BPKP Bali 2013.pdf
Transcript of BPKP Bali 2013.pdf
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Pengantar
ii
PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
izin dan rahmat-Nya penyusunan ”Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Bali Tahun 2013” dapat
diselesaikan dengan baik. Laporan ini merupakan wujud pertanggungjawaban
Perwakilan BPKP Provinsi Bali dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai
pengawas keuangan dan pembangunan serta berkaitan dengan terselenggaranya
kepemerintahan yang baik (good governance).
Laporan ini merupakan wujud transparansi dan akuntabilitas Perwakilan
BPKP Provinsi Bali dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya yang mengacu
kepada Penetapan Kinerja (Tapkin) Tahun 2013 sebagai penjabaran lebih lanjut dari
Rencana Strategis (Renstra) BPKP 2010-2014.
Berkat kebersamaan dan kedisiplinan yang tercermin dari kerja keras dari
seluruh jajaran dan optimalisasi seluruh sumber daya yang ada, program dan
kegiatan dapat dilaksanakan dengan capaian kinerja yang cukup memuaskan. Hal
ini menjadi modal dasar pengembangan pelaksanaan tugas dan fungsi sehingga
sumber daya yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara lebih optimal dan
berkelanjutan untuk mengatasi tantangan di masa yang akan datang.
Laporan ini belum secara sempurna menyajikan prinsip transparansi dan
akuntabilitas seperti yang diharapkan, namun demikian setidaknya masyarakat dan
berbagai pihak yang berkepentingan dapat memperoleh gambaran tentang hasil
capaian kinerja yang telah dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Bali. Kami
mengharapkan masukan dari berbagai pihak untuk lebih meningkatkan kinerja
Perwakilan BPKP.
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSr BAll TAHUN 2013Pengantar
Ucapan terima kasih yang tulus dan penghargaan kami sampaikan kepada
semua pihak atas bantuan tenaga dan pikirannya sehingga laporan ini dapat disusun
dan diterbitkan tepat waktu.
r, 17 Januari 2013---;,flt~ Perwakilan
iii
>
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Daftar Isi
iv
DAFTAR ISI
Halaman Kata Pengantar ii Daftar Isi iv Ringkasan Eksekutif vi BAB I PENDAHULUAN 1 A. Tugas, Fungsi dan Wewenang Organisasi 1 B. Aspek Strategis Organisasi 3 C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi 4 D. Struktur Organisasi 5 E. Sistematika Penyajian 9 BAB II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja 11 A. Rencana Strategis 2010-2014 11 1. Pernyataan Visi 11 2. Pernyataan Misi 16 3. Tujuan 17 4. Sasaran Strategis 18 5. Indikator Kinerja Utama 19 6. Program dan Kegiatan 21 B. Perjanjian Kinerja 23 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 27 A. Capaian Kinerja 27 B. Analisis Capaian Kinerja 29 Sasaran Strategis 1 30 Sasaran Strategis 2 40 Sasaran Strategis 3 43 Sasaran Strategis 4 48 Sasaran Strategis 5 58 Sasaran Strategis 6 62 Sasaran Strategis 7 65 Sasaran Strategis 8 77 BAB IV PENUTUP 79 Lampiran:
1. Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2013 Perwakilan BPKP Provinsi Bali
2. Perbandingan Realisasi IKU Tahun 2013 dengan Target Tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Bali
3. Capaian Kinerja Kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2013
4. Perbandingan Realisasi Output 2013 dengan Realisasi Output 2012 dan Target Output 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Bali
5. a. Opini BPK-RI Perwakilan Bali atas LKPD Tahun 2010-2012 di Wilayah Provinsi Bali
b. Pemda yang Telah Memiliki Peraturan Kepala Daerah SPIP
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Daftar Isi
v
c. Daftar Nilai GCG BUMN d. Daftar Kinerja BUMN e. Daftar Opini dan Auditor pada BUMD
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Ringkasan Eksekutif
vi
RINGKASAN EKSKUTIF
erwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi
Bali telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang
memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan kegiatan, dilengkapi dengan indikator
kinerja dan target yang akan dicapai sebagai acuan dalam penyusunan
Kebijakan Pengawasan (Jakwas) dan Penetapan Kinerja (Tapkin) setiap tahun.
Dalam Renstra telah dirumuskan Visi Perwakilan BPKP Provinsi Bali mengacu pada
visi BPKP yaitu menjadi Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya,
untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara yang Berkualitas di wilayah
Provinsi Bali, dengan misi, sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara
yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN di wilayah
Perwakilan BPKP Provinsi Bali;
2. Membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah di
wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali;
3. Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan
kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali;
4. Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi
presiden/pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali.
Dalam mencapai visi dan misi tersebut, BPKP menetapkan enam tujuan strategis yang
akan dicapai dalam tahun 2010-2014, yaitu (1) meningkatnya kualitas akuntabilitas
keuangan Negara; (2) meningkatnya tata pemerintahan yang baik; (3) terciptanya iklim
yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan
keuangan Negara; (4) tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian
intern pemerintah; (5) meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah
yang profesional dan kompeten; dan (6) terselenggaranya sistem dukungan
pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/pemerintah.
P
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Ringkasan Eksekutif
vii
Untuk mencapai tujuan strategis di atas, dalam tahun 2012 BPKP telah merumuskan
delapan sasaran strategis sebagai tindak lanjut atas surat Menteri PAN dan RB Nomor
B/3293/M.PAN-RB/11/2012 tanggal 30 November 2012 tentang hasil evaluasi atas
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) BPKP. Perumusan sasaran strategis
diikuti dengan penyesuaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dan penetapan IKU dominan
sebagai dasar pengukuran capaian sasaran strategis.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPKP Tahun 2013 ini
merupakan salah satu media yang menunjukkan kesiapan BPKP untuk mampu
menjawab pertanyaan atas pencapaian kinerja tahun 2013. LAKIP ini juga sebagai alat
kendali dan alat pengukuran kinerja secara kuantitatif menuju terwujudnya akuntabilitas
keuangan negara yang berkualitas.
Hasil penilaian atas pelaksanaan kinerja tahun 2013 menunjukkan bahwa sebanyak
lima dari delapan sasaran strategis BPKP telah tercapai, sementara tiga sasaran
strategis belum sepenuhnya tercapai. Delapan sasaran strategis BPKP berikut
capaiannya dapat dilihat pada Tabel RE.1.
Tabel RE.1. Capaian Sasaran Strategis
No. Sasaran Strategis Capaian Sasaran
1. Meningkatnya Kualitas, 95% LKKL, dan 95% LKPD Tercapai 100% 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara Sebesar 87,50% Tercapai 60% 3. Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 10
IPD dan Terselenggaranya Good Governance pada 75% BUMN/BUMD
Tercapai 100%
4. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
Tercapai 83,33%
5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda Tercapai 91,11% 6. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
yang Profesional danKompeten pada 80% K/L/Pemda Tercapai 80%
7. Meningkatnya Efektifitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100%
Tercapai 100%
8. Terselenggaranya Satu Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan
Tercapai 100%
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Ringkasan Eksekutif
viii
Keberhasilan capaian sasaran strategis diukur dengan IKU yang menggambarkan
peran Perwakilan BPKP Provinsi Bali dalam memberikan nilai tambah bagi
stakeholders. Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi pengukuran atas
realisasi 12 IKU yang paling mempengaruhi capaian sasaran strategis (IKU dominan)
dari 38 IKU.Pengukuran kemudian dilanjutkan dengan analisis, khususnya terhadap
IKU yang menyimpang jauh dari targetnya. Realisasi pencapaian delapan sasaran
strategis tersebut di atas, adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Capaian sasaran strategis tahun 2013 ditunjukkan oleh capaian dua IKU dominan,
dengan realisasi sebagai berikut:
a. Instansi Pemerintah Pusat (IPP) yang mendapat pendampingan penyusunan
laporan maupun pendampingan reviu sebanyak 16 satker atau 133,33% dari
target sebanyak 12 satker yang diasistensi oleh Perwakilan BPKP Provinsi Bali,
atau mencapai 120,00% dari target sebesar 90%.
b. Instansi Pemerintah Daerah (IPD) yang laporan keuangannya memperoleh opini
minimal WDP sebanyak 9 dari 10 IPD yang diasistensi oleh Perwakilan BPKP
Provinsi Bali, atau mencapai 100%, dari target sebesar 90%.
2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
Capaian sasaran strategis tahun 2013 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan
“Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang
ditindaklanjuti”, belum tercapai karena tidak ada penugasan audit optimalisasi
penerimaan negara. Namun secara rata-rata seluruh IKU sasaran strategis tersebut
tercapai 60%.
3. Terselenggaranya SPM pada 10 IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
Capaian sasaran strategis tahun 2013 ditunjukkan oleh capaian dua IKU dominan,
dengan realisasi sebagai berikut:
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Ringkasan Eksekutif
ix
a. Capaian IKU “Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar
Pelayanan Minimal”, pada tahun 2013 IPD di Provinsi Bali yang telah
mencantumkan SPM ke dalam dokumen perencanaan adalah sebanyak 3 IPD
atau 75% dari jumlah IPD yang diaudit kinerja pelayanan. Dibandingkan dengan
target sebesar 80%, capaian IKU ini pada tahun 2013 sebesar 93,75%.
b. Capaian IKU “Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi
GCG/KPI”,dalam tahun 2013, BUMN/BUMD/BUL/BLUD di Provinsi Bali yang
dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI sebanyak delapan atau 100%
dari target PKPT sebanyak delapan instansi. Bila dibandingkan dengan target IKU
sebesar 65%, maka capaian IKU tersebut adalah sebesar 120,00%.
4. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
Capaian sasaran strategis tahun 2013 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan
“Kelompok Masyarakat yang mendapatkan sosialisasi Program Anti Korupsi ”, yang
diukur berdasarkan jumlah kelompok masyarakat yang mendapatkan sosialisasi
Program Anti Korupsi sebanyak lima kelompok masyarakat, atau 83,33% dari target
sebanyak enam kelompok masyarakat. Namun demikian, capaian tersebut telah
melebihi target kelompok masyarakat yang ditetapkan oleh Deputi Investigasi yaitu
mahasiswa baru dan calon penerima Bansos.
5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70%K/L/Pemda
Capaian sasaran strategis tahun 2013 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan
“Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008” diukur
dengan menghitung jumlah Pemda yang laporan keuangannya memperoleh opnini
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dibandingkan dengan jumlah seluruh Pemda
sebanyak dua pemda dari jumlah seluruh Pemda sebanyak 10 pemda dengan
realisasi 20% dengan capaian 33,33% atas target sebesar 60%. Namun secara rata-
rata capaian IKU sasaran strategis tersebut mencapai 91,11%.
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Ringkasan Eksekutif
x
Belum tercapainya realisasi IKU dominan tersebut antara lain disebabkan:
a. Pemda masih mengandalkan bimbingan BPKP dalam menerapkan sosialisasi
pedoman/petunjuk teknis dan asistensi penyelenggaraan SPIP.
b. Implementasi SPIP belum secara integral menyatu dengan operasional instansi,
namun baru pada tahap pengembangan infrastruktur pengendalian, berupa
diagnostic assessment, pemetaan risiko dan penetapan serta pengembangan
kebijakan/Standard Operating Procedure (SOP).
6. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% K/L/Pemda
Capaian sasaran strategis tahun 2013 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan
“Persentase Pemda yang dilakukan asistensi Penerapan Jabatan Fungsional
Auditor” dengan pengukuran berdasarkan jumlah Pemda yang dilakukan asistensi
penerapan JFA dibandingkan jumlah seluruh Pemda
Perwakilan BPKP Provinsi Bali telah melakukan asistensi penerapan penerapan
Jabatan Fungsional Auditor (JFA) pada enam Pemda yaitu Pemerintah Kabupaten
Jembrana, Gianyar, Buleleng, Klungkung, Karangasem dan Bangli, atau 60% dari
seluruh Pemda di Provinsi Bali atau 80% dari target sebesar 75%.
Tidak tercapainya target antara lain disebabkan fasilitasi JFA pada APIP belum
direspon secara baik oleh Pemda. Di samping itu, jumlah kelulusan sertifikasi auditor
yang relatif rendah membuat APIP belum antusias menerapkan JFA.
7. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%
Capaian sasaran strategis tahun 2013 ditunjukkan oleh dua IKU dominan, dengan
realisasi sebagai berikut:
a. IKU “Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi”, diukur
dengan membandingkan realisasi penugasan pengawasan PKPT dibandingkan
dengan target penugasan pengawasan dalam PKPT, dengan target tahun 2013
sebesar 85%.
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Ringkasan Eksekutif
xi
Realisasi IKU pada tahun 2013 sebesar 90,68% atau mencapai 106,69% dari
target.
b. IKU “Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP”
diukur hasil reviu Inspektorat terhadap laporan keuangan perwakilan. Pada tahun
2013 Inspektorat tidak melakukan reviu atas laporan keuangan Perwakilan BPKP
Provinsi Bali. Realisasi IKU dianalogikan dengan 100% jika predikat opini BPK RI
adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) karena laporan keuangan perwakilan
merupakan dukungan laporan keuangan BPKP. Pada tahun 2013, opini dari BPK
RI atas Laporan Keuangan BPKP Tahun Anggaran 2012 adalah WTP sehingga
mencapai 100% dari target.
8. Terselenggaranya Satu Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan Bagi Pimpinan
Capaian sasaran strategis tahun 2013 ditunjukkan oleh capaian IKU Jumlah Sistem
Informasi yang Dimanfaatkan Secara Efektif, diukur berdasarkan Jumlah sistem
informasi yang dimanfaatkan dibagi dengan jumlah sistem informasi yang wajib
dimanfaatkan BPKP (SIM HP, SIM RKT, SIM MonevRKT, SAKPA, SIMAK BMN,
RKAKL, SPM, SPPD, DMS, SIMPEG)
Realisasi IKU tahun 2013 sebanyak 10 sistem informasi mencapai 100% dari target
sebanyak 10 sistem informasi
Keseluruhan program yang dilaksanakan Perwakilan BPKP Provinsi Bali pada tahun
2013 menggunakan dana sebesar Rp15.340.763.000,00 atau 98,35% dari anggaran
sebesar Rp15.598.612.000,00 yang disediakan oleh DIPA BPKP dan Dana pihak ketiga
sebesar Rp1.816.519.658,00.
Penggunaan Dana Pihak Ketiga
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi BPKP yang bersifat consulting atas permintaan
pihak ketiga (Mitra Kerja) BPKP menggunakan dana dari mitra kerja dalam
melaksanakan kegiatan dalam upaya peningkatan akuntabilitas pengelolaan leuangan
negara/daerah dan BUMD sesuai dengan kebijakan penggunaan dana pihak ketiga
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Ringkasan Eksekutif
xii
yang diatur melalui SK kepala BPKP dan diatur lebih lanjut oleh deputi teknis yang
bersangkutan dengan rincian sebagai berikut:
No Bidang Realisasi Dana Pihak Ketiga
1. Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat 911.597.158,00
2. Akuntabilitas Pemerintah Daerah 615.254.500,00
3. Akuntan Negara 289.668.000,00
Jumlah 1.816.519.658,00
Secara umum sebagian besar sasaran strategis dalam tahun 2013 telah tercapai sesuai
dengan yang ditargetkan. Namun demikian, masih terdapat beberapa sasaran strategis
dan IKU yang masih belum mencapai target yang ditentukan.
Untuk itu, diperlukan upaya kerja yang lebih keras dan cerdas untuk mengoptimalkan
pencapaian semua sasaran strategis di masa mendatang. Langkah-langkah yang harus
dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Bali dalam upaya memperbaiki kinerja antara
lain:
1. Peningkatan penyelenggaraan SPIP pada Pemda, antara lain melalui:
a. Meningkatkan intensitas pembimbingan teknis penyelenggaraan SPIP, antara
lain untuk penyusunan Rencana Tindak Pengendalian SPIP.
b. Percepatan implementasi SPIP secara integral dalam kegiatan operasional
instansi, sehingga meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja instansi
termasuk peningkatan kualitas akuntabilitas dan laporan keuangan yang wajar.
2. Intensifikasi fasilitasi penerapan JFA APIP dan peningkatan jumlah kelulusan
sertifikasi auditor.
3. Mengkaji ulang penetapan target tahunan IKU yang capaiannya di bawah 100%.
4. Pengembangan sistem informasi pengukuran data kinerja sampai dengan capaian
IKU.
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab I - Pendahuluan
1
BAB I
PENDAHULUAN
adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) merupakan Lembaga
Pemerintah Non-Kementerian (LPNK) dengan tugas utama membantu Presiden
mengawasi pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara dan
pembangunan agar sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku
sekaligus memberikan masukan bagi penyusunan kebijakan yang terkait.
Tugas, fungsi, dan wewenang BPKP, aspek strategis organisasi, kegiatan dan layanan
produk BPKP, struktur organisasi dan komposisi pegawai, serta sistematika penyajian
Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2013 lebih lanjut diuraikan sebagai
berikut:
A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi
BPKP sebagai aparatur pengawasan internal pemerintah dibentuk berdasarkan
Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 31 Tahun 1983 Tanggal 30
Mei 1983 yang telah diperbaharui dengan Keppres Nomor : 103 Tahun 2001. Dasar
hukum organisasi tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan dan yang
terakhir kali adalah dengan terbitnya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor:
64 Tahun 2005, tentang Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND). BPKP
adalah LPND yang berkedudukan dan bertanggung jawab kepada Presiden
Republik Indonesia.
Sedangkan, Perwakilan BPKP Provinsi Bali adalah unit organisasi yang berada di
daerah dan sebagai institusi perwakilan yang bertanggung jawab langsung kepada
Kepala BPKP.
Dalam Surat Keputusan Kepala BPKP Nomor: Kep-06.00.00-286/K/2002 tanggal
31 Mei 2002, yang terakhir telah diperbaharui dengan Surat Keputusan Kepala
BPKP Nomor : KEP-713/K/SU/2002 tanggal 15 Oktober 2002 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan telah
menetapkan tugas pokok Perwakilan BPKP Provinsi Bali, yaitu:
B
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab I - Pendahuluan
2
Sedangkan fungsi yang diselenggarakan meliputi :
• Penyiapan rencana dan program kerja pengawasan;
• Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara
dan pengurusan barang milik/ kekayaan negara;
• Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja daerah
dan pengurusan barang milik/ kekayaan daerah atas permintaan daerah;
• Pengawasan terhadap penyelenggaraan tugas pemerintahan yang bersifat
strategis dan/ atau lintas departemen/ lembaga/ wilayah;
• Pemberian asistensi penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah pusat dan daerah;
• Evaluasi atas laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah pusat dan
pemerintah daerah;
• Pemeriksaan terhadap badan usaha milik negara, Pertamina, cabang usaha
Pertamina, kontraktor bagi hasil dan kontrak kerja sama badan-badan lain yang
di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, pinjaman/ bantuan luar negeri
yang diterima pemerintah pusat, dan badan usaha milik daerah atas permintaan
daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
• Evaluasi terhadap pelaksanaan good corporate governance dan laporan
akuntabilitas kinerja pada badan usaha milik negara, Pertamina, cabang usaha
Pertamina, kontraktor bagi hasil, kontrak kerja sama, badan-badan lain yang di
dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan badan usaha milik daerah,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
• Investigasi terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan negara, badan
Melaksanakan pengawasan keuangan dan pembangunan serta penyelenggaraan akuntabilitas di
daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Tugas Pokok
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab I - Pendahuluan
3
usaha milik negara dan badan-badan lain yang di dalamnya terdapat
kepentingan pemerintah, pemeriksaan terhadap hambatan kelancaran
pembangunan dan pemberian bantuan pemeriksaan pada instansi penyidik dan
instansi pemerintah lainnya;
• Pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta
pengendalian mutu pengawasan;
• Pelaksanaan administrasi Perwakilan BPKP.
B. Aspek Strategi Organisasi
Untuk melaksanakan tugas, fungsi, dan dalam rangka mendukung terwujudnya Rencana
Strategis (Renstra) BPKP, Perwakilan BPKP Provinsi Bali telah menyusun Rencana
Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014. Renstra memuat visi, misi, tujuan, sasaran
strategis, program, dan kegiatan yang dilakukan dalam tahun 2010-2014 berikut target
output dan outcome yang akan dicapai.
Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2010-2014 telah mengalami perubahan
karena adanya perubahan wilayah kerja maupun diselaraskan dengan perubahan
Renstra BPKP sehubungan dengan adanya mandat baru BPKP seiring dengan terbitnya
PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada
tanggal 28 Agustus 2008. Dengan adanya mandat baru yang diemban BPKP yakni
sebagai Auditor Presiden yang memiliki tugas melakukan pengawasan intern terhadap
akuntabilitas keuangan negara dan sebagai pembina SPIP untuk seluruh instansi
pemerintah ditindaklanjuti dengan reposisi dan revitalisasi BPKP dimana BPKP harus
dapat menunjukkan paradigma baru melalui unjuk kerja yang optimal sebagai Auditor
Presiden sehingga peran BPKP semakin nyata dalam membantu pemerintah
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi.
Dalam rangka mencapai visi dan misi, Perwakilan BPKP Provinsi Bali menyusun strategi
yang menggambarkan domain BPKP dalam akuntabilitas keuangan negara meliputi :
1. Capacity Building (Expertise)
Berperan mendukung manajemen pemerintahan yang profesional mencakup
pelaksanaan pengawasan intern, pembinaan dalam rangka penguatan sistem
pengendalian intern, dan peningkatan SDM.
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab I - Pendahuluan
4
2. Current Issues
Tanggap terhadap issue-issue terkini tentang pelaksanaan program-program
strategis nasiomal yang bersifat makro dan lintas kementerian dan berkaitan dengan
kepentingan masyarakat banyak.
3. Clearing House
Memberikan masukan atau saran secara akuntabel untuk mendukung
penyelenggaraan birokrasi pemerintah yang tertib, ekonomis, efisien, efektif , dan
penegakan hukum yang berkeadilan.
4. Check and Balance
Pengawas internal pemerintah yang kuat dan terkoordinasi dengan baik sehingga
memberikan early warning dan feed back yang benar kepada manajemen
pemerintah.
C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi
Sesuai dengan Renstra, BPKP melaksanakan jenis kegiatan pengawasan sebagai
berikut:
1. Pre-emptif
Jenis kegiatan pre-emptif bertujuan agar auditan menyiapkan infrastruktur yang
diperlukan untuk pengembangan good governance, pelayanan publik, dan
pemberantasan KKN. Sasaran jenis kegiatan ini adalah berkurangnya penyakit
birokrasi yang bersifat laten.
2. Preventif
Jenis kegiatan preventif mencakup kegiatan konsultasi manajemen untuk
memecahkan permasalahan kesisteman yang mempengaruhi penciptaan
peringatan dini (early warning system) atas proses governance, manajemen risiko,
dan pencegahan KKN, berdasarkan pola kemitraan dengan unsur-unsur
manajemen pemerintah. Sasarannya adalah meminimalisasi peluang
berlangsungnya moral hazard di birokrasi.
3. Represif
Jenis kegiatan represif berupa audit investigatif untuk menjustifikasi perhitungan
kerugian negara atas kasus-kasus dengan atau tidak diketemukannya indikasi
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab I - Pendahuluan
5
melawan hukum/tindak pidana korupsi. Sasarannya adalah terungkap dan
terselesaikannya kasus-kasus penyimpangan dan perbuatan melawan hukum.
