Post on 19-Jan-2023
1
PERAN PEMERINTAH DALAM PEREKONOMIAN
A. Kegiatan Belajar
- Pengantar
- Definisi
- Kewajiban Pemerintah
- Peran Pemerintah
- Output Barang Publik Vs Output Barang Swasta
- Kurva Kemungkinan Produksi Sosial
- Kondisi Pareto
- Efisiensi Produsen
- Barang Publik
B. Capaian Pembelajaran
Setelah menyelesaikan seluruh kegiatan belajar pada modul ini mahasiswa
diharapkan mampu memahami defenisi ekonomi publik, kewajiban maupun peran
pemerintah dalam perekonomian, output barang publik dan output barang swasta, kurva
kemungkinan produksi sosial, kondisi pareto optimal, efisiensi konsumen, ciri maupun
karateristik barang publik.
Untuk membantu saudara dalam melakukan pembelajaran, maka dalam modul ini
disiapkan soal latihan baik dalam bentuk essay maupun pilihan ganda. Saudara dapat
mengerjakan soal-soal tersebut guna mengetahui kemampuan saudara dalam penguasaan
materi dalam modul ini
2
C. Proses Pembelajaran
1.1. Pengantar
Ditinjau dari sudut apapun, perekonomian di suatu negara akan berjalan karena
didukung oleh para pelaku ekonomi baik produsen maupun konsumen. Para pelaku
ekonomi yang sering kita ketahui adalah entitas konsumen sebagai pemilik faktor-faktor
produksi terutama sumberdaya manusia, dan entitas produsen sebagai pengguna faktor-
faktor produksi milik konsumen.
1.2. Definisi:
Ekonomi Publik adalah studi tentang kebijakan ekonomi, dengan penekanan khusus
pada topik-topik yang beragam seperti respon untuk kegagalan pasar karena keberadaan
eksternalitas dan penentuan kebijakan keamanan sosial yang optimal. Tujuannya
memahami peran pemerintah dalam kehidupan ekonomi masyarakat untuk mencapai
kesejahteraan umum dan mengalokasikan sumberdaya yang optimal, menganalisis
kegiatan ekonomi publik dengan menggunakan pendekatan ekonomi mikro dan makro.
1.3. Kewajiban Pemerintah
Ada tiga kewajiban pemerintah yaitu:
1. Pemeliharaan Pertahanan dan Keamanan. Agar warga negara dapat melakukan
kegiatan usaha dengan tenang dan nyaman.
2. Menegakkan Keadilan. Agar setiap warga memiliki hak dan kewajiban yang sama.
3. Menyediakan Prasarana Umum/Barang Publik. Agar warga negara mendapat
kemudahan-kemudahan dalam menjalankan kegiatan usaha.
1.4. Peran Pemerintah
Ada tiga peran pemerintah dalam perekonomian yaitu:
1. Alokasi: menyediakan barang dan jasa yang tidak dapat disediakan pasar sesuai
dengan standar pelayanannya. Pada dasarnya sumber daya yang dimiliki suatu negara
adalah terbatas. Pemerintah harus menentukan seberapa besar dari sumber daya yang
3
dimiliki akan dipergunakan untuk memproduksi barang-barang publik, dan seberapa
besar akan digunakan untuk memproduksi barang-barang individu. Pemerintah harus
menentukan jumlah dari barang-barang publik yang diperlukan warganya, seberapa
besar harus disediakan oleh pemerintah, dan seberapa besar yang dapat disediakan
oleh rumah tangga perusahaan.
2. Distribusi: pemerataan pelayanan barang dan jasa. Disamping pemerintah harus
membuat kebijakan-kebijakan agar alokasi sumber daya ekonomi dilaksanakan secara
efisien, pemerintah juga wajib membuat kebijakan-kebijakan agar kekayaan
terdistribusi secara baik dalam masyarakat, misalnya melalui kebijakan:
- Perpajakan:
- Subsidi:
- Pengentasan kemiskinan;
- Transfer penghasilan dari daerah kaya ke daerah miskin;
- Bantuan Pendidikan;
- Bantuan kesehatan, dan lain-lain.
