Western Blot

download Western Blot

of 11

description

a

Transcript of Western Blot

  • EFEK PEMBERIAN EKSTRAK BIJI JINTAN HITAM (Nigella sativa) TERHADAP KADARGLUT-4 PADA TIKUS WISTAR MODEL DIABETES MELLITUS TIPE 2

    Efta Triastuti, M. Farm. Klin., Apt. *, Valentina Yurina, M. Si. *, Marlina Qurratul Aini*

    Abstrak

    Latar Belakang: Jumlah penderita diabetes melitus tipe 2 (DM2) semakin meningkat dariwaktu ke waktu. Kondisi DM2 ditandai dengan resistensi insulin yang terjadi karenapenurunan kadar GLUT-4 di permukaan sel. Jintan hitam merupakan salah-satu tanamanyang digunakan dalam pengobatan DM2 secara tradisional. Berbagai penelitianmenunjukkan bahwa biji jintan hitam mampu menjaga kadar glukosa darah.Tujuan: Mengetahui efek ekstrak biji jintan hitam terhadap kadar GLUT-4 di jaringan otot.Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah true eksperimental, dengan sampel tikuswistar jantan berjumlah 30 ekor. Sampel dibagi kedalam 6 kelompok perlakuan yaitukelompok normal (tanpa induksi DM), kontrol positif (induksi DM, terapi metformin), kontrolnegatif (induksi DM, mendapat aquadest) dan 3 kelompok ekstrak biji jintan hitam dengandosis yang berbeda-beda (induksi DM, terapi jintan hitam dosis 0.024 mg/gBB, 0.048mg/gBB, 0.096 mg/gBB). Induksi DM dilakukan dengan diet tinggi fruktosa selama 6 minggu.Terapi dilakukan setelah induksi DM2, selama 30 hari.Hasil: Tidak ada perbedaan kadar GLUT-4 yang signifikan pada masing-masing kelompokperlakuan (ANOVA, p>0,05) dan tidak terdapat perbedaan rerata glukosa darah yangsignifikan pada tikus wistar sebelum dan sesudah perlakuan (Wilcoxon, Asymp. p>0,05).Perubahan glukosa darah pre dan post treatment ( glukosa darah) tidak berkorelasidengan konsentrasi GLUT-4 pada jaringan otot (Korelasi, p = 0,131).Kesimpulan: Dalam penelitian ini kesimpulan yang didapat adalah tidak ada perbedaanyang signifikan antara kadar GLUT-4 tikus masing-masing kelompok perlakuan, sehinggadosis optimum tidak dapat ditentukan.

    Kata kunci: Diabetes melitus tipe 2 (DM2), biji jintan hitam, GLUT-4

    AbstractBackground: The prevalence of type 2 diabetes mellitus (DM2) is increasing over time.DM2 is characterized by insulin resistance that occurs because of decreasing GLUT4translocation to cells membran. Black seed is used traditionally to treat DM2, previousstudies shown that black seed able to control blood glucose level.Objective: To examine the effect of black seed extract on GLUT-4 level.Methods: True experimental design was conducted in this reseach, and the subjects were30 male wistar rats that randomly assigned into 6 groups: normal group (without DM2induction), positive control (DM2 induction, treated with metformin), negative control (DM2induction, received aquadest), and three groups were treated with black seed extract indifferent doses (DM2 induction, 0.024 mg/gBB, 0.048 mg/gBB, 0.096 mg/gBB). High dosefructose diet for 6 weeks was used to induce DM2, and the treatment started over 30 daysafter the induction.Results: There was no significant difference between GLUT4 level each group (ANOVA,p>0,05) and there was no significant difference between blood glucose level mean pre andpost treatment (Wilcoxon, Asymp. P>0,05). Blood glucose level alteration ( blood glucose)has very poor correlation with GLUT4 level in muscle tissue (Corelation, p=0,131).Conclusions: This study conclude that the effect of black seed extract on GLUT-4 level wasno significant difference, those optimum dose could not be determined.

  • Keywords: Type 2 diabetes mellitus (DM2), black seed, GLUT-4*Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya.

    PendahuluanPenderita diabetes melitus dari

    tahun ke tahun terus yang meningkat.

