Post on 12-May-2023
SKRIPSI
PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERHADAP PENGETAHUAN DANSIKAP KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL DI BPM NY. “V”,
SIDOARJO TAHUN 2015
PENELITIAN PRE EKSPERIMEN
ARINASARI EKA PRATIWINIM : 14614187
PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK (D.IV) MINAT KLINIKFAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI TAHUN 2015
SKRIPSI
PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERHADAP PENGETAHUAN DANSIKAP KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL DI BPM NY. “V”,
SIDOARJO TAHUN 2015
PENELITIAN PRE EKSPERIMEN
ARINASARI EKA PRATIWINIM : 14614187
PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK (D.IV) MINAT KLINIKFAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI TAHUN 2015
PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERHADAP PENGETAHUAN DANSIKAP KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL DI BPM NY. “V”,
SIDOARJO TAHUN 2015
PENELITIAN PRE EKSPERIMEN
SKRIPSI
Untuk memperoleh Gelar Sarjana Terapan
dalam Program Studi Bidan Pendidik Minat Klinik
pada Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri
Oleh :
ARINASARI EKA PRATIWINIM : 14614187
PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK (D.IV) MINAT KLINIKFAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI TAHUN 2015
ORISINALITAS PENELITIAN
Saya bersumpah bahwa Skripsi ini adaah hasil sendiri
dan belum pernah diteliti orang lain untuk memperoleh
gelar dari berbagai jenjang
pendidikan di Perguruan Tinggi manapun.
Kediri, 10 Juli
2015
Yang
Menyatakan
Arinasari
Eka Pratiwi
LEMBAR PERSETUJUAN
PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERHADAP PENGETAHUAN DANSIKAP KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL DI BPM NY. “V”,
SIDOARJO TAHUN 2015
SKRIPSI
OlehARINASARI EKA PRATIWI
NIM. 14614187
Disetujui Tanggal : 11 Juli 2015
Pembimbing I
Eva Dwi Ramayanti, S.Kep.Ns.,M.Kep.,Sp.,M.Kep.,MBNIDN. 070108202
Pembimbing II
Erna Setyaningrum, SST.,M.Mkes.,MANIDN. 0720017404
LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI
PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERHADAP PENGETAHUAN DANSIKAP KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL DI BPM NY. “V”,
SIDOARJO TAHUN 2015
SKRIPSI
OlehARINASARI EKA PRATIWI
NIM. 14614187
Telah dipertahankan di depan dewan penguji dan disahkan
Pada tanggal, 11 Juli 2015
PANITIA PENGUJI SKRIPSI Tanda
Tangan
Ketua : SRI HARYUNI, S.Kep, Ns, M.Kep(.......................)
NIDN : 0701058301
Anggota : 1. EVA DWI R, S.Kep.Ns,M.Kep.,Sp.Kep.MB (.......................)
NIDN : 0701098202
2. ERNA SETIYANINGRUM, SST, M.M,
M.A(........................)
NIDN: 0720017404
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur Alhamdulillah bagi Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada peneliti
sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Edukasi Suportif Terhadap Pengetahuan dan
Sikap Konsumsi Tablet Fe pada Ibu Hamil di BPM Ny. “V”,
Sidoarjo Tahun 2015” dengan baik dan tepat waktu.
Skripsi ini disusun sebagai syarat dalam
menyelesaikan pendidikan kebidanan (D4). Dalam
penyusunan Skripsi ini, peneliti mendapat bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa
terimakasih kepada :
1. Ir. Djoko Raharjo, MP, selaku Rektor Universitas
Kadiri Kediri.
2. Eva Dwi R S.Kep Ns.,Sp.Kep MB, selaku Dekan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri dan Dosen
Pembimbing I.
3. Siswi Wulandari, SST., S.Pd., M. Keb., selaku ketua
program Studi Kebidanan (D4).
4. Erna Setiyaningrum, SST, M.M, M.A, selaku Dosen
Pembimbing II.
5. Seluruh staf BPM Ny. “V”, Sidoarjo atas bantuannya.
6. Kedua orang tua tercinta atas do’a, dukungan dan
segala pengorbanannya.
7. Kakakku tercinta atas do’a, dukungan dan segala
pengorbanan serta pengertiannya.
8. Seluruh karyawan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Kadiri besertas staf yang ikut membantu sampai
terselesainya penyusunan skripsi ini.
9. Semua teman sejawat dan semua pihak yang telah
mendukung dan membantu baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam proses penyusunan skripsi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini
masih terdapat kekurangan baik isi maupun kalimatnya
oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diperlukan demi kesempurnaan usulan
penelitian ini.
Kediri, 27 Juni 2015
Peneliti
RINGKASAN
Edukasi suportif adalah pemberian kegiatan yangbersifat informatif untuk memberikan pengetahuan sertameningkatkan motivasi ibu hamil dalam mengkonsumsitablet Fe. Dari data survey pada bulan Januari 2015 di
BPM Ny. “V”, Sidoarjo mengatakan tidak mengetahuimanfaat dari mengkonsumsi tablet Fe dan diantaranyamengatakan tidak menyetujui kebijakan pemerintah untukmengkonsumsi 90 tablet Fe selama masa kehamilan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruhedukasi suportif terhadap pengetahuan dan sikapkonsumsi tablet Fe pada ibu hamil di BPM Ny. “V”,Sidoarjo Tahun 2015.
Penelitian ini menggunakan desain preeksperimental dengan 30 responden. Sampel penelitianini adalah ibu hamil di BPM Ny. “V”, Sidoarjo padaperiode bulan Mei 2015. Pemilihan sampel yangdigunakan adalah total sampling. Teknik pengumpulandata dengan kuesioner. Untuk mengidentifikasi berbagaitingkat pengetahuan da sikap dalam konsumsi tablet Fepre dan post edukasi suportif dianalisis denganmenggunakan wilcoxon statistik non-parametrik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelumdilakukan edukasi suportif pengetahuan sebagian besarresponden (60%) yaitu kurang dan sikap sebagian besarresponden (53,3%) yaitu tidak mendukung. Setelahdilakukan edukasi suportif mengalami peningkatan yaitupengetahuan sebagian besar responden (60%) adalah baikdan sikap sebagian besar responden (53,3%) yaitumendukung. Hasil uji statistik didapatkan hasil ρ =0,02 (ρ value < 0,05).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruhedukasi suportif terhadap pengetahuan dan sikapterhadap konsumsi tablet Fe pada ibu hamil. Olehkarena itu dengan penelitian ini diharapkan dapatmemberikan manfaat untuk para petugas kesehatan,dimana petugas kesehatan harus melaksanakan edukasisuportif secara optimal pada ibu hamil.
Kata kunci : edukasi suportif, pengetahuan, sikap, ibuhamil, tablet Fe.
ABSTRACT
Supportive education is the provision ofactivities that are informative to provide knowledgeand increase the motivation of pregnant women inconsuming Fe tablet. From the survey data in January2015 in BPM Ny. "V", Sidoarjo told not know thebenefits of consuming Fe tablet and do not approve ofthem said the government's policy to consume 90tablets Fe during pregnancy. The purpose of this studywas to determine the effect of education on knowledgeand attitudes supportive Fe tablet consumption inpregnant women in the BPM Ny. "V", Sidoarjo 2015.
This study uses a pre-experimental design with 30respondents. Samples were pregnant women in BPM Ny."V", Sidoarjo in the period of May 2015. The sampleused was total sampling. Data collection techniqueswith a questionnaire. To identify the different levelsof knowledge and attitudes in tablet consumption Fe
supportive pre and post education were analyzed usingthe Wilcoxon non-parametric statistics.
The results showed that prior to the supportiveeducational knowledge the majority of respondents(60%) are less and the attitude of the majority ofrespondents (53.3%) that do not support. After theeducation that is supportive to increase knowledge ofthe majority of respondents (60%) is good and theattitude of the majority of respondents (53.3%) aresupportive. Statistical test results showed ρ = 0.02(ρ values <0.05).
The conclusion from this study is that there aresupportive of the educational influence knowledge andattitudes towards consumption Fe tablets in pregnantwomen. Therefore, the research is expected to providebenefits for health care workers, where health careworkers should implement supportive educationaloptimally in pregnant women.
Keywords: supportive education, knowledge, attitude,pregnant women, Fe tablet.
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DEPAN....................................... i
SAMPUL DALAM....................................... ii
PRASYARAT GELAR....................................
................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN................................. v
PENETAPAN PANITIA PENGUJI.......................... vi
UCAPAN TERIMAKASIH.................................
................................................vii
RINGKASAN.......................................... ix
ABSTRACT........................................... x
DAFTAR ISI ........................................ xi
DAFTAR TABEL ...................................... xv
DAFTAR GAMBAR......................................
................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................
...............................................xvii
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH........
..............................................xviii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................
.........................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................
.........................................4
1.3 Tujuan Penelitian.........................
.........................................4
1.3.1...............................Tujuan Umum
.........................................4
1.3.2.............................Tujuan Khusus
.........................................4
1.4 Manfaat Penelitian........................
.......................................5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Kehamilan..........................
.........................................6
2.1.1................................Pengertian
.........................................6
2.1.2.......................Diagnosis Kehamilan
.........................................6
2.1.3..........................................Per
ubahan Fisiologi Kehamilan................
..........................................11
2.2 Konsumsi Tablet Fe........................
........................................15
2.2.1......................Pengertian tablet Fe
........................................15
2.2.2.................Manfaat Fe Bagi Ibu Hamil
........................................16
2.2.3...............Kebutuhan Fe Bagi Ibu Hamil
........................................17
2.2.4Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Fe
........................................17
2.2.5Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil
dalam Mengkonsumsi Tablet Fe..............
........................................18
2.3 Pengetahuan...............................
........................................18
2.3.1......................Definisi pengetahuan
........................................18
2.3.2.......................Tingkat pengetahuan
........................................20
2.3.3....................Pengukuran pengetahuan
........................................22
2.3.4Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
........................................22
2.4 Sikap.....................................
24
2.4.1............................Definisi sikap
24
2.4.2............................Struktur sikap
24
2.4.3.........................Pembentukan sikap
26
2.4.4.........................Unsur-unsur sikap
27........................................
2.4.5 Bentuk sikap…………………………………………………….. 27
2.4.6 Ciri-ciri sikap.......................
28
2.4.7 Fungsi sikap..........................
29
2.4.8 Perubahan sikap.......................
31
2.4.9 Jeins-jenis skala sikap...............
33
2.5 Edukasi Suportif..........................
35
2.5.1............Pengertian suportif (motivasi)
35
2.5.2............................Teori Motivasi
38
2.5.3.......................Perangsang Motivasi
40
2.6 Pengaruh Edukasi Suportif pada Pengetahuan
dalam Konsumsi Tablet Fe..................
........................................40
2.7 Pengaruh Edukasi Suportif pada Sikap......
41
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA
3.1 Kerangka Konseptual.......................
........................................43
3.2 Hipotesis.................................
........................................44
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian......................
........................................45
4.2 Populasi, sampel, besar sampel dan teknik
pengambilan
Sampel....................................
........................................45
4.2.1..................................Populasi
........................................45
4.2.2....................................Sampel
........................................45
4.2.3..............................Besar Sampel
........................................46
4.2.4..................Tenik Pengambilan Sampel
........................................46
4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
........................................46
4.4 Bahan Penelitian..........................
........................................47
4.5 Instrument Penelitian.....................
........................................47
4.6 Lokasi dan Tempat Penelitian..............
........................................48
4.7 Prosedur Pengambilan dan Pengolahan Data. .
........................................48
4.7.1..........................Pengumpulan Data
........................................48
4.7.2..........................................Tah
ap pemberian pengetahuan ibu hamil terhadap
konsumsi tablet Fe........................
..........................................48
4.7.3Tahap pemberian sikap ibu hamil terhadap
konsumsi tablet Fe.........................
........................................49
4.7.4..................Prosedur pengolahan data
........................................49
4.8 Teknik Analisis Data......................
........................................52
4.8.1........................Analisi Univariate
........................................52
4.8.2.........................Analisi Bivariate
........................................53
BAB 5 HASIL PENELITIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN
5.1 Data Umum.................................
........................................54
5.1.1...........Data Responden Berdasarkan Usia
........................................54
5.1.2.....Data Responden Berdasarkan Pendidikan
........................................54
5.1.3......Data Responden Berdasarkan Pekerjaan
........................................55
5.1.4........Data Responden Berdasarkan Paritas
........................................55
5.1.5
..........................................
Data Responden Berdasarkan Usia Kehamilan.
..........................................55
5.2 Data Khusus...............................
..........................................56
5.2.1
..........................................
Pengetahuan ibu hamil sebelum diberikan
edukasi suportif..........................
..........................................56
5.2.2
..........................................
Pengetahuan ibu hamil sesudah diberikan
edukasi suportif..........................
..........................................56
5.2.3..........................................Tabulasi silang antara Pengaruh Edukasi
Suportif Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil... 57
5.2.4
..........................................
Sikap ibu hamil sebelum diberikan edukasi
suportif..................................
..........................................57
5.2.5
..........................................
Sikap ibu hamil sesudah diberikan edukasi
suportif..................................
..........................................58
5.2.6..........................................Tabulasi silang antara Pengaruh Edukasi
Suportif Terhadap Sikap Ibu Hamil......... 58
5.3 Pembahasan................................
..........................................59
5.4 Keterbatasan Penelitian...................
..........................................67
BAB 6 PENUTUP
6.1 Kesimpulan................................
..........................................68
6.2 Saran.....................................
..........................................68
DAFTAR PUSTAKA................................
..............................................70
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
4.1Definisi Operasional………………………………………….......
46Tabel
5.1
Distribusi frekuensi responden berdasarkan
usia ibu hamil di BPM Ny. “V”, Sidoarjo
Tahun 2015……………………………. 54Tabel
5.2
Distribusi frekuensi responden berdasarkan
pendidikan ibu hamil di BPM Ny. “V”,
Sidoarjo Tahun 2015…………………………. 54Tabel
5.3
Distribusi frekuensi responden berdasarkan
pekerjaan ibu hamil di BPM Ny. “V”,
Sidoarjo Tahun 2015…………………………. 55Tabel Distribusi frekuensi responden berdasarkan 55
5.4 paritas ibu hamil di BPM Ny. “V”, Sidoarjo
Tahun 2015…………………………….Tabel
5.5
Distribusi frekuensi responden berdasarkan
usia kehamilan ibu hamil di BPM Ny. “V”,
Sidoarjo Tahun 2015…………………... 55Tabel
5.6
Distribusi frekuensi ibu hamil berdasarkan
pengetahuan ibu hamil sebelum diberikan
edukasi suportif di BPM Ny. “V”, Sidoarjo
Tahun 2015……………………………………….......... 56Tabel
5.7
Distribusi frekuensi responden berdasarkan
pengetahuan sesudah diberikan edukasi
suportif di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun
2015……………………………………………………………… 56Tabel
5.8
Pengaruh Edukasi Suportif Terhadap
Pengetahuan Konsumsi Tablet Fe pada Ibu
Hamil di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun
2015……………………………………………………………… 57Tabel
5.9
Distribusi frekuensi responden berdasarkan
sikap sebelum diberikan edukasi suportif di
BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun
2015……………………………………………………………… 57Tabel
5.10
Distribusi frekuensi responden berdasarkan
sikap sesudah diberikan edukasi suportif di
BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun
2015……………………………………………………………… 58Tabel
5.11
Pengaruh Edukasi Suportif Terhadap Sikap
Konsumsi Tablet Fe pada Ibu Hamil di BPM
Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015……....... 58
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
3.1
Kerangka Konseptual Pengaruh Edukasi
Suportif Terhadap Pengetahuan dan Sikap
Konsumsi Tablet Fe pada Ibu Hamil... 43
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran
1
Jadwal
Penelitian...............................
