Post on 05-May-2023
PENGARUH PARTISIPASI ANAK DALAM PERTANIAN
KENTANG TERHADAP MINAT MELANJUTKAN
KE JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH
(Studi Kasus di Desa Dieng Kecamatan Kejajar
Kabupaten Wonosobo Tahun 2013)
SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Agustina Ridhowati
NIM. 3201409095
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang panitia ujian skripsi
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 23 Februari 2012
Penguji Utama
Ariyani Indrayati, S. Si, M. Sc NIP. 197806132005012005
Penguji I
Drs. Sunarko, M. Pd NIP. 195207181980031003
Penguji II
Drs. Tukidi, M. Pd NIP. 195403101983031002
Mengetahui Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Dr. Subagyo, M. Pd NIP. 19510808 1980031003
iii
PERNYATAAN
Penyusun menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar
hasil karya sendiri dan bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian
ataupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi
pendidikan geografi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila
dikemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang
lain, maka penyusun bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Semarang, Juni 2013
Agustina Ridhowati NIM. 3201409095
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” (QS. Al Insyirah : 6).
2. Mencari ilmu seperti ibadah, mengungkapkannya bagaikan bertasbih,
penelitiannya bagaikan berjihat, mengejarnya bagaikan sedekah dan
memikirkannya bagaikan berpuasa (Ibnu Adz Bin Jabbal, Syufi Muslim).
3. Selalu maju untuk langkah pertama dan terus maju hingga langkah terakhir
(Agustina Ridhowati).
4. Terkadang kita sedih, kecewa dan terluka tapi itu semua hanyalah belokan
bukanlah jalan buntu dan Allah tersenyum disana karena Dia sedang merajut
hal terbaik untuk kita (Agustina Ridhowati).
PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk :
1. Kedua orang tuaku tercinta, Ibu Suprihati dan Bapak Paikun Suprawoto yang berjuang untukku dan tak hentinya memberikan kasih sayang, dukungan, arahan dan do’a untuk keberhasilanku.
2. Mas-masku dan adikku, mas Setyo Wibowo, mas Warih Sudrajat dan adek Muhammad Haryadi yang selalu mendukungku selama ini.
3. Sahabatku, Ruli, Reka, Pika, Anisa, Dyah, Indah, Deni dan Kemoceng yang selalu membantu dan memberiku semangat serta motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Teman-teman Pendidikan Geografi 2009 yang saling berdampingan, berjuang dan tertawa bersama.
5. Almamaterku UNNES, yang telah memberiku banyak pengetahuan dan pengalaman hidup yang tak ternilai harganya.
v
PRAKATA
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh
Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang terhadap Minat Melanjutkan ke Jenjang
Pendidikan Menengah (Studi Kasus di Desa Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten
Wonosobo Tahun 2013).”
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah
banyak membantu baik motivasi, moral dan material kepada penyusun. Oleh
sebab itu, dalam kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi strata satu di
Universitas Negeri Semarang;
2. Dr. Subagyo, M. Pd. Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang telah memberikan
kemudahan administrasi dalam perjanjian penelitian;
3. Drs. Apik Budi Santoso, M. Si. Ketua Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial,
Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan administrasi
dalam menyelesaikan skripsi ini;
4. Drs. Sunarko, M. Pd. Dosen pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, arahan dan saran kepada penyusun selama penyusunan skripsi ini;
5. Drs. Tukidi, M. Pd. Dosen pembimbing II sekaligus sebagai Dosen Wali yang
telah memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada penyusun selama
penyusunan skripsi dan selama menuntut ilmu di bangku kuliah;
6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang khususnya
Dosen Jurusan Pendidikan Geografi yang telah memberikan ilmu yang tidak
ternilai harganya dan mudah-mudahan dapat menjadi ilmu yang bermanfaat
bagi penyusun;
7. Untuk Bu Kus dan seluruh staf Jurusan Geografi yang telah banyak membantu
dalam administrasi dan memberikan informasi;
vi
8. Mahasiswa Pendidikan Geografi Angkatan 2009, terimakasih atas rasa berbagi
dan kerjasamanya;
9. Kedua orang tuaku tercinta dan keluargaku yang telah memberikan doa
terbaiknya untukku;
10. Apresiasi khusus penulis berikan untuk Ruli, Reka, Pika, Anisa, Dyah, Indah,
Deni dan Kemoceng atas cinta dan persahabatan yang tak terlupakan.
11. Bapak Mardi Yuwono. Kepala Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten
Wonosobo yang telah memberikan ijin penelitian dan membantu
terlaksananya penelitian ini;
12. Anak-anak di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo yang
telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini;
13. Penduduk Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo yang telah
bersedia menjadi informan dalam penelitian ini;
14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat peneliti sebutkan satu persatu.
Penyusun menyadari akan segala keterbatasan dan kekurangan. Maka
semua saran dan kritik sangatlah diharapkan demi kesempurnaan skripsi
ini.Harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi diri penyusun pada
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Semarang, 23 Juni 2013
Penyusun
vii
SARI
Ridhowati, Agustina. 2013. Pengaruh Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang terhadap Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah (Studi Kasus di Desa Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo Tahun 2013. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Drs. Sunarko, M. Pd. Pembimbing II Drs. Tukidi, M. Pd. Kata Kunci: Partisipasi, Pertanian Kentang, Minat Berpendidikan
Salah satu permasalahan yang tengah dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya tingkat pendidikan penduduk. Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, KabupatenWonosobo adalah sebagian kecil dari bagian besar daerah yang mengalami permasalahan pendidikan tersebut. Berhubungan dengan hal tersebut penulis ingin meneliti tentang pengaruh partisipasi anak dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui profil pertanian kentang di Desa Dieng, 2) Mengetahui seberapa besar partisipasi anak pada usia 16 - 18 tahun dalam pertanian kentang di Desa Dieng, 3) Mengetahui seberapa besar minat anak usia 16 - 18 tahun untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di Desa Dieng, 4) Mengetahui adakah pengaruh antara partisipasi anak dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang pedidikan menengah di Desa Dieng.
Populasi dalam penelitian ini adalah anak berusia 16 - 18 tahun yang telah tamat SMP dan belum melanjutkan ke SMA yang berjumlah 47 anak. Seluruh populasi digunakan sebagai sampel karena responden kurang dari 100 orang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Variabel dalam penelitian ini adalah: 1) Profil pertanian di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, 2) Tingkat partisipasi anak usia 16 - 18 tahun dalam pertanian kentang di Desa Dieng, 3) Tingkat minat anak usia 16 - 18 tahun untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di Desa Dieng, 4) Ada tidaknya pengaruh partisipasi anak dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di Desa Dieng dan berapa besar pengaruhnya. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan angket dan wawancara. Analisis data menggunakan metode analisis deskriptif persentase yaitu untuk mendeskripsikan variabel-variabel dalam penelitian ini, analisis regresi linier sederhana untuk mengetahui adakah pengaruh dari variabel (X) terhadap variabel (Y) dan uji hipotesis yang terdiri dari uji F dan uji R2.
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan deskriptif presentase tingkat partisipasi anak di dalam pertanian kentang adalah 70,7% dan termasuk dalam kategori tinggi. Dapat dikatakan bahwa sebagian besar anak usia 16 - 18 tahun di Desa Dieng sangat berpartisipasi dalam kegiatan pertanian kentang, sedangkan tingkat minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah adalah 56,7% dan termasuk dalam kategori rendah. Berdasarkan analisis regresi sederhana diperoleh persamaan sebagai berikut: Y = 40,010 - 0,254 X. Persamaan regresi tersebut mempunyai makna sebagai berikut: 1) Konstanta = 40,010 (jika
viii
variabel partisipasi anak dalam pertanian kentang dianggap sama dengan nol, maka variabel minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah sebesar 40,010), 2) Koefisien X = - 0,254 (jika variabel partisipasi anak dalam pertanian kentang mengalami kenaikan sebesar satu poin maka akan menyebabkan penurunan variabel minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah sebesar 0,254). Hasil pengujian statistik dengan SPSS pada variabel X diperoleh nilai Fhitung = 51,727 > F tabel = 2,43 dengan sig = 0,00 < 0,05, jadi H0ditolak. Ini berarti variabel partisipasi anak dalam pertanian kentang secara statistik berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah. Selanjutnya uji koefisien determinasi diperoleh nilai Adjusted r2 = 0,524 atau 52,4% sehingga besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y sebesar 52,4%. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa partisipasi anak dalam pertanian kentang berpengaruh terhadap minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah secara simultan, namun pengaruh tersebut bersifat negatif karena semakin tinggi partisipasi anak dalam pertanian kentang maka semakin rendah minat anak untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah.
Berdasarkan simpulan penelitian maka disarankan: 1) Menurunkan tingkat partisipasi yang tinggi dengan meningkatkan peran orangtua untuk membatasi waktu anak membantu dalam bertani kentang, 2) Menaikkan tingkat minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah yang rendah salah satunya dengan mengadakan penyuluhan oleh pemerintah terhadap orangtua dan anak, yaitu penyuluhan tentang pentingnya pendidikan untuk anak dan dunia kerja di masa sekarang dan masa depan. Penyuluhan tersebut dilakukan di waktu luang anak saat membantu bertani. Sehingga diharapkan dari penyuluhan tersebut dapat meningkatkan ketertarikan, keinginan dan tindakan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................... ii
PERNYATAAN ......................................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ iv
PRAKATA ................................................................................................. v
SARI ........................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 8
E. Penegasan Istilah ............................................................................... 9
F. Sistematika Penulisan Skripsi ............................................................ 14
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori .................................................................................. 17
1. Partisipasi ...................................................................................... 17
2. Anak .............................................................................................. 27
3. Pertanian Kentang ......................................................................... 28
4. Minat ............................................................................................. 44
5. Jenjang Pendidikan Menengah ..................................................... 57
B. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 65
C. Kerangka Berfikir .............................................................................. 69
D. Hipotesis ............................................................................................ 70
x
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian ............................................................................... 71
B. Populasi dan Sampel ......................................................................... 71
1. Populasi ......................................................................................... 71
2. Sampel ........................................................................................... 71
C. Variabel Penelitian ........................................................................... 72
1. Variabel Bebas (Independent) ....................................................... 73
2. Variabel Terikat (Dependent) ....................................................... 73
D. Metode dan Alat Pengumpulan Data ................................................ 74
1. Metode Angket .............................................................................. 74
2. MetodeWawancara ....................................................................... 76
E. Uji Instrumen Penelitian .................................................................... 77
1. Validitas ........................................................................................ 77
2. Reliabilitas .................................................................................... 80
A. Metode Analisis Data ....................................................................... 82
1. Deskriptif Persentase .................................................................... 82
2. Uji Prasyarat Regresi Linier Sederhana ........................................ 83
3. Analisis Regresi Linier Sederhana ................................................ 85
4. Pengujian Hipotesis Penelitian ..................................................... 86
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................................. 88
1. Kondisi Umum Daerah Penelitian ................................................ 88
2. Profil Pertanian Kentang di Desa Dieng ....................................... 95
3. Deskriptif Persentase Variabel Penelitian .................................... 107
4. Uji Prasyarat Regresi Linier Sederhana ........................................ 138
5. Analisis Regresi Linier Sederhana ................................................ 144
6. Pengujian Hipotesis Penelitian ..................................................... 145
B. Pembahasan ....................................................................................... 147
BAB V. PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................................ 158
B. Saran .................................................................................................. 159
xi
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 161
LAMPIRAN ............................................................................................... 164
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1. Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni ..................... 4
1.2. Pendapatan Kecamatan Kejajar dan Pendapatan Kabupaten
Wonosobo .......................................................................................... 6
3.1. Populasi Penelitian ........................................................................... 71
3.2. Hasil Uji Validitas Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang......... 79
3.3. Hasil Uji Validitas Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan
Menengah .......................................................................................... 80
3.4. Reliabilitas Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang dan Minat
Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah ................................ 81
3.5. Kriteria Deskriptif Persentase ........................................................... 82
4.1. Penduduk Menurut Kelompok Umur Desa Dieng ............................ 90
4.2. Mata Pencaharian Penduduk Desa Dieng ......................................... 92
4.3. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Desa Dieng ........................ 93
4.4. Jumlah Keluarga Berdasarkan Luas Lahan yang digunakan untuk
Bertani Kentang ................................................................................. 96
4.5. Jumlah Keluarga Berdasarkan Kepemilikan Lahan yang digunakan
untuk Bertani Kentang ....................................................................... 96
4.6. Jumlah Keluarga Berdasarkan Status Pekerjaan Orangtua di dalam
Pertanian Kentang .............................................................................. 97
4.7. Jumlah Keluarga Berdasarkan Waktu yang digunakan Orangtua
untuk Bertani Kentang selama Sehari ............................................... 98
4.8. Jumlah Keluarga Berdasarkan Pemasaran Kentang .......................... 99
4.9. Distribusi Variabel Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang ........ 108
4.10. Distribusi Partisipasi dalam Persiapan ............................................. 110
4.11. Distribusi Partisipasi dalam Penanaman .......................................... 112
4.12. Distribusi Partisipasi dalam Pemeliharaan ........................................ 114
4.13. Distribusi Partisipasi dalam Pemupukan ........................................... 116
4.14. Distribusi Partisipasi dalam Pengairan .............................................. 118
xiii
4.15. Distribusi Partisipasi dalam Perlindungan dari Hama dan Penyakit . 120
4.16. Distribusi Partisipasi dalam Panen .................................................... 122
4.17. Distribusi Partisipasi dalam Pemasaran ............................................. 124
4.18. Deskriptif Persentase Indikator dari Variabel Partisipasi Anak
dalam Pertanian Kentang ................................................................... 126
4.19. Deskriptif Persentase Penanaman ...................................................... 127
4.20. Deskriptif Persentase Pengairan ........................................................ 128
4.21. Distribusi Variabel Minat Melanjutka ke Jenjang Pendidikan
Menengah .......................................................................................... 129
4.22. Distribusi Ketertarikan ...................................................................... 131
4.23. Distribusi Keinginan ......................................................................... 132
4.24. Distribusi Tindakan ........................................................................... 134
4. 25. Deskriptif Persentase Indikator dari Variabel Minat Melanjutkan
ke Jenjang Pendidikan Menengah ..................................................... 136
4.26. Deskriptif Persentase Keinginan ....................................................... 137
4.27. Deskriptif Persentase Tindakan ......................................................... 138
Tabel Halaman
4.28. Hasil Uji Normalitas .......................................................................... 139
4.29. Hasil Uji Homogenitas ...................................................................... 142
4.30. Hasil Uji Linieritas ............................................................................ 143
4.31 Hasil Persamaan Regresi Linier Sederhana ...................................... 144
4.32. Hasil Uji F atau Uji Friedman ............................................................ 145
4.33. Hasil Uji R2 atau Uji Koefisien Determinasi ..................................... 146
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Kerangka Berpikir (Bagan pengaruh variabel X terhadap variabel
Y) ....................................................................................................... 70
4.1. Peta Administrasi Desa Dieng ........................................................... 94
4.2. Diagram Batang Deskriptif Persentase Tingkat Partisipasi Anak
dalam Pertanian Kentang ................................................................... 109
4.3. Diagram Batang Deskriptif Persentase Persiapan ............................. 112
4.4. Diagram Batang Deskriptif Persentase Penanaman .......................... 114
4.5. Diagram Batang Deskriptif Persentase Pemeliharaan ....................... 116
4.6. Diagram Batang Deskriptif Persentase Pemupukan .......................... 117
4.7. Diagram Batang Deskriptif Persentase Pengairan ............................. 119
4.8. Diagram Batang Deskriptif Persentase Perlindungan dari Hama dan
Penyakit ............................................................................................. 122
4.9. Diagram Batang Deskriptif Persentase Panen .................................... 124
4.10. Diagram Batang Deskriptif Persentase Pemasaran ........................... 126
4.11. Diagram Batang Deskriptif Persentase Tingkat Minat Melanjutkan
ke Jenjang Menengah Atas ................................................................ 130
4.12. Diagram Batang Deskriptif Persentase Ketertarikan ......................... 132
4.13. Diagram Batang Deskriptif Persentase Keinginan ............................ 134
4.14. Diagram batang Deskriptif Persentase Tindakan .............................. 135
4.15. Grafik Uji Normalitas ........................................................................ 140
4.17. Grafik Uji Homogenitas .................................................................... 141
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Responden ............................................................................... 164
2. Instrumen Penelitian ........................................................................... 166
3. Tabel Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Partisipasi Anak dalam
Pertanian Kentang ................................................................................ 178
4. Tabel Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Minat Melanjutkan ke
Jenjang Pendidikan Menengah............................................................. 179
5. Perhitungan Validitas Angket Penelitian Partisipasi Anak dalam
Pertanian Kentang ................................................................................ 180
6. Perhitungan Reliabilitas Angket Penelitian Partisipasi Anak dalam
Pertanian Kentang ................................................................................ 181
7. Perhitungan Validitas Angket Penelitian Minat Melanjutkan ke
Jenjang Pendidikan Menengah............................................................. 182
8. Perhitungan Reliabilitas Angket Penelitian Minat Melanjutkan ke
Jenjang Pendidikan Menengah............................................................. 183
9. Klasifikasi Deskriptif Persentase dari Penskoran Instrumen
Penelitian .............................................................................................. 184
10. Skor Variabel Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang .................. 188
11. Skor Variabel Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah . 190
12. Skor Indikator Persiapan ...................................................................... 192
13. Skor Indikator Penanaman ................................................................... 193
14. Skor Indikator Pemeliharaan ................................................................ 194
15. Skor Indikator Pengairan ..................................................................... 195
16. Skor Indikator Pemupukan................................................................... 196
17. Skor Indikator Pelindungan dari Hama dan Penyakit .......................... 197
18. Skor Indikator Panen ............................................................................ 198
19. Skor Indikator Pemasaran .................................................................... 199
20. Skor Indikator Ketertarikan ................................................................. 200
21. Skor Indikator Keinginan ..................................................................... 201
xvi
22. Skor Indikator Tindakan ...................................................................... 202
23. Gambaran Pertanian Kentang di Desa Dieng ...................................... 203
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu bidang yang harus diutamakan oleh
setiap negara, sebab masalah pendidikan adalah masalah yang menyangkut
kehidupan masa depan suatu bangsa. Pendidikan merupakan suatu upaya
dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian dan
keterampilan sesuai dengan tuntutan pembangunan bangsa, dimana kualitas
suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Perwujudan
masyarakat yang berkualitas tersebut menjadi tanggung jawab pendidikan
terutama dalam menyiapkan peserta didik menjadi subjek yang semakin
berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri dan
profesional pada bidang masing-masing.
Menurut Hamalik (2005:11), pendidikan adalah suatu proses dalam
rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik
mungkin dengan lingkungannya. Dengan demikian berarti pendidikan akan
menimbulkan perubahan dalam diri peserta didik yang memungkinkannya
untuk mempunyai peran penting dalam kehidupan masyarakat. Hal tersebut
sesuai dengan tujuan pendidikan yang tertuang dalam Undang-Undang No.
20 Tahun 2003 Pasal 3 yang menjelaskan tentang Fungsi dan Tujuan
Pendidikan yang berbunyi: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serba peradaban bangsa yang bermartabat
2
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”. Lingkungan mempunyai peran yang amat penting yang
dapat mengarahkan kepada dua akibat. Akibat itu ialah apakah lingkungan itu
akan memberikan tempat berkembangnya kemungkinan-kemungkinan jelek
ataukah akan membantu menolong kepada pembentukan pribadi yang tinggi
(Partowisastro, 1983:42).
Lingkungan menjadi wadah bagi anak untuk mengekspresikan bakat
dan kemampuannya, namun lingkungan juga dapat membuat adanya
penyimpangan dalam pertumbuhan anak, lingkungan yang baik juga dapat
berdampak negatif jika tidak disertai dengan dorongan dan bimbingan dari
orangtua, keluarga dan masyarakat.
Kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Desa Dieng Kecamatan
Kejajar sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan alam setempat. Desa
Dieng terletak di dataran tinggi vulkanik yang mana tanahnya sangat subur
untuk bercocok tanam. Kebanyakan dari mereka enggan bermigrasi, hal ini
dikarenakan lahan di daerah ini sangat subur sehingga menguntungkan bagi
bidang pertanian. Sebagian masyarakat memiliki mata pencaharian pada
pertanian kentang dengan pola pikir yang sederhana (Setyowati dan Hardati,
2009:37). Salah satu permasalahan pendidikan adalah upaya peningkatan
mutu pendidikan, baik dari jenjang Sekolah Dasar sampai pada jenjang
3
Perguruan Tinggi. Faktor extern yang mempengaruhi belajar antara lain
adalah pengaruh kegiatan anak dalam masyarakat. Kegiatan anak dalam
masyarakat dapat menguntungkan pada perkembangan pribadinya. Tetapi jika
anak ambil bagian dalam kegiatan masyarakat yang terlalu banyak, misalnya
berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan dan lainnya, maka
belajarnya akan terganggu, terlebih jika tidak bijaksana dalam mengatur
waktu (Slameto, 2010:70). Jadi pada dasarnya lingkungan sangat berpengaruh
bagi perkembangan pribadi anak tetapi dalam mengikuti kegiatan di dalam
masyarakat harus dibatasi sesuai dengan umur, kemampuan dan
intensitasnya, sehingga tidak mengganggu kegiatannya dalam belajar.
Dalam melihat tingkat pendidikan di Kecamatan Kejajar, penelitian
ini menggunakan data Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi
Murni (APM). Angka Partisipasi Kasar (APK) menunjukkan tingkat
partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. Angka
Partisipasi Kasar (APK) merupakan indikator untuk mengukur daya serap
penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan. Sedangkan
Angka Partisipasi Murni (APM) menunjukkan partisipasi penduduk usia
sekolah di tingkat pendidikan tertentu. Kecamatan Kejajar mempunyai APK
dan APM jenjang SMA yang lebih rendah dibandingkan dengan APK dan
APM Kabupaten Wonosobo. Sebagai gambaran untuk mengetahui tingkat
pendidikan di Kecamatan Kejajar dalam penelitian ini dicantumkan data
Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) pada
jenjang SMA di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo pada tabel. 1. 1.
4
Tabel. 1. 1 Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) Sekolah Menengah Atas Kecamatan Kejajar dan Kabupaten Wonosobo.
Daerah Angka Partisipasi Kasar
(APK) Angka Partisipasi Murni
(APM) L P L+P L P L+P
Kecamatan Kejajar 30,65 33,46 31,93 17,96 20,74 19,23
Kabupaten Wonosobo 39,20 41,65 41,50 25,20 25,53 26,07
Sumber: BPS Kabupaten Wonosobo Tahun 2011
Berdasarkan data Angka Partisipasi Kasar (APK) Kecamatan Kejajar
pada jenjang SMA anak laki-laki memiliki Angka Partisipasi Kasar (APK)
sebesar 30,65 dan anak perempuan memiliki Angka partisipasi Kasar (APK)
sebesar 33,46. Sedangkan Angka Partisipasi Kasar (APK) di Kabupaten
Wonosobo untuk anak laki-laki sebesar 39,20 dan Angka Partisipasi Kasar
(APK) untuk anak perempuan sebesar 41,65. Dari gambaran pada tabel 1.1
sudah jelas dapat disimpulkan bahwa Angka Partisipasi Kasar (APK) di Desa
Dieng Kecamatan Kejajar masih sangat rendah dibandingkan dengan Angka
Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Wonosobo, sedangkan Angka Partisipasi
Kasar (APK) Kabupaten Wonosobo sebagai patokan atau pedoman dari
standar pendidikan untuk semua Kecamatan di Kabupaten Wonosobo.
Angka Partisipasi Murni (APM) SMA Kecamatan Kejajar untuk
anak laki-laki sebesar 17,96 dan Angka Partisipasi Murni (APM) untuk anak
perempuan sebesar 20,74. Sedangkan Angka Partisipasi Murni (APM) di
Kabupaten Wonosobo untuk anak laki-laki sebesar 25,20 dan untuk anak
perempuan sebesar 25,53. Demikian pula halnya dengan Angka Partisipasi
Kasar (APK), dapat disimpulkan pula bahwa Angka Partisipasi Murni (APM)
5
di Desa Dieng Kecamatan Kejajar di bawah dari Angka Partisipasi Murni
(APM) Kabupaten Wonosobo (Iskandar, 2012:17). Rendahnya APK dan
APM di Kecamatan Kejajar salah satunya juga dipengaruhi oleh keterbatasan
jumlah sekolah. Di Kecamatan Kejajar hanya terdapat 1 SMA yaitu SMA NU
Kejajar. Menghadapi hal tersebut pemerintah perlu memperhatikan lebih
besar terhadap masalah pendidikan terutama mengenai input dan output
fungsi pendidikan, penyelenggaraan pendidikan serta keterlibatan masyarakat
atau orangtua pada pendidikan anak.
Berdasarkan data kependudukan Desa Dieng Kecamatan Kejajar
banyak sekali anak yang usianya setara dengan jenjang Sekolah Dasar dan
Sekolah Menengah yang putus sekolah. Berdasarkan observasi terdapat
beberapa penyebab yang mengakibatkan besarnya angka putus sekolah di
Desa Dieng antara lain adalah keinginan anak untuk menjadi TKI, menjadi
pedagang souvenir, telah memiliki pekerjaan, karena kenakalan remaja, serta
keinginan membantu orangtua untuk bertani. Beberapa alasan tersebut sangat
mempengaruhi perkembangan dan kelangsungan pendidikan anak. Pertama,
keinginan untuk menjadi TKI karena tergiur dengan pendapatan yang besar
dan dapat menghidupi keluarga. Kedua, anak tidak sekolah karena menjual
souvenir. Mereka menjual souvenir untuk wisatawan yang datang berkunjung
untuk berwisata di Dataran Tinggi Dieng. Ketiga, karena anak ingin bekerja
atau sudah mempunyai pekerjaan. Pekerjaan ini berupa pekerjaan ringan
seperti membantu di bengkel, membantu orangtua di warung. Keempat,
kenakalan remaja, yaitu keinginan anak untuk berhenti sekolah atau tidak
6
melanjutkan sekolah karena ingin bermain dan tidak mempunyai beban.
Kelima, keinginan anak untuk membantu orangtua untuk bertani. Karena
pertanian di Desa Dieng sangat menonjol, bahkan dapat dikatakan sumber
penghasilan dan mata pencaharian utama penduduk Desa Dieng adalah dari
bertani. Pertanian di Desa Dieng meliputi beberapa tanaman, antara lain
adalah tanaman kentang, bawang daun dan kol atau kubis, sedangkan
pertanian tanaman sayuran tersebut sangat membutuhkan perawatan yang
intensif. Sehingga membutuhkan lebih banyak waktu dan tenaga untuk
merawatnya. Penelitian ini hanya mengkaji keikutsertaan anak di dalam
pertanian kentang. Pertanain kentang merupakan suatu kebiasaan dan budaya
bagi penduduk Desa Dieng. Keikutsertaan anak di dalam pertanian kentang
meliputi membantu orangtua di dalam proses pertanian kentang, sedangkan
proses partanian tersebut mencakup banyak tahap dari kegiatan penanaman
sampai pada kegiatan pemasaran. Pendapatan daerah Kecamatan Kejajar dan
Kabupaten Wonosobo dapat dilihat pada tabel 1.2.
Tabel. 1. 2 Pendapatan Kecamatan Kejajar dan Pendapatan Kabupaten Wonosobo
Daerah Tahun 2010 Tahun 2011
Kecamatan Kejajar 1.732.613.000 1.705.221.400 Kabupaten Wonosobo 2.530281.700 2.524873.600
Sumber: BPS Kabupaten Wonosobo Tahun 2011
Secara umum kondisi ekonomi masyarakat di Kecamatan Kejajar
tinggi tetapi justru tingkat pendidikan di Kecamatan Kejajar rendah, hal
tersebut memperlihatkan kondisi ekonomi tidak berbanding lurus dengan
kondisi pendidikannya.
7
Berdasarkan uraian diatas, maka penyusun mengambil judul
penelitian “PENGARUH PARTISIPASI ANAK DALAM PERTANIAN
KENTANG TERHADAP MINAT MELANJUTKAN KE JENJANG
PENDIDIKAN MENENGAH (STUDI KASUS DI DESA DIENG
KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2013)”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penelitian
ini merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah profil pertanian kentang di Desa Dieng?
2. Seberapa besar partisipasi anak pada usia 16 - 18 tahun dalam pertanian
kentang di Desa Dieng?
3. Seberapa besar minat anak usia 16 - 18 tahun untuk melanjutkan ke
jenjang pendidikan menengah di Desa Dieng?
4. Adakah pengaruh partisipasi anak dalam pertanian kentang terhadap minat
melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di Desa Dieng?
C. Tujuan Penelitian
Penentuan tujuan tak kalah penting dengan langkah-langkah
penelitian yang digunakan karena tujuan itu akan memberikan arahan pada
kegiatan penelitian yang dilaksanakan. Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui profil pertanian kentang di Desa Dieng.
2. Mengetahui seberapa besar partisipasi anak pada usia 16 - 18 tahun dalam
pertanian kentang di Desa Dieng.
8
3. Mengetahui seberapa besar minat anak usia 16 - 18 tahun untuk
melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di Desa Dieng.
4. Mengetahui adakah pengaruh antara partisipasi anak dalam pertanian
kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang pedidikan menengah di
Desa Dieng.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Secara Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi aktivitas akademik dalam
bidang pendidikan geografi, khususnya tentang pengaruh partisipasi
anak dalam pertanian kentang terhadap minat anak melanjutkan ke
jenjang pendidikan menengah.
b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk penelitian
selanjutnya di bidang pendidikan geografi dengan menambah variabel
lain yang berhubungan dengan partisipasi anak dalam pertanian
kentang dan minat anak melanjutkan ke jenjang pendidikan
menengah.
c. Penelitian ini dapat dijadikan rujukan dan sebagai literatur dalam
pelaksanaan penelitian yang relevan dimasa yang akan datang di
bidang ilmu geografi.
9
2. Manfaat Secara Praktis
a. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan
ilmu dan menambah wawasan dalam mengaplikasikan teori yang telah
didapat di bangku kuliah pendidikan geografi dan sebagai sumbangan
untuk pendidikan nasional.
b. Bagi Orangtua
Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pengaruh
lingkungan sekitar terhadap pendidikan anak sehingga para orang tua
dapat mengarahkan anaknya ke arah yang positif dan kegiatan yang
sesuai usianya.
E. Penegasan Istilah
Agar tidak menimbulkan salah pemahaman dan penafsiran maka
perlu diberikan penegasan dari judul sebagai berikut:
1. Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang
a. Partisipasi
Di dalam penelitian ini pengertian partisipasi adalah sebagai
suatu keikutsertaan dan peranserta anak pada pertanian kentang.
Partisipasi anak berupa partisipasi tenaga dan pikiran. Partisipasi
tersebut meliputi dari proses penanaman kentang sampai pada proses
pemasaran kentang. Partisipasi anak dalam kegiatan pertanian kentang
diukur melalui intensitas bekerja anak dalam kegiatan pertanian
kentang.
10
Indikator dari variabel partisipasi anak dalam pertanian kentang
yang diteliti di dalam penelitian ini meliputi: partisipasi dalam
persiapan, partisipasi dalam penanaman, partisipasi dalam
pemeliharaan, partisipasi dalam pemupukan, partisipasi dalam
pengairan, partisipasi dalam perlindungan dari hama dan penyakit,
partisipasi dalam panen, partisipasi dalam pemasaran (Herawati,
2012:95). Dalam mengukur partisipasi digunakan teknik deskriptif
persentase dengan memberikan skor 1 sampai 4. Pilihan jawaban
responden meliputi: tidak pernah, kadang-kadang, sering dan selalu.
Kemudian hasil jawaban responden diklasifikasikan dalam 4 kelas,
yaitu: Sangat Rendah (SR), Rendah (R), Tinggi (T), Sangat Tinggi
(ST) (Azwar,2012:105).
b. Anak
Definisi anak di dalam penelitian ini adalah setiap anak pada
usia 16 - 18 tahun yang telah lulus SMP dan belum masuk SMA serta
membantu dalam pertanian kentang di Desa Dieng. Seperti yang
terurai dalam Undang-Undang Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2002
yang berbunyi: “Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha
Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia
seutuhnya”. Definisi anak pada Pasal 1 disebutkan bahwa yang
dimaksud dengan “Seorang anak adalah seseorang yang belum berusia
18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam
kandungan”. Lebih khususnya yang dimaksud anak di dalam penelitian
11
ini bukan semua anak yang berumur dibawah 18 tahun tetapi dibatasi
pada semua anak yang berumur 16 - 18 tahun.
c. Pertanian Kentang
Pertanian mencakup arti yang sangat luas, tetapi di dalam
penelitian ini arti pertanian hanya mengkaji perlakuan terhadap lahan.
Perlakuan terhadap lahan di sini berupa pengolahan lahan pertanian.
Pengelolaan lahan pertanian tersebut dilakukan untuk pertanian
sayuran yang diambil akarnya, yaitu kentang. Tanaman kentang di
Desa Dieng merupakan komoditas unggulan dan dibudidayakan
selama bertahun-tahun.
Dalam pertanian kentang meliputi banyak kegiatan. Sedangkan
keikutsertaan anak di dalam kegiatan-kegiatan tersebut berbeda-beda
intensitasnya antara kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lainnya.
Kegiatan-kegiatan yang terdapat di dalam pertanian kentang meliputi:
persiapan (pembajakan lahan, pencangkulan/penggaruan lahan,
pembuatan bedengan/larikan), penanaman (pencarian bibit kentang,
pembuatan lubang mulsa, penanaman bibit), pemeliharaan
(penyulaman atau mengganti bibit yang mati dengan bibit yang baru,
penyiangan atau pencabutan gulma, pembumbunan atau pengangkatan
tanah yang longsor pada bedengan, pemangkasan bunga), pemupukan
susulan (pembelian pupuk, pengoplosan pupuk, pemupukan),
pengairan (pembuatan saluran pipa pengairan, pencarian sumber air
untuk pengairan), perlindungan hama (pembelian obat anti hama,
12
penyemprotan/penyebaran obat anti hama), panen (pencabutan
kentang, pembawaan hasil panen ke tempat dikumpukannya kentang),
pasca panen/pemasaran (penjualan, pemasaran ke luar daerah).
Jenis pertanian pada penelitian ini disesuaikan dengan teori
Banowati dan Sriyanto (2011:43) yang menjelaskan pertanian dibagi
menjadi 2 yaitu pertanian dalam arti sempit dan dalam arti luar.