    Berdasarkan data International Diabetes

    Federation (IDF) 2012, ditemukan

    371.329.100 kasus diabetes di seluruh

    dunia dan 7.551.940 kasus terdapat di

    Indonesia. Jumlah tersebut menempatkan

    Indonesia di urutan ke-7 negara dengan

    penderita terbanyak di dunia1. Pada

    Diabetes Mellitus tipe 2 terjadi penurunan

    jumlah sekresi insulin, dan ketidakpekaan

    terhadap reseptor insulin (resistensi

    insulin). Resistensi insulin merupakan

    suatu kondisi yang berhubungan dengan

    kegagalan organ target untuk aktvitas

    insulin secara normal2. Resistensi insulin

    dapat ditandai dengan penurunan kadar

    GLUT-4 di jaringan otot atau jaringan

    lemak. GLUT-4 merupakan glukose

    transporter yang bertanggung jawab

    dalam menginduksi pengangkutan

    glukosa oleh insulin ke dalam sel3.

    Resistensi insulin menyebabkan

    kegagalan pemasukan glukosa ke dalam

    sel, menurunnya sintesa glikogen, serta

    terjadinya glikogenolisis dan

    glukoneogenesis secara berlebihan

    sehingga berefek pada peningkatan kadar

    glukosa dalam darah4. Sehingga dengan

    pengukuran kadar GLUT-4 di jaringan otot

    dapat menunjukkan tingkat resistensi

    insulin5.

    Jintan hitam (Nigella sativa) telah

    digunakan secara tradisional di Asia untuk

    terapi beberapa penyakit salah satunya

    diabetes melitus6,7. Minyak atsiri

    thymoquinine bekerja sebagai

    antiinflamasi, dimana inflamasi merupakan

    salah-satu penyebab terjadinya resistensi

    insulin8 sehingga jintan hitam diduga

    dapat digunakan sebagai agen

    hipoglikemik. Penelitian bertujuan

    menganalisa efek pemberian jintan hitam

    terhadap kadar GLUT-4, membandingkan

    kadar GLUT-4 pada tikus model DM2

    yang diterapi dengan jintan hitam dan

    metformin, serta menentukan dosis

    optimum jintan hitam.

    MetodeDesain penelitian. Penelitan ini

    menggunakan desain true experimental,

    metode yang digunakan adalah posttest-

    only controlled design. Sampel berupa 30

    ekor tikus wistar jantan dibagi menjadi 6

    kelompok perlakuan, yaitu kontrol positif

    (metformin), kontrol negatif (aquadest),

    kontrol normal (tanpa induksi DM2),

    kelompok ekstrak biji jintan hitam dengan

    dosis yang berdeda-beda 0.024 mg/gBB,

    0.048 mg/gBB, 0.096 mg/gBB.

    Ektraksi. Metode ekstraksii dirujukdari jurnal yang ditulis oleh Ali

    Benhaddou-Andaloussi8 Serbuk biji jintan

    hitam diperoleh dari Balai Materia Medika

    Jawa Timur. Sebanyak 400 gram serbuk

  • biji jitan hitam dimaserasi menggunakan

    etanol 80% dengan perbandingan 1:5

    selama 24 jam, pengadukan dilakukan

    pada 1 jam pertama dengan kecepatan

    510 rpm. Remaserasi dilakukan

    menggunakan etanol 50% selama 2 jam.

    Hasil maserasi diuapkan menggunakan

    rotatory evaporator pada suhu 40o C

    kecepatan 30 rpm, selanjutnya dioven

    pada suhu 37o C hingga terbentuk ekstrak

    kental.

    Uji Fitokimia. Uji fitokimiadilakukan untuk empat macam zat yang

    dimungkinkan ada di biji jintan hitam.

