Post on 01-Jul-2015
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan JiwaFakultas Kedokteran Universitas TrisaktiPeriode 3 Januari 2011 – 4 Februari 2011
1
2 gaya wawancara
Gaya psikodinamik / gaya berorientasi tilikan (Insight-oriented Interviewing)
Gaya deskriptif / gaya berorientasi gejala (Symptom-oriented Interviewing)
2
Gaya Psikodinamik (Insight-oriented Interviewing)
Tujuan Menemukan dan membuat pasien
menyadari adanya konflik, kecemasan, dan pertahanan yg tidak disadari (yg mempengaruhi perilaku, mendistorsi persepsinya sehingga menimbulkan gejala, perilaku yang maladaptif, dan penderitaan), dgn harapan agar ia dapat menyelesaikannya.
Alat untuk diagnosis dan terapi
3
Gaya Deskriptif (Symptom-oriented Interviewing)
Tujuan Mengklasifikasi berbagai keluhan dan
hendaya pasien ke dalam kategori diagnosis tertentu (sesuai PPDGJ/DSM-IV) membantu penentuan prognosis dan secara empiris memilih terapi yang paling efektif, namun kemungkinan tidak mendapatkan penyebabnya
4
Gaya wawancara
Insight-oriented (psikodinamik) menjelaskan gejala dan perilaku
Symptom-oriented (deskriptif) mengklasifikasikan gejala untuk membuat diagnosis
Dapat digunakan bersama / saling mengisi
5
4 komponen wawancara Rapport (hubungan dokter-pasien) Tehnik khusus Menilai Status Mental Menegakkan Diagnosis
6
Rapport (hubungan dokter-pasien)
1. Buat diri anda dan pasien nyaman Jangan tegang atau cemas !!! Kenali bahasa tubuh (non-verbal) pasien Berikan respons Fokus pada pasien!
7
Rapport (cont..)
2. Temukan penderitaan pasien, tunjukkan empati dan perhatian
3. Menilai tilikan pasien, jadilah temannya.
4. Tunjukkan bahwa anda ahli menghadapi masalah seperti yang dialaminya
5. Tunjukkan kemampuan memotivasi dan memandu
6. Seimbangkan peran anda sesuai keadaan:- the empathic listener, the expert, the authority
8
Teknik wawancara
Teknik umum untuk berbagai situasi Teknik khusus/spesifik untuk
wawancara tertentu
9
Teknik umum wawancara Bina rapport seawal mungkin Tentukan keluhan utama Gunakan keluhan utama untuk
mengembangkan DD sementara Singkirkan atau masukkan berbagai
kemungkinan diagnostik dg menggunakan pertanyaan yg terfokus dan rinci
Ikuti jawaban yg samar atau tak jelas dg gigih
10
Teknik wawancara (cont..)
Biarkan ps berbicara dg cukup bebas mengamati bagaimana kuatnya pikiran berkaitan
Gunakan campuran pertanyaan terbuka dan tertutup
Jangan takut menanyakan ttg topik yg anda/ps rasakan sulit/memalukan
Tanyakan pikiran bunuh diriBerikan ps kesempatan unt menanyakan
pertanyaan pd akhir wawancaraSimpulkan wawancara awal dengan
mendapatkan rasa kepercayaan
11
Teknik wawancara (cont..) Tunjukkan empati kepada pasien melalui kata-
kata dan ekspresi wajah/bahasa tubuh Pertahankan kontak mata pada tingkat yang
membuat pasien nyaman Perhatikan ekspresi emosi dan pernyataan2
yang tidak selesai (half-expressed statements) Jangan terlalu sibuk dengan catatan anda Gunakan banyak pertanyaan terbuka, terutama
bila ingin pasien menjelaskan perasaannya: Apa? Kapan? Di mana? Bagaimana?Hindari “Mengapa?”
12
Teknik wawancara (cont..) Gunakan pertanyaan2 yang direktif, tapi tidak
tertutup, untuk mendapatkan kriteria diagnostik utama
Jangan bicara terlalu banyak Klarifikasi, bila diperlukan Biarkan pasien mengekspresikan
penderitaannya, kalau perlu biarkan ia menangis
Mendengar aktif
13
Teknik khusus:
Kalimat pembuka:“Apa yang bisa saya bantu?”
Pertanyaan terbuka vs tertutup Refleksi Fasilitasi Diam/silence:
14
Teknik khusus (cont..)
Konfrontasi:Tunjukkan kepada pasien hal-hal yang kurang
diperhatikan pasien, hilang, atau disangkalTujuannya membantu pasien menghadapi apa
yang mesti dihadapinya dengan cara langsung namun halus
Contoh : “Apa yang telah anda lakukan memang tidak
membuat anda mati, tapi hal itu menunjukkan bahwa anda memiliki masalah serius dan bahwa anda butuh pertolongan agar anda tidak mencoba bunuh diri lagi”
15
Teknik khusus (cont..)
KlarifikasiMendapatkan rincian dari apa yang dikatakan
pasien
Contoh :
“Anda merasa tertekan. Kapan anda merasa paling tertekan?”
