JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat...

155
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DALAM MATA PELAJARAN FIQH KELAS VII DI MADRASAH TSANAWIYAH ISLAMIYAH CIPUTAT SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh NURHIKMAH NIM: 1110011000087 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Transcript of JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat...

Page 1: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI

DALAM MATA PELAJARAN FIQH KELAS VII DI

MADRASAH TSANAWIYAH ISLAMIYAH CIPUTAT

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

NURHIKMAH

NIM: 1110011000087

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah
Page 3: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah
Page 4: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah
Page 5: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah
Page 6: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

i

ABSTRAK

NURHIKMAH (1110011000087), Efektivitas Penggunaan Metode

Demonstrasi Dalam Mata Pelajaran Fiqh (Penelitian Tindakan Kelas VII di

Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat). Skripsi jurusan Pendidikan Agama

Islam. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

30 Oktober 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat efektivitas

penggunaan metode demonstrasi dalam mata pelajaran Fiqh pada materi ketentuan

shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa

Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret

hingga bulan Mei 2014 dengan subyek peneliitan berjumlah 32 siswa.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK)

yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan pada siklus I,

dalam siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan. Pengumpulan data dilakukan melalui

pre test dan post test, observasi, wawancara, catatan lapangan, dokumentasi dan

instrument tes kemampuan kognitif.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah bahwa penerapan metode

demonstrasi dapat meningkatkan efektivitas hasil belajar siswa. Hal ini dilihat dari

hasil post test dari setiap siklus yaitu siklus I (78,3%)dan II (90%), juga tercapainya

nilai seluruh siswa di atas KKM, karena peningkatannya dapat dilihat dari

peningkatan point yaitu sejumlah 12 point.

Kata kunci : Efektivitas, Metode Demonstrasi, Dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Page 7: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

ABSTRACT

NURHIKMAH (1110011000087), The effectiveness of the method

demonstration in Fiqh subjects (Classroom Action Research in Islamic MTs

Chester). Thesis Islamic Education Department. Tarbiyah and Teaching

Science Faculty of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 30 Oktober 2014.

This study aims to mengethui how the level of effectiveness of the use of

methods of demonstration in the material subject to the provisions of prayer Fiqh

jama ', qashar and jama' qashar students Islamiyah MTs Chester. This study was

conducted from March to May 2014 with peneliitan subjects are 32 students.

The research method used was a classroom action research (CAR),

which consists of two cycles. Each cycle consists of 3 three sessions the meeting in

the first cycle, the second cycle consists of two sessions meeting. Data collected

through Pre test and post test, observation, interviews, field notes, documentation

and instrument tests of cognitive abilities.

The results obtained in this study is the demonstration that the

application of the method can improve the effectiveness of student learning. It is

seen from the results of post-test were increased compared of siklus I (78,3%)

and II (90%), and also the achievement of all students in the upper grades KKM.

Keywords: Effectiveness, Method Demonstration, And Classroom Action

Research (CAR)

Page 8: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

Swt yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga skripsi ini

bisa terselesaikan. Shalawat seiring salam semoga tercurahkan kepada junjungan

kita Nabi besar Muhammad Saw sebagai suri tauladan kita semuanya, yang telah

membawa kita dari alam kegelapan sampai ke alam terang benderang seperti

sekarang ini.

Skripsi yang berjudul “Efektivitas Penggunaan Metode Demonstrasi

Dalam Mata Pelajaran Fiqh di Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat”

disusun untuk memenuhi syarat meraih gelar sarjana strata satu (S1) Pendidikan

Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selesainya skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan yang telah diberikan

selama masa perkuliahan baik berupa ilmu pengetahuan, tenaga, dan waktu serta

do’a restu dan motivasi dari berbagai pihak lain, baik langsung maupun tidak

langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Nurlena Rifa’I, MA, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

yang telah memberikan pengetahuan dan bimbingan yang dapat memotivasi

penulis.

2. Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, MA, Ketua Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

3. Ibu Marhamah Shaleh, MA, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama

Islam yang selalu memberikan motivasi untuk penulis.

4. Bapak Dr. Sapiudin Shidiq, M.Ag sebagai dosen pembimbing yang telah

sabar, teliti, dan meluangkan waktu dalam proses penyusunan skripsi.

5. Bapak Drs. Rusdi Jamil, MA, Penasehat Akademik yang telah sabar dan

meluangkan waktunya untuk membimbing penulis.

6. Segenap dosen Pendidikan Agama Islam yang selalu memberikan motivasi

untuk penulis.

Page 9: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

iii

7. Bapak Drs. Aris Herdiana Kepala Madrasah MTs Islamiyah Ciputat, beserta

seluruh staffnya yang telah membantu penulis selama pelaksanaan penelitian.

8. Khususnya Kedua orang tua, yaitu Ayahanda Uned Junaedi S.Pd. dan Ibunda

Rosidah yang telah merawat dan mendidik penulis dengan penuh kasih

sayang secara tulus, mendoakan dan mencukupi moril dan materil dari sejak

kecil sampai sekarang dan seterusnya (kasih sayang mereka tidak akan

terputus sepanjang hayat). Tak lupa juga kepada Ibunda Alm. Rofiqoh kasih

sayang mu selalu melekat di hati, Allahummaghfirlaha warhamha wa’afihaa

wa’fu ‘anha.

9. Kakak Ade Nurohmah S.Pd serta adik-adikku, Iis Rahmawati, dan Siti

Azkiatullatifah yang selalu memberikan senyum semangat untuk penulis.

10. Teman-teman seperjuangan jurusan Pendidikan Agama Islam 2010 yang telah

memberikan dukungan, semangat, motivasi serta bantuannya. Khususnya

teman-teman Molose PAI C 2010 yang selalu menyemangati dan menjaga

kekompakan persahabatan kita, sehingga selesai dalam penulisan skripsi ini .

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan semangat dan saran yang berguna untuk penulisan skripsi.

Semoga bantuan dan dorongan yang telah diberikan dapat menjadi amal baik

dan mendapatkan balasan dari Allah Swt. Mudah-mudahan skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi khazanah ilmu

pengetahuan.

Fastabiqul Khoirot

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Jakarta, 30 Oktober 2014

Penulis,

Nurhikmah

NIM. 1110011000087

Page 10: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

SURAT PERNYATAAN

ABSTRAK ............................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................... vii

DAFTAR GRAFIK ................................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah ........................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 5

C. Pembatasan ............................................................................................... 5

D. Perumusan Masalah .................................................................................. 6

E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI

A. Efektivitas metode pembelajaran

1. Pengertian Efektivitas ........................................................................... 7

2. Pengertian Metode Pembelajan ............................................................ 8

3. Ciri-ciri Pembelajaran Efektif .............................................................. 11

4. Prinsip-prinsip Belajar ......................................................................... 12

B. Metode demonstrasi ................................................................................. 12

1. Pengertian metode demonstrasi ........................................................... 12

2. Langkah-langkah metode demonstrasi ................................................ 15

3. Kelebihan dan kelemahan metode demonstrasi ................................... 16

4. Cara mengatasi kelemahan metode demonstrasi ................................. 17

C. Mata pelajaran fiqh di MTs ...................................................................... 18

1.Pengetian fiqh ........................................................................................ 18

2. Tujuan mata pelajaran fiqh di MTs ...................................................... 20

3. Ruang lingkup materi pembelajaran di MTs ........................................ 21

Page 11: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

v

D. Penelitian Relevan .................................................................................... 22

E. Hipotesis Tindakan .................................................................................. 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 25

B. Metode Penelitian dan Desain Intervensi Tindakan ..................................... 25

C. Subjek Penelitian dan Partisipan yang Terlibat Dalam

Penelitian ....................................................................................................... 29

D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian .................................................. 29

E. Tahapan dan Intervensi Tindakan ................................................................. 29

F. Hasil Intervensi yang Diharapkan ................................................................. 31

G. Data dan Sumber Data .................................................................................. 31

H. Instrumen Pengumpulan Data ....................................................................... 33

I. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 37

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ............................................................ 37

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ............................................... 38

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ......................................................... 39

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Profil Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat ........................................... 41

B. Deskripsi Data ............................................................................................... 45

C. Analisis Data ................................................................................................. 79

D. Pembahasan ................................................................................................... 80

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................... 83

B. Saran ............................................................................................................. 83

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

vi

DAFTAR LAMPIRAN

RPP Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 .................................................................................. 85

RPP Pelaksanaan Tindakan Siklus II ................................................................................. 94

Wawancara guru fiqh MTs Islamiyah Ciputat sebelum penelitian Tindakan .................... 100

Wawancara siswa MTs Islamiyah Ciputat sebelum penelitian Tindakan ......................... 103

Wawancara guru fiqh MTs Islamiyah Ciputat setelah penelitian tindakan kelas I ............. 106

Wawancara siswa MTs Islamiyah Ciputat setelah penelitian tindakan kelas I ................. 107

Wawancara guru fiqh MTs Islamiyah Ciputat setelah penelitian tindakan kelas II .......... 110

Wawancara siswa MTs Islamiyah Ciputat setelah penelitian tindakan kelas II ................ 111

Lembar observasi aktivitas pembelajaran siklus I .............................................................. 114

Lembar observasi aktivitas belajar mengajar siklus I ........................................................ 115

Lembar observasi aktivitas mengajar siklus I ..................................................................... 116

Lembar observasi aktivitas pembelajaran siklus II ............................................................. 118

Lembar observasi aktivitas belajar mengajar siklus II ........................................................ 119

Lembar observasi aktivitas mengajar siklus II .................................................................... 120

Catatan lapangan siklus I pada pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas I ......................... 122

Catatan lapangan siklus II pada pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas II ...................... 123

Soal Tes Evaluasi Siswa pada Siklus I .............................................................................. 124

Soal Tes Evaluasi Siswa pada Siklus II ............................................................................. 125

Dokumentasi pada pelaksanaan Tindakan kelas siklus I ................................................... 126

Dokumentasi pada pelaksanaan Tindakan kelas siklus II .................................................. 128

Absensi kelas VII.1 ............................................................................................................ 130

Uji Referensi

Surat Permohonan Izin Penelitian

Surat Permohonan Izin Observasi

Surat Bimbingan Skripsi

Page 13: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Waktu dan Jadwal Penelitian ............................................................................. 25

Tabel 4.1 Hasil Observasi Guru ......................................................................................... 50

Tabel 4.2 Hasil Observasi Siswa Kelompok I ................................................................... 51

Tabel 4.3 Hasil Observasi Siswa Kelompok II ................................................................. 52

Tabel 4.4 Hasil Observasi Siswa Kelompok III ................................................................. 52

Tabel 4.5 Hasil Observasi Siswa Kelompok IV ................................................................ 53

Tabel 4.6 Hasil Observasi Guru ......................................................................................... 54

Tabel 4.7 Hasil Observasi Siswa Kelompok I ................................................................... 55

Tabel 4.8 Hasil Observasi Siswa Kelompok II .................................................................. 56

Tabel 4.9 Hasil Observasi Siswa Kelompok III ................................................................. 56

Tabel 4.10 Hasil Observasi Siswa Kelompok IV .............................................................. 57

Tabel 4.11 Hasil Observasi Guru ....................................................................................... 58

Tabel 4.12 Hasil Observasi Siswa Kelompok I ................................................................. 59

Tabel 4.13 Hasil Observasi Siswa Kelompok II ................................................................ 60

Tabel 4.14 Hasil Observasi Siswa Kelompok III ............................................................... 61

Tabel 4.15 Hasil Observasi Siswa Kelompok IV .............................................................. 61

Tabel 4.16 Hasil Belajar Siklus I ....................................................................................... 62

Table 4.17 Hasil Observasi Guru ....................................................................................... 68

Tabel 4.18 Hasil Observasi Siswa Kelompok I ................................................................. 69

Tabel 4.19 Hasil Observasi Siswa Kelompok II ................................................................ 69

Tabel 4.20 Hasil Observasi Siswa Kelompok III ............................................................... 70

Tabel 4.21 Hasil Observasi Siswa Kelompok IV .............................................................. 71

Tabel 4.22 Hasil Observasi Guru ....................................................................................... 72

Tabel 4.23 Hasil Observasi Siswa Kelompok I ................................................................. 73

Tabel 4.24 Hasil Observasi Siswa Kelompok II ................................................................ 73

Tabel 4.25 Hasil Observasi Siswa Kelompok III ............................................................... 74

Table 4.26 Hasil Observasi Siswa Kelompok IV .............................................................. 75

Tabel 4.27 Hasil Belajar Siklus II ...................................................................................... 76

Tabel 4.28 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa ..................................................................... 79

Page 14: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

viii

DAFTAR GRAFIK

Grafik Siklus I Hasil Belajar Siswa ................................................................................... 64

Grafik Siklus II Hasil Belajar Siswa .................................................................................. 78

Page 15: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini pendidikan tidak pernah berkembang pesat, Pendidikan

merupakan keharusan mutlak bagi setiap manusia, tanpa pendidikan manusia

tidak akan dapat berkembang sebagaimana mestinya, sebab pendidikan

merupakan suatu proses dalam mengembangkan potensi yang ada pada

manusia. Pada dasarnya suatu proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa

faktor diantaranya kompetensi guru, materi ajar, metode yang digunakan serta

alat media yang digunakan. Wina Sanjaya, mengatakan :

Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antara guru dan

siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik

potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat,

bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun

potensi yang ada di luar diri siswa seperti lingkungan, sarana dan sumber

belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu.1

Kadang terjadi, dalam proses belajar mengajar antara guru dan siswa

tidak berhubungan. Guru asyik menjelaskan materi pelajaran di depan kelas,

sementara dibangku siswa juga asyik mengobrol, bermain atau bahkan

mengantuk. Karena, siswa tidak peduli dengan apa yang disampaikan oleh

guru. Bagi guru yang penting adalah materi pelajaran sudah tersampaikan

tidak peduli dipahami atau tidak. Khususnya dalam mata pelajaran fiqh

seorang guru harus menguasai materi yang akan diajarkan oleh guru terhadap

siswa serta menggunakan metode yang tepat.

Mungkin faktor yang menyebabkan siswa kurang peduli karena siswa

kurang tertarik dengan metode konvensional, mereka kurang mengerti makna

dari pembelajaran fiqh karena kurangnya pengetahuan agama juga menjadi

pengaruh dalam proses pembelajaran ini. metode pembelajaran fiqh selama

1 Wina Sanjaya, Perencanaaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta : Kencana,

2008), h. 26

Page 16: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

2

ini kurang efektif, serta siswa tidak mendapatkan sarana dan prasarana untuk

praktek tidak tersedia.

Berdasarkan hasil wawancara guru bidang studi fiqh dan data nilai

hasil belajar siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat tidak

mengalami peningkatan yang meningkat, serta dalam proses belajar

mengajarpun siswa kurang tertarik dengan mata pelajaran Fiqh, sedangkan

data pencapaian hasil belajar bidang studi fiqh masih tergolong rendah.

Mungkin Penyebab rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa

faktor, di antaranya yaitu kurangnya keterlibatan siswa dalam proses

pembelajaran sehingga suasana belajar menjadi terlalu konvensional dan

siswa merasa bosan, boring, serta siswa merasa jenuh, mengantuk dan kurang

peduli serta kurang memperhatikan penjelasan materi yang sedang

disampaikan oleh guru2.

Di samping itu, yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa

yaitu kurangnya kreatifitas guru dalam menggunakan metode yang ada.

Selama ini guru hanya menggunakan metode pembelajaran konvensional

yakni ceramah, dan pemberian tugas. Padahal dalam kerangka pembelajaran

fiqh, siswa seharusnya dilibatkan secara fisik untuk mendemonstrasikan

materi yang diberikan misalnya pada materi sujud sahwi, dan shalat serta

pada materi lainnya yang membutuhkan praktik secara langsung agar siswa

lebih mudah untuk memahaminya.

Dalam pembelajaran di kelas, terkadang para siswa tidak

memperhatikan, karena, kurangnya daya tarik yang digunakan oleh guru.

Misal dalam metode yang tepat sebagai perantara transformer dalam materi

untuk mencapai tujuan. Serta media yang dijadikan bahan dalam

pembelajaran yang mempunyai peranan sangat penting dalam proses

pmbalajaran kurang mendukung.

Berdasarkan faktanya, kondisi yang selama ini dihadapi dalam proses

belajar mengajar seperti sedikitnya metode pembelajaran yang digunakan

2Wawancara dengan Bapak Aris,Guru Fiqh di Sekolah MTs Islamiyah di Ruang Guru, jam

09.10. Jakarta: 4 Maret 2014

Page 17: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

3

menyebabkan siswa merasa bosan dan jenuh dengan materi yang disajikan.

Selama proses pembelajaran berlangsung, guru hanya menggunakan metode

ceramah, setelah itu guru menyuruh siswa untuk mengerjakan LKS masing-

masing. Sehingga di sini terjadi dalam proses pembelajaran yang berpusat

hanya pada guru (Teacher Centered), bukannya Student Centered dimana

dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Dalam proses kegiatan pembelajaran para siswa lebih menunjukkan

belajar secara individu dibandingkan belajar bersama atau berkelompok,

melihat dari hasil belajar siswa yang diterima tidak merata, karena, dalam

kelas siswa selalu mengandalkan guru dibandingkan teman. jadi, tidak adanya

student centered, sehingga siswa tidak bisa memecahkan berbagai

permasalahan dalam pembelajaran. Padahal jika siswa terlibatnya dalam

proses kegiatan pembelajaran serta adanya kerjasama antar siswa dalam

proses belajar itu akan membuat mereka semakin mudah untuk memahami

materi yang dijelaskan.

Proses belajar mengajar akan berjalan dengan lancar apabila metode

yang digunakan sesuai dengan materi yang akan di ajarkan, tidak terlalu

monoton serta anak tidak pasif, serta sarana dan prasana diusahakan sekolah

sudah menyediakannya, dan siswa juga siap dalam menerima materi yang

disampaikan dan merasakan kepuasan dan memusatkan perhatiannya dalam

materi yang disampaikan.

Metode yang digunakan oleh guru harus sesuai dengan karakteristik

siswa, materi dan keadaan. Karena keunggulan suatu metode yang digunakan

itu terdapat pengaruh pada siswa dalam pembelajaran seperti bidang study

fiqh. Dalam bidang fiqh seorang guru harus menguasai materi yang akan

diajarkan kepada siswa, terdapat beberapa metode yang dapat diajarkan oleh

guru terhadap siswa seperti metode ceramah, metode demonstrasi, metode

pemberian tugas, metode eksperimen, metode tanya-jawab, dan sebagainya.

Seorang guru dalam memilih suatu metode harus selektif agar tepat sasaran

serta sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran.

Page 18: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

4

Sehubungan dengan metode mengajar, dalam Pendidikan Agama

Islam, metode mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya

pencapaian tujuan. Karena metode menjadi sarana yang bermaknakan materi

pelajaran yang tersusun dalam kurikulum pendidikan sedemikian rupa,

sehingga dapat dipahami atau di serap oleh siswa.3

Menurut Zakiah, “Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha secara

sadar yang dilakukan oleh guru untuk mempengaruhi siswa dalam rangka

pembentukan manusia beragama”.4

“Tujuan umum Pendidikan Agama Islam adalah membina manusia

agar mampu melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam dengan baik dan

sempurna, sehingga tercermin pada sikap dan perbuatannya dalam seluruh

kehidupannya sehari-hari, serta dalam rangka mencapai kebahagiaan hidup di

dunia dan akhirat”.5

Kita ketahui bahwasannya fiqh merupakan suatu bagian dari mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam. Materi terdapat dalam fiqh sangat

banyak, sehingga banyak pula yang perlu dibahas. Hal ini membutuhkan

waktu yang cukup banyak bagi guru untuk dapat menjelaskan materi secara

keseluruhan. Oleh karenanya diperlukan metode yang tepat yang dapat

mengantarkan siswa kepada tujuan pembelajaran secara efisien. Yang relevan

agar dapat menyampaikan pelajaran dengan efektif dan efisien.

Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan

kemampuan siswa yang diharapkan. Namun ini tidak berarti bahwa mengenal

petunjuk-petunjuk umum tersebut dengan sendirinya akan menjamin

kesuksesan siswa. Banyak aspek yang mempengaruhi dalam proses

tercapainya kesuksesan tersebut.

Dalam fenomena yang peneliti temukan dalam pembelajaran fiqh guru

lebih banyak menggunakan metode ceramah tanpa diselingi penggunaan

3 Ihsan Hamdani, Filsafat Pendidikan Islam, ( Bandung : Pustaka Setia,2007), cet. ke-3, h.

163 4 Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara,

2008), h. 172 5Ibid., h. 172

Page 19: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

5

metode yang lain. Hal demikian dapat menimbulkan rasa jenuh dan

membosankan oleh siswa yang melaksanakan proses pembelajaran.

Kemudian untuk menciptakan suasana belajar mengajar dapat berjalan

dengan efektif dalam pelajaran Fiqh maka, guru menggunakan metode

demonstrasi, karena untuk melihat upaya peningkatan efektivitas penggunaan

metode demonstrasi dalam mata pelajaran Fiqh. Metode demonstrasi adalah

metode mengajar dengan menggunakan alat peragaan, untuk memperjelas

suatu pengertian, atau untuk memperlihatkan bagaimana untuk melakukan

dan jalannya suatu proses pembuatan tertentu kepada siswa.6

Dari latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul : “Efektivitas Penggunaan Metode

Demonstrasi Dalam Mata Pelajaran Fiqh Di Madrasah Tsanawiyah

Islamiyah Ciputat”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti

mengidentifikasi masalah yang akan diteliti sebagai berikut :

1. Metode Pembelajaran fiqh yang digunakan oleh guru selama ini kurang

efektif

2. Siswa kurang tertarik dengan metode konvensional, seperti metode

ceramah

3. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru

4. Kurangnya sarana dan prasarana untuk melaksanakan praktek.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka masalah yang akan diteliti

dibatasi pada tingkat efektivitas metode demonstrasi pada mata pelajaran

Fiqh.

6 Tayar Yusuf, Metodologi Pengajaran Agama Dan Bahasa Arab, (Jakarta : PT Grafindo

Persada. 1995), h. 49

Page 20: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

6

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi serta pembatasan masalah, maka peneliti

merumuskan, yaitu: apakah penggunaan metode demonstrasi dapat

meningkatkan efektivitas pembelajaran mata pelajaran Fiqh?

E. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitin ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas

pembelajaran mata pelajaran Fiqh dengan menggunakan metode demonstrasi

di Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat. Sedangkan secara khusus

penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam mata pelajaran fiqh dengan

menggunakan metode demonstrasi

2. Mengetahui respon siswa dalam pembelajaran fiqh dengan menggunakan

metode demonstrasi

3. Mengetahui efektivitas pembelajaran mata pelajaran fiqh belajar siswa

dengan menggunakan metode demonstrasi

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi instansi sekolah, tulisan ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan

pertimbangan dalam memperbaiki metode serta teknis pembelajaran

khususnya dalam mata pelajaran Fiqh.

2. Bagi guru bidang studi diharapkan agar dijadikan sebagai motivator untuk

mengelola kelas dengan menggunakan metode yang sesuai dengan

keadaan dan materi untuk mengembangkan minat belajar siswa.

3. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan agar bermanfaat dalam usaha

meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga kompetensi dalam mata

pelajaran Fiqh dapat tercapai secara optimal sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

Page 21: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

7

BAB II

KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Efektivitas Metode Pembelajaran

1. Pengertian Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata “Efektif”. Dalam kamus umum

bahasa Indonesia, efektif berarti ada pengaruh, akibat terhadap

sesuatu, yakni hasil pengaruh dari sesuatu.1 Jadi dapat diperoleh

pengertian bahwa efektivitas adalah suatu kegiatan yang dilakukan

terhadap sesuatu yang membawa pengaruh terhadap sesuatu itu.

Efektivitas dapat dijadikan sebagai barometer untuk

mengukur keberhasilan. Efektivitas dapat dikatakan sebagai tingkat

keberhasilan dalam mencapai tujuannya. Dengan demikian

efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting, karena

mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang

dalam mencapai tujuan.

Menurut Slamento, untuk meningkatkan cara belajar yang

efektif, perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

a. Kondisi internal yaitu kondisi (situasi) yang ada di dalam diri

siswa itu sendiri seperti kesehatan, keamanan, ketentraman dan

sebagainya.

b. Kondisi eksternal yaitu kondisi yang ada di luar diri pribadi

siswa, agar dapat belajar yang efektif diperlukan lingkungan

fisik yang baik dan teratur. Contoh ruang belajar harus bersih,

tak ada bau-bauan yang mengganggu konsentrasi pikiran.

c. Strategi belajar. Dalam belajar yang efisien dapat tercapai

apabila dapat menggunakan strategi belajar yang tepat.2

Fakta dalam proses belajar mengajar di kelas guru masih

menggunakan metode lama yaitu ceramah (konvensional) dalam

mengajar. Padahal kemajuan ilmu pengetahuan sangatlah pesat,

1 Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 266

2 Slamento, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka

Cipta, 2003), cet. 4, h. 74-76

Page 22: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

8

maka guru harus memanfaatkan metode ataupun strategi yang telah

berkembangkan upaya untuk meningkatkan cara mengajar yang

lebih efektif.

