- BAB 3

download - BAB 3

of 18

description

- BAB 3

Transcript of - BAB 3

28

III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deksriptif analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian yang mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen pada satu waktu yang bersamaan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada bulan September Oktober 2015 di ruang Perinatologi dan Rumah Sakit Abdul Moeloek.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi BBLR di ruang perawatan Neonatologi Rumah Sakit Abdul Moeloek Tahun 2015.

3.3.2. Sampel adalah bagian (subset) dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu sehingga dianggap dapat mewakili populasinya. Besar sampel dintetukan berdasarkan rumus berikut :

Keterangan : n= besar sampel = derivat baku normal untuk (1,64) = derivat baku normal untuk (1,28) r= selisih minimal rerata yang dianggap bermakna (0,5)

Berdasarkan rumus diatas maka dapat diperoleh estimasi besar sampel sebanyak :

33 bayi

Jumlah sampel keseluruhan adalah 33 orang.

3.3.3. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara Consecutive Sampling.

3.3.4. Kriteria Inklusi dan Ekslusi

a. Kriteria Inklusi Seluruh bayi BBLR dengan berat 1500 2499 gram Tidak terkait usia gestasi.

b. Kriteria Eksklusi Memiliki penyakit kongenital Memiliki kelainan kromosom.

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1. Variabel bebas (Independent variable)Variabel bebas dalam penelitian ini adalah frekuensi pemberian ASI + susu formula BBLR.

3.4.2. Variabel terikat (Dependent variable)Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pertambahan panjang badan.

3.5 Definisi Operasional

Tabel 1. Definisi Operasional variabel bebas dan variabel terikat

Definisi operasionalCara ukurAlat ukurSkala ukur

Frekuensi pemberian ASI + Susu Formula BBLR adalah rerata kekerapan pemberian minuman alamiah untuk semua bayi (Behrman, Kleigman & Arvin, 1999) dan dikombinasikan dengan susu formula yang lebih bernutrisi (BabyCentre Medical Advisory Board, 2012) dalam 1 hari selama 4 minggu.

DokumentasiTabel ceklisSkala Numerik

Pertambahan panjang badan bayi adalah perbedaan panjang badan bayi yang diukur setelah lahir dan sesudah 4 minggu, yang dinyatakan dalam centimeter (cm).AntropometriPengukur panjangSkala Numerik

3.6 Metode Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder.3.6.1. Data PrimerData primer adalah data yang diperoleh peneliti langsung dari sumber pertamanya. Data primer diperoleh dengan melakukan pemeriksaan antropometri secara langsung dengan menggunakan timbangan dan pita pengukur kepada responden yaitu bayi BBLR yang terpilih menjadi responden. Kemudian dilakukan observasi secara langsung.

3.6.2. Data SekunderData sekunder biasanya telah tersusun dalam dokumen-dokumen. Data sekunder diperoleh dari pihak rumah sakit berupa keterangan mengenai rekam medik dari bayi BBLR dan jumlah bayi BBLR yang dirawat di Perinatologi rumah sakit tersebut.

3.7 Pengolahan dan Analisis Data

3.7.1. Pengolahan DataData yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data akan diubah kedalam bentuk tabel, kemudian data diolah menggunakan program statistik. Kemudian, proses pengolahan data menggunakan program komputer ini terdiri dari beberapa langkah :a. Editing, untuk melakukan pengecekan hasil pemeriksaan antropometri apakah nilai pengukuran sudah tepat dan didapatkan pada alat yang dipastikan telah dikalibrasi.b. Coding, untuk mengkonversikan (menerjemahkan) data yang dikumpulkan selama penelitian ke dalam simbol yang cocok untuk keperluan analisis.c. Data entry, memasukkan data ke dalam komputer.d. Tabulasi, melakukan pengelompokkan data dalam tabel berdasarkan sifatnya.

3.7.2. Analisis DataAnalisis data terdiri dari : a. UnivariatAnalisa yang digunakan dengan menggunakan secara deskriptif untuk menentukan distribusi variabel bebas dan variabel terikat.b. Bivariat Data dilakukan uji normalitas Shapiro-Wilk (sampel < 50) untuk melihat sebaran data, jika normal dilakukan pengecekan asumsi linearitas. Jika data diasumsikan linear maka dilakukan analisa bivariat yaitu analisa yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas. Analisa Bivariat yang digunakan adalah uji Pearson. Jika sebaran data tidak normal dapat dilakukan transformasi data atau menggunakan alternatif uji Spearman dengan syarat asumsi data linear.

