Post on 15-Mar-2023
Journal of Emerging Business Management and Entrepreneurship Studies Volume 1, Nomor 1, April (2021) Hal: 1-20
http://jebmes.ppmschool.ac.id/
1
Analisis Model Bisnis Hotel XYZ
Adhityarama Wisnusanjaya
Sekolah Tinggi Manajemen PPM
Jl. Menteng Raya No.9, Kb. Sirih, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Jakarta, Indonesia
adhityarama@gmail.com
Ningky Sasanti Munir*
Sekolah Tinggi Manajemen PPM
Jl. Menteng Raya No.9, Kb. Sirih, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Jakarta, Indonesia
ningkymunir@gmail.com
*Corresponding Author
Diterima: 5-4-2021
Disetujui: 11-4-2021
Dipublikasi: 30-4-2021
ABSTRAK
Pertumbuhan wisatawan untuk berkunjung ke daerah Bali memberikan peluang cerah bagi industri hotel. Tingkat
persaingan harga yang ketat muncul dikarenakan banyak nya pembangunan hotel yang terjadi dan banyaknya
kamar yang tidak terpakai. Hotel XYZ merupakan salah satu hotel di Bali dengan lokasi yang strategis. Persaingan
yang sengit memberikan dampak sulitnya penentuan strategi yang sesuai. Penetilian ini bertujuan untuk
menganalisis model bisnis dari Hotel XYZ menggunakan Model bisnis kanvas(BMC) dan merumuskan strategi
baru untuk tahun 2021-2022 menggunakan analisis PEST (Politic, Economy, Social, Technology), Porter’s Five
Forces, dan TOWS. Penelitian ini merupakan penelitian terapan menggunakan metode kualitatif dan studi analisis
yang dilakukan terhadap Hotel XYZ Bali dan pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan studi literatur.
Ditemukan bahwa Hotel XYZ perlu menambahkan beberapa strategi BMC nya seperti menjaga penerapan terkait
CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, Environmental sustainability), memperbaiki ADR (Average Daily Rate)
dengan terus meningkatkan service dan produk, renovasi kamar agar tampil fresh dengan mengganti wallpaper
dan headboard, team sales perlu untuk lebih cermat memilih segmen pelanggan yang lebih mendapatkan
pendapatan dibanding hanya volume pelanggan saja. Selain itu perlunya kerjasama manajemen atas dengan
seluruh jajarannya agar menjadi dynamic saat diperlukan khususnya masa sulit menghadapi persaingan yang ketat.
Kata Kunci:
Analisis Strategis, Kanvas Model Bisnis, TOWS Matrix, Hotel
ABSTRACT
The growth of tourists to visits Bali area provide bright opportunities for the hotel industri. The intense level of
price competition arises due to the large number of hotel developments taking place and the large number of un-
used rooms. Hotel XYZ is one of the hotels in Bali with a strategic location. Fierce competition has the effect to
difficulty determining the appropriate strategy. This research aims to analyze the business model of Hotel XYZ
using Model bisnis kanvas(BMC) and formulate a new strategy for 2021-2022 using PEST (Politic, Economy,
Social, Technology), Porter's Five Forces, and TOWS analysis. This research is an applied research using
qualitative methods and analysis studies conducted at Hotel XYZ Bali and data collecting through by interviews,
observations and literature studies. It was found that Hotel XYZ needs to add some BMC strategies such as
maintaining the implementation of they CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, Environmental sustainability),
improving ADR (Average Daily Rate) by continuously improving they service and products, renovating rooms to
look fresh by changing wallpapers and headboards, sales teams need to more carefully to choose customer
segments that earn more revenue than just customer volume. In addition, the need for top management
cooperation with all its ranks in order to be dynamic when needed, especially difficult times in hard competition.
Keywords:
Strategic Analysis, Business Model Canvas, TOWS Matrix, Hotel
Journal of Emerging Business Management and Entrepreneurship Studies, Vol. 1 (1), 2021, Hal 1-20
2
PENDAHULUAN
Industri pariwisata di Indonesia saat ini merupakan industri yang menjanjikan dan dipersiapkan
sebagai penompang utama dari penghasilan negara. Daya tarik Indonesia untuk menarik wisatawan
sangat banyak mulai dari keindahan alam dan keanekaragaman hayati yang beragam, aneka budaya
serta warisan dari sejarah dan budaya yang ada. Dikarenakan hal ini merupakan sebuah peluang maka
pemerintah melakukan dukungan yang bertujuan agar dapat lebih meningkatkan kunjungan dari
wisatawan dengan cara menerbitkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011
mengenai rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional 2010-2025.
Dikarenakan adanya beragam daya tarik di Indonesia dan banyak nya branding yang dilakukan
oleh pemerintah melalui kampanye Wonderful Indonesia. Gambar 1.1 menunjukkan perkembangan
sektor pariwisata terlihat meningkat bersumber dari data yang dirilis oleh kementrian pariwisata,
dimana adanya peningkatan sebesar 12,6% pada tahun 2018 dibandingan dengan periode sejenis di
tahun 2017 dari jumlah kunjungan sebelumnya yaitu 14 juta menjadi 15,8 juta wisatawan mancanegara.
(Badan Pusat Statistik, 2019).
Gambar 1.1 Penerimaan devisa pariwisata dan kunjungan wisatawan mancanegara periode 2009-2019
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2019
Dalam survey yang dilakukan oleh Tripadvisor di tahun 2019, Pulau Bali menempati urutan ke
5 dan menjadi satu-satunya tempat favorit untuk dikunjungi oleh wisatawan mancanegara yang
berlokasi di Benua Asia (Tripadvisor, 2019). Gambar 1.2 menunjukkan di tahun 2018 Bali dikunjungi
oleh wisatawan mancanegara sebanyak 6.070.473, dimana jumlah tersebut setara dengan 38,41% dari
jumlah kunjungan yang dilakukan oleh wisatawan mancanegara untuk periode yang sama di seluruh
Indonesia (Badan Pusat Statistik Bali, 2019). Gambar 1.3 menunjukkan kunjungan di tahun 2018
meningkat sebesar 6.54% dibandingan dengan tahun sebelumnya. Kemudian untuk wisatawan domestik
Wisnusanjaya, A. & Munir, N.S. (2021). Analisis Model Bisnis Hotel XYZ
3
terdapat peningkatan juga sebesar 11,70% dari tahun sebelumnya yang berjumlah 8.735.633 menjadi
9.7557.991 kunjungan di tahun 2018.
Gambar 1.2 Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali periode 2004-2018
Sumber: Badan Pusat Statistik Bali, 2019
Gambar 1.3 Kunjungan wisatawan domestik ke Bali per bulan, 2004-2018
Sumber: Badan Pusat Statistik Bali, 2019
Perkembangan yang terlihat dari kunjungan wisatawan tiap tahunnya untuk berwisata ke daerah
bali mempengaruhi perkembangan pada berbagai macam aspek penunjang yang dibutuhkan bagi para
wisatawan, mulai dari penyediaan fasilitas restoran, café, souvenir, dan yang paling penting adalah
0
1000000
2000000
3000000
4000000
5000000
6000000
7000000
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Jumlah Wisatawan Mancanegara di Bali periode 2004-2018
0
2000000
4000000
6000000
8000000
10000000
12000000
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kunjungan Wisatawan Domestik ke Bali periode 2004-2018
Journal of Emerging Business Management and Entrepreneurship Studies, Vol. 1 (1), 2021, Hal 1-20
4
fasilitas penginapan seperti villa, bungalow, dan juga hotel. Terlihatnya adanya peluang ini oleh para
pembisnis dan meningkatkan pertumbuhan jumlah hotel di daerah Bali beberapa tahun belakangan,
dimana pada periode tahun 2015-2017 terdapat peningkatan jumlah hotel sebanyak 50,99% dan hal ini
dilihat oleh para pembisnis (Badan Pusat Statistik, 2018).
