Post on 20-Apr-2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pandemi virus corona (Covid-19) memiliki dampak yang sangat besar untuk
perekonomian di dunia salah satunya di Indonesia. Dengan adanya Covid-19 ini
perekonomian di Indonesia mengalami penurunan. Banyak perusahaan-perusahaan
yang mengalami kerugian dikarenakan usahanya harus ditutup sementara. Ketua
Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani
menjelaskan dampak pandemi Covid-19 kepada industri hotel dan restoran.
Menurut Hariyadi, sejak Januari hingga April 2020, hotel dan restoran mengalami
kerugian sebesar Rp 70 triliun. Pasalnya, ada lebih 2.000 hotel dan 8.000 restoran
yang menghentikan operasionalnya (Kompas.com). Salah satu perusahaan yang
mengalami dampak dari Covid-19 adalah perusahaan yang bergerak di bidang
shopping area dan jasa hotel, dikarenakan usahanya harus ditutup selama pandemi
ini. Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang shopping area dan jasa hotel
yaitu, PT Metropolitan Kentjana. PT Metropolitan Kentjana selama masa pendemi
ini mengalami kerugian yang disebabkan menurunnya pendapatan perusahaan pada
setiap bulan, tetapi pengeluaran yang harus dikeluarkan tetap.
Pendapatan dan pengeluaran perusahaan merupakan komponen penyusun
laporan keuangan. Seorang akuntan harus bisa membuat siklus pengeluran dan
pendapatan. Menurut Romney dan Steinbart (2018), siklus pengeluaran
(expenditure cycle), merupakan serangkaian kegiatan bisnisa yang aberulanga dan
2
operasi pemrosesan informasi terkait dengan pembelian dan pembayaran atas
barang dan jasa.
(Romney dan Steinbart, 2018)
Menurut Romney dan Steinbart (2018), ada 4 aktivitas mendasar dalam
expenditure cycle, yaitu:
Gambar 1. 1
Expenditure Cycle
3
1. Ordering material, supplies, and service
Pada tahap ini ada dua dokumen yang dibuat, yaitu purchase requisition dan
purchase order. Purchase requisition merupakan dokumen permintaan barang
dan jasa oleh karyawan yang berwenang. Sedangkan purchase order merupakan
dokumen pemesanan barang dan jasa kepada vendor. Purchase order berisi
deskripsi, jumlah, dan informasi relevan terkait barang dan jasa yang ingin dibeli
dan mengidentifikasi persetujuan dari pembeli barang. Pada tahap ini,
perusahaan mengidentifikasi apa, kapan, dan berapa banyak pembelian yang
akan dilakukan, serta memilih supplier yang akan digunakan oleh perusahaan.
Dalam tahap pemesanan barang terkadang perusahaan dapat melakukan kesalahan
dalam pemesanan jumlah barang dan jenis barang. Untuk menghindari masalah tersebut
purchase order harus selalu di cek terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan dalam
pemesanan, setelah melakukan pengecekan harus mendaptakan approve dari manager
accounting untuk mengajukan pembelian barang kepada supplier. Permasalahan lain
yang mungkin muncul dalam proses ini adalah kesalahan dalam memilih supplier yang
memberikan kualitas barang yang buruk, serta harga yang kurang sesuai. Untuk
mengatasi masalah ini pihak dari perusahaan sebelum memilih supplier harus mencari
informasi yang lengkap tentang kualitas produk supplier dan supplier yand dipilih harus
mendapatkan persetujuan oleh manager keuangan. Hal ini juga merupakan bentuk
penerapan internal control yaitu pemberlakuan otorisasi dari pihak yang berwenang
dalam setiap tahapan proses.
2. Receiving materials, supplies, and service
Dalam aktivitas ini perusahaan menerimaan barang yang telah dipesan lalu
memverifikasi jenis, jumlah, waktu penerimaan, dan kualitas barang yang
4
diterima dengan purchase order. Receiving report merupakan dokumen yang
perlu disiapkan untuk menerima barang agar tidak terjadi kesalahan dalam
penerimaan barang. Permasalah yang bisa saja terjadi pada proses penerimaan
barang adalah barang yang dikirim tidak sesuai dengan pesanan, kesalahan
dalam perhitungan, dan pencurian barang. Pengendalian yang dapat dilakukan
untuk mengatasi masalah tersebut adalah memberikan pengarahan pada bagian
penerima barang untuk melakukan pencocokan barang yang diterima dengan
purchase order yang telah disetujui, membatasi akses terhadap persediaan, dan
meminta karyawan bagian penerimaan untuk menandatangani laporan
penerimaan barang.
3. Approving supplier invoice
Dalam aktivitas ini perusahaan akan mencocokkan invoice dari supplier dengan
purchase order dan receiving report sebelum menyetujui invoice untuk dibayar.
Pada aktivitas ini dokumen yang dibuat, yaitu dibursment voucher. Permasalah
yang bisa terjadi pada tahap ini adalah adanya kesalahan pada invoice supplier
dan kesalahan pencatatan utang. Pengendalian yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah tersebut adalah dengan melakukan verifikasi keakuratan
invoice, membutukan tanda terima yang terperinici, dan membatasi akses
terhadapat master data supplier.
4. Memproses dan mencatat pengeluaran kas
Dokumen yang terkait dengan pengeluaran kas antara lain cek, file transaksi
pengeluaran kas, dan jurnal pengeluaran kas. Seluruh pengeluaran kas akan
tercatat dalam file transaksi pengeluaran kas serta jurnal pengeluaran kas.
5
Permasalahan yang bisa terjadi dalam aktivitas ini adalah melakukan
pembayaran atas barang yang tidak diterima, melakukan pembayaran dua kali,
dan pencurian terhadap kas. Pengendalian yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah tersebut adalah menetapkan kebijakan untuk melakukan pembayaran
hanya atas invoice supplier yang asli, melakukan pengamanan terhadap cek
kosong, mengharuskan dua otorisasi untuk jumlah cek tertentu, dan melakukan
pemisahan tanggung jawab antara yang mencatat dan melakukan pembayaran.
Selain siklus pengeluaran dalam laporan keuangan juga terdapat siklus
pendapatan (revenue cycle). Siklus pendapatan (revenue cycle), merupakan
serangkain aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan informasi terkait yang terus-
menerus dengan menyediakan barang dan jasa kepada pelanggan dan menerima kas
sebagai pembayaran atas menjualan tersebut.
