bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat...

102
https://bulelengkab.bps.go.id

Transcript of bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat...

Page 1: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 2: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 3: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

PROFIL KESEJAHTERAAN RAKYAT

KABUPATEN BULELENG 2013

(Hasil Susenas dan Sakernas 2012)

ISBN : 979 473 490 5

Nomor Publikasi : 51082. 1001

Katalog BPS : 4101003.5108

Ukuran Buku : 21 x 16 cm

Jumlah Halaman : 83 + ix halaman

Naskah :

Seksi Statistik Sosial

BPS Kabupaten Buleleng

Gambar Kulit :

Seksi IPDS

BPS Kabupaten Buleleng

Diterbitkan oleh :

Badan Pusat Statistik Kabupaten Buleleng

Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 4: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( Hasil Susenas dan Sakernas 2012) ii

KATA PENGANTAR

Publikasi “Profil Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Buleleng 2013” ini

menyajikan berbagai indikator sosial seperti; indikator kependudukan, kesehatan,

pendidikan, ketenagakerjaan, ekonomi, dan perumahan. Kesemua indikator tersebut

sangat diperlukan penyajiannya untuk mengetahu seberapa jauh manfaat pembangunan

yang telah dilaksanakan pemerintah telah dapat memajukan tingkat kesejahteraan

penduduk di Kabupaten Buleleng.

Sumber data yang disajikan dalam publikasi ini bersumber dari hasil Survei Sosial

Ekonomi Nasional (SUSENAS) dan Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS)

yang setiap tahun dilaksanakan oleh pemerintah melalui Badan Pusat Statistik. Pada

penerbitan kali ini, kami sajikan beberapa indikator sosial dan dikemas kedalam tabel-

tabel disertai ulasan singkat, sederhana dan beberapa ilustrasi yang kami sajikan dalam

gambar/grafik, sehingga mudah disimak/dipahami oleh semua kalangan; masyarakat luas,

pelajar/mahasiswa, pelaku usaha dan para eksekutif.

Kepada semua konsumen/pemerhati, dan semua pihak yang telah merelakan

waktu, tenaga, saran dan kritiknya untuk penyempurnaan publikasi ini, kami

menyampaikan penghargaan dan terima kasih. Semoga bermanfaat.

Singaraja, September 2013

Kepala BPS Kabupaten Buleleng

I GEDE NYOMAN SUBADRI

NIP. 19650422 198603 1 003

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 5: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( Hasil Susenas dan Sakernas 2012) iii

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 6: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( Hasil Susenas dan Sakernas 2012) iv

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………….…………………. ii

Peta Wilayah …………………………………………………………………… iii

Daftar Isi ………………………………………………………………………... iv

Daftar Tabel …………………………………………………………………….. v

Daftar Gambar …………………………………………………………………... ix

Bab I Pendahuluan

I.1. Umum ………………………………………………………… 1

I.2. Sistematika Penyajian ………………………………………… 2

Bab II Metode Survey

II.1. Ruang Lingkup ……………………………………………….. 3

II.2. Kerangka Sampel …………………………..…………….…... 3

II.3. Rancangan Sampel …………………………………..………. 4

II.4. Metode Pengumpulan Data …………………………..……… 4

II.5. Pengolahan Data …………………………………………...... 4

II.6. Konsep dan Definisi …………………………………….…... 5

Bab III Ulasan Singkat

III.1 Kependudukan ……………………………………………….. 14

III.2 Kesehatan …………………………………………………….. 21

III.3 Pendidikan …………………………………………..….……. 35

III.4 Ketenagakerjaan .......................................................................... 44

III.5 Fertilitas dan Keluarga Berencana …………………………… 52

III.6 Perumahan dan Pemukiman …………………………………. 62

III.7 Distribusi Pendapatan dan Pola Konsumsi ..…………………... 78

Bab IV Simpulan ............................................................................................... 82

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 7: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( Hasil Susenas dan Sakernas 2012) v

DAFTAR TABEL

1. KEPENDUDUKAN

3.1.1. Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis

Kelamin, Kabupaten Buleleng, 2012 ........................……….….… 17

3.1.2. Persentase Penduduk Menurut Kelompok Usia Anak-Anak,

Produktif dan Lanjut Usia, Kabupaten Buleleng, 2012 ………...…. 18

3.1.3. Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur Khusus

Kabupaten Buleleng, 2012 …………………..…………………… 19

3.1.4. Persentase Penduduk 10 Tahun Ke Atas di Menurut Status

Perkawinan dan Jenis Kelamin, Kabupaten Buleleng, 2012 ……. 20

2. KESEHATAN

3.2.1. Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan, menurut Jenis

Keluhan, Kabupaten Buleleng Tahun 2011-2012 ………………... 26

3.2.2. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan

Menurut Cara Pengobatan, dan Jenis kelamin Kab. Buleleng, 2012

……………………………………………………………………... 27

3.2.3. Persentase Penduduk yang Berobat Sendiri Menurut Jenis Obat

dan Jenis Kelamin, Kabupaten Buleleng 2012 …………………… 28

3.2.4. Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Menurut Fasilitas

Pengobatan dan Jenis Kelamin, Kabupaten Buleleng, 2012 …….. 29

3.2.5. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan dan Terganggu

Kegiatannya, Menurut Jumlah Hari Sakit, dan Jenis Kelamin,

Kabupaten Buleleng, 2012 ……………………………………….. 30

3.2.6. Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran Pertama dan Jenis

Kelamin, Kabupaten Buleleng, 2012 ………….……….………… 31

3.2.7. Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran Terakhir dan Jenis

Kelamin, Kabupaten Buleleng 2012 ………………………..……. 32

3.2.8. Persentase Balita Menurut Lamanya Diberi ASI dan Jenis

Kelamin, Kabupaten Buleleng, 2012 …………………………….. 33

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 8: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( Hasil Susenas dan Sakernas 2012) vi

3.2.9. Persentase Balita Menurut Pemberian Imunisasi dan Jenis Kelamin

Kabupaten Buleleng, 2012 ………………………………………… 34

3. PENDIDIKAN

3.3.1. Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur, Kemampuan

Membaca dan Menulis, dan Jenis Kelamin, Kabupaten Buleleng

2012 ……………………………………………………………….. 40

3.3.2. Angka Partisipasi Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis

Kelamin, Kabupaten Buleleng, 2012 ............................................... 41

3.3.3. Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas Menurut Ijasah

Tertinggi yang Dimiliki dan Jenis Kelamin, Kabupaten Buleleng

Tahun 2012 ………………………………………………..…........ 42

3.3.4. Persentase Penduduk Umur 7-18 Tahun Menurut Tipe Daerah,

Partisipasi Sekolah dan Jenis Kelamin, Kabupaten Buleleng, 2012

.......................................................................................................... 43

4. KETENAGAKERJAAN

3.4.1. Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan

Seminggu yang Lalu di Kabupaten Buleleng, 2012 .......................... 47

3.4.2. Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut

Lapangan Pekerjaan Utama Seminggu yang Lalu di Kabupaten

Buleleng, 2012 ................................................................................... 48

3.4.3. Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas yang termasuk Angkatan

Kerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di

Kabupaten Buleleng, 2012 ……………………………………..…. 49

3.4.4. Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas yang bekerja di Kabupaten

Buleleng Menurut Status Pekerjaan Utama Seminggu yang Lalu,

2012 .................................................................................................. 50

3.4.5. Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut

Jumlah Jam Kerja di Kabupaten Buleleng, 2012 ............................. 51

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 9: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( Hasil Susenas dan Sakernas 2012) vii

5. FERTILITAS DAN KELUARGA BERENCANA

3.5.1. Persentase Penduduk Wanita 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin

Menurut Umur Perkawinan Pertama, Kabupaten Buleleng, 2012

……………………………………………………….………… 55

3.5.2 Persentase Penduduk Wanita 15-49 Tahun yang Berstatus Kawin

Menurut Pernah/Sedang Pakai Alat KB, Di Kabupaten Buleleng,

2012 ……………………………………………………………. 56

3.5.2 Persentase Penduduk Wanita 15-49 Tahun yang Berstatus Kawin

Menurut Alat/Cara KB yang sedang digunakan, Di Kabupaten

Buleleng, 2012 ………………………………………………….. 57

3.5.1 Persentase Penduduk Wanita 10 Tahun ke atas yang Pernah Kawin

Menurut Jumlah Anak yang Dilahirkan Hidup, Di Kabupaten

Buleleng, 2012 ………………………………………….………… 58

3.5.2 Persentase Penduduk Wanita 10 Tahun ke atas yang Pernah Kawin

Menurut Jumlah Anak Masih Hidup, Di Kabupaten Buleleng, 2012

………………………………………………………..…………… 59

3.5.3 Persentase Penduduk Wanita 10 Tahun ke atas yang Pernah Kawin

Menurut Jumlah Anak yang Sudah Meninggal, Di Kabupaten

Buleleng, 2012 …………………………………………………….. 60

3.5.4 Rata-Rata Jumlah Anak Lahir Hidup Per Wanita Usia 15-49 Tahun

yang Pernah Kawin Di Kabupaten Buleleng, 2012 ………………. 61

6. PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN

3.6.1 Persentase Rumah Tangga Menurut Status Penguasaan Bangunan

Tempat Tinggal, Di Kabupaten Buleleng, 2012 …………..………. 66

3.6.2 Persentase Rumah Tangga Menurut Luas Lantai Rumah, Di

Kabupaten Buleleng, 2012 ……………………………….………. 67

3.6.3 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Atap Terluas, Di

Kabupaten Buleleng, 2012 ………………………………………… 68

3.6.4 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Terluas, Di

Kabupaten Buleleng, 2012 ……………………………..…………. 69

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 10: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( Hasil Susenas dan Sakernas 2012) viii

3.6.5 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Dinding Terluas, Di

Kabupaten Buleleng, 2012 ……………………………….……….. 70

3.6.6 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan, Di

Kabupaten Buleleng, 2012 ………………………………………… 71

3.6.7 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum, Di

Kabupaten Buleleng, 2012 ………………….…………..……….. 72

3.6.8 Persentase Rumah Tangga yang Sumber Air Minumnya dari

Pompa, Sumur dan Mata Air Jaraknya ke Penampungan Tinja

Terdekat, Di Kabupaten Buleleng, 2012 …………………………. 73

3.6.9 Persentase Rumah Tangga Menurut Fasilitas Tempat Buang Air

Besar, Di Kabupaten Buleleng, 2012 ……………….…………… 74

3.6.10 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Kloset yang Dipakai, Di

Kabupaten Buleleng, 2012 ………………….…………………… 75

3.6.11 Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Pembuangan Tinja, Di

Kabupaten Buleleng, 2012 ……………………………………….. 76

3.6.12 Persentase Rumah Tangga Menurut Bahan Bakar / Energi Utama

Untuk Memasak, Di Kabupaten Buleleng, 2012................................. 77

7. KONSUMSI / PENGELUARAN

3.7.1 Gini Ratio dan Distribusi Pendapatan Penduduk Kabupaten

Buleleng, 2012 …………………………………………………… 81

3.7.2 Persentase Penduduk Menurut Golongan dan Pengeluaran Per

Kapita Sebulan, Kabupaten Buleleng 2012 ……………………... 82

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 11: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( Hasil Susenas dan Sakernas 2012) ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Piramida Penduduk Kabupaten Buleleng, 2012 ......................................... 16

Gambar 2. Penolong Persalinan Balita di Kab Buleleng, 2012 .......................…......... 23

Gambar 3. APS Usia 7 – 18 Tahun di Kabupaten Buleleng, 2012 ....................……… 36

Gambar 4. Daya Serap Tenaga Kerja di Kabupaten Buleleng, 2011-2012 .................. 45

Gambar 5. Penggunaan Alat Kontrasepsi KB di Kabupaten Buleleng, 2012 .............. 53

Gambar 6. Bahan Bakar Utama Untuk Memasak di Kabupaten Buleleng, 2012 ........ 64

Gambar 7. Perbandingan Konsumsi Makanan dan Non Makanan

di Kabupaten Buleleng, 2012 .………………………………..………….... 79

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 12: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Umum

Buleleng sebagai salah satu dari sembilan daerah tingkat II di Bali, merupakan

kabupaten tertua terletak di belahan utara pulau Bali. Sebagai salah satu daerah tingkat

II tertua di Bali, Buleleng telah melaksanakan berbagai program pembangunan baik di

bidang pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, ekonomi, perumahan, lingkungan

hidup, keamanan, politik dan lain sebagainya. Pelaksanaan pembangunan di berbagai

lini sosial tersebut segalanya diarahkan demi terciptanya masyarakat yang adil,

makmur sejahtera, merata material dan spiritual.

Membangun masyarakat sejahtera bukanlah sesuatu yang mudah, terlebih

dengan adanya keberagaman dan perbedaan karakteristik masyarakat seperti budaya,

adat istiadat, sumber daya alam dan manusia, luas wilayah, serta berbagai perbedaan-

perbedaan karakteristik lainnya, semua itu diakui sebagai kendala-kendala yang pelik

dan rumit karena terkadang dikala kendala yang satu dapat diselesaikan justru menjadi

masalah baru pada kendala lainnya. Oleh karena itu diperlukan kehati-hatian dalam

menentukan atau menyusun berbagai kebijakan pembangunan yang akan dilaksa-

nakan. Monitoring dan evaluasi terhadap hasil-hasil pembangunan merupakan langkah

yang harus dilkukan disamping melakukan analisis dampak, tendensi, dan implikasi

yang mungkin akan terjadi di masa depan. Hasil dari upaya tersebut kemudian

dijadikan rumusan sebagai dasar perencanaan pembangunan ke depan.

Salah satu metode evaluasi dan monitoring pembangunan adalah dengan

melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang

terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati melalui

beberapa indikator sosial, ekonomi dan beberapa indikator lain seperti indikator

keluaran (out-put) pembangunan. Dan salah satu sumber informasi ke arah sana dapat

diperoleh melalui data sosial yang dihasilkan dari Survey Sosial Ekonomi Nasional

(Susenas) dan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang diselenggarakan oleh

BPS setiap tahun.

Susenas mengumpulkan informasi mengenai kondisi sosial ekonomi

masyarakat sebagai dasar untuk memperoleh berbagai indikator pencapaian

kesejahteraan rakyat. Indikator kesejahteraan rakyat yang dihasilkan dari Susenas di

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 13: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 2

bidang pendidikan smeliputi; angka partisipasi sekolah, angka melek huruf, angka

putus sekolah, tingkat pendidikan yang ditamatkan, status perkawinan, dan alasan

berhenti/tidak melanjutkan sekolah. Di bidang kesehatan dapat diperoleh informasi

mengenai; angka morbiditas, pemanfaatan fasilitas kesehatan, pemberian ASI,

imunisasi, penolong persalinan, fertilitas dan keluarga berencana. Di bidang ekonomi,

dapat digali informasi mengenai distribusi pendapatan, pola konsumsi rumah tangga

dan rata-rata pengeluaran penduduk perkapita. Sementara dari hasil Sakernas dapat

diperoleh berbagai informasi ketenagakerjaan seperti; lapangan dan status pekerjaan

penduduk, pengangguran dan pekerja berdasarkan tingkat pendidikan..

