Post on 21-Feb-2023
E - M O D U L P R A K T I K U M
K I M I A D A S A R
Disusun Oleh :
TIM KIMIA DASAR
LABORATORIUM REKAYASA KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
T IM PE N Y U SU N E - M O D U L P R A K T I K U M K I M I A D A S A R
Penanggung Jawab : Ir. Muhammad Dahlan Balfas, S.T., M.T Tim
Pengarah : Ari Susandy Sanjaya, S.T., M.T
Helda Niawanti, S.T. M.T., Ketua
Tim Penyusun : Tantra Diwa Larasati, S.T., M.T
Anggota Tim Penyusun : Dr. Ir. Abdul Kahar, S.T., M.Si
Dr. Eko Heryadi, S.Hut., M.P
Dr. Hairul Huda, S.T., M.T.
Dr. Retno Wulandari, S.Hut., MP.
Indah Prihatiningtyas D. S, S.T., M.T., Ph.D.
Rifβan Fathoni, S.T., M.T
Editor : Hilham Abdullah
Ridho Ramadhan
Alfiyya
Nur Hidayat
Tera Nurjanah
Annisha Febriyanti M.P.
Lidwina Nadya Afrilla
Putri Ayu D. A.
Jasman Jawea
Christiano Johnson
ii
K ATA PE N G A N TA R
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penyusunan Modul
Praktikum Kimia Dasar dapat terselesaikan
Pada kesempatan ini, tak lupa penyusun mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang turut aktif membantu penyusunan E-
Modul Praktikum Kimia Dasar. Penyusun menyadari bahwa dalam buku
ini masih jauh dari sempurna oleh sebab itu dengan kerendahan dan
ketulusan hati, penyusun akan terbuka untuk menerima kritik yang
membangun demi kesempurnaan modul ini.
Semoga Modul Praktikum Kimia Dasar ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Samarinda, 29 September 2021
TIM PENYUSUN
iii
TATA T E R T I B P R A K T I K U M
D I L A B O R ATO R I U M R E K AYA S A K I M I A F A K U L T A S T E K N I K U N I V E R S I T A S M U L A W A R M A N
1. Praktikan harus hadir 10 menit sebelum praktikum dimulai.
2. Untuk dapat mengikuti praktikum, praktikan harus memakai jas
lab yang bersih dan telah mengumpulkan laporan mingguan dari
praktikum minggu sebelumnya kepada asisten praktikum.
3. Jika karena suatu hal tidak dapat mengikuti praktikum, harus
menunjukkan surat ijin atau surat keterangan yang sah.
4. Praktikan yang tidak mengikuti praktikum tanpa alasan yang
jelas, dianggap tidak memiliki nilai pada modul yang tidak
diikuti.
5. Untuk menguji kesiapan praktikan melakukan praktikum,
praktikan diwajibkan mengikuti responsi maksimal 1 hari sebelum
praktikum dimulai.
6. Setelah pemakaian peralatan, wajib dibersihkan dan
dikembalikan pada tempatnya.
7. Dilarang membuang sampah/ limbah/ bahan kimia ke dalam
bak cuci ataupun ke dalam jerigen limbah kimia. Buanglah pada
tempat yang telah disedikan.
8. Praktikan yang meninggalkan ruang laboratorium, harus lapor
pada asisten atau koordinator praktikum.
iv
TATA T E R T I B P R A K T I K U M
D I L A B O R ATO R I U M R E K AYA S A K I M I A F A K U L T A S T E K N I K U N I V E R S I T A S M U L A W A R M A N
9. Setiap praktikan diwajibkan membuat laporan sementara
setelah praktikum selesai, yang ditandatangani oleh asisten.
10. Kerusakan atau pemecahan alat, baik dilakukan perorangan
maupun kelompok, harus lapor pada asisten dan diwajibkan
untuk mengganti hingga batas waktu akhir praktikum. Apabila
praktikan masih mempunyai tanggungan untuk mengganti alat
yang rusak, tidak dapat mengikuti ujian akhir pratikum.
11. Setiap praktikan, harus mengembalikan bahan-bahan yang
diambilnya ke tempat semula dan tutup botol jangan sampai
tertukar.
12. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata tertib ini, akan
diatur oleh asisten atau koordinator praktikum.
Samarinda, 29 September 2021
Plt. Kepala Laboratorium Rekayasa
Kimia
Helda Niawati, S.T., M.T
NIP. 19910817 201803 2 001
v
DA F TA R I S I
T I M P E N Y U S U N E - M O D U L P R A K T I K U M K I M I A
D A S A R
K A T A
P E N G A N T A R
T A T A T E R T I B L A B . R E K A Y A S A K I M I A
ii
iii
iv
01 P E R C O B A A N I P E M I S A H A N D A N
P E M U R N I A N
06 P E R C O B A A N II P E M B U A T A N L A R U T A N
10 P E R C O B A A N III K R O M A T O G R A F I
D A F T A R I S I vi 17 P E R C O B A A N IV S T O I K I O M E T R I
22 P E R C O B A A N V L A J U R E A K S I
29 P E R C O B A A N VI S I F A T - S I F A T U N S U R
35 P E R C O B A A N VII A S I D I M E T R I D A N
A L K A L I M E T R I
42 P E R C O B A A N VIII R E A K S I O K S I D A S I
D A N R E D U K S I
DAFTAR P USTAK A 4 6
vi
P E R C O B A P E M I S A H A N D A N
A N I P E M U R N I A N
A. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui zat murni dari suati zat yang telah tercemar
atau telah tercampur
B. DASAR TEORI
Campuran adalah suatu bahan yang terdiri atas satu atau lebih
zat berlainan yang bergabung menjadi satu yang masih
mempunyai sifat zat asalnya. Campuran dibedakan menjadi dua
yaitu campuran homogen dan heterogen.