(Romney dan Steinbart, 2018)
Gambar 1. 2
Revenue Cycle
6
Menurut Romney dan Steinbart (2018), siklus pendapatan adalah sebagai
berikut:
1. Sales order entry
Dalam aktivitas ini pelanggan melakukan pemesanan atas jasa/barang yang
disediakan oleh perusahaan, kemudian pemesanan akan dibuatkan dokumen
sales order, menyetujui kredit pelanggan, mengecek ketersediaan barang, dan
menanggapi pertanyaan pelanggan. Dokumen sales order biasanya formulir
elektronik yang berisi informasi mengenai jumlah item, kuantitas, harga, dan
persyaratan lain mengenai penjualan. Permasalahan yang terjadi dalam aktivitas
ini adalah pemesanan yang tidak akurat/lengkap, melakuka pembatalan pesanan,
persediaan habis, dan kehilangan konsumen. Pengendalian yang dilakukan
dalam aktivitas ini adalah melakukan pengawasan edit entri data, membatasi
akses master data, memberikan batas kredit, dan memperoleh persetujuan yang
spesifik untuk menyetujui penjualan kepada konsumen baru dan konsumen lama
dengan penjualan sesuai dengan batas kredit.
2. Shipping
Dalam aktivitan ini, perusahaan mengirimkan barang atau menyampaikan jasa
kepada pelanggan. Dokumen yang digunakan dalam proses ini yaitu packing
ticket, packing slip, dan bill-off-lading. Permasalahan yang terjadi dalam
aktivitas ini adalah pencurian inventory dan kesalahan pengiriman. Pengendalian
yang dapat dilakukan dalam aktivitas ini adalah menggunakan teknologi
barcode, merekonsiliasi daftar pengiriman terhadap rincian sales order,
7
membatasi akses ke tempat penyimpanan inventory, melakukan dokumentasi
semua perpindahan inventory, dan melakukan pengecekan secara fisik.
3. Billing
Dalam proses ini melibatkan dua pekerjaan yang terpisah tetapi saling terkait,
yaitu menagih piutang dan mengawasi piutang. Dokumen yang dihasilkan dalam
aktivitas ini adalah sales invoice, yaitu dokumen yang memberi tahu kepada
pelanggan tentang nilai transaksi yang harus dilunasi serta cara untuk melakukan
pelunasan. Permasalahan yang terjadi dalam aktivitas ini adalah kegagalan
penagihan, kesalahan penagihan, melakukan kesalahan posting akun piutang,
dan terdapat kredit memo yang tidak akurat. Pengendalian atas kesalahan
tersebut adalah melakukan pemisahan fungsi antara billing dengan shipping,
melakukan rekonsiliasi invoice terkait sales order, dan melakukan pembatasan
akses terhadap harga master data.
4. Cash collection
Dokumen yang dihasilkan dari proses ini adalah remittance list yakni dokumen
yang mecatat seluruh nama pelanggan serta pembayaran yang telah diterima.
Permasalahan yang terjadi dalam aktivitas ini adalah pencurian kas.
Pengendalian yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah
melakukan pemisahan tugas antara yang menerima pembayaran dan mencatat
penerimaan kas, melakukan rekonsiliasi akun bank, dan melakukan setoran
harian untuk semua uang kas yang masuk.
8
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK nomor 23 (IAI, 2018),
pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut
terpenuhi:
1. Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara
signifikan kepada pembeli.
2. Perusahaan tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan
kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang
yang dijual
3. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal
4. Kemungkinan besar manfaat ekonomik yang terkait dengan transaksi tersebut
akan mengalir ke entitas.
5. Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan
tersebut dapat diukur dengan andal.
Siklus pendapatan dan pengeluaran tercangkup dalam satu siklus akuntansi.
Siklus akuntansi adalah kegiatan atau proses akuntansi yang dilakukan secara terus-
menerus oleh suatu organisasi selama periode akuntansi tertentu (Weygandt, et. al
(2019). Proses akuntansi yang diawali dengan menganalisis dan menjurnal
transaksi, kemudian diakhiri dengan membuat laporan keuangan dinamakan
9
sebagai siklus akuntansi. Menurut Weygandt, et. al (2019), terdapat 9 tahap dalam
pelaksanaan siklus akuntansi, yaitu:
(Weygand, et al, 2019)
1. Analyze business transaction
Transaksi bisnis adalah peristiwa ekonomi yang dicatat oleh akuntan. Transaksi
yang dilakukan ada dua yaitu, internal dan eksternal. Transaksi internal adalah
transaksi yang terjadi sepenuhnya di dalam perusahaan sedangkan transaksi
eksternal adalah transaksi yang melibatkan perusahaan dengan pihak luar.
Perusahaan perlu melakukan analisa pada setiap transaksi untuk mengetahui ada
tidaknya efek pada persamaan akuntansi. Jika suatu peristiwa mempengaruhi
komponen persamaan akuntansi maka perusahaan mencatatnya sebagi transaksi.
Gambar 1. 3
Accounting Cycle
10
2. Journalize the transaction
Setelah melakukan analisa transaksi, transaksi tersebut harus dicatat ke dalam
jurnal. Setiap transaksi akan mempengaruhi dua atau lebih akun transaksi.
Transaksi yang dicatat adalah transaksi yang memiliki nilai ekonomik dan
relevan dengan bisnis. Ada beberapa hal penting yang harus dipehatikan dalam
menjurnal, yaitu tanggal transaksi, akun dan jumlah yang akan dijurnal dalam
sisi debit atau kredit, dan penjelasan dari keterangan transaksi. Menurut
Weygandt, et. al (2019), untuk mempercepat penjurnalan dan posting sebagian
besar perusahaan menggunakan special journal. Special journal digunakan
untuk mencatat jenis transaksi serupa dan mempunyai pengendalian internal
yang lebih baik, sehingga jika hendak melakukan pemerikasaan secara berkala
akan lebih mudah. Special journal dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
a. Jurnal penjualan
Jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi penjualan barang dagang
secara kredit. Berikut contoh jurnal penjualan.
b. Jurnal penerimaan kas
Gambar 1. 4
Jurnal Penjualan
11
Jurnal yang digunakan untuk mencatat seluruh transaksi yang melibatkan
penerimaan uang tunai. Berikut contoh jurnal penerimaan kas:
c. Jurnal pembelian
Jurnal yang digunakan untuk mencatat seluruh transaksi pembelian barang
dagang yang dilakukan secara kredit. Berikut contoh jurnal pembelian
d. Jurnal pengeluaran
Jurnal yang digunakan untuk mencatat seluruh transaksi pengeluaran yang
dibayarkan dengan uang tunai. Berikut contoh jurnal pengeluaran kas
Gambar 1. 5
Jurnal Penerimaan Kas
Gambar 1. 6
Jurnal Pembelian
Gambar 1. 7
Jurnal Pengeluaran Kas
12
3. Post to ledger accounts
Melakukan posting ke buku besar yaitu tahapan dari proses pencatatan transaksi-
transaksi yang dijurnal ke masing-masing akun yang nantinya akan disusun
dalam buku besar sesuai dengan jenis akun. Seperti buku besar kas, buku besar
piutang, dan sebagainya. Akun buku besar biasanya tidak memuat data
terperinci, seperti utang, piutang atau persediaan barang dagang, untuk
mengetahuinya, maka diperlukan rekening lain yang diklasifikasikan ke dalam
suatu buku yang disebut buku besar pembantu (subsidiary ledger). Perusahaan
menggunakan subsidiary ledger untuk mengetahui saldo individu dan
membebaskan general ledger dari perincian saldo individu (Weygandt et. al,
2019).
