Post on 30-Jan-2018
BUKU AJAR
SISTEM INFORMASI
Di Susun Oleh :
YENI KUSTIYAHNINGSIH S.KOM., M.KOM.
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRUNUJOYO MADURA
2011
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ………………………………………………………… i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………... ii
BAB I : PENDAHULUAN ……………………………………………. 1
A. Latar Belakang ………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………… 2
C. Tujuan ………………………………………………………………….. 2
BAB II : PENGENALAN SISTEM INFORMASI………………………… 3
A. Pengertian Sistem Informasi……………………………….................... 3
B. Contoh Kasus………………….…………………………………......... 4
C. Penerapan Sistem Informasi.................................................................. 9
D. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Informasi.……............................... 10
E. Kesimpulan.............................................................................................. 11
F. Daftar pustaka.......................................................................................... 12
BAB III : KOMPONEN DAN MODEL SISTEM INFORMASI……....... 13
A. Komponen Sistem Informasi….…………………………..............…... 13
B. Model Sistem Informasi.………………………………………............. 16
C. Kesimpulan............................................................................................. 20
D. Daftar Pustaka........................................................................................ 21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami
perubahan yang sangat pesat dengan tingkat persaingan ketat. Oleh karena itu perusahaan-
perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien
umtuk mempertahankan eksistensinya, sehingga pengetahuan merupakan kekuatan yang
sangat penting untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan. Informasi yang
berkualitas yaitu informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu sehingga keputusan bisnis
yang tepat dapat dibuat yang disesuaikan dengan sistem informasi yang diterapkan di masing-
masing perusahaan. Dengan demikian, pengelolaan sistem informasi merupakan hal yang
sangat penting untuk dilakukan.
Keberhasilan pengembangan system informasi saat ini telah menjadi salah satu indicator
dari kinerja organisasi yang menjadi sorotan, bukan saja dari aspek operasional perusahaan,
tatpi juga hubungannya dengan kepercayaan pelanggan. Perusahaan dengan dukungan IT
yang baik dan memadai akan memiliki nilai plus dari pesaingnya berupa respon yang lebih
cepat, efisiensi dan efektifitas pelaksanaan pekerjaan yang meningkat, identifikasi dan
penanganan masalah secara lebih akurat, serta kepercayaan terhadap delivery pekerjaan.
Keunggulan-keunggulan tersebut yang membuat banyak pihak meningkatkan konsentrasi
dalam pembangunan system informasinya. DIlain pihak, proses pembangunan system
informasi terkadang bersifat temporary dan menimbulkan banyak masalah seperti kurangnya
SDM yang handal, besarnya biaya investasi bagi pelatihan dan pengembangan, dukungan
hardware yang kurang memadai hingga masalah klasik, kurangnya waktu manajemen untuk
memperhatikan detil pengembangan system informasi. Salah satu solusi yang banyak
digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut ialah penggunaan jasa outsourcing IT.
Bentuknya bias bermacam-macam, baik aspke pengembangan, perawatan, bahkan konversi
system. Fenomena outsourcing saat ini sudah menjadi diskusi banyak pihak, khususnya
dalam permasalahan efektivitas dan keberhasilan pelaksanaan pelaksanaannya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian dari sistem informasi itu sendiri
2. Contoh kasus dari sistem informasi
3. Kelebihan dan kekurangan sistem informasi
4. Komponen sitem informasi
5. Pemodelan dari sistem informasi
C. TUJUAN PERMASALAHAN
1. Agar mengetahui pengertian sistem informasi
2. Agar mengetahui contoh kasus dari sistem informasi
3. Agar mengetahui kelebihan sistem informasi
4. Agar mengetahui komponen sistem informasi
5. Agar mengetahui model dari sistem informasi
BAB II
PENGENALAN SISTEM INFORMASI
Tujuan Umum
Untuk mengetehaui pengetahuan dasar mengenai sistem informasi
Tujuan Khusus
Setelah mempelajari bab ini peserta diharapkan:
1. Memiliki satu pengertian mengenai sistem informasi dan kemampuan dasar dari
sistem tersebut;
2. Dapat menguraikan hambatan-hambatan dalam perkembangan Sistem Informasi;
dan
3. Mampu mengidentifikasi struktur hirarki pengguna Sistem Informasi dan tingkatan
manajemen dalam pengambilan keputusan.
A. PENGERTIAN SISTEM INFORMASI
Menurut Jerry FithGerald, sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur
yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau
menyelesaikan suatu sasaran tertentu[1].
Menurut Robert A. Leitch ; sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu
organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung
operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak
luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan[2]. Sistem informasi (SI) atau lanskap
aplikasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan
teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen. Dalam arti yang sangat luas, istilah
sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara orang, proses
algoritmik, data, dan teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini digunakan untuk merujuk
tidak hanya pada penggunaan organisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tetapi
juga untuk cara di mana orang berinteraksi dengan teknologi ini dalam mendukung proses
bisnis.
