Post on 20-Feb-2023
TUGAS #1
MINERAL OPTIK
CIRI-CIRI OPTIS PADA MINERAL MAFIK
AGUNG YUDI MARFA / 410013179
KELAS 03 TEKNIK GEOLOGI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan
Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini
dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam
makalah ini kami akan membahas mengenai CIRI-CIRI OPTIS
PADA MINERAL MAFIK
Makalah ini merupakan tugas mata kuliah MINERAL
OPTIK agar dapat mengetahui tentang CIRI-CIRI OPTIS
PADA MINERAL MAFIK
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang
mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami
mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik
yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari
pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.
YOGYAKARTA, September 2014
Agung Yudi Marfa
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Mineral optik merupakan salah satu cabang ilmu
geologi yang mempelajari tentang mineral yang
terkandung pada suatu batuan. Mineral optik membahas
tentang mineral- mineral pada batuan dalam bentuk
monomineral. Salah satu tujuan mempelajari mineral
optik ialah untuk untuk mengetahui cara menentukan
sifat-sifat optik mineral, serta mengenal mineral
secara mikroskopik.
Ilmu pengetahuan mineralogi menitikberatkan pada
studi tentang pengamatan dan pendeskripsian minera-
mineral penyusun batuan yang merupakan litologi dari
permukaan bumi.
Dengan kemampuan mata manusia yang terbatas maka
untuk pengamatan mineral penyusun batuan lebih lanjut
harus menggunakan alat yaitu mikroskop. Yang dimaksud
di sini adalah mikroskop polarisasi yang berbeda dengan
mikroskop biasa, dimana mikroskop biasa hanya
memperbesar benda yang diamati. Mikroskop polarisasi
menggunakan cahaya yang dibelokkan atau terbias, bukan
cahaya terpantul. Selain itu, perbedaannya pada
beberapa komponen khusus yang hanya terdapat pada
mikroskop ini, antara lain keping analisator,
polarisator, kompensator, dan lensa amici bertrand.
Jenis/tipe dari mikroskop ini cukup beragam, ada
beberapa tipe yang biasa digunakan misalnya tipe
Olympus, Bausch & Lomb, dan Reichert
Mikroskop yang dipergunakan untuk pengamatan
sayatan tipis dari batuan, pada prinsipnya sama dengan
mikroskop yang biasa dipergunakan dalam pengamatan
biologi. Keutamaan dari mikroskop ini adalah cahaya
(sinar) yang dipergunakan harus sinar terpolarisasi.
Karena dengan sinar itu beberapa sifat dari kristal
akan nampak jelas sekali. Salah satu faktor yang paling
penting adalah warna dari setiap mineral, karena setiap
mineral mempunyai warna yang khusus.
I.2. Metode Penulisan
Data dari makalah ini, menggunakan metode
pencarian (searchinng ) di Internet dengan menggunakan
media Google, sehingga data yang di inginkan dapat di
susun dengan baik, metode ini menggunakan durasi
pencarian ± 3 jam.
I.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dari makalah ini adalah untuk memenuhi
nilai tugas pada mata kuliah mineral optik jurusan
teknik geologi STTNAS Yogyakarta. Sedangkan tujuan
pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui dan
memahami ciri ciri optis pada mineral mafik.
BAB II
DASAR TEORI
II.1 Mineral optik
Mineral optik merupakan salah satu cabang ilmu
geologi yang mempelajari tentang mineral yang
terkandung pada suatu batuan. Mineral optik membahas
tentang mineral- mineral pada batuan dalam bentuk
monomineral. Salah satu tujuan mempelajari mineral
optik ialah untuk untuk mengetahui cara menentukan
sifat-sifat optik mineral, serta mengenal mineral
secara mikroskopik.
Alat yang digunakan dalam pengamatan mineral
mikroskopis adalah Mikroskop Polarisasi sedangkan bahan
yang diamati ialah sayatan mineral.
mikroskop polarisasi
Untuk mencapai daya guna yang maksimal dari
mikroskop polarisasi maka perlu difahami benar bagian-
bagiannya serta fungsinya di dalam penelitian. Setiap
bagian adalah sangat peka dan karenanya haruslah dijaga
baik-baik. Kalau mikroskop tidak dipergunakan sebaiknya
ditutup dengan kerudung plastik. Bagian-bagian optik
haruslah selalu dilindungi dari debu, minyak dan
kotoran lainnya. Perlu kiranya diingat bahwa butir debu
yang betapapun kecilnya akan dapat dibesarkan berlipat
ganda sehingga akan mengganggu jalannya pengamatan.