Tingginya peningkatan jumlah hotel tersebut mengakibatkan persaingan yang ketat antara satu
hotel dengan hotel lainnya. Hal ini membuat perusahaan yang bergerak di dalam industri hotel di paksa
untuk selalu berinovasi dan melakukan pembaharuan terkait dengan strategi bersaingnya agar dapat
bertahan serta bersaing terhadap kompetitornya untuk waktu sekarang dan yang akan datang. Salah satu
persaingan yang terjadi adalah adanya perang harga sewa disebabkan oleh banyaknya stok kamar yang
tidak terpakai. Tercatat rata-rata tingkat hunian hotel di Bali pada bulan desember 2018 hanya mencapai
57,62% dimana dari keseluruhan total kamar di suatu hotel, lebih dari 40% yang tidak digunakan.
Turunnya permintaan sewa kamar hotel salah satunya bersumber dari kurangnya minat
wisatawan domestik berkunjung ke Bali. Pada 8 Januari 2018, salah satu maskapai penerbangan no
frills mengenakan tarif bagasi untuk penerbangan domestik ke Bali, padahal wisatawan domestik pada
tahun tersebut mencapai 9.757.911, jumlah yang lebih tinggi dibandingkan dengan wisatawan
mancanegara yang berjumlah 6.070.473. Jika hal ini terus terjadi maka di masa yang akan datang, dapat
diperkirakan akan terjadi penurunan jumlah wisatawan lokal yang berkunjung ke Bali secara terus
menerus, disebabkan adanya perubahan di dalam industri penerbangan domestik ini.
Berkaitan dengan hal yang telah dijabarkan, terdapat salah satu hotel yang didirikan oleh PT.
Arja Bali Astama yang bernama Hotel XYZ berdiri sejak tahun 2013, dengan pendirian lokasi yang
cukup strategis bersebrangan dengan Mall Trans Studio yang menjadi salah satu lokasi yang cukup
mewah dan diminati oleh banyak kalangan di Jalan Sunset Road dimana merupakan jalan utama dimana
dalam jarak 15 menit dapat sampai ke bandara Ngurah Rai, selain itu hotel ini juga berada di sebelah
Krisna yang merupakan tempat cinderamata terbesar yang ada di Bali. Selain memliki banyak kamar
yang luas dengan desain yang unik falititas lainnya yang ditawarkan hotel ini seperti meeting room yang
luas berjumlah 6 ruangan disertai dengan free wifi, dan sound system, serta adanya jasa free shuttle bagi
para pengunjung yang ingin berjalan-jalan ke Kuta dan Seminyak.
Hotel XYZ memiliki beberapa hal menonjol diantara hotel-hotel lainnya seperti pada tahun
2015 hingga 2019 pengunjung Hotel XYZ selalu berada diatas rata-rata hotel lainnya di daerah Canggu,
Kuta & Legian, selain itu untuk perbandingan harga sewa kamar harian dengan para kompetitor
khususnya saat high season harga sewa hotel ini cukup murah sejak pertama kali hotel ini dibangun
hingga sampai saat ini. Akan tetapi pada tahun 2019 kinerja hotel menurun dan menyebabkan
pendapatan dari hotel berada di bawah rata-rata industri pada tahun tersebut. Tabel 1.1 menunjukkan
bahwa walaupun pendapatan dari Hotel XYZ terlihat meningkat tiap tahunnya, ternyata hal tersebut
belum memberikan keuntungan bagi perusahaan. Dimana hal ini bersumber dari angkat Net Profit
Margin Hotel XYZ yang selalu mencatat kerugian di tiap tahunnya .
Wisnusanjaya, A. & Munir, N.S. (2021). Analisis Model Bisnis Hotel XYZ
5
Tabel 1.1 Kinerja XYZ dilihat dari rasio keuangan
2019 2018 2017 2016 2015
Profitability Ratio
Gross Profit Margin 64,73% 66,71% 63,97% 67,79% 60,29%
Operating Profit Margin 23,97% 38,12% 32,88% 38,02% 22,26%
Net Profit Margin -14,08% -3,00% -12,37% -23,00% -61,64%
ROA -3,64% -0,72% -2,53% -4,56% -7,33%
ROE -6,89% -1,40% -4,84% -8,91% 70,37%
ROS 23,97% 38,12% 32,88% 38,02% 22,26%
Liquidity Ratio
Quick Ratio 0,04 0,31 0,47 0,32 0,21
Current Ratio 0,07 0,38 0,61 0,46 0,22
Cash Ratio 0,02 0,29 0,44 0,29 0,20
Activity Ratio
FnB Inventory Turnover 9,09 11,52 6,06 5,14 17,75
Paid Occupancy Percentage -2,00% 98,00% 71,30% 63,60% 48,20%
Solvency Ratio
DAR 0,47 0,481 0,478 0,488 1,104
DER 0,90 0,928 0,914 0,955 -10,595
Long term Debt to Total Capitalization Ratio 0,36 0,413 0,429 0,418 1,385
Number of Times Interest Earned Ratio 0,14 0,850 0,318 -0,027 -0,694
OCF to Total Liabilities 0,04 0,079 0,042 -0,241 0,082
Operating Ratio
FnB Cost Percentage 41,80% 41,80% 41,50% 40,40% 67,30%
Labor Cost Percentage 13,30% 13,30% 13,80% 11,30% 12,90%
Sumber:Laporan Keuangan Hotel XYZ 2015-2019, diolah peneliti
Faktor eksternal pun ikut serta dalam pengaruh hal tersebut. Pada tahun 2019 terdapat kenaikan
harga tiket pesawat yang berpengaruh terhadap lambatnya tingkat pertumbuhan pada industri hotel.
Selanjutnya pandemi yang telah terjadi selama tahun 2020 ini membuat wisatawan enggan untuk
melakukan perjalanan disebabkan ketakutan akan tertularnya virus, dan beberapa kebijakan PSBB dari
pemerintah yang membuat kegiatan bisnis berhenti beroperasi, hal ini sangat memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap industri pariwisata khususnya bisnis perhotelan, dimana tingkat huni daerah
Bali pada tahun-tahun sebelumnya berada di kisaran rata-rata 50% yang kemudian di tahun tersebut
menurun hingga angka belasan digit.
Dengan semakin tingginya tingkat pertumbuhan dan persaingan hotel yang ada di Bali tiap
tahunnya serta ketatnya persaingan yang ada dilingkungan Bali, Hotel XYZ perlu membuat model
bisnis kanvas untuk membantu perusahaan membuat rancangan proses bisnisnya dan mengetahui
kekuatan, peluang, serta mengantisipasi kelemahan dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan.
