Post on 22-Nov-2021
i
Modul Edukasi Literasi Keuangan Islami dan Produk
Halal untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Magister Pendidikan Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan
Disusun oleh: Ikka Nur Wahyuny, B.Ed.
Usaha Berkah
Rejeki Melimpah
ii
Modul Edukasi Literasi Keuangan Islami dan Produk Halal untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Penulis, Desain, dan Layout: Ikka Nur Wahyuny Konsultan Ahli: Prof. Dr. Wiedy Murtini, M.Pd. Lukman Hakim, S.E., M.Si., Ph.D. Validator Ahli: Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum. Dr. Suharno, M.Pd. Lukman Hakim, S.E., M.Si., Ph.D. Nuryanto Harimurti, S.E.I.
Magister Pendidikan Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan
Hak cipta © 2017 milik Ikka Nur Wahyuny
Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang untuk
memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi modul dalam bentuk apapun, baik untuk kepentingan pribadi maupun komersial
tanpa ijin tertulis dari penulis.
iii
Modul ini disusun untuk memudahkan pelaku usaha mikro, kecil, dan
menengah memahami Islamic financial and Literasi Halal .
Hasil yang optimal akan didapat dalam penggunaan modul ini
dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
I. Baca dan pahami dengan seksama uraian materi di tiap bagian
modul.
II. Kerjakan setiap tugas/tes evaluasi untuk mengetahui tingkat
pemahaman terhadap materi yang dipelajari.
Tujuan Praktis Modul
Petunjuk Penggunaan Modul
iv
Allah akan memberikan rahmat
kepada seseorang yang berusaha
dari yang baik,
membelanjakan uang secara
sederhana,
dan dapat menyisihkan kelebihan
untuk menjaga saat dia miskin
dan membutuhkannya
[HR Muslim & Ahmad]
"
"
v
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wa Barakatuh
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Alhamdulillah atas segala kesempatan yang telah Tuhan
Semesta Alam berikan sehingga Modul Edukasi Literasi Keuangan
Islam dan Produk Halal untuk UMKM yang selama ini wacana,
menjadi rencana, dan dapat terlaksana, atas izin-Nya.
Bekerjasama dengan Departemen Perbankan Syariah Otoritas
Jasa Keuangan (DPBS OJK), modul edukasi ini bertujuan untuk
membantu pelaku usaha, start up, dan wirausaha muda untuk
memahami dasar-dasar pengelolaan dan usaha yang sesuai dengan
norma syariah.
Modul ini akan membahas materi pengelolaan keuangan usaha
terdiri dari pengelolaan keuangan sederhana, transaksi yang bathil
dalam perdagangan, hutang dan pinjaman, simpanan, investasi, dan
asuransi. Materi edukasi halal terdiri dari definisi halal dan haram,
produk halal, produk haram, dan juga sertifikasi halal. Selain materi,
terdapat pula evaluasi pembelajaran.
Diharapkan usaha yang dibangun tak hanya menguntungkan di
dunia, namun memberikan manfaat di akherat.
Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wa Barakatuh
Yogyakarta, 25 Maret 2017
Ikka Nur Wahyuny
vi
Silabus merupakan acuan yang digunakan untuk penyusunan
rencana pembelajaran-pelatihan. Silabus terdiri dari Standar
Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dan Tujuan dari pelatihan.
I. Standar Kompetensi
Literasi Keuangan Islami
Literasi Halal
II. Kompetensi Dasar
Memahami Literasi Keuangan Islami
Memahami Literasi Halal
III. Indikator
Mampu mendeskripsikan materi Literasi Keuangan Islami
Mampu menjelaskan kembali materi Literasi Halal
IV. Tujuan
Peningkatan pemahaman pengelolaan keuangan secara islami.
Peningkatan pemahaman pengolahan produk halal.
Silabus Modul
vii
Sasaran : Pelaku UMKM
Materi : Literasi Keuangan Islamidan Literasi Halal
Alokasi Waktu : 8 x 60 menit
I. Standar Kompetensi
Literasi Keuangan Islami
Literasi Halal
II. Kompetensi Dasar
Memahami Literasi Keuangan Islami
Memahami Literasi Halal
III. Indikator
Mampu mendeskripsikan materi Literasi Keuangan Islami
Mampu menjelaskan kembali materi Literasi Halal
IV. Tujuan
Peningkatan pemahaman pengelolaan keuangan secara islami.
Peningkatan pemahaman pengolahan produk halal
V. Materi Pokok
A. Materi Literasi Keuangan Islamiterdiri dari
1. Pengelolaan keuangan sederhana
2. Transaksi yang bathil dalam perdagangan
3. Hutang dan pinjaman
4. Simpanan, investasi, dan asuransi.
B. Materi Literasi Halal terdiri dari
1. Definisi halal dan haram
2. Produk halal
3. Produk haram
4. Sertifikasi halal
Rencana Pelaksanaan Pelatihan
viii
VI. Strategi dan Metode Pembelajaran
Strategi: Interaktif Lecturing
Metode: Ceramah, Tanya Jawab, diskusi, dan demonstrasi
VII. Sumber: Modul
VIII. Skenario Pelatihan
Pendahuluan
Fasilitator membuka sesi pelatihan dengan doa.
Fasilitator menyampaikan motivasi berwirausaha yang
halal dan berkah.
Kegiatan Inti
Sesi pelatihan diawali dengan pertanyaan sehari-hari
mengenai materi yang akan dipelajari.
Fasilitator membimbing para peserta untuk mempelajari
modul materi demi materi.
Peserta disilakan untuk bertanya jika ada materi-materi
yang belum dipahami.
Peserta dibimbing untuk menyelesaikan soal evaluasi.
Penutup
1. Fasilitator bersama peserta merangkum materi yang telah
disampaikan.
2. Fasilitator meminta peserta mempelajari materi berikutnya
sendiri-sendiri untuk persiapan pertemuan selanjutnya.
3. Fasilitator mengakhiri pertemuan dengan doa.
ix
I. Deskripsi
Modul ini memiliki penjelasan bertahap mengenai pengelolaan
keuangan usaha yang sesuai dengan nilai-nilai islami (syariah).
Modul ini membahas materi pengelolaan keuangan usaha terdiri
dari pengelolaan keuangan sederhana, transaksi yang bathil dalam
perdagangan, hutang dan pinjaman, simpanan, investasi, dan
asuransi.
Materi edukasi halal terdiri dari definisi halal dan haram, produk
halal, produk haram, dan juga sertifikasi halal. Selain materi,
terdapat pula evaluasi pembelajaran.
Modul ini akan membantu pelaku usaha untuk memahami cara
mengelola usaha yang berkah.
Untuk memudahkan peserta dalam memahami konsep, di modul
ini juga diberikan beberapa contoh soal yang terkait dengan materi
dan latihan-latihan soal untuk meningkatkan pemahaman konsep
yang diberikan. Untuk memudahkan peserta dalam mempelajari bab
ini, di modul akan diberikan rangkuman materi pada akhir bab ini.
Soal evaluasi akhir digunakan untuk mengetahui pemahaman
peserta terhadap keseluruhan materi.
Gambaran Umum Modul
x
II. Petunjuk Penggunaan Modul
Bagi Pelaku UMKM
Bacalah dan pelajari modul ini. Berilah catatan pada
halaman yang telah disediakan jika memiliki pertanyaan.
Tanyakan pada fasilitator jika ada pertanyaan.
Kerjakan semua tugas yang ada pada modul untuk
menambah pemahaman materi.
Setelah mengerjakan setiap tugas yang ada pada modul
ini, maka anda yang mendapat skor nilai:
a. Lebih dari 70, maka anda dapat melanjutkan pada
materi berikutnya.
b. Antara 40-60, maka anda harus mengulang latihan
soal yang anda kerjakan.
c. Kurang dari 40, maka anda harus mengulang materi
pada modul.
Bagi fasilitator
Fasilitator membantu peserta untuk mempelajari modul.