Ada yang membuat perbedaan yang jelas antara sistem informasi, dan komputer sistem
TIK, dan proses bisnis. Sistem informasi yang berbeda dari teknologi informasi dalam sistem
informasi biasanya terlihat seperti memiliki komponen TIK. Hal ini terutama berkaitan
dengan tujuan pemanfaatan teknologi informasi. Sistem informasi juga berbeda dari proses
bisnis. Sistem informasi membantu untuk mengontrol kinerja proses bisnis. Alter berpendapat
untuk sistem informasi sebagai tipe khusus dari sistem kerja. Sistem kerja adalah suatu sistem
di mana manusia dan/atau mesin melakukan pekerjaan dengan menggunakan sumber daya
untuk memproduksi produk tertentu dan/atau jasa bagi pelanggan. Sistem informasi adalah
suatu sistem kerja yang kegiatannya ditujukan untuk pengolahan (menangkap, transmisi,
menyimpan, mengambil, memanipulasi dan menampilkan) informasi. Dengan demikian,
sistem informasi antar-berhubungan dengan sistem data di satu sisi dan sistem aktivitas di sisi
lain. Sistem informasi adalah suatu bentuk komunikasi sistem di mana data yang mewakili
dan diproses sebagai bentuk dari memori sosial. Sistem informasi juga dapat dianggap
sebagai bahasa semi formal yang mendukung manusia dalam pengambilan keputusan dan
tindakan. Sistem informasi merupakan fokus utama dari studi untuk disiplin sistem informasi
dan organisasi informatika.
B. CONTOH KASUS
Contoh kasus dalam sistem informasi dalam suatu perusahaan :
Saat ini peran sistem informasi dalam menunjang kegiatan operasional dan pendukung
pengambilan keputusan menjadi sangat penting. Menurut O’Brien (2005), sistem informasi
terdiri atas dua gabungan kata yaitu sistem yangmerupakan kumpulan elemen yang saling
bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. dan informasi yang merupakan data yang telah
diolah sedemikian rupa, sehingga menghasilkan sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh
pemakai akhir untuk tujuan tertentu. Peran ini semakin meluas dengan seiring meningkatnya
persaingandi dalam dunia usaha pada era globalisasi saat ini. Perusahaan dituntut untuk
memberikan pelayanan yang optimal baik dari segi produk atau jasa yang ditawarkan.
Dalam melakukan pengembangan sistem informasi perusahaan, perlu dilakukan perencanaan
yang matang dan dukungan dari pihak manajemen untuk menerapkan sistem informasi ini
kedepannya. Tugas dan tanggung jawab dalam pengembangan sistem ini, dapat diserahkan
keberbagai pihak. Pihak pertama adalah perusahaan dengan sumberdaya yang dimilikinya
melakukan pengembangan dan pemeliharaan sendiri sistem informasinya (insourcing). Pihak
kedua adalah perusahaan melakukan pelimpahan pengembangan dan pemeliharaan sistem
informasinya kepada pihak di luar organisasi yang dianggap mahir dibidang tersebutsehingga
perusahan dapat fokus dengan peningkatan performa “core competency”perusahaan
(outsourcing). Pihak ketiga adalah perusahaan dan pihak luar melakukan kerja sama dalam
proses pengembangan serta pemeliharaan sistem informasi (cosourcing)
Dalam melakukan pengembangan sistem ini, perusahaan harus menyerahkan ke pihak yang
tepat dan didasarkan pada kebutuhan serta sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan.
Pemilihan yang tidak tepat dapat menyebabkan investasi sistem inovasi yang telah dilakukan
menjadi tidak terpakai atau sia-sia. Perusahaan dapat membandingkan keuntungan dan
kerugian dari pihak atau pelaku pengembangan sistem informasi tersebut. Pada bagian
pembahasan, akan di uraikan keuntungan dan kelemahan dari pengembangan sistem
informasi antara insourcing, outsourcing dan cosourcing.
Semakin besarnya persaingan dunia usaha pada era globalisasi saat ini, menuntut perusahaan
memberikan pelayanan optimal, baik dalam bentuk harga, kualitas, waktu pemesanan, serta
informasi. Hal ini, menyebapkan masing-masing perusahaan berusaha untuk menerapkan
sistem informasi yang dianggap sebagai salah satu suatu penunjang keunggulan kompetitif
perusahaan. Kemajuan teknologi yang demikian pesatnya semakin menambah peranan sistem
informasi di segala bidang. Mulai dari pendidikan hingga bisnis di perusahaan. peranan
utama sistem informasi itu sendiri untuk mendukung operasi bisnis, mendukung keperluan
managerial, dan mendukung keunggulan strategis. Jadi sudah sewajarnya teknologi informasi
digunakan oleh banyak pihak.
Penerapan sistem informasi akan berjalan apabila adanya keterpaduan dari masing-masing
peranan utama sistem informasi tersebut. Pada bagian dibawah ini, akan dibahas lebih
mendalam mengenai tiga peranan sistem informasi. Adapun peranan-peranan tersebut adalah
1. Sistem Informasi untuk Operasi Bisnis
Sistem Informasi Operasi memproses data yang berasal dari dan yang digunakan dalam
kegiatan usaha. Peranan sistem informasi untuk operasi bisnis adalah untuk memproses
transaksi bisnis, mengontrol proses industrial, dan mendukung komunikasi serta
produktivitas kantor secara efisien.