Strategi ini dirancang sesuai dengan berbagai aspek yang melingkupi value proposition atau nilai yang
diposisikan oleh perusahaan untuk para konsumennya, segmentasi dari konsumen yang dituju oleh
perusahaan, channel yang sesuai agar dapat menyampaikan apa yang ditawarkan perusahaan kepada
para konsumen, customer relationship yang berguna agar para konsumen merasa nyaman dan tidak
mudah untuk berpaling ke hotel lain, key activities untuk menunjukkan kegiatan dari hotel yang perlu
untuk diperhatikan demi menghasilkan produk yang dapat bertahan di tengah kompetisi, key
partnership agar dapat menjaga kelancaran dari para relasi ketika bisnis berjalan dan menentukan pihak
mana yang sesuai dengan hotel untuk melakukan kerjasama demi mencapai tujuan yang ingin di capai,
Journal of Emerging Business Management and Entrepreneurship Studies, Vol. 1 (1), 2021, Hal 1-20
6
kemudian ada revenue stream yang dibutuhkan agar perusahaan dapat mementukan cara untuk
mendapatkan keuntungan saat bisnis berjalan, dan yang terakhir cost structure yang diperlukan agar
perusahaan mampu mengatur biaya dari beban yang perlu dikeluarkan ketika bisnis berjalan agar dapat
menghindari risiko kerugian.
METODE RISET
Jenis Data
Riset ini memiliki dua tujuan yang pertama untuk memecahkan masalah manajerial terkait
dengan lingkungan pekerjaan, kedua untuk memperdalam pemahaman tentang pemecahan sebuah
masalah di dalam sebuah organisasi (Sekaran & Bougie, 2016). Jenis penelitian ini merupakan riset
terapan dengan kasus Hotel XYZ. Terdapat 4 tujuan dilakukannya riset terapan (Saunders, Lewis, &
Thornhill, 2009) antara lain:
1. Meningkatkan pemahaman tentang masalah bisnis atau manajerial
2. Menghasilkan solusi terhadap sebuah masalah
3. Memunculkan pengetahuan baru sebatas pada masalah yg dibahas
4. Menemukan relavansi praktis dan nilai untuk dapat digunakan oleh manager di dalam
perusahaan
Penelitian ini merupakan penelitian terapan dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui
studi kasus yang telah dilakukan terhadap Hotel XYZ Bali dengan mendiagnosa dan mengkaji masalah
yang ada dari sumber informasi yang telah di dapatkan. Untuk jenis dan sumber datanya sendiri
penelitian ini memiliki data primer yang Selanjutnya penelitian ini juga memiliki data sekunder dimana
data didapatkan.
1. Data primer : Data yang diperoleh bersumber dari narasumber terkait melalui wawancara dan
observasi langsung terkait dengan operasional dan kinerja perusahaan.
2. Data Sekunder : Data yang telah dipublikasi, dan telah dikumpulkan oleh pihak lain. Data
sekunder bersumber dari dokumentasi, laporan perusahaan, jurnal terkait dengan industri pada
bidang pariwisata dan hotel, dan informasi eksternal mengenai kondisi makro yang ada di
Indonesia.
Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara : Kegiatan dilakukan dengan melakukan melakukan tanya jawab dengan pihak
manajemen yang memiliki pangkat tinggi di perusahaan terkait dengan kajian stategis
perusahaan, tujuan, dan arah, serta proyeksi perkembangan dari segala faktor yang dapat
berpengaruh terhadap perusahaan dari sisi makro maupun industri dari sudut pandang internal
perusahaan.
Wisnusanjaya, A. & Munir, N.S. (2021). Analisis Model Bisnis Hotel XYZ
7
2. Observasi: kegiatan dilakukan dengan cara mengamati secara langsung tentang bagaimana
perusahaan menjalankan bisnisnya saat ini. Hal ini dilakukan agar penulis mendapatkan
informasi yang dibuthkan untuk membuat rancangan strategi yang tepat bagi perusahaan.
3. Studi literatur : Kegiatan dilakukan dengan mengumpulkan serta menganalisa data data
sekunder yang relevan bagi perusahaan yang nantinya akan digunakan sebagai data pendukung
dalam penelitian ini.
Alat Analisis Data
1. Analisis PEST (Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi), Analisis ini mencari informasi terkait
yang mempengaruhi lingkungan industri hotel kemudian diidentifikasi dan akhirnya
menghasilkan faktor makro apa saja yang mempengaruhi industri mulai dari sisi politik,
ekonomi, sosial, teknologi.
2. Analisa Porter's Five Forces, Analisis dilakukan dengan membandingkan produk yang dimiliki
oleh bisnis dengan industri bisnis yang sama. Analisis ini dicetuskan oleh Michael Porter
dimana terdapat lima kekuatan yang dapat mempengaruhi persaingan dalam sebuah industri
yaitu ancaman dari pendatang baru, ancaman dari produk pengganti, daya tawar pelanggan,
daya tawar pemasok, dan persaingan antar perusahaan dalam industri sejenis (Porter, M. 1979).
Dengan analisis ini akan di dapatkan hasil berupa peluang dan ancaman yang berasal dari luar
perusahaan.
3. Kanvas Model Bisnis (Business Model Canvass; BMC), merupakan kerangka yang membahas
model bisnis dengan menyajikan gambaran visual atau berupa kanvas agar lebih mudah
dimengerti dan dipahami dengan mudah. BMC merupakan alat analisis model bisnis yang
menggambarkan sebuah model bisnis seperti sebuah kanvas dari organisasi atau perusahaan
yang saat ini sedang berjalan atau model bisnis baru secara keseluruhan. (Osterwalder &
Pigneur, 2013). BMC menggambarkan 9 blok pemikiran perusahaan dalam menjalankan
bisnisnya (Gambar 1.4). Sembilan blok pemikiran ini terbagi menjadi dua bagian, dimana pada
sisi kanan yaitu segmen pelanggan (customer segments), proposisi nilai (value proposition),
hubungan pelanggan (customer relationships), saluran (channels), dan arus pendapatan
(revenue stream), sisi ini bertujuan untuk memudahkan perusahaan untuk melihat dan
menciptakan nilai tambah dari bisnisnya. Selanjutnya pada bagian kedua yaitu sumber daya
utama (key resources), aktivitas kunci (key activities),kemitraan utama (key partnerships),
struktur biaya (cost structure), hal ini ditunjukkan untuk memudahkan perusahaan dalam
melakukan efisiensi terhadap biaya yang keluar di dalam bisnis tersebut.
Journal of Emerging Business Management and Entrepreneurship Studies, Vol. 1 (1), 2021, Hal 1-20
8
Partners Key Activities
Value
Propositions
Customer
Relationship
Customer
Segments Key Resources Channels
Cost Structure Revenue Structure
Gambar 1.4 Business Model Canvas
Sumber: Osterwalder & Pigneur, 2013
4. Analisis TOWS (Threats, Opportunities, Weaknesses, Strenghts), Setelah mendapatkan
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang sedang dihadapi oleh perusahaan, perlu
dilakukan analisis TOWS. Analisis ini digunakan untuk menghasilkan strategi alternatif untuk
perusahaan yang terbagi menjadi 4 jenis strategi, antara lain strategi SO (Strength-
Opportunities), strategi WO (Weakness-Opportunities), strategi ST (Strength-Threat), dan
strategi WT (Weakness-Threat) (Weihrich, 1982). Strategi SO menggunakan kekuatan internal
perusahaan untuk meraih peluang yang ada. Strategi WO memperbaiki kelemahan internal
perusahaan dengan menggunakan peluang yang ada. Strategi ST menggunakan kekuatan
perusahaan untuk mengurangi pengaruh ancaman dari luar perusahaan. Dan strategi WT
mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal.
