Hubungan antara tingkat Kesejahteraan Guru dengan Kinerja ...
Transcript of Hubungan antara tingkat Kesejahteraan Guru dengan Kinerja ...
1
Hubungan antara tingkat Kesejahteraan Guru dengan Kinerja Guru Raudhatul Athfal di Wilayah Kecamatan
Karawaci Kota Tangerang Banten Hanifah
Lizza Suzanti1
Esya Anesty Mashudi2
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Kampus Daerah Serang,
Universitas Pendidikan Indonesia
E-mail: [email protected]
Abstrak
Pentingnya pemberian pendidikan anak usia dini yang berkualitas akan berpengaruh
pada masa depan seseorang. Pendidikan yang berkualitas memerlukan pendidik yang
mempunyai keahlian khusus dibidangnya dan tanggungjawab yang besar. Pendidikan yang
berkualitas apabila guru dapat menampilkan keempat kompetensinya yakni; pedagogik,
kepribadian, sosial dan profesional. Selama ini guru dituntut agar dapat meningkatkan
kompetensinya dalam pengembangan pembelajaran, tetapi kerja keras yang telah di upayakan
tidak terbalas dengan upah yang sepadan sehingga kesejahteraan hidupya tidak terpenuhi
dengan baik seperti yang telah ditetapkan oleh PP No. 41 tahun 2009 bentuk dari
kesejahteran guru meliputi; tunjangan profesi, penghargaan dan cuti. Maka dari itu tujuan
penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan kesejahteraan guru dengan kinerja guru
RA di wilayah Kecamatan Karawaci Kota Tangerang Banten. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif korelasional, dengan data yang diperoleh secara langsung atau
primer mencakup guru RA di Kecamatan Karawaci sebanyak 36 responden. Hasil penelitian
menunjukkan 64% kesejahteraan guru belum sesuai dengan UUD dan 50% kinerja guru
menunjukkan kategori yang sudah kompeten dan terdapat hubungan yang positif antara
kesejahteraan dengan kinerja guru RA berdasarkan nilai koefisien determinasi sebesar 30%
kontribusi kesejahteraan guru mempengaruhi kinerja guru RA di Kecamatan Karawaci Kota
Tangerang Banten.
Kata Kunci : Kesejahteraan, Kinerja Guru, PAUD
Hanifah. Hubungan antara tingkat Kesejahteraan Guru dengan Kinerja Guru Raudhatul Athfal di Wilayah Kecamatan Karawaci Kota Tangerang Banten
2
The Relationship Between Teacher’s Welfare and Teacher Performance of Raudhatul Athfal in Karawaci District,
Tangerang City, Banten Hanifah
Lizza Suzanti1
Esya Anesty Mashudi2
Early Childhood Teacher Education, Campus of Serang,
Indonesia University of Education
E-mail : [email protected]
Abstract
The importance of providing quality early childhood education will affect a person's
future. A quality education requires educators who have special expertise in their fields and
large responsibilities. A Quality education if the teacher can display the four competences,
namely; pedagogic, personality, social and professional. So far, teachers are required to be
able to improve their competence in learning development, but the hard work that has been
strived is not rewarded with a commensurate wage so that their welfare is not fulfilled
properly as stipulated by laws and regulations No. 41 of 2009 the forms of teacher welfare
include; professional allowances, awards and a leave. Therefore, the purpose of this research
is to determine the relationship between teacher welfare and RA teacher performance in the
Karawaci District, Tangerang City, Banten. The method used in this research is correlational
descriptive, with data obtained directly include RA teachers in Karawaci District as many as
36 respondents. The results showed that 64% of teacher welfare was not in accordance with
the Constitution and 50% of teacher performance indicated that the category was competent
and there was a positive relationship between welfare and RA teacher performance based on
the value of the coefficient of determination of 30% of the contribution of teacher welfare
affecting the performance of RA teachers in Karawaci Kota District. Tangerang Banten.
Keywoard: Welfare, Teacher Performance, PAUD
3
PENDAHULUAN
Anak usia dini adalah agen
perubahan bagi bangsanya, sehingga
usia emas sangat memerlukan
pendidikan yang berkualitas.
Pendidikan berkualitas bersumber
dari pendidik yang berkualitas pula
yang berkompeten dalam bidangnya,
sehingga pendidik mampu untuk
menciptakan sumber daya manusia
yang akan membawa bangsa
Indonesia menjadi lebih maju.