1. Bagian – Bagian Mikroskop Polarisasi
1.1 Kaki Mikroskop
Merupakan tempat tumpuan dari seluruh bagian
mikroskop, bentuknya ada yang bulat dan ada yang
seperti tapal kuda (U). Pada mikroskop tipe Bausch &
Lomb, kaki mikroskop juga digunakan untuk menempatkan
cermin. Pada tipe olympus yang akan kita gunakan, kaki
mikroskop sebagai tempat lampu halogen sebagai sumber
cahaya pengganti cermin.
1.2 Substage Unit
1.2.1 Polarisator atau ” lower nicol ”
Merupakan suatu bagian yang terdiri dari suatu
lembaran polaroid. Berfungsi untuk menyerap cahaya
secara terpilih (selective absorbtion), sehingga hanya
cahaya yang bergetar pada satu arah bidang getar saja
yang bisa diteruskan. Dalam mikroskop lembaran ini
diletakkan sedemikian hingga arah getaran sinarnya
sejajar dengan salah satu benang silang pada arah N-S
atau E-W.
1.2.2 Diafragma Iris
Terdapat di atas polarisator, alat ini berfungsi
untuk mengatur jumlah cahaya yang diteruskan dengan
cara mengurangi atau menambah besarnya apertur/bukaan
diafragma. Hal ini merupakan faktor penting dalam
menentukan intensitas cahaya yang diterima oleh mata
pengamat, karena kemampuan akomodasi mata tiap-tiap
orang relatif berbeda.
Fungsi penting lainnya adalah untuk menetapkan
besarnya daerah pada peraga yang ingin diterangi, juga
dalam penentuan relief, di mana cahaya harus dikurangi
sekecil mungkin untuk pengamatan “garis becke”.
1.2.3 Kondensor
Terletak pada bagian paling atas dari “substage
unit”. Kondensor berupa lensa cembung yang berfungsi
untuk memberikan cahaya memusat yang datang dari cermin
di bawahnya. Lensa kondensor dapat diputar/diayun
keluar dari jalan cahaya apabila tidak
digunakan/difungsikan. Fungsi kondensor lebih lanjut
akan dibahas pada bab konoskop.
1.2.4 Meja Objek
Bentuknya berupa piringan yang berlubang di bagian
tengahnya sebagai jalan masuknya cahaya. Meja objek ini
berfungsi sebagai tempat menjepit preparat/peraga. Meja
objek ini dapat berputar pada sumbunya yang vertikal,
dan dilengkapi dengan skala sudut dalam derajat dari 0
sampai 360o. Pada bagian tepi meja terdapat tiga buah
sekerup pemusat untuk memusatkan perputaran meja pada
sumbunya (centering).
1.3 Tubus Mikroskop
Bagian ini terletak di atas meja objek dan berfungsi
sebagai unit teropong. Terdiri atas beberapa bagian
antara lain :
1.3.1 Lensa Objektif
Merupakan bagian paling bawah dari tubus
mikroskop, berfungsi untuk menangkap dan memperbesar
bayangan sayatan mineral dari meja objek. Biasanya pada
mikroskop polarisasi terdapat tiga buah lensa objektif
dengan perbesaran yang berbeda, tergantung keinginan
pengamat, dan biasanya perbesaran yang digunakan adalah
4x, 10x dan 40x, kadang ada yang 100x.
1.3.2 Lubang Kompensator
Adalah suatu lubang pipih pada tubus sebagai
tempat memasukkan kompensator, suatu bagian yang
digunakan untuk menentukan warna
interferensi. Kompensator berupa baji kuarsa atau gips
yang menipis ke arah depan, sehingga pada saat
dimasukkan lubang akan menghasilkan perubahan warna
interferensi pada mineral.
1.3.3 Analisator
Adalah bagian dari mikroskop yang fungsinya hampir
sama dengan polarisator, dan terbuat dari bahan yang
sama juga, hanya saja arah getarannya bisa dibuat
searah getaran polarisator (nikol sejajar) dan tegak
lurus arah getaran polarisator (nikol bersilang)
1.4 Lensa Amici Bertrand
Lensa ini difungsikan dalam pengamatan konoskopik
saja, untuk memperbesar gambar interferensi yang
terbentuk pada bidang fokus balik (back focal plane)
pada lensa objektif, dan memfokuskan pada lensa okuler.
1.5 Lensa Okuler
Terdapat pada bagian paling atas dari tubus
mikroskop, berfungsi untuk memperbesar bayangan objek
dan sebagai tempat kita mengamati medan pandang. Pada
lensa ini biasanya terdapat benang silang, sebagai
pemandu dalam pengamatan dan pemusatan objek
pengamatan.