Dalam praktikum kimia, seringkali berbagai campuran zat harus
dipisahkan menjadi zat murni.
Cara pemisahan dapat digolongkan menjadi :
i. Pemisahan zat padat dari zat cair
ii. Pemisahan zat padat dari zat padat
Pemisahan zat padat dari zat cair, dapat dilakukan dengan cara:
a. Untuk zat padat yang tidak larut dalam zat cair:
1) Dekantasi
2) Filtrasi
Gambar 1. Skema Filtrasi
(sumber : google gambar) 02
b. Untuk zat padat yang larut dalam zat cair:
1) Penguapan
2) Kristalisasi
Pemisahan zat padat dari zat padat, dapat dilakukan dengan
cara:
a. Pelarutan yang diikuti dengan penyaringan
b. Kristalisasi bertingkat
c. Sublimasi
Gambar 2. Skema Sublimasi
(sumber : google gambar)
Gambar 3. Skema Kristalisasi
(sumber : google gambar)
Pada prinsipnya, pemisahan dilakukan untuk memisahkan dua
zat atau lebih yang saling bercampur dan pemurnian dilakukan
untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah
tercemar oleh zat lain.
03
P E T U N J U K
P E N G E R J A A N
1. Download bahan belajar dan pahamilah uraian materi
2. Tontonlah video praktikum, klik di sini
3. Download template laporan praktikum pada laman
https://mols.unmul.ac.id/
4. Kerjakan laporan dengan menggunakan template yang
telah diberikan pada petunjuk nomor 3
5. Unggah laporan modul pada link berikut (sesuai prodi)
Prodi Teknik Kimia : https://bit.ly/TKUNMUL2021 Prodi Teknik Pertambangan : https://bit.ly/TPUNMUL2021 Prodi Teknik Lingkungan : https://bit.ly/TLUNMUL2021
04
T U GA S M OD U L 1
1. Sebutkan teknik pemisahan secara fisika?
2. Sebutkan 7 metode pemisahan campuran!
3. Pada percobaan kristalisasi dan sublimasi keduanya menggunakan
konsep penguapan. Menurut pendapatmu apa yang membedakan
kedua percobaan tersebut?
4. pada percobaan sublimasi kita menggunakan 2 padatan. Menurut
pendapatmu zat mana yang menguap dan yang tersisa di dalam
cawan? Jelaskan!
5. sebutkan dan jelaskan macam-macam penerapan konsep
percobaan dalam praktikum kali ini di kehidupan sehari-hari?
1. Jelaskan perbedaan pemisahan dan pemurnian!
2. Sebutkan 7 metode pemurnian dalam ilmu kimia?
3. Mengapa pada percobaan dekantasi campuran aquades dengan
pasir harus didiamkan terlebih dahulu sebelum dipisahkan?
Jelaskan!
4. Pada percobaan kristalisasi, menurut pendapatmu suhu berapakah
yang paling sesuai untuk proses kristalisasi larutan CuSO4 ?
Jelaskan!
5. sebutkan dan jelaskan macam-macam penerapan konsep
percobaan dalam praktikum kali ini di kehidupan sehari-hari?
05
P A
K E
T B
P A
K E
T A
P E R C O B A A N I I P E M B U A T A N L A R U T A N
A. TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari cara pembuatan larutan dari bahan cair dan
padat dengan konsentrasi tertentu.
B. DASAR TEORI
Dalam percobaan ini akan dilakukan beberapa percobaan
yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar dalam bekerja
di laboratorium kimia. Hal-hal yang perlu diketahui dalam
bekerja adalah terlebih dahulu harus mengenal beberapa alat
yang diperlukan untuk membuat larutan.
Untuk menyatakan kepekatan atau konsentrasi suatu larutan
dapat dilakukan dengan berbagai cara bergantung pada
tujuan penggunaannya. Adapun satuan yang digunakan untuk
menentukan kepekatan larutan adalah molaritas, molalitas,
persen berat, persen volume, ppm dan sebagainya.
Gambar 4. Contoh pembuatan larutan dari padatan (sumber : google gambar)
07
1. Download bahan belajar dan pahamilah uraian materi
2. Tontonlah video praktikum, klik di sini
3. Download template laporan praktikum pada laman
https://mols.unmul.ac.id/
4. Kerjakan laporan dengan menggunakan template yang
telah diberikan pada petunjuk nomor 3
5. Unggah laporan modul pada link berikut (sesuai prodi)
Prodi Teknik Kimia : https://bit.ly/TKUNMUL2021
Prodi Teknik Pertambangan : https://bit.ly/TPUNMUL2021
Prodi Teknik Lingkungan : https://bit.ly/TLUNMUL2021
P E T U N J U K
P E N G E R J A A N
T U GA S M OD U L 2
1. Sebutkan peran dari masing β masing bahan pada pembuatan
larutan dengan bahan cair!
2. Mengapa pada saat Na2CO3 direaksikan dengan H2O larutan
menjadi dingin?
3. Massa jenis dan volume H2SO4 adalah 1,56 gram/cm3 dan 100
mL, hitunglah persen volume larutan dengan volume H2O 100mL
dan kadar massa 96,1%!
4. Mengapa setelah memasukkan H2SO4 ke dalam labu takar tidak
dianjurkan untuk langsung ditutup?
5. Mengapa harus menggunakan pipet pada saat akuades
mendekati tanda batas?
1. Tuliskan reaksi yang terjadi pada Na2CO3 dan akuades!
2. Mengapa sebelum memasukkan H2SO4 kedalam labu takar
dimasukan akuades terlebih dahulu?