Masih banyak indikator-indikator lainnya yang dihasilkan dari Susenas dan

Sakernas, namun karena keterbatasan tempat, tidak semua indikator tersebut dapat

dipublikasikan. Indikator-indikator khusus yang tidak disajikan dalam publikasi ini

dapat diakses atau diperoleh melalui kemasan media komputer maupun mengolahnya

dari data mentah (raw data).

1.2. Sistematika Penyajian

Penyajian data/tabel dalam publikasi ini dikelompokkan menjadi tujuh bagian.

Bagian pertama merupakan masalah kependudukan termasuk jumlah penduduk, angka

beban tanggungan, kelompok umur dan status perkawinan. Bagian kedua menyajikan

mengenai kondisi kesehatan penduduk yang menyangkut keluhan kesehatan, penolong

kelahiran balita, pemberian ASI dan pemanfaatan fasilitas kesehatan. Dibagian ke tiga

ditampilkan kondisi pendidikan penduduk yang mencakup partisipasi sekolah, status

pendidikan, tingkat pendidikan dan melek huruf. Dibagian keempat menyajikan

kondisi ketenagakerjaan yang mencakup angkatan kerja, lapangan pekerjaan

penduduk serta pengangguran. Fertilitas dan KB disajikan pada bagian ke lima.

Gambaran mengenai kondisi Perumahan penduduk disajikan pada bagian ke enam,

ditutup dengan data distribusi pendapatan dan pola konsumsi pada bagian terakhir.

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 14: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 3

BAB II METODE SURVEY

2.1. Ruang Lingkup

Susenas dan Sakernas 2012 dilaksanakan diseluruh wilayah Republik Indonesia

termasuk di Kabupaten Buleleng, dengan jumlah sampel rumah tangga sebanyak 720

rumah tangga untuk susenas dan 480 sampel rumah tangga untuk Sakernas. Sampel-

sampel tersebut tersebar di seluruh kecamatan/desa/kelurahan.

Data yang dihasilkan dari sampel hanya representatif untuk disajikan sampai

pada tingkat kabupaten/kota dan dapat dibedakan menurut tipe daerah (perkotaan

dan pedesaan), namun belum bisa disajikan menurut kecamatan karena terbatasnya

sampel

Rumah tangga yang disurvei adalah rumah tangga biasa yang tinggal dalam blok

sensus biasa. Sementara rumah tangga khusus yang tinggal di blok sensus khusus dan

yang berada di blok sensus biasa tidak dipilih sebagai sampel. Data yang diperoleh

dari seluruh rumah tangga sampel dikumpulkan dengan menggunakan daftar

VSEN2012.K untuk Susenas dan SAK2012.AK untuk Sakernas.

2.2. Kerangka Sampel

Kerangka sampel yang digunakan untuk Susenas dan Sakernas 2012 terdiri dari

kerangka sampel untuk pemilihan kecamatan, kerangka sampel untuk pemilihan blok

sensus, dan kerangka sampel untuk pemilihan rumah tangga. Kerangka sampel untuk

pemilihan kecamatan di daerah pedesaan adalah daftar kecamatan dalam setiap

kabupaten/kota yang telah diurutkan menurut letak geografis.

Kerangka sampel untuk pemilihan blok sensus di daerah perkotaan adalah daftar

blok sensus yang dibedakan menurut blok sensus yang terletak di kota besar, kota

sedang dan kota kecil di setiap kabupaten/kota. Untuk daerah pedesaan, pemilihan

blok sensus menggunakan daftar blok sensus yang terdapat dalam setiap kecamatan

terpilih.

Kerangka sampel untuk pemilihan rumah tangga adalah daftar rumah tangga

yang terdapat dalam frame SP2010.C1 dan terlebih dahulu dilakukan pemutakhiran

muatan dengan menggunakan daftar VSEN12.P (pemutakhiran) untuk kegiatan

susenas dan dengan daftar SAK12.P untuk kegiatan sakernas..

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 15: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 4

2.3. Rancangan Sampel

Rancangan sampel yang digunakan adalah rancangan sampel bertahap dua untuk

daerah perkotaan dan bertahap tiga untuk daerah pedesaan. Pemilihan sampel untuk

daerah perkotaan dan pedesaan dilakukan secara terpisah.

Pemilihan sampel untuk daerah perkotaan pada tahap pertama, dari kerangka

sampel blok sensus dipilih sejumlah blok sensus secara linier sistematik sampling.

Kemudian dari setiap blok sensus terpilih, dipilih sebanyak 10 rumah tangga juga

secara linier sistematik sampling, sedangkan untuk Sakernas minimal 10 rumahtangga

tergantung hasil SAK2012.P.

Pemilihan sampel untuk daerah pedesaan pada tahap pertama, dari kerangka

sampel kecamatan dipilih sejumlah kecamatan secara probability propotional to size,

dengan size banyaknya rumah tangga dalam kecamatan. Tahap kedua, dari setiap

kecamatan terpilih dipilih sejumlah blok sensus secara linier sistematik sampling.

Tahap ketiga, dari setiap blok sensus terpilih, dipilih sebanyak minimal 10 rumah

tangga juga secara linier sistematik sampling.

Pemilihan kecamatan dan blok sensus dilakukan di BPS RI sedangkan pemilihan

rumah tangga dilakukan di BPS kabupaten/kota berdasarkan hasil pemutakhiran dafatr

VSEN2012.P dan SAK2012.P pada setiap blok sensus.

2.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dari rumah tangga terpilih dilakukan melalui wawancara tatap

muka antara pencacah dengan responden. Untuk pertanyaan-pertanyaan dalam

kuesioner Susenas dan Sakernas 2012 yang ditujukan kepada individu diusahakan

agar individu yang bersangkutanlah yang menjadi responden. Keterangan tentang

rumah tangga dikumpulkan melalui wawancara dengan kepala rumah tangga,

suami/istri kepala rumah tangga atau anggota rumah tangga lain yang mengetahui

tentang karakteristik yang ditanyakan.

2.5. Pengolahan Data

Pengolahan, mulai dari tahap perekaman data (data entry), pemeriksaan

konsistensi antar isian dalam kuesioner sampai dengan tahap tabulasi, sepenuhnya

dilakukan dengan menggunakan komputer.

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 16: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 5

Sebelum tahap ini dimulai, terlebih dahulu dilakukan cek awal atas kelengkapan

isian daftar pertanyaan, penyuntingan (editing) terhadap isian yang tidak wajar,

termasuk hubungan keterkaitan (konsistensi) antar satu jawaban dengan jawaban yang

lainnya.

Proses perekaman data yang berasal dari Daftar VSEN 2012. K (kelompok kor)

dan VSEN2012.M1(kelompok modul) dilakukan di BPS kabupaten/kota dan

SAK2012.AK juga dilakukan di BPS kabupaten/kota.

2.6. Konsep dan Definisi

Untuk menghindari adanya salah persepsi dalam memahami data yang disajikan,

barikut ini disajikan beberapa konsep/definisi dan batasan yang digunakan dalam

Susenas dan Sakernas 2012 sebagai berikut :

2.6.1 Tipe Daerah

Untuk menentukan apakah suatu desa/kelurahan tertentu termasuk daerah

perkotaan atau pedesaan digunakan suatu indikator komposit (indikator gabungan)

yang skor atau nilainya didasarkan pada skor atau nilai-nilai tiga buah variabel yakni

kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian dan akses ke fasilitas umum.

2.6.2 Blok Sensus

Blok sensus merupakan daerah kerja dari seorang pencacah Susenas dan

Sakernas 2012. Ada tiga jenis blok sensus yaitu :

Blok Sensus Biasa adalah blok sensus yang sebagian besar muatannya berkisaran

antara 80-120 rumah tangga atau bangunan tempat tinggal atau bangunan bukan

tempat tinggal atau gabungan keduanya dan sudah jenuh.

Blok Sensus Khusus adalah bermuatan sekurang kurangnya 100 orang kecuali

Lembaga Pemasyarakatan, tempat-tempat yang bisa dijadikan blok sensus khusus

antara lain : asrama militer, daerah perumahan militer dengan pintu keluar masuk

yang dijaga.

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 17: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 6

Blok Sensus Persiapan adalah daerah yang kosong seperti sawah, kebun, tegalan,

rawa, hutan, daerah yang dikosongkan (digusur) atau bekas pemukiman yang terbakar.

2.6.3 Rumah Tangga dan Anggota Rumah Tangga

Rumah tangga dibedakan menjadi dua, yaitu rumah tangga biasa dan rumah

tangga khusus.

Rumah Tangga Biasa adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami

sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus, dan biasanya makan bersama dari satu

dapur (mengurus kebutuhan sehari-hari bersama menjadi satu).

Rumah Tangga Khusus yaitu orang-orang yang tinggal di asrama, tangsi, panti

asuhan, lembaga pemasyarakatan, rumah tahanan dan kelompok orang yang

mondok dengan makan (indekos) dan berjumlah 10 orang atau lebih. (Rumah tangga

khusus tidak dicakup dalam Susenas dan Sakernas).

Anggota Rumah Tangga adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di

suatu rumah tangga, baik yang berada di rumah pada saat pencacahan maupun

sementara tidak ada. Anggota rumah tangga yang telah bepergian 6 bulan atau lebih

dan anggota rumah tangga yang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan pindah

tidak dianggap sebagai anggota rumah tangga.

Kepala Rumah Tangga adalah seorang dari sekelompok anggota rumah tangga yang

bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga tersebut atau orang yang

dianggap/ ditunjuk sebagai kepala di dalam rumah tangga tersebut.

2.6.4 Status Perkawinan

Kawin adalah mempunyai istri (bagi laki-laki) atau suami (bagi perempuan)

pada saat pencacahan, baik tinggal bersama maupun terpisah. Dalam hal ini yang

dicakup tidak saja mereka yang kawin sah secara hukum (adat, agama, negara, dan

sebagainya), tetapi juga mereka yang hidup bersama dan oleh masyarakat

sekelilingnya dianggap sebagai suami istri.

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 18: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 7

Cerai hidup adalah berpisah sebagai suami/istri karena bercerai dan belum kawin

lagi. Dalam hal ini termasuk mereka yang mengaku cerai walaupun belum resmi

secara hukum. Sebaliknya tidak termasuk mereka yang hanya hidup terpisah tetapi

masih berstatus kawin, misalnya suami/istri ditinggalkan oleh istri/suami ke tempat

lain karena sekolah, bekerja, mencari pekerjaan, atau untuk keperluan lain. Wanita

yang mengaku belum pernah kawin tetapi pernah hamil, dianggap cerai hidup.

Cerai mati adalah ditinggal mati oleh suami atau istrinya dan belum kawin lagi.

2.6.5 Kesehatan

Keluhan kesehatan adalah keadaan seseorang yang merasa terganggu oleh kondisi

kesehatan, kejiwaan, kecelakaan, atau hal lain. Seseorang yang menderita penyakit

kronis dianggap mempunyai keluhan kesehatan walaupun pada waktu survei (satu

bulan terakhir) yang bersangkutan tidak kambuh penyakitnya.

Rawat jalan atau berobat jalan adalah kegiatan atau upaya responden yang

mempunyai keluhan kesehatan untuk memeriksakan atau mengatasi gangguan/

keluhan kesehatannya dengan mendatangi tempat-tempat pelayanan kesehatan modern

atau tradisional tanpa menginap, termasuk mendatangkan petugas medis ke rumah

pasien.

Rawat inap adalah kegiatan atau upaya responden yang mempunyai keluhan

kesehatan untuk mengatasi gangguan/keluhan kesehatannya dengan mendatangi

tempat-tempat pelayanan kesehatan modern atau tradisional dengan menginap

minimal 1 malam.

2.6.6 Pendidikan

Sekolah adalah kegiatan bersekolah di sekolah formal mulai dari pendidikan dasar,

menengah dan tinggi, termasuk pendidikan yang disamakan.

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 19: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 8

Tidak/belum pernah sekolah adalah tidak atau belum pernah bersekolah di sekolah

formal, misalnya tamat/belum tamat Taman Kanak-kanak tetapi tidak melanjutkan ke

Sekolah Dasar (SD).

Masih bersekolah adalah sedang mengikuti pendidikan di pendidikan dasar,

pendidikan menengah atau pendidikan tinggi.

Tidak sekolah lagi adalah pernah mengikuti pendidikan dasar, menengah atau tinggi,

tetapi pada saat pencacahan tidak bersekolah lagi.

Tamat sekolah adalah menyelesaikan pelajaran pada kelas atau tingkat terakhir suatu

jenjang sekolah di sekolah negeri maupun swasta dengan mendapatkan tanda

tamat/ijazah. Orang yang belum mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi tetapi telah

mengikuti ujian dan lulus dianggap tamat sekolah.

2.6.7 Ketenagakerjaan.

Angkatan Kerja adalah mereka yang berumur 15 tahun ke atas dan selama seminggu

yang lalu mempunyai pekerjaan, baik bekerja maupun sementara tidak bekerja karena

suatu sebab seperti menunggu panen, sedang cuti dan sedang menunggu pekerjaan

berikutnya (pekerja profesional seperti dukun dan dalang). Disamping itu mereka

yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi sedang mencari pekerjaan atau mengharapkan

dapat pekerjaan juga termasuk dalam kelompok angkatan kerja.

Bukan Angkatan Kerja adalah mereka yang berumur 15 tahun ke atas dan selama

seminggu yang lalu hanya bersekolah, mengurus rumah tangga, dan tidak melakukan

suatu kegiatan yang dapat dimasukkan dalam kategori bekerja atau mencari pekerjaan.

Kegiatan yang terbanyak dilakukan adalah kegiatan yang menggunakan waktu

terbanyak dibandingkan dengan kegiatan lainnya.

Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau

membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan selama paling sedikit 1 jam

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 20: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 9

dalam seminggu berturut turut dan tidak terputus (termasuk pekerja keluarga tanpa

upah yang membantu dalam usaha/kegiatan ekonomi).

Punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja adalah mempunyai pekerjaan

tetapi selama seminggu yang lalu tidak bekerja karena sesuatu sebab seperti sakit, cuti,

menunggu panen dan mogok, termasuk menunggu pekerjaan bagi yang sudah diterima

bekerja tetapi selama seminggu yang lalu belum mulai bekerja.

