Post on 12-May-2023
32
BAB III
GAMBARAN UMUM
3.1 Gambaran Wisata Kabupaten Kudus
Kabupaten Kudus merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang
memiliki tempat wisata dengan daya tarik yang tinggi. Keunikan Kabupaten
Kudus membuat Kabupaten Kudus banyak didatangi masyarakat dari luar daerah.
Beberapa objek wisata yang menakjubkan serta budaya khas jawa yang masih
dipertahankan, membuat Kabupaten Kudus menarik untuk di telisik lebih dalam.
3.1.1 Wisata Alam
1. Desa Wisata Colo
Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021
Gambar III.1 Desa Wisata Colo
Desa Wisata Colo berada sekitar 18 kilometer dari pusat Kota Kudus.
Lokasi tepatnya berada di lereng Gunung Muria, Kecamatan Dawe. Desa
Wisata Colo memiliki view panorama pegunungan yang masih asri serta
memiliki beberapa objek wisata didalamnya. Terdapat wisata alam antara lain
adalah Puncak Argopiloso, Puncak Agrojembangan, Air Tiga Rasa Rejanu,
Taman Ria Colo, Bukit Puteran, Wisata Agro Muria Colo, Air Terjun Kedung
Paso, Bukit Supeser. Adapun wisata religi yaitu Makam Sunan Muria.
Terdapat juga wisata kuliner berupa makanan khas Desa Colo.
33
2. Air Terjun Montel
Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021
Gambar III.2 Air Terjun Montel
Air Terjun Montel berlokasi di Desa Japan, Kecamatan Dawe. Air
terjun ini mempunyai ketinggian 50 meter. Fasilitas di objek wisata ini sudah
cukup memadai diantaranya adalah tempat parkir yang luas, warung makan,
toilet, dan terdapat juga ojek motor yang disediakan pengelola kepada
wisatawan. Air Terjun Montel di kelola oleh PERUM PERHUTANI
(Perusahaan Umum Kehutanan Negara) KPH Pati.
3. Pendakian Gunung Muria
Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2019
Gambar III.3 Pendakian Gunung Muria
34
Gunung Muria memiliki 5 puncak gunung yang dapat di daki, yaitu
Puncak 29, Puncak Natas Angin, Puncak Argowiloso, Puncak
Argojembangan, dan Puncak Abiyoso. Beberapa wisatawan. mengunjungi
Gunung Muria untuk melakukan pendakian. Terdapat basecamp pendakian di
Kabupaten Kudus untuk masing-masing puncak. Basecamp pendakian
Puncak 29 berlokasi di Desa Rahtawu memiliki ketinggian 1.602 mdpl.
Basecamp Puncak Natas Angin berlokasi di Desa Rahtawu memiliki
ketinggian 1.700 mdpl, puncak ini terkenal dengan jalur naganya. Basecamp
Puncak Argowiloso berlokasi di Desa Japan memiliki ketinggian 1.553 mdpl.
Basecamp Puncak Agrojembangan belokasi di Desa Japan, puncak ini
memiliki bentuk seperti punuk sapi. Basecamp Puncak Abiyoso berlokasi di
Desa Rahtawu.
4. Bukit Puser Angin
Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2020
Gambar III 4 Bukit Puser Angin
Wisata Bukit Puser Angin berlokasi di Desa Klaling, Kecamatan
Jekulo. Bukit Puser Angin sering disebut sebagai Raja Ampat yang ada di
Kudus karena pemandangannya yang mirip dengan Kepulauan Raja Ampat.
Bukit yang berlokasi di Desa Klaling Kecamatan Jekulo ini memiliki
ketinggian 1.200 mdpl. Di bukit ini, pengunjung dapat berkemah.
35
5. Wana Wisata Ternadi
Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2017
Gambar III.5 Wana Wisata Ternadi
Wana Wisata Ternadi berlokasi di Desa Ternadi, Kecamatan
Dawe.Wana Wisata Ternadi merupakan salah satu destinasi wisata di
Kabupaten Kudus yang resmi di buka pada tahun 2017. Akses menuju Wana
Wisata Ternadi memiliki medan yang menanjak dan cukup curam. Terdapat
beberapa spot foto yang menarik dan instagramable. Fasilitas di Wana Wisata
Kudus dilengkapi dengan area parkir yang luas, toilet, warung makan, dan
mushola (Kudussatu, 2020).
6. Pinus Kajar Park
Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021
Gambar III.6 Pinus Kajar Park
Lokasi Pijar (Pinus Kajar) berada di Desa Kajar, Kecamatan Dawe.
Pijar memliliki jarak 17 kilometer dari pusat kota atau dapat di tempuh
dengan kendaraan bermotor selama ±30 menit. Obek wisata ini memiliki
36
camping area, dan beberapa spot foto yang instagramable. Pinus Kajar Park
resmi dibuka pada 11 Maret 2021. Fasilitas yang disediakan di objek wisata
ini cukup lengkap, terdapat parkir, mushola, foodcourt, dan toilet (Perhutani,
2021).