    Prosedur uji fitokimia dirujuk dari jurnal

    yang ditulis oleh Soerya Dewi Marliana

    tahun 20059. Minyak atsiri diuji

    menggukan sudan III, hasil positif

    ditunjukkan dengan perubahan warna

    menjadi merah. Saponin diuji

    menggunakan metode Forth atau

    pengocokan, hasil positif ditujukkan

    dengan terbentuknya busa stabil lebih dari

    3 cm. Protein diuji menggunakan nitrit

    acid, hasil positif ditunjukkan denga

    perubahan warna menjadi kuning. Alkaloid

    diuji menggunakan reagen wagner (Iodin

    dalam kalium iodida) dan meyer

    (Potassium Mercuric Iodide), hasil positif

    ditunjukkan dengan terbentuknya endapan

    coklat hingga kuning untuk reagen wagner

    dan putih untuk reagen meyer.

    Induksi DM2. Perlakuan padahewan coba diawali dengan

    pengkondisian hewan coba selama 7 hari

    di laboratorium Farmakokinetika, Farmasi

    FKUN. Induksi DM2 dilakuan

    menggunakan diet tingi fruktosa selama 6

    minggu10.

    Euthanasia. Sebelum dilakukaneuthasia, tikus dianastesi menggunakan

    ketamin untuk dilakukan pembedahan di

    bagian peritonial. Pembedahan dilakukan

    untuk menginjeksikan rapid acting insulin

    ke vena porta hepatika, ditunggu selama

    120 detik setelah injeksi lalu tikus

    dieuthanasia dan diambil jaringan otot.

    Isolasi Protein. Jaringan ototdisimpan di suhu -40o C sebelum

    dilakukan isolasi protein. Isolasi protein

    dilakukan menggunakan buffer lysis

    sesuai resep pada tabel 1.

    Tabel 1. Resep Buffer Lysis

    Bahan Jumlah FungsiTris Base 0,1211 g Mengatur pH antara 7 9 agar protein tidak rusakEDTA 0,0074 g Melindungi protein dari metal ionNaCl 0,8775 Mengendapkan proteinPMSF 0,009 g Protease inhibitor untuk trypsin, chymotrypsin,

    thrombin and papain.NP 40 0,125 Non ionic detergenProtease Inhibitor Cocktail(PIC) merk Sigma

    50 l Menghambat enzim protease yang menyebabkandenaturasi protein.

  • Sejumlah 100 mg jaringan otot

    ditambahkan buffer lysis sebanyak 1 ml

    digerus hingga halus, selanjutnya

    disentrifugasi dengan kecepatan

    kecepatan 6000 rpm selama 10 menit

    pada suhu 4C. Supernatan dipisahkan

    untuk dianalisa menggunakan ELISA.

    Pengukuran Kadar GLUT-4 OtotMenggunakan ELISA. Penelitian inimenggunakan ELISA kit merk Medicine

    kit. Larutan standar terdiri dari GLUT-4

    dengan konsentrasi 48 g/mL, 24 g/mL,

    12 g/mL, 6 g/mL, 3 g/mL dan 0 g/mL.

    Proses diawali dengan memasukkan

    larutan standar dan sampel ke dalam

    masing-masing well yang telah tercoating

    antiGLUT-4, inkubasi dilakukan selama 30

    menit. Well dicuci sebanyak 5 kali

    menggunakan washing solution, lalu

    ditambahkan HRP-conjugat dan diinkubasi

    selama 30 menit. Pencucian dilakukan

    kembali sebanyak 5 kali, lalu ditambahkan

    larutan chromogenik A dan B dan

    diinkubasi selama 10 menit. Kemudian

    dimasukkan stop solution dan diukur

    absorbansinya menggunakan ELISA

    reader pada panjang gelombang 450 nm.

    Analisa Data. Hasil pengukurankadar GLUT-4 dari jaringan otot kelompok

    kontrol dan perlakuan dianalisa secara

    statistik dengan tingkat signifikansi 0,05

    (p = 0,05) dan tingkat kepercayaan 95%

    ( = 0,05). Langkah-langkah uji hipotesis

    komparatif dan korelatif adalah sebagai

    berikut : Uji Normalitas data, Uji

    homogenitas varian, Uji One-way ANOVA,

    Post hoc test (uji Least Significant

    Difference) dengan = 0,05 sehingga

    perbedaan dinyatakan signifikan jika 0,05

    dan Uji korelasi Pearson.

    Hasil PenelitianHasil Ekstraksi dan Uji Fitokimia

    Sejumlah 200 gram serbuk biji

    jintan hitam dimaserasi menghasilkan

    ekstrak kental sejumlah 33 gram.