BPKP telah menghasilkan beberapa produk unggulan yang bermanfaat bagi
pembenahan manajemen pemerintahan. Selain produk untuk pembinaan
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah menurut PP 60 Tahun
2008, BPKP juga menghasilkan produk unggulan antara lain:
1. Pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi Program Pembangunan;
2. Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA);
3. Good Governance di Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
4. Program Peningkatan Kinerja Sektor Korporat (Performance Enhancement
Program);
5. Sistem Informasi Akuntansi PDAM;
6. Program Pengembangan Manajemen Risiko Sektor Korporat dan Sektor
Publik;
7. Program Pengembangan GCG BUMN/BUMD;
8. Program Pengembangan Internal Control BUMN/BUMD berbasis COSO;
9. Program Anti Korupsi (PAK);
10. Fraud Control Plan (FCP);
11. Management Assessment Center (MAC).
D. Struktur Organisasi
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala BPKP Nomor: Kep-06.00.00-286/K/2002
tanggal 31 Mei 2002, yang terakhir telah diperbaharui dengan Surat Keputusan
Kepala BPKP Nomor : KEP-713/K/SU/2002 tanggal 15 Oktober 2002 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan, struktur organisasi Perwakilan BPKP memiliki struktur organisasi
sebagai berikut :
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab I - Pendahuluan
6
Dengan struktur organisasi tersebut di atas diharapkan terjadi sinergi antar lini dan
fungsi sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
Dalam menjalankan organisasi, Perwakilan BPKP Provinsi Bali didukung oleh
pegawai sebanyak 126 orang (per 31 Desember 2013), dengan klasifikasi
berdasarkan golongan, jabatan dan pendidikan yaitu :
1. Berdasarkan Golongan
No Uraian Posisi
31 Des 2013 (Orang)
%
1. Golongan IV 15 11,90 2. Golongan III 89 70,60 3. Golongan II 22 17,40 Jumlah 126 100,00
2. Berdasarkan Jabatan
No Uraian Posisi
31 Des 2013 (Orang)
%
1. Pejabat Struktural: a. Eselon II – Kepala Perwakilan 1 b. Eselon III – Kepala Bagian dan Kepala Bidang 5 c. Eselon IV – Kepala Sub Bagian 4
Sub Jumlah Pejabat Struktural 10 7,93
Kepala Perwakilan
Kelompok Jabatan
Fungsional
Kabid Akuntabilitas
Pemda
Kabid Akuntan Negara
Kabid Instansi Pemerintah Pusat
Kabid Investigasi
Kasubbag Keuangan
Kasubbag Kepegawaian
Kasubbag PP
Kasubbag Umum
Kabag Tata Usaha
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab I - Pendahuluan
7
No Uraian Posisi
31 Des 2013 (Orang)
%
2. Pejabat Fungsional Auditor (PFA): a. Auditor Madya 10 b. Auditor Muda 14 c. Auditor Pertama 9 d. Auditor Penyelia 19 e. Auditor Pelaksana Lanjutan 7 f. Auditor Pelaksana 5 g. Calon Auditor 10 Sub Jumlah PFA 74 58,73
3. Tata Usaha: a. Arsiparis 3 b. Analis Kepegawaian 0 c. Pranata Komputer 2 d. Pelaksana Administrasi 34 e. Pengemudi 2 f. CPNS 1 Sub Jumlah Tata Usaha 42 33,33
Jumlah (1 s/d 7) 126 100,00
Menurut peran dan jenjang fungsinya, Pejabat Fungsional Auditor (PFA) yang
terdiri dari 74 orang meliputi:
No Uraian Berdasarkan Peran Posisi
31 Des 2013 (Orang)
%
1. Pengendali Mutu 0 0,00 2. Pengendali Teknis 10 13,51 3. Ketua Tim 14 18,91 4. Ahli - Anggota Tim 9 12,16 5. Trampil – Anggota Tim 41 55,40
Jumlah (1 s/d 5) 74 100,00
Dari jumlah Pejabat Fungsional Auditor (PFA) sebanyak 74 orang tersebut terdiri
dari Akuntan 37 orang (50,00%), Ajun Akuntan 25 orang (33,78%), lainnya 12
orang (16,22%).
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab I - Pendahuluan
8
3. Berdasarkan Pendidikan
No Uraian Posisi 31 Des 2013 %
1. S2 2 1,62 2. S1/D IV 49 39,84 3. DIII 37 30,08 4. SLTA 35 28,46 Jumlah 123 100,00
4. Berdasarkan Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT)
No. Jenis Diklat Jumlah Peserta
I. Diklat Substansi 1 Diklat Audit Investigatif 8
2 Diklat Audit Penyesuaian Harga,Klaim dan Evaluasi HKP 1 3 Bimtek Aplikasi Komputer SIMDA 3 4 Diklat Kehumasan 1 5 Diklat Analisis Pemecahan Masalah 3 6 Diklat Audit Forensik 3 7 Diklat Audit Pinjaman dan Hibah Luar Negeri 6 8 Diklat Audit Operasional 32 9 Diklat SPIP 25 10 Diklat Fraud Control Plan (FCP) 2 11 Diklat Good Corporate Governace (GCG) 9 12 Diklat Keprotokolan 1 13 Diklat Manajemen Risiko 5 14 Diklat Fasilitator SPIP 5 15 Diklat Laporan Keuangan Pemda 1 16 Diklat Managemen Of Training (MOT) 1 17 Diklat Audit Program Pembangunan 1 18 Diklat Pengelolaan BMN dan SIMAK BMN 1
05
1015202530354045
Daltu Dalnis KT AT-A AT-Tr
Orang
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab I - Pendahuluan
9
No. Jenis Diklat Jumlah Peserta
19 Diklat Pengelolaan Teknologi Colap Data Menggunakan BIT 1 20 Diklat valuasi Kebijakan 1 21 Diklat Pemeriksaan Khusus 1 22 Diklat Penyidikan 11 23 Diklat Penyusunan Laporan Keuangan Daerah 1 24 Diklat Probity Barang dan Jasa 1 25 Diklat Reviu Laporan Keuangan 1 26 Diklat Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah 1
27 Diklat Sistem Informasi Rumah Sakit Daerah Pengelolaan Keuangan (BLUD) 1
28 Diklat Training Of Trainer (TOT) 7 29 Dklat Audit Berbasis Risiko 4 30 Fit and Proper Test 1 31 Pelatihan Ujian Sertifikasi Auditor Forensik 1 32 Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa 9 33 Reviu dan Ujian Sertifikasi CCSA dan CGAP 1 34 TOT Audit Investigasi 1 35 TOT Fasilitator SPIP 2 II. Diklat Non Subtansi 1. Bendaharawan - 2. Kesekretariatan 1 3. BMN 1 4. Perpustakaan 1 5. Teknologi Informasi (IIPMS dan Dashboard) 1 6. Kepemimpinan Tingkat IV - 7. Sertifikasi Penjejangan JFA 10 8. Kapita Selekta Pusbin JFA 2 9. Menulis yang Efektif -
10. Persiapan Purnabhakti 1
E. Sistematika Penyajian
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2013 melaporkan pencapaian kinerja
selama tahun 2013. Capaian kinerja 2013 diukur dan dinilai berdasarkan Penetapan
Kinerja (Tapkin) 2013 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi.
Analisis atas capaian kinerja terhadap perjanjian rencana kinerja tahun 2013
memungkinkan dilakukannya identifikasi atas sejumlah celah kinerja (performance
gap) sebagai masukan bagi perbaikan kinerja di masa datang. Dengan pola pikir
seperti ini, sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja BPKP Tahun 2013
dapat diilustrasikan sebagai berikut ini.
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab I - Pendahuluan
10
PENDAHULUAN Bab I
Bab IV PENUTUP
Rencana Strategis 2010-2014
Perjanjian Kinerja/Penetapan Kinerja
2013 Bab II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Bab III AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
11
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
erujuk pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang
Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Perwakilan BPKP Provinsi Bali melakukan
penajaman tujuan dan sasaran strategis dan merekonstruksi Indikator Kinerja
Utama, sehingga dapat disajikan akuntabilitas pencapaian sasaran strategis.
Perubahan ini sekaligus menindaklanjuti Surat Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B/3293/M.PAN-RB/11/2012
tanggal 30 November 2012 tentang Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintaah (AKIP) BPKP. Sasaran dalam Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Bali
Tahun 2010-2014 dimodifikasi dengan menambah secara implisit jumlah anggaran
dalam perspektif masing-masing indicator sasaran startegis dengan maksud agar
dapat melakukan penilaian terhadap capaian tujuan dan sasaran strategis.
A. Rencana Strategis 2010-2014
Rencana strategis (Renstra) adalah dokumen perencanaan jangka menengah (5
tahun) yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diemban oleh suatu organisasi.
Perwakilan BPKP Provinsi Bali sebagai suatu instansi, yang merupakan
perpanjangan tangan dari BPKP Pusat, mempunyai tugas mewujudkan Rencana
Strategis yang telah dirumuskan BPKP Pusat. Dalam implementasinya, rencana
strategis 2010-2014 yang telah disusun Perwakilan BPKP Provinsi Bali seoptimal
mungkin dijabarkan mengacu pada rencana strategis BPKP Pusat.
1. Pernyataan Visi
BPKP merupakan aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggung
jawab kepada presiden yang harus memiliki kompetensi yang mumpuni dan
dipercaya oleh presiden untuk membantu dan menjalankan fungsi
pengawasan. Oleh karena itu, lingkup pengawasan yang menjadi perhatian
M
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
12
BPKP adalah hal - hal yang bersifat strategis, makro, lintas sektoral, dan
bersekala nasional. Kegiatan pengawasan difokuskan kepada pengawasan
keuangan negara yang menyentuh rakyat banyak, yang pro growth, pro job,
pro poor, dan pro environment.
Pernyataan Visi mengacu pada hasil Rapat Pimpinan BPKP tanggal 31
Desember 2008 yang telah menyepakati Visi, Misi, dan Values BPKP sesuai
dengan mandat Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah. Visi BPKP adalah:
Pernyataan visi tersebut di atas pada hakekatnya merupakan penegasan jati
diri BPKP sebagai aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) yang
bertanggung jawab langsung kepada Presiden serta menggambarkan peran
dan manfaat BPKP kepada Presiden ataupun stakeholders lainnya .
Dalam pernyataan visi tersebut di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Sebagai auditor Presiden, BPKP berperan membantu pemerintah dalam
membangun pemerintahan yang baik dan bersih dan peningkatan kualitas
Akuntabilitas Keuangan Negara.
b. Responsif, tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi pemerintah
dan segera memberikan masukan.
c. Interaktif, memperhatikan kepentingan atau kebutuhan stakeholders.
BPKP akan menjalin kemitraan dengan stakeholders dan APIP lain dalam
menjalankan perannya.
d. Terpercaya, adanya kepercayaan akan mendorong stakeholders untuk
memanfaatkan BPKP. Kepercayaan akan timbul jika BPKP terus menjaga
profesionalisme, kompetensi, dan integritas.
Selaras dengan nilai-nilai luhur yang telah dipilih oleh BPKP Pusat yang
diharapkan menjadi kata kunci yang dapat mengilhami seluruh staf BPKP
Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya untuk Mewujudkan Akuntabilitas
Keuangan Negara yang Berkualitas
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
13
dalam memaknai visi dan misi BPKP yang baru, nilai-nilai luhur tersebut
adalah : P I O N I R
P : Profesional
I : Integritas
O : Orientasi pada Pengguna
N : Nurani dan Akal Sehat
I : Independen
R : Responsibel
Profesional : profesional birokrat, kompetensi teknis/sertifikasi,
kepatuhan pada standar profesi dan kode etik ataupun
ketentuan perundang-undangan
Integritas : kejujuran, objektivitas, keberanian, konsistensi, dan
konsekuen
Orientasi pada pengguna
: spirit kewirausahaan
Nurani dan Akal Sehat
: etika pengawasan pada tahapnya yang tertinggi,
minimalisasi distorsi, mengutamakan esensi, nilai untuk
bertindak proporsional
Independen : independen dalam sikap dan penampilan
Responsibel serta akuntabel
: obligation to act – obligation to answer, kewajiban untuk
bertindak sesuai dengan tanggung jawabnya serta
menjelaskan/menjawab apa yang telah dilaksanakan
Selain Nilai luhur yang menjadi tumpuan dalam berkinerja, sejalan dengan
arahan Kepala BPKP dalam berbagai kesempatan, Perwakilan BPKP Provinsi
Bali senantiasa memegang teguh prinsip “5 AS” dalam bekerja. Prinsip ini
diharapkan dijiwai oleh seluruh insan BPKP dalam mengemban tugas pokok
dan fungsinya. Prinsip tersebut adalah:
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
14
1) Kerja Cerdas Bekerja cerdas memiliki makna menggunakan seluruh kemampuan dan
kompetensinya dalam melaksanakan tugas. Kecerdasan tidak hanya
terbatas pada kemampuan teknis substantif semata namun juga secara
emosional dan spiritual. Dalam situasi menumpuknya beban kerja,
pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Bali dapat menentukan prioritas
penyelesaian pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu yang
dibutuhkan dan hasil kerja yang diharapkan. Pemikiran lain dalam
memaknai kerja cerdas adalah bagaimana menggunakan kemampuan
berfikir logis, analitis, inovatif, kreatif menggunakan seluruh potensi otak
dan berfikir untuk mewujudkan tujuan dengan alokasi waktu kerja yang
sama atau dengan menggunakan peralatan yang sama.
2) Kerja Berintegritas Pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Bali memegang teguh prinsip
integritas dalam bekerja. Prinsip atau nilai ini mengandung makna bahwa
bekerja berlandaskan pada kejujuran, objektivitas, keberanian,
konsistensi, dan konsekuensi. Kelima unsur dalam integritas tadi
mendorong pegawai bekerja sesuai dengan aturan yang berlaku. Dengan
integritas maka pegawai yang memiliki kepintaran atau banyak “akal” tidak
terjebak dalam sikap dan cara padang untuk “minteri” atau ngakali”.
3) Kerja Keras Kerja keras adalah kebalikan dari sifat malas. Prinsip ini merupakan salah
satu kunci dari hidup bahagia di dunia dan akhirat. Kerja keras dalam arti
harfiah, yaitu bekerja sekeras mungkin, hal ini tentu saja tidak cukup.
Sehingga kerja keras harus dibarengi dengan pemanfaatan ilmu, sehingga
bekerja keras dengan segenap kemampuan yang dimiliki untuk
menanggung beban kerja dan tidak mudah pasrah atau kalah sebelum
bertanding untuk mewujudkan tujuan.
4) Kerja Tuntas Tuntas memiliki makna selesai atau paripurna. Oleh karena itu prinsip ini
mendorong pegawai BPKP untuk senantiasa bekerja dengan tuntas
sampai selesai dan tidak setengah-setengah. Ketuntasan ini sangat
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
15
diperlukan dalam mewujudkan peran BPKP yang berorientasi pada
pengguna.
5) Kerja Ikhlas Ikhlas secara sederhana dapat dimaknai dengan menerima tanpa keluh
kesah dan sumpah serapah, padanan dalam bahasa Jawa adalah
“legowo”. Pegawai BPKP diharapkan bekerja dengan ikhlas di tempat
kerja manapaun, jenis pekerjaan apapun, sekalipun di luar jam kerja. Hal
ini dijadikan prinsip agar Pegawai BPKP senantiasa siap dengan berbagai
bentuk penugasan dan ditempatkan pada unit kerja BPKP di Seluruh
Indonesia. Dengan demikian maka apapun yang datang pada kita,
menyenangkan atau tidak, kita terima dengan legowo.
Perumusan visi BPKP selain mempertimbangkan nilai luhur dan prinsip dalam
bekerja, juga diarahkan untuk mengakomodasi domain BPKP dalam
pengawasan Akuntabilitas Keuangan Negara. Domain BPKP tersebut
diuraikan dalam rumusan “4 C”, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Capacity Building/Expertise
Domain ini memiliki makna mendukung penyelenggaraan manajemen
pemerintahan yang profesional melalui kegiatan pendidikan pelatihan,
pendampingan, back-up teknis dalam kesinergian dlam rangka capacity
building pengelolaan keuangan negara dan SPIP.
2) Current Issue
Domain ini mendukung sistem akuntabilitas Presiden terkait issue
strategis nasional, lintas sektoral, big fish berisiko tinggi, melalui kegiatan
analisa kebijakan dan evaluasi program, intelligence, scanning dan PR.
3) Clearing House
Domain ini mendukung penyelenggaraan birokrasi pemerintah yang tertib,
3E dan penegakan hukum yang berkeadilan untuk mengeliminasi
kegamangan dan ketakutan para pengelola keuangan negara sehingga
tidak menghambat, kelancaran pelaksanaan tugas pembangunan melalui
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
16
fasilitas, PR, pemahaman perundang-undangan, evaluasi dan auditing,
serta MoU dengan aparat penegak hukum.
4) Check And Balance
Domain ini menunjukkan dukungan BPKP terangka keseimbangan internal
dan eksternal auditor dalam konteks pelunasan terhadap pelaksanaan
tugas melalui kegiatan audit, advokasi, evaluasi, analisis dan PR.
2. Pernyataan Misi
Visi yang telah ditetapkan harus didukung dan dijabarkan melalui misi
sehingga visi tersebut dapat tercapai sesuai harapan. BPKP pada hakekatnya
bertujuan memberikan nilai tambah (value added) melalui dua peran yaitu
aktivitas assurance dan consulting. Adapun misi BPKP adalah sebagai
berikut:
a. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas Keuangan
Negara yang mendukung tata kelola kepemerintahan yang baik dan bebas
KKN di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali.
b. Membina secara efektif penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali.
c. Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali.
d. Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal
bagi auditor/pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali..
Keempat misi tersebut menggambarkan hal-hal yang seharusnya terlaksana,
sehingga hal-hal yang masih abstrak terlihat pada visi akan lebih nyata
terlihat pada misi. Keempatnya pada dasarnya ditetapkan dengan kesadaran
akan perlunya keseimbangan antara pencapaian kinerja yang berorientasi
pada manfaat dari keberadaan BPKP bagi stakeholders-nya dan kinerja-
kinerja aspek pendukung berupa inovasi dan kualitas proses kerja internal
serta peningkatan kapasitas internalnya.
Misi Pertama berkaitan dengan peran BPKP sebagai pengawas intern
pemerintah yang merujuk pada mandat BPKP sesuai Peraturan Pemerintah
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
17
Nomor 60 tahun 2008. BPKP melakukan pengawasan intern terhadap
akuntabilitas Keuangan Negara atas kegiatan lintas sektoral, kegiatan
kebendaharaan umum negara, dan kegiatan lain berdasarkan penugasan
Presiden. Misi ini juga merupakan pengakuan untuk menyerap aspirasi
Presiden selaku shareholder BPKP yang dapat diterjemahkan sebagai tugas
bagi BPKP dalam mendorong terwujudnya tata kelola pemerintahan yang
baik, meningkatkan kinerja program Pemerintah, dan mewujudkan iklim yang
mencegah KKN. Ketiga aspirasi ini jelas-jelas perpetaannya dengan fungsi
utama auditor internal di bidang good governance, pengelolaan risiko, dan
penerapan sistem pengendalian yang tentu diperlukan guna mengamankan
aset dan mencegah terjadinya kecurangan dan kesalahan sejak dini.
Misi kedua berkaitan dengan peran BPKP sebagai pembina
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang meliputi
kegiatan-kegiatan seperti: Penyusunan pedoman teknis, Sosialisasi SPIP,
Pendidikan dan pelatihan SPIP, serta Pembimbingan dan konsultasi SPIP.
Dengan peran ini diharapkan dapat terlaksana percepatan implementasi SPIP
baik di instansi vertikal maupun pemerintah daerah. Sebagai pembina, BPKP
juga harus mampu memberikan contoh atas penerapan implementasi SPIP.
Misi ketiga berkaitan dengan peran BPKP mengembangkan kapasitas APIP
yang meliputi: Pembinaan kompetensi APIP, Pembinaan JFA, Penelitian dan
pengembangan sistem dan prosedur pengawasan, serta sinergi dengan APIP
lainnya. Pada misi ini lebih ditekankan pada pengembangan kapasitas dan
kemampuan sumber daya manusia baik internal maupun eksternal.
Misi keempat berkaitan dengan peran BPKP dalam menyelenggarakan
dukungan pengambilan keputusan presiden/pemerintah. Secara keseluruhan
BPKP harus mampu menyediakan data dan informasi yang diperlukan dalam
pengambilan keputusan oleh presiden/pemerintah.
3. Tujuan
Tujuan merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah ditetapkan,
serta berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan
penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
18
dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun, yang
tercermin dalam tujuan-tujuan strategis sebagai berikut:
a. Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara di wilayah
Perwakilan BPKP Provinsi Bali;
b. Meningkatnya tata pemerintahan yang baik di wilayah Perwakilan BPKP
Provinsi Bali;
c. Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan
pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara di wilayah
Perwakilan BPKP Provinsi Bali;
d. Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern
pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali;
e. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali;
f. Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal
bagi Presiden/Pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali.
4. Sasaran Strategis
Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan, yang
dirumuskan secara spesifik dan terukur untuk dapat dicapai dalam kurun
waktu lebih pendek dari tujuan. Dengan pengertian ini, sasaran strategis
Perwakilan BPKP Provinsi Bali sebagai implementasi sasaran strategis BPKP
untuk Tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut:
a. Meningkatnya Kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD;
b. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%;
c. Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% Instansi
Pemerintah Daerah (IPD) dan Terselenggaranya Good Governance (GG)
pada 75% BUMN/BUMD;
d. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, dan BUMN/BUMD
dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%;
e. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% Pemda;
f. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang
Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda;
g. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan Sebesar 90% dan
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
19
Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100%.
h. Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan Bagi
Pimpinan.
5. Indikator Kinerja Utama
Indikator kinerja utama (IKU) Perwakilan BPKP Provinsi Bali adalah indikator
yang berada pada perspektif manfaat bagi stakeholders yang menunjukan
peran utama Perwakilan BPKP Provinsi Bali dalam pengawasan
akuntantabilitas keuangan negara dan keuangan daerah serta pembinaan
penyelenggaraan SPIP.
IKU Perwakilan BPKP Provinsi Bali merupakan ukuran keberhasilan dari
tujuan dan sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Bali. IKU tersebut
terbagi dalam dua perspektif. Yang pertama bersifat outward looking, yaitu
perspektif manfaat langsung bagi stakeholders eksternal yang menunjukkan
peran utama Perwakilan BPKP Provinsi Bali dalam pengawasan akuntabilitas
keuangan negara dan keuangan daerah serta pembinaan penyelenggaraan
SPIP di Provinsi Bali. Perspektif kedua bersifat inword looking yang
menunjukkan manfaat bagi stakeholder internal Perwakilan BPKP Provinsi
Bali. Penetapan indikator tersebut dengan mempertimbangkan tujuan sasaran
strategis dan kegiatan-kegiatan yang mendukung tujuan strategis. Indikator ini
digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis, sedangkan
keberhasilan kegiatan diukur dengan menggunakan indikator keluaran
(output).
IKU Perwakilan BPKP Provinsi Bali dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1.
IKU Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2013
No. Indikator Kinerja Utama Tujuan 1: Meningkatnya Akuntabilitas Keuangan Negara Perwakilan BPKP Provinsi Bali; Sasaran Strategis 1.1 Meningkatnya Kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD
1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan L/K 2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP 3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini
dukungan Wajar
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
20
No. Indikator Kinerja Utama 4 Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke Pusat 5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke
Pusat 6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan
pengambilan keputusan oleh stakeholders 7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
Sasaran Strategis 1.2 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%;
8 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti
9 Persentase Hasil Pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat Tujuan 2 : Meningkatnya tata pemerintahan yang baik di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali; Sasaran Strategis 2.1 Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan Terselenggaranya Good Governance (GG) pada 75% BUMN/BUMD
10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal 11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI 12 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
Tujuan 3 : Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali Sasaran strategis 3.1 Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, dan BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%;
13 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi 14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan
sosialisasi/DA/ asistensi/evaluasi FCP 15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang
berpotensi TPK 16 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga 17 Persentase pelaksanaan audit investigasi/ PKKN/PKA 18 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang 19 Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar 20 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
Tujuan 4 Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali Sasaran strategis 4.1 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% Pemda
21 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
22 Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008
23 Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
21
No. Indikator Kinerja Utama Tujuan 5 Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali Sasaran Strategis 5.1 Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda
24 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA Sasaran Strategis 5.2 Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan Sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100%.
25 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi 26 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP 27 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian 28 Persentase pagu dana yang tidak diblokir dalam DIPA 29 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan
sesuai prosedur 30 Persentase permintaan bantuan hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan
Humas 31 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa 32 Persentase pemanfaatan asset 33 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras 34 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat 35 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke Puslitbangwas 36 Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan/atau di-assessment tata kelola
APIP 37 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
Tujuan 6 Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/Pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali Sasaran Strategis 6.1 Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan Bagi Pimpinan
38 Jumlah sistem informasi yang dimanfaatkan secara efektif
6. Program dan Kegiatan
Untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran strategis di atas, BPKP
menyesuaikan program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh unit organisasi
BPKP dengan program yang ditetapkan oleh Bappenas.