Dengan demikian, efektivitas belajar siswa, yang paling

utama menyangkut tujuan-tujuan pembelajaran yang diinginkan dan

yang telah dicapai melalui kegiatan belajar mengajar yang

dilaksanakan. Berdasarkan tujuan pembelajaran ini, maka kegiatan

pembelajaran dikatakan memiliki tingkat efektivitas yang baik

apabila dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum minimal 75 %

dari tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Efektivitas merupakan suatu bagian yang penting dalam

proses pembelajaran. Karena, mampu memberikan deskriptif

mengenai keberhasilan seseorang dalam mencapai tujuannya, yaitu

peningkatan pengetahuan dari keterampilan serta pembelajaran dapat

diukur dengan tercapai atau tidaknya Kriteria Ketuntasan Minimum

(KKM) mata pelajaran Fiqh yang telah ditetapkan di MTs Islamiyah

Ciputat, yaitu 75. tingkat efektivitas pembelajaran dijadikan empat

level, yaitu :

a. Di bawah KKM, yaitu < 63 tingkat efektivitasnya rendah

b. Sesuai KKM, yaitu 63-75 tingkat efektivitasnya sedang

c. Di atas KKM, yaitu 76-88 tingkat efektivitasnya tinggi

d. Di atas KKM, yaitu 89-100 tingkat efektivitasnya sangat tinggi

Efektivitas pembelajaran penggunaan metode demonstrasi

dalam penelitian ini juga diukur dari hasil pre test dan post test.

dalam pembelajaran dapat dinilai efektif jika terdapat peningkatan

antara hasil pre test dan post test.

2. Pengertian Metode Pembelajaran

Sebelum kita menjelaskan tentang metode demonstrasi, ada

baiknya jika kita menjelaskan metode pembelajaran. Menurut

Page 23: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

9

Jalaludin dan Usman, “Metode adalah cara untuk menyampaikan

materi pelajaran kepada peserta didik”.3

Menurut Wina Sanjaya, “Metode adalah cara yang dapat

digunakan untuk melaksanakan strategi”.4 Dalam Istilah metode

yang sangat populer dalam kalangan Islam adalah at-Thariqah yang

mempunyai pengertian jalan atau cara yang harus ditempuh.5 Maka,

dalam proses belajar mengajar dibutuhkan metode agar mencapai

suatu tujuan pembelajaran. Namun, metode juga disesuaikan

dengan materi dan kondisi kelas dan siswa.

Dalam Pendidikan Agama Islam faktor metode adalah faktor

yang tidak bisa diabaikan, karena turut menentukan sukses atau

tidaknya pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam. Hubungan

antara tujuan dan metode Pendidikan Agama Islam dikatakan

merupakan hubungan sebab akibat.

Demikian dalam mendidik dan mengajar ummat, Nabi selalu

memperhatikan masalah metode. Salah satu keberhasilan beliau

dalam mengemban misi kerasulannya adalah sikap beliau yang

didaktis dalam penyampaian dakwah. Sebagaimana dalam firman

Allah surat ke 3 ayat 159:

….

“Maka disebabkan rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah

lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan

berhati kasar, tentulah mereka menjauhi diri darimu” (QS.

Ali Imran: 159)

3 Jalaludin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam Konsep dan Perkembangan,

(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 1996), h. 52

4 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,(

Jakarta : Kencana 2011), h. 127

5 Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi “Konsep Dan

Implementasi Kurikulum 2004, ( Jakarta : PT Remaja Rosdakarya,2006),h. 76

Page 24: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

10

Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat di atas adalah untuk

mencapai tujuan pendidikan pengajaran siswa haruslah dengan cara

didaktis metodis, maksudnya harus dengan cara yang tepat,

bijaksana, dan tidak boleh kasar agar tujuan yang telah ditentukan

dapat dicapai.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

metode adalah suatu cara yang kita gunakan harus direncanakan

untuk persiapan belajar mengajar dalam materi dan kondisi kelas

dan siswa, agar proses kegiatan belajar mengajar mencapai tujuan

pembelajaran.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia pembelajaran

adalah proses, cara menjadikan orang belajar.6 Pembelajaran

berasal dari terjemahan instruction yang banyak dipakai dalam

pendidikan Amerika serikat. Istilah ini dipakai oleh ahli psikologi

kognitif-holistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber dari

kegiatan. Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama

antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan

sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa

itu sendiri minat, bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki

termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada di luar diri siswa

seperti lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk

mencapai tujuan belajar tertentu. 7 Rusman mengatakan :

Pembelajaran merupakan kegiatan yang saling berhubungan satu

dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi : tujuan, materi,

metode dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran tersebut

harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan

model-model pembelajaran apa yang akan digunakan dalam

kegiatan pembelajaran.8

6 Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 11

7 Wina Sanjaya, Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta : Kencana.

2011), h. 26

8 Rusman, M.Pd, Model-Model Pembelajaran “Mengembangkan Profesionalisme

Guru”, (Jakarta : RajaWali Press, 2011),h.1

Page 25: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

11

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan

seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan

dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk

belajar.9 Dalam pembelajaran dapat melibatkan dua belah pihak

yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator.

Menurut Oemar Hamalik, “Pembelajaran merupakan suatu

proses penyampaian pengetahuan yang dilaksanakan dengan

menggunakan metode imposisi, dengan cara menuangkan

pengetahuan kepada siswa”.10

Jadi, dapat disimpulkan Metode

pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang sudah

direncanakan, dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam

proses belajar mengajar.

Dengan demikian, efektivitas metode pembelajaran adalah

cara dalam proses kegiatan belajar mengajar untuk memperoleh

hasil dari suatu kegiatan pembelajaran. karena, hasil pengaruh dari

metode yang telah dilakukan oleh guru untuk mengetahui adanya

peningkatan efektivitas dalam mata pelajaran fiqh, yaitu hasil

penerapan dari metode demonstrasi kelas VII.1 dalam materi

shalat jama’, qashar dan jama’ qashar dan ketentuan shalat dalam

keadaan darurat.

3. Ciri-Ciri Pembelajaran Efektif

Menurut Harry Firman, keefektifan program pembelajaran

ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Berhasil mengantarkan siswa mencapai tujuan-tujuan

instruksional yang telah ditetapkan

2. Memberikan pengalaman belajar yang efektif, melibatkan siswa

secara aktif sehingga menunjang pencapaian tujuan

instruksional

9 Rudi Susilana, Cepi Ryana M.Pd,Media Pembelajaran,(Bandung : CV Wacana

Prima,2009), h. 1

10

Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008),

cet ke-1, h.58

Page 26: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

12

3. Memiliki sarana-sarana yang menunjang proses belajar

mengajar.11

Berdasarkan ciri program pembelajaran efektif seperti

digambarkan di atas, keefektifan program pembelajaran tidak hanya

ditinjau dari segi tingkat prestasi belajar saja, melainkan harus pula

ditinjau dari segi proses dan sarana penunjang.

4. Prinsip-prinsip Belajar

Dalam kegiatan belajar mengajar, tentunya harus

menggunakan prinsip-prinsip belajar tertentu agar bertindak seara

tepat. Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar

dapat mengungkap batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran.

Dengan mengacu pada prinsip-prinsip belajar, seorang guru akan

dapat mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang

peningkatan efektivitas belajar siswa. Prinsip-prinsip belajar adalah:

a. Kematangan jasmani dan rohani

b. Memiliki kesiapan

c. Memahami tujuan

d. Memiliki kesungguhan

e. Ulangan dan latihan12

Siswa maupun guru tidak dapat mengabaikan prinsip-prinsip

belajar tersebut, karena hal tersebut berpengaruh dalam penghasilan

belajar siswa.

B. Metode Demonstrasi

1. Pengertian Metode Demonstrasi

Metode berasal dari bahasa Greek / Yunani yaitu Metha dan

hodos. Metha artinya berarti melalui atau melewati dan hodos

11

Harry, Firman, Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan.(Bandung : Penerbit ITB

,1987).h.24 12

M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2007), h. 51-54

Page 27: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

13

berarti jalan atau cara. Kemudian diserap ke dalam bahasa Inggris

menjadi metode yang juga berarti jalan atau cara yang dilalui.13

Menurut Mohammad Athiyah Al-Abrasy sebagaimana dikutip

oleh Jalaludin, “Metode adalah rencana yang kita buat untuk diri

kita sebelum kita memasuki kelas, dan diterapkan dalam kelas

selama kita mengajar dalam kelas”.14

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode

adalah suatu cara yang kita gunakan harus direncanakan untuk

persiapan belajar mengajar dalam materi dan kondisi kelas dan

siswa, agar proses kegiatan belajar mengajar mencapai tujuan

pembelajaran.

Menurut Tayar Yusuf, “Metode demonstrasi adalah metode

mengajar dengan menggunakan alat peragaan (meragakan), untuk

memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan

bagaimana untuk melakukan dan jalannya suatu proses pembuatan

tertentu kepada siswa”.15

Sebab kata demonstrasi terambil dari kata

Demonstration = To Show (memperagakan / memperlihatkan) suatu

proses yang sedang berlangsung.

Menurut Wina Sanjaya, “Metode demonstrasi adalah metode

penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan

kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik

yang sebenarnya maupun hanya sekedar tiruan”. 16

Sedangkan Menurut Zakiah Darajat, “Metode demonstrasi

adalah dalam pengajaran dipakai untuk menggambarkan suatu cara

mengajar yang pada umumnya menggabungkan penjelasan verbal

13

Nur Uhbiyati , Ilmu Pendidikan Islam II, (Jakarta : Kalam Muliah, 1997) h. 35 14

Jalaluddin,op.cit.h. 53 15

Yusuf,Tayar, Metodologi Pengajaran Agama Dan Bahasa Arab, (Jakarta : PT

Grafindo Persada. 1995) h. 49 16

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientsi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta : kencana, 2005), cet.5, h. 152

Page 28: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

14

dengan suatu kerja fisik itu telah dilakukan atau peralatan itu telah

dicoba lebih dahulu sebelum di demonstrasikan”.17

Metode demonstrasi biasanya berkenaan dengan tindakan atau

prosedur yang dilakukan misalnya : proses mengerjakan sesuatu,

proses menggunakan sesuatu, membandingkan suatu cara lain, atau

untuk mengetahui kebenaran sesuatu yang belum diketahui oleh

siswa.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa metode demonstrasi adalah suatu cara penyajian pelajaran

dengan memperagakan langsung dengan suatu proses terjadinya

sesuatu baik dalam bentuk sebenarnya maupun tiruan sehingga

proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan

secara mendalam, serta dapat membentuk pengertian yang baik dan

sempurna.

Metode ini sering digunakan dalam mata pelajaran Fiqh.

Karena agar siswa mampu untuk mempraktekan langsung setelah

gurunya mempraktekannya di depan kelas. Namun dalam metode

ini yang aktif berperan tidak semua karena terbatasnya waktu dan

akan membuang waktu jika semuanya ikut mempraktekan.

Penggunaan metode demonstrasi ini dapat diterapkan dengan

syarat memiliki keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat

atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan yang

sesungguhnya. Keahlian metode tersebut harus dilakukan oleh guru

dan pelatih yang ditunjuk, setelah didemonstrasikan, siswa diberi

kesempatan melakukan keterampilan seperti yang telah diperagakan

oleh gurunya atau pelatih.

Pelajaran Fiqh di MTs merupakan pelajaran yang materi

ajarnya bisa dikatakan cukup banyak, ditambah dengan materi-

materi yang harus dipraktekkan tata caranya seperti shalat, wudhu,

17

Zakiah Darajat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Sinar Grafika

Offset, 1996), cet.ke. 1. h. 144

Page 29: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

15

dan lain sebagainya. Oleh karena itu kita mencoba untuk

menggunakan metode demonstrasi dalam mata pelajaran Fiqh

materi shalat jama’, qashar dan jama’ qashar, untuk melihat efektif

atau tidaknya dalam proses belajar mengajar di dalam kelas.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa metode demonstrasi adalah suatu cara untuk penyampaian

materi dengan memperagakan secara langsung suatu proses

terjadinya sesuatu baik dalam bentuk sebenarnya ataupun tiruan,

agar pelajaran lebih berkesan serta dapat membentuk pengertian

yang baik dan sempurna.

2. Langkah-langkah Penerapan Metode Demonstrasi

Pembelajaran yang akan kita ikuti dalam mata pelajaran di

dalam kelas sangatlah akan menarik jika dalam penyampaian materi

menggunakan beragam metode yang efektif. Salah satunya metode

demonstrasi, menurut Zakiah Darajat dalam Penerapan metode

demonstrasi ini memiliki beberapa langkah yang harus dilaksanakan

oleh fasilitator atau guru di dalam kelas, antara lain :

a. Perumusan tujuan instruksional khusus yang jelas yang meliputi

berbagai aspek, sehingga dapat diharapkan murid-murid itu akan

melaksanakan kegiatan yang didemonstrasikan itu setelah

pertemuan berakhir.

b. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang

akan dilaksanakan. Dan sebaiknya sebelum melakukan metode

demonstrasi hendaknya melakukan percobaan terlebih dahulu

agar sesuatu yang diinginkan tidak akan terjadi di saat

demonstrasi berlangsung.

c. Mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan. Hendaknya anda

sudah merencanakan seluruh waktu untuk setiap langkah

demonstrasi yang akan dilakukan.

Page 30: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

16

d. Selama demonstrasi berlangsung hendaknya guru introspeksi

diri

e. Mempertimbangkan penggunaan alat bantu pengajaran lainnya,

sesuai dengan luasan makna dan isi dari demonstrasi.

f. Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan siswa.

seringkali perlu terlebih dahulu dilakukan diskusi-diskusi dan

murid mencoba lagi demonstrasi atau mengadakan demonstrasi

ulang untuk memperoleh kecekatan yang lebih baik.18

3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi

Setiap metode yang digunakan oleh seorang guru pastilah

mempunyai kelebihan dan kekurangan. Salah satu metode yang

digunakan oleh guru dalam menyampaikan materinya adalah

metode demonstrasi. Metode demonstrasi mempunyai kelebihan

dan kekurangan, menurut Martinis Yamin kelebihan metode

demonstrasi adalah sebagai berikut :

a. Perhatian siswa dapat difokuskan pada titik berat yang dianggap

penting bagi guru

b. Dengan keterlibatan siswa secara aktif terhadap jalannya suatu

proses tertentu melalui pengamatan dan percobaan, siswa

mendapatkan pengalaman praktis, yang biayanya bersifat tahan

lama.

c. Menghindarkan pengajaran yang bersifat verbalisme, di mana

siswa tidak bisa memahami dan mengerti apa yang diucapkan,

atau bisa membaca Alquran tetapi tak bisa menulis dengan

benar.

18

Ibid.h 145

Page 31: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

17

d. Dapat mengurangi kesalahan bila dibandingkan dengan

membaca buku, karena siswa telah meemperoleh gambaran

yang jelas dari hasil pengamatan langsung.

e. Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada diri

siswa dapat dijawab di waktu mengamati demonstrasi.

Sedangkan kelemahan metode demonstrasi adalah sebagai berikut :

a. Dalam pelaksanaannya demonstrasi memerlukan waktu dan

persiapan yang matang, sehingga dapat menyita waktu yang

cukup banyak.

b. Demonstrasi dalam pelaksanaannya banyak menyita biaya dan

tenaga yang tidak sedikit (jika memakai alat-alat yang mahal).

c. Tidak semua hal yang dapat didemonstrasikan di dalam kelas.

Misalnya alat-alat peraga demonstrasi sangat besar / berat atau

berada di tempat jauh.

d. Demonstrasi akan menjadi tidak efektif bila siswa tidak turut

akif dan suasana gaduh.19

4. Cara Mengatasi Kelemahan Metode Demonstrasi

Metode yang digunakan oleh guru pasti ada kelemahannya,

namun bagaimana cara mengatasi kelamahan yang dihadapi oleh

guru dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Menurut Tayar

Yusuf, untuk mengatasi kelemahan metode demonstrasi adalah

sebagai berikut :

a. Merumuskan tujuan yang jelas dari sudut kecakapan atau

kegiatan yang hendak dicapai.

b. Menetapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan

dilaksanakan.

19

Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta : Gaung

Persada, 2004), h. 67

Page 32: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

18

c. Memperhitungkan waktu yang akan diperlukan, termasuk waktu

siswa untuk bertanya, memberi komentar, kesimpulan serta

catatan yang diperlukan.

d. Selama demonstrasi berlangsung kita dapat mengajukan

pertanyaan, apakah keterangan itu dapat didengar oleh siswa dan

apakah alat sudah ditempatkan pada posisi yang tepat dsb.

e. Menetapkan rencana penelitian, mengenai hasil yang dicapai

melalui demonstrasi.

f. Dapat merekam kembali/mengulangi kembali proses

demonstrasi, jika siswa merasa belum paham/mengerti tentang

masalah yang dibicarakan.20

C. Mata pelajaran Fiqh di MTs

1. Pengertian Fiqh

Mata pelajaran Fiqh adalah salah satu unsur Pendidikan

Agama Islam (PAI) yang mengarah pada pengenalan, pemahaman,

penghafalan, serta pengamalan Fiqh dalam kehidupan sehari-hari

sesuai syariat hukum Islam yang berlaku, Serta meluruskan

pandangan hidup sesuai dengan syariat hukum Islam yang menjadi

pengalaman dan kebiasaan.

“Fiqh secara bahasa adalah fahmun yang berarti paham.

Adapun makna Fiqh secara syara’ adalah mengetahui hukum-hukum

syara’ yang berkenaan dengan amal, baik amal anggota maupun amal

hati”.21

Seperti dalam surat At-taubah ayat 122

…..

“...Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara

mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan

mereka tentang agama... ( QS. At-taubah : 122)

20

Yusuf, op. cit, h.50-52 21

Abdul Karim Amrullah, Pengantar Ushul Fiqh, (Jakarta : Pustaka Panjimas,1984),

cet. IV. h. 2

Page 33: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

19

Sebagian ulama menyatakan bahwa fiqh ialah pengetahuan

tentang hukum-hukum syara’ yang didapati dari kekuatan ijtihad

(kesungguhan) mujtahid. Misalnya berniat adalah wajib sewaktu

mengerjakan wudhu.22

Maka permasalahan hukum yang tidak terbit

dari ijtihad mujtahid, tidaklah termasuk dalam fiqh lagi. Karena

nyatalah bahwa pengetahuan yang yakin atau Qath’i, melainkan

kekuatan sangka zhanni.

Menurut Zakiah Darajat menyatakan, “Fiqh menurut para

fuqaha ialah ilmu yang menerangkan hukum-hukum syariat Islam

yang diambil dari dalil-dalil yang terperinci”.23

Berdasarkan definisi di atas dapat di atas peneliti dapat

simpulkan bahwa yang dimaksud dengan Fiqh adalah mengetahui

hukum-hukum syara’ yang berhubungan dengan perbuatan, baik

perbuatan dari prilaku ataupun melalui hati yang didapat dari dalil-

dalil tertentu ataupun ijtihad para ulama.

Sedangkan Menurut Mushthafa Zarqa sebagaimana dikutip

oleh Dede Rosyada membagi pembahasan fiqh itu menjadi enam

bidang yaitu :

a. Ketentuan-ketentuan hukum yang berkaitan dengan bidang

ubudiyah, seperti shalat, puasa, dan haji. Inilah yang disebut fiqh

ibadah

b. Ketentuan-ketentuan hukum yang berkaitan dengan kehidupan

keluarga, seperti perkawinan,perceraian, nafakah dan ketentuan

nasab. Inilah ahwal al syakhsyiyah.

c. Ketentuan hukum yang berkaitan dengan hubungan sosial antara

umat islam., dalam konteks hubungan ekonomi dan jasa. Seperti

jual beli, sewa menyewa dan gadai. Inilah fiqh Mu’amalah

22

Ibid. h. 3 23

Darajat, op. cit. h. 78

Page 34: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

20

d. Ketentuan hukum yang berkaitan dengan sangsi-sangsi terhadap

pelaku tindak kejahatan criminal. Seperti Qishash. Inilah fiqh

jinayah.

e. Ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur masalah-masalah

hubungan warga Negara dengan pemerintahnya, serta hubungan

antara satu Negara dengan yang lainnya. Yaitu fiqh siyasah.

f. Ketentuan-ketentuan yang mengatur etik pergaulan antara seorang

muslim dengan yang lainnya dalam tatanan kehidupan sosial.yaitu

al-ahkan khuluqiyah.24

2. Tujuan Mata Pelajaran Fiqh di Madrasah Tsanawiyah

Fiqh di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk membekali

siswa agar dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum

Islam secara terperinci dan menyeluruh baik berupa dalil naqli dan

aqli.

Menurut Abdul Wahab Khallaf, “Tujuan mempelajari ilmu

fiqh ialah menerapkan hukum syari’at Islam terhadap perbuatan dan

ucapan manusia”.25

Jadi, ilmu fiqh itu adalah rujukan (tempat

kembali) seorang hakim (qadhi) dalam keputusannya, rujukan

seorang Mufti dalam fatwanya, dan rujukan seorang Mukallaf untuk

mengetahui hukum syari’at dalam ucapan dan perbuatannya. Inilah

tujuan yang dmaksudkan dari semua Undang-Undang untuk umat

manusia. Karena dari Undang-Undang itu tidak dimaksudkan

kecuali untuk menerapkan materi hukumnya terhadap perbuatan dan

ucapan manusia. Selain itu juga untuk membatasi setiap Mukallaf

terhadap hal-hal yang diwajibkan atau diharamkan baginya.

Pembelajaran fiqh di Madrasah Tsanawiyah diarahkan untuk

mengantarkan siswa dapat memahami pokok-pokok hukum Islam

dan tata cara pelaksanaannya untuk diaplikasikankan dalam

24

Dede Rosyada, Hukum Islam Dan Pranata Sosial, ( Jakarta : PT Rajawali

pers,1993),h. 64 25

Abdul wahab Khallaf, Kaidah-Kaidah Hukum Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2002), h. 6

Page 35: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

21

kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan

syariat Islam secara kaffah (sempurna).

Pembelajaran fiqh di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk

membekali siswa agar dapat:

a. Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam

mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan

manusia dengan Allah yang diatur dalam fiqh ibadah dan

hubungan manusia dengan sesama yang diatur dalam fiqh

muamalah.

b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam

dengan benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan

ibadah sosial. Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan

ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung

jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun

sosial.

Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi

pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan social. Pembelajaran

fiqh diarahkan untuk mengantarkan siswa dapat memahami pokok-

pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk

diaplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang

selalu taat menjalankan syariat Islam secara kaffah (sempurna).26

3. Ruang Lingkup Materi Pembelajaran Fiqh di MTs

Adapun ruang lingkup Fiqh meliputi keselarasan, keserasian

dan keseimbangan antara lain :

a. Hubungan manusia dengan Allah SWT

b. Hubungan manusia dengan sesama manusia, dan

26

Peraturan Menteri Agama RI nomor 2 tahun 2008 tentang Standar Kompetensi

Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah.h. 84

Page 36: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

22

c. Hubungan manusia dengan alam semesta (selain manusia) dan

lingkungan.27

D. Penelitian Relevan

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini di antaranya:

1. Hasil penelitian Robiatul Adawiyah (2013) yang berjudul

“Penggunaan Metode Demonstrasi Guna Meningkatkan Keaktifan

Siswa Dalam Pembelajaran Fiqh” dapat meningkatkan keaktifan

dan hasil belajar siswa di Mts Ad-Da’wah kelas IX pada pokok

bahasan tata cara pengurusan jenazah. hal ini dapat dilihat dari rata-

rata hasil belajar Fiqh pada siklus I siswa dilihat dari keaktifannya

dalam mendemonstrasikan materi pada tindakan kelas sebanyak 4

orang (17,23%), pada siklus II siswa dilihat dari keaktifan dalam

mendemonstrasikan materi pada tindakan kelas sebanyak 6 orang

(28,57), pada tindakan kelas siklus III sebanyak 12 orang (57,14%) .

Pada siklus III ini sudah mencapai kriteria ketuntasan belajar yang

ditentukan sekolah dibandingkan dengan keaktifan siswa pada siklus

II. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dalam keaktifan siswa

melalui penerapan metode Demonstrasi. Yang menjadikan beda

dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa peneliti lebih

mengkhususkan kepada Peningkatan efektivitas penggunaan metode

demonstrasi hasil belajar siswa dalam mata pelajaran fiqh.