Dalam upaya mencerdaskan
anak bangsa, Pendidikan yang
berkualitas adalah menjadi kunci
utama dalam melakukan transfer
ilmu kepada anak, adapun faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap
kualitas pendidikan antara lain;
rancangan kurikulum sekolah, sarana
- prasaran yang menunjang, dan
pendidik yang profesional. Hal
tersebut diperkuat oleh Deming
dalam Sallis (2016) yang
mengemukakan bahwa rendahnya
mutu pendidikan dapat disebabkan
salah satunya dari pengembangan
kinerja yang tidak memadai.
Dengan memperhatikan
pendapat tersebut maka diketahui
bahwa kinerja guru adalah salah satu
faktor keberhasilan pendidikan.
Dengan kinerja yang sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi sebagai guru,
guru akan dapat menciptakan
pembelajaran yang berkualitas,
sebagai outputnya tercipta sumber
daya yang berkualitas pula.
Terdapat beberapa langkah
yang diambil pemerintahan untuk
meningkatkan kinerja guru salah
satunya dijelaskan dalam
Permendiknas RI Nomor 16 tahun
2007 tentang standar kualifikasi
akademi dan kompetensi guru.
Dalam peraturan pemerintah
disebutkan bahwa standar
kompetensi guru dikembangkan
secara utuh dari 4 kompetensi utama,
yaitu; pedagogik, kepribadian, sosial,
dan profesional.
kinerja guru menurut Jakaria
(Janah, Akbar & Yetti, 2020) adalah
penentu tinggi atau rendahnya mutu
pendidikan, pendidikan dapat
dinyatakan bermutu apabila guru
dapat bekerja secara profesional.
Guru profesional adalah guru yang
memiliki kemampuan sehingga dapat
melaksanakan tugas dan fungsinya
terhadap perencanaan, pelaksanaan,
pengelolaan, pelayanan siswa di
sekolah.
Adapun faktor yang
menunjang kinerja guru menurut A
dale Timple (Warsidah, 2011) yang
digolongkan dalam dua kategori
yaitu; 1). faktor internal yang berasal
dalam diri individual mencakup
kecerdasan, kecakapan, minat yang
tinggi untuk keberhasilan
Pendidikan, dan 2). faktor eksternal
yang berasal dari luar mencakup
support pada lingkungan sekitarnya,
sarana prasarana yang memadai.
Guru dituntut agar dapat
mengembangkan kompetensinya di
dalam pengembangan pendidikan
yang berkualitas. Selama ini guru
PAUD bekerja keras tetapi masih
banyak yang pendapatannya di
bawah UMR, dapat terbilang bahwa
pendapatan yang dimilikinya sangat
minim tidak dapat memenuhi standar
ekonomi untuk kehidupan sehari-
harinya.
Dengan mempertimbangkan
hal tersebut, pemerintah berupaya
Hanifah. Hubungan antara tingkat Kesejahteraan Guru dengan Kinerja Guru Raudhatul Athfal di Wilayah Kecamatan Karawaci Kota Tangerang Banten
4
meningkatkan kesejahteraan guru
melalui disahkannya undang -
undang No. 41 tahun 2009 yang
menyebutkan bahwa Guru yang
berhak menerima ketentuan
kesejahteraan dari pemerintah adalah
guru yang dapat mempertahankan
keterampilannya dan terus mengasah
dirinya.
Menurut Kurniawan (2017)
kesejahteraan guru adalah pemberian
kemakmuran hidup seseorang yang
bekerja di bidang pendidikan, baik
berupa material maupun non
material, sehingga terpenuhinya
kehidupan yang layak dan sebanding
dari hasil kerja keras yang
dipikulnya.
Adapun Faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap kesejahteraan
guru menurut M. Symond dan
Robert T. Ford (1952) dalam (Indah,
2016:151) diantaranya; 1).
pemenuhan keamanan ekonomi
meliputi penghasilan yang memadai,
mendapatkan jaminan sosial,
Kesehatan dan hari tua. 2).
Kemampuan professional, 3).
Kenyamanan pribadi, dan 4).
Kondisi kerja.
Dengan berbagai upaya
pemerintah dalam meningkatkan
kesejahteraan guru, masih dapat
ditemui kinerja guru yang kurang,
hal tersebut diperkuat oleh penelitian
Putri dan Imaniyati (2017)
mengimplikasikan bahwa
pengembangan profesi guru sebesar
22% mempengaruhi peningkatan
dalam kinerja guru.
Adanya kesenjangan kinerja
guru dilihat pada artikel yang dirilis
oleh Kompasiana.com per tanggal 17
Juni 2015 memberitakan bahwa nilai
UKG masih dibawah rata-rata
sebesar 44,55 bahkan tidak ada
pendidik yang mendapatkan nilai
UKG sempurna.