Sesuai dengan Pedoman Restrukturisasi Program dan Kegiatan yang
diterbitkan oleh Bappenas dan Kementerian Keuangan, setiap Unit Eselon I
pada kementerian atau LPNK melaksanakan program teknis dan program
generik. Program teknis merupakan program yang menghasilkan pelayanan
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
22
kepada kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan eksternal), sedangkan
program generik merupakan program yang bersifat pelayanan internal untuk
mendukung pelayanan aparatur dan/atau administrasi pemerintahan
(pelayanan internal).
Program BPKP sesuai dengan restrukturisasi program yang dirancang oleh
Bappenas terdiri dari tiga program, yaitu:
• Program Teknis
Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan
Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP).
• Program Generik
− Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya-BPKP;
− Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara-BPKP.
Sedangkan Sub Kegiatan Teknis terdiri dari :
a. Pengawasan atas kegiatan lintas sektoral
b. Pengawasan atas kegiatan kebendaharaan umum negara
c. Pengawasan atas penugasan Presiden
d. Pengawasan atas permintaan stakeholders
e. Reviu LKPD
f. Pengawasan penerimaan negara dan daerah
g. Pengawasan PHLN
h. Assesment atau Evaluasi GCG/KPI/MR
i. Pengawasan investigatif
j. Bimtek, pengembangan sistem pelaporan keuangan
k. Penyusunan pedoman SPIP
l. Sosialisasi SPIP
m. Diklat SPIP
n. Bimbingan Teknis SPIP
Terdapat kegiatan-kegiatan generik yang dilaksanakan pada Perwakilan
BPKP Provinsi Bali berupa :
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
23
1. Kegiatan yang berada pada Program Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP
a. Penyusunan dan evaluasi rencana
b. Pengelolaan kepegawaian dan organisasi
c. Pengelolaan anggaran dan sistem akuntansi pemerintah
d. Pembinaan hukum dan pengelolaan kehumasan
e. Pembinaan administrasi dan pengelolaan perlengkapan serta
pembayaran gaji/tunjangan
f. Pengawasan internal (inspektorat) BPKP
g. Pendidikan dan pelatihan pengawasan
h. Penelitian dan pengembangan pengawasan
i. Penyelenggaraan sistem dukungan pengambilan keputusan
Pemerintah/Presiden dan internal BPKP
j. Pembinaan JFA dan tata kelola APIP
k. Fasilitasi dukungan manajemen Perwakilan BPKP
2. Kegiatan yang berada pada Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur Negara-BPKP berupa kegiatan Pengadaan dan penyaluran
sarana dan prasarana-BPKP Pusat
B. Perjanjian Kinerja 2013
Pengukuran pencapaian tujuan sebagaimana ditetapkan dalam Renstra
Perwakilan BPKP Provinsi Bali dilakukan melalui pengukuran pencapaian
sasaran startegis, dalam hal ini pengukuran IKU. Untuk menguatkan pencapaian
sasaran strategis tersebut disusunlah perjanjian kinerja yang dulu disebut
penetapan kinerja (TAPKIN). Sebagai dokumen pernyataan kinerja berupa
perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja
tertentu, dokumen perjanjian kinerja memuat pernyataan dalam format formulir
yang mencantumkan sasaran strategis, IKU oraganisasi, dan target kinerja.
Target kinerja menunjukkan komitmen dari pimpinan dan seluruh anggota
organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan dari setiap sasaran startegis
sesuai dengan IKU yang bersifat outcome.
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
24
Perjanjian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2013 yang telah
ditandatangani baru pada target capaian output.
Penetapan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2012 telah menetapkan
target kinerja berupa indikator output dan besaran target outputnya yang akan
menjadi tolok ukur bagi keberhasilan kinerja. Indikator kinerja yang menjadi tolok
ukur adalah indikator kinerja input (rencana/anggaran keuangan) dan output.
Target kinerja dari masing-masing indikator adalah sebagai berikut:
PROGRAM SASARAN
OUTPUT
INDIKATOR TARGET
TAHUNAN RENSTRA
TARGET TAHUN
BERJALAN 1 2 3 4 5
1. Hasil Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelengga raan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
1.Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP pada Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah serta penyelenggaraan SPI pada badan usaha milik negara/pemerintah daerah 2. Meningkatnya K/L & Pemda yang Menyelenggarakan SPIP sesuai Ketentuan yang Berlaku
Laporan hasil pengawasan lintas sektor Bidang Perekonomian
10 LAP 12 LAP
Laporan hasil pengawasan BUN bidang Perekonomian 0 LAP 1 LAP
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL bidang Perekonomian
0 LAP 3 LAP
Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara bidang Perekonomian
0 LAP 1 LAP
Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Perekonomian
7 LAP 1 LAP
Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN 41 LAP 17 LAP
Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Polsoskam
30 LAP 29 LAP
Laporan hasil pengawasan BUN bidang Polsoskam 8 LAP 9 LAP
Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Bidang Polsoskam
3 LAP 10 LAP
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL bidang Polsoskam
4 LAP 11 LAP
Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara bidang Polsoskam
6 LAP 1 LAP
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
25
PROGRAM SASARAN OUTPUT
INDIKATOR TARGET
TARGET
Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Polsoskam
0 LAP 1 LAP
Laporan pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan SPIP bidang Polsoskam
2 LAP 0 LAP
Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Keuangan Daerah
5 LAP 4 LAP
Laporan hasil pengawasan BUN bidang Keuangan Daerah
43 LAP 37 LAP
Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Bidang Keuangan Daerah
6 LAP 8 LAP
Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LKPD Bidang Keuangan Daerah
15 LAP 7 LAP
Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Keuangan Daerah
1 LAP 0 LAP
Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik bidang Keuangan Daerah
22 LAP 14 LAP
Laporan dukungan pembinaan penyelenggaraan SPIP bidang Keuangan Daerah
0 LAP 15 LAP
Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat
16 LAP 7 LAP
Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD 8 LAP 24 LAP
Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LK BUMD
12 LAP 4 LAP
Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi 0 LAP 6 LAP
Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP
5 LAP 4 LAP
Laporan hasil kajian pengawasan 2 LAP 1 LAP
Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Eskalasi dan Klaim
4 LAP 5 LAP
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
26
PROGRAM SASARAN OUTPUT
INDIKATOR TARGET
TARGET
Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik
3 LAP 38 LAP
Laporan hasil audit investigasi atas permintaan Instansi lainnya
1 LAP 3 LAP
Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIP Daerah
1 LAP 10 LAP
Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan Tata Kelola APIP Daerah
0 LAP 2 LAP
Laporan evaluasi penerapan tatakelola APIP Daerah
0 LAP 2 LAP
2.Hasil Penyelenggaraan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP
Meningkatnya kualitas dukungan manajemen dan kapasitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP
Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP
1 LAP 60 LAP
3.Hasil Pengadaan dan Penyaluran Sarana dan Prasarana Perwakilan BPKP
Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana aparatur BPKP
Jumlah Sarana Prasarana
17 Unit 37 Unit
Anggaran 15.598.612.000
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
27
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Pengukuran kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Bali dilakukan untuk dapat melihat
sejauh mana tercapainya hasil yang diharapkan, yang telah dirumuskan dalam
dalam Renstra dan Rencana Kinerja Tahunan. Pengukuran kinerja dilakukan
dengan menggunakan indikator kinerja yang ditetapkan pada Penetapan Kinerja
Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2013.
A. CAPAIAN KINERJA
engukuran capaian kinerja tahun 2013 merupakan bagian dari
penyelenggaraan akuntabilitas kinerja tahunan Perwakilan BPKP Provinsi
Bali. Pengukuran dilakukan terhadap kinerja yang diperjanjikan tahun 2013
dan membandingkannya dengan target yang diperjanjikan dalam dokumen
penetapan kinerja 2013. Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun
2010, yang menitikberatkan pada pengukuran pencapaian tujuan/sasaran strategis,
Perwakilan BPKP Provinsi Bali telah menyempurnakan rumusan sasaran strategis
dengan memilih indikator kinerja utama (IKU) yang dominan mengacu pada IKU
BPKP.
Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi identifikasi atas realisasi IKU
dominan dan membandingkan dengan targetnya. Analisis lebih mendalam dilakukan
terutama terhadap capaian yang di bawah target untuk mengenali faktor penyebab
sebagai bahan penetapan strategi peningkatan kinerja di tahun 2014 dan atau
tahun-tahun selanjutnya (performance improvement).
Pengukuran pencapaian sasaran strategis pada Perwakilan BPKP Provinsi Bali
dilakukan dengan asumsi :
1. Pengukuran mengacu pada pengukuran yang dilakukan oleh BPKP secara
keseluruhan, dihitung berdasarkan jumlah IKU dominan yang tercapai dibagi
dengan jumlah IKU dominan.
2. Dalam menghitung capaian kinerja, capaian kinerja sasaran setiap indikator dan
capaian kinerja output dibatasi maksimal 120%. Hal ini dilakukan untuk
menghindari distorsi perhitungan capaian kinerja sasaran strategis Perwakilan
P
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
28
BPKP Provinsi Bali dan BPKP secara keseluruhan.
Capaian atas 38 IKU yang menunjukkan capaian tujuan dan sasaran strategis
secara ringkas disajikan menurut tujuan dan sasaran strategis sebagaimana terlihat
pada Tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.1
Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama
No Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target Reali-
sas Capaian
(%)
Tujuan 1. Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara Sasaran Strategis 1.1. Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD
1. Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan
Persen 90,00 133,33 120,00
2. Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
Persen 90,00 90,00 100,00
3. Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar
Persen 82,00 100,00 120,00
4. Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke Pusat
Persen 81.25 100,00 120,00
5. Persentase hasil pengawasan atas permintaan presiden yang disampaikan ke Pusat
Persen 68,00 100,00 120,00
6. Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
Persen 86.67 100,00 115,38
7. Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
Persen 55,00 37,50 68,18
Sasaran Strategis 1.2.Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara Sebesar 87,50% 8. Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan
negara/daerah yang ditindaklanjuti Persen 80,00 0,00 0,00
9. Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
Persen 78,75 111,54 120,00
Tujuan 2. Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik Sasaran Strategis 2.1. Terselenggaranya SPM pada 10 IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
10. Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
Persen 80,00 75,00 93.75
11. Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/ asistensi GCG/KPI
Persen 65,00 100,00 120,00
12. Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja Persen 60,00 70,83 118,06 Tujuan 3. Terciptanya Iklim yang Mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan negara Sasaran Strategis 3.1. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
13. Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi
Kel. Masy 6 5 83,33
14. IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Instansi 3 1 33,33
15. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK
Instansi 2 0 0,00
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
29
No Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target Reali-
sas Capaian
(%)
16. Persentase Pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
Persen 84,00 100,00 119,05
17. Persentase pelaksanaan audit investigasi/ PKKN/PKA Persen 85,00 98,33 115,68 18. Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh
instansi berwenang Persen 40,00 0,00 0,00
19. Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar Persen 87,00 100,00 114,94
20. Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat Persen 10,00 100,00 120,00 Tujuan 4. Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sasaran Strategis 4.1 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L, Pemda
21. Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
Persen 60,00 20,00 33,33
22. Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008
IPP/IPD 8 10 120,00
23. Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern
IPP/IPD 4 5 120,00
Tujuan 5. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten Sasaran Strategis 5.1. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda
24. Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
Persen 75,00 60,00 80,00
Sasaran Strategis 5.2. Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%
25. Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
Persen 85,00 90,69 106,69
26. Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
Persen 100,00 100,00 100,00
27. Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
Skala likert 1-10
7,8 7,36 94,36
28. Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA Persen 95,00 100,00 105,26 29. Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan
anggaran yang diajukan sesuai prosedur Skala likert
1-10 8,25 7,88 95,52
30. Persentase permintaan bantuan hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan Humas
Persen 90,00 100,00 111,11
31. Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa
Jumlah berita
22 50 120,00
32. Persentase pemanfaatan asset Persen 100,00 100,00 100,00 33. Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap
layanan sarpras Skala likert
1-10 8,10 6,92 85,43
34. Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
Persen 77,00 90,91 118,06
35. Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas
Jumlah Topik
1 1 100,00
36. Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP
Jumlah APIP 3 4 120,00
37. Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
Skala likert 1-10
8,1 6,93 85,56
Tujuan 6. Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi Presiden/Pemerintah Sasaran 6.1. Terselenggaranya 1 sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
30
No Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target Reali-
sas Capaian
(%)
38. Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
Jumlah sistem
informasi
10 10 100,00
Uraian lebih lengkap tentang pencapaian kinerja sasaran strategis beserta realisasi
anggarannya dapat dilihat pada Lampiran 1.
B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian kinerja sasaran strategis,
khususnya terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU) dominan pada tiap-tiap sasaran
strategis serta capaian kinerja kegiatan (output) yang mendukung terhadap capaian
kinerja sasaran. Analisis juga dilakukan terhadap IKU yang tidak secara langsung
mendukung capaian kinerja sasaran namun berpengaruh terhadap perwujudan
sasaran strategis serta kegiatan yang mendukung. Selain itu, analisis dilakukan
berkaitan dengan kemungkinan tercapainya sasaran tahun terakhir Renstra pada
tahun 2014. Analisis capaian kinerja sasaran dilakukan melalui perbandingan
realisasi 2013 dengan realisasi 2012 sehingga dapat dianalisis kenaikan/penurunan
realisasi setiap IKU. Selain itu, juga dilakukan analisis terhadap capaian kinerja
kegiatan dengan membandingkan capaian output tahun 2013 dengan capaian
2012, sebagaimana terinci dalam Lampiran 2.
Analisis terhadap delapan sasaran strategis yang ditetapkan oleh BPKP dan
dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Bali sebagai alat untuk mewujudkan
tujuan strategis pada akhir masa Renstra mengacu pada Renstra BPKP, disajikan
sebagai berikut:
Sasaran Strategis 1:
Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian/ Lembaga dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Meningkatnya kualitas laporan keuangan pemerintah pusat, kementerian/lembaga,
dan pemerintah daerah merupakan tekad BPKP sebagai perwujudan fungsi
consulting. Upaya strategis yang dilaksanakan dalam rangka menyukseskan
tercapainya sasaran ini adalah pendekatan yang intensif kepada para mitra kerja
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
31
BPKP sehingga BPKP dapat melakukan pendampingan penyusunan ataupun reviu
atas Laporan Keuangan sebelum diterbitkan oleh K/L/Pemda. Outcome yang
diharapkan adalah laporan keuangan dapat sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP) yang ditunjukkan dengan opini yang diperoleh dari BPK RI
minimal WDP. Perwakilan BPKP Provinsi Bali dalam upaya pencapaian sasaran
tersebut melakukan pendampingan penyusunan ataupun reviu laporan keuangan
dukungan terhadap Satker instansi vertikal dan pendampingan penyusunan ataupun
reviu terhadap laporan keuangan Pemda.
Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan
Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”
diindikasikan oleh dua IKU dominan yang terkait langsung dengan kualitas laporan
keuangan Pemerintah Pusat, Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Bersama lima IKU lainnya, realisasi IKU
sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 dikaitkan dengan
target tahun 2014 disajikan dalam Tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 1
No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaik
an/(penurunan)
Target Kinerja
2014
Capaian 2013 thd Target 2014 (%) 2012 2013
1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan
Persen 100,00 133,33 33,33 95,00 140,35
2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
Persen 100,00 90,00 - 95,00 94,74
3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar
Persen 90,91 100,00 9,09 82,00 121,95
4 Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke Pusat
Persen 167,39 100,00 - 86,25 115,94
5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan presiden yang disampaikan ke Pusat
Persen 154,55 100,00 - 68,00 147,06
6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
Persen 100,00 100,00 - 93,33 107,15
7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
Persen 43,75 37,50 - 60,00 62,50
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
32
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di
Tabel 3.1 terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 tercapai
110,00%. Secara keseluruhan, dengan tujuh IKU, rata-rata capaian sasaran
109,08%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai
berikut:
1. Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan WDP
IKU pertama menunjukkan IKU dominan dalam mendukung pencapaian sasaran
strategis 1 BPKP adalah “Persentase IPP yang mendapat pendampingan
penyusunan Laporan Keuangan” dengan target sebesar 90,00%. IKU tersebut
merupakan dukungan IKU BPKP Pusat, “Persentase Instansi Pemerintah Pusat
(IPP) yang Laporan Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP” Dalam
rangka mendukung IKU tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Bali proaktif
menjalankan kegiatan sebagai realisasi Memorandum of Understanding (MoU)
untuk membantu pemerintah, antara lain dengan melakukan pendampingan
penyusunan laporan keuangan K/L untuk meningkatkan kemampuan IPP
menyusun laporan keuangan sesuai dengan SAP pada Satker instansi pusat di
Provinsi Bali.
Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah instansi
vertikal yang mendapat pendampingan dibanding dengan target dalam PKPT.
Dalam tahun 2013, instansi vertikal yang mendapat pendampingan baik
pendampingan penyusunan laporan keuangan maupun pendampingan reviu
sebanyak 16 Satuan Kerja (Satker) atau 133,33% dari target sebanyak 12
Satker. Bila dibandingkan dengan target capaian kinerja sebesar 90%, maka
capaian IKU ini tersebut adalah sebesar 120,00%.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 133,33% tersebut mengalami kenaikan
sebesar 33,33% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 100,00%. Jika
dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah
mencapai 140,35% dari target sebesar 95%.
Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan dengan capaian
output sebesar 120,00% atau 15 laporan dari total target sebanyak 12 laporan.
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
33
Kegiatan yang mendukung capaian IKU berupa pendampingan penyusunan
laporan keuangan pada 14 instansi vertikal/SKPD yang menggunakan anggaran
dari Perwakilan BPKP Provinsi Bali, pendampingan reviu laporan keuangan pada
dua instansi dalam rangka mendukung pencapaian opini WTP atas laporan
keuangan Kementerian/Lembaga.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp300.266.000,00
atau 172,44% dari anggaran sebesar Rp174.128.000,00 dengan menggunakan
SDM, sebanyak 1.366 OH atau 148,96% dari rencana sebanyak 917 OH.
2. Persentase Instansi Pemerintah Daerah yang Laporan Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP
Selain IPP, BPKP juga berupaya mendorong akuntabilitas keuangan Pemerintah
Daerah ke arah yang lebih baik dengan IKU “Persentase Instansi Pemerintah
Daerah (IPD) yang Laporan Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP” dari
BPK RI. Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dari realisasi jumlah IPD di
Provinsi Bali yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
dibandingkan dengan jumlah IPD yang diasistensi oleh Perwakilan BPKP
Provinsi Bali.
Dalam tahun 2013, IPD di Provinsi Bali yang laporan keuangannya memperoleh
opini minimal WDP sebanyak 9 IPD atau 90,00% dari 10 IPD yang diasistensi
oleh BPKP. Bila dibandingkan dengan target IKU sebesar 90,00%, maka capaian
indikator IKU tersebut adalah sebesar 100,00%.
Rincian opini BPK atas laporan keuangan IPD dapat dilihat dalam Lampiran 5a.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 90% tersebut telah mencapai maksimal sesuai
target tahun 2013. Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun
2014, IKU ini baru mencapai 94,74% dari target sebesar 95,00%.
Walaupun Capaian IKU telah maksimal sesuai target tahun 2013, namun belum
tercapai 100% karena Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten
Tabanan Tahun 2012 turun menjadi disclaimer dari WDP pada tahun
sebelumnya. Pencapaian target Renstra Tahun 2014 dilakukan dengan
mengintensifkan kegiatan bimbingan teknis/asistensi dalam rangka meningkatkan
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
34
kualitas laporan keuangan terutama pada Pemda yang memperoleh opini
disclaimer.
Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan dengan capaian
output sebesar 120,00% atau 8 laporan dari total target sebanyak 6 laporan.
Kegiatan yang mendukung capaian IKU berupa kegiatan bimtek/asistensi
penyusunan LKPD, SIMDA, Pengelolaan asset, reviu laporan keuangan,
PBJ/APBD/SAKIP/LKPJ dan bimtek lainnya pada Pemerintah Provinsi Bali dan
10 Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Bali.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp161.117.000,00
atau 159,16% dari anggaran sebesar Rp101.230.000,00 dengan menggunakan
SDM sebanyak 1.065 OH atau 171,77% dari rencana sebanyak 620 OH.
3. Persentase Jumlah Laporan Keuangan Proyek PHLN yang Memperoleh Opini Dukungan Wajar
IKU “Persentase Jumlah Laporan Keuangan Proyek PHLN yang Memperoleh
Opini Dukungan Wajar”, merupakan IKU dukungan “Persentase Jumlah Laporan
Audit atas Proyek PHLN yang Opini Auditnya WTP” termasuk IKU lainnya dalam
pencapaian Sasaran Strategis 1.
Capaian IKU ini diukur dari jumlah laporan keuangan yang memperoleh opini
dukungan wajar dibandingkan dengan jumlah laporan keuangan proyek
Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) yang diaudit.
Realisasi tahun 2013 IKU ini adalah sebesar 100,00%. Dengan demikian capaian
IKU tahun 2013 sebesar 120,00% dari target sebesar 82,00%.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100,00% tersebut mengalami kenaikan
sebesar 9,09% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 90,91%. Jika
dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah
mencapai 121,95% dari target sebesar 82,00%.
Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan dengan capaian
output sebesar 120,00% atau 21 laporan dari total target sebanyak 17 laporan.
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
35
Capaian IKU tersebut didukung dengan kegiatan sebagai berikut:
1) Audit atas Health Profesional Education Quality Project (HPEQ) Loan IBRD
7737-ID, pada Universitas Udayana Bali dan Universitas Warmadewa.
2) Audit atas Laporan Keuangan Eastern Indonesia National Road Improvement
Project (EINRIP) Loan AUSAID Nomor AIPRD L002 Provinsi Bali TA 2012;
3) Audit Keuangan atas Loan IBRD Loan No.4789 IND, IDA Credit 4077 IND
(IMHERE), pada Universitas Udayana dan Politeknik Negeri Bali;
4) Audit Keuangan atas Loan 7505-ID PNPM Mandiri Perdesaan II/ Loan 7867-
ID PNPM III/ Loan 8079-ID PNPM IV/Grant 97410 PNPM Generasi Provinsi
Bali dan 6 Kabupaten di Provinsi Bali.
5) Audit Keuangan PNPM Mandiri Perkotaan (Loan IBRD 7866-ID, IBRD 7504-
ID, 4384-7664-ID), Provinsi Bali dan Kabupaten Klungkung.
6) Audit atas Laporan Keuangan Water and Sanitation Program Sub Program D
(WASAP-D): Sanitation Community And Municipal Pilots Project (Grant TF-
094270) Provinsi Bali.
7) Audit Keuangan atas INVEST (Loan ADB 2416-INO) pada SMKN 3 Denpasar
dan SMKN 3 Sukawati, Gianyar.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp78.007.000,00
atau 127,81% dari anggaran sebesar Rp61.033.000,00 dengan menggunakan
SDM, sebanyak 1.554 OH atau 104,30% dari rencana sebanyak 1.490 OH.
4. Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektor yang Disampaikan ke Pusat
Sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP), mandat yang diberikan kepada BPKP antara lain melakukan
pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan yang
bersifat lintas sektoral. Dengan PP tersebut, BPKP mempunyai kewenangan
yang lebih luas dan juga keunggulan kompetensi dalam melakukan pengawasan
intern yang bersifat lintas sektoral dibandingkan dengan APIP lainnya, sehingga
pengawasan atas program/kegiatan yang melibatkan beberapa pihak dan terkait
dengan berbagai aspek dapat dilakukan oleh BPKP.
IKU “Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektor yang Dijadikan Bahan
Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders” diturunkan pada Perwakilan BPKP
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
36
Provinsi Bali menjadi “Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektor yang
Disampaikan ke Pusat”. Capaian IKU tersebut diukur dengan menghitung jumlah
laporan yang dikirim ke Pusat dibandingkan target laporan dari Pusat.
Dalam tahun 2013, jumlah laporan hasil pengawasan lintas sektoral yang dikirim
ke Pusat sebanyak 42 laporan, jika dibandingkan dengan target sebanyak 42
laporan maka realisasi capaian sebesar 100,00%, dan jika dibandingkan dengan
targetnya sebesar 81,25%, maka capaian IKU ini adalah sebesar 120,00%.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100,00% tersebut telah mencapai maksimal
sesuai target tahun 2013. Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra
tahun 2014, IKU ini telah mencapai 115,94% dari target sebesar 86,25%.
Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan dengan capaian
output sebesar 120,00% atau 51 laporan dari total target sebanyak 42 laporan.