    Dilakukan uji fitokimia secara kualitatif,

    untuk mengetahui kandungaan senyawa

    dalam ekstrak biji jintan hitam, namun

    tidak mengetahui jumlahnya. Hasil uji

    fitokimia dapat dilihat pada tabel 2.

    Tabel 2. Hasil Uji Fitokimia

    Jenis Uji Metode Hasil Ket.Saponin Pengocokan Tidak berbusa -Minyak Atsiri Sudan III Warna merah +Protein Nitrit Acid Warna kuning +Alkaloid Meyer (Potassium Mercuric Iodide) Endapan putih +

    Wagner (Iodin dalam kalium iodida) Endapan coklat muda +

  • Hasil Pengukuran Glukosa DarahPengukuran glukosa darah

    sebelum perlakuan (pre-treatment)

    dilakukan setelah tikus mendapat induksi

    fruktosa selama 6 minggu yakni pada

    tanggal 02 Mei 2013, yang berfungsi

    sebagai prediktor kondisi diebetes melitus.

    Pengukuran glukosa darah setelah

    perlakuan (post-treatment) dilakukan pada

    setelah tikus mendapat perlakuan selama

    30 hari yakni pada tanggal 02 juni 2013.

    Perbandingan glukosa darah sebelum dan

    setelah perlakuan dapat dilihat pada

    gambar 1.

    Gambar 1. Grafik Glukosa Darah Pre dan Post Perlakuan

    Hasil Pengukuran Kadar GLUT-4

    Konsentrasi GLUT4 diperoleh dari

    memasukkan nilai absorbansi sampel

    kedalam persamaan kurva baku. Kurva

    baku antara log rata-rata absorbansi

    terhadap log konsentrasi memiliki nilai R2=

    0,932 dan persamaan y = 0,808x + 2,047

    dimana y = absorbansi dan x =

    konsentrasi. Kurva baku didapat dari

    pengukuran ELISA menggunakan larutan

    baku. Rerata kadar GLUT-4 masing-

    masing kelompok perlakuan dapat dilihat

    pada gambar 2.

    405060708090

    100110120130140

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

    Gluko

    sa Da

    rah (m

    g/dL)

    Nomor Tikus

    Perbandingan Glukosa Darah Sebelum dan Setelah Perlakuan

    49

  • Gambar 2. Rerata kadar GLUT-4

    Hasil uji normalitas data dan

    homogenits varian tiap kelompok

    terpenuhi untuk glukosa darah pre-

    treatment, namun sebaran data glukosa

    darah post-treatment tidak normal. Telah

    dilakukan transformasi data untuk glukosa

    darah post-treatment, namun tidak

    berhasil. Sehingga digunakan uji non

    parametrik Wilcoxon test, karena

    merupakan data berpasangan lebih dari

    dua kelompok. Hasil uji Wlicoxon

    menunjukkan nilai P = 0,218 sehingga

    diketahui tidak terjadi perbedaan glukosa

    darah yang signifikan antara pre-treatment

    dan post-treatment, karena nilai P > 0,05.

    Hasil Perubahan Glukosa DarahGlukosa darah merupakan

    prediktor kondisi DM 2. Setelah dilakukan

    pengukuran glukosa darah pre-treatment

    (02/05/13), tidak nampak nilai glukosa

    yang melebihi 200 mg/dL yang artinya

    belum terjadi konsidi DM 2 pada hewan

    coba. Dari hal tersebut, ingin diketahui

    pengaruh perubahan glukosa darah pre-

    treatment dan post-treatment terhadap

    konsentrasi GLUT4 pada jaringan otot.

    Hasil perubahan glukosa darah pre-

    treatment dan post-treatment dapat dilihat

    pada gambar 3.

    0100200300400500600700800

    Pn (aquadest) Pp (metformin) P1 (ekstrak0.024 mg/gBB)

    P1 (ekstrak0.048 mg/gBB)

    P1 (ekstrak0.096mg/gBB)

    P0 (tanpa DM2)

    Kada

    r GLU

    T-4 (

    g/ml)

    Kelompok Perlakuan

    Rerata Kadar GLUT-4

  • Gambar 3. Grafik Perbandingan Perubahan Glukosa Darah dan Konsentrasi GLUT-4

    Hasil uji normalitas data

    konsentrasi GLUT4 didapatkan nilai

    p>0,05 untuk seluruh kelompok perlakuan

    kecuali perlakuan 3, sehingga data di

    transformasi menggunakan 1/squareroot.