Tujuan Akhir
Tujuan akhir yang diharapkan setelah menggunakan modul ini
peserta dapat memahami kaidah Islamic financial and Literasi
Halal serta dapat menerapkan konsep tersebut dalam
pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
xi
Organisasi Materi
xii
Tujuan Praktis Modul ................................................................... iii Petunjuk Penggunaan Modul ....................................................... iii Kata Pengantar .............................................................................. v Silabus Modul ............................................................................... vi Rencana Pelaksanaan Pelatihan ................................................... vi Gambaran Umum Modul ............................................................. ixOrganisasi Materi ........................................................................ xi Daftar Isi ..................................................................................... xiiKenali Pengetahuan Kita ............................................................ xiii
Bab 1 Mencari Nafkah dalam Islam ................................................ 1 A. Bekerja dalam Islam ................................................................... 2 B. Hal yang Dilarang dalam Bekerja ................................................ 3 C. Rangkuman .............................................................................. 10 D. Uji Pemahaman 1 ..................................................................... 11 E. Studi Kasus 1 ............................................................................ 12
Bab 2 Pengelolaan Keuangan Sederhana ...................................... 13 A. Mengelola Uang Secara Sederhana ......................................... 14 B. Mengatur Prioritas .................................................................. 15 C. Mulai Mencatat Keuangan ...................................................... 15 D. Rangkuman ............................................................................. 20 E. Uji Pemahaman 2 .................................................................... 21 F. Studi Kasus 2 ........................................................................... 22
Bab 3 Hutang dan Pinjaman ......................................................... 23 A. Hutang dalam Islam ................................................................ 24 B. Bahaya Berhutang ................................................................... 24 C. Syarat dan Adab Berhutang .................................................... 25 D. Rangkuman ............................................................................. 28 E. Uji Pemahaman 3 .................................................................... 29 F. Studi Kasus 3 ........................................................................... 30
Bab 4 Tabungan, Investasi, dan Asuransi ...................................... 31 A. Simpanan untuk Masa Depan ................................................. 32 B. Waspada Lembaga Keuangan Ilegal ........................................ 33 C. Rangkuman ............................................................................. 34 D. Uji Pemahaman 4 .................................................................... 35
Daftar Isi
xiii
E. Studi Kasus 4 ........................................................................... 36
Uji Pemahaman Keuangan Islami ................................................. 37 Bab 5 Halal dan Haram ................................................................. 41
A. Membedakan Definisi Halal, Haram, Syubhat, dan Makruh ..... 42 B. Bahaya Mengonsumsi dan Menjual Produk Haram ................. 43 C. Rangkuman .............................................................................. 42 D. Uji Pemahaman 5 ..................................................................... 45 E. Studi Kasus 5 ............................................................................ 47
Bab 6 Makanan yang Halal ........................................................... 48 A. Macam-Macam Makanan Halal ............................................... 49
1. Halal Cara Mendapatkannya ........................................... 49 2. Halal Zatnya ..................................................................... 50 3. Halal Cara Mengolahnya ................................................. 51 4. Adab Menyembelih Hewan ............................................. 53
B. Rangkuman .............................................................................. 54 C. Uji Pemahaman 6 ..................................................................... 55 D. Studi Kasus 6 ............................................................................ 56
Bab 7 Makanan yang Haram ......................................................... 57 A. Makanan yang Diharamkan ..................................................... 58 B. Rangkuman .............................................................................. 65 C. Uji Pemahaman 7 ..................................................................... 66 D. Studi Kasus 7 ............................................................................ 67
Bab 8 Sertifikasi Halal ................................................................... 68 A. Macam-macam logo halal ........................................................ 69 B. Prosedur Sertifikasi Halal ......................................................... 70 C. Alur Pendaftaran Sertifikasi Halal ............................................. 71 D. Rangkuman .............................................................................. 74 E. Uji Pemahaman 8 ..................................................................... 75 F. Studi Kasus 8 ............................................................................ 76
Uji Pemahaman Halal ........................................................................ 77 Kunci Jawaban .................................................................................. 80 Daftar Pustaka .................................................................................. 81
xiv
Saya boleh berjualan gorengan dengan modal pinjam ke
rentenir
Ya / Tidak
Saya tidak perlu berzakat kalau sudah sedekah Ya / Tidak
Saya berzakat jika harta saya sudah mencapai batas
tertentu dalam satu tahun
Ya / Tidak
Saya memisahkan catatan uang usaha dan uang keluarga Ya / Tidak
Saya lebih suka pinjam uang di rentenir daripada
bank/bmt karena lebih cepat.
Ya / Tidak
Ayam tiren boleh dimakan karena ayam itu halal. Ya / Tidak
Boleh mengonsumsi makanan yang diambil dari
gunungan/upacara adat.
Ya / Tidak
Kuas bristle dapat digunakan untuk mengolesi makanan yg
saya jual
Ya / Tidak
Burung yang ditembak boleh dimasak dan dimakan. Ya / Tidak
Bangkai ikan yang mengambang di air laut/sungai boleh
dimasak.
Ya / Tidak
Kenali Pengetahuan Kita!
1
Mencari Nafkah dalam Islam
Bab Pertama
Mengetahui tuntunan bekerja menurut Islam
Menjelaskan hal yang dilarang dalam bekerja
2
A. Bekerja dalam Islam
Manusia diciptakan di dunia agar mereka dapat bekerja, berusaha
dan bersungguh-sungguh. Para nabi pun bekerja, Abu Bakar
radhiallahu ‘anhu pun berdagang
Umar Radiyallahu`anhu pernah berkata:
“Wahai para pembaca Qur’an (yaitu ahli ibadah), angkatlah kepada
kalian, sehingga teranglah jalan. Lalu berlombalah dalam kebaikan.
Dan janganlah menjadi beban bagi kaum muslimin”
“Seseorang itu sudah cukup dikatakan sebagai pendosa jika ia
menelantarkan orang-orang yang menjadi tanggungannya”
Jadi seorang muslim harus bertanggungjawab terhadap keluarga dan
anak-anaknya dengan mencari nafkah yang halal. Seorang muslim
harus bisa memenuhi kebutuhannya tanpa menjadi beban orang lain.
Umar bin Al Khaththab Radhiyallahu‘anhu pernah melarang para
pedagang (pelaku pasar) yang tidak mengetahui hukum-hukum jual
beli untuk memasuki pasar.
3
B. Hal yang Dilarang dalam Bekerja
Pedagang harus mengerti hal-hal penting yang wajib diketahuinya.
Misal syarat sahnya jual beli, yang tanpanya jual beli dan kontrak
menjadi rusak, diantara syarat-syarat tersebut adalah:
1. Timbangan yang jelas (diketahui dengan jelas berat barangnya).
2. Barang dan harga yang jelas saat pembelian dan pembayaran.
3. Mempunyai jatuh tempo yang jelas (jika kredit).
4. Semua yang terlibat ridho dengan usaha yang dijalankan.
Bekerja merupakan kewajiban setiap muslim. Tentu bekerja harus
yang halal, namun kadang uang yang kita dapat tak mencukupi
kebutuhan dan mencari berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan.
“Benar-benar akan datang kepada manusia suatu masa, pada saat itu
orang tidak lagi mempedulikan dari mana ia mendapatkan harta
kekayaan, apakah dari jalan yang halal ataukah jalan yang haram.”
(HR Bukhori)
4
Namun sebagai seorang muslim, kita harus tetap mencari nafkah
yang halal.
“…..wahai sekalian manusia. Carilah rezeki dengan cara yang baik.
Jika ada yang merasa rezekinya terhambat, maka janganlah ia
mencari rezki dengan berbuat maksiat, karena karunia Allah tidaklah
di dapat dengan perbuatan maksiat.”
(HR Al Hakim dan selainnya)
Mencari nafkah adalah ibadah, maka tidak hanya soal banyaknya
harta saja tapi juga soal harta halal dan berkah. Kita harus
mengetahui apa saja yang dilarang dalam mencari nafkah:
1. Tidak berjualan di waktu solat Jumat
2. Tidak berjualan di masjid
3. Tidak menjual atau memproduksi barang haram.
4. Tidak boleh curang dalam timbangan.
Selain itu, ada juga berbagai kegiatan yang haram dilakukan dalam
mencari nafkah, antara lain:
a . Perjudian
Mendapat uang dari hasil judi atau
taruhan dalam Islam dilarang, karena
menimbulkan banyak efek negatif.
Pertaruhan dan perjudian disebut juga
MAYSIR.
5
b . Ketidakjelasan
Gharar atau taghrir adalah tidak ada kejelasan dan jaminan dari:
1 ) Kualitas barang yang diperjualbelikan
2 ) Jumlah barang yang diperjualbelikan
3 ) Harga barang
4 ) Waktu pembayaran uang/penyerahan
barang.
Jadi ketika bertransaksi harus jelas apa
barangnya, berapa jumlahnya, berapa harganya, dan kapan
pembayaran dan serah terima barangnya. Penjelasan barang yang
ada dalam perjanjian harus sesuai dengan barang yang diterima oleh
pembeli. Karena ketidak jelasan dalam perdagangan tak hanya
berdosa tapi juga merugikan.
c . Pemaksaan
Pemaksaan ancaman fisik atau memanfaatkan keadaan seseorang
yang sedang butuh untuk menjual barang dengan harga yang tidak
wajar. Pemaksaan ini disebut Ikrah.
d . Menyembunyikan Keadaan Sebenarnya dari Perjanjian
Menyembunyikan fakta-fakta yang seharusnya diketahui oleh pihak
yang terkait dalam akad sehingga mereka dapat melakukan kehati-
hatian, disebut juga ghish.
6
e . Membeli dari Penjual yang Butuh Uang
Jual beli ketika penjual BU (butuh uang) tidak diperbolehkan dalam
Islam dan disebut Bai’ Al Mudtar. Saat penjual BU, pembeli dapat
memaksa penjual memberi harga yang terlalu murah karena sang
penjual yang butuh uang.
f . Riba
Riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal
secara bathil.
“Rasulullah SAW mengutuk orang yang menerima riba, orang yang
membayarnya dan orang yang mencatatnya, dan dua orang saksinya,
kemudian Beliau bersabda, “Mereka itu semuanya sama”.
(HR.Muslim)
Kegiatan yang termasuk ke dalam riba adalah:
1) Kelebihan yang diambil dari pinjaman/bunga, disebut juga riba
qardh.
2) Denda yang dibayarkan karena peminjam telat bayar hutang,
disebut riba jahiliyah.
3) Pertukaran barang yang tidak adil, disebut riba fadhl.