2. Hasil penelitian dari Maria Ulfah (2012) yang berjududl “Efektivitas

Penerapan Metode Demonstrasi Terhadap Prestasi Belajar Fiqh

Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah Al-Falah Jakarta” hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa nilai r terhitung sebesar 0,464

dan termasuk kategori sedang ( nilai r hitung pada rentang 0,400-

0.700) dengan nilai KD sebesar 21,52 %. Dengan demikian terdapat

hubungan yang cukup kuat dan signifikan antara penerapan metode

27

Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi,

(Ciputat : PT Ciputat Press Group, 2005), h.78

Page 37: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

23

demonstrasi terhadap prestasi belajar. Yang menjadikan beda dengan

penelitian ini bahwa peneliti lebih mengkhususkan kepada

peningkatan efektivitas penggunaan metode demonstrasi hasil

belajar siswa dalam mata pelajaran fiqh.

3. Hasil penelitian dari Anwaruddin (2009) salah satu mahasiswa

Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam yang berjudul,

“Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Keberhasilan Belajar

PAI Di SMA Mandiri 99 Tangerang”, hasil penelitiannya

menyimpulkan bahwa metode demonstrasi yang diterapkan dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Mandiri 99 sudah

menunjukkan pengaruh yang nyata, oleh karena itu dapat dijadikan

andalan bagi guru ketika akan menyampaikan Pendidikan Agama

Islam di sekolah. Yang menjadikan beda dengan penelitian ini

bahwa penelitian ini lebih mengkhususkan peningkatan efektivitas

penggunaan metode demonstrasi dalam mata pelajaran Fiqh.

E. Hipotesis Tindakan

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Dengan

menggunakan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran fiqh di

Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat, maka diharapkan dapat

meningkatkan efektivitas hasil belajar siswa dalam proses belajar

mengajar bidang studi fiqh pada siswa kelas VII.1 Madrasah

Tsanawiyah Islamiyah Ciputat.

Mata pelajaran Fiqh dengan materi pelajaran shalat jama’, qashar

dan jama’ qashar dan ketentuan shalat dalam keadaan darurat ,

sedangkan bidang kajiannya adalah metode demonstrasi.

Shalat jama’,qashar dan jama’ qashar dan ketentuan shalat dalam

keadaan darurat merupakan materi mata pelajaran Fiqh yang

memerlukan adanya pemahaman mendalam dan terperinci. Karena

proses shalat jama’, qashar dan jama’ qashar berbeda-beda raka’at

serta niatnya. Sehingga dalam pelaksanaan shalat jama’, qashar dan

Page 38: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

24

jama’ qashar itu tidak asal melaksanakan shalat itu harus jelas halangan

untuk melakukannya shalat jama’, qashar dan jama’ qashar, dsb.

Kurangnya pemahaman terhadap materi ini menjadikan siswa

akan mengalami kesulitan, terlebih dalam dunia nyata mereka

dihadapkan dengan persoalan-persoalan yang menuntut mereka untuk

melakukan hal itu. Untuk mempelajari shalat jama’, qashar, dan jama’

qashar dan ketentuan shalat dalam keadaan darurat perlu adanya

penyajian yang menarik yang dikemas meggunakan metode

demonstrasi agar dalam praktiknya siswa dapat mengaplikasikan

berdasarkan pemahaman yang mereka dapat di sekolah.

Page 39: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MTs Islamiyah Ciputat Jl.

KH. Dewantara No. 23 Ciputat-Tangerang Selatan. Penelitian Tindakan Kelas ini

dilaksanakan di kelas VII.1 pada semester genap tahun ajaran 2013/2014, dimulai

dari bulan Maret 2014 sampai dengan bulan Juli 2014.

Tabel 3.1

Waktu dan Jadwal Penelitian

No Kegiatan Maret April Mei Juni Juli

1. Persiapan dan

perencanaan

2. Observasi (studi

lapangan)

3. Kegiatan penelitian √ √

4. Analisis data √

5. Laporan penelitian √

B. Metode Penelitian dan Desain Intervensi Tindakan

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini penelitian tindakan kelas

atau classroom action research yang difokuskan pada situasi kelas, Penelitian

Tindakan Kelas adalah sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di

dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah

tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam

Page 40: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

26

situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.1

Metode penelitian kelas ini dilakukan pada pembelajaran Fiqh dengan

menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan efektivitas belajar

siswa.

Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari model

Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari empat komponen, yaitu:

perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebenarnya model Kemmis

dan Mc Taggart merupakan pengembangan dari model Kurt Lewin, hanya

saja model penelitian tindakan Kemmis dan Mc Taggart komponen acting

(tindakan) dengan observing (pengamatan) dijadikan satu kesatuan.

Disatukannya kedua komponen tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan

bahwa antara penerapan acting dan observing merupakan dua kegiatan yang

tidak terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan harus dilakukan dalam satu

kesatuan waktu, ketika tindakan dilaksanakan begitu pula observasi juga harus

dilaksanakan.2

Penelitian Tindakan Kelas ini diawali dengan melakukan penelitian

study pendahuluan atau observasi (pra penelitian) setelah refleksi awal dan

akan dilanjutkan dengan 2 siklus. Dalam setiap siklus atau putaran kegiatan

beruntun yang kembali ke langkah semula, dilakukan empat kegiatan pokok,

yaitu:

a. Perencanaan

Pada tahap ini juga peneliti membuat RPP, instrumen penelitian yang

terdiri dari lembar observasi aktivitas belajar mengajar siswa dan guru,

catatan lapangan, lembar wawancara dan soal tes untuk awal pre test dan

akhir siklus post test, serta kisi-kisi instrumen.

1Wina sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 26

2Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Prestasi Pustakarya, 2011) h.

30

Page 41: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

27

b. Tindakan

Pada kegiatan ke-2, adalah pelaksanaan tindakan yang merupakan

penerapan yang dilakukan oleh peneliti dan guru yaitu RPP dengan

menggunakan metode demonstrasi sesuai dengan fokus masalah dan

perencanaan yang telah dibuat oleh peneliti dan guru.

c. Observasi

Kegiatan observasi ini peneliti melakukan pengamatan bersamaan dengan

proses pelaksanaan tindakan untuk memperoleh data yang akurat untuk

perbaikan pada siklus berikutnya. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan

pengamatan dengan dibantu oleh guru kelas yang bertugas sebagai

observer dan kolaborator.

d. Refleksi

Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang

sudah dilakukan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan

dianalisis bersama peneliti dan guru, sehingga dapat diketahui apakah

kegiatan yang telah dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan atau

masih perlu adanya perbaikan.

2. Desain Penelitian

Setelah melakukan kegiatan pokok PTK yaitu, perencanaan, tindakan,

observasi serta analisis dan refleksi maka siklus I selesai, kemudian penelitian

akan dilanjutkan dengan siklus II. Apabila hasil siklus II sudah menunjukkan

bahwa indikator keberhasilan telah dicapai, maka penelitian dihentikan. Akan

tetapi apabila indikator keberhasilan belum dicapai, maka penelitian

dilanjutkan ke siklus III, dengan hasil refleksi siklus II sebagai acuannya.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada

desain yang dikemukakan oleh Wina sanjaya, sebagai berikut:

Page 42: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

28

Bagan I

Alur Pelaksanaan PTK

Siklus I

Siklus II

Pelaksanaan

tindakan I

Perencanaan

tindakan I permasalahan

n

Refleksi I Pengamatan/ Pengumpulan data

Permasalahan

baru hasil

refleksi

Pelaksanaan

tindakan II

Perencanaan

tindakan II

Refleksi II Pengamatan/

Pengumpulan data

II

Apabila

permasalahan

belum

terselesaikan

Dilanjutkan ke

siklus

berikutnya

Page 43: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

29

C. Subjek Penelitian dan Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII.1 Madrasah Tsanawiyah

Islamiyah Ciputat Observer yang terlibat dalam kegiatan penelitian ini yaitu guru

bidang studi Fiqih kelas VII.1 sebagai pengamat jalannya penelitian sekaligus

berperan sebagai kolaborator.

Pada saat pelaksanaan tindakan, guru Fiqh membantu peneliti mengamati

aktivitas-aktivitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran dengan

menggunakan lembar observasi. Selain itu, guru Fiqh juga melakukan observasi

dan penilaian terhadap peneliti pada saat melakukan tindakan dan untuk

mendapatkan informasi dalam rangka perbaikan pada pelaksanaan tindakan

selanjutnya.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaku penelitian. Peneliti

bekerja sama dengan guru bidang study Fiqh sebagai kolaborator dan observer.

Sebagai kolaborator yaitu bekerja dalam hal membuat rancangan pembelajaran,

melakukan refleksi dan menentukan tindakan-tindakan pada siklus selanjutnya.

Kerja sama antara guru Fiqh dan peneliti menjadi hal yang sangat penting

dan memiliki kedudukan yang setara dalam pelaksanaan tindakan di dalam kelas,

dalam arti masing-masing mempunyai peran dan tanggung jawab yang saling

membutuhkan dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini Dimaksudkan untuk melihat bagaimana

efektivitas belajar siswa setelah diberikan tindakan.

1) Observasi Pendahuluan

a. Observasi kegiatan belajar

pada kegiatan ini peneliti mengamati kondisi pembelajaran metode

demonstrasi pada kelas VII-1 Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat.

Page 44: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

30

b. Wawancara dengan guru dan siswa

Wawancara dilakukan sebelum tindakan, wawancara sebelum tindakan

untuk mengetahui bagaimana kondisi pembelaran metode demonstrasi di

kelas VII-1 dan juga untuk mengetahui sejauh mana tingkat efektivitas

belajar siswa dalam belajar fiqh.

2) Tahapan Penelitian

a. Tahap Perencanaan

1) Pembuatan rancangan perencanaan pembelajaran (RPP) dengan

menggunakan metode demonstrasi

2) Penentuan materi shalat jama’, qashar dan jama’ qashar dalam RPP dan

disusun berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

b. Tahap Pelaksanaan

1) Memberikan pre test untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa

2) Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi

3) Pembelajaran menggunakan 2 siklus, pada siklus 1 terdiri dari 3kali

pertemuan sedangkan siklus ke II terdiri dari 2 kali pertemuan

4) Pertemuan pertama, menjelaskan pengertian shalat jama’ dan shalat

qashar

5) Pertemuan kedua, menjelaskan pengertian shalat jama’ qashar serta

membagikan kelompok yang ditentukan oleh peneliti serta menjelaskan

langkah-langkah metode demonstrasi.

6) Pertemuan ketiga, siswa melakukan praktek shalat jama’, qashar dan

jama’ qashar dengan aturan yang telah dijelaskan sebelumnya oleh

peneliti dan peneliti mengawasi jalannya metode demonstrasi, kemudian

diakhiri dengan post test.

7) Pada setiap pertemuan guru kolaborator melakukan pengamatan dengan

mengisi lembar observasi yang telah disediakan sebelumnya.

Page 45: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

31

c. Tahap Pengamatan

1) Melakukan wawancara guru dan siswa setelah tindakan kelas.

2) Melakukan wawancara setelah tindakan dengan guru fiqh kelas VII-1

untuk mengetahui respon guru mengenai metode demonstrasi.

3) Wawancara bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas belajar siswa

telah digunakan metode demonstrasi serta untuk mengetahui perubahan

yang ada pada siswa dari segi efekivitas dan hasil belajar siswa dalam

belajar fiqh.

d. Tahap Refleksi

1) Pada tahap refleksi dilakukan analisis dari hasil observasi yang telah diisi

oleh guru kolaborator dan juga hasil wawancara sebelum dan sesudah

dilakukan tindakan.

2) Analisis didiskusikan dengan guru kolaborator, kemudian dibuat

perbaikan-perbaikan berdasarkan kekurangan yang ada.

3) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan

penelitian.

4) Membandingkan hasil sebelum dan sesudah tindakan kelas.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah meningkatnya efektivitas

penggunaan metode demonstrasi hasil belajar siswa dalam belajar Fiqh

menggunakan metode pembelajaran metode demonstrasi yaitu semua siswa

mampu mencapai skor belajar lebih besar dari Kriteria Ketuntasan Minimum

(KKM) yang mencapai 75 %.

G. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian dianalisis berdasarkan hasil pre test dan post test,

lembar observasi, serta hasil wawancara terhadap guru kolaborator dan siswa.

Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah guru, siswa dan peneliti.

Page 46: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

32

Tahap penelitian ini diawali dengan dilakukannya pra penelitian atau

penelitian pendahuluan dan akan dilanjutkan dengan tindakan yang berupa siklus,

terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi,

serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada tindakan I,

penelitian akan dilanjutkan dengan tindakan II, jika data yang diperoleh

memerlukan penyempurnaan akan dilanjutkan kembali pada tindakan III dan

seterusnya. Bagan kegiatan ini sebagai berikut:

Siklus I Kegiatan

1. Perencanaan Mempersiapkan rencana pembelajaran sesuai

dengan materi yang telah disiapkan.

Mempersiapkan lembar kegiatan sesuai dengan

metode Demonstrasi.

Mempersiapkan instrumen (tes bacaan, lembar

observasi, catatan lapangan, dan wawancara).

Mempersiapkan lembar tes akhir (post tes)

untuk mengetahui hasil dari kegiatan tersebut.

2. Tindakan Melaksanakan langkah-langkah sesuai rencana

pembelajaran yang telah disusun.

Melaksanakan proses kegiatan pembelajaran

dengan menggunakan metode Demonstrasi .

Melakukan post tes untuk mengetahui hasil

belajar siswa sesudah diterapkannya metode

Demonstrasi.

3. Pengamatan

(observasi)

Kolaborator mengobservasi proses

pembelajaran dengan menggunakan metode

Demonstrasi.

Kolaborator mengamati aktivitas belajar siswa

selama proses pembelajaran.

Page 47: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

33

Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran

dengan aktivitas siwa.

4. Refleksi Peneliti bersama kolaborator mengevaluasi

proses pembelajaran siklus I. Hasil penelitian

siklus I dibandingkan dengan indikator

keberhasilan. Apabila indikator keberhasilan

belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan ke

siklus II dengan hasil evaluasi siklus I

digunakan sebagai acuannya.

Siklus II dan seterusnya Siklus II akan dilanjutkan apabila tidak memenuhi

kriteria ketuntasan belajar secara klasikal yaitu siswa

harus tuntas belajar. Pelaksanaan alur siklus II sama

dengan pelaksanaan alur siklus I dengan

memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada

siklus I.

Penyusunan laporan

penelitian

Hasil tes pada siklus I dan II, hasil observasi dan

hasil wawancara.

Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.

1. Data kualitatif : hasil observasi proses pembelajaran, hasil observasi

aktivitas belajar Fiqih siswa, hasil observasi aktivitas demonstrasi siswa,

lembar catatan lapangan, hasil wawancara terhadap guru dan siswa, dan hasil

dokumentasi (berupa foto kegiatan pembelajaran).

2. Data kuantitatif : nilai hasil tes tiap siklus.

3. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru dan peneliti.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian

terdiri atas dua jenis yaitu:

Page 48: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

34

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Tes (pre Test dan post test)

Tes tertulis itu berupa tes awal (pre test) dan tes akhir (post test). tes awal

adalah tes yang dilaksanakan awal pembelajaran untuk mengetahui

kemampuan awal siswa. Sedangkan tes akhir dilaksanakan pada akhir

pembelajaran untuk mengetahui kemampuan siswa setelah pembelajaran

berlangsung. Soal-soal tes awal dibuat sama dengan soal-soal tes akhir.

Tes tersebut dalam bentuk tes obyektif jenis Essay sebanyak 5 butir. Tes

ini diberikan kepada siswa kelas VII.I sebelum dan sesudah pembelajaran

untuk memperoleh gambaran hasil belajar siswa sebelum dan sesudah

aktivitas pembelajaran dengan menggunakan metode Demonstrasi.

2. Lembar observasi

Untuk memperoleh data tentang kondisi pelaksanaan metode pembelajaran

di kelas dan sebagai bahan refleksi untuk perbaikan pada siklus selanjutnya.

3. Pedoman Wawancara

Pada wawancara, tahap analisis dilakukan dengan menginterpretasikan

hasil wawancara guru kolaborator dan subyek. Sehingga dapat diketahui

respon dan kesan guru kolaborator dan subyek pada proses pembelajaran yang

menggunakan metode Demonstrasi.

4. Kisi-kisi instrument

a. Tes pengetahuan (Kognitif)

Tes tertulis pre test Dan post test yang diberikan kepada subyek yang

teramat dalam bentuk soal objektif.

Page 49: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

35

Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil belajar Siklus I

No Kompetensi

Dasar

Indikator Kemampuan Bentuk

Soal

Nomor

Soal C1 C2 C3

1.

2.

Menjelaskan

ketentuan shalat

jama’, qashar,

dan jama’ qashar

Mempraktikan

shalat jama’,

qashar dan jama’

qashar

Memberikan

definisi tentang

pengertian shalat

jama’, qashar dan

jama’ qashar

Essay 1, 2

Menjelaskan syarat-

syarat shalat jama’,

qashar dan jama’

qashar

Essay

4

Menjelaskan

macam-macam

shalat jama', qashar

dan jama’ qashar

Essay 2

Menjelaskan tata

cara shalat jama’,

qashar dan jama’

qashar

Essay 5

Mendemonstrasikan

shalat jama’, qashar

dan jama’ qashar

Jumlah 5

Keterangan:

C1 = Ingatan

C2 = Pemahaman

C3 = Aplikasi

Page 50: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

36

Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil belajar Siklus II

No Kompetensi

Dasar

Indikator Kemampuan Bentuk

Soal

Nomor

Soal C1 C2 C3

1.

2.

Menjelaskan

ketentuan Shalat

dalam keadaan

darurat ketika

sedang sakit dan

dikendaraan.

Mempraktikan

shalat dalam

keadaan darurat

ketika sedang

sakit dan di

kendaraan.

Mengidentifikasi

pengertian shalat

dalam keadarurat

dan dalilnya

Essay 1, 2, 3

Menjelaskan tata

cara ketentuan

shalat dalam

keadaan sakit

Essay

4

Menjelaskan tata

cara ketentuan

shalat dalam

kendaraan

Essay 5

Mendemonstrasikan

shalat dalam

keadaan darurat

Jumlah 5

Keterangan:

C1 = Ingatan

C2 = Pemahaman

C3 = Aplikasi

Page 51: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

37

5. Foto

Foto digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan yang berlangsung pada siklus

I dan II.

I. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi aktivitas belajar Fiqh siswa; diperoleh dari lembar observasi aktivitas

yang diisi oleh observer pada setiap pertemuan. Hasil observasi proses

pembelajaran Fiqh di kelas, data ini berasal dari hasil observasi terhadap

tindakan pembelajaran.

2. Observasi aktivitas kerjasama siswa dalam kelompok; diperoleh dari lembar

observasi yang diisi oleh observer pada setiap pertemuan.

3. Nilai hasil belajar diperoleh dari tes hasil belajar siswa yang dilakukan pada

setiap akhir siklus.

4. Wawancara : peneliti melakukan wawancara terhadap guru bidang studi Fiqih

dan siswa pada tahap pra penelitian dan pada akhir siklus.

5. Catatan lapangan; catatan lapangan ini dilakukan ketika proses pembelajaran

berlangsung untuk mencatat kejadian-kejadian selama proses pembelajaran

yang tidak teramati dari lembar observasi.

6. Dokumentasi ; dokumentasi yang dimaksud adalah berupa foto-foto yang

diambil pada saat proses pembelajaran yang diperoleh dari setiap siklus.

Setelah semua data terkumpul, peneliti bersama guru kolaborator melakukan

analisis dan evaluasi data untuk mengambil kesimpulan tentang perkembangan

hasil belajar Fiqih siswa, tentang kelebihan dan kekurangan penelitian tindakan

kelas yang telah dilaksanakan.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Study

Untuk mendapatkan hasil evaluasi yang baik tentunya diperlukan instrument

yang kualitasnya baik pula. Instrument yang baik dapat ditinjau dari validitas.

Page 52: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

38

Validitas adalah derajat ketetapan suatu alat ukur tentang pokok isi atau arti

sebenarnya yang diukur.3 Suatu instrument dapat dikatakan valid apabila

instrument tersebut mampu mengukur apa yang seharusnya diukur.

Instrument yang digunakan adalah untuk mengukur kemampuan efektif atau

tidaknya hasil belajar Fiqh siswa dilihat dari formatif akhir siklus. Validitas yang

digunakan untuk instrument kemampuan keefektivitasan hasil belajar Fiqh siswa.

Yaitu content validity (validitas isi) yang termasuk validitas Rasional Sebuah tes

dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang

sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan.4 Dalam validitas yang

digunakan dengan mengkonsultasikan instrument tes kepada para pakar. Dalam

hal ini peneliti berkonsultasi dengan dosen pembimbing dan guru pamong yang

merupakan pakar di bidang pendidikan termasuk dalam mata pelajaran Fiqh.5

K. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis

Menganalisis hasil observasi proses pembelajaran yaitu hasil observasi

terhadap pelaksanaan pembelajaran peneliti dan hasil observasi prestasi belajar

siswa. Menganalisis jurnal harian dengan mengelompokkan respons siswa ke

dalam kelompok berkomentar positif, negatif, netral dan tidak berkomentar

kemudian dihitung presentasenya.

Tahap analisis data di mulai dengan menyajikan keseluruhan data yang

diperoleh dari berbagai sumber, membaca data, kemudian mengadakan

rekapitulasi data dan menyimpulkannya. Data yang diperoleh berupa kalimat-

kalimat dan skala penilaian hasil belajar siswa diubah menjadi kalimat yang

bermakna.

Efektivitas pembelajaran diukur dengan ketentuan KKM mata pelajaran Fiqh

di MTs Islamiyah Ciputat, yaitu 75. Dalam menganalisis tingkat keberhasilan atau

3 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta :PT Raja Grafindo Persada, 2011),

h.164 4Ibid., h.164

5 Suharsimi Arikunto,,dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Bumi Aksara, 2012), h. 128

Page 53: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

39

persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya

(siklus) dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada

setiap akhir siklus. Teknis analisis data kuantitatif pada hasil belajar menggunakan

analisis statistik deskriptif dengan menjumlah, mencari mean (rata-rata) dan

presentase keberhasilan belajar.

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Setelah tindakan pertama (siklus I) selesai dilakukan dan hasil yang

diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu peningkatan hasil belajar

siswa dalam mata pelajaran Fiqh maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan

tindakan selanjutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran. Siklus ini terdiri

dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan

refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, apabila indikator

keberhasilan belum tercapai maka penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II.

Penelitian ini berakhir, apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah

berhasil menguji penerapan metode pembelajaran melalui Metode Demonstrasi

dalam meningkatkan prestasi belajar Fiqh siswa dalam proses pembelajaran.

Kegiatan penelitian yang peneliti akan lakukan memerlukan perencanaan dan

persiapan yang cukup panjang. Adapun perencanaan tindakannya adalah peneliti

mempersiapkan instrumen penelitian seperti lembar observasi aktivitas belajar

siswa, soal-soal yang dipergunakan untuk latihan dan soal-soal tes formatif untuk

menilai hasil belajar Fiqh siswa serta lembar wawancara untuk guru dan siswa.

Peneliti juga dapat menggunakan lembar kerja siswa yang dibuat peneliti sendiri

atau yang disarankan pihak sekolah.

Dalam melakukan penelitian, guru bidang studi Fiqh berkolaborasi dengan

observer yang dalam hal ini adalah teman seprofesi untuk membantu kelancaran

penelitian dan dapat juga sebagai kolaborator untuk berdiskusi membicarakan

kegiatan untuk siklus selanjutnya.

Page 54: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

40

Penelitian ini berakhir, setelah berhasil menguji penerapan pembelajaran

metode demonstrasi pada materi Fiqh dalam peningkatan efektivitas pembelajaran

hasil belajar.

Page 55: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

41

BAB IV

DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Profil Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat

1. Sejarah Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MTs Islamiyah Ciputat

pada kelas VII semester genap tahun pelajaran 2013/2014 dengan materi

ketentuan shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta ketentuan shalat dalam

keadaan darurat.

Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat berdomisili di Jl. KH.

Dewantara No. 23 Ciputat Telp. 28752974 Kecamatan Ciputat, Kota

Tanggerang Selatan 15411 yang secara geografis terletak dekat kantor

Kelurahan Ciputat, dan mudah dijangkau dari segala arah melalui banyak

sarana transportasi.