3. Berapa fraksi mol H2SO4 jika diketahui larutan 0,5M dan
volume 100ml? (Mr H2O = 18, massa jenis H2SO4 = 1,56
gram/cm3)
4. Mengapa H2SO4 disimpan pada lemari khusus?
5. Pada pembuatan larutan dengan bahan padat, apa peran dari
masing-masing bahan?
09
P A K E T A
P A
K E
T B
P E R C O B A A N I I I K R O M A T O G R A F I
A. TUJUAN PERCOBAAN
Memisahkan campuran yang didasarkan pada perbedaan
kecepatan migrasi komponen-komponen yang dipisahkan antara
dua fase (fase diam dan gerak).
B. DASAR TEORI
Kromatografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua
kata yaitu chromos yang berarti warna dan graphos yang
berarti menulis. Kromatografi pertama kali diberikan oleh
Michel Tswett, seorang ahli botani Rusia yang menggunakan
kromatografi untuk memisahkan klorofil dan pigmen lainnya dari
ekstrak tanaman.
Kromatografi adalah teknik pemisahan suatu zat yang
didasarkan pada perbedaan migrasi komponen-komponen
yang dipisahkan di antara dua fasa yaitu fasa diam dan fasa
gerak.
Terdapat berbagai cara penggolongan metode kromatografi
penggolongan kromatografi yang didasarkan pada jenis fase
yang terlibat, dibedakan menjadi:
a. Kromatografi gas-cair, bila fase geraknya berupa gas dan
fase diamnya brupa cairan yang dilapiskan pasa
padatan pendukung yang inert.
11
b. Kromatografi gas-padat, bila fase geraknya berupa gas
dan fase diamnya berupa padatan yang dapat
menyerap/mengadsorp.
c. Kromatografi cair-cair, bila fase gerak dan diamnya
berupa cairan, dimana fase diamnya dilapiskan pada
permukaan padatan pendukung yang inert.
d. Kromatografi cair-padat, bila fase geraknya berupa gas
sedangkan fase diamnya berupa padatan yang amorf
yang dapat menyerap.
Penggolongan kromatografi yang didasarkan pada teknik yang
digunakan, dapat digolongkan menjadi:
1. Kromatografi kolom, apabila komponen yang akan
dipisahkan bergerak bersama fase gerak melaui sebuah
kolom kemudian setiap komponen terpisahkan berupa zona-
zona pita. Pada kromatografi analitik setiap komponen
yang keluar dari kolom akan dicatat oleh rekorder dan
disajikan dalam bentuk puncak (peak) yang menunjukkan
konsentrasi eluen sebagai fungsi waktu. Untuk suatu senyawa
yang mengandung komponen tunggal akan ditandai dengan
waktu elusi yang tampak pada konsentrasi efluen maksimum.
Tinggi atau luasan puncak sebanding dengan konsentrasi
komponen sampel. Pada kromatografi preparative, akan
diperoleh sejumlah fraksi isolate dari
komponen sampel dalam fase gerak.
12
2. Kromatrografi planar (kromatogafi lapis tipis dan
kromatrogafi kertas ), apabila komponen yang akan
dipisahkan bergerak bersama fase gerak dalam sebuah
bidang datar. Senyawa yang bergerak berupa bentuk noda
(spot) yang dapat dikenali dengan bantuan metode fisika,
kimia, maupun biologis. Posisi noda menunjukkan identitas
suatu komponen /senyawa, sedangkan besar atau
intensitasnya menunjukan konsentrasinya. Pada kromatografi
planar ini beberapa komponen dapat dipisahkan secara
bersamaan maupun dipisahkan dengan dua langkah,
dimana langkah yang kedua tegak lurus arahnya dengan
langkah yang pertama. Cara ini dikenal dengan metode
kromatografi dua dimensi.
Kromatografi kertas
Pada kromatografi kertas peralatan yang dipakai tidak perlu
alat-alat yang teliti dan mahal. Hasil-hasil yang baik dapat
diperoleh dengan peralatan dan materi-materi yang sangat
sederhana. Senyawa-senyawa yang dapat dipisahkan dapat
diambil dari kertas dengan jalan memotong noda (spot) yang
kemudian melarutkannya secara terpisah.
13
Setetes dari larutan cuplikan yang mengandung sejumlah
komponen yang akan dipisahkan diteteskan pada daerah yang
diberi tanda di atas sepotong kertas saring dimana ia akan
meluas membentuk noda yang bulat. Bila noda telah kering,
kertas dimasukkan dalam bejana tertutup yang telah beisi
pelarut sebagai fase gerak dimana ujung yang dekat dengan
cuplikan tercelup (noda harus tidak tercelup, sedikit di atas
permukaan pelarut). Pelarut bergerak memalui serat-serat dari
kertas oleh gaya kapiler dan menggerakkan komponen-
komponen dari campuran cuplikan pada perbedaan jarak
dalam arah aliran pelarut. Bila permukaan pelarut telah
bergerak sampai jarak yang cukup jauhnya atau setelah waktu
yang telah ditentukan, maka kertas diambil dari bejana dan
kedudukan dari permukaan pelarut diberi tanda dan lembaran
kertas dibiarkan kering. Jika senyawa-senyawa berwarna maka
noda akan metode kimia atau fisika. Cara yang diasa adalah
menggunakan suatu pereaksi yang memberikan sebuah warna
terhadap beberapa atau semua dari senyawa-senyawa. Sering
juga menggunakan cara deteksi dengan sinar ultraviolet atau
teknik radio kimia.
