Walisongo Dalam Islamisasi di Jawa

14
TUGAS SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM WALI SONGO DALAM ISLAMISASI DI JAWA Disusun oleh : Muhamad Wahyu Setyobudi (14520021) Eirfan Luba (14520013) Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2014

Transcript of Walisongo Dalam Islamisasi di Jawa

Page 1: Walisongo Dalam Islamisasi di Jawa

TUGAS SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

WALI SONGO DALAM

ISLAMISASI DI JAWA

Disusun oleh :

Muhamad Wahyu Setyobudi (14520021)

Eirfan Luba (14520013)

Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

2014

Page 2: Walisongo Dalam Islamisasi di Jawa

2

Page 3: Walisongo Dalam Islamisasi di Jawa

i

Kata Pengantar

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Atas segala

limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kelompok kami sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Walisongo dalam Islamisasi di Jawa”

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan

tuntunan Tuhan yang maha Esa , kami berterima kasih kepada Dosen pembimbing

kami, karna membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan baik materi maupun cara penulisa. Namun demikian kami telah

berusaha dengan segala kemampuan kami melakukan yang terbaik.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca

makalah ini.

Yogyakarta, 4 Nopember 2014

Penyusun

Page 4: Walisongo Dalam Islamisasi di Jawa

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I (PENDAHULUAN)

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

BAB II (PEMBAHASAN)

A. Proses Islam Masuk ke Tanah Jawa ......................................................... 2

B. Walisongo.................................................................................................. 2

C. Walisongo dalam Menyebarkan Agama Islam ......................................... 4

D. Islam di Jawa Paska Walisongo ................................................................ 7

BAB III (PENUTUP)

A. Kesimpulan................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 9

Page 5: Walisongo Dalam Islamisasi di Jawa

3

Page 6: Walisongo Dalam Islamisasi di Jawa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tidak dipungkiri bahwa Islam sangat cepat berkembang di Indonesia, hingga

saat ini Indonesia dikenal sebagai Negara Islam terbesar di dunia. Ada banyak faktor

mengapa Islam mudah diterima di Indonesia, dan salah satunya yaitu penyebar agama

Islam di Indonesia.

Ada beberapa teori tentang masuknya Islam di Indonesia dan masing-masing

berbeda. Dan bedasarkan teori itu ternyata Islam sudah ada sejak berabad-abad lalu di

Indonesia. Dengan bukti adanya peninggalan-peninggalan berupa benda maupun

pemikiran-pemikiran Islam yang sampai sekarang masih ada mengikuti

perkembangan zaman.

Sebelum Islam masuk ke tanah Jawa, mayoritas masyasarakat jawa

menganaut kepercayaan animisme dan dinamisme. Selain menganut kepercayaan

tersebut masyarakat Jawa juga dipengaruhi oleh unsur-unsur budaya Hindu dan

Budha dari India. Kedatangan Islam di Jawa dibuktikan dengan ditemukannya batu

nisan kubur bernama Fatimah binti Maimun serta makam Maulana Malik Ibrahim.

Saluran-saluran Islamisasi yang berkembang ada enam yaitu: perdagangan,

perkawinan, tasawuf, pendidikan, kesenian, dan politik. Rumusan masalah yang akan

dibahas dalam makalah ini adalah Bagaimanakah proses Islam masuk ke tanah Jawa?,

Bagaimana peran Wali Songo dan metode pendekatannya?, Dan bagaimana Islam di

Jawa paska Wali Songo? Dengan tujuan untuk mengetahui keadaan masyarakat Jawa

sebelum Islam datang, peran Wali Songo di tanah Jawa dan metode pendekatannya,

serta keadaan Islam di Jawa paska Wali Songo.

