila.
62
Pembacaan Shalawat yang dilakukan AK tergantung pada kondisinya saat
itu, ketika AK membacanya dalam keadaan tidak konsentrasi mal<a tidak
al<an ada efeknya pada jasmani dan rohaninya. Lain hal l<etika ia membaca
Shalawat dengan penuh penghayatan maka AK akan merasakan
ketenangan. Untuk menyiasati agar AK dapat berkonsentasi, AK sudah
memulainya disaat ia sedang memasuki ruang majelis.
AK berkata : ... "Ketika kita masul< kerumah Allah, seakan-akan dapat AK melupakan dunia luar. Di saat itu saya merasa sebagai makhlul< yang lemah. Maka saya al<an merasal<an ketenangan yang hakiki, maka seketika itu juga kita akan mengeluarkan air mata."
AK sangat meyakini dalam membaca Shalawat, tujuannya adalah mahabbah
kepada Rasul, karena dengan membaca Shalawat nantinya akan
mendatangkan syafaat Nabi di Yaumil Akhir l<elak. Merasal<an dalam
kehidupan sehari-harinya baik jahir maupun batin. Secara batin ia merasakan
kemajuan-kemajuan pada dirinya dalam hal ilmu agama, semangat menuntut
ilmu, dan ketenangan batin. Sedangl<an secara jahir AK menemukan rizkinya
al<ibat dari keaktifannya membaca Shalawat. la mengaku banyak mengajar
membaca Shalawat dibilangan manggarai, cimanggis, kernayoran, buncit. AK
sangat bergembira sekali ketika ia dapat melihat muriid-muridnya pandai
membaca Shalawat, bahkan dapat melebihi dirinya sendiri.
Dalam menghayati bacaan Shalawat bagian tubuh AK SE!lalu begerak ketika
membaca Shalawat, khususnya pada bagian kepala, kepalanya selalu
bergoyang-goyang ketika lisanya melantunkan Shalawat. Dalam menghayati
63
Shalawat AK meyakini dapat lebih khusyuk ketika membacanya bersama
para jama'ah, juga dipengaruhi oleh wewangian yang tercium lewat
hidungnya. Sesaat AK lebih menyul<ai memejamkan matanya untuk
menambah kekhusyukan dalam membaca Shalawat.
AK berkata : ..... "Menurut ana wewangian sangat mempengaruhi kekhusyukan membaca Shalawat, kalau ana lagi ~Ja enak. Paling ana mengoleskan sedikit minyak wangi kehidung. Enak, nafas ana biasanya lebih panjang."
AK juga mengatakan, pikiran juga dapat menetukan konsentrasi dalam
membaca Shalawat, tapi bisanya pikiran yang menyulitkan akan hilang ketika
dirinya sedang asyik melantunkan Shalawat. Hal itulah yang menjadi
penyebab ketertarikan dirinya terhadap Majlis shalawat. Dirinya akan
merasakan ketenangan yang menurutnya sangat sulit untuk didapatkan.
Analisis Kasus AK
Relaksasi merupakan latihan olah tubuh dengan beberapa stimulus yang
dapat membangkitkan respon rileks pada diri seseorang stimulus yang dapat
membangkitkan respon rileks pada diri seseorang. Pada kasus AK relaksasi
yang didapatkan didominasi oleh alam konsentrasinya yang juga dipengaruhi
oleh factor keyakinan subyek terhadap bacaan yang akan dibacanya.
Rasulullah bersabda "Saya mendengar Hasulullah SAW. Bersabda:"Janganlah kamu menjadikan kuburku menjacli persidangan hari raya. BerShalawatlah kepadaku karena Shalawatmu sampai kepada ku dimana saja kamu berada." (H.R. An-Nasai, Abu Dawucl dan Ahmad serta disahihkan oleh An-Nawawi).
64
Menurut Purnawarman (2007) Relaksasi bisa dilakukan dengan beberapa
cara, antara lain melalui relaksasi auditorial (dengan rangsang pendengaran
melalui pendengaran musik atau bunyi-bunyian), relaksasi olfaktori (dengan
rangsang penciuman menggunakan aroma terapi), relaksasi visual (dengan
rangsangan penglihatan melalui visualisasi warna atau bentuk tertentu) dan
terakhir relaksasi tubuh (dengan rangsangan psikornotorik tubuh melalui
berbagai gerakan olah tubuh dengan posisi tertentu). Sejalan dengan kasus
AK, ia baru dapat berkonsentrasi dan lebih nyaman jika rnencium wewangian
dari hidungnya.
Dalam wawancaranya AK mengatakan, ia selalu membacakan Shalawatnya
dengan suara yang berirama yang ia sukai. Hal ini sejalan dengan yang
diakatakan Perrinii (2005), terapi suara merupakan salah satu stimulus
auditorial yang dapat menciptakan gelombang alpha pada manusia. Ketika
gelombang alpha telah tercipta dan mensitumulus otak melalui indera
pendengaran, maka seseorang akan mulai focus dalam kondisi alpha. Dalam
kondisi ini seseorang mulai rileks. Dan memasuki dalam tahap kedalaman
kesadaran.
Dalam hal keyakinan subyek AK juga memiliki banyak referensi yang ia
yakini. Menurutnya Shalawat akan menolong dirinya diakhirat kelak untuk
mendapatkan syafaat Nabi Muhammad SAW. Zakro (dalam Anam, 2003)
salah satu menyatakan buah matang yang dapat dipel!ik seorang hamba
65
dengan membaca Shalawat kepada Rasulullah SAW dan adalah Shalawat
adalah sebab memperoleh syafa'at/pertolongan.
AK sangat yakin dengan Shalawat, menurutnya dengan membaca Shalawat
seorang umat akan mencapai kedekatan dengan Rasulullah SAW, modal
kedekatan dengan sang Nabi bisa digunakan untuk meraih keridhaan Allah
SWT. Sebab dengan demikian dapat membiasi perilaku keseharian,dirinya
merasa lebih tenang dalam menghadapi permasalahan yang datang
setiapharinya.
Selain itu AK juga menghayati setiap bacaan Shalawat yang dibacanya,
menurutnya tanpa didasari dengan penghayatan, membaca Shalawat adalah
suatu perbuatan yang sia-sia. Tanpa penghayatan menurutnya tidak akan
menambah kecintaan seorang manusia kepada Nabi Muhammad, sebab
dengan menghayati bacaan Shalawat secara otomatis akan menambah
kecintaan manusia dengan Nabi Muahammad.
AK mendasari bacaan setiap Shalawat dengan aspek kecintaan, menurutnya
dengan mencintai Rasulullah SAW manusia akan menempuh jalan yang lurus
untuk mendapatkan setiap kemudahan disaat manusia hidup dialam dunia.
Sebab dengan mencintai manusia yang memiliki segala aspek positif, maka
secara otomatis si pencinta akan selalu mengikuti apa yang pernah dilakukan
semasa Rasulullah masih hidup.
66
Allah SWT telah berjanji akan mencintai dan mengampuni dosa orang-orang
yang mau mengikuti Rasulullah dan menganjurkan orang lain untuk
melakukan perintah beliau. Allah SWT dalam hal ini berfirman :
"Katakanlah : 'jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang
AK sangat merasakan efek rileks ketika sedang membac:a Shalawat, dirinya
merasa bagaikan orang yang paling bahagia hidup didunia ini. Didalam
wawancaranya ia menyatakan bahwa Shalawat adalah salah satu cara yang
ia gunakan disaat masalah-masalah menghampirinya. Hal ini sejalan dengan
teori yang diungkapkan Benson, didalam bukunya ia menuliskan bahwa
relaksasi memberi jeda untuk pikiran seseorang dari serangan gencar mental
dan keruwetan pikiran. Caranya dengan menggunakan peranti verbal, seperti
bunyi, kata, doa atau frase. Relaksasi dapat digunakan untuk membangkit
kanfaktor keyakinan, ketika kepercayaan pribadi memperkuat tenaga batin
untuk melawan suatu ketegangan.
Menurut Najati (2003) setelah rasa cinta kepada Allah yang dianggap rasa
cinta paling tinggi, tahapan berikutnya adalah cinta kepacla Rasulullah SAW,
cinta kepada Allah dan Rasulullah merupakan dua rasa cinta yang sangat
penting dimiliki oleh manusia. Keduanya menempati tingkat teratas apbila
dilihat dari perspektif spiritualitas dan kejernihan hati. Den!~an mencintai Allah
67
taala dan Rasulullah seorang Mukmin akan merasakan kenikmatan dan
kebahagiaan yang tiada tara dibandingkan dengan kenikmatan maupun
kebahagiaan apapun didunia. Dengan kedua rasa cinta tersebut seseorang
akan mampu merasakan manisnya iman.
Teknik Membaca Shalawat 4. Qauliyah (ucapan)
mencakup • Bacaan (lisan)
• Suara
• lrama
5. Fi'liyah mencakup • Gerakan
• Posisi tubuh
Tabel 4.4. Proses Relaksasi AK
Keterangan
AK menyukai shalawat dibacakan secara lisan
lebih jika
Dengan bersuara shalawat lebih enak dibandingkan didalam hati
Menurutnya irama akan membuat dirinya tambah rile ks
Deng an sendirinya kepalanya bergerak mengikuti irama yang dibacanya
AK sangat menyukai posisi duduk sila, karena posisi ini lah yang menurutnya paling nyaman
Macam-macam Relaksasi 4. Relaksasi
Kesadaran lndera • Telinga
• Hidung
• Mata
5. Relaksasi otot (mengurangi kecemasan dengan cara melemask:m otot
Keterangan
Telinganya juga berpengaruh dalam proses rile ks. Suara shalawat para jama'ah menjadikan penyebabnya
Keadaan rile ks akan lebih mudah ia dapatkan ketika ia mencium wewangian
Matan ya tidak terpejam jika sedang membaca shalawat Yang ia ototnya biasanya normal
rasakan, seperti orang
68
• Sikap la selalu memperlihatkan sikap merendah dengan cara membungkukan badannva
6. Qolbiyah (perasaan) : 6. Relaksasi melalui
• Penghayatan Baginya Teknik penghayatan merupakan hal • Hipnosa AK tidak yang sang at menggunakan penting, tan pa teknik ini itu hasilnya nihil
• Meditasi la jug a tidak menggunakan teknik ini
• Kecintaan Menurutnya aspek kecintaan • Yoga Begitupun pad a adalah penting teknik ini karena percuma jika bershalawat tidak didasari dengan kecintaan
• Keyakinan Keyakinannya adalah Allah akan membalas shalawatnya dengan kebaikan dunia dan akhirat
4.2.3. Kasus IH
4.2.3.1. Deskripsi Umum Subyek
IH dilahirkan di Jakarta pada tanggal 6 November 1983, ia anak tertua dari 3
bersaudara. Kedua adiknya masih melanjutkan sekolahnya dibilangan
Trogong Jakarta Selatan, kesehariannya saat ini ia habiskan di Majlis
Rasulullah. Profesi ayahnya saat ini sebagai wirasuasta. IH berasal dari suku
69
betawi yang rumahnya terletak di JL. Trogong Jakarta Selatan. Masa study ia
habiskan di Ml. Fatahillah, MTSN 3 Pondok Pinang, MAN. 4 Pondok Pinang
Jakarta Selatan. Sejak kecil IH memang sudah gemar diclunia tarik suara, hal
itu disebabkan didikan ayahnya yang selalu mengalunkan suara indahnya
ketika membaca Al Qur'an. Seketika itu juga ia tertarik untuk mengikuti jejak
ayahnya didalam dunia tarik suara.