................................ 56Lampiran
2Surat Ijin Penelitian…………………………………………...
57Lampiran
3Halaman Informed Consent…………………………………...
58Lampiran
4
Halaman Persetujuan Menjadi Responden…..
……………….. 59Lampiran
5Lembar Kuisioner………………………..……………………
60Lampiran
6SAP……………..……………………………………………..
77Lampiran
7Lembar Konsultasi…….……………………………………....
83
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN
Daftar Arti Lambing
< :Kurang dari
> :Lebih dari
± :Kurang lebih
= :Sama dengan
- :Sampai dengan
/ :Atau
% :Persentase
Daftar Singkatan
Fe :Feros / zat besi
Hb :Hemoglobin
BPM :Bidan Praktek Mandiri
IUFD :Intra Uterine Fetal Death (Kematian Janin Dalam Kandungan)
IUGR : Intrauterine Growth Restriction (keterbatasan
pertumbuhan dalam rahim)
HPP :Hemorrhagic Post Partum (perdarahan setelah melahirkan)
HPHT :Hari Pertama Haid Terakhir
USG :Ultrasonografi
MSH :melanohore stimulating hormone
DNA :Asam deoksiribonukleat
ANC :Antenatal Care
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Zat besi (Fe) merupakan mikro elemen
essensial bagi tubuh yang diperlukan dalam sintesa
hemoglobin. Hemoglobin berfungsi sebagai pengikat
oksigen yang sangat dibutuhkan untuk metabolisme
sel. Jika ibu kekurangan Fe selama hamil, maka
persediaan zat besi pada bayi saat dilahirkan pun
tidak akan memadai, padahal zat besi sangat
dibutuhkan untuk perkembangan otak bayi di awal
kelahirannya (Kautshar, 2013). Di ukur dari
ketepatan jumlah tablet yang di konsumsi yaitu
ketepatan cara mengkonsumsi tablet Fe, frekuensi
tablet perhari, pemberian tablet Fe merupakan
salah satu upaya penting dalam mencegah dan
menanggulangi anemia khususnya zat besi. Sedangkan
pengetahuan dan sikap ibu juga sangat berpengaruh
dalam konsumsi tablet Fe.
Kehamilan dapat menimbulkan perubahan
fisiologi darah sehingga dapat menyebabkan
kesulitan dalam menegakkan diagniosis penyakit dan
kelainan darah pada ibu hamil (Manuaba, 2007).
Perubahan fisiologis alami yang terjadi selama
kehamilan akan mempengaruhi jumlah sel darah
normal pada kehamilan. Peningkatan volume darah
ibu terutama terjadi akibat peningkatan plasma,
bukan akibat peningkatan jumlah sel darah merah.
Walaupun ada peningkatan jumlah sel darah merah
didalam sirkulasi, tetapi jumlahnya tidak seimbang
dengan peningkatan volume plasma.
Ketidakseimbangan ini akan terlihat dalam bentuk
penurunan kadar Hb (Hemoglobin) (Varney, 2010).
Hasil studi pendahuluan yang diperoleh di
BPM Ny. “V”, Sidoarjo pada bulan Januari 2015,
menyatakan bahwa terdapat 10 orang ibu hamil, 7
orang (70%) diantaranya mengatakan tidak
mengetahui manfaat dari mengkonsumsi tablet Fe.
Serta terdapat 10 orang ibu hamil, 6 orang (60%)
diantaranya mengatakan tidak menyetujui kebijakan
pemerintah untuk mengkonsumsi 90 tablet Fe selama
masa kehamilan. Hal diatas menyatakan bahwa masih
banyak ibu hamil yang tidak mengerti manfaat
mengkonsumsi tablet Fe serta masih banyak ibu
hamil yang tidak menyetujui program pemerintah
untuk mengkonsumsi 90 tablet Fe selama masa
kehamilan.
Penyebab tidak mengkonsumsi tablet Fe
adalah latar belakang pendidikan ibu hamil,
kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang dampak dan
manfaat dari tablet Fe, adanya sikap tidak
mendukung program pemerintah dalam mengkonsumsi
tablet Fe, serta kepatuhan pemeriksaan ANC secara
teratur.
Dampak kekurangan Tablet Fe dalam kehamilan
menurut Manuaba (2007), dapat memberikan pengaruh
bagi janin, seperti abortus, IUFD, IUGR,
persalinan premature, kemungkinan cacat lahir, bayi
lahir dengan anemia. Pengaruh bagi ibu antara lain
persalinan dengan komplikasi, mudah infeksi baik
intrapartum maupun postpartum, abortus, partus
premature, partus lama karena inersia uteri, mudah
terjadi HPP, mudah terjadi preeklampsia/eklampsia.
Selain itu menurut Winkjosastro (2007), anemia
yang sangat berat dengan Hb kurang dari 4g/100ml
dapat menyebabkan dekompensasi kordis. Kesehatan
darah ibu hamil sangat menentukan keberhasilan
tumbuh kembang janin dalam uterus. Dengan
demikian, pemeriksaan umum dan laboratorium
seharusnya dilakukan sebelum kehamilan sehingga
dapat ditemukan penyakit dan kelainan darah dan
diobati sehingga tercapainya well born baby dan well
health mother (Manuaba, 2007). Selain itu, dampak
yang diakibatkan bila tidak mengkonsumsi tablet
Fe secara rutin yaitu penyerapan atau respon tubuh
terhadap tablet Fe kurang baik sehingga tidak
terjadi peningkatan kadar Hb sesuai dengan yang
diharapkan.
Solusi untuk memenuhi kebutuhan akan zat
besi selama hamil, ibu harus mengkonsumsi tablet
Fe sekitar 45-50 mg sehari. Untuk penyerapan zat
besi, ibu hamil vegetarian hanya cukup makan buah-
buahan yang banyak mengandung vitamin C
(Amiruddin, 2007). Untuk meningkatkan pengetahuan
dan sikap dalam mengkonsumsi tablet Fe, maka
diperlukan sistem evaluasi dan monitoring yang
dapat dipercaya (Broek, 2003). Pemberian edukasi
suportif mampu membantu meningkatkan pengetahuan
dan sikap konsumsi tablet Fe secara teratur
sehingga kebutuhan akan zat besi selama kehamilan
dapat tercukupi.
Berdasarkan fenomena-fenomena di atas, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Pengaruh Edukasi Suportif Terhadap
Pengetahuan dan Sikap Konsumsi Tablet Fe pada Ibu
Hamil di BPM Ny. V, Sidoarjo Tahun 2015”.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada Pengaruh Edukasi Suportif
Terhadap Pengetahuan dan Sikap Konsumsi Tablet Fe
pada Ibu Hamil di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun
2015?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui adanya pengaruh edukasi suportif
terhadap pengetahuan dan sikap konsumsi tablet Fe
pada ibu hamil di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun
2015.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasikan pengetahuan ibu hamil
tentang tablet Fe sebelum diberikan edukasi
suportif di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015.
2. Mengidentifikasikan pengetahuan ibu hamil
tentang tablet Fe sesudah diberikan edukasi
suportif di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015.
3. Mengidentifikasikan sikap ibu hamil tentang
tablet Fe sebelum diberikan edukasi suportif di
BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015.
4. Mengidentifikasikan sikap ibu hamil tentang
tablet Fe sesudah diberikan edukasi suportif di
BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015.
5. Menganalisis pengaruh pengetahuan ibu hamil
tentang tablet Fe sebelum dan sesudah diberikan
edukasi suportif di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun
2015.
6. Menganalisis pengaruh sikap ibu hamil tentang
tablet Fe sebelum dan sesudah diberikan edukasi
suportif di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Instansi Pendidikan
Sebagai tambahan pengetahuan berdasarkan
hasil penelitian tentang pengaruh edukasi suportif
terhadap kepatuhan konsumsi tablet Fe pada ibu
hamil dan sebagai bahan atau sumber data dari
peneliti berikutnya, serta pendorong bagi pihak
yang berkepentingan untuk melakukan penelitian
lebih lanjut tentang pengaruh edukasi suportif
terhadap kepatuhan konsumsi tablet Fe pada ibu
hamil.
1.4.2 Bagi Instansi Pelayanan
Sebagai bahan masukan tentang pengaruh
edukasi suportif terhadap kepatuhan konsumsi
tablet Fe pada ibu hamil.
1.4.3 Bagi Responden
Meningkatkan pengetahuan serta lebih
termotivasi dalam mengkonsumsi tablet Fe sehingga
tidak terjadi anemia pada kehamilan.
1.4.4 Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan peneliti tentang
pengaruh edukasi suportif terhadap pengetahuan dan
sikap konsumsi Tablet Fe pada ibu hamil, menambah
pengalaman peneliti dalam hal penerapan riset,
sebagai penerapan dari ilmu yang sudah di dapat
selama di bangku kuliah terutama mengenai pengaruh
edukasi suportif terhadap pengetahuan dan sikap
konsumsi Tablet Fe pada ibu hamil, serta sebagai
penerapan ilmu pengetahuan dalam pembuatan skripsi
dan sebagai salah satu pengalaman belajar di
Program Studi Kebidanan D.4 Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Kadiri.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehamilan
2.1.1 Pengertian Kehamilan
Periode antepartum adalah periode kehamilan
yang dihitung sejak hari pertama haid terakhir
(HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang
menandai awal periode antepartum (Helen Varney,
2006). Masa kehamilan dimuulai dari konsepsi sampai
lahinya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari
(40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3
triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari
konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan
keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan
ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2006).
2.1.2 Diagnosis Kehamilan
Menurut Manuaba (2007), untuk dapat
menegakkan kehamilan ditetapkan dengan melakukan
penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala hamil:
1. Tanda dugaan hamil, menurut Manuaba (2007),
tanda dugaan antara lain yaitu amenorea, ngidam,
sinkope, mual dan muntah, payudara tegang, sering
kencing, konstipasi atau obstipasi.
(1) Amenhorea, Progesterone yang terus menerus
diproduksi oleh korpus luteum pada masa luteum
pada masa hamil akan mempertahankan lapisan
uterus hingga siap implantasi dan tahap awal
kehamilan. Bila lapisan uterus tetap dapat
dipertahankan maka menstruasi tidak akan terjadi
(Varney, 2006).
(2) Ngidam, wanita hamil sering menginginkan
makanan tertentu, keinginan yang demikian disebut
ngidam (Manuaba, 2007).
(3) Sinkope, terjadinya gangguan sirkulasi ke
daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia
susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkope atau
pingsan. Keadaan ini menghilang setelah umur
hamil 16 minggu (Manuaba, 2007).
(4) Mual dan muntah, pengaruh estrogen dan
progesterone terjadi pengeluaran asam lambung yang
berlebihan dan akan menimbulkan mual muntah di
pagi hari yang disebut morning sickness (Manuaba,
2007).
6
(5) Payudara tegang, pengaruh estrogen - progesterone
dan somatomamotropin menimbulkan deposit lemak,
air dan garam pada payudara sehingga payudara
membesar dan tegang. Jika ujung syaraf tertekan
menyebabkan rasa sakit (Manuaba, 2007).
(6) Sering kencing, desakan rahim ke depan
menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan
sering miksi. Pada trimester kedua sudah
menghilang (Manuaba, 2007).
(7) Konstipasi atau obstipasi, pengaruh
pogesteron dapat menghambat peristaltic usus
menyebabkan kesulitan untuk buang air besar
(Manuaba, 2007).
2 Tanda tidak pasti kehamilan, menurut Manuaba
(2007), tanda tidak pasti kehamilan dapat
ditentukan dengan rahim membesar sesuai dengan
tuanya kehamilan, tanda hegar, tanda chadwicks,
tanda piskacek, kontraksi Braxton hiks, teraba
ballotemen.
(1) Rahim membesar sesuai dengan tuanya
kehamilan, pertumbuhan uterus yang fenomenal pada
TM I berlanjut sebagai respons terhadap stimulus
kadar hormon estrogen dan progesteron yang tinggi.
Pembesaran terjadi akibat peningkatan
vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah,
hiperplasia dan hipertrofi, dan perkembangan desidua
(Bobak, 2004).
(2) Tanda hegar, merupakan kondisi istmus menjadi
lunak dan mudah tertekan. Estrogen dan progesteron
bertanggung jawab terhadap pertumbuhan uterus
akibat hiperplasia (peningkatan jumlah sel) selama
bulan-bulan awal kehamilan sehingga membuat
dinding uterus semakin kuat. Selama bulan-bulan
awal kehamilan, terjadi peningkatan ukuran
pembuluh darah dan pembuluh limfe uterus.
Akibatnya terjadi vaskularisasi, kongesti dan
edema. Ketiga hal ini kemungkinan besar
menyebabkan pelunakan uterus secara keseluruhan
(Varney, 2006).
(3) Tanda Chadwicks merupakan warna kebiruan atau
keunguan pada vulva dan mukosa vagina, termasuk
lubang vagina dan serviks (Varney, 2006). Selama
minggu-minggu awal kehamilan, peningkatan aliran
darah uterus dan limfe mengakibatkan edema dan
kongesti panggul. Akibatnya uterus, serviks, dan
istmus melunak secara progresif dan serviks
menjadi agak kebiruan (Bobak, 2004).
(4) Tanda piskacek adalah uterus membesar ke salah
satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan
pembesaran tersebut (Wiknjosastro,
2007). Pembesaran uterus pada awal kehamilan
mungkin tidak simetris. Ovum pada kondisi normal
berimplantasi pada bagian atas dinding uterus,
lebih sering pada sisi posterior. Jika lokasi
implantasi lebih dekat dengan salah satu area
kornu, maka kornu tempat ovum berimplantasi
membesar sebagai respons terhadap perkembangan
embriologi yang berlangsung di lokasi tersebut
(Varney, 2006).
(5) Kontraksi Braxton hicks, yaitu peregangan sel-
sel otot uterus. Peningkatan konsentrasi
aktomiosin pada sel-sel otot juga diduga
disebabkan kontraktilitas uterus. Kontraksi
Braxton hicks merupakan kontraksi uterus yang tidak
seirama, sporadis dan menimbulkan nyeri.
Kontraksi ini dimulai pada minggu keenam
kehamilan, tetapi tidak dapat dideteksi selama
pemeriksaan panggul bimanual dan berlangsung
hingga trimester ke dua dan selama pemeriksaan
abdomen pada trimester ke tiga. Kontraksi ini
akan mengalami peningkatan frekuensi, durasi dan
intensitas, dan mulai mencapai ritme dan
keteraturan mendekati persalinan. Pada kurun
waktu ini, kontraksi sering disalah artikan
sebagai kontraksi persalinan (Varney, 2006).
(6) Teraba ballottement, gerakan pasif janin yang
belum engaged disebut ballottement. Biasanya
ballottement dapat diidentifikasi antara minggu
ke-16 dan ke-18. Ballottement adalah tekhnik
mempalpasi suatu struktur terapung dengan menekan
perlahan struktur tersebut dan merasakan
pantulannya. Jari pemeriksa dalam vagina
mendorong dengan lembut ke arah atas, janin
terdorong ke atas. Kemudian janin turun
kembali, dan jari merasakan benturan lunak
(Bobak, 2004).