Deskripsi optis pada mineral merupakan hal yang
vakum dalam pembelajaran mineral optik, yakni:
contoh sayatan mineral
NIKOL SEJAJAR (Plane Polarized Light/PPL)
Warna
Warna mineral adalah pencerminan dari data serap
atau absorpsi panjang gelombang tertentu dari cahaya
atau sinar yang masuk khususnya untuk mineral yang
teransparant yang bersifat anisotropik2 jenis warna:
A. Opak : mineral tidak tembus cahaya. Dilihat
dengan mikroskop refleksi. Warna: hitam. Suatu obyek
yang berwarna hitam akan menyerap semua sinar yang
mengenainya.
B. Mineral tidak tembus cahaya : apabila diberi
cahaya akan menampilkan bermacam warna. Dengan
mikroskop polarisasi.
1. Isotrop : dipantulkan kesegala arah dengan
kecepatan sama.
2. Anisotrop : dipantulkan kesegala arah dengan
kecepatan berbeda.
C. Semua obyek yang warna putih akan memantulkan
seluruh warna yang datang dan hanya sebagian kecil yang
terpantulkan, ssehingga tampak memperlihatkan warna
kelabu.
Bentuk
Pada pengamatan bentuk mineral secara optik
mikroskopik, maka bentuk yang dapat kita amati adalah
bentuk mineral dalam kondisi dua dimensi, tetapi dengan
bantuan struktur dalam mineral yang dapat teramati
seperti halnya bidang belah atau “cleavage”,maka kita
dapat mentafsirkan akan struktur kristal dari mineral
tersebut.
Dengan demikian berdasarkan kenampakan bentuk
mineral dalam kondisi 2 dimensi, maka kita dapat
merefleksikannya kedalam bentuk kondisi 3 dimensi.
Bentuk mineral yang dapat diamati:
– Perismatik : bila belahan tampak sejajar
a. Prismatik euhedral
b. Prismatik subhedral
c. Prismatik anhedral
– Kubik :memliki sumbu 2 arah dan saling tegak lurus.
– Rhombik : sumbu-sumbunya dapat saling tegak lurus
atau tidak,bentuknya biasanya segienam.
– Polygonal:bentuk dan belahan tidak karuan panjang
sisi tidak sama
Pleokroisme
Pleokroisme merupakan warna yang terjadi (bila
meja mikroskop diputar 360 ), karena adanya perbedaan
daya absorpsi dari sumbu-sumbu kristal terhadap
kedudukan analisator dan polarisator.
Macam-macamnya:
– Dikroik :biasanya dimiliki oleh mineral-mineral yang
mempunyai sistem krista; trigonal dan hexagonal pada
perputaran antara 0 -90 terjadi 2 kali.
– Trikroik: biasanya dimiliki oleh mineral-mineral yang
mempunyai sistem kristal orthorombik, triklinik,
monoklin. warna pleokroik ini tergantung pada sumbu
X,Y,Z.
Indeks Bias
Indeks bias adalah suatu angka (konstanta) yang
menunjukan perbandingan antara sinus sudut datanh dan
sinus sudut pantul ; (n=sin i/sin r =l/v ) . indeks
bias juga merupakan fungsi dari sinar didalam medium
yang berbeda.
Pengukuran indeks bias dapat dilakukan secara relatif
dengan memperhatikan relief dan dibandingkan dengan
pergerakan garis becke,atau secara absolut dengan
menggunakan minyak imersi.
Semua kristal yang bersistem isometrik tergolong
sebagai zat isotropik dengan demikian mempunyai satu
harga indeks bias (nω dan nε ), sedangkan yang
bersistem orthorombik, monoklin, atau triklin,mempunyai
tiga harga indeks bias [nα nβ ,dan nγ ].
Relief
Relief merupakan kenampakan yang timbul akibat
perbedaan indeks bias antara suatu media dengan media
yang mengitarinya. Dengan kata lain, bahwa cahaya yang
keluar dari suatu media kemudian masuk ke media lain
yang mempunyai harga indeks bias yang berbeda, maka
akan mengalami pembiasan/pemantulan pada batas sentuhan
antara kedua media tersebut. Semakin besar perbedaan
indeks bias kedua bahan, kama semakin jelas/ menonjol
bidang batas antarakeduanya.jika dua bahan tersebut,
mempunyai harga indeks biasnya sama, maka bidang
batasnya akan tidak nampak sama sekali.
NIKOL SILANG (Cross Polarized Light/XPL)
Bias Rangkap (Bire Fringence)
Biasrangkap adalah angka yang menunjukan perbedaan
indek bias sinar ordiner dan extraordiner .
Faktor yang mempengaruhi:
a. Macam sayatan (//c atau hampir // c ).
b. Ketebalan sayatan
c. Macam sinar yang masuk,dimana setiap sinar yang msuk
mempunyai panjang gelombang yang berbeda.