4.2.3.2. Deskripsi Shalawat
Menurut pendapat IH mengenai shalawat, bahwa shalawat adalah salam
penghor-matan kepada Nabi Muhammad SAW atau juga bisa disebut
ekspresi dari rasa cinta dan rasa keterikatan yang erat antara Rasul dengan
ummatnya. Disamping itu pula sahalawat juga merupakan sarana untuk
menyampaikan salam yang akan disampaikan oleh melaikat kepada
Rasulullah, sehingga kita di kenal oleh beliau. Dengan banyak bershalawat
kepada Nabi, pastinya Allah akan membukakan syafa'at Nya kepada kita
semua. Rasululah SAW mempunyai hak yang harus dipenuhi umatnya, di
antara hak itu adalah kewajiban kita mencintainya dengan memperbanyak
membaca shalawat.
Rasulullah SAW bersabda : "Kalau orang bershalawat kepadaku, maka malaikat juga akan mendoakan keselamatan yang sama baginya, untuk itu hendaknya dilakukan, meski sedikit atau banyak." (HR'.. lbnu Majah dan Thabrani).Sabda Nabi SAW, "Manusia yang paling uatama bagiku adalah yang paling banyak shalawatnya." (HR. at-Tirmidzi)
70
Besar sekali pahala dan fadhilah shalawat kepada Nabi SAW. Hendaklah
orang beriman selalu mengucapkan shalawat, karena Rasulullah SAW
adalah perantara yang agung dari seluruh rahmat dan kenikmatan yang telah
diterima manusia. Fadhilah atau keutamaan membaca shalawat, diantaranya
adalah untuk menerangi hati yang gelap, menghindari kepikunan, sebagai
wasilah dengan Allah, memudahkan masuknya rezeki.
4.2.3.3. Deskripsi Peranan Shalawat Terhadap Relaksasi
Awai keberadaan IH adalah pada saat ia diajak oleh temannya ke masjid
almunawwar, pada masa H. Munzir mengajar kitab di masjid tersebut. Kala
itu IH diajak oleh salah satu teman sekolahnya yang hubungannya sangat
dekat dengan H. Munzir. Semuanya masih tergolong baru untuk kegiatan
pembacaan Shalawat. Diawal kegiatan itu IH hanya menjadi beking vocal
seorang temannya. Hingga akhirnya temannya itu idak dapat lagi aktif
dikarenakan oleh suatu hal, akhirnya IH lah yang men~1gantikan posisinya
sebagai vocal utama.
Dalam membaca Shalawat IH selalu mengiramakan lantunannya, ia selalu
mencari bagaimana cara membacanya. Masih banyak teks-teks bacaan
Shalawat yang ia belum tahu bagaiman iramanya. Selain itu ketika subyek
membaca Shalawat, ia selalu mengetuk-ngetukan cincin yang ada dijari
71
kelingkingnya pada microvon yang ia pegang, setelah itu akan berpengaruh
kepada badannya yang terkadang juga ikut-ikutan bergerak.
Secara mendalam baginya Shalawat dapat menjadi obat bagi dirinya. ltu
terbukti pada saat dirinya sedang sakit kepala maka dengan membaca
Shalawat akan menyembuhkan kondisi fisiknya.
Menurutnya Shalawat harus dibaca dari jiwa yang paling dalam, karena
dengan begitu akan berpengaruh kepada jiwa jama'ah yang
mendengarkannya. Para jama'ah yang hadir juga akan meraskan nikmatnya
membaca Shalawat secara berjama'ah.
la sangat yakin bahwa dengan membaca Shalawat ak.an membawa dirinya
kepada kecintaan terhadap Rasulullah yang akan mengakibatkan terbukanya
seluruh pintu kemulyaan. Dengan kita mencintai rasul kita akan tahu apa
yang dicintai Rasul dan akhirnya akan mengetahui sunnah Rasul.
IH berkata : ... "Deng an berShalawat, timbulnya pujian kita ini kan timbul dari rasa cinta. Misalnya kita punya pacar, pasti kita akan memujinya setiap saat."
Ada salah satu syair yang ia yakinkan dalam berShalawat yaitu Hasyaka ya
rasu/ullah hi tardo wa pii naman yuazzabu aw yusa u, yang artinya mustahil
rasulullah ridho melihat umatnya yang membaca Shalawat merasa
kesusahan hidup didalam dunia. Dengan refernsi yang ia dapat dari gurunya
72
ini, menyebabkan dirinya selalu melazimkan Shalawat agar setiap kesusahan
menjauh dari kehidupan kesehariannya.
IH akan lebih khusyuk bila suasana sangat sendu, konsentrasinya bisa buyar
jika mendengar dering suara HP. Jika keadaannya dernikian ia rnengakui
tidak dapat lagi menikmati lantunan Shalawat. Disaat itu ia akan merasa
kesal dan harus cepat-cepat mengembalikan konsentrasinya seperti pada
awalnya. Selain dari itu, dirinya juga merasa terganggu bila melihat sesuatu
yang tidak ia sukai. Maka secara otomatis konsentrasinya menjadi pecah.
Bagi IH Shalawat akan membawa efek tenang pada dirinya, selain itu dirinya
akan merasa senang, sejahtera, nyaman clan tentram. Ketika dirinya
dirundung oleh banyak masalah dirinya selalu membaca salawat. Apalagi
saat ini IH sudah menanggung beban ekonomi keluarganya. Beban itu ia
pikul karena ia merasa sebagai anak yang paling tua dan memiliki beberapa
orang adik yang masih membutuhkan bantuan biaya pendidikan.
Analisa Kasus IH
Menurut Najati seorang pecinta akan menaati, tunduk dan patuh pada
kekasihnya. Begitu juga kecintaan kepada Allah dan Rasulnya merupakan
salah satu faktor utama untuk mendidik jiwa kaum muslimin agar patuh
kepadanya. Kecintaan kepada Allah dan Rasulnya bisa menguatkan
73
keikhlasan dan mengokohkan komitmen seseorang untuk berpegang pada
nilai dan ajaran Islam. Dia akan senantiasa berada didalam koridor ajaran
Rasaulullah SAW, belajar dari beliau, mengikuti tauladannya dan
menganjurkan orang lain seperti apa yang pernah beliau perintahkan.
Allah SWT telah berjanji akan mencintai dan mengampuni dosa orang-orang
yang mau mengikuti Rasulullah dan menganjurkan orang lain untuk
melakukan perintah beliau. Allah SWT dalam hal ini berfirman dalam surat AL
IMajelis Rasulullahan ayat 31 :
"Katakanlah : 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penya yang."
Penjelasan diatas sejalan dengan apa yang dikatakan IH dalam
wawancaranya mengenai konsep kecintaan ketika dirinya sedang membaca
Shalawat. Menurutnya adalah bohong jika seseoran~J yang membaca
Shalawat tidak didasari dengan perasaan cinta. la menganalogikan seperti
seseoran pria yang sedang jatuh cinta dengan wanita. Pasti kapanpun dan
dimana pun akan selalu teringat akan wajah dan perilakunya sehingga akan
menimbulkan pujian kepada sang kekasih tersebut.
74
IH sangat yakin dengan bacaan Shalawatnya, ia menerangkan dari beberapa
kosidah yang dibacanya. Rasulullah tidak akan ridho jik.a melihat umatnya
yang hidup didunia ini mengalami kesusahan.
Benson mengatakan seseorang harus memilih satu kata atau frase singkat
yang mencerminkan keyakinan. Kerena bagian terpentin~J dari dari relaksasi
adalah penggunaan kata atau frase sebagai focus atau pengantar meditasi.
Dengan, menggunakan kata atau frase dengan makna khusus, seseorang
akan mengaktifkan keyakinan yang akan mendorong efek placebo yang
sehat.
Dikala membaca Shalawat IH selalu melantunkannya dengan irama yang
sangat merdu. Baginya semua Shalawat ada iramanya tidak ada Shalawat
yang tidak ada iramanya. IH sangat terganggu sekali apabila ia mendengar
suara-suara seperti hp atau yang lainnya. Hal ini sejalan dengan apa yang
dikatakan Campbell (2004), terapi suara adalah sebuah area getaran bunyi
yang dapat menghasilkan bahasa, musik atau tone (suara/bunyi) dengan efek
penyembuhan. Apabila ketiga hal itu terorganisir, seseorang dapat
menghasilkan kata-kata, ide-ide, mengutarakan perasaannya, dan
mengekspresikan sesuatu. Suara dapat menyentuh bagian otak dan tubuh
melalui kulit, tulang dan telinga, bahkan saat kita dalam keadaan koma
sekalipun. Saat ritme, melodi dan harmoni terorganisir dengan baik menjadi
75
irama yang indah, maka pikiran, tubuh, semangat dan emosi seseorang bisa
terbawa dalam harmonisasinya.