Pertanian di dalam penelitian ini termasuk pada pertanian dalam arti
sempit karena termasuk kegiatan perlakuan terhadap lahan untuk
menghasilkan produk yang diusahakan dalam skala kecil atau bersifat
keluarga. Hal ini didukung pula oleh Banowati dan Sriyanto (2011:43)
tentang pengertian pertanian kentang yang dibagi menjadi 4 yaitu: 1)
sebagai proses produksi, 2) pertanian atau pengusahaan, 3) tanah
tempat usaha, 4) usaha pertanian (farm business). Dengan demikian
pertanian dalam penelitian ini termasuk dalam pertanian sebagai
kegiatan proses produksi.
2. Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah
a. Minat
Arti minat dalam penelitian ini mengandung pengertian
keinginan anak yang besar akan suatu kegiatan, dengan memberikan
keikutsertaan, konsentrasi, perhatian dan rasa senang pada suatu
kegiatan tersebut. Tetapi pada penelitian ini membatasi minat yaitu
hanya pada kemauan anak untuk melanjutkan sekolah (jenjang
pendidikan menengah). Minat untuk melanjutkan sekolah dimiliki
13
anak apabila seorang anak tersebut memiliki rasa senang, perhatian,
konsentrasi dan kesadaran terhadap pentingnya pendidikan. Kemudian
anak akan mengekspresikan minatnya pada suatu kegiatan, yang di
dalam penelitian ini kegiatan yang difokuskan adalah melanjutkan ke
jenjang pendidikan menengah.
Indikator minat yang diteliti di dalam penelitian ini meliputi:
ketertarikan (interest), keinginan (desire) dan tindakan (action)
(Jefkins,1994:241). Menurut Azwar (2012:105) minat merupakan
variabel sikap yang seharusnya di deskripsikan secara kualitatif, tetapi
minat juga dapat diukur dengan menggunakan suatu skala sikap yang
berwujud kumpulan-kumpulan pernyataan sikap yang ditulis, disusun
dan dianalisis sedemikian rupa sehingga respon seseorang terhadap
pernyataan tersebut dapat diberi angka atau skor dan kemudian dapat
diinterpretasikan. Dalam mengukur minat digunakan skala likert, yang
di dalam pengukurannya terdapat dua jenis pernyataan yaitu favorable
(pernyataan yang benar) dan unfavorable (pernyataan tidak benar).
Pernyataan favorable pemberian skor bergerak dari 4 sampai 1,
sebaliknya pernyataan unfaveable bergerak dari 1 sampai 4. Pilihan
jawaban responden meliputi: sangat setuju, setuju, tidak setuju dan
sangat tidak setuju. Kemudian hasil jawaban responden
diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu: Sangat Rendah (SR), Rendah
(R), Tinggi (T), Sangat Tinggi (ST).
14
b. Jenjang Pendidikan Menengah
Jenjang pendidikan menengah di dalam penelitian ini adalah
tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat
perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan
kemampuan yang dikembangkan. Jenjang pendidikan menengah
dalam penelitian ini mencakup SMA, MA, SMK, MAK dan sekolah
lain yang sederajat sesuai dengan pengertian Jenjang Pendidikan
Menengah menurut Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 18.
3. Studi Kasus
Studi kasus adalah salahh salah satu metode penelitian ilmu-ilmu
sosial. Studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok
pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how atau why, bila peneliti
hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang
akan diselidiki dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena
masa kini dalam konteks kehidupan nyata (Robert. K Yin, 2008:1).
F. Sistematika Penulisan Skripsi
Skripsi ini terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian awal (prawacana),
bagian pokok, dan bagian akhir. Secara sistematis disajikan sebagai berikut:
15
1. Bagian Awal Skripsi
Bagian ini berisi tentang judul skripsi, sari, halaman
pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel,
daftar gambar dan daftar lampiran.
2. Bagian Pokok Skripsi terdiri atas lima bab, yaitu:
BAB I. Pendahuluan
Dalam bab ini berisi gambaran keseluruhan isi skripsi yaitu,
pendahuluan yang berisi alasan pemilihan judul skripsi,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
penegasan istilah dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II. Landasan Teori
Di dalam bab ini memuat teori-teori, penelitian terdahulu,
kerangka berfikir dan hipotesis yang dijadikan pedoman dalam
pembuatan skrispsi. Berupa kajian pustaka dari berbagai sumber
yang relevan sebagai landasan teoritis.
BAB III. Metode Penelitian
Pada bab ini berisi tentang lokasi penelitian, fokus penelitian,
variabel penelitian, teknik pengumpulan data, penyusunan
instrumen dan metode analisis data.
16
BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Di dalam bab ini meliputi latar belakang daerah penelitian,
deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V. Simpulan dan Saran
Penutup memuat kesimpulan dari hasil penelitian dan saran yang
dikemukakan berdasarkan kesimpulan penelitian.
3. Bagian Akhir Skripsi
Bagian ini terdiri atas daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
17
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Partisipasi Anak di dalam Pertanian Kentang
a. Partisipasi
Kata partisipasi diambil dari bahasa Inggris yaitu participation
yang artinya mengikutsertakan pihak lain. Seseorang akan
melaksanakan fungsinya di dalam suatu kelompok, dan akan berhasil
jika mengikutsertakan partisipasi semua komponen yang ada dalam
kelompoknya. Hetifah (2003:187) berpendapat bahwa kendati
partisipasi diakui sebagai bagian yang penting dalam proses
penyelenggaraan kehidupan, seringkali partisipasi ini tidak bisa
dirumuskan posisi dan artinya. Partisipasi dapat mulai dari tahap
menentukan mana yang akan dituju dan apa yang akan dihasilkan,
yang biasanya disebut dengan tahap rumusan kebijakan dan rencana.
Selanjutkan diikuti dengan partisipasi pada tahap menentukan cara
untuk mencapai tujuan dan mempertaruhkan sumberdaya agar tujuan
dapat tercapai. Akhirnya partisipasi sampai pada tahap mencapai
kesamaan pandangan tentang bagaimana memantau dan menilai
hasilnya. Dengan demikian secara umum dapat kita mengerti bahwa
partisipasi dapat dilakukan mulai dari tahap perumusan kebijakan,
penyusunan rencana, tahap implementasi sampai pada tahap
18
pemantauan dan evaluasi. Jelasnya partisipasi dapat dilakukan pada
setiap tahap dalam daur tata penyelenggaraan kehidupan bersama.
Partisipasi adalah perihal turut berperan serta dalam suatu
kegiatan. Partisipasi diberi interpretasi yang lebih jelas yaitu ikut
serta. Pengertian partisipasi menurut Ensiklopedia pendidikan adalah
sebagai berikut: “Sebenarnya partisipasi adalah suatu gejala
demokrasi dimana orang diikutsertakan dalam perencanaan serta
pelaksaan dan juga ikut memikul tanggungjawab sesuai dengan
tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya. Partisipasi itu menjadi
baik dalam bidang-bidang fisik maupun bidang mental serta
penentuan kebijaksanaan.
Menurut Murbyarto dan Kartodirjo (1983:3) partisipasi adalah
ketersediaan untuk membantu keberhasilannya setiap program sesuai
dengan kemampuan, setiap orang tanpa berarti mengorbankan
kepentingan diri sendiri. Beberapa penulis meyakini bahwa partisipasi
adalah kebutuhan hak asasi manusia yang mendasar (Jochen Ropke,
2003:39). Menurut DirJen. Pembangunan Desa tahun 1981
mengartikan partisipasi ialah suatu keikutsertaan seseorang atau
kelompok orang dalam suatu aktivitas tertentu. Dalam arti
orang atau kelompok orang tersebut ikut merencanakan,
melaksanakan dan menikmati hasil dari aktivitas itu sendiri.
Sastrodipoetra dalam Rohman Ainur (2009:45) menyatakan
bahwa partisipasi adalah keterlibatan yang bersifat spontan yang
19
disertai kesadaran dan tanggungjawab terhadap kegiatan kepentingan
kelompok untuk kepentingan bersama. Sedangkan definisi lain yang
tertulis dalam BPS (1999:23) menerangkan partisipasi adalah kegiatan
memanfaatkan waktu luang untuk kegiatan yang berhubungan dengan
kegiatan tertentu. Tokoh lain yang mendefinisikan partisipasi secara
sedarhana Coben dan Joyomartono (1990:63) bahwa partisipasi
sebagai keterlibatan sejumlah besar orang-orang dalam situasi atau
tindakan-tindakan dalam usaha meningkatkan kesejahteraan sosial.
Sedangkan pendapat Davis dalam Supardjan (2003:57) mengartikan
partisipasi sebagai keterlibatan mental dan emosional seseorang dalam
situasi kelompok yang mendorongnya untuk ikut serta
menyumbangkan kemampuan dalam mencapai tujuan kelompok dan
ikut bertanggungjawab atas tujuan kelompok tersebut.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi
adalah ketersediaan seseorang mengikuti suatu kegiatan untuk
meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk menjalankan dan mengelola
suatu kegiatan. Dalam hal ini partisipasi merupakan keterlibatan anak
dalam kegiatan pertanian baik perawatan maupun pengolahan lahan
pertanian kentang di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten
Wonosobo.
1) Dimensi partisipasi
Istilah partisipasi mempunyai banyak dimensi, tergantung
dari sudut mana kita memandang. Partisipasi bisa dipandang dari
20
sifatnya, bentuk pelaksanaan dan peran serta perorangan atau
kelompok. Dimensi-dimensi tersebut dijelaskan sebagai berikut
oleh Hendar Kusnadi (2005:92):
a) Dimensi partisipasi dipandang dari sifatnya. Berupa
partisipasi dipaksakan dan partisipasi sukarela.
b) Dimensi partisipasi dipandang dari bentuknya. Partisipasi
dapat bersifat formal dan informal. Pada partisipasi yang
bersifat formal biasanya telah tercipta suatu mekanisme
formal dalam pengambilan keputusan dan dalam pelaksanaan
setiap kegiatan. Pada partisipasi informal biasanya hanya
mendapat persetujuan lisan.
c) Partisipasi dipandang dari pelaksanaannya. Partisipasi dapat
dilaksanakan secara langsung maupun secara tidak langsung.
2) Jenjang kesukarelaan atau partisipasi
Dusseldrop dalam Mardikanto (2003:23) membedakan
adanya beberapa jenjang kesukarelaan sebagai berikut:
a) Partisipasi spontan, yaitu peran serta yang tumbuh
berdasarkan motivasi intrinsik berupa pemahaman,
penghayatan dan keyakinannya sendiri.
b) Partisipasi terinduksi, yaitu peran serta yang tumbuh karena
terinduksi oleh adanya motivasi ekstrinsik (berupa bujukan,
pengaruh, dorongan) dari luar, meskipun yang bersangkutan
tetap memiliki kebebasan penuh untuk berpartisipasi.
21
c) Partisipasi tertekan oleh kebiasaan, yaitu peran serta yang
tumbuh berdasarkan tertekan yang dirasakan sebagaimana
layaknya warga masyarakat pada umumnya atau peran serta
yang dilakukan untuk mematuhi kebiasaan, nilai-nilai atau
norma yang dianut oleh masyarakat setempat. Jika tidak
berperanserta, khawatir akan tersisih atau dikucilkan oleh
masyarakatnya.
d) Partisipasi tertekan oleh sosial-ekonomi, yaitu peran serta
yang dilakukan karena takut akan kehilangan status sosial
atau menderita kerugian atau tidak memperoleh bagian
manfaat dari kegiatan yang dilakukan.
e) Partisipasi tertekan oleh peraturan, yaitu peran serta karena
takut menerima hukuman dari peraturan/hukum-hukun yang
sudah diberlakukan.
Dusseldorp juga membuat klasifikasi dalam 9 dasar tipe
klasifikasi dari partisipasi yaitu:
a) Penggolongan partisipasi berdasarkan pada derajat
kesukarelaan, yang terdiri dari partisipasi bebas dan
partisipasi terpaksa.
b) Penggolongan partisipasi berdasarkan pada cara keterlibatan,
yang terdiri dari partisipasi langsung dan partisipasi tidak
langsung.
22
c) Penggolongan partisipasi berdasarkan pada keterlibatan
terdiri dari 6 langkah yaitu: perumusan tujuan, penelitian,
persiapan rencana, penerimaan rencana, pelaksanaan,
penilaian.
d) Penggolongan partisipasi berdasarkan pada tingkatan
organisasi, dibedakan menjadi dua yaitu partisipasi yang
terorganisasi0dan0partisipasi0yang0tidak0terorganisasi.
e) Penggolongan partisipasi berdasarkan pada intensitas dan
frekuensi kegiatan, dibedakan menjadi dua yaitu partisipasi
intensif dan partisipasi ekstensif.
f) Penggolongan partisipasi berdasarkan pada lingkup liputan
kegiatan. Penggolongan partisipasi ini ada dua yaitu
partisipasi tak terbatas dan partisipasi terbatas.
g) Penggolongan partisipasi berdasarkan pada pada efektifitas,
dibedakan menjadi dua yaitu partisipasi efektif dan partisipasi
tidak efektif.
h) Penggolongan partisipasi pada siapa yang terlibat.
i) Penggolongan partisipasi berdasarkan pada gaya partisipasi.
Penggolongan partisipasi berdasarkan gaya partisipasi ini
dibedakan menjadi tiga yakni: pembangunan lokalitas,
perencanaan sosial dan aksi sosial.
23
3) Bentuk partisipasi
Menurut Djatmika (2003:34) partisipasi seseorang dapat
diperinci menjadi:
a) Seseorang berpartisipasi dalam memberikan kontribusi atau
memberikan sumber dayanya.
b) Seseorang berpartisipasi dalam mengambil keputusan.
c) Seseorang berpartisipasi dalam mengambil keuntungan.
Sedangkan bentuk partisipasi menurut Ropke (2003:52)
dengan membagi partisipasi menjadi:
a) Partisipasi dalam menggerakkan atau mengkontribusi
sumberdaya.
b) Partisipasi dalam mengambil keputusan (perencanaan,
implementasi atau pelaksanaan dan evaluasi).
c) Partisiapsi anggota dalam menikmati manfaat.
4) Jenis-jenis partisipasi
Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang
partisipasi, disini akan dijelaskan mengenai jenis-jenis partisipasi
menurut Keith Davis dalam Sastroputro (1989:56). Jenis-jenis
partisipasi, yaitu:
a) Partisipasi berupa pikiran (psychological participation),
merupakan jenis keikurtsertaan secara aktif dengan
mengarahkan pikiran dalam suatu rangkaian kegiatan untuk
mencapai tujuan tertentu.
24
b) Partisipasi berupa tenaga (physical participation), adalah
partisipasi dari individu atau kelompok dengan tenaga yang
dimilikinya, melibatkan diri dalam suatu aktivitas dengan
maksud tertentu.
c) Partisipasi yang berupa tenaga dan pikiran (physical and
psychological participation). Partisipasi ini sifatnya lebih luas
lagi disamping mengikutsertakan aktivitas secara fisik dan
non-fisik secara bersama.
d) Partisipasi yang berupa keahlian (participation with skill),
merupakan bentuk partisipasi dari orang atau kelompok yang
mempunyai keahlian khusus, yang biasanya juga berlatar
belakang pendidikan baik formal maupun non-formal yang
menunjang keahliannya.
e) Partisipasi yang berupa barang (material participation),
partisipasi dari orang atau kelompok dengan memberikan
barang yang dimilikinya untuk membantu pelaksanaan
kegiatan tersebut.
f) Partisipasi yang berupa uang (money participation), partisipasi
ini hanya memberikan sumbangan uang kepada kegiatan.
Kemungkinan partisipasi ini terjadi karena orang atau
kelompok tidak bisa terjun langsung dari kegiatan tersebut.
Jadi partisipasi yang berupa uang atau barang sifatnnya
tersamar, karena dalam hal ini individu atau kelompok tidak
25
kelihatan secara jelas beraktivitas melainkan mengikutsertakan
barang atau uangnya.
5) Persyaratan terjadinya partisipasi
Berdasarkan pendapat Keith Davis dan Newstorm dalam
Hayati (2001:18) bahwa ada beberapa persyaratan terjadinya
partisipasi, yaitu antara lain:
a) Waktu yang cukup untuk berpartisipasi.
b) Keuntungan lebih besar dari kerugian.
c) Relevan dengan kepentingan.
d) Kemampuan.
e) Kemampuan berkomunikasi timbal balik.
f) Tidak timbul perasaan terancam bagi kedua belah pihak.
g) Masih dalam bidang keleluasaan.
Menurut Krech dkk (1988) dalam Sugiyo (1993:5) partisipasi
merupakan salah satu bentuk tingkah laku yang ditentukan oleh lima
faktor, antara lain:
1) Pengetahuan atau kognitif. Berupa pengetahuan tentang tema,
fakta, aturan dan keterampilan membuat translation.
2) Kondisi situasional. Seperti lingkungan fisik, lingkungan sosial,
psikososial dan faktor-faktor sosial.
3) Kebiasaan sosial. Seperti kebiasaan menetap.
4) Kebutuhan. Meliputi kebutuhan approach (mendekatkan diri),
avoid (menjauh) dan kebutuhan individual.
26
5) Sikap. Meliputi pandangan, perasaan, kesediaan bereaksi, interaksi
sosial, minat dan perhatian.
Parisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung
arti bahwa orang atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan
menggunakan kebebasannya untuk melakukan hal itu. Pengertian dari
partisipasi di dalam penelitian ini bahwa partisipasi adalah sebagai
suatu keikutsertaan dan peran serta anak pada suatu kegiatan yaitu
pertanian kentang. Partisipasi anak berupa partisipasi tenaga dan
pikiran atau ide dalam proses pertanian kentang, dari proses
penanaman kentang sampai pada proses pemasaran kentang.
Partisipasi anak dalam kegiatan pertanian kentang diukur melalui
intensitas bekerja anak dalam kegiatan pertanian kentang.
Adapun indikator partisipasi anak di dalam pertanian kentang
yang diteliti di dalam penelitian ini meliputi:
1) Partisipasi dalam persiapan
2) Partisipasi dalam penanaman
3) Partisipasi dalam pemeliharaan
4) Partisipasi dalam pemupukan
5) Partisipasi dalam pengairan
6) Partisipasi dalam perlindungan dari hama/penyakit
7) Partisipasi dalam panen
8) Partisipasi dalam pemasaran (Herawati, 2012:95)
27
Dalam mengukur partisipasi digunakan deskriptif persentase
dengan memberi skor 1 sampai 4. Pilihan jawaban responden
meliputi: tidak pernah, kadang-kadang, sering, selalu. Kemudian hasil
jawaban responden diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu: Sangat
Rendah (SR), Rendah (R), Tinggi (T), Sangat Tinggi (ST)
(Azwar,2012:105).
b. Anak
Menurut Undang-Undang Perlindungan Anak No. 23 Tahun
2002 yang berbunyi: “Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang
Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai
manusia seutuhnya”. Definisi anak pada Pasal 1 disebutkan bahwa
yang dimaksud dengan “Seorang anak adalah seseorang yang belum
berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam
kandungan”. Berdasarkan Undang-Undang No. 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia yang menetapkan bahwa “Setiap anak
berhak atas perlindungan orangtua, keluarga, masyarakat dan negara.
Menindaklanjuti Undang-Undang tersebut, maka telah dilakukan
pemerataan sekolah di seluruh pelosok negara untuk meningkatkan
pendidikan anak. Serta menekankan pada hak anak atas perlindungan
terhadap ketenagakerjaan”.
Selain Undang-Undang di atas, berdasarkan Undang-Undang
No. 20 Tahun 1999 tentang Pengesahan Konvensi Ilo mengenai usia
minimum untuk diperbolehkan bekerja menetapkan bahwa: “Konvensi
28
No. 10 Tahun 1921 mengenai Usia Minimum untuk Sektor Agraria,
menetapkan bahwa usia minimum untuk bekerja 14 (empat belas)
tahun. Dalam penerapan Konvensi tersebut, di banyak negara masih
ditemukan berbagai bentuk penyimpangan batas usia minimum untuk
bekerja. Oleh karena itu ILO merasa perlu menyusun dan
mengesahkan konvensi yang secara khusus mempertegas batas usia
minimum untuk diperbolehkan bekerja yang berlaku di semua sektor
yaitu 15 (lima belas) tahun”. Definisi anak di dalam penelitian ini
adalah semua anak pada usia 16 - 18 tahun yang telah lulus SMP dan
belum melanjutkan ke SMA di Desa Dieng.
c. Pertanian Kentang
Pertanian itu tak lain daripada “bercocok tanam” memang
demikian arti pertanian dalam percakapan sehari-hari. Arti sehari-hari
tersebut sering disebut dengan nama pertanian dalam arti sempit. “Arti
ilmiah dari istilah pertanian lebih luas daripada pengertian sehari-hari,
meliputi bidang-bidang seperti bercocok tanam (pertanian dalam arti
sempit), perikanan, peternakan, perkebunan, kehutanan,
pengolahan hasil bumi dan pula pemasaran hasil bumi” (Kaslan,
1991). Sedangkan menurut Setyowati dan Hardati (2009) pertanian
adalah suatu jenis kegiatan yang berdasarkan proses pertumbuhan dari
tumbuh-tumbuhan dan hewan. Sebagai suatu kegiatan atau proses di
dalamnya terdapat unsur-unsur yang saling berkaitan. Unsur-unsur
tersebut antara lain adalah proses produksi, usaha tani dan perusahaan
29
tani. Selain itu ada unsur manusia, tumbuhan, hewan, dan lingkungan
tidak dapat dilepaskan begitu saja dari unsur-unsur pokok.
Pendapat lain tentang pengertian pertanian menurut Banowati
dan Sriyanto (2011:43) pertanian secara general dapat diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu pertanian dalam arti sempit dan pertanian dalam
arti luas. Pertanian dalam arti sempit, jenis pertanian ini disebut juga
dengan pertanian rakyat. Juga bisa diartikan sebagai pengolahan
tanaman dan lingkungan untuk memberikan produk. Sistem ini
diusahakan dalam skala kecil dan perlakuannya bersifat keluarga.
Produk utama yang dihasilkan adalah tanaman pokok yang
dikonsumsi sehari-hari seperti beras, palawija dan tanaman
hortikultura. Pertanian ini diusahakan di sawah, ladang dan
pekarangan. Tujuan usaha ini adalah untuk konsumsi sendiri. Dari
segi ekonomi, pertanian rakyat merupakan tanaman subsisten,
sedangkan pertanian dalam arti luas yaitu kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya alam untuk menghasilkan
produk dengan campur tangan manusia. Pertanian dalam arti luas
meliputi pertanian dalam arti sempit (bercocok tanam), perkebunan,
kehutanan, peternakan dan perikanan. Sedangkan secara ekonomis
pertanian dibagi menjadi dua, yaitu pertanian rakyat terutama bersifat
subsisten (tidak untuk komersial) dan pertanian yang bersifat
komersial (tujuan untuk pasar). Pertanian merupakan suatu aktivitas
manusia yang disengaja, langkah yang perlu dilakukan sehubungan
30
dengan behavior environment atau pemberdayaan masyarakat antara
lain melalui revitalisasi sektor pertanian dengan menggunakan lahan
sesuai daya dukungnya. Jika kegiatan pertanian dalam arti luas
dilakukan sesuai dengan kemampuan lahannya maka akan membuka
lapangan kerja yang menyerap tenaga kerja, sehingga dapat menekan
jumlah pengangguran, menghasilkan panen yang optimal,
meningkatkan pendapatan petani dan anggota masyarakat lainnya,
serta diharapkan dapat mengurangi bencana alam akibat penggunaan
lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan atau potensi fisiknya.
Secara ringkas pengertian pertanian adalah sebagai berikut: 1) proses
produksi, 2) pertanian atau pengusahaan, 3) tanah tempat usaha, 4)
usaha pertanian (farm business). Pertanian merupakan kegiatan
produksi yang memanfaatkan sumberdaya alam (tanah) dengan cara
menanam tanaman pertanian.
Kentang adalah tanaman dari keluarga Solanaceae yang
memiliki akar umbi yang dapat dimakan. Kata kentang juga biasa
digunakan untuk menyebut akar ini. Kentang adalah salah satu
makanan pokok di Eropa walaupun awalnya berasal dari Amerika
Selatan. Tanaman kentang pertama kali dikembangkan di Eropa pada
abad XVI. Kentang merupakan tanaman dikotil yang berbentuk
semak/herba. Batangnya yang berada di atas tanah, dan jenis
warnanya beragam yaitu berwarna hijau, kemerah-merahan, atau ungu
tua. Warna batang dipengaruhi oleh umur tanaman dan keadaan
31
lingkungan. Pada kesuburan tanah yang lebih baik atau lebih kering,
tanaman yang sudah tua warnanya akan lebih menyolok. Bagian
bawah batangnya bisa sampai berkayu. Sedangkan batang tanaman
muda tidak berkayu sehingga tidak terlalu kuat dan mudah roboh
(Herawati, 2012:90).
Jenis kentang (Solanum tuberosum L) termasuk jenis tanaman
sayuran berumur pendek dan berbentuk perdu/semak. Kentang
termasuk tanaman semusim karena hanya satu kali produksi, setelah
itu mati. Untuk umur tanaman kentang antara 90 - 180 hari. Dalam
dunia tumbuhan kentang diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Devisi : Spermatophyta
2) Subdivisi : Angiospermae
3) Kelas : Dicotiledonea
4) Family : Solanaceae
5) Genus : Solanum
6) Species : Solanum tuberosum
Varietas kentang yang banyak ditanam di Indonesia adalah
kentang kuning yaitu varietas granola, atlantis, cipanas dan segunung
(Herawati, 2012:91). Sedangkan jenis tanaman kentang di Desa Dieng
didominasi oleh jenis granola.
1) Lahan pertanian kentang
Menurut Johara (1999) dalam Setyowati dan Hardati (2009:34)
ruang (space) adalah seluruh permukaan bumi yang merupakan
32
lapisan biosfera, tempat hidup tumbuh-tumbuhan, hewan dan
manusia. Ruang dapat berubah karena proses alam atau tindakan
manusia. Ruang identik dengan lahan yang merupakan aset yang
dapat dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi ataupun sosial.
Tanah (land) memiliki arti yang sangat penting bagi manusia
karena merupakan tempat dimana manusia melakukan segala
aktivitas, dapat digunakan sebagai tempat tinggal (bermukim),
berusaha (menopang kebutuhan hidup) dan juga berfungsi tempat
interaksi antar manusia (interaksi soial). Seperti dikemukakan
oleh Marsil (1974) bahwa ruang akan digunakan oleh manusia
untuk menempatkan lokasi aktivitas secara efisien. Pernyataan
Marsil tersebut berimplikasi pada tiga prinsip pemanfaatan ruang
oleh manusia seperti:
a) Memaksimalkan nilai guna dan produktivitas suatu ruang
atau tempat dengan usaha yang minimal.
b) Memaksimalkan interksi spasial dengan usaha atau biaya
yang minimal.
c) Menciptakan aktivitas-aktivitas ekonomi sedekat mungkin
satu dengan lain tergantung pada sumber daya dan kekuatan
hubungan tersebut.
Tidak semua lahan dapat dijadikan lahan pertanian
kentang. Menurut Herawati (2012:93) ada beberapa syarat
tumbuh untuk pertanian kentang, yaitu:
33
a) Iklim
(1) Daerah curah hujan rata-rata 1500 mm/tahun sangat sesuai
untuk membudidayakan kentang. Daerah yang sering
mengalami angin kencang tidak cocok untuk budidaya
kentang.
(2) Lama penyinaran yang diperlukan tanaman kentang untuk
kegiatan fotosistesis adalah sekitar 9 - 10 jam/hari. Lama
penyinaran juga berpengaruh terhadap waktu dan masa
perkembangan umbi.
(3) Suhu optimal adalah 18 - 20o C. Pertumbuhan umbi akan
terhambat apabila suhu tanah kurang dari 10o C dan lebih
dari 30o C.
(4) Kelembaban yang sesuai untuk tanaman kentang adalah 80
- 90%. Kelembaban yang terlalu tinggi akan menyebabkan
tanaman mudah terserang hama dan penyakit, terutama
yang disebabkan oleh cendawan.
b) Media tanam
(1) Secara fisik, tanah yang baik untuk bercocok tanam kentang
adalah yang berstruktur remah, gembur, banyak
mengandung bahan organik, drainase baik dan memiliki
lapisan olah yang dalam. Sifat fisik tanah yang baik akan
menjamin ketersediaan oksigen di dalam tanah.
34
(2) Tanah yang memiliki sifat ini adalah tanah andosol yang
terbentuk di pegunungan-pegunungan.
(3) Keadaan pH tanah yang sesuai untuk tanaman kentang
bervariasi yaitu antara 5,0 - 7,0 tergantung pada varietasnya.
Untuk produksi yang baik pH yang rendah tidak cocok
ditanami kentang. Pengapuran mutlak diberikan pada tanah
yang memiliki nilai pH dibawah 7,0.
c) Ketinggian tempat
Daerah yang cocok untuk menanam kentang adalah pada
dataran tinggi/daerah pegunungan, dengan kemiringan antara
1.000 - 3.000 m dpl. Ketinggian idealnya berkisar antara 1.000 -
3.000 m dpl. Beberapa varietas dapat ditaman di dataran
menengah (300 - 700 m dpl).
Sedangkan keadaan di lapangan penelitian ditemukan
kondisi fisik lahan pertanian kentang di Desa Dieng meliputi:
(1) Pola pertanian kentang di Desa Dieng
Pola pertanian kentang di Desa Dieng adalah pertanian
lahan kering. Lahan kering/ladang merupakan sistem
pertanian yang paling primitif. Suatu sistem peralihan dari
tahap budaya pengumpul ke tahap budaya penanam.
Pengelolaan tanahnya sangat minimum, produktivitas
bergantung pada ketersediaan lapisan humus yang ada, yang
terjadi karena sistem hutan. Sistem ini pada umumnya
35
terdapat di daerah yang berpenduduk sedikit dengan
ketersediaan lahan tak terbatas. Tanaman yang diusahakan
pada umunya tanaman pangan, seperti padi, jagung atau
umbi-umbian (Banowati dan Sriyanto, 2011:41). Luas lahan
pertania di Desa dieng seluas 62,51 hektar. Di tahun 2012
jumlah produksi kentang sebanyak 10.771,17 kw. Sehingga
produktivitas pertahunnya sebanyak 172,30 kw/ha.
(2) Kondisi tanah pertanian kentang di Desa Dieng
Berdasarkan Peta Tanah Skala 1: 50.000 kondisi tanah di
Dieng tidak bervariasi, jenis tanah yang berkembang adalah
tanah alluvial, regosol, andosol dan sedikit organosol
ekotraf. Berdasarkan sampel analisis Bappeda, struktur
tanah granuler, permeabilitas sedang, pH 5,6, kadar bahan
organik (BO) 2,3%, kandungan pasir kasar sebesar 5,1%,
kandungan pasir halus dan debu sebesar 68%. Tekstur pada
umumnya sandy loam pada lapisan atas dan loam sandy
clay pada lapisan bawah. Secara umum identifikasi jenis
tanah di kawasan Dieng terdiri dari tanah regosol
berkembang dari batuan lepas-lepas merupakan tanah yang
masih muda karena belum mengalami proses pelapukan
lanjut. Jenis tanah regosol potensial kesuburan tanah cukup
tinggi namun kesuburan aktual rendah karena tingginya
proses pelindihan tanah. Kondisi tanah telah banyak
36
mendapat campur tangan manusia, karena penduduknya
memanfaatkan lahan untuk pertanian kentang secara
intensif. Pengaruh pupuk kandang dan pupuk kimia sangat
dominan. Lahan pertanian terdapat pada kemiringan 15 -
40% (Setyowati dan Hardati, 2009:29).
(3) Iklim di Desa Dieng
Dieng merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian
berkisar antara 1.500 - 2.000 m dpl, dengan curah hujan
rata-rata lebih dari 3.500 mm/tahun, curah hujan bulan
terbasah pada bulan Januari dan bulan terkering pada bulan
Agustus. Puncak hujan pada akhir bulan Desember sampai
bulan Januari. Menurut klasifikasi Schmidt - Ferguson iklim
Dieng tergolong tipe A, yaitu iklim basah. Temperatur
udara rerata berkisar antara 19,3oC - 20,6oC. Kelembaban
udara rata-rata sekitar 86,6%, kelembaban udara minimum
53% dan kelembaban udara maksimum 100%. Sistem
pengairan untuk pertanian menggunakan pipa-pipa kecil
(Setyowati dan Hardati, 2009:32).
(4) Jangka waktu panen pertanian kentang
Jangka waktu yang dibutuhkan pertanian kentang untuk
sekali panen adalah 3 bulan.
Beberapa alasan penduduk Dieng melakukan usaha
tanaman kentang dikemukakan sebagai berikut:
37
(1) Tanaman kentang paling ekonomis dan menguntungkan
karena dalam satu tahun bisa tiga kali panen, walaupun biaya
produksi mahal tetapi petani masih memperoleh keuntungan
yang lebih.
(2) Tanaman kentang tidak mengenal musim, kapanpun bisa
ditanam asalkan disiram.
(3) Kentang tidak mudah busuk, bisa tahan selama dua bulan
setelah dipanen (dengan angka susut sebesar 5% saja).
(4) Pemasaran sangat mudah, petani tidak perlu memasarkan
karena pembeli datang sendiri.
(5) Tanaman kentang merupakan tradisi turun temurun sehingga
budaya menanam kentang terus berjalan (Setyowati dan
Hardati, 2009:40).
Herawati (2012:104) menjelaskan standar produksi
kentang meliputi klasifikasi dan syarat mutu, cara pengambilan
contoh, cara pengujian contoh, syarat penandaan dan
pengemasan. Kentang yang segar adalah umbi batang dari
tanaman kentang dalam keadaan utuh bersih dan segar, sesuai
dengan SNI. Klasifikasi dan standar mutu tanaman kentang, ialah
sebagai berikut:
Menurut ukuran berat, kentang segar digolongkan dalam:
(1) Kecil : < 50 gram
(2) Sedang : 51 - 100 gram
38
(3) Besar : 101 - 300 gram
(4) Sangat besar : > 301 gram
Menurut jenis mutunya kentang segar digolongkan dalam
2 jenis mutu, yaitu mutu I dan mutu II:
(1) Kesegaran warna dan bentuk; mutu I = seragam, mutu II =
seragam
(2) Keseragaman ukuran; mutu I = seragam, mutu II = seragam
(3) Kerataan permukaan kentang; mutu I = rata, mutu II = tidak
disyaratkan
(4) Kadar kotor (bobot/bobot); mutu I = maksimum 2,5%, mutu
II = maksimum 2,5%
(5) Kentang cacat (bobot/bobot); mutu I = maksimum 5%, mutu
II = maksimum 10%
(6) Ketuaan kentang; mutu I = tua, mutu II = cukup tua
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
pemilihan lahan untuk pertanian kentang sangat diperhitungkan.