3. Stabilisasi: stabilisasi harga barang dan jasa. Pada pemerintahan modern saat ini,
hampir semua negara menyerahkan roda perekonomiannya kepada pihak
swasta/perusahaan. Pemerintah lebih berperan sebagai stabilisator untuk menjaga agar
perekonomian berjalan normal:
- Menjaga agar permasalahan yang terjadi pada satu sektor perekonomian tidak
merembet ke sektor lain;
- Menjaga agar kondisi perekonomian kondusif;
- Inflasi terkendali;
- Sistem keamanan terjamin;
- Kepastian hukum terjaga.
1.5. Output Barang Publik Vs Output Barang Swasta
Banyaknya barang swasta maupun barang publik yang akan diproduksi dalam suatu
perekonomian tergantung kepada system yang berlaku di negara yang bersangkutan (lihat
gambar di bawah ini:
4
Gambar 1
Alokasi Barang Swasta Dan Barang Publik
Sektor publik pada sumbu vertikal menggambarkan output dari sektor publik yang
diukur dari persen. Privat sektor pada sumbu horisontal menggambarkan output dari
sektor swasta yang diukur dari persen. Pada tititk A adalah titik optimum dengan 75 %
swasta dan 25 % publik. Pada titik B terlalu banyak barang publik sedangkan pada titik
C terlalu banyak barang swasta.
1.6. Kurva Kemungkinan Produksi Sosial
Dalam ilmu ekonomi publik, kurva kemungkinan produksi social adalah grafik
yang menunjukkan kemungkinan produksi barang publik maupun barang swasta yang
dihasilkan dengan menggunakan faktor produksi yang sama dan tetap. Misalnya pada
gambar di bawah, jika semua sumberdaya dialokasikan untuk memproduksi barang
publik, maka jumlah barang publik yang dapat dihasilkan sebanyak Y. Sebaliknya jika
semua sumberdaya digunakan untuk memproduksi barang swasta maka jumlah barang
5
yang diproduksi sebanyak X. Titik A maupun B adalah kombinasi dari berbagai macam
kemungkinan jumlah barang publik maupun barang swasta yang dapat diproduksi.
Gambar 2
Kurva Kemungkinan Produksi
Pada gambar di bawah ini kurva sebelah kiri menunjukkan kurva indeferens bagi
individu A sedangkan kurva yang ada disebelah kanan adalah kurva indeferens bagi
individu B. Apabila individu A menggunakan seluruh pendapatannya untuk membeli
makanan, maka ia akan mendapatkan makanan sebanyak OM0 unit makanan, sedangkan
jika seluruh pendapatannya digunakan untuk membeli pakaian, maka jumlah pakaian
yang didapatkan sebanyak OP0 unit. Sedangkan KA1, KA2 dan KA3 adalah kurva
indeferens bagi individu A. Hal sama juga bagi individu B seperti yang terlihat pada
gambar disebelah kanan.
6
Gambar 3
Kurva Keseimbangan Konsumen
Jumlah pakaian yang ada dalam perekonoian jika diasumsikan hanya ada dua
individu adalah sebanyak OPA+OPB sedang jumlah makanan yang ada dalam
perekonomian tersebut sebanyak OMA+OMB. Jika keseimbangan konsumen B seperti
yang terlihat pada gambar di atas di balik, maka kita akan mendapatkan gambar di bawah
ini:
Gambar 4.
Kurva Keseimbangan Konsumen
7
Gambar diatas berguna jika kita ingin melihat jumlah makanan maupun pakaian
yang dapat diperoleh masing-masing individu. Pada titik T, kurva indeferens individu A
(KA2) berpotongan dengan kurva indeferens individu B (KB3) dimana indiviu A
mendapattkan pakaian sebanyak OAP1 unit sedangkan B sebanyak P1PE unit. Pada titik T,
individu A mendapat makanan sebanyak OAP2 unit sedangkan untuk individu B sebanyak
P2ME unit. Pada titik D konsumen A mempunyai lebih sedikit pakaian dan lebih banyak
makanan dibandingkan pada titik T akan tetapi kepuasan A dititik D lebih besar dari
kepuasan A di titik T yang terletak pada kurva inderefens KA3 dari pada KA2 dan kepuasan
B tidak beubah. Sebaliknya perpindahan posisi dari titik T ke titik F mnyebabkan
kepuasan B lebih besar (KB3 ke KB4) sedangkan kepuasan A tidak berubah, tetap pada
kurva indeferens KA2. Titik optimum terjadi pada titik F dan titik D.