3. Tanda pasti kehamilan
Menurut Manuaba (2007), tanda pasti kehamilan
dapat ditentukan dengan gerakan janin dalam
rahim, terdengar denyut jantung janin.
Wiknjosastro (2007), menambahkan tanda pasti
kehamilan dapat ditentukan dengan terlihat hasil
konsepsi dengan USG.
(1) Gerakan janin dalam rahim, pergerakan janin
yang lemah mulai muncul pada bulan ke tiga
kehamilan, tetapi pergerakan ini tidak akan
muncul hingga minggu ke-20. Pada minggu ke-20
pergerakan janin telah menjadi cukup kuat dan
dinding uterus cukup tipis sehingga pergerakan
dapat dirasakan dan dapat didiagnosis dengan baik
saat dilakukan pemeriksaan abdomen. Ibu akan
dapat merasakan pergerakan janin pada sekitar
minggu ke-18 setelah masa menstruasi terakhir
(Varney, 2006).
(2) Terdengar denyut jantung janin, jantung janin
mulai berdenyut pada awal minggu keempat pasca
fertilisasi (minggu keenam satelah masa
menstruasi terakhir), tetapi denyut ini tidak
akan muncul hingga sekitar minggu ke-20 setelah
masa menstruasi terakhir. Pada waktu ini, denyut
jantung janin mulai dapat didengar melalui
fetoskop kepala ketika pemeriksaan abdomen
dilakukan pada ibu. Namun, denyut jantung ini
dapat didengar melalui abdomen antara minggu ke-
12 dan minggu ke-20 setelah masa menstruasi
terakhir menggunakan alat ultrasonik yang dapat
dipegang, dan pergerakan janin dapat dilihat pada
minggu ke-7 menggunakan ultrasonografi
transvaginal (Varney, 2006).
(3) Terlihat hasil konsepsi dengan USG, pada
kehamilan 5 minggu terlihat struktur kantong
gestasi berdiameter 5-10 mm. Struktur mudigah
belum dapat dideteksi dengan alat USG. Pada
kehamilan 6 minggu diameter kantong gestasi
mencapai 15 mm (Wiknjosastro, 2007).
2.1.3 Perubahan Fisiologi Kehamilan
Pada kehamilan terdapat perubahan yang
terjadi pada ibu hamil yaitu pada uterus, serviks
uteri, vagina dan vulva, mammae, sistem respirasi,
traktus urinarius, kulit (Wiknjosastro, 2007).
Manuaba (2007), menambahkan Perubahan yang terkait
dengan kejadian anemia adalah volume darah, sel
darah, proses hemodilusi, peningkatan curah jantung,
eritropoesis, traktus digestivus.
1. Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama
dibawah pengaruh estrogen dan progesteron yang
kadarnya meningkat. Pembesaran ini pada dasarnya
disebabkan oleh hipertrofi otot polos uterus,
disamping itu, serabut-serabut kolagen yang ada
pun menjadi higroskopik akibat meningkatnya kadar
estrogen sehingga uterus dapat mengikuti
pertumbuhan janin, bila ada kehamilan ektopik,
uterus akan membesar pula, karena pengaruh
hormon-hormon itu. Begitu pula endometrium
menjadi desidua (Wiknjosastro, 2007).
2. Serviks Uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami
perubahan keran hormon estrogen. Jika korpus uteri
mengandung lebih banyak jaringan otot, maka
serviks lebih banyak mengandung jaringan ikat,
hanya 10% jaringan otot. Jaringan ikat pada
serviks ini benyak mengandung kolagen. Akibat
kadar estrogen meningkat, dan dengan adanya
hipervaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi
lunak (Wiknjosastro, 2007).
3. Vagina dan Vulva
Vagina dan vulva akibat hormone estrogen
mengalami perubahan pula. Adanya
hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan
vulva tampak lebih merah, agak kebiruan. Warna
portio pun tampak livide. Pembuluh-pembuluh darah
alat genetalia interna akan membesar
(Wiknjosastro, 2007).
4. Mamma
Mamma akan membesar dan tegang akibat hormone
somatomammotropin, estrogen, dan progesteron, akan
tetapi belum mengeluarkan air susu. Estrogen
menimbulkan hipertrofi sistem saluran, sedangkan
progesteron menambah sel-sel asinus pada mamma.
Somatomammotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-
sel asinus. Dengan demikian, mammae dipersiapkan
untuk laktasi. Di samping ini, dibawah pengaruh
progesteron dan somatomammotropin, terbentuk lemak
disekitar kelompok-kelompok alveolus, sehingga
mammae menjadi lebih besar (Wiknjosastro,
2007).
5. Sistem Respirasi
Seorang wanita hamil pada kelanjutan
kehamilannya tidak jarang mengeluh tentang rasa
sesak dan pendek napas. Hal ini ditemukan pada
kehamilan 32 minggu keatas oleh karena usus-usus
tertekan oleh uterus yang membesar kearah
diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa
bergerak (Wiknjosastro, 2007).
6. Traktus urinarius
Dalam kehamilan ureter kanan dan kiri mengalami
pembesaran karena pengaruh progesteron. Akan
tetapi ureter kanan lebih membesar dari pada
ureter kiri, karena mengalami lebih banyak
tekanan dibandingkan dengan ureter kiri
(Wiknjosastro, 2007).
7. Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan
hiperpigmentasi alat-alat tertentu. Pigmentasi
ini disebabkan oleh pengaruh melanohore stimulating
hormone (MSH) yang meningkat. Kadang-kadang
terdapat deposit pigmen pada dahi pipi, dan
hidung, dikenal dengan kloasma gravidarum
(Wiknjosastro, 2007).
8. Volume darah
Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah
secara fisiologik dengan adanya pencairan darah
yang disebut hidremia. Volume darah akan
bertambah banyak, kira-kira 25%, dengan puncak
kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardiac
output yang meninggi sebanyak kira-kira 30%. Dan
hemodilusi mulai jelas timbul pada kehamilan 16
minggu (Wiknjosastro, 2007).
9. Sel darah
Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk
dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim,
tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang
dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi
hemodilusi yang disertai anemia fisiologis. Sel
darah putih meningkat dengan mencapai
jumlah sebesar 10.000/ml, dengan hemodilusi dan
anemia fisiologis maka laju endap darah semakin
tinggi dan dapat mencapai 4 kali dari angka
normal. Protein darah dalam bentuk albumin dan
gammaglobulin dapat menurun pada triwulan
pertama, sedangkan fibrinogen meningkat (Manuaba,
2007).
10. Proses hemodilusi
Pada kehamilan relative terjadi anemia karena
darah ibu hamil mengalami hemodilusi
(pengenceran) dengan peningkatan volume 30%
sampai 40% yang puncaknya pada kehamilan 32
sampai 34 minggu. Jumlah peningkatan sel darah
18% sampai 30% dan hemoglobin sekitar 19%, bila
hemoglobin ibu sebelum hamil sekitar 11 gr%, maka
dengan terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan
anemia hamil fisiologis dan Hb ibu akan menjadi
9,5 sampai 10 gr% (Manuaba, 2007).
11. Peningkatan curah jantung
Curah jantung adalah volume darah yang
dipompakan oleh ventrikel selama satu menit.
Peningkatan curah jantung terjadi pada bulan
ketiga kehamilan. Perubahan ini disebabkan
karena meningkatnya kebutuhan darah baik untuk
ibu maupun untuk janinnya. Pada kehamilan
trimester kedua terjadi peningkatan curah
jantung 40% tetapi pada trimester ketiga terjadi
penurunan tekanan curah jantung sebesar 25-30%,
diatas curah jantung sebelum hamil karena adanya
penekanan pada vena cava inferior (Tarwoto, 2007).
12. Eritropoesis
Eritrobast (sel induk CFU-E, BFU-E) berasal dari
sel induk primitive myeloid dalam sum-sum tulang.
Proses diferensiasi dari sel primitive menjadi
eritroblast ini distimulasi oleh hormon eritropoetin
yang diproduksi oleh ginjal. Jika terjadi
penurunan kadar oksigen dalam darah atau hipoksia
maka produksi hormon ini meningkat dan produksi
sel darah merah juga meningkat. Secara normal
produksi sel darah merah dalam sum-sum tulang
membutuhkan bahan zat besi, vitamin B12, asam
folat, vitamin B6 (piridoksin), protein dan faktor
lain. Eritrosit hidup dan beredar dalam darah tepi
rata-rata 120 hari. Setelah 120 hari akan
mengalami proses penuaan. Apabila destrusi sel
darah merah terjadi sebelum waktunya atau kurang
dari 120 hari disebut hemolisis (Tarwoto, 2007).
13. Traktus digestivus
Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat
perasaan enak (nausea). Mungkin ini akibat kadar
hormon estrogen yang meningkat. Tonus otot-otot
traktus digestivus menurun sehingga motilitas
seluruh traktus digestivus juga berkurang. Tidak
jarang dijumpai pada bulan-bulan pertama
kehamilan gejala muntah (emesis) (Wiknjosastro,
2007).
2.2 Konsumsi Tablet Fe
2.2.1 Pengertian Tablet Fe
Pengertian Zat besi adalah mineral mikron
yang paling banyak terdapat dalam tubuh manusia.
Zat besi merupakan komponen dari hemoglobin,
mioglobin, sitokran enzim katalase, serta peroksidase.
Besi merupakan mineral mikron yang paling banyak
terdapat dalam tubuh manusia yaitu sebanyak 3-5
gram dalam tubuh manusia dewasa. Zat besi adalah
garam besi dalam bentuk tablet/kapsul yang apabila
dikonsumsi secara teratur dapat meningkatkan jumlah
sel darah merah. Wanita hamil mengalami pengenceran
sel darah merah sehingga memerlukan tambahan zat
besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan
untuk sel darah merah janin (Almatsier, 2009).
2.2.2 Manfaat Fe Bagi Ibu Hamil
a. Metabolisme Energi, di dalam tiap sel besi
bekerja sama dengan rantai protein pengangkut
elektron yang berperan dalam langkah-langkah
akhir metabolisme energi. Protein ini memindahkan
hidrogen dan elektron yang berasal dari zat gizi
penghasil energi ke oksigen sehingga membentuk
air. Dalam proses tersebut dihasilkan molekul
protein yang mengandung besi dari sel darah merah
dan mioglobin di dalam otot (Almatsier, 2009).
a. Sistem Kekebalan, besi memegang peranan
penting dalam sistem kekebalan tubuh, respon
kekebalan oleh limfosit-T terganggu karena
berkurangnya pembentukan sel-sel tersebut, yang
kemungkinan disebabkan oleh berkurangnya sintesis
DNA, disamping itu sel darah putih yang
menghancurkan bakteri tidak dapat bekerja secara
aktif dalam keadaan tubuh kekurangan besi
(Almatsier, 2009).
b. Pelarut Obat-obat, yang tidak larut oleh
enzim yang mengandung besi dapat dilarutkan
sehingga dapat dikeluarkan dari tubuh (Almatsier,
2009).
2.2.3 Kebutuhan Fe Bagi Ibu Hamil
Semakin sering seorang wanita mengalami
kehamilan dan melahirkan, akan makin banyak
kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis.
Sebagai gambaran kebutuhan zat besi pada setiap
kehamilan bagan berikut:
Meningkatkan sel darah ibu500 mg Fe
Terdapat dalam plasenta 300 mg Fe
Untuk darah janin 100 mg Fe
Jumlah 900 mg Fe
2.2.4 Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Fe
Kata kepatuhan berasal dari kata dasar patuh
yang berarti taat, suka menurut dan berdisiplin
(kamus besar bahasa Indonesia, 2009). Menurut
Arisman (2004) dalam Wipayani (2008), mengartikan
kepatuhan adalah sebagai tingkat pasien
melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang
disarankan oleh dokternya atau oleh orang lain.
Kepatuhan dalam penelitian ini menunjuk pada
kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi
(Fe).
Kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi di
ukur dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi,
ketepatan cara mengkonsumsi tablet zat besi,
frekuensi konsumsi perhari. Suplementasi besi atau
pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya
penting dalam mencegah dan menanggulangi anemia,
khususnya anemia kekurangan besi. Suplementasi besi
merupakan cara efektif karena kandungan besinya
yang dilengkapi asam folat yang dapat mencegah
anemia karena kekurangan asam folat.
2.2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil
dalam Mengkonsumsi Tablet Fe
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan
ibu hamil meminum tablet zat besi (Wipayani, 2008)
yaitu :
1. Tingkat Pendidikan
Latar belakang pendidikan ibu hamil juga sangat
berpengaruh terhadap kepatuhan ibu hamil meminum
tablet zat besi.
2. Pengetahuan
Pengetahuan ibu hamil tentang dampak dan manfaat
dari konsumsi zat besi didapat dari penyuluhan
yang diberikan bidan pada waktu ibu hamil
tersebut melakukan pemeriksaan ANC. Tingkat
pengetahuan ibu juga mempengaruhi kepatuhan ibu
hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi.
3. Sikap
Adanya sikap tidak mendukung program pemerintah
dalam mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 90 tablet.
4. Pemeriksaan ANC
Pemeriksaan ANC mempengaruhi tingkat kepatuhan
ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe, karena
dengan melakukan pemeriksaan kehamilan ibu hamil
akan mendapat informasi tentang pentingnya tablet
Fe bagi kehamilannya.
2.3 Pengetahuan
2.3.1 Pengertian
Pengetahuan adalah hasil dari “tahu” dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Pengideraan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
darimata dan telinga. Pengetahuan dapat diperoleh
baik dari pengalaman langsung maupun melalui
pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan adalah berbagai gejala yang
ditemui dan diperoleh manusia. Pengetahuan muncul
ketika seseorang menggunakan indra atau akal
budinya untuk mengenali benda atau kejadian
tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan
sebelumnya (Hastutik, 2011).
Menurut Jann Hidayat Tjakraatmadja dan
Donald Crestofel Lantu dalam bukunya Knowledge
Management disebutkan bahwa pengetahuan diperoleh
dari sekumpulan informasi yang saling terhubung
secara sistematik sehingga memiliki makna.
Informasi diperoleh dari data yang sudah diolah
(disortir, dianalisis, dan ditampilkan dalam bentuk
yang dapat dikomunikasikan melalui bahasa, grafik
atau tabel), sehingga memiliki arti. Selanjutnya
data ini akan dimiliki seseorang dan akan tersimpan
dalam neuron-neuron (menjadi memori) di otaknya.
Kemudian ketika manusia tersebut dihadapkan pada
suatu masalah maka informasi-informasi yang
tersimpan dalam neuron-neuronnya dan yang terkait
dengan permasalahan tersebut, akan saling
terhubungkan dan tersusun secara sistematik
sehingga ia memiliki model untuk memahami atau
memiliki pengetahuan yang terkait dengan
permasalahan yang dihadapinya. Kemampuan memiliki
pengetahuan atas obyek masalah yang hadapi sangat
ditentukan oleh pengalaman, latihan atau proses
belajar (proses berfikir). Bentuk pengetahuan atau
model untuk memahami dunia yang dimiliki manusia,
dapat terbentuk dalam tiga katagori, yaitu : (a)
Pengetahuan Kultural, merupakan model untuk
memahami dunia yang diekspresikan dalam asumsi-
asumsi, nilai-nilai dan norma-norma yang dimiliki
manusia, (b) Pengetahuan Tasit, model untuk
memahami dunia dalam bentuk konsep, diekspresikan
dalam bentuk teori dan pengalaman yang dimiliki,
(c) Pengetahuan Eksplisit, model untuk memahami
dunia dalam bentuk keahlian atau kognitif,
diekspresikan dalam bentuk sistem, peraturan -
peraturan, prosedur - prosedur dan tata cara kerja
yang dipahaminya.