Kerangka Analisis
Gambar 1.5 menunjukkan kerangka analisi yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini
dimulai dari menganalisa visi dan misi dari perusahaan agar dapat menentukan arah strategisnya.
Langkah pertama-tama selalu dimulai dari pembuatan pernyataan misi (dan visi) perusahaan (Wheelen
& Hunger, 2018). Selanjutnya peneliti melakukan pemetaan terhadap model bisnis perusahaan saat ini
dengan menggunakan kanvas model bisnis. Selain itu peneliti perlu memahami, memetakan, serta
menganalisa faktor perubahan yang terjadi pada lingkungan eksternal dan intenal dari perusahaan.
Memahami perubahan dalam lingkungan membantu dalam mengadaptasi model bisnis dengan lebih
efektif untuk menggeser kekuatan eksternal (Osterwalder & Pigneur, 2010). Hal ini bertujuan agar
organisasi mengetahui peluang dan ancaman serta dapat memetakan kekuatan dan kelemahan yang ada
di dalam model bisnis Hotel XYZ.
Dari hasil kedua pemetaan faktor-faktor peluang dan ancaman maupun pemetaan kekuatan dan
kelemahan yang dapat digunakan untuk mengembangkan model bisnis perusahaan. Selanjutnya perlu
dilakukan penentuan sasaran strategis untuk tujuan jangka Panjang perusahaan yang dilakukan oleh
manajemen tingkat atas dari organisasi, yang akan digunakan untuk membentuk model bisnis yang
sesuai bagi Hotel XYZ.
Wisnusanjaya, A. & Munir, N.S. (2021). Analisis Model Bisnis Hotel XYZ
9
Gambar 1.5 Kerangka analisis
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis PEST
1. Faktor Politik, Bisnis hotel mendapatkan banyak peluang dari kinerja yang dilakukan oleh
pemerintah dengan adanya pengembangan pada faktor pariwisata tercatat bahwa Pendapatan
Domestik Bruto (PDB) yang dihasilkan oleh industri hotel mencapai angka 8.75% Di sisi lain
secara keseluruhan Produk Domestik Bruto (PDB) memiliki total rata-rata sebesar 5.1% dimana
angka ini menggambarkan bahwa industri hotel sedang bersinar, serta adanya kebijakan
pemerintah yaitu pembangunan insfrastruktur secara masih pada periode 2014-2019.
Kementrian PUPR melalui Ditjen Bina Marga telah menyelesaikan pekerjaan pembangunan
jalan nasional sepanjang 3.432km, dan jalan tol baru sepanjang 949 km di tahun 2019. Dengan
ini jarak tempuh antar pulau menjadi lebih singkat melalui jalur darat. Pemerintah juga
merencanakan akan menambah ruas tol baru di Pulau Bali sejumlah 5 ruas yang terhubung
dengan Gilimanuk—Denpasar, Gilimanuk—Tabanan, Tabanan—Kuta, Kuta—Padang Bai,
dan Kuta—Tanah Lot (CNBC Indonesia, 2020).
2. Faktor Ekonomi, Sejak 50 tahun lalu, pertumbuhan GDP Indonesia berada pada kisaran 5.6%
pertahun (World Bank, 2020). Terjadi peningkatan income per capita dari US$857 di tahun
2000 menjadi US$3603 di 2016, hal ini membuat Indonesia masuk dalam 10 ekonomi terbesar
di dunia berdasarkan purchasing power parity dan merupakan anggota G20 yang mendominasi
ekonomi dunia. Dengan pertumbuhan yang stabil ini mengurangi angka kemiskinan di
Indonesia. Tercatat pada periode 2002-2016, kalangan menengah tumbuh 10% tiap tahun,
Journal of Emerging Business Management and Entrepreneurship Studies, Vol. 1 (1), 2021, Hal 1-20
10
dengan hal ini dapat menjadi salah satu sumber penggerak dari pertumbuhan ekonomi di
Indonesia dimana konsumsi nya setiap tahunnya meningkat sebanyak 12%.
3. Faktor Sosial, Indonesia di prediksi memiliki bonus demografi yang terus berlangsung hingga
tahun 2036, dimana jumlah usia produktif masyarakat berkisar 15-64 tahun. Pada 2019, jumlah
populasi Indonesia diproyeksi mencapai 267 juta jiwa dengan usia produktif mencapai 68%
dari keseluruhan penduduk. Dari Jumlah tersebut, sebesar 24% merupakan generasi milenial
berusia 20-35 tahun (Katadata.co.id, 2019). Hal ini berdampak kedepannya terhadap daya beli
yang lebih besar dibandingkan dengan generasi sebelumnya, dimana sebelumnya didominasi
oleh konsumsi barang, seperti sandang, pangan, papan, menjadi konsumsi berbasis pengalaman.
Hal ini dikenal dengan sebutan leisure economy yang dimana hampir seluruh negara yang
mengalami pertumbuhan jumlah kelas menengah meningkat tinggi.
4. Faktor Teknologi, Pada tahun 2019 Indonesia menuruti urutan ke 4 dibawah China, India dan
Amerika Serikat. Dari total keseluruhan populasi sebanyak 264 juta sebanyak 171,17 juta jiwa
yang sudah terhubung dengan internet dengan presentasi 65% (Statista.com, 2020). Secara
keseluruhan pengguna internet Indonesia menghabiskan waktunya dengan media sosial seperti
Instagram, Facebook, Youtube, Whatsapp. Meningkatnya penggunaan internet di Indonesia
melahirkan bidang pekerjaan baru, salah satunya adalah social media influencer. Dimana
pekerjaan Influencer seperti Youtuber, Vlogger yang memiliki banyak pengikut dan memiliki
pengaruh yang besar untuk mempengaruhi pemikiran pengikutnya dalam pembelian suatu
produk dan mempermudah penyebaran informasi terkait produk yang ditawarkan. Selain
Influencer terdapat bisnis lain yang dapat mempermudah akses pembelian seperti tiket pesawat,
pemesanan transportasi, tempat wisata tanpa menggunakan agen, bisnis ini disebut dengan
Online Travel Agent (OTA).
Analisa Porter's Five Forces
1. Ancaman Produk Pengganti, Villa memiliki bentuk usaha yang mirip dengan hotel namun dari
segi biaya, villa memiliki harga yang jauh lebih mahal ketimbang hotel dikarenakan perbedaan
rasio antara jumlah pengunjung dan orang yang berkerja di dalam bisnis tersebut. Villa lebih
dibutuhkan untuk privasi dimana dapat menjadi pilihan yang wajar saat ingin berlibur dengan
sekala orang yang lebih banyak seperti menginap bersama teman atau keluarga. Selanjutnya
banyaknya rumah dan kamar kost sewa yang dapat disewa melalui berbagai macam platform
online seperti Airbnb dan Red Doorz menambah ketatkan persaingan dikarenakan harga sewa
yang dapat lebih murah disebabkan tidak diperlukannya staf untuk membersihkan kamar di
setiap hari, atau menyiapkan sarapan. dan bisnis sewa kamar ini merupakan alternatif yang lebih
murah dibandingkan dengan hotel dan villa bagi sebagian konsumen. Selain dari adanya bisnis
kamar sewa seperti villa dan kamar kost, di masa pandemi ini pergerakan menjadi lebih terbatas,
virtual meeting menjadi salah satu pilihan yang paling mudah dan pada akhirnya orang akan
Wisnusanjaya, A. & Munir, N.S. (2021). Analisis Model Bisnis Hotel XYZ
11
dipaksa untuk melakukan kegiatan ini dengan jangka waktu yang lama dan kebiasaan baru ini
akan terbawa hingga pandemi usai. Dari hal ini munculah penyedia jasa untuk mengadakan
virtual meeting berbayar secara online menggunakan aplikasi seperti Zoom, Gmeet, dan
lainnya, dimana biaya yang dikeluarkan oleh penyedia jasa tidak begitu besar dibandingkan
dengan meeting room fisik dikarenakan sebagian besar biaya adalah opex karena hanya
membayar biaya subscription saja.