1.7. Kondisi Pareto
Konsumen selalu akan mencari titik kepuasan dimana kurva indeferensnya
menyinggung kurva anggaran P0M0 atau P1M1 pada titik E. Pareto optimal tercapai bila
TPM mereka sama dengan harga relatif yaitu TPMA untuk makanan dan pakaian = TPMB
untuk makakanan dan pakaian
kepuasanmarginalbagimakanankepuasanmarginalbagipakaian =
hargamakananhargapakaian
yang dicapai jika kuva inderefens A menyinggung kurva indeferens B yaitu pada titik D
dan F:
8
Gambar 5
Kurva Kemungkinan Konsumsi
Bentuk kurva kemungkinan kepuasan adalah UA dan UB yang mempunyai sudut
arah negatif. Pada titik F kepuasan B adalah sebesar UB1 (kurva indeferens KA2). Jika A
berusaha meningkatkan kepuasannya pada titik D yaitu dari UA1 ke UA2 maka B harus
berkurang dari UB1 ke UB2. Nilai kuantitatif tidak dapat diberikan pada kepuasan tetapi
KK selalu mempunyai sudut arah yang negatif.
9
1.8. Efisiensi Produsen
Analisis Pareto dapat juga digunakan untuk mengnalisis efisiensi produksi (lihat
gambar di bawah ini)
Gambar 6
Kurva Kemungkinan Konsumsi Besar
Tingkat produksi H1 dapat dicapai dengan menggunakan tanah sebanyak T1 unit
dan tenaga kerja sebanyak B1 yang ditunjukkan oleh titik K. Akan tetapi pada diagram B
tingkat produksi H1 tidak hanya dicapai dengan kombinasi tenaga kerja dan tanah T1B1
tetapi juga dengan T2B2 dan T3B3. Jumlah tenaga kerja yang digunakan dan tingkat
produksi yang dicapai ditentukan oleh besarnya dana yang tersedia (harga tanah dan
tenaga kerja). Dengan upah maupun sewa tertentu sejumlah dana tertentu dapat
digunakan seluruhnya oleh produsen untuk membayar tenaga kerja sebanyak B1 orang
atau semua uang tersebut dapat digunakan untuk menyewa tanah seluas T1 hektar. Kurva
T1B1, T2B2 dan T3B3 adalah kombinasi tenaga kerja dan tanah dengan sejumlah anggaran
tertentu sesuai dengan kemampuan anggaran yang tersedia (lihat gambar di bawah ini)
11
Kondisi keseimbangan produsesn tercapai pada titik persinggungan antara kurva
anggaran dengan KPS pada titik E (lihat gambar 9). Dengan dana tertentu produsen
menghasilkan sebanyak H1 yang menggunakan tenaga kerja sebanyak OBE orang dan
OTE hektar tanah. Misalkan X menghasilkan pakaian dan Y menghasilkan makanan.
Jumlah tenaga kerja yang ada dalam perekonomian seluruhnya sebanyak OXBT orang dan
tanah sebanyak 0XTT unit hektar. Pada titik D tenaga kerja sebanyak OXB1 orang dan
tanah sebanyak OXT1 hektar untuk menghasilkan pakaian KPSX1 (gambar 10).
Perpindahan dari D ke F terjadi pengurangan tanah OXT1 ke OXT2 dan kenaikan tenaga
kerja dari OXB1 ke OXB2.
Gambar 9
Kurva Anggaran
12
Gambar 10
Kurva Keseimbangan Produsen
Perpindahan dari titik D ke titik Fdan titik Q merupakan titik terjauh yang dapat
dicapai oleh masing-masing produsen tanpa merugikan produsen yang lain. Titik P dan
Q adalah pareto efisiensi. Apabila titik titik ini kita hubungkan, kita akan dapatkan kurva
kontrak OXOY. Setiap titik kurva kontrak terjadi persinggungan antara KPSX dan KPSY
yang berarti setiap produsen harus membayar upah tenaga kerja dan sewa tanah yg sama.