4) Adanya perbedaan, perubahan, atau tambahan antara yang
diserahkan saat ini dengan yang
diserahkan di waktu lain disebut
Riba Nasi’ah.
7
g . Menaikkan Harga Berlebihan
Penjual memberikan tawaran harga diatas rata-rata harga pasar
tanpa disadari oleh pihak pembeli (nuthuk) harga, disebut juga
Ghabn.
h . Berpura-pura Membeli dan Menawar
Orang berpura-pura menawar barang dipasar dengan tujuan untuk
menjebak orang lain agar ikut dalam proses tawar menawar tersebut
sehingga orang ketiga ini akhirnya membeli barang dengan harga
yang jauh lebih mahal dari harga sebenarnya, disebut juga Bai’
Najash.
i. Spekulasi
Disebut juga ihtikar atau menimbun barang-jasa yang diperlukan
masyarakat dan kemudian si pelaku menjualnya lebih mahal .
Menimbun BBM, Gas LPG dan barang-barang lainnya di saat krisis
dilarang dalam Islam karena merugikan masyarakat.
“Barangsiapa yang menimbun (barang & jasa kebutuhan pokok) maka
telah melakukan suatu kesalahan.”
8
j . Tadlis
Pedagang yang sengaja mencampur barang yang berkualitas baik
dengan barang yang berkualitas buruk untuk memberatkan
timbangan dan mendapat keuntungan lebih banyak
Tindakan oplos yang hari ini banyak dilakukan termasuk kedalam
kategori tindakan tadlis ini. Penipuan jumlah, kualitas, harga, serta
waktu penyerahan dari perjanjian perdagangan juga disebut tadlis.
k . Mencegat Penjual yang Mau ke Pasar dan Membeli
dengan Harga Lebih Rendah
“Janganlah menyambut para pedagang luar. Barangsiapa yang
menyambutnya lalu membeli barang darinya lantas pedagang luar
tersebut masuk pasar (dan tahu ia tertipu dengan penawaran harga
yang terlalu rendah), maka ia punya hak khiyar (pilihan untuk
membatalkan jual beli)” (HR. Muslim no. 1519).
Jika kita berjual beli dengan sama-sama ridho dan harga tidak
merugikan penjual, maka penjualan tersebut dihalalkan .
9
l . Menjadi Calo untuk Orang Desa (Pedalaman)
Tidak boleh menjadi calo dengan harga yang menipu. Namun ada
beberapa syarat yang ditetapkan oleh para ulama yang menyebabkan
jual beli ini menjadi terlarang, yaitu:
1) Barang yang ditawarkan untuk dijual adalah barang yang umumnya
dibutuhkan oleh orang banyak, baik berupa makanan atau yang
lainnya. Jika barang yang dijual jarang dibutuhkan, maka tidak
termasuk dalam larangan.
2) Jual beli yang dimaksud adalah untuk harga saat itu. Sedangkan
jika harganya dibayar secara diangsur, maka tidaklah masalah.
3) Orang desa tidak mengetahui harga barang yang dijual ketika
sampai di kota. Jika ia tahu, maka tidaklah masalah.
Duabelas kegiatan / transaksi dalam bekerja dan berdagang yang
dilarang sudah dijelaskan. Semoga kita terhindar dari kegiatan-
kegiatan yang dilarang oleh agama dan dapat memberi nafkah yang
halal serta berkah untuk keluarga.
10
1. Seorang muslim harus bertanggungjawab terhadap keluarga
dan bisa memenuhi kebutuhannya tanpa menjadi beban orang
lain.
2. Umar bin Al Khaththab Radhiyallahu ‘anhu pernah melarang
para pedagang (pelaku pasar) yang tidak mengetahui hukum-
hukum jual beli untuk memasuki pasar.
3. Mencari nafkah adalah ibadah, tidak hanya soal banyak saja
tapi juga soal halal dan berkah.
4. Tidak berjualan di waktu solat Jumat, Tidak berjualan di masjid,
Tidak menjual atau memproduksi barang haram, Tidak boleh
curang dalam timbangan.
5. Ada 12 transaksi yang dilarang untuk dilakukan, seperti
perjudian (maysir), ketidakjelasan (gharrar), riba, bai' almudtar,
ikrah, ghabn, bai' najash, ihtikar, ghish, tadlis, percaloan, dan
risywah.
Rangkuman
11
Menjual barang haram boleh, karena kita tidak
makan barang yang kita jual.
Ya / Tidak
Boleh bertaruh, asal menggunakan uang halal. Ya / Tidak
Menjual dengan harga lebih tinggi tidak apa-apa
karena pembeli tidak tahu harga aslinya.
Ya / Tidak
Membantu penjual lain dengan berpura-pura
membeli barang diperbolehkan.
Ya / Tidak
Berjualan di masjid dibolehkan asal yang dijual
produk halal.
Ya / Tidak
Uji Pemahaman 1
12
Sumber: KR (2017)
Apakah menaikkan harga tiket parkir seperti kasus di atas diperbolehkan dalam Islam?
Studi Kasus 1
13
Pengelolaan Keuangan Sederhana
Bab Kedua
A. Mengelola uang secara sederhana.
B. Mengatur prioritas.
C. Mulai mencatat keuangan.
14
A. Mengelola Uang secara Sederhana
Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk rajin bekerja dan hidup
sederhana. Rasulullah dan para sahabatnya adalah bangsawan kaya,
memiliki jabatan tinggi di masyarakat namun tidak bermewah-
mewah dalam hidupnya.
Hidup sederhana bukan berarti miskin atau tidak mampu memenuhi
kebutuhan hidupnya. Hidup sederhana berarti kita membatasi diri
untuk tidak hidup berlebihan, bergelimang harta dan kebahagiaan
dunia.
Semakin banyak harta yang kita miliki maka semakin banyak pula
tanggung jawab yang dipikul untuk membantu masyarakat yang
membutuhkan.
Rasulullah dan ajaran islam memberikan perintah untuk dapat hidup
sederhana dan juga tidak berlebih-lebihan. Hal ini disampaikan
sebagaimana dalam ayat Al-Quran.
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-
lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan.” (QS Al A’raf : 31)
Islam mengajarkan untuk mengelola keuangan dengan baik, hidup
sederhana, dan bermanfaat untuk oranglain. Hal ini sebagai- mana
harta dalam islam adalah alat memberikan manfaat yang banyak
bagi umat untuk kehidupan yang lebih baik.
15
C. Mulai Mencatat Keuangan
Mengelola keuangan dapat dimulai dari memahami apa yang kita
miliki dan apa kebutuhan keluarga mulai dari tabungan, tagihan
listrik, air pam, pulsa telepon, bensin kendaraan, kesehatan, dan
sebagainya.
Tentu hal-hal tersebut harus dikelola dengan baik dan tentunya
disesuaikan dengan kebutuhan bukan berlebih-lebihan
menggunakannya.
Prioritas keuangan dalam islam adalah sebagai berikut :
1. Zakat atau Sedekah
2. Tabungan
3. Bayar Hutang
4. Belanja Kebutuhan
Semua pengeluaran, pendapatan, dan hutang sebaiknya dicatat agar
hidup kita semakin mudah. Berikut langkah-langkah untuk memulai
mencatat keuangan usaha dan pribadi kita.
1. Membuat Catatan Kekayaan
B. Mengatur Prioritas
16
Catat semua yang uang, barang berharga, dan hutang yang kita miliki.
Mulailah mencatat di tabel yang ada di bawah ini.
Dari tabel di atas didapat jumlah total kekayaan bersih dari harta dan
hutang kita. Jika hutang kita lebih besar daripada harta kita, maka
kita harus mulai berhemat dan tidak menambah jumlah hutang kita.
2. Catat Semua Kebutuhan Kita
Kita harus pintar memilih mana kebutuhan yang harus kita penuhi
terlebih dahulu dan mana yang bisa dihemat sesuai dengan urutan
Harta Rupiah Utang Rupiah
Uang di
dompet
Kasbon
warung
TabunganUtang ke
saudara
Rumah Kredit motor
Motor Kredit rumah
Tanah,SawahKredit barang
elektro
PerhiasanKredit modal
usaha
Modal UsahaPinjaman
lain
Harta Lainnya
Total Harta Total Hutang
TOTAL KEKAYAAN BERSIH (Harta-Hutang) = Rp
17
kebutuhannya. Tabel berikut dapat memudahkan kita untuk
mengurutkan kebutuhan.
18
Dari tabel yang ada kita dapat mengetahui mana yang jadi kebutuhan
utama kita dan mana yang bisa kita hemat agar uang yang kita miliki
bisa mencukupi kebutuhan keluarga.
3. Membuat Catatan Pendapatan dan Pengeluaran
Semua tabel yang telah diisi dapat memudahkan kita untuk mengatur
keuangan sehari-hari. Isilah tabel ini dengan jumlah rinci penghasilan
dan pengeluaran, hingga tabel ini dapat digunakan untuk mengetahui
sisa uang yang kita dapat dari pengeluaran sehari-hari.
19
Dari ketiga tabel tersebut, kita bisa mengetahui seberapa banyak
hutang dan harta bersih yang bisa kita gunakan sehari-hari.
