Post on 15-May-2019
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS
MELALUI PENDEKATAN BELAJAR KOOPERATIF TIPE
TALKING STICKS PADA SISWA KELAS IV MI EL-ZIYAN
Skripsi PTK
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
Hasan Basri
NIM 1812018300082
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
MADRASAH IBTIDAIYAH
PROGRAM DUAL MODE SYSTEM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQOSAH
skripsi berjudul : "upaya peningkatan Hasil Belaiar IpS MelaluiPendekatan Belajar Kooperatif ripe Tatking sticks pada siswa Kelas Iv MrEl'ziyan Di Madrasah rbtidaiyah El-ziyan Depok', diajukan oleh HasanBasri, NIM. 1812018300082, kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan uINSyarif Hidayatullah Jakarta. Telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah padatanggal 16 Juni 2016 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhakmemperoleh gelar sarjana pendidikan Islam (s.pd.I) daram bidang pendidikanguru Madrasah ibtidaiyah.
Panitia fljian Munaqosah
fanggal
2b16.Tanda Tangan
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/prodi)Dr. Khalimi. M.AeNiP. 19650515 199403 I 006
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/prodi)AsEp Ediana Latip. M.pdNIP. 19810623 2009121 oo3
Penguji IDr. Fauzan. M.A.NIP. 19761107 200701 I 013
Penguji IIDrs. Jafar Sanusi. M.ANIP. i19581704 t993}t 2 00t
,/,
?/gl^g fts!,t{u\.r'
e,ft /u,{
LEMBAR PENGESAHAN
skripsi be{udul : 'oupaya Meningkatkan Hasil Belajar rps MelaluiPendekatan Belajar Koaperatif Tipe Tatking Sticks Pada Siswa Kelas 1.IEl-ziyan Di Madrasah rbtidaiyah EI-Ziyan Depok, disusun oleh Hasan Basri,,Nfr-f. 18*20;14300082, .Frograra studi-Dual Mode Sstexr; Jur,usan-.pendi.dikan
Gwu Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah lekarta. Telah melalui bimbingan
dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiyah yang berhak untuk diujikan pada sidang
munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
.Iakarta, 11 Maret 2016
Yang Mengesahkan,
Dosen Pembimbing Skripsi,
NIP. 19s00307197903 1004
UPAYA MENINGKATKAN IIASIL BELAJAR IPSMELALUI PENDEKATAN BELAJAR KOOPERATIF TIPETA{-{(NG "ST{C{(S' r?tDA .SfSWA KE{,AS {V' Nff T,L.ZfrAN
Di Madrasah Ibtidaiyah El-Ziyan Depok
SkripsiDiajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Syarat-Syarat Untuk Memperoleh GelarSarjana Pendidikan
Oleh
Hasan BasriNrM 1812018300082
NIP. 195003071979A3 1004
i
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAHIBTIDAIYAH DUAL MODE SYSTEM
FAI(ULTAS tr,MT] TARBMTAtr sAN KBISURTTANUI{TVERSITAS ISLAM NEGERI SYARTT HIDAYATULLAH
JAKARTA2016
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTA FITK
Jl. tr JBnda tto. 95 dputat 1 541 zJakafta lnd@@ia
FORM {FR}: 23 Juli 2013
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Nama
NIM
Fakultas
Jurusan
Judul Skripsi
Sayat yang bertanda tangan di bawah ini :
:Hasan Basri
:1812018300082
: Tarbiyah dan Keguruan
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IpS Melalui
Pendekatan Belajar Kooperatif !-ipe Talking Sticks
Pada Siswa Kelas IV MI El-Ziyan Di Madrasah
Ibtidaiyah El-Ziy an Depok
: Dr. Faridal Arkam, M.pdDosen Pembimbing
Dengan ini rnenyatakan lrakwa skripsi yang saya buat benar-benar hasilkaya sendiri dan saya berlanggung jawab seeara akademis atas apa yang saya
tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh ujianMunaqasah.
Jakarta, i1Maret2016
Mahasisrva Ybs,
Easan BasriNrM. 1812018300082
Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pendekatan Belajar Kooperatif
Tipe Talking Stick Pada Siswa Kelas IV MI El-Ziyan Kota Depok
Oleh: Hasan Basri
NIM. 1812018300082
ABSTRAK
Penelitian ini berlatar belakang permasalahan adanya kesenjangan antara
Hasil belajar siswa yaitu pengetahuan siswa hanya bersifat konsep dan teori,
pembelajaran kurang bermakna artinya siswa hanya dapat mengetahui konsep-
konsep dan teori-teori tanpa dapat merealisasikannya dalam kehidupan
sehari-hari. Sehingga prestasi yang diperoleh siswa hanya bersifat hapalan dan
pengetahuan.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
Peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Kooperatif tipe
Talking Stick pada mata pelajaran IPS, hasil belajar siswa pada bidang study IPS
dan hubungan antara model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dengan
hasil belajar siswa pada bidang study IPS.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, pretest
dan postest kepada 20 siswa kelas IV di. MI EL-Ziyan Kota Depok. Analisis data
yang digunakan adalah dengan cara pengolahan nilai siswa, menentukan nilai
hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking
Stick dan menentukan ramalan serta menafsirkan dan menarik kesimpulan.
Hasil penelitian yang dilakukan kepada 20 siswa kelas IV di MI EL-
Ziyan Kota Depok adalah sebagai berikut: Meningkatkan hasil Belajar Siswa
melalui model pembelajaran Kooperatif pada mata pelajaran IPS diperoleh data,
pada Siklus I rata-rata akhir 52,75, hasil ini berkatagori kurang cukup karena nilai
KKM yang ditentukan sekolah adalah 60,00. Dan pada penelitian siklus II rata-
rata akhir adalah 74,50 hasil ini menunjukan baik, oleh karna itu pembelajaran
menggunakan model Kooperatif pada pelajaran IPS bisa meningkatkan prestasi
belajar siswa.
Kata Kunci: Peningkatan Hasil Belajar, & Kooperatif Tipe Talking Stick
iv
Effort Increase Product Study IPS Through Approach Study Cooperative
Kind Talking Stick To Students 4th
Grade Mi El-Ziyan Depok
By: Hasan Basri
NIM. 1812018300082
ABSTRACT
This research is background appear problems discrepancy between result
study students, that knowledge students only concept characters and theory
learning less meaningfull students only can know concept and theories without
can realization in daily life with the result that achievement who gain students
only material characters to be memorized and knowladge.
Purpose wich want be reached of this research is to know increase result
study of students through learning model cooperative kind taling stick to IPS,
result study of students to IPS and connection between learning model
cooperative kind talking stick with product study of students to IPS.
Method wich is used in the research is quantitative method, tehnis
observasing that be done with method interview, observation, pretest and posttest
to 20 students 4th
grade in the MI El-Ziyan Depok.
Data analisys which be used is with method tabulation percentage of
students, determine percentage result study with use learning model cooperative
kind talking stick and determine prediction with interprete and mae conclusion.
Result research which be done to students 4th
grade in the MI El-Ziyan
Depok, is as the following: increase result study students through learning model
cooperative kind talking stick to IPS is gotten data to cycle I end result is 52,75.
This result category less sufficient because percentage KKM which a greed is
60,00 and to research cycle II end is 74,50 this result show good because which
learning use method cooperative kind talking stick to IPS can increase
achievement study students.
Key Words: Increase Product Study, & Cooperative Kind Talking Stick
v
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat Rahmat dan
Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Penelitian yang berjudul : “Upaya
Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pendekatan Belajar Kooperatif Tipe
Talking Sticks Pada Siswa Kelas IV MI El-Ziyan Di Madrasah Ibtidaiyah El-
Ziyan Depok”.
Tujuan utama penyusunan Penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam menempuh ujian Sarjana Fakultas Tarbiyah pada Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) di UIN Jakarta.
Daya upaya telah penulis curahkan dalam penyusunan PTK ini, namun
penulis sadar bahwa Penelitian ini masih jauh dari sempurna. Karena itu dengan
segala kelapangan dan keterbukaan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun demi perbaikan serta pengembangan selanjutnya.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan serta dorongan
dari berbagai pihak. Karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya M.A. Sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
2. Dr. Khalimi, M.Ag. Selaku Ketua Program Studi PGMI Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta;
3. Dindin Ridwanudin, M.Pd. Sebagai Ketua Program Dual Mode System;
4. Dr. Faridal Arkam. M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak meluangkan waktunya unruk memberikan bimbingan, arahan, kepada
peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan mudah dan lancar.
5. Bapak dan ibu dosen yang selama ini telah mendukung serta memberikan ilmu
yang luar biasa, sehingga semakin bertambah ilmu yang sangat berharga untuk
masa depan peneliti.
6. Ayahanda tercinta H. Zaini dan ibuda tersyang Hj. Fatimah, yang telah
memberikan dukungan secara moral maupun material selama menuntun ilmu
Universitas Ilam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Istriku tersayang Wiwin Wiarsih dan Anak-anakku tercinta Darla Sabina, Jidan
Arkom Ramadhan dan si kecil Muhammad Rabbani Izdihar yang selalu
vi
memberikan motivasi serta semangat hidup untuk terus mengemban ilmu yang
lebih tinggi.
8. Kakakku H. Zaenal Abidin yang besedia dengan sangan untuk menjadi teman
hangat dikeluarga.
9. H. Zainal Abidin selaku Kepala MI El-Ziyan Kota Depok yang telah
memberikan dukungan selama perkuliahan sampai proses penelitian.
10. Semua rekan-rekan seperjuangan Dual Mode System Angkatan 2012 yang
telah memberikan dukungan serta kerja sama yang baik dalam menimba ilmu
di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang semuanya menjadi pengalaman
paling berkesan serta luar biasa.
11. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung serta memberikan
dorongan pada peneliti, yang telah turut pula memberikan sumbangsih pikiran
dan masukan sehingga skkripsi ini menjadi lebih kompleks.
Penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat khususnya
bagi penulis umumnya bagi para pembaca, serta memenuhi persyaratan dan tujuan
yang dikehendaki. Semoga Allah SWT senantiasa menunjukan jalan terbaik bagi
pengikut-Nya yang telah berupaya dengan itikad baik. Amiin.
Depok, Maret 2016
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQOSAH ..................... i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................. ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................ iii
ABSTRAK ....................................................................................... iv
ABSTRACT ..................................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................... vi-vii
DAFTAR ISI ............................................................................................. viii-ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. x
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Indentifikasi Area dan Fokus Penelitian ............................ 3
C. Pembatasan Penelitian ....................................................... 4
D. Perumusan Masalah ........................................................... 4
E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ...................... 4
BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN ..................................................... 6
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang diteliti ........................ 6
1. Pembelajaran IPS ......................................................... 6
2. Hasil Belajar Siswa ...................................................... 10
3. Model Pembelajaran Kooperatif .................................. 20
B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................... 25
C. Hipotesis Tindakan ............................................................. 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................. 27
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 27
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ........ 27
viii
C. Subjek Penelitian ............................................................... 35
D. Peran dan Posisi Peneiti dalam Peneliian .......................... 35
E. Tahapan Intervensi Tindakan ............................................ 35
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ...................... 36
G. Data dan Sumber Data ....................................................... 37
H. Instrumen Pengumpulan Data ........................................... 37
I. Tehnik Pengumpulan Data ................................................. 38
J. Tehnik Pemerriksaan Kepercayaan .................................... 39
K. Analisis Data dan Interpretasi Data ................................... 39
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN ..... 42
A. Deskripsi data .................................................................... 42
B. Analisis Data ..................................................................... 46
C. Pembahasan Temuan Penelitian ........................................ 69
D. Keterbatasan Dalam Penelitian ......................................... 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 73
A. Kesimpulan ..................................................................... 73
B. Saran .................................................................................. 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Gambar 4.1: Aktivitas Siswa Saat Observasi ...................................... 46
2. Gambar 4.2 : Aktivitas Siswa Pada Penjelasan Materi Siklus I .......... 48-49
3. Gambar 4.3 : Aktivitas siswa saat diskusi Siklus I .............................. 49
4. Gambar 4.4 : Aktivitas Siswa Saat Melakukan Pembelajaran Model Talking
Stick Siklus I ................................................................... 60
5. Gambar 4.5 : Aktivitas Siswa Saat Melakukan Pembelajaran Model Talking
Stick Siklus II ................................................................. 61
x
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel 4.1 : Data Pengajar MI El-Ziyan ................................................ 43
2. Tabel 4.2 : Data Hasil Pretest dan Postest Siklus I Pertemuan I .......... 51
3. Tabel 4.3 : Data Hasil Pretest dan Postest Siklus I Pertemuan II ........ 52
4. Tabel 4.4 : Nilai Hasil Belajar IPS Pretest Siklus 1 ............................. 53
5. Tabel 4.5 : Nilai Hasil Belajar IPS Postest Siklus 1 ............................ 54
6. Tabel 4.6 : Hasil Observasi Guru Siklus I ............................................ 54
7. Tabel 4.7 : Hasil observasi terhadap siswa pada siklus 1 .................... 55
8. Tabel 4.8 : Data Hasil Pretest dan Postest Siklus II Pertemuan I ........ 63
9. Tabel 4.9 : Data Hasil Pretest dan Postest Siklus II Pertemuan II ....... 64
10. Tabel 4.10 : Nilai Hasil Belajar IPS Pretest Siklus II ......................... 65
11. Tabel 4.11 : Nilai Hasil Belajar IPS Postest Siklus II ........................ 65
12. Tabel 4.12 : Hasil Observasi Guru Siklus II ...................................... 66
13. Tabel 4.13 : Persentase observasi terhadap siswa pada siklus II ....... 67
14. Tabel 4.14 : Hasil uji “t” ..................................................................... 69
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Meningkatkan mutu pendidikan adalah menjadi tanggungjawab semua pihak
yang terlibat dalam pendidikan terutama bagi guru SD/MI yang merupakan ujung
tombak dalam pendidikan dasar. Guru SD/MI adalah orang yang paling berperan
dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat bersaing di
zaman pesatnya perkembangan teknologi. Guru SD/MI dalam setiap pembelajaran
selalu menggunakan pendekatan, strategi dan metode pembelajaran yang dapat
memudahkan siswa memahami materi yang diajarkannya, namun masih sering
terdengar keluhan dari para guru di lapangan tentang materi pelajaran yang terlalu
banyak dan keluhan kekurangan waktu untuk mengajarkannya semua.
Pendidikan pada saat ini sesuai dengan KTSP intinya menekankan pada
upaya pengembangan sikap nilai-nilai dasar yang direalisasikan dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak, pengetahuan, keterampilan.
Kurikulum pendidikan seyogyanya mampu menyediakan kesempatan kepada
setiap individu untuk dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki, baik
dalam hal subject matter maupun motode penyampaiannya.1
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampialan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.2
Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik memerlukan
berbagai sarana prasarana pendidikan serta lingkungan dan tata tertib yang
dikeluarkan oleh suatu lembaga baik di tingkat dasar, tingkat menengah maupun
1 Ratna Yudhawati & Dani Haryanto. 2011. Psikologi Pendidikan. Cetakan ke-1. Jakarta :
Prestasi Pustakaraya. hal. 109-110 2 Undang-undang RI. 2003. Tentang Sistem Pendidian Nasional.
1
2
di tingkat tinggi. Kebiasaan anak yang merupakan hasil pendidikan akan tampak
hasil dari latihan-latihan atau pembiasaan yang dilakukan oleh sekolah.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan untuk melaksanakan fungsinya
kesulitan dalam membentuk akhlakul karimah. Hal ini disebabkan karena
terbatasnya pendidikan dan kemampuan dalam mendidik anak serta kurangnya
kesadaran semua warga sekolah dalam mematuhi peraturan serta tata tertib
sekolah, Inilah yang menjadi dasar kuat perlunya pendidikan formal dan informal
dilakukan secara seimbang dan berkesinambungan, sehingga pendidikan formal
ataupun in formal dapat dikerjakan secara bersama-sama.
Rumusan tentang pengertian IPS telah banyak dikemukakan oleh para ahli
IPS atau social studies. Dalam istilah asing untuk pendidikan IPS istilah yang
sering diigunakan adalah Sosial Studies, Sosial Education, Sosial Studies
Education, Sosial Science Education, Citizenship Education, Studies of Society
and Environment. Di sekolah-sekolah Amerika pengajaran IPS dikenal dengan
social studies. Jadi, istilah IPS merupakan terjemahan social studies.3
Pada pembelajaran IPS anak belajar menggunakan keterampilan dan alat –
alat studi sosial, misalnya mencari bukti dengan berpikir ilmiah, keterampilan
mempelajari data masyarakat, mempertimbangkan validitas dan relevansi data,
mengklasifikasikan dan menafsirkan data-data sosial serta merumuskan
kesimpulan.
Kalau dilihat dua paparan di atas, menunjukan bahwa untuk mencapai
keberhasilan dalam melaksanakan proses belajar mengajar sehingga siswa dapat
mencapai prestasi belajar yang diharapkan, maka latar belakang pendidikan guru
dan kemampuan dasar harus dimiliki oleh guru, khususnya guru bidang studi PKn
hendaknya benar-benar diperhatikan. Keberhasilan program pendidikan tidak
dapat dipisahkan dari peran masyarakat secara keseluruhan baik sebagai sumber
asal, sumber daya maupun sebagai pemakai hasil lulusan.
Namun selama ini hasil belajar mengajar IPS di MI EL-ZIYAN masih
kurang, dikarenakan faktor, (1) Banyaknya nilai siswa yang kurang dari KKM 60,
(2) Kurangnya sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS, (3) Banyaknya
3 Iwan Purwanto. 2014. Pembelajaran Ilmu Penggetahuan Sosial. Jakarta. hal. 2
3
siswa yang tidak memahami materi yang diajarkan, (4) Model pembelajaran yang
diterapkan guru cenderung monoton (5) Kurangnya media pembelajaran IPS pada
materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya, (6) Kurang profesionalnya guru
dalam menggunakan alat pembelajaran. Oleh karna itu permasalahan ini tidak
boleh dibiarkan dan harus segera dipecahkan dengan menggunakan model
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Strategi pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick adalah strategi
pembelajaran yang didalamnya mengkondisikan para siswa untuk bekerja sama
didalam kelompok-kelompok kecil untuk membantu satu sama lain dalam belajar.
Menurut Ibrahim (2002:2) strategi pembelajaran kooperatif merupakan strategi
pembellajaran yang membantu siswa mempelajari isi akademik dan hubungan
sosial.4
Model pembelajaran kooperatif Tipe Talking Stick dapat diaplikasikan dalam
semua bidang studi dan untuk semua jenis kelas, baik kelas khusus untuk anak-
anak berbakat, kelas pendidikan khusus, kelas dengan tingkat kecerdasan rata-rata
dan sangat diperlukan dalam kelas heterogen dengan berbagai tingkat
kemampuan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas penelitian ini diberi judul:
“Upaya Peningkatan hasil belajar IPS melalui pendekatan belajar
Kooperatif tipe Talking Stick pada siswa Kelas IV MI EL-ZIYAN Kota
Depok”.
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitiannya
Dari latar belakang yang dipaparkan di atas penulis menemukan beberapa
masalah yang perlu didentifikasi, yaitu :
1. Banyaknya nilai siswa yang kurang dari KKM.
2. Kurangnya sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS.
3. Banyaknya siswa yang tidak memahami materi yang di ajarkan
4. Model pembelajaran yang diterapkan guru cenderung monoton.
4 Masitoh & Laksmi Dewi. 2009. Strategi Pembelajaran. Cetakan ke-1. Jakarta : Ditjen
Pendis. hal. 232
4
5. Kurangnya media pembelajaran IPS pada materi Keragaman Sosial dan
Budaya.
6. Kurang profesionalnya guru dalam menggunakan alat pembelajaran.
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Dari indentifikasi, maka peneliti membatasi masalah, yaitu :
1. Banyaknya nilai siswa yang kurang dari KKM pada materi Keragaman
Sosial dan Budaya pada pembelajaran IPS.
2. Kurangnya sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS.
3. Model pembelajaran yang diterapkan guru cenderung monoton.
D. Perumusan Masalah Penelitian
Dari uraian diatas penulis membuat permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS melalui
pendekatan belajar Kooperatif Tipe Talking Stick pada siswa Kelas IV
MI EL-ZIYAN Kota Depok ?
E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Hasil Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Meningkatnya hasil belajar siswa pada pelajaran IPS melalui pendekatan
belajar Kooperatif Tipe Talking Stick pada siswa Kelas IV MI EL-
ZIYAN Kota Depok
2. Kegunaan hasil penelitian
Besar harapan penulis agar penelitian ini berguna bagi seluruh kalangan,
khususnya bagi dunia pendidikan yaitu untuk acuan pengajaran yang lebih
maksimal dan bermanfaat di masa yang akan datang.
Dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick
akan menambah pengalaman baru bagi siswa, yang mana diharapkan bisa
memberikan masukan terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam
mengembangkan nilai-nilai diri siswa itu sendiri.
Siswa mendapatkan pembelajaran yang bermanfaat tentang bagaimnana cara
bersosialisasi dengan memahami perbedaan-perbedaan yang tumbuh dalam
5
kelompok, siswa dapat saling bertukar pikiran antara sesama anggota kelompok
sehingga setiap siswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang lebih banyak,
siswa dapat belajar untuk mau mendengarkan dan saling menghargai pendapat
orang lain.
Kegunaan bagi guru dalam penelitian ini adalah guru diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan profesionalnya dalam kegiatan belajar mengajar dan
dalam hal ini model pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick menjadi
alternatif pembelajaran IPS untuk meningkatkan nilai-nilai belajar siswa.
Harapan Peneliti bagi sekolah agar Penelitian Tindakan Kelas (Action
Research Class) ini dapat dijadikan masukan untuk kebijakan dalam upaya
meningkatkan proses belajar mengajar dan perlunya kerja sama yang baik antara
guru dengan guru dan guru dengan kepala sekolah.
6
BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
1. Pembelajaran IPS
a. Pengertian pembelajaran IPS
Menurut Nu’man Somantri, bahwa IPS merupakan pelajaran ilmu-ilmu sosial
yang disederhanakan untuk pendidikan tingkat SD, SLTP, dan SLTA.
Penyederhanaan mengandung arti : a) menurunkan tingkat kesukaran ilmu-ilmu
sosial yang biasanya dipelajari di universitas menjadi pelajaran yang sesuai
dengan kematangan berfikir siswa siswi sekolah dasar dan lanjutan, b)
mempersatukan dan memadukan bahan aneka cabang ilmu-ilmu sosial dan
kehidupan masyarakat sehingga menjadi pelajaran yang mudah dicerna.5
Secara mendasar, IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan
segala tingkah laku dan kebutuhan. IPS berkenaan dengan cara manusia
memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya, dan
kewajiban; memanfaatkan sumber daya yang ada dipermukaan bumi; mengatur
kesejahtraan dan Keragaman Sosial dan Budayanya maupun kebutuhan lainnya
dalam rangka mempertahankan kehidupan masyarakat manusia. Singkatnya, IPS
mempelajari, menelaah, dan mengkaji sistem kehidupan manusia di permukaan
bumi ini dalam konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat.6
Mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar bertujuan menyiapkan peserta didik
sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang baik dan memberi dasar
pengetahuan dalam masing-masing bidangnya untuk kelanjutan pendidian jenjang
di atasnya. Secara kelembagaan, program pendidian ini dikelola dan dibina oleh
direktorat jendral pendidikan dasar dan menengah beserta satuan pengelola
pendidikan dibawahnya sampai ke daerah, dan lembaga-lembaga pendidikan.7
5 Iwan Purwanto. 2014. Pembelajaran Ilmu Penggetahuan Sosial. Jakarta. hal. 2
6 Ibid. h. 5
7 Udin S. 2012. Materi dan Pembelajaran IPS SD. Tangerang selatan. Universitas terbuka
hal. 1.2
6
7
Penggunaan media pembelajaran yang bervariasi, pemanfaatan media
pembelajaran yang lebih lengkap, merupakan upaya untuk menarik minat dan
menggerakkan potensi yang ada dalam diri peserta didik, karena pada kurikulum
yang semakin berkembang penekanan aktivitas dan peran peserta didik dalam
proses belajar mengajar diupayakan lebih menonjol/dominan.