Kegiatan yang mendukung capaian IKU tersebut sebagai berikut:
1) Audit Kinerja atas Subsidi beras bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah
(Raskin) Tahun 2013 (periode 1 Januari s.d. 30 September 2013) pada
Provinsi Bali dan 3 Kabupaten di Provinsi Bali.
2) Audit Kinerja Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Tahun Anggaran 2013
pada 3 Kabupaten di provinsi Bali
3) Audit Kinerja atas Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP)
Tahun Anggaran 2012 pada Provinsi Bali dan 5 Kabupaten di Provinsi Bali;
4) Audit Interim Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) Tahun
Anggaran 2013 Periode 1 Januari 2013 s.d. 31 Agustus 2013 pada Provinsi
Bali dan 3 Kabupaten di Provinsi Bali;
5) Audit atas dana dekonsentrasi dan tugas perbantuan 3 Direktorat Jenderal
dan Sekretaris Jenderal dinas sosial provinsi bali tahun anggaran 2012 dan
2013 (sampai juli 2013);
6) Audit Operasional atas Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1434H/2013;
7) Monitoring dan Evaluasi Kegiatan bantuan Sosial Kemendikbud/ Audit
Operasional atas Program Bantuan Sosial Ditjend Dikmen Kemdikbud Tahun
2012 pada 6 Kabupaten di Provinsi Bali;
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
37
8) Audit Operasional atas Program Bantuan Sosial Ditjen PAUDNI Kemendikbud
Tahun 2013 pada 3 Kabupaten di Provinsi Bali;
9) Audit Operasional atas Program Bantuan Sosial Sarpras Ditjen Dikdas
Kemendikbud Tahun 2013 pada 2 Kabupaten di Provinsi Bali;
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp630.002.000,00
atau 87,83% dari anggaran sebesar Rp717.322.000,00 dengan menggunakan
SDM, sebanyak 3.305 OH atau 126,97% dari rencana sebanyak 2.603 OH.
5. Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden yang Disampaikan ke Pusat
IKU “Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden yang
Disampaikan ke Pusat “, merupakan turunan IKU BPKP “Persentase Masukan
yang Dimanfaatkan Presiden” merupakan indikator pencapaian Sasaran
Strategis 1 dalam rangka pelaksanaan tugas BPKP melakukan pengawasan
intern melalui kegiatan pengawasan lainnya berdasarkan penugasan dari
Presiden, sesuai dengan amanat pasal 49 ayat 2 butir c PP 60 Tahun 2008
tentang SPIP.
Capaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah laporan yang dikirim ke Pusat
dibandingkan target laporan dari Pusat atas penugasan-penugasan berdasarkan
permintaan Presiden pada Perwakilan BPKP Provinsi Bali.
Dalam tahun 2013, jumlah laporan hasil pengawasan atas permintaan Presiden
yang dikirim ke Pusat sebanyak 23 laporan dan jika dibandingkan dengan target
sebanyak 23 laporan maka realisasi capaian sebesar 100,00%. Jika
dibandingkan dengan targetnya sebesar 68,00%, maka capaian IKU ini adalah
sebesar 120,00%.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100,00% tersebut telah mencapai maksimal
dibandingkan target tahun 2013. Jika dibandingkan dengan target akhir periode
Renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 147,06% dari target sebesar 68,00%.
Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan dengan capaian
output sebesar 117,39% atau 27 laporan dari total target sebanyak 23 laporan.
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
38
Kegiatan yang mendukung capaian IKU tersebut berupa Monitoring Prioritas
Pembangunan Nasional per 30 Juni pada Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, Kementerian ESDM
dan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian PU, Kementerian
Pertanian dan Kementerian Lingkungan Hidup di 5 Kabupaten serta
Penyampaian Rencana Aksi Pelaksanaan Percepatan Prioritas Pembangunan
Nasional pada 5 Kabupaten.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp213.250.000,00
atau 89,34% dari anggaran sebesar Rp238.695.000,00 dengan menggunakan
SDM, sebanyak 758 OH atau 89,92% dari rencana sebanyak 843 OH.
6. Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders
IKU “Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang
Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders” merupakan IKU
lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 1 dengan target sebesar 86,67%.
IKU ini diukur berdasarkan persentase laporan pengawasan atas permintaan
stakeholders yang disampaikan tepat waktu (sesuai RPL).
Dalam tahun 2013, laporan yang disampaikan tepat waktu sesuai RPL sebanyak
2 atau 100,00% dari seluruh laporan terbit sebanyak 2 laporan. Dibandingkan
dengan targetnya sebesar 86,67%, maka capaian IKU tersebut adalah sebesar
115,38%.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100% tersebut, telah mencapai maksimal
seusai target tahun 2013 dan tidak mengalami perubahan jika dibandingkan
dengan tahun 2012 sebesar 100%. Jika dibandingkan dengan target akhir
periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 107,15% dari target sebesar
93,33%.
Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan dengan capaian
output sebesar 120,00% atau 3 laporan dari total target sebanyak 2 laporan.
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
39
Kegiatan yang mendukung capaian IKU tersebut sebagai berikut:
1) Audit BMN di Lingkungan Kemenakertrans, Khususnya BUMN dari Ditjend
Binalattas kepada SKPD;
2) Audit atas Dana Dekonsentrasi Bidang Lingkungan Hidup di Provinsi Bali
Tahun 2013;
3) Supervisi Pengawasan Pengadaan CPNS 2013 di Lingkungan
Provinsi/Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Bali;
4) Pengawasan Pengadaan CPNS Tahun 2013 di 5 Kementerian/Lembaga.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp42.968.000,00
atau 194,20% dari anggaran sebesar Rp22.126.000,00, dengan menggunakan
SDM, sebanyak 179 OH atau 177,23% dari rencana sebanyak 101 OH.
7. Persentase BUMD yang mendapat Pendampingan Penyelenggaraan Akuntansi.
Sesuai dengan Undang-Undang Perbendaharaan Negara Nomor 1 Tahun 2004
Pasal 58 ayat 2, Kepala Daerah selaku pengguna anggaran/barang wajib
menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan yang meliputi: Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan, dilampiri
dengan Laporan Keuangan BUMD pada Pemerintah Daerah.
Dengan kondisi kemampuan Sumber Daya Manusia BUMD yang pada umumnya
masih belum memadai, Perwakilan BPKP Provinsi Bali berperan aktif dalam
pendampingan penyusunan Laporan Keuangan BUMD di Provinsi Bali agar
sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum.
IKU “Persentase BUMD yang mendapat Pendampingan Penyelenggaraan
Akuntansi”, merupakan turunan IKU BPKP Pusat yaitu “BUMD yang Laporan
Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP”, diukur dengan menghitung
jumlah BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi dibagi
dengan jumlah seluruh BUMD di Provinsi Bali.
Dalam tahun 2013, Perwakilan BPKP Provinsi Bali telah melakukan
pendampingan pada 6 BUMD atau 37,50% dari seluruh BUMD di Provinsi Bali
sebanyak 16 BUMD. Dibandingkan dengan targetnya sebesar 55,00%, maka
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
40
capaian IKU tersebut adalah sebesar 68,18%. Rendahnya capaian IKU tersebut
karena beberapa BUMD telah dilakukan pendampingan penyelenggaraan
akuntansi pada tahun-tahun sebelumnya dan telah mampu menyelenggarakan
akuntansi dengan baik.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 37,50% tersebut telah maksimal sesuai
dengan kondisi BUMD di wilayah Provinsi Bali. Jika dibandingkan dengan target
akhir periode Renstra tahun 2014, IKU baru mencapai 62,50% dari target
sebesar 60%.
Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan dengan capaian
output sebesar 120,00% atau 5 laporan dari total target sebanyak 4 laporan.
Kegiatan yang mendukung capaian IKU tersebut sebagai berikut:
1) Bimbingan Teknis/Pendampingan Penyusunan LK BLU RSUD Badung dan
RSUD Klungkung;
2) Bimbingan Teknis Penerapan SAK ETAP dalam penyusunan Laporan
Keuangan PDAM Kabupaten Buleleng Tahun Buku 2012;
3) Due Diligence atas Laporan Keuangan PT.Tirthaartha Buanamulia pada
PDAM Kabupaten Badung;
4) Pendampingan dalam rangka Evaluasi Pengembangan SIM RS pada RSUD
Kabupaten Buleleng;
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp67.243.000,00
atau 119,76% dari anggaran sebesar Rp56.148.000,00 dengan menggunakan
SDM, sebanyak 227 OH atau 58,51% dari rencana sebanyak 388 OH.
Sasaran Strategis 2:
Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
Sasaran Strategis “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%”
memiliki dua IKU, namun IKU yang dominan untuk mengukur keberhasilannya
hanya satu yaitu Persentase Peningkatan Penerimaan Negara dari Hasil
Pengawasan tidak dapat diukur capaiannya karena tidak ada temuan penerimaan
negara yang harus ditindaklanjuti karena tidak terdapat audit atas obyek penerimaan
negara seperti yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sehingga capaian kinerja
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
41
rata-rata dua IKU tersebut sebagaimana pada tabel 3.1 sebesar 60%. Secara
lengkap, realisasi dua IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan dengan tahun
2012 dikaitkan dengan target tahun 2014 tersebut disajikan dalam Tabel 3.3 berikut
ini:
Tabel 3.3 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 2
No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaik
an/(Penurunan)
Target Kinerja
2014
Capaian 2013 thd Target 2014 (%) 2012 2013
1 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/ daerah yang ditindaklanjuti
Persen 88,24 0 - 87,50 0
2 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
Persen 196,88 111,54 - 86,25 129,32
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
1. Persentase Hasil Pengawasan Optimalisasi Penerimaan Negara/daerah yang Ditindaklanjuti
Dalam rangka berperan melakukan optimalisasi penerimaan negara, BPKP
menetapkan “Persentase Peningkatan Penerimaan Negara dari Hasil
Pengawasan” sebagai IKU yang dominan dalam mengindikasikan ketercapaian
Sasaran Strategis Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara. IKU tersebut
diturunkan menjadi IKU Perwakilan BPKP Provinsi Bali yaitu, Persentase Hasil
Pengawasan Optimalisasi Penerimaan Negara/daerah yang Ditindaklanjuti”,
dengan target 80%. Pengawasan atas penerimaan negara antara lain untuk
mendorong upaya perbaikan sistem manajemen Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP) yang transparan dan akuntabel, sehingga penerimaan yang
berasal dari PNBP menjadi meningkat sesuai dengan potensi yang diharapkan.
Kinerja IKU ini diukur berdasarkan jumlah tindak lanjut atas rekomendasi/saran
dibagi dengan jumlah rekomendasi/saran hasil audit Optimalisasi Penerimaan
Negara (OPN)/Optimalisasi Penerimaan Daerah (OPD). Tidak terdapat realisasi
IKU pada tahun 2013, karena tidak ada penugasan audit optimalisasi
penerimaan negara yang dapat menambah penerimaan negara pada Tahun
2013. Tidak terdapat obyek penerimaan negara seperti yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan dan Surat Deputi PIP Bidang Perekonomian Nomor
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
42
S-485/D1/03/2012 yang dapat diaudit di wilayah Provinsi Bali. Kegiatan lain yang
dilakukan di Tahun 2013 hanya berupa verifikasi dan validasi piutang PNBP yang
bertujuan memastikan kebenaran jumlah saldo piutang uang pengganti perkara.
Sehubungan dengan kebijakan tersebut di atas, maka jika dibandingkan dengan
target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini belum tercapai dari target
sebesar 87,50%.
Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan dengan capaian
output sebesar 50,00% atau 1 laporan dari total target sebanyak 2 laporan.
Capaian IKU tersebut hanya didukung dengan kegiatan Verifikasi dan validasi
piutang PNBP atas Piutang Negara Uang Pengganti Perkara Tindak pidana
Korupsi dan Monitoring Piutang Denda dan Biaya Pelanggaran Lalu lintas/tilang
yang diputus verstek pada Kejaksaan Tinggi Bali per 30 September 2013.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp27.790.000,00
atau 51,86% dari anggaran sebesar Rp53.583.000,00 dengan menggunakan
SDM, sebanyak 70 OH atau 43,75% dari rencana sebanyak 160 OH.
2. Persentase Hasil Pengawasan BUN yang Disampaikan ke Pusat
Pemerintah melalui PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah, pasal 49 ayat 2 butir b. menegaskan bahwa BPKP melakukan
pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan Negara atas kegiatan
Kebendaharaan Umum Negara dengan tujuan untuk memberikan masukan
kepada Menteri Keuangan. Menindaklanjuti amanat tersebut, dalam Renstranya,
BPKP membentuk IKU berupa “Persentase Hasil Pengawasan Kebendaharaan
Umum Negara yang dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh Menteri
Keuangan”. IKU tersebut menjadi IKU Perwakilan BPKP Provinsi Bali berupa
“Persentase Hasil Pengawasan BUN yang Disampaikan ke Pusat”, diukur
berdasarkan jumlah laporan yang dikirim ke Pusat dibandingkan target laporan
dari pusat.
Pada tahun 2013, Jumlah laporan yang dikirim ke Pusat sebanyak 58 laporan
atau 111,54% dari target sebanyak 52 laporan. Dibandingkan dengan targetnya
sebesar 78,75%, maka capaian IKU tahun 2013 sebesar 120,00%.
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
43
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 111,54% tersebut telah mencapai maksimal
sesuai target tahun 2013. Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra
tahun 2014, IKU ini telah mencapai 129,32% dari target sebesar 86,25%.
Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan dengan capaian
output sebesar 120,00% atau 63 laporan dari total target sebanyak 52 laporan.
Capaian IKU tersebut didukung dengan kegiatan berupa:
1) Evaluasi Penyerapan Anggaran Tahun 2013 periode s.d. Juni 2013 pada 14
Satker K/L di wilayah Provinsi Bali
2) Monitoring Pengelolaan DAK pada 4 Kabupaten di Provinsi Bali
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp478.264.000,00
atau 80,89% dari anggaran sebesar Rp591.260.000,00 dengan menggunakan
SDM sebanyak 1.545 OH atau 88,54% dari rencana sebanyak 1.745 OH.
Sasaran Strategis 3:
Terselenggaranya SPM pada 10 Instansi Pemerintah Daerah dan Terselenggaranya Good Governance pada 75% Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah,
dijelaskan bahwa pemerintahan daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah tersebut terdiri atas urusan wajib
dan urusan pilihan. Urusan wajib adalah urusan pemerintahan yang berkaitan
dengan hak dan pelayanan dasar warga negara. Adapun urusan pilihan adalah
urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Untuk menjamin akses dan mutu pelayanan dasar
kepada masyarakat secara merata dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib,
Pemerintah dan Pemerintahan Daerah menyusun suatu standar yang disebut
dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG) adalah
struktur dan proses yang digunakan dan diterapkan organ perusahaan (Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS), dewan komisaris dan direksi) untuk
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
44
meningkatkan pencapaian sasaran hasil usaha dan mengoptimalkan nilai
perusahaan bagi seluruh stakeholders, berlandaskan peraturan perundang-
undangan dan etika berusaha. BUMN/BUMD karena sebagian besar modalnya
merupakan milik pemerintah dan atau pemerintah daerah berkewajiban menerapkan
GCG secara konsisten dan berkelanjutan.
Sebagai auditor internal pemerintah, terkait dengan perannya dalam meningkatkan
akuntabilitas Pemda dan pengelolaan BUMN/BUMD, BPKP perlu mendorong
pemerintah daerah untuk menerapkan SPM yang telah ditetapkan Kementerian
Teknis, dan mendorong BUMN/BUMD untuk menerapkan GCG.
Sasaran Strategis “Terselenggaranya SPM pada 10 Instansi Pemerintah Daerah
(IPD) dan terselenggaranya Good Governance pada 75% BUMN/BUMD”
diindikasikan oleh dua IKU dominan yaitu Persentase IPD yang melaksanakan
pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal dan Persentase BUMN/D/BLU/D yang
dilakukan sosialisasi/ asistensi GCG/KPI. Capaian dua IKU dominan telah mencapai
106,88%, sedangkan rata capaian kinerja seluruh IKU sebesar 110,60%.
Bersama dua IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan
dengan tahun 2012 dikaitkan dengan target tahun 2014 disajikan dalam Tabel 3.4
berikut ini:
Tabel 3.4 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 3
No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaik
an/(Penurunan)
Target Kinerja
2014
Capaian 2013 thd Target 2014 (%) 2012 2013
1. Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
Persen 100,00 75,00 - 85,00 88,24
2. Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/ asistensi GCG/KPI
Persen 150,00 100,00 - 75,00 133,33
3. Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
Persen 127,78 70,83 - 70,00 101,19
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
1. Jumlah IPD yang Melaksanakan Pelayanan Sesuai SPM/Pelayanan Prima
Dasar hukum pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah Rencana
Pembangunan Jangka Menengah tahun 2010–2014, yang mewajibkan setiap
Pemda untuk menerapkan Standar Pelayanan Minimal. Selain itu juga terdapat
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
45
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 yang mensyaratkan implementasi
SPM dilakukan dengan menuangkan indikator SPM pada dokumen perencanaan
jangka menengah dan tahunan serta pada dokumen penganggaran daerah.
Selanjutnya Inpres Nomor 1 Tahun 2010 juga mengharuskan Pemda melakukan
SPM yang ditetapkan oleh kementerian teknis. Berdasarkan PP 60 Tahun 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pasal 48 ayat 2 butir a dan
pasal 50 ayat 1 butir a, menyebutkan bahwa BPKP melakukan pengawasan
intern antara lain melalui audit kinerja. Oleh karena itu, audit kinerja pelayanan
pemda yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Bali mendukung
pencapaian Sasaran Strategis 3 dengan IKU “Jumlah IPD yang Melaksanakan
Pelayanan Sesuai SPM/Pelayanan Prima”. IKU tersebut diturunkan pada
Perwakilan BPKP Provinsi Bali menjadi “Persentase IPD yang melaksanakan
pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal,” diukur dengan menghitung
jumlah IPD yang telah mencantumkan SPM ke dalam dokumen perencanaan
dibagi jumlah IPD yang diaudit kinerja pelayanan.
Dalam tahun 2013, IPD yang telah mencantumkan SPM ke dalam dokumen
perencanaan adalah sebanyak 3 IPD atau 75% dari jumlah IPD yang diaudit
kinerja pelayanan sebanyak 4 IPD. Dibandingkan dengan target sebesar 80%,
capaian IKU ini pada tahun 2013 sebesar 93,75%.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 93,75% tersebut telah maksimal sesuai target
kegiatan yang mendukung capaian IKU. Jika dibandingkan dengan target akhir
periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 88,24% dari target sebesar
85,00%.
Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan dengan capaian
output sebesar 120,00% atau 15 laporan dari total target sebanyak 12 laporan.
Kegiatan yang mendukung capaian IKU tersebut berupa Audit Kinerja Pelayanan
Pemerintah Daerah Bidang Pendidikan dan Kesehatan pada Kabupaten Bangli
serta Kabupaten Gianyar.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp215.369.000,00
atau 142,20% dari anggaran sebesar Rp 151.454.000,00 dengan menggunakan
SDM, sebanyak 884 OH atau 123,81% dari rencana sebanyak 714 OH.
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
46
2. Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/ asistensi GCG/KPI
BPKP berperan melakukan pengawasan intern melalui pemberian pelayanan
jasa manajemen kepada BUMN/BUMD/BLU/BLUD di bidang GCG dan KPI,
dengan harapan dapat memperbaiki kinerja BUMN/BUMD/BLU/BLUD.
Untuk mengukur manfaat, ditetapkan IKU berupa “BUMN/BUMD/BLU/BLUD
yang GCG atau KPI Mendapat Skor Baik”. IKU tersebut di Perwakilan BPKP
Provinsi Bali diturunkan menjadi, “Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan
sosialisasi/asistensi GCG/KPI”. IKU ini diukur dengan menghitung Jumlah
BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI
dibandingkan dengan target PKPT.
Dalam tahun 2013, BUMN/BUMD/BLU/BLUD di Provinsi Bali yang dilakukan
sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI sebanyak 8 atau 100% dari target PKPT
sebanyak 8. Bila dibandingkan dengan target IKU sebesar 65%, maka capaian
IKU tersebut adalah sebesar 120,00%. Walaupun capaian IKU telah mencapai
target, namun terdapat kegiatan yang tidak terealisasi sebanyak 4 kegiatan yaitu:
Reviu Tindak Lanjut Hasil Evaluasi GCG pada PT Pengembangan Pariwisata
Bali (Persero), Evaluasi GCG pada PT BPD Bali, Bimtek GCG pada PDAM Kab.
Karangasem dan Bimtek KPI pada PDAM Kab. Klungkung.
Hal ini disebabkan PT Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) lebih
membutuhkan kegiatan pendampingan penilaian mandiri atas penerapan
GCGnya, PDAM Kab. Klungkung materi KPI sudah masuk kegiatan
Pendampingan Penyusunan Corporate Plan, PT. BPD Bali tidak siap menerima
karena sedang proses suksesi direksi, sedangkan PDAM Kabupaten
Karangasem kondisi SDMnya belum mendukung.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100% tersebut telah mencapai maksimal
sesuai target tahun 2013. Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra
tahun 2014, IKU ini telah mencapai 133,33% dari target sebesar 75,00%.
Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan dengan capaian
output sebesar 120,00% atau 11 laporan dari total target sebanyak 9 laporan.
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
47
Capaian indikator tersebut didukung dengan kegiatan, yaitu:
1) Bimtek GCG pada PDAM Kota Denpasar, Kabupaten Badung serta Buleleng
dan Bimtek Pelaksanaan Evaluasi Mandiri (Self Assessment) Penerapan
GCG pada PT. Pengembangan Pariwisata Bali
2) Bimtek KPI pada PDAM Kabupaten Tabanan, BPR Werdhi Sedana
Kabupaten Gianyar, dan BPR Bank Pasa Kabupaten Bangli
3) Pendampingan Penyusunan Corporate Plan dan Business Plan pada RSUD
Wangaya Kota Denpasar, PDAM Kota Denpasar dan PDAM Kabupaten
Klungkung
4) Pendampingan Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) pada
PDAM Kabupaten Badung
5) Pelatihan Proses Pengadaan Barang/Jasa sesuai BPP Pengadaan
Barang/Jasa PT BPD Bali
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp48.250.000,00
atau 63,79% dari anggaran sebesar Rp75.641.000,00 dengan menggunakan
SDM, sebanyak 357 OH atau 39,76% dari rencana sebanyak 898 OH.
3. Persentase BUMD yang Dilakukan Audit Kinerja
Penetapan IKU “Persentase BUMD yang Kinerjanya Memperoleh Minimal
Predikat Baik”, dimaksudkan untuk mengukur manfaat pengawasan intern yang
dilaksanakan oleh BPKP dalam meningkatkan tata kelola BUMD. IKU tersebut
pada Perwakilan BPKP Provinsi Bali diturunkan menjadi “Persentase BUMD yang Dilakukan Audit Kinerja.”
IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMD yang diaudit kinerja
dibandingkan target PKPT.
Dalam tahun 2013, BUMD yang diaudit kinerja sebanyak 17 atau 70,83% dari
target PKPT sebanyak 23 BUMD, sehingga capaian kinerja IKU ini adalah
sebesar 118,06% dari target sebesar 60%. Walaupun capaian kinerja IKU ini
telah mencapai target, namun terdapat beberapa kegiatan yang tidak terlaksana
Kegiatan yang tidak terealisasi sebanyak 6 kegiatan yaitu:
1) Audit atas Kinerja PD Pasar Kota Denpasar
2) Audit Kinerja BLU pada Rumah Sakit Wangaya Kota Denpasar, BRSUD
Tabanan, dan RSUD Buleleng
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
48
3) Evaluasi Kinerja PPK BLU pada RSUD Karangasem dan RSUP Sanglah
Hal ini disebabkan PD Pasar Kota Denpasar dan PPK BLU RSUD Karangasem
belum menyusun laporan kinerja, BLU Rumah Sakit Wangaya Kota Denpasar ,
BLU BRSUD Tabanan dan BLU RSUD Buleleng telah menjadi obyek evaluasi
kinerja serta tidak tersedianya SDM untuk melakukan Evaluasi Kinerja PPK BLU
RSUP Sanglah.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 70,83% tersebut telah mencapai maksimal
sesuai target tahun 2013. Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra
tahun 2014, IKU ini telah mencapai 101,19% dari target sebesar 70%.
Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan dengan capaian
output sebesar 87,50% atau 21 laporan dari total target sebanyak 24 laporan.
Capaian indikator tersebut didukung dengan kegiatan, yaitu:
1) Audit Kinerja pada 9 PDAM
2) Evaluasi Kinerja pada 3 BPR
3) Evaluasi Kinerja RSU/RSUD sebanyak 5 RSU/RSUD
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp392.300.000,00
atau 112,32% dari anggaran sebesar Rp320.720.000,00 dengan menggunakan
SDM, sebanyak 1.277 OH atau 53,31% dari rencana sebanyak 2.114 OH.
Sasaran Strategis 4:
Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
Perpres Nomor 55 Tahun 2012 menyatakan bahwa strategi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi memiliki visi jangka panjang dan menengah. Visi jangka
panjang 2012-2025 adalah “Terwujudnya Kehidupan Bangsa yang Bersih dari
Korupsi dengan Didukung Nilai Budaya yang Berintegritas”.
Dalam rangka mencapai visi jangka panjang, maka, untuk jangka menengah
pemerintah menetapkan visi jangka menengah 2012-2014 yaitu “Terwujudnya Tata
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
49
Kepemerintahan yang Bersih dari Korupsi dengan Didukung Kapasitas Pencegahan
dan Penindakan serta Nilai Budaya yang Berintegritas”.
Untuk mencapai visi tersebut, pemerintah merancang enam strategi yaitu:
1. Pencegahan tindak pidana korupsi;
2. Penegakan Hukum atas tindak pidana korupsi;
3. Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan;
4. Kerja sama Internasional dan Penyelamatan Aset Hasil Tipikor;
5. Pendidikan dan Budaya Antikorupsi;
6. Mekanisme Pelaporan Pelaksanaan Pemberantasan Korupsi.
Dalam kaitannya dengan strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi, BPKP
perlu mengambil peran dalam mendukung enam strategi pencegahan dan
pemberantasan korupsi tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong
penerapan sistem pengendalian intern, atau Fraud Control Plan (FCP). Berkaitan
dengan penegakan hukum atas tindak pidana korupsi, BPKP berperan dalam
melakukan audit investigasi, perhitungan kerugian keuangan Negara, serta sebagai
pemberi keterangan ahli pada kasus tindak pidana korupsi. Perwakilan BPKP
Provinsi Bali sebagai unit pelaksana kegiatan di wilayah Provinsi Bali melaksanakan
strategi yang ditetapkan oleh BPKP di tingkat operasional.
Sasaran “Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan Kementerian/Lembaga,
Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah Dalam
Upaya Pencegahan” diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung
dengan kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam upaya pencegahan dan
pemberantasan korupsi. Bersama tujuh IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis
tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 dan dikaitkan target 2014 disajikan
dalam Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 4
No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan
/(Penurunan)
Target Kinerja
2014
Capaian 2013 thd Target 2014 (%) 2012 2013
1. Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi
Kel. Masy
4 5 1 8 62,50
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
50
No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan
/(Penurunan)
Target Kinerja
2014
Capaian 2013 thd Target 2014 (%) 2012 2013
2. IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/ asistensi/evaluasi FCP
Instansi 1 1 - 4 25,00
3. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK
Instansi 1 0 - 3 0,00
4. Persentase Pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
Persen 260,00 100,00 - 84,00 119,05
5. Persentase pelaksanaan audit investigasi/ PKKN/PKA
Persen 97,73 98,33 0,60 85,00 115,69
6. Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang
Persen - 0,00 - 50,00 0,00
7. persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar
Persen 100 100 - 90,00 111,11
8. Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
Persen 100 100 - 10,00 200,00
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di
Tabel 3.1 terlihat bahwa satu IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 tercapai
83,33%. Secara keseluruhan, dengan tujuh IKU lainnya, rata-rata capaian sasaran
73,29%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai
berikut:
1. Kelompok Masyarakat yang Mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi
Dalam rangka meningkatkan pemahaman mengenai praktik-praktik
penyelenggaraan good governance, BPKP menetapkan suatu IKU berupa
peningkatan pemahaman dan kepedulian publik terhadap permasalahan korupsi.
Berkaitan dengan IKU tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Bali menurunkannya
menjadi “Kelompok Masyarakat yang Mendapatkan Sosialisasi Program Anti
Korupsi,” dengan ukuran capaian dihitung dari jumlah Kelompok Masyarakat
yang Mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.
Fokus BPKP dalam kegiatan Sosialisasi Program Anti Korupsi (Sos-PAK)
utamanya pada kelompok dunia pendidikan karena BPKP yakin bahwa dunia
pendidikan yang anti korupsi akan menghasilkan generasi muda yang baik dan
menjadi harapan masa depan bangsa Indonesia. Sementara itu, dengan makin
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
51
tingginya perhatian Pemerintah kepada dunia pendidikan yang ditandai dengan
kenaikan anggaran, berbagai macam bantuan bagi dunia pendidikan membawa
konsekuensi meningkatnya risiko terjadinya korupsi. Dengan memberikan
pemahaman dan edukasi, BPKP berharap korupsi bisa dicegah, terutama di
dunia pendidikan. Selain itu dengan maraknya kasus korupsi dana bantuan
sosial, maka tahun 2013 calon penerima bantuan sosial dan hibah ditetakan
sebagai sasaran fokus grup sosialisasi.
Pada Tahun 2013, Perwakilan BPKP Provinsi Bali telah melaksanakan Sos-PAK
pada 5 kelompok masyarakat, yaitu Sosialisasi Program Anti Korupsi kepada
Mahasiswa Baru Universitas Pendidikan Nasional (UNDIKNAS), SMKN 3
Denpasar, Beasiswa Bansos/Hibah Kabupaten Badung, PNS di Kejaksaan
Negeri Singaraja, dan Aparatur Desa/Kelurahan dalam rangka legalisasi aset di
BPN Denpasar. Selain itu, dalam pelaksanaan SosPAK Bansos hadir juga unsur
pimpinan DPRD, pimpinan SKPD, dan staf Bagian Keuangan Pemerintah
Kabupaten Badung. Jika dibandingkan dengan target IKU sebanyak 6 kelompok
masyarakat, maka capaian IKU adalah 83,33%. Namun demikian sesuai dengan
target focus group dari Deputi Bidang Investigasi yaitu mahasiswa baru dan
calon penerima Bansos, hal tersebut sudah dicapai.
Realisasi IKU tahun 2013 sebanyak 5 kelompok masyarakat tersebut, mengalami
kenaikan sebesar 25% atau 1 kelompok masyarakat dibandingkan dengan tahun
2012 sebanyak 4 kelompok masyarakat. Jika dibandingkan dengan target akhir
periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 62,50% dari target sebanyak
8 kelompok masyarakat.
Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan dengan capaian
output sebesar 120,00% atau 8 laporan dari total target sebanyak 6 laporan.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp198.072.000,00
atau 298,58% dari anggaran sebesar Rp 66.337.000,00 dengan menggunakan
SDM, sebanyak 447 OH atau 319,29% dari rencana sebanyak 140 OH.
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
52
2. IPP/IPD/BUMN/BUMD Berisiko Fraud yang Mendapatkan Sosialisasi/DA/Asistensi/Evaluasi FCP
Sistem pengendalian yang baik akan memberikan jaminan terhadap kualitas dan
kinerja organisasi secara keseluruhan, sehingga penyelenggaraan pemerintahan
dan korporasi dapat memenuhi prinsip-prinsip Good Governance.
FCP merupakan suatu pengendalian yang dirancang secara spesifik untuk
mencegah, menangkal, dan memudahkan pengungkapan kasus penyimpangan
yang berindikasi merugikan keuangan negara. FCP terdiri dari atribut-atribut
spesifik, yaitu Kebijakan Anti Fraud, Struktur Pertanggungjawaban, Penilaian
Risiko, Kepedulian Pegawai, Kepedulian Pelanggan dan Masyarakat, Sistem
Pelaporan Fraud, Perlindungan Pelapor, Pengungkapan kepada pihak eksternal,
Prosedur Investigasi serta Standar Perilaku dan Disiplin.
IKU “Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD yang mengimplementasikan FCP” dalam
upaya perbaikan penyelenggaraan manajemen organisasi pemerintah melalui
pemanfaatan hasil pengawasan yang dilakukan oleh BPKP. Pada level
opreasional di Perwakilan BPKP Provinsi Bali, IKU tersebut menjadi,
“IPP/IPD/BUMN/BUMD Berisiko Fraud yang Mendapatkan
Sosialisasi/DA/Asistensi/Evaluasi FCP.” Capaian IKU diukur dari jumlah instansi
yang mendapatkan sosialisasi/DA/bimtek/evaluasi FCP.
Pada Tahun 2013, Perwakilan BPKP Provinsi Bali telah melaksanakan
sosialisasi FCP pada Pemerintah Kabupaten Jembrana. Jika dibandingkan
dengan target IKU sebanyak 3 instansi, maka capaian IKU adalah 33,33%.
Namun demikian, dalam berbagai kesempatan selalu disampaikan pentingnya
upaya preventif dalam pencegahan kecurangan dengan persiapan FCP.
Disamping itu untuk tahun 2013 telah dilaksanakan kegiatan berupa monitoring
atas kegiatan koordinasi supervisi dan pencegahan korupsi tahun 2012 pada
pemerintah Kota Denpasar dan Provinsi Bali, yang merupakan kerjasama antara
BPKP dan KPK. Selain itu telah dilakukan juga koordinasi supervisi dan
pencegahan korupsi dengan national Interest bidang pendapatan, ketahanan
pangan dan perubahan APBD serta pelayanan publik pada imigrasi, pertanahan
dan badan penanaman modal dan perizinan.
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
53
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 33,33% atau satu instansi tersebut, tidak
mengalami kenaikan/penurunan dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar
1 instansi. Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014,
IKU ini telah mencapai 25% dari target sebanyak 4 instansi.
Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan dengan capaian
output sebesar 100% atau 4 laporan dari total target sebanyak 4 laporan.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp 10.025.000,00
atau 24,28% dari anggaran sebesar Rp 41.297.000,00 dengan menggunakan
SDM, sebanyak 13 OH atau 6,22% dari rencana sebanyak 209 OH.
3. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD yang Dilakukan Kajian Peraturan yang Berpotensi TPK
Upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas
keuangan negara tidak terlepas dari adanya kebijakan yang mendukung upaya
pencegahan dan pemberantasan KKN. Indikator ini dimaksudkan untuk
mengukur instansi/BUMN/BUMD yang membuat/mengoreksi kebijakan terkait
dengan rekomendasi dari BPKP terhadap hasil kajian atas peraturan perundang-
undangan yang berindikasi menjadi penyebab terjadinya KKN.
Untuk merealisasikan IKU, BPKP melaksanakan kegiatan kajian atas
kebijakan/peraturan perundang-undangan yang berindikasi KKN dan
menyusun/menyempurnakan pedoman pelaksanaan kegiatan. Pada Perwakilan
BPKP Provinsi Bali, IKU tersebut diterjemahkan menjadi Jumlah
IPP/IPD/BUMN/BUMD yang Dilakukan Kajian Peraturan yang Berpotensi TPK.
Dalam tahun 2013 belum dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK. Hal ini
disebabkan terbatasnya SDM di Bidang Investigasi serta fokus menangani
kasus-kasus TPK atas permintaan Aparat Penegakan Hukum. Jika dibandingkan
dengan target IKU tahun 2013 sebanyak 2 Instansi, maka realisasi IKU adalah
nihil.
Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014 sebanyak
3 instansi belum tercapai. Namun telah dilaksanakan kegiatan dukungan berupa
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
54
penelaahan atas 5 kasus yang berindikasi tindak pidana korupsi dan berpotensi
merugikan keuangan negara.
Dalam melaksanakan kegiatan dukungan tersebut, telah digunakan dana
sebesar Rp 27.755.000,00 atau 78,43% dari anggaran sebesar
Rp 35.387.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 103 OH atau 69,59%
dari rencana sebanyak 148 OH.
4. Persentase Pelaksanaan Penugasan Hambatan Kelancaran Pembangunan, Klaim, dan Penyesuaian Harga
Kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP), audit penyesuaian harga,
dan audit klaim merupakan bagian dari hambatan/kendala terhadap peningkatan
kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara.
Tingkat keberhasilan penyelesaian kasus tersebut berkorelasi terhadap
pencapaian sasaran strategis. Persentase terselesaikannya kasus HKP,
penyesuaian harga, dan klaim ditetapkan sebagai salah satu IKU yang harus
dicapai. Pada level operasional di Perwakilan IKU dirumuskan menjadi
“Persentase Pelaksanaan Penugasan Hambatan Kelancaran Pembangunan,
Klaim, dan Penyesuaian Harga”.
Pengukuran IKU dihitung berdasarkan Jumlah laporan HKP, klaim dan
penyesuaian harga yang terbit dibagi dengan permintaan HKP, klaim dan
eskalasi yang memenuhi syarat (diterbitkan ST).
Dalam tahun 2013 realisasi IKU sebesar 100% atau sebanyak 2 penugasan dari
2 permintaan HKP, klaim dan eskalasi. Apabila dibandingkan dengan target
tahun 2014 sebesar 84% maka capaian IKU adalah sebesar 119,05%. Pda akhir
tahun 2013 terdapat permintaan 3 Audit Eskalasi dan 1 Audit Klaim, dan karena
terbatasnya waktu maka kegatan tersebut akan dilaksanakan di tahun 2014.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100% tersebut telah mancapai maksimal
sesua target tahun 2013. Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra
tahun 2014, IKU ini telah mencapai 119,05% dari target sebesar 84%.
Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan dengan capaian
output sebesar 60% atau 3 laporan dari total target sebanyak 5 laporan.
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
55
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp 15.371.000,00
atau 37,57% dari anggaran sebesar Rp 40.909.000,00 dengan menggunakan
SDM, sebanyak 151 OH atau 42,54% dari rencana sebanyak 355 OH.
5. Persentase Pelaksanaan Audit Investigasi/PKKN/PKA
Salah satu upaya pencapaian sasaran strategis peningkatan kualitas
penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara, antara lain
dengan tertanganinya kasus KKN. Penanganan kasus yang berindikasi KKN
yang dilaksanakan oleh BPKP menjadi lengkap setelah dilimpahkan kepada
instansi penegak hukum. Dengan demikian, “Persentase Penyerahan Kasus
kepada Instansi Penegak Hukum” menjadi salah satu IKU BPKP dalam upaya
pencapaian sasaran strategis. Pada level operasional IKU tersebut dirumuskan
menjadi “Persentase Pelaksanaan Audit Investigasi/PKKN/PKA.”
Pengukuran IKU dihitung berdasarkan Jumlah laporan audit
investigasi/PKKN/PKA dibagi dengan permintaan audit investigasi/PKKN/ PKA
dari instansi penegak hukum.
Dalam tahun 2013 realisasi IKU sebesar 98,33% atau sebanyak 57 laporan. Jika
dibandingkan dengan target IKU tahun 2013 sebesar 85%, maka capaian IKU
adalah sebesar 115,69%.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 98,33% tersebut, mengalami kenaikan
sebesar 87,33% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 11%. Jika
dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah
mencapai 115,69% dari target sebesar 85%.
Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan dengan capaian
output sebesar 120,00% atau 47 laporan dari total target sebanyak 38 laporan.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp 492.100.000,00 atau 69,37% dari anggaran sebesar Rp709.365.000,00
dengan menggunakan SDM, sebanyak 2.061 OH atau 127,14% dari rencana
sebanyak 1.621 OH.
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
56
6. Persentase Tindak Lanjut (TL) Hasil Audit Investigasi Non TPK oleh Instansi Berwenang
Audit investigatif merupakan kegiatan pengungkapan modus terjadinya kerugian
keuangan negara atas pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku untuk
ditindaklanjuti oleh instansi berwenang. Hal ini merupakan bagian dari upaya
pencapaian sasaran strategis terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan
memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan Negara.
Indikator kinerja utama berupa hasil audit investigasi yang ditindaklanjuti oleh
instansi berwenang diturunkan menjadi “Persentase TL Hasil Audit Investigasi
Non TPK oleh Instansi Berwenang.”
Realisasi IKU dihitung berdasarkan jumlah TL atas temuan investigasi non TPK
dibagi dengan jumlah temuan non TPK sampai dengan tahun berjalan dengan
target tahun 2013 sebesar 40%.
Pada tahun 2013 hasil audit investigasi sebanyak 3 laporan seluruhnya
berindikasi TPK.
7. Persentase Laporan Keinvestigasian yang Sesuai Standar
Salah satu bentuk akuntabilitas penugasan investigatif terletak pada pemenuhan
standar pelaporan hasil penugasan. Hal ini berdampak pada efektivitas
pengungkapan dan penanganan kasus yang berindikasi KKN dalam rangka
peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas
keuangan negara. Untuk itu, dalam Renstranya, BPKP membentuk IKU
“Persentase Telaahan Terhadap Laporan Penugasan Investigasi yang Memenuhi
Standar”. Sedangkan pada tingkat perwakilan, IKU tersebut menjadi “Persentase
Laporan Keinvestigasian yang Sesuai Standar.”
Realisasi IKU dihitung berdasarkan jumlah laporan keinvestigasian yang tidak
dikembalikan pusat dibagi jumlah laporan keinvestigasian yang disampaikan ke
pusat.
Realisasi IKU tahun 2013 diukur dengan laporan keinvestigasian yang tidak
dikembalikan pusat sebanyak 61 laporan, atau mencapai 100% jumlah laporan
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
57
keinvestigasian yang disampaikan ke pusat sebanyak 61 laporan atau sebesar
114,94% dari target sebesar 87%.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100% tersebut, tidak mengalami
kenaikan/penurunan dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 100%. Namun,
jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah
mencapai 111,11% dari target sebesar 90%.
Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan, OH dan dana
sebagaimana kegiatan, OH dan dana yang mendukung capaian kinerja IKU
bidang keinvestigasian.
8. Persentase Hasil Telaahan Pengaduan Masyarakat
Masyarakat dapat melakukan pengawasan secara tidak langsung terhadap
akuntabilitas keuangan negara, antara lain melalui mekanisme pelaporan dan
pengaduan. Pengaduan masyarakat dapat menjadi salah satu sumber data bagi
BPKP dalam melaksanakan fungsi pengawasan. Setiap surat pengaduan atau
tembusan surat pengaduan, baik yang diterima secara langsung melalui Kepala
BPKP atau Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dilakukan penelaahan
untuk ditindaklanjuti. IKU dalam mencapai sasaran strategis, Reviu Terhadap
Laporan dan Pengaduan Masyarakat yang Ditindaklanjuti. Sedangkan IKU pada
Perwakilan BPKP adalah “Persentase Hasil Telaahan Pengaduan Masyarakat”
Realisasi IKU dihitung berdasarkan Jumlah hasil telaahan dibandingkan dengan
jumlah pengaduan yang masuk.
Pada tahun 2013, jumlah hasil telaahan sebanyak 3 atau 100% dibandingkan
jumlah pengaduan yang masuk sebanyak 3 pengaduan. Dengan target IKU
sebesar 10%, maka capaian IKU pada tahun 2013 adalah 120%.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100% tersebut, tidak mengalami
kenaikan/penurunan dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 100%. Namun,
jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah
mencapai 200% dari target sebesar 10%.
Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan dengan capaian
output sebesar 100% atau 3 laporan dari total target sebanyak 3 laporan.
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
58
Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan, OH dan dana
sebagaimana kegiatan, OH dan Dana yang mendukung capaian kinerja IKU
bidang keinvestigasian.
Sasaran Strategis 5:
Meningkatnya Kualitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada 70% Kementerian/Lembaga/Pememerintah Daerah Penyelenggaraan SPIP pada dasarnya merupakan tanggung jawab masing-masing
menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota. BPKP sesuai pasal 59 PP
Nomor 60 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah bertanggung jawab
melakukan pembinaan. Pada prinsipnya, pembinaan SPIP diarahkan agar instansi
pemerintah dapat menyelenggarakan SPIP dalam rangka mencapai tujuannya
melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan,
pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah” diindikasikan oleh satu IKU
dominan yang terkait langsung dengan penyelenggaraan SPIP pada seluruh
K/L/Pemda. Semakin banyak K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP
Nomor 60 Tahun 2008, diharapkan akan semakin baik kualitas pencapaian tujuan
instansi pemerintah dan semakin berkualitas birokrasi. Bersama dua IKU lainnya,
realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan dengan realisasi yahun
2012 dikaitkan dengan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 5
No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaik
an/(Penurunan)
Target Kinerja
2014
Capaian 2013 thd Target 2014 (%) 2012 2013
1. Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
Persen 10,00 20,00 10,00 70,00 28,57
2. Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008
IPP/IPD 8 10 2 10 100,00
3. Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern
IPP/IPD 3 5 2 6 83,33
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
59
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di
Tabel 3.1 terlihat bahwa IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 belum tercapai.
Secara keseluruhan, dengan tiga IKU, rata-rata capaian sasaran 91,11%.
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
1) Persentase Pemda yang Menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008
Sebagai Pembina SPIP, BPKP bertanggung jawab terhadap penyelenggaran
SPIP pada K/L/Pemda. Perwakilan BPKP Provinsi Bali bertanggung jawab
terhadap penyelenggaraan SPIP pada seluruh Pemda di Provinsi Bali.
Penyelenggaraan SPIP dinilai sesuai PP 60 Tahun 2008 melalui tingkat
maturitas. Sebelum penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP dapat
dilaksanakan, maka IKU “Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP
sesuai PP 60/2008” diukur dengan menghitung jumlah Pemda yang laporan
keuangannya memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI
dibandingkan dengan jumlah seluruh Pemda. Opini WTP atas laporan keuangan
diyakini dapat mewakili sistem pengendalian yang memadai sebagaimana
dimaksud dalam PP Nomor 60 Tahun 2008, karena audit keuangan yang
dilaksanakan oleh BPK RI mencakup pengujian atas keandalan sistem
pengendalian K/L/Pemda.
Dalam tahun 2013, Pemda yang laporan keuangan memperoleh opini WTP
adalah sebanyak 2 pemda atau 20% dari 10 Pemda di Provinsi Bali. Bila
dibandingkan dengan targetnya sebesar 60%, maka capaian IKU ini adalah
sebesar 33,33%.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 20% tersebut, mengalami kenaikan sebesar
100% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 10%. Jika dibandingkan dengan
target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 28,57% dari
target sebesar 70,00%.
Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan dengan capaian
output sebesar 120,00% atau 18 laporan dari total target sebanyak 15 laporan.
Pada tahun 2013 telah dilaksanakan kegiatan asistensi penerapan SPIP dan
pendampingan berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas laporan keuangan
pada pemda di Provinsi Bali.
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
60
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp173.812.000,00
atau 139,31% dari anggaran sebesar Rp124.767.000,00 dengan menggunakan
SDM, sebanyak 342 OH atau 102,09% dari rencana sebanyak 335 OH.
2) Jumlah Pemda yang telah Dilakukan Asistensi Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
Sebagai Pembina SPIP, Perwakilan BPKP Provinsi Bali melaksanakan
pembinaan SPIP melalui kegiatan asistensi penerapan SPIP pada seluruh
Pemda di Provinsi Bali. Penerapan SPIP di Pemda diawali dengan pembuatan
rencana/desain penyelenggaraan SPIP, yaitu dokumen yang berisi tahap-tahap
pengembangan detil SPIP yang akan dilakukan. Manfaat rencana/desain adalah
sebagai acuan dan alat untuk memantau perkembangan penyelenggaraan SPIP.
IKU ini dibentuk pada tahun 2012 sebagai tindak lanjut atas terbitnya Pedoman
Penyusunan Desain Penyelenggaraan SPIP berdasarkan Peraturan Kepala
BPKP Nomor PER–687/K/D4/2012 tanggal 25 Mei 2012. Pada tahap berikutnya,
Pemda akan menerapkan SPIP sesuai dengan kondisi masing-masing. Sebagai
pertanggungjawaban fungsi Perwakilan BPKP sebagai pembina SPIP di daerah,
ditetapkan IKU “Jumlah Pemda yang telah Dilakukan Asistensi Penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008.”