2.3.2 Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), Difinisi lain
yang disampaikan yaitu pengetahuan adalah hasil
dari suatu produk sistem pendidikan dan akan
mendapatkan pengalaman yang nantinya akan
memberikan suatu tingkat pengetahuan atau
ketrampilan dapat dilakukan melalui pelatihan.
Pengetahuan diperoleh dari proses belajar, yang
dapat membentuk keyakinan tertentu. Intensitas atau
tingkat pengetahuan seseorang terhadap obyek
tertentu tidak sama. Secara garis besar dibagi
menjadi 6 tingkatan pengetahuan, yaitu :
1. Tahu (Know), diartikan sebagai mengingat suatu
materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang
spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu,
tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah.
2. Memahami (Comprehension), diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang
objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara
benar. Orang yang telah paham terhadap objek
atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan
contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi (Application), diartikan sebagai
kemampuan menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real
(sebenarnya). Aplikasi ini dapat diartikan
sebagai aplikasi atau penggunaan hukum, rumus,
metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks
atau situasi yang lain.
4. Analisis (Analysis), merupakan suatu kemampuan
untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam
satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya
satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat
dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti
dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
5. Sintesis (Synthesis), menunjukkan kepada suatu
kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Sintesis juga dapat diartikan sebagai
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi (Evaluation), berkaitan dengan kemampuan
untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian
penelitian itu didasari pada suatu kriteria yang
ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-
kriteria yang ada.
2.3.3 Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan
dengan wawancara atau angket yang menanyakan
tentang isi materi yang akan diukur dari subjek
penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan
yang ingin di ketahui atau di ukur dapat di
sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan yang ada di
atas (Hastutik, 2011).
Menurut Arikunto (2006), untuk mengetahui
tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang,
pembagian kriteria pengukuran data di bagi menjadi
3 tingkat, yaitu :
1. Pengetahuan baik : jika didapat hasil >75%
2. Pengetahuan cukup : jika didapat hasil 60%-75%
3. Pengetahuan kurang: jika didapat hasil <60%
2.3.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu hamil :
1. Usia, bertambahnya usia seseorang dapat
berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang
diperoleh, akan tetapi pada umur - umur tertentu
atau menjelang usia lanjut kemampun penerimaan
atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang
(Hastutik, 2011).
2. Intelegensi, diartikan sebagai kemampuan belajar
dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri
secara mental dalam situasi baru. Intelegensi
ialah faktor yang mempengaruhi hasil dari proses
belajar. Intelegensi bagi seseorang merupakan
salah satu modal berfikir dan mengolah berbagai
informasi tentang konsumsi tablet Fe secara
terarah sehingga ia mampu menguasai lingkungan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
perbedaan intelegensi dari seseorang akan
berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahauan
konsumsi tablet Fe yang benar (Hastutik, 2011).
3. Sosial budaya mempunyai pengaruh pada
pengetahuan seseorang. Seseorang memperoleh
suatu kebudayaan dalam hubungan dengan orang
lain, karena hubungan ini seseorang dapat
mengalami suatu proses belajar dan memperoleh
suatu pengetahuan khususnya pengetahuan tentang
konsumsi tablet Fe (Hastutik, 2011).
4. Pendidikan, pada umumnya semakin tinggi
pendidikan seseorang semakin baik pula
pengetahuannya (Hastutik, 2011). Makin tinggi
tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah
menerima informasi sehingga banyak pula
pengetahuan yang dimiliki. Pendidikan dapat
meningkatkan intelegensi dan berpengaruh pada
pengetahuan seseorang tentang konsumsi tablet Fe
(Notoadmodjo, 2010).
5. Pengalaman, merupakan guru yang terbaik. Pepatah
tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman
merupakan sumber pengetahauan, atau pengalaman
itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan. Oleh sebab itu, pengalaman pribadi
pun dapat digunakan sebagai upayauntuk
memperoleh pengetahauan. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara mengulang kembali pengalaman yang
diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang
dihadapi pada masa yang lalu (Hastutik, 2011).
2.4 Konsep Dasar Sikap
2.4.1 Pengertian
Sikap adalah pernyataan evaluatif. Baik yang
menguntungkan atau tidak menguntungkan mengenai
obyek, orang atau peristiwa. Sikap mencerminkan
bagaimana seseorang merasakan sesuatu (Stephen,
2008). Sumber sikap bisa diperoleh dari orang tua,
guru atau rekan kerja. Model sikap dapat meniru
sikap orang yang kita kagumi, hormati atau mungkin
sikap orang yang kita takuti. Pendapat yang
disampaikan oleh louis Thurstone, Rensis Likert dan
Charles Osgood dalam Azwar bahwa sikap adalah
bentuk evaluasi reaksi perasaan. Sikap seseorang
terhadap suatu obyek adalah perasaan
mendukung/memihak atau perasaan tidak
mendukung/tidak memihak pada obyek tertentu (Azwar,
2008). Dalam buku yang sama disebutkan juga sikap
sebagai sesuatu pola perilaku, tendensi atau
kesiapan antisipatif, predisposisi untuk
menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara
sedehana sikap adalah respon terhadap stimuli
sosial yang telah terkondisikan.
Dari beberapa pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa sikap merupakan tanggapan atau
reaksi seseorang terhadap obyek tertentu yang
bersifat positif atau negatif yang biasanya
diwujudkan dalam bentuk rasa suka atau tidak suka,
setuju atau tidak setuju (Azwar, 2008).
2.4.2 Struktur sikap
Struktur sikap terdiri dari tiga komponen
penting dan saling menunjang yaitu komponen
Kognitif (cognitive), komponen Afektif (affective) dan
komponen Konatif (conative). Komponen kognitif
merupakan representasi apa yang dipercayai oleh
individu. Komponen ini berisi kepercayaan seseorang
mengenai apa yang berlaku dan apa yang benar bagi
obyek sikap dan hal ini sudah terpolakan dalam
pikirannya. Komponen affektif merupakan perasaan
yang menyangkut aspek emosional atau evaluasi. Pada
umumnya reaksi emosional sebagai komponan affektif
banyak dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa yang
dipercayai sebagai sesuatu yang benar dan berlaku
bagi obyek tersebut. Komponen konatif adalah aspek
kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan
sikap yang dimiliki oleh seseorang yang berkaitan
dengan obyek sikap yang dihadapi. Kaitan ini
didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan
banyak mempengaruhi perilaku. Kecenderungan
berperilaku secara konsisten, selaras dengan
kepercayaan dan perasaan ini membentuk sikap
individu. Konsistensi antara kepercayaan sebagai
komponen kognitif, perasaan sebagai komponen
affektif, dengan tendensi perilaku sebagai komponen
konatif menjadi landasan dalam upaya menyimpulkan
sikap yang dicerminkan oleh jawaban terhadap skala
sikap. Bentuk perilaku yang mencerminkan komponen
konatif tidak hanya dilihat secara langsung saja
tetapi juga meliputi bentuk-bentuk perilaku berupa
pernyataan atau perkataan yang disampaikan
seseorang (Steven L, 2009).
Menurut Azwar (2011), seperti halnya
pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkatan
berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut : (1)
Menerima, artinya seseorang menerima stimulus yang
diberikan, (2) Menanggapi, artinya seseorang akan
memberikan jawaban atau tanggapan terhadap
pertanyaan atau obyek yang dihadapi, (3)
Menghargai, artinya seseorang memberikan nilai yang
positif terhadap obyek atau stimulus, dalam arti
mau membahas dengan orang lain bahkan mempengaruhi
orang lain untuk ikut merespon, (4) Bertanggung
jawab, artinya seseorang yang telah mengambil sikap
tertentu berdasarkan keyakinannya dia harus berani
menghadapi resikonya (Azwar, 2011).
2.4.3 Pembentukan sikap
Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi
sosial yang dialami oleh individu. Dalam interaksi
sosial terjadi hubungan saling mempengaruhi
diantara individu yang satu dengan yang lain,
terjadi hubungan timbal balik yang mempengaruhi
pola perilaku masing-masing individu. Individu
bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap
obyek psikologis yang dihadapi. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pembentukan sikap diantaranya adalah
pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang
dianggap penting, media massa, institusi pendidikan
atau agama dan faktor emosi dalam diri individu
(Azwar, 2011).
Apa yang telah dan sedang dialami seseorang
akan membentuk dan mempengaruhi penghayatan
seseorang terhadap stimulus, yang kemudian akan
membentuk sikap positif atau negatif. Disamping
itu, orang-orang disekitar kita juga mempengaruhi
sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting,
seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi
setiap gerak tingkah dan pendapat kita, akan
mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap
sesuatu. Penyampaian pesan melalui media juga telah
memberi dasar afektif pada seseorang dalam menilai
sesuatu sehingga terbentuklah sikap tertentu.
Institusi pendidikan memberikan dasar pengertian
dan konsep moral sehingga mempunyai pengaruh dalam
pembentukan sikap seseorang (Azwar, 2011).
2.4.4 Unsur-Unsur Sikap
Sikap mengandung unsur-unsur, yaitu : (a)Adanya
objek: tanpa adanya objek sikap tidak akan
terbentuk, (b) Bentuk sikap berupa pandangan,
perasaan, kecenderungan untuk bertindak (respon
terhadap objek), (c) Tanpa adanya individu suatu
sikap tidak akan terjadi walau adanya objek, begitu
pula sebaliknya.
Berdasarkan uraian di atas, unsur yang
terdapat dalam sikap ini merupakan hal yang
mempengaruhi sikap itu sendiri. Karna unsur
merupakan hal terpenting dalam pembentuk sikap,
baik itu sikap positif atau negatif (Azwar, 2011).
2.4.5 Bentuk Sikap
Selanjutnya sikap dapat dibedakan atas bentuknya
dalam sikap positif dan sikap negatif (W. A.
Gerungan, 2009), yaitu:
1. Sikap positif Merupakan perwujudan nyata dari
intensitas perasaan yang memperhatikan hal-hal
yang positif. Suasana jiwa yang lebih
mengutamakan kegiatan kreatif daripada kegiatan
yang menjemukan, kegembiraan daripada kesedihan,
harapan daripada keputusasaan. Sesuatu yang indah
dan membawa seseorang untuk selalu dikenang,
dihargai, dihormati oleh orang lain. Untuk
menyatakan sikap yang positif, seseorang tidak
hanya mengekspresikannya hanya melalui wajah,
tetapi juga dapat melalui bagaimana cara ia
berbicara, berjumpa dengan orang lain, dan cara
menghadapi masalah.
2. Sikap negatif Sikap negatif harus dihindari,
karena hal ini mengarahkan seseorang pada
kesulitan diri dan kegagalan. Sikap ini tercermin
pada muka yang muram, sedih, suara parau,
penampilan diri yang tidak bersahabat. Sesuatu
yang menunjjukan ketidakramahan, ketidak
mentenangkan, dan tidak memiliki kepercayaan
diri.
2.4.6 Ciri-Ciri Sikap
Seperti yang telah kita ketahui, sikap
merupakan keadaan sikap, bertingkah laku, atau
respon yang diberikan atas apa yang terjadi, serta
bereaksi dengan cara tertentu yang dipengaruhi oleh
keadaan emosional terhadap objek, baik berupa
orang, lembaga atau persoalan tertentu.
W. A. Gerungan mengemukakan bahwa: untuk
dapat membedakan antara attitude, motif kebiasaan
dan lain-lain, faktor psychis yang turut menyusun
pribadi orang, maka telah dirumuskan lima buah
sifat khas dari pada attitude (W. A. Gerungan,
2009).
Adapun ciri-ciri sikap itu adalah:
a. Attitude ini bukan dibawa orang sejak ia lahir
melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang
perkembangan orang itu dalam hubungan dengan
objeknya.
b. Attitude itu dapat berubah-ubah.
c. Attitude itu tidak berdiri sendiri melainkan
senantiasa mengandung relasi tertentu terhadap
objek.
d. Objek attitude kumpulan dari hal-hal tertentu.
e. Attitude tidak mempunyai segi-segi motivasi dan
segi perasaan, sifat inilah yang membedakan
attitude dari pada kecakapan-kecakapan atau
pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.
2.4.7 Fungsi Sikap
Menurut Katz dalam Zaim Elmubarok (2008) ada
empat fungsi sikap yaitu Fungsi penyesuaian atau
fungsi manfaat ungsi pertahanan ego, fungsi
pernyataan nilai, fungsi pengetahuan. Berdasarkan
pendapat di atas dapat dijelaskan pengertiannya
sebagai berikut, pertama memiliki fungsi
penyesuaian atau fungsi manfaat yang menunjukkan
bahwa individu dengan sikapnya berusaha untuk
memaksimalkan hal-hal yang diinginkannya dan
menghindari hal-hal yang tidak diinginkannya.
Dengan demikian, maka individu akan membentuk sikap
positif terhadap hal-hal yang dirasakan akan
mendatangkan keuntungan dan membentuk sikap negatif
terhadap hal-hal yang merugikannya.
Fungsi kedua adalah pertahanan ego yang
menunjukkan keinginan individu untuk menghindarkan
diri serta melindungi dari hal-hal yang mengancam
egonya atau apabila ia mengetahui fakta yang tidak
mengenakkan, maka sikap dapat berfungsi sebagai
mekanisme pertahanan ego yang akan melindunginya
dari kepahitan kenyataan tersebut.
Fungsi ketiga pernyataan nilai, menunjukkan
keinginan individu untuk memperoleh kepuasan dalam
menyatakan sesuatu nilai yang dianutnya sesuai
dengan penilaian pribadi dan konsep dirinya. Fungsi
yang terakhir adalah pengetahuan, menunjukkan
keinginan individu untuk mengekspresikan rasa ingin
tahunya, mencari pebalaran dan untuk
mengorganisasikan pengalamannya.
Sikap memiliki fungsi penting dalam hidup.
Bagi individu agar dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan di tempat tinggalnya. Agar sesuai dengan
tata cara kebiasaan setempat serta dapat merubah
sikap individu untuk terus berubah ke kebaikan.
Menurut Walgito (2010) terdapat empat fungsi
sikap, antara lain: pertama adaah, sikap berfungsi
sebagai alat untuk menyesuaikan diri. Dalam hal ini
dikatakan bahwa sikap adalah sesuatu yang bersifat
communicable, artinya sesuatu yang mudah menjalar,
sehingga mudah pula menjadi milik bersama. Yang
kedua adalah sikap berfungsi sebagai pengatur
tingkah laku. Sedangkan yang etiga sikap berfungsi
sebagai alat pengukur pengalaman-pengalaman. Dalam
hal ini perlu dikemukakan bahwa manusia di dalam
menerima pengalaman-pengalaman dari dunia luar
sikapnya tidak pasif, tetapi diterima secara aktif,
artinya pengalaman yang berasal dari dunia luar itu
tidak semuanya dilayani oleh manusia, tetapi
manusia memilih mana-mana yang perlu dan mana yang
tidak perlu dilayani. Yang terakhir sikap berfungsi
sebagai pernyataan kepribadian. Sikap sering
mencerminkan pribadi seseorang. Ini sebabnya karena
sikap tidak pernah terpisah dari pribadi yang
mendukungnya.