7. Taman Sardi
Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021
Gambar III.7 Taman Sardi
Taman Sardi berlokasi di Desa Kajar, Kecamatan Dawe. Taman Sardi
biasa digunakan untuk keperluan berkemah dan kegiatan outdoor. Taman ini
memiliki menara pisang sebagai icon objek Taman Sardi. Terdapat banyak
gazebo yang dapat digunakan pengunjung untuk bercengkrama dengan teman
dan keluarga. Fasilitas yang disediakan di Taman Sardi cukup lengkap,
terdapat mushola, tiolet, warung makan, dan tempat parkir yang luas.
8. Air Tiga Rasa Rejenu
Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021
Gambar III.8 Air Tiga Rasa Rejenu
37
Air tiga rasa disini dipercayai masyarakat dengan khasiat sebagai
berikut:
a. Sumber air pertama memiliki rasa tawar-tawar masam yang dipercaya
berkhasiat untuk mengobati penyakit.
b. Sumber air kedua memiliki rasa seperti minuman soda ringan yang
dipercaya berkhasiat dapat menumbuhkan rasa percaya diri dalam
menghadapi berbagai permasalahan hidup.
c. Sumber air ketiga memiliki rasa seperti minuman keras semacam
tuak/arak yang dipercaya berkhasiat dapat memperlancar rezeki
(Nugroho A. , 2017).
3.1.2 Wisata Edukasi dan Buatan
1. Waterpark Mulia Wisata
Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021
Gambar III.9 Waterpark Mulia Wisata
Waterpark Mulia Wisata berlokasi di Desa Lau, Kecamatan Dawe.
Waterpark Mulia Wisata merupakan salah satu objek wisata yang
menyediakan berbagai wahana permainan air disediakan di Waterpark Mulia
Wisata. Wahana permainan antara lain adalah wahana kolam renang dewasa,
kolam renang anak, kolam berarus, ember tumpah, prosotan air, dan berbagai
permainan air linnya. Selain itu, terdapat juga wahana kolam terapi ikan.
Terdapat warung makan didalamnya, wifi, mushola, dan toilet yang memadai
yang disediakan untuk pengunjung.
38
2. Taman Krida Wisata Kudus
Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021
Gambar III.10 Taman Krida Wisata Kudus
Taman Krida Wisata atau biasa disebut dengan Taman Lampion
berlokasi di tengah kota lebih tepatnya berada di depan GOR Wergu. Taman
ini memiliki terdapat aneka patung binatang untuk edukasi mengenal berbagai
macam binatang serta terdapat koleksi binatang hidup seperti rusa dan
monyet. Selain itu, terdapat waterboom mini. Fasilitas di taman ini cukup
lengkap karena sudah terdapat tempat parkir, mushola, warung makan, toilet.
3. The Hiils Vaganza
Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021
Gambar III.11 The Hills Vaganza
The Hills Vaganza berlokasi di Desa Kajar, Kecamatan Dawe. The
Hills Vaganza memiliki spot foto yang beragam dan bernuansa cerah seperti
berhias bunga, berbagai lampu berwarna, payung berwarna, dan pemberian
warna yang cerah pada setiap bangunannya. The Hills Vaganza terdapat
39
fasilitas yang lengkap antara lain adalah tempat parkir yang luas, food court,
toilet, mushola, dan wifi.
3.1.3 Wisata Sejarah
1. Museum Kretek Kudus
Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021
Gambar III.12 Museum Kretek Kudus
Museum Kretek terletak di Desa Getas Pajetan, Kecamatan Kudus.
Lokasi Museum Kretek memiliki jarak 3 kilometer kearah selatan dari Kota
Kudus. Didalam Museum Kretek terdapat pameran sejarah mengenai rokok
dan terdapat juga replika rumah tradisional saja dan kolam renang
didalamnya.
2. Museum Purbakala Patiayam
Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021
Gambar III.13 Museum Purbakala Patiayam
40
Museum Purbakala Patiayam berlokasi di Desa Terban, Kecamatan
Jekulo. Museum Purbakala Patiayam merupakan tempat wisata yang kental
akan sejarah. Pada situs ini, terdapat berbagai macam fosil mulai dari
peradapan manusia purba hingga hewan yang hidup dimasa lampau. Fosil
yang ditemukan dan dipamerkan di tempat ini antara lain adalah Gajah,
Banteng, Kijang, Buaya, Haimau. Situs Patiayam merupakan tempat yang
dapat menemukan fosil sisa-sisa manusia purba berupa gigi geraham dan
pecahan tengkorak manusia.
3.1.4 Wisata Religi
Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021
Gambar III.14 Wisata Religi Menara Kudus
Selain dikenal sebagai Kota Kretek, Kudus juga dikenal sebagai Kota
Santri. Menara Kudus merupakan bangunan yang terbuat dari tumpukan batu
bata yang beratap kayu berbentuk limas. Tempat ini sering berdatangan
pengunjung untuk melakukan ziarah.
