Post on 28-Mar-2023
PERANAN TIK
DALAM PENDIDIKAN DI SEKOLAH
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
STATISTIK PENDIDIKAN
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Budi Murtiyasa, M.Pd
Disusun Oleh:
Nama : Agung Widodo
NIM : Q 1000140164
Kelas/Smt : C/ I
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
PERANAN TIK
DALAM PENDIDIKAN DI SEKOLAH
A. Pendahuluan
Realisiasi pemanfaatan TIK di negara Indonesia
baru memasuki tahap mempelajari untuk berbagai
kemungkinan pengembangan dan penerapan TIK (teknologi
informasi dan komunikasi). Lebih khusus penggunaan TIK
di bidang pendidikan sekarang ini masih belum dikuasai
oleh sebagian orang, terlebih bagi tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan dalam mengaplikasikan tugas pokok
dan fungsinya. TIK sangat berperan dalam teknologi
pendidikan, karena TIK itu dikembangkan untuk
mengolah, membagi, mengembangkan, mendiskusikan dan
melahirkan komunikasi. Perkembangan ini berpengaruh
besar terhadap berbagai aspek kehidupan, bahkan
perilaku dan aktivitas manusia yang kini banyak
bergantung kepada Teknologi Informasi dan Komunikasi.
TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bagi dunia
pendidikan se harusnya berarti tersedianya saluran
atau sarana yang dapat dipakai untuk menyiarkan atau
mempublikasikan program pendidikan.
Proses pembelajaran adalah suatu proses
penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya
proses belajar. Belajar dalam pengertian aktivitas
dari peserta didik (pelajar) dalam berinteraksi dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan perilaku yang
bersifat relatif konstan. Sebagai institusi, sekolah
mempunyai mekanisme yang berbeda-beda dalam proses
pembelanjaran anggaran di setiap tahunnya. Banyak
sekolah yang masih berpikir bahwa fasilitas yang
terpenting dikembangkan hanya fasilitas fisik saja.
Padahal jika turut diprogramkan adanya infrastruktur
TIK maka sebuah sekolah akan mempunyai arah yang jelas
dalam pengembangan TIK. Terbukti banyak sekolah sudah
mulai menampilkan fasilitas TIK sebagai nilai jual,
terutama bagi sekolah swasta. Pesatnya perkembangan
TIK, khususnya internet, memungkinkan pengembangan
layanan informasi yang lebih baik dalam suatu
institusi pendidikan. Di lingkungan persekolahan,
pemanfaatan TIK lainnya yaitu diwujudkan dalam suatu
sistem yang disebut School Net, Information
Communication Technology (ICT), yaitu bertujuan untuk
mendukung penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan
sehingga sekolah atau satuan pendidikan pada umumnya
dapat menyediakan dan menyajikan layanan informasi
yang lebih baik kepada komunitasnya, baik didalam
maupun diluar institusi tersebut melalui internet.
Layanan pendidikan lain yang bisa dilaksanakan melalui
sarana internet yaitu dengan menyediakan pengembangan
materi belajar secara online dari situs Jardiknas
(Jaringan Pendidikan Nasional) dengan beraneka konten
yang dapat diakses oleh siapa saja yang membutuhkan.
Dari hasil-hasil teknologi informasi dan
komunikasi telah banyak membantu manusia untuk dapat
belajar secara cepat. Dengan demikian selain sebagai
bagian dari kehidupan sehari-hari, teknologi informasi
dan komunikasi dapat dimanfaatkan untuk merevitalisasi
proses belajar yang pada akhirnya dapat
mengadaptasikan peserta didik dengan lingkungan dan
dunia kerja. Istilah Teknologi Informasi mulai populer
di akhir tahun 70-an. Pada masa sebelumnya istilah
Teknologi Informasi biasa disebut teknologi komputer
atau pengolahan data elektronis (electronic data
processing). Teknologi Informasi dan Komunikasi
merupakan kajian secara terpadu tentang data,
informasi, pengolahan, dan metode penyampaiannya.
Keterpaduan berarti masing-masing komponen saling
terkait bukan merupakan bagian yang terpisah-pisah
atau parsial. Kemajuan Teknologi Informasi dan
Komunikasi telah mendorong terjadinya banyak
perubahan, termasuk dalam bidang pendidikan yang
melahirkan konsep e-learning.
