Post on 10-Dec-2015
description
PENGOLAHAN KARET (hevea braziliensis) DI PT INSAN BONAFIDE
PABRIK CRUMB RUBBER BANJARMASIN
USULAN MAGANG
Program Studi Agribisnis
oleh:
Ribut SusantoNPM. 11.42.0024
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA)
MUHAMMAD ARSYAD Al BANJARYBANJARMASIN
2015
Usulan Magang
Judul : Pengolahan Karet (hevea braziliensis) di PT Insan Bonafide
Pabrik Crumb Rubber Banjarmasin
Nama : Ribut Susanto
NPM : 11.42.0024
Program Studi : Agribisnis
Menyetujui:
GT. Khairun Ni’mah, SP., MPPembimbing I
:
Ir. Ari Jumadi Kirnadi, MPPembimbing II
:
Mengetahui,
Ketua Program Studi,
Ir. M. Ilmi Hidayat, MPNIP. 19601027 199203 1 002
Banjarmasin, 25 Agustus 2015
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
serta karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan penulisan usulan magang yang
berjudul “Pengolahan Karet (hevea braziliensis)” di PT Insan Bonafide Pabrik
Crumb Rubber Banjarmasin . proposal ini dibuat sebagai salah satu sarat untuk
bias melaksanakan mata kuliah magang /praktek kerja lapang pada Fakultas
Pertanian Progran Studi Agribisnis Universitas Islam Kalimantan (UNISKA)
Muhammad Arsyad Al Banjary.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan usulan magang di PT
Insan Bonafide Pabrik Crumb Rubber Banjarmasin terutama kepada Dosen
Pembimbing I, Ir. Ari Jumadi Kirnadi, MP. dan Pembimbing II, Gusti Khairun
Ni’mah, SP.MP. yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan usulan ini.
Tidak lupa juga teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam penyusunan usulan
magang tersebut. Penulis menyadari bahwa penulisan usulan magang ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
dari semua pihak sangat diharapkan. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.
Banjarmasin, 25 Agustus 2015
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
PENGESAHAN ............................................................................................ i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... 3
1.3. Tujuan Magang ........................................................................... 3
1.4. Manfaat Magang.......................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 4
2.1. Diskripsi Tanaman Karet............................................................. 4
2.2. Morfologi Tanaman Karet........................................................... 5
2.3. Alat dan Bahan Penglahan Karet................................................. 6
2.4. Pengolahan Karet......................................................................... 12
III. METODLOGI MAGANG.................................................................... 18
3.1. Tempat dan Waktu Magang ....................................................... 18
3.2. Metode Pelaksanaan .................................................................... 18
3.3. Variabel yang Diamati................................................................. 19
KUISIONER.................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 22
iii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat kaya baik itu kandungan
minyak bumi, panas bumi, bahan tambang seperti batubara, emas, biji besi, nikel
sampai uranium juga terdapat di nusantara kita ini. Selain kandungan yang ada
didalamnya terdapat juga keanekaragaman hayatinya serta kesuburan
tanahnya.yang meliputi bidang bidang pertanian seperti perkebunan, kehutanan,
perikanan, peternakan dan pertanian tanaman pangan.
Keberadaan perkebunan di Indonesia memberikan harapan cerah untuk
mempercepat kemajuan di bidang ekonomi. Ada banyak tanaman perkebunan
yang sudah berkembang di Indonesia, diantaranya karet, kelapa sawit, kopi, lada,
cengkeh, teh, tembakau dan lain-lain. Di antara banyak tanaman perkebunan
tersebut yang paling berkembang saat ini adalah karet,kelapa sawit dan tembakau.
Karet (Hevea brazilliensis) merupakan komoditas perkebunan yang
peranannya sangat penting di Indonesia. Selain sebagai sumber devisa negara
kedua setelah kelapa sawit, karet juga mampu mendorong pertumbuhan sentra-
sentra ekonomi baru di wilayah-wilayah pengembangannya (Direktorat Jendral
Bina Produksi Perkebunan 2010).