Page 7: Walisongo Dalam Islamisasi di Jawa

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Proses Islam Masuk ke Tanah Jawa

Di Jawa, Islam masuk melalui pesisir utara Pulau Jawa ditandai dengan

ditemukannya makam Fatimah binti Maimun bin Hibatullah yang wafat pada tahun

475 Hijriah atau 1082 Masehi di Desa Leran, Kecamatan Manyar, Gresik. Dilihat dari

namanya, diperkirakan Fatimah adalah keturunan Hibatullah, salah satu dinasti di

Persia.1 Di samping itu, di Gresik juga ditemukan makam Maulana Malik Ibrahim

dari Kasyan (satu tempat di Persia) yang meninggal pada tahun 822 H atau 1419 M.

Agak ke pedalaman, di Mojokerto juga ditemukan ratusan kubur Islam kuno. Makam

tertua berangka tahun 1374 M. Diperkirakan makam-makam ini ialah makam

keluarga istana Majapahit.

B. Walisongo

Walisongo dipercaya sebagai penyebar agama Islam di tanah Jawa. Kata

Walisongo merupakan sebuah perkataan majemuk yang berasal dari kata wali dan

songo. Kata wali berasal dari Bahasa Arab, Waliyullah yang berarti orang yang

mencintai dan dicintai Allah. Dan kata songo yang dalam Bahasa Jawa berarti

sembila. Jadi Walisongo berarti sembilan yang mencintai dan dicintai Allah. Mereka

dipandang sebagai ketua kelompok dari sejumlah besar mubalig Islam yang bertugas

mengadakan dakwah Islam di daerah-daerah yang belum memeluk agama Islam di

Jawa.2

Meskipun sesungguhnya wali penyebar agama Islam di Jawa tidak hanya

sembilan orang, tetapi masyarakat jawa memilih jumlah itu hanya sekian. Hal ini

berhubungan erat dengan dasar klasifikasi masyarakat Jawa sendiri yang memistikkan

1 http://mbujoz.blogspot.com/2010/06/islam-masuk-ke-tanah-jawa-disusun-untuk.html waktu:4 November 2014 pukul 22.53 2 Solichin Salam. Sekitar Walisongo. Penerbit Menara Kudus. 1960.hlm 23

Page 8: Walisongo Dalam Islamisasi di Jawa

3

angka sembilan seperti jumlah dewa dalam mitologi Jawa kala itu. Dengan fungsi

sebagai penjaga dan pelindung agama Islam di tanah Jawa.

Sembilan wali yang umum dikenal Walisongo oleh masyarakat Jawa yaitu :

1. Syekh Maulana Malik Ibrahim

2. Sunan Ampel (Raden Rahmat)

3. Sunan Giri (Raden Paku)

4. Sunan Gunung Jati (Syarig Hidayatullah)

5. Sunan Bonang (Makdum Ibrahim)

6. Sunan Drajat

7. Sunan Kalijaga

8. Sunan Kudus (Ja’far Shadiq)

9. Sunan Muria (Raden Prawata)

Susunan ini berubah-ubah karena adanya pendapat yang berbeda-beda, Antara lain :

a. Tidak dimasukkannya Maulana Malik Ibrahim sebagai salah seorang dari

Walisongo, mengingat masa masa hidupnya tidak bersamaan dengan para

wali lain, beliau wafat pada tahun 1419 M.

b. Sunan Ampel masa hidupnya lebih dahulu dari pada wali yang lain, karena

ada pendapat bahwa terbentuknya Walisongo setelah Raden Rahmat wafat.

c. Adanya perbedaan pendapat mengenai wali Sunan Gunung Jati. Apakah itu

yang disebut Syarief Hidayatullah atau Fatahillah/ Faletehan.

d. Sunan Muria itu apakah yang disebut Sunan Prawoto atau Raden Sahid dan

sebagainya3

3 Lembaga Research dan Survey IAIN Walisongo Semarang. Bahan-bahan Sejarah Islam di Jawa Tengah bagian Utara. Laporan hasil penelitian. 1982. Hlm 19-20