Jumlah Jam Kerja adalah lama waktu (dalam jam) yang digunakan untuk bekerja

dari seluruh pekerjaan yang dilakukan selama seminggu.

Lapangan Pekerjaan adalah bidang kegiatan dari pekerjaan/usaha/perusahaan/

instansi tempat seseorang bekerja.

Jenis Pekerjaan adalah macam pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang atau

ditugaskan kepada seseorang.

Status Pekerjaan adalah jenis kedudukan seseorang dalam pekerjaan.

2.6.8 Fertilitas dan KB

Anak lahir hidup adalah anak yang pada waktu dilahirkan menunjukkan tanda-tanda

kehidupan walaupun mungkin hanya beberapa saat saja seperti jantung berdenyut,

bernafas, dan menangis. Anak yang pada waktu lahir tidak menunjukkan tanda-tanda

kehidupan disebut lahir mati.

Medis Operasi Wanita (MOW) /sterilisasi wanita/tubektomi adalah operasi yang

dilakukan pada wanita untuk mencegah terjadinya kehamilan, yaitu mengikat saluran

telur. Operasi tersebut dimaksudkan agar wanita itu tidak dapat mempunyai anak lagi.

Operasi untuk mengambil rahim atau indung telur kadang-kadang dilakukan karena

alasan-alasan lain, bukan untuk memberikan perlindungan agar wanita tidak

mempunyai anak lagi. Yang dicatat sebagai sterilisasi di sini hanya operasi yang

ditujukan agar seorang wanita tidak bisa mempunyai anak lagi.

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 21: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 10

Medis Operasi Pria (MOP) /sterilisasi pria/vasektomi adalah suatu operasi ringan

yang dilakukan pada pria dengan maksud untuk mencegah terjadinya kehamilan pada

pasangannya.

AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)/IUD (Intra Uterus Device)/Spirl) adalah

alat yang dibuat dari plastik halus/tembaga, berukuran kecil, berbentuk spiral, T, kipas

dan lainnya, dipasang di dalam rahim untuk mencegah terjadinya kehamilan. Alat ini

berfungsi untuk mencegah kehamilan dalam jangka waktu lama.

Suntikan KB adalah salah satu cara pencegahan kehamilan dengan jalan

menyuntikkan cairan tertentu ke dalam tubuh, misalnya satu, tiga atau enam bulan

sekali.

Susuk KB/Norplan/Implanon/Alwalit (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit) adalah

enam batang logam kecil yang dimasukkan ke bawah kulit lengan atas untuk

mencegah terjadinya kehamilan. Orang dikatakan menggunakan susuk KB apabila

susuk KB terakhir dipasang di tubuhnya kurang dari 5 (lima) tahun sebelum

pencacahan. Termasuk suntikan di bawah kulit (implanta).

Pil KB adalah pil yang diminum untuk mencegah terjadinya kehamilan. Pil ini harus

diminum secara teratur setiap hari. Orang dikatakan sedang menggunakan pil KB,

apabila sejak haid terakhir, ia minum pil KB setiap hari. Orang yang biasanya minum

pil KB tetapi pernah lupa minum pil KB selama dua hari, namun pada hari berikutnya

minum 2 (dua) pil KB sekaligus, tetap dicatat sebagai menggunakan pil KB.

Kondom/karet KB adalah alat yang terbuat dari karet, berbentuk seperti balon, yang

dipakai oleh laki-laki selama bersenggama dengan maksud agar istrinya/pasangannya

tidak menjadi hamil. Waktu rujukan pemakaian kondom adalah sampai dengan waktu

kumpul terakhir dalam 30 hari sebelum wawancara. Orang dikatakan sedang

menggunakan kondom apabila sejak haid terakhir pasangannya selalu menggunakan

alat kontrasepsi tersebut waktu berkumpul, termasuk saat kumpul terakhir (jadi ia

terlindung).

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 22: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 11

Intravag/Tissue/Kondom Wanita adalah tissue KB yang dimasukkan ke dalam

vagina sebelum kumpul. Waktu rujukan cara ini adalah sampai dengan waktu kumpul

terakhir dalam 30 hari sebelum wawancara.

Alat/cara KB tradisional, antara lain :

a. Pantang berkala/sistem kalender didasarkan pada pemikiran bahwa dengan

tidak melakukan senggama pada hari-hari tertentu, yaitu pada masa subur dalam

siklus bulanan, seorang wanita dapat menghindarkan terjadinya kehamilan. Cara

ini tidak sama dengan puasa (abstinensi), yaitu tidak bersenggama untuk beberapa

bulan tanpa memperhitungkan siklus bulanan wanita dengan tujuan agar ia tidak

hamil. Orang dianggap menggunakan cara ini apabila ia melakukannya dalam 30

hari terakhir sebelum wawancara.

b. Senggama terputus adalah cara yang dilakukan oleh laki-laki untuk mencegah

masuknya air mani ke dalam rahim wanita, yaitu dengan menarik alat kelaminnya

sebelum terjadi ejakulasi (klimaks). Waktu rujukan cara ini adalah untuk kumpul

terakhir dalam 30 hari.

c. Cara tradisional lainnya misalnya tidak campur (puasa), jamu, urut.

2.6.9 Perumahan

Luas lantai adalah luas lantai yang ditempati dan digunakan untuk keperluan sehari-

hari. Bagian-bagian yang digunakan bukan untuk keperluan sehari-hari tidak

dimasukkan dalam perhitungan luas lantai seperti lumbung padi, kandang ternak,

lantai jemur (lamporan semen), dan ruangan khusus untuk usaha (misalnya warung).

Air leding adalah sumber air yang berasal dari air yang telah diproses menjadi jernih

sebelum dialirkan kepada konsumen melalui instalasi berupa saluran air. Sumber air

ini diusahakan oleh PAM/PDAM/BPAM (Perusahaan Air Minum/Perusahaan Daerah

Air Minum/Badan Pengelola Air Minum).

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 23: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 12

Air sumur/perigi terlindung bila lingkar mulut sumur/perigi tersebut dilindungi oleh

tembok paling sedikit setinggi 0,8 meter di atas tanah dan sedalam 3 meter di bawah

tanah dan di sekitar mulut sumur ada lantai semen sejauh 1 meter dari lingkar mulut

sumur atau perigi.

2.6.10 Distribusi Pendapatan dan Pola Konsumsi

Pengeluaran rata-rata per kapita sebulan adalah rata-rata biaya yang dikeluarkan

rumah tangga sebulan untuk konsumsi semua anggota rumah tangga dibagi dengan

banyaknya anggota rumah tangga. Pengeluaran atau konsumsi rumah tangga

dibedakan menjadi dua yaitu konsumsi makanan dan konsumsi non makanan tanpa

memperhatikan asal barang dan terbatas pada pengeluaran untuk keperluan rumah

tangga saja, tidak termasuk konsumsi/pengeluaran untuk keperluan usaha rumah

tangga atau yang diberikan kepada pihak lain. Pengeluaran untuk konsumsi makanan

ditanyakan selama seminggu yang lalu, sedangkan pengeluaran non makanan setahun

dan sebulan yang lalu. Baik konsumsi makanan maupun non makanan selanjutnya

dikonversikan ke dalam pengeluaran rata-rata sebulan.

Konsumsi Makanan adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi

kebutuhan makanan termasuk makanan jadi, rokok dan tembakau.

Konsumsi Non Makanan adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk biaya

perumahan, pendidikan, kesehatan, aneka barang dan jasa, pakaian dan barang tahan

lama tanpa memperhatikan asal barang.

Distribusi Pendapatan adalah banyaknya pendapatan yang diterima oleh masing-

masing rumah tangga / penduduk suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.

Gini Ratio (GR) adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur tingkat

pemerataan pendapatan suatu masyarakat di suatu daerah. GR merupakan salah satu

indikator yang sering digunakan untuk mengetahui kesenjangan distribusi pendapatan,

nilainya antara Nol sampai Satu. Bila GR sama dengan Nol berarti distribusi

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 24: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 13

pendapatan amat merata sekali karena setiap golongan penduduk menerima bagian

pendapatan yang sama.

Pola Konsumsi adalah kecenderungan rumah tangga/penduduk membelanjakan

pendapatannya dalam upaya memenuhi kebutuhan konsumsi untuk penduduk tersebut,

baik konsumsi makanan maupun non makanan.

Rata-rata pengeluaran perkapita sebulan adalah seluruh biaya pengeluaran yang

dikeluarkan oleh seluruh anggota rumah tangga (art) sebulan dibagi jumlah anggota

rumah tangga.

Kriteria Bank Dunia

Bank Dunia membagi penduduk menurut kelompok pendapatan menjadi tiga

kelompok pendapatan yaitu pertama 40 persen penduduk berpendapatan rendah,

kedua 40 persen penduduk berpendapatan menengah dan ketiga 20 persen penduduk

berpendapatan tinggi (untuk melihat pemerataan, difokuskan perhatiannya pada

perkembangan pendapatan 40 persen yang berpendapatan terendah saja dengan

pedoman sbb : pendapatan yang diterima diatas 17 persen tergolong ketimpangan

rendah, 12-17 persen tergolong ketimpangan sedang dan kurang dari 12 persen

tergolong ketimpangan tinggi).

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 25: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

III.1 KEPENDUDUKAN

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 26: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 14

BAB III. URAIAN SINGKAT

3.1. Kependudukan

Salah satu masalah yang perlu diperhatikan dalam proses pembangunan adalah

masalah kependudukan yang mencakup antara lain: jumlah, komposisi dan distribusi

penduduk. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi modal pembangunan bila

kualitasnya baik, namun sebaliknya dapat menjadi beban pembangunan bila kuali-

tasnya rendah.

Dari hasil Susenas 2012, jumlah penduduk Kabupaten Buleleng pada Tahun

2012 diperkirakan sebanyak 642.159 terdiri dari 320.335 laki-laki dan 321.824

perempuan. Dengan jumlah rumah tangga sebanyak 174.762 diprediksikan bahwa

setiap rumah tangga rata-rata memiliki anggota sebanyak 3,67 jiwa. Memperhatikan

jumlah penduduknya, Kabupaten Buleleng mempunyai jumlah penduduk paling besar

diantara sembilan kabupaten/kota di Bali, dengan proporsi sebesar 16,03 persen

penduduk bali ada di Kaupaten Buleleng. Keterbandingan penduduk Kabupaten

Buleleng menurut jenis kelamin (sex ratio) tercatat sebesar 99,54 persen. Sex rasio di

bawah 100 persen menandakan bahwa penduduk laki-laki jumlahnya lebih kecil

dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Jumlah penduduk laki-laki di

buleleng hamper imbang dengan jumlah penduduk perempuannya.

Distribusi penduduk menurut kelompok umur (tabel 3.1.1 dan 3.1.2)

menunjukkan bahwa 29,04 persen penduduk Kabupaten Buleleng berusia muda

(umur 0-14 tahun), sebanyak 63,82 persen berusia produktif (umur 15-64 tahun) dan

hanya 7,13 persen yang berumur 65 tahun ke atas, sehingga berdasarkan angka

mutlaknya diperoleh angka ketergantungan (dependency ratio) penduduk Kabupaten

Buleleng sebesar 56,67. Artinya setiap 100 orang penduduk usia produktif

menanggung sekitar 57 orang tidak produktif. Semakin besar proporsi penduduk usia

muda, maka semakin besar pula beban yang ditanggung oleh penduduk usia produktif.

Angka ketergantungan lebih banyak tertumpu pada penduduk anak-anak (45,50

persen), sementara beban tanggungan pada penduduk usia lanjut (11,17 persen).

Berikut disajikan beberapa Indikator Kependudukan di Kabupaten Buleleng (table

3.1.1)

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 27: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 15

Beberapa Indikator Kependudukan

Di Kabupaten Buleleng, 2012

Indikator Nilai

(1) (2)

1. Luas Wilayah (Km2) 1.365,89

2. Jumlah Rumah Tangga 174.762

3. Jumlah Penduduk 642.159

a. Laki-laki 320.335

b. Perempuan 321.824

c. Anak-anak (0-14 tahun) 186.507

d. Usia produktif (15-64 tahun) 409.847

e. Usia lanjut (65 tahun lebih) 45.805

f. Usia kerja;

- 10 tahun lebih 523.268

- 15 tahun lebih 455.652

g. Usia Pendidikan :

- SD/MI (7-12 tahun) 83.206

- SMP/MTs (13-15 tahun) 33.662

- SMA/MK/MA (16-18 tahun) 27.064

- Univ./PT (19-24) 42.924

h. PAUD;

- Usia 2-4 tahun 38.269

- Usia 5-6 tahun 23.147

- Usia 2-6 tahun 61.416

4. Kepadatan per Km2 470,14

5. Rata-rata Art per rumah tangga 3,67

6. Sex Ratio 99,54

7. Status Perkawinan (%);

- Belum kawin 29,50

- Kawin 63,71

- Cerai hidup 1,07

- Cerai mati (janda/duda) 5,72

Sumber : BPS, Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 28: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 16

Tabel komposisi penduduk menurut status perkawinan (tabel 3.1.4)

menunjukkan bahwa penduduk laki-laki yang berstatus belum kawin lebih besar

(32,88 persen) dibanding penduduk perempuan (26,20 persen). Sementara itu

penduduk perempuan yang berstatus janda (cerai hidup dan cerai mati) sebesar 9,94

lebih tinggi dibandingkan penduduk laki-laki yang berstatus duda (cerai hidup dan

cerai mati) yaitu hanya 3,58 persen.

Gambar 1.