Metode identifikasi yang paling mudah adalah berdasarkan
pada kedudukan dari noda relative terhadap permukaan
pelarut, menggunakan harga Rf:
Rf = πππππ π¦πππ πππ‘ππππ’β ππππππππ
πππππ π¦πππ πππ‘ππππ’β ππππππ’π‘ 14
P E T U N J U K P E N G E R J A A N
1. Download bahan belajar dan pahamilah uraian materi
2. Tontonlah video praktikum, klik di sini
3. Download template laporan praktikum pada laman
https://mols.unmul.ac.id/
4. Kerjakan laporan dengan menggunakan template yang
telah diberikan pada petunjuk nomor 3
5. Unggah laporan modul pada link berikut (sesuai prodi)
Prodi Teknik Kimia : https://bit.ly/TKUNMUL2021
Prodi Teknik Pertambangan : https://bit.ly/TPUNMUL2021
Prodi Teknik Lingkungan : https://bit.ly/TLUNMUL2021
15
T U GA S M OD U L 3
1. Jelaskan prinsip dari kromatografi kertas! (Menggunakan bahasa
sendiri)
2. Apa yang dimaksud fase gerak pada kromatografi?
3. Berapa ukuran kertas saring yang digunakan? Jelaskan fungsi garis
batas dengan jarak 1 cm dari ujung kertas!
4. Jelaskan Fungsi larutan alkohol dalam percobaan kromatogtafi !
5. Ada berapa perubahan warna pada spidol merah, biru dan hijau
ketika dilarutkan pada larutan alkohol? Sebutkan masing-masing
warna yang dihasilkan!
1. Jelaskan tujuan dari percobaan kromatografi kertas!
(Menggunakan bahasa sendiri)
2. Jelaskan mekanisme pemisahan yang terjadi pada kromatografi
kertas!
3. Jelaskan Fungsi larutan n-Heksana dalam percobaan kromatografi
!
4. Berapa lama waktu yang dibutuhkan ketika kertas dicelupkan
dalam larutan?
5. Mengapa tidak terjadi perubahan warna pada pelarut n-Heksana
16
P A
K E
T B
P A
K E
T A
P E R C O B A A N I V S T O K I O M E T R I
A. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan titik maksimum dan titik minimum sesuai dengan titik
stoikiometri sistem.
B. DASAR TEORI
Dasar percobaan ini adalah metode variasi kontinyu. Dalam
metode ini dilakukan serangkaian pengamatan yang kuantitas
molarnya sama tetapi masing-masing molar pereaksinya
berubah-ubah (bervariasi). Salah satu sifat tertentu dipilih untuk
diperiksa seperti misalnya massa, volume, suhu atau daya serap.
Oleh karena kuantitas pereaksinya berlainan, maka perubahan
harga sifat fisika dari sIstem ini dapat digunkaan untuk
meramalkan stoikiometri sistem. Bila digambarkan grafik antara
sifat fisika yang diukur terhadap kuantitas pereaksinya, maka
akan diperoleh titik maksimum atau titik minimum sesuai dengan
titik stoikiometri sistem yaitu menyatakan perbandingan
pereaksi-pereaksinya.
18
19
Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari kuantitas produk
dan reaktan dalam reaksi kimia. Perhitungan stoikiometri paling
baik dikerjakan dengan menyatakan kuantitas yang diketahui
dan yang tidak diketahui dalam mol dan kemudian bila perlu
dikonversi menjadi satuan lain.
Pereaksi pembatas adalah reaktan yang ada dalam jumlah
stoikiometri terkecil. Reaktan ini membatasi jumlah produk
yang dapat dibentuk. Jumlah produk yang dihasilkan dalam
suatu reaksi (hasil sebenarnya) mungkin lebih kecil dari jumlah
maksimum yang mungkin diperoleh. Pada perhitungan kimia
secara stoikiometri, biasanya diperlukan hukum-hukum dasar
ilmu kimia.
1. Download bahan belajar dan pahamilah uraian materi
2. Tontonlah video praktikum, klik di sini
3. Download template laporan praktikum pada laman
https://mols.unmul.ac.id/
4. Kerjakan laporan dengan menggunakan template yang
telah diberikan pada petunjuk nomor 3
P E T U N J U K
P E N G E R J A A N
5. Unggah laporan modul pada link berikut (sesuai prodi)
Prodi Teknik Kimia : https://bit.ly/TKUNMUL2021
Prodi Teknik Pertambangan : https://bit.ly/TPUNMUL2021
Prodi Teknik Lingkungan : https://bit.ly/TLUNMUL2021
T U GA S M OD U L 4
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan stoikiometri
2. Larutan NaOH 0,1 M sebanyak 10 mL direaksikan dengan
larutan HCl 0,1 M sebanyak 5 mL. Tentukan senyawa yang
beperan sebagai pereaksi pembatas
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi stoikiometri
4. Apa itu reaksi eksoterm, jelaskan !
5. Perbandingan massa besi (Fe) dengan oksigen (O) dalam
senyawa FeO adalah 5:2. Jika direaksikan 18 gram besi dan 6
gram oksigen, tentukan massa senyawa FeO yang terbentuk dan
massa pereaksi sisa
1. Jelaskan apa itu pereaksi sisa
2. Larutan NaOH 0,1 M sebanyak 7,5 mL direaksikan dengan
larutan HCl 0,1 M sebanyak 7,5 mL. Tentukan jenis reaksi tersebut
(stoikiometri atau non-stoikiometri)
3. Apa hubungan antara titik maksimum dan minimum dengan sistem
stoikiometri
4. Apa itu reaksi endoterm, jelaskan
5. Perbandingan massa Nitrogen (N) dengan oksigen (O) dalam
senyawa NO adalah 5:3. Jika direaksikan 20 gram nitrogen dan
5 gram oksigen, tentukan massa senyawa NO yang terbentuk
dan massa pereaksi sisa
21
P A K E T B
P A
K E
T A
P E R C O B A L A J U R E A
A N V K S I
A. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan laju reaksi suatu reaksi kimia
B. DASAR TEORI
Cepat lambatnya suatu reaksi berlangsung disebut laju reaksi.
Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi
pereaksi atau hasil reaksi per satuan waktu. Konsentrasi
biasanya dinyatakan dalam mol per liter, tetapi untuk reaksi
fase gas satuan konsentrasi dapat diganti dengan satuan
tekanan seperti atmosfer (atm), millimeter merkurium (mmHg)
atau Pascal (Pa). Satuan waktu dapat detik, menit, jam, hari,
bulan, bahkan tahun bergantung pada reaksi itu berjalan cepat
atau lambat.
Laju Reaksi = Perubahan Konsentrasi
Satuan Waktu
Untuk mengukur laju reaksi, perlu menganalisis secara langsung
maupun tak langsung banyaknya produk yang terbentuk atau
banyaknya pereaksi yang tersisa setelah penggal-penggal
waktu tertentu.
2 3
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah:
1. Konsentrasi
Jika konsentrasi suatu zat semakin besar maka laju
reaksinya semakin besar pula dan sebaliknya jika
konsentrasi semakin kecil maka laju reaksinya semakin kecil
pula. Untuk beberapa reaksi, laju reaksi dapat dinyatakan
dengan persamaan matematik yang dikenal dengan hukum
laju reaksi atau persamaan laju reaksi. Pangkat-pangkat
dalam persamaan laju reaksi kimia dinamakan orde
reaksi. Menentukan orde reaksi dari suatu reaksi kimia
pada prinsipnya menentukan seberapa besar pengaruh
perubahan konsentrasi pereaksi terhadap laju reaksinya.
2. Luas Permukaan
Reaksi yang berlangsung dalam sistem homogeny
sangat berbeda dengan reaksi yang berlangsung
dalam sistem heterogen. Pada reaksi yang homogeny,
campuran zatnya bercampur seluruhnya, hal ini dapat
mempercepat berlangsungnya reaksi kimia karena
molekul-molekul ini dapat bersentuhan satu sama
lainnya. Dalam sistem heterogen, reaksi hanya
berlangsung pada bidang-bidang perbatasan dan
pada bidang-bidang yang bersentuhan dari kedua
fase.
24
Reaksi kimia dapat berlangsung jika molekul-molekul,
atom-atom, atau ion-ion dari zat-zat yang bereaksi
terlebih dahulu bertumbukan. Makin halus suatu zat,
maka makin luas permukaannya sehingga makin besar
kemungkinan bereaksi dan makin cepat reaksi itu
berlangsung.
3. Temperatur
Laju reaksi meningkat dengan naiknya suhu. Biasanya
kenaikan suhu sebesar 10oC akan menyebabkan
kenaikan laju reaksi sebesar dua atau tiga kali. Kenaikan
laju reaksi ini disebabkan suhu akan menyebabkan makin
cepatnya molekul-molekul pereaksi bergerak sehingga
memperbesar kemungkinan terjadinya tabrakan antar
molekul. Energi yang diperlukan untuk menghasilkan
tabrakan yang efektif atau untuk menghasilkan suatu
reaksi disebut energi pengaktifan kinetik.
4. Katalis
Katalis dapat mempercepat laju reaksi dengan jalan
menurunkan energi pengaktifan suatu reaksi. Katalis
adalah zat kimia yang dapat meningkatkan
laju reaksi tanpa dirinya mengalami
perubahan kimia secara permanen.
25
1. Download bahan belajar dan pahamilah uraian materi
2. Tontonlah video praktikum, klik di sini
3. Download template laporan praktikum pada laman
https://mols.unmul.ac.id/
4. Kerjakan laporan dengan menggunakan template yang
telah diberikan pada petunjuk nomor 3
5. Unggah laporan modul pada link berikut (sesuai prodi) Prodi Teknik Kimia : https://bit.ly/TKUNMUL2021
Prodi Teknik Pertambangan : https://bit.ly/TPUNMUL2021
Prodi Teknik Lingkungan : https://bit.ly/TLUNMUL2021
26
P E T U N J U K
P E N G E R J A A N
T U GA S M OD U L 5
Tabel 5.1: Data hasil percobaan pengaruh konsentrasi
Ulangan Konsentrasi
ππ2πΆπ3
Konsentrasi HCl Tβ (suhu)
t (waktu)
1 0.1 M 0.2 M 30 51s
2 0.2 M 0.1 M 40 22s
3 0.2 M 0.2 M 60 9s
Tabel 5.2: Data hasil percobaan pengaruh temperatur
Ulangan Konsentrasi ππ2πΆπ3 Konsentrasi HCl t (waktu)
1 0.1 M 0.2 M 92s
2 0.2 M 0.1 M 43s
3 0.2 M 0.2 M 35s
1. Dengan persamaan laju reaksi sederhana v = 1/t , tentukan laju
reaksi untuk data hasil percobaan pada Tabel 5.1
2. Dengan persamaan yang sama, tentukan laju reaksi untuk sistem
ππ2πΆπ3 0.1M dengan HCl 0.2 M pada suhu 30β!
3. Berdasarkan data hasil perhitungan laju reaksi, jelaskan
bagaimana hubungan antara konsentrasi dengan laju reaksi!
Kaitkan dengan teori tumbukan.
4. Mengapa ketika konsentrasi ππ2πΆπ3 lebih rendah dibandingkan
HCl reaksi berlangsung lebih lebih lama. Begitu juga sebaliknya.
