Berkah Alam Yang Terancam

1
14 KOMPAS, JUMAT, 20 FEBRUARI 2 01 5 IPTEK u LINGKUNGAN & KESEHATAN Erupsi Raung Masih Berlangsung BANYUWANGI, KOMPAS — Aktivitas vulkanik Gunung Ra- ung di perbatasan Banyuwangi, Jember, dan Bondowoso, Jawa Timur, masih fluktuatif. Erupsi kecil diiringi embusan asap dan gempa tremor juga terdeteksi. Hingga Kamis (19/2), warga di sekitar lereng Raung masih men- dengar suara gemuruh. Pos pe- mantau gunung api juga mene- rima laporan ada hujan abu tipis di Kecamatan Sumberjambe, Jember, akhir Januari lalu. ”Tremor masih terdeteksi. Ke- pulan asap putih setinggi 100 meter mengarah ke barat-utara atau Jember-Bondowoso,” kata petugas pengamat Gunung Api Raung Balok Supriadi, kemarin. Meski demikian, Raung masih berstatus Waspada. Aktivitas gu- nung belum meningkat tajam. Selama ini, aktivitas Raung di- pantau dengan alat dan peng- amatan visual. Lima alat yang dipasang terdiri dari seismograf di empat titik penjuru dan alat tiltmeter yang mendeteksi defor- masi gunung. Namun, sejak 1 Februari 2015, tiltmeter r u sa k tersambar petir. Demi memantau aktivitas Ra- ung lebih detail, tim dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Ben- cana Geologi diterjunkan ke la- pangan, Selasa lalu. Tim akan meneliti detail aktivitas Raung. Meski ada tanda-tanda aktif, warga sekitar tak khawatir. Mere- ka beraktivitas seperti biasa, se- perti memanen cengkeh, mengi- kat selada, dan mencari rumput. Asiati (50), warga Dusun Kra- jan, Desa Sumberarum, Keca- matan Songgon, Banyuwangi, mengatakan, warga terbiasa mendengar dentuman dari pun- cak Raung sejak 2012. Suara itu masih terdengar, tetapi tidak se- sering dua tahun lalu. ”Dulu, awal-awal Raung me- letus, kami takut, tak bisa tidur, bahkan bersiap-siap mengungsi. Kini tidak lagi,” k a t a ny a . Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banyuwangi Kusiyadi mengatakan, pihaknya terus memonitor Raung. Jika di- perlukan, BPBD akan memba- ngun posko darurat. (NIT) EKOLOGI MANGGARAI Berkah Alam yang Terancam Kisah kekayaan perut bumi Manggarai bukanlah hal baru. Tiga abad silam, Pemerintah Kolonial Belanda menemukan kandungan mineral dan bahan tambang di wilayah tersebut. Namun, eksplorasi kala itu dihentikan karena justru menimbulkan konflik sosial. Oleh YULIANA RINI DY B eratus tahun lewat, geliat kegiatan pertambangan di Kabupaten Manggarai dan Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, mulai terlihat. Eksploitasi kekayaan alam di Kabupaten Manggarai dan Manggarai Timur menjanjikan keuntungan ekonomi tinggi bagi pengelola dan daerah. Belum la- gi harapan penyerapan tenaga kerja lokal. Namun, pertanyaannya, apa- kah manfaat ekonomi itu mem- buat usaha pertambangan bisa menjadi yang utama daripada pertanian? Pertanian telah men- jadi sumber penghidupan ma- syarakat, berabad lamanya. Beberapa tahun terakhir, sumbangan sektor pertambang- an bagi kegiatan ekonomi di ke- dua kabupaten tersebut terus meningkat. Tahun 2013, nilai kegiatan pertambangan di Ka- bupaten Manggarai mencapai Rp 38,7 miliar, sedangkan di Manggarai Timur Rp 28 miliar. Padahal, empat tahun sebelum- nya, nilainya baru setengahnya. Selain itu, daerah masih mendapat penerimaan dari hasil sumber daya alam (SDA). Ber- dasarkan Peraturan Menteri Ke- uangan Tahun 2014 tentang Alokasi Dana Bagi Hasil SDA Pertambangan Umum, Pemerin- tah Provinsi NTT mendapat ba- gian Rp 1,19 miliar. Pemerintah Kabupaten Manggarai dan Manggarai Timur mendapat da- na bagi hasil SDA pertambangan umum masing-masing Rp 246,4 juta dan Rp 178,8 juta. Meningkatnya penerimaan daerah tak lepas dari penerbitan izin usaha pertambangan (IUP) di kedua kabupaten. Seiring de- ngan bertambahnya IUP yang diterbitkan, penerimaan daerah berpotensi meningkat. Apalagi jika eksploitasi tambang dipacu. Hingga akhir tahun 2014, pe- merintah daerah mengeluarkan 28 IUP, terdiri dari 19 IUP ada di Manggarai dan 9 IUP lain di Manggarai Timur. Melalui IUP, perusahaan-perusahaan pertam- bangan mendapat konsesi lahan hampir 57.000 hektar atau se- tara dengan 13,6 persen dari lu- as wilayah kedua kabupaten. Meski pemerintah daerahnya mengeluarkan IUP lebih sedikit, konsesi lahan di Manggarai Ti- mur justru lebih luas. Lahan 38.000 hektar atau 15,1 persen dari wilayah kabupaten seluas 251,8 hektar itu menjadi area penguasaan tambang. Sementa- ra, luas area konsesi di Mang- garai 18.800 hektar. Dalam konteks