Post on 07-Jan-2023
Optimasi Air Irigasi Dengan Sistem Informasi Geografi dan Model Linear Programming (Studi Kasus Daerah Irigasi Lodagung I, Tulungagung)
a.n Pembimbing Dr.Ir. I Ketut Gunarta, MT
Ruang 224 TI ITS Surabaya, 25 Juli 2013
Rizal Fahmi Yuwafiki 2509100065
Pendahuluan
•Latar Belakang •Perumusan
Masalah •Tujuan Penelitian •Manfaat
Penelitian •Ruang Lingkup
Penelitian
Tinjauan Pustaka
•Konsep GIS •Teknik Irigasi •Klasifikasi
Jaringan Irigasi •Pendekatan
Model Linear Programming
•Penelitian terdahulu
Metodologi Penelitian
•Flowchart Penelitian
•Tahapan yang Dilakukan
Outline
Pengumpulan & Pengolahan Data
•Daerah Irigasi Lodagung I • Peta Skema Jaringan Irigasi • Pola Operasi Waduk Wlingi • Rencana Tata Tanam Global
(RTTG) • Biaya Debit Air Per Satuan
Waktu • Pengembangan Model •Uji Verifikasi •Uji Validasi • Perhitungan Biaya Air Irigasi • SIG Jaringan Irigasi
Analisis & Intepretasi Data
•Analisis Efisiensi Debit Air Irigasi
•Analisis Hubungan Antar Variabel Input
•Analisis Masa Proses Tanam
•Analisis Biaya Pemberian Air Irigasi
•Analisis Sensitivitas Model
•Analisis Pola Sebaran Air
Kesimpulan & Saran
•Kesimpulan •Saran
Outline
Pertanian di Indonesia
0
10
20
30
40
50
60
70
Aceh
Sum
ater
a U
tara
Sum
ater
a ba
rat
Ria
uJa
mbi
Sum
ater
a Se
lata
nBe
ngku
luLa
mpu
ngBa
ngka
Bel
itung
Kepu
laua
n R
iau
DKI
Jak
arta
Jaw
a Ba
rat
Jaw
a Te
ngah
DI Y
ogya
karta
Jaw
a Ti
mur
Bant
en Bali
Nus
a Te
ngga
ra B
arat
Nus
a Te
ngga
ra T
imur
Kalim
anta
n Ba
rat
Kalim
anta
n Te
ngah
Kalim
anta
n Se
lata
nKa
liman
tan
Tim
urSu
law
esi U
tara
Sula
wes
i Ten
gah
Sula
wes
i Sel
atan
Sula
wes
i Ten
ggar
aG
oron
talo
Sula
wes
i Bar
atM
aluk
uM
aluk
u U
tara
Papu
a Ba
rat
Papu
a
Produktivitas
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Bara
Nusa Tenggara Timu
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Seluas 9.278 hektar dari total 913.494 hektar sawah irigasi di Jatim terancam kering.