Page 9: Walisongo Dalam Islamisasi di Jawa

4

C. Walisongo dalam Menyebarkan Agama Islam

Para wali dalam melaksanakan dakwahnya, disesuaikan dengan

keahlian ilmu dan wilayahnya masing-masing. Pada waktu-waktu tertentu,

para wali ini bertemu dan bermusyawarah, di Demak, Tuban, ataupun

Cirebon. Di dalam musyawarah para wali inilah ditentukan garis-garis

perjuanagan, baik di bidang agama maupun di bidang pemerintahan dengan

titik bert perjuangan pengembangan Islam, terutama di bidang teknis dan

sarana pengembangan. Juga dalam bermusyawarah. Juga dalam

bermusyawarah para wali ini ditemukan kesulitan-kesulitan serta memutuskan

apabila terjadi perselisihan pendapat, mengangkat wali pengganti, dan

sebagainya.

Metode pengembangan dan penyiaran Islam yang ditempuh para wali

sangat mengutamakan hikmah kebijksanaan. Mendekatkan penguasa dan

rakyat secara langsungdengan menunjukkan kebaikan ajaran Islam,

memberikan contoh budi pekerti yang luhur dalam kehidupan sehari-hari serta

menyesuaikan situasi dan kondisi masyarakat setempat, sehingga tidak

sedikitpun terlintas kesan bahwa Islam dikembangkan oleh para wali dengan

jalan kekerasan dan paksaan, tetapi masyarakat tertarik karena ketinggian

pribadi, dan memandang para wali itu sebagai suri tauladan dalam segala

aspek hidup dan kehidupan.

1. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah metode yang di gunakan para Wali untuk

menyampaikan pesan – pesan dakwah dengan cara lisan.

Page 10: Walisongo Dalam Islamisasi di Jawa

5

2. Metode Tanya Jawab

Metode yang digunakan para wali untuk mengetahui sejauh mana

pemahaman muridnya tentang materi dakwah.

3. Metode Konseling

Membuat kampung- kampumg percontohan yang di pilih di tengah-tengah

dengan tujuan agar menjadi pusat rujukan masyarakat dalam kehidupan

sehari-hari mereka dalam segala hal.

4. Metode Keteladanan

Para Wali memiliki sifat Mahabbah atau kasih sayang, selalu risau dan

sedih apabila melihat kemaksiatan, semangat berkorban harta dan jiwa,

selalu istighfar setelah melakukan kebaikan, sabar menjalani kesulitan,

memberi kepada semua makhluk tanpa minta bayaran, sehingga banyak

masyarakat yang memeluk islam.

5. Metode Pendidikan

Para Wali membuka pendidikan pesantren, untuk anak-anak yang ingin

belajar ilmu agama, mereka ditampung dalam satu pesantren.

6. Metode Bitsah

Sunan Giri megembangkan islam keluar jawa, dengan cara mengirim anak

muridnya ke pelosok- pelosok Indonesia untuk menyiarkan islam

misalnya, Pulau Madura, Bawean, Kangean bahkan sampai ke Ternate dan

Huraku yakni Kepulauan Maluku.

7. Metode Ekspansi

Sunan Ampel melebarkan wilayah dakwahnya, yaitu dengan mengutus

para kepercayaaannya untuk berdakwah ke wilayah lain, seperti dengan

mengutus Maulana Ishak untuk berdakwah ke daerah blambangan.

8. Metode Kesenian

Dalam berdakwah Sunan Muria menciptakan lagu – lagu Jawa – Islam ,

dan beberapa Wali juga menciptakan tembang – tembang, dan syair lagu –

lagu gamelan yang berisi tentang ajaran tauhid dan peribadatan, ada juga

tradisi selamatan peninggalan agama Hindu dan Budha didekati dengan

Page 11: Walisongo Dalam Islamisasi di Jawa

6

acara tahlil, dan masih banyak lagi karya – karya para Wali begdakwah

dalam bidang kesenian.

9. Metode Kelembagaan

Mendirikan Masjid Agung Demak, dan Masjid inilah yang kemudian di

rancang sebagai sentral seluruh aktivitas pemerintahan dan social

kemasyarakatan.