Dalam proses pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, penyajian media
pembelajaran seorang guru dituntut agar bervariatif dan inovatif guna merangsang
motivasi siswa untuk belajar dan mencegah siswa dari kejenuhan proses belajar,
sehingga memberi kesegaran agar proses belajar menjadi suatu proses yang
menyenangkan bagi siswa, dengan demikian tujuan dari pembelajaran dapat
dicapai sesuai dengan yang diharapkan.
Berdasarkan Pengertian pendidikan Sosial di atas maka dapat dinyatakan
bahwa pendidikan IPS merupakan usaha untuk membekali siswa dengan
pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan warga negara yang
ditekankan pada pengalaman dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Tujuan Pembelajaran IPS
Tujuan pembelajaran IPS bertumpu pada tujua yang lebih tinggi, secara
hirarki, tujuan pendidikan nasional pada tataran oprasional dijabarkan dalam
tujuan institusional tiap jenis dan jenjang pendidikan. Permenddiknas RI nomor
22 tahun 2006 menegaskan bahwa ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan salah
satu mata pelajaran yang diberikan dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs.8
Adapun tujuan pelajaran IPS menuurut GBPP meliputi hal-hal berikut :9
1) Membekali peserta didik dengan pengetauan sosial yang berguna dalam
kehidupan masyarat.
2) Membekali peserta didik dengan kemampuan mengidentifikasi,
menganalisa dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang
terjadi dalam kehidupan di masyarakat.
3) Membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan
sesama warga masyarakat dan dengan berbagai bidang keilmuan.
8 Iwan Purwanto. 2014. Pembelajaran Ilmu Penggetahuan Sosial. Jakarta. hal. 7
9 Ibid.
8
4) Membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif,
dan keterampilan terhadap lingkungan hidup yang menjadi bagian
kehidupan yang tidak terpisahkan. dan
5) Membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkan
pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan,
perkembangan masyarakat, dan perkembangan ilmu dan teknologi.
c. Karakteristik Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
Untuk mempelajari karakteristik IPS di SD dapat dilihat dari dua sudut
pandang yaitu :10
1) Materi IPS
Ada 5 macam sumber materi IPS antara lain:
a) Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari
keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara
dan dunia dengan berbagai permasalahannya.
b) Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan,
produksi, komunikasi, transportasi.
c) Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan
antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai
yang terjauh.
d) Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang
dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang
tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian yang besar.
e) Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan,
pakaian, permainan, keluarga.
2) Strategi Penyampaian Pengajaran IPS
Strategi penyampaian pengajaran IPS, sebagaian besar adalah didasarkan
pada suatu tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan: anak (diri sendiri), keluarga,
masyarakat/tetangga,kota, region, negara, dan dunia.
10
http://www.academia.edu/8613400/Materi_1_Pendidikan_IPS_di_SD_Semester_3_FKIP_
PGSD_Universitas_Riau
9
Adapun kriteria keserasian bersekolah adalah sebagai berikut.
a) Anak harus dapat bekerjasama dalam kelompok dengan teman-teman
sebaya, tidak boleh tergantung pada ibu, ayah atau anggota keluarga lain
yang dikenalnya.
b) Anak memiliki kemampuan sintetik-analitik, artinya dapat mengenal
bagian-bagian dari keseluruhannya, dan dapat menyatukan kembali
bagian-bagian tersebut.
c) Secara jasmaniah anak sudah mencapai bentuk anak sekolah.
d. Manfaat Pembelajaran IPS
1) Membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam
kehidupannya kelak di masyarakat.
2) Membekali peserta didik dengan kemampuan mengidentifikasi,
menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang
terjadi dalam kehidupan di masyarakat.
3) Membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan
sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang
keahlian.
4) Membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif
dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi
bagian dari kehidupan tersebut.
5) Membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkan
pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan,
masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Di sisi lain, melalui pembelajaran IPS diharapkan pembekalan terhadap siswa
dengan kemampuan mengembangkan penalarannya, disamping aspek nilai dan
moral. Kemampuan tersebut dapat dikuasai oleh siswa melalui kegiatan
pembelajaran. Dengan demikian, peran penting dalam pengembangan dan
penggunaan model pembelajaran dijadikan tujuan utama pembelajaran.11
11
Udin S. 2012. Materi dan Pembelajaran IPS SD. Tangerang.Universitas Terbuka. hal. 9.5
10
2. Hasil Belajar Siswa
a. Pengertian Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar berupa perubahan perilaku atau tingkah laku. Seseorang yang
belajar akan berubah atau bertambah prilakunya, baik yang berupa pengetahuan,
keterampilan motorik, atau penguasaan nilai-nilai (sikap).12
Untuk mengetahui arti hasil belajar terlebih dahulu akan di bahas secara
singkat pengertian belajar menurut para ahli. Merupakan suatu perubahan dalam
tingkah laku, melalui pelatihan dan pengalaman yang bersifat relatif mantap.
Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai
aspek kepribadian baik fisik maupun psikis, seperti : Perubahan dalam pengertian,
pemecahan dalam suatu masalah, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun
sikap.13
Belajar menurut Morgan yang dikutif Ngalim Purwanto adalah setiap
perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu
hasil dari latihan atau pengalaman.14
Dari dua definisi di atas, dapat dipahami bahwa hasil belajar merupakan suatu
perubahan yang terjadi pada anak didik (pembelajar) baik secara fisik ataupun
psikis yang mengarah kepada suatu tingkah laku yang positif, yang dipengaruhi
oleh berbagai faktor, baik faktor intern ataupun faktor ekstern. Hasil belajar yang
diharapkan yaitu adanya perubahan pada aspek meliputi:
a. Kognitif
Pembinaan pola pikir/kognitif yakni, membina kecerdasan dan ilmu
pengetahuan yang luas dan mendalam sebagai penjabaran dan siap fathonah
rosulullah. Mereka yang mempuyai sikap fathonah mampu menangkap gajala dan
hakikat dibalik semua peristiwa. Mereka mampu belajar dan menangkap peristiwa
yang ada diseekitarnya.15
Adapun jenis prestasi dalam indikator kognitif meliputi ;
12
Masitoh dan laksmi. 2009. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam. h. 4 13
Ibid 14
M. Ngalim Purwanto. 2002. Psikologi Pendidikan. Bndung: PT Remaja Rosdakarya. h. 84 15
Abdul Majid. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. h. 72
11
1) pengetahuan, 2) Pemahaman, 3) Penerapan, 4) Analisis, 5) Sintesis, dan
6) Evaluasi.16
b. Afektif
Afektif yakni pembinaan sikap mental (mental attitude) yang mantaf dan
matang sebagai penjabaran dari siap amanah Rasululah. Indikator dari seseorang
yang mempunya kecerdasar ruhaniah adalah sikapnya yang selalu ingin
menampilkan sikap yang ingin dipercaya (kredibel), menghormati dan dihormati.
Sikap hormat dan dipercaya hanya dapat tumbuh apabila kita meyakini suatu yang
kita anggap benar sebagai prinsip-prinsip yang tidakk dapat diganggu gugat.17
Adapun jenis prestasi dalam indikator kognitif meliputi ; 1) Penerimaan,
2) sambutan, 3) Apresisasi, 4) Internalisasi, dan 5) Karakterisasi.18
b. Psikomotor
Psikomotor, yakni pembinaan tingkah laku dan akhlak mulia sebagai
penjabaran dari sifat sidiq Rasulullah ddan pembinaan keterampilan
kepemimpinan yang visioner dan bijaksana sebagai penjabaran sifar tablig
Rasulullah.19
Adapun jenis prestasi dalam indikator kognitif meliputi ;
1) Ketrampilan bergera dan bertindak, dan 2) kecaapan ekspresi verbal dan non
verbal.20
b. Manifestasi Perilaku Hasil Belajar
Hasil Belajar yang ditunjukan dalam perilaku dapat berbentuk : a) kebiasaan.
b) Keterampilan. c) Pengamatan. e) Berfikir Rasional dan Kritis. f) Sikap. g)
Inhibisi.21
Adapun uraian tentang perilaku hasil belajar adalah sebagai berikut,
yaitu :
16
Muhibbin Syah. Muhibbin Syah. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. h. 113.. h. 151 17
Abdul Majid. loc.cit .h. 76 18
Muhibbin Syah. loc.cit. h. 152 19
Abdul Majid. loc.cit. h. 82 20
Muhibbin Syah. loc.cit. h. 152 21
Ibid., h. 118.
12
1) Kebiasaan
Kebiasaan adalah suatu cara bertindak yang telah dikuasai, bersifat persistent
(tahan uji), seragam, dan hampir-hampir otomatis. Di samping itu, pelakunya
hampir-hampir tiak menyadarinya. Karenanya, orang yang melakukan suatu
kebiasaan masih dapat memusatkan pikirannya terhadap persoalan lain.
2) Keterampilan
Keterampilan (skill) ialah setiap perbuatan yang menuntut keahlian.
Kecakapan berbeda dari kebiasaan, perbedaan itu terlihat pada hal-hal sebagai
berikut :
a) Kebiasaan muncul secara otomatis dan pada umumnya si pelaku tidak
menyadarinya, sementara kecakapan merupakan perbuatan yang
menuntut kesadaran tingkat tinggi serta minat dan kemampuan
diskriminasi yang penuh.
b) Kebiasaan bersifat seragam (uniform), sementara kecakapan dapat
mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
c) Kecakapan menuntut dilakukannya ulangan atau latihan terus menerus
untuk mempertahankan kualitasnya, sementara kebiasaan tidak demikian.
3) Berfikir Rasional dan Kritis
Belajar dimanifestasikan dalam berfikir rasional. Dalam belajar, seseorang
bekerja dengan prinsip-prinsip dan pengertian-pengertian dasar yang menuntut
abstraksi tingkat tinggi. Dengan berfikir rasional, pelajar berusaha memperoleh
jawaban terhadap pertanyaan bagaimana (how) dan mengapa (why). Dalam
pelajaran-pelajaran seperti ilmu pasti, sejarah, ilmu pengetahuan alam atau
psikologi pelajar dididik untuk mempertimbangkan hubungan sebab-akibat,
menguraikan masalah dan situasi, mencari implikasi, dan menarik kesimpulan.
4) Sikap
Sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak dengan cara tertentu.
Perbuatan belajar yang telah dilakukan oleh pelajar akan memperlihatkan
kecenderungan-kecenderungan baru yang telah berubah terhadap suatu objek, tata
nilai, peristiwa, dan sebagainya.
13
5) Inhibisi
Inhibisi adalah upaya pengurangan atau pencegahan timbulnya suatu respons
tertentu karena adanya proses respons lain yang sedang berlangsung. Pelajar yang
telah melakukan perbuatan belajar mestinya memiliki kesanggupan untuk
mengurangi atau menghentikan tindakan yang tidak perlu, lalu memilih atau
melakukan tindakan lain yang lebih baik ketika ia berinteraksi dengan
lingkungannya.
Untuk mencapai hasil belajar yang optimal guru harus melakukan langkah-
langkah yang tepat dan cermat dalam menghadapi situasi dan kondisi
pembelajaran. Oleh karenanya, guru harus profesional. Keprofesionalan guru
tersebut tentunya akan memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yang professional meliputi:22
1. Kompetensi Paedagogik, adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya. (Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat
3 butir a). Artinya guru harus mampu mengelola kegiatan pembelajaran,
mulai dari merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan
pembelajaran. Guru harus menguasi manajemen kurikulum, mulai dari
merencanakan perangkat kurikulum, melaksanakan kurikulum, dan
mengevaluasi kurikulum, serta memiliki pemahaman tentang psikologi
pendidikan, terutama terhadap kebutuhan dan perkembangan peserta
didik agar kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan berhasil guna.
2. Kompetensi Personal, adalah kemampuan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik,
dan berakhlak mulia. (SNP, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir b). Artinya
guru memiliki sikap kepribadian yang mantap, sehingga mampu menjadi
sumber inspirasi bagi siswa. Dengan kata lain, guru harus memiliki
kepribadian yang patut diteladani, sehingga mampu melaksanakan tri-
22
http://petaparosenheim.blogspot.co.id/2013/04/syarat-syarat-guru-profesional.html
14
pusat yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantoro, yaitu Ing Ngarso
Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. (di depan
guru member teladan/contoh, di tengah memberikan karsa, dan di
belakang memberikan dorongan/motivasi).
3. Kompetensi Profesional, adalah kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang
ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP, penjelasan Pasal 28
ayat 3 butir c). Artinya guru harus memiliki pengetahuan yang luas
berkenaan dengan bidang studi atau subjek matter yang akan diajarkan
serta penguasaan didaktik metodik dalam arti memiliki pengetahuan
konsep teoretis, mampu memilih model, strategi, dan metode yang tepat
serta mampu menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran. Guru pun
harus memiliki pengetahuan luas tentang kurikulum, dan landasan
kependidikan.
4. Kompetensi Sosial, adalah kemampuan guru sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesame pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali
peserta didik, dan masyarakat sekitar. (SNP, penjelasan Pasal 28 ayat 3
butir d). Artinya ia menunjukkan kemampuan berkomunikasi sosial, baik
dengan murid-muridnya maupun dengan sesama teman guru, dengan
kepala sekolah bahkan dengan masyarakat luas.
Tugas guru melaksanakan pendidikan ilmiah, karena ilmu itu memiliki
pengaruh yang sangat besar terhadap kepribadian anak sebagai pemegang amanah
yang dilimpahkan oleh orang tua anak dan sebagai salah satu pelaksanaan
Pendidikan Islam, guru madrasah tidak hanya bertugas memberi pendidikan
ilmiah melainkan merupakan kelanjutan dan sejalan dengan tugas orang tua, yaitu
merupakan pendidikan muslim pada umumnya yaitu memberikan pengetahuan
yang berwawasan keimanan, ketakwaan dan berahlakul karimah.
15
Guru Madrasah selain sebagai pemegang amanat orang tua dan sebagai salah
satu pelaksanaan Pendidikan Islam. Tugas guru madrasah selain harus sejalan
dengan tugas yang juga merupakan pendidik muslim.
Guru yang menjadikan dirinya sebagai pendidik propesional memiliki tugas
dan tanggung jawab untuk menyandang suatu pekerjaan dan jabatan tersebut yang
didasarkan berdasarkan prinsip. mengemukakan bahwa persyaratan bagi propesi
guru, yaitu : 23
a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme.
b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan.
c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan.
d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.
e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.
f. Memperoleh penghasilan yang ditentuakan sesuai dengan pretasi kerja.
g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.
h. Memiliki jaminan perlindungan hukum.
i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-
hal yang berkeitan dengan tugas keprofesionalan guru.
c. Indikator Hasil Belajar Siswa
Dalam proses pembelajaran siswa ditunjukan hasil pembelajaran sebagai
tahapan perubahan prilaku yang merupakan indikator pada penelitian ini dengan
mengklasifikasikan tipe hasil belajar siswa menjadi 3 (tiga) aspek: yaitu kognitif
(pengusaha intelektual), Afektif (Berhubungan dengan sikap dan nilai),
Psikomotorik (kemampuan, keterampilan, bertindak, berprilaku).24
Bahwa pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah
mengetahui garis-garis besar indikator (petunjuk adanya prestasi tertentu) terlebih
dahulu.25
Disini penulis hanya akan mengungkapkan indikator-indikator dari tipe
23
Sudarman Damin. 2011. Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group. h. 109. 24
Muhibbin Syah. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. h. 113. 25
Muhibbin Syah. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. h. 150
16
hasil kognitif yang menyangkut kepada hasil prestasi siswa dalam mata pelajaran
IPS sesuai dengan indikator yang akan digunakan dalam penelitian yaitu :
a. Kognitif
Pembinaan pola pikir/kognitif yakni, membina kecerdasan dan ilmu
pengetahuan yang luas dan mendalam sebagai penjabaran dan siap fathonah
rosulullah. Mereka yang mempuyai sikap fathonah mampu menangkap gajala dan
hakikat dibalik semua peristiwa. Mereka mampu belajar dan menangkap peristiwa
yang ada diseekitarnya.26
Adapun jenis prestasi dalam indikator kognitif meliputi ;
1) pengetahuan, 2) Pemahaman, 3) Penerapan, 4) Analisis, 5) Sintesis, dan
6) Evaluasi.27
b. Afektif
Afektif yakni pembinaan sikap mental (mental attitude) yang mantaf dan
matang sebagai penjabaran dari siap amanah Rasululah. Indikator dari seseorang
yang mempunya kecerdasar ruhaniah adalah sikapnya yang selalu ingin
menampilkan sikap yang ingin dipercaya (kredibel), menghormati dan dihormati.
Sikap hormat dan dipercaya hanya dapat tumbuh apabila kita meyakini suatu yang
kita anggap benar sebagai prinsip-prinsip yang tidakk dapat diganggu gugat.28
Adapun jenis prestasi dalam indikator kognitif meliputi ; 1) Penerimaan,
2) sambutan, 3) Apresisasi, 4) Internalisasi, dan 5) Karakterisasi.29
c. Psikomotor
Psikomotor, yakni pembinaan tingkah laku dan akhlak mulia sebagai
penjabaran dari sifat sidiq Rasulullah ddan pembinaan keterampilan
kepemimpinan yang visioner dan bijaksana sebagai penjabaran sifar tablig
Rasulullah.30
Adapun jenis prestasi dalam indikator kognitif meliputi ;
1) Ketrampilan bergera dan bertindak, dan 2) kecaapan ekspresi verbal dan non
verbal.31
26
Abdul Majid. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. h. 72 27
Muhibbin Syah.loc.cit. h. 151 28
Abdul Majid. loc.cit .h. 76 29
Muhibbin Syah.loc.cit. h. 152 30
Abdul Majid. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. h. 82 31
Muhibbin Syah. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.
h. 152
17
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa dalam bidang pendidikan khususnya pengajaran,
merupakan gambaran dari hasil belajar siswa dalam menempuh suatu jenjang
pendidikan atau bidang studi., hanya permasalahannya faktor apa saja yang
menyebabkan munculnya prestasi pada diri seseorang. Faktor itu terdapat di
dalam diri siswa (Internal, eksternal dan pendekatan belajar), baik itu kemampuan
intelegensi, minat, bakat dan yang lainnya. Hal ini sangat besar pengaruhnya
terhadap hasil belajar. 32
Dengan demikian, hasil belajar yang dicapai siswa pada hakekatnya
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Oleh karena itu
pengetahuan guru terhadap faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa
tersebut, penting sekali artinya dalam rangka membantu siswa untuk mencapai
hasil belajar yang se-optimal mungkin sesuai dengan kemampuannya masing-
masing.
a. Faktor Internal
1) Faktor Kematangan
Kematangan ialah tingkat perkembangan dimana organ-organ individu sudah
berfungsi. Dalam proses belajar faktor kematangan ini sangat menentukan. Oleh
karena itu setiap usaha belajar akan lebih berhasil bila dilakukan bersamaan
dengan tingkat kematangan individu, sebab kematangan ini erat sekali
hubungannya dengan masalah minat dan kebutuhan anak pada diri manusia,
kematangan ini dilihat pada saat berfungsinya organ tubuh sebagaimana mestinya,
artinya jika kemampuan mental sudah dapat berfungsi dengan baik, maka
kematangan sudah tercapai atau sudah siap.
2) Faktor Kecerdasan
Kemampuan inteligensia seseorang sangat mempengaruhi terhadap cepat
lambatnya atau terpecahkan tidaknya suatu permasalahan. Intelegensi siswa
sangat membantu terhadap pengajar untuk menentukan apakah siswa mampu
mengikuti pelajaran yang diberikan dan untuk menentukan keberhasilan siswa
32
Ibid.h.132
18
yang telah mengikuti pelajaran, meskipun tidak akan terlepas dari faktor yang
lainnya.
Kemampuan inteligensia merupakan potensi dasar bagi pencapaian hasil
belajar yang dibawa sejak lahir.33
intelegensi kedalam tiga aspek kemampuan,
yaitu : 1) Direction, artinya kemampuan untuk memusatkan kepada suatu masalah
yang harus dipecahkan. 2) Adaptation, yaitu kemampuan untuk mengadakan
adaptasi terhadap suatu masalah yang dihadapinya atau fleksibel.. 3) Criticisn,
artinya kemampuan untuk mengadakan kritik, baik terhadap masalah yang
dihadapi maupun terhadap dirinya sendiri.
3) Faktor Latihan
Latihan adalah mengulang-ulang suatu kegiatan, sehingga kecakapan,
pengetahuan, keterampilan akan dikuasainya secara mendalam dan akan
menghasilkan hasil belajar yang memuaskan, pengetahuan, kecakapan,
pengalaman dan yang lainnya yang telah dimiliki, tanpa latihan akan berkurang
atau bisa hilang dan tidak bermanfaat.
4) Faktor Motivasi
Faktor motivasi merupakan faktor yang sangat penting, sehingga dapat
mempengaruhi keberhasilan belajar, di dalam proses belajar mengajar, motivasi
ini berfungsi sebagai penuntun anak untuk belajar. Guru sebagai pengajar
mempunyai peranan penting dalam proses menumbuhkan motivasi belajar.
Motivasi adalah hal yang penting bagi proses belajar. Karena motivasi
menggerakan orgasme, mengarahkan tindakan, serta memilih tujuan belajar yang
dirasa paling berguna bagi kehidupan individu.
Jadi motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di
dalam menentukan tujuan dan untuk mencapainya perlu berbuat atau bertindak,
sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya
penggerak atau pendorongnya. Dalam proses belajar mengajar haruslah
diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik.
33
Ngalim Purwanto. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. h. 52
19
b. Faktor Eksternal
1) Faktor Keluarga
Keluarga merupakan tempat pertama kali anak mendapat proses pendidikan,
sehingga pengaruh pendidikan keluarga terhadap perkembangan anak sangat besar
sekali, karena waktu atau peluang untuk bergaul di rumah lebih banyak
dibandingkan dengan lingkungan lain. Suasana dalam keluarga yang
mempengaruhi keberhasilan belajar anak adalah berupa cara orang tua mendidik,
hubungan orang tua dengan anak serta anggota keluarga yang lain, ekonomi dan
sebagainya. Termasuk dalam keluarga, ada tidaknya fasilitas yang diperlukan
dalam belajar turut memegang peranan penting pula.
Suasana rumah dapat mempengaruhi hasil belajar anak, karena rumah
merupakan tempat belajar anak yang paling banyak mempengaruhi terhadap hasil
belajarnya. Untuk itu agar anak dapat belajar dengan baik, perlulah diciptakan
suasana rumah yang tenang, tentram, Serta masih banyak faktor dari dalam
keluarga, yang akan mempengaruhi terhadap proses belajar anak juga terhadap
hasil atau prestasi anak itu sendiri.
2) Faktor Sekolah
Faktor Sekolah yang mempengaruhi belajar siswa sangat banyak, seperti
metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswanya, disiplin sekolah,
media pelajaran, waktu sekolah, keadaan gedung atau sarana dan sebagainya.
Semuanya berkaitan dengan sekolah dalam melaksanakan proses belajar
mengajar, serta membantu terhadap kelancaran proses belajar mengajar, yang
akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar siswa.
Misalnya metode mengajar, guru sebagai tenaga pengajar memiliki peranan
penting dalam menggunakan metode mengajar. Oleh sebab itu seorang guru
dituntut untuk terampil dan berpengalaman dalam mengembangkan metode
mengajar tersebut. Metode mengajar adalah cara yang diperlukan guru dalam
mengadakan hubungan interaksi dengan siswa pada saat berlangsungnya proses
belajar mengajar.
20
3) Faktor Masyarakat
Masyarakat adalah tempat atau lingkunan serta orang-orang yang hidup di
sekitar kita setelah keluarga. Jadi masyarakat merupakan satu kesatuan sosial
yang mempunyai ikatan dan norma-norma, serta saling ketergantungan antara satu
individu dengan individu lainnya.
3. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Kooperatif
Pembelajaran Kooperaif adalah Pembelajaran yang di dalamnya
mengkondisikan para siswa untuk bekerja bersama-sama di dalam kelompok-
kelompok kecil untuk membantu satu sama lain dalam belajar.34
b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
1) Hasil Belajar Akademik
Dari berbagai metode yang digunakan dalam pembelajaran ekonomi,
pembelajaran kooperatif merupakan metode alternatif untuk mencapai tujuan
pembelajaran ekonomi antara lain meningkatkan kemampuan siswa untuk bekerja
sama dengan orang lain, dan pada saat yang sama dapat meningkatkan prestasi
akademik. Hal ini dikarenakan bahwa metode pembelajaran kooperatif sesuai
untuk pelajaran ekonomi karena memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap
pembelajaran ekonomi dan penerapannya pada dunia riil.
Ada beberapa dugaan tantang faktor yang menyebabkan lebih tingginya
prestasi akdemik dalam metode pembelajaran kooperatif jika dibandingkan
dengan metode lainnya. Dari perspektif perkembangan metode pembelajaran
kooperatif, pengaruh pembelajaran kooperatif pada prestasi siswa sebagian besar
disebabkan oleh penggunaan tugas terstruktur.
Dalam pandangan ini kesempatan bagi siswa untuk berdiskusi, berdebat,
mengemukakan pendapat dan mendengarkan pendapat orang lain merupakan
unsur penting dari pembelajaran kooperatif yang menyebabkan meningkatnya
prestasi akademik. Dalam kegiatan tersebut siswa lebih banyak dirangsang dengan
34
Masitoh, Dra dan Laksmi Dewi. 2009. Strategi Pembelajaran. Cetakan ke 1. Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI
21
membaca, mendengar, dan berdiskusi. Informasi yang diulang-ulang dengan
bantuan teman dengan bahasa yang mudah dipahami dapat menyebabkan siswa
banyak terlibat dalam penerimaan informasi.
2) Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu
Model pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang berbeda
latar belakang dalam kondisi untuk saling bekerja, saling bergantung satu sama
lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan
kooperatif dan belajar untuk menghargai satu sama lain.
Maka, untuk dapat merealisasikan hal tersebut dalam Model Pembelajaran
Kooperatif dibentuk kelompok yang heterogen, yang berfungsi untuk penerimaan
yang luas terhadap orang yang berbeda ras, budaya, kelas sosial, kemampuan,
maupun ketidak mampuan.
3) Pengembangan Keterampilan Sosial
Tujuan utama pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan siswa
keterampilan kerja sama dan kolaborasi. Keterampilan ini sangat penting untuk
dimiliki dalam masyarakat, karena sebagai manusia kita membutuhkan orang lain
dan perlu bekerja sama dengan orang lain.35
c. Manfaat Pembelajaran Kooperatif
1) Meningkatkan hasil belajar peserta didik.
2) Meningkatkan hubungan antar kelompok, belajar kooperatif memberi
kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan beradaptasi.
3) Meningkatkan rasa percaya diri dan memotivasi belajar, belajar
kooperatif dapat membina kebersamaan, peduli satu sama lain.
4) Menumbuhkan realisasi kebutuhan peserta didik untuk belajar berpikir,
belajar kooperatif dapat diterapkan untuk berbagai materi ajar, seperti
pemahaman yang rumit, dan latihan memecahkan masalah.
5) Memadukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan.
6) Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas.
35
Ibid
22
d. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang
menggunakan pembelajaran Kooperatif. Langkah-langkah itu ditunjukan pada
tabel 2.1
Table 2.1: Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif36
Fase Kegiatan Guru
Fase-1
Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai pada
pembelajaran dan memotivasi siswa.
Fase-2
Menyajikan informasi (materi
pelajaran)
Guru menyajikan informasi kepada
siswa dengan jalan demonstrasi atau
lewat bahan bacaan.
Fase-3
Mengorganisasikan siswa ke
dalam kelompok Kooperatif
Guru menjelaskan kepada siswa
bagaimana membentuk kelompok
belajar dan membantu kelompok agar
melakukan transisi secara efisien.
Fase-4
Membimbing kelompok bekerja
dan belajar
Guru membimbing kelompok-
kelompok belajar pada saat mereka
mengerjakan tugas.
Fase-5
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi yang telah dipelajari
atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase-6
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk
menghargai baik upaya maupun hasil
belajar individu dan kelompok.
e. Hakikat Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran Kooperatif pada hakikatnya adalah pembelajaran yang
mengolaborasikan siswa ke dalam beberapa kelompok yang beranggotakan empat
sampai enam siswa dengan latar belakang yang berbeda baik jenis kelamin, ras,
suku, maupun kemampuan akademik siswa itu sendiri (heterogen) agar bisa
belajar bekerja dan belajar bersama yang pada akhirnya nanti timbulnya
36
https://anrusmath.files.wordpress.com/2008/07/model-pembelajaran-kooperatif.pdf
23
komunikasi, rasa saling membantu, membutuhkan antar sesama, dan kamandirian
dalam diri siswa. Hal ini dilandasi pemikiran bahwa siswa akan lebih mudah
memahami konsep jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan
temannya.
f. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif
Unsur-unsur pembelajaran Kooperatif paling sedikit ada empat macam, yakni
saling ketergantungan positif, interaksi tatap muka, akuntabulitas individual, dan
keterampilan menjalin hubungan antar pribadi.
1) Saling ketergantungan positif
Dalam pembelajaran kelompok, hal yang perlu disadari oleh setiap kelompok
adalah bahwa keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat tergantung pada usaha
yang dilakukan oleh semua kelompok. Oleh sebab itu, saling ketergantungan
positif artinya tugas kelompok tidak mungkin diselesaikan manakala ada anggota
yang tidak bisa menyelesaikan tugasnya, dan semua ini memerlukan kerja sama
yang baik dari masing-masing anggota kelompok.
2) Interaksi tatap muka
Interaksi tatap muka menuntut siswa dalam kelompok dapat saling bertatap
muka sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya dengan guru, tetapi
juga dengan sesama siswa. Dengan interaksi ini diharapkan akan memudahkan
dan membantu siswa dalam mempelajari suatu materi atau konsep serta
memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk
bekerja sama.
3) Tanggung Jawab Perseorangan
Oleh karena keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka
setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya.
Setiap anggota harus memberikan yang terbaik bagi keberhasilan kelompoknya.
4) Partisipasi dan Komunikasi
Pembelajaran Kooperatif melatih siswa untuk mampu berpatisipasi aktif dan
berkomunikasi. Oleh karena itu, untuk dapat berpartisipasi dan berkomunikasi
guru terlebih dahulu membekali siswa dengan kemampuan komunikasi yang baik,
24
seperti menyampaikan dan menyanggah pendapat dengan sopan santun, tidak
memojokkan, cara menyampaikan gagasan dan ide-ide yang dianggapnya baik
dan beguna.
g. Pembelajaran Tipe Talking stick
1) Pengertian Pembelajaran Talking Stick
Model pembelajaran Talking Stick berkembang dari penelitianbelajar
kooperatif oleh Slavin Pada tahun 1995. Model ini merupakan suatu cara yang
efektif untuk melaksanakan pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa.
Dalam model pembelajaran ini siswa dituntut mandiri sehingga tidak bergantung
pada siswa yang lainnya. Sehingga siswa harus mampu bertanggung jawab
terhadap diri sendiri dan siswa juga harus percaya diri dan yakin dalam
menyelesaikan masalah.37
Sedangkan untuk melaksanakan pembelajaran dibutuhkan suatu metode
sebagai alat pencapaian tujuan pembelajaran.
Istilahnya, metode talking stick dapat diartikan sebagai metode pembelajaran
bermain tongkat, yaitu pembelajaran yang dirancang untuk mengukur tingkat
penguasaan materi pelajaran oleh murid dengan menggunakan media tongkat.
Metode Talking Stick adalah metode pembelajaran yang dipergunakan guru
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diiinginkan. Talking Stick
sebagaimana dimaksudkan penelitian ini, dalam proses belajar mengajar di kelas
berorientasi pada terciptanya kondisi belajar melalui permainan tongkat yang
diberikan dari satu siswa kepada siswa yang lainnya pada saat guru menjelaskan
materi pelajaran dan selanjutnya mengajukan pertanyaan. Saat guru selesai
mengajukan pertanyaan, maka siswa yang sedang memegang tongkat itulah yang
memperoleh kesempatan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Hal ini dilakukan
hingga semua siswa berkesempatan mendapat giliran menjawab pertanyaan yang
diajukan guru.
37
Faiqoh Rajapatni. penerapan-metode-talking-stick-dalam-pembelajaran-sejarah-sbm.
2014. (https://summerinjember.wordpress.com)
25
2) Langkah-Langkah Pembelajaran Talking Stick
langkah-langkah pembelajaran talking stick adalah sebagai berikut:
a) Guru menyiapkan tongkat.
b) Guru menyajikan materi pokok.
c) Siswa menbaca materi lengkap pada wacana.
d) Guru mengambil tongkat dan memberikan tongkat kepada siswa dan
siswa yang kebagian tongkat menjawab pertanyaan dari guru.
e) Tongkat diberikan kepada siswa lain dan guru memberikan petanyaan
lagi dan seterusnya.
f) Guru membimbing siswa.
g) Guru dan siswa menarik kesimpulan
h) Guru melakukan refleksi proses pembelajaran, dan
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan penerapan pembelajaran
Kooperatif dan IPS antara lain adalah sebagai berikut.
1. Penggunaan model Pembelajaran Talking stick dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Hal ini ditunjukan dari hasil tes akhir hanya ada 3 orang yang
belum mencapai KKM 60. Pada tes awal Siswa yang mendapat nilai ≥ 60 hanya
15 siswa atau 42 siswa dengan rata-rata kelas 5,72. Namun telah di adakan tes
akhir siswa yang mendapat ≥ 60 sebanyak 32 siswa atau 91%.siswa dengan
sampel sebanyak 32 siswa atau 91% dengan sampel 35 siswa dengan rata-rata
kelas tes akhir 7,32 dengan demikian kenaikan persentase pada tes akhir mencapai
42%.38
2. Sedangkan hasil penelitian relevan yang dilakukan Dina marlina sebagai
Berikut; Dengan menggunakan model pembelajaran TalkingStick dapat
meningkatkan pemahaman siswa. Hal ini terbuktisetelah tes akhir memperoleh
nilai ≥ 60 menjadi 35 siswa. Ini menunjukan bahwa tingkat pemahaman siswa
38
solihin. pengaruh-penggunaan-model-pembelajaran. Vol.2. 2013 hal 7.
(http://catansolihin.blogspot.com)
26
naik dari 31 % menjadi 92%, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh pada penggunaaan model pembelajaran.39
3. Hasil penelitian dari Eka Winingsih bahwa penerapan strategi Talking
Stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan adanya kenaikanrata-rata
tiap siklus. Banyaknya siswa yang tuntas KKM (>70) sebelum tindakan sebanyak
6 siswa (15%), siklus I naik menjadi 16 siswa (40%) kemudian siklus IImeningkat
33 siswa (82,5%). Nilai rata-rata kelas sebelum tindakan yaitu 5,84, pada siklus I
naik menjadi 66,37 dan pada siklus II meningkat 79,25.40
C. Hipotesis Tindakan
Terdapat peningkatan yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa
melalui penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick dalam
pembelajaran IPS di kelas IV Madradah Ibtidaiyah EL-ZIYAN Kota Depok.
39
Op.cit 40
Rian Wibowo. Penerapan strategi Reading Guide Kolaborasi Talking stick.2012
(https://www.academia.edu)
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian yang dilakukan peneliti di Madrasah Ibtidaiyah El-Ziyan,
Jl. H. Saal 1 RT. 01 RW. 01 Kelurahan Serua Kecamatan Bojongsari, Kota
Depok, pertimbangan penulis melakukan penelitian di madrasah ini sebagai
tempat dalam meningkatkan hasil belajar yang pendapat penulis masih rendah,
termasuk pada juga pada Mata Pelajaran IPS yang salah satunya dengan materi
“keragaman bangsa dan budaya”.
2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan Penelitian dilakukan di kelas IV pada semester ganjil tahun
pelajaran 2015-2016 pada bulan Juli s.d bulan September 2015 (selama 3 bulan),
dengan materi Keragaman Bangsa dan Budaya.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk memecahkan suatu
permasalahan serta malakukan perubahan yang berfungsi sebagai peningkatan,
yaitu untuk memperbaiki dan meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi
Keragaman bangsa dan budaya dengan menggunakan model pembelajaran
Kooperatif Tipe Talking Stick.
Adapun penelitian menurut Zainal Aqib dkk, penelitian tindakan kelas adalah
penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri melalui refleksi diri
dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa
meningkat.41
PTK sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan mutu proses
dan hasil pembelajaran dikelas. Guru menemukan solusi dari masalah yang timbul
dikelasnya sendiri, bukan dari kelas orang lain, yaitu dengan menerapkan berbagai
41
Zainal Aqib. dkk, Penelitian Tindakan kelas Untuk Guru SMP, SMA, SMK, (Jakarta:
YRama Winda, 2014), Cet. 4, hal. 3
27
28
ragam teori dan tehnik pembelajaran yang relevan secara kreatif. Selain itu, guru
sebagai peneliti terapan, disamping guru melakukan tugas umatnya mengajar
dikelas, guru juga tidak perlu meninggalkan kelasnya. Jadi, PTK merupakan suatu
penelitian yang mengangkat masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan.
2. Rancangan Siklus Penelitian
Desain penelitian tindakan kelas berupa gambar yang tahapannya
menggunakan prosedur kerja Kemmis dan Mc. Taggart dapat dilihat pada gambar
di bawah ini:
Gambar 3.1 MPTK (Model Penelitian Tindakan Kelas)
Kemmis dan Mc Taggart42
42
Zainal Aqib. dkk, Penelitian Tindakan kelas Untuk Guru SMP, SMA, dan SMK, (Bandung:
YRAMA WINDA, 2014), cetakan 4. hal. 14
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi SIKLUS I
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi SIKLUS II
SIKLUS III
Jika Ada
29
Dalam penyusunan desain dan prosedur penelitian tindakan kelas perlu
dirumuskan terlebih dahulu rencana berdasarkan informasi yang lebih lengkap
dan lebih kritis. Ada empat aspek pokok dalam penelitian tindakan kelas yang
harus diperhatikan.
Desain penelitian yang digunakan adalah model dari Kemmis dan Taggart
berupa suatu siklus spiral. Pengertian siklus disini adalah suatu putaran kegiatan
yang meliputi tahapan-tahapan rancangan pada setiap putarannya, yaitu: (1)
perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3) observasi (observation), (4)
refleksi (reflection). 43
Selanjutnya akan diuraikan sebagai berikut :
a. Perencanaan (planning)
Rencana penelitian tindakan merupakan tindakan yang tersusun dan dari segi
definisi harus prospektif pada tindakan. Rencana itu harus memandang ke depan.
Rencana itu harus mengakui bahwa semua tindakan sosial dalam batas tertentu
tidakdapat diramalkan, dan oleh sebab itu agak mengandung resiko. Rencana
harus bersifat fleksibel untuk dapat diadabtasikan dengan pengaruh yang tak dapat
terduga dan kendala yang sebelumnya tidak terlihat. Tindakan yang telah
direncanakan harus disampaikan dengan dua pengertian. Pertama, tindakan harus
mempertimbangkan resiko yang ada dalam perubahan sosial di kelas dan
mengakui kendala nyata baik yang bersifat material maupun psikologis. Kedua,
tindakan yang akan dilaksanakan hendaknya dipilih karena menungkinkan peserta
didik untuk bertindak secara lebih efektif dalam berbagai keadaan, secara lebih
bijaksana dan hati-hati.
b. Tindakan (acting)
Tindakan yang dimaksud adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan
terkendali, yang merupakan variasi praktek yang cermat dan bijaksana.
Sehubungan dengan hal itu, praktek diakui sebagai gagasan dalam tindakan, dan
tindakan itu digunakan sebagai pijakan bagi pengembangan tindakan-tindakan
berikutnya, yaitu tindakan yang disertai niat untuk memperbaiki keadaan.
43
Krisyanto, Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 2011, (http://krizi.wordpress.com/tag/ptk/).
30
Tindakan dituntun oleh perencanaan dalam arti bahwa rencana hendaknya
diacu dalam hal dasar pemikirannya, namun demikian perlu diingat bahwa
tindakan itu tidak secara mutlak dikendalikan oleh rencana. Tindakan itu secara
mendasar mengandung resiko karena terjadi dalam situasi nyata dan berhadapan
dengan kendalakendala di kelas maupun lingkungannya, yang secara tiba-tiba dan
tak terduga. Oleh karena itu, rencana tindakan harus selalu bersifat tentatif dan
sementara, fleksibel dan siap diubah sesuai dengan keadaan yang ada.
c. Observasi (observing)
Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait.
Observasi berorientasi ke masa yang akan datang, memberikan dasar bagi refleksi
sekarang, terlebih lagi ketika putaran sekarang ini berjalan. Observasi yang cermat
diperlukan karena tindakan selalu akan dibatasi oleh kendala realitas, dan semua
kendala itu belum pernah dapat dlihat dengan jelas di masa lalu. Observasi harus
direncanakan, sehingga akan ada dokumen untuk refleksi berikutnya. Rencana
observasi harus fleksibel dan terbuka untuk mencatat hal-hal yang tak terduga.
Peneliti tindakan kelas harus selalu memiliki jurnal untuk mencatat hal-hal yang
luput dari observasi dalam kategori observasi yang direncanakan.
d. Refleksi (reflecting)
Refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis
seperti yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses,
masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategi. Refleksi
mempertimbangkan ragam perspektif yang mungkin ada dalam situasi sosial, dan
memahami persoalan dan keadaan tempat timbulnya persolan itu. Refleksi
biasanya dibantu dengan diskusi di antara peserta. Melalui diskusi, refleksi
kelompok sampai pada rekonstruksi makna dan memberikan dasar perbaikan
rencana. Refleksi memiliki aspek evaluatif. Dengan refleksi peneliti diminta untuk
menimbang-nimbang pengalamannya, untuk menilai apakah persoalan yang
timbul memang diinginkan, dan memberikan saran-saran tentang cara-cara untuk
meneruskan pekerjaan. Ada pula pengertian bahwa refleksi itu deskriptif, yaitu
memungkinkan dilakukan peninjauan, pengembangan gambaran yang lebih
31
penting lagi adalah tentang apa yang sekarang mungkin dilakukan untuk
kelompok dan untuk tiap-tiap anggota bertanggung jawab dalam rangka mencapai
tujuan.
Adapun penelitian yang terdapat dalam siklus I adalah sebagai berikut :
a. Siklus I
1. Perencanaan
a) Mempelajari kurikulum pelajaran IPS pada Materi keragaman suku
Bangsa dan Budaya dalam mempersiapkan bahan ajar dan membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b) Peneliti menyusun petunjuk teknis pelaksanaan dan langkah-langkah
model pembelajaran Kooperatif tipe Talking Stick yang dilaksanaan pada
pertemuan pertama dimulainya penelitian tindakan kelas antara lain :
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran/KD.
Guru menyiapkan sebuah tongkat.
Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian
memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan
mempelajari materi lebih lanjut.
Setelah siswa selesai membaca materi/buku pelajaran dan
mempelajarinya, siswa menutup bukunya dan mepersiapkan diri
menjawab pertanyaan guru.
Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu
guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat
tersebut harus menjawabnya, jika siswa sudah dapat menjawabnya
maka tongkat diserahkan kepada siswa lain. Demikian seterusnya
sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab
setiap pertanyaan dari guru.
Guru memberikan kesimpulan.
Evaluasi.
Penutup.
c) Selama proses belajar mengajar berlangsung akan diterapkan variasi,
khususnya pada saat pelaksanaan pembelajaran.
32
d) Menyusun ringkasan materi yang akan diajarkan untuk setiap pokok
bahasan.
e) Mempersiapkan soal-soal pada pelaksanaan pembelajaran tipe Talking
Stick.
2. Pelaksanaan Tindakan
a) Peneliti memberikan bahan ajar yang berkaitan dengan materi yang akan
diajarkan.
b) Peneliti menjelaskan skenario pembelajaran dan langkah-langkah
penerapan Talking Stick kepada siswa yang sebelumnya sudah
ditentukan terlebih dahulu oleh peneliti.
c) Memberikan materi tentang Keragaman Suku Bangsa dan Budaya
(Teknik berbicara, Teknik bertanya efektif dan Teknik mendengarkan
secara aktif) dan sebelum peneliti menjelaskan materi, peneliti
memberikan apersepsi. Peneliti ingin mengetahui sejauh mana
pemahaman siswa terhadap materi ajar.
d) Peneliti meminta semua siswa untuk memahami tentang materi yang
dipelajari. Dengan menggunakan waktu yang telah diberikan agar
digunakan sebaik mungkin.
e) Selanjutnya setiap siswa yang mengikuti pembelajaran agar siap dalam
proses pembelajaran yang akan dilakukan guru dengan menggunakan
tongkat kecil.
f) Setiap siswa yang mendapatkan tongkat agar siap untuk memberikan
penjelasan materi yang telah diberikan guru atau menjawabnya.
g) Setiap siswa yang diberikan pertanyaan dijawab dan ditulis di lembar
buku.
h) Setelah menyelesaikan pengisian, semua pertanyaan dan jawaban yang
telah ditulis dibacakan lalu dikumpulkan .
i) Mengevaluasi hasil dan menilai perkembangan siswa selama
pembelajaran.
33
j) Selanjutnya, peneliti memberikan post test untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dari setiap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan di
siklus pertama.
3. Pengamatan / Observasi
Tahap observasi/ pengamatan merupakan tahap dimana peneliti mulai
mendokumentasikan proses kegiatan pembelajaran, keadaan dan faktor-faktor lain
yang timbul dan berkembang selama pelaksanaan tindakan. Hasil dari observasi
tersebut dijadikan sebagai dasar melakukan refleksi dalam merencanakan tindakan
selanjutnya. Selain itu kolaborator juga mengamati situasi proses kegiatan
pembelajaran berlangsung dan mendeskripsikan hal-hal yang terjadi dan
menuliskannya pada lembar kolaborator. Aspek utama yang dinilai adalah tentang
perkembangan keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
4. Refleksi
Data yang diperoleh pada siklus I dikumpulkan untuk selanjutnya dianalisis
kemudian diadakan refleksi terhadap hasil analisis sehingga dapat diketahui
apakah permasalahan yang dihadapi sudah mampu terpecahkan, yaitu terjadinya
peningkatan motivasi belajar siswa setelah adanya tindakan.pada tahap ini perlu
juga dilakukan perenungan terhadap prencanaan lanjutan pada tahap siklus
selanjutnya.
b. Siklus II
1. Perencanaan Tindakan
Tahap perencanaan tindakan pada siklus II ini dilakukan berasarkan hasil
refleksi tindakan siklus I. perencanaan tindakan pada siklus II merupakan hasil
perbaikan dari pelaksanaan tindakan pada siklus I. Adapun kegiatan perencanaan
tindakan yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut:
a) Membuat skenario pembelajaran (RPP) yang berorientasi pada model
pembelajaran Kooperatif tipe Talking Stick.
b) Menyiapkan fasilitas pembelajaran berupa media, alat dan fasilitas yang
lain.
34
c) Menyusun instrument penelitian untuk melaksanakan monitoring
pelaksanaan pembelajaran (lembar observasi) berupa lembar pengamatan
aktivitas belajar siswa.
d) Menentukan teknis pelaksanaan penelitian.
e) Menyiapkan kegiatan refleksi.
f) Pembelajaran diakhiri dengan pengambilan kesimpulan mengenai topik
pembelajaran, dilanjutkan dengan evaluasi dan pemberian angket pada
siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan pada tahap ini langkah-langkahnya berpedoman pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang diformat untuk Penelitian Tindakan Kelas
yang telah dibuat.
Pada akhir siklus II guru memberikan angket hasil belajar siswa untuk
mengukur tingkat prestasi siswa dalam pelajaran IPS dengan menggunakan
metode pembelajaran Kooperatif tipe Talking Stick.
3. Observasi
Observer melakukan tindakan yang sama pada tiap siklus, demikian halnya
pada siklus II ini, pelaksanaannya adalah melakukan pengamatan sambil
mengerjakan lembar observasi, mencatat kegiatan pembelajaran dan
menginterpretasi data yang diperoleh, selanjutnya mengumpulkannya untuk
direfleksi pada tahapan selanjutnya.