Madrasah Tsanawiyah ini merupakan cikal bakal tebentuknya Yayasan

Islamiyah Ciputat, ini dikarenakan Madrasah Tsanawiyah Islamiyah adalah unit

sekolah pertama yang berdiri dari diantara sekolah-sekolah yang ada di

Yayasan Islamiyah Ciputat. Tahun berdirinya sekitaran tahun 1978 adapun

bulan tepatnya sekitaran bulan Agustus. Dan kemudian berdirilah sekolah-

sekolah yang lain hingga jejang STIE Islamiyah Ciputat.

Yayasan Islamiyah itu sendiri membawahi beberapa sekolah termasuk

didalamnya Madrasah Tsanawiyah Islamiyah, SMP Islamiyah, MA Islamiyah,

SMK Islamiyah, yang terakhir adalah STIE Islamiyah. Padaperkembangannya

Mts ini cukup bagus dan telah menciptakan lulusan yang banyak berkompeten

di bidangnya masing-masing. Setelah adanya SMP Islamiyah banyak orang tua

yang memilihkan anaknya untuk disekolahkan di SMP, ini mengakibatkan

berkurangnya jumlah siswa di Madrasah Tsanwiyah itu sendiri.

Page 56: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

42

Adapun karena Madrasah Tsanawiyah merupakan sebuah lembaga

yang bernuansakan Islam, maka dari jenis pelajarannya pun cukup padat. Ini

dikarenakan agar para siswa mempunyai jiwa keislaman yang lebih dari

sekolah-sekolah lain. Selain itu ekstrakulikulernya pun banyak yang

bernuansakan keislaman. Contohnya seperti nasyid, marawis, pidato dan jenis-

jenis kegiatan keislaman lainnya.

Salah satu pendiri Yayasan Islamiyah bernama Bapak Zarkasih Noor,

beliau bersama-sama dengan saudaranya mengembangkan yayasan tersebut

hingga seperti sekarang.

2. Visi, Misi dan Tujuan

a. Visi

Terbentuknya manusia unggul dalam iman, ilmu, dan amal yang berhaluan

ahlussunah wal jamaah

b. Misi

- Membentuk siswa yang berakhlakul karimah

- Meningkatkan prestasi siswa baik dalam kegiatan intrakurikuler maupun

ekstrakurikuler

- Melatih dan membimbing siswa untuk selalu ikhlas dalam tindakan

maupun perbuatan

- Menjunjung tinggi dan melaksanakan kaidah-kaidah Ahlu Sunnah Wal

Jama’ah

3. Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Kebanyakan tenaga pengajar ataupun tenaga kependidikan yang ada di

MTs. Islamiyah berlatar belakang pendidikan sarjana tingkat satu. Yang berasal

dari universitas yang berada disekitar Jakarta, dan kebanyakan berasal dari

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 57: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

43

Guru yang ada di Mts. Islamiyah berjumlah 18 orang dan seorang staf TU.

Karena MTs banyak memuat mengenai materi yang bermuatan Islam tenaga

kependidikannyapun banyak yang berlatar belakangkan jurusan-jurusan Islam.

Adapun kepala sekolahnya ditunjuk langsung oleh pihak yayasan yang

memayungi MTs. Islamiyah. Tenaga pengajar di MTs ini tidak hanya memegang

satu mata pelajaran hal ini dikarenakan kurangnya tenaga pengajar yang berada di

MTs ini.

Dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan yayasan ini pun sering

melakukan program peningkatan kualitas guru. Ini dilakukan agar meningkatnya

kualitas pengajaran agar sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini. Dalam

pengajarannya guru-guru disi sudah mulai menggunakan metode yang berpusat

pada siswa (Student Center) ini dilakukan agar siswa tidak bosan dalam

melakukan pembelajaran. Hal ini pula dilakukan agar siswa dapat berperan aktif

dalam proses pembelajaran.

Guna menunjang proses pembelajaran yang berlasung guru-guru di

Mts.Islamiyah diwajibkan lulusan S1. Ini sesuai dengan peraturan yang telah

ditetapkan oleh pemerintah, sedangkan dari staff TU sendiri hanya satu dan

mereka saling berkordinasi dengan kantor pusat yaitu Yayasan Islamiyah, maka

latar belakang dari staff tersbut juga masih dalam proses gelar S1.

4. Data Siswa

Siswa-siswi yang bersekolah di Mts. Islamiyah ini berasal dari sekitaran

Ciputat ini dikarenakan letak Mts ini yang mudah diakses dari segala arah

transportasi. Kebanyakan siswanya berasal dari kalangan menengah kebawah.

Siswa sangat kurang minat membacanya.

Dari tahun ketahun jumlah siswa yang ada di MTs ini mengalami

peningkatan ini dikarenakan semakin baiknya pola pengajaran yang dilakukan

oleh guru-guru. Berikut ini adalah data jumlah siswa MTs. Islamiyah tiga tahun

kebelakang.

Page 58: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

44

Tahun

Ajaran

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah VII

– IX

Jml

Sisw

a

Jml

Rombe

l

Jml

Sisw

a

Jml

Rombe

l

Jml

Sisw

a

Jml

Rombe

l

Jml

Sisw

a

Jml

Rom

bel

2010/201

1 70 2 76 2 74 2 220 6

2011/201

2 88 2 72 2 70 2 230 6

2012/201

3 102 3 91 2 74 2 267 7

2013/201

4 102 3 100 3 81 2 283 8

5. Sarana Prasarana

Sarana yang ada di sekitaran MTs. Islamiyah ini cukup memadai untuk

standar sekolah. Tetapi sangat disayangkan belum lengkapnya perpustakan yang

ada di sekolah di MTs. Islamiyah ini hanya mempunyai perpustakaan mini.

Berikut ini data sarana yang berada di sekolah MTs. Islamiyah.

No. Jenis

Prasarana

Jumlah

Ruang

Jumlah

Ruang

Kondisi

Baik

Jumlah

Ruang

Kondisi

Rusak

Kategori Kerusakan

Ket Rusak

Ringan

Rusak

Sedang

Rusak

Berat

1 Ruang Kelas 8 8

2 Perpustakaan 1 1

3. R. Lab IPA 1 1

4 R. Lab Biologi - -

5 R. Lab Fisika - -

Page 59: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

45

6 R. Lab Kimia - -

7

R. Lab

Komputer 2 2

8 R. Lab Bahasa 1 1

9 R. Pimpinan 1 1

10 R. Guru 1 1

11 R. Tata Usaha 1 1

12 R. Konseling 1 1

13 Tempat Ibadah 1 1

14 R. UKS 1 1

15 Jamban 5 5

16 Gudang 1 1

17 R. Sirkulasi - -

18

Tempat

Olahraga 2 2

19 R. OSIS 1 1

20 R. Lainnya - -

B. Deskripsi Data

1. Kondisi Awal

Untuk mengetahui data penelitian, peneliti melakukan pengumpulan data

sebelum melakukan tindakan kelas. Pengumpulan data penelitian yang

dilakukan adalah dengan melakukan test untuk mengukur tingkat pengetahuan

siswa mengenai materi tentang ketentuan shalat jama’, qashar dan jama’

qashar serta ketentuan shalat dalam keadaan darurat. Wawancara dengan guru

serta pengamatan pada siswa dalam proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan

ini berlangsung pada tanggal 4 Maret - 13 Mei 2014 Tujuan penelitian

pendahuluan ini untuk menentukan fokus penelitian.

Page 60: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

46

Pada hari selasa, tanggal 4 Maret 2014 peneliti menemui kepala sekolah

untuk memperjelas tujuan dan maksud kadatangan peneliti ke sekolah.

Sekaligus menemui guru bidang study fiqh dan siswa. Kemudian pada tanggal

11 Maret 2014 peneliti melakukan wawancara dan pengamatan pembelajaran di

Kelas.

Pengamatan peneliti berdasarkan hasil wawancara dengan 3 siswa kelas

VII.1 bahwa pada saat pembelajaran mereka merasa jenuh, bosan dan kurang

asyik dalam pembelajaran. Dalam pengamatan peneliti selama proses

pembelajaran berlangsung terdapat sebagian siswa yang merasakan kurang

semangat, mengantuk, ada yang asyik bercanda serta mengobrol dan tidak

memperhatikan dan bosan serta jenuh dan kurang adanya timbal balik antara

guru dan siswa karena, guru terlalu monoton dalam mengajar.

Sebelum melakukan tindakan kelas, peneliti bersama guru mata pelajaran

Fiqh mendiskusikan masalah yang sedang dihadapi oleh siswa. Masalah yang

perlu diatasi adalah metode pembelajaran yang monoton sehingga siswa bosan

dan jenuh dalam proses pembelajaran.

Indikator yang digunakan peneliti untuk peningkatan efektivitas

penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran mata pelajaran Fiqh serta

meningkatnya hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil observasi awal dan hasil wawancara dengan guru dan

siswa, maka dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan efektivitas dalam

penggunaan metode demonstrasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran

fiqh. Maka, peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan metode PTK.

2. Tindakan Pembelajaran Siklus I

Tindakan pembelajaran siklus I merupakan tindakan awal yang sangat

penting, hal ini dikarenakan analisis dari hasil tindakan pembelajaran ini akan

dijadikan sebagai refleksi bagi peneliti pada tindakan pembelajaran selanjutnya.

Kegiatan penelitian pada siklus I dilaksanakan tiga kali pertemuan, setiap

Page 61: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

47

pertemuannya 2x40 menit (2 jam pembelajaran). Adapun tahap pada siklus I

adalah:

a. Tahap Perencanaan (Planning)

Pada siklus I ini, peneliti memperkenalkan metode demonstrasi kepada

subyek. disepakati bahwa untuk siklus I dan II materi yang akan dipelajari

adalah ketentuan shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta ketentuan

shalat dalam keadaan darurat.

Pada tahap perencanaan ini dilakukan penyusunan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) pelajaran Fiqh pada kelas VII.1 dengan Kompetensi

Dasar menjelaskan ketentuan shalat jama’, qashar dan jama’ qashar. Dalam

instrumen pembelajaran dibuat sendiri oleh peneliti yang terdiri dari lembar

pengamatan aktivitas belajar siswa, catatan lapangan, lembar pengamatan

aktivitas mengajar guru, lembar soal pre test dan post test, dan pedoman

wawancara, sebelum peneliti masuk kedalam kelas untuk melaksanakan

tahap pelaksanaan, terlebih dahulu peneliti sudah melakukan wawancara

kepada beberapa siswa kelas VII.1 dan kepada guru mata pelajaran Fiqh

terkait pembelajaran di kelas.

b. Tahap Pelaksanaan

Pembelajaran pada siklus I ini terdiri dari 3 kali pertemuan dengan

alokasi waktu (2x40 menit) setiap pertemuan. Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) siklus I dapat dilihat pada lampiran.

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 8 April 2014.

Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x40

menit) yang dimulai pada pukul 11.15 WIB sampai dengan 12.45 WIB.

Penjelasan materi dibagi menjadi 2 kali pertemuan Pokok bahasan yang

disampaikan adalah menjelaskan ketentuan shalat jama’. Jumlah siswa

yang hadir 29 siswa dari 32 siswa.

Page 62: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

48

Dalam kegiatan pembelajaran ini di awali dengan kegiatan

pendahuluan yaitu dengan memberikan apersepsi dan motivasi belajar,

kemudian peneliti melakukan pre test. Selanjutnya kegiatan inti

pembelajaran peneliti menjelaskan tentang pengertian shalat jama’.

setelah itu peneliti melakukan pembagian kelompok untuk berdiskusi

terkait materi yaitu shalat jama’.

Dalam diskusi siswa ternyata masih ada yang bercanda, dan ada

yang mulai jenuh Mungkin penyebabnya karena, jam pelajaran terakhir

dan sebelumnya belajar pelajaran matematika juga.

Pada kegiatan konfirmasi ketika peneliti melihat masih terdapat

siswa yang belum memahami dan terdapat kesalah pahaman maka,

peneliti memperbaikinya dengan cara menjelaskan kembali. Kemudian,

peneliti melakukan tanya jawab terkait materi ketentuan shalat jama’

qashar dan jama’ qashar. Pada kegiatan penutup peneliti menyimpulkan

materi yang telah dipelajari.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa, 15 April 2014.

Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x40

menit) yang dimulai pada pukul 11.15 WIB sampai dengan 12.45 WIB.

Penjelasan materi dibagi menjadi 2 kali pertemuan Pokok bahasan yang

disampaikan adalah menjelaskan ketentuan shalat qashar dan jama’

qashar. Jumlah siswa yang hadir seluruh siswa.

Dalam kegiatan pembelajaran ini diawali dengan kegiatan

pendahuluan yaitu dengan memberikan apersepsi dan motivasi belajar,

kemudian dilanjutkan dengan melakukan Tanya jawab. Selanjutnya

kegiatan inti pembelajaran peneliti yaitu menjelaskan tentang pengertian

shalat qashar dan jama’ qashar, yang merupakan lanjutan materi dari

shalat jama’. setelah itu peneliti melakukan pembagian kelompok untuk

berdiskusi terkait materi yaitu shalat qashar dan jama’ qashar. serta

Page 63: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

49

guru memperagakan shalat terkait dengan materi shalat qashar dan

jama’ qashar.

Ketika diskusi siswa mulai serius , dan tidak menghiraukan teman

yang membuat mereka tidak fokus, meskipun masih ada siswa yang

ingin bercanda. Mungkin penyebabnya karena, jam pelajaran terakhir

dan sebelumnya belajar pelajaran matematika juga.

Pada kegiatan penutup peneliti menyimpulkan materi yang telah

dipelajari, dan sebagai tindak lanjut kegiatan peneliti memerintahkan

siswa untuk mengulas kembali materi shalat jama’, qashar dan jama’

qashar.

3) Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Selasa, 29 April 2014.

Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x40

menit) yang dimulai pada pukul 11.15 WIB sampai dengan 12.45 WIB.

Pokok bahasan yang disampaikan adalah menjelaskan ketentuan shalat

jama’, qashar dan jama’ qashar, Pada pertemuan ketiga ini semua siswa

hadir dengan jumlah 32 siswa.

Dalam kegiatan pembelajaran diawali dengan memberikan

apersepsi dan motivasi kepada siswa. Setelah itu peneliti memberikan

intruksi kepada siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya maing-

masing. Kemudian, peneliti memberikan tugas kepada setiap kelompok

untuk mempraktekkan shalat sesuai dengan pilihan yang ditentukan oleh

peneliti. Ketika disebutkan urutan kelompoknya maka, yang melakukan

tugasnya adalah perwakilan dari setiap kelompok yang sudah ditentukan

oleh setiap kelompok.

Dalam kegiatan diskusi dan memperagakan shalat jama’, qashar

dan jama’ qashar ini siswa mulai serius dan tidak ada yang mengantuk

dan bercanda. Semuanya ikut berpartisispasi dalam kegiatan tersebut.

Page 64: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

50

Pada kegiatan konfirmasi, peneliti memberikan pemahaman

terkait materi tersebut, karena terdapat kekeliruan ketika melaksanakan

shalat jama’, qashar dan jama’ qashar. pada kegiatan penutup peneliti

menyimpulkan materi yang telah dipelajari, kemudian diakhiri dengan

pembagian kertas post test.

c. Pengamatan

Dalam kegiatan pengamatan pada siklus I ini dilakukan bersamaan

dengan tahap pelaksanaan pembelajaran. Tahap pengamatan ini dilakukan di

setiap pertemuan oleh observer yang merupakan teman sejawat peneliti.

1) Pertemuan Pertama

Pada pertemuan pertama, observer memberikan penilaian terhadap

aktivitas kelompok siswa dan guru selama proses pembelajaran

berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi

perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya.

Tabel 4.1

Hasil Observasi Guru

No Aspek yang dinilai

Penilaian

SB B C K SK

1. Memberi pertanyaan kepada siswa √

2. Guru mendemonstrasikan terlebih dahulu √

3. Memerintahkan siswa untuk berdiskusi √

4. Memerintahkan siswa untuk praktek √

5. Memberikan poin-poin penting terkait √

Page 65: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

51

materi

Berdasarkan tabel observasi guru di atas, dapat dilihat bahwa

aktivitas mengajar guru pada pertemuan pertama sudah menunjukkan

kategori baik semuanya dalam kegiatan pembelajaran.

Tabel 4.2

Hasil Observasi Siswa Kelompok 1

No Aspek yang dinilai

Penilaian

SB B C K SK

1. Siswa melaksanakan tugas dari guru √

2. Siswa memperhatikan guru, ketika

mendemonstrasikan terlebih dahulu

3. Siswa berdiskusi dengan teman

sekelompoknya

4. Siswa memperagakan √

5. Siswa menyimak poin-poin penting

terkait materi

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hasil observasi kelompok

1, pada pertemuan pertama ini dalam aktivitas belajar siswa pada empat

aspek sudah menunjukkan kategori baik bahkan ada satu yang sudah

sangat baik.

Page 66: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

52

Tabel 4.3

Hasil Observasi Siswa Kelompok II

No Aspek yang dinilai

Penilaian

SB B C K SK

1. Siswa melaksanakan tugas dari guru √

2. Siswa memperhatikan guru, ketika

mendemonstrasikan terlebih dahulu

3. Siswa berdiskusi dengan teman

sekelompoknya

4. Siswa memperagakan √

5. Siswa menyimak poin-poin penting terkait

materi

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hasil observasi kelompok

II, dalam pertemuan pertama ini dalam aspek aktivitas belajar mengajar

siswa menunjukkan penilaian baik dan sangat baik yaitu aspek siswa

memperhatikan guru,ketika mendemonstrasikan.

Tabel 4.4

Hasil Observasi Siswa Kelompok III

No Aspek yang dinilai Penilaian

SB B C K SK

1. Siswa melaksanakan tugas dari guru √

Page 67: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

53

2. Siswa memperhatikan guru, ketika

mendemonstrasikan terlebih dahulu

3. Siswa berdiskusi dengan teman

sekelompoknya

4. Siswa memperagakan √

5. Siswa menyimak poin-poin penting

terkait materi

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hasil observasi kelompok

III, pada pertemuan pertama ini dalam aspek aktivitas belajar mengajar

siswa, menunjukkan penilaian baik dan sangat baik yaitu siswa menyimak

poin-poin penting terkait materi.

Tabel 4.5

Hasil Observasi Siswa Kelompok IV

No Aspek yang dinilai

Penilaian

SB B C K SK

1. Siswa melaksanakan tugas dari guru √

2. Siswa memperhatikan guru, ketika

mendemonstrasikan terlebih dahulu

3. Siswa berdiskusi dengan teman

sekelompoknya

4. Siswa memperagakan √

Page 68: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

54

5. Siswa menyimak poin-poin penting

terkait materi

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hasil observasi kelompok

IV, pada pertemuan pertama ini dalam aspek aktivitas kegiatan belajar

mengajar siswa. Menunjukkan penilaian baik semuanya.

2) Pertemuan Kedua

Pada pertemuan kedua, observer memberikan penilaian terhadap aktivitas

siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini

dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran pada

pertemuan selanjutnya.

Tabel 4.6

Hasil Observasi Guru

No Aspek yang dinilai

Penilaian

SB B C K SK

1. Memberi tugas kepada siswa √

2. Guru mendemonstrasikan terlebih

dahulu

3. Memerintahkan siswa untuk berdiskusi √

4. Memerintahkan siswa untuk praktek √

5. Memberikan poin-poin penting terkait

materi

Page 69: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

55

Berdasarkan tabel observasi guru di atas, dapat dilihat bahwa

aktivitas mengajar guru pada pertemuan kedua beberapa aspek sudah

menunjukkan kategori sangat baik, tetapi untuk aspek memerintahkan

siswa berdiskusi dan yang lainnya masih menunjukkan kategori baik.

Tabel 4.7

Hasil Observasi Siswa Kelompok I

No Aspek yang dinilai Penilaian

SB B C K SK

1. Siswa melaksanakan tugas dari guru √

2. Siswa memperhatikan guru, ketika

mendemonstrasikan terlebih dahulu

3. Siswa berdiskusi dengan teman

sekelompoknya

4. Siswa memperagakan √

5. Siswa menyimak poin-poin penting terkait

materi

Berdasarkan tabel di atas hasil observasi kelompok I, pada

pertemuan kedua aktivitas belajar siswa pada beberapa aspek sudah baik,

namun untuk siswa melaksanakan tugas dari guru menunjukan penilaian

sangat baik.

Page 70: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

56

Tabel 4.8

Hasil Observasi Siswa Kelompok II

No Aspek yang dinilai Penilaian

SB B C K SK

1. Siswa melaksanakan tugas dari guru √

2. Siswa memperhatikan guru, ketika

mendemonstrasikan terlebih dahulu

3. Siswa berdiskusi dengan teman

sekelompoknya

4. Siswa memperagakan √

5. Siswa menyimak poin-poin penting

terkait materi

Berdasarkan table di atas menunjukkan hasil observasi kelompok

II, pada pertemuan kedua ini dalam aspek aktivitas belajar mengajar

siswa menunjukkan penilaian baik dan sangat baik yaiu siswa berdiskusi.

Tabel 4.9

Hasil Observasi Siswa Kelompok III

No Aspek yang dinilai Penilaian

SB B C K SK

1. Siswa melaksanakan tugas dari guru √

2. Siswa memperhatikan guru, ketika √

Page 71: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

57

mendemonstrasikan terlebih dahulu

3. Siswa berdiskusi dengan teman

sekelompoknya

4. Siswa memperagakan √

5. Siswa menyimak poin-poin penting

terkait materi

Berdasarkan table di atas menunjukkan hasil observasi kelompok

III, pada pertemuan kedua ini dalam aspek aktivitas belajar mengajar

siswa menunjukkan penilaian baik semuanya.

Tabel 4.10

Hasil Observasi Siswa Kelompok IV

No Aspek yang dinilai Penilaian

SB B C K SK

1. Siswa melaksanakan tugas dari guru √

2. Siswa memperhatikan guru, ketika

mendemonstrasikan terlebih dahulu

3. Siswa berdiskusi dengan teman

sekelompoknya

4. Siswa memperagakan √

5. Siswa menyimak poin-poin penting terkait

materi

Page 72: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

58

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hasil observasi kelompok

IV, pada pertemuan kedua ini dalam aspek aktivitas belajar mengajar

siswa menunjukkan penilaian baik dan sangat baik yaitu siswa

memperhatikan guru, ketika mendemonstrasikan.

3) Pertemuan Ketiga

Pada pertemuan ketiga, observer memberikan penilaian terhadap

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Hal

ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran

pada pertemuan selanjutnya.

Tabel 4.11

Hasil Observasi Guru

No Aspek yang dinilai

Penilaian

SB B C K SK

1. Memberi tugas kepada siswa √

2. Guru mendemonstrasikan terlebih

dahulu

3. Memerintahkan siswa untuk

berdiskusi

4. Memerintahkan siswa untuk praktek √

5. Memberikan poin-poin penting terkait

materi

Berdasarkan tabel observasi guru di atas, dapat dilihat bahwa

aktivitas mengajar guru pada pertemuan ketiga sudah sangat baik

Page 73: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

59

terutama pada aspek memberi tugas kepada siswa, memerintahkan siswa

berdiskusi dan memberikan poin-poin dalam materi. Namun

memerintahkan siswa untuk praktek masih dalam kategori baik.

Tabel 4.12

Hasil Observasi Siswa Kelompok I

No Aspek yang dinilai

Penilaian

SB B C K SK

1. Siswa melaksanakan tugas dari guru √

2. Siswa memperhatikan guru, ketika

mendemonstrasikan terlebih dahulu

3. Siswa berdiskusi dengan teman

sekelompoknya

4. Siswa mempergakan √

5. Siswa menyimak poin-poin penting

terkait materi

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hasil observasi kelompok

I, pada pertemuan ketiga aktivitas belajar siswa sudah menunjukkan

kategori baik untuk aspek yang diamati bahkan pada aspek siswa

menerima tugas, berdiskusi dan mencari poin-poin terkait dengan materi

menunjukkan seudah sangat baik, sedangkan dalam pelaksanaan praktik

siswa masih dalam kategori baik.

Page 74: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

60

Tabel 4.13

Hasil Observasi Siswa Kelompok II

No Aspek yang dinilai

Penilaian

SB B C K SK

1. Siswa melaksanakan tugas dari guru √

2. Siswa memperhatikan guru, ketika

mendemonstrasikan terlebih dahulu

3. Siswa berdiskusi dengan teman

sekelompoknya

4. Siswa memperagakan √

5. Siswa menyimak poin-poin penting

terkait materi

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hasil observasi kelompok

II, pada pertemuan ketiga ini dalam aspek aktivitas belajar mengajar

siswa menunjukkan penilaian baik dan sangat baik yaitu siswa berdiskusi.