10. Metode Silaturahmi (Home Visit)

Membangun hubungan silaturahmi dan persaudaraan dengan putra pertiwi

(pribumi), yaitu dengan menikahkan dengan putri daerah setempat.

11. Metode Karya Tulis

Para Wali juga mempunyai karya tulis, di antaranya, Sunan Muria

memiliki karya tulis yang masih digemari sampai saat ini , yaitu tembang

sinom dan kinanti, dan Sunan Kalijaga juga pengarang buku – buku

wayang yang mengandung cerita dramatis dan berjiwa islam.

12. Metode Drama

Metode ini dilakukan para Wali karena pada saat itu masyarakat Jawa

dikenal memiliki kegemaran terhadap seni pewayangan, dan Sunan

Kalijaga memasukkan hikayat – hikayat islam ke dalam permainan

wayang.

13. Metode Propaganda

Metode ini jelas dilakukan karena para Wali mereka mengajak warga

setempat untuk memeluk islam.

14. Metode Diskusi

Metode diskusi biasa di maksudkan sebagai pertukaran pikiran antara

sejumlah orang secara lisan membahas suatu masalah tertentu dan

bertujuan untuk memperoleh hasil yang benar.4

4 http://nuraenieka.blogspot.com/2011/07/dakwah-wali-songo.html waktu: 4 November 2014 pukul 23.08

Page 12: Walisongo Dalam Islamisasi di Jawa

7

D. Islam Di Jawa Paska Wali Songo

Setelah para Wali menyebarkan ajaran Islam di pulau Jawa, kepercayaan

animisme dan dinamisme serta budaya Hindu-Budha sedikit demi sedikit

berubah atau termasuki oleh nilai-nilai Islam. Hal ini membuat masyarakat

kagum atas nilai-nilai Islam yang begitu besar manfa’atnya dalam kehidupan

sehari-hari sehingga membuat mereka langsung bisa menerima ajaran Islam.

Dari sini derajat orang-orang miskin mulai terangkat yang pada awalnya

tertindas oleh para penguasa kerajaan. Islam sangat berkembang luas sampai

ke pelosok desa setelah para Wali berhasil mendidik murid-muridnya. Salah

satu generasi yang meneruskan perjuangan para Wali sampai Islam tersebar

ke pelosok desa adalah Jaka Tingkir.5 Islam di Jawa yang paling menonjol

setelah perjuangan para Wali songo adalah perpaduan adat Jawa dengan nilai-

nilai Islam, salah satu diantaranya adalah tradisi Wayang Kulit.

5 http://mbujoz.blogspot.com/2010/06/islam-masuk-ke-tanah-jawa-disusun-untuk.html waktu : 4 November 2014 pukul 21.20

Page 13: Walisongo Dalam Islamisasi di Jawa

8

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Walisongo sangat berperan besar dalam proses Islamisasi di tanah Jawa.

Walisongo banyak menggunakan metode untuk berdakwah di kala itu, dan terbukti

Islam dapat diterima oleh sebagian besar masyarakat Jawa. Islam yang dibawa oleh

Walisongo tidak melepaskan budaya Jawa melainkan berakulturasi dan menjadikan

Islam semakin diminati oleh masyarakat Jawa. Banyak mitos tentang Walisongo,

tetapi satu hal yang pasti. Walisongo adalah sembilan wali yang mencintai dan

dicintai Allah dengan usahanya membuat agama Islam diterima di sebagian besar

tanah Jawa.

Page 14: Walisongo Dalam Islamisasi di Jawa

9

DAFTAR PUSTAKA

1. http://mbujoz.blogspot.com/2010/06/islam-masuk-ke-tanah-jawa-disusun-

untuk.html

2. Solichin Salam. Sekitar Walisongo. Penerbit Menara Kudus. 1960.

3. Lembaga Research dan Survey IAIN Walisongo Semarang. Bahan-bahan Sejarah Islam di Jawa Tengah bagian Utara. Laporan hasil penelitian. 1982. Hlm 19-20

4. http://nuraenieka.blogspot.com/2011/07/dakwah-wali-songo.html