4. Refleksi
Data yang diperoleh dalam tahap observasi siklus II dikumpulkan dan
dilakukan analisis serta pengambilan kesimpulan apakah masih ada permasalahan
atau tidak dalam siklus II atau telah terselesaikan, sehingga tidak perlu diadakan
rencana tindakan pada siklus berikutnya.
35
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV semester I (ganjil) tahun
pelajaran 2015/2016, jumlah siswa dalam kelas tersebut sebanyak 20 siswa, yang
terdiri dari 10 putra dan 10 putri.
Penelitian ini dilaksanakan menurut prosedur yang telah dirancang oleh
peneliti, yaitu penelitian bertahap dengan menggunakan dua siklus yaitu siklus I,
dan II. Pelaksanaan tindakan dibantu oleh pihak sekolah untuk melaksanakan
penilitian.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
1. Peran Peneliti
Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaksana dan perencana.
Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses kegiatan
pembelajaran IPS di kelas IV MI EL-ZIYAN Kota Depok, kemudian membuat
perencanaan tindakan.
2. Posisi Peneliti Sebagai Subjek
Adapun posisi peneliti adalah sebagai peneliti yang aktif ikut terjun langsung
dalam pembelajaran dan berusaha mengumpulkan data sebanyak-banyaknya
sesuai fokus penelitian. Hal ini mengacu pada Penelitian tindakan kelas harus
dilakukan di kelas yang sehari-hari diajar, bukan kelas yang diajar oleh guru lain
meskipun masih dalam satu sekolah.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Pada tahapan ini menjelaskan tentang gambaran mengenai rencana dan
prosedur penelitian yang akan dilaksanakan peneliti dalam keseluruhan penelitian
tindakan kelas. Adapun rencana dan langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini
dapat digambarkan secara sederhana dalam bentuk table sebagai berikut.
Tabel 3.2
Rencana Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas
Siklus I Perencanaan :
Identifikasi masalah
dan penetapan
alternatif pemecahan
masalah
Merencanakan pembelajaran yang
akan diterapkan dalam PBM
Menentukan pokok bahasan
Mengembangkan skenario
pembelajaran
36
Menyusun lembar angket skala sikap
Menyiapkan media dan sumber belajar
Mengembangkan format evaluasi
Mengembangkan format observasi
prabelajaran
Tindakan Menerapkan tindakan yang mengacu
pada skenario pembelajaran
Pengamatan Melakukan observasi dengan
menggunakan format observasi
Menilai hasil tindakan dengan meng-
gunakan format angket skala sikap
Refleksi Melakukan evaluasi tindakan yang
telah dilakukan yang meliputi evaluasi
mutu, jumlah dan waktu dari setiap
macam tindakan
Melakukan pertemuan untuk
membahas evaluasi tentang skenario,
angket, dan lain-lain
Memperbaiki pelaksanaan tindakan
sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan
pada siklus berikutnya
Evaluasi tindakan I
Siklus II Perencanaan : Identifikasi masalah dan penetapan
alternatif pemecahan masalah
Pengembangan program tindakan II
Tindakan Pelaksanaan program tindakan II
Pengamatan Pengumpulan data tindakan II
Refleksi Evaluasi tindakan II
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Dari hasil penelitian yang dilaksanakan dengan mengunakan model
pembelajaran kooperatif Tipe Talking Stick diharapkan siswa mendapatkan hasil
dalam pembelajaran IPS di atas Kriteria Ketuntasan Minimal 60 (KKM), dalam
pencapaian tujuan dari hasil yang dicapai anak.
Apabila hasil penelitian baru mencapai target 75%, maka perlu dilakukan
refleksi ulang untuk melakukan tindakan selanjutnya, yaitu dengan mengobservasi
kembali. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai target yang ditentukan tercapai
dan semua siswa mendapatkan hasil belajar yang baik.
37
G. Data dan Sumber Data
1. Data Penelitian
Data ini diperoleh dalam penelitian yang dilakukan peneliti tentang nilai
siswa yang mencakup kognitif dalam aktifitas siswa ketika proses pembelajaran
yang berlangsung melalui lembar observasi dan lapangan.
2. Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah peneliti dan pihak sekolah yang membantu
khususnya guru siswa kelas IV MI EL-ZIYAN Kota Depok.
H. Instrumen Pengumpulan Data
1. Observasi
Obsevasi adalah satuan tehnik yang dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.44
Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi siswa. Dalam kelgiatan
obeservasi ini untuk mengetahui kekurangan setiap tahapan-tahapan tindakan
pembelajaran IPS dalam materi Keragaman Bangsa dan Budaya dengan
menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Talking Stick.
Tabel 3.3 kisi-kisi Lembar Observasi Siswa
Tahapan Aktifitas yang diamati Ya Tidak
Persiapan Membentuk kelompok
Pelaksanaan - Mendengarkan penjelasan
- Melaksanakan pembelajaran
- Memperhatikan Jalannya
Pembelajaran
Penutupan - Mendiskusiakan Hasil Belajar
- Mempersentasikan Hasil Belajar
2. Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah yang dibuat oleh peneliti atau mitra peneliti yang
melakukan pengamatan atau observasi terhadap siswa pada penelitian tindakan
44
Arikunto Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009)
hal. 30
38
kelas.45
Catatan lapangan digunakan umtuk mengetahui kondisi siswa pada saat
proses pembelajaran IPS materi Keragaman Bangsa dan Budaya.
3. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya-jawab sepihak.
Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini responde tidak diberi
kesempatan sama sekali untuk mengajuakan pertanyaan.46
Pada penelitian ini
dilakukan wawancara siswa pada akhir siklus, untuk mengetahui kesulitan
dan kendala dalam proses pembelajaran IPS dengan menerapkan model
pembelajaran Kooperatif berupaya untuk memperbaiki pembelajaran.
4. Tes
Dalam penelitian ini digunakan intrumen berupa tes tulis. Tes adalah suatu
alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data
atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara
yang boleh dikatakan cepat dan tepat.47
I. Tehnik Pengumpulan Data
Pengumpulan daata dilakukan untuk mengetahui informasi yang dalam
penelitian dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah :
1. Data tentang aktifitas siswa selama pembelajaran benrlangsung diambil
dengan cara observasi menggunakan lembar observasi dan catatan lapangan.
2. Data tentang respon siswa terhadap pembelajaran IPS pada materi Keragaman
Suku Bangsa dan Budaya diperoleh dengan melakukan wawancara terhadap
beberapa siswa dari seluruh siswa yang ada.
3. Data tentang hasil belajar siswa diperoleh dengan memberikan tes kepada
siswa pada setiap akhir siklus.
45
Rochiati Wratmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2008), Cettakan ke-5, hal 125. 46
Op.cit 47
Amir Daien Indrakusuma, Evaluasi Pendidikan Penilaian Hasil-hasil Belajar, Jilid 1,
terbitas sendiri, hal 27.
39
J. Tehnik Pemeriksaan Kepercayaan
Untuk menetapkan data yang objektif, sahih, dan handal dalam penelitian ini
menggunakan beberapa teknik :
1. Menggali data dari siswa dengan menggunakan cara yang berbeda. Dalam
penelitian ini, untuk memperoleh informasi tentang aktifitas siswa dilakukan
dengan mengobservasi siswa.
2. Menggali data dari guru untuk memperoleh data yang sama. Tehnik ini
dilakukan dengan memeriksa hasil tes siswa, wawancara dengan guru, dan
melihat hasil observasi guru.
3. Memeriksa kembali data yang sudah terkumpul.
Mengulang pengolahan dan analisis data yang terkumpul.
K. Analisis Data dan Interpretasi Data
Setelah melakukan uji coba instrumen, langkah selanjutnya adalah melakukan
penelitian. Data yang diperoleh dari sampel dengan menggunakan instrumen yang
telah valid dan realible akan di analisis untuk menjawab permasalahan dan
menguji hipotesis yangtelah di ajukan. Data yang telah diperoleh harus diolah
dengan menggunakan statistik yang harus dilewati beberapa tahap :
1. Lembar Observasi
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan
siklus penelitian di analisis secara deskriptif dengan menggunakan tehnik
persetase untuk melihat kecendrungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
Rumus yang digunakan :48
p
Keterangan :
f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Number of Cases (Jumlah frekuensi atau banyaknya individu)
P = Angka Persentase
48
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005)
cet ke-15, h. 43
40
Kemudian untuk mengelompokan lembar observasi dikatagorikan dalam
klasifikasi sangat baik, baik, cukup, kurang baik, dan sangat kurang baik :49
Tabel 3.4 Interpretasi Observasi Siswa
No Nilai yang diperoleh Kriteria
1 81 – 100 % Sangat Baik
2 61 – 80 % Baik
3 41 – 60 % Cukup
4 21 – 40 % Kurang
5 0 – 20 % Sangat Kurang
2. Uji Normal Gain
Yanti Herlanti mendefinisikan, gain sebagai selisih antara postest dan prettest
yang dapat menunjukan adanya peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep
siswa setelah pembelajaran dilakukan guru.50
Uji ini dilakukan untuk menghindari
hasil kesimpulan yang dapat menimbulkan bias penelitian. Uji normal gain dapat
dilakukan dengan menggunakan Rumus Normal Gain menurut Meitzer, adalah :51
Gain =
Rentang normalitas indek gain memberikan kategori peningkatan hasil belajar
siswa, sebagai berikut :52
Tabel 3.5 Kriteria konsep siswa berdasarkan kriteria Gain
Rentang Indek Gain Kategori Peningkatan
0,8 - 0,1 Sangat Tinggi
0,6 - 0,79 Tinggi
0,4 - 0,59 Sedang
0,2 - 0,39 Rendah
0,0 - 0,19 Sangat Rendah
49
Ridwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, (bandung:
Alfabeta, 2009), h. 89 50
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Tindakan Sains, (Jakarta : Jurusan
Pendidikan IPA, FITK, UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 70 51
Ibid 52
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, .... h. 222
41
Selanjutnya untuk mengetahui apakah ada perbedaan normal gain antara
siklus I dan siklus II, harus dilakukan uji-t. rumus yang digunakan untuk
melakukan uji-t adalah sebagai berikut :
√
Dengan :
√( )
( )
Kemudian hasil t-hitung di atas dibandingkan dengan nilai t-tabel pada taraf
signifikansi 5% (ɑ = 0,05) dan derajat kebebasan (dk) =( ) + ( ). Jika
ttabel < thitung < ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan normal gain
antara siklus I dan siklus II. Jika thirung ≤ ttabel, atau ttabel ≤ thitung, maka dapat
disimpulkan terdapat perbedaan normal gain antara siklus I dan siklus II.
42
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Sejarah singkat berdirinya MI El-Ziyan
MI El-Ziyan berasal dari bahasa Arab Al Ziyaanu yang artinya sebuah
perhiasan. Dari Al menjadi El disebut imalah yaitu harokat fathah dicondongkan
kepada kasroh. Sekolah ini diberikan nama El-Ziyan agar peserta didik
menjadikan ilmu sebagai hiasan dirinya. MI El-Ziyan didirikan oleh tokoh
masyarakat yang bernama bapak K.H. Saidin atas permintaan dari masyarakat
sekitar. Adapun berdirinya Madrasah ini pada Tahun 2004 yang bertempat di
Jalan H. Saal 1 no. 24 Desa Serua Kecamatan Bojongsari Kota Depok Jawa Barat.
Tujuan didirikannya Madrasah Ibtidaiyah ini adalah untuk memenuhi
kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang menginginkan sekolah dasar secara
formal tetapi berlandasan agama Islam. Harapan didirikannya Madrasah
Ibtidaiyah ini adalah agar masyarakat menyadari bahwa pentinya sekolah formal
yang didasari pendidikan agama Islam.
2. Identitas Madrasah
Nama Sekolah : MI. El-Ziyan
Nomor Statistik : 114322902140
Provinsi : Jawa Barat
Otonomi Daerah : Khusus
Desa/Kelurahan : Serua
Kecamatan : Bojongsari Kota Depok
Kode Pos : 16517
Status Sekolah : Disamakan
Akreditasi : A
Surat Kelembagaan : No.kd.10.22/IV/PP.01-1 tgl. 05-06-2005
Tahun Berdiri : 2004
Kegiatan Belajar : Pagi dan Siang
42
43
Bangunan Sekolah : Milik sendiri permanen
Luas Bangunan : 580 m
3. Visi, Misi MI El-Ziyan
Visi :
“MENJADI SURI TAULADAN DAN BERILMU”.
Misi :
1. Membina Insan Beriman Serta Bertakwa
2. Mengikut Sertakan Wali Murid dan Masyarakat dalam Meningkatkan
Mutu Pendidikan
3. Mendorong Terciptanya Nuansa Islami
4. Meningkatkan Kompetensi Pendidik dan Peserta Didik dalam
Penguasaan dan Peningkatan Ilmu
Tujuan
1. Menumbuhkan Keimanan dan Ketakwaan
2. Menjadikan Sekolah Sebagai Mitra Masyarakat
3. Melestarikan Nilai-Nilai Islami
4. Meningkatkan Mutu Pendidik dan Peserta Didik
4. Keadaan Tenaga Pengajar
Tenaga pengajar di MI El-Ziyan secara umum memiliki kualitas yang baik.
Pendidikan yang di tempuh rata-rata S1 (Strata 1).
Tabel 4.1 Tenaga Pengajar
NO NAMA L/P JABATAN PENDIDIKAN
1. H. Zainal Abidin L Kepsek S-2 2013
2. Eka Rohmat Stia L Wakepsek S-1 2005
3. Siti Rahmawati P Guru S-1 2012
4. Nurul Laelah P Tu S-1 2010
5. Hasan Basri L Guru SMA 1998
44
6. Fadilah Wibowo L Guru S-1 2005
7. Endang Saripuloh L Guru S-1 2006
8. Imron Maliki L Guru S-1 2015
9. Siti Syahrifah P Guru S-1 2005
10. Tuti Alawiyah P Guru S-1 2003
11. Hermansyah L Guru MA
12. Mareny P Guru S-1 2010
13. Agus Riyanto L Guru S-1 2011
14. Evi Dwiningsih P Guru S-1 2011
15. Mardani Ahmad L Guru SMU
5. Sarana dan Prasarana MI El -Ziyan
Ruang kelas : Ada 6 Ruang
Ruang lab. komputer : Ada 1 Ruang
Ruang lab. IPA : Ada 1 Ruang
Ruang perpustakaan : Ada 1 Ruang
Ruang UKS : Ada 1 Ruang
Ruang kantor : Ada 1 Ruang
Ruang kepala sekolah : Ada 1 Ruang
Ruang Tata Usaha : Ada 1 Ruang
Ruang BP Guru BP : Ada 1 Ruang
Ruang Guru : Ada 1 Ruang
Ruang Logistik : Ada 1 Ruang
Ruang Gudang : Ada 1 Ruang
Ruang Serbaguna : Ada 1 Ruang
Lapangan Olah Raga : Ada
Kantin Sekolah : Ada 1 Ruang
Musholla : Ada
Halaman Sekolah : Ada
45
Tempat TPA : Ada
Ruang Toilet Guru : 2 Ruang
Ruang Toilet Siswa : 4 Ruang
Pos Satpam : 1 Ruang
6. Observasi
Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu mengadakan
pertemuan dengan kepala MI El-Ziyan pada hari Sabtu, tanggal 7 Nopember
2015. Pada pertemuan ini peneliti menyampaikan tujuan rencana pelaksanaan
penelitian yang akan dilaksanakan di kelas IV pada Madrasah Ibtidaiyah El-Ziyan
dan kepala sekolah memberikan izin untuk melaksanakan penelitia tersebut.
Sebelum dilaksanakan tindakan, terlebih dahulu peneliti melakukan pendataan
tentang murid kelas IV yang berkaitan dengan kemampuan belajar siswa,
pengelompokan belajar dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif
tipe Talking Stick yang akan dilaksanakan di kelas tersebut.
Sebelum tindakan dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti mengadakan
kegiatan observasi dengan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan pada hari
senin 9 Nopember 2015 dengan menggunakan metode cara menjawab pertanyaan.
Pada pelaksanaan pre test siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran
IPS, hal ini diketahui bahwa kurannya rasa ingin tahu mereka terhadap materi pre
tes tersebut dan tidak menjawab pertanyaan yang diberikan serta tidak mengikuti
dengan baik, maka pretasi belajar mereka juga kurang maksimal. Dari hasil tes
mereka pada saat test, dan terdapat rata-rata kelas sebesar 35,00 (dibawah KKM).
Pada penilaian hasil belajar sebelum penelitian, terdapat hasil yang mengacu
pada indikator keberhasilan dengan ketuntasannya ditetapkan oleh sekolah yaitu
65, maka dikatakan bahwa siswa tersebut tuntas dalam mengikuti
pembelajarannya. Hasil tes sebelum penelitian menunjukan bahwa dari seluruh
siswa yang diteliti, diperoleh nilai terendah 18 orang dengan nilai rata-rata 37,75.
Terdapat 2 orang atau 10% mencapai kriteria ketuntasan minimal belajar dan 2
orang atau 90% belum mencapai ketuntasan minimal belajar.
46
Gambar 4.1
Aktivitas siswa saat memperhatikan penjelasan guru pada
pembelajaran siklis 1
B. Analisis Data
1. Siklus 1
a. Tahap Perencanaan
Pada perencanaan tindakan siklus 1 peneliti mencoba menerapkan model
pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick, dengan menggunakan model
pembelajaran ini peneliti berusaha membantu siswa untuk lebih memahami bahan
pelajaran yang mereka pelajari dengan menghubungkat aktivitas sehari-hari.
Siklus ke 1 dilaksanakan sebanyak 2 (dua) petemuan, yaitu tanggal 7 dan 10
Nopember 2015, pembelajaran dilaksanakan selama 2 x 35 menit pada setiap
pertemuan. Sebelum dilaksanakan siklus pertama terlebuh dahulu peneliti
melakukan persiapan, antara lain :
1) Membuat perencanaan pembelajaran.
2) Mempersiapkan instrumen penelitian yang digunakan untuk meneliti
peningkatan hasil belajar.
3) Membuat langkah-langkah pembelajaran pada siklus 1 yang meliputi :
a) Pendahuluan (10 menit)
47
Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing untuk mengawali pelajaran.
Memeriksa kehadiran siswa serta mendoakan kepada siswa-siswi
yang sedang sakit.
Menyampaikan materi pokok dan tujuan pembelajaran kepada siswa
tentang Keragaman suku bangsa dan budaya.
b) Kegiatan inti (50 menit)
Guru meminta siswa untuk membaca dan memahami pengertian
keragaman suku bangsa dan budaya.
Guru meminta siswa untuk membaca dan memahami pengertian
keragaman suku bangsa dan budaya dalam bhineka tunggal ika.
Siswa menyebutkan keragaman suku bangsa dan budaya dalam
bhineka tunggal ika
Guru bertanya tentang keragaman suku bangsa dan budaya, yaitu
tentang pengertian bhineka tunggal ika
Guru menyiapkan sebuah tongat kecil untuk dijadikan sebagai
media.
Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari,
kemudian memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
membaca dan mempelajari materi pada buku pegangan.
Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada peserta didik,
setelah itu guru memberikan pertanyaan dan peserta didik yang
memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian
seterusnya sampai sebagian besar peserta didik mendapat bagian
untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk
lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta
didik.
Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber.
48
Guru memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan.
Guru memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman
yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar.
c) Penutup Pembelajaran (10 menit)
Guru bersama-sama dengan peserta didik membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
Guru melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.
Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling
dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
Pertemuan pertama pada hari Senin 9 Nopember 2015
Pertemuan pertama dihadiri oleh semua siswa kelas IV. Siswa belum dapat
dikondisikan dengan baik dikarenakan model pembelajaran yang baru sangat
berbeda dengan model pembelajaran yang sebelumnya. Dengan adanya model
pembelajaran Kooferatif Tipe Talking Stick membuat kondisi kelas menjadi ramai,
sebelumnya peneliti menjelaskan model pembelajaran Kooperatif Tipe Talking
Stick dalam pembelajaran IPS pada materi Keragaman suku bangsa dan budaya.
Aktivitas siswa yang mengikuti pembelajaran dalam memperhatikan dan
mendengarkan penjelasan dari guru sudah cukup baik 70 %. Kebanyakan siswa
sudah memahmi pembelajaran melalui diskusi dengan teman kelompoknya secara
baik.
49
Gambar 4.2
Aktivitas siswa pada saat mendengatkan pejelasan dari guru
tentang materi Keragaman suku bangsa dan budaya
Dalam perencanaan ini, peneliti membagi menjadi lima kelompok, masing
masing setiap kelompok berjumlah empat orang, kemudian peneliti memberikan
tugas kepada setiap kelompok untuk mendiskusikan materi tentang keragaman
suku bangsa dan budaya pada mata pelajaran IPS yang diharapkan siswa mampu
mendiskusikan materi tersebut.
Gambar 4.3
Aktivitas siswa pada saat mendiskusikan materi pada siklus 1
50
b. Tindakan
1. Aktivitas Visual
Aktivitas visual yang dilakukan siswa diantaranya adalah mempersiapkan diri
untuk mengikuti pembelajaran terlebih dahulu dengan membaca materi yang akan
dipelajari. Namu aktiivitas ini masih kurang maksimal dikarenakan terdapat
beberapa siswa yang tidak membaca atau mencermati hal-hal yang berkaitan
dengan materi.
2. Aktivitas mendengarkan
Aktivitas mendengarkan pada pelajaran IPS diantaranya meliputi
mendengarkan dan menyimak tertiap penjelasan yang disampaikan oleh guru,
tetapi masih terdapat siswa yang mengalihkan perhatiannya pada saat guru
memberikan penjelasan. Yang akhirnya pada waktu diskusi dilaksanakan masih
banyak siswa yang tidak aktif mengikutinya.
3. Aktivitas Oral
Aktivitas oral diantaranya siswa bertanya tentang materi yang akan diajarkan
pada saat pembelajaran berlangsung. Namun masih banyak siswa yang tidak
berani memberikan pernyanyataan kepada guru baik secara lisan maupun tulisan.
Dalam hal ini siswa cenderung malu dan takut untuk memberikan pertanyaanya.
4. Aktivitas Menulis
Pada kegiatan ini keinginan siswa untuk mencatatan materi yang disampaikan
oleh guru sangat kurang, disebabkan siswa lebih memilih melihat buku penunjang
tentang materi yang disampaikan. Terdapat juga siswa yang mengcopy catatan
materi yang ada pada buku paket.
5. Aktivitas Mental
Pada aktivitas ini siswa siswa dalam melaksanakan tugas berdiskusi belum
berani dan malu dalam mengungkapkan pendapatnya. Bahkan banyak yang saling
menunjuk satu sama lain, sedikit siswa yang berkeinginan untuk maju ke depan
kelas. Di akhir pelajaran pun siswa belum berani mengeluarkan pendapatnya di
hadapan kelompok-kelompok yang lain.
51
6. Aktivitas Emosional
Tahap ini siswa sangat bersemangat dan senang dalam mengikuti
pembelajaran yang ditunjukan dengan rasa semangat, berani dan tidak bosan. Hal
ini disebabkan karna jarang sekali dilakukan dalam penerapan model
pembelajaran kooperatif pada kelas tersebut. Sampai beberapa siswa merasa
terganggu apabila ada siswa yang bermain pada saat pembelajaran berlangsung.
c. Observasi
Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini berjalan sesuai dengan desain
intervensi tindakan yang telah tersusun dalam bab III. Sebelum siswa diberikan
tindakan pembelajaran di dalam kelas terlebih dahulu diberikan tes awal (pre test)
tentang konsep gaya. Setelah siswa diberikan materi tentang konsep gaya dengan
menggunakan metode kooperatif tipe Talking Stik selanjutnya diberikan tes akhir
(post test) untuk mengukur kemampuan siswa. Ternyata siswa lebih mudah
memahami konsep yang diajarkan dengan metode kooperatif tipe Talking Stick
dan lebih semangat dalam melakukan tugasnya masing-masing baik tugas secara
individu maupun secara kelompok.