(Dinas PU Pengairan Jatim, 2012)
Peta Objek Penelitian
Daerah Irigasi Lodagung I Bangunan Lodoyo Tulungagung (BLT) III, BLT IV dan BLT V
Daerah irigasi Lodagung (12.642 Ha) belum optimal dioperasikan karena % keandalan waduk belum memenuhi kebutuhan debit air tanaman.(Perum Jasa Tirta
I,2012)
Maka pemberian air di lapangan mengalami kesulitan, intensitas tanamnya cenderung menurun dari tahun ke tahun hingga mencapai 27%. (Surwanto,2011)
Berapa besar kebutuhan air irigasi untuk daerah irigasi Lodagung berdasarkan pola tanam terpilih
Berapa minimum biaya yang didapatkan dari efisiensi pemberian debit air
Bagaimanakah pola sebaran air yang harus dialirkan pada tiap bangunan bagi sehingga didapat biaya minimum dari debit yang ada, melalui linear programming
Memperoleh estimasi kebutuhan air irigasi pada daerah irigasi yang ditentukan dengan periode tanam terpilih
Mengetahui minimum biaya dari efisiensi air irigasi
Mengetahui pola sebaran air yang dialirkan tiap bangunan bagi dan keuntungan maksimum dari debit yang ada
. • Memberikan rekomendasi perbaikan pengelolaan air irigasi dalam memenuhi kebutuhan air irigasi
. • Sebagai referensi bagi instansi terkait penanganan pengelolaan sumber daya air dan pengembangan irigasi di Daerah Irigasi Lodagung
Penelitian
Mengefisienkan penjatahan air di daerah irigasi Lodagung yang paling
optimal yang memperoleh air pada musim hujan dan musim kemarau dalam
suatu periode musim tanam sesuai dengan pola tata tanam yang tertera pada
RTTG, sehingga diperoleh Minimum biaya & Pola Sebaran Air
Lokasi penelitian adalah daerah irigasi Lodagung I yang mendapatkan air dari Waduk Wlingi Blitar, yang kemudian didistribusikan pada tiap - tiap bangunan tersier.
Pemanfaatan air dari saluran induk Lodagung hanya untuk keperluan irigasi.
Awal penanaman untuk tiap jenis tanaman sesuai dengan Jadwal Rencana Tata Tanam Global (RTTG) di tiap daerah irigasi dan penetapan pemberian air musim hujan dan musim kemarau periode tahun 2012-2013
Data debit yang dianalisis terbatas pada data debit intake Bendung Lodoyo selama 2 tahun terakhir, yaitu musim tanam 2011-2012 dan musim tanam 2012-2013
Tidak membahas penyebab kehilangan di saluran tetapi hanya menginventarisasikan efisiensi irigasi pada data sekunder.
Semua petak lahan tanam di BLT III, BLT IV dan BLT V ditanami dengan tanaman padi, palawija dan tebu
Sungai digunakan untuk kebutuhan pengairan pada D.I Lodagung.
Masa tanam yang digunakan selama satu tahu periode musim tanam adalah, Musim Hujan : Desember – Mei Musim Kemarau : Juni - Nopember
Tidak terjadi perubahan kebijakan penggantian aliran daerah irigasi air oleh pihak berwenang setempat.
MULAI
Identifikasi Masalah dan Tujuan Penelitian
- Konsep GIS- Klasifikasi Jaringan Irigasi- Teknik Irigasi- Model Linear Programming
- Kondisi Jaringan Irigasi- Peta Skema Jaringan irigasi- Kebijakan penyebaran air irigasi
- Data Peta Skema Jaringan Irigasi- Rencana Tata Tanam Global (RTTG)- Koefisien Luas Palawija Relatif- Output Existing debit air irigasi- Prosentase kehilangan air irigasi pada jaringan sekunder
Pengumpulan Data
Studi Literatur Studi Lapangan
A
Tahap Pengumpulan Data
Pengumpulan data Pola Operasi Waduk >> mengetahui outflow waduk untuk air irigasi
Layer Petak Lahan Tanam BLT III, BLT IV dan BLT V
Output Existing debit air pada daerah irigasi lodagung
A
Identifikasi Variabel Input dan Variabel Output
Identifikasi Variabel Input dan Variabel Output
Digitasi Peta Lahan Pertanian di Daerah
amatan
Membangun Layer Petak Lahan tanam
dan sebaran air melalui polyline sungai
Membangun Script Buffer Archview 3.3
GIS
Perancangan Sebaran Air Irigasi Dengan GIS Pengembangan Model Linear
Programming
Uji Verifikasi Model
Uji Validasi Model
Tidak
Ya
Pola Sebaran Air BLT III, BLT IV dan BLT V
Tahap Pengolahan Data
- Analisis Efisiensi Ari Irigasi- Analisis Pengaruh Antar Variabel Input - Analisis Sensitivitas Model- Analisis Sebaran Air Irigasi
Analisis dan Intepretasi Data
Penarikan Kesimpulan dan Saran
SELESAI
Tahap Analisis dan Intepretasi Data
Tahap Kesimpulan dan Saran
Uji Validasi dilakukan dengan membandingkan hasil output existing dengan output model optimasi menggunakan bantuan Minitab paired T-Test
Pola Sebaran Air Irigasi diperoleh dengan melakukan buffer air irigasi yang melewati sungai untuk mengetahui coverage area mampu dialiri dengan debit air tertentu.
