Post on 16-Oct-2015
description
EFEK PEMBERIAN EKSTRAK BIJI JINTAN HITAM (Nigella sativa) TERHADAP KADARGLUT-4 PADA TIKUS WISTAR MODEL DIABETES MELLITUS TIPE 2
Efta Triastuti, M. Farm. Klin., Apt. *, Valentina Yurina, M. Si. *, Marlina Qurratul Aini*
Abstrak
Latar Belakang: Jumlah penderita diabetes melitus tipe 2 (DM2) semakin meningkat dariwaktu ke waktu. Kondisi DM2 ditandai dengan resistensi insulin yang terjadi karenapenurunan kadar GLUT-4 di permukaan sel. Jintan hitam merupakan salah-satu tanamanyang digunakan dalam pengobatan DM2 secara tradisional. Berbagai penelitianmenunjukkan bahwa biji jintan hitam mampu menjaga kadar glukosa darah.Tujuan: Mengetahui efek ekstrak biji jintan hitam terhadap kadar GLUT-4 di jaringan otot.Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah true eksperimental, dengan sampel tikuswistar jantan berjumlah 30 ekor. Sampel dibagi kedalam 6 kelompok perlakuan yaitukelompok normal (tanpa induksi DM), kontrol positif (induksi DM, terapi metformin), kontrolnegatif (induksi DM, mendapat aquadest) dan 3 kelompok ekstrak biji jintan hitam dengandosis yang berbeda-beda (induksi DM, terapi jintan hitam dosis 0.024 mg/gBB, 0.048mg/gBB, 0.096 mg/gBB). Induksi DM dilakukan dengan diet tinggi fruktosa selama 6 minggu.Terapi dilakukan setelah induksi DM2, selama 30 hari.Hasil: Tidak ada perbedaan kadar GLUT-4 yang signifikan pada masing-masing kelompokperlakuan (ANOVA, p>0,05) dan tidak terdapat perbedaan rerata glukosa darah yangsignifikan pada tikus wistar sebelum dan sesudah perlakuan (Wilcoxon, Asymp. p>0,05).Perubahan glukosa darah pre dan post treatment ( glukosa darah) tidak berkorelasidengan konsentrasi GLUT-4 pada jaringan otot (Korelasi, p = 0,131).Kesimpulan: Dalam penelitian ini kesimpulan yang didapat adalah tidak ada perbedaanyang signifikan antara kadar GLUT-4 tikus masing-masing kelompok perlakuan, sehinggadosis optimum tidak dapat ditentukan.
Kata kunci: Diabetes melitus tipe 2 (DM2), biji jintan hitam, GLUT-4
AbstractBackground: The prevalence of type 2 diabetes mellitus (DM2) is increasing over time.DM2 is characterized by insulin resistance that occurs because of decreasing GLUT4translocation to cells membran. Black seed is used traditionally to treat DM2, previousstudies shown that black seed able to control blood glucose level.Objective: To examine the effect of black seed extract on GLUT-4 level.Methods: True experimental design was conducted in this reseach, and the subjects were30 male wistar rats that randomly assigned into 6 groups: normal group (without DM2induction), positive control (DM2 induction, treated with metformin), negative control (DM2induction, received aquadest), and three groups were treated with black seed extract indifferent doses (DM2 induction, 0.024 mg/gBB, 0.048 mg/gBB, 0.096 mg/gBB). High dosefructose diet for 6 weeks was used to induce DM2, and the treatment started over 30 daysafter the induction.Results: There was no significant difference between GLUT4 level each group (ANOVA,p>0,05) and there was no significant difference between blood glucose level mean pre andpost treatment (Wilcoxon, Asymp. P>0,05). Blood glucose level alteration ( blood glucose)has very poor correlation with GLUT4 level in muscle tissue (Corelation, p=0,131).Conclusions: This study conclude that the effect of black seed extract on GLUT-4 level wasno significant difference, those optimum dose could not be determined.
Keywords: Type 2 diabetes mellitus (DM2), black seed, GLUT-4*Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya.