Dengan memperhatikan
berbagai fenomena dan fakta di atas
dapat dikatakan bahwa rendahnya
kompetensi guru salah satunya
ditentukan oleh tingkat kesejahteraan
guru.
Oleh karena itu, perlu
ditegaskan secara empiris apakah
upaya pemerintah dalam rangka
menjamin kesejahteraan guru
pendidik anak usia dini seperti
pemberian tunjangan, penghargaan,
dan cuti sebagaimana yang telah
ditetapkan dalam peraturan
pemerintah No. 41 tahun 2009
tentang bentuk-bentuk dari
kesejahteran guru saling berkaitan
dengan kinerja yang ditampilkan
oleh guru di jenjang pendidikan anak
usia dini khususnya di wilayah Kota
Tangerang, Provinsi Banten.
Penelitian ini bermaksud
untuk mengkaji gambaran kinerja
guru, gambaran kesejahteraan guru
dan mengkaji hubungan tingkat
kesejahteraan guru dengan kinerja
guru Raudhatul Athfal di wilayah
Kecamatan Karawaci Kota
Tangerang Banten.
METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan
metode deskriptif korelasional.
Adapun lokasi penelitian
dilakukan pada lembaga RA yakni di
Kecamatan Karawaci Kota
Tangerang, Banten, lokasi dipilih
karena terdapat sampel yang
representatif.
5
Populasi dalam penelitian ini
adalah pendidik RA se – Kecamatan
Karawaci Kota Tangerang Banten
yang berjumlah 198 guru dari 36
lembaga sekolah RA. Adapun
kategori jenis guru yang berbeda –
beda meliputi guru penerima insentif,
Non – insentif, PNS, GBPNS dan
guru sertifikasi.
Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini manggunakan
teknik Disproportionate Stratified
Random Sampling, bilamana jika
dalam penelitian tersebut populasi
berstrata tetapi kurang proporsional
(Sugiyono, 2014).
Penetapan ukuran sampel
menggunakan rumus slovin dengan
taraf kesalahan sebesar 15% dan
didapati hasil perhitungan ukuran
sampel yang digunakan sebanyak 36
pendidik.
Teknik pengumpulan data
yang dipakai dalam penelitian ini
menggunakan data primer yang
diperoleh secara langsung dari
responden melalui angket. Angket
menurut Arikunto (Hamdi, 2014:49)
ialah penyelidikan mengenai suatu
masalah yang menyangkut
kepentingan umum, dan untuk
mengumpulkan data dilakukannya
penyebaran formulir berisikan
pertanyaan yang diajukan peneliti
yang akan dijawab oleh sejumlah
responden.
Dalam meneliti memerlukan
alat ukur agar dapat mengukur suatu
fenomena alam maupun sosial yang
akan diamati (Sugiyono, 2014:247).
Instrument penelitian yang
digunakan pada kedua variabel
mencakup kesejahteraan guru dan
kinerja guru menggunakan istrumen
angket, dimana menurut Hamdi
(2014:50) instrument angket
digunakan untuk melakukan
pengukuran dengan tujuan
mendapatkan data kuantitaif yang
akurat. Kedua instrument berbentuk
self – report atau diisi berdasarkan
penilaian pribadi terhadap diri
sendiri. Adapun jenis instrument atau
alat ukur yang digunakan dalam
penelitian ini berupa force choice
pada variabel (X) dan skala likert
untuk variabel (Y).
Adapun kisi-kisi instrumen
penelitian yang digunakan merujuk
pada ketentuan yang telah ditetapkan
dalam UU No. 41 tahun 2009 tentang
bentuk-bentuk kesejahteran guru
yang meliputi; 1). Tunjangan Profesi,
2). Penghargaan, dan 3). Hak cuti.
Pada angket kesejahteraan guru
terdapat dua alternatif pilihan
jawaban menggunakan skala point
biserial yakni variabel yang dikotomi
(Kurniawan & Yuniarto, 2016:32).
Adapun skor alternative pilihan
jawaban berupa; 1). Jawaban
responden “Ya” diberikan skor
berjumlah 1, 2). Jawaban responden
“Tidak” diberikan skor berjumlah 0.
Kisi-kisi intstrumen kinerja
guru menggunakan instrument yang
telah dikembangkan sebelumnya
oleh Endang Mulyadi pada tahun
2016 berdasarkan permendiknas No.
