repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49799/1/Skripsi … ·...
Transcript of repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49799/1/Skripsi … ·...
PENGARUH EFEKTIVITAS FUNGSI PENGELOLAAN
ANGGOTA TERHADAP PELAYANAN KOPERASI (Studi Kasus
Pada Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Sebagai Salah Satu
Syarat Untuk Memperoleh Menuju Gelar Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Gita Andestiana Meirizka
NIM: 11150150000001
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
i
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
iv
v
LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI
vi
ABSTRAK
Gita Andestiana Meirizka (NIM.11150150000001), Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Judul Skripsi
“Pengaruh Efektivitas Fungsi Pengelolaan Anggota Terhadap Pelayanan
Koperasi (Studi Kasus Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta)”. Skripsi Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh efektivitas
pengelolaan anggota terhadap pelayanan koperasi mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh pengurus dan anggota koperasi mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan sampel yang berjumlah 72 mahasiswa.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Simple Random
Sampling. Alat untuk mengumpulkan data dengan angket dan wawancara. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh efektivitas pengelolaan anggota
terhadap pelayanan Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil
ini dibuktikan dengan menggunakan Uji t (Parsial) didapatkan hasil Thitung yaitu
sebesar 5,945 > dari nilai Ttabel sebesar 1,66543. Dapat disimpulkan bahwa
Thitung lebih besar dari pada Ttabel, yang artinya bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima, sehingga terdapat pengaruh antara variabel X (Efektivitas Pengelolaan
Anggota) terhadap variabel Y (Pelayanan Koperasi Mahasiswa) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Jika dilihat dari analisis regresi linier sederhana
menunjukkan bahwa Y = 23,200 + 0,536 X dan nilai koefisien korelasi sebesar
0,536, serta nilai koefisien determinasi sebesar 0,323 atau 32,3%. Hal ini
bermakna bahwa kontribusi efektivitas pengelolaan anggota dalam meningkatkan
pelayanan koperasi mahasiswa sebesar 32,3% sedangkan 67,7% dipengaruhi oleh
faktor lain.
Kata Kunci : Pengelolaan Anggota, Pelayanan, Koperasi
vii
ABSTRACT
Gita Andestiana Meirizka (NIM.11150150000001), Department of Social
Sciences Education. Faculty of Tarbiyah and Teacher Training. Thesis Title
"Effect of Effectiveness of Member Management on Cooperative Services (Case
Study of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Student Cooperative)". Thesis Social
Sciences Education Study Program Faculty of Tarbiyah and Teacher Training
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
This research is about the effectiveness of managing members and cooperative
services. The aim is to find out whether there is an effect of the effectiveness of
member management on the services of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta student
cooperatives. This study uses a quantitative approach. The population in this
study were all administrators and members of the UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta student cooperative with a sample of 72 students. Sampling is done by
using the technique of Simple Random Sampling which is a way of taking samples
from members of the population using random without regard to strata (levels) in
members of the population. This is done if members of the population are
considered homogeneous (a type). The results showed that there was an effect of
the effectiveness of member management on the services of the UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Student Cooperative. This result is proven by using the t-test
(partial), the T-test result is 5.945> from the T-table value of 1.66543. It can be
concluded that T count is greater than T table, which means that Ho is rejected
and Ha is accepted so that there is an influence between variable X (Effectiveness
of Member Management) on Y variable (Student Cooperative Services) of UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. If seen from a simple linear regression analysis
shows that Y = 23,200 + 0.536 X and the correlation coefficient is 0.536, and the
coefficient of determination is 0.323 or 32.3%. This means that the contribution of
member management effectiveness in improving student cooperative services by
32.3% while 67.7% is influenced by other factors. Thus the effectiveness of
member management has a positive effect on the services of UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta student cooperatives.
Keywords: Member Management, Services, Cooperatives
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarakatuh
Segala puji syukur bagi Allah SWT. yang telah melimpahkan
rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik yang berjudul “Pengaruh Efektivitas Fungsi
Pengelolaan Anggota Terhadap Pelayanan Koperasi (Studi Kasus
Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)”. Dengan segala
kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dan mendukung dalam penyususnan penelitian ini.
Penulis telah mencoba untuk melakukan yang terbaik dalam
menyelesaikan penelitian ini, namun sebagai manusia, penulis menyadari
bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kebaikan skripsi ini.
Selain itu dalam penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari
dukungan, bantuan, bimbigan dan doa dari berbagai pihak. Penulis
menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang berperan serta dalam
penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir, yaitu:
1. Ibu Dr, Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Bapak Andri Noor Andriansyah, M.Si, selaku Sekertaris Jurusan
Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta sekaligus selaku dosen pembimbing akademik.
4. Ibu Anissa Windarti, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
bersedia membimbing, memberikan arahan, motivasi, dan nasehat
kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi.
5. Bapak Mochammad Noviadi Nugroho, M.Pd, selaku Dosen
Pembimbing II yang telah bersedia membimbing, memberikan arahan,
motivasi, dan nasehat kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi.
6. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPS yang tidak dapat disebukan satu
persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat penulis, yang telah
mendidik dan memberikan banyak ilmu kepada penulis dengan penuh
kesabaran.
7. Pengurus dan anggota Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah membantu penulis dalam pengisian kuesioner dan
wawancara sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
ix
8. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Isep Mu’alim dan Ibunda Eroh
Munawaroh serta kakak dan adikku tersayang Eneng Fani Oktaviani,
S.Sos dan Firnaz Aidil Fitra serta kakak iparku Dery Liga Hakim,
S.Hut yang tiada henti selalu memberikan motivasi, support serta do’a,
baik materi maupun materil dalam menyelesaikan skripsi ini.
Terimakasih sedalam-dalamnya lubuk hati kepada Mama dan Apak
yang telah melahirkan, tiada henti-henti merawat, membesarkan,
membiayai serta mendidik kebutuhan kami sejak kecil hingga saat ini.
“Pak..Mah..saat ini hanya inilah yang dapat kupersembahkan.”
9. Sahabat-sahabat “Kejora-Kejoker” yang selalu mengisi hari-hari
penulis, yaitu diantaranya Inay, Danti, Pipit, Tanti, Yudha, Hendrik,
Arista, Emma, Herdin dan Maul. Terimakasih telah memberikan
motivasi dan semangat.
10. Sahabat dan teman-teman seperjuanganku di kelas yang telah
memberikan dorongan, motivasi dan semangat yaitu diantaranya Roza,
Fitri, Risma, Agra, Ayu, Sally, Nining, Kamalat, Nurun, Eka, Suci dan
teman-teman seperjuangan Ekonomi dan P.IPS angkatan 2015 yang
tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu.
11. Teman-teman Kost’an “Markaz Al-Hamra” yang telah memberikan
semangat, yaitu diantaranya Roza, Sally, Hilda, Ria, Nisa, Ela, Tiara
dan Linda.
Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu-
persatu, penulis mengucapkan terimakasih. Semoga Allah SWT
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya atas segala bantuan yang telah
diberikan kepada penulis.
Demikian ucapan terimakasih yang dapat peneliti sampaikan
kepada pihak-pihak yang sekiranya membantu dalam penyelesaian skripsi
ini. Semoga apa yang dilakukan memperoleh balasan dan semoga selalu
diberikan kesehatan dari Allah SWT. Penulis berharap semoga penelitian
ini dapat memberikan manfaat bagi pendidikan serta menambah referensi
bagi peneliti lain yang membutuhkan.
Aamin.
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarakatuh
Jakarta, 3 Desember 2019
Peneliti
Gita Andestiana Meirizka
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ..................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ........................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ...................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI ................................................................... iv
ABSTRAK .......................................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ x
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................................ 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ................................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 7
1. Manfaat penelitian ................................................................................................. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................................. 9
A. Kajian Teori ............................................................................................................ 9
1. Efektivitas ........................................................................................................... 9
a. Pengertian Efektivitas ..................................................................................... 9
b. Ukuran Efektivitas ........................................................................................ 10
xi
2. Koperasi ............................................................................................................ 11
a. Pengertian Koperasi ...................................................................................... 11
b. Asas Koperasi ............................................................................................... 13
c. Tujuan dan Fungsi Koperasi ......................................................................... 14
d. Prinsip Koperasi ............................................................................................ 15
e. Jenis-Jenis Koperasi ...................................................................................... 16
3. Pengelolaan ....................................................................................................... 18
a. Pengertian Pengelolaan ................................................................................. 18
b. Fungsi Pengelolaan ....................................................................................... 19
4. Pelayanan .......................................................................................................... 26
a. Pengertian Pelayanan .................................................................................... 26
b. Kualitas Pelayanan ........................................................................................ 27
5. Anggota ............................................................................................................. 29
a. Pengertian Anggota ....................................................................................... 29
b. Pengertian Partisipasi Anggota ..................................................................... 31
B. Penelitian Relevan ................................................................................................ 32
6. Kerangka Berpikir ................................................................................................. 37
7. Hipotesis Penelitian .............................................................................................. 42
Hipotesis penelitian ................................................................................................... 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.......................................................................... 43
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................... 43
B. Metode dan Desain Penelitian............................................................................... 44
C. Populasi dan Sampel ............................................................................................. 45
D. Variabel Penelitian ................................................................................................ 47
1. Definisi Konseptual .......................................................................................... 47
xii
a. Variabel Pengelolaan Anggota ...................................................................... 48
b. Variabel Pelayanan Koperasi ........................................................................ 48
2. Definisi Operasional ......................................................................................... 48
a. Fungsi Pengelolaan Anggota ........................................................................ 49
b. Pelayanan Koperasi ....................................................................................... 49
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 50
1. Kuesioner .......................................................................................................... 50
2. Dokumentasi ..................................................................................................... 51
3. Wawancara ........................................................................................................ 51
F. Instrumen Penelitian ............................................................................................. 52
G. Uji Instrumen Angket ........................................................................................... 59
1. Uji Validitas ...................................................................................................... 59
2. Uji Reliabilitas .................................................................................................. 60
H. Uji Asumsi Klasik ................................................................................................. 60
1. Uji Normalitas ................................................................................................... 60
3. Uji Homogenitas Data ....................................................................................... 61
4. Uji Linieritas ...................................................................................................... 62
I. Teknis Analisis Data ............................................................................................. 62
Persamaan Regresi Linear Sederhana ....................................................................... 62
1. Uji Hipotesis ..................................................................................................... 64
Uji t ....................................................................................................................... 64
2. Koefisien Determinan ....................................................................................... 65
3. Hipotesis Statistik ............................................................................................. 66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................. 67
A. Gambaran Umum Penelitian ................................................................................. 67
xiii
1. Letak Geografis ................................................................................................. 67
2. Profil Singkat Universitas ................................................................................. 67
3. Gambaran Umum Koperasi Mahasiswa (KOPMA) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta ....................................................................................................................... 68
a. Sejarah Singkat KOPMA .............................................................................. 68
b. Fungsi, Peran dan Tujuan KOPMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ......... 70
B. Data Penelitian ...................................................................................................... 70
1. Deskripsi Responden ........................................................................................ 70
a. Responden Berdasarkan Fakultas ................................................................. 71
b. Responden Berdasarkan Jabatan ................................................................... 73
c. Responden Berdasarkan Lamanya Bergabung Didalam KOPMA ............... 75
2. Hasil Angket ...................................................................................................... 76
C. Analisis Data ......................................................................................................... 83
1. Pra Analisis ....................................................................................................... 83
a. Uji Validitas Instrumen ................................................................................. 83
b. Hasil Uji Instrumen ....................................................................................... 84
c. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas .................................................................... 85
d. Hasil Pengujian Reliabilitas .......................................................................... 88
2. Uji Asumsi Dasar .............................................................................................. 89
a. Uji Normalitas ............................................................................................... 89
b. Uji Homogenitas ............................................................................................ 90
c. Uji Linieritas................................................................................................... 91
D. Analisis Hasil Regresi dan Pengujian Hipotesis ..................................................... 92
1. Koefisien Determinasi ....................................................................................... 93
2. Uji t (Parsial) ...................................................................................................... 94
3. Uji Regresi Sederhana ....................................................................................... 96
xiv
4. Analisis Korelasional Pearson............................................................................ 98
E. Hasil Wawancara ...................................................................................................... 99
F. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................................. 110
G. Keterbatasan Penelitian ........................................................................................... 118
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................................... 119
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 119
B. Implikasi ............................................................................................................. 119
C. Saran ................................................................................................................... 120
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 122
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................................... 126
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Jurnal Penelitian Relevan ..................................................................... 31
Tabel 3. 1 Kegiatan Penelitian .............................................................................. 40
Tabel 3. 2 Skala likert ........................................................................................... 49
Tabel 3. 3 Kategori Skala ...................................................................................... 50
Tabel 3. 4 Kategori Nilai atau Rentang Skor ....................................................... 51
Tabel 3. 5 Kisi-kisi instrumen angket variabel bebas X (independen) ............... 51
Tabel 3. 6 Kisi-kisi instrumen angket variabel terikat Y (dependen) ................. 53
Tabel 3. 7 Kisi-kisi instrumen wawancara variabel bebas X (independen) ........ 54
Tabel 3. 8 Kisi-kisi instrumen wawancara variabel bebas X (independen) ........ 55
Tabel 4. 1 Responden Berdasarkan Fakultas ....................................................... 69
Tabel 4. 2 Responden Berdasarkan Jabatan ......................................................... 72
Tabel 4. 3 Responden Berdasarkan Lamanya Bergabung di Kopma ................... 73
Tabel 4. 4 Hasil Respon Variabel X ..................................................................... 75
Tabel 4. 5 Hasil Respon Variabel Y ..................................................................... 78
Tabel 4. 6 Hasil Uji Validitas Instrumen ............................................................. 82
Tabel 4. 7 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas .......................................................... 83
Tabel 4. 8 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................... 86
Tabel 4. 9 Hasil Uji Normalitas Data ................................................................... 87
Tabel 4. 10 Hasil Uji Homogenitas ...................................................................... 89
Tabel 4. 11 Tabel Hasil Uji Linieritas .................................................................. 90
Tabel 4. 12 Tabel hasil uji .................................................................................... 91
Tabel 4. 13 Hasil Uji t (Parsial) .......................................................................... 93
Tabel 4. 14 Tabel Hasil Uji Regresi Sederhana ................................................... 95
Tabel 4. 15 Tabel Hasil Uji Analisis Korelasional Pearson ................................. 96
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Berfikir ............................................................................. 36
Gambar 3. 1 Desain Penelitian .............................................................................. 46
Gambar 4. 1 Responden berdasarkan Fakultas ..................................................... 70
Gambar 4. 2 Responden Berdasarkan Jabatan ...................................................... 73
Gambar 4. 3 Responden Berdasarkan Lamanya Bergabung di Kopma ................ 74
Gambar 4. 4 Hasil Persentase Respon Variabel .................................................... 77
Gambar 4. 5 Hasil respon perindikator Variabel Y............................................... 80
Gambar 4. 6 Hasil persentasi Respon Variabel Y ................................................. 80
Gambar 4. 7 Hasil Uji Normalitas Data ................................................................ 88
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Profil Kopma Uin Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 2 Struktur Kepengurusan Koperasi Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Lampiran 3 Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART)
Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 4 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 5 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 6 Kuesioner Penelitian
Lampiran 7 Transkip Wawancara
Lampiran 8 Hasil Uji Validitas
Lampiran 9 Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 10 Hasil Analisis Data
Lampiran 11 Dokumentasi Pengambilan Data
Lampiran 12 Biodata Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia adalah salah satu aset penting yang dimiliki
oleh suatu perusahaan atau organisasi, yang mana harus dibina dengan sebaik
mungkin. Selain itu perlu juga penanganan yang serius terhadap rendahnya
kualitas sumber daya manusia. Tersedianya sumber daya manusia yang
handal menjadikan perusahaan atau organisasi memberdayagunakan sumber
daya manusia secara efektif dan efisien, untuk itu diperlukannya kualitas
pendidikan, penyediaan berbagai fasilitas yang memadai, tersedianya
lapangan pekerjaan adalah tantangan utama yang sebenarnya harus
diperhatikan oleh pemerintah.
Pada dasarnya lembaga koperasi diperkenalkan di Indonesia memang
sudah diarahkan untuk berpihak kepada kepentingan ekonomi rakyat yang
dikenal sebagai golongan ekonomi yang lemah. Eksistensi koperasi adalah
suatu fenomena tersendiri, sebab tidak ada satu lembaga sejenis lainnya yang
mampu menyamai koperasi, tetapi sekaligus diharapkan menjadi
penyeimbang terhadap pilar ekonomi lainnya. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian disusun untuk
mempertegas jatidiri, kedudukan, permodalan, dan pembinaan koperasi
dengan itu dapat menjamin kehidupan koperasi sebagaimana diamanatkan
oleh Bab XIV Pasal 33 Ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 amandemen
keempat yang berbunyi “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan azas Koperasi dibentuk sebagai usaha untuk memajukan
kepentingan ekonomi dan juga anggota-anggotanya. Koperasi adalah badan
usaha yang didirikan dengan berlandaskan pada asas kekeluargaan dengan
prinsip ekonomi demokrasi (ekonomi rakyat).1 secara bahasa, koperasi
1Dwi Utami Nuraini, Badan Usaha Dan Koperasi Dalam Perekonomian Indonesia,
(Yogyakarta: Istana Media, 2017) h. 77
2
berasal dari kata Coopere (latin) dan Co-operation (inggris), artinya adalah
bekerja sama atau gotong royong. Koperasi adalah badan usaha yang
dibentuk beberapa orang yang bergabung secara sukarela, hal ini bertujuan
untuk membantu perekonomian melalui bentuk organisasi untuk
mensejahterakan anggota-anggotanya yang dikendalikan secara demokratis.
Seperti kita ketahui fungsi dari koperasi yaitu mengembangkan
potensi dan kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat, berupaya sebagai
mempertinggi kualitas kehidupan manusia, mengembangkan perekonomian
nasional serta mengembangkan kreativitas dan jiwa berorganisasi. Koperasi
sendiri berprinsip keanggotaan yang bersifat terbuka dan sukarela,
pengelolaan yang demokratis, menganut kebebasan dan otonomi,
pengembangan pendidikan, pelatihan dan informasi bagi pengurus koperasi.
Keberhasilan suatu usaha sangat bergantung pada tenaga kerja yang
produktif, royal terhadap tanggung jawab, berpendidikan, dan konsisten
terhadap setiap perencanaan atau tujuan yang akan dicapai. Sama halnya
dengan koperasi, dengan adanya kesesuaian keterampilan dan keahlian dalam
pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya, hal ini tentu akan
berpengaruh pada hasil yang dicapai. Melalui pendidikan dan pelatihanlah
terciptanya skill dan kemampuan baru yang dapat dikembangkan dalam diri
sehingga dapat menciptakan hal baru dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Untuk memajukan usahanya, koperasi memerlukan pengurus yang
mempuni dibidangnya. pengurus koperasi harus mampu mendorong
kemajuan koperasi dengan meningkatkan kinerjanya. Dengan pengelolaan
anggota yang baik maka akan membuat anggota merasa puas terhadap
pelayanannya. Maka dari itu pengetahuan dan pelatihan tentang
pengkoperasian yang diberikan pengurus kepada anggota tentu penting.
Secara kasat mata koperasi di Indonesia memang belum dapat
berkembang pesat dibandingkan dengan pelaku bisnis lainnya, hal ini
dikarenakan Koperasi masih dihadapkan pada masalah kinerjanya yang masih
belum optimal. Untuk dapat tetap bertahan dalam persaingan usaha, koperasi
3
harus tetap melakukan konsolidasi intern yaitu menumbuh kembangkan
koperasi agar dapat menjalankan perannya dalam perekonomian.2
Masalah koperasi di Indonesia yang paling sering terjadi yaitu
bagaimana menciptakan kinerja pengurus yang baik untuk melayani para
anggotanya secara optimal. Banyak pengurus yang tidak loyalitas dalam
pekerjaannya bahkan banyak kasus yang menyebutkan anggota tidak
mempercayai lagi koperasi karena terdapat adanya ketidasesuaian prinsip dan
tujuan dari koperasi sendiri, seperti tidak adanya pengelolaan yang tidak
demokratis, tentu ini berakibat pada eksistensi koperasi di Indonesia yang
dibuktikan dengan banyaknya koperasi yang terancam ditutup pemerintah.
Seperti pada kasus yang terjadi di Buleleng yang terjadi pada tahun
2017 yaitu sebanyak 35 unit koperasi berstatus tidak aktif, sebanyak delapan
unit yang bangkit kembali bahkan sudah melakukan rapat anggota. Pada
bulan September diumumkan kembali tiga unit koperasi menyanggupi untuk
kembali aktif. Sisanya sebanyak 24 unit tidak menyanggupi untuk bangkit
kembali dan telah dicabut badan hukumnya.3 Menurut Swatantra, koperasi
yang pailit banyak diantaranya disebabkan karena kemampuan Sumber Daya
Manusia (SDM) pengelola koperasi yang masih rendah, sehingga sering
terjadi ketidakseimbangan antara kredit dan tabungan, ditambah persoalan
kredit macet yang menyebabkan koperasi tak bisa melakukan kegiatan secara
normal hingga akhirnya bangkrut.
Kasus lain terjadi pada koperasi di Bandung yaitu Koperasi Cipaganti
Karya Guna Persada (KCKGP) dikenal sebagai Icon Bisnis Berbasis
Ekonomi Kerakyatan terbesar di Jawa Barat, selain itu Koperasi Cipaganti
Karya Guna Persada (KCKGP) berhasil menempatkan Cipaganti Group
sebagai mitra usaha koperasi nasional terbaik tidak lain merupakan penipuan
beridentitas usaha koperasi. Cipaganti adalah koperasi yang didirikan pada 15
2Syamsul Rizal, “Kecerdasan Emosional, Perilaku Kognitif, Kemampuan Personal Dan
Kopetensi Kepemimpinan Terhadap Kinerja Koperasi Di Provinsi Aceh”, Aceh, Journal Lembaga
Kita, Vol. 1 No. 1, 2017 3Naufal Fikri, 24 Koperasi di Buleleng Pailit, 2018,
(https://m.antaranews.com/berita/757513/24-koperasi-di-buleleng-pailit). Diakses Pada 25 Maret
2019 Pukul:14.53 WIB
4
Februari 2002, belakangan ini mengalami kepengurusan koperasi yang
bermasalah.4 Puluhan anggota koperasi merasa dirugikan dengan sistem yang
dibangun sehingga anggota koperasi melaporkan pihak koperasi Cipaganti ke
polisi atas tuduhan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). Kasus tersebut
bermula saat ketiga petinggi Cipaganti melakukan penipuan dan penggelapan
dana nasabah sebanyak ratusan milyar rupiah, untuk menutupi aksi ketiga
orang tersebut melakukan pencucian uang dengan mengirim uang ke berbagai
rekening agar tidak ketahuan. Dari kedua kasus yang telah disebutkan terlihat
bahwa pengelolaan koperasi masih sangat rendah yang kemudian
menyebabkan tidak efektifnya pelayanan terhadap anggota maupun
masyarakat.
Untuk itu perlulah diperhatikan pelayanan koperasi yang optimal
sebagai unsur paling utama. Sehingga pertumbuhan dan pengembangan
koperasi akan berjalan dengan baik. Kemudian disejumlah daerah masih
minimnya fasilitas seperti belum adanya inkubator bisnis untuk masyarakat,
bahkan adanya kreativitas yang minim mengakibatkan kurangnya jiwa
kewirausahaan.
Namun masa sekarang ini Koperasi Indonesia setiap tahunnya sudah
berangsur-angsur mengalami kenaikan dibuktikan dengan semakin
banyaknya pendirian koperasi, pengurus, anggota serta konsumen, selain itu
kontribusi koperasi terhadap produk domestik bruto telah meningkat menjadi
4,48 persen dari sebelumnya yaitu 1,3 persen. Begitu pun dengan rasio
kewirausahaan yang sudah berada pada level 3,1 persen dari sebelumnya 1,65
persen. Hal ini terbukti bahwa kepercayaan anggota dan masyarakat terhadap
koperasi sudah sangat baik, juga kinerja pelayanan pengurus maupun anggota
sudah optimal dan berjalan sebagaimana tugasnya. Jumlah koperasi yang
4Andi Saputra, Kasus Penipuan, MA Rampas Aset Koperasi Cipaganti Untuk Nasabah,
2016, (https://m.detik.com/news/berita/d-3185490/kasus-penipuan-ma-rampas-aset-koperasi-
cipaganti-untuk-nasabah). (Diakses pada 24 Maret 2019, Pukul: 20.46 WIB)
5
telah tercatat di Indonesia oleh Badan Pusat Statistik pada tahun 2016-2017
mencapai 148.220 unit Koperasi aktif.5
Kualitas produk yang ditawarkan juga berperan meningkatkan
konsumsi, apakah baik dan bahkan sudah layak untuk dipasarkan atau belum.
Produk yang tersedia di koperasi bukan hanya berupa fisik pengkoperasian
serba usaha melainkan juga ada koperasi produksi, koperasi jasa simpan
pinjam, koperasi jasa asuransi, dan koperasi jasa angkutan.
Koperasi juga sangat membantu didalam bidang pendidikan, koperasi
mahasiswa contohnya. Dengan adanya koperasi mahasiswa ini berharap dapat
mempermudah mahasiswa untuk mendukung proses belajar dan
berwirausaha. Didalam koperasi mahasiswa tentu terdapat banyak program-
program yang akan diberikan pengurus untuk meningkatkan kinerja anggota.
Koperasi mahasiswa (KOPMA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memberikan
program-program pengajaran dan pelatihan dengan adanya diklat anggota.
Didalam proses diklat tersebut anggota diberikan pengetahuan tentang
koperasi, manajemen anggota dan juga pengetahuan tentang berwirausaha
yang baik. Dari program tersebutlah akan tercipta kinerja yang baik pada
anggota yang kemudian akan diimplementasikan pada magang anggota.
Kinerja juga dapat berpengaruh pada pengelolaan koperasi melalui
usaha-usaha yang disediakan KOPMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tersebut. Didalam usaha anggota dapat menuangkan bakat dan minat yang
kreatif melalui produksi barang dan jasa sehingga dapat mengasah jiwa
kewirausahaan. Setelah mengalami proses diklat maka anggota akan
mengimplementasikan pengetahuan dari pengajaran tersebut melalui magang
anggota KOPMA, seperti bagaimana cara melayani konsumen dengan baik.
Hal ini membuat KOPMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mempunyai
banyak sekali prestasi yang telah diraih, diantaranya adalah : pada tahun 2016
KOPMA UIN Syarif Hidayatullah meraih juara dua dalam perlombaan
Pemuda Pemudi Koperasi yang diselenggarakan oleh UIN Malang dalam
5Badan Pusat Statistik, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, 2018,
(https://www.bps.go.id/statictable/2014/01/15/1314/jumlah-koperasi-aktif-menurut-provinsi-2006-
2016.html) Diakses pada 30 Desember 2018, Pukul: 18.49 WIB
6
acara Kopma Fair Nasional, pada tahun yang sama mendapat juara umum tiga
dalam Jambore Koperasi Nasional sebagai Duta Koperasi Tangerang Selatan,
selanjutnya pada tahun 2017 mendapat prestasi juara tiga putera sebagai Duta
Koperasi Tangerang Selatan, kemudian pada tahun yang sama mendapat juara
satu dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Nasional yang diselenggarakan
di Universitas Negeri Jakarta. Selain itu pada tahun 2018 KOPMA UIN
Syarif Hidayatullah mendapat kembali juara umum ke dua dalam Kopma Fair
Nasional UIN Malang, selanjutnya mendapatkan kembali juara dua Socio
Preneur dalam ajang Jambore Koperasi Nasional, lalu mendapatkan kembali
juara satu puteri dan juara tiga putera dalam ajang Duta Koperasi Tangerang
Selatan, juara satu puteri dalam ajang Duta Koperasi Banten, kemudian
mendapatkan juara dua pidato, juara dua lomba cerdas cermat, dan juara tiga
business plan dalam Festival Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ahmad Dahlan
(STIEAD) JABODETABEK Banten.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian mengenai efektivitas pengelolaan anggota terhadap
pelayanan koperasi (studi kasus koperasi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta)
B. Identifikasi Masalah
1. Keterlibatan anggota kurang maksimal dalam beberapa kegiatan yang
dilaksanakan koperasi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Masih minimnya fasilitas koperasi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang mendukung mahasiswa berkreasi seperti belum adanya
permodalan pengembangan bisnis.
3. Ketidak optimalan anggota koperasi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dalam menjalankan kreatifitas.
7
C. Pembatasan Masalah
Untuk memfokuskan pembahasan dan pemecahan masalah tersebut,
maka diperlukan adanya pembatasan masalah. Masalah yang akan dikaji pada
penelitian ini dibatasi pada aspek Efektivitas pengelolaan anggota yaitu
program-program Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
berkaitan dengan pengelolaan atau pembinaan serta pelayanan Koperasi
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kepada anggota dan konsumen
dalam menawarkan produk usahanya.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka masalah dalam penelitian
ini dapat dirumuskan yaitu apakah terdapat pengaruh efektivitas pengelolaan
anggota terhadap pelayanan koperasi mahasiswa?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh efektivitas pengelolaan anggota
terhadap pelayanan koperasi mahasiswa.
F. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai
bahan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya
manajemen pengorganisasian dan pemasaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Untuk mengetahui penerapan teori yang diperoleh dibangku
kuliah dengan realita yang terjadi di lapangan, mengenai pengaruh
kualitas pelayanan terhadap kepuasan anggota.
8
b. Bagi Koperasi
Sebagai bahan pertimbangan bagi Koperasi dalam mengembangkan
kebijaksanaan pihak koperasi terutama yang berhubungan dengan
pelayanan dan kinerja karyawan terhadap anggota.
c. Bagi Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
referensi yang dapat menjadi bahan perbandingan dalam
melakukan penelitian dimasa yang akan datang.
d. Bagi Mahasiswa
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat lebih
miningkatkan partisipasi mahasiswa dalam berkoperasi sehingga
dapat bergotong-royong untuk mencapai tujuan yaitu kesejahteraan
para anggota serta mengembangkan potensi dan kemampuan
ekonomi anggota.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Efektivitas
a. Pengertian Efektivitas
Efektivitas berasal dari kata “efek” yang artinya hubungan sebab
akibat, efektivitas dapat dipandang sebagai suatu sebab dari variabel
lain. Efektivitas merupakan tujuan yang telah direncanakan sebelumnya
dapat tercapai atau dengan kata lain, sasaran tercapai karena adanya
proses.1 Efektivitas adalah pencapaian output yang diukur dengan cara
membandingkan output anggaran atau seharusnya dengan output
realisasi atau sesungguhnya, dikatakan efektif apabila output
seharusnya lebih besar daripada output sesungguhnya.2 Menurut
Hidayat (1986) sebagaimana ditulis oleh Amir S. Kiwang menyebutkan
bahwa efektivitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan seberapa
jauh target (kualitas, kuantitas dan waktu) telah tercapai. Semakin besar
persentase yang dicapai, maka semakin tinggi efektivitasnya.3
Berdasarkan beberapa teori diatas maka efektivitas adalah suatu
ukuran yang diberikan untuk menilai seberapa besar pencapaian tujuan
akhir yang ditentukan sebelumnya dapat dicapai. Apabila tingkatan
pencapaian tujuannya semakin tinggi maka hal ini berarti semakin
tinggi pula nilai efektivitasnya. Efektivitas pengelolaan merupakan
1Dipta Kharisma dan Tri Yuniningsih, “Efektivitas tvvttgOrganisasi Dalam
Penyelenggaraan Pelayanan Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) Dinas Kebudayaan Dan
Pariwisata Kota Semarang” Jurnal Kebijakan Publik dan Tinjauan Manajemen, Vol.6, No.2, 2017,
h.4 2Amir S. Kiwang, David S. W. Pandie dan Frans Gana, “Analisis Kebijakan dan Efektivitas
Organisasi”, Jurnal Kebijakan dan Administasi Publik (JKAP), Vol.19, No.1, Mei 2015, 73 3Amir S. Kiwang, David S. W. Pandie dan Frans Gana, Loc.Cit
10
keadaan yang dapat menghasilkan efek atau akibat pada hal yang
dilakukan dengan benar atau tidak benar pada suatu badan atau
organisasi yang sedang berjalan sehingga dapat menghasilkan
manajemen yang baik maupun sebaliknya. Semakin baik pengelolaan
badan atau organisasi maka semakin efektif hasil yang akan didapatkan.
b. Ukuran Efektivitas
Tingkat efektivitas dapat diukur dengan membandingkan
rencana antara yang telah ditentukan dengan hasil yang terjadi
dilapangan yang telah diwujudkan. Namun apabila usaha dan hasil
pekerjaan dan tindakan yang dilakukan tidak tepat sehingga
menyebabkan tujuan tersebut tidak tercapai atau tidak sesuai dengan
yang diharapkan, maka hal tersebut dikatakan tidak efektif. Dibawah ini
merupakan pengukuran pencapaian tujuan efektif atau tidaknya,
Menurut S.P. Siagian 1979 yang sebagaimana ditulis dalam penelitian
Nova Sulastri, yaitu:4
1) Kejelasan tujuan yang akan dicapai, hal ini dimaksudkan supaya
pengurus dan anggota dalam pelaksanaan tugas mencapai sasaran
yang terarah dan tujuan organisasi dapat tercapai.
2) Kejelasan strategi pencapaian tujuan, telah diketahui bahwa strategi
adalah langkah pengerjaan dalam melakukan berbagai upaya dalam
mencapai sasaran yang ditentukan.
3) Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap, berkaitan
dengan tujuan yang akan dicapai dan strategi yang telah ditetapkan,
yang berarti kebijakan atau aturan haus dapat mendukung tujuan-
tujuan dengan usaha-usaha pelaksanaan kegiatan secara
operasional.
4) Perencanaan yang matang, hakikatnya apa yang sedang dilakukan
dan diusahakan sekarang merupakan suatu hal yang di kerjakan
dimasa depan.
4Nova Sulastri, “Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) Dalam Meningkatkan
Pembangunan Fisik Desa Lakapodo Kecamatan Watopute Kabupaten Muna” Skripsi pada
Universitas Halu Oleo, Kendari, 2016, h.9
11
5) Penyusunan program yang tepat, suatu rencana yang baik harus
dituangkan kedalam program-program yang tepat agar dapat
dievaluasi.
6) Tersedianya sarana dan prasarana kerja, salah satu indikator
efektivitas organisasi atau badan tertentu adalah kemampuan
bekerja secara produktif.
7) Pelaksanaan yang efektif dan efiien, bagaimanapun baiknya suatu
program apabila tidak dijalankan dengan efektif dan efisien maka
program tersebut tidak akan mencapai sasaran.
Efektivitas menunjukkan peranan manajemen atau pengelolaan
sebagai ends (hasil akhir) yang merupakan mengarahkan proses pada
pencapaian hasil akhir pada pencapaian. Dengan kata lain, efektivitas
memberikan perhatian khusus pada pencapaian hasil setinggi-tingginya
sesuai dengan sasaran yang dituju.5
2. Koperasi
a. Pengertian Koperasi
Pengertian Koperasi menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 Pasal 1 Ayat 1 tentang
pengkoperasian:
Koperasi adalah badan hukum yang didirikan
perseorangan oleh badan hukum Koperasi, dengan pemisah
kekayaan anggota untuk modal menjalankan usaha, yang
mempunyai aspirasi dan kebutuhan bersama dibidang
ekonomi, sosial, budaya yang sesuai dengan fungsi dan
peranan koperasi.6
Pengertian koperasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) “adalah perserikatan yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan anggotanya dengan cara menjual barang kebutuhan sehari-
hari dengan harga cenderung rendah atau murah (tidak bermaksud
untuk mencari untung yang besar)”.7 Koperasi merupakan suatu
perkumpulan yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki ekonomi
5Jono M. Munandar, Dkk, Pengantar Manajemen Panduan Komprehensif Pengelolaan
Organisasi, (Bogor, PT Penerbit IPB Press), h.2 6Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 Pasal 1 Ayat 1 tentang
pengkoperasian 7Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008),
h. 753
12
terbatas, yang bertujuan untuk memperjuangkan peningkatan
kesejahteraan ekonomi anggotanya. 8
Menurut Rochdale sebagaimana ditulis oleh Jochen Ropke
yang diterjemahkan oleh Sri Djatnika dalam bukunya yang berjudul
ekonomi koperasi Teori dan Manajemen, mendefinisikan bahwa
koperasi adalah organisasi ekonomi yang dikelola oleh para
anggotanya, dengan dasar satu orang satu suara, dengan Sisa Hasil
Usaha (SHU) yang didistribusikan diantara para anggotanya sesuai
dengan aturan yang telah disetujui. Keanggotaan, karena itu dapat
dilihat sebagai suatu keluasan dari pemegang saham perusahaan
kecuali bahwa didalam koperasi pengambilan keputusan dibuat
berdasarkan pada prinsip demokrasi, dan pemegang modal bukan
merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalam persatuan ini.9
Menurut ILO (International Labour Organization) sebagai
mana ditulis oleh Usman Monti “Bahan Ajar Mata Kuliah Dasar-
Dasar Koperasi” koperasi merupakan suatu kumpulan orang, yang
biasanya memiliki kemampuanekonomi terbatas, yang melalui suatu
bentuk organisasi perusahaan yang diawasi secara demokratis,
masing-masing memberikan sumbangan yang setara terhadap modal
yang diperlukan dan bersedia menanggung resiko serta menerima
imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan.10
Menurut R.S. Soeriaatmadja sebagaimana ditulis oleh
Muhammad Firdaus “koperasi sebagai suatu perkumpulan dari orang-
orang yang atas persamaan derajat sebagai manusia, tidak memandang
unsur agama dan politik masuk secara sukarela, untuk memenuhi
8Usman Monti, Bahan Ajar Mata Kuliah Dasar-Dasar Koperasi, (Yogyakarta: Interpena,
2016), h. 12 9Jochen Ropke, Buku Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen, Terj. Oleh Sri Djatnika,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), Cet. I, h. 18 10Usman Monti, Op.cit, h. 11
13
kebutuhan bersama yang bersifat kebendaan tanggungjawab
bersama”.11
Dari pengertian diatas dapat diambil makna bahwa koperasi
adalah sebuah wadah yang berlandaskan hukum yang didirikan untuk
membangun kehidupan rakyat dengan menggunakan modal anggota
secara sukarela untuk menjalankan usaha, yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan dibidang ekonomi, sosial serta budaya yang
memerlukan tanggungjawab bersama dalam penerapannya. Selain itu
penerapan koperasi secara umum tidak memandang unsur agama
ataupun politik, semua unsur boleh masuk dan menjadi anggota dari
koperasi. Kebutuhan-kebutuhan yang diproduksi ataupun dijual oleh
koperasi ini tidak untuk mencari keuntungan yang besar namun
dengan harga yang cenderung rendah, karena untuk harga itu sendiri
menggunakan harga yang memang dapat dijangkau oleh semua
kalangan masyarakat.
Dari beberapa pengertian dapat diambil makna bahwa koperasi
adalah badan hukum yang didirikan oleh perseorangan atau badan
untuk mensejahterakan anggotanya dengan prinsip ekonomi rakyat,
dengan bermodalkan dari anggota itu sendiri tanpa membebani pihak
anggota koperasi tersebut. Koperasi berdiri atas dasar untuk
membantu masyarakat meningkatkan taraf hidup yang lebih baik dan
tidak mengandung unsur keterpaksaan serta tidak membuat satu pihak
atau pihak lainnya rugi. Awal dari koperasilah masyarakat dapat
berangsur-angsur membangun kesejahteraan diri sendiri, daerah serta
Nasional. Dengan adanya koperasi diharapkan dapat melahirkan
banyak wirausaha yang berhasil.
b. Asas Koperasi
Asas koperasi yang terdapat dalam definisi koperasi menurut
UU nomor 25 tahun 1992 Pasal 2, yang disebutkan bahwa “koperasi
11M.Firdaus, Agus Edhi.E, Pengkoperasian Sejarah, Teori & Praktek, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2004) h. 39
14
dikelola dengan berdasarkan atas asas kekeluargaan”.12 Asas
kekeluargaan pula disebutkan didalam Pasal 33 Undang-Undang Dasar
(UUD) 1945 bahwa, “perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berasarkan atas asas kekeluargaan”.13 Bangun atau wadah organisasi
yang sesuai dengan itu adalah koperasi. Asas kekeluargaan dalam
koperasi dapat diartikan sebagai pengelolaan bersama secara
demokratis dan terbuka.
c. Tujuan dan Fungsi Koperasi
Tujuan dari koperasi itu sendiri diharapkan dapat memberikan
kontribusi untuk masyarakat sekitar. Menurut UU No. 25 Tahun 1992
Pasal 3, berbunyi bahwa “tujuan koperasi memajukan kesejahteraan
anggota dan masyarakat pada umumnya serta dapat ikut membangun
tatanan perekonomian Nasional dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang maju, adil, makmur yang berlandaskan Pancasila dan
UUD 1945”.14 Koperasi hendak memajukan kesejahteraan anggota
yang didahulukan. Dan apabila nanti memiliki kelebihan kemampuan.
Maka usaha tersebut diperluas kepada masyarakat sekitar.15
Berdasarkan beberapa tujuan diatas dapat diambil makna
bahwa secara keseluruhan tujuan koperasi yaitu untuk memajukan dan
memakmurkan kesejahteraan anggota koperasi dan masyarakat yang
berlandaskan atas Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Fungsi koperasi yang disebutkan dalam Pasal 4 Undang
Undang No.25 Tahun 1992 bahwa:
membangun dan mengembangkan potensi serta
pembangunan ekonomi khusunya pada anggota dan kepada
masyarakat umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan
ekonomi dan sosial, serta berperan aktif dalam usaha
menpertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat,
12UU Republik Indonesia No 25 tahun 1992 Pasal 2 tentang Landasan, Asas dan Tujuan
Pengkoperasian 13UUD Republik Indonesia Pasal 33 ayat 1 tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam 14UU Republik Indonesia No 25 tahun 1992 Pasal 2 tentang Landasan, Asas dan Tujuan
Pengkoperasian 15M.Firdaus, Agus Edhi.E, Op.cit, h. 43
15
memperkuat perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai
unsur utamanya, dan selalu berusaha untuk mewujudkan dan
mengembangkan perekonomian nasional sebagai usaha
bersama berdasarkan azas kerakyatan atau kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi.16
Berdasarkan fungsi koperasi diatas dapat diambil makna
bahwa fungsi koperasi adalah untuk mengembangkan potensi
masyarakat umum, ikut berperan aktif didalam koperasi, memperkuat
perekonomian, dan mewujudkan perekonomian berdasarkan
kekeluargaan.
d. Prinsip Koperasi
Prinsip koperasi yang disebutkan dalam Pasal 4 Undang
Undang No.25 Tahun 1992 bahwa:
keanggotaan yang dibangun bersifat sukarela dan terbuka,
pengelolaan koperasi dilakukan secara merakyat, dalam
pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sama dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota, dalam pemberian
balas jasa yang terbatas terhadap modal, serta bersifat
kemandirian dalam menjalankan pengkoperasian.17
Berdasarkan prinsip diatas dapat diambil makna bahwa dengan
adanya prinsip koperasi maka hal ini dapat menjadikan watak koperasi
sebagai badan usaha yang berbeda dengan badan usaha lainnya.