Mengapa demikian? Kaitkan fenomena tersebut dengan teori
pengaruh jumlah partikel terhadap laju reaksi.
5. Dengan konsentrasi yang sama, ternyata perbedaan suhu
mempengaruhi lama reaksi. Jelaskan bagaimana pengaruh suhu
bisa mempengaruhi waktu reaksi! 27
P A K E T A
T U GA S M OD U L 5
1. Dengan persamaan laju reaksi sederhana yaitu v = 1/t ,
tentukan laju reaksi pada percobaan pengaruh konsentrasi dan
temperatur pada ulangan 1 dan 2!
2. Dengan persamaan yang sama, tentukan laju reaksi untuk
ulangan 3 pada pengaruh konsentrasi dan temperature!
3. Berdasarkan data hasil perhitungan laju reaksi, jelaskan
bagaimana hubungan antara temperatur dengan laju reaksi!
Kaitkan dengan teori tumbukan.
4. Mengapa ketika konsentrasi ππ2πΆπ3 lebih tinggi dibandingkan
HCl reaksi berlangsung lebih cepat. Begitu juga sebaliknya.
Mengapa demikian? Kaitkan fenomena tersebut dengan teori
pengaruh jumlah partikel terhadap laju reaksi.
5. Bagaimana perbandingan laju reaksi antara reaksi yang
dilakukan di suhu ruang dengan dengan reaksi yang dipanaskan
terlebih dahulu? Jelaskan berdasarkan data pengamatan!
28
P A
K E
T B
P E R C O B A A N V I S I F A T - S I F A T U N S U R
A. TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari mengenai beberapa sifat unsur golongan IA dan
IIA
B. DASAR TEORI
Susunan periodik sangat dikenal sebagai deretan unsur yang
dikenal sebagai deretan unsur yang disusun menurut urutan
nomer atom menjadi pedoman dalam penyelesai pelajaran
kimia dan terkait, seperti mengetahui zat, nomor atom, nomor
massa, kecendrungan antar unsur dan masih banyak hal lainnya.
Menurut aturan Amerika unsur-unsur dibagi dalam dua
kelompok besar yaitu golongan A dan B, unsur-unsur yang
terletak pada golongan A disebut sebagai unsur-unsur golongan
utama. Golongan utama biasanya dinamai berdasarkan nomer
kelompok mereka dalam tabel periodik seperti pada golongan
IA, IIA, IIIA, IVA, dan seterusnya. Namun untuk memudahkan
beberapa golongan memiliki nama khusus seperti golongan IA
disebut golongan alkali, sedangkan golongan IIA disebut
golongan alkali tanah (Michael, 2007).
30
3
Berikut adalah pengelompokkan sistem periodik unsur antara
lain :
1. Hukum Triad-Triad Dobreiner
2. Hukum Oktaf Newlands
3. Hukum Mendeleev
Golongan IA
Unsur yang termasuk dalam golongan IA (alkali) adalah Li,
Na, K, Rb, Cs, dan Fr. Unsur-unsur ini mempunyai susunan
elektron pada kulit terluar ns1 dan merupakan reduktor kuat
karena mudah melepaskan satu elektron pada kulit terluarnya.
Reaktifitas unsur-unsur ini bertambah dari atas ke bawah, hal
ini dapat dilihat pada reaksinya dengan air. Litium yang
dalam golongan IA terletak paling atas bereaksi lambat
dengan air, sedangkan logam alkali lainnya bereaksi dengan
cepat dan eksoterm.
2M + 2H2O β 2MOH + H2
Reaksi ini demikian eksotermiknya, sehingga gas H2 yang
terbentuk segera terbakar dan menyala disertai dengan
ledakan. Hidroksida (MOH) yang ada dapat dideteksi
dengan suatu indikator seperti fenoltalien (pp).
1
32
Golongan IIA
Unsur-unsur yang termasuk dalam golongan IIA (alkali tanah)
adalah Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra. Unsur-unsur ini mempunyai
susunan elektron terluar ns2 dan sama halnya dengan golongan
IA bersifat reduktor karena mudah melepaskan dua elektron
pada kulit terluarnya. Jika dibandingkan dengan unsur
golongan IA, unsur golongan IIA sifat reduktornya lebih lemah.
Reaktifitasnya bertambah dari atas ke bawah dan hal ini juga
dapat dilihat pada reaksinya dengan air membentuk suatu
basa dan gas hidrogen.
M + 2H2O β M(OH)2 + H2
Logam-logam alkali tanah dapat bereaksi dengan air dingin,
Mg sedikit bereaksi dengan air panas, sedangkan berelium
(paling atas dalam golongan IIA) tetap tidak bereaksi dengan
air mendidih. Hidroksidda-hidroksidanya hanya sedikit larut
dalam air dan kelarutannya bertambah dari atas ke bawah.
Sebaliknya kelarutan garam sulfatnya makin ke bawah makin
kecil, mulai dari berelium sulfat mudah larut sampai dengan
radium sulfat yang tidak larut dalam air.
P E T U N J U K
P E N G E R J A A N
1. Download bahan belajar dan pahamilah uraian materi
2. Tontonlah video praktikum, klik di sini
3. Download template laporan praktikum pada laman
https://mols.unmul.ac.id/
4. Kerjakan laporan dengan menggunakan template yang
telah diberikan pada petunjuk nomor 3
5. Unggah laporan modul pada link berikut (sesuai prodi)
Prodi Teknik Kimia : https://bit.ly/TKUNMUL2021
Prodi Teknik Pertambangan : https://bit.ly/TPUNMUL2021
Prodi Teknik Lingkungan : https://bit.ly/TLUNMUL2021
33
T U GA S M OD U L 6
1. Apa yang kamu ketahui tentang sifat-sifat unsur golongan II A?
2. Mengapa warna indikator PP berubah saat diberikan serbuk
magnesium?