16 Tahun 2007 tentang standar
kualifikasi akademik dan kompetensi
guru. Pada instrument kinerja guru
terdapat empat alternatif jawaban
dimana pada setiap jawaban
menggunakan skala likert, responden
diminta untuk memilih salah satu
dari keempat alternatif jawaban
yakni: 1). “tidak mampu” diberikan
skor 1, 2). “cukup mampu” diberikan
Hanifah. Hubungan antara tingkat Kesejahteraan Guru dengan Kinerja Guru Raudhatul Athfal di Wilayah Kecamatan Karawaci Kota Tangerang Banten
6
skor 2, 3). “mampu” diberikan skor
3, dan 4). “sangat mampu” diberikan
skor 4.
Instrument penelitian yang
akan disebar harus diuji validitas dan
reliabilitasnya. Dalam penelitian ini,
uji validitas butir soal menggunakan
teknik korelasi Product moment dan
uji reliabilitas yang dilihat dari nilai
alpha Cronbach.
Untuk melihat bahwa data
berdistribusi normal dan homogen
maka dalam penelitian ini dilakukan
uji asumsi klasik antara lain uji
normalitas menggunakan
Kolmogorov Smirnov dan uji
homogenitas menggunakan Levene.
Setelah dilakukannya kedua uji
prasyarat maka tahap selanjutnya
adalah uji korelasi menggunakan
rumus Pearson (Product Moment).
Perhitungan dilakukan berbantuan
Software SPSS.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji validitas butir soal
dilakukan dengan jumlah responden
sebanyak 20 orang, berdasarkan hasil
perhitungan pada variabel
kesejahteraan guru didapati 16 butir
soal valid dan 2 butir soal tidak
valid, untuk variabel kinerja guru
didapati 24 butir soal valid dan 11
tidak valid. Maka keseluruhan butir
soal yang dipakai sebanyak 40.
Hamdi (2014:74) menyatakan
Untuk menunjukkan sejauh mana
hasil pengukuran dapat dipercaya
maka, dilakukannya uji reliabilitas
pada masing – masing variabel, dan
diketahui nilai Cronbach’s Alpha
0,747 0,7 maka butir instrument variabel (X) kesejahteraan guru
dikatakan reliabel dengan konsistensi
internal good (bagus) dan diperoleh
nilai Cronbach’s Alpha 0,930 0,9
maka butir variabel (Y) kinerja guru
dikatakan reliabel dengan konsistensi
internal excellent (sangat baik).
Data dari penelitian ini
meliputi data kesejahteraan guru
dengan kinerja guru yang diperoleh
dari instrument penelitian berupa
angket dengan 40 butir soal yang
akan diperoleh dari sampel penelitian
yakni 36 pendidik guru Raudhatul
Athfal di Kecamatan Karawaci Kota
Tangerang Banten dengan proporsi;
15 guru penerima insentif, 2 guru
non – insentif, 1 guru pegawai negeri
sipil (PNS), 7 guru penerima bukan
Pegawai Negeri Sipil (GBPNS), dan
11 guru penerima sertifikasi. Data
yang diperoleh akan diolah
menggunakan bantuan program
software SPSS versi 19.0 Windows.
Analisis Deskriptif
Berikut data diperoleh dari
instrument angket kinerja guru
Raudhatul Athfal di Kecamatan
Karawaci Kota Tangerang Banten,
digambarkan sebagai berikut:
Tabel 4. 1.
Data Hasil Frekuensi Kinerja Guru
No. Kategori Kinerja Guru Jumlah Responden
1 Sangat Kompeten 3
2 Kompeten 18
3 Cukup Kompeten 13
KALIMAYA, Vol 8, nomor 3, Agutus 2020
7
4 Tidak Kompeten 2
Berdasarkan data frekuensi
dari kinerja guru RA di Kecamatan
Karawaci Kota Tangerang Banten,
mayoritas guru kompeten sebanyak
18 orang dengan presentase sebesar
50%, guru yang cukup kompeten
sejumlah 13 orang dengan presentase
36%, guru yang sangat kompeten
sejumlah 3 orang dengan presentase
sebesar 8%, dan guru tidak kompeten
sejumlah 2 orang dengan presentase
sebesar 6%.