16
Teknik khusus (cont..)
Interpretasi:Menyatakan sesuatu mengenai perilaku atau pikiran
yang mungkin tak disadari pasienContoh :“ ketika anda berkata bahwa anda marah kepada
keluarga anda karena bersikap tidak suportif, menurut saya anda menyiratkan bahwa anda takut saya juga akan meninggalkan anda. Betul ?”
Menyimpulkan/summation:Secara periodik, selama wawancara berlangsung
dokter secara singkat menyimpulkan apa yang sampai saat itu sudah dibicarakan.
17
Teknik khusus (cont..)
Menjelaskan:Dokter menjelaskan rencana terapi dengan
bahasa yang dapat dimengerti pasien, serta mempersilahkan pasien untuk bertanya serta memberikan respons
Transisi:Dilakukan bila dokter ingin memberitahu
pasien bahwa info tentang suatu topik sudah cukup dan ingin pindah ke topik lain.
18
Teknik khusus (cont..)
Membuka diri / self revelation- Umumnya tidak dilakukan, namun boleh
dilakukan pada kasus-kasus tertentuContoh :Pasien bertanya apakah kita sudah
menikah.“belum, saya belum menikah. Mengapa
bapak bertanya seperti itu ? Apakah ada hubungannya dengan masalah bapak ?
19
Teknik khusus (cont..)
Penguat postif / positive reinforcement- Yakinkan pasien bahwa jawaban apapun
yang diberikan, akan dirahasiakan dan tidak akan membuat kita marah atau kecewa.
Contoh :“ anda tidak perlu khawatir untuk bercerita
apapun kepada saya, karena saya bisa yakinkan pada anda bahwa apapun yang anda katakan tidak akan keluar dari ruangan ini”
20
Teknik khusus (cont..)
Menentramkan hati (reassurance):
Contoh : pada pasien dengan terminal illness, kita tidak boleh berbohong dengan mengatakan bahwa ia akan baik-baik saja, tapi katakan sejujurnya dengan cara yang halus.
Saran - Tidak wajib dilakukan, tapi boleh
dilakukan jika dirasa perlu
21
Menutup Wawancara Merangkum keluhan2 pasien menjadi
satu kesimpulan, diagnosis/diagnosis banding
Memberitahu rencana penatalaksanaan Memberi kesempatan kepada pasien
untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengertinya
Jangan lupa ! Bilang terima kasih pada pasien !
Menutup wawancara dengan membuat janji pertemuan berikutnya (jika perlu)
22
Garis besar pemeriksaan status mental1.Gambaran umum
2.Mood dan afek
3.Pembicaraan
4. Gangguan persepsi
5. Pikiran
6. Sensorium dan kognitif
7. Pengendalian impuls
8. Pertimbangan dan tilikan
9. RTA
Penampilan Umum
Yang perlu diperhatikan: postur, sikap, cara berpakaian, perawatan diri
Jika terlihat aneh, dapat ditanyakan:“Apakah ada yang pernah berkomentar
tentang penampilan Anda?”“Menurut Anda, Anda terlihat seperti apa?“Jelaskan mengapa Anda memilih
berpenampilan seperti ini?”
Istilah utk menilai penampilan Sehat Sakit Sakit ringan Terlihat muda Terlihat tua Kekanakan Aneh Terlihat tanda2 ansietas/tidak
berkeringat, mata melebar, tegang
Perilaku dan Aktivitas Motorik Echopraxia : meniru gerakan Stereotipi : gerakan berulang dengan
pola yang sama Manerisme : habitual involuntary
movement Agitasi: mengamuk Akatisia: perasaan subjektif akan
ketegangan otot2 yang mengakibatkan pasien bergerak2 gelisah
Sikap terhadap pemeriksa Kooperatif, bersahabat, penuh
perhatian, membenci, bingung, acuh, bercanda, mengelak, kurang terbuka, defensif
Mood & Afek Mood: persepsi seseorang terhadap lingkungan
sekitar yang bertahan lamaDiperiksa kedalaman, intensitas, durasi, fluktuasi
Pilihan mood Depresi Irritable Cemas Euphoric Merasa bersalah
Mood bisa labil, berfluktuasi, ekstrim
Mood & Afek Afek: ekspresi emosi sesaat, dapat diamati
dari ekspresi wajah, gerak tubuh, irama suara
Afek tidak selalu sejalan dengan mood Deskripsi: datar, normal, terbatas, tumpul
Normal : dpt dilihat dari ekspresi wajah, gerakan tangan
Terbatas : ekspresi dan gerak terbatasTumpul : ekspresi & emosi sangat berkurangDatar : tidak ada ekspresi, suara monoton
Pembicaraan
Kemampuan seseorang mengutarakan buah pikiran ataupun perasaannyaKuantitas, kualitasBanyak, sedikit, spontanitas, cepat, lambat,
ragu, lancar, emosional, dramatik, monoton, bergumam, gagap, irama, hambatan berbicara.
