BPKP Bali 2013.pdf

111

Transcript of BPKP Bali 2013.pdf

Page 1: BPKP Bali 2013.pdf
Page 2: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Pengantar

ii

PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

izin dan rahmat-Nya penyusunan ”Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Bali Tahun 2013” dapat

diselesaikan dengan baik. Laporan ini merupakan wujud pertanggungjawaban

Perwakilan BPKP Provinsi Bali dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai

pengawas keuangan dan pembangunan serta berkaitan dengan terselenggaranya

kepemerintahan yang baik (good governance).

Laporan ini merupakan wujud transparansi dan akuntabilitas Perwakilan

BPKP Provinsi Bali dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya yang mengacu

kepada Penetapan Kinerja (Tapkin) Tahun 2013 sebagai penjabaran lebih lanjut dari

Rencana Strategis (Renstra) BPKP 2010-2014.

Berkat kebersamaan dan kedisiplinan yang tercermin dari kerja keras dari

seluruh jajaran dan optimalisasi seluruh sumber daya yang ada, program dan

kegiatan dapat dilaksanakan dengan capaian kinerja yang cukup memuaskan. Hal

ini menjadi modal dasar pengembangan pelaksanaan tugas dan fungsi sehingga

sumber daya yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara lebih optimal dan

berkelanjutan untuk mengatasi tantangan di masa yang akan datang.

Laporan ini belum secara sempurna menyajikan prinsip transparansi dan

akuntabilitas seperti yang diharapkan, namun demikian setidaknya masyarakat dan

berbagai pihak yang berkepentingan dapat memperoleh gambaran tentang hasil

capaian kinerja yang telah dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Bali. Kami

mengharapkan masukan dari berbagai pihak untuk lebih meningkatkan kinerja

Perwakilan BPKP.

Page 3: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSr BAll TAHUN 2013Pengantar

Ucapan terima kasih yang tulus dan penghargaan kami sampaikan kepada

semua pihak atas bantuan tenaga dan pikirannya sehingga laporan ini dapat disusun

dan diterbitkan tepat waktu.

r, 17 Januari 2013---;,flt~ Perwakilan

iii

>

Page 4: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Daftar Isi

iv

DAFTAR ISI

Halaman Kata Pengantar ii Daftar Isi iv Ringkasan Eksekutif vi BAB I PENDAHULUAN 1 A. Tugas, Fungsi dan Wewenang Organisasi 1 B. Aspek Strategis Organisasi 3 C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi 4 D. Struktur Organisasi 5 E. Sistematika Penyajian 9 BAB II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja 11 A. Rencana Strategis 2010-2014 11 1. Pernyataan Visi 11 2. Pernyataan Misi 16 3. Tujuan 17 4. Sasaran Strategis 18 5. Indikator Kinerja Utama 19 6. Program dan Kegiatan 21 B. Perjanjian Kinerja 23 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 27 A. Capaian Kinerja 27 B. Analisis Capaian Kinerja 29 Sasaran Strategis 1 30 Sasaran Strategis 2 40 Sasaran Strategis 3 43 Sasaran Strategis 4 48 Sasaran Strategis 5 58 Sasaran Strategis 6 62 Sasaran Strategis 7 65 Sasaran Strategis 8 77 BAB IV PENUTUP 79 Lampiran:

1. Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2013 Perwakilan BPKP Provinsi Bali

2. Perbandingan Realisasi IKU Tahun 2013 dengan Target Tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Bali

3. Capaian Kinerja Kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2013

4. Perbandingan Realisasi Output 2013 dengan Realisasi Output 2012 dan Target Output 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Bali

5. a. Opini BPK-RI Perwakilan Bali atas LKPD Tahun 2010-2012 di Wilayah Provinsi Bali

b. Pemda yang Telah Memiliki Peraturan Kepala Daerah SPIP

Page 5: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Daftar Isi

v

c. Daftar Nilai GCG BUMN d. Daftar Kinerja BUMN e. Daftar Opini dan Auditor pada BUMD

Page 6: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Ringkasan Eksekutif

vi

RINGKASAN EKSKUTIF

erwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi

Bali telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014 yang

memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan kegiatan, dilengkapi dengan indikator

kinerja dan target yang akan dicapai sebagai acuan dalam penyusunan

Kebijakan Pengawasan (Jakwas) dan Penetapan Kinerja (Tapkin) setiap tahun.

Dalam Renstra telah dirumuskan Visi Perwakilan BPKP Provinsi Bali mengacu pada

visi BPKP yaitu menjadi Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya,

untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara yang Berkualitas di wilayah

Provinsi Bali, dengan misi, sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara

yang mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN di wilayah

Perwakilan BPKP Provinsi Bali;

2. Membina secara efektif penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah di

wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali;

3. Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan

kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali;

4. Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi

presiden/pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali.

Dalam mencapai visi dan misi tersebut, BPKP menetapkan enam tujuan strategis yang

akan dicapai dalam tahun 2010-2014, yaitu (1) meningkatnya kualitas akuntabilitas

keuangan Negara; (2) meningkatnya tata pemerintahan yang baik; (3) terciptanya iklim

yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan

keuangan Negara; (4) tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian

intern pemerintah; (5) meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah

yang profesional dan kompeten; dan (6) terselenggaranya sistem dukungan

pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/pemerintah.

P

Page 7: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Ringkasan Eksekutif

vii

Untuk mencapai tujuan strategis di atas, dalam tahun 2012 BPKP telah merumuskan

delapan sasaran strategis sebagai tindak lanjut atas surat Menteri PAN dan RB Nomor

B/3293/M.PAN-RB/11/2012 tanggal 30 November 2012 tentang hasil evaluasi atas

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) BPKP. Perumusan sasaran strategis

diikuti dengan penyesuaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dan penetapan IKU dominan

sebagai dasar pengukuran capaian sasaran strategis.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPKP Tahun 2013 ini

merupakan salah satu media yang menunjukkan kesiapan BPKP untuk mampu

menjawab pertanyaan atas pencapaian kinerja tahun 2013. LAKIP ini juga sebagai alat

kendali dan alat pengukuran kinerja secara kuantitatif menuju terwujudnya akuntabilitas

keuangan negara yang berkualitas.

Hasil penilaian atas pelaksanaan kinerja tahun 2013 menunjukkan bahwa sebanyak

lima dari delapan sasaran strategis BPKP telah tercapai, sementara tiga sasaran

strategis belum sepenuhnya tercapai. Delapan sasaran strategis BPKP berikut

capaiannya dapat dilihat pada Tabel RE.1.

Tabel RE.1. Capaian Sasaran Strategis

No. Sasaran Strategis Capaian Sasaran

1. Meningkatnya Kualitas, 95% LKKL, dan 95% LKPD Tercapai 100% 2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara Sebesar 87,50% Tercapai 60% 3. Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 10

IPD dan Terselenggaranya Good Governance pada 75% BUMN/BUMD

Tercapai 100%

4. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

Tercapai 83,33%

5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda Tercapai 91,11% 6. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

yang Profesional danKompeten pada 80% K/L/Pemda Tercapai 80%

7. Meningkatnya Efektifitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100%

Tercapai 100%

8. Terselenggaranya Satu Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan bagi Pimpinan

Tercapai 100%

Page 8: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Ringkasan Eksekutif

viii

Keberhasilan capaian sasaran strategis diukur dengan IKU yang menggambarkan

peran Perwakilan BPKP Provinsi Bali dalam memberikan nilai tambah bagi

stakeholders. Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi pengukuran atas

realisasi 12 IKU yang paling mempengaruhi capaian sasaran strategis (IKU dominan)

dari 38 IKU.Pengukuran kemudian dilanjutkan dengan analisis, khususnya terhadap

IKU yang menyimpang jauh dari targetnya. Realisasi pencapaian delapan sasaran

strategis tersebut di atas, adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Capaian sasaran strategis tahun 2013 ditunjukkan oleh capaian dua IKU dominan,

dengan realisasi sebagai berikut:

a. Instansi Pemerintah Pusat (IPP) yang mendapat pendampingan penyusunan

laporan maupun pendampingan reviu sebanyak 16 satker atau 133,33% dari

target sebanyak 12 satker yang diasistensi oleh Perwakilan BPKP Provinsi Bali,

atau mencapai 120,00% dari target sebesar 90%.

b. Instansi Pemerintah Daerah (IPD) yang laporan keuangannya memperoleh opini

minimal WDP sebanyak 9 dari 10 IPD yang diasistensi oleh Perwakilan BPKP

Provinsi Bali, atau mencapai 100%, dari target sebesar 90%.

2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%

Capaian sasaran strategis tahun 2013 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan

“Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang

ditindaklanjuti”, belum tercapai karena tidak ada penugasan audit optimalisasi

penerimaan negara. Namun secara rata-rata seluruh IKU sasaran strategis tersebut

tercapai 60%.

3. Terselenggaranya SPM pada 10 IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

Capaian sasaran strategis tahun 2013 ditunjukkan oleh capaian dua IKU dominan,

dengan realisasi sebagai berikut:

Page 9: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Ringkasan Eksekutif

ix

a. Capaian IKU “Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar

Pelayanan Minimal”, pada tahun 2013 IPD di Provinsi Bali yang telah

mencantumkan SPM ke dalam dokumen perencanaan adalah sebanyak 3 IPD

atau 75% dari jumlah IPD yang diaudit kinerja pelayanan. Dibandingkan dengan

target sebesar 80%, capaian IKU ini pada tahun 2013 sebesar 93,75%.

b. Capaian IKU “Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi

GCG/KPI”,dalam tahun 2013, BUMN/BUMD/BUL/BLUD di Provinsi Bali yang

dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI sebanyak delapan atau 100%

dari target PKPT sebanyak delapan instansi. Bila dibandingkan dengan target IKU

sebesar 65%, maka capaian IKU tersebut adalah sebesar 120,00%.

4. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

Capaian sasaran strategis tahun 2013 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan

“Kelompok Masyarakat yang mendapatkan sosialisasi Program Anti Korupsi ”, yang

diukur berdasarkan jumlah kelompok masyarakat yang mendapatkan sosialisasi

Program Anti Korupsi sebanyak lima kelompok masyarakat, atau 83,33% dari target

sebanyak enam kelompok masyarakat. Namun demikian, capaian tersebut telah

melebihi target kelompok masyarakat yang ditetapkan oleh Deputi Investigasi yaitu

mahasiswa baru dan calon penerima Bansos.

5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70%K/L/Pemda

Capaian sasaran strategis tahun 2013 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan

“Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008” diukur

dengan menghitung jumlah Pemda yang laporan keuangannya memperoleh opnini

Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dibandingkan dengan jumlah seluruh Pemda

sebanyak dua pemda dari jumlah seluruh Pemda sebanyak 10 pemda dengan

realisasi 20% dengan capaian 33,33% atas target sebesar 60%. Namun secara rata-

rata capaian IKU sasaran strategis tersebut mencapai 91,11%.

Page 10: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Ringkasan Eksekutif

x

Belum tercapainya realisasi IKU dominan tersebut antara lain disebabkan:

a. Pemda masih mengandalkan bimbingan BPKP dalam menerapkan sosialisasi

pedoman/petunjuk teknis dan asistensi penyelenggaraan SPIP.

b. Implementasi SPIP belum secara integral menyatu dengan operasional instansi,

namun baru pada tahap pengembangan infrastruktur pengendalian, berupa

diagnostic assessment, pemetaan risiko dan penetapan serta pengembangan

kebijakan/Standard Operating Procedure (SOP).

6. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% K/L/Pemda

Capaian sasaran strategis tahun 2013 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan

“Persentase Pemda yang dilakukan asistensi Penerapan Jabatan Fungsional

Auditor” dengan pengukuran berdasarkan jumlah Pemda yang dilakukan asistensi

penerapan JFA dibandingkan jumlah seluruh Pemda

Perwakilan BPKP Provinsi Bali telah melakukan asistensi penerapan penerapan

Jabatan Fungsional Auditor (JFA) pada enam Pemda yaitu Pemerintah Kabupaten

Jembrana, Gianyar, Buleleng, Klungkung, Karangasem dan Bangli, atau 60% dari

seluruh Pemda di Provinsi Bali atau 80% dari target sebesar 75%.

Tidak tercapainya target antara lain disebabkan fasilitasi JFA pada APIP belum

direspon secara baik oleh Pemda. Di samping itu, jumlah kelulusan sertifikasi auditor

yang relatif rendah membuat APIP belum antusias menerapkan JFA.

7. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%

Capaian sasaran strategis tahun 2013 ditunjukkan oleh dua IKU dominan, dengan

realisasi sebagai berikut:

a. IKU “Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi”, diukur

dengan membandingkan realisasi penugasan pengawasan PKPT dibandingkan

dengan target penugasan pengawasan dalam PKPT, dengan target tahun 2013

sebesar 85%.

Page 11: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Ringkasan Eksekutif

xi

Realisasi IKU pada tahun 2013 sebesar 90,68% atau mencapai 106,69% dari

target.

b. IKU “Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP”

diukur hasil reviu Inspektorat terhadap laporan keuangan perwakilan. Pada tahun

2013 Inspektorat tidak melakukan reviu atas laporan keuangan Perwakilan BPKP

Provinsi Bali. Realisasi IKU dianalogikan dengan 100% jika predikat opini BPK RI

adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) karena laporan keuangan perwakilan

merupakan dukungan laporan keuangan BPKP. Pada tahun 2013, opini dari BPK

RI atas Laporan Keuangan BPKP Tahun Anggaran 2012 adalah WTP sehingga

mencapai 100% dari target.

8. Terselenggaranya Satu Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan Bagi Pimpinan

Capaian sasaran strategis tahun 2013 ditunjukkan oleh capaian IKU Jumlah Sistem

Informasi yang Dimanfaatkan Secara Efektif, diukur berdasarkan Jumlah sistem

informasi yang dimanfaatkan dibagi dengan jumlah sistem informasi yang wajib

dimanfaatkan BPKP (SIM HP, SIM RKT, SIM MonevRKT, SAKPA, SIMAK BMN,

RKAKL, SPM, SPPD, DMS, SIMPEG)

Realisasi IKU tahun 2013 sebanyak 10 sistem informasi mencapai 100% dari target

sebanyak 10 sistem informasi

Keseluruhan program yang dilaksanakan Perwakilan BPKP Provinsi Bali pada tahun

2013 menggunakan dana sebesar Rp15.340.763.000,00 atau 98,35% dari anggaran

sebesar Rp15.598.612.000,00 yang disediakan oleh DIPA BPKP dan Dana pihak ketiga

sebesar Rp1.816.519.658,00.

Penggunaan Dana Pihak Ketiga

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi BPKP yang bersifat consulting atas permintaan

pihak ketiga (Mitra Kerja) BPKP menggunakan dana dari mitra kerja dalam

melaksanakan kegiatan dalam upaya peningkatan akuntabilitas pengelolaan leuangan

negara/daerah dan BUMD sesuai dengan kebijakan penggunaan dana pihak ketiga

Page 12: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Ringkasan Eksekutif

xii

yang diatur melalui SK kepala BPKP dan diatur lebih lanjut oleh deputi teknis yang

bersangkutan dengan rincian sebagai berikut:

No Bidang Realisasi Dana Pihak Ketiga

1. Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat 911.597.158,00

2. Akuntabilitas Pemerintah Daerah 615.254.500,00

3. Akuntan Negara 289.668.000,00

Jumlah 1.816.519.658,00

Secara umum sebagian besar sasaran strategis dalam tahun 2013 telah tercapai sesuai

dengan yang ditargetkan. Namun demikian, masih terdapat beberapa sasaran strategis

dan IKU yang masih belum mencapai target yang ditentukan.

Untuk itu, diperlukan upaya kerja yang lebih keras dan cerdas untuk mengoptimalkan

pencapaian semua sasaran strategis di masa mendatang. Langkah-langkah yang harus

dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Bali dalam upaya memperbaiki kinerja antara

lain:

1. Peningkatan penyelenggaraan SPIP pada Pemda, antara lain melalui:

a. Meningkatkan intensitas pembimbingan teknis penyelenggaraan SPIP, antara

lain untuk penyusunan Rencana Tindak Pengendalian SPIP.

b. Percepatan implementasi SPIP secara integral dalam kegiatan operasional

instansi, sehingga meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja instansi

termasuk peningkatan kualitas akuntabilitas dan laporan keuangan yang wajar.

2. Intensifikasi fasilitasi penerapan JFA APIP dan peningkatan jumlah kelulusan

sertifikasi auditor.

3. Mengkaji ulang penetapan target tahunan IKU yang capaiannya di bawah 100%.

4. Pengembangan sistem informasi pengukuran data kinerja sampai dengan capaian

IKU.

Page 13: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab I - Pendahuluan

1

BAB I

PENDAHULUAN

adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) merupakan Lembaga

Pemerintah Non-Kementerian (LPNK) dengan tugas utama membantu Presiden

mengawasi pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara dan

pembangunan agar sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku

sekaligus memberikan masukan bagi penyusunan kebijakan yang terkait.

Tugas, fungsi, dan wewenang BPKP, aspek strategis organisasi, kegiatan dan layanan

produk BPKP, struktur organisasi dan komposisi pegawai, serta sistematika penyajian

Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Tahun 2013 lebih lanjut diuraikan sebagai

berikut:

A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi

BPKP sebagai aparatur pengawasan internal pemerintah dibentuk berdasarkan

Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 31 Tahun 1983 Tanggal 30

Mei 1983 yang telah diperbaharui dengan Keppres Nomor : 103 Tahun 2001. Dasar

hukum organisasi tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan dan yang

terakhir kali adalah dengan terbitnya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor:

64 Tahun 2005, tentang Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND). BPKP

adalah LPND yang berkedudukan dan bertanggung jawab kepada Presiden

Republik Indonesia.

Sedangkan, Perwakilan BPKP Provinsi Bali adalah unit organisasi yang berada di

daerah dan sebagai institusi perwakilan yang bertanggung jawab langsung kepada

Kepala BPKP.

Dalam Surat Keputusan Kepala BPKP Nomor: Kep-06.00.00-286/K/2002 tanggal

31 Mei 2002, yang terakhir telah diperbaharui dengan Surat Keputusan Kepala

BPKP Nomor : KEP-713/K/SU/2002 tanggal 15 Oktober 2002 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan telah

menetapkan tugas pokok Perwakilan BPKP Provinsi Bali, yaitu:

B

Page 14: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab I - Pendahuluan

2

Sedangkan fungsi yang diselenggarakan meliputi :

• Penyiapan rencana dan program kerja pengawasan;

• Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara

dan pengurusan barang milik/ kekayaan negara;

• Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja daerah

dan pengurusan barang milik/ kekayaan daerah atas permintaan daerah;

• Pengawasan terhadap penyelenggaraan tugas pemerintahan yang bersifat

strategis dan/ atau lintas departemen/ lembaga/ wilayah;

• Pemberian asistensi penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah pusat dan daerah;

• Evaluasi atas laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah pusat dan

pemerintah daerah;

• Pemeriksaan terhadap badan usaha milik negara, Pertamina, cabang usaha

Pertamina, kontraktor bagi hasil dan kontrak kerja sama badan-badan lain yang

di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, pinjaman/ bantuan luar negeri

yang diterima pemerintah pusat, dan badan usaha milik daerah atas permintaan

daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

• Evaluasi terhadap pelaksanaan good corporate governance dan laporan

akuntabilitas kinerja pada badan usaha milik negara, Pertamina, cabang usaha

Pertamina, kontraktor bagi hasil, kontrak kerja sama, badan-badan lain yang di

dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan badan usaha milik daerah,

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

• Investigasi terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan negara, badan

Melaksanakan pengawasan keuangan dan pembangunan serta penyelenggaraan akuntabilitas di

daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

Tugas Pokok

Page 15: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab I - Pendahuluan

3

usaha milik negara dan badan-badan lain yang di dalamnya terdapat

kepentingan pemerintah, pemeriksaan terhadap hambatan kelancaran

pembangunan dan pemberian bantuan pemeriksaan pada instansi penyidik dan

instansi pemerintah lainnya;

• Pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta

pengendalian mutu pengawasan;

• Pelaksanaan administrasi Perwakilan BPKP.

B. Aspek Strategi Organisasi

Untuk melaksanakan tugas, fungsi, dan dalam rangka mendukung terwujudnya Rencana

Strategis (Renstra) BPKP, Perwakilan BPKP Provinsi Bali telah menyusun Rencana

Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014. Renstra memuat visi, misi, tujuan, sasaran

strategis, program, dan kegiatan yang dilakukan dalam tahun 2010-2014 berikut target

output dan outcome yang akan dicapai.

Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2010-2014 telah mengalami perubahan

karena adanya perubahan wilayah kerja maupun diselaraskan dengan perubahan

Renstra BPKP sehubungan dengan adanya mandat baru BPKP seiring dengan terbitnya

PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada

tanggal 28 Agustus 2008. Dengan adanya mandat baru yang diemban BPKP yakni

sebagai Auditor Presiden yang memiliki tugas melakukan pengawasan intern terhadap

akuntabilitas keuangan negara dan sebagai pembina SPIP untuk seluruh instansi

pemerintah ditindaklanjuti dengan reposisi dan revitalisasi BPKP dimana BPKP harus

dapat menunjukkan paradigma baru melalui unjuk kerja yang optimal sebagai Auditor

Presiden sehingga peran BPKP semakin nyata dalam membantu pemerintah

menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi.

Dalam rangka mencapai visi dan misi, Perwakilan BPKP Provinsi Bali menyusun strategi

yang menggambarkan domain BPKP dalam akuntabilitas keuangan negara meliputi :

1. Capacity Building (Expertise)

Berperan mendukung manajemen pemerintahan yang profesional mencakup

pelaksanaan pengawasan intern, pembinaan dalam rangka penguatan sistem

pengendalian intern, dan peningkatan SDM.

Page 16: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab I - Pendahuluan

4

2. Current Issues

Tanggap terhadap issue-issue terkini tentang pelaksanaan program-program

strategis nasiomal yang bersifat makro dan lintas kementerian dan berkaitan dengan

kepentingan masyarakat banyak.

3. Clearing House

Memberikan masukan atau saran secara akuntabel untuk mendukung

penyelenggaraan birokrasi pemerintah yang tertib, ekonomis, efisien, efektif , dan

penegakan hukum yang berkeadilan.

4. Check and Balance

Pengawas internal pemerintah yang kuat dan terkoordinasi dengan baik sehingga

memberikan early warning dan feed back yang benar kepada manajemen

pemerintah.

C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi

Sesuai dengan Renstra, BPKP melaksanakan jenis kegiatan pengawasan sebagai

berikut:

1. Pre-emptif

Jenis kegiatan pre-emptif bertujuan agar auditan menyiapkan infrastruktur yang

diperlukan untuk pengembangan good governance, pelayanan publik, dan

pemberantasan KKN. Sasaran jenis kegiatan ini adalah berkurangnya penyakit

birokrasi yang bersifat laten.

2. Preventif

Jenis kegiatan preventif mencakup kegiatan konsultasi manajemen untuk

memecahkan permasalahan kesisteman yang mempengaruhi penciptaan

peringatan dini (early warning system) atas proses governance, manajemen risiko,

dan pencegahan KKN, berdasarkan pola kemitraan dengan unsur-unsur

manajemen pemerintah. Sasarannya adalah meminimalisasi peluang

berlangsungnya moral hazard di birokrasi.

3. Represif

Jenis kegiatan represif berupa audit investigatif untuk menjustifikasi perhitungan

kerugian negara atas kasus-kasus dengan atau tidak diketemukannya indikasi

Page 17: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab I - Pendahuluan

5

melawan hukum/tindak pidana korupsi. Sasarannya adalah terungkap dan

terselesaikannya kasus-kasus penyimpangan dan perbuatan melawan hukum.

BPKP telah menghasilkan beberapa produk unggulan yang bermanfaat bagi

pembenahan manajemen pemerintahan. Selain produk untuk pembinaan

penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah menurut PP 60 Tahun

2008, BPKP juga menghasilkan produk unggulan antara lain:

1. Pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi Program Pembangunan;

2. Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA);

3. Good Governance di Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

4. Program Peningkatan Kinerja Sektor Korporat (Performance Enhancement

Program);

5. Sistem Informasi Akuntansi PDAM;

6. Program Pengembangan Manajemen Risiko Sektor Korporat dan Sektor

Publik;

7. Program Pengembangan GCG BUMN/BUMD;

8. Program Pengembangan Internal Control BUMN/BUMD berbasis COSO;

9. Program Anti Korupsi (PAK);

10. Fraud Control Plan (FCP);

11. Management Assessment Center (MAC).

D. Struktur Organisasi

Berdasarkan Surat Keputusan Kepala BPKP Nomor: Kep-06.00.00-286/K/2002

tanggal 31 Mei 2002, yang terakhir telah diperbaharui dengan Surat Keputusan

Kepala BPKP Nomor : KEP-713/K/SU/2002 tanggal 15 Oktober 2002 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan, struktur organisasi Perwakilan BPKP memiliki struktur organisasi

sebagai berikut :

Page 18: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab I - Pendahuluan

6

Dengan struktur organisasi tersebut di atas diharapkan terjadi sinergi antar lini dan

fungsi sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.