Apabila dijabarkan per –
aspek maka kinerja guru dibagi
menjadi empat kompeteni yakni
diketahui bahwa kinerja guru
Raudhatul Athfal di Kecamatan
Karawaci Kota Tangerang Banten
pada aspek kompetensi pedagogik
sebanyak 69% guru berada pada
kategori kompeten dengan rerata
27,2 dan standar deviasi 3,9, 39%
pada aspek kompetensi kepribadian
guru berkategori kompeten dengan
rerata 12,6 dan standar deviasi 3,7,
47% pada aspek kompetensi
profesional berkategori kompeten
dengan rerata 13,5 dan standar
deviasi 3,2, dan 47% guru
mempunyai kategori kompeten pada
aspek kompetensi sosial dengan
rerata 13,5 dan standar deviasi 2,9.
Untuk melihat gambaran
kesejahteraan guru Raudhatul Athfal
di Kecamatan Karawaci Kota
Tangerang Banten maka diperoleh
data frekuensi dari instrumen angket
kesejahteraan guru sebagai berikut:
Tabel 4. 2.
Data Hasil Frekuensi Kesejahteraan Guru
No. Kategori Kesejahteraan Guru Jumlah Responden
1 Sesuai UUD kesejahteraan guru 13
2 Tidak Sesuai UUD kesejahteraan guru 23
Berdasakan data frekuensi
kesejahteraan guru Raudhatul Athfal di
kecamatan karawaci Kota Tangerang
Banten, 23 orang mayoritas kesejahteraan
guru Raudhatul Athfal mempunyai
tingkat kesejahteraan yang belum sesuai
dengan UUD yang ditetapkan pemerintah
UU No. 41 tahun 2009 dengan persentase
sebesar 64%, dan 13 orang sudah
memiliki kesejahteraan yang sesuai
dengan persentase sebesar 36%.
Apabila dijabarkan per – aspek,
diketahui bahwa kesejahteraan guru
Raudhatul Athfal di kecamatan Karawaci
kota Tangerang Banten, sebanyak 64%
guru belum memperoleh tunjangan
profesi yang sesuai UU No. 41 tahun
2009, sebanyak 92% guru juga belum
memperoleh penghargaan atas kinerja
sebagaimana ditetapkan oleh pemerintah,
dan sebanyak 92% guru sudah
memperoleh jatah cuti yang memadai
sesuai yang ditetapkan oleh pemerintah.
Bentuk kesejahteraan yang paling
representative (sesuai dengan UU)
diperoleh guru Raudhatul Athfal di
kecamatan karawaci Kota Tangerang
Banten adalah berupa tunjangan profesi
dengan rerata sebesar 5,72, sementara
kesejahteraan dalam bentuk penghargaan
(rerata 1,33) dan jatah cuti (rerata 0,92)
belum diterima oleh guru sebagaimana
tercantum dalam UU No. 41 Tahun 2009.
Hanifah. Hubungan antara tingkat Kesejahteraan Guru dengan Kinerja Guru Raudhatul Athfal di Wilayah Kecamatan Karawaci Kota Tangerang Banten
8
Untuk mengetahui ada atau tidaknya
hubungan antara kesejahteraan guru
dengan kinerja guru Raudhatul Athfal di
Kecamatan Karawaci Kota Tangerang
Banten maka dilakukannya uji korelasi,
dimana sebelumnya dilakukan uji
normalitas dan uji homogenitas bertujuan
untuk mengetahui sebaran data
berdsitribusi normal dan homogen.
Berikut diperoleh hasil pengolahan data uji normalitas pada nilai sig.
kesejahteraan guru dan kinerja guru
sebesar 0,391 dan 0,744 dengan taraf
signifikansi (α) = 0,05, dapat diartikan
bahwa nilai sig. kedua variabel ≥ 0,05,
maka Ho diterima dan data berdistribusi
normal.
Adapun hasil olah data uji
homogenitas diperoleh nilai sig.
kesejahteraan guru dan kinerja guru
sebesar 0,927 dengan taraf signifikan (α)
= 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa
nilai homogenitas kedua variabel ≥ 0,05
dan kedua data homogen.
Selanjutnya dilakukan uji korelasi
yang diperoleh nilai korelasi antara
variabel kesejahteraan guru dengan
kinerja guru sebesar 0,545 artinya
korelasi antara kesejahteraan guru dengan
kinerja guru termasuk dalam kategori
sedang, dan kontribusi variabel
kesejahteraan guru terhadap kinerja guru
sebesar 30% diperoleh dari perhitungan
uji koefisien determinasi.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah
Ha: ρ ≠ 0, terdapat hubungan
kesejahteraan guru dengan kinerja
guru Raudhatul Athfal di wilayah
Kecamatan Karawaci Kota
Tangerang Banten.
Ho: ρ = 0, Tidak terdapat
hubungan Kesejahteraan guru
dengan kinerja guru Raudhatul
Athfal di wilayah Kecamatan
Karawaci Kota Tangerang
Banten.