PendahuluanPenderita diabetes melitus dari
tahun ke tahun terus yang meningkat.
Berdasarkan data International Diabetes
Federation (IDF) 2012, ditemukan
371.329.100 kasus diabetes di seluruh
dunia dan 7.551.940 kasus terdapat di
Indonesia. Jumlah tersebut menempatkan
Indonesia di urutan ke-7 negara dengan
penderita terbanyak di dunia1. Pada
Diabetes Mellitus tipe 2 terjadi penurunan
jumlah sekresi insulin, dan ketidakpekaan
terhadap reseptor insulin (resistensi
insulin). Resistensi insulin merupakan
suatu kondisi yang berhubungan dengan
kegagalan organ target untuk aktvitas
insulin secara normal2. Resistensi insulin
dapat ditandai dengan penurunan kadar
GLUT-4 di jaringan otot atau jaringan
lemak. GLUT-4 merupakan glukose
transporter yang bertanggung jawab
dalam menginduksi pengangkutan
glukosa oleh insulin ke dalam sel3.
Resistensi insulin menyebabkan
kegagalan pemasukan glukosa ke dalam
sel, menurunnya sintesa glikogen, serta
terjadinya glikogenolisis dan
glukoneogenesis secara berlebihan
sehingga berefek pada peningkatan kadar
glukosa dalam darah4. Sehingga dengan
pengukuran kadar GLUT-4 di jaringan otot
dapat menunjukkan tingkat resistensi
insulin5.
Jintan hitam (Nigella sativa) telah
digunakan secara tradisional di Asia untuk
terapi beberapa penyakit salah satunya
diabetes melitus6,7. Minyak atsiri
thymoquinine bekerja sebagai
antiinflamasi, dimana inflamasi merupakan
salah-satu penyebab terjadinya resistensi
insulin8 sehingga jintan hitam diduga
dapat digunakan sebagai agen
hipoglikemik. Penelitian bertujuan
menganalisa efek pemberian jintan hitam
terhadap kadar GLUT-4, membandingkan
kadar GLUT-4 pada tikus model DM2
yang diterapi dengan jintan hitam dan
metformin, serta menentukan dosis
optimum jintan hitam.
MetodeDesain penelitian. Penelitan ini
menggunakan desain true experimental,
metode yang digunakan adalah posttest-
only controlled design. Sampel berupa 30
ekor tikus wistar jantan dibagi menjadi 6
kelompok perlakuan, yaitu kontrol positif
(metformin), kontrol negatif (aquadest),
kontrol normal (tanpa induksi DM2),
kelompok ekstrak biji jintan hitam dengan
dosis yang berdeda-beda 0.024 mg/gBB,
0.048 mg/gBB, 0.096 mg/gBB.
Ektraksi. Metode ekstraksii dirujukdari jurnal yang ditulis oleh Ali
Benhaddou-Andaloussi8 Serbuk biji jintan
hitam diperoleh dari Balai Materia Medika
Jawa Timur. Sebanyak 400 gram serbuk
biji jitan hitam dimaserasi menggunakan
etanol 80% dengan perbandingan 1:5
selama 24 jam, pengadukan dilakukan
pada 1 jam pertama dengan kecepatan
510 rpm. Remaserasi dilakukan
menggunakan etanol 50% selama 2 jam.
Hasil maserasi diuapkan menggunakan
rotatory evaporator pada suhu 40o C
kecepatan 30 rpm, selanjutnya dioven
pada suhu 37o C hingga terbentuk ekstrak
kental.
Uji Fitokimia. Uji fitokimiadilakukan untuk empat macam zat yang
dimungkinkan ada di biji jintan hitam.