Cara menghitungnya adalah:
Total Harta:
Jumlah semua penghasilan mulai dari pendapatan hingga
penghasilan lain-lain
Total Hutang:
Jumlah semua pengeluaran mulai dari zakat, sedekah hingga
pengeluaran lain-lain
Total Harta Bersih:
Total Penghasilan - Total Pengeluaran
Jika kita memiliki jumlah total harta bersih yang tidak bisa untuk
ditabung, maka kita harus belajar menyisihkan uang sedikit demi
sedikit untuk ditabung. Jika harta bersih kurang dari kebutuhan,
terkadang kita harus memenuhinya dengan berhutang. Pastikan kita
berhutang untuk kebutuhan, bukan keinginan. Kurangi keinginan
yang tidak perlu.
20
1. Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk rajin bekerja dan
hidup sederhana.
2. Hidup sederhana bukan berarti miskin,Islam mengajarkan untuk
mengelola keuangan dengan baik, hidup sederhana, dan
bermanfaat untuk oranglain.
3. Mengelola keuangan dapat dimulai dari memahami apa yang
kita miliki dan apa kebutuhan keluarga
4. Mulai mencatat Keuangan dengan Membuat Catatan Kekayaan,
Kebutuhan, dan pendapatan pengeluaran
5. Jika kita tidak bisa menabung, kita belajar untuk menyisihkan
uang harian.
6. Jika harta bersihnya kurang untuk menutupi kebutuhan,
sebelum berhutang kita harus mengurangi pengeluaran yang
tidak prioritas.
Rangkuman
21
Hidup sederhana itu tidak punya apa-apa untuk memberi makan keluarga.
Ya / Tidak
Membayar sedekah setelah semua kebutuhan terpenuhi.
Ya / Tidak
Jangan berhutang untuk hal-hal yang tidak mendesak.
Ya / Tidak
Tidak perlu mencatat kekayaan yang kita miliki, toh nanti juga tahu sendiri.
Ya / Tidak
Semakin banyak uang yang kita miliki, semakin banyak sedekah yang harus dikeluarkan.
Ya / Tidak
Uji Pemahaman 2
22
Sumber:pikiranrakyat (2012)
Cerita di atas mengajarkan kita bahwa ketika kita hidup sederhana
dan selalu berusaha membuat kita sukses. Cobalah cari orang
terdekat kita yang mempunyai cerita perjuangan dari miskin menjadi
kaya!
Studi Kasus 2
23
Hutang dan Pinjaman
Bab Ketiga
A. Mengetahui tuntunan berhutang dalam islam
B. Menjelaskan bahaya berhutang
C. Mengetahui adab berhutang dalam Islam
24
B. Bahaya Berhutang
A. Hutang dalam Islam
Te rkadang kebutuhan kita lebih besar daripada uang yang kita miliki.
Agar bisa memiliki uang kita sampai harus menjual barang atau juga
berhutang.
Dalam Islam, meminjami orang yang membutuhkan itu dianjurkan.
Namun Rasulullah melarang ummatnya untuk berhutang
“Siapa saja yang berhutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka
dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai
pencuri." (H. R. Ibnu Majah).
Kebiasaan berhutang, meski tidak dalam keadaan darurat, justru
akan memberikan dampak buruk terutama jika hutang tersebut tidak
sempat untuk dilunasi karena yang berhutang lebih dulu meninggal
dunia. Berikut bahayanya berhutang:
1. Stress karena harus melunasi hutang
2. Jenazah tidak disolatkan
3. Urusannya masih menggantung
“Jiwa seorang mukmin masih bergantung dengan hutangnya hingga
dia melunasinya."
(H. R. Tirmidzi)
25
C. Syarat dan Adab Berhutang
4. Dosa tak diampuni, walaupun matinya syahid
“Semua dosa orang yang mati syahid Akan diampuni (oleh Allah),
kecuali hutangnya." (H. R. Muslim).
5. Tertunda masuk surga
“Barangsiapa yang rohnya berpisah dari jasadnya (baca: meninggal
dunia) dalam keadaan terbebas dari tiga hal, niscaya ia akan masuk
surga, yaitu: bebas dari sombong, bebas dari khianat, dan bebas dari
tanggungan hutang."
6. Pahala di Akherat untuk Melunasi Hutang
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu
dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan
kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak
ada lagi dinar dan dirham."
(H. R. Ibnu Majah).
Banyak sekali akibat yang kita tanggung jika tidak tertib dalam
berhutang. Mulai sekarang yuk kita berhati-hati dalam berhutang.
Berhutang diperbolehkan dalam Islam, namun kita harus berhati-
hati dan tidak gegabah dalam berhutang. Bisa jadi saat berhutang
kita tak hanya merugikan diri sendiri tapi juga oranglain dan bebuat
dosa. Jika kita ingin berhutang atau memberikan pinjaman kepada
26
orang lain, kita harus mengikuti adab dan memenuhi syarat dalam
berhutang.
Berikut adab dan syarat yang harus kita lakukan saat berhutang.
1. Uang atau benda yang dipinjamkan harus halal.
2. Tidak boleh menyakiti hati peminjam.
3. Niat meminjam hanya untuk memenuhi kebutuhan mendesak
dan darurat.
4. Tidak berbohong kepada peminjam maupun yang
meminjamkan uang,
5. Pinjaman harus segera dikembalikan, tidak boleh menunda-
nunda pembayaran hutang.
6. Tidak boleh mengambil keuntungan dari jaminan yang
digunakan.
7. Tidak boleh mengambil keuntungan dari uang pinjaman (riba)
baik dari yang tepat waktu maupun terlambat.
8. Ada perjanjian tertulis dan saksi yang dapat dipercaya, baik
berupa surat perjanjian bermaterai ataupun kuitansi.
27
Berikut adalah contoh dari surat perjanjian hutang piutang. Dapat
diketik ataupun ditulis rapi.
28
1. Dalam Islam, meminjami orang yang membutuhkan itu
dianjurkan.
2. Namun Rasulullah melarang ummatnya untuk berhutang
karena jika belum lunas akan menjadi beban di akherat.
3. Islam memiliki syarat dan adab berhutang:
4. Uang / benda yang dipinjamkan harus halal,
5. Tidak boleh menyakiti hati peminjam.
6. Niat meminjam hanya untuk memenuhi kebutuhan mendesak
dan darurat.
7. Pinjaman harus segera dikembalikan.
8. Ada perjanjian tertulis dan saksi yang dapat dipercaya.
Rangkuman
29
Semua pinjaman harus dikembalikan tepat waktu Ya / Tidak
Tidak apa-apa meminjam tanpa catatan, nanti juga akan dikembalikan.
Ya / Tidak
Jika meminjami 400ribu, dikembalikannya harus 500ribu.
Ya / Tidak
Jika peminjam telat mengembalikan, boleh dikenakan denda asal tidak banyak-banyak.
Ya / Tidak
Meminjamkan uang harus dengan jaminan. Ya / Tidak
Uji Pemahaman 3
30
sumber: Solopos (2016)
Mari kita ambil pelajaran dari berita ini. Apa yang bisa kita lakukan
agar tidak mengulangi kesalahan dalam berhutang?
Studi Kasus 3
31
Tabungan, Investasi, dan Asuransi
Bab Keempat
A. Simpanan untuk Masa Depan
B. Waspada Lembaga Keuangan Ilegal
32
A. Simpanan untuk Masa Depan
“Simpanlah sebagian daripada harta kamu untuk kebaikan masa
depan kamu, karena itu jauh lebih baik bagimu.”
(HR. Bukhari).
Menabung adalah bagian dari pengendalian diri. Dengan menabung,
artinya kita tidak terbawa hawa nafsu untuk memenuhi pemenuhan
kepuasan sekarang atau jangka pendek, melainkan mengendalikan
pemenuhan keinginan kita untuk dapat memenuhi kebutuhan masa
yang akan datang yang jauh lebih penting.
Kita tidak diperkenankan menyimpan uang tunai dalam jumlah besar
dalam jangka waktu lama. Misalnya, di “bawah bantal”. Karena,
menurut Imam al-Ghazali, hal itu sama artinya dengan
memenjarakan fungsi uang.
Menyimpan uang sebaiknya dilakukan di lembaga keuangan syariah.
Di lembaga keuangan syariah, dana kita akan diproduktifkan dengan
pola-pola pembiayaan syariah. Dengan demikian uang kita tetap
produktif, dan dapat membantu saudara kita yang membutuhkan
modal.
33
Menyimpan uang dapat dilakukan dengan 3 cara:
1. Menabung
Menabung adalah menyisihkan uang agar bisa digunakan
untuk keperluan yang akan datang. Menabunglah hanya di
lembaga keuangan syariah yang legal.
2. Berinvestasi
Berinvestasi adalah penanaman modal untuk mendapatkan
imbal hasil. Misal berinvestasi di tanah, emas, atau usaha
orang lain.
3. Asuransi
Asuransi adalah simpanan yang kita sisihkan untuk
menanggung kerugian kita di masa depan. Misal BPJS
Kesehatan untuk masa sakit kita, dan BPJS Tenagakerja untuk
masa pensiun.
Kita harus berhati-hati agar tidak menyimpan uang kita pada
lembaga yang menipu.
34
Kita dapat mengetahui perusahaan investasi dan lembaga
simpanan yang benar dengan melihat ciri-ciri berikut:
1. Imbal Hasil yang ditawarkan
Coba bandingkan dengan imbal hasil yang ditawarkan perbankan.