Posisi yang nyaman menurut IH adalah posisi duduk bersimpuh, karena
dengan begitu dapat menunjukan sikap rendah diri. Hal ini ia ketahui dari
sejarah seorang ulama yang bernama Syeikh Abu Bakar bin Salim, yang
selalu duduk bersimpuh untuk menunjukkan sikap rendahnya dihadapan
Allah. Sejalan dengan itu Benson mengutarakan posisi tubuh yang nyaman
merupakan hal penting agar tidak timbul ketegangan otot untuk menurunkan
tekanan darah.
IH juga menyatakan dalam wawancaranya, jika dirinya telah mencapai
puncak kekhusyukan, maka dirinya tidak merasa tidak melihat kumpulan
jama'ah yang ada dihadapannya. Hal ini juga seja;a dengan teknik hipnosa
yang merupakan kedaan menyerupai tidur, yang bisa dibangkitkan oleh
orang lain, dimana terdapat keadaan suggestibiltas yang memuncak serta
pelbagai gejala-gejala motorik maupun sensorik yang bisa ditimbulkan
maupun hal-hal yang bertalian dengan daya ingat.
Teknik Membaca Shalawat 7. Qauliyah (ucapan)
mencakup • Bacaan (lisan)
• Suara
• lrama
8. Fi'liyah mencakup • Gerakan
• Posisi tubuh
Tabel 4.5. Proses Relaksasi IH
Keterangan
Didalam bershalawat I H lebih sering secara lisan
IH lebih menyukai shalawat dengan suara disbanding didalam hati
Menurutnya semua bacaan shalawat adalah berirama
Secara otomatis jari-jarinya bergerak mengikuti irama
Duduk bersimpuh lebih ia suakai karena memudahkan
Macam-macam Relaksasi 7. Relaksasi
Kesadaran lndera
• Telinga
• Hidung
• Mata
8. Relaksasi otot (mengurangi kecemasan dengan cara melemaskan otot
76
Keterangan
Telinganya juga berpengaruh dalam proses rileks. Jika mendengar suara yang tidak diinginkan akan menganggu konsentrasinya
IH tidak dipengaruhi wewangian untuk mencapai kondisi Rileks
Jika melihat sesuatu yang menganggu maka konsentrasinya bisa buyar
Matan ya tidak terpejam jika sedang membaca shalawat
Jika sudah selesai membaca shalawat ototnya badannya terasa lebih segar.
pernafasan
• Sikap la selalu memperlihatkan sikap rendah diri dengan bersikap so pan santun dan sewajarnya
9. Qolbiyah (perasaan) :
Penghayatan Pengayatan sang at diperlukan karena selain berpengaruh kepada dri sendiri jug a berpengaruh kepada jama'ah yang laiinya
• Kecintaan Deng an membaca shalawat pastinya akan menimbulkan perasaan cinta kepada Nabi
• Keyakinan Keyakinannya membaca adalah hal terpenting agar dirinya dapat mencintai Rasulullah
9. Relaksasi melal Teknik
• Hipnosa
• Meditasi
• Yoga
ui
77
Jika sudah mengalami keadaan rile ks maka terkadang ia mengalami keadaan setengah tidak sadar
la menggunakan metode ini
tidak
Metode ini tidak digunakan ileh IH
78
4.2.4. Kasus Ml
4.2.4.1. Deskripsi Umum Subyek
Mi dilahirkan di Jakarta pada hari minggu tanggal 11 ja1nuary 1978, masa
kecilnya ia bersekolah di Mi. Alfalah pada tahun 1993 kernudian pada tahun
ia melanjutkan pedidikannya di MTS Raudatul Ulum pada tahun 1996 setelah
lulus ia melanjutkan studynya di SMA Teladan yang terletak dibilangan Duren
Tiga. Aktivitasnya kesehariannya adalah mengajarkan pernbacaan shalawat,
selain itu ia juga rnelakukan terapi yang disebut gurrah dan berdagang
rninyak wangi. Ml adalah anak lelaki yang paling tua dari 3 bersaudara,
statusnya saat ini sudah menikah pada tahun 2001 dan memliki dua anak
yang paling tua saat ini genap berusia 5 tahun. Ml sudah rnengikuti MR pada
tahun 1999, pada awalnya ia diajak oleh salah seorang temannya untuk ikut
salah satu kegiatan MR dibilangan Warung Jati. Pada awalnya ia sarna sekali
tidak ada niat untuk rnengaji di rnajlis tersebut, seiring berjalannya waktu ia
pun tertarik untuk ikut mengaji secara rutin. Dikarenakan keaktivannya
mengikuti kegiatan tersebut maka pada tahun 2000 ia rnulai dipercaya untuk
rnernbaca shalawat dihadapan para jama'ah.
4.2.4.2. Deskripsi Shalawat
Bagi Ml arti shalawat adalah suatu gerbang yang men~1hubungkan antara
Allah dengan hambanya melalui perantara yang rnulia Nabi Muhammad.
Seblum rnanusia bershalawat dialam dunia ini, Allah sudah lebih dahulu
79
bershalawat kepada Nabi. Segala sesuatu yang ada dialam dunia ini
diciptkan oleh Allah dkarenakan kecintaan Allah terhadap Nabi Muhammad,
dan penciptaanyapun menggunakan cahaya Nabi Muhammad. Hanya
Rasulullah lah yang paling indah dari segala keindahan. la juga mengatakan
seandainya manusia dimasukkan kedalam syurga yang didalamnya terdapat
banyak kenikmatan, maka rasa nikmat itu akan berkurang apabila
didalamnya tidak terdapat Rasulullah SAW. Sampai-sampai kunci syurga saja
Rasulullah yang memegangnya. Allah SAW menciptakan segala sesuatunya
berasal dari cahaya Rasulullah, akibat dari cahaya Rasulullah maka
terciptalah matahari, dan bulan. la mengatkan yang dikutip dari hadist bahwa
percepatlah jalanmu wahai hamba Allah (di siratal mustakim) karena
cahyamu membakar diriku. Neraka yang diciptkan dari api dapat terbakar
oleh cahaya Rasulullah hal itu dikarenakan cahaya Rasulullah memadamkan
cahaya api neraka.
Selain itu shalawat juga dapat dijadikan suatu wasilah untuk mengikis habis
dosa-dosa pada manusia. la menceritakan peristiwa Nabi Adam yang
diturunkan kebumi lantaran memakan buah khuldi, clisaat Nabi Adam
diturunkan kebumi ia melihat nama Muhammad yang bersanding dengan
nama Allah yang tertulis dipintu syurga. Barang siapa yang mencintai Allah
maka ia diwajibkan untuk mencintai Rasulullah. Setiap orang yang
mempunyai hubungan dengan Rasulullah maka Allah akan memberikan
80
segala kesalahannya menjadi kebaikan selain itu ju~ia akan diperbaiki
keadaannya serta memulikannya didunia maupun diakhirat. Segala sesutu
dapat mulia disababkan nabi Muhammad contohya para ulama, waliyullah,
serta para muballigh.
4.2.4.3. Deskripsi Peranan Shalawat Terhadap Relaksasi
Disaat Ml membaca shalawat dirinya selalu berjuan~J untuk mencapai
kekhusukan, dirinya tidak mau dikatakan dapat khusuk dikarenakan mengutip
pernyataan Nabi Daud yang menyatakan bahwa diriku tak dapat bersyukur
karena syukurku berasal dari Allah. Dirinya sangat ta1kut untuk merasa
khusuk karena takut syaitan masuk dalam dirinya sebab manusia masih
banyak kekotoran dimana-mana. Berbeda orang yang berjuang untuk khusuk
ia mencontohkan kepada Imam Ali Zainal Abidin yang selalu berjuang untuk
khusuk didalam shalatnya sampai-sampai ia tidak merasakan bahwa sorban
yang ada dipunggungnya sudah diambil oleh orang lain, sehingga orang
tersebut bertaubat kepada Allah.
Ml berkata : "kalo ana ga berani bilang diri ana bisa khuyuk, seperti yang Nabi Daud bilang. Bahwasannya Syukurku berasal dari Allah. Kala ana merasa khusyuk takutnya syaithan yang masuk.
Ml sangat berharap sekali bacaan shalawatnya didengar oleh Rasulullah,
walaupun secara syariat bacaanya shalawatnya memang sampai kepada
Rasulullah. Bagi dirinya tidak ada perasaan puas ketika kita sedang asyik
81
bershalawat kepada Rasulullah. Contohnya seperti yang dikatakan oleh
gurunya, seandainya Allah memberikan 1000 nyawa untuk dihabiskan
didalam berjuang menegakkan agama Allah dapat dipastikan orang tersebut
tidak akan merasa puas dikarenakan memang seperti itulah bagi jiwa-jiwa
para pejuang. Sama seperti dirinya yang merasa tidak ada puas-puasnya
ketika membaca shalawat. Dirinyapun tidak dapat menggambarkan suasana
batinya disaat sedang keasyikan membaca shalawat, sampai-sampai
badannya ikut bergoyang disaat membaca shalawat.
Ml berkata : "kalo seseorang sudah dapat merasakan enaknya baca shalawat, pasti ia tidak akan merasa puas. Sebab semakin lama, malah menjadi semakin nikmat".
Didalam membacakan shalawat Ml selalu mengiramakan bacaan
shalawatnya karena hal seperti itu membawa dirinya tambah asyik didalam
melantunkan shalawat. Selain dari pada ia selalu berusaha untuk
melantunkan suaranya yang paling merdu sebagi wujucl pemberikan yang
terbaik untuk Rasulullah.
Analisis Kasus Ml
Beberapa peneliti membutikan bahwa relaksasi dapat menurunkan taraf
keluhan fisik pada klien gastritis dan ulkur peptikum kronis. Farmakoterapi
sering diberikan hanya untuk menghilangkan keluhan saja, namun tidak dapat
mengurangi stres emosi sedangkan relaksasi progresif sangat berperan
82
dalam mencegah sires dan meminimalkan efek dari sires, yang memungkinkan
klien unluk mengonlrol lubuh merespon kelegangan dan kecemasan
sehingga dapal menurunkan angka kesakilan dan kamalian (Koziea dan
Erb, 1997), (http://lib.ugm.ac.id/dala/pubdata/relaksasi.pdf]1
Black (1993) dalam Haryanto dkk mengatakan bahwa Relaksasi merupakan
leknik unluk menurunkan kelegangan otol dan menurunkan kecemasan akibal
stres. Rekasasi progresif digunakan unluk menghilangkan berbagai macam
masalah fisik dan psikologi yang dapat menurunkan konlraksi dan
kelegangan olot. Secara fisiologis latihan relaksasi progresif akan
mengurangi aklivitas saraf simpalis yang mengembalikan tubuh pada
keadaan seimbang, dari pada pupil, pendenganran, teka1nan darah, denyut
janlung, pernapasan dan sirkulasi kembali normal dan otol-otot menjadi relaks.