Di lapangan tenaga pendidik hanya banyak disuguhi
berbagai diklat, pelatihan dengan materi yang berkisar
pada kurikulum, pakem (contextual learning), MBS
(manajemen berbasis sekolah) dan materi lain yang
berhubungan langsung dengan tugas guru di kelas.
Jarang ada pelatihan guru yang bersifat pembekalan
tentang suatu ketrampilan atau keahlian khusus,
misalnya aplikasi TIK, padahal pelatihan seperti ini
tidak kalah penting dan bermanfaat bagi guru, terutama
guru yang masih gagap teknologi. Menurutnya ada
beberapa faktor yang menjadikan para guru masih gagap
TIK, pertama yaitu Lokasi, bagi guru yang mengajar di
daerah terpencil, teknologi canggih seperti komputer
bukanlah sesuatu yang urgen untuk dikuasai karena
kebutuhan untuk menggunakan sangat rendah, kedua,
kesadaran yang asih rendah mengenai mengenari ati
penting teknologi untuk menunjang profesi guru dalam
menyelesaikan tugas, ketiga, tidak adanya kesempatan
dan peluang untuk bisa lebih dekat dengan teknologi
canggih.
Persoalan-persoalan intern pendidikan hingga saat ini
masih menjadi momok sekaligus tantangan besar bangsa
Indonesia dan Sulawesi Utara. Mulai dari sistem
kurikulum pendidikan yang diajarkan selama ini,
menjadikan peserta didik sebagai obyek pasif yang
senantiasa siap menerima segala yang diberikan oleh
pihak pengajar. Metode pembelajaran semacam itu
cenderung memposisikan peserta didik sebagai manusia
yang hanya dapat diam tanpa memiliki kreativitas dan
inovasi apapun.
Di dalam ilmu komunikasi, kondisi semacam ini
diibaratkan seperti teori Peluru yang notabene peserta
didik diidentikan dengan komunikan/audience bersikap
pasif terhadap respon atau stimulus yang diberikan
tanpa adanya respon balik. Wajar jika hasil yang
diperoleh tidak akan maksimal atapun bagus. Hal ini
juga akan berimbas pada sulit terwujudnya tujuan awal
yaitu upaya meningkatkan mutu pendidikan, selama ini
belum mencapai pada taraf memadai yang mampu
meningkatkan taraf kehidupan masyarakat pada umumnya.
Sesuai dengan perkembangan teknologi yang ada,
pendidik/guru pada saat ini sangat terbantu dengan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada akhir-
akhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat
seiring dengan perkembangan dan konvergensi yang
terjadi pada teknologi telekomunikasi. Guru/pendidik
sekarang tidak boleh gaptet (gagap teknologi) dengan
median TIK sebab berbagai teknologi dan aplikasi
tercipta dalam upaya mendukung kegiatan operasional
kehidupan manusia maupun organisasi, termasuk kegiatan
belajar mengajar. Dalam hai ini pekembangan dan
kemajuan TIK para guru/pendidik sebagai tenaga
profesional dituntut agar dapat menyusun bahan ajar
berbasis TIK. TIK merupakan salah satu faktor
perubahan dalam menyampaikan informasi, aplikasi, dan
juga manajemen pengetahuan yang terjadi dalam dunia
pembelajaran.
Seusuai dengan pridikat guru/pendidik sebagai
tenaga profesional berdasarkan permintaan
profesionalisme setiap guru/pendidik harus menguasai
sistem pembelajaran berbasis TIK khususnya di sekolah.
Kebanyakan sekolah masih didominasi oleh peran guru
(teacher oriented) sebagai sumber pengetahuan bagi peserta
didiknya/siswanya. Proses belajar memngajar nmasih
dibatasi terselenggara dalam ruang kelas, dan
interaksi pembelajaran dalam bentuk transfer
pengetahuan dari guru/pendidik ke siswanya/peserta
didik. Sementara perkembangan pengetahuan sangat cepat
telah membuat sumber belajar di perpustakaan tidak
cukup mengakomodasi proses latihan intelektual siswa.
Di era komunikasi global antar institusi, ahli, dan
sumber pembelajaran yang bervariasi, interaksi dapat
dilakukan dimana saja dan kapan saja oleh siapa saja.