Titik pada kurva kontrak dapat diterjemahkan kedalam kurva kemungkinan produksi.
13
Gambar 11
Pareto Optimum pada Produsen
Titik pada setiap kurva kontrak terjadi persinggungan antara KPSX dan KPSY yang
berarati setiap produsen harus membayar upah tenaga kerja dan sewa tanah yang sama
seperti terlihat pada gambar berikut ini
Gambar 12
Kurva Kemungkinan Produksi
14
Analisis selanjutnya adalah bagaimana sistim pasar persaingan sempurna dapat
menentukan jumlah barang (makanan dan pakaian) yang akan dihasilkan oleh produsen
X dan Y dan bagaimana kedua barang tersebut akan didistribusikan ke konsumen A dan
B. Misalkan harga makanan = PM dan harga pakaian PP yang dalam pasar persaingan
sempurna ditentukan eksogen. Nisbah harga 𝑃2/𝑃4 menyebabkan jumlah makanan
yang dihasilkan sebanyak OAM1 dan pakaian sebanyak OAP1.
Gambar 13
Alokasi Optimum Produsen dan Konsumen
15
1. Konsumen akan mencapai kepuasan yang optimal pada:
MRS AX dan Y = MRS BX dan Y = …. = 5657
dimana:
X dan Y = barang konsumsi
P = harga
A dan B = konsumen
2. Konsumen akan mencapai kepuasan yang optimal pada
MRTS DB dan T = MRTS CB dan T = …. = 5859
dimana:
MRTS = Marginal Rate of Tehnical Subtitution
D dan C = Individu Produsen
T dan B = Faktor Produksi
P = Harga
3. Nisbah harga barang konsumsi 5657
menunjukkan berapa jumlah barang X dan Y akan
dihadilkan dalam perekonomian. Jadi pareto optimal dalam perekonmian akan
tercapai, sebab:
MRS AX dan Y = MRS BX dan Y = MRT = 5657
= MRTS DB dan T = MRTS CB dan T = 5859
1.9. Barang Publik
Secara umum jenis barang dapat dibedakan ke dalam barang swasta (private goods)
yaitu barang yang dihasilkan dengan alokasi sumberdaya swasta dan tidak dapat
diperoleh tanpa pengorbanan (rival goods) sedangkan barang publik adalah barang yang
dihasilkan dengan/tanpa alokasi sumber daya dan dapat diperoleh tanpa pengorbanan.
Barang publik mempunyai dua karakteristik: nonrival dan nonexclusive seperti terlihat di
bawah ini:
17
Dalam ilmu ekonomi, barang publik adalah barang yang memiliki sifat non-
rival dan non-eksklusif. Barang publik merupakan barang-barang yang tidak dapat
dibatasi siapa penggunanya dan sebisa mungkin bahkan seseorang tidak perlu
mengeluarkan biaya untuk mendapatkannya. Menurut Prof. Sukanto, barang publik
memiliki ciri khas yaitu tersedianya adalah berkat campur tangan pemerintah dalam
rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa yang relatif murah.
Samuelson mengatakan bahwa barang publik adalah komoditas yang tidak
membebankan biaya kepada masyarakat untuk mengkonsumsinya dan mustahil untuk
mengecualikan (exclude) seseorang untuk mengkonsumsinya. Barang publik secara
kategori dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu barang publik nasional dan barang
publik lokal. Barang Publik Nasional adalah barang publik murni yang memiliki sifat
non excludable, tetapi manfaatnya hanya dapat dinikmati selama berada dalam batas-
batas suatu negara. Barang publik nasional contohnya pertahanan nasional, sistem
hukum, dan pemerintahan yang efisien. Barang Publik Lokal adalah barang publik murni
yang hanya dapat dinikmati dalam lingkup geografis yang cukup sempit. Contoh barang
publik lokal adalah konser amal di area terbuka, pertunjukan kembang api, atau
mercusuar.