2. Ancaman Pesaing, Dari apa yang telah dijabarkan pada bab pendahuluan dapat kita ketahui
bahwasannya kunjungan wisatawan yang terus meningkat menjadi salah satu peluang bagi
bisnis di industri perhotelan, ditambah adanya informasi pada tahun 2015-2017 terjadi
peningkatan jumlah hotel sebesar 50,99%, hal ini tentunya berimbas langsung pada tingkat
hunian kamar hotel. Rata-rata tingkat hunian hotel di Bali pada bulan Desember 2018 hanya
mencapai 57,62% (Badan Pusat Statistik, 2018). Dari banyak nya jumlah kamar hotel, tersisa
lebih dari 40% yang tidak digunakan, tentunya hal ini mulai mengarah pada perang harga. Tim
Hotel XYZ memiliki informasi saat ini terkait dengan kompetitor sebandingnya meliputi lokasi,
harga, kualitas produk dan pelayanan yang diberikan serta segmen pasarnya tersendiri. Dari
analisa internal perusahaan terdapat 9 hotel yang dianggap sebagai pesaing. Gambar 1.6
menunjukkan posisi XYZ Hotel relatif dibandingkan pesaing-pesaingnya dalam hal harga dan
kualitas.
Gambar 1.6 Positioning Hotel XYZ dibandingkan dengan hotel sejenis
Sumber: Hasil pengolahan oleh peneliti
Persaingan harga yang tidak sehat disebabkan oleh mudahnya akses pencarian informasi terkait
dengan rate atau budget yang di tawarkan oleh suatu hotel di beragam aplikasi Online Travel Agent
ditambah dengan adanya tipe pelanggan yang hanya melihat dari sisi rate saja. Dari hal ini dapat
Journal of Emerging Business Management and Entrepreneurship Studies, Vol. 1 (1), 2021, Hal 1-20
12
disimpulkan bahwa ancaman pesaing cukup tinggi dikarenakan cukup banyaknya hotel di wilayah Bali,
dan tidak adanya biaya berpindah, ditambah pada saat ini terdapat banyak proyek pembangunan hotel
baru yang membuat ancaman persaingan harga berpotensi semakin besar di masa yang akan datang.
3. Ancaman Pendatang Baru, Perijinan dalam membangun hotel baru di Bali sangat mudah dan
tidak dibatasi. Hal ini membuat ancaman pendatang baru menjadi sangat tinggi, ditambah pada
sepanjang jalan Sunset Road sudah terlihat beberapa proyek pembangunan hotel yang akan
selesai dalam jangka waktu beberapa bulan kedepan.
4. Daya Tawar Pemasok, Dengan meningkatnya perkembangan teknologi, Online Travel Agent
seperti 10 pemain besar OTA di Indonesia berdasarkan ranking adalah Traveloka, booking.com,
Agoda, Expedia, tiket.com, pegi-pegi, Hotelbeds, Hostelworld, dan Ctrip (Staah, 2020).
menjadi interface utama untuk pemesanan baik hotel, penerbangan, transportasi maupun venue
atraksi di lokasi wisata. OTA memiliki bargaining power yang lebih dibandingkan hotel,
aplikasi akan langsung memberikan banyak hotel pengganti jika memang dirasa kurang cocok
oleh penggunanya dan secara langsung para user akan sangat bergantung pada OTA dalam
melakukan reservasi. Untungnya jumlah OTA disaat ini cukup tebilang banyak sehingga hotel
pun sudah mulai dapat memilih mitra kerja yang sesuai dengannya. Selain itu OTA juga
berguna sebagai media komunikasi agar dapat menangkap keinginan pasar, manajemen hotel
dapat mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumen melalui review yang diberikan pada
aplikasi, begitupun dengan konsumen baru yang dapat menilai suatu hotel dari review yang
telah diberikan pada suatu hotel. Selain OTA, sarana transportasi dan penerbangan sangat
berpengaruh terhadap arus pariwisata. Pada tahun 2019 terjadi kenaikan harga tiket pesawat
domestik sebesar dua kali lipat dari harga sebelumnya yang menyebabkan penurunan tingkat
hunian hotel di Bali.
5. Daya tawar Konsumen, Hotel XYZ memiliki konsumen yang terbagi atas campuran
segmen/pangsa pasar Company, Government, Travel Agent, MICE (meeting, incentives,
convention, and exhibition), dan Individual. Dapat dilihat bahwa tipe konsumen yang
menggunakan jasa hotel ini lebih condong melihat harga atau fasilitas yang ditawarkan.