Perkembangan pendidikan berbasis TIK (teknologi
Informasi dan Komunikasi) bergatung pada
infrastruktur dan budaya TIK di masyarakat. Dalam
kerangka itu, langkah pertama untuk pendidikan
berbasis TIK adalah pendidikan berbasis komputer. Pada
tahap ini, komputer digunakan untuk mengatur dan
melaksanakan interaksi proses pendidikan. Selanjutnya,
digunakan untuk pembelajaran berbantukan komputer
dengan program tutorial dan simulasi sebagai program
yang berdiri sendiri untuk pembelajaran mahasiswa.
Pendidikan e-supported menawarkan penggunaan TIK dengan
LAN (local area network) yang digunakan untuk skop
yang lebih besar seperti database kesiswaan, database
perpustakaan, database aministrasi, e-learning. dll.
B. Pembahasan
Dalam pembahsan ini penulis mencoba menguraikan
manfat yang paling penting dalam menggunakan TIK
sebagai penyusunan bahan ajar diantaranya adalah:
a. TIK sebagai Tool (media)
Guru/pendidik harrus memahami alaur yang akan
dilalui sebahai tahapan-tahapan dalam menyusun
pembelajaran. Langkah pertama untuk pendidikan
berbasis TIK adalah pendidikan berbasis komputer.
Komputer telah diterapkan dalam pembelajaran mulai
komputer yang boleh di bilang sudah tua sampai yang
terkini. Dalam empat puluh tahun pemakaian komputer
ini ada berbagai periode kecenderungan yang
didasarkan pada teori pembelajaran yang ada. Periode
yang pertama adalah pembelajaran dengan komputer
dengan pendekatan behaviorist. Periode ini ditandai
dengan pembelajaran yang menekankan pengulangan
dengan metode drill dan praktek. Periode yang
berikutnya adalah periode pembelajaran komunikatif
sebagai reaksi terhadap behaviorist. Penekanan
pembelajaran adalah lebih pada pemakaian bentuk-
bentuk tidak pada bentuk itu sendiri seperti pada
pendekatan behaviorist.
Kurun waktu yang dilalui sesuai dengan periode
atau kecenderungan yang terakhir adalah pembelajaran
dengan komputer yang integratif. Pembelajaran
integratif memberi penekan pada pengintegrasian
berbagai keterampilan yang diintegrasikan oleh
teknologi secara lebih penuh pada pembelajaran.Lee
merumuskan paling sedikit ada delapan alasan
pemakaian komputer sebagai media pembelajaran dengan
alasan-alasan itu adalah: pengalaman, motivasi,
meningkatkan pembelajaran, materi yang otentik,
interaksi yang lebih luas, lebih pribadi, tidak
terpaku pada sumber tunggal, dan pemahaman global.
Sesuai dengan tersambungnya komputer pada
jaringan internet maka pembelajar akan mendapat
pengalaman yang lebih luas. Pembelajar tidak hanya
menjadi penerima yang pasif melainkan juga menjadi
penentu pembelajaran bagi dirinya sendiri.
Pembelajaran dengan komputer akan memberikan
motivasi yang lebih tinggi karena komputer selalu
dikaitkan dengan kesenangan, permainan dan
kreativitas. Dengan demikian pembelajaran itu
sendiri akan meningkat. Seperti yang dikatakan oleh
Richmond (1999) dan Stevens, (1992) materi on-line
tidak hanya sebagai materi rujukan yang lebih
efisien tetapi lebih efektif sebagai sumber
kogninif. Contohnya, definisi kata yang tidak
diketahui saat mengerjakan tugas, mahasiswa hanya
tinggal mengklik kamus on-line atau ensiklopedia
dengan kata sesuai konteks, Aktivitas ini merupakan
sumber kognitif yang dapat digunakan untuk
memperoleh kembali informasi yang dikumpulkan dari
sumber-sumber lain. Pembelajaran dengan komputer
akan memberi kesempatan pada pembelajar untuk
mendapat materi pembelajaran yang otentik dan dapat
berinteraksi secara lebih luas. Pembelajaran pun
menjadi lebih bersifat pribadi yang akan memenuhi
kebutuhan strategi pembelajaran yang berbeda-beda.
b. TIK sebagai Tutor
Guru/pendidik dalam mengembangkan proses
pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara
pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi
tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai
pesan atau media.