Prosedur uji fitokimia dirujuk dari jurnal
yang ditulis oleh Soerya Dewi Marliana
tahun 20059. Minyak atsiri diuji
menggukan sudan III, hasil positif
ditunjukkan dengan perubahan warna
menjadi merah. Saponin diuji
menggunakan metode Forth atau
pengocokan, hasil positif ditujukkan
dengan terbentuknya busa stabil lebih dari
3 cm. Protein diuji menggunakan nitrit
acid, hasil positif ditunjukkan denga
perubahan warna menjadi kuning. Alkaloid
diuji menggunakan reagen wagner (Iodin
dalam kalium iodida) dan meyer
(Potassium Mercuric Iodide), hasil positif
ditunjukkan dengan terbentuknya endapan
coklat hingga kuning untuk reagen wagner
dan putih untuk reagen meyer.
Induksi DM2. Perlakuan padahewan coba diawali dengan
pengkondisian hewan coba selama 7 hari
di laboratorium Farmakokinetika, Farmasi
FKUN. Induksi DM2 dilakuan
menggunakan diet tingi fruktosa selama 6
minggu10.
Euthanasia. Sebelum dilakukaneuthasia, tikus dianastesi menggunakan
ketamin untuk dilakukan pembedahan di
bagian peritonial. Pembedahan dilakukan
untuk menginjeksikan rapid acting insulin
ke vena porta hepatika, ditunggu selama
120 detik setelah injeksi lalu tikus
dieuthanasia dan diambil jaringan otot.
Isolasi Protein. Jaringan ototdisimpan di suhu -40o C sebelum
dilakukan isolasi protein. Isolasi protein
dilakukan menggunakan buffer lysis
sesuai resep pada tabel 1.
Tabel 1. Resep Buffer Lysis
Bahan Jumlah FungsiTris Base 0,1211 g Mengatur pH antara 7 9 agar protein tidak rusakEDTA 0,0074 g Melindungi protein dari metal ionNaCl 0,8775 Mengendapkan proteinPMSF 0,009 g Protease inhibitor untuk trypsin, chymotrypsin,
thrombin and papain.NP 40 0,125 Non ionic detergenProtease Inhibitor Cocktail(PIC) merk Sigma
50 l Menghambat enzim protease yang menyebabkandenaturasi protein.
Sejumlah 100 mg jaringan otot
ditambahkan buffer lysis sebanyak 1 ml
digerus hingga halus, selanjutnya
disentrifugasi dengan kecepatan
kecepatan 6000 rpm selama 10 menit
pada suhu 4C. Supernatan dipisahkan
untuk dianalisa menggunakan ELISA.
Pengukuran Kadar GLUT-4 OtotMenggunakan ELISA. Penelitian inimenggunakan ELISA kit merk Medicine
kit. Larutan standar terdiri dari GLUT-4
dengan konsentrasi 48 g/mL, 24 g/mL,
12 g/mL, 6 g/mL, 3 g/mL dan 0 g/mL.
Proses diawali dengan memasukkan
larutan standar dan sampel ke dalam
masing-masing well yang telah tercoating
antiGLUT-4, inkubasi dilakukan selama 30
menit. Well dicuci sebanyak 5 kali
menggunakan washing solution, lalu
ditambahkan HRP-conjugat dan diinkubasi
selama 30 menit. Pencucian dilakukan
kembali sebanyak 5 kali, lalu ditambahkan
larutan chromogenik A dan B dan
diinkubasi selama 10 menit. Kemudian
dimasukkan stop solution dan diukur
absorbansinya menggunakan ELISA
reader pada panjang gelombang 450 nm.
Analisa Data. Hasil pengukurankadar GLUT-4 dari jaringan otot kelompok
kontrol dan perlakuan dianalisa secara
statistik dengan tingkat signifikansi 0,05
(p = 0,05) dan tingkat kepercayaan 95%
( = 0,05). Langkah-langkah uji hipotesis
komparatif dan korelatif adalah sebagai
berikut : Uji Normalitas data, Uji
homogenitas varian, Uji One-way ANOVA,
Post hoc test (uji Least Significant
Difference) dengan = 0,05 sehingga
perbedaan dinyatakan signifikan jika 0,05
dan Uji korelasi Pearson.