yang lebih nyata bagi masyarakat, aktivitas pertambangan bisa menyerap tenaga kerja lokal. Umumnya, mereka ”pekerja kasar” dengan pendapatan relatif rendah. Tambang dan pertanian Perlu disadari, aktivitas per- tambangan sering bersinggung- an langsung dengan pertanian. Masyarakat yang tinggal di se- kitar tambang umumnya meng- andalkan pertanian sebagai ma- ta pencarian utama. Sebut saja jagung dan padi hasil ladang serta kemiri, kakao, dan mete dari hasil kebun. Selain itu, masyarakat juga memelihara ternak di kebun atau pekarangan rumah. Sapi, babi, dan kambing menjadi ta- bungan yang bisa dicairkan saat ada kebutuhan besar, misalnya untuk sekolah, pesta perkawin- an, dan upacara adat. Di pesisir, masyarakat mengandalkan hasil laut untuk memenuhi kebutuh- an hidup sehari-hari. Berkat usaha turun-temurun itu, tingkat kesejahteraan ma- syarakat di Kabupaten Mangga- rai lebih baik dibandingkan de- ngan di Manggarai Timur. Ber- dasarkan hasil Sensus Pertanian 2013, tidak kurang dari 75 per- sen rumah tangga di Manggarai bermata pencarian petani dan nelayan. Di Manggarai Timur lebih tinggi, yakni 90 persen. Dari sisi nilai ekonomi, sum- bangan sektor pertanian bagi Produk Domestik Regional Bru- to (PDRB) tergolong tinggi. Di Manggarai Timur, Badan Pusat Statistik mencatat sumbangan pertanian pada 2013 mencapai Rp 783 miliar atau sekitar 60 persen PDRB. Di Manggarai, pertanian bernilai Rp 589 miliar (33 persen PDRB). Tanpa ada pengaturan yang tepat, persaingan antara aktivi- tas pertambangan dan pertanian akan semakin menguat. Di se- bagian wilayah, aktivitas per- tambangan menggerus lahan pertanian, seperti di sejumlah kampung di Kecamatan Reo dan Kecamatan Lambaleda. Di tem- pat itu pertambangan meram- bah area l i n g ko atau kebun adat. Sementara, sejumlah nelayan setempat meresahkan turunnya tangkapan ikan. Sirilus (63), ne- layan di Kampung Jengkalang, Desa Wangkung, Kecamatan Reo, mengatakan, kini ia hanya bisa menangkap paling banyak 35 ikan sekali melaut. Sebelum tambang beroperasi, tangkapan ikannya bisa tiga kali lipat. Ber- kurangnya populasi ikan dite- ngarai merupakan akibat pe- nambangan yang turut merusak terumbu karang. Tidak hanya itu, wilayah kon- servasi pun tidak luput dari ke a g r e sifan kegiatan pertam- bangan. Hutan lindung di Kam- pung Gincu, Desa Robek, Ke- camatan Reo, salah satu yang terdampak langsung. Menurut Gaspar Sales (54), tetua adat se- tempat, perusahaan tambang membongkar bukit di Soga-To- rong Besi dalam kurun waktu 2 0 0 7- 2 01 0. Bukit tersebut termasuk ka- wasan hutan lindung yang ber- fungsi daerah tangkapan air. Se- jumlah mata air di Torong Besi dan Ketebe kini juga telah mati. Akibatnya, cadangan air pada musim kemarau berkurang d r a st i s. Jika sebatas menghitung nilai ekonomi pertanian yang hilang saat ini akibat keberadaan tam- bang, bisa saja mengarah pada kesimpulan yang keliru. Kegiat- an pertambangan memang memberikan hasil yang tergo- long cepat dan bernilai ekonomi tinggi. Sebaliknya, untuk meng- garap pertanian, diperlukan ke- sabaran dan ketekunan. Yang perlu diperhitungkan, setidaknya nilai ekonomi perta- nian pada masa depan. Mening- katnya populasi manusia dan merosotnya kualitas lingkungan dapat membawa pada kondisi serius kelangkaan pangan. Jika itu yang terjadi, pangan akan menjadi komoditas yang sangat bernilai dan mahal. Ditambah dengan kekayaan tradisi dan nilai-nilai sakral yang terbangun dari budaya bertani yang perlu diwariskan kepada generasi muda di tanah Manggarai. Semua itu memben- tuk sebuah nilai sosial yang ti- dak secara mudah dapat diru- muskan dalam ukuran moneter semata. Mineral dan bahan tambang bukanlah berkah alam yang ti- dak boleh diambil atau diman- faatkan. Namun, jelas perlu ke- arifan apakah kekayaan tersebut harus dieksploitasi atau tidak. Kini, saatnya kita berpikir ma- tang supaya berkah alam ini ti- dak berganti menjadi kutukan. Semoga. (LUHUR FAJAR MARTHA/ DWI RUSTIONO/ LITBANG KOMPAS) KEBAKARAN HUTAN Potensi Meningkat, Riau Siaga Darurat JAKARTA, KOMPAS — Pe- merintah menyatakan status Si- aga Darurat atas peningkatan po- tensi kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau. Status itu mem- bawa konsekuensi agar setiap pe- mangku kepentingan di tingkat daerah dan pusat waspada dan bertindak pada kesempatan per- tama untuk memadamkan api sebelum membesar. ”Saya sudah meminta izin ke- pada Presiden