Berdasarkan uji korelasi yang telah
di analisis, dapat ditarik kesimpulan
bahwa nilai koefisien korelasi (rxy) atau
rhitung = 0,545 dengan taraf signifikansi
(α) = 0,05 dan jumlah responden (n) = 36
pendidik, sehingga diperoleh rtabel =
0,3291. dari hasil perhitungan tersebut
menunjukkan bahwa nilai
maka terdapat korelasi
antara kesejahteraan guru dengan kinerja
guru. Korelasi tersebut bersifat positif,
artinya semakin tinggi kesejahteraan guru
maka semakin tinggi pula kinerja guru,
begitu pula sebaliknya semakin rendah
kesejahteraan guru maka semakin rendah
pula kinerjanya.
Menurut Mangkunegara (Istifari,
2016:58) kinerja diartikan sebagai hasil
kerja secara kualitas yang dicapai oleh
seseorang dalam melaksanakan fungsinya
sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.
Suyadi (Afifah, 2011:39)
mengemukakan bahwa kinerja
merupakan hasil kerja yang dapat dicapai
seseorang atau sekelompok orang dalam
suatu organisasi, sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab masing-
masing individu, dalam rangka mencapai
tujuan organisasi bersangkutan secara
legal, atau tidak melanggar hukum dan
sesuai dengan moral maupun etika.
Menurut Jakaria (Janah, Akbar &
Yetti, 2020) kinerja guru merupakan
salah satu penentu tinggi atau rendahnya
mutu pendidikan, pendidikan dapat
dinyatakan bermutu tinggi apabila guru
dapat bekerja secara profesional. Guru
profesional adalah guru yang memiliki
kemampuan sehingga dapat
melaksanakan tugas dan fungsinya
terhadap perencanaan, pelaksanaan,
pengelolaan, pelayanan siswa di sekolah.
Dengan demikian kinerja yang
bermutu dapat dikatakan apabila guru
menguasai keempat kompetensi yang
9
telah ditetapkan pemerintah pada UUD
peraturan pemerintah No. 16 tahun 2007
tentang standar kualifikasi akademik dan
kompetensi guru yang dibagi menjadi
empat kompetensi diantaranya;
kompetensi pedagogik, kepribadian,
sosial dan profesional
Hasil penelitian terhadap sampel
yang berjumlah 36 orang guru Raudhatul
Athfal di kecamatan Karawaci Kota
Tangerang Banten menunjukkan bahwa
mayoritas guru memiliki kinerja yang
cukup baik, terlihat dari kombinasi
persentase guru yang kompeten sebesar
50%, guru yang cukup kompeten sebesar
36%, guru yang sangat kompeten 8%.
dan guru yang tidak kompeten sebesar
6%.
Menurut Wahyuni (2017) ada
beberapa faktor untuk menunjang kinerja
guru meliputi sikap mental, pendidikan,
keterampilan, sarana prasarana,
manajemen, dan kesejahteraan guru
meliputi tingkat penghasilan yang
memadai.
Berkaitan dengan kualitas hidup guru
maka pemerintah berkomitmen terhadap
kesejahteraan guru yang dipertegas dalam
UU No.14 tahun 2005 tentang guru dan
dosen mengamanatkan agar guru
mendapatkan penghasilan minimum
diatas kebutuhan hidupnya berupa; gaji
yang diterima, tunjangan yang melekat
pada gaji, tunjangan profesi, tunjangan
profesional dan maslahat tambahan.
Sebagaimana pengertian kesejahteran
dalam UU No. 11 tahun 2009 adalah
kondisi terpenuhinya kebutuhan material,
spiritual, dan sosial warga negara agar
dapat hidup layak dan mampu
mengembangkan diri sehingga
melaksanakan fungsi sosialnya.
Menurut Kurniawan (2017)
kesejahteraan guru adalah pemberian
kemakmuran hidup kepada orang yang
bekerja di lingkungan Pendidikan, baik
berupa material maupun non – material
sehingga terpenuhinya kehidupan yang
layak dan lebih baik sebagai timbal balik
atau balas jasa dari tanggung jawab yang
dipikulnya.
Berdasarkan hasil penelitian, maka
diketahui bahwa kesejahteraan guru di
Kecamatan Karawaci Kota Tangerang
Banten mayoritas menunjukkan
kesejahteraan yang belum sesuai dengan
UUD, hal tersebut dapat dilihat dari
persentase sebesar 64% dan 36%
kesejahteraan guru sudah sesuai dengan
UUD.