Hasil PenelitianHasil Ekstraksi dan Uji Fitokimia
Sejumlah 200 gram serbuk biji
jintan hitam dimaserasi menghasilkan
ekstrak kental sejumlah 33 gram.
Dilakukan uji fitokimia secara kualitatif,
untuk mengetahui kandungaan senyawa
dalam ekstrak biji jintan hitam, namun
tidak mengetahui jumlahnya. Hasil uji
fitokimia dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil Uji Fitokimia
Jenis Uji Metode Hasil Ket.Saponin Pengocokan Tidak berbusa -Minyak Atsiri Sudan III Warna merah +Protein Nitrit Acid Warna kuning +Alkaloid Meyer (Potassium Mercuric Iodide) Endapan putih +
Wagner (Iodin dalam kalium iodida) Endapan coklat muda +
Hasil Pengukuran Glukosa DarahPengukuran glukosa darah
sebelum perlakuan (pre-treatment)
dilakukan setelah tikus mendapat induksi
fruktosa selama 6 minggu yakni pada
tanggal 02 Mei 2013, yang berfungsi
sebagai prediktor kondisi diebetes melitus.
Pengukuran glukosa darah setelah
perlakuan (post-treatment) dilakukan pada
setelah tikus mendapat perlakuan selama
30 hari yakni pada tanggal 02 juni 2013.
Perbandingan glukosa darah sebelum dan
setelah perlakuan dapat dilihat pada
gambar 1.
Gambar 1. Grafik Glukosa Darah Pre dan Post Perlakuan
Hasil Pengukuran Kadar GLUT-4
Konsentrasi GLUT4 diperoleh dari
memasukkan nilai absorbansi sampel
kedalam persamaan kurva baku. Kurva
baku antara log rata-rata absorbansi
terhadap log konsentrasi memiliki nilai R2=
0,932 dan persamaan y = 0,808x + 2,047
dimana y = absorbansi dan x =
konsentrasi. Kurva baku didapat dari
pengukuran ELISA menggunakan larutan
baku. Rerata kadar GLUT-4 masing-
masing kelompok perlakuan dapat dilihat
pada gambar 2.
405060708090
100110120130140
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Gluko
sa Da
rah (m
g/dL)
Nomor Tikus
Perbandingan Glukosa Darah Sebelum dan Setelah Perlakuan
49
Gambar 2. Rerata kadar GLUT-4
Hasil uji normalitas data dan
homogenits varian tiap kelompok
terpenuhi untuk glukosa darah pre-
treatment, namun sebaran data glukosa
darah post-treatment tidak normal. Telah
dilakukan transformasi data untuk glukosa
darah post-treatment, namun tidak
berhasil. Sehingga digunakan uji non
parametrik Wilcoxon test, karena
merupakan data berpasangan lebih dari
dua kelompok. Hasil uji Wlicoxon
menunjukkan nilai P = 0,218 sehingga
diketahui tidak terjadi perbedaan glukosa
darah yang signifikan antara pre-treatment
dan post-treatment, karena nilai P > 0,05.
Hasil Perubahan Glukosa DarahGlukosa darah merupakan
prediktor kondisi DM 2. Setelah dilakukan
pengukuran glukosa darah pre-treatment
(02/05/13), tidak nampak nilai glukosa
yang melebihi 200 mg/dL yang artinya
belum terjadi konsidi DM 2 pada hewan
coba. Dari hal tersebut, ingin diketahui
pengaruh perubahan glukosa darah pre-
treatment dan post-treatment terhadap
konsentrasi GLUT4 pada jaringan otot.
Hasil perubahan glukosa darah pre-
treatment dan post-treatment dapat dilihat
pada gambar 3.