    Hasil dari transformasi memiliki sebaran

    normal untuk seluruh kelompok. Hasil uji

    homogenitas varian dari transformasi

    menunjukkan data homogen. Kemudian

    dilanjutkan dengan uji one way ANOVA

    dengan nilai P = 0,526, nilai P > 0,05

    sehingga tidak terjadi perbedaan

    konsentrasi GLUT4 yang signifikan antar

    kelompok perlakuan.

    Pembahasan

    Efek Ekstrak Biji Jintan Hitam TerhadapPerbedaan Konsentrasi GLUT4 AntarKelompok

    Parameter yang digunakan untuk

    menilai kondisi diabetes melitus tipe

    adalah kadar glukosa darah, dinyatakan

    mengalami diabetes melitus jika kadar

    glukosa darah puasa 200 mg/dl,

    sedangkan pada hewan coba kadar

    glukosa darah tidak mencapai 200 mg/dl.

    Sehingga dapat diketahui bahwa tikus

    belum mengalami diabetes melitus saat

    dimulai perlakuan. Hal tersebutlah yang

    dimungkinkan menjadi penyebab kadar

    GLUT-4 antar perlakuan tidak signifikan.

    Hasil pengukuran konsentrasi

    GLUT4 dimungkinkan dipengaruhi

    berbagai hal, namun yang paling utama

    adalah proses pengukuran menggunakan

    ELISA. Nilai R2 kurva baku yang didapat

    adalah 0,932 menunjukkan kualitas

    standar tidak terlalu baik, ditunjukkan pula

    dengan nilai absorbansi standar yang

    11 8-27

    15 18-38

    36 25 50 20 53 5 34 6-47 -5

    137,40198,81

    61,42

    190,90152,34289,50

    692,75

    152,34 122,77

    422,47

    159,91115,58

    247,47

    743,53

    167,56115,58

    -1000

    100200300400500600700800900

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

    Perbandingan antara Glukosa Darah terhadap Kadar GLUT-4

  • berada diluar direntang 0,2 0,8. Pada

    pelaksanaan pengukuran menggunakan

    ELISA semua prosedur telah dilaksanaan

    sesuai dengan manual data sheet kit,

    namun dimungkinkan hal-hal yang

    berpengaruh terhadap hasil konsentrasi

    adalah:

    1. Pengeringan setelah pencucian well

    menggunakan wash solution tidak

    maksimal, sehingga masih ada wash

    solution yang tersisa.

    2. Waktu inkubasi sampel kurang lama,

    saat inkubasi sampel yang

    mengandung GLUT4 akan berikatan

    dengan antibodi yang telah ter-coating

    di well. Waktu inkubasi untuk ELISA

    manual biasanya 24 jam. Pada kit ini,

    waktu inkubasi hanya 30 menit yang

    mengakibatkan ikatan antara antibodi

    dan sampel belum cukup kuat sebelum

    dicuci.

    3. Pengenceran wash solution yang

    kurang dan jumlah pencucian yang

    terlalu banyak. Pada dasarnya wash

    solution mengandung detergen untuk

    membuang protein lain yang tidak

    berikatan dengan antibodi, biasanya

    merupakan PBS. Jika konsentrasinya

    terlalu tinggi, maka dapat membuang

    sampel yang berikatan dengan

    antibodi. Jumlah pencucian yang yang

    terlalu banyak juga dapat membuang

    sampel yang berikatan dengan

    antibodi.

    Hal-hal tersebut diatas berakibat pada

    rendahnya jumlah konsentrasi GLUT4

    yang terukur, juga mengganggu validitas

    konsentrasi protein yang terukur.