Pasokan air dibagian hulu berlebihan (RWS >1), di bagian tengah rata-rata sesuai kebutuhan (RWS=1) dan dibagian hilir kurang (RWS<1).
% Efisiensi Pada Tipe Jaringan Irigasi. Objek Amatan Termasuk Jaringan Semi Teknis
Bila tanah dipertahankan pada kondisi jenuh langan atau tergenang air, maka laju ET merupakan fungsi dari energy yang tersedia untuk evaporasi air.
Di daerah tropis, ET selama musim hujan berkisar antara 4-5 mm/hari, sedangkan selama musim kemarau pada wilayah irigasi yang luas berkisar antara 5-7 mm/hari.
D.I Lodagung I (10.447 Ha)
BLT III (1817 Ha)
BLT IV (3777 Ha)
BLT V (4838 Ha)
Padi
Palawija
Tebu
Padi
Palawija
Tebu
Padi
Palawija
Tebu
Daerah Irigasi Jaringan Irigasi Luas Lahan (ha) Debit Air (m3/dt)
BLT III
Sekunder Aryojeding 330 0.26 LT.III Kr 62 0.05 Sekunder Rejotangan 612 0.5 Sekunder Roworemang 813 0.65
Daerah Irigasi Jaringan Irigasi Luas Lahan (ha) Debit Air (m3/dt)
BLT IV
LT.IV Kn 66 0.05 Sekunder Ngunut 417 0.33 LT.IV Kr 66 0.05 BS 3228 2.58
Daerah Irigasi Jaringan Irigasi Luas Lahan (ha) Debit Air (m3/dt)
BLT V
Sekunder Karangrejo 958 0.77 Tersier 68 0.05 BS Bawah 1948 1.56 BS Atas 1879 1.5
0
2
4
6
8
10
12
14
16
I II III I II III I II III I II III I II III I II IIIDesember Januari Februari Maret April Mei
Irigasi tahun 2011 (m3/dt)Irigasi tahun 2012 (m3/dt)Rata - Rata Irigasi (m3/dt)
Rata-rata Air Irigasi Musim hujan
5% 8.02%
12.9%
10.58%
9.69%
#Musim Kemarau
0
2
4
6
8
10
12
14
I II III I II III I II III I II III I II III I II IIIJuni Juli
AgustusSeptember Oktober
November
Irigasi tahun 2011 (m3/dt)Irigasi tahun 2012 (m3/dt)Rata - Rata Irigasi (m3/dt)
5% 8.02%
12.9%
10.58%
9.69%
Rencana Tata Tanam Global (RTTG)
Rata-rata bulanan harga bayangan air irigasi adalah sekitar Rp. 40 700/(l/dt) atau sekitar Rp. 15.75/m3/dt (Sumaryanto ; Sinaga Bonar M., 2005)
Masa MH MK H
Bln/Dkd Bln/Dkd
Pewinihan Des/I Jun/I 0.30 Des/II Jun/II
Garap Des/III Jun/III
0.20 Jan/I Jul/I Jan/II Jul/II
Tanam
Jan/III Jul/III
0.15
Feb/I Ags/I Feb/II Ags/II Feb/III Ags/III Mar/I Sept/I Mar/II Sept/II Mar/III Sept/III Apr/I Okt/I Apr/II Okt/II Apr/III Okt/III Mei/I Nop/I Mei/II Nop/II Mei/III Nop/III
#Pengembangan Model Objective Function
Min ∑ ∑ ∑ 𝐶𝑖𝑖𝑖 . 𝑄𝑄𝑖𝑖𝑖 .