Berdasarkan pendapat di atas, fungsi sikap
merupakan alat yang digunakan untuk menyesuaikan
diri terhadap lingkungan, dan sikap merupakan hasil
dari cerminan sikap seseorang, baik itu baik
ataupun buruk, serta merupakan alat pengatur
tingkah laku dan perekam pengalaman-pengalaman yang
terjadi di dalam diri pribadi seseorang.
2.4.8 Perubahan Sikap
Menurut Davidoff dalam Zaim Elmubarok
(2008), sikap dapat berubah dan berkembang karena
hasil dari proses belajar, proses sosialisasi, arus
informasi, pengaruh kebudayaan dan adanya
pengalaman-pengalaman baru yang dialami oleh
individu. Sedangkan menurut Sarlito W. Sarwono
(2009), sikap dapat terbentuk atau berubah melalui
empat cara yaitu :
1. Adopsi, yaitu kejadian-kejadian dan peristiwa-
peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan terus
menerus, lama kelamaan secara bertahap diserap
kedalam diri individu dan mempengaruhi
terbentuknya suatu sikap.
2. Diferensiasi, dengan berkembangnya intelegensi,
bertambahnya pengalaman, sejalan dengan
bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang
sebelumnya dianggap sejenis, sekarang dipandang
tersendiri lepas dari jenisnya. Terhadap objek
tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula.
3. Integrasi, pembentukan sikap disini terjadi
secara bertahap, dimulai dengan berbagai
pengalaman yang berhubungan dengan suatu hal
tertentu sehingga akhirnya terbentuk sikap
mengenai hal tersebut.
4. Trauma, merupakan pengalaman yang terjadi secara
tiba-tiba dan menegangkan yang meninggalkan
kesan mendalam pada jiwa orang yang
bersangkutan. Pengalaman-pengalaman yang
traumatis juga menyebabkan perubahan sikap.
Menurut Kelman dalam Azwar S (2012) ada tiga
proses yang berperan dalam proses perubahan sikap
yaitu :
1. Kesediaan (Compliance)
Terjadinya proses yang disebut kesediaan adalah
ketika individu bersedia menerima pengaruh dari
orang lain atau kelompok lain dikarenakan ia
berharap untuk memperoleh reaksi positif,
seperti pujian, dukungan, simpati, dan
semacamnya sambil menghindari hal-hal yang
dianggap negatif. Tentu saja perubahan perilaku
yang terjadi dengan cara seperti itu tidak akan
dapat bertahan lama dan biasanya hanya tampak
selama pihak 19 lain diperkirakan masih
menyadari akan perubahan sikap yang ditunjukkan.
2. Identifikasi (Identification)
Proses identifikasi terjadi apabila individu
meniru perilaku atau sikap seseorang atau sikap
sekelompok orang dikarenakan sikap tersebut
sesuai dengan apa yang dianggapnya sebagai
bentuk hubungan menyenangkan antara lain dengan
pihak yang dimaksud. Pada dasarnya proses
identifikasi merupakan sarana atau cara untuk
memelihara hubungan yang diinginkan dengan orang
atau kelompok lain dan cara menopang
pengertiannya sendiri mengenai hubungan
tersebut.
3. Internalisasi (Internalization)
Internalisasi terjadi apabila individu menerima
pengaruh dan bersedia menuruti pengaruh itu
dikarenakan sikap tersebut sesuai dengan apa
yang ia percaya dan sesuai dengan sistem nilai
yang dianutnya. Dalam hal ini, maka isi dan
hakekat sikap yang diterima itu sendiri dianggap
memuaskan oleh individu. Sikap demikian itulah
yang biasanya merupakan sikap yang dipertahankan
oleh individu dan biasanya tidak mudah untuk
berubah selama sistem nilai yang ada dalam diri
individu yang bersangkutan masih bertahan.
2.4.9 Jenis-Jenis Skala Sikap
Menurut Arikunto (1993) ada beberapa bentuk skala
yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, antara
lain:
1. Skala Likert
Skala ini disusun dalam bentuk suatu pernyataan
dan diikuti oleh lima respons yang menunjukkan
tingkatan. Misalnya seperti yang telah dikutip,
yaitu:
SS = Sangat setuju
S = Setuju
TB = Tidak berpendapat
TS = Tidak setuju
STS = Sangat tidak setuju
2. Skala Jhon West
Skala ini penyederhana dari skala Likert yang
mana disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan
diikuti oleh tiga respons yang menunjukkan
tingkatan. Misalnya:
S = Setuju
R = Ragu-ragu
TS = Tidak setuju
3. Skala Pilihan Ganda
Skala ini bentuknya seperti soal pilihan ganda
yaitu suatu pernyatan yang diikuti oleh sejumlah
alternative pendapat.
4. Skala Thurstone
Skala Thurstone merupakan skala mirip skala
Likert karena merupakan suatu instrumen yang
jawabannya menunjukkan tingkatan.
1 2 3 4 5 6 7 8
9 10
A B C D E F G H I
J
Very favourable Neutral Very
unfavourable
Pernyataan yang diajukan kepada responden
disarankan oleh Thurstone kira-kira 10 butir,
tetapi tidak kurang dari 5 butir.
5. Skala Guttman
Skala ini dengan yang disusun oleh Bergadus,
yaitu berupa tiga atau empat buah pernyataan
yang masing-masing harus dijawab “ya” atau
“tidak”.
Pernyataan-pernyataan tersebut menunjukkan
tingkatan yang berurutan sehingga bila respoden
setuju pernyataan nomor 2, diasumsikan setuju
nomor 1. Selanjutnya jika responden setuju
dengan nomor 3, berarti setuju pernyataan nomor
1 dan 2.
6. Semantic Differential
Instrumen yang disusun oleh Osgood dan kawan-
kawan ini mengukur konsep-konsep untuk tiga
dimensi. Dimensi-dimensi yang ada diukur dalam
tiga kategori. Baik-tidak baik, kuat-lemah,
cepat-lambat dan aktif–pasif, atau dapat juga
berguna–tidak berguna.
2.5 Edukasi Suportif
Pengetahuan muncul ketika seseorang
menggunakan indra atau akal budinya untuk mengenali
benda atau kejadian tertentu yang belum pernah
dilihat atau dirasakan sebelumnya (Hastutik, 2011).
Motivasi merupakan inisiatif penggerak perilaku
seseorang secara optimal, hal ini di sebabkan
karena motivasi merupakan kondisi internal,
kejiwaan dan mental manusia seperti aneka
keinginan, harapan kebutuhan, dorongan dan kesukaan
yang mendorong individu untuk berperilaku kerja
guna mencapai tujuan yang dikehendakinya atau
mendapatkan kepuasan atas perbuatannya.
Tingkat pengetahuan yang cukup tentang
manfaat dan dampak yang mungkin timbul akibat
kekurangan tablet Fe pada ibu hamil sangat
berpengaruh dalam kepatuhan konsumsi tablet Fe
(Ramawati, 2008). Kepatuhan dalam konsumsi tablet
Fe juga karena motivasi untuk pencapaian kesehatan
yang lebih baik setelah mengkonsumsi tablet Fe. Hal
ini karena motivasi merupakan dorongan yang
digunakan untuk memulai dan mengarahkan perilaku.
Edukasi suportif merupakan pemberian
kegiatan yang bersifat informative dalam 2 sesi,
sesi pertama yaitu penyuluhan dalam waktu 45 menit
bersifat masal, sesi kedua yaitu konseling dalam
waktu 15-40 menit bersifat individu. Kegiatan ini
dilakukan dalam 1 hari tanpa asisten.
2.5.1 Pengertian Suportif (Motivasi)
Motivasi berasal dari perkataan motif
(motive) yang artinya adalah rangsangan dorongan
dan ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki
seseorang sehingga orang tersebut memperlihatkan
perilaku tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan
motivasi ialah upaya untuk menimbulkan rangsangan,
dorongan ataupun kelompok masyarakat tersebut mau
berbuat dan bekerjasama secara optimal melaksanakan
sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan (Azwar, 2011).
Motivasi mempunyai arti mendasar sebagai
inisiatif penggerak perilaku seseorang secara
optimal, hal ini di sebabkan karena motivasi
merupakan kondisi internal, kejiwaan dan mental
manusia seperti aneka keinginan, harapan kebutuhan,
dorongan dan kesukaan yang mendorong individu untuk
berperilaku kerja guna mencapai tujuan yang
dikehendakinya atau mendapatkan kepuasan atas
perbuatannya.
Motivasi juga merupakan konsep yang di pakai
untuk menguraikan keadaan ekstrinsik yang
ditampilkan dalam perilaku. Respon instrinsik
disebut juga sebagai motif (pendorong) yang
mengarahkan perilaku ke rumusan kebutuhan atau
pencapaian tujuan. Stimulus ekstrinsik dapat berupa
hadiah atau insentif, mendorong individu melakukan
atau mencapai sesuatu. Jadi motivasi adalah
interaksi instrinsik dan ekstrinsik yang dapat
dilihat berupa perilaku atau penampilan (Sadili,
2006).
Dalam perilaku organisasi motivasi merupakan
kemauan yang kuat untuk berusaha ke tingkat yang
lebih tinggi atau lebih baik untuk mencapai tujuan
organisasi, tanpa mengabaikan kemampuan untuk
memperoleh kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan
pribadi.
Mc Clelland (Sigit, 2003) mengemukakan bahwa
yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu
atau bekerja adalah berfokus pada tiga kebutuhan
dasar yaitu:
a. kebutuhan akan prestasi (achievement) dorongan
untuk mengungguli atau berprestasi,
b. kebutuhan akan afiliasi atau ikatan hasrat
untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan
karib,
c. kebutuhan akan kekuasaan (power) kebutuhan yang
mendorong seseorang untuk menguasai atau
mendominasi orang lain.
Selanjutnya motivasi akan dikaitkan dengan
tindakan, sebab motif yang besar tidak efektif
tanpa ada tindakan yang merupakan follow-up dari
motif tersebut. Oleh karena itu, perlu dipahami
terlebih dahulu apa sebenarnya tindakan itu.
Tindakan apapun merupakan satu jenis perbuatan
manusia.
Akan tetapi, perbuatan tersebut mengandung
maksud tertentu yang memang dikehendaki oleh orang
yang melakukan kegiatan. Ada dua macam perbuatan
yaitu (Sadili, 2006) : pertama, pemikiran (thinking),
yaitu perbuatan rohani yang menghendaki bekerjanya
daya piker (otak) manusia dan yang kedua adalah
tindakan (action), yakni perbutan jasmani yang amat
membutuhkan gerak otot tubuh manusia. Perbuatan ini
mengandung maksud tertentu yang memang dikehendaki
oleh yang bersangkutan.
Berdasarkan beberapa difinisi diatas dapat
di simpulkan bahwa motivasi merupakan suatu yang
dapat menimbulkan semangat atau dorongan bekerja
individu atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam
memuaskan kebutuhan- kebutuhan.
2.5.2 Teori Motivasi
1. Teori Abraham Maslow
Motivasi manusia timbul karena adanya kebutuhan-
kebutuhan, yaitu (Notoatmojo, 1993) (Sadili,
2006) :(a) fisiologis, antara lain rasa lapar,
haus, dan kebutuhan jasmani lainnya, (b)
keamanan, antara lain keselamatan dan
perlindungan terhadap kerugian fisik dan
emosional,(c) sosial, meliputi di terima baik,
rasa memiliki, kasih sayang, (d) penghargaan,
meliputi faktor penghormatan dari luar seperti
status, pengakuan dan perhatian, aktualisasi
diri, dorongan untuk menjadi seseorang sesuai
ambisinya yang meliputi pencapaian potensi dan
pemenuhan kebutuhan diri.
2. Teori Herzberg
Menurut Herzberg, tinggi rendahnya motivasi dan
tingkat kepuasan kerja seseorang ditentukan oleh
faktor atau kondisi tertentu. Faktor-faktor
tersebut adalah (Sadili, 2006) (Mangkupawiro,
2003) :Motivator, yaitu faktor-faktor yang
mendorong seseorang kepada sikap positif dan
lebih bermotivasi, sehingga menambah kepuasan
kerja, misalnya: prestasi, kemajuan,
keberhasilan dalam mencapai tujuan, peningkatan
atas prestasi seseorang (penghargaan),
peningkatan yang dapat diraih oleh sifat
pekerjaannya, sifat pekerjaan yang menarik dan
menantang, tanggung jawab atas sesuatu
pekerjaan, kesempatan untuk mengembangkan diri.
Sedangan faktor hegiene adalah faktor pencegahan
kemerosotan semangat kerja dan dapat
menghindarkan kekacauan yang menekan
produktivitas, meliputi: kebijaksanaan dan
administrasi, pengawasan dan mutu pengawasan
(supervisi), hubungan pribadi sesama pegawai,
atasan dan bawahan, kondisi lingkungan kerja dan
keamanan kerja, gaji dan insentif, status.
3. Teori Mc. Clelland
Menurut David Mc Clelland (Robert, 2002) teori
motivasi dibagi menjadi tiga macam yaitu : motif
berprestasi, yaitu dorongan untuk mencapai
sukses dalam berkompetensi dengan standar
sendiri selalu berusaha meningkatkan kemampuan
dalam mewujudkan cita-citanya, berikutnya adaah
affiliasi, yaitu dorongan untuk diterima orang lain
dan bersatu, pegawai yang bermotif affiliasinya
diterima, diakuai dan dihargai orang lain, yang
terakhir adalah motif berkuasa, yaitu dorongan
yang timbul dalam diri seseorang untuk menguasai
atau mempengaruhi orang lain.
4. Teori Morgan
Dalam bukunya Introduction to Psycology,
menjalaskan beberapa teori motivasi sebagai
berikut; yang pertama adalah teori insentif,
seseorang berperilaku tertentu untuk mendapatkan
sesuatu, sesuatu ini disebut sebagai insentif
dan adanya diluar diri orang tersebut. Insentif
biasanya hal-hal yang menarik dan menyenangkan,
dan bisa juga sesuatu yang tidak menyenangkan,
maka orang berperilaku tertentu untuk menghindar
mendapatkan insentif yang tidak menyenangkan
ini.dapat juga terjadi sekaligus, orang
berperilaku tertentu untuk mendapatkan insentif
menyenangkan dan menghindari insentif yang tidak
menyenangkan. Berikutnya adalah pandangan
hedonistik, seseorang didorong untuk berperilaku
tertentu yang akan memberinya perasaan senang
dan menghindari perasaan tidak menyenangkan.
2.5.3 Perangsang Motivasi
Menurut Azwar (2011), agar seseorang mau dan
bersedia melakukan seperti yang diharapkan, kadang
kala perlu di sediakan perangsang (insentive). Dua
macam perangsang motivasi yaitu; perangsang positif
(positive insentive) adalah imbalan yang menyenangkan
yang disediakan untuk karyawan yang berprestasi.
Rangsangan positif ini banyak macamnya, antara lain
hadiah, pengakuan promosi, dan ataupun melibatkan
karyawan tersebut pada kegiatan yang bernilai
gengsi yang lebih tinggi.
Perangsang negative (negative incentive) ialah
imbalan yang tidak menyenangkan berupa berupa
hukuman bagi karyawan yang tidak berprestasi dan
ataupun yang berbuat tidak seperti yang di
harapkan. Macam perangsang yang negatif banyak pula
jenisnya, antara lain denda, teguran, pemindahan
tempat kerja (mutasi) dan ataupun pemberhentian.