Dalam menjalankan organisasi, Perwakilan BPKP Provinsi Bali didukung oleh

pegawai sebanyak 126 orang (per 31 Desember 2013), dengan klasifikasi

berdasarkan golongan, jabatan dan pendidikan yaitu :

1. Berdasarkan Golongan

No Uraian Posisi

31 Des 2013 (Orang)

%

1. Golongan IV 15 11,90 2. Golongan III 89 70,60 3. Golongan II 22 17,40 Jumlah 126 100,00

2. Berdasarkan Jabatan

No Uraian Posisi

31 Des 2013 (Orang)

%

1. Pejabat Struktural: a. Eselon II – Kepala Perwakilan 1 b. Eselon III – Kepala Bagian dan Kepala Bidang 5 c. Eselon IV – Kepala Sub Bagian 4

Sub Jumlah Pejabat Struktural 10 7,93

Kepala Perwakilan

Kelompok Jabatan

Fungsional

Kabid Akuntabilitas

Pemda

Kabid Akuntan Negara

Kabid Instansi Pemerintah Pusat

Kabid Investigasi

Kasubbag Keuangan

Kasubbag Kepegawaian

Kasubbag PP

Kasubbag Umum

Kabag Tata Usaha

Page 19: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab I - Pendahuluan

7

No Uraian Posisi

31 Des 2013 (Orang)

%

2. Pejabat Fungsional Auditor (PFA): a. Auditor Madya 10 b. Auditor Muda 14 c. Auditor Pertama 9 d. Auditor Penyelia 19 e. Auditor Pelaksana Lanjutan 7 f. Auditor Pelaksana 5 g. Calon Auditor 10 Sub Jumlah PFA 74 58,73

3. Tata Usaha: a. Arsiparis 3 b. Analis Kepegawaian 0 c. Pranata Komputer 2 d. Pelaksana Administrasi 34 e. Pengemudi 2 f. CPNS 1 Sub Jumlah Tata Usaha 42 33,33

Jumlah (1 s/d 7) 126 100,00

Menurut peran dan jenjang fungsinya, Pejabat Fungsional Auditor (PFA) yang

terdiri dari 74 orang meliputi:

No Uraian Berdasarkan Peran Posisi

31 Des 2013 (Orang)

%

1. Pengendali Mutu 0 0,00 2. Pengendali Teknis 10 13,51 3. Ketua Tim 14 18,91 4. Ahli - Anggota Tim 9 12,16 5. Trampil – Anggota Tim 41 55,40

Jumlah (1 s/d 5) 74 100,00

Dari jumlah Pejabat Fungsional Auditor (PFA) sebanyak 74 orang tersebut terdiri

dari Akuntan 37 orang (50,00%), Ajun Akuntan 25 orang (33,78%), lainnya 12

orang (16,22%).

Page 20: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab I - Pendahuluan

8

3. Berdasarkan Pendidikan

No Uraian Posisi 31 Des 2013 %

1. S2 2 1,62 2. S1/D IV 49 39,84 3. DIII 37 30,08 4. SLTA 35 28,46 Jumlah 123 100,00

4. Berdasarkan Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT)

No. Jenis Diklat Jumlah Peserta

I. Diklat Substansi 1 Diklat Audit Investigatif 8

2 Diklat Audit Penyesuaian Harga,Klaim dan Evaluasi HKP 1 3 Bimtek Aplikasi Komputer SIMDA 3 4 Diklat Kehumasan 1 5 Diklat Analisis Pemecahan Masalah 3 6 Diklat Audit Forensik 3 7 Diklat Audit Pinjaman dan Hibah Luar Negeri 6 8 Diklat Audit Operasional 32 9 Diklat SPIP 25 10 Diklat Fraud Control Plan (FCP) 2 11 Diklat Good Corporate Governace (GCG) 9 12 Diklat Keprotokolan 1 13 Diklat Manajemen Risiko 5 14 Diklat Fasilitator SPIP 5 15 Diklat Laporan Keuangan Pemda 1 16 Diklat Managemen Of Training (MOT) 1 17 Diklat Audit Program Pembangunan 1 18 Diklat Pengelolaan BMN dan SIMAK BMN 1

05

1015202530354045

Daltu Dalnis KT AT-A AT-Tr

Orang

Page 21: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab I - Pendahuluan

9

No. Jenis Diklat Jumlah Peserta

19 Diklat Pengelolaan Teknologi Colap Data Menggunakan BIT 1 20 Diklat valuasi Kebijakan 1 21 Diklat Pemeriksaan Khusus 1 22 Diklat Penyidikan 11 23 Diklat Penyusunan Laporan Keuangan Daerah 1 24 Diklat Probity Barang dan Jasa 1 25 Diklat Reviu Laporan Keuangan 1 26 Diklat Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah 1

27 Diklat Sistem Informasi Rumah Sakit Daerah Pengelolaan Keuangan (BLUD) 1

28 Diklat Training Of Trainer (TOT) 7 29 Dklat Audit Berbasis Risiko 4 30 Fit and Proper Test 1 31 Pelatihan Ujian Sertifikasi Auditor Forensik 1 32 Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa 9 33 Reviu dan Ujian Sertifikasi CCSA dan CGAP 1 34 TOT Audit Investigasi 1 35 TOT Fasilitator SPIP 2 II. Diklat Non Subtansi 1. Bendaharawan - 2. Kesekretariatan 1 3. BMN 1 4. Perpustakaan 1 5. Teknologi Informasi (IIPMS dan Dashboard) 1 6. Kepemimpinan Tingkat IV - 7. Sertifikasi Penjejangan JFA 10 8. Kapita Selekta Pusbin JFA 2 9. Menulis yang Efektif -

10. Persiapan Purnabhakti 1

E. Sistematika Penyajian

LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2013 melaporkan pencapaian kinerja

selama tahun 2013. Capaian kinerja 2013 diukur dan dinilai berdasarkan Penetapan

Kinerja (Tapkin) 2013 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi.

Analisis atas capaian kinerja terhadap perjanjian rencana kinerja tahun 2013

memungkinkan dilakukannya identifikasi atas sejumlah celah kinerja (performance

gap) sebagai masukan bagi perbaikan kinerja di masa datang. Dengan pola pikir

seperti ini, sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja BPKP Tahun 2013

dapat diilustrasikan sebagai berikut ini.

Page 22: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab I - Pendahuluan

10

PENDAHULUAN Bab I

Bab IV PENUTUP

Rencana Strategis 2010-2014

Perjanjian Kinerja/Penetapan Kinerja

2013 Bab II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Bab III AKUNTABILITAS KINERJA

Page 23: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

11

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

erujuk pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang

Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Perwakilan BPKP Provinsi Bali melakukan

penajaman tujuan dan sasaran strategis dan merekonstruksi Indikator Kinerja

Utama, sehingga dapat disajikan akuntabilitas pencapaian sasaran strategis.

Perubahan ini sekaligus menindaklanjuti Surat Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B/3293/M.PAN-RB/11/2012

tanggal 30 November 2012 tentang Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintaah (AKIP) BPKP. Sasaran dalam Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Bali

Tahun 2010-2014 dimodifikasi dengan menambah secara implisit jumlah anggaran

dalam perspektif masing-masing indicator sasaran startegis dengan maksud agar

dapat melakukan penilaian terhadap capaian tujuan dan sasaran strategis.

A. Rencana Strategis 2010-2014

Rencana strategis (Renstra) adalah dokumen perencanaan jangka menengah (5

tahun) yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan

sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diemban oleh suatu organisasi.

Perwakilan BPKP Provinsi Bali sebagai suatu instansi, yang merupakan

perpanjangan tangan dari BPKP Pusat, mempunyai tugas mewujudkan Rencana

Strategis yang telah dirumuskan BPKP Pusat. Dalam implementasinya, rencana

strategis 2010-2014 yang telah disusun Perwakilan BPKP Provinsi Bali seoptimal

mungkin dijabarkan mengacu pada rencana strategis BPKP Pusat.

1. Pernyataan Visi

BPKP merupakan aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggung

jawab kepada presiden yang harus memiliki kompetensi yang mumpuni dan

dipercaya oleh presiden untuk membantu dan menjalankan fungsi

pengawasan. Oleh karena itu, lingkup pengawasan yang menjadi perhatian

M

Page 24: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

12

BPKP adalah hal - hal yang bersifat strategis, makro, lintas sektoral, dan

bersekala nasional. Kegiatan pengawasan difokuskan kepada pengawasan

keuangan negara yang menyentuh rakyat banyak, yang pro growth, pro job,

pro poor, dan pro environment.

Pernyataan Visi mengacu pada hasil Rapat Pimpinan BPKP tanggal 31

Desember 2008 yang telah menyepakati Visi, Misi, dan Values BPKP sesuai

dengan mandat Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah. Visi BPKP adalah:

Pernyataan visi tersebut di atas pada hakekatnya merupakan penegasan jati

diri BPKP sebagai aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) yang

bertanggung jawab langsung kepada Presiden serta menggambarkan peran

dan manfaat BPKP kepada Presiden ataupun stakeholders lainnya .

Dalam pernyataan visi tersebut di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Sebagai auditor Presiden, BPKP berperan membantu pemerintah dalam

membangun pemerintahan yang baik dan bersih dan peningkatan kualitas

Akuntabilitas Keuangan Negara.

b. Responsif, tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi pemerintah

dan segera memberikan masukan.

c. Interaktif, memperhatikan kepentingan atau kebutuhan stakeholders.

BPKP akan menjalin kemitraan dengan stakeholders dan APIP lain dalam

menjalankan perannya.

d. Terpercaya, adanya kepercayaan akan mendorong stakeholders untuk

memanfaatkan BPKP. Kepercayaan akan timbul jika BPKP terus menjaga

profesionalisme, kompetensi, dan integritas.

Selaras dengan nilai-nilai luhur yang telah dipilih oleh BPKP Pusat yang

diharapkan menjadi kata kunci yang dapat mengilhami seluruh staf BPKP

Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya untuk Mewujudkan Akuntabilitas

Keuangan Negara yang Berkualitas

Page 25: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

13

dalam memaknai visi dan misi BPKP yang baru, nilai-nilai luhur tersebut

adalah : P I O N I R

P : Profesional

I : Integritas

O : Orientasi pada Pengguna

N : Nurani dan Akal Sehat

I : Independen

R : Responsibel

Profesional : profesional birokrat, kompetensi teknis/sertifikasi,

kepatuhan pada standar profesi dan kode etik ataupun

ketentuan perundang-undangan

Integritas : kejujuran, objektivitas, keberanian, konsistensi, dan

konsekuen

Orientasi pada pengguna

: spirit kewirausahaan

Nurani dan Akal Sehat

: etika pengawasan pada tahapnya yang tertinggi,

minimalisasi distorsi, mengutamakan esensi, nilai untuk

bertindak proporsional

Independen : independen dalam sikap dan penampilan

Responsibel serta akuntabel

: obligation to act – obligation to answer, kewajiban untuk

bertindak sesuai dengan tanggung jawabnya serta

menjelaskan/menjawab apa yang telah dilaksanakan

Selain Nilai luhur yang menjadi tumpuan dalam berkinerja, sejalan dengan

arahan Kepala BPKP dalam berbagai kesempatan, Perwakilan BPKP Provinsi

Bali senantiasa memegang teguh prinsip “5 AS” dalam bekerja. Prinsip ini

diharapkan dijiwai oleh seluruh insan BPKP dalam mengemban tugas pokok

dan fungsinya. Prinsip tersebut adalah:

Page 26: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

14

1) Kerja Cerdas Bekerja cerdas memiliki makna menggunakan seluruh kemampuan dan

kompetensinya dalam melaksanakan tugas. Kecerdasan tidak hanya

terbatas pada kemampuan teknis substantif semata namun juga secara

emosional dan spiritual. Dalam situasi menumpuknya beban kerja,

pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Bali dapat menentukan prioritas

penyelesaian pekerjaan dengan mempertimbangkan waktu yang

dibutuhkan dan hasil kerja yang diharapkan. Pemikiran lain dalam

memaknai kerja cerdas adalah bagaimana menggunakan kemampuan

berfikir logis, analitis, inovatif, kreatif menggunakan seluruh potensi otak

dan berfikir untuk mewujudkan tujuan dengan alokasi waktu kerja yang

sama atau dengan menggunakan peralatan yang sama.

2) Kerja Berintegritas Pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Bali memegang teguh prinsip

integritas dalam bekerja. Prinsip atau nilai ini mengandung makna bahwa

bekerja berlandaskan pada kejujuran, objektivitas, keberanian,

konsistensi, dan konsekuensi. Kelima unsur dalam integritas tadi

mendorong pegawai bekerja sesuai dengan aturan yang berlaku. Dengan

integritas maka pegawai yang memiliki kepintaran atau banyak “akal” tidak

terjebak dalam sikap dan cara padang untuk “minteri” atau ngakali”.

3) Kerja Keras Kerja keras adalah kebalikan dari sifat malas. Prinsip ini merupakan salah

satu kunci dari hidup bahagia di dunia dan akhirat. Kerja keras dalam arti

harfiah, yaitu bekerja sekeras mungkin, hal ini tentu saja tidak cukup.

Sehingga kerja keras harus dibarengi dengan pemanfaatan ilmu, sehingga

bekerja keras dengan segenap kemampuan yang dimiliki untuk

menanggung beban kerja dan tidak mudah pasrah atau kalah sebelum

bertanding untuk mewujudkan tujuan.

4) Kerja Tuntas Tuntas memiliki makna selesai atau paripurna. Oleh karena itu prinsip ini

mendorong pegawai BPKP untuk senantiasa bekerja dengan tuntas

sampai selesai dan tidak setengah-setengah. Ketuntasan ini sangat

Page 27: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

15

diperlukan dalam mewujudkan peran BPKP yang berorientasi pada

pengguna.

5) Kerja Ikhlas Ikhlas secara sederhana dapat dimaknai dengan menerima tanpa keluh

kesah dan sumpah serapah, padanan dalam bahasa Jawa adalah

“legowo”. Pegawai BPKP diharapkan bekerja dengan ikhlas di tempat

kerja manapaun, jenis pekerjaan apapun, sekalipun di luar jam kerja. Hal

ini dijadikan prinsip agar Pegawai BPKP senantiasa siap dengan berbagai

bentuk penugasan dan ditempatkan pada unit kerja BPKP di Seluruh

Indonesia. Dengan demikian maka apapun yang datang pada kita,

menyenangkan atau tidak, kita terima dengan legowo.

Perumusan visi BPKP selain mempertimbangkan nilai luhur dan prinsip dalam

bekerja, juga diarahkan untuk mengakomodasi domain BPKP dalam

pengawasan Akuntabilitas Keuangan Negara. Domain BPKP tersebut

diuraikan dalam rumusan “4 C”, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Capacity Building/Expertise

Domain ini memiliki makna mendukung penyelenggaraan manajemen

pemerintahan yang profesional melalui kegiatan pendidikan pelatihan,

pendampingan, back-up teknis dalam kesinergian dlam rangka capacity

building pengelolaan keuangan negara dan SPIP.

2) Current Issue

Domain ini mendukung sistem akuntabilitas Presiden terkait issue

strategis nasional, lintas sektoral, big fish berisiko tinggi, melalui kegiatan

analisa kebijakan dan evaluasi program, intelligence, scanning dan PR.

3) Clearing House

Domain ini mendukung penyelenggaraan birokrasi pemerintah yang tertib,

3E dan penegakan hukum yang berkeadilan untuk mengeliminasi

kegamangan dan ketakutan para pengelola keuangan negara sehingga

tidak menghambat, kelancaran pelaksanaan tugas pembangunan melalui

Page 28: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

16

fasilitas, PR, pemahaman perundang-undangan, evaluasi dan auditing,

serta MoU dengan aparat penegak hukum.

4) Check And Balance

Domain ini menunjukkan dukungan BPKP terangka keseimbangan internal

dan eksternal auditor dalam konteks pelunasan terhadap pelaksanaan

tugas melalui kegiatan audit, advokasi, evaluasi, analisis dan PR.

2. Pernyataan Misi

Visi yang telah ditetapkan harus didukung dan dijabarkan melalui misi

sehingga visi tersebut dapat tercapai sesuai harapan. BPKP pada hakekatnya

bertujuan memberikan nilai tambah (value added) melalui dua peran yaitu

aktivitas assurance dan consulting. Adapun misi BPKP adalah sebagai

berikut:

a. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas Keuangan

Negara yang mendukung tata kelola kepemerintahan yang baik dan bebas

KKN di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali.

b. Membina secara efektif penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali.

c. Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang

profesional dan kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali.

d. Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal

bagi auditor/pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali..

Keempat misi tersebut menggambarkan hal-hal yang seharusnya terlaksana,

sehingga hal-hal yang masih abstrak terlihat pada visi akan lebih nyata

terlihat pada misi. Keempatnya pada dasarnya ditetapkan dengan kesadaran

akan perlunya keseimbangan antara pencapaian kinerja yang berorientasi

pada manfaat dari keberadaan BPKP bagi stakeholders-nya dan kinerja-

kinerja aspek pendukung berupa inovasi dan kualitas proses kerja internal

serta peningkatan kapasitas internalnya.

Misi Pertama berkaitan dengan peran BPKP sebagai pengawas intern

pemerintah yang merujuk pada mandat BPKP sesuai Peraturan Pemerintah

Page 29: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

17

Nomor 60 tahun 2008. BPKP melakukan pengawasan intern terhadap

akuntabilitas Keuangan Negara atas kegiatan lintas sektoral, kegiatan

kebendaharaan umum negara, dan kegiatan lain berdasarkan penugasan

Presiden. Misi ini juga merupakan pengakuan untuk menyerap aspirasi

Presiden selaku shareholder BPKP yang dapat diterjemahkan sebagai tugas

bagi BPKP dalam mendorong terwujudnya tata kelola pemerintahan yang

baik, meningkatkan kinerja program Pemerintah, dan mewujudkan iklim yang

mencegah KKN. Ketiga aspirasi ini jelas-jelas perpetaannya dengan fungsi

utama auditor internal di bidang good governance, pengelolaan risiko, dan

penerapan sistem pengendalian yang tentu diperlukan guna mengamankan

aset dan mencegah terjadinya kecurangan dan kesalahan sejak dini.

Misi kedua berkaitan dengan peran BPKP sebagai pembina

penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang meliputi

kegiatan-kegiatan seperti: Penyusunan pedoman teknis, Sosialisasi SPIP,

Pendidikan dan pelatihan SPIP, serta Pembimbingan dan konsultasi SPIP.

Dengan peran ini diharapkan dapat terlaksana percepatan implementasi SPIP

baik di instansi vertikal maupun pemerintah daerah. Sebagai pembina, BPKP

juga harus mampu memberikan contoh atas penerapan implementasi SPIP.

Misi ketiga berkaitan dengan peran BPKP mengembangkan kapasitas APIP

yang meliputi: Pembinaan kompetensi APIP, Pembinaan JFA, Penelitian dan

pengembangan sistem dan prosedur pengawasan, serta sinergi dengan APIP

lainnya. Pada misi ini lebih ditekankan pada pengembangan kapasitas dan

kemampuan sumber daya manusia baik internal maupun eksternal.

Misi keempat berkaitan dengan peran BPKP dalam menyelenggarakan

dukungan pengambilan keputusan presiden/pemerintah. Secara keseluruhan

BPKP harus mampu menyediakan data dan informasi yang diperlukan dalam

pengambilan keputusan oleh presiden/pemerintah.

3. Tujuan

Tujuan merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah ditetapkan,

serta berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan

penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau

Page 30: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

18

dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun, yang

tercermin dalam tujuan-tujuan strategis sebagai berikut:

a. Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara di wilayah

Perwakilan BPKP Provinsi Bali;

b. Meningkatnya tata pemerintahan yang baik di wilayah Perwakilan BPKP

Provinsi Bali;

c. Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan

pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara di wilayah

Perwakilan BPKP Provinsi Bali;

d. Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern

pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali;

e. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang

profesional dan kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali;

f. Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal

bagi Presiden/Pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali.

4. Sasaran Strategis

Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan, yang

dirumuskan secara spesifik dan terukur untuk dapat dicapai dalam kurun

waktu lebih pendek dari tujuan. Dengan pengertian ini, sasaran strategis

Perwakilan BPKP Provinsi Bali sebagai implementasi sasaran strategis BPKP

untuk Tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut:

a. Meningkatnya Kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD;

b. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%;

c. Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% Instansi

Pemerintah Daerah (IPD) dan Terselenggaranya Good Governance (GG)

pada 75% BUMN/BUMD;

d. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, dan BUMN/BUMD

dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%;

e. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% Pemda;

f. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang

Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda;

g. Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan Sebesar 90% dan

Page 31: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

19

Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100%.

h. Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan Bagi

Pimpinan.

5. Indikator Kinerja Utama

Indikator kinerja utama (IKU) Perwakilan BPKP Provinsi Bali adalah indikator

yang berada pada perspektif manfaat bagi stakeholders yang menunjukan

peran utama Perwakilan BPKP Provinsi Bali dalam pengawasan

akuntantabilitas keuangan negara dan keuangan daerah serta pembinaan

penyelenggaraan SPIP.

IKU Perwakilan BPKP Provinsi Bali merupakan ukuran keberhasilan dari

tujuan dan sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Bali. IKU tersebut

terbagi dalam dua perspektif. Yang pertama bersifat outward looking, yaitu

perspektif manfaat langsung bagi stakeholders eksternal yang menunjukkan

peran utama Perwakilan BPKP Provinsi Bali dalam pengawasan akuntabilitas

keuangan negara dan keuangan daerah serta pembinaan penyelenggaraan

SPIP di Provinsi Bali. Perspektif kedua bersifat inword looking yang

menunjukkan manfaat bagi stakeholder internal Perwakilan BPKP Provinsi

Bali. Penetapan indikator tersebut dengan mempertimbangkan tujuan sasaran

strategis dan kegiatan-kegiatan yang mendukung tujuan strategis. Indikator ini

digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis, sedangkan

keberhasilan kegiatan diukur dengan menggunakan indikator keluaran

(output).

IKU Perwakilan BPKP Provinsi Bali dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1.

IKU Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2013

No. Indikator Kinerja Utama Tujuan 1: Meningkatnya Akuntabilitas Keuangan Negara Perwakilan BPKP Provinsi Bali; Sasaran Strategis 1.1 Meningkatnya Kualitas 95% LKKL dan 95% LKPD

1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan L/K 2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP 3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini

dukungan Wajar

Page 32: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

20

No. Indikator Kinerja Utama 4 Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke Pusat 5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke

Pusat 6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan

pengambilan keputusan oleh stakeholders 7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi

Sasaran Strategis 1.2 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%;

8 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti

9 Persentase Hasil Pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat Tujuan 2 : Meningkatnya tata pemerintahan yang baik di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali; Sasaran Strategis 2.1 Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan Terselenggaranya Good Governance (GG) pada 75% BUMN/BUMD

10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal 11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI 12 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja

Tujuan 3 : Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali Sasaran strategis 3.1 Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, dan BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%;

13 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi 14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan

sosialisasi/DA/ asistensi/evaluasi FCP 15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang

berpotensi TPK 16 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga 17 Persentase pelaksanaan audit investigasi/ PKKN/PKA 18 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang 19 Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar 20 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat

Tujuan 4 Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali Sasaran strategis 4.1 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% Pemda

21 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

22 Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008

23 Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern

Page 33: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

21

No. Indikator Kinerja Utama Tujuan 5 Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali Sasaran Strategis 5.1 Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda

24 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA Sasaran Strategis 5.2 Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan Sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100%.

25 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi 26 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP 27 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian 28 Persentase pagu dana yang tidak diblokir dalam DIPA 29 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan

sesuai prosedur 30 Persentase permintaan bantuan hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan

Humas 31 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa 32 Persentase pemanfaatan asset 33 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras 34 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat 35 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke Puslitbangwas 36 Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan/atau di-assessment tata kelola

APIP 37 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat

Tujuan 6 Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/Pemerintah di wilayah Perwakilan BPKP Provinsi Bali Sasaran Strategis 6.1 Terselenggaranya 100% Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan Bagi Pimpinan

38 Jumlah sistem informasi yang dimanfaatkan secara efektif

6. Program dan Kegiatan

Untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran strategis di atas, BPKP

menyesuaikan program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh unit organisasi

BPKP dengan program yang ditetapkan oleh Bappenas.

Sesuai dengan Pedoman Restrukturisasi Program dan Kegiatan yang

diterbitkan oleh Bappenas dan Kementerian Keuangan, setiap Unit Eselon I

pada kementerian atau LPNK melaksanakan program teknis dan program

generik. Program teknis merupakan program yang menghasilkan pelayanan

Page 34: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

22

kepada kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan eksternal), sedangkan

program generik merupakan program yang bersifat pelayanan internal untuk

mendukung pelayanan aparatur dan/atau administrasi pemerintahan

(pelayanan internal).