Karet, banyak digunakan sebagai bahan baku barang atau peralatan,
diantaranya ban mobil, peralatan kendaraan, pembungkus kawat listrik dan
telepon, sepatu, alat kedokteran beberapa alat rumah tangga dan kantor, alat-alat
olah raga dan aspal. Dengan demikian karet memiliki pengaruh besar
1
2
bidang transportasi, komunikasi, industri, pendidikan, hibran, dan banyak bidang
bidang lain yang vital bagi kehidupan manusia (Penebar Swadaya, 2013).
Pengolahan karet memilikai posisi yang cukup penting dalam rangkaian
agribisnis karet. Pengolahan karet menentukan nilai tambah yang akan diperoleh.
Hasil sadapan yang baik apabila tidak diolah dengan optimal akan mendapatkan
harga yang rendah. oleh karena itu pengolahan karet harus diperhatikan dengan
baik, sehingga diperoleh hasil olahan karet yang bermutu dan berharga jual tinggi
(Penebar Swadaya, 2013).
Di kalimantan selatan terdapat banyak pabrik pengolahan karet milik
swasta seperti, PT Balimas, PT Hok Tong, PT Insan Bonafide, PT Bridgestone
Kalimantan Plantation, PT Busa Indah Utama, PT Dharma Kalimantan Jaya, PT
Karias Tabing Kencana, PT Kelua Raya, PT Bumi Jaya dan PT Banua Lima
Sejurus. Salah satu perusahaan bidang pengolahan karet yang terdapat di
Kalimantan Selatan adalah PT Insan Bonafide (Crumb Rubber). Perusahaan
tersebut memiliki kapasitas pabrik 36.000 ton/tahun (2007) dan merupakan salah
satu perusahaan terbesar dalam bidang pengolahan karet yang ada di Kalimantan
Selatan.
Berdasarkan latar belakang diatas maka saya tertarik untuk melaksanakan
praktek magang tentang pengolahan karet di PT Insan Bonafide Pabrik Crumb
Rubber Banjarmasin.
3
1.2 . Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pengolahan karet yang ada di PT Insan Bonafide?
2. Kendala apa saja yang dihadapi PT Insan Bonafide dalam hal pengolahan.?
1.3. Tujuan Magang
1. Mengetahui dan mempelajari pengolahan karet yang ada di PT Insan Bonafide
2. Mengetahui Kendala apa saja yang dihadapi PT Insan Bonafide dalam hal
pengolahan
1.4. Manfaat Magang
1. Agar memperoleh keterampilan dan pengalaman kerja.
2. Meningkatkan pemahaman tentang bagaimana proses pengolahan karet di PT
Insan Bonafide
3. Merupakan sarana untuk menjembatani antara PT Insan Bonafide dan
UNISKA (Universitas Islam Kalimantan).
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Diskripsi Tanaman Karet
Tanaman karet merupakan salah satu komoditi perkebunan yang
menduduki posisi cukup penting sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia,
sehingga memiliki prospek yang cerah. Oleh sebab itu upaya peningkatan
produktifitas usahatani karet terus dilakukan terutama dalam bidang teknologi
budidayanya (Anwar, 2001).
Karet adalah tanaman perkebunan tahunan berupa pohon batang lurus.
Pohon karet pertama kali hanya tumbuh di Brasil, Amerika Selatan, namun
setelah percobaan berkali-kali oleh Henry Wickham, pohon ini berhasil
dikembangkan di Asia Tenggara, dimana sekarang ini tanaman ini banyak
dikembangkan sehingga sampai sekarang Asia merupakan sumber karet alami. Di
Indonesia, Malaysia dan Singapura tanaman karet mulai dicoba dibudidayakan
pada tahun 1876. Tanaman karet pertama di Indonesia ditanam di Kebun Raya
Bogor (Deptan, 2006).