Karena tidak pada semua tempat dan kondisi alam dapat
menunjang pertanian kentang yang baik. Ada beberapa faktor
alam yang harus diperhatikan untuk memperoleh kentang yang
baik dan bermutu serta di atas standar produksi. Dilihat dari
kondisi tanah, iklim, curah hujan, ketinggian tempat, suhu,
drainase lahan pertanian kentang di Desa Dieng telah memenuhi
syarat dan cocok untuk budidaya kentang.
39
2) Proses/kegiatan dalam pertanian kentang
Menurut Banowati dan Sriyanto (2011:47) untuk
memperoleh hasil yang maksimal, maka petani perlu menempuh
langkah-langkah dalam pemeliharaan tanaman yang meliputi:
a) Mempersiapkan lahan
b) Menyiapkan bitit/benih
c) Pengelolaan tanah
d) Penanaman
e) Pemupukan
f) Penyiangan tanaman pengganggu
g) Pengaturan air
h) Pemberantasan hama/penyakit
i) Perlakuan setelah panen
Sedangkan menurut Herawati (2012:95) tentang pedoman
teknis budidaya kentang meliputi:
a) Pengolahan media tanam
Lahan dibajak sedalam 30 - 40 cm sampai gembur supaya
perkembangan akar dan pembesaran umbi berlangsung optimal.
Kemudian tanah dibiarkan selama 2 minggu sebelum dibuat
bedengan. Bedengan merupakan gundukan tanah yang sengaja
dibuat oleh petani untuk menanam sayuran dengan lebar dan
tinggi tertentu. Bedengan tersebut dipisahkan dengan saluran
drainase yang berguna untuk aliran air agar kelembaban
40
tanah tetap terjaga. Pada lahan datar sebaiknya dibuat
bedengan memanjang dari barat - timur agar memperoleh sinar
matahari secara optimal, sedangkan pada ladang berbukit arah
bedengan dibuat tegak lurus kemiringan tanah untuk mencegah
erosi. Lebar bedengan 70 cm (1 jalur tanaman) atau 140 cm (2
jalur tanam), tinggi 30 cm dan jarak antara bedengan 30 cm.
Lebar dan jarak antar bedengan dapat diubah sesuai varietas
kentang yang ditanam. Di sekeliling petak bedengan dibuat
saluran pembuangan air sedalam 50 cm dan lebar 50 cm.
b) Teknik penanaman
Pemupukan dasar organik yaitu berupa kotoran ayam 10
ton/ha, kotoran kambing sebanyak 15 ton/ha atau kotoran sapi
20 ton/ha diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih
semingu sebelum tanam, dicampur pada tanah bedengan atau
diberikan pada lubang tanam. Pupuk anorganik berupa TSP-
36=400 kg/ha.
c) Cara penanaman
(1) Penyediaan bibit
(2) Pengaturan jarak tanam dan waktu tanam, jarak tanam
kentang tergantung pada jenis varietasnya. Waktu yang
tepat adalah di akhir musim hujan pada bulan April-Juni,
jika lahan memiliki irigasi yang baik/sumber air, maka
kentang dapat ditanam di musim kemarau. Sebaiknya tidak
41
menanam kentang pada musin hujan, dan penanaman yang
baik jika dilakukan di pagi/sore hari.
(3) Pembuatan lubang tanam dan mulsa, lubang tanam dibuat
dengan kedalaman 8 - 10 cm. Bibit dimasukkan ke lubang
tanam, ditimbun dengan tanah dan tekan di sekitar umbi.
Bibit akan tumbuh sekitar 10 - 40 hari. Mulsa jerami perlu
dihamparkan di bedengan jika kentang ditanam di dataran
medium.
d) Pemeliharaan
(1) Penyulaman
Untuk mengganti tanaman yang kurang baik, maka
dilakukan penyulaman. Penyulaman dapat dilakukan setelah
tanaman berumur 15 hari. Bibit sulaman merupakan bibit
cadangan yang telah disiapkan bersamaan dengan bibit
produksi. Penyulaman dilakukan dengan cara mencabut
tanaman yang mati/kurang baik tumbuhnya dan diganti
dengan tanaman baru.
(2) Penyiangan
Penyiangan sebaiknya dilakukan secara kontinyu dan
sebaiknya dilakukan 23 hari sebelum/bersamaan dengan
pemupukan susulan dan penggemburan. Jadi penyiangan
dilakukan minimal dua kali selama masa penanaman.
42
Penyiangan harus dilakukan pada fase kritis yaitu vegetatif
awal dan pembentukan umbi.
(3) Pemangkasan bunga
Pada varietas kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas
untuk mencegah terganggunya proses pembentukan umbi,
karena terjadi perebutan unsur hara untuk pembentukan
umbi dan pembungaan.
e) Pemupukan
Pemupukan tanaman kentang dengan menggunakan tiga jenis
pupuk, yaitu:
(1) Pupuk kandang
(2) Pupuk anorganik
(3) Pupuk cair
f) Pengairan
Tanaman kentang sangat peka terhadap kekurangan air.
Pengairan harus dilakukan secara rutin tetapi tidak berlebihan.
Pemberian air membantu menstabilkan kelembaban tanah
sebagai pelarut pupuk. Selang waktu 7 hari sekali secara rutin
sudah cukup untu tanaman kentang. Pengairan dilakukan
dengan cara disiram dengan gembor/ember atau dengan
mengairi selokan sampai areal tanaman lembab (sekitar 15 - 20
menit).
43
g) Hama dan penyakit
Antisipasi terhadap hama dan penyakit tanaman kentang
karena terdapat banyak sekali jenis hama dan penyakit yang
dapat menyerang tanaman kentang.
h) Panen dan pasca panen
Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen apabila
daunnya telah berwarna kekuning-kuningan yang bukan
disebabkan serangan penyakit serta batang tanaman telah
berwarna kekuning-kuningan dan agak mengering. Selain itu
tanaman yang siap panen kulit umbi akan lekat sekali dengan
dagung umbi, kulit tidak cepat mengelupas bila digosok
dengan jari.
Berdasarkan proses kegatan pertanian kentang di atas, terdapat
banyak sekali kegiatan yang dilakukan dari kegiatan persiapan lahan
pertanian hingga pada kegiatan pemasaran. Pertanian mencakup arti
yang sangat luas, tetapi di dalam penelitian ini arti pertanian hanya
mengkaji perlakuan terhadap lahan. Perlakuan terhadap lahan di sini
berupa pengolahan lahan pertanian. Pengelolaan lahan pertanian
tersebut dilakukan untuk pertanian sayuran yang diambil akarnya,
yaitu kentang. Dimana tanaman kentang di Desa Dieng merupakan
komoditas unggulan dan dibudidayakan selama bertahun-tahun.
Dalam pertanian kentang meliputi banyak kegiatan.
Sedangkan keikutsertaan anak di dalam kegiatan-kegiatan tersebut
44
berbeda-beda intensitasnya antara kegiatan yang satu dengan kegiatan
yang lainnya. Kegiatan-kegiatan yang terdapat di dalam pertanian
kentang meliputi: persiapan (pembajakan lahan,
pencangkulan/penggaruan lahan, pembuatan bedengan/larikan),
penanaman (pencarian bibit kentang, pembuatan lubang mulsa,
penanaman bibit), pemeliharaan (penyulaman, penyiangan,
pembumbunan, pemangkasan bunga), pemupukan susulan (pembelian
pupuk, pengopolosan pupuk, pemupukan), pengairan (pembuatan
saluran pipa pengairan, pencarian sumber air untuk pengairan),
perlindungan hama (pembelian obat anti hama,
penyemprotan/penyebaran obat anti hama), panen (pencabutan
kentang, pembawaan hasil panen ke tempat dikumpukannya kentang),
pasca panen/pemasaran (penjualan, pemasaran ke luar daerah).
2. Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah
a. Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada
suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada
dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri
dan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,
semakin besar minat. Pendapat lain menurut Sardiman (2011:76),
minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang
melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan
keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh
45
karena itu, apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan
membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai
hubungan dengan kepentingannya sendiri. Sedangkan menurut Suryo
Subroto (1988:109), berpendapat bahwa minat adalah
kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada sesuatu obyek
atau menyenangi sesuatu obyek. Minat dapat muncul dengan
sendirinya dan ada yang muncul karena dibangkitkan dengan usaha
atau sengaja.
Definisi minat secara sederhana menurut Hilgard ialah:
“Interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy some
activity or content”, yang berarti bahwa minat diartikan sebagai
perhatian dan kenikmatan dalam beraktivitas atau melakukan suatu
hal. Begitu pula dengan Slameto (2010:180) yang mengatakan bahwa
minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal
atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Sedangkan menurut
Daryanto (2010:38) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang
diminati seseorang di perhatikan terus menerus yang disertai dengan
rasa senang. Berbeda dengan perhatian, karena perhatian bersifat
sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti
dengan rasa senang.
Pendapat lain yang lebih sederhana menurut Crow & crow
dalam Djaali (2008:121) mengatakan bahwa minat berhubungan
46
dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau
berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang diransang
oleh kegiatan itu sendiri. Crow & crow (1976:150) menyatakan bahwa
minat digunakan untuk menyatakan semangat atau motivasi yang
menyebabkan seorang individu memberikan perhatian pada seseorang,
benda atau aktivitas.
Secara sederhana minat atau (interest) berarti kecenderungan
atau kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu. Menutut Reber (1988) dalam Syah (2009:45) minat tidak
termasuk istilah popular dalam psikologi karena kebergantungannya
yang banyak pada faktor-faktor internal seperti pemusatan perhatian,
keingintahuan, motivasi dan kebutuhan. Sedangkan W.S. Winkel
(1984:38) berpendapat bahwa minat adalah kecenderungan yang
menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal
tertentu serta merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Tokoh
lain yang mengartikan minat Fryer. D dalam Nurkancana (1986:229)
mengemukakan bahwa minat atau interest adalah gejala psikis yang
berkaitan dengan objek atau aktivitas yang menstimulir perasaan
senang pada individu. Minat adalah kecenderungan yang berarah pada
objek atau pekerjaan tertentu yang dinyatakan dalam berbagai
kegiatan yang menarik dan memuaskan dirinya (Wibowo, 1988:19).
Minat berarti kecenderungan hati (keinginan, kesukaan) terhadap
sesuatu (Ginting, 2003:98).
47
Sutikno, M (2004:81) juga mempunyai padangan mengenai
minat, beliau mengartikan minat sebagai kecenderungan yang tetap
untuk memperhatikan atau mengenang beberapa kegiatan. Dalam
pengertian lain, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh.
Minat selalu diikuti dengan perasaan senang yang akhirnya
memperoleh kepuasan.
Mappiare (1982:62) mengemukakan minat adalah suatu
perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan,
harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan-
kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan
tertentu. Dalam masa remaja, minat dan cita-cita berkembang dan hal
itu bersifat pemilihan dan berarah tujuan. Pilihan remaja pada suatu
minat tertentu atau cita-cita tertentu dalam suatu jangka waktu, maka
perasaan dan pemikiran mereka tertuju atau terarah pada objek yang
dimaksud. Sehingga hal-hal lain yang bukan objek minat dan cita-cita
mereka itu, diabaikannya. Mighwar (2006:101) menjelaskan bahwa
sepanjang masa remaja, minatnya yang dibawa dari masa kanak-kanak
cenderung berkurang dan diganti oleh minat yang lebih matang. Hal
ini karena remaja memiliki tanggung jawab yang lebih besar dan
waktu yang dimilikinya untuk dirinya sendiripun berkurang sehingga
harus membatasi minatnya terutama dibidang hiburan.
48
Dari beberapa pengertian di atas minat dapat diartikan sebagai
kecenderungan hati terhadap suatu aktivitas yang dinyatakan dalam
berbagai kegiatan yang menarik sehingga orang senang berkecimpung
dalam bidang itu, dan dapat menumbuhkan prestasi gemilang. Minat
merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan
apa yang diinginkan. Apabila sesuatu tersebut menguntungkan, maka
orang akan cenderung berminat. Kemudian mendatangkan kepuasan
dan sebaliknya. Minat lebih tetap karena memuaskan kebutuhan yang
penting dalam kehidupan seseorang.
1) Jenis-jenis minat
Beberapa jenis minat menurut Salfram dalam Slameto
(2010:181) ada tiga cara yang digunakan dalam mengungkapkan
minat, yaitu :
a) Minat yang diekspresikan (expressed interest), seseorang dapat
mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata-kata
tertentu.
b) Minat yang diwujudkan (manifest interest), seseorang dapat
mengungkapkan minat bukan dengan kata-kata tetapi tindakan
atau perbuatan, ikut serta berperan aktif dalam aktivitas
tertentu.
c) Minat yang diinventariskan (inventoried interest), seseorang
memiliki minat-minat dapat diukur dengan menjawab sejumlah
pertanyaan atau urutannya.
49
Sedangkan menurut Sukardi (1986:105) jenis-jenis minat
dibedakan menjadi dua, yaitu:
a) Minat bawaan yaitu minat yang muncul berdasarkan bakat
yang ada tidak dipengaruhi faktor-fator lain baik lingkungan
atau biaya.
b) Minat karena pengaruh luar yaitu minat yang telah mengalami
perubahan, minat ini ada karena pengaruh teman atau orang
lain.
Menurut Mappiare (1982:63) Bentuk-bentuk minat yang
dipunyai remaja yang penting dan menonjol dikelompokkan
dalam beberapa jenis, yaitu:
a) Minat pribadi dan sosial, merupakan kelompok minat yang
paling kuat dimiliki oleh banyak remaja awal. Minat pribadi
timbul karena remaja menyadari bahwa penerimaan sosial
(terutama peer-groupnya) sangat dipengaruhi oleh kesan
keseluruhan yang dinampakkan oleh remaja itu pada
sekitarnya.
b) Minat terhadap rekreasi, pada masa remaja awal umumnya
sangat kuat. Namun bagi beberapa remaja, karena adanya
keterbatasan dari segi waktu, tugas rumah, sekolah sehingga
mereka sangat selektif. Mereka memilih apa yang sangat
disenangi dan merupakan hobby.
50
c) Minat terhadap agama, mulai dialami oleh remaja awal.
Mereka mulai memikirkan secara serius soal-soal agama yang
dimulai sejak periode pertama masa remaja awal.
d) Minat terhadap sekolah dan jabatan, remaja awal banyak
dipengaruhi oleh orangtua dan minat kelompoknya. Jika
orangtua dan kelompoknya work-oriented maka seringkali
remaja meminati sekolah mengarah pada pekerjaan (sekolah
kejuruan). Jika orangtua atau kelompoknya college-oriented
maka remaja terpengaruh meminati sekolah-sekolah yang
dapat mengantarkannya keperguruan tinggi, menuju cita-cita
jabatannya.
Sedangkan menurut Mighwar (1997:72) menbedakan
minat menjadi beberapa golongan, yaitu:
a) Minat rekreasi, yaitu kegiatan permainan yang biasa
dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya diubah dengan
bentuk rekreasi yang baru dan lebih matang.
b) Minat sosial, yaitu adanya minat remaja yang bersifat sosial
tergantung pada kesempatan yang diperolehnya untuk
mengembangkan minat tersebut.
c) Minat pribadi, yaitu mereka menyadari bahwa dukungan
sosial sangat dipengaruhi oleh penampilan diri dan kesadaran
bahwa kelompok sosial menilai dirinya berdasar benda-benda
51
yang dimiliki, kemandirian, sekolah, keanggotaan sosial dan
banyak uang yang dibelanjakan.
d) Minat terhadap pendidikan, yaitu minat remaja pada
pekerjaan dipengaruhi besarnya minat mereka terhadap
pendidikan. Bagi mereka pendidikan tinggi dianggap sebagai
batu loncatan untuk meraih pekerjaan.
e) Minat terhadap pekerjaan, minat pada karir sering menjadi
sumber pikiran pada akhir masa remaja.
f) Minat terhadap agama, remaja memiliki potensi atau
menaruh minat pada agama dan menganggap bahwa agama
berperan penting dalam kehidupan.
g) Minat terhadap hal simbolik, yaitu tinggi rendahnya status
seseorang, yang menjadi ukuran prestisnya biasanya
digambarkan dengan hal-hal yang bersifat simbolik.
2) Ciri-ciri minat
Slameto menjelaskan ciri-ciri minat yang ada pada diri
masing-masing individu adalah sebagai berikut:
a) Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan dibentuk dan
dipelajari kemudian.
b) Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang
menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal
daripada hal lainnya.
52
c) Minat dapat dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu
aktivitas.
d) Minat mempunyai segi motivasi dan perasaan.
e) Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu objek akan
cenderung memberikan perhatian yang lebih besar terhadap
objek tersebut.
3) Faktor yang mendasari timbulnya minat
Crow & crow (1973) dalam Shaleh dan Muhhib (2004:
264) menyebutkan bahwa faktor yang mendasari timbulnya minat
adalah sebagai berikut:
a) Faktor dorongan dari dalam diri individu
Dorongan dari dalam diri individu misalnya dorongan untuk
makan, ingin tahu dan seks. Dorongan akan makan akan
membangkitkan minat untuk bekerja atau mencari
penghasilan. Dorongan ingin tahu akan membangkitkan
minat untuk membaca, belajar dan menuntut ilmu. Sedangkan
dorongan seks akam membangkitkan untuk menjalin
hubungan dengan lawan jenis.
b) Faktor motif sosial
Motif sosial dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat
untuk melakukan suatu aktivitas tertentu. Faktor ini
berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan seseorang agar
dapat diterima dan diakui oleh lingkungannya misalnya
53
keinginan untuk memperoleh pengakuan dari teman sejenis
maupun lawan jenisnya.
c) Faktor emosional
Minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi.
Apabila seseorang mendapatkan kesuksesan pada aktivitas
menimbulkan perasaan senang dan hal tersebut akan
memperkuat minat terhadap aktivitas tersebut sebliknya suatu
kegagalan akan mengurangi atau menghilangkan minat
seseorang terhadap sesuatu hal.
4) Fungsi Minat
Minat berkaitan erat dengan motivasi. Motivasi
dikatakan sebagai segala sesuatu yang menjadi pendorong
tingkah laku yang menuntut atau mendorong seseorang untuk
memenuhi kebutuhannya sendiri. Begitu juga dengan minat,
minat akan ada pada seseorang apabila sesuai dengan
kebutuhannya.
Dengan demikian fungsi minat tidak berbeda dengan
fungsi motivasi sebagaimana dikemukakan oleh Syaiful Bahri
Djamarah (200:123) sebagai berikut :
a) Sebagai pendorong kegiatan/sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi.
54
b) Sebagai penggerak perbuatan yakni menentukan perbuatan-
perbuatan apa yang harus dilakukan yang serasi guna
mencapai tujuan.
c) Sebagai pengarah perbuatan.
d) Dapat melahirkan perhatian yang serta merta. Perhatian
serta merta terjadi secara spontan, bersifat wajar, mudah
bertahan dan tumbuh tanpa pemakaian daya kemauan dalam
diri seseorang, semakin besar minat seseorang semakin besar
derajat spontanitas perhatiannya.
e) Dapat memudahkan terciptanya konsentrasi.
f) Dapat mencegah gangguan perhatian dari luar.
g) Dapat memperkuat ingatan.
h) Dapat memperkecil kebosanan.
Aspek-aspek minat menurut Jefkins (1994:241) dibagi
menjadi lima, yaitu:
1) Perhatian (attention), yaitu pemusatan pengamatan dari individu
satu atau lebih pada objek yang menurut individu itu cukup
menarik. Jadi perhatian mengandung pemusatan tenaga psikis
berupa kesadaran yang turut serta mengikuti apa yang menjadi titik
fokusnya.
2) Ketertarikan (interest), yaitu adanya perhatian seseorang individu.
Ketertarikan ini ditunjukkan dengan usaha untuk berhubungan dan
melakukan tindakan mendekati objek tersebut. Anak yang
55
mempunyai ketertarikan pada pendidikan maka dia akan
mempunyai kemauan untuk melanjutkan sekolah ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
3) Keinginan (desire), yaitu suatu dorongan untuk mengetahui secara
lebih mendalam tentang objek tersebut. Anak yang mempunyai
keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjeng yang lebih
tinggi maka dia akan selalu mencari tahu secara mendalam tentang
apa yang akan didapat pada pendidikan tersebut dan bagaimana
manfaatnya untuk masa depannya.
4) Keyakinan (conviction), suatu aspek yang muncul setelah orang
mempunyai informasi terhadap suatu onjek sehingga merasa
tertarik. Seorang anak yang sudah memiliki keyakinan bahwa
pendidikan tinggi dapat bermanfaat bagi dirinya maka dia akan
merasa tertarik dan berusaha mencapai dan menuntaskan
pendidikannya.
5) Tindakan (action), yaitu orang yang berminat akan bergerak
melakukan sesuatu untuk mewujudkannya. Seseorang yang
memiliki minat terhadap sesuatu akan bergerak menuju objek
tersebut dalam bentuk ikutserta dalam kegiatan tersebut.
Minat dalam penelitian ini mengandung pengertian kemauan
anak yang besar akan suatu kegiatan, dengan memberikan
keikutsertaan, konsentrasi, perhatian dan rasa senang pada suatu
kegiatan tersebut. Dalam arti sempit dalam penelitian ini membatasi
56
minat yaitu hanya pada kemauan anak untuk melanjutkan sekolah
(jenjang pendidikan menengah). Minat untuk melanjutkan sekolah
dimiliki anak apabila seorang anak tersebut memiliki rasa senang,
perhatian, konsentrasi dan kesadaran, kemudian anak akan
mengekspresikan minatnya pada suatu kegiatan, yang di dalam
penelitian ini kegiatan yang difokuskan adalah melanjutkan ke jenjang
pendidikan menengah. Adapun indikator minat yang diteliti di dalam
penelitian ini meliputi:
1) Ketertarikan (interest)
2) Keinginan (desire)
3) Tindakan (action) (Jefkins,1994:241)
Menurut Azwar (2012:105) minat merupakan variabel sikap
yang seharusnya di deskripsikan secara kualitatif, tetapi minat juga
dapat diukur dengan menggunakan suatu skala sikap yang berwujud
kumpulan-kumpulan pernyataan sikap yang ditulis, disusun dan
dianalisis sedemikian rupa sehingga respon seseorang terhadap
pernyataan tersebut dapat diberi angka atau skor dan kemudian dapat
diinterpretasikan. Dalam mengukur minat digunakan skala likert,
dimana di dalam pengukurannya terdapat dua jenis pernyataan yaitu
favorable (pernyataan yang benar) dan unfavorable (pernyataan tidak
benar). Pernyataan favorable pemberian skor bergerak dari 4 sampai
1, sebaliknya pernyataan unfaveable bergerak dari 1 sampai 4. Pilihan
jawaban responden meliputi: sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat
57
tidak setuju. Kemudian hasil jawaban responden diklasifikasikan
menjadi 4 kelas, yaitu: Sangat Rendah (SR), Rendah (R), Tinggi (T),
Sangat Tinggi (ST).
b. Jenjang Pendidikan Menengah
Menurut Pidarta (2007:1) pendidikan adalah khas milik dan
alat manusia. Anak menerima pendidikan dari orangtuanya dan
manakala anak-anak ini sudah dewasa dan berkeluarga mereka juga
akan mendidik anak-anaknya. Begitu pula di sekolah dan perguruan
tinggi, para siswa dan mahasiswa dididik oleh guru dan dosen.
Menurut Lavengeld dalam Pidarta (2007:10) mendidik adalah
memberi pertolongan secara sadar dan sengaja pada seorang anak
(yang belum dewasa) dalam pertumbuhannya menuju kearah
kedewasaan dalam arti dapat berdiri sendiri dan bertanggungjawab
susila tindakannya menurut pilihannya sendiri. Sedangkan menurut
Dewantara pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang
ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat mendapat keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya.
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 mendefinisikan
bahwa: “Pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sehingga
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
58
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.
1) Tujuan pendidikan
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 yang
menjelaskan tentang fungsi dan tujuan pendidikan, menyebutkan
bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”.
Nasution (2009:41) merumuskan tentang tujuan pendidikan
yang menyebutkan bahwa pendidikan bertujuan untuk membekali
setiap anak agar masing-masing dapat maju dalam hidupnya
mencapai tingkat yang setinggi-tingginya.
Paulo Freire dalam Pidarta (2007) mengemukakan bahwa
pendidikan hendaklah membuat manusia menjadi transitif, yaitu
suatu kemampuan menangkap dan menanggapi masalah-masalah
lingkungan serta kemampuan berdialog tidak hanya dengan
sesama tetapi dengan dunia beserta segala isinya. Sedangkan
Wuradji dalam Pidarta (2007) menyebutakan fungsi-fungsi
59
pendidikan sebagai berikut. Pertama, pendidikan sebagai lembaga
konservasi yang mencakup fungsi control sosial, pelestari budaya,
seleksi serta alokasi terhadap para lulusan dalam wujud
kualifikasi tertentu yang cocok untuk jenis pekerjaan tertentu.
Kedua, pendidikan sebagai perubah sosial yang mencakup
reproduksi budaya, difusi kebudayaan, meningkatkan
kemampuan, menganalisis secara kritis, memodifikasi hierarki
ekonomi masyarakat, dan perguruan tinggi sebagai pusat
perubahan. Sementara Broom dalam Pidarta (2007) menyebut
fungsi pendidikan sebagai:
a) Transmisi budaya.
b) Meningkatkan integrasi sosial atau bermasyarakat.
c) Mengadakan seleksi dan alokasi tenaga kerja melalui
pendidikan itu sendiri.
d) Mengembangkan kepribadian.
2) Manfaat pendidikan
Pendidikan berfungsi untuk menyampaikan, meneruskan
atau mentransmisi kebudayaan, diantaranya nilai-nilai nenek
moyang kepada generasi muda. Dalam fungsi ini sekolah itu
konservatif dan berusaha mempertahankan status quo demi
kestabilan politik, kesatuan dan persatuan bangsa (Nasution,
2009:21). Sedangkan Zanti dalam Pidarta (2007) mengatakan
bahwa pendidikan bermanfaat bagi masyarakat untuk
60
meningkatkan peranan mereka sebagai warga masyarakat, baik
yang berkaitan dengan kewajiban maupun dengan hak mereka.
Khusus bagi para siswa dan remaja, manfaat pendidikan atau
lembaga pendidikan adalah lebih bersifat sebagai wahana
persiapan untuk menjadi individu dan warga negara yang baik.
Beberapa fungsi sekolah atau pendidikan menurut Slameto
(2010), yaitu:
a) Sekolah menyiapkan anak untuk mutu pekerjaan.
b) Sekolah memberikan keterampilan dasar.
c) Sekola membuka kesempatan memperbaiki nasib.
d) Sekolah menyediakan tenaga pembangunan.
e) Sekolah membantu memecahkan masalah-masalah sosial.
f) Sekolah mentransmisi kebudayaan.
g) Sekolah membentuk manusia yang sosial.
h) Sekolah merupakan alat mentransformasi kebudayaan.
Sedangkan menurut Pidarta (2007) manfaat sekolah atau
pendidikan bagi masyarakat adalah sebagai berikut:
a) Pendidikan sebagai transmisi budaya dan pelestari budaya.
b) Sekolah sebagai pusat budaya bagi masyarakat dan
sekitarnya.
c) Sekolah mengembangkan kepribadian anak disamping oleh
keluarga anak itu sendiri.
61
d) Pendidikan membuat orang menjadi warga negara yang baik,
tahu akan kewajiban dan haknya.
e) Pendidikan meningkatkan integritas sosial atau kemampuan
bermasyarakat.
f) Pendidikan meningkatkan kemampuan menganalisis secara
kritis, melalui pelajaran ilmu, teknologi dan kesenian.
g) Sekolah meningkatkan alat control sosial dengan memberi
pendidikan agama dan budi pekerti.
h) Sekolah membantu memecahkan masalah-masalah sosial.
i) Pendidikan adalah sebagai perubah sosial melalui
kebudayaan-kebudayaan yang baru.
j) Pendidikan berfungsi sebagai seleksi dan alokasi tenaga
kerja.
k) Pendidikan dapat memodifikasi hierarki ekonomi
masyarakat.
Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli dan Undang-
Undang di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu
usaha yang secara sengaja dilakukan untuk memperoleh
pengetahuan, dari yang tidak tahu menjadi tahu. Pendidikan
bertujuan untuk mengembangkan diri untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan berawal saat seorang
62
bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan
bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan
oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca
kepada bayi dalam kandungan dengan harapan bisa mengajar bayi
mereka sebelum kelahiran.
Jenjang pendidikan adalah tingkat yang berkelanjutan yang
ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik,
tingkat pelajaran dan cara penyajian oleh penyelenggara. Menurut
Andrew E. Sikula dalam Mangkunegara (2003:50) mengartikan
tingkat pendidikan adalah sebagai suatu proses jangka panjang
yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir, yang
mana tenaga kerja manajerial mempelajari pengetahuan
konseptual dan teoritis untuk tujuan-tujuan umum.
Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2003:3)
pendidikan formal adalah jalur yang terstruktur dan berjenjang
yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menegah dan
pendidikan tinggi. Tingkat pendidikan merupakan jenjang
pendidikan formal tertinggi yang ditempuh anak tersebut lulus
(tidak putus sekolah), maupun putus sekolah yang dibuktikan
dengan tahun sukses.
Menurut Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 1,
mengartikan bahwa: “Jenjang pendidikan adalah tahapan
pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan
63
peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang
dikembangkan. Jalur pendidikan di Indonesia menurut UU RI No.
20 Tahun 2003 Pasal 13 antara lain jalur pendidikan formal yang
terdiri dari Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, jalur
pendidikan nonformal danjalur pendidikan informal”.
Selain itu menurut Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003
Pasal 18, juga menjelaskan bahwa: “Pendidikan menengah
merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah
terdiri atas pendidikan umum dan pendidikan menengah kejuruan.
Pendidikan menengah terbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA),
Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),
dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), dan sekolah lain yang
sederajat”.
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PPRI)
No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 26
Ayat 2, pada PP itu disebutkan Pendidikan Menengah Umum
bertujuan untuk meningkatkan: a) Kecerdasan, b) Pengetahuan,
c) Kepribadian, d) Akhlak Mulia, e) Keterampilan untuk hidup
mandiri, f) Mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Sedangkan tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan yang
tertuang pada Ayat 3 untuk meningkatkan: a) Kecerdasan, b)
Pengetahuan, c) Kepribadian, d) Akhlak Mulia, e) Keterampilan
64
untuk hidup mandiri, f) Mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai
dengan kejuruannya.
Jenjang pendidikan menengah di dalam penelitian ini
adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat
perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan
kemampuan yang dikembangkan. Jenjang pendidikan menengah
dalam penelitian ini mencakup SMA, MA, SMK, MAK dan
sekolah lain yang sederajat. Dimana pada jenjang ini rata-rata
anak berada pada usia 16 - 18 tahun. Dengan memperhatikan
penggolongan jenjang pendidikan di atas dapat diketahui hak dan
kewajiban anak usia 16 - 18 tahun adalah belajar di sekolah
dengan kurikulum, struktur dan beban belajar yang telah
ditetapkan. Tetapi terlepas dari peraturan yang ditetapkan dalam
Undang-Undang tentang kewajiban anak untuk belajar, di
Indonesia khususnya di Desa Dieng memiliki tingkat pendidikan
rendah dimungkinkan salah satunya dikarenakan tidak adanya
fasilitas dan sarana belajar. Salah satu peningkatan pendidikan
menurut Sunarko (2007:33) ialah dengan:
a) Menambah jumlah sekolah dari Sekolah Dasar sampai dengan
Perguruan Tinggi.
b) Menambah jumlah tenaga pendidik.
c) Menambah peralatan sekolah.
d) Menambah buku bacaan.
65
e) Menambah alat keterampilan.
f) Mengadakan perpustakaan sekolah.
g) Meningkatkan mutu guru.
h) Memberi beasiswa.
i) Program belajar Sembilan Tahun.
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini didukung oleh beberapa penelitian yang berkaitan
dengan variabel-variabel penelitian yang digunakan. Penelitian tersebut
diantaranya:
1. Penelitian yang pertama tentang Psikologi Keberlanjutan Sekolah Pekerja
Anak di Sektor Batik di Pekalongan Tahun 2011. Hasil dan pembahasan
dalam penelitian ini yaitu: pertama,dinamika psikologi pekerja anak yang
putus sekolah yaitu mereka bekerja karena keinginan untuk memperoleh
penghasilan dan membantu orangua karena mempunyai waktu luang dan
sudah putus sekolah. Bagi pekerja anak yang putus sekolah terdapat dua
pola harapan yaitu optimis dan pesimis. Kedua, dinamika sikologi
pekerja anak yang masih sekolah yaitu pekerja anak bekerja didiorong
karena ingin meringankan beban orangtua. Mereka melihat dan
merasakan langsung penderitaan orangtua. Mereka bekerja saat sepulang
sekolah dan saat libur sekolah. Sehingga disimpulkan bahwa dinamika
psikologis keberlangsungan sekolah anak yang berprofesi sebagai pekerja
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya adalah motivasi kerja, arti
penting sekolah menurut pekerja anak, kondisi afektif anak ketika
66
bekerja dan sekolah serta pandangan pekerja anak terhadap orangtua,
guru dan juragan. Hasil penelitian memperoleh pemahaman bahwa
menurut pekerja anak, sekolah mempunyai arti penting sebagai tempat
untuk memperoleh ilmu pengetahuan, wawasan serta bisa dijadikan bekal
untuk mendidik anak. Melalui sekolah, pekerja anak juga dapat
menambah teman pergaulan, sehingga sekolah dinilai sebagai tempat
yang menyenangkan. Disamping itu, pekerja anak menganggap bahwa
institusi sekolah merupakan lembaga yang dapat mengantarkan masa
depan seseorang menjadi lebih sukses.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian pengaruh partisipasi anak di
dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang
pendidikan menengah di Desa Dieng adalah penelitian ini menitik
beratkan pekerja anak di sektor industri yaitu industri batik. Dan pekerja
anak ada yang masih sekolah dan ada juga yang sudah putus sekolah.