3.8 Etika Penelitian

Penelitian ini akan diajukan kepada Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung untuk keperluan penelitian.3.9 Dummy Tabel

3.8.1 Tabel Deskriptif VariabelTabel 3. Deskriptif VariabelVariabelMeanMedianSDMinMaxShapiro-Wilk

Pertambahan panjang badan

Frekuensi ASI + Susu Formula BBLR

3.8.2 Tabel Hasil Analisis Korelasi PearsonTabel 4. Hasil Analisis Korelasi PearsonPertambahan Panjang Badan

Frekuensi Pemberian ASI + Susu Formula BBLRr =

p =

n =

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Lia. (2011). Faktor risiko kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) di RSU dr. MM Dunda Limboto Kabupaten Gorontalo. Jurnal Sainstek. 6(3), pp. 249-260.

Amalia, L., Ningtiyasari, N., & Sari, A. (2012). Hubungan usia ibu dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di RSUD dr. Iskak Tulungagung. Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan. 3(1), pp. 56-58.

Ardillah, S., Sanusi, S.R., & Fitria, M. (2015). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Tindakan Ibu Hamil Tentang Deteksi Dini Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan Di Puskesmas Medan Deli Tahun 2015. 1(2), pp. 1-10.

Ariani, A. (2007). Peningkatan Berat Badan pada Bayi Prematur yang Mendapat ASI, PASI, dan Kombinasi ASI-PASI. 40(2), h. 82.

Ayu, A. & Rahmanoe, M. (2014). Terapi Medikamentosa Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Medula, 2(3), 1-7.

Badan Kependudukan & Keluarga Berencana Nasional Kemenkes RI. (2013). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012.

Badan Penelitian & Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013.

Baker RD, Greer FR, Committee of Nutrition. (2010). Clinical report diagnosis and prevention of iron deficiency and iron deficiency anemia in infants and young children (0-3 years of age). Pediatrics, 126, 1040-1050.

Ballard O., Morrow, A.L. (2013). Human Milk Composition: Nutrients and Bioactive Factors, 60(1), 49-74. Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3586783/

Barness, L. & Curran, J. (1999). Nutrisi dalam Nelson Ilmu Kesehatan Anak edisi 15 vol. 1, eds. Behrman RE, Kliegman, RM, Arvin AM. Editor Edisi Bahasa Indonesia: A. Samik Wahab. Jakarta: EGC.

Casper, C., Carnielli, V.P., Hascoet, J.-M., Lapillonne, A., Maggio, L., et al.,.(2014). rhBSSL Improves Growth and LCPUFA Absorption in Preterm Infants Fed Formula or Pasteurized Breast Milk. Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition, 59(1), pp.6169. Available at: http://content.wkhealth.com/linkback/openurl?sid=WKPTLP:landingpage&an=00005176-201407000-00017.

Colaizy, T., Bell, E., Carlo, W., Kennedy, K. & Johnson, K.,.(2012). Neurodevelopmental Effects of Donor Human Milk vs Preterm Formula in ELBW infants The MILK trial.

Cunningham, F.G., Leveno, K.J., Bloom S.L., et al. (2012). Anatomi dan Fisiologi Ibu dan Janin dalam Obstetri Williams edisi 23 vol. 1, eds. Cunningham FG, Hauth JC, Leveno KJ, et al. Editor Bahasa Indonesia: Rudi Setia. Jakarta: EGC.

Damanik, S.M. (2008). Klasifikasi bayi menurut berat lahir rendah dan masa gestasi dalam Buku Ajar Neonatologi edisi 1, eds. Kosim MS, Yunanto A, Dewi R, Sarosa GI, Usman A. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.

Darmayanti, Wilopo, S.A., Nurdiati, D.S. (2010). Pengaruh kenaikan berat badan rata rata per minggu pada kehamilan trimester II dan III terhadap risiko berat bayi lahir rendah. Berita kedokteran masyarakat, 26(1), pp. 40-46.

Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. (2012). Profil kesehatan provinsi lampung tahun 2012.

Dorea, J.G. (2000). Iron and copper in human milk. 16(3):209-20. Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10705077/

Fajrina, Adiba. (2012). Hubungan pertambahan berat badan selama hamil dan fakor lain dengan berat badan lahir di Rumah Bersalin Lestari Ciampea Bogor tahun 2010-2011. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Giann, M., Roggero, P., Amato, O., Picciolini, O. & Piemontese, P.,.(2014). Randomized outcome trial of nutrient-enriched formula and neurodevelopment outcome in preterm infants. BMCPediatr, 14, p.74.