• Transaction Processing Systems
Transaction processing systems (TPS) berkembang dari sistem informasi manual untuk
sistem proses data dengan bantuan mesin menjadi sistem proses data elektronik
(electronic data processing systems). TPS mencatat dan memproses data hasil dari
transaksi bisnis, seperti penjualan, pembelian, dan perubahan persediaan. TPS
menghasilkan berbagai informasi produk untuk penggunaan internal maupun eksternal.
Sebagai contoh, TPS membuat pernyataan konsumen, cek gaji karyawan, kuitansi
penjualan, order pembelian, formulir pajak dan rekening keuangan. TPS juga
memperbaharui database yang digunakan perusahaan.
• Process Control Systems
Sistem informasi operasi secara rutin membuat keputusan yang mengendalikan proses
operasional, seperti keputusan pengendalian produksi. Hal ini melibatkan process control
systems (PCS) yang keputusannya mengatur proses produksi fisik yang secara otomatis
dibuat oleh komputer.
• Office Automation Systems
Office automation systems (OAS) mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mengirim
data dan informasi dalam bentuk komunikasi kantor elektronik. Contoh dari office
automation (OA) adalah word processing, surat elektronik (electronic
mail),teleconferencing, dan lain-lain.
2. Sistem Informasi untuk Pengambilan Keputusan Manajemen.
Sistem informasi manajemen atau SIM (management information system) adalah sistem
informasi yang dirancang untuk menyediakan informasi akurat, tepat waktu, dan relevan
yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh para manajer. Konsep SIM sangat
penting untuk sistem informasi yang efektif dan efisien oleh karena:
• Menekankan pada orientasi manajemen (management orientation) dari pemrosesan
informasi pada bisnis yang bertujuan mendukung pengambilan keputusan manajemen
(management decision making).
• Menekankan bahwa kerangka sistem (system framework) harus digunakan untuk mengatur
penggunaan sistem informasi. Penggunaan sistem informasi pada bisnis harus dilihat
sebagai suatu integrasi dan berhubungan, tidak sebagai proses yang berdiri sendiri.
Secara garis besar SIM terdiri dari 3 macam yakni:
• Information Reporting Systems
Information reporting systems (IRS) menyediakan informasi produk bagi manajerialend users
untuk membantu mereka dalam pengambilan keputusan dari hari ke hari. Akses data IRS
berisi informasi tentang operasi internal yang telah diproses sebelumnya oleh transaction
processing systems. Informasi produk memberi gambaran dan laporan yang dapat
dilengkapi (1) berdasarkan permintaan, (2) secara periodik, atau (3) ketika terjadi situasi
pengecualian. Sebagai contoh, manajer penjualan dapat menerima laporan analisa
penjualan setiap minggunya untuk mengevaluasi hasil penjualan produk.
• Decision Support Systems
Decision support systems (DSS) merupakan kemajuan dari information reporting systems dan
transaction processing systems. DSS adalah interaktif, sistem informasi berbasis
komputer yang menggunakan model keputusan dan database khusus untuk membantu
proses pengambilan keputusan bagi manajerial end users. Sebagai contoh, program
kertas kerja elektronik memudahkan manajerial end user menerima respon secara
interaktif untuk peramalan penjualan atau keuntungan.
• Executive Information Systems
Executive information systems (EIS) adalah tipe SIM yang sesuai untuk kebutuhan informasi
strategis bagi manajemen atas. Tujuan dari sistem informasi eksekutif berbasis komputer
adalah menyediakan akses yang mudah dan cepat untuk informasi selektif tentang faktor-
faktor kunci dalam menjalankan tujuan strategis perusahaan bagi manajemen atas.
3. Sistem Informasi untuk Keuntungan Strategis
Sistem informasi dapat memainkan peran yang besar dalam mendukung tujuan strategis dari
sebuah perusahaan. Sebuah perusahaan dapat bertahan dan sukses dalam waktu lama jika
perusahaan itu sukses membangun strategi untuk melawan kekuatan persaingan yang
berupa (1) persaingan dari para pesaing yang berada di industri yang sama, (2) ancaman
dari perusahaan baru, (3) ancaman dari produk pengganti, (4) kekuatan tawar-menawar
dari konsumen, dan (5) kekuatan tawar-menawar dari pemasok. Kelima faktor tersebut
merupakan hal-hal yang harus diperhatikan dalam membangun upaya peamsaran yang
mengarah kepada competitive advantage strategies.
1. 1. Meningkatkan efisiensi operasional
Investasi di dalam teknologi sistem informasi dapat menolong operasi perusahaan menjadi
lebih efisien. Efisiensi operasional membuat perusahaan dapat menjalankan strategi
keunggulan biaya (low-cost leadership). Dengan menanamkan investasi pada teknologi
sistem informasi, perusahaan juga dapat menanamkan rintangan untuk memasuki industri
tersebut (barriers to entry) dengan jalan meningkatkan besarnya investasi atau kerumitan
teknologi yang diperlukan untuk memasuki persaingan pasar. Selain itu, cara lain yang
dapat ditempuh adalah mengikat (lock in) konsumen dan pemasok dengan cara
membangun hubungan baru yang lebih bernilai dengan mereka.