Respon relaksasi merupakan efek penyembuhan yang memberikan
kesempalan untuk berislirahal dari sires lingkungan eksternal dan sires internal
(Davis, 1995). Lalihan relaksasi progresif berpengaruh lerhadap elemen dari
sistem imun. Latihan ini akan meningkalkan 13-endorpin dan menurunkan
kolekolamin. 13-endorpin berinleraksi dengan Hypothalamic Pitatary Adrenal
Axis (HPA Axis) untuk mengubah faktor-faktor yang memberi signal pada
hipotahalamus dan mengubah stimulus cemas akibat stressor menjdi
suasana senang, dangan nyaman.
83
Pernayataan diatas terbukti seperti yang dialami dalam kasus Ml, ia dapat
rileks akibat rangsangan darii internal (dalam dirinya) berupa hal-hal yang
dapat menambah keyakinannya terhadap manfaat/ keutamaan yang akan ia
dapatkan dari membaca Shalawat. Hal itu sejalan dengan pendapat dari
Benson (2000) yang mengatakan bahwa peran mental seseorang punya
peran sangat besar dalam memperoleh keadaan rileks.
Dari Anas ra., dari Rasulullah SAW beliau bersabda, "Wahai manusia,
sesungguhnya orang yang paling selamat diantara kalian pada hari kiamat
dari ketakutan dan guncangannya ialah orang yang palin9 bershalawat alas
diriku didunia.
Sedangkan menurut Benson (2000) proses rileks bisa didapat dengan kondisi
lingkungan yang tenang. Pengkondisian relaksasi dapat optimal bila
lingkungan disekitar tempat melakukan relaksasi lebih tenang. Lingkungan itu
meliputi antara lain suasana kamar yang sunyi, sepi, tanpa gangguan suara
yang bising. Namun pada kasus Ml lingkungan disekitarnya bukanlah
lingkungan yang seperti dituturkan oleh Benson. Lingkungan selcitar SM
adalah lingkungan yang penuh para jama'ah disekelilingnya. Selain itu juga
dipenuhi oleh suara bacaan-bacaan Shalawat yang dijawab oleh jama' itu
sendiri.
84
Selain dari aspek keyakinannya, kondisi rileksnya juga ditunjang oleh aspek
Sikap dan posisi yang nyaman. Menurut Benson dalam relaksasi seseorang
sebaiknya memiliki sikap pasif dalam arti membiarkan saja seluruh masalah
mengalir dan digantikan dengan kepasrahan. Kepasrahan juga bisa diartikan
untuk tidak menuntut hasil relaksasi yang baik tanpa menikmati prosesnya
tersebut. Posisi tubuh yang nyaman, posisi relaksasi yan9 baik yaitu segala
posisi yang tidak memaksa tubuh dalam bergerak membuat nyaman. Posisi
yang baik antara lain, duduk bersandar pada kursi, duduk bersila, berlutut,
bergoyang-goyang dan juga tidur.
Menurut Anam (2003) dalam berShalawat sebaiknya seseorang
memvisualisasikan wujud Nabi Muhammad SAW dihaclapannya, sebagai
sesosok manusia bercahaya dengan pakaian cahaya dan dan penuh
keharuman yang baik. Bersama dengan itu, bentuk Nabi SAW pun terpatri
dalam ruhani, dan ia pun berlaku lemah lembut terhadap Beliau yang
memungkinkan memperoleh keutamaan dari rahasia cahayanya.
Penjelasan diatas merupakan teori yang mendukun9 pernyataan Ml
mengenai penghayatanntanya ketika sedang membaca :Shalawat. Baginya
hal itu perlu dilakukan agar sekiranya bacaan Shalawatnya dapat
memberikan efek rileks kepada dirinya, selain itu agar Shalawat yang
dibacanya dapat teraplikasi dalam kehidupan kesehariannya. la sangat takut
85
apabila dirinya tidak bisa menghayati Shalawat, karena ia tidak ingin
dikatakan cintanya palsu terhadap Nabi Muhammad SAW.
Kecintaan kepada Nabi juga merupakan dasar bagi dirinya untuk membaca
Shalawat, karena menurutnya cinta kepada Nabi merupakan hal yang paling
utama setelah cinta manusia kepada tuhannya yaitu Allah SWT.
Allah SWT berfirman yang artinya :
Artinya :"Katakanlah : 'jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah maha Pengampun Jagi maha penyayang."
Menurut Najati (2003) Mencintai Allah Taala dan Rasulullah bagi seorang
mukmin adalah suatu kenikmatan dan kebahagiaan yang tiada tara
dibandingkan dengan kenikmatan maupun kebahagiaan apapun yang ada
didunia. Dengan kedua rasa cinta tersebut seseorang akan mampu
merasakan manisnya iman. Diriwayatkan dari Anas RA bahwa Rasulullah
SAW bersabda :
"Ada tiga ha/, barang siapa memiliki ketiga ha/ tersebut, maka dia akan
merasakan manisnya iman : hendaknya Allah dan Rasu/nya Jebih ia cintai
dibandingkan dengan yang Jainya, hendaklah ia mencintai dan membenci
seseorang karena Allah, dan hendaklah dia tidak suka kepada kekufuran
sebagaimana dia tidak senang kalau dilemparkan kedalam api neraka
86
Tabel 4.3. Proses Relaksasi Ml
Teknik Membaca Keterangan Shalawat 10. Qauliyah (ucapan)
mencakup • Bacaan (lisan) Membaca
shalawat secara lisan lebih ia sukai
• Suara Semaksimal mungkin suaranya ia baguskan untuk membaca shalawat
• lrama lrama
11. Fi'liyah mencakup • Gerakan
• Posisi tubuh
• Sikap
shalawatnya selalu ia baguskan
Tanpa disengaja badannya bergerak secara perlahan
Duduk dengan bersila
tegak posisi
la berusaha bersikap seperti berada dihadaoan sanq
Macam-macam Relaksasi 10. Relaksasi
Kesadaran lndera
• Telinga
• Hidung
• Mata
Keterangan
Menurutnya jika sudah mengalami posisi rileks maka suara-suara yang menggangu tidak akan terdengar
Begitu juga dengan hidung tanpa wewangian dirinya sudah dapat mencapai keadaan rileks
Sama halnya dengan kedua matanya. Sebab menurutnya kalau sudah yakin maka sesuatu apapun tidak akan terasa jika sud ah merasakan kenikmatan
11. Relaksasi otot Yang ia rasakan (mengurangi pada otot-ototnya kecemasan dengan seperti halnya cara melemaskan orang normal otot (tidak sakit)
87
raia 12. Qolbiyah (perasaan) : 12. Relaksasi melalui
Teknik
• Penghayatan la sangat ingin sekali • Hipnosa Ml tidak bacaannya menggunakan didengar oleh teknik ini Rasulullah
• Meditasi la juga tidak menggunakan teknik ini
• Kecintaan Mencintai • Yoga Begitupun pad a Rasulullah teknik ini adalah hal yang wajib dilakukan
la meyakini
• Keyakinan bahwa Rasulullah akan memberikan syafaatnya pad a umatnya yang mencintainva
4.2.5. Kasus Ml
4.2.5.1. Deskripsi Umum Subyek
ML dilahirkan dikota Purwokerto pada tanggal tanggal 20 Mei 1972, sejak
kecil ML bersekolah ditempat kelahirannya di SD Banjar ,Ll,nyar 3, sedangkan
masa SMP nya juga dikota Banjar Anyar. Saat ini pria yang hijrah ke Jakarta
dari tahun 1997 sudah memiliki istri yang berasal dari Kata Subang dan
mempunyai 1 anak laki-laki. Pada awal kepindahannya ke Jakarta pria
berbadan kekar ini menumpang di tempat temannya di bilangan Wanmg jati.
88
Profesinya saat itu bisa dikatakan sebagai pekerja kasar atau kuli bangunan.
Dirinya sudah mulai aktiv di MR sejak tahun 2002, ketika itu ia diajak oleh
salah satu kawannya untuk mengikuti kegiatan di MR, kemudian lama
kelamaan ia tertarik untuk terus aktiv. Profesinya saat ini adalah sebagai
orang yang dipercaya H. Munzir untuk mengurusi konsumsi pada setiap
kegiatan dikediaman H. Munzir. Saat ini ML sangat menikamati profesinya
untuk memberikan pelayanan kepada jama'ah Majlis l~asulullah. Pria yang
menggunakan kacamata ini setiap bulan sekali pulang ke kampung istrinya
dikota Subang. Sebenarnya ia sudah senang ikut kegiatan pengajiaan sejak
kecil, namun syukur Alhamdulillah ia menemukan tempat yang memang
sesuai dengan hati nuraninya di Jakarta ini.
4.2.5.2. Deskripsi Shalawat
Bagi dirinya secara pribadi shalawat diartikan sebagai jalan untuk
mendekatkan diri kepada Allah. Sebab dengan mendekat kepada Allah dan
Rasulnya akan membawa jiwa kepada ketenangan. Jika dirinya sedang
pusing-pusing menghadapi masalah maka shalawat dapat memfasilitasi
dirinya menuju arah yang lebih positif, pikirannya jadi lebih jernih, lebih sabar
dan selalu pasrah kepada Allah. Sebab jika seseorang menghadapi masalah
mengikuti nafsunya atau emosinya maka permasalahan tersebut akan
menimbulkan masalah baru. la mengakui bahwa banyak perubahan yang
terjadi pada dirinya setelah ia mengenal majlis shalawat, banyak
89
pengetahuan yang didapatkannya untuk lebih mengenal Allah dan Rasulullah
sehingga hidupnya terasa lebih berarti dan berharga. Seandainya dirinya
boleh memilih ia lebih senang menjalani kegiatanya ini hingga mencapai
masa tua. Karna baginya saat ini adalah masa dimana dirinya harus mencari
bekal sebanyak mungkin untuk persiapan menghadapi masa diakhirat kelak.