2.6 Pengaruh Edukasi Suportif pada Pengetahuan dalam
Konsumsi Tablet Fe
Menurut Ramawati (2008), tingkat pengetahuan
seseorang mengenai tablet besi berpengaruh terhadap
perilaku dalam memilih makanan yang mengandung zat
besi. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan sangat
penting peranannya dalam menentukan kepatuhan dalam
mengkonsumsi tablet Fe. Dengan adanya pengetahuan
tentang zat besi, ibu hamil akan tahu bagaimana
menyimpan dan menggunakan tablet besi. Memperbaiki
konsumsi tablet Fe merupakan salah satu bantuan
terpenting yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kualitas status gizi pada ibu hamil. Tingkat
pengetahuan yang cukup tentang manfaat dan dampak
yang mungkin timbul akibat kekurangan tablet Fe
pada ibu hamil sangat berpengaruh dalam kepatuhan
konsumsi tablet Fe (Ramawati, 2008).
Pengetahuan berpengaruh terhadap kepatuhan
konsumsi table Fe karena pengetahuan merupakan
pengaruh yang sangat penting dalam pembentukan
perilaku. Perilaku akan bertahan lama jika didasari
oleh pengetahuan. Edukasi suportif yang diperoleh
melalui pengindraan ibu hamil terhadap kesehatan
selama kehamilan akan berpengaruh terhadap perilaku
ibu hamil dalam menjaga kesehatannya (Hastutik,
2011).
2.7 Pengaruh Edukasi Suportif pada Sikap
Sikap merupakan respon tertutup ibu hamil
terhadap objek tertentu yang dapat menggambarkan
suka atau tidak suka. Sikap ibu hamil terhadap
suatu objek menunjukkan pengetahuan ibu hamil
terhadap objek yang bersangkutan. Sehingga semakin
baik edukasi suportif yang diberikan maka akan
semakin positif sikap yang terbentuk dalam
kepatuhan konsumsi tablet Fe. Pengaruh edukasi
suportif yang baik dapat menimbulkan rasa
kepercayaan serta motivasi pada ibu hamil, sehingga
dapat menimbulkan sikap pada ibu hamil untuk
mengkonsumsi tablet Fe dalam menjaga kesehatannya
beserta janinnya. Edukasi suportif sangat
berpengaruh terhadap kelancaran proses kehamilan
(Azwar, 2011).
Edukasi suportif dapat memberikan rasa
nyaman kepada ibu hamil karena ibu merasa selalu
diperhatian, serta banyak yang mendukung kelancaran
proses kehamilan dengan selalu memberikan motivasi.
Konsumsi tablet Fe secara teratur juga karena
motivasi untuk pencapaian kesehatan yang lebih baik
setelah mengkonsumsi tablet Fe (W. A. Gerungan,
2009).
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual Penelitian
Input Proses
Output Outcome
Ibu Pengetahuandan SikapKonsumsiTablet Fe
Faktor yang mempengaruhi konsumsi tablet Fe :
- Pendidikan
Kelancaran
Kehamila
Kelancaran
Edukasiki
Supor
Pengetahuanki
Sikap
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak Diteliti
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Pengaruh Edukasi
Suportif Terhadap Pengetahuan dan Sikap
Konsumsi Tablet Fe pada Ibu Hamil
Berdasarkan kerangka konseptual diatas tampak
bahwa ibu hamil tidak memiliki pengetahuan dan sikap
tentang konsumsi tablet Fe karena tidak mendapatkan
pengetahuan dan sikap yang baik dalam konsumsi
tablet Fe. Intervensi kebidanan dibutuhkan karena
tidak adanya pengetahuan dan sikap ibu hamil dalam
mengkonsumsi Tablet Fe. Salah satu bentuk intervensi
kebidanan yang dapat dilakukan adalah edukasi
suportif yang dilakukan oleh bidan sebagai tenaga
Faktor yang mempengaruhi konsumsi tablet Fe :
- Pendidikan
Edukasi
43
kesehatan. Pengetahuan dan sikap dalam mengkonsumsi
tablet Fe dapat membuat kehamilan berjalan dengan
lancar. Sebelum dilakukan intervensi, peniliti
melakukan test awal (pre test) untuk mengukur tingkat
pengetahuan dan sikap dalam mengonsumsi tablet Fe.
Setelah itu dilakukan edukasi suportif kepada
kelompok untuk memberikan pengetahuan dan support
dalam mengkonsumsi tablet Fe dan akhirnya setelah
dilakukan intervensi maka peneliti melakukan test
akhir (post test) untuk kembali mengukur pengetahuan
dan sikap konsumsi tablet Fe.
3.1 Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini H1 yang
berbunyi Ada pengaruh edukasi suportif terhadap
pengetahuan dan sikap konsumsi tablet Fe pada ibu
hamil di BPM Ny. “V”, Sidoarjo tahun 2015.
Selanjutnya hipotesis diatas diubah dalm bentuk
hipotesis statistik atau H0 yang berbunyi : Tidak ada
pengaruh edukasi suportif terhadap pengetahuan dan
sikap konsumsi tablet Fe pada ibu hamil di BPM Ny.
“V”, Sidoarjo tahun 2015.
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
1. Berdasarkan lingkup penelitiannya termasuk
jenis penelitian inferensial (kuantitatif).
2. Berdasarkan tempat penelitian termasuk
penelitian klinik.
3. Berdasarkan waktu pengumpulan data termasuk
jenis rancangan cross sectional.
4. Berdasarkan ada tidaknya perlakuan termasuk
jenis pre eksperiment, berupa one group pre-test and post-test
design.
5. Berdasarkan cara pengumpulan data termasuk data
observasional.
6. Berdasarkan tujuan penelitian termasuk jenis
penelitian analitik komparatif.
7. Berdasarkan sumber data termasuk jenis data
primer.
4.2 Populasi, Sampel, Besar Sampel dan Teknik
Pengambilan Sampel
4.2.1Populasi
Populasi penelitian ini semua ibu hamil
yang mengkonsumsi Tablet Fe pada trimester 2 dan 3
pada bulan Mei sampai Juni di BPM Ny. “V”,
Sidoarjo Tahun 2015, sebanyak 30 orang.
4.2.2Sampel
Sampel dalam penilitian ini adalah semua
ibu hamil yang mengkonsumsi Tablet Fe di BPM Ny.
“V”, Sidoarjo Tahun 2015.
4.2.3 Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang.
4.2.4 Teknik Pengambilan Sampel
45
Teknik pengambilan sampel dengan tenik total
sampling yang digunakan yaitu total populasi.
4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
4.3.1 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini ada 2 variabel, yaitu
variabel terikat/dependent dan variabel
tergantung/independent. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap
konsumsi Tablet Fe sebelum dilakukan edukasi
suportif (Y1) dan pengetahuan dan sikap konsumsi
Tablet Fe sesudah dilakukan edukasi suportif pada
Ibu Hamil. Variabel tergantung dalam penelitian
ini adalah edukasi suportif (X1).
4.3.2 Definisi operasional
Tabel 4.1 Definisi operasional dari “Pengaruh EdukasiSuportif Terhadap Pengetahuan dan SikapKonsumsi Tablet Fe (Puskesmas) pada Ibu Hamildi BPM Ny. Vivin Martono, SST, Sidoarjo Tahun2015”
Variabel DefinisiOperasional Parameter Skala Kategori
Edukasi suportif (X1)
Merupakan pemberian kegiatan yang bersifat informative dalam 2 sesi,
- - -
sesi pertama yaitu penyuluhan dalam waktu 45menit bersifatmasal, sesi kedua yaitu konseling dalam waktu 15-40 menit bersifat individu. Kegiatan ini dilakukan dalam 1 hari tanpa asisten.
Pengetahuan ibu hamil terhadap Konsumsi Tablet Fe (Y1)
Kemampuan ibu hamil untuk menjawab dengan benar pernyataan tentang konsumsi tablet Fe
Diukur dengan menggunakan angket I, meliputi :(1) definisi tabletFe, (2) fungsi tablet Fe, (3) dampak tidak mengkonsumsi tablet Fe, (4) cara konsumsi tablet Fe
Total item yangdinilai, yaitu :-Baik, jika didapat hasil >75%
-Cukup, jika didapat hasil 60%-75%
-Kurang, jika didapat hasil <60%
Ordinal
1 : Kurang2 : Cukup3 : Baik
Sikap ibu hamil terhadap Konsumsi Tablet Fe (Y1)
Respon ibu hamil terhadapmotivasi yang telah diberikan sehingga ibu hamil dapat memahami
Pengukuran dengan angket II, meliputi : (1) dampak tidak mengkonsumsi tablet Fe, (2) fungsi tablet
Ordinal
1 : Tidak mendukung2 : Kurangmendukung3 : Mendukung
pentingnya konsumsi tablet Fe
Fe, (3) cara konsumsi tabletFe.
Serta terdiri dari Pernyataanfavourable dengan nilai item maksimal 3yaitu :1. Setuju (S)2. Ragu-ragu (R)3. Tidak setuju
(TS)
Untuk menjelaskan secara deskriptif dengan nilai maka dikategorikan :-Setuju >75% dari total item
-Ragu-ragu 60%-75% dari totalitem
-Tidak setuju <60% dari total item
4.4 Bahan Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan bahan penelitian
booklet dalam bentuk penyuluhan dan pemberian
motivasi.
4.5 Instrumen Penelitian
Intrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah
lembar kuisioner
4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di BPM Ny. “V”, Sidoarjo.
Waktu penelitiannya dilaksanakan pada bulan Mei
sampai Juni 2015.
4.7 Prosedur Pengambilan dan Pengolahan Data
4.7.1 Proses pengumpulan data dalam penelitian ini
ditetapkan sebagai berikut :
1. Mendapatkan surat rekomendasi dari Program Studi
Kebidanan (D4) Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Kadiri untuk melakukan penelitian.
2. Menyerahkan surat rekomendasi izin penelitian
dari Program Studi Kebidanan (D4) Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Kadiri yang digunakan
untuk penelitian di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun
2015.
3. Melakukan studi pendahuluan di BPM Ny. “V”,
Sidoarjo.
4. Mengambil surat balasan izin melakukan
penelitian di BPM Ny. “V”, Sidoarjo.
5. Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian.
6. Menentukan sampel penelitian.
4.7.2Tahap pemberian pengetahuan ibu hamil terhadap
konsumsi tablet Fe
1. Penyusunan materi konsumsi tablet Fe, dimana
konsumsi tablet Fe diberikan selama 30 menit.
2. Memberikan tes awal (pre-test) untuk mengetahui
pengetahuan ibu hamil sebelum diberikan
perlakuan.
3. Memberikan informasi tentang pentingnya konsumsi
tablet Fe berupa booklet dalam penyuluhan.
4. Memberikan tes akhir (post-test) untuk mengetahui
peningkatan pengetahuan ibu hamil setelah
diberikan penyuluhan tentang konsumsi tablet Fe.
4.7.3Tahap pemberian sikap ibu hamil terhadap konsumsi
tablet Fe
1. Memberikan tes awal (pre-test) untuk mengetahui
sikap ibu hamil sebelum diberikan perlakuan.
2. Memberikan konseling tentang pentingnya konsumsi
tablet Fe yang bersifat individu.
3. Memberikan tes akhir (post-test) untuk mengetahui
peningkatan sikap ibu hamil setelah diberikan
konseling tentang konsumsi tablet Fe.
4.7.4Pada penelitian ini prosedur pengolahan data
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Editing
Peneliti memeriksa kembali data yang sudah
terkumpul secara langsung dan memastikan bahwa
data tersebut sudah lengkap. Apabila data belum
lengkap maka peneliti harus melengkapi data
sesuai dengan keadaan yang ada.
2. Coding
Memberi kode dengan cara menuliskan angka dalam
lembar pengumpul data yang akan diproses. Hal ini
bertujuan untuk memudahkan tabulasi dan analisis
data. Pertama, menuliskan identitas pasien dan
kode pada setiap lembar pengumpul data mulai dari
nomor urut 1 pada lembar pengumpul data pertama,
nomor urut 2 pada lembar pengumpul data
berikutnya, begitu seterusnya sampai lembar
pengumpul data yang terakhir. Lalu menuliskan
kode sebagai berikut :
Data umum :
1. Usia
16-25 tahun : Kode 1
26-35 tahun : Kode 2
36-45 tahun : Kode 3
2. Pendidikan
Dasar : Kode 1
Menengah : Kode 2
Tinggi : Kode 3
3. Pekerjaan
Ibu rumah tangga : Kode 1
Karyawan swasta : Kode 2
Wiraswasta : Kode 3
Pegawai Negeri Sipil (PNS) : Kode 4
4. Paritas
1 – 2 : Kode 1
3 – 4 : Kode 2
5 keatas : Kode 3
5. Usia Kehamilan
0 – 12 minggu : Kode 1
13 – 24 minggu : Kode 2
24 – 40 minggu : Kode 3
Data khusus
1. Pengetahuan ibu hamil terhadap konsumsi tablet Fe
(Puskesmas)
Kurang : kode 1
Cukup : kode 2
Baik : kode 3
2.Sikap ibu hamil terhadap Konsumsi Tablet Fe
(Puskesmas)
Tidak Mendukung : Kode 1
Kurang Mendukung : Kode 2
Mendukung : Kode 3
6. scoring
Setelah data lengkap kemudian dilakukan
scoring untuk tiap lembar kuesioner. Terdapat 10
soal pada kuisioner pengetahuan dimana setiap
pertanyaan memiliki 4 pilihan jawaban. Untuk
jawaban benar diberi skor 1 untuk jawaban salah
diberi skor 0. Terdapat 11 soal pada kuisioner
sikap dimana setiap pertanyaan memiliki 3 pilihan
jawaban yaitu “setuju”, “ragu-ragu” dan “tidak
setuju”. Untuk jawaban setuju diberi skor 3,
untuk jawaban ragu-ragu diberi skor 2, untuk
jawaban tidak setuju diberi skor 1.
7. Tabulating
Menabulasi data dengan cara membuat tabel
distribusi frekuensi yaitu menuliskan seluruh
hasil observasi kedalam senbuah tabel distribusi
frekuensi, mulai dari penyusunan tabel utama yang
berisi seluruh data informed yang berhasil
dilakukan dengan daftar pertanyaan sampai tabel
khusus yang ditentukan, setelah terbentuk tabel
maka data tersebut siap di analisa dan dinyatakan
dalam bentuk penulisan. Hal ini bertujuan untuk
mempermudah peneliti untuk membaca data yang
terkumpul.
4.8 Teknik Analisa Data
4.8.1Analisis univariat
Fungsi analisis deskriptif adalah untuk
memberikan gambaran umum tentang data yang telah
diperoleh. Gambaran umum ini bisa menjadikan acuan
untuk melihat karakteristik data yang kita peroleh.
Analisa yang digambarkan melalui distribusi
frekuensi dengan rumus:
P = SPSM x 100%
Keterangan :
P : Prosentase (%)
SP : Skor yang didapat dari responden
SM : Skor tertinggi yang diharapkan
Menurut Glaser dan Strauss (2008), hasil
pengolahan data dalam bentuk prosentase
diinterpretasikan sebagai berikut :
100 % : seluruhnya
76-99 % : hampir seluruhnya
51-75 % : sebagian besar
50 % : setengahnya
26-49 % : hampir setengahnya
1-25 % : sebagian kecil
0% : tak satupun
4.8.2Analisis bivariat
Untuk mengetahui pengaruh edukasi suportif
terhadap pengetahuan dan sikap konsumsi tablet Fe
pada ibu hamil. Dilakukan uji statistik Wilcoxon
Match Pair Test yaitu untuk menguji hipotesis komparatif dua
sampel yang berkorelasi bila datanya berbentuk
ordinal. Uji ini menggunakan taraf signifikan α =
0,05 dengan sistem komputerisasi.