untuk siaga da- rurat di Riau. Artinya, kami se- mua siap-siap agar tak terjadi hal darurat,” kata Siti Nurbaya Bakar, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Rabu (18/2), di Ja- karta. Awal pekan ini, Siti me- mimpin rapat koordinasi daerah soal antisipasi kebakaran hutan dan lahan di Riau. Sejumlah bu- pati turut hadir pada pertemuan itu, selain dihadiri gubernur. Berdasarkan sistem penga- wasan dan pemantauan kebakar- an hutan dan lahan Global Forest Watch yang dikembangkan World Resources Institute, dalam sepekan ini terdapat 34 titik api berkeyakinan tinggi di Bengkalis (25), Pelalawan (5), dan Rokan Hilir (4). Sejumlah 17 titik api berada di lahan perkebunan, 2 titik api di areal konsesi hutan tanaman industri (HTI), 2 titik api di areal konsesi hak peng- usahaan hutan (HPH), dan lain- nya di lokasi lain. Sebagian besar titik api atau 94 persennya ber- ada di kawasan bergambut. Banyaknya titik api di lahan perkebunan kelapa sawit itu membuat Siti mengajak kolega- nya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, untuk bersama-sama melakukan pengawasan di la- pangan. ”Saya surati Menteri Pertanian dan telepon langsung, dan beliau mendukung,” kata- ny a . Pengawasan di lapangan oleh pemerintah daerah dan kalangan internal pemilik lahan konsesi atau izin perkebunan diklaim Siti semakin meningkat pasca audit kepatuhan yang dijalankan Unit Kerja Presiden Bidang Penga- wasan dan Pengendalian Pem- bangunan (UKP4) beberapa wak- tu lalu. Audit itu membuat kepala daerah tak bisa lagi membiarkan dan harus sadar kewenangan ser- ta kewajibannya dalam pence- gahan dan pengendalian keba- karan hutan. Siti juga kembali menandas- kan, hasil pemantauan udara di lapangan 16 Februari 2015 me- nguatkan kebakaran disebabkan faktor pembakaran. ”Seluruhnya pembakaran, ada 5-6 titik yang saya lihat. Di situ, ciri-cirinya area yang terbuka. Ada yang di lahan perkebunan dan ada yang di pinggir-pinggir HTI,” k a t a ny a . Jajaki hujan buatan Berdasarkan temuan itu, ia ju- ga meminta Badan Nasional Pe- nanggulangan Bencana (BNPB), yang saat itu juga melakukan pemantauan udara, agar memu- lai skenario pembuatan hujan buatan yang telah dikuasai para peneliti dalam negeri. Itu agar api tidak membesar dan sulit dipa- damkan. ”Di gambut tidak boleh ada api karena kalau menjalar sulit me- m a d a m k a n ny a , ” kata Siti. Karak- ter lahan gambut mirip spons, yakni penyimpan air yang baik apabila dijaga. Sebaliknya, sangat mudah terbakar apabila air ke- ring. Nur Masripatin, mantan de- puti pada Badan Pengelola REDD+ yang kini menjadi ang- gota Tim Nasional Pengendalian Perubahan Iklim di Kementerian LHK, mengatakan, BP-REDD+ juga telah membangun Karhutla Monitoring System (KMS). Ru- ang pemantauan itu memberi in- formasi yang lalu disebarluaskan kepada para pemangku kepen- tingan agar cepat dilakukan pe- madaman. Selain itu, kata Nur, resolusi tinggi dari sistem tersebut sangat membantu proses pembuktian dalam penegakan hukum ka- sus-kasus kebakaran hutan dan lahan. Audit kepatuhan kasus keba- karan hutan dan lahan, seperti dilakukan pertama kalinya di Riau yang dinilai efektif, juga direkomendasikan agar dilaku- kan di provinsi lain yang juga rawan kebakaran. Agenda BP-REDD+ sebelum dilebur ke Kementerian LHK adalah me- lakukan audit di Kalimantan Tengah dan Sumatera Selatan. Belum jelas kelanjutan atas ren- cana itu. (ICH) DISFUNGSI EREKSI Penderita Masih Enggan Berkonsultasi JAKARTA, KOMPAS — Pem- bicaraan tentang disfungsi ereksi masih dianggap tabu oleh seba- gian masyarakat sehingga pende- rita enggan berkonsultasi ke dok- ter. Padahal, masalah kesehatan itu bisa mengganggu keharmo- nisan hubungan suami-istri. Agar bisa dikenali gejalanya dan di- obati, pasien perlu segera ber- konsultasi dengan dokter. Disfungsi ereksi kerap tak di- sadari penderita dan terdeteksi setelah berkonsultasi dengan dokter. Konsultasi lebih dini akan memudahkan mengenali gejala disfungsi ereksi. ”Ada rasa malu untuk konsultasi langsung. Kon- sultasi lewat internet bisa mem- bantu lebih terbuka,” kata dokter spesialis andrologi Heru Oen- toeng, Selasa (17/2), di Jakarta. Menurut Heru, disfungsi erek- si merupakan ketidakmampuan alat vital pria atau penis untuk mencapai dan mempertahankan kondisi ereksi dalam hubungan seksual secara memuaskan. Mes- ki penting dalam mendukung ke- harmonisan hubungan dengan pasangan, 50 persen