Dengan banyak membaca shalawat berarti selalu mengingat Rasulullah
secara keseluruhan, dari sifat-sifatnya hingga prilakunya yang disenangi oleh
setiap orang dikala itu. Bukan hanya itu, yang terpeinting adalah bisa
mendapatkan syafaat Nabi diakhirat kelak. Karena cuma syafaat itulah yang
dapat menolong manusia disaat ia kebingungan cliyaumil akhir. la
menceritakan pada saat itu semua orang kebingungan mencari pertolongan
kemana-mana. Hingga para Nabi pun tak kuasa menolong umatnya masing
masing. Hanya Nabi Muhammad lah yang kala itu clapat menjadi juru kunci.
Sebab manusia tidak bisa masuk syurga kalau hanya mengandalkan amal
salihnya. Manusia akan diamsukkan keclalam syurga dengan rahmat Allah
dan syafaat nabi Muhammad SAW.
4.2.5.3. Deskripsi Peranan Shalawat Terhadap Relaksasi
Bagi ML membaca shalawat adalah salah satu media yang tepat untuk
menghilangkan kecemasan-kecemasan diclalam dirinya. Disaat melantunkan
shalawatnya ML merasa sangat santai, ia lebih menyukai jika membaca
shalawat cliiringi dengan alunan suara hadrah. Dengan suara yang lembut ia
Dalam hal keyakinan subyek ML juga memiliki banyak refmensi yang ia
yakini. Menurutnya Shalawat akan menolong dirinya diakhirat kelak untuk
mendapatkan syafaat Nabi Muhammad SAW. Zakro (dalam Anam, 2003)
salah satu menyatakan buah matang yang dapat dipetik seorang hamba
dengan membaca Shalawat kepada Rasulullah SAW dan adalah Shalawat
adalah sebab memperoleh syafa'at/pertolongan.
94
ML sangat yakin dengan Shalawat, menurutnya dengan membaca Shalawat
seorang umat akan mencapai kedekatan dengan Rasulullah SAW, modal
kedekatan dengan sang Nabi bisa digunakan untuk meraih keridhaan Allah
SWT. Sebab dengan demikian dapat membiasi perilaku keseharian,dirinya
merasa lebih tenang dalam menghadapi permasalahan yang datang
setiapharinya.
Selain itu ML juga menghayati setiap bacaan Shalawat yang dibacanya,
menurutnya tanpa didasari dengan penghayatan, membaca Shalawat adalah
suatu perbuatan yang sia-sia. Tanpa penghayatan menurutnya tidak akan
menambah kecintaan seorang manusia kepada Nabi Muhammad, sebab
dengan menghayati bacaan Shalawat secara otomatis akan menambah
kecintaan manusia dengan Nabi Muhammad.
ML mengharuskan setiap bacaan Shalawatnya didasari dengan aspek
kecintaan, menurutnya dengan mencintai Rasulullah SAW manusia akan
menempuh jalan yang lurus untuk mendapatkan setiap kemudahan disaat
95
manusia hidup dialam dunia. Sebab dengan mencintai manusia yang memiliki
segala aspek positif, maka secara otomatis si pencinta akan selalu mengikuti
apa yang pernah dilakukan semasa Rasulullah masih hidup.
Allah SWT telah berjanji akan mencintai dan mengampuni dosa orang-orang
yang mau mengikuti Rasulullah dan menganjurkan orang lain untuk
melakukan perintah beliau.
Allah SWT berfirman yang artinya : "Katakanlah : 'jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. "Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang
ML sangat merasakan efek rileks ketika sedang membaca Shalawat, dirinya
merasa bagaikan orang yang paling bahagia hidup didunia ini. Didalam
wawancaranya ia menyatakan bahwa Shalawat adalah salah satu cara yang
ia gunakan disaat masalah-masalah menghampirinya. Hal ini sejalan dengan
teori yang diungkapkan Benson, didalam bukunya ia menuliskan bahwa
relaksasi memberi jeda untuk pikiran seseorang dari serangan gencar mental
dan keruwetan pikiran. Caranya dengan menggunakan peranti verbal, seperti
bunyi, kata, doa atau frase. Relaksasi dapat digunakan untuk membangkit
kanfaktor keyakinan, ketika kepercayaan pribadi memperkuat tenaga batin
untuk melawan suatu ketegangan.
Menurut Najati (2003) setelah rasa cinta kepada Allah yan!~ dianggap rasa
cinta paling tinggi, tahapan berikutnya adalah cinta kepada Rasulullah SAW,
' j
96
cinta kepada Allah dan Rasulullah merupakan dua rasa cinta yang sangat
penting dimiliki oleh manusia. Keduanya menempati tingkat teratas apbila
dilihat dari perspektif spiritualitas dan kejernihan hati. Dengan mencintai Allah
taala dan Rasulullah seorang Mukmin akan merasakan kenikmatan dan
kebahagiaan yang tiada tara dibandingkan dengan kenikmatan maupun
kebahagiaan apapun didunia. Dengan kedua rasa cinta tersebut seseorang
akan mampu merasakan manisnya iman.
Tabel 4.3. Proses Relaksasi ML
Teknik Membaca Keterangan Macam-macam Keterangan Shalawat Relaksasi 13. Qauliyah (ucapan) 13. Relaksasi
mencakup Kesadaran lnde ra
• Bacaan (lisan) Setiap shalawat • Telinga Suara Jama'ah yang dibacanya yang lainnya selalu ia laukan membawanya lebi secara lisan. rileks lagi
• Suara Selalu bersuara jika membaca shalawat
• Hidung Hidungnya lebih menyukai bila mencium aroma
• lrama menurutnya yang wangi irama juga menjadi salah satu penunjang agar bacaan • Mata Sesekali matanya shalawatnya terpejam terasa lebih nikmat
14. Fi'liyah mencakup 14. Relaksasi ot ot Badannya terasa lmenquranqi lebi sehat
97
• Gerakan Tan pa disadari kecemasan dengan pundaknya cara melemaskan bergerak secara otot perlahan
• Posisi tubuh Posisi duduknya sama dengan kebanyakan teman-teman yang lainnya yaitu duduk bersila
• Sikap Selalu bersikap pasrah kepada Allah
15. Qolbiyah (perasaan): 15. Relaksasi melalui Teknik
• Penghayatan Bentuk penghayatannya • Hipnosa ML tidak dalam shalawat menggunakan adalah dengan teknik ini membayangkan • Meditasi perjuangan ML jug a tidak Rasulullah menggunakan
teknik ini
• Kecintaan • Yoga Deng an Begitupun pad a bershalawat teknik ini dirinya ingin dapat mencintai dan dicintai Rasulullah
• Keyakinan Keyakinannya adalah Allah akan membalas shalawatnya dengan kebaikan dunia dan akhirat
98
4.3 Analisa Perbandingan Antar Kasus
Pada penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah orang-orang yang
aktif dalam mengikuti kegiatan pembacaan Shalawat di Majelis Rasulullah.
Dari kelima subjek yang diperoleh, ketiganya memiliki persamaan dan
perbedaan dalam tata cara membaca Shalawat dan proses pencapaian
relaksasi. Hal itu disebabkan oleh pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
subyek dalam menjalankan aktifitasnya di Majelis Rasulullah. Pada subyek
SM, IH, Ml memiliki pengalaman yang lebih luas dan keyakinan yang lebih
dalam, hal ini disebabkan oleh karena ketiganya lebih dahulu mengikuti
kegiatan pembacaan Shalawat tersebut. Sedangkan pengalaman yang
terdapat pada kedua subyek berikutnya yaitu AK dan ML tidak sebanyak dan
seluas ketiga temannya ini.
Kelima subjek ini memiliki kebiasaan yang berbeda-beda dalam membaca
Shalawat. Pada subyek SM ketika membaca Shalawat tidak disertai dengan,
gerakan-gerakan tubuh, ataupun rangsangan-rangsangan dari panca indara
ataupun teknik-teknik relaksasi otot, hipnosa, meditasi, dan yoga. la lebih
mengutamakan pada aspek afektif seperti kecintaan, keyakinan, dan
penghayatan. Selain dari ketiga aspek itu, SM juga ditunjang dengan posisi
99
tubuh dan sikap pasrah yang menurutnya sebagai ujung tombak bagi
pencapaian proses relaksasi.
Berbeda halnya dengan keempat subyek berikutnya yaitu AK, IH, ML, dan Ml.
Ketika keempat subyek ini membaca Shalawat, selain aspek keyakinan,
penghayatan dan kecintaan. Maka keempat subyek ini dibantu oleh teknik
relaksasi yang lainnya seperti relaksasi kesadaran indra, relaksasi otot, atau
relaksasi melalui teknik hipnosa, meditasi maupun yoga.
Lebih jelas lagi, ketiga kasus diatas dapat dilihat perbandingannya dengan
label dibawah ini.
Tabel 4.3.2
Proses Relaksasi Yang Dialami
Tahap-tahap SM AK IH Ml ML
1. Qauliyah Dal am Menurutnya Ketika la selalu Bersuara (ucapan)
membaca mencakup Shalawat lebih Shalawat bersuara lebih sering
• Bacaan sahalawat ia (lisan) selalu
enak jika dibacakan
• bersuara dan dibandingkan
• berirama membacanya dibaca dengan suara dan he 1ti mengguna- hanya
dengan lisan suara yang harus men ya tu kan irama dilakukan yaitu dengan
mengeraskan diiramakan sehingga pa ra yang ia didalam hati.
100
suaranya dan sehingga dapat jama'ah dapat sukai, Selain itu
tidak harus berpengaruh merasakan selain itu menurutnya menggunakan
irama. kepada kekhusyukan bacaan irama akan
suasana yang lebih lisan lebih membantu
hatinya. mendalam efektif dirinya
Terkadang dibandingkan dibanding- kepada tahap
Shalawat jug a hanya kan kekhusyukan
boleh dibaca membaca didalam
tan pa secara lisan hati
suara/didalam saja.
hati. Tetapi itu
dilakukan diluar
kegiatan
Majelis
Rasulullah.