Perusahaan harus dapat cepat tanggap dalam menyesuaikan keinginan dari dua jenis konsumen
tersebut. Ketika konsumen melihat ke arah harga, maka hotel harus pintar dalam bernegosiasi
untuk mengambil hati konsumen. Sebaliknya ketika konsumen melihat ke arah fasilitas maka
hotel perlu menjual dengan harga yang mahal di seimbangkan dengan pelayanan yang
maksimal. Pada hotel XYZ, sisi daya tawar konsumen terbilang cukup kuat, banyak dari para
konsumen menginginkan harga dibawah standar hotel karena mudahnya untuk beralih ke hotel
lain tanpa adanya biaya beralih. Meskipun begitu, hotel tetap mengutamakan revenue dengan
pelayanan yang sudah sesuai dengan harga yang ditawarkan
Wisnusanjaya, A. & Munir, N.S. (2021). Analisis Model Bisnis Hotel XYZ
13
Kanvas Model Bisnis Hotel XYZ Saat Ini
1. Customer Segment, Hotel XYZ paling banyak merupakan pengguna dari Traveloka, dimana
merupakan segmen anak muda dan keluarga milenial, meskipun wisatawan dalam negeri
terlihat lebih banyak dan wisatawan asing khususnya Cina masih sangat sedikit dan lebih
beralih ke Thailand karena memiliki alam dan budaya yang tak kalah menarik dari Bali selain
itu dikarenakan kurangnya akses informasi untuk pergi ke bali. Namun nyatanya pelanggan
domestik masih tidak tersegmentasi dengan baik. Sebelum terjadinya pandemi, wisatawan
paling banyak datang bersumber dari jawa timur berkeluarga menggunakan mobil pribadi untuk
sampai ke bali, tren segmen ini diharap masih terus berlanjut sehubungan dengan rencana
pemerintah untuk menambah ruas jalan tol di bali
2. Value Proposition, Hotel XYZ memiliki lokasi yang strategis yang dapat menjadi pilihan
konsumen agar dipermudah dalam berpergian di daerah-daerah wisata, dan memiliki
kebanggaan lainnya seperti pelayanan yang cepat tanggap, pencetus rooftop pool & bar
pertama di Bali, harga yang ditawarkan fleksibel degan hotel sejenis dan tidak di manage oleh
third party berupa chain hotel management. Akan tetapi XYZ Hotel tidak memiliki banyak
ruangan meeting yang dapat di sewa sekaligus, untuk ukuran ruangan nya pun sudah tidak bisa
diperbesar lagi, kemudian untuk lobby hotel tidak sesuai dengan wisatawan dari Australia
karena lobby outdoor tanpa AC, dan juga tidak dekat dengan pantai, bagi wisatawan dari Cina
hal tersebut bukan menjadi masalah karena mereka lebih menyukai berbelanja sehingga lokasi
hotel menjadi favorit karena dikelilingi oleh pusat oleh-oleh. Mengenai uniqueness nya sendiri
hotel ini sangat mudah ditiru oleh kompetitor yang ingin membuat hotel baru, hal ini terlihat
dari sering nya kunjungan market intelegence hotel lain. Dikala pandemi animo masyarakat
untuk berwisata cukup tinggi ditambah lagi lamanya peraturan yang mewajibkan hanya
dirumah saja, hal ini dapat menjadi peluang karena hotel memiliki sertifikasi CHSE tentang
kesehatan kebersihan yang di jamin oleh pemerintah, sehingga konsumen dapat dengan nyaman
untuk memesan kamar di Hotel XYZ
3. Channel, Hotel XYZ mendapatkan urutan pertama hotel terbaik di daerah Jalan Sunset Road
pada aplikasi Traveloka yang membuat pelanggan dapat dengan mudah mencari hotel XYZ
sebagai destinasi tempat menginap, akan tetapi Hotel hanya memiliki satu channel saja dan
tidak mencoba menggunakan channel lain, padahal jumlah channel untuk OTA saat ini sudah
banyak dan mudah digunakan serta lebih mudah menjangkau pelanggan, daripada melakukan
penjualan melalui website resmi menggunakan OTA lebih memberikan dampak yang positif
dimana biaya pun dapat dipangkas jauh. Selain hal tersebut konsumen dari Cina sebagai segmen
yang berkembang tidak terjangkau dalam channel yang ada sekarang. Hotel-hotel saat ini
berlomba-lomba mengedepankan harga sewa yang murah melalui OTA karena untuk sekarang
ini hanya OTA yang memiliki bargaining power yang lebih kuat dibanding hotel itu sendiri.
Journal of Emerging Business Management and Entrepreneurship Studies, Vol. 1 (1), 2021, Hal 1-20
14
4. Customer Relationship, Saat ini Hotel XYZ sudah memiliki brand yang lumayan melekat
melalui sumber Traveloka, yang membuat Sebagian pelanggan menjadi repeater guest. Akan
tetapi hotel belum memiliki loyalty program untuk konsumen-konsumen yang melakukan
pembelian berulang agar lebih puas dan tidak berpindah ke hotel lain. Walaupun teknologi
dapat memberikan banyak informasi, hal buruk terkait hotel akan sangat mudah tersebar jika
seseorang tidak puas dengan pelayanan yang hotel berikan. Maka dari hal ini pula perlu adanya
chatbot agar lebih mudah dalam merespon chat pelanggan serta robot room service yang
memberikan tenaga manusia tanpa harus ada jeda di dalamnya.
5. Revenue Stream, Pendapatan Hotel XYZ paling banyak berasal dari room, food&beverage,
meeting room, dan social event dimana ini merupakan one time transaction, dengan
menggunakan OTA menjamin pembayaran tepat waktu dan mengurangi biaya manajemen
pihak Ketika serta mendapatkan margin yang lebih besar. Namun karena pendapatan hanya
bergantung di kebanyakan one time transaction hal ini bersifat musiman padahal banyak hotel
dibali dengan bintang tinggi yang bermain dengan harga rendah untuk saat ini, sehingga
perusahaan perlu melakukan strategi lain seperti menjual makanan dan minuman dalam bentuk
catering, dan lain-lain.
6. Key Resources, Board of Director XYZ hotel sudah menjalankan bisnis hotel dengan
perhitunngan yang matang dan penggunaan barang bintang lima sejak 1994 ditambah adanya
karyawan inti yang berpengalaman berasal dari sister company di Jakarta. Akan tetapi
karyawan baru tidak dapat diterima dengan mudah yang membuat tiap karyawan wajib untuk
bisa banyak hal sekaligus, walaupun bali memiliki sekolah pariwisata sehingga tiap tahunnya
stok karyawan baru sangat banyak akan tetapi terlihat dari tingkat pengangguran yang ada di
bali sangat rendah, yang membuat hotel harus bersaing untuk mendapatkan tenaga kerja yang
terbaik.
7. Key Activities, Pembagian tugas pada tiap divisi hotel sudah efektif dan dapat saling membantu
jika dibutuhkan. Namun kegiatan lapangan akan terganggu Ketika adanya salah satu karyawan
yang sering mengambil cuti dikarenakan seluruh karyawan sudah cukup sibuk dalam
melakukan alur per kegiatan yang ada dan akhirnya mempengaruhi kualitas pelayanan. Namun
perusahaan dapat melakukan outsourcing dengan pihak eksternal untuk beberapa kegiatan yang
bukan aktivitas inti seperti training karuawan, perawatan mesin, dan lain-lain.
8. Key Partnership, Hotel selalu membayar vendor tepat waktu sehingga memiliki hubungan yang
baik dan Hotel XYZ pun memiliki produktivitas yang cukup tinggi walaupun di dominasi oleh
satu mitra yaitu Traveloka. Hal ini perlu adanya kerjasama lain terkait vendor OTA karena
hubungan mitra merupakan hubungan non-eksklusif sehingga dapat dengan mudah berpindah.
9. Cost Structure, Struktur organisasi lebih langsing yang membuat biaya dapat lebih efisien
dikarenakan tidak ada biaya manajemen yang harus dibayarkan untuk pihak eksternal, akan
tetapi hotel sudah cukup tua sehingga terdapat biaya lain yang timbul karena tidak menyatu
Wisnusanjaya, A. & Munir, N.S. (2021). Analisis Model Bisnis Hotel XYZ
15
dengan jaringan hotel, ditambah lagi dengan kenaikan upah, listrik, air, setiap tahunnya dapat
menjadi beban lain pada hotel. Namun Hotel XYZ dapat melakukan outsourcing meskipun
dampaknya mengurangi kualitas dari produk hotel.
Gambar 1.7 Kanvas Model Bisnis XYZ yang baru untuk tahun 2021-2022
Sumber: Hasil pengolahanoleh peneliti
TOWS Matriks
Berdasarkan analisa yang di dapatkan dari kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman yang
di hadapi oleh perusahaan, ditambah dengan melihat sasaran strategis dari Hotel XYZ, perlu
ditindaklanjuti menggunakan matriks TOWS sebagai input untuk membuat BMC Hotel XYZ yang
baru. Tabel 1.2 menunjukan kompilasi kekuatan dan kelemahan internal Hotel XYZ dalam Sembilan
segmen di BMC.