Tabel 4.14

Hasil Observasi Siswa Kelompok III

No Aspek yang dinilai

Penilaian

SB B C K SK

1. Siswa melaksanakan tugas dari guru √

Page 75: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

61

2. Siswa memperhatikan guru, ketika

mendemonstrasikan terlebih dahulu

3. Siswa berdiskusi dengan teman

sekelompoknya

4. Siswa memperagakan √

5. Siswa menyimak poin-poin penting

terkait materi

Berdasarkan tabel di atas hasil observasi kelompok III, pada

pertemuan ketiga ini dalam aspek aktivitas belajar mengajar siswa

menunjukkan aspek sudah sangat baik namun, ada beberapa yang

menunjukkan aspek yang baik antara lain, siswa melaksanakan tugas dan

siswa menyimak poin-poin penting terkait materi.

Tabel 4.15

Hasil Observasi Siswa Kelompok IV

No Aspek yang dinilai

Penilaian

SB B C K SK

1. Siswa melaksanakan tugas dari guru √

2. Siswa memperhatikan guru, ketika

mendemonstrasikan terlebih dahulu

3. Siswa berdiskusi dengan teman

sekelompoknya

4. Siswa memperagakan √

Page 76: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

62

5. Siswa menyimak poin-poin penting terkait

materi

Pertemuan ketiga adalah pertemuan terakhir dalam siklus I, yang

kemudian dilanjutkan dengan tes akhir siklus I untuk mengetahui apakah

peningkatan Efektivitas pembelajaran hasil belajar Fiqh siswa dengan

menerapkan pembelajaran aktif metode demonstrasi. Tes akhir siklus I

dilaksanakan pada hari Selasa, 22 April 2014. Pada tes akhir siklus I ini seluruh

siswa kelas VII.1 hadir semua dengan jumlah 32 siswa. Hasil dari tes akhir

siklus I ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.16

Hasil Belajar Siklus I

NO NAMA Nilai KKM Pre test I Post test I

1 A 75 72 80

2 B 75 78 75

3 C 75 68 85

4 D 75 45 77

5 E 75 78 95

6 F 75 78 77

7 G 75 85 85

8 H 75 85 77

9 I 75 85 80

10 J 75 58 80

11 K 75 85 70

12 L 75 40 80

13 M 75 43 75

Page 77: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

63

14 N 75 55 75

15 O 75 55 90

16 P 75 60 77

17 Q 75 58 80

18 R 75 82 77

19 S 75 60 95

20 T 75 90 77

21 U 75 55 60

22 V 75 72 75

23 W 75 75 77

24 X 75 62 80

25 Y 75 73 75

26 Z 75 60 80

27 Aa 75 35 65

28 Bb 75 70 75

29 Cc 75 85 85

30 Dd 75 75 75

31 Ee 75 75 77

32 Ff 75 75 75

Jumlah 2506

Rata-rata 78,3

Berdasarkan tabel hasil belajar siklus I diatas diperoleh rata-rata nilai

siswa 78.3. Dari 32 siswa masih terdapat 3 orang siswa yang nilainya belum

mencapai nilai KKM. Ini berarti kegiatan pembelajaran siklus I belum

maksimal, dan masih perlu dilanjutkan pada siklus selanjutnya.

Page 78: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

64

Grafik 4.1

Perolehan Nilai Siswa Siklus I

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa dari 32 siswa yang

mengikuti tes akhir siklus I ada 1 orang siswa mendapatkan nilai 60, 1 orang

siswa mendapatkan nilai 65, 1 orang siswa mendapatkan nilai 70, 8 orang siswa

mendapatkan nilai 75, 8 orang siswa mendapatkan nilai 77, 7 orang siswa

mendapatkan nilai 80, 3 orang siswa mendapatkan nilai 85, 1 orang siswa

mendapatkan nilai 90, dan 2 orang siswa mendapatkan nilai 95.

d. Tahap Refleksi

Berdasarkan data yang diperoleh melalui lembar observasi guru dan

siswa, serta hasil belajar siswa Fiqh pada siklus I, maka diperoleh hasil analisis

kegiatan refleksi sebagai berikut, Untuk Peneliti, yaitu : Belum maksimal

memberikan penjelasan materi serta tugas kepada siswa, Belum maksimal

memerintahkan siswa untuk berdiskusi dengan teman-teman sekelompoknya,

60 65

70 75 77 80

85 90

95

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9

SIKLUS I

BANYAK SISWA

NILAI SISWA SIKLUS I

Page 79: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

65

Belum mampu untuk membimbing siswa untuk memperagakan terkait materi.

Dan Belum menguasai kelas dan materi dengan baik.

Sedangkan Untuk Siswa, yaitu : Belum antusias dalam menerima tugas

serta praktek yang diberikan oleh guru, Kurang memahami materi

pembelajaran., Belum semangat dalam berdiskusi dengan teman-teman

sekelompoknya. Serta dalam setiap kelompok siswa lebih mengandalkan teman

yang pintar, Belum tertarik dengan cara saya mengajar dan Sulit mempraktekan

materi yang diperintahkan oleh guru dan kurang kerja sama dalam kelompok.

Berdasarkan analisis hasil refleksi kegiatan pembelajaran pada siklus I

tersebut, maka peneliti berencana melakukan perbaikan-perbaikan pada

kegiatan pembelajaran siklus II. Rencana perbaikan guru tersebut antara lain:

Membuat kelompok sesuai dengan barisan bangku mereka, Memaksimalkan

memerintahkan siswa untuk menjalankan tugas kelompoknya, Meningkatkan

cara memerintahkan siswa dalam berdiskusi seputar materi serta Harus

menguasai kelas dn memahami materi pembelajaran.

3. Tindakan Pembelajaran Siklus II

Tindakan pembelajaran siklus II merupakan tindakan lanjutan

berdasarkan hasil refleksi pada tindakan pembelajaran siklus I. Kegiatan

penelitian pada siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan, setiap pertemuannya

2x40 menit (2 jam pembelajaran). Adapun tahap tindakan pembelajaran pada

siklus II adalah:

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini dilakukan penyusunan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pelajaran Fiqh pada kelas VII.1 dengan

Kompetensi Dasar menjelaskan Ketentuan shalat dalam keadaan darurat.

Dalam instrumen pembelajaran dibuat sendiri oleh peneliti yang terdiri dari

lembar pengamatan aktivitas belajar siswa, catatan lapangan, lembar

Page 80: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

66

pengamatan aktivitas mengajar guru, lembar soal pre test dan post test, dan

pedoman wawancara, sebelum peneliti masuk kedalam kelas untuk

melaksanakan tahap pelaksanaan, terlebih dahulu peneliti sudah melakukan

wawancara kepada beberapa siswa kelas VII.1 dan kepada guru mata

pelajaran Fiqh terkait pembelajaran di kelas .

Materi pembelajaran yang akan dibahas pada siklus II ini adalah

menjelaskan ketentuan shalat dalam keadaan darurat, menyebutkan macam-

macam shalat dalam keadaan darurat, dan menyebutkan syarat-syarat shalat

dalam keadaan darurat. Target yang ingin dicapai pada siklus II ini adalah

siswa semakin meningkat proses pembelajaran dan hasil belajar Fiqh

mereka.

b. Tahap Pelaksanaan

4) Pertemuan Keempat

Pembelajaran pada siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan.

Pertemuan keempat pada siklus II ini dilaksanakan pada hari Selasa, 6

Mei 2014. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran

(2x40 menit) yang dimulai pada pukul 11.15 WIB sampai dengan 12.45

WIB. Pokok bahasan yang disampaikan adalah menjelaskan pengertian

ketentuan shalat dalam keadaan darurat. Pada pertemuan kali ini seluruh

siswa hadir dengan jumlah 32 siswa.

Kemudian, Kegiatan pembelajaran sama halnya dengan kegiatan

pembelajaran pada siklus II diawali dengan membuka pelajaran,

melakukan apersepsi dan memberikan motivasi serta mengkondisikan

tempat duduk. Setelah itu peneliti memberikan pre test terlebih dahulu.

Kemudian kegiatan inti pembelajaran peneliti menjelaskan pengertian

ketentuan shalat dalam keadaan darurat . kemudian, peneliti memberikan

kelompok menjadi 4 kelompok dan mereka membuat lingkaran dalam

setiap kelompok untuk berdiskusi. Setelah itu peneliti meminta kepada

Page 81: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

67

salah satu kelompok untuk mempresentasikan serta peneliti

mempraktikan terlebih dahulu.

Pada kegiatan konfirmasi ketika peneliti menemukan kekeliruan

dan kesalahan dalam hasil diskusi siswa, kemudian peneliti

memperbaikinya sekaligus mempraktikannya. Pada kegiatan penutup

peneliti menyimpulkan materi yang telah dipelajari, dan sebagai tindak

lanjut kegiatan peneliti memberikan pertanyaan tentang materi pada

pertemuan keempat ini.

5) Pertemuan Kelima

Pertemuan kelima atau pertemuan terakhir pada siklus II ini

dilaksanakan pada hari selasa, 13 Mei 2014. Kegiatan pembelajaran

berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x40 menit) yang dimulai pada

pukul 11.15 WIB sampai dengan 12.45 WIB. Pokok bahasan yang

disampaikan adalah menjelaskan tentang ketentuan shalat dalam keadaan

darurat. Pada pertemuan ini seluruh siswa hadir.

Dalam kegiatan pembelajaran pada pertemuan keenam ini diawali

dengan membuka pelajaran, melakukan apersepsi dan memberikan

motivasi serta mengkondisikan siswa. Selanjutnya kegiatan inti

pembelajaran peneliti menjelaskan sekilas tentang shalat dalam keadaan

darurat. Setelah itu peneliti menerapkan metode demonstrasi dengan

memngelompokkan kembali siswa pada 4 kelompok, untuk berdiskusi

dan mempraktekkan kembali shalat dalam keadaan darurat.

Pada kegiatan konfirmasi ketika peneliti menemukan kekeliruan

pada praktek shalat dalam keadaan darurat maka, peneliti

memperbaikinya dengan cara mengulang kembali penjelasan serta

peragaan seputar materi shalat dalam keadaan darurat. Pada kegiatan

penutup peneliti menyimpulkan materi yang telah dipelajari, dan sebagai

tindak lanjut peneliti memerintahkan siswa untuk mengisi lembar post

test terkait materi yang telah dipelajari.

Page 82: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

68

c. Tahap Pengamatan

Tahap pengamatan pada siklus II ini dilakukan bersamaan dengan

tahap pelaksanaan pembelajaran. Tahap pengamatan ini dilakukan di setiap

pertemuan oleh observer yang merupakan teman sejawat peneliti.

4) Pertemuan Keempat

Pada pertemuan keempat, observer memberikan penilaian

terhadap aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran

berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi

perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya.

Tabel 4.17

Hasil Observasi Guru

No Aspek yang dinilai Penilaian

SB B C K SK

1. Memberi tugas kepada siswa √

2. Guru mendemonstrasikan terlebih dahulu √

3. Memerintahkan siswa untuk berdiskusi √

4. Memerintahkan siswa untuk praktek √

5. Memberikan poin-poin penting terkait

materi

Berdasarkan tabel observasi guru di atas, dapat dilihat bahwa

aktivitas mengajar guru pada pertemuan keempat dalam siklus II aspek

yang diamati sudah menunjukkan kategori sangat baik. Dan mengalami

Page 83: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

69

peningkatan jika dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya pada siklus

I.

Tabel 4.18

Hasil Observasi Siswa kelompok I

No Aspek yang dinilai Penilaian

SB B C K SK

1. Siswa menerima tugas dari guru √

2. Siswa memperhatikan Guru ketika,

mendemonstrasikan seputar materi

3. Siswa berdiskusi dengan teman

sekelompoknya

4. Siswa memperagakan √

5. Siswa Memperhatikan poin-poin penting

terkait materi

Berdasarkan tabel di atas hasil observasi kelompok I, pada

pertemuan keempat ini aktivitas belajar siswa pada umumnya sudah

terlihat sangat baik dan lebih ditingkatkan lagi pada aspek siswa

memperhatikan poin-poin penting yang diberikan guru.

Tabel 4.19

Hasil Observasi Siswa Kelompok II

No Aspek yang dinilai Penilaian

SB B C K SK

Page 84: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

70

1. Siswa menerima tugas dari guru √

2. Siswa memperhatikan Guru ketika,

mendemonstrasikan seputar materi

3. Siswa berdiskusi dengan teman

sekelompoknya

4. Siswa memperagakan √

5. Siswa Memperhatikan poin-poin penting

terkait materi

Berdasarkan table di atas hasil observasi kelompok II, pada

pertemuan keempat ini dalam aspek-aspek aktivitas belajar mengajar

siswa menunjukkan sangat baik semuanya.

Tabel 4.20

Hasil Observasi Siswa Kelompok III

No Aspek yang dinilai Penilaian

SB B C K SK

1. Siswa menerima tugas dari guru √

2. Siswa memperhatikan Guru ketika,

mendemonstrasikan seputar materi

3. Siswa berdiskusi dengan teman

sekelompoknya

4. Siswa memperagakan √

Page 85: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

71

5. Siswa Memperhatikan poin-poin penting

terkait materi

Berdasarkan tabel di atas hasil observasi kelompok III, pada

pertemuan keempat ini dalam aspek-aspek aktivitas belajar mengajar

siswa dalam kelas menunjukkan penilaian sangat baik. Namun, ada satu

aspek yang menunjukkan penilaian baik yaitu siswa memperhatikan guru

ketika mendemonstrasikan.

Tabel 4.21

Hasil Observasi Siswa Kelompok IV

No Aspek yang dinilai Penilaian

SB B C K SK

1. Siswa menerima tugas dari guru √

2. Siswa memperhatikan Guru ketika,

mendemonstrasikan seputar materi

3. Siswa berdiskusi dengan teman

sekelompoknya

4. Siswa memperagakan √

5. Siswa Memperhatikan poin-poin penting

terkait materi

Berdasarkan table di atas hasil observasi kelompok IV, pada

pertemuan keempat ini dalam aspek aktivitas belajar mengajar siswa di

dalam kelas sudah menunjukkan sangat baik, namun masih ada yang

Page 86: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

72

menunjukkan penilaian baik yaitu dalam aspek siswa berdiskusi dengan

teman sekelompoknya.

5) Pertemuan Kelima

Pada pertemuan kelima, observer memberikan penilaian terhadap

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini

dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran pada

pertemuan selanjutnya.

Tabel 4.22

Hasil Observasi Guru

No Aspek yang dinilai Penilaian

SB B C K SK

1. Memberi tugas kepada siswa √

2. Guru mendemonstrasikan terlebih dahulu √

3. Memerintahkan siswa untuk berdiskusi √

4. Memerintahkan siswa untuk praktek √

5. Memberikan poin-poin penting terkait

materi

Berdasarkan tabel observasi guru di atas, dapat dilihat bahwa

aktivitas mengajar guru pada pertemuan terakhir dalam siklus II ini sudah

sangat baik untuk semua aspek yang diamati.

Page 87: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

73

Tabel 4.23

Hasil Observasi Siswa Kelompok I

No Aspek yang dinilai Penilaian

SB B C K SK

1. Siswa melaksanakan tugas dari guru √

2. Siswa memperhatikan Guru ketika,

mendemonstrasikan seputar materi

3. Siswa berdiskusi dengan teman

sekelompoknya

4. Siswa memperagakan √

5. Siswa Memperhatikan poin-poin penting

terkait materi

Berdasarkan tabel di atas hasil observasi kelompok I, pada

pertemuan terakhir dalam siklus II ini sudah sangat baik pada semua

aspek yang diamati.

Tabel 4.24

Hasil Observasi Siswa Kelompok II

No Aspek yang dinilai Penilaian

SB B C K SK

1. Siswa melaksanakan tugas dari guru √

2. Siswa memperhatikan Guru ketika, √

Page 88: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

74

mendemonstrasikan seputar materi

3. Siswa berdiskusi dengan teman

sekelompoknya

4. Siswa memperagakan √

5. Siswa Memperhatikan poin-poin penting

terkait materi

Berdasarkan tabel di atas hasil observasi kelompok II, pada

pertemuan terakhir ini dalam aspek aktivitas belajar mengajar siswa di

dalam kelas sudah menunjukkan penilaian sangat baik semua dalam

semua aspek yang diamati oleh peneliti.

Tabel 4.25

Hasil Observasi Siswa Kelompok III

No Aspek yang dinilai Penilaian

SB B C K SK

1. Siswa melaksanakan tugas dari guru √

2. Siswa memperhatikan Guru ketika,

mendemonstrasikan seputar materi

3. Siswa berdiskusi dengan teman

sekelompoknya

4. Siswa memperagakan √

5. Siswa Memperhatikan poin-poin penting √

Page 89: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

75

terkait materi

Berdasarkan tabel di atas hasil observasi kelompok III, pada

pertemuan terakhir ini dalam aspek aktivitas belajar mengajar siswa di

dalam kelas sudah menunjukkan penilaian sangat baik semua pada semua

aspek yang telah diamati oleh peneliti.

Tabel 4.26

Hasil Observasi Siswa Kelompok IV

No Aspek yang dinilai Penilaian

SB B C K SK

1. Siswa melaksanakan tugas dari guru √

2. Siswa memperhatikan Guru ketika,

mendemonstrasikan seputar materi

3. Siswa berdiskusi dengan teman

sekelompoknya

4. Siswa memperagakan √

5. Siswa Memperhatikan poin-poin penting

terkait materi

Pada pertemuan terakhir ini dalam siklus II, yang kemudian dilanjutkan

dengan tes akhir siklus II untuk mengetahui apakah peningkatan efektivitas hasil

belajar siswa pada materi Fiqh dengan menerapkan metode demonstrasi. Tes akhir

siklus II dilaksanakan pada hari selasa 13 Mei 2014. Pada tes akhir siklus II ini

Page 90: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

76

seluruh siswa kelas VII.1 hadir dengan jumlah 32 siswa. Hasil dari tes akhir siklus

II ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.27

Hasil Belajar Siklus II

NO NAMA Nilai

KKM Pre test II Post test II

1 A 75 75 85

2 B 75 70 90

3 C 75 80 90

4 D 75 75 100

5 E 75 78 90

6 F 75 78 95

7 G 75 85 85

8 H 75 85 90

9 I 75 85 90

10 J 75 75 100

11 K 75 85 85

12 L 75 65 95

13 M 75 70 80

14 N 75 75 90

15 O 75 60 85

16 P 75 70 100

17 Q 75 58 85

18 R 75 82 85

19 S 75 60 80

20 T 75 90 100

Page 91: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

77

21 U 75 80 80

22 V 75 72 90

23 W 75 75 85

24 X 75 62 80

25 Y 75 73 100

26 Z 75 60 80

27 Aa 75 70 75

28 Bb 75 70 100

29 Cc 75 85 100

30 Dd 75 75 100

31 Ee 75 75 100

32 Ff 75 75 95

Jumlah 2885

Rata-rata 90

Berdasarkan hasil belajar siswa di siklus II ini semua siswa sudah

mencapai nilai KKM yakni 75. Di siklus II ini sudah terlihat adanya peningkatan

hasil belajar Fiqh siswa dengan menerapkan metode demonstrasi dibandingkan

dengan siklus I. Nilai rata-rata kelas pada siklus I adalah 78,3 sedangkan pada

siklus II nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan menjadi 90.

Page 92: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

78

Grafik 4.2

Perolehan Nilai Siswa Siklus II

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa dari 32 siswa yang

mengikuti tes akhir siklus II ada 1 orang siswa mendapatkan nilai 75, 5 orang

siswa mendapatkan nilai 80, 7 orang siswa mendapatkan nilai 85, 7 orang

siswa mendapatkan nilai 90, 3 orang siswa mendapatkan nilai 95, dan 9 orang

siswa mendapatkan nilai 100.

d. Tahap Refleksi

Berdasarkan data yang diperoleh melalui lembar observasi guru dan

siswa pada siklus II, maka dapat dijelaskan bahwa proses pembelajaran

selama siklus II ini sudah berjalan dengan baik, penerapan metode

demonstrasi pada semua tahapan dan langkah-langkah pembelajarannya

sudah dilaksanakan dengan baik. Hasil belajar Fiqh siswa pada siklus II sudah

menunjukkan peningkatan, hal ini dapat dilihat dari nilai hasil tes akhir siklus

II yang menunjukkan bahwa semua siswa kelas VII.1 MTs Islamiyah Ciputat

telah mencapai nilai KKM 75.

0

20

40

60

80

100

120

1 2 3 4 5 6

SIKLUS II

BANYAK SISWA

NILAI SISWA SIKLUS II

Page 93: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

79

C. Analisis Data

Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari

berbagai sumber baik tes maupun non tes. Diantaranya sebagai berikut:

1. Lembar Observasi

Selama pelaksanaan pembelajaran peneliti didampingi oleh teman

sejawat yang bertindak sebagai observer. Observer tersebut diberikan

lembar observasi yang berfungsi sebagai alat obsevasi untuk mengetahui

dan mengukur keterampilan peneliti sebagai guru dengan menerapkan

metode demonstrasi sebagai inovasi pembelajaran. Observasi juga

dilakukan untuk mengukur keaktifan siswa dengan menerapkan metode

demonstrasi. Kegiatan observasi ini dilakukan dalam setiap pertemuan

pada siklus I dan siklus II.

Indikator ketercapaian penerapan metode demonstrasi dalam

penelitian ini adalah apabila lembar observasi siswa dan lembar observasi

guru selama dua siklus telah menunjukkan kategori sangat baik pada setiap

aspek yang diteliti.

2. Data hasil belajar Fiqh siswa pada setiap akhir siklus. Dari hasil belajar

Fiqh siswa dengan menerapkan metode demonstrasi pada siklus I dan

siklus II diperoleh rata-rata nilai siswa yang digambarkan dalam tabel

sebagai beikut:

Tabel 4.28

Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Materi Fiqh

Penerapan Metode

Demonstrasi dalam

peningkatan efektivitas

pada Materi Fiqh

Hasil Belajar Siswa

Siklus I Siklus II

Rata-rata nilai 78,3 90

Page 94: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

80

Hasil pengamatan pada penelitian ini menunjukkan bahwa subyek

menyenangi proses pembelajaran mata pelajaran fiqh dengan menggunakan

metode demonstrasi. Rasa senang terhadap suatu pembelajaran akan meningkatkan

belajar subyek.

Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode

demonstrasi, subyek merasa senang dalam belajar fiqh. Suasana kerja kelompok

yang saling membantu antar sesama anggota, membuat subyek yang kurang

pandai menjadi terbantu dengan adanya aktivitas tutor sebaya yang dilakukan oleh

teman sekelompoknya.

Indikator penerapan metode demonstrasi pada materi Fiqh terdapat

peningkatan efektivitas hasil belajar siswa dalam penelitian ini adalah jika seluruh

siswa telah mencapai nilai KKM 75 maka penelitian dihentikan. Dilihat dari tabel

diatas bahwa rata-rata hasil belajar Fiqh siswa pada siklus I sebesar 78,3 dan rata-

rata hasil belajar Fiqh siswa pada siklus II sebesar 90. hal tersebut berarti hasil

belajar siswa pada materi Fiqh selama dua siklus ini mengalami peningkatan

sejumlah 12 point.

D. Pembahasan Temuan Penelitian

Data-data penelitian tentang efektivitas pembelajaran mata pelajaran fiqh

menggunakan metode demonstrasi di Madrasah Tsanawaiyah Islamiyah diperoleh

peneliti melalui observasi, wawancara serta lembar instrumen.

Efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting, karena mampu

memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam mencapai tujuan.

Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) mata pelajaran Fiqh yang telah ditetapkan

di MTs Islamiyah Ciputat, yaitu 75. tingkat efektivitas pembelajaran dijadikan

empat level, yaitu :

1. Di bawah KKM, yaitu < 63 tingkat efektivitasnya rendah

2. Sesuai KKM, yaitu 63-75 tingkat efektivitasnya sedang

Page 95: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

81

3. Di atas KKM, yaitu 76-88 tingkat efektivitasnya tinggi

4. Di atas KKM, yaitu 89-100 tingkat efektivitasnya sangat tinggi

Pada tindakan kelas siklus I yang terdiri dari 3 kali pertemuan diperoleh

data dari hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran

berlangsung. Pada pertemuan pertama dalam aspek aktivitas mengajar guru telah

menunjukkan hasil yang baik. Sedangkan dalam aspek aktivitas kegiatan siswa

untuk kelompok I menunjukkan baik dan sangat baik dalam aspek siswa

berdiskusi dengan siswa lainnya. Dalam aspek aktivitas siswa kelompok II

menunjukkan baik dan sangat baik dalam aspek siswa mendemonstrasikan terkait

materi. Kelompok III dalam aspek aktivitas siswa menunjukkan baik dan sangat

baik dalam aspek menerima poin-poin penting terkait materi. Sedangkan

kelompok IV dalam aspek aktivitas siswa menunjukkan baik dalam kegiatan

pembelajaran.