3. Jelaskan kenapa BaCl2 direaksikan dengan H2SO4 berubah
menjadi endapan putih?
4. Jelaskan perbedaan dari larutan MgCl2 dan larutan SrCl2 yang
direaksikan dengan H2SO4?
5. Mengapa larutan SrCl2 yang direaksikan dengan NaOH tidak
terjadi perubahan warna dan fisik?
1. Apa yang kamu ketahui tentang indikator PP?
2. Jika serbuk magnesium di masukkan terlalu banyak apakah akan
berpengaruh terhadap perubahan warna?
3. Mengapa CaCl2 dicampur dengan H2SO4 berubah warna menjadi
keruh?
4. Apa yang terjadi pada larutan MgCl2 jika direaksikan dengan
NaOH?
5. Jelaskan perbedaan dari larutan CaCl2 dan SrCl2 yang
direaksikan dengan NaOH?
34
P A K E T A
P A
K E
T B
P E R C O B A A N V I I A S I D I M E T R I D A N A L K A L I M E T R I
A. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk menentukan konsentrasi larutan NaOH dengan cara
mengukur volumenya, yang diperlukan untuk bereaksi dengan
larutan CH3COOH yang tertentu volume dan konsentrasinya.
B. DASAR TEORI
Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu volum
larutan standar ditambahkan ke dalam larutan dengan tujuan
mengetahui komponen yang tidak diketahui.
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah
diketahui secara pasti. Berdasarkan kemurniannya larutan
standar dibedakan menjadi larutan standar primer dan
larutan standar sekunder. Larutan standar primer adalah
larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan
melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian tinggi
(konsentrasi diketahui dari massa - volum larutan). Larutan
standar sekunder adalah larutan standar yang dipersiapkan
dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan
kemurnian relatif rendah sehingga konsentrasi diketahui dari
hasil standardisasi.
36
Salah satu cara dalam penentuan kadar larutan asam basa
adalah dengan melalui proses titrasi asidi-alkalimetri. Cara
ini cukup menguntungkan karena pelaksanaannya mudah dan
cepat, ketelitian dan ketepatannya juga cukup tinggi. Titrasi
asidi-alkalimetri dibagi menjadi dua bagian yaitu asidimetri
dan alkalimetri. Asidimetri adalah titrasi dengan
menggunakan larutan standar asam untuk menentukan basa.
Asam-asam yang biasanya dipergunakan adalah HCl, asam
cuka, asam oksalat, asam borat. Sedangkan alkalimetri
merupakan kebalikan dari asidimetri yaitu titrasi yang
menggunakan larutan standar basa untuk menentukan asam.
Pada percobaan ini adalah penentuan kadar dengan metode
asidi-alkalimetri menggunakan indikator phenopthalein, hal ini
dilakukan karena jika meggunakan indikator yang lain,
adanya kemungkinan trayek pH-nya jauh dari titik ekivalen.
Indikator fenolptalin (pp) yang memberikan warna pink
dalam lingkungan basa dan tidak berwarna dalam
lingkungan asam. Perubahan warna indikator ini terjadi
dalam rentangan pH tertentu yang disebut trayek pH.
Sebagai contoh, indikator pp memiliki trayek pH : 8,0 β 9,6.
37
Titrasi dilakukan dengan cara volume zat penitrasi (titran)
yang digunakan untuk bereaksi dengan zat yang dititrasi
(titrat). Jika konsentrasi salah satu diketahui, maka
konsentrasi/kadar zat lain dapat dihitung. Dalam titrasi
dikenal titik ekivalen dan titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi
adalah titik pada saat titrasi diakhiri/dihentikan. Dalam
titrasi biasanya diambil sejumlah alikuot tertentu yaitu
bagian dari keseluruhan larutan yang dititrasi kemudian
dilakukan proses pengenceran.