Piramida Penduduk Kabupaten Buleleng, 2012

Sumber : BPS, Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 29: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 17

Tabel 3.1.1 :

Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur

dan Jenis Kelamin, Kabupaten Buleleng, 2012

Kelompok Jenis Kelamin

Umur Laki-laki Perempuan L + P

(1) (2) (3) (4)

0 – 4 9,40 8,33 8,86

5 – 9 9,71 9,60 9,65

10 – 14 10,50 10,56 10,53

15 – 19 7,69 5,93 6,81

20 – 24 5,54 5,89 5,71

25 – 29 8,69 8,37 8,53

30 – 34 7,15 7,43 7,29

35 – 39 8,30 7,87 8,08

40 – 44 6,45 6,90 6,67

45 – 49 7,06 7,30 7,18

50 – 54 6,21 6,00 6,11

55 – 59 3,64 4,23 3,93

60 – 64 3,12 3,91 3,51

65 – 69 2,65 2,73 2,69

70 – 74 1,72 2,69 2,21

75 + 2,18 2,29 2,24

Total : 100,00 100,00 100,00

Sumber : BPS, Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 30: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 18

Tabel 3.1.2

Persentase Penduduk Menurut Kelompok Usia Anak-anak,

Produktif, dan Lanjut Usia, Kabupaten Buleleng 2011

Kelompok Jenis Kelamin

Umur Laki-laki Perempuan L + P

(1) (2) (3) (4)

1. Usia anak-anak (0-14

tahun) 29,61 28,48 29,04

2. Usia produktif (15-64

tahun) 63,84 63,80 63,82

3. Lanjut usia (65 tahun

lebih) 6,55 7,72 7,13

Jumlah : 100.00 100.00 100.00

Sumber : BPS, Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 31: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 19

Tabel 3.1.3

Persentase Penduduk Menurut Kelompok Usia Khusus,

Kabupaten Buleleng 2012

Kelompok Usia Khusus

Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan L + P

(1) (2) (3) (4)

1. Usia Jenjang Kehidupan (%) :

a. Anak-anak (0-14 th.) 29,61 28,48 29,04

b. Remaja (15-19 th.) 7,69 5,93 6,81

c. Muda (20-39 th.) 29,67 29,55 29,61

d. Dewasa (40-54 th.) 19,72 20,20 19,96

e. Tua (55+ th.) 13,31 15,85 14,58

2. Usia jenjang pendidikan(%) :

a. PAUD (2-6 tahun) 9,68 9,45 9,56

- PAUD (2-4 tahun) 6,15 5,77 5,96

- PAUD (5-6 tahun) 3,54 3,67 3,60

b. Usia SD/MI (7-12 th) 13,23 12,68 12,96

c. Usia SMP/MTs (13-15 th) 5,49 5,00 5,24

d. Usia SMA/MK/MA (16-18 th) 4,78 3,65 4,21

e. Usia Univ/PT (19-24 th) 6,40 6,97 6,68

3. Usia Kerja (%) :

a. Usia 10 tahun lebih 80,89 82,08 81,49

b. Usia 15 th lebih 70,39 71,52 70,96

4. Usia Keaksaraan (%):

a. Melek huruf usia 10 th lebih 96,56 85,65 91,05

b. Melek huruf usia 15 th lebih 96,17 83,53 89,78

c. Melek huruf (15-24 th) 99,68 97,73 98,74

d. Melek huruf (25-64 th) 96,78 86,68 91,65

e. Melek huruf (65 th lebih) 83,70 38,15 59,00

5. Usia Subur (15-49) 50,87 49,67 50,27

Sumber : BPS, Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 32: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 20

Tabel 3.1.4

Persentase Penduduk 10 Tahun ke atas Menurut Status Perkawinan

dan Jenis Kelamin, Kabupaten Buleleng Tahun 2012

Status Perkawinan

Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan L + P

(1) (2) (3) (4)

1. Belum Kawin 32,88 26,20 29,50

2. Kawin 63,55 63,87 63,71

3. Cerai Hidup 0,94 1,20 1,07

4. Cerai Mati 2,64 8,74 5,72

Jumlah : 100 100 100

Sumber : BPS, Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 33: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

III.2 KESEHATAN

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 34: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 21

3.2. Kesehatan

Pembangunan bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat

memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan merata sehingga

diharapkan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik. Berbagai upaya

untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sudah banyak dilakukan oleh

pemerintah diantaranya dengan memberikan penyuluhan kesehatan agar semua

anggota keluarga mau berperilaku hidup sehat; penyediaan berbagai fasilitas umum

seperti puskesmas, posyandu, pos obat desa, pondok bersalin desa serta penyediaan

fasilitas air bersih.

Salah satu indikator yang digunakan untuk menentukan derajat kesehatan

penduduk adalah angka kesakitan (morbidity rate). Tabel 3.2.1 menunjukkan

banyaknya penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan dalam sebulan dan

komposisi penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan menurut jenis keluhan.

Banyaknya penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan selama sebulan

yang lalu adalah 51,05 persen, angka ini turun sebesar 0,01 persen dari kondisi tahun

2011 yang tercatat 51,06 persen. Empat jenis keluhan yang paling banyak dialami

penduduk adalah sakit batuk (laki-laki 43,07 %; perempuan 37,86 %), panas (laki-laki

42,06 %; perempuan 35,11%), pilek (laki-laki 40,01%; perempuan 35,15%) dan sakit

kepala berulang (laki-laki 8,49%; perempuan 12,65%).

Komposisi jenis keluhan antara laki-laki dengan perempuan tercatat lebih

besar diderita oleh penduduk perempuan yakni sebesar 51,75 persen dari jumlah

penduduk perempuan, sedangkan penduduk laki-laki yang mengalami keluhan

penyakit tercatat 50,35 persen dari penduduk laki-laki.

Tabel 3.2.2 menunjukkan gambaran tentang cara penanganan penduduk dalam

menanggulangi keluhan kesehatan yang dialaminya, sebagian penduduk melakukan

pengobatan sendiri (67,86 persen). Dan sebagian lagi melakukannya dengan berobat

jalan (52,22 persen). Sementar sebagian kecil saja penduduk membiarkan keluhannya

tanpa melakukan pengobatan (6,66 persen).

Selanjutnya pada tabel 3.2.3 digambarkan bahwa diantara penduduk yang

melakukan pengobatan sendiri, sebagian besar dari mereka telah menggunakan obat

modern (77,46 persen). Namun demikian masih cukup banyak yang menggunakan

obat tradisoinal (60,88 persen). Untuk penggunaan obat modern lebih banyak

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 35: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 22

dikonsumsi oleh penduduk laki-laki (laki-laki 78,39%, perempuan 76,61%).

Penggunaan obat tradisional di Buleleng masih lebih banyak digemari oleh perempuan

(perempuan 60,61%, laki-laki 61,12%). Gambaran tentang karakteristik penduduk

yang melakukan penanggulangan keluhan dengan cara berobat jalan disajikan pada

tabel 3.2.4.

Fasilitas kesehatan yang relatif banyak dimanfaatkan penduduk untuk berobat

jalan adalah Praktek petugas kesehatan (46,10 %) disusul pada Praktek dokter

(41,17 %) dan pada Puskesmas/ Puskesmas Pembantu (23,35 %). Pembangunan

kesehatan di Buleleng nampaknya sudah cukup bagus. Hal ini terlihat dari kesadaran

dan pemahaman penduduk Buleleng yang sebagian besar telah memanfaatkan fasilitas

kesehatan terlatih, ketimbang harus menggunakan fasilitas yang tidak terlatih seperti

dukun atau tenaga lainnya.

Keluhan kesehatan terkadang dapat mengganggu kegiatan sehari-hari bagi si

penderitanya. Gangguan yang cukup lama akan berefek kepada turunnya produktifitas

penduduk dan sebagai konsekuensinya dapat menyebabkan menurunnya pendapatan.

Sebagian besar lamanya gangguan akibat keluhan kesehatan yang dialami oleh

penduduk buleleng tidak lebih dari tiga hari. (Tabel 3.2.5).

Kesehatan balita (bayi bawah lima tahun) selain dipengaruhi oleh kesehatan

ibu juga dipengaruhi oleh faktor lain diantaranya adalah penolong kelahiran. Data

komposisi penolong kelahiran bayi dapat dijadikan salah satu indikator kesehatan

terutama dalam hubungannya dengan tingkat kesehatan ibu dan anak, persalinan yang

ditolong oleh tenaga medis seperti dokter, bidan dan paramedis dianggap lebih baik

dibandingkan yang ditolong oleh dukun, famili atau lainnya. Tabel 3.2.6 menunjukkan

persentase balita menurut penolong pertama waktu lahir, sedangkan tabel 3.2.7

penolong terakhir balita waktu lahir.

Dari tabel 3.2.7 diketahui bahwa pada umumnya sebagian besar penolong

kelahiran balita di Kabupaten Buleleng adalah bidan (74,69 %), sedangkan balita yang

ditolong tenaga Non medis (dukun dan family) waktu lahir tercatat sebesar 2,66

persen.

Apabila dikaitkan hubungannya antara penolong pertama kelahiran bayi

dengan terakhir (tabel 3.2.6 dengan 3.2.7) terlihat bahwa dukun sebagai penolong

pertama kelahiran dan terakhir mengalami penurunan dari angka 3,01% menjadi

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 36: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 23

2,66%, sementara dokter sebesar 19,17 persen pada penolong kelahiran naik menjadi

22,65 persen pada penolong kelahiran terakhir. Demikian juga yang ditolong oleh

Bidan, sebesar 77,82 persen pada penolong pertama kelahiran, turun menjadi 74,69

persen pada penolong kelahiran terakhir. Fenomena ini wajar bahwa persalinan oleh

tenaga medis dianggap lebih baik dibandingkan dengan tenaga non medis.

Gambar 2. Penolong Persalinan Balita Terakhir, Kabupaten Buleleng Tahun 2012

Salah satu faktor penting untuk perkembangan anak adalah pemberian Air

Susu Ibu (ASI). ASI merupakan zat yang sempurna untuk pertumbuhan bayi dan

dapat mempercepat perkembangan berat badan. Selain itu ASI mengandung zat

penolak/pencegah penyakit serta dapat memberikan kepuasan dan mendekatkan hati

ibu dan anak sebagai sarana menjalin hubungan kasih sayang. Banyak ibu-ibu yang

telah menyadari pentingnya ASI bagi bayi serta menyadari bahwa salah satu

kodratnya sebagai seorang ibu adalah menyusui anaknya.

Pada tabel 3.2.8 menunjukkan bahwa pada umumnya semua balita di

kabupaten buleleng pernah mendapatkan ASI. Dan angka rata-rata lama pemberian

ASI relatif cukup tinggi. Terlihat bahwa yang disusui 24 bulan ke atas sebesar 21,59

persen dan yang disusui kurang dari 12 bulan sebesar 24,05 persen. Lama pemberian

ASI yang ideal adalah antara 18 – 23 bulan, pemberian ASI yang ideal telah tercatat

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 37: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 24

sebanyak 23,53 persen dari total balita. Jika dirinci menurut jenis kelamin, pemberian

ASI ideal laki-laki sebanyak 25,50 persen dan perempuan sebanyak 21,38 persen.

Mencegah lebih baik dari pada mengobati adalah pomeo dibidang kesehatan,

mencegah timbulnya penyakit diantaranya dilakukan dengan imunisasi. Imunisasi

terutama diperlukan oleh balita agar supaya tubuhnya kebal terhadap serangan

penyakit tertentu yang sering kali mengakibatkan kematian. Dengan pemberian

imunisasi tubuh dirangsang agar menghasilkan anti bodi sehingga jika diserang

penyakit maka tubuh sudah bersiap diri. Dari tabel 3.2.9 terlihat sudah 100 persen

balita mendapat pelayanan imunisasi.

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 38: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 25

Beberapa Indikator Kesehatan

di Kabupaten Buleleng 2012

Indikator

Persentase

Laki Prp L + P

(1) (5) (6) (7)

1. Penduduk mengalami Keluhan Kesehatan 50,35 51,75 51,05

2. Empat jenis keluhan terbanyak :

a. Batuk 43,07 37,86 40,42

b. Panas 42,06 35,11 38,53

c. Pilek 40,01 35,15 37,54

d. Sakit kepala 8,49 12,65 10,6

3. Tingkat Kesakitan Penduduk 32,70 32,35 32,52

4. Balita menurut penolong kelahiran

pertama :

a. Dokter 22,63 22,68 22,65

b. Bidan 72,35 77,32 74,69

c. Tenaga medis 0 0 0

d. Dukun 5,02 0 2,66

e. Famili/keluarga 0 0 0

4. Balita menurut pemberian ASI :

a. Diberi ASI 90,76 94,5 92,52

b. Tidak diberi ASI 9,24 5,5 7,48

5. Pemberian Imunisasi balita:

a. BCG 98,36 98,18 98,28

b. DPT 93,59 94,07 93,82

c. Polio 95,58 92,06 93,93

d. Campak/Morbili 80,06 80,00 80,03

e. Hepatitis 93,47 91,40 92,49

Sumber : BPS, Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 39: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 26

Tabel 3.2.1

Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan, menurut Jenis

Keluhan, Kabupaten Buleleng Tahun 2011-2012

Jenis Keluhan

Tahun 2011 Tahun 2012

Laki Prp L + P Laki Prp L + P

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Panas 35.55 35.54 35.54 42,06 35,11 38,53

2. Batuk 38.43 34.94 36.64 43,07 37,86 40,42

3. Pilek 31.97 30.09 31.01 40,01 35,15 37,54

4. Asma/Sesak Napas 5.85 7.19 6.54 5,35 5,37 5,36

5. Diare/buang air 6.45 7.09 6.78 7,24 5,20 6,20

6. Sakit kepala berulang 15.37 26.32 20.99 8,49 12,65 10,60

7. Sakit gigi 5.63 5.25 5.43 5,60 5,24 5,42

8. Lainnya 53.26 55.94 54.63 48,47 52,27 50,40

Penduduk yang mengalami 50.15 51.95 51.06 50,35 51.75 51,05

keluhan kesehatan

Sumber : BPS, Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 40: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 27

Tabel 3.2.2

Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Kesehatan Menurut

Cara Pengobatan, dan Jenis Kelamin Kab. Buleleng, 2012

Cara Pengobatan

Penduduk mengalami keluhan

(%)

Laki Prp L + P

(1) (2) (3) (4)

1. Tidak melakukan pengobatan 6,92 6,41 6,66

2. Mengobati sendiri 65,39 70,25 67,86

3. Berobat jalan 53,13 51,35 52,22

4. Penduduk yang mengalami

keluhan kesehatan 50,35 51.75 51,05

Sumber : BPS, Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 41: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 28

Tabel 3.2.3 :

Persentase Penduduk yang Berobat Sendiri Menurut Jenis

Obat dan Jenis Kelamin, Kabupaten Buleleng, 2012

Jenis Obat yang Digunakan

Penduduk Berobat Sendiri

(%)

Laki Prp L + P

(1) (2) (3) (4)

1. Obat tradisionil 60,61 61,12 60,88

2. Obat Modern 78,39 76,61 77,46

3. Lainnya 7,47 7,13 7,29

4, Penduduk yang

mengobati sendiri 65,39 70,25 67,86

Sumber : BPS, Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 42: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 29

Tabel 3.2.4

Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Menurut Fasilitas

Pengobatan dan Jenis Kelamin, Kab. Buleleng, 2012

Fasilitas Pengobatan

Penduduk Berobat Jalan

(%)

Laki Prp L + P

(1) (2) (3) (4)

1. Rumah sakit pemerintah 3,98 4,15 4,07

2. Rumah sakit swasta 1,29 0,40 0,85

3. Praktek dokter 43,18 39,16 41,17

4. Puskesmas/pustu 22,93 23,78 23,35

5. Praktek Nakes 44,29 47,92 46,10

6. Praktek Batra 2,95 3,29 3,12

7. Dukun 0,23 0,00 0,11

8. Lainnya 0,82 0,28 0,55

9. Penduduk yang berobat

Jalan 53,13 51,35 52,22

Sumber : BPS, Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 43: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 30