Orientasi
Orientasi mineral merupakan hubungan antara arah-
arah sumbu optik dengan sumbu-sumbu kristallografinya.
Tujuannya : penentuan orientasi mineral ini digunakan
untuk dapat mengetahui kedudukan sumbu-sumbu
indikatriks di dalam suatu mineral.
Macam-macam orientasi: berdasarkan tingkat perbedaan
kecepatan cahaya yang merambat didalam mineral yang
anisotopik.
1. Orientasi “length slow” berarti bahwa sumbu
terpanjang indikatrik getaran sianr lambat (γ) sejajar
(//) sumbu C sebagai arah sumbu terpanjang kristal.
2. Orientasi “length fast” berarti bahwa sumbu
terpanjang indikatrik (γ) tegak lurus sumbu C atau (γ)
hampir tegak lurus sumbu C.adanya 2 alternatif:
a. Gejala addisi
b. Gejala subtraksi
Pemadaman
Pemadaman merupakan proses penggelapan yaitu
akibat perulangan pembiasan yang terjasi yang diperoleh
dengan merubah-rubah posisi mineral terhadap kedudukan
analisator dan polarisator. Jadi pemadaman dapat
terjadi apabila sumbu-sumbu indikatriks mineral sejajar
atau tegak lurus dengan bidang-bidang getar polarisator
dan analisator.
– Macam-macam pemadaman
Berdasarkan posisi atau kedudukan pemadaman mineral
terhadap analisator dan polarisator dapat dibagi atas:
1. Pemadaman paralel= Bila pemadaman terjadi pada
posisi 45-90 (derajat)
2. Pemadaman miring= Bila pemadaman terjadi pada posisi
<45 (derajat)
3. Pemadaman simetris= Bila pemadaman terjadi pada
posisi 45 (derajat)
Kembaran
Kembaran adalah kenampakan pada mineral akibat
adanya /tumbuhnya 2 kristal bersamaan pada proses
pengkristalan.
Hal ini diakibatkan adanya deformasi/tekanan.kenampakan
ini hanya d tunjukan oleh mineral plagioklas.dengan
kata lain merupakan pemadaman khusus mineral
plagioklas.
A. Macam –macam jenis kembaran mineral Plagioklas
Kembaran albit : dicirikan oleh kembaran selang –seling
antara gelap dan terang dalam jumlah yang relatif cukup
banyak.
1. Kembaran carlsbad: yang dicirikan oleh kembaran
berupa pasangan gelap dan terang dalam jumlah yang
tidak lebih dari satu pasangan.
2. Kembaran Carlsbad-Albit: yang dicirikan oleh
kombinasi antara carlsbad dan Albit.
B. Metoda kurva F.E,Wright digunakan untuk menentukan
jenis mineral plagioklas kembaran kombinasi Carlsbad-
Albit
BAB III
PEMBAHASAN
CIRI-CIRI OPTIS PADA MINERAL MAFIK
A. OLIVINE
1. FORSTERITE (Mg, Fe2SiO4)
Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna
Bentuk : Kristal euhedral sampai anhedral
Relief : Tinggi
Pleokroisme : -Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : Fracture yang tidak teratur umum.
Bias rangkap : Kuat, teratas orde ke IIKembaran : -
Sudut pemadaman : Paralel
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Positif
Keterangan : Forsterite juga ditemukan dalam banyak
meteorit besi-nikel. Bukan hanya sebagai butir Kristal
kecil tapi signifikan sebagai ukuran kadang menduduki
lebih dari 50% dari volume meteorit.
OLIVINE ((Mg,Fe)
OLIVINE ((Mg,Fe4SiO2 )
Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna-warna
Bentuk : Anhedral dengan bentuk poligonal dan berupa fe
nokris
Relief : Tinggi
Pleokroisme : -Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : paralel tidak sempurna (010), pecahan tidak t
eratur
Bias rangkap : Kuat,orde – II paling atas
Kembaran : kadangkadang dijumpai
Sudut pemadaman : Paralel
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Positif dan negatif
Keterangan : Mineral yang sering membuat kekeliruan den
gan olivine adalah diopside, tetapi diopside mempunyai
belahan
yang baik, sudut pemadaman yang miring, dan kadang
kadang bias rangkap lemah. Sedangkan olivine yang kaya
oksida besi dinamakan Hyalosideri terdiridari 50% Fe2
SiO4 Biasanya olivine terubah menjadi antigori dan
magnetik sekunder pada bagian pecahan. Olivine mineral
yang umumdalambatuanbekumafik-ultramafik, sepertibasa
nitedunite dan peridotite.