0100200300400500600700800
Pn (aquadest) Pp (metformin) P1 (ekstrak0.024 mg/gBB)
P1 (ekstrak0.048 mg/gBB)
P1 (ekstrak0.096mg/gBB)
P0 (tanpa DM2)
Kada
r GLU
T-4 (
g/ml)
Kelompok Perlakuan
Rerata Kadar GLUT-4
Gambar 3. Grafik Perbandingan Perubahan Glukosa Darah dan Konsentrasi GLUT-4
Hasil uji normalitas data
konsentrasi GLUT4 didapatkan nilai
p>0,05 untuk seluruh kelompok perlakuan
kecuali perlakuan 3, sehingga data di
transformasi menggunakan 1/squareroot.
Hasil dari transformasi memiliki sebaran
normal untuk seluruh kelompok. Hasil uji
homogenitas varian dari transformasi
menunjukkan data homogen. Kemudian
dilanjutkan dengan uji one way ANOVA
dengan nilai P = 0,526, nilai P > 0,05
sehingga tidak terjadi perbedaan
konsentrasi GLUT4 yang signifikan antar
kelompok perlakuan.
Pembahasan
Efek Ekstrak Biji Jintan Hitam TerhadapPerbedaan Konsentrasi GLUT4 AntarKelompok
Parameter yang digunakan untuk
menilai kondisi diabetes melitus tipe
adalah kadar glukosa darah, dinyatakan
mengalami diabetes melitus jika kadar
glukosa darah puasa 200 mg/dl,
sedangkan pada hewan coba kadar
glukosa darah tidak mencapai 200 mg/dl.
Sehingga dapat diketahui bahwa tikus
belum mengalami diabetes melitus saat
dimulai perlakuan. Hal tersebutlah yang
dimungkinkan menjadi penyebab kadar
GLUT-4 antar perlakuan tidak signifikan.
Hasil pengukuran konsentrasi
GLUT4 dimungkinkan dipengaruhi
berbagai hal, namun yang paling utama
adalah proses pengukuran menggunakan
ELISA. Nilai R2 kurva baku yang didapat
adalah 0,932 menunjukkan kualitas
standar tidak terlalu baik, ditunjukkan pula
dengan nilai absorbansi standar yang
11 8-27
15 18-38
36 25 50 20 53 5 34 6-47 -5
137,40198,81
61,42
190,90152,34289,50
692,75
152,34 122,77
422,47
159,91115,58
247,47
743,53
167,56115,58
-1000
100200300400500600700800900
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Perbandingan antara Glukosa Darah terhadap Kadar GLUT-4
berada diluar direntang 0,2 0,8. Pada
pelaksanaan pengukuran menggunakan
ELISA semua prosedur telah dilaksanaan
sesuai dengan manual data sheet kit,
namun dimungkinkan hal-hal yang
berpengaruh terhadap hasil konsentrasi
adalah:
1. Pengeringan setelah pencucian well
menggunakan wash solution tidak
maksimal, sehingga masih ada wash
solution yang tersisa.
2. Waktu inkubasi sampel kurang lama,
saat inkubasi sampel yang
mengandung GLUT4 akan berikatan
dengan antibodi yang telah ter-coating
di well. Waktu inkubasi untuk ELISA
manual biasanya 24 jam. Pada kit ini,
waktu inkubasi hanya 30 menit yang
mengakibatkan ikatan antara antibodi
dan sampel belum cukup kuat sebelum
dicuci.
3. Pengenceran wash solution yang
kurang dan jumlah pencucian yang
terlalu banyak. Pada dasarnya wash
solution mengandung detergen untuk
membuang protein lain yang tidak
berikatan dengan antibodi, biasanya
merupakan PBS. Jika konsentrasinya
terlalu tinggi, maka dapat membuang
sampel yang berikatan dengan
antibodi. Jumlah pencucian yang yang
terlalu banyak juga dapat membuang
sampel yang berikatan dengan
antibodi.
Hal-hal tersebut diatas berakibat pada
rendahnya jumlah konsentrasi GLUT4
yang terukur, juga mengganggu validitas
konsentrasi protein yang terukur.