Motivasi yang paling mendasar anak bekerja di industri batik karena
ingin mendapatkan penghasilan dan ingin meringankan beban orangtua
karena kondisi ekonomi yang rendah. Sedangkan penelitian pengaruh
partisipasi anak di dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan
ke jenjang pendidikan menengah menitik beratkan pada anak yang ikut
terlibat dalam pertanian yaitu pertanian kentang. Anak yang terlibat
dalam kegiatan pertanian sudah tidak sekolah atau belum melanjutkan
sekolah. Mayoritas alasan yang mendasari keikutsertaan anak dalam
pertanian kentang tersebut karena anak ingin membantu orangua,
67
kegiatan bertani yang sudah menjadi budaya dan keinginan anak
melanjutkan pertanian kentang orangtua baik menjadi petani kentang
atau pengusaha kentang kentang. Keikutsertaan anak tersebut tetap ada
meskipun keadaan ekonomi orangtuanya tinggi atau mampu.
Keunggulan penelitian pengaruh partisipasi anak di dalam pertanian
kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di
Desa Dieng yaitu untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh partisipasi
anak di dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang
pendidikan menengah dan seberapa besar kontribusi partisipasi anak di
dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang
pendidian menengah. Penelitian ini mengkaji budaya pertanian kentang
yang mengkaitkan dengan kondisi alam yang sangat menguntungkan
untuk pertanian sayuran khususnya kentang di Desa Dieng. Dan
mengkaji beberapa faktor dari partisipasi anak di dalam pertanian
kentang yang memberikan dampak pada minat melanjutkan ke jenjang
pendidikan menengah.
2. Penelitian ini di terbitkan berupa e-book dari ILO-IPEC tentang
Keterlibatan anak dalam Perkebunan Tembakau di Sumatra Utara Tahun
2007. Penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan antara
pekerjaan anak dengan pendidikan anak. Ketakutan pada anak muncul
karena si anak sangat jarang masuk sekolah karena di bekerja. Sebagian
besar pekerja anak yang mengalami drop out atau tidak melanjutkan
sekolah ternyata tidak memiliki keinginan lagi untuk melanjutkan
68
sekolah walaupun mereka memiliki kesempatan, karena bosan dan malas.
Hal tersebut dikarenakan mereka sudah mempunyai pekerjaan dan
penghasilan. Penelitian menunjukkan adanya pengaruh pekerjaan
terhadap keinginan anak untuk sekolah. Baik dari kesulitan membagi
waktu, ketidakmampuan tenaga ataupun ketakutan anak karena sering
mempunyai masalah di dalam pembelajaran karena seluruh tenaga dan
aktivitasnya tersita saat mereka bekerja. Data yang ada menunjukkan
bahwa dari seratus anak yang diwawancarai terdapat 80 pekerja anak
(80%) yang masih bersekolah, 19 anak tidak bersekolah lagi (Droup
Out), dan sisanya yang satu orang belum bersekolah. Pekerja anak
dengan jenis kelamin laki-laki yang bersekolah jumlahnya 49 orang
(49%) dan yang perempuan berjumlah 31 orang (31%) dari total
keseluruhan pekerja anak.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian pengaruh partisipasi anak di
dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang
pendidikan menengah di Desa Dieng yaitu penelitian ini menitik beratkan
pekerja anak dalam perkebunan tembakau. Anak bekerja karena ingin
membantu mencari penghasilan dan karena perkebunan tembakau di
Sumatra Utara tersebut telah merekrut banyak tenaga kerja di sekitar
perkebunaan tersebut. Anak masih banyak yang sekolah dibandingkan
yang putus sekolah.
Keunggulan penelitian pengaruh partisipasi anak di dalam pertanian
kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di
69
Desa Dieng yaitu mengkaji tingkat pendapatan di Desa Dieng tidak
berbanding lurus dengan tingkat pendidikan di Desa Dieng. Karena di
Desa Dieng mempunyai tingkat pendapatan yang tinggi tetapi
mempunyai tingkat penidikanyang rendah.
C. Kerangka Berfikir
Pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini pendidikan formal
pada jenjang pendidikan menengah. Jenjang pendidikan adalah tingkat yang
berkelanjutan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta
didik, tingkat pelajaran dan cara penyajian oleh penyelenggara. Pendidikan
menengah terdiri atas pendidikan umum dan pendidikan menengah kejuruan.
Untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi tidak
lepas dari istilah minat yang mempengaruhi diri pribari anak. Minat pada
dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dan
sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka
semakin besar minat. Minat mempunyai arti yang penting bagi anak terutama
untuk melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Karena
hak dan kewajiban anak adalah belajar. Sehingga penting untuk
membangkitkan minat anak untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang
lebih tinggi yaitu dengan antara lain dengan adanya motivasi atau
memberikan dorongan untuk belajar. Anak yang cenderung membantu
orangtua dalam pertanian kentang secara (fulltime) lebih fokus pada
pertanian. Berikut kerangka penelitian dalam mengkaji pengaruh partisipasi
anak di dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan ke jenjang
70
pendidikan menengah. Alur kerangka berfikir tersebut dapat dilihat pada
gambar. 2.1.
Gambar. 2. 1 Bagan Pengaruh variabel X terhadap variabel Y
D. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan kerangka berfikir pada penelitian ini,
maka dirumuskan dalam hipotesis sebagai berikut:
Ha : “Ada pengaruh partisipasi anak di dalam pertanian kentang (X)
terhadap minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah (Y)
(Studi Kasus di Desa Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo
Tahun 2013)”.
H0 : “Tidak ada pengaruh partisipasi anak di dalam pertanian kentang (X)
terhadap minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah (Y)
(Studi Kasus di Desa Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo
Tahun 2013)”.
Partisipasi anak di dalam pertanian kentang, indikator variabel (X):
1) Partisipasi dalam persiapan 2) Partisipasi dalam penanaman 3) Partisipasi dalam pemeliharaan 4) Partisispasi dalam pemupukan 5) Partisipasi dalam pengairan 6) Partisispasi dalam perlindungan dari
hama dan penyakit 7) Partisipasi dalam panen 8) Partisipasi dalam pemasaran
Minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah, indikator variabel (X):
1. Ketertarikan (interest) 2. Keinginan ( desire) 3. Tindakan (action)
71
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini adalah Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,
Kabupaten Wonosobo. Peta lokasi penelitian ini dapat dilihat pada gambar
4. 1 yaitu Peta Administrasi Desa Dieng.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Pengertian populasi secara sederhana dikemukakan oleh Arikunto
(2010:173) yang mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian.
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh anak pada usia 16 - 18
yang telah lulus SMP dan belum masuk SMA serta membantu dalam
pertanian kentang di Desa Dieng. Populasi dari penelitian ini dapat dilihat
pada tabel. 3. 1.
Tabel. 3. 1 Populasi Penelitian No Nama Dukuh Jumlah anak Persen (%) 1 Dieng 31 66 2 Kali Lembu 16 34
Jumlah Total 47 100 Sumber: Data Primer Desa Dieng Tahun 2013
2. Sampel
Dalam menentukan jumlah sampel yang dapat mewakili populasi
sebagai patokan bila subjek kurang dari 100 orang sebaiknya semua
72
populasi diambil sebagai sampel. Selanjutnya bila subjeknya lebih dari 100
orang sampel dapat di ambil 10% - 15 % atau 20% - 25% atau lebih
(Arikunto, 2010:173). Tetapi dalam penelitian ini semua populasi diambil
sebagai sampel penelitian karena jumlah populasi di bawah 100 orang,
sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 47 responden.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini terdapat empat variabel yaitu:
1. Profil pertanian di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo.
2. Tingkat partisipasi anak usia 16 - 18 tahun dalam pertanian kentang di
Desa Dieng.
3. Tingkat minat anak usia 16 - 18 tahun untuk melanjutkan ke jenjang
pendidikan menengah di Desa Dieng.
4. Ada tidaknya pengaruh partisipasi anak dalam pertanian kentang terhadap
minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di Desa Dieng dan
berapa besar pengaruhnya.
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi sedangkan variabel
terikat merupakan variabel akibat (Arikunto, 2010:162). Berdasarkan beberapa
variabel penelitian di atas, maka ditentukan variebel bebas dan variabel terikat
dalam penelitian ini meliputi:
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas atau independent variable adalah faktor yang
menentukan atau mempengaruhi adanya faktor atau unsur (Arikunto,
73
2010:162). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah
partisipasi anak dalam pertanian kentang. Adapun indikatornya, meliputi:
a) Partisipasi dalam persiapan
b) Partisipasi dalam penanaman
c) Partisipasi dalam pemeliharaan
d) Partisipasi dalam pemupukan
e) Partisipasi dalam pengairan
f) Partisipasi dalam perlindungan dari hama dan penyakit
g) Partisipasi dalam panen
h) Partisipasi dalam pemasaran
Dalam mengukur partisipasi digunakan deskriptif persentase dengan
memberi skor 1 sampai 4. Pilihan jawaban responden meliputi: tidak
pernah, kadang-kadang, sering dan selalu. Kemudian hasil jawaban
responden diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu: Sangat Rendah (SR),
Rendah (R), Tinggi (T), Sangat Tinggi (ST) (Azwar, 2012:105).
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat atau dependent variable adalah variabel yang timbul
dalam hubungan yang fungsional atau sebagai pengaruh dari dalam variabel
bebas (Arikunto, 2010:162). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah. Adapun indikatornya,
meliputi:
a) Ketertarikan (interest)
b) Keinginan ( desire)
74
c) Tindakan (action)
Dalam mengukur minat digunakan skala likert, dalam
pengukurannya terdapat dua jenis pernyataan yaitu favorable (pernyataan
yang benar) dan unfavorable (pernyataan tidak benar). Pernyataan
favorable pemberian skor bergerak dari 4 sampai 1, sebaliknya pernyataan
unfaveable bergerak dari 1 sampai 4. Pilihan jawaban responden meliputi:
sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Kemudian hasil
jawaban responden diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu: Sangat Rendah
(SR), Rendah (R), Tinggi (T), Sangat Tinggi (ST) (Azwar, 2012:105).
D. Metode dan Alat Pengumpulan Data
Setiap penelitian ilmiah memerlukan data yang ditujukan untuk
memperoleh data dari responden. Pengumpulan data ini dimaksudkan untuk
memperoleh bahan-bahan yang akurat, relevan dan reliabel. Ada beberapa
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Metode Kuesioner (Angket)
Kuesioner atau angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui (Arikunto, 2010:194).
Angket bersifat objektif dalam arti responden diharapkan bekerja sama
untuk menyisakan waktu dan menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti
secara tertulis, sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang diberikan. Dalam
penelitian ini digunakan jenis angket tertutup.
75
Pengukuran dalam penelitian ini digunakan skala likert, dengan
jumlah pilihan jawaban sebanyak 4 pilihan. Menurut Arikunto (2010:284)
kelemahan dengan menggunakan 5 kelas jawaban adalah responden
cenderung memilih alternatif yang ada di tengah (karena dirasa aman dan
paling gampang karena hampir tidak berpikir) dan alasan itu memang
benar adanya. Maka memang disarankan alternatif pilihannya hanya 4
saja. Selain berdasarkan pendapat di atas, peneliti juga melihat kondisi di
lapangan penelitian bahwa objek penelitian dilakukan pada penduduk,
sedangkan kondisi lingkungannya tidak selalu mendukung untuk mengisi
angket dengan tenang. Berdasarkan alasan tersebut peneliti menggunakan
jumlah pilihan jawaban untuk responden sebanyak 4 pilihan jawaban.
Di dalam kuesioner pada romawi I terdapat 5 pertanyaan berupa
pilihan ganda, pertanyaan berupa karakteristik dan profil pertanian kentang
di Desa Dieng. Pada romawi II terdapat 4 pertanyaan terbuka tentang
pandangan orangtua tentang pendidikan anak. Sedangkan pada romawi III
terdapat 21 pertanyaan tentang partisipasi anak dalam pertanian kentang,
di mana jawabannya kemudian di skor dan diklasifikasikan. Pada romawi
IV terdapat 11 pernyataan tentang minat melanjutkan ke jenjang
pendidikan menengah, dan jawabannya kemudian di skor dan di
klasifikasikan.
Dalam mengukur partisipasi digunakan deskriptif persentase
dengan memberi skor dari 1 sampai 4. Pilihan jawaban responden
meliputi: tidak pernah, kadang-kadang, sering dan selalu. Kemudian hasil
76
jawaban responden diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu: Sangat Rendah
(SR), Rendah (R), Tinggi (T), Sangat Tinggi (ST) (Azwar, 2012:105).
Dalam mengukur minat digunakan skala likert, dimana di dalam
pengukurannya terdapat dua jenis pernyataan yaitu favorable (pernyataan
yang benar) dan unfavorable (pernyataan tidak benar). Pernyataan
favorable pemberian skor bergerak dari 4 sampai 1, sebaliknya pernyataan
unfaveable bergerak dari 1 sampai 4. Pilihan jawaban responden meliputi:
sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Kemudian hasil
jawaban responden diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu: Sangat Rendah
(SR), Rendah (R), Tinggi (T), Sangat Tinggi (ST) (Azwar, 2012:105).
2. Metode Wawancara
Wawancara atau interview adalah sebuah sebuah dialog yang
dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari
terwawancara (Arikunto, 2010:198). Untuk mengetahui profil pertanian
kentang di Desa Dieng digunakan pedoman wawancara. Selain itu dalam
penelitian ini metode wawancara digunakan sebagai pendukung angket.
Karena angket yang digunakan adalah angket tertutup dan tidak
memberikan penjelasan secara mendalam mengenai alasan-alasan
responden dari jawaban yang mereka pilih, sehingga dengan menggunakan
wawancara peneliti dapat menggali lebih luas terkait objek kajian yang
diteliti.
77
E. Uji Instrumen Penelitian
Angket yang telah disusun kemudian diujicobakan kepada responden di
luar sampel penelitian. Subjek yang diberi instrumen angket uji coba adalah
anak yang berusia 16 - 18 tahun, telah lulus SMP dan belum melanjutkan ke
SMA serta berperan di dalam pertanian kentang. Karena peneliti mengambil
seluruh populasi sebagai subjek penelitian di Desa Dieng, maka uji coba angket
diujicobakan kepada responden yang mempunyai karakteristik yang sama
dengan karakteristik responden dari sampel penlitian ini dan di daerah lain
yang mempunyai permasalahn sama dengan permasalahan di desa yang diteliti.
Uji coba angket diberikan pada 10 anak di Desa Suren Gede, Kecamatan
Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Berdasarkan data hasil uji coba angket dihitung
validitas dan reliabilitasnya. Dengan demikian angket tersebut dapat dilihat
apakah sudah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas atau belum.
1. Validitas Instrumen
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010:211). Sebuah instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur yang diukur. Sebelum angket
yang sesungguhnya disebar, terlebih dahulu perlu dilakukan uji coba
instrumen. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan butir pernyataan
yang tidak relevan, mengevaluasi apakah pertanyaan yang diajukan dalam
angket mudah dimengerti atau tidak, dan untuk mengetahui lamanya
78
pengisian angket. Dalam suatu penelitian, untuk mengetahui validitas
datanya digunakan rumus product moment sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
N ∑ ∑ N ∑ ∑
(Arikunto, 2010:213)
Keterangan:
rxy : indeks korelasi product moment
N : banyak subjek
xy : jumlah hasil penelitian xy
x : jumlah skor x
y : jumlah skor y
∑ X : jumlah kuadrat nilai x
∑ Y : jumlah kuadrat nilai y
Jika rxy > rtabel dengan taraf signifikansi 5% maka alat ukur
dikatakan valid. Item-item yang mempunyai koefesien korelasi lebih besar
dari rtabel termasuk item yang valid dan yang kurang dari rtabel termasuk
item yang tidak valid. Item yang tidak valid tidak digunakan untuk
penelitian. Hasil uji validitas instrumen dapat dilihat pada tabel 3. 2.
79
Tabel. 3. 2 Hasil Uji Validitas Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang (X)
No r hitung r tabel Keterangan 1 0,866 0,632 Valid 2 0,780 0,632 Valid 3 0,964 0,632 Valid 4 0,791 0,632 Valid 5 0,928 0,632 Valid 6 0,784 0,632 Valid 7 0,664 0,632 Valid 8 0,748 0,632 Valid 9 0,809 0,632 Valid 10 0,647 0,632 Valid 11 0,666 0,632 Valid 12 0,794 0,632 Valid 13 0,635 0,632 Valid 14 0,928 0,632 Valid 15 0,803 0,632 Valid 16 0,649 0,632 Valid 17 0,852 0,632 Valid 18 0,744 0,632 Valid 19 0,771 0,632 Valid 20 0,782 0,632 Valid 21 0,737 0,632 Valid Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas variabel X yang
ditunjukan pada tabel 3. 2 diketahui dari 21 item pertanyaan semuanya
valid sehingga semua item soal pada variabel X dapat digunakan untuk
penelitian. Sedangkan uji validitas variabel Y dapat dilihat pada tabel 3. 3.
80
Tabel. 3. 3 Hasil Uji Validitas Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah (Y)
No r hitung r tabel Keterangan 1 0,82 0,632 Valid 2 0,74 0,632 Valid 3 0,74 0,632 Valid 4 0,81 0,632 Valid 5 0,65 0,632 Valid 6 0,65 0,632 Valid 7 0,82 0,632 Valid 8 0,77 0,632 Valid 9 0,76 0,632 Valid 10 0,73 0,632 Valid 11 0,69 0,632 Valid 12 0,34 0,632 Tidak Valid Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
Berdasarkan tabel 3. 3 diketahui hasil perhitungan uji validitas
variabel Y menunjukkan dari 12 item pertanyaan terdapat 1 item
pertanyaan yang tidak valid yaitu nomor 12 karena memiliki rhitung < rtabel
pada taraf signifikansi 5% sehingga item tersebut dibuang. Sedangkan 11
item pertanyaann lainnya digunakan untuk penelitian.
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas menunjukkan pengertian bahwa suatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk dapat dipergunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen sudah cukup baik (Arikunto, 2010:221). Reliabilitas
instrumen dari penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus
cronbach alpha sebagai berikut:
(Arikunto, 20106:223)
( ) ⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ ∑−
−=
t
b
kkr 2
2
11 1)1
(σ
σ
81
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2bσ∑ = jumlah varians butir
t2σ = varians total
Sedangkan rumus varians total dan varians butir soal digunakan
sebagai berikut:
a. Varians Total
∑ ∑YN
N
(Arikunto, 2006: 184) b. Varians Butir
∑ ∑XN
N
(Arikunto, 2006: 184)
Harga r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel r product
moment dengan taraf signifikan 5%, di mana suatu instrumen dikatakan
reliabel apabila harga r11 > rtabel. Hasil uji reliabilitas instrumen dapat
dilihat pada tabel. 3. 4.
Tabel. 3. 4 Reliabilitas Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang dan Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah
No Variabel r11 Cronbach Alpha
disyaratkan Kesimpulan
1 Partisipasi 0,966 > 0,60 Reliabel 2 Minat 0,913 > 0,60 Reliabel Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
82
F. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah
sebagai berikut.
1. Deskriptif Persentase
Analisis deskriptif persentase digunakan untuk mendeskripsikan
persentase masing-masing variabel bebas dan terikat agar lebih mudah
dalam memahaminya. Deskripsi tentang hasil penelitian yang berkaitan
dengan variabel yang diungkap terlebih dahulu didasarkan pada kriteria
penentuan pencapaian hasil. Penentuan tersebut adalah sebagai berikut:
Skor maksimal = 21 x 4 = 84
Skor minimal = 21 x 1 = 21
Rentang = 84 – 21 = 63
Interval = 63 : 4 = 15,75
Tabel 3. 5 Kriteria Deskriptif Persentase
Interval Skor Kriteria 68,26 - 84 Sangat Tinggi
52,6 - 68,25 Tinggi 36,76 - 52,5 Rendah 21 - 36,75 Sangat rendah
Kriteria pada tabel. 3. 5 di atas digunakan untuk setiap variabel di
dalam penelitian, karena jumlah item yang digunakan dari masing-masing
variabel berbeda-beda, maka skor dari masing-masing variabel harus
diubah terlebih dahulu ke dalam bentuk persentase skor dengan cara
membandingkan jumlah skor dengan skor idealnya. Skor ideal diperoleh
83
dari banyaknya item dikalikan dengan skor ideal yaitu 4. Rumus yang
digunakan untuk mengubah data dari bentuk skor ke dalam persentase
yaitu dengan rumus berikut:
100% (Ali, 1993:184)
Keterangan:
= Jumlah skor jawaban responden
N = Jumlah skor maksimal
2. Uji Prasyarat Regresi Linier Sederhana
a. Uji Normalitas Data
Uji Normalitas digunakan bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, variabel residual memiliki distribusi normal atau
tidak (Ghozali, 2006:27). Untuk menguji apakah data-data yang
dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan
metode sebagai berikut:
1) Metode grafik Scater Plot
Motode grafik yang handal adalah dengan melihat grafik
normal probability plot yang membandingkan distribusi
kumulatif dari distribusi normal (Ghozali, 2006:32). Distribusi
normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting
data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika data
menyebar di sekitar garis diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari
84
diagonal atau mengikuti garis diagonal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
2) Metode Statistik Kolmogorov Smirnov
Uji statistik sederhana yang digunakan untuk menguji
asumsi normalitas adalah dengan menggunakan uji normalitas
dari Komogorov Smirnov. Metode pengujian normal tidaknya
distribusi data dilakukan dengan melihat nilai signifikan variabel,
jika lebih besar dari alpha 5% maka menunjukkan distribusi data
normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa
sampel penelitian berawal dari kondisi yang sama atau homogen. Uji
homogenitas dilakukan dengan menyelidiki apakah sampel
mempunyai varians yang sama atau tidak. Pengujian homogenitas
digunakan rumus:
k
bhitung V
VF = (Sudjana, 2005:250)
Keterangan:
Vb = Varians yang terbesar.
Vk = Varians yang terkecil.
c. Uji Linieritas
Uji Linieritas digunakan untuk mengetahui apakah penggunaan
model regresi linier sederhana dalam penelitian ini tepat atau tidak.
85
3. Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai
ketergantungan variabel terikat (dependent variable) dengan satu atau
lebih variabel bebas (independent variable), dengan tujuan untuk
mengestimasi dan/atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata
variabel terikat (dependent variable) berdasarkan nilai variabel bebas
(independent variable) yang diketahui. Hasil dari analisis regresi adalah
berupa koefisien untuk masing-masing variabel. Analisis regresi dilakukan
untuk menunjukkan hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikat. Analisis regresi yang dapat digunakan adalah analisis regresi linier
sederhana dan dalam menentukan persamaan regresi linier sederhana
dengan rumus:
Keterangan :
Y = Nilai estimasi Y
a = Koefisien regresi
b = Koefisien regresi untuk X
X = Partisipasi (Arikunto, 2010:338)
Dimana:
∑ ∑ ∑ ∑ .
. ∑ ∑
. ∑ . ∑ ∑
. ∑ ∑
Y = a + bX
86
4. Pengujian Hipotesis Penelitian
a. Uji hipotesis secara stimultan (bersama-sama) atau Uji Friedman (F)
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas
(independent variable) mempengaruhi variabel terikat (dependent
variable) secara signifikan atau tidak. Perhitungan uji F digunakan
rumus:
FregRKregRKres
Keterangan:
Freg = Bilangan F garis regresi
Rkreg = Rata-rata hitung kuadrat garis regresi
Rkres = Rata-rata hitung kuadrat garis residu
b. Uji Koefisien Determinasi secara stimultan (R2).
Untuk mengetahui berapa persen pengaruh variabel partisipasi
anak di dalam pertanian kentang (X) terhadap minat melanjutkan ke
jenjang pendidikan menengah (Y).
2 ∑ ∑ ∑
∑ 2 ∑ 2
87
Keterangan:
r2 = Koefisien Determinasi
b = Koefisien regresi X dari persamaan regresi
n = Jumlah data
X = Skor variabel X
Y = Skor variabel Y
88
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dideskripsikan tentang aspek yang berkaitan dengan kondisi
di lapangan terkait hasil penelitian yang meliputi kondisi umum, hasil penelitian
dan pembahasan.
A. Hasil Penelitian
1. Kondisi Umum Daerah Penelitian
Kondisi umum di daerah penelitian ini dideskripsikan untuk
memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan dan objek yang
berhubungan dengan masalah penelitian.
a. Kondisi Fisik Daerah Penelitian
1) Letak Astronomi
Wilayah penelitian adalah Desa Dieng, Kecamatan
Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Letak Astronomis Desa Dieng
terletak pada posisi 7o 09’ 36,41” - 7o 31’ 28,99” LS dan 109o 29’ -
109o 56’ 1,45” BT.
2) Letak Administratif/Letak Geografis
Desa Dieng terletak sekitar 119 km arah barat daya Kota
Semarang, 107 km arah barat laut Kota Yogyakarta, 93 km arah
utara Kota Purwokerto, 26 km arah utara Kota Wonosobo, 46 km
arah timur laut Kota Banjarnegara dan 480 km arah timur Kota
89
Jakarta. Secara administratif batas wilayah Desa Dieng, Kecamatan
Kejajar, Kabupaten Wonosobo berbatasan dengan:
Sebelah Utara
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
Sebelah Timur
: Desa Sigagah, Kabupaten Batang
: Desa Sikunang, Kabupaten Wonosobo
: Desa Dieng Kulon, Kabupaten Banjarnegara
: Desa Patak Banteng, Kabupaten Wonosobo
Untuk lebih jelasnya batas wilayah Desa Dieng dapat
dilihat pada gambar. 4. 1 yaitu Peta Administrasi Desa Dieng
Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo.
3) Kondisi Fisik
Landskap alam berupa kompleks pegunungan vulkan
meliputi kawasan seluas 255 km2. Pada tengah-tengah kompleks
gunung api terdapat suatu daratan tinggi yang luas dan berkembang
dinamakan Dieng Plateau. Desa Dieng berada pada Plateau
tersebut. Desa Dieng terletak pada ketinggian 6000 kaki atau 2.093
m dpl. Suhu udara pada kawasan Dieng termasuk kategori sejuk
hingga dingin. Temperatur berkisar 15 - 20o C pada siang hari dan
pada malam hari mencapai 10o C, bahkan suhu udara dapat
mencapai 0o C sampai suhu minus di pagi hari. Luas daerah Desa
Dieng 282 Ha, mempunyai 8 RT, 2 RW dan 2 dusun. Dusunnya
meliputi Dusun Dieng dan Dusun Kali Lembu. Topografi Desa
Dieng curam dengan tanah yang berundak-undak. Desa Dieng,
mempunyai 1 sungai yaitu sungai serayu yang mengalir ke arah
barat dan 2 telaga yaitu telaga pengilon dan telaga warna.
90
b. Kependudukan
Desa Dieng hingga tahun 2011 memiliki jumlah penduduk
sebanyak 2061 jiwa, dari kelompok umur 0 - 4 tahun hingga diatas 65
tahun. Kepadatan peduduk di Desa Dieng sebesar 731 jiwa/km2. Sex
ratio sebanyak 0,98, yang berarti dalam setiap 100 penduduk
perempuan terdapat 98 laki-laki. Hal ini mengartikan bahwa jumlah
penduduk perempuan lebih banyak dari jumlah penduduk laki-laki.
Komposisi penduduk dapat dilihat dengan rincian pada tabel. 4. 1.
Tabel. 4. 1 Penduduk Menurut Kelompok Umur Desa Dieng Kecamatan Kejajar
No Umur Jenis
Kelamin Jumlah Persen (%) L P
1 0 – 4 87 97 184 8,9 2 5 – 9 100 3 193 9,3 3 10 – 14 93 82 175 8,4 4 15 – 19 51 45 96 4,6 5 20 – 24 63 74 137 6,6 6 25 – 29 92 115 207 10 7 30 – 34 104 96 200 9,7 8 35 – 39 83 95 178 8,6 9 40 – 44 91 84 175 8,4 10 45 – 49 62 73 135 6,5 11 50 – 54 65 59 124 6 12 55 – 59 50 25 75 3,6 13 60 – 64 19 35 54 2,6 14 > 65 61 67 128 6,2
Jumlah 1021 1040 2061 100 Sumber: BPS Kecamatan Kejajar dalam Angka Tahun 2012
Bedasarkan tabel di atas dapat diketahui jumlah penduduk usia
muda lebih banyak daripada jumlah penduduk usia tua. Jumlah
penduduk terbanyak terdapat pada usia 25 - 29 tahun yaitu sebanyak
91
207 jiwa atau sebesar 10% dari jumlah penduduk secara keseluruhan,
sedangkan jumlah penduduk terendah terdapat pada usia 60 - 64 tahun
yaitu sebanyak 54 jiwa atau sebesar 2,6% dari jumlah penduduk
secara keseluruhan. Angka ketergantungan di Desa Dieng sebesar
42,72%, termasuk dalam kategori rendah. Angka ketergantungan
penduduk diperoleh dari membagi jumlah penduduk yang produktif
(usia 15 - 64 tahun) dengan jumlah penduduk yang tidak produktif
(usia 0 - 14 tahun dan > 65 tahun) di kalikan 100%.
c. Perekonomian
Perekonomian tidak lepas dari adanya pekerjaan yang
mendukungnya. Penduduk Desa Dieng merupakan penduduk dengan
mayoritas petani (buruh dan petani sendiri) baik mengolah kentang,
kubis/kol atau bawang daun. Sebagian besar penduduk mengolah
lahan pertanian karena pertanian di Desa Dieng berkembang pesat
karena ditunjang dari keadaan geografis dan kondisi alamnya. Data
mata pencaharian penduduk Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,
Kabupaten Wonosobo dapat dilihat pada tabel. 4. 2.
92
Tabel. 4. 2 Mata Pencaharian Penduduk Desa Dieng Kecamatan Kejajar
No Mata Pencaharian Jumlah Persen (%) 1 Petani Sendiri 839 70 2 BuruhTani 109 9 3 Penggalian 9 0,7 4 Industri 12 1 5 Bangunan 49 4,1 6 Perdagangan 115 9,5 7 Transportasi 31 2,5 8 PNS 25 3 9 TNI 1 0,08 10 Polisi 1 0,08 11 Dokter Umum 1 0,08 12 Perawat/Mantri 1 0,08 13 Bidan 1 0,08 14 Dukun Bayi 1 0,08
Jumlah 1195 100 Sumber: BPS Kecamatan Kejajar dalam Angka Tahun 2012
Berdasarkan data BPS dapat diketahui jumlah penduduk
terbanyak adalah pada mata pencaharian petani yaitu sebanyak 839
jiwa atau sebesar 70% dari dari jumlah keseluruhan penduduk yang
mempunyai mata pencaharian. Petani tersebut meliputi petani pemilik
lahan, petani dengan lahan sewaan ataupun petani buruh. Jumlah
penduduk terendah terdapat pada mata pencaharian penggalian yaitu
sebanyak 9 orang atau sebesar 0,7 % dari jumlah keseluruhan
penduduk yang mempunyai mata pencaharian.
93
d. Pendidikan
Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo pada
tahun 2011 pendidikan dari penduduknya hanya sampai ke jenjang
Sekolah Dasar yang tersebar di Desa Dieng. Adapun data penduduk
menurut tingkat pendidikan dari jenjang lulusnya dapat dilihat pada
tabel. 4. 3.
Tabel. 4. 3 Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan No Jenjang Jumlah Persen (%) 1 TK 96 5,5 2 SD 931 53,5 3 SMP 228 13,4 4 SMA 151 8,6 5 Belum Tamat SD 210 12 6 Tak pernah sekolah 122 7
Jumlah 1738 100 Sumber: BPS Kecamatan Kejajar dalam Angka tahun 2012
Berdasarkan data dari BPS di atas penduduk yang tamat TK
sebanyak 5,5 %, penduduk yang tamat SD sebanyak 53,5%, penduduk
yang tamat SMP sebanyak 13,4%, penduduk yang tamat SMA
sebanyak 8,6%, penduduk yang belum tamat SD sebanyak 12%, dan
penduduk yang tidak pernah sekolah sebanyak 7%. Dapat diketahui
bahwa penduduk yang tamat SD itu sangat banyak jumlahnya
dibandingkan dengan penduduk yang menamatkan jenjang lainnya.
95
2. Profil Pertanian Kentang di Desa Dieng
Luas lahan desa Dieng yaitu 282,00 Ha, sedangkan luas dari lahan
pertanian kentang di Desa Dieng yaitu 62,51 Ha. Kentang merupakan
sumber karbohidrat, sehingga menjadi salah satu komoditi penting.
Penduduk di Desa Dieng lebih memilih menanam kentang dikarenakan
harga kentang relatif stabil, potensi bisnisnya tinggi, segmen usaha dapat
dipilih sesuai dengan modal pasar. Selain itu di Desa Dieng merupakan
daerah yang terdapat di ketinggian di atas 2000 m dpl. Penanaman kentang
dilakukan pada akhir musim hujan (April - Juni) atau musim kemarau jika
drainasenya baik.
Profil pertanian kentang yang dimaksud di dalam penelitian ini
meliputi: luas lahan yang digunakan orangtua untuk bertani kentang, status
kepemilikan lahan yang digunakan orangtua untuk bertani kentang, status
pekerjaan orangtua dalam pertanian kentang, waktu yang dihabiskan
orangtua untuk bertani kentang dalam sehari, pemasaran kentang dan
langkah-langkah dalam bertani kentang dari tahap persiapan lahan sampai
pada pemasaran kentang. Untuk lebih detailnya profil pertanian kentang
dijelaskan sebagai berikut:
a. Profil pertanian kentang berdasarkan luas lahan yang digunakan
orangtua untuk bertani kentang. Berdasarkan penelitian, dari
responden yang berjumlah 47 anak berarti terdapat 47 keluarga atau
47 pasang orangtua.
96
Tabel. 4.4 Jumlah Keluarga Berdasarkan Luas Lahan yang digunakan untuk Bertani Kentang
No Luas Lahan Jumlah Keluarga Persen (%) 1 0 - < 500 m2 2 4,3 2 500 - < 1000 m2 11 23,5 3 1000 - < 5000 m2 31 65,9 4 ≥ 1500 m2 3 6,3
Jumlah 47 100 Sumber : Data Penelitian Tahun 2013
Orangtua responden yang menggunakan lahan untuk bertani
kentang seluas 0 - < 500 m2 sebanyak 2 keluarga (4,3%). Orangtua
responden yang menggunakan lahan untuk bertani kentang seluas 500
- < 1000 m2 sebanyak 11 keluarga (23,5%). Orangtua responden yang
menggunakan lahan untuk bertani kentang seluas 1000 - < 5000 m2
sebanyak 31 keluarga (65,9%) dan orangtua responden yang
menggunakan lahan untuk bertani kentang seluas ≥ 1500 m2 sebanyak
3 keluarga (6,3%). Dapat disimpulkan bahwa banyak penduduk Desa
Dieng menggunakan lahan yang luas untuk bertani kentang, pertanian
kentang memang menjadi mayoritas daripada pertanian jenis sayuran
lain.
b. Profil pertanian kentang berdasarkan status kepemilikan lahan yang
digunakan orangtua untuk bertani kentang.