2. FAYALITE ((Fe, Mg) SiO2
Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna sampai kekuningan atau
netral
Bentuk : Euhedral, Kristal anhedral
Relief : Sangat tinggi
Pleokroisme : LemahIndeks bias : n mineral > n. K
balsam
Belahan : paralel tidak sempurna dalam satu arah (010)
Bias rangkap : Kuat
Kembaran : -Sudut pemadaman : Paralel
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Negatif Keterangan :
Fayalite juga ditemukan banyak besi-nikel dalam
meteorit, bukan hanya sebagai butiran kecil tetapi
sebagai Kristal besar kadang-kadang menduduki lebih
dari 50% dari volume meteorit.
3. MONTICELLITE (CaMgSiO4)
SifatOptis
Warna absorbsi : Tidak berwarna
Bentuk : Granular, berupa kristal anhedral-subhedral da
n prismatic panjang
Relief : Agak Tinggi
Pleokroisme : -Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : Paralel tidak sempurna (010), pecahan tidak t
eratur
Bias rangkap : Sedang merah orde –I
Kembaran : Kadang-kadang dijumpai
Sudut pemadaman : Paralel
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)Tanda optis : Negatif
Keterangan : Monticellita adalah mineral yang agak
sulit dikenal karena tidak mempunyai sifat yang jelas,
mempunyai forster dan olivine tetapi mempunyai bias
rangkap lemah daripada lainnya, merupakan mineral cirri
metamorf kotak dari batugamping dan dolomite tetapi
kadang-kadang juga didapatkan dalam batuan beku seperti
: alnoiteplizenit dan nepheline basah.
B. PYROXENE
1. ORTHOPYROXENE ESTANTITE (MgSiO3)
SifatOptis
Warna absorbsi : Tidak berwarna sampai netral
Bentuk : Kristal prismatic. Inklusi-inklusi umum dan me
nghasilkan struktur schiler.
Relief : Tinggi
Pleokroisme : Lemah, kehijauan sampai kemerah-mudaan
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : Paralel (110),(010),(100)
Bias rangkap : Agak lemah, kuning sampai merah orde –I
Kembaran : -
Sudut pemadaman : Paralel
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Negatif
Keterangan : Enstatite Lebih umum terbentuk pada
batuan beku jika bukan untuk kelimpahan besi di
sebagian besar magma.
2. HYIPERSTHENE ((Mg,Fe)SiO3
SifatOptis
Warna absorbsi : Netral-hijau muda/merah muda
Bentuk : Kristal subhedral prismatik
Relief : Tinggi
Pleokroisme : Lemah, kehijauan sampai kemerah-mudaan
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : Paralel (110),(010),(100)
Bias rangkap : Agak lemah, kuning sampai merah orde –I
Kembaran : -Sudut pemadaman : Paralel
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Negatif
Keterangan :
Hyipersthene
Menyerupai beberapa macam andalusite, tetapi andalus
lenght-fast hyipersthene
Didapatkan dalam batuan beku, cirri utama dari norite
hypersthene
.
3. CHLYNOPYROXENE AUGITE (Ca(Mg,Fe)(SiO3)2(Al2Fe)2O3)
SifatOptis
Warna absorbsi : Hampir tidak berwarna, netral coklat k
ehijauan muda ataukeunguan muda
Bentuk : Kristal prismatik pendek
Relief : Tinggi
Pleokroisme : Tidak ada sampai lemah
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : (110), dalam dua arah pada sudut 87 dan 93 .s
atu arahdalam sayatan loditudinal pararel
Bias rangkap : Sedang kira-kira ditengah orde-II
Kembaran : Umum, polisintetik, kombinasi polisintetik y
ang dikenalsebagai struktur herring bone
Sudut pemadaman : Bervariasi dari 36 sampai 45 (C^X)
Orientasi optis : Length fast kadang-kadang length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Positif
Keterangan : Augite sulit dibedakan dar diopside,
tetapi diopside mempunyai sudut pemadaman yang kecil
dan warna yang terang. Augite teralterasi menjadi
hornblende .
4. DIOPSITE (CaMgSi2O6)
SifatOptis
Warna absorbsi : Tidak berwarna atau netral
Bentuk : Kristal subhedral
Relief : Tinggi
Pleokroisme : Lemah
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : Dalam dua arah (110) pada sudut 87o dan 93o
Bias rangkap : Sedang, bervariasi dari yang terbawah sa
mpai yang teratas orde keII
Kembaran : Polisintetik
Sudut pemadaman : Bervariasi dari 37o sampai 44o (C^Z)
Orientasi optis : Slower ray
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Positif
Keterangan : Spesimen mineral Diopside
Bisa sangat mencolok dalam penampilan, dan menarik bagi
kolektor mineral.