4. Prepare trial balance
Menurut Weygandt, et. al (2019), trial balance adalah daftar akun dan jumlah
saldo dari masing-masing akun pada periode tertentu. Neraca saldo berisi
seluruh akun dan saldo yang berasal dari buku besar dalam periode tertentu.
Akun-akun debit dalam neraca saldo akan berada pada kolom kiri neraca
sedangkan akun-akun kredit dalam neraca saldo akan berada pada kolom kanan
neraca. Neraca saldo membuktikan persamaan matematis atas debit dan kredit
setelah diposting. Neraca saldo juga membantu menemukan kesalahan dalam
aktivitas penjualan, dilihat dari tidak seimbangnya saldo akun debit dan kredit
pada neraca.
5. Journalize and post adjusting entries
13
Jurnal penyesuaian digunakan karena perusahaan menerapkan accrual basis
accounting. Akuntansi berbasis akrual ini mengakui pendapatan pada saat
barang sudah dikirim dan jasa sudah diberikan, serta mengakui beban sesuai
dengan jumlah barang atau jasa yang digunakan dalam satu periode akuntansi
dan dilakukan pada akhir periode akuntansi, Menurut Weygandt, et. al (2019),
ada dua tipe adjusting entries, yaitu:
a. Deferrals: adjusting entries untuk beban yang dibayarkan dimuka dan
pendapatan yang diterima dimuka.
b. Accruals: adjusting entries untuk pendapatan yang masih harus diterima dan
beban yang masih harus dibayarkan.
6. Prepare an adjusted trial balance
adjusted trial balance dibuat untuk memastikan hasil dari posting adjusting
entries sama jumlahnya antara sisi debit dan kredit.
7. Prepare financial statements
Entitas akan menyiapkan laporan keuangan berdasarkan data yang telah tersusun
dalam neraca saldo yang telah disesuaikan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI, 2018) dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 1,
laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu entitas. Entitas dapat menyusun laporan laba/rugi
berdasarkan data pendapatan dan beban. Kemudian entitas dapat menyusun
laporan perubahan ekuitas dengan menggunakan data laba bersih yang
didapatkan pada laporan laba/rugi. Setelahnya entitas dapat menyusun laporan
posisi keuanagan berdasarkan data aset, kewajiban, dan ekuitas yang terdapat
14
pada neraca saldo yeng telah disesuaikan dan retained earnings dari laporan
perubahan ekuitas. Laporan keuangan ini akan berguna bagi pihak internal
maupun eksternal untuk mengambil keputusan.
8. Journalize and post closing entries
Pada akhir periode akuntansi perusahaan akan membuat jurnal penutup dengan
membuat saldo menjadi nol dengan cara ditransfer ke retained earnings
berdasarkan saldo penutup.
9. Prepare a post-closing trial balance
Post closing trial balance berisikan akun yang bersifat permanent dan saldo dari
permanent account setelah dibuat post closing entries.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI,2018), tujuan dari laporan keungan
adalah memberikan laporan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan
dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna
laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Menurut Kieso, et. al
(2018) akuntansi memiliki tiga aktivitas dasar, yaitu:
1. Identifying (mengidentifiksi): kegiatan mengidentifikasi peristiwa ekonomi,
perusahaan memilih kegiatan-kegiatan yang relevan dengan bisnis perusahaan.
2. Recording (mencatat): setelah mengidentifikasi kegiatan bisnis perusahaan
mencatat kegiatan tersebut dengan menyediakan catatan historis dari kegiatan
keuangan perusahaan.
3. Communicating (mengkomunikasika): tindakan untuk menyampaikan informasi
akuntansi ke dalam laporan keuangan kepada pengguna laporan keuangan.
15
Menurut Kieso, et. al (2018) penggunaan laporan keuangan terbagi menjadi dua
kelompok, yaitu:
1. Pengguna internal adalah orang-orang di dalam perusahaan yang
merencanakan, mengorganisir dan menjalankan bisnis.
2. Pengguna eksternal adalah orang-orang dan organisasi di luar perusahaan yang
ingin mengetahui finansial perusahaan.
Laporan keuangan yang dianggap lengkap adalah laporan keuangan yang
memenuhi komponen yang ditetapkan oleh IAI. Menurut IAI (2018) dalam PSAK
1, komponen laporan keuangan lengkap terdiri dari:
1. Laporan posisi keuangan yang menggambarkan aset, utang dan ekuitas secara
spesifik pada akhir periode akuntansi. Total aset harus sama dengan total eukitas
ditambah utang. Laporan posisi keuangan adalah gambaran dari kondisi
keuangan perusahaan pada saat periode akuntansi tertentu. Elemen dalam
laporan posisi keuangan adalah:
a. Aset
Aset adalah sumber daya yang dikendalikan oleh entitas sebagai akibat
peristiwa masa lalu dan manfaat ekonomik masa depan dari aset tersebut
diperkirakan mengalir ke entitas (IAI, 2018). Aset diklasifikasi menjadi dua,
yaitu aset tidak lancar (non current asset) dan aset lancar (current asset).
Aset lancar adalah kas dan aset lainnya yang diharapkan akan dapat
dikonversikan menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi dalam satu tahun atau
16
dalam satu siklus operasi. Menurut IAI (2018), aset tetap adalah aset
berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan
barang dan jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau tujuan
administratif, dan diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari satu
periode. Berdasarkan definisi di atas, suatu aset berwujud memiliki ciri yang
digunakan dalam operasional perusahaan dan tidak untuk jual beli kepada
pihak lain, bersifat jangka panjang dan dapat disusutkan serta memiliki
wujud fisik. Menurut PSAK 16 IAI (2018), untuk dapat dikapitalisasi ke
dalam aset tetap, biaya perolehan awal aset tetap harus memenuhi dua
kriteria kapitalisasi, yaitu kemungkinan besar manfaat ekonomik aset akan
mengalir ke perusahaan dimasa mendatang dan biaya perolehannya dapat
diukur secara andal. Menurut Weygandt et. al, (2019), jenis-jenis aset sebagi
berikut
1. Intangible assets
Aset tidak berwujud dan masa manfaat yang relatif panjang. Salah satu
aset tidak berwujud adalah goodwill, patent, copyright, dan trademarks.
2. Property, plant, and equipment
Aset tetap yang memiliki masa manfaat yang realtif panjang dan
biasanya digunakan untuk operasional perusahaan.
3. Long-term investments
Investasi jangka panjang umumnya (1) investasi saham biasa atau
obligasi yang ditanamkan ke perusahaan lain dalam jangka waktu yang
17
lama, (2) aset tidak lancar seperti tanah atau gedung yang dimiliki oleh
perusahaan tetapi tidak digunakan untuk operasionl perusahaan.