2. Fi'liyah V\nggota Secara ref le ks Tangan Secara Dapat mencakup
• Gerakan ubuhnya tidak badannya kelingkingnya otomatis dipastikan tubuh
~da yang bergerak ketika pas ti bergerak an go ta anggota
• Posisi tub uh bergerak ketika membaca ketika tubuhnya badannya
• Sikap membaca Shalawat. membaca bergerak ikut bergerak
Shalawat. Posisi Posisi Shalawat. la secara dengan posisi
ubuhnya duduk tubuhnya lebih senang perlahan. duduk sila
~ila. Sikapnya duduk besila duduk Posisi dengan sikap
harus merendah dengan sikap bersimpuh duduk sila penuh
karena kita menundukkan karena membuat- penghorma-
3. Qolbiyah (perasaan) :
• Penghayatan
• Kecinta-an
101
~edang kepala seraya menunjukkan nya lebih tan
membaca pujian merendahkan sikap rendah nyaman
erhadap diri dan pasrah diri dihadapan seraya
Rasulullah. kepada Allah. Allah dan merendah-
Rasulullah. kan diri
dihadapan
Rasulullah
Penghayatan- Tujuannya Rasul tidak Jasa Perjuangan
nya menu ju membaca akan ridha Rasulullah Rasulullah
bahwasannya Shalawat agar melihat menjadi menjadi
• Keyakin- Rasulullah ada menambah umatnya dalam sesuatu sesuatu yang an
dihadapanya. kecintaannya keadaan yang ia dihayati, agar
Menurutnya kepada Rasul. susah. ltulah hayati dapat
bohong Baginya yang ia yakini. dengan menumbuh-
seseorang Shalawat harus Kecintaan akan keyakinan kan perasaan
dapat dihayati, ia membawa bahwa cinta dan
membaca memulainya dirinya untuk dirinya dicintai.
Shalawat kalau ketika mencontoh akan Deng an
tidak didasari memasuki perilaku sang mendapat- keyakinan
dengan ruangan Nabi. kan syafaat bahwa Allah
kecintaan masjid. la yakin Penghayatan- dari akan
kepada Nabi. Shalawat akan nya membac:a Rasulullah membalas-
Keyakinannya membawa Shalawat untuk nya dengan
adalah dirinya pada membuat dapat kebaikan
bahwasannya syafaat Nabi dirinya merasa menumbuh
102
dengan Muhammad lebih tenang. kan rasa
membaca kelak. cinta
Shalawat akan kepada
mendapatkan Nabi
syafaat dihari Muhamma
Yaumil Akhir. d
.4. Relaksasi esadaran lindera
Dirinya tidak Minyak wangi Suara yang lain Jika sudah Sesaat
• Telinga memerlukan akan yang khusyuk matanya • Hidung • Mata rangsangan menambah mengganggu maka akan
dari indara/ suasana akan membuat ganguan terpejam,
organ tubuh khidmat dan konsentrasinya dari luar sehingga
yang lainnya menambah terganggu, tidak akan membawany
panjang sepeti suara hp terasa a pada efek
pernafasan a tau yang relaks
dalam lainnya.
membaca
Shalawat.
2. Relaksasi otot la sama sekali Otot yang ada Semua ototnya Badannya Otot-ototnya
(mengurangi tidak dibadannya serasa rileks, akan akan terasa
kecemasan menggunkan serasa sehingga terasa lebih rileks dan
dengan cara cara-cara mengendur, terkadang ringan membuat
melemaskan otot melemasakan kecuali otot sampai badan jadi
otot. yang ada mengeluarkan segar
dibagian keringat.
lehernya sedikit
103
menegang.
16. Relaksasi la dalam Dalam Ketika se dar lg Belum Setiap melalui Teknik keadaan sadar, membaca asyik terka dar lg pernah melakukan
• Hipnosa
• Meditasi dan tidak Shalawat ia ia meras ak< m mengalami kegiatan
• Yoga menggunakan membacanya setengah tid ur sampai shalawat ML
teknik meditasi secara sadar. dan tid< lk ketahap selalu dalam
ataupun yoga. melihatjam a'c 1h hiposa kesadaran
atau s ua ra pen uh
yang
bergeming.
Proses ke 1 : Kelima subjek memiliki kesamaan dan perbedaan dalam hal
bacaan, irama. SM, AK, IH, Ml, ML sama-sama selalu membacakan
Shalawatnya secara lisan, perbedaannya terletak pada irama bacaan yang
dilakukan oleh AK, IH, Ml, ML. Sedangkan SM tidak selalu membacakan
Shalawat dengan menggunakan irama, menurutnya irama hanyalah
penunjang. Sedangkan efek-efek dari bacaanya tetap diclapatkan walaupun
tidak menggunakan irama bacaan.
Proses ke 2 : -Dalam hal ini kelima subyek memiliki perbedaan-perbedaan
yang sangat jelas clalam hal gerakan tubuh, posisi tubuh, dan sikap.
Kelimanya sama sekali tidak memiliki kesamaan. Pada subyek SM tidak
melakukan gerakan-gerakan pada tubuhnya, posisi tubuhnya cluduk sila dan
104
bersikap merendahkan diri dengan cara membungkukkan badan dan kepala.
Sedangkan pada subyek AK, Ml, ML memiliki gerakan-gerakan tubuh, posisi
tubuh duduk sila, dan menundukkan kepalanya dengan badan yang tegak.
Yang terakhir adalah subyek IH juga memiliki gerakan-gerakan yang
dilakukan dengan mengetukkan jari kelingkingnya pada mikrofon. Posisi
tubuhnya duduk bersimpuh, sikapnya merendahkan diri seraya menegakkan
badan dengan kepala menunduk.
Proses ke 3 : SM, AK, IH, Ml, ML sama-sama memililiki penghayatan,
kecintaan, keyakinan perbedaannya terletak pada hal apa yang apa yang ia
hayati, cintai, dan yakini. Dalam hal penghayatan kelimanya memiliki
pandangan yang sama yaitu beranggapan bahwasanya Rasulullah hadir di
tempat tersebut. SM memulai bacaannya dengan diawali rasa cinta kepada
Nabi sedangkan pada subyek AK, ML membaca Shalawat memang bertujuan
untuk menambah kecintaan dirinya pada Rasulullah. Sejalan dengan itu IH,
Ml beranggapan kalau dirinya senantiasa memabaca Shalawat maka secara
otomatis akan meanambah kecintaannya pada Rasulullah. Untuk masalah
keyakinan, SM, AK, ML meyakini bahwasanya dengan membaca Shalawat
akan membawa dirinya pada syafaat Nabi diYaumil Akhir kelak. Sedangkan
pada subyek IH, IH beranggapan bahwa dengan membaca Shalawat kepada
Nabi, dirinya tidak akan merasakan kesusahan dalam hidup didunia ini.
105
Proses ke 4 : Pada proses ini, masing-masing subjek tidak memiliki
kesamaan sama sekali. Disaat membaca Shalawat, untuk mencapai
kekhusyukan tidak di pengaruhi oleh rangsang-rangsangan dari inderanya.
Sedangkan pada subyek AK hidungnya dipengaruhi oleh bau minyak wangi
yang menurutnya akan menambah kekhusyukan dan panjang pernafasan
bagi dirinya. Berbeda pada subyek IH yang sangat ter(Janggu bila dirinya
mendengar dering handphone atau suara-suara yang menurut dirinya sangat
mengganggu kekhusyukan ketika membaca Shalawat.
Proses ke 5 : Pada proses ini, keempat subyek memiliki kesamaan dalam
hal melemaskan otot-otot yang ada dia badannya yaitu pada subyek AK, IH,
Ml, ML. Keempat subyek ini merasakan ototnya mengendur, kecuali otot-otot
yang terdapat pada bagian lehernya serasa menegan(J. Berbeda halnya
dengan subyek SM yang menurutnya dirinya tidak merasakan apa-apa pada
bagian otot-ototnya.
Proses ke 6 : dalam hal ini hanya subyek IH yang memiliki perbedaan ketika
dirinya mencapai puncak kekhusyukan, dirinya merasakan seperti terhipnotis
oleh bacaan Shalawatnya. Sehingga terkadang ia seperti tidak melihat
jama'ah yang ada dihadapannya. Sedangkan pada keempat subyek SM, AK,
Ml, ML tidak melakukan teknik hipnosa, meditasi, atau pun yoga. Menurut
keduanya disaat sedang membaca Shalawat, dirinya dalam kesadaran
pen uh.
106
Dari seluruh proses yang ditempuh oleh kelima subjek, terlihat kesamaan
dalam aspek perasaan yang mencakup penghayatan, keyakinan, dan
kecintaan. Bedanya hanya pada tataran apa yang mereka hayati, cintai, dan
yakini. Menurut Benson kekuatan mental seseorang akan mempengaruhi
dalam proses relaksasi. Menurut penulis ketiga subyek ini mencapai kondisi
relaksasi sesuai dengan proses-proses yang dijelaskan oleh para ahlinya
seperti Herbert Benson, Purnawirawan. Letak perbedaannya hanya pada
poses-proses olah tubuh yang dilakukan pada kelima responden dan hal-hal
yang mempengaruhi tingkat konsentrasinya baik secara internal maupun
eksternal.
BABS
KESIMPULAN DISKUSI DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui bagaimana proses
relaksasi yang diwadahi dengan membaca Shalawat pada jama'ah Majelis
Rasulullah. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa masing-masing
subyek. memiliki tiga aspek dalam membaca shalawat, yang pertama yaitu
aspek Qauliyah yang mencakup suara, irama, bacaan, yang kedua adalah
aspek Fi'liyah yang mencakup gerakan, posisi tubuh, sikap, sedangkan yang
ketiga adalah aspek Qolbiyah yang mencakup kecintaan, k:eyakinan,
pengh ayatan.
Ketiga aspek diatas sangat berhubungan erat dengan ketiga jenis relaksasi
yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Keterkaitan itu diawali dengan
aspek Qauliyah (suara, irama, bacaan) yang akan menyebabkan subyek
akan mengalami relaksasi kesadaran indra. Yang kedua aspek Fi'liyah
(gerakan, posisi tubuh) yang akan menyebabkan subyek mengalami
relaksasi otot, sedangkan yang terakhir adalah aspek qolbiyah (kecintaan,
keyakinan, penghayatan) yang akan menyebabkan subyek mengalami
relaksasi hipnosa.