Tabel. 4.5 Jumlah Keluarga Berdasarkan Kepemilikan Lahan yang digunakan untuk Bertani Kentang
No Kepemilikan Lahan Jumlah Keluarga Persen (%) 1 Milik sendiri 40 85,1 2 Milik orang lain 0 0 3 Milik sendiri dan orang
lain 6 12,7
4 Lahan sewaan 1 2,2 Jumlah 47 100
Sumber : Data Penelitian Tahun 2013
97
Berdasarkan penelitian sebanyak 40 keluarga (85,1%) yang
menggunakan lahan untuk bertani kentang adalah lahan milik sendiri,
0 keluarga (0%) yang menggunakan lahan untuk bertani kentang
adalah lahan milik orang lain, 6 keluarga (12,7%) yang menggunakan
lahan untuk bertani kentang adalah lahan milik sendiri dan milik orang
lain serta 1 keluarga (2,2%) yang menggunakan lahan untuk bertani
kentang dengan lahan sewaan.
c. Profil pertanian kentang berdasarkan status pekerjaan orangtua dalam
pertanian kentang.
Tabel. 4.6 Jumlah Keluarga Berdasarkan Status Pekerjaan Orangtua di dalam Pertanian Kentang
No Status Pekerjaan Jumlah Keluarga Persen (%) 1 Petani pemilik lahan 46 97,8 2 Petani buruh untuk waktu
penuh 0 0
3 Petani buruh untuk paruh waktu
0 0
4 Petani dengan lahan sewaan
1 2,2
Jumlah 47 100 Sumber : Data Penelitian Tahun 2013
Berdasarkan penelitian terdapat 46 keluarga (97,8%) sebagai
petani pemilik lahan, 0 keluarga (0%) sebagai petani buruh untuk
waktu penuh, 0 keluarga (0%) sebagai petani buruh untuk paruh
waktu dan terdapat 1 keluarga (2,2%) sebagai petani dengan lahan
sewaan.
98
Berdasarkan profil pertanian yang kedua dan ketiga
menunjukkan bahwa banyak penduduk Desa Dieng yang
menggunakan lahan untuk pertanian kentang adalah lahan milik
sendiri.
d. Profil pertanian kentang berdasarkan waktu yang digunakan orangtua
untuk bertani kentang dalam sehari.
Tabel. 4. 7 Jumlah Keluarga Berdasarkan Waktu yang digunakan Orangtua untuk Bertani Kentang selama Sehari
No Waktu Jumlah Keluarga Persen (%) 1 1 - 2 jam 5 10,7 2 3 - 4 jam 7 14,8 3 5 - 6 jam 17 36,2 4 7 - 8 jam 18 38,3
Jumlah 47 100 Sumber : Data Penelitian Tahun 2013
Berdasarkan penelitian dalam sehari orangtua responden yang
bertani kentang selama 1 - 2 jam sebanyak 5 keluarga (10,7%),
orangtua responden yang bertani kentang selama 3 - 4 jam sebanyak 7
keluarga (14,8%), orangtua responden yang bertani kentang selama 5 -
6 jam sebanyak 17 keluarga (36,2%) dan orangtua responden yang
bertani kentang selama 7 - 8 jam sebanyak 18 keluarga (38,3%).
Berdasarkan hasil penelitian di atas petani di Desa Dieng sangat
memperhatikan kondisi tanaman kentang yang memang membutuhkan
perawatan yang intensif, hal tersebut dapat dilihat dari intensitas
orangtua saat bertani kentang untuk satu hari.
99
e. Profil pertanian kentang berdasarkan pemasaran kentang.
Tabel. 4. 8 Jumlah Keluarga Berdasarkan Pemasaran Kentang
No Waktu Jumlah Keluarga Persen (%) 1 Dieng Wetan saja 5 10,7 2 Luar daerah tetapi satu
kabupaten 3 6,4
3 Luar kabupaten saja 0 0 4 Dalam dan luar kabupaten 39 82,9
Jumlah 47 100 Sumber : Data Penelitian Tahun 2013
Berdasarkan penelitian orangtua responden yang memasarkan
kentang ke daerah Desa Dieng Wetan saja sebanyak 5 keluarga
(10,7%), orangtua responden yang memasarkan kentang ke luar
daerah Desa Dieng Wetan tetapi masih dalam satu kabupaten
sebanyak 3 keluarga (6,4%), orangtua responden yang memasarkan
kentang ke luar kabupaten saja 0 keluarga (0%) dan orangtua
responden yang memasarkan kentang ke dalam dan ke luar kabupaten
sebanyak 39 keluarga (82,9%). Dapat dilihat bahwa kentang dari Desa
Dieng dipasarkan sampai ke luar daerah, hal tersebut sangat
membantu dalam memajukan kualitas, prestis dan kondisi ekonomi
penduduk Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo.
f. Profil pertanian kentang yang terakhir adalah langkah-langkah dalam
bertani kentang yang diperoleh dari wawancara pada sejumlah
informan yaitu penduduk Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten
Wonosobo. Berikut adalah langkah-langkah tersebut, yang meliputi:
100
1) Proses persiapan lahan pertanian kentang
Terdapat beberapa tahap dalam persiapan penanaman kentang,
yaitu: 1) Membajak lahan, dilakukan dengan menggunakan
hewan ataupun alat pembantu dalam pembajakan ladang.
Kemudian lahan didiamkan rata-rata selama 1 minggu agar tanah
terkena hujan, panas dan organisme lain sehingga tanah semakin
gembur. Membajak lahan dimaksudkan agar tanah benar-benar
remah sehingga memudahkan perkembangan akar dan
pembesaran umbi berlangsung optimal dan sirkulasi oksigennya
lancar. Dalam membajak lahan seluas 100 m2 oleh satu orang
membutuhkan waktu 2 hari. 2) Mencangkul, petani mencangkul
atau menggaru tanah yang telah dibajak agar lebih gembur dan
butir tanah semakin halus untuk bisa dibuat bedengan atau
larikan. Dalam mencangkul lahan seluas 100 m2 oleh satu orang
membutuhkan waktu 1,5 hari. 3) Pemupukan dasar, pemupukan
bahan organik seperti campuran kotoran hewan dengan dedaunan
yang telah busuk dilakukan pada saat menggaru tanah. Sehingga
pencampuran tanah dengan pupuk dapat merata. 4) Membuat
bedengan atau larikan, ukuran bedengan dibuat lebar kira-kira 70
cm dan tinggi 30 cm. Pembuatan bedengan dibuat memanjang
dari barat ke timur. Dan untuk lahan yang miring dibuat tegak
lurus dengan kemiringan. Dalam tahap ini juga dilakukan
pembuatan saluran pembuangan air sedalam 50 cm dan lebar 50
101
cm. Kemudian bedengan atau larikan yang telah jadi lalu disiram
dengan air. Lahan ditunggu 1 - 2 minggu sebelum ditanami bibit.
Dalam membuat bedengan atau larikan pada lahan seluas 100 m2
oleh satu orang membutuhkan waktu 3 hari.
2) Proses penanaman kentang
Penduduk di Desa Dieng biasanya menanam kentang pada akhir
musim hujan karena debit air di dalam tanah masih banyak
sehingga tanah sudah lembab meskipun tidak diairi. Penduduk di
Desa Dieng menggunakan bibit unggul untuk menanam
kentangnya, umbi bibit tersebut diperoleh dengan membeli. Bibit
yang dibudidayakan adalah bibit jenis granola. Penanaman
dilakuakan pada pagi hari ataupun sore hari. Penanaman kentang
dimulai dengan membuat lubang dengan kedalaman 7 - 10 cm,
kemudian bibit dimasukkan dalam ke dalam lubang dengan
ditekan menggunakan tanah disekelilingnya. Petani kentang di
Desa Dieng menanam kentang ada yang menggunakan plastik
mulsa dan ada yang tidak menggunakan plastik mulsa. Dalam
melubangi plastik mulsa untuk lahan seluas 100 m2 oleh satu
orang membutuhkan waktu setengah hari, sedangkan dalam
menanam bibit kentang pada lahan seluas 100 m2 oleh satu orang
membutuhkan waktu 1 hari.
102
3) Proses pemeliharaan tanaman kentang
Kegiatan di dalam pemeliharaan tanaman kentang meliputi: 1)
Penyulaman, yaitu jika ada bibit yang mati kemudian diambil dan
diganti dengan bibit yang masih hidup. Penyulaman dilakukan
sekitar 15 hari setelah bibit ditanam. Dalam penyulaman pada
lahan seluas 100 m2 oleh satu orang membutuhkan waktu
setengah hari. 2) Penyiangan, yaitu mencabuti rumput
pengganggu atau gulma yang ada di sekitar tanaman kentang,
penyiangan dapat dilakukan sesering mungkin dan minimal
dilakukan 2 kali selama 1 kali periode tanam. Penyiangan juga
dilakukan 2 - 3 hari sebelum/bersamaan dengan pemupukan
susulan dan penggemburan. Dalam penyiangan pada lahan seluas
100 m2 oleh satu orang membutuhkan waktu 2 hari. 3)
Pembumbunan, yaitu dilakukan jika bedengan atau larikan pada
tanaman kentang terkena hujan, panas dan air dari pengairan
tanaman kentang sehingga terjadi penurunan atau pemerosotan
tanah, pada saat inilah dilakukan pembumbunan dengan cara
mengangkat tanah yang berada disekitar daerah saluran air ke atas
bedengan atau larikan. Dalam pembumbunan pada lahan seluas
100 m2 oleh satu orang membutuhkan waktu 2 hari. 4)
Pemangkasan bunga, yaitu pemotongan bunga pada tanaman
kentang yang dimaksudkan agar bahan makanan yang diperoleh
dari tanah dapat terserap penuh untuk pertumbuhan umbi kentang.
103
Sehingga pertumbuhannya dapat maksimal dan cepat.
Pemangkasan bunga dapat dilakukan kapan saja setelah tanaman
kentang berbunga. Dalam pemangkasan bunga tanaman kentang
pada lahan seluas 100 m2 oleh satu orang membutuhkan waktu
selama 1 hari.
4) Proses pemupukan tanaman kentang
Pempukan kentang dilakukan petani di Desa Dieng menggunakan
pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik diberikan
pada saat menyiapkan lahan pertanian yaitu dengan mencampur
tanah dengan pupuk organik. Sedangkan pupuk anorganik
dilakukan 20 hari setelah tanam dan 40 hari setelah tanam.
Pemberian pupuk anorganik juga menggunakan takaran sesuai
anjuran. Pupuk anorganik yang digunakan adalah pupuk jenis
TSP. Dalam pemupukan pada lahan seluas 100 m2 oleh satu orang
membutuhkan waktu 1,5 hari.
5) Proses pengairan di dalam pertanian kentang
Saluran pengairan kentang di Desa Dieng dibuat pipa-pipa kecil
berdiameter 5 - 6 cm. Pipa di sambung dan dibuat memanjang
sehingga untuk ladang yang berada di ketinggin yang sulit
dijangkaupun dapat terkena air. Saluran air tersebut pada
ujungnya dibuat seperti semprotan dan dapat memutar sehingga
tanaman kentang mendapatkan air secara merata atau tidak
berlebihan yang dapat menyebabkan kentang menjadi busuk.
104
Pengairan tersebut dilakukan seminggu sekali pada saat pagi hari
dan sore hari selama 20 - 30 menit. Pemberian air dengan pipa
semprotan sehingga hanya seperti percikan saja. Pada musim
hujan tidak perlu diairi karena tanah sudah lembab dan mendapat
air dari hujan. Dalam pembuatan saluran pipa-pipa pengairan
untuk mengairi lahan seluas 100 m2 oleh satu orang
membutuhkan waktu selama 2 hari.
6) Proses perlindungan dari hama dan penyakit
Upaya yang dilakukan petani kentang untuk menghindari hama
dan penyakit pada tanaman kentang adalah dengan memotong dan
membakar daun yang telah terserang hama dan penyakit. Jika
hama dan penyakit masih tersebar maka petani kentang di Desa
Dieng menggunakan pestisida atau insektisida. Penyemprotan
bahan kimia tergantung dari penyakit tanaman kentangnya.
Karena tidak semua penyakit dapat diberi obat kimia yang sama.
Penyakit yang sering mengganggu tanaman kentang di Desa
Dieng adalah ulat. Dalam membakar daun yang telah terkena
penyakit dan menyemprotkan pestisida pada lahan seluas 100 m2
oleh satu orang membutuhkan waktu selama 2 hari.
7) Proses panen kentang
Tanaman kentang di Desa Dieng adalah jenis granola dan umur
panen berkisar antara 90 - 180 hari. Secara fisik tanaman kentang
sudah dapat dipanen jika daunnya telah berwarna kekuning-
105
kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit, batang
tanaman telah berwarna kekuningan (agak mengering) dan kulit
umbi akan lekat sekali dengan daging umbi, kulit tidak cepat
mengelupas bila digosok dengan jari. Panen dilakukan dengan
mencangkul daerah tanaman kentang dan menjaga kentang dari
sinar matahari agar tidak layu. Selain itu petani di Desa Dieng
juga mempunyai tempat penyimpanan kentang atau
mengumpulkan kentang. Untuk 100 m2 lahan dapat memproduksi
2 kwintal kentang, dan untuk 1 hektar lahan pertanian dapat
memproduksi 1, 5 ton kentang. Dalam panen kentang dan
mengangkut kentang pada lahan seluas 100 m2 oleh satu orang
membutuhkan waktu 3 hari.
8) Proses pemasaran kentang
Pemasaran kentang di Desa Dieng tidak dilakukan dengan
menjualnya ke daerah lain oleh petani kentang, tetapi para
pembeli yang datang untuk membeli kentang di Desa Dieng.
Sehingga petani kentang tidak perlu jauh-jauh dan bersusah payah
untuk menjual kentangnya. Ada pula petani kentang yang sudah
memiliki pembeli langganan dari luar provinsi seperti pembeli
dari Jawa Barat. Distribusi kentang dari Desa Dieng dijadikan
pengisian stok kentang di Jawa Barat. Penjualan dari petani
kentang tersebut dilakukan dengan bantuan distributor dari pihak
pembeli kentang, sehingga sudah rutinitas setiap kali panen
106
kentang maka distributor sudah siap untuk membeli dan
membawa kentang-kentang tersebut ke Jawa Barat. Untuk 1 kg
kentang di Desa Dieng dijual dengan harga Rp. 6000. Meskipun
sebagian besar penduduk Desa Dieng adalah petani kentang
tetapi semua kentang yang dipanen terjual dan tidak membusuk.
Hal tersebut karena kualitas kentang di Desa Dieng sangat baik
sehingga banyak pembeli yang mencari kentang dan mau
membeli kentang di Desa Dieng. Petani Desa Dieng juga menjual
kentang ke daerah kota Wonosobo. Wonosobo mempunyai
beberapa pasar kentang dan Dieng adalah daerah yang memasok
kentang ke pasar tersebut meskipun ada juga pembeli dari kota
lain seperti Banjarnegara dan Temanggung. Dalam menjual
kentang baik itu berjumlah banyak ataupun sedikit (tergantung
pesanan konsumen) oleh satu orang membutuhkan waktu 1 - 2
hari.
Berdasarkan penelitian menghasilkan bahwa dari 47 responden
terdapat 45 orangtua memiliki lahan sendiri untuk pertanian
kentang sehingga dalam penggarapannyapun dilakukan sendiri
oleh tiap-tiap keluarga sehingga tidak terpaku oleh waktu.
Responden yang membantu orangtua mereka sangat berpengaruh
terhadap cepat atau lambatnya menggarap lahan pertanian.
Semisal dalam tahap mencangkul, untuk mencangkul lahan seluas
100 m2 oleh satu orang membutuhkan waktu 1,5 hari jika lahan
107
yang dimiliki seluas 1500 m2 dan dikerjakan oleh satu orang
maka akan membutuhkan waktu 22,5 hari. Jika responden
membantu minimal dapat dibagi 2 atau 1 per 3 dari luas
keseluruhan lahan yang dikerjakan oleh orangtua responden.
Responden yang berpartisipasi dalam pertanian kentang
membantu dalam membersingkat waktu penggarapan lahan
pertanian apalagi banyak responden yang antusias dalam
membantu bertani kentang. Kentang di Desa Dieng merupakan
kentang dengan kualitas nomor 1, kualitas tersebut dapat
diketahui dari bentuk dan warnanya yang segar, keseragaman
ukurannya, kerataan permukaannya, kadar kotornya hanya 2,5%,
kadar cacatnya hanya 5% dan kentangnya sudah tua saat dipanen.
Pertanian kentang di Kecamatan Kejajar memang menjadi ciri
khas utama di Kabupaten Wonosobo, karena selain kualitasnya
yang bagus juga sebagai daerah pemasok kentang ke seluruh
kecamatan di Kabupaten Wonosobo dan beberapa kota lain,
karena di Kabupaten Wonosobo pertanian kentang hanya terdapat
di Kecamatan Kejajar. Hal tersebut menjadi salah satu faktor yang
menyebabkan tingginya keikutsertan anak dalam membantu
orangtua dalam bertani kentang.
3. Deskriptif Persentase Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai deskripsi data masing-
masing variabel penelitian dan pengaruh variabel bebas partisipasi anak
108
dalam pertanian kentang (X) terhadap variabel terikat minat melanjutkan
ke jenjang pendidikan menengah (Y) Studi Kasus Di Desa Dieng,
Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo Tahun 2013.
a. Tingkat Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang
Pada variabel partisipasi anak dalam pertanian kentang,
penilaian dilakukan pada 8 indikator, diantaranya adalah partisipasi
dalam persiapan, partisipasi dalam penanaman, partisipasi dalam
pemeliharaan, partisipasi dalam pemupukan, partisipasi dalam
pengairan, partisipasi dalam perlindungan dari hama dan penyakit,
partisipasi dalam panen, partisipasi dalam pemasaran. Dari kedelapan
indikator tersebut dilakukan pengukuran dan dari pengukuran tersebut
dapat memberikan gambaran seberapa tinggi tingkat partisipasi anak
dalam pertanian kentang di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,
Kabupaten Wonosobo. Distribusi partisipasi anak dalam pertanian
kentang dapat dilihat pada tabel. 4. 9.
Tabel. 4. 9 Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang
Kriteria Frekuensi Persentase (%) Sangat Tinggi 6 13 Tinggi 32 68 Rendah 6 13 Sangat rendah 3 6 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 92.9% Persentase terendah 27.4% Rata-rata 70.7% Kriteria Tinggi
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
109
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden
diperoleh keterangan tentang partisipasi anak dalam pertanian kentang
di Desa Dieng Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo sebagai
berikut: 6 responden (13%) memiliki partisipasi dalam pertanian
kentang dengan kriteria sangat tinggi, 32 responden (68%) memiliki
partisipasi dalam pertanian kentang dengan kriteria tinggi, 6
responden (13%) memiliki partisipasi dalam pertanian kentang dengan
kriteria rendah, 3 responden (6%) memiliki partisipasi dalam
pertanian kentang dengan kriteria sangat rendah. Secara persentase
partisipasi dalam pertanian kentang di Desa Dieng Kecamatan Kejajar,
Kabupaten Wonosobo sebesar 70,7% dan termasuk dalam kriteria
tinggi. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang
partisipasi anak dalam pertanian kentang pada diagram. 4. 2.
Diagram. 4. 2 Tingkat Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
Untuk lebih detailnya mengenai variabel partisipasi anak dalam
pertanian kentang dapat dilihat dari deskripsi tiap-tiap indikator
tingkat partisipasi anak dalam pertanian kentang berikut:
∑
6
32
6 30
10203040
Sangat Tinggi
Tinggi Rendah Sangat rendah
Partisipasi anak dalam pertanian kentang
110
1) Partisipasi dalam Persiapan
Gambaran tentang partisipasi dalam persiapan berdasarkan
hasil penelitian dapat dilihat pada tabel. 4. 10.
Tabel. 4. 10 Partisipasi dalam Persiapan
Kriteria Frekuensi Persentase (%) Sangat Tinggi 22 47 Tinggi 12 26 Rendah 7 15 Sangat rendah 6 13 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 100.0% Persentase terendah 25.0% Rata-rata 71.8% Kriteria Tinggi
Sumber : Analisis Data Penelitian Tahun 2013
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden
diperoleh keterangan tentang tingkat partisipasi dalam persiapan
sebagai berikut: 22 responden (47%) memiliki tingkat partisipasi
dalam persiapan dengan kriteria sangat tinggi, 12 responden (26%)
memiliki tingkat partisipasi dalam persiapan dengan kriteria tinggi,
7 responden (15%) memiliki tingkat partisipasi dalam persiapan
dengan kriteria rendah, 6 responden (13%) memiliki tingkat
partisipasi dalam persiapan dengan kriteria sangat rendah. Secara
persentase partisipasi dalam persiapan sebesar 71,8% dan termasuk
dalam kriteria tinggi. Responden berpartisipasi di dalam kegiatan
persiapan, sedangkan kegiatan-kegiatan dalam persiapan meliputi
membajak lahan, mencangkul, memupuk dan membuat bedengan.
Selama 3 periode tanam terakhir partisipasi responden tinggi di
111
dalam kegiatan ini karena yang ikutserta dalam pertanian adalah
responden laki-laki, sehingga mereka banyak membantu dari segi
tenaga saat membajak, mencangkul, memupuk dan membuat
bedengan. Tetapi sebagaian besar dari responden lebih banyak
berpartisipasi dalam mencangkul dan memupuk. Karena
mencangkul tidak terlalu berat dan menyita tenaga mereka seperti
membajak dan tidak menuntut keahlian untuk membuat bedengan
atau larikan yang sesuai dengan ukuran. Karena dalam membuat
bedengan atau larikan diharapkan ukuran lebarnya sama.
Sedangkan responden adalah anak pada usia 16 - 18 tahun belum
dapat mengerjakan sesuai dengan ukuran tersebut dengan benar.
Responden tersebut hanya bisa membantu tenaga meskipun tenaga
mereka masih kecil jika dibandingkan dengan tenaga orang dewasa
dalam mengerjakan pertanian. Sehingga mereka memilih untuk
melakukan kegiatan yang tidak membutuhkan keahlian dan dapat
dilakukan dengan tenaga yang sedikit seperti kegiatan mencangkul
dan mencampur tanah dengan pupuk organik. Bagi responden
dengan mereka ikut mencangkul mereka sudah ikut meringankan
beban orangtua sekaligus mereka berlatih untuk menjadi petani
kentang. Sedangkan responden perempuan tidak terlalu
berpartisipasi dalam kegiatan ini karena terbatasnya tenaga. Untuk
lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang partisipasi
dalam persiapan pada diagram. 4. 3.
112
Diagram. 4. 3 Partisipasi dalam Persiapan Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
2) Partisipasi dalam Penanaman
Gambaran tentang partisipasi dalam penanaman
berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel. 4. 11.
Tabel. 4. 11 Partisipasi dalam Penanaman
Kriteria Frekuensi Persentase (%) Sangat Tinggi 22 47 Tinggi 17 36 Rendah 5 11 Sangat rendah 3 6 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 100.0% Persentase terendah 25.0% Rata-rata 75.9% Kriteria Tinggi
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden
diperoleh keterangan tentang tingkat partisipasi dalam penanaman
sebagai berikut: 22 responden (47%) memiliki tingkat partisipasi
dalam penanaman dengan kriteria sangat tinggi, 17 responden
∑
22
12
7 6
0
5
10
15
20
25
Sangat Tinggi
Tinggi Rendah Sangat rendah
Persiapan
Frekuensi
113
(36%) memiliki tingkat partisipasi dalam penanaman dengan
kriteria tinggi, 5 responden (11%) memiliki tingkat partisipasi
dalam penanaman dengan kriteria rendah, 3 responden (6%)
memiliki tingkat partisipasi dalam penanaman dengan kriteria
sangat rendah. Secara persentase partisipasi dalam penanaman
sebesar 75,9% dan termasuk dalam kriteria tinggi. Untuk 3 periode
tanam terakhir responden lebih banyak antusias dalam tahap ini
karena dalam tahap ini merupakan tahap yang ringan, yang
responden kerjakan adalah membantu membuat lubang untuk bibit
kentang dan menanamnya. Hal tersebut tergolong mudah dan tidak
membutuhkan tenaga yang banyak. Sebagian besar responden
membantu dalam pembuatan lubang pada bedengan atau larikan.
Pembuatan lubang tersebut dilakukan dengan bantuan alat seperti
linggis atau kayu yang telah diperuncing pada salah satu ujungnya.
Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang
partisipasi dalam penanaman pada diagram. 4. 4.
114
Diagram. 4. 4 Partisipasi dalam Penanaman Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
3) Partisipasi dalam Pemeliharaan
Gambaran tentang partisipasi dalam pemeliharaan
berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel. 4. 12.
Tabel. 4. 12 Partisipasi dalam Pemeliharaan
Kriteria Frekuensi Persentase (%) Sangat Tinggi 9 19 Tinggi 24 51 Rendah 9 19 Sangat rendah 5 11 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 100.0% Persentase terendah 25.0% Rata-rata 70.7% Kriteria Tinggi
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden
diperoleh keterangan tentang tingkat partisipasi dalam
pemeliharaan sebagai berikut: 9 responden (19%) memiliki tingkat
partisipasi dalam pemeliharaan dengan kriteria sangat tinggi, 24
∑
22
17
53
0
5
10
15
20
25
Sangat Tinggi
Tinggi Rendah Sangat rendah
Penanaman
115
responden (51%) memiliki tingkat partisipasi dalam pemeliharaan
dengan kriteria tinggi, 9 responden (19%) memiliki tingkat
partisipasi dalam pemeliharaan dengan kriteria rendah, 5 responden
(11%) memiliki tingkat partisipasi dalam pemeliharaan dengan
kriteria sangat rendah. Secara persentase partisipasi dalam
pemeliharaan sebesar 70,7% dan termasuk dalam kriteria tinggi.
Dalam pemeliharaan ini terdapat beberapa kegiatan yaitu
penyulaman, penyiangan, pembumbunan dan pemangkasan bunga.
Untuk 3 periode tanam terakhir baik responden laki-laki ataupun
perempuan banyak membantu pada kegiatan-kegiatan tersebut
karena pada semua kegiatan dalam pemeliharaan tanaman kentang
responden selalu berperan. Mereka merasa senang karena dalam
kegiatan ini mereka merasa sudah dapat membantu orangtua tetapi
tidak terlalu banyak mengeluarkan tenaga. Meskipun pemeliharaan
tanaman kentang membutuhkan perawatan yang intensif dan teratur
setiap hari tetapi mereka tetap ikut membantu dalam pemeliharaan
tanaman kentang. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram
batang tentang partisipasi dalam pemeliharaan pada diagram. 4. 5.
116
Diagram. 4. 5 Partisipasi dalam Pemeliharaan Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
4) Partisipasi dalam Pemupukan
Gambaran tentang partisipasi dalam pemupukan
berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel. 4. 13.
Tabel. 4. 13 Partisipasi dalam Pemupukan
Kriteria Frekuensi Persentase (%) Sangat Tinggi 12 26 Tinggi 20 43 Rendah 9 19 Sangat rendah 6 13 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 100.0% Persentase terendah 25.0% Rata-rata 67.7% Kriteria Tinggi
Sumber : Analisis Data Penelitian Tahun 2013
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden
diperoleh keterangan tentang tingkat partisipasi dalam pemupukan
sebagai berikut: 12 responden (26%) memiliki tingkat partisipasi
dalam pemupukan dengan kriteria sangat tinggi, 20 responden
∑
9
24
95
05
1015202530
Sangat Tinggi
Tinggi Rendah Sangat rendah
Pemeliharaan
117
(43%) memiliki tingkat partisipasi dalam pemupukan dengan
kriteria tinggi, 9 responden (19%) memiliki tingkat partisipasi
dalam pemupukan dengan kriteria rendah, 6 responden (13%)
memiliki tingkat partisipasi dalam pemupukan dengan kriteria
sangat rendah. Secara persentase partisipasi dalam pemupukan
sebesar 67,7% dan termasuk dalam kriteria tinggi. Peran responden
di dalam pemupukan adalah memberikan pupuk pada tanaman.
Dalam memberikan pupuk harus sama takaranya pada tanaman
yang satu dengan yang lainnya. Selama 3 periode tanam terakhir
banyak responden yang membantu dalam proses pemupukan
karena proses ini dapat dengan cepat dilakukan. Pupuk diletakkan
di sebelah tanaman sejauh 10 cm. Untuk lebih jelasnya berikut
disajikan diagram batang tentang partisipasi dalam pemupukan
pada diagram. 4. 6.
Diagram. 4. 6 Partisipasi dalam Pemupukan Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
∑
12
20
96
05
10152025
Sangat Tinggi
Tinggi Rendah Sangat rendah
Pemupukan
118
5) Partisipasi dalam Pengairan
Gambaran tentang partisipasi dalam pengairan berdasarkan
hasil penelitian dapat dilihat pada tabel. 4. 14.
Tabel. 4. 14 Partisipasi dalam Pengairan
Kriteria Frekuensi Persentase (%) Sangat Tinggi 15 32 Tinggi 9 19 Rendah 16 34 Sangat rendah 7 15 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 100.0% Persentase terendah 25.0% Rata-rata 66.8% Kriteria Tinggi
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden
diperoleh keterangan tentang tingkat partisipasi dalam pengairan
sebagai berikut: 15 responden (32%) memiliki tingkat partisipasi
dalam pengairan dengan kriteria sangat tinggi, 9 responden (19%)
memiliki tingkat partisipasi dalam pengairan dengan kriteria tinggi,
16 responden (34%) memiliki tingkat partisipasi dalam pengairan
dengan kriteria rendah, 7 responden (15%) memiliki tingkat
partisipasi dalam pengairan dengan kriteria sangat rendah. Secara
persentase partisipasi dalam pengairan sebesar 66,8% dan termasuk
dalam kriteria tinggi. Dalam pengairan tanaman kentang dimulai
dengan membuat saluran pengairan berupa pipa-pipa dan mencari
119
sumber air untuk pengairan. Dalam tahap ini selama 3 periode
tanam terakhir banyak responden yang juga ikut membantu.
Meskipun dalam pembuatan pipa-pipa saluran air membutuhkan
kecakapan. Karena pipa yang dibuat harus benar-benar kencang
dan diatur diarahkan ke tanaman kentang pada lahan yang cukup
curam. Tetapi hal tersebut tidak menjadi penghalang bagi
responden untuk membantu orangtua dalam kegiatan ini.
Sedangkan dalam mencari sumber air untuk pertanian kentang di
Desa Dieng biasanya dari sungai ataupun dari telaga. Air tersebut
digunakan oleh penduduk Desa Dieng, sehingga dalam meminta
ijinpun haruslah orang dewasa yang melakukannya. Untuk lebih
jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang partisipasi dalam
pengairan pada diagram. 4. 7.
Diagram. 4. 7 Partisipasi dalam Pengairan Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
∑
15
9
16
7
0
5
10
15
20
Sangat Tinggi
Tinggi Rendah Sangat rendah
Pengairan
120
6) Partisipasi dalam Perlindungan dari Hama dan Penyakit
Gambaran tentang partisipasi dalam perlindungan dari
hama/penyakit berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel.
4. 15.
Tabel. 4. 15 Partisipasi dalam Perlindungan dari Hama dan Penyakit
Kriteria Frekuensi Persentase (%)
Sangat Tinggi 13 28 Tinggi 14 30 Rendah 15 32 Sangat rendah 5 11 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 100.0% Persentase terendah 25.0% Rata-rata 68.4% Kriteria Tinggi
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden
diperoleh keterangan tentang tingkat partisipasi dalam
perlindungan dari hama dan penyakit sebagai berikut: 13 responden
(28%) memiliki tingkat partisipasi dalam perlindungan dari hama
dan penyakit dengan kriteria sangat tinggi, 14 responden (30%)
memiliki tingkat partisipasi dalam perlindungan dari hama dan
penyakit dengan kriteria tinggi, 15 responden (32%) memiliki
tingkat partisipasi dalam perlindungan dari hama dan penyakit
dengan kriteria rendah, 5 responden (11%) memiliki tingkat
partisipasi dalam perlindungan dari hama dan penyakit dengan
121
kriteria sangat rendah. Secara persentase partisipasi dalam
perlindungan dari hama dan penyakit sebesar 68,4% dan termasuk
dalam kriteria tinggi. Dalam perlindungan dari hama penyakit
peran responden adalah menyemprotkan pestisida pada tanaman
kentang memangkas daun yang terdapat telur hama dan terkena
penyakit serta membakar daun-daun tersebut. Pada kegiatan ini ada
responden yang terus ikut membantu selama 3 periode tanam
terakhir, ada yang sering membantu dan ada juga yang hanya satu
kali dalam membantu dalam melindungi tanaman dari hama dan
penyakit. Dalam kegiatan ini juga ada saat mengoplos obat untuk
memberantas hama dan penyakit. Kegiatan tersebut banyak
dilakukan orang dewasa karena harus hati-hati dan obat yang
dicampur harus sesuai takaran, karena jika tidak pas maka akan
membahayakan tanaman kentang. Responden membantu saat
memangkas daun yang terkena penyakit kemudian membakarnya
atau membantu menyemprotkan pestisida. Untuk lebih jelasnya
berikut disajikan diagram batang tentang partisipasi dalam
perlindungan dari hama dan penyakit pada diagram. 4. 8.
122
v Diagram. 4. 8 Partisipasi dalam Perlindungan dari Hama dan
Penyakit Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
7) Partisipasi dalam Panen
Gambaran tentang partisipasi dalam panen berdasarkan
hasil penelitian dapat dilihat pada tabel. 4. 16.