Berdasarkan hasil penilaian dari pertemuan I siklus yang pertama dapat
disampaikan bahwa hasil belajar siswa haru mengenal pembelajaran dengan
model tersebut. penilaian selama diterapkannya tindakan pembelajaran dengan
metode kooperatif tipe Talking Stick pada konsep gaya diperoleh data seperti pada
Tabel di bawah ini:
Tabel 4.2
Data hasil pretest dan postest Siklus 1 Pertemuan I
Siswa Pretest Postest Nilai N-
Gain Kategori Keterangan
1 30 45 0.21 Rendah Belum
2 25 45 0.27 Rendah Belum
3 50 65 0.30 Sedang Tercapai
4 35 50 0.23 Rendah Belum
5 45 50 0.09 Sangat Belum
6 20 40 0.25 Rendah Belum
7 40 60 0.33 Rendah Belum
52
8 20 35 0.19 Sangat Belum
9 60 65 0.13 Sangat Tercapai
10 20 25 0.06 Sangat Belum
11 55 65 0.22 Randah Tercapai
12 50 60 0.20 Rendah Belum
13 25 40 0.20 Rendah Belum
14 55 65 0.22 Rendah Tercapai
15 20 35 0.19 Sangat Belum
16 20 30 0.13 Sangat Belum
17 25 45 0.27 Rendah Belum
18 35 60 0.38 Rendah Belum
19 35 55 0.31 Rendah Belum
20 20 30 0.13 Sangat Belum
Rata 2 34.25 48.25 0.22
Penilaian hasil belajar setiap siswa mengacu pada indikator keberhasilan yang
ketuntasannya di tetapkan oleh sekolah dengan nilai minimal yang diperoleh
siswa adalah 65, maka dikatakan bahwa siswa tersebut tuntas dalam mengikuti
pembelajarannya. Hasil tes akhir pertemuan 1 menunjukan bahwa dari seluruh
siswa yang dikenai tindakan, diperoleh nilai terendah 6 dari nilai tertinggi 2
dengan nilai rata-rata 34,25. Terdapat 2 orang atau 65,75% mencapai kriteria
ketuntasan minimal belajar dan 2 orang atau 90% belum mencapai ketuntasan
minimal belajar. Maka peneliti melakukan pembelajaran siklus 1 pada pertemuan
yang ke 2 dengan Hasil tes yang disajikan dalam tabel 4.3.
Tabel 4.3
Data hasil pretest dan postest Tes Siklus 1 Pertemuan 2
Siswa Pretest Postest Nilai N-
Gain Kategori Keterangan
1 35 55 0.31 Rendah Belum
2 30 50 0.29 Rendah Belum
3 50 70 0.40 Sedang Tercapai
4 40 55 0.25 Rendah Belum
5 45 60 0.27 Sangat Rendah Belum
6 20 45 0.31 Rendah Belum
7 45 60 0.27 Rendah Belum
53
8 20 40 0.25 Rendah Belum
9 65 70 0.14 Sangat Rendah Tercapai
10 20 30 0.13 Rendah Belum
11 60 70 0.25 Sedang Tercapai
12 50 65 0.30 Sangat Rendah Tercapai
13 30 40 0.14 Rendah Belum
14 55 70 0.33 Rendah Tercapai
15 20 40 0.25 Rendah Belum
16 25 35 0.13 Rendah Belum
17 30 50 0.29 Rendah Belum
18 40 60 0.33 Sangat Rendah Belum
19 40 60 0.33 Rendah Belum
20 25 30 0.07 sangat Belum
Rata 2 37.25 52.75 0.25
Berdasarkan tabel 4.2 tampak terjadi peningkatan hasil belajar IPS siswa
kelas IV pada materi Keragaman suku bangsa dan budaya, pertemuan
pembelajaran yang ke 2.
Adapun perolehan nilai rata-rata N Gain hanya 0,25 masih menunjukan
rendahnya tingkat efektifitas dan perlakuan tindakan pada pelajaran IPS dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Talking Stick. Untuk lebih
memperjelas hasil belajar IPS di sajikan dalam tabel 4.4. dan tabel
Tabel 4.4
Statistik diskriptif Nilai Hasil Belajar IPS Siklus 1
Statistik Disktiptif Pretest
Pertemuan I
Pretest
Pertemuan II
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Rata-rata
Jumlah siswa yang belum tuntas belajar
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan
Nilai KKM
60
20
34,25
20
0
0%
65
65
20
37,25
19
1
5%
65
54
Tabel 4.5
Statistik diskriptif Nilai Hasil Belajar IPS Siklus 1
Statistik Disktiptif Postest
Pertemuan I
Postest
Pertemuan II
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Rata-rata
Jumlah siswa yang belum tuntas belajar
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan
Nilai KKM
65
25
48,25
16
4
20%
65
70
30
52,75
15
5
25%
65
Dari tabel di atas tes akhir dilaksanakan setelah memenuhi ketuntasan
pembelajaran. Di karnakan masih banyak siswa yang nilainya belum memenuhi
ketuntasan minimal dalam menggunakan model pebelajaran kooperatif Tipe
Talking Stick Pada kegiatan pertemuan ke 2 pretest siklus I persentase ketuntasan
siswa hanya 5% adapun pada kegiatan pertemuan ke 2 postest siklus I yang
memenuhi ketuntasan dalam belajar yaitu 25%, .
Dari hasil observasi yang dilaksanakan selama pelaksanaan pelajaran IPS
menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Talking Stick, pengamatan
dilakukan oleh observer (guru IPS) yang mencatat seluruh aktifitas guru selama
proses pembelajaran. hasil observasi dari tindakan pertama terhadap peneliti
sesuai perencanaan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.6
Hasil Observasi Guru Siklus 1
No Aspek yang diamati Siklus 1
Pertemuan 1 Pertemuan 2
1
2
Membuat RPP
Membuat dan Menggunakan Media
4
3
4
4
55
3
4
Pelaksanaan Pembelajaran
a. Apresiasi
b. Motivasi siswa
c. Kualitas penguasaan
d. Kualitas penjelasan materi
e. Penggunaan metode pembelajaran
f. Keterampilan memberi dan
menjawab pertanyaan
g. Pemberian tugas
h. Penutup pelajaran
Kepribadian
3
4
3
4
3
3
3
4
3
3
4
4
4
3
4
3
Jumlah (Ʃ )
Persentase (%)
34
85%
36
90%
Rata-rata
Keterangan
87,5%
Sangat Baik
Berdasarkan data yang dihasilkan pada tabel diatas terkait aktivitas guru
dalam melaksanakan pembelajaran sudah baik, guru melakukannya sesuai dengan
rencana dan langkah-langkah yang ada dalam RPP. Data yang diperoleh sesuai
dengan pertemuannya, pada pertemuan pertama hasil yang dilaukan oleh guru
adalah 87,5% keteragan sangat baik.
Sedangkan untuk hasil observasi pada siswa terhadap siklus 1 dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 4.7
Persentase hasil observasi terhadap siswa pada siklus 1
No Aspek Rincian Persentase Rata-
rata Pert 1 Pert 2
1 Visual
a. Siswa memperhatikan dan
mendengarkan penjelasan
guru
50% 50% 50%
2 Menulis
a. Siswa mencatat
penjelasan guru
40% 45% 42,5%
b. Siswa mengerjakan 50% 55% 52,5%
56
latihan soal atau tugas
3 Oral
a. Siswa mengajukan
pertanyaan
40% 48% 44%
b. Siswa menjawab
pertanyaan
36% 47% 41,5%
c. Siswa berdiskusi dengan
baik
40% 50% 45%
4 Mental dan
Emosional
a. Ekspresi siswa dalam 39% 40% 39,5
Rata-rata 42,14
%
47,85
%
44,99%
d. Refleksi
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama adalah bertujuan untuk
mengkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS. Saat pertama
dilakukan penelitian menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Talking
Stick dengan melakukan kerja sama para siswa masih asing dengan dilakukan nya
pembelajaran dengan model tersebut, tapi dengan arahan peneliti mereka dapat
melakukannya walaupun masih kurang sempurna.
Tujuan peneliti dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif Tipe Talking Stick adalah untuk menngkatkan prestasi
belajar terhadap mata pelajaran IPS pada materi pemerintahan yang menginginkan
agar siswa aktif dalam melakukan pembelajaran. maka peneliti menyimpulkan
bahwa pada siklus 1 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe
Talking Stick mampu menunjukan peningkatan hasil belajar, walaupun hasilnya
masih kurang.
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi dari siklus 1, maka peneliti akan
melanjutkan penelitiannya pada siklus II dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Memberikan banyak dorongan tentang belajar yang baik, terutama bagi
siswa yang kurang aktif agar lebih meningkatkan prestasinya.
57
2. Memotivasi siswa agar lebih berani dalam menyampaikan pendapat dan
pertanyaan.
3. Memberikan pengertian agar siswa lebih mengutamakan keberanian dan
mental yang bagus.
4. Memacu serta menyarankan siswa agar lebih giat lagi membaca,
berkomunikasi agar tidak malu serta kaku dalam melakukan
pembelajaran.
e. Keputusan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1, bahwa diperoleh kegiatan siswa dan
guru terhadap hasil pembelajaran siswa melalui tes pada mata pelajaran IPS
belum mencapai kriteria yang diharapkan dikarenakan hasil yang didapat kurang
dari 75% . Oleh karna itu perlu adanya perbaikan pembelajaran pada siklus I
dengan melanjutkan melakukan penelitian pembelajaran pada siklus II.
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan Siklus II
Kegiatan siklus II adalah kegiatan lanjutan dari siklus pertama berdasarkan
pada hasil refleksi penelitian pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif Tipe Talking Stick, dengan menggunaan model
pembelajaran seperti ini diharapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Untuk lanjut ke siklus kedua seperti biasa peneliti melakukan beberapa tahapan
pembelajaran dan perbaikan yang dilakukan agar penelitian ini mencapai tujuan
yang diteliti dengan memanfaatkan waktu sebaik mungkin agar siswa
berkesempatan memegang tongkat sebanyak 2 kali, berikut tahap-tahap
perencanaan yang dilakukan:
1) Membuat perencanaan pembelajaran.
2) Mempersiapkan instrumen penelitia yang digunakan untuk meneliti
peningkatan hasil belajar.
3) Membuat langkah-langkah pembelajaran pada siklus 1 yang meliputi :
a) Pendahuluan (10 menit)
58
Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing untuk mengawali pelajaran.
Memeriksa kehadiran siswa serta mendoakan kepada siswa-siswi
yang sedang sakit.
Menyampaikan materi pokok dan tujuan pembelajaran kepada siswa
tentang Keragaman suku bangsa dan budaya.
b) Kegiatan inti (50 menit)
Guru meminta siswa untuk membaca dan memahami pengertian
Keragaman suku bangsa dan budaya.
Guru meminta siswa untuk membaca dan memahami pengertian
Keragaman suku bangsa dan budaya.
Siswa menyebutkan keragaman suku bangsa dan budaya dalam
bhineka tunggal ika
Guru bertanya tentang keragaman suku bangsa dan budaya, yaitu
tentang pengertian bhineka tunggal ika
Guru menyiapkan sebuah tongat kecil untuk dijadikan sebagai
media.
Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari,
kemudian memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
membaca dan mempelajari materi pada buku pegangan.
Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada peserta didik,
setelah itu guru memberikan pertanyaan dan peserta didik yang
memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian
seterusnya sampai sebagian besar peserta didik mendapat bagian
untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk
lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta
didik.
Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber.
59
Guru memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan.
Guru memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman
yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar.
c) Penutup Pembelajaran (10 menit)
Guru bersama-sama dengan peserta didik membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
Guru melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.
Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling
dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya..
Pada siklus kedua sama seperti siklus yang pertama, mengadakan dua kali
pertemuan yaitu pada tanggal 10 dan 17 Nopember 2015. Pembelajaran
berlangsung selama 2 x 35 menit. Adapun langkah-langkah pembelajarannya
sebagai berikut :
Pada pertemuan pertama ini siswa dan siswi kelas IV menghadirinya.
Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
Tipe Talking Stick, hampir siswa mengikuti pembelajaran ini. Antusias dan
kerjasama setiap siswa sangatlah tinggi. Pada tindakan ini siswa dapat
melaksanakan pembelajaran dengan baik dan perhatiannya terfokus pada guru.
banyak siswa yang memberikan pertanyaannya baik kepada guru maupun
kepada kelompok yang lain, disamping itu siswa yang memberikan petanyaan,
komentar dan menjawab pertanyaanpun semakin banyak di banding dengan
pertemuan sebelumnya.
Di saat guru menjelaskan materi, perhatian siswa dalam mendegarkan
penjelasan guru sangat baik yaitu 80% dari jumlah siswa yang hadir. Hal ini
disebabkan karna adanya kepedulian siswa dalam mengikuti pembelajaran,
60
persaingan pembelajaran sudah mulai terlihat dengan aktivitas menulis sudah
100%, memalui mencatat dan mengerjakan soal.
Gambar 4.4
Aktivitas siswa pada saat pembelajaran model Talking Stick.
Pada pertemuan yang kedua banyak siswa semangat mengikuti pembelajaran
yang akan dilaksanakan berkaitan dengan materi pemerintahan. Pada awal
pelajaran kelihatan siswa yang mengikuti pembelajaran sangat antusias dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Talking Stick. Ada siswa yang
sempat memberikan komentar, “ pa dengan belajara seperti ini pelajaran lebih
cepat di pahami...” itu membuktikan bahwa perkembangan siswa dalam
melakukan pembelajaran sangatlah baik.
Aktivitas siswa dalam mengerjakan soal pun sudah baik, tertib dan percaya
diri dalam mengisi soal, walaupun ada beberapa siswa yang tidak bersungguh-
sungguh dalam mengisi soal. Setelah melakukan pengisian soal, hasilnya hampir
75% siswa dapat mengerjakan soal dengan baik.
Siswa yang memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru secara
bersungguh-sungguh adalah 95%. Aktivitas menulis untuk mecatat materi dan
mengerjakan soal sebesar 100%. Aktivitas oral pada pertemuan ini meningkat
mencapai 65% dan 80% siswa yang dapat bekerja sama dengan kelompoknya..
Aktivitas tes akhir siklus II ini siswa hampir seluruhnya dapat mengerjakan
soal sendiri-sendiri, namun masih ada sebagian kecil yang melakukan kecurangan
61
dengan menyalin dan mencontek pada temannya untukmenyelesaikan soal
tersebut.
Gambar 4.5
Aktivitas siswa pada saat pembelajaran dengan model Talking Stick
pada siklus II
b. Tindakan
1. Aktivitas Visual
Aktivitas visua yang dilakukan siswa diantaranya adalah memperisapkan diri
untuk mengikuti pembelajaran dengan membaca terlebih dahulu pada materi yang
akan di pelajari. Membaca buku, memperhatikan pada penjelasan guru, serta
mencermati hal-hal yang dihadapi oleh siswa, baik lemberkerja siswa maupun
pelajaran serja media yang diberikan guru. Hal ini ditunjukan dengan
kepekatandalam mengikuti pembelajaran IPS yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif Tipe Talking Stick.
2. Aktivitas mendengarkan
Aktivitas mendengarkan pada pelajaran IPS diantaranya meliputi
mendengarkan dan menyimak tertiap penjelasan yang disampaikan oleh guru,
62
siswa yang mengalihkan perhatian guru sudah berkurang, peran aktivitas
medengarkan ini lebih cepat dan tepat dalam menganalisis masalah.
3. Aktivitas Oral
Aktivitas oral diantaranya siswa bertanya tentang materi yang akan di ajarkan
pada saat pembelajaran berlangsung. Keberanian siswa dalam melakukan tanya
jawab yang diberikan sudah terihat baik, sehingga kondisi siswa dalam bekerja
sama dan mengerjakan tugas mudah di atur.
4. Aktivitas Menulis
Pada kegiatan ini siswa sudah baik, dikarnakan seluruh siswa sudah mencatat
materi yang disampaikan guru, tidak ada siswa yang mencoba untuk mengcopy
pada pelajaran IPS. Semua siswa mampu mengerjakan soal dan tugas yang
diberiakan guru, sampai-sampai siswa sudah dapat menjawab soal dengan cepat
dan benar..
5. Aktivitas Mental
Aktivitas siswa dalam melaksanakan tugas berdiskusi sudah berani dan tidak
malu dalam mengungkapkan pendapatnya. Bahkan diantaranya sudah ada siswa
yang berkeinginan untuk maju ke depan kelas. Bahkan pada awal pertemuan
siswa sering menunggu untuk mengikuti pembelajaran..
6. Aktivitas Emosional
Pada tahap ini siswa sangat bersemangat dan senang dalam mengikuti
pembelajaran yang di tunjukan dengan rasa semangat, berani dan tidak bosan. Hal
ini di sebabkan karna jarang sekali dilakukan dalam penerapan model
pembelajaran kooperatif Tipe Talking Stick pada kelas tersebut. Sampai beberapa
siswa merasa terganggu apabila ada siswa yang bermain pada saat pembelajaran
berlangsung.
c. Obsrvasi
Hasil belajar siswa dari penelitian ini juga mengalami peningkatan
berdasarkan penetapan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 60 per mata pelajaran
yaitu IPS yang ditetapkan sekolah sebesar 65 dengan mempertimbangkan
kemempuan rata-rata siswa, kompleksitas, dan sumber daya pendukung.
63
Instrummen penelitian yang digunakan untuk mengukur hasil belajar pada
siklus I terdiri dari 15 item soal pilihan ganda tentang gaya.. Soal–soal tersebut
pada siklus I ini terdiri dari empat ranah kognitif yang terdiri dari tiga item soal
jenjang pengetahuan (C1), tiga item soal jenjang pemahaman (C2), enam item
soal jenjang aplikasi (C3), dan tiga item soal jenjang analisisn (C4). Pada siklus II
terdiri dari 10 item soal yang berbeda dari siklus I, adapun soal-soal tersebut pada
siklus II terdiri dari empat ranah kognitif yaitu 1 item soal jenjang pengetahuan
(C1), empat item soal jenjang pemahaman (C2), tiga item soal jenjang aplikasi
(C3), dan tiga item soal jenjang analisis (C4).
Keberhasilan yang terjadi pada siklus II merupakan suatu harapan yang
terlaksana. Keberhasilan siklus II ini didasarkan pada perbaikan dari siklus I baik
dari segi waktu pembelajaran, kemasan materi pelajaran, peraturan, dan lain
Kooperatif Tipe Talking Stick.
Berdasarkan penilaian selama diterapkannya tindakan pembelajaran dengan
metode Kooperatif Tipe Talking Stick pada konsep gaya diperoleh data sepeti
pada Tabel di bawah ini:
Tabel 4.8
Data hasil pretest dan postest Tes Siklus II
Siswa Pretest Postest Nilai N-
Gain Kategori Keterangan
1 60 70 0.25 Rendah Tercapai
2 55 70 0.33 Rendah Tercapai
3 80 95 0.75 Sedang Tercapai
4 60 65 0.13 Rendah Belum
5 60 65 0.13 Sangat Rendah Belum
6 45 55 0.18 Rendah Belum
7 55 75 0.44 Rendah Tercapai
8 35 65 0.46 Rendah Belum
9 75 90 0.60 Sangat Rendah Tercapai
10 50 65 0.30 Rendah Belum
11 65 85 0.57 Sedang Tercapai
64
12 75 85 0.40 Sangat Rendah Tercapai
13 45 60 0.27 Rendah Belum
14 70 85 0.50 Rendah Tercapai
15 40 65 0.42 Rendah Belum
16 35 50 0.23 Rendah Belum
17 55 65 0.22 Rendah Belum
18 70 75 0.17 Sangat Rendah Tercapai
19 65 75 0.29 Rendah Tercapai
20 45 50 0.09 Rendah Belum
Rata 2 57 70.5 0.34
Berdasarkan hasil tes kemampuan peningkatan siswa pretest dan postest pada
siklus II, pertemuan ke 1 diperoleh ketercapaian indicator pada pembelajaran IPS
pada materi Keragaman suku bangsa dan budaya. Dengan persetase kelulusan
mencapai 45%, menandapakan ada peningkatan hasil pembelajaran. Begitu pula
pada pertemuan ke 2 yang disajikan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.9
Data hasil pretest dan postest Tes Siklus II
Siswa Pretest Postest Nilai N-
Gain Kategori Keterangan
1 65 75 0.29 Rendah Tercapai
2 60 75 0.38 Rendah Tercapai
3 80 100 1.00 Sedang Tercapai
4 65 70 0.14 Rendah Tercapai
5 60 70 0.25 Sangat Rendah Tercapai
6 45 60 0.27 Rendah Belum
7 60 75 0.38 Rendah Tercapai
8 40 65 0.42 Rendah Tercapai
9 80 100 1.00 Sangat Rendah Tercapai
10 55 65 0.22 Rendah Belum
11 70 90 0.67 Sedang Tercapai
12 75 90 0.60 Sangat Rendah Tercapai
13 50 60 0.20 Rendah Belum
14 70 90 0.67 Rendah Tercapai
15 45 65 0.36 Rendah Tercapai
16 40 55 0.25 Rendah Belum
17 60 70 0.25 Rendah Tercapai
65
18 70 80 0.33 Sangat Rendah Tercapai
19 70 80 0.33 Rendah Tercapai
20 45 55 0.18 Rendah Belum
Rata 2 60.25 74.5 0.41
Berdasarkan tabel 4.6 tampak terjadi peningkatan hasil belajar IPS siswa
kelas IV pada materi Keragaman suku bangsa dan budaya, sebelum dan sesudah
dilaksanakan tindakan pada siklus II.
Berdasarkan kategori perolehan nilai rata-rata N Gain 0,41 menunjukan
sedang atas perlakuan tingkat efektifitas dan perlakuan tindakan pada pelajaran
IPS dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick.
Untuk lebih memperjelas hasil belajar IPS di sajikan dalam tabel 4.7.
Tabel 4.10
Statistik diskriftif Nilai Hasil Belajar IPS Siklus II
Statistik Disktifs Pretest
Pertemuan I
Pretest
Pertemuan II
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Rata-rata
Jumlah siswa yang belum tuntas belajar
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan
Nilai KKM
80
35
57,00
10
10
50%
65
80
45
60,00
3
17
85%
65
Tabel 4.11
Statistik diskriftif Nilai Hasil Belajar IPS Siklus II
Statistik Disktifs Postest
Pertemuan I
Postes
Pertemuan II
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Rata-rata
Jumlah siswa yang belum tuntas belajar
95
50
70,5
10
100
50
74,5
3
66
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan
Nilai KKM
10
50%
65
17
85%
65
Dari hasil observasi yang dilaksanakan selama pelaksanaan pelajaran IPS
menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick pada siklus
II, pengamatan dilakukan oleh observer (guru IPS) yang mencatat seluruh
aktifitas guru selama proses pembelajaran. hasil observasi dari tindakan
pertama terhadap peneliti sesuai perencanaan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.12
Hasil Observasi Guru Siklus II
No Aspek yang diamati Siklus II
Pertemuan 1 Pertemuan 2
1
2
3
4
Membuat RPP
Membuat dan Menggunakan Media
Pelaksanaan Pembelajaran
a. Apresiasi
b. Motivasi siswa
c. Kualitas penguasaan
d. Kualitas penjelasan materi
e. Penggunaan metode pembelajaran
f. Keterampilan memberi dan
menjawab pertanyaan
g. Pemberian tugas
h. Penutup pelajaran
Kepribadian
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
Jumlah (Ʃ )
Persentase (%)
38
95%
39
97%
Rata-rata
Keterangan
96%
Sangat Baik
67
Berdasarkan data yang dihasilkan pada tabel diatas terkait aktivitas guru
dalam melaksanakan pembelajaran sudah baik, guru melakukannya sesuai dengan
rencana dan langkah-langkah yang ada dalam RPP. Guru juga sudah tidak
memeberikan banyak penjelasan kepada siswa dalam membuat laporan pun guru
sudah menempatkan fungsinya sebagai mana mestinya. Data yang diperoleh
sesuai dengan pertemuannya, sehingga pada siklus II persentse guru adalah
96,00% keteragan sangat baik.