1. 2. Memperkenalkan inovasi dalam bisnis
Penggunaan ATM (automated teller machine) dalam perbankan merupakan contoh yang baik
dari inovasi teknologi sistem informasi. Dengan adanya ATM, bank-bank besar dapat
memperoleh keuntungan strategis. Penekanan utama dalam sistem informasi strategis
adalah membangun biaya pertukaran (switching costs) ke dalam hubungan antara
perusahaan dengan konsumen atau pemasoknya. Sebuah contoh yang bagus dari hal ini
adalah sistem reservasi penerbangan terkomputerisasi yang ditawarkan kepada agen
perjalanan oleh perusahaan penerbangan besar. Bila sebuah agen perjalanan telah
menjalankan sistem reservasi terkomputerisasi tersebut, maka mereka akan segan utnuk
menggunakan sistem reservasi dari penerbangan lain.
1.3. Membangun sumber-sumber informasi strategis
Teknologi sistem informasi memampukan perusahaan untuk membangun sumber informasi
strategis sehingga mendapat kesempatan dalam keuntungan strategis. Hal ini berarti
memperoleh perangkat keras dan perangkat lunak, mengembangkan jaringan
telekomunikasi, menyewa spesialis sistem informasi, dan melatih end users. Sistem
informasi ini memungkinkan perusahaan untuk membuat basis informasi strategis yang
dapat menyediakan informasi untuk mendukung strategi bersaing perusahaan. Informasi
ini merupakan aset yang sangat berharga dalam meningkatkan operasi yang efisien dan
manajemen yang efektif dari perusahaan. Sebagai contoh, banyak usaha yang
menggunakan informasi berbasis komputer tentang konsumen mereka untuk membantu
merancang kampanye pemasaran untuk menjual produk baru kepada konsumen dalam
skala besar maupun kecil.
C. PENERAPAN SISTEM INFORMASI
Penerapan Sistem Informasi dalam aktivitaas manusia antara lain :
Sistem reservasi pesawat terbang: digunakan dalam biro perjalanan untuk
melayani pemesanan/pembelian tiket
Sistem untuk menangani penjualan kredit kendaraan bermotor sehingga dapat
digunakan untuk memantau hutang para pelanggan
Sistem biometric yang dapat mencegah orang yang tak berwenang mengakses
informasi yang bersifat rahasia dengan cara menganalisa sidik jari atau retina
mata
Sistem POS (point-of-sale) yang diterapkan pada pasar swalayan dengan
dukungan pembaca barcode untuk mempercepat pemasukan data
Sistem telemetri atau pemantauan jarak jauh yang menggunakan teknologi
radio,misal untuk mendapatkan suhu lingkungan pada gunung berapi atau
memantau getaran pilar jembatan rel kereta api
Sistem berbasiskan kartu cerdas (smart card) yang dapat digunakan oleh juru
medis untuk mengetahui riwayat penyakit pasien
Sistem yang dipasang pada tempat-tempat public yang memungkinkan
seseorang mendapatkan informasi seperti hotel,tempat pariwisata,pertokoan dll.
Sistem layanan akademis berbasis web
Sistem pertukaran data elektronis (Electronic Data Interchange / EDI) yang
memungkinkan pertukaran dokumen antar perusahaan secara elektronis dan
data yg terkandung dalam dokumen dapat diproses secara langsung oleh
komputer
E-government atau system informasi layanan pemerintahan yang berbasis internet.
D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SISTEM INFORMASI
Kelebihan Sistem Informasi
1. Dapat memberikan informasi-informasi secara tepat dan cepat kepada semua
khayalak.
2. Dapat mempermudah masyarakat dalam memperoleh data-data yang di
perlukannya.
3. Data-data yang di dapatkan bisa menjadi referensi.
4. Dapat menambah wawasan kepada masyarakat umum.
5. Setiap detik informasi dapat di perbaharui dan akurat.
6. Dapat belajar lebih hemat dengan sistem informasi tanpa harus keluar rumah.
Kekurangan Sistem Informasi
1. Mempermudahnya terjadinya plagiat.
2. Membuat seseorang kurang berinteraksi dengan lingkungan.
3. Membuat seseorang menjadi ketergantungan.
4. Hal-hal yang tradisional menjadi di tinggalkan karena kemajuan sistem
informasi dan kemajuan zaman.
KESIMPULAN
Sistem informasi (SI) atau lanskap aplikasi adalah kombinasi dari teknologi informasi
dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan
manajemen. Dalam arti yang sangat luas, istilah sistem informasi yang sering digunakan
merujuk kepada interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. Dalam
pengertian ini, istilah ini digunakan untuk merujuk tidak hanya pada penggunaan organisasi
teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tetapi juga untuk cara di mana orang berinteraksi
dengan teknologi ini dalam mendukung proses bisnis.
DAFTAR PUSTAKA
Martin, Merle P., Analysis And Design of Business Information Sytems, Macmillan
Publishing Company, New York, 1991.