2. Legalitas Perusahaan
Kedua, lihat badan hukum perusahan tersebut. Siapa yang
memberikan izin perusahaan itu apakah dari Bank Indonesia atau
dari instansi pemerintah lainnya.
3. Cek Legalitas
setelah tahu ada atau tidaknya izin badan hukum tersebut, maka
masyakat perlu mengecek kebenaran perusahaan itu.
4. Iklan di media massa
Kita juga harus melihat apakah perusahaan tersebut melakukan
penjualan produk investasinya secara sembunyi-sembunyi
atau terbuka.
B. Waspada Lembaga Keuangan Ilegal
35
1. Menabung adalah mempersiapkan masa depan.
2. Menabung sebaiknya di lembaga yang legal.
3. Lembaga simpanan/investasi ilegal dapat diketahui dari:
a. Imbal hasil yang ditawarkan
b. Legalitas perusahaan
c. Iklan di media massa
Rangkuman
36
Jika ada yang menawari investasi dengan imbal hasil 10% perbulan sebaiknya saya ambil.
Ya / Tidak
Tabungan paling baik disimpan di bawah bantal. Ya / Tidak
Asuransi kesehatan digunakan hanya saat sakit. Ya / Tidak
Membeli tanah untuk simpanan karena harganya akan naik.
Ya / Tidak
BPJS Kesehatan dapat membantu saya ketika sakit.
Ya / Tidak
Uji Pemahaman 4
37
Sumber: Merdeka (2017).
Bagaimana cara agar kita tidak mengulangi kesalahan yang sama?
Studi Kasus 4
38
Uji Pemahaman Keuangan Islami
Materi-materi mengenai pengelolaan keuangan islami
telah kita pelajari,
apakah pemahaman keuangan kita meningkat?
39
Semua pinjaman harus dikembalikan tepat
waktu
Ya / Tidak
Tidak apa-apa meminjam tanpa catatan, nanti
juga akan dikembalikan.
Ya / Tidak
Jika meminjami 400ribu, dikembalikannya harus
500ribu.
Ya / Tidak
Jika peminjam telat mengembalikan, boleh
dikenakan denda asal tidak banyak-banyak.
Ya / Tidak
Meminjamkan uang harus dengan jaminan. Ya / Tidak
Menjual barang haram boleh, karena kita tidak
makan barang yang kita jual.
Ya / Tidak
Boleh bertaruh, asal menggunakan uang halal. Ya / Tidak
Menjual dengan harga lebih tinggi tidak apa-
apa karena pembeli tidak tahu harga aslinya.
Ya / Tidak
Membantu penjual lain dengan berpura-pura
membeli barang diperbolehkan.
Ya / Tidak
Berjualan di masjid dibolehkan asal yang dijual
produk halal.
Ya / Tidak
Hidup sederhana itu tidak punya apa-apa untuk
memberi makan keluarga.
Ya / Tidak
Uji Pemahaman Keuangan Islami
40
Membayar sedekah setelah semua kebutuhan
terpenuhi.
Ya / Tidak
Jangan berhutang untuk hal-hal yang tidak
mendesak.
Ya / Tidak
Tidak perlu mencatat kekayaan yang kita miliki,
toh nanti juga tahu sendiri.
Ya / Tidak
Semakin banyak uang yang kita miliki, semakin
banyak sedekah yang harus dikeluarkan.
Ya / Tidak
Jika ada yang menawari investasi dengan imbal
hasil 10% perbulan sebaiknya saya ambil.
Ya / Tidak
Tabungan paling baik disimpan di bawah bantal. Ya / Tidak
Asuransi kesehatan digunakan hanya saat sakit. Ya / Tidak
Membeli tanah untuk simpanan karena
harganya akan naik.
Ya / Tidak
BPJS Kesehatan dapat membantu saya ketika
sakit.
Ya / Tidak
41
Halal dan Haram
Bab Kelima
A. Membedakan definisi halal, haram, syubhat, dan makruh
B. Bahaya mengonsumsi dna menjual produk halal.
42
A. Membedakan Arti Halal,Haram, dan
Makruh
Kata halalan berasal dari bahasa Arab halla yang artinya “lepas‟ atau
“tidak terikat‟.
Halalan berarti hal-hal yang boleh dan dapat dilakukan karena bebas
atau tidak terikat dengan ketentuan-ketentuan yang melarangnya.
Halal adalah segala sesuatu yang bebas dari bahaya duniawi dan
akherat.
Haram artinya dilarang dengan larangan yang tegas oleh Allah SWT,
jika melanggar akan mendapat siksa dan jika meninggalkan akan
mendapat pahala.
Di antara halal dan haram, ada barang – barang yang termasuk
makruh dan syubhat. Syubhat artinya samar-samar.
Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di antara
keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang
tidak diketahui oleh orang banyak.
“Maka siapa yang takut terhadap syubhat berarti dia telah
menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan siapa yang
terjerumus dalam perkara syubhat, maka akan terjerumus dalam
perkara yang diharamkan. “
(Riwayat Bukhori dan Muslim)
43
B. Bahaya Mengonsumsi dan Menjual
Produk Haram
Makruh memiliki arti Bagian paling rendah dalam rangkaian perkara-
perkara yang dilarang. Makanan makruh sebaiknya kita hindari
karena jika berlebihan akan menjadi hal yang berdosa.
Mengetahui, memproduksi, menjual, dan menggunakan produk baik
makanan, minuman, obat dan kosmetika yang halal merupakan suatu
keharusan bagi setiap muslim.
Karena jika kita tidak mengetahui bahaya mengonsumsi produk
haram, maka akibatnya:
1. Ditolak Ibadah dan Doanya
Perbuatan baik kita di dunia adalah ibadah, termasuk berdoa.
Makanan haram membuat perbuatan baik kita hangus di mata Allah
dan doa tidak dikabulkan Allah SWT.
“Sungguh jika ada seseorang yang memasukkan makanan haram ke
dalam perutnya , maka tidak akan diterima amalnya selama 40 hari
dan seorang hamba yang dagingnya tumbuh dari hasil menipu dan
riba, maka neraka lebih layak baginya “ (HR. Thabrani)
44
2. Masuk Neraka
Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak masuk surga daging dan darah yang tumbuh dari makanan
yang haram, karena neraka lebih pantas baginya”.
Tubuh jika diberi asupan makanan yang haram maka akan enggan
untuk beribadah dan taat kepada Allah SWT, tapi justru akan gemar
melakukan perbuatan maksiat.
3. Membahayakan Tubuh
Allah SWT menghalalkan hal-hal yang baik karena ada hikmah di
dalamnya. Begitu pula Allah SWT mengharamkan hal-hal yang buruk
karena berbahaya bagi tubuh kita. Salah satu hikmah menghindari
makanan yang haram adalah terhindarnya diri kita dari penyakit.
45
Rangkuman
1. Halal adalah semua hal yang boleh dilakukan dan dikonsumsi
oleh muslim.
2. Haram adalah segala hal yang dilarang dan mendapat dosa jika
melakukannya.
3. Di antara Halal dan haram ada syubhat dan makruh.
4. Syubhat adalah perkara-perkara yang syubhat (samar-samar)
yang tidak diketahui oleh orang banyak.
5. Makruh adalah bagian paling rendah dalam rangkaian perkara-
perkara yang dilarang.
6. Jika kita mengonsumsi dan menjual produk haram, maka doa
dan ibadah kita ditolak, masuk neraka, dan membahayakan
tubuh.
46
Uji Pemahaman 5
Semua hal yang dibolehkan oleh Allah itu halal. Ya / Tidak
Allah tidak membolehkan kita melakukan dan memakan hal yang haram.
Ya / Tidak
Hal yang haram tak hanya berbahaya di dunia tapi juga di akherat.
Ya / Tidak
Jika menemui hal yang syubhat, sebaiknya ditinggalkan.
Ya / Tidak
Tidak apa-apa menggunakan bahan yang haram untuk kosmetik, karena tidak dimakan.
Ya / Tidak
47
Studi Kasus 5
Sumber: tribunnews (2013)
Apa yang kita bisa perbuat agar tidak terkena keracunan?
Bagaimana cara agar kita tidak salah mengonsumsi daging yang tidak
halal?
48
Makanan yang Halal
Bab Keenam
A. Macam-Macam Makanan Halal
B. Menjelaskan makanan yang halal cara mendapatkannya
C. Mengetahui cara mengolah makanan yang halal
49
1. Halal Cara Mendapatkannya
A.Macam-macam Makanan Halal
Banyak sekali makanan dan minuman yang halal di bumi. Karena
semua makanan dasar hukumnya Halal, kecuali Quran dan Hadits
melarang.
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-
baik yang Kami berikan kepadamu"
Makanan dan minuman harus halal:
1. Cara Mendapatkannya
2. Zatnya
3. Cara Mengolahnya
Barang yang halal zatnya akan menjadi haram jika cara
mendapatkannya haram. Seperti firman Allah yang melarang judi,
berkurban untuk berhala, dan mengundi nasib.
“Hai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya (meminum) khamr,
berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan anak
panah adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan syaithon!