Tabel 1.2 Tabel Matriks TOWS terhadap Sembilan Elemen Kanvas Model Bisnis
KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)
PELUANG
(O)
Customer Segment (SO) Mempertahankan dominasi XYZ dan
memfokuskan target pada segmen keluarga
Customer Segment (WO) Meraih segmen China market, khususnya yg
memiliki daya beli yang baik
Channel (SO) Strategi yg sama dengan yg digunakan di
Traveloka untuk memperkuat channel lain
Channel (WO) Bekerjasama dengan lebih banyak channel
OTA, terutama yang memiliki segmen China
Customer Relations (SO) Berfokus pada kualitas hubungan baik
dengan pelanggan untuk melakukan
hubungan jangka panjang
Customer Relations (WO) Meluncurkan program loyalitas pelanggan
agar lebih mudah memberikan benefit
Value Propositions (SO) Memanfaatkan ruangan terbuka sebagai
kelebihan XYZ di masa pandemi ini
Value Propositions (WO) Lebih berfokus pada segmen yang mencari
ruang rapat skala kecil hingga 100 orang saja
Key Activities (SO) Menambahkan daily worker jika tingkat
hunian sedang tinggi
Key Activities (WO) Selalu memastikan koordinasi terjadi sebelum
rapat pergantian shift
Journal of Emerging Business Management and Entrepreneurship Studies, Vol. 1 (1), 2021, Hal 1-20
16
KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)
Key Resources (SO) Pelatihan yang lebih mendalam bagi
karyawan baru untuk dapat menghasilkan
pelayanan yang lebih baik
Key Resources (WO) Menambah jumlah daily worker saat tingkat
hunian tinggi agar tingkat pelayanan tidak
terganggu
Key Partners (SO) Menjalin kerjasama dengan lebih banyak
mitra
Key Partners (WO) Mengurangi ketergantungan terhadap satu
mitra OTA
ANCAMAN
(T)
Customer Segment (ST) Memiliki beberapa segmen agar mengurangi
resiko ketergantungan terhadap satu atau dua
segmen saja
Customer Segment (WT) Memiliki beberapa segmen agar mengurangi
resiko ketergantungan terhadap satu atau dua
segmen saja
Channel (ST) Melanjutkan kerjasama yang ada sehingga
dominasi XYZ dapat terus berlanjut
Channel (WT) Kerjasama lebih lanjut dengan pihak OTA
sebagai channel XYZ untuk dapat
meningkatkan rating XYZ
Customer Relations (ST) Selalu berkomunikasi dengan pelanggan
untuk dapat menepis isu-isu negatif yang
mungkin muncul
Customer Relations (WT) Menambahkan program loyalitas pelanggan
agar pelanggan lebih banyak yang mau
memesan kembali XYZ
Value Propositions (ST) Lebih berfokus pada nilai jual non fisik agar
tidak mudah ditiru oleh kompetitor
Value Propositions (WT) Mengurangi pendekatan terhadap konsumen
yang tidak sesuai dengan nilai yang
ditawarkan oleh XYZ
Key Activities (ST) Melakukan penyebaran demografi karyawan
Key Activities (WT) Perencanaan yang lebih baik dalam
pengambilan cuti karyawan.
Key Resources (ST) Pelatihan yang baik dari karyawan inti
sehingga menghasilkan tenaga kerja yang
berkualitas
Key Resources (WT) Menggunakan standarisasi pelatihan agar
prosesnya lebih cepat dan efisien sehingga
tidak mengganggu aktifitas operasional
Key Partners (ST) Terus menjalin hubungan yang baik denga
mitra
Key Partners (WT) Bekerjasama dengan beberapa mitra agar
mengurangi resiko ketergantungan
Sumber: Hasil pengolahan oleh peneliti
Kanvas Model Bisnis Hotel XYZ 2021-2022
Kanvas model bisnis yang dimiliki oleh Hotel XYZ sudah cukup baik, namun ada beberapa
bagian yang dirasa perlu adanya penambahan terlihat dari adanya peluang yang ada pada lingkungan
beberapa hal yang perlu diubah antara lain:
1. Customer Segment Hotel XYZ fokus pada segmen keluarga muda di saat liburan long weekend
namun untuk hari lain perlu membuka diri terhadap para khususnya terhadap wisatawan dari
Cina melihat jumlahnya yang selalu meningkat dari kelas menengah dengan memilah lebih
lanjut serta perlu adanya strategi pricing yang tepat. Selanjutnya hotel dapat melakukan
penawaran terkait dengan makanan dan minuman yang ditawarkan kepada segmen pekerja
kantoran dalam bentuk catering.
2. Channel Hotel XYZ perlu melakukan promosi di media sosial lain seperti facebook dan
melakukan kerjasama dengan Influencer atau Vlogger yang memberikan saran terkait dengan
penginapan untuk meningkatkan promosi serta pengenalan produk jasa dari hotel.
Wisnusanjaya, A. & Munir, N.S. (2021). Analisis Model Bisnis Hotel XYZ
17
3. Revenue Stream Selain pendapatan one time transaction, perusahaan juga mendapat
pendapatan dari laundry. Dengan menawarkan catering bagi perusahaan di sekitar hotel akan
meningkatkan reward serta menjadi pendapatan baru bagi hotel.
4. Key Activities Disebabkan sering adanya miskomunikasi dan masalah koordinasi, maka
perusahaan perlu melakukan briefing singkat antar divisi sebelum pergantian shift dilakukan.
Selain itu tuanya umur hotel, perlu dilakukan renovasi berkala agar produk selalu dalam
kondisi prima, hal ini dapat diantisipasi dengan selalu menjaga kerjasama yang baik dengan
para pemasok.
Gambar 1.8 Kanvas Model Bisnis XYZ yang baru untuk tahun 2021-2022
Sumber:Hasil pengolahan oleh peneliti
KESIMPULAN DAN SARAN
Dengan perkembangan bisnis hotel yang ada di Bali terlihat sebagai peluang bisnis yang
menjanjikan oleh mata pembisnis, para pemodal diimingi dengan keuntungan yang sangat banyak tanpa
memperlihatkan gambaran dari sulitnya pengoperasian di dalam bisnis itu sendiri secara detail dan hati-
hati seperti bagaimana menghadapi pasar didalam persaingan, menjaga arus kas yang baik,
mempertahankan karyawan agar memiliki “sense of belonging” atau rasa memiliki yang tinggi.
Kamar hotel di Bali nyatanya lebih banyak dibandingkan dengan jumlah wisatawan yang
datang, sehingga membuat kekosongan sewa kamar hingga mencapai 40% lebih di tahun 2018 dan
berimbas pada perang harga yang sengit di dalam industri hotel daerah bali. Hal ini juga semakin rumit
di tahun 2020 dengan adanya pandemi dimana hampir seluruh bisnis hotel mengalami penurunan yang
Journal of Emerging Business Management and Entrepreneurship Studies, Vol. 1 (1), 2021, Hal 1-20
18
sangat tajam, tak serta merta banyak proyek hotel yang dihentikan dan tidak beroperasi lagi. Walaupun
banyak dari bisnis hotel yang jatuh dikarenakan banyaknya faktor yang mempengaruhi, Hotel XYZ
memilih untuk tetap beroperasi walaupun tingkat huni sangat rendah, dan optimis menyongsong tahun
yang akan datang. Manajemen memutuskan untuk tetap menjalankan bisnis hotel dengan berbagai
strategi yang dimiliki.