𝑛𝑖=1
𝑛𝑖=1
𝑛𝑖=1
Subject to : Constraint Definisi Debit Air Kebutuhan (demand) Tanaman
𝑄𝑄𝑖𝑖𝑖 = 𝐻𝑖𝑖𝑖 × 𝐿𝐿𝐿𝑖𝑖𝑖 × 10000 𝑚2
𝑇 × 86400 𝑄𝑑
Total Kebutuhan Debit Air (demand) tanaman di daerah ke- j pada proses tanaman ke- k sama
dengan supply air tanaman dari intake di daerah ke- j pada proses tanaman ke- k ∑ 𝑄𝑄𝑖 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 ≤ 𝑄𝑠𝑖𝑖𝑖𝑖=1 ; ∀ j = 1….m ; k = 1….n Non-negative variable
𝑄𝑄𝑖𝑖𝑖 ; 𝑄𝑠𝑖𝑖𝑖 ;𝐻𝑖𝑖𝑖 ; 𝐿𝐿𝐿𝑖𝑖𝑖 ;𝐶𝑖𝑖𝑖 ;𝑇 ≥ 0
#Pengembangan Model Keterangan :
i : Tanaman (Padi ; Palawija ; Tebu)
j : Daerah
k : Masa Proses Tanam ( Pewinihan ; Garap ; Tanam) 𝐶𝑖𝑖𝑖 : Biaya debit air tanaman ke-i per satuan waktu pada daerah ke-j dan proses tanam ke-k(Rp)
𝑄𝑄𝑖𝑖𝑖 : DemandDebit air tanaman ke- i pada daerah ke- j dan proses tanam ke- k(m3/dt)
𝑄𝑠𝑖𝑖𝑖 : Supply Debit air tanaman ke- i pada daerah ke- j dan proses tanam ke- k(m3/dt)
𝐿𝐿𝐿𝑖𝑖𝑖 : Luas Palawija Relatif (LPR) lahan tanampada tanaman ke-i daerah ke- j dan proses tanam ke-k(ha)
𝐻𝑖𝑖𝑖 : Tinggi genangan air pada tanaman ke-i daerah ke- j dan proses tanam ke -k(m)
𝑇 : Periode waktu pengairan (dt)
#Uji Verifikasi Diketahui :
H111 = 0.3 ; H211 = 0.12 ; H311 = 0.19
LPR111 = 293.33 ; LPR211 = 14.67 ; LPR 311
T = 10 hari ≈ 864000 detik
𝑄𝑄𝑖𝑖𝑖 = 𝐻𝑖𝑖𝑖 × 𝐿𝐿𝐿𝑖𝑖𝑖 × 10000 𝑚2
𝑇 × 86400 𝑄𝑑
𝑄𝑄111 = 𝐻111 × 𝐿𝐿𝐿111 × 10000 𝑚2
𝑇 × 86400 𝑄𝑑
= 0.3 × 293.33 ×10000 𝑚2
10×86400 𝑑𝑡
= 1,018 m3/dt
#Uji Validasi
Daerah Irigasi Area Irigasi Output
Existing
Output Model
Optimasi
BLT III
Sekunder Aryojeding
0.26 0.22
LT.III Kr 0.05 0.04 Sekunder Rejotangan
0.5 0.40
Sekunder Roworemang
0.65 0.53
BLT IV
LT.IV Kn 0.05 0.04 Sekunder Ngunut
0.33 0.26
LT.IV Kr 0.05 0.04 BS 2.58 2.12
BLT V
Sekunder Karangrejo
0.77 0.63
Tersier 0.05 0.04 BS Bawah 1.56 1.28 BS Atas 1.5 1.24
Rata-rata 0.696 0.571 Standart Deviasi 0.797 0.655
ℎ0: 𝜇1 = 𝜇2
ℎ1: 𝜇1 > 𝜇2 N Mean StDev SE Mean C1 12 0.696 0.797 0.230 C2 12 0.570 0.656 0.189 Difference 12 0.1258 0.1409 0.0407 95% CI for mean difference: (0.0363, 0.2154) T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0): T-Value = 3.09 P-Value = 0.010
Ho diterima jika P value > 0,05 Ho ditolak jika P value < 0,05 Kesimpulan : Tolak Ho Terima H1
Apabila koefisien (K) luas digeser naik atau nilai nya besar pada varietas tanaman tertentu,maka debit air akan semakin besar. Namun kaidah bahwa kebutuhan air irigasi padi lebih besar dari pada palawija dan tebu membuat gerak interval koefiesien (K) tidak dapat ditambah ataupun dengan diturunkan lebih jauh.