3.1.5 Wisata Kuliner
1. Soto Kebo
Soto Kebo merupakan makanan khas Kudus yang di sajikan didalam
mangkuk kecil. Konon, masyarakat menggunakan daging kerbau untuk
pengganti daging sapi karena menghormati masyarakat yang beragama
Hindu.
41
2. Balai Jagong
Balai Jagong merupakan tempat dimana jagung bakar yang disajikan
dengan berbagai sate seperti sate sosis, tempura, scallop, dsb. Balai jagong
berlokasi di belakang GOR Wergu dan banyak di kunjungi pada malam hari.
3. Sego Jangkrik
Sego jangkrik meruakan makanan khas Kudus yang disajikan dengan
cara dibungkus daun jati. Sego jangkrik bukanlah berisi nasi dan olahan
jangkrik, namun berisi nasi lodeh yang dicampur dengan daging kerbau.
4. Lentog Tanjung
Lentog Tanjung merupakan makanan khas Kudus yang berasal dari
olahan jangan gori. Jangan gori adalah sayur nangka yang dimasak dengan
santan. Lentog tanjung disajikan dalam piring yang dilapisi daun pisang dan
terdapat lontong, jangan gori, tahu, tempe, dan telur.
3.2 Desa Wisata Colo sebagai Destinasi Wisata Kudus
Desa Wisata Colo merupakan dalah satu destinasi wisata yang ada di
Kabupaten Kudus. Desa Wisata colo terletak di Desa Colo,lereng Gunung Muria,
berada dalam wilayah administrasi di Kecamatan Dawe. Gunung Muria
merupakan salah satu gunung yang ada di Pulau Jawa khususnya berada di Jawa
Tengah. Gunung tersebut terletak di pantai utara Jawa Tengah dan termasuk ke
dalam 3 Kabupaten. yaitu Kabupaten Jepara, Kabupaten Pati, dan Kabupaten
Kudus. Gunung ini memiliki ketinggian 1.602 meter diatas permukaan laut.
3.2.1 Kondisi Geografis
Secara geografis, Desa Colo berada di lereng Gunung Muria, lebih tepatnya
terletak di Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah. Desa
tersebut memilki ketinggian 700 meter diatas permukaan laut. Desa Wisata Colo
memiliki jarak 11 Km ke Kecamatan Dawe dan 18 Km jarak dari kota Kudus.
Untuk menuju Desa Wisata Colo, dapat ditempuh dengan menggunakan motor,
mobil pribadi, angkot bahkan bus pariwisata.
42
TABEL III.1
BATAS ADMINISTRASI DESA COLO
Sumber: RPJM Desa Colo, 2014 dalam Widodo J. (2017)
Desa Colo memiliki luas lahan seluas 584 hektar (Ha) dan termasuk ke
daerah dataran tinggi yang berada di Kabupaten Kudus karena desa ini terletak di
ketinggian ±700 meter diatas permukaan laut dengan iklim tropis dan
bertemperatur sedang (BPS, Kecamatan Dawe Dalam Angka 2018, 2018).
3.2.2 Sejarah Desa Colo
Colo adalah suatu desa yang terletak di sebelah utara Kabupaten Kudus.
Desa ini berada di ketinggian ±700 meter diatas permukaan laut. Mengingat
penyebaran islam di Tanah Jawa, tak lepas dari peran Walisongo (Wali Sembilan)
didalamnya. Berdasarkan data yang diambil dari Sa'adah (2018), Desa Colo itu
sendiri tidak lepas dari salah satu sosok penyebar islam di Tanah Jawa oleh
Walisongo. Sosok tersebut bernama Raden Umar Said atau basa disebut dengan
Sunan Muria. Oleh karena itu, asal usul Desa Colo tidak dapat dilepaskan
aktivitas berdakwah dan penyebaran islam oleh Sunan Muria dan sejarah
kehidupan Sunan Muria itu sendiri.
Berdasarkan telaah dokumen dari Sa’adah (2018), ditemukannya Desa Colo
berasal dari sifat kesederhanaan yang dimiliki Sunan Muria, membuat beliau
memilih untuk tinggal dan berdakwah dengan rakyat yang berada di tengah hutan
belantara. Pada jaman dahulu, Sunan Muria berjalan kearah utara dari Kota Kudus
yang kemudian berhenti di salah satu desa yang terletak di Desa Kajar (sebelah
selatan Desa Colo). Kemudian, Sunan Muria mendengar ada suara anjing yang
mengonggong di atas Desa Kajar yang menandakan mungkin masih ada manusia
yang hidup disana. Kemudian, beliau naik ke atas Desa Kajar yang sekarang
disebut dengan nama Desa Colo dan melakukan tapak tilas sebelum sampai ke
atas Gunung Muria yang sekarang menjadi tempat pemakaman Sunan Muria.