Pada tahun 2013, Perwakilan BPKP telah melaksanakan asistensi pada 10
Pemda baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota atau sebesar 100% dari seluruh
Pemda di Provinsi Bali. Selain itu Sebagai bagian tugas dari pembina SPIP, pada
tahun 2013 BPKP Provinsi Bali telah memfasilitasi terselenggaranya diklat SPIP
sebanyak 3 kelas/Angkatan yang merupakan kerjasama antara Pusdiklatwas
BPKP, Perwakilan BPKP Provinsi Bali, dan Pemerintah daerah, masing-masing
untuk eselon II dan III sebanyak 2 kelas pada Pemerintah Kota Denpasar dan
Pemerintah Kabupaten Karangasem serta untuk eselon III dan IV pada
Pemerintah Kota Denpasar.
Capaian IKU tahun 2013 sebanyak 10 Pemda, jika dibandingkan dengan tahun
2012 mengalami kenaikan sebesar 25% atau 2 Pemda dibandingkan dengan
tahun 2012 sebanyak 8 Pemda. Namun, jika dibandingkan dengan target akhir
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
61
periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 100% dari target sebanyak
10 Pemda.
Capaian kinerja IKU tahun 2012 didukung dengan kegiatan, OH dan dana
sebagaimana kegiatan, OH dan dana yang mendukung capaian kinerja IKU
Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008.
Kegiatan yang mendukung capaian IKU tersebut sebagai berikut:
1) Sosialisasi/Bimtek SPIP dilakukan pada Pemerintah Kabupaten Badung,
Kabupaten Buleleng, Kabupaten Jembrana, dan Kabupaten Klungkung.
2) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan SPIP bagi aparatur Pemerintah
Kota Denpasar.
3) Bimbingan Teknis Pemantauan Efektivitas SPIP pada Dinas Kesehatan
Kabupaten Gianyar terkait Piloting Implementasi SPIP tahap IV pada
Pemerintah Kabupaten Gianyar.
4) Workshop SPIP (Penilaian Risiko dan Penyusunan Dokumen Rencana
Tindak Pengendalian) bagi pegawai Inspekorat, Bappeda, dan Pengelola
Keuangan Pemerintah Daerah di Lingkungan Provinsi Bali.
3) Jumlah Pemda yang Dilakukan Monitoring Sistem Pengendalian Intern
BPKP selaku pembina penyelenggaraan SPIP, berkewajiban memantau
perkembangan penyelenggaraan SPIP K/L/Pemda. Pelaksanaan monitoring
perbaikan SPI di lingkungan instansi pemerintah didasarkan pada Peraturan
Kepala BPKP Nomor PER-852/K/2011 tentang Pedoman Monitoring Perbaikan
SPI di Lingkungan Instansi Pemerintah Tahun Anggaran 2011.
Realisasi IKU pada tahun 2013 sebanyak 5 Pemda telah dilakukan monitoring
Sistem Pengendalian Intern yaitu Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah
Kabupaten Tabanan, Pemerintah Kabupaten Klungkung, Pemerintah Kabupaten
Badung dan Pemerintah Kabupaten Gianyar, atau sebesar 120% dari target
sebanyak 4 Pemda.
Capaian IKU tahun 2013 sebanyak 5 Pemda tersebut, jika dibandingkan dengan
tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 66,67% atau 2 Pemda dibandingkan
dengan tahun 2012 sebanyak 3 Pemda. Namun, jika dibandingkan dengan target
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
62
akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 83,33% dari target
sebanyak 6 Pemda.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp 35.004.000,00
atau 102,60% dari anggaran sebesar Rp34.117.000,00 dengan menggunakan
SDM, sebanyak 128 OH atau 83,12% dari rencana sebanyak 154 OH.
Sasaran Strategis 6:
Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah
Pelaksanaan audit intern di lingkungan Instansi Pemerintah dilakukan oleh pejabat
yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi syarat
kompetensi keahlian sebagai auditor. Setiap aparat pengawas intern pemerintah
(APIP) mengimplementasikan JFA sebagai konsekuensi adanya fungsi dan peran
pelaksanaan tugas pengawasan intern oleh auditor sesuai dengan ketentuan
tersebut.
Sebagai organisasi, salah satu faktor penentu keberhasilan APIP adalah kompetensi
dan profesionalitas sumber daya manusia (SDM), karena faktor manusia yang
mengatur dan menggerakkan jalan organisasi. SDM yang kompeten adalah SDM
yang memiliki penguasaan teoritis, didukung dengan pengalaman, dan mendapat
pengakuan keahlian spesifik berdasarkan standar yang berlaku umum dalam
lingkungan keahlian tersebut. SDM yang profesional adalah SDM yang mampu
melaksanakan tugas dengan baik, sesuai dengan bidang keahliannya. Keahlian
tersebut perlu terus-menerus diperbarui dan ditingkatkan, baik melalui program
pendidikan gelar maupun program pendidikan nongelar dengan mengacu pada
dokumen Human Capital Development Plan (HCDP), yang merupakan dokumen
perencanaan pengembangan kompetensi pegawai, yang terkait dengan proses
pelatihan, pendidikan, dan kegiatan lainnya yang dapat meningkatkan pengetahuan,
keahlian, kemampuan, nilai-nilai, dan aset sosial lainnya yang dimiliki pegawai.
Sasaran “Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah K/L/Pemda
yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda” diindikasikan oleh satu IKU
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
63
dominan yang terkait langsung dengan penerapan JFA, yang bertujuan untuk
mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku instansi Pembina JFA
dalam mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten di lingkungan Aparat
Pengawas Intern Pemerintah (APIP) non-BPKP. Dalam mendukung pencapaian
sasaran tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Bali hanya bertanggung jawab pada
satu IKU yaitu Persentase Pemda yang dilakukan asistensi Penerapan JFA yang
merupakan turunan dari IKU Utama Tingkat Penerapan JFA. Realisasi IKU sasaran
strategis tahun 2013 dibandingkan dengan realisasi tahun 2012 dikaitkan dengan
target 2014 disajikan dalam Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 6
No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaik
an/(Penurunan)
Target Kinerja
2014
Capaian 2013 thd Target 2014 (%) 2012 2013
1. Persentase Pemda yang dilakukan asistensi Penerapan JFA
Persen 40,00 60 20 80 75
1. Persentase Pemda yang dilakukan asistensi Penerapan Jabatan Fungsional Auditor
Pelaksanaan audit intern di lingkungan instansi pemerintah dilakukan oleh
pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi
syarat kompetensi keahlian sebagai auditor. Hal ini sesuai dengan Pasal 51 PP
60 Tahun 2008 tentang SPIP. Syarat kompetensi keahlian sebagai auditor
dipenuhi melalui keikutsertaan dan kelulusan dalam program sertifikasi.
Berdasarkan Pasal 1 Butir 2 Permenpan 220/2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang
Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, Auditor adalah jabatan yang
mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk
melakukan pengawasan intern pada instansi pemerintah, lembaga dan/atau
pihak lain, yang di dalamnya terdapat kepentingan negara sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil
dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang
berwenang.
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
64
Berdasarkan ketentuan tersebut, setiap APIP mengimplementasikan JFA
sebagai konsekuensi adanya fungsi dan peran pelaksanaan tugas pengawasan
intern oleh auditor sesuai dengan ketentuan tersebut.
Indikator sasaran atas tingkat penerapan Jabatan Fungsional Auditor bertujuan
untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku instansi
Pembina JFA dalam mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten di
lingkungan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) non-BPKP. Penentuan
tingkat capaian indikator sasaran ini adalah jumlah K/L (APIP Pusat) dan Pemda
(APIP Daerah) non-BPKP yang mengimplementasikan JFA sampai dengan
tahun berjalan. Indikator tersebut diterjemahkan pada tingkat operasional pada
Perwakilan BPKP Provinsi Bali menjadi Persentase Pemda yang dilakukan
asistensi Penerapan Jabatan Fungsional Auditor dengan pengukuran
berdasarkan jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
dibandingkan jumlah seluruh Pemda.
Sampai dengan tahun 2013, Perwakilan BPKP Provinsi Bali telah melakukan
asistensi penerapan JFA pada 6 Pemda yaitu Pemerintah Kabupaten Jembrana,
Gianyar, Buleleng, Klungkung, Karangasem dan Bangli atau 60% dari seluruh
Pemda di Provinsi Bali. Tidak tercapainya target antara lain disebabkan fasilitasi
penerapan JFA pada APIP belum dilakukan secara intensif. Di samping itu,
jumlah kelulusan sertifikasi auditor yang relatif rendah membuat APIP belum
antusias menerapkan JFA.
Capaian IKU tahun 2013 sebesar 60% tersebut, jika dibandingkan dengan tahun
2012 mengalami kenaikan sebesar 20% dibandingkan dengan tahun 2012
sebesar 40% atau sebanyak 4 Pemda. Jika dibandingkan dengan target akhir
periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 75% dari target sebesar
80%.
Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan dengan capaian
output sebesar 120% atau 12 laporan dari total target sebanyak 10 laporan.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp82.666.000,00
atau 77,85% dari anggaran sebesar Rp 106.190.000,00 dengan menggunakan
SDM, sebanyak 191 OH atau 79,25% dari rencana sebanyak 241 OH.
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
65
Sasaran Strategis 7:
Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%
Perencanaan pengawasan berfungsi mengarahkan kegiatan pengawasan agar
sesuai dengan peran dan tujuan BPKP, sekaligus media untuk mengukur tingkat
keberhasilan kinerja teknis BPKP. Selain itu, perencanaan juga terkait langsung
dengan pengelolaan SDM, penyediaan sarana prasarana, dan penganggaran.
Seiring dengan gencarnya penyerapan anggaran berdasarkan disbursement plan,
semakin dirasakan pentingnya arti perencanaan yang baik sehingga anggaran yang
digunakan benar-benar menghasilkan kinerja yang terbaik pula.
Dalam kerangka keuangan negara, BPKP sebagai lembaga pemerintah mempunyai
kewajiban menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar
yang diatur dalam PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP). Keberhasilan fungsi dukungan dalam membina satuan kerja
terkait dengan kualitas pengelolaan keuangan, ditandai dengan tingkat opini WTP
terhadap laporan keuangan BPKP yang diperoleh dari BPK RI.
Sasaran “Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan
Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%” diindikasikan oleh dua IKU dominan
yang terkait langsung dengan efektivitas perencanaan pengawasan dan kualitas
pengelolaan keuangan. Bersama sebelas IKU lainnya, realisasi IKU sasaran
strategis tahun 2013 dibandingkan realisasi tahun 2012 dan dikaitkan target 2014
disajikan dalam Tabel 3.8.
Tabel 3.8 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 7
No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaik
an/(Penurunan)
Target Kinerja
2014
Capaian 2013 thd Target 2014 (%) 2012 2013
1. Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
Persen 93,98 90,69 - 90 100,77
2. Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
Persen 100 100 - 100 100
3. Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
Skala likert 1-
10
6,40 7,36 0,96 8 92
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
66
No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaik
an/(Penurunan)
Target Kinerja
2014
Capaian 2013 thd Target 2014 (%) 2012 2013
4. Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA
Persen 100 100 - 100 100
5. Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur
Skala likert 1-
10
7,50 7,88 0,38 8,50 92,71
6. Persentase permintaan bantuan hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan Humas
Persen 100 100 - 100 100
7. Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa
Jumlah berita
19 50 31 24 208,33
8. Persentase pemanfaatan asset Persen 100 100 - 100 100
9. Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras
Skala likert 1-
10
6,8 6,92 0,12 8,30 83,37
10. Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
Persen 100 100 - 80 125
11. Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas
Jumlah Topik
0 1 1 1 100
12. Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP
Jumlah APIP
1 4 3 4 100
13. Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
Skala likert 1-
10
7,54 6,93 - 8,30 83,49
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di
Tabel 3.1 terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 tercapai
103,35%. Secara keseluruhan, dengan tiga belas IKU, rata-rata capaian sasaran
103,23%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai
berikut:
1. Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
IKU “Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi”
diukur dengan membandingkan realisasi penugasan pengawasan PKPT
dibandingkan dengan target penugasan pengawasan dalam PKPT, dengan
target tahun 2012 sebesar 85%.
Realisasi IKU pada tahun 2013 sebesar 90,69% atau mencapai 106,69% dari
target.
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
67
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 90,69% tersebut telah mancapai maksimal
sesuai target tahun 2013. Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra
tahun 2014, IKU ini telah mencapai 100,77% dari target sebesar 90%.
Selain itu, pada tahun 2013 Perwakilan BPKP Provinsi Bali telah melaksanakan
penugasan di luar yang direncanakan sebanyak 342 penugasan atau 56,52%
dari seluruh realisasi penugasan tahun 2013 sebanyak 605 penugasan.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp439.018.000,00
atau 104,55% dari anggaran sebesar Rp 419.918.000,00 dan SDM sebanyak
3.204 OH atau 181,12% dari rencana sebanyak 1.769 OH yang tersebar pada
seluruh indikator pengawasan.
2. Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
Salah satu bentuk akuntabilitas pengelolaaan keuangan yang baik adalah tingkat
kewajaran laporan keuangan yang menjadi opini BPK RI terhadap penyajian
laporan keuangan BPKP. IKU “Tingkat Opini BPK RI terhadap Laporan
Keuangan BPKP”dibuat untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam membina
satuan kerja terkait penyusunan laporan keuangan sesuai dengan SAP.
Perwakilan BPKP merupakan Unit Akuntansi Pengguna Anggaran BPKP secara
keseluruhan, sehingga laporan keuangan perwakilan merupakan laporan
keuangan dukungan bagi BPKP untuk mendapatkan opini WTP. IKU untuk
Perwakilan BPKP Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP
dengan SAP, diukur berdasarkan hasil reviu Inspektorat terhadap laporan
keuangan perwakilan.
Pada Tahun 2013, IKU telah tercapai 100% karena laporan keuangan BPKP
yang disusun dari laporan keuangan BPKP Pusat dan seluruh perwakilan telah
mendapatkan opini WTP.
Dalam rangka mendukung capaian IKU tingkat BPKP, Perwakilan berupaya
melaksanakan kegiatan pengelolaan anggaran dan penyusunan laporan
keuangan sesuai dengan sistem akuntansi pemerintah.
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
68
3. Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
Peningkatan pengelolaan kepegawaian dan organisasi sebagai upaya untuk
perbaikan kualitas SDM, serta penataan kelembagaan dan proses kerja internal
yang dapat menunjang tercapainya penyelenggaraan pengawasan intern
akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Hal
tersebut dilandasi dengan pemikiran bahwa pelaksanaan prinsip-prinsip tata
kepemerintahan yang baik (good governance) akan terwujud dengan dukungan
SDM yang andal dan terkelola dengan baik.
Persepsi kepuasan terhadap suatu pelayanan sangat bergantung pada suatu
keadaan ketika keinginan, harapan, dan kebutuhan para penerima layanan dapat
terpenuhi. Pernyataan kepuasan atau ketidakpuasan diperoleh melalui survei
kepada para penerima layanan, dengan metode skala Likert 1-10. Perhitungan
persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan kepegawaian dan
organisasi dilaksanakan dengan metode penyebaran kuesioner secara uji petik
kepada para pegawai dari seluruh unit kerja di lingkungan BPKP.
Target IKU “Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan
kepegawaian” pada tahun 2013 adalah sebesar 7,80 dari skala Likert 1-10.
Capaian kinerja IKU ini menunjukkan tingkat kepuasan pegawai atas pelayanan
pengelolaan kepegawaian dan organisasi, antara lain: (a) Sistem rekrutmen yang
transparan dan berbasis kompetensi; (b) Pelayanan kenaikan pangkat pegawai,
kenaikan jabatan, gaji berkala, dan penyesuaian gaji selalu dilaksanakan secara
tepat waktu; (c) Struktur kelembagaan (organisasi dan tata kerja) yang
proporsional, efektif, dan efisien terus disesuaikan secara bertahap; serta (d)
Penandatanganan pakta integritas atau pernyataan kepatuhan terhadap aturan
perilaku pada setiap awal tahun untuk seluruh pegawai.
Realisasi IKU ini dalam tahun 2013 adalah sebesar 7,36 dari skala Likert 1-10
atau mencapai 94,36% dari target tahun 2013 sebesar 7,80 dari skala Likert 1-
10.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 7,36 dari skala Likert 1-10, jika dibandingkan
dengan tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 0,96 dari skala Likert 1-10 atau
15% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 6,40 dari skala Likert 1-10.
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
69
Namun, jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU
ini telah mencapai 92% dari target sebesar 8 dari skala Likert 1-10.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp
239.251.000,00 atau 96,57% dari anggaran sebesar Rp 247.755.000,00 dan
SDM sebanyak 771 OH atau 95,19% dari rencana sebanyak 810 OH.
4. Persentase Pagu Dana yang Tidak Diblokir dalam DIPA
Ketersediaan dana yang memadai diperlukan untuk membiayai pelaksanaan
tugas dan fungsi BPKP melalui proses penyusunan anggaran, yang
menghasilkan dokumen anggaran berupa Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA). Pagu dana dalam DIPA dapat dilakukan pemblokiran/pemberian tanda
bintang oleh DPR untuk kegiatan dalam DIPA yang perlu dimintakan persetujuan
dari DPR terlebih dahulu, atau Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) untuk
kegiatan pada saat penelaahan belum dilengkapi dengan data dukung yang
memadai/lengkap.
Realisasi pada Perwakilan BPKP Provinsi Bali diukur dengan membandingkan
antara jumlah dana DIPA yang tidak diblokir DJA dibandingkan dengan jumlah
DIPA Perwakilan Tahun 2013.
Pagu dana DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2013 sebesar
Rp15.598.612.000,00 dengan jumlah dana DIPA yang tidak diblokir sebesar
Rp15.598.612.000,00 atau 100% dari total pagu dana DIPA Tahun 2013.
Target IKU sebesar 95%, sedangkan realisasi sebesar 100%, maka capaian IKU
adalah sebesar 105,26%.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100% tersebut, jika dibandingkan dengan
tahun 2012 tidak mengalami kenaikan/penurunan dibandingkan dengan tahun
2012 sebesar 100%. Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra
tahun 2014, IKU ini telah mencapai 100% dari target sebesar 100%.
Kegiatan yang mendukung capaian kinerja sasaran adalah Penyusunan RKA-KL,
Pengelolaan Anggaran dan Sistem Akuntansi Pemerintah, melalui sub-sub
kegiatan penyusunan pedoman anggaran dan penyusunan dokumen anggaran.
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
70
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp 26.073.000,00
atau 60,99% dari anggaran sebesar Rp 42.752.000,00 dan SDM sebanyak 19
OH atau 15,83% dari rencana sebanyak 120 OH.
5. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan Sesuai Prosedur
Penyediaan dana yang memadai bagi terlaksananya tugas-tugas BPKP secara
keseluruhan dengan pelayanan yang cepat, tepat, dan ramah menjadi kata kunci
yang harus senantiasa disadari oleh para pengelola keuangan dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari, agar para pengguna merasa puas dengan
pelayanan keuangan yang mereka terima. Untuk itu, pengelolaan dana yang
tersedia dalam dokumen anggaran harus dilaksanakan secara profesional dan
akuntabel. Ketepatan jumlah dan waktu penyediaan dana memerlukan kerja
sama dari unit pengguna dalam penyampaian berkas permintaan dan
pertanggungjawaban dana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan
sesuai dengan prosedur adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna
anggaran atas pelayanan yang diberikan dalam menyediakan uang untuk
membiayai kegiatan yang telah dianggarkan, diukur berdasarkan hasil survai
kepuasan pegawai atas layanan keuangan.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 7,88 dari skala likert 1-10 atau mencapai
95,52% dari target sebesar 8,25 dari skala likert 1-10.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 7,88 dari skala Likert 1-10, jika dibandingkan
dengan tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 0,38 dari skala Likert 1-10 atau
5,07% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 7,50 dari skala Likert 1-10.
Namun, jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU
ini telah mencapai 92,71 dari target sebesar 8,50 dari skala Likert 1-10.
Pencapaian Indikator Kinerja Utama ini didukung dengan beberapa proses
kegiatan, antara lain penyediaan dana yang sesuai dengan jumlah dan waktu
yang diajukan dalam SPP yang sesuai dengan prosedur, verifikasi
perbendaharaan, monitoring/evaluasi penyusunan dan perbendaharaan
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
71
anggaran, pembinaan penyusunan dan perbendaharaan anggaran, serta
rekonsiliasi penyusunan dan perbendaharaan anggaran.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp
594.525.000,00 atau 89,27% dari anggaran sebesar Rp 666.012.000,00 dan
SDM sebanyak 1.270 OH atau 91,24% dari rencana sebanyak 1.392 OH.
6. Persentase permintaan bantuan hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan Humas
Salah satu fungsi pelayanan BPKP dalam rangka mendukung tugas dan fungsi
BPKP adalah memberikan bantuan hukum kepada satuan kerja BPKP yang
tengah menghadapi gugatan hukum, melakukan kajian hukum atas peraturan
perundang-undangan berdasarkan permintaan dari satuan kerja BPKP, dan
melakukan pembinaan hukum kepada satuan kerja BPKP yang membutuhkan.
Untuk itu, kinerja IKU bidang hukum BPKP diukur dengan menilai tingkat
kepuasan pegawai/satuan kerja terhadap layanan pembinaan dan bantuan
hukum. Indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas layanan tersebut
adalah “Persepsi kepuasan pegawai/satuan kerja atas pembinaan dan bantuan
hukum”. Pada tingkat perwakilan IKU tersebut menjadi Persentase permintaan
bantuan hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan Humas dengan capain
diukur berdasarkan jumlah permintaan bantuan hukum yang ditindaklanjuti Biro
Hukum dan Humas dibandingkan dengan jumlah permintaan bantuan hukum.
Pada tahun 2013, permintaan bantuan hukum yang ditindaklanjuti oleh Biro
Hukum dan Humas sebanyak 1 Permintaan atau 100 % dari seluruh permintaaan
sebanyak 1 permintaan, sehingga capaian kinerja IKU sebesar 111,11% dari
target sebesar 90%.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100% tersebut, jika dibandingkan dengan
tahun 2012 tidak mengalami kenaikan/penurunan dibandingkan dengan tahun
2012 sebesar 100%. Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra
tahun 2014, IKU ini telah mencapai 100% dari target sebesar 100%.
7. Jumlah Publikasi Kegiatan Perwakilan BPKP di Media Massa
Eksistensi sebuah organisasi antara lain ditentukan oleh citra organisasi yang
terbentuk di lingkungannya. Demikian juga dengan eksistensi BPKP yang
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
72
ditentukan juga oleh citranya di mata publik. Oleh karena itu, persepsi publik
terhadap BPKP menjadi salah satu alat ukur yang relevan dalam menilai kinerja
BPKP.
Kinerja IKU ini diukur dengan cara mengukur jumlah berita tentang kegiatan
perwakilan BPKP di media massa.
Selama tahun 2013 jumlah berita tentang kegiatan Perwakilan BPKP di media
massa sebanyak 50 Berita atau 120% dari target sebanyak 22 Berita.
Realisasi IKU tahun 2013 sebanyak 50 berita tersebut, jika dibandingkan dengan
tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 31 berita atau 163,16% dibandingkan
dengan tahun 2012 sebesar 19 berita. Namun, jika dibandingkan dengan target
akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 208,33% dari target
sebanyak 24 berita.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp 68.639.000,00
atau 141,41% dari anggaran sebesar Rp 48.540.000,00 dan SDM sebanyak 148
OH atau 189,74% dari rencana sebanyak 78 OH.
8. Persentase Pemanfaatan Aset
Persentase Pemanfaatan Aset digunakan untuk mengukur pengelolaan dan
pengembangan kapasitas sarana dan prasarana di BPKP yang dilaksanakan
melalui pengelolaan urusan tata usaha, perlengkapan, dan rumah tangga bagi
seluruh satuan kerja. Persentase pemanfaatan asset diukur berdasarkan total
asset dikurangi asset kondisi baik/kurang baik dibandingkan total asset.
Dalam tahun 2013, persentase pemanfaatan asset sebesar 100% atau 100%
dari target sebesar 100%.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100% tersebut, jika dibandingkan dengan
tahun 2012 tidak mengalami kenaikan/penurunan dibandingkan dengan tahun
2012 sebesar 100%. Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra
tahun 2014, IKU ini telah mencapai 100% dari target sebesar 100%.
IKU ini dicapai melalui kegiatan pembinaan administrasi dan pengelolaan
perlengkapan, meliputi sub-sub kegiatan pencatatan dan updating akuntansi
aset, inventarisasi aset, serta validasi dan verifikasi aset pada BPKP.
