Post on 23-Oct-2015
description
TUGAS TEORI ADMINISTRASI PUBLIK
VISI DAN MISI DINAS PERTAMBANGAN DAN SUMBER
ENERGI KALIMANTAN BARAT MENURUT PERSPEKTIF
NEW PUBLIC MANAGEMENT
DOSEN : DRA. AZRITA MAGDHALENA, M.Si
DISUSUN OLEH:
SARI WULAN NINGSIH
NIM E2072131037
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2013
A. Pengertian Visi dan Misi
Visi (Vision)
Visi adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan - tujuan perusahaan
dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada masa yang
akan datang. Visi itu tidak dapat dituliskan secara lebih jelas menerangkan detail
gambaran sistem yang ditujunya, dikarenakan perubahan ilmu serta situasi yang
sulit diprediksi selama masa yang panjang tersebut. Beberapa persyaratan yang
hendaknya dipenuhi oleh suatu pernyataan visi:
Berorientasi ke depan
Tidak dibuat berdasarkan kondisi saat ini
Mengekspresikan kreatifitas
Berdasar pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi masyarakat
Menurut Wibisono (2006, p. 43), visi merupakan rangkaian kalimat yang
menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin
dicapai di masa depan. Atau dapat dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan
want to be dari organisasi atau perusahaan. Visi juga merupakan hal yang sangat
krusial bagi perusahaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka
panjang.
Dalam visi suatu organisasi terdapat juga nilai-nilai, aspirasi serta kebutuhan
organisasi di masa depan seperti yang diungkapkan oleh Kotler yang dikutip oleh
Nawawi (2000:122), Visi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang
diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang ditawarkan, kebutuhan yang
dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang
diperoleh serta aspirasi dan cita-cita masa depan.
Jadi dapat disimpulakan bahwa visi adalah cita- cita atau impian sebuah organisasi
atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan untuk menjamin kelestarian dan
kesuksesan jangka panjang.
Misi (Mission)
Misi (mission) adalah apa sebabnya kita ada (why we exist / what we believe we
can do). Menurut Prasetyo dan Benedicta (2004:8), Di dalam misi produk dan
jasa yang dihasilkan oleh perusahaan, pasar yang dilayani dan teknologi yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dalam pasar tersebut.
Pernyataan misi harus mampu menentukan kebutuhan apa yang dipuasi oleh
perusahaan, siapa yang memiliki kebutuhan tersebut, dimana mereka berada dan
bagaimana pemuasan tersebut dilakukan.
Menurut Drucker (2000:87), Pada dasarnya misi merupakan alasan mendasar
eksistensi suatu organisasi. Pernyataan misi organisasi, terutama di tingkat unit
bisnis menentukan batas dan maksud aktivitas bisnis perusahaan. Jadi perumusan
misi merupakan realisasi yang akan menjadikan suatu organisasi mampu
menghasilkan produk dan jasa berkualitas yang memenuhi kebutuhan, keinginan
dan harapan pelanggannya (Prasetyo dan Benedicta, 2004:8)
Menurut Wheelen sebagaimana dikutip oleh Wibisono (2006, p. 46-47) Misi
merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi
organisasi yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat,
baik berupa produk ataupun jasa.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus
dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan Visi. Dalam
operasionalnya orang berpedoman pada pernyataan misi yang merupakan hasil
kompromi intepretasi Visi. Misi merupakan sesuatu yang nyata untuk dituju serta
dapat pula memberikan petunjuk garis besar cara pencapaian Visi.
B. Visi dan Misi Dinas Pertambangan dan Sumber Energi Kalimantan Barat
Visi :
Mewujudkan Kalimantan Barat sebagai lumbung energi yang berkelanjutan
dan pengelolaan pertambangan yang berwawasan lingkungan untuk
kesejahteraan masyarakat.
Misi :
1. Meningkatkan kualitas dan kinerja aparatur Dinas Pertambangan dan Energi
Provinsi Kalimantan Timur dalam rangka mencapai pemerintahan yang baik
(good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean government),
transparan, akuntabel, dan bebas KKN.
2. Menjadikan sumberdaya mineral dan energi sebagai potensi riel kekuatan
ekonomi daerah.
3. Meningkatkan intensifikasi, diversifikasi, dan konservasi pertambangan dan
energi.
4. Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya energi yang terjangkau masyarakat.
5. Meningkatkan pelayanan data dan informasi pertambangan dan energi.
6. Meningkatkan pembinaan, pengawasan, dan koordinasi kegiatan
pertambangan dan energi.