Tabel 3.2.5

Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan dan Terganggu

Kegiatannya, Menurut jumlah Hari Sakit, dan Jenis Kelamin

Kabupaten Buleleng, 2012

Jumlah Hari Sakit

Penduduk Mengalami Keluhan

(%)

Laki Prp L + P

(1) (2) (3) (4)

<= 3 hari 60,49 62,40 61,44

4 - 7 hari 23,90 22,10 23,00

8 - 14 hari 7,31 5,19 6,25

15 - 21 hari 2,97 1,75 2,36

22 - 30 hari 5,34 8,56 6,94

Penduduk yang mengalami kelu-

han dan terganggu kegiatannya 64,93 62,52 63,71

Sumber : BPS, Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 44: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 31

Tabel 3.2.6

Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran Pertama

Dan Jenis Kelamin, Kabupaten Buleleng, 2012

Penolong Kelahiran Pertama

Banyaknya Balita (%)

Laki Prp L + P

(1) (2) (3) (4)

Dokter 19,70 18,58 19,17

Bidan 74,61 81,42 77,82

Tenaga Medis 0,00 0,00 0,00

Dukun 5,69 0,00 3,01

Famili/Keluarga 0,00 0,00 0,00

Jumlah : 100.00 100.00 100.00

Sumber : BPS, Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 45: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 32

Tabel 3.2.7

Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran Tarakhir

Dan Jenis Kelamin, Kabupaten Buleleng, 2012

Penolong Kelahiran Terakhir

Banyaknya Balita (%)

Laki Prp L + P

(1) (2) (3) (4)

Dokter 22,63 22,68 22,65

Bidan 72,35 77,32 74,69

Tenaga Medis 0,00 0,00 0,00

Dukun 5,02 0,00 2,66

Famili/Keluarga 0,00 0,00 0,00

Jumlah : 100.00 100.00 100.00

Sumber : BPS, Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 46: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 33

Tabel 3.2.8

Persentase Balita Menurut Lamanya diberi ASI

Dan Jenis Kelamin, Kabupaten Buleleng, 2012

Lamanya diberi ASI Banyaknya Balita (%)

(bulan) Laki Prp L + P

(1) (2) (3) (4)

- Diberi ASI 100.00 100.00 100.00

- Tidak diberi ASI 0.00 0.00 0.00

- Jumlah 100.00 100.00 100.00

1 – 5 15,44 12,22 13,90

6 – 11 10,79 9,45 10,15

12 – 17 27,49 34,48 30,83

18 – 23 25,50 21,38 23,53

24 + 20,78 22,47 21,59

Sumber : BPS, Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 47: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 34

Tabel 3.2.9

Persentase Balita Menurut Pemberian Imunisasi, dan

Jenis Kelamin, Kabupaten Buleleng, 2012

Pemberian Imunisasi/ Banyaknya Balita (%)

Jenis Imunisasi Laki Prp L + P

(1) (2) (3) (4)

- Mendapat Imunisasi 100.00 100.00 100.00

- Tidak Mendapat Imunisasi 0.00 0.00 0.00

- Jumlah 100.00 100.00 100.00

BCG 98,36 98,18 98,28

DPT 93,59 94,07 93,82

POLIO 95,58 92,06 93,92

CAMPAK 80,06 80,00 80,03

HEPATITIS B 93,47 91,40 92,50

Sumber : BPS, Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 48: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

III.3 PENDIDIKAN

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 49: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 35

3.3. Pendidikan

Pentingnya pendidikan tercermin dalam UUD 1945 dimana dinyatakan bahwa

pendidikan merupakan hak dari setiap warga negara yang bertujuan untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan demikian program pendidikan merupakan

salah satu amanat yang harus diupayakan untuk memajukan kehidupan masyarakat

suatu bangsa. Sejauh mana amanat ini telah dilaksanakan, dapat dilihat antara lain dari

statistik pendidikan yang dibahas secara singkat dalam uraian berikut.

Dalam bagian ini antara lain disajikan beberapa indikator pendidikan yang

menggambaran keadaan capaian pembangunan bidang pendidikan seperti ; partisipasi

penduduk di bidang pendidikan, status pendidikan, tingkat pendidikan yang

ditamatkan dan tingkat melek huruf penduduk.

Angka Partisipasi Sekolah (APS) merupakan perbandingan antara penduduk

usia sekolah yang masih bersekolah dengan penduduk usia sekolah. APS biasanya

diterapkan untuk kelompok umur sekolah menurut jenjang pendidikan SD (usia 7-12

tahun), SMP (13-15 tahun) dan SMA (16-18 tahun). Secara matematis APS SD dapat

dihitung dengan formulasi sebagai berikut : Penduduk usia 7-12 tahun yang masih

bersekolah dibagi jumlah penduduk usia 7-12 tahunn dikali 100. APS SMP dapat

dihitung dengan formulasi; Penduduk usia 13-15 tahun yang masih sekolah dibagi

jumlah penduduk usia 13-15 tahun dikali 100. Demikian selanjutnya untuk APS SMA

digunakan formulasi; Penduduk usia 16-18 tahun yang masih sekolah dibagi jumlah

penduduk usia 16-18 tahun,

APS SD dan APS SMP seperti terlihat pada table 3.3.2 di Kabupaten Buleleng

sudah cukup membanggakan karena telah mencapai di atas 96 persen yakni APS SD

sebesar 98,02 persen dan APS SMP sebesar 96,07 persen. Walaupun demikian

keadaan ini masih perlu mendapat perhatian mengingat bahwa program wajib belajar

sembilan tahun sudah dicanangkan pemerintah sejak lama, mestinya pada keadaan

sekarang kedua APS tersebut sudah mendekati 100 persen. Tidak tercapainya angka

APS SD maupun APS SMP sebesar 100 persen disebabkan oleh masih adanya

penduduk yang tidak/belum sekolah atau berhenti sekolah yaitu 1,76 peren di SMP

(DO di SMP sebesar 1,76 persen)

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 50: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 36

Angka Partisipasi Sekolah ( APS ) Penduduk Usia

7-18 Tahun Di Kabupaten Buleleng Tahun 2012

Kelompok Umur /

Jenjang pendidikan APS Laki-Laki APS Perempuan

(1) (2) (3)

Jenjang SD (7-12 tahun) 97,99 98,06

Jenjang SMP/MTs (13-15 tahun) 95,67 96,51

Jenjang SMA/MK/MA (16-18 tahun) 73,72 65,69

Dari tabel di atas terlihat APS antara penduduk laki-laki dan perempuan pada

kelompok usia SD (7-12 tahun) hampir seimbang sedangkan pada kelompok usia

SMP/MTs (13-15 tahun) APS penduduk laki kalah cepat dengan perempuan, dan

polanya berbalik lagi di jenjang SMA/MK/MA, APS penduduk perempuan kalah

cepat dengan penduduk laki-laki.

Gambar 3. APS Usia 7 – 18 Tahun di Kabupaten Buleleng, 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 51: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 37

Angka Partisipasi Murni (APM) merupakan proporsi anak sekolah pada suatu

kelompok umur tertentu yang bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan

kelompok umurnya. APM SD diformulasikan sebagai berikut :

Jumlah Murid SD Usia 7-12 tahun

APM SD = ------------------------------------------------------ X 100

Jumlah Penduduk Usia 7-12 tahun

Pada umumnya APM digunakan untuk melihat seberapa jauh anak-anak usia

sekolah bersekolah secara tepat waktu sesuai dengan umur mereka dan juga bisa

diterapkan sesuai jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA, dengan demikian angka

APM akan selalu lebih kecil atau maksimal sama dengan APS dan pada dasarnya

APM tidak memberikan analisa yang berbeda dari APS.

APM SD tercatat sebesar 91,19 persen, ini berarti bahwa setiap 100 penduduk

usia 7-12 tahun terdapat sekitar 91 orang penduduk usia 7-12 tahun yang bersekolah

di SD. APM SMP/MTs tercatat sebesar 72,04 persen, berarti setiap 100 orang

penduduk usia 13-15 tahun terdapat sekitar 72 orang yang bersekolah di SMP/MTs,

sedangkan APM SMA/MK/MA baru tercatat sebesar 62,67 persen atau baru sekitar 63

orang usia 16-18 tahun dari 100 penduduk usia 16-18 tahun yang bersekolah pada

SMA (tabel 3.3.3)

Angka Partisipasi Kasar (APK) merupakan proporsi anak sekolah pada suatu

jenjang pendidikan tertentu yang sesuai dengan kelompok umur tersebut. Tidak

berbeda dengan APS dan APM, APK juga dibedakan menurut jenjang dan secara

matematis diformulasikan sebagai berikut :

Jumlah Murid di SD

APK – SD = ------------------------------------------------------- X 100

Jumlah Penduduk Usia 7 – 12 tahun

Penduduk Yang Bersekolah di SD dibagi Penduduk Usia 7-12 tahun dikali

100. APK pada umumnya digunakan untuk melihat bagaimana kondisi murid pada

suatu jenjang pendidikan. Kalau APS dan APM melihat penduduk usia sekolah sesuai

jenjang pendidikannya, maka APK melihat penduduk pada jenjang pendidikan

tertentu tanpa melihat usia mereka. Untuk APK SD maka yang diperhatikan adalah

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 52: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 38

murid SD dibandingkan dengan penduduk usia SD demikian juga APK SMP dan

SMA. Dari hasil Susenas 2012 nampak APK SD di Kabupaten Buleleng sebesar

101,17 artinya penduduk yang bersekolah di SD sekitar 101 persen dari penduduk

usia SD (7-12 tahun), dengan kata lain terdapat sekitar 1 persen murid SD berusia

kurang dari 7 tahun atau lebih dari 12 tahun yang masih terdaftar dab aktif di sekolah

dasar.

Ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki merupakan indikator pokok kualitas

pendidikan formal. Semakin tinggi ijazah/STTB yang dimiliki oleh rata-rata penduduk

suatu daerah mencerminkan taraf intelektualitas daerah tersebut, selain itu semakin

banyak penduduk yang berhasil menyelesaikan pendidikan SMA ke atas, maka

semakin baik pula kualitas SDM daerah tersebut. Pada tabel 3.3.3 dapat dilihat bahwa

penduduk Kabupaten Buleleng usia 15 tahun ke atas yang tidak/belum memiliki

ijazah/STTB sebesar 19,10 persen. Penduduk yang tamat SD/MI sebesar 29,55

persen, sebesar 18,69 persen tamat SMP/MTs dan yang berpendidikan SMA ke atas

sebesar 32,76 persen.

Kemampuan membaca dan menulis merupakan keterampilan minimum yang

dibutuhkan oleh penduduk untuk dapat menuju hidup yang lebih sejahtera serta

merupakan kemampuan dasar bagi setiap orang untuk memperoleh berbagai informasi

dan pengetahuan terlebih pada era informasi global seperti sekarang. Kemampuan

baca tulis tercermin dari angka melek huruf yang dalam hal ini didefinisikan sebagai

persentase penduduk 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin

dan huruf lainnya atau keduanya.

Tabel 3.3.1 mencerminkan, dari jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas,

tercatat sebesar 91,05 persen melek huruf, sedangkan sisanya sebesar 8,95 persen

masih tergolong buta huruf. Dari jumlah tersebut persentase penduduk laki-laki yang

dapat membaca dan menulis jauh lebih besar dari pada penduduk perempuan yaitu

masing-masing 96,56 persen berbanding 85,65 persen.

Secara garis besar kondisi pendidikan di Kabupaten Buleleng sampai dengan

Tahun 2012 adalah sebagai berikut :

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 53: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 39

BEBERAPA INDIKATOR PENDIDIKAN

KABUPATEN BULELENG, TAHUN 2012

Indikator Banyaknya (%)

Laki Prp L + P

(1) (2) (3) (4)

1. Partisipasi PAUD ;

a. Usia 2 - 4 tahun 1,52 6,67 4,02

b. Usia 5 - 6 tahun 33,87 28,36 31,06

c. Usia 2 - 6 tahun 13,34 15,10 14,21

2. Partisipasi sekolah ;

a. APM-SD/MI 95,33 86,90 91,19

b. APM-SMP/MTs 68,19 76,26 72,04

c. APM-SMA/MK/MA 65,19 59,37 62,67

3. Rata-rata lama sekolah

4. Angka Putus Sekolah ;

a. DO-SD/MI 0 0 0

b. DO-SMP/MTs 1,45 2,09 1,76

5. Angka Melek Huruf ;

a. Usia 15 Tahun ke atas 96,56 85,65 91,05

b. Usia 15 - 24 Tahun 99,68 97,73 98,74

c. Usia 25 - 64 Tahun 96,78 86,68 91,65

d. Usia 65 Tahun ke atas 83,70 38,15 59,00

6. Ijasah Tertinggi yang Dimiliki

a. Tidak punya ijasah 17,96 17,68 17,82

b. Tamat SMP ke bawah 45.47 46.26 45.88

c. Tamat SMA ke atas 32.38 21.13 26.58

Sumber : BPS, Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 54: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 40

Tabel 3.3.1

Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur, Bisa Baca

Tulis, dan Jenis Kelamin, Kabupaten Buleleng, 2012

Kelompok Umur

Persentase Penduduk

Laki Prp L + P

(1) (2) (3) (4)

1. Umur 15 th ke atas 100,00 100,00 100,00

a. Melek Huruf 96,56 85,65 91,05

b. Buta Huruf 3,44 14,35 8,95

2. Umur 15-24 tahun 100,00 100,00 100,00

a. Melek Huruf 99,68 97,73 98,74

b. Buta Huruf 0,32 2,27 1,26

3. Umur 25-64 tahun 100,00 100,00 100,00

a. Melek Huruf 96,78 86,68 91,65

b. Buta Huruf 3,22 13,32 8,35

4. Umur 65 th ke atas 100,00 100,00 100,00

a. Melek Huruf 83,70 38,15 59,00

b. Buta Huruf 16,30 61,85 41,00

Sumber : BPS, Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 55: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 41

Tabel 3.3.2

Angka Partisipasi Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan

dan Jenis Kelamin, Kabupaten Buleleng, 2012

Partisipasi Sekolah/Jenjang

Persentase Penduduk

Laki Prp L + P

(1) (2) (3) (4)

1. Partisipasi PAUD

a. Usia 2 - 4 tahun 1,52 6,67 4,02

b. Usia 5 - 6 tahun 33,87 28,36 31,06

c. Usia 2 - 6 tahun 13,34 15,10 14,21

2. APS

a. SD/MI (usia 7-12 th) 97,99 98,06 98,02

b. SMP/MTS (13-15 th) 95,67 96,51 96,07

c. SMA/MK/MA (16-18 th) 73,72 65,69 70,24

3. APK

a. SD/MI (usia 7-12 th) 104,76 95,40 100,17

b. SMP/MTS (13-15 th) 78,21 104,58 90,81

c. SMA/MK/MA (16-18 th) 96,82 83,31 90,96

4. APM

a. SD/MI (usia 7-12 th) 95,33 86,90 91,19

b. SMP/MTS (13-15 th) 68,19 76,26 72,04

c. SMA/MK/MA (16-18 th) 65,19 59,37 62,67

Sumber : BPS, Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 56: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 42