Arah Batas Wilayah
Sebelah Utara Hutan lindung muria
Sebelah Timur Desa Ternadi dan Hutan Lindung
Sebelah Selatan Desa Kuwukan, Desa Dukuh Waringin dan Desa Kajar
Sebelah Barat Desa Japan dan Desa Dukuh Waringin
43
3.2.3 Kondisi Demografi
Jumlah penduduk Desa Colo pada Tahun 2017 adalah sebanyak 4.072 jiwa
dengan jumlah rumah tangga sebanyak 1.021 KK. Dilihat dari jumlah penduduk
menurut jenis kelamin, diketahui bahwa jumlah penduduk perempuan lebih
mendominasi daripada jumlah penuduk laki-laki. Jumlah penduduk laki-laki
berjumlah 1.979 jiwa, sedangkan perempuan berjumlah 2.093 jiwa.
Sumber: (BPS, Kecamatan Dawe Dalam Angka 2018, 2018)
Gambar III.15 Jumlah Penduduk Desa Colo Berdasarkan Jenis Kelamin
3.2.4 Kondisi Sosial Ekonomi
Dalam Widodo J. (2017) menyebutkan bahwa sebagian besar penduduk
Desa Colo memiliki mata pencharian atau pekerjaan sebagai petani. Dilihat dari
kondisi geografis, profesi penduduk sebagai petani memang sesuai karena desa ini
terletak di lereng Gunung Muria dimana desa ini merupakan saerah yang subur.
Namu, mayoritas penduduk Desa Colo bekerja sebagai buruh tani. Hal ini
dikarenakan Desa Colo sebagai salah satu lumbung padi di Kabupaten Kudus.
Selain bermata pencaharian sebagai petani, penduduk Desa Colo juga bermata
pencaharian sebagai pedagang dan tukang ojek. Hal ini dikarenakan karena
adanya objek wisata di Desa Colo yang dimana wisatawan biasanya menggunakan
jasa ojek khususnya di satu objek wisata religi yang sering dikunjungi wisatawan
yaitu Makam Sunan Muria. Berikut merupakan data mata pencaharian penduduk
Desa Colo:
Jumlah Penduduk Desa Colo
Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
44
TABEL III.2
PROFESI/MATA PENCAHARIAN PENDUDUK DESA COLO Profesi Jumlah (jiwa)
Petani 85
Buruh Tani 523
Pengusaha 52
Buruh Industri 157
Buruh Bangunan 121
Pedagang 347
Sopir Angkutan 20
Ojek 391
Pegawai Negeri 32
Pensiunan 23
Sumber: Widodo, 2017
Berdasarkan data Widodo (2017), tingkat pendidikan di Desa Colo tercatat
sebanyak 1.663 jiwa dengan pembagian tingkat pendidikan menjadi 4 kategori,
yaitu: belum tamat SD, tamat SD, tamat SMP, tamat SMA, tamat AK/PT.
Menurut pembagian tingkat pendidikan yang ada diatas, Desa Colo termasuk
kedalam tingkat pendidikan yang relatif rendah, yaitu belum tamat SD sebanyak
50,51%, tamat SD sebanyak 11,43%, tamat SMP sebanyak 18%, tamat SMA
sebanyak 18,04% dan yang tamat pendidikan tinggi sebanyak 2,1%.
3.2.5 Kondisi Sarana dan Prasarana
1. Transportasi
Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021
Gambar III.16 Sarana Transportasi
Sarana transportasi merupakan unsur penting yang terdapat di suatu
wilayah atau kawasan baik pedesaan maupun perkotaan. Dengan adanya
sarana transportasi yang baik, akan menunjang keberlangsungan aktivitas
masyarakat. Sarana transportasi yang berperan sebagai kegiatan mobilitas
45
kerja terutama dibidang perekonomian. Desa Wisata Colo memiliki sarana
transportasi berupa terminal yang lokasinya berada ditengah-tengah Desa
Wisata Colo tepatnya berada di depan pasar Colo. Selain menjadinal, tempat
tersebut juga berperan sebagai pangkalan ojek di Desa Wisata Colo.
2. Peribadatan
Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021
Gambar III.17 Sarana Peribadatan Desa Wisata Colo
Sarana peribadatan merupakan unsur penting yang harus ada dalam
kehidupan masyarakat. Aktivitas ibadah selain untuk beribadah dengan Tuhan
(hubungan vertikal), berperan juga dalam mempererat tali persaudaraan antar
masyarakat beragama (hubungan horisontal). Penduduk Desa Colo mayoritas
beragama islam dengan jumlah sarana peribadatan sebanyak 27 buah yang
terdiri dari masjid berjumlah 6 buah, 20 buah surau/langgar/mushola, dan 1
buah vihara (BPS Kecamatan Dawe dalam Angka, 2018). Sarana peribadatan
yang ada di Desa Colo terbuka umum untuk masyarakat maupun wisatawan.
46
3. Perekonomian
Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021
Gambar III.18 Sarana Perekonomian Desa Wisata Colo
Sarana perekonomian merupakan tempat dimana penjual dan pembeli
dipertemukan guna melakukan suatu transaksi perekonomian atau
perdagangan demi melangsukan keberlangsungan pereknomian masyarakat.
Terdapat beberapa sarana perekonomian dimana wisatawan maupun
masyarakat dapat melakukan kegiatan jual beli makanan, cindera mata, oleh-
oleh, dsb.