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
73
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp2.416.359.000,00 atau 102,22% dari anggaran sebesar Rp 2.363.810.000,00
dan SDM sebanyak 1.112 OH atau 31,61% dari rencana sebanyak 3.518 OH.
9. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan Terhadap Layanan Sarana Prasarana
Fungsi dukungan manajemen BPKP diantaranya dilaksanakan melalui
penyediaan dan pengelolaan sarpras sesuai dengan kebutuhan di lingkungan
BPKP.
IKU “Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan Terhadap Layanan Sarpras”
merupakan indikator tambahan untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan
target sebesar 8,10 dari skala likert 1-10. IKU ini diukur dari hasil survei
kepuasan pegawai perwakilan atas layanan sarpras.
Berdasarkan hasil survai atas persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan Terhadap
Layanan Sarpras tahun 2013, capaian IKU atas pelaksanaan layanan sarpras
sebesar 6,92 dari skala likert 1-10 atau 85,43% dari target sebesar 8,10 dari
skala likert 1-10.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 6,92 dari skala Likert 1-10, jika dibandingkan
dengan tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 0,12 dari skala Likert 1-10 atau
1,76% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 6,80 dari skala Likert 1-10. Jika
dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah
mencapai 83,37% dari target sebesar 8,30 dari skala Likert 1-10.
Tercapainya target kinerja sasaran ini antara lain karena adanya penggunaan
aplikasi sistem perbendaharaan, aplikasi gaji dan perjalanan dinas, serta
pengadaan keperluan sehari-hari perkantoran yang didasarkan pada skala
prioritas kebutuhan pengguna.
Faktor-faktor pendukung keberhasilan pencapaian target output karena adanya
kesiapan sarpras, kesiapan SDM pelaksana, dan peningkatan kompetensi SDM
pengelola secara berkesinambungan.
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
74
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp
7.599.718.000,00 atau 97,07% dari anggaran sebesar Rp7.829.270.000,00 dan
SDM sebanyak 2.330 OH atau 74,20% dari rencana sebanyak 3.140 OH.
10. Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit Inspektorat BPKP
Kegiatan pengawasan internal yang dilaksanakan Inspektorat BPKP antara lain
bertujuan memberikan jaminan mutu dan kepatuhan pada setiap pelaksanaan
kegiatan BPKP. Hasil kegiatan pengawasan yang dilaksanakan Inspektorat
merupakan bagian dari fungsi early-warning dalam pengembangan dan
perbaikan operasional untuk mencapai dan meningkatkan kinerja BPKP.
IKU “Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit Inspektorat BPKP”
merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target
sebesar 77,00%. IKU ini diukur dengan menghitung Jumlah tindak lanjut
rekomendasi hasil audit Inspektorat dibandingkan dengan jumlah rekomendasi
Inspektorat yang diterima sampai dengan tahun berjalan.
Dalam tahun 2013, jumlah tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
sebanyak 10 tindak lanjut atau 90,91% dari 11 rekomendasi yang harus
ditindaklanjuti. Dibandingkan dengan target IKU pada tahun 2013 sebesar 77%,
maka capaian IKU sebesar 118,06%.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 90,91% tersebut telah mancapai maksimal
sesuai target tahun 2013. Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra
tahun 2014, IKU ini telah mencapai 113,64% dari target sebesar 80,00%.
11. Jumlah Masukan Topik Penelitian yang Disampaikan ke Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengawasan
IKU “Jumlah Masukan Topik Penelitian yang Disampaikan ke Pusat Penelitian
dan Pengembangan Pengawasan” merupakan IKU lainnya untuk mencapai
Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 1 topik. IKU ini diukur dari jumlah
masukan topik penelitian yang disampaikan ke Puslitbangwas.
Dalam tahun 2013, jumlah masukan topik penelitian ke Pusat Penelitian dan
Pengembangan Pengawasan sebanyak 1 topik penelitian. Dibandingkan dengan
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
75
target IKU pada tahun 2013 sebesar 1 topik, maka capaian IKU sebesar
100,00%.
Realisasi IKU tahun 2013 sebanyak 1 topik masukan tersebut, jika dibandingkan
dengan tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 100,00% dibandingkan dengan
tahun 2012 yang tidak mengirimkan topik masukan ke Puslitbangwas. Namun,
jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah
mencapai 100,00% dari target 1 topik.
12. Pencapaian Tata Kelola APIP yang Baik
Tugas dan fungsi Instansi Pembina berdasarkan Permenpan Nomor
PER/220/M.PAN/7/2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang JFA dan Angka Kreditnya
serta Peraturan Bersama Kepala BPKP dan Kepala BKN, Nomor PER-
1310/K/JF/2008; Nomor 24 Tahun 2008 tanggal 11 November 2008 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya,
memberi arah baru bagi BPKP sebagai Instansi Pembina JFA menuju pada
manajemen SDM berbasis kompetensi dan kinerja.
Terkait peran yang harus dilakukan oleh APIP, dalam pasal 48 Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP, dinyatakan bahwa pengawasan
intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah dilakukan oleh
APIP. Pengawasan intern tersebut mencakup kegiatan yang berkaitan langsung
dengan penjaminan kualitas (quality assurance), yaitu audit, reviu, evaluasi, dan
pemantauan, perlunya penerapan tata kelola yang baik guna mendukung
terselenggaranya pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel, serta bersih
dan bebas dari praktek KKN serta kegiatan pengawasan lainnya yang berkaitan
dengan bantuan saran (consultancy), antara lain berupa sosialisasi mengenai
pengawasan, pendidikan dan pelatihan pengawasan, pembimbingan dan
konsultasi, pengelolaan hasil pengawasan serta pemaparan hasil pengawasan.
Dengan ketentuan tersebut, peran dan lingkup tugas pengawasan intern semakin
banyak dan kompleks sehingga berdampak pada kebutuhan SDM auditor yang
semakin meningkat, baik kuantitas maupun kualitas.
IKU “Pencapaian Tata Kelola APIP yang Baik” merupakan IKU lainnya untuk
mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 40,00%. Pada tingkat
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
76
perwakilan, IKU ini diterjemahkan menjadi “Jumlah Instansi APIP yang Telah
Disosialisasi dan atau di-Assesment Tata Kelola APIP.” IKU ini bertujuan untuk
mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku instansi Pembina
JFA dalam mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten, serta tata kelola
yang baik di lingkungan APIP non-BPKP.
Salah satu kriteria yang digunakan untuk menilai bahwa unit APIP telah
melaksanakan tata kelola APIP yang baik untuk tahun 2012 adalah berdasarkan
hasil assessment (evaluasi) penerapan tata kelola APIP yang mengacu kepada
model Internal Audit Capability Model (IACM).
Realisasi IKU tahun 2013 sebanyak 4 Instansi APIP atau mencapai 120,00% dari
target sebanyak 3 instansi APIP.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 4 Instansi APIP tersebut, jika dibandingkan
dengan tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 3 Instansi APIP dibandingkan
dengan tahun 2012 sebesar 300% atau 1 Instansi APIP. Namun, jika
dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah
mencapai 100% atau 4 Instansi APIP dari target sebesar sebanyak 4 Instansi
APIP.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp24.815.000,00
atau 64,43% dari anggaran sebesar Rp 38.517.000,00 dan SDM sebanyak 97
OH atau 71,32% dari rencana sebanyak 136 OH.
13. Tingkat Persepsi Kepuasan Pemda atas Auditor Bersertifikat
IKU “Tingkat Persepsi Kepuasan Pemda atas Auditor Bersertifikat” merupakan
IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7, dengan target sebesar 8,10
dari skala likert 1-10. IKU ini diukur dengan pendekatan kepuasan pelanggan
(customer satisfaction).
Pengukuran ditujukan kepada pimpinan/pejabat struktural di lingkungan Pemda
(Inspektorat Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota).
IKU ini bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP
selaku instansi pembina JFA dalam mewujudkan auditor berkualitas yaitu auditor
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
77
yang profesional, efisien, dan efektif sehingga dapat meningkatkan mutu
pengawasan.
Realisasi IKU sebesar 6,93 dari skala likert 1-10 atau mencapai 85,56% dari
target sebesar 8,10 skala Likert 1-10.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 6,93 dari skala Likert 1-10 telah mencapai
maksimal seuai kondisi JFA pada Inspektorat di wilayah Provinsi Bali. Jika
dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah
mencapai 83,49% dari target sebesar 8,30 dari skala Likert 1-10.
IKU ini dicapai melalui kegiatan pembinaan JFA dan Tata Kelola APIP yang
didukung sub-sub kegiatan penerbitan sertifikat, penilaian angka kredit terpusat
JFA APIP, evaluasi penerapan JFA, dan penyediaan layanan informasi.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp 22.904.000,00
atau 49,66% dari anggaran sebesar Rp 46.124.000,00 dan SDM sebanyak 66
OH atau 25,78% dari rencana sebanyak 256 OH.
Sasaran Strategis 8:
Terselenggaranya Satu Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan
Bagi Pimpinan
Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis pada BPKP terutama dengan
terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008, menegaskan identitas BPKP sebagai Auditor
Presiden. Sehubungan dengan itu, BPKP dituntut untuk memberikan informasi yang
berharga bagi Presiden dan mampu memberikan solusi atas permasalahan yang
dihadapi pemerintah. Selain itu, BPKP juga harus mampu memberikan informasi
untuk mendukung pengambilan keputusan internal BPKP.
Sasaran strategis ini memiliki satu IKU dominan untuk mengukur keberhasilan
sasaran strategis. Secara lengkap, realisasi IKU Sasaran Strategis pada tahun 2013
dibandingkan dengan tahun 2012, dan dikaitkan dengan target 2014 disajikan dalam
Tabel 3.9 berikut ini:
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja
78
Tabel 3.9 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 8
No Indikator Kinerja Satuan Kinerja
Kenaikan/ (Penurunan)
Target Kinerja
2014
Capaian 2013 thd Target 2014 (%) 2012 2013
1. Jumlah Sistem Informasi yang Dimanfaatkan Secara Efektif
Jumlah sistem
10 10 - 10 100
Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di
Tabel 3.1, terlihat bahwa IKU Sasaran Strategis pada tahun 2012 tercapai 100%.
Capaian IKU adalah sebagai berikut:
1. Jumlah Sistem Informasi yang Dimanfaatkan Secara Efektif
IKU ini digunakan untuk mengukur penggunaan/pengimplementasian sistem
informasi yang dikembangkan oleh BPKP untuk menghasilkan/menyediakan
informasi yang dibutuhkan oleh unit kerja di lingkungan BPKP. IKU ini diukur
berdasarkan jumlah sistem informasi yang dimanfaatkan dibagi dengan jumlah
sistem informasi yang wajib dimanfaatkan BPKP (SIM HP, SIM RKT, SIM
MonevRKT, SAKPA, SIMAK BMN, RKAKL, SPM, SPPD, DMS, SIMPEG).
Realisasi IKU tahun 2013 sebanyak 10 sistem informasi mencapai 100% dari
target sebanyak 10 sistem informasi.
Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100% tersebut, jika dibandingkan dengan
tahun 2012 tidak mengalami kenaikan/penurunan dengan tahun 2012 sebesar
100% atau 10 sistem informasi. Jika dibandingkan dengan target akhir periode
Renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 100% dari target sebesar 100% atau
10 sistem informasi.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp
214.486.000,00 atau 123,12% dari anggaran sebesar Rp 174.205.000,00 dan
SDM sebanyak 359 OH atau 112,19% dari rencana sebanyak 320 OH.
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab IV– Penutup
78
BAB IV PENUTUP
Sebagaimana diamanatkan dalam PP 60 Tahun 2008, Perwakilan BPKP
Provinsi Bali melakukan pembinaan SPIP dan pengawasan intern terhadap
kegiatan lintas sektoral, kebendaharaan umum dan kegiatan lain atas
permintaan Presiden. Fungsi pengawasan intern dilakukan melalui kegiatan
audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya.
Pengawasan intern terutama diarahkan untuk membantu Menteri/Pimpinan
Lembaga, Gubernur, dan Bupati/Walikota dalam rangka memperkuat dan
menunjang efektivitas Sistem Pengendalian Intern.
Pertanggungjawaban pelaksanaan pengawasan intern dan pembinaan SPIP
disampaikan dalam LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Bali. Dalam pelaporan
kinerja ini disajikan informasi kinerja yang telah diperjanjikan disertai evaluasi
dan analisis yang memadai sehingga dapat dimanfaatkan untuk perbaikan
kinerja ke depan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Bali, di samping
merupakan pertanggungjawaban kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Bali dalam
mencapai tujuan/sasaran strategis tahun 2013, juga mencerminkan sejauh
mana Sistem AKIP telah diimplementasikan. Beberapa perbaikan mendasar
telah dilakukan terhadap seluruh komponen Sistem AKIP yang meliputi
perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja,
dan pencapaian sasaran organisasi.
Perbaikan dalam perencanaan kinerja berupa perbaikan kualitas dokumen
renstra, rencana kinerja tahunan, penetapan kinerja, dan indikator kinerja
utama. Terhadap Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Bali 2010-2014 telah
ditambahkan sasaran strategis, IKU dan target tahunan diselaraskan dengan
RPJMN. Target-target kinerja jangka menengah dalam renstra telah dirinci
dalam target-target kinerja tahunan dalam rencana kinerja tahunan dan
penetapan kinerja, serta dimanfaatkan untuk mengukur keberhasilan. Sasaran
strategis telah berorientasi hasil, bukan proses/kegiatan, dan diukur dengan
indikator-indikator kinerja utama yang dominan. Kegiatan yang dirancang telah
selaras dan memiliki hubungan kausalitas dengan sasaran.
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab IV– Penutup
79
Perbaikan dalam pengukuran kinerja berupa perbaikan mekanisme
pengumpulan data kinerja dengan menggunakan teknologi informasi, dan
melakukan pengukuran kinerja melalui pembandingan dengan target tahun
berjalan.
Upaya perbaikan dalam evaluasi kinerja berupa pemantauan mengenai
kemajuan pencapaian kinerja beserta hambatannya oleh pihak internal maupun
eksternal, dan melaksanakan tindak lanjut atas hasil evaluasi.
Pencapaian sasaran strategis sebagian besar telah memenuhi target dan
termasuk kategori “Memuaskan” dibandingkan target yang telah ditetapkan
dalam tahun 2013. Dari delapan sasaran strategis dengan keseluruhan 39 IKU,
telah dipilih 11 IKU dominan sebagai ukuran penilaian capaian sasaran.
Realisasi tahun 2013, lima dari delapan sasaran strategis telah mencapai
target 100%, dan 6 dari 11 IKU dominan tercapai yang dirinci sebagai berikut.
Sasaran 1: Dari 2 IKU dominan, tercapai 2, capaian 100%
Sasaran 2: Dari 1 IKU dominan tidak tercapai
Sasaran 3: Dari 2 IKU dominan, tercapai 93,75% dan 100%
Sasaran 4: Dari 1 IKU dominan, tercapai 83,33%
Sasaran 5: Dari 1 IKU dominan tercapai 33,33%
Sasaran 6: Dari 1 IKU dominan tercapai 80,00%
Sasaran 7: Dari 2 IKU dominan, tercapai 2, capaian 100%
Sasaran 8: Dari 1 IKU dominan, tercapai 1, capaian 100%
Beberapa kelemahan dalam pencapaian sasaran strategis dapat diidentifikasi
sebagai berikut:
1. K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008 di bawah
100% disebabkan:
a. Implementasi SPIP belum secara integral menyatu dengan operasional
instansi, namun baru pada tahap pengembangan infrastruktur
pengendalian, berupa pemetaan risiko, penetapan dan pengembangan
Kebijakan/Standard Operating Procedure (SOP);
b. Belum intensifnya fasilitasi penyelenggaraan SPIP sehingga manfaat
nyata dari SPIP belum dapat dirasakan oleh K/L/Pemda.
2. Tingkat penerapan jabatan fungsional auditor di bawah 100% antara lain
disebabkan fasilitasi penerapan JFA pada APIP belum dilakukan secara
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab IV– Penutup
80
intensif. Di samping itu, jumlah kelulusan sertifikasi auditor yang relatif
rendah membuat APIP belum antusias menerapkan JFA.
Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Bali
dalam upaya memperbaiki kinerja antara lain:
1. Menyempurnakan metodologi perencanaan dan pelaksanaan pengawasan
yang secara dini dapat memetakan permasalahan lintas sektoral dan
permasalahan stakeholder lainnya sehingga dapat lebih efektif mengarahkan
perumusan rekomendasi yang relevan dan strategis.
2. Peningkatan K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008
diupayakan dengan cara:
a. Menuntaskan penguatan dan pengembangan infrastruktur
penyelenggaraan SPIP dengan terus meningkatkan pembinaan
penyelenggaraan SPIP. Subkegiatan yang akan dilaksanakan untuk
mendukung kegiatan tersebut antara lain :
1) Menambah jumlah personil satgas pembinaan SPIP yang dapat
bertugas secara fokus untuk kegiatan pembinaan penyelenggaraan
SPIP.
2) Meningkatkan target, realisasi dan kualitas sosialisasi, diklat dan
workshop penyelenggaraan SPIP bagi Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah.
3) Meningkatkan intensitas pembimbingan teknis penyelenggaraan SPIP,
antara lain untuk penyusunan desain penyelenggaraaan SPIP.
b. Berkoordinasi lebih intensif dengan Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah untuk percepatan implementasi dan internalisasi
penyelenggaraan SPIP secara integral dalam kegiatan operasional
instansi, sehingga meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja instansi
termasuk peningkatan kualitas akuntabilitas dan laporan keuangan yang
wajar.
3. Intensifikasi fasilitasi penerapan JFA APIP dan peningkatan jumlah kelulusan
sertifikasi auditor.
4. Peninjauan ulang penetapan target tahunan IKU yang capaiannya di tahun
2013 jauh dari 100%.
LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab IV– Penutup
81
5. Pengembangan sistem informasi pengukuran data kinerja sampai dengan
capaian IKU.
Akhirnya dengan disusun LAKIP ini, diharapkan dapat memberikan informasi
secara transparan kepada seluruh pihak yang terkait mengenai tugas fungsi
Perwakilan BPKP Provinsi Bali, sehingga dapat memberikan umpan balik guna
peningkatan kinerja pada tahun-tahun mendatang. Secara internal LAKIP ini
telah menjadi motivator untuk lebih meningkatkan kinerja organisasi terhadap
perkembangan tuntutan stakeholders, sehingga kontribusi Perwakilan BPKP
Provinsi Bali dalam pembangunan dapat lebih dirasakan.
---o0o---
Lampiran 1/1 -4
Rumus Pengukuran ANGGARAN (Rp000)
REALISASI (Rp000) % RENCANA REALISASI %
1 Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95% LKKL, dan 95% LKPD
1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan
Jumlah Instansi vertikal yang mendapat pendampingan dibanding Target dalam PKPT
% 90,00 133,33 120,00 174.128 300.266 172,44 917 1.366 148,96 111,6666667
2 Persentase IPD yanglaporan keuangannyamemperoleh opiniminimal WDP
Jumlah IPD yang memperoleh opini minimal WDP dibandingkan dengan jumlah IPD yang diasistensi
% 90,00 90,00 100,00 101.230 161.117 159,16 620 1.065 171,77 94,40
3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar
Jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar dibandingkan dengan jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang diaudit
% 82,00 100,00 120,00 61.033 78.007 127,81 1.490 1.554 104,30
4 Persentase hasilpengawasan lintassektoral yangdisampaikan kePusat
Jumlah laporan yang dikirim ke Pusat dibandingkan target laporan dari Pusat
% 81,25 100,00 120,00 717.322 630.002 87,83 2.603 3.305 126,97
5 Persentase hasilpengawasan ataspermintaan presiden yangdisampaikan kePusat
Jumlah laporan yang dikirim ke Pusat dibandingkan target laporan dari Pusat
% 68,00 100,00 120,00 238.695 213.250 89,34 843 758 89,92
6 Persentase hasilpengawasan ataspermintaan stakeholders yangdijadikan bahanpengambilan keputusan olehstakeholders
Persentase laporan pengawasan atas permintaan stakeholder disampaikan tepat waktu (sesuai RPL dalam KM4)
% 86,67 100,00 115,38 22.126 42.968 194,20 101 179 177,23
7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
Jumlah BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi dibagi dengan jumlah seluruh BUMD di wilayah kerja perwakilan
% 55,00 37,50 68,18 56.148 67.243 119,76 388 377 97,16
2 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
8 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti
Jumlah tindak lanjut (rekomendasi/saran) dibagi dengan jumlah rekomendasi/saran hasil audit OPN/OPAD
% 80,00 0,00 0,00 53.583 33.134 61,84 160 70 43,75
0,708180708 9 Persentase hasilpengawasan BUNyang disampaikanke Pusat
Jumlah laporan yang dikirim ke Pusat dibandingkan target laporan dari Pusat
% 78,75 111,54 120,00 591.260 478.264 80,89 1.745 1.545 88,54
PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALICAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2013
SATUAN TARGET REALISASI % CAPAIAN PROGRAMNo
Uraian IKU
Indikator Kinerja Keterangan
Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
KEUANGAN SDM (OH)Sasaran Strategis
Lampiran 1/2 -4
Rumus Pengukuran ANGGARAN (Rp000)
REALISASI (Rp000) % RENCANA REALISASI %
SATUAN TARGET REALISASI % CAPAIAN PROGRAMNo
Uraian IKU
Indikator Kinerja KeteranganKEUANGAN SDM (OH)
Sasaran Strategis
3 Terselenggaranya SPM pada 300 IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
Jumlah IPD yangmencantumkan SPM dalamdokumen perencanaandibagi jumlah IPD yangdiaudit kinerja pelayanan
% 80,00 75,00 93,75 151.454 215.369 142,20 714 884 123,81
12 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
Jumlah BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI dibandingkan dengan target PKPT
% 65,00 100,00 120,00 75.641 48.250 63,79 898 357 39,76
13 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
jumlah BUMD yang diaudit kinerja dibandingkan target PKPT
% 60,00 70,83 118,06 320.720 392.300 122,32 2.114 1.127 53,31
4 Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
14 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi
Jumlah Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi
6,00 5,00 83,33 66.337 198.072 298,58 140 447 319,29
15 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Jumlah instansi yang mendapatkan sosialisasi/DA/ bimtek/ evaluasi FCP
Instansi 3 1 33,33 41.297 10.025 24,28 209 13 6,22
16 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK
Jumlah instansi yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK th berjalan
Instansi 2 0,00 0,00 35.387 27.755 78,43 148 103 69,59
17 Persentase Pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
Jumlah laporan HKP, klaim dan penyesuaian harga yang terbit dibagi dengan permintaan HKP, klaim dan eskalasi yg memenuhi syarat (diterbitkan ST)
% 84,00 100,00 119,05 40.909 15.371 37,57 355 151 42,54
18 Persentase pelaksanaan audit investigasi/ PKKN/PKA
Jumlah laporan audit investigasi/PKKN/PKA dibagi dengan permintaan audit investigasi/PKKN/PKA dari instansi penegak hukum
% 85,00 98,33 115,69 709.365 492.100 69,37 1.621 2.061 127,14
19 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang
Jumlah TL atas temuan investigasi non TPK dibagi dengan jumlah temuan non TPK s.d. tahun berjalan
% 40,00 0,00 0,00 - - - - - -
20 Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar
Jumlah laporan keinvestigasian yang tidak dikembalikan pusat dibagi jumlah laporan keinvestigasian yg disampaikan ke pusat
% 87,00 100,00 114,94 - - - - - -
21 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
Jumlah hasil telaahandibandingkan dengan jumlahpengaduan yang masuk
% 10,00 100,00 120,00 - - - - - -
Lampiran 1/3 -4
Rumus Pengukuran ANGGARAN (Rp000)
REALISASI (Rp000) % RENCANA REALISASI %
SATUAN TARGET REALISASI % CAPAIAN PROGRAMNo
Uraian IKU
Indikator Kinerja KeteranganKEUANGAN SDM (OH)
Sasaran Strategis
5 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
22 Persentase Pemdayang menyelenggarakan SPIP sesuai PPNomor 60 Tahun2008
Jumlah Pemda yang opini LKWTP dibandingkan Jumlahseluruh Pemda
% 60,00 20,00 33,33 124.767 173.812 139,31 335 342 102,09
23 Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008
Jumlah Pemda yang dilakukanasistensi penyelenggaraanSPIP sesuai PP No 60 Tahun2008 sampai dengan tahunberjalan
Pemda 8 10 120,00 - - - - - -
24 Jumlah Pemda yangdilakukan monitoringSistem PengendalianIntern
Jumlah Pemda yang dilakukanmonitoring Sistem PengendalianIntern Pemerintah sampaidengan tahun berjalan
Pemda 4 5 120,00 34.117 35.004 102,60 154 128 83,12
6 Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda
25 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
Jumlah Pemda yang dilakukanasistensi penerapan JFA dibandingkan jumlah seluruhPemda
% 75,00 60,00 80,00 106.190 82.666 77,85 241 191 79,25
7 26 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
Realisasi PP PKPT dibandingkan dengan target PP dalam PKPT
% 85,00 90,69 106,69 419.918 439.018 104,55 1.769 3.204 181,12
27 Persentase kesesuaian laporankeuangan PerwakilanBPKP dengan SAP
Hasil reviu Inspektorat terhadap laporan keuangan perwakilan, dengan nilai 100% apabila tidak ada catatan, dan 80% apabila ada catatan.
