Post on 19-Jul-2015
TUGAS SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
WALI SONGO DALAM
ISLAMISASI DI JAWA
Disusun oleh :
Muhamad Wahyu Setyobudi (14520021)
Eirfan Luba (14520013)
Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
2014
2
i
Kata Pengantar
Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kelompok kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Walisongo dalam Islamisasi di Jawa”
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan yang maha Esa , kami berterima kasih kepada Dosen pembimbing
kami, karna membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisa. Namun demikian kami telah
berusaha dengan segala kemampuan kami melakukan yang terbaik.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca
makalah ini.
Yogyakarta, 4 Nopember 2014
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I (PENDAHULUAN)
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
BAB II (PEMBAHASAN)
A. Proses Islam Masuk ke Tanah Jawa ......................................................... 2
B. Walisongo.................................................................................................. 2
C. Walisongo dalam Menyebarkan Agama Islam ......................................... 4
D. Islam di Jawa Paska Walisongo ................................................................ 7
BAB III (PENUTUP)
A. Kesimpulan................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 9
3
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tidak dipungkiri bahwa Islam sangat cepat berkembang di Indonesia, hingga
saat ini Indonesia dikenal sebagai Negara Islam terbesar di dunia. Ada banyak faktor
mengapa Islam mudah diterima di Indonesia, dan salah satunya yaitu penyebar agama
Islam di Indonesia.
Ada beberapa teori tentang masuknya Islam di Indonesia dan masing-masing
berbeda. Dan bedasarkan teori itu ternyata Islam sudah ada sejak berabad-abad lalu di
Indonesia. Dengan bukti adanya peninggalan-peninggalan berupa benda maupun
pemikiran-pemikiran Islam yang sampai sekarang masih ada mengikuti
perkembangan zaman.
Sebelum Islam masuk ke tanah Jawa, mayoritas masyasarakat jawa
menganaut kepercayaan animisme dan dinamisme. Selain menganut kepercayaan
tersebut masyarakat Jawa juga dipengaruhi oleh unsur-unsur budaya Hindu dan
Budha dari India. Kedatangan Islam di Jawa dibuktikan dengan ditemukannya batu
nisan kubur bernama Fatimah binti Maimun serta makam Maulana Malik Ibrahim.
Saluran-saluran Islamisasi yang berkembang ada enam yaitu: perdagangan,
perkawinan, tasawuf, pendidikan, kesenian, dan politik. Rumusan masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah Bagaimanakah proses Islam masuk ke tanah Jawa?,
Bagaimana peran Wali Songo dan metode pendekatannya?, Dan bagaimana Islam di
Jawa paska Wali Songo? Dengan tujuan untuk mengetahui keadaan masyarakat Jawa
sebelum Islam datang, peran Wali Songo di tanah Jawa dan metode pendekatannya,
serta keadaan Islam di Jawa paska Wali Songo.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses Islam Masuk ke Tanah Jawa
Di Jawa, Islam masuk melalui pesisir utara Pulau Jawa ditandai dengan
ditemukannya makam Fatimah binti Maimun bin Hibatullah yang wafat pada tahun
475 Hijriah atau 1082 Masehi di Desa Leran, Kecamatan Manyar, Gresik. Dilihat dari
namanya, diperkirakan Fatimah adalah keturunan Hibatullah, salah satu dinasti di
Persia.1 Di samping itu, di Gresik juga ditemukan makam Maulana Malik Ibrahim
dari Kasyan (satu tempat di Persia) yang meninggal pada tahun 822 H atau 1419 M.
Agak ke pedalaman, di Mojokerto juga ditemukan ratusan kubur Islam kuno. Makam
tertua berangka tahun 1374 M. Diperkirakan makam-makam ini ialah makam
keluarga istana Majapahit.
B. Walisongo
Walisongo dipercaya sebagai penyebar agama Islam di tanah Jawa. Kata
Walisongo merupakan sebuah perkataan majemuk yang berasal dari kata wali dan
songo. Kata wali berasal dari Bahasa Arab, Waliyullah yang berarti orang yang
mencintai dan dicintai Allah. Dan kata songo yang dalam Bahasa Jawa berarti
sembila. Jadi Walisongo berarti sembilan yang mencintai dan dicintai Allah. Mereka
dipandang sebagai ketua kelompok dari sejumlah besar mubalig Islam yang bertugas
mengadakan dakwah Islam di daerah-daerah yang belum memeluk agama Islam di
Jawa.2
Meskipun sesungguhnya wali penyebar agama Islam di Jawa tidak hanya
sembilan orang, tetapi masyarakat jawa memilih jumlah itu hanya sekian. Hal ini
berhubungan erat dengan dasar klasifikasi masyarakat Jawa sendiri yang memistikkan
1 http://mbujoz.blogspot.com/2010/06/islam-masuk-ke-tanah-jawa-disusun-untuk.html waktu:4 November 2014 pukul 22.53 2 Solichin Salam. Sekitar Walisongo. Penerbit Menara Kudus. 1960.hlm 23
3
angka sembilan seperti jumlah dewa dalam mitologi Jawa kala itu. Dengan fungsi
sebagai penjaga dan pelindung agama Islam di tanah Jawa.