Constraint Qd kurang dari sama dengan Qs akan bergeser constraint angka nya apabila nilai Qs ditambah ataupun dikurangi.
#Analisis Sensitivitas Model
Penambahan maupun pengurangan Qs memungkinkan terjadi apabila prosentase kehilangan air dapat ditekan pada perjalanan air dari Dam di BLT III bergerak ke Dam BLT IV dan BLT V. .
Penambahan constraint baru dapat dilakukan dengan membuat constraint tinggi genangan air tidak boleh lebih dari 0.5 m misalkan. Namun, setelah diperhitungan, perubahan nilai yang terjadi tidak terlalu signifikan terhadap nilai debit air irigasi karena tinggi genangan air semua vareitas tanaman pada 3 masa proses tanam berada dibawah 0.5 m. Sehingga penambahan constraint baru untuk variabel input tinggi genangan air tidak perlu ditambahkan.
#Analisis Sensitivitas Model
Variabel Input
#Analisis Hubungan Antar Variabel Input
LPR
Tinggi Genangan Air
Periode Pemberian
Air
Decision Variabel Lokasi (j)
#Analisis Masa Proses tanam
Indeks-k (Masa Proses Tanam)
Variabel Input
𝐻𝑖𝑖𝑖 𝐿𝐿𝐿𝑖𝑖𝑖
Setiap Perubahan Masa Proses Tanam (Pewinihan > Garap > Tanam) maka nilai koefisien K (LPR) akan bergeser dan nilai tinggi genangan air (H) juga bergeser)
#Analisis Efisiensi Debit Air Irigasi Daerah
Irigasi Area Irigasi
Output
Existing Output Model
Optimasi
BLT III
Sekunder Aryojeding 0.26 0.22 LT.III Kr 0.05 0.04 Sekunder Rejotangan 0.5 0.4 Sekunder Roworemang 0.65 0.53
BLT IV
LT.IV Kn 0.05 0.04 Sekunder Ngunut 0.33 0.26 LT.IV Kr 0.05 0.04 BS 2.58 2.12
BLT V
Sekunder Karangrejo 0.77 0.63 Tersier 0.05 0.04 BS Bawah 1.56 1.28 BS Atas 1.5 1.24 Rata-rata 0.696 0.571
Efisiensi Air Irigasi (%) 82.04
Efisiensi air irigasi existing yang yang diperoleh Dinas PU Pengairan saat ini adalah 75 %.
Hal ini menandakan kenaikan nilai efisiensi sebesar 7.04 % yang merupakan penghematan air irigasi.
Hal ini dipengaruhi oleh adanya indeks masa pewinihan, garap dan taman yang berpengaruh terhadap Variabel Input Nilai LPR dan tinggi genangan air pada masing – masing varietas tanaman yang ditanami.
#Perhitungan Biaya Air Irigasi
Visual Basic Ms. Excel
Minimum yang dihasilkan adalah sebesar Rp. 20.298.524,47 selama 1 tahun periode musim tanam di 3 BLT.