Program BPKP sesuai dengan restrukturisasi program yang dirancang oleh

Bappenas terdiri dari tiga program, yaitu:

• Program Teknis

Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan

Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

(SPIP).

• Program Generik

− Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya-BPKP;

− Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara-BPKP.

Sedangkan Sub Kegiatan Teknis terdiri dari :

a. Pengawasan atas kegiatan lintas sektoral

b. Pengawasan atas kegiatan kebendaharaan umum negara

c. Pengawasan atas penugasan Presiden

d. Pengawasan atas permintaan stakeholders

e. Reviu LKPD

f. Pengawasan penerimaan negara dan daerah

g. Pengawasan PHLN

h. Assesment atau Evaluasi GCG/KPI/MR

i. Pengawasan investigatif

j. Bimtek, pengembangan sistem pelaporan keuangan

k. Penyusunan pedoman SPIP

l. Sosialisasi SPIP

m. Diklat SPIP

n. Bimbingan Teknis SPIP

Terdapat kegiatan-kegiatan generik yang dilaksanakan pada Perwakilan

BPKP Provinsi Bali berupa :

Page 35: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

23

1. Kegiatan yang berada pada Program Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP

a. Penyusunan dan evaluasi rencana

b. Pengelolaan kepegawaian dan organisasi

c. Pengelolaan anggaran dan sistem akuntansi pemerintah

d. Pembinaan hukum dan pengelolaan kehumasan

e. Pembinaan administrasi dan pengelolaan perlengkapan serta

pembayaran gaji/tunjangan

f. Pengawasan internal (inspektorat) BPKP

g. Pendidikan dan pelatihan pengawasan

h. Penelitian dan pengembangan pengawasan

i. Penyelenggaraan sistem dukungan pengambilan keputusan

Pemerintah/Presiden dan internal BPKP

j. Pembinaan JFA dan tata kelola APIP

k. Fasilitasi dukungan manajemen Perwakilan BPKP

2. Kegiatan yang berada pada Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur Negara-BPKP berupa kegiatan Pengadaan dan penyaluran

sarana dan prasarana-BPKP Pusat

B. Perjanjian Kinerja 2013

Pengukuran pencapaian tujuan sebagaimana ditetapkan dalam Renstra

Perwakilan BPKP Provinsi Bali dilakukan melalui pengukuran pencapaian

sasaran startegis, dalam hal ini pengukuran IKU. Untuk menguatkan pencapaian

sasaran strategis tersebut disusunlah perjanjian kinerja yang dulu disebut

penetapan kinerja (TAPKIN). Sebagai dokumen pernyataan kinerja berupa

perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja

tertentu, dokumen perjanjian kinerja memuat pernyataan dalam format formulir

yang mencantumkan sasaran strategis, IKU oraganisasi, dan target kinerja.

Target kinerja menunjukkan komitmen dari pimpinan dan seluruh anggota

organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan dari setiap sasaran startegis

sesuai dengan IKU yang bersifat outcome.

Page 36: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

24

Perjanjian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2013 yang telah

ditandatangani baru pada target capaian output.

Penetapan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2012 telah menetapkan

target kinerja berupa indikator output dan besaran target outputnya yang akan

menjadi tolok ukur bagi keberhasilan kinerja. Indikator kinerja yang menjadi tolok

ukur adalah indikator kinerja input (rencana/anggaran keuangan) dan output.

Target kinerja dari masing-masing indikator adalah sebagai berikut:

PROGRAM SASARAN

OUTPUT

INDIKATOR TARGET

TAHUNAN RENSTRA

TARGET TAHUN

BERJALAN 1 2 3 4 5

1. Hasil Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelengga raan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

1.Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP pada Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah serta penyelenggaraan SPI pada badan usaha milik negara/pemerintah daerah 2. Meningkatnya K/L & Pemda yang Menyelenggarakan SPIP sesuai Ketentuan yang Berlaku

Laporan hasil pengawasan lintas sektor Bidang Perekonomian

10 LAP 12 LAP

Laporan hasil pengawasan BUN bidang Perekonomian 0 LAP 1 LAP

Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL bidang Perekonomian

0 LAP 3 LAP

Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara bidang Perekonomian

0 LAP 1 LAP

Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Perekonomian

7 LAP 1 LAP

Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN 41 LAP 17 LAP

Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Polsoskam

30 LAP 29 LAP

Laporan hasil pengawasan BUN bidang Polsoskam 8 LAP 9 LAP

Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Bidang Polsoskam

3 LAP 10 LAP

Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL bidang Polsoskam

4 LAP 11 LAP

Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara bidang Polsoskam

6 LAP 1 LAP

Page 37: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

25

PROGRAM SASARAN OUTPUT

INDIKATOR TARGET

TARGET

Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Polsoskam

0 LAP 1 LAP

Laporan pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan SPIP bidang Polsoskam

2 LAP 0 LAP

Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Keuangan Daerah

5 LAP 4 LAP

Laporan hasil pengawasan BUN bidang Keuangan Daerah

43 LAP 37 LAP

Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Bidang Keuangan Daerah

6 LAP 8 LAP

Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LKPD Bidang Keuangan Daerah

15 LAP 7 LAP

Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Keuangan Daerah

1 LAP 0 LAP

Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik bidang Keuangan Daerah

22 LAP 14 LAP

Laporan dukungan pembinaan penyelenggaraan SPIP bidang Keuangan Daerah

0 LAP 15 LAP

Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat

16 LAP 7 LAP

Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD 8 LAP 24 LAP

Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LK BUMD

12 LAP 4 LAP

Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi 0 LAP 6 LAP

Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP

5 LAP 4 LAP

Laporan hasil kajian pengawasan 2 LAP 1 LAP

Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Eskalasi dan Klaim

4 LAP 5 LAP

Page 38: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

26

PROGRAM SASARAN OUTPUT

INDIKATOR TARGET

TARGET

Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik

3 LAP 38 LAP

Laporan hasil audit investigasi atas permintaan Instansi lainnya

1 LAP 3 LAP

Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIP Daerah

1 LAP 10 LAP

Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan Tata Kelola APIP Daerah

0 LAP 2 LAP

Laporan evaluasi penerapan tatakelola APIP Daerah

0 LAP 2 LAP

2.Hasil Penyelenggaraan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP

Meningkatnya kualitas dukungan manajemen dan kapasitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP

Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP

1 LAP 60 LAP

3.Hasil Pengadaan dan Penyaluran Sarana dan Prasarana Perwakilan BPKP

Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana aparatur BPKP

Jumlah Sarana Prasarana

17 Unit 37 Unit

Anggaran 15.598.612.000

Page 39: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

27

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Pengukuran kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Bali dilakukan untuk dapat melihat

sejauh mana tercapainya hasil yang diharapkan, yang telah dirumuskan dalam

dalam Renstra dan Rencana Kinerja Tahunan. Pengukuran kinerja dilakukan

dengan menggunakan indikator kinerja yang ditetapkan pada Penetapan Kinerja

Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2013.

A. CAPAIAN KINERJA

engukuran capaian kinerja tahun 2013 merupakan bagian dari

penyelenggaraan akuntabilitas kinerja tahunan Perwakilan BPKP Provinsi

Bali. Pengukuran dilakukan terhadap kinerja yang diperjanjikan tahun 2013

dan membandingkannya dengan target yang diperjanjikan dalam dokumen

penetapan kinerja 2013. Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun

2010, yang menitikberatkan pada pengukuran pencapaian tujuan/sasaran strategis,

Perwakilan BPKP Provinsi Bali telah menyempurnakan rumusan sasaran strategis

dengan memilih indikator kinerja utama (IKU) yang dominan mengacu pada IKU

BPKP.

Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi identifikasi atas realisasi IKU

dominan dan membandingkan dengan targetnya. Analisis lebih mendalam dilakukan

terutama terhadap capaian yang di bawah target untuk mengenali faktor penyebab

sebagai bahan penetapan strategi peningkatan kinerja di tahun 2014 dan atau

tahun-tahun selanjutnya (performance improvement).

Pengukuran pencapaian sasaran strategis pada Perwakilan BPKP Provinsi Bali

dilakukan dengan asumsi :

1. Pengukuran mengacu pada pengukuran yang dilakukan oleh BPKP secara

keseluruhan, dihitung berdasarkan jumlah IKU dominan yang tercapai dibagi

dengan jumlah IKU dominan.

2. Dalam menghitung capaian kinerja, capaian kinerja sasaran setiap indikator dan

capaian kinerja output dibatasi maksimal 120%. Hal ini dilakukan untuk

menghindari distorsi perhitungan capaian kinerja sasaran strategis Perwakilan

P

Page 40: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

28

BPKP Provinsi Bali dan BPKP secara keseluruhan.

Capaian atas 38 IKU yang menunjukkan capaian tujuan dan sasaran strategis

secara ringkas disajikan menurut tujuan dan sasaran strategis sebagaimana terlihat

pada Tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1

Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama

No Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target Reali-

sas Capaian

(%)

Tujuan 1. Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara Sasaran Strategis 1.1. Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 95% LKPD

1. Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan

Persen 90,00 133,33 120,00

2. Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

Persen 90,00 90,00 100,00

3. Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar

Persen 82,00 100,00 120,00

4. Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke Pusat

Persen 81.25 100,00 120,00

5. Persentase hasil pengawasan atas permintaan presiden yang disampaikan ke Pusat

Persen 68,00 100,00 120,00

6. Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders

Persen 86.67 100,00 115,38

7. Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi

Persen 55,00 37,50 68,18

Sasaran Strategis 1.2.Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara Sebesar 87,50% 8. Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan

negara/daerah yang ditindaklanjuti Persen 80,00 0,00 0,00

9. Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat

Persen 78,75 111,54 120,00

Tujuan 2. Meningkatnya Tata Pemerintahan yang Baik Sasaran Strategis 2.1. Terselenggaranya SPM pada 10 IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

10. Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

Persen 80,00 75,00 93.75

11. Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/ asistensi GCG/KPI

Persen 65,00 100,00 120,00

12. Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja Persen 60,00 70,83 118,06 Tujuan 3. Terciptanya Iklim yang Mencegah Kecurangan dan Memudahkan Pengungkapan Kasus yang Merugikan Keuangan negara Sasaran Strategis 3.1. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

13. Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi

Kel. Masy 6 5 83,33

14. IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

Instansi 3 1 33,33

15. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK

Instansi 2 0 0,00

Page 41: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

29

No Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target Reali-

sas Capaian

(%)

16. Persentase Pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga

Persen 84,00 100,00 119,05

17. Persentase pelaksanaan audit investigasi/ PKKN/PKA Persen 85,00 98,33 115,68 18. Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh

instansi berwenang Persen 40,00 0,00 0,00

19. Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar Persen 87,00 100,00 114,94

20. Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat Persen 10,00 100,00 120,00 Tujuan 4. Tercapainya Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sasaran Strategis 4.1 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L, Pemda

21. Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

Persen 60,00 20,00 33,33

22. Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008

IPP/IPD 8 10 120,00

23. Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern

IPP/IPD 4 5 120,00

Tujuan 5. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten Sasaran Strategis 5.1. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda

24. Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA

Persen 75,00 60,00 80,00

Sasaran Strategis 5.2. Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%

25. Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi

Persen 85,00 90,69 106,69

26. Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP

Persen 100,00 100,00 100,00

27. Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian

Skala likert 1-10

7,8 7,36 94,36

28. Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA Persen 95,00 100,00 105,26 29. Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan

anggaran yang diajukan sesuai prosedur Skala likert

1-10 8,25 7,88 95,52

30. Persentase permintaan bantuan hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan Humas

Persen 90,00 100,00 111,11

31. Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa

Jumlah berita

22 50 120,00

32. Persentase pemanfaatan asset Persen 100,00 100,00 100,00 33. Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap

layanan sarpras Skala likert

1-10 8,10 6,92 85,43

34. Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat

Persen 77,00 90,91 118,06

35. Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas

Jumlah Topik

1 1 100,00

36. Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP

Jumlah APIP 3 4 120,00

37. Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat

Skala likert 1-10

8,1 6,93 85,56

Tujuan 6. Terselenggaranya Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal bagi Presiden/Pemerintah Sasaran 6.1. Terselenggaranya 1 sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan

Page 42: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

30

No Uraian Indikator Kinerja Utama Satuan Target Reali-

sas Capaian

(%)

38. Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif

Jumlah sistem

informasi

10 10 100,00

Uraian lebih lengkap tentang pencapaian kinerja sasaran strategis beserta realisasi

anggarannya dapat dilihat pada Lampiran 1.

B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian kinerja sasaran strategis,

khususnya terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU) dominan pada tiap-tiap sasaran

strategis serta capaian kinerja kegiatan (output) yang mendukung terhadap capaian

kinerja sasaran. Analisis juga dilakukan terhadap IKU yang tidak secara langsung

mendukung capaian kinerja sasaran namun berpengaruh terhadap perwujudan

sasaran strategis serta kegiatan yang mendukung. Selain itu, analisis dilakukan

berkaitan dengan kemungkinan tercapainya sasaran tahun terakhir Renstra pada

tahun 2014. Analisis capaian kinerja sasaran dilakukan melalui perbandingan

realisasi 2013 dengan realisasi 2012 sehingga dapat dianalisis kenaikan/penurunan

realisasi setiap IKU. Selain itu, juga dilakukan analisis terhadap capaian kinerja

kegiatan dengan membandingkan capaian output tahun 2013 dengan capaian

2012, sebagaimana terinci dalam Lampiran 2.

Analisis terhadap delapan sasaran strategis yang ditetapkan oleh BPKP dan

dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Bali sebagai alat untuk mewujudkan

tujuan strategis pada akhir masa Renstra mengacu pada Renstra BPKP, disajikan

sebagai berikut:

Sasaran Strategis 1:

Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian/ Lembaga dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Meningkatnya kualitas laporan keuangan pemerintah pusat, kementerian/lembaga,

dan pemerintah daerah merupakan tekad BPKP sebagai perwujudan fungsi

consulting. Upaya strategis yang dilaksanakan dalam rangka menyukseskan

tercapainya sasaran ini adalah pendekatan yang intensif kepada para mitra kerja

Page 43: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

31

BPKP sehingga BPKP dapat melakukan pendampingan penyusunan ataupun reviu

atas Laporan Keuangan sebelum diterbitkan oleh K/L/Pemda. Outcome yang

diharapkan adalah laporan keuangan dapat sesuai dengan Standar Akuntansi

Pemerintah (SAP) yang ditunjukkan dengan opini yang diperoleh dari BPK RI

minimal WDP. Perwakilan BPKP Provinsi Bali dalam upaya pencapaian sasaran

tersebut melakukan pendampingan penyusunan ataupun reviu laporan keuangan

dukungan terhadap Satker instansi vertikal dan pendampingan penyusunan ataupun

reviu terhadap laporan keuangan Pemda.

Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan

Kementerian/Lembaga, dan 95% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah”

diindikasikan oleh dua IKU dominan yang terkait langsung dengan kualitas laporan

keuangan Pemerintah Pusat, Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga, dan

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Bersama lima IKU lainnya, realisasi IKU

sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 dikaitkan dengan

target tahun 2014 disajikan dalam Tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 1

No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaik

an/(penurunan)

Target Kinerja

2014

Capaian 2013 thd Target 2014 (%) 2012 2013

1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan

Persen 100,00 133,33 33,33 95,00 140,35

2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

Persen 100,00 90,00 - 95,00 94,74

3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar

Persen 90,91 100,00 9,09 82,00 121,95

4 Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke Pusat

Persen 167,39 100,00 - 86,25 115,94

5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan presiden yang disampaikan ke Pusat

Persen 154,55 100,00 - 68,00 147,06

6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders

Persen 100,00 100,00 - 93,33 107,15

7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi

Persen 43,75 37,50 - 60,00 62,50

Page 44: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

32

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di

Tabel 3.1 terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 tercapai

110,00%. Secara keseluruhan, dengan tujuh IKU, rata-rata capaian sasaran

109,08%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai

berikut:

1. Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan WDP

IKU pertama menunjukkan IKU dominan dalam mendukung pencapaian sasaran

strategis 1 BPKP adalah “Persentase IPP yang mendapat pendampingan

penyusunan Laporan Keuangan” dengan target sebesar 90,00%. IKU tersebut

merupakan dukungan IKU BPKP Pusat, “Persentase Instansi Pemerintah Pusat

(IPP) yang Laporan Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP” Dalam

rangka mendukung IKU tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Bali proaktif

menjalankan kegiatan sebagai realisasi Memorandum of Understanding (MoU)

untuk membantu pemerintah, antara lain dengan melakukan pendampingan

penyusunan laporan keuangan K/L untuk meningkatkan kemampuan IPP

menyusun laporan keuangan sesuai dengan SAP pada Satker instansi pusat di

Provinsi Bali.

Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah instansi

vertikal yang mendapat pendampingan dibanding dengan target dalam PKPT.

Dalam tahun 2013, instansi vertikal yang mendapat pendampingan baik

pendampingan penyusunan laporan keuangan maupun pendampingan reviu

sebanyak 16 Satuan Kerja (Satker) atau 133,33% dari target sebanyak 12

Satker. Bila dibandingkan dengan target capaian kinerja sebesar 90%, maka

capaian IKU ini tersebut adalah sebesar 120,00%.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 133,33% tersebut mengalami kenaikan

sebesar 33,33% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 100,00%. Jika

dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah

mencapai 140,35% dari target sebesar 95%.

Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan dengan capaian

output sebesar 120,00% atau 15 laporan dari total target sebanyak 12 laporan.

Page 45: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

33

Kegiatan yang mendukung capaian IKU berupa pendampingan penyusunan

laporan keuangan pada 14 instansi vertikal/SKPD yang menggunakan anggaran

dari Perwakilan BPKP Provinsi Bali, pendampingan reviu laporan keuangan pada

dua instansi dalam rangka mendukung pencapaian opini WTP atas laporan

keuangan Kementerian/Lembaga.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp300.266.000,00

atau 172,44% dari anggaran sebesar Rp174.128.000,00 dengan menggunakan

SDM, sebanyak 1.366 OH atau 148,96% dari rencana sebanyak 917 OH.

2. Persentase Instansi Pemerintah Daerah yang Laporan Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP

Selain IPP, BPKP juga berupaya mendorong akuntabilitas keuangan Pemerintah

Daerah ke arah yang lebih baik dengan IKU “Persentase Instansi Pemerintah

Daerah (IPD) yang Laporan Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP” dari

BPK RI. Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dari realisasi jumlah IPD di

Provinsi Bali yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

dibandingkan dengan jumlah IPD yang diasistensi oleh Perwakilan BPKP

Provinsi Bali.

Dalam tahun 2013, IPD di Provinsi Bali yang laporan keuangannya memperoleh

opini minimal WDP sebanyak 9 IPD atau 90,00% dari 10 IPD yang diasistensi

oleh BPKP. Bila dibandingkan dengan target IKU sebesar 90,00%, maka capaian

indikator IKU tersebut adalah sebesar 100,00%.

Rincian opini BPK atas laporan keuangan IPD dapat dilihat dalam Lampiran 5a.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 90% tersebut telah mencapai maksimal sesuai

target tahun 2013. Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun

2014, IKU ini baru mencapai 94,74% dari target sebesar 95,00%.

Walaupun Capaian IKU telah maksimal sesuai target tahun 2013, namun belum

tercapai 100% karena Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten

Tabanan Tahun 2012 turun menjadi disclaimer dari WDP pada tahun

sebelumnya. Pencapaian target Renstra Tahun 2014 dilakukan dengan

mengintensifkan kegiatan bimbingan teknis/asistensi dalam rangka meningkatkan

Page 46: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

34

kualitas laporan keuangan terutama pada Pemda yang memperoleh opini

disclaimer.

Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan dengan capaian

output sebesar 120,00% atau 8 laporan dari total target sebanyak 6 laporan.

Kegiatan yang mendukung capaian IKU berupa kegiatan bimtek/asistensi

penyusunan LKPD, SIMDA, Pengelolaan asset, reviu laporan keuangan,

PBJ/APBD/SAKIP/LKPJ dan bimtek lainnya pada Pemerintah Provinsi Bali dan

10 Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Bali.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp161.117.000,00

atau 159,16% dari anggaran sebesar Rp101.230.000,00 dengan menggunakan

SDM sebanyak 1.065 OH atau 171,77% dari rencana sebanyak 620 OH.

3. Persentase Jumlah Laporan Keuangan Proyek PHLN yang Memperoleh Opini Dukungan Wajar

IKU “Persentase Jumlah Laporan Keuangan Proyek PHLN yang Memperoleh

Opini Dukungan Wajar”, merupakan IKU dukungan “Persentase Jumlah Laporan

Audit atas Proyek PHLN yang Opini Auditnya WTP” termasuk IKU lainnya dalam

pencapaian Sasaran Strategis 1.

Capaian IKU ini diukur dari jumlah laporan keuangan yang memperoleh opini

dukungan wajar dibandingkan dengan jumlah laporan keuangan proyek

Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) yang diaudit.

Realisasi tahun 2013 IKU ini adalah sebesar 100,00%. Dengan demikian capaian

IKU tahun 2013 sebesar 120,00% dari target sebesar 82,00%.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100,00% tersebut mengalami kenaikan

sebesar 9,09% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 90,91%. Jika

dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah

mencapai 121,95% dari target sebesar 82,00%.

Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan dengan capaian

output sebesar 120,00% atau 21 laporan dari total target sebanyak 17 laporan.

Page 47: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

35

Capaian IKU tersebut didukung dengan kegiatan sebagai berikut:

1) Audit atas Health Profesional Education Quality Project (HPEQ) Loan IBRD

7737-ID, pada Universitas Udayana Bali dan Universitas Warmadewa.

2) Audit atas Laporan Keuangan Eastern Indonesia National Road Improvement

Project (EINRIP) Loan AUSAID Nomor AIPRD L002 Provinsi Bali TA 2012;

3) Audit Keuangan atas Loan IBRD Loan No.4789 IND, IDA Credit 4077 IND

(IMHERE), pada Universitas Udayana dan Politeknik Negeri Bali;

4) Audit Keuangan atas Loan 7505-ID PNPM Mandiri Perdesaan II/ Loan 7867-

ID PNPM III/ Loan 8079-ID PNPM IV/Grant 97410 PNPM Generasi Provinsi

Bali dan 6 Kabupaten di Provinsi Bali.

5) Audit Keuangan PNPM Mandiri Perkotaan (Loan IBRD 7866-ID, IBRD 7504-

ID, 4384-7664-ID), Provinsi Bali dan Kabupaten Klungkung.

6) Audit atas Laporan Keuangan Water and Sanitation Program Sub Program D

(WASAP-D): Sanitation Community And Municipal Pilots Project (Grant TF-

094270) Provinsi Bali.

7) Audit Keuangan atas INVEST (Loan ADB 2416-INO) pada SMKN 3 Denpasar

dan SMKN 3 Sukawati, Gianyar.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp78.007.000,00

atau 127,81% dari anggaran sebesar Rp61.033.000,00 dengan menggunakan

SDM, sebanyak 1.554 OH atau 104,30% dari rencana sebanyak 1.490 OH.

4. Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektor yang Disampaikan ke Pusat

Sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah (SPIP), mandat yang diberikan kepada BPKP antara lain melakukan

pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan yang

bersifat lintas sektoral. Dengan PP tersebut, BPKP mempunyai kewenangan

yang lebih luas dan juga keunggulan kompetensi dalam melakukan pengawasan

intern yang bersifat lintas sektoral dibandingkan dengan APIP lainnya, sehingga

pengawasan atas program/kegiatan yang melibatkan beberapa pihak dan terkait

dengan berbagai aspek dapat dilakukan oleh BPKP.

IKU “Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektor yang Dijadikan Bahan

Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders” diturunkan pada Perwakilan BPKP

Page 48: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

36

Provinsi Bali menjadi “Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektor yang

Disampaikan ke Pusat”. Capaian IKU tersebut diukur dengan menghitung jumlah

laporan yang dikirim ke Pusat dibandingkan target laporan dari Pusat.

Dalam tahun 2013, jumlah laporan hasil pengawasan lintas sektoral yang dikirim

ke Pusat sebanyak 42 laporan, jika dibandingkan dengan target sebanyak 42

laporan maka realisasi capaian sebesar 100,00%, dan jika dibandingkan dengan

targetnya sebesar 81,25%, maka capaian IKU ini adalah sebesar 120,00%.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100,00% tersebut telah mencapai maksimal

sesuai target tahun 2013. Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra

tahun 2014, IKU ini telah mencapai 115,94% dari target sebesar 86,25%.

Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan dengan capaian

output sebesar 120,00% atau 51 laporan dari total target sebanyak 42 laporan.

Kegiatan yang mendukung capaian IKU tersebut sebagai berikut:

1) Audit Kinerja atas Subsidi beras bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah

(Raskin) Tahun 2013 (periode 1 Januari s.d. 30 September 2013) pada

Provinsi Bali dan 3 Kabupaten di Provinsi Bali.