Sedangkan untuk hasil observasi pada siswa terhadap siklus II dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 4.13
Persentase hasil observasi terhadap siswa pada siklus II
No Aspek Rincian Persentase Rata-
rata Pert 1 Pert 2
1 Visual
b. Siswa memperhatikan dan
mendengarkan penjelasan
guru
59% 73% 66%
2 Menulis
c. Siswa mencatat
penjelasan guru
60% 75% 67,5%
d. Siswa mengerjakan
latihan soal atau tugas
60% 78% 69%
3 Oral
d. Siswa mengajukan
pertanyaan
65% 75% 70%
e. Siswa menjawab
pertanyaan
55% 65% 57,5
f. Siswa berdiskusi dengan
baik
61% 75% 70%
4 Mental dan
Emosional
b. Ekspresi siswa dalam 60% 80% 70%
68
Rata-rata 60,00
%
74,42
%
67,21%
Pada tabel di atas terlihat bahwa dari aspek yang diamati menunjukan bahwa
aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengangaj sangatlah baik, banyak siswa
yang bertanya dalam mendapatkan kesulitan dan lebih semangat dalam
menjalankan belajar mengajar, setiap kelompok sudah terlihat kompak dalam
berkeja sama, pemahaman siswa pun semakin bertambah pada materi yang telah
di ajarkan. Hal ini menggambarkan bahwa peningkatan siswa telah terjadi
terhadap siklus yang sebelumnya yaitu siklus I
d. Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian dia atas pada proses pembelajaran siklus Iisudak
terdapat siswa yang mandiri, lebik kondusif, dan turut aktif dalam mengkuti
kegiatan pembelajaran. dengan adanya mmodel pembelajaran Kooperatif Tipe
Talking Stick dan pembenahan dalam sistem pengajaran guru membuat siswa
senang dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. belajar pun terasa lebih
bermakna dan siswa pun mendapatkan pengetahuan lebih tentang pelajaran IPS
serta lebih bersemangat untuk mengikuti pelajaran tersebut.
Dari hasil lembar observasi aktivitas siswa dan guru yang dilakukan setiap
pertemuan pembelajaran mengalami peningkatan yang sangat baik. Siswa yang
sebelumnya mengalami kesulitan dalam memahami materi yang dipelajari dengan
menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick siswa sudah
mulai terlihat aktif dan mampu dalam mengikuti pembelajaran. terjadi
peningkatan indicator keberhasilan belajar siswa yang telah mencapai ketentuan
yang diharapkan yatu 85%, sehingga tindakan yang dilakukan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa telah berhasil memenuhi KKM sebesar 60 sesuai
ketentuan sekolah.
e. Keputusan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II diperoleh hasil belajar dan aktivitas
siswa dan guru mengalami peningkatan pada siklus II. Siswa mampu belajar
mandiri, aktif dan kondusif selama pelaksanaan pembelajaran. ketuntasan belajar
69
siswa telah mencapai KKm yang diharapkan yaitu 85% sehingga tindakan yang
dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa sudah berhasil.
3. Analisis Hipotesis Tindakan
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa telah dilaksanakan tindakan
pada setiap siklus. Dalam membuktikan hipotesis maka dilakukan lah uji t.
adapun hipotesis tindakan yang dilakukan “Terdapat peningkatan hasil belajar
siswa setelah menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick”.
Tabel 4.14 Hasil uji “t”
Satatistik Siklus I Siklus II
Pretest Postest Pretest Postest
N 20 20 20 20
X 41,0 53,3 51,1 75,5
S² 12,48 17,92 11,64 34,48
t hitung 28,00 29,91
t tabel 2,46 2,46
Kesimpulan Terdapat perbedaaan Terdapat perbedaaan
Berdasarkan hasil tabel di atas, diketahui bahwa t hitung hasil uji t pada postest
siklus I dan II sebesar nilai tersebut lebih besar dari t tabel (terlampir). Pengujian
siklus I dan siklus II pada taraf signifikan 5%. Hal ini menunjukan bahwa
terdapat peningkatan hasil belajar IPS yang signifikan dengan menggunakan
model pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick.
C. PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN
Siklus pertama dilakukan dengan membagi siswa menjadi lima kelompok
dengan masing-masing kelompok beranggotakan empat orang, dengan
pembentukan kelompok berdasarkan pada heterogenitas siswa yang
dikelompokan berdasarkan tingkat kemampuan, kreatifitas, keaktifan dengan
menggunakan teknik penyeleksian.
Berdasarkan instrumen hasil pada tabel 4.1 didapatkan bahwa hasil belajar
belajar siswa masih rendah, hal itu dibuktikan dengan jawaban siswa dalm soal
pretest dan postest masih dibahaw standar KKM yang berkaitan dengan materi
Keragaman Suku Bangsa dan Budaya, hasilnya dapat diperoleh pada rata-rata
70
jawaban siswa sebagaimana tergambar pada pembahasan siklus I sebesar 52,00,
hal iitu jika dikorelasikan dengan pedoman penentuan kategori KKM belajar
siswa, nilai tersebut termasuk kategori rendah karena berada di bawah nilai 70,00.
Hasil pengamatan lanjutan selama proses pembelajaran dan isian angket yang
disebarkan pada setiap siswa pada tabel 3.4 siklus II terlihat peserta didik
mengalami peningkatan hasil belajarnya dalam mengikuti pembelajaran materi
Keragaman Suku Bangsa dan Budaya dengan menggunakan metode pembelajaran
Kooperatif Tipe Talking Stick. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan jawaban
yang cukup signifikan dengan hasilnya dapat diperoleh rata-rata sebesar 76,00.
Mengacu pada hasil rata-rata jawaban siswa sebagaimana tergambar pada
pembahasan siklus II, dapat diakumulasikan tentang perolehan nilai hasil belajar
siswa sebesar 76,00, hal itu jika dikorelasikan dengan pedoman penentuan
kategori keberhasilan belajar siswa pada standar KKM, nilai tersebut termasuk
kategori baik karena beradadi atas nilai rata-rata 70,00.
Berdasarkan hasil tindakan pada siklus I, dan II, sebagaimana tergambar pada
tabel-tabel motivasi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPS dengan materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya
melalui penggunaan metode pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick,
mendapat respon yang baik. Hal tersebut terbukti dari perolehan jawaban soal
yang berhasil dijawab dengan baik dan mengalami peningkatan secara berkala
pada siklus I, dan siklus II yaitu dari nilai rata-rata 52,00 menjadi 76,00.
Hal ini menunjukan bahwa Metode pembelajaran Kooperatif Tipe Talking
Stick sangat sesuai untuk diterapkan dalam pembelajaran IPS sebab jika dilihat
dari persentase ketercapaian pada setiap siklus mengalami kenaikan yang sangat
signifikan. Untuk itu sesui dengan kajian teoritik pada Bab II tentang Hasil belajar
dapat diuji kebenarannya pada nilai yang telah ditentukan. Dengan metode
pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick dapat menumbuhkan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran IPS terutama pada materi Keragaman Suku Bangsa dan
Budaya di Kelas IV MI El-Ziyan Kota Depok.
71
Penelitian tes hasil belajar siswa diberikan sebanyak dua kali yaitu pretest dan
postest pada setiap siklusnya terdiri dari 10 soal dalam bentuk pilihan ganda, nilai
dari penelitian siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut :
1. Pada siklus I nilai tertinggi adalah 70 sedangkan nilai paling rendah adalah
30, rata-rata siswa hanya 52,0. Jumlah siswa yang belum tuntas 18 dari 20
siswa yang mengikuti pembelajaran, sedangkan siswa yang sudah tuntas
adalah 2 siswa dan hanya mencapai persentase 15% dari KKM 60 yang telah
ditentukan sekolah yaitu 70. Dari data tersebut menunjukan bahwa perlu
dilanjukan pada siklus II.
2. Pada siklus II nilai tertinggi mencapai 100 sedangkan nilai terendah sebesar
55 dan rata-rata nilai pada siklus ini adalah 76,0. Jumlah yang belum tuntas
belajar ada 4 siswa dari 20 siswa yang mengikuti pembelajaran, dan
persentase keetuntasan sebesar 80% dari nilai KKm yang ditentukan sekolah.
Dari data tersebut bahwa hasil tes belajar PKn pada materi pemerintahan
mengalami peningkatan pada siklus II. Rata-rata nilai siswa pun meningkat 76,0
pada siklus II. Sebanyak 16 siswa sudah memenuhi KKM yaitu 70. Peningkatan
ini menunjukan bahwa hasil belajar siswa sudah meningkat, karena siswa sudah
paham akan materi yang telah disampaikan guru dengan menggunakan metode
pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick.
Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
Kooperatif Tipe Talking Stick pada siklus I terhadap mata pelajaran IPS dalam
materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya ketuntasan belajar hanya mencapai
20%. Pada siklus II ketercpaian pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick pada mata pelajaran IPS melalui
materi pemerintahan ketuntasan belajar siswa mencapai 80%. Hal ini menunjukan
bahwa siswa dapat memahami pembelajaran melalui metode pembelajaran
Kooperatif Tipe Talking Stick. Model pembelajaran ini sangat membatu siswa
untuk memahami pembelajaran secara langsung hingga meningkatkan persentase
pembelajaran sampai mencapai 60%.
Dengan demikian metode pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick mampu
membuat belajar siswa lebih mandiri, mudah, aktif dan dapat memahami materi
72
yang dipelajari melalui kegiatan belajar yang sistematis, memberikan pengetahuan
baru yang disampaikan guru dalam menghubungkan pengetahuan yang telah
diperoleh sebelumnya.
Model pembelajaran ini juga mampu melatih siswa untuk bisa
mengembangkan keahlian dan keterampialannya. Maka dengan pembelajaran
seperti ini siswa lebih bisa memberikan hasil yang diinginkan dan digharapkan
oleh peneliti.
Selain itu sikap siswa terhadapa pembelajaran IPS dengan menggunakan
metode pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick sangatlah baik, siswa senang
dengan pembelajaran seperti ini yang menggunakan metode pembelajaran
Kooperatif Tipe Talking Stick, mereka juga merasa lebih percaya diri dan tidak
hanya tergantung pada guru dan materi yang disampaikannya serta lebih
termotivasi dan lebih semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
D. KETERBATASAN DALAM PENELITIAN
Dalam penelitian ini masih ada temuan dalam kekurangan-kekurangan yang
diantaranya :
1. Keterbatasan waktu dalam melakukan penelitian, dikarnakan terbentur
dengan kegiatan UAS dan libur semester.
2. Kurangnya sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah dalam menunjang
pembelajaran yang dilakukan pada wakktu penelitian.
3. Terbatasnya peneliti dan observer selama PBM dan refleksi rangkaian
pembelajaran pada setiap siklusnya.
73
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick adalah metode
pembelajaran yang dipergunakan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
di inginkan, pada mata pelajaran IPS dapat meningkatkan semangat belajar pada
siswa, sehingga memberikan dampak positif terhadap aktivitas siswa yang lebih
baik jika dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya. Pembelajaran dengan
penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick dalam pelajaran IPS
dapan meningkatkan meningkatkan aktivitas serta hasil belajar siswa. Penerapan
model pembelajaran ini pun dapat membantu siswa dalam memudahkan kegitan
belajar mengajardan lebih cepat memahami materi yang disampaikan guru.
Mereka juga dapat menumbuhkan sikap akktif, kreatif dan inovatif sehingga
memberikan semangat dan motivasi untuk meningkatkan prestasi belajar.
Pada tes siklus I postes pertemuan ke 2 diperoleh nilai terendah 30 dari nilai
tertinggi 70 dengan nilai rata-rata 52,75. Terdapat 5 orang atau 25% mencapai
kriteria ketuntasan minimal belajar dan 15 orang atau 75% belum mencapai
ketuntasan minimal. dan pada siklus II postes pertemuan ke 2 terdapat
peningkatan dengan rata-rata tes siklusnya adalah 74,50 dan terdapat persentase
ketuntasan minimal meningkat hingga 85%.
B. Saran
Dari kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa dan tenaga pendidik yaitu :
1. Diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe
Talking Stick akan menambah pengalaman baru bagi siswa, yang mana mudah-
mudahan diharapkan bisa memberikan kontribusi terhadap peningkatan hasil
belajar siswa dalam rangka mengembangkan Nilai-nilai diri siswa itu sendiri.
2. Siswa dapat belajar bersosialisasi dengan cara memahami perbedaan-
perbedaan yang tumbuh dalam kelompok, siswa dapat saling bertukar pikiran
antara sesama anggota kelompok sehingga setiap siswa dapat memperoleh ilmu
73
74
pengetahuan yang lebih banyak, siswa dapat belajar untuk mau mendengarkan
dan saling menghargai pendapat orang lain.
3. Diharapkan kepada seluruh guru Madrasah Ibtidaiyah mampu memahami
serta manggunakan model pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif dalam
melakukan pembelajaran sehingga dapat memberikan hasil belajar yang baik,
seperti menggunakan model pembelajaran kooperatif, hal ini memeberikan siswa
lebih efektif dalam mengikuti pembelajara sesuai penelitian yang dilakukan.
4. Kepada sekolah agar dapat memberikan secara penuh dukungan terhadap
pengembangan pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif, sehingga siswa mampu memberikan pembelajaran yang baik yang
mengarah pada kekuatan mental dan kemampuan berdiskusi secara baik.
5. Penerapan model pembelajaran kooperatif pada pelajaran IPS ini,
sebaiknya lebih dipersiapkan dengan maksimal baik dari materi ajar maupun
media yang akan dipersiapkan. Selain itu jaga disarankan adanya peran tutor
sebaya sehingga pembelajaran lebih efektif dan kondusif sesuai pembelajaran
yang diharapkan pada saat ini.
75
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Hal.
1. Uji Referensi ..…………………………………………………… 76
2. Silabus pembelajaran …………………………………………… 81
3. RPP …………………..………………………………………… 83
4. Soal Kooperatif Tipe Talking Stick ………………………………… 95
5. Bahan ajar ………………………………………………………… 97
6. Lembar observasi guru …………………………………………… 104
7. Persentase hasil observasi terhadap guru ………………………… 105
8. Lembar observasi siswa ………………………………………….. 106
9. Persentase hasil observasi terhadap siswa ……………………….. 108
10. Soal pretest ……………………………………………………….. 109
11. Soal posttest ……………………………………………………… 110
12. Pedoman wawancara …………………………………………… 112
13. Kunci jawaban ………………………………………………….. 113
14. Surat bimbingan skripsi ………………………………………… 114
15. Surat pernyataan ……………………………………………..… 115
16. Surat permohonan izin penelitian ……………………………… 116
17. Riwayat hidup …………………………………………………… 117
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Amir Daien Indrakusuma, Evaluasi Pendidikan Penilaian Hasil-hasil Belajar,
Jilid 1, terbitas sendiri.
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2005) cet ke-15..
Arikunto Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2009).
Faiqoh Rajapatni. penerapan-metode-talking-stick-dalam-pembelajaran-
sejarah-sbm. 2014. (https://summerinjember.wordpress.com)
http://pendidikanmerahputih.blogspot.com/2014/03/ tujuan-dan-manfaat-ips-
ilmu-pengetahuan.html
http://www.academia.edu/8613400/Materi_1_Pendidikan_IPS_
Semester_3_FKIP_PGSD_Universitas_Riau
https://anrusmath.files.wordpress.com/2008/07/model-pembelajaran-
kooperatif.pdf
Iwan Purwanto. 2014. Pembelajaran Ilmu Penggetahuan Sosial. Jakarta.
Krisyanto, Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 2011,
(http://krizi.wordpress.com/tag/ptk/).
M. Ngalim Purwanto. 2002. Psikologi Pendidikan. Bndung: PT Remaja
Rosdakarya.
Masitoh, Dra dan Laksmi Dewi. 2009. Strategi Pembelajaran. Cetakan ke 1.
Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI
Muhibbin Syah. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ngalim Purwanto. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Ratna Yudhawati & Dani Haryanto. 2011. Psikologi Pendidikan. Cetakan
ke-1. Jakarta : Prestasi Pustakaraya.
Rian Wibowo. Penerapan strategi Reading Guide Kolaborasi Talking
stick.2012 (https://www.academia.edu)
Rochiati Wratmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2008), Cetakan ke-5.
Solihin. pengaruh-penggunaan-model-pembelajaran. Vol.2. 2013.
(http://catansolihin.blogspot.com)
Sudarman Damin. 2011. Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Udin S. 2012. Materi dan Pembelajaran IPS SD. Tangerang.Universitas
Terbuka.
Undang-undang RI. 2003. Tentang Sistem Pendidian Nasional.
Zainal Aqib. dkk, Penelitian Tindakan kelas Untuk Guru SMP, SMA, dan SMK,
(Bandung: Yrama Winda, 2014), cetakan 4.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uji Referensi
2. Silabus pembelajaran
3. RPP
4. Soal Kooperatif Tipe Talking Stick ...
5. Bahan ajar ..
6. Lembar observasi guru .
7. Persentase hasil observasi terhadap guru .
8. Lembar observasi siswa
10. Soal pretest
1 1. Soal posttest
12. Pedoman wawancara
13. Kunci jawaban
14. Surat bimbingan skripsi
15. Suratpernyataan
16. Surat permohonan izin penelitian
17. Riwayat hidup 117
Hal.
76
81
83
95
97
104
105
106
108
109
110
1t2
113
114
115
116
Uji Referensi
Seluruh Referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul :
"upaya Meringkatkan Hasil Belajar rps MeIaIui pendekatan Belajar
Kooperatif ripe Talking sticks Pada siswa Kelas rv h[I Et-Ziyan DiMs&.ma# Ib*ftd*iy* EtZEm @o-k, .disusuu.slek .Effiau Bmri; NIt$.1812018300082, Program Studi Dual Mode System, Jurusan pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah diuji kebenarannya oleh Dosen
Pembimbing Skripsi pada tanggal l l Maret 2016.
Jakarta, ll Maret2016
Dosen Pembimbing,
Dr. Faridal Arkam. M.PdNIP. 1950$A7W79031004
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama : Hasan Basri
NIM : 18120183m082
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah lbtidaiyah (pGIvtI)
Judul skripsi : upaya Meningkatkan Hasil Belajar rps Melatui
Pendekatan Belajar Kooperatif Tipe Talking Sticks
Pada Siswa Kelas MI Et-Ziyan Di Madrasah
Ibtidaiyah EI-Ziyan Depok
Dosen Pembimbing . Dr. Faridal Arkam, M.pd
BAB No Sumber Referensi ParafPembimbing
I 1 Ratna Yudhawati & Dani Haryanto. 2011. p.tikologiPendidikan Cetakan ke- 1. Jakarta : prestasiPustakaraya. hal. 109-l 10
) Undang-undang ILI. 2AA3. 'I'entung Sistetrz pendidianNusional. #
J Irvan Purrvanto. 2014. Pemhelc$aran lhnuP enggetaltuan So,g ial . Jakarta. hal. 2
4 Masitoh &. Laksmi Dervi. 2009. StrotegiPembelu.laran. Cetakan ke-1. Jakarta : Ditjen pendis.hal.232
BAB N+ Sumber Referensi Paraffemtim$hg
II rJ lwan Purwanto. 2014 PembelaittranPenggetahuan So,yial. Jakarta. hal. 2
Ilmu 46 Irvan Purwanto. 2014. Petnhelajaran llmu
P enggetultuan So,c ial. Jakarta. hal. 2 :/
7 Irvan Purwanto. 2014. Pernbelaiaran llrrutPenggetaltuan Sosial. Jakarta. hal. 2
,4
8http. I I v,*"*. ac ade m i G. e du.' I 6 I j 40 0 :Mcfi e r i :l -
p e ndi di kan I p Sdi Sl) Semcster 3 FKtP t,GSD_:!JNll'ER\i'tAS NA(t
4
9 http. I I pendidikanmer ahput ih. b loespot. co/yl/2 0 I 4/0 3 /t uj u an- d an -manfa at - ip s - i I mu - o en ge t a huan. ht m I +
10 Masitoh dan laksmi. 2009. Strategi pembelajaran.Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. h. 4
11 Udin S. 2AI2. lv,lateri dan Petnhelajaran 1p.!' Sr).Tangerang.Universitas Terbuka. hal. 9. 5 +L
t2 Masitoh dan lal<smi. 20A9. Strategi pembetrsjaran.Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. h. 4 I
13 Masitoh dan laksmi. 2009. Strategi pembelajaran.Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. h. 4 4/,
14 M. Ngalim Purwanto. 2A02. Psikologi pendidikan.Bndung: PT REMAIA ROSDAKARYA. h. 84
i5 Muhibbin Syah 2004. Psiftologt .pendid,ilian.
Bandung: PT REMAIA ROSDAKARYA. h. 118.
16 Sudarman Damin. 2011. Pengernbangan profesi (]uru.Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROtIp. h.1 rlo
17 Muhibbin Syah. 2004. Psikologi pendidikan.Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA. h. 113.
18 Muhibbin Syah. 2AA4. Psikologi pendidikan.Bandung: PT REMAIA ROSDAKARYA. h. 150
19 Abdul Majid. 2A11. Perencanaan Pembelajaran.Bandung: PT REMAJA ROSDAKARY A.'h. 72 +
lt) Muhibbin Syah. 2004. Psilcologi pendidilian.Bandung: PT REMAIA ROSDAKARYA. h. 151
2li
Abdul Mqjid 2011. Perencanaan Pembelojaran.Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA. h. 76
22 Muhibbin Syah. 20A4. Psikotogi pendidikan.Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA. h. tlz
23 rAbdul Majid. Z}fi. Perencanaan pembelajaran.Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA. h. 82 4
24 Muhibbin Syah. 2004. Psikotogi Pendidikan.Bandung: PT REMAIA ROSDAKARYA. h. 152
/4
-r
+/ /l'#
4+Lll:1 /
+q
25 Muhibbin Syah. 2004. Psikologi Pendidikan.Bandung: PT REMAIA ROSDAKARYA. h. 132 +
26 Ngalim Purwanto. 1990. Psikotogi pendidikan.Bandung: PT REMAIA ROSDAKARYA. h. 52 4
27 Masitoh, Dra dan Laksmi Dewi. 2AAg. StrategiPwnbe*qsysst. "Cetd<an .ks f. J*ffia Diref,etar.atJendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI -1
2& Masitoh, Dra dan Laksmi Dewi. 20A9. StrategiPembelajaran. Cetakan ke 1. Jakarta: Direktorat
. Jendral Pendidikan Islam De.partemen Agama RI +29 https :/lanrusmath. fi les. wordpress. com/2008/07/model -
pembelai aran-kooperatif, pdf
30 Faiqoh Rajapatni. penerapan-metotle-talking-stick-dalcun-pentbelajaran-selurah-shnt. 2011.(https : /isummerinj ember. rvordpress. com ) -P
31 solihin. pengaruh-penggunaan-model-pernbelajaran.Vol. 2. 2A n hil 7 . {http: I I catansolihin. blo gspot. com) :il
)L solihin. pengaruh-penggunaan-model-pembelajaran.Vol. 2. 20 I 3 hal 7 . (http : I I catansol ihin. bl o gspot. com) -#
aaJJ Rian Wibowo. Penerapan strategi Reading GuideKolaborasi talkms stick.Z}l2(https :i1www. academia. edu) I
BAB No Sumber Referensi ParafPembimbing
Itl 34 Zatnal Aqib. dH<, i'enelitian 'l'indakaru kelas UntukCuru Sl,fP, Sl4A, SMK, (Jakarta: YRama Winda,2Al4), Cet. 4, hal. 3
4g5 Zainal nqiU. dkk, I,enelitian Tirulakan kelas Untuk
Guru Sh{P, Sl\,{A, dan Sly,(K, (Bandung: yRAh{AWINDA,ZATfl, cetakan 4.hal. 14 ,
36 Krisyanto, Penelitian 7'indakan Kelas ef'Q. 2071,{http'. I llcrizi. wordpress. corn/tag/ptlv').
3t Arikunto Suharsimi, Dasar-dasar EvaluasiPendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2009) hal. 30
-+
38 Rochiati Wratmadj4 Metode Penelitian TindakanKelos, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008),Cettakanke-s,ha\ L25. +
39 Rochiati Wratmadja, Metode Penelitian Tindak{ffiKelas, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008),Cettakan ke-5, hal 125.