pria Indone- sia kurang nyaman berkonsultasi langsung dengan dokter. Heru mengatakan, kehadiran situs we b tentang konsultasi dis- fungsi ereksi amat membantu untuk mengetahui gejala awal. Berdasarkan survei Pfizer, per- usahaan farmasi, 62 persen res- ponden di Indonesia mencari in- formasi mengenai disfungsi erek- si lewat internet. Ada risikonya, yaitu jika informasi tak akurat, akan terjadi kesalahan persepsi dan penanganan tidak tepat. ”Tentu we b s i t e harus mem- berikan informasi yang bertang- gung jawab serta memiliki per- timbangan, dari sisi medis atau p s i ko l o g i s, ” ujarnya. Sebagian be- sar pria di Indonesia mengalami disfungsi ereksi ringan sehingga bisa diatasi dengan berkonsultasi ke dokter dan psikolog. Pola hidup sehat Secara fisik, masalah disfungsi ereksi disebabkan tiga hal, yakni gangguan pembuluh darah, hor- monal yang dipengaruhi faktor usia dan darah tinggi, serta gang- guan saraf. Oleh karena itu, perlu praktik hidup sehat, seperti pola makan seimbang, rajin berolah- raga, tidak merokok, dan tidak minum alkohol. Adapun psikolog seksual Zoya Amirin mengatakan, disfungsi ereksi amat dipengaruhi keper- cayaan diri pria dalam berhu- bungan intim. ”Selama ini image disfungsi ereksi selalu menjadi tanggung jawab pria sehingga pria merasa terbebani untuk me- muaskan pasangannya. Saat pria gagal melakukan hal itu, itu akan terus menghantui dan membu- atnya tak percaya diri,” u j a r ny a . Masalah disfungsi ereksi yang dialami pria tak jarang menye- babkan depresi bagi kehidupan pribadi ataupun interpersonal. Oleh karena itu, komunikasi de- ngan pasangan sangat penting dalam pengobatan disfungsi ereksi. Jadi, istri harus mengo- munikasikan kepada suami jika terjadi masalah ketidakpuasan seksual karena ereksi tidak mak- simal. Pada kesempatan sama, Di- rektur Medis Pfizer Indonesia Handoko Santoso mengatakan, pihaknya meluncurkan situs konsultasi disfungsi ereksi yang dapat diakses secara gratis di www.tinggalminta.com. Situs itu khusus bagi orang dewasa atau telah berusia di atas 21 tahun yang ingin berkonsultasi menge- nai kehidupan seksnya. Pengun- jung situs bisa bertanya aneka masalah seksual dan akan ditang- gapi dokter atau psikolog. (B07) ‘’ Kami semua siap-siap agar tak terjadi hal darurat. Siti Nurbaya Bakar GUNUNG BERAPI Sumber: Litbang ”Kompas”/ RIN/LUH/RST, diolah dari Kemenkeu, BPS, Perkumpulan Prakarsa, Oxford Poverty & Human Development Initiative, Sensus Pertanian 2013, dan observasi lapangan. INFOGRAFIK: ANDRI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERTANIAN INDEKS KEMISKINAN MULTIDIMENSI 2013 PERTAMBANGAN 0,030-0,067 (rendah) 0,067-0,104 (mendekati rendah) 0,104-0,141 (moderat) 0,141-0,178 (mendekati tinggi) 0,178-0,217 (tinggi) KUPANG P Sabu P Rote P Alor LAUT SABU P Flores P Timor P Sumba Kabupaten Manggarai Timur Kabupaten Manggarai Manggarai Barat Ngada Nagekeo Ende Sikka Flores Timur Lembata Alor Belu Timor Tengah Utara Kabupaten Kupang Kota Kupang Rote Ndao Sabu Raijua Timor Tengah Selatan Sumba Timur Sumba Tengah Sumba Barat Sumba Barat Daya Manggarai Manggarai Timur Mayoritas penduduk adalah petani Penyerapan tenaga kerja tambang 48.002 keluarga (75%) 49.167 keluarga (90%) Jumlah usaha Jumlah tenaga kerja (orang) Manggarai Manggarai Timur NTT 907 352 329 21 10 448 Pendapatan masyarakat dari tambang: gaji karyawan Rp 1,1 juta/bulan Hasil yang diperoleh: Pemerintah mendapat iuran tetap (”land rent”) dan iuran eksplorasi dan eksploitasi (royalti) dengan rincian pusat 20 persen dan daerah 80 persen (UU Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah). Rincian pemerintah daerah adalah: a. ”Land rent” untuk provinsi 16 persen, kabupaten/kota penghasil 64 persen. b. Royalti untuk provinsi sebesar 16 persen, kabupaten/kota penghasil sebesar 32 persen, dan kabupaten/kota lain dalam satu provinsi sebesar 32 persen. Bagi hasil SDA tambang (”land rent” dan ”royalti”, dalam Rp juta) Manggarai Manggarai Timur 178,8 100,68 136,6 246,4 2013 2014 Nilai kegiatan ekonomi (PDRB, dalam Rp miliar) Sumbangan PDRB (%) Pertanian Manggarai Manggarai Timur Pertambangan Manggarai Manggarai Timur 0 100 200 300 400 500 600 700 800 0 10 20 30 40 50 60 70 80 589,15 783,01 672,95 357,59 28,95 2007 2008 2009 2010 2011 2012* 2013** 2007 2008 2009 2010 2011 2012* 2013** 11,34 38,73 27,99 * angka sementara ** angka sangat sementara 2,1 2,1 2,2 2,1 33,4 60,0 66,1 48,1