Gibertoni, D., Corvaglia, L., Vandini, S., Rucci, P., Savini, S., et al.,.(2015). Positive Effect of Human Milk Feeding during NICU Hospitalization on 24 Month Neurodevelopment of Very Low Birth Weight Infants: An Italian Cohort Study. Plos One, 10, p.e0116552. Available at: http://dx.plos.org/10.1371/journal.pone.0116552.

Goudoever JB, Sulkers EJ, Lafeber HN, Sauer PJJ. Short-term growth and substrate use in very-low-birth-weight infants fed formulas with different energy contents. Am J Clin Nutr 2000;71:816-21.

Griffin, I.J., Cooke, R.J., Reid, M.M., McCormick, K.P.B., et al. (1999). Iron nutritional status in preterm infants fed formulas fortified with iron.

Hadler, M.C., Juliano, Y., Sigulem, D.M.,.(2002). Anemia in Infancy: Etiology and Prevalence Jul-Aug; 78(4): 321-26. Available at: http://www.jped.com.br/conteudo/02-78-04-321/ing.asp

Hafidh, Y., Hidayah, D., Sunyataningkamto. (2008). Anemia pada Bayi Baru Lahir dalam Buku Ajar Neonatologi, eds. Kosim MS, Yunanto A, Rizalya D, et al., Edisi 1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.

Hanum, S., Hasanah, O., & Elita, V. (2014). Gambaran Morbiditas Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) DI Ruang Perinatologi RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. JOM PSIK, 1(2), pp. 1-8.

Henderson G, Fahey T, McGuire W. (2005). Calorie and protein-enriched formula versus standard term formula for improving growth and development in preterm or low birth weight infants following hospital discharge. Tayside Institute of Child Health University.

IDAI. (2010). Indonesia Menyusui. Jakarta: Badan Penerbit IDAI. Available at: http://idai.or.id/public-articles/klinik/asi/pemberian-asi-pada-bayi-lahir-kurang-bulan.html.

IDAI. (2010). Indonesia Menyusui. Jakarta: Badan Penerbit IDAI. Available at: http://idai.or.id/public-articles/klinik/asi/perawatan-metode-kanguru-pmk-meningkatkan-pemberian-asi.html.

Kaihatu, F., Mantik, M.,. (2008). Efektivitas Penambahan Seng dan Vitamin A pada Pengobatan Anemia Defisiensi Besi. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNSRAT. RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.

Khasanah, N. (2003). Hubungan Status Protein, Besi, Seng, Vitamin A, Folat, Dan Anthropometri Ibu Hamil Trimester II dengan Bayi Berat Lahir Rendah. Tesis. Universitas Diponegoro.

Khoiriah, F., Angraini, D.I., Carolina, N., Sukohar, A. (2015). Hubungan pertambahan berat badan ibu selama hamil dengan berat bayi lahir rendah. Majority. 4(3), pp. 52-57.

Kliegman, R.M. (1999). Janin dan Bayi Neonatus dalam Nelson Ilmu Kesehatan Anak edisi 15 vol. 1, eds. Behrman RE, Kliegman, RM, Arvin AM,. Editor Edisi Bahasa Indonesia: A. Samik Wahab. Jakarta: EGC.

Lestariningsih, S., Duarsa, A.B.S. (2014). Hubungan Preeklampsia dalam Kehamilan dengan Kejadian BBLR di RSUD Jenderal Ahmad Yani Kota Metro Tahun 2011. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 8(1), 1-6.

Little, G. A., Keenan, W.J., Niermeyer, S., Singhal, N. & Lawn, J.E. (2011). Neonatal Nursing and Helping Babies Breathe: An Effective Intervention to Decrease Global Neonatal Mortality. Newborn and Infant Nursing Reviews, 11(2), pp.8287. Available at: http://dx.doi.org/10.1053/j.nainr.2011.04.007.

Lubis, B. (2005). Eritropoiesis dalam Buku Ajar Hematologi Onkologi Anak, edisi 1. Permono HB, Sutaryo, Ugrasena IDG, Windiastuti E, Abdulsalam M, penyunting. Jakarta: Badan Penerbit IDAI. h.1-6

Mahardika, A. (2014). Tingkat Kepatuhan Pelaksanaan Pp No. 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Terhadap Penggunaan Susu Formula Bayi. FK Universitas Dipenogoro.

Manuaba, I.B.G. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Manuaba, I.B.G., Manuaba, I.A.C., & Manuaba, I.B.G.F. (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.