4. Current assets
Aset yang dimiliki perusahaan yang diharapkan dapat dikonversi
menjadi kas atau yang digunakan hanya dalam satu tahun atau dalam satu
periode siklus operasional.
b. Liabilitas
Menurut Weygandt et. al, (2019), liabilitas adalah kewajiban saat ini dari
entitas yang timbul akibat peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan
menghasilkan arus keluar dari entitas sumber daya yang mmewujudkan
manfaat ekonomi. Liabilitas diklasifikasi menjadi dua, yaitu utang tidak
lancar (non current liabilities) dan utang lancar (current liabilities) current
liabilities adalah kewajiban yang diperkirakan dapat dilunasi dalam siklus
operasi yang normal. Non current liabilities adalah kewajiban yang
diperkirakan tidak dapat dilunasi dalam satu siklus operasi yang normal.
Menurut Kieso, et al (2018), jenis – jenis utang lancar yaitu :
1. Account Payable
Account Payable adalah saldo terhutang kepada pihak lain dengan
barang dagang, inventory atau jasa yang dibeli tanpa dilakukan
pembayaran.
2. Notes Payable
Utang wesel adalah perjanjian tertulis untuk membayar jumlah uang
tertentu pada tanggal yang telah ditetapkan di masa yang akan datang.
18
3. Current Maturities of Long-term Debt
Bagian dari obligasi, wesel hipotik, dan hutang jangka panjang lainnya
yang jatuh tempo pada tahun seanjutnya.
4. Short-term Obligations Expected to the Refinanced
Kewajiban jangka pendek harus dikeluarkan dari kewajiban lancar
hanya jika kedua kondisi tersebut dapat dipenuhi, yaitu: mempunyai
rencana untuk mendanai kembali kewajiban atas dasar jangka panjang,
dan harus memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian
kewajiban setidaknya 12 bulan setelah tanggal pelaporan.
5. Dividend Payable
Utang dividen adalah jumlah utang perusahaan kepada para pemegang
sahamnya sebagai hasil otorisasi dewan direksi.
6. Customer Advances and Deposits
Utang lancar yang dapat mencakup setoran tunai yang dikembalikan
dan diterima dari pelanggan dan karyawan. Perusahaan dapat menerima
simpanan dari customer untuk menjamin kinerja suatu kontrak sebagai
jaminan untuk menutupi pembayaran kewajiban selanjutnya.
7. Unearned Revenues
Pembayarn yang diterima sebelum perusahaan melakukan
kewajibannya.
8. Sales and value-added taxes payable
Pajak konsumsi umumnya berupa pajak penjualan atu pajak
pertambahan nilai.
19
9. Income Taxe Payable
Pajak penghasilan normal dalam siklus oprasi perusahaan yang wajib
dibayarkan oleh perusahaan.
10. Employee-related Liabilities
Jumlah utang kepada karyawan untuk gaji atau upah yang dilaporkan
sebagai kewajiban lancar.
Sedangkan untuk jenis–jenis utang tidak lancar yaitu :
1. Bonds Payable
Bonds (obligasi) adalah janji untuk membayarkan utang pada tanggal
jatuh tempo yang sudah ditetapkan dan ditambah dengan bunga berkala
pada tingkat yang telah ditentukan.
2. Long-term Notes Payable
Utang wesel adalah perjanjian tertulis untuk membayar jumlah uang
tertentu pada tanggal yang telah ditetapkan di masa yang akan datang
dan jangka waktunya lebih dari 1 tahun.
c. Ekuitas
Menurut Weygandt et. al, (2019), ekuitas adalah nilai sisa dari aset entitas
seteleh dikurangi dengan kewajiban entitas. Klasifikasi ekuitas dibagi menjadi
enam, yaitu:
1. Share Capital
20
Nilai dari saham perusahaan yang telah diterbitkan.
2. Share Premium
Nominal atau nilai yang tertera pada saham.
3. Retained Earnings
Laba perusahaan yang tidak didistribusikan atau dibayarkan kepada
pemegang saham.
4. Accumulated Other Comprehensive Income
Nilai agregat dari penghasilan komprehensif lain-lain.
5. Treasury Shares
Nilai dari saham biasa yang dibeli kembali oleh perusahaan.
6. Non-controlling
Bagian dari ekuitas milik entitas anak yang tidak dimiliki oleh entitas
pelapor.
2. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode,
menggambarkan keberhasilan atas kinerja perusahaan atau profitabilitas dari
suatu operasi perusahaan selama satu periode. Menurut Kieso et. al (2018),
income statement dibagi menjadi 5 bagian, yaitu:
1. Sales or Revenue
Menyajikan pendapatan penjualan bersih yang sudah dikurang diskon,
return, dan allowance.
2. Cost of Goods Sold (COGS)
Gross profit, pendatan dikurangi dengan harga pokok penjualan.
3. Selling Expense
21
Mencatatkan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk melakukan
penjualan.
4. Administrative or Generak Expense
Mencatatkan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk biaya
administrasi.
5. Other Income Expense
Pendapatan dan biaya yang dihasilkan bukan dari penjualan perusahaan.
Kegunaan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain adalah:
a. Mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan
b. Memberikan dasar untuk memprediksikan kinerja masa depan.
c. Membantu menilai risiko atau ketidakpastian pencapaian arus kas masa
depan.
3. Laporan perubahan ekuitas selama periode, mencakup informasi sebagai
berikut:
a. Total penghasilan komprehensif selama periode berjalan, yang menunjukan
secara tersendiri jumlah total yang dapat di distribusikan kepada pemilik
entitas induk dan kepada kepentingan non pengendali.
b. Untuk setiap komponen ekuitas, dampak retrospektif atau penyajian kembali
secara retrospektif.
c. Untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal
dan akhir periode, secara tersendiri mengungkapkan masing-masing
perubahan yang timbul dari laba rugi, penghasilan komprehensif lain, dan
transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, yang
22
menunjukkan secara tersendiri kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik
dan perubahan hak kepemilikan pada entitas anak yang tidak menyebabkan
hilangnya pengendalian (IAI, 2018 dalam PSAK 1).
4. Laporan arus kas selama periode, menyediakan informasi terkait kas masuk dan
kas keluar pada satu periode akuntansi yang spesifik. Menurut IAI (2018) dalam
PSAK 2, tujuan dari laporan arus kas adalah informasi tentang arus kas entitas
bangunan dalam menyediakan penggunaan laporan keuangan dasar untuk
menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai
kebutuhan entitas untuk menggunakan arus kas tersebut.
5. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang
signifikan dan informasi penjelasan lain.
6. Laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya ketika entitas
menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat
penyajian kembali pos-pos laporan keungan.