Sembilan wali yang umum dikenal Walisongo oleh masyarakat Jawa yaitu :
1. Syekh Maulana Malik Ibrahim
2. Sunan Ampel (Raden Rahmat)
3. Sunan Giri (Raden Paku)
4. Sunan Gunung Jati (Syarig Hidayatullah)
5. Sunan Bonang (Makdum Ibrahim)
6. Sunan Drajat
7. Sunan Kalijaga
8. Sunan Kudus (Ja’far Shadiq)
9. Sunan Muria (Raden Prawata)
Susunan ini berubah-ubah karena adanya pendapat yang berbeda-beda, Antara lain :
a. Tidak dimasukkannya Maulana Malik Ibrahim sebagai salah seorang dari
Walisongo, mengingat masa masa hidupnya tidak bersamaan dengan para
wali lain, beliau wafat pada tahun 1419 M.
b. Sunan Ampel masa hidupnya lebih dahulu dari pada wali yang lain, karena
ada pendapat bahwa terbentuknya Walisongo setelah Raden Rahmat wafat.
c. Adanya perbedaan pendapat mengenai wali Sunan Gunung Jati. Apakah itu
yang disebut Syarief Hidayatullah atau Fatahillah/ Faletehan.
d. Sunan Muria itu apakah yang disebut Sunan Prawoto atau Raden Sahid dan
sebagainya3
3 Lembaga Research dan Survey IAIN Walisongo Semarang. Bahan-bahan Sejarah Islam di Jawa Tengah bagian Utara. Laporan hasil penelitian. 1982. Hlm 19-20
4
C. Walisongo dalam Menyebarkan Agama Islam
Para wali dalam melaksanakan dakwahnya, disesuaikan dengan
keahlian ilmu dan wilayahnya masing-masing. Pada waktu-waktu tertentu,
para wali ini bertemu dan bermusyawarah, di Demak, Tuban, ataupun
Cirebon. Di dalam musyawarah para wali inilah ditentukan garis-garis
perjuanagan, baik di bidang agama maupun di bidang pemerintahan dengan
titik bert perjuangan pengembangan Islam, terutama di bidang teknis dan
sarana pengembangan. Juga dalam bermusyawarah. Juga dalam
bermusyawarah para wali ini ditemukan kesulitan-kesulitan serta memutuskan
apabila terjadi perselisihan pendapat, mengangkat wali pengganti, dan
sebagainya.
Metode pengembangan dan penyiaran Islam yang ditempuh para wali
sangat mengutamakan hikmah kebijksanaan. Mendekatkan penguasa dan
rakyat secara langsungdengan menunjukkan kebaikan ajaran Islam,
memberikan contoh budi pekerti yang luhur dalam kehidupan sehari-hari serta
menyesuaikan situasi dan kondisi masyarakat setempat, sehingga tidak
sedikitpun terlintas kesan bahwa Islam dikembangkan oleh para wali dengan
jalan kekerasan dan paksaan, tetapi masyarakat tertarik karena ketinggian
pribadi, dan memandang para wali itu sebagai suri tauladan dalam segala
aspek hidup dan kehidupan.
1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode yang di gunakan para Wali untuk
menyampaikan pesan – pesan dakwah dengan cara lisan.
5
2. Metode Tanya Jawab
Metode yang digunakan para wali untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman muridnya tentang materi dakwah.
3. Metode Konseling
Membuat kampung- kampumg percontohan yang di pilih di tengah-tengah
dengan tujuan agar menjadi pusat rujukan masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari mereka dalam segala hal.
4. Metode Keteladanan
Para Wali memiliki sifat Mahabbah atau kasih sayang, selalu risau dan
sedih apabila melihat kemaksiatan, semangat berkorban harta dan jiwa,
selalu istighfar setelah melakukan kebaikan, sabar menjalani kesulitan,
memberi kepada semua makhluk tanpa minta bayaran, sehingga banyak
masyarakat yang memeluk islam.
5. Metode Pendidikan
Para Wali membuka pendidikan pesantren, untuk anak-anak yang ingin
belajar ilmu agama, mereka ditampung dalam satu pesantren.
6. Metode Bitsah
Sunan Giri megembangkan islam keluar jawa, dengan cara mengirim anak
muridnya ke pelosok- pelosok Indonesia untuk menyiarkan islam
misalnya, Pulau Madura, Bawean, Kangean bahkan sampai ke Ternate dan
Huraku yakni Kepulauan Maluku.