description

Kemiskinan Multidimensi, Kemiskinan, SDA, Tambang

Transcript of Berkah Alam Yang Terancam

  • 14 KO M PA S, J U M AT, 2 0 F E B R UA R I 2 01 5IPTEK LINGKUNGAN & KESEHATAN

    ErupsiRaung MasihB erlang sungBANYUWANGI, KOMPAS Aktivitas vulkanik Gunung Ra-ung di perbatasan Banyuwangi,Jember, dan Bondowoso, JawaTimur, masih fluktuatif. Erupsikecil diiringi embusan asap dangempa tremor juga terdeteksi.

    Hingga Kamis (19/2), warga disekitar lereng Raung masih men-dengar suara gemuruh. Pos pe-mantau gunung api juga mene-rima laporan ada hujan abu tipisdi Kecamatan Sumberjambe,Jember, akhir Januari lalu.

    Tremor masih terdeteksi. Ke-pulan asap putih setinggi 100meter mengarah ke barat-utaraatau Jember-Bondowoso, katapetugas pengamat Gunung ApiRaung Balok Supriadi, kemarin.

    Meski demikian, Raung masihberstatus Waspada. Aktivitas gu-nung belum meningkat tajam.

    Selama ini, aktivitas Raung di-pantau dengan alat dan peng-amatan visual. Lima alat yangdipasang terdiri dari seismografdi empat titik penjuru dan alattiltmeter yang mendeteksi defor-masi gunung. Namun, sejak 1Februari 2015, tiltmeter r u sa ktersambar petir.

    Demi memantau aktivitas Ra-ung lebih detail, tim dari PusatVulkanologi dan Mitigasi Ben-cana Geologi diterjunkan ke la-pangan, Selasa lalu. Tim akanmeneliti detail aktivitas Raung.

    Meski ada tanda-tanda aktif,warga sekitar tak khawatir. Mere-ka beraktivitas seperti biasa, se-perti memanen cengkeh, mengi-kat selada, dan mencari rumput.

    Asiati (50), warga Dusun Kra-jan, Desa Sumberarum, Keca-matan Songgon, Banyuwangi,mengatakan, warga terbiasamendengar dentuman dari pun-cak Raung sejak 2012. Suara itumasih terdengar, tetapi tidak se-sering dua tahun lalu.

    Dulu, awal-awal Raung me-letus, kami takut, tak bisa tidur,bahkan bersiap-siap mengungsi.Kini tidak lagi, k a t a ny a .

    Kepala Badan PenanggulanganBencana Daerah BanyuwangiKusiyadi mengatakan, pihaknyaterus memonitor Raung. Jika di-perlukan, BPBD akan memba-ngun posko darurat. (NIT)

    EKOLOGI MANGGARAI

    Berkah Alam yang TerancamKisah kekayaan perut bumi Manggarai bukanlah halbaru. Tiga abad silam, Pemerintah Kolonial Belandamenemukan kandungan mineral dan bahan tambangdi wilayah tersebut. Namun, eksplorasi kala itudihentikan karena justru menimbulkan konflik sosial.

    Oleh YULIANA RINI DY

    Beratus tahun lewat, geliatkegiatan pertambangan diKabupaten Manggaraidan Manggarai Timur, NusaTenggara Timur, mulai terlihat.Eksploitasi kekayaan alam diKabupaten Manggarai danManggarai Timur menjanjikankeuntungan ekonomi tinggi bagipengelola dan daerah. Belum la-gi harapan penyerapan tenagakerja lokal.

    Namun, pertanyaannya, apa-kah manfaat ekonomi itu mem-buat usaha pertambangan bisamenjadi yang utama daripadapertanian? Pertanian telah men-jadi sumber penghidupan ma-syarakat, berabad lamanya.

    Beberapa tahun terakhir,sumbangan sektor pertambang-an bagi kegiatan ekonomi di ke-dua kabupaten tersebut terusmeningkat. Tahun 2013, nilaikegiatan pertambangan di Ka-bupaten Manggarai mencapaiRp 38,7 miliar, sedangkan diManggarai Timur Rp 28 miliar.Padahal, empat tahun sebelum-nya, nilainya baru setengahnya.

    Selain itu, daerah masihmendapat penerimaan dari hasilsumber daya alam (SDA). Ber-dasarkan Peraturan Menteri Ke-uangan Tahun 2014 tentangAlokasi Dana Bagi Hasil SDAPertambangan Umum, Pemerin-tah Provinsi NTT mendapat ba-gian Rp 1,19 miliar. PemerintahKabupaten Manggarai danManggarai Timur mendapat da-na bagi hasil SDA pertambanganumum masing-masing Rp 246,4juta dan Rp 178,8 juta.

    Meningkatnya penerimaandaerah tak lepas dari penerbitanizin usaha pertambangan (IUP)di kedua kabupaten. Seiring de-ngan bertambahnya IUP yangditerbitkan, penerimaan daerahberpotensi meningkat. Apalagijika eksploitasi tambang dipacu.

    Hingga akhir tahun 2014, pe-merintah daerah mengeluarkan

    28 IUP, terdiri dari 19 IUP adadi Manggarai dan 9 IUP lain diManggarai Timur. Melalui IUP,perusahaan-perusahaan pertam-bangan mendapat konsesi lahanhampir 57.000 hektar atau se-tara dengan 13,6 persen dari lu-as wilayah kedua kabupaten.

    Meski pemerintah daerahnyamengeluarkan IUP lebih sedikit,konsesi lahan di Manggarai Ti-mur justru lebih luas. Lahan38.000 hektar atau 15,1 persendari wilayah kabupaten seluas251,8 hektar itu menjadi areapenguasaan tambang. Sementa-ra, luas area konsesi di Mang-garai 18.800 hektar.

    Dalam konteks yang lebihnyata bagi masyarakat, aktivitaspertambangan bisa menyeraptenaga kerja lokal. Umumnya,mereka pekerja kasar denganpendapatan relatif rendah.