...”. QS. Al Maa’idah (5):90
Maka makanan yang asalnya halal tapi didapat dengan cara yang
dilarang seperti mencuri, merampok, korupsi, berjudi, sesajen, dan
hewan yang disembelih tanpa mengucapkan nama Allah, dilarang
untuk dimakan.
50
Kita wajib menjaga kehalalan apa yang kita makan. Ada banyak sekali
makanan halal di bumi.
“...makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang
shaleh...”
Banyak sekali makanan dan minuman di bumi yang bisa kita
konsumsi dan diperjualbelikan. Baik dari alam seperti buah, sayur,
daging sapi, daging kambing, daging unggas, air putih, madu. Produk
buatan manusia yang bersertifikasi halal juga boleh dikonsumsi.
2. Halal Zatnya
51
Semua makhluk laut seperti ikan, cumi-cumi, gurita,
kepiting, kerang, dan makhluk lainnya boleh dimakan
meskipun dalam bentuk bangkai.
“Dihalalkan bagi kalian binatang buruan laut dan makanan (yang
berasal) dari laut.” (QS. Al-Maa`idah: 96)
Memakan makanan yang dilindungi seperti sirip ikan hiu ataupun
telur penyu itu dilarang oleh pemerintah.
Belalang goreng yang dijual di Gunungkidul boleh dimakan.
Ibnu Abu Aufa ra. berkata: “Kami berperang bersama Rasulullah SAW.
sebanyak tujuh kali, kami selalu makan belalang”. (Muttafaq ‘Alaihi).
Kelinci yang disembelih sesuai syariat Islam boleh dikonsumsi sesuai
dengan hadits berikut.
“Kami mencari kelinci di Marr az-Zahran dan aku pun
mendapatkannya. Lalu aku bawa kelinci itu kepada Abu Thalhah ra.,
beliau pun menyembelihnya dan mengirimkan daging paha kelinci
tersebut kepada Rasulullah SAW., dan beliau pun menerimanya” (HR.
Bukhary-Muslim)
h. Belalang
i. Kelinci dan Truwelu
g. Semua Hewan di Laut dan Bangkainya
52
Sate kuda boleh dimakan jika disembelih secara syari.
Asma’ ra. berkata :
“Kami menyembelih kuda pada jaman Rasulullah SAW. dan memakan
dagingnya... (HR. Bukhary-Muslim).
Halal tak hanya zatnya dan cara mendapatkannya, tapi juga cara
mengolahnya. Kita harus menjaga kehalalan proses memasak
makanan halal yang disantap/dijual tiap harinya dengan cara:
a. Membeli bahan baku yang bersertifikat halal.
b. Membeli daging di Rumah Pemotongan Hewan yang
bersertifikat halal.
c. Memisahkan alat masak dan wadah makanan halal dan non
halal.
d. Mencuci tangan dan wadah bekas memasak babi/anjing 6x
dengan air mengalir dan sabun, serta 1x dengan tanah agar
suci kembali.
3. Halal Cara Mengolahnya
j. Kuda dan Keledai
53
Daging hewan yang halal akan menjadi haram jika tidak disembelih
dengan cara yang benar. Maka kita harus menyembelih sesuai
tuntunan agar daging yang disembelih sehat, halal, dan dapat
dikonsumsi seluruh keluarga.
“jika engkau menyembelih, hendaklah menyembelih dengan cara
yang baik, dan hendaklah di antara kamu mempertajam pisaunya dan
memudahkan (kematian) binatang sembelihannya." (HR. Muslim).
Cara menyembelih hewan yang benar adalah:
a. Hewan yang disembelih halal dimakan.
b. Penyembelih harus beragama Islam.
c. Menyebut Nama Allah yaitu dengan membaca Bismillahi
Allahu Akbar saat menyembelih.
d. Menggunakan alat yang tajam.
e. Memutuskan jalan nafas, jalan makanan, jalan darah dengan
sekali gerakan tanpa memenggal kepala hewan.
4. Adab Menyembelih Hewan
54
1. Semua makanan dasar hukumnya Halal, kecuali Quran dan
Hadits melarang.
2. Makanan dan minuman harus halal zatnya, cara
mendapatkkannya, dan cara mengolahnya
3. Semua makhluk di laut dan bangkainya boleh dimakan
4. Belalang, kelinci, truwelu, kuda, dan keledai boleh dimakan
5. Makanan harus halal cara mendapatkannya, tidak boleh
mencuri, suap, merampok, berjudi.
6. Makanan yang halal zatnya, cara mendapatkannya, juga harus
halal cara mengolahnya tidak tercampur zat haram.
7. Menyembelih hewan yang halal harus dilakukan sesuai aturan
agar tetap halal dan tidak menjadi bangkai yang haram.
8. Menyembelih hewan harus mengucap bismillah dan
Memutuskan jalan nafas, jalan makanan, jalan darah dengan
sekali gerakan tanpa memenggal kepala hewan.
Rangkuman
55
Bangkai ikan dan cumi boleh dimakan. Ya / Tidak
Belalang goreng tidak boleh dimakan. Ya / Tidak
Boleh makan ayam goreng dari ubarampe upacara adat.
Ya / Tidak
Menyembelih ayam harus diputus kepalanya. Ya / Tidak
Menggoreng telur dengan bekas wajan untuk babi diperbolehkan.
Ya / Tidak
Uji Pemahaman 6
56
Studi Kasus 6
Sumber: Republika (2016)
Kasus di atas membuat kita harus-hati-hati saat makan dan membeli
daging.
Coba bicarakan dengan teman ataupun pelanggan anda, bagaimana
cara agar kita terhindar dari makanan yang berbahanbaku daging
oplosan?
57
Makanan yang Haram
Bab Ketujuh
A . Menyebutkan makanan dan minuman apa saja yang haram
58
Di agama Islam, makanan yang diharamkan memiliki maksud dan
tujuan agar manusia terjaga kesehatannya. Banyak sekali dampak
kesehatan jika kita mengonsumsi produk haram. Agar kita bisa hidup
sehat dan tidak merugikan diri sendiri dengan mengonsumi produk
haram, seharusnya kita menghindari produk-produk berikut ini.
Hewan yang mati bukan karena disembelih/diburu.
Ada berbagai daging yang termasuk bangkai:
a. Hewan yang mati tercekik.
b. Hewan yang mati karena dipukul atau disetrum sampai mati.
c. Hewan yang jatuh atau masuk sumur sampai mati.
d. Hewan yang mati ditanduk hewan lain.
e. Bagian tubuh yang dipotong dari hewan yang masih hidup.
Ayam tiren (mati kemaren) dan sapi glonggongan termasuk bangkai
dan haram untuk dijual/dimakan. Olahan yang terbuat dari daging
sapi glonggonganseperti bakso, kornet, abon, rendang menjadi
haram hukumnya karena daging bangkai yang dimasak adalah haram.
A. Makanan yang Diharamkan
1. Bangkai
59
Babi ternak maupun babi liar (celeng) dan produk yang terbuat dari
bagian tubuh babi, haram untuk dijual ataupun digunakan. Babi
memilki banyak nama lain.
a. Pig: Babi muda dengan berat kurang dari 50 kg.
b. Pork: Daging babi.
c. Swine: Daging babi untuk seluruh spesies babi.
d. Hog: Babi dewasa dengan berat melebihi 50 kg.
e. Boar: Babi liar, babi hutan, atau celeng.
f. Lard: Lemak babi, biasa digunakan sebagai minyak untuk
masakan, kue, atau bahan sabun.
g. Bacon: Daging hewan yang diasapi
h. Ham: Daging babi bagian paha.
i. Sow: Babi betina dewasa
j. Sow milk: Susu yang dihasilkan dari babi.
k. Bak : Daging babi dalam bahasa Tiongkok.
l. Cu Nyuk: Daging babi dalam bahasa Khek/Hakka.
m. Rou: Babi dalam bahasa Mandarin
n. Dwaeji: Daging babi dalam bahasa Korea
o. Tonkatsu: Hidangan Jepang berupa irisan daging babi yang
digoreng dengan tepung panir.
p. Tonkotsu: Hidangan Jepang berupa ramen berkuah putih keruh,
terbuat dari tulang, lemak, dan kolagen babi.
2. Babi
60
q. Butaniku: Sebutan daging babi dalam bahasa Jepang.
r. Nibuta: Hidangan Jepang berupa pundak babi yang dimasak
dengan sedikit kuah.
s. B2: Sebutan untuk makanan yang berbahan daging babi di
daerah Batak dan Yogyakarta.
t. Khinzir: Nama untuk babi dalam bahasa Arab dan Melayu
Selain nama-nama lain babi, kita harus mewaspadai produk yang
dibuat dari bagian tubuh babi.
a. Lemak Babi
Biasa dijadikan minyak sebagai penyedap masakan.
b. Bulu Babi
Kuas jenis Bristle yang digunakan mengoles makanan ada yang
terbuat dari bulu babi.
c. Kotoran Babi
dijadikan pupuk untuk tanaman buah dan sayuran.
d. Tulang Babi
diolah menjadi filter penyaring air dan gelatin (bahan baku
permen kenyal, jeli, dan kapsul obat)
e. Kulit Babi kulit babi kerap dijadikan tas, jaket, sepatu, dompet
dan pakaian lainnya. Sebagai muslim kita tidak boleh
menggunakannya karena babi meskipun sudah diolah tetap
najis jika dipakai.