Sarana perekonomian yang terdapat di Desa Wisata Colo, antara lain
adalah warung makan, toko, kios, dan pasar yang berada di dekat Makam
Sunan Muria.
4. Kesehatan
Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021
Gambar III. 19 Sarana Kesehatan
Sarana Kesehatan merupakan sarana untuk melakukan pelayanan
kesehatan oleh tenaga medis. Desa Colo memiliki sarana kesehatan berupa
47
Puskesmas Pembantu dan terbuka untuk wisatawan yang ada di Desa Wisata
Colo. Sarana kesehatan yang ada di Desa Colo memiliki tenaga medis
berjumlah satu orang yaitu seorang bidan.
5. Toilet Umum
Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021
Gambar III.20 Toilet Umum
Toilet umum di tempat wisata merupakan salah satu unsur penting
untuk memenuhi kebutuhan MCK oleh wisatawan. Di Desa Wisata Colo
memiliki beberapa toilet umum yang dapat digunakan wisatawan apabila
berada di Desa Wisata Colo. Lokasi toilet umum paling banyak berada di
kawasan terminal dan kawasan pasar. Untuk menggunakan fasilitas toilet
umum, wisatawan dikenakan biaya Rp. 2.000 - Rp. 4.000 tergantung
kebutuhan wisatawan terhadap penggunaannya.
6. Aksesibilitas
Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021
Gambar III.21 Aksesibilitas Menuju Desa Wisata Colo
Berdasarkan data BPS Kecamatan Dawe dalam Angka (2018), kondisi
jalan yang ada di Desa Colo cenderung dalam keadaan baik, dengan panjang
48
ruas 4.300 meter. Untuk perkerasannya sendiri, seluruh ruas jalan sudah
menggunakan jenis material aspal.
Untuk menuju ke Desa Wisata Colo, pengunjung akan disuguhi
pemandangan pegunungan Gunung Muria. Karena lokasinya yang berada di
pegunungan, jalan menuju desa ini memiliki medan dengan tikungan sedang
dan tidak terlalu curam.
3.3 Daya Tarik Desa Wisata Colo
Pada tahun 2012, Desa Wisata Colo mulai dirintis oleh Dinas Priwisata
Kabupaten Kudus bersama penduduk desa serta keorganisasian yang ada di
dalamnya (POKDARWIS). Pada saat itu juga, Desa Wisata Colo dirintis bersama
dengan 10 Desa Wisata lainnya yang ada di Kabuoaten Kudus. Desa Wisata Colo
memiliki beberapa potensi sebagai tempat wisata, antara lain adalah religi,
budaya, alam, kesenian, kuliner, handcraft dan lain sebagainya. Bentuk apresiasi
masyarakat terhadap segala potensi yang dimiliki menjadikan Desa Wisata Colo
mulai untuk di kembangkan sebagai tempat wisata (Indonesia, 2017).
Letaknya yang berada di lereng Gunung Murian dengan ketinggian 700
meter diatas permukaan laut membuat desa tersebut memiliki udara yang sangat
sejuk. Selain itu, Desa Wisata Colo memiliki panorama alam pegunungan yang
indah nan asri, serta terdapat suara alam seperti gemericik air sungai/air terjun
yang diselingi bunyi satwa liar khas pegunungan seperti kicauan burung. Berikut
adalah berbagai daya tarik wisata yang ada di Desa Wisata Colo:
1.3.1 Tradisi dan Budaya
1. Buka Luwur
Buka luwur adalah sebuah ritual peringatan hari wafatnya para wali
dengan mengadakan prosesi penggantian kelambu makam wali. Setiap
tanggal 15 Muharram, Kabupaten Kudus mengadakan acara Haul Sunan
Muria yang diadakan di Pemakaman Sunan Muria yang berlokasi di Desa
Wisata Colo. Pada acara peringatan, pihak pengurus makam dan masjid wali
melaksanakan rangkaian kegiatan seperti semaan Alqur’an, pengajian umum
dan pembagian nasi uyah (nasi jangkrik). Nasi jangkrik merupakan makanan
49
khas Kudus yang disajikan dengan cara dibungkus daun jati. Sego jangkrik
bukanlah berisi nasi dan olahan jangkrik, namun berisi nasi lodeh yang
dicampur dengan daging kerbau.
Masyarakat mempercayai bahwa sebungkus nasi dari prosesi buka
luwur akan membawa berkah. Nasi tersebut akan dibagikan ke masyarakat
untuk dimakan bersama keluarga dan tetangga yang tidak kebagian nasi
bungkus tersebut. Acara ini dilaksanakan oleh Yayasan Masjid Menara dan
Makam Sunan Muria bersama dengan masyarakat.