Indonesia pernah menguasai produksi karet dunia, namun saat ini posisi
Indonesia didesak oleh dua negara tetangga Malaysia dan Thailand. Lebih dari
setengah karet yang digunakan sekarang ini adalah sintetik, tetapi beberapa juta
ton karet alami masih diproduksi setiap tahun, dan masih merupakan bahan
penting bagi beberapa industri termasuk otomotif dan militer (Maryadi, 2005).
4
5
Menurut Penebar Swadaya (2013) dalam dunia tumbuhan tanaman karet tersusun
dalam sistematika sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Hevea
Spesies : Hevea braziliensis
2.2 Morfologi
Tanaman karet (Hevea brazilliensis) adalah tanaman getah-getahan.
Dinamakan demikian karena golongan ini mempunyai jaringan tanaman yang
banyak mengandung getah ( lateks ) dan getah tersebut mengalir keluar apabila
jaringan tanaman terlukai (Santosa, 2007).
Tanaman karet berupa pohon dengan ketinggian bisa mencapai 15 m
sampai 25 m. Batang tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi keatas.
Batang tersebut berbentuk silindris atau bulat, kulit kayunya halus, rata-rata
berwarna pucat hingga kecoklatan, sedikit bergabus (Siregar,1995).
Daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai anak daun. Panjang
tangkai daun utama 3-20 cm. Panjang tangkai anak daun sekitar 3-10 cm dan pada
ujungnya terdapat kelenjar. Biasanya ada tiga anak daun yang terdapat pada
sehelai daun karet. Anak daun berbentuk eliptis, memanjang dengan ujung
meruncing, tepinya rata dan gundul (Anwar, 2001).
6
Sesuai dengan sifat dikotilnya, akar tanaman karet merupakan akar
tunggang. Akar ini mampu menopang batang tanaman yang tumbuh tinggi dan
besar. Sistem perakaran yang bercabang pada setiap akar utamanya (Santosa,
2007).
Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah. Jadi jumlah biji biasanya ada
tiga kadang enam sesuai dengan jumlah ruang. Ukuran biji besar dengan kulit
keras. Warnaya coklat kehitaman dengan bercak-bercak berpola yang khas (Aidi
dan Daslin, 1995).
Bunga pada tajuk dengan membentuk mahkota bunga pada setiap bagian
bunga yang tumbuh. Bunga berwarna putih, rontok bila sudah membuahi, beserta
tangkainya. Bunga terdiri dari serbuk sari dan putik (Maryadi. 2005).
2.3. Alat dan Bahan Pengolahan Karet
Ada beberapa alat yang digunakan dalam pengolahan karet alam. Alat-alat
ini tidak semuanya digunakan dalam pengolahan setiap jenis karet. Ada alat yang
hanya digunakan untuk pembuatan jenis karet tertentu saja. Selain alat, juga
banyak digunakan bahan dalam pengolahan karet alam.
1. Mesin Penggilingan
Dalam pengolahan karet jenis sheet dan crepe biasanya digunakan mesin
penggilingan. Dikalangan pengolahan latek sheet, mesin ini sering disebut baterai
sheet. Baterai sheet ada yang terdiri dari 4, 5, atau 6 gilingan beroda dua.
Kapasitas setiap jenis baterai sheet berbeda dan tergantung pada ketebalan sheet
yang akan dibuat.
7
Mesin penggilingan untuk karet crepe dikenal dengan nama baterai crepe.
Jumlah gilingan beroda dua yang ada biasanya 3, 4, atau 5 gilingan. Baterai crepe
dengan 3 gilingan beroda dua biasanya kurang memberikan hasil gilingan yang
memuaskan, yang paling baik adalah baterai crepe dengan 5 gilingan.
2. Tangki atau Bejana Koagulasi
Tangki yang banyak digunakan adalah tangki yang terbuat dari aluminum.
Ukuran tangki yang digunakan biasanya (10 x 3 x 16) kaki. Tangki yang
berukuran besar ini biasanya disekat lagi menjadi 76 atau 91 ruang yang lebih
kecil. Untuk menyekat digunakan pelat-pelat aluminium.
Ada juga yang menggunakan tangki dengan ukuran (300 x 70 x 40) cm.
tangki ini disekat lagi menjadi ruang-ruang kecil sejumlah 75 – 90 dengan pelat-
pelat aluminium.