Pada pertemuan kedua dalam aspek aktivitas mengajar guru telah

menunjukkan hasil yang baik serta sangat baik dalam aspek memberikan tugas

kepada siswa. Sedangkan dalam aspek aktivitas siswa kelompok I menunjukkan

baik dan sangat baik dalam aspek melaksanakan tugas dari guru, kelompok II dan

IV menunjukkan baik dan sangat baik dalam berdiskusi sedangkan kelompok III

menunjukkan baik dalam kegiatan pembelajaran.

Pada pertemuan ketiga, dalam aspek aktivitas mengajar guru telah

menunjukkan baik dan sangat baik terdapat dalam aspek memberikan tugas kepada

siswa, memerintahkan siswa untuk berdiskusi, dan memberikan poin-poin penting

yang terkait. Sedangkan dalam aspek aktivitas siswa kelompok I menunjukkan

penilaian baik dan sangat baik dalam mempraktekkan terkait materi, kelompok II

menunjukkan penilaian baik dan sangat baik dalam aspek berdiskusi, kelompok III

menunjukkan penilaian baik dan sangat baik dalam aspek memperhatikan

peragaan guru, siswa mempraktekkan terkait materi serta berdiskusi, sedangkan

kelompok IV menunjukkan penilaian baik dan sangat baik dalam aspek

memperhatikan peragaan guru serta berdiskusi dengan siswa sekelompoknya. ini

Page 96: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

82

adalah pertemuan terakhir yang menunjukkan bahwa masih ada beberapa siswa

yang belum mencapai nilai KKM dengan nilai rata-rata 78,3.

Pada pertemuan keempat aspek aktivitas guru menunjukkan penilaian baik

dan sangat baik yaitu guru dalam memberikan tugas, memerintahkan siswa

berdiskusi, dan memerintahkan siswa untuk memperagakan. Sedangkan aspek

aktivitas siswa dilihat dari kelompok I menunjukkan sangat baik dan baik yaitu

siswa memperhatikan poin-poin penting terkait materi. Kelompok II menunjukkan

penilaian sangat baik. Kelompok III menunjukkan penilaian sangat baik dan baik

dalam aspek siswa memperhatikan guru ketika mendemonstrasikan seputar materi,

sedangkan kelompok IV menunjukkan penilaian yang sangat baik dan baik yaitu

siswa berdiskusi dengan teman sekelompoknya.

Pada pertemuan kelima dalam aspek aktivitas mengajar guru menunjukkan

penilaian semuanya menunjukkan sangat baik. Sedangkan dalam aspek aktivitas

siswa kelompok I, II dan III menunjukkan penilaian sangat baik semuanya,

sedangkan kelompok IV menunjukkan penilaian sangat baik dan baik dalam aspek

siswa melaksanakan tugas.

Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti dari berbagai aspek serta hasil

belajar siswa maka efektivitas penggunaan metode demonstrasi dalam

pembelajaran mata pelajaran fiqh terdapat peningkatan efektivitas hasil belajar

siswa karena, melihat hasil dari siklus I menunjukkan hasil rata-rata 78,3

sedangkan siklus II menunjukkan angka 90 dan nilai siswa telah mencapai KKM.

Pembelajaran metode demonstrasi mampu meningkatkan efektivitas

pembelajaran hasil belajar siswa yaitu siswa senang dan semangat menerima

pelajaran dan hal ini berpengaruh pada pemahaman materi siswa, hal ini terbukti :

Hasil post test setiap siklus terdapat peningkatan, dapat dilihat dari siklus I dan

siklus II dan Terjadinya peningkatan hasil belajar dilihat dari tercapainya KKM

oleh seluruh siswa.

Page 97: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

83

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Metode Demonstrasi terbukti mampu meningkatkan efektivitas pembelajaran

hasil belajar siswa, hal ini dilihat dari nilai seluruh siswa yang melebihi KKM

dan juga nilai post test siklus II yang meningkat dibandingkan dengan post

test siklus I. Dilihat dari hal tersebut jelas bahwa pembelajaran dengan

Metode Demonstrasi memiliki tingkat efektivitas yang tinggi.

2. Penerapan metode demonstrasi ternyata dapat dilakukan dalam pembelajaran

PAI khususnya pada mata pelajaran Fiqh dengan pokok bahasan shalat jama’,

qashar dan jama’ qashar dan ketentuan shalat dalam keadaan darurat.

3. Sebagian besar siswa menyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan

metode demonstrasi menyenangkan karena terdapat unsur kerjasama dengan

teman-teman dan ikut serta dalam praktik dan mampu untuk berdiskusi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan dapat

dikemukaan saran-saran yang bermanfaat bagi peneliti selanjutnya, guru dan

sekolah, yakni sebagai berikut :

1. Guru Fiqh pada umumnya dan khususnya pada sekolah ini, disarankan dapat

menerapkan metode demonstrasi karena metode pembelajaran ini mampu

meningkatkan efektivitas belajar siswa dan menciptakan suasana baru yang

menyenangkan dalam belajar fiqh, sehingga siswa dapat mencapai hasil

belajar yang optimal.

Page 98: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

84

2. Guru juga harus terus mencoba dan menggali metode pembelajaran lainnya,

agar lebih variatif dan menciptakan suasana belajar yang kondusif yang pada

akhirnya berpengaruh positif pada hasil belajar siswa.

3. Guru diharapkan lebih kreatif menyajikan contoh-contoh yang berkaitan

dengan konteks kehidupan nyata dengan mengaitkan berbagai aspek sehingga

pembelajaran berjalan lebih hidup.

Page 99: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

DAFTAR PUSTAKA

Amrullah, Abdul Karim, Pengantar Ushul Fiqh, Jakarta : Pustaka

Panjimas,1984, cet. IV

Arikunto,Suharsimi,dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara,

2012.

Dalyono, M, Psikologi Pendidikan, Jakarta Rineka Cipta, 2011.

Darajat, Zakiah, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Sinar Grafika

Offset,1996, cet 1

------- , Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1995.

Firman, Harry, Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan,Bandung : Penerbit ITB ,1987.

Hamalik, Oemar, Kurikulum Dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara, 2008,

cet ke-1

Hamdani,Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung : Pustaka Setia,2007, cet.

Ke-3

Jalaludin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam Konsep dan

Perkembangan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1996.

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Khallaf, Abdul wahab, Kaidah-Kaidah Hukum Islam, Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada, 2002.

Ladjid, Hafni, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis

Kompetensi, Ciputat : PT Ciputat Press Group, 2005.

Majid, Abdul, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi “Konsep Dan

Implementasi Kurikulum 2004, Jakarta : PT Remaja Rosdakarya,2006.

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Muliah, 1994.

Rusman,Dr, M.Pd, Model-Model Pembelajaran “Mengembangkan

Profesionalisme Guru”, Jakarta : RajaWali Press, 2011.

Rosyada, Dede, Hukum Islam Dan Pranata Sosial, Jakarta : PT Rajawali

pers,1993.

Sanjaya ,Wina, Strategi Pembelajaran Berorientsi Standar Proses Pendidikan,

Jakarta : kencana, 2005, cet.5.

Page 100: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

------- ,Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Kencana, 2011.

------- ,Perencanaaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta : Kencana, 2008.

¸------- Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta :

Kencana 2011.

Sjafei, Mohammad, Dasar-dasar Pendidikan, Jakarta : Centre For Strategic And

Instructional Studies, 1979, cet. 2.

Slamento, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka

Cipta, 2003, cet. 4

Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan,Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada, 2011.

Susilana, Rudi Drs, Cepi Ryana M.Pd, Media Pembelajaran, Bandung : CV

Wacana Prima,2009.

Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Prestasi

Pustaka, 2011

Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas,

Jakarta: Indeks, 2012, Cet.5.

Yamin, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta : Gaung

persada, 2003.

Yusuf,Tayar, Metodologi Pengajaran Agama Dan Bahasa Arab, Jakarta : PT

Grafindo Persada. 1995.

Page 101: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

85

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( R P P )

Madrasah : MTs Islamiyah Ciputat

Mata Pelajaran : Fiqh

Kelas : VII / 1 ( 7.1 )

Standar Kompetensi : Melaksanakan tata cara shalat jama’, qashar dan jama’

qashar serta dalam keadaan darurat

Kompetensi Dasar : 6.1 Menjelaskan ketentuan shalat jama’, qashar dan

jama’ qashar

6.2 Mempraktekkan shalat jama’, qashar dan jama’

qashar

Alokasi Waktu : 6 x 40 menit (3x pertemuan)

A. Indikator

6.1.1 Mendefinisikan pengetian shalat jama‟, qashar dan jama‟ qashar

6.1.2 Mengemukakan syarat sholat jama‟, qashar dan jama‟ qashar

6.1.3 Menunjukkan shalat yang boleh dijama‟, qashar dan jama‟ qashar

6.1.4 Menyebutkan macam-macam sholat jama‟, qashar. dan jama‟ qashar

6.1.5 Mempraktekkan shalat jama‟, qashar dan jama‟ qashar

B. Tujuan Pembelajaran

Maka dari indicator di atas siswa mampu :

1. Menjelaskan pengertian shalat jama‟. Qashar dan jama‟ qashar

2. Menyebutkan syarat-syarat shalat jama‟, qashar dan jama‟ qashar

3. Menunjukkan shalat yang boleh dijama‟ qashar dan jama‟ qashar

4. Menguraikan macam-macam shalat jama‟, qashar dan jama‟ qashar

5. Memperagakan shalat jama‟, qashar dan jama‟ qashar

C. Materi Pembelajaran

Pengertian shalat jama‟, qashar dan jama‟ qashar (Terlampir)

D. Karakteristik

Religius, percaya diri, Jujur, tanggung jawab, komunikatif, berani, kerjasama

E. Media

Page 102: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

86

Power point dan LKS (Lembar Kerja Siswa)

F. Metode Pembelajaran

Pre test dan pos test, Ceramah bervariasi, Tanya Jawab, penugasan,kerja kelompok

dan Demonstrasi

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan pendahuluan

a. Guru masuk kelas serta mengucapkan slaam

b. Guru memulai pembelajaran membaca do‟a

c. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

d. Mengajukan pree test menanyakan kepada siswa tentang ketentuan shalat

dalam keadaan darurat, misalnya “ anak-anak ada yang tahu apa yang

dimaksud dengan shalat?

e. Mengaitkan pengalaman siswa apersepsi, misalnya “ baik anak-anak apakah

niat termasuk dalam syarat shalat jama‟?

2. Kegiatan inti

a. Pertemuan pertama

Pada pertemuan pertama guru memberikan pree test guna mengetahui

kemampuan awal siswa. Kemudian guru menjelaskan materi yang terkait

dengan indicator yaitu tentang shalat jama‟, qashar dan jama‟ qashar. aktivitas

tersebut diselingi dengan Tanya jawab dan diskusi.

b. Pertemuan kedua

Guru membagikan kelompok kepada siswa untuk mendiskusikan perwakilan

dari setiap kelompok untuk mempraktekan Shalat qashar dan jama‟ qashar.

kelompok terdiri dari 4 kelompok dengan mendiskusikan dan memptekkan

tentang materi yang telah disampaikan pertemuan sebelumnya.

c. Pertemuan ketiga

Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok yang telah dikelompokkan

tugsanya adalah perwakilan dari setiap kelompok maju ke depan untuk

mempraktekkan shalat yang ditunjukkan oleh guru dan sudah dipelajari

sebelumnya.

Tujuan penerapan metode demonstrasi adalah untuk melatih kerjasama serta

ssiwa lebih kuat dalam pemahamannya terhadap suatu materi.

Page 103: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

87

3. Kegiatan akhir

Guru mengakhiri pembelajaran dengan post test

H. Sumber Belajar

Buku Fiqh, Buku LKS Fiqh

I. Penilaian

1. Tekhnik penilaian

a. Tes lisan

b. Tes tulisan

2. Bentuk instrument

a. uraian singkat

b. praktek

Jakarta, 8 April 2014

Mengetahui,

Guru Pamong Mahasiswa Praktikan

Drs. Aris Herdiana Nurhikmah

Page 104: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

88

Lampiran materi ajar Fiqh

A. Pengertian Shalat Jama’

Ditinjau dari segi bahasa jama‟ memiliki arti yaitu mengumpulkan, sedangkan

menurut istilah shalat jama‟ yaitu sebagai metode pelaksanaan dua shalat fardhu secara

bersamaan dalam waktu yang sama dan dilaksanakan secara berurutan, karena hal-hal

yang dibolehkan oleh syari‟at islam.

Menurut shiddieq ( 2006 : 56) shalat jama‟ ialah menggabungkan dua waktu yang

sebab waktunya sama dikerjakan di salah satu dari kedua waktu itu.

Menurut khalil ( 2006 : 119-120) shalat jama' (penggabungan dua shalat) adalah

pelaksanaan dua shalat wajib (dzuhur _ashar dan magrib + isya) dalam salah satu

waktuny, sedang dalam masing-masing shalat tetap dilaksanakan satu persatu ( tidak

digabung) dan dengan urutan yang tetap. Hal ini dapat dilakukan apabila sedang dalam

perjalanan, sampai saat tiba dariperjalanan.

Shalat jama‟ merupakan salah satu bentuk kemudahan (Rukhshah) dalam beragam

yamg diberikan oleh Allah SWT. Kepada hamba-hambanya. Setiap muslim

diperbolehkan menjama‟ shalat fadhu jika telah memenuhi syarat-syarat yang ada, antara

lain Karena sedang sakit, dalam perjalanan, atau terkepung hujan lebat yang

menghalanginya untuk pulang.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa shalat jama’ adalah menggabungkan dua waktu

shalat wajib dan dikerjakan dalam satu waktu.

Sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits riwayat bukhari bahwa. Rasulullah

pernah melaksanakan shalat jama‟, sabda Nabi :

عه أوس قال : كان رسىل اهلل صلً اهلل عليً وسلم إذا ارتحل قبل ان تسيغ الشمس اخر الظهر الً وقت العصر

ر ثم ركب )رواي البخاري(ثم وسل فجمع بيىهما فإن زاغت قبل ان يرتحل صلً الظه

Artinya :

“Dari Anas, ia berkata : Rasulullah SAW , apabila berangkat menuju perjalanan

sebelum tergelincir matahari, beliau ta’khirkan shalat zuhur ke waktu ashar.

Kemudian beliau turun (berhenti) untuk menjama’ shalat keduanya ( zuhur dan asar)

jika matahari telah tergelincir sebelum beliau berangkat, beliau shalat zuhur dahulu,

kemudian naik kendaraan.” (H.R Bukhari)

Dari hadis di atas dapat disimpulkan bahwa Rasulullah pernah menjamak salat karena

ada suatu sebab yaitu bepergian. Hal menunjukkan bahwa menggabungkan dua salat

diperbolehkan dalam Islam namun harus ada sebab tertentu.

Shalat jamak boleh dilaksanakan karena beberapa alasan (halangan), yakni:

1. Dalam perjalanan jauh minimal 81 km (menurut kesepakatan sebagian besar imam

madzhab)

2. Perjalanan itu tidak bertujuan untuk maksiat.

3. Dalam keadaan sangat ketakukan atau khawatir misalnya perang, sakit, hujan lebat,

angin topan dan bencana alam.

Salat fardu dalam sehari semalam yang boleh dijamak adalah pasangan salat duhur

dengan asar dan salat magrib dengan „isya. Sedangkan salat subuh tidak boleh

dijamak. Demikian pula orang tidak boleh menjamak salat asar dengan magrib

Page 105: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

89

B. Ketentuan Shalat yang Boleh Di Jama’

Tidak semua shalat fardu boleh dijama‟, hanya shalat tertentu saja yang

diperkenankan untuk dijama‟, diantaranya yaitu :

c. Shalat dzuhur dengan shalat ashar

d. Shalat maghrib dengan shalat isya

Shalat subuh tidak boleh dijama‟ dengan shalat fardhu yang lain, shalat ini harus

dikerjakan sendiri sesuai waktu yang telah ditentukan untuknya.

C. Macam-Macam Shalat Jama’

Terdapat dua macam cara dalam melaksanakan shalat jama‟, yaitu :

1. Jama‟ Taqdim

Shalat jama‟ taqdim yaitu metode pelaksanaan dua shalat fardhu secara

bersamaan yang dilaksanakan di waktu shalat fardu yang pertama.

Misal Ahmad menjama‟ shalat dzuhur dengan shalat ashar maka, ia

melaksanakan shalat jama‟ itu pada waktu shalat dzuhur (mengerjakan shalat

dzuhur 4 raka‟at yang segera diikuti shalat ashar 4 rakaat).

2. Jama‟ Ta‟khir

Shalat jama‟ ta‟khir yaitu metode pelaksanaan dua shalat fardu secara

bersamaan yang dikerjakan di waktu shalat fardu yang kedua.

Misal ahmad menjama‟ shalat dzuhur dengan shalat ashar maka, ia

melaksanakan shalat jama‟itu pada waktu shalat ashar.

Dalam Jama' ta‟khir tidak disyaratkan mendahulukan shalat pertama atau

shalat kedua. Misalnya shalat Dzuhur dan Ashar boleh mendahulukan Ashar baru

Dzuhur atau sebaliknya. Muadz bin Jabal menerangkan bahwasanya Nabi SAW

dipeperangan Tabuk, apabila telah tergelincir matahari sebelum beliau berangkat,

beliau kumpulkan antara Dzuhur dan Ashar dan apabila beliau ta‟khirkan shalat

Ashar. Dalam shalat Maghrib begitu juga, jika terbenam matahari sebelum

berangkat, Nabi SAW mengumpulkan Maghrib dengan Isya‟ jika beliau berangkat

sebelum terbenam matahari beliau ta‟khirkan Maghrib sehingga beliau singgah

(berhenti) untuk Isya‟ kemudian beliau menjama'kan antara keduanya.

D. Syarat-Syarat Shalat Jama’

Seseorang yang diperbolehkan menjama‟ shalat fardu, apabila telah memenuhi salah

satu atau lebih dari syarat-syarat berikut ini :

1. Sedang dalam perjalanan (musafir) yang dapt menyulitkannya melaksanakan

semua shalat fardu.

2. Menderita sakit

3. Terhalang hujan lebatpun

Adapun syarat-syarat shalat jama‟ taqdim, yaitu :

a. Mendahulukan shalat yang punya waktu, artinya shalat dzuhur terlebih

dahulu, kemudian shalat ashar

b. Berniat shalat jama‟ dalam hati ketika takbiratul ihram masing-masing

shalat

أصلً فرض الظهر اربع ركعات مجمىعا اليً العصر جمع تقديم هلل تعالً

أصلً فرض العصر اربع ركعات مجمىعا اليً الظهر جمع تقديم هلل تعالً

c. Tidak terselang melakukan sesuatu yang tidak berhubungan dengan shalat

tersebut.

Adapun syarat-syarat shalat jama‟ ta‟khir, yaitu :

Page 106: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

90

a. Berniat untuk mengerjakan shalat jama‟ ta‟khir

a. ًأصلً فرض الظهر اربع ركعات مجمىعا الً العصر جمع تأخير هلل تعال

b. ًأصلً فرض العصر اربع ركعات مجمىعا الً الظهر جمع تأخير هلل تعال

b. Mengerjakan kedua shalat secara berurutan, tanpa menyelinginya dengan apapun,

termasuk dzikir dan do‟a.

E. Tata Cara Shalat Jama’

Cara mengerjakan shalat jama‟ adalah :

1. Cara mengerjakan shalat jama‟ taqdim

Menjama‟ atau melaksanakan dua shalat fardu pada waktu shalat fardu yang

pertama. Misalnya ketika ahmad melaksanakan shalat jama‟ taqdim dzuhur

dengan ashar, maka dia harus mengerjakan shalat dzuhur 4 rakaat lebih dahulu,

kemudian segera mengeikuti shalat itu dengan shalat asar 4 rakaat setelahnya.

Tanpa diselingi dzikir, do‟a atau pekerjaan apapun, diwaktu shalat dzuhurnya.

Tata caranya sebagai berikut:

1) Berniat salat duhur dengan jamak takdim. Bila dilafalkan yaitu:

ربع ركعات مجمىعا اليً العصر جمع تقديم هلل تعالً أصلً فرض الظهر ا

” Saya niat salat salat duhur empat rakaat digabungkan dengan salat asar dengan

jamak takdim karena Allah Ta‟ala”

2) Takbiratul ihram

3) Salat duhur empat rakaat seperti biasa.

4) Salam.

5) Berdiri lagi dan berniat salat yang kedua (asar), jika dilafalkan sebagai berikut;

أصلً فرض العصر اربع ركعات مجمىعا الً الظهر جمع تأخير هلل تعالً

“ Saya niat salat asar empat rakaat digabungkan dengan salat duhur dengan jamak

takdim karena Allah ta‟ala.

6) Takbiratul Ihram

7) Salat asar empat rakaat seperti biasa.

8) Salam.

2. Cara mengerjakan shalat jama‟ ta‟khir

Menjama‟ atau melaksanakan dua shalat fardu pada waktu shalat fardu yang

kedua. Misalnya ketika ahmad ingin menjama‟ ta‟khir shalat maghrib dengan isya,

maka kita harus melaksanakan shalat maghrib 3 rakaat dahulu, kemudian diikuti

Page 107: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

91

dengan shalat isya 4 rakaat. Atau bisa juga mengerjakan shalat isya 4 rakaat

terlebih dahulu, baru diikuti dengan shalat magribnya. Yang penting disini adalah

kedua shalat itu dikerjakan pada waktu shalat isya.

Tata caranya sebagai berikut:

1) Berniat menjamak salat magrib dengan jamak ta‟khir. Bila dilafalkanyaitu:

صلً فرض الظهر اربع ركعات مجمىعا الً العصر جمع تأخير هلل تعالً

“ Saya niat salat salat magrib tiga rakaat digabungkan dengan salat „isya dengan

jamak ta‟khir karena Allah Ta‟ala”

2) Takbiratul ihram

3) Salat magrib tiga rakaat seperti biasa.

4) Salam.

5) Berdiri lagi dan berniat salat yang kedua („isya), jika dilafalkan sebagai berikut;

أصلً فرض العصر اربع ركعات مجمىعا الً الظهر جمع تأخير هلل تعالً

“ Saya berniat salat „isya empat rakaat digabungkan dengan salat magrib dengan

jamak ta‟khir karena Allah Ta‟ala.”

6) Takbiratul Ihram

7) Salat „isya empat rakaat seperti biasa.

8) Salam.

F. Pengertian Sholat Qashar

Shalat yang diringkas, yaitu shalat fardhu yang 4 (empat) rakaat (Dzuhur, Ashar dan Isya‟)

dijadikan 2 (dua) rakaat, masing-masing dilaksanakan tetap pada waktunya. Sebagaimana menjamak

shalat, mengqashar shalat hukumnya sunnah. Dan ini merupakan rushah (keringanan) dari Allah SWT

bagi orang-orang yang memenuhi persyaratan tertentu.

Hukum Shalat Jama' dan Qashar Menurut mazhab Syafi'i hukum shalat jama' dan qashar

adalah jaiz (boleh), bahkan lebih baik bagi orang yang dalam perjalanan dan telah mencukupi syarat-

syaratnya. Allah SWT berfirman :

Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, Maka tidaklah Mengapa kamu men-qashar[343]

sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu

adalah musuh yang nyata bagimu. (QS. An-Nisaa : 101).

Page 108: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

92

Perhatikan Hadist Nabi SAW :

Berkata Anas bin Malik radhiallahu „anhu : “Kami pergi bersama Rasulullah

Shalallahu „Alaihi Wassalam dari kota Madinah ke kota Makkah, maka beliaupun

shalat dua-dua (qashar) sampai kami kembali ke kota Madinah.” (HR. Bukhari dan

Muslim).

”Rasulullah SAW tidak bepergian, melainkan mengerjakan shalat dua raka‟at saja

sehingga beliau kembali dari perjalanannya dan bahwasanya beliau telah bermukim di

Mekkah di masa Fathul Mekkah selama delapan belas malam, beliau mengerjakan

shalat dengan para Jama‟ah dua raka‟at kecuali shalat Maghrib. Kemudian bersabda

Rasulullah SAW: ”Wahai penduduk mekkah, bershalatlah kamu sekalian dua raka‟at

lagi, kami adalah orang – orang yang dalam perjalanan.” (HR. Abu Daud)

G. Syarat –Syarat Diperbolehkan Mengqashar

Bagi orang yang sedang bepergian (musafir) boleh mengqashar shalat

(menyingkat shalat fardhu yang empat rakaat menjadi dua rakaat) dengan beberapa syarat:

1. Kepergiannya bukan dalam rangka kemaksiatan

Jadi, qashar hanya dapat dilakukan pada safar yang dibenarkan oleh syari‟at, meliputi:

a) Safar yang wajib, seperti safar haji.

b) Safar yang mandub, seperti menziarahi makam Rasulullah.

c) Safar yang mubah seperti perjalanan niaga.