2. Seribu Kupat
Tradisi Seribu Kupat dilakukan hari ke 7 setelah Hari Raya Idhul Fitri
dan telah berlangsung sejak tahun 2008. Awal mula terbentuknya tradisi ini,
pada saat Bupati Kudus Musthofa Wardoyo melihat sejarah peninggalan
Sunan Muria yang belum terkelola dengan baik. Oleh karena itu, tradisi ini
diciptakan sebagai bentuk menghormati Sunan Muria. Tradisi Sewu Kupat
diadakan sekali dalam setahun setelah pelaksanaan lebaran. Ketupat dibuat
oleh warga Desa Colo yang dikumpulkan menjadi satu dan dibentuk seperti
gunung. (Rasyid, 2021).
Prosesi arak-arakan seribu kupat dilakukan mulai dari pukul 07.00
WIB. Tradisi ini dilakukan dengan cara arak-arakan ketupat dari Makam
Sunan Muria menuju ke Taman Ria Colo. Setelah sampai ke Taman Ria,
arak-arakan akan disambut para warga yang akan berebutan mengambil
ketupat. Setelah itu kegiatan inti dilakukan dan diisi oleh pejabat maupun
Bapak Bupati Kudus. Kupat yang dibuat seperti gunung merupakan kupat
yang dikumpulkan dari para warga Desa Colo yang dikumpulkan melalui
ketua RT masing masing dan kemudian di kumpulkan jadi satu di Balai Desa
dan dirangkai menyerupai gunung oleh panitia. Panitia sendiri merupakan
kumpulan dari warga Desa Colo beserta para pemudanya.
3. Ngguyang Cekathak
Pada jaman dahulu Sunan Muria menggunakan seekor kuda putih
sebagai alat transportasinya dalam mengembangkan agama Islam di Muria
dan sekitarnya. Pelana kuda atau biasa disebut dengan cekathak yang
digunakan Sunan Muria pada jaman dahulu kini masih terdapat di Makam
50
Sunan Muria dan masih dilestarikan sampai sekarang. Ritual Guyang
Cekathak merupaan sebuah ritual dimana pelana kuda milik Sunan Muria
dimandikan. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap
Sunan Muria. Selain itu, tradisi ini juga digunakan sebagai ritual memohon
hujan. Upacara Ngguyang Cekathak diselenggarakan pada hari Jum’at Wage
bulan September. Bulan September digunakan sebagai hari pelaksanaan
ngguyang ceathak dikarenakan menurut perhitungan orang Jawa puncak
kemarau atau biasa disebut mangsa ketiga yang biasanya terjadi pada tanggal
24 Agustus sampai dengan 25 September. Acara ini diikuti oleh Yayasan
Masjid Menara dan Makam Sunan Muria bersama dengan pelaku wisata dan
masyarakat (Hidayah, 2015).
4. Wiwit Kopi
Tradisi Wiwit Kopi dilakukan sebagai tanda panen raya kopi di Desa
Colo akan dimulai. Tradisi ini sudah berlangsung turun temurun dari jaman
nenek moyang. Tradisi Wiwit Kopi dilakuakn masyarakat Desa Colo sebagai
bentuk rasa syukur karena telah diberi kenikmatan oleh Tuhan berupa hasil
bumi berupa kopi. Tarian sambutan panen kopi untuk mengawali acara
Tradisi Wiwit Kopi. Para penari wiwit kopi merupakan anak-anak muda Desa
Colo. Para warga membawa bungkusan berisi ayam lingkung bakar khas
Kudus. Selain bungkusan berisi ayam, terdapat juga berbagai lauk pauk
tradisional. Acara ini berlangsung ke area lahan perkebunan yang telah
dikelola PMPH bersama dengan masyarakat Desa Colo (Latif, 2019).
5. Sedekah Bumi
Sedekah bumi merupakan tradisi tahunan yang dilakukan sekali dalam
setahun biasanya dilakukan pada bulan apit. Tradisi ini diadakan sebagai
ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta yang telah memberi nikmat
dari hasil bumi yaitu berupa hasil alam seperti kopi, palawija, buah, sayur dan
tanaman lain lainnya. Karena hasil bumi tersebut masyarakat dapat
mencukupi kebutuhan untuk keberlangsungan hidup mereka. Tradisi ini
berlangsung secara turun temurun dan masih dipertahankan sampai sekarang.
51
3.3.2 Wisata Religi
Makam Sunan Muria merupakan salah satu salah satu bukti penyebaran
agama Islam ditanah jawa. Raden Umar Said memiliki peran penting dan berjasa
kepada masyarakat, selain melakukan penyebaran agama Islam,
beliau juga mengajarkan banyak kebudayaan yang tidak menentang kebudayaan
yang lain dan sesuai dengan syariat Islam (Husna, 2020).
Di Desa Wisata Colo terdapat makam Raden Umar Said atau yang biasa
disebut dengan sebutan Sunan Muria. Makam Sunan Muria berjarak 18 kilometer
di sebelah utara Kota Kudus. Makam Sunan Muria berada di ketinggian 1.600
mdpl (Rasyud, 2020).
Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021
Gambar III.22 Masjid Sunan Muria
Bersebelahan dengan Makam Sunan Muria, terdapat Masjid Sunan Muria
yang merupakan tempat beribadah sekaligus salah satu objek yang dituju
pengunjung apabila datang ke Makam Sunan Muria. Masjid ini masih terjaga
keasliannya karena sudah dipagar.
Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021
Gambar III.23 Penjualan Souvenir Sunan Muria
52
Sepanjang perjalanan menuju Makam Sunan Muria, pengunjung akan
disuguhkan dengan berbagai cinderamata dan oleh-oleh khas Makam Sunan
Muria. Terdapat berbagai kerajinan yang terbuat dari benang, anyaman, kakao,
gerabah, dsb. Setelah renovasi pada tahun 2010, terdapat 14 kios toko yang
disediakan oleh Yayasan Masjid dan Makam Sunan Muria untuk para pedagang
guna mendagangkan dagangannya. Selain itu, terdapat juga kios milik warga, baik
sewa maupun pribadi sejumlah sekitar 300 kios (Widodo J. , 2017). Pedagang
disini mayoritas berasal dari masyarakat Desa Colo. Namun terdapat juga
beberapa pedagang yang berasal dari luar daerah.
3.3.3 Wisata Edukasi
Tujuan dari wisata edukasi adalah sebagai media pendidikan bagi
masyarakat khususnya adalah untuk para pelajar. Terdapat beberapa paket wisata
edukasi yang ditawarkan di Desa Wisata Colo, antara lain adalah paket membatik,
paket edukasi kopi, kunjungan industri, edukasi kampung parijoto, dan wisata
observasi. Terdapat guide yang disediakan untuk membantu wisatawan
mendapatkan informasi yang lebih jelas. Selain itu, guide juga bertujuan agar
wisatawan tidak melakukan kegiatan yang bersikap seenaknya seperti merusak
kawasan wisata atau berprilaku yang tidak baik. (Husna, 2020).
1. Membatik
Pada wisata edukasi membatik, pengunjung dapat mengikuti kegiatan
membatik mulai dari persiapan kain samapi dengan pewarnaan. Wisata
edukasi membatik dibentuk pada tahun 2014 dan dikelola oleh POKDARWIS
dan Warga.
2. Edukasi Kopi
Wisata Kebun Kopi merupakan salah satu wisata yang termasuk ke
dalam wisata edukasi yang berfungsi memberi pendidikan kepada
pengunjung mengenai perawatan dan perkembangan pohon kopi. Wisata
edukasi kopi dibentuk pada tahun 2013 dan dikelola oleh POKDARWIS,
GAPOKTAN dan Warga.
3. Kunjungan Industri
Kunjungan industri merupakan salah satu wisata edukasu yang ada di
desa Wisata Colo dimana pengunjung diperlihatkan bagaimana pelaku
53
UMKM mengolah bahan mentah menjadi bahan siap pakai, seperti
pembuatan kerajinan khas Sunan Muria. Wisata Kunjungan Industri dibentuk
dan dikelola oleh Warga.
3.3.4 Wisata Alam
1. Taman Ria Colo
Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021
Gambar III.24 Taman Ria Colo
Taman Ria Colo terletak tepat didepan hotel Graha Muria Colo. Taman
Ria Colo dikelola oleh pemerintah Kelembagaan Kementrian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan CV. Muria Indah (Beritamuria, 2015).
Terdapat prastati Sewu Kupat yang ditanda tangani oleh Musthofa, Bupati
Kabupaten Kudus pada tahun 2012 yang diletakkan di depan Gapura Taman
Ria Colo sebagai tanda persemian dibukanya taman ini.
Taman yang memiliki view langsung ke pegunungan Gunung Muria
menyediakan area camp didalamnya. Taman Ria Colo menyediakan fasilitas
yang cukup lengkap mulai dari tempat parkir, mushola, warung makan, toilet,
dan wifi. Selain itu, terdapat juga wahana permainan anak-anak, seperti
ayunan, prosotan, dsb. Panggung pertunjukan juga disediakan di tempat ini
yang dapat disewa untuk acara tertentu.
54
2. Bukit Supeser
Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021
Gambar III.25 Bukit Supeser
Bukit Supeser resmikan pada Januari 2021 dan dikelola oleh PR. Sukun
serta melibatkan masyarakat dipengelolaannya. Bukit yang memiliki view
langsung ke pegunungan Gunung Muria ini menyediakan area camp
didalamnya. Bukit Supeser berdiri di atas tanah seluas 3 hektar yang dapat
menampung 300 tenda. Terdapat gardu pandang unutk meninkmati
pemandangan pegunungan muria. Selain itu terdapat juga aula tempat
pertemuan untuk memfasilitasi pengunjung yang ingin membuat acara
(Rosyidi, 2020).
Selain menjadi wisata alam, bukit supeser juga direncanakan sebagai
wisata religi karena terdapat petilasan Mbah Supeser didalamnya.Terdapat
akses menuju Makam Sunan Muria melalui tangga yang dibangun langsung
terhubung dengan Makam Sunan Muria menjadi daya tarik tersendiri yang
dimiliki oleh Bukit Supeser. Bukit Supeser memiliki fasilitas yang lengkap,
mulai dari parkir, mushola, toilet, warung makan, area camp, dan yang
special adalah dapat langsung terhubung dengan Makam Sunan Muria.