Dapat dikatakan upaya pemerintahan
dalam meningkatkan kesejahteraan guru
di Kecamatan Karawaci Kota Tangerang
Banten belum berhasil sehingga tidak
sesuai dengan peraturan pemerintah No.
41 tahun 2009 meliputi; tunjangan
profesi, penghargaan dan cuti yang sesuai
porsinya.
Berdasarkan hasil wawancara
diperoleh temuan bahwa lembaga RA di
Kecamatan Karawaci Kota Tangerang
Banten sebagian sudah mengikuti
kebijakan pemerintah tentang UU
kesejahteraan guru yang meliputi, guru
mendapatkan tunjangan profesi hampir
keseluruhannya telah terpenuhi seperti
tunjangan insentif, sertifikasi, GBPNS,
dan PNS, namun banyak lembaga yang
masih belum mampu untuk memenuhi
kesejahteraan guru terkait tunjangan
konsumsi, tunjangan transportasi dan
tunjangan pendidikan. Adapun
kesejahteraan terkait penghargaan guru
yang sudah terlaksana hanya untuk guru
yang memiliki prestasi.
Pada Penelitian ini diketahui bahwa
nilai korelasi sebesar 0,545 menyatakan
adanya hubungan yang positif antara
kesejahteraan guru dengan kinerja guru
termasuk dalam kategori sedang, Adapun
kontribusi variabel kesejahteraan guru
terhadap kinerja guru sebesar 30%
sedangkan 70% sisanya dipengaruhi oleh
Hanifah. Hubungan antara tingkat Kesejahteraan Guru dengan Kinerja Guru Raudhatul Athfal di Wilayah Kecamatan Karawaci Kota Tangerang Banten
10
faktor lain seperti pengaruh pengawasan
kepala sekolah, lingkungan masyarakat,
serta disiplin ilmu sebagai guru (Sulistio :
2009). Hasil studi dari penelitian Haingu
(2018) menyatakan yang berpengaruh
pada kinerja guru adalah motivasi kerja.
Pengaruh lainnya dapat dilihat dari iklim
organisasi yang kondusif mengakibatkan
peningkatan kinerja guru PAUD terutama
di kota Depok Jawa Barat (Janah, Akbar, Yetti: 2019).
Kualitas guru adalah salah satu tolak
ukur keberhasilan pendidikan di
Indonesia. Pendidikan membutuhkan
guru yang berkualitas, maka ke depannya
diperlukan guru-guru yang mampu
menciptakan generasi emas Indonesia
dan mampu menghadapi tantangan di era
globalisasi. Maka di masa depan guru
pendidik anak usia dini diharapkan dapat
menjadi pribadi yang cepat tanggap
dalam menyesuaikan kinerjanya dengan
perkembangan zaman yang semakin
melesat. Agar guru terfokus pada
tanggung jawabnya sebagai pendidik
maka perlu adanya perhatian khusus
meliputi rasa aman akan kemakmuran
hidup pendidik dari campur tangan
berbagai komponen pemerintah maupun
lembaga sekolah.
Dalam melaksanakan penelitian ini,
peneliti menyadari bahwa masih ada
keterbatasan yang secara tidak langsung
berpengaruh pada hasil penelitian,
sebagaimana penelitian ini dilakukan saat
adanya wabah Covid-19 sehingga ada
beberapa penyesuaian dalam pelaksanaan
dan penyusunannya.
SIMPULAN
Kinerja guru Raudhatul Athfal di
Kecamatan Karawaci Kota Tangerang
Banten berada pada kategori kompeten
sebesar 50%, 36% cukup kompeten, 8%
sangat kompeten dan 6% kinerja tidak
kompeten.
kesejahteraan guru Raudhatul
Athfal di Kecamatan Karawaci Kota
Tangerang Banten 64% guru memiliki
tingkat kesejahteraan yang belum sesuai
dengan Peraturan Pemerintah No. 41
Tahun 2009 sementara sisanya 36% telah
sesuai kesejahteraannya.
Terdapat hubungan antara
kesejahteraan guru dengan kinerja guru
RA di Kecamatan Karawaci Kota
Tangerang Banten dengan kategori
sedang. Hal tersebut dibuktikan dari nilai koefisien korelasi 0,545 > 0,3291 ( ) yang menunjukkan adanya
hubungan dan korelasi bersifat positif,
artinya semakin tinggi kesejahteraan guru
maka semakin tinggi pula kinerja guru,
dan sebaliknya, jika semakin rendah
kesejahteraan guru maka semakin rendah
pula kinerjanya.