5. PIGEONITE ((Mg,Fe2+,Ca)2Si2O6)
SifatOptis
Warna absorbsi : Tidak berwarna atau netral
Bentuk : Kristal anbhedra
Relief : Tinggi
Pleokroisme : Lemah
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : Dalam dua arah (110) pada sudut 87o dan 93o
Bias rangkap : Sedang, bervariasi dari yang terbawah s
ampai yang teratasorde keII
Kembaran : Polisintetik
Sudut pemadaman : Bervariasi dari 22o sampai 45o
Orientasi optis : Slower ray
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Positif
Keterangan : Pigeonite
Ditemukan sebagai fenokris di batuan vulkanik di Bumi
dan sebagai kristal di meteorit dari Mars dan Bulan.
Dalam perlahan didinginkan batuan beku
intrusif, pigeonit jarang diawetkan, namun bukti tekstu
r breakdown untuk Orthopyroxene Ditambah Augite dapat
hadir, seperti yang ditunjukkan pada gambar mikroskopis
yang menyertainya.
6. AEGIRINE (NaFe(SiO3)2)
Sifat optis
Warna absorsi : Hijau,kuning kecoklatan
Bentuk : Kristal prismatik
Relief : Tinggi
Pleokroisme : Kuat,hijau tua,hijau muda,kuning
Indeks bias : n.mineral > n.k balsam
Belahan : (110) dalam dua arah pada sudut 870 dan 930
Bias rangkap : Kuat sampai sangat kuat,orde ketiga, ata
u orde-IV
Kembaran : -
Sudut Pemadaman : Dalam sayatan longitudinal sangat kec
il (20-100 ) Orientasi optis : Length Fast
Tanda optis : Negatif
Keterangan :
Aegirine menyerupai beberapa Amphibole tetapi
dibedakan dengan sudut pemadaman yang kecil dan Length
Fast. Acmite adalah piroksen yang erat hubungannya
dengan Aegirine, perbedaanya dari warnanya yang
coklat.Merupakan cirri dari batunan beku yang kaya soda
seperti
Nepheline Syenite, Phonolite, Trachite, Soda Granite .
Sering kali terdapatsebagai Overgrouth dengankristal
Aegirine-augite.
7. HEDENBERGITE (FeCaSi2O6)
SifatOptis
Warna absorbsi : Netral sampai kehijauan
Bentuk : Columnar aggregate
Relief : Sangat tinggi
Pleokroisme : -Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : (110) dalam dua arah pada sudut 87o dan 93o
Bias rangkap : Sedang, ungu orde pertama
Kembaran : -
Sudut pemadaman : Dalam sayatan longitudinal kira-kira
42o
Orientasi optis : Faster ray
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Positif
Keterangan : Hedenbergite walaupun biasanya lebih gelap
dari pada batu permata sepupunya Diopside, masih bisa
menjadi spesimen mineral yang indah dari hijau gelap ke
warna hitam bisa stricking dengan kilau terang yang
ditemukan pada beberapa spesimen. Meskipun ini bukan me
rupakan mineral jarang, Kristal baik Hedenbergite yang
langka dan spesimen yang menunjukkan kristal yang
bagus, baik warna dan kilap dihargai.
8. JADEITE (NaAl(SiO3)2)
Sifatoptis
Warna absorsi : Tidak berwarna sampai hijau
Bentuk : Granular sampai columnar atau fibrous
Relief : Agak tinggi
Pleokroisme : Bervariasi
Indeks bias : n.mineral > n.k-balsam
Belahan : (110) dalam dua arah pada sudut 87ᵒdan 93ᵒ
Bias rangkap : Sedang, orde-ll
Kembaran : kadang-kadang didapatkanSudut pemadaman : Da
lam sayatan longitudinal bervariasi dari 30ᵒ sampai 40ᵒ
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Negatif
Keterangan : Jadite dibedakandari nephrite dengan sudut
pemadaman yang besar dan indeks bias yang lebih besar.
Dari Diopside dengan sudut pemadaman yang kecil dan
columnar. Jadite teralterasi menjadi Termilite
actinolite dan hanya terdapat pada batuan Jadite
(jadeitite).
9. AEGERIN-AUGITE ((Na,Ca)(Fe3+,Fe2+,Mg,Al)Si2O6)
SifatOptis
Warna absorbsi : Hijau
Bentuk : Kristal euhedral prismatic pendek
Relief : Tinggi
Pleokroisme : Sedang, kuning hijau sampai kehijauan
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : Dalam dua arah (1100 pada sudut 87o dan 930)
Bias rangkap : Teratas sampai di tengah orde ke II
Kembaran : Umum
Sudut pemadaman : Dalam sayatan longitudinal kira-kira
dari -15o sampai -36o
Orientasi optis : Lenght fast
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Positif atau negative
Keterangan : Dilihat dalam cahaya terpolarisasi-bidang
dari cokelatkemerahan dellaventuraite (OPTK) sebagai
pertumbuhan berlebih pada ungu-abu aegirine-augit (AE-
AG) dalammatriks bulatkuarsa (QZ) dengan minor bulat
(legatinggi) butir Apatite
.