Tabel. 4.16 Partisipasi dalam Panen
Kriteria Frekuensi Persentase (%) Sangat tinggi 12 26 Tinggi 20 43 Rendah 13 28 Sangat rendah 2 4 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 100.0% Persentase terendah 37.5% Rata-rata 73.1% Kriteria Tinggi
Sumber : Analisis Data Penelitian Tahun 2013
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden
diperoleh keterangan tentang tingkat partisipasi dalam panen
sebagai berikut: 12 responden (26%) memiliki tingkat partisipasi
dalam panen dengan kriteria sangat tinggi, 20 responden (43%)
∑
13 14 15
5
0
5
10
15
20
Sangat Tinggi
Tinggi Rendah Sangat rendah
Perlindungan dari hama dan penyakit
123
memiliki tingkat partisipasi dalam panen dengan kriteria tinggi, 13
responden (28%) memiliki tingkat partisipasi dalam panen dengan
kriteria rendah, 2 responden (4%) memiliki tingkat partisipasi
dalam panen dengan kriteria sangat rendah. Secara persentase
partisipasi dalam panen sebesar 73,1% dan termasuk dalam kriteria
tinggi. Dalam 3 periode tanam terakhir responden sering membantu
dalam panen kentang. Responden banyak membantu pada saat
memisahkan kentang dari daunnya dan memindahkan kentang dari
ladang menuju ke tempat dikumpulkannya kentang. Tempat
dikumpulkannya kentang adalah tempat yang teduh dan tidak
terkena sinar matahari langsung karena dapat menyebabkan
kentang menjadi layu. Responden membantu membawa kentang
karena kegiatan tersebut mudah dilakukan. Untuk lebih jelasnya
berikut disajikan diagram batang tentang partisipasi dalam panen
pada diagram. 4. 9.
124
Diagram. 4. 9 Partisipasi dalam Panen Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
8) Partisipasi dalam Pemasaran
Gambaran tentang partisipasi dalam pemasaran berdasarkan
hasil penelitian dapat dilihat pada tabel. 4. 17.
Tabel. 4. 17 Partisipasi dalam Pemasaran
Kriteria Frekuensi Persentase (%) Sangat Tinggi 11 23 Tinggi 19 40 Rendah 12 26 Sangat rendah 5 11 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 100.0% Persentase terendah 25.0% Rata-rata 69.1% Kriteria Tinggi
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden
diperoleh keterangan tentang tingkat partisipasi dalam pemasaran
sebagai berikut: 11 responden (23%) memiliki tingkat partisipasi
dalam pemasaran dengan kriteria sangat tinggi, 19 responden
(40%) memiliki tingkat partisipasi dalam pemasaran dengan
∑
12
20
13
205
10152025
Sangat Tinggi
Tinggi Rendah Sangat rendah
Panen
125
kriteria tinggi, 12 responden (26%) memiliki tingkat partisipasi
dalam pemasaran dengan kriteria rendah, 5 responden (11%)
memiliki tingkat partisipasi dalam pemasaran dengan kriteria
sangat rendah. Secara persentase partisipasi dalam pemasaran
sebesar 69,1% dan termasuk dalam kriteria tinggi. Dalam 3 periode
tanam terakhir responden banyak yang membantu di dalam
kegiatan pemasaran. Pemasaran disini hanyalah menjual kentang
karena cara penjualannya pembeli sendiri yang datang untuk
membeli kentang di Desa Dieng. Pembeli dapat berasal dari
berbagai daerah bahkan luar kota dan luar provinsi. Responden
hanya membantu orangtua dalam menjualnya. Menjual kentang
adalah hal yang mudah karena peran responden hanya menemani
orangtua menjual sekaligus untuk melatih anak untuk mengerti
bagaimana bernegosiasi dengan pembeli jika suatu saat nanti
meneruskan pertanian kentang milik orangtuanya. Selain itu anak
juga mendapatkan uang dari hasil penjualan kentang sebagai hasil
jerih payah usaha membantu orangtuanya dalam bertani kentang.
Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang
partisipasi dalam pemasaran pada diagram. 4. 10.
126
Diagram. 4. 10 Partisipasi dalam Pemasaran Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
Dari beberapa indikator di dalam variabel Partisipasi anak
dalam pertanian kentang, maka rincian persentase dari setiap
indikatornya dapat dilihat pada tabel. 4. 18.
Tabel. 4. 18 Deskriptif Persentase Indikator dari Variabel Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang
No Indikator Partisipasi Persentase (%) Kategori 1 Partisipasi dalam persiapan 71.8 Tinggi 2 Partisipasi dalam penanaman 75.9 Tinggi 3 Partisipasi dalam pemeliharaan 70.7 Tinggi 4 Partisipasi dalam pemupukan 67.7 Tinggi 5 Partisipasi dalam pengairan 66.8 Tinggi 6 Partisipasi dalam perlindungan
dari hama dan penyakit 68.4 Tinggi
7 Partisipasi dalam panen 73.1 Tinggi 8 Partisipasi dalam pemasaran 69,1 Tinggi
Sumber : Analisis Data Penelitian Tahun 2013
Berdasarkan deskriptif persentase dari variabel partisipasi anak
dalam pertanian kentang di atas, partisipasi dengan persentase
tertinggi adalah pada kegiatan penanaman dan partisipasi dengan
persentase terendah adalah pada kegiatan pengairan. Semua indikator
∑
11
19
12
5
0
5
10
15
20
Sangat Tinggi
Tinggi Rendah Sangat rendah
Pemasaran
127
pada variabel partisipasi anak dalam pertanian kentang termasuk
dalam kategori tinggi. Untuk lebih jelasnya kegiatan dengan
partisipasi tertinggi yaitu kegiatan penanaman dapat dilihat pada tabel.
4. 19.
Tabel. 4. 19 Deskriptif Persentase Kegiatan Penanaman
SSumber : Analisis Data Penelitian Tahun 2013
Kegiatan dengan partisipasi tertinggi yaitu pada kegiatan
penanaman yang meliputi tahap mencari bibit, membuat lubang mulsa
dan menanam bibit. Berdasarkan tabel di atas dari ketiga tahap dalam
kegiatan penanaman, partisipasi tertinggi terdapat pada tahap
menanam bibit yaitu sebesar 35,5%. Partisipasi di dalam tahap
penanaman bibit lebih tinggi karena dalam penanaman pekerjaan yang
dikerjakan anak hanya meletakkan bibit dapa lubang tanam,
sedangkan partisipasi terendah dari kegiatan penanaman terdapat pada
No Kegiatan dalam penanaman Kategori Jumlah
skorPersen
(%)Persentase total (%)
1 Mencari bibit
ST 17 36
33,2 T 19 40 R 6 13
SR 5 11
2 Membuat lubang mulsa
ST 11 23
31,3 T 23 49 R 8 17
SR 5 11
3 Menanam bibit
ST 19 40
35,5 T 21 45 R 6 13
SR 1 2 Jumlah 100
128
tahap melubangi plastik mulsa yaitu sebesar 31,3%. Untuk kegiatan
dengan partisipasi terendah yaitu kegiatan pengairan dapat dilihat
pada tabel. 4. 20.
Tabel. 4. 20 Deskriptif Persentase Kegiatan Pengairan
SSumber : Analisis Data Penelitian Tahun 2013
Kegiatan dengan partisipasi terendah yaitu pada kegiatan
pengairan yang meliputi tahap mencari sumber air dan membuat pipa
pengairan. Partisipasi tertinggi pada kegiatan pengairan yaitu terdapat
pada tahap membuat saluran pipa pengairan yaitu sebesar 51%,
sedangkan tahap terendah yaitu pada tahap mencari sumber air yaitu
sebesar 49%.
b. Variabel Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah
Pada variabel minat melanjutka ke jenjang pendidikan
menengah, penilaian dilakukan pada 3 indikator yaitu: ketertarikan
(interest), keinginan (desire), tindakan (action). Distribusi minat
No Kegiatan dalam pengairan Kategori Jumlah
skorPersen
(%) Persentase
total
1 Mencari sumber air
ST 11 23
49 T 16 34 R 11 23
SR 9 19
2 Membuat pipa pengairan
ST 12 26
51 T 17 36 R 11 23
SR 7 15 Jumlah 100
129
melanjutka ke jenjang pendidikan menengah dapat dilihat pada tabel.
4. 21.
Tabel. 4. 21 Minat Melanjutka ke Jenjang Pendidikan Menengah
Kriteria Frekuensi Persentase (%) Sangat Tinggi 1 2 Tinggi 9 19 Rendah 37 79 Sangat rendah 0 0 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 86.4% Persentase terendah 45.5% Rata-rata 56.7% Kriteria Rendah
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden
diperoleh keterangan tentang tingkat minat melanjutkan ke jenjang
pendidikan menengah di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten
Wonosobo sebagai berikut: 1 responden (2%) memiliki tingkat minat
melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah dengan kriteria sangat
tinggi, 9 responden (19%) memiliki tingkat minat melanjutkan ke
jenjang pendidikan menengah dengan kriteria tinggi, 37 responden
(79%) memiliki tingkat minat melanjutkan ke jenjang pendidikan
menengah dengan kriteria rendah, 0 responden (0%) memiliki tingkat
minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah dengan kriteria
sangat rendah. Secara persentase tingkat minat melanjutkan ke
130
jenjang pendidikan menengah sebesar 56,7% dan termasuk dalam
kriteria rendah. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang
tentang tingkat minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah
pada diagram. 4. 11.
Diagram. 4. 11 Minat Melanjutka ke Jenjang Pendidikan
Menengah Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
Untuk lebih detailnya mengenai variabel minat melanjutka ke
jenjang pendidikan menengah dapat dilihat dari deskriptif persentase
tiap-tiap indikator tingkat minat melanjutka ke jenjang pendidikan
menengah berikut ini:
1) Ketertarikan
Gambaran tentang ketertarikan berdasarkan hasil penelitian
dapat dilihat pada tabel. 4. 22.
∑
19
37
010203040
Sangat Tinggi
Tinggi Rendah Sangat rendah
Minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah
131
Tabel. 4. 22 Ketertarikan
Kriteria Frekuensi Persentase (%) Sangat Tinggi 1 2 Tinggi 6 13 Rendah 36 77 Sangat rendah 4 9 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 93.8% Persentase terendah 31.3% Rata-rata 57.6% Kriteria Rendah
Sumber : Analisis Data Penelitian Tahun 2013
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden
diperoleh keterangan tentang tingkat ketertarikansebagai berikut: 1
responden (2%) memiliki tingkat ketertarikan dengan kriteria
sangat tinggi, 6 responden (13%) tingkat memiliki ketertarikan
dengan kriteria tinggi, 36 responden (77%) memiliki tingkat
ketertarikan dengan kriteria rendah, 4 responden (9%) memiliki
tingkat ketertarikan dengan kriteria sangat rendah. Secara
persentase ketertarikan sebesar 57,6% dan termasuk dalam kriteria
rendah. Ketertariakan merupakan hal pertama yang membuat
seseorang melakukan sesuatu. Responden di Desa Dieng memiliki
minat yang rendah untuk sekolah atau melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi karena mereka banyak melihat lulusan
SMApun banyak yang menganggur sehingga seakan sekolah tidak
berpengaruh terhadap masa depan seseorang. Respondenpun ingin
132
menjadi petani kentang dan mereka menganggap untuk dapat
bertani kentang tidak harus ditempuh atau belajar di bangku SMA.
Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang
ketertarikan pada diagram. 4. 12.
Diagram. 4. 12 Ketertarikan Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
2) Keinginan
Gambaran tentang keinginan berdasarkan hasil penelitian
dapat dilihat pada tabel. 4. 23.
Tabel. 4. 23 Keinginan
Kriteria Frekuensi Persentase (%) Sangat Tinggi 1 2 Tinggi 10 21 Rendah 32 68 Sangat rendah 4 9 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 87.5% Persentase terendah 37.5% Rata-rata 58.8% Kriteria Rendah
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
∑
16
36
40
10
20
30
40
Sangat Tinggi
Tinggi Rendah Sangat rendah
Ketertarikan
133
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden
diperoleh keterangan tentang tingkat keinginan sebagai berikut: 1
responden (2%) memiliki tingkat keinginan dengan kriteria sangat
tinggi, 10 responden (21%) memiliki tingkat keinginan dengan
kriteria tinggi, 32 responden (68%) memiliki tingkat keinginan
dengan kriteria rendah, 4 responden (9%) memiliki tingkat
keinginan dengan kriteria sangat rendah. Secara persentase
keinginan minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah
sebesar 58,8% dan termasuk dalam kriteria rendah. Keinginan
responden untuk melanjutkan sekolah di Desa Dieng karena
sekolah dirasa hanya membuang waktu dan tenaga. Mereka
menganggap dengan melanjutkan SMA tidak selalu dapat
menjamin masa depan seseorang. Setiap ada penerimaan siswa
baru di SMA responden juga tidak menghiraukan. Hal tersebut
mencerminkan minimnya keinginan anak untuk sekolah. Hal lain
yang menghambat keinginan responden untuk sekolah adalah
keinginan responden untuk menjadi pengusaha kentang. Selain itu
juga karena minimnya dorongan dari orangtua agar anak
malanjutkan pendidikannya. Tetapi dari diri responden sendiri tidak
ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi karena
134
responden ingin membantu orangtuanya dalam bertani kentang.
Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram batang tentang
keinginan pada diagram. 4. 13.
Diagram. 4. 13 Keinginan Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
3) Tindakan
Gambaran tentang tindakan berdasarkan hasil penelitian
dapat dilihat pada tabel. 4. 24.
Tabel. 4. 24 Tindakan
Kriteria Frekuensi Persentase (%) Sangat Tinggi 3 6 Tinggi 3 6 Rendah 32 68 Sangat rendah 9 19 Jumlah 47 100 Persentase tertinggi 100.0% Persentase terendah 33.3% Rata-rata 52.7% Kriteria Rendah
Sumber : Analisis Data Penelitian Tahun 2013
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari 47 responden
diperoleh keterangan tentang tingkat tindakan sebagai berikut: 3
∑
110
32
40
10203040
Sangat Tinggi
Tinggi Rendah Sangat rendah
Keinginan
135
responden (6%) memiliki tingkat tindakan dengan kriteria sangat
tinggi, 3 responden (6%) tingkat memiliki tindakan dengan kriteria
tinggi, 32 responden (68%) memiliki tingkat tindakan dengan
kriteria rendah, 9 responden (19%) memiliki tingkat tindakan
dengan kriteria sangat rendah. Secara persentase tindakan sebesar
52,7% dan termasuk dalam kriteria rendah. Responden tidak
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi karena
aksesbilitas yang sulit dan jarak yang jauh dari tempat tinggal.
Serta karena keinginan responden untuk mempunyai pendapatan.
Selain itu yang mendasari responden tidak melanjutkan sekolah
yaitu kurangnya kesadaran penduduk akan pendidikan. Penduduk
Desa Dieng dengan lingkungan pertanian memang sangat
mendukung untuk bertani kentang tetapi mengabaikan
pendidikannya. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan diagram
batang tentang tindakan pada diagram. 4. 14.
Diagram. 4. 14. Tindakan Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
∑
3 3
32
9
0
10
20
30
40
Sangat Tinggi
Tinggi Rendah Sangat rendah
Tindakan
136
Dari beberapa indikator di dalam variabel minat melanjutkan ke
jenjang pendidikan menengah, maka rincian persentase dari setiap
indikatornya dapat dilihat pada tabel. 4. 25.
Tabel. 4. 25 Deskriptif Persentase Indikator dari Variabel Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah
No Indikator Partisipasi Persentase (%) Kategori 1 Ketertarikan 57.6 Rendah 2 Keinginan 58.8 Rendah 3 Tindakan 52.7 Rendah
Sumber : Analisis Data Penelitian Tahun 2013
Berdasarkan deskriptif persentase dari variabel minat
melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di atas, indikator
minat yang mempunyai persentase tertinggi adalah keinginan dan
indikator minat yang mempunyai persentase terendah adalah
tindakan. Semua indikator di dalam variabel minat melanjutkan ke
jenjang pendidikan menengah termasuk dalam kategori rendah.
Untuk lebih jelasnya indikator minat tertinggi yaitu pada indikator
keinginan dapat dilihat pada tabel. 4. 26.
137
Tabel. 4. 26 Deskriptif Persentase Indikator Keinginan
Sumber : Analisis Data Penelitian Tahun 2013
Minat tertinggi terdapat pada indikator keinginan yang di
dalamnya terdapat beberapa aspek meliputi: sekolah membutuhkan
waktu dan tenaga, sekolah menjamin masa depan, keinginan jadi
pengusaha kentang. Aspek tertinggi yaitu sekolah membuang
waktu dan tenaga yaitu sebesar 32%. Aspek terendah terdapat pada
aspek tidak ingin sekolah karena ingin menjadi pengusaha kentang
yaitu sebanyak 10%, maksudnya yaitu responden tidak ingin
sekolah karena ingin menjadi pengusaha kentang. Untuk indikator
minat terendah yaitu pada indikator tindakan dapat dilihat pada
tabel. 4. 27.
No Keinginan Kategori Jumlah skor
Persen (%)
Persentase total (%)
1
Sekolah membuang waktu dan tenaga
ST 1 2 32 T 20 43
R 26 55 SR 0 0
2 Sekolah menjamin masa depan
ST 3 6 30 T 23 49
R 21 45 SR 0 0
3 Mengabaikan informasi masuk sekolah
ST 0 0 28 T 32 68
R 12 26 SR 3 6
4
Tidak sekolah karena ingin jadi pengusaha kentang
ST 1 2 10 T 10 21
R 30 64 SR 6 13
Jumlah 100
138
Tabel. 4. 27 Deskriptif Persentase Indikator Tindakan
Sumber : Analisis Data Penelitian Tahun 2013
Indikator minat terendah terdapat pada indikator tindakan
yang di dalamnya terdapat beberapa aspek meliputi: keinginan
punya pendapatan, sekolah untuk mengembangkan potensi dan
transportasi. Aspek tertinggi responden sekolah untuk
mengembangkan potensi yaitu sebesar 35,3%, sedangkan aspek
terendah terdapat pada aspek responden tidak sekolah karena punya
pendapatan yaitu sebesar 30,3%.
4. Uji Prasyarat Regresi Linier Sederhana
a. Normalitas Data
Berdasarkan teori statistika model linier hanya residu dari
variabel terikat (dependent variable) yang wajib diuji normalitasnya,
sedangkan variabel bebas (independent variable) diasumsikan bukan
fungsi distribusi. Jadi tidak perlu diuji normalitasnya. Hasil output
No Tindakan Kategori Jumlah skor
Persen (%)
Persentase total (%)
1 Tidak sekolah karena punya pendapatan
ST 1 2 30,3 T 4 9
R 32 68 SR 10 21
2 Sekolah untuk mengembang kan potensi
ST 3 6 35,3 T 7 15
R 35 74 SR 2 5
3 Tidak sekolah karena sulitnya transportasi
ST 2 4 34,4 T 6 13
R 37 79 SR 2 4
Jumlah 100
139
dari pengujian normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat
pada tabel. 4. 28.
Tabel. 4. 28 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized
Residual N 47Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 2.68120646Most Extreme Differences Absolute .143
Positive .143Negative -.073
Kolmogorov-Smirnov Z .978Asymp. Sig. (2-tailed) .295a. Test distribution is Normal. Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
Analisis data hasil Output:
Uji normalitas data digunakan hipotesis sebagai berikut :
H0 : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
Kriteria penerimaan H0
H0 diterima jika nilai sig (2-tailed) > 5% atau (0,05)
Dari tabel diperoleh nilai sig = 0,295 = 29,5% > 0,05 = 5% , maka H0
diterima. Artinya variabel unstandarized berdistribusi normal.
Sedangkan dengan uji P-Plot, data yang normal dapat ditunjukkan
dengan titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal (garis
140
normal). Hasil pengujian normalitas regresi dapat dilihat pada gambar.
4. 15.
Gambar. 4. 15 Grafik Uji Normalitas Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
Pada grafik P-Plot terlihat data menyebar di sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis histograf menuju pola distribusi
normal maka variabel terikat (dependent variable) Y memenuhi
asumsi normalitas. Grafik P-Plot juga membantu untuk
memprediksikan nilai regresi atau pengaruh antara variabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y).
b. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas bertujuan menguji apakah dalam regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Homogenitas menunjukkan penyebaran
141
variabel bebas. Penyebaran yang acak menunjukkan model regresi
yang baik. Dengan kata lain tidak terjadi heteroskedastisitas. Grafik
scatterplot dengan pola titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah
sumbu Y. Hasil pengolahan menggunakan program SPSS 17 dapat
dilihat pada gambar 4. 16.
Gambar. 4. 16 Grafik Uji Homogenitas Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
Pada grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar
secara acak serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka nol pada
sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas
pada model regresi ini. Selain dengan mengamati grafik scatterplot.
Output dari proses di atas dapat dilihat pada tabel. 4. 29.
142
Tabel. 4. 29 Uji Homogenitas Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.761 1.289 2.917 .005
X -.028 .021 -.193 -1.319 .194a. Dependent Variable: Abs_res
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
Uji homogenitas digunakan hipotesis sebagai berikut :
H0 : Data homogen
H1 : Data tidak homogen
Kriteria penerimaan H0
H0 diterima jika nilai sig > 5% atau (0,05)
Dari tabel diperoleh nilai sig = 0,194 > 0,05 , maka H0 diterima. Hasil
tampilan output SPSS dengan jelas menunjukkan semua variabel
bebas (independent variable) mempunyai nilai sig ≥ 0,05. Jadi tidak
ada variabel bebas (independent variable) yang signifikan secara
statistik mempengaruhi variabel terikat (dependent veriable) abs_res.
Hal ini terlihat dari nilai sig pada tiap-tiap variabel bebas (independent
variable) seluruhnya diatas 0,05. Jadi dapat disimpulkan model regresi
tidak mengandung adanya heterokedastisitas.
c. Uji Linieritas
Uji linieritas pada analisis regresi linier sederhana berguna
untuk mengetahui apakah penggunaan model regresi linier sederhana
143
dalam penelitian ini tepat atau tidak. Untuk melakukan uji linieritas
dapat dilihat pada tabel. 4. 30.
Tabel. 4. 30 ANOVA ANOVA Table
Sum of Squares df Mean
Square F Sig.
Y * X
Between Groups
(Combined) 658.259 26 25.318 9.636 .000Linearity 380.121 1 380.121 144.670 .000Deviation from Linearity 278.138 25 11.126 4.234 .001
Within Groups 52.550 20 2.628 Total 710.809 46
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
Hipotesis yang digunakan.
H0 : model regresi tidak linier.
H1 : model regresi linier.
Kaidah pengambilan keputusan:
Jika Fhitung ≤ Ftabel atau nilai sig ≥ 0,05 = maka H0 diterima.
Jika Fhitung > Ftabel dan nilai sig < 0,05 maka H1 diterima (Sudjana,
2005:383).
Dengan tingkat kepercayaan = 95% atau (α) = 0,05. Derajat
kebebasan (df1) = k = 1, dan df2 = n - k = 47 - 1 = 46 diperoleh nilai
Ftabel = 2,42
Pada tabel diatas diperoleh nilai Fhitung = 144,670 > Ftabel = 2,42 dan
nilai sig 0,00 < 0,05, sehingga H1 diterima. Dengan kata lain model
regresi linier sederhana dapat digunakan dalam penelitian ini.
144
5. Analisis Regresi Linier Sederhana
Berdasarkan analisis dengan program SPSS 17 for Windows
diperoleh hasil regresi seperti terangkum pada tabel. 4. 31.
Tabel 4. 31 Persamaan Regresi Linier Sederhana Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant) 40.010 2.133 18.759 .000
X -.254 .035 -.731 -7.192 .000a.Dependent Variable: Y Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
Berdasarkan tabel di atas diperoleh persamaan regresi sebagai
berikut: Y = 40,010 - 0,254 X. Persamaan regresi tersebut mempunyai
makna sebagai berikut:
1) Konstanta = 40,010
Jika variabel partisipasi anak dalam pertanian kentang dianggap sama
dengan nol, maka variabel minat melanjutkan ke jenjang pendidikan
menengah sebesar 40,010.
2) Koefisien X = - 0,254
Jika variabel partisipasi anak di dalam pertanian kentang mengalami
kenaikan sebesar satu poin maka akan menyebabkan penurunan
variabel minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah sebesar
0,254.
145
6. Pengujian Hipotesis Penelitian
Pengujian keberartian pengaruh variabel bebas (independent
variable) terhadap variabel terikat (dependent variable).
a. Uji hipotesis secara stimultan atau Uji Friedman (F)
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas
(independent variable) mempengaruhi variabel terikat (dependent
variable) secara signifikan atau tidak. Hasil output dari SPSS dapat
dilihat ada tabel. 4. 32.
Tabel. 4. 32 ANOVA
ANOVAb
Model Sum of Squares
Df Mean Square F Sig.
1 Regression 380.121 1 380.121 51.727 .000a
Residual 330.688 45 7.349
Total 710.809 46
a. Predictors: (Constant), X
b. Dependent Variable: Y Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
Hipotesis :
H0: Variabel bebas (independent variable) tidak berpengaruh terhadap
variabel terikat (dependent variable).
Ha: Variabel bebas (independent variable) berpengaruh terhadap
variabel terikat (dependent variable).
Kriteria pengambilan keputusan:
Dengan tingkat kepercayaan = 95% atau (α) = 0,05. Derajat
kebebasan (df) = n - k - 1 = 47 - 1 - 1 = 45, diperoleh F tabel = 2,43.
146
H0 diterima apabila – F tabel ≤ F hitung ≤ F tabel atau sig ≥ 5%
H0 ditolak apabila (F hitung < – F tabel atau F hitung > F tabel) dan sig <
5%.
Hasil pengujian statistik dengan SPSS pada variabel X diperoleh nilai
Fhitung = 51,727 > Ftabel = 2,43 dengan sig = 0,00 < 0,05, jadi H0
ditolak. Ini berarti variabel partisipasi anak dalam pertanian kentang
secara statistik berpengaruh signifikan terhadap variabel minat
melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah.
b. Uji Koefisien Determinasi secara stimultan (R2)
Untuk mengetahui berapa persen pengaruh variabel partisipasi
anak di dalam pertanian kentang terhadap minat melanjutkan ke
jenjang pendidikan menengah dapat dilihat pada tabel. 4. 33.
Tabel.4. 33 Uji Determinasi (R2)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .731a .535 .524 2.71083a.Predictors: (Constant), X Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
Pada tabel di atas diperoleh nilai Adjusted r2 = 0,524 = 52,4% ini
berarti variabel partisipasi anak di dalam pertanian kentang
mempengaruhi variabel minat melanjutkan ke jenjang pendidikan
menengah sebesar 52,4% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak masuk dalam penelitian ini.
147
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian partisipasi anak dalam pertanian kentang
terhadap minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah secara rinci
dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang
Berdasarkan hasil pengukuran variabel partisipasi anak di dalam
pertanian kentang menggunakan 21 item pertanyaan menunjukkan
kisaran antara 21 - 84, dihasilkan 4 kategori yaitu 21 - 36,75 termasuk
kategori partisipasi anak dalam pertanian kentang sangat rendah, 36,76 -
52,5 termasuk kategori partisipasi anak dalam pertanian kentang rendah,
52,6 - 68,25 termasuk kategori partisipasi anak dalam pertanian kentang
tinggi, 68,26 - 84 termasuk kategori partisipasi anak dalam pertanian
kentang sangat tinggi. Hasil persentase partisipasi anak dalam pertanian
kentang menunjukkan nilai rata-rata (mean) 70,7% sehingga dapat
dikatakan partisipasi anak dalam pertanian kentang termasuk dalam
kategori tinggi. Kegiatan partisipasi anak dalam pertanian kentang yang
terdiri dari kegiatan persiapan, penanaman, pemeliharaan, pemupukan,
pengairan, perlindungan dari hama dan penyakit, panen dan kegiatan
pemasaran. Faktor yang mempengaruhi keterlibatan anak di dalam
pertanian kentang tinggi yaitu karena keinginan sendiri untuk membantu
orangtua, keadaan lingkungan pertanian, budaya penduduk untuk bertani
dan keinginan responden untuk mendapatkan penghasilan. Padahal
bertani itu sulit, membutuhkan tenaga dan waktu yang banyak untuk
148
merawatnya, seperti dikemukakan oleh Herawati (2012) dalam bertani
kentang memerlukan syarat dan tahap-tahap yang harus dilakukan,
seperti suhu udara yang harus sesuai, kesuburan tanah yang pas,
kegemburan tanah, pembuatan bedengan dan lubang tanam yang sesuai
dengan ukuran, pengairan yang tidak berlebihan, pemupukan dengan dua
jenis pupuk secara berkala dan perwatan intensif lainnya.
Berdasarkan deskriptif persentase setiap indikator pada tabel. 4. 18
kecenderungan responden ikut serta dalam pertanian kentang adalah pada
kegiatan penanaman yaitu sebanyak 75,9%. Dalam penanaman yang
dilakukan adalah mencari bibit, melubangi pada plastik mulsa, membuat
lubang tanam pada lahan yang telah dibuat bedengan atau larikan, dan
menanam bibit kentang pada lubang tanam. Faktor yang mendasari
tingginya tingkat partisipasi anak di dalam kegiatan penanaman adalah
kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang ringan dan mudah dilakukan.
Responden tidak perlu mengeluarkan tenaga yang banyak dalam
menyelesaikan kegiatan-kegiatan tersebut. Berdasarkan pernyataan
responden dari beberapa kegiatan diatas yang paling banyak dilakukan
dan sering dilakukan responden adalah kegiatan mencari bibit dan
menanam bibit. Sedangkan persentase terendah dari variabel partisipasi
anak di dalam pertanian kentang adalah pada kegiatan pengairan yaitu
sebanyak 66,8%. Semua indikator dari variabel partisipasi anak di dalam
pertanian kentang termasuk di dalam kategori tinggi.
149
Partispasi anak di dalam pertanian kentang didominasi oleh anak
laki-laki karena bertani merupakan kegiatan yang banyak membutuhkan
tenaga. Pada kegiatan persiapan responden paling banyak membantu
pada tahap mencangkul dan memupuk. Pada kegiatan penanaman
responden paling banyak membantu pada tahap pembuatan lubang
tanam. Pada kegiatan penanaman responden membantu pada semua tahap
pemeliharaan tanaman seperti penyulaman, penyiangan, pembumbungan
dan pemangkasan bunga. Pada kegiatan pemupukan responden paling
banyak membantu pada tahap memupuk yaitu meletakkan pupuk
anorganik 10 cm dari lubang tanam. Pada kegiatan pengairan responden
paling banyak membantu pada tahap pembuatan pipa-pipa saluran
pengairan. Pada kegiatan perlidungan dari hama dan penyakit responden
peling banyak membantu pada tahap penyemprotan pestisida. Pada
kegiatan panen responden paling banyak pembantu pada tahap
pencabutan kentang, pemisahan umbi dari daunnya dan membawa
kentang dari ladang ke tempat dikumpulkannya kentang. Pada kegiatan
pemasaran responden paling banyak membantu pada tahap menjual dan
berlatih bernegosiasi harga dengan pembeli.
2. Minat melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah
Berdasarkan hasil pengukuran variabel minat melanjutkan ke
jenjang pendidikan menengah menggunakan 11 item pernyataan
menunjukkan kisaran antara 21 - 84, dihasilkan 4 kategori yaitu 21 -
36,75 termasuk kategori minat melanjutkan ke jenjang pendidikan
150
menengah sangat rendah, 36,76 - 52,5 termasuk kategori minat
melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah rendah, 52,6 - 68,25
termasuk kategori minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah
tinggi, 68,26 - 84 termasuk kategori minat melanjutkan ke jenjang
pendidikan menengah sangat tinggi. Hasil persentase minat melanjutkan
ke jenjang pendidikan menengah menunjukkan nilai rata-rata (mean)
56,7% sehingga dapat dikatakan minat melanjutkan ke jenjang
pendidikan menengah termasuk dalam kategori rendah. Minat
melanjutkan anak ke jenjang pendidikan menengah di Desa Dieng,
Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo tahun 2013 masih sedikit.
Berdasarkan deskriptif persentase setiap indikator pada tabel. 4. 25,
indikator dari minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah yang
tertinggi adalah indikator keinginan yaitu sebanyak 58,8%, sedangkan
indikator dari variabel minat melanjutkan ke jenjang pendidikan
menengah yang terendah adalah indikator tindakan yaitu sebesar 52,7%.
Semua indikator dari variabel minat melanjutkan ke jenjang pendidikan
menengah termasuk di dalam kategori rendah.
Faktor yang mempengaruhi rendahnya minat melanjutkan ke
jenjang pendidikan menengah adalah rendahnya ketertarikan, keinginan
dan tindakannya dalam melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah
karena tingginya partisipasi anak di dalam pertanian kentang.
Berdasarkan pernyataan responden (fakta) beberapa hal yang
mempengaruhi rendahnya minat melanjutkan ke jenjang pendidikan
151
menengah adalah rendahnya ketertarikan, keinginan dan tindakan.
Dorongan dari dalam diri responden meliputi: keyakinan responden
bahwa untuk dapat melakukan pekerjaan di dalam pertanian kentang
tidak perlu lulus jenjang SMA /SMK/MA atau sekolah sederajat, untuk
dapat menjadi petani kentang yang sukses tidak harus lulus jenjang SMA
/SMK/MA atau sekolah sederajat dan responden tidak ingin melanjutkan
ke jenjang SMA /SMK/MA atau sekolah sederajat karena bercita-cita
menjadi pengusaha kentang. Selain itu dorongan dari luar responden
meliputi: rendahnya ketertarikan untuk melanjutkan sekolah (karena
responden tidak tertarik untuk melanjutkan ke jenjang SMA/SMK/MA
atau sekolah sederajat karena lulusannya banyak yang menganggur),
rendahnya keinginan untuk melanjutkan sekolah (karena bagi responden
bersekolah di SMA /SMK/MA atau sekolah sederajat bagi saya hanya
membuang waktu dan tenaga, responden sering mengabaikan informasi
tentang penerimaan siswa baru untuk SMA /SMK/MA atau sekolah
sederajat), rendahnya tindakan untuk melanjutkan sekolah (karena
responden tidak melanjutkan ke jenjang SMA /SMK/MA atau sekolah
sederajat karena responden menginginkan untuk bekerja dan mempunyai
pendapatan, responden tidak melanjutkan ke SMA /SMK/MA atau
sekolah sederajat karena transportasi untuk menuju kesekolah sulit
ditemukan).