C. New Public Management
New Publik Management (NPM) adalah paradigma baru dalam manajemen
sektor publik. Konsep NPM muncul pada tahun 1980-an dan digunakan untuk
melukiskan sektor publik di Inggrin dan Selandia Baru. NPM menekankan ada
control atas output kebijakan pemerintah, desentralisasi otoritas menajemen,
pengenalan pada dasar kuasi-mekanisme pasar, serta layanan yang berorientasi
customer.
Asal NPM berasal dari pendekatan atas menejemen publik dan birokrasi.
Selama ini birokrasi erat dikaitakan dengan manajemen sektor publik itu sendiri.
Birokrasi dianggap erat berkait dengan keengganan maju, kompeksitas hirarki
jabatan dan tugas, serta mekanisme pembuatan keputusan yang top-down. Fokus
dari NPM sebagai sebuah gerakan adalah pengadopsian keunggulan teknik
manajemen perusahaan sektor publik untuk diimplementasikan dalam sektor
publik dan pengadministrasiannya.
Sebagai negara yang ingin menjadi negara yang maju, Indonesia berusaha
menerapkan NPM meski ada sikap pesimis dari berbagai pihak mengenai
kesanggupan penerapannya. Salah satu yang menonjol adalah Reformasi birokrasi
Departemen Keuangan dan Badan Pemeriksa Keuangan. Dalam reformasinya,
kedua instansi ini berfokus pada pilar-pilar yang menjadi pokok perubahan
birokrasi.
Dalam reformasi birokrasinya, sebagai penerapan dari NPM, baik
Departemen Keuangan maupun Badan Pemeriksaan menggunakan konsep
Balanced Score Card, yaitu dengan membentuk strategy map dan key
performence indicators (KPI) sebagai standar dan alat pengukuran kinerja. Bisa
dikatakan bahwa dalam konsepnya kedua instansi ini sukses, hanya saja dalam
pelaksanaanya dirasa masih setengah hati, terllihat dari belum sinkronnya antara
program dengan strategi yang dibentuk, juga antara program dengan KPI, terlebih
pada anggarannya ada format DIPA. Hal ini saling berkaitan, karena money
follow functions. Ketika strategi, program beserta KPInya terbentuk secara rapi,
maka tentunya anggaran akan mengikuti mekanisme tersebut.
Selain itu, beberapa hal yang menandakan karakteristik NPM menurut
Crishtopher Hood yang telah diterapkan di Depkeu dan BPK adalah:
1. Manajemen profsional disektor publik; secara bertahap, mereka sudah mulai
menerapkan, yaitu mengelola organisasi secara profesional, memberikan
batasan, tugas pokok dan fungsi serta deskripsi kerja yang jelas, memberikan
kejelasan, wewenang dan tanggung jawab.
2. Penekanan terhadap pengendalian output dan outcome; sudah dilakukan
dengan penggunaan performance budgeting yang dirancang oleh Direktorat
Jenderal Perbendaharaan. Perubahan atas sistem anggaran yang digunakan ini
merupakan yang tepenting yang terkait dengan penekanan atas pengndalian
output dan outcome.
3. Pemecahan unit-unit kerja di sektor publik; hal ini sudah sejak lama
dilakukan oleh Depkeu juga BPK, yaitu adanya unit-unit kerja tingkat eselon
1.
4. Menciptakan persaingan disektor publik; hal ini juga sudah dilakukan, yaitu
adanya mekanisme kontrak dan tender kompetitif dalam rangka penghematan
biaya dan peningkatan kualitas serta privatisasi.
5. Mengadopsi gaya manajemen dari sektor bisnis ke sektor publik; hampir
diseluruh eselon 1 di Depkeu sudah menerapkannya, dengan adanya
modernisasi kantor baik di Ditjen Pajak, Ditjen Perbendaharaan, maupun
Ditjen Bea Cukai, juga terkait dengan pemberian remunerasi sesuai job grade
karyawan. Demikian juaga di BPK, selain modernisasi kantor dan
remunerasi, hubungan antara atasan dan bawahan semakin dinamis, gap
senioritas dan hanya muncul dalam hal-hal profesionalisme yang dibutuhkan.
6. Disiplin dan penghematan penggunaan sumber daya; dalam hal disiplin biaya,
implementasi pada kedua instansi ini masih diragukan karena masih ada aset-
aset yang dibelu melebihi spesifikasi kebutuhan. Sedangkan dalam hal
disiplin pegawai adanyamodal presensi menggunakan finger print sudah
sangat efektif dilakukan.