7. Metode Ekspansi
Sunan Ampel melebarkan wilayah dakwahnya, yaitu dengan mengutus
para kepercayaaannya untuk berdakwah ke wilayah lain, seperti dengan
mengutus Maulana Ishak untuk berdakwah ke daerah blambangan.
8. Metode Kesenian
Dalam berdakwah Sunan Muria menciptakan lagu – lagu Jawa – Islam ,
dan beberapa Wali juga menciptakan tembang – tembang, dan syair lagu –
lagu gamelan yang berisi tentang ajaran tauhid dan peribadatan, ada juga
tradisi selamatan peninggalan agama Hindu dan Budha didekati dengan
6
acara tahlil, dan masih banyak lagi karya – karya para Wali begdakwah
dalam bidang kesenian.
9. Metode Kelembagaan
Mendirikan Masjid Agung Demak, dan Masjid inilah yang kemudian di
rancang sebagai sentral seluruh aktivitas pemerintahan dan social
kemasyarakatan.
10. Metode Silaturahmi (Home Visit)
Membangun hubungan silaturahmi dan persaudaraan dengan putra pertiwi
(pribumi), yaitu dengan menikahkan dengan putri daerah setempat.
11. Metode Karya Tulis
Para Wali juga mempunyai karya tulis, di antaranya, Sunan Muria
memiliki karya tulis yang masih digemari sampai saat ini , yaitu tembang
sinom dan kinanti, dan Sunan Kalijaga juga pengarang buku – buku
wayang yang mengandung cerita dramatis dan berjiwa islam.
12. Metode Drama
Metode ini dilakukan para Wali karena pada saat itu masyarakat Jawa
dikenal memiliki kegemaran terhadap seni pewayangan, dan Sunan
Kalijaga memasukkan hikayat – hikayat islam ke dalam permainan
wayang.
13. Metode Propaganda
Metode ini jelas dilakukan karena para Wali mereka mengajak warga
setempat untuk memeluk islam.
14. Metode Diskusi
Metode diskusi biasa di maksudkan sebagai pertukaran pikiran antara
sejumlah orang secara lisan membahas suatu masalah tertentu dan
bertujuan untuk memperoleh hasil yang benar.4
4 http://nuraenieka.blogspot.com/2011/07/dakwah-wali-songo.html waktu: 4 November 2014 pukul 23.08
7
D. Islam Di Jawa Paska Wali Songo
Setelah para Wali menyebarkan ajaran Islam di pulau Jawa, kepercayaan
animisme dan dinamisme serta budaya Hindu-Budha sedikit demi sedikit
berubah atau termasuki oleh nilai-nilai Islam. Hal ini membuat masyarakat
kagum atas nilai-nilai Islam yang begitu besar manfa’atnya dalam kehidupan
sehari-hari sehingga membuat mereka langsung bisa menerima ajaran Islam.
Dari sini derajat orang-orang miskin mulai terangkat yang pada awalnya
tertindas oleh para penguasa kerajaan. Islam sangat berkembang luas sampai
ke pelosok desa setelah para Wali berhasil mendidik murid-muridnya. Salah
satu generasi yang meneruskan perjuangan para Wali sampai Islam tersebar
ke pelosok desa adalah Jaka Tingkir.5 Islam di Jawa yang paling menonjol
setelah perjuangan para Wali songo adalah perpaduan adat Jawa dengan nilai-
nilai Islam, salah satu diantaranya adalah tradisi Wayang Kulit.
5 http://mbujoz.blogspot.com/2010/06/islam-masuk-ke-tanah-jawa-disusun-untuk.html waktu : 4 November 2014 pukul 21.20
8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Walisongo sangat berperan besar dalam proses Islamisasi di tanah Jawa.
Walisongo banyak menggunakan metode untuk berdakwah di kala itu, dan terbukti
Islam dapat diterima oleh sebagian besar masyarakat Jawa. Islam yang dibawa oleh
Walisongo tidak melepaskan budaya Jawa melainkan berakulturasi dan menjadikan
Islam semakin diminati oleh masyarakat Jawa. Banyak mitos tentang Walisongo,
tetapi satu hal yang pasti. Walisongo adalah sembilan wali yang mencintai dan
dicintai Allah dengan usahanya membuat agama Islam diterima di sebagian besar
tanah Jawa.
9
DAFTAR PUSTAKA
1. http://mbujoz.blogspot.com/2010/06/islam-masuk-ke-tanah-jawa-disusun-
untuk.html
2. Solichin Salam. Sekitar Walisongo. Penerbit Menara Kudus. 1960.
3. Lembaga Research dan Survey IAIN Walisongo Semarang. Bahan-bahan Sejarah Islam di Jawa Tengah bagian Utara. Laporan hasil penelitian. 1982. Hlm 19-20
4. http://nuraenieka.blogspot.com/2011/07/dakwah-wali-songo.html