-r4A Amir Daien Indrakusuma, Evaluasi Pendidikan
Peniluian Ha,sil-hasil Belajar, Jilid l, terbitas sendiri,hal27 1'
41 Anas Sudjiono. Pengtmtar Stoti,rtik Pendidikan,(Jakarta: PT Raja Graflndo Persada, 2005) cet ke-l5,h.43.
*tt
Pembimbing,
Ilr. Faridal Arkam, M.PdNrP. 19504307 t979A3 1004
aE" =!e3< =-g \*ea9 * E E6sT 6 & &
tta
qc<F.EYo<iB
.;Ei '5'ecqooHrOO3*.8{ B.s}
z
Jzrd&
s9OE
e3
s5E8.s ia *
s$gg[8$r€
,:f 9
6!leE
G,
Da
.)a
,ilq)F.
oC)5FF"I
z
<aazZAfrl F.er fdCLPB<vvez
E; *€€€$s€Fei$s eee.r e
sgEeg gagaE, gg gEu gBggg*
zzl,
9rd14 net1=
EIEr
€FEg sE, - s '1, E E
EgBg.$ge$gB*gg,EagEa
iza*oliAr<xJc( ElHlq
3E
s $u E
g$a$*
azr{EH<Hmtu<EAo!
s E $s H
e$aEeEg.j
-.
.?oL
E'Itel€-o
,,lt\ZF.J i516!fr+H€
i$ElqFiiET EOaclFi=tr!eA-r*dt-! li4l1a2
Eqtc0€to
.ia
ql-lE
aaliJv)-uil!(a=AEzd<! ,rri-l rt-6E.l tr
Fo'-Elqqt E, El.hz Etrl frl iLArCrl-trH
=l!r oE3t=ii ..nEc bE
ETE,gfr f; t IE s # s
81
-rN = -lvt t ,9 .S6*= 6 dtt!
: Hq a s6{E 6 g
alI
E,=8,o 8oHrOOh*trG1 r'=xh!O\ O\i
.tsE.eHrO0Ht-.ExE6
tr'tr8oct.le cE&EJdglrB:Edi€o
';t-l
q! -
.<4Grtr
.i,€ 909Eh oo() X 'O-52'-Ed()
E HE hsE p e.E F"o hJ c c,vi.; d -V J
c,
I
(dct
DI
oo3FF
I
0o5F" F{
I
r;,!Es$ $ *E:'iE'h&PlE -9oEtE
g€ggEg$ggggEE
aEF€€ E€=r g
gEg,EEEEggggEgggEgEg
E:9,E -oE .a
Ee:E Es_ Sr :HE
EE:* ES€ FE-:*SiFiu EE€ sEHEHE\Z E4'7,4 E #€* =o
EE gE
Bga a $gs E$*
EE
g*gga,gggEge3EBBsEs
esB$I
s *E€'s€$u H€-s E
E€ [EE
$€ . r fi - tgcgEEE*Es..i
sr€n ),:e -i HE--f - H'E' A Eo'o A
EEEE €gEHBtr-,^ ()-o - dx Y ai t- - - =* E
EArHE[E,rshj
82
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : MI. El Ziyan
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas / Semester : IV / I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Pertemuan : 1
1. Standar Kompetensi
3.1 Memahami sejarah, kenampakan alam dan keragaman suku bangsa di lingkungan
kabupaten / kota dan provinsi
2. Kompetensi Dasar
3.1 Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota,
provinsi)
3. Indikator
Menjelaskan pengertian Bhineka Tunggal Ika
Mendiskusikan pengertian Bhineka Tunggal Ika
Menjelaskan pentingnya persatuan dalam keragaman budaya
Membandingkan bentuk-bentuk keragaman suku bangsa dan budaya setempat
4. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menjelaskan pengertian Bhineka Tunggal Ika
Siswa dapat mendiskusikan pengertian Bhineka Tunggal Ika
Siswa dapat pentingnya persatuan dalam keragaman budaya
Siswa dapat membandingkan bentuk-bentuk keragaman suku bangsa dan budaya
setempat.
5. Materi Ajar (Materi Pokok)
Keragaman suku bangsa dan budaya
6. Nilai Karakter Siswa yang Diharapkan
Menerapkan nilai-nilai budaya bangsa
Mensyukuri karunia dari Tuhan Yang Maha Esa
Mencintai serta mengakui suku bangsa dan budaya
Melestarikan dan juga memelihara keberagaman suku bangsa dan budaya
Menghargai antar sesama suku bangsa dan budaya dalam suatu kebersamaan.
7. Metode Pembelajaran
Pendekatan Cooperative Learning
Tanya jawab dengan model pembelajaran talking stick
Diskusi
Penugasan
8. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pendahuluan
Kegiatan Nilai Karakter Waktu
Mengajak semua siswa berdoa sesuai
dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing untuk mengawali
pelajaran.
Memeriksa kehadiran siswa serta
mendoakan kepada siswa-siswi yang
sedang sakit.
Menyampaikan materi pokok dan tujuan
pembelajaran kepada siswa tentang
keragaman suku bangsa dan budaya.
Religius
Jujur
Rasa ingin tahu
10 menit
Kegiatan Inti
Kegiatan Nilai Karakter Waktu
1. Eksplorasi
Guru meminta siswa untuk membaca dan
memahami pengertian pemerintah,
pemerintahan, dan sistem pemerintahan.
Siswa menyebutkan keragaman suku
bangsa dan budaya dalam bhineka tunggal
ika
Guru bertanya tentang keragaman suku
bangsa dan budaya, yaitu tentang
pengertian bhineka tunggal ika
2. Elaborasi
Guru menyiapkan sebuah tongkat kecil
untuk dijadikan sebagai media.
Taat
Rasa ingin tahu
Berani, Rasa ingin
tahu
Patuh
50 menit
Guru menyampaikan materi pokok yang
akan dipelajari, kemudian memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk
membaca dan mempelajari materi pada
buku pegangan.
Guru mengambil tongkat dan memberikan
kepada peserta didik, setelah itu guru
memberikan pertanyaan dan peserta didik
yang memegang tongkat tersebut harus
menjawabnya, demikian seterusnya
sampai sebagian besar peserta didik
mendapat bagian untuk menjawab setiap
pertanyaan dari guru.
3. Konfirmasi
Guru memberikan umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap
keberhasilan peserta didik.
Guru memberikan konfirmasi terhadap
hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber.
Guru memfasilitasi peserta didik
melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan.
Guru memfasilitasi peserta didik untuk
memperoleh pengalaman yang bermakna
dalam mencapai kompetensi dasar.
Jujur, Berani
Taat, jujur
Rasa ingin tahu
Kerjasama,
demokrasi
Kerjasama,
demokrasi
Kerjasama,
demokrasi
Kegiatan Penutup
Kegiatan Nilai Karakter Waktu
Guru bersama-sama dengan peserta didik
membuat rangkuman/simpulan pelajaran.
Guru melakukan penilaian dan/atau
refleksi terhadap kegiatan yang sudah
Patuh, bertanggung
jawab
Patuh
dilaksanakan secara konsisten dan
terprogram.
Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut
dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling
dan/atau memberikan tugas baik tugas
individual maupun kelompok guru
menyampaikan rencana pembelajaran
pada pertemuan berikutnya.
Rasa hormat dapat
dipercaya
10 menit
9. Sumber Belajar : buku paket (Buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah
Dasar kelas IV, terbitan Narasumber umum.), orang tua, Teman. Lingkungan rumah
(keluarga), sekolah, dst.
10. Alat Peraga : media gambar dan tongkat berukuran 20 cm
11. Penilaian
No Indikator Tehnik Bentuk Instrumen
1
2
3
Menjelaskan pengertian Bhineka
Tunggal Ika
Menjelaskan pentingnya persatuan
dalam keragaman budaya
Membandingkan bentuk-bentuk
keragaman suku bangsa dan budaya
setempat
Tes
Tes
Tes
Tes
Sikap Apa yang dimaksud dengan
Bhineka Tunggal Ika ….
Sebutkan arti dari Bhineka
Tunggal Ika ….
Sebutkan salah satu bentuk
persatuan yang ada di
indonesia ….
Sebutkan suku budaya yang
ada di Indonesia ….
Penilaian :
Contoh :
Depok, ……… Nopember 2015
Guru kelas
(HASAN BASRI)
Mengetahui
Kepala Sekolah
(H. ZAINAL ABIDIN, S.Ag, MM.)
Dosen Pembimbing
(……………………..)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : MI. El Ziyan
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas / Semester : IV / I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Pertemuan : 2
1. Standar Kompetensi
3.1 Memahami sejarah, kenampakan alam dan keragaman suku bangsa di lingkungan
kabupaten / kota dan provinsi
2. Kompetensi Dasar
3.1 Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota,
provinsi)
3. Indikator
Menunjukkan cara menghargai keragaman yang ada di masyarakat setempat
Menunjukkan sikap menerima keragaman suku bangsa dan budaya di masyarakat
Menjelaskan keragaman budaya yang ada di daerahnya melalui peta
4. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menunjukkan cara menghargai keragaman yang ada di masyarakat
setempat
Siswa dapat menunjukkan sikap menerima keragaman susu bangsa dan budaya di
masyarakat
Siswa dapat menjelaskan keragaman budaya yang ada di daerahnya melalui peta
5. Materi Ajar (Materi Pokok)
Keragaman suku bangsa dan budaya
6. Nilai Karakter Siswa yang Diharapkan
Menerapkan nilai-nilai budaya bangsa
Mensyukuri karunia dari Tuhan Yang Maha Esa
Mencintai serta mengakui suku bangsa dan budaya
Melestarikan dan juga memelihara keberagaman suku bangsa dan budaya
Menghargai antar sesama suku bangsa dan budaya dalam suatu kebersamaan.
7. Metode Pembelajaran
Pendekatan Cooperative Learning
Tanya jawab dengan model pembelajaran talking stick
Diskusi
Penugasan
8. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pendahuluan
Kegiatan Nilai Karakter Waktu
Mengajak semua siswa berdoa sesuai
dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing untuk mengawali
pelajaran.
Memeriksa kehadiran siswa serta
mendoakan kepada siswa-siswi yang
sedang sakit.
Menyampaikan materi pokok dan tujuan
pembelajaran kepada siswa tentang
keragaman suku bangsa dan budaya.
Religius
Jujur
Rasa ingin tahu
10 menit
Kegiatan Inti
Kegiatan Nilai Karakter Waktu
4. Eksplorasi
Guru meminta siswa untuk membaca dan
memahami pengertian keragaman suku
bangsa dan budaya.
Siswa menyebutkan keragaman suku
bangsa dan budaya dalam cara menerima
keragaman budaya
Guru bertanya tentang keragaman suku
bangsa dan budaya, yaitu tentang sikap
menerima keragaman budaya lain
5. Elaborasi
Guru menyiapkan sebuah tongkat kecil
untuk dijadikan sebagai media.
Taat
Rasa ingin tahu
Berani, Rasa ingin
tahu
Patuh
50 menit
Guru menyampaikan materi pokok yang
akan dipelajari, kemudian memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk
membaca dan mempelajari materi pada
buku pegangan.
Guru mengambil tongkat dan memberikan
kepada peserta didik, setelah itu guru
memberikan pertanyaan dan peserta didik
yang memegang tongkat tersebut harus
menjawabnya, demikian seterusnya
sampai sebagian besar peserta didik
mendapat bagian untuk menjawab setiap
pertanyaan dari guru.
6. Konfirmasi
Guru memberikan umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap
keberhasilan peserta didik.
Guru memberikan konfirmasi terhadap
hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber.
Guru memfasilitasi peserta didik
melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan.
Guru memfasilitasi peserta didik untuk
memperoleh pengalaman yang bermakna
dalam mencapai kompetensi dasar.
Jujur, Berani
Taat, jujur
Rasa ingin tahu
Kerjasama,
demokrasi
Kerjasama,
demokrasi
Kerjasama,
demokrasi
Kegiatan Penutup
Kegiatan Nilai Karakter Waktu
Guru bersama-sama dengan peserta didik
membuat rangkuman/simpulan pelajaran.
Guru melakukan penilaian dan/atau
refleksi terhadap kegiatan yang sudah
Patuh, bertanggung
jawab
Patuh
dilaksanakan secara konsisten dan
terprogram.
Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut
dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling
dan/atau memberikan tugas baik tugas
individual maupun kelompok guru
menyampaikan rencana pembelajaran
pada pertemuan berikutnya.
Rasa hormat dapat
dipercaya
10 menit
8. Sumber Belajar : buku paket (Buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah
Dasar kelas IV, terbitan Narasumber umum.), orang tua, Teman. Lingkungan rumah
(keluarga), sekolah, dst.
9. Alat Peraga : media gambar dan tongkat berukuran 20 cm
10. Penilaian
No Indikator Tehnik Bentuk Instrumen
1
2
3
Menjelaskan pengertian Bhineka
Tunggal Ika
Menjelaskan pentingnya persatuan
dalam keragaman budaya
Membandingkan bentuk-bentuk
keragaman suku bangsa dan budaya
setempat
Tes
Tes
Tes
Tes
Sikap Apa yang dimaksud dengan
Bhineka Tunggal Ika ….
Sebutkan arti dari Bhineka
Tunggal Ika ….
Sebutkan salah satu bentuk
persatuan yang ada di
indonesia ….
Sebutkan suku budaya yang
ada di Indonesia ….
Penilaian :
Contoh :
Depok, ……… Nopember 2015
Guru kelas
(HASAN BASRI)
Mengetahui
Kepala Sekolah
(H. ZAINAL ABIDIN, S.Ag, MM.)
Dosen Pembimbing
(……………………………..)
Soal Talking Stick
95
Talking
StickPertanyaan Jawaban
1
2
3
4.
5
6
7
I
l;;
I
10
11
Sebutkan salah satu cirikebudayaan daerah?Sebutkan salah satu cirikebudayaan nsional?Ditandai .oleh apa keragamanbudaya di indonesia?Sebutkan nama suku daridaerah Sumatra Utara?Apa nama sebutan rumahadat Jawa Timur?Darimanakah tarian ondel-ondel?Sebutkan satah satu lagudaerah Jawa Timur?Bagaimanakeragaman
menghargaibangsa dan
budaya?Apakah nama pertunjukkanrakyat yang berasal dariPonorogo?Apakah yang dimaksuddengan suku bangsa?
Nama simbolon biasanya dipakai oleh orang yangberasal dari suku?Mulai darimana wilayahlndonesia terbentang?Apa semboyan negara kita?Suku samin dan jawa berasaldari propinsi?
\
carasuku
adanya bahasa seni, rumah,senjata yang khaskebudayaan daerah yangnasional
bahasa daerah, kesenian
batak, Nias, Melayu
runah joglo
DKI Jakarta
kerapan sapi
pakaian,
diakui
lkut memelihara,melestarikan danmengembangkan tradisi danbudayabyang ada dalam masyarakatReog ponorogo
Suatu kesatuan masyarakatdasar kesamaan budaya,bahasatempat tinggalBatak
Dari Sabang sampai Merauke
Bhineka Tunggal lkaJawa Tengah
atasdan
Latihan Soal.
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan uraian yang tepat dan benar !1. Sebutkan tiga makanan khas daerah di Indonesia ?
2. Sebutkan dua cara menghargai budaya daerah ?
3. Sebutkan tiga keragaman budaya di Indonesia ?
! Sebutkan tiga tarian yang berasal dari daerah jawa tengah ?
5. Sebutkan rumah adat di bawah ini :
a. Jarva Barat
b. Jawa Tengah
c. Papua
6. sebutkan alat-alrtmusik yang kamu ketahui di daerah sumata utara !
7- Jelaskan menurut pendapat kalian pengertian "Bhinneka Tunggal lka,, ?
8. Apa yang kalian ketahui mengenai adat istiadat ?
9- Apa yang terjadi bila antarsuku bangsa tidak saling menghargai ?
10. Sebutkan suku bangsa apa saja yang kalian ketahui dari sumatra Barat?
96
Keragaman Suku Bangsa dan Budaya
Negara Indonesia adalah negara kepulauan. Pulau-pulau di Indonesia berjumlah 13.
667 pulau besar dan kecil. Pulau-pulau itu membentang dari Sabang sampai Merauke.
Dahulu, orang Indonesia berasal dari nenek moyang yang sama. Yaitu bangsa Yunan.
Kemudian mereka berpencar. Karena berada di tempat yang letaknya terpisah-pisah oleh
alam baik gunung, hutan, laut maupun sungai, maka terbentuklah berbagai suku bangsa. Suku
bangsa tersebut memiliki adat istiadat dan budaya yang berbeda satu dengan yang lain.
Secara fisik pun kadang memiliki ciri khas tersendiri.
Suku bangsa merupakan sekumpulan masyarakat yang memiliki kebiasaan dan
budaya yang sama. Perlu kamu ketahui bahwa bangsa Indonesia terdiri lebih dari 300 suku
bangsa. Sebagai contoh suku di Indonesia antara lain Suku Jawa, Suku Sunda, Suku Tengger,
Suku Aceh, Suku Batak, Suku Asmat, Suku Dayak, Suku Bali, Suku Sasak dan lain
sebagainya. Suku-suku tersebut ada yang belum banyak mendapat pengaruh budaya lain.
Mereka sering dikenal sebagai suku terasing.
2. Keragaman Budaya di Daerah Setempat
Budaya dan kebudayaan adalah semua hasil pengolahan akal pikiran, perasaan dan
kehendak dari manusia. Akal pikiran, perasaan, dan kehendak disebut dengan istilah cipta,
rasa, dan karsa. Budaya ada yang berbentuk fisik atau jasmani. Contohnya pakaian, rumah
adat dan alat musik. Ada pula budaya yang berbentuk non fisik atau rohani. Contohnya
kepercayaan, bahasa, adat istiadat atau tradisi dan pengetahuan. Bentuk-bentuk budaya yang
biasa terdapat di tiap suku bangsa antara lain sebagai berikut:
a. Bahasa
Hampir tiap suku bangsa memiliki bahasa daerah yang berbeda satu dengan lainnya.
Bahasa daerah merupakan bahasa yang digunakan dalam bahasa pergaulan sehari-hari di
suatu daerah tertentu. Di Indonesia terdapat sekitar 665 bahasa daerah. Contoh bahasa daerah
adalah Bahasa Bali, Bahasa Madura, Bahasa Batak, Bahasa Jawa dan Bahasa Bugis. Agar
dapat saling berkomunikasi antar suku bangsa, Indonesia memiliki bahasa nasional yakni
Bahasa Indonesia. Bahasa nasional ini berfungsi sebagai alat pemersatu bangsa.
b. Sistem kemasyarakatan
Sistem kemasyarakatan meliputi kelompok atau organisasi, hubungan kekerabatan,
peraturan-peraturan dan hukum. Kelompok atau organisasi. Pada dasarnya manusia selalu
membutuhkan dan tidak dapat hidup sendiri. Oleh sebab itu di tiap suku atau daerah biasanya
terdapat kelompok-kelompok atau organisasi. Suatu kelompok dipimpin oleh seseorang yang
dihormati dan disegani. Pemimpin ini disebut kepala adat atau kepala suku. Kepala
adatlah yang biasanya memimpin upacara-upacara adat.
Hubungan kekerabatan, Masyarakat di daerah-daerah biasanya juga memiliki hubungan
kekerabatan tertentu yang kadang berbeda satu sama lain. Misalnyadi daerah Minangkabau
hubungan kekerabatan didasarkan pada garis ibu yang disebut Matrilineal. Sedangkan di
Jawa hubungan kekerabatan didasarkan pada garis ayah yang disebut Patrilineal.
Peraturan dan hukum, Di tiap suku bangsa biasanya terdapat peraturan atau hukum.
Peraturan ini ada yang tertulis ada yang tidak tertulis. Peraturan ini sering disebut sebagai
hukum adat. Di daerah tertentu hukum adat masih sangat ditaati oleh masyarakat. Misalnya
di masyarakat Kampung Naga, Jawa Barat terdapat peraturan setiap ada penduduk yang lahir
harus disertai dengan adanya orang yang keluar dari desa. Peraturan ini membuat jumlah
penduduk di desa ini selalu tetap.
c. Rumah adat
Di tiap daerah atau suku bangsa biasanya memiliki rumah adat yang khas. Namun seiring
dengan perkembangan jaman, rumah-rumah adat ini biasanya sulit kita temukan di daerah
perkotaan. Kita dapat melihat seluruh rumah adat yang ada di Indonesia di Taman Mini
Indonesia Indah, Jakarta. Contoh rumah adat adalah Rumah Joglo di Jawa Tengah, Rumah
Honai di Papua, Rumah Gadang di Sumatera Barat dan rumah Tongkonan di Sulawesi
Selatan.
d. Upacara adat
Upacara adat merupakan upacara yang berhubungan dengan adat istiadat atau tradisi
masyarakat. Upacara adat berkaitan erat dengan kepercayaan suatu masyarakat. Upacara adat
ada yang dilakukan secara sederhana. Namun ada pula yang dilakukan secara mewah dan
dengan biaya yang sangat besar. Contoh upacara adat adalah Upacara Kasodo (Suku Tengger,
Jawa Timur), Upacara Lompat Batu (Suku Nias), Upacara Grebeg Suro (Jawa Tengah) dan
sebagainya. Saat ini banyak masyarakat yang tidak melakukan upacara adat. Hal ini antara
lain disebabkan oleh semakin berkembangnya pemikiran, agama dan kepercayaan. Selain itu
masyarakat saat ini lebih memilih hal-hal yang praktis dan cepat. Karena upacara adat
dianggap terlalu lama dan bertele-tele. Meski demikian masyarakat yang tidak melaksanakan
tetap menghargai dan menghormati mereka yang melaksanakan.
e. Pakaian adat
Hampir semua daerah di Indonesia mempunyai pakaian adat sendiri. Warna dan
rancangan pakaiannya sangat indah. Pakaian khas tersebut selain indah juga mempunyai arti
tertentu. Untuk saat ini pakaian adat banyak yang tidak dipergunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Biasanya pakaian adat digunakan saat upacara adat, upacara perkawinan dan saat
memperagakan tarian atau pertunjukan daerah.
f. Senjata tradisional
Dahulu senjata tradisional sering digunakan untuk memotong, berburu, dan
berperang. Saat ini senjata tradisional lebih banyak digunakan sebagai hiasan atau pelengkap
pakaian adat. Contoh senjata tradisional adalah Senjata Badik (Betawi), Rencong (Aceh),
Keris (Jawa) dan Mandau (Kalimantan).
g. Kesenian
Bentuk-bentuk kesenian sangat banyak, antara lain:
1) Tarian tradisional Contoh tarian tradisional atau adat adalah Tari Serimpi (Jawa Tengah),
Tari Kecak (Bali), Tari Saman (Aceh), Tari Cakalele (Maluku) dan Tari Piring
(Minangkabau). Tarian adat sering ditampilkan dalam upacara perkawinan, upacara adat,
menyambut tamu atau dalam pertunjukan seni. Saat ini tarian tradisional sudah banyak
dikombinasikan dengan tarian modern.
2) Seni musik tradisional
Seni musik tradisonal menggunakan alat musik tradisonal pula. Alat musik tradisional
digunakan untuk mengiringi lagu daerah. Alat musik tradisional di Indonesia cukup banyak.
Contohnya adalah alat musik Gamelan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, Tifa dari Papua,
dan Angklung dari Jawa Barat. Saat ini seni musik tradisional juga sudah banyak
dikombinasikan dengan seni musik
modern.
3) Seni pertunjukan
Seni pertunjukan sama halnya dengan seni pentas. Negara kita juga kaya akan seni
pertunjukan. Contoh seni pertunjukan antara lain Ketoprak dan Wayang Kulit dari Jawa
Tengah dan Jawa Timur, Lenong dari Betawi dan Mamanda dari Kalimantan Selatan.