Dari sisi biaya pilihannya hanya mempertahankan karyawan atau mendiamkan bangunan yang
akhirnya akan dibenahi dan memerlukan dana yang tidak sedikit. Selanjutnya beberapa fasilitas hotel
seperti genset, lift, pompa, kolam renang dan segala peralatan memerlukan perawatan untuk tetap bisa
digunakan di masa yang akan datang. Begitupun dengan tanaman penghias hotel, layaknya makhluk
hidup jika tidak diurus maka kemungkinan menjadi mati, atau berantakan dan menjadi tidak enak dilihat
oleh mata para konsumen sehingga value dari hotel menjadi berkurang, dan masih banyak hal lainnya
yang perlu diperhatikan.
Wisatawan dari China merupakan salah satu segmen terbesar di Bali karena menyukai tempat
yang berbau dengan pantai. Dari hal ini sambil penyerahan vaksin terhadap seluruh dunia untuk
menangani pandemi yang ada, maka Hotel XYZ perlu menyiapkan strategi untuk menghadapi tahun
yang akan datang dengan lebih baik dan semakin baik. Maka dari hal ini selain memiliki jaringan yang
luas, team sales memerlukan metode dan kemampuan yang baik dan lebih cermat dalam memilih
segmen pelanggan untuk mendapatkan pendapatan lebih dibandingan dengan volume pelanggan.
Dari segi kebersihan, Hotel XYZ telah menerapkan CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety,
Environmental sustainability). Dimana hal ini merupakan sebuah peluang dan perlu dipertahankan,
dikarenakan selain menjadi nilai lebih untuk hotel, pemerintah telah mewajibkan sebuah hotel untuk
memiliki sertifikat tersebut, khususnya dalam memerangi virus Covid 19 yang berkembang sangat
dahsyat, masalah CHSE adalah sesuatu yang mutlak. Selanjutnya Hotel XYZ perlu memperbaiki ADR
(Average Daily Rate), yaitu dengan terus meningkatkan service dan produk. Manajemen Hotel perlu
merenovasi kamar seperti pergantian wallpaper atau headerboard agar kamar hotel dapat tampil fresh
setiap tahunnya. Pada sisi produk makanan dan minuman khushsnya di pagi hari perlu diperhatikan
karena merupakan gambaran memulai hari sehingga perlu adanya monitor seperti kebersihan meja,
cepat tanggap terkait kotoran dan respon karyawan terhadap permintaan dari konsumen dari waktu ke
waktu dengan ketat agar tidak terjadi kesalahan dimata konsumen dan akhirnya menimbulkan rasa puas.
Untuk menghindari persaingan yang ketat antara kompetitor, diperlukan adanya kerjasama
yang baik antara atasan puncak dengan para jajarannya agar memberikan dampak kerjasama yang baik
dengan pemilik usaha. Dengan demikian keputusan-keputusan penting dalam sembilan elemen BMC
bersifat dinamis dan dapat segera dilaksanakan, sesuai dengan keperluan dimasa sulit saat mengadapi
pandemi dan persaingan yang ketat.
Wisnusanjaya, A. & Munir, N.S. (2021). Analisis Model Bisnis Hotel XYZ
19
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Bali. (2019, February 2). Jumlah Wisatawan Asing ke Indonesia dan Bali, 1969-
2018. Diambil kembali dari Badan Pusat Statistik:
https://bali.bps.go.id/statictable/2018/02/09/28/jumlahwisatawan-asing-ke-bali-dan-indonesia-
1969-2018.html
Badan Pusat Statistik Bali. (2019, May 21). Kunjungan Wisatawan Domestik ke Bali per Bulan, 2004-
2018. Diambil kembali dari Badan Pusat Statistik:
https://bali.bps.go.id/statictable/2018/02/09/29/kunjungan-wisatawan-domestik-ke-bali-per-bulan
2004-2018.html
Badan Pusat Statistik. (2018, August 24). Jumlah Hotel Bintang di Bali Menurut Kabupaten/Kota dan
Kelas, 2000-2017. Diambil kembali dari Badan Pusat Statistik:
https://bali.bps.go.id/dynamictable/2017/06/05/174/jumlah-hotel-bintang-di-bali-menurut-
kabupaten-kota-dan-kelas-2000-2017.html
CNBC Indonesia. (2020, 01 23). Tol Trans Jawa Bakal Makin Panjang Sampai Pulau Bali. Diambil
kembali dari CNBC Indonesia: https://www.cnbcindonesia.com/news/20200123073327-4-
132059/tol-transjawa-bakal-makin-panjang-sampai-pulau-bali
Herdito, V., Pradana, B, I. (2018). Analysis of Model bisnis kanvason Rock Hotel Using Blue Ocean
Strategy. Faculty of Economics and Business, Brawijaya University. Retrieved from
https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/4562/4000
Kaban, E. S. (n.d.). Analisis Strategi Pengembangan Bisnis Pada Hotel the One Legian , Bali.
Katadata.co.id. (2019, 01 04). Jumlah Penduduk Indonesia 2019 Mencapai 267 Juta Jiwa. Diambil
kembali dari Databoks Katadata: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/01/04/jumlah-
pendudukindonesia-2019-mencapai-267-juta-jiwa
Osterwalder, A., & Pigneur, Y. (2010). Business Model Generation. Dalam A. Osterwalder, & Y.
Pigneur, Business Model Generation (hal. 14).
Porter, M. (1979). How Competitive Forces Shape Strategy. Harvard Business Review, 137-145.
Saunders, M., Lewis, P., & Thornhill, A. (2009). Research Methods for Business Students. Harlow:
Pearson Education Limited.
Sekaran, U., & Bougie, R. (2016). Research Methods for Business. Chichester: John Wiley & Sons.
Sovia Pramudita, A. (2018). Formulasi Model Bisnis Hostel di Bandung dengan Pendekatan Value
Chain dan Model bisnis kanvas(Studi Kasus: Pinisi Backpacker). ISEI Business and Management
Review, II(1), 32–38. Retrieved from http://jurnal.iseibandung.or.id/index.php/ibmr
Staah. (2020, 01 28). STAAH announces top channels that drove revenue to your property in 2019.
Diambil kembali dari Blog Staah: https://blog.staah.com/news/staah-announces-top-channels-that-
droverevenue-to-your-property-in-2019
Journal of Emerging Business Management and Entrepreneurship Studies, Vol. 1 (1), 2021, Hal 1-20
20
Statista.com. (2020, 01 07). Countries with the highest number of internet users as of June 2019.
Diambil kembali dari Statista: https://www.statista.com/statistics/262966/number-of-internet-
users-in-selected-countries/
Tripadvisor. (2019, June 1). Best Destinations in the World - Travelers' Choice Awards. Diambil
kembali dari Tripadvisor.com: https://www.tripadvisor.com/TravelersChoice-Destinations/
Tunjungsari, K. R., Shanty, K., & Parwati, M. (2017). Persepsi masyarakat kuta terhadap Dampak
pembangunan hotel berkonsep city hotel Di sunset road kuta bali. Jurnal Kepariwisataan Dan
Hospitalitas, 1(2), 151–164.
Wheelen, T. L., & Hunger, J. D. (2018). Strategic Management and Business Policy. Dalam T. L.
Wheelen, & J. D. Hunger, Strategic Management and Business Policy (hal. 170)
World Bank. (2020, 02 01). GDP growth (annual %) - Indonesia. Diambil kembali dari The World
Bank: https://data.worldbank.org/indicator/NY.GDP.MKTP.KD.ZG?locations=ID