    Efek Pemberian Ekstrak Biji JintanHitam Terhadap Perbedaan GlukosaDarah Sebelum dan Sesudah Perlakuan

    Pada jurnal oleh Bilal tahun 2009

    tentang efek jintan hitam dalam berbagai

    preparasi, diketahui bahwa jintan hitam

    memiliki beberapa mekanisme kerja untuk

    menurunkan kadar glukosa darah,

    diantaranya dengan mencegah

    glukoneogenesis, menjaga dan

    memperbaiki integritas sel -langerhan,

    serta insulinotropik11. Sebelum dilakukan

    perlakuan, glukosa darah tikus masih

    dalam rentang normal, sehingga proses

    glukoneogenesis, penurunan sekresi

    insulin dan kerusakan sel -langerhan

    belum terjadi oleh karena itu penggunaan

    ekstrak biji jintan hitam tidak berpengaruh

    besar. Dalam keadaan normal,

    glukoneogenesis tidak terjadi sehingga

    ekastrak biji jintan hitam tidak melakukan

    fungsinya untuk mencegah

    glukoneogenesis. Begitu pula dengan

    insulinotropik, jumlah insulin dalam

    keadaan normal masih mencukupi.

    Korelasi Perubahan Glukosa DarahTerhadap Konsentrasi GLUT4

    Konsentrasi GLUT4 merupakan

    penanda terjadinya resistensi insulin pada

    diabetes melitus tipe 2, sedangkan

    perubahan glukosa darah sebelum dan

    sesudah perlakuan merupakan penanda

    perbaikan kondisi hewan coba.

  • Berdasarkan hasil korelasi pearson, delta

    glukosa darah berkorelasi sangat lemah

    dengan konsentrasi GLUT4. Nilai glukosa

    darah pre-treatment seluruh hewan coba

    berada dalam rentang normal, artinya

    belum terjadi kondisi DM 2. Setelah

    dilakukan perlakuan, terjadi perubahan

    glukosa darah sebelum dan setelah

    perlakuan namun tetap dalam rentang

    normal. Peningkatan glukosa darah dalam

    tubuh menstimulasi peningkatan sekresi

    insulin dan menyebabkan masuknya

    glukosa ke dalam sel, sintesa glikogen,

    dan hambatan glikonegnolisis serta

    glukoneogenesis untuk menjaga kondisi

    normoglikemik12. Dari pernyataan ini dapat

    diketahui bahwa tujuan utama sekresi

    insulin adalah menjaga glukosa darah

    dalam kadar normal.

    Keterbatasan PenelitianJumlah sampel setiap kelompok

    perlakuan tidak sama, hal ini terjadi

    karena, pemberian fruktosa secara

    intragastric dalam waktu lama

    menyebabkan kematian pada beberapa

    tikus. Konsidi DM 2 tidak tercapai setelah

    induksi selama 6 minggu, sehingga

    pemberian perlakuan dilakukan sebelum

    tikus mengalami DM 2. Jumlah konsumsi

    fruktosa masing-masing tikus tidak sama,

    karena sebagian fruktosa diberikan

    bersama makanan sehingga tidak dapat

    dikontrol sepenuhnya.

    KesimpulanInduksi fruktosa sebesar 7,5 gram untuk

    masing-masing selama 6 minggu belum

    dapat menyebabkan resistensi insulin

    yang merupakan proses awal pada

    patologi DM2. Tikus yang belum

    mengalami DM2 diberi perlakuan sesuai

    kelompok perlakuan dan tetap diberi diet

    fruktosa sebesar 7,5 gram setiap tikus,

    sehingga kesimpulan yang didapatkan

    adalah:

    1. Pemberian ekstrak biji jintan hitam

    tidak menyebabkan perbedaan kadar

    GLUT4 dari jaringan otot tikus yang

    signifikan.

    2. Tidak terdapat perbedaan kadar GLUT-

    4 yang signifikan pada tikus induksi DM

    yang diterapi dengan ekstrak biji jintan

    hitam dengan tikus yang diterapi

    dengan metformin.

    3. Dosis ekstrak biji jintan hitam optimum

    tidak dapat ditentukan karena tidak ada

    perbedaan konsentrasi GLUT-4 yang

    signifikan antar kelompok perlakuan.