Ferdinand Magaline, “Konsep Dasar Sistem Informasi”, 2007, dalam jurnal Sistem Informasi
(diakses 14 November 2011)
[1]JerryFithGerald, “Pengantar Sistem Informasi”,
2007,http: //yudhim.blogspot.com/2008/01/pengantar-sistem-informasi (diakses 14
November 2011)
[2] Menurut Robert A. Leitch, “Pengantar Sistem Informasi”,
2007,http://yudhim.blogspot.com/2008/01/pengantar-sistem-informasi.html(diakses 14
November 2011)
Djoko Sutono, 2001, “Konsep Dasar Sistem Informasi” dalam modul Sistem Informasi
Manajemen (diakses 14 November 2011)
Rosa Arianio Sukamto, 2006, “Analisa dan Dedain Sistem Informasi I” www.gangsir.com
(diakses 14 November 2011)
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi
BAB III
MODEL DAN KOMPONEN SISTEM INFORMASI
Tujuan Umum
Untuk mengetehaui pengetahuan dasar mengenai sistem informasi
Tujuan Khusus
Untuk mengetahui komponen dan elemen yang terdapat pada sistem informasi
Untuk mengetahui model pada sistem informasi
A. KOMPONEN SISTEM INFORMASI
Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building
blok), yang terdiri dari komponen input, komponen model, komponen output, komponen
teknologi, komponen hardware, komponen software, komponen basis data, dan
komponen kontrol. Semua komponen tersebut saling berinteraksi satu sama lain
membentuk suatu kesatuan unutuk mencapai sasaran.
1. Komponen Input
Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini termasuk metodedan
media untuk menangkap data yangakan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-
dokumen dasar.
Gambar 1.1 komponen input
2. Komponen Model
Kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang memproses data yang tersimpan
di basisdata dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang
diinginkan.
Gambar 1.2 komponen-komponen model
3. Komponen Output
Output informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan
manajemen serta semua pemakai sistem. Hasil dari sistem informasi adalah keluaran
yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua
pemakai sistem.
Gambar 1.3 komponen-komponen output
4. Komponen Teknologi
Teknologi merupakan alat dalam sistem informasi, teknologi digunakan untuk menerima
input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan
mengirimkan output, dan membantu pengendalian sistem.
Gambar 1.4 komponen teknologi
5. Komponen Basis Data
Merupakan kumpulan data yang saling berhubungan yang tersimpan didalam komputer
dengan menggunakan software database. Basis data (database) merupakan kumpulan
data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di
perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.
Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut.
Data di dalam basis data perlu diorganisasikan seemikian rupa supaya informasi yang
dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi
kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan
perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).
Gambar1.5 komponen basisdata
6. Komponen Control
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur,
air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidak
efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan
diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah
ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.
Pengendalian yang dirancang untuk menanggulangi gangguan terhadap sistem informasi.
Gambar 1.5 komponen control
B. MODEL SISTEM INFORMASI
Model system informasi terdiri dari 2 macam:
1. Tersentralisasi (Terpusat)
Semua pemrosesan data dilakukan oleh komputer yg ditempatkan di dlm suatu lokasi yg
ditujukan utk melayani semua pemakai dlm organisasi. Banyak digunakan oleh
perusahaan yg tdk memiliki cabang . Lingkungan Mainframe sbg Implementasi dari
Arsitektur Tersentralisasi (Terpusat)
Gambar 1.6 model Tersentralisasi (Terpusat)
2. Desentralisasi (Tersebar/Terdistribusi)
Gambar 1.7 Model Desentralisasi (Tersebar/Terdistribusi)
Sistem yg terdiri atas sejumlah komputer yg tersebar pd berbagai lokasi yg dihubungkan
dg sarana telekomunikasi dg masing² komputer mampu melakukan pemrosesan yg
serupa secara mandiri, tetapi bisa saling berinteraksi dlm pertukaran data. Model
sederhana terdapat pd sejumlah komputer yg terhubung dlm jaringan yg menggunakan
arsitektur peer-to-peer .
Contoh Arsitektur Peer-To-Peer
Gambar 1.8 Arsitektur Peer-To-Peer
Keterangan:
Pada model ini masing-masing komputer memiliki kontrol thd resource (misalnya data,
printer, atau CD-ROM), tetapi memungkinkan komputer lain menggunakan Resource
tsb.
Contoh Sistem Pemrosesan Terdistribusi Berdasarkan Area Fungsional
Contoh Sistem Terdistribusi Pada Bank
a. Keuntungan Sistem Pemrosesan Data Desentralisasi (Tersebar/Terdistribusi)
Penghematan biaya
Peningkatan tanggung jawab terhadap pengeluaran biaya
Peningkatan kepuasan pemakai
Kemudahan pencadangan ketika terjadi musibah
b. Kekurangan Sistem Pemrosesan Data Desentralisasi (Tersebar/Terdistribusi)
Memungkinkan kekacauan kontrol terhadap sistem komputer
Ketidaksesuaian dlm menyediakan hardware & software
Standardisasi bisa tak tercapai
3. Client/Server
Sembarang sistem/proses yg melakukan sesuatu permintaan data/layanan ke server.
Mempunyai kemampuan utk melakukan proses sendiri. Ketika sebuah client meminta suatu
data ke server, server akan segera menanggapinya dg memberikan data yg diminta ke client
yg bersangkutan. Setelah data diterima, client segera melakukan pemrosesan. Namun tidak
harus berupa sistem fisik, tetapi juga bisa berupa suatu proses, sbg contoh adalah yg disebut
sbg database server adalah sebuah proses di dlm komputer utk menangani permintaan akses
terhadap basis data
Contoh Client/Server
Gambar 1.9 Client/Server
KESIMPULAN
Komponen sistem informasi terdiri dari : hardware, software, prosedur, orang, basis
data, dan jaringan computer. Model sistem informasi tersentralisasi memungkinkan semua
pemrosesan data dilakukan secara terpusat untuk melayani semua pemakai . Model sistem
informasi desentralisasi memungkinkan pemrosesan data dilakukan secara tersebar pada
sejumlah komputer dan dapat saling melakukan pertukaran data. Model sistem informasi
client/server melibatkan sembarang sistem/proses yang melakukan permintaan data/layanan
serta penyedia data/layanan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Martin, Merle P., Analysis And Design of Business Information Sytems, Macmillan
Publishing Company, New York, 1991.