Berdasarkan hasil pernyataan tersebut disimpulkan bahwa minat
untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah rendah. Dari fakta
152
tersebut disesuaikan dengan teori bentuk-bentuk minat menurut Mappiare
(1982:63) yang mengelompokkan bentuk minat menjadi 4, dan yang
sesuai dengan fakta rendahnya minat melanjutkan ke jenjang pendidikan
menengah di Desa Dieng adalah bentuk “minat terhadap sekolah dan
jabatan, remaja awal banyak dipengaruhi oleh orangtua dan minat
kelompoknya”, anak atau responden lebih banyak mengikuti alur yang
diarahkan orangtua. Sebenarnya orangtua responden di Desa Dieng tidak
mengarahkan anaknya untuk berkecimpung sepenuhnya pada kegiatan
pertanian tetapi orangtua kurang mendorong anak untuk sekolah
sehingga anak lebih terarah pada kegiatan yang sudah menjadi kebiasaan
orangtua. Selain teori di atas fakta rendahnya minat melanjutkan ke
jenjang pendidikan menengah disesuaikan dengan teori menurut
Mighwar (1997:72) yang menggolongkan minat menjadi 7 golongan, dan
fakta di Desa Dieng tersebut disesuaikan pada bagian golongan “minat
terhadap pendidikan, yaitu minat remaja pada pekerjaan dipengaruhi
besarnya minat mereka terhadap pendidikan. bagi mereka pendidikan
tinggi dianggap sebagai batu loncatan untuk meraih pendidikan”, namun
teori tersebut tidak berfungsi dengan baik pada fenomena di Desa Dieng
karena justru responden menganggap untuk mendapatkan pekerjaan
sebagai petani kentang tidak harus lulus sekolah menengah.
3. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Berdasarkan tabel tentang validitas instrumen penelitian yaitu tabel
3. 2 dan 3. 3 dan tabel tentang reliabilitas instrumen penelitian yaitu
153
tabel 3. 4 menunjukkan bahwa instrumen penelitian berjumlah 33 butir
soal, yaitu 21 soal pada variabel (X) dan 12 soal pada variabel (Y).
Terdapat 1 soal yang tidak valid, yaitu soal nomor 12 dari variabel (Y).
Soal tersebut tidak valid karena tidak dapat mengukur informasi yang
diinginkan peneliti dan menimbulkan pemahaman yang salah. Sehingga
jumlah soal menjadi 32 butir soal yang diskor. Sedangkan soal angket
yang skornya tidak diukur berjumlah 9 butir soal.
4. Hasil Uji Prasyarat
Hasil uji asumsi klasik yaitu uji normalitas dan uji homogenitas
menunjukkan bahwa semua data berdistribusi normal dan homogen. Data
penelitian merupakan data normal dapat dilihat pada grafik 4. 15 yang
menunjukkan data menyebar di sekitar garis diagonal sehingga
dinyatakan normal. Sedangkan data penelitian yang homogen dapat
dilihat pada grafik 4.16 yang menunjukkan data penelitian menyebar
tidak beraturan sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
masalah heteroskedastisitas. Sedangkan uji linieritas menunjukkan bahwa
penggunaan uji regresi linier sederhana sesuai untuk digunakan dalam
mengukur ada tidaknya pengaruh sebab akibat dari masalah di dalam
penelitian ini.
154
5. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana
Berdasarkan tabel 4. 31 menunjukkan persamaan regresi sebagai
berikut: Y = 40,010 - 0,254 X. Persamaan regresi tersebut mempunyai
makna sebagai berikut:
1) Konstanta = 40,010
Jika variabel partisipasi anak di dalam pertanian kentang dianggap
sama dengan nol, maka variabel minat melanjutkan ke jenjang
pendidikan menengah sebesar 40,010.
2) Koefisien X = -0,254
Jika variabel partisipasi anak di dalam pertanian kentang mengalami
kenaikan sebesar satu poin maka akan menyebabkan penurunan
variabel minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah sebesar
0,254.
Sehinga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang negatif
dari variabel partisipasi dalam pertanian kentang terhadap variabel minat
melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah.
Hasil pengujian statistik pada tabel 4. 32 dengan SPSS variabel X
diperoleh nilai Fhitung = 51,727 > 2,43 = F tabel dengan sig = 0,000 < 0,05,
jadi H0 ditolak.. Ini berarti variabel partisipasi anak di dalam pertanian
kentang secara statistik berpengaruh signifikan terhadap variabel minat
melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah.
155
Pada tabel 4. 33 atau pengujian determinasi diperoleh nilai
Adjusted r2 = 0,524 = 52,4% ini berarti variabel bebas Partisipasi Anak di
Dalam Pertanian Kentang mempengaruhi variabel terikat Minat
Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah sebesar 52,4% dan
sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian
ini.
Dapat disimpulkan bahwa peningkatan tingkat partisipasi anak di
dalam pertanian kentang menyebabkan penurunan tingkat minat
melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah. Sehingga pengaruh dari
variabel (X) terhadap variabel (Y) adalah negatif. Jika variabel (X)
mengalami perubahan maka variabel (Y) juga akan mengalami
perubahan meskipun tidak searah.
6. Pengaruh partisipasi anak di dalam pertanian kentang terhadap
minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah
Berdasarkan hasil perhitungan dan penelitian bahwa penelitian ini
adalah penelitian studi kasus. Hasil pernyataan responden dan fakta yang
diperoleh di Desa Dieng hanya berlaku di Desa Dieng atatu hasil
pernyataan responden dan fakta tersebut didak dapat menggambarkan
daerah lain selain Desa Dieng. Partisipasi anak di dalam pertanian
kentang merupakan faktor yang dominan dalam mempengaruhi minat
melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah. Responden yang
156
mempunyai partisipasi tinggi di dalam kegiatan pertanian kentang lebih
mudah mengabaikan pendidikannya karena kesibukannya di dalam
pertanian kentang. Responden yang berada pada usia 16 - 18 tahun
perannya belum berpengaruh di dalam pertanian kentang tetapi
responden sangat berpartisipasi dalam pertanian kentang sudah
dipastikan sebagaian besar waktu dan tenaga dikerahkan dalam kegiatan
pertanian, sehingga mengurangi waktu dan kesempatan responden untuk
belajar. Hal tersebut berpengaruh negatif terhadap perkembangan
pendidikan responden karena menurunkan keinginan responden untuk
sekolah dan sebaliknya responden semakin ingin terus berperan dalam
pertanian kentang, karena bertani kentang dirasa menguntungkan dan
bisa mendapatkan penghasilan. Kesalahan tidak sepenuhnya terdapat
pada peran orangtua tetapi juga kurangna peran dari pihak-pihak luar
seperti masyarakat dan pemerintah. Masyarakat Desa Dieng yang telah
menyadari bahwa pertanian kentang adalah budaya atau kebiasaan
mereka tidak menegur atau membatasi keterlibatan anak di dalam bertani
kentang. Masyarakat merupakan lingkungan bagi perkembangan
responden, dan pengaruh dari luar responden sangat berpengaruh
terhadap keyakinan anak untuk berkembang ke arah mana, sehingga
masyarakat mempunyai peranan penting bagi pendidikan responden atau
157
anak di Desa Dieng. Selain itu pemerintah juga kurang memperhatikan
fasilitas pendidikan di Desa Dieng karena sekolah-sekolah yang mudah
atau dekat untuk dijangkau responden sangat sedikit. Pengadaan sekolah
menengah sangat diperlukan untuk perkembangan pedidikan anak di
Desa Dieng, kegiatan lain yang dapat disumbangkan pemerintah adalah
melakukan penyuluhan pada orangtua dan anak tentang pentingnya
pendidikan untuk kehidupan di masa sekarang. Pendidikan bukanlah
faktor yang menjamin keberhasilan seseorang, tetapi orang yang
memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi tentu memiliki wawasan yang
lebih luas, serta mempunyai pergaulan yang luas. Hal tersebut jelas
berefek positif bagi keberhasilan dan relasi untuk pekerjaan anak.
Penyuluhan tersebut dapat dilakukan pada saat anak sedang dalam waktu
luang untuk membantu bertani kentang. Seperti saat setelah menanam
dan sedang dalam waktu menunggu untuk melakukan penyiangan. Waktu
luang tersebut dapatdikatan sering terjadi karena dalam setahun
dilakukan penanaman sebanyak 3 kali.
158
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh simpulan dan
saran sebagai berikut:
A. Simpulan
Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Berdasarkan penelitian, dari responden yang berjumlah 47 anak berarti
terdapat 47 keluarga atau 47 pasang orangtua. Profil pertanian kentang
yang pertama adalah luas lahan yang digunakan orangtua untuk bertani
kentang, yang tertinggi terdapat sebanyak 31 keluarga (65,9%) yang
menggunakan lahan untuk bertani kentang seluas 1000 - < 5000 m2. Profil
pertanian kentang yang kedua adalah status kepemilikan lahan yang
digunakan orangtua untuk bertani kentang, yang tertinggi terdapat
sebanyak 40 keluarga (85,1%) yang menggunakan lahan untuk bertani
kentang adalah lahan milik sendiri. Profil pertanian kentang yang ketiga
adalah, status pekerjaan orangtua dalam pertanian kentang, yang tertinggi
terdapat 46 keluarga (97%) sebagai petani pemilik lahan. Profil pertanian
kentang yang keempat adalah, waktu yang digunakan orangtua untuk
bertani kentang dalam sehari, yang tertingi terdapat sebanyak 18 keluarga
(38,3%) orangtua responden yang bertani kentang selama 7 - 8 jam. Profil
pertanian kentang yang kelima adalah, pemasaran kentang, yang tertinggi
terdapat sebanyak 39 keluarga (82,9%) yang memasarkan kentang de
dalam dan ke luar kabupaten. Profil pertanian kentang yang terakhir adalah
159
langkah-langkah dalam bertani kentang yang diperoleh dari wawancara
pada penduduk Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo.
2. Partisipasi anak dalam pertanian kentang menunjukkan nilai rata-rata
(mean) 70,7% termasuk dalam kategori tinggi.
3. Minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah menunjukkan nilai
rata-rata (mean) 56,7% termasuk dalam kategori rendah.
4. Hasil pengujian hipotesis penelitian pada variabel X diperoleh nilai Fhitung
= 51,727 > Ftabel = 2,43 dengan sig = 0,00 < 0,05, jadi H0 ditolak. Ini
berarti variabel partisipasi anak dalam pertanian kentang secara statistik
berpengaruh signifikan terhadap variabel minat melanjutkan ke jenjang
pendidikan menengah. Berdasarkan pengujian determinasi diperoleh nilai
Adjusted r2 = 0,524 atau 0,524%, sehingga dapat diketahui besar pengaruh
variabel partisipasi anak dalam pertanian kentang terhadap variabel minat
melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah sebesar 52,4% dan sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.
B. Saran
Saran yang diajukan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menurunkan tingkat partisipasi yang tinggi dengan meningkatkan peran
orangtua untuk membatasi waktu anak membantu dalam bertani kentang.
2. Menaikkan tingkat minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah
yang rendah salah satunya dengan mengadakan penyuluhan oleh
pemerintah terhadap orangtua dan anak, yaitu penyuluhan tentang
pentingnya pendidikan untuk anak dan dunia kerja di masa sekarang dan
160
masa depan. Penyuluhan tersebut dilakukan di waktu luang anak saat
membantu bertani. Sehingga diharapkan dari penyuluhan tersebut dapat
meningkatkan ketertarikan, keinginan dan tindakan untuk melanjutkan ke
jenjang pendidikan menengah.
161
DAFTAR PUSTAKA
Boulton, Alan. 2007. Pekerja Anak di Perkebunan Tembakau Sumatra Utara. Jurnal. ILO’. No. 8.
Al-Mighwar, Muhammad. 2006. Psikologi Remaja Petunjuk Bagi Guru dan
Orangtua. Bandung: Pustaka Setia. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rieka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rieka Cipta. Azwar, Syaifuddin. 2012. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Banowati, Eva dan Sriyanto. 2011. Geografi Pertanian (Minatani). Semarang:
Jurusan Geografi FIS UNNES. Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: CV Yrama Widya. Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Grasindo. Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Handayani, Sri. Wonosobo In Figures 2012. Wonosobo: Badan Pusat Statistik
Kabupaten Wonosobo. Hendar dan Kusnadi. 2005. Ekonomi Koperasi. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI. Herawati, W. D. 2012. Budidaya Sayuran. Jogjakarta: Javalitera. Iskandar, Yusuf. 2011. Profil Pendidikan Kabupaten Wonosobo. Wonosobo:
Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonosobo. Jefkins, F. 1994. Periklanan. Jakarta: Erlangga. Kementerian Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang No.20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Kementerian Pendidikan Nasional.
141
161
162
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2003. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Refika Aditama.
Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usana Offset. Muniroh, Siti Mumun. 2011. Psikologi Keberlanjutan Sekolah Pekerja Anak
di Sektor Batik. Jurnal. Vol. 8. No. 2. Nasution, S. 2009. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Partowisastro, Koestoer. 1983. Dinamika Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga. Pidarta, Made. 2007. Landasan Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Rohman, Ainur. 2009. Politik, Partisipasi dan Demokrasi dalam
Pembangunan. Malang: Averroes Press. Ropken, Jochen. 2003. Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen. Jakarta:
Salemba Empat. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada. Sastropoetra, Santoso. 1989. Partisipasi, Komunikasi, Persuasi, dan Disiplin
dalam Pembangunan Nasional. Alumni. Bandung. Setyadi, Dadang. Kecamatan Kejajar Dalam Angka 2012. Wonosobo: Badan
Pusat Statistik Kabupaten Wonosobo. Setyowati, Liesnoor dan Puji Hardati. 2009. Fenomena Dataran Tinggi Dieng.
Yogyakarta: Grafindo Litera Media. Slameto, Budi. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Jakarta: PT Rineka Cipta. Sriyanto. 2012. Sosiologi dan Antropologi Dasar. Semarang: Jurusan
Geografi FIS UNNES. Sudjana, Nana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsitu. Sugiyo. 1993. Partisipasi Guru Bimbingan Konseling dikaji dari Pengetahuan
dan Sikap Mereka terhadap Bimbingan Konseling. Semarang: IKIP Semarang.
Sumarto, Hetifah. 2003. Inovasi, Partisipasi Dan Good Governance. Jakarta:
Yayasan Obor Ondonesia.
163
Sunarko. 2007. Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Semarang:
Jurusan Geografi FIS UNNES. Suryo Subroto. 1988. Dasar-Dasar Psikologi Untuk Pendidikan di Sekolah.
Jakarta: Prima Karya.
Sutikno, M. 2004. Menuju Pendidikan Bermutu. Mataram: NTP Press. Syah, Muhibbin. 2009. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Tohir, Jr. Kaslan A. 1991. Seuntai Pengetahuan Usaha Tani Indonesia.
Jakarta: PT Rineka Cipta. UNNES.2008. Panduan Bimbingan, Penyusunan, Pelaksanaan Ujian dan
Penelitian Skripsi Mahasiswa. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Widiyanto, Kukuh. 2011. Partisipasi siswa SMA Negeri 11 Semarang dalam
pelaksanaan program Sekolah Hijau (Green School) Tahun 2011. Skripsi. Semarang: FIS UNNES.
Winkel, W. S. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta:
Gramedia.
165
Lampiran 1 Daftar Nama Responden
Responden Nama anak Jenis
Kelamin Usia Nama orangtua Jenis
Kelamin Usia R-01 Atina P 18 M. Fadli L 56 R-02 Raishandi Nwantoro L 18 Purwadi L 49 R-03 Riyanto L 18 Roso L 47 R-04 Ening Rahayu P 16 S8upangat L 42 R-05 Seni L 18 Ali Mansyur L 49 R-06 NurFaidah P 18 Pandu L 45 R-07 Iskandar L 16 Saroji L 55 R-08 Muthowief L 15 Fathkul L 54 R-09 Setyoningsih P 18 Hariyanto L 48 R-10 Adi Prasetyo L 18 Pangit L 48 R- 11 Nur Yanah P 17 Bejo L 50 R-12 Vivi L 18 Suhardi L 53 R-13 Nor sodik L 19 Sugiono L 40 R-14 Eko L 16 Haryanto L 40 R-15 Fellen carenina P 18 ahmadi L 49 R-16 Nur Baehaki L 18 Maryatun P 35 R-17 Hardi L 17 Abu Ngamar L 45 R-18 Widyaningsih P 18 Karyanto L 50 R-19 Mubariah P 17 Sutomo L 45 R-20 Devi yahya L 16 Mad sugenf L 46 R-21 Kusnayanti L 18 Wiratno L 49 R-22 Ali Nur khasan L 18 Hasanudin L 59 R-23 Dika L 17 Ibrahim L 59 R-24 Irwan L 18 Hasyim L 60 R-25 Hamdi L 17 Djazuli L 57 R-26 Sobirin L 18 Karyadi L 55 R-27 Mustakin L 17 Ilham L 49 R-28 Kardi L 16 Wahab L 50 R-29 Danang L 18 Busro L 60 R-30 Jaelani L 16 Abdul munir L 58 R-31 Dedi L 18 Hamdi L 48 R-32 Egar L 18 suyono L 48 R-33 Hafidz L 17 Mantep L 48 R-34 Husain L 18 Sutris L 48 R-35 Handi L 17 Bambang L 47 R-36 Saiful L 18 Ismail L 53 R-37 Rohmat L 16 Mukhlis L 40 R-38 Afif L 17 Haryono L 47
166
R-39 Reza L 17 Prapto L 50 R-40 Bayu L 16 Sarwono L 46 R-41 Eko L 17 Sugiono L 51 R-42 Edi L 18 Muslim L 47 R-43 Fandi L 17 Kharto L 50 R-44 Anto L 17 Abas L 46 R-45 Andi L 16 Mugiono L 57 R-46 Pandu L 17 Bagyo L 40 R-47 Sukur L 16 Suroso L 47
167
Lampiran 2 Kisi-kisi Instrumen
Partisipasi anak di dalam pertanian kentang
No Indikator Jumlah soal Nomor soal 1 Partisipasi dalam tahap persiapan 3 1, 2, 3 2 Partisipasi dalam penanaman 3 4, 5, 6 3 Partisipasi dalam pemeliharaan 4 7, 8, 9, 10 4 Partisipasi dalam pemupukan 3 11, 12,13 5 Partisipasi dalam pengairan 2 14, 15 6 Partisipasi dalam perlindungan dari
hama/penyakit 2 16, 17
7 Partisipasi dalam panen 2 18, 19 8 Partisipasi dalam pemasaran 2 20, 21
Minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah
No Indikator Jumlah soal Jenis pernyataan 1 Ketertarikan 4 1 unfavorable
2 favorable 3 unfavorable 4 unfavorable
2 Keinginan 4 5 unfavorable 6 favorable 7 unfavorable 8 unfavorable
3 Tindakan 4 9 unfavorable 10 favorable 11 unfavorable 12 favorable
168
No Responden :…………........... Dusun :…………….........
KUESIONER/ANGKET
Petunjuk Pengisian Angket 1. Lengkapilah terlebih dahulu identitas diri anda pada tempat yang telah disediakan. 2. Kuesioner berisi 41 pertanyaan. 3. Pertimbangkan setiap pertanyaan dengan teliti dan tentukan kebenarannya sesuai piliahan anda. 4. Untuk menentukan jawaban, berilah tanda silang (x) pada jawaban yang anda pilih.
Identitas Responden Nama :………………………………………………………….. Usia :………………………………………………………….. Jenis Kelamin :…………………………………………………………… Identitas Orangtua Nama :………………………………………………………….. Usia :………………………………………………………….. Jenis Kelamin :…………………………………………………………… I. Karakteristik atau profil pertanian kentang di Desa Dieng
1. Berapa luas lahan yang digunakan orangtua anda untuk menanam kentang? a. 0 - < 500 m2 b. 500 - < 1000 m2 c. 1000 - < 1500 m2 d. ≥ 1500 m2
2. Siapa pemilik lahan yang digunakan orangtua anda untuk bertani kentang? a. Milik sendiri b. Milik orang lain c. Milik sendiri dan orang lain d. Tanah sewaan
3. Apakah status pekerjaan orangtua anda di dalam pertanian kentang? a. Petani pemilik lahan b. Petani penggarap atau buruh untuk waktu penuh c. Petani penggarap atau buruh untuk paruh waktu d. Petani dengan lahan sewaan
4. Dalam sehari berapa lama waktu yang digunakan oleh orangtua anda untuk bertani kentang? a. 1 - 2 jam b. 3 - 4 jam c. 5 - 6 jam d. 7 - 8 jam
169
5. Kemana saja orangtua anda memasarkan hasil panen kentang? a. Daerah Dieng wetan saja b. Luar daerah Dieng wetan tetapi dalam satu kabupaten c. Luar kabupaten d. Dalam dan luar kabupaten
II. Perhatian orangtua terhadap pendidikan 1. Apakah orangtua anda mendukung pendidikan anda?
a. Mendukung b. Tidak mendukung Alasan : .........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
2. Bagaimana sikap orangtua anda terhadap pendidikan anda? a. Baik b. Tidak baik Alasan : ..................................................................................................................................................................................... ..........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
3. Apakah ada dorongan dari orangtua agar putra-putrinya khususnya anda untuk melanjutkan sekolah sampai ke jenjang yang tinggi?
a. Ya b. Tidak Alasan : ...............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
4. Apakah orangtua anda percaya, bahwa pendidikan dapat menunjang masa depan anda? a. Percaya b. Tidak percaya Alasan : .........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
170
III. Partisipasi dalam pertanian kentang Pada saat orangtua anda melakukan proses bertani kentang, untuk 3 kali periode tanam terakhir. Apakah anda ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan dibawah ini? 1. Setiap kali mempersiapkan lahan untuk menanam kentang dilakukan dengan membalik
tanah/membajak tanah. Apakah anda ikut terlibat dalam kegiatan tersebut? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu
2. Pada saat tanah harus digemburkan, apakah anda ikut mencangkulnya? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu
3. Dalam membuat bedengan/larikan, dimulai dari mencampur tanah dengan pupuk organik kemudian dibentuk bedengan/larikan. Apakah anda juga terlibat dalam kegiatan tersebut? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu
4. Apakah anda berperan dalam mencari/membeli bibit kentang setiap kali akan memulai menanam kentang? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu
5. Apakah anda turut membantu dalam membuat lubang pada plastik mulsa? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu
6. Apakah anda ikut membantu memasukkan bibit kentang ke lubang tanam dan menimbunya dengan tanah? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu
7. Penyulaman adalah mencabut bibit yang telah mati dan menggantinya dengan bibit yang masih hidup. Apakah anda berperan dalam menangani hal tersebut? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu
171
8. Apakah anda ikut terlibat dalam setiap kali menyiangi tanaman kentang? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu
9. Penyiangan pada umumnya disertai dengan pembumbunan yaitu mengangkat tanah dari sekeliling bedengan/larikan, kemudian diletakkan di atas bedengan/larikan agar akar tanaman semakin kuat. Apakah anda berperanserta dalam pembumbunan tersebut? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu
10. Umbi dan bunga tanaman kentang sama-sama menyerap makanan, jadi pemangkasan bunga dilakukan agar pertumbuhan umbi tidak terganggu. Apakah anda turut membantu dalam memangkas bunga kentang? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu
11. Apakah dalam mencari pupuk untuk tanaman kentang, anda sangat berperan? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu
12. Apakah anda berperan dalam mengoplos pupuk untuk tanaman kentang dengan takaran yang pas? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu
13. Apakah anda juga terlibat dalam kegiatan pemupukan tanaman kentang? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu
14. Apakah anda ikut membuat saluran pengairan tanaman kentang dengan menyambung pipa-pipa kecil secara memanjang dan bersimpang-simpang? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu
172
15. Apakah anda turut membantu mencari sumber air untuk mengairi tanaman kentang? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu
16. Apakah anda berkontribusi dalam pembuatan perangkap untuk mengusir hama/penyakit? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu
17. Jika hama dan penyakit pada tanaman kentang sulit ditangani dengan perangkap, maka dianjurkan menyemprotkan pestisida (insektisida). Apakah anda juga terlibat dalam penyemprotan tersebut? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu
18. Pada saat memanen kentang, apakah anda turut membantu mencabut kentang dari dalam tanah? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu
19. Pada saat panen kentang, apakah anda berperan dalam membawa hasil panen dari ladang menuju ke tempat dikumpulkannya kentang? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu
20. Apakah anda ikut membantu orangtua anda dalam menjual kentang ? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu
21. Apakah anda juga berperanserta dalam memasarkan kentang sampai ke luar kota? a. Tidak Pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu
173
IV. Minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah 1. Saya tidak tertarik untuk melanjutkan ke jenjang SMA/SMK/MA atau sekolah sederajat karena
lulusannya banyak yang menganggur. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju
2. Saya tertarik untuk melanjutkan ke jenjang SMA /SMK/MA atau sekolah sederajat, karena untuk bisa mendapatkan pekerjaan minimal harus lulus SMA /SMK/MA atau sekolah sederajat. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju
3. Untuk dapat melakukan pekerjaan di dalam pertanian kentang, tidak perlu lulus jenjang SMA /SMK/MA atau sekolah sederajat. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju
4. Untuk dapat menjadi petani kentang yang sukses, tidak harus lulus jenjang SMA /SMK/MA atau sekolah sederajat. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju
5. Bersekolah di SMA /SMK/MA atau sekolah sederajat bagi saya hanya membuang waktu dan tenaga. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju
6. Saya ingin sekolah ke jenjang SMA/SMK/MA atau sekolah sederajat karena semakin tinggi pendidikan maka masa depan juga semakin terjamin. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju
7. Saya sering mengabaikan informasi tentang penerimaan siswa baru untuk SMA /SMK/MA atau sekolah sederajat. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju
174
8. Saya tidak ingin melanjutkan ke jenjang SMA /SMK/MA atau sekolah sederajat karena saya bercita-cita menjadi pengusaha kentang. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju
9. Saya tidak melanjutkan ke jenjang SMA /SMK/MA atau sekolah sederajat karena saya menginginkan untuk bekerja dan mempunyai pendapatan. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju
10. Saya melanjutkan ke jenjang SMA /SMK/MA atau sekolah sederajat karena dengan belajar akan terus memberikan motivasi untuk terus mengembangkan potensi dan bakat saya. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju
11. Saya tidak melanjutkan ke SMA /SMK/MA atau sekolah sederajat karena transportasi untuk menuju kesekolah sulit ditemukan. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju
175
Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara dalam penelitian “Pengaruh Partisipasi Anak di dalam Pertanian Kentang Terhadap Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah Atas (Studi Kasus Di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo)”. Identitas informan penduduk/ perangkat desa Nama :…………………………………………..... Status :................................................................. Alamat :……………………………………………. Umur :……………………………………………. Hari/ tanggal wawancara :……………………………………………. Karakteristik dan profil pertanian kentang di Desa Dien Informan : Perangkat desa dan orangtua responden
a. Apakah pertanian kentang sudah menjadi budaya bagi masyarakat Desa Dieng? Alasannya?
b. Mengapa penduduk lebih banyak menaman kentang sedangkan tanaman sayuran lain juga dapat hidup subur di Desa Dieng?
c. Darimana saja bibit kentang diperoleh? d. Apakah para petani dieng menggunakan bibit yang sama dan kualitas yang
sama untuk menanam kentang? Karena terlihat kentangnya sangat seragam besar dankeutuhannya
e. Pada musim apa biasanya kentang ditanam? f. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam sekali panen? g. Dalam setahun rata-rata berapa kali panen kentang? h. Untuk setiap 100 m2 biasanya dapat menghasilkan kentang berapa kg? i. Berapa harga 1 kg kentang di Desa Dieng? j. Bagaimanakah sistem pemasaran kentang? Dijual kemana saja dan
bagaimana prosesnya? k. Petani kentang di Desa Dieng sangat banyak, apakah setiap kentang dapat
dijual atau ada yang terbuang karena tidak laku? l. Apakah para petani kentang menjual kentang dengan mengumpulkannya
menjadi satu kemudian dijual secara bersama-sama? m. Pembeli dari mana saja yang membeli kentang didesa dieng? n. Hal-hal apa sajakah yang menjadi kendala di dalam pertanian kentang? o. Apakah bertani kentang sangat menguntungkan bagi penduduk di Desa
Dieng? p. Berapa modalnya dan berapa rata-rata pendapatan setiap kali panen?
Berapaperbandingan pengeluaran untuk mdal dan hasil yang didapat? q. Apakah setiap penduduk mempunyai lahan sendiri atau ada juga petani
buruh atau petani dengan menyewa lahan? r. Kira-kira berapa perbandingan petani dengan lahan sendiri, petani buruh
dengan petani denga lahan sewaan?
176
s. Di dieng terdapat banyak kentang, apakah hanya dijual saja atau diolah menjadi bahan makanan tertentu?
Identitas informan responden Nama :………………………………………….... Status :................................................................. Alamat :……………………………………………. Umur :……………………………………………. Hari/ tanggal wawancara :…………………………………………….
Partisipasi anak dalam pertanian kentang Informan : Anak usia 16 - 18 tahun yang ikut membantu bertani kentang a. Apakah anda ikut membantu bertani kentang karena keinginan sendiri? b. Sejak kapan anda ikut membantu bertani kentang? c. Apa yang memotivasi anda untuk ikut bertani kentang? d. Sejauh mana peran berdasarkan usia anda dalam ikut serta pada pertanian
kentang? e. Apakah tenaga anda sangat berguna dalam membantu bertani kentang? f. Adakah alasan dari faktor keluarga atau lingkungan sehingga anda ikut
bertani kentang? g. Kegiatan apa saja yang anda lakukan dalam membantu bertani kentang? h. Dalam sehari barapa lama waktu yang anda gunakan dalam membantu bertani
kentang? Minat melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah atas Informan : Anak usia 16 - 18 tahun a. Apa bentuk dukungan orangtua terhadap pendidikan anda? b. Apakah yang menjadi hambatan anda melanjutkan ke jenjang SMA? c. Apakah aksesbilitas ke SMA yang sulit dan jarak yang jauh mempengaruhi
keinginan anda untuk sekolah? d. Apakah tenaga dan waktu anda banyak dimanfaatkan dalam pertanian
kentang, sehingga anda tidak ingin melanjutkan sekolah? e. Apakah anda berpendapat bahwa bertani kentang lebih menguntungkan
daripada sekolah? Mengapa demikian?
177
PEDOMAN WAWANCARA
No Kegiatan Tahap Banyak tenaga Waktu Lahan
milik
Pengaruhnya karena anak ikut
terlibat
1 Persiapan
Bajak
Cangkul
Bedengan
2 Penanaman
Beli bibit
Lubangi mulsa
Lubang tanam
Menanam
3 Pemeliharaan
Penyulaman
Penyiangan
Pembumbunan
Pangkas Bunga
5 Pemupukan
Beli pupuk
Memupuk
4 Pengairan
Sumber air
Saluran pipa
178
6 Hama
Membeli
Mengoplos
Bakar daun
Penyemprotan
7 Panen
Panen
Membawa kentang
8 Pemasaran
Menjual
Bernegosiasi
Ke luar daerah
10
Tabel Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang
No Nomor Butir Soal Y Y2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 211 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 79 6241 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 60 3600 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 82 6724 4 2 2 2 3 2 3 3 2 1 2 3 1 3 2 3 3 2 3 3 3 2 50 2500 5 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 4 57 3249 6 4 4 3 4 4 3 4 2 4 2 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 71 5041 7 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 77 5929 8 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 80 6400 9 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 52 2704
10 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 79 6241 Sx 33 33 32 33 35 34 33 33 31 30 35 30 32 35 35 32 30 31 34 33 33 687 48629
Sx2 115 115 110 115 127 120 113 115 105 96 127 100 106 127 127 106 96 101 118 113 115
Sxy 2348 2340 2299 2341 2479 2398 2318 2337 2221 2121 2458 2156 2244 2479 2469 2245 2140 2192 2381 2327 2336
Validitas 0,866 0,780 0,964 0,791 0,928 0,784 0,664 0,748 0,809 0,647 0,666 0,794 0,635 0,928 0,803 0,649 0,852 0,744 0,771 0,782 0,737
Rtabel 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sb 0,678 0,678 0,844 0,678 0,5 0,489 0,456 0,678 0,989 0,667 0,5 1,111 0,4 0,5 0,5 0,4 0,667 0,544 0,267 0,456 0,678
Ssb 12,68
Sst 159,1
r11 0,97
Lampiran 3
11
Tabel Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Minat Melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah
No Nomor Butir Soal Y Y2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 1 18 324 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 25 625 3 2 2 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 23 529 4 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 31 961 5 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 17 289 6 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 16 256 7 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 1 29 841 8 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 16 256 9 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 14 196 10 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 22 484 Sx 18 20 16 17 17 19 21 16 18 18 16 15 211 4761Sx2 36 44 30 35 33 41 49 30 36 36 30 25 Sxy 407 448 365 394 382 426 475 366 405 404 363 326
Validitas 0,816 0,740 0,743 0,813 0,655 0,645 0,820 0,770 0,756 0,726 0,689 0,342 Rtabel 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid
sb 0,40 0,44 0,49 0,68 0,46 0,54 0,54 0,49 0,40 0,40 0,49 0,28 Ssb 5,611 Sst 34,322 r11 0,913
Lampiran 4
10
PERHITUNGAN VALIDITAS ANGKET PENELITIAN PARTISIPASI ANAK DALAM PERTANIAN KENTANG
Rumus :
Kriteria Butir angket Valid jika rxy > rtabel
Perhitungan : berikut ini perhitungan validitas angket pada butir nomor 1.
No. X Y X2 Y2 XY 1 3 79 9 6241 237 2 3 60 9 3600 180 3 4 82 16 6724 328 4 2 50 4 2500 100 5 3 57 9 3249 171 6 4 71 16 5041 284 7 4 77 16 5929 308 8 4 80 16 6400 320 9 2 52 4 2704 104 10 4 79 16 6241 316
Σ 33 687 115 48629 2348
Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh : 10 x 2348 33 687
10 115 33 10 48629 687
0,86556
Pada α = 5% dengan N= 10 diperoleh rtabel = 0,632
karena rxy > r tabel, maka angket No. 1 tersebut Valid.
Lampiran 5
11
PERHITUNGAN RELIABILITAS ANGKET PENELITIAN PARTISIPASI ANAK DALAM PERTANIAN KENTANG
Rumus :
Kriteria Apabila r11 > r tabel, maka angket tersebut reliabel Perhitungan 1. Varians total.
48629 68710
10
127,638 2. Varians butir soal.
140,00 4410
10 0,68
110 3810
10 0,68
104 3810
10 0,55
12,68
3. Koefisien Reabilitas
2828 1 1
12,68127,638
0,966
Pada α = 5% dengan N = 10 diperoleh r tabel = 0.632 Karena r11 > r tabel maka dapat disimpulkan bahwa angket tersebut reliabel
Lampiran 6
12
PERHITUNGAN VALIDITAS ANGKET PENELITIAN MINAT MELANJUTKAN KE JENJANG PENDIDIKAN
MENENGAH
Rumus :
Kriteria Butir angket Valid jika rxy > rtabel
Perhitungan : berikut ini perhitungan validitas angket pada butir nomor 1.