3. Rumah Pengeringan
Pada pembuatan karet crepe rumah pengeringan mutlak diperlukan. Tinggi
ruangan biasanya dibuat tidak lebih dari 6 m. untuk rumah pengeringan
bertingkat tingginya hanya antara 3 – 4 m. Didalam rumah pengeringan terdapat
gantar-gantar dari kayu jati dengan tebal 4 – 5 cm untuk menggantungkan karet
crepe yang akan dikeringkan.
Rata-rata rumah pengeringan menggunakan alat pemanas untuk
mempercepat pengeringan. Cara pemanasan yang sering dipakai adalah
thermosifon atau pemanasan dengan air panas serta menggunakan uap air
bertekanan rendah. Bila tanpa pemanas, waktu yang diperlukan untuk
8
mengeringkan crepe antara 2 – 4 minggu. Sedangkan dengan pemanas, waktunya
bisa dipersingkat menjadi 5 – 7 hari.
Dinding rumah pengeringan sebaiknya dibuat dari batu atau kayu. Bahan
seng kurang baik dgunakan. Atap dan dinding harus rapat agar tidak ada udara
yang merembes masuk.
4. Rumah Pengasapan
Rumah pengasapan digunakan dalam pembuatan karet sheet. Syarat
rumah asap yang baik; suhu dalam harus dapat dipertahankan sehingga praktis
tidak berubah, ventilasi dari ruang-ruangnya dapat diatur sesuai kebutuhan, serta
penambahan asap dan pemanasan dapat terjamin.
5. Kayu Bakar untuk Rumah Pengasapan
Ada beberapa macam pohon yang kayunya dapat digunakan sebagai bahan
bakar ruang pengasapan. Pohon tersebut antara lain pohon karet, akasia,
lamtorogung, dan glirisida. Kayu yang panjang biasanya dibelah dan dipotong
hingga rata-rata mempunyai ukuran panjang sektar 30 cm dengan garis tengah 10
cm.
6. Air
Dalam pengolahan karet diperlukan air, dalam jumlah yang banyak. Oleh
karena itu, air merupakan bahan yang vital. Semakin tinggi kapasitas olah suatu
pabrik, semakin besar jumlah air yang diperlukan. Air biasanya digunakan untuk
9
keperluan pengenceran lateks, pembuatan larutan kimia, pencucian hasil,
pencucian alat, dan untuk mendinginkan mesin.
Air yang digunakan dalam pengolahan karet harus memenuhi syarat;
jernih, tidak berbau, bereaksi netral, derajat kesadahan tidak boleh melebihi 6° J,
dan tidak mengandung logam-logam kimia seperti besi, tembaga, dan bikarbonat.
7. Bahan Bahan Kimia
1. Bahan Pembeku
Untuk proses pembekuan lateks ada beberapa macam bahan kimia yang
bias digunakan. Biasanya adalah jenis-jenis asam, seperti asam format atau asam
semut dan asam asetat atau asam cuka.
2. Bahan Pengelantang
Bahan ini digunakan untuk mendapatkan warna yang diinginkan dari
karet. Biasanya warna lateks kekuningan sampai kuning. Bahkan beberapa klon
karet tertentu seperti Ciranji 1 lateksnya berwarna terlalu kuning. Bahan
pengelantang seperti RPA-3 dapat menguranginya hingga sesuai dengan yang
diinginkan pasar.
3. Bahan Vulkanisasi
Bahan kimia ini diperlukan dalam vulkanisasi agar kompon karet cepat
matang. Yang bias digunakan untuk keperluan ini adalah belerang. Selain untuk
vulkanisasi karet alam, belerang juga digunakan untuk vulkanisasi karet sintetis.
10
Selain belerang bahan-bahan seperti damar fenolik, peroksida organik, radiasi
sinar gamma, serta uretan, juga dapat digunakan.