Dengan interprestasi sebagai berikut :
1. Jika ρ-value ≥ α 0,05 maka H0 ditolak berarti
tidak ada pengaruh edukasi suportif terhadap
pengetahuan dan sikap konsumsi tablet Fe pada
ibu hamil di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015.
2. Jika ρ-value < α 0,05 maka H0 diterima berarti
ada pengaruh edukasi suportif terhadap
pengetahuan dan sikap konsumsi tablet Fe pada
ibu hamil di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015.
BAB 5
HASIL PENELITIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN
5.1 Data Umum
5.1.1Data Responden Berdasarkan Usia
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia ibu hamil di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015.
Usia Frekuensi Presentase (%)16-25 tahun 4 13,326-35 tahun 17 56,736-45 tahun 9 30
Jumlah 30 100(Sumber : Data primer penelitian Tahun 2015)
Berdasarkan tabel 5.1 karakteristik responden
berdasarkan usia diketahui bahwa sebagian besar
(56,7%) dari responden berusia 26-35 tahun.
5.1.2Data Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan ibu hamil di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015.
Pendidikan Frekuensi Presentase (%)Dasar 9 30
Menengah 12 40Tinggi 9 30Jumlah 30 100
(Sumber : Data primer penelitian Tahun 2015)
Berdasarkan tabel 5.2 karakteristik responden
berdasarkan pendidikan diketahui bahwa hampir
setengahnya (40%) dari responden berpendidikan
Menengah.
5.1.3Data Responden Berdasarkan Pekerjaan 54
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan ibu hamil di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015.
Pekerjaan Frekuensi Presentase (%)Ibu rumah tangga 12 40Karyawan swasta 11 36,7Wiraswasta 4 13,3PNS 3 10
Jumlah 30 100(Sumber : Data primer penelitian Tahun 2015)
Berdasarkan tabel 5.3 karakteristik responden
berdasarkan pekerjaan diketahui bahwa hampir
setengahnya (40%) dari responden bekerja sebagai
ibu rumah tangga.
5.1.4Data Responden Berdasarkan Paritas
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan paritas ibu hamil di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015.
Paritas Frekuensi Presentase (%)1 – 2 22 73,33 – 4 8 26,7
5 keatas 0 0Jumlah 7 100
(Sumber : Data primer penelitian Tahun 2015)
Berdasarkan tabel 5.4 karakteristik responden
berdasarkan paritas diketahui bahwa sebagian besar
(73,3%) dari responden paritas 1-2.
5.1.5Data Responden Berdasarkan Usia Kehamilan
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia kehamilan ibu hamil di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015.
Usia Kehamilan Frekuensi Presentase (%)0 – 12 minggu 0 013 – 24 minggu 18 6024 – 40 minggu 12 40
Jumlah 7 100(Sumber : Data primer penelitian Tahun 2015)
Berdasarkan tabel 5.5 karakteristik responden
berdasarkan usia kehamilan diketahui bahwa sebagian
besar (60%) dari responden mempunyai usia kehamilan
13 – 24 minggu.
5.2 Data Khusus
5.2.1Pengetahuan ibu hamil sebelum diberikan edukasi
suportif di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015
Tabel 5.6 Distribusi frekuensi ibu hamil berdasarkan pengetahuan ibu hamil sebelum diberikan edukasi suportif di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015.
Kategori Frekuensi Presentase (%)Kurang 18 60Cukup 12 40Baik 0 0Jumlah 7 100
(Sumber : Data primer penelitian Tahun 2015)
Berdasarkan tabel 5.6 dapat diinterpretasikan
bahwa pengetahuan responden sebelum diberikan
edukasi suportif sebagian besar (60%) memiliki
pengetahuan kurang.
5.2.2 Pengetahuan ibu hamil sesudah diberikan
edukasi suportif di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun
2015
Tabel 5.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan sesudah diberikan edukasi suportif di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015.
Kategori Frekuensi Presentase (%)Kurang 0 0Cukup 12 40Baik 18 60Jumlah 7 100
(Sumber : Data primer penelitian Tahun 2015)
Berdasarkan tabel 5.7 dapat diinterpretasikan
bahwa pengetahuan responden sesudah diberikan
edukasi suportif sebagian besar (60%) memiliki
pengetahuan baik.
5.2.3Sikap ibu hamil sebelum diberikan edukasi suportif
di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015
Tabel 5.8 Distribusi frekuensi responden berdasarkan sikap sebelum diberikan edukasi suportif di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015.
Kategori Frekuensi Presentase (%)Tidak mendukung 16 53,3
Kurang mendukung 14 46,7Mendukung 0 0Jumlah 30 100
(Sumber : Data primer penelitian Tahun 2015)
Berdasarkan tabel 5.8 dapat diinterpretasikan
bahwa sikap responden sebelum diberikan edukasi
suportif sebagian besar (53,3%) dari responden
tidak mendukung.
5.2.4 Sikap ibu hamil sesudah diberikan edukasi
suportif di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015
Tabel 5.9 Distribusi frekuensi responden berdasarkan sikap sesudah diberikan edukasisuportif di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015.
Kategori Frekuensi Presentase (%)Tidak mendukung 0 0Kurang mendukung 14 46,7Mendukung 16 53,3Jumlah 7 100
(Sumber : Data primer penelitian Tahun 2015)
Berdasarkan tabel 5.9 dapat diinterpretasikan
bahwa sikap responden sesudah diberikan edukasi
suportif sebagian besar (53,3%) dari responden
mendukung.
5.2.5 Pengaruh Edukasi Suportif Terhadap
Pengetahuan Ibu Hamil di BPM Ny. “V”, Sidoarjo
Tahun 2015
Tabel 5.10 Pengaruh Edukasi Suportif Terhadap Pengetahuan Konsumsi Tablet Fe pada Ibu Hamil di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015
PENGETAHUANKategori Kurang Cukup Baik Jumlah
Ʃ % Ʃ % Ʃ % Ʃ %Sebelum 18 60 12 40 0 0 30 100Sesudah 0 0 12 40 18 60 30 100
Jumlah 18 30 24 40 18 30 60 100p.value : 0,02 α = 0,05
(Sumber : Data primer penelitian Tahun 2015)
Berdasarkan tabel 5.10 dapat diinterprestasikan
bahwa ada pengaruh pengetahuan konsumsi tablet Fe
sesudah diberikan edukasi suporif terhadap
pengetahuan konsumsi tablet Fe pada ibu hamil di
BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015.
Berdasarkan uji statistik dengan Wilcoxon maka di
peroleh p value 0,02, maka nilai p value < α
(0,02<0,05). Hal ini berarti (H0) ditolak dan (H1)
diterima. Jadi kesimpulannya didapatkan ada
pengaruh edukasi suportif terhadap pengetahuan
konsumsi tablet Fe pada ibu hamil di BPM Ny. “V”,
Sidoarjo Tahun 2015.
5.2.6 Pengaruh Edukasi Suportif Terhadap Sikap
Konsumsi Tablet Fe pada Ibu Hamil di BPM Ny. “V”,
Sidoarjo Tahun 2015
Tabel 5.11 Pengaruh Edukasi Suportif Terhadap SikapKonsumsi Tablet Fe pada Ibu Hamil di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015
SIKAP
Kategori TidakMendukung
KurangMendukung Mendukung Jumlah
Ʃ % Ʃ % Ʃ % Ʃ %Sebelum 16 53,3 14 46,7 0 0 30 100Sesudah 0 0 14 46,7 16 53,3 30 100
Jumlah 16 26,65
28 46,7 16 26,65
60 100
p.value : 0,02 α = 0,05(Sumber : Data primer penelitian Tahun 2015)
Berdasarkan tabel 5.11 dapat diinterprestasikan
bahwa ada pengaruh sikap konsumsi tablet Fe sesudah
diberikan edukasi suporif terhadap pengetahuan
konsumsi tablet Fe pada ibu hamil di BPM Ny. “V”,
Sidoarjo Tahun 2015.
Berdasarkan uji statistik dengan Wilcoxon maka di
peroleh p value 0,02, maka nilai p value < α
(0,02<0,05). Hal ini berarti (H0) ditolak dan (H1)
diterima. Jadi kesimpulannya didapatkan bahwa ada
pengaruh edukasi suportif terhadap sikap konsumsi
tablet Fe pada ibu hamil di BPM Ny. “V”, Sidoarjo
Tahun 2015.
5.3 Pembahasan
5.3.1Pengetahuan ibu hamil tentang konsumsi tablet Fe
sebelum diberikan edukasi suportif di BPM Ny. “V”,
Sidoarjo Tahun 2015.
Berdasarkan tabel 5.6 dapat diinterpretasikan
bahwa pengetahuan responden sebelum diberikan
edukasi suportif sebagian besar (60%) memiliki
pengetahuan kurang, dikarenakan dalam kondisi ini
ibu hamil kurang mengerti manfaat dari konsumsi
tablet Fe, artinya ibu hamil masih membutuhkan
penambahan pengetahuan terutama mengembangkan
kemampuan motivasi dan menanamkan pengetahuan yang
positif sehingga dapat menumbuhkan motivasi dan
pada akhirnya tingkat pengetahuannya menjadi lebih
tinggi yakni tingkat pengetahuan baik.
Tingkat pengetahuan seseorang mengenai tablet
besi berpengaruh terhadap perilaku dalam memilih
makanan yang mengandung zat besi (Ramawati, 2008).
Menurut Wipayani (2008) mengatakan bahwa
pengetahuan ibu hamil tentang dampak dan manfaat
dari konsumsi tablet Fe didapat dari penyuluhan
yang diberikan bidan pada waktu ibu hamil tersebut
melakukan pemeriksaan ANC. Tingkat pengetahuan ibu
juga mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumsi tablet zat besi. Hal ini menunjukkan
bahwa pengetahuan sangat penting peranannya dalam
menentukan kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet Fe.
Dengan adanya pengetahuan tentang zat besi, ibu
hamil akan tahu bagaimana menyimpan dan menggunakan
tablet besi. Memperbaiki konsumsi tablet Fe
merupakan salah satu bantuan terpenting yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan kualitas status gizi
pada ibu hamil. Tingkat pengetahuan yang cukup
tentang manfaat dan dampak yang mungkin timbul
akibat kekurangan tablet Fe pada ibu hamil sangat
berpengaruh dalam kepatuhan konsumsi tablet Fe
(Ramawati, 2008).
Menurut peneliti, didapatkan hasil penelitian
ibu hamil di di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015
sebagian besar memiliki pengetahuan kurang terhadap
konsumsi tablet Fe. Berdasarkan usia responden
dalam penelitian ini hampir seluruhnya pada usia
26-35 tahun. Pada kelompok usia ini tingkat
produktivitas ibu hamil masih tinggi karena fungsi
fisik yang masih stabil, sehingga ibu hamil
memiliki motivasi yang tinggi untuk mendapatkan
pengetahuan sebanya-banyaknya mengenai kebutuhan
akan diri dan janinnya, oleh karena itu ibu hamil
akan cendurung lebih memperhatikan informasi yang
diberikan petugas kesehatan dan termotivasi untuk
menjaga kesehatanya serta memenuhi kebutuhan
nutrisi selama kehamilan. Selain usia, yang dapat
menambah motivasi ibu hamil adalah dampak dari
mengkonsumsi tablet Fe tidak teratur, sehingga ibu
hamil termotivasi agar tidak memperbesar dampak
yang muncul dengan menjaga kesehatannya dan
konsumsi tablet Fe secara teratur. Sehingga dengan
motivasi yang tinggi dan pengetahuan yang luas
diharapkan pengetahuan konsumsi tablet Fe
penelitian ini akan meningkat.
5.3.2Pengetahuan ibu hamil tentang konsumsi tablet Fe
sesudah diberikan edukasi suportif di BPM Ny. “V”,
Sidoarjo Tahun 2015.
Berdasarkan tabel 5.7 dapat diinterpretasikan
bahwa sikap responden sesudah diberikan edukasi
suportif sebagian besar (53,3%) dari responden
memiliki pengetahuan baik. Dimana responden mampu
dan yakin mengkonsumsi tablet Fe secara teratur.
Menurut Hastutik (2008), pengetahuan berpengaruh
terhadap kepatuhan konsumsi table Fe karena
pengetahuan merupakan pengaruh yang sangat penting
dalam pembentukan perilaku. Perilaku akan bertahan
lama jika didasari oleh pengetahuan. Edukasi
suportif yang diperoleh melalui pengindraan ibu
hamil terhadap kesehatan selama kehamilan akan
berpengaruh terhadap perilaku ibu hamil dalam
menjaga kesehatannya.
Menurut peneliti, didapatkan hasil penelitian
ibu hamil di di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015
sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik
terhadap konsumsi tablet Fe. Tingkat pengetahuan
ibu hamil dalam penelitian ini setelah dilakukan
edukasi suportif, yaitu ibu hamil mampu memahami
atau belajar tentang kebutuhan nutrisi selama hamil
dan intervensi kebidanan yang perlu dilakukan lebih
kepada memotivasi responden untuk melakukan
pengetahuan yang sudah diterima. Kesuksesan
tindakan edukasi suportif yang dilakukan secara
optimal menjamin ibu hamil mampu melakukan tindakan
lanjutan yang aman dan realistis setelah
mendapatkan banyak informasi.
5.3.3Sikap ibu hamil tentang konsumsi tablet Fe sebelum
diberikan edukasi suportif di BPM Ny. “V”, Sidoarjo
Tahun 2015.
Berdasarkan tabel 5.8 dapat diinterpretasikan
bahwa sikap responden sebelum diberikan edukasi
suportif sebagian besar (53,3%) dari responden
tidak mendukung, dikarenakan dalam kondisi ini ibu
hamil memiliki anggapan bahwa tablet Fe merupakan
obat bukan multivitamin. Karena kurangnya
pengetahuan akan pengertian serta manfaat dari
konsumsi tablet Fe, responden memiliki respon yang
negatif.
Sikap ibu hamil terhadap suatu objek menunjukkan
pengetahuan ibu hamil terhadap objek yang
bersangkutan. Sehingga semakin baik edukasi
suportif yang diberikan maka akan semakin positif
sikap yang terbentuk dalam kepatuhan konsumsi
tablet Fe. Pengaruh edukasi suportif yang baik
dapat menimbulkan rasa kepercayaan serta motivasi
pada ibu hamil, sehingga dapat menimbulkan sikap
pada ibu hamil untuk mengkonsumsi tablet Fe dalam
menjaga kesehatannya beserta janinnya. Edukasi
suportif sangat berpengaruh terhadap kelancaran
proses kehamilan (Azwar, 2011). artinya ibu hamil
masih membutuhkan penambahan pengetahuan terutama
mengembangkan kemampuan motivasi dan menanamkan
pengetahuan yang positif sehingga dapat menumbuhkan
motivasi dan pada akhirnya tingkat pengetahuannya
menjadi lebih tinggi yakni tingkat pengetahuan
baik.
Edukasi suportif dapat memberikan rasa nyaman
kepada ibu hamil karena ibu merasa selalu
diperhatian, serta banyak yang mendukung kelancaran
proses kehamilan dengan selalu memberikan motivasi.