C. AMPHIBOLES
1. HORNBLENDE (Ca2(Mg,Fe,Al)5(OH)2(Si,Al)4(O11)2)
Sifat optis
Warna absorbsi : Hijau atau coklat
Bentuk : Kristal prismatik
Relief : Agak tinggi
Pleokroisme : Kuat
Indeks bias : n.mineral > n.k-balsam
Belahan : (110) dalam dua arah pada sudut 56ᵒ dan 124ᵒ
Bias rangkap : Sedang, ditengah orede kedua
Kembaran : Agak umum
Sudut pemadaman : Dalam sayatan longitudinal bervariasi
dari 12ᵒ sampai 30ᵒ
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Negatif
Keterangan : Hornblende berbeda dari augite dalam belah
an, pleokronisme dan sudut pemadaman. Hornlende coklat
menyerupai biotite mempunyai belahan yang baik
(satuarah) dan parallel sudut pemadamannya. Hornblende
sangat umum didapatkan dan merupakan mineral yang
tersebar
2. LAMPROBOLITE ((Ca,Mg,Fe,Al) SiO2)
Sifat Optis
Warna absorbsi : Kuning sampai coklat, seringkali denga
n batas opak
Bentuk : Kristal euhedral prismatik pendek
Relief : Tinggi
Pleokroisme : Agak kuat
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : (110) dalam dua arah pada sudut 56o dan 1240
Bias rangkap : Agak kuat sampai sangat kuat, orde III
Kembaran : Tidak nampak
Sudut pemadaman : Bervariasi dari 0o – 120 (simetris)
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Negatif
Keterangan :Lamprobolite dibedakandari hornblende
coklat dengan sudut pemadaman yang kecil dan bias
rangkap kuat. Kaerstutite adalah titaniuamamphibolites
yang berhubungan dengan lamprobolite. Terdapat dalam
batuan vulkanik seperti andesite, auganite, basalt,
basanite dan berhubungan dengan tuff.
3. NEPHRITE {Ca2(Mg, Fe)5(OH)2Si8O22}
Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna sampai abu-abu
Bentuk : Fibrous sampai fibro lamellar aggregate, krist
al prismatictidak sempurna
Relief : Tinggi
Pleokroisme : -
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : Menyerupai termolite actinolite tetapi jarang
yang jelas
Bias rangkap : Sedang, dari abu-abu orde pertama sampai
warna cerah ditengah orde kedua
Kembaran : Kadang-kadang dijumpai
Sudut pemadaman : Bervariasi dari pararel sampai yang m
aksimum 10o – 200 (simetris)
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Negatif
Keterangan : apabila dipanaskan mengeluarkan air yang m
enunjukkan bahwa
ia terbentukdalam suasanahidro (perhatikanadanyagugusan
OH) atau dikenal sebagai Amphibole
.
4. ANTHOPHYLLITE (Mg,Fe)7(OH)2(Si4O11)2
Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna atau warna muda
Bentuk : Kristal prismatik panjang dan columnar sampai
fibrous
Relief : Tinggi
Pleokroisme : Lemah
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : (110) dalam dua arah pada sudut 54ᵒ dan
126ᵒ.Umum.
Bias rangkap : Sedang, teratas sampai terbawah orde-ll
Kembaran : Tidak ada
Sudut pemadaman : Paralel / simetris
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Positif dan negatif
Keterangan : Menyerupai Tremolite-actinolit dan
Cummingtonite , tetapi dapat dibedakan dari sudut
pemadamnya yang paralel.Terakterasi menjadi talc dan
sebagian yang terbentuk yang terbentuk disebut hidrus
anthopylite Anthipylite
adalahciri batuanmetamorf dan mineral sekunder dalam pe
ridotit dandunite.