2) Audit Kinerja Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Tahun Anggaran 2013

pada 3 Kabupaten di provinsi Bali

3) Audit Kinerja atas Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP)

Tahun Anggaran 2012 pada Provinsi Bali dan 5 Kabupaten di Provinsi Bali;

4) Audit Interim Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) Tahun

Anggaran 2013 Periode 1 Januari 2013 s.d. 31 Agustus 2013 pada Provinsi

Bali dan 3 Kabupaten di Provinsi Bali;

5) Audit atas dana dekonsentrasi dan tugas perbantuan 3 Direktorat Jenderal

dan Sekretaris Jenderal dinas sosial provinsi bali tahun anggaran 2012 dan

2013 (sampai juli 2013);

6) Audit Operasional atas Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1434H/2013;

7) Monitoring dan Evaluasi Kegiatan bantuan Sosial Kemendikbud/ Audit

Operasional atas Program Bantuan Sosial Ditjend Dikmen Kemdikbud Tahun

2012 pada 6 Kabupaten di Provinsi Bali;

Page 49: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

37

8) Audit Operasional atas Program Bantuan Sosial Ditjen PAUDNI Kemendikbud

Tahun 2013 pada 3 Kabupaten di Provinsi Bali;

9) Audit Operasional atas Program Bantuan Sosial Sarpras Ditjen Dikdas

Kemendikbud Tahun 2013 pada 2 Kabupaten di Provinsi Bali;

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp630.002.000,00

atau 87,83% dari anggaran sebesar Rp717.322.000,00 dengan menggunakan

SDM, sebanyak 3.305 OH atau 126,97% dari rencana sebanyak 2.603 OH.

5. Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden yang Disampaikan ke Pusat

IKU “Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden yang

Disampaikan ke Pusat “, merupakan turunan IKU BPKP “Persentase Masukan

yang Dimanfaatkan Presiden” merupakan indikator pencapaian Sasaran

Strategis 1 dalam rangka pelaksanaan tugas BPKP melakukan pengawasan

intern melalui kegiatan pengawasan lainnya berdasarkan penugasan dari

Presiden, sesuai dengan amanat pasal 49 ayat 2 butir c PP 60 Tahun 2008

tentang SPIP.

Capaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah laporan yang dikirim ke Pusat

dibandingkan target laporan dari Pusat atas penugasan-penugasan berdasarkan

permintaan Presiden pada Perwakilan BPKP Provinsi Bali.

Dalam tahun 2013, jumlah laporan hasil pengawasan atas permintaan Presiden

yang dikirim ke Pusat sebanyak 23 laporan dan jika dibandingkan dengan target

sebanyak 23 laporan maka realisasi capaian sebesar 100,00%. Jika

dibandingkan dengan targetnya sebesar 68,00%, maka capaian IKU ini adalah

sebesar 120,00%.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100,00% tersebut telah mencapai maksimal

dibandingkan target tahun 2013. Jika dibandingkan dengan target akhir periode

Renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 147,06% dari target sebesar 68,00%.

Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan dengan capaian

output sebesar 117,39% atau 27 laporan dari total target sebanyak 23 laporan.

Page 50: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

38

Kegiatan yang mendukung capaian IKU tersebut berupa Monitoring Prioritas

Pembangunan Nasional per 30 Juni pada Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, Kementerian ESDM

dan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian PU, Kementerian

Pertanian dan Kementerian Lingkungan Hidup di 5 Kabupaten serta

Penyampaian Rencana Aksi Pelaksanaan Percepatan Prioritas Pembangunan

Nasional pada 5 Kabupaten.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp213.250.000,00

atau 89,34% dari anggaran sebesar Rp238.695.000,00 dengan menggunakan

SDM, sebanyak 758 OH atau 89,92% dari rencana sebanyak 843 OH.

6. Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders

IKU “Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang

Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders” merupakan IKU

lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 1 dengan target sebesar 86,67%.

IKU ini diukur berdasarkan persentase laporan pengawasan atas permintaan

stakeholders yang disampaikan tepat waktu (sesuai RPL).

Dalam tahun 2013, laporan yang disampaikan tepat waktu sesuai RPL sebanyak

2 atau 100,00% dari seluruh laporan terbit sebanyak 2 laporan. Dibandingkan

dengan targetnya sebesar 86,67%, maka capaian IKU tersebut adalah sebesar

115,38%.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100% tersebut, telah mencapai maksimal

seusai target tahun 2013 dan tidak mengalami perubahan jika dibandingkan

dengan tahun 2012 sebesar 100%. Jika dibandingkan dengan target akhir

periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 107,15% dari target sebesar

93,33%.

Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan dengan capaian

output sebesar 120,00% atau 3 laporan dari total target sebanyak 2 laporan.

Page 51: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

39

Kegiatan yang mendukung capaian IKU tersebut sebagai berikut:

1) Audit BMN di Lingkungan Kemenakertrans, Khususnya BUMN dari Ditjend

Binalattas kepada SKPD;

2) Audit atas Dana Dekonsentrasi Bidang Lingkungan Hidup di Provinsi Bali

Tahun 2013;

3) Supervisi Pengawasan Pengadaan CPNS 2013 di Lingkungan

Provinsi/Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Bali;

4) Pengawasan Pengadaan CPNS Tahun 2013 di 5 Kementerian/Lembaga.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp42.968.000,00

atau 194,20% dari anggaran sebesar Rp22.126.000,00, dengan menggunakan

SDM, sebanyak 179 OH atau 177,23% dari rencana sebanyak 101 OH.

7. Persentase BUMD yang mendapat Pendampingan Penyelenggaraan Akuntansi.

Sesuai dengan Undang-Undang Perbendaharaan Negara Nomor 1 Tahun 2004

Pasal 58 ayat 2, Kepala Daerah selaku pengguna anggaran/barang wajib

menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan yang meliputi: Laporan

Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan, dilampiri

dengan Laporan Keuangan BUMD pada Pemerintah Daerah.

Dengan kondisi kemampuan Sumber Daya Manusia BUMD yang pada umumnya

masih belum memadai, Perwakilan BPKP Provinsi Bali berperan aktif dalam

pendampingan penyusunan Laporan Keuangan BUMD di Provinsi Bali agar

sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum.

IKU “Persentase BUMD yang mendapat Pendampingan Penyelenggaraan

Akuntansi”, merupakan turunan IKU BPKP Pusat yaitu “BUMD yang Laporan

Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP”, diukur dengan menghitung

jumlah BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi dibagi

dengan jumlah seluruh BUMD di Provinsi Bali.

Dalam tahun 2013, Perwakilan BPKP Provinsi Bali telah melakukan

pendampingan pada 6 BUMD atau 37,50% dari seluruh BUMD di Provinsi Bali

sebanyak 16 BUMD. Dibandingkan dengan targetnya sebesar 55,00%, maka

Page 52: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

40

capaian IKU tersebut adalah sebesar 68,18%. Rendahnya capaian IKU tersebut

karena beberapa BUMD telah dilakukan pendampingan penyelenggaraan

akuntansi pada tahun-tahun sebelumnya dan telah mampu menyelenggarakan

akuntansi dengan baik.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 37,50% tersebut telah maksimal sesuai

dengan kondisi BUMD di wilayah Provinsi Bali. Jika dibandingkan dengan target

akhir periode Renstra tahun 2014, IKU baru mencapai 62,50% dari target

sebesar 60%.

Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan dengan capaian

output sebesar 120,00% atau 5 laporan dari total target sebanyak 4 laporan.

Kegiatan yang mendukung capaian IKU tersebut sebagai berikut:

1) Bimbingan Teknis/Pendampingan Penyusunan LK BLU RSUD Badung dan

RSUD Klungkung;

2) Bimbingan Teknis Penerapan SAK ETAP dalam penyusunan Laporan

Keuangan PDAM Kabupaten Buleleng Tahun Buku 2012;

3) Due Diligence atas Laporan Keuangan PT.Tirthaartha Buanamulia pada

PDAM Kabupaten Badung;

4) Pendampingan dalam rangka Evaluasi Pengembangan SIM RS pada RSUD

Kabupaten Buleleng;

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp67.243.000,00

atau 119,76% dari anggaran sebesar Rp56.148.000,00 dengan menggunakan

SDM, sebanyak 227 OH atau 58,51% dari rencana sebanyak 388 OH.

Sasaran Strategis 2:

Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%

Sasaran Strategis “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%”

memiliki dua IKU, namun IKU yang dominan untuk mengukur keberhasilannya

hanya satu yaitu Persentase Peningkatan Penerimaan Negara dari Hasil

Pengawasan tidak dapat diukur capaiannya karena tidak ada temuan penerimaan

negara yang harus ditindaklanjuti karena tidak terdapat audit atas obyek penerimaan

negara seperti yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sehingga capaian kinerja

Page 53: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

41

rata-rata dua IKU tersebut sebagaimana pada tabel 3.1 sebesar 60%. Secara

lengkap, realisasi dua IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan dengan tahun

2012 dikaitkan dengan target tahun 2014 tersebut disajikan dalam Tabel 3.3 berikut

ini:

Tabel 3.3 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 2

No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaik

an/(Penurunan)

Target Kinerja

2014

Capaian 2013 thd Target 2014 (%) 2012 2013

1 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/ daerah yang ditindaklanjuti

Persen 88,24 0 - 87,50 0

2 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat

Persen 196,88 111,54 - 86,25 129,32

Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

1. Persentase Hasil Pengawasan Optimalisasi Penerimaan Negara/daerah yang Ditindaklanjuti

Dalam rangka berperan melakukan optimalisasi penerimaan negara, BPKP

menetapkan “Persentase Peningkatan Penerimaan Negara dari Hasil

Pengawasan” sebagai IKU yang dominan dalam mengindikasikan ketercapaian

Sasaran Strategis Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara. IKU tersebut

diturunkan menjadi IKU Perwakilan BPKP Provinsi Bali yaitu, Persentase Hasil

Pengawasan Optimalisasi Penerimaan Negara/daerah yang Ditindaklanjuti”,

dengan target 80%. Pengawasan atas penerimaan negara antara lain untuk

mendorong upaya perbaikan sistem manajemen Penerimaan Negara Bukan

Pajak (PNBP) yang transparan dan akuntabel, sehingga penerimaan yang

berasal dari PNBP menjadi meningkat sesuai dengan potensi yang diharapkan.

Kinerja IKU ini diukur berdasarkan jumlah tindak lanjut atas rekomendasi/saran

dibagi dengan jumlah rekomendasi/saran hasil audit Optimalisasi Penerimaan

Negara (OPN)/Optimalisasi Penerimaan Daerah (OPD). Tidak terdapat realisasi

IKU pada tahun 2013, karena tidak ada penugasan audit optimalisasi

penerimaan negara yang dapat menambah penerimaan negara pada Tahun

2013. Tidak terdapat obyek penerimaan negara seperti yang ditetapkan oleh

Menteri Keuangan dan Surat Deputi PIP Bidang Perekonomian Nomor

Page 54: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

42

S-485/D1/03/2012 yang dapat diaudit di wilayah Provinsi Bali. Kegiatan lain yang

dilakukan di Tahun 2013 hanya berupa verifikasi dan validasi piutang PNBP yang

bertujuan memastikan kebenaran jumlah saldo piutang uang pengganti perkara.

Sehubungan dengan kebijakan tersebut di atas, maka jika dibandingkan dengan

target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini belum tercapai dari target

sebesar 87,50%.

Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan dengan capaian

output sebesar 50,00% atau 1 laporan dari total target sebanyak 2 laporan.

Capaian IKU tersebut hanya didukung dengan kegiatan Verifikasi dan validasi

piutang PNBP atas Piutang Negara Uang Pengganti Perkara Tindak pidana

Korupsi dan Monitoring Piutang Denda dan Biaya Pelanggaran Lalu lintas/tilang

yang diputus verstek pada Kejaksaan Tinggi Bali per 30 September 2013.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp27.790.000,00

atau 51,86% dari anggaran sebesar Rp53.583.000,00 dengan menggunakan

SDM, sebanyak 70 OH atau 43,75% dari rencana sebanyak 160 OH.

2. Persentase Hasil Pengawasan BUN yang Disampaikan ke Pusat

Pemerintah melalui PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah, pasal 49 ayat 2 butir b. menegaskan bahwa BPKP melakukan

pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan Negara atas kegiatan

Kebendaharaan Umum Negara dengan tujuan untuk memberikan masukan

kepada Menteri Keuangan. Menindaklanjuti amanat tersebut, dalam Renstranya,

BPKP membentuk IKU berupa “Persentase Hasil Pengawasan Kebendaharaan

Umum Negara yang dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh Menteri

Keuangan”. IKU tersebut menjadi IKU Perwakilan BPKP Provinsi Bali berupa

“Persentase Hasil Pengawasan BUN yang Disampaikan ke Pusat”, diukur

berdasarkan jumlah laporan yang dikirim ke Pusat dibandingkan target laporan

dari pusat.

Pada tahun 2013, Jumlah laporan yang dikirim ke Pusat sebanyak 58 laporan

atau 111,54% dari target sebanyak 52 laporan. Dibandingkan dengan targetnya

sebesar 78,75%, maka capaian IKU tahun 2013 sebesar 120,00%.

Page 55: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

43

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 111,54% tersebut telah mencapai maksimal

sesuai target tahun 2013. Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra

tahun 2014, IKU ini telah mencapai 129,32% dari target sebesar 86,25%.

Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan dengan capaian

output sebesar 120,00% atau 63 laporan dari total target sebanyak 52 laporan.

Capaian IKU tersebut didukung dengan kegiatan berupa:

1) Evaluasi Penyerapan Anggaran Tahun 2013 periode s.d. Juni 2013 pada 14

Satker K/L di wilayah Provinsi Bali

2) Monitoring Pengelolaan DAK pada 4 Kabupaten di Provinsi Bali

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp478.264.000,00

atau 80,89% dari anggaran sebesar Rp591.260.000,00 dengan menggunakan

SDM sebanyak 1.545 OH atau 88,54% dari rencana sebanyak 1.745 OH.

Sasaran Strategis 3:

Terselenggaranya SPM pada 10 Instansi Pemerintah Daerah dan Terselenggaranya Good Governance pada 75% Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah,

dijelaskan bahwa pemerintahan daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Urusan pemerintahan

yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah tersebut terdiri atas urusan wajib

dan urusan pilihan. Urusan wajib adalah urusan pemerintahan yang berkaitan

dengan hak dan pelayanan dasar warga negara. Adapun urusan pilihan adalah

urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Untuk menjamin akses dan mutu pelayanan dasar

kepada masyarakat secara merata dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib,

Pemerintah dan Pemerintahan Daerah menyusun suatu standar yang disebut

dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM).

Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG) adalah

struktur dan proses yang digunakan dan diterapkan organ perusahaan (Rapat

Umum Pemegang Saham (RUPS), dewan komisaris dan direksi) untuk

Page 56: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

44

meningkatkan pencapaian sasaran hasil usaha dan mengoptimalkan nilai

perusahaan bagi seluruh stakeholders, berlandaskan peraturan perundang-

undangan dan etika berusaha. BUMN/BUMD karena sebagian besar modalnya

merupakan milik pemerintah dan atau pemerintah daerah berkewajiban menerapkan

GCG secara konsisten dan berkelanjutan.

Sebagai auditor internal pemerintah, terkait dengan perannya dalam meningkatkan

akuntabilitas Pemda dan pengelolaan BUMN/BUMD, BPKP perlu mendorong

pemerintah daerah untuk menerapkan SPM yang telah ditetapkan Kementerian

Teknis, dan mendorong BUMN/BUMD untuk menerapkan GCG.

Sasaran Strategis “Terselenggaranya SPM pada 10 Instansi Pemerintah Daerah

(IPD) dan terselenggaranya Good Governance pada 75% BUMN/BUMD”

diindikasikan oleh dua IKU dominan yaitu Persentase IPD yang melaksanakan

pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal dan Persentase BUMN/D/BLU/D yang

dilakukan sosialisasi/ asistensi GCG/KPI. Capaian dua IKU dominan telah mencapai

106,88%, sedangkan rata capaian kinerja seluruh IKU sebesar 110,60%.

Bersama dua IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan

dengan tahun 2012 dikaitkan dengan target tahun 2014 disajikan dalam Tabel 3.4

berikut ini:

Tabel 3.4 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 3

No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaik

an/(Penurunan)

Target Kinerja

2014

Capaian 2013 thd Target 2014 (%) 2012 2013

1. Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

Persen 100,00 75,00 - 85,00 88,24

2. Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/ asistensi GCG/KPI

Persen 150,00 100,00 - 75,00 133,33

3. Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja

Persen 127,78 70,83 - 70,00 101,19

Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

1. Jumlah IPD yang Melaksanakan Pelayanan Sesuai SPM/Pelayanan Prima

Dasar hukum pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah Rencana

Pembangunan Jangka Menengah tahun 2010–2014, yang mewajibkan setiap

Pemda untuk menerapkan Standar Pelayanan Minimal. Selain itu juga terdapat

Page 57: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

45

Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 yang mensyaratkan implementasi

SPM dilakukan dengan menuangkan indikator SPM pada dokumen perencanaan

jangka menengah dan tahunan serta pada dokumen penganggaran daerah.

Selanjutnya Inpres Nomor 1 Tahun 2010 juga mengharuskan Pemda melakukan

SPM yang ditetapkan oleh kementerian teknis. Berdasarkan PP 60 Tahun 2008

tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pasal 48 ayat 2 butir a dan

pasal 50 ayat 1 butir a, menyebutkan bahwa BPKP melakukan pengawasan

intern antara lain melalui audit kinerja. Oleh karena itu, audit kinerja pelayanan

pemda yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Bali mendukung

pencapaian Sasaran Strategis 3 dengan IKU “Jumlah IPD yang Melaksanakan

Pelayanan Sesuai SPM/Pelayanan Prima”. IKU tersebut diturunkan pada

Perwakilan BPKP Provinsi Bali menjadi “Persentase IPD yang melaksanakan

pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal,” diukur dengan menghitung

jumlah IPD yang telah mencantumkan SPM ke dalam dokumen perencanaan

dibagi jumlah IPD yang diaudit kinerja pelayanan.

Dalam tahun 2013, IPD yang telah mencantumkan SPM ke dalam dokumen

perencanaan adalah sebanyak 3 IPD atau 75% dari jumlah IPD yang diaudit

kinerja pelayanan sebanyak 4 IPD. Dibandingkan dengan target sebesar 80%,

capaian IKU ini pada tahun 2013 sebesar 93,75%.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 93,75% tersebut telah maksimal sesuai target

kegiatan yang mendukung capaian IKU. Jika dibandingkan dengan target akhir

periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 88,24% dari target sebesar

85,00%.

Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan dengan capaian

output sebesar 120,00% atau 15 laporan dari total target sebanyak 12 laporan.

Kegiatan yang mendukung capaian IKU tersebut berupa Audit Kinerja Pelayanan

Pemerintah Daerah Bidang Pendidikan dan Kesehatan pada Kabupaten Bangli

serta Kabupaten Gianyar.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp215.369.000,00

atau 142,20% dari anggaran sebesar Rp 151.454.000,00 dengan menggunakan

SDM, sebanyak 884 OH atau 123,81% dari rencana sebanyak 714 OH.

Page 58: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

46

2. Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/ asistensi GCG/KPI

BPKP berperan melakukan pengawasan intern melalui pemberian pelayanan

jasa manajemen kepada BUMN/BUMD/BLU/BLUD di bidang GCG dan KPI,

dengan harapan dapat memperbaiki kinerja BUMN/BUMD/BLU/BLUD.

Untuk mengukur manfaat, ditetapkan IKU berupa “BUMN/BUMD/BLU/BLUD

yang GCG atau KPI Mendapat Skor Baik”. IKU tersebut di Perwakilan BPKP

Provinsi Bali diturunkan menjadi, “Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan

sosialisasi/asistensi GCG/KPI”. IKU ini diukur dengan menghitung Jumlah

BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI

dibandingkan dengan target PKPT.

Dalam tahun 2013, BUMN/BUMD/BLU/BLUD di Provinsi Bali yang dilakukan

sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI sebanyak 8 atau 100% dari target PKPT

sebanyak 8. Bila dibandingkan dengan target IKU sebesar 65%, maka capaian

IKU tersebut adalah sebesar 120,00%. Walaupun capaian IKU telah mencapai

target, namun terdapat kegiatan yang tidak terealisasi sebanyak 4 kegiatan yaitu:

Reviu Tindak Lanjut Hasil Evaluasi GCG pada PT Pengembangan Pariwisata

Bali (Persero), Evaluasi GCG pada PT BPD Bali, Bimtek GCG pada PDAM Kab.

Karangasem dan Bimtek KPI pada PDAM Kab. Klungkung.

Hal ini disebabkan PT Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) lebih

membutuhkan kegiatan pendampingan penilaian mandiri atas penerapan

GCGnya, PDAM Kab. Klungkung materi KPI sudah masuk kegiatan

Pendampingan Penyusunan Corporate Plan, PT. BPD Bali tidak siap menerima

karena sedang proses suksesi direksi, sedangkan PDAM Kabupaten

Karangasem kondisi SDMnya belum mendukung.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100% tersebut telah mencapai maksimal

sesuai target tahun 2013. Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra

tahun 2014, IKU ini telah mencapai 133,33% dari target sebesar 75,00%.

Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan dengan capaian

output sebesar 120,00% atau 11 laporan dari total target sebanyak 9 laporan.

Page 59: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

47

Capaian indikator tersebut didukung dengan kegiatan, yaitu:

1) Bimtek GCG pada PDAM Kota Denpasar, Kabupaten Badung serta Buleleng

dan Bimtek Pelaksanaan Evaluasi Mandiri (Self Assessment) Penerapan

GCG pada PT. Pengembangan Pariwisata Bali

2) Bimtek KPI pada PDAM Kabupaten Tabanan, BPR Werdhi Sedana

Kabupaten Gianyar, dan BPR Bank Pasa Kabupaten Bangli

3) Pendampingan Penyusunan Corporate Plan dan Business Plan pada RSUD

Wangaya Kota Denpasar, PDAM Kota Denpasar dan PDAM Kabupaten

Klungkung

4) Pendampingan Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) pada

PDAM Kabupaten Badung

5) Pelatihan Proses Pengadaan Barang/Jasa sesuai BPP Pengadaan

Barang/Jasa PT BPD Bali

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp48.250.000,00

atau 63,79% dari anggaran sebesar Rp75.641.000,00 dengan menggunakan

SDM, sebanyak 357 OH atau 39,76% dari rencana sebanyak 898 OH.

3. Persentase BUMD yang Dilakukan Audit Kinerja

Penetapan IKU “Persentase BUMD yang Kinerjanya Memperoleh Minimal

Predikat Baik”, dimaksudkan untuk mengukur manfaat pengawasan intern yang

dilaksanakan oleh BPKP dalam meningkatkan tata kelola BUMD. IKU tersebut

pada Perwakilan BPKP Provinsi Bali diturunkan menjadi “Persentase BUMD yang Dilakukan Audit Kinerja.”

IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMD yang diaudit kinerja

dibandingkan target PKPT.

Dalam tahun 2013, BUMD yang diaudit kinerja sebanyak 17 atau 70,83% dari

target PKPT sebanyak 23 BUMD, sehingga capaian kinerja IKU ini adalah

sebesar 118,06% dari target sebesar 60%. Walaupun capaian kinerja IKU ini

telah mencapai target, namun terdapat beberapa kegiatan yang tidak terlaksana

Kegiatan yang tidak terealisasi sebanyak 6 kegiatan yaitu:

1) Audit atas Kinerja PD Pasar Kota Denpasar

2) Audit Kinerja BLU pada Rumah Sakit Wangaya Kota Denpasar, BRSUD

Tabanan, dan RSUD Buleleng

Page 60: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

48

3) Evaluasi Kinerja PPK BLU pada RSUD Karangasem dan RSUP Sanglah

Hal ini disebabkan PD Pasar Kota Denpasar dan PPK BLU RSUD Karangasem

belum menyusun laporan kinerja, BLU Rumah Sakit Wangaya Kota Denpasar ,

BLU BRSUD Tabanan dan BLU RSUD Buleleng telah menjadi obyek evaluasi

kinerja serta tidak tersedianya SDM untuk melakukan Evaluasi Kinerja PPK BLU

RSUP Sanglah.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 70,83% tersebut telah mencapai maksimal

sesuai target tahun 2013. Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra

tahun 2014, IKU ini telah mencapai 101,19% dari target sebesar 70%.

Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan dengan capaian

output sebesar 87,50% atau 21 laporan dari total target sebanyak 24 laporan.

Capaian indikator tersebut didukung dengan kegiatan, yaitu:

1) Audit Kinerja pada 9 PDAM

2) Evaluasi Kinerja pada 3 BPR

3) Evaluasi Kinerja RSU/RSUD sebanyak 5 RSU/RSUD

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp392.300.000,00

atau 112,32% dari anggaran sebesar Rp320.720.000,00 dengan menggunakan

SDM, sebanyak 1.277 OH atau 53,31% dari rencana sebanyak 2.114 OH.