55
3. Bukit Puteran
Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2021
Gambar III.26 Bukit Puteran
Bukit Puteran berada di Dukuh Pandak, Desa Colo. Bukit Puteran
menyediakan area camp untuk berkemah dan menikmati view alam Gunung
Muria. Bukit Supeser memiliki ketinggian kurang lebih 900 mdpl (meter
diatas permukaan laut). Untuk menuju ke Bukit Puteran, pengunjung
membutuhkan waktu sekitar 30 menit dengan kendaraan bermotor yang
jaraknya sekitar 20 kilometer dari pusat kota. Untuk menuju ke puncak bukit,
akses mudah dijangkau. Pengunjung cukup berjalan kaki sekitar 20 hingga 50
meter dari tempat parkir (Rahman, 2020).
4. Omah Alas
Sumber: Arwindra, 2017
Gambar III.27 Omah Alas Di Omah Alas terdapat wahana permainan flyung fox dengan panjang
lintasan terpanjang kedua di Jawa yaitu memiliki panjang lintasan 200 meter
setelah flyig fox di Pacitan yang mencapai 400 meter. Omah Alas dikelola
56
oleh Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) dan Paguyuban Masyarakat
Pelindung Hutan (PMPH) (Arwindra, 2017).
5. Puncak Argopiloso
Sumber: Ridwan, 2020
Gambar III.28 Puncak Argopiloso
Puncak Argopiloso merupakan salah satu puncak Gunung Muria yang
berada di Desa Colo. Puncak Agrojembangan biasa disebut Puncak Punuk
Sapi karena bentuknya yang menyerupai punuk sapi. Puncan Agrojembangan
memiliki pesona alam yang yang masih asri karena Puncak Agrojembangan
merupakan puncak yang jarang didaki oleh pendaki (Paresmapa, 2017).
3.3.5 Kuliner
1. Kopi Muria
Kopi Muria merupakan salah satu komoditas unggulan yang ada di di
Kabupaten Kudus. Berdasarkan data yang dari Astuti, 2019 menyatkan bahwa
terdapat tumbuhan kopi seluas 452 hektar yang berada di lereng Gunung
Muria. Lahan kopi seluas 452 hektar tersebut berada di Desa Colo,
Kecamatan Dawe. Hasil wawancara dari Ibu Valen yang bermata pencaharian
sedagai pedagang mengatakan bahwa Kopi Muria telah dipasarkan sampai ke
mancanegara dan sebagai potensi unggulan yang berasa dari Desa Colo.
2. Pakis
Pakis adalah salah satu jenis tumbuhan paku dan merupakan tanaman
liar yang dapat hidup dihutan. Desa Wisata Colo memiliki olahan tanaman
pakis berupa pecel pakis dan kripik pakis. Pecel pakis dan kripik pakis
merupakan potensi kuliner yang dimiliki oleh Desa Colo. Pecel pakis dan
kripik pakis terbuat dari daun pakis sebagai bahan utama. Tanaman pakis
57
merupakan tanaman liar yang jarang dimanfaatkan, namun di Desa Colo
tanaman pakis dapat dimanfaatkan daunnya untuk pembuatan pecel dan
kripik.
3. Parijoto
Parijoto adalah jenis tanaman yang memilii banyak manfaat dengan
manfaat utamanya adalah sebagai penyubur kandungan. Biasanya tanaman
pakis dikonsumsi untuk menambah gizi bagi wanita yang sedang program
hamul. Di Desa Wisata Colo, parijoto diolah menjadi makanan siap saji,
diantaranya adalah sirup parijoto, permen parijoto, dan teh parijoto.
3.3.6 Penginapan
1. Penginapan The Jala’s
Penginapan The Jala’s terletak dekat dengan Makam Sunan Muria.
Penginapan The Jala’s dikelola oleh warga Desa Colo dengan kepemilikan
pribadi. Penginapan ini memilki view pegunungan Gunung Muria.
Penginapan The Jala’s berlokasi di dekat Terminal Colo.
2. Penginapan Muria
Penginapan Muria tidak jauh lokasinya dari Penginapan The Jala’s dan
dekat dengan Makam Sunan Muria. Penginapan Muria merupakan usaha
milik pribadi yang dikelola oleh warga itu sendiri. Penginapan Muria
berlokasi bersebelahan dengan penginapan The Jala’s.
3. Hotel Graha Muria
Graha Muria berada tepat didepan Taman Ria Colo, berlokasi di Jl.
Pesanggrahan, Desa Colo. Graha Muria dikelola oleh Pemerintah Kabupaten
Kudus. Fasilitas yang ditawarkan cukup menarik yaitu dengan pemandangan
Gunung Muria, terdapat amar yang nyaman, toilet yang disertai air panas,
TV, wifi, dan terdapat gedung pertemuan, serta parkir yang luas. Selain itu,
terdapat coffee shop dibelakang hotel.