Ada bentuk-bentuk stimulus yang bisa
dipergunakan sebagai media di antaranya adalah :
a) hubungan atau interaksi manusia
b) realia
c) gambar bergerak atau tidak
d) tulisan
e) suara yang direkam
Ada lima bentuk stimulus ini akan membantu
pembelajar mempelajari mata kuliah tertentu. Namun
demikian tidaklah mudah mendapatkan kelima bentuk
itu dalam satu waktu atau tempat. TIK (Teknologi
Informasi Komputer) adalah sebuah penemuan yang
memungkinkan menghadirkan beberapa atau semua bentuk
stimulus di atas sehingga pembelajaran akan lebih
optimal. Namun demikian, masalah yang timbul tidak
semudah yang dibayangkan. Pengajar adalah orang yang
mempunyai kemampuan untuk merealisasikan kelima
bentuk stimulus tersebut dalam bentuk pembelajaran
dengan cara menyusun bahan ajar berbantukan
komputer. Namun kebanyakan pengajar tidak mempunyai
kemampuan untuk menghadirkan kelima stimulus itu
dengan program komputer sedangkan pemrogram komputer
tidak menguasai pembelajaran mata kuliah yang diampu
pengajar. Jalan keluarnya adalah merealisasikan
stimulus-stimulus itu dalam program komputer dengan
menggunakan piranti lunak yang mudah dipelajari
Dengan demikian, para pengajar akan dengan mudah
merealisasikan ide-ide pengajarannya. Program
piranti lunak pembelajaran bisa menjadi tutor bagi
pembelajarnya. Media pembelajaran yang baik harus
memenuhi beberapa syarat, yaitu media pembelajaran
harus meningkatkan motivasi pembelajar. Penggunaan
media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada
pembelajar. Selain itu media juga harus merangsang
pembelajar dan mengingat apa yang sudah dipelajari
selain memberikan rangsangan belajar baru. Media
yang baik juga akan mengaktifkan pembelajar dalam
memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong
mahasiswa untuk melakukan praktek-praktek dengan
bena
c. Bagaimana Guru/Pendidik Menulis Bahan Ajar yang Baik
untuk Disajikan dengan Berbasis TIK?
Guru/pendidik dalam menuliskan bahan ajar yang
akan disajikan dalam bentuk TIK (e-learning)
pertama, buatlah Learning Object Material (LOM)
terlebih dahulu. LOM ini hampir menyerupai silabus
atau rencana pembelajaran. LOM mencakup nama dan
deskripsi mata kuliah, peserta didik, tujuan
pembelajaran dalam bentuk standar kompetensi,
kompetensi dasar, bahan bacaan, presentation,
illustration Audio Video/simulation, URL addresses,
glossary, exercise, quiz, assignment, Calendar dan
Instructional Method. Leaning object material
tersebut bisa dibuat dengan berbagai aneka program
aplikasi komputer (software. Hal yang harus
dipertimbangkan dalam pemilihan software selain
kemampuan atau penguasaan terhadap software, adalah
spesifikasi perangkat keras (hardware) yang tersedia
di kampus. Pertimbangan spesifikasi hardware ini
sangat penting, karena hanya dengan spesifikasi
hardware yang mendukung, bahan ajar berbasis TIK
yang telah dibuat dapat berjalan dengan baik. Maka
tidak disarankan membuat bahan ajar berbasis TIK
menggunakan Macromedia Flash, untuk kondisi hardware
seperti itu penggunaan program Microsoft Power Point
sudah cukup memadai. Program Microsoft Power Point
menampilkan menu-menu yang berguna dalam pembuatan
bahan ajar berbasis TIK yang bersifat tutorial.
Menu-menu tersebut adalah menu animasi; menu untuk
memasukan (import file) suara, video, dan gambar
animasi; dan menu tautan (hyperlink) untuk
menghubungkan antara satu simpul (node) atau file
dengan simpul atau file lainnya. Menu-menu ini
menjadikan program Microsoft Power Point tidak hanya
berperan sebagai alat presentasi (tools) tetapi
dapat dikembangkan menjadi tutor.