    Tambang dan pertanianPerlu disadari, aktivitas per-

    tambangan sering bersinggung-an langsung dengan pertanian.Masyarakat yang tinggal di se-kitar tambang umumnya meng-andalkan pertanian sebagai ma-ta pencarian utama. Sebut sajajagung dan padi hasil ladangserta kemiri, kakao, dan metedari hasil kebun.

    Selain itu, masyarakat jugamemelihara ternak di kebunatau pekarangan rumah. Sapi,babi, dan kambing menjadi ta-bungan yang bisa dicairkan saatada kebutuhan besar, misalnyauntuk sekolah, pesta perkawin-an, dan upacara adat. Di pesisir,masyarakat mengandalkan hasillaut untuk memenuhi kebutuh-an hidup sehari-hari.

    Berkat usaha turun-temurunitu, tingkat kesejahteraan ma-syarakat di Kabupaten Mangga-rai lebih baik dibandingkan de-ngan di Manggarai Timur. Ber-dasarkan hasil Sensus Pertanian2013, tidak kurang dari 75 per-

    sen rumah tangga di Manggaraibermata pencarian petani dannelayan. Di Manggarai Timurlebih tinggi, yakni 90 persen.

    Dari sisi nilai ekonomi, sum-bangan sektor pertanian bagiProduk Domestik Regional Bru-to (PDRB) tergolong tinggi. DiManggarai Timur, Badan PusatStatistik mencatat sumbanganpertanian pada 2013 mencapaiRp 783 miliar atau sekitar 60persen PDRB. Di Manggarai,pertanian bernilai Rp 589 miliar(33 persen PDRB).

    Tanpa ada pengaturan yangtepat, persaingan antara aktivi-tas pertambangan dan pertanianakan semakin menguat. Di se-bagian wilayah, aktivitas per-tambangan menggerus lahanpertanian, seperti di sejumlahkampung di Kecamatan Reo danKecamatan Lambaleda. Di tem-pat itu pertambangan meram-bah area l i n g ko atau kebun adat.

    Sementara, sejumlah nelayansetempat meresahkan turunnyatangkapan ikan. Sirilus (63), ne-layan di Kampung Jengkalang,Desa Wangkung, KecamatanReo, mengatakan, kini ia hanyabisa menangkap paling banyak35 ikan sekali melaut. Sebelumtambang beroperasi, tangkapanikannya bisa tiga kali lipat. Ber-kurangnya populasi ikan dite-ngarai merupakan akibat pe-nambangan yang turut merusakterumbu karang.

    Tidak hanya itu, wilayah kon-servasi pun tidak luput darike a g r e sifan kegiatan pertam-bangan. Hutan lindung di Kam-pung Gincu, Desa Robek, Ke-camatan Reo, salah satu yangterdampak langsung. MenurutGaspar Sales (54), tetua adat se-tempat, perusahaan tambangmembongkar bukit di Soga-To-rong Besi dalam kurun waktu2 0 0 7- 2 01 0.

    Bukit tersebut termasuk ka-wasan hutan lindung yang ber-fungsi daerah tangkapan air. Se-jumlah mata air di Torong Besidan Ketebe kini juga telah mati.Akibatnya, cadangan air padamusim kemarau berkurangd r a st i s.

    Jika sebatas menghitung nilaiekonomi pertanian yang hilangsaat ini akibat keberadaan tam-bang, bisa saja mengarah padakesimpulan yang keliru. Kegiat-an pertambangan memangmemberikan hasil yang tergo-long cepat dan bernilai ekonomitinggi. Sebaliknya, untuk meng-garap pertanian, diperlukan ke-sabaran dan ketekunan.

    Yang perlu diperhitungkan,setidaknya nilai ekonomi perta-nian pada masa depan. Mening-katnya populasi manusia danmerosotnya kualitas lingkungandapat membawa pada kondisiserius kelangkaan pangan. Jika

    itu yang terjadi, pangan akanmenjadi komoditas yang sangatbernilai dan mahal.

    Ditambah dengan kekayaantradisi dan nilai-nilai sakralyang terbangun dari budayabertani yang perlu diwariskankepada generasi muda di tanahManggarai. Semua itu memben-tuk sebuah nilai sosial yang ti-dak secara mudah dapat diru-muskan dalam ukuran monetersemata.

    Mineral dan bahan tambangbukanlah berkah alam yang ti-dak boleh diambil atau diman-faatkan. Namun, jelas perlu ke-arifan apakah kekayaan tersebutharus dieksploitasi atau tidak.Kini, saatnya kita berpikir ma-tang supaya berkah alam ini ti-dak berganti menjadi kutukan.Semoga.

    (LUHUR FAJAR MARTHA/DWI RUSTIONO/

    LITBANG KOMPA S)

    KEBAKARAN HUTAN

    Potensi Meningkat, Riau Siaga DaruratJAKARTA, KOMPAS Pe -merintah menyatakan status Si-aga Darurat atas peningkatan po-tensi kebakaran hutan dan lahandi Provinsi Riau. Status itu mem-bawa konsekuensi agar setiap pe-mangku kepentingan di tingkatdaerah dan pusat waspada danbertindak pada kesempatan per-tama untuk memadamkan apisebelum membesar.