Manurut IAI (2018) dalam PSAK No 2 arus kas adalah arus masuk dan arus
keluar atau setara kas. Dalam penyusunan laporan arus kas terdapat tiga aktivitas
transaksi dalam arus kas, yaitu:
1. Aktivitas operasi: aktivitas utama dalam menghasilkan pendapatan entitas
(principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan
merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Arus kas dari aktivitas
operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan entitas.
Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan
23
peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba/rugi bersih. Berikut beberapa
contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:
a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan pemberian jasa.
b. Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi, dan pendapatan lain.
c. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa.
d. Pembayaran kas kepada dan untuk kepentingan karyawan.
e. Penerimaan dan pembayaran kas oleh entitas asuransi sehubung dengan
premi, klaim, anuitas, dan manfaat polis lainnya.
f. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan
kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagi bagian dari
aktivitas pendanaan dan investasi.
g. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang dimiliki untuk tujuan
diperdagangkan atau diperjanjikan.
2. Aktivitas investasi: perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi
lain yang tidak termasuk setara kas. Pengungkapan terpisah arus kas yang
berasala dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut
mencerminkan pengeluaran yang telah terjadi untuk sumber daya yang
dimaksudkan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
3. Aktivitas pendanaan (Financing): aktivitas yang mengakibatkan perubahan
dalam jumlah serta komposisi kontribusi modal dan pinjaman entitas.
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan penting
dilakukan karena berguna unutuk memprediksi klaim atas arus kas masa depan
24
oleh para penyedia modal entitas. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari
aktivitas pendanaan adalah:
a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrument modal lainnya.
b. Pembayaran kas kepada pemilik untuk menarik atau menebus saham entitas.
c. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotek, dan pinjaman
jangka pendek dan jangka panjang lainnya.
d. Pelunasan pinjaman.
e. Pembayaran kas oleh penyewa untuk mengurangi saldo kewajiban yang
berkaitan dengan sewa pembiayaan.
Salah satu komponen yang terdapat pada laporan keuanga adalah aset. Aset
adalah sumber daya yang dikendalikan oleh entitas sebagai akibat peristiwa masa
lalu dan manfaat ekonomik masa depan dari aset tersebut diperkirakan mengalir ke
entitas (IAI, 2018). Aset diklasifikasi menjadi dua, yaitu aset tidak lancar (non
current asset) dan aset lancar (current asset). Menurut PSAK 16 (IAI, 2018), aset
tetap adalah aset berwujud yang:
1. dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan jasa,
untuk direntalkan kepada pihak lain, atau tujuan administratif; dan
2. diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
Berdasarkan definisi di atas, suatu aset berwujud memiliki ciri yang digunakan
dalam operasional perusahaan dan tidak untuk jual beli kepada pihak lain, bersifat
jangka panjang dan dapat disusutkan serta memiliki wujud fisik. Menurut PSAK 16
(IAI, 2018), dimasa mendatang dan biaya perolehannya dapat diukur secara andal.
25
Menurut Weygandt et. al (2019), fixed assets dibagi menjadi 4, yaitu:
1. Land
Land digunakan perusahaan sebagai tempat untuk membangun pabrik atau untuk
gedung perkantoran.
2. Land Improvements
Land improvements adalah penambahan tanah yang biasa digunakan untuk
driveways, lahan parkir, pagar, taman, dan underground sprinklers.
3. Buildings
Buildings adalah fasilitas yang digunakan untuk operasional perusahaan.
Contohnya, toko, kantor, pabrik, gudang, dan hangar pesawat.
4. Equipment
Equipment adalah aset yang digunakan untuk operasional perusahaan.
Contohnya, kasir toko, peralatan kantor, mesin pabrik, kendaraan kantor.
Aset tetap dapat mengalami penyusutan kerena memiliki umur manfaat.
Penyusutan artinya alokasi jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama
umur manfaatnya. Umur manfaat adalah:
a. Periode suatu aset yang diharapkan dapat digunakan oleh entitas, atau
b. Jumlah produksi atau unit serupa yang dihasilkan akan diperoleh dari suatu aset
oleh entitas.
Menurut Weygandt, et. al (2019), ada 3 metode penyusutan, yaitu:
a. Straight-line adalah metode penyusutan yang jumlah penyusutan sama untuk
setiap tahun dari masa manfaat aset.
26
b. Units-of-activity adalah metode penyusutan dimana masa manfaat dinyatakan
dalam total unit produksi atau penggunaan yang diharapkan dari suatu aset.
c. Declining-balance adalah metode penyusutan yang menerapkan tarif konstan
terhadap penurunan nilai buku aset dan menghasilkan penurunan biaya
penyusutan selama masa pakai aset.
Salah satu komponen yang terdapat pada aset adalah kas. Menurut
Weygandt, et. al (2019), kas adalah salah satu aset yang mudah dikonversi menjadi
jenis aset yang lain. Dalam PSAK No. 2 Menurut IAI (2018), mengatakan kas
terdiri dari saldo kas dan rekening giro. Setara kas adalah investasi yang bersifat
likuid, berjangka pendek, yang dengan cepat dapat dikonversi menjadi kas dalam
jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak
signifikan. Ada 5 hal yang dapat digolongkan sebagai kas dan setara kas, yaitu:
1. Petty cash
2. Saldo kas rekening giro di bank dalam Rupiah maupun mata uang asing.
3. Bon sementara
4. Bon-bon kecil yang belum di reimbursed.
5. Cek tunai yang akan didepositkan.
Salah satu komponen dalam setara kas adalah petty cash atau kas kecil. Kas
kecil biasa digunakan untuk melakukan pembayaran biaya operasional yang
nilainya relatif kecil. Perusahaan perlu membayar biaya lain-lain untuk
perlengkapan kantor kecil dan makan siang karyawan yang jumlahnya relatif kecil.
Menurut Kieso et. al, (2018), metode sederhana untuk mendapatkan kontrol yang
27
baik adalah dengan menggunnakan kas kecil. Kas kecil pertama kali dibentuk
dengan cara melakukan estimasi terlebih dahulu jumlah kas yang dibutuhkan untuk
melakukan pembayaran-pembayaran sepanjang periode tertentu (Hery, 2014).