Sasaran Strategis 4:

Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

Perpres Nomor 55 Tahun 2012 menyatakan bahwa strategi Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi memiliki visi jangka panjang dan menengah. Visi jangka

panjang 2012-2025 adalah “Terwujudnya Kehidupan Bangsa yang Bersih dari

Korupsi dengan Didukung Nilai Budaya yang Berintegritas”.

Dalam rangka mencapai visi jangka panjang, maka, untuk jangka menengah

pemerintah menetapkan visi jangka menengah 2012-2014 yaitu “Terwujudnya Tata

Page 61: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

49

Kepemerintahan yang Bersih dari Korupsi dengan Didukung Kapasitas Pencegahan

dan Penindakan serta Nilai Budaya yang Berintegritas”.

Untuk mencapai visi tersebut, pemerintah merancang enam strategi yaitu:

1. Pencegahan tindak pidana korupsi;

2. Penegakan Hukum atas tindak pidana korupsi;

3. Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan;

4. Kerja sama Internasional dan Penyelamatan Aset Hasil Tipikor;

5. Pendidikan dan Budaya Antikorupsi;

6. Mekanisme Pelaporan Pelaksanaan Pemberantasan Korupsi.

Dalam kaitannya dengan strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi, BPKP

perlu mengambil peran dalam mendukung enam strategi pencegahan dan

pemberantasan korupsi tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong

penerapan sistem pengendalian intern, atau Fraud Control Plan (FCP). Berkaitan

dengan penegakan hukum atas tindak pidana korupsi, BPKP berperan dalam

melakukan audit investigasi, perhitungan kerugian keuangan Negara, serta sebagai

pemberi keterangan ahli pada kasus tindak pidana korupsi. Perwakilan BPKP

Provinsi Bali sebagai unit pelaksana kegiatan di wilayah Provinsi Bali melaksanakan

strategi yang ditetapkan oleh BPKP di tingkat operasional.

Sasaran “Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan Kementerian/Lembaga,

Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah Dalam

Upaya Pencegahan” diindikasikan oleh satu IKU dominan yang terkait langsung

dengan kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam upaya pencegahan dan

pemberantasan korupsi. Bersama tujuh IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis

tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 dan dikaitkan target 2014 disajikan

dalam Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 4

No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan

/(Penurunan)

Target Kinerja

2014

Capaian 2013 thd Target 2014 (%) 2012 2013

1. Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi

Kel. Masy

4 5 1 8 62,50

Page 62: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

50

No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaikan

/(Penurunan)

Target Kinerja

2014

Capaian 2013 thd Target 2014 (%) 2012 2013

2. IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/ asistensi/evaluasi FCP

Instansi 1 1 - 4 25,00

3. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK

Instansi 1 0 - 3 0,00

4. Persentase Pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga

Persen 260,00 100,00 - 84,00 119,05

5. Persentase pelaksanaan audit investigasi/ PKKN/PKA

Persen 97,73 98,33 0,60 85,00 115,69

6. Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang

Persen - 0,00 - 50,00 0,00

7. persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar

Persen 100 100 - 90,00 111,11

8. Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat

Persen 100 100 - 10,00 200,00

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di

Tabel 3.1 terlihat bahwa satu IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 tercapai

83,33%. Secara keseluruhan, dengan tujuh IKU lainnya, rata-rata capaian sasaran

73,29%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai

berikut:

1. Kelompok Masyarakat yang Mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi

Dalam rangka meningkatkan pemahaman mengenai praktik-praktik

penyelenggaraan good governance, BPKP menetapkan suatu IKU berupa

peningkatan pemahaman dan kepedulian publik terhadap permasalahan korupsi.

Berkaitan dengan IKU tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Bali menurunkannya

menjadi “Kelompok Masyarakat yang Mendapatkan Sosialisasi Program Anti

Korupsi,” dengan ukuran capaian dihitung dari jumlah Kelompok Masyarakat

yang Mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.

Fokus BPKP dalam kegiatan Sosialisasi Program Anti Korupsi (Sos-PAK)

utamanya pada kelompok dunia pendidikan karena BPKP yakin bahwa dunia

pendidikan yang anti korupsi akan menghasilkan generasi muda yang baik dan

menjadi harapan masa depan bangsa Indonesia. Sementara itu, dengan makin

Page 63: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

51

tingginya perhatian Pemerintah kepada dunia pendidikan yang ditandai dengan

kenaikan anggaran, berbagai macam bantuan bagi dunia pendidikan membawa

konsekuensi meningkatnya risiko terjadinya korupsi. Dengan memberikan

pemahaman dan edukasi, BPKP berharap korupsi bisa dicegah, terutama di

dunia pendidikan. Selain itu dengan maraknya kasus korupsi dana bantuan

sosial, maka tahun 2013 calon penerima bantuan sosial dan hibah ditetakan

sebagai sasaran fokus grup sosialisasi.

Pada Tahun 2013, Perwakilan BPKP Provinsi Bali telah melaksanakan Sos-PAK

pada 5 kelompok masyarakat, yaitu Sosialisasi Program Anti Korupsi kepada

Mahasiswa Baru Universitas Pendidikan Nasional (UNDIKNAS), SMKN 3

Denpasar, Beasiswa Bansos/Hibah Kabupaten Badung, PNS di Kejaksaan

Negeri Singaraja, dan Aparatur Desa/Kelurahan dalam rangka legalisasi aset di

BPN Denpasar. Selain itu, dalam pelaksanaan SosPAK Bansos hadir juga unsur

pimpinan DPRD, pimpinan SKPD, dan staf Bagian Keuangan Pemerintah

Kabupaten Badung. Jika dibandingkan dengan target IKU sebanyak 6 kelompok

masyarakat, maka capaian IKU adalah 83,33%. Namun demikian sesuai dengan

target focus group dari Deputi Bidang Investigasi yaitu mahasiswa baru dan

calon penerima Bansos, hal tersebut sudah dicapai.

Realisasi IKU tahun 2013 sebanyak 5 kelompok masyarakat tersebut, mengalami

kenaikan sebesar 25% atau 1 kelompok masyarakat dibandingkan dengan tahun

2012 sebanyak 4 kelompok masyarakat. Jika dibandingkan dengan target akhir

periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 62,50% dari target sebanyak

8 kelompok masyarakat.

Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan dengan capaian

output sebesar 120,00% atau 8 laporan dari total target sebanyak 6 laporan.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp198.072.000,00

atau 298,58% dari anggaran sebesar Rp 66.337.000,00 dengan menggunakan

SDM, sebanyak 447 OH atau 319,29% dari rencana sebanyak 140 OH.

Page 64: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

52

2. IPP/IPD/BUMN/BUMD Berisiko Fraud yang Mendapatkan Sosialisasi/DA/Asistensi/Evaluasi FCP

Sistem pengendalian yang baik akan memberikan jaminan terhadap kualitas dan

kinerja organisasi secara keseluruhan, sehingga penyelenggaraan pemerintahan

dan korporasi dapat memenuhi prinsip-prinsip Good Governance.

FCP merupakan suatu pengendalian yang dirancang secara spesifik untuk

mencegah, menangkal, dan memudahkan pengungkapan kasus penyimpangan

yang berindikasi merugikan keuangan negara. FCP terdiri dari atribut-atribut

spesifik, yaitu Kebijakan Anti Fraud, Struktur Pertanggungjawaban, Penilaian

Risiko, Kepedulian Pegawai, Kepedulian Pelanggan dan Masyarakat, Sistem

Pelaporan Fraud, Perlindungan Pelapor, Pengungkapan kepada pihak eksternal,

Prosedur Investigasi serta Standar Perilaku dan Disiplin.

IKU “Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD yang mengimplementasikan FCP” dalam

upaya perbaikan penyelenggaraan manajemen organisasi pemerintah melalui

pemanfaatan hasil pengawasan yang dilakukan oleh BPKP. Pada level

opreasional di Perwakilan BPKP Provinsi Bali, IKU tersebut menjadi,

“IPP/IPD/BUMN/BUMD Berisiko Fraud yang Mendapatkan

Sosialisasi/DA/Asistensi/Evaluasi FCP.” Capaian IKU diukur dari jumlah instansi

yang mendapatkan sosialisasi/DA/bimtek/evaluasi FCP.

Pada Tahun 2013, Perwakilan BPKP Provinsi Bali telah melaksanakan

sosialisasi FCP pada Pemerintah Kabupaten Jembrana. Jika dibandingkan

dengan target IKU sebanyak 3 instansi, maka capaian IKU adalah 33,33%.

Namun demikian, dalam berbagai kesempatan selalu disampaikan pentingnya

upaya preventif dalam pencegahan kecurangan dengan persiapan FCP.

Disamping itu untuk tahun 2013 telah dilaksanakan kegiatan berupa monitoring

atas kegiatan koordinasi supervisi dan pencegahan korupsi tahun 2012 pada

pemerintah Kota Denpasar dan Provinsi Bali, yang merupakan kerjasama antara

BPKP dan KPK. Selain itu telah dilakukan juga koordinasi supervisi dan

pencegahan korupsi dengan national Interest bidang pendapatan, ketahanan

pangan dan perubahan APBD serta pelayanan publik pada imigrasi, pertanahan

dan badan penanaman modal dan perizinan.

Page 65: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

53

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 33,33% atau satu instansi tersebut, tidak

mengalami kenaikan/penurunan dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar

1 instansi. Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014,

IKU ini telah mencapai 25% dari target sebanyak 4 instansi.

Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan dengan capaian

output sebesar 100% atau 4 laporan dari total target sebanyak 4 laporan.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp 10.025.000,00

atau 24,28% dari anggaran sebesar Rp 41.297.000,00 dengan menggunakan

SDM, sebanyak 13 OH atau 6,22% dari rencana sebanyak 209 OH.

3. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD yang Dilakukan Kajian Peraturan yang Berpotensi TPK

Upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas

keuangan negara tidak terlepas dari adanya kebijakan yang mendukung upaya

pencegahan dan pemberantasan KKN. Indikator ini dimaksudkan untuk

mengukur instansi/BUMN/BUMD yang membuat/mengoreksi kebijakan terkait

dengan rekomendasi dari BPKP terhadap hasil kajian atas peraturan perundang-

undangan yang berindikasi menjadi penyebab terjadinya KKN.

Untuk merealisasikan IKU, BPKP melaksanakan kegiatan kajian atas

kebijakan/peraturan perundang-undangan yang berindikasi KKN dan

menyusun/menyempurnakan pedoman pelaksanaan kegiatan. Pada Perwakilan

BPKP Provinsi Bali, IKU tersebut diterjemahkan menjadi Jumlah

IPP/IPD/BUMN/BUMD yang Dilakukan Kajian Peraturan yang Berpotensi TPK.

Dalam tahun 2013 belum dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK. Hal ini

disebabkan terbatasnya SDM di Bidang Investigasi serta fokus menangani

kasus-kasus TPK atas permintaan Aparat Penegakan Hukum. Jika dibandingkan

dengan target IKU tahun 2013 sebanyak 2 Instansi, maka realisasi IKU adalah

nihil.

Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014 sebanyak

3 instansi belum tercapai. Namun telah dilaksanakan kegiatan dukungan berupa

Page 66: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

54

penelaahan atas 5 kasus yang berindikasi tindak pidana korupsi dan berpotensi

merugikan keuangan negara.

Dalam melaksanakan kegiatan dukungan tersebut, telah digunakan dana

sebesar Rp 27.755.000,00 atau 78,43% dari anggaran sebesar

Rp 35.387.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 103 OH atau 69,59%

dari rencana sebanyak 148 OH.

4. Persentase Pelaksanaan Penugasan Hambatan Kelancaran Pembangunan, Klaim, dan Penyesuaian Harga

Kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP), audit penyesuaian harga,

dan audit klaim merupakan bagian dari hambatan/kendala terhadap peningkatan

kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara.

Tingkat keberhasilan penyelesaian kasus tersebut berkorelasi terhadap

pencapaian sasaran strategis. Persentase terselesaikannya kasus HKP,

penyesuaian harga, dan klaim ditetapkan sebagai salah satu IKU yang harus

dicapai. Pada level operasional di Perwakilan IKU dirumuskan menjadi

“Persentase Pelaksanaan Penugasan Hambatan Kelancaran Pembangunan,

Klaim, dan Penyesuaian Harga”.

Pengukuran IKU dihitung berdasarkan Jumlah laporan HKP, klaim dan

penyesuaian harga yang terbit dibagi dengan permintaan HKP, klaim dan

eskalasi yang memenuhi syarat (diterbitkan ST).

Dalam tahun 2013 realisasi IKU sebesar 100% atau sebanyak 2 penugasan dari

2 permintaan HKP, klaim dan eskalasi. Apabila dibandingkan dengan target

tahun 2014 sebesar 84% maka capaian IKU adalah sebesar 119,05%. Pda akhir

tahun 2013 terdapat permintaan 3 Audit Eskalasi dan 1 Audit Klaim, dan karena

terbatasnya waktu maka kegatan tersebut akan dilaksanakan di tahun 2014.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100% tersebut telah mancapai maksimal

sesua target tahun 2013. Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra

tahun 2014, IKU ini telah mencapai 119,05% dari target sebesar 84%.

Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan dengan capaian

output sebesar 60% atau 3 laporan dari total target sebanyak 5 laporan.

Page 67: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

55

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp 15.371.000,00

atau 37,57% dari anggaran sebesar Rp 40.909.000,00 dengan menggunakan

SDM, sebanyak 151 OH atau 42,54% dari rencana sebanyak 355 OH.

5. Persentase Pelaksanaan Audit Investigasi/PKKN/PKA

Salah satu upaya pencapaian sasaran strategis peningkatan kualitas

penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara, antara lain

dengan tertanganinya kasus KKN. Penanganan kasus yang berindikasi KKN

yang dilaksanakan oleh BPKP menjadi lengkap setelah dilimpahkan kepada

instansi penegak hukum. Dengan demikian, “Persentase Penyerahan Kasus

kepada Instansi Penegak Hukum” menjadi salah satu IKU BPKP dalam upaya

pencapaian sasaran strategis. Pada level operasional IKU tersebut dirumuskan

menjadi “Persentase Pelaksanaan Audit Investigasi/PKKN/PKA.”

Pengukuran IKU dihitung berdasarkan Jumlah laporan audit

investigasi/PKKN/PKA dibagi dengan permintaan audit investigasi/PKKN/ PKA

dari instansi penegak hukum.

Dalam tahun 2013 realisasi IKU sebesar 98,33% atau sebanyak 57 laporan. Jika

dibandingkan dengan target IKU tahun 2013 sebesar 85%, maka capaian IKU

adalah sebesar 115,69%.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 98,33% tersebut, mengalami kenaikan

sebesar 87,33% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 11%. Jika

dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah

mencapai 115,69% dari target sebesar 85%.

Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan dengan capaian

output sebesar 120,00% atau 47 laporan dari total target sebanyak 38 laporan.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp 492.100.000,00 atau 69,37% dari anggaran sebesar Rp709.365.000,00

dengan menggunakan SDM, sebanyak 2.061 OH atau 127,14% dari rencana

sebanyak 1.621 OH.

Page 68: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

56

6. Persentase Tindak Lanjut (TL) Hasil Audit Investigasi Non TPK oleh Instansi Berwenang

Audit investigatif merupakan kegiatan pengungkapan modus terjadinya kerugian

keuangan negara atas pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku untuk

ditindaklanjuti oleh instansi berwenang. Hal ini merupakan bagian dari upaya

pencapaian sasaran strategis terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan

memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan Negara.

Indikator kinerja utama berupa hasil audit investigasi yang ditindaklanjuti oleh

instansi berwenang diturunkan menjadi “Persentase TL Hasil Audit Investigasi

Non TPK oleh Instansi Berwenang.”

Realisasi IKU dihitung berdasarkan jumlah TL atas temuan investigasi non TPK

dibagi dengan jumlah temuan non TPK sampai dengan tahun berjalan dengan

target tahun 2013 sebesar 40%.

Pada tahun 2013 hasil audit investigasi sebanyak 3 laporan seluruhnya

berindikasi TPK.

7. Persentase Laporan Keinvestigasian yang Sesuai Standar

Salah satu bentuk akuntabilitas penugasan investigatif terletak pada pemenuhan

standar pelaporan hasil penugasan. Hal ini berdampak pada efektivitas

pengungkapan dan penanganan kasus yang berindikasi KKN dalam rangka

peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas

keuangan negara. Untuk itu, dalam Renstranya, BPKP membentuk IKU

“Persentase Telaahan Terhadap Laporan Penugasan Investigasi yang Memenuhi

Standar”. Sedangkan pada tingkat perwakilan, IKU tersebut menjadi “Persentase

Laporan Keinvestigasian yang Sesuai Standar.”

Realisasi IKU dihitung berdasarkan jumlah laporan keinvestigasian yang tidak

dikembalikan pusat dibagi jumlah laporan keinvestigasian yang disampaikan ke

pusat.

Realisasi IKU tahun 2013 diukur dengan laporan keinvestigasian yang tidak

dikembalikan pusat sebanyak 61 laporan, atau mencapai 100% jumlah laporan

Page 69: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

57

keinvestigasian yang disampaikan ke pusat sebanyak 61 laporan atau sebesar

114,94% dari target sebesar 87%.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100% tersebut, tidak mengalami

kenaikan/penurunan dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 100%. Namun,

jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah

mencapai 111,11% dari target sebesar 90%.

Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan, OH dan dana

sebagaimana kegiatan, OH dan dana yang mendukung capaian kinerja IKU

bidang keinvestigasian.

8. Persentase Hasil Telaahan Pengaduan Masyarakat

Masyarakat dapat melakukan pengawasan secara tidak langsung terhadap

akuntabilitas keuangan negara, antara lain melalui mekanisme pelaporan dan

pengaduan. Pengaduan masyarakat dapat menjadi salah satu sumber data bagi

BPKP dalam melaksanakan fungsi pengawasan. Setiap surat pengaduan atau

tembusan surat pengaduan, baik yang diterima secara langsung melalui Kepala

BPKP atau Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dilakukan penelaahan

untuk ditindaklanjuti. IKU dalam mencapai sasaran strategis, Reviu Terhadap

Laporan dan Pengaduan Masyarakat yang Ditindaklanjuti. Sedangkan IKU pada

Perwakilan BPKP adalah “Persentase Hasil Telaahan Pengaduan Masyarakat”

Realisasi IKU dihitung berdasarkan Jumlah hasil telaahan dibandingkan dengan

jumlah pengaduan yang masuk.

Pada tahun 2013, jumlah hasil telaahan sebanyak 3 atau 100% dibandingkan

jumlah pengaduan yang masuk sebanyak 3 pengaduan. Dengan target IKU

sebesar 10%, maka capaian IKU pada tahun 2013 adalah 120%.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100% tersebut, tidak mengalami

kenaikan/penurunan dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 100%. Namun,

jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah

mencapai 200% dari target sebesar 10%.

Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan dengan capaian

output sebesar 100% atau 3 laporan dari total target sebanyak 3 laporan.

Page 70: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

58

Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan, OH dan dana

sebagaimana kegiatan, OH dan Dana yang mendukung capaian kinerja IKU

bidang keinvestigasian.

Sasaran Strategis 5:

Meningkatnya Kualitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada 70% Kementerian/Lembaga/Pememerintah Daerah Penyelenggaraan SPIP pada dasarnya merupakan tanggung jawab masing-masing

menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota. BPKP sesuai pasal 59 PP

Nomor 60 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah bertanggung jawab

melakukan pembinaan. Pada prinsipnya, pembinaan SPIP diarahkan agar instansi

pemerintah dapat menyelenggarakan SPIP dalam rangka mencapai tujuannya

melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan,

pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di

Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah” diindikasikan oleh satu IKU

dominan yang terkait langsung dengan penyelenggaraan SPIP pada seluruh

K/L/Pemda. Semakin banyak K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP

Nomor 60 Tahun 2008, diharapkan akan semakin baik kualitas pencapaian tujuan

instansi pemerintah dan semakin berkualitas birokrasi. Bersama dua IKU lainnya,

realisasi IKU sasaran strategis tahun 2013 dibandingkan dengan realisasi yahun

2012 dikaitkan dengan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 5

No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaik

an/(Penurunan)

Target Kinerja

2014

Capaian 2013 thd Target 2014 (%) 2012 2013

1. Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

Persen 10,00 20,00 10,00 70,00 28,57

2. Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008

IPP/IPD 8 10 2 10 100,00

3. Jumlah Pemda yang dilakukan monitoring Sistem Pengendalian Intern

IPP/IPD 3 5 2 6 83,33

Page 71: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

59

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di

Tabel 3.1 terlihat bahwa IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 belum tercapai.

Secara keseluruhan, dengan tiga IKU, rata-rata capaian sasaran 91,11%.

Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:

1) Persentase Pemda yang Menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008

Sebagai Pembina SPIP, BPKP bertanggung jawab terhadap penyelenggaran

SPIP pada K/L/Pemda. Perwakilan BPKP Provinsi Bali bertanggung jawab

terhadap penyelenggaraan SPIP pada seluruh Pemda di Provinsi Bali.

Penyelenggaraan SPIP dinilai sesuai PP 60 Tahun 2008 melalui tingkat

maturitas. Sebelum penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP dapat

dilaksanakan, maka IKU “Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP

sesuai PP 60/2008” diukur dengan menghitung jumlah Pemda yang laporan

keuangannya memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI

dibandingkan dengan jumlah seluruh Pemda. Opini WTP atas laporan keuangan

diyakini dapat mewakili sistem pengendalian yang memadai sebagaimana

dimaksud dalam PP Nomor 60 Tahun 2008, karena audit keuangan yang

dilaksanakan oleh BPK RI mencakup pengujian atas keandalan sistem

pengendalian K/L/Pemda.

Dalam tahun 2013, Pemda yang laporan keuangan memperoleh opini WTP

adalah sebanyak 2 pemda atau 20% dari 10 Pemda di Provinsi Bali. Bila

dibandingkan dengan targetnya sebesar 60%, maka capaian IKU ini adalah

sebesar 33,33%.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 20% tersebut, mengalami kenaikan sebesar

100% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 10%. Jika dibandingkan dengan

target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 28,57% dari

target sebesar 70,00%.

Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan dengan capaian

output sebesar 120,00% atau 18 laporan dari total target sebanyak 15 laporan.

Pada tahun 2013 telah dilaksanakan kegiatan asistensi penerapan SPIP dan

pendampingan berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas laporan keuangan

pada pemda di Provinsi Bali.

Page 72: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

60

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp173.812.000,00

atau 139,31% dari anggaran sebesar Rp124.767.000,00 dengan menggunakan

SDM, sebanyak 342 OH atau 102,09% dari rencana sebanyak 335 OH.

2) Jumlah Pemda yang telah Dilakukan Asistensi Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008

Sebagai Pembina SPIP, Perwakilan BPKP Provinsi Bali melaksanakan

pembinaan SPIP melalui kegiatan asistensi penerapan SPIP pada seluruh

Pemda di Provinsi Bali. Penerapan SPIP di Pemda diawali dengan pembuatan

rencana/desain penyelenggaraan SPIP, yaitu dokumen yang berisi tahap-tahap

pengembangan detil SPIP yang akan dilakukan. Manfaat rencana/desain adalah

sebagai acuan dan alat untuk memantau perkembangan penyelenggaraan SPIP.

IKU ini dibentuk pada tahun 2012 sebagai tindak lanjut atas terbitnya Pedoman

Penyusunan Desain Penyelenggaraan SPIP berdasarkan Peraturan Kepala

BPKP Nomor PER–687/K/D4/2012 tanggal 25 Mei 2012. Pada tahap berikutnya,

Pemda akan menerapkan SPIP sesuai dengan kondisi masing-masing. Sebagai

pertanggungjawaban fungsi Perwakilan BPKP sebagai pembina SPIP di daerah,

ditetapkan IKU “Jumlah Pemda yang telah Dilakukan Asistensi Penyelenggaraan

Sistem Pengendalian Intern Sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008.”

Pada tahun 2013, Perwakilan BPKP telah melaksanakan asistensi pada 10

Pemda baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota atau sebesar 100% dari seluruh

Pemda di Provinsi Bali. Selain itu Sebagai bagian tugas dari pembina SPIP, pada

tahun 2013 BPKP Provinsi Bali telah memfasilitasi terselenggaranya diklat SPIP

sebanyak 3 kelas/Angkatan yang merupakan kerjasama antara Pusdiklatwas

BPKP, Perwakilan BPKP Provinsi Bali, dan Pemerintah daerah, masing-masing

untuk eselon II dan III sebanyak 2 kelas pada Pemerintah Kota Denpasar dan

Pemerintah Kabupaten Karangasem serta untuk eselon III dan IV pada

Pemerintah Kota Denpasar.