Djoko Sutono, 2001, “Konsep Dasar Sistem Informasi” dalam modul Sistem Informasi
Manajemen (diakses 14 November 2011)
Rosa Arianio Sukamto, 2006, “Analisa dan Dedain Sistem Informasi I” www.gangsir.com
(diakses 14 November 2011)
Billy N Mahamudu, 2007, “Komponen dan Elemen Sistem Informasi” dalam jurnal Sistem
Informasi (diakses 14 November 2011)
http://sisteminformasi.wordpress.com/2007/01/23/komponen-sistem-informasi/
http://www.scribd.com/doc/28081189/Pengenalan-Sistem-Informasi
BAB IV
PENGOLAHAN DATA DAN PROTOTYPING
A. Tujuan Umum
Mampu memahami konsep dasar pengolahan data dan analisis data.
B. Tujuan khusus
Untuk mengambil informasi asli (data) dan darinya menghasilkan informasi lain
dalam bentuk yang berguna (hasil).
C. ISI
2.1 Pendahuluan
Siklus hidup pengembangan sistem informasi adalah metodologi klasik yang
digunakan untuk mengembangkan, memelihara dan menggunakan sistem informasi.
Siklus hidup pengembangan sistem informasi meliputi : analisis, design, implementasi,
operasi dan pemeliharaan.
Sistem informasi yang dikembangkan dengan metodologi/daur hidup dapat
memberikan manfaat bila pengolahan data di dalamnya tepat. Pengolahan data
tergantung dari kebutuhan setiap organisasi. Metodologi pengembangan sistem
informasi dapat menggunakan pendekatan prototype yang lebih cepat dari segi waktu.
2.2 Pengertian Pengolahan Data
Data mentah yang telah dikumpulkan oleh peneliti tidak akan ada gunanya, jika
tidak diolah. Pengolahan data merupakan bagian yang amat penting dalam metode
ilmiah, karena dengan pengolahan data, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang
berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Data mentah yang telah dikumpulkan
perlu dipecah-pecahkan dalam kelompok-kelompok, diadakan kategorisasi, dilakukan
manipulasi serta diperas sedemikian rupa sehingga data tersebut mempunyai makna
untuk menjawab masalah dan bermanfaat untuk menguji hipotesa atau pertanyaan
penelitian.
Mengadakan manipulasi terhadap data mentah berarti mengubah data mentah
tersebut dari bentuk awalnya menjadi suatu bentuk yang dapat dengan mudah
memperlihatkan hubungan-hubungan antara fenomena. Beberapa tingkatan kegiatan
perlu dilakukan, antara lain memeriksa data mentah, sekali lagi, membuatnya dalam
bentuk tabel yang berguna, baik secara manual ataupun dengan menggunakan
komputer.
Setelah data disusun dalam kelompok-kelompok serta hubungan-hubungan yang
terjadi dianalisa, perlu pula dibuat penafsiran-penafsiran terhadap hubungan antara
fenomena yang terjadi dan membandingkannya dengan fenomena-fenomena lain di luar
penelitian tersebut.
Berdasarkan pengolahan data tersebut, perlu dianalisis dan dilakukan penarikan
kesimpulan hasil penelitian. Pengolahan data secara sederhana diartikan sebagai proses
mengartikan data-data lapangan sesuai dengan tujuan, rancangan, dan sifat penelitian.
Misalnya dalam rancangan penelitian kuantitatif, maka angka-angka yang diperoleh
melalui alat pengumpul data tersebut harus diolah secara kuantitatif, baik melalui
pengolahan statistik inferensial maupun statistik deskriptif.
Lain halnya dalam rancangan penelitian kualitatif, maka pengolahan data
menggunakan teknik non statitistik, mengingat data-data lapangan diperoleh dalam
bentuk narasi atau kata-kata, bukan angka-angka. Mengingat data lapangan disajikan
dalam bentuk narasi kata-kata, maka pengolahan datanya tidak bisa dikuantifikasikan.
Perbedaan ini harus dipahami oleh peneliti atau siapapun yang melakukan penelitian,
sehingga penyajian data dan analisis kesimpulan penelitian relevan dengan sifat atau
jenis data dan prosedur pengolahan data yang akan digunakan.
Di atas dikatakan bahwa pengolahan data diartikan sebagai proses mengartikan
data lapangan, yang berarti supaya data lapangan yang diperoleh melalui alat
pengumpul data dapat dimaknai, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, sehingga
proses penarikan kesimpulan penelitian dapat dilaksanakan. Dengan demikian,
pengolahan data tersebut dalam kaitannya dengan praktek pendidikan adalah sebagai
upaya untuk memaknai data atau fakta menjadi makna.