Perusahaan pada umumnya akan membatasi jumlah maksimum penggunaan
dan jenis-jenis pembayaran yang boleh dibayarkan oleh dana kas kecil. Kebanyakan
dana kas kecil dibentuk atas jumlah yang tetap yang biasa disebut dengan dana tetap
(imprest fund). Berikut ini adalah jurnal ketika entitas ingin membentuk dana kas
kecil, maka jurnalnya adalah sebagai berikut:
Dana Kas Kecil XX
Kas XX
Pada saat melakukan pembayaran dengan meengunakan dana kas kecil entitas tidak
membuat jurnal
No Entries
Pada pengisian kembali kas kecil, entitas akan mendebit beban yang terjadi dan
mengkreditkan kas. Sebagai contoh entitas mengakui beban pembelian alat tulis
kantor maka entitas akan membuat jurnal sebagai berikut
Beli Perlengkapan ATK XX
Kas XX
Kas kecil juga bisa menggunakan metode sistem dana tidak tetap (fluctuating find
system). Sistem fluktuasi sesuai fungsi akuntasi keuangan yang menerapkan metode
jumlah kas kecil yang tidak ditetapkan jumlahnya tetapi sesuai dengan kebutuhan
28
perusahaan. Saat pertama kali perusahaan menetapkan jumlah kas kecil maka
entitas akan membuat jurnal sebagai berikut:
Kas Kecil XX
Kas XX
Ketika kas kecil digunakan untuk kebutuhan perusahaan sebagai contoh entitas
menggunakan kas kecil untuk pembelian alat tulis kantor maka entitas akan
membuat jurnal sebagai berikut:
Biaya Perlengkapan ATK XX
Kas XX
Setiap perusahaan meiliki catatan kas yang diterima, dicairkan, dan sisa
saldo. Perusahaan pada umumnya melakukan transaksi baik penerimaan dan
pengeluaran tidak dilakukan secara kas tetapi melalui bank. Menurut UU RI No 10
Tahun 1998 bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak. Meurut Weygandt, et. al (2019), kelebihan ketika melakukan penyimpanan
uang di bank, yaitu:
a. Perusahaam meminimalkan jumlah cash on hand yang dimiliki.
b. Adanya pencatatan ganda dari transaksi yang terjadi di bank, pencatatan yang
dilakukan oleh perusahaan dan satu lagi pencatatan yang dilakukan oleh pihak
bank.
29
c. Rekonsiliasi bank dengan membandingkan jumlah transaksi dari bank dengan
perusahaan dan menjelaskan perbedaanya dengan keterangan yang jelas.
Rekening giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap
saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, saranan perintah pembayaran lainnya
atau dengan cara pemindahaan bukuan (Undang-Undang Perbankan Nomor 10
Tahun 1998 tangga 10 November 1998). Menurut Kasmir (2014), keuntungan
menggunakan giro, yaitu:
1. Ketika melakukan pembayara jika memiliki giro, maka tidak perlu menyediakan
uang tunai, akan tetapi cukup menulis dilembar cek atau bilyet giro sejumlah
uang yang akan dibayarkan.
2. Uang yang disimpan direkening giro akan memperoleh bunga jasa giro yang
jumlah tergantung bank yang bersangkutan.
Pencatatan penerimaan dan pengeluaran yang dilakukan oleh suatu entitas
akan tercatat dalam rekening bank. Pencatatan yang dilakukan oleh perusahaan
dengan bank tidak selalu sama maka dari itu perusahaan perlu melakukan
rekonsiliasi bank. Rekonsiliasi bank adalah skema yang menjelaskan perbedaan
antara catatan bank dengan catatan kas perusahaan. Jika perbedaan pencatatan
antara perusahaan dengan bank hanya berasal dari transaksi yang belum dicatat oleh
bank maka catatan perusahaan dianggap benar. Tetapi, jika terjadi beberapa
perbedaan pencatatan muncul dari item lain maka baik bank atau perusahaan harus
menyesuaikan pencatatannya. Bentuk rekonsiliasi bank terdiri dari dua bagian
yaitu, saldo per laporan bank dan saldo per buku deposan. Saldo per laporan bank
30
dan saldo per buku deposan akan berkahir dengan saldo kas yang benar. Saldo kas
yang benar adalah jumlah yang harus sesuai dengan pembukuan dan jumlahnya
sama dengan yang dilaporkan pada laporan posisi keuangan.
Dalam rekonsiliasi bank memberikan pernyataan penjelasan debit dan
kredit dengan membuat debit memorandum dan kredit memorandum. Dalam
Weygandt, et. al (2019), debit memorandum sering disebut sebgai nota debit yang
menjelaskan mengenai biaya yang dicatat dalam laporan mutasi bank. Debit
memorandum menagihkan beberapa biaya oleh bank atas jasa yang diberikan
seperti biaya bulanan, biaya mencetak cek, biaya transfer dana, dll. Kredit
memorandum menjelaskan kas yang masuk ke akun pemilik rekening yang
tercantum dalam laporan mutasi bank. Kredit memorandum mencatatkan bunga
yang diterima oleh akun pemilik rekening.
Dalam melakukan rekonsiliasi akan terdapat selisih antara perusahaan
dengan bank. Menurut Weygandt, et. al (2019), ada 4 hal yang menyebabkan
perbedaan antara perusahaan dengan bank, yaitu:
1. Deposit in transit
Uang tunai yang diterima dan dicatat oleh perusahaan tetapi oleh bank belum
dicatatkan. Sehingga pencatatan saldo kas bank dan perusahaan berbeda
2. Outstanding checks
Perusahaan mengeluarkan cek untuk melakukan suatu pembayaran, tetapi cek
tersebut belum dicairkan oleh pemegang cek. Sehingga saldo kas menurut
catatan bank belum berkurang tetapi catatan kas perusahaan sudah berkurang.
31
3. Errors
Kesalahan pencatatan yang dilakukan suatu entitas di perusahaan tersebut akan
memberikan perbedaan nominal antara jumlah di bank dengan perusahaan.
4. Bank memoranda
Pencatatan memorandum debit dan kredit perusahaan dengan bank bisa saja
berbeda, seperti pada bank sudah dicatat memorandum debit atau kredit tetapi
oleh perusahaan belum ada pencatatan.
Dalam laporan keuangan setiap pendapatan dan pengeluaaran yang
dilakukan oleh perusahaan memiliki kewajiban untuk memenuhi pajaknnya.
Menurut UU Nomor 28 Tahun 2007 tentang Kententuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Kemudian wajib pajak adalah orang
yang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak, pemotongan pajak, dan
pemungutan pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan yang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan menetapkan
bahwa subjek pajak penghasilan adalah:
1. Orang pribadi;
2. Warisan yang belum terbagi sebagi satu kesatuan menggantikan yang berhak;
32
3. Badan; dan
4. Bentuk usaha tetap.
Menurut Waluyo (2017), berdasarkan golongannya pajak dibedakan
menjadi dua, yaitu:
1. Pajak langsung
Pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan kepihak lain, tetapi harus
menjadi beban langsung Wajib Pajak yang bersangkutan, contohnya Pajak
penghasilan. Jenis pajak penghasilan, yaitu (online-pajak.com):
1. Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh Pasal 21) adalah pemotongan pajak untuk
penghasilan dari pekerja, jasa, atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk
apapun yang deiterima atau diperoleh wajib pajak orang pribadi daalam
negeri.