Efek Pemberian Ekstrak Biji JintanHitam Terhadap Perbedaan GlukosaDarah Sebelum dan Sesudah Perlakuan
Pada jurnal oleh Bilal tahun 2009
tentang efek jintan hitam dalam berbagai
preparasi, diketahui bahwa jintan hitam
memiliki beberapa mekanisme kerja untuk
menurunkan kadar glukosa darah,
diantaranya dengan mencegah
glukoneogenesis, menjaga dan
memperbaiki integritas sel -langerhan,
serta insulinotropik11. Sebelum dilakukan
perlakuan, glukosa darah tikus masih
dalam rentang normal, sehingga proses
glukoneogenesis, penurunan sekresi
insulin dan kerusakan sel -langerhan
belum terjadi oleh karena itu penggunaan
ekstrak biji jintan hitam tidak berpengaruh
besar. Dalam keadaan normal,
glukoneogenesis tidak terjadi sehingga
ekastrak biji jintan hitam tidak melakukan
fungsinya untuk mencegah
glukoneogenesis. Begitu pula dengan
insulinotropik, jumlah insulin dalam
keadaan normal masih mencukupi.
Korelasi Perubahan Glukosa DarahTerhadap Konsentrasi GLUT4
Konsentrasi GLUT4 merupakan
penanda terjadinya resistensi insulin pada
diabetes melitus tipe 2, sedangkan
perubahan glukosa darah sebelum dan
sesudah perlakuan merupakan penanda
perbaikan kondisi hewan coba.
Berdasarkan hasil korelasi pearson, delta
glukosa darah berkorelasi sangat lemah
dengan konsentrasi GLUT4. Nilai glukosa
darah pre-treatment seluruh hewan coba
berada dalam rentang normal, artinya
belum terjadi kondisi DM 2. Setelah
dilakukan perlakuan, terjadi perubahan
glukosa darah sebelum dan setelah
perlakuan namun tetap dalam rentang
normal. Peningkatan glukosa darah dalam
tubuh menstimulasi peningkatan sekresi
insulin dan menyebabkan masuknya
glukosa ke dalam sel, sintesa glikogen,
dan hambatan glikonegnolisis serta
glukoneogenesis untuk menjaga kondisi
normoglikemik12. Dari pernyataan ini dapat
diketahui bahwa tujuan utama sekresi
insulin adalah menjaga glukosa darah
dalam kadar normal.
Keterbatasan PenelitianJumlah sampel setiap kelompok
perlakuan tidak sama, hal ini terjadi
karena, pemberian fruktosa secara
intragastric dalam waktu lama
menyebabkan kematian pada beberapa
tikus. Konsidi DM 2 tidak tercapai setelah
induksi selama 6 minggu, sehingga
pemberian perlakuan dilakukan sebelum
tikus mengalami DM 2. Jumlah konsumsi
fruktosa masing-masing tikus tidak sama,
karena sebagian fruktosa diberikan
bersama makanan sehingga tidak dapat
dikontrol sepenuhnya.
KesimpulanInduksi fruktosa sebesar 7,5 gram untuk
masing-masing selama 6 minggu belum
dapat menyebabkan resistensi insulin
yang merupakan proses awal pada
patologi DM2. Tikus yang belum
mengalami DM2 diberi perlakuan sesuai
kelompok perlakuan dan tetap diberi diet
fruktosa sebesar 7,5 gram setiap tikus,
sehingga kesimpulan yang didapatkan
adalah:
1. Pemberian ekstrak biji jintan hitam
tidak menyebabkan perbedaan kadar
GLUT4 dari jaringan otot tikus yang
signifikan.
2. Tidak terdapat perbedaan kadar GLUT-
4 yang signifikan pada tikus induksi DM
yang diterapi dengan ekstrak biji jintan
hitam dengan tikus yang diterapi
dengan metformin.
3. Dosis ekstrak biji jintan hitam optimum
tidak dapat ditentukan karena tidak ada
perbedaan konsentrasi GLUT-4 yang
signifikan antar kelompok perlakuan.