108
Berdasarkan tahap-tahap pencapaian relaksasi kelima subjek dalam
membacakan Shalawat ada terdapat persamaan dan perbedaan. Pada
subyek 2 dan 3, 4, 5 bila membaca Shalawat selalu diiringi gerakan-gerakan
kecil pada bagian badan mereka menurut kedua subyek gerakan-gerakan
tersebut tidaklah disengaja olehnya sedangkan gerakan yang menurut kedua
subyek tersebut adalah gerakan spontan akibat dari membaca Shalawat.
Sedangkan pada subyek 1 bila membaca Shalawat tidaklah melakukan
gerakan-gerakan yang terjadi pada tubuhnya.
Sedangkan posisi membacapun memiliki kesamaan dan perbedaan pada
setiap subyek penelitian pada subyek 1, 2, 4, 5 lebih senang membacanya
pada posisi duduk sila, sedangkan pada subyek 3 lebih menyukai posisi
duduk bersimpuh. Menurut subyek 3 duduk bersimpu merupakan posisi
duduk yang menandakan bahwasanya seseorang sedang merendah
dihadapan sang Khalik, selain itu duduk bersimpuh lebih membantu proses
pernafasan pada seseorang.
Pada kelima subyek juga memiliki persamaan dan perbedaan dalam hal
indera yang juga akan mempengaruhi kondisi rileks pada saat membaca
Shalawat. Pada subyek 1 telinga, hidung, dan matanya tidaklah harus
dipengaruhi suatu hal agar dapat khusyuk dalam membaca Shalawat. Pada
subyek 3, 4, 5 akan terasa terganggu kekhusyukannya bila ia mendengar
suara-suara yang tidak di inginkannya seperti suara handphone ataupun
suara anak-anak yang sangat mengganggu. Sedangkan pada subujek 2
untuk menambah kekhusyukan dan memperkuat pernafasan ia selalu
menggunakan wewangian ketika membaca Shalawat.
109
Dari hasil akhir penelitian tentang kondisi rileks yang dirasakan oleh kelima
subjek setelah membaca Shalawat adalah adanya kepuasan batin dan
perasaan senang, nyaman, sejahtera karena telah memuji seseorang yang ia
cintai. Selain dari itu kelima subjek memang memiliki tujuan khsusus yaitu
agar dirinya senantiasa ingat akan sunnah Rasulullah atau hal-hal positif
yang lainnya.
5.2 Diskusi
Sebagaimana telah diuraikan pada bab IV, hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa kelima subjek mengalami kondisi relaksasi ketika melakukan kegiatan
membaca Shalawat di Majelis Rasulullah. Kondisi rileks yang dialami oleh
kelima responden tersebut didominasi oleh aspek afektif yaitu keyakinan,
penghayatan, dan kecintaan. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan
oleh Benson dan Proctor menyatakan bahwa kekuatan mental seseorang
punya peran sangat besar dalam membantu proses relaksasi.
110
Dari teori yang dikemukakan oleh Benson dan Proctor hal ini membuktikan
bahwa orang yang melakukan kegiatan membaca Shalawat akan mengalami
fenomena yang disebut relaksasi. Penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Jacobson pada tahun 1938 mengatakan
bahwa relaksasi otot berjalan bersama dengan relaksasi mental.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
Artinya: "Tidak sempurna iman seseorang dari kamu se/1ingga Aku lebih
dicintai olehnya daripada ia mencintai anaknya, orang tuanya dan manusia
semuanya." (diriwayatkan oleh Ahmad, Bukhari, Muslim, Turmudzi, Nasai dan
lbnu Majah dari Anas RA)"
Namun, selain didasari dengan faktor mental, relaksasi yang terjadi pada
ketiga subyek tersebut, juga dipengaruhi oleh beberapa aspek yang lainnya.
Seperti aspek kognitif, dan motorik responden. Aspek kognitif mencakup
pada pengetahuan subyek mengenai keutamaan Shalawat, sedangkan
aspek motorik mencakup pada gerakan-gerakan tubuh, posisi tubuh, dan
sikap subyek. Ketiga aspek ini menjadi acuan teknik-teknik relaksasi yang
terbagi kepada tiga jenis yaitu relaksasi kesadaran indera, relaksasi otot, atau
relaksasi melalui teknik (hipnosa, meditasi, yoga).
Disini peneliti menemukan keunikan-keunikan dari kelima responden dalam
cara mereka menempuh proses relaksasi dengan membaca Shalawat.
Kelima subyek ini tidak sama dalam menggunakan teknik-teknik relaksasi.
111
Pada subyek SM relaksasinya lebih didominasi oleh faktor
Qolbiyah/perasaan, dan tidak ditunjang oleh faktor penyebab relaksasi yang
lainya. Seperti teknik Qauliyah yang mencakup ucapan secara lisan, suara,
dan irama dan gerakan-gerakan disaat sedang menikmati kegiatannya
membaca Shalawat
Penelitian ini juga mendukung teori yang dikemukakan oleh Agras (1984)
dalam Prawitasari yang menyatakan bahwa relaksasi dapat digunakan untuk
penanganan dan pengurangan tekanan darah tinggi,sakit kepala termasuk
didalamnya migraine ataupun sakit kepala karena ketegan1~an. Selain itu
relaksasi juga efektif untuk mengatasi untuk mengatasi insomnia dan
penyakit Renauld yang menyerang sistem vascular. Demikian pula penelitian
yang dilakukan oleh Irvine et a/.(1984) mengatakan bahwa relaksasi lebih
unggul dibanding dengan kegiatan fisik ringan dalam mengurangi tekanan
darah tinggi. untuk pasien post-miokardinal infarksion, relaksasi juga dapat
digunakan untuk mengatasi situasi yang menegangkan seperti berbicara
dimuka publik.
5.3 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dan dengan
mempertimbangkan hasil wawancara beserta kesimpulannya, penulis
memberikan beberapa saran sebagai berikut :
112
1. Hasil penelitian yang menunjukkan peranan membaca Shalawat terhadap
relaksasi pada jama'ah Majelis Rasulullah dapat menjadi masukan bagi
orang-orang yang sedang mencari wadah-wadah pencapaian relaksasi
melalui media yang religius. Serta mencari pengetahuan lebih dalam
mengenai ilmu agama Islam.
2. Agar lebih mendalam dan dapat mewakili masyarakat secara umum
dalam mengungkap peranan membaca Shalawat terhadap relaksasi,
akan lebih baik jika penelitian jenis kuantitatif dilakukan pada penelitian
selanjutnya untuk melengkapi hasil wawancara.
3. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian lanjutan sekiranya dapat
mempertimbangkan faktor waktu. Sebaiknya wawancara atau
pengambilan data dilakukan pada saat subjek masih dalam keadaan fresh
atau pada saat subyek selesai mengikuti kegiatan mernbaca Shalawat,
sehingga diharapkan data yang diperoleh dari subjek rnerupakan sesuatu
yang jelas dan mendalam.
11.3
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
A. Supratikya (1993) Psikologi kepribadian II: Teori-teori psikodinamika klinis. Yogyakarta : Kanisius.
Achmad, Hardiman (1991) Pengenda/ian stress tak perlu obat, Jakarta : Panesea.
Ahmad, Abdul Jawad (1999) Shalawat Al-muhibbin, Surabaya.
Dadang, Hawari (1992) Pengalaman nilai-nilai al qur'an dalam pembangunan bangsa, Jakarta.
Fakultas Psikologi (2004) Pedoman penyusunan dan penu/isan skripsi. Jakarta : Fakultas Psikologi UIN Syahid Jakarta.
Hanna, Djumhana, Bastaman (1995) lntegrasi psikologi is/am, menuju psikologi islami. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Herbert, Benson dan Miriam Z Kliper (2000) Respon relaksasi: Teknik meditasi sederhana untuk mengatasi tekanan hidup. Bandung : Kaifa.
Herbert, Benson dan William Proctor (2000) Dasar-dasar respon re/aksasi. Bandung : Kaifa.
lbnu, Qoyyim (1996) Terapi penyakit dengan alqur'an dan sunnah. Jakarta : Pustaka Amani.
Jalaludin, Rakhmat (2004) Psikologi agama. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
M. Arifin (1997) Psikologi dakwah, Jakarta: Bulan Bintang.
M. Kaplan, at (1993) All health and human behavior, New york: Mc. GrawHull.
M. Hardjan Agus (1994) Stres tanpa distres, Yogyakarta: l<anisius.
114
M. Abdurrahman, Al lsawi (2005) Islam dan kesehatan jiwa, Jakarta : Pustaka Alkaustar.
Mc. Quade, Walter (1987) Stress, terjemahan stella, Jakarta : Erlangga.
Misbahul Anam (2003) Miftahuddin. Mutiara terpendam, Jakarta : Darul Ulum Press.
Muhammad Kamil, Abdushshomad (2002) Mukjizat ilmiah dalam al qur'an. Jakarta : Penerbit Akbar.
Muhammad Ustman, Al Khusyit (1990) Kumpulan keistimewaan shalawat nabi ditinjau dari beberapa segi, Bandung : Husaini.
Peter Tyrer (1988) How to cop with stress, Terjemahan lrwanto, Jakarta: Arcan.
Rita, L, Atkinson dkk (2000) Pengantar psikologi. Batam : lnteraksara.
Said, Hawa (1999) Mensucikan jiwa : lntisari ihya u/umuddin, Jakarta : Rabbani Press.
Sumardi, Suryabrata (2001) Psikologi kepribadian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persad a.
Ustman, Najati (2002) Psikologi islami, Jakarta ; Pustaka : Kautsar.
Yusuf, Burhanudin (1999) Kesehatan mental. Jakarta: Pustaka Setia.
Zakiah, Daradjat (1992) Psikoterapi is/am, Jakarta: Bulan Bintang.
--------- (1991) Peranan agama dalam kesehatan mental, Jakarta: CV. Haji Masaagung.