Konsumsi tablet Fe secara teratur juga karena
motivasi untuk pencapaian kesehatan yang lebih baik
setelah mengkonsumsi tablet Fe (W. A. Gerungan,
2009). Selain usia, yang dapat menambah motivasi
ibu hamil adalah adanya respon intrinsik disebut
juga sebagai motif (pendorong) yang mengarahkan
perilaku ke rumusan kebutuhan atau pencapaian
tujuan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi selama
kehamilan. Serta adanya stimulus ekstrinsik dapat
berupa hadiah atau insentif, mendorong individu
melakukan atau mencapai sesuatu. Jadi motivasi
adalah interaksi instrinsik dan ekstrinsik yang
dapat dilihat berupa perilaku atau penampilan
(Sadili, 2006). Sehingga dampak dari mengkonsumsi
tablet Fe tidak teratur, sehingga ibu hamil
termotivasi agar tidak memperbesar dampak yang
muncul dengan menjaga kesehatannya dan konsumsi
tablet Fe secara teratur. Motivasi yang tinggi dan
pengetahuan yang luas diharapkan pengetahuan
konsumsi tablet Fe penelitian ini akan meningkat.
Menurut peneliti, didapatkan hasil penelitian
ibu hamil di di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015
sebagian besar responden memiliki respon tidak
mendukung terhadap konsumsi tablet Fe. Berdasarkan
usia responden dalam penelitian ini hampir
seluruhnya pada usia 26-35 tahun. Pada kelompok
usia ini tingkat produktivitas ibu hamil masih
tinggi karena fungsi fisik yang masih stabil,
sehingga ibu hamil memiliki motivasi yang tinggi
untuk mendapatkan pengetahuan sebanya-banyaknya
mengenai kebutuhan akan diri dan janinnya, oleh
karena itu ibu hamil akan cendurung lebih
memperhatikan informasi baru yang diberikan petugas
kesehatan, serta menanyakan segala informasi yang
didapat dan termotivasi untuk menjaga kesehatanya
serta memenuhi kebutuhan nutrisi selama kehamilan.
5.3.4Sikap ibu hamil tentang konsumsi tablet Fe sesudah
diberikan edukasi suportif di BPM Ny. “V”, Sidoarjo
Tahun 2015.
Berdasarkan tabel 5.9 dapat diinterpretasikan
bahwa sikap responden sesudah diberikan edukasi
suportif sebagian besar (53,3%) dari responden
mendukung. Dimana responden memiliki respon yang
positif sehingga mampu dan yakin mengkonsumsi
tablet Fe secara teratur.
Menurut Sadili (2006), motivasi merupakan
kemauan yang kuat untuk berusaha ke tingkat yang
lebih tinggi atau lebih baik untuk mencapai tujuan,
tanpa mengabaikan kemampuan untuk memperoleh
kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu dan
janinnya. Sehingga dampak dari mengkonsumsi tablet
Fe tidak teratur, sehingga ibu hamil termotivasi
agar tidak memperbesar dampak yang muncul dengan
menjaga kesehatannya dan konsumsi tablet Fe secara
teratur. Motivasi yang tinggi dan pengetahuan yang
luas diharapkan pengetahuan konsumsi tablet Fe
penelitian ini akan meningkat.
Menurut peneliti, didapatkan hasil penelitian
ibu hamil di di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015
sebagian besar responden memiliki respon mendukung
terhadap konsumsi tablet Fe. Sikap ibu hamil dalam
penelitian ini setelah dilakukan edukasi suportif
dapat memberikan rasa nyaman kepada ibu hamil
karena ibu merasa selalu diperhatian, serta banyak
yang mendukung kelancaran proses kehamilan dengan
selalu memberikan motivasi. Konsumsi tablet Fe
secara teratur juga karena motivasi untuk
pencapaian kesehatan yang lebih baik setelah
mengkonsumsi tablet Fe (W. A. Gerungan, 2009).
5.3.5Pengaruh Edukasi Suportif Terhadap Pengetahuan
Konsumsi Tablet Fe pada Ibu Hamil di BPM Ny. “V”,
Sidoarjo Tahun 2015
Berdasarkan tabel 5.10 dapat diinterprestasikan
bahwa ada pengaruh pengetahuan konsumsi tablet Fe
sesudah diberikan edukasi suporif terhadap
pengetahuan konsumsi tablet Fe pada ibu hamil di
BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015. Berdasarkan uji
statistik dengan Wilcoxon maka di peroleh p value
0,02, maka nilai p value < α (0,02<0,05). Hal ini
berarti (H0) ditolak dan (H1) diterima. Jadi
kesimpulannya didapatkan bahwa ada pengaruh edukasi
suportif terhadap pengetahuan konsumsi tablet Fe
pada ibu hamil di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015.
Kesuksesan tindakan edukasi suportif menjamin
ibu hamil mampu mengkonsumsi tablet Fe secara
teratur. Oleh karena itu, ibu hamil dinyatakan siap
menghadapi masa kehamilan apabila mengetahui
kebutuhan nutrisi, tanda-tanda bahaya, aktivitas,
serta perawatan diri di rumah. Pengaruh edukasi
suportif sangat penting terhadap kesiapan ibu hamil
menjalani masa kehamilannya dimana tujuan edukasi
suportif adalah untuk mempromosikan tahap
kemandirian pencapaian kesehatan yang lebih baik
setelah mengkonsumsi tablet Fe. Sedangkan untuk
pengetahuan konsumsi tablet Fe selama kehamilan
yang tidak mengalami peningkatan setelah diberikan
edukasi suportif dikarenakan sulitnya pemikiran ibu
hamil tentang keyakinan, mitos, motivasi dan rasa
percaya diri dari ibu hamil sehingga sulit untuk
merubah pola pengetahuan tersebut kearah yang lebih
baik. Setiap asuhan kebidanan harus diberikan
edukasi suportif secara maksimal untuk meningkatkan
pengetahuan ibu hamil tentang konsumsi tablet Fe.
Menurut peneliti, didapatkan hasil penelitian
ibu hamil di di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015,
terdapat pengaruh edukasi suportif terhadap
pengetahuan ibu hamil tentang konsumsi tablet Fe
yang mengalami peningkatan setelah diberikan
edukasi suportif. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pengetahuan konsumsi tablet Fe yaitu
seperti penyuluhan yang diberikan bidan pada waktu
ibu hamil tersebut melakukan pemeriksaan ANC.
Pengetahuan ibu hamil terbentuk karena pengalaman
dan informasi yang diterima pada saat pemeriksaan
ANC. Pengalaman yang negatif dan kurangnya
informasi yang diterima oleh ibu hamil akan
membentuk ketidaktahuan ibu hamil untuk konsumsi
tablet Fe selama kehamilan.
5.3.6Pengaruh Edukasi Suportif Terhadap Sikap Konsumsi
Tablet Fe pada Ibu Hamil di BPM Ny. “V”, Sidoarjo
Tahun 2015
Berdasarkan tabel 5.11 dapat diinterprestasikan
bahwa ada pengaruh sikap konsumsi tablet Fe sesudah
diberikan edukasi suporif terhadap pengetahuan
konsumsi tablet Fe pada ibu hamil di BPM Ny. “V”,
Sidoarjo Tahun 2015. Berdasarkan uji statistik
dengan Wilcoxon maka di peroleh p value 0,02, maka
nilai p value < α (0,02<0,05). Hal ini berarti (H0)
ditolak dan (H1) diterima. Jadi kesimpulannya
didapatkan bahwa ada pengaruh edukasi suportif
terhadap sikap konsumsi tablet Fe pada ibu hamil di
BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015.
Kesuksesan tindakan edukasi suportif menjamin
ibu hamil mampu mengkonsumsi tablet Fe secara
teratur. Oleh karena itu, ibu hamil dinyatakan siap
menghadapi masa kehamilan apabila mengetahui
kebutuhan nutrisi, tanda-tanda bahaya, aktivitas,
serta perawatan diri di rumah. Pengaruh edukasi
suportif sangat penting terhadap kesiapan ibu hamil
menjalani masa kehamilannya dimana tujuan edukasi
suportif adalah untuk mempromosikan tahap
kemandirian pencapaian kesehatan yang lebih baik
setelah mengkonsumsi tablet Fe. Semakin baik
edukasi suportif yang diberikan maka akan semakin
positif sikap yang terbentuk dalam kepatuhan
konsumsi tablet Fe. Pengaruh edukasi suportif yang
baik dapat menimbulkan rasa kepercayaan serta
motivasi pada ibu hamil, sehingga dapat menimbulkan
sikap pada ibu hamil untuk mengkonsumsi tablet Fe
dalam menjaga kesehatannya beserta janinnya.
Edukasi suportif sangat berpengaruh terhadap
kelancaran proses kehamilan (Azwar, 2011).
Menurut peneliti, didapatkan hasil penelitian
ibu hamil di di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015,
terdapat pengaruh edukasi suportif terhadap sikap
ibu hamil terhadap konsumsi tablet Fe yang
mengalami peningkatan setelah diberikan edukasi
suportif. Setelah dilakukan edukasi suportif dapat
memberikan rasa nyaman kepada ibu hamil sehingga
ibu merasa selalu diperhatian, serta banyaknya
dukungan dalam kelancaran proses kehamilan dengan
selalu memberikan motivasi serta dukungan dalam
konsumsi tablet Fe secara teratur. Motivasi untuk
konsumsi tablet Fe secara teratur dapat membantu
pencapaian kesehatan yang lebih baik.
5.4 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan adalah kelemahan atau hambatan
dalam penelitian (Nursalam, 2008). Adapun
keterbatasan yang dihadapi peneliti dalam penelitian
ini adalah keterbatasan waktu penelitian, sehingga
tidak memiliki variasi yang beragam dalam
pembahasan.
BAB 6PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Sebagian besar (60%) pengetahuan ibu hamil tentang
tablet Fe sebelum diberikan edukasi suportif di BPM
Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015 memiliki pengetahuan
kurang.
2. Sebagian besar (53,3%) pengetahuan ibu hamil tentang
tablet Fe sesudah diberikan edukasi suportif di BPM
Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015 mengalami peningatan
menjadi memiliki pengetahuan baik.
3. Sebagian besar (53,3%) sikap ibu hamil tentang
tablet Fe sebelum diberikan edukasi suportif di BPM
Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015 yaitu tidak mendukung.
4. Sebagian besar (53,3%) sikap ibu hamil tentang
tablet Fe sesudah diberikan edukasi suportif di BPM
Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015 mengalami peningkatan
menjadi mendukung.
5. Ada pengaruh edukasi suportif terhadap pengetahuan
konsumsi tablet Fe pada ibu hamil di BPM Ny. “V”,
Sidoarjo Tahun 2015.
6. Ada pengaruh edukasi suportif terhadap sikap
konsumsi tablet Fe pada ibu hamil di BPM Ny. “V”,
Sidoarjo Tahun 2015.
6.2 Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh
edukasi suportif terhadap pengetahuan dan sikap
68
konsumsi tablet Fe pada ibu hamil, oleh karena itu
diharapkan pendidikan kebidanan akan menekankan
memberikan materi tentang edukasi suportif kepada
mahasiswa.
2. Bagi Instansi Pelayanan
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh
edukasi suportif terhadap pengetahuan dan sikap
konsumsi tablet Fe pada ibu hamil. Oleh karena itu,
sebaiknya bidan melakukan edukasi suportif kepada
semua ibu hamil dengan tujuan untuk memperlancar
proses kehamilan menghadapi proses persalinan dimana
ibu hamil mampu memenuhi kebutuhan nutrisinya di
rumah.
3. Bagi Responden
Diharapkan bagi responden lebih memperhatikan
informasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan dalam
pelaksanaan edukasi suportif, agar dalam pemenuhan
nutrisi akan konsumsi tablet Fe bisa terpenuhi
secara maksimal.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dalam penelitian dirasakan kurang memadai, karena
kurang lengkapnya pembahasan yang ada didalamnya.
Sehingga diharapkan pada penelitian selanjutnya bisa
lebih mengkaji penyebab yang ada melalui proses
wawancara. Sehingga hasil penelitian dapat lebih di
kembangkan sebagai penerapan ilmu pengetahuan dalam
pembuatan skripsi dan sebagai salah satu pengalaman
belajar di Program Studi Kebidanan D.4 Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Kadiri.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2009. Prinsip dasar ilmu gizi. Gramedia PustakaUtama. Jakarta
Amiruddin, Ridwan. 2006. Studi Kasus Kontrol Anemia Ibu Hamil(Jurnal Medika Unhas). Diakses tanggal 24 Maret 2015,dari http://www.ridwanamiruddin.wordpress.com/
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu PendekatanPraktik. Rineka Cipta. Jakarta
Arisman. 2007. Gizi dalam daur kehidupan. EGC. Jakarta.
Azwar, Saifuddin. 2011. Sikap Manusia Teori danPengukurannya. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Azwar, Azrul. 2008. Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi ke III.Binarupa Aksara.
Broek, N. 2003. Anaemia and micronutrient deficiencies: reducingmaternal death and disability during pregnancy. Br MedBull. 67: 149- 160
Hastutik. 2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja TentangKesehatan Reproduksi Dengan Sikap Terhadap Seks Pra Nikah.Skripsi. Semarang: Rida Bhakti Kencana
Kautshar, DKK. 2013. Kepatuhan Ibu Hamil dalam MengkonsumsiTablet Zat Besi (Fe) di Puskesmas Bara-Baraya. UniversitasHasanuddin. Makassar
Manuaba. 2007. Kapita selekta kedokteran edisi keempat. Jakarta:EGC
Mangkupawiro, Sjafri. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusiadi Rumah Sakit. Buku kedokteran EGC. Jakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmojo, Soekidjo. 1993. Pengantar Pendidikan dan IlmuPerilaku Kesehatan. Andi Offset. Yogyakarta.
Ramawati, DKK. 2008. Jurnal Keperawatan Soedirman (TheSoedirman Journal of Nursing), Volume 3 No. 3.Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.
Restikawati. 2006. Faktor-faktor yang berhubungan dengankepatuhan berobat penderita tuberkolosis paru di balaipengobatan penyakit paru (BP4) purwokerto. UniversitasJenderal Soedirman Purwokerto. Purwokerto.
Robert L.Mathis.John H. Jackson. 2002. Mnajemen SumberDaya Manusia. PT Salemba Emban Patria. Jakarta.
Sadili, Samsudin. 2006. Manajemen Sumber Daya manusia.Pustaka Setia.
Sigit, Soehardi. 2003. Perilaku Organisasional. FakultasEkonomi, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.Yogyakarta.
Stephen , Robbins. 2008. Perilaku Organisasi. SalembaEmpat. Jakarta.
Steven L. McShane, Mary Ann Von Glinow. 2009.Organizational Behavior. McGraw Hill.
Varney, Helen. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 2 Edisi4. EGC. Jakarta.
Wipayani, M. 2008. Hubungan pengetahuan tentang anemiadengan kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi di DesaLangensari Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang.Terdapat pada http:skripsi-tesis.com. Diaksespada tanggal 25 Maret 2015.
Wahyuni. 2001. Pengaruh monitoring suami terhadap kepatuhanminum tablet besi dan kadar hemoglobin ibu hamil di kabupatendemak jawa tengah. Politeknik Kesehatan Semarang.Semarang.
Winkjosastro, DKK. 2007. Buku Acuan Nasional PelayananKesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina PustakaSarwono Prawiroharjdo. Jakarta.