Capaian IKU tahun 2013 sebanyak 10 Pemda, jika dibandingkan dengan tahun

2012 mengalami kenaikan sebesar 25% atau 2 Pemda dibandingkan dengan

tahun 2012 sebanyak 8 Pemda. Namun, jika dibandingkan dengan target akhir

Page 73: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

61

periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 100% dari target sebanyak

10 Pemda.

Capaian kinerja IKU tahun 2012 didukung dengan kegiatan, OH dan dana

sebagaimana kegiatan, OH dan dana yang mendukung capaian kinerja IKU

Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008.

Kegiatan yang mendukung capaian IKU tersebut sebagai berikut:

1) Sosialisasi/Bimtek SPIP dilakukan pada Pemerintah Kabupaten Badung,

Kabupaten Buleleng, Kabupaten Jembrana, dan Kabupaten Klungkung.

2) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan SPIP bagi aparatur Pemerintah

Kota Denpasar.

3) Bimbingan Teknis Pemantauan Efektivitas SPIP pada Dinas Kesehatan

Kabupaten Gianyar terkait Piloting Implementasi SPIP tahap IV pada

Pemerintah Kabupaten Gianyar.

4) Workshop SPIP (Penilaian Risiko dan Penyusunan Dokumen Rencana

Tindak Pengendalian) bagi pegawai Inspekorat, Bappeda, dan Pengelola

Keuangan Pemerintah Daerah di Lingkungan Provinsi Bali.

3) Jumlah Pemda yang Dilakukan Monitoring Sistem Pengendalian Intern

BPKP selaku pembina penyelenggaraan SPIP, berkewajiban memantau

perkembangan penyelenggaraan SPIP K/L/Pemda. Pelaksanaan monitoring

perbaikan SPI di lingkungan instansi pemerintah didasarkan pada Peraturan

Kepala BPKP Nomor PER-852/K/2011 tentang Pedoman Monitoring Perbaikan

SPI di Lingkungan Instansi Pemerintah Tahun Anggaran 2011.

Realisasi IKU pada tahun 2013 sebanyak 5 Pemda telah dilakukan monitoring

Sistem Pengendalian Intern yaitu Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah

Kabupaten Tabanan, Pemerintah Kabupaten Klungkung, Pemerintah Kabupaten

Badung dan Pemerintah Kabupaten Gianyar, atau sebesar 120% dari target

sebanyak 4 Pemda.

Capaian IKU tahun 2013 sebanyak 5 Pemda tersebut, jika dibandingkan dengan

tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 66,67% atau 2 Pemda dibandingkan

dengan tahun 2012 sebanyak 3 Pemda. Namun, jika dibandingkan dengan target

Page 74: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

62

akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 83,33% dari target

sebanyak 6 Pemda.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp 35.004.000,00

atau 102,60% dari anggaran sebesar Rp34.117.000,00 dengan menggunakan

SDM, sebanyak 128 OH atau 83,12% dari rencana sebanyak 154 OH.

Sasaran Strategis 6:

Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80% Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah

Pelaksanaan audit intern di lingkungan Instansi Pemerintah dilakukan oleh pejabat

yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi syarat

kompetensi keahlian sebagai auditor. Setiap aparat pengawas intern pemerintah

(APIP) mengimplementasikan JFA sebagai konsekuensi adanya fungsi dan peran

pelaksanaan tugas pengawasan intern oleh auditor sesuai dengan ketentuan

tersebut.

Sebagai organisasi, salah satu faktor penentu keberhasilan APIP adalah kompetensi

dan profesionalitas sumber daya manusia (SDM), karena faktor manusia yang

mengatur dan menggerakkan jalan organisasi. SDM yang kompeten adalah SDM

yang memiliki penguasaan teoritis, didukung dengan pengalaman, dan mendapat

pengakuan keahlian spesifik berdasarkan standar yang berlaku umum dalam

lingkungan keahlian tersebut. SDM yang profesional adalah SDM yang mampu

melaksanakan tugas dengan baik, sesuai dengan bidang keahliannya. Keahlian

tersebut perlu terus-menerus diperbarui dan ditingkatkan, baik melalui program

pendidikan gelar maupun program pendidikan nongelar dengan mengacu pada

dokumen Human Capital Development Plan (HCDP), yang merupakan dokumen

perencanaan pengembangan kompetensi pegawai, yang terkait dengan proses

pelatihan, pendidikan, dan kegiatan lainnya yang dapat meningkatkan pengetahuan,

keahlian, kemampuan, nilai-nilai, dan aset sosial lainnya yang dimiliki pegawai.

Sasaran “Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah K/L/Pemda

yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda” diindikasikan oleh satu IKU

Page 75: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

63

dominan yang terkait langsung dengan penerapan JFA, yang bertujuan untuk

mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku instansi Pembina JFA

dalam mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten di lingkungan Aparat

Pengawas Intern Pemerintah (APIP) non-BPKP. Dalam mendukung pencapaian

sasaran tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Bali hanya bertanggung jawab pada

satu IKU yaitu Persentase Pemda yang dilakukan asistensi Penerapan JFA yang

merupakan turunan dari IKU Utama Tingkat Penerapan JFA. Realisasi IKU sasaran

strategis tahun 2013 dibandingkan dengan realisasi tahun 2012 dikaitkan dengan

target 2014 disajikan dalam Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 6

No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaik

an/(Penurunan)

Target Kinerja

2014

Capaian 2013 thd Target 2014 (%) 2012 2013

1. Persentase Pemda yang dilakukan asistensi Penerapan JFA

Persen 40,00 60 20 80 75

1. Persentase Pemda yang dilakukan asistensi Penerapan Jabatan Fungsional Auditor

Pelaksanaan audit intern di lingkungan instansi pemerintah dilakukan oleh

pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah memenuhi

syarat kompetensi keahlian sebagai auditor. Hal ini sesuai dengan Pasal 51 PP

60 Tahun 2008 tentang SPIP. Syarat kompetensi keahlian sebagai auditor

dipenuhi melalui keikutsertaan dan kelulusan dalam program sertifikasi.

Berdasarkan Pasal 1 Butir 2 Permenpan 220/2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang

Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, Auditor adalah jabatan yang

mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk

melakukan pengawasan intern pada instansi pemerintah, lembaga dan/atau

pihak lain, yang di dalamnya terdapat kepentingan negara sesuai dengan

peraturan perundang-undangan, yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil

dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang

berwenang.

Page 76: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

64

Berdasarkan ketentuan tersebut, setiap APIP mengimplementasikan JFA

sebagai konsekuensi adanya fungsi dan peran pelaksanaan tugas pengawasan

intern oleh auditor sesuai dengan ketentuan tersebut.

Indikator sasaran atas tingkat penerapan Jabatan Fungsional Auditor bertujuan

untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku instansi

Pembina JFA dalam mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten di

lingkungan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) non-BPKP. Penentuan

tingkat capaian indikator sasaran ini adalah jumlah K/L (APIP Pusat) dan Pemda

(APIP Daerah) non-BPKP yang mengimplementasikan JFA sampai dengan

tahun berjalan. Indikator tersebut diterjemahkan pada tingkat operasional pada

Perwakilan BPKP Provinsi Bali menjadi Persentase Pemda yang dilakukan

asistensi Penerapan Jabatan Fungsional Auditor dengan pengukuran

berdasarkan jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA

dibandingkan jumlah seluruh Pemda.

Sampai dengan tahun 2013, Perwakilan BPKP Provinsi Bali telah melakukan

asistensi penerapan JFA pada 6 Pemda yaitu Pemerintah Kabupaten Jembrana,

Gianyar, Buleleng, Klungkung, Karangasem dan Bangli atau 60% dari seluruh

Pemda di Provinsi Bali. Tidak tercapainya target antara lain disebabkan fasilitasi

penerapan JFA pada APIP belum dilakukan secara intensif. Di samping itu,

jumlah kelulusan sertifikasi auditor yang relatif rendah membuat APIP belum

antusias menerapkan JFA.

Capaian IKU tahun 2013 sebesar 60% tersebut, jika dibandingkan dengan tahun

2012 mengalami kenaikan sebesar 20% dibandingkan dengan tahun 2012

sebesar 40% atau sebanyak 4 Pemda. Jika dibandingkan dengan target akhir

periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 75% dari target sebesar

80%.

Capaian kinerja IKU tahun 2013 didukung dengan kegiatan dengan capaian

output sebesar 120% atau 12 laporan dari total target sebanyak 10 laporan.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp82.666.000,00

atau 77,85% dari anggaran sebesar Rp 106.190.000,00 dengan menggunakan

SDM, sebanyak 191 OH atau 79,25% dari rencana sebanyak 241 OH.

Page 77: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

65

Sasaran Strategis 7:

Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%

Perencanaan pengawasan berfungsi mengarahkan kegiatan pengawasan agar

sesuai dengan peran dan tujuan BPKP, sekaligus media untuk mengukur tingkat

keberhasilan kinerja teknis BPKP. Selain itu, perencanaan juga terkait langsung

dengan pengelolaan SDM, penyediaan sarana prasarana, dan penganggaran.

Seiring dengan gencarnya penyerapan anggaran berdasarkan disbursement plan,

semakin dirasakan pentingnya arti perencanaan yang baik sehingga anggaran yang

digunakan benar-benar menghasilkan kinerja yang terbaik pula.

Dalam kerangka keuangan negara, BPKP sebagai lembaga pemerintah mempunyai

kewajiban menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar

yang diatur dalam PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP). Keberhasilan fungsi dukungan dalam membina satuan kerja

terkait dengan kualitas pengelolaan keuangan, ditandai dengan tingkat opini WTP

terhadap laporan keuangan BPKP yang diperoleh dari BPK RI.

Sasaran “Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan

Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%” diindikasikan oleh dua IKU dominan

yang terkait langsung dengan efektivitas perencanaan pengawasan dan kualitas

pengelolaan keuangan. Bersama sebelas IKU lainnya, realisasi IKU sasaran

strategis tahun 2013 dibandingkan realisasi tahun 2012 dan dikaitkan target 2014

disajikan dalam Tabel 3.8.

Tabel 3.8 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 7

No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaik

an/(Penurunan)

Target Kinerja

2014

Capaian 2013 thd Target 2014 (%) 2012 2013

1. Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi

Persen 93,98 90,69 - 90 100,77

2. Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP

Persen 100 100 - 100 100

3. Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian

Skala likert 1-

10

6,40 7,36 0,96 8 92

Page 78: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

66

No Indikator Kinerja Satuan Kinerja Kenaik

an/(Penurunan)

Target Kinerja

2014

Capaian 2013 thd Target 2014 (%) 2012 2013

4. Persentase Pagu Dana yang tidak Diblokir dalam DIPA

Persen 100 100 - 100 100

5. Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur

Skala likert 1-

10

7,50 7,88 0,38 8,50 92,71

6. Persentase permintaan bantuan hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan Humas

Persen 100 100 - 100 100

7. Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa

Jumlah berita

19 50 31 24 208,33

8. Persentase pemanfaatan asset Persen 100 100 - 100 100

9. Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras

Skala likert 1-

10

6,8 6,92 0,12 8,30 83,37

10. Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat

Persen 100 100 - 80 125

11. Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas

Jumlah Topik

0 1 1 1 100

12. Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP

Jumlah APIP

1 4 3 4 100

13. Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat

Skala likert 1-

10

7,54 6,93 - 8,30 83,49

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di

Tabel 3.1 terlihat bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun 2013 tercapai

103,35%. Secara keseluruhan, dengan tiga belas IKU, rata-rata capaian sasaran

103,23%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai

berikut:

1. Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi

IKU “Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi”

diukur dengan membandingkan realisasi penugasan pengawasan PKPT

dibandingkan dengan target penugasan pengawasan dalam PKPT, dengan

target tahun 2012 sebesar 85%.

Realisasi IKU pada tahun 2013 sebesar 90,69% atau mencapai 106,69% dari

target.

Page 79: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

67

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 90,69% tersebut telah mancapai maksimal

sesuai target tahun 2013. Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra

tahun 2014, IKU ini telah mencapai 100,77% dari target sebesar 90%.

Selain itu, pada tahun 2013 Perwakilan BPKP Provinsi Bali telah melaksanakan

penugasan di luar yang direncanakan sebanyak 342 penugasan atau 56,52%

dari seluruh realisasi penugasan tahun 2013 sebanyak 605 penugasan.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp439.018.000,00

atau 104,55% dari anggaran sebesar Rp 419.918.000,00 dan SDM sebanyak

3.204 OH atau 181,12% dari rencana sebanyak 1.769 OH yang tersebar pada

seluruh indikator pengawasan.

2. Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP

Salah satu bentuk akuntabilitas pengelolaaan keuangan yang baik adalah tingkat

kewajaran laporan keuangan yang menjadi opini BPK RI terhadap penyajian

laporan keuangan BPKP. IKU “Tingkat Opini BPK RI terhadap Laporan

Keuangan BPKP”dibuat untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam membina

satuan kerja terkait penyusunan laporan keuangan sesuai dengan SAP.

Perwakilan BPKP merupakan Unit Akuntansi Pengguna Anggaran BPKP secara

keseluruhan, sehingga laporan keuangan perwakilan merupakan laporan

keuangan dukungan bagi BPKP untuk mendapatkan opini WTP. IKU untuk

Perwakilan BPKP Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP

dengan SAP, diukur berdasarkan hasil reviu Inspektorat terhadap laporan

keuangan perwakilan.

Pada Tahun 2013, IKU telah tercapai 100% karena laporan keuangan BPKP

yang disusun dari laporan keuangan BPKP Pusat dan seluruh perwakilan telah

mendapatkan opini WTP.

Dalam rangka mendukung capaian IKU tingkat BPKP, Perwakilan berupaya

melaksanakan kegiatan pengelolaan anggaran dan penyusunan laporan

keuangan sesuai dengan sistem akuntansi pemerintah.

Page 80: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

68

3. Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian

Peningkatan pengelolaan kepegawaian dan organisasi sebagai upaya untuk

perbaikan kualitas SDM, serta penataan kelembagaan dan proses kerja internal

yang dapat menunjang tercapainya penyelenggaraan pengawasan intern

akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Hal

tersebut dilandasi dengan pemikiran bahwa pelaksanaan prinsip-prinsip tata

kepemerintahan yang baik (good governance) akan terwujud dengan dukungan

SDM yang andal dan terkelola dengan baik.

Persepsi kepuasan terhadap suatu pelayanan sangat bergantung pada suatu

keadaan ketika keinginan, harapan, dan kebutuhan para penerima layanan dapat

terpenuhi. Pernyataan kepuasan atau ketidakpuasan diperoleh melalui survei

kepada para penerima layanan, dengan metode skala Likert 1-10. Perhitungan

persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan kepegawaian dan

organisasi dilaksanakan dengan metode penyebaran kuesioner secara uji petik

kepada para pegawai dari seluruh unit kerja di lingkungan BPKP.

Target IKU “Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan

kepegawaian” pada tahun 2013 adalah sebesar 7,80 dari skala Likert 1-10.

Capaian kinerja IKU ini menunjukkan tingkat kepuasan pegawai atas pelayanan

pengelolaan kepegawaian dan organisasi, antara lain: (a) Sistem rekrutmen yang

transparan dan berbasis kompetensi; (b) Pelayanan kenaikan pangkat pegawai,

kenaikan jabatan, gaji berkala, dan penyesuaian gaji selalu dilaksanakan secara

tepat waktu; (c) Struktur kelembagaan (organisasi dan tata kerja) yang

proporsional, efektif, dan efisien terus disesuaikan secara bertahap; serta (d)

Penandatanganan pakta integritas atau pernyataan kepatuhan terhadap aturan

perilaku pada setiap awal tahun untuk seluruh pegawai.

Realisasi IKU ini dalam tahun 2013 adalah sebesar 7,36 dari skala Likert 1-10

atau mencapai 94,36% dari target tahun 2013 sebesar 7,80 dari skala Likert 1-

10.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 7,36 dari skala Likert 1-10, jika dibandingkan

dengan tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 0,96 dari skala Likert 1-10 atau

15% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 6,40 dari skala Likert 1-10.

Page 81: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

69

Namun, jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU

ini telah mencapai 92% dari target sebesar 8 dari skala Likert 1-10.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp

239.251.000,00 atau 96,57% dari anggaran sebesar Rp 247.755.000,00 dan

SDM sebanyak 771 OH atau 95,19% dari rencana sebanyak 810 OH.

4. Persentase Pagu Dana yang Tidak Diblokir dalam DIPA

Ketersediaan dana yang memadai diperlukan untuk membiayai pelaksanaan

tugas dan fungsi BPKP melalui proses penyusunan anggaran, yang

menghasilkan dokumen anggaran berupa Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

(DIPA). Pagu dana dalam DIPA dapat dilakukan pemblokiran/pemberian tanda

bintang oleh DPR untuk kegiatan dalam DIPA yang perlu dimintakan persetujuan

dari DPR terlebih dahulu, atau Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) untuk

kegiatan pada saat penelaahan belum dilengkapi dengan data dukung yang

memadai/lengkap.

Realisasi pada Perwakilan BPKP Provinsi Bali diukur dengan membandingkan

antara jumlah dana DIPA yang tidak diblokir DJA dibandingkan dengan jumlah

DIPA Perwakilan Tahun 2013.

Pagu dana DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Bali Tahun 2013 sebesar

Rp15.598.612.000,00 dengan jumlah dana DIPA yang tidak diblokir sebesar

Rp15.598.612.000,00 atau 100% dari total pagu dana DIPA Tahun 2013.

Target IKU sebesar 95%, sedangkan realisasi sebesar 100%, maka capaian IKU

adalah sebesar 105,26%.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100% tersebut, jika dibandingkan dengan

tahun 2012 tidak mengalami kenaikan/penurunan dibandingkan dengan tahun

2012 sebesar 100%. Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra

tahun 2014, IKU ini telah mencapai 100% dari target sebesar 100%.

Kegiatan yang mendukung capaian kinerja sasaran adalah Penyusunan RKA-KL,

Pengelolaan Anggaran dan Sistem Akuntansi Pemerintah, melalui sub-sub

kegiatan penyusunan pedoman anggaran dan penyusunan dokumen anggaran.

Page 82: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

70

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp 26.073.000,00

atau 60,99% dari anggaran sebesar Rp 42.752.000,00 dan SDM sebanyak 19

OH atau 15,83% dari rencana sebanyak 120 OH.

5. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan Sesuai Prosedur

Penyediaan dana yang memadai bagi terlaksananya tugas-tugas BPKP secara

keseluruhan dengan pelayanan yang cepat, tepat, dan ramah menjadi kata kunci

yang harus senantiasa disadari oleh para pengelola keuangan dalam

pelaksanaan tugas sehari-hari, agar para pengguna merasa puas dengan

pelayanan keuangan yang mereka terima. Untuk itu, pengelolaan dana yang

tersedia dalam dokumen anggaran harus dilaksanakan secara profesional dan

akuntabel. Ketepatan jumlah dan waktu penyediaan dana memerlukan kerja

sama dari unit pengguna dalam penyampaian berkas permintaan dan

pertanggungjawaban dana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan

sesuai dengan prosedur adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna

anggaran atas pelayanan yang diberikan dalam menyediakan uang untuk

membiayai kegiatan yang telah dianggarkan, diukur berdasarkan hasil survai

kepuasan pegawai atas layanan keuangan.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 7,88 dari skala likert 1-10 atau mencapai

95,52% dari target sebesar 8,25 dari skala likert 1-10.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 7,88 dari skala Likert 1-10, jika dibandingkan

dengan tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 0,38 dari skala Likert 1-10 atau

5,07% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 7,50 dari skala Likert 1-10.

Namun, jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU

ini telah mencapai 92,71 dari target sebesar 8,50 dari skala Likert 1-10.

Pencapaian Indikator Kinerja Utama ini didukung dengan beberapa proses

kegiatan, antara lain penyediaan dana yang sesuai dengan jumlah dan waktu

yang diajukan dalam SPP yang sesuai dengan prosedur, verifikasi

perbendaharaan, monitoring/evaluasi penyusunan dan perbendaharaan

Page 83: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

71

anggaran, pembinaan penyusunan dan perbendaharaan anggaran, serta

rekonsiliasi penyusunan dan perbendaharaan anggaran.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp

594.525.000,00 atau 89,27% dari anggaran sebesar Rp 666.012.000,00 dan

SDM sebanyak 1.270 OH atau 91,24% dari rencana sebanyak 1.392 OH.

6. Persentase permintaan bantuan hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan Humas

Salah satu fungsi pelayanan BPKP dalam rangka mendukung tugas dan fungsi

BPKP adalah memberikan bantuan hukum kepada satuan kerja BPKP yang

tengah menghadapi gugatan hukum, melakukan kajian hukum atas peraturan

perundang-undangan berdasarkan permintaan dari satuan kerja BPKP, dan

melakukan pembinaan hukum kepada satuan kerja BPKP yang membutuhkan.

Untuk itu, kinerja IKU bidang hukum BPKP diukur dengan menilai tingkat

kepuasan pegawai/satuan kerja terhadap layanan pembinaan dan bantuan

hukum. Indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas layanan tersebut

adalah “Persepsi kepuasan pegawai/satuan kerja atas pembinaan dan bantuan

hukum”. Pada tingkat perwakilan IKU tersebut menjadi Persentase permintaan

bantuan hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan Humas dengan capain

diukur berdasarkan jumlah permintaan bantuan hukum yang ditindaklanjuti Biro

Hukum dan Humas dibandingkan dengan jumlah permintaan bantuan hukum.

Pada tahun 2013, permintaan bantuan hukum yang ditindaklanjuti oleh Biro

Hukum dan Humas sebanyak 1 Permintaan atau 100 % dari seluruh permintaaan

sebanyak 1 permintaan, sehingga capaian kinerja IKU sebesar 111,11% dari

target sebesar 90%.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100% tersebut, jika dibandingkan dengan

tahun 2012 tidak mengalami kenaikan/penurunan dibandingkan dengan tahun

2012 sebesar 100%. Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra

tahun 2014, IKU ini telah mencapai 100% dari target sebesar 100%.

7. Jumlah Publikasi Kegiatan Perwakilan BPKP di Media Massa

Eksistensi sebuah organisasi antara lain ditentukan oleh citra organisasi yang

terbentuk di lingkungannya. Demikian juga dengan eksistensi BPKP yang

Page 84: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

72

ditentukan juga oleh citranya di mata publik. Oleh karena itu, persepsi publik

terhadap BPKP menjadi salah satu alat ukur yang relevan dalam menilai kinerja

BPKP.

Kinerja IKU ini diukur dengan cara mengukur jumlah berita tentang kegiatan

perwakilan BPKP di media massa.

Selama tahun 2013 jumlah berita tentang kegiatan Perwakilan BPKP di media

massa sebanyak 50 Berita atau 120% dari target sebanyak 22 Berita.

Realisasi IKU tahun 2013 sebanyak 50 berita tersebut, jika dibandingkan dengan

tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 31 berita atau 163,16% dibandingkan

dengan tahun 2012 sebesar 19 berita. Namun, jika dibandingkan dengan target

akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 208,33% dari target

sebanyak 24 berita.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp 68.639.000,00

atau 141,41% dari anggaran sebesar Rp 48.540.000,00 dan SDM sebanyak 148

OH atau 189,74% dari rencana sebanyak 78 OH.

8. Persentase Pemanfaatan Aset

Persentase Pemanfaatan Aset digunakan untuk mengukur pengelolaan dan

pengembangan kapasitas sarana dan prasarana di BPKP yang dilaksanakan

melalui pengelolaan urusan tata usaha, perlengkapan, dan rumah tangga bagi

seluruh satuan kerja. Persentase pemanfaatan asset diukur berdasarkan total

asset dikurangi asset kondisi baik/kurang baik dibandingkan total asset.

Dalam tahun 2013, persentase pemanfaatan asset sebesar 100% atau 100%

dari target sebesar 100%.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100% tersebut, jika dibandingkan dengan

tahun 2012 tidak mengalami kenaikan/penurunan dibandingkan dengan tahun

2012 sebesar 100%. Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra

tahun 2014, IKU ini telah mencapai 100% dari target sebesar 100%.

IKU ini dicapai melalui kegiatan pembinaan administrasi dan pengelolaan

perlengkapan, meliputi sub-sub kegiatan pencatatan dan updating akuntansi

aset, inventarisasi aset, serta validasi dan verifikasi aset pada BPKP.

Page 85: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

73

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar

Rp2.416.359.000,00 atau 102,22% dari anggaran sebesar Rp 2.363.810.000,00

dan SDM sebanyak 1.112 OH atau 31,61% dari rencana sebanyak 3.518 OH.

9. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan Terhadap Layanan Sarana Prasarana

Fungsi dukungan manajemen BPKP diantaranya dilaksanakan melalui

penyediaan dan pengelolaan sarpras sesuai dengan kebutuhan di lingkungan

BPKP.

IKU “Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan Terhadap Layanan Sarpras”

merupakan indikator tambahan untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan

target sebesar 8,10 dari skala likert 1-10. IKU ini diukur dari hasil survei

kepuasan pegawai perwakilan atas layanan sarpras.