Mardiana, Hasifah & Magdalena, R. (2014). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kebutuhan Nutrisi terhadap Status Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Pallangga Kabupaten Gowa, 4(3), 281-285.

Masrizal. (2007). Anemia Defisiensi Besi, 2(1), 140-145.

McQueen, Roslyn. (2007). Pediatric and Geriatric Hematology in Hematology: Clinical Principle and Application, eds. Rodak BF, Fritsma GA, Doig K. Saunders Elsevier.

Meadow, S.R., & Newell, S.J. (2005). Lecture Notes: Pediatrika edisi 7. Jakarta: Erlangga.

Mutianingsih, Rosa. (2014). Hubungan antara bayi berat lahir rendah dengan kejadian ikterus, hipoglikemi dan infeksi neonatorum di RSUP ntb tahun 2012. Tesis. Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

Nasar, S.S. (2004). Tata laksana nutrisi pada bayi berat lahir rendah. Sari pediatri. 5(4), pp.165170.

Nurhayanto. (2015). Hubungan Karakteristik dan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III dengan Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) di RSUD Djojonegoro Kabupaten Temanggung. Universitas Muhammaddiyah Semarang.

Prabamurti, P.N., Purnami, C.T. & Widagdo, L. (2008). Analisis Faktor Risiko Status Kematian Neonatal di Kecamatan Losari Kabupaten Brebes Tahun 2006. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 3(1), pp.19.

Prawirohardjo, Sarwono. (2007). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Proverawatati, I. & Ismawati, C. (2010). Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Yogyakarta: Nuha Medika.Proverawati, A., & Rahmawati, E. (2010). Kapita selekta ASI dan menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika.

Purwanti, Hubertin S. (2004). Konsep Penerapan ASI Eksklusif: Buku Saku untuk Bidan. Jakarta:EGC.

Putra, I. (2012). Pengaruh Perawatan Metode Kanguru terhadap Pencapaian Berat Normal pada Bayi Berat Lahir Rendah Di Kabupaten Temanggung Tahun 2011. Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Diakses pada tanggal 24 Agustus 2015dari http://lib.ui.ac.id.

Raspati H, Reniarti L, Susanah S. (2006). Anemia Defisensi Besi. Dalam: Pramono B, Sutrayo, Ugrasena IDG, Widiastuti E, Abdussalam M, penyuting. Buku Ajar Hematologi Onkologi Anak, Edisi II. Jakarta: Badan Penerbit IDAI. h.30-43.

Rao R., Geogieff M.K.. Iron therapy for preterm infants. Clin Perinal. 2009;36:27-42.

Rasyid, P.S., Hakim, B., Sirajuddin, S. (2013). Faktor Risiko Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di Rsud Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo Tahun 2012. Universitas Hasanuddin.

Reeves, A. a, Johnson, M.C., Vasquez, M.M., Maheshwari, A. & Blanco, C.L.,.(2013). TGF-2, a protective intestinal cytokine, is abundant in maternal human milk and human-derived fortifiers but not in donor human milk. Breastfeeding medicine: the official journal of the Academy of Breastfeeding Medicine, 8(6), pp.496502. Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23869537.

Rukmono, Prambudi. (2013). Neonatologi Praktis, Bandar Lampung: AURA.

Rukmini, N.K.P., Hendarto, A., Rohsiswatmo, R., Putra, S.T. (2008). Pertumbuhan bayi berat lahir rendah yang memperoleh susu post discharge formula modifikasi dibandingkan dengan susu post discharge formula komersial. Sari Pediatri, 9(6), pp. 89-93.

Saifuddin, A.B., Adriaansz, G., Wiknjosastro, G.H. & Waspodo, D.,.(2000). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal 1st ed., Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saminem. (2009). Kehamilan Normal. Jakarta: EGC.

Passerini, L., Casey, G. J., Biggs, B. A., Cong, D. T., Phu, L. B., Phuc, T. Q., Carone, M., & Montresor, A. (2012). Increased birth weight associated with regular prepregnancy deworming and weekly ironfolic acid supplementation for Vietnamese women. Plos Neglected Tropical Desease, 6(4), 1-5.

Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Putra, I.W.G.A.E. (2012). Pengaruh perawatan metode kanguru terhadap pencapaian berat normal pada bayi berat lahir rendah di kabupaten temanggung tahun 2011. Tesis. Universitas Indonesia.

Rosha, B.C., Putri Dwi S.K., Putri, Indri Y.S. (2013). Determinan status gizi pendek anak balita dengan riwayat berat badan lahir rendah (BBLR) di Indonesia. Jurnal Ekologi Kesehatan, 12(3). 195-205.