Makna penelitian yang diperoleh dalam pengolahan data, tidak sampai menjawab
pada analisis “kemengapaan” tentang makna-makna yang diperoleh. Misalnya dalam
rancangan penelitian kuantitatif, maka angka-angka yang diperoleh melalui alat
pengumpul data tersebut harus diolah secara kuantitatif, baik melalui pengolahan
statistik inferensial maupun statistik deskriptif.
2.3 Langkah-langkah Pengolahan Data
Dalam proses pengolahan data, ada sejumlah langkah-langkah ilmiah yang perlu
dilakukan untuk memudahkan proses pengolahan data. Dari beberapa referensi tentang
metode penelitian ilmiah, ada sejumlah langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam
proses pengolahan data, yaitu: (1) editing; (2) mengkode data atau kodefikasi data.
a. Editing
Sebelum data diolah, data tersebut perlu diedit lebih dahulu. Dengan perkataan
lain, data atau keterangan yang telah dikumpulkan dalam buku catatan (record book),
daftar pertanyaan ataupun pada interview guide (pedoman wawancara) perlu dibaca
sekali lagi dan diperbaiki, jika di sana sini masih terdapat hal-hal yang salah atau yang
masih meragukan. Kerja memperbaiki kualitas data serta menghilangkan keragu-raguan
data dinamakan mengedit data.
Beberapa hal perlu diperhatikan dalam mengedit data, yaitu:
1) Apakah data sudah lengkap dan sempurna?
2) Apakah data sudah cukup jelas tulisannya untuk dapat dibaca?
3) Apakah semua catatan dapat dipahami?
4) Apakah semua data sudah cukup konsisten?
5) Apakah data cukup uniform?
6) Apakah ada responsi yang tidak sesuai?
Catatan harus sempurna dalam pengertian bahwa semua kolom atau pertanyaan
harus terjawab atau terisi. Jangan ada satu pun dari jawaban terbiarkan kosong. Peneliti
harus mengenal data yang kosong, apakah responden tidak mau menjawab, atau
pertanyaanya yang kurang dipahami responden. Dalam mengedit data, hal-hal di atas
harus diperjelas, dan jangan ada satupun pertanyaan ataupun pernyataan atau catatan
yang kosong tidak terjawab. Jawaban atau catatan yang kosong harus disempurnakan
dalam mengedit data.
Harus dilihat apakah catatan dapat dibaca atau tidak. Segala coret-coret harus
diperjelas, segala kata-kata atau kalimat sandi harus diperjelas, baik kalimat ataupun
huruf serta angka. Dalam mengedit, memperjelas catatan supaya dapat dibaca
merupakan hal yang perlu sekali dikerjakan untuk menghilangkan keragu-raguan
kemudian.
Pekerjaan mengedit juga termasuk mengubah kependekan-kependekan yang
dibuat menjadi kata-kata atau kalimat yang penuh. Kependekan hanya dapat dimengerti
oleh peneliti atau pencatat data dan belum tentu dapat dimengerti oleh pembuat kode.
Karena itu, segala kalimat atau kata-kata yang dipendekkan, ataupun angka yang
dipendekkan, perlu diperjelas.
Mengedit juga berarti melihata apakah data konsisten atau tidak. Jika ditemukan
data tentang pendapatan dalam usaha tani, pendapatan di luar usaha tani yang tidak
cocok dengan total pendapatan, maka carilah penyebab kesalahan tersebut! Apakah ada
kesalahan dalam mencatat? Atau kesalahpahaman responden dalam menjawab
pertanyaan?
Juga perlu dicek, apakah instruksi dalam daftar pertanyaan diikuti secara seksama
oleh responden atau tidak? Jika dalam jawaban sebenarnya diinginkan supaya berat
dinyatakan dalam kg, sedangkan data yang tercatat mempunyai unit gram, maka
jawaban tersebut harus diubah ke dalam unit yang dimintakan (kg). Jika dalam record
book, kolom harus diisi dengan unit rumpun, sedangkan tertulis dengan unit batang,
maka jawaban harus diperbaiki menjadi unit rumpun. Dengan perkataan lain, catatan
atau jawaban harus dicek uniformitasnya.
Dalam mengedit, juga perlu dicek pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya tidak
cocok. Jika banyak jawaban pertanyaan yang tidak sesuai, maka daftar pertanyaan
tersebut perlu dikumpulkan, dan harus diklasifikasikan dalam satu kelompok. Jika
hanya beberapa saja yang tidak cocok, mak hal ini merupakan kesalahan peneliti dan
perlu diperbaiki.
Perlu juga diperingatkan, jangan sekali-kali mengganti jawaban, angka, ataupun
pertanyaan-pertanyaan dengan maksud membuat data tersebut sesuai, konsisten, dan
cocok untuk maksud tertentu. Menggantikan data orisinal demi mencocokkan dengan
sesuatu keinginan peneliti, berarti melanggal prinsip-prinsip kejujuran intelektual
(intellectual honesty).
b. Kodefikasi Data
Data yang dikumpulkan dapat berupa angka, kalimat pendek atau panjang,
ataupun hanya 5 “ya” atau “tidak”. Untuk memudahkan pengolahan, maka jawaban-
jawaban tersebut perlu diberi kode. Pemberian kode kepada jawaban sangat penting
artinya, jika pengolahan data dilakukan dengan komputer. Mengkode jawaban adalah
menaruh angka pada tiap jawaban.