Penerapan New Public Management di Indonesia dapat dilihat dari
penerapan beberapa karakteristik-karakteristiknya didalam praktek-praktek yang
tengah dijalankan oleh instansi-instansi pemerintahan di Indonesia.
Terlepas dari kedua instansi pemerintahan tersebut, dalam ranah yang lebih
luas, NPM ini telah dicoba diterapkan juga pada Pemerintahan Daerah, yaitu
sejalan dengan penerapan otonomi daerah di Indonesia muali tahun 2004. Bisa
dikatakan, bahwa penerapan NPM ini memberikan dampak positif dalam
beberapa hal., misalnya peningkatan efisiensi dan produktifitas kinerja pemerintah
daerah, yang pada akhirnya mampu meningkatakan kualitas pelayanan publik. Hal
ini dapat dipahami melalui salah astu karakteristik NPM menurut Christopher
Hood, yaitu menciptakan persaingan disektor publik. Sehingga apa yang
dikatakan oleh pemerintah daerah adalah berusaha bersaing untuk memberikan
pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat, dan pada gilirannya, publiklah
yang diuntungkan dalam upaya ini.
D. Visi Dan Misi Dinas Pertambangan dan Sumber Energi Kalimantan Barat
Menurut Perspektif New Public Management
Jika dilihat dari perspektif New Public Management di Dinas
Pertambangan dan Energi bahwa Dinas Pertambangan dan Energi sudah
melakukan berbagai perubahan. Misalnya memperluas stuktur khusus, misalnya
membuat kelompok jabatan fungsional pengawasan terhadap sumber energy
potential dan juga membuat Unit Pelaksana Teknis yang memiliki tugas khusus
mengurus masalah di regional/wilayah tertentu (misalnya kecamatan) dan juga
adanya pelayanan melalui website sebagai bagian dari pemanfaatan teknologi.
Ferlie, Ashburner, Fitgerald dan Pettigrew (1997), The new puiblik
management in Action, Oxford : Oxford University Press. NPM pada dasarnya
sebagai pendekatan dalam administrasi public yang mampu menerapkan
pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari dunia manajemen bisnis dan
disiplin lain untuk memperbaiki efektivitas, effisiensi, dan kinerja pelayanan
public pada birokrasi modern. Sehingga dalam aksinya dapat berpedoman
orientasi pada :
1. The efficience drive. Mengutamakan nilai efisiensi dalam pengukuran
kinerja.
2. Downsizing and decentralization. Mengutamakan penyederhanaan struktur
memperkaya fungsi dan mendelegasikan otoritas kepada unit yang lebih kecil
agar berfungsi cepat dan tepat.
3. In search of excellence, mengutamakan kinerja optimal dengan
memanfaatkan IPTEKS.
4. Public service orientation, menekankan pada kualitas, misi dan nilai yang
hendak dicapai organisasi public, memberikan perhatian yang lebih besar
kepada aspirasi, kebutuhan dan partisipasi user dan warga masyarakat,
member otoritas lebih tinggi kepada pejabat yang dipilih masyarakat,
termasuk wakil mereka, menekankan societal learning dalam pemberian
pelayanan public, dan menekankan pada evaluasi kinerja secara
berkesinambungan, partisipasi dan akuntabilitas.
Prinsip-prinsip NPM
NPM adalah konsep payung yang menaungi serangkaina makna seperti desain
organisasi dan manajeman, penerapan kelembagaan ekonomi atas menejemen
publik, serta pola-pola kebijakan. Prinsip-prinsip NPM merupakan sebagai
berikut:
1. Penekanan pada keahlian menajemen profesioanal dalam mengendalikan
organisasi.
2. Standar-standar yang tegas dan terukur atas performa organisasi, termasuk
klarifikasi tujuan, target, dan indikator-indikator keberhasilannya.
3. Peralihan dan pemanfaatan kendali input menjadi output, dalam prosedur-
prosedur birokrasi yang seluruhnya diukur lewat indikator-indikator performa
kuantitatif.
4. Peralihan dari sistem manajemen tersentral menjadi desentralistik dari unit-
unti sektor publik.
5. Pengenalan pasa kompetisi yang lebih besar dalam seltor publik, seprti
penghematan dana dan pencapaian stanndar tinggi lewat kontrak dan
sejenisnya.
6. Penekanan pada praktek-praktek manajeman bergaya perusahaan swasta
seperti kontrak kerja singkat, pembangunan rencana korporasi, dan
pernyataan misi.
7. Penekanan pasa pemangkasan, efisiensi, dan melakukan elebih banyak
sumber daya yang sedikit.