Terdapat beberapa pendapat mengenai prinsip-prinsip
koperasi, salah satunya adalah pendapat dari Rochdale sebagaimana
ditulis oleh Revrisond Baswir yang dikembangkan bermula dari
koperasi konsumsi yang ada di Rochdale, prinsip-prinsip tersebut
ialah:18
16UU No.25 Pasal 4 Tahun 1992 Tentang Fungsi dan Peran Pengkoperasian 17UU No.25 Pasal 5 Tahun 1992 Tentang Fungsi dan Peran Pengkoperasian 18Niken Kusdayanti, “Pengaruh Citra Koperasi Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
Anggota Koperasi Pegawai Republik Indonesia Setia Kecamatan Mojotengah Kabupaten
Wonosobo” Skripsi pada Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2016, h.12
16
1) Barang-barang yang disediakan bukan merupakan barang palsu dan
ditimbang dengan benar.
2) Penjualan barang berupa tunai.
3) Harga penjualan disesuaikan dengan harga pasar.
4) Sisa hasil usaha (keuntungan) dibagikan kepada anggota
berdasarkan pertimbangan jumlah pembelian pada tiap-tiap anggota
ke koperasi.
5) Masing-masing anggota memiliki satu suara.
6) Netral dalam politik dan keagamaan.
e. Jenis-Jenis Koperasi
Berbagai jenis koperasi lahir senada dengan aneka jenis usaha
untuk memperbaiki kehidupan. Secara garis besar jenis koperasi dapat
terbagi menjadi lima jenis, yaitu:19
1) Koperasi konsumsi adalah koperasi yang terdiri dari anggota-
anggotanya berasal dari tiap-tiap orang yang memiliki kepentigan
langsung dalam lapangan konsumsi.
2) Koperasi kredit atau koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang
bergerak dalam bidang lapangan usaha pembentukan modal
melalui tabungan-tabungan para anggota secara teratur dan terus
menerus untuk kemudian dapat dipinjamkan kepada anggota
dengan cara yang mudah, murah, cepat, dan tepat, untuk tujuan
produktif dan kesejahteraan.
3) Koperasi produksi adalah koperasi yang begerak dalam bidang
produksi atau kegiatan ekonomi pembuatan dan penjualan barang
baik yang dilakukan oleh koperasi sebagai organisasi atau ataupun
anggota koperasi.
4) Koperasi jasa adalah koperasi yang bergerak dalam penyediaan jasa
tertentu bagi para anggota koperasi maupun masyarakat umum.
5) Koperasi serba usaha koperasi yang menyediakan dan menjalankan
usaha lebih dari satu macam kebutuhan ekonomi atau kepentingan
ekonomi para anggotanya.
6) Koperasi Pegawai Republik Indonesia
19
Niken Kusdayanti, Ibid, h. 14
17
Dalam menegaskan kesadaran berkoperasi pada para
pegawai negeri serta menghidupkan Koperasi Pegawai Negeri
(KPN), maka terdapat keputusan presiden (Keppres) No.33 Tahun
1983 bahwa “pemerintah mewajibkan para pegawai negeri untuk
menjadi anggota pada koperasi yang terdapat pada instansi,
kantor, atau jawatannya”.20 Sesuai denga perundang-undangan
yang berlaku, maka seluruh Pegawai Negeri merupakan anggota
dari Koperasi Pegawai Negeri (KPN). Induk dari Koperasi Pegawai
Negeri itu sendiri yaitu Induk Koperasi Pegawai Negeri (IKPN)
memiliki kedudukan yang strategis dalam Pembangunan Nasional
Indonesia. Dengan berkoperasi pegawai negeri bukan hanya
menjadi abdi negara, namun mereka pula menjadi pejuang
pembangunan nasional dibidang ekonomi, bertujuan untuk
mempercepat tercapainya masyarakat Indonesia yang adil dan
makmur sesuai berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.
Berdasarkan pernyataan diatas dapat diambil makna bahwa
koperasi pegawai negeri yang anggotanya merupakan orang-orang
yang memiliki wilayah kerja Kecamatan atau berada didalam
lembaga Pemerintah atau di sekolah-sekolah atau dibeberapa
kecamatan yang kemudian disebut dengan KPN primer.
7) Koperasi mahasiswa merupakan koperasi yang beranggotakan
mahasiswa serta terdapat hampir semua perguruan tinggi negeri
dan swasta. Peran koperasi terhadap anggotanya adalah anggota
dapat belajar dan mendapat banyak pengalaman didalam koperasi,
berawal dari pengetahuan tentang bagaimana caranya untuk
berorganisasi, memahami dunia SDM/HRD, prosedur pencatatan
akuntansi dan manajemen keuangan, manajemen usaha,
administrasi, kepemimpinan atau manajerial, komunikasi, dan
20Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 33 Tahun 1983 Tentang Pemotongan Atas
Gaji Pegawai Negeri Bulan Ketiga Belas Dalam Tahun Anggaran 1983/1984
18
bagaimana bekerjasama dengan orang lain, dan masih banyak yang
dapat dipelajari dari koperasi.21
Tujuan koperasi mahasiswa yaitu mensejahterakan
anggotanya dan masyarakat umum dan ikut membangun tata
perekonomian nasional untuk mewujudkan masyarakat yang adil
dan makmur. Kelemahan koperasi mahasiswa antara lain setiap
tahun terjadi pergantian anggota yaitu mahasiswa secara otomatis
juga pergantian perangkat organisasi seperti pengurus dan
pengawas sehingga sering kali membuat organisasi tidak lagi
efektif. Kemudian kelebihan dari koperasi mahasiswa adalah
mahasiswa yang menjadi anggotanya memiliki idealisme dan
kreativitas yang tinggi. 22
3. Pengelolaan
a. Pengertian Pengelolaan
Pengelolaan sering diartikan sebagai “manajement” lalu di
indonesia menjadi manajemen. Manajemen berasal dari kata to manage
yang berarti mengatur, pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur
berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen. Jadi manajemen
merupakan suatu proses yang menciptakan tujuan yang diinginkan
melalui aspek-aspek antara lain planning, organising, actuating, dan
controling.23 Manajemen atau pengelolaan merupakan proses
mengoordinasi kegiatan atau aktivitas kerja sehingga dapat diselesaikan
secara efisien serta efektif dengan dan melalui orang lain. Selain harus
efektif dan efisien, mengkordinasikan pekerjaan orang lain merupakan
yang membedakan manajerial dan non-manajerial.24
21Ignatius Agung Dwi Nugroho, “Partisipasi Anggota Pada Kegiatan Koperasi Mahasiswa
Universitas Negeri Semarang dan Perannya Dalam Mengembangkan Jiwa Kewirausahaan” Skripsi
pada Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2015, h.35 22Ignatius Agung Dwi Nugroho, Ibid., h.36 23Syamsudin, “Penerapan Fungsi-fungsi Manajemen dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan”, Jurnal Idaarah, Vol.1, No.1, Juni 2017, h.63 24Jono M. Munandar, Dkk, Op.cit, h.1
19
Berdasarkan beberapa teori diatas dapat diambil makna bahwa
pengelolaan adalah proses yang dilakukan dalam menyelesaikan
sesuatu yang berhubungan dengan pencapaian tujuan yang kemudian
menghasilkan sesuatu tersebut serta suatu hal tadi dapat menjadi
sumber penyempurnaan dan menjadi peningkatan pengelolaan
selanjutnya.
b. Fungsi Pengelolaan
Adapun fungsi-fungsi dari pengelolaan atau manajemen yang
dikemukakan oleh Sondang P. Siagian sebagaimana ditulis oleh
Syamsudin adalah:25
1) Perencanaan
Perencanaan adalah penetapan secara matang dan cerdas
tentang suatu hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang
dalam mencapai tujuan. Dapat dikatakan bahwa perencanaan
adalah proses mempersiapkan seperangkat keputusan bagi
perlakuan dimasa datang.26
Menurut Joel G. Seigel dan Jae K. Shim yang ditulis oleh
Irham Fahmi dalam bukunya yang berjudul Manajemen (Teori,
kasus dan praktik) mendefinisikan perencanaan merupakan
pemilihan tujuan jangka pendek dan jangka panjang serta
merencakan taktik dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam suatu organisasi perencanaan memiliki posisi penting dari
langkah-langkah berikutnya. Kematangan dan kesalahan dalam
perencanaan mampu memberi pengaruh positif dan negatif pada
masa yang akan datang, sehingga suatu perencanaan yang dibuat
ialah selalu memikirkan dampak jangka panjang yang mungkin
akan dialami.27 Berdasarkan teori diatas dapat diambil makna
bahwa pembuatan keputusan merupakan bagian dari perencanaan,
25Syamsudin, Op.cit., Vol.1, No.1, Juni 2017, h.66 26Marno & Trio Supriyanto, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, (Bandung:
PT Refika Aditama,2008) h.13 27Irham Fahmi, Manajemen (Teori, Kasus dan Praktik), (Bandung, Alfabeta, 2012), h. 19
20
namun proses perencanaan dapat terpikir setelah tujuan dan
keputusan yang diambil. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa perencanaan merupakan pemilihan dan penghubungan fakta,
penguat pendapat-pendapat tentang masa depan dalam membuat
penggambaran dan perumusan kegiatan yang diajukan dan memang
diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Perencanaan
selalu berhubungan dengan masa depan, dan masa depan selalu
tidak pasti, banyak faktor yang berubah dengan cepat. Tanpa
adanya perencanaan, sekolah atau lembaga pendidikan akan
kehilangan kesempatan dan tidak dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan tentang apa yang akan dicapai, serta bagaimana
mencapainya dengan begitu rencana harus dibuat agar semua
tindakan yang dilakukan menjadi terarah dan terfokus pada tujuan
yang akan dicapai.
Perencanaan dibuat harus sesuai dengan sumber, antara
lain:28
a) Kebijakan pucuk pimpinan (Policy, top management), bahwa
perencanaan itu sering kali berasal dari badan-badan ataupun
orang-orang yang berhak serta memiliki kekuasaan untuk
membuat berbagai peraturan, sebab mereka inilah pemegang
peraturan tersebut.
b) Hasil pengawasan, adalah suatu perencanaan akan dibuat atas
dasar fakta-fakta maupun data-data dari pada hasil pengawasan
suatu kegiatan kerja, sehingga dengan begitu dibuatlah suatu
perencanaan perbaikan maupun penyesuaian ataupun
perombakan secara menyeluruh daripada rencana yang telah
dilaksanakan.
c) Kebutuhan masa depan, yaitu suatu perencanaan yang sengaja
dibuat untuk mempersiapkan masa depan yang baik ataupun
untuk mencegah hambatan-hambatan dari rintangan untuk
mengatasi persoalan-persoalan yang akan timbul.
d) Penemuan-penemuan baru, yaitu suatu perencanaan yang
dibuat secara terus menerus maka akan menemukan ide-ide
ataupun pendapat baru, untuk suatu kegiatan kerja.
28Marno & Trio Supriyanto, Ibid., h.15
21
e) Prakarsa dari dalam, yaitu suatu planning yang dibuat akibat
inisiatif atau usul-usul dari bawahan dari suatu kegiatan kerja
sama, untuk meraih suatu tujuan.
f) Prakarsa dari luar, yaitu suatu rencana yang dibuat akibat dari
saran atau kritik dari orang-orang diluar organisasi.
Berdasarkan teori diatas dapat diambil makna bahwa
perencanaan dapat membangun usaha-usaha koordinatif, yaitu
memberikan arahan kepada para manajer dan pegawai tentang yang
akan dilakukan. Bila setiap orang mengetahui organinasi berada
dan apa yang harus diharapkan memberikan kontribusi untuk
mencapai tujuan, maka hal ini akan membuat koordinasi
meningkat, kerja sama dan tim kerja. Bila perencanaan kurang
diperhatikan, atau yang lebih parahnya tidak dibuat, maka akan
terjadi tindakan sembarangan atau tidak menentu dalam
pelaksanaan organisasi.
2) Pengorganisasian
Dalam Kamus abahsas Indonesian organisasi n susunan
atau kesatuan dari berbagai-bagai bagian (orang dsb) sehingga
merupakan kesatuan yg teratur.29
Penempatan fungsi pengorganisasian sebagai fungsi
perencanaan merupakan hal yang wajar karena tindakan
pengorgaisasian menghubungkan kegiatan perencanaan dengan
pelaksanaanya. Suatu rencana yang telah tersusun dengan matang
dan diresmikan berdasarkan perhitungan-perhitungan tertentu, tentu
tidak dengan mudah dan sendirinya mendekatkan organisasi pada
tujuan yang hendak dicapainya. Hal ini memerlukan kewenangan-
kewenangan yang tidak hanya menyangkut wadah dimana
kegiatan-kegiatan dilaksanakan, namun juga aturan main yang
harus ditaati oleh setiap orang dalam organisasi.30
Pengorganisasian merupakan fungsi administrasi yang
dapat disimpulkan sebagai kegiatan penyusun struktur serta
29Kamus Bahasa Indonesia, Op.Cit, h. 1023 30Marno & Trio Supriyanto, Op.Cit, h.16
22
membentuk hubungan-hubungan agar diperoleh ketepatan dalam
usaha mencapai tujuan bersama. Pengorganisasian yang baik ialah
memungkinkan semua bagian dapat bekerja dalam keselarasan,
serta dapat menjadi bagian dalam keseluruhan yang tidak
terpisahkan.31
Berdasarkan beberapa teori diatas dapat diambil makna
bahwa tanpa pengorganisasian tidak mungkin suatu rencana dapat
mencapai tujuan, tanpa pengorganisasian para pelaksana tak
memiliki pedoman yang jelas dan tegas sehingga pemborosan dan
saling tumpang tindih akan menghampiri pelaksanaan suatu
rencana yang mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tujuan.
Setelah mendapatkan kepastian tujuan, sumber daya dan teknik
atau metode yang digunakan untuk mencapai tujuan, selanjutnya
manajer melakukan upaya pengorganisasian agar rencana tersebut
dikerjakan orang ahlinya dengan sukses.
a) Unsur-unsur Organisasi
Organisasi adalah pembinaan hubungan, wewenang,
dan dimaksud untuk mencapai koordinasi yang terarah, baik
secara vertikal maupun secara horizontal diantara posisi-posisi
yang telah diberikan tugas-tugas khusus yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan.
Unsur-unsur organisasi tersebut meliputi:32
1. Manusia, sebagai unsur yang bekerjasama, sehingga ada
pemimpin dan ada pula yang dipimpin.
2. Sasaran, yakni tujuan yang akan dicapai.
3. Tempat, kedudukan dimana manusia memainkan peran,
wewenang dan tugasnya.
4. Pekerjaan dan wewenang sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
5. Teknologi, yaitu berupa hubungan antara manusia yang satu
dengan manusia yang lainnya sehingga dapat tercipta
organisasi.
31Marno & Trio Supriyanto, Ibid, h.17 32Marno & Trio Supriyanto, Ibid., h.18
23
6. Lingkungan, yaitu adanya lingkungan atau sekitar yang
dapat mempengaruhi.
b) Prinsip-prinsip Pengorganisasian
Menurut Siagin sebagaimana ditulis oleh Marno, beliau
menyebutkan bahwa ada sebanyak lima belas prinsip-prinsip
organisasi, yaitu:33
(1) Kejelasan tujuan yang hendak dicapai.
(2) Pemahaman tujuan oleh para anggota organisasi.
(3) Penerimaan tujuan oleh para anggota organisasi.
(4) Adanya kesatuan arah.
(5) Kesatuan perintah.
(6) Adanya fungsionalisasi.
(7) Penggambaran berbagai tugas.
(8) Keseimbangan pada wewenang dan tanggungjawab.
(9) Adanya pembagian tugas.
(10) Kesederhanaan struktur.
(11) Adanya pola organisasi yang relatif tetap.
(12) Adanya pola perwakilan wewenang.
(13) Rentang pengawasan.
(14) Jaminan pekerjaan.
(15) Keseimbangan jasa dan imbalan.
Berdasarkan teori diatas dapat diambil makna bahwa
prinsip-prinsip pengorganisasian merupakan kebenaran-
kebenaran yang menjadi pedoman dalam melakukan tindakan
pengorganisasian. Ini harus dilakukan agar semua kesalahan
dapat diminimalisasi serta mencegah kesalahan pada waktu
yang lama atau dahulu tidak terulang lagi.
3) Pengawasan/Pengendalian
Dalam organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya
maka perlu adanya manajemen. Dalam hal memfungsikan
manajemen tersebut harus terdapat pengawasan, atau kegiatan
pencapaian tujuan organisasi melalui pengawasan dapat disebut
dengan proses manajemen. Pengawasan atau pengendalian
merupakan suatu unsur dari manajemen untuk melihat segala
kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana yang telah
33Marno & Trio Supriyanto, Ibid., h.18
24
dirumuskan atau tidak, selain itu hal yang penting pula untuk
menentukan rencana kerja yang akan datang. Oleh karena itu
pengawasan salah suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh pihak
pelaksana terutama pimpinan. Tanpa adanya pengawasan,
pimpinan tidak dapat melihat penyimpangan-penyimpangan dari
rencana yang telah dirancang dan juga tidak dapat mengevaluasi
atau menyusun rencana kerja yang lebih baik lagi dari rencana yang
lalu.34
Pengawasan secara umum dapat diartikan sebagai cara
suatu organisasi mewujudkan kinerja yang efektif dan efisien, serta
lebih jauh mendukung terwujudnya visi dan misi organisasi.
Menurut G. R. Terry yang sebagaimana ditulis oleh Irham Fahmi
dalam bukunya yang berjudul Manajemen Terori, Kasus dan
Praktik, pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses penentuan,
apa yang harus dicapai yaitu standar apa yang sedang dilakukan
yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan, dan apabila perlu
dilakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai
dengan rencana yaitu selaras dan standar.35
Berdasarkan teori diatas dapat diambil makna bahwa
pengawasan adalah pengukuran atau perbaikan terhadap pekerjaan
bawahan agar rencana-rencana yang telah disusun dan dirangkai
untuk mencapai tujuan organisasi dapat berjalan dengan baik. Hal
tersebut menggambarkan bahwa pengawasan dapat dirumuskan
sebagai proses penentu dengan apa yang akan dicapai, yaitu standar
apa yang dilakukan, menilai pelaksanaan, dan perlu melakukan
perbaikan bilamana ada ketidaksesuaian, sehingga rencana akan
selaras dengan apa yang telah ditetapkan.
34Marno, Trio Supriyanto, Ibid., h. 24 35Irham Fahmi, Op.Cit, h. 84
25
Ada beberapa unsur yang terdapat dalam pengawasan,
yaitu:36
a) Adanya proses dalam proses penetapan pekerjaan yang telah
dan akan dilaksanakan.
b) Alat untuk menarik orang bekerja menuju sasaran-sasaran
yang ingin dicapai.
c) Memonitor, menilai dan mengoreksi pelaksanaan pekerjaan.
d) Menghindari dan memperbaiki kesalahan, penyimpanan atau
penyalahgunaan.
e) Mengukur efisiensi dan efektivitas kerja.
Proses pengawasan dapat melibatkan beberapa hal, yaitu:37
a) Menetapkan standar kinerja kerja.
b) Mengukur kinerja kerja.
c) Membandingkan untuk kerja dengan standar yang telah
dirumuskan.
d) Mengambil tindakan korektif saat terjadinya penyimpangan.
Berdasarkan teori diatas dapat diambil makna bahwa
pengawasan dapat dirumuskan sebagai proses penentuan sesuatu
yang akan dicapai, yaitu standard apa yang sedang diterapkan
berupa: pelaksanaan, menilai pelaksanaan, dan apabila terjadi
penyimpangan maka perlu adanya perbaikan-perbaikan sehingga
dapat melaksanakan rencana sesuai dengan apa yang direncanakan.
4) Evaluasi
Penilaian atau evaluasi ialah fungsi organik administrasi
dan manajemen yang terakhir. Definisinya merupakan
prosespengukuran dan perbandingan hasil-hasil pekerjaan yang
nyata dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai.38
Evaluasi dalam hal ini terbagi menjadi dua kegiatan, yaitu penilaian
dan pengukuran. Evaluasi atau controlling sangat penting didalam
manajemen karena langkah terakhir dalam rangka menjalankan
kegiatan-kegiatan manajemen. Fungsi diadakannya evaluasi oleh
manajer agar mengetahui apakah tujuan-tujuan organisasi tercapai
atau tidak, serta mengapa tercapai atau tidak tercapai. Selain itu
36Marno, Trio Supriyanto, Ibid., h. 25 37Marno, Trio Supriyanto, Ibid., h. 27 38Syamsudin, Op.cit., Vol.1, No.1, Juni 2017, h. 66
26
evaluasi sebagai awal pengandalan, pemantau efektivitas dari
perencanaan, pengorganisasian,dan kepemimpinan.
4. Pelayanan
a. Pengertian Pelayanan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan
pelayanan adalah menyediakan apasaja yang diperlukan oleh orang
lain, seperti tamu dan pembeli. Pelayanan adalah suatu usaha yang
dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dengan dimensi atau
persyaratan sebagai berikut: kesadaran untuk melayani, berpandangan
ke masa depan, empati kepada pelanggan, selalu memperbaiki
pelayanan, berpandangan ke masa depan, penuh inisiatif,
menunjukkan perhatian dan selalu melakukan evaluasi.39
Tom Peters dalam bukunya In Search Of Excellence
mengatakan “Close to the customer as on for the eight important
characteristic of excellent companies”.
Yang artinya adalah “close to the costumer” adalah
secara terus menerus mendengarkan apa yang dikatakan
pelanggan dan secara teratur mengukur kepuasan pelanggan,
melakukan sesuatu pada saat itu juga dan jangan membiarkan
pelanggan menunggu berhari-hari pesanannya, dan berikan
pelatihan kepada petugas yang berhubungan langsung dengan
pelanggan agar dapat memberikan pelayanan yang
memuaskan. Para karyawan yang bertugas perlu diberikan
motivasi, ide-ide supaya mereka dapat menjalankan tugasnya
dengan maksimal.40
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian dari pelayanan
adalah usaha atau apa yang diupayakan agar dapat terjalan sesuai
dengan harapan yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan atau
konsumen yang diharapkan dapat membuat timbal balik terhadap
konsumen maupun orang yang bertugas melayani.
39Muhammad Iqbal, Pelayanan Yang Memuaskan, Kisah Refleksi, Arti, Strategi, SDM dan
Benang Merah Pelayanan, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2007) h. 54 40Muhammad Iqbal, Loc.cit., h. 54
27
Menurut Zeithaml, Pasurahman, dan Berry dalam buku yang
ditulis oleh Fandy Tjiptono (2011) bahwa terdapat lima dimensi
layanan yang harus dipenuhi dalam pelayanan:41
1. Tangible yaitu ketampakan fisik, artinya ketampakan fisik dari
gedung, peralatan-peralatan, dan fasilitas-fasilitas lain yang
dimiliki oleh pemberi pelayanan.
2. Resvonsivines adalah kerelaan untuk menolong konsumen dan
memberikan pelayanan secara ikhlas.
3. Realibility kemampuan untuk memberikan layanan yang
disegerakan, akurat dan memuaskan.
4. Assurance adalah pengetahuan dan kesopanan (tata krama) para
pekerja serta kemampuan mereka dalam memberikan
kepercayaan kepada konsumen.
5. Emphaty perilaku dan perhatian pribadi yang diberikan oleh
pemberi pelayanan kepada konsumen.
b. Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan adalah tingkat pelayanan yang pantas
diberikan pada pelanggan dapat berupa baik atapun sebaliknya,
bergantung bagaimana pengerjaannya dan tingkat usahanya. Karena
suatu service tidak dapat dilihat, tidak dapat dicium, tidak dapat diraba
maka aspek Tangible menjadi penting sebagai ukuran terhadap
pelayanan. Pelanggan akan melihat dan menilai suatu kualitas
pelayanan.42
Kepuasan pelanggan terhadap pelayanan perusahaan juga
dipengaruhi oleh dimensi reliability yaitu dimensi yang mengukur dari
kemahiran atau keandalan dari perusahaan dalam memberikan
pelayanan terhadap pelayannya. Terdapat dua aspek yang terdapat
didalam dimensi ini, yaitu : pertama adalah kemampuan perusahaan
41Fandy Tjiptono, “Service Manajement Mewujudkan Layanan Prima, (Yogyakarta:Andi,
2011), Edisi 2, h.174 42Muhammad Iqbal, Ibid., h. 55
28
untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan, kedua
adalah seberapa jauh perusahaan memberikan pelayanan yang akurat
dan tidak rusak.
Responsiveness adalah harapan pelanggan terhadap kecepatan
pelayanan yang dapat dipastikan akan berubah dan akan cenderung
naik dari waktu ke waktu. Dalam ekonomi waktu adalah sumberdaya
yang langka, oleh karena itu waktu sama halnya dengan uang yang
penggunaanya harus bijak. Itulah sebabnya pelanggan merasa tidak
puas apabila waktunya terbuang percuma akibat dari kurang
efektifnya pelayanan karena pelanggan sudah kehilangan kesempatan
lain untuk memperoleh sumber ekonomi. Pelanggan akan senantiasa
mengorbankan dan membayar pelayanan yang lebih mahal untuk
pelayanan yang dapat menghemat waktunya.
Assurance yaitu dimensi kualitas pelayanan yang berhubungan
dengan kemampuan perusahaan dan perilaku front-line staff dalam
berusaha untuk membuat serta menanamkan rasa percaya dan
keyakinan kepada pelanggan. Dimensi assurance terdapat empat
aspek, yaitu: keramahan, kompetensi, kredibilitas, dan keamanan.
Dalam penerapannya, perusahaan tidak luput dari nama pelanggan,
kebutuhan mereka secara spesifik dan bila perlu ketahui apa saja yang
dapat menjadi hobi dan karakter personal lainnya. Apabila tidak maka
perusahaan akan kehilangan kepercayaan dan kesempatan untuk
memuaskan pelanggan.
Pelayanan di koperasi terhadap anggota sendiri harus
disesuaikan juga dengan dimensi-dimensi yang tertera diatas. Karena
pada dasarnya pelayanan yang efektif terhadap anggota yaitu
terciptanya karakter dan rasa percaya anggota terhadap suatu koperasi
sehingga membuat anggota, pengurus maupun pengelola atau manajer
itu sendiri dapat menjalani timbal balik secara bersamaan. Maka
semakin baik pelayanannya maka semakin baik pula kinerja pengurus
29
dan manajer sehingga dapat menghasilkan skill atau kemampuan yang
sesuai dengan yang diharapkan anggota maupun pelanggan lainnya.
Ada beberapa faktor yang dapat memperlancar sekaligus bisa
pula menghambat pengembangan layanan berkualitas, diantaranya:43
1. Sumber daya manusia, misalnya deskripsi pekerjaan, rekrutmen
dan seleksi karyawan, pelatihan dan pengembangan, sistem
kompensasi, jalur karir.
2. Orgsnisasi/struktur, meliputi integrasi atau koordinasi antar fungsi
dan struktur pelaporan.
3. Pengukuran (measurement), yakni pengevaluasian kinerja dan
pemantauan keluhan dan kepuasan pelanggan.
4. Pendukung sistem, yaitu factor teknis, computer dan database.
5. Layanan, meliputi nilai tambah, rentang dan kualitas pelayanan,
standar kinerja, pemuasan kebutuhan dan ekspektasi pelanggan.
6. Program, meliputi pengelolaan keluhan pelanggan, alat-alat
penjualan/promosi, alat-alat manajemen.
7. Komunikasi internal, terdiri atas prosedur dan kebijakan, serta
umpan balik dalam organisasi.
8. Komunikasi eksternal, yakni edukasi pelanggan, manajemen
ekspektasi pelanggan, dan pembentukan citra positif perusahaan.
5. Anggota
a. Pengertian Anggota
Menurut UU Pengkoperasian No 17 Tahun 2012 Pasal 26 ayat 1
menyatakan bahwa ”anggota koperasi merupakan pemilik dan
sekaligus pengguna jasa koperasi”.44 Jadi anggota koperasi adalah
orang yang menikmati jasa koperasi dan juga pemilik usaha atau
menanam modal dalam koperasi yang bertujuan untuk hidup yang lebih
43Tjiptono Fandy, Op.Cit,, h.185 44UU Perekonomian No 17 Tahun 2012 Pasal 26 ayat 1
30
baik lagi melalui usaha kecil dan menengah. Didalam ayat 3 disebutkan
bahwa:
keanggotaan koperasi bersifat terbuka bagi semua yang bisa
dan mampu menggunakan jasa koperasi dan tersedia menerima
tanggung jawab keanggotaan”.45 Sebagaimana pasal 29 ayat 1,
kenggotaan koperasi memiliki kewajiban: “a. mematuhi anggaran
dasar, anggrana rumah tangga dan keputusan rapat kerja, b.
berpartisipasi aktif dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh
koperasi, c. mengembangkan dan memelihara nilai sebagaimana
dimaksud dalam pasal 5”.46
Untuk tercapainya suatu koperasi yang baik maka perlu adanya
anggota yang menjalankan kewajiban untuk menjalankan tugas dan
kewajiban.
Selain itu anggota pula memiliki hak sebagaimana disebutkan
oleh UU no. 17 Tahun 2012 Pasal 29 ayat 2 Tentang Pengkoperasian,
bahwa:
a. menghindari, menyatakan pendapat dan memberikan
suara dalam rapat anggota, b. mengemukakan pendapat atau
sasaran kepada pengurus diluar rapat anggota baik diminta atau
tidak, c. memilih dan/atau dipilih menjadi pengawas atau pengurus,
d. meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan dalam
anggaran dasar, e. memanfaatkan jasa yang disediakan oleh
koperasi, f. mendapat keterangan mengenai perkembangan koperasi
sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar, dan g.
mendapatkan selisih hasil usaha koperasi dan kekayaan sisa hasil
penyelesaian koperasi”.47
45UU Perekonomian No 17 Tahun 2012 Pasal 26 ayat 3 46UU Perekonomian No 17 Tahun 2012 Pasal 29 ayat 1 47UU Perekonomian No 17 Tahun 2012 Pasal 29 ayat 2
31
b. Pengertian Partisipasi Anggota
Partisipasi anggota adalah kesediaan anggota untuk memikul
kewajiban dan menjalankan hak keanggotaannya secara bertanggung
jawab.48 Secara harfiah partisipasi diambil dari bahasa asing yaitu
participation, yang artinya mengikutsertakan pihak lain dalam
mencapai tujuan.49 Partisipasi adalah ikut sertanya seseorang dalam
memberikan sumbangsih terhadap proses terlaksananya keputusan
dalam keterlibatan pribadi tersebut untuk menjalankan tanggungjawab
dalam suatu organisasi.
Jadi partisipasi anggota koperasi adalah keterlibatan langsung
maupun tidak langsung dari anggota koperasi dalam memberikan
kontribusi dan sumbangsihnya terhadap kegiatan yang dilakukan
koperasi untuk mencapai tujuan koperasi. Partisipasi anggota
memegang peranan yang dapat menentukan dalam perkembangan
koperasi. Kurangnya partisipasi dari anggota dapat mengakibatkan
terbatasnya ide-ide dan gagasan sehingga pada akhirnya akan
menghambat perkembangan koperasi.
Partisipasi anggota dapat diukur dari kesediaan anggota untuk
bertanggung jawab dan menjalankan hak dan kewajibannya.50 Bila
sebagian besar anggota koperasi sudah melakukan kewajiban dan hak
secara tanggung jawab, maka partisipasi anggota dapat dikatakan baik.
Namun bila hanya sedikit anggota yang melakukan tanggung
jawabnya maka partisipasi anggota dapat dikatakan buruk. Partisipasi
anggota dalam hal ini merujuk pada bidang demokrasi ekonomi
koperasi dalam bidang modal dan kegiatan usaha koperasi.
48Khasan Setiaji, “Pengaruh Partisipasi Anggota Dan Lingkungan Usaha Terhadap
Keberhasilan Koperasi Pegawai Republic Indonesia (KPRI) Kapas Kecamatan Susukan Kabupaten
Banjarnegara” Jurnal Ekonomi dan Kebijakan (JEJAK), Vol. 2, No.1, Maret 2009, h.23 49Rusyana, Azis Fathoni, dan M. Mukeri Warso, “Pengaruh Partisipaso, Komitmen Dan
Kemampuan Inovasi Anggota Terhadap Arah Pengembangan Koperasi (Studi Empiris Pada
Koperasi Primer S-22 Kodam IV Diponegoro Kota Semarang), Journal Of Manajemen Universitas
Negeri Semarang, Vol.2, No.2, Maret 2016, h.5
32
B. Penelitian Relevan
1. Pada skripsi yang ditulis oleh Niken Kusdayanti yang berjudul Pengaruh
Citra Koperasi dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Anggota
Koperasi Pegawai Republik Indonesia Setia Kecamatan Mojo Tengah
Kabupaten Wonosobo yang diterbitkan oleh Jurnal Pendidikan dan
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta pada tahun 2016 terdapat
pengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama dari variabel citra
koperasi dan kualitas pelayanan terhadap variabel kepuasan anggota
koperasi.51
Perbedaan terletak pada variabel, dimana pada penelitian Niken
Kusdayanti memakai dua variabel independen yaitu citra koperasi dan
kualitas pelayanan, namun pada penelitian ini menggunakan variabel
independen satu yaitu pengelolaan anggota. Selain itu masih ada
perbedaan dari variabel, dimana dalam penelitian Niken Kusdayanti
memakai kualitas pelayanan sebagai variabel independen sementara pada
penelitian ini pelayanan koperasi sebagai variabel dependen.
2. Pada tesis Leoneto Mendes Goncalves yang berjudul Pengaruh
Kompetensi Manajer Manajemen Keanggotaan Dan Partisipasi Anggota
Terhadap Kinerja Koperasi Di Timor Leste yang diterbitkan oleh
Coopetition Jurnal Ilmiah Manajemen pada tahun 2015, diketahui bahwa
Hubungan antara variabel Manajemen anggota (X2) dengan kinerja
koperasi (Y) didapat nilai sebesar 0,804. Sehingga apabila dikonsultasikan
dengan tabel interpretasi nilai r (korelasi), mempunyai tingkat hubungan
yang kuat dan searah karena nilainya positif.52
Perbedaan terletak pada variabel, dimana pada tesis Leoneto Mendes
Goncalves memakai dua variabel independen kompetensi manajer
manajemen keanggotaan dan partisipasi anggota namun pada penelitian ini
51Niken Kusdayanti, Op.cit, h,85 52Leoneto Mendes Goncalves, “Pengaruh Kompetensi Manajer Manajemen Keanggotaan
Dan Partisipasi Anggota Terhadap Kinerja Koperasi Di Timor Leste”, Timor Leste, Tesis pada
Kementerian Ekonomi dan Pembangunan Timor Leste, 2015, h.101
33
menggunakan satu variabel independen efektivitas pengelolaan anggota.
Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian Leoneto Mendes
Goncalves adalah sama-sama menggunakan manajemen atau pengelolaan
pada variabel independen.
3. Dari jurnal Artin Irianti Prasetya Adtmajasari yang berjudul Pengaruh
Kualitas Pelayanan dan Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Pelanggan
Pada Koperasi Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta yang
diterbitkan oleh Eprints UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta)
pada tahun 2014 semua variabel independen berupa kualitas pelayanan dan
kualitas produk berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan
pelanggan Koperasi Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta
secara keseluruhan serta kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang
kuat.53
Perbedaan pada jurnal ini terletak pada variabel, dimana pada penelitian
Artin Irianti Prasetya Adtmajasari memakai dua variabel independen yaitu
kualitas pelayanan dan kualitas produk, namun pada penelitian ini
menggunakan variabel independen satu yaitu pengelolaan anggota. Selain
itu masih ada perbedaan dari variabel, dimana dalam penelitian ini
memakai kualitas pelayanan sebagai variabel independen sementara pada
penelitian ini pelayanan koperasi sebagai variabel dependen. Kemudian
pada persamaan penelitian ini dengan jurnal penelitian pertama terletak
pada subjek penelian yaitu sama-sama menggunakan anggota atau
pelanggan Koperasi Unit Kampus.
4. Pada skripsi Nur Muchamad, yang berjudul Analisis Manajemen Koperasi
Selapa POLRI Pondok Pinang Dalam Pelayanan Untuk Meningkatkan
Kesejahteraan Anggota yang diterbitkan oleh repository UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tahun 2012, Diketahui bahwa terdapat pengaruh
53Artin Irianti Prasetya Adtmajasari, “Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kualitas Produk
Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Koperasi Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Naskah Publikasi pada Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, 2014, h.12
34
signifikan antara Manajemen Koperasi Selapa POLRI Pondok Pinang
Jakarta Selatan.54
Perbedaan terletak pada variabel, dimana pada penelitian Nur
Muchammad memakai variabel independen manajemen atau pengelolaan
koperasi namun pada penelitian ini menggunakan satu variabel independen
efektivitas pengelolaan anggota. Persamaan dari penelitian ini dengan
penelitian adalah sama-sama menggunakan variabel manajerial atau
pengelolaan pada variabel Nur Muchamad independen, selain itu sama-
sama menggunakan variabel pelayanan pada variabel dependen.
5. Pada skripsi Septia Mahareni, yang berjudul Pengaruh Kemampuan
Manajerial Pengurus Dan Kinerja Karyawan Terhadap Kualitas Pelayanan
Anggota Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Fajar Baru
Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal yang diterbitkan oleh DIGILIB
UNES Repository (Universitas Negeri Semarang) pada tahun 2011,
Diketahui bahwa pengaruh signifikan antara kemampuan manajerial
pengurus dan kinerja karyawan terhadap kualitas pelayanan anggota KPRI
Fajar Baru Kecamatan Sukorejo.55
Perbedaan terletak pada variabel, dimana pada penelitian Septia Mahareni
memakai dua variabel independen yaitu kemampuan manajerial pengurus
dan kinerja karyawan namun pada penelitian ini menggunakan satu
variabel independen efektivitas pengelolaan anggota. Persamaan dari
penelitian ini dengan penelitian Septia Mahareni adalah sama-sama
menggunakan variabel manajerial atau pengelolaan pada variabel
independen, selain itu sama-sama menggunakan variabel pelayanan pada
variabel dependen.
54Nur Muchamad, “Analisis Manajemen Koperasi Selapa Polri Pondok Pinang dalam
Pelayanan Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Anggota”, Jakarta, Skripsi pada UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2013, h.37 55Septia Maherani, “Pengaruh Kemampuan Manajerial Pengurus Dan Kinerja Karyawan
Terhadap Kualitas Pelayanan Anggota Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Fajar Baru
Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal”, Kendal, skripsi Universitas Negeri Semarang, 2011,
h.95
35
Tabel 2.1.
Jurnal Penelitian Relevan
Nama Judul Jurnal/Skripsi Hasil Penelitian
1. Niken
Kusdayanti
pada tahun 2016
Pengaruh Citra
Koperasi dan Kualitas
Pelayanan Terhadap
Kepuasan Anggota
Koperasi Pegawai
Republik Indonesia
Setia Kecamatan
Mojo Tengan
Kabupaten Wonosobo
terdapat pengaruh positif dan
signifikan secara bersama-sama
dari variabel citra koperasi dan
kualitas pelayanan terhadap
variabel kepuasan anggota
koperasi.
2. Leoneto
Mendes
Goncalves,
2015
Pengaruh Kompetensi
Manajer Manajemen
Keanggotaan Dan
Partisipasi Anggota
Terhadap Kinerja
Koperasi Di Timor
Leste
Diketahui Hubungan antara
variabel Manajemen anggota (X2)
dengan kinerja koperasi (Y)
didapat nilai sebesar 0,804.
Sehingga apabila dikonsultasikan
dengan tabel interpretasi nilai r
(korelasi), mempunyai tingkat
hubungan yang kuat dan searah
karena nilainya positif
3. Artin Irianti
Prasetya
Adtmajasari
pada tahun
2014
Pengaruh Kualitas
Pelayanan dan
Kualitas Produk
Terhadap Kepuasan
Pelanggan Pada
Koperasi Mahasiswa
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta
semua variabel independen berupa
kualitas pelayanan dan kualitas
produk berpengaruh secara
signifikan terhadap kepuasan
pelanggan Koperasi Mahasiswa
Universitas Muhammadiyah
Surakarta secara keseluruhan serta
kedua variabel tersebut memiliki
hubungan yang kuat
4. Nur Muchamad
pada tahun 2012
Analisis Manajemen
Koperasi Selapa
POLRI Pondok
Pinang Dalam
Pelayanan Untuk
Meningkatkan
Kesejahteraan
Anggota
Diketahui bahwa terdapat
pengaruh signifikan antara
Manajemen Koperasi Selapa
POLRI Pondok Pinang Jakarta
Selatan
5. Septia Mahareni
pada tahun 2011
Pengaruh Kemampuan
Manajerial Pengurus
Dan Kinerja
Karyawan Terhadap
Kualitas Pelayanan
Anggota Koperasi
Diketahui bahwa pengaruh
signifikan antara kemampuan
manajerial pengurus dan kinerja
karyawan terhadap kualitas
36
Pegawai Republik
Indonesia (KPRI)
Fajar Baru Kecamatan
Sukorejo Kabupaten
Kendal Tahun 2011
pelayanan anggota KPRI Fajar
Baru Kecamatan Sukorejo.
37
6. Kerangka Berpikir
Gambar 2.1.