BIBLIOGRAFI
Afifah, M. (2011). Pengaruh Motivasi
Kompensasi dan Pengembangan
Karir Terhadap Kinerja Guru.
(Skripsi). Sekolah Sarjana. UIN,
Jakarta.
Haingu, R. M. (2019). Pengaruh Motivasi
Kerja terhadap Kinerja Guru
PAUD di Kecamatan Kota
Tambolaka dan Loura Kabupaten
Sumba Barat Daya. Jurnal
Edukasi Sumba, 3(2).
Hamdi, A. S., & Bahruddin, E. (2014).
Metode Penelitian Kuantitatif
Aplikasi dalam Pendidikan .
Yogyakarta: Deepublish.
Indah, Y. (2016). Kebijakan Sertifikasi
Kinerja dan Kesejahteraan guru .
Yogyakarta : Deepublish .
Istifari. (2016). Pengaruh Komunikasi
Organisasi dan Pelatihan
Pengembangan terhadap Kinerja
11
Guru. (Skripsi). Sekolah Sarjana.
UIN, Jakarta.
Janah, R., Akbar, Z., & Yetti, E. (2020).
Pengaruh Iklim Organisasi
Terhadap Kinerja Guru PAUD di
Kota Depok. Jurnal pendidikan
anak usia dini, 4(1), 224-229.
Kurniawan, A. (2017). Pengaruh
Motivasi Kerja dan
Kesejahteraan Guru terhadap
Kompetensi Profesional Guru
pada MIN Air Joman dan MIS
MPI Binjai Serbangan Kabupaten
Asahan. (Tesis). Sekolah
Pascasarjana. UIN, Sumatera
Utara.
Kurniawan, R., & Yuniarto, B. (2016).
Analisis Regresi Dasar dan
Penerapannya dengan R. Jakarta:
Kencana.
Mulyadi, E. (2016). Analisis Kinerja
Guru Ilmu-Ilmu Sosial di
Kabupaten Ciamis (Analisis
pengaruh Kepala Sekolah,
Budaya Sekolah, Kesejahteraan,
Motivasi Berprestasi, dan
Kompetensi Guru, terhadap
Kinerja Guru Mata Pelajaran
Ilmu-Ilmu Sosial pada Sekolah
Menengah Atas. (Disertasi).
Sekolah Doktor. UPI, Bandung.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional,
No.16 tahun 2007 Tentang
Standar Kualifikasi Akademi dan
Kompetensi Guru. (2007).
Peraturan Pemerintah No.41 tahun 2009
tentang Tunjangan Profesi Guru
dan Dosen. (2009).
Putri, D. A., & Imaniyati, N. (2017).
Pengembangan Profesi Guru
dalam Meningkatkan Kinerja
Guru (Professional development
of teachers in improving the
performance of. Jurnal
Pendidikan Manajemen
Perkantoran, 2(2), 202-211.
Sallis, E. (2006). Total Quality
Managemen in Education (alih
bahasa: Ahmad Ali Riyadi).
Yogyakarta: Ircisod.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan
Kombinasi (Mixed Methods).
Bandung: Alfabeta.
Sulistio, D. (2009). Hubungan
Kesejahteraan dengan Kinerja
Guru SMP Al-Amanah Setu
Serpong. (skripsi). Sekolah
Sarjana. UIN, Jakarta.
Undang-Undang No. 11 Tahun 2009
Tentang Kesejahteraan. (2009).
Wahyudi, J. (2015, Juni 17). Mengapa
Mutu Guru Indonesia Rendah?.
Dipetik November 9, 2019, dari
kompasiana:
https://www.kompasiana.com/joh
anmenulisbuku/55484f54547b61e
50d2523f8/mengapa-mutu-guru-
indonesia-rendah.
Wahyuni, T. (2017). Pengaruh
Kesejahteraan dan Semangat
Guru terhadap Kinerja guru SMP
Kecamatan Singingi Hilir
Kuansing. Jurnal Ilmu
Pendidikan Sosial, Sains dan
Humaniora, 3(2).
Hanifah. Hubungan antara tingkat Kesejahteraan Guru dengan Kinerja Guru Raudhatul Athfal di Wilayah Kecamatan Karawaci Kota Tangerang Banten
12
Warsidah. (2011). tudi Korelasi Latar
Belakang Pendidikan dan
Kesejahteraan terhadap Kinerja
Guru TK di Kecamatan
Margasari Kabupaten Tegal.
(Skripsi). Sekolah Sarjana. UNS,
Semarang.