61
Darah hewan yang mengalir tidak boleh dimakan. Namun darah yang
menempel di daging saat dimasak, boleh untuk dimakan. Contoh
darah yang dimasak adalah saren atau dadih.
Hewan yang disembelih tanpa menyebut nama Allah itu haram, baik
itu untuk berhala, patung, ataupun untuk persembahan dalam
upacara. Lupa menyebut nama Allah saat menyembelih juga
menjadikan daging haram.
Hewan bertaring dan berkuku tajam seperti harimau, macan, singa,
kucing, dilarang untuk dimakan.
“Rasulullah SAW melarang memakan setiap binatang buas yang
bertaring, dan setiap jenis burung yang mempunyai kuku untuk
mencengkeram (cakar)”
(HR. Muslim)
3. Darah
4. Hewan yang Disembelih tanpa nama Allah
5. Binatang Bertaring dan Burung Bercakar
62
Keledai yang dipelihara dilarang untuk dimakan, seperti hadits Ibnu
Umar ra., ia berkata: “Nabi saw. Melarang makan daging-daging
keledai piaraan”.
Hewan yang wajib dibunuh tidak boleh dimakan dagingnya. Contoh
hewan yang wajib dibunuh adalah ular, burung gagak, anjing galak,
dan burung pemakan bangkai. Hewan yang wajib dibunuh tidak
boleh dimakan karena berbahaya bagi manusia.
7. Hewan yang wajib dibunuh
6. Keledai piaraan
63
Rasulullah melarang kita membunuh semut, lebah, burung hud-hud,
dan burung suradi. Burung hud-hud dan burung suradi saat ini sudah
sulit ditemukan. Lebah dan semut sering kita temui di kehidupan
sehari-hari sehingga kita tidak boleh membunuh dan memakannya.
Al khamru (khamr) berarti sesuatu yang menutup akal pikiran. Al
khamru berarti tertutup, dan khamarahu berarti satarahu
(menutupi). Khamr sendiri berarti minuman keras yang
memabukkan.
Umar ra. berkata : “Setiap (makanan dan minuman) yang bisa
menutupi (menghilangkan) akal fikiran disebut khamr/arak”
(HR. Bukhari dan Muslim).
Khamr meskipun sedikit dan tak membuat kita sampai mabuk, tetap
haram untuk dikonsumsi.
9. Khamr
8. Hewan yang Dilarang Dibunuh
64
“Minuman apapun kalau banyaknya memabukkan, maka (minum)
sedikit (dari minuman itu) juga haram” (HR. Bukhary dan Muslim)
Khamr terdiri dari 2 jenis
a. Khamr yang mengandung alkohol
1) Beraneka macam bir (Bir Bintang, Anker
Bir, Bir Pilsener Anggur Ketan Hitam, dll.)
2) Aneka jenis arak masak (ang ciu/arak merah, arak putih,
arak mie, arak gentong, sake, sari tape, dll.)
3) Aneka bahan roti beralkohol (rhum, essence beralkohol,
dll.)
4) Beraneka cairan yang mengandung alkohol dan sejenisnya
(metanol, etanol, butanol/spiritus, propanol, dll.)
5) Kirsch, brandy, spirits, wine, vodka dll.
b. Khamr yang tidak mengandung alkohol.
Contoh khamr yang tidak mengandung alkohol
adalah:
1) ganja, morfin, opium, marijuana, sabu-
sabu, extacy
2) Obat psikotropika. Psikotropika ini termasuk mukhadirot
dan masuk dalam golongan al khamr.
Seluruh produk tersebut di atas
mengakibatkan mabuk atau tidak sadarkan diri.
65
1. Bangkai adalah hewan yang matinya bukan karena disembelih
secara syari
2. Babi ternak ataupun babi hutan haram dikonsumsi apapun
bentuknya
3. Darah yang mengalir dari hewan halal tak boleh dikonsumsi.
4. Hewan yang dipersembahkan untuk leluhur haram dimakan.
5. Binatang bertaring dan burung bercakar tidak boleh dimakan
6. Keledai yang dipelihara tak boleh dimakan.
7. Hewan yang wajib dibunuh tidak boleh dimakan.
8. Hewan yang dilarang untuk dibunuh, haram untuk dimakan.
9. Khamr adalah hal yang memabukkan dan menghilangkan akal
sehat.
10. Khamr ada yang beralkohol dan tidak beralkohol.
11. Meskipun sedikit khamr tidak boleh dikonsumsi.
Rangkuman
66
Ayam goreng yang masih ada darah di dagingnya
tidak boleh dimakan.
Ya / Tidak
Dompet kulit babi boleh dipakai, karena yang
dilarang makan dagingnya.
Ya / Tidak
Tidak apa minum oplosan sedikit, karena tidak
bikin mabuk.
Ya / Tidak
Dibolehkan makan sate burung pipit. Ya / Tidak
Tidak apa memakai ganja, karena tidak
mengandung alkohol.
Ya / Tidak
Uji Pemahaman 7
67
Sumber: Detik (2016)
Berapa banyak tetangga kita yang meninggal karena oplosan?
Dimana mereka biasa mendapatkan oplosan?
Bagaimana cara melindungi anak kita dari oplosan?
Studi Kasus 7
68
Sertifikasi Halal
Bab Kedelapan
A. Mengetahui macam-macam logo halal yang ada
B. Memahami alur sertifikasi halal
69
Sertifikat Halal adalah suatu fatwa tertulis dari lembaga sertifikasi
halal yang ada.
Di Indonesia sertifikat halal dikeluarkan oleh Majelis
Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan kehalalan
suatu produk sesuai dengan syari'at Islam.
Produk yang telah memenuhi sertifikasi dari MUI
dapat mencantumkan logo halal pada produknya.
Di negara-negara lain telah banyak lembaga yang memberikan
sertifikasi halal untuk produk.
A. Macam-macam Logo Halal
70
Sertifikat Halal merupakan syarat untuk mendapatkan ijin
pencantuman LABEL HALAL pada kemasan produk.
Pedagang tidak boleh mencantumkan logo halal tanpa proses
sertifikasi halal dari MUI.
Jika pedagang ingin mengajukan sertifikasi halal untuk produknya,
maka pedagang harus memastikan bahwa:
1. Bahan baku
Hanya menggunakan bahan baku bersertifikasi halal, tidak
mengandung bahan haram dan turunannya
2. Produk
Nama tidak menyerupai produk haram dan diproses dengan
cara yang halal.
3. Alat produksi
Bersih suci, tak digunakan untuk mengolah produk haram.
Pedagang dapat mengajukan sertifikasi halal untuk produknya
dengan mengikuti alur yang ada sesuai dengan jenis usahanya.
1. Bagi Industri Pengolahan:
a. Produsen harus mendaftarkan seluruh produk yang
diproduksi di lokasi yang sama dan/atau yang memiliki
merek/brand yang sama.
B. Prosedur Sertfikasi Halal
71
b. Produsen harus mendaftarkan seluruh lokasi produksi
termasuk maklon dan pabrik pengemasan. Ketentuan
untuk tempat maklon harus dilakukan di perusahaan yang
sudah mempunyai produk bersertifikat halal atau yang
bersedia disertifikasi halal.
2. Bagi Restoran dan Katering:
a. Restoran dan katering harus mendaftarkan seluruh menu
yang dijual termasuk produk-produk titipan, kue ulang
tahun serta menu musiman.
b. Restoran dan katering harus mendaftarkan seluruh gerai,
dapur serta gudang.
3. Bagi Rumah Potong Hewan:
Produsen harus mendaftarkan seluruh tempat penyembelihan
yang berada dalam satu perusahaan yang sama
1. Mengisi Borang/Formulir yang telah disediakan LPPOM MUI.
Berisi informasi tentang data perusahaan, jenis dan nama
produk serta bahan-bahan yang digunakan
2. Mengembalikan borang yang sudah diisi beserta dokumen
pendukungnya ke LPPOMMUI.
a. Petugas akan periksa kelengkapannya,
C. Alur Pendaftaran Sertfikasi Halal
72
b. bila belum memadai perusahaan harus melengkapi sesuai
dengan ketentuan.
3. LPPOM MUI akan memberitahukan perusahaan mengenai
jadwal audit.
a. Tim Auditor LPPOM MUI akan melakukan
pemeriksaan/audit ke lokasi produsen dan pada saat
audit, perusahaan harus dalam keadaan memproduksi
produk yang disertifikasi.
4. Hasil pemeriksaan/audit dan hasil laboratorium (bila
diperlukan) dievaluasi dalam Rapat Auditor LPPOM MUI.
5. Laporan hasil audit disampaikan oleh Pengurus LPPOM MUI
dalam Sidang Komisi Fatwa Mui pada waktu yang telah
ditentukan.
6. Sertifikat Halal dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia
setelah ditetapkan status kehalalannya oleh Komisi Fatwa MUI.
7. Sertifikat Halal berlaku selama 2 (dua) tahun sejak tanggal
penetapan fatwa.
8. Tiga bulan sebelum masa berlaku Sertifikat Halal berakhir,
produsen harus mengajukan perpanjangan sertifikat halal
sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan LPPOM MUI.
73
74
1. Logo HALAL di Indonesia hanya berhak dikeluarkan oleh LPPOM
MUI.