2. Pajak Penghasilan Pasal 22 (PPh Pasal 22) adalah pajak penghasilan yang
dikenakan kepada badan usaha tertentu, baik milik pemerintah maupun
swasta yang melakukan kegiatan perdagangan ekspor, impor, dan re-impor.
3. Pajak Penghasilan Pasal 23 (PPh pasal 23) adalah pajak yang dikenakan pada
penghasilan atas modal, penyerahan jasa atau hadiah dan penghargaan,
selain yang telah dipotong PPh Pasal 21.
4. Pajak Penghasilan Pasal 25 (PPh Pasal 25) adalah pembayaran berupa
angsuran pajak yang berasal dari jumlah pajak penghasilan terutang menurut
SPT Tahunan PPh dikurangi PPh yang dipotong atau dipungut serta PPh
yang dibayarkan atau terutang di luar negeri yang boleh dikreditkan.
33
5. Pajak Penghasilan Pasal 26 (PPh pasal 26) adalah jenis pajak penghasilan ini
dikenakan atas penghasilan yang bersumber dari Indonesia yang diterima
atau diperoleh wajib pajak luar negeri yang mempuayai usaha tetap di
Indonesia.
6. Pajak Penghasilan Pasal 29 (PPh Pasal 29) adalah pajak yang harus
dibayarkan wajib pajak pribadi/badan sebagai akibat PPh terutang dalam
SPT tahunan yang PPh lebih besar dari pada kredit pajak yang telah dipotong
atau dipungut pihak lain dan yang sudah disetor sendiri.
7. Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat 2 adalah pajak yang bersifat final serta tidak
dapat dikreditkan dengan pajak penghasilan terutang.
2. Pajak tidak langsung
Pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan kepada pemilik lain. Contoh:
Pajak Pertambahan Nilai (PPN). PPN adalah pajak yang dikenakan atas
konsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean.
Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak yang dikenakan atas Penyerahan Barang
Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh pengusaha, impor
Barang Kena pajak, Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang
dilakukan oleh pengusah, Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud
dari luar Daerah Pabean di Dalam daerah Pabean, Pemanfaatan Jasa Kena
Pajak dari luar Daerah Pabean, Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud
oleh Pengusaha Kena Pajak, Ekspor barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh
Pengusaha Kena Pajak; dan Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena
Pajak (www.pajak.go.id).
34
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Perubahan Ketiga
Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah pasal 4 menjelaskan
bahwa objek pajak pertmbahan nilai adalah sebagai berikut:
a. Penyerahan barang kena pajak di dalam Daerah pabean yang dilakukan oleh
pengusaha
b. Impor barang kena pajak
c. Penyerahan jasa kena pajak di dalam Daerah pabean yang dilakukan oleh
pengusaha
d. Pemanfaat Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di
dalam Daerah Pabean
e. Pemanfaat Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean
f. Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak
g. Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak
h. Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak
Besarnya tarif PPN berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 42 Tahun 2009 pasal 7 adalah sebagai berikut:
1. Tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10%.
2. Tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 0% diterapkan atas ekspor Barang
Kena Pajak Berwujud, Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud; dan
Ekspor Jasa Kena Pajak.
35
3. Tarif pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diubah menjadi
paling rendah 5% dan paling tinggi 15% yang perubahan tarifnya diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
Menurut website Direktorat Jendral Pajak (www.pajak.go.id), batas
waktu pembayaran PPN yaitu akhir bulan berikutnya sebelum SPT Masa PPN
disampaikan dan batas waktu pelaporan yaitu tanggal 30 bulan berikutnya
setelah berakhir masa pajak. PPN yang harus disetorkan adalah selisih antara
PPN keluaran dan PPN masukan. PPN keluaran adalah pajak yang harus
dipungut pengusaha kena pajak atas transaksi penyerahan barang dan/atau jasa
kena pajak. Sedangkan PPN masukan adalah pajak yang dikenakan kepada
wajib pajak atas perolehan barang dan/atau jasa kena pajak. Jika Pajak PPN
keluaran lebih besar daripada PPN masukan, maka entitas harus menyetorkan
selisih keduanya. Tetapi jika Pajak PPN masukan lebih besar daripada PPN
keluaran, maka entitas dapat memilih untuk melakukan restitusi atas kelebihan
bayar PPN tersebut atau melakukan kompensasi kelebihan atas PPN dimasa
berikutnya (online-pajak.com).
Setiap wajib pajak orang pribadi/badan yang menerima penghasilan wajib
mengitung PPh 23 (online-pajak,com), tarif pajak PPh 23 yaitu:
a. Tariff 15% dikenakan atas penghasilan berupa dividen, bunga, royalti, hadiah,
bonus, dan penghasilan lain yang tidak dipotong PPh Pasal 21.
b. Tariff 2% dikenakan atas penghasilan berupa sewa dan imbalan jasa yang tidak
dipotong PPh Pasal 21.
36
Prosedur pembabayaran dan pelaporan PPh Pasal 23 diatur secara khusus dalam
peraturan perundang-undangan. Pembayaran PPh Pasal 23 dilakukan oleh pihak
pemotong kemudian menyetorkannya melalui bank presepsi (ATM, teller bank,
fitur bayar pajak online di Online Pajak, dll) yang telah disetujui oleh menteri
keuangan.
Dalam website Direktorat Jendral Pajak (www.pajak.go.id), batas waktu
pembayaran PPh Pasal 23 adalah tanggal 10 bulan berikutnya dan batas waktu
pelaporan adalah tanggal 20 bulan berikutnya. Pelaporan PPh Pasal 23 dilakukan
oleh pihak pemotong dengan mingisi SPT masa PPh Pasal 23, setelah itu dilaporkan
melalui fitur lapor pajak online atau e-filling gratis di OnlinePajak. Menurut
Peraturan Direktorat Jendral Pajak Nomor PER-04/PJ/2017 pasal 1 angka 11, bukti
pemotongan adalah formulir yang digunakan oleh Pemotong Pajak sebagai bukti
pemotongan dan pertanggung jawaban atas pemotongan PPh Pasal 23 dan/atau PPh
Pasal 26. Pemotongan PPh Pasal 23 tidak dilakukan atas:
a. Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank;
b. Sewa yang dibayarkan atau terutang sehubung dengan sewa guna usaha dengan
hak opsi;
c. Dividen yang bukan objek PPh dan dividen yang diterima oleh orang pribadi
(merupakan objek PPh yang bersifat final);
d. Bagian laba yang bukan objek PPh;
e. Sisa hasil uasaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya;
dan penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha atas jasa
37
keuangan yang berfungsi sebagai penyalur pinjaman dan/atau pembiayaan yang
diatur dengan Peraturan Menteri Kuangan (www.pajak.go.id).