SaranDibutuhkan penelitian lebih lanjut
mengenai induksi DM2 menggunakan diet
tinggi fruktosa. Perbandingan induksi DM2
menggunakan diet tinggi fruktosa dengan
metode lainnya seperti penggunaan
kombinasi niacin dan streptosozin, serta
aloxan akan sangat bermanfaat untuk
mengetahui efektifitas metode meliputi
biaya serta waktu. Optimasi induksi DM2
menggunakan diet tinggi fruktosa juga
perlu dilakukan. Selain itu, juga perlu
dilakukan penelitian kembali untuk
mengatahui efek pemberian ekstrak biji
jintan hitam terhadap kadar GLUT4.
Daftar Pustaka
1. International Diabetes Federation.2012. IDF Diabetes Atlas, edisi 5.
Merck and Co., Inc. Brussel.
2. Sulistyoningrum, E. TinjauanMolekuler dan Aspek Klinis Resistensi
Insulin. Mandala of Health, 2010
Volume 4, Nomor 2: 132-134.
3. Berenguer, M., Martinez, L., Giorgetti-Peraldi, S., Marchand-Brustel, YL.,
Govers, R. A Serum Factor Induces
Insulin-Independent Translocation of
GLUT4 to the Cell Surface which Is
Maintained in Insulin Resistance.
Mediterranean Research Center for
Molecular Medicine. 2010, Volume 5.
4. Rhodes, CJ., White, MF. MolecularInsights Into Insulin Action and
Secretion. European Journal of
Clinical Investigation, 2002; 32 (Suppl.
3), 313.
5. Fauci, AS., Braunwald, E., Kasper,DL., Hauser, SL., Longo, DL.,
Jameson, JL., Loscalzo, J. 2008.
Harrisons; Principles of Internal
Medicine, 17th Edition. McGraw-Hill
Company. New York.
6. Gali-Muhtasib, H., El-Najjar, N.,Schneider-Stock, R. The Medicinal
Potential of Black Seed (Nigella sativa)
and Its Components. Elsevier, 2006
M.T.H. Khan and A. Ather (eds.): 133.
7. Gilani, AH., Jabeer, Q., Khan, MAU. AReview of Medicinal Uses and
Pharmacological Activities of Nigella
sativa. Pakistan Journal of Biological
Sciences 7, 2007: 41-451, ISSN 1028-
8880.
8. Andaloussi, A., Martineau, L., Vuong,T., Meddah, B., Settaf, PM., Haddad ,
PS. The In Vivo Antidiabetic Activity of
Nigella sativa Is Mediated through
Activation of the AMPK Pathway and
Increased Muscle GLUT4 Content.
Evidence-Based Complementary and
Alternative Medicine, 2011: 1-9.
9. Widad, S., Bachra, K., Messaoud, B.,Djebbar, A., Pierre, D., Mustapha, B.
Hepatotoxicity and Langerhans Islets
Regenerative Effects of Polar and
Neutral Lipids of Nigella sativa L. in
Nicotinamide/streptozotocin Induced
Diabetic Rats. Pteridines, 2011 Vol.
22, 2011: 97 104.
10. Qin, B.; Nagasaki, M., Ren, M.,Najotto, G., Oshida, Y., Sato, Y.
Cinnamon Extract Prevents the Insulin
Resistance Induced by High-fructose
Diet. Horm. Metab. Res., 2004, 36:
119-125.
11. Bilal, A. 2008. Effects of DifferentPreparation of Nigella sativa (NS) on
Glucose and Lipid Metabolism in Type
II Diabetic Patient. Disertasi. Tidak
diterbitkan. Department of Food
Technology Faculty of Crop and Food
Sciences, Pir Mehr Ali Shah, Arid
Agriculture University Rawalpindi,
Pakistan.
12. Rhodes, CJ., White, MF. MolecularInsights Into Insulin Action and
Secretion. European Journal of
Clinical Investigation, 2002; 32 (Suppl.
3), 313.
Persetujuan Pembimbing I
Efta Triastuti, M. Farm. Klin., Apt
NIK. 810504 07 12 0046