    Saya sudah meminta izin ke-pada Presiden untuk siaga da-rurat di Riau. Artinya, kami se-mua siap-siap agar tak terjadi haldarurat, kata Siti Nurbaya Bakar,Menteri Lingkungan Hidup danKehutanan, Rabu (18/2), di Ja-karta. Awal pekan ini, Siti me-mimpin rapat koordinasi daerahsoal antisipasi kebakaran hutandan lahan di Riau. Sejumlah bu-pati turut hadir pada pertemuanitu, selain dihadiri gubernur.

    Berdasarkan sistem penga-wasan dan pemantauan kebakar-an hutan dan lahan Global ForestWatch yang dikembangkanWorld Resources Institute, dalamsepekan ini terdapat 34 titik apiberkeyakinan tinggi di Bengkalis(25), Pelalawan (5), dan RokanHilir (4). Sejumlah 17 titik apiberada di lahan perkebunan, 2titik api di areal konsesi hutantanaman industri (HTI), 2 titikapi di areal konsesi hak peng-

    usahaan hutan (HPH), dan lain-nya di lokasi lain. Sebagian besartitik api atau 94 persennya ber-ada di kawasan bergambut.

    Banyaknya titik api di lahanperkebunan kelapa sawit itumembuat Siti mengajak kolega-nya, Menteri Pertanian AmranSulaiman, untuk bersama-samamelakukan pengawasan di la-pangan. Saya surati MenteriPertanian dan telepon langsung,dan beliau mendukung, kata -ny a .

    Pengawasan di lapangan olehpemerintah daerah dan kalanganinternal pemilik lahan konsesiatau izin perkebunan diklaim Sitisemakin meningkat pasca auditkepatuhan yang dijalankan UnitKerja Presiden Bidang Penga-wasan dan Pengendalian Pem-bangunan (UKP4) beberapa wak-tu lalu. Audit itu membuat kepaladaerah tak bisa lagi membiarkandan harus sadar kewenangan ser-ta kewajibannya dalam pence-gahan dan pengendalian keba-karan hutan.

    Siti juga kembali menandas-kan, hasil pemantauan udara dilapangan 16 Februari 2015 me-nguatkan kebakaran disebabkanfaktor pembakaran.

    Seluruhnya pembakaran, ada5-6 titik yang saya lihat. Di situ,ciri-cirinya area yang terbuka.

    Ada yang di lahan perkebunandan ada yang di pinggir-pinggirHTI, k a t a ny a .

    Jajaki hujan buatanBerdasarkan temuan itu, ia ju-

    ga meminta Badan Nasional Pe-nanggulangan Bencana (BNPB),yang saat itu juga melakukanpemantauan udara, agar memu-lai skenario pembuatan hujanbuatan yang telah dikuasai parapeneliti dalam negeri. Itu agar apitidak membesar dan sulit dipa-damkan.

    Di gambut tidak boleh ada apikarena kalau menjalar sulit me-m a d a m k a n ny a , kata Siti. Karak-

    ter lahan gambut mirip spons,yakni penyimpan air yang baikapabila dijaga. Sebaliknya, sangatmudah terbakar apabila air ke-ring.

    Nur Masripatin, mantan de-puti pada Badan PengelolaREDD+ yang kini menjadi ang-gota Tim Nasional PengendalianPerubahan Iklim di KementerianLHK, mengatakan, BP-REDD+juga telah membangun KarhutlaMonitoring System (KMS). Ru-ang pemantauan itu memberi in-formasi yang lalu disebarluaskankepada para pemangku kepen-tingan agar cepat dilakukan pe-madaman.

    Selain itu, kata Nur, resolusitinggi dari sistem tersebut sangatmembantu proses pembuktiandalam penegakan hukum ka-sus-kasus kebakaran hutan danlahan.

    Audit kepatuhan kasus keba-karan hutan dan lahan, sepertidilakukan pertama kalinya diRiau yang dinilai efektif, jugadirekomendasikan agar dilaku-kan di provinsi lain yang jugarawan kebakaran. AgendaBP-REDD+ sebelum dilebur keKementerian LHK adalah me-lakukan audit di KalimantanTengah dan Sumatera Selatan.Belum jelas kelanjutan atas ren-cana itu. (ICH)

    DISFUNGSI EREKSI

    Penderita Masih Enggan BerkonsultasiJAKARTA, KOMPAS Pem -bicaraan tentang disfungsi ereksimasih dianggap tabu oleh seba-gian masyarakat sehingga pende-rita enggan berkonsultasi ke dok-ter. Padahal, masalah kesehatanitu bisa mengganggu keharmo-nisan hubungan suami-istri. Agarbisa dikenali gejalanya dan di-obati, pasien perlu segera ber-konsultasi dengan dokter.

    Disfungsi ereksi kerap tak di-sadari penderita dan terdeteksisetelah berkonsultasi dengandokter. Konsultasi lebih dini akanmemudahkan mengenali gejaladisfungsi ereksi. Ada rasa maluuntuk konsultasi langsung. Kon-sultasi lewat internet bisa mem-bantu lebih terbuka, kata dokterspesialis andrologi Heru Oen-toeng, Selasa (17/2), di Jakarta.

    Menurut Heru, disfungsi erek-si merupakan ketidakmampuanalat vital pria atau penis untukmencapai dan mempertahankan

    kondisi ereksi dalam hubunganseksual secara memuaskan. Mes-ki penting dalam mendukung ke-harmonisan hubungan denganpasangan, 50 persen pria Indone-sia kurang nyaman berkonsultasilangsung dengan dokter.