No. X Y X2 Y2 XY 1 2 18 4 324 36 2 2 25 4 625 50 3 2 23 4 529 46 4 3 31 9 961 93 5 2 17 4 289 34 6 1 16 1 256 16 7 2 29 4 841 58 8 1 16 1 256 16 9 1 14 1 196 14 10 2 22 4 484 44
Σ 18 211 36 4761 407
Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh : 10 x 407 18 211
10 36 18 10 4761 211
0,81566
Pada α = 5% dengan N= 10 diperoleh rtabel = 0,632 karena rxy > r tabel, maka angket No. 1 tersebut Valid.
Lampiran 7
13
PERHITUNGAN RELIABILITAS ANGKET PENELITIAN MINAT MELANJUTKAN KE JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH
Rumus :
Kriteria Apabila r11 > r tabel, maka angket tersebut reliabel Perhitungan 1. Varians total.
4761 21110
10127,638
2. Varians butir
140,00 4410
10 0,40
110 3810
10 0,44
104 3810
10 0,55
5,61
3. Koefisien Reabilitas
1212 1 1
5,61127,638
0,913 Pada α = 5% dengan N = 10 diperoleh r tabel = 0.632 Karena r11 > r tabel maka dapat disimpulkan bahwa angket tersebut reliabel.
Lampiran 8
14
Klasifikasi Deskriptif Persentase dari hasil penskoran instrumen penelitian 1. Klasifikasi variabel partisipasi
Nilai tertinggi : 21 x 4 = 84 Nilai terendah : 21 x 1 = 21 Range : 84 – 21 =63 Interval : 63/4 = 15,7 = 16
Kelas Interval
Kategori Frekuensi
70 - 84 ST 6 54 - 69 T 32 38 - 53 R 6 21 - 37 SR 3
a. Partisipasi dalam persiapan Nilai tertinggi : 3 x 4 = 12 Nilai terendah : 3 x 1 = 3 Range :12 – 3 = 9 Kelas Interval : 9/4 =2,2 = 2
Kelas Interval
Kategori Frekuensi
10 - 12 ST 22 8 - 9 T 12 6 - 7 R 7 3 - 5 SR 6
b. Partisipasi dalam penanaman Nilai tertinggi : 3 x 4 = 12 Nilai terendah : 3 x 1 = 3 Range :12 – 3 = 9 Kelas Interval : 9/4 =2,2 = 2
Kelas Interval
Kategori Fekuensi
10 - 12 ST 22 8 - 9 T 17 6 - 7 R 5 3 - 5 SR 3
c. Partisipasi dalam pemeliharaan Nilai tertinggi : 4 x 4 = 16 Nilai terendah : 4 x 1 = 4 Range : 16 – 4 = 12 Kelas Interval : 12/4 = 3
Kelas Interval
Kategori Frekuensi
14 - 16 ST 9 11 - 13 T 24 8 - 10 R 9 4 - 7 SR 5
Lampiran 9
15
d. Partisipasi dalam pemupukan Nilai tertinggi : 3 x 4 = 12 Nilai terendah : 3 x 1 = 3 Range :12 – 3 = 9 Kelas Interval : 9/4 =2,2 = 2
Kelas Interval
Kategori Frekuensi
10 - 12 ST 12 8 - 9 T 20 6 - 7 R 9 3 - 5 SR 6
e. Partisipasi dalam pengairan Nilai tertinggi : 2 x 4 = 8 Nilai terendah : 2 x 1 = 2 Range : 8 –2 = 6 Kelas Interval : 6/2 = 1,5 = 1
Kelas Interval
Kategori Frekuensi
6,6 - 8 ST 15 5,1 - 6,5 T 9 3,6 - 5,0 R 16 2 - 3,5 SR 7
f. Partisipasi dalam perlindungan dari hama dan penyakit Nilai tertinggi : 2 x 4 = 8 Nilai terendah : 2 x 1 = 2 Range : 8 –2 = 6 Kelas Interval : 6/2 = 1,5 = 1
Kelas Interval
Kategori Frekuensi
6,6 - 8 ST 13 5,1 - 6,5 T 14 3,6 - 5,0 R 15 2 - 3,5 SR 5
g. Partisipasi dalam panen Nilai tertinggi : 2 x 4 = 8 Nilai terendah : 2 x 1 = 2 Range :8 –2 = 6 Kelas Interval : 6/2 = 1,5 = 1
Kelas Interval
Kategori Frekuensi
6,6 - 8 ST 125,1 - 6,5 T 20 3,6 - 5,0 R 13 2 - 3,5 SR 2
16
h. Partisipasi dalam pemasaran Nilai tertinggi : 2 x 4 = 8 Nilai terendah : 2 x 1 = 2 Range : 8 –2 = 6 Kelas Interval : 6/2 = 1,5 = 1
Kelas Interval
Kategori Frekuensi
6,6 - 8 ST 11 5,1 - 6,5 T 19 3,6 - 5,0 R 12 2 - 3,5 SR 5
2. Klasifikasi variabel minat Nilai tertinggi : 11 x 4 = 44 Nilai terendah : 11 x 1 = 11 Range : 44 – 11 =33 Interval : 33/4 = 8,25 = 8
Kelas Interval
Kategori Frekuensi
37 - 44 ST 1 28 – 36 T 9 20 – 27 R 37 11 – 19 SR 0
a. Ketertarikan Nilai tertinggi : 4 x 4 = 16 Nilai terendah : 4 x 1 = 4 Range : 16 – 4 =12 Interval : 12/4 = 3
Kelas Interval
Kategori Frekuensi
14 - 16 ST 1 11 - 13 T 6 8 - 10 R 36 4 - 7 SR 4
b. Keinginan Nilai tertinggi : 4 x 4 = 16 Nilai terendah : 4 x 1 = 4 Range : 16 – 4 =12 Interval : 12/4 = 3
Kelas Interval
Kategori Frekuensi
14 - 16 ST 111 - 13 T 10 8 - 10 R 32 4 - 7 SR 4
17
c. Tindakan Nilai tertinggi : 3 x 4 = 12 Nilai terendah : 3 x 1 = 3 Range : 12 – 3 =9 Interval : 9/4 = 2,2 = 2
Kelas Interval
Kategori Frekuensi
10 - 12 ST 3 8 - 9 T 3 6 - 7 R 32 3 - 5 SR 9
10
Responden Partisipasi Anak dalam Pertanian Kentang
Jumlah
Persen (%) Persiapan Penanaman Pemeliharaan Pemupukan Pengairan Hama Panen Pemasaran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21R-01 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 1 4 1 1 3 1 3 3 3 3 60 71,4R-02 1 2 3 3 4 4 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 57 67,8R-03 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 55 65,4R-04 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 1 1 3 2 3 3 3 3 3 1 58 69R-05 1 2 1 1 4 4 1 1 2 1 2 1 2 4 4 2 2 4 2 1 1 43 51,1R-06 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 1 4 3 3 3 3 3 3 59 70,2R-07 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 30 35,7R-08 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 3 1 2 1 36 42,8R-09 3 2 1 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 1 1 3 3 3 3 3 3 57 67,8 R-10 3 3 2 4 3 4 3 4 4 3 2 4 3 2 4 3 3 3 4 3 4 68 80,9R- 11 2 3 3 4 4 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 4 2 3 3 3 59 70.2R-12 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 1 4 1 3 3 1 3 3 3 3 56 66.6R-13 4 4 2 2 4 2 4 2 3 3 2 4 4 2 4 4 3 2 4 2 4 65 77.3R-14 4 4 3 4 4 3 4 2 2 4 2 4 2 4 3 4 3 4 4 4 4 72 85.7R-15 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 1 3 1 1 3 1 3 3 3 3 58 69R-16 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 23 27.3R-17 3 2 3 2 1 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 1 3 3 1 3 1 49 58.3R-18 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 1 1 3 1 3 3 3 3 48 57.1R-19 3 3 2 4 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 55 65.4R-20 2 2 2 1 1 4 2 3 3 4 2 2 4 4 4 3 4 4 4 3 1 59 70.2R-21 1 1 1 4 4 4 4 4 1 4 2 1 1 1 1 1 1 3 4 3 4 50 59.5R-22 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 1 3 2 3 3 2 3 4 4 3 68 80.9R-23 3 4 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 64 76.1R-24 2 2 1 2 2 3 2 3 2 1 2 3 2 2 3 2 1 2 2 2 1 42 50R-25 2 1 2 3 2 3 2 1 3 1 1 2 3 2 2 2 1 2 3 3 3 44 52.3
Lampiran
10
11
R-26 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 2 3 2 3 1 4 2 3 3 66 78.5R-27 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 2 3 4 2 3 4 2 4 2 64 76.1R-28 3 4 3 4 3 4 2 3 2 4 2 3 2 3 2 4 2 3 4 3 4 64 761R-29 4 3 2 3 2 4 2 2 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 65 77.3R-30 2 3 3 2 3 4 2 3 2 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 59 70.2R-31 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 2 3 2 4 2 4 2 3 2 65 77.3R-32 4 4 3 4 2 4 2 4 2 3 4 4 2 4 3 2 4 3 2 4 2 66 78.5R-33 4 3 4 3 2 2 2 3 2 3 3 4 2 3 2 3 3 3 2 2 2 57 67.8R-34 4 2 4 3 3 4 2 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 67 79.7R-35 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 2 68 80.9R-36 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 2 3 2 3 3 2 66 78.5R-37 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 74 88R-38 4 3 3 3 2 4 3 2 4 2 3 2 4 3 2 4 2 3 2 4 2 61 72.6R-39 2 3 3 4 3 4 3 4 3 4 2 4 2 3 4 3 3 2 3 3 2 64 76.1R-40 3 4 2 2 3 2 3 2 4 2 4 2 3 2 4 2 3 2 4 4 4 61 72.6R-41 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 2 63 75R-42 3 4 4 3 2 3 2 4 2 3 3 4 3 2 4 3 2 3 3 3 4 64 76.1R-43 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 4 3 3 3 4 3 3 4 2 2 71 84.5R-44 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 75 89.2R-45 4 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 4 4 3 3 3 2 3 4 3 63 75R-46 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 78 92.8R-47 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 74 88
12
Responden Minat melanjutkan
Jumlah Persen (%) Ketertarikan Keinginan Tindakan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 R-01 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 50 R-02 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 24 54.5 R-03 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 26 59 R-04 3 3 2 2 3 3 1 2 1 1 2 23 52.2 R-05 1 3 2 1 3 4 3 3 3 4 4 31 70.4 R-06 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 24 54.5 R-07 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 30 68.1 R-08 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 38 86.3 R-09 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 20 45.4 R-10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 50 R- 11 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 25 56.8 R-12 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 24 54.5 R-13 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 3 20 45.4 R-14 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 27 61.3 R-15 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 24 54.5 R-16 4 3 4 1 3 3 3 3 3 3 3 33 75 R-17 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 32 72.7 R-18 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 31 70.4 R-19 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 24 54.5 R-20 1 1 2 1 4 4 3 3 3 4 3 29 65.9 R-21 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 24 54.5
Lam
piran 11
13
-22 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 24 54.5 R-23 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 24 54.5 R-24 3 4 4 4 3 3 3 4 2 2 2 34 77.2 R-25 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 30 68.1 R-26 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23 52.2 R-27 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 24 54.5 R-28 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23 52.2 R-29 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23 52.2 R-30 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23 52.2 R-31 2 3 2 2 2 2 3 2 1 1 2 22 50 R-32 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 25 56.8 R-33 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 24 54.5 R-34 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 23 52.2 R-35 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23 52.2 R-36 2 3 2 2 2 3 2 1 1 2 2 22 50 R-37 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 24 54.5 R-38 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 23 52.2 R-39 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 2 23 52.2 R-40 2 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 21 47.7 R-41 2 3 2 2 3 3 2 2 1 2 1 23 52.2 R-42 3 3 2 2 3 3 2 3 1 2 1 25 56.8 R-43 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 20 45.4 R-44 2 3 2 2 3 3 2 2 1 2 2 24 54.5 R-45 2 3 2 2 3 2 1 1 1 2 2 21 47.7 R-46 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 24 54.5 R-47 2 3 2 2 2 3 2 1 2 2 2 23 52.2
10
Skor Indiator Persiapan
Responden Partisipasi
Jumlah Kategori Persiapan 1 2 3
R-01 4 4 4 12 ST R-02 1 2 3 6 RR-03 3 3 3 9 T R-04 4 4 4 12 ST R-05 1 2 1 6 RR-06 2 2 2 6 R R-07 2 2 2 6 R R-08 2 2 2 6 R R-09 3 2 1 6 R R-10 3 3 2 7 R R- 11 2 3 3 7 R R-12 2 2 2 6 R R-13 4 4 2 10 ST R-14 4 4 3 11 ST R-15 4 4 4 12 ST R-16 2 1 1 4 SR R-17 3 2 3 7 R R-18 1 1 1 3 R R-19 3 3 2 6 R R-20 2 2 2 6 R R-21 1 1 1 3 R R-22 4 4 4 12 ST R-23 3 4 3 10 ST R-24 2 2 1 5 SR R-25 2 1 2 5 SR R-26 4 4 3 11 ST R-27 4 3 3 10 ST R-28 3 4 3 10 ST R-29 4 3 2 9 T R-30 2 3 3 8 T R-31 4 3 3 10 ST R-32 4 4 3 11 ST R-33 4 3 4 11 ST R-34 4 2 4 10 ST R-35 3 3 3 9 T R-36 3 3 3 9 T R-37 3 4 3 10 ST R-38 4 3 3 10 ST R-39 2 3 3 8 T R-40 3 4 2 9 T R-41 3 3 3 9 T R-42 3 4 4 11 ST R-43 4 4 4 12 ST R-44 3 4 4 11 ST R-45 4 3 3 10 ST R-46 4 3 4 11 ST R-47 3 3 4 10 ST
Lampiran 12
11
Skor Indikator Penanaman
Responden Partisipasi
Jumlah Kategori Penanaman 4 5 6
R-01 4 3 3 10 ST R-02 3 4 4 11 STR-03 2 3 3 8 T R-04 3 3 3 9 T R-05 1 4 4 9 TR-06 3 3 3 9 T R-07 1 1 2 4 SR R-08 1 1 2 4 SR R-09 3 3 3 9 T R-10 4 3 4 11 ST R- 11 4 4 3 11 ST R-12 3 3 3 9 T R-13 2 4 2 8 T R-14 4 4 3 11 ST R-15 3 3 3 9 T R-16 1 1 1 3 SR R-17 2 1 3 6 R R-18 3 3 3 9 T R-19 4 3 3 10 ST R-20 1 1 4 6 R R-21 4 4 4 12 ST R-22 4 4 4 12 ST R-23 3 4 2 9 T R-24 2 2 3 7 R R-25 3 2 3 8 T R-26 4 3 4 11 ST R-27 3 3 4 10 ST R-28 4 3 4 11 ST R-29 3 2 4 9 T R-30 2 3 4 9 T R-31 4 4 4 12 ST R-32 4 2 4 10 ST R-33 3 2 2 7 R R-34 3 3 4 10 ST R-35 4 3 3 10 ST R-36 4 3 4 11 ST R-37 4 3 3 10 ST R-38 3 2 4 9 T R-39 4 3 4 11 ST R-40 2 3 2 7 R R-41 3 3 3 9 T R-42 3 2 3 8 T R-43 4 3 4 11 ST R-44 3 4 4 11 ST R-45 3 2 3 8 T R-46 4 3 3 10 ST R-47 3 4 3 10 ST
Lampiran 13
12
Skor Indiator Pemeliharaan
Responden Partisipasi
Jumlah Kategori Pemeliharaan 7 8 9 10
R-01 3 3 3 3 12 T R-02 3 2 2 3 10 RR-03 3 3 2 2 10 R R-04 3 3 2 3 11 T R-05 1 1 2 1 5 SRR-06 3 3 3 3 12 T R-07 1 1 2 1 5 SR R-08 2 2 2 1 7 SR R-09 3 3 3 4 13 T R-10 3 4 4 3 14 ST R- 11 3 3 2 2 10 R R-12 3 3 4 3 13 T R-13 4 2 3 3 12 T R-14 4 2 2 4 12 T R-15 3 3 4 3 13 T R-16 1 1 1 1 4 SR R-17 2 3 2 2 9 R R-18 3 3 3 3 12 T R-19 2 3 2 2 9 R R-20 2 3 3 4 12 T R-21 4 4 1 4 13 T R-22 3 3 4 3 13 T R-23 3 3 2 3 11 T R-24 2 3 2 1 8 R R-25 2 1 3 1 7 SR R-26 3 4 3 4 14 ST R-27 3 3 4 3 13 T R-28 2 3 2 4 11 T R-29 2 2 3 4 11 T R-30 2 3 2 2 9 R R-31 3 3 4 4 14 ST R-32 2 4 2 3 11 T R-33 2 3 2 3 10 R R-34 2 3 3 4 12 T R-35 4 3 3 3 13 T R-36 3 4 3 4 14 ST R-37 4 4 4 3 15 ST R-38 3 2 4 2 11 T R-39 3 4 3 4 14 ST R-40 3 2 4 2 11 T R-41 3 3 3 3 12 T R-42 2 4 2 3 11 T R-43 4 4 4 3 15 ST R-44 3 4 3 3 13 T R-45 3 2 3 2 10 R R-46 4 4 4 4 16 ST R-47 4 3 4 4 15 ST
Lampiran 14
13
SkorIndikator Pemupukan
Responden Partisipasi
Jumlah Kategori Pemupukan 11 12 13
R-01 3 1 4 8 T R-02 3 2 3 8 TR-03 2 3 3 8 T R-04 3 1 1 5 SR R-05 2 1 2 5 SRR-06 3 2 4 9 T R-07 2 1 2 5 SR R-08 1 1 2 4 SR R-09 3 4 2 9 T R-10 2 4 3 9 T R- 11 2 3 2 7 R R-12 3 1 4 8 T R-13 2 4 4 10 T R-14 2 4 2 8 T R-15 2 1 3 6 R R-16 1 1 1 3 SR R-17 2 3 3 8 T R-18 3 1 2 6 R R-19 3 3 2 8 T R-20 2 2 4 8 T R-21 2 1 1 4 SR R-22 3 1 3 7 R R-23 3 3 2 8 T R-24 2 3 2 7 R R-25 1 2 3 6 R R-26 3 4 2 9 T R-27 2 3 2 7 R R-28 2 3 2 7 R R-29 3 4 3 10 ST R-30 3 3 2 8 T R-31 2 3 2 7 T R-32 4 4 2 10 ST R-33 3 4 2 9 T R-34 3 4 4 11 ST R-35 3 4 3 10 ST R-36 3 4 3 10 ST R-37 4 3 4 11 ST R-38 3 2 4 9 T R-39 2 4 2 8 T R-40 4 2 3 9 T R-41 3 3 3 9 T R-42 3 4 3 10 ST R-43 2 4 3 9 T R-44 4 4 4 12 ST R-45 3 3 4 10 ST R-46 4 4 4 12 ST R-47 3 4 4 11 ST
Lampiran 15
14
Skor Indikator Pengairan
Responden Partisipasi
Jumlah Kategori Pengairan 14 15
R-01 1 1 2 SR R-02 2 2 4 RR-03 2 3 5 R R-04 3 2 5 R R-05 4 4 8 STR-06 1 4 5 R R-07 1 1 2 SR R-08 2 2 4 R R-09 1 1 2 SR R-10 2 4 6 T R- 11 3 2 5 R R-12 1 3 4 R R-13 2 4 6 T R-14 4 3 7 ST R-15 1 1 2 SR R-16 1 1 2 SR R-17 3 3 6 T R-18 1 1 2 SR R-19 2 2 4 R R-20 4 4 8 ST R-21 1 1 2 SR R-22 2 3 5 R R-23 4 3 7 ST R-24 2 3 5 R R-25 2 2 4 R R-26 3 2 5 R R-27 3 4 7 ST R-28 3 2 5 R R-29 4 3 7 ST R-30 3 3 6 T R-31 3 2 5 R R-32 4 3 7 ST R-33 3 2 5 R R-34 3 3 6 T R-35 4 4 8 ST R-36 4 3 7 ST R-37 4 3 7 ST R-38 3 2 5 R R-39 3 4 7 ST R-40 2 4 6 T R-41 3 3 6 T R-42 2 4 6 T R-43 3 3 6 T R-44 3 4 7 ST R-45 4 3 7 ST R-46 4 3 7 ST R-47 3 4 7 ST
Lampiran 16
15
Skor Indikator Perlindungan dari Hama
Responden Partisipasi
Jumlah Kategori Hama 16 17
R-01 3 1 4 R R-02 3 3 6 TR-03 3 2 5 R R-04 3 3 6 T R-05 2 2 4 RR-06 3 3 6 T R-07 1 2 3 SR R-08 2 2 4 R R-09 3 3 6 T R-10 3 3 6 T R- 11 3 4 7 ST R-12 3 1 4 R R-13 4 3 7 ST R-14 4 3 7 ST R-15 3 1 4 R R-16 1 1 2 SR R-17 1 3 4 R R-18 3 1 4 R R-19 3 2 5 R R-20 3 4 7 ST R-21 1 1 2 SR R-22 3 2 5 R R-23 3 4 7 ST R-24 2 1 3 SR R-25 2 1 3 SR R-26 3 1 4 R R-27 2 3 5 R R-28 4 2 6 T R-29 4 3 7 ST R-30 4 3 7 ST R-31 4 2 6 T R-32 2 4 6 T R-33 3 3 6 T R-34 3 4 7 ST R-35 3 3 6 T R-36 2 3 5 R R-37 3 4 7 ST R-38 4 2 6 T R-39 3 3 6 T R-40 2 3 5 R R-41 4 4 8 ST R-42 3 2 5 R R-43 4 3 7 ST R-44 3 4 7 ST R-45 3 3 6 T R-46 4 4 8 ST R-47 3 3 6 T
Lampiran 17
16
Skor Indikator Panen
Responden Partisipasi
Jumlah Kategori Panen 18 19
R-01 3 3 6 T R-02 3 3 6 TR-03 3 3 6 T R-04 3 3 6 T R-05 4 2 6 TR-06 3 3 6 T R-07 2 1 3 SR R-08 3 1 4 R R-09 3 3 6 T R-10 3 4 7 ST R- 11 2 3 5 R R-12 3 3 6 T R-13 2 4 6 T R-14 4 4 8 ST R-15 3 3 6 T R-16 2 1 3 SR R-17 3 1 4 R R-18 3 3 6 T R-19 3 2 5 R R-20 4 4 8 ST R-21 3 4 7 ST R-22 3 4 7 ST R-23 3 3 6 T R-24 2 2 4 R R-25 2 3 5 R R-26 4 2 6 T R-27 4 2 6 T R-28 3 4 7 ST R-29 3 3 6 T R-30 3 3 6 T R-31 4 2 6 T R-32 3 2 5 R R-33 3 2 5 R R-34 3 3 6 T R-35 4 3 7 ST R-36 2 3 5 R R-37 4 4 8 ST R-38 3 2 5 R R-39 2 3 5 R R-40 2 4 6 T R-41 3 2 5 R R-42 3 3 6 T R-43 3 4 7 ST R-44 3 4 7 ST R-45 2 3 5 R R-46 4 3 7 ST R-47 4 3 7 ST
Lampiran 18
17
Skor Indikator Pemasaran
Respondes Partisipasi
Jumlah Kategori Pemasaran 20 21
R-01 3 3 6 T R-02 3 3 6 TR-03 2 2 4 R R-04 3 1 4 R R-05 1 1 2 SRR-06 3 3 6 T R-07 1 1 2 SR R-08 2 1 3 SR R-09 3 3 6 T R-10 3 4 7 ST R- 11 3 3 6 T R-12 3 3 6 T R-13 2 4 6 T R-14 4 4 8 ST R-15 3 3 6 T R-16 1 1 2 SR R-17 3 1 4 R R-18 3 3 6 T R-19 3 3 6 T R-20 3 1 4 R R-21 3 4 7 ST R-22 4 3 7 ST R-23 3 3 6 T R-24 2 1 3 SR R-25 3 3 6 T R-26 3 3 6 T R-27 4 2 6 T R-28 3 4 7 ST R-29 3 3 6 T R-30 3 3 6 T R-31 3 2 5 R R-32 4 2 6 T R-33 2 2 4 R R-34 3 2 5 R R-35 3 2 5 R R-36 3 2 5 R R-37 3 3 6 T R-38 4 2 6 T R-39 3 2 5 R R-40 4 4 8 ST R-41 3 2 5 R R-42 3 4 7 ST R-43 2 2 4 R R-44 4 3 7 ST R-45 4 3 7 ST R-46 4 3 7 ST R-47 4 4 8 ST
Lampiran 19
10
Skor Indikator Ketertarikan
Responden
Minat Melanjutkan
Jumlah Kategori Ketertarikan 1 2 3 4
R-01 2 2 2 2 8 R R-02 2 2 2 2 8 R R-03 3 3 2 2 10 R R-04 3 3 2 2 10 R R-05 1 3 2 1 7 SR R-06 2 3 2 2 9 R R-07 3 3 3 3 12 TR-08 3 4 3 3 13 T R-09 2 1 1 2 6 SR R-10 2 2 2 2 8 RR- 11 2 3 2 2 9 R R-12 2 3 2 2 9 R R-13 1 2 2 2 7 SRR-14 3 2 2 2 9 R R-15 2 3 2 2 9 R R-16 4 3 4 1 12 TR-17 3 3 3 2 11 T R-18 3 3 3 3 12 T R-19 2 3 2 2 9 RR-20 1 1 2 1 5 SR R-21 2 3 2 2 9 R R-22 2 3 2 2 9 RR-23 2 3 2 2 9 R R-24 3 4 4 4 15 ST R-25 3 3 3 3 12 TR-26 2 3 2 2 9 R R-27 2 3 2 2 9 R R-28 2 3 2 2 9 R R-29 2 3 2 2 9 R R-30 2 3 2 2 9 R R-31 2 3 2 2 9 R R-32 2 3 2 2 9 R R-33 2 3 2 2 9 R R-34 2 2 2 2 8 R R-35 2 3 2 2 9 R R-36 2 3 2 2 9 R R-37 2 3 2 2 9 R R-38 2 2 2 2 8 R R-39 2 3 2 2 9 R R-40 2 3 2 2 9 R R-41 2 3 2 2 9 R R-42 3 3 2 2 10 R R-43 2 2 2 2 8 R R-44 2 3 2 2 9 R R-45 2 3 2 2 9 R R-46 2 3 2 2 9 R R-47 2 3 2 2 9 R
Lampiran 20
10
Skor Indikator Keinginan
Responden
Minat Melanjutkan
Jumlah Kategori Keinginan 5 6 7 8
R-01 2 2 2 2 8 R R-02 3 2 2 2 9 R R-03 3 2 2 2 9 R R-04 3 3 1 2 9 R R-05 3 4 3 3 13 T R-06 2 3 2 2 9 R R-07 3 3 3 3 12 TR-08 3 4 3 3 13 T R-09 2 2 2 2 8 R R-10 2 2 2 2 8 RR- 11 3 3 2 2 10 R R-12 2 3 2 2 9 R R-13 2 2 2 1 7 SRR-14 3 3 2 3 11 T R-15 3 2 2 2 9 R R-16 3 3 3 3 12 TR-17 3 3 3 3 12 T R-18 3 3 3 3 12 T R-19 2 2 3 2 9 RR-20 4 4 3 3 14 ST R-21 2 2 2 2 8 R R-22 2 2 2 2 8 RR-23 2 3 2 2 9 R R-24 3 3 3 4 13 ST R-25 3 3 3 3 12 STR-26 2 2 2 2 8 R R-27 3 2 2 2 9 R R-28 2 2 2 2 8 R R-29 2 2 2 2 8 R R-30 2 2 2 2 8 R R-31 2 2 3 2 9 R R-32 3 2 3 2 10 R R-33 2 3 2 2 9 R R-34 2 3 2 2 9 R R-35 2 2 2 2 8 R R-36 2 3 2 1 8 R R-37 2 3 2 2 9 R R-38 2 3 2 2 9 R R-39 2 3 2 2 9 R R-40 2 2 2 1 7 SR R-41 3 3 2 2 10 R R-42 3 3 2 3 11 T R-43 2 2 1 1 6 SR R-44 3 3 2 2 10 R R-45 3 2 1 1 7 SR R-46 2 3 2 2 9 R R-47 2 3 2 1 8 R
Lampiran 21
11
Skor Indikator Tindakan
Responden
Minat Melanjutkan
Jumlah Kategori Tindakan 9 10 11
R-01 2 2 2 6 R R-02 2 3 2 7 R R-03 2 3 2 7 R R-04 1 1 2 4 SR R-05 3 4 4 11 ST R-06 2 2 2 6 R R-07 2 2 2 6 RR-08 4 4 4 12 ST R-09 2 2 2 6 R R-10 2 2 2 6 RR- 11 2 2 2 6 R R-12 2 2 2 6 R R-13 1 2 3 6 RR-14 2 3 3 8 T R-15 2 2 2 6 R R-16 3 3 3 9 TR-17 3 3 3 9 T R-18 2 2 3 7 R R-19 2 2 2 6 RR-20 3 4 3 10 T R-21 2 3 2 7 R R-22 2 3 2 7 RR-23 2 2 2 6 R R-24 2 2 2 6 R R-25 2 2 2 6 RR-26 2 2 2 6 R R-27 2 2 2 6 R R-28 2 2 2 6 R R-29 2 2 2 6 R R-30 2 2 2 6 R R-31 1 1 2 4 SR R-32 2 2 2 6 R R-33 2 2 2 6 R R-34 2 2 2 6 R R-35 2 2 2 6 R R-36 1 2 2 5 SR R-37 2 2 2 6 R R-38 2 2 2 6 R R-39 1 2 2 5 SR R-40 1 2 2 5 SR R-41 1 2 1 4 SR R-42 1 2 1 4 SR R-43 2 2 2 6 R R-44 1 2 2 5 SR R-45 1 2 2 5 SR R-46 2 2 2 6 R R-47 2 2 2 6 R
Lampiran 22
12
Keadaan lahan pertanian di Desa Dieng pada kemiringan 15 – 200
Pupuk organik yang akan dicampur dengan tanah sebelum dibuat bedengan atau larikan
Lampiran 23
14
Partisipasi anak di dalam pertanian kentang saat pencangkulan lahan
Bedengan atau larikan yang telah ditutup plastik mulsa, kemudian di tanami bibit kentang
10
PERHITUNGAN No X Y X-Y X^2 Y^2 XY Y' 1 60 22 7,695538737 3600 484 1320 24,774082 57 24 2,358962398 3249 576 1368 25,535893 55 26 0,001915235 3025 676 1430 26,043764 58 23 5,207320461 3364 529 1334 25,281965 43 31 3,644298612 1849 961 1333 29,091 6 59 24 1,056823895 3481 576 1416 25,028027 30 30 5,722445607 900 900 900 32,392168 36 38 50,85761647 1296 1444 1368 30,868559 57 20 30,64609361 3249 400 1140 25,5358910 68 22 0,551447948 4624 484 1496 22,7426 11 59 25 0,000785087 3481 625 1475 25,0280212 56 24 3,203482125 3136 576 1344 25,7898313 65 20 12,28084326 4225 400 1300 23,5044 14 72 28 39,35239314 5184 784 2016 21,7268515 58 24 1,643409655 3364 576 1392 25,2819616 23 33 1,368234039 529 1089 759 34,1697217 49 32 19,64812544 2401 1024 1568 27,5673818 48 31 10,10403583 2304 961 1488 27,8213219 55 24 4,176968834 3025 576 1320 26,0437620 59 29 15,77662986 3481 841 1711 25,0280221 50 24 10,97890713 2500 576 1200 27,3134422 68 24 1,581066295 4624 576 1632 22,7426 23 64 24 0,058399841 4096 576 1536 23,75834
11
24 42 34 21,6696638 1764 1156 1428 29,3449325 44 30 1,352430866 1936 900 1320 28,8370626 66 23 0,062733924 4356 529 1518 23,2504727 64 24 0,058399841 4096 576 1536 23,7583428 64 23 0,575078659 4096 529 1472 23,7583429 65 23 0,2544228 4225 529 1495 23,5044 30 59 23 4,112862703 3481 529 1357 25,0280231 65 22 2,26322962 4225 484 1430 23,5044 32 66 25 3,060864279 4356 625 1650 23,2504733 57 24 2,358962398 3249 576 1368 25,5358934 67 23 1,20311E-05 4489 529 1541 22,9965335 68 23 0,066257121 4624 529 1564 22,7426 36 66 22 1,563668746 4356 484 1452 23,2504737 74 24 7,734075469 5476 576 1776 21,2189838 61 23 2,310848136 3721 529 1403 24,5201539 64 23 0,575078659 4096 529 1472 23,7583440 61 21 12,39143776 3721 441 1281 24,5201541 63 23 1,024701502 3969 529 1449 24,0122842 64 25 1,541721023 4096 625 1600 23,7583443 71 20 3,923518789 5041 400 1420 21,9807944 75 24 9,210961439 5625 576 1800 20,9650445 63 21 9,073803134 3969 441 1323 24,0122846 78 24 14,41542125 6084 576 1872 20,2032447 74 23 3,172034308 5476 529 1702 21,21898
Jumlah 2790,00 1172 330,6879318 171514 29936 68075 1172
12
Daftar Analisis untuk Uji F pada Regresi Linier Sederhana
Sumber Variansi dk JK KT F
Regresi (A) 1 ∑
∑
SS
Regresi (a/b) 1 a│b
JK a│b
Residu n - 2
∑2
Total n
JK T ΣY
JK a ΣY
N
JK a/b b ΣXYΣX ΣY
JK S JK T JK a JK a/b
JK E Σ ΣY�²ΣY� ²
�
JK S JK S JK E Sumber dk JK KT F
rxy = - 0,731281 r2 = 0,5347721
13
Variasi reGRESI
(A) 1 29225,191 29225,19149
51,727
Regresi (b/a) 1 380,12058 380,1205789
Residu 45 330,68793 7,348620706 4,038393 50 - -
Dari tabel diperoleh F = 25,683. Dari daftar distribusi F didapat F0,05(1:24) = 4,038 Kriteria pengambilan keputusan :
Ho diterima apabila Fhitung < Ftabel (4,038) atau P > 0,05.
Ho ditolak apabila Fhitung > Ftabel (4,038) atau P < 0,05.
Ftabel = F(k;n-k-1)
F(0,05:1 ; 24) = 4,26 Jadi Fhitung = 32,19513 > Ftabel=4,26 Jadi H0 ditolak artinya variabel Y benar-benar bergantung terhadap variabel bebas X