    SaranDibutuhkan penelitian lebih lanjut

    mengenai induksi DM2 menggunakan diet

    tinggi fruktosa. Perbandingan induksi DM2

    menggunakan diet tinggi fruktosa dengan

    metode lainnya seperti penggunaan

    kombinasi niacin dan streptosozin, serta

    aloxan akan sangat bermanfaat untuk

    mengetahui efektifitas metode meliputi

    biaya serta waktu. Optimasi induksi DM2

    menggunakan diet tinggi fruktosa juga

    perlu dilakukan. Selain itu, juga perlu

  • dilakukan penelitian kembali untuk

    mengatahui efek pemberian ekstrak biji

    jintan hitam terhadap kadar GLUT4.

    Daftar Pustaka

    1. International Diabetes Federation.2012. IDF Diabetes Atlas, edisi 5.

    Merck and Co., Inc. Brussel.

    2. Sulistyoningrum, E. TinjauanMolekuler dan Aspek Klinis Resistensi

    Insulin. Mandala of Health, 2010

    Volume 4, Nomor 2: 132-134.

    3. Berenguer, M., Martinez, L., Giorgetti-Peraldi, S., Marchand-Brustel, YL.,

    Govers, R. A Serum Factor Induces

    Insulin-Independent Translocation of

    GLUT4 to the Cell Surface which Is

    Maintained in Insulin Resistance.

    Mediterranean Research Center for

    Molecular Medicine. 2010, Volume 5.

    4. Rhodes, CJ., White, MF. MolecularInsights Into Insulin Action and

    Secretion. European Journal of

    Clinical Investigation, 2002; 32 (Suppl.

    3), 313.

    5. Fauci, AS., Braunwald, E., Kasper,DL., Hauser, SL., Longo, DL.,

    Jameson, JL., Loscalzo, J. 2008.

    Harrisons; Principles of Internal

    Medicine, 17th Edition. McGraw-Hill

    Company. New York.

    6. Gali-Muhtasib, H., El-Najjar, N.,Schneider-Stock, R. The Medicinal

    Potential of Black Seed (Nigella sativa)

    and Its Components. Elsevier, 2006

    M.T.H. Khan and A. Ather (eds.): 133.

    7. Gilani, AH., Jabeer, Q., Khan, MAU. AReview of Medicinal Uses and

    Pharmacological Activities of Nigella

    sativa. Pakistan Journal of Biological

    Sciences 7, 2007: 41-451, ISSN 1028-

    8880.

    8. Andaloussi, A., Martineau, L., Vuong,T., Meddah, B., Settaf, PM., Haddad ,

    PS. The In Vivo Antidiabetic Activity of

    Nigella sativa Is Mediated through

    Activation of the AMPK Pathway and

    Increased Muscle GLUT4 Content.

    Evidence-Based Complementary and

    Alternative Medicine, 2011: 1-9.

    9. Widad, S., Bachra, K., Messaoud, B.,Djebbar, A., Pierre, D., Mustapha, B.

    Hepatotoxicity and Langerhans Islets

    Regenerative Effects of Polar and

    Neutral Lipids of Nigella sativa L. in

    Nicotinamide/streptozotocin Induced

    Diabetic Rats. Pteridines, 2011 Vol.

    22, 2011: 97 104.

    10. Qin, B.; Nagasaki, M., Ren, M.,Najotto, G., Oshida, Y., Sato, Y.

    Cinnamon Extract Prevents the Insulin

    Resistance Induced by High-fructose

    Diet. Horm. Metab. Res., 2004, 36:

    119-125.

    11. Bilal, A. 2008. Effects of DifferentPreparation of Nigella sativa (NS) on

    Glucose and Lipid Metabolism in Type

    II Diabetic Patient. Disertasi. Tidak

    diterbitkan. Department of Food

    Technology Faculty of Crop and Food

    Sciences, Pir Mehr Ali Shah, Arid

    Agriculture University Rawalpindi,

    Pakistan.

  • 12. Rhodes, CJ., White, MF. MolecularInsights Into Insulin Action and

    Secretion. European Journal of

    Clinical Investigation, 2002; 32 (Suppl.

    3), 313.

    Persetujuan Pembimbing I

    Efta Triastuti, M. Farm. Klin., Apt

    NIK. 810504 07 12 0046