#Analisis Pola Sebaran Air Irugasi Karakteristik dari pola sebaran air menandakan bahwa air akan lebih banyak menyebar pada dareah di sekitar jaringan sekunder. Hal ini disebabkan debit air pada sungai sekunder adalah pengurangan dari sungai tersier sehingga nilai atau arus nya stabil besar. Oleh karena itu luas lahan (LPR) pada perhitungan model oprimasi linear programming bisa jadi tidak selalu berada pada sungai tersier yang terairi. Pola sebaran air irigasi hasil buffer GIS misal nya pada sungai tersier pertama di BLT III menyebar ke arah samping kiri dan samping kanan sungai. Jadi pola yang dibuat polygon melihat potensi sebaran air di kedua sisi sungai. Secara geografis terlihat bahwa petak sawah tersebar di sekitaran area sungai sekunder maupun tersier.
Pola sebaran air irigasi akan bergerak ke arah lokasi yang lebih sempit apabila nilai vairabel debit air semakin mengecil dan percabangan dari sungai semakin kompleks.
#Kesimpulan Efisiensi debit air irigasi pada Daerah Irigasi Lodoyo Tulungagung I adalah 82.04 % . Dari perbandingan kedua output maka disimpulkan debit air yang dioptimasikan mengalami kenaikan sebesar 7.04 %. Indeks –j yaitu masa proses tanam (pewinihan;garap;tanam) memiliki kontribusi besar dalam mempengaruhi nilai luas lahan yang tersedia dan genangan air tanaman.
Biaya air irigasi yang dialirkan adalah fungsi tujuan dari decision variable debit air yang dicari. Diperoleh biaya total minimum untuk satu tahun peroide musim tanam selama desember 2012- nopember 2013 adalah Rp. 20.298.524,47
#Kesimpulan (cont’d) Karakteristik dari pola sebaran air menandakan bahwa air akan lebih banyak menyebar pada dareah di sekitar jaringan sekunder. Hal ini disebabkan debit air pada sungai sekunder adalah pengurangan dari sungai tersier sehingga nilai atau arus nya stabil besar. Sehingga memungkinkan digunakan lahan pada lahan pertanian di sekitar sungai sekunder.
Penambahan constraint baru untuk variabel input tinggi genangan air tidak perlu ditambahkan. Hal ini dikarenakan, setelah diperhitungan, perubahan nilai yang terjadi tidak terlalu signifikan terhadap nilai debit air irigasi. Constraint Qd kurang dari sama dengan Qs akan bergeser constraint angka nya apabila nilai Qs ditambah ataupun dikurangi. Penambahan maupun pengurangan Qs memungkinkan terjadi apabila prosentase kehilangan air dapat ditekan pada perjalanan air dari Dam di BLT III bergerak ke Dam BLT IV dan BLT V. Penambahan constraint baru dapat dilakukan dengan membuat constraint tinggi genangan air tidak boleh lebih dari 0.5 m
#Saran 1. Dilakukan observasi langsung dengan melakukan survey menelusuri sungai sepanjang BLT III, IV dan V menggunakan GPS untuk mendapatkan data akurat panjang dan koordinat sungai yang dilewati air irigasi di sepanjang D.I Lodagung I sebagai data digitasi pada pengerjaan Sistem informasi Geografis Jaringan Irigasi.
2. Menggunakan Citra Satelit untuk mengetahui lokasi kekeringan atau daerah yang membutuhkan air irigasi sehingga mampu secara akurat memetakan jaringan irigasi.