Suku Bangsa di Indonesia Berdasarkan Provinsi
1. Nanggroe Aceh Darussalam: Aceh, Gayo, Tamiang, Alas, dan Simeulue
2. Sumatra Utara : BatakToba,Batak Karo, Batak Mandailing, Nias,dan
Simalungun
3. Sumatra Barat : Minangkabau, Tanjung Koto, Panyalai, dan Mentawai
4. Riau : Sakai, Hutan, Melayu, Bunai, Kubu, dan Akit
5. Jambi : Kerinci, Melayu, Penghulu, Batin, Kubu
6. Bengkulu : Enggano, Rejang Lebong, Gumai, Kur, dan Serawi
7. Sumatra Selatan : Komering, Palembang, Sameda, Ranau, dan Ogan
8. Bangka Belitung : Bangka, Belitung, dan Mendanau
9. Lampung : Rawas, Melayu, Semendo, Pubian, dan Abung
10. Banten : Badui
11. Jawa Barat : Sunda
12. DKI Jakarta : Betawi
13. Jawa Tengah : Jawa, Samin, dan Karimun
14. DI Yogyakarta : Jawa
15. Jawa Timur : Madura, Jawa, Osing, dan Tengger
16. Kalimantan Barat : Dayak, Ngaju, Murut, Puanan, dan Apokayan
17. Kalimantan Timur : Bulungan, Tidung, Abai, dan Kayan
18. Kalimantan Selatan : Banjar Hulu, dan Banjar Kuala
19. Kalimantan Tengah : Ngaju, Lawang, Dusun, dan Bukupai
20. Sulawesi Utara : Sangir Talaud, Minahasa, dan Bantik
21. Gorontalo : Gorontalo
22. Sulawesi Tengah : Mori, Banggai, Kuwali, Kaali, dan Balatar
23. Sulawesi Tenggara : Muna, Buton, Wolia, dan Balatar
24. Sulawesi Selatan : Bone, Bugis, Toraja, Makasar, dan Selayar
25. Bali : Bali
26. NTB : Sasak, Bima, Dongo, Sumbawa, dan Dompu
27. NTT : Flores, Sumba, Sabu, Rote, dan Timor
28. Maluku : Ambon, Ali Furu, Faru, Aru, dan Togite
29. Maluku : Utara Obi, dan Ternate
30. Papua : Dani, Asmat, Sentani, Mooi, Kaure Dera, Manen,Morwap,
dan Molof
Nama Rumah Adat di Indonesia
1. Asmat : Honai
2. Batak : Jabu Persantian
3. Dayak : Lamin
4. Jawa : Joglo
5. Minangkabau : Gadang
6. Toraja : Tongkonan
Tarian Daerah di Indonesia
1. Aceh : Seudati
2. Betawi : Yapong
3. Bali : Pendet
4. Jawa : Gambyong
5. Minahasa : Maengket
Nama Lagu Daerah di Indonesia
1. Aceh : Bungong Jeumpa
2. Betawi : Jali-jali
3. Bali : Janger
4. Melayu : Soleram
5. Minangkabau : Dayung Palinggam
d. Alat Musik Tradisional
Alat musik tradisional sangat beragam. Alat musik berguna mengiringi lagu dan tarian. Selain
itu, alat musik juga untuk menghibur.
Nama Alat Musik Tradisional di Indonesia
1. Bonang : Jawa
2. Cengceng : Bali
3. Gambus : Jambi
4. Kolintang : Sulawesi
5. Sasando : Maluku
6. Tifa : Papua
3. Menghargai Keragaman
Cara menghargai keragaman di antaranya adalah
a. Senang belajar budaya daerah lain.
b. Gemar melihat pertunjukan atau pentas budaya daerah.
c. Tidak menganggap rendah budaya daerah lain.
d. Menghindari sikap kedaerahan.
e. Menghormati budaya daerah secara positif.
f. Tidak merendahkan budaya daerah lain
Lembar Observasi Guru
Pertemuan :
Hari / Tanggal :
Mata Pelajaran :
Pokok Bahasan :
Kelas / Semester :
Nama Guru :
Sekolah :
No Hal – hal yang diamati Ya tidak
1 Guru menjelaskan model pelajaran talking stick
2 Guru menulis judul pelajaran
3 Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
4 Guru mengemukakan konsep atau permasalahan
5 Guru memberikan perangkat pembelajaran
(permasalahan yang mempunyai alternative jawaban)
7 Guru menyiapkan tongkat dan music sebagai media
pembantu proses pembelajaran.
8 Guru mulai menjelaskan proses pembelajaran dan materi
yang akan di pelajari sesuai tujuan yang akan di capai.
9 Guru mulai mengajukan pertanyaan kepada siswa dengan
menggulirkan tongkat dan diiringi music
10 Guru merangkum pembelajaran
11 Guru melaksanakan kegiatan sesui dengan waktu yang
telah ditetapkan
Bogor,, ...................2016
Peneliti
Persentase hasil observasi terhadap Guru
No Aspek yang diamati Siklus II
Pertemuan 1 Pertemuan 2
1
2
3
4
Membuat RPP
Membuat dan Menggunakan Media
Pelaksanaan Pembelajaran
a. Apresiasi
b. Motivasi siswa
c. Kualitas penguasaan
d. Kualitas penjelasan materi
e. Penggunaan metode pembelajaran
f. Keterampilan memberi dan
menjawab pertanyaan
g. Pemberian tugas
h. Penutup pelajaran
Kepribadian
Jumlah (Ʃ )
Persentase (%)
Rata-rata
Keterangan
Lembar Observasi Siswa
Pertemuan :
Hari / Tanggal :
Mata Pelajaran :
Pokok Bahasan :
Kelas / Semester :
Nama Guru :
Sekolah :
No Hal – hal yang diamati Siklus …
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Ya Tidak
1 Siswa aktif dalam melakukan tugas
yang diberikan guru
2 Siswa serius mengikuti proses
pembelajaran
3 Siswa dapat menjawab pertanyaan
guru
4 Siswa dapat memahami materi
pelajaran menggunakan model
pembelajaran talking stick.
Bogor, .....................2016
Peneliti
Persentase hasil observasi terhadap siswa
No Aspek Rincian Persentase Rata-
rata
1 Visual
a. Siswa memperhatikan dan
mendengarkan penjelasan
guru
2 Menulis
a. Siswa mencatat
penjelasan guru
b. Siswa mengerjakan
latihan soal atau tugas
3 Oral
a. Siswa mengajukan
pertanyaan
b. Siswa menjawab
pertanyaan
c. Siswa berdiskusi dengan
baik
4 Mental dan
Emosional
a. Ekspresi siswa dalam
Rata-rata
PEDOMAN WAWANCARA
A. Kepala Madrasah dan Waka Kesiswaan
1. Bagaimana latar belakang berdirinya Madrasah ini dan perkembangannya
sampai dengan saat ini?
2. Kapan Madrasah ini berdiri dan siapakah pendirinya?
3. Apa visi dan misi dari madrasah ini?
4. Apa tujuan yang hendak dicapai dengan mendirikan madrasah ini?
5. Bagaimana keadaan siswa terkait dengan jumlah siswa, perilaku, serta input
dan
outputnya?
6. Bagaimana keadaan guru dan karyawan ? Apakah mereka sudah
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan madrasah?
7. Bagaimana keadaan sarana dan prasarana dalam mendukung kegiatan
pembelajaran di madrasah ini?
8. Bagaimana dengan prestasi siswa selama ini?
9. Apa harapan madrasah ini di masa yang akan dating?
B. Guru Mata Pelajaran IPS
A. Ketika observasi (sebelum tindakan)
a. Bagaimana motivasi belajar siswa selama ini?
b. Apakah siswa ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas?
c. Jika tidak, apa yang menyebabkan siswa kurang berpartisipasi aktif dalam
kegiatan pembelajaran?
d. Metode apa yang bapak gunakan selama ini untuk meningkatkan keaktifan
siswa dalam kegiatan pembelajaran?
e. Apakah metode tersebut sudah cukup efektif dalam meningkatkan keaktifan
siswa?
f. Kendala apa yang bapak temukan selama ini dalam menerapkan metode
tersebut?
g. Apa yang bapak lakukan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut?
B. Setelah tindak
a. Menurut bapak apakah sistem pembelajaran yang kita lakukan bersama sudah
sesuai dengan yang kita harapkan?
b. Menurut bapak bagaimana respon siswa terkait dengan metode pembelajaran
yang diterapkan selama ini?
c. Jika dibandingkan dengan metode sebelumnya, metode mana yang paling
bapak sukai?
d. Apakah bapak senang menggunakan model pembelajaran yang lebih
melibatkan siswa?
e. Apakah bapak merasa tertanggu dengan pembelajaran ini?
f. Menurut bapak apa kekurangan dan kelebihan dari metode yang kita gunakan
selama ini?
g. Menurut bapak apa yang harus kita lakukan untuk lebih meningkatkan
keaktifan siswa dalam pembelajaran di kelas?
C. Siswa Kelas IV MI EL-Ziyan
1. Ketika observasi (sebelum tindakan)
a. Menurut anda bagaimana pembelajaran IPS selama ini?
b. Apakah metode yang diterapkan dapat meningkatkan keaktifan anda dalam
kegiatan pembelajaran?
c. Jika tidak, mengapa?
2. Setelah tindakan
a. Apa yang anda rasakan terkait dengan pembelajaran IPS sekarang?
b. Apakah ada perbedaan suasana pembelajaran antara metode pembelajaran
yang diterapkan saat ini dengan sebelumnya?
c. Dimana letak perbedaannya?
d. Apakah anda merasa senang dengan metode pembelajaran Talking Stick yang
diterapkan oleh guru anda?
e. Mengapa?
f. Apakah metode tersebut dapat meningkatkan keaktifan anda dalam kegiatan
pembelajaran?
SOAL PRETEST TIAP PERTEMUAN
Nama Siswa : .......................................... Mapel : IPS
Kelas : IV No Absen : .................
1. Budaya atau kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan atau kreasi dari
….
a. Tuhan c. binatang
b. manusia d. malaikat
2. Bhineka Tunggal Ika artinya ….
a. berbeda tetapi sama b. perbedaan dalam persamaan
c. berbeda-beda tetapi tetap satu d. sama namun berbeda-beda
3. Keragaman suku dan budaya yang kita miliki merupakan satu kesatuan untuk
….
a. berselisih c. beradu
b. bertengkar d. bersatu
4. Serimpi, Kecak, Saman, Piring adalah nama ….
a. lagu daerah c. tarian daerah
b. bahasa daerah d. alat musik
5. Angklung, Tifa, Gamelan, Kolintang adalah nama ….
a. lagu daerah c. tarian adat
b. senjata tradisional d. alat musik tradisional
6. Yang merupakan judul lagu daerah adalah ….
a. Kethoprak c. Bungong Jeumpa
b. Cakalele d. Rencong
7. Cara menghargai keragaman agama yang ada adalah dengan cara ….
a. pura-pura tidak tahu
b. mengikuti ibadah agama orang lain
c. mengotori tempat ibadah agama orang lain
d. tidak gaduh jika ada orang lain yang beribadah
8. Bahasa yang disepakati oleh suatu negara menjadi bahasa resmi kenegaraan
disebut ….
a. bahasa daerah c. bahasa internasional
c. bahasa nasional d. bahasa pergaulan
9. Sekumpulan masyarakat yang memiliki tradisi dan adat-istiadat yang sama
disebut ….
a. paguyuban c. patembayan
b. suku bangsa d. budaya
10. Rencong, Mandau, dan Clurit adalah nama ….
a. lagu daerah c. pakaian adat
b. tarian daerah d. senjata tradisional
SOAL POSTEST TIAP PERTEMUAN
Nama Siswa : .......................................... Mapel : IPS
Kelas : IV No Absen : .................
1. Tarian Ma Engket berasal dari daerah ....
a. Jawa Barat
b. Bali
c. Sulawesi Utara
d. Sumatera Utara
2. Ulos merupakan pakaian suku ....
a. Dani
b. Bugis
c. Batak
d. Bali
3. Suku Asmat tinggal di Pulau ....
a. Kalimantan
b. Sulawesi
c. Papua
d. Nusa Tenggara Timur
4. Tari Alang Suntiang berasal dari ....
a. Bali
b. Sumatera Barat
c. Ponorogo
d. Aceh
5. Suku Samin terdapat di provinsi ....
a. Jawa Barat
b. Jawa Tengah
c. Jawa Timur
d. Yogyakarta
6. Upacara adat yang dilakukan oleh suku Jawa adalah ....
a. Ngaben
b. Rambu Solok
c. Sekaten
d. Nelubulanin
7. Dengan suku bangsa yang lain kita harus . ...
a. acuh
b. mencela
c. menghargai
d. menggunjing
8. Sumatera, Jawa, Kalimantan termasuk rumpun ....
a. Jawa
b. Papua
c. Melaesia
d. Austronesia
9. Ampar-ampar pisang adalah lagu daerah yang berasal dari ....
a. Papua
b. Jawa Barat
c. Nusa Tenggara Timur
d. Kalimantan Selatan
10. Sumpah Pemuda tercetus pada tahun ....
a. 1985
b. 1982
c. 1992
d. 1928
KUNCI JAWABAN TES TIAP SIKLUS
1. A 3. D 5. D 7. D 9. D
2. C 4. C 6. C 8. C 10. D
KUNCI JAWABAN TES TIAP SIKLUS
1. C 3. A 5. B 7. C 9. D
2. C 4. B 6. A 8. A 10. D
11. Sikap yang harus dikembangkan dalam mewujudkan persatuan dalam keragaman
adalah …. a. menghapuskan semua perbedaan b. memandang rendah suku dan budaya lain c. menganggap suku dan budaya sendiri sebagai yang paling baik d. menerima keragaman suku dan budaya sebagai kekayaan bangsa
12. Budaya bangsa atau nasional bersumber dari budaya …. a. Jawa c. daerah b. Melayu d. Cina
13. Bersatu kita teguh bercerai kita …. a. jatuh c. bersama b. runtuh d. rugi
14. Lambang negara Indonesia adalah …. a. Garuda Pancasila c. Pancasila b. Bhinneka Tunggal Ika d. UUD 1945
15. Salah satu cara memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dapat ditempuh melalui …. a. kerja sama intern umat beragama b. hubungan baik antara pemuka agama c. dialog antar agama yang berbeda d. kerja sama antar umat beragama
1.Masyarakat indonesia terdiri dari beragam suku bangsa.Ada berapa jumlah suku bangsa tersebut? Jawab: Masyarakat Indonesia terdiri dari sekitar 300 kelompok suku bangsa. 2.Suku bangsa apa yang diamggap suku asli warga Jakarta? Penduduk asli Jakarta berasal dari suku Betawi. 3.Apa saja kesenian tradisionil masyarakat Betawi ? Jawab: Kesenian tradisional masyarakat Betawi antara lain: 1).Tari topeng,ondel-ondel,Sambrah,Cokek,Doger dan Ogel,Sembah Nayi,Sirih Kuning dan sabagainya. 2)Musik Tanjidor,kroncong,gambus,rebana,dan gambang kromong. 3).Pertunjukan lenong, wayang sumedar,wayang senggol dan wayang dermuluk. 4).Lagu daerah Kicir-kicir,Jali-Jali,Lenggang Kangkung,Burung Putih,Pulo Angsa Dua,Sirih Kuning dan Cik Minah. 4.Negara Indonesia sering disebut sebagai Negara kepulauan.Apa yang dimaksud Negara kepulauan? Jawab: Indonesia disebut Negara kepulauan karena terdiri dari banyak pulau.
5.Berapa jumlah pulau yang tersebar di Indonesia? Jawab: Indonesia memiliki sekitar 17.508 buah pulau. 6.Dari namanya dapat diketahui darimana seseorang berasal.Coba sebutkan contoh nama –nama seseorang menurut daerah asalnya! Jawab: -Simbolon berasal dari Sumatera utara atau suku Batak. -Samuel Watimena berasal dari Maluku. -Atep Sujana berasal dari Subang,Jawa Barat. -Rojali berasal dari Betawi. -Nurdin Malarangeng berasal dari Makasar,Sulawesi Selatan. -Nyoman Ray berasal dari Bali. -Mandagi berasal dari Minahasa,Sulawesi Utara. -Anton Belau berasal dari Papua. -Tengku berasal dari Aceh. 7.Ada bermacam-macam rumah adat di Indonesia.Dapatkah kamu menyebutkan contohnya? jawab: Macam-macam rumah adat yang ada di Indonesia,misalnya: -Rumah adat Sumatera Barat disebut rumah gadang. -Rymah adat Jawa Tengah dan Yogyakarta disebut rumah joglo. -Rumah adat Sulawesi Utara disebut rumah pewaris. -Rumah adat Toraja disebut rumah tongkanan. - Rumah adat di Kalimantan Tengah disebut rumah betang. -Rumah adapt di Sulawesi Tengah disebut rumah lobo. 8.Coba sebutkan beberapa alat musik yang ada di Indonesia! Jawab: -Alat musik dari Jawa disebut gamelan. -Alat musik dari Minahasa disebut Kolintang. -Alat musik dari Jawa Barat disebut angklung. -Alat musik dari Kupang disebut sasando. -Alat musik dari Betawi disebut gambang kromong. 9.Setiap daerah di Indonesia mempunyai senjata tradisional masing-masing.Dapatkah kamu menyebutkan contoh senjata tradisional ! Jawab: -Senjata tradisional dari betawi seperti badik,golok,keris,trisula dan tombak. -Senjata tradisional dari Aceh disebut rencong. -Senjata tradisional dari Jawa Barat disebut Kujang. -Senjata tradisional dari Jawa disebut keris. 10.Makanan khas yang ada di Indonesia sangat beragam.Coba sebutkan jenis makanan tersebut! Jawab: -Makanan khas Betawi antara lain gado-gado,ketoprak,nasi uduk dan kerak telor. -Makanan khas Maluku disebut dabu-dabu sesi. -Makanan khas Yogyakarta disebut gudeg. -Makanan khas Palembang disebut pempek. -Makanan khas Sumatera Barat disebut rendang.
1. Tarian Ma Engket berasal dari daerah ....
a. Jawa Barat
b. Bali
c. Sulawesi Utara
d. Sumatera Utara
Tarian Ma Engket berasal dari daerah Sulawesi Utara. 2. Ulos merupakan pakaian suku ....
a. Dani
b. Bugis
c. Batak
d. Bali
Ulos merupakan pakaian adat suku Batak. 3. Suku Asmat tinggal di Pulau ....
a. Kalimantan
b. Sulawesi
c. Papua
d. Nusa Tenggara Timur
Suku Asmat tinggal di Pulau Papua. 4. Tari Alang Suntiang berasal dari ....
a. Bali
b. Sumatera Barat
c. Ponorogo
d. Aceh
Tari Alang Suntiang berasal dari Sumatera Barat. 5. Suku Samin terdapat di provinsi ....
a. Jawa Barat
b. Jawa Tengah
c. Jawa Timur
d. Yogyakarta
Suku Samin terdapat di provinsi Jawa Tengah, yang kebanyakan tinggal di Kabupaten Blora. 6. Upacara adat yang dilakukan oleh suku Jawa adalah ....
a. Ngaben
b. Rambu Solok
c. Sekaten
d. Nelubulanin
Upacara sekaten adalah upacara adat yang dilakukan oleh suku Jawa. 7. Dengan suku bangsa yang lain kita harus . ...
a. acuh
b. mencela
c. menghargai
d. menggunjing
Kita harus menghargai dengan suku bangsa lain. 8. Sumatera, Jawa, Kalimantan termasuk rumpun ....
a. Jawa
b. Papua
c. Melaesia
d. Austronesia
Sumatera, Jawa, Kalimantan termasuk rumpun Austronesia, selain itu Rumpun Austronesia meliputi Bali, NTB, NTT, Sulawesi, Seram dan Kepulauan Aru. 9. Ampar-ampar pisang adalah lagu daerah yang berasal dari ....
a. Papua
b. Jawa Barat
c. Nusa Tenggara Timur
d. Kalimantan Selatan
Ampar-ampar pisang adalah lagu daerah Kalimantan Selatan. 10. Sumpah Pemuda tercetus pada tahun ....
a. 1985
b. 1982
c. 1992
d. 1928
Sumpah Pemuda dikumandangkan pada tahun 1928.
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. lr. H. Jffitda l,lo 95 Ciputat 15412 lndsE9/a
FORM {FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082
Tgl. Terbit : 1 Maret 2010No. Revisi: : 01
Hal 1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
NomorLarnp.
Hal
Un.0 1 rf . 1 lI(M .{J 1 .3 I .298. I DA$
Permohonan lzin Penelitian
Kepada Yth.Kepala h,{I El-Ziy'an
Di-Depok
A^rsa I a rntr' Aul i ktun w r.w b.
Dengan honnat kand sarnpaikan bahwa.
Nama
NII\,{
Jurusan
Semester
.ludul Skripsi
: Hasan Basri
: i812018300082
:PGMI DualMode System
:IX (sembilan)' Lip*r,a Mrningkatkan Hasil &elajnr
Jakarta, 31 Oktober 2015
Pendck*tsn Belajar Koopetarif Tipe T*lking Stick Pada Siswa
Ziy*nDepok
IFS Melalui
Kdas MI El-
Adalah bena-r mahasiswa./i FakLrltas Il:au I'arbiyal, da-n Keguruan LiiN Jakarta yang
sedang menynsun skripsi, dan akan mengadakan perelitian (r"iset) di instansilsekolah imadrasah yang saudara pirnpil.
Untuk itu kami mohon saudara dapat mengizinkan mahasisrva tersebut
melaksanakan penelitran dimaksud.
Atas perhatian dan kedasaria saudara, kami r"rcapkan terima kasih
l{as s a I ct nr tt' A * I a i ku nt w r. v, {t.
Ag
Tembusan:
1. Dekan FITK2. Pembailri Dekan Bidang Akaderaik
3. Mahasiswa yang bersanglrutan
, i_l 1."::,..,._l"trr{KU NIP.. Nlr. lvo: 5199403 1006
PGMI
[., :
Nomor : Un.0llF.t/tr(M .01.3/......../2015Lamp. : -Hal : Bimbingan Skripsi
Nama
NIM
Junrsan
Semester
.ludul Skripsi
Tembusan:1. Dekan FITK2. Mahasiswa ybs.
Hasan Basri
1812018300082
PGMI
VII (tujuh)
uRava Meningkatkan Hasil Belajar lpS Melalui penclekara,Beiajar Kooperatif Tipe Taiking Stick pada Siswa Kelas IV I\,tlEl-Ziyan Kota Depok
Jakarta, 7 Agustus 201 5
Kepada Yth.
llpk. Faridal Arkam, Dr.Pembimbing SkripsiFakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Syarif HidayatullahJakarta.
As s ctlamu' alaihtm wr.wb.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk rnenjadi pembimbing IlIr(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 15 Mci 2015,proposal terlampir' Saudara dapat melakukan perubahan reclaksional pada judul tersebut.Apabila perubahan substansial clianggap perlu, mohon pembimbing nrenghuburgi Jr-rrusarrterlebih dahulu.
Bifrbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) buran, da, dap,rdiperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perparlangan.
Atas perhatian dan keq'a sama Saudara, kami ucapkan terinra kasih.
Was s al amu' a I qi kum wr.w b.
KEMENTERIAN AGANIAUIN JAKARTAFITKJl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 1 A412 tndonesia
FORM (FR)
No.DokumeffiTgl. Terbit : I Maret 2010
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
a.n. DekanKajurA(aprodi PGMI
-
Dr. Khalimi,M.Ag.NIP. 1 96s05 1 s 1 99403 I 006
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jalan H. Saal 1 Desa Serua
Kecamatan Bojongsari Kota Depok Jau.a Barat.
tepatnya pada tanggal 11 Juni 1979. penulis adalah
anak ke-2 (dua) dari dua bersaudara, dari pasangan
Bapak H. Zaini dan Ibu LIj. Fatintah vanq ber.terrpar
tinggal di Jalan H. Saal 1 Desa Serua Kecamatan
Bojongsari Kota Depok, serta penulis menikah densan \[/ir.r,in wiarsih 1,ang telah
dikaruniai 3 orang anak yang cantik dan ganteng.
Penulis lnenempuh Jenjang pendidikan MI Assaadatain 1.ang beralamat di
Kota Depok tal-run 1992, Mfs Assaadatain tahun 1995. dan melanjutkan ke SNIA
Paket C Ilina Sejahtera Kota Depok pacla Tal.run 2003. kemuclian melanjutkan
ke Fakulta farbial'r .lurusan pendidikan di Uni'rsitas islam Negeri (ulN) S),arif
'litayatr-rilah Jakarta pada tahun 2012 sarnpai sekarang. pentriis menjadi Guru
l)engajar pada tahr-ur 2000 dan sekarang r-r-rengajar di Di N,tadrasa6 Ibtidaivah El-
Zi'1an Depok.
t17