Tabel 3.3.3

Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas

Menurut Ijasah Tertinggi yang Dimiliki dan Jenis Kelamin

Kabupaten Buleleng, 2012

Ijasah Tertinggi yang

Dimiliki

Penduduk Usia 15 +

Laki Prp L + P

(1) (2) (3) (4)

1. Tidak Punya Ijasah 16,55 21,90 19,10

2. Tamat SD/MI 26,88 32,49 29,55

3. Tamat SMP/MTs 19,89 17,37 18,69

4. Tamat SMA/MK/MA 27,08 22,48 24,89

5. Tamat Dpl I/II/III 3,37 2,49 2,95

6. Tamat DIV/Univ. 6,22 3,27 4,82

Sumber : BPS, Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 57: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 43

Tabel 3.3.4

Persentase Penduduk Umur 7-18 Tahun Menurut

Tipe Daerah, Partisipasi Sekolah dan Jenis Kelamin

Kabupaten Buleleng, 2012

Tipe Daerah/Partisipasi Sekolah Persentase Penduduk

Laki Prp L + P

(1) (2) (3) (4)

1. Perkotaan

a. Tidak/belum pernah sekolah 0,8 1,52 1,15

b. Masih Sekolah 96,14 93,24 94,73

c. Tidak bersekolah lagi 3,06 5,24 4,12

2. Perdesaan

a. Tidak/belum pernah sekolah 1,39 0,85 1,14

b. Masih Sekolah 89,62 91,25 90,39

c. Tidak bersekolah lagi 8,99 7,9 8,48

3. Perkotaan + Perdesaan

a. Tidak/belum pernah sekolah 1,13 1,16 1,14

b. Masih Sekolah 92,51 92,16 92,34

c. Tidak bersekolah lagi 6,36 6,68 6,52

Sumber : BPS, Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 58: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

III.4 KETENAGAKERJAAN

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 59: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 44

3. Ketenagakerjaan

Pada bagian ini disajikan gambaran umum mengenai ketenagakerjaan di

Kabupaten Buleleng meliputi komposisi angkatan kerja, jumlah jam kerja, lapangan

pekerjaan, pengangguran dan sebagainya. Data dari bab ini bersumber dari Survey

Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2012 yang keempat kalinya kami sajikan sejak 4

tahun terakhir (pernah tersaji pada penerbitan Profil Kesra 2004 kebawah).

Batas tenaga kerja memakai usia 15 tahun keatas, tenaga kerja digolongkan

sebagai angkatan kerja bila mereka bekerja dan mencari pekerjaan sedangkan yang

tergolong bukan angkatan kerja bila mereka bersekolah saja, mengurus rumah tangga

saja dan lainnya. Banyaknya penduduk usia 15 tahun ke atas yang berada pada

golongan angkatan kerja menggambarkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK).

Dari 366.276 angkatan kerja Tahun 2012, sebesar 96,85 persen tergolong

bekerja, sisanya sebesar 3,15 persen penganggur terbuka (mencari pekerjaan),

sedangkan dari 104.826 orang yang tergolong bukan angkatan kerja 35,10 persen

sebagai anak sekolahan, mengurus rumah tangga 47,30 persen dan yang melakukan

kegiatan lainnya sebesar 17,60 persen. TPAK secara keseluruhan mencapai 77,75.

TPAK didominasi oleh angkatan kerja laki-laki (84,76 persen), sementara TPAK

perempuannya hanya 70,94 persen. Hal ini disebabkan penduduk laki-laki umumnya

merupakan pencari nafkah keluarga. Daya serap atau Tingkat kesempatan kerja yang

dialami oleh penduduk angkatan kerja di Kabupaten Buleleng tercatat sebesar 96,85

dengan Tingkat Pengangguran Terbuka sebesar 3,15 persen. (tabel 3.4.1)

Penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Buleleng kebanyakan tercurah di sektor

pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan yaitu sebesar 34,88 persen disusul

sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan 34,88 persen, dan sektor

Perdagangan, Rumah Makan, dan jasa akomodasi 25,19 persen. sedangkan sektor-

sektor lainnya berada dibawah 9 persen.

Jika diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok lapangan pekerjaan (primer,

sekunder dan tersier), ternyata tumpuan perekonomian di Buleleng kini telah beralih

menuju klaster ekonomi tersier, terutama di sektor perdagangan, rumah makan dan

jasa akomodasi.

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 60: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 45

Menurut tingkat pendidikannya sebesar 42,06 persen dengan pendidikan SD

kebawah bahkan sebesar 21,94 persen tidak punya ijasah, selanjutnya dengan

pendidikan SMP/sederajat ke atas sebesar 47,28 persen, SMA/sederajat ke atas

sebesar 33,29 persen dan dengan pendidikan diatas SMA/sederajat sebesar 6,31

persen (tabel 3.4.3).

Mereka dikatakan bekerja penuh (fully employed) bila jam kerjanya mencapai

diatas 35 jam dalam seminggu, sedangkan yang bekerja kurang dari 35 jam dalam

seminggu digolongkan setengah penganggur/penganggur terselubung. Pada tabel 3.4.5

terlihat sebagian besar (72,23 persen) bekerja penuh dan hanya sebesar 27,77 persen

dari angkatan kerja yang bekerja tergolong masih setengah penganggur.

Gambar 4. Daya Serap Tenaga Kerja di Kabupaten Buleleng, 2011-2012

Sumber : BPS, Sakernas 2011-2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 61: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 46

Beberapa Indikator Ketenagakerjaan

Kabupaten Buleleng Tahun 2011-2012

I n d i k a t o r 2011 2012

(1) (2) (3)

Jumlah Penduduk 15 tahun keatas (N) 461.836 471.102

Penduduk 15 th keatas menurut kegiatan (%) 100 100

a. Bekerja 74.60 75,30

b. Mencari Pekerjaan/Penganggur terbuka 1.50 2,45

c. Sekolah 7.44 7,81

d. Mengurus rumah tangga 12.05 10,52

e. Lainnya 4.41 3,92

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja/TPAK (%) 76,1 77,75

Tingkat Pengangguran Terbuka/TPT (%) 3,69 3,15

Lapangan Pekerjaan Utama (%) 100 100

a. Primer 34,00 34,88

b. Sekunder 17,33 16,07

c. Tersier 48,67 49,05

Tingkat Pendidikan Angkatan Kerja (%) 100 100,00

a. Tidak punya ijasah 19.74 21,94

b. SD/sederajat 31.52 30,79

c. SMP/sederajat 19.30 13,99

d. SMA/sederajat 23.83 26,98

e. PT/Univ. 5.61 6,31

Jumlah Jam Kerja Pekerja (%) 100 100,00

a. 0 jam 0.27 0,92

b. 1 - 34 jam 36.41 26,85

c. >= 35 jam 63.31 72,23

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 62: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 47

Tabel 3.4.1

Persentase Penduduk 15 Tahun Ke atas Menurut Kegiatan

Seminggu yang lalu, Kabupaten Buleleng, 2012

Jenis Kegiatan Laki Prp L + P

(1) (2) (3) (4)

Angkatan Kerja 100 100 100

- Bekerja 96,46 97,30 96,85

- Pengangguran 3,54 2,70 3,15

Bukan Angkatan Kerja 100 100 100

- Sekolah 58,11 23,39 35,10

- Mengurus rumahtangga 23,37 59,48 47,30

- Lainnya 18,53 17,13 17,60

Tingkat Partisipasi 84,76 70,94 77,75

Angkatan Kerja/TPAK

Tingkat Pengangguran 3,54 2,70 3,15

- Terbuka/TPT

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 63: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 48

Tabel 3.4.2 :

Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Seminggu

Yang Lalu, Menurut Lapangan Pekerjaan, Kabupaten Buleleng 2012

Lapangan Pekerjaan Laki Prp L + P

(1) (2) (3) (4)

1. Sektor Primer; 30,67 39,74 34,88

o Pertanian, Perkebunan, Kehutanan,

Perburuan dan Perikanan 30,67 39,74 34,88

o Pertambangan dan Penggalian. 0,00 0,00 0,00

2. Sektor Sekunder; 20,08 11,46 16,07

o Industri Pengolahan 7,43 10,17 8,70

o Listrik, Gas dan Air Minum 0,21 0,00 0,11

o Konstruksi 12,43 1,29 7,25

3. Sektor Tersier; 49,26 48,80 49,05

o Perdagangan, Rumah Makan dan

Jasa akomodasi 18,33 33,08 25,19

o Transportasi, Pergudangan dan

Komunikasi 5,68 0,32 3,19

o Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha

Persewaan dan jasa perusahaan 3,38 2,13 2,80

o Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan 21,87 13,27 17,87

Perorangan 30,67 39,74 34,88

Jumlah 100 100 100

Sumber : BPS, Sakernas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 64: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 49

Tabel 3.4.3 :

Perentase Penduduk Angkatan Kerja, Menurut Pendidikan

Tertinggi yang Ditamatkan, Kabupaten Buleleng, 2012

Pendidikan tertinggi

Banyaknya

N %

(1) (2) (3)

Tidak punya ijasah 80.344 21,94

SD/sederajat 112.778 30,79

SMP/sederajat 51.229 13,99

SMA/sederajat 98.804 26,98

PT/Univ. 23.121 6,31

Jumlah 366.276 100

Sumber : BPS, Sakernas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 65: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 50

Tabel 3.4.4 :

Persentase Penduduk Yang Bekerja, Menurut Status Pekerjaan

Utama, Kabupaten Buleleng Tahun 2012

Status Pekerjaan Utama Nilai (%)

(1) (4)

· Berusaha Sendiri 13,86

· Berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar 15,30

· Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar 4,36

· Buruh/Karyawan/Pegawai 33,34

· Pekerja Bebas di Pertanian 7,42

· Pekerja Bebas di Non Pertanian 9,30

· Pekerja Keluarga/Tak dibayar 16,42

Jumlah 100.00

Sumber : BPS, Sakernas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 66: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 51

Tabel 3.4.5 :

Persentase Penduduk yang Bekerja, Menurut Jumlah

Jam Kerja, Kabupaten Buleleng, Tahun 2012

Jumlah Jam Kerja Nilai (%)

(1) (4)

0 jam 0,92

1 - 34 jam 26,85

>= 35 jam 72,23

Jumlah 100,00

Sumber : BPS, Sakernas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 67: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

III.5 FERTILITAS DAN

KELUARGA BERENCANA

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 68: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 52

5. Fertilitas dan Keluarga Berencana.

Usia perkawinan pertama seorang wanita berpengaruh terhadap resiko

melahirkan. Semakin muda usia perkawinan pertama, semakin besar resiko yang

dihadapi selama masa kehamilan / melahirkan baik keselamatan ibu maupun anak,

karena belum matangnya rahim wanita muda untuk proses berkembangnya janin, atau

karena belum siapnya mental menghadapi masa kehamilan / melahirkan. Demikian

pula sebaliknya, semakin tua usia perkawinan pertama (melebihi usia yang dianjurkan

dalam program KB), juga semakin tinggi resiko yang dihadapi dalam masa kehamilan/

melahirkan.

Tabel 3.5.1 menampilkan persentase penduduk wanita usia 10 tahun ke atas

yang pernah kawin menurut umur perkawinan pertama. Secara umum, modus usia

saat perkawinan pertama adalah 19-24 tahun (53,54%) ini menunjukkan semakin

meningkatnya kesadaran wanita akan besarnya resiko perkawinan usia muda. Namun

demikian persentase wanita pernah kawin yang usia perkawinan pertamanya kurang

dari 16 tahun masih mencapai 6,13 persen perempuan pernah kawin. Perkawinan di

bawah umur ini terjadi baik di daerah perdesaan maupun di daerah perkotaan.

Perkawinan di bawah umur di perdesaan sebesar 6,21 persen, hal yang sebanding juga

terjadi di daerah perkotaan sebesar 6,02 persen.

Usia antara 15-49 tahun merupakan usia subur bagi seorang wanita karena

pada rentang usia tersebut kemungkinan wanita melahirkan anak cukup besar. Wanita

yang usianya berada pada periode ini disebut Wanita Usia Subur ( WUS ) dan

Pasangan Usia Subur ( PUS ) bagi yang berstatus kawin.

Semakin banyak jumlah PUS, maka peluang banyaknya anak yang dilahirkan

juga semakin besar. Semakin banyak jumlah anak berarti semakin besar tanggungan

kepala rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual anggota

rumah tangganya. Dengan demikian pembatasan jumlah anak perlu diperhatikan agar

tercapai keluarga yang sejahtera.

Salah satu cara untuk menekan laju pertumbuhan penduduk adalah melalui

program Keluarga Berencana ( KB ). Pada tabel 3.5.2 terlihat bahwa persentase

wanita usia 15-49 tahun pernah kawin dan pernah meggunakan/memakai alat/cara KB

adalah 85,15 persen sisanya (14,85%) tidak/belum pernah pakai alat/cara KB,

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 69: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 53

sementara yang sedang menggunakan alat/cara KB sebesar 78,50 persen dari wanita

usia subur yang pernah/sedang kawin.

Menurut alat kontrasepsi yang digunakan, pemakai kontrasepsi suntikan dan

IUD merupakan alat KB yang banyak digandrungi dengan proporsi masing-masing

58,89 persen dan 20,13 persen sedangkan cara KB lainnya Pil KB (10,40 persen),

MOW (6,99 persen), susuk KB (1,05 persen), serta kondom (0,72 persen). Sementara

yang memakai alat tradisionil juga masih cukup besar yaitu 1,82 persen (lihat tabel

3.5.3).

Rata-rata jumlah anak yang dilahirkan hidup per wanita usia 15-49 tahun

(WUS) atau perbandingan anak lahir hidup terhadap seluruh wanita usia 15-19 tahun

adalah 1,24 orang, sedangkan rata-rata jumlah anak lahir hidup terhadap wanita usia

15-49 tahun dan kawin atau pernah kawin sebesar 1,58 orang.