Jurusan Teknik Sipil ITS Teknik Informatika ITS Teknik Lingkungan ITS Teknik Industri ITSTahun 2008 2008 2007 2013
Mengetahui biaya air irigasi per satuan waktu
Alternatif Pola Tanam Yang menghasilkan Keuntungan
terbesar
Mengidentifikasi tingkat partisipasi Masyarakat dan pendekatan empiris untuk
merumuskan straegi
Mengetahui Pola Sebaran Air Irigasi di bangunan sadap dan Bagi Sadap D.I
LodagungLinear Programming Purposive sampling ArchView GIS 3.3
Linear ProgrammingMs. Visual Basic
Maulana & Fachurrozi,E. Herawatty, Ratna Rizal Fahmi Yuwafiki
Studi Optimasi Pemanfaatan Waduk Lider di Kab. Banyuwangi
Untuk Irigasi
Penelitian Margini, Nastasia Festy
Optimasi Irigasi Sawah Menggunakan Algoritma Genetik
Strategi Peningkatan Partisipasi Dalam Pengelolaan Jaringan Irigasi (Studi Kasus
Daerah Irigasi Subantoro, Mojokerto)
Optimasi Air irigasi Dengan Sistem Informasi GIS dan Pendekata Model
Linear Programming)Judul
Keterbatasan Air Sungai Untuk Mengairi Sawah Seluas 3863 Ha
Saluran irigasi sawah merupakan kasus khusus dari GMST (Ada sumber air
dan satu node dapat berada pada lebih dari satu cluster)
Jaringan Irigasi pada saat ini sedang mengalami penurunan fungsinya,dimana salah satu penyebabnya adalah kurang
optimalnya partisipasi masyarakat
MetodeQuantity Methods For Windows 2
Genetic Algorithm (GA)Analytical Hierarchy Process (AHP)
Menentukan kebutuhan aoir irigasi optimal dengan pemetaan jaringan
irigasi dan model optimasi pemberian air irigasi
Rumusan Masalah
Maksimum Luas sawah tiap jenis tanaman, musim tanamnya dan keuntungan hasil tani yang akan
diperoleh
Minimasi Jumlah saluran irigasi sawah dan minimum panjang total saluran irigasi sawah yang bisa mengaliri
semua petak sawah
Strategi mempertahankan kontrol masyarakat dalam pengelolaan jaringan
irigasi tersier
Mengetahui Efisiensi Air irgasi dengan debit air optimal
Tujuan
#Penelitian Terdahulu
#Daftar Pustaka ____. (2012). “Luas Panen – Produktivitas - Produksi Tanaman Padi Seluruh Provinsi”.
http://www.bps.go.id/tnmn_pgn.php.Dikunjungi Pada 19 Maret 2013. Calejo, M. J., N. Lamaddalena, et al. (2008). "Performance analysis of pressurized irrigation systems
operating on-demand using flow-driven simulation models." 95: 154-162. Fortes, P. S., A. E. Platonov, et al. (2005). "GISAREG — A GIS based irrigation scheduling simulation model
to support improved water use." 77: 159-179. Harlan, D. "Kajian Penggunaan Air Irigasi." 8(10): 1-14. Hoogerwerf, M. I. L., F. N. Muchena, et al. (1992). "Spatial Variability and Reclamation of Salinity and Sodicity
in a Kenyan Irrigation Scheme." 5. Lorite, I. J., L. Mateos, et al. (2005). "Impact of spatial and temporal aggregation of input parameters on the
assessment of irrigation scheme performance." 300: 286-299. Merot, A. and J. Bergez (2010). "Environmental Modelling & Software IRRIGATE : A dynamic integrated
model combining a knowledge-based model and mechanistic biophysical models for border irrigation management." Environmental Modelling and Software25(4): 421-432.
Saptana. Dkk (2010).”Peningkatan Usaha Tani di Indonesia”.1-22 Setiawati, Danar Linsa. (2010). “Penggunaan Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Untuk Pembentukan
Prototipe Peta Dasar Pengairan. 1-14. Situbondo, D. I. K. (2005). "AnalisisTrend Irigasi Teknis, Irigasi Setengah Teknis, Irigasi Sederhana dan
Sawah Irigasi.”1-13 Sriyana (2010). "Sistem Informasi Jaringan (Sijari) Kabupaten Sukoharjo Berbasis Program Archview
GIS.3.3.”31(1): 16-27. Sumadiyono, A., J. Magister, et al.(2009). "Timur Provinsi Kalimantan Tengah (Water Supply Efficiency in
Irragition Channel On Karau Irrgation Area Easr BaritoDistrict Central Kalimantan Province).”1-22