Pada tataran ini, yang harus diperhatikan dalam
pembuatan bahan ajar berbasis TIK yang sifatnya
tutorial adalah ketersediaan menu-menu yang dapat
diakses dan adanya ikon tutorial yang akan
membimbing pengguna bahan ajar berbasis TIK. Ikon-
ikon tersebut sudah disediakan oleh program Learning
Management System (LMS) seperti Web city,
blackboard, moodle dan lain-lain. Bahan ajar yang
akan dimasukan (diupload) ke LMS bisa dibuat sendiri
dengan macam-macam format file seperti word, ppt,
pdf, swf dll. tetapi bisa mengambil (download) dari
alamat URL atau website yang berhubungan dengan
bahan ajar tertentu. Program engine searching bisa
membantu kita untuk menemukan materi yang kita
inginkan dengan cara browsing di internet. Program
yang dapat digunakan untuk browsing seperti
google.com, yahoo, altavista, Twigine, dll
d. Keungulan Bahan Ajar berbasis TIK
a) Membiasakan mahasiswa dalam menggunakan TIK
sebagai media belajar; memberikan empowerment
kemampuan personal pembelajar
b) secara mandiri;
c) Belajar tanpa dibatasi ruang dan waktu
d) Materi-materi pembelajaranya selalu up to date
e) Lebih aktif dan kreatif dalam mengembangkan
pemikirannya
f) Memotivasi pembelajar
g) Kematangan berpikir mahasiswa
h) Informasi dari berbagai sumber informasi
i) Kaya pengalaman berbudaya
j) Wadah karya-karya yang kreatif bagi mahasiswa;
k) Meningkatkan kemampuan berpikir yang lebih
tinggi;
l) Fasilitas dalam mencari informasi khusus dengan
cara berpikir logis
e. Realisasi TIK dalam Pembelajarannya
Teknologi informasi telah menjadi fasilitas
utama bagi kegiatan berbagai sektor kehidupan dimana
memberikan andil besar terhadap perubahan–perubahan
yang mendasar pada struktur operasi dan manajemen
organisasi, pendidikan, trasportasi, kesehatan dan
penelitian.
Membicarakan penerapan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran, di
sekolah tidak lepas dari berbagai unsur yang saling
terkait satu sama lain, yaitu:
1) Ketersediaan sarana, prasarana, dan perangkat.
Beberapa sekolah kini telah memiliki laboratorium
komputer dan internet, khususnya sekolah-sekolah
yang berlokasi di kota atau tidak jauh dari
perkotaan lebih lengkap fasilitasnya dibandingkan
dengan sekolah yang berlokasi di pedesaan. Namun
dalam pemanfaatan TIK antara sekolah yang satu
dengan yang lain tingkatannya sangat beragam,
mulai dari yang sederhana sampai ada yang sudah
optimal. Contoh konkrit seperti pada sekolah-
sekolah, dimana fasilitas komputer dan internet
telah ada sejak tahun 2006 dan sudah melaksanakan
praktek TIK bagi guru dan siswanya, namun
pemanfaatan TIK bagi siswa masih sebatas pada
mata pelajaran TIK, dan guru belum memanfaatan
TIK dalam proses pengajaran mata pelajaran yang
lain
2) Tersedianya kemampuan penguasaan guru dalam
peranan TIK dalam pembelajaran.
Guru dalam pemanfaatan kemajuan TIK dalam proses
pembelajaran dan kegiatan lain dianggap masih
gagap teknologi. Jika kondisi ini benar demikian,
alangkah menyedihkan dan bahkan menyakitkan,
sebab di tengah pembelajaran interaktif juga
melibatkan guru-gurunya dalam bidang studi
apapun. Guru kini banyak yang tidak fasih
menggunakan komputer, apalagi internet. Para guru
menggunakan komputer sekedar untuk mengetik
dengan MS Word itupun tidak paham semua fasilitas
di program itu, apalagi mendengar Email, browsing
web, dan lainny
3) Adanya kebijakan pimpinan dalam mendukung peranan
TIK dalam pembelajaran.
Kadang sebuah penghargaan maupun sertifikat bukan
merupakan tujuan yang akan dicapai oleh sebuah
lembaga sekolah, tetapi penghargaan maupun
sertifikasi yang diterima dapat menjadi pendorong
atau motivasi dalam pemanfaatan TIK oleh para
guru, disamping sebagai kebanggaan akan identitas
sebuah sekolah yang mempunyai keunggulan dalam
berkompetitif di dunia pendidikan. Beberapa
institusi atau lembaga baik provit maupun non
provit dirasa perlu memberikan berbagai
penghargaan untuk mendorong dan memacu sekolah
untuk terus mengembangkan potensinya, khususnya
dalam hal pemanfaatan TIK. Terlebih dalam era
informasi ini, tanpa adanya kemauan untuk
mengerti, menggunakan, dan mengakses bidang yang
relevan dengan keilmuannya maka fungsi guru
sebagai fasilitator perkembangan ilmu akan
tereduksi yang lama-lama bisa jadi hilang,
sehingga yang ada hanyalah guru yang miskin
informasi.