WEBSITES
Campbell, Don. What is The Mozzart Effect. http//mozarteffect.com. diambil bulan Agustus 2007
Danardi, Sosrosumihardjo, Gangguan Jiwa Mengancam Bangsa. http://www.fiorenz.com. diambil bulan agustus 2007
115
Joni, Haryanto dkk, Efek Teknik Relaksasi Progresif Pada Klien Dengan Nyeri Akibat Penyakit Glaukoma, http://www.asthma.org.au.diambil bulan agustus 2007
Neila Ramdhani, Pelatihan Relaksasi, http://www.lib.ugm, diambil bulan agustus 2007
Perrini, Caroline, How A Unique Anxiesty Reducer and Mood Enhancher Alpha Waves and Alertness. http//www.inline.or.id. dambil bulan Agustus 2007
Setiyo, Purwanto, Penagaruh Pelatihan Relaksasi Untul< Mengurangi Gangguan Insomnia, http://www.klinis.wordpress.com, diambil bulan agustus 2007
Surya, Ningsih, Hukum dan Dalil-Dalil Shalawat,http// WW\1\1.islamonline.net. Doa. diambil bulan Agustus 2007
Syailendra, WS, Sehat Berka! Meditasi, http://www.jurnalnasional.com~ Diambil bulan Agustus 2007
JURNAL Johana. Prawitasari. Efektifitas Terapi Relaksasi. Jakarta: Anima Vol. VIII No
30, Januari Maret 1993
Soesmalijah, Soewondo. Terapi kognitif Behavioral. Jakarta : Universitas Indonesia Fakultas Psikologi 2005
l) EPAifi't::i';/fti'l XGAi\,iA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SY ARIF HIDA YATULLAH JAKARTA
FAKULTAS l'SIKOLOGI
JI. Kerta Mukti No.5 Cirendc Jakarta Selatan 15419 Telp. (021) 7433060 Fax. 74714714
Nomor : Ft. 7!/0T.01.7/.;!.%( /VIJ/2007 Lamp.
Jakmia, 1 Agustus 2007
Hal : lzin P1;nelitian
Kepada Yth, Habib Munjir Al- Musawa di :~karta
Assalmnu'alaikum Wr. Wb.
Dengan Honmt, kami sampaikan bahwa :
Nama Tempat/Tgl Lahir Alamat
Wisnu Khoir Jakarta , 21 Juni 1985 JI. Wijaya Timur VI N0.9 Rt. I 0/02 Kebayoran Baru
adalah benar mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Semester NomorPokok Tahun Akadernik Program
VIII ( Delapm1 ) 103070029169 2006/2007 Strata 1 (S-1)
Sehubungan dengan tugc1s penyelcsaian skripsi yang be1judul."l'cranan Mcmbaca Sholawat Terlrndap Relaksasi." mahasiswa tersebut memerlukan izin penelitian pada lembaga yang Bapak/Jbu/sm1dara pimpin. Oleh karena itu kami mohon kcscdiaan Bapak/Ibu/Saudara untuk n1cncrin1a 1nahasis\va t 1.::rs1~but dan n1en1berikan bantuannya.
Demikian atas perhatian dan bantuan Bapak/Jbu/Saudara karni ucapkan terima kasih.
Wassalamu'Piaikum Wr. Wb
M.Si ,,
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA Shalawat
1 . Apakah ancla pernah mernbaca shalawat ?
2. Bagaimana anda membacanya ?
3. Apakah anda membacanya dengan diucapkan secara lisa:i?
4 Apakah dalam membacanya anda juga menggunakan irarna-irama ?
5. Apakah anda hanya sekadar membacanya saja, tanpa iramci ?
6. Apakah anda setiap membaca shalawat selalu dengan bersuara ?
7. Dal::im keadaan bagaimana biasanya anda membca shalawci?
8. Bagaiamana posisi tubuh anda ketika sedang membaca shalawat?
9. Bagaima:ia kondisi lingkungan anda ketika anda membaca c;halawat?
10. Apaka.h !<etika anda membaca shalawat jug a disertai gerakan-gerakan
tubuh?
11. Bagaiamana sikap anda ketika sedang membaca shalawat.
12. Apakah bacaan-bacaan shalawat yang anda bar::a mempengaruhi
kehidupan ser.ari-hari?
13. Bagaimana anda perasaan anda ketika membaca shalawcit?
14. Apa yang arida yakini ketika anda membaca shalawat?
15. Bagaiama perasaan anda kepada Nabi Muhammad SAVV?
16. Apa yang anda harapkan ket;ka anda membaca shalawat ?
17. Apakah 111enurut anda shalawat itu penting untuk dibaea? jelaskan !
18. Kapan waktu--waktu anda rnernbaca shalawat?
19. Apakah anda membaca shalawat secara rutin ?
20. Apa saja dampak yang anda rasakan ketika I sesudah anda membaca
shalawat?
Relaksasi 1, Apakah anda pe~nah mengalami keadaan rileks/ santai ?
2. Kapan saat ancla merasakan keadaan rileks?
3. Bagaimana biasanya cara anda rnendapatkan kondisi rileks ?
4. Apakah shalawat yang anda baca dapat menyebabkan l<ondisi rileks?
jelaskan !
5. Apa yang anda rasakan pada telinga, ketika anda membaca shalawat?
6. Apa yang anda rasakan pada rnata, ketika anda membaca shalawat?
7. Apa yang anda rasakan pada hidung ketika, anda membaca shalawat?
8. Apa yang anda rasakan pada organ tubuh anda yang lainnya ketika anda
membaca shalawat ?
9. Bagaiamana otot anda ketika anda mernbaca shalawat ?
1 O. Apa manfaat kondisi rileks bagi anda ?
11. Apakah kondisi rileks juga mempengaruhi akifitas and a sehari-hari ?
12, Apakah ketika anda membaca shalawat anda rnerasa, seperti dalam
keadaan tidur ?
13. Bagaimana kondisi pikiran anda ketika membaca shalawat ?
14. Bagaimana tingkat kesadaran anda ketika anda membaca shalawat?
Lampiran 2
Pernyataan Kesediaan
Assalarnu'alaikum wr. Wb
Dengan ini saya menyatakan bahwa saya
Na ma
Usia
Suku Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Bersedia untuk diwawancarai dan memberikan kmerangan E;ebenar-benarnya
untuk keper:uan pembutan skripsi dengan JUdul Peranan Shalawat
Terhadap Relaksa.si yang disusun oleh Wisnu Khoir (mar1asiswa semester
9, Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidaya!ullah Jakarta).
Adapun data-data pribacli hasil wawancara ini marupakan suatu hal rahasia
dan semata-mata untuk l<eperluan skripsi, apabila terdapat data yang masih
kurang lengkap, maka saya bersedia diwawancarai kembali.
Wassalam
Jakarta 21 Agustus 2007
Interviewee Interviewer
Pernyataan Keseduaan Assalamu'alaikum wr. wb
Dengan ini saya menyatakan bahwa saya /
N . l./ , r/ (j'/<.(Zo A) /i[t}fL JU l'f.-1-a ma . /Y
Usia
Suku bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
: ~:SI fU.
: Jff /(,(f(L'/jj
Bersedia untuk diwawancarai dan memberikan keterangan sebenar
sebenarnya untuk keperluan pembuatan skripsi dengan judul
~eranan Sha~awat Terhadap Relaksasi yang disusun oleh Wisnu
Khoir (mahasisiwa semester 9, Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jal<arta).
Adapun data-data pribadi d1n hasil wawancara ini merupakan suatu
hal rahasia dan semata-rnata untuk keperluan sl<ripsi. Apabila
terdapat data yang masih kurang lengkap, rnaka saya bersedia untuk
diwawancarai kembali.
Wassalarn
Jakarta, 1 Agustus 2007
Interviewer
Pernyataan Kesediaan 1\ssalamu'alaikum wr. wb
Jengan ini saya menyatakan bahwa saya
Nam a
Usia
Suku bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
1\i-.ftr\1 \-\Ao\
23 TfcHt!.H
li-lDcr-\es-in
r-t Li '1 ''-1-\
Bersedia untuk diwawancarai dan memberikan k~terangan sebenar
sebenarnya untuk keperluan pembuatan skripsi dengan judu!
Peranan Shalawat Terhadap Relaksasi yang disusun oleh Wisnu
Khoir (mahasisiwa semester 9, Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatuliah Jakarta).
1\dapun data-data pribadi dan hasil wawancara ini merupakan suatu
hal rahasia dan semata-mata untuk keperluan skripsi. Apabila
terdapat data yang masih kurang lengkap, maka saya bersedia untuk
diwawancarai kembali.
Wassalam
Jakarta, 21 Agustus 2007
)0;]~. Interviewee Interviewer
' !
Pernyataan Kesediaan Assalamu'alaikum wr. wb
Dengan ini saya menyatakan bahwa saya
Nama : Ni. !~wn1"-
Usia 21-l~
Suku bangsa \ l'\l01'\. ('., y; /\ ' Pendidikan ~I\!\ "' '
Pekerjaan VI if'-11.g IN7L~ ·tA
Bersedia untuk diwawancarai dan memberikan keterangan sebenar
sebenarnya untuk keperlL•an pembuatan skripsi den9an judul
Peranan Shalawat Terhadap Relaksasi yang disusun oleh Wisnu
Khoir (mahasisiwa semester 9, Fakultas Ps1kologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta).
Adapun data-data pribadi dan hasil wawancara ini merupakan suatu
hal rahasia dan semata-rnata untuk keperluan skripsi. Apabila
terdapat data yang masih kurang lengkap, maka saya bersedia untuk
diwawancarai kembali.
Wassalam
Jakarta, 21 Agustus 2007
~"-1 n te rv i ewee interviewer
Pernyataan Kesediaan alamu'alaikurn wr. wb
1gan ini saya menyatakan bahwa saya
na 111.u!A.CJM,t~ ~
3 <..1-"t +t---:u bangsa
1didikan
~erjaan
~~v~Y,'C\
s l'tf
l0 rrovs-~-tct
·sedia untuk diwawancarai dan memberikan keterangan sebenar-
1enarnya untuk keperluan pembuatan skripsi clengan judul
·anan Shalawat Terhadap Relaksasi yang disusun oleh Wisnu
oir (mahasisiwa semester 9, Fakultas Psikologi UIN Syarif
ayatullah Jakarta).
apun data-data pribadi dan hasil wawancara ini merupakan suatu
rahasia dan semata-mata untuk keperluan skripsi. Apabila
japat data yang masi11 kurang lengkap, maka saya bersedia untul<
1awancarai kembali:
1ssalam
<arta, Agustus 2007
Interviewee Interviewer