% 100,00 100,00 100,00 - - - - - -
28 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
Hasil survai kepuasan pegawaiperwakilan layanankepegawaian
% 7,80 7,36 94,36 247.755 239.251 96,57 810 771 95,19
29 Persentase PaguDana yang tidakDiblokir dalam DIPA
Jumlah dana DIPA Perwakilanyang tidak diblokir DJA dibagidengan jumlah dana DIPAPerwakilan (tahun n+1)
% 95,00 100,00 105,26 42.752 26.073 60,99 120 19 15,83
30 Persepsi kepuasanpegawai perwakilanatas pencairananggaran yangdiajukan sesuaiprosedur
Hasil survai kepuasan pegawaiperwakilan atas layanankeuangan
Sklala Likert 1-10
8,25 7,88 95,52 666.012 594.525 89,27 1.392 1.270 91,24
31 Persentase permintaan bantuan hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan Humas
Jumlah permintaan bantuan hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan Humas dibandingkan dengan jumlah permintaan bantuan hukum
% 90,00 100,00 111,11 - - - - - -
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP
Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.
Lampiran 1/4 -4
Rumus Pengukuran ANGGARAN (Rp000)
REALISASI (Rp000) % RENCANA REALISASI %
SATUAN TARGET REALISASI % CAPAIAN PROGRAMNo
Uraian IKU
Indikator Kinerja KeteranganKEUANGAN SDM (OH)
Sasaran Strategis
32 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa
Jumlah Berita tentang kegiatan perwakilan BPKP di media massa
- 22 50 120,00 48.540 68.639 141,41 78 148 189,74
33 Persentase pemanfaatan asset
Total asset dikurangi asset kondisi baik/kurang baik yang tidak digunakan dibandingkan total asset
% 100,00 100,00 100,00 2.363.810 2.416.359 102,22 3.518 1.112 31,61
34 Persepsi kepuasanpegawai perwakilanterhadap layanansarpras
Hasil survai kepuasan pegawaiperwakilan atas layanan sarpras
Skala Likert 1-10
8,10 6,92 85,43 7.829.270 7.599.718 97,07 3.140 2.330 74,20
35 Persentase tindaklanjut rekomendasihasil audit Inspektorat
Jumlah tindak lanjutrekomendasi hasil audiInspektorat dibandingkandengan jumlah rekomendasiInspektorat yang diterimasampai dengan tahun berjalan
% 77,00 90,91 118,06 - - - - - -
36 Jumlah masukantopik penelitian yangdisampaikan kepuslitbangwas
Jumlah masukan topikpenelitian yang disampaikan kepuslitbangwas
Topik Penelitian
1 1 100,00 - - - - - -
37 Jumlah instansi APIPyang telahdisosialisasi dan ataudi-assessment tatakelola APIP
Jumlah instansi APIP yang telahdisosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP
APIP 3 4 120,00 38.517 24.815 64,43 136 97 71,32
38 Tingkat persepsikepuasan Pemdaatas auditorbersertifikat
Survey kepuasan pejabatstruktural Pemda terhadappejabat fungsional auditor (PFA)di lingkungan APIP Pemda.
Sklala Likert 1-10
8,10 6,93 85,56 46.124 22.904 49,66 256 66 25,78
8 Terselenggaranya 1 sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan
39 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
Jumlah sistem informasi yangdimanfaatkan dibagi denganjumlah sistem informasi yangwajib dimanfaatkan BPKP (SIMHP, SIM RKT, SIM MonevRKT,SAKPA, SIMAK BMN, RKAKL,SPM, SPPD, DMS, SIMPEG)
SI 10 10 100,00 174.205 214.486 123,12 320 359 112,19
Jumlah 15.598.612 15.340.763 98,35 27.335 25.399 92,92
Lampiran 2/1 - 4
1 2 3 4 5 6 7=6-5 8 9=6/8 10
1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan
% 100,00 133,33 33,33 95,00 140,35
Persentase IPD yang laporankeuangannya memperoleh opiniminimal WDP
% 100,00 90,00 (10,00) 95,00 94,74
Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar
% 90,91 100,00 9,09 82,00 121,95
Persentase hasil pengawasanlintas sektoral yangdisampaikan ke Pusat
% 167,39 100,00 (67,39) 86,25 115,94
Persentase hasil pengawasanatas permintaan presidenyang disampaikan ke Pusat
% 154,55 100,00 (54,55) 68,00 147,06
Persentase hasil pengawasanatas permintaan stakeholders yang dijadikan bahanpengambilan keputusan olehstakeholders
% 100,00 100,00 0,00 93,33 107,15
Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
% 43,75 37,50 (6,25) 60,00 62,50
2 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti
% 88,24 0,00 (88,24) 87,50 0,00
Persentase hasil pengawasanBUN yang disampaikan kePusat
% 196,88 111,54 (85,34) 86,25 129,32
Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95% LKKL, dan 95% LKPD
Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
Keterangan% REALISASI
2013 THD TARGET 2014
IKU
PERBANDINGAN REALISASI IKU TAHUN 2013 DENGAN TAHUN 2012 DAN TARGET TAHUN 2014PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI
No SASARAN STRATEGIS SATUAN REALISASI
2012 REALISASI 2013 KENAIKAN/ PENURUNAN
TARGET IKU 2014
Lampiran 2/2 - 4
Keterangan% REALISASI
2013 THD TARGET 2014
IKUNo SASARAN STRATEGIS SATUAN REALISASI
2012 REALISASI 2013 KENAIKAN/ PENURUNAN
TARGET IKU 2014
3 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
% 100,00 75,00 (25,00) 85,00 88,24
Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
% 150,00 100,00 (50,00) 75,00 133,33
Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
% 127,78 70,83 (56,95) 70,00 101,19
4 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi
Kelompok Masyarakat
4,00 5,00 1,00 8 62,50
IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
Instansi 1 1 0,00 4 25,00
Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK
Instansi 1 0,00 (1,00) 3 0,00
Persentase Pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
% 260,00 100,00 (160,00) 84,00 119,05
Persentase pelaksanaan audit investigasi/ PKKN/PKA
% 97,73 98,33 0,60 85,00 115,69
Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang
% 0 0 0,00 50,00 0,00
Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
% 100,00 100,00 0,00 10,00 1000,00
5 Persentase Pemda yangmenyelenggarakan SPIP sesuaiPP Nomor 60 Tahun 2008
% 10,00 20,00 10,00 70,00 28,57Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
Terselenggaranya SPM pada 300 IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
Lampiran 2/3 - 4
Keterangan% REALISASI
2013 THD TARGET 2014
IKUNo SASARAN STRATEGIS SATUAN REALISASI
2012 REALISASI 2013 KENAIKAN/ PENURUNAN
TARGET IKU 2014
Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008
Pemda 8 10 2 10 100,00
Jumlah Pemda yang dilakukanmonitoring Sistem PengendalianIntern
Pemda 3 5 2 6 83,33
6 Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda
Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
% 40,00 60,00 20,00 80,00 75,00
7 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
% 93,98 90,69 (3,29) 90,00 100,77
Persentase kesesuaian laporankeuangan Perwakilan BPKPdengan SAP
% 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
% 6,40 7,36 0,96 8,00 92,00
Persentase Pagu Dana yangtidak Diblokir dalam DIPA
% 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00
Persepsi kepuasan pegawaiperwakilan atas pencairananggaran yang diajukan sesuaiprosedur
Sklala Likert 1-10 7,50 7,88 0,38 8,50 92,71
Persentase permintaan bantuan hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan Humas
% 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00
Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa
- 19,00 50,00 31,00 24 208,33
Persentase pemanfaatan asset % 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00
Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.
Lampiran 2/4 - 4
Keterangan% REALISASI
2013 THD TARGET 2014
IKUNo SASARAN STRATEGIS SATUAN REALISASI
2012 REALISASI 2013 KENAIKAN/ PENURUNAN
TARGET IKU 2014
Persepsi kepuasan pegawaiperwakilan terhadap layanansarpras
Sklala Likert 1-10 6,80 6,92 0,12 8,30 83,37
Persentase tindak lanjutrekomendasi hasil auditInspektorat
% 100,00 90,91 (9,09) 80,00 113,64
Jumlah masukan topikpenelitian yang disampaikan kepuslitbangwas
Topik Penelitian 0,00 1,00 1,00 1 100,00
Jumlah instansi APIP yang telahdisosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP
APIP 1,00 4,00 3,00 4 100,00
Tingkat persepsi kepuasanPemda atas auditorbersertifikat
Sklala Likert 1-10 7,54 6,93 (0,61) 8,30 83,49
8 Terselenggaranya 1 sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan
Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif
SI 10,00 10,00 0,00 10 100,00
Lampiran 3/ 1 - 2
Rencana (Rp000) Realisasi (Rp000)
% Target Realisasi %
1 Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95% LKKL, dan 95% LKPD
Hasil pelaksanaan pengawasan intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP
Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL
Laporan 12 15 120,00 174.128 300.266 172,44 917 1.366 148,96
Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LKPD
Laporan 6 8 120,00 101.230 161.117 159,16 620 1.065 171,77
Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN
Laporan 17 21 120,00 61.033 78.007 127,81 1.490 1.554 104,30
Laporan hasil pengawasan lintas sektor Laporan 42 51 120,00 717.322 630.002 87,83 2.603 3.305 126,97
Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden
Laporan 23 27 117,39 238.695 213.250 89,34 843 758 89,92
Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder
Laporan 2 3 120,00 22.126 42.968 194,20 101 179 177,23
Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LK BUMD
Laporan 4 5 120,00 56.148 67.243 119,76 388 377 97,16
2 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara/daerah
Laporan 2 1 50,00 53.583 33.134 61,84 160 70 43,75
Laporan hasil pengawasan BUN Laporan 52 63 120,00 591.260 478.264 80,89 1.745 1.545 88,54Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara sektor korporat
Laporan - - - - - - - - -
3 Terselenggaranya SPM pada 300 IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik bidang Keuangan Daerah
Laporan 12 15 120,00 151.454 215.369 142,20 714 884 123,81
Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat
Laporan 9 11 120,00 75.641 48.250 63,79 898 357 39,76
Laporan hasil pengawasan atas kinerja PSO BUMN
Laporan - - - - - - - - -
Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD
Laporan 23 21 91,30 320.720 392.300 122,32 2.114 1.127 53,31
4 Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi Laporan 6 8 120,00 66.337 198.072 298,58 140 447 319,29
Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP
Laporan 4 4 100,00 41.297 10.025 24,28 209 13 6,22
Laporan hasil kajian pengawasan Laporan 1 2 120,00 35.387 27.755 78,43 148 103 69,59
Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Eskalasi dan Penyesuaian Harga
Laporan 5 3 60,00 40.909 15.371 37,57 355 151 42,54
Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik
Laporan 38 47 120,00 678.551 456.050 67,21 1.331 1.836 137,94
Laporan hasil audit investigasi atas permintaan Instansi lainnya
Laporan 3 3 100,00 30.814 36.050 116,99 290 225 77,59
5 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
Hasil pelaksanaan pengawasan intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP
Laporan pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan SPIP
Laporan 15 18 120,00 158.884 208.816 131,43 489 470 96,11
CAPAIAN KINERJA OUTPUT PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI
TAHUN 2013
SASARAN STRATEGIS Kegiatan Indikator Kinerja Output Satuan Target Realisasi Capaian (%) No.
SDM (OH) Dana
Hasil pelaksanaan pengawasan intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP
Hasil pelaksanaan pengawasan intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP
Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
Hasil pelaksanaan pengawasan intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP
Lampiran 3/ 2 - 2
Rencana (Rp000) Realisasi (Rp000)
% Target Realisasi %SASARAN STRATEGIS Kegiatan Indikator Kinerja Output Satuan Target Realisasi Capaian
(%) No. SDM (OH) Dana
6 Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIP Daerah
Kegiatan 10 12 120,00 106.190 82.666 77,85 241 191 79,25
Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah
Kegiatan 2 3 120,00 38.517 12.792 33,21 78 39 50,00
Laporan evaluasi penerapan tatakelola APIP Daerah
Laporan 2 2 100,00 46.124 12.023 26,07 58 58 100,00
7 Hasil penyelenggaraan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP
Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP/Perencanaan/Kepegawaian/Keuangan/ Hukum dan Humas/Umum
Laporan 60 72 120,00 3.788.787 3.806.769 100,47 7.943 6.590 82,97
Hasil Pengadaan dan penyaluran Sarana dan Prasarana Perwakilan BPKP
Jumlah Sarana dan Prasarana Unit 37 34 91,89 7.829.270 7.599.718 97,07 3.140 2.330 74,20
8 Terselenggaranya 1 sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan
Hasil penyelenggaraan sistem dukungan pengambilan keputusan Pimpinan
Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP/Perencanaan/Kepegawaian/Keuangan/ Hukum dan Humas/Umum
Laporan 0 30 0,00 174.205 214.486 123,12 320 359 112,19
387 479 15.598.612 15.340.763 27.335 25.399 Catatan:Uraian Indikator Output (IOP) disesuaikan dengan Tapkin masing-masing unit kerja.
Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.
Hasil pelaksanaan pengawasan intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP
Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda
Lampiran 4/ 1 - 2
1 2 3 4 5 6 7 = 6-5 8 9 = 6 /81 Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi
penyusunan LKKL Laporan 37 15 (22) 4 375,00
Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LKPD
Laporan 92 8 (84) 17 47,06
Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN Laporan 31 21 (10) 49 42,86
Laporan hasil pengawasan lintas sektor Laporan 77 51 (26) 54 94,44
Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden
Laporan 17 27 10 9 300,00
Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder
Laporan 22 3 (19) 10 30,00
Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LK BUMD
Laporan 18 5 (13) 18 27,78
2 Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara/daerah
Laporan 7 1 (6) 6 16,67
Laporan hasil pengawasan BUN Laporan 126 63 (63) 57 110,53
Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara sektor korporat
Laporan 0 0 0 -
3 Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik Bidang Keuangan Daerah
Laporan 9 15 6 23 65,22
Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat
Laporan 15 11 (4) 19 57,89
Laporan hasil pengawasan atas kinerja PSO BUMN
Laporan 1 0 (1) 0 -
Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD Laporan 23 21 (2) 12 175,00
4 Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi Laporan 25 8 (17) 0 -
Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP Laporan 4 4 0 6 66,67
Laporan hasil kajian pengawasan Laporan 1 2 1 3 66,67
Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
Hasil pelaksanaan pengawasan intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP
Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%
Hasil pelaksanaan pengawasan intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP
Terselenggaranya SPM pada 300 IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD
Hasil pelaksanaan pengawasan intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP
PERBANDINGAN REALISASI OUTPUT 2013 DENGAN REALISASI OUTPUT 2012 DAN TARGET OUTPUT 2014PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI
TAHUN 2013
Kegiatan Realisasi 2012
Realisasi
2013
Kenaikan/ Penurunan Realisasi
Target 2014Indikator Kinerja Output SatuanNO SASARAN STRATEGIS
% Realisasi 2013
dibandingkan Target 2014
Hasil pelaksanaan pengawasan intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP
Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95% LKKL, dan 95% LKPD
Lampiran 4/ 2 - 2
1 2 3 4 5 6 7 = 6-5 8 9 = 6 /8
Kegiatan Realisasi 2012
Realisasi
2013
Kenaikan/ Penurunan Realisasi
Target 2014Indikator Kinerja Output SatuanNO SASARAN STRATEGIS
% Realisasi 2013
dibandingkan Target 2014
Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Eskalasi dan Penyesuaian Harga
Laporan 13 3 (10) 5 60,00
Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik
Laporan 43 47 4 3 1566,67
Laporan hasil audit investigasi atas permintaan Instansi lainnya
Laporan 0 3 3 1 300,00
5 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda
Hasil pelaksanaan pengawasan intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP
Laporan pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan SPIP
Laporan 30 18 (12) 2 900,00
6 Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIP Daerah
Kegiatan 4 12 8 4 300,00
Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah
Kegiatan 21 3 (18) 0 -
Laporan evaluasi penerapan tatakelola APIP Daerah
Laporan 1 2 1 0 -
7 Hasil penyelenggaraan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP
Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP/Perencanaan/Kepegawaian/Keuangan/ Hukum dan Humas/Umum
Laporan 74 72 (2) 1 7200,00
Hasil Pengadaan dan penyaluran Sarana dan Prasarana Perwakilan BPKP
Jumlah Sarana dan Prasarana Unit 0 34 34 0 -
8 Terselenggaranya 1 sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan
Hasil penyelenggaraan sistem dukungan pengambilan keputusan Pimpinan
Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP/Perencanaan/Kepegawaian/Keuangan/ Hukum dan Humas/Umum
Laporan 46 30 (16) 0 -
737 479 303Uraian Indikator Output (IOP) disesuaikan dengan Tapkin masing-masing unit kerja.Catatan:
Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.
Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda
Hasil pelaksanaan pengawasan intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP
Lampiran 5a / 1 - 1
2011 20121 Provinsi Bali WDP WDP
2 Kota Denpasar WDP WTP
3 Kabupaten Badung WTP WTP
4 Kabupaten Gianyar WDP WDP
5 Kabupaten Tabanan WDP TMP
6 Kabupaten Bangli WDP WDP
7 Kabupaten Klungkung WDP WDP
8 Kabupaten Karangasem WDP WDP
9 Kabupaten Jembrana WDP WDP
10 Kabupaten Buleleng WDP WDP
Opini BPK-RI Perwakilan Bali atas LKPD Tahun 2011 - 2012di Wilayah Provinsi Bali
No. Pemerintah Daerah Opini
Lampiran 5.b/ 1 - 1
No. Pemerintah Daerah Perkada SPIP
1. Provinsi Bali V
2. Kota Denpasar V
3. Kabupaten Badung V
4. Kabupaten Gianyar V
5. Kabupaten Tabanan V
6. Kabupaten Bangli V
7. Kabupaten Klungkung V
8. Kabupaten Karangasem V
9. Kabupaten Jembrana V
10. Kabupaten Buleleng V
PEMDA yang Telah Memiliki Peraturan Kepala Daerah SPIP(PERKADA SPIP)
Lampiran 5.c/ 1 - 1
NILAI KATEGORI NILAI KATEGORIA BUMN
1 PT BTDC 81,46 Baik 84,16 Baik
DAFTAR NILAI GCG BUMN
No NAMA BUMDTAHUN BUKU
2011 2012
Lampiran 5.d/ 1 - 1
NILAI KATEGORI NILAI KATEGORI AUDITOR NILAI KATEGORI NILAI KATEGORI AUDITORA PDAM1 Kota Denpasar 67,98 Baik 3,50 Sehat BPKP 62,26 Baik 3,52 Sehat BPKP2 Kabupaten Badung 72,10 Baik 4,00 Sehat BPKP 71,45 Baik 4,06 Sehat BPKP3 Kabupaten Bangli 43,54 Kurang 2,65 Kurang Sehat BPKP 44,24 Kurang 2,75 Kurang Sehat BPKP4 Kabupaten Tabanan 67,09 Baik 3,36 Sehat BPKP 67,23 Baik 3,55 Sehat BPKP5 Kabupaten Gianyar 61,66 Baik 3,12 Sehat BPKP 60,49 Baik 3,00 Sehat BPKP6 Kabupaten Buleleng 68,68 Baik 3,78 Sehat BPKP 69,98 Baik 3,74 Sehat BPKP7 Kabupaten Klungkung 62,51 Baik 3,91 Sehat BPKP 60,36 Baik 3,35 Sehat BPKP8 Kabupaten Karangasem 65,25 Baik 3,54 Sehat BPKP 61,85 Baik 3,62 Sehat BPKP9 Kabupaten Jembrana 55,11 Cukup 2,90 Sehat BPKP 50,89 Cukup 3,00 Sehat BPKP
B PD Pasar1 Kota Denpasar - - - - - - - - - -2 Kabupaten Badung - - - - - - - - - -3 Kabupaten Buleleng - - - - - - - - - -
C BPR & BPD1 Kabupaten Bangli 98,45 Sehat BPKP 94,42 Sehat BPKP2 Kabupaten Gianyar 95,17 Sehat BPKP 96,08 Sehat BPKP3 Kabupaten Buleleng 98,42 Sehat BPKP 95,94 Sehat BPKP4 BPD Bali
KESEHATAN
DAFTAR KINERJA BUMD
No NAMA BUMD
TAHUN BUKU2011 2012
KINERJA KESEHATAN KINERJA
Lampiran 5e/1 - 1
OPINI AUDITOR OPINI AUDITOR OPINI AUDITOR1 PDAM Kota Denpasar WTP BPKP WTP BPKP WTP KAP2 PDAM Kabupaten Badung WTP KAP WTP KAP WTP KAP3 PDAM Kabupaten Gianyar WTP BPKP WTP KAP WTP KAP4 PDAM Kabupaten Bangli WDP BPKP WDP BPKP WDP KAP5 PDAM Kabupaten Tabanan WTP BPKP WTP BPKP WTP KAP6 PDAM Kabupaten Klungkung WDP BPKP WDP BPKP WDP KAP7 PDAM Kabupaten Buleleng WTP BPKP WTP BPKP WTP KAP8 PDAM Kabupaten Karangasem WTP BPKP WTP KAP WTP KAP9 PDAM Kabupaten Jembrana WTP BPKP WTP KAP WTP KAP
OPINI AUDITOR OPINI AUDITOR OPINI AUDITOR1 PT BPD Bali WTP KAP WTP KAP WTP KAP2 PD BPR Bank Pasar Kabupaten Bangli WDP KAP WTP KAP WDP KAP3 PD BPR Werdhi Sedana Kabupaten Gianyar WDP KAP WDP KAP WDP KAP4 PD BPR 45 Kabupaten Buleleng WDP KAP WDP KAP WDP KAP
OPINI AUDITOR OPINI AUDITOR OPINI AUDITOR1 PD Pasar Kota Denpasar WDP BPKP WTP KAP *2 PD Pasar Kabupaten Badung WTP KAP WTP KAP *3 PD Pasar Kabupaten Buleleng ** ** ****
OPINI AUDITOR OPINI AUDITOR OPINI AUDITOR1 RSUD Kabupaten Badung ** **** *2 RSUD Kabupaten Bangli ** **** *3 RSUD Kabupaten Klungkung ** **** ****4 RSUD Kabupaten Jembrana ** **** *5 RSUD Wangaya Kota Denpasar WTP BPKP **** *6 RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar ** **** *7 RSUD Kabupaten Karangasem ** **** *8 RSUD Kabupaten Tabanan WTP KAP WTP KAP *9 RSUD Kabupaten Buleleng ** **** *
10 RS Indra Provinsi Bali ** **** *
OPINI AUDITOR OPINI AUDITOR OPINI AUDITOR1 Perusda Kabupaten Jembrana ** **** *
Keterangan:** Tidak diaudit**** Belum diaudit* Belum didapat informasi
Rekap 2010 2011 2012WTP 11 12 8WDP 6 4 5TMP - - - TW - - - Jumlah 17 16 13
LK 2012E. PERUSAHAAN DAERAH LAINNYA LK 2010 LK 2011
D. RUMAH SAKIT DAERAH LK 2010 LK 2011 LK 2012
C. PERUSAHAAN DAERAH PASAR LK 2010 LK 2011 LK 2012
A. PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM LK 2010 LK 2011 LK 2012
B. BANK MILIK DAERAH LK 2010 LK 2011 LK 2012
RINCIAN OPINI DAN AUDITOR PADA BUMD
NO NAMA BUMD/BLUD TAHUN BUKU