2. jarak kepergiannya harus mencapai 16 farsakh (80 Km, lebih 640 m) atau 48 mil yang

sama dengan 76, 80 Km.

3. Shalat yang diqashar itu harus shalat yang rakaatnya 4, dan bukan shalat qadha‟.

4. Berniat qashar bersamaan dengan mengucapkan takbiratul ihram. Usholli

fardodzzuhri maqsurotin

5. Tidak boleh bermakmum kepada orang yang menetap (mukim).

6. Perjalanan itu dilakukan menuju ke suatu tempat tertentu, orang yang berjalan tanpa

tujuan, sekalipun jarak yang ditempuhnya jauh tidak dibenarkan mengqashar shalat.

Page 109: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

93

7. Shalat itu dilakukan setelah musafir melampaui batas kota atau desa yang menjadi

awal safarnya. Diriwayatkan dari Anas, katanya: “Saya shalat zuhur bersama

Rasulullah di Madinah empat rakaat dan Zul Hulaifah dua rakaat” (Hadits Jama‟ah)

8. Shalat tersebut dilakukan sepenuhya dalam keadaan musafir. Bila safarnya putus,

misalnya ditengah pelaksanaan shalat itu ia sampai ketujuan, maka ia harus

menyempurnakannya menjadi empat rakaat. “Rasulullah bermukim di Mekkah

selama delapan belas hari dan selama itu pula beliau mengerjakan shalat hanya dua

rakaat-dua rakaat, dan sabdanya: “wahai penduduk negeri ini, shalat lah empat rakaat,

karena kami adalah musafir”. (Hadits Abu Daud)

9. mengetahui bahwa ia boleh mengqashar shalat tersebut

H. Tata Cara Melaksanakan Shalat Qashar Adalah :

1. Niat shalat qashar ketika takbiratul ihram.

2. Mengerjakan shalat yang empat rakaat dilaksanakan dua rakaat kemudian salam.

Allah berfirman dalam surat An-Nisa: 10

”Bila kamu mengadakan perjalanan dimuka bumi, tidaklah kamu berdosa jika kamu

memendekkan shalat...” (QS. An-Nisa: 101)

Dalam hadits Nabi SAW bersabda:

”Dari Ibnu Abbas ra ia berkata: ”Shalat itu difardhukan atau diwajibkan atas lidah

Nabimu didalam hadlar (mukim) empat rakaat, didalam safar (perjalanan) dua

rakaat dan didalam khauf (keadaan takut/perang) satu rakaat.” (HR. Muslim)

I. Pengertian Sholat Jama’ Qashar

Shalat jama‟ qashar adalah dua shalat fardhu yang dikerjakan secara secara

berurutan dalam satu waktu dan jumlah rakaatnya diringkas. Selain bisa menjama‟atau

mengqashar. Seorang musafir yang melakukan perjalanan jauh juga diperbolehkan

melakukan shalat jama‟ qashar sekaligus.

J. Tata cara shalat jama’ qashar

Adapun caranya sebagai berikut :

1. Shalat jama‟ qashar (jama‟ taqdim) dzuhur dan ashar berarti menggabungkan shalat

dzuhur dengan ashar serta meringkas keduanya. Cara pelaksanaan yaitu dikerjakan

Page 110: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

94

pada waktu dzuhur, kemudian niat, setelah salam , kemudian melakukan shalat yang

ashar dengan melaksanakan shalat dzuhur 2 raka‟at dan ashar 2 rakaat.

Usholli fardho dzzuhri rok‟ataini qashron majmu‟an ilaihil „ashru adaaan lillahi

ta‟alaaa

Usholli fardol „ashri rok‟ataini qosron majmu‟an ilaihilddzuhri adaaan lillahi ta‟ala

2. Shalat jama‟ qashar (jama‟ ta‟khir) magrib dan isya berarti menggabungkan shalat

magrib dan dan ashar dalam satu waktu (waktu magrib dan isya) serta meringkas

shalat isya dan tidak meringkas shalat magrib sebab magrib hanya 3 raka‟at dan tidak

bisa diqashar, bisanya dengan dijama‟ cara pelaksanaannya yaitu dikerjakan pada

waktu magrib atau isya, kemudian niat, setelah salam , kemudian melakukan shalat

yang magrib atau isya dengan melaksanakan shalat maghrib 3 raka‟at dan isya 2

raka‟at.

Niat maghrib

Usholli fardol magribi tsalatsa roka‟atin majmu‟an ilaihil „isya u adaaan lillahi ta‟alaa

Niat isya jama‟ qashar

Usholli fardol „isyai rok‟ataini qosron majmu‟an ilaihilmagribi adaaaan lillahi ta‟alaa

Page 111: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

95

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( R P P )

Madrasah : MTs Islamiyah Ciputat

Mata Pelajaran : Fiqh

Kelas : VII / 1 ( 7.1 )

Standar Kompetensi : Melaksanakan tata cara shalat jama’, qashar dan jama’

qashar serta dalam keadaan darurat

Kompetensi Dasar : 6.3 Menjelaskan ketentuan shalat dalam keadaan

darurat ketika sedang sakit dan di kendaraan

6.4 Mempraktekkan ketentuan shalat dalam keadaan

darurat ketika sedang sakit dan di kendaraan

Alokasi Waktu : 4 x 40 menit (2x pertemuan)

A. Indikator

1. Mendefinisikan shalat dalam keadaan darurat

2. Menguraikan tata cara shalat dalam keadaan sakit

3. Menunjukkan cara shalat dalam keadaan sakit, dengan duduk, berbaring, miring dan

telentang

4. Menguraikan tata cara shalat di kendaraan

5. Memperagakan shalat dalam keadaan darurat ketika sedang sakit dan di kendaraan

B. Tujuan Pembelajaran

Maka dari indicator di atas siswa mampu :

1. Mendefinisikan shalat dalam keadaan darurat

2. Menguraikan tata cara shalat dalam keadaan sakit

3. Menunjukkan cara shalat dalam keadaan sakit, dengan duduk, berbaring, miring dan

telentang

4. Menguraikan tata cara shalat di kendaraan

5. Memperagakan shalat dalam keadaan darurat etika sedang sakit dan di kendaraan

C. Materi Pembelajaran

Pengertian ketentuan shalat dalam keadaan darurat ketika sakit dan di kendaraan

(Terlampir)

D. Karakteristik

Page 112: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

96

Religius, percaya diri, Jujur, tanggung jawab, komunikatif, berani, kerjasama

E. Media

Power point dan LKS (Lembar Kerja Siswa)

F. Metode Pembelajaran

Pre test dan pos test, Ceramah bervariasi, Tanya Jawab, penugasan,kerja kelompok

dan Demonstrasi

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan pendahuluan

a. Guru masuk kelas serta mengucapkan slaam

b. Guru memulai pembelajaran membaca do’a

c. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

d. Mengajukan pree test menanyakan kepada siswa tentang ketentuan shalat

dalam keadaan darurat, misalnya “ anak-anak ada yang tahu apa yang

dimaksud dengan shalat dalam keadaan darurat?

e. Mengaitkan pengalaman siswa apersepsi, misalnya “ baik anak-anak apakah

sakit termasuk dalam keadaan darurat?

2. Kegiatan inti

a. Pertemuan keempat

Pada pertemuan keempat guru memberikan pree test guna mengetahui

kemampuan awal siswa. Kemudian guru menjelaskan materi yang terkait

dengan indicator yaitu tentang shalat dalam keadaan darurat ketika sakit dan di

kendaraan. aktivitas tersebut diselingi dengan Tanya jawab dan diskusi.

b. Pertemuan kelima

Guru membagikan kelompok, kemudian setiap kelompok yang telah

dikelompokkan ditugaskan untuk menunjuk perwakilan dari setiap kelompok

maju ke depan untuk mempraktekkan shalat yang ditunjukkan oleh guru dan

sudah dipelajari sebelumnya.

Tujuan penerapan metode demonstrasi adalah untuk melatih kerjasama serta

ssiwa lebih kuat dalam pemahamannya terhadap suatu materi.

3. Kegiatan akhir

Guru mengakhiri pembelajaran dengan post test

H. Sumber Belajar

Page 113: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

97

Buku Fiqh, Buku LKS Fiqh

I. Penilaian

1. Tekhnik penilaian

a. Tes lisan

b. Tes tulisan

2. Bentuk instrument

a. uraian singkat

b. praktek

Jakarta, 13 Mei 2014

Mengetahui,

Guru Pamong Mahasiswa Praktikan

Drs. Aris Herdiana Nurhikmah

Page 114: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

98

Lampiran materi ajar Fiqh

A. pengertian shalat dalam keadaan darurat

Shalat dalam Keadaan Darurat adalah shalat yang dilakukan dalam keadaan

tidak normal, baik karena sakit ataupun kondisi sekitar seperti di dalam kendaraan.

Shalat dalam Keadaan Darurat bisa dilakukan dengan duduk, miring,

berbaring dan telentang. Gerakan shalat, seperti ruku dan sujud, dilakukan dengan

isyarat, misalnya anggukan kepala atau kedipan mata. Allah Mahatahu kondisi

hamba-Nya :

Rasulullah SAW bersabda yang artinya “Dari Ali bin Abu Thalib ra. telah

berkata Rasulullah SAW tentang shalat orang sakit : “Jika kuasa seseorang shalatlah

dengan berdiri, jika tidak kuasa shalatlah sambil duduk. Jika ia tidak mampu sujud

maka isyarat saja dengan kepalanya, tetapi hendaklah sujud lebih rendah daripada

ruku;nya. Jika ia tidak kuasa shalat sambil duduk, shalatlah ia dengan berbaring ke

sebelah kanan menghadap kiblat. Jika tidak kuasa juga maka shalatlah dengan

terlentang, kedua kakinya ke arah kiblat.” (HR. Ad-Daruquthni).

Rasulullah SAW pernah ditanya oleh seorang sahabatnya bagaimana cara

sholat di atas perahu. Beliau bersabda: “Sholatlah di dalam perahu itu dengan

berdiri kecuali kalau kamu takut tenggelam.” (HR. Ad-Daruquthni).

B. Tata Cara Shalat Dalam Keadaan Darurat

1. Tata cara salat dalam keadaan sakit

1) Shalat dengan posisi duduk . Cara duduknya ialah bersimpuh, atau boleh

pula duduk seperti ketika duduk tasyahud awal, yakni duduk tawaruk.

Dengan cara duduk ini, maka mengerjakan rukuknya ialah dengan

membungkuk sedikit, dan sujudnya seperti cara sujud biasa. Semua bacaan

yang dibaca sama dengan bacaan sewaktu shalat sambil berdiri.

2) Shalat dengan posisi badan miring. Jika seseorang melakukan salat dengan

keadaan miring, ia miring kesebelah kanan dengan kepala disebelah utara dan

kaki disebelah selatan. Semua bacaan yang dibaca sama dengan bacaan

sewaktu salat sambil berdiri atau salat sambil duduk. Sedangkan untuk rukuk

dan sujudnya cukup dengan menggerakkan kepala sesuai dengan

kemampuan.

Page 115: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

99

3) Shalat dengan Berbaring. Cara kaki berada di sebelah utara. Kepala di

sebelah selatan dengan menghadap ke arah kiblat. Untuk bacaan-bacaan sama

seperti shalat biasa. Untuk gerakan-gerakannya cukup dengan isyarat kepala

atau kedipan mata.

4) Shalat dengan Telentang. Kaki di sebelah barat dan kepalanya di sebelah

timur (jika memungkinkan kepalanya diberi bantal agar mukanya dapat

menghadap kiblat). Gerakan-gerakan cukup dengan isyarat dan bacaan sholat

ada keringanan sesuai dengan kemampuan.

2. Tata cara Praktik salat dalam kendaraan.

1) Apabila menggunakan kendaraan pribadi, jika waktu shalat tiba diusahakan untuk

mencari masjid setelah itu melakun shalat jama’ dan qasar

2) Shalat dalam kendaraan memungkinkan dengan berdiri, apabila tidak

memungkinkan shalat sambil duduk,yaitu dengan cara shalat seperti orang sakit

Page 116: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

100

Wawancara Guru Fiqh MTs. Islamiyah Ciputat Sebelum Pelaksanaan Tindakan

Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi dalam mata pelajaran Fiqh

Nama :

Jabatan : Guru Fiqh di Mts Islamiyah Ciputat

Tempat : Mts Islamiyah Ciputat

Tanggal :

1. Apa latar belakang pendidikan bapak ?

2. Sudah berapa lama bapak mengajar fiqh di sekolah ini ?

3. Media apa saja yang ibu gunakan untuk pembelajaran fiqh ?

4. Kendala apa yang sering dihadapi bapak pada saat pembelajaran fiqh ?

5. Bagaimana cara bapak mengatasi kendala itu?

6. Bagaimana tingkat hasil belajar siswa di kelas VII ?

7. Bagaimana perhatian siswa pada saat bapak menjelaskan materi pelajaran ?

8. Dalam pembelajaran fiqh pernahkan bapak menggunakan metode demonstrasi ?

9. Metode pembelajaran seperti apa yang selama ini bapak terapkan dalam pembelajaran

fiqh khususnya untuk materi ketentuan shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta

ketentuan shalat dalam keadaan darurat ?

10. Menurut bapak apakah menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil

belajar siswa dalam pembelajaran fiqh?

Page 117: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

101

Wawancara Guru Fiqh MTs. Islamiyah Ciputat Sebelum Pelaksanaan Tindakan

Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi dalam mata pelajaran Fiqh

Nama : Drs Aris Herdian

Jabatan : Guru Fiqh di Mts Islamiyah Ciputat

Tempat : Mts Islamiyah Ciputat

Tanggal : 4 Maret 2014

1. Apa latar belakang pendidikan bapak ?

Jawab : Tingkatan S1 di IAIN Jakarta

2. Sudah berapa lama bapak mengajar fiqh di sekolah ini ?

Jawab : selama 9 tahun dari tahun 2005 - sekarang

3. Media apa saja yang ibu gunakan untuk pembelajaran fiqh ?

Jawab : terkadang menggunakan laptop dan infocus

4. Kendala apa yang sering dihadapi bapak pada saat pembelajaran fiqh ?

Jawab : terlihat dari back ground anak-anak lulusan SD jadi, anak-anak kurang paham

tentang agama begitupun orang tuanya kurang mendukung. Dan anak-anak kadang takut

dalam pembelajaran fiqh dikelas.

5. Bagaimana cara bapak mengatasi kendala itu?

Jawab : solusinya menggunakan strategi yang efektif untuk mengetahui bakat dan minat

siswa dalam belajar.

6. Bagaimana perhatian siswa pada saat bapak menjelaskan materi pelajaran ?

Jawab : terlalu sering mengantuk meskipun tidak semua murid seperti itu.

7. Dalam pembelajaran fiqh pernahkan bapak menggunakan metode demonstrasi ?

Jawab : pernah, contoh Tayammum

8. Metode pembelajaran seperti apa yang selama ini bapak terapkan dalam pembelajaran

fiqh khususnya untuk materi ketentuan shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta

ketentuan shalat dalam keadaan darurat ?

Jawab : metode ceramah dan strategi yang lain seperti card sort dll.

9. Menurut bapak apakah menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil

belajar siswa dalam pembelajaran fiqh?

Jawab : dengan memerintahkan siswa untuk rajin belajar.

10. Bagaimana Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah untuk mata

pelajaran fiqh :

Jawab : KKM nya 75 %

Page 118: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

102

Wawancara Siswa Kelas VII MTs. Islamiyah Ciputat Sebelum Pelaksanaan Tindakan

Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi dalam mata pelajaran Fiqh

Nama :

Kelas : VII (Tujuh)

1. Bagaimana menurut pendapatmu tentang pembelajaran fiqh ?

2. Apakah kalian senang dengan mata pelajaran fiqh ?

3. Bagaimana hasil belajar fiqh kamu ?

4. Apakah kamu puas dengan nilai yang kamu peroleh ?

5. Bagaimana usaha kamu untuk memperbaikin nilai fiqh kamu yang kurang ?

6. Selama ini guru fiqh mengajarkan materi dengan jelas?

7. Apabila ada materi yang kurang materi, apa yang kamu lakukan ?

8. Hambatan apa yang kamu hadapi pada saat pembelajaran fiqh ?

9. Apakah guru fiqh dikelas kamu pernah menjelaskan metode demonstrasi?

10. Menurut kamu pembelajaran yang digunakan oleh guru fiqh kamu sudah cukup baik dan

membuat kamu memahami materi ajar?

Page 119: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

103

Wawancara Siswa Kelas VII MTs. Islamiyah Ciputat Sebelum Pelaksanaan Tindakan

Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi dalam mata pelajaran Fiqh

Nama : Wahyu Bintara

Kelas : VII (Tujuh)

1. Bagaimana menurut pendapatmu tentang pembelajaran fiqh ?

Jawab : lumayan senang

2. Apakah kalian senang dengan mata pelajaran fiqh ?

Jawab : lumayan senang

3. Bagaimana hasil belajar fiqh kamu ?

Jawab : ya, lumayan baik

4. Apakah kamu puas dengan nilai yang kamu peroleh ?

Jawab : ya, belum terlalu puas

5. Bagaimana usaha kamu untuk memperbaiki nilai fiqh kamu yang kurang ?

Jawab : belajar dengan sungguh-sungguh

6. Selama ini guru fiqh mengajarkan materi dengan jelas?

Jawab : kurang jelas karena terlalu berisik

7. Apabila ada materi yang kurang materi, apa yang kamu lakukan ?

Jawab : bertanya kepada teman

8. Hambatan apa yang kamu hadapi pada saat pembelajaran fiqh ?

Jawab : berisik dan kurang memahami

9. Apakah guru fiqh dikelas kamu pernah menjelaskan metode demonstrasi?

Jawab : pernah

10. Menurut kamu pembelajaran yang digunakan oleh guru fiqh kamu sudah cukup baik dan

membuat kamu memahami materi ajar?

Jawab : belum, karena menjelaskannya dengan cara ceramah saja.

Page 120: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

104

Wawancara Siswa Kelas VII MTs. Islamiyah Ciputat Sebelum Pelaksanaan Tindakan

Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi dalam mata pelajaran Fiqh

Nama : Citra Khairunnisa

Kelas : VII (Tujuh)

1. Bagaimana menurut pendapatmu tentang pembelajaran fiqh ?

Jawab : jarang masuk kelas gurunya

2. Apakah kalian senang dengan mata pelajaran fiqh ?

Jawab : senang

3. Bagaimana hasil belajar fiqh kamu ?

Jawab : kurang bagus

4. Apakah kamu puas dengan nilai yang kamu peroleh ?

Jawab : belum puas

5. Bagaimana usaha kamu untuk memperbaikin nilai fiqh kamu yang kurang ?

Jawab : belajar lebih giat lagi

6. Selama ini guru fiqh mengajarkan materi dengan jelas?

Jawab : kurang jelas

7. Apabila ada materi yang kurang materi, apa yang kamu lakukan ?

Jawab : bertanya kepada teman dan guru

8. Hambatan apa yang kamu hadapi pada saat pembelajaran fiqh ?

Jawab : terlalu berisik dan mengantuk karena pelajaran terakhir

9. Apakah guru fiqh dikelas kamu pernah menjelaskan metode demonstrasi?

Jawab : pernah

10. Menurut kamu pembelajaran yang digunakan oleh guru fiqh kamu sudah cukup baik dan

membuat kamu memahami materi ajar?

Jawab : belum, karena menggunakan metode ceramah saja.

Page 121: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

105

Wawancara Siswa Kelas VII MTs. Islamiyah Ciputat Sebelum Pelaksanaan Tindakan

Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi dalam mata pelajaran Fiqh

Nama : Dara Oktaviani

Kelas : VII (Tujuh)

1. Bagaimana menurut pendapatmu tentang pembelajaran fiqh ?

Jawab : menyenangkan

2. Apakah kalian senang dengan mata pelajaran fiqh ?

Jawab : senang sekali

3. Bagaimana hasil belajar fiqh kamu ?

Jawab : memuaskan

4. Apakah kamu puas dengan nilai yang kamu peroleh ?

Jawab : puas, karena nilai saya yang paling besar

5. Bagaimana usaha kamu untuk memperbaiki nilai fiqh kamu yang kurang ?

Jawab : belajar dengan lebih giat dan mempertahan prestasi

6. Selama ini guru fiqh mengajarkan materi dengan jelas?

Jawab : jelas

7. Apabila ada materi yang kurang mengerti, apa yang kamu lakukan ?

Jawab : bertanya kepada guru

8. Hambatan apa yang kamu hadapi pada saat pembelajaran fiqh ?

Jawab : berisik dan mengantuk

9. Apakah guru fiqh dikelas kamu pernah menjelaskan metode demonstrasi?

Jawab : pernah

10. Menurut kamu pembelajaran yang digunakan oleh guru fiqh kamu sudah cukup baik dan

membuat kamu memahami materi ajar?

Jawab : sudah cukup baik dan saya mulai memahami materi yang telah diajarkan oleh

guru fiqh

Page 122: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

106

Wawancara Guru Fiqh MTs. Islamiyah Ciputat

Setelah Pelaksanaan Tindakan Siklus 1

Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi dalam mata pelajaran Fiqh

Nama : Drs Aris Herdian

Jabatan : Guru Fiqh di Mts Islamiyah Ciputat

Tempat : Mts Islamiyah Ciputat

Tanggal : 8 April 2014

1. Menurut bapak apakah metode demonstrasi cocok untuk mata pelajaran fiqh ini?

Jawaban : iya memang sangat cocok, apalagi materi ini tentang shalat jama’ qashar dan

jama’ qashar

2. Bagaimana perubahan siswa dalam memahami pelajaran fiqh ?

Jawaban : siswa lumayan antusias dalam mengikuti pembelajaran fiqh

3. Apakah siswa menjadi lebih efektif dengan menggunakan metode demonstrasi?

jawaban : iya, lumayan meskipun ada anak yang masih bercanda

4. Apakah siswa mudah memahami dengan menggunakan metode demonstrasi?

Jawaban : lumayan, anak-anak mudah untuk memahami

5. Adakah kekurangan yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran ini?

Jawaban : lebih membuat anak-anak antusias lagi dan memberikan dorongan agar anak-

anak tidak pada ngantuk karena, ini jam terkahir dan anak-anak cenderung ngantuk dan

capek

Jakarta , 8 April 2014

Drs. Aris Herdian

Page 123: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

107

Wawancara Siswa Kelas VII MTs. Islamiyah Ciputat

Setelah Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi Dalam Mata Pelajaran Fiqh

Nama : Tamia Septiana

Kelas : VII.1 MTs Islamiyah Ciputat

1. Bagaimana suasana belajar dengan menggunakan metode demonstrasi yang telah kamu

alami ?

Jawabnya : senang dan seru karena, saya mulai paham sedikit demi sedikit meskipun

belum sepenuhnya.

2. Apakah kamu menjadi lebih efektif dengan menggunakan metode demonstrasi?

Jawabnya : iya, menurut saya efektif

3. Apakah kamu lebih mudah memahami dengan menggunakan metode demonstrasi?

Jawabnya : iya lumayan, daripada sebelumnya dan lebih paham

4. Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran hari ini?

Jawabnyan : temen-temen dikelas berisik dan lumayan susah melafalalkan niat shalat

jama’

5. Apa yang perlu terus diperbaiki dalam pembelajaran fiqh hari ini?

Jawabnya : dari temen-temen dikelas, masih banyak yang bercanda harus disiplinkan

6. Bagaimana hasil belajar kamu setelah diterapkannya metode demonstrasi ini ?

Jawabnya : kurang puas, karena saya mendapatkan nilai rendah yaitu 65

Page 124: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

108

Wawancara Siswa Kelas VII MTs. Islamiyah Ciputat

Setelah Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi Dalam Mata Pelajaran Fiqh

Nama : Devi

Kelas : VII.1 MTs Islamiyah Ciputat

1. Bagaimana suasana belajar dengan menggunakan metode demonstrasi yang telah kamu

alami ?

Jawabnya : senang, saya lebih paham apa yang disampaikan.

2. Apakah kamu menjadi lebih efektif dengan menggunakan metode demonstrasi?

Jawabnya : iya, menurut saya efektif

3. Apakah kamu lebih mudah memahami dengan menggunakan metode demonstrasi?

Jawabnya : iya mudah banget dan saya mulai paham

4. Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran hari ini?

Jawabnyan : temen-temen dikelas berisik, bercanda dan lumayan susah melafalalkan

niat shalat jama’

5. Apa yang perlu terus diperbaiki dalam pembelajaran fiqh hari ini?

Jawabnya : dari temen-temen dikelas, masih banyak yang bercanda harus disiplinkan

6. Bagaimana hasil belajar kamu setelah diterapkannya metode demonstrasi ini ?

Jawabnya : lumayan hasilnya, yaitu 75

Page 125: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

109

Wawancara Siswa Kelas VII MTs. Islamiyah Ciputat

Setelah Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi Dalam Mata Pelajaran Fiqh

Nama : Ariffah Damayanti

Kelas : VII.1 MTs Islamiyah Ciputat

1. Bagaimana suasana belajar dengan menggunakan metode demonstrasi yang telah kamu

alami ?