4. Bahan Pencepat Reaksi
Bahan pencepat reaksi digunakan untuk mengatasi kelambatan dalam
proses vulkanisasi. Berdasarkan jenisnya ada beberapa macam bahan pencepat
reaksi. Dari golongan thiazol contohnya MBT dan MBTS. Dari golongan
guanidine contohnya DPG dan DOTG. Dari golongan sulfenamida contohnya
CBS, dan Santocure NS. Dari golongan dithiokarbamat contohnya ZDC dan
ZDCB. Dari golongan thiuram sulfide contohnya TMTM dan TMTD. Satu atau
beberapa kombinasi bahan pencepat tersebut bias dipilih untuk digunakan.
5. Bahan Penggiat
Fungsi bahan penggiat adalah menambah cepat kerja bahan pencepat
reaksi. Contohnya adalah seng oksida dan asam stearate.
6. Bahan Antioksidan dan Antiozonan
Fungsi bahan ini untuk melindungi karet dari kerusakan karena pengaruh
oksigen maupun ozon yang terdapat di udara. Bahan kimia ini biasanya juga tahan
terhadap pengaruh ion-ion tembaga, mangan dan besi. Selain itu, juga mampu
melindungi terhadap suhu tinggi, retak-retak, dan lentur. Dari golongan
antioksidan turunan difenil amina contohnya Nonox OD. Adapun anti ozonan
yang paling banyak digunakan adalah turunan parafenilen diamina seperti
Santoflex 13, Nonox DPPD, dan UOP 88.
11
7. Bahan Pelunak
Bahan pelunak berfungsi memudahkan pembuatan karet dan pemberian
bentuk. Karet yang diberi bahan pelunak bias menjadi empuk. Bahan pelunak
yang banyak digunakan antara lain minyak neftenik, minyak nabati, minyak
aromatik, ter pinus, lilin parefin, faktis, damar, dan bitumen.
8. Bahan Pengisi
Ada dua macam bahan pengisi dalam proses pengolahan karet. Yaitu
bahan pengisi yang tidak aktif dan bahan pengisi yang aktif atau bahan pengisi
yang menguatkan. Bahan pengisi tidak aktif hanya menambah kekerasan dan
kekuatan pada karet yang dihasilkan, tetapi kekuatan dan sifat lainnya menurun.
Contohnya kaolin, tanah liat, kalsium karbonat, magnesium karbonat, dan barium
sulfat. Sedangkan bahan pengisi aktif mampu menambah kekerasan, ketahanan
sobek, ketahanan kikisan, serta tegangan putus yang tinggi pada karet yang
dihasilkan. Bahan pengisi aktif atau penguat contohnya karbon hitam, silica,
aluminium silika, dan magnesium silika.
9. Bahan Pewarna
Jenis karet tertentu membutuhkan warna dalam pengolahannya. Untuk
keperluan inilah bahan pewarna diberikan.
12
10. Bahan Peniup
Fungsi bahan ini memberikan pori yang menyebabkan karet menjadi
ringan dan empuk. Bahan peniup ini terutama digunakan pada pembuatan karet
mikro seluler, contohnya Porofor BSH dan Vucacel.
11. Bahan Pencegah Pravulkanisasi
Fungsi bahan ini mencegah terjadinya pravulkanisasi yang tidak
diinginkan pada bagian ekstruder mesin acuan injeksi. Biasanya bahan ini
ditambahkan pada kompon karet tertentu, misalnya kompon karet untuk acuan
injeksi. Contohnya adalah Santogard PVI dan Vulcalent A.
12. Bahan Pewangi
Bau karet yang khas serta bau bahan kimia yang tidak enak dapat
dihilangkan dengan menambahkan bahan pewangi. Walaupun tidak semua jenis
karet menggunakan bahan pewangi, tetapi ada beberapa jenis yang
menggunakannya. Contoh bahan pewangi antara lain Rodo 10.