5. TREMOLITE ACTINOLITE (Ca2(Mg Fe)3(OH)2(SiO4O11)2)
Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna sampai hijau muda
Bentuk : Kristal prismatik panjang dan columnar sampai
fibrous
Relief : Tinggi
Pleokroisme : Lemah
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : (110) dalam dua arah dalam sudut 56ᵒ dan
124ᵒ
Pararel dengan panjang Bias rangkap : Kuat,ordeII
palingatas
Kembaran : Sedang sampai agak kuat. Orde ll
Sudut pemadaman : Dalam sayatan Longitudinal bervariasi
dari 10ᵒ sampai 20ᵒ (pararel-simetri)
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Negatif
Keterangan : Tremolith merupakan amphibole yang tidak
berwarna, edenite menyerupai tremolite Tetapi mempunyai
sudut pemandaman yang besar. Tremolit actinolite
teralterasi menjadi talc Tremolite-actionolite terdapat
dalam metamorf kontak scist dan gneiss dan batu
gamping metamorf, juga didapatkann sebagain
pengganti pyroxene dalam batuan beku.
6. CUMMINGTONITE (Mg,Fe)7(OH)2(Si4O11)2
Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna sampai hijau muda
Bentuk : Kristal prismatik panjang dan columnar sampai
fibrous
Relief : Agak tinggi
Pleokroisme : LemahIndeks bias : n mineral > n. K-
balsam
Belahan : (110) dalam dua arah pada sudut 56o – 124o
Paralel dengan panjang
Bias rangkap : Sedang sampai agak kuat, terbawah atau d
itengah orde kedua
Kembaran : Polisentrik
Sudut pemadaman : Dalaam sayatan langitudinal bervarias
i dari 15o – 20o
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua(biaxial)
Tanda optis : Positif
Keterangan : Cummingtonite kadang mempunyai grunerite,
tetapi cummingtonite Mempunyai sudut pemadaman yang
lebih besar dan indeks bias yang lebih kecil dan tanda
optisnyayang positif. Dibedakan dengan tremolite dari
tanda optisnya yang positif dan di bedakan dengan
anthophyllite
Dari sudut pemadamannya yang miring. Umum dijumpai pada
batuan metamorf.
7. GRUNERITE (Fe7Si8O22(OH)2)
Sifat Optis
Warna absorbsi : Tidak berwarna
Bentuk : Columnar sampai fibrous aggregate
Relief : Agak tinggi
Pleokroisme : Lemah
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : Dalam dua arah (110) pada sudut 56o dan 124o
Pararel dan panjang
Bias rangkap : Agak kuat
Kembaran : Kadang polisintetik
Sudut pemadaman : Dalam sayatan longitudinal bervariasi
dari 10o – 150
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Negatif
Keterangan : Ini adalah endmember besi dari seri
grunerite-cummingtonite. Membentuksebagaiberserat,
columnar atauagregatkristalbesar. Kristal monoklin
prismatik. Kilapnya adalah kaca sampai mutiara dengan
warna mulai dari hijau, coklat keabu-abu gelap.
D. BIOTITE (K 2(Mg,Fe)2(OH)2(AlSi3O10)
SifatOptis
Warna absorbsi : Cokelat kekuning-kemerahan cokelat, hi
jau zaitun
Bentuk : Kristal euhedral, tabular lamenar dan agak mel
engkung
Relief : Sedang
Pleokroisme : Lemah
Indeks bias : n mineral > n. K-balsam
Belahan : Sempurna dalam satu arah (001)
Bias rangkap : Kuat merah ,orde IIKembaran : Kadang-
kadang ada
Sudut pemadaman : Pararel dengan belahan 3ᵒ
Orientasi optis : Length slow
Sumbu optis : Dua (biaxial)
Tanda optis : Negatif
Keterangan : Biotite dibedakan dengan Phlogopite
dengan warna gelap dan sudut aborsikuat. Dari
Hornblende cokelat umum dibedakan dengan sudut
pemadaman yang kecil dan perbedaan belahan. Biotite
sering teralterasi menjadi Chlorite, juga menjadi
Vermiculitte Biotite mineral yang tersebar luasdan umum
terdapat dalam batuan beku hampir seluruh tipe, juga
dalam Schist dan Gneiss dan zona metamorf kontak.
Biotite umum dalam sediment detrital.
KESIMPULAN
Deskripsi optis pada mineral merupakan hal yang
vakum dalam pembelajaran mineral optik, bahwa dalam
menentukan ciri-ciri suatu mineral optic kita harus
dapat mendeskripsikan ciri-ciri optic yg menbedakan
mineral dengan mineral lain, diantaranya warna, bentuk,
indeks bias, relief, dalam nikol sejajar, sedangkan
dalam nikol silang yaitu bias rangkap, orientasi,
pemadaman, dan kembaran.
Mineral optik merupakan salah satu cabang ilmu
geologi yang mempelajari tentang mineral yang
terkandung pada suatu batuan. Mineral optik membahas
tentang mineral- mineral pada batuan dalam bentuk
monomineral. Salah satu tujuan mempelajari mineral
optik ialah untuk untuk mengetahui cara menentukan
sifat-sifat optik mineral, serta mengenal mineral
secara mikroskopik.