    Heru mengatakan, kehadiransitus we b tentang konsultasi dis-fungsi ereksi amat membantuuntuk mengetahui gejala awal.Berdasarkan survei Pfizer, per-usahaan farmasi, 62 persen res-ponden di Indonesia mencari in-formasi mengenai disfungsi erek-si lewat internet. Ada risikonya,yaitu jika informasi tak akurat,akan terjadi kesalahan persepsidan penanganan tidak tepat.

    Tentu we b s i t e harus mem-berikan informasi yang bertang-gung jawab serta memiliki per-timbangan, dari sisi medis ataup s i ko l o g i s, ujarnya. Sebagian be-sar pria di Indonesia mengalamidisfungsi ereksi ringan sehingga

    bisa diatasi dengan berkonsultasike dokter dan psikolog.

    Pola hidup sehatSecara fisik, masalah disfungsi

    ereksi disebabkan tiga hal, yaknigangguan pembuluh darah, hor-monal yang dipengaruhi faktorusia dan darah tinggi, serta gang-guan saraf. Oleh karena itu, perlupraktik hidup sehat, seperti polamakan seimbang, rajin berolah-raga, tidak merokok, dan tidakminum alkohol.

    Adapun psikolog seksual ZoyaAmirin mengatakan, disfungsiereksi amat dipengaruhi keper-cayaan diri pria dalam berhu-bungan intim. Selama ini imagedisfungsi ereksi selalu menjaditanggung jawab pria sehinggapria merasa terbebani untuk me-muaskan pasangannya. Saat priagagal melakukan hal itu, itu akanterus menghantui dan membu-atnya tak percaya diri, u j a r ny a .

    Masalah disfungsi ereksi yangdialami pria tak jarang menye-babkan depresi bagi kehidupanpribadi ataupun interpersonal.Oleh karena itu, komunikasi de-ngan pasangan sangat pentingdalam pengobatan disfungsiereksi. Jadi, istri harus mengo-munikasikan kepada suami jikaterjadi masalah ketidakpuasanseksual karena ereksi tidak mak-simal.

    Pada kesempatan sama, Di-rektur Medis Pfizer IndonesiaHandoko Santoso mengatakan,pihaknya meluncurkan situskonsultasi disfungsi ereksi yangdapat diakses secara gratis diwww.tinggalminta.com. Situs itukhusus bagi orang dewasa atautelah berusia di atas 21 tahunyang ingin berkonsultasi menge-nai kehidupan seksnya. Pengun-jung situs bisa bertanya anekamasalah seksual dan akan ditang-gapi dokter atau psikolog. (B07 )

    Kami semua siap-siapagar tak terjadi hal

    d a r u rat .Siti Nurbaya Bakar

    GUNUNG BERAPI

    Sumber: Litbang Kompas/ RIN/LUH/RST, diolah dari Kemenkeu, BPS, Perkumpulan Prakarsa, Oxford Poverty & Human Development Initiative, Sensus Pertanian 2013, dan observasi lapangan.INFOGRAFIK: ANDRI

    PROVINSI NUSA TENGGARA TIMURPERTANIANINDEKS KEMISKINAN MULTIDIMENSI 2013

    PERTAMBANGAN

    0,030-0,067 (rendah)0,067-0,104 (mendekati rendah)0,104-0,141 (moderat)

    0,141-0,178 (mendekati tinggi)0,178-0,217 (tinggi)

    KUPANG

    P SabuP Rote

    P Alor

    L A U T S A B U

    P Flores

    P Timor

    P Sumba

    Kabupaten Manggarai Timur

    Kabupaten Manggarai

    ManggaraiBarat Ngada

    NagekeoEnde

    Sikka

    Flores TimurLembata

    Alor

    BeluTimor Tengah

    Utara

    KabupatenKupang

    Kota Kupang

    Rote Ndao

    Sabu Raijua

    Timor TengahSelatan

    Sumba Timur

    SumbaTengah

    SumbaBarat

    SumbaBarat Daya

    Manggarai ManggaraiTimur

    Mayoritas penduduk adalah petani

    Penyerapan tenagakerja tambang

    48.002keluarga(75%)

    49.167keluarga(90%)

    Jumlah usahaJumlah tenaga kerja(orang)

    Manggarai ManggaraiTimur

    NTT

    907

    352329

    21 10

    448

    Pendapatan masyarakat dari tambang: gaji karyawan Rp 1,1 juta/bulan

    Hasil yang diperoleh:Pemerintah mendapat iuran tetap (land rent) dan iuran eksplorasi dan eksploitasi (royalti) dengan rincian pusat 20 persen dan daerah 80 persen (UU Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah). Rincian pemerintah daerah adalah: a. Land rent untuk provinsi 16 persen,

    kabupaten/kota penghasil 64 persen.b. Royalti untuk provinsi sebesar 16 persen,

    kabupaten/kota penghasil sebesar 32 persen, dan kabupaten/kota lain dalam satu provinsi sebesar 32 persen.

    Bagi hasil SDA tambang(land rent dan royalti, dalamRp juta)

    Manggarai Manggarai Timur

    178,8100,68136,6

    246,4

    20132014

    Nilai kegiatan ekonomi (PDRB, dalam Rp miliar) Sumbangan PDRB (%)

    Pertanian Manggarai Manggarai Timur

    Pertambangan Manggarai Manggarai Timur

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    700

    800

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    589,15

    783,01672,95

    357,59

    28,95

    2007 2008 2009 2010 2011 2012* 2013** 2007 2008 2009 2010 2011 2012* 2013**

    11,3438,73

    27,99

    * angka sementara** angka sangat sementara

    2,12,1 2,2 2,1

    33,4

    60,066,1

    48,1

    14 Nasional (Left) - 15KO200210