2.4 Pengertian Analisis Data
Analisa data adalah mengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi
serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk dibaca. Step pertama dalam analisa
adalah membagi data atas kelompok atau kategori-kategori. Kategori tidak lain dari
bagian-bagian.
Beberapa ciri dalam membuat kategori, adalah:
a. Kategori harus dibuat sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian.
b. Kategori harus lengkap
c. Kategori harus bebas dan terpisah
d. Tiap kategori harus berasal dari satu kaidah klasifikasi
e. Tiap kategori harus dalam satu level.
Kategori harus sesuai dengan masalah penelitian, sehingga kategori tersebut dapat
mencapai tujuan penelitian dalam memecahkan masalah. Dengan demikian, analisa
yang dibuat akan sesuai dengan keinginan untuk memecahkan masalah. Kategori yang
dibuat juga harus dapat menguji hipotesa yang dirumuskan.
Kategori harus lengkap, yang berarti bahwa semua subjek atau responden harus
termasuk ke dalam kategori tersebut. Kategori juga harus bebas dan terpisah nyata.
Tiap individu atau objek harus termasuk dalam satu kategori saja. Peneliti harus dapat
membuat variabel sedemikian rupa sehingga tiap objek dapat dimasukkan dalam satu
kategori, dan hanya satu kategori saja.
1. Level Manajemen dalam Organisasi
Gambar 2.1 Level Manajemen dalam Organisasi
2. Arus Informasi Internal & Eksternal dalam Organisasi
Gambar 2.2 Arus Informasi Internal & Eksternal dalam Organisasi
3. Hubungan Data, Informasi, & Pengetahuan
Gambar 2.3 Hubungan Data, Informasi, & Pengetahuan
4. Transformasi Data menjadi Informasi
Gambar 2.4 Transformasi Data menjadi Informasi
Keterangan:
• Data seringkali disebut sbg bahan mentah informasi, dimana melalui suatu proses
transformasi data dibuat mjd bermakna
2.5 Ciri-Ciri Informasi
Benar/salah à informasi berhubungan dengan kebenaran terhadap kenyataan.
Baru à informasi benar-benar baru bagi si penerima.
Tambahan à informasi dapatmemperbarui atau memberikan perubahan
terhadap informasi yang telah ada.
1. Hierarki Data
Gambar 2.5 Hierarki Data
Keterangan:
• Elemen data à suatu data terkecil yg tdk dpt dipecah lagi mjd unit data yg lain,
contoh nama & kota tempat tinggal.
• Rekaman / baris à gabungan sejumlah elemen data yg saling terkait, contoh
nama, alamat, & kota dlm sebuah rekaman.
• Tabel à himpunan seluruh rekaman/baris yg bertipe sama.
2. Pengertian Prototipe
Merupakan suatu metode dalam pengembangan sistem yang menggunakan
pendekatan untuk membuat sesuatu program dengan cepat dan bertahap sehingga
segera dapat dievaluasi oleh pemakai. Membuat proses pengembangan sistem
informasi mjd lebih cepat & lebih mudah, terutama pd keadaan kebutuhan
pemakai sulit utk diidentifikasi
3. Mekanisme Pengembangan Sistem dg Prototipe.
Gambar 2.6 Mekanisme Pengembangan Sistem dg Prototipe.
4. Kelebihan Prototipe
Pendefinisian kebutuhan pemakai mjd lebih baik karena keterlibatan
pemakai yg lebih intensif. Meningkatkan kepuasan pemakai & mengurangi risiko
pemakai tdk menggunakan sistem mengingat keterlibatan mereka yg sangat tinggi
shg sistem memenuhi kebutuhan mereka dg lebih baik.Mempersingkat waktu
pengembangan.
5. Kelemahan Prototipe
Prototipe hanya bisa berhasil jika pemakai bersungguh² dlm menyediakan
waktu & pikiran utk menggarap prototype. Kemungkinan dokumentasi terabaikan
karena pengembang lebih berkonsentrasi pd pengujian & pembuatan prototype.
Mengingat target waktu yg pendek,, ada kemungkinan sistem yg dibuat tdk
lengkap & bahkan sistem kurang teruji.
2.6 Kesimpulan
Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktivitas, dan transaksi, yang tidak
mempunyai makna atau tidak berpengaruh secara langsung kepada pemakai Informasi
merupakan data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan
pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut. Prototipe Merupakan suatu
metode dalam pengembangan sistem yang menggunakan pendekatan untuk membuat
sesuatu program dengan cepat dan bertahap sehingga segera dapat dievaluasi oleh
pemakai Prototipe membuat proses pengembangan sistem informasi menjadi lebih
cepat&mudah terutama pada keadaan kebutuhan pemakai sulit diidentifikasi.
Referensi
1. Kadir, Abdul, Pengenalan Sistem Informasi, ANDI Offset, Yogyakarta, 2006.(Hal :
26-49 dan 416-418).
2. Furqon. (2001). Statistika Terapan dalam Penelitian. Bandung: Alfabeta
3. Nasution. (1996). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito
4. -------------. (2003). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.