Rukmono, Prambudi. (2013). Neonatologi praktis. Bandar Lampung: AURA.

Santoso, O., Aditya, W., & Retnoningrum, D. (2009). Hubungan kebersihan mulut dan gingivitis ibu hamil terhadap kejadian bayi berat badan lahir rendah kurang bulan di RSUP Dr. Kariadi Semarang dan jejaringnya. Media Medika Indonesia, 43(6), 288-294.

Schanler R.J., Shulman R.J., Lau C. (1999). Feeding strategies for premature infants: beneficial outcomes of feeding fortified human milk versus preterm formula. PEDIATRICS, 103(6), 1150-1157.

Siagian, Leni. (2011). Hubungan lingkar lengan atas ibu hamil dengan berat bayi lahir di Puskesmas Sigumpar Kabupaten Tobasamosir. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Diakses pada tanggal 26 Agustus 2015dari http://repository.usu.ac.id.

Simanjuntak, N.A. (2009). Hubungan anemia pada ibu hamil dengan kejadian BBLR di BPRSU RantauPrapat. Universitas Sumatera Utara.

Sistiarani, C. (2008). Faktor maternal dan kualitas pelayanan antenatal yang berisiko terhadap kejadian BBLR (Studi pada ibu yang periksa hamil ke tenaga kesehatan dan melahirkan Di RSUD Banyumas Minat) tahun 2008. Tesis. Universitas Diponegoro. Diakses pada tanggal 23 Agustus 2015 dari http:// http://core.ac.uk.

Soetjiningsih. (2012). Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC.

Suega, Ketut. (2010). Aplikasi Klinis Retikulosit. Journal of Internal Medicine. Available at: http://ojs.unud.ac.id/index.php/jim/article/view/3900/2893.

Supariasa, I. (2001). Penilaian status gizi. Jakarta: EGC.

Surasmi, A., Handayani, S., Kusuma, H.N. (2003). Perawatan Bayi Risiko Tinggi. Jakarta: EGC.

Suryati. (2014). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian BBLR di Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Tahun 2013. JKM Universitas Andalas.

Susanti, R., Hasanah, O., & Utami, G.T. (2014). Perbandingankenaikan berat badan bblr yang Diberi asi dan susu formula pada dua minggu Pertama perawatan. JOMPSIK, 1(1), 1-7.

Syafrudin & Hamidah. (2009). Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC.

Tarigan, Rita Magdalena. (2012). Pengetahuan Ibu tentang Penatalaksanaan Perawatan Bayi BBLR di Rumah di RSKIA Kota Bandung. 1(1), pp. 1-14.

Tortora, G.J. dan Derrickson, B.H. 2009. Principles of Anatomy and Physiology. Twelfth Edition. Asia: Wiley.

Triana, Anna. (2010). Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat terhadap Kadar Bilirubin Bayi Baru Lahir. Universitas Sumatera Utara

Tudehope, D.,.(2013). Human milk and the nutritional needs of preterm infants. J Pediatr, 162, pp.S17S25.

Turede, Tri Rahyani.(2014).Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian BBLR Di Rsud. Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo Tahun 2012.Thesis. Universitas Negeri Gorontalo. Diakses pada tanggal 24 Agustus 2015 dari http://eprints.ung.ac.id.

Vendt N, Grunberg H, Leedo S, Tillmann V, Talvik T, dkk. Prevalence and causes of iron deficiency anemias in infants aged 9-12 months in Estonia. Medicina (Kaunas). 2007;43:947-52.

Wahyuni, Arlinda S. (2004). Anemia Defisiensi Besi pada Balita. Universitas Sumatera Utara.

WHO. (2011). Guidelines on optimal feeding of low birth-weight infants in low-and middle-income countries. Switzerland: WHO Press.

Yanti, S.A., Harahap, A.S., Ariswoyo, S. (2013). Analisis Faktor Resiko Kejadian Berat Badan Bayi Lahir di Bawah Normal di RSUP H. Adam Malik Medan. Saintia Matematika, 1(6), pp. 557-566.

Yarlina, Satri. (2012). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Bidan Desa Pada Program Kesehatan Ibu dan Anak di Dinas Kesehatan Kota Pariaman. Tesis. Universitas Andalas. Diakses pada tanggal 20 Agustus 2015 dari http://repository.unand.ac.id.

Yusrin, Wahyu K. (2012). Pengukuran antropometri pengganti untuk mendeteksi kasus BBLR di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya tahun 2011. Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.