2. Di luar negeri ada juga lembaga yang mengeluarkan sertifikasi
halal.
3. Tidak boleh mencantumkan logo halal MUI tanpa mengikuti
sertifikasi halal.
4. Sertifikasi halal dapat dilakukan dengan mengikuti prosedur
yang berlaku di LPPOM MUI.
5. Sertifikasi halal berlaku 2 tahun.
Rangkuman
75
Saya tidak menjual babi, maka saya bisa memasang logo halal di warung saya.
Ya / Tidak
Produk berlogo halal dari Malaysia boleh dikonsumsi.
Ya / Tidak
Boleh membeli produk Indonesia yang logo halalnya bukan dari MUI.
Ya / Tidak
Membeli daging sebaiknya di Rumah Pemotongan Hewan yang ada logo Halal MUI.
Ya / Tidak
Boleh memakan oleh-oleh dari luar negeri, asal ada logo halal dari negara tersebut.
Ya / Tidak
Uji Pemahaman 8
76
Sumber: Poskota (2016)
Kasus ini mengajarkan kita agar tidak sembarangan memasang logo
halal, bagaimana cara agar kita tidak tertipu membeli produk yang
bersertifikasi halal palsu?
Studi Kasus 8
77
Uji Pemahaman Halal
Setelah mempelajari berbagai materi tentang kuliner halal, semoga
pemahaman kita untuk memasak dan menjual makanan yang halal
juga meningkat.
78
Ayam tiren boleh dimakan karena ayam itu halal. Ya / Tidak
Boleh mengonsumsi makanan yang diambil dari
gunungan/upacara adat.
Ya / Tidak
Kuas bristle dapat digunakan untuk mengolesi
makanan yg saya jual
Ya / Tidak
Burung yang ditembak boleh dimasak dan
dimakan.
Ya / Tidak
Bangkai ikan yang mengambang di air laut/sungai
boleh dimasak.
Ya / Tidak
Ayam goreng yang masih ada darah di dagingnya
tidak boleh dimakan.
Ya / Tidak
Dompet kulit babi boleh dipakai, karena yang
dilarang makan dagingnya.
Ya / Tidak
Tidak apa minum oplosan sedikit, karena tidak
bikin mabuk.
Ya / Tidak
Saya tidak menjual babi, maka saya bisa memasang
logo halal di warung saya.
Ya / Tidak
Produk berlogo halal dari Malaysia boleh
dikonsumsi.
Ya / Tidak
Boleh membeli produk Indonesia yang logo
halalnya bukan dari MUI.
Ya / Tidak
Membeli daging sebaiknya di Rumah Pemotongan
Hewan yang ada logo Halal MUI.
Ya / Tidak
Boleh memakan oleh-oleh dari luar negeri, asal ada
logo halal dari negara tersebut.
Ya / Tidak
Bangkai ikan dan cumi boleh dimakan. Ya / Tidak
Belalang goreng tidak boleh dimakan. Ya / Tidak
Uji Pemahaman Halal Kita
79
Boleh makan ayam goreng dari ubarampe upacara
adat.
Ya / Tidak
Menyembelih ayam harus diputus kepalanya. Ya / Tidak
Menggoreng telur dengan bekas wajan untuk babi
diperbolehkan.
Ya / Tidak
Tidak apa memakai ganja, karena tidak
mengandung alcohol.
Ya / Tidak
Dibolehkan makan sate burung pipit. Ya / Tidak
80
Kenali Pengetahuan Kita 1. Tidak 2. Ya 3. Ya 4. Ya 5. Tidak 6. Tidak 7. Tidak 8. Tidak 9. Tidak 10. Ya
Uji Pemahaman 1 1. Tidak 2. Tidak 3. tidak 4. tidak 5. Tidak
Uji Pemahaman 2 1. Tidak 2. Tidak 3. Ya 4. Tidak 5. Ya
Uji Pemahaman 3 1. Ya 2. Tidak 3. Tidak 4. Tidak 5. Tidak
Uji Pemahaman 4 1. Tidak 2. Tidak 3. Tidak 4. Ya 5. Ya
Uji Pemahaman Keuangan Islami 1. Tidak 2. Tidak 3. tidak 4. tidak 5. Tidak 6. Tidak 7. Tidak 8. Ya 9. Tidak 10. Ya 11. Ya 12. Tidak 13. Tidak 14. Tidak 15. Tidak 16. Tidak 17. Tidak 18. Tidak 19. Ya 20. Ya
Uji Pemahaman 5 1. Ya 2. Ya 3. Ya 4. Ya 5. Tidak
Uji Pemahaman 6 1. Ya 2. Tidak 3. Tidak 4. Tidak 5. Tidak
Uji Pemahaman 7 1. Tidak 2. Tidak 3. Tidak 4. Ya 5. Tidak
Uji Pemahaman 8 1. Tidak 2. Ya 3. Tidak 4. Ya 5. Ya
Uji Pemahaman Halal 1. Ya 2. Ya 3. Ya 4. Ya 5. Tidak 6. Ya 7. Tidak 8. Tidak 9. Tidak 10. Tidak 11. Tidak 12. Tidak 13. Tidak 14. Ya 15. Tidak 16. Tidak 17. Ya 18. Tidak 19. Ya 20. Ya
Kunci Jawaban
81
Abu Fajar Al Qalami &Abdul Wahid Al Banjary, 2004, Terjemah Riyadhush Shalihin, Gitamedia printing.
Al Manhaj. 2010. Etika Mencari Nafkah, diakses dari https://almanhaj.or.id/2772-etika-mencari-nafkah.html, pada hari Minggu 6 Agustus 2017 pukul 15.00 WIB.
Detik. 2016. Korban Tewas Miras Oplosan di Bantul dan Kota Yogya jadi 10 Orang. Diakses dari https://news.detik.com/berita/3210878/korban-tewas-miras-oplosan-di-bantul-dan-kota-yogya-jadi-10-orang, pada hari Minggu 6 Agustus 2017 pukul 15.00 WIB.
Girindra, A. 2005. LPPOM MUI Pengukir Sejarah Sertifikasi Halal. LPPOM MUI, Jakarta.
_______. Dari Sertifikasi menuju Labelisasi Halal, Pustaka Jurnal Halal Bogor.
Himpunan Fatwa Majelis Ulama Indonesia, Majelis Ulama Indonesia, Jakarta
Merdeka. 2017. Geger tabungan Siswi Rp 42juta Hanya Diakui 135ribu. Diakses dari https://www.merdeka.com/peristiwa/geger-tabungan-siswi-smp-rp-42-juta-sekolah-hanya-akui-rp-135-ribu.html?utm_source=Detail%20Page&utm_medium=Berita%20Terkait&utm_campaign=Mdk-Berita-Terkait, pada hari Minggu 6 Agustus 2017 pukul 15.00 WIB.
Muhammad Fuad, Abdul Baqi, 1993, Terjemah Kitab Al-Lu‟lu‟ Wal Marjan, Al Ridha,Semarang
Mustafa Yaqub, Ali. 2008, Kriteria Halal Haram untuk Pangan, Obat, dan Kosmetika, PT Pustaka Firdaus, Jakarta
Daftar Pustaka
82
Okezone, 2016, Cara Menghindari Investasi Bodong, diakses dari http://economy.okezone.com/read/2016/09/16/320/1490865/4-cara-menghindari-investasi-bodong-yang-ampuh-diterapkan-sehari-hari, pada hari Minggu 6 Agustus 2017 pukul 15.00 WIB.
Pratomo, E. P. 2004. Cara Mudah Mengelola Keuangan Keluarga Secara Islami.
Poskota. 2016. Label Halal Mi Bikini Diindikasikan Palsu. Diakses dari http://poskotanews.com/2016/08/06/label-halal-mie-bikini-diindikasikan-palsu/, pada hari Minggu 6 Agustus 2017 pukul 15.00 WIB.
Republika. 2012. Daftar Istilah Makanan Mengandung Babi. Diakses darihttp://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/02/02/nj3lvk-ini-22-istilah-daftar-makanan-daging-babi, pada hari Minggu 6 Agustus 2017 pukul 15.00 WIB.
Republika. 2016. Warung Soto Di Bantul Terbukti Oplos Daging Sapi dan Babi. Diakses dari http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/16/01/22/o1cmg4280-warung-soto-di-bantul-terbukti-oplos-daging-sapibabi, pada hari Minggu 6 Agustus 2017 pukul 15.00 WIB.
Solopos. 2016. Terjerat Utang rentenir, Pedagang ini Harus Jual Kiosnya. Diakses dari http://www.solopos.com/2016/11/28/rentenir-di-jogja-miris-gara-gara-terjerat-utang-rentenir-pedagang-pasar-ini-harus-jual-kiosnya-772445, pada hari Minggu 6 Agustus 2017 pukul
Syaikh Abu Abdillah Adil bin Saad, 2011, Halal Haram dalam Islam, Pustaka As-Sunnah, Jakarta
Tribunnews. 2013. 30 Orang di Nagekeo Keracunan Setelah makan Daging Anjing. Diakses dari http://www.tribunnews.com/regional/2013/08/06/30-orang-di-nagekeo-keracunan-setelah-makan-daging-anjing, pada hari Minggu 6 Agustus 2017 pukul 15.00 WIB.