Berdasarkan hasil survai atas persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan Terhadap

Layanan Sarpras tahun 2013, capaian IKU atas pelaksanaan layanan sarpras

sebesar 6,92 dari skala likert 1-10 atau 85,43% dari target sebesar 8,10 dari

skala likert 1-10.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 6,92 dari skala Likert 1-10, jika dibandingkan

dengan tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 0,12 dari skala Likert 1-10 atau

1,76% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 6,80 dari skala Likert 1-10. Jika

dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah

mencapai 83,37% dari target sebesar 8,30 dari skala Likert 1-10.

Tercapainya target kinerja sasaran ini antara lain karena adanya penggunaan

aplikasi sistem perbendaharaan, aplikasi gaji dan perjalanan dinas, serta

pengadaan keperluan sehari-hari perkantoran yang didasarkan pada skala

prioritas kebutuhan pengguna.

Faktor-faktor pendukung keberhasilan pencapaian target output karena adanya

kesiapan sarpras, kesiapan SDM pelaksana, dan peningkatan kompetensi SDM

pengelola secara berkesinambungan.

Page 86: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

74

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp

7.599.718.000,00 atau 97,07% dari anggaran sebesar Rp7.829.270.000,00 dan

SDM sebanyak 2.330 OH atau 74,20% dari rencana sebanyak 3.140 OH.

10. Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit Inspektorat BPKP

Kegiatan pengawasan internal yang dilaksanakan Inspektorat BPKP antara lain

bertujuan memberikan jaminan mutu dan kepatuhan pada setiap pelaksanaan

kegiatan BPKP. Hasil kegiatan pengawasan yang dilaksanakan Inspektorat

merupakan bagian dari fungsi early-warning dalam pengembangan dan

perbaikan operasional untuk mencapai dan meningkatkan kinerja BPKP.

IKU “Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit Inspektorat BPKP”

merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target

sebesar 77,00%. IKU ini diukur dengan menghitung Jumlah tindak lanjut

rekomendasi hasil audit Inspektorat dibandingkan dengan jumlah rekomendasi

Inspektorat yang diterima sampai dengan tahun berjalan.

Dalam tahun 2013, jumlah tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat

sebanyak 10 tindak lanjut atau 90,91% dari 11 rekomendasi yang harus

ditindaklanjuti. Dibandingkan dengan target IKU pada tahun 2013 sebesar 77%,

maka capaian IKU sebesar 118,06%.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 90,91% tersebut telah mancapai maksimal

sesuai target tahun 2013. Jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra

tahun 2014, IKU ini telah mencapai 113,64% dari target sebesar 80,00%.

11. Jumlah Masukan Topik Penelitian yang Disampaikan ke Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengawasan

IKU “Jumlah Masukan Topik Penelitian yang Disampaikan ke Pusat Penelitian

dan Pengembangan Pengawasan” merupakan IKU lainnya untuk mencapai

Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 1 topik. IKU ini diukur dari jumlah

masukan topik penelitian yang disampaikan ke Puslitbangwas.

Dalam tahun 2013, jumlah masukan topik penelitian ke Pusat Penelitian dan

Pengembangan Pengawasan sebanyak 1 topik penelitian. Dibandingkan dengan

Page 87: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

75

target IKU pada tahun 2013 sebesar 1 topik, maka capaian IKU sebesar

100,00%.

Realisasi IKU tahun 2013 sebanyak 1 topik masukan tersebut, jika dibandingkan

dengan tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 100,00% dibandingkan dengan

tahun 2012 yang tidak mengirimkan topik masukan ke Puslitbangwas. Namun,

jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah

mencapai 100,00% dari target 1 topik.

12. Pencapaian Tata Kelola APIP yang Baik

Tugas dan fungsi Instansi Pembina berdasarkan Permenpan Nomor

PER/220/M.PAN/7/2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang JFA dan Angka Kreditnya

serta Peraturan Bersama Kepala BPKP dan Kepala BKN, Nomor PER-

1310/K/JF/2008; Nomor 24 Tahun 2008 tanggal 11 November 2008 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya,

memberi arah baru bagi BPKP sebagai Instansi Pembina JFA menuju pada

manajemen SDM berbasis kompetensi dan kinerja.

Terkait peran yang harus dilakukan oleh APIP, dalam pasal 48 Peraturan

Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP, dinyatakan bahwa pengawasan

intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah dilakukan oleh

APIP. Pengawasan intern tersebut mencakup kegiatan yang berkaitan langsung

dengan penjaminan kualitas (quality assurance), yaitu audit, reviu, evaluasi, dan

pemantauan, perlunya penerapan tata kelola yang baik guna mendukung

terselenggaranya pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel, serta bersih

dan bebas dari praktek KKN serta kegiatan pengawasan lainnya yang berkaitan

dengan bantuan saran (consultancy), antara lain berupa sosialisasi mengenai

pengawasan, pendidikan dan pelatihan pengawasan, pembimbingan dan

konsultasi, pengelolaan hasil pengawasan serta pemaparan hasil pengawasan.

Dengan ketentuan tersebut, peran dan lingkup tugas pengawasan intern semakin

banyak dan kompleks sehingga berdampak pada kebutuhan SDM auditor yang

semakin meningkat, baik kuantitas maupun kualitas.

IKU “Pencapaian Tata Kelola APIP yang Baik” merupakan IKU lainnya untuk

mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 40,00%. Pada tingkat

Page 88: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

76

perwakilan, IKU ini diterjemahkan menjadi “Jumlah Instansi APIP yang Telah

Disosialisasi dan atau di-Assesment Tata Kelola APIP.” IKU ini bertujuan untuk

mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP selaku instansi Pembina

JFA dalam mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten, serta tata kelola

yang baik di lingkungan APIP non-BPKP.

Salah satu kriteria yang digunakan untuk menilai bahwa unit APIP telah

melaksanakan tata kelola APIP yang baik untuk tahun 2012 adalah berdasarkan

hasil assessment (evaluasi) penerapan tata kelola APIP yang mengacu kepada

model Internal Audit Capability Model (IACM).

Realisasi IKU tahun 2013 sebanyak 4 Instansi APIP atau mencapai 120,00% dari

target sebanyak 3 instansi APIP.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 4 Instansi APIP tersebut, jika dibandingkan

dengan tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 3 Instansi APIP dibandingkan

dengan tahun 2012 sebesar 300% atau 1 Instansi APIP. Namun, jika

dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah

mencapai 100% atau 4 Instansi APIP dari target sebesar sebanyak 4 Instansi

APIP.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp24.815.000,00

atau 64,43% dari anggaran sebesar Rp 38.517.000,00 dan SDM sebanyak 97

OH atau 71,32% dari rencana sebanyak 136 OH.

13. Tingkat Persepsi Kepuasan Pemda atas Auditor Bersertifikat

IKU “Tingkat Persepsi Kepuasan Pemda atas Auditor Bersertifikat” merupakan

IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7, dengan target sebesar 8,10

dari skala likert 1-10. IKU ini diukur dengan pendekatan kepuasan pelanggan

(customer satisfaction).

Pengukuran ditujukan kepada pimpinan/pejabat struktural di lingkungan Pemda

(Inspektorat Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota).

IKU ini bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP

selaku instansi pembina JFA dalam mewujudkan auditor berkualitas yaitu auditor

Page 89: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

77

yang profesional, efisien, dan efektif sehingga dapat meningkatkan mutu

pengawasan.

Realisasi IKU sebesar 6,93 dari skala likert 1-10 atau mencapai 85,56% dari

target sebesar 8,10 skala Likert 1-10.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 6,93 dari skala Likert 1-10 telah mencapai

maksimal seuai kondisi JFA pada Inspektorat di wilayah Provinsi Bali. Jika

dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini telah

mencapai 83,49% dari target sebesar 8,30 dari skala Likert 1-10.

IKU ini dicapai melalui kegiatan pembinaan JFA dan Tata Kelola APIP yang

didukung sub-sub kegiatan penerbitan sertifikat, penilaian angka kredit terpusat

JFA APIP, evaluasi penerapan JFA, dan penyediaan layanan informasi.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp 22.904.000,00

atau 49,66% dari anggaran sebesar Rp 46.124.000,00 dan SDM sebanyak 66

OH atau 25,78% dari rencana sebanyak 256 OH.

Sasaran Strategis 8:

Terselenggaranya Satu Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan

Bagi Pimpinan

Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis pada BPKP terutama dengan

terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008, menegaskan identitas BPKP sebagai Auditor

Presiden. Sehubungan dengan itu, BPKP dituntut untuk memberikan informasi yang

berharga bagi Presiden dan mampu memberikan solusi atas permasalahan yang

dihadapi pemerintah. Selain itu, BPKP juga harus mampu memberikan informasi

untuk mendukung pengambilan keputusan internal BPKP.

Sasaran strategis ini memiliki satu IKU dominan untuk mengukur keberhasilan

sasaran strategis. Secara lengkap, realisasi IKU Sasaran Strategis pada tahun 2013

dibandingkan dengan tahun 2012, dan dikaitkan dengan target 2014 disajikan dalam

Tabel 3.9 berikut ini:

Page 90: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab III – Akuntabilitas Kinerja

78

Tabel 3.9 Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 8

No Indikator Kinerja Satuan Kinerja

Kenaikan/ (Penurunan)

Target Kinerja

2014

Capaian 2013 thd Target 2014 (%) 2012 2013

1. Jumlah Sistem Informasi yang Dimanfaatkan Secara Efektif

Jumlah sistem

10 10 - 10 100

Dari tabel tersebut dan dikaitkan dengan capaian kinerja sasaran yang sama di

Tabel 3.1, terlihat bahwa IKU Sasaran Strategis pada tahun 2012 tercapai 100%.

Capaian IKU adalah sebagai berikut:

1. Jumlah Sistem Informasi yang Dimanfaatkan Secara Efektif

IKU ini digunakan untuk mengukur penggunaan/pengimplementasian sistem

informasi yang dikembangkan oleh BPKP untuk menghasilkan/menyediakan

informasi yang dibutuhkan oleh unit kerja di lingkungan BPKP. IKU ini diukur

berdasarkan jumlah sistem informasi yang dimanfaatkan dibagi dengan jumlah

sistem informasi yang wajib dimanfaatkan BPKP (SIM HP, SIM RKT, SIM

MonevRKT, SAKPA, SIMAK BMN, RKAKL, SPM, SPPD, DMS, SIMPEG).

Realisasi IKU tahun 2013 sebanyak 10 sistem informasi mencapai 100% dari

target sebanyak 10 sistem informasi.

Realisasi IKU tahun 2013 sebesar 100% tersebut, jika dibandingkan dengan

tahun 2012 tidak mengalami kenaikan/penurunan dengan tahun 2012 sebesar

100% atau 10 sistem informasi. Jika dibandingkan dengan target akhir periode

Renstra tahun 2014, IKU ini telah mencapai 100% dari target sebesar 100% atau

10 sistem informasi.

Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar Rp

214.486.000,00 atau 123,12% dari anggaran sebesar Rp 174.205.000,00 dan

SDM sebanyak 359 OH atau 112,19% dari rencana sebanyak 320 OH.

Page 91: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab IV– Penutup

78

BAB IV PENUTUP

Sebagaimana diamanatkan dalam PP 60 Tahun 2008, Perwakilan BPKP

Provinsi Bali melakukan pembinaan SPIP dan pengawasan intern terhadap

kegiatan lintas sektoral, kebendaharaan umum dan kegiatan lain atas

permintaan Presiden. Fungsi pengawasan intern dilakukan melalui kegiatan

audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya.

Pengawasan intern terutama diarahkan untuk membantu Menteri/Pimpinan

Lembaga, Gubernur, dan Bupati/Walikota dalam rangka memperkuat dan

menunjang efektivitas Sistem Pengendalian Intern.

Pertanggungjawaban pelaksanaan pengawasan intern dan pembinaan SPIP

disampaikan dalam LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Bali. Dalam pelaporan

kinerja ini disajikan informasi kinerja yang telah diperjanjikan disertai evaluasi

dan analisis yang memadai sehingga dapat dimanfaatkan untuk perbaikan

kinerja ke depan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Bali, di samping

merupakan pertanggungjawaban kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Bali dalam

mencapai tujuan/sasaran strategis tahun 2013, juga mencerminkan sejauh

mana Sistem AKIP telah diimplementasikan. Beberapa perbaikan mendasar

telah dilakukan terhadap seluruh komponen Sistem AKIP yang meliputi

perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja,

dan pencapaian sasaran organisasi.

Perbaikan dalam perencanaan kinerja berupa perbaikan kualitas dokumen

renstra, rencana kinerja tahunan, penetapan kinerja, dan indikator kinerja

utama. Terhadap Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Bali 2010-2014 telah

ditambahkan sasaran strategis, IKU dan target tahunan diselaraskan dengan

RPJMN. Target-target kinerja jangka menengah dalam renstra telah dirinci

dalam target-target kinerja tahunan dalam rencana kinerja tahunan dan

penetapan kinerja, serta dimanfaatkan untuk mengukur keberhasilan. Sasaran

strategis telah berorientasi hasil, bukan proses/kegiatan, dan diukur dengan

indikator-indikator kinerja utama yang dominan. Kegiatan yang dirancang telah

selaras dan memiliki hubungan kausalitas dengan sasaran.

Page 92: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab IV– Penutup

79

Perbaikan dalam pengukuran kinerja berupa perbaikan mekanisme

pengumpulan data kinerja dengan menggunakan teknologi informasi, dan

melakukan pengukuran kinerja melalui pembandingan dengan target tahun

berjalan.

Upaya perbaikan dalam evaluasi kinerja berupa pemantauan mengenai

kemajuan pencapaian kinerja beserta hambatannya oleh pihak internal maupun

eksternal, dan melaksanakan tindak lanjut atas hasil evaluasi.

Pencapaian sasaran strategis sebagian besar telah memenuhi target dan

termasuk kategori “Memuaskan” dibandingkan target yang telah ditetapkan

dalam tahun 2013. Dari delapan sasaran strategis dengan keseluruhan 39 IKU,

telah dipilih 11 IKU dominan sebagai ukuran penilaian capaian sasaran.

Realisasi tahun 2013, lima dari delapan sasaran strategis telah mencapai

target 100%, dan 6 dari 11 IKU dominan tercapai yang dirinci sebagai berikut.

Sasaran 1: Dari 2 IKU dominan, tercapai 2, capaian 100%

Sasaran 2: Dari 1 IKU dominan tidak tercapai

Sasaran 3: Dari 2 IKU dominan, tercapai 93,75% dan 100%

Sasaran 4: Dari 1 IKU dominan, tercapai 83,33%

Sasaran 5: Dari 1 IKU dominan tercapai 33,33%

Sasaran 6: Dari 1 IKU dominan tercapai 80,00%

Sasaran 7: Dari 2 IKU dominan, tercapai 2, capaian 100%

Sasaran 8: Dari 1 IKU dominan, tercapai 1, capaian 100%

Beberapa kelemahan dalam pencapaian sasaran strategis dapat diidentifikasi

sebagai berikut:

1. K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008 di bawah

100% disebabkan:

a. Implementasi SPIP belum secara integral menyatu dengan operasional

instansi, namun baru pada tahap pengembangan infrastruktur

pengendalian, berupa pemetaan risiko, penetapan dan pengembangan

Kebijakan/Standard Operating Procedure (SOP);

b. Belum intensifnya fasilitasi penyelenggaraan SPIP sehingga manfaat

nyata dari SPIP belum dapat dirasakan oleh K/L/Pemda.

2. Tingkat penerapan jabatan fungsional auditor di bawah 100% antara lain

disebabkan fasilitasi penerapan JFA pada APIP belum dilakukan secara

Page 93: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab IV– Penutup

80

intensif. Di samping itu, jumlah kelulusan sertifikasi auditor yang relatif

rendah membuat APIP belum antusias menerapkan JFA.

Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Bali

dalam upaya memperbaiki kinerja antara lain:

1. Menyempurnakan metodologi perencanaan dan pelaksanaan pengawasan

yang secara dini dapat memetakan permasalahan lintas sektoral dan

permasalahan stakeholder lainnya sehingga dapat lebih efektif mengarahkan

perumusan rekomendasi yang relevan dan strategis.

2. Peningkatan K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008

diupayakan dengan cara:

a. Menuntaskan penguatan dan pengembangan infrastruktur

penyelenggaraan SPIP dengan terus meningkatkan pembinaan

penyelenggaraan SPIP. Subkegiatan yang akan dilaksanakan untuk

mendukung kegiatan tersebut antara lain :

1) Menambah jumlah personil satgas pembinaan SPIP yang dapat

bertugas secara fokus untuk kegiatan pembinaan penyelenggaraan

SPIP.

2) Meningkatkan target, realisasi dan kualitas sosialisasi, diklat dan

workshop penyelenggaraan SPIP bagi Kementerian/Lembaga dan

Pemerintah Daerah.

3) Meningkatkan intensitas pembimbingan teknis penyelenggaraan SPIP,

antara lain untuk penyusunan desain penyelenggaraaan SPIP.

b. Berkoordinasi lebih intensif dengan Kementerian/Lembaga dan

Pemerintah Daerah untuk percepatan implementasi dan internalisasi

penyelenggaraan SPIP secara integral dalam kegiatan operasional

instansi, sehingga meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja instansi

termasuk peningkatan kualitas akuntabilitas dan laporan keuangan yang

wajar.

3. Intensifikasi fasilitasi penerapan JFA APIP dan peningkatan jumlah kelulusan

sertifikasi auditor.

4. Peninjauan ulang penetapan target tahunan IKU yang capaiannya di tahun

2013 jauh dari 100%.

Page 94: BPKP Bali 2013.pdf

LAKIP PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI TAHUN 2013 Bab IV– Penutup

81

5. Pengembangan sistem informasi pengukuran data kinerja sampai dengan

capaian IKU.

Akhirnya dengan disusun LAKIP ini, diharapkan dapat memberikan informasi

secara transparan kepada seluruh pihak yang terkait mengenai tugas fungsi

Perwakilan BPKP Provinsi Bali, sehingga dapat memberikan umpan balik guna

peningkatan kinerja pada tahun-tahun mendatang. Secara internal LAKIP ini

telah menjadi motivator untuk lebih meningkatkan kinerja organisasi terhadap

perkembangan tuntutan stakeholders, sehingga kontribusi Perwakilan BPKP

Provinsi Bali dalam pembangunan dapat lebih dirasakan.

---o0o---

Page 95: BPKP Bali 2013.pdf

Lampiran 1/1 -4

Rumus Pengukuran ANGGARAN (Rp000)

REALISASI (Rp000) % RENCANA REALISASI %

1 Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95% LKKL, dan 95% LKPD

1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan

Jumlah Instansi vertikal yang mendapat pendampingan dibanding Target dalam PKPT

% 90,00 133,33 120,00 174.128 300.266 172,44 917 1.366 148,96 111,6666667

2 Persentase IPD yanglaporan keuangannyamemperoleh opiniminimal WDP

Jumlah IPD yang memperoleh opini minimal WDP dibandingkan dengan jumlah IPD yang diasistensi

% 90,00 90,00 100,00 101.230 161.117 159,16 620 1.065 171,77 94,40

3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar

Jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar dibandingkan dengan jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang diaudit

% 82,00 100,00 120,00 61.033 78.007 127,81 1.490 1.554 104,30

4 Persentase hasilpengawasan lintassektoral yangdisampaikan kePusat

Jumlah laporan yang dikirim ke Pusat dibandingkan target laporan dari Pusat

% 81,25 100,00 120,00 717.322 630.002 87,83 2.603 3.305 126,97

5 Persentase hasilpengawasan ataspermintaan presiden yangdisampaikan kePusat

Jumlah laporan yang dikirim ke Pusat dibandingkan target laporan dari Pusat

% 68,00 100,00 120,00 238.695 213.250 89,34 843 758 89,92

6 Persentase hasilpengawasan ataspermintaan stakeholders yangdijadikan bahanpengambilan keputusan olehstakeholders

Persentase laporan pengawasan atas permintaan stakeholder disampaikan tepat waktu (sesuai RPL dalam KM4)

% 86,67 100,00 115,38 22.126 42.968 194,20 101 179 177,23

7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi

Jumlah BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi dibagi dengan jumlah seluruh BUMD di wilayah kerja perwakilan

% 55,00 37,50 68,18 56.148 67.243 119,76 388 377 97,16

2 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%

8 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti

Jumlah tindak lanjut (rekomendasi/saran) dibagi dengan jumlah rekomendasi/saran hasil audit OPN/OPAD

% 80,00 0,00 0,00 53.583 33.134 61,84 160 70 43,75

0,708180708 9 Persentase hasilpengawasan BUNyang disampaikanke Pusat

Jumlah laporan yang dikirim ke Pusat dibandingkan target laporan dari Pusat

% 78,75 111,54 120,00 591.260 478.264 80,89 1.745 1.545 88,54

PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALICAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2013

SATUAN TARGET REALISASI % CAPAIAN PROGRAMNo

Uraian IKU

Indikator Kinerja Keterangan

Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

KEUANGAN SDM (OH)Sasaran Strategis

Page 96: BPKP Bali 2013.pdf

Lampiran 1/2 -4

Rumus Pengukuran ANGGARAN (Rp000)

REALISASI (Rp000) % RENCANA REALISASI %

SATUAN TARGET REALISASI % CAPAIAN PROGRAMNo

Uraian IKU

Indikator Kinerja KeteranganKEUANGAN SDM (OH)

Sasaran Strategis

3 Terselenggaranya SPM pada 300 IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

Jumlah IPD yangmencantumkan SPM dalamdokumen perencanaandibagi jumlah IPD yangdiaudit kinerja pelayanan

% 80,00 75,00 93,75 151.454 215.369 142,20 714 884 123,81

12 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

Jumlah BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI dibandingkan dengan target PKPT

% 65,00 100,00 120,00 75.641 48.250 63,79 898 357 39,76

13 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja

jumlah BUMD yang diaudit kinerja dibandingkan target PKPT

% 60,00 70,83 118,06 320.720 392.300 122,32 2.114 1.127 53,31

4 Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

14 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi

Jumlah Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi

6,00 5,00 83,33 66.337 198.072 298,58 140 447 319,29

15 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

Jumlah instansi yang mendapatkan sosialisasi/DA/ bimtek/ evaluasi FCP

Instansi 3 1 33,33 41.297 10.025 24,28 209 13 6,22

16 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK

Jumlah instansi yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK th berjalan

Instansi 2 0,00 0,00 35.387 27.755 78,43 148 103 69,59

17 Persentase Pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga

Jumlah laporan HKP, klaim dan penyesuaian harga yang terbit dibagi dengan permintaan HKP, klaim dan eskalasi yg memenuhi syarat (diterbitkan ST)

% 84,00 100,00 119,05 40.909 15.371 37,57 355 151 42,54

18 Persentase pelaksanaan audit investigasi/ PKKN/PKA

Jumlah laporan audit investigasi/PKKN/PKA dibagi dengan permintaan audit investigasi/PKKN/PKA dari instansi penegak hukum

% 85,00 98,33 115,69 709.365 492.100 69,37 1.621 2.061 127,14

19 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang

Jumlah TL atas temuan investigasi non TPK dibagi dengan jumlah temuan non TPK s.d. tahun berjalan

% 40,00 0,00 0,00 - - - - - -

20 Persentase laporan keinvestigasian yang sesuai standar

Jumlah laporan keinvestigasian yang tidak dikembalikan pusat dibagi jumlah laporan keinvestigasian yg disampaikan ke pusat

% 87,00 100,00 114,94 - - - - - -

21 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat

Jumlah hasil telaahandibandingkan dengan jumlahpengaduan yang masuk

% 10,00 100,00 120,00 - - - - - -

Page 97: BPKP Bali 2013.pdf

Lampiran 1/3 -4

Rumus Pengukuran ANGGARAN (Rp000)

REALISASI (Rp000) % RENCANA REALISASI %

SATUAN TARGET REALISASI % CAPAIAN PROGRAMNo

Uraian IKU

Indikator Kinerja KeteranganKEUANGAN SDM (OH)

Sasaran Strategis

5 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda

22 Persentase Pemdayang menyelenggarakan SPIP sesuai PPNomor 60 Tahun2008

Jumlah Pemda yang opini LKWTP dibandingkan Jumlahseluruh Pemda

% 60,00 20,00 33,33 124.767 173.812 139,31 335 342 102,09

23 Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008

Jumlah Pemda yang dilakukanasistensi penyelenggaraanSPIP sesuai PP No 60 Tahun2008 sampai dengan tahunberjalan

Pemda 8 10 120,00 - - - - - -

24 Jumlah Pemda yangdilakukan monitoringSistem PengendalianIntern

Jumlah Pemda yang dilakukanmonitoring Sistem PengendalianIntern Pemerintah sampaidengan tahun berjalan

Pemda 4 5 120,00 34.117 35.004 102,60 154 128 83,12

6 Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda

25 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA

Jumlah Pemda yang dilakukanasistensi penerapan JFA dibandingkan jumlah seluruhPemda

% 75,00 60,00 80,00 106.190 82.666 77,85 241 191 79,25

7 26 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi

Realisasi PP PKPT dibandingkan dengan target PP dalam PKPT

% 85,00 90,69 106,69 419.918 439.018 104,55 1.769 3.204 181,12

27 Persentase kesesuaian laporankeuangan PerwakilanBPKP dengan SAP

Hasil reviu Inspektorat terhadap laporan keuangan perwakilan, dengan nilai 100% apabila tidak ada catatan, dan 80% apabila ada catatan.