Gambar 5. Penggunaan Alat Kontrasepsi KB

di Kabupaten Buleleng, 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 70: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 54

Beberapa Indikator Fertilitas dan Keluarga Berencana

Di Kabupaten Buleleng, Tahun 2012

I n d i k a t o r N i l a i

(1) (2)

Penduduk wanita 10 tahun ke atas yang pernah

kawin menurut usia kawin pertama (%)

a. Di bawah 16 tahun

b. 16 tahun

c. 17-18 tahun

d. 19-24 tahun

e. 25 tahun ke atas

Penggunaan alat kontrasepsi KB ( % )

a. Suntikan KB

b. IUD

c. Pil KB

d. Tubektomi

e. Vasektomi

f. Lainnya

6,13

5,15

20,39

53,54

14,80

58,59

20,13

10,40

6,99

0

3,59

Sumber : BPS, Hasil Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 71: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 55

Tabel 3.5.1 : Persentase Wanita 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin Menurut Umur

Perkawinan Pertama, Di Kabupaten Buleleng Tahun 2012

Umur Perkawinan

Pertama

Banyaknya (%)

Perkotaan Perdesaan Kota + Desa

(1) (2) (3) (4)

· Di bawah 16 tahun 6,02 6,21 6,13

· 16 tahun 2,19 7,37 5,15

· 17-18 tahun 18,05 22,13 20,39

· 19-24 tahun 53,43 53,62 53,54

· 25 tahun ke atas 20,32 10,67 14,80

Jumlah 100 100 100

Sumber : BPS, Hasil Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 72: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 56

Tabel 3.5.2 : Persentase Wanita 15-49 Tahun yang Berstatus Kawin Menurut

Pernah/sedang Pakai Alat/cara KB Di Kabupaten Buleleng Tahun

2012

Pernah / Sedang Pakai

Alat KB Banyaknya (%)

(1) (2)

Pernah Pakai Alat KB

Tidak Pernah Pakai Alat KB

85,15

14,85

Jumlah Wanita 15-49 Tahun dan Kawin 100

Sedang Pakai Alat KB

Tidak Sedang Pakai Alat KB

78,50

21,50

Jumlah Wanita Pernah ber KB 100

Sumber : BPS, Hasil Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 73: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 57

Tabel 3.5.3 : Persentase Wanita 15-49 Tahun yang Berstatus Kawin

Menurut Alat/cara KB yang Digunakan Di Kabupaten

Buleleng Tahun 2012

Alat / Cara KB Banyaknya (%)

Yang Sedang Digunakan

(1) (2)

· MOW / Tubektomi 6,99

· MOP / Vasektomi 0

· AKDR / IUD / Spiral 20,13

· Suntikan KB 58,89

· Susuk KB / Norplan / Alwalit 1,05

· Pil KB 10,4

· Kondom / Karet KB/Tisue/Kondom Wanita 0,72

· Cara Tradisional 1,82

Jumlah 100

Sumber : BPS, Hasil Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 74: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 58

Tabel 3.5.4 : Persentase Wanita 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin

Menurut Jumlah Anak yang Dilahirkan Hidup, Di Kabupaten

Buleleng Tahun 2012

Jumlah Anak Yang

Lahir Hidup ( ALH ) Banyaknya Wanita (%)

(1) (2)

0 orang

1 orang

2 orang

3 orang

4 orang

5 orang

6 orang

7 orang

8 orang

9 orang

10 orang lebih

5,67

15,52

28,19

20,38

11,58

7,53

3,79

2,48

1,70

0,93

2,24

Jumlah 100

Sumber : BPS, Hasil Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 75: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 59

Tabel 3.5.5 : Persentase Wanita 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin

Menurut Jumlah Anak Yang Masih Hidup, Di Kabupaten

Buleleng Tahun 2012

Jumlah Anak Yang

Masih Hidup ( AMH ) Banyaknya Wanita (%)

(1) (2)

0 orang

1 orang

2 orang

3 orang

4 orang

5 orang

6 orang

7 orang

8 orang

9 orang

10 orang lebih

5,90

16,26

29,82

21,72

13,73

6,80

3,06

1,14

0,53

0,43

0,60

Jumlah 100

Sumber : BPS, Hasil Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 76: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 60

Tabel 3.5.6 : Persentase Wanita 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin Menurut

Jumlah Anak yang Sudah Meninbggal, Di Kabupaten Buleleng

Tahun 2012

Jumlah Anak Yang

Sudah Meninggal Banyaknya Wanita (%)

(1) (2)

0 orang

1 orang

2 orang

3 orang

4 orang

5 orang

6 orang

7 orang lebih

83,55

9,35

3,36

1,86

0,63

0,31

0,39

0,55

Jumlah 100,00

Sumber : BPS, Hasil Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 77: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 61

Tabel 3.5.7 : Rata-rata Anak Lahir Hidup per Wanita Usia 15-49 Tahun

dan Pernah Kawin, Di Kabupaten Buleleng Tahun 2012

U r a i a n N i l a i

(1) (2)

Jumlah Anak Lahir Hidup

Jumlah Wanita 15-49 Tahun

Jumlah Wanita Usia 15-49 Tahun

Yang Pernah Kawin

Rata-Rata Jumlah ALH per Wanita

Usia 15-49 Tahun

( Perbandingan ALH terhadap wanita

15 – 49 tahun )

Rata-Rata Jumlah ALH per Wanita

Usia 15-49 Tahun dan Pernah Kawin

( Perbandingan ALH terhadap wanita

15 – 49 tahun dan pernah kawin )

284.925

159.841

127.567

1,78

2,23

Sumber : BPS, Hasil Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 78: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

III.6 PERUMAHAN DAN

PEMUKIMAN

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 79: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 62

6. Perumahan dan Pemukiman

Di samping pangan (makanan) dan sandang (pakaian), papan (perumahan)

merupakan kebutuhan dasar bagi manusia. Berdasarkan sifatnya permintaan unit

rumah akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Disisi lain

meningkatnya permintaan tersebut harus diimbangi dengan penyediaan akan

kebutuhan perumahan bagi penduduk. Dengan demikian rumah layak huni yang

diidam-idamkan penduduk dapat dipenuhi. Kondisi dan kualitas rumah yang ditempati

umumnya dapat menunjukkan keadaan sosial ekonomi rumah tangga.

Melalui data Susenas dapat digali beberapa informasi penting mengenai

keadaan perumahan antara lain penguasaan bangunan tempat tinggal, luas lantai, jenis

lantai, jenis atap, jenis dinding, sumber penerangan, fasilitas air minum, sumber air

minum, fasilitas tempat buang air besar dan sebagainya.

Dari 174.762 rumah tangga di Tahun 2012, sebagian besar (83,10 persen)

penduduk Kabupaten Buleleng telah menempati rumah milik sendiri, dan ada sekitar

8,47 persen penduduk menempati rumah milik orang tua/sanak saudara, sedangkan

sisanya menempati rumah bebas sewa, kontrak, dinas dan sebagainya (tabel 3.6.1).

Kebanyakan dari mereka (36,54 persen) menempati rumah tempat tinggal dengan luas

lantai antara 50-99 m2. Walaupun masih terdapat sebagian kecil saja (5,96 persen)

hanya memiliki luas lantai kurang dari 50 m2. (Tabel 3.6.2).

Atap rumah penduduk didominasi oleh bahan dengan kualitas baik yaitu

genteng/asbes/seng/beton (99,26 persen), dan hanya 5,40 persen saja yang memiliki

atap kualitas rendah (daun dan lainnya). Hal ini mencerminkan kondisi rumah

penduduk di Kabupaten Buleleng relatif cukup baik (Tabel 3.6.3)

Apabila dilihat dari jenis lantai terluas yang ditempati tercatat hampir sebagian

besar (94,60 %) rumah penduduk menggunakan lantai yang bukan tanah, walaupun

sementara masih ada yang menggunakan lantai tanah sebesar 5,40 persen (Tabel

3.6.4).

Selain atap dan lantai rumah, jenis dinding rumah juga dapat menunjukkan

tingkat kesejahteraan masyarakat, dimana semakin tinggi nilai/kualitasnya dapat

dikatakan semakin sejahtera tingkat kehidupannya. Hal tersebut sangat dipengaruhi

oleh tingkat pendapatan, budaya masyarakat dan tersedianya bahan baku. Pada Tabel

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 80: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 63

3.6.5 terlihat bahwa 93,57 persen rumah penduduk di Kabupaten Buleleng telah

menggunakan tembok sebagai dinding rumah, walaupun masih terdapat rumah yang

menggunakan dinding dari kayu/bamboo/lainnya sebesar 6,43 persen.

Listrik merupakan sumber penerangan yang mempunyai nilai paling tinggi

dibandingkan sumber penerangan lainnya. Karenanya rumah tangga yang

menggunakan listrik dianggap mempunyai tingkat kesejahteraan yang lebih baik

dibanding lainnya. Pada Tabel 3.6.6 terlihat sebesar 98,99 persen rumah tangga telah

menggunakan listrik sebagai sumber penerangan, namun masih ditemukan 1,01 persen

rumah tangga yang menggunakan pelita/lampu sentir dan petromak.

Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi manusia terutama untuk

minum. Manusia normal membutuhkan air minum rata-rata 1,5 liter (+ 8 gelas) per

hari, karena itu perlu pengadaan air minum yang cukup pada setiap rumah tangga.

Sumber air minum perlu diperhatikan dalam masalah perumahan karena sumber air

minum sangat mempengaruhi kualitas air yang diminum oleh anggota rumah tangga.

Penggunaan air bersih seperti air kemasan dan ledeng tercatat sebesar 53,96 persen.

angka ini memberikan sinyal bahwa penyediaan dan sosialisasi tentang pentingnya

meminum/memanfaatkan air bersih masih harus diupayakan lagi. Sementara konsumsi

air yang kurang bersih seperti mata air tak terlindung, sumur tak terlindung dan

sumber lainnya masih tercatat cukup tinggi yakni sebesar 46,04 persen. (Tabel 3.6.7).

Kotoran manusia, binatang, limbah rumah tangga dan industri merupakan

sumber penyakit. Untuk itu kita semua harus peduli terhadap jarak sumber air tanah

(sumber air minum yang berasal dari pompa, sumur atau mata air) ke tempat

penampungan kotoran tersebut agar terhindar dari kemungkinan mengkonsumsi air

yang kurang sehat. Jarak yang dianjurkan adalah lebih dari 10 meter, semakin jauh

jarak penampungan kotoran tersebut dengan sumber air minum, semakin kecil

kemungkinan tercemarnya air yang digunakan rumah tangga. Berdasarkan hasil

susenas Tahun 2012, sebagian besar rumah tangga (89,46%) jarak sumber air

minumnya yang dari pompa, mata air dan sumur lebih dari 10 meter, namun masih

ditemukan sebanyak 4,05 persen dari jumlah rumah tangga yang jarak sumber airnya

ke penampungan kotoran/tinja kurang dari 10 meter. Sementara 7,44 persen dari

jumlah rumah tangga menjawab tidak tahu ( Tabel 3.6.8 ).

Rumah tangga yang mengutamakan unsur kesehatan tentunya tidak dapat

dilepaskan dari aspek fasilitas pembuangan air besar. Hasil Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 81: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 64

menunjukkan sudah 99,60 persen rumah tangga telah menggunakan jamban, namun

demikian masih ada yang tidak menggunakan jamban sebesar 0,40 persen.

Untuk menghindari tercemarnya sumber air minum rumah tangga dari resapan

air yang berasal dari tempat pembuangan akhir tinja, sebaiknya dibuat dengan jarak

tertentu atau sejauh mungkin dengan bak penampungan sehingga sumber air minum

rumah tangga sekitarnya tidak terkontaminasi oleh resapan dari tempat pembuangan

akhir. Sebesar 81,99 persen rumah tangga telah menggunakan tangki sebagai tempat

pembuangan akhir tinja, menggunakan pantai/kebun sebesar 9,10 persen, langsung ke

sungai/laut/danau sebesar 5,18 persen, ke lobang tanah 3,35 persen dan hanya sebesar

0,38 persen tempat pembuangan lainnya, seperti Tabel 3.6.11.

Memperhatikan penggunaan bahan bakar untuk memasak, ternyata kayu bakar

masih dominan (50,00 persen) digunakan oleh penduduk Kabupaten Buleleng

kemudian disusul dengan gas/elpiji (45,26 persen), minyak tanah (1,22 persen), dan

bahan bakar lainnya (3,04 persen)

Gambar 6. Bahan Bakar Utama Untuk Memasak

Di Kabupaten Buleleng, 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 82: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 65

Beberapa Indikator Perumahan di Kabupaten

Buleleng, Tahun 2012

I n d i k a t o r N i l a i

(1) (2)

Jumlah Rumah Tangga ( N ) 174.762

Luas Lantai ( % )

a. Kurang dari 50 m2 51,96

b. 50 - 99 m2 36,54

c. Lebih dari 100 m2

11,50

Jenis Lantai ( % )

a. Bukan tanah/bamboo 94,60

b. Tanah/bamboo 5,40

Jenis Atap ( % )

a. Genteng/seng/beton/asbes 99,26

b. Daun-daunan, Lainnya 0,74

Jenis Dinding ( % )

a. Tembok 93,57

b. Bambu, Kayu, Lainnya 6,43

Sumber Penerangan ( % )

a. Listrik 98,99

b. Non Listrik 1,01

Sumber Air Minum ( % )

a. Air Kemasan/Ledeng 53,96

b. Lainnya 46,04

Fasilitas Tempat Buang Air Besar ( % )

a. Ada 85,54

b. Tidak Ada 14,46

Sumber : BPS, Hasil Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 83: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 66

Tabel 3.6.1

Persentase Rumah Tangga Menurut Status Penguasaan

Bangunan Tempat Tinggal, Kabupaten Buleleng Tahun 2012

Status Penguasaan Bangunan Banyak

Tempat Tinggal Rumah Tangga

(1) (2)

1. Milik Sendiri 83,10

2. Kontrak 1,70

3. Sewa 2,44

4. Bebas Sewa 3,07

5. Dinas 1,23

6. Milik Ortu/sanak/saudara 8,47

7. Lainnya 0,00

Sumber : BPS, Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 84: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 67

Tabel 3.6.2

Persentase Rumah Tangga Menurut Luas Lantai

Tempat Tinggal, Kabupaten Buleleng Tahun 2012

Luas Lantai Tempat Tinggal Banyak

Rumah Tangga

(1) (2)

< 20 7,56

20-49 44,40

50-99 36,54

100-149 7,50

150+ 4,00

Sumber : BPS, Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 85: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 68

Tabel 3.6.3

Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Atap

Terluas, Kabupaten Buleleng Tahun 2012

Jenis Atap Terluas Banyak

Rumah Tangga

-1 -2

* Beton 1,49

* Genteng 46,85

* Sirap 0,07

* Seng 47,34

* Asbes 3,51

* Ijuk/Rumbia 0,58

* Lainnya 0,16

Sumber : BPS, Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 86: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 69

Tabel : 3.6.4

Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Tempat

Tinggal Terluas Kabupaten Buleleng Tahun 2012

Jenis Lantai Terluas

Jumlah

Rumah Tangga

(1) (2)