Oleh karena itu, barang Pribadi (langka) yaitu:
a. Kepemilikan (hak milik);
b. Jumlah terbatas;
c. Dibutuhkan pengorbanan untuk memilikinya dan
d. Ada kelembagaan (pasar) yang menyeimbangkan permintaan dan persediaan dengan
harga sebagai indikator penyeimbang sedangkan barang publik sumber milik bersama
yaitu:
- Tidak ada kepemilikan (milik semua orang)
- Jumlah tidak terbatas
- Gratis dan
- Tidak ada pasar yang menyeimbangkan permintaan dan persediaan, sehingga
permintaan > persediaan.
Kesulitan yang dihadapi dalam menyediakan barang publik melalui pasar antara
lain karena
18
a. Barang-barang yang sangat dibutuhkan masyarakat, tetapi (sama sekali) tidak
dapat disediakan oleh pasar „pure publik goods‟
b. Free Rider yaitu memanfaatkan barang tanpa harus membayar atau tanpa harus
ikut menanggung biaya pengadaan dan
c. Upaya untuk menyediakan barang publik melalui mekanisme pasar merupakan
kegagalan struktural yang disebabkan oleh sifat nonrivalry dan nonexclusive
atas barang publik.
Sebab-sebab adanya free rider dalam perpajakan antara lain
• Image buruk pajak akibat kasus korupsi yang bermunculan
• Tidak ada kontra-prestasi secara langsung
• Konsep pajak masih belum dimengerti oleh sebagian masyarakat
• Law enforcement yang belum optimal
• Adanya aturan tentang kerahasiaan nasabah bank
LATIHAN
Jawablah secara singkat pertanya berikut ini :
1. Definisi ekonomi Publik
2. Kemukakan kewajiban maupun peran pemerintah dalam perekonomian
3. Apa perbedaaan barang publik dengan barang swasta
EVALUASI
1. Belanja pemerintah yang dilakukan pemerintah pada berbagai infrastruktur di desa
bertujuan untuk:
a. Menekan gejolak petani
b. Menekan biaya produksi
c. Memperbesar perolehan pajak
d. Mengurangi beban subsidi
19
2. Faktor yang diyakini sangat mempengaruhi keberhasilan sistem produksi adalah…
a. Sumber daya manusia
b. Sumber daya alam
c. Besarnya modal yang ada
d. Kebijakan pemerintah
3. Barang dan jasa yang ada di bawah ini adalah termasuk barang dan jasa publik, kecuali
a. Jalan
b. Jembatan
c. Polisi
d. Sepatu
4. Pemerintah pusat menentukan bahwa untuk daerah Toli-toli harus digunakan untuk
usaha tanaman cengkeh. Hal ini menunjukkan perekonomiannya menggunakan sistem
a. Pasar
b. Campuran
c. Komando
d. Negative
5. Pandangan para ahli teori sosialis mengenai terjadinya kesenjangan pendapatan adalah
disebabkan adanya kepemilikan kapital oleh …..
a. Pihak swasta
b. Pemerintah
c. Masyarakat
d. Partai politik
20
REFERENSI
Aronson J. R., Public Finance McGraw-Hill, Inc. Printed in the United of America, 1985 Herber B. P., Modern Public Finance, The Irwin Series in Economics, Fourth Edition
Consulting Editor Lloyd G. Reynolds, The University of Arizona 1979
Mangkoesoebroto G., Ekonomi Publik, Edisi 3, BPFE Yogyakarta 1993 Musgrave, A. R., Musgrave B., Public Finance in Theory and Practice (Keuangan Negara
dalam Teori dan Praktek), Alih Bahasa Alfonsus Sirait, Erlangga 1991
Reksohadiprodjo, S., Ekonomika Publik, Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta 1999 Tope, P., Ekonomi Publik, Universitas Tadulako Press, Palu 2004 Zimmermann, H., Henke, K-D., Finanzwissenschaft, Eine Einführung in die Lehre von
der offenlichen Finanzwissenschaft, 7 auflage, München 1994