% 100,00 100,00 100,00 - - - - - -

28 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian

Hasil survai kepuasan pegawaiperwakilan layanankepegawaian

% 7,80 7,36 94,36 247.755 239.251 96,57 810 771 95,19

29 Persentase PaguDana yang tidakDiblokir dalam DIPA

Jumlah dana DIPA Perwakilanyang tidak diblokir DJA dibagidengan jumlah dana DIPAPerwakilan (tahun n+1)

% 95,00 100,00 105,26 42.752 26.073 60,99 120 19 15,83

30 Persepsi kepuasanpegawai perwakilanatas pencairananggaran yangdiajukan sesuaiprosedur

Hasil survai kepuasan pegawaiperwakilan atas layanankeuangan

Sklala Likert 1-10

8,25 7,88 95,52 666.012 594.525 89,27 1.392 1.270 91,24

31 Persentase permintaan bantuan hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan Humas

Jumlah permintaan bantuan hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan Humas dibandingkan dengan jumlah permintaan bantuan hukum

% 90,00 100,00 111,11 - - - - - -

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP

Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.

Page 98: BPKP Bali 2013.pdf

Lampiran 1/4 -4

Rumus Pengukuran ANGGARAN (Rp000)

REALISASI (Rp000) % RENCANA REALISASI %

SATUAN TARGET REALISASI % CAPAIAN PROGRAMNo

Uraian IKU

Indikator Kinerja KeteranganKEUANGAN SDM (OH)

Sasaran Strategis

32 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa

Jumlah Berita tentang kegiatan perwakilan BPKP di media massa

- 22 50 120,00 48.540 68.639 141,41 78 148 189,74

33 Persentase pemanfaatan asset

Total asset dikurangi asset kondisi baik/kurang baik yang tidak digunakan dibandingkan total asset

% 100,00 100,00 100,00 2.363.810 2.416.359 102,22 3.518 1.112 31,61

34 Persepsi kepuasanpegawai perwakilanterhadap layanansarpras

Hasil survai kepuasan pegawaiperwakilan atas layanan sarpras

Skala Likert 1-10

8,10 6,92 85,43 7.829.270 7.599.718 97,07 3.140 2.330 74,20

35 Persentase tindaklanjut rekomendasihasil audit Inspektorat

Jumlah tindak lanjutrekomendasi hasil audiInspektorat dibandingkandengan jumlah rekomendasiInspektorat yang diterimasampai dengan tahun berjalan

% 77,00 90,91 118,06 - - - - - -

36 Jumlah masukantopik penelitian yangdisampaikan kepuslitbangwas

Jumlah masukan topikpenelitian yang disampaikan kepuslitbangwas

Topik Penelitian

1 1 100,00 - - - - - -

37 Jumlah instansi APIPyang telahdisosialisasi dan ataudi-assessment tatakelola APIP

Jumlah instansi APIP yang telahdisosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP

APIP 3 4 120,00 38.517 24.815 64,43 136 97 71,32

38 Tingkat persepsikepuasan Pemdaatas auditorbersertifikat

Survey kepuasan pejabatstruktural Pemda terhadappejabat fungsional auditor (PFA)di lingkungan APIP Pemda.

Sklala Likert 1-10

8,10 6,93 85,56 46.124 22.904 49,66 256 66 25,78

8 Terselenggaranya 1 sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan

39 Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif

Jumlah sistem informasi yangdimanfaatkan dibagi denganjumlah sistem informasi yangwajib dimanfaatkan BPKP (SIMHP, SIM RKT, SIM MonevRKT,SAKPA, SIMAK BMN, RKAKL,SPM, SPPD, DMS, SIMPEG)

SI 10 10 100,00 174.205 214.486 123,12 320 359 112,19

Jumlah 15.598.612 15.340.763 98,35 27.335 25.399 92,92

Page 99: BPKP Bali 2013.pdf

Lampiran 2/1 - 4

1 2 3 4 5 6 7=6-5 8 9=6/8 10

1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan

% 100,00 133,33 33,33 95,00 140,35

Persentase IPD yang laporankeuangannya memperoleh opiniminimal WDP

% 100,00 90,00 (10,00) 95,00 94,74

Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar

% 90,91 100,00 9,09 82,00 121,95

Persentase hasil pengawasanlintas sektoral yangdisampaikan ke Pusat

% 167,39 100,00 (67,39) 86,25 115,94

Persentase hasil pengawasanatas permintaan presidenyang disampaikan ke Pusat

% 154,55 100,00 (54,55) 68,00 147,06

Persentase hasil pengawasanatas permintaan stakeholders yang dijadikan bahanpengambilan keputusan olehstakeholders

% 100,00 100,00 0,00 93,33 107,15

Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi

% 43,75 37,50 (6,25) 60,00 62,50

2 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti

% 88,24 0,00 (88,24) 87,50 0,00

Persentase hasil pengawasanBUN yang disampaikan kePusat

% 196,88 111,54 (85,34) 86,25 129,32

Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95% LKKL, dan 95% LKPD

Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%

Keterangan% REALISASI

2013 THD TARGET 2014

IKU

PERBANDINGAN REALISASI IKU TAHUN 2013 DENGAN TAHUN 2012 DAN TARGET TAHUN 2014PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI

No SASARAN STRATEGIS SATUAN REALISASI

2012 REALISASI 2013 KENAIKAN/ PENURUNAN

TARGET IKU 2014

Page 100: BPKP Bali 2013.pdf

Lampiran 2/2 - 4

Keterangan% REALISASI

2013 THD TARGET 2014

IKUNo SASARAN STRATEGIS SATUAN REALISASI

2012 REALISASI 2013 KENAIKAN/ PENURUNAN

TARGET IKU 2014

3 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

% 100,00 75,00 (25,00) 85,00 88,24

Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

% 150,00 100,00 (50,00) 75,00 133,33

Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja

% 127,78 70,83 (56,95) 70,00 101,19

4 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi

Kelompok Masyarakat

4,00 5,00 1,00 8 62,50

IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

Instansi 1 1 0,00 4 25,00

Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK

Instansi 1 0,00 (1,00) 3 0,00

Persentase Pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga

% 260,00 100,00 (160,00) 84,00 119,05

Persentase pelaksanaan audit investigasi/ PKKN/PKA

% 97,73 98,33 0,60 85,00 115,69

Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang

% 0 0 0,00 50,00 0,00

Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat

% 100,00 100,00 0,00 10,00 1000,00

5 Persentase Pemda yangmenyelenggarakan SPIP sesuaiPP Nomor 60 Tahun 2008

% 10,00 20,00 10,00 70,00 28,57Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda

Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

Terselenggaranya SPM pada 300 IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

Page 101: BPKP Bali 2013.pdf

Lampiran 2/3 - 4

Keterangan% REALISASI

2013 THD TARGET 2014

IKUNo SASARAN STRATEGIS SATUAN REALISASI

2012 REALISASI 2013 KENAIKAN/ PENURUNAN

TARGET IKU 2014

Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008

Pemda 8 10 2 10 100,00

Jumlah Pemda yang dilakukanmonitoring Sistem PengendalianIntern

Pemda 3 5 2 6 83,33

6 Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda

Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA

% 40,00 60,00 20,00 80,00 75,00

7 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi

% 93,98 90,69 (3,29) 90,00 100,77

Persentase kesesuaian laporankeuangan Perwakilan BPKPdengan SAP

% 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00

Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian

% 6,40 7,36 0,96 8,00 92,00

Persentase Pagu Dana yangtidak Diblokir dalam DIPA

% 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00

Persepsi kepuasan pegawaiperwakilan atas pencairananggaran yang diajukan sesuaiprosedur

Sklala Likert 1-10 7,50 7,88 0,38 8,50 92,71

Persentase permintaan bantuan hukum yang ditindaklanjuti Biro Hukum dan Humas

% 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00

Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa

- 19,00 50,00 31,00 24 208,33

Persentase pemanfaatan asset % 100,00 100,00 0,00 100,00 100,00

Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.

Page 102: BPKP Bali 2013.pdf

Lampiran 2/4 - 4

Keterangan% REALISASI

2013 THD TARGET 2014

IKUNo SASARAN STRATEGIS SATUAN REALISASI

2012 REALISASI 2013 KENAIKAN/ PENURUNAN

TARGET IKU 2014

Persepsi kepuasan pegawaiperwakilan terhadap layanansarpras

Sklala Likert 1-10 6,80 6,92 0,12 8,30 83,37

Persentase tindak lanjutrekomendasi hasil auditInspektorat

% 100,00 90,91 (9,09) 80,00 113,64

Jumlah masukan topikpenelitian yang disampaikan kepuslitbangwas

Topik Penelitian 0,00 1,00 1,00 1 100,00

Jumlah instansi APIP yang telahdisosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP

APIP 1,00 4,00 3,00 4 100,00

Tingkat persepsi kepuasanPemda atas auditorbersertifikat

Sklala Likert 1-10 7,54 6,93 (0,61) 8,30 83,49

8 Terselenggaranya 1 sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan

Jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif

SI 10,00 10,00 0,00 10 100,00

Page 103: BPKP Bali 2013.pdf

Lampiran 3/ 1 - 2

Rencana (Rp000) Realisasi (Rp000)

% Target Realisasi %

1 Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95% LKKL, dan 95% LKPD

Hasil pelaksanaan pengawasan intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP

Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL

Laporan 12 15 120,00 174.128 300.266 172,44 917 1.366 148,96

Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LKPD

Laporan 6 8 120,00 101.230 161.117 159,16 620 1.065 171,77

Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN

Laporan 17 21 120,00 61.033 78.007 127,81 1.490 1.554 104,30

Laporan hasil pengawasan lintas sektor Laporan 42 51 120,00 717.322 630.002 87,83 2.603 3.305 126,97

Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden

Laporan 23 27 117,39 238.695 213.250 89,34 843 758 89,92

Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder

Laporan 2 3 120,00 22.126 42.968 194,20 101 179 177,23

Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LK BUMD

Laporan 4 5 120,00 56.148 67.243 119,76 388 377 97,16

2 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%

Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara/daerah

Laporan 2 1 50,00 53.583 33.134 61,84 160 70 43,75

Laporan hasil pengawasan BUN Laporan 52 63 120,00 591.260 478.264 80,89 1.745 1.545 88,54Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara sektor korporat

Laporan - - - - - - - - -

3 Terselenggaranya SPM pada 300 IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik bidang Keuangan Daerah

Laporan 12 15 120,00 151.454 215.369 142,20 714 884 123,81

Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat

Laporan 9 11 120,00 75.641 48.250 63,79 898 357 39,76

Laporan hasil pengawasan atas kinerja PSO BUMN

Laporan - - - - - - - - -

Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD

Laporan 23 21 91,30 320.720 392.300 122,32 2.114 1.127 53,31

4 Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi Laporan 6 8 120,00 66.337 198.072 298,58 140 447 319,29

Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP

Laporan 4 4 100,00 41.297 10.025 24,28 209 13 6,22

Laporan hasil kajian pengawasan Laporan 1 2 120,00 35.387 27.755 78,43 148 103 69,59

Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Eskalasi dan Penyesuaian Harga

Laporan 5 3 60,00 40.909 15.371 37,57 355 151 42,54

Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik

Laporan 38 47 120,00 678.551 456.050 67,21 1.331 1.836 137,94

Laporan hasil audit investigasi atas permintaan Instansi lainnya

Laporan 3 3 100,00 30.814 36.050 116,99 290 225 77,59

5 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda

Hasil pelaksanaan pengawasan intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP

Laporan pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan SPIP

Laporan 15 18 120,00 158.884 208.816 131,43 489 470 96,11

CAPAIAN KINERJA OUTPUT PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI

TAHUN 2013

SASARAN STRATEGIS Kegiatan Indikator Kinerja Output Satuan Target Realisasi Capaian (%) No.

SDM (OH) Dana

Hasil pelaksanaan pengawasan intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP

Hasil pelaksanaan pengawasan intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP

Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

Hasil pelaksanaan pengawasan intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP

Page 104: BPKP Bali 2013.pdf

Lampiran 3/ 2 - 2

Rencana (Rp000) Realisasi (Rp000)

% Target Realisasi %SASARAN STRATEGIS Kegiatan Indikator Kinerja Output Satuan Target Realisasi Capaian

(%) No. SDM (OH) Dana

6 Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIP Daerah

Kegiatan 10 12 120,00 106.190 82.666 77,85 241 191 79,25

Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah

Kegiatan 2 3 120,00 38.517 12.792 33,21 78 39 50,00

Laporan evaluasi penerapan tatakelola APIP Daerah

Laporan 2 2 100,00 46.124 12.023 26,07 58 58 100,00

7 Hasil penyelenggaraan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP

Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP/Perencanaan/Kepegawaian/Keuangan/ Hukum dan Humas/Umum

Laporan 60 72 120,00 3.788.787 3.806.769 100,47 7.943 6.590 82,97

Hasil Pengadaan dan penyaluran Sarana dan Prasarana Perwakilan BPKP

Jumlah Sarana dan Prasarana Unit 37 34 91,89 7.829.270 7.599.718 97,07 3.140 2.330 74,20

8 Terselenggaranya 1 sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan

Hasil penyelenggaraan sistem dukungan pengambilan keputusan Pimpinan

Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP/Perencanaan/Kepegawaian/Keuangan/ Hukum dan Humas/Umum

Laporan 0 30 0,00 174.205 214.486 123,12 320 359 112,19

387 479 15.598.612 15.340.763 27.335 25.399 Catatan:Uraian Indikator Output (IOP) disesuaikan dengan Tapkin masing-masing unit kerja.

Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.

Hasil pelaksanaan pengawasan intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP

Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda

Page 105: BPKP Bali 2013.pdf

Lampiran 4/ 1 - 2

1 2 3 4 5 6 7 = 6-5 8 9 = 6 /81 Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi

penyusunan LKKL Laporan 37 15 (22) 4 375,00

Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LKPD

Laporan 92 8 (84) 17 47,06

Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN Laporan 31 21 (10) 49 42,86

Laporan hasil pengawasan lintas sektor Laporan 77 51 (26) 54 94,44

Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden

Laporan 17 27 10 9 300,00

Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder

Laporan 22 3 (19) 10 30,00

Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LK BUMD

Laporan 18 5 (13) 18 27,78

2 Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara/daerah

Laporan 7 1 (6) 6 16,67

Laporan hasil pengawasan BUN Laporan 126 63 (63) 57 110,53

Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara sektor korporat

Laporan 0 0 0 -

3 Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik Bidang Keuangan Daerah

Laporan 9 15 6 23 65,22

Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat

Laporan 15 11 (4) 19 57,89

Laporan hasil pengawasan atas kinerja PSO BUMN

Laporan 1 0 (1) 0 -

Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD Laporan 23 21 (2) 12 175,00

4 Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi Laporan 25 8 (17) 0 -

Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP Laporan 4 4 0 6 66,67

Laporan hasil kajian pengawasan Laporan 1 2 1 3 66,67

Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD Dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%

Hasil pelaksanaan pengawasan intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP

Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%

Hasil pelaksanaan pengawasan intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP

Terselenggaranya SPM pada 300 IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

Hasil pelaksanaan pengawasan intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP

PERBANDINGAN REALISASI OUTPUT 2013 DENGAN REALISASI OUTPUT 2012 DAN TARGET OUTPUT 2014PERWAKILAN BPKP PROVINSI BALI

TAHUN 2013

Kegiatan Realisasi 2012

Realisasi

2013

Kenaikan/ Penurunan Realisasi

Target 2014Indikator Kinerja Output SatuanNO SASARAN STRATEGIS

% Realisasi 2013

dibandingkan Target 2014

Hasil pelaksanaan pengawasan intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP

Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95% LKKL, dan 95% LKPD

Page 106: BPKP Bali 2013.pdf

Lampiran 4/ 2 - 2

1 2 3 4 5 6 7 = 6-5 8 9 = 6 /8

Kegiatan Realisasi 2012

Realisasi

2013

Kenaikan/ Penurunan Realisasi

Target 2014Indikator Kinerja Output SatuanNO SASARAN STRATEGIS

% Realisasi 2013

dibandingkan Target 2014

Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Eskalasi dan Penyesuaian Harga

Laporan 13 3 (10) 5 60,00

Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik

Laporan 43 47 4 3 1566,67

Laporan hasil audit investigasi atas permintaan Instansi lainnya

Laporan 0 3 3 1 300,00

5 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda

Hasil pelaksanaan pengawasan intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP

Laporan pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan SPIP

Laporan 30 18 (12) 2 900,00

6 Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIP Daerah

Kegiatan 4 12 8 4 300,00

Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah

Kegiatan 21 3 (18) 0 -

Laporan evaluasi penerapan tatakelola APIP Daerah

Laporan 1 2 1 0 -

7 Hasil penyelenggaraan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP

Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP/Perencanaan/Kepegawaian/Keuangan/ Hukum dan Humas/Umum

Laporan 74 72 (2) 1 7200,00

Hasil Pengadaan dan penyaluran Sarana dan Prasarana Perwakilan BPKP

Jumlah Sarana dan Prasarana Unit 0 34 34 0 -

8 Terselenggaranya 1 sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan

Hasil penyelenggaraan sistem dukungan pengambilan keputusan Pimpinan

Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP/Perencanaan/Kepegawaian/Keuangan/ Hukum dan Humas/Umum

Laporan 46 30 (16) 0 -

737 479 303Uraian Indikator Output (IOP) disesuaikan dengan Tapkin masing-masing unit kerja.Catatan:

Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.

Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda

Hasil pelaksanaan pengawasan intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP

Page 107: BPKP Bali 2013.pdf

Lampiran 5a / 1 - 1

2011 20121 Provinsi Bali WDP WDP

2 Kota Denpasar WDP WTP

3 Kabupaten Badung WTP WTP

4 Kabupaten Gianyar WDP WDP

5 Kabupaten Tabanan WDP TMP

6 Kabupaten Bangli WDP WDP

7 Kabupaten Klungkung WDP WDP

8 Kabupaten Karangasem WDP WDP

9 Kabupaten Jembrana WDP WDP

10 Kabupaten Buleleng WDP WDP

Opini BPK-RI Perwakilan Bali atas LKPD Tahun 2011 - 2012di Wilayah Provinsi Bali

No. Pemerintah Daerah Opini

Page 108: BPKP Bali 2013.pdf

Lampiran 5.b/ 1 - 1

No. Pemerintah Daerah Perkada SPIP

1. Provinsi Bali V

2. Kota Denpasar V

3. Kabupaten Badung V

4. Kabupaten Gianyar V

5. Kabupaten Tabanan V

6. Kabupaten Bangli V

7. Kabupaten Klungkung V

8. Kabupaten Karangasem V

9. Kabupaten Jembrana V

10. Kabupaten Buleleng V

PEMDA yang Telah Memiliki Peraturan Kepala Daerah SPIP(PERKADA SPIP)

Page 109: BPKP Bali 2013.pdf

Lampiran 5.c/ 1 - 1

NILAI KATEGORI NILAI KATEGORIA BUMN

1 PT BTDC 81,46 Baik 84,16 Baik

DAFTAR NILAI GCG BUMN

No NAMA BUMDTAHUN BUKU

2011 2012

Page 110: BPKP Bali 2013.pdf

Lampiran 5.d/ 1 - 1

NILAI KATEGORI NILAI KATEGORI AUDITOR NILAI KATEGORI NILAI KATEGORI AUDITORA PDAM1 Kota Denpasar 67,98 Baik 3,50 Sehat BPKP 62,26 Baik 3,52 Sehat BPKP2 Kabupaten Badung 72,10 Baik 4,00 Sehat BPKP 71,45 Baik 4,06 Sehat BPKP3 Kabupaten Bangli 43,54 Kurang 2,65 Kurang Sehat BPKP 44,24 Kurang 2,75 Kurang Sehat BPKP4 Kabupaten Tabanan 67,09 Baik 3,36 Sehat BPKP 67,23 Baik 3,55 Sehat BPKP5 Kabupaten Gianyar 61,66 Baik 3,12 Sehat BPKP 60,49 Baik 3,00 Sehat BPKP6 Kabupaten Buleleng 68,68 Baik 3,78 Sehat BPKP 69,98 Baik 3,74 Sehat BPKP7 Kabupaten Klungkung 62,51 Baik 3,91 Sehat BPKP 60,36 Baik 3,35 Sehat BPKP8 Kabupaten Karangasem 65,25 Baik 3,54 Sehat BPKP 61,85 Baik 3,62 Sehat BPKP9 Kabupaten Jembrana 55,11 Cukup 2,90 Sehat BPKP 50,89 Cukup 3,00 Sehat BPKP

B PD Pasar1 Kota Denpasar - - - - - - - - - -2 Kabupaten Badung - - - - - - - - - -3 Kabupaten Buleleng - - - - - - - - - -

C BPR & BPD1 Kabupaten Bangli 98,45 Sehat BPKP 94,42 Sehat BPKP2 Kabupaten Gianyar 95,17 Sehat BPKP 96,08 Sehat BPKP3 Kabupaten Buleleng 98,42 Sehat BPKP 95,94 Sehat BPKP4 BPD Bali

KESEHATAN

DAFTAR KINERJA BUMD

No NAMA BUMD

TAHUN BUKU2011 2012

KINERJA KESEHATAN KINERJA

Page 111: BPKP Bali 2013.pdf

Lampiran 5e/1 - 1

OPINI AUDITOR OPINI AUDITOR OPINI AUDITOR1 PDAM Kota Denpasar WTP BPKP WTP BPKP WTP KAP2 PDAM Kabupaten Badung WTP KAP WTP KAP WTP KAP3 PDAM Kabupaten Gianyar WTP BPKP WTP KAP WTP KAP4 PDAM Kabupaten Bangli WDP BPKP WDP BPKP WDP KAP5 PDAM Kabupaten Tabanan WTP BPKP WTP BPKP WTP KAP6 PDAM Kabupaten Klungkung WDP BPKP WDP BPKP WDP KAP7 PDAM Kabupaten Buleleng WTP BPKP WTP BPKP WTP KAP8 PDAM Kabupaten Karangasem WTP BPKP WTP KAP WTP KAP9 PDAM Kabupaten Jembrana WTP BPKP WTP KAP WTP KAP

OPINI AUDITOR OPINI AUDITOR OPINI AUDITOR1 PT BPD Bali WTP KAP WTP KAP WTP KAP2 PD BPR Bank Pasar Kabupaten Bangli WDP KAP WTP KAP WDP KAP3 PD BPR Werdhi Sedana Kabupaten Gianyar WDP KAP WDP KAP WDP KAP4 PD BPR 45 Kabupaten Buleleng WDP KAP WDP KAP WDP KAP

OPINI AUDITOR OPINI AUDITOR OPINI AUDITOR1 PD Pasar Kota Denpasar WDP BPKP WTP KAP *2 PD Pasar Kabupaten Badung WTP KAP WTP KAP *3 PD Pasar Kabupaten Buleleng ** ** ****

OPINI AUDITOR OPINI AUDITOR OPINI AUDITOR1 RSUD Kabupaten Badung ** **** *2 RSUD Kabupaten Bangli ** **** *3 RSUD Kabupaten Klungkung ** **** ****4 RSUD Kabupaten Jembrana ** **** *5 RSUD Wangaya Kota Denpasar WTP BPKP **** *6 RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar ** **** *7 RSUD Kabupaten Karangasem ** **** *8 RSUD Kabupaten Tabanan WTP KAP WTP KAP *9 RSUD Kabupaten Buleleng ** **** *

10 RS Indra Provinsi Bali ** **** *

OPINI AUDITOR OPINI AUDITOR OPINI AUDITOR1 Perusda Kabupaten Jembrana ** **** *

Keterangan:** Tidak diaudit**** Belum diaudit* Belum didapat informasi

Rekap 2010 2011 2012WTP 11 12 8WDP 6 4 5TMP - - - TW - - - Jumlah 17 16 13

LK 2012E. PERUSAHAAN DAERAH LAINNYA LK 2010 LK 2011

D. RUMAH SAKIT DAERAH LK 2010 LK 2011 LK 2012

C. PERUSAHAAN DAERAH PASAR LK 2010 LK 2011 LK 2012

A. PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM LK 2010 LK 2011 LK 2012

B. BANK MILIK DAERAH LK 2010 LK 2011 LK 2012

RINCIAN OPINI DAN AUDITOR PADA BUMD

NO NAMA BUMD/BLUD TAHUN BUKU