2.4. Pengolahan Karet
Koagulum lapangan adalah lateks hasil penyadapan pohon Hevea
brasilinsies yang menggumpal secara alami ataupun dengan adanya penambahan
bahan penggumpal. Bahan penggumpal yang dianjurkan untuk lateks kebun
meliputi asam format dan asam asetat, dengan dosis penambahan yang berbeda
untuk tiap bahan penggumpal tersebut. Beberapa jenis koagulum lapangan adalah
seperti dipaparkan berikut ini :
13
1. Lump adalah koagulum lapangan yang terbentuk pada mangkok–mangkok
penampung lateks kebun beberapa jam setelah penyadapan lateks.
2. Slab adalah gumpalan yang berasal dari lateks kebun yang sengaja
digumpalkan dengan zat penggumpal dan dari lump mangkok segar yang
direkatkan dengan atau tanpa lateks.
3. Skrep adalah lateks kebun yang telah mengering pada bidang sadap.
4. Sit angin adalah lembaran karet yang diperoleh dengan cara menggumpalkan
dan menggiling koagulum lateks, kemudian dikeringkan di udara terbuka.
Petani karet seringkali menggumpalkan lateks tidak mengikuti prosedur
yang ditetapkan karena menggunakan bahan penggumpal yang tidak semestinya
seperti tawas, asam sulfat dan sari buah, bahkan dalam koagulum lapangan yang
dihasilkan petani terkadang ditambah dengan kontaminan seperti pasir, tatal, kayu
dan bahkan vulkanisat karet. Hal ini dimaksudkan untuk menambah berat
koagulum sehingga diperoleh keuntungan yang lebih tinggi. Masuknya bahan–
bahan kontaminan dalam koagulum ini dapat juga terjadi secara tidak sengaja
karena petani menggumpalkan dan menyimpan lateksnya di suatu lubang dalam
tanah. Karena banyak mengandung kontaminan, koagulum lapangan digunakan
pada pembuatan karet mentah jenis brown crepe, SIR 10, dan SIR 20 yang
umumnya untuk ban kendaraan bermotor.
14
1. Karet Sheet
Prinsip pengolahan karet ini adalah mengubah lateks segar menjadi
lembar-lembaran lewat proses penyaringan, pengenceran, pembekuan,
penggilingan, dan pengasapan.
2. Karet Crepe
Prinsip pengolahan karet crepe adalah mengubah lateks segar dari kebun
menjadi lembaran crepe melalui proses penyaringan, pengenceran, pembekuan,
penggilingan, dan pengeringan.
3. Karet Spesifikasi Teknis (Crumb Rubber)
Pada intinya penglahan karet spesfikasi teknis dimaksudkan untuk
mengubahcara cara pengolahan yang konvensional. Prinsipnya adalah usaha
menghasilkan karet yang dapat diketahui dan terjamin mutu teknisnya, disajikan
beserta uji coba laboratorium, pengepakan dalam bongkah kecil, mempunyai berat
dan ukuran yang seragam, serta ditutup dengan lembar plastik polyethylene.
15
Gambar 1. Diagram Pengolahan Karet Sheet
Lateks segar dari kebun
Saringan
Bak pencampur(penetapan kadar karet kering)
Bak pengencer(diencerkan dengan air ± 15%)
saringan
Bak koagulasi(penambahan bahan koagulan, pembekuan selama 3 – 4 jam)
Gilingan sheet
Lembaran sheet direndamLalu dicuci hingga bersih
Digantung
Rumah Pengasapan (diasap sekitar 5 hari suhu 50 - 60° C)
Sortasi(pemeriksaan mutu sheet, pemisahan menurut mutu)
Pembuatan bandela
Pengepakan
16
Gambar 2. Diagram Pengolahan Karet Crepe
Lateks segar dari kebun
Saringan
Bak pencampurLatek dari kebun
Bak pengencer(penetapan kadar karet kering)
saringan
Bak pencampur (diencerkan dengan air sekitar 20%, ditambah natrium bisulfit sebagai pemutih
crepe)
Bak koagulasi (ditambah bahan koagulan)
Gilingan crepe(lembar crepe hasil gilingan direndam dan dicuci)
Digantung
Rumah pengeringan(suhu udara 33° C, selama kurang lebih 6 hari)
Sortasi(pemeriksaan mutu sheet, pemisahan menurut mutu)
Pembuatan bandela pengepakan
17
Gambar 3. Diagram Pengolahan Karet Spesifikasi Teknis (Crumb Rubber)
Lateks segar dari kebun
Saringan
Bak koagulasi (ditambah bahan koagulan dan pemutih warna)
Pembutiran (dikerjakan dengan mesin pisau berputar atau peletiser)
Pencucian
Pengeringan (dengan mesin pengeing dan ban berjalan)
pengepakan
III. METODOLOGI MAGANG
3.1. Tempat dan Waktu Magang
1. Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan magang dilaksanakan di PT Insan Bonafide Pabrik Crumb
Rubber Banjarmasin.
2. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan Magang dimulai pada bulan agustus 2015 sampai bulan
oktober 2015. Dimulai dari persiapan magang, survai awal lokasi magang,
pengajuan surat permohonan magang, pelaksanaan magang sampai pengolahan
hasil magang untuk dijadikan laporan magang.
3.2. Metode Pelaksanaan
1. Observasi dan Partisipasi aktif
Melakukan pengamatan secara langsung di lapangan, terutama yang
berkaitan dengan proses pengolahan karet, ikut serta dan berpartisipasi aktif pada
semua kegiatan yang dilakukan selama pengolahan.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap responden dalam hal ini adalah pimpinan,
pembimbing di tempat magang, staf atau karyawan tempat magang dengan cara
menanyakan langsung Sehingga diperoleh informasi yang jelas.
18
19
3.3. Variabel yang Diamati
1. Proses dan tahap pengolahan karet dari lump menjadi bahan setengah jadi.
2. Apa saja permasalahan yang dihadapi dalam pengolahan karet.
KUISIONER
Nama perusahaan : PT Insan Bonafide Banjarmasin
Alamat : Jl Barito Hulu, Pelambuan, Banjarmasin Barat
1. Perusahan mendapatkan bahan baku dalam bentuk apa?
a. Lateks
b. Lump
c. sleb
2. Dari mana perusahaan mendapatkan bahan baku?
3. Perlakuan apa yang harus diberikan terhadap bahan baku sebelum diolah?
a. Lateks
b. Lump
c. Sleb
4. Bahan apa yang digunakan dalam pengolahan karet?
5. Alat apa yang digunakan dalam pengolahan karet?
6. Tahapan/proses apa saja yang ada dalam pengolahan karet?
7. Dalam bentuk apa saja karet akan dihasilkan?
8. Hal apa yang akan dilakukan sebelum produk pengolahan karet dinyatakan
berhasil?
9. Kualitas apa saja karet dihasilkan?
10. Apa saja masalah yang sering terjadi dalam pengolahan karet?
20
21
11. Bagimana cara mengatasi masalah yang ada dalam pengolahan karet?
12. Kemana saja memasarkan produk yang dihasilkan?
13. Dalam bentuk apa produk dipasarkan?
DAFTAR PUSTAKA
Anonim ,Statistic Perkebunan Indonesia 2004-2006: Karet (Jakarta: Dirjen Perkebunan Departemen Pertanian, 2006).
Balai Penelitian Perkebunan Bogor, Petunjuk Pembuatan Barang Dari Karet Alam (Jakarta: PT Kinta, 1985).
Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan,2010.Statistik Perkebunan Indonesia Tahun 2009-2011,Departemen Pertanian,Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan,Jakarta.
Goutara, dkk., Dasar Pengolahan Karet (Bogor: Fatemate-IPB, 1976).
Swadaya Penebar. 2013. Panduan Lengkap Karet.
RNC dan BN, “50 Jenis Produksi Karet Hasil Diversifikasiuntuk Raih Nilai Tambah”, Warta Bursa Komoditi, No.97, hal.5-7, 4 Februari 1992.
Suparto, T.I., “Karet Sintetis Belum Bias Menggantikan Karet Alam “, Bisnis Indonesia, 16 Mei 1990.
22