Bukan Tanah/Bambu 94,60

Tanah/Bambu 5,40

Jumlah 100,00

Sumber : BPS, Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 87: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 70

Tabel : 3.6.5

Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Dinding Tempat

Tinggal Terluas Kabupaten Buleleng Tahun 2012

Jenis Dinding Jumlah

Terluas Rumah Tangga

(1) (2)

Tembok 93,57

Kayu 1,52

Bambu 4,18

Lainnya 0,73

Jumlah 100,00

Sumber : BPS, Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 88: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 71

Tabel 3.6.6

Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan

Kabupaten Buleleng Tahun 2012

Sumber Penerangan Jumlah

Rumah Tangga

-1 -2

· Listrik PLN 98,99

· Listrik Non PLN 1,81

· Petromak/Aladin 0

· Pelita/Sentir 0,74

· Lainnya 0,27

Jumlah 100

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 89: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 72

Tabel 3.6.7

Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber

Air Minum, Kabupaten Buleleng Tahun 2012

Sumber Air Jumlah

Minum Rumah Tangga

(1) (2)

Air Kemasan 10,24

Ledeng Meteran 42,62

Ledeng Eceran 1,11

Pompa 3,61

Sumur Terlindung 6,46

Sumur Tdk Terlindung 0,57

Mata Air Terlindung 26,61

Mata Air Tak Terlindung 6,89

Air Sungai 1,6

Air Hujan 0,29

Lainnya 0

Jumlah 100

Sumber : BPS, Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 90: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 73

Tabel 3.6.8

Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak Sumber Air Minum

ke Penampungan Tinja Terdekat, di Kabupaten Buleleng Tahun 2012

Jarak ke Penampungan Jumlah

Rumah Tangga

(1) (2)

< = 10 m 4,05

> 10 m 89,46

Tidak Tahu 6,49

Jumlah 100,00

Sumber : BPS, Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 91: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 74

Tabel 3.6.9

Persentase Rumah Tangaga Menurut Penguasaan Fasilitas

Buang Air Besar, Kabupaten Buleleng Tahun 2012

Fasilitas Tempat Buang Jumlah

Air Besar Rumah Tangga

(1) (2)

Sendiri 67,69

Bersama 17,85

Umum 0,00

Tidak ada/tak pakai jamban 14,46

Jumlah 100,00

Sumber : BPS, Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 92: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 75

Tabel 3.6.10

Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Kloset Yang

Dipakai, Kabupaten Buleleng Tahun 2012

Jenis Kloset

Jumlah

Rumah Tangga

(1) (2)

Leher Angsa 94,77

Plengsengan 3,26

Cemplung/Cubluk 1,57

Tidak Pakai 0,40

Jumlah 100,00

Sumber : BPS, Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 93: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 76

Tabel 3.6.11

Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Pembuangan Tinja

Kabupaten Buleleng Tahun 2012

Tempat Pembuangan Tinja

Jumlah

Rumah Tangga

(1) (2)

1. Tangki/ SPAL 81,99

2. Kolam/Sawah 0

3. Sungai/Danau/Laut 5,18

4. Lubang Tanah 3,35

5. Pantai/Tanah lapang/Kebun 9,1

6. Lainnya 0,38

Jumlah 100,00

Sumber : BPS, Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 94: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 77

Tabel 3.6.12

Persentase Rumah Tangga Menurut Bahan Bakar Untuk

Memasak, Kabupaten Buleleng Tahun 2012

Bahan Bakar Untuk Memasak

Jumlah

Rumah Tangga

(1) (2)

1. Gas/Elpiji 45,26

2. Minyak Tanah 1,22

3. Kayu Bakar 50,00

4. Lainnya 3,04

5. Tidak Memasak 0,48

Jumlah 100,00

Sumber : BPS, Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 95: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

III.7 DISTRIBUSI

PENDAPATAN DAN

POLA KONSUMSI

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 96: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 78

7. Distribusi Pendapatan dan Pola Konsusmsi

Pemerataan pendapatan merupakan salah satu indikator keberhasilan

pembangunan ekonomi yang sangat penting. Pemerataan Pendapatan dimaksud disini

adalah seberapa besar jumlah pendapatan yang dapat dinikmati oleh rumah tangga/

penduduk pada umumnya. Dengan mengikuti formulasi oleh Bank Dunia, hasil

analisis data Susenas 2012 menunjukkan bahwa 40 persen penduduk berpenghasilan

rendah di Kabupaten Buleleng menikmati sebanyak 39,96 persen pendapatan. Ini

menunjukkan kondisi pemerataan pendapatan di Kabupaten Buleleng tergolong baik

(penghasilan rendah menikmati lebih dari 17 persen).

Dari hasil penghitungan Gini Ratio di Kabupaten Buleleng Tahun 2012 ( tabel

3.7.1 ) tercatat bahwa tingkat pemerataan pendapatan penduduk Kabupaten Buleleng

berada dalam ketimpangan rendah yaitu angka indeks Gini = 0,3450 (sama atau lebih

kecil dari 0,3500 menunjukkan ketimpangan rendah, lebih besar dari 0,3500 dan lebih

kecil dari 0,5000 menunjukkan ketimpangan sedang dan sama atau lebih besar dari

0,5000 menunjukkan ketimpangan tinggi ). Indeks Gini Kabupaten Buleleng lebih

rendah dari Propinsi Bali yang tercatat Tahun 2012 sebesar 0,3450. Jika dibandingkan

dengan satu dekade (5 tahun yl/tahun 2006), gini ratio Kabupaten Buleleng tercatat

0,2385 ini berarti fenomena ekonomi sudah sangat jauh berbeda membuat

kesenjangan pendapatan semakin terlihat nyata, namun demikian masih pada tingkat

ketimpangan rendah.

Pengumpulan data konsumsi/pengeluaran melalui Susenas dilakukan dengan

dua pendekatan yaitu menggunakan pertanyaan rinci melalui “modul konsumsi/

pengeluaran rumah tangga” yang dilaksanakan tiga tahun sekali (1993, 1996, 1999,

2002, 2005, 2008, 2012 dan seterusnya) dan menggunakan pertanyaan tidak rinci

melalui kor, yang datanya dikumpulkan setiap tahun sejak 1992.

Konsumsi/pengeluaran rumah tangga penduduk dibedakan menjadi dua

kelompok yaitu konsumsi makanan dan konsumsi non makanan (bukan makanan).

Konsumsi makanan meliputi beras, umbi-umbian, daging/ikan, sayur-sayuran, buah-

buahan, kacang-kacangan, susu dan telur, bahan minuman, tembakau sirih dan rokok

dan makanan jadi lainnya; sedangkan konsumsi non/bukan makanan meliputi

kelompok perumahan, aneka barang dan jasa, biaya pendidikan, biaya kesehatan,

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 97: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 82

BAB IV. SIMPULAN

1. Jumlah penduduk Kabupaten Buleleng pada tahun 2012 diperkirakan sekitar

642.159 jiwa, dengan komposisi 320.335 jiwa (49,88%) penduduk laki-laki

dan 321.824 jiwa (50,12%) penduduk perempuan. Perkiraan jumlah

penduduk ini dihitung berdasarkan metode secara tidak langsung (indirect

estimate) dengan penimbang rasio antara hasil proyeksi dengan sampel.

2. Angka ketergantungan (depedency ratio) penduduk Kabupaten Buleleng

sebesar 56,68. Artinya setiap 100 orang penduduk usia produktif menanggung

sekitar 57 orang penduduk usia tidak produktif.

3. Dari hasil pendataan Susenas 2012 sebagian besar (97,34 persen) proses

persalinan/kelahiran bayi ditolong tenaga medis (Dokter, Bidan atau Tenaga

Paramedis), hal ini menunjukkan adanya kecendrungan masyarakat untuk

memilih tenaga medis dibandingkan dengan tenaga non medis seperti dukun

dan famili.

4. Banyaknya penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan atau angka

kesakitan (morbidity rate) sebesar 32,52 persen yang besarannya hampir

berimbang antara laki dan perempuan. Tiga jenis keluhan yang paling banyak

dialami penduduk adalah sakit panas, batuk dan pilek.

5. Angka Partisipasi Sekolah (APS) usia pendidikan dasar (SD-SLP) yaitu usia 7-

15 tahun masih perlu mendapat perhatian karena masih ada sekitar 1,76

persen berhenti sekolah (dropout di SMP/MTs).

6. Pada tahun 2012 persentase penduduk usia 15 th keatas yang buta huruf di

Kabupaten Buleleng mencapai sekitar 8,95 persen, sebesar 41,00 persen

penduduk yang buta huruf untuk usia 65 tahun keatas dan hanya sebesar 1,26

persen penduduk yang buta huruf untuk usia 15-24 tahun.

7. Jumlah Angkatan kerja di tahun 2012 tercatat sebanyak 366.276 jiwa.

Diantaranya terdapat 3,15 persen yang menganggur (penganggur terbuka).

Sedangkan Pengangguran Terselubung atau Setengah Penganggur tercatat

28,93 persen dari penduduk yang bekerja.

8. Dominasi Lapangan pekerjaan utama penduduk di tahun 2012 telah bergeser

ke sector tersier (49,05 persen), disusul sektor primer (34,88 persen)

selanjutnya sektor sekunder (16,07 persen).

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 98: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 79

pengeluaran alas kaki, pakaian, tutup kepala, barang tahan lama, pajak/asuransi dan

pengeluaran pesta/upacara agama/adat.

Pola konsumsi atau kecendrungan untuk mengkonsumsi makanan dan bukan

makanan biasanya mengalami perubahan dari waktu ke waktu yang dipengaruhi oleh

tingkat pendapatan, selera dan lingkungan. Konsumsi makanan pada suatu titik akan

menjadi statis karena telah mencapai titik kulminasi/kepuasan, sementara konsumsi

bukan/non makanan akan terus berkembang mengikuti tingkat pendapatan penduduk.

Tingkat kesejahteraan suatu rumah tangga dapat pula diukur melalui proporsi

besarnya konsumsi/pengeluaran yang dikeluarkan oleh rumah tangga pada konsumsi

makanan dan non makanannya. Diasumsikan bahwa semakin besar porsi

konsumsi/pengeluaran rumah tangga untuk bukan makanan dibandingkan porsi pada

konsumsi/pengeluarah pada makanan, maka tingkat kesejahteraan rumah tangga yang

bersangkutan semakin baik.

Secara keseluruhan pola konsumsi penduduk Kabupaten Buleleng Tahun 2012

untuk konsumsi makanan dan konsumsi Non Makanan menunjukkan tingkat

kesejahteraan yang baik karena proporsi konsumsi untuk makanan lebih kecil dengan

proporsi konsumsi untuk Non Makanan yaitu masing-masing sebesar 49,05 persen

untuk Makanan dan 50,95 persen untuk Non Makanan.

Gambar 7. Perbandingan Konsumsi Makanan dan Non

Makanan Kabupaten Buleleng, 2012

Sumber : BPS, Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 99: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 80

Beberapa Indikator Ekonomi, Kabupaten Buleleng, Tahun 2012

I n d i k a t o r N i l a i

(1) (2)

Jumlah Penduduk 642.159

Jumlah Rumah Tangga 174.762

Pola Konsumsi (Rata-rata per kapita/bulan)

a. Makanan

- Rupiah 291.180

- % 49,05

b. Non Makanan

- Rupiah 302.447

- % 50,95

c. Rata-rata konsumsi per kapita / bulan ( Rp ) 593.627

(Total Pengeluaran)

Sumber : BPS, Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 100: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 81

Tabel : 3.7.1

Gini ratio dan Distribusi Pendapatan

Penduduk Kabupaten Buleleng Tahun 2012

U r a i a n B a n y a k n y a

(1) (2)

Gini Ratio

a. Kab. Buleleng

b. Prov. Bali

Rata-Rata Pendapatan Penduduk ( Rp )

Distribusi Pendapatan ( % )

a. 40 % penduduk berpengeluaran rendah

b. 40 % penduduk berpengeluaran sedang

c. 20 % penduduk berpengeluaran tinggi

0,3450

0,4355

593.627

39,96

40,05

19,99

Sumber : BPS, Susenas 2012

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 101: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

Profil Kesra Kab. Buleleng 2013 ( hasil Susenas dan Sakernas 2012) 83

9. Wanita pernah kawin yang usia perkawinan pertamanya kurang dari 16 tahun

(perkawinan usia muda/di bawah umur) masih cukup tinggi yaitu sebesar 6,13

persen, walaupun demikian angka perkawinan pada umur yang ideal (19-24

tahun) masih tetap dominan (53,54 persen)

10. Partisipasi PUS dalam ber KB relatif masih dominan dengan pemakaian suntik

KB (58,89 persen). Dan disusul dengan AKDR (20,13 persen) dan pil KB

(10,4 persen).

11. Keadaan kualitas lingkungan perumahan umumnya masih perlu ditingkatkan.

penggunaan fasilitas tempat buang air besar, tempat pembuangan akhir tinja

dan jarak ke tempat penampungan limbah masih perlu mendapat perhatian

kedepan untuk menunjang terwujudnya lingkungan yang sehat bagi seluruh

masyarakat. Tahun 2012 masih terdapat rumah tangga yang tidak

menggunakan jamban sebesar 14,46 persen dari 174.762 total rumah tangga,

sementara jumlah rumah tangga dengan jarak ke tempat tampung limbah

yang kurang dari 10 meter tercatat sebesar 4,05 persen.

12. Di Tahun 2012 masih terdapat rumah tangga yang kondisi lantai rumahnya

belum menggunakan bahan penutup lantai yang cukup berkualitas (bukan

tanah) yaitu sebesar 5,40 persen. Sementara yang sudah menggunakan lantai

bukan tanah baru tercatat sebesar 94,60 persen.

13. Berdasar formulasi Bank Dunia dan penghitungan gini ratio menunjukkan

bahwa pemerataan pendapatan di Kabupaten Buleleng tergolong baik dengan

tingkat ketimpangan rendah yaitu 40 persen penduduk berpendapatan rendah

telah menerima 39,96 persen dari total pendapatan penduduk seluruhnya,

angka ini sudah cukup baik karena menurut criteria bank dunia penerimaan

penduduk pada klaster 40 persen berpendapatan rendah tersebut telah

menikmati lebih dari 17 persen total pendapatan.

14. Pola konsumsi penduduk Kabupaten Buleleng tahun 2012 telah menunjukkan

angka yang menggembirakan karena pola konsumsinya sebagian besar telah

digunakan untuk konsumsi non makanan (50,95 persen).

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id

Page 102: bulelengkab.bps.go...melakukan kajian berkelanjutan terhadap capaian tingkat kesejahteraan rakyat yang terjadi di masyarakat. Ukuran tingkat kesejahteraan masyarakat dapat diamati

https:

//bulel

engka

b.bps.g

o.id