Persepsi Gangguan persepsi dapat berupa
halusinasi&ilusi, yg bisa dilihat dari dalam diri sendiri maupun lingkungan
Biasanya melibatkan panca indera (auditorik, visual, pengecapan, penghiduan, perabaan)
Isi dari halusinasi harus dijelaskan Waktu terjadinya halusinasi penting utk
diketahui, contoh:Hipnagogik (tjd menjelang tidur)Hipnopompik (tjd waktu bangun tidur)
Persepsi Contoh lain: Depersonalisasi (merasa orang2 sekitar
menjadi aneh & asing), derealisasi (merasa lingkungan menjadi aneh & asing)
Formikasi: perasaan seolah2 ada serangga yg merambat di tangan (terlihat pada kokainisme)
Pertanyaan yang dapat diberikan:“Apakah Anda pernah mendengar suara2 yg tidak
dapat didengar orang lain?”“Apakah Anda pernah merasakan sensasi aneh pada
tubuh Anda yg tidak dpt dilihat orang lain?”
Gangguan Bentuk Pikir :Ketidak mampuan mengorganisasikan proses pikir membentuk ide bertujuan.
Jenis-2 Gangguan Bentuk /Arus Pikir :1. Inkoherensi: gagasan satu dengan lain tidak
berhubungan, tidak logis, secara keseluruhan tidak dapat dimengerti.
2. Asosiasi longgar: bentuk lebih ringan dari inkoherensi.
3. Asosiasi bunyi : gagasan satu dengan yang lain dirangkaikan oleh kesamaan bunyi
Pikiran
4. Neologisme: membentuk logika baru yang hanya dimengerti oleh pasien
5. Sirkumstansial: penyampaian gagasan secara berbelit dan cenderung terpaku pada detail
6. Tangensial: ketidakmampuan untuk mempertahankan gagasan bertujuan (cth pada pasien demensia)
7. Flight of Ideas: gagasan yang bertubi-tubi melompat dari satu topik ke topik lain
8. Verbigerasi: pengulangan kata tanpa tujuan9. Preserverasi: pengulangan gagasan secara
persisten/tidak responsif terhadap stimulus baru
Gangguan isi pikir : buah pikiran/keyakinannya terganggu, bukan cara penyampaiannya. Bisa berupa waham, obsesi kompulsi, fobia, preokupasi, ide bunuh diri, dll
Waham :Keyakinan yang salah, tidak dapat dikoreksi, tidak sesuai dengan realitas dan budaya yang berlaku di lingkungan
Kesadaran & Fungsi Kognitif
Kesadaran: Alert Somnolen Stupor Koma Letargi Kesadaran berkabut
Fungsi Kognitif Orientasi (orang, tempat, waktu) Konsentrasi dan atensi Memori (immediate, recent, long term) Membaca dan menulis Kemampuan visuospasial Kemampuan berpikir abstrak Informasi dan intelejensi
Fungsi kognitif dapat dievaluasi dengan: Mini-Mental State Examination (MMSE)
Judgment = Daya Nilai Sosial Kemampuan seseorang untuk berperilaku
sesuai dengan kaidah sosial yang berlaku di dalam kehidupan sosial budayanya
Pada gangguan jiwa berat atau kepribadian antisosial maka daya nilai sosialnya sering terganggu
Pengendalian impuls Pengendalian impuls seksual, agresif dan
impuls lainnya Bisa diketahui dari riwayat pasien dan
perilaku pasien saat wawancara
TILIKAN (INSIGHT) pemahaman pasien terhadap penyakitnya Derajat gangguan tilikan:1. Penyangkalan total penyakit2. Ambivalensi terhadap penyakitnya3. Menyalahkan faktor lain sebagai penyebab
penyakitnya4. Menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan
namun tidak memahami penyebab sakitnya5. Menyadari penyakitnya dan faktor faktor yang
berhubungan dengan penyakitnya namun tidak menerapkan dalam perilaku praktisnya
6. Tilikan sehat
Reality Testing Ability (RTA) Kemampuan seseorang untuk menilai
realitas. Kekacauan perilaku, waham, dan
halusinasi adalah salah satu contoh penggambaran gangguan berat dalam kemampuan menilai realitas (RTA)
Uji daya nilai
Dipaparkan pada situasi yang imajiner, dinilai responnya / kemampuan mengambil keputusan dengan baik, menilai situasi, menguji reasoning pasien
Misalnya: Anda menemukan amplop yang direkat,
apa yg akan anda lakukan??
Taraf dapat dipercaya
Penilaian kita akan kejujuran pasien, ttg apa yg diceritakan pasien.
Mis. pada gangguan buatan Beda dg RTA.
Pada pasien dengan waham, ga boleh dikonfrontasi, seharusnya diklarifikasi.
Referensi Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Kaplan
and sadock’s synopsis of psychiatry. Hong Kong: Williams & Wilkins, 1994.
Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan and sadock’s synopsis of psychiatry. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2003.
Noorhana SW. Slide kuliah Wawancara Psikiatrik, Pemeriksaan Status mental dan Psikopatologi. Modul Saraf dan Jiwa. 26 Desember 2007
46
TERIMA KASIH…
47