Kepala sekolah yang mempunyai komitmen terhadap
kemajuan sekolahnya pasti melakukan langkah-
langkah konkrit memajukan guru dalam pemanfaatan
TIK. Kepala sekolah dalam menerapkan dan
menyambut serbuan beragam teknologi informasi,
adalah dengan membekali para guru dengan kursus
komputer dan internet, tidak hanya guru yang
mengajar di laboratorium komputer saja yang harus
mengerti perangkat tersebut, tetapi guru-
gurubidang lain harus mengikuti
4) Berlangsungnya pendidikan dan pelatihan para
guru.
Berlangsungnya pendidikan dan pelatihan para
guru.
Kebutuhan akan kemampuan para guru dalam peranan
TIK dalam proses pembelajaran telah di respon
sangat positif oleh beberapa sekolah. Kenyataan
di lapangan ditemukan bahwa beberapa sekolah
telah memberikan pelatihan dan mengirimkan para
guru mengikuti pelatihan komputer dan internet.
Ini dilakukan oleh pimpinan sekolah dengan maksud
agar para guru tidak gagap terhadap pemakaian
komputer dalam pemanfaatan TIK.
5) Teratasinya kendala-kendala guru dalam penggunaan
TIK.
Beberapa kendala yang dihadapi guru dalam
pemanfaatan TIK adalah adanya kendala internal,
seperti kesibukan jam mengajar di berbagai
tempat, maupun kendala eksternal seperti
ketersediaan akses internet dan waktu pelatihan
sendiri.
Guru/pendidik yang beranggapan tidak
menggunakan komputer dan TIK dalam proses
pembelajaran bukan hal mengganggu jalannya
pelajaran, karena guru merasa tidak mendapatkan
fasilitas komputer saat mengajar. Di sini bias
disimpulkan bahwa guru-guru sekarang perlu mengikuti
pelatihan dalam penguasaan TIK, terutama guru yang
tua minimal bisa menguasai komputer dan TIK atau
lebih, sedangkan guru yang yunior harus bisa
mengusai TIK
C. Penutup
Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi
adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang
mengandung pengertian luas tentang segala
kegiatan yang terkait dengan pemrosesan,
manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan
informasi antar media.
Di antara tujuan mempelajari Teknologi Informasi
dan Komunikasi adalah:
1. Menyadarkan kita akan potensi perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi yang terus
berubah sehingga termotivasi untuk mengevaluasi
dan mempelajari teknologi ini sebagai dasar
untuk belajar sepanjang hayat.
2. Memotivasi kemampuan kita agar bisa beradaptasi
dan mengantisipasi perkembangan TIK, sehingga
bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan
sehari hari secara mandiri dan lebih percaya diri
3. Mengembangkan kompetensi kita dalam menggunakan
Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung
kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai
aktifitas dalam kehidupan sehari hari.
4. Mengembangkan kemampuan belajar berbasis TIK,
sehingga proses pembelajaran dapat lebih
optimal, menarik, dan mendorong kita lebih
terampil dalam berkomunikasi, terampil
mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama.
5. Mengembangkan kemampuan belajar mandiri,
berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggung
jawab dalam penggunaan Teknologi Informasi dan
Komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan
pemecahan masalah sehari hari.
DAFTAR PUSTAKA
Agusampurno. 2008. Integrasi TIK Dalam Pembelajaran di Sekolah
Dasar. April 2008
Kutipan: Ari Kristianawati (Sinarharapan, 29 April
2008), Darman Ady Prabowo, S. Kom, Mendeskripsikan
Peranan TIK Dalam Kehidupan Sehari-
hari, (19 November 2008),
Fathul Wahid, Peran Teknologi Informasi Dalam Modernisasi Pendidikan
Bangsa, (19 November 2008).
Kuswayatno, Lia. 2007. Skenario Pembelajara TIK