Jawabnya : senang dan seru karena, saya mulai paham sedikit demi sedikit meskipun

belum sepenuhnya.

2. Apakah kamu menjadi lebih efektif dengan menggunakan metode demonstrasi?

Jawabnya : iya, menurut saya efektif

3. Apakah kamu lebih mudah memahami dengan menggunakan metode demonstrasi?

Jawabnya : iya lumayan, daripada sebelumnya dan lebih paham

4. Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran hari ini?

Jawabnyan : temen-temen dikelas berisik dan lumayan susah melafalalkan niat shalat

jama’

5. Apa yang perlu terus diperbaiki dalam pembelajaran fiqh hari ini?

Jawabnya : dari temen-temen dikelas, masih banyak yang bercanda harus disiplinkan

6. Bagaimana hasil belajar kamu setelah diterapkannya metode demonstrasi ini ?

Jawabnya : belum puas, karena saya ingin mendapatkan nilai yang lebih bagus lagi.

Page 126: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

110

Wawancara Guru Fiqh MTs. Islamiyah Ciputat

Setelah Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi dalam mata pelajaran Fiqh

Nama : Drs Aris Herdian

Jabatan : Guru Fiqh di Mts Islamiyah Ciputat

Tempat : Mts Islamiyah Ciputat

Tanggal : 13 Mei 2014

1. Menurut bapak apakah metode demonstrasi cocok untuk mata pelajaran fiqh ini?

Jawaban : iya memang sangat cocok, apalagi materi ini tentang shalat dalam keadaan

darurat yaitu sakit atau dalam kendaraan. Yang sebelumnya itu tentang shalat jama’

qashar dan jama’ qashar.

2. Bagaimana perubahan siswa dalam memahami pelajaran fiqh ?

Jawaban : iya, sudah bagus dengan melihat antusias siswa dalam mengikuti

pembelajaran fiqh dengan menggunakan metode demonstrasi ini.

3. Apakah siswa menjadi lebih efektif dengan menggunakan metode demonstrasi?

jawaban : menurut saya, lebih efektif jadi, anak-anak langsung mempraktekkannya

setelah mendapatkan materi yang disampaikan didiskusikan dengan teman-temannya.

4. Apakah siswa mudah memahami dengan menggunakan metode demonstrasi?

Jawaban : siswa mulai memahami, dapat dilihat dari kekompakan bersidkusi dan

memperagakan materi shalat dalam keadaan sakit.

5. Adakah kekurangan yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran ini?

Jawaban : pada pertemuan kali ini siswa sudah mulai antusias dan suasana kelas juga

mulai menjadi ramai dengan keaktifan anak-anak ketika ada yang memperagakan shalat

dan caranya salah. Ini menunjukkan anak-anak tertarik dan memperhatikan dengan

pembelajran fiqh yang menggunakan metode demonstrasi.

Jakarta , 13 April 2014

Drs. Aris Herdian

Page 127: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

111

Wawancara Siswa Kelas VII MTs. Islamiyah Ciputat

Setelah Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi Dalam Mata Pelajaran Fiqh

Nama : Dara Oktaviani

Kelas : VII.1 MTs Islamiyah Ciputat

1. Bagaimana suasana belajar dengan menggunakan metode demonstrasi yang telah kamu

alami ?

Jawabnya : senang dan seru karena, saya mulai paham sedikit demi sedikit meskipun

belum sepenuhnya.

2. Apakah kamu menjadi lebih efektif dengan menggunakan metode demonstrasi?

Jawabnya : iya, menurut saya efektif

3. Apakah kamu lebih mudah memahami dengan menggunakan metode demonstrasi?

Jawabnya : iya lumayan, daripada sebelumnya dan lebih paham

4. Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran hari ini?

Jawabnyan : temen-temen dikelas masih ada yang bercanda, namun kesulitan saya

dalam keadaan shalat isyarat

5. Apa yang perlu terus diperbaiki dalam pembelajaran fiqh hari ini?

Jawabnya : menurut saya, hanya perlu penambahan waktu dan lebih seru lagi dalam

pembelajaran fiqh hari ini.namun, penjelasannya mudah untuk dipahami.

11. Bagaimana hasil belajar kamu setelah diterapkannya metode demonstrasi ini ?

Jawabnya : merasa puas karena, saya mendapatkan nilai yang memuaskan bagi saya.

Page 128: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

112

Wawancara Siswa Kelas VII MTs. Islamiyah Ciputat

Setelah Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi Dalam Mata Pelajaran Fiqh

Nama : Citra Kirana

Kelas : VII.1 MTs Islamiyah Ciputat

1. Bagaimana suasana belajar dengan menggunakan metode demonstrasi yang telah kamu

alami ?

Jawabnya : senang, saya lebih paham apa yang disampaikan.

2. Apakah kamu menjadi lebih efektif dengan menggunakan metode demonstrasi?

Jawabnya : iya, menurut saya efektif

3. Apakah kamu lebih mudah memahami dengan menggunakan metode demonstrasi?

Jawabnya : iya mudah banget dan saya Alhamdulillah mulai paham

4. Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran hari ini?

Jawabnyan : temen-temennya masih ada yang bercanda, namun saya hanya kesulitan

dalam praktek shalat dalam keadaan dengan cara shalat isyarat.

5. Apa yang perlu terus diperbaiki dalam pembelajaran fiqh hari ini?

Jawabnya : dari sarana prasarananya harus lebih memadai,namun, menurut saya dalam

pembelajaran kali ini sangat menyenangkan karena, setelah pembelajaran kita langsung

mempraktekannya. Dan penjelasannya juga mudah dipahami.

11. Bagaimana hasil belajar kamu setelah diterapkannya metode demonstrasi ini ?

Jawabnya : merasa puas karena, saya mendapatkan nilai 95

Page 129: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

113

Wawancara Siswa Kelas VII MTs. Islamiyah Ciputat

Setelah Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Efektifitas Penggunaan Metode Demonstarsi Dalam Mata Pelajaran Fiqh

Nama : Wahyu Bintara

Kelas : VII.1 MTs Islamiyah Ciputat

1. Bagaimana suasana belajar dengan menggunakan metode demonstrasi yang telah kamu

alami ?

Jawabnya : senang dan seru karena, saya mulai paham sedikit demi sedikit meskipun

belum sepenuhnya.

2. Apakah kamu menjadi lebih efektif dengan menggunakan metode demonstrasi?

Jawabnya : iya, menurut saya efektif

3. Apakah kamu lebih mudah memahami dengan menggunakan metode demonstrasi?

Jawabnya : iya Alhamdulillah paham, daripada sebelumnya dan lebih paham

4. Kesulitan apa yang kamu alami dalam pembelajaran hari ini?

Jawabnyan : temen-temen dikelas berisik dan lumayan susah melafalalkan gerakan

dalam shalat keadaaan darurat yaitu seperti isyarat.

5. Apa yang perlu terus diperbaiki dalam pembelajaran fiqh hari ini?

Jawabnya : dari teman-teman dikelas, masih ada yang mau bercanda tapi, tidak seperti

pada pertemuan-pertemuan yang lalu anak-anak masih banyak yang bercanda. Namun,

sekarang hanya ada 1 dan 2 orang yang bercanda.dalam penyampaian materi dan

penjelasannya baik dan mudah dipahami.

11. Bagaimana hasil belajar kamu setelah diterapkannya metode demonstrasi ini ?

Jawabnya : merasa sangat puas karena, saya mendapatkan nilai 100

Page 130: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

114

Lembar Observasi Aktivitas Pembelajaran

Siklus I

Berilah tanda check list (√) pada nilai pengamatan siklus 1

SB = Sangat Baik

B = Baik

C = Cukup

K = Kurang

SK = Sangat Kurang

No Aspek yang

diobservasi

Ket Nilai

Ada Tidak SB B C K SK

1 Guru menyampaikan

materi yang akan

diajarkan

√ √

2 Guru melakukan

Tanya jawab

√ √

3 Guru menyuruh anak

untuk melakukan

demonstrasi

√ √

4 Siswa maju ke depan

kelas untuk

melakukan

demonstrasi

√ √

5 setelah melakukan

demonstrasi siswa

kembali ke tempat

duduk

√ √

6 Melakukan Tanya

jawab dengan siswa,

lalu memberikan

hadiah kepada siswa

yang bisa menjawab

pertanyaan dengan

cepat dan benar

√ √

Page 131: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

115

Lembar aktivitas Belajar Siswa

Siklus I

Berilah tanda check list (√) pada nilai pengamatan siklus 1

SB = Sangat Baik

B = Baik

C = Cukup

K = Kurang

SK = Sangat Kurang

No Aspek yang

diobservasi

Ket Nilai

Ada Tidak SB B C K SK

1 Melaksanakan tes

awal (pre test)

√ √

2 Mendengarkan

penjelasan materi

yang disampaikan

oleh guru

√ √

3 Semangat dan

antusias mengikuti

kegiatan belajar

mengajar

√ √

4 Siswa melakukan

praktek demonstrasi

depan kelas

√ √

5 Melakukan Tanya

jawab siswa aktif

√ √

6 Aktif bertanya √ √

7 Aktif mengeluarkan

pendapat

√ √

8 Menjawab

pertanyaan dari guru

√ √

9 Melaksanakan tes

akhir ( post test)

√ √

Page 132: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

116

Lembar Aktivitas Mengajar Guru

Siklus I

Berilah tanda check list (√) pada nilai pengamatan siklus 1

SB = Sangat Baik

B = Baik

C = Cukup

K = Kurang

SK = Sangat Kurang

No Aspek yang

diobservasi

Ket Nilai

Ada Tidak SB B C K SK

1 Mengkondisikan

siswa situasi

pembelajaran dan

kesiapan siswa untuk

untuk mengikuti

proses pembelajaran

√ √

2 Apersepsi √ √

3 Membangkitkan

minat atau rasa ingin

tahu siswa (mtivasi)

√ √

4 Menyampaikan

tujuan atau indicator

yang ingin dicapai

√ √

5 Penggunaan media

atau alat

pembelajaran yang

sesuai dengan

inikator bahan ajar

√ √

6 Penjelasan metode

demonstrasi

√ √

7 Pemusatan perhatian

siswa terhadap proses

belajar

√ √

8 Teknik

menyampaikan

materi

√ √

9 Guru memberikan

contoh-contoh terkait

pelajaran yang

terkait dengan

pelajaran yang

√ √

Page 133: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

117

diajarkan

10 Pengelolaan kegiatan

praktek dengan

menggunakan metode

demonstrasi

√ √

11 Bmbingan kepada

siswa terpilih untuk

melakukan praktek

√ √

12 Memberikan

kesempatan kepada

siswa untuk

melakukan praktek

√ √

13 Mengamati kesulitan

dan kemajuan siswa

belajar

√ √

14 Keterampilan

menerangkan kembali

atau menyimpulkan

materi yang

disampaikan

√ √

15 Keterampilan

memberikan kegiatan

tindak lanjut setelah

penyampaian materi

√ √

16 Kemampuan

memberikan evaluasi

pembelajaran yang

sesuai dengan

indicator yang ingin

dicapai

√ √

Page 134: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

118

Lembar Observasi Aktivitas Pembelajaran

Siklus II

Berilah tanda check list (√) pada nilai pengamatan siklus II

SB = Sangat Baik

B = Baik

C = Cukup

K = Kurang

SK = Sangat Kurang

No Aspek yang

diobservasi

Ket Nilai

Ada Tidak SB B C K SK

1 Guru menyampaikan

materi yang akan

diajarkan

√ √

2 Guru melakukan

Tanya jawab

√ √

3 Guru menyuruh anak

untuk melakukan

demonstrasi

√ √

4 Siswa maju ke depan

kelas untuk

melakukan

demonstrasi

√ √

5 setelah melakukan

demonstrasi siswa

kembali ke tempat

duduk

√ √

6 Melakukan Tanya

jawab dengan siswa,

lalu memberikan

hadiah kepada siswa

yang bisa menjawab

pertanyaan dengan

cepat dan benar

√ √

Page 135: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

119

Lembar aktivitas Belajar Siswa

Siklus II

Berilah tanda check list (√) pada nilai pengamatan siklus II

SB = Sangat Baik

B = Baik

C = Cukup

K = Kurang

SK = Sangat Kurang

No Aspek yang

diobservasi

Ket Nilai

Ada Tidak SB B C K SK

1 Melaksanakan tes

awal (pre test)

√ √

2 Mendengarkan

penjelasan materi

yang disampaikan

oleh guru

√ √

3 Semangat dan

antusias mengikuti

kegiatan belajar

mengajar

√ √

4 Siswa melakukan

praktek demonstrasi

depan kelas

√ √

5 Melakukan Tanya

jawab siswa aktif

√ √

6 Aktif bertanya √ √

7 Aktif mengeluarkan

pendapat

√ √ √

8 Menjawab

pertanyaan dari guru

√ √

9 Melaksanakan tes

akhir ( post test)

√ √

Page 136: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

120

Lembar Aktivitas Mengajar Guru

Siklus II

Berilah tanda check list (√) pada nilai pengamatan siklus II

SB = Sangat Baik

B = Baik

C = Cukup

K = Kurang

SK = Sangat Kurang

No Aspek yang

diobservasi

Ket Nilai

Ada Tidak SB B C K SK

1 Mengkondisikan

siswa situasi

pembelajaran dan

kesiapan siswa untuk

untuk mengikuti

proses pembelajaran

√ √

2 Apersepsi √ √

3 Membangkitkan

minat atau rasa ingin

tahu siswa (mtivasi)

√ √

4 Menyampaikan

tujuan atau indicator

yang ingin dicapai

√ √

5 Penggunaan media

atau alat

pembelajaran yang

sesuai dengan

inikator bahan ajar

√ √

6 Penjelasan metode

demonstrasi

√ √

7 Pemusatan perhatian

siswa terhadap proses

belajar

√ √

8 Teknik

menyampaikan

materi

√ √

9 Guru memberikan

contoh-contoh terkait

pelajaran yang

terkait dengan

pelajaran yang

√ √

Page 137: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

121

diajarkan

10 Pengelolaan kegiatan

praktek dengan

menggunakan metode

demonstrasi

√ √

11 Bimbingan kepada

siswa terpilih untuk

melakukan praktek

√ √

12 Memberikan

kesempatan kepada

siswa untuk

melakukan praktek

√ √

13 Mengamati kesulitan

dan kemajuan siswa

belajar

√ √

14 Keterampilan

menerangkan kembali

atau menyimpulkan

materi yang

disampaikan

√ √

15 Keterampilan

memberikan kegiatan

tindak lanjut setelah

penyampaian materi

√ √

16 Kemampuan

memberikan evaluasi

pembelajaran yang

sesuai dengan

indicator yang ingin

dicapai

√ √

Page 138: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

122

Catatan Lapangan

Pada Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Siklus I

Tempat penelitian :MTs Islamiyah Ciputat

Hari/tanggal : Selasa, 8 April 2014

Kegiatan : Pembelajaran Fiqh

Siklus : I

Proses Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran diawali dengan apersepsi kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan

pree-test. Jumlah soalnya sebanyak 5 tes Essay. Tes berlangsung 10 menit yang diikuti 32

siswa kelas VII .1

Aktivitas Guru

Sebelum pembelajaran dimulai guru terlebih dahulu membagikan ice breaking siswa.

Setelah itu guru ,menjelaskan/menguraikan materi pelajaran fiqh dengan materi pokok

pengertian dan ketentuan shalat jama’ serta memberikan contoh-contoh yang terkait dengan

materi yang diajarkan. Kemudian guru menyuruh siswa untuk mempraktekan untuk

melaksanakan praktek metode demonstrasi dan sebelumnya guru menjelaskan langkah-

langkah metode demonstrasi.

Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa selama proses pembelajaran fiqh berlangsung kurang efektif masih banyak

yang kurang memperhatikan dan bercanda serta mengantuk karena, mungkin mata pelajaran

terakhir jadinya anak-anak mulai mengantuk dan sebelumnya belajar matematika kata anak-

anak mereka pusing mengikuti pelajaran matematika gak ngerti dan jadinya males.

Page 139: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

123

Catatan Lapangan

Pada Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Siklus II

Tempat penelitian :MTs Islamiyah Ciputat

Hari/tanggal : Selasa, 6 Mei 2014

Kegiatan : Pembelajaran Fiqh

Siklus : II

Proses Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran diawali dengan apersepsi kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan

pre-test. Jumlah soalnya sebanyak 5 tes Essay. Tes berlangsung 10 menit yang diikuti 32

siswa kelas VII .1

Aktivitas Guru

Sebelum pembelajaran dimulai guru terlebih dahulu memberikan ice breaking kepada siswa.

Setelah itu guru menjelaskan/menguraikan materi pelajaran fiqh dengan materi pokok

pengertian dan ketentuan shalat dalam keadaan darurat serta memberikan contoh-contoh

dengan cara memperagakan shalat dalam keadaan darurat yang terkait dengan materi yang

diajarkan. Kemudian guru menyuruh siswa untuk mempraktekan untuk melaksanakan

praktek metode demonstrasi dan sebelumnya guru menjelaskan langkah-langkah metode

demonstrasi.

Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa selama proses pembelajaran fiqh berlangsung lumayan efektif meskipun

terdapat siswa yang kurang memperhatikan. mungkin karena mata pelajaran terakhir jadinya

anak-anak mulai mengantuk dan sebelumnya belajar matematika yang menurut mereka

banyak yang mereka kurang pahami pada mata pelajaran matematika karena, kebanyakan

teori dan rumus-rumus. Namun, akhirnya saya berikan suatu kesepakatan jika mereka

menjawab pertanyaan yang saya sampaikan dan memperagakan shalat yang telah saya

tentukan maka, siswa akan mendapat hadiah dan akhirnya para siswa mulai semangat dengan

antusias.

Page 140: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

124

Soal pre test dan post test

Siklus 1

1. Apa yang dimaksud dengan shalat jama’?

2. Sebutkan macam-macam shalat jama’ ?

3. Shalat apa saja yang boleh diqashar?

4. Sebutkan syarat sah shalat jama’ taqdim?

5. Sebutkan tata cara shalat jama’ qashar (jama’ taqdim)?

kunci jawaban :

1. Shalat jama’ adalah adalah menggabungkan dua waktu shalat wajib dan dikerjakan

dalam satu waktu.

2. jama’ taqdim dan jama’ ta’khir

3. Shalat yang diqashar itu harus shalat yang rakaatnya 4, seperti isya, ashar dan dzuhur

4. Mendahulukan shalat yang punya waktu, artinya shalat dzuhur terlebih dahulu, kemudian

shalat ashar , Berniat shalat jama’ dalam hati ketika takbiratul ihram masing-masing

shalat seerta Tidak terselang melakukan sesuatu yang tidak berhubungan dengan shalat

tersebut.

5. Shalat jama’ qashar (jama’ taqdim) dzuhur dan ashar berarti menggabungkan shalat

dzuhur dengan ashar serta meringkas keduanya. Cara pelaksanaan yaitu dikerjakan pada

waktu dzuhur, kemudian niat, setelah salam , kemudian melakukan shalat yang ashar

dengan melaksanakan shalat dzuhur 2 raka’at dan ashar 2 rakaat.

Usholli fardho dzzuhri rok’ataini qashron majmu’an ilaihil ‘ashru adaaan lillahi ta’alaaa

Usholli fardol ‘ashri rok’ataini qosron majmu’an ilaihilddzuhri adaaan lillahi ta’ala

Page 141: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

125

Soal pre test dan post test

Siklus II

1. Jelaskan pengertian shalat dalam keadaan darurat!

2. Tuliskan dalilnya tentang shalat dalam keadaan darurat!

3. Kapankah kita melakukan shalat dalam keadaan darurat?

4. Jelaskan tatacara shalat dalam keadaan sakit!

5. Jelaskan tatacara shalat dalam kendaraan!

Kunci jawaban :

1. Shalat dalam Keadaan Darurat adalah shalat yang dilakukan dalam keadaan

tidak normal, baik karena sakit ataupun kondisi sekitar seperti di dalam

kendaraan.

2. Rasulullah SAW bersabda“Dari Ali bin Abu Thalib ra. telah berkata Rasulullah

SAW tentang shalat orang sakit : “Jika kuasa seseorang shalatlah dengan

berdiri, jika tidak kuasa shalatlah sambil duduk. Jika ia tidak mampu sujud maka

isyarat saja dengan kepalanya, tetapi hendaklah sujud lebih rendah daripada

ruku;nya. Jika ia tidak kuasa shalat sambil duduk, shalatlah ia dengan berbaring

ke sebelah kanan menghadap kiblat. Jika tidak kuasa juga maka shalatlah dengan

terlentang, kedua kakinya ke arah kiblat.” (HR. Ad-Daruquthni).

3. Ketika dalam keadaan sakit dan dalam kendaraan

4. tentang shalat orang sakit : Jika kuasa seseorang shalatlah dengan berdiri, jika

tidak kuasa shalatlah sambil duduk. Jika ia tidak mampu sujud maka isyarat saja

dengan kepalanya, tetapi hendaklah sujud lebih rendah daripada ruku’nya. Jika ia

tidak kuasa shalat sambil duduk, shalatlah ia dengan berbaring ke sebelah kanan

menghadap kiblat. Jika tidak kuasa juga maka shalatlah dengan terlentang, kedua

kakinya ke arah kiblat.

5. Apabila menggunakan kendaraan pribadi, jika waktu shalat tiba diusahakan untuk

mencari masjid setelah itu melakukan shalat jama’ dan qashar. Atau jika dalam

kendaraan umum seperti Shalat dalam kendaraan yang memungkinkan dengan

berdiri, apabila tidak memungkinkan salat sambil duduk,yaitu dengan cara shalat

seperti orang sakit.

Page 142: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

126

Dokumentasi Efektivitas Penggunaan Metode Demonstrasi Dalam

Pembelajaran Fiqh di Madratsah Tsanawiyah Ciputat Pada

Pelaksanaan Siklus I

Page 143: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

127

Page 144: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

128

Dokumentasi Efektivitas Penggunaan Metode Demonstrasi Dalam

Pembelajaran Fiqh di Madratsah Tsanawiyah Ciputat Pada Pelaksanaan

Siklus II

Page 145: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

129

Page 146: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

130

ABSENSI PESERTA DIDIK

SEMESTER GENAP

MTS ISLAMIYAH CIPUTAT

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Kelas : VII-1 Nama Guru : Drs. Aris H

Mata pelajaran : Fiqh Semester : II (Dua)

Wali kelas : Drs. Aris Herdiana KKM : 75

No Nama Hari pertemuan

1 2 3 4 5 6

1 Aaliyah Salsabila P . . . . . .

2 Alfina Damaiyanti . . . . . ..

3 Ariffah Damayanti . . . . . .

5 Daniel Tahulending . . . . . ..

6 Dara Oktaviani . . . . . .

7 Dinda Meimana . . . . . ..

8 Fani siti Fatimah . . . . . .

9 Habibullah . . . . . .

10 Igo Muhammad Raihan . . . . . .

11 Leni Nuraeni . .. . . . ..

12 M. Abid Abigail . . . . . .

13 M. Arya Dwi Putra . . . . .. .

15 Naufal Ferdiansyah . . . . . .

16 Muhammad Ridho Arsyillah . . . . .. .

17 Muhammad Roihan . . . . . .

18 Nur khaidah . . . . . .

19 Sahada ayu nabila . . . . . .

20 Putri Apriana . . . . . ..

21 Mazaya zakira . . . . . .

22 Rhaina Syalfiyana Dewi . . . . .. ..

23 Robby Alvian Jaya Mulya . . . . . .

24 Rosyidah Aulia Putri . . .. . . .

25 Syalindri Febriani . . . . . .

26 Syarifah Raudha Jarnie . .. . . . ..

27 Tamia Septiana . . . . . .

28 Wahyu Bintara . . . .. . .

Page 147: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah

131

29 Azhar M . . . . . .

30 Iqbal Fikri . . . . . .

31 Citra Khairunnisa . . . . . .

32 Hafijan F a . . . . .

Rata-Rata

Laki : 15

Perempuan : 18

Mengetahui, Ciputat, 01

April 2014

Kepala MTs ISLAMIYAH Guru Bidang

Study

Drs. Aris Herdiana Drs. Aris

Herdiana

Page 148: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah
Page 149: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah
Page 150: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah
Page 151: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah
Page 152: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah
Page 153: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah
Page 154: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah
Page 155: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25465/...shalat jama’, qashar dan jama’ qashar serta shalat dalam keadaan darurat siswa Madrasah