1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Magang
Pelaksanaan program kerja magang ini dilakukan dengan tujuan agar mahasiswa
memperoleh pengalaman nyata, sehingga ketika masuk ke dalam dunia kerja
mahasiswa sudah memahami dunia kerja maupun dunia wirausaha. Tujuan
dilakukannya praktek kerja magang sebagai berikut:
1. Mempraktikan ilmu yang telah diperoleh dalam proses perkuliahan seperti
melakukan rekonsiliasi, menginput voucher pembelian ke dalam sistem,
menginput penermiaan kas, melakukan rekapitulasi faktur pajak dan PPN
masukan, menginput pembelian aset tetap.
2. Mempersiapkan diri untuk lebih mengenal tentang dunia kerja secara langsung.
1.3 Waktu dan Prosedur Pelaksanaan Kerja Magang
1.3.1. Waktu Pelaksanaan Kerja Magang
Pelaksanaan program kerja magang dilakukan dari tanggal 22 Juni 2020 sampai
dengan 30 September 2020 dengan jam kerja dari hari Senin-Jumat mulai dari
Pukul 08.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB. Tempat pelaksaan praktek kerja
magang di Perusahaan PT Metropilitan Kentjana Tbk yang terletak di Jl. Metro
Duta Niaga Blok B 5 Pondok Indah Jakarta 12310 – Indonesia dengan penempatan
pada aparteme Pondok Indah Residence divisi Financial Accounting Departement.
38
1.3.2. Prosedur Pelaksanaan Kerja Magang
Prosedur pelaksanaan kerja magang dilakukan berdasarkan ketentuan yang terdapat
dalam buku Panduan Kerja Magang Program Akuntansi Universitas Multimedia
Nusantara, terdiri dari tiga tahap, yaitu:
1. Pengajuan
a. Mahasiswa mengajukan permohonan dengan mngisi formulir pengajuan
kerja magang sebagai acuan pembuatan Surat Pengantar Kerja Magang
yang ditunjukan untuk perusahaan yang ditujuh dan sudah ditandatangani
oleh Ketua Program Studi.
b. Surat Pengantar dianggap sah apabila dilegarisir oleh Ketua Program Studi.
c. Progrma Studi menunjuk seorang dosen program studi yang bersangkutan
sebagai pembimbing magang Kerja Magang.
d. Mahasiswa diperkenankan mengajuka usulan tempat kerja magang kepada
Ketua Program Studi.
e. Mahasiswa menghubungi calon perusahaan tempat Kerja Magang dengan
dibekali surat pengantar kerja magang.
f. Jika pengajuan permohonan surat Kerja Magang diterima, mahasiswa
melaporkan hasilnya kepada Koordinator Magang.
g. Mahasiswa yang sudah mendapatkan surat penermiaan Kerja Magang,
mahasiswa sudah bisa memulai kerja magangnya.
h. Apabila mahasiswa telah memenuhi persyaratan kerja magang, mahasiswa
akan memperoleh kartu kerja magang, formulir kehadiran kerja magang,
39
formulir realisasi kerja magang, dan formulir laporan penilaian kerja
magang.
2. Pelaksanaan
a. Sebelum mahasiswa melakukan kerja magang diperusahaan mahasiswa
diwajibkan menghadiri perkuliahan kerja magang yang dimaksud untuk
memberikan pembekalan.
b. Pada perkuliahan kerja magang, diberikan materi kuilah yang bersifat
petunjuk teknis kerja magang dan penulisan laporan kerja magang,
termasuk di dalamnya perilaku mahasiswa di perusahaan.
c. Mahasiswa bertemu dengan dosen pembimbing untuk pembekalan teknis
di lapangan. Mahasiswa melaksanakan kerja magang di perusahaan di
bawah bimbingan karyawan tetap di perusahaana tersebut yang disebut
sebagai pembimbing lapangan. Dalam periode pelaksanaan magang dari
tanggal 22 Juni 2020 sampai dengan 30 September 2020 mahasiswa belajar
bekerja dengan menyelesaikan tugas yang diberikan pembimbing
lapangan. Untuk menyelesaikan tugas yang diberikan, mahasiswa harus
bisa berbaur dengan karyawan perusahaan agar mahasiswa ikut merasakan
permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kerja magang. Jika
dikemudian hari mahasiswa diketahui melakukan kerja magang secara
fiktif, maka mahasiswa tersebut akan mendapatkan sanksi diskualifikasi
dan sanksi lain sebagaimana aturan yang sudah ditetapkan oleh Universitas
Multimedia Nusantara. Serta mahasiswa harus melakukan kerja magang
ulang.
40
d. Mahasiswa harus menuruti aturan yang berlaku di perusahaan tempat kerja
magang.
e. Mahasiswa harus bekerja dibagian yang sesuai dengan bidang studinya.
Mahasiswa juga harus menuntaskan setiap tugas yang diberikan oleh
pembimbing lapangan atas dasar teori, konsep, dan pengetahuan yang
diperoleh dari perkuliahan.
f. Pembimbing lapangan memantau dan menilai kualitas dan usaha kerja
magang mahasiswa.
g. Sewaktu mahasiswa melaksanakan proses kerja magang, koordinator kerja
magang dan dosen pembimbing kerja magang memantau pelaksanaan kerja
magang mahasiswa dan berusaha menjalin hubungan baik dengan
perusahaan. Pemantauan bisa dilakukan secara tertulis ataupun lisan.
3. Akhir
a. Setelah kerja magang di perusahaan selesai, mahasiswa menuangkan
seluruh aktivitas yang dujalankan selama kerja magang dalam bentuk
laporan kerja magang dengan bimbingan dosen.
b. Laporan magang disusun sesuai dengan standar format dan struktur laporan
kerja magan yang sudah ditentukan oleh Universitas Multimedia
Nusantara.
41
c. Dosen pembimbing memantau laporan final sebelum mahasiswa
mengajukan permohonan ujian kerja magang. Laporan kerja magang harus
mendapatkan pengesahan dari dosen pembimbing dan diketahui oleh ketua
program studi. Mahasiswa menyerahkan laporan kerja magang kepada
pembimbing lapangan dan meminta pembimbing lapangan untuk mengisi
formulir penilaian pelaksanaan kerja magang.
d. Pembimbing lapangan mengisi formulir kehadiran kerja magang terkait
dengan kinerja mahasiswa selama menjalankan kerja magang.
e. Pembimbing lapangan memberikan surat keterangan perusahaan yang
menyatakan bahwa mahasiswa telah menyelesaikan tugasnya.
f. Hasil penilaian yang telah diisi dan ditandatangani oleh pembimbing
lapangan di perusasahaan dikirim secara langsung kepada koordinator
magang atau bisa diberikan melalui mahasiswa dan dimasukan ke dalam
amplop tentutup untuk disampaikan kepada koordinator magang.
g. Setelah mahasiswa melengkapi persyaratan untuk ujian kerja magang,
koordinator kerja magang akan menjadwalakan ujian untuk mahasiswa
tersebut.
h. Mahasiswa menjalankan ujian kerja magang dan mempertanggung
jawabkan laporanny pada ujian kerja magan