38
1. Download bahan belajar dan pahamilah uraian materi
2. Tontonlah video praktikum, klik di sini
3. Download template laporan praktikum pada laman
https://mols.unmul.ac.id/
4. Kerjakan laporan dengan menggunakan template yang
telah diberikan pada petunjuk nomor 3
5. Unggah laporan modul pada link berikut (sesuai prodi)
Prodi Teknik Kimia : https://bit.ly/TKUNMUL2021
Prodi Teknik Pertambangan : https://bit.ly/TPUNMUL2021
Prodi Teknik Lingkungan : https://bit.ly/TLUNMUL2021
39
P E T U N J U K
P E N G E R J A A N
T U GA S M OD U L 7
1. Berikan pendapat anda tentang apa itu asidimetri dan
alkalimetri serta perbedaan dari kedua titrasi tersebut
2. Jelaskan fungsi dari indikator Fenolftalein (PP) pada praktikum
asidimetri dan alkalimetri
3. Dari praktikum asidimetri didapatkan data volume C2H2O4 yaitu :
Titrasi Volume
Titrasi 1 10,5
Titrasi 2 11
Titrasi 3 10
Dari data diatas tentukan Konsentrasi larutan NaOH jika
diketahui volume NaOH didalam Erlenmeyer sebanyak 10 mL
dan konsentrasi larutan C2H2O4 0,1 M
4. Tuliskan bentuk reaksi dari NaOH dengan CH3COOH dan reaksi
CH3COOH dengan Indikator PP pada percobaan alkalimetri
5. Berikan pendapat anda kenapa pada percobaan asidimetri dan
alkalimetri dilakukan titrasi sebanyak tiga kali titrasi
40
P A K E T A
T U GA S M OD U L 7
1. Jelaskan apa itu titran dan titrat dan larutan yang berperan
sebagai titran dan titrat pada percobaan asidimetri dan
alkalimetri
2. Sebutkan dan jelaskan fungsi seperangkat alat titrasi yang
digunakan pada percobaan asidimetri dan alkalimetri
3. Dari praktikum asidimetri didapatkan data volume C2H2O4
yaitu :
Titrasi Volume
Titrasi 1 10
Titrasi 2 11,5
Titrasi 3 9,5
Dari data diatas tentukan Konsentrasi larutan NaOH jika
diketahui volume NaOH didalam Erlenmeyer sebanyak 10 mL
dan konsentrasi larutan C2H2O4 0,1 M
4. Tuliskan bentuk reaksi yang terjadi pada larutan NaOH dan
CH3COOH saat diteteskan indikator fenolftalein (PP) pada
percobaan asidimetri dan alkalimetri
5. Berikan pendapat anda apakah indikator harus ada saat kita
melakukan titrasi, dan apa yang terjadi jika kita melakukan
proses titrasi tanpa menggunakan indikator
41
P A
K E
T B
P E R C O B A A N V I I I R E A K S I O K S I D A S I D A N R E D U K S I
A. TUJUAN PERCOBAAN
Mengetahui pengertian reaksi reduksi dan oksidasi serta
reduktor dan oksidator
B. DASAR TEORI
Reaksi setengah sel yang melibatkan hilangnya electron disebut
reaksi oksidasi. Istilah βOksidasiβ pada awalnya berarti
kombinasi unsur dengan oksigen. Namun, istilah itu sekarang
memiliki arti yang lebih lua. Reaksi setengah sel yang
melibatkan penengkapan electron disebut reaksi reduksi. Dalam
contoh diatas, kalsium bertindak sebagai zat pereduksi karena
memberikan electron pada oksigen dan menyebabkan oksigen
tereduksi. Oksigen tereduksi bertindak sebagai zat pengoksida
Karena menerima electron dari kalsium dan menyebabkan
kalsium teroksidasi. Dalam persamaan reaksi redoks tingkat
oksidasi harus sama dengan tingkat reduksi yaitu jumlah electron
yang hilang oleh zat pereduksi harus sama dengan jumlah
electron yang diterima oleh suatu zat pengoksida.
43
Reduksi, sebaliknya adalah suatu proses yang melibatkan
diperolehnya satu electron atau lebih dari suatu zat (atom, ion
atau molekul). Bila suatu unsur direduksi, keadaaan oksidasi
berubah menjadi lebih negatif (kurang positif). Jadi zat
pereduksi merupakan zat yag kehilangan electron, dalam
proses itu zat ini dioksidasi. Definisi reduksi juga sangat umum
dan berlaku juga untuk proses dalam zat padat, lelehan,
maupun gas.
44
1. Download bahan belajar dan pahamilah uraian materi
2. Tontonlah video praktikum, klik di sini
3. Download template laporan praktikum pada laman
https://mols.unmul.ac.id/
4. Kerjakan laporan dengan menggunakan template yang
telah diberikan pada petunjuk nomor 3
5. Unggah laporan modul pada link berikut (sesuai prodi)
Prodi Teknik Kimia : https://bit.ly/TKUNMUL2021
Prodi Teknik Pertambangan : https://bit.ly/TPUNMUL2021
Prodi Teknik Lingkungan : https://bit.ly/TLUNMUL2021
45
P E T U N J U K
P E N G E R J A A N
T U GA S M OD U L 8
1. Apa yang dimaksud dengan autoindikator? Dan apa contohnya
yang terdapat pada percobaan ini?
2. Pada percobaan kuantitatif, mengapa larutan dipanaskan
hingga 70Β°C?
3. Pada reaksi antara Vitamin C dengan I2 perubahan apa yang
terjadi? Jelaskan!
4. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi pada saat Vitamin C
ditambahkan dengan I2! 5.
5. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi pada saat H2C2O4
ditambahkan dengan KMnO4!
1. Apa yang dimaksud reduktor dan oksidator?
2. Pada reaksi antara Vitamin C dengan KMnO4 perubahan apa
yang terjadi? Jelaskan!
3. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi pada saat Vitamin C
ditambahkan dengan KMnO4!
4. Pada reaksi H2C2O4 dengan H2SO4 yang dititrasi dengan
KMnO4,jelaskan zat apa yang menjadi oksidator dan zat apa
yang menjadi reduktor beserta perubahan bilangan oksidasi yang
terjadi!
5. Mengapa larutan KMnO4 harus disimpan dalam tempat yang
berwarna gelap? 46
P A K E T A
P A
K E
T B
A R P U S TA K A
Anonymous. Chemical & Laboratory Safety. Retrieved Oktober 7, 2020,
from American Chemical Society :
https://www.acs.org/content/acs/en/chemicalsafety/basics/
glasswareand-equipment.html
Brady, J. E., Senese, F., & Jespersen, N. D. (2009). Chemistry. New
York: John Wiley & Sons.
Chang, 2010, Chemistry, 10ed
Harley, D. (2000). Modern Analytical Chemistry. United States:
McGraw-Hill Companies.
S., Syukri, 1999, Kimia Dasar 1, Penerbit ITB, Bandung.
S., Syukri, 1999, Kimia Dasar 2, Penerbit ITB, Bandung.
S., Syukri, 1999, Kimia Dasar 3, Penerbit ITB, Bandung.
Team. (2012). Laboratory Glassware Catalogue. Australia:
ThermoFisher Scientific.
DA F T