Kerangka Berpikir
Peraturan Menteri No.10 Tahun 2015
Sekelompok orang yang akan membentuk koperasi
harus wajib memahami:
1. Pengertian, nilai dan prinsip koperasi
2. Azas kekeluargaan
3. Prinsip badan hukum
4. Prinsip modal sendiri atau ekuitas
Koperasi kurang maksimal dalam menciptakan kinerja
pengurus atau karyawan yang baik dalam pelayanan
Banyak koperasi di Indonesia yang terancam ditutup
pemerintah disebabkan karena para anggota tidak
mempercayai lagi koperasi karena terdapat adanya
ketidaksesuaian prinsip dan tujuan dari koperasi
Sumber Daya Manusia Organisasi/struktur Pengukuran Pendukung Sistem Layanan Komunikasi Internal Komunikasi Eksternal
1. Perencanaan
2. Pengorgsasian
3. Pengawasan
4. evaluasi
Peraturan Menteri No.18 Tahun
2015
Peserta pendidikan dan
pelatihan bagi sumber daya
manusia koperasi merupakan
pengawas, pengurus dan
pengelola koperasi
Permasalahan
Dampak
Fandy Tjiptono (2011) Faktor-faktor yang dapat
memperlancar dan menghambat pelayanan yang
berkualitas
Solusi Fungsi pengelolaan Sondang P. Siagian
dalam Syamsudin (2017)
1. Tangibles (Bukti Fisik)
2. Responsiveness (Daya Tanggap)
3. Reliability (Reliabilitas)
4. Assurance (Jaminan)
5. Empathy (Empati)
Dimensi Pelayanan menurut Zeithaml,
Pasurahman, dan Berry dalam Fandy Tjiptono
(2011):
38
Masalah koperasi di Indonesia yang paling sering terjadi yaitu
bagaimana menciptakan kinerja pengurus yang baik untuk melayani para
anggotanya secara optimal. Banyak pengurus yang tidak loyal dalam
pekerjaannya, hal ini berdampak pada banyaknya kasus yang menyebutkan
anggota tidak mempercayai lagi koperasi karena terdapat adanya
ketidasesuaian prinsip dan tujuan dari koperasi sendiri, seperti tidak adanya
pengelolaan yang tidak demokratis, tentu ini berakibat pada eksistensi
koperasi di Indonesia yang dibuktikan dengan banyaknya koperasi yang
terancam ditutup pemerintah.
Disamping itu sudah diberlakukannya Peraturan Menteri No.10 Tahun
2015 yang berbunyi “Sekelompok orang yang akan membentuk koperasi
harus wajib memahami: 1. Pengertian, nilai dan prinsip koperasi, 2. Azas
kekeluargaan, 3. Prinsip badan hukum, 4. Prinsip modal sendiri atau ekuitas”.
Tentu saja prinsip dari koperasi yaitu: keanggotaan yang dibangun bersifat
sukarela dan terbuka, pengelolaan koperasi dilakukan secara merakyat, dalam
pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sama dengan besarnya jasa
usaha masing-masing anggota, dalam pemberian balas jasa yang terbatas
terhadap modal, serta bersifat kemandirian dalam menjalankan
pengkoperasian.61 Loyalitas dalam menjalankan pelayanan terhadap anggota
yang baik termasuk juga adanya transparansi pembagian sisa hasil usaha,
kredit dan tabungan dan lain hal yang berkaitan dengan anggota.
Sebagai contoh pada kasus yang terjadi di Buleleng pada tahun 2017
yaitu sebanyak 35 unit koperasi berstatus tidak aktif, sebanyak delapan unit
yang bangkit kembali bahkan sudah melakukan rapat anggota. Pada bulan
September diumumkan kembali tiga unit koperasi menyanggupi untuk
kembali aktif. Sisanya sebanyak 24 unit tidak menyanggupi untuk bangkit
kembali dan telah dicabut badan hukumnya.62 Menurut Swatantra, koperasi
yang pailit banyak diantaranya disebabkan karena kemampuan Sumber Daya
61UU No.25 Pasal 5 Tahun 1992 Tentang Fungsi dan Peran Pengkoperasian 62Naufal Fikri, Op. Cit.., 24 Koperasi di Buleleng Pailit, 2018,
(https://m.antaranews.com/berita/757513/24-koperasi-di-buleleng-pailit). Diakses Pada 25 Maret
2019 Pukul:14.53 WIB
39
Manusia (SDM) pengelola koperasi yang masih rendah, sehingga sering
terjadi ketidakseimbangan antara kredit dan tabungan, ditambah persoalan
kredit macet yang menyebabkan koperasi tak bisa melakukan kegiatan secara
normal hingga akhirnya bangkrut.
Kasus lain terjadi pada koperasi di Bandung yaitu Koperasi Cipaganti
Karya Guna Persada (KCKGP) dikenal sebagai Icon Bisnis Berbasis Ekonomi
Kerakyatan terbesar di Jawa Barat, selain itu Koperasi Cipaganti Karya Guna
Persada (KCKGP) berhasil menenpatkan Cipaganti Group sebagai mitra usaha
koperasi nasional terbaik tidak lain merupakan penipuan beridentitas usaha
koperasi. Cipaganti adalah koperasi yang didirikan pada 15 Februari 2002,
belakangan ini mengalami kepengurusan koperasi yang bermasalah.63 Puluhan
anggota koperasi merasa dirugikan dengan sistem yang dibangun sehingga
anggota koperasi melaporkan pihak koperasi Cipaganti ke polisi atas tuduhan
Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). Kasus tersebut bermula saat ketiga
petinggi Cipaganti melakukan penipuan dan penggelapan dana nasabah
sebanyak ratusan milyar rupiah, untuk menutupi aksi ketiga orang tersebut
melakukan pencucian uang dengan mengirim uang ke berbagai rekening agar
tidak ketahuan. Dari kedua kasus yang telah disebutkan tersebut terlihat bahwa
pengelolaan koperasi masih sangat rendah yang kemudian menyebabkan tidak
efektifnya pelayanan terhadap anggota maupun masyarakat. Hal ini
mengakibatkan belum terjalankan dengan baik Peraturan Menteri No.10
Tahun 2015 pada beberapa koperasi yang pailit dan terancam ditutup
pemerintah.
Terdapat beberapa Faktor yang dapat memperlancar dan menghambat
pelayanan yang berkualitas, termasuk didalamnya memperlancar dan
menghambat pelayanan pada koperasi diantaranya: sumber daya manusia,
organisasi/struktur, pengukuran, pendukung sistem, layanan, program,
komunikasi inernal, dan komunikasi eksternal.64 Solusi utama yang dapat
63Andi Saputra, Op. Cit., Kasus Penipuan, MA Rampas Aset Koperasi Cipaganti Untuk
Nasabah, 2016, (https://m.detik.com/news/berita/d-3185490/kasus-penipuan-ma-rampas-aset-
koperasi-cipaganti-untuk-nasabah). (Diakses pada 24 Maret 2019, Pukul: 20.46 WIB) 64Tjiptono Fandy, Loc.Cit, h.185
40
diambil dari kasus-kasus yang terjadi diatas adalah dengan membenahi sumber
daya manusia didalam koperasi baik itu pengawas, pengurus, anggota maupun
pengelola koperasi termasuk didalamnya karyawan yang menjaga usaha dari
koperasi tersebut.
Sumber daya manusia adalah salah satu hal yang paling penting dalam
kemajuan suatu koperasi. Sumber daya manusia sangat berpengaruh bagi
kualitas pelayanan koperasi, sebab jika sumber daya manusia tidak memiliki
kompetensi dan pengetahuan tinggi, maka dapat menyebabkan buruknya
kualitas pelayanan dan sebaliknya jika sumber daya manusia memiliki
kompetensi dan pengetahuan tinggi, hal tersebut dapat meningkatkan kualitas
pelayanan asalkan pekerjaan yang mereka lakukan sesuai dengan tugas yang
diberikan. Sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Menteri No.18 Tahun
2015 yaitu: “Peserta pendidikan dan pelatihan bagi sumber daya manusia
koperasi merupakan pengawas, pengurus dan pengelola koperasi”. Dalam hal
ini tentu saja sebelum menjadi pengawas, pengurus atau pengelola koperasi
akan ada beberapa pendidikan dan pelatihan yang harus ditempuh termasuk
pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia. Hal tersebut juga berlaku
untuk semua koperasi yang berdiri di Indonesia termasuk didalamnya koperasi
mahasiswa yang mempekerjakan karyawan untuk membantu menjalankan
usaha koperasi. Karyawan koperasi juga harus memiliki keterampilan dan
pengetahuan teknis yang diperlukan untuk menjalankan tugas sesuai dengan
posisinya. Karyawan merupakan bagian yang berpengaruh demi kemajuan
koperasi selain pengawas, pengurus dan anggota koperasi.
Solusi kedua yang dapat diambil dari kasus-kasus yang terjadi dalam
koperasi adalah organisasi/struktur. Organisasi merupakan suatu wadah yang
didalamnya para anggota dan pengurus organisasi harus melakukan dan
mengupayakan apa yang menjadi visi dan misi organisasi secara bersama-
sama agar mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan
kerjasama antar anggota maupun pengurus organisasi. Dalam koperasi
khusunya koperasi mahasiswa untuk menjadi anggota perlu mengikuti
pendidikan dan pelatihan, diantaranya yaitu pendidikan dasar, pendidikan
41
menengah dan pendidikan lanjut. Hal tersebut diharapkan mampu
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang manfaat jika berkoperasi.
Selain itu, dengan diadakannya pendidikan dan pelatihan diharapkan dapat
meningkatkan kompetensi para anggota, pengurus dan badan pengawas,
sehingga pengurus dan badan pengawas dapat melatih serta mendidik
karyawan berdasarkan tugasnya yaitu melayani dengan baik anggota dan
konsumen lainnya dalam usaha-usaha yang dijalankan oleh koperasi. Dengan
hal ini dapat memperbaiki pengelolaan dalam fungsi pengorganisasian serta
kinerja usaha para anggota dan koperasinya. Jika karyawan yang menjaga
usaha-usaha yang dijalankan koperasi tidak menjalankan tugas dan fungsi
secara terstruktur, maka koperasi tersebut dapat menghambat suatu pelayanan
yang berkualitas. Dalam hal ini anggota sebagai pemilik sekaligus pelanggan
koperasi berarti anggota wajib memanfaatkan layanan organisasi dan usaha
koperasi.
Keberhasilan koperasi meliputi keberhasilan usaha-usaha dan juga
keberhasilan anggota. Keberhasilan dalam usaha dapat dilihat dari
peningkatan perolehan SHU (Sisa Hasil Usaha), dalam hal ini peningkatan
volume usaha serta perkembangan usaha. Dalam keberhasilan anggota dapat
dilihat dari peningkatan anggota koperasi. Semakin meningkat anggota
koperasi maka semakin besar kemungkinan koperasi tersebut berhasil. Hal ini
dikarenakan ketika anggota memanfaatkan unit usaha yang dimiliki koperasi
maka semakin besar keuntungan yang diperoleh koperasi berupa laba/SHU.
Keberhasilan koperasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
kualitas pelayanan yang baik dan pengelolaan koperasi yang tepat. Dengan
demikian semakin baiknya kualitas pelayanan serta semakin tepatnya
manajemen koperasi yang dimiliki oleh Kopma UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta makan akan meningkatkan keberhasilan usaha-usaha Kopma UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
42
7. Hipotesis Penelitian
Hipotesis ini adalah asumsi atau jawaban sementara dari peneliti
tentang variabel-variabel yang diteliti. Hipotesis tentang masalah yang sedang
diteliti berdasarkan tinjauan teori dan kerangka berpikir terbagi menjadi dua
hipotesis penelitian, yaitu
Hipotesis penelitian
Ha: Terdapat Pengaruh positif dan signifikan efektivitas pengelolaan
anggota terhadap pelayanan Koperasi Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
H0: Tidak terdapat Pengaruh positif dan signifikan efektivitas pengelolaan
anggota terhadap pelayanan Koperasi Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang berlokasi di Jl. Ir. H Juanda No.95, Ciputat
Tangerang Selatan, Banten. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan bulan
April 2019 sampai dengan selesai.
Tabel 3.1.
Kegiatan Penelitian
Keterangan Bulan Waktu Penelitian
Mei Juni Juli Agustus September Oktober November
Revisi
Proposal
skripsi
Penyusunan
Bab I
Penyusunan
Bab II
Penyusunan
Bab III
Pengambilan
data
penelitian
Penyusunan
Bab IV
Penyusunan
Bab V
Penyusunan
Abstrak dan
Penutup
44
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif. Pendekatan
kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan analisis data yang berbentuk
numerik atau angka. Metode kuantitatif menggambarkan data melalui angka-
angka, seperti persentasi tingkat pengangguran, kemiskinan, rasio keuangan
dan lain sebagainya.1 Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian statistik inferensial, statistik inferensial merupakan
memaparkan data serta upaya untuk mengadakan penarikan kesimpulan dan
membuat keputusan berdasarkan analisis yang telah dilakukan. Analisis ini
biasanya mengambil sampel tertentu dari sebuah populasi yang jumlahnya
banyak serta dari hasil analisis terhadap sampel tersebut digeneralisasikan
terhadap populasi. Oleh karena itu statistik inferensial juga disebut dengan
istilah statistik induktif.2
Dalam penelitian ini memakai statistik inferensial analisis
korelasional, yaitu analisis statistik yang berusaha untuk mencari hubungan
atau pengaruh antara dua variabel atau lebih.3 Analisis korelasional sederhana
merupakan hubungan antara dua variabel. Dalam perhitungan korelasi akan di
dapat koefisien korelasi yang menunjukkan keeratan hubungan antar dua
variabel tersebut. Nilai koefisien korelasi berkisar antara 0 sampai 1 atau 0
sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 maka hubungan semakin erat,
jika mendekati 0 maka hubungan semakin lemah.4
Analisis korelasional yang dipakai adalah analisis korelasional
pearson atau korelasi product moment, adalah analisis untuk mengukur
1Suryani, Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif: Teori dan Aplikasi Pada Penelitian Bidang
Manajemen Dan Ekonomi Islam, (Jakarta: Prenadamedia group, 2017), h.109 2Ali Muhson, “Teknik Analisis Kuantitatif”, Artikel Staff New UNY (Universitas Negeri
Yogyakarta), 2015, h.2 3Ali Muhson, Ibid, h.2 4Rochmat Aldi Purnomo, Analisis Statistik Ekonomi dan Bisnis Dengan SPSS, Untuk
Mahasiswa, Dosen dan Praktisi, (Ponorogo, CV Wade Group, 2016), h.137
45
keeratan hubungan secara linier antara dua variabel yang mempunyai
distribusi data normal. Data yang digunakan adalah tipe interval atau rasio.5
Karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel X
terhadap Y atau hubungan antar variabel yaitu mencari data tentang pengaruh
efektivitas pengelolaan anggota terhadap pelayanan koperasi dengan
menggunakan data yang ada serta data tersebut dinyatakan dalam bentuk
angka (Kuantitatif).
C. Populasi dan Sampel
Populasi yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan selanjutnya ditarik kesimpulannya.6
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota dan pengurus aktif
Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjumlah
pengurus 23 dan anggota berjumlah 300 mahasiswa yaitu yang terdiri dari
mahasiswa semester dua, empat, enam dan delapan. Mahasiswa tersebut
terdiri dari beberapa fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Fakultas
Sains dan Teknologi, Fakultas Adab dan Humaniora, Fakultas Syariah dan
Hukum, Fakultas Kesehatan dan Ilmu Kedokteran, dan Usuludin.
Sampel adalah bagian dari populasi yang diteliti. Sampel merupakan
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila
populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada
didalam populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu,
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.7
Dalam penentuan sampel, untuk sekedar perkiraan maka apabila subjek
kurang dari 100, maka lebih baik apabila diambil semua, sehingga
5Rochmat Aldi Purnomo, Ibid, h.137 6Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D),
(Bandung: Alfabeta, 2015), h. 117 7Sugiono, Ibid., h. 192
46
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya
besar, maka dapat diambil antara 10% – 15% atau 20% – 25% atau lebih.
Penentuan ukuran sampel menggunakan pendapat dari Taro Yamane
atau Slovin, yaitu dengan rumus:
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi = 323 anggota
d = Presisi (ditetapkan 10%)8
Dalam penelitian ini populasi yaitu seluruh pengurus dan anggota
Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada mahasiswa
yang menjadi pengurus berjumlah 23 orang dan untuk mahasiswa yang
menjadi anggota KOPMA berjumlah 300 orang, maka sampel yang
ditentukan berjumlah:
8Sugiono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 250
n = N
N . d² + 1
n = N
N . d² + 1
n = 323
323 X (0,1)2 + 1
n = 323
3,23 + 1
n = 323
4,23
n = 76,36 dibulatkan menjadi 76
47
Berdasarkan rumus di atas, dari populasi sebesar 323 dihasilkan
sampel sebanyak 76,36 dibulatkan menjadi 76 Selanjutnya teknik
sampling yang akan digunakan adalah Probability Sampling dengan teknik
Simple Random Sampling. Probability Sampling adalah teknik sampling
untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel.9 Dalam penelitian ini menggunakan
teknik Simple Random Sampling, Simple Random Sampling merupakan
cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan
acak tanpa memperhatikan srata (tingkatan) dalam anggota populasi
tersebut. Hal ini dilakukan apabila anggota populasi tersebut dianggap
homogeny (sejenis).10
D. Variabel Penelitian
1. Definisi Konseptual
conceptual definition (definisi konseptual) konsep yang muncul
sebagai akibat dari pendefinisian konsep tersebut, dalam definisi
konseptual juga dapat ditemukan coicept cruster (kelompok konsep), yaitu
konsep lain yang memiliki hubungan dengan konsep yang sedang kita
gunakan.11
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah satu
variabel sebagai variabel bebas atau independen dengan empat sub
variabel, dimana empat subvariabel (pengelolaan perencanaan,
pengelolaan pengorganisasian, pengelolaan pengawaan, dan pengelolaan
evaluasi) dan pelayanan koperasi sebagai variabel terikat atau dependen.
Berikut dijelaskan definisi konseptual atau teori tentang variabel yang
akan diteliti.
9Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula,
(Bandung: Alfabeta, 2013), h. 57 10Riduan, Ibid, h, 58 11Priyono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Surabaya, Zifatama Publishing, 2016), h. 58
48
a. Variabel Fungsi Pengelolaan Anggota
pengelolaan anggota adalah proses yang dilakukan dalam
menyelesaikan manajerial anggota yang berhubungan dengan
pencapaian tujuan yang kemudian menghasilkan kualitas anggota
yang baik serta dapat menjadi sumber penyempurnaan dan menjadi
peningkatan pengelolaan selanjutnya.
Pengelolaan berperan dalam perencanaan sebagai pedoman
bagi semua anggota maupun elemen lain yang telibat dalam koperasi
untuk melaksanakan rencana yang telah disusun. Dengan adanya
pengelolaan anggota maka akan terjalankan secara tepat tujuan-tujuan
yang telah dirumuskan berkat terbangunnya sumber daya manusia
maupun sumber daya lain didalam koperasi.
b. Variabel Pelayanan Koperasi
Pelayanan koperasi adalah usaha atau apa yang diupayakan
oleh koperasi agar dapat terjalan sesuai dengan harapan yang
berkaitan dengan kepuasan anggota dan masyarakat umum, atau
bagaimana karyawan koperasi memperlakukan anggota atau
konsumen lainnya dalam menawarkan jasa maupun barang produksi
yang terdapat di koperasi. Hal ini diharapkan dapat membuat timbal
balik terhadap anggota dan masyarakat umum yang menggunakan
produk atau jasa dari koperasi maupun orang yang bertugas melayani
koperasi tersebut.
2. Definisi Operasional
Definisi operasional, yaitu penuntun tentang bagaimana suatu
variabel diukur. Dengan membaca definisi operasional dalam penelitian,
seorang peneliti akan mengetahui pengukuran suatu variabel, sehingga
peneliti dapat mengetahui baik buruknya pengukuran tersebut.12
12Sandu Siyoto & Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media
Publishing, 2015), h.16
49
a. Fungsi Pengelolaan Anggota
Pengelolaan anggota adalah skor yang diperoleh dari
instrument fungsi pengelolaan dengan indikator: 1. Pengelolaan
perencanaan (kebijakan pucuk pimpinan, hasil pengawasan,
kebutuhan masa depan, penemuan-penemuan baru, prakarsa dari
dalam, prakarsa dari luar), 2. Pengelolaan pengorganisasian (prinsip-
prinsip pengorganisasian), 3. Pengelolaan pengawasan (unsur-unsur
pengawasan), 4. Pengelolaan evaluasi (penilaian dan pengukuran).
Perencanaan yang baik dalam sebuah koperasi merupakan
dorongan bagi anggota maupun konsumen lainnya untuk tetap terus
menggunakan jasa dan produk yang ditawarkan koperasi mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Apabila suatu koperasi memiliki
perencanaan yang matang dan baik maka akan menghasilkan
pelayanan yang maksimal.
b. Pelayanan Koperasi
Pelayanan koperasi adalah skor yang diperoleh dari instrumen
dimensi-dimensi pelayanan dengan indikator: 1. Tangible yaitu
ketampakan fisik, 2. Resvonsivines adalah kerelaan untuk menolong
konsumen dan memberikan pelayanan secara ikhlas, 3. Realibility
kemampuan untuk memberikan layanan yang disegerakan, akurat dan
memuaskan, 4. Assurance adalah pengetahuan dan kesopanan (tata
krama) para pekerja serta kemampuan mereka dalam memberikan
kepercayaan kepada konsumen, 5. Emphaty perilaku dan perhatian
pribadi yang diberikan oleh pemberi pelayanan kepada konsumen.
Gambar 3.1.
Desain Penelitian
Pelayanan Koperasi
(Y)
Efektivitas Fungsi
Pengelolaan Anggota (X)
50
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan
menggunakan data primer. Data primer merupakan sumber data yang
langsung memberikan data pengumpul data dapat dikatakan pula diperoleh
atau dikumpulkan langsung dilapangan oleh orang yang melakukan
penelitian.13 Dari pengertian diatas dapat dimaknai bahwa data primer adalah
sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber data asli
atau tidak memakai media perantara. Penelitian ini dilakukan dengan cara
menyebarkan angket/kuesioner kepada pengurus dan anggota Koperasi
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam pengumpulan data dalam
penelitian ini, penulis menggunakan teknik, sebagai berikut:
1. Kuesioner
Angket/kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab.14 Kuesioner adalah teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan
kepada responden dengan panduan kuesioner dengan cara tatap muka
langsung maupun memakain surat kuesioner.
Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan pertanyaan tertutup
yaitu responden tidak dapat memilih jawaban diluar dari jawaban yang
telah disediakan oleh peneliti. Data yang diperoleh dalam penelitian ini
didapat langsung dari pengisian kuesioner (angket) yang ditunjukkan pada
responden. Data yang dikumpulkan meliputi identitas responden serta
tanggapan para anggota terhadap efektivitas pelayanan anggota Koperasi
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pertanyaan-pertanyaan pada angket dibuat dengan menggunakan
skala sikap yaitu skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur
13Sugiono, Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D),
(Bandung: Alfabeta, 2014), h.193 14Sugiono, Ibid., h. 199
51
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian
atau gejala sosial. dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang
akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi akan dijabarkan menjadi
sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan lagi mejadi indicator-
indikator yang dapat diukur. Kemudian indicator-indikator yang terukur
ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrument yang berupa
pernyataan atau pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden.15
Ketika responden menanggapi pertanyaan dalam skala likert,
responden dalam menentukan tingkat persetujuan mereka pada suatu
pertanyaan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Biasanya
disediakan lima pilihan skala sebagai berikut:16
1. SS ; Sangat Setuju
2. S : Setuju
3. RG : Ragu-ragu
4. TS : Tidak Setuju
5. ST : Sangat Tidak Setuju
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan ditujukan untuk memperoleh data
langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan,
peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film documenter, data
yang relevan penelitian.17
3. Wawancara
Wawancara merupakan suatu cara mengumpulan data yang
digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.
15Riduwan, Op.cit, h.87 16Muryuliana, dkk, “Sistem Informasi Angket Pengukuran Skala Kebutuhan Materi
Pembelajaran Tambahan Sebagai Pendukung Pengambilan Keputusan Di Sekolah Menengah Atas
Menggunakan Skala Likert”, Jurnal Transistor Elektro dan Informatika (TRANSITSTOR EI), Vol.
1, No. 2, 2016, h. 2 17Riduwan, Op.cit, h.77
52
Wawancara digunakan bila ingin mengetahui berbagai hal dari responden
secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit.18
Dalam penelitian ini narasumber yang diwawancarai yaitu
pengawas Kopma sebanyak satu orang, pengurus Kopma sebanyak satu
orang dan anggota yang sudah menjadi anggota aktif lebih dari satu tahun
sebanyak satu orang di Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Wawancara ini diperlukan untuk menguatkan hasil kuesioner yang
dibagikan.
F. Instrumen Penelitian
Pembuatan angket yang akan dibagikan kepada responden, terlebih
dahulu dibentuk berupa kisi-kisi instrumen untuk mengetahui apa saja yang
akan ditulis pada pertanyaan dikuesioner atau angket. Selain angket dalam
penelitian ini dibuat juga kisi-kisi instrumen wawancara ditunjukkan untuk
perwakilan anggota, perwakilan pengurus juga manajemen lainnya. Hal ini
dilakukan agar hasil wawancara tersebut dapat memperkuat pernyataan-
pernyataan pada latar belakang.
Tabel. 3.2.
Skala likert19
Penilaian Jawaban Responden (Variabel X dan Y)
NO Alternatif Jawaban Bobot Nilai
Bila Positif Bila Negatif
1 (SS) Sangat Setuju 5 1
2 (S) Setuju 4 2
3 (RG) Ragu-ragu 3 3
4 (TS) Tidak Setuju 2 4
5 (STS) Sangat Tidak Setuju 1 5
Untuk menganalisis setiap indikator maka hitung frekuensi jawaban
setiap pilihan jawaban dan jumlahkan. Setelah setiap indikator memiliki
jumlah, selanjutnya peneliti membuat garis kontinum.
18Riduwan, Ibid, h.74 19Sugiono, Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2017), h.94
53
Dalam penelitian ini menggunakan skala pengukuran skala interval.
Skala interval merupakan skala yang menunjukkan jarak antara satu data
dengan data yang lain dan memiliki bobot yang sama. Analisis statistik yang
digunakan adalah uji statistic parametrik.20
Setelah nilai rata-rata jawaban telah diketahui maka hasil tersebut
diinterpretasikan dengan alat bantu kontinum, sebagai berikut:
a. Indeks Minimum : 1
b. Indeks Maksimum : 5
c. Interval : 5 – 1 = 4
d. Jarak Interval : (5 – 1) : 5 = 0,8
Tabel 3.3.
Kategori Skala21
Skala Kategori
1,00 1,80 Sangat Tidak Baik
1,81 2,60 Tidak Baik
2,61 3,40 Cukup Baik
3,41 4,20 Baik
4,21 5,00 Sangat Baik
Tabel 3.4.
Kategori Nilai atau Rentang Skor
Rentang Skor Tafsiran
85 – 100 Sangat Tinggi
69 – 84 Tinggi
53 – 68 Sedang
37 – 52 Rendah
20 – 36 Sangat Rendah
20Riduwan, Op.cit, h.85 21Sugiono, Ibid., h. 97
(Nilai Jenjang Interval = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah)
Jumlah Kriteria Pertanyaan
54
Tabel. 3.5.
Kisi-kisi instrumen angket variabel bebas X (independen)
No Variabel
Penelitian
Indikator Sub indicator Butir
Pernyata
an
1
Efektivitas
Fungsi
Pengelolaan
Anggota
(X)
Perencanaa
n
(Planning)
1. Delegasi wewenang pengurus
dan pengawas seperti
penetapan peraturan
(ADART).
2. Pengurus memimpin Rapat
Anggota Tahunan (RAT).
3. Pengurus menghadiri Rapat
Anggota Tahunan (RAT).
4. Pengurus memberikan arahan
kepada anggota.
5. Pengawas mengawasi pengurus
dan anggota sesuai dengan
aturan yang berlaku.
6. Pengurus merencanakan
program kerja berdasarkan
hasil evaluasi pengawasan.
7. Pengurus merencanakan
strategi untuk mencegah
terjadinya masalah.
8. Pengurus mengonsepkan
program kerja.
9. Pengurus merancang ide-ide
ataupun pendapat baru untuk
kegiatan kerja.
10. Pegurus mengkombinasikan
hal-hal yang sedang fenomenal
didalam kegiatan.
11. Pengawas dan pengurus
menerima kritik maupun saran
dari anggota maupun
sebaliknya.
12. Pengawas, pengurus beserta
anggota bekerja sama dalam
kegiatan.
13. Pengurus mengadakan kotak
kritik dan saran untuk
kemajuan koperasi.
14. Pengurus mengkategorikan
rencana berdasarkan kritik dan
saran orang-orang diluar
1, 2, 3,
4, 5, 6, 7
8, 9
10, 11
12, 13
14, 15
55
organisasi.
Pengorganis
asian
(Organizing
)
1. Kejelasan VISI dan MISI
koperasi mahasiswa
2. Adanya pembagian tugas sesuai
dengan job desk nya masing-
masing.
16, 17,
18
Pengawasan
(controlling
)
1. Pengawas memonitor, menilai
dan mengoreksi secara langsung
kegiatan koperasi mahasiswa.
2. Pengawas menghindari dan
memperbaiki kesalahan didalam
kegiatan.
3. Dalam pemilihan pengawas dan
pengurus terdapat beberapa
syarat yang harus dilalui.
19, 20,
21
Evaluasi
(Evaluation
)
1. Pengurus menentukan kegiatan
berdasarkan kemampuan
anggota.
2. Memberikan umpan balik bagi
kegiatan yang dilakukan.
3. Pengurus Merancang rundown
acara atau kegiatan agar
kegiatan berjalan dengan
maksimal.
4. Membandingkan suatu kegiatan
dengan rundown acara yang
sudah ditentukan.
22, 23,
24, 25
Jumlah Butir Soal 25
Tabel. 3.6.
Kisi-kisi instrumen angket variabel terikat Y (dependen)
No Variabel Indikator Sub Indikator Butir
pernyataan
Pelayanan
Koperasi
Tangible
(ketampakan
fisik)
1. Pelanggan melihat dan menilai
suatu kualitas produk.
2. Kelengkapan Fasilitas
penunjang (ruang tunggu, dan
tempat makan) yang nyaman
dan bersih.
1, 2, 3
Resvonsivines
(Daya
Tanggap)
3. Kesediaan karyawan dalam
memberikan pelayanan jasa
maupun produk dengan cepat.
4. Kesediaan pengurus dalam
4, 5, 6
56
membantu atau menangani
keluhan anggota koperasi.
Realibility
(realibilitas)
5. Seberapa jauh koperasi
mahasiswa memberikan
pelayanan yang diharapkan
anggota.
6. Keandalan karyawan dalam
mengerjakan proses pelayanan
jasa atau menjual produk.
7, 8, 9
Assurance
(jaminan)
7. Karyawan yang jujur dan dapat
dipercaya.
8. Sikap karyawan yang ramah
tamah dan sopan saat
memberikan pelayanan jasa
mapun produk.
10, 11, 12
Emphaty
(empati)
9. Kepahaman karyawan akan
kebutuhan anggota koperasi
mahasiswa.
10. Karyawan memberikan
pelayanan secara merata tanpa
memandang status dan
ekonomi.
13, 14, 15
Jumlah 15
Tabel 3.7.
Kisi-kisi instrumen wawancara variabel bebas X (independen)
No Variabel
Penelitian
Indikator Sub Indikator Butir
Pertany
aan
1
Efektivitas
Fungsi
Pegelolaan
Anggota (X)
Perencanaan
(Planning)
1. Delegasi wewenang pengurus
dan pengawas seperti
penetapan peraturan
(ADART).
2. Pengurus memberikan arahan
kepada anggota.
3. Pengawas mengawasi
pengurus dan anggota sesuai
dengan aturan yang berlaku.
4. Pengurus merencanakan
program kerja berdasarkan
hasil evaluasi pengawasan.
5. Pengurus merencanakan
strategi untuk mencegah
1, 2, 3,
4, 5, 6,
7, 8, 9,
10, 11,
12, 13
57
terjadinya masalah.
6. Pengurus membuat program
kerja atau kegiatan kerja
yang akan dilakukan
pengurus maupun anggota
selama satu tahun kedepan.
7. Pengurus merancang ide-ide
ataupun pendapat baru untuk
kegiatan kerja.
8. Pegurus mengkombinasikan
hal-hal yang sedang
fenomenal didalam kegiatan.
9. Pengurus dan pengawas tidak
mengabaikan usulan atau ide-
ide dari anggota.
10. Pengawas, pengurus beserta
anggota bekerja sama dalam
kegiatan.
11. Pengurus dan pengawas
menerima saran atau kritik
dari orang-orang diluar
organisasi.
12. Pengurus merencanakan
program kerja dari orang-
orang maupun mahasiswa
diluar organisasi.
Pengorganisas
ian
(Organizing)
1. Kejelasan VISI dan MISI
koperasi mahasiswa
2. Adanya pembagian tugas
sesuai dengan job desk nya
masing-masing.
14, 15,
16, 17
Pengawasan
(Controlling)
1. Pengawas memonitor,
menilai dan mengoreksi
secara langsung kegiatan
koperasi mahasiswa.
2. Pengawas menghindari dan
memperbaiki kesalahan
didalam kegiatan.
18, 19
Evaluasi
(Evaluation)
1. Pengurus menentukan
kegiatan berdasarkan
kemampuan anggota.
2. Memberikan umpan balik
20, 21,
22, 23
58
bagi kegiatan yang
dilakukan.
3. Pengurus Merancang
rundown acara atau kegiatan
agar kegiatan berjalan
dengan maksimal.
4. Membandingkan suatu
kegiatan dengan rundown
acara yang sudah ditentukan.
Jumlah 23
Tabel 3.8.
Kisi-kisi instrumen wawancara variabel terikat Y (dependen)
No Variabel Indikator Sub Indikator Pertany
aan
5 Pelayanan
(Y)
Tangible
(ketampakan
fisik)
1. Pelanggan melihat dan
menilai suatu kualitas
produk.
2. Karyawan berpenampilan
rapi selama bertugas.
1, 2
Responsivines
(Daya
Tanggap)
1. Kesediaan karyawan dalam
memberikan pelayanan
produk dan jasa dengan
cepat.
2. Kesediaan karyawan dalam
membantu atau menangani
keluhan anggota koperasi.
3, 4
Realibility
(Reliabilitas)
1. Karyawan memperhatikan
saat anggota menyampaikan
keluhannya
2. Penggunaan sistem pencatatan
yang akurat (pencatatan data
anggota koperasi dalam
komputer)
5, 6, 7,
8
Asurance
(jaminan)
1. Perasaan aman selama
anggota koperasi mahasiswa
berurusan dengan karyawan
2. Sikap karyawan yang ramah
9, 10
59
tamah dan sopan saat
memberikan pelayanan jasa
Emphaty
(empati)
1. Kepahaman karyawan akan
kebutuhan-kebutuhan
anggota koperasi mahasiswa.
2. Karyawan memberikan
pelayanan secara merata tanpa
memandang status dan
ekonomi.
11, 12
Jumlah kisi-kisi Pertanyaan 12
G. Uji Instrumen Angket
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner pertanyaan yang akan diberikan kepada narasumber. Suatu
kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuesioner mampu
untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dan r
tabel untuk degree of freedom (df) = n – 2, dalam hal ini n adalah jumlah
sampel.22
Penelitian ini memiliki empat variabel X yaitu efektivitas
pengelolaan anggota (X) dan satu variabel Y yaitu pelayanan koperasi (Y).
Rumus Product Moment:23
22Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23, (Semarang,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013), h. 52-53 23Isma Anggini Saktiani, Op.Cit.., h.42
rxy = N∑XY - ∑X∑Y
(N∑x² - (∑X²) (N∑Y² - (∑Y)²)
60
rxy : Koefisien korelasi butir
N : Jumlah respon uji coba
∑X : Jumlah skor item yang diperoleh uji coba
∑Y : Jumlah skor total item yang diperoleh responden
Uji validitas dengan menggunakan rumus product moment, untuk
mengetahui butir-butir soal yang mana valid atau tidak dalam penelitian
ini, maka menggunakan bantuan aplikasi SPSS 20.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliable atau handal apabila jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran
reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan One Shot atau pengukuran
sekali saja. Dalam pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya
dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar
jawaban pertanyaan. Penelitian ini menggunakan pengolahan aplikasi
SPSS dengan uji statistic Cronbach Alpha (ꭤ), suatu kontruk atau variabel
dikatakan reliable apabila memberikan nilai Cronbach Alpha (ꭤ) > 0,7024
H. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji prasyarat kelayakan data untuk dianalisis
dengan menggunakan statistik parametrik ataupun statistik nonparametrik.
Dengan pengujian ini, akan didapat hasil distribusi data tersebut yaitu data
berdistribusi normal atau tidak normal. Bila sebuah data lolos uji
normalitas, maka data tersebut berdistribusi normal dan akan digunakan
statistik parametrik. Sedangkan bila sebuah data tidak lolos dengan uji,
atau dapat dikatakan bahwa data tersebut tidak berdistribusi normal, maka
24Imam Ghozali, Op.cit, h. 47-48
61
data tersebut menggunakan statistik nonparametrik. Selain itu, untuk data
tidak berdistribusi normal, jika ingin dianalisis dengan statistik parametrik,
maka harus dibuat berdistribusi normal dengan cara transformasi data ke
distribusi normal yang baku.25
Jenis uji normalitas pada penelitian ini adalah uji Kolmogorov-
Smirnov dengan kurva normal P-Plot. Uji Kolmogorov-Smirnov metode
yang memiliki tingkat normalitas yang lebih tinggi untuk ukuran data yang
sama.26
1. Merumuskan hipotesis
Ho : Data terdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
2. Kriteria Pengujian
a. Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak
b. Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima27
3. Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas data merupakan uji yang memberikan informasi
bahwa data penelitian masing-masing kelompok data berasaal dari
populasi yang tidak berbeda jauh keragamannya. Homogenitas data
memiliki makna bahwa data memiliki variasi atau keragaman nilai sama
atau secara statistik sama. Hasil uji homogenitas yang baik apabila hasil
uji tersebut memiliki simpangan estimasinya mendekati angka 0 (nol). Uji
ini dilakukan sebagai salah satu syarat uji statistika parametrik diantaranya
adalah uji t, uji regresi dan Anava.28
25Misbahuddin dan Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), h.278-279 26Rochmat Aldi Purnomo, Op.cit, h.93-94 27Rochmat Aldi Purnomo, Ibid, h.94-95 28Fajri Ismail, Op.cit., h. 201
62
Dalam penelitian ini menggunakan uji homogenitas untuk dua
kelompok data dengan uji Levene Statitik. Kriteria pengambilan keputusan
adalah jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
varian dari dua atau lebih kelompok data adalah sama.29
4. Uji Linieritas
Uji ini digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang
digunakan sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang digunakan dalam
suatu studi empiris sebaiknya berbentuk linear, kuadrat atau kubik.
Dengan uji linieritas akan diperoleh informasi apakah model empiris
sebaiknya linier, kuadrat atau kubik.30
Uji ini digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi Pearson
atau regresi linear. Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for
Linearity pada taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai
hubungan yang linear bila signifikansi (Linearity) kurang dari 0,05 Teori
lain mengatakan bahwa dua variabel mempunyai hubungan yang linier bila
signifikansi (Deviation for Linearity) lebih dari 0,05.31 Dalam penelitian
ini uji linieritas yang dipakai adalah uji Ramsey Test atau general test of
specification.
I. Teknis Analisis Data
Persamaan Regresi Linear Sederhana
Regresi linear sederhana berdasarkan pada hubungan fungsional
ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen.32
Regresi sederhana hanya melibatkan satu variabel independen dan satu
variabel dependen saja, karena itu model regresi sederhana ini sering
disebut dengan analisa bivariat. Bentuk umum regresi sederhana
ditunjukkan dengan persamaan garis linear sederhana yang kemudian
29Rochmat Aldi Purnomo, Op.cit, h.100 30Imam Ghozali, Op.cit, h.159 31Rochmat Aldi Purnomo, Op.cit, h.93-94 32Sugiono, Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D),
(Bandung: Alfabeta, 2014), Op.Cit, h.270
63
menunjukkan hubungan antara dua variabel, yaitu variabel X sebagai
variabel independen dan variabel Y sebagai variabel dependen. Berikut
adalah persamaannya:33
Y = variabel dependen
a = Harga Y bila X = 0 (Harga Konstan)
b = koefisein regresi yang menunjukkan angka peningkatan atau
penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel
independen
X = variabel independen34
Berikut ini adalah rumus harga a dan b, sebagai berikut:
Dimana :
r = Koefisien korelasi product moment antara variabel X dengan variabel
Y
sy = Simpangan baku variabel Y
sx = Simpangan baku variabel X
Jadi harga b adalah fungsi dari koefisien korelasi. Bila koefisien
korelasi tinggi, maka harga b juga besar, sebaliknya bila koefisien korelasi
rendah maka harga b juga rendah (kecil). Selain itu koefisien korelasi
33Erwan Agus. P & Dyah Ratih. S, Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Administrasi
Publik Dan Masalah-masalah Sosial, (Yogyakarta: Gava Media, 2017), h.187 34Sugiono, Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D),
(Bandung: Alfabeta, 2014), Op.Cit, h.270
Y = α + BX
Harga b = r sy
sx
Harga a = Y - bX
64
negatif maka harga juga negatif, dan sebaliknya bila koefisien korelasi
positif maka harga b juga positif.35
1. Uji Hipotesis
Uji t
Uji t digunakan untuk membuktikan variabel independen secara
individu mempengaruhi variabel dependen ataukah tidak. Terdapat dua
hipotesis yang diajukan peneliti yaitu hipotesis no H0 dan hipotesis
alternatif Ha. Hipotesis nol adalah angka numerik dari nilai-nilai parameter
populasi. Hiptesis dikatakan benar hingga kemudian dapat dibuktikan
salah berdasarkan data sampel yang ada. Selain itu hipotesis alternatif
adalah lawan dari hipotesis nol yaitu hipotesis alternatif harus benar ketika
hipotesis nol terbukti salah.36
Dalam penelitian ini menggunakan uji dua sisi yaitu jika peneliti
tidak memiliki landasan teori atau dugaan awal yang kuat.37
Rumus yang dapat digunakan dalam melakukan uji t adalah:
Dimana:
r = koefisien korelasi
= jumlah sampel
r² = koefisien determinasi.38
35Sugiyono, Ibid, h.272-273 36Agus Widarjono, Analisis Multivariat Terapan Dengan Program SPSS, AMOS, dan
SMARTPLS, (Yogyakarta:UPP STIM YKPN, 2015), Edisi 2, h. 22 37Agus Widarjono, Ibid h. 22 38Agus Widarjono, Lo.cit, h. 22
65
Berikut merupakan kriteria uji t (Parsial):
1) Diterima Ho jika thitung < ttabel
2) Diterima Ha jika thitung ≥ ttabel 39
2. Koefisien Determinan
Koefisien determinan (KD) merupakan angka yang digunakan
untuk mengetahui besarnya sumbangan satu variabel atau lebih dari
variabel independen (variabel bebas, X) terhadap variasi variabel
dependen (variabel terikat, Y). Nilai penentu atau determinasi berada
antara 0 sampai 1 (0 ≤ KP ≤ 1). 40
Kriteria yang digunakan pada koefisien determinasi yaitu:
a. Jika nilai koefisien penentu (KP) = 0, berarti tidak ada pengaruh
varaibel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).
b. Jika nilai koefisien penentu (KP) = 1, berarti variasi variabel dependen
(Y) adalah 100% dipengaruhi oleh variabel independen (X).
c. Jika nilai koefisien penentu (KP) berada di antara 0 dan 1 (0 < KP < 0)
maka besarnya pengaruh variabel independen terhadap variasi variabel
dependen adalah sesuai dengan nilai KP itu sendiri, dan selebihnya
berasal dari faktor-faktor lain.
R2
menunjukan seberapa jauh variabel independen dapat
memprediksi variabel dependen. Semakin besar nilai R square maka
semakin besar atau semakin dekat variabel independen memprediksi
variabel dependen. Besarnya nilai R square antara 0 s.d 1 atau antara 0%
s.d 100%.41
39Novi Marliani, Dkk, “Pengaruh Model Pembelajaran Science, Tecnologi, Societ,
Environment (STSE) Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Pencemaran Lingkungan Di Mas Jeumala ‘Amal”, Aceh, Jurnal EduBio Tropika, vol.5, No.1,
2017, h.40 40Misbahuddin dan Iqbal Hasan, Ibid., h.49 41Winda Alfiani, “Pengaruh Partisipasi Anggota Koperasi Terhadap Sisa Hasil Usaha Di
Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”, skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Jakarta, 2016, h. 57
66
Jadi nilai Adjusted R2 memiliki nilai yang konsisten, yang mana
nilai yang ada akan naik atau turun bergantung pada pnambahan variabel
independen, serta tingkat signifikan atau tidaknya suatu variabel.
3. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik pada penelitian ini adalah hipotesis hubungan
(Asosiatif). Pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang hubungan
antara dua variabel atau lebih.
Rumusan Hipotesis:
Tidak terdapat Pengaruh antara pengelolaan anggota dengan pelayanan
koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ho: ρ = 0
Terdapat pengaruh antara pengelolaan anggota dengan pelayanan koperasi
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ha: ρ ≠ 0
67
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Penelitian
1. Letak Geografis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta atau biasanya
disebut UIN Jakarta adalah sebuah universitas Islam Negeri yang terletak di
Jl. Ir. H. Djuanda No. 95, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten 15412.1
Kota Tangerang Selatan adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi
Banten, Indonesia. Kota ini terletak 30 kmsebelah barat Jakarta dan 90km
sebelah tenggara Serang, Banten. Tangerang Selatan terletak di bagian timur
Provinsi Banten yaitu pada titik koordinat 106’38’-106’47’ Bujur Timur dan
06’13’30’-06’22’30’ Lintang Selatan. Berikut batas-batas administrasi Kota
Tangerang Selatan:
Utara : Kota Tangerang
Selatan : Kabupaten Bogor dan Kota Depok
Barat : Kabupaten Serang
Timur : Kota Administrasi Jakarta Selatan2
2. Profil Singkat Universitas
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta saat ini
telah berusia 62 tahun sejak terhitung dari berdirinya ADIA (Akademi
Dinas Ilmu Agama) pada tanggal 1 Juni 1957. Selama itu pula, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta telah melewati beberapa periode sejarah, sehingga
kini telahmenjadi salah satu ikon universitas Islam di Indonesia. Secara
singkat, di awal berdirinya bernama ADIA (1957-1960), IAIN Al-Jami’ah
(1960-1963), IAIN Syarif Hidayatullah (1963-2002), dan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta (2002-sekarang).
1www.uinjkt.ac.id 2https://kabartangsel.com/direktori-tangse/peta-kota-tangerang-selatan
68
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki visi yaitu sebagai
Perguruan Tinggi yang mandiri dan unggul dalam riset integrasi keilmuan
keislaman di Asia Tenggara. Dengan misi yaitu: (1) menyediakan akses
pendidikan tinggi yang berkualitas bagi masyarakat luas secara
berkeadilan; (2) menyelenggarakan pendidikan tinggi berbasis riset yang
bermutu dan unggul untuk pengembangan keilmuan, transfoemasi sosial,
dan peningkatan daya saing bangsa; (3) menyelenggarakan pendidikan
tinggi dalam kerangka struktur dan kultur organisasi yang otonom,
religious, berintegritas, dan akuntabel.
Program akademik pada UIN Syarif Hidayatullah terdiri dari 12
fakultas, diantaranya yaitu; Ilmu Tarbiyah dna Keguruan, Adab dan
Humaniora, Dirasat Islamiyah, Psikologi, Ekonomi dan Bisnis, Sains dan
Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
dan Sekolah Pascasarjana.3
3. Gambaran Umum Koperasi Mahasiswa (KOPMA) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
a. Sejarah Singkat KOPMA
KOPMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sudah dirintis
sejak tahun 1986 dengan tekad ingin memenuhi keperluan mahasiswa
dalam proses belajar, tetapi saat itu belum stabil dan legal.
Baru pada 15 Oktober 1990 diadakan rapat
pembentukan KOPMA, yang dihadiri oleh para perintis, pimpinan
IAIN dan pejabat Departemen Koperasi. Rapat ini mengesahkan
AD/ART dan sekaligus memilih dan melantik pengurus KOPMA
periode 1990-1992. KOPMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi
berbadan hukum dengan nomor 2731/BH/1/91 dan terdaftar di
Kandekop Jakarta Selatan dengan nomor pencatatan No.
3Pedoman Akademik Program Strata 1, tahun 2015/2016, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
69
485/SEL/X/90. Tanggal tersebut ditetapkan sebagai tanggal
berdirinya KOPMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada 2 Mei 1996 KOPMA UIN Syarif Hidayatullah
mengadakan perubahan Anggaran Dasar sebagai anjuran Depkop
untuk menyesuaikan dengan UU Perkoperasian No. 25/1992.
Dengan itu, maka badan hukum KOPMA IAIN Jakarta
berubah menjadi No.138/BH/PAD/KWK.9/VI/1996.
Sesuai dengan Keppres No. 31 Tahun 2002 yang
dikeluarkan pada 20 Mei 2002 nama IAIN Syarif Hidayatullah
Jakarta diubah namanya menjadi Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan begitu secara struktural KOPMA
IAIN Syarif hidayatullah Jakarta harus menyesuaikan namanya, ini
juga didukung oleh keputusan dalam RAT XI tahun 2002 maka
nama KOPMA IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta berubah menjadi
KOPMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada tahun 2012, Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
melaksanankan Rapat Anggota Luar Biasa (RALB) untuk merubah
AD/ART. Setelah beberapa bulan dilaksanakan RALB 2012, maka
muncul UU Pengkoperasian terbaru No. 17 Tahun 2012. Sehingga
pada keputusan Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun 2014, maka
diputuskan bahwa Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta agar
melaksanakan RALB untuk menyesuaikan UU perkoperasian terbaru
No.17 Tahun 2012. Namun pada pertengahan tahun, UU No.17
Tahun 2012 tentang pengkoperasian dinyatakan inkonstitusional oleh
Mahkamah Konstitusional RI. Oleh karena itu, UU tersebut
dinyatakan tidak berlaku dan koperasi dapat menggunakan UU No.25
Tahun 1992 hingga UU tentang pengkoperasian belum dirubah lagi
karena kejadian tersebut, pada tanggal 25 bulan Oktober tahun 2014
Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melaksanakan RALB untuk
70
menyempurnakan kembali isi AD/ART sesuai dengan No.25 Tahun
1992. Meski sempat tertunda selama satu minggu karena kourum
tidak tercapai. Namun anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tetap hikmatdan bersemangat dalam melaksanakan RALB
2014 yang disahkan oleh notaris pada tanggal 4 April 2016 dengan
No Badan Hukum 518/138/BH/PAD/XI-08/Kop.UKM. 4
b. Fungsi, Peran dan Tujuan KOPMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
KOPMA UIN Syahid Jakarta berfungsi sebagai wadah
pengembangan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan sosial dan ekonomi.
Peran dari KOPMA UIN Syahid Jakarta adalah membina
kader koperasi yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
profesional, berwawasan luas dan tangguh sebagai modal dasar
pembangunan perekonomian masyarakat.
Tujuan KOPMA UIN Syahid Jakarta yaitu untuk memajukan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut
serta dalam membina dan mengembangkan gerakan koperasi di
kalangan mahasiswa dan pemuda dalam rangka membangun
perekonomian nasional dan mewujudkan masyarakat yang adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
B. Data Penelitian
1. Deskripsi Responden
Berikut penelti akan menjelaskan gambaran umum tentang
responden yang menjadi objek dalam penelitian ini. Responden dalam
penelitian ini adalah mahasiswa yang terlibat menjadi pengurus, pengawas
dan anggota Kopma UIN Syahid Jakarta yang sebanyak 323 mahasiswa
4Buku AD/ART, Point dan Simpanan KOPMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, h.3
71
yang tersebar pada setiap fakultas yang ada di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Kuesioner disebar kepada 76 responden yang dibagi kedalam tiga
kategori, yaitu:
a. Responden Berdasarkan Fakultas
Total kuesioner berdasarkan fakultas terbagi menjadi delapan
yaitu:
1. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
2. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
3. Fakultas Dakwah dan ilmu Komunikasi
4. Fakultas Sains dan Teknologi
5. Fakultas Adab dan Humaniora
6. Fakultas Syariah dan Hukum
7. Fakultas Kesehatan dan Ilmu Kedokteran
8. Fakultas Usuludin
Gambaran umum responden berdasarkan fakultas dapat
ditabulasikan sebagai berikut:
Tabel 4.1.
Responden Berdasarkan Fakultas
No Fakultas Jumlah
1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis 19
2 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 15
3 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi 11
4 Fakultas Sains dan Teknologi 13
5 Fakultas Adab dan Humaniora 1
6 Fakultas Syariah dan Hukum 10
7 Fakultas Kesehatan dan Ilmu Kedokteran 1
8 Fakultas Usuludin 4
Jumlah 76
Berdasarkan tabel 4.1. menunjukan bahwa jumlah responden dari
Fakultas Ekonomi dan Bisnis berjumlah 19 mahasiswa, responden
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Hukum berjumlah 15 mahasiswa, responden
72
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi berjumlah 11 mahasiswa,
responden Fakultas Sains dan Teknologi berjumlah 13, responden Fakultas
Adab dan Humaniora berjumlah 1 mahasiswa, responden Fakultas Syariah
dan Hukum berjumlah 10, responden Fakultas Kesehatan dan Ilmu
Kedokteran berjumalah 1 mahasiswa, dan yang terakhir responden
Fakultas Usuludin berjumlah 4 mahasiswa.
Jika dilihat dari persentasinya, responden berdasarkan fakultas
dapat dilihat pada diagram berikut, dimana responden dari Fakultas
Ekonomi dan Bisnis sebesar 25%, responden Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan sebesar 20%, responden Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
sebesar 15%, responden Fakultas Sains dan Teknologi sebesar 17%,
responden Fakultas Adab dan Humaniora sebesar 1%, responden Fakultas
Syariah dan Hukum berjumlah 13%, responden Fakultas Kesehatan dan
Ilmu Kedokteran sebesar 1%, dan yang terakhir responden Fakultas
sebesar Usuludin 8%. Hal ini menunjukan bahwa responden terbanyak
didalam Kopma UIN Syahid Jakarta merupakan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis.
25%
20%
15%
17%
1%13%
1%
8%
Fakultas Ekonomi danBisnis
Fakultas Ilmu Tarbiyahdan Keguruan
Fakultas Dakwah dan IlmuKomunikasi
Fakultas Sains danTeknologi
Fakultas Adab danHumaniora
Fakultas Syariah danHukum
Fakultas Kesehatan danIlmu Kedokteran
Fakultas Usuludin
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2019
Gambar 4.1. Responden berdasarkan Fakultas
73
b. Responden Berdasarkan Jabatan
Didalam Kopma UIN Syahid Jakarta terdapat struktur
organisasi, berikut ini responden yang mengisi kuesioner berdasarkan
jabatan Administrasi Umum, Anggota, Bendahara ATK, Kepala
Divisi Pengembangan Bakat Anggota, Kadiv pengembangan usaha
dan pemasaran, Kepala bidang humas, Komisariat FEB , Kepala
bidang usaha, Pengawas, Kepala bidang usaha produksi, Pengelola
Kopma Charity, Pengelola produksi, dan Staff. Berikut adalah tabulasi
responden bedasarkan jabatan:
Tabel 4.2.
Responden Berdasarkan Jabatan
No Jabatan Jumlah
1 Administrasi Umum 2
2 Anggota 51
3 Bendahara ATK 1
4 Kepala Divisi Pengembangan Bakat Anggota
1
5 Kadiv pengembangan usaha dan pemasaran
1
6 Kepala bidang humas 2
7 Komisariat FEB 4
8 Kepala bidang usaha 1
9 Pengawas 1
10 Kepala bidang usaha produksi 1
11 Pengelola Kopma Charity 2
12 Pengelola produksi 2
13 Staff 7
Jumlah 76
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2019
74
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat menunjukan bahwa
responden yang berasal dari Administrasi Umum berjumlah 2
mahasiswa, Anggota berjumlah 51 mahasiswa, Bendahara ATK
berjumlah 1 mahasiswa, Kepala Divisi Pengembangan Bakat Anggota
berjumlah 1 mahasiswa, Kadiv pengembangan usaha dan pemasaran
berjumlah 1 mahasiswa, Kepala bidang humas berjumlah 2
mahasiswa, Komisariat FEB berjumlah 4 mahasiswa, Kepala bidang
usaha berjumlah 1 mahasiswa, Pengawas berjumlah 1 mahasiswa,
Kepala bidang usaha produksi berjumlah 1 mahasiswa, Pengelola
Kopma Charity berjumlah 2 mahasiswa, Pengelola produksi
berjumlah 2 mahasiswa, dan Staff berjumlah 7 mahasiswa.
Jika dari persentasinya pada diagram lingkaran dapat dilihat
bahwa reponden berdasarkan jabatan meliputi: Administrasi Umum
sebanyak 3%, Anggota sebanyak 67%, Bendahara ATK sebanyak 2%,
Kepala Divisi Pengembangan Bakat Anggota sebanyak 1%, Kadiv
pengembangan usaha dan pemasaran sebanyak 1%, Kepala bidang
humas sebanyak 3%, Komisariat FEB sebanyak 5%, Kepala bidang
usaha sebanyak 1%, Pengawas sebanyak 1%, Kepala bidang usaha
produksi sebanyak 1%, Pengelola Kopma Charity sebanyak 3%,
Pengelola produksi sebanyak 3% , dan Staff sebanyak 9%. Hal ini
menunjukan bahwa responden terbanyak didalam Kopma UIN Syahid
Jakarta merupakan anggota.
75
3%
67%2%
1%
1%
3%5%
1%
1%
1%
3% 3%9%
Administrasi Umum
Anggota
Bendahara ATK
Kepala DivisiPengembanganBakat Anggota
Sumber: Data Primer yang Dioleh, 2019
Gambar 4.2.
Responden Berdasarkan Jabatan
c. Responden Berdasarkan Lamanya Bergabung Didalam KOPMA
Total kuesioner berdasarkan lamanya bergabung didalam
Kopma UIN Syahid Jakarta, berikut tabulasinya:
Tabel 4.3.
Responden Berdasarkan Lamanya Bergabung di Kopma
No Lama Bergabung Jumlah
1 Kurang dari 1 tahun 29
2 1 - 2 tahun 35
3 3 - 4 tahun 10
4 Lebih dari 5 tahun 2
Jumlah 76
Berdasarkan tabel 4.3. diatas dapat menunjukan bahwa
responden yang mengisi kuesioner sebanyak 76. Kurang dari 1 tahun
berjumlah 29 mahasiswa, 1-2 tahun berjumlah 35 mahasiswa, 3-4
tahun berjumlah 10 mahasiswa dan lebih dari lima tahun berjumlah 2
mahasiswa. Berikut merupakan gambar persentase responden
berdasarkan lama bergabung dengan Kopma UIN Syahid Jakarta,
dimana sebanyak 38% mahasiswa kurang dari 1 tahun, 46%
76
mahasiswa 1-2 tahun, 13% mahasiswa 3-4 tahun dan sebanyak 3%
mahasiswa lebih dari 5 tahun begabung dengan Kopma UIN Syahid
Jakarta.
38%
46%
13%
3%
Kurang dari 1 tahun
1 - 2 tahun
3 - 4 tahun
Lebih dari 5 tahun
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2019
Gambar 4.3.
Responden Berdasarkan Lamanya Bergabung di Kopma
2. Hasil Angket
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebanyak 80
kuesioner yang disebarkan kepada pengurus dan anggota koperasi
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, diantaranya adalah: sebanyak
80 atau 100% disebar, 80 atau 100% kembali, 76 atau 95% dipakai, dan 4
atau 5% rusak., maka diperoleh responden terhadap pengisian kuesioner
yang dilakukan oleh responden, yaitu sebagai berikut:
77
Tabel 4.4.
Hasil Respon Variabel X
No Pernyataan STS TS RG S SS
Kebijakan pucuk pimpinan
1 Pengurus dan pengawas menetapkan peraturan
(AD/ART)
0 6 2 28 40
2 Pengurus memimpin Rapat Anggota Tahunan
(RAT) secara demokratis
0 1 2 25 48
4 Saya aktif dalam menghadiri Rapat Anggota
Tahunan (RAT)
5 5 18 38 10
5 Pengurus memberikan arahan didalam rapat
maupun kegiatan kepada anggota koperasi
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1 0 7 42 26
Hasil pengawasan
7 Pengurus membuat program kerja berdasarkan hasil
rapat forum.
1 0 3 39 33
Kebutuhan masa depan
8 Pengurus membentuk kegiatan yang sesuai dengan
VISI MISI koperasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
1 0 3 23 49
9 Saya selalu hadir dalam rapat pembentukan
program kerja koperasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4 6 25 33 8
Penemuan-penemuan baru
10 Pengurus merancang program kerja untuk satu
tahun kedepan
0 1 5 29 41
11 Saya senang bila program koperasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta mengkombinasikan sesuatu
hal yang sedang viral/booming dalam kegiatan.
0 1 6 22 47
Prakarsa dari dalam
12 Saling mengevaluasi setiap bidang dalam
kepanitiaan antara pengawas, pengurus dan anggota
setelah terselesaikan suatu kegiatan
1 1 5 36 33
13 Adanya pembagian kerja antara pengawas,
pengurus serta anggota dalam kegiatan.
0 1 2 38 35
Prakarsa dari luar
14 Pengurus menyediakan kotak kritik dan saran untuk
kemajuan koperasi mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
1 0 3 30 42
15 Pengurus mempertimbangkan rencana program
kegiatan berdasarkan kritik dan saran dari anggota
maupun mahasiswa diluar keanggotaan koperasi
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
0 1 8 42 25
Prinsip-prinsip pengorganisasian
78
16 Adanya VISI MISI yang hendak dicapai koperasi
ditandai dengan adanya struktur VISI MISI di
kesekretariatan koperasi mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
1 1 7 29 38
17 Pembagian tugas sesuai dengan job desk antara
pengawas, pengurus maupun anggota koperasi
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
0 3 4 44 25
18 Terdapat struktur organisasi kepengurusan Kopma
di kesekretariatan koperasi mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
0 1 2 22 51
Unsur-unsur pengawasan
19 Pengawas memonitori, menilai dan mengoreksi
setiap kegiatan dengan cara menugaskan secara
terstruktur kepada pengurus dalam bentuk laporan
hasil kegiatan Kopma (pengawasan secara tidak
langsung).
0 1 3 43 27
20 Pengawas dan pengurus selalu mengadakan rapat
evaluasi setelah kegiatan selesai dilaksanakan.
0 1 6 41 28
21 Pemilihan pengawas maupun pengurus ditentukan
berdasarkan berapa lama bergabung aktif dengan
kopma, telah mengikuti pendidikan dan pelatihan
dasar Kopma serta potensi yang dimiliki seseorang.
1 1 12 36 26
Penilaian
22 Saya selalu diberikan tugas dalam kegiatan yang
sesuai dengan skill dan kemampuan saya.
1 2 11 44 14
23 Dengan aktif di koperasi mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta saya dapat membangun
kepekaan sosial dan sifat kepemimpinan.
0 1 5 30 40
Pengukuran
24 Kegiatan yang dilakukan selalu sesuai dengan
rundown acara/kegiatan yang telah ditentukan.
0 2 12 44 18
25 Baik pengurus maupun anggota UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang terlibat didalam kegiatan
saling mengingatkan apabila kegiatan tidak sesuai
dengan rundown acara/kegiatan
1 1 8 42 24
79
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2019
Gambar 4.4.
Hasil Persentase Respon Variabel X
Berdasarkan Gambar 4.4 diatas menunjukan banyaknya responden
yang menjawab sangat setuju dan setuju terhadap butir pernyataan tentang
pengelolaan anggota. Sebanyak 42 persen yang memilih respon sangat
setuju bahwa pengelolaan anggota efektif dalam pencapaian tujuan. Selain
itu pengelolaan anggota juga sangat penting karena menghasilkan suatu
hal yang dapat menjadi sumber penyempurnaan. Serta terdapat 46 persen
yang memilih respon setuju bahwa pengelolaan dapat mengalami
peningkatan pengelolaan selanjutnya. Responden yang memilih ragu-ragu
sebanyak 9%, tidak setuju sebanyak 2%, dan sangat tidak setuju sebanyak
1% merupakan anggota baru yang belum mengikuti Rapat Anggota
Tahunan (RAT) ataupun anggota yang belum dilantik secara resmi melalui
pendidikan dan pelatihan lanjutan sehingga belum memahami secara rinci
keadaan yang terjadi didalam kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Hasil respon dari responden mahasiswa yang mengikuti Koperasi
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat diambil kesimpulan
80
bahwa penggunaan pengelolaan anggota dapat menciptakan tujuan yang
diinginkan melalui aspek-aspek antara lain perencanaan, pengorganisasian,
pengawasan, serta evaluasi.
Tabel 4.5.
Hasil Respon Variabel Y
Pelayanan Koperasi
No Pernyataan STS TS RG S SS
Tangible (ketampakan fisik)
1 Produk yang dijual kantin Kopma memiliki
keterangan waktu kadaluarsa, label halal dari MUI
serta label izin dari BPOM (Badan Pengawas Obat
dan Makanan).
0 1 5 18 52
2 Tempat tunggu, dan tempat makan di kantin Kopma
yang nyaman dan bersih.
0 5 9 47 15
3 Ruang tunggu, dan tempat untuk rental computer
atau print di ATK Kopma yang nyaman dan bersih.
0 5 8 46 17
Resvonsivines (daya tanggap)
4 Saya tidak menunggu lama dalam mengantri
memesan makanan atapun minuman di kantin
Kopma.
0 1 10 53 12
5 Saya tidak menunggu lama dalam mengantri
fotokopi, print out dan membeli ATK (Alat Tulis
Kantor) di ATK Kopma.
0 4 11 43 18
Realibility (realibilitas)
7 Karyawan yang menjaga kasir kantin koperasi
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak
pernah salah dalam perhitungan pada struk belanja.
0 3 15 47 11
8 Karyawan yang menjaga kasir ATK koperasi
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak
pernah salah dalam perhitungan pada struk belanja.
0 3 14 47 12
9 Karyawan yang menjaga ATK koperasi mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta cekatan dalam
menangani kebutuhan pesanan.
0 2 4 52 18
Assurance (jaminan)
10 Karyawan yang menjaga kantin koperasi mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta cekatan dalam
menangani kebutuhan pesanan.
0 2 3 60 11
11 Karyawan ATK Kopma menepati janji ketika dititipi
jasa fotokopi maupun print out yang akan diambil
oleh anggota koperasi maupun mahasiswa lainnya
dilain waktu.
0 1 6 45 24
81
12 Karyawan kantin Kopma menyapa dan menanyakan
kebutuhan saya.
2 3 9 51 16
Emphaty (empati)
13 Karyawan ATK Kopma menyapa dan menanyakan
kebutuhan saya.
1 2 5 39 28
14 Karyawan ATK Kopma menyelesaikan satu pesanan
secara tuntas lalu selanjutnya melayani pesanan
yang lain.
1 5 0 49 21
15 Karyawan memberikan pelayanan secara merata
sesuai dengan keinginan pemesan.
0 1 4 43 28
Berdasarkan tabel 4.5. diatas dapat diketahui bahwa pelayanan
dipengaruhi oleh lima dimensi layanan yang harus dipenuhi salah satunya
yaitu dipengaruhi oleh tangibel (ketampakan fisik), hal ini terlihat dari
banyaknya responden yang memilih respon setuju bahwa responden akan
melihat yang tampak oleh mata seperti kualitas produk yang dijual dan
juga fasilitas yang menunjang karena anggota kopma atau mahasiswa lain
membutuhkan banyak pertimbangan untuk menjatuhkan pilihan disaat
belanja atau membeli produk dan memiliki respon 21%. Dimensi lain yang
harus dipenuhi lainnya adalah resvonsivinis (pelayanan secara sukarela),
hal ini terlihat dari banyaknya responden yang memilih setuju bahwa
responden akan melihat pelayanan dari karyawan secara ikhlas dan
memiliki respon 14%, Dimensi lain juga yang harus dipenuhi adalah
Realibility (layanan yang disegerakan), hal ini terlihat dari banyaknya
responden yang memilih setuju bahwa responden akan memilih pelayanan
dengan waktu yang segera, akurat dan memuaskan serta memiliki respon
sebanyak 20%, Assurance (tata krama) hal ini terlihat dari banyaknya
responden yang memilih setuju bahwa responden akan terasa nyaman
apabila dilayani dengan pekerja yang ramah dan pekerja yang dapat
dipercaya dan memiliki respon sebanyak 22%. Dimensi selanjutnya yang
harus dipenuhi yaitu Emphaty (peduli), hali ini terlihat dari banyaknya
responden yang memilih setuju bahwa responden akan memilih untuk
berbelanja dengan pekerjanya memiliki perilaku dan perhatian pribadi
yang baik dan memiliki respon tertinggi yaitu 23%.
82
21%
14%
20%
22%
23%
Tangible (ketampakanfisik)
Resvonsivines (pelayanansecara sukarela)
Realibility (layanan yangdisegerakan)
Assurance (tata krama)
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2019
Gambar 4.5.
Hasil respon perindikator Variabel Y
Gambar 4.6.
Hasil persentasi Respon Variabel Y
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2019
Banyaknya responden sebesar 26 persen yang memilih sangat
setuju bahwa semakin baik pelayanannya maka semakin baik pula kinerja
pengurus dan manajer sehingga dapat menghasilkan skill atau kemampuan
yang sesuai dengan yang diharapkan anggota maupun pelanggan lainnya.
83
Sedangkan banyaknya responden sebesar 60 persen yang memilih setuju
bahwa terciptanya karakter dan rasa percaya anggota terhadap suatu
koperasi membuat anggota, pengurus maupun pengelola atau manajer itu
sendiri dapat menjalani timbal balik secara bersamaan.
Responden yang memilih ragu-ragu 10 persen, tidak setuju 4
persen dan sangat tidak setuju 0 persen merupakan anggota baru yang
belum pernah mengikuti Rapat Anggota Tahunan (RAT) ataupun anggota
yang belum dilantik secara resmi melalui pendidikan dan pelatihan
lanjutan sehingga belum memahami secara rinci dan mendetail keadaan
yang terjadi didalam kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
C. Analisis Data
1. Pra Analisis
a. Uji Validitas Instrumen
Uji validitas digunakan untuk menguji kuesioner yang
digunakan sebagai pertanyaan yang akan diberikan kepada
narasumber. Uji validitas digunakan untuk dapat diperoleh data
yang valid, instrumen atau alat untuk mengevaluasi harus valid.
Instrumen dikatakan valid apabila instrument tersebut dapat
mengukur apa yang akan diukur. Validitas merupakan suatu
ukuran yang menunjang tingkat validitas atau kesahihan suatu
instrumen, suatu instrumen dikatakan valid apabila “jika r hitung >
r tabel maka butir dikatakan valid. Jika r hitung < r tabel maka
butir soal dikatakan tidak valid.
Instrumen penelitian ini diujikan kepada responden yaitu
sebanyak 76 mahasiswa yang mengikuti Kopma UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta secara random dan mengerjakan pernyataan
sebanyak 40 item soal. Pada hasil pengujian validitas dapat
diketahui bahwa dari 40 item soal yang diuji cobakan terdapat 37
yang bernilai valid dan 3 item soal tidak valid. Dimana skor
84
dikatakan valid apabila skor total diatas 0,225, dan dikatakan tidak
valid apabila skor total kurang dari 0,225. Jumlah 37 item soal
yang valid digunakan sebagai instrumen penelitian, dan 3 item soal
yang tidak valid dibuang atau tidak digunakan sebagai instrumen
penelitian.
b. Hasil Uji Instrumen
Tabel 4.6.
Hasil Uji Validitas Instrumen
NO Variabel/Item r Hitung r Tabel Keterangan
Pengelolaan Anggota (X)
1 Item 1 0,319 0,225 Valid
2 Item 2 0,342 0,225 Valid
3 Item 3 -0,252 0,225 Tidak Valid
4 Item 4 0,457 0,225 Valid
5 Item 5 0,620 0,225 Valid
6 Item 6 0,009 0,225 Tidak Valid
7 Item 7 0,482 0,225 Valid
8 Item 8 0,661 0,225 Valid
9 Item 9 0,522 0,225 Valid
10 Item 10 0,441 0,225 Valid
11 Item 11 0,407 0,225 Valid
12 Item 12 0,692 0,225 Valid
13 Item 13 0,640 0,225 Valid
14 Item 14 0,484 0,225 Valid
15 Item 15 0,600 0,225 Valid
16 Item 16 0,667 0,225 Valid
17 Item 17 0,606 0,225 Valid
18 Item 18 0,568 0,225 Valid
19 Item 19 0,564 0,225 Valid
20 Item 20 0,663 0,225 Valid
21 Item 21 0,439 0,225 Valid
22 Item 22 0,606 0,225 Valid
23 Item 23 0,727 0,225 Valid
24 Item 24 0,474 0,225 Valid
25 Item 25 0,643 0,225 Valid
85
Pelayanan Koperasi (Y)
1 Item 1 0,618 0,225 Valid
2 Item 2 0,600 0,225 Valid
3 Item 3 0,691 0,225 Valid
4 Item 4 0,593 0,225 Valid
5 Item 5 0,606 0,225 Valid
6 Item 6 -0,146 0,225 Tidak Valid
7 Item 7 0,505 0,225 Valid
8 Item 8 0,612 0,225 Valid
9 Item 9 0,751 0,225 Valid
10 Item 10 0,818 0,225 Valid
11 Item 11 0,690 0,225 Valid
12 Item 12 0,692 0,225 Valid
13 Item 13 0,681 0,225 Valid
14 Item 14 0,643 0,225 Valid
15 Item 15 0,658 0,225 Valid
c. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas
Tabel 4.7.
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas
No Variabel
Penelitian
Indikator Sub indicator Butir
Pernyata
an
Jumlah
1
Efektivitas
Fungsi
Pengelolaan
Anggota
(X)
Perencanaa
n
(Planning)
1. Delegasi wewenang pengurus
dan pengawas seperti
penetapan peraturan
(ADART).
2. Pengurus memimpin Rapat
Anggota Tahunan (RAT).
3. Pengurus menghadiri Rapat
Anggota Tahunan (RAT).
4. Pengurus memberikan arahan
kepada anggota.
5. Pengawas mengawasi
pengurus dan anggota sesuai
dengan aturan yang berlaku.
6. Pengurus merencanakan
program kerja berdasarkan
hasil evaluasi pengawasan.
7. Pengurus merencanakan
strategi untuk mencegah
1, 2, 3*,
4, 5, 6*,
7
8, 9
10, 11
12, 13
14, 15
15
86
terjadinya masalah.
8. Pengurus mengonsepkan
program kerja.
9. Pengurus merancang ide-ide
ataupun pendapat baru untuk
kegiatan kerja.
10. Pegurus mengkombinasikan
hal-hal yang sedang fenomenal
didalam kegiatan.
11. Pengawas dan pengurus
menerima kritik maupun saran
dari anggota maupun
sebaliknya.
12. Pengawas, pengurus beserta
anggota bekerja sama dalam
kegiatan.
13. Pengurus mengadakan kotak
kritik dan saran untuk
kemajuan koperasi.
14. Pengurus mengkategorikan
rencana berdasarkan kritik dan
saran orang-orang diluar
organisasi.
Pengorganis
asian
(Organizing
)
15. Kejelasan VISI dan MISI
koperasi mahasiswa
16. Adanya pembagian tugas
sesuai dengan job desk nya
masing-masing.
16, 17,
18 3
Pengawasan
(controlling
)
17. Pengawas memonitor, menilai
dan mengoreksi secara
langsung kegiatan koperasi
mahasiswa.
18. Pengawas menghindari dan
memperbaiki kesalahan
didalam kegiatan.
19. Dalam pemilihan pengawas
dan pengurus terdapat
beberapa syarat yang harus
dilalui.
19, 20,
21 3
Evaluasi
(Evaluation
)
20. Pengurus menentukan kegiatan
berdasarkan kemampuan
anggota.
21. Memberikan umpan balik bagi
kegiatan yang dilakukan.
22. Pengurus Merancang rundown
acara atau kegiatan agar
22, 23,
24, 25 4
87
kegiatan berjalan dengan
maksimal.
23. Membandingkan suatu
kegiatan dengan rundown
acara yang sudah ditentukan.
2 Pelayanan
Koperasi
Tangible
(ketampaka
n fisik)
1. Pelanggan melihat dan menilai
suatu kualitas produk.
2. Kelengkapan Fasilitas
penunjang (ruang tunggu, dan
tempat makan) yang nyaman
dan bersih.
1, 2, 3 3
Resvonsivin
es (daya
tanggap)
3. Kesediaan karyawan dalam
memberikan pelayanan jasa
maupun produk dengan cepat.
4. Kesediaan pengurus dalam
membantu atau menangani
keluhan anggota koperasi.
4, 5, 6* 3
Realibility
(reliabilitas)
5. Seberapa jauh koperasi
mahasiswa memberikan
pelayanan yang diharapkan
anggota.
6. Keandalan karyawan dalam
mengerjakan proses pelayanan
jasa atau menjual produk.
7, 8, 9 3
Assurance
(jaminan)
7. Karyawan yang jujur dan dapat
dipercaya.
8. Sikap karyawan yang ramah
tamah dan sopan saat
memberikan pelayanan jasa
mapun produk.
10, 11,
12 3
Emphaty
(empati )
9. Kepahaman karyawan akan
kebutuhan anggota koperasi
mahasiswa.
10. Karyawan memberikan
pelayanan secara merata tanpa
memandang status dan
ekonomi.
13, 14,
15 3
Keterangan:
(*) = Item Tidak Valid
88
d. Hasil Pengujian Reliabilitas
Uji reliabilitas ini digunakan untuk megukur keandalan
istrument. Pengukuran dikatakan baik jika memberikan hasil yang
konsisten. Kehandalan merupakan pendukung penting bagi
validitas tapi bukan syarat yang cukup untuk mendapatkan
validitas. Karena bila sebuah pengukuran tidak baik, maka sangat
sulit untuk menilai kehandalan pengukur tersebut, serta tidak
mengukur apa yang diinginkan oleh peneliti dalam memecahkan
masalah penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan alpha
cronbach, dimana suatu instrumen dikatakan reliabel apabila
skornya >0,70 dan tidak reliabel apabila skornya <0,70. Hasil
pengujian reliabilitas dapatdilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.8.
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Reliabilitas
Coefficient
Cronbach
Alpha Nilai Alpha Keterangan
Pengelolaan
Anggota (X)
23
Pernyataan 0,883 0,70 Reliabel
Pelayanan
Koperasi (Y)
14
Pernyataan 0,885 0,70 Reliabel
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.8, hasil pengujian reliabilitas
menunjukan bahwa variabel dependen pelayanan koperasi
memiliki nilai cronbach alpha sebesar 0,885 > 0,60 sehingga
variabel pelayanan koperasi dinyatakan reliabel. Variabel
independen pengelolaan anggota memiliki nilai cronbach alpha
sebesar 0,883 > 0,60 yang menunjukan bahwa variabel independen
pengelolaan anggota dinyatakan reliabel.
89
2. Uji Asumsi Dasar
a. Uji Normalitas
Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji statistik
dengan pengujian Kolmogorow-Smirnov terhadap masing-masing
variabel.
Cara pengambilan keputusannya yaitu:
Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak
Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima5
Hasil uji normalitas dengan analisis grafik dapat dilihat
pada gambar dibawah ini:
Tabel 4.9.
Hasil Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 76
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation 3.57422545
Most Extreme Differences
Absolute .115
Positive .072
Negative -.115
Kolmogorov-Smirnov Z 1.003
Asymp. Sig. (2-tailed) .267
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan hasil data normalitas data menggunakan
metode Kolmogorov-Smirnov pada tabel 4.9, didapatkann nilai
signifikansi sebesar 0,267 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa data tersebut berdistribusi normal Yang artinya asumsi
dasar tentang kenormalan sudah terpenuhi.
5Rochmat Aldi Purnomo, Op.Cit, h.94-95
90
Selain itu, untuk normalitas data dapat juga menggunakan
metode Normal Probability, yaitu dengan melihat kurva norma P-
Plot, merupakan suatu data dikatakan normal apabila titik-titik
mendekati atau menyebar pada garis diagonal, sedangkan jika data
menyebar menjauhi garis diagonal maka data tersebut tidak
normal. Hasil uji normalitas data dengan metode Normal
Probability dapat dilihat pada gambar 4.4 sebagai berikut:
Gambar 4.6.
Hasil Uji Normalitas Data
Pada gambar 4.6 terlihat bahwa grafik normal probability
plot menunjukan bahwa pola grafik yang normal. Hal ini terlihat
karena titik-titik yang terdapat pada gambar selalu mengikuti dan
mendekati garis diagonalnya. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa model regresi layak digunakan karena memenuhi asumsi
normalitas.
b. Uji Homogenitas
Untuk menguji homogenitas dalam penelitian ini
menggunakan metode varian terbesar dibandingkan varian yang
terkecil. Cara pengambilan keputusan uji homogenitas adalah jika
91
nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
varian dari dua atau lebih kelompok data adalah sama.6
Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.10.
Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Pelayanan Koperasi
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.250 1 150 .136
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.10, hasil uji homogenitas menunjukan
bahwa variabel pengelolaan anggota dan pelayanan koperasi
memiliki nilai signifikansi sebesar 0,136 ≥ 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa data dalam penelitian memiliki varian yang
sama atau homogen.
c. Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk megetahui apakah antara
variabel terikat (Y) dan variabel bebas (X) mempunyai hubungan
linier. Hipotesis pada uji linieritas adalah:
Ho: Data kelompok A dengan kelompok B tidak berpola linier
Ha: Data kelompok A dengan kelompok B berpola linier
Cara pengambilan keputusan uji linieritas pada penelitian
ini adalah:
a. Jika Fhitung ≤ Ftabel maka Ha diterima
b. Jika Fhitung ≥ Ftabel maka Ho ditolak
6Rochmat Aldi Purnomo, Loc.cit, h.100
92
Cara pengambilan keputusan dengan dua variabel
mempunyai hubungan yang linier bila signifikansi (Deviation for
Linearity) lebih dari 0,05.7 Hasil uji linieritas dapat dilihat pada
tabel dibawah:
Tabel 4.11
Tabel Hasil Uji Linieritas
ANOVA Table
Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
Pelayanan
Koperasi *
Eektivitas
Pengelolaan
Anggota
Between
Groups
(Combined) 227.647 18 12.647 .967 .508
Linearity 15.276 1 15.276 1.16
8 .284
Deviation from
Linearity 212.371 17 12.492 .955 .518
Within Groups 745.761 57 13.084
Total 973.408 75
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.11, diketahui hasil uji linieritas diatas
menunjukan bahwa pengelolaan anggota dan pelayanan koperasi
memiliki nilai F hitung sebesar 0,955 < F tabel yaitu 3,97 dan
memiliki nilai signifikansi sebesar 0,518 > 0,05 yang menunjukan
bahwa terdapat ada hubungan linier antara data variabel pengelolaan
anggota dan pelayanan koperasi. Hasil diatas dapat disimpulkan
untuk menerima Ha yaitu data kelompok A dengan kelompok B
berpola linier.
D. Analisis Hasil Regresi dan Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan uji pra analisis data, dimana uji normalitas yang
terlihat normal, uji homogenitas yang menunjukkan bahwa semua data ada
dalam varian yang sama atau homogen, uji linieritas yang menunjukkan
bahwa dua variabel ada pada hubungan linier, sehingga memenuhi untuk
7Rochmat Aldi Purnomo, Ibid, h.93-94
93
pengujian statistik parametrik yang akan dilakukan dengan Uji t (Parsial)
yang akan menguji kebenaran hipotesis, yaitu:
1. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (KD) merupakan angka yang digunakan
untuk mengetahui besarnya sumbangan satu variabel atau lebih dari
variabel independen (variabel bebas, X) terhadap variasi variabel
dependen (variabel terikat, Y). Semakin besar koefisien
determinasinya maka semakin besar variasi variabel independen
mempengaruhi variabel dependen.
Tabel 4.12.
Tabel hasil uji
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .569a .323 .314 7.55339
a. Predictors: (Constant), X
b. Dependent Variable: Y
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2019
Koefisien determinasi merupakan sebagai kuadrat dari
koefisien korelasi dikuadratkan kemudian kemudian dikali 100%.
Sehingga untuk hasil analisis diatas, koefisien determinasi yaitu (R2xy
x 100%) = 0,5692 x 100% = 0,323 x 100% = 32,3%.
Berdasarkan tabel 4.12, nilai yang digunakan yaitu nilai R
square yaitu 0,323. Hal ini menunjukan bahwa 32,3% variasi variabel
pelayanan koperasi dapat dipengaruhi oleh variabel pengelolaan
anggota. Sedangkan sisanya 67,7% (100% - 32,3%) dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak ada didalam model regresi.
94
2. Uji t (Parsial)
Uji t (Parsial) dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat maka dilakukan
pengujian terhadap hipotesis yang diajukan pada penelitian ini.
Adapun hipotesis pada penelitian ini yaitu:
Ho = Tidak terdapat pengaruh antara pengelolaan anggota dan
pelayanan koperasi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ha = Terdapat pengaruh antara efektivitas pengelolaan terhadap
pelayanan koperasi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Kriteria pengujian yang dilakukan adalah:
Berikut merupakan kriteria uji t (Parsial):
a. Jika nilai sig ≤ α (0.05) dan T hitung > T tabel, maka Ho ditolak
dan Ha diterima.
Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
independen terhadap variabel dependen.
3) Jika nilai sig ≥ α (0.05) dan T hitung < T tabel, maka Ho diterima
dan Ha ditolak.8.
Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel independen terhadap variabel dependen.
Uji t (Parsial) pada penelitian ini ditujukan untuk mengetahui
ada tidaknya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.
Untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel
independen (X) dan variabel dependen (Y), maka menggunakan
rumus berikut:
Berikut adalah tabel hasil Uji t (Parsial) yang diolah melalui
SPPS, sebagai berikut:
8Julius H. Lolombulan, Loc.Cit, h.301
95
Tabel 4.13.
Hasil Uji t (Parsial)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 23.200 4.591 5.054 .000
Efektivitas
Pengelolaan
Anggota
.536 .090 .569 5.945 .000
a. Dependent Variable: Pelayanan Koperasi
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2019
Hasil regresi yang telah dilakukan dapat dilihat dari tabel 4.13
diatas yang menunjukkan hubungan pengaruh variabel bebas
pengelolaan anggota (X) terhadap variabel terikat pelayanan koperasi
(Y), sebagai berikut:
Nilai Sig variabel pengelolaan anggota < nilai probabilitas
kritis (α = 5%) sebesar 0,000 < 0,05 sehingga variabel bebas
efektivitas pengelolaan anggota (X) berpengaruh signifikan terhadap
variabel variabel terikat pelayanan koperasi (Y). Nilai t hitung
variabel pengelolaan anggota sebesar 5,945 > dari nilai t tabel sebesar
1,66543. Dapat diambil kesimpulan bahwa Ha diterima yaitu terdapat
pengaruh antara pengelolaan anggota terhadap pelayanan koperasi
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Hasil ini sejalan dengan penelitian Nur Muchamad (2012)
yang menyebutkan bahwa adanya pengaruh signifikan antara
kemampuan manajerial pengurus terhadap kualitas pelayanan anggota
Koperasi Selapa Polri Pondok Pinang Jakarta Selatan. Hasil penelitian
Septia Mahareni (2011) menjelaskan dalam penelitiannya bahwa
kemampuan manajerial pengurus berpengaruh signifikan terhadap
kualitas pelayanan anggota Koperasi Pegawai Republik Indonesia.
96
Semakin baik kemampuan manajerial pengurus akan berpengaruh
terhadap kualitas pelayanan anggota Koperasi Pegawai Republik
Indonesia yang akan dicapai, begitupun sebaliknya semakin tidak baik
kemampuan manajerial pengurus akan berpengaruh semakin
rendahnya kualitas pelayanan anggota Koperasi Pegawai Republik
Indonesia yang akan dicapai. Niken Kusdayanti (2016) menjelaskan
dalam penelitiannya bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan
secara bersama-sama dari variabel citra koperasi dan kualitas
pelayanan terhadap variabel kepuasan anggota Koperasi Pegawai
Republik Indonesia (KPRI) Setia.
3. Uji Regresi Sederhana
Pengujian regresi linier sederhana digunakan untuk
menghitung parameter-parameter estimasi serta untuk melihat apakah
ada atau tidaknya hubungan antara variabel-variabel tersebut. Tujuan
penelitian ini adalah menguji pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen maka digunakan analisis regresi sederhana dengan
tingkat kepercayaan 0,05 atau 5%.
Berikut merupakan rumus uji regresi sederhana:
Dimana :
r = Koefisien korelasi product moment antara variabel X dengan
variabel Y
sy = Simpangan baku variabel Y
sx = Simpangan baku variabel X
Berikut merupakan tabel hasil uji regresi sederhana yang
diolah menggunakan SPSS:
Harga b = r sy
sx Harga a = Y - bX
97
Tabel 4.14.
Tabel Hasil Uji Regresi Sederhana
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 23.200 4.591 5.054 .000
Efektivitas
Pengelolaan
Anggota
.536 .090 .569 5.945 .000
a. Dependent Variable: Pelayanan Koperasi
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2019
Berdasarkan hasil regresi berdasarkan tabel 4.14, model
persamaan simultan untuk persamaan diatas dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Y = α + BX
Keterangan:
Pelayanan Koperasi = 23,200 + 0,536 X
Persamaan diatas memiliki arti bahwa:
1) Nilai konstanta sebesar 23,200, dapat diartikan jika efektivitas
pengelolaan anggota dianggap konstan atau nol (0), maka
pelayanan koperasi akan mengalami kenaikan sebesar 23,200.
2) Nilai koefisien variabel bebas efektivitas pengelolaan anggota (X)
bernilai positif, yaitu sebesar 0,536 yang menunjukkan bahwa
setiap nilai variabel bebas efektivitas pengelolaan anggota
bertambah sebesar 1% maka pelayanan koperasi (Y) akan
mengalami peningkatan sebesar 5,36%.
98
4. Analisis Korelasional Pearson
Tabel 4.15.
Tabel Hasil Uji Analisis Korelasional Pearson
Correlations
Y X
Y
Pearson Correlation 1 .569**
Sig. (2-tailed) .000
N 76 76
X
Pearson Correlation .569** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 76 76
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Dari tabel hasil uji analisis korelasional pearson dapat
dijelaskan bahwa korelasi antara efektivitas pengelolaan anggota
dengan pelayanan koperasi didapat nilai koefisien sebesar 0,569.
Nilai koefisien korelasi berkisar antara 0 sampai 1 atau 0 sampai -
1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 maka hubungan semakin erat,
jika mendekati 0 maka hubungan semakin lemah.9 Karena
koefisien mendekati 1 maka dapat disimpulkan bahwa antara
efektivitas pengelolaan anggota dengan pelayanan koperasi
memiliki hubungan yang erat.
Karena angka koefisien medekati 1 maka dapat
disimpulkan bahwa antara efektivitas pengelolaan anggota dengan
pelayanan koperasi termasuk kedalam koefisien positif, yang
menunjukkan hubungan positif yaitu jika efektivitas pengelolaan
anggota meningkat maka pelayanan koperasi juga akan meningkat,
dan jika efektivitas pengelolaan anggota turun maka juga
pelayanan koperasi akan menurun.
9Rochmat Aldi Purnomo, Ibid, h.137
99
E. Hasil Wawancara
Wawancara merupakan alat pengumpul data yang digunakan oleh
peneliti untuk menguatkan data primer peneliti. Yaitu angket responden yang
ditentukan oleh peneliti untuk menggali informasi terkait dengan pengelolaan
anggota koperasi diantaranya:
1. Pengawas Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Pengurus Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Anggota Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dari hasil wawancara peneliti menemukan beberapa fakta, yakni:
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengawas Kopma UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta (wawancara 16 September 2019) untuk perumusan
AD/ART mengikuti UU Pasal 25 tahun 1992 tentang pengkoperasian, namun
kemudian ada beberapa yang dibahas bersama didalam Rapat Anggota
Tahunan (RAT). Karena untuk penetapan AD/ART atau perubahan
peraturannya tidak bisa sembarang dirubah oleh pengurus yang sedang
menjabat, karena hal itu sebagai Undang-Undang Kopma dan pedoman serta
peraturan pengelolaan AD/ART ada didalamnya. Nanti untuk peraturan yang
sekiranya kurang cocok untuk diterapkan di Kopma baru dapat dirubah,
misalnya penutupan buku pada tahun lalu jatuh pada bulan November, dan
RAT dilaksanakan sebelum bulan Januari karena Kopma menyesuaikan
peraturan yang ada di kampus yaitu pada bulan Januari tersebut nama-nama
struktur kepengurusannya, laporan keuangannya dan yang lainnya itu sudah
harus selesai dan diserahkan kepada pihak kampus, tetapi untuk tahun lalu
RAT akan ada perubahan lagi. Untuk penutupan buku tahunan tetap pada
bulan Desember, dikarenakan pada bulan November Kopma banyak sekali
kegiatan, pengurus juga sibuk dengan (Ujian Akhir Semester) UAS jadi tidak
memungkinkan untuk dilakukan pada bulan tersebut. Akibat dari
permasalahan itu maka dirubah lagi waktunya dari November menjadi bulan
Desember, jadi nanti untuk pelaksanaan RAT dibulan Januari atau Februari.
100
Untuk peraturan-peraturan yang dibuat dari program kerja, khususnya
untuk bidang Pemberdayaan Sumber Daya Anggota (PSDA) pedoman-
pedoman petunjuk pelaksana dan petunjuk teknis nya untuk pendidikan baru
dapat diubah, tentu harus di upgrade, karena memang harus menyesuaikan
situasi dan kondisi, karena tidak mungkin setiap tahun mengadakan program
yang sama, dibalik itu pasti ada kebijakan-kebijakan yang berbeda yang
sifatnya menyesuaikan dengan kebutuhan juga. Ketua umum biasanya
memiliki Visi Misi tersendiri, untuk hal itu menjadi salah satu kebijakan yang
berbeda, misalnya untuk ketua dulu lebih mengarahkan untuk lebih banyak
lagi anggotanya hal ini karena apabila anggota kopma banyak maka semakin
bagus, jadi semua kegiatan diarahkan untuk menarik mahasiswa-mahasiswa
untuk bergabung di menjadi anggota di kopma.
Pengawas di Kopma memang dipilih dan dibagi berdasarkan
pengalaman atau sepak terjangnya, misalya yang menjabat menjadi divisi
Pendidikan dan Latihan (DIKLAT) itu bagian dari PSDA lalu dapat
mencalonkan atau dapat berkesempatan untuk menjadi pengawas PSDA juga,
lalu yang menjadi pengawas keuangan karena memang dahulu pernah
menjadi divisi keuangan, jadi untuk menjadi pengawas tidak bisa dipilih
secara asal saja tanpa ada pengalaman sebelumnya. Untuk pengawasan
Kopma mengikuti pengalaman, program-program yang sudah dijalankan
sebelumnya pasti ada saja kekurangan-kekurangan, hal itu tentu harus
menjadi bahan saran-saran dari pengawas, misalnya dari program pekan
koperasi kekurangannya adalah pesertanya selalu sedikit, solusinya harus
memperbanyak promosi lagi, atau anggaran juga selalu kurang maka harus
lebih banyak mendapatkan sponsor-sponsor, solusinya ajukan proposal-
proposal tiga bulan sebelum acara dilaksanakan jangan sebulan sebelum
pelaksanaan karena kemungkinan sponsor dan anggaran akan minim. Saran-
saran yang seperti itu yang diberikan oleh pengawas kepada pengurus.
Kemudian setelah pelaksanaan kegiatan selalu mengadakan evaluasi sehingga
kekurangan-kekurangan pada tahun depan dapat dikurangi lagi dan tidak
101
terulang kembali, kalaupun memang bisa diperbaiki pada tahun ini agar dapat
lebih baik lagi. Kesalahan-kesalahan itu tidak hanya ada di PSDA saja tetapi
juga pada divisi lain seperti keuangan dan pemasaran, karena kedua divisi ini
memiliki target tersendiri setiap tahunnya. Dari pengawas nanti melihat
evaluasi dari triwulan pertama, sampai pada triwulan kedua itu sudah berapa
persennya, misalnya dahulu saat saya menjabat pada triwulan ketiga itu
belum mencapai lima puluh persen tetapi pada triwulan keempat diusahakan
sekali hingga mencapai target, untuk kepengurusan sekarang sama juga
triwulan kedua belum mencapai target lima puluh persen dan tugasnya
pengawas memberikan solusi berdasarkan pengalaman lalu berikan
pembelajaran untuk pengurus dan mereka harus lebih bekerja keras dan lebih
diporsir lagi. Karena apabila tidak tercapai target yang sudah ditentukan
pengawas pun akan terkena dampaknya, karena sudah menjadi tugas
pengawas untuk mengarahkan. Untuk sudah, karena sejauh ini memang
dalam hal pengawasan dalam kegiatan maupun program kerja kopma itu
sendiri selalu disesuaikan dengan tujuan awal.
Untuk pembuatan program kerja pasti berdasarkan (Rapat Anggota
Tahunan) RAT, disaat itulah program kerja, peraturan-peraturan, amanah
serta usulan-usulan lain dari anggota diputuskan yang nanti akan
dilaksanakan program-program dan kegiatan selama satu tahun kedepan.
Dalam RAT juga bukan pengurus yang menentukan program kerja tetapi
anggota-anggota secara keseluruhan yang memutuskan dengan memberikan
usulan dan ide-ide didalam RAT, dari hal itu sudah kita ketahui bahwa
pengurus dan pengawas menerima usulan dan ide-ide dari anggota seperti
program, target-target, lalu ada juga amanah dari RAT itu misalnya
pembuatan lemari, pembuatan modul pendidikan, dan hal itu semua dari
anggota, kemudian sebagai pengurus harus siap melaksanakan hal itu, apabila
tidak dilaksanakan dapat dikatan gagal untuk kepengurusan tersebut.
Pengawas sebagai controlling memberikan saran dan mengawasi
artinya sebelum melaksanakan program tentunya sudah mengetahui nanti
102
yang akan mereka lakukan, lalu hasil yang akan mereka dapatkan akan seperti
apa jadi ada perencanaan dahulu. Tugas dari pengawas untuk hal ini
memberikan saran sebelum hal yang tidak diinginkan terjadi, apabila
diminimalisir maka kita sebagai pengawas sudah sanggup memperbaiki.
Kemudian sebagai pembelajaran juga kedepannya jangan sampai terulang
kembali. Apabila pengurus disamping ini memiliki kebijakan-kebijakan untuk
mengelola, juga melakukan program-program dengan baik, kegiatan usaha,
kegiatan anggota dikelola dengan baik. Namun pengurus juga memiliki
evaluasi-evaluasi setiap bulan dan setiap triwulan, ada evaluasi bersama
pengawas, jadi tidak berdasarkan pengawas saja evaluasinya. Kalo anggota
tugasnya berpartisipasi, selain itu didalam koperasi anggota sebagai pemilik
dan juga sebagai pengguna. Anggota sebagai pemilik tentu harus peduli dan
aktif dalam simpanan, dan sebagai pengguna harus aktif belanja dan aktif
dalam partisipasi dalam setiap kegiatan-kegiatan. Apabila pengurus sudah
menjalani roda organisasinya tetapi anggotanya tidak menjalankan
kewajibannya tentu tidak akan sukses kopma, karena apabila kopma
menjalankan kegiatan pasti panitia diambil dari anggota.
Ada beberapa tahapan yang dilakukan oleh pengawas dalam
menjalankan tugasnya yang pertama pengawas cross check kepada divisinya,
apakah yang dikatakan ketua bidang divisi benar atau tidak, atau kepada
anggotanya. Mungkin keberhasilan program yang sudah dibuat sebelumnya,
apabila ada kekurangan kita cross check tidak hanya kepada ketua bidangnya
saja pasti pada divisinya, kepada anggotanya juga, agar sinkron.
Untuk produk yang dijual didalam kantin kopma maupun ATK pasti
syarat-syarat dan ketentuan seperti memiliki keterangan waktu kadaluarsa,
label halal dari MUI serta label ijin dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan
Makanan) sangat diperhatikan, jangan sampai kopma menjual barang atau
makanan yang tidak layak seperti barang-barang kadaluarsa atau barang-
barang yang cacat, karena hal itu akan berpengaruh juga terhadap penjualan.
Hal-hal yang seperti itu sudah dipikirkan secara matang-matang. Syarat-
103
syarat mahasiswa dan dari orang luar yang akan bekerjasama atau menitipkan
jualannya kepada kopma, harus melalui tahap-tahan seperti: wawancara, lalu
tester, dan ketahanan dari produk tersebut, karena tahapan-tahapan itu
menjadi salahsatu kriteria dalam menyeleksi produk yang sesuai dengan
prosedur yang berlaku. Selain itu nanti akan disebutkan bagaimana prosedur
bagi hasilnya seperti apa dari usaha tersebut.10
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengurus KOPMA (wawancara
14 Agustus 2019), didalam Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta AD/ART diadakan saat Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan didalam
RAT tersebut tidak ada jawabatan sebagai ketua, pengurus atau pengawas
namun yang berhak mengubah itu adalah anggota, kemudian setelah itu baru
ditetapkan hasilnya. Peraturan yang ditetapkan salah satunya pada peraturan
penggunaan grup Watshapp, grup Watshapp kopma teradapat empat yaitu
alumni untuk yang sudah lulus, grup kopma yang terpisah oleh angkatan yaitu
grup kopma 1, 2, dan 3. Peraturan didalam grup Watshapp berbunyi tidak
boleh ada yang menyebarkan berita atau isu-isu yang bersifat sara atau
berkata kasar. Semua itu menjadi aturan baku selain sanksi nya pun sesuai
dengan kebijakan pengurus pada saat itu, hukumannya ada yang hanya
ditegur atau bahkan dikeluarkan dari grup Watshapp, namun untuk sanksi
secara langsung tidak ada. Bila kesalahannya terdapat di sekretariatan
misalnya salah satu anggota maupun pengurus merusak sound atau barang
lain pasti akan diminta pertanggung jawabnya seperti mengganti barang yang
rusak tersebut.
Dalam program kerja dibuat berdasarkan hasil amanah Rapat Anggota
Tahunan (RAT), misal dalam RAT kemarin kita mendapatkan amanah
mengadakan sebuah acara lalu program kerjanya disusun berdasarkan amanah
tersebut, untuk disesuaikan dengan hasil pengawasan tentu tidak karena
program kerja disusun atas dasar amanah pada awal tahun untuk satu tahun
kedepan. Kemudian untuk pengesahannya baru bersama pengawas dengan
10Lembar Wawancara Pada 16 September 2019
104
revisi dari pengawas tersebut. Pengawas tentu dari pengurus tahun lalu karena
mereka punya masukan dan diberikan kepada pengurus baru, siklusnya terus
berulang seperti itu.
Untuk strategi yang dibangun pengurus agar dapat mencegah
terjadinya masalah didalam kegiatan maupun didalam organisasi kopma itu
sendiri terdiri dari dua yaitu pengkaderan dan usaha. Keduanya itu memiliki
perbedaan, hal ini tentu tidak ada pembandingnya untuk pencegahan
terjadinya masalah selalu adakan evaluasi. Bahkan didalam kopma
evaluasinya sedikit sulit karena khusus pengurus dengan divisi kabid idealnya
satu minggu sekali mengadakan rapat evaluasi kinerja yang dilakukan dan
sebulan sekalipun mengadakan rapat lagi, itulah strategi yang kami bangun
agar tetap efektiv dan efisien. Dalam rapat perminggu kita juga merencanakan
untuk strategi satu minggu kedepan. Misalnya anggota dalam seminggu ini
yang datang ke sekretariatan hanya berjumlah 50 orang padahal jumlah
anggota adalah 100, lalu bagaimana untuk menyikapinya, dan biasanya
anggota itu datang apabila ada hal yang dikerjakan atau ada program-
program. Misalnya minggu ini mengadakan program pembelajaran pada
minggu depan diadakan lagi tambahan pembelajaran. Untuk penyelesaian di
kopma ketika berada ditatanan divisi tidak bisa langsung naik level pada
kepala bidang, ketika tidak dapat diselesaikan di kepala bidang naik lagi ke
ketua umum dan wakil ketua umum, apabila masih tidak bisa naik lagi pada
pengawas dan apabila pengawas tidak bisa juga menyelesaikannya maka lari
kepada Pembina dan alumni.
Untuk menemukan ide-ide baru atau pendapat biasanya mengadakan
kotak saran minimal sebulan sekali secara offline maupun online, sebenernya
offline itu setiap hari namun efektivitasnya kurang. Hal itu dapat menjadi
bahan pertimbangan ketika pengurus rapat bulanan kemudian dari hasil rapat
dan saran terciptalah sesuatu yang baru, apalagi kopma karena ada bidang
usahanya lalu kita sebisa mungkin antara anggota maupun pengurus harus
bisa bertukar informasi, misalnya dulu sedang heboh-hebohnya patung atau
105
manekin lalu kami memiliki ide membuat video pemasaran tentang manikin
di minimarket kopma itu. Selanjutnya ada diskusi anggota yang diadakan
sebulan sekali untuk semua angkatan, pengurus, pengawas hadir didalamnya
karena target diskusi anggota tersebut 8 kali dalam satu tahun. Kemudian ada
juga kegiatan lain-lain biasanya bersifat mendadak dengan waktu persiapan
tidak lama, hal ini tidak termasuk kedalam program kerja yang sudah
direncanakan. Untuk pendanaannya kalo program kerja sudah ada dananya
namun untuk program lain-lain tersebut kita dapat memasukannya kedalam
beban dan dana cadangan.
Dalam usulan dan ide-ide tentu pengawas dan pengurus menerima
misalnya anggota mengkoreksi keadaan sekretariatan yang berantakan dengan
barang-barang yang berceceran apakah tidak ada inisiatif dari pengurus atau
seperti apa. Lalu nanti ada divisi PSDA (Pengelolaan Sumber Daya Anggota)
yang bersifat mengingatkan dan membangun kesadaran dan lebih kepada
teknik langsung, misalkan humas memiliki rencana kegiatan misalnya hadist
of the day lalu ada quotes untuk menarik anggota dateng lalu apabila ada yang
menanggapi dan memberikan saran kita terima. Selain itu ada juga yang
memberikan saran kepada perorangan misalnya kepada ketua umum, ada juga
yang secara individu kepada pengurus lain atau sesama anggota. Untuk
pembagian tugas ini salah satu serangkaian awal kepengurusan ada
menetukan program kerja, menetukan tugas pokok dan instruksi pengurus dan
pedomana-pedoman yang setiap pada awal tahun selalu dirubah dan
diperbaiki kemudian disesuaikan dengan visi misi. Dalam hal pedoman
pengurus atau proksi misalnya pengurus yang berdivisi pengembangan usaha
namun dirasa tidak sesuai target dengan kinerja tahun lalu kemudian dirubah
namanya menjadi divisi produksi, karena divisi produksi lebih banyak
mengurusi produksi kegiatan bisnis lainnya, sedangkan pengembangan usaha
lebih kepada inovasi, ide-ide kreatif dan pada akhirnya digabungkan pada
divisi pemasaran. Untuk tugas-tugas divisi tersebut misalnya memiliki 10
tugas dan ketua divisi biasanya memiliki dua staff, pembagian tugas tersebut
106
diberikan kepada kedua staff tersebut masing-masing lima tugas. ada yang
sesuai dengan jobdesk aslinya adapun yang tidak, yang tidak berdasarkan
jobdesk itu pemasaran karena divisi ini tugasnya mengembangkan usaha dan
memasarkan produk namun bagaimana prosesnya itu bergantung kepada
kondisi dan situasi, misalkan pada hari senin dan kamis terdapat puasa senin
kamis kan tidak terdapat aturan baku yang berkaitan dengan produk dan
pemasaran tetapi sebisa kepala divisi tersebut namun diharapkan sama dengan
praktek-praktek pemasaran diluar. Selanjutanya divisi PSDA (Pengembangan
Sumber Daya dan Anggota) program kerjanya sangat teknis Cuma
pencapaiannya masih terbilang random, selain itu komisariat bekerja tidak
teknis karena menjabat kopma ke Fakultas FEB (Fakultas Ekonomi dan
Bisnis) karena FEB pindah cukup jauh tentunya untuk melindungi hak-hak
anggota lalu kita membuat komisariat FEB namun program kerja komisariat
FEB hingga sekarang belum ada masih menjadi tenaga bantuan dari divisi
PSDA untuk tugas dilapangan kampus FEB tersebut.
Untuk tindakan dalam memperbaiki permasalahan apabila sifat
pelanggarannya itu ringan hanya ditegur secara halus namun apabila
pelanggaran tersebut cukup berat maka akan masuk kedalam pembahasan
rapat khusus dan bahkan dapat surat peringatan. Namun untuk keanggotaan
sekarang tidak ada pelanggaran berat. Untuk memperbaiki masalah dengan
karyawan misalnya kinerjanya kurang atau terdapat konflik antar karyawan
biasanya terdapat peringatan-peringatan dan pada akhirnya dapat surat
peringatan keluar. Didalam kopma terdapat dua bidang besar yaitu usaha dan
pendidikan, dalam melakukan kedua hal tersebut kopma melakukan keuangan
usaha secara mandiri dana dari iuran anggota, simpanan-simpanan anggota
dikeluarkan untuk usaha dan karena berkelanjutan hingga sekarang masih ada
usaha. Dana yang turun dari kemahasiswaan dipakai untuk pendidikan. Untuk
kantin Kopma sistemnya bagi hasil salah satu harapan dari bagi hasil tersebut
dapat akuisisi, pada awalnya memang disewa namun apabila seperti itu tidak
bagus untuk pembelajaran, setelah bagi hasil harapannya itu dapat akuisisi.
107
Mini market yang terletak disamping kantin kopma juga milik kopma sendiri
tetapi waktu untuk menjaga mini market tersebut mahasiswa terbentur dengan
waktu kuliah maka dipekerjakan karyawan.
Pembagian kepanitiaan bilamana ada kegiatan atau akan menjalankan
program kerja biasanya dibentuk jauh sebelum waktu pelaksanaan sehingga
persiapan matang dan menghasilkan hasil yang maksimal juga seperti yang
diharapkan. Untuk umpan balik yang didapatkan pengurus dan anggota
koperasi banyak hal yang didapatkan seperti dapat sedikit-sedikit mengetahui
pembukuan, pengalaman juga, soft skill, mengetahui banyak hal yang terjadi
disekitar, misalnya apa saja yang sedang rame dan trendi, selain itu juga
menumbuhkan jiwa sosial, dan juga pengenalan realita dunia kerja kepada
anggota. Didalam kopma untuk kepanitiaan akan dilaksanakan dari jauh hari,
misalnya pekan koperasi yang akan dilaksanakan pada akhir bulan September
sudah dibentuk kepanitiaan sejak bulan maret hal itu persiapan dari PSDA
memang seperti itu, hal itu sengaja dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal
yang tidak diinginkan seperti acara tidak sesuai dengan roundown
acara/kegiatan. Selain membentuk kepanitiaan sejak jauh sebelum
pelaksanaan kopma juga membuat plant A,B,C. Namun apabila program lain-
lain minimal tiga minggu sebelum waktu pelaksanaan kegiataan tersebut.
Respon pengurus atau anggota saat karyawan atau petugas kopma
tidak loyal atau lalai dalam mengerjakan tugasnya itu hukamannya ringan kita
teguran siapapun dari anggota hingga pengurus, namun bedanya posisi
jabatan bagi anggota atau staff pengurus ada rasa sungkan, misalnya
karyawan tidak benar-benar dalam melayani kebutuhan pelanggan lalu
diingatkan oleh anggota, karyawan tersebut melakukan tugasnya namun
masih acuh belum memenuhi tugasnya tetapi berbeda disaat yang
mengingatkan itu pengurus langsung bekerja sebagaimana tugasnya. Namun
apabila masih tetap saja tidak terjadi perubahan atau bahkan melakukan
108
kesalahan yang lebih dari sebelumnya maka karyawan tersebut akan diadakan
diskusi bersama para kepala divisi, ketua dan wakil.11
Berdasarkan hasil wawancara dengan anggota KOPMA (wawancara
12 Agustus 2019), dalam menemukan ide baru pengurus melihat tren-tren
terbaru yang ada pada mahasiswa selain itu juga saran dari anggota disertakan
kedalam ide ide baru yang nantinya dituangkan kedalam program kerja.
Untuk memanfaatkan ide-ide sedang booming contohnya ketika film dilan
sedang tayang dan kopma menggunakan kata-kata dari film dilan dengan
gubahan sedikit untuk mempromosikan kopma dan segala yang dijual di mini
market, kantin maupun ATK kopma.
Pembagian tugas dalam kepanitiaan antara pengawas, pengurus dan
anggota dalam menjalankan perannya masing-masing didalam organisasi
maupun didalam kegiatan Pengawas biasanya tidak terjun secara langsung
dalam kepanitian hanya pengurus dan anggota saja. Pengawas hanya
mengawasi jalannya kegiatan kopma, pengurus memberikan masukan, arahan
dan bimbingan sedangkan anggota menjalankan praktiknya sebagai panitia
inti. sudah. Didalam kopma, jobdesk antara pengawas, pengurus dan anggota
telah berjalan dengan baik bahkan ketat. Apabila tidak menjalankan jobdesk
dengan baik maka kopma tidak akan berjalan dengan baik. Untuk
menjalankannya beberapa pengurus biasanya dijadikan Steering Committee
(SC) dalam kepanitian, SC dimana mendampingi dan memberi arahan untuk
kesuksesan acara, sedangkan untuk anggota dijadikan panitia inti, mulai dari
Badan Pengurus Harian (BPH) sampai divisi. Hal ini dilakukan agar adanya
penerus untuk pengetahuan kepanitiaan kepada anggota baru.
Dalam pemahaman tujuan atau VISI MISI kopma anggota dibekali
dan dilantik pada saat awal rekruitmen setiap anggota kopma saat pendidikan
dasar dengan berbagai teori tentang kopma termasuk tujuan kopma itu
sendiri. Pengurus dan anggota yang aktif dalam mengikuti kegiatan kopma
11Lembar Wawancara Pada 14 Agustus 2019
109
akan mendapatkan poin yang nantinya poin tersebut akan berpengaruh pada
SHU (sisa hasil usaha) semakin banyak poinnya maka semakin besar SHU
yang akan didapatkan.
Produk yang dijual oleh kopma memiliki kriteria atau syarat tertentu
yang tidak boleh tertinggal, seperti memiliki keterangan waktu kadaluarsa,
label halal dari MUI serta label ijin dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan
Makanan). Untuk kriteria yang telah disebutkan diatas kopma menerapkan
dalam hal produk-produk pabrik namun tidak mengetatkan untuk produk
yang dititipkan dari home industri seperti produk makaroni, kerupuk dll.
Untuk barang titipan kopma memberikan syarat berupa barang harus tahan
sekitar 3 hari dan barang yang dititipkan harus habis jual dalam kurun waktu
yang ditetapkan. Selain itu barang yang dijual tidak boleh sama, artinya
ketika di kopma sudah ada yang jual kerupuk A maka yang lainnya tidak
boleh menitipkan kerupuk A yang sama di kopma.
Untuk karyawan kopma dituntut untuk berpenampilan rapi, misalnya
dengan berseragam pada hari-hari tertentu, ketika sedang tidak berseragam
karyawan menggunakan pakaian yang sopan. Untuk penghitungan belanja
sudah menggunakan komputer sehingga akurat, namun belum adanya struk
belanja. Kebersihan didalam kantin, mini market dan ATK kopma terjaga,
dibuktikan dengan selalu dilakukannya stock opname yaitu selalu
memperhatikan perawatan ruangan. Karyawan memberikan pelayanan yang
sama dan tidak membedakan dalam melayani pelanggan, misalnya ATK
sedang ramai pembeli sedangkan saat itu ada pengurus yang ingin membeli
sesuatu di kopma untuk keperluan organisasi, karyawan tetap melayani
berdasar antrian bukan berdasar siapa yang membeli.12
12Lembar Wawancara Pada 12 Agustus 2019
110
F. Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah melakukan rangkai perhitungan analisis data dari pra analisis
sampai analisis, hasil analisis akhir menunjukan bahwa efektivitas
pengelolaan anggota memiliki pengaruh yang signifikan terhadap terhadap
pelayanan koperasi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengaruh
fungsional antara variabel efektivitas pengelolaan anggota dengan variabel
pelayanan koperasi tersebut ditunjukkan oleh persamaan regresi Y= -0,116 +
0,941 X. Nilai koefisien menunjkan arah positif dimana nilai koefisien
sebesar 0,941 yang menunjukkan bahwa jika variabel efektivitas pengelolaan
anggota bertambah sebesar 1 % maka pelayanan koperasi mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta akan mengalami peningkatan sebesar 9,41% dan
sebaliknya apabila variabel efektivitas pengelolaan anggota mengalami
penurunan, maka pelayanan koperasi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta akan mengalami penurunan.
Hal ini sesuai dengan disebutkan oleh Tom Peters dalam bukunya In
Search Of Excellence mengatakan “Close to the customer as on for the eight
important characteristic of excellent companies” bahwa ...berikan pelatihan
kepada petugas yang berhubungan langsung dengan pelanggan agar dapat
memberikan pelayanan yang memuaskan. Para karyawan yang bertugas
perlu diberikan motivasi, ide-ide supaya mereka dapat menjalankan tugasnya
dengan maksimal. 13 Persepsi efektivitas kemudian memberikan indikasi
bahwa Suatu hal dapat dikatakan efektif apabila hal tersebut sesuai dengan
yang dikehendaki.14 Artinya, pencapaian hal yang dimaksud merupakan
pencapaian manajemen atau pengelolaan anggota dilakukannya untuk
mencapai pelayanan yang baik pada Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sehingga efektivitas dapat diartikan sebagai suatu proses pencapaian suatu
tujuan pengelolaan anggota yang telah ditetapkan. Suatu usaha atau kegiatan
dapat dikatakan efektif apabila usaha atau kegiatan tersebut telah mencapai
13Muhammad Iqbal, Op.Cit., h. 54 14Nova Sulastri, Op.Cit, h. 9
111
tujuannya.15 Sondang P. Siagaan menyebutkan efektivitasnya suatu
pengelolaan anggota terdapat didalam fungsi pengelolaan tersebut, yaitu,
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengawasan
(controlling), dan penilaian (evaluation).16 Teori tersebut dibuktikan dari
hasil penelitian angket, bahwa banyak responden memilih sangat setuju
bahwa pengelolaan anggota yang efektif dapat mengotrol pelayanan yang
baik untuk koperasi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Mereka
percaya bahwa apabila pengelolaan anggota semakin dijalankan secara
maksimal maka dapat memberikan pelayanan Kopma yang efektif. Sehingga
dapat dikatakan pengelolaan anggota sebagai kerangka kerja yang dapat
meningkatkan produktivitas anggota maupun pengurus dalam melaksanakan
pelayanan pada koperasi mahasiswa.
Terdapat lima dimensi yang mempengaruhi kualitas pelayanan agar
efektif yaitu Tangible menjadi penting sebagai ukuran terhadap pelayanan.
Pelanggan akan melihat dan menilai suatu kualitas pelayanan. reliability yaitu
dimensi yang mengukur dari kemahiran atau keandalan dari perusahaan
dalam memberikan pelayanan terhadap pelayannya. Responsiveness adalah
harapan pelanggan terhadap kecepatan pelayanan yang dapat dipastikan akan
berubah dan akan cenderung naik dari waktu ke waktu. Pelanggan akan
senantiasa mengorbankan dan membayar pelayanan yang lebih mahal untuk
pelayanan yang dapat menghemat waktunya. Assurance yaitu dimensi
kualitas pelayanan yang berhubungan dengan kemampuan perusahaan dan
perilaku front-line staff dalam berusaha untuk membuat serta menanamkan
rasa percaya dan keyakinan kepada pelanggan. Dimensi assurance terdapat
empat aspek, yaitu: keramahan, kompetensi, kredibilitas, dan keamanan.
Dalam penerapannya, perusahaan tidak luput dari nama pelanggan, kebutuhan
mereka secara spesifik dan bila perlu ketahui apa saja yang dapat menjadi
15Nova Sulastri, Loc.Cit, h. 9 16Syamsudin, Penerapan Fungsi-fungsi Manajemen dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan.
Makasar, Jurnal Idaarah, Vol.1 No.1, 2017), h. 66
112
hobi dan karakter personal lainnya. 17 Pelayanan di koperasi terhadap anggota
sendiri harus disesuaikan juga dengan dimensi-dimensi yang tertera diatas.
Karena pada dasarnya pelayanan yang efektif terhadap anggota yaitu
terciptanya karakter dan rasa percaya anggota terhadap suatu koperasi
sehingga membuat anggota, pengurus maupun pengelola atau manajer itu
sendiri dapat menjalani timbal balik secara bersamaan. Maka semakin baik
pelayanannya maka semakin baik pula kinerja pengurus dan manajer
sehingga dapat menghasilkan skill atau kemampuan yang sesuai dengan yang
diharapkan anggota maupun pelanggan lainnya.
Pelayanan yang berkualitas mutlak diberikan oleh pengurus koperasi
kepada anggota koperasi, hal ini dapat mendorong anggota untuk
berpartisipasi aktif atas segala kegiatan dan usaha koperasinya. Didalam
setiap organisasi, dikenal adanya istilah pelanggan internal (karyawan). 18
dengan kata lain, setiap pengurus maupun anggota koperasi berperan sebagai
penyedia maupun penerima layanan atau sebagai pelanggan internal termasuk
juga didalamnya karyawan yang menjaga usaha-usaha koperasi. Kualitas
layanan yang diberikan kepada pelanggan eksternal (anggota dan pelanggan
lainnya) sangat bergantung pada relasi dan kerja sama pelanggan internal.
Oleh sebab itu, kepuasan pelanggan eksternal baru bisa terwujud secara
efektif apabila kepuasan dan loyalitas pelanggan internal tercipta. Hal ini
dapat dipengaruhi oleh seberapa baiknya pengelolaan koperasi mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam pengeorganisasian sebagai pelanggan
internal sehingga dapat melakukan relasi dan kerja sama dalam memberikan
pelayanan yang berkualitas kepada pelanggan eksternal. Dengan baiknya
pengelolaan organisasi yang dilakukan oleh pengurus, anggota dan badan
pengawas koperasi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta maka sasaran
akhirnya adalah membangun dan mengembangkan tim karyawan yang
berorientasi pada layanan dan mampu memuaskan kebutuhan dan keinginan
17Muhammad Iqbal, Ibid., h. 55 18 18Tjiptono Fandy, Op.Cit, h.36
113
anggota maupun pelanggan lainnya dalam mengerjakan tugas dari usaha-
usaha kopma.
Dewo Maunda selaku pengawas PSDA (Pengelolaan Sumber Daya
Anggota) yang telah bergabung empat tahun dengan kopma, menjelaskan
dalam wawancara yaitu untuk seleksi pengawasan didalam Kopma harus
disertai pengalaman, tidak bisa dipilih secara asal saja tanpa ada pengalaman
sebelumnya. Setelah pelaksanaan kegiatan selalu mengadakan evaluasi
sehingga kekurangan-kekurangan pada tahun berikutnya dapat dikurangi lagi
dan tidak terulang kembali, apabila dapat diperbaiki pada tahun ini agar dapat
lebih baik lagi. Kesalahan-kesalahan di kopma sering kali terjadi pada divisi
keuangan dan pemasaran, karena kedua divisi ini memiliki target tersendiri
setiap tahunnya. Dari pengawas nanti melihat evaluasi dari triwulan pertama,
sampai pada triwulan kedua itu sudah berapa persennya, tugas pengawas
memberikan solusi berdasarkan pengalaman lalu berikan pembelajaran untuk
pengurus agar mereka lebih bekerja keras dan lebih diporsir lagi. Karena
apabila tidak tercapai target yang sudah ditentukan pengawas pun akan
terkena dampaknya. Pengawas sebagai controlling memberikan saran dan
mengawasi artinya sebelum melaksanakan program tentunya sudah
mengetahui nanti yang akan mereka lakukan, lalu hasil yang akan mereka
dapatkan akan seperti apa, jadi ada perencanaan dahulu. Apabila
diminimalisir suatu kesalahan maka sebagai pengawas sudah sanggup
memperbaiki. Kemudian sebagai pembelajaran juga kedepannya jangan
sampai terulang kembali. Apabila pengurus disamping ini memiliki
kebijakan-kebijakan untuk mengelola, juga melakukan program-program
dengan baik, kegiatan usaha, kegiatan anggota dikelola dengan baik. Namun
pengurus juga memiliki evaluasi-evaluasi setiap bulan dan setiap triwulan,
ada evaluasi bersama pengawas, jadi tidak berdasarkan pengawas saja
evaluasinya. Anggota tugasnya berpartisipasi, selain itu didalam koperasi
anggota sebagai pemilik dan juga sebagai pengguna. Anggota sebagai pemilik
tentu harus peduli dan aktif dalam simpanan, dan sebagai pengguna harus
114
aktif belanja dan aktif dalam partisipasi dalam setiap kegiatan-kegiatan.
Apabila pengurus sudah menjalani roda organisasinya tetapi anggotanya tidak
menjalankan kewajibannya tentu tidak akan sukses kopma, karena apabila
kopma menjalankan kegiatan pasti panitia diambil dari anggota.19 Hasil
wawancara diatas menunjukkan pengelolaan anggota dan pelayanan koperasi
telah terjalankan dengan baik, maka terbukti bahwa apabila pengelolaan
anggota pada organisasi Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terjalankan
dengan baik maka pelayanan yang akan diberikan juga semakin baik.
Muhammad Irsyad selaku pengurus yang telah bergabung tiga tahun
dengan kopma, menjelaskan dalam wawancara yaitu pembagian tugas
didalam organisasi salah satu serangkaian awal kepengurusan ada menetukan
program kerja, menetukan tugas pokok dan instruksi pengurus dan pedoman-
pedoman yang setiap pada awal tahun selalu dirubah dan diperbaiki kemudian
disesuaikan dengan visi misi. Untuk tugas-tugas divisi misalnya memiliki 10
tugas dan ketua divisi biasanya memiliki dua staff, pembagian tugas tersebut
diberikan kepada kedua staff tersebut masing-masing lima tugas. Dalam
mejalankan program kerja maupun kegiatan terdapat pengerjaan yang sesuai
dengan jobdesk aslinya adapun yang tidak, yang tidak berdasarkan jobdesk itu
pemasaran karena divisi ini tugasnya mengembangkan usaha dan
memasarkan produk namun bagaimana prosesnya itu bergantung kepada
kondisi dan situasi, misalkan pada hari senin dan kamis terdapat puasa senin
kamis, sejauh ini tidak terdapat aturan baku yang berkaitan dengan produk
dan pemasaran tetapi sebisa mungkin kepala divisi diharapkan sama dengan
praktek-praktek pemasaran diluar. Selanjutanya divisi PSDA (Pengembangan
Sumber Daya dan Anggota) program kerjanya sangat teknis hanya saja
pencapaiannya masih terbilang random, selain itu komisariat bekerja tidak
teknis karena menjabat kopma ke Fakultas FEB (Fakultas Ekonomi dan
Bisnis) karena FEB pindah cukup jauh tentunya untuk melindungi hak-hak
anggota lalu kita membuat komisariat FEB namun program kerja komisariat
19Lembar Wawancara Pada 16 September 2019
115
FEB hingga sekarang belum ada masih menjadi tenaga bantuan dari divisi
PSDA untuk tugas dilapangan kampus FEB tersebut. Didalam kopma
terdapat dua bidang besar yaitu usaha dan pendidikan, dalam melakukan
kedua hal tersebut kopma melakukan keuangan usaha secara mandiri dana
dari iuran anggota, simpanan-simpanan anggota dikeluarkan untuk usaha dan
karena berkelanjutan hingga sekarang masih ada usaha. Dana yang turun dari
kemahasiswaan dipakai untuk pendidikan. Untuk kantin Kopma sistemnya
bagi hasil, salah satu harapan dari bagi hasil tersebut dapat akuisisi, pada
awalnya memang disewa namun apabila seperti itu tidak bagus untuk
pembelajaran. Untuk tindakan dalam memperbaiki permasalahan apabila sifat
pelanggarannya itu ringan hanya ditegur secara halus namun apabila
pelanggaran tersebut cukup berat maka akan masuk kedalam pembahasan
rapat khusus dan bahkan dapat surat peringatan. Untuk memperbaiki masalah
dengan karyawan misalnya kinerjanya kurang atau terdapat konflik antar
karyawan biasanya terdapat peringatan-peringatan dan pada akhirnya dapat
surat peringatan keluar apabila masih tetap saja mengulangi hal yang sama.
Respon pengurus atau anggota saat karyawan atau petugas kopma tidak loyal
atau lalai dalam mengerjakan tugasnya itu hukamannya ringan yaitu berupa
teguran, siapapun dari anggota hingga pengurus. Namun apabila masih tetap
saja tidak terjadi perubahan atau bahkan melakukan kesalahan yang lebih dari
sebelumnya maka karyawan tersebut akan diadakan diskusi bersama para
kepala divisi, ketua dan wakil.20 Hasil wawancara dengan pengurus diatas
menunjukkan pengelolaan anggota dan pelayanan koperasi telah terjalankan
dengan baik, dengan tegas dan memberikan sanksi didalam evaluasi
karyawan yang lalai dan tidak loyal dalam melakukan pelayanan maka
terbukti bahwa apabila pengelolaan anggota pada organisasi Kopma UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta terjalankan dengan baik maka pelayanan yang
akan diberikan juga semakin baik.
20Lembar Wawancara Pada 14 Agustus 2019
116
Berdasarkan hasil angket yang disebarkan melalui kuesioner
penelitian menunjukan banyaknya responden yang menjawab sangat setuju
dan setuju terhadap butir pernyataan tentang pengelolaan anggota. Sebanyak
42 persen yang memilih respon sangat setuju bahwa pengelolaan anggota
efektif dalam pencapaian pelayanan anggota yang baik. Selain itu
pengelolaan anggota juga sangat penting karena menghasilkan suatu hal yang
dapat menjadi sumber penyempurnaan. Serta terdapat 46 persen yang
memilih respon setuju bahwa pengelolaan dapat mengalami peningkatan
pengelolaan selanjutnya serta dapat meningkatkan pelayanan yang baik.
Responden yang memilih ragu-ragu sebanyak 9 persen, tidak setuju sebanyak
2 persen dan sangat tidak setuju sebanyak 1 persen merupakan anggota baru
yang belum mengikuti Rapat Anggota Tahunan (RAT) ataupun anggota yang
belum dilantik secara resmi melalui pendidikan dan pelatihan lanjutan
sehingga belum memahami secara rinci keadaan yang terjadi didalam kopma
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil respon dari responden mahasiswa
yang mengikuti Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat
diambil kesimpulan bahwa penggunaan pengelolaan anggota dapat
menciptakan pelayanan yang baik dan memuaskan untuk anggota kopma
maupun mahasiswa atau kalangan lain yang terdapat di kampus UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Berdasarkan koefisien determinasi nilai yang digunakan yaitu nilai R
square yaitu 0,323. Hal ini menunjukan bahwa 32,3% variasi variabel
pelayanan koperasi dapat dipengaruhi oleh variabel pengelolaan anggota.
Sedangkan sisanya 67,7% (100% - 32,3%) dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak ada didalam model regresi. Variabel lain yang juga ditulis didalam
buku Fandi Tjiptono diantaranya adalah sumber daya manusia, pengukuran,
pendukung sistem, komunikasi internal, dan komunikasi eksternal.21
21Fandi Tjiptono, Op.Cit, h.185
117
Septia Mahareni yang menjelaskan dalam penelitiannya bahwa
kemampuan manajerial pengurus berpengaruh signifikan terhadap kualitas
pelayanan anggota Koperasi Pegawai Republik Indonesia. Semakin baik
kemampuan manajerial pengurus akan berpengaruh terhadap kualitas
pelayanan anggota Koperasi Pegawai Republik Indonesia yang akan dicapai,
begitupun sebaliknya semakin tidak baik kemampuan manajerial pengurus
akan berpengaruh semakin rendahnya kualitas pelayanan anggota Koperasi
Pegawai Republik Indonesia yang akan dicapai22 dalam penelitian Nur
Muhammad bahwa adanya pengaruh signifikan antara kemampuan manajerial
pengurus terhadap kualitas pelayanan anggota koperasi Selapa Polri Pondok
Pinang Jakarta Selatan. Tingkat kualitas pelayanan tidak dapat dinilai
berdasarkan sudut pandang sebuah koperasi tetapi harus dinilai berdasarkan
sudut pandanga penilaian pelanggan.23 Karena itu, didalam perumusan
strategi dan program pelayanan, koperasi harus berorientasi pada kepentingan
pelanggan dengan memperhatikan komponen kualitas pelayanan.
Artin Arianti Prasetya Admajasari menjelaskan dalam penelitiannya
bahwa terjadi hubungan yang kuat antara kualitas pelayanan dan kualitas
produksi terhadap kepuasan pelanggan yaitu sebesar 0,726, sehingga kualitas
pelayanan (X1) dan kualitas produk (X2) menyumbang sebesar 73% dalam
meningkatkan kepuasan pelanggan (Y). Sedangkan sisanya sebesar 27%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.24 kemudian Niken
Kusdayanti menjelaskan dalam penelitiannya bahwa terdapat pengaruh positif
dan signifikan secara bersama-sama dari variabel citra koperasi dan kualitas
pelayanan terhadap variabel kepuasan anggota Koperasi Pegawai Republik
Indonesia (KPRI) Setia. Nilai R² sebesar 0,453 menunjukan bahwa variansi
dalam variabel kepuasan anggota Koperasi Pegawai Republik Indonesia
(KPRI) Setia dapat dijelaskan oleh variabel citra koperasi dan kualitas
22Septia Maherani, Loc.cit, h.95 23Nur Muchamad, Loc.cit, h.37 24Artin Arianti Prasetya Admajasari, Loc.cit, h.12
118
pelayanan sebesar 45,3%.25 Selanjutnya dalam tesis Leoneto Mendes
Goncalves yang berjudul Pengaruh Kompetensi Manajer Manajemen
Keanggotaan Dan Partisipasi Anggota Terhadap Kinerja Koperasi Di Timor
Leste yang diterbitkan oleh Coopetition Jurnal Ilmiah Manajemen pada tahun
2015, diketahui bahwa Hubungan antara variabel Manajemen anggota (X2)
dengan kinerja koperasi (Y) didapat nilai sebesar 0,804. Sehingga apabila
dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r (korelasi), mempunyai tingkat
hubungan yang kuat dan searah karena nilainya positif.26
G. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menyadari bahwa terdapat keterbatasan
yang dihadapi meskipun penelitian sudah diusahakan dan dilakukan sesuai
dengan prosedur ilmiah. Berikut merupakan keterbatasan-keterbatasan yang
dihadapi oleh peneliti selama penelitian berlangsung:
1. Keterbatasan peneliti pada saat menghitung dan menganalisi data,
sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pengolahan data.
2. Hal-hal yang bersifat eksternal seperti sulitnya mendapatkan sumber
referensi buku.
3. Ketidakjujuran responden dalam memberikan data dan penilaian mereka
yang berbeda dan berda diluar kemampuan sendiri.
4. Keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga dalam menyelesaikan penelitian ini
lebih mendalam.
25Niken Kusdayanti, Loc.cit, h.89 26Leoneto Mendes Goncalves, Loc.cit, h.101
119
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam Bab IV, dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh efektivitas pengelolaan anggota
terhadap pelayanan Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Hasil ini dibuktikan dengan menggunakan Uji t (Parsial) didapatkan hasil
Thitung yaitu sebesar 5,945 > dari nilai Ttabel sebesar 1,66543. Dapat
disimpulkan bahwa Thitung lebih besar dari pada Ttabel, yang artinya bahwa
Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga terdapat pengaruh antara variabel X
(Efektivitas Pengelolaan Anggota) terhadap variabel Y (Pelayanan Koperasi
Mahasiswa) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jika dilihat dari analisis regresi
linier sederhana menunjukkan bahwa Y = 23,200 + 0,536 X, yang artinya
efektivitas pengelolaan anggota berpengaruh positif terhadap pelayanan
koperasi mahasiswa sebesar 0.536 sehingga dapat disimpulkan bahwa jika
variabel efektivitas pengelolaan anggota mengalami peningkatan sebesar 1%,
maka pelayanan koperasi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta akan
mengalami peningkatan sebesar 53,6%.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan diatas, maka implikasi
yang akan diperoleh berdasarkan penelitian ini adalah:
1. Pengelolaan anggota yang baik akan mudah mencapai tujuan koperasi
mahasiswa berdasarkan visi dan misi.
2. Pengelolaan anggota dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara
tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan yang saling bertentangan
didalam koperasi mahasiswa.
120
3. Dengan pelayanan yang baik, mampu memahami dan memberikan
pelayanan yang loyal maka akan mendatangkan keuntungan bagi koperasi
mahasiswa dan semua pihak yang terlibat.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan beberapa saran
dari peneliti sebagai berikut:
1. Bagi Anggota Koperasi
Bagi anggota hendaknya mengetahui pentingnya partisipasi
anggota dalam berkoperasi untuk kemajuan koperasi, partisipasi
anggota sangat dibutuhkan dalam koperasi terlebih lagi pada saat
kegiatan, tanpa partisipasi dari anggotanya, koperasi tidak akan
berjalan dengan baik.
2. Koperasi Mahasiswa
Koperasi mahasiswa yang dikelola sesuai dengan teori yang
telah ada pasti akan menghasilkan output yang lebih baik. Pengawas
koperasi mahasiswa diharapkan lebih memberikan pengetahuan serta
wawasannya terkait dengan pengelolaan koperasi kepada seluruh
pengurus dan anggota koperasi mahasiswa.
3. Bagi Instansi Universitas
Koperasi mahasiswa merupakan salah satu wadah yang tepat
untuk membentuk mental berwirausaha mahasiswa. Dengan adanya
koperasi mahasiswa, mahasiswa dapat memperoleh berbagai pengalaman
yang tidak didapatkan didalam kelas perkuliahan. Keberadaan koperasi
mahasiswa dapat dimaksimalkan dengan menjadikan koperasi mahasiswa
bukan hanya sekedar Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) kampus saja
tetapi juga dijadikan sebagai inkubator bisnis sebagai pembelajaran
untuk berpraktek tentang bagaimana berwirausaha yang baik dan benar.
121
4. Peneliti Lain
Penulis mengharapkan akan ada peneliti-peneliti selanjutnya
dengan alat uji lebih baik lagi. Kemudian penelitian selanjutnya dapat
menggunakan sumber referensi buku yang lebih banyak lagi, dan untuk
penelitian selanjutnya dilakukan penelitian kualitatif dengan wawancara
yang mendalam sehingga data dan penilaian yang diperoleh dilapangan
dapat terbukti dengan jelas.
122
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Agus, Erwan. P & Dyah Ratih. S. Metode Penelitian Kuantitatif Untuk
Administrasi Publik Dan Masalah-masalah Sosial. (Yogyakarta: Gava
Media). 2017
Departemen Pendidikan Nasional Kamus Bahasa Indonesia. (Jakarta: Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
Fahmi, Irham. Manajemen (Teori, Kasus dan Praktik). (Bandung, Alfabeta). 2012
Firdaus, M, Agus Edhi.E. Pengkoperasian Sejarah, Teori & Praktek. (Bogor:
Ghalia Indonesia) . 2004
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23.
(Semarang, Badan Penerbit Universitas Diponegoro). 2013
Iqbal, Muhammad. Pelayanan Yang Memuaskan, Kisah Refleksi, Arti, Strategi,
SDM dan Benang Merah Pelayanan. (Jakarta: PT Elex Media Komputindo) .
2007
Marno & Trio Supriyanto. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam.
(Bandung: PT Refika Aditama). 2008
Misbahuddin dan Iqbal Hasan. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik.
(Jakarta: Bumi Aksara). 2013
Moonti, Usman. Bahan Ajar Mata Kuliah Dasar-Dasar Koperasi. (Yogyakarta:
Interpena). 2016
Munandar, Jono M. Pengantar Manajemen Panduan Komprehensif Pengelolaan
Organisasi. (Bogor, PT Penerbit IPB Press). 2014
Nuraini, Dwi Utami. Badan Usaha Dan Koperasi Dalam Perekonomian
Indonesia. (Yogyakarta: Istana Media) . 2017
Pedoman Akademik Program Strata 1, tahun 2015/2016, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Priyono. Metode Penelitian Kuantitatif. (Surabaya, Zifatama Publishing). 2016
Purnomo, Rochmat Aldi. Analisis Statistik Ekonomi dan Bisnis Dengan SPSS,
Untuk Mahasiswa, Dosen dan Praktisi. (Ponorogo: CV Wade Group). 2016
Riduwan. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula.
(Bandung: Alfabeta). 2013
123
Ropke, Jochen. Buku Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen cetakan.1. Terj.
Oleh Sri Djatnika. (Yogyakarta: Graha Ilmu). 2012
Siyoto, Sandu & Ali Sodik. Dasar Metodologi Penelitian. (Yogyakarta: Literasi
Media Publishing). 2015
Sugiono. Statistika Untuk Penelitian. (Bandung: Alfabeta). 2007
. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D).
(Bandung: Alfabeta). 2014
. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D),
(Bandung: Alfabeta). 2015
. Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta). 2017
Suryani, Hendryadi. Metode Riset Kuantitatif: Teori dan Aplikasi Pada Penelitian
Bidang Manajemen Dan Ekonomi Islam. (Jakarta: Prenadamedia group).
2015
Tjiptono, Fandy. Service Manajement Mewujudkan Layanan Prima.
(Yogyakarta:Andi). 2011
Widarjono, Agus. Analisis Multivariat Terapan Dengan Program SPSS, AMOS,
dan SMARTPLS Edisi Kedua. (Yogyakarta:UPP STIM YKPN). 2015
ARTIKEL JURNAL DAN SKRIPSI
Alfiani, Winda. “Pengaruh Partisipasi Anggota Koperasi Terhadap Sisa Hasil
Usaha Di Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”, skripsi pada
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta. 2016
Artin, Irianti Prasetya Adtmajasari. “Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kualitas
Produk Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Koperasi Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah. (Surakarta: Naskah Publikasi pada Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Surakarta). 2014
Goncalves, Leoneto Mendes. “Pengaruh Kompetensi Manajer Manajemen
Keanggotaan Dan Partisipasi Anggota Terhadap Kinerja Koperasi Di Timor
Leste”. (Timor Leste, Tesis pada Kementerian Ekonomi dan Pembangunan
Timor Leste). 2015
Ismerisa. “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan (Survey
pada Pelanggan Listrik Pintar PT.PLN (PERSERO) Area Yogyakarta”
Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Yogyakarta.
2013
Kharisma, Dipta dan Tri Yuniningsih. “Efektivitas Organisasi Dalam
Penyelenggaraan Pelayanan Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) Dinas
Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Semarang”(Semarang: Jurnal Kebijakan
Publik dan Tinjauan Manajemen, Vol.6, No.2). 2017
124
Kiwang, Amir S., David S. W. Pandie dan Frans Gana. “Analisis Kebijakan dan
Efektivitas Organisasi”, (Jurnal Kebijakan dan Administasi Publik (JKAP),
Vol.19, No.1). 2015
Kusdayanti, Niken. “Pengaruh Citra Koperasi Dan Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Anggota Koperasi Pegawai Republik Indonesia Setia Kecamatan
Mojotengah Kabupaten Wonosobo”. Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta.
Yogyakarta. 2016
Maherani, Septia. “Pengaruh Kemampuan Manajerial Pengurus Dan Kinerja
Karyawan Terhadap Kualitas Pelayanan Anggota Koperasi Pegawai Republik
Indonesia (KPRI) Fajar Baru Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal”.
(Kendal, skripsi Universitas Negeri Semarang). 2011
Marliani, Novi, Dkk. “Pengaruh Model Pembelajaran Science, Tecnologi, Societ,
Environment (STSE) Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Dan Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Pencemaran Lingkungan Di Mas Jeumala ‘Amal”,
(Aceh, Jurnal EduBio Tropika, vol.5, No.1). 2017
Muchamad, Nur. “Analisis Manajemen Koperasi Selapa Polri Pondok Pinang
dalam Pelayanan Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Anggota”. (Jakarta,
Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). 2013
Muhson, Ali. “Teknik Analisis Kuantitatif”. Artikel Staff New UNY (Universitas
Negeri Yogyakarta). 2015
Muryuliana, Imam Much Ibnu Subroto, dkk. “Sistem Informasi Angket
Pengukuran Skala Kebutuhan Materi Pembelajaran Tambahan Sebagai
Pendukung Pengambilan Keputusan Di Sekolah Menengah Atas
Menggunakan Skala Likert”. (Semarang: Jurnal Transistor Elektro dan
Informatika (TRANSITSTOR EI). Vol. 1. No. 2). 2016
Nugroho, Ignatius Agung Dwi. “Partisipasi Anggota Pada Kegiatan Koperasi
Mahasiswa Universitas Negeri Semarang dan Perannya Dalam
Mengembangkan Jiwa Kewirausahaan” Skripsi pada Universitas Negeri
Semarang. Semarang. 2015
Rizal, Syamsul. Kecerdasan Emosional, Perilaku Kognitif, Kemampuan Personal
Dan Kopetensi Kepemimpinan Terhadap Kinerja Koperasi Di Provinsi Aceh.
(Aceh: Journal Lembaga Kita. Vol. 1. No. 1). 2017
Rusyana, Azis Fathoni, dan M. Mukeri Warso. “Pengaruh Partisipaso, Komitmen
Dan Kemampuan Inovasi Anggota Terhadap Arah Pengembangan Koperasi
(Studi Empiris Pada Koperasi Primer S-22 Kodam IV Diponegoro Kota
Semarang). (Semarang: Journal Of Manajemen Universitas Negeri Semarang,
Vol.2, No.2). 2016
Setiaji, Khasan. “Pengaruh Partisipasi Anggota Dan Lingkungan Usaha Terhadap
Keberhasilan Koperasi Pegawai Republic Indonesia (KPRI) Kapas
Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara”. (Jurnal Ekonomi dan
Kebijakan (JEJAK), Vol. 2, No.1). 2009
125
Sulastri, Nova. “Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) Dalam
Meningkatkan Pembangunan Fisik Desa Lakapodo Kecamatan Watopute
Kabupaten Muna” Skripsi pada Universitas Halu Oleo. Kendari. 2016
Syamsudin. Penerapan Fungsi-fungsi Manajemen dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan. (Makasar: Jurnal Idaarah. Vol.1. No.1). 2017
UNDANG-UNDANG
Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 33 Tahun 1983 Tentang Pemotongan
Atas Gaji Pegawai Negeri Bulan Ketiga Belas Dalam Tahun Anggaran
1983/1984
Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia
No.10 Tahun 2015 Tentang Kelembagaan Koperasi
Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia
No. 18 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pendidikan Dan Pelatihan Bagi
Sumber Daya Manusia Koperasi, Pengusaha Mikro, Kecil, Dan Menengah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang
pengkoperasian
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992 tentang
pengkoperasian
WEB
Badan Pusat Statistik. Jumlah Koperasi Aktif Menurut Provinsi. 2018.
(https://www.bps.go.id/statictable/2014/01/15/1314/jumlah-koperasi-aktif-
menurut-provinsi-2006-2016.html) (Diakses pada 30 Desember 2018, Pukul:
18.49 WIB)
Fikri, Naufal. 24 Koperasi di Buleleng Pailit. 2018.
(https://m.antaranews.com/berita/757513/24-koperasi-di-buleleng-pailit).
Diakses Pada 25 Maret 2019 Pukul:14.53 WIB
https://kabartangsel.com/direktori-tangse/peta-kota-tangerang-selatan
Saputra, Andi. Kasus Penipuan, MA Rampas Aset Koperasi Cipaganti Untuk
Nasabah. 2016. (https://m.detik.com/news/berita/d-3185490/kasus-penipuan-
ma-rampas-aset-koperasi-cipaganti-untuk-nasabah). (Diakses pada 24 Maret
2019, Pukul: 20.46 WIB)
www.uinjkt.ac.id
SUMBER LAIN
Buku AD/ART, Point dan Simpanan KOPMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
126
LAMPIRAN-LAMPIRAN
127
Lampiran 1
PROFIL KOPMA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
A. Sejarah Singkat
KOPMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sudah dirintis sejak
tahun 1986 dengan tekad ingin memenuhi keperluan mahasiswa dalam proses
belajar, tetapi saat itu belum stabil dan legal.Baru pada 15 Oktober 1990
diadakan rapat pembentukan KOPMA, yang dihadiri oleh para perintis,
pimpinan IAIN dan pejabat Departemen Koperasi. Rapat ini mengesahkan
AD/ART dan sekaligus memilih dan melanik pengurus KOPMA periode
1990-1992. KOPMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi berbadan
hukum dengan nomor 2731/BH/1/91 dan terdaftar di Kandekop Jakarta
Selatan dengan nomor pencatatan No.485/SEL/X/90. Tanggal tersebut
ditetapkan sebagai tanggal berdirinya KOPMA UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Pada 2 Mei 1996 KOPMA UIN Syarif Hidayatullah mengadakan
perubahan Anggaran Dasar sebagai anjuran Depkop untuk menyesuaikan
dengan UU Perkoperasian No. 25/1992. Dengan itu, maka badan hukum
KOPMA IAIN Jakarta berubah menjadi No. 138/BH/PAD/KWK.9/VI/1996.
Sesuai dengan Keppres No. 31 Tahun 2002 yang dikeluarkan pada
20 Mei 2002 nama IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta diubah namanya
menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan
begitu secara struktural KOPMA IAIN Syarif hidayatullah jakarta harus
menyesuaikan namanya, ini juga didukung oleh keputusan dalam RAT XI
tahun 2002 maka nama KOPMA IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta berubah
menjadi KOPMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
B. Fungsi, Peran dan Tujuan KOPMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
KOPMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berfungsi sebagai wadah
pengembangan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan
ekonomi.
Peran dari KOPMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah membina
kader koperasi yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, profesional,
berwawasan luas dan tangguh sebagai modal dasar pembangunan
perekonomian masyarakat.
Tujuan KOPMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu untuk
memajukan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta
ikut serta dalam membina dan mengembangkan gerakan koperasi di kalangan
mahasiswa dan pemuda dalam rangka membangun perekonomian nasional
dan mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945.
128
Nama
Koperasi Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
(SYAHID) Jakarta
Alamat
Jl. Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat, Tangerang Selatan
Tlp: 021-7445172 Fax : 021-74708172
Badan Hukum
138/BH/PAD/KWK.9/VI/96
Jenis Koperasi
Serba Usaha (Perdagangan dan Jasa)
7 Prinsip Koperasi
Menurut UU Perkoperasian di Indonesia
(UU No, 25 Tahun 1992)
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis
3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya
jasa usaha masing-masing anggota.
4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
5. Kemandirian
6. Pendidikan perkoperasian
7. Kerjasama antar koperasi
129
Lampiran 2
STRUKTUR KEPENGURUSAN KOPERASI MAHASISWA UIN
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
PELINDUNG : Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA.
(Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta)
DEWAN PENASEHAT : 1. Prof. Dr. Masri Mansoer, M.Ag
2. Drs. H. Khoiruddin, M.M.
DEWAN PEMBINA : 1. Ummu Baroat, S.Ag, M.M
2. Raden Trisno Muh Riyadi, S.Kom,
M.Si
3. M. Khoirul Anam, SE, M.Si
4. M. Fuad Hadziq, SE, M.Si
5. Rinaldi, Sm
6. Saifulloh, SE.I
PENGAWAS
KETUA PENGAWAS : Lukmanul Hakim
PENGAWAS BID. ADMUM : Eldira Puspa Juwita
PENGAWAS BID. KEUANGAN : Denny Arif
PENGAWAS BID. USAHA : Rahmawati Fadlil
PENGAWAS BID. PSDA : Dewo Maulida
130
PENGURUS
KETUA UMUM : Adam Rizky
Wakil Ketua : Mohammad Irsyad
KA. BID. ADMUM : Lesnida Borotan
Divisi Administrasi : Helma Deliyanti
Divisi Humas : Nabila Nur Safitri
Divisi Inventaris : Ayu Fitriyani
KA. BID. KEUANGAN : Niken Pratiwi
Divisi Keuangan Organisasi : Amalina Zukhrufatul
Divisi Keuangan Simpanan : Syarifah Alwiyah Nun
Divisi Keuangan Usaha Kantin : Novi Amalia
Divisi Keuangan Usaha ATK dan PUP: Yuni Andani
KA. BID. USAHA : Abdatul Muhaemiyah
Divisi Kantin : Rizky Setiaji
Divisi Produksi : Ahmad Rizal Fauzi
Divisi ATK : Ikhsanul Hakim
Divisi Pengembangan Usaha : Gifari Albiyanto
KA. BID. PSDA : Prima Soheti
Divisi DIKLAT : M. Rian Ramadhan
Divisi Pengembangan Minat dan Bakat: Zahra Nur Afifah
Divisi Litbang : Suya Rohcahayana
131
Lampiran 3
Surat Permohonan Izin Penelitian
132
Lampiran 4
Surat Keterangan Penelitian
133
Lampiran 5
ANGGARAN DASAR
KOPMA UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Anggaran Dasar ini yang dimaksud dengan:
a. KOPMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah organisasi yang berbadan
hukum koperasi sekaligus merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
dan bersifat otonom.
b. Rapat Anggota adalah rapat yang dihadiri oleh anggota KOPMA UIN
Syahid Jakarta dan merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam
koperasi.
c. Kepengurusan meliputi pengurus dan pengawas, yang masing-masing
dipilih dan diangkat oleh dan dari anggota dalam Rapat Anggota.
d. Badan Hukum Koperasi adalah kedudukan hukum koperasi yang diberikan
oleh pihak berwenang berdasarkan ketentuan Undang-Undang yang
berlaku.
e. Angota adalah orang-orang yang telah memenuhi syarat sebagai anggota
dan dibuktikan dalam buku daftar anggota sebagai anggota Koperasi
Mahasiswa UIN Syahid Jakarta.
f. Pengurus adalah perangkat organisasi KOPMA UIN Syahid Jakarta yang
bertugas memimpin jalannya organisasi dan usaha KOPMA UIN Syahid
Jakarta.
g. Pengawas adalah perangkatan organisasi koperasi yang dipilih dan
diangkat dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota, yang bertugas
melakukan pengawasan terhadap kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi.
h. Penasehat adalah suatu badan yang beranggotakan para ahli yang
diperlukan demi kepentingan pengembangan koperasi dan bukan
perangkat organisasi KOPMA UIN Syahid Jakarta.
i. Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah pendapatan koperasi yang diperoleh selam
asatu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban
lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
j. Pejabat adalah mereka yang diangkat oleh dan mendapat mandat dari
pemerintah untuk membina koperasi.
k. Kebijakan umum pengurus adalah pokok-pokok dasar operasional
pengelola/rencana kerja tahunan.
l. Kebijakan pengelola usaha adalah rencana operasional usaha yang disusun
oleh pengelola/karyawan.
m. Pengelola/karyawan adalah perangkat operasional KOPMA UIN Syahid
Jakarta yang dijabat oleh tenaga-tenaga ahli, diangkat dan diberhentikan
serta bertanggung jawab kepada pengurus.
134
BAB II
NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN JANGKA WAKTU
Pasal 2
1. Badan Usaha Koperasi ini bernama Koperasi Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut
KOPMA UIN Syahid Jakarta.
2. KOPMA UIN Syahid Jakarta berkedudukan di: Kampus UIN Syahid
Jakarta Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412.
3. KOPMA UIN Syahid Jakarta didirikan dalam jangka waktu tidak terbatas
sesuai dengan tujuannya.
BAB III
LANDASAN, ASAS, DAN PRINSIP
Pasal 3
1. KOPMA UIN Syahid Jakarta berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
2. KOPMA UIN Syahid Jakarta berdasarkan azas kekeluargaan.
3. KOPMA UIN Syahid Jakarta melaksanakan prinsip sebagai berikut :
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
c. Pembagian Sisa Hasil Usaha dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
e. Kemandirian.
f. Pendidikan perkoperasian.
g. Kerjasama antar koperasi.
BAB IV
FUNGSI, PERAN DAN TUJUAN
Pasal 4
1. KOPMA UIN Syahid Jakarta berfungsi sebagai wadah pengembangan
potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya untuk meningkatkan keejahteraan sosial dan ekonomi.
2. KOPMA UIN Syahid Jakarta berperan membina kader koperasi yang
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, professional, berwawasan luas
dan tangguh sebagai modal dasar pembangunan perekonomian
masyarakat.
3. KOPMA UIN Syahid Jakarta bertujuan untuk memajukan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut serta dalam membina
dan mengembangkan Gerakan Koperasi di kalangan mahasiswa dan
pemuda dalam rangka membangun Perekonomian Nasional dan
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.
135
BAB V
USAHA KOPMA UIN SYAHID JAKARTA
Pasal 5
Untuk mencapai tujuannya KOPMA UIN Syahid Jakarta menyelenggarakan
usaha-usaha sebagai berikut:
a. Usaha-usaha di bidang bisnis, meliputi kegiatan-kegiatan produksi,
perdagangan, dan jasa untuk meningkatkan kesejahteraan anggota.
b. Usaha-usaha di bidang pembinaan dan pengembangan sumber daya
manusia, baik itu untuk anggota, kepengurusan, karyawan maupun
masyarakat umum.
BAB VI
KEANGGOTAAN
Pasal 6
Keanggotaan Koperasi Mahasiswa UIN Syahid Jakarta bersifat sukarela dan
terbuka.
Pasal 7
Anggota KOPMA UIN Syahid Jakarta terdiri dari:
a. Anggota biasa.
b. Anggota luar biasa.
BAB VII
SYARAT KEANGGOTAAN
Pasal 8
Yang dapat diterima menjadi anggota KOPMA UIN Syahid Jakarta ialah
orang-orang yang memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:
a. Mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan perbuatan-perbuatan
hukum.
b. Telah menyatakan kesanggupan tertulis untuk melunasi simpanan pokok
dan simpanan wajib.
c. Telah menyetujui isi Anggaran Dasar dan ketentuan-ketentuan KOPMA
UIN Syahid Jakarta lainnya yang berlaku.
Pasal 9
1. Keanggotaan KOPMA UIN Syahid Jakarta mulai berlaku sejak tercatat
dan hanya dapat dibuktikan dalam buku daftar anggota.
2. Seseorang yang akan masuk menjadi anggota KKOPMA UIN Syahid
Jakarta harus mengikuti prosedur pendaftaran dan seleksi yang ditetapkan
dalam pola kaderisasi, setelah itu diadakan seleksi dan dalam jangka waktu
136
yang ditentukan pengurus harus memberi jawaban apakah permintaan itu
diterima atau ditolak.
3. Bilamana pengurus menolak permintaan untuk menjadi anggota maka
calon anggota yang berkepentingan dapat minta pertimbangan Rapat
Anggota berikutnya.
4. Keanggotaan KOPMA UIN Syahid Jakarta melekat pada diri sendiri dan
tidak dapat dipindahkan kepada orang lain dengan cara apapun.
Pasal 10
Keanggotaan berakhir, apabila anggota:
a. Meninggal dunia.
b. Selesai masa studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bagi anggota biasa.
c. Berhenti atas kehendak sendiri.
d. Dipecat oleh Rapat Anggota.
BAB VIII
KEWAJIBAN DAN HAK ANGGOTA
Pasal 11
1. Setiap anggota mempunyai kewajiban:
a. Mematuhi dan melaksanakan ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Khusus dan Keputusan Rapat
Anggota.
b. Berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh
KOPMA UIN Syahid Jakarta.
c. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan atas azas
kekeluargaan.
d. Membayar simpanan pokok dan simpanan wajib dan simpanan lain
yang diputuskan dalam Rapat Anggota.
e. Menaggung kewajiban sesuai dengan pasal 43 ayat (1).
2. Setiap anggota mempunyai hak:
a. Menghadiri, menyatakan pendapat dan memberikan suara dalam
Rapat Anggota.
b. Memilih dan atau dipilih menjadi pengurus dan pengawas.
c. Memberikan saran-saran guna perbaikan KOPMA di luar Rapat
Anggota, diminta maupun tidak diminta.
d. Meminta diadakan Rapat Anggota menurut ketentuan dalam Anggaran
Dasar.
e. Mendapat pelayanan yang sama antar sesama anggota.
f. Mendapat bagian dari Sisa Hasil Usaha.
g. Mendapat keterangan mengenai perkembangan KOPMA UIN Syahid
Jakarta.
h. Menerima kembali uang simpanan yang telah dibayarkan ketika
anggota keluar.
137
BAB IX
PERANGKAT ORGANISASI
Pasal 12
Perangkat organisasi KOPMA UIN Syahid Jakarta terdiri dari:
a. Rapat Anggota.
b. Pengurus.
c. Pengawas.
BAB X
RAPAT ANGGOTA
Pasal 13
1. Rapat Anggota KOPMA UIN Syahid Jakarta merupakan pemegang
kekuasaan tertinggi.
2. Rapat Anggota paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun yang disebut
sebagai Rapat Anggota Tahunan (RAT).
3. Rapat Anggota diselenggarakan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tutup
tahun buku.
4. Rapat Anggota dapat diselenggarakan atas:
a. Kehendak tertulis dari 1/10 dari jumlah anggota.
b. Kehendak dari pengurus.
c. Kehendak dari pengawas.
Pasal 14
1. Keputusan Rapat Anggota didasarkan pada prinsip musyawarah untuk
mufakat.
2. Apabila tidak tercapai mufakat, maka keputusan diambil berdasarkan suara
terbanyak.
3. Dalam hal pemungutan suara, setiap anggota mempunyai satu suara.
4. Keputusan Rapat Anggota dinyatakan sah apabila disetujui oleh separuh
lebih jumlah anggota yang hadir.
5. Semua keputusan Rapat Anggota ditandatangani oleh pimpinan rapat dan
dicatat dalam berita acara.
Pasal 15
Rapat Anggota berwenang menetapkan:
a. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
b. Kebijakan umum bidang organisasi, manajemen dan usaha KOPMA UIN
Syahid Jakarta.
c. Pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian pengurus dan pengawas.
d. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja KOPMA UIN Syahid Jakarta.
e. Pengesahan laporan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas.
138
f. Pembagian Sisa Hasil Usaha.
g. Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran KOPMA UIN
Syahid Jakarta.
Pasal 16
1. Pada dasarnya Rapat Anggota sah apabila dihadiri oleh ½ lebih satu dari
jumlah anggota.
2. Jika ketentuan ayat (1) tidak tercapai maka Rapat Anggota dapat
dilaksanakn bila peserta Rapat Anggota lebih dari 20% jumlah anggota.
3. Jika ketentuan sebagaimana ayat (2) belum terpenuhi maka Rapat Anggota
dapat ditunda sampai ketentuan tersebut terpenuhi paling lama 7 (tujuh)
hari.
4. Jika ketentuan ayat (3) belum terpenuhi maka dengan kesepakatan anggota
yang hadir Rapat Anggota dapat diselenggarakan.keadaan mendesak dapat
diadakan Rapat Anggota
Pasal 17
1. Selain Rapat Anggota Tahunan, Pengurus berhak mengadakan Pra-RAT.
2. Adapun wewenang Pra-RAT adalah:
a. Membahas dan mengesahkan RAPBK tahun buku yang akan berjalan.
b. Membentuk panitia Rapat Anggota Tahunan yang independen.
Pasal 18
Dalam keadaan mendesak dapat diadakan Rapat Anggota Luar Biasa.
BAB XI
PENGURUS
Pasal 19
1. Pengurus dipilih dari dan oleh anggota KOPMA UIN Syahid Jakarta
dalam Rapat Anggota.
2. Pengurus merupakan pemegang amanah Rapat Anggota.
3. Yang dapat dipilih menjadi pengurus ialah mereka yang memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
a. Bertaqwa kepada Allah SWT dan mempunyai sifat jujur.
b. Memiliki pengetahuan tentang perkoperasian dan ekonomi pada
umumnya.
c. Tidak pernah meakukan tindakan dan kegiatan yang merugikan baik
almamater maupun negara dan atau tindakan yang merugikan Gerakan
Koperasi Indonesia, serta tidak pernah melakukan tindakan yang tercela
di bidang perkoperasian.
d. Pernah mengikuti pendidikan perkoperasian.
139
e. Pengurus sebelum melakukan tugas dan kewajibannya, harus
mengucapkan sumpah atau janji dihadapan anggota dalam Rapat
Anggota.
f. Pengurus baik bersama-sama maupun sendirii menanggung kerugian
yang diderita KOPMA UIN Syahid Jakarta karena tindakan yang
dilakukan dengan sengajaan atau kelalaian.
Pasal 20
1. Pengurus KOPMA UIN Syahid Jakarta sekurang-kurangnya terdiri dari 3
(tiga) orang, yaitu:
a. Ketua Umum
b. Sekretaris
c. Bendahara
2. Pengurus KOPMA UIN Syahid Jakarta dipilih untuk masa jabatan 1 (satu)
tahun dalam 1 (satu) periode dan dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali
masa jabatan berikutnya.
3. Pengurus KOPMA UIN Syahid Jakarta setiap saat dapat diberhentikan
oleh Rapat Anggota Luar Biasa KOPMA UIN Syahid Jakarta apabila:
a. Melakukan kecurangan dan merugikan KOPMA UIN Syahid Jakarta
dan atau Gerakan Koperasi.
b. Tidak mentaati Undang-Undang perkoperasian dan petunjuk
pelaksanaannya serta AD/ART KOPMA UIN Syahid Jakarta.
c. Tidak dapat menjalankan/melaksanakan kewajiban selama 2 (dua)
bulan berturut-turut.
4. Apabila pengurus berhenti atau diberhentikan sebelum masa jabatannya
berakhir, maka rapat pengurus dapat mengangkat dan menetapkan
penggantinya.
BAB XII
TUGAS, KEWAJIBAN, WEWENANG DAN HAK PENGURUS
Pasal 21
Pengurus bertugas:
a. Memimpin organisasi dan usaha KOPMA UIN Syahid Jakarta.
b. Memimpin dan melakukan perbuatan hukum untuk dan atas nama
KOPMA UIN Syahid Jakarta serta mewakilinya di hadapan dan di luar
pengadilan.
Pasal 22
1. Pengurus mempunyai kewajiban:
a. Melaksanakan seluruh keputusan Rapat Anggota dan selalu
berpedoman pada perundang-undangan yang berlaku dalam setiap
pengambilan kebijasanaan umum KOPMA UIN Syahid Jakarta.
140
b. Menyusun kebijaksanaan umum pengurus untuk setiap tahun buku
sebagai dasar pelaksanaan pengelolaan KOPMA UIN Syahid Jakarta
yang kemudian disahkan oleh Rapat Anggota.
c. Membuat, meneliti, dan memperbaiki rancangan kerja serta perkiraan
pendapatan dan belanja KOPMA UIN Syahid Jakarta yang kemudian
disahkan oleh Rapat Anggota.
d. Mengawasi kebijakan pengurus, rencana kerja dan Anggaran
Pendapatan dan Belanja yang dilaksanakan oleh pengelola/karyawan.
e. Mengadakan pencatatan dalam Buku Daftar Anggota tentang masuk
dan berhentinya anggota dan berusaha agar anggota mengetahui akibat
pencatatan.
f. Mengadakan pencatatan dalam Buku Daftar Pengurus tentang mulai
dan berakhirnya masa jabatan pengurus.
g. Mempertanggungjawabkan atas pelaksanaan kebijakan umum
pengurus dari tahun buku yang bersangkutan kepada Rapat Anggota.
2. Tugas dan kewajiban setiap pengurus ditetapkan dalam peraturan khusus.
Pasal 23
Pengurus mempunyai wewenang:
a. Mengangkat, memberhentikan dan memutasikan karyawan/pengelola
koperasi.
b. Meminta penjelasan dan pertanggungjawaban pada karyawan/pengelola
atas tugas-tugasnya.
c. Meminta tenaga ahli untuk melakukan pemeriksaan atas masalah yang
berkaitan dengan bidang tugasnya.
Pasal 24
1. Pengurus tidak menerima gaji, akan tetapi berhak menerima uang jasa
sesuai dengan Keputusan Rapat Anggota yang akan dijelaskan terperinci
dalam Anggaran Rumah Tangga Koperasi Mahasiswa UIN Syahid Jakarta.
2. Pengurus berhak memperoleh biaya-biaya sehubungan dengan
pelaksanaan tugas kewajibannya, yang besarnya ditetapkan dalam
peraturan khusus.
3. Pengurus berhak menggunakan fasilitas dan sarana yang tersedia untuk
pengembangan organisasi dan usaha KOPMA UIN Syahid Jakarta.
Pasal 25
1. Pengurus, baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri menanggung
kerugian yang diderita KOPMA UIN Syahid Jakarta, karena tindakan yang
dilakukan dengan sengaja atau kelalaian.
2. Bila terbukti pengurus melakukan tindakan, baik sengaja maupun lalai
yang mengakibatkan kerugian, maka pengurus dapat diajukan ke
pengadilan.
141
3. Keputusan tentang terbukti atau tidaknya kesengajaan atau kelalaian
ditentukan oleh tim verifikasi yang dibentuk oleh pengurus atau Rapat
Anggota.
BAB XIII
PENGAWAS
Pasal 26
1. Pengawas dipilh dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota.
2. Yang dapat dipilih menjadi pengawas ialah mereka yang mempunyai
syarat-syarat sebagai berikut:
a. Bertaqwa kepada Allah SWT, mempunyai akhlak dan moral yang baik.
b. Mempunyai pengetahuan yang luas tentang perkoperasian.
c. Mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang luas di bidang
pengawasan.
d. Tidak pernah melakukan tndakan dan kegiatan yang merugikan
almamater, negara dan atau tindakan yang merugikan Gerakan
Koperasi Indonesia.
3. Pengawas sebelum melakukan tugas dan kewajibannya harus
mengucapkan sumpah atau janji dihadapan anggota dalam Rapat Anggota.
Pasal 27
1. Pengawas sekurang-kurangnya terdiri dari 1 (satu) orang ketua dan 2 (dua)
orang anggota.
2. Pengawas dipilih untuk masa jabatan 1 (satu) tahun dan dapat dipilih
kembali untuk masa jabatan berikutnya.
3. Sebelum masa jabatannya berakhir, Rapat Anggota Luar Biasa dapat
memberhentikan Pengawas KOPMA UIN Syahid Jakarta, apabila:
a. Terbukti melakukan tindakan yang merugikan KOPMA UIN Syahid
Jakarta dan atau Gerakan Koperasi Indonesia.
b. Tidak mentaati peraturan perundang-undangan tentang perkoperasian
dan atau peraturan pelaksanaannya serta AD/ART KOPMA UIN
Syahid Jakarta.
c. Tidak dapat aktif melaksanakan tugasnya selama 6 (enam) bulan
berturut-turut.
4. Apabila pengawas berhenti sebelum masa jabatannya berakhir, maka perlu
sesegera mungkin mengadakan Rapat Anggota untuk memilih anggota
pengawas penggantinya.
5. Apabila ada salah satu pengawas saja yang berganti sebelum masa
jabatannya berakhir, maka rapat pengawas dapat mengangkat pengganti
sementara.
142
BAB XIV
TUGAS, KEWAJIBAN, WEWENANG DAN HAK
Pasal 28
Pengawas bertugas mengawasi pelaksanaan tugas pengurus dan pengelolaan
KOPMA UIN Syahid Jakarta agar sesuai dengan AD/ART dan keputusan-
keputusan Rapat Anggota Tahunan.
Pasal 29
1. Untuk melaksanakan tugasnya, Pengawas mempunyai kewajiban:
a. Melakukan pemeriksaan sekurang-kurangnya sekali dalam satu bulan.
b. Mengadakan pencatatan tentang dimulai dan berakhirnya masa jabatan
Pengurus.
c. Mengadakan pertemuan berkala dengan pengurus dan bila perlu
dengan pengelola/karyawan sekaligus memberikan saran dalam rangka
membina dan mengembangkan usaha KOPMA UIN Syahid Jakarta.
d. Membuat laporan tertulis tentang hasil pemeriksaan untuk selanjutnya
disampaikan dalam Rapat Anggota dan pejabat melalui pengurus.
2. Pengawas harus merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak luar.
Pasal 30
Pengawas berwenang meneliti catatan yang ada pada KOPMA UIN Syahid
Jakarta dan mendapatkan keterangan atau penjelasan yang diperlukan dari
pengurus atau pengelola/karyawan sehubungan dengan pelaksanaan hasil
keputusan Rapat Anggota, kebijaksanaan umum pengurus dan kebijakan
operasional KOPMA UIN Syahid Jakarta.
Pasal 31
1. Pengawas tidak menerima gaji, akan tetapi berhak menerima uang jasa
sesuai dengan keputusan Rapat Anggota yang akan dijelaskan terperinci
dalam Anggaran Rumah Tangga Koperasi Mahasiswa UIN Syahid Jakarta.
2. Besarnya uang jasa bagi pengawas ditetapkan dalam peraturan khusus.
3. Pengawas memperoleh biaya-biaya sehubungan dengan pelaksanaan tugas
dan kewajiban, yang besarnya ditetapkan dalam peraturan khusus.
Pasal 32
1. Pengawas dapat meminta jasa audit kepada akuntan publik untuk
pemeriksaan akhir tahun dengan persetujuan Rapat Anggota.
2. Bila pengelolaan KOPMA Syahid Jakarta dilakukan dengan cara
profesional dengan mengangkat direksi/manajer, maka unsur pengawas
dapat ditiadakan atau diangkat sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan
143
melalui Rapat Anggota. Dengan demikian fungsi pengawas menjadi tugas
dan tanggung jawab pengurus.
BAB XV
DEWAN PENASEHAT
Pasal 33
1. Untuk kepentingan KOPMA UIN Syahid Jakarta, Rapat Anggota dapat
mengangkat Dewan Penasihat.
2. Rapat anggota dapat mengangkat orang yang bukan anggota yang
mempunyai keahlian sesuai dengan kepentingan koperasi untuk menjadi
Dewan Penasihat.
3. Dewan Penasehat tidak menerima gaji, akan tetapi dapat menerima uang
jasa dengan keputusan Rapat Anggota.
4. Dewan Penasehat tidak mempunyai hak suara dalam Rapat Anggota
maupun Rapat Pengurus.
5. Dewan penasehat dapat memberi saran atau pendapat kepada pengurus
untuk kemajuan KOPMA UIN Syahid Jakarta baik diminta maupun tidak
diminta.
BAB XVI
PENGELOLA/KARYAWAN
Pasal 34
1. Pengelola/karyawan diangkat dan diberhantikan oleh sertabertanggung
jawab kepada pengurus berdasarkan keputusan Rapat Pleno Pengurus.
2. Tugas, wewenang, tanggung jawab, hak serta syarat-syarat untuk
menjadipengelola/karyawan diatur dalam peraturan khusus.
BAB XVII
PEMBINAAN
Pasal 35
Apabila diperlukan dapat memberikan bantuan untuk memberikan
bimbingan kemudahan dan perlindungan kepada KOPMA UIN Syahid
Jakarta
BAB XVIII
MODAL KOPMA
Pasal 36
1. Modal KOPMA UIN Syahid Jakarta terdiri dari modal sendiri dan modal
pinjaman.
2. Modal sendiri dapat berasal dari:
a. Simpanan Pokok
b. Simpanan Wajib.
144
c. Cadangan.
d. Hibah dan Donasi.
3. Modal pinjaman dapat berasal dari:
a. Anggota.
b. Koperasi Lainnya.
c. Bank dan lembaga keuangan lainnya.
d. Penerbitan obligasi dan surat-surat hutang lainnya.
e. Sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
BAB XIX
SIMPANAN-SIMPANAN ANGGOTA
PASAL 37
1. Simpanan anggota terdiri dari:
a. Simpanan Pokok.
b. Simpanan Wajib.
c. Simpanan Sukarela.
2. Simpanan anggota menjadi elemen dalam perhitungan SHU.
Pasal 38
1. Setiap anggota harus menyimpan simpanan pokok atas namanya ketika
mendaftar sebagai anggota KOPMA UIN Syahid Jakarta.
2. Setiap anggota diwajibkan membayar simpanan wajib atas namanya
kepada KOPMA UIN Syahid Jakarta.
3. Simpanan sukarela adalah simpanan anggota yang tidak mengikat, dapat
dibayar dan diambil sewaktu-waktu.
BAB XX
SISA HASIL USAHA
Pasal 39
1. Sisa Hasil Usaha merupakan pendapatan KOPMA UIN Syahid Jakarta
yang diperoleh dalam satu tahun buku setelah dikurangi biaya, penyusutan
dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang
bersangkutan.
2. Sisa Hasil Usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan oleh
KOPMA UIN Syahid Jakarta berdasarkan keputusan Rapat Anggota
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. 40% untuk cadangan.
b. 25% untuk anggota sesuai dengan jasanya.
c. 20% untuk dana pendidikan.
d. 5% untuk dana Pemabangunan Daerah Kerja.
e. 10% untuk dana sosial.
145
BAB XXI
TAHUN BUKU DAN PEMBUKUAN
Pasal 40
1. Tahun buku berjalan dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31
Desember.
2. Pembukuan dilakukan sesuai dengan sistem akuntansi yang baku atau
dengan modifikasi tertentu sesuai dengan kebutuhan KOPMA UIN Syahid
Jakarta.
BAB XXII
KEADAAN KOPERASI TIDAK DIRAHASIAKAN DAN YANG
DIRAHASIAKAN
Pasal 41
1. Setiap orang dapat mengetahui akta pendirian dan akta perubahan
AD/ART dengan mekanisme yang ditentukan oleh pengurus.
2. Setiap anggota dapat mengetahui daftar anggota, pengurus, pengawas,
laporan pertanggungjawaban pengurus pengawas serta informasi-informasi
lainnya yang tidak merupakan rahasia KOPMA UIN Syahid Jakarta.
3. Pihak luar yang memerlukan informasi seperti tersebutpada ayat 2 (dua)
pasal ni dapat memperolehnya melalui persetujuan pengurus.
Pasal 42
KOPMA UIN Syahid Jakarta wajib memegang teguh rahasia demi keamanan
organisasi.
BAB XXIII
KEWAJIBAN MENANGGUNG
Pasal 43
1. Bilamana KOPMA UIN Syahid Jakarta dibubarkan, ternyata kekayaannya
tidak mencukupi untuk melunasi hutang-hutangnya dan memenuhi
kewajiban lainnya maka semua anggota yang ada pada waktu pembubaran
masih menjadi anggota diwajibkan turut menanggung dengan membayar
sebesar jumlah simpanannya.
2. Pengurus dan karyawan secara sendiri-sendiri atau bersama-sama
menanggung segala kerugian yang terjadi karena kelalaian dan pihak
pengurus dan atau karyawan.
3. Pengurus dan karyawan dapat dibebaskan dalam ketentuan tersebut dalam
ayat 2 (dua) jika mereka dapat membuktikan bahwa segala ikhtiar dan
upaya telah dijadikan untuk mencegah kerugian itu.
4. Kerugian yang diderita oleh KOPMA UIN Syahid Jakarta pada akhir suatu
tahun buku, ditutup dengan uang cadangan.
146
5. Bilamana kerugian tersebut dalam ayat di atas tidak dapat dipenuhi, maka
Rapat Anggota dapat memutuskan untuk membebankan bagian kerugian
yang belum terpenuhi ditutupi/atau diperhitungkan dengan SHU tahun-
tahun yang akan datang.
BAB XXIV
PEMBUBARAN DAN PENYELESAIAN
Pasal 44
Pembubaran KOPMA UIN Syahid Jakarta dapat dilakukan berdasarkan:
a. Keputusan Rapat Anggota.
b. Keputusan Pemerintah.
Pasal 45
1. Dengan memperhatikan Pasal 17 dan Pasal 18 Anggaran Dasar ini, maka
Rapat Anggota Luar Biasa dapat mengambil keputusan untuk
membubarkan KOPMA UIN Syahid Jakarta.
2. Keputusan pembubaran KOPMA UIN Syahid Jakarta dimaksud
diberitahukan kepada kreditor.
3. Selama pemberitahuan Keputusan Pembubaran KOPMA UIN Syahid
Jakarta belum diterima oleh kreditor, maka pembubaran KOPMA UIN
Syahid Jakarta belum berlaku baginya.
Pasal 46
Keputusan pembubaran KOPMA UIN Syahid Jakarta oleh pemerintah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 huruf b dilakukan apabila:
a. Terdapat bukti-bukti bahwa KOPMA UIN Syahid Jakarta tidak memenuhi
ketentuan Undang-undang Perkoperasian.
b. Kegiatan KOPMA UIN Syahid Jakarta bertentangan dengan ketertiban
atau kesusilaan.
c. Kelangsungan hidup KOPMA UIN Syahid Jakarta tidak dapat lagi
dipertahankan.
Pasal 47
Untuk kepentingan kreditor dan para anggota KOPMA IAIN Jakarta, terhadap
pembubaran KOPMA UIN Syahid Jakarta dilakukan penyelesaian/pembubaran
yang selanjutnya disebut “PENYELESAIAN”.
Pasal 48
1. Penyelesaian dilakukan oleh Penyelesai Pembubaran yang selanjutnya
disebut “PENYELESAI”.
147
2. Untuk penyelasian berdasarkan Keputusan Rapat Anggota Penyelesai
ditunjuk oleh Rapat Anggota, dan bertanggung jawab kepada Rapat
Anggota.
3. Untuk penyelesaian berdasarkan Keputusan Pemerintah, penyelesaian
ditunjuk oleh Pemerintah dan bertanggung jawab kepada Pemerintah.
4. Selama dalam penyelesaian, KOPMA UIN Syahid Jakarta tetap ada
dengan sebutan “KOPMA UIN SYAHID JAKARTA DALAM
PENYELESAIAN”.
Pasal 49
Penyelesai mempunyai hak, wewenang dan kewajiban sebagai berikut:
a. Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama Koperasi dalam
penelesaian.
b. Mengumpulkan segala keterangan yang diperlukan.
c. Memanggil Anggota dan bekas anggota tertentu, pengurus serta pengawas
baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama.
d. Memperoleh, memeriksa dan menggunakan catatan-catatan serta arsip
Koperasi.
e. Menetapkan dan melaksanakan segala kewajiban pembayaran yang
didahulukan dari hutang lainnya.
f. Menggunakan sisa kekayaan KOPMA untuk menyelesaikan sisa
kewajiban KOPMA UIN Syahid Jakarta.
g. Membagikan sisa hasil penyelesaian kepada anggota.
h. Membuat berita acara penyelesaian.
BABA XXV
SANKSI-SANKSI
PASAL 50
1. Setiap anggota yang tidak membayar simpanan dan berpastisipasi dalam
kegiatan yang diselenggarakan oleh KOPMA UIN Syahid Jakarta dikenai
sanksi secara bertahap oleh pengurus sampai dengan pemberhentian
dengan hormat oleh Rapat Anggota.
2. Rapat Anggota dapat memutuskan untuk memberhentikan pengurus
apabila pengurus tidak melaksanakan tugas dan kewajibannya.
3. Rapat Anggota dapat memberhentikan pengawas dalam hal pengawas
tidak melaksanakan tugas dan kewajibannya.
4. Sanksi-sanksi tersebut dalam ayat 1, 2, dan 3 tidak menutup kemungkinan
adanya penuntutan oleh KOPMA UIN Syahid Jakarta sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku.
148
BAB XXVI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 51
Hal-hal yang belum ditetapkan dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga dan atau peraturan-peraturan khusus yang tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.
ANGGARAN RUMAH TANGGA
KOPMA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
BAB I
NAMA, WAKTU, TEMPAT KEDUDUKAN LAPANGAN USAHA
Pasal 1
1. Badan usaha koperasi ini bernama Koperasi Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, selanjutnya dalam Anggaran Rumah Tangga ini
disebut KOPMA UIN SYAHID Jakarta.
2. KOPMA UIN Syahid Jakarta didirikan di Jakarta pada tanggal 15 Oktober
1990 dan berkedudukan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk waktu
yang tidak terbatas.
3. Lapangan usaha KOPMA UIN Syahid Jakarta dapat dilakukan di segala
bidang meliputi wilayah geografis yang tidak terbatas dengan tidak
mempertimbangkan kelayakannya.
BAB II
ASAS, PRINSIP DAN TUJUAN
Pasal 2
KOPMA UIN Syahid Jakarta berasaskan berdasarkan kekeluargaan sesuai
dengan UUD 1945.
Pasal 3
KOPMA UIN Syahid Jakarta melaksanakan prinsip sebagai berikut:
a. Keanggotaan bersikap sukarela dan terbuka.
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
c. Pembagian Sisa Hasil Usaha dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
e. Kemandirian.
f. Pendidikan perkoperasian.
g. Kerja sama antar anggota.
149
Pasal 4
1. KOPMA UIN Syahid Jakarta bertujuan meningkatkan kesejahteraan
anggota agar menjadi kader koperasi yang profesional, tangguh,
berwawasan luas serta ikut membina dan mengembangkan tatanan
perekonomian nasional untuk mewujudkan demokrasi ekonomi.
2. KOPMA UIN Syahid Jakarta merupakan koperasi kader tempat membina
anggotanya menjadi kader koperasi yang mempunyai komitmen tinggi
terhadap gerakan koperasi.
3. KOPMA UIN Syahid Jakarta turut membina mahasiswa UIN Syahid
Jakarta cinta almamater dan tanggap terhadap lingkungan sekitar sesuai
dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
BAB III
USAHA
Pasal 5
1. Dalam menjalankan usahanya pengurus KOPMA UIN Syahid Jakarta
harus berpedoman pada Anggaran Rumah Tangga.
2. Untuk merealisasikan usaha-usaha KOPMA UIN Syahid Jakarta, dibentuk
unit usaha atau unit perlengkapan organisasi yang dibutuhkan berdasarkan
SK Pengurus.
3. Dalam usaha untuk mencapai tujuannya, KOPMA UIN Syahid Jakarta
membentuk unit-unit usaha dan unit-unit perlengkapan organisasi sesuai
dengan kebutuhan anggota dan diselaraskan dengan potensi yang dimiliki
KOPMA UIN Syahid Jakarta.
BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 6
1. Anggota biasa adalah Mahasiswa UIN Syahid Jakarta yang telah terdaftar
sebagai anggota KOPMA UIN Syahid Jakarta.
2. Anggota luar biasa adalah orang-orang yang bukan mahasiswa UIN Syahid
Jakarta yang ingin berpartisipasi menjadi anggota KOPMA UIN Syahid
Jakarta, dengan persetujuan Pengurus.
Pasal 7
1. Anggota KOPMA UIN Syahid Jakarta dianggap sah apabila telah memiliki
kartu anggota yang masih berlaku dan dikeluarkan oleh pengurus dan atau
hanya dapat dibuktikan dengan catatan dalam buku daftar anggota.
2. Anggota KOPMA UIN Syahid Jakarta adalah pemilik dan sekaligus
pengguna jasa KOPMA UIN Syahid Jakarta.
150
Pasal 8
1. Keanggotaan berakhir bilamana anggota:
a. Meninggal Dunia.
b. Minta berhenti atas kehendak sendiri.
c. Diberhentikan oleh pengurus karena tidak memenuhi syarat
keanggotaan.
d. Dipecat oleh pengurus karena tidak mengindahkan kewajiban sebagai
anggota dan atau berbuat sesuatu yang merugikan KOPMA UIN
Syahid Jakarta.
e. Selain yang tersebut dalam ayat 1 di atas, status keanggotaan sebagai
anggota biasa berakhir bila yang bersangkutan tidak lagi berstatus
sebagai mahasiswa UIN Syahid Jakarta.
Pasal 9
1. Berakhirnya keanggotaan mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan
dengan catatan dalam Buku Daftar Anggota.
2. Permintaan berhenti diajukan tertulis kepada pengurus.
3. Seseorang yang diberhentikan atau dipecat pengurus dapat meminta
pertimbangan dalam Rapat Anggota berikutnya.
BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 10
1. Anggota biasa:
a. Berhak mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh
KOPMA UIN Syahid Jakarta.
b. Berhak memilih dan dipilih dalam Rapat Anggota sebagai pengurus
dan atau pengawas.
c. Berhak menyatakan pendapat dalam bentuk kritik, usul dan saran baik
secara lisan maupun tulisan kepada KOPMA UIN Syahid Jakarta.
d. Dalam melaksanakan kegiatan KOPMA UIN Syahid Jakarta, anggota
berhak mendapatkan perlindungan hukum dan fasilitas sesuai dengan
Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga dan peraturan yang
berlaku.
e. Mempunyai satu hak suara dalam pengambilan keputusan pada setiap
Rapat Anggota.
f. Menerima kembali uang simpanan yang telah dibayarkan ketika
anggota keluar.
g. Wajib mentaati peraturan-peraturan KOPMA UIN Syahid Jakarta
yang berlaku.
h. Wajib menjaga nama baik KOPMA UIN Syahid Jakarta.
2. Anggota Luar Biasa:
151
a. Berhak mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh
KOPMA UIN Syahid Jakarta.
b. Berhak memilih dalam Rapat Anggota.
c. Berhak dipilih sebagai anggota pengawas.
d. Berhak menyatakan dalam bentuk kritik, usul, saran secara lisan
maupun tulisan kepada KOPMA UIN Syahid Jakarta.
e. Dalam melaksanakan kegiatan KOPMA UIN Syahid Jakarta, anggota
berhak mendapat perlindungan hukum dan fasilitas sesuai dengan
Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan peraturan yang berlaku.
f. Mempunyai satu hak suara dalam pengambilan keputusan pada setiap
Rapat Anggota.
g. Wajib mentaati peraturan-peraturan KOPMA UIN Syahid Jakarta yang
berlaku.
h. Wajib menjaga nama baik KOPMA UIN Syahid Jakarta.
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 11
Elemen struktur organisasi KOPMA UIN Syahid Jakarta:
a. Rapat Anggota.
b. Pengurus.
c. Pengawas.
d. Penasehat.
e. Karyawan.
BAB VII
RAPAT ANGGOTA
Pasal 12
Rapat Anggota Tahunan diadakan dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan
setelah tutup buku.
Pasal 13
1. Tanggal dan tempat serta Rapat Anggota harus diberitahukan dan
dipublikasikan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum
pelaksanaannya.
2. Berita Tahunan KOPMA UIN Syahid Jakarta disertai laporan keuangan
tahunan harus diberikan kepada anggota dalam waktu sekurang-kurangnya
3 (tiga) hari sebelum Rapat Anggota.
Pasal 14
1. Pra RAT diadakan selambat-lambatnya 2 minggu sebelum berakhir tahun
buku berjalan.
152
2. Peserta Pra RAT terdiri dari komponen peserta RAT yang mempunyai hak
dan kewajiban yang sama.
Pasal 15
1. Rapat Anggota Luar Biasa dapat diadakan dalam keadaan membahayakan:
a. Kepengurusan tidak berjalan.
b. Pengurus terbukti melakukan penyelewengan jabatan.
2. Dalam keadaan mendesak, dapat diadakan Rapat Anggota Luar Biasa.
3. Apabila keadaan mengharuskan adanya keputusan segera yang
wewenangnya ada pada Rapat Anggota maka ayat 1 di atas dapat
diberlakukan.
Pasal 16
1. Segala keputusan Rapat Anggota dicatat dalam buku Daftar Berita Acara
dan ditandatangani oleh pimpinan sidang.
2. Untuk kesinambungan, sebelum dibacakan laporan pertanggungjawaban
oleh pengurus, dilakukan pembacaan ketetapan-ketetapan Rapat Anggota
dalam tahun terakhir.
BAB VIII
PENGURUS
Pasal 17
1. Pengurus KOPMA UIN Syahid Jakarta dipilih dari anggota biasa dan oleh
anggota biasa dan anggota luar biasa dalam Rapat Anggota.
2. Yang dapat dipilih menjadi pengurus adalah Anggota Biasa KOPMA UIN
Syahid Jakarta yang memenuhi syarat-syarat:
a. Bertaqwa kepada Allah SWT.
b. Memiliki kepribadian yang baik.
c. Memiliki kemampuan dalam mengelola koperasi.
d. Berwawasan luas.
e. Mempunyai pengertian dan pemahaman tentang koperasi.
f. Memiliki komitmen yang tinggi terhadap gerakan koperasi.
g. Telah mengikuti jenjang pengkaderan yang diatur pada pola kaderisasi
KOPMA UIN Syahid Jakarta.
h. Aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh KOPMA UIN
Syahid Jakarta sekurang-kurangnya satu tahun terakhir.
i. Telah lulus pada uji kepantasan dan kelayakan yang telah diadakan
oleh tim independen.
153
j. Dengan alasan tertentu Rapat Pengurus dapat mengangkat dan
memberhentikan staff pengurus dengan persetujuan 2/3 dari jumlah
pengurus.
BAB IX
HAK DAN KEWAJIBAN PENGURUS
Pasal 18
1. Di dalam menjalankan tugas dan kewajiban setiap pengurus mempunyai
tanggung jawab masin-masing yang diatur dalam uraian tugas. Uraian
tugas dapat ditetapkan dalam rapat kepengurusan.
2. Dalam menghadapi pihak luar dari Rapat Anggota, pengurus bertanggung
jawab bersama-sama.
Pasal 19
1. Pengurus harus segera mengadakan catatan pada waktunya dalam Buku
Daftar Anggota tentang masukan dan berhentinya anggota.
2. Pengurus harus segera mengadakan catatan pada waktunya dalam daftar
pengurus tentang dimulai dan berhentinya jabatan pengurus.
3. Pengurus harus berusaha agar anggota mengetahui akibat pencatatan dalam
buku Daftar Anggota.
Pasal 20
1. Pengurus diwajibkan untuk mencatat setiap kejadian sebagaimana
mestinya di dalam bukunya yang telah ditentukan.
2. Pengurus wajib memberitahukan kepada anggota tiap kejadian yang
mempengaruhi berjalannya organisasi KOPMA UIN Syahid Jakarta.
Pasal 21
1. Pengurus wajib memberikan laporan tertulis dalam rapat penggurus dan
pengawas tentang perkembangan KOPMA UIN Syahid Jakarta sekurang-
kurangnya 4 (empat) kali dalam setahun serta dipublikasikan kepada
anggota.
2. Pengurus diwajibkan menyusun Anggara Pendapatan dan Belanja
KOPMA UIN Syahid Jakarta dengan memperhatikan usul-usul dari
manajer dan pengawas.
3. Pengurus diwajibkan berusaha agar segala laporan pengelolaan KOPMA
UIN Syahid Jakarta dapat diketahui oleh setiap anggota.
4. Pengurus diwajibkan supaya ketentuan dalam Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga, Peraturan Khusus dan keputusan-keputusan Rapat
Anggota diketahui dan dimengerti oleh segenap anggota.
154
5. Pengurus diwajibkan untuk memelihara kerukunan diantara anggota dan
mencegah segala hal yang menyebabkan timbulnya perselisihan paham.
6. Perselisihan yang timbul karena hanya kepentingan khusus KOPMA UIN
Syahid Jakarta atau dalam hubungan sebagai anggota harus diselesaikan
oleh pengurus dengan jalan damai tanpa memihak ke salah satu pihak.
7. Pengurus harus melaksanakan segala ketentuan dalam Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga KOPMA UIN Syahid Jakarta, peraturan-
peraturan khusus dan keputusan-keputusan Rapat Anggota.
Pasal 22
1. Segala biaya penyelenggaraan KOPMA UIN Syahid Jakarta ditanggung
oleh KOPMA UIN Syahid Jakarta.
2. Pengurus tidak menerima gaji akan tetapi diberikan uang jasa sebanyak
10% jika memenuhi target laba bersih minimal Rp. 7.500.000,00 dalam
tiga bulan. Apabila laba bersih mencapai Rp. 10.000.000,00 dalam tiga
bulan, maka pengurus berhak menerima uang jasa sebanyak 15% dari laba
bersih.
3. Setiap anggota pengurus menanggung terhadap kerugian yang diderita
KOPMA UIN Syahid Jakarta karena kelalaian dalam melaksanakan tugas
kewajiban masing-masing.
4. Jika kelalaian itu mengenai sesuatu yang termasuk hasil keputusan
kepengurusan maka anggota kepengurusan masing-masing menanggung
kerugian tadi secara proporsional.
BAB X
PENGAWAS
Pasal 23
1. Pengawas KOPMA UIN Syahid Jakarta dipilih dari dan oleh anggota
dalam Rapat Anggota.
2. Yang dapat dipilih menjadi anggota pengawas adalah Anggota KOPMA
UIN Syahid Jakarta.
3. Yang dapat dipilih sebagai ketua pengawas adalah anggota biasa KOPMA
UIN Syahid Jakarta.
4. Pengawas harus memenuhi syarat-syarat:
a. Bertaqwa kepada Allah SWT.
b. Memiliki kepribadian yang baik.
c. Memiliki ketrampilan kerja.
d. Berwawasan luas.
e. Mempunyai pengertian dan pemahaman tentang perkoperasian.
f. Memiliki komitmen yang tinggi terhadap gerakan koperasi.
g. Telah mengikuti jenjang pengkaderan yang diatur pada pola kaderisasi
KOPMA UIN Syahid Jakarta.
h. Aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh KOPMA UIN
Syahid Jakarta sekurang-kurangnya satu tahun terakhir.
155
Pasal 24
Pengawas tidak menerima gaji akan tetapi diberikan uang jasa sebanyak 3%
jika memenuhi target laba bersih minimal Rp. 7.500.000,00 dalam tiga bulan.
Apabila laba bersih mencapai Rp. 10.000.000,00 dalam tiga bulan, maka
pengawas berhak menerima uang jasa sebanyak 5% dari laba bersih.
BAB XI
HAK DAN KEWAJIBAN PENGAWAS
Pasal 25
1. Pemeriksaan yang dilakukan pengawas sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan
sekali terhadap pengelolaan KOPMA UIN Syahid Jakarta oleh pengurus.
2. Pengawas dalam menjalankan tugasnya dapat meminta jasa konsultan.
3. Penunjukan konsultan dilakukan oleh pengawas dengan biaya ditanggung
oleh KOPMA UIN Syahid Jakarta dan disetujui oleh pengurus dengan
mekanisme tertentu.
Pasal 26
1. Di dalam menjalankan tugas dan kewajiban setiap anggota pengawas
mempunyai tanggung jawab masing-masing yang diatur dalam uraian
tugas. Uraian tugas ditetapkan oleh rapat kepengawasan.
2. Dalam menghadapi pihak luar dan Rapat Anggota, pengawas bertanggung
jawab bersama-sama.
Pasal 27
1. Pengawas wajib memberikan laporan hasil kepengawasannya sekurang-
kurangnya 4 (empat) kali dalam setahun.
2. Pengawas diwajibkan berusaha agar segala laporan kepengawasannya
dapat diketahui oleh setiap anggota.
3. Pengawas harus melaksanakan segala ketentuan dalam Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga KOPMA UIN Syahid Jakarta, peraturan-
peraturan khusus dan keputusan-keputusan Rapat Anggota.
Pasal 28
Jika ada kelalaian mengenai hasil keputusan kepengurusan yang berkaitan
dengan mekanisme pengawasan maka anggota pengawas turut bertanggung
jawab terhadap kelalaian tadi secara proporsional.
156
BAB XII
MANAJER
Pasal 29
1. Untuk membantu jalannya operasional usaha KOPMA UIN Syahid Jakarta
bila dipandang perlu pengurus dapat dibantu oleh manajer.
2. Manajer dipilih dari anggota berdasarkan Rapat Pengurus.
3. Jika ketentuan pada ayat (2) tidak memungkinkan, manajer dapat dipilih
dari luar anggota.
Pasal 30
1. Manajer diangkat dan diberhentikan oleh pengurus.
2. Pengurus mengatur lebih lanjut tentang persyaratan dan cara pengangkatan
manajer serta hak dan kewajiban maupun tugas dan tanggung jawabnya.
BAB XIII
KARYAWAN
Pasal 31
1. Karyawan diangkat dan diberhentikan oleh pengurus serta bertanggung
jawab kepada pengurus.
2. Syarat-syarat untuk menjadi karyawan dan hal-hal yang menyangkut
karyawan diatur dalam peraturan pokok personalia KOPMA UIN Syahid
Jakarta dan atau dalam peraturan khusus lainnya.
BAB XIV
SIMPANAN ANGGOTA
Pasal 32
1. Simpanan pokok yang harus dibayar sekaligus sebesar Rp. 20.000,-
2. Simpanan pokok tidak dapat diambil selama anggota belum berhenti dari
keanggotaan.
Pasal 33
1. Semua anggota diwajibkan membayar simpanan wajib sebesar Rp.
10.000,- per bulan.
2. Simpanan wajib dapat dibayar dimuka untuk jangka waktu satu tahun.
3. Simpanan wajib tidak dapat diambil selama anggota belum berhenti dari
keanggotaan.
4. Anggota yang tidak menunaikan kewajibannya membayar simpanan wajib
berturut-turut selama satu tahun dikenakan sanksi-sanksi yang diatur
menurut peraturan yang ditetapkan oleh pengurus.
157
Pasal 34
1. Setiap anggota digiatkan untuk membayar simpanan sukarela.
2. Simpanan sukarela dapat diambil sewaktu-waktu.
BAB XV
SISA HASIL USAHA
Pasal 35
1. Uang cadangan adalah kekayaan KOPMA UIN Syahid Jakarta yang
disediakan untuk menutup kerugian sehingga tidak boleh dibagikan kepada
anggota.
2. Rapat Anggota dapat memutuskan untuk mempergunakan paling tinggi
75% dari jumlah seluruh cadangan untuk perluasan perusahaan KOPMA
UIN Syahid Jakarta.
3. Sekurang-kurangnya 25% dari uang cadangan disimpan dengan bersifat
giro pada Bank.
4. Pembagian Sisa Hasil Usaha disesuaikan dengan Anggaran Dasar.
BAB XVI
PENUTUP
Pasal 36
1. Pengurus berusaha supaya Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan
peraturan lainnya diketahui dan dipatuhi oleh setiap anggota.
2. Hal-hal yang belum ditetapkan dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah
Tangga ini diatur dalam peraturan khusus yang tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga ini.
3. Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku sejak ditetapkan.
158
Lampiran 6
KUESIONER PENELITIAN
Pengaruh Efektivitas Pengelolaan Anggota Terhadap Pelayanan Koperasi
(Studi Kasus Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
I. Petunjuk Pengisian Kuesioner
1. Pilihlah salah satu jawaban yang paling cocok dengan keadaan/perasaan
diri anda.
2. Jawablah pertanyaan dengan memberikan tanda (√) pada pilihan yang
tersedia. Alternatif Jawaban :
SS ; Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
RG : Ragu-ragu
3. Anda dapat bertanya langsung dengan peneliti jika mengalami kesulitan
dalam mengisi kuesioner ini.
II. Identitas Responden
Nama :
Jurusan :
Jabatan di Koperasi Mahasiswa :
Lama Bergabung Dengan Koperasi : kurang dari 1 tahun
1 – 2 tahun
3 – 4 tahun
lebih dari 5 tahun
159
III. Daftar Pertanyaan
A. Efektivitas Fungsi Pengelolaan Anggota (X)
NO Pernyataan SS S RG TS STS
1 Pengurus dan pengawas menetapkan peraturan
(AD/ART)
2 Pengurus memimpin Rapat Anggota Tahunan
(RAT) secara demokratis
3 Tidak hadirnya pengawas dalam Rapat
Anggota Tahunan (RAT)
4 Saya aktif dalam menghadiri Rapat Anggota
Tahunan (RAT)
5 Pengurus memberikan arahan didalam rapat
maupun kegiatan kepada anggota koperasi
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6 Dalam kegiatan, pengawas tidak memonitor
secara langsung.
7 Pengurus membuat program kerja berdasarkan
hasil rapat forum.
8 Pengurus membentuk kegiatan yang sesuai
dengan VISI MISI koperasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
9 Saya selalu hadir dalam rapat pembentukan
program kerja koperasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
10 Pengurus merancang program kerja untuk satu
tahun kedepan
11 Saya senang bila program koperasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta mengkombinasikan
sesuatu hal yang sedang viral/booming dalam
kegiatan.
12 Saling mengevaluasi setiap bidang dalam
kepanitiaan antara pengawas, pengurus dan
anggota setelah terselesaikan suatu kegiatan
13 Adanya pembagian kerja antara pengawas,
pengurus serta anggota dalam kegiatan.
14 Pengurus menyediakan kotak kritik dan saran
untuk kemajuan koperasi mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
15 Pengurus mempertimbangkan rencana
program kegiatan berdasarkan kritik dan
saran dari anggota maupun mahasiswa diluar
keanggotaan koperasi mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
16 Adanya VISI MISI yang hendak dicapai
koperasi ditandai dengan adanya struktur VISI
160
MISI di kesekretariatan koperasi mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
17 Pembagian tugas sesuai dengan job desk
antara pengawas, pengurus maupun anggota
koperasi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
18 Terdapat struktur organisasi kepengurusan
Kopma di kesekretariatan koperasi mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
19 Pengawas memonitori, menilai dan
mengoreksi setiap kegiatan dengan cara
menugaskan secara terstruktur kepada
pengurus dalam bentuk laporan hasil kegiatan
Kopma (pengawasan secara tidak langsung).
20 Pengawas dan pengurus selalu mengadakan
rapat evaluasi setelah kegiatan selesai
dilaksanakan.
21 Pemilihan pengawas maupun pengurus
ditentukan berdasarkan berapa lama
bergabung aktif dengan kopma, telah
mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar
Kopma serta potensi yang dimiliki seseorang.
22 Saya selalu diberikan tugas dalam kegiatan
yang sesuai dengan skill dan kemampuan
saya.
23 Dengan aktif di koperasi mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta saya dapat
membangun kepekaan sosial dan sifat
kepemimpinan.
24 Kegiatan yang dilakukan selalu sesuai dengan
rundown acara/kegiatan yang telah ditentukan.
25 Baik pengurus maupun anggota UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang terlibat didalam
kegiatan saling mengingatkan apabila kegiatan
tidak sesuai dengan rundown acara/kegiatan
161
B. Pelayanan Koperasi (Y)
NO Pernyataan SS S RG TS STS
1 Produk yang dijual kantin Kopma memiliki
keterangan waktu kadaluarsa, label halal dari
MUI serta label izin dari BPOM (Badan
Pengawas Obat dan Makanan).
2 Tempat tunggu, dan tempat makan di kantin
Kopma yang nyaman dan bersih.
3 Ruang tunggu, dan tempat untuk rental
computer atau print di ATK Kopma yang
nyaman dan bersih.
4 Saya tidak menunggu lama dalam mengantri
memesan makanan atapun minuman di kantin
Kopma.
5 Saya tidak menunggu lama dalam mengantri
fotokopi, print out dan membeli ATK (Alat
Tulis Kantor) di ATK Kopma.
6 Karyawan tidak sigap dalam membantu atau
menangani keluhan anggota koperasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
7 Karyawan yang menjaga kasir kantin koperasi
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tidak pernah salah dalam perhitungan pada
struk belanja.
8 Karyawan yang menjaga kasir ATK koperasi
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tidak pernah salah dalam perhitungan pada
struk belanja.
9 Karyawan yang menjaga ATK koperasi
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
cekatan dalam menangani kebutuhan pesanan.
10 Karyawan yang menjaga kantin koperasi
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
cekatan dalam menangani kebutuhan pesanan.
11 Karyawan ATK Kopma menepati janji ketika
dititipi jasa fotokopi maupun print out yang
akan diambil oleh anggota koperasi maupun
mahasiswa lainnya dilain waktu.
12 Karyawan kantin Kopma menyapa dan
menanyakan kebutuhan saya.
13 Karyawan ATK Kopma menyapa dan
menanyakan kebutuhan saya.
14 Karyawan ATK Kopma menyelesaikan satu
pesanan secara tuntas lalu selanjutnya melayani
pesanan yang lain.
15 Karyawan memberikan pelayanan secara
162
merata sesuai dengan keinginan pemesan.
163
Lampiran 7
TRANSKIP WAWANCARA
I. Identitas Narasumber
Nama narasumber : Cici Rachmawati
Jabatan di koperasi mahasiswa : Anggota
Lama bergabung dengan koperasi : 3 tahun
Tanggal : 18 September 2019
Waktu : 10.45 WIB
Tempat : Gedung PPG Kampus Sawangan
1. Pewawancara: “Seperti apa pengurus dan anggota menemukan ide-ide
baru ataupun pendapat baru dan menuangkannya kedalam
program kegiatan?” (Penemuan-penemuan Baru 7)
Narasumber : “biasanya pengurus menemukan ide baru dengan melihat
tren-tren terbaru yang ada pada mahasiswa selain itu juga
saran dari anggota disertakan kedalam ide ide baru yg
nantinya dituangkan kedalam program kerja”.
2. Pewawancara: “Apakah kopma sendiri pernah memanfaatkan ide-ide yang
sedang booming atau ramai dipakai/dibicarakan didalam
kegiatan kerja? Apabila pernah jenis kegiatan apa?”
(Penemuan-penemuan Baru 8)
Narasumber : “pernah. Contohnya ketika film dilan sedang tayang dan
booming kopma menggunakan kata-kata dari film dilan
dengan gubahan sedikit untuk mempromosikan kopma dan
segala yang dijual di kopma”.
3. Pewawancara: “Bagaimana bentuk pembagian tugas dalam kepanitiaan
antara pengawas, pengurus dan anggota dalam
menjalankan perannya masing-masing didalam organisasi
maupun didalam kegiatan?” (Prakarsa Dari Dalam 10)
Narasumber : “Pengawas biasanya tidak terjun secara langsung dalam
kepanitian. Pengawas hanya mengawasi jalannya kegiatan
kopma, pengurus memberikan masukan, arahan dan
bimbingan sedangkan anggota menjalankan praktiknya
sebagai panitia inti
4. Pewawancara: “Bagaimana pengurus dan anggota dalam
mempertimbangkan saran dan kritik dari orang-orang atau
mahasiswa diluar organisasi?” (Prakarsa Dari Luar 12)
Narasumber : “kopma menerima semua kritik dan saran dari kalangan
manapun baik itu anggota ataupun diluar dari anggota
selama itu untuk kopma yang lebih baik”.
5. Pewawancara: “Apakah para anggota koperasi memiliki pemahaman
tujuan atau VISI MISI kopma?” (Prinsip-prinsip
Pengorganisasian 1)
164
Narasumber : ”Saat awal rekruitmen setiap anggota kopma telah
digembleng saat pendiidkan dasar dengan berbagai teori
tentang kopma termasuk tujuan kopma itu sendiri”.
6. Pewawancara: “Bagaimana cara menguji atau mengetahui bahwa para
anggota memahami tujuan kopma tersebut?” (Prinsip-
prinsip Pengorganisasian 1)
Narasumber : “dengan memberikan pertanyaan singkat”.
7. Pewawancara: “Apakah tugas yang dijalankan pengurus maupun anggota
sudah sesuai dengan jobdesk nya masing-masing?
(Prinsip-prinsip Pengorganisasian 2)
Narasumber :“sudah. Didalam kopma, jobdesk antara pengawas, pengurus
dan anggota telah berjalan dengan baik bahkan ketat.
Ddalam kopma jika tidak menjalankan jobdesk dengan
baik maka kopma tidak akan berjalan sesuai dengan visi
misi”.
8. Pewawancara: “Bagaimanakah cara pembagian pengurus dan anggota
kedalam panitia agar kegiatan berjalan dengan maksimal?
(penilaian 1)
Narasumber : “beberapa pengurus biasanya dijadikan sc dalam kepanitian,
dimana sc disini mendampingi dan memberi arahan untuk
kesuksesan acara, sedangkan untuk anggota dijadikan
panitia inti mulai dari Badan Pengurus Harian (BPH)
sampai divisi. Hal ini dilakukan agar adanya penerus
untuk pengetahuan kepanitiaan kepada anggota baru”.
9. Pewawancara: “Dapat dijelaskan seperti apakah umpan balik yang
didapatkan pengurus dan anggota setelah menjalankan
kegiatan kopma?” (penilaian 2)
Narasumber : “pengurus dan anggota yang aktif dalam mengikuti kegiatan
kopma akan mendapatkan poin yang nantinya poin
tersebut akan berpengaruh pada SHU (sisa hasil usaha)
semakin banyak poinnya maka semakin besar SHU yang
akan didapatkan”.
10. Pewawancara: “Dapat dijelaskan produk yang dijual oleh kopma apakah
memiliki kriteria atau syarat tertentu yang tidak boleh
tertinggal? Seperti memiliki keterangan waktu kadaluarsa,
label halal dari MUI serta label ijin dari BPOM (Badan
Pengawas Obat dan Makanan).” (Tangible (ketampakan
fisik) 1)
Narasumber : “untuk kriteria yang telah disebutkan diatas kopma
menerapkan dalam hal produk-produk pabrikan namun
tidak mengetatkan untuk produk yang dititipkan seperti
makaroni, kerupuk dll. Untuk barang titipan kopma
memberikan syarat berupa barang harus tahan sekitar 3
165
hari dan barang yang dititipkan harus habis jual dalam
kurun waktu yang ditetapkan. Selain itu barang yang dijual
tidak boleh sama, artinya ketika di kopma sudah ada yang
jual kerupuk A maka anda tidak boleh menitipkan kerupuk
A yg sama di kopma”.
11. Pewawancara: “Apakah karyawan berpenampilan rapi saat bertugas? Bila
ya, seperti apakah penampilan rapi tersebut? Contohnya
mengenakan seragam”. (Tangible (ketampakan fisik) 2)
Narasumber : “iya. Karyawan kopma berseragam pada hari-hari tertentu,
ketika sedang tidak berseragam karyawan menggunakan
pakaian yg sopan”.
12. Pewawancara: “Apakah karyawan cepat dan tanggap dalam memberikan
pelayanan jasa seperti fotokopi dan print maupun
memberikan produk yang dibutuhkan konsumen seperti
membeli makanan ringan maupun berat dikantin kopma?”
(Responsivines (pelayanan secara suka rela) 1)
Narasumber : “iya. Karyawan kopma selalu mendahulukan pelanggan
yang datang awal”.
13. Pewawancara: “Bagaimana kesediaan karyawan dalam mengatasi keluhan
anggota kopma? Misalnya print tidak dapat digunakan
dengan baik”. (Responsivines (pelayanan secara suka rela)
2)
Narasumber : “biasanya karyawan meminta maaf kepada anggota maupun
pada mahasiswa lainnya”.
14. Pewawancara: “Apakah anggota atau mahasiswa lain pernah ada yang
protes dikala kurangnya pelayanan jasa yang diberikan
karyawan atau ketidak sesuaian dalam membeli produk
yang diinginkan?” (Realibility (layanan yang disegerakan)
1)
Narasumber : “Belum pernah melihat adanya protes tersebut”.
15. Pewawancara: “Bagaimana keakuratan perhitungan administrasi oleh kasir
kantin koperasi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta pada saat membayar.?” Apakah dalam komputer
ataukah masih manual? (Realibility (layanan yang
disegerakan) 2)
Narasumber : “Untuk penghitungan belanja sudah dengan komputer
sehingga akurat, namun belum adanya struk”.
16. Pewawancara: “Apakah terdapat kendala yang dirasakan anggota atau
mahasiwa lain yang membuat pelayanan tidak berjalan
dengan lancar?” (Realibility (layanan yang disegerakan)
2)
Narasumber : “saya tidak pernah melihat dan sepertinya tidak ada”.
166
17. Pewawancara: “Bagaimakah respon pengurus atau anggota saat karyawan
atau petugas kopma tidak loyal atau lalai dalam
mengerjakan tugasnya?” Contohnya menggunakan waktu
kerja untuk bersantai-santai maupun pergi meninggalkan
tugas, dll (Realibility (layanan yang disegerakan) 2)
Narasumber : “biasanya pengurus akan evaluasi”.
18. Pewawancara: “Bagaimana yang dilakukan kantin kopma dalam menjaga
kebersihan dan kesegaran makanan dan minuman?”
(Asurance (tata krama) 1)
Narasumber : “dilakukannya stock opname”.
19. Pewawancara: “Bagaimanakah sikap yang diberikan karyawan kopma
dalam melayani anggota kopma maupun mahasiswa luar
saat berbelanja di kantin kopma?” (Asurance (tata krama)
2)
Narasumber : “ramah dan friendly”.
20. Pewawancara: “Bagaimana solusi yang dapat dilakukan apabila terjadi
ketidaksesuaian pelayanan jasa maupun produk koperasi?
Misalnya memberikan produk yang tidak sesuai dengan
permintaan anggota mauun konsumen lainnya”. (Emphaty
(kemampuan dipercaya dan kesopanan) 1)
Narasumber : “biasanya ditukar atau dikembalikan”.
21. Pewawancara: “Apakah karyawan memberikan pelayanan secara merata
tanpa membeda-bedakan? Bagaimana penerapannya?”
(Emphaty (kemampuan dipercaya dan kesopanan) 2)
Narasumber : “Iya. Karyawan memberikan pelayanan yang sama.
Misalnya ATK sedang ramai pembeli sedangkan saat itu
ada pengurus yang ingin membeli sesuatu di kopma untuk
keperluan organisasi, karyawan tetap melayani berdasar
antrian bukan berdasar siapa yg membeli”.
167
Pedoman Wawancara
I. Identitas Narasumber
Nama narasumber : Muhammad Irsyad
Jabatan di koperasi mahasiswa : Pengurus
Lama bergabung dengan koperasi : 3 tahun
Tanggal : 14 Agustus 2019
Waktu : 15.30 WIB
Tempat : Kesekretariatan Koperasi Mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1. Pewawancara : “Seperti apakah penetapan peraturan (AD/ART) oleh
pengurus dan pengawas?” (Kebijakan Pucuk Pimpinan 1)
Narasumber : “AD/ART diadakan saat Rapat Anggota Tahunan (RAT)
dan disitu tidak ada jawabatan ketua, pengurus atau
pengawas namun yang berhak mengubah itu adalah
anggota setelah itu ditetapkan hasilnya”.
2. Pewawancara : “Adakah peraturan-peraturan lain didalam koperasi
mahasiswa? Bagaimana bunyi peraturan tersebut?”
(Kebijakan Pucuk Pimpinan 1)
Narasumber : “salah satunya pada peraturan penggunaan group
Watshapp, group Watshapp kopma itu ada empat yaitu
alumni untuk yang sudah lulus, group kopma yang
terpisah oleh angkatan yaitu group kopma 1, 2, dan 3.
Peraturan didalam group Watshapp itu tidak boleh ada
yang menyebarkan berita atau isu-isu yang bersifat sara
atau berkata kasar. Itu semua menjadi aturan baku
selain itu sanksi nya pun sesuai dengan kebijakan
pengurus pada saat itu, hukumannya ada yang hanya
ditegur atau bahkan dikeluarkan, namun untuk sanksi
secara langsung tidak ada. Bila kesalahannya terdapat
di sekretariatan misalnya salah satu anggota maupun
pengurus merusak sound atau barang lain pasti akan
disuruh untuk mengganti barang yang rusak tersebut.
3. Pewawancara : “Apakah pembuatan program kerja disesuaikan
berdasarkan hasil pengawasan pada setiap kegiatan?
Serta bagaimana menyesuaikannya?”(hasil pengawasan
3)
Narasumber : “program kerja itu dibuat berdasarkan hasil amanah Rapat
Anggota Tahunan (RAT) misal dalam RAT kemarin
kita mendapatkan amanah mengadakan acara apa gtu
lalu program kerjanya disusun berdasarkan amanah
tersebut, untuk disesuaikan dengan hasil pengawasan
itu tidak karena program kerja disusun atas dasar
amanah pada awal tahun untuk satu tahun kedepan.
Kemudian untuk pengesahannya baru bersama
pengawas dengan revisi dari pengawas tersebut.
168
Pengawas tersebut tentu dari pengurus tahun lalu
karena mereka punya masukan lalu diberikan kepada
pengurus baru, siklusnya terus berulang seperti itu”.
4. Pewawancara : “Seperti apakah strategi yang dibangun pengurus agar
dapat mencegah terjadinya masalah didalam kegiatan
maupun didalam organisasi kopma itu sendiri?
(Kebutuhan Masa Depan 5)
Narasumber :“didalam kopma terdiri dari dua yaitu pengkaderan dan
usahanya, keduanya itu memiliki perbedaan hal ini tentu
tidak ada pembandingnya untuk mencegahnya itu kita
selalu adakan evaluasi. Bahkan didalam kopma
evaluasinya sedikit ribet karena khusus pengurus dengan
divisi kabid idealnya satu minggu sekali mengadakan
rapat evaluasi kinerja yang dilakukan dan sebulan
sekalipun mengadakan rapat lagi itulah strategi yang
kami bangun agar tetap efektiv dan efisien. Dalam rapat
perminggu kita juga merencanakan untuk strategi satu
minggu kedepan. Misalnya anggota dalam seminggu ini
yang datang ke sekretariatan hanya berjumlah 50 orang
dalam seminggu ini padahal jumlah anggota adalah 100,
lalu bagaimana caranya untuk menyikapinya, dan
biasanya anggota itu datang apabila ada hal yang
dikerjakan atau ada program-program. Misalnya minggu
ini mengadakan program pembelajaran pada minggu
depan diadakan lagi tambahan pembelajaran”.
5. Pewawancara : “Seperti apakah strategi yang dibangun pengurus agar
dapat mencegah terjadinya masalah didalam kegiatan
maupun didalam organisasi kopma itu sendiri?
(Kebutuhan Masa Depan 5)
Narasumber :“ Untuk penyelesaian di kopma ketika berada ditatanan
divisi tidak bisa kita naik level pada kepala bidang,
ketika tidak dapat diselesaikan di kepala bidang kita naik
lagi ke ketua umum dan wakil ketua umum, apabila
masih tidak bias naik lagi pada pengawas dan apabila
pengawas tidak bias juga menyelesaikannya kita lari
kepada Pembina dan alumni”.
6. Pewawancara : “Bagaimana sistem pembuatan program-program kegiatan
kerja yang akan dilakukan pengurus dan anggota selama
satu tahun kedepan? Apakah perdivisi ataukah
perorang?” (Kebutuhan Masa Depan 6)
Narasumber : “seperti yang sudah saya jelaskan tadi bahwa program
kerja itu dibuat berdasarkan hasil amanah Rapat Anggota
Tahunan (RAT) misal dalam RAT kemarin kita
mendapatkan amanah mengadakan acara apa gtu lalu
169
program kerjanya disusun berdasarkan amanah tersebut,
untuk disesuaikan dengan hasil pengawasan itu tidak
karena program kerja disusun atas dasar amanah pada
awal tahun untuk satu tahun kedepan”.
7. Pewawancara : “Seperti apa pengurus dan anggota menemukan ide-ide
baru ataupun pendapat baru dan menuangkannya kedalam
program kegiatan? (Penemuan-penemuan Baru 7)
Narasumber :“ biasanya apabila menemukan ide baru atau inovasi kita
biasanya mengadakan kotak saran minimal sebulan sekali
secara offline maupun online, sebenernya offline itu setiap
hari namun efektivitasnya kurang. Hal itu dapat menjadi
bahan pertimbangan ketika pengurus rapat bulanan
kemudian dari hasil rapat dan saran terciptalah sesuatu
yang baru, apalagi kopma kana ada bidang usahanya lalu
kita sebisa mungkin antar anggota maupun pengurus harus
bias bertukar informasi, misalnya dulu sedang heboh-
hebohnya patung/ maneqin lalu kami memiliki ide
membuat video pemasaran tentang maneqin di minimarket
kopma itu. Selanjutnya ada diskusi anggota yang diadakan
sebulan sekali untuk semua angkatan, pengurus, pengawas
hadir didalamnya karena target diskusi anggota tersebut 8
kali dalam satu tahun. Kemudian ada juga kegiatan lain-
lain biasanya bersifat mendadak dengan waktu persiapan
tidak lama, hal ini tidak termasuk kedalam program kerja
yang sudah direncanakan. Untuk pendanaannya kalo
program kerja sudah ada dananya namun untuk program
lain-lain tersebut kita dapat memasukannya kedalam beban
dan dana cadangan”.
8. Pewawancara : “Apakah pengawas dan pengurus menerima usulan atau
ide-ide yang sifatnya membangun dari pengurus maupun
anggota dan sebaliknya? Dalam bentuk apa usulan tersebut
diterima? (Prakarsa Dari Dalam 9)
Narasumber : “menerima misalnya anggota mengkoreksi keadaan
sekretariatan yang berantakan dengan barang-barang yang
berceceran apakah tidak ada inisiatif dari pengurus atau
seperti apa. Lalu nanti ada divisi PSDA (Pengelolaan
Sumber Daya Anggota) yang bersifat mengingatkan dan
membangun kesadaran dan lebih kepada teknik langsung,
misalkan humas memiliki rencana kegiatan misalnya
hadist of the day lalu ada quotes untuk menarik anggota
dateng lalu apabila ada yang menanggapi dan memberikan
saran kita terima. Selain itu ada juga yang memberikan
saran kepada perorangan misalnya kepada ketua umum,
ada juga yang secara individu kepada pengurus lain atau
sesama anggota”.
170
9. Pewawancara : “Bagaimana bentuk pembagian tugas dalam kepanitiaan
antara pengawas, pengurus dan anggota dalam
menjalankan perannya masing-masing didalam organisasi
maupun didalam kegiatan?” (Prakarsa Dari Dalam 10)
Narasumber : “salah satu serangkaian awal kepengurusan ada menetukan
program kerja, menetukan tugas pokok dan instruksi
pengurus dan pedomana-pedoman yang setiap pada awal
tahun selalu dirubah dan diperbaiki kemudian disesuaikan
dengan visi misi. Dalam hal pedoman pengurus atau
proksi misalnya pengurus yang berdivisi pengembangan
usaha namun dirasa tidak sesuai target dengan kinerja
tahun lalu lalu dirubah namanya menjadi divisi produksi,
karena divisi produksi lebih banyak mengurusi produksi
kegiatan bisnis lainnya, sedangkan pengembangan usaha
lebih kepada inovasi, ide-ide kreatif dan pada akhirnya
digabungkan pada divisi pemasaran. Untuk tugas-tugas
divisi tersebut misalnya memiliki 10 tugas dan ketua divisi
biasanya memiliki dua staff, pembagian tugas tersebut
diberikan kepada kedua staff tersebut masing-masing lima
tugas”.
10. Pewawancara : “Bagaimana pengurus dan anggota dalam
mempertimbangkan saran dan kritik dari orang-orang atau
mahasiswa diluar organisasi? (Prakarsa Dari Luar 12)
Narasumber : “sebenarnya angket kritik dan saran yang berada di
sekretariat dan disamping-samping kantin dan ATK
kopma untuk umum termasuk ketika menyebar angket
kertas maupun online kepada anggota dan mahasiswa
umum lainnya hal tersebut merupakan tugas dari divisi
pemasaran dan Litbangtetapi mahasiswa diluar anggota
kopma tidak mengetahui kondisi pendidikan di kopma
karena wajah kita adalah usaha tersebut”.
11. Pewawancara : “Apakah para anggota koperasi memiliki pemahaman
tujuan atau VISI MISI kopma? (Prinsip-prinsip
Pengorganisasian 1)
Narasumber : “kalau untuk evaluasi ataupun penilaian indikator tersebut
masih tersebar pada pengurus dan pengawas dan juga
Pembina, namun apabila yang ada di anggota masih
random tetapi memang belum pernah penilaian tersebut,
biasanya yang lebih tau penilaian tersebut itu PSDA tetapi
program kerja kami disesuaikan dengan targetan-targetan
berdasarkan visi misi apabila visi misi yang tertanam
didalam anggota kami belum tahu penilaiannya”.
171
12. Pewawancara : “Apakah tugas yang dijalankan pengurus maupun anggota
sudah sesuai dengan jobdesk nya masing-masing?
(Prinsip-prinsip Pengorganisasian 2)
Narasumber : “ada yang sesuai dengan jobdesk banget adapun yang tidak,
yang tidak berdasarkan jobdesk itu pemasaran karena
divisi ini tugasnya mengembangkan usaha dan
memasarkan produk namun bagaimana prosesnya itu
bergantung kepada kondisi dan situasi, misalkan pada hari
senin dan kamis terdapat puasa senin kamis kan tidak
terdapat aturan baku yang berkaitan dengan produk dan
pemasaran tetapi sebisa kepala divisi tersebut namun
diharapkan sama dengan praktek-praktek pemasaran
diluar. Selanjutanya divisi PSDA (Pengembangan Sumber
Daya dan Anggota) program kerjanya sangat teknis Cuma
pencapaiannya masih terbilang random, selain itu
komisariat bekerja tidak teknis karena menjabat kopma ke
Fakultas FEB (Fakultas Ekonomi dan Bisnis) karena FEB
pindah cukup jauh tentunya untuk melindungi hak-hak
anggota lalu kita membuat komisariat FEB namun
program kerja komisariat FEB hingga sekarang belum ada
masih menjadi tenaga bantuan dari divisi PSDA untuk
tugas dilapangan kampus FEB tersebut”.
13. Pewawancara : “Bagaimanakah tindakan pengurus maupun anggota dalam
memperbaiki kesalahan atau masalah didalam kopma?
(unsur-unsur pengawasan 2)
Narasumber : “apabila sifat pelanggarannya itu ringan hanya ditegur
secara halus namun apabila pelanggaran tersebut cukup
berat maka akan masuk kedalam pembahasan rapat khusus
dan bahkan dapat pula keluar surat peringatan. Namun
untuk keanggotaan sekarang tidak ada pelanggaran berat.
14. Pewawancara: “Apabila karyawan membuat kesalahan atau masalah
Bagaimanakah tindakan pengurus maupun anggota dalam
memperbaiki kesalahan atau masalah tersebut?”
Narasumber : “Namun biasanya yang yang melanggar aturan berat itu
karyawan, misalnya kinerjanya kurang atau terdapat
konflik antar karyawan biasanya terdapat peringatan-
peringatan dan pada akhirnya dapat surat peringatan
keluar”.
15. Pewawancara: “didalam kopma ini kan terdapat dua bidang besar yaitu
usaha dan pendidikan, dalam melakukan kedua hal
tersebut bagaimana kopma dapat menjalankan kedua
bidang tersebut terlebih lagi masalah biaya yang harus
dikeluarkan?”
172
Narasumber : “Untuk keuangan usaha tersebut kita mandiri dana dari
iuran anggota, simpanan-simpanan anggota dikeluarkan
untuk usaha dan karena berkelanjutan hingga sekarang
masih ada usaha. Dana yang turun dari kemahasiswaan
dipakai untuk pendidikan. Untuk kantin Kopma sistemnya
bagi hasil salah satu harapan dari bagi hasil tersebut kita
dapat akuisisi, pada awalnya memang disewa namun
apabila seperti itu tidak bagus untuk pembelajaran, setelah
bagi hasil harapannya itu dapat akuisisi. Mini market itu
memang punya kopma sendiri tetapi waktu untuk menjaga
mini market tersebut mahasiswa terbentur dengan waktu
kuliah maka dipekerjakan karyawan”.
16. Pewawancara : “Bagaimanakah cara pembagian pengurus dan anggota
kedalam panitia agar kegiatan berjalan dengan maksimal?
(penilaian 1)
Narasumber : “pembagian kepanitiaan bilamana ada kegiatan atau akan
menjalankan program kerja biasanya dibentuk jauh
sebelum waktu pelaksanaan sehingga persiapan matang
dan menghasilkan hasil yang maksimal juga seperti yang
diharapkan”.
17. Pewawancara : “Dapat dijelaskan seperti apakah umpan balik yang
didapatkan pengurus dan anggota setelah menjalankan
kegiatan kopma? (penilaian 2)
Narasumber : “banyak hal yang didapatkan seperti dapat sedikit-sedikit
mengetahui pembukuan, pengalaman juga, soft skill,
mengetahui banyak hal yang terjadi disekitar kita misalnya
apasih yang sedang rame dan trendi, selain itu juga
menumbuhkan jiwa sosial, dan juga pengenalan realita
dunia kerja kepada anggota”.
18. Pewawancara : “Seperti apakah roundown acara/kegiatan dibuat untuk
menentukan keberhasilan suatu acara kegiatan yang
dilakukan? (pengukuran 1)
Narasumber : “kalo di kopma ini soal kepanitiaan akan dilaksanakan dari
jauh hari, misalnya pecan koperasi yang akan dilaksanakan
pada akhir bulan September sudah dibentuk kepanitiaan
sejak bulan maret hal itu persiapan dari PSDA memang
seperti itu, hal itu sengaja dilakukan untuk mengantisipasi
hal-hal yang tidak diinginkan.
19. Pewawancara : “Bagaimana caranya agar kegiatan terus sesuai dengan
roundown acara/kegiatan saat pelaksanaan kegiatan,
sehingga kegiatan terpantau? (pengukuran 2)
Narasumber : “selain membentuk kepanitiaan sejak jauh sebelum
pelaksanaan kami pun membuat plant A,B,C. Namun
173
apabila program lain-lain minimal tiga minggu sebelum
waktu pelaksanaan kegiataan tersebut”.
20. Pewawancara : “Bagaimakah respon pengurus atau anggota saat karyawan
atau petugas kopma tidak loyal atau lalai dalam
mengerjakan tugasnya?” Contohnya menggunakan waktu
kerja untuk bersantai-santai maupun pergi meninggalkan
tugas, dll (Realibility (layanan yang disegerakan) 2)
Narasumber : “hukuman ringan kita teguran siapapun dari anggota hingga
Pengurus, namun bedanya posisi jabatan bagi anggota atau
staff pengurus ada rasa sungkan, misalnya karyawan tidak
benar-benar dalam melayani kebutuhan pelanggan lalu
diingatkan oleh anggota, karyawan tersebut melakukan
tugasnya namun masih males-malesan tetapi berbeda
disaat yang mengingatkan itu pengurus langsung bekerja
sebagaimana tugasnya. Namun apabila masih tetap saja
tidak terjadi perubahan atau malah melakukan kesalahan
yang lebih dari sebelumnya maka karyawan tersebut akan
diadakan diskusi bersama para kepala divisi, ketua dan
wakil”.
174
Pedoman Wawancara
I. Identitas Narasumber
Nama narasumber : Dewo Maunda
Jabatan di koperasi mahasiswa : Pengawas
Lama bergabung dengan koperasi : Empat Tahun
Tanggal : 16 September 2019
Waktu : 16.30 WIB
Tempat : Kesekretariatan KOPMA UIN Jakarta
1. Pewawancara: “Seperti apakah penetapan peraturan (ADART) oleh
pengurus dan pengawas?” (Kebijakan Pucuk Pimpinan 1)
Narasumber : “Kalo AD/ART itukan kita mengikuti pasal koperasi Pasal
25 tahun 1992 dan memang kita berpacu dari situ,
kemudian memang ada beberapa yang kita bahas bareng-
bareng di Rapat Anggota Tahunan (RAT).karena untuk
penetapan AD/ART atau perubahan aturannya tidak bisa
sembarang pengurus langsung rubah, karena hal itu
sebagai Undang-Undang kita dan pedoman kita serta
peraturan pengelolaan AD/ART ada didalam itu. Nanti
untuk peraturan yang sekiranya kurang pas untuk
diterapkan di Kopma yasudah kita rubah. Misalkan RAT
tahun lalu penutupan buku itu pada bulan November, dan
RAT dilaksanakn sebelum bulan Januari karena kita
menyesuaikan peraturan yang ada di kampus yaitu pada
bulan Januari tersebut nama-nama struktur
kepengurusannya, laporan keuangannya dan yang lainnya
itu sudah harus selesai. Tetapi untuk tahun lalu kita RAT
akan ada perubahan lagi. Untuk penutupan buku tahunan
tetap pada bulan Desember, karena pada bulan November
kita banyak sekali kegiatan, pengurus juga sibuk dengan
(Ujian Akhir Semester) UAS jadi tidak memungkinkan
untuk dilakukan pada bulan tersebut. Akibat dari
permasalahan itu maka dirubah lagi waktunya dari
November menjadi bulan Desember, jadi nanti kita bisa
RAT nya dibulan Januari atau Februari”.
2. Pewawancara: “Adakah peraturan-peraturan lain didalam koperasi
mahasiswa? Bagaimana bunyi peraturan tersebut?”
(Kebijakan Pucuk Pimpinan 1)
Narasumber : “ Kalo peraturan-peraturan yang dibuat itu dari program
kerjan, khususnya untuk bidang Pemberdayaan Sumber
Daya Anggota (PSDA) pedoman-pedoman petunjuk
pelaksana dan petunjuk teknis nya untuk pendidikan, baru
dapat diubah, malahan harus di upgrade, karena memang
harus menyesuaikan situasi, kondisi, karena kita tidak
mungkin setiap tahun mengadakan program yang itu-itu
saja, dibalik itu pasti ada kebijakan-kebijakan yang
berbeda yang menyesuaikan dengan kebutuhan juga.
175
Ketua umum biasanya memiliki Visi Misi tersendiri, untuk
hal itu menjadi salah satu kebijakan yang berbeda, misal
seperti saya dulu lebih mengarahkan untuk lebih banyak
lagi anggotanya karena saya berpikir bila anggota kopma
banyak maka semakin bagus, jadi semua kegiatan saya
arahkan untuk menarik mahasiswa-mahasiswa untuk
bergabung di menjadi anggota di kopma”.
3. Pewawancara: “Bagaimana biasanya pengawas memberikan nasihat dan
arahan kepada para pengurus dan anggota sehubungan
dengan kegiatan yang akan dilaksanakan?” (Kebijakan
Pucuk Pimpinan 2)
Narasumber : “Pengawas di Kopma memang dipilih dan dibagi
berdasarkan pengalaman atau sepak terjangnya, misalya
saya dulu pernah menjabat di divisi Pendidikan dan
Latihan (DIKLAT) itu bagian dari PSDA juga, lalu ada
teman saya menjadi pengawas keuangan karena memang
dulu dia menjadi divisi keuangan, jadi untuk menjadi
pengawas tidak bisa asal saja tanpa ada pengalaman
sebelumnya. Untuk pengawasan kita mengikuti
pengalaman, program-program yang sudah dijalankan
sebelumnya pasti ada saja kekurangan-kekurangan, hal itu
tentu harus menjadi bahan saran-saran dari pengawas,
misalnya dari program pecan koperasi kekurangannya
pesertanya selalu sedikit solusinya harus banyak promosi
lagi, atau anggaran juga selalu kurang maka kita harus
lebih banyak mendapatkan sponsor-sponsor solusinya
ajukan proposal-proposal tiga bulan sebelum acara
dilaksanakan jangan sebulan sebelum pelaksanaan karena
kemungkinan sponsor dan anggaran akan minim. Saran-
saran yang seperti itu yang diberikan kepada pengurus.
Kemudian setelah pelaksanaan kegiatan kita juga selalu
mengadakan evaluasi sehingga kekurangan-kekurangan
pada tahun depan dapat dikurangi lagi dan tidak terulang
lagi, kalaupun memang bisa diperbaiki pada tahun ini itu
lebih baik lagi. Kesalahan-kesalahan itu tidak hanya ada di
PSDA saja tapi juga divisi lain seperti keuangan dan
pemasaran, karena kedua divisi ini memiliki target
tersendiri setiap tahunnya. Dari pengawas nanti melihat
evaluasi dari triwulan pertama, sampai pada triwulan
kedua itu sudah berapa persennya, misalnya dulu saya
pada triwulan ketiga itu belum mencapai lima puluh
persen tetapi Alhamdulillah pada triwulan keempat
diusahakan sekali hingga tercapai target, untuk yang
kepengurusan sekarang sama juga triwulan kedua belum
mencapai target lima puluh persen dan tugasnya pengawas
memberikan solusi berdasarkan pengalaman lalu kita
176
berikan pembelajaran untuk pengurus dan mereka harus
lebih bekerja keras dan lebih diporsir lagi karena apabila
tidak tercapai target yang sudah ditentukan pengawas pun
akan terkena dampaknya, karena sudah menjadi tugas
pengawas untuk mengarahkan”.
4. Pewawancara: “Apakah peraturan pengawasan didalam kopma sudah
sesuai dengan VISI MISI dan aturan yang berlaku? (hasil
pengawasan 3)
Narasumber : “Saya rasa sudah, karena sejauh ini memang dalam hal
pengawasan dalam kegiatan maupun program kerja kopma
itu sendiri selalu disesuaikan dengan tujuan awal”.
5. Pewawancara: “Apakah pembuatan program kerja disesuaikan berdasarkan
hasil pengawasan pada setiap kegiatan? Serta bagaimana
menyesuaikannya? (hasil pengawasan 3)
Narasumber : “Kalo pembuatan program kerja itu berdasarkan (Rapat
Anggota Tahunan) RAT, disaat itulah program kerja,
peraturan-peraturan, amanah serta usulan-usulan lain dari
anggota diputuskan yang nanti akan dilaksanakan
program-program dan kegiatan selama satu tahun
kedepan”.
6. Pewawancara: “Apakah pengawas dan pengurus menerima usulan atau
ide-ide yang sifatnya membangun dari pengurus maupun
anggota dan sebaliknya? Dalam bentuk apa usulan tersebut
diterima? (Prakarsa Dari Dalam 9)
Narasumber : “Dalam RAT itu bukan pengurus yang menentukan tetapi
anggota-anggota secara keseluruhan yang memutuskan,
dari hal itu sudah kita ketahui bahwa pengurus dan
pengawas menerima usulan dan ide-ide dari anggota
seperti program, target-target, lalu ada juga amanah dari
RAT itu misalnya pembuatan lemari, pembuatan modul
pendidikan, dan itu semua dari anggota sebagai pengurus
harus siap melaksanakan hal itu, apabila tidak
dilaksanakan dapat dikatan gagal untuk kepengurusan
tersebut”.
7. Pewawancara: “Bagaimana bentuk pembagian tugas dalam kepanitiaan
antara pengawas, pengurus dan anggota dalam
menjalankan perannya masing-masing didalam organisasi
maupun didalam kegiatan? (Prakarsa Dari Dalam 10)
Narasumber : “Pengawas kan sebagai controlling ya, memberikan saran
dan mengawasi artinya sebelum melaksanakan program
kita sudah mengetahui nanti yang akan mereka lakukan
lalu hasil yang akan mereka dapatkan akan seperti apa,
jadi ada perencanaan dahulu. Tugas dari pengawas untuk
hal ini memberikan saran sebelum hal yang tidak
diinginkan terjadi, kalau bisa diminimalisir apabila hal itu
terjadi maka kita sebagai pengawas sudah sanggup
177
memperbaiki. Kemudian sebagai pembelajaran juga
kedepannya jangan sampai terulang kembali. Kalau
pengurus disamping memiliki kebijakan-kebijakan untuk
mengelola, juga melakukan program-program dengan
baik, kegiatan usaha, kegiatan anggota dikelola dengan
baik. Namun pengurus juga memiliki evaluasi-evaluasi
setiap bulannya, setiap triwulannya, ada evaluasi bersama
pengawas, tidak dari pengawas saja evaluasinya. Kalo
anggota tugasnya berpartisipasi selain itu didalam koperasi
anggota itu sebagai pemilik dan juga sebagai pengguna.
Anggota sebagai pemilik harus peduli dan aktif simpanan,
dan sebagai pengguna aktif belanja lalu aktif dalam
partisipasi dalam setiap kegiatan-kegiatan. Apabila
pengurus sudah menjalani roda organisasinya tetapi
anggotanya tidak menjalankan kewajibannya tentu tidak
akan sukses kopma tersebut karena apabila terdapat
kegiatan pasti mengambil panitia dari anggota”.
8. Pewawancara: “Apakah dari pengawas menerima kritik serta saran dari
pengurus maupun anggota atau sebaliknya? (Prakarsa Dari
Luar 11)
Narasumber : “Tentu saja, karena pada RAT yang tadi saya sudah jelaskan
itu bahwa anggota-anggota secara keseluruhan yang
memutuskan, dari hal itu sudah kita ketahui bahwa
pengurus dan pengawas menerima kritik dan saran dari
anggota seperti program, target-target, pembuatan dan
pembaharuan modul pendidikan”.
9. Pewawancara: “Bagaimanakah pengawas dalam mengawasi organisasi
kopma dam didalam kegiatan? Memonitori secara
langsung ataukah dengan cara menugaskan secara
terstruktur kepada pengurus dalam bentuk laporan
kegiatan koperasi mahasiswa? (unsur-unsur pengawasan
1)
Narasumber : “Ada beberapa tahapan yang pertama pengawas cross check
kepada divisinya, apakah yang dikatakan ketua bidang
divisi benar atau tidak, atau kepada anggotanya. Mungkin
keberhasilan program yang sudah dibuat sebelumnya,
apabila ada kekurangan kita cross check nya tidak hanya
kepada ketua bidangnya pasti pada divisinya, kepada
anggotanya juga, biar sinkron”.
10. Pewawancara: “Dapat dijelaskan produk yang dijual oleh kopma apakah
memiliki kriteria atau syarat tertentu yang tidak boleh
tertinggal? Seperti memiliki keterangan waktu kadaluarsa,
label halal dari MUI serta label ijin dari BPOM (Badan
Pengawas Obat dan Makanan). (Tangible (ketampakan
fisik) 1)
178
Narasumber : “Pasti hal-hal tersebut sangat diperhatikan, jangan sampai
kopma menjual barang atau makanan yang tidak layak
seperti barang-barang kadaluarsa atau barang-barang yang
cacat, karena hal itu akan berpengaruh juga kepada
penjualan. Hal-hal yang seperti itu sudah dipikirkan secara
matang-matang. Syarat-syarat mahasiswa atau dari orang
luar yang akan kerjasama atau menitipkan jualannya
kepada kopma, seperti wawancara, lalu tester atau
dicobain, ketahanan dari produk tersebut, karena itu
menjadi salahsatu kriteria dan seleksi untuk kita yang
sesuai dengan prosedur yang berlaku. Selain itu nanti akan
disebutkan bagaimana prosedur bagi hasilnya seperti apa
dari usaha tersebut”.
179
Lampiran 8
HASIL UJI VALIDITAS
Variabel Item Pertanyaan Corrected Item
Pertanyaan r Tabel Keterangan
Efektivitas
Fungsi
Pengelolaan
Anggota (X)
X.1 0,319 0,225 Valid
X.2 0,342 0,225 Valid
X.3 -0,252 0,225 Tidak Valid
X.4 0,457 0,225 Valid
X.5 0,620 0,225 Valid
X.6 0,009 0,225 Tidak Valid
X.7 0,482 0,225 Valid
X.8 0,661 0,225 Valid
X.9 0,522 0,225 Valid
X.10 0,441 0,225 Valid
X.11 0,407 0,225 Valid
X.12 0,692 0,225 Valid
X.13 0,640 0,225 Valid
X.14 0,484 0,225 Valid
X.15 0,600 0,225 Valid
X.16 0,667 0,225 Valid
X.17 0,606 0,225 Valid
X.18 0,568 0,225 Valid
X.19 0,564 0,225 Valid
X.20 0,663 0,225 Valid
X.21 0,439 0,225 Valid
X.22 0,606 0,225 Valid
X.23 0,727 0,225 Valid
X. 24 0,474 0,225 Valid
X.25 0,643 0,225 Valid
Pelayanan
Koperasi (Y)
Y.1 0,618 0,225 Valid
Y.2 0,600 0,225 Valid
Y.3 0,691 0,225 Valid
Y.4 0,593 0,225 Valid
Y.5 0,606 0,225 Valid
Y.6 -0,146 0,225 Tidak Valid
Y.7 0,505 0,225 Valid
Y.8 0,612 0,225 Valid
Y.9 0,751 0,225 Valid
Y.10 0,818 0,225 Valid
Y.11 0,690 0,225 Valid
180
Y.12 0,692 0,225 Valid
Y.13 0,681 0,225 Valid
Y.14 0,643 0,225 Valid
Y.15 0,658 0,225 Valid
181
Lampiran 9
HASIL UJI RELIABILITAS
Reliabilitas Variabel X (Efektivitas Pengelolaan Anggota)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 76 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 76 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,888 23
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item_1 93,01 81,800 ,205 ,895
item_2 92,71 82,822 ,268 ,889
item_4 93,51 79,586 ,360 ,888
item_5 92,75 80,217 ,596 ,881
item_7 92,71 81,515 ,444 ,885
item_8 92,67 79,264 ,627 ,880
item_9 93,80 77,441 ,442 ,886
item_10 92,58 82,594 ,414 ,885
item_11 92,86 81,699 ,332 ,887
item_12 92,72 78,576 ,650 ,880
item_13 92,75 79,097 ,609 ,881
item_14 92,54 81,212 ,455 ,884
item_15 92,93 78,089 ,547 ,882
item_16 92,92 78,447 ,638 ,880
item_17 92,82 79,672 ,573 ,881
item_18 92,43 81,422 ,552 ,883
item_19 92,89 78,949 ,524 ,882
item_20 92,92 77,620 ,619 ,880
item_21 92,91 80,591 ,366 ,887
item_22 93,25 78,377 ,552 ,881
182
item_23 92,84 78,161 ,695 ,878
item_24 93,43 80,009 ,402 ,886
item_25 92,92 79,460 ,611 ,881
Reliabilitas Variabel Y (Pelayanan Koperasi)
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 76 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 76 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,893 14
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item_1 50,24 38,690 ,565 ,886
item_2 50,95 38,184 ,512 ,889
item_3 50,68 38,752 ,604 ,885
item_4 50,55 39,104 ,542 ,887
item_5 50,76 38,316 ,519 ,889
item_7 51,18 38,152 ,402 ,898
item_8 51,01 37,000 ,545 ,889
item_9 50,62 37,546 ,714 ,880
item_10 50,59 36,858 ,799 ,877
item_11 50,47 38,466 ,627 ,884
item_12 50,67 37,824 ,626 ,884
item_13 50,49 38,333 ,632 ,884
item_14 50,43 39,396 ,592 ,886
item_15 50,36 39,352 ,624 ,885
183
Lampiran 10
HASIL ANALISIS DATA
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 76
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std.
Deviation ,03274107
Most Extreme
Differences
Absolute ,114
Positive ,072
Negative -,114
Kolmogorov-Smirnov Z ,995
Asymp. Sig. (2-tailed) ,275
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Hasil P-Plot Uji Normalitas
Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Pelayanan Koperasi
Levene
Statistic
df1 df2 Sig.
1,443 17 47 ,160
184
Hasil Uji Linieritas
ANOVA Table
Sum of
Squares
Df Mean
Squar
e
F Sig.
Pelayanan
Koperasi *
Eektivitas
Pengelolaa
n Anggota
Between
Groups
(Combined) 227.647 18 12.64
7
.96
7
.50
8
Linearity 15.276 1 15.27
6
1.1
68
.28
4
Deviation
from
Linearity
212.371 17 12.49
2
.95
5
.51
8
Within Groups 745.761 57 13.08
4
Total 973.408 75
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Mode
l
R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .569a .323 .314 7.55339
a. Predictors: (Constant), X
b. Dependent Variable: Y
Hasil Uji t Parsial (t-test)
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant
) 23.200 4.591
5.054 .000
Efektivita
s
Pengelola
an
Anggota
.536 .090 .569 5.945 .000
a. Dependent Variable: Pelayanan Koperasi
185
Hasil Uji Regresi Sederhana
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant
) 23.200 4.591
5.054 .000
Efektivita
s
Pengelola
an
Anggota
.536 .090 .569 5.945 .000
a. Dependent Variable: Pelayanan Koperasi
186
Lampiran 11
DOKUMENTASI PENGAMBILAN DATA
Dokumentasi Wawancara
Dewo Maulida Pengawas PSDA(Pemberdayaan Sumber Daya Anggota) KOPMA UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Cici Rahmawati anggota KOPMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Mohammad Irsyad Wakil Ketua Umum KOPMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
187
Dokumentasi Pengisian Kuesioner
Pengisian kuesioner oleh anggota Kopma
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pengisian kuesioner oleh pengurus Kopma
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pengisian kuesioner oleh anggota Kopma
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
188
BIODATA PENULIS
Gita Andestiana Meirizka, Lahir di Bogor 18 Mei 1996,
merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari
pasangan Bapak Isep Mu’alim dan Ibu Eroh
Munawaroh. Betempat tinggal di Jasinga Rt.01/ Rw.04
Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh: SDN 1
Jasinga (2002-2009), SMPN 1 Jasinga (2009-2012), SMAN 1 Jasinga (2012-
2015) dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2015-2019).
Skripsi ini penulis dedikasikan untuk kedua orang tua tercinta, kakak dan adik
tersayang, kerabat dan sahabat-sahabatku. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca dan sebagai ilmu yang didapat oleh